munculnya aliran sesat dan cara mengatasinya

42
MUNCULNYA ALIRAN SESAT DAN CARA MENGATASINYA 2.1 Definisi aliran sesat Pengertian aliran sesat apabila dikaitkan dengan arti katanya dapat dimaknakan sebagai suatu gerakan yang berkesinambungan (terus menerus) yang menyimpang dari kebenaran. Penyimpangan kebenaran dalam hal ini dikaitkan dengan ajaran agama yang diakui di Indonesia. Aliran sesat yang dicontohkan dalam makalah ini adalah aliran sesat yang terjadi pada umat Islam. Bagi umat Islam di Indonesia, telah ada suatu wadah atau lembaga yang berusaha untuk menjaga kemurnian ajaran agama Islam, yaitu Majelis Ulama indonesia (selanjutnya disingkat dengan MUI). Pada tanggal 9 November 2007 MUI telah mengeluarkan fatwa tentang 10 kriteria aliran sesat. Apabila ada satu ajaran yang terindikasi punya salah satu dari kesepuluh kriteria itu, bisa dijadikan dasar untuk masuk ke dalam kelompok aliran sesat. Berikut adalah criteria tersebut: 1. Mengingkari rukun iman (Iman kepada Allah, Malaikat, Kitab Suci, Rasul, Hari Akhir, Qadla dan Qadar) dan rukun Islam (Mengucapkan 2 kalimat syahadah, sholat 5 waktu, puasa, zakat, dan Haji) 2. Meyakini dan atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dalil syar`i (Alquran dan as-sunah), 3. Meyakini turunnya wahyu setelah Al-Quran 4. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Al-Quran

Upload: mustain93

Post on 13-Jul-2016

45 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

Munculnya Aliran Sesat Dan Cara Mengatasinya

TRANSCRIPT

Page 1: Munculnya Aliran Sesat Dan Cara Mengatasinya

MUNCULNYA ALIRAN SESAT DAN CARA MENGATASINYA

2.1 Definisi aliran sesat

Pengertian aliran sesat apabila dikaitkan dengan arti katanya dapat dimaknakan sebagai

suatu gerakan yang berkesinambungan (terus menerus) yang menyimpang dari kebenaran.

Penyimpangan kebenaran dalam hal ini dikaitkan dengan ajaran agama yang diakui di Indonesia.

Aliran sesat yang dicontohkan dalam makalah ini adalah aliran sesat yang terjadi pada umat

Islam. Bagi umat Islam di Indonesia, telah ada suatu wadah atau lembaga yang berusaha untuk

menjaga kemurnian ajaran agama Islam, yaitu Majelis Ulama indonesia (selanjutnya disingkat

dengan MUI). Pada tanggal 9 November 2007 MUI telah mengeluarkan fatwa tentang 10 kriteria

aliran sesat. Apabila ada satu ajaran yang  terindikasi punya salah satu dari kesepuluh kriteria itu,

bisa dijadikan dasar untuk masuk ke dalam kelompok aliran sesat. Berikut adalah criteria

tersebut:

1. Mengingkari rukun iman (Iman kepada Allah, Malaikat, Kitab Suci, Rasul, Hari Akhir,

Qadla dan Qadar) dan rukun Islam (Mengucapkan 2 kalimat syahadah, sholat 5 waktu,

puasa, zakat, dan Haji)

2. Meyakini dan atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dalil syar`i (Alquran dan as-

sunah),

3. Meyakini turunnya wahyu setelah Al-Quran

4. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Al-Quran

5. Melakukan penafsiran Al-Quran yang tidak berdasarkan kaidah tafsir

6. Mengingkari kedudukan hadis Nabi sebagai sumber ajaran Islam

7. Melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul

8. Mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir

9. Mengubah pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan syariah

10. Mengkafirkan sesama Muslim tanpa dalil syar’i

Page 2: Munculnya Aliran Sesat Dan Cara Mengatasinya

2.2  Sebab munculnya aliran sesat

Akhir-akhir ini banyak pemberitaan di media cetak maupun elektronik tentang

penangkapan beberapa orang atau kelompok yang dianggap telah mengajarkan atau membawa

ajaran atau aliran sesat. Misalnya saja aliran Al Qiyadah Al Islamiyah, di bawah pimpinan

Ahmad Moshaddeq atau Al Masih Al Ma’ud yang menyatakan dirinya sebagai nabi

menggantikan Nabi Muhammad SAW dan bergelar al-Masih al-Maw’ud. Keberadaan Al-

Qiyadah al-Islamiyah ini sangat meresahkan kehidupan beragama di masyarakat, khususnya bagi

umat Islam. Ajaran yang disampaikan oleh aliran Al-Qiyadah al-Islamiyah bertentangan dengan

ajaran agama Islam.

Salah satu faktor tumbuhnya aliran sesat adalah  rendahnya pemahaman masyarakat

tentang tsaqofah Islam, khususnya tentang pokok-pokok ajaran Islam, serta lemahnya payung

hukum untuk menindak aliran sesat. Aliran sesat ditindak hanya jika dipandang menimbulkan

keresahan di tengah masyarakat, bukan karena tanggung jawab untuk menjaga kemurnian ajaran

Islam. Para proponen (pembela) aliran sesat mendasarkan argumentasinya pada ide kebebasan

berpendapat, kebebasan beragama, dan kebebasan individu. Ide-ide kebebasan ini, yang sering

diistilahkan sebagai "hak asasi manusia" (HAM), tidak lain merupakan bagian dari paham

liberalisme. Oleh karena agama merupakan hasil dari penafsiran masing-masing individu  atau

dengan kata lain tidak ada kebenaran mutlak sehingga ini merupakan paham pluralisme. Maka,

menurut para proponen aliran sesat adalah tidak relevan atau tidak layak untuk menyatakan

bahwa suatu pemahaman agama itu sesat atau tidak sesat.

Lebih lanjut, berdasarkan ide bahwa tidak ada kebenaran mutlak, semua agama bisa

dikatakan benar atau semua agama bisa dikatakan salah, maka dalam masyarakat yang

pluralistik, yang terdiri dari individu-individu yang berbeda keyakinan agamanya, dasar

argumentasi untuk membangun aturan kemasyarakatan tidak boleh diambil dari teks-teks dalil-

dalil agama, khususnya Islam. Ide ini tidak lain merupakan bagian dari paham sekularisme.

Selain dari pola argumentasi yang bergulir seperti di atas, indikasi bahwa isu aliran sesat

digunakan sebagai medium untuk mengopinikan paham "sipilis", bahwa para pembela aliran

sesat dikenal sebagai tokoh-tokoh lintas agama. Pengopinian paham sipilis bertujuan agar

masyarakat menjadikan paham tersebut sebagai dasar penalarannya (dasar logika berpikirnya).Di

antara ide-ide utama yang ingin ditanamkan adalah bahwa tidak ada kebenaran mutlak (tidak ada

Page 3: Munculnya Aliran Sesat Dan Cara Mengatasinya

agama yang benar) dan agama hanya merupakan penafsiran masing-masing individu. Jika ide ini

diterima oleh masyarakat, maka akan terjadi pengkaburan ajaran Islam, yaitu seolah-olah dalam

Islam tidak ada sesuatu yang pasti (qath'i) untuk membedakan antara iman dan kufur atau antara

Islam dan non-Islam. Jika terjadi kekaburan ajaran Islam di tengah masyarakat, maka

kembalinya kesatuan umat akan tercegah. Pokok-pokok ajaran Islam adalah pengikat untuk

menyatukan umat. Jika pokok-pokok ajaran Islam ini kabur di tengah umat, maka umat

kehilangan pengikat yang dapat menyatukannya.

Kini aliran sesat seperti bangkit dari kesunyian, eksistensinya menyeruak mengisi berita-

berita media yang menghebohkan. Menanggapi hal itu, Kepala Badan Penelitian dan

Pengembangan Departemen Agama (Litbang Depag) Prof Dr Atho` Mudzhar menyimpulkan

bahwa kemunculan aliran-aliran ini dipicu oleh rasa frustrasi umat akibat kondisi keterpurukan

ekonomi, hiruk-pikuk politik, perubahan cepat sosial-budaya serta agama dan tokoh religi yang

lamban bahkan tak mampu menyuguhkan solusi.

Sebagai konsekuensi, umat mencoba berkreasi mencari jalan pemecahan sendiri. Maka

muncul terkait erat dengan beragam faktor sosiologis masyarakat. "Munculnya aliran sesat

muncullah gagasan tentang ratu adil dan paham-paham penyelamatan lainnya. "Pengikutnya

adalah orang-orang yang merasa kehilangan harapan ke depan sehingga kemunculan tokoh

seperti Ahmad Moshaddeq memang ditunggu-tunggu mereka," kata Profesor Atho'.

Ketua Tim Pembela Muslim (TPM) Mahendradatta berpendapat, aliran sesat yang kerap

sangat berhubungan dengan berbagai faktor sosiologis yang memengaruhi masyarakat kita,

seperti tingginya angka kemiskinan dan tingkat stres, sehingga banyak orang yang kerap mencari

jalan pintas untuk mencapai sesuatu," katanya. Ia menuturkan, sejumlah aliran sesat seperti Al-

Qiyadah Al-Islamiyah itu bisa menarik banyak orang karena menawarkan "surga instan" atau

kenikmatan yang akan diraih pengikutnya secara cepat. Sementara itu, Direktur Eksekutif Wahid

Institute, Ahmad Suaedy, mengemukakan, munculnya beragam aliran ini sepatutnya juga

dijadikan sebagai bahan mawas diri para agamawan yang berada dalam mainstream atau garis

utama agamanya.

Pandangan berbeda diungkapkan Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (IKADI) Prof. Dr.

Achmad Satori Ismail. Menurutnya, berdasarkan survei MUI, fenomena aliran sesat merupakan

skenario asing. Ia menyebutkan, kesimpulan MUI itu diperoleh dari temuan adanya pemimpin

aliran yang tak dapat membaca Al-Qur'an.

Page 4: Munculnya Aliran Sesat Dan Cara Mengatasinya

Seperti diketahui, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menetapkan sepuluh kriteria aliran

sesat. Namun, Sekretaris Umum MUI Ichwan Sam menegaskan bahwa penetapan kriteria

tersebut tidaklah dapat digunakan oleh sembarang orang dalam menetapkan bahwa suatu aliran

itu sesat dan menyesatkan.

Di dalam pedoman MUI tersebut dinyatakan, sebelum penetapan kesesatan suatu aliran

atau kelompok terlebih dahulu dilakukan penelitian dengan mengumpulkan data, informasi, bukti

dan saksi, tentang paham, pemikiran, dan aktivitas kelompok atau aliran tersebut oleh Komisi

Pengkajian yang akan disampaikan ke Dewan Pimpinan. Kemudian, bila dipandang perlu,

Dewan Pimpinan menugaskan Komisi Fatwa untuk membahas dan mengeluarkan fatwa. Ketua

Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan, aliran sesat dan menyesatkan yang

mengaitkan diri dengan ajaran Islam muncul karena dakwah belum dilakukan secara meluas dan

menyentuh segenap kaum Muslim. Din mengatakan, sebab lain dari kemunculan berbagai aliran

sesat juga karena kebebasan yang kebablasan dari alam reformasi sehingga orang dapat membuat

berbagai organisasi tertentu.

Ke depan, ia berpendapat, tidak ada jaminan bahwa sebuah pemikiran atau keyakinan dapat

"dibunuh" begitu saja. Cara yang paling baik adalah melalui penyadaran, yaitu bagaimana kita

sentuh hatinya dan kita kembalikan ke jalan yang benar terhadap agama. Kegiatan tersebut lebih

bermakna "ibadah entertainment", karena hanya memberi ketenangan ketika prosesi berlangsung.

Selain itu, faktor kekosongan spiritual merupakan penyebab masyarakat terjebak mengikuti

aliran sesat. Menurut Ketua Pusat Kajian Hukum, Konstitusi, dan HAM (Puskohham) IAIN

Sumut, Ansari Yamamah, kekosongan spiritual terjadi karena masyarakat telah "menjauhkan

diri" dari agama. Kegiatan agama selama ini, seperti zikir bersama yang diorganisasi, dinilai

tidak efektif dan tidak dapat dijadikan indikasi kedekatan masyarakat

2.3Upaya masyarakat dan pemerintah dalam menanggulangi

Untuk mengantisipasi aliran sesat, pemerintah harus responsif menyelesaikannya. Namun,

tindakan terhadap aliran tersebut jangan sampai anarkis, seperti yang terjadi terhadap aliran

Ahmadiyah di Parung, Bogor, Jawa Barat. Pemerintah dan ormas agama, harus memberikan

pencerahan mengenai religiositas terhadap masyarakat.Pencerahan agama bukan saja oleh

Departemen Agama dan MUI, tapi juga oleh ormas agama.Selain peran dari

Page 5: Munculnya Aliran Sesat Dan Cara Mengatasinya

pemerintah,masyarakat perlu mengingatkan bagi pengikut aliran sesat dengan cara baik dan

benar.Agar mereka mau kembali kepada aliran yang benar

Faktor-Faktor Munculnya Aliran Sesat

Terjadinya sesuatu itu musti ada sebab-musabbabnya. Demikian pula dengan munculnya aliran-aliran sesat dan menyimpang di dalam Islam. Dan ini bagian dari sunnatulloh, tidak mungkin tidak. Sebagaimana yang Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam wanti-wanti dalam sabdanya:

وستفترق ، فرقة وسبعين ثنتين على صارى الن وافترقت ، فرقة وسبعين إحدى على اليهود فترقتفرقة وسبعين ثالث على األمة هذه

“Orang-orang Yahudi telah berpecah belah dalam tujuh puluh satu kelompok dan Nashora berpecah belah menjadi tujuh puluh dua kelompok serta umat ini akan pecah menjadi tujuh puluh tiga kelompok”. [Riwayat At Tirmidzi]

Oleh karena itu, di sini akan kita pelajari faktor-faktor munculnya aliran sesat tersebut secara ringkas, yaitu

1. Sikap berlebihan (ghuluww) dalam beragama.Alloh ‘Azza wa Jalla berfirman, “Hai ahli kitab (baca: Yahudi & Nasrani), janganlah kalian melampaui batas (berlebihan) dalam agama kalian, dan jangan kalian mengatakan terhadap Alloh kecuali yang benar.” [An Nisa’: 171]

“Katakanlah (Muhammad), ‘Hai ahli kitab, jangan kalian berlebih-lebihan dengan cara yang tidak benar dalam agamamu.'” [Al Maidah: 77]

Nabi shollallohu ‘alaihi wa alihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian bersikap berlebihan dalam agama. Sesungguhnya yang menyebabkan binasa orang-orang sebelum kalian hanyalah sikap berlebihan.” [Riwayat Ibnu Majah]“Bakal binasa orang-orang yang berlebihan,” beliau mengatakannya sebanyak tiga kali. [Riwayat Muslim]

Page 6: Munculnya Aliran Sesat Dan Cara Mengatasinya

Secara etimologi, ghuluw adalah melampaui batas. Sedang menurut terminologi adalah mendudukkan sesuatu di atas kedudukan aslinya.

Contoh aliran sesat yang disebabkan sikap ghuluw ini adalah:A. Syi’ah. Mereka telah bersikap ghuluw terhadap ‘Ali bin Abi Thalib dan ahlul bait. Bahkan ada di antara mereka yang mengatakan bahwa ‘Ali adalah tuhan, dan Jibril telah melakukan kesalahan dalam menyampaikan wahyu kepada Muhammad bin ‘Abdullah, semestinya kepada ‘Ali!?

B. Khawarij. Mereka telah bersikap berlebihan dalam menilai pelaku dosa besar, bahwa pelaku pelaku dosa besar adalah kafir kekal di neraka.

C. Shufi. Mereka telah berlebihan dalam beribadah sehingga orang yang melakukan yang dzikirnya sudah mencapai puncak, ia bakal bisa melebur dengan Robbul ‘alamin. Inilah keyakinan wihdatul wujud yang kafir itu.

2. Reaksi (roddul fi’l) terhadap aliran sesat lainnya.Ada kalanya ketika seseorang itu melihat suatu aliran sesat, ia ingin merubahnya dan merasa geram dibuatnya. Maka jika ia menolak aliran sesat itu dengan ilmu -dalam hal ini sunnah-, benarlah ia (baca: bid’ah ditolak dengan sunnah). Akan tetapi jika ia menolaknya dengan kebodohan -dalam hal ini bid’ah dan kesesatan- (baca: bid’ah ditolak dengan bid’ah pula), maka akan timbul kesesatan yang lain.

Contoh aliran sesat yang disebabkan roddul fi’l ini adalah:A. Murji’ah. Respon mereka terhadap faham takfir Khawarij. Pendapat mereka terhadap pelaku dosa besar adalah pelaku dosa baik besar maupun kecil imannya tetap sempurna, tidak berkurang. Oleh karena itu menurut faham Murji’ah antara imannya pelaku maksiat seperti pelacur atau pembunuh tak ubahnya seperti imannya para shahabat & ahli ibadah. Karena iman itu tidak bisa bertambah atau berkurang.

B. Mu’tazilah. Yaitu, respon mereka terhadap faham Khawarij & Murji’ah dalam masalah status pelaku dosa & maksiat. Dalam masalah ini mereka berpendapat bahwa pelaku dosa itu di dunia tidak beriman tapi juga di saat yang sama tidak pula kafir, sedang di akhirat kekal di neraka. Inilah yang dikenal dengan akidah manzilah baina manzilatain (akidah antara-antara).

C. Musyabbihah. Respon mereka terhadap Jahmiyyah yang manafikan shifat Alloh, sedangkan Musyabbihah menetapkannya namun menyamakannya dengan shifat makhluk.

3. Konspirasi kaum kuffar (makarul kuffar).Di antara sebab munculnya aliran sesat adalah hasil usaha orang-orang kafir yang menyelundup ke dalam wilayah Islam dan membuat profokasi sesat seperti:A. ‘Abdulloh bin Saba’ Al Yahudi, pendiri firqah Syi’ah.B. Ma’bad bin Dirham bin … bin Yahudi, pengasas firqah Jahmiyyah.C. Orang-orang kafir sekaligus Ingris yang merupakan tokoh di balik ajaran Ahmadiyyah Qadiyaniyyah.

Page 7: Munculnya Aliran Sesat Dan Cara Mengatasinya

4. Mendahulukan akal daripada nash Al Quran & Sunnah (naql).Bisa jadi seseorang yang tersesat itu disebabkan ketertipuannya terhadap akal-akal kerdil mereka. Karena mereka menyangka bahwa akal itu tidak mungkin salah. Maka jika ada nash Al Quran atau Sunnah yang tidak sesuai dengan akal mereka, berarti nash harus diotak-atik agar selaras dengan akal mereka yang rusak itu. Nah, dengan ke-PeDe-annya inilah seseorang bisa tersesat dari jalan yang lurus.

Padahal Al Quran & Sunnah itu tidak mungkin menyelisihi akal yang masih sehat. Hanya saja mungkin akal itu sendiri yang sakit atau sehat namun karena akal manusia itu terbatas, tidak semua hal bisa dipikirkan manusia. Maka kalau sudah seperti ini, seseorang tidak diperbolehkan memaksakan diri untuk memikirkannya dan menyerahkan ilmunya kepada Alloh ‘Azza wa Jalla.

Di antara aliran sesat yang muncul karena faktor ini adalah:A. Mu’tazilah. Aliran yang satu ini sudah tidak asing lagi di telinga kita, bahwa mereka sudah bisa dikenal dengan aliran rasionalis.

B. JIL atau Jaringan Islam Liberal.

5. Diterjemahkannya buku-buku Yunani ke dalam bahasa ‘Arab, terutama di masa pemerintahan Khalifah Al Ma’mun.Dari sini, aliran Mu’tazilah menampakkan panjinya yang berkiblat kepada ajaran-ajaran Yunani kuno ala Aristoteles dan muridnya.

6. Adanya ulama yang buruk semacam Nur Hasan ‘Ubaidah perintis faham LDII (sebelumnya bernama Darul Hadits, lalu Lemkari, lalu LDII).Biasanya ulama-ulama macam ini hanya mementingkan dunia. Demi kedudukan dan harta mereka membodohi orang-orang ‘awwam yang mau mereka bodohi. Dan LDII terkenal dengan faham semacam ini. Mengeruk harta benda pengikutnya buat orang-orang yang di atas.

7. Menjamurnya kebodohan di tengah kaum muslimin.

Faktor yang satu ini tidak perlu dijelaskan lagi karena sudah sangat jelas. Hal ini pun sudah diwanti-wanti oleh Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya:

يبق لم إذا حتى العلماء، بقبض العلم يقبض ولكن العباد، من ينتزعه انتزاعا العلم يقبض ال الله إنوأضلوا فضلوا العلم، بغير فأفتوا ؟ فسئلوا جهاال، رؤوسا الناس خذ ات .عالما؛

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengangkat ilmu dengan sekali cabutan dari manusia. Namun Allah akan mengangkat ilmu dengan mewafatkan para ulama. Hingga ketika tidak tersisa lagi seorang berilmu (di tengah mereka), manusia mengangkat para pemimpin yang jahil. Mereka ditanya, dan mereka pun berfatwa tanpa ilmu. Hingga akhirnya mereka sesat dan menyesatkan (orang lain).” [Riwayat Al Bukhori & Muslim]

8. Aliran sesat itu tidak memiliki tolak ukur (mi’yar) dalam memahami agama.

Page 8: Munculnya Aliran Sesat Dan Cara Mengatasinya

Tolak ukur yang benar menurut madzhab Ahlussunnah wal Jama’ah adalah dengan menjadikan pemahaman para salafu sholih dalam menafsirkan Al Quran & Sunnah Shohihah.

Namun demikian, adakalanya suatu aliran sesat itu menjadikan akal yang terbatas itu sebagai tolak ukur untuk memahami & menafsirkan Al Quran & Sunnah. Akibatnya banyak nash-nash -terutama yang mutasyabih- yang mereka selewengkan.

9. Keikutsertaan hawa nafsu dalam perselisihan fikih.

10. Hasad & dengki. Allohua’lam.[]

_________* Catatan-catan dengan sedikit tambaha penulis ketika belajar disiplin Ilmu Kalam di MA Hamalatul Quran Yogyakarta kelas XI bersama Ustadzuna Aris Munandar hafizhohulloh wa ro’ah. Catatan-catatan tersebut kemudian penulis beri tajuk: “Tuhfatul Kiram fi Durus ‘Ilmil Kalam”.

Penyebab Aliran Sesat

By Dr. H. R. Taufiqurrochman, MA on 12 February 2010

Akhir-akhir ini, aliran-aliran sesat yang menyimpang dari ajaran Islam dan akidah Ahli Sunnah wal Jamaah kerap bermunculan. Berbagai madzhab dan aliran impor dari luar negeri cepat masuk ke Indonesia seiring dengan derasnya arus informasi dan kemudahan mengakses hal itu melalui internet, buku, organisasi, dan sebagainya. Selain itu, aliran-aliran sesat bersifat lokal seperti aliran kepercayaan, kembali hidup lagi seiring terbukanya alam demokrasi.

Apa penyebab kemunculan aliran-aliran sesat yang meresahkan umat Islam. Beberapa penyebab munculnya aliran sesat, antara lain:

1. Karena mencari hidayah Allah dengan cara yang salah: bertapa dan merenung

Page 9: Munculnya Aliran Sesat Dan Cara Mengatasinya

Islam tidak mengenal bertapa. Ibadah yang dianjurkan untuk mendekatkan diri kepada Allah dapat melalui shaum, tahajjud dan dzikir. Justru ketika bertapa atau merenung, setan akan lebih mudah masuk, sampai-sampai ada orang yang mengaku menjadi nabi.

2. Karena ada orang yang dipuji secara berlebihan, dikultuskan, dianggap suci

Jebakan setan ini bahkan dapat menimpa para ulama. Ketika doa sering dikabulkan, makin banyak orang yang datang untuk meminta pertolongan, baik untuk disembuhkan dari penyakit maupun untuk hal-hal yang lain. Kepercayaan berlebih yang cenderung fanatik dari sekelompok pengikut dapat menjadikan seorang ulama/ustadz beralih profesi menjadi dukun atau paranormal. Realita ini memudahkan iblis menggodanya untuk lebih mementingkan perdukunannya daripada fungsi utamanya, dan lebih parah lagi dapat membuat ulama atau pemimpin sebuah kelompok dikultuskan, hal yang sangat bertentangan dengan ajaran Islam.

Suatu aliran biasanya memiliki seorang pemimpin yang dianggap panutan sejati yang menjadi magnet bagi orang baru untuk tertarik masuk kedalam komunitas tersebut. Dalam psikologi, sang pemimpin baru ini biasanya menampilkan gejala psikiatrik berupa waham kebesaran, padahal sebenarnya ia tengah mengalami disintegrasi kepribadian saat menjadikan dirinya sebagai pemimpin keagamaan. Bagi pengikutnya, pemimpin tersebut diyakini memiliki kharisma sangat tinggi, mampu menyelesaikan berbagai persoalan, mampu membaca situasi seperti paranormal atau lain sebagainya. Waham ini ibarat fenomena salju yang makin hari makin membesar. Pada kasus aliran sesat keagamaan, kebetulan waham kebesaran agama diikuti dengan turunnya wahyu, suara-suara malaikat, atau klaim si pemimpin yang mengaku telah diberi kekuatan untuk menolong orang lain, atau lain sebagainya. Pemimpin aliran sesat, oleh lingkungannya tidak dianggap sebagai “orang sakit”, tetapi justru sebagai orang sakti mandraguna dan dipuja. Biasanya, banyak dari mereka cenderung mengisolasi diri dari lingkungan, dan hidup secara eksklusif dengan kelompoknya Dan keyakinan inilah yang kian hari kian menguat dan diminati pengikutnya.

3. Ujung-ujungnya duit, atau hal porno

Ada pula aliran sesat yang tujuannya mengumpulkan harta. Mereka punya baiat setelah syahadat, harus patuh kepada imam jauh di atas kepatuhan terhadap orang tua dan kepada suami (bagi wanita). Bentuk kepatuhan tersebut juga dapat berupa pengalihan nama surat-surat tanah menjadi milik imam atau guru, sehingga si imam menjadi orang yang sangat kaya dengan kekayaan yang berasal dari muridnya. Ada pula aliran yang cara ibadahnya berada di dalam kegelapan, cenderung kepada perdukunan. Setelah diteliti, ternyata mereka beribadah tanpa busana, sungguh hal yang sangat jauh dari petunjuk Allah SWT. Ujung-ujungnya

Page 10: Munculnya Aliran Sesat Dan Cara Mengatasinya

tentu agar si imam dapat memilih wanita sesuka nafsunya, sangat jauh dari ajaran Islam.

4. Kurangnya perhatian tokoh agama terhadap umatnya

Ketika orang-orang yang dianggap sebagai panutan umat terkesan hanya sibuk mengurusi kepentingan diri sendiri, golongan maupun menceburkan diri kedalam ranah politik, maka wajar bila sebagian dari umat yang tergolong awam mencari pegangan lain. Kalangan awam ini, pada prinsipnya, tidak mempersoalkan apakah ajaran baru yang mereka peroleh menyimpang dari norma-norma akidah. Yang mereka butuhkan adalah untaian kalimat sejuk dan perhatian dari orang yang dianggap sebagai panutan.

5. Grand design pihak asing untuk menghancurkan akidah umat Islam Indonesia

Aliran-aliran sesat itu bisa jadi muncul sebagai grand design (proyek besar) pihak asing untuk menghancurkan akidah umat Islam Indonesia. Jika data statistik yang dijadikan patokan, maka Indonesia adalah negara berpenduduk mayoritas muslim terbesar di dunia. Ada semacam kekhawatiran bahwa peradaban Islam diprediksikan akan kembali berjaya seperti di masa Dinasti Abbasiyyah (750 M–1258 M). Kiblatnya tidak lagi di kawasan Timur Tengah, tetapi Benua Asia dengan Indonesia sebagai titik sentralnya. Tentu saja banyak pihak yang sekarang merasa paling bergengsi peradabannya (the most civilized nations) resah jika Islam di Indonesia suatu saat menggeser kejayaan mereka.

6.Popularitas Pribadi dan Faktor Ekonomi

Boleh jadi para penggagas aliran sesat ini muncul hanya untuk mencari popularitas dan keuntungan pribadi. Sejak era reformasi bergulir dan rezim Suharto jatuh, tidak sedikit orang yang hendak mengail di air keruh. Saat siapa pun bebas berbicara, terbuka pula peluang untuk mempopulerkan diri sendiri (self–declared popularity).

Nafsu semacam ini tidaklah aneh. Memunculkan aliran baru dalam beragama menjadi pilihan yang dipandang strategis untuk sebuah popularitas. Tak hanya itu, dengan bujuk rayu dan kadang disertai ancaman dosa jika tidak mematuhi, maka kalangan awam yang menjadi pengikut aliran baru itu pun rela mengeluarkan sejumlah uang untuk diberikan kepada penyebar ajaran baru, meski mereka sebenarnya diarahkan ke jalan yang sesat.

7. Masalah Kesulitan Ekonomi

Ali bin Abu Thalib menegaskan, “Kefakiran dekat sekali dengan kekufuran”. Pernyataan Ali tersebut tampak jelas bahwa faktor ekonomi dapat mengubah keyakinan seseorang untuk mengikuti orang lain, teman atau orang yang dipandangnya dapat mengangkat dan memberi kesejahteraan ekonomi.

Page 11: Munculnya Aliran Sesat Dan Cara Mengatasinya

Tatkala ia mengalami kesulitan ekonomi, bujuk rayu pihak-pihak tertentu yang menawarkan ajaran baru dengan jaminan makan-minum ditanggung oleh ketua kelompok atau pengaku rasul menjadi alternatif pilihan yang menurutnya perlu dicoba. Akhirnya, setelah ia merasa lebih makmur, hidup saling tolong-menolong antar penganut ajaran sesat, lalu ia akan mengajak keluarga dan semua kerabatnya untuk bergabung. Dari sinilah, ajaran sesat itu terus menjalar.

8. Penyebaran dakwah belum merata

Bisa jadi, faktor munculnya aliran sesat juga akibat penyebaran dakwah yang tidak merata. Banyak umat Islam yang hidup di pedalaman atau perkampungan yang belum terjamah oleh dakwah islamiyah.

Buktinya, dengan mudah mereka bisa menerima adanya nabi lain setelah Nabi Muhammad SAW, adanya kitab lain selain al-Qur'an yang bisa menjadi pedoman, adanya informasi bahwa pimpinan mereka ditemui malaikat Jibril, dan sebagainya.

Keyakinan ini menjadi tolak ukur betapa rendahnya daya serap beberapa kelompok muslim terhadap ajaran dakwah. Prinsip dasar rukun iman dan rukun Islam justru belum diketahui oleh sebagian umat. Padahal, dengan mengetahui prinsip-prinsip itu, akan banyak aliran sesat yang terbantahkan dan umat –secara pribadi– memiliki ketahanan dan kekuatan untuk menolaknya.

9. Pendidikan dan Arus Informasi

Bagaimana pun juga, faktor pendidikan yang bebas dan derasnya arus informasi dapat memicu seseorang mengikuti ajaran sesat. Tatkala model pendidikan modern kurang memberikan kontrol yang maksimal terhadap peserta didik, bahkan kontrol itu sendiri dianggap sebagai pengekangan, maka di sanalah ada ruang bagi peserta didik, terutama yang pemerolehan dasar-dasar agamanya kurang mendalam, dapat salah tafsir dalam membaca buku-buku terjemahan dan literatur yang ia pelajari.

Gaung kebebasan berijtihad yang ia dengar dari dosen/guru atau rekan-rekannya telah mendorongnya berani mengambil kesimpulan, sekalipun bertentangan dengan pendapat para ulama. Informasi tanpa batas dari internet, media massa, dan forum-forum diskusi dapat menjadi ajang pertukaran pikiran sesat, nakal, dan menyimpang.

Dari sini, maka pengelola pendidikan seperti: pesantren, sekolah, perguruan tinggi, ormas, yayasan, dan lainnya tak terkecuali pemerintah patut mengkaji ulang sistem pendidikan yang diterapkan.

Wallahu A'lam

ISLAM AKAN TERPECAH MENJADI 73 GOLONGAN

Page 12: Munculnya Aliran Sesat Dan Cara Mengatasinya

“Akan ada segolongan umatku yang tetap atas Kebenaran sampai Hari Kiamat dan mereka tetap atas Kebenaran itu.” HR. Bukhari dan Muslim.

Rasulullah Saw lewat riwayat Jabir Ibnu Abdullah bersabda :

“ Akan ada generasi penerus dari umatku yang akan memperjuangkan yang haq, kamu akan mengetahui mereka nanti pada hari kiamat, dan kemudian Isa bin Maryam akan datang, dan orang-orang akan berkata, “Wahai Isa, pimpinlah jamaa’ah (sholat), ia akan berkata, “Tidak, kamu memimpin satu sama lain, Allah memberikan kehormatan pada umat ini (Islam) bahwa tidak seorang pun akan memimpin mereka kecuali Rasulullah SAW dan orang-orang mereka sendiri.”

Hadis tentang sejumlah 73 golongan yang terpecah dalam IslamAbu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda :

“Orang-orang Yahudi terpecah kedalam 71 atau 72 golongan, demikian juga orang-orang Nasrani, dan umatku akan terbagi kedalam 73 golongan.” HR. Sunan Abu Daud.

Dalam sebuah kesempatan, Muawiyah bin Abu Sofyan berdiri dan memberikan khutbah dan dalam khutbahnya diriwayatkan bahwa dia berkata, “Rasulullah SAW bangkit dan memberikan khutbah, dalam khutbahnya beliau berkata, 'Millah ini akan terbagi ke dalam 73 golongan, seluruhnya akan masuk neraka, (hanya) satu yang masuk surga, mereka itu Al-Jamaa’ah, Al-Jamaa’ah. Dan dari kalangan umatku akan ada golongan yang mengikuti hawa nafsunya, seperti anjing mengikuti tuannya, sampai hawa nafsunya itu tidak menyisakan anggota tubuh, daging, urat nadi (pembuluh darah) maupun tulang kecuali semua mengikuti hawa nafsunya.” HR. Sunan Abu Daud.

Dari Auf bin Malik, dia berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda:

"Yahudi telah berpecah menjadi 71 golongan, satu golongan di surga dan 70 golongan di neraka. Dan Nashara telah berpecah belah menjadi 72 golongan, 71 golongan di neraka dan satu di surga. Dan demi Allah yang jiwa Muhammad ada dalam tangan-Nya umatku ini pasti akan berpecah belah menjadi 73 golongan, satu golongan di surga dan 72 golongan di neraka." Lalu beliau ditanya: "Wahai Rasulullah siapakah mereka ?" Beliau menjawab: "Al Jamaah." HR Sunan Ibnu Majah.

Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda:

“Orang-orang Bani Israil akan terpecah menjadi 71 golongan dan umatku akan terpecah kedalam 73 golongan, seluruhnya akan masuk neraka, kecuali satu, yaitu Al-Jamaa’ah.”HR. Sunan Ibnu Majah.

“Bahwasannya bani Israel telah berfirqah sebanyak 72 firqah dan akan berfirqah umatku sebanyak 73 firqah, semuanya akan masuk Neraka kecuali satu.” Sahabat-sahabat yang mendengar ucapan ini bertanya: “Siapakah yang satu itu Ya Rasulullah?” Nabi menjawab: ”

Page 13: Munculnya Aliran Sesat Dan Cara Mengatasinya

Yang satu itu ialah orang yang berpegang sebagai peganganku dan pegangan sahabat-sahabatku.” HR Imam Tirmizi.

Abdullah Ibnu Amru meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda :

“Umatku akan menyerupai Bani Israil selangkah demi selangkah. Bahkan jika seseorang dari mereka menyetubuhi ibunya secara terang-terangan, seseorang dari umatku juga akan mengikutinya. Kaum Bani Israil terpecah menjadi 72 golongan. Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, seluruhnya akan masuk neraka, hanya satu yang masuk surga.” Kami (para shahabat) bertanya, “Yang mana yang selamat ?” Rasulullah Saw menjawab, “ Yang mengikutiku dan para shahabatku.” HR Imam Tirmizi.

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw bersabda:

“Orang-orang Yahudi terbagi dalam 71 golongan atau 72 golongan dan Nasrani pun demikian. Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan.” HR Imam Tirmizi.

Diriwayatkan oleh Imam Thabrani, ”Demi Tuhan yang memegang jiwa Muhammad di tangan-Nya, akan berpecah umatku sebanyak 73 firqah, yang satu masuk Syurga dan yang lain masuk Neraka.” Bertanya para Sahabat: “Siapakah (yang tidak masuk Neraka) itu Ya Rasulullah?” Nabi menjawab: “Ahlussunnah wal Jamaah.”

Mu’awiyah Ibnu Abu Sofyan meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda :

“Ahlul kitab (Yahudi dan Nasrani) dalam masalah agamanya terbagi menjadi 72 golongan dan dari umat ini (Islam) akan terbagi menjadi 73 golongan, seluruhnya masuk neraka, satu golongan yang akan masuk surga, mereka itu Al-Jamaa’ah, Al-Jamaa’ah. Dan akan ada dari umatku yang mengikuti hawa nasfsunya seperti anjing mengikuti tuannya, sampai hawa nafsunya itu tidak menyisakan anggota tubuh, daging, pembuluh darah, maupun tulang kecuali semua mengikuti hawa nafsunya. Wahai orang Arab! Jika kamu tidak bangkit dan mengikuti apa yang dibawa Nabimu…” HR.Musnad Imam Ahmad.

Umat Islam terpecah menjadi 7 golongan besar yaitu:

1. Mu'tazilah, yaitu kaum yang mengagungkan akal pikiran dan bersifat filosofis, aliran ini dicetuskan oleh Washil bin Atho (700-750 M) salah seorang murid Hasan Al Basri.

# Mu ’tazilah memiliki 5 ajaran utama, yakni :

Tauhid. Mereka berpendapat :Sifat Allah ialah dzatNya itu sendiri.al-Qur'an ialah makhluk.Allah di alam akhirat kelak tak terlihat mata manusia. Yang terjangkau mata manusia bukanlah Ia.Keadilan-Nya. Mereka berpendapat bahwa Allah SWT akan memberi imbalan pada manusia sesuai perbuatannya.

Page 14: Munculnya Aliran Sesat Dan Cara Mengatasinya

Janji dan ancaman. Mereka berpendapat Allah takkan ingkar janji: memberi pahala pada muslimin yang baik dan memberi siksa pada muslimin yang jahat.Posisi di antara 2 posisi. Ini dicetuskan Wasil bin Atha yang membuatnya berpisah dari gurunya, bahwa mukmin berdosa besar, statusnya di antara mukmin dan kafir, yakni fasik.Amar ma’ruf (tuntutan berbuat baik) dan nahi munkar (mencegah perbuatan yang tercela). Ini lebih banyak berkaitan dengan hukum/fikih.Aliran Mu’tazilah berpendapat dalam masalah qada dan qadar, bahwa manusia sendirilah yang menciptakan perbuatannya. Manusia dihisab berdasarkan perbuatannya, sebab ia sendirilah yang menciptakannya.Golongan Mu'tazilah pecah menjadi 20 golongan.

2. Syiah, yaitu kaum yang mengagung-agungkan Sayyidina Ali Kw, mereka tidak mengakui khalifah Rasyidin yang lain seperti Khlifah Sayyidina Abu Bakar, Sayidina Umar dan Sayyidina Usman bahkan membencinya. Kaum ini di sulut oleh Abdullah bin Saba, seorang pendeta yahudi dari Yaman yang masuk islam. Ketika ia datang ke Madinah tidak mendapat perhatian dari khalifah dan umat islam lainnya sehingga ia menjadi jengkel. Golongan Syiah pecah menjadi 22 golongan dan yang paling parah adalah Syi'ah Sabi'iyah.

3. Khawarij, yaitu kaum yang sangat membenci Sayyidina Ali Kw, bahkan mereka mengkafirkannya. Salah satu ajarannya Siapa orang yang melakukan dosa besar maka di anggap kafir. Golongan Khawarij Pecah menjadi 20 golongan.

4. Murjiah.

Al-Murji’ah meyakini bahwa seorang mukmin cukup hanya mengucapkan “Laailahaillallah” saja dan ini terbantah dengan pernyataan hadits bahwa dia harus mencari dengan hal itu wajah Allah, dan orang yang mencari tentunya melakukan segala sarananya dan konsekuensi-konsekuensi pencariannya sehingga dia mendapatkan apa yang dia cari dan tidak cukup hanya mengucapkan saja. Jadi menurut al-murji’ah bahwa cukup mengucapkan “Laailahaillallah” dan setelah itu dia berbuat amal apa saja tidak akan mempengaruhi keimanannya, maka ini jelas bertentangan dengan hadits “dia mencari dengan itu wajah Allah”, maka ini adalah bentuk kesesatan al-murji’ah.Al-Mu’tazilah dan Al-Khawarij meyakini bahwa seorang yang melakukan dosa-dosa besar kekal didalam api neraka, dan ini terbantah dengan sabda Rasulullah “sesungguhnya Allah mengharamkan atas api neraka orang yang mengucapkan Laailahaillallah”. Menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah bahwasanya pengharaman api neraka membakar orang-orang yang mengucapkan “Laailahaillallah” itu ada dua, pertama pengharaman secara mutlak dan ini bagi orang yang mengucapkan “Laailahaillallah” dengan mendatangkan seluruh syarat-syaratnya, konsekuensi-konsekuensinya dan kandungan-kendungannya sehingga dia terlepas dari syirik besar, syirik kecil dan perbuatan-perbuatan dosa besar, kalaupun dia terjatuh kepada perbuatan dosa maka dia bertaubat dan tidak terus menerus diatasnya, maka orang yang sempurna tauhidnya seperti ini diharamkan api neraka untuk membakarnya secara mutlak, yakni dia tidak disentuh oleh api neraka sama sekali. Kemudian yang kedua, yaitu pengharaman yang tidak mutlak dan bersifat kurang, yang dimaksud yaitu pengharaman untuk kekal didalam api neraka, ini bagi orang-orang yang kurang tauhidnya sehingga dia terjatuh kedalam syirik kecil atau dosa-dosa besar yang dia terus menerus didalamnya, maka orang yang demikian ini diharamkan atas

Page 15: Munculnya Aliran Sesat Dan Cara Mengatasinya

api neraka untuk membakarnya dalam jangka waktu yang kekal selama dia belum mengugurkan tauhidnya ketika didunia. Oleh karena itu pendapat al-mu’tazilah dan al-khawarij yang menyatakan bahwa pelaku dosa besar kekal didalam api neraka, ini adalah pendapat yang bertentangan dengan sunnah Rasulullah.Tidak ada dzikir yang lebih utama didunia ini kecuali “Laailahaillallah”.Salah satu sebab dikabulkannya doa adalah dengan menggunakan sifat Allah dan nama-Nya, secara khusus memanggil Allah dengan uluhiyah-Nya, meminta dan berdoa kepada Allah dengan menyebutkan rububiyah-Nya.

“Laailahaillallah” merupakan dzikir dan doa, disebut dengan doa karena orang yang mengucapkan “Laailahaillallah” mengharapkan ridha Allah dan ingin sampai kepada surga-Nya.

Golongan Murjiah pecah menjadi 5 golongan.

5. Najariyah, Kaum yang menyatakan perbuatan manusia adalah mahluk, yaitu dijadikan Tuhan dan tidak percaya pada sifat Allah yang 20. Golongan Najariyah pecah menjadi 3 golongan.

6. Al Jabbariyah, Kaum yang berpendapat bahwa seorang hamba adalah tidak berdaya apa-apa (terpaksa), ia melakukan maksiyat semata-mata Allah yang melakukan. Golongan Al Jabbariyah pecah menjadi 1 golongan.

7. Al Musyabbihah / Mujasimah, kaum yang menserupakan pencipta yaitu Allah dengan manusia, misal bertangan, berkaki, duduk di kursi. Golongan Al Musyabbihah / Mujasimah pecah menjadi 1 golongan.

Dan satu golongan yang selamat adalah Ahli Sunah Wal Jama'ah.

# Ahli Sunah wal Jama'ah.

1. Pengertian.Secara etimologi Ahli adalah kelompok/keluarga/pengikut. Sunah adalah perbuatan-perbuatan Rasulullah yang diperagakan beliau untuk menjelaskan hukum-hukum Al Qur'an yang dituangkan dalam bentuk amalan. Al Jama'ah yaitu Al Ummah ( Al Munjid) yaitu sekumpulan orang-orang beriman yang di pimpin oleh imam untuk saling bekerjasama dalam hal urusan yang penting.

Menurut istilah Ahli Sunah wal Jama'ah adalah sekelompok orang yang mentaati sunah Rasulullah secara berjama'ah, atau satu golongan umat islam di bawah satu komando untuk urusan agama islam sesuai dengan ajaran Rasulullah dan para sahabatnya.

2.Syarat terbentuknya Al Jama'ah.

Secara singkat telah diterangkan oleh Sayyidina Umar RA: " Tidak ada islam kecuali dengan jama'ah, Tidak ada jama'ah kecuali dengan imam, Tidak ada imam kecuali dengan Bai'at, Tidak ada bai'at kalau tidak ada taat.

Page 16: Munculnya Aliran Sesat Dan Cara Mengatasinya

Dan bai'at bukanlah syahadat, sebagaimana yang diyakini oleh mereka yang salah, dan apalagi dengan pengkafiran diluar kelompok tersebut.

3. Terpeliharanya Islam.

Dalam masa-masa kerusakan islam Allah menunjukkan kasih sayangnya dengan membangkitkan para mujadidnya setiap 100 tahun sekali yang meluruskan kembali pemahaman ajaran Rasul sesuai dengan kebutuhan pemahaman mereka saat itu hingga turunnya masa imam Mahdi.

Satu-satunya perbedaan lain yang ditemukan adalah bahwa kedua penulis kadang-kadang menggunakan nama-nama berbeda untuk golongan yang sama yang menjadi jelas ketika melihat kepercayaan-kepercayaan yang berhubungan dengan mereka. Ini saya percaya karena kedua penulis itu bermukim di dua kawasan yang berbeda (satu di Arabia yang lain di anak benua Indo-Pak) dalam masa-masa yang berbeda mungkin juga golongan-golongan yang sama telah dikenal dengan nama-nama berbeda di daerah-daerah yang berbeda.ini telah di upayakan untuk memasukkan berbagai nama yang diberikan bagi golongan yang sama oleh kedua penulis itu di mana memungkinkan.

Nama Golongan dan Dasar Kepercayaan Yang Membedakan Dengan Yang Lain

1. Jarudiyah Para pengikut dari Abul-Jarud, mereka mempercayai nabi (s.a.w.) mencalonkan Ali (ra) sebagai Imam dengan ciri-ciri khas beliau tapi bukan dengan nama.

2. Sulaimaniah/ JaririyahPara pengikut dari Sulaiman ibnu-Jarir az-Zaidi, mereka mempercayai Imamah merupakan masalah pertemuan (musyawarah) dan dapat dikuatkan oleh dua orang Muslim terbaik.

3. Butriyah/ HurariyahMereka tidak memperselisihkan Khilafat of Utsman(r.a.), tidak pula mereka menyerang beliau atau pun memuji beliau.

4. YaqubiyyahMereka menerima Khilafat dari Abu Bakar(r.a.) dan Umar(r.a.), tapi tidak menolak (menentang) orang-orang yang menolak para Khulafa ini. Mereka juga percaya bahwa orang Muslim pelaku dosa-dosa besar akan berada di neraka selamanya.

5. HanafiyahPara pengikut dari Imam Muhammad ibnu al-Hanifah. Mereka percaya bahwa Allah mungkin mempunyai permulaan.

6. KaribiyahMereka percaya bahwa Imam Muhammad ibnu al-Hanifah tidak meninggal dan adalah Imam Ghaib (menghilang) dan Mahdi yang diharapkan.

Page 17: Munculnya Aliran Sesat Dan Cara Mengatasinya

7. KamiliyahPara pengikut dari Abu-Kamil. Mereka mempercayai para sahabat sebagai murtad karena mereka meninggalkan bai’at kepada Ali(r.a.) dan mengutuk Ali karena berhenti memerangi mereka. Mereka mempercayai kembalinya orang mati sebelum hari kiamat dan bahwa setan adalah benar dalam kelebihan api dari pada tanah.

8. Muhammadiyyah / MughairiyahPara pengikut dari Muhammad ibnu-’Abdullah ibnu al-Hassan. Mereka tidak percaya bahwa Imam Muhammad ibnu ‘Abdullah meninggal dunia dan bahwa beliau adalah Imam Ghaib dan Mahdi yang dinantikan.

9. BaqiriyahPara pengikut dari Muhammad ibnu ‘Ali al-Baqir. Mereka mempercayai beliau sebagai Imam Ghaib dan Mahdi yang diharapkan.

10. NadisiyahMereka mempercayai bahwa orang-orang yang menganggap diri mereka lebih baik dari pada orang lain adalah kafir (tak beriman).

11. Sya’iyahMereka percaya bahwa orang yang telah mengucapkan La Ilaha Illa-Llah (Tiada Tuhan yang patut disembah selain Allah), apa pun yang dia lakukan, tak akan pernah dihukum.

12. AmmaliyahMereka percaya bahwa keimanan bagi seseorang adalah apa yang dia amalkan secara ikhlas.

13. IsmailiyahMereka mempercayai keberlangsungan Imamah di kalangan keturunan Ismail ibnu Ja’far.

14. Musawiyah / MamturahMereka mempercayai Musa ibnu Ja’far sebagi Imam Ghaib dan Mahdi yang diharapkan.

15. MubarikiyahMereka mempercayai keberlangsungan Imamah di kalangan keturunan dari Muhammad ibnu Ismail ibnu Ja’far.

16. Katsiyah / Itsna ‘Asyariyah (Imam dua belas)Mereka percaya bahwa Mahdi yang diharapkan akan merupakan Imam kedua belas di antara keturunan dari ‘Ali ibnu Abi-Talib.

17. Hasyimiyah / TaraqibiyahMereka menisbahkan tubuh jasmani kepada Allah dan juga menuduh Nabi (s.a.w.) tidak taat kepada Allah.

Page 18: Munculnya Aliran Sesat Dan Cara Mengatasinya

18. ZarariyahMereka mempercayai bahwa Allah tidak hidup tidak pula mempunyai sifat-sifat hingga Dia menciptakan kehidupan bagi-Nya Sendiri dan sifat-sifat-Nya.

19. YunusiyahPara pengikut dari Yunus ibnu ‘Abdurl-Rahman al-Kummi. Mereka percaya bahwa Allah dipikul oleh para pembawa singasana-Nya, walaupun Dia lebih kuat dari pada mereka.

20. Syaitaniyah / SyirikiyahMereka mempercayai pandangan bahwa amal perbuatan hamba-hamba Allah adalah hakikat; dan seorang hamba Allah dapat benar-benar menghasilkan satu hakikat.

21. AzraqiahPara pengikut dari Nafi ibnu al-Azraq. Mereka tidak mempercayai mimpi dan kasyaf yang benar (baik) dan mendakwakan bahwa segala bentuk wahyu telah berakhir.

22. NajadatPara pengikut dari Najdah ibn-’Amir al-Hanafi. Mereka membatalkan hukuman bagi peminum arak juga mereka mempercayai bahwa para pendosa dari golongan ini tidak akan dimasukkan di neraka tapi pada suatu tempat lain sebelum diizinkan ke surga.

23. SufriyahPara pengikut dari Ziyad ibnu al-Asfar. Mereka mempercayai bahwa para pendosa itu sebenarnya adalah musyrik.

24. AjaridahPara pengikut dari Abdul Karim ibnu-Ajrad. Mereka mempercayai bahwa seorang anak seharusnya diseru kepada Islam sesudah ia mencapai kedewasaannya. Juga mereka mempercayai rampasan perang itu haram hingga pemiliknya dibunuh.

25. KhazimiyahMereka mempercayai Allah mencintai manusia dari semua agama bahkan jika orang telah menjadi kafir pada sebagian besar kehidupannya.

26. Shuaibiyah / HujjatiyahMereka mempercayai bahwa apa yang Allah kehendaki sungguh terjadi tak peduli apa pun itu dan apa yang tidak terjadi artinya itu tidak dikehendaki Allah.

27. KhalafiyahPara pengikut dari Khalaf. Mereka tidak mempercayai perjuangan kecuali di bawah kepemimpinan seorang Imam.

28. Ma’lumiyah / MajhuliyahMereka percaya bahwa barang siapa yang tidak mengenal Allah dengan seluruh nama-Nya adalah jahil terhadap Dia dan orang yang jahil terhadap Dia adalah orang kafir.

Page 19: Munculnya Aliran Sesat Dan Cara Mengatasinya

29. SaltiyahPara pengikut dari Salt ibnu Utsman. Mereka percaya pada keimanan dewasa saja dan jika bapak telah masuk Islam anak-anak dianggap kafir hingga mereka mencapai kedewasaan.

30. HamziyahPara pengikut dari Hamzah ibnu Akrak. Mereka percaya bahwa anak-anak orang musyrik dilaknat dengan neraka.

31. Tsa’libiyahPara pengikut dari Tsa’labah ibnu Masykan. Mereka percaya bahwa para orang tua tetap menjadi penjaga atas anak-anak mereka hingga anak-anak itu menjelaskan kepada orang tua mereka bahwa mereka berpaling dari kebenaran.

32. Ma’badiyahMereka tidak percaya dalam mengambil dan memberikan sedekah dari atau untuk para hamba sahaya.

33. AkhnasiyahMereka tidak mempercayai peperangan dikobarkan kecuali dalam pertahanan atau ketika lawan dikenali secara pribadi.

34. Syaibaniyah / MasybiyahPara pengikut dari Syaiban ibnu Salamah al-Khariji. Mereka mempercayai Allah menyerupai makhluk-makhluk-Nya.

35. RasyidiyahMereka percaya bahwa tanah yang diairi dengan mata air, terusan atau sungai yang mengalir harus dibayarkan zakatnya setengah bagian, sedangkan tanah yang diairi hanya dengan hujan harus dibayarkan zakat seluruhnya.

36. Mukarramiyah / TehmiyahPara pengikut dari Abu-Mukarram. Mereka percaya bahwa kejahilan merupakan kekafiran. Juga bahwa permusuhan atau persahabatan dari Allah tergantung pada keadaan keimanan seseorang pada kematiannya.

37. Ibadiyah / Af’aliyahMenganggap Abdullah ibnu Ibad sebagai Imam mereka. Mereka mempercayai amal-amal baik yang dilakukan tanpa niat membuat Allah ridha.

38. HafsiyahMenganggap Hafs ibnu abil Mikdam sebagai Imam mereka. Mereka percaya bahwa hanya Allah yang mengetahui seseorang bebas dari kemusyrikan.

39. HaritsiyahPara pengikut dari Harits ibnu Mazid al-Ibadi. Mereka percaya bahwa kemampuan mendahului perbuatan-perbuatan.

Page 20: Munculnya Aliran Sesat Dan Cara Mengatasinya

40. Ashab Ta’ahMereka percaya bahwa Allah dapat mengutus seorang nabi tanpa memberinya suatu tanda untuk membuktikan kebenarannya.

41. Syabibiyah / SalihiyahPara pengikut dari Syabib ibnu Yazid as-Syaibani. Mereka mempercayai Imamah dari seorang wanita bernama Ghazalah.

42. WasiliyahPara pengikut dari Wasil ibnu-’Ata al-Ghazza. Mereka mempercayai bahwa orang-orang yang melakukan dosa-dosa besar akan dihukum di neraka tapi masih tetap sebagai orang-orang yang beriman.

43. ‘AmriyahPara pengikut dari ‘Amr ibnu Ubaid ibn-Bab. Mereka menolak kesaksian yang sah dari khalayak umum demi mendukung pihak mereka dalam perang Jamal (unta).

44. Hudhailiyah / FaniyahPara pengikut dari Abu-al-Hudhail Muhammad ibnu al-Hudhail. Mereka percaya bahwa neraka dan surga kedua-duanya akan binasa dan bahwa ketetapan Allah dapat berhenti, yang pada waktu itu Allah tidak akan lagi menjadi penguasa.

45. NazzamiyahPara pengikut dari Abu-Ishaq Ibrahim ibn-Saiyar. Mereka tidak percaya pada mukjizat alami Al-Qur-an Suci tidak pula mereka mempercayai mukijzat Nabi Suci(s.a.w.) seperti pembelahan bulan.

46. Mu’ammariyahMereka mempercayai bahwa Allah tidak menjadikan kehidupan tidak pula kematian tapi itu merupakan tindakan alami dari tubuh yang hidup.

47. BasyriyahPara pengikut dari Basyr ibnu al-Mu’tamir. Mereka percaya bahwa Allah mungkin mengampuni dosa-dosa manusia dan mungkin mengubah keputusan tentang pengampunan-Nya dan menghukumnya jika dia membangkang lagi.

48. HisyamiyahPara pengikut dari Hisyam ibnu ‘Amr al-Futi. Mereka percaya bahwa jika satu masyarakat Muslim bersepakat perlunya Imam dan jika ia memberontak dan membunuh Imam, hendaknya tak seorang pun yang dipilih sebagai Imam selama pemberontakan.

49. MurdariyahPara pengikut dari Isa ibnu Sabih. Mereka percaya bahwa berhubungan dekat dengan Sultan (penguasa) membuat orang jadi kafir.

Page 21: Munculnya Aliran Sesat Dan Cara Mengatasinya

50. Ja’friyahPara pengikut dari Ja’far ibnu Harb dan Ja’far ibnu Mubasysyir. Mereka percaya bahwa minum arak tak dapat dihukum dan bahwa hukuman neraka dapat diduga dengan proses mental.

51. IskafiyahPara pengikut dari Muhammad ibnu Abdallah al-Iskafi. Mereka percaya bahwa Allah mempunyai kekuasaan untuk memaksa anak-anak dan orang-orang gila tapi tidak kepada orang-orang yang mempunyai akal sempurna.

52. TsamamiyahPara pengikut dari Tsamamah ibnu Asyras al-Numairi. Mereka percaya bahwa dia yang Allah tidak paksa untuk mengenal-Nya, tidak dipaksa untuk mengenal dan digolongkan dengan hewan-hewan yang tidak bertanggung jawab.

53. JahiziayhPara pengikut dari ‘Amr ibnu Bahr al-Jahiz. Mereka percaya bahwa Allah dapat menciptakan sesuatu tapi tak dapat melenyapkannya.

54. Syahhamiyah / SifatiyahPara pengikut dari Abu-Yaqub al-Syahham. Mereka percaya setiap sesuatu ditakdirkan dengan dua takdir, satu Pencipta dan yang lain penerima.

55. Khaiyatiyah / MakhluqiyahPara pengikut dari Abu-al-Husain al-Khaiyat. Mereka percaya bahwa setiap sesuatu yang tidak ada merupakan satu tubuh sebelum ia muncul, seperti manusia sebelum kelahiranya adalah tubuh dalam ketiadaan. Juga setiap sifat menjadi ada ketika ia mengadakan kemunculannya.

56. Ka’biyahPara pengikut dari Abu-Qasim Abdullah ibnu Ahmad ibnu Mahmud al-Banahi dikenal sebagai al-Ka’bi. Mereka percaya bahwa Allah tidak melihat Diri-Nya Sendiri tidak pula orang lain kecuali dalam perasaan bahwa Dia mengetahui Diri-Nya Sendiri dan yang lain.

57. JubbaiyahPara pengikut dari Abu-’Ali al-Jubbai. Mereka percaya bahwa Allah mengikuti hamba-hamba-Nya ketika Dia memenuhi keinginan mereka.

58. BahsyamiyahPara pengikut dari Abu-Hasyim. Mereka percaya bahwa orang yang berniat untuk berbuat buruk, walau dia mungkin tidak melakukannya, dianggap berbuat jahat dan menerima hukuman.

59. Ibriyah.Mereka percaya bahwa Nabi Suci Muhammad (s.a.w.)adalah seorang bijak tapi bukan seorang nabi.

60. MuhkamiyahMereka percaya bahwa Tuhan tak punya kendali atas makhluk-makhluk-Nya.

Page 22: Munculnya Aliran Sesat Dan Cara Mengatasinya

61. QabariyyahMereka tidak percaya azab kubur.

62. HujjatiyahMereka tidak percaya pada hukuman (balasan) bagi perbuatan atas dasar bahwa karena setiap sesuatu ditakdirkan maka apa pun yang orang lakukan dia tidak bertanggung jawab untuk itu.

63. FikriyyahMereka percaya bahwa amal Dzikr and Fikr (ingat dan berpikir tentang Allah) adalah lebih baik dari pada ibadah.

64. ‘Aliwiyah / AjariyahMereka percaya bahwa Hadhrat Ali(ra.) berbagi kenabian dengan Muhammad (s.a.w.).

65. TanasikhiyaMereka percaya pada penitisan ruh.

66. Raji’yahMereka percaya bahwa Hadhrat Ali ibnu Abi-Talib akan kembali ke dunia ini.

67. AhadiyahMereka percaya pada Fardhu (wajib) dalam agama tapi menolak sunnah.

68. RadidiyahMereka percaya bahwa dunia ini akan hidup (ada) selamanya.

69. SatbiriyahMereka tidak percaya pada penerimaan taubat.

70. LafziyahMereka percaya bahwa Al-Qur-an adalah bukan kalam Tuhan tapi hanya artinya dan inti sarinya adalah kalam Tuhan. Kata-kata dari Al-Qur-an adalah hanya perkataan orang yang menuturkan.

71. AsyariyahPercaya bahwa Qiyas (mengambil misal) adalah salah dan mengandung kekafiran.

72. Bada’iyahMereka percaya bahwa taat kepada Amir adalah wajib tak peduli apa pun yang dia perintahkan.

Adapun untuk pembagianya sebagai berikut

1. Mu'tazilah :20

2. Syiah : 20

3. Khawarij : 07

Page 23: Munculnya Aliran Sesat Dan Cara Mengatasinya

4. Murjiah : 05

5. Nujariyah : 03

6. Jabariyah : 01

7. Musyabbahah : 01

8. Najiyah : 01

1.Golongan Muktazilahterbagi menjadi dua puluh kelompok , iaitu:

1. Al Washiliyah

2. Al Amriyah

3. Al Hudzailiyah

4. An-Nizhamiyah

5. Al Aswariyah

6. Al lskafiyah

7. Al Ja'fariyah

8. Al Basyariyah

9. Al Mizdariyah

10. Al Hisyamiyah

11. Ash-Shalihiyah

12. Al Khithabiyah

13. Al Hadbiyah

14. Al Ma'mariyah

15. Ats-Tsamaniyah

16. Al Khiyathiyah

17. Auahiziyah

Page 24: Munculnya Aliran Sesat Dan Cara Mengatasinya

18. Al Ka'biyyah

19. Al Jabaiyah

20. Al Bahsyamiyah

Ahli Kalam (Mutakallimin)

Ahli kalam ialah golongan dari kelompok yang keluar dari Muktazilah yang mengikuti Ahlu Sunah Wal Jamaah tetapi masih berpegang kepada tauhid Muktazilah. Mereka kebanyakannya dari kelompok hizbiyyun Asyairah (berasal dari Muktazilah) dan Suffiyah (berasal dari Syiah). Ahli-ahli Kalam memerlukan falsafah dan mantiq (ilmu logik) dalam mentakwil al-Quran dan hadis. Kelompok ini pula berpecah lagi menjadi ahli falsafah apabila bergabung dengan sufi.

Imam Syafi’i ketika memasuki kota Mesir mengatakan, “Kami tinggalkan kota Baghdad, sementara di sana kaum zindiq (menyeleweng; aliran yang tidak percaya kepada Tuhan, berasal dari Persia; orang yang menyelundup ke dalam Islam, berpura-pura –menurut Leksikon Islam, 2, hal 778) telah mengadakan sesuatu yang baru yang mereka namakan assama’ (nyanyian).Kaum zindiq yang dimaksud Imam Syafi’i adalah orang-orang sufi. Dan assama’ yang dimaksudkan adalah nyanyian-nyanyian yang mereka dendangkan. Sebagaimana dimaklumi, Imam Syafi’i masuk Mesir tahun 199H.

Perkataan Imam Syafi’i ini mengisyaratkan bahwa masalah nyanyian merupakan masalah baru. Sedangkan kaum zindiq tampaknya sudah dikenal sebelum itu. Alasannya, Imam Syafi’i sering berbicara tentang mereka di antaranya beliau mengatakan:“Seandainya seseorang menjadi sufi pada pagi hari, maka siang sebelum dhuhur ia menjadi orang yang dungu.”Dia (Imam Syafi’i) juga pernah berkata: “Tidaklah seseorang menekuni tasawuf selama 40 hari, lalu akalnya (masih bisa) kembali normal selamanya.” (Lihat Talbis Iblis, hal 371).

Di antaranya ketika seseorang datang kepadanya sambil meminta fatwa tentang perkataan Al-Harits Al-Muhasibi (tokoh sufi, meninggal 857M). Lalu Imam Ahmad bin Hanbal berkata:“Aku nasihatkan kepadamu, janganlah duduk bersama mereka (duduk dalam majlis Al-Harits Al-Muhasibi)”.

Imam Ahmad memberi nasihat seperti itu karena beliau telah melihat majlis Al-Harits Al-Muhasibi. Dalam majlis itu para peserta duduk dan menangis –menurut mereka– untuk mengoreksi diri. Mereka berbicara atas dasar bisikan hati yang jahat.

2.Golongan Syiah pertama kali terbagi menjadi tiga kelompok

1. Ghulah

2. Zaidiyah

Page 25: Munculnya Aliran Sesat Dan Cara Mengatasinya

3. Imamiyah

Golongan Syiah Ghulahterbagi menjadi delapan belas kelompok kecil, iaitu:

1. As-Sab'iyyah

2. Al Kamiliyah

3. Al Bayaniyah

4. Al Mughiriyah

5. Al Janahiyah

6. Al Manshuriyah

7. Al Khithabiyah

8. Al Gharabiyah

9. Adz-Dzammiyah

10. Al Hisyamiyah

11. Az-Zarariyah

12. Al Yunusiyah

13. Asy-Syaithaniyah

14. Ar-Razamiyah

15. Al Mufawadhah

16. Al Bidaiyah

17. An-Nashariyah

18. Al Ismailiyyah

Golongan Syiah Al Ismailiyah

terbagi menjadi ke dalam enam kelompok kecil, iaitu:

1. Al Bathiniyah

Page 26: Munculnya Aliran Sesat Dan Cara Mengatasinya

2. Al Qurmuthiyah

3. Al Haramiyah

4. As-Sab'iyyah

5. Al Babikiyah

6. Al Hamdiyah

Syiah Zaidiyah

terbagi menjadi tiga kelompok, iaitu:

1. Jarudiyah

2. As-Sulaimaniyah

3. Al Batiriyah

Golongan Al Imamiyah

Hanya ada satu kelompok. Di antaranya: Suatu kaum terlalu mengagungkan para guru (syaikh) mereka, hingga menyifatkan mereka dengan hal-hal yang tidak mereka miliki. Orang pandai dari mereka menganggap tidak ada wali bagi Allah yang lebih besar daripada fulan, bahkan mungkin menutup pintu kewalian dari seluruh umat kecuali orang yang disanjungnya. Ini adalah kebatilan mutlak dan keji, kerana orang-orang terakhir selamanya tidak akan mencapai martabat orang-orang terdahulu, sebab sebaik-baik zaman adalah zaman orang-orang yang melihat Rasulullah dan beriman kepadanya, kemudian orang-orang setelahnya, dari ini berlalu sampai Hari Kiamat.

Pemeluk Islam yang paling kuat memegang agama serta melaksanakan ajaran dan keyakinan adalah orang-orang pada masa awal Islam, kemudian terus menurun sedikit demi sedikit sampai akhir dunia. Kebenaran tidak akan hilang secara menyeluruh, pasti ada kelompok yang tetap melaksanakan dan meyakininya serta mengerjakan tuntutannya sesuai kadar keimanan mereka. Tetapi, segala sisinya tidak seperti keadaan orang-orang pertama Islam, kerana seandainya salah seorang dari orang-orang terakhir berinfak emas sebesar gunung Uhud, maka ia tidak akan mencapai nilai satu mud Uhud yang dikeluarkan oleh sahabat Rasulullah, bahkan setengahnya pun tidak. Yang demikian dalam hal harta, dan begitu pula pada seluruh cabang keimanan berdasarkan bukti percobaan yang biasa.

Pada awal kitab yang lalu telah dijelaskan bahawa agama akan terus merosot, dan hal ini tidak diragukan lagi keasliannya. Hal ini menurut Ahlus-Sunnah wal Jamaah. Laki, mengapa setelah itu ia berkeyakinan bahawa dirinya adalah wali penghuni bumi dan tidak ada wali selainnya? Kebodohanlah yang mendominasi, kerana berlebih-lebihan dalam pengagungan dan fanatik terhadap golongan akan membentuk orang sepertinya atau lebih parah darinya.Orang menengah dari mereka menganggap bahawa ia sama dengan Nabi, akan tetapi ia tidak

Page 27: Munculnya Aliran Sesat Dan Cara Mengatasinya

mendapatkan wahyu. Sebuah berita sampai kepadaku dari kalangan orang yang berlebih-lebihan dalam menyanjung guru mereka dan mengusung tarekatnya menurut persangkaan mereka, seperti yang didakwa oleh murid-murid Al Hallaj (secara objektif) tentang guru mereka. Sementara orang-orang yang berlebih-lebihan menganggap lebih keji dari itu, seperti yang didakwa sahabat-sahabat Al Hallaj tentangnya.

Salah seorang guru yang adil dan jujur dalam penukilan meriwayatkan kepadaku, ia berkata: Aku pernah tinggal beberapa masa pada salah satu pedalaman desa yang di dalamnya terdapat banyak kelompok yang seperti itu. Suatu hari aku keluar dari rumahku untuk menyelesaikan beberapa urusan, lalu aku melihat dua orang sedang duduk. Aku mengira keduanya sedang membicarakan beberapa cabang tarekat mereka, maka aku mendekati keduanya secara sembunyi-sembunyi untuk mendengar percakapan mereka, —kerana kebiasaan mereka adalah menyembunyikan rahsia mereka— maka aku mendengar keduanya berbicara tentang guru mereka dan kebesarannya di mata mereka; bahawa tidak ada seorang pun di dunia ini yang sepertinya. Keduanya terlihat sangat bangga dan bahagia dengan pertemuan ini. Kemudian salah seorang dari keduanya berkata kepada yang lain, "Apakah kamu suka kebenaran? Ia adalah nabi." Orang yang satunya menjawab, "Benar, inilah kebenaran." Lalu aku pergi dari tempat itu dengan berlari kerana takut akan turunnya bencana bersama mereka.

Ini adalah ciri Syi'ah Imamiyyah, dan seandainya tidak kerana sikap berlebih-lebihan dalam agama; bersekongkol untuk memenangkan mazhab dan cinta terhadap pembuat bid'ah, maka hal itu tidak akan mempengaruhi akal seorang pun. Akan tetapi Nabi bersabda,

"Sungguh kalian akan mengikuti sunah-sunah umat sebelum kalian sejengkal demi sejengkal, lalu sehasta demi sehasta."

Mereka berlebih-lebihan seperti orang-orang Nasrani yang berlebih-lebihan terhadap Isa AS, mereka berkata, 'Sesungguhnya Allah adalah Isa bin Maryam,' maka Allah berfirman, 'Katakanlah, 'Hai Ahli Kitab, Janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus. "(Al Maa' idah: 77)Dalam sebuah hadits dijelaskan,"Janganlah kalian berlebih-lebihan memujiku seperti orang-orang Nasrani memuji Isa bin Maryam, tapi katakanlah, 'Hamba Allah dan utusan Allah'."

Orang yang memperhatikan kelompok-kelompok ini pasti akan mendapatkan bid'ah-bid'ah dalam banyak masalah furu 'syariah, kerana apabila bid'ah masuk pada hal-hal yang bersifat ushul, maka akan mudah masuk pada hal-hal yang bersifat furu'.

3.Golongan Khawarijterbagi menjadi tujuh kelompok, iaitu:

1. Al Mahkamiyah

2. Al Baihasiyah

Page 28: Munculnya Aliran Sesat Dan Cara Mengatasinya

3. Al Azariqah

4. An-Najdat

5. Al Abadhiyahterbagi menjadi empat kelompok, iaitu:

a.Al Hafshiyah

b. Al Yazidiyah

c. Al Haritsiyah

d. Al Muthi'iyah

6. Al Ajaridahterbagi menjadi sebelas kelompok, di antaranya iaitu:a. Al Maimuniyah

b. Asy-Sya'ibiyah

c. Al Hazimiyah

d. Al Hamziyah

e. Al Ma'lumiyah

f. Al Majhuliyah

g. Ash-Shalatiyah

h. Ats-Tsa'labiyahAts-Tsa'labiyah terbagi lagi menjadi empat kelompok, iaitu:a.AI Akhnasiyah

b.AI Ma'badiyah

c.Asy-Syaibaniyah

d.Al MukramiyahJadi, semuanya berjumlah enam puluh dua kelompok.

4.Golongan Murjiahterbagi menjadi lima kelompok, iaitu:

1. Al Ubaidiyah

Page 29: Munculnya Aliran Sesat Dan Cara Mengatasinya

2. Al Yunusiyah

3. Al Ghasaniyah

4. Ats-Tsaubaniyah

5. Ats-Tsaumaniyah

5.Golongan An-Nujariyah

terbagi menjadi tiga kelompok, iaitu:

1. Al Barghutsiyah

2. Az-Za'faraniyah

3. Al Mustadrakah

6.Al Jabariyahterbagi menjadi satu kelompok.

7.Al Musyabbahahterbagi menjadi satu kelompok.

8.An- Najiyah Terbagi menjadi satu klompok

Jumlah ini sesuai dengan penjelasan dalam hadis shahih.Puak Bid’ah Tegar (Mubtadi)Sekelompok ulama mengatakan bahawa akar bid'ah ada empat golongan selain sufiyyah. Seluruh kelompok yang berjumlah tujuh puluh dua kelompok ini merupakan pecahan dari empat golongan tersebut. Mereka adalah1. Khawarij,2. Rawafidh (Rafidhah),3. Al Qadariyah, dan4. Al Murji'ah.5. Sufi

Yusuf bin Asbath berkata, "Kemudian masing-masing kelompok tersebut terpecah menjadi delapan belas kelompok, sehingga semuanya menjadi tujuh puluh dua kelompok. Sedangkan kelompok yang ketujuh puluh tiga adalah Firqah An-Najiyah."

Khawarij Paling Hampir Dengan SyiahPada kelompok yang telah diperingatkan oleh syariat, seperti kaum Khawarij. Kelompok yang paling dekat dengan mereka adalah kelompok Syiah. Al Mahdi Al Maghribi. Pada mereka ini tampak jelas dua hal yang diberitahukan oleh Rasulullah mengenai kaum Khawarij:

Page 30: Munculnya Aliran Sesat Dan Cara Mengatasinya

a. Membaca Al Qur’an namun bacaan Al Qur’annya tidak melewati kerongkongan mereka.

b. Memerangi ahlul Islam (kaum Muslim) dan membiarkan para penyembah berhala. Mereka memerangi kaum Muslim dengan cara takwilan yang rosak terhadap nash-nash (Al Qur’an dan hadis). Mereka mengasingkan diri dan tidak mahu memerangi orang-orang kafir, baik dari kaum Nasrani, kelompok yang ada di sekitarnya, mahupun kelompok lainnya (yang sesat).

c. Membaca Al Qur’an dan membacakannya (kepada orang lain) hingga mereka membuat hal-hal (hukum) baru dalam Al Qur’an, padahal mereka tidak memahaminya dan tidak mengetahui maksud dari ajaran Al Qur’an tersebut. Oleh kerana itu, mereka membuang jauh-jauh kitab-kitab para ulama dan menyebut kitab-kitab tersebut sebagai kitab yang hanya berdasarkan logika. Mereka membakar dan merobek kulit Al Qur’an. Padahal, para ulama ahli fiqihlah yang bertugas menjelaskan makna-makna yang terdapat dalam Al Qur’an dan Sunnah, yang mereka tuangkan dalam kitab-kitab mereka dengan cara yang sepatutnya.

d. Menganggap para ulama sebagai kaum Mujassimun (kelompok yang mengatakan bahawa Allah memiliki jism [tubuh]). Mereka juga menganggap ulama-ulama bukanlah orang-orang yang mengesakan Allah.

Puak Bukan Ahli Bid’ahSeperti yang dikatakan oleh Ath-Tharthusyi, mereka yang tidak digolongkan sebagai ahli bid'ah. Contoh:1. Golongan Qadariyah, mereka menafikan aradh. Alasannya, tidak ada cara untuk mengetahui proses terjadinya alam dan Sang Pencipta selain dengan menetapkan aradh tersebut.2. Golongan Al Haluliyah.3. Golongan An-Nashiriyah.4. Kelompok-kelompok Syiah Ghulah.

Tentang kaum Qadariyah terdapat sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Ibnu Umar, bahawa Rasulullah bersabda,

فال ماتوا وإن تعودوهم فال مرضوا إن األمة هذه مجوس ة القدري قال م وسل عليه ه الل صلى بي الن عنتشهدوهم"Kaum Qadariyah merupakan Majusi umat ini (Islam). Jika mereka sakit maka janganlah kalian menjenguk mereka, dan jika mereka meninggal dunia maka janganlah kalian menyaksikan (menguburkan)nya." (Hadis Riwayat Abu Daud dan Ibnu Majah)

Diriwayatkan dari Hudzaifah, bahawa Rasulullah bersabda,"Pada setiap umat terdapat kaum Majusi. Sedangkan Majusi umat ini adalah mereka yang berkata, 'Tidak ada qadr. 'Jika ada di antara mereka yang meninggal dunia, maka janganlah kalian menyaksikan (menguburkan) jenazah mereka. Jika ada yang sakit dari mereka, maka janganlah kalian menjenguknya. Mereka adalah kelompok Dajjal. Hak Allah untuk mengkategorikan mereka sebagai Dajjal."

Hadis ini menurut ahlu naql {ahli hadis) tidak shahih. Penulis kitab Al Mughni berkata, "Tidak ada yang shahih sedikit pun dalam hadis itu."

Page 31: Munculnya Aliran Sesat Dan Cara Mengatasinya

ة والقدري المرجئة نصيب اإلسالم في لهما ليس أمتي من صنفان"Dua kelompok dari ummatku yang keduanya tidak termasuk bahagian dari Islam iaitu Al Qadariyah dan Murji'ah." (Hadis Riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Diriwayatkan dari Muadz bin Jabal dan yang lain secara marfu bahawa Rasulullah bersabda," Golongan Qadariyah dan Murjiah dilaknat oleh lisan tujuh puluh nabi. Nabi yang terakhir di antara mereka (yang melaknat) adalah Muhammad."

ة والقدري ة نديقي الز في وهو وقذف مسخ أمتي في سيكون ه إن يقولAkan ada pada umatku Maskh (mereka yang dirubah rupanya dengan rupa haiwan) dan Qadzaf (yang menuduh orang baik berbuat keji) iaitu pada orang-orang Zindik dan Qadariyah." (Hadis Riwayat Ahmad)

Wallahualam Biwashab.Wallahul Muwafiq ila aqwamith Thariq

Label: Pendidikan AgamaSumber : Dari Berbagai Sumber