bab ii kajian pustaka a. landasan teori 1. pendidikanrepository.ump.ac.id/8990/3/bab ii.pdfsejalan...
TRANSCRIPT
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pendidikan
Pendidikan sebagai suatu proses mengembangkan diri setiap
orang harus dikembangakan dengan melihat dari nilai-nilai agama,
kebudayaan, dan kehidupan suatu bangsa. Ahmad Tafsir dalam Heri
Gunawan (2012: 21) menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha
meningkatkan diri dalam segala aspeknya. Pendidikan mempunyai
pengaruh yang sangat besar dalam membentuk karakter, akhlak, dan
etika seseorang. Sejalan dengan hal tersebut Dinn (2009: 3.33)
menyebutkan bahwa pendidikan sebagai proses interaksi sosial antara
pendidik dengan siswa menggunakan isi, metode yang berlangsung
dalam suatu lingkungan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan.
Proses pendidikan yang menuntut terjadinya interaksi antara guru
dengan siswa bertujuan untuk dapat membentuk karakter siswa. Menurut
Ki Hajar Dewantoro dalam Daryanto dan Darmiatun (2013: 69)
menyatakan bahwa pendidikan adalah daya upaya untuk menumbuhkan
budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran, dan tubuh anak. Budi
pekerti merupakan nilai yang tidak boleh hilang dan harus diajarkan pada
siswa sebagai generasi penerus bangsa.
Penerapan Pendidikan Karakter... Nur Arifin, FKIP UMP, 2019
9
Berdasarkan dari teori diatas, dapat disimpulkan bahwa
pendidikan merupakan suatu usaha dan proses dalam mengembangkan
diri seseorang, meningkatkan kualitas diri seseorang, agar menjadi
individu yang memiliki budi pekerti, pikiran bahkan jasmani yang baik
untuk menjalankan kehidupan bermasyarakat.
2. Pendidikan Karakter
a. Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter merupakan wujud dari penerapan tujuan
dalam pendidikan yaitu membentuk karakter bangsa. Dimana dalam
pendidikan bukan hanya mengutamakan ilmu pengetahuan namun
pemahaman tentang karakter serta budi pekerti juga harus di
kembangkan. Menurut Doni Kusuma dalam Heri Gunawan (2012: 2)
memahami bahwa karakter sama dengan kepribadian. Kepribadian
dianggap sebagai ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari
diri sesorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima
dari lingkungan. Kesuma, D. (2013: 5) menjelaskan pendidikan
karakter merupakan pembelajaran yang mengarah pada penguatan
dan pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan pada
suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolahan.
Pendidikan karakter juga dijelaskan oleh Lickona dalam
Muchlas dan Hariyanto (2013: 44) yang memaknai pendidikan
karakter sebagai upaya yang sungguh-sungguh untuk membantu
seseorang memahami, peduli, dan bertindak dengan landasa nilai-
Penerapan Pendidikan Karakter... Nur Arifin, FKIP UMP, 2019
10
nilai etis. Sejalan dengan hal tersebut, Winon dalam Muchlas dan
Hariyanto (2013: 43) menyebutkan bahwa pendidikan karakter
adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang guru untuk
mengajarkan nilai-nlai kepada siswanya.
Pendidikan karakter sangat erat kaitanya dengan nilai-nlai
moral seperti yang dikemukakan Creasy dalam Zubaedi (2012: 16)
menyebutkan bahwa pendidikan karakter sebagai upaya mendorong
siswa tumbuh dan berkembang dengan kompetensi berpikir dan
berpegang teguh pada prinsip-prinsip moral dalam hidupnya serta
mempunyai keberanian melakukan hal yang benar, meskipun
dihadapkan pada berbagai tantangan. Pendapat Creasy tersebut
sejalan dengan Raharjo dalam Zubaedi (2012: 16) yang memaknai
pendidikan karakter sebagai proses pendidikan secara holistk yang
menghubungkan dimensi moral dengan ranah sosial dalam
kehidupan siswa sebagai fondasi bagi terbentuknya generasi yang
berkualitas yang mampu hidup mandiri dan memiliki prinsip suatu
kebenaran yang dapat dipertanggung jawabkan.
Tranformasi nilai-nila kehidupan merupakan hal penting
dalam penerapan pendidikan karakter. Fakry Gaffar dalam Kesuma
(2013: 5) mengemukakan pendidikan karakter adalah sebuah proses
tranformasi nilai-nila kehidupan untuk ditumbuh kembangkan dalam
kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku
kehidupan orang itu. Dalam definisi tersebut, ada tiga ide pikiran
Penerapan Pendidikan Karakter... Nur Arifin, FKIP UMP, 2019
11
penting, yaitu: 1) Proses tranformasi nilai-nilai, 2) ditumbuh
kembangkan dalam kepribadian, dan 3) menjadi satu dalam perilaku.
Jadi defnisi tersebut mengarah pada penguatan dan pengembangan
perilaku anak secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai
kehidupan. Scerenco dalam Muchlas dan Hariyanto (2013: 45) juga
menjelaskan bahwa pendidikan karakter adalah upaya yang sungguh-
sungguh dengan cara bagaimana ciri kepribadian positif
dikembangkan, didorong, dan diberdayakan melalui keteladanan,
kajian (sejarah, dan biografi para bijak dan pemikir besar) serta
praktik emulasi (usaha yang maksimal untuk mewujudkan hikmah
dari apa-apa yang diamati dan dipelajari). Yaumi, M. (20016: 7)
menjelaskan bahwa karakter mencakup keinginan seseorang untuk
melakukan yang terbaik, kepedulian terhadap kesejahteraan orang
lain, kognisi dari pemikiran kritis dan alasan moral, dan
pengembangan keterampilan interpersonal dan emosional yang
menyebabkan individu untuk bekerja secara efektif dengan orang
lain dalam situasi setiap saat.
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa
pendidikan karakter merupakan suatu upaya atau usaha yang
sungguh-sungguh dan dilakukan dengan sadar oleh guru dan
sekolah, yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai etis, nilai
moral dan nilai-nilai kehidupan lainya kepada siswa dengan cara
mengembangkan sikap yang positif dan dilakukan secara terus
Penerapan Pendidikan Karakter... Nur Arifin, FKIP UMP, 2019
12
menerus. Pengembangan sikap positif bertujuan membentuk karakter
generasi muda yang berlandaskan karakter yang baik agar dapat
menjalani kehdupan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
dengan baik.
b. Tujuan Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter juga memiliki tujuan sendiri seperti yang
dikemukakan Kusuma (2012: 9-10) yang mengemukakan bahwa
tujuan pendidikan karakter dalam setting sekolahan memiliki tujuan
sebagai berkut:
1) Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang
dianggap penting dan perlu sehingga menjadi
kepribadian/kepemilikan siswa yang khas sebagamana nilai-nilai
yang dikembangkan.
2) Mengoreksi perilaku siswa yang tidak berkesesuaian dengan
nilai yang dikembangkan sekolahan.
3) Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan
masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan
karakter secara bersama.
Kemendiknas dalam Muchlas dan Hariyanto (2013: 9) telah
menjelaskan bahwa pendidikan karakter pada intinya bertujuan
membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia,
bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotis,
berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi
yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa berdasarkan pancasila.
Pendapat diatas menjelaskan tujan pendidikan karakter adah
untuk membentuk siswa atau generasi penerus bangsa yang bukan
hanya memilki ilmu pengetahuan namun juga mampu memahami
Penerapan Pendidikan Karakter... Nur Arifin, FKIP UMP, 2019
13
dan menerap nilai-nilai kehidupan, nilai moral, berahlak mulia,
memahami perbedaan, mampu bersosialisasi, melaksanakan aturan-
aturan yang berlaku, dan menjadi generasi yang bertanggung jawab
terhadap diri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
c. Fungsi Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter memilki beberapa fungsi yang dapat
dikembangkan dalam penerapanya di sekolah. Salahudin (2013: 43)
menjelaskan fungsi pendidikan karakter sebagai berikut :
1) Pengembangan potensi dasar, agar berhati baik, berpikiran baik,
dan berperilaku baik.
2) Perbaikan perilaku yang kurang baik dan penguatan perilaku
yang sudah baik
3) Penyaringan budaya yang kurang sesuai dengan nilai-nilai luhur
pancasila.
Fungsi dari pendidikan karakter harus diperhatikan disekolah
dalam penerapanya, agar pendidikan karakter benar-benar terlaksana
dengan baik. Kesuma (2012: 7-8) memaknai fungsi pendidikan
nasional sebagai berikut :
1) Mengembangkan kemampuan, pendidikan nasional menganut
aliran kontruktivisme yang mempercayai bahwa siswa adalah
manusia yang potensial dan dapat dikembangkan secara optimal
melalui proses pendidikan.
2) Membentuk watak, pendidikan nasional harus diarahkan pada
pembentukan watak.
3) Peradaban bangsa, dalam spektrum pendidikan nasional dapat
dipahami bahwa pendidikan itu selalu dikaitkan dengan
pembangunan bangsa Indonesia sebagai suatu bangsa.
Dari pendapat datas, dapat disimpulkan bahwa fungsi
pendidikan karakter adalah untuk mengembangkan potensi yang
dimiliki setiap siswa dan membangun sikap positif, memilik hati
yang baik dan perilaku yang baik. Siswa harus memilik akhlak yang
Penerapan Pendidikan Karakter... Nur Arifin, FKIP UMP, 2019
14
mulia dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Membentuk
watak siswa dengan berlandaskan pancasila serta menghormati nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia.
d. Nilai-nilai Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter memiliki nilai-nilai yang harus dipahami
dan dapat diterapkan oleh guru dan sekolah. Muchlas dan Hariyanto
(2013: 111) menyatakan bahwa ada delapan belas nilai karakter
seperti yang tersaji dalam tabel 2.1 nilai-nilai pendidikan karakter
berikut :
Tabel 2.1 Nilai-nilai Pendidikan Karakter
No. Karakter Keterangan
1 Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya.
2 Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang yang
dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan,
dan pekerjaan.
3 Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai
perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,
sikap, dan tindakan orang lain, yang
berbeda.
4 Disiplin Tindakan yang menunjukan perilaku tertib
dan patuh pada berbagai ketentuan dan
peraturan.
5 Toleransi Perilaku yang menunjukan upaya sungguh-
sungguh dalam mengatasi berbagai
hambatan belajar dan tugas, serta
menyeleseikan tugas dengan sebaik-
baiknya.
6 Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk
menghasilkan cara atau hasil baru dari
sesuatu yang telah dimiliki.
7 Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah
tergantung pada orang lain dalam
menyeleseikan tugas-tugas.
Penerapan Pendidikan Karakter... Nur Arifin, FKIP UMP, 2019
15
No. Karakter Keterangan
8 Demokratis Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang
menilai sama hak dan kewajiban dirinya
dan orang lain.
9 Rasa ingin tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya
untuk mengetahui lebih mendalam dan
meluas dari sesuatu yang dipelajarinya,
dilihat dan didengar.
10 Semangat
kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan
yang menempatkan kepentingan bangsa
dan negara diatas kepentnag diri dan
kelompoknya.
11 Cinta tanah air Cara berpikir, bersifat dan berbuat yang
menunjukan kesetian, kepedulian dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,
politik dan bangsa.
12 Menghargai
prestas
Sikap dan tindakan yang mendorong
dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang
berguna bagi masyarakat dan mengakui
serta menghormati keberhasilan orang lain.
13 Bersahabat/
komunikatf
Tindakan yang memperlihatkan rasa
senang bicara, bergaul, dan bekerjasama
dengan orang lain.
14 Cinta damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang
menyebabkan orang lain merasa senag dan
aman atas kehadiran drinya.
15 Gemar
membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk
membaca berbagai bacaan yang
memberikan kebijakan bagi dirnya.
16 Peduli
lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya
mencegah kerusakan lingkungan alam dan
sekitarnya, dan mengembangkan upaya
untuk memperbaiki kerusakan alam yang
sudah terjadi.
17 Peduli sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin
memberi bantuan kepada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkanya.
18 Tanggung
jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibanya, yang
seharusnya dia lakukan terhadap diri
sendri, masyarakat, lingkungan (alam,
sosial, dan budaya), negara dan Tuhan
Yang Maha Esa.
Penerapan Pendidikan Karakter... Nur Arifin, FKIP UMP, 2019
16
Salah satu nilai-nilai pendidikan karakter yang diterapkan
adalah nilai disiplin. Disiplin merupakan perasaan dan sikap taat dan
patuh terhadap aturan atau ketentuan yang berlaku baik di sekolah
maupun di masyarakat. Menurut Daryanto dan Darmiatun (2013:
134) disiplin merupakan tindakan yang menunjukan perilaku tertib
dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
3. Nilai Karakter Disiplin
a. Pengertian Disiplin
Disiplin merupakan nilai karakter yang sangat penting
diterapkan di sekolah terutama sekolah dasar untuk membiasakan
siswa sejak dini taat dan patuh pada ketentuan dan aturan yang
terdapat di sekolah maupun masyarakat. Cahyono (2016: 169)
menjelaskan bahwa disiplin dapat diartikan sebagai bentuk
kesadaran diri yang muncul dari batin yang terdalam berupa
dorongan untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan dan
nilai-nilai serta hukum yang berlaku dalam suatu lingkungan
tertentu. Oleh sebab itu sangat penting nilai karakter disiplin untuk
diterapkan di sekolah, untuk membentuk watak generasi penerus
yang disiplin mematuhi stiap aturan dan ketentuan dalam kehidupan
bermasyarakat dan menjadi warga negara yang baik.
Disiplin merupakan kesadaran yang harus dimiliki setiap
manusia. Clarice dalam Ningsih dan Widiharto (2014: 79) menurut
bahasa latin disciplina dan disciples berarti “perintah” dan “murid”.
Penerapan Pendidikan Karakter... Nur Arifin, FKIP UMP, 2019
17
Mendisiplinkan berarti “mendidik”. Anak-anak menginginkan dan
membutuhkan kemampuan ini. Kedisiplinan memberikan kejelasan
dan rasa aman. Kedisiplinan mengajarkan seseorang tentang rasa taat
dan mematuhi peraturan serta norma-norma yang terdapat di
masyarakat. Sejalan dengan pendapat tersebut, Rintiyastini dalam
Ningsih dan Widiharto (2014: 79) menjelaskan kedisiplinan adalah
ketaatan atau kepatuhan siswa kepada peraturan atau tata tertib yang
berlaku baik di rumah, di sekolah, di masyarakat atau dimana pun.
Patuh terhadap tata tertib merupakan sikap disiplin yang
wajib dilakukan oleh setiap siswa. Wantah (2005: 139) menjelaskan
bahwa seseorang dikatakan disiplin apabila dia setia dan patuh
terhadap penataan perilaku yang disusun dalam bentuk aturan-aturan
yang berlaku dalam satu institusi tertentu. Anak akan dikatakana
berdisiplin di sekolah apabila mereka mematuhi tata tertib dan
peraturan harian yang berlaku di sekolah. Seorang siswa harus
memahami tata tertib yang ada di sekolah, sebagai pedoaman bagi
siswa udalam berperilaku dan bersikap. Tata tertib bukan hanya
aturan yang tertulis namun ada juga aturan yang tidak tetulis seperti
mencium tangan dan menyapa ketika bertemu dengan guru,
merupakan tata tertib atau aturan yang tidak tertulis namun sangat
baik apabila dilaksanakan.
Disiplin merupakan konsep sosial yang sudah ada sejak
zaman dahulu. Penerapan disiplin menjadi pemahaman yang
Penerapan Pendidikan Karakter... Nur Arifin, FKIP UMP, 2019
18
negative ketika sanksi yang diberikan berupa tindakan yang
menyakiti. Wantah (2005: 143) dari perspektif pendidikan dan
bimbingan anak, konsep disiplin yang baik dan perlu dikembangkan
adalah paham positif, yang menempatkan anak sebagai subyek dari
disiplin untuk mencapai kematangan diri dalam berfikir, memilih
dan menata tingkah lakunya sesuai dengan tuuntutan nilai dan
norma-norma yang berlaku di lingkunganya. Paham positif
mengenai disiplin harus ditanamkan dalam dunia pendidikan formal
disekolah, agar penerapan disiplin benar-benar dapat mengatur
tingkah laku siswa seabagi manusia.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat dambil kesimpulan
bahwa disiplin merupakan sikap yang amat penting dimiliki oleh
seseorang. Disiplin adalah sikap dan perilaku taat atau patuh
terhadap peraturan maupun norma-norma yang mengatur kehidupan
baik di rumah, di sekolah maupun di masyarakat. Perasaan disiplin
dapat didorong dari dalam dirinya sendiri maupun didorong dari
orang lain disekitarnya.
b. Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Disiplin
Mendisiplinkan anak merupakan tidakan yang harus
dilakukan orang tua baik orang tua di rumah maupun di sekolah.
Menurut John Pearce dalam Ningsih dan Widihato (2014: 80-81)
menyebutkan empat faktor yang harus diperhatikan dalam
mendisiplinkan anak yaitu :
Penerapan Pendidikan Karakter... Nur Arifin, FKIP UMP, 2019
19
1) Kepribadian anak. Anak yang peka (sensitif) yang mudah resah,
biasanya sangat responsive terhadap segala macam disiplin dan
juga terhadap suasana hati orang lain. Orang tua tidak perlu
banyak meninggikan suara atau bersikap keras.
2) Usia anak. Anak yang lebih kecil memerlukan disiplin yang
sangat jelas dan langsung dengan tingkat pengendalian yang
tinggi. Kata-kata yang digunakan harus sederhana atau mudah
dimengerti dan kekangan fisik diperlukan. Anak yang lebih
besar memerlukan jenis disiplin yang mendorong pengendalian
diri dan tanggung jawab.
3) Kepribadian orang tua. Kepribadian orang tua cenderung
mempengaruhi cara pengendalian anak, tetapi yang penting
tidak membiarkan pengaruh kepribadian orang tua menjadi
terlalu besar.
4) Pengalaman disiplin anak. Salah satu hal yang paling
mengejutkan sebagai orang tua adalah efek langgeng yang
ditimbulkan oleh masa anak-anak terhadap diri orang tua. Anak-
anak mengerjakan hal yang sama seperti orang tua dahulu.
Disiplin merupakan sikap yang dapat dipengaruhi dari
berbagai hal, baik dalam diri orang tersebut maupun muncul karena
dukungan atau dorongan dari orang lain. Menurut Tu’u dalam
Ningsih dan Widihartono (2014: 81) menjelaskan faktor-faktor yang
dapat berpengaruh pada pembentukan disiplin yaitu :
1) Teladan. Perbuatan dan tindakan lebih besar pengaruhnya
dibandingkan dengan kata-kata. Karena itu, contoh dan teladan
disiplin atasan, kepala sekolah dan guru-guru serta penata usaha
sangat berpengaruh pada disiplin para siswa.
2) Lingkungan berdisiplin, seseorang dapat juga dipengaruhi oleh
lingkungan. Bila berada di lingkungan berdisipin, seseorang
dapat terbawa oleh lingkungan tersebut.
3) Latihan disiplin. Disiplin dapat dicapai dan dibentuk melalui
proses latihan dan kebiasaan. Artinya, melakukan disiplin secara
berulang-ulang dan membiasakanaya dalam praktik-praktik
disiplin sehari-hari.
e. Indikator Disiplin
Dalam menerapkan disiplin terutama disekolah guru harus
memperhatikan indikator disiplin yang ingin dicapai. Menurut
Penerapan Pendidikan Karakter... Nur Arifin, FKIP UMP, 2019
20
Daryanto dan Darmiatun (2013: 145) menyebutkan beberapa
indikator disiplin sebagai berikut:
1) Indikator Sekolah
a) Memiliki catatan kehadiran
b) Memiliki tata tertib sekolah
c) Membiasakan warga sekolah untuk berdisiplin
2) Indikator Kelas
a) Membiasakan hadir tepat waktu
b) Membiasakan mematuhi aturan
c) Menggunakan seragam sesuai ketentuan
3) Indikator Siswa
a) Duduk pada tempat yang telah ditetapkan
b) Menaati peraturan kelas
c) Berpakaian rapi.
4. Tata tertib yang diterapkan di SD Negeri 3 Banteran diuraikan dalam
penjelasan dibawah ini. Tata tertib tersebut diambil dari dokumen sekolah
yaitu SD Newgeri 3 Banteran.
a. Tata Tertib Sekolah
1) Hal Masuk Sekolah
a) Semua siswa harus masuk sekolah selambat-lambatnya 5
menit sebelum pelajaran dimulai.
b) Siswa yang datang terlambat tidak diperkenankan langsung
masuk kelas, melainkan harus melapor terlebih dahulu kepada
guru piket.
c) siswa absen, hanya karena sungguh-sungguh sakit, keperluan
yang sangat penting.
Urusan keluarga harus dikerjakan diluar sekolah atau waktu
libur sehingga tidak menggunakan hari sekolah.
Penerapan Pendidikan Karakter... Nur Arifin, FKIP UMP, 2019
21
Siswa yang absen pada waktu kembali, harus melapor kepada
kepala sekolah dengan membawa surat-surat yang diperlukan.
Siswa tidak diperbolehkan meninggalkan sekolah selama jam
pelajaran berlangsung.
Kala seandainya siswa sudah merasa sakit di rumah, maka
2) Kewajiban Siswa
a) Taat kepada guru-guru dan kepala sekolah.
b) Ikut bertanggung jawab atas kebersihan, keamanan, ketertiban
kelas dan sekolah pada umumnya.
c) Ikut bertanggung jawab atas pemeliharaan gedung, halam,
perabotan, dan peralatan sekolah.
d) Membantu kelancaran pelajaran baik di kelasnya, maupun di
sekolah pada umumnya.
e) Ikut menjaga nama baik sekolah, guru dan pelajar pada
umumnya, baik didalam maupun diluar sekolah.
f) Menghormati guru dan saling menghargai antar sesame siswa.
g) Melengkapi diri dengan keperluan sekolah.
h) Siswa yang membawa sepeda agar menempatkan di tempat
yang telah ditentukan dalam keadaan terkunci.
i) Melaksanakan upacara bendera, senam dan kegiatan lain yang
diselenggaran sekolah dengan baik.
j) Ikut membantu agar tata tertib disekolah dapat berjalan dengan
baik.
3) Larangan Siswa
a) Meninggalkan sekolah selama pelajaran berlangsung,
penyimpangan hal ini hanya dengan ijin kepala sekolah
b) Membeli makanan dan minuman di luar sekolah.
c) Menerima surat-surat atau tamu di dekolah.
d) Memakai perhiasan yang berlebihan serta berdandan yang
tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.
e) Merokok di dalam dan di luar sekolah.
f) Meminjam uang dan alat-alat pelajaran antar sesame siswa.
g) Mengganggu jalanya pelajaran baik terhadap kelasnya maupun
terhadap kelas lain.
h) Berada di dalam kelas selama istirahat.
i) Berkelahi dan main hakim sendiri jika memenuhi persoalan
antar teman.
j) Menjadi perkumpulan anak-anak nakal.
4) Hasl Pakaian dan Lain-Lain
a) Setiap siswa wajib memakai seragam sekolah lengkap sesuai
dengan ketentuan sekolah.
b) Siswa dilarang memelihara kuku panjang dan memakai alat
kecantikan kosmetik yang lazim digunakan orang dewasa.
c) Rambut dipotong rapi, bersih dan terpelihara.
d) Pakaian olahraga sesuai dengan ketentuan sekolah.
Penerapan Pendidikan Karakter... Nur Arifin, FKIP UMP, 2019
22
5) Hak-Hak Siswa
a) Siswa berhak mengikuti pelajaran selama tidak melanggar tata
tertib.
b) Siswa dapat meminjam buku-buku dari perpustakaan sekolah
dengan menaati aturan perpustakaan yang berlaku.
c) Siswa berhak mendapat perlakuan yang sama dengan siswa
lain sepanjang tidak melanggar peraturan tata tertib.
6) Hal Les Privat
a) Siswa terbelakang dalam satu mata pelajaran dapat
mengajukan permintaan les tambahan dengan surat orang tua
dan kepala sekolah.
b) Les privat kepada guru kelasnya dan les privat tanpa
sepengetahuan Kepala Sekolah dilarang.
c) Les privat dapat diberikan sampai siswa yang bersangkutan
dapat mengejar pelajaran yang ketinggalan.
b. Tata Tertib Kelas
1) Maasuk Sekolah
a) Siswa harus datang di sekolah selambat-lambatnya 10 menit
sebelum pelajaran dimulai.
b) Menaruh tas dan alat tulis lainya di laci meja masing-masing
kemudian keluar kelas.
c) Siswa yang mendapat tugas piket harus datang lebih awal.
d) Siswa yang sering terlambat harus diberi teguran
e) Siswa yang tidak masuk karena alasan tertentu harus
memberitahukan sebelum atau sesudahnya baik secara lisan
maupun tulisan.
2) Masuk Kelas
a) Siswa segera berbaris di depan kelas stelah bel berbunyi.
b) Ketua kelas menyiapkan barisan
c) Siswa masuk kelas dengan tertib dan duduk di tempatnya
masing-masing.
d) Guru memeriksa kerapihan, kebersihan, dan kesehatan siswa
satu persatu, kuku, kerapiah rambut, kebersihan baju, dan lain-
lain.
3) Di dalam Kelas
a) Berdoa bersama dipimpin guru.
b) Memberi salam kepada guru sebelum pelajaran dimulai.
c) Guru mengabsen siswa dan jika ada yang tidak maasuk ditulis
di papan absen disertai keterangan kenapa tidak masuk.
d) Pada saat pelajaran berlangsung, siswa harus tertib, tidak rebut,
bercanda, atau kegiatan lainya yang tidak ada hubunganya
dengan pelajaran.
e) Siswa tidak boleh meninggalkan kelas tanpa izin dari guru.
4) Waktu Istirahat.
a) Saat bel berbunyi siswa meninggalkan ruang kelas dengan
tertib.
Penerapan Pendidikan Karakter... Nur Arifin, FKIP UMP, 2019
23
b) Guru keluar kelas setelah semua siswa keluar.
c) Siswa tidak boleh di dalam kelas saat istirahat.
d) Selama istirahat, siswa tidak diperkenankan meninggalkan
sekolah tanpa ijin guru atau kepala sekolah.
e) Pada saat istirahat berakhir, siswa masuk kelas dengan tenang
dan tertib.
f) Guru berada di kelas sebelum bel berbunyi.
5) Waktu Pulang
a) Ketika bel tanda pelajaran usai berbunyi, pelajaran ditutup
dengan berdoa dan salam kepad guru.
b) Guru memberikan nasehat-nasiah mengingatkan tentang tugas
maupun pekerjaan rumah lainya.
c) Siswa keluar dengan tertib sambil bersalaman dengan guru
kelas.
B. Penelitian yang Relevean
Penelitian yang relevan merupakan salah satu referensi untuk
menunjukan bahwa topik penelitian ini menarik dijadikan sebagai penelitian,
namun tidak memiliki kesamaan pada penelitian yang sudah dilakukan,
sehingga dapat menambah pembahasan mengenai pendidikan karakter
disiplin di sekolah dasar, penelitian yang relevan dilakukan oleh :
1. James K. Luiselli, Robert F. Putnam, Marcie W. Handler, and Adam B.
Feinberg (2005) dalam penelitian yang berjudul Whole-School Positive
Behaviour Support: Effect On Student Discipline Problems and
Academic Performance. Hasil dari penelitian tersebut adalah banyak
siswa datang dan belajar di sekolah dasar terutama di perkotaan
mengalami masalah sikap tidak disiplin. Masalah disiplin yang banyak
terjadi adalah perilaku yang mengganggu di dalam kelas, vandalisme,
penindasan, dan pelanggaran-pelanggaran aturan. Tindakan tidak disiplin
yang dilakukan siswa harus segara ditangani karena akan berpengaruh
Penerapan Pendidikan Karakter... Nur Arifin, FKIP UMP, 2019
24
pada kemampuan akademik siswa. Model Whole-Schools dirancang
melalui bantuan teknis para guru dengan menekankan pada (1)
Meningkatkan metode pembelajaran, (2) merumuskan ekspektasi
perilaku, (3) Meningkatkan keterlibatan aktifitas kelas, (4) memperkuat
kinerja positif, dan (5) memantau keberhasilan melalui evaluasi berbasis
data.
2. Anne Gregory, Rusell J. Skiba and Pedro A. Noguera (2010) dalam
penelitiannya yang berjudul The Achievement Gap and Discipline Gap:
Two Sides of The Same Coin. Hasil penelitiannya ini dapat disimpulkan
bahwa kesenjangan penghargaan dan kesenjangan kedisiplinan
merupakan dua hal yang saling berhubungan. Di negara Amerika
terdapat kesenjangan yang dialami siswa sekolah antara kulit hitam
dengan kulit putih atau kesenjangan etnis. Banyak siswa yang mengalami
kesenjangan ras dan etnis. Tindakan tidak menghargai etnis lain
mengakibatkan kesenjangan disiplin yang harus diatasi dan mendapat
perhatian.
3. Bekti Marga Ningsih dan Chr. Argo Widiharto (2014) dalam
penelitiannya yang berjudul Peningkatan Disiplin Siswa dengan Layanan
Informasi Media Film. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
menurunya kedisiplinan siswa harus segara ditangani dan di tingkatkan.
Beberapa cara dapat dilakukan, salah satunya menggunakan Layanan
Informasi Media Film. Dalam penelitian ini kedisiplinan siswa
meningkat dalam data uji-t sebesar 9,4896 dengan t-tabel sebesar 2,045
Penerapan Pendidikan Karakter... Nur Arifin, FKIP UMP, 2019
25
sehingga t-hitung ≥ t-tabel. Media tersebut terbukti efektif dalam
meningkatkan disiplin siswa.
4. Cahyono (2016) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh
Kedisiplinan Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Mata
Pelajaran PKn di SMK Pasundan 1 Subang. Hasil dari penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan siswa memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap peningkatan prestasi belajar siswa yaitu sebesar
0,832. Dapat disimpulkan juga bahwa semakin tinggi kedisiplinan siswa
maka semakin bagus pula prestasi belajar yang dicapai siswa.
Berdasarkah beberapa hasil penelitian di atas terdapat persamaan
dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu penelitian bertujuan
untuk mengamati tingkat kedisiplinan siswa dan mengamati cara guru dan
sekolah mengatasi masalah disiplin sehingga sekolah dapat meningkatkan
kedisiplinan siswa. Masalah disiplin harus ditangani karena dapat
berpengaruh pada kemampuan akademik siswa. Mengingat Indonesia adalah
bangsa yang terdiri dari berbagai suku, ras dan agama, maka masalah
kesenjangan disiplin sangat rawan terjadi pada siswa sekolah.
Penerapan Pendidikan Karakter... Nur Arifin, FKIP UMP, 2019
26
C. Kerangka Pikir
Pendidikan karakter merupakan suatu proses pendidikan yang
bertujuan untuk membentuk siswa atau generasi penerus bangsa yang bukan
hanya memilki ilmu pengetahuan, namun juga mampu memahami dan
menerapkan nilai-nilai kehidupan, nilai moral, berahlak mulia, memahami
perbedaan, mampu bersosialisasi, melaksanakan aturan-aturan yang berlaku,
dan menjadi generasi yang bertanggung jawab terhadap diri, keluarga,
masyarakat, bangsa dan negara. Salah satu nilai dalam pendidikan karakter
adalah karakter disiplin. Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan
teknologi, kedisiplinan terutama dari siswa sekolah mulai menurun, hal
tersebut harus ditangani dengan menerapkan pendidikan karakter disiplin di
sekolah. Disiplin sendiri merupakan perasaan seseorang untuk mematuhi dan
menaati peraturan yang berlaku baik di sekolah, di rumah, maupun di
masyarakat. Penanaman karakter disiplin harus di mulai sejak dini, seperti
yang sedang dilakukan oleh SD Negeri 3 Banteran terutama yang
dilaksanakan di kelas V. Sekolah tersebut menerapkan pendidikan karakter
disiplin sebagai salah satu program untuk membentuk siswa yang baik dalam
menjalankan aturan-aturan yang ada di sekolah. Sekolah tersebut juga
melakukan program pembinaan bagi siswa yang tidak disiplin di sekolah.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah diharapkan dapat membentuk
siswa yang disiplin menjadi daya tarik bagi peneliti. Oleh karena itu peneliti
tertarik melakukan penelitian mengenai penerapan pendidikan karakter
Penerapan Pendidikan Karakter... Nur Arifin, FKIP UMP, 2019
27
disiplin yang dilakukan di SD Negeri 3 Banteran terutama di kelas V.
Kerangka pikir secara garis besar disajikan pada gambar 2.1. berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian
Karakter disiplin siswa di SD
Negeri 3 Banteran masih
rendah
Pendidikan karakter disiplin
Peran guru sebagai ujung
tombak dalam pelaksanaan
pendidikan karakter disiplin
Dilakukan penelitian kualitatif
untuk mendeskripsikan
penerapan pendidikan karakter
disiplin di SD Negeri 3
Banteran
Siswa berkarakter disiplin
Penerapan Pendidikan Karakter... Nur Arifin, FKIP UMP, 2019