bab ii kajian pustaka a. landasan teori 1. pendidikanrepository.ump.ac.id/8990/3/bab ii.pdfsejalan...

20
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikan Pendidikan sebagai suatu proses mengembangkan diri setiap orang harus dikembangakan dengan melihat dari nilai-nilai agama, kebudayaan, dan kehidupan suatu bangsa. Ahmad Tafsir dalam Heri Gunawan (2012: 21) menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha meningkatkan diri dalam segala aspeknya. Pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam membentuk karakter, akhlak, dan etika seseorang. Sejalan dengan hal tersebut Dinn (2009: 3.33) menyebutkan bahwa pendidikan sebagai proses interaksi sosial antara pendidik dengan siswa menggunakan isi, metode yang berlangsung dalam suatu lingkungan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Proses pendidikan yang menuntut terjadinya interaksi antara guru dengan siswa bertujuan untuk dapat membentuk karakter siswa. Menurut Ki Hajar Dewantoro dalam Daryanto dan Darmiatun (2013: 69) menyatakan bahwa pendidikan adalah daya upaya untuk menumbuhkan budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran, dan tubuh anak. Budi pekerti merupakan nilai yang tidak boleh hilang dan harus diajarkan pada siswa sebagai generasi penerus bangsa. Penerapan Pendidikan Karakter... Nur Arifin, FKIP UMP, 2019

Upload: others

Post on 06-Nov-2019

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikanrepository.ump.ac.id/8990/3/BAB II.pdfsejalan dengan Raharjo dalam Zubaedi (2012: 16) yang memaknai pendidikan karakter sebagai

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pendidikan

Pendidikan sebagai suatu proses mengembangkan diri setiap

orang harus dikembangakan dengan melihat dari nilai-nilai agama,

kebudayaan, dan kehidupan suatu bangsa. Ahmad Tafsir dalam Heri

Gunawan (2012: 21) menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha

meningkatkan diri dalam segala aspeknya. Pendidikan mempunyai

pengaruh yang sangat besar dalam membentuk karakter, akhlak, dan

etika seseorang. Sejalan dengan hal tersebut Dinn (2009: 3.33)

menyebutkan bahwa pendidikan sebagai proses interaksi sosial antara

pendidik dengan siswa menggunakan isi, metode yang berlangsung

dalam suatu lingkungan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah

ditetapkan.

Proses pendidikan yang menuntut terjadinya interaksi antara guru

dengan siswa bertujuan untuk dapat membentuk karakter siswa. Menurut

Ki Hajar Dewantoro dalam Daryanto dan Darmiatun (2013: 69)

menyatakan bahwa pendidikan adalah daya upaya untuk menumbuhkan

budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran, dan tubuh anak. Budi

pekerti merupakan nilai yang tidak boleh hilang dan harus diajarkan pada

siswa sebagai generasi penerus bangsa.

Penerapan Pendidikan Karakter... Nur Arifin, FKIP UMP, 2019

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikanrepository.ump.ac.id/8990/3/BAB II.pdfsejalan dengan Raharjo dalam Zubaedi (2012: 16) yang memaknai pendidikan karakter sebagai

9

Berdasarkan dari teori diatas, dapat disimpulkan bahwa

pendidikan merupakan suatu usaha dan proses dalam mengembangkan

diri seseorang, meningkatkan kualitas diri seseorang, agar menjadi

individu yang memiliki budi pekerti, pikiran bahkan jasmani yang baik

untuk menjalankan kehidupan bermasyarakat.

2. Pendidikan Karakter

a. Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter merupakan wujud dari penerapan tujuan

dalam pendidikan yaitu membentuk karakter bangsa. Dimana dalam

pendidikan bukan hanya mengutamakan ilmu pengetahuan namun

pemahaman tentang karakter serta budi pekerti juga harus di

kembangkan. Menurut Doni Kusuma dalam Heri Gunawan (2012: 2)

memahami bahwa karakter sama dengan kepribadian. Kepribadian

dianggap sebagai ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari

diri sesorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima

dari lingkungan. Kesuma, D. (2013: 5) menjelaskan pendidikan

karakter merupakan pembelajaran yang mengarah pada penguatan

dan pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan pada

suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolahan.

Pendidikan karakter juga dijelaskan oleh Lickona dalam

Muchlas dan Hariyanto (2013: 44) yang memaknai pendidikan

karakter sebagai upaya yang sungguh-sungguh untuk membantu

seseorang memahami, peduli, dan bertindak dengan landasa nilai-

Penerapan Pendidikan Karakter... Nur Arifin, FKIP UMP, 2019

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikanrepository.ump.ac.id/8990/3/BAB II.pdfsejalan dengan Raharjo dalam Zubaedi (2012: 16) yang memaknai pendidikan karakter sebagai

10

nilai etis. Sejalan dengan hal tersebut, Winon dalam Muchlas dan

Hariyanto (2013: 43) menyebutkan bahwa pendidikan karakter

adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang guru untuk

mengajarkan nilai-nlai kepada siswanya.

Pendidikan karakter sangat erat kaitanya dengan nilai-nlai

moral seperti yang dikemukakan Creasy dalam Zubaedi (2012: 16)

menyebutkan bahwa pendidikan karakter sebagai upaya mendorong

siswa tumbuh dan berkembang dengan kompetensi berpikir dan

berpegang teguh pada prinsip-prinsip moral dalam hidupnya serta

mempunyai keberanian melakukan hal yang benar, meskipun

dihadapkan pada berbagai tantangan. Pendapat Creasy tersebut

sejalan dengan Raharjo dalam Zubaedi (2012: 16) yang memaknai

pendidikan karakter sebagai proses pendidikan secara holistk yang

menghubungkan dimensi moral dengan ranah sosial dalam

kehidupan siswa sebagai fondasi bagi terbentuknya generasi yang

berkualitas yang mampu hidup mandiri dan memiliki prinsip suatu

kebenaran yang dapat dipertanggung jawabkan.

Tranformasi nilai-nila kehidupan merupakan hal penting

dalam penerapan pendidikan karakter. Fakry Gaffar dalam Kesuma

(2013: 5) mengemukakan pendidikan karakter adalah sebuah proses

tranformasi nilai-nila kehidupan untuk ditumbuh kembangkan dalam

kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku

kehidupan orang itu. Dalam definisi tersebut, ada tiga ide pikiran

Penerapan Pendidikan Karakter... Nur Arifin, FKIP UMP, 2019

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikanrepository.ump.ac.id/8990/3/BAB II.pdfsejalan dengan Raharjo dalam Zubaedi (2012: 16) yang memaknai pendidikan karakter sebagai

11

penting, yaitu: 1) Proses tranformasi nilai-nilai, 2) ditumbuh

kembangkan dalam kepribadian, dan 3) menjadi satu dalam perilaku.

Jadi defnisi tersebut mengarah pada penguatan dan pengembangan

perilaku anak secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai

kehidupan. Scerenco dalam Muchlas dan Hariyanto (2013: 45) juga

menjelaskan bahwa pendidikan karakter adalah upaya yang sungguh-

sungguh dengan cara bagaimana ciri kepribadian positif

dikembangkan, didorong, dan diberdayakan melalui keteladanan,

kajian (sejarah, dan biografi para bijak dan pemikir besar) serta

praktik emulasi (usaha yang maksimal untuk mewujudkan hikmah

dari apa-apa yang diamati dan dipelajari). Yaumi, M. (20016: 7)

menjelaskan bahwa karakter mencakup keinginan seseorang untuk

melakukan yang terbaik, kepedulian terhadap kesejahteraan orang

lain, kognisi dari pemikiran kritis dan alasan moral, dan

pengembangan keterampilan interpersonal dan emosional yang

menyebabkan individu untuk bekerja secara efektif dengan orang

lain dalam situasi setiap saat.

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa

pendidikan karakter merupakan suatu upaya atau usaha yang

sungguh-sungguh dan dilakukan dengan sadar oleh guru dan

sekolah, yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai etis, nilai

moral dan nilai-nilai kehidupan lainya kepada siswa dengan cara

mengembangkan sikap yang positif dan dilakukan secara terus

Penerapan Pendidikan Karakter... Nur Arifin, FKIP UMP, 2019

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikanrepository.ump.ac.id/8990/3/BAB II.pdfsejalan dengan Raharjo dalam Zubaedi (2012: 16) yang memaknai pendidikan karakter sebagai

12

menerus. Pengembangan sikap positif bertujuan membentuk karakter

generasi muda yang berlandaskan karakter yang baik agar dapat

menjalani kehdupan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

dengan baik.

b. Tujuan Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter juga memiliki tujuan sendiri seperti yang

dikemukakan Kusuma (2012: 9-10) yang mengemukakan bahwa

tujuan pendidikan karakter dalam setting sekolahan memiliki tujuan

sebagai berkut:

1) Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang

dianggap penting dan perlu sehingga menjadi

kepribadian/kepemilikan siswa yang khas sebagamana nilai-nilai

yang dikembangkan.

2) Mengoreksi perilaku siswa yang tidak berkesesuaian dengan

nilai yang dikembangkan sekolahan.

3) Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan

masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan

karakter secara bersama.

Kemendiknas dalam Muchlas dan Hariyanto (2013: 9) telah

menjelaskan bahwa pendidikan karakter pada intinya bertujuan

membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia,

bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotis,

berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi

yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa berdasarkan pancasila.

Pendapat diatas menjelaskan tujan pendidikan karakter adah

untuk membentuk siswa atau generasi penerus bangsa yang bukan

hanya memilki ilmu pengetahuan namun juga mampu memahami

Penerapan Pendidikan Karakter... Nur Arifin, FKIP UMP, 2019

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikanrepository.ump.ac.id/8990/3/BAB II.pdfsejalan dengan Raharjo dalam Zubaedi (2012: 16) yang memaknai pendidikan karakter sebagai

13

dan menerap nilai-nilai kehidupan, nilai moral, berahlak mulia,

memahami perbedaan, mampu bersosialisasi, melaksanakan aturan-

aturan yang berlaku, dan menjadi generasi yang bertanggung jawab

terhadap diri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

c. Fungsi Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter memilki beberapa fungsi yang dapat

dikembangkan dalam penerapanya di sekolah. Salahudin (2013: 43)

menjelaskan fungsi pendidikan karakter sebagai berikut :

1) Pengembangan potensi dasar, agar berhati baik, berpikiran baik,

dan berperilaku baik.

2) Perbaikan perilaku yang kurang baik dan penguatan perilaku

yang sudah baik

3) Penyaringan budaya yang kurang sesuai dengan nilai-nilai luhur

pancasila.

Fungsi dari pendidikan karakter harus diperhatikan disekolah

dalam penerapanya, agar pendidikan karakter benar-benar terlaksana

dengan baik. Kesuma (2012: 7-8) memaknai fungsi pendidikan

nasional sebagai berikut :

1) Mengembangkan kemampuan, pendidikan nasional menganut

aliran kontruktivisme yang mempercayai bahwa siswa adalah

manusia yang potensial dan dapat dikembangkan secara optimal

melalui proses pendidikan.

2) Membentuk watak, pendidikan nasional harus diarahkan pada

pembentukan watak.

3) Peradaban bangsa, dalam spektrum pendidikan nasional dapat

dipahami bahwa pendidikan itu selalu dikaitkan dengan

pembangunan bangsa Indonesia sebagai suatu bangsa.

Dari pendapat datas, dapat disimpulkan bahwa fungsi

pendidikan karakter adalah untuk mengembangkan potensi yang

dimiliki setiap siswa dan membangun sikap positif, memilik hati

yang baik dan perilaku yang baik. Siswa harus memilik akhlak yang

Penerapan Pendidikan Karakter... Nur Arifin, FKIP UMP, 2019

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikanrepository.ump.ac.id/8990/3/BAB II.pdfsejalan dengan Raharjo dalam Zubaedi (2012: 16) yang memaknai pendidikan karakter sebagai

14

mulia dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Membentuk

watak siswa dengan berlandaskan pancasila serta menghormati nilai-

nilai luhur bangsa Indonesia.

d. Nilai-nilai Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter memiliki nilai-nilai yang harus dipahami

dan dapat diterapkan oleh guru dan sekolah. Muchlas dan Hariyanto

(2013: 111) menyatakan bahwa ada delapan belas nilai karakter

seperti yang tersaji dalam tabel 2.1 nilai-nilai pendidikan karakter

berikut :

Tabel 2.1 Nilai-nilai Pendidikan Karakter

No. Karakter Keterangan

1 Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam

melaksanakan ajaran agama yang

dianutnya.

2 Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya

menjadikan dirinya sebagai orang yang

dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan,

dan pekerjaan.

3 Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai

perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,

sikap, dan tindakan orang lain, yang

berbeda.

4 Disiplin Tindakan yang menunjukan perilaku tertib

dan patuh pada berbagai ketentuan dan

peraturan.

5 Toleransi Perilaku yang menunjukan upaya sungguh-

sungguh dalam mengatasi berbagai

hambatan belajar dan tugas, serta

menyeleseikan tugas dengan sebaik-

baiknya.

6 Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk

menghasilkan cara atau hasil baru dari

sesuatu yang telah dimiliki.

7 Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah

tergantung pada orang lain dalam

menyeleseikan tugas-tugas.

Penerapan Pendidikan Karakter... Nur Arifin, FKIP UMP, 2019

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikanrepository.ump.ac.id/8990/3/BAB II.pdfsejalan dengan Raharjo dalam Zubaedi (2012: 16) yang memaknai pendidikan karakter sebagai

15

No. Karakter Keterangan

8 Demokratis Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang

menilai sama hak dan kewajiban dirinya

dan orang lain.

9 Rasa ingin tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya

untuk mengetahui lebih mendalam dan

meluas dari sesuatu yang dipelajarinya,

dilihat dan didengar.

10 Semangat

kebangsaan

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan

yang menempatkan kepentingan bangsa

dan negara diatas kepentnag diri dan

kelompoknya.

11 Cinta tanah air Cara berpikir, bersifat dan berbuat yang

menunjukan kesetian, kepedulian dan

penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,

lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,

politik dan bangsa.

12 Menghargai

prestas

Sikap dan tindakan yang mendorong

dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang

berguna bagi masyarakat dan mengakui

serta menghormati keberhasilan orang lain.

13 Bersahabat/

komunikatf

Tindakan yang memperlihatkan rasa

senang bicara, bergaul, dan bekerjasama

dengan orang lain.

14 Cinta damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang

menyebabkan orang lain merasa senag dan

aman atas kehadiran drinya.

15 Gemar

membaca

Kebiasaan menyediakan waktu untuk

membaca berbagai bacaan yang

memberikan kebijakan bagi dirnya.

16 Peduli

lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya

mencegah kerusakan lingkungan alam dan

sekitarnya, dan mengembangkan upaya

untuk memperbaiki kerusakan alam yang

sudah terjadi.

17 Peduli sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin

memberi bantuan kepada orang lain dan

masyarakat yang membutuhkanya.

18 Tanggung

jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan kewajibanya, yang

seharusnya dia lakukan terhadap diri

sendri, masyarakat, lingkungan (alam,

sosial, dan budaya), negara dan Tuhan

Yang Maha Esa.

Penerapan Pendidikan Karakter... Nur Arifin, FKIP UMP, 2019

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikanrepository.ump.ac.id/8990/3/BAB II.pdfsejalan dengan Raharjo dalam Zubaedi (2012: 16) yang memaknai pendidikan karakter sebagai

16

Salah satu nilai-nilai pendidikan karakter yang diterapkan

adalah nilai disiplin. Disiplin merupakan perasaan dan sikap taat dan

patuh terhadap aturan atau ketentuan yang berlaku baik di sekolah

maupun di masyarakat. Menurut Daryanto dan Darmiatun (2013:

134) disiplin merupakan tindakan yang menunjukan perilaku tertib

dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

3. Nilai Karakter Disiplin

a. Pengertian Disiplin

Disiplin merupakan nilai karakter yang sangat penting

diterapkan di sekolah terutama sekolah dasar untuk membiasakan

siswa sejak dini taat dan patuh pada ketentuan dan aturan yang

terdapat di sekolah maupun masyarakat. Cahyono (2016: 169)

menjelaskan bahwa disiplin dapat diartikan sebagai bentuk

kesadaran diri yang muncul dari batin yang terdalam berupa

dorongan untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan dan

nilai-nilai serta hukum yang berlaku dalam suatu lingkungan

tertentu. Oleh sebab itu sangat penting nilai karakter disiplin untuk

diterapkan di sekolah, untuk membentuk watak generasi penerus

yang disiplin mematuhi stiap aturan dan ketentuan dalam kehidupan

bermasyarakat dan menjadi warga negara yang baik.

Disiplin merupakan kesadaran yang harus dimiliki setiap

manusia. Clarice dalam Ningsih dan Widiharto (2014: 79) menurut

bahasa latin disciplina dan disciples berarti “perintah” dan “murid”.

Penerapan Pendidikan Karakter... Nur Arifin, FKIP UMP, 2019

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikanrepository.ump.ac.id/8990/3/BAB II.pdfsejalan dengan Raharjo dalam Zubaedi (2012: 16) yang memaknai pendidikan karakter sebagai

17

Mendisiplinkan berarti “mendidik”. Anak-anak menginginkan dan

membutuhkan kemampuan ini. Kedisiplinan memberikan kejelasan

dan rasa aman. Kedisiplinan mengajarkan seseorang tentang rasa taat

dan mematuhi peraturan serta norma-norma yang terdapat di

masyarakat. Sejalan dengan pendapat tersebut, Rintiyastini dalam

Ningsih dan Widiharto (2014: 79) menjelaskan kedisiplinan adalah

ketaatan atau kepatuhan siswa kepada peraturan atau tata tertib yang

berlaku baik di rumah, di sekolah, di masyarakat atau dimana pun.

Patuh terhadap tata tertib merupakan sikap disiplin yang

wajib dilakukan oleh setiap siswa. Wantah (2005: 139) menjelaskan

bahwa seseorang dikatakan disiplin apabila dia setia dan patuh

terhadap penataan perilaku yang disusun dalam bentuk aturan-aturan

yang berlaku dalam satu institusi tertentu. Anak akan dikatakana

berdisiplin di sekolah apabila mereka mematuhi tata tertib dan

peraturan harian yang berlaku di sekolah. Seorang siswa harus

memahami tata tertib yang ada di sekolah, sebagai pedoaman bagi

siswa udalam berperilaku dan bersikap. Tata tertib bukan hanya

aturan yang tertulis namun ada juga aturan yang tidak tetulis seperti

mencium tangan dan menyapa ketika bertemu dengan guru,

merupakan tata tertib atau aturan yang tidak tertulis namun sangat

baik apabila dilaksanakan.

Disiplin merupakan konsep sosial yang sudah ada sejak

zaman dahulu. Penerapan disiplin menjadi pemahaman yang

Penerapan Pendidikan Karakter... Nur Arifin, FKIP UMP, 2019

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikanrepository.ump.ac.id/8990/3/BAB II.pdfsejalan dengan Raharjo dalam Zubaedi (2012: 16) yang memaknai pendidikan karakter sebagai

18

negative ketika sanksi yang diberikan berupa tindakan yang

menyakiti. Wantah (2005: 143) dari perspektif pendidikan dan

bimbingan anak, konsep disiplin yang baik dan perlu dikembangkan

adalah paham positif, yang menempatkan anak sebagai subyek dari

disiplin untuk mencapai kematangan diri dalam berfikir, memilih

dan menata tingkah lakunya sesuai dengan tuuntutan nilai dan

norma-norma yang berlaku di lingkunganya. Paham positif

mengenai disiplin harus ditanamkan dalam dunia pendidikan formal

disekolah, agar penerapan disiplin benar-benar dapat mengatur

tingkah laku siswa seabagi manusia.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat dambil kesimpulan

bahwa disiplin merupakan sikap yang amat penting dimiliki oleh

seseorang. Disiplin adalah sikap dan perilaku taat atau patuh

terhadap peraturan maupun norma-norma yang mengatur kehidupan

baik di rumah, di sekolah maupun di masyarakat. Perasaan disiplin

dapat didorong dari dalam dirinya sendiri maupun didorong dari

orang lain disekitarnya.

b. Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Disiplin

Mendisiplinkan anak merupakan tidakan yang harus

dilakukan orang tua baik orang tua di rumah maupun di sekolah.

Menurut John Pearce dalam Ningsih dan Widihato (2014: 80-81)

menyebutkan empat faktor yang harus diperhatikan dalam

mendisiplinkan anak yaitu :

Penerapan Pendidikan Karakter... Nur Arifin, FKIP UMP, 2019

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikanrepository.ump.ac.id/8990/3/BAB II.pdfsejalan dengan Raharjo dalam Zubaedi (2012: 16) yang memaknai pendidikan karakter sebagai

19

1) Kepribadian anak. Anak yang peka (sensitif) yang mudah resah,

biasanya sangat responsive terhadap segala macam disiplin dan

juga terhadap suasana hati orang lain. Orang tua tidak perlu

banyak meninggikan suara atau bersikap keras.

2) Usia anak. Anak yang lebih kecil memerlukan disiplin yang

sangat jelas dan langsung dengan tingkat pengendalian yang

tinggi. Kata-kata yang digunakan harus sederhana atau mudah

dimengerti dan kekangan fisik diperlukan. Anak yang lebih

besar memerlukan jenis disiplin yang mendorong pengendalian

diri dan tanggung jawab.

3) Kepribadian orang tua. Kepribadian orang tua cenderung

mempengaruhi cara pengendalian anak, tetapi yang penting

tidak membiarkan pengaruh kepribadian orang tua menjadi

terlalu besar.

4) Pengalaman disiplin anak. Salah satu hal yang paling

mengejutkan sebagai orang tua adalah efek langgeng yang

ditimbulkan oleh masa anak-anak terhadap diri orang tua. Anak-

anak mengerjakan hal yang sama seperti orang tua dahulu.

Disiplin merupakan sikap yang dapat dipengaruhi dari

berbagai hal, baik dalam diri orang tersebut maupun muncul karena

dukungan atau dorongan dari orang lain. Menurut Tu’u dalam

Ningsih dan Widihartono (2014: 81) menjelaskan faktor-faktor yang

dapat berpengaruh pada pembentukan disiplin yaitu :

1) Teladan. Perbuatan dan tindakan lebih besar pengaruhnya

dibandingkan dengan kata-kata. Karena itu, contoh dan teladan

disiplin atasan, kepala sekolah dan guru-guru serta penata usaha

sangat berpengaruh pada disiplin para siswa.

2) Lingkungan berdisiplin, seseorang dapat juga dipengaruhi oleh

lingkungan. Bila berada di lingkungan berdisipin, seseorang

dapat terbawa oleh lingkungan tersebut.

3) Latihan disiplin. Disiplin dapat dicapai dan dibentuk melalui

proses latihan dan kebiasaan. Artinya, melakukan disiplin secara

berulang-ulang dan membiasakanaya dalam praktik-praktik

disiplin sehari-hari.

e. Indikator Disiplin

Dalam menerapkan disiplin terutama disekolah guru harus

memperhatikan indikator disiplin yang ingin dicapai. Menurut

Penerapan Pendidikan Karakter... Nur Arifin, FKIP UMP, 2019

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikanrepository.ump.ac.id/8990/3/BAB II.pdfsejalan dengan Raharjo dalam Zubaedi (2012: 16) yang memaknai pendidikan karakter sebagai

20

Daryanto dan Darmiatun (2013: 145) menyebutkan beberapa

indikator disiplin sebagai berikut:

1) Indikator Sekolah

a) Memiliki catatan kehadiran

b) Memiliki tata tertib sekolah

c) Membiasakan warga sekolah untuk berdisiplin

2) Indikator Kelas

a) Membiasakan hadir tepat waktu

b) Membiasakan mematuhi aturan

c) Menggunakan seragam sesuai ketentuan

3) Indikator Siswa

a) Duduk pada tempat yang telah ditetapkan

b) Menaati peraturan kelas

c) Berpakaian rapi.

4. Tata tertib yang diterapkan di SD Negeri 3 Banteran diuraikan dalam

penjelasan dibawah ini. Tata tertib tersebut diambil dari dokumen sekolah

yaitu SD Newgeri 3 Banteran.

a. Tata Tertib Sekolah

1) Hal Masuk Sekolah

a) Semua siswa harus masuk sekolah selambat-lambatnya 5

menit sebelum pelajaran dimulai.

b) Siswa yang datang terlambat tidak diperkenankan langsung

masuk kelas, melainkan harus melapor terlebih dahulu kepada

guru piket.

c) siswa absen, hanya karena sungguh-sungguh sakit, keperluan

yang sangat penting.

Urusan keluarga harus dikerjakan diluar sekolah atau waktu

libur sehingga tidak menggunakan hari sekolah.

Penerapan Pendidikan Karakter... Nur Arifin, FKIP UMP, 2019

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikanrepository.ump.ac.id/8990/3/BAB II.pdfsejalan dengan Raharjo dalam Zubaedi (2012: 16) yang memaknai pendidikan karakter sebagai

21

Siswa yang absen pada waktu kembali, harus melapor kepada

kepala sekolah dengan membawa surat-surat yang diperlukan.

Siswa tidak diperbolehkan meninggalkan sekolah selama jam

pelajaran berlangsung.

Kala seandainya siswa sudah merasa sakit di rumah, maka

2) Kewajiban Siswa

a) Taat kepada guru-guru dan kepala sekolah.

b) Ikut bertanggung jawab atas kebersihan, keamanan, ketertiban

kelas dan sekolah pada umumnya.

c) Ikut bertanggung jawab atas pemeliharaan gedung, halam,

perabotan, dan peralatan sekolah.

d) Membantu kelancaran pelajaran baik di kelasnya, maupun di

sekolah pada umumnya.

e) Ikut menjaga nama baik sekolah, guru dan pelajar pada

umumnya, baik didalam maupun diluar sekolah.

f) Menghormati guru dan saling menghargai antar sesame siswa.

g) Melengkapi diri dengan keperluan sekolah.

h) Siswa yang membawa sepeda agar menempatkan di tempat

yang telah ditentukan dalam keadaan terkunci.

i) Melaksanakan upacara bendera, senam dan kegiatan lain yang

diselenggaran sekolah dengan baik.

j) Ikut membantu agar tata tertib disekolah dapat berjalan dengan

baik.

3) Larangan Siswa

a) Meninggalkan sekolah selama pelajaran berlangsung,

penyimpangan hal ini hanya dengan ijin kepala sekolah

b) Membeli makanan dan minuman di luar sekolah.

c) Menerima surat-surat atau tamu di dekolah.

d) Memakai perhiasan yang berlebihan serta berdandan yang

tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.

e) Merokok di dalam dan di luar sekolah.

f) Meminjam uang dan alat-alat pelajaran antar sesame siswa.

g) Mengganggu jalanya pelajaran baik terhadap kelasnya maupun

terhadap kelas lain.

h) Berada di dalam kelas selama istirahat.

i) Berkelahi dan main hakim sendiri jika memenuhi persoalan

antar teman.

j) Menjadi perkumpulan anak-anak nakal.

4) Hasl Pakaian dan Lain-Lain

a) Setiap siswa wajib memakai seragam sekolah lengkap sesuai

dengan ketentuan sekolah.

b) Siswa dilarang memelihara kuku panjang dan memakai alat

kecantikan kosmetik yang lazim digunakan orang dewasa.

c) Rambut dipotong rapi, bersih dan terpelihara.

d) Pakaian olahraga sesuai dengan ketentuan sekolah.

Penerapan Pendidikan Karakter... Nur Arifin, FKIP UMP, 2019

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikanrepository.ump.ac.id/8990/3/BAB II.pdfsejalan dengan Raharjo dalam Zubaedi (2012: 16) yang memaknai pendidikan karakter sebagai

22

5) Hak-Hak Siswa

a) Siswa berhak mengikuti pelajaran selama tidak melanggar tata

tertib.

b) Siswa dapat meminjam buku-buku dari perpustakaan sekolah

dengan menaati aturan perpustakaan yang berlaku.

c) Siswa berhak mendapat perlakuan yang sama dengan siswa

lain sepanjang tidak melanggar peraturan tata tertib.

6) Hal Les Privat

a) Siswa terbelakang dalam satu mata pelajaran dapat

mengajukan permintaan les tambahan dengan surat orang tua

dan kepala sekolah.

b) Les privat kepada guru kelasnya dan les privat tanpa

sepengetahuan Kepala Sekolah dilarang.

c) Les privat dapat diberikan sampai siswa yang bersangkutan

dapat mengejar pelajaran yang ketinggalan.

b. Tata Tertib Kelas

1) Maasuk Sekolah

a) Siswa harus datang di sekolah selambat-lambatnya 10 menit

sebelum pelajaran dimulai.

b) Menaruh tas dan alat tulis lainya di laci meja masing-masing

kemudian keluar kelas.

c) Siswa yang mendapat tugas piket harus datang lebih awal.

d) Siswa yang sering terlambat harus diberi teguran

e) Siswa yang tidak masuk karena alasan tertentu harus

memberitahukan sebelum atau sesudahnya baik secara lisan

maupun tulisan.

2) Masuk Kelas

a) Siswa segera berbaris di depan kelas stelah bel berbunyi.

b) Ketua kelas menyiapkan barisan

c) Siswa masuk kelas dengan tertib dan duduk di tempatnya

masing-masing.

d) Guru memeriksa kerapihan, kebersihan, dan kesehatan siswa

satu persatu, kuku, kerapiah rambut, kebersihan baju, dan lain-

lain.

3) Di dalam Kelas

a) Berdoa bersama dipimpin guru.

b) Memberi salam kepada guru sebelum pelajaran dimulai.

c) Guru mengabsen siswa dan jika ada yang tidak maasuk ditulis

di papan absen disertai keterangan kenapa tidak masuk.

d) Pada saat pelajaran berlangsung, siswa harus tertib, tidak rebut,

bercanda, atau kegiatan lainya yang tidak ada hubunganya

dengan pelajaran.

e) Siswa tidak boleh meninggalkan kelas tanpa izin dari guru.

4) Waktu Istirahat.

a) Saat bel berbunyi siswa meninggalkan ruang kelas dengan

tertib.

Penerapan Pendidikan Karakter... Nur Arifin, FKIP UMP, 2019

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikanrepository.ump.ac.id/8990/3/BAB II.pdfsejalan dengan Raharjo dalam Zubaedi (2012: 16) yang memaknai pendidikan karakter sebagai

23

b) Guru keluar kelas setelah semua siswa keluar.

c) Siswa tidak boleh di dalam kelas saat istirahat.

d) Selama istirahat, siswa tidak diperkenankan meninggalkan

sekolah tanpa ijin guru atau kepala sekolah.

e) Pada saat istirahat berakhir, siswa masuk kelas dengan tenang

dan tertib.

f) Guru berada di kelas sebelum bel berbunyi.

5) Waktu Pulang

a) Ketika bel tanda pelajaran usai berbunyi, pelajaran ditutup

dengan berdoa dan salam kepad guru.

b) Guru memberikan nasehat-nasiah mengingatkan tentang tugas

maupun pekerjaan rumah lainya.

c) Siswa keluar dengan tertib sambil bersalaman dengan guru

kelas.

B. Penelitian yang Relevean

Penelitian yang relevan merupakan salah satu referensi untuk

menunjukan bahwa topik penelitian ini menarik dijadikan sebagai penelitian,

namun tidak memiliki kesamaan pada penelitian yang sudah dilakukan,

sehingga dapat menambah pembahasan mengenai pendidikan karakter

disiplin di sekolah dasar, penelitian yang relevan dilakukan oleh :

1. James K. Luiselli, Robert F. Putnam, Marcie W. Handler, and Adam B.

Feinberg (2005) dalam penelitian yang berjudul Whole-School Positive

Behaviour Support: Effect On Student Discipline Problems and

Academic Performance. Hasil dari penelitian tersebut adalah banyak

siswa datang dan belajar di sekolah dasar terutama di perkotaan

mengalami masalah sikap tidak disiplin. Masalah disiplin yang banyak

terjadi adalah perilaku yang mengganggu di dalam kelas, vandalisme,

penindasan, dan pelanggaran-pelanggaran aturan. Tindakan tidak disiplin

yang dilakukan siswa harus segara ditangani karena akan berpengaruh

Penerapan Pendidikan Karakter... Nur Arifin, FKIP UMP, 2019

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikanrepository.ump.ac.id/8990/3/BAB II.pdfsejalan dengan Raharjo dalam Zubaedi (2012: 16) yang memaknai pendidikan karakter sebagai

24

pada kemampuan akademik siswa. Model Whole-Schools dirancang

melalui bantuan teknis para guru dengan menekankan pada (1)

Meningkatkan metode pembelajaran, (2) merumuskan ekspektasi

perilaku, (3) Meningkatkan keterlibatan aktifitas kelas, (4) memperkuat

kinerja positif, dan (5) memantau keberhasilan melalui evaluasi berbasis

data.

2. Anne Gregory, Rusell J. Skiba and Pedro A. Noguera (2010) dalam

penelitiannya yang berjudul The Achievement Gap and Discipline Gap:

Two Sides of The Same Coin. Hasil penelitiannya ini dapat disimpulkan

bahwa kesenjangan penghargaan dan kesenjangan kedisiplinan

merupakan dua hal yang saling berhubungan. Di negara Amerika

terdapat kesenjangan yang dialami siswa sekolah antara kulit hitam

dengan kulit putih atau kesenjangan etnis. Banyak siswa yang mengalami

kesenjangan ras dan etnis. Tindakan tidak menghargai etnis lain

mengakibatkan kesenjangan disiplin yang harus diatasi dan mendapat

perhatian.

3. Bekti Marga Ningsih dan Chr. Argo Widiharto (2014) dalam

penelitiannya yang berjudul Peningkatan Disiplin Siswa dengan Layanan

Informasi Media Film. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

menurunya kedisiplinan siswa harus segara ditangani dan di tingkatkan.

Beberapa cara dapat dilakukan, salah satunya menggunakan Layanan

Informasi Media Film. Dalam penelitian ini kedisiplinan siswa

meningkat dalam data uji-t sebesar 9,4896 dengan t-tabel sebesar 2,045

Penerapan Pendidikan Karakter... Nur Arifin, FKIP UMP, 2019

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikanrepository.ump.ac.id/8990/3/BAB II.pdfsejalan dengan Raharjo dalam Zubaedi (2012: 16) yang memaknai pendidikan karakter sebagai

25

sehingga t-hitung ≥ t-tabel. Media tersebut terbukti efektif dalam

meningkatkan disiplin siswa.

4. Cahyono (2016) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh

Kedisiplinan Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Mata

Pelajaran PKn di SMK Pasundan 1 Subang. Hasil dari penelitian ini

dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan siswa memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap peningkatan prestasi belajar siswa yaitu sebesar

0,832. Dapat disimpulkan juga bahwa semakin tinggi kedisiplinan siswa

maka semakin bagus pula prestasi belajar yang dicapai siswa.

Berdasarkah beberapa hasil penelitian di atas terdapat persamaan

dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu penelitian bertujuan

untuk mengamati tingkat kedisiplinan siswa dan mengamati cara guru dan

sekolah mengatasi masalah disiplin sehingga sekolah dapat meningkatkan

kedisiplinan siswa. Masalah disiplin harus ditangani karena dapat

berpengaruh pada kemampuan akademik siswa. Mengingat Indonesia adalah

bangsa yang terdiri dari berbagai suku, ras dan agama, maka masalah

kesenjangan disiplin sangat rawan terjadi pada siswa sekolah.

Penerapan Pendidikan Karakter... Nur Arifin, FKIP UMP, 2019

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikanrepository.ump.ac.id/8990/3/BAB II.pdfsejalan dengan Raharjo dalam Zubaedi (2012: 16) yang memaknai pendidikan karakter sebagai

26

C. Kerangka Pikir

Pendidikan karakter merupakan suatu proses pendidikan yang

bertujuan untuk membentuk siswa atau generasi penerus bangsa yang bukan

hanya memilki ilmu pengetahuan, namun juga mampu memahami dan

menerapkan nilai-nilai kehidupan, nilai moral, berahlak mulia, memahami

perbedaan, mampu bersosialisasi, melaksanakan aturan-aturan yang berlaku,

dan menjadi generasi yang bertanggung jawab terhadap diri, keluarga,

masyarakat, bangsa dan negara. Salah satu nilai dalam pendidikan karakter

adalah karakter disiplin. Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan

teknologi, kedisiplinan terutama dari siswa sekolah mulai menurun, hal

tersebut harus ditangani dengan menerapkan pendidikan karakter disiplin di

sekolah. Disiplin sendiri merupakan perasaan seseorang untuk mematuhi dan

menaati peraturan yang berlaku baik di sekolah, di rumah, maupun di

masyarakat. Penanaman karakter disiplin harus di mulai sejak dini, seperti

yang sedang dilakukan oleh SD Negeri 3 Banteran terutama yang

dilaksanakan di kelas V. Sekolah tersebut menerapkan pendidikan karakter

disiplin sebagai salah satu program untuk membentuk siswa yang baik dalam

menjalankan aturan-aturan yang ada di sekolah. Sekolah tersebut juga

melakukan program pembinaan bagi siswa yang tidak disiplin di sekolah.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah diharapkan dapat membentuk

siswa yang disiplin menjadi daya tarik bagi peneliti. Oleh karena itu peneliti

tertarik melakukan penelitian mengenai penerapan pendidikan karakter

Penerapan Pendidikan Karakter... Nur Arifin, FKIP UMP, 2019

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pendidikanrepository.ump.ac.id/8990/3/BAB II.pdfsejalan dengan Raharjo dalam Zubaedi (2012: 16) yang memaknai pendidikan karakter sebagai

27

disiplin yang dilakukan di SD Negeri 3 Banteran terutama di kelas V.

Kerangka pikir secara garis besar disajikan pada gambar 2.1. berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

Karakter disiplin siswa di SD

Negeri 3 Banteran masih

rendah

Pendidikan karakter disiplin

Peran guru sebagai ujung

tombak dalam pelaksanaan

pendidikan karakter disiplin

Dilakukan penelitian kualitatif

untuk mendeskripsikan

penerapan pendidikan karakter

disiplin di SD Negeri 3

Banteran

Siswa berkarakter disiplin

Penerapan Pendidikan Karakter... Nur Arifin, FKIP UMP, 2019