bab ii kajian pustaka a. landasan teori 1.repository.ump.ac.id/690/3/bab ii_ayuh eki...

14
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pembelajaran Kolaboratif Pembelajaran kolaboratif yaitu bekerjasama dengan siswa lain untuk menyelesaikan suatu permasalahan, maka siswa saling menghargai keberadaan satu sama lain dan secara terorganisir mereka melaksanakan suatu kegiatan dengan memadukan pikiran yang tadinya terasa asing bagi dirinya sendiri (Masaaki, S, 2011: 20-21). Menurut Barkley, E, dkk (2012: 6) pembelajaran kolaboratif adalah perpaduan dua atau lebih pelajar yang bekerja bersama-sama dan berbagi beban kerja secara setara sembari, secara perlahan, mewujudkan hasil-hasil pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran kolaboratif berarti belajar melalui kerja kelompok, bukan belajar dengan bekerja sendirian. Jika hanya ada satu orang yang menyelesaikan tugas kelompok sementara anggota lainnya hanya melihat, cara seperti ini tidak bisa disebut sebagai pembelajaran kolaboratif. Pembelajaran kolaboratif mempunyai banyak manfaat. Menurut Warsono (2012: 78), para ahli mengungkapkan manfaat yang dapat dipetik dari implementasi pembelajaran kolaboratif, diantaranya: a. Mengembangkan keterampilan berfikir tingkat tinggi, b. Meningkatkan daya ingat siswa, c. Membangun rasa percaya diri pada siswa, 6 Pengaruh Penerapan Model..., Gayuh Eki Septiani,FKIP UMP,2014

Upload: others

Post on 27-Jan-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1.repository.ump.ac.id/690/3/BAB II_AYUH EKI SEPTIANI_PGSD'14.pdfpercepatan sebesar a, yang mana arah gaya berbanding lurus terhadap gaya tersebut

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pembelajaran Kolaboratif

Pembelajaran kolaboratif yaitu bekerjasama dengan siswa lain

untuk menyelesaikan suatu permasalahan, maka siswa saling menghargai

keberadaan satu sama lain dan secara terorganisir mereka melaksanakan

suatu kegiatan dengan memadukan pikiran yang tadinya terasa asing bagi

dirinya sendiri (Masaaki, S, 2011: 20-21). Menurut Barkley, E, dkk

(2012: 6) pembelajaran kolaboratif adalah perpaduan dua atau lebih

pelajar yang bekerja bersama-sama dan berbagi beban kerja secara setara

sembari, secara perlahan, mewujudkan hasil-hasil pembelajaran yang

diinginkan.

Pembelajaran kolaboratif berarti belajar melalui kerja kelompok,

bukan belajar dengan bekerja sendirian. Jika hanya ada satu orang yang

menyelesaikan tugas kelompok sementara anggota lainnya hanya

melihat, cara seperti ini tidak bisa disebut sebagai pembelajaran

kolaboratif. Pembelajaran kolaboratif mempunyai banyak manfaat.

Menurut Warsono (2012: 78), para ahli mengungkapkan manfaat yang

dapat dipetik dari implementasi pembelajaran kolaboratif, diantaranya:

a. Mengembangkan keterampilan berfikir tingkat tinggi,

b. Meningkatkan daya ingat siswa,

c. Membangun rasa percaya diri pada siswa,

6

Pengaruh Penerapan Model..., Gayuh Eki Septiani,FKIP UMP,2014

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1.repository.ump.ac.id/690/3/BAB II_AYUH EKI SEPTIANI_PGSD'14.pdfpercepatan sebesar a, yang mana arah gaya berbanding lurus terhadap gaya tersebut

7

d. Meningkatkan kepuasan murid karena bertambahnya pengalaman,

e. Mengembangkan kecakapan interaksi sosial,

f. Meningkatkan pemahaman tentang adanya berbagai perbedaan,

g. Pembelajaran kolaboratif membangun lingkungan komunitas yang

baik dari para siswa dalam kelas dan lain-lain.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan saat ini sedang menggalakkan

pendidikan karakter di sekolah-sekolah di Indonesia. Penelitian di

sejumlah negara telah membuktikan manfaat pembelajaran kolaboratif

sebagai metode implementasi pendidikan karakter. Berdasarkan

pengalaman di sejumlah negara tersebut dengan pembelajaran kolaboratif

minimal dapat dikembangkan nilai-nilai karakter seperti; unjuk kerja,

mandiri, terbuka, tenggang rasa, menghargai pendapat orang lain, berani

berpendapat, santun dalam berbicara, analitis, kritis, logis, kreatif dan

dinamin (Warsono, 2012: 81). Manfaat pembelajaran kolaboratif dalam

penelitian ini yaitu sebagai model yang akan digunakan dalam penelitian

ini sehingga siswa dapat bekerjasama dengan teman lainnya dalam satu

kelompok.

2. Strategi Pembelajaran PDEODE

PDEODE (Predict-discuss-explain-observe-discuss-explain)

adalah strategi pembelajaran yang banyak dikembangkan dalam

pendidikan sains (pada pembelajaran kimis khususnya). Strategi ini

merupakan salah satu implementasi dari pembelajaran kolaboratif dan

Pengaruh Penerapan Model..., Gayuh Eki Septiani,FKIP UMP,2014

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1.repository.ump.ac.id/690/3/BAB II_AYUH EKI SEPTIANI_PGSD'14.pdfpercepatan sebesar a, yang mana arah gaya berbanding lurus terhadap gaya tersebut

8

merupakan modifikasi dan pengembangan dari strategi POE (Costu

dalam Warsono 2012: 95). Strategi POE dilandasi oleh teori

pembelajaran kontruktivisme yang beranggapan bahwa melalui kegiatan

melakukan prediksi, observasi dan menerangkan sesuatu hasil

pengamatan, maka struktur kognitifnya akan terbentuk dengan baik.

Pembelajaran kolaboratif dengan strategi PDEODE meliputi enam

langkah (Warsono, 2012: 96).

a. Memprediksikan (predict), yaitu siswa membuat dugaan fenomena

yang diamati dari situasi nyata sesuai dengan kemampuan siswa

secara individu, misalnya memprediksi apakah suatu logam jika

dimasukkan ke dalam air akan berkarat atau tidak.

b. Berdiskusi (discuss), yaitu siswa berdiskusi dalam sejumlah

kelompok kolaboratif untuk saling tukar menukar gagasan tentang

apa sesungguhnya yang terjadi terkait dengan fenomena alam

tersebut.

c. Siswa dalam setiap kelompok diminta untuk memberikan penjelasan

(explain) terkait latar belakang atau solusi dari fenomena tersebut,

memaparkannya kepada kelompok lain dalam diskusi kelas. Siswa

bekerja secara kelompok dalam suatu percobaan langsung dan

mencatat hasil pengamatannya secara individu.

d. Pengamatan (observe), yaitu siswa mengamati perubahan fenomena,

guru bertugas memandu siswa dalam melakukan pengamatan agar

pengamatannya valid dan relevan sehingga dapat mencapai sasaran

konsep.

e. Siswa berdiskusi kembali (discuss). Siswa mempertemukan antara

prediksi awal yang dibuatnya dengan dengan hasil pengamatan nyata

dari percobaan langsung tersebut. Siswa menganalisis, berdebat,

membandingkan, membedakan dan saling tukar pendapat dengan

para temannya dalam kelompok.

f. Penjelasan baru (explain), yaitu penjelasan di hadapan seluruh

kelompok dalam kelas sehingga seluruh siswa dalam kelas dapat

memperoleh suatu informasi menyeluruh tentang komsep yang benar.

Pengaruh Penerapan Model..., Gayuh Eki Septiani,FKIP UMP,2014

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1.repository.ump.ac.id/690/3/BAB II_AYUH EKI SEPTIANI_PGSD'14.pdfpercepatan sebesar a, yang mana arah gaya berbanding lurus terhadap gaya tersebut

9

Strategi PDEODE merupakan modifikasi dan pengembangan dari

strategi POE, sedangkan menurut Warsono, (2012: 93) manfaat yang

dapat diperoleh dari implementasi strategi POE antara lain:

a. dapat digunakan untuk mengungkap gagasan awal siswa,

b. memberikan informasi kepada guru tentang pemikiran siswa,

c. membangkitkan diskusi,

d. memotivasi siswa agar berkeinginan untuk melakukan eksplorasi

konsep,

e. membangkitkan keinginan untuk menyelidiki.

Kekurangan dari strategi ini yaitu tidak cocok diterapkan untuk semua

pokok bahasan. Pokok bahasan yang tidak bersifat pengalaman langsung

(hand-on) sulit atau tidak dapat menggunakan strategi ini (Warsono,

2012: 95). Asumsi-asumsi dasar yang menjadi dasar implementasi

teknik pembelajaran ini adalah sebagai berikut:

a. jika siswa sejak awal diminta untuk memprediksi, siswa akan

berusaha melakukan observasi dengan cermat,

b. dengan menuliskan prediksinya terlebih dulu, siswa akan termotivasi

untuk mengetahui apa jawaban sesungguhnya,

c. dengan siswa menjelaskan prediksinya, guru dapat mengetahui

kemampuan teoritis siswa.

Berdasarkan uraian di atas, diharapkan strategi ini baik dan cocok

untuk diterapkan pada mata pelajaran IPA khususnya bagi sekolah dasar

kelas tinggi sampai tingkat selanjutnya. Manfaat dari PDEODE dalam

penelitian ini yaitu dijadikan sebagai strategi dalam melakukan

pembelajaran IPA khususnya kelas IV pada materi gaya.

Pengaruh Penerapan Model..., Gayuh Eki Septiani,FKIP UMP,2014

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1.repository.ump.ac.id/690/3/BAB II_AYUH EKI SEPTIANI_PGSD'14.pdfpercepatan sebesar a, yang mana arah gaya berbanding lurus terhadap gaya tersebut

10

3. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan,

perilaku dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar

(Sagala, 2010: 12). Untuk menangkap isi dan pesan belajar, maka

dalam belajar tersebut individu menggunakan kemampuan pada

ranah-ranah: (1) kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan dengan

pengetahuan, penalaran atau pikiran terdiri dari kategori pengetahuan,

pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi; (2) afektif

yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi dan reaksi-

reaksi yang berbeda dengan penalaran yang terdiri dari kategori

penerimaan, partisipasi, penilaian/penentuan sikap, organisasi, dan

pembentukan pola hidup; dan (3) psikomotor yaitu kemempuan yang

mengutamakan keterampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan,

gerakan terbimbing, gerakan biasa, gerakan kompleks, penyesuaian

pola gerak dan kreatifitas (Sagala, 2010: 12).

Menurut Slameto (2010: 2) belajar adalah suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dari beberapa

pendapat di atas mengenai pengertian belajar, dapat disimpulkan

bahwa belajar adalah kegiatan individu untuk memperoleh

pengetahuan dan pengalaman yang mengakibatkan perubahan pada

perilaku individu.

Pengaruh Penerapan Model..., Gayuh Eki Septiani,FKIP UMP,2014

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1.repository.ump.ac.id/690/3/BAB II_AYUH EKI SEPTIANI_PGSD'14.pdfpercepatan sebesar a, yang mana arah gaya berbanding lurus terhadap gaya tersebut

11

b. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Sudjana (2010: 22) hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman

belajarnya. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan

pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional,

menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang

secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah

kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris (Sudjana, 2010: 22).

c. Tipe Hasil Belajar

Tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat dikategorikan

menjadi tiga bidang yakni bidang kognitif (penguasaan intelektual),

bidang afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai) serta bidang

psikomotor (kemampuan/keterampilan, bertindak/berperilaku). Hasil

belajar yang meliputi aspek kognitif, aspek afektif dan aspek

psikomotor tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan yang

tidak terpisahkan.

1) Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual

yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,

pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek

pertama disebut kognitif rendah dan keempat aspek berikutnya

termasuk kognitif tingkat tinggi (Sudjana, 2010: 22). Dalam

Pengaruh Penerapan Model..., Gayuh Eki Septiani,FKIP UMP,2014

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1.repository.ump.ac.id/690/3/BAB II_AYUH EKI SEPTIANI_PGSD'14.pdfpercepatan sebesar a, yang mana arah gaya berbanding lurus terhadap gaya tersebut

12

penelitian, aspek ini akan lebih difokuskan pada pengetahuan,

pemahaman, penerapan materi gaya.

2) Ranah Afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdari dari

lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian,

organisasi, dan internalisasi. Tipe hasil belajar afektif tampak

pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya

terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru

dan teman kelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial

(Sudjana, 2010: 30). Tipe hasil belajar ranah afektif berkenaan

dengan perasaan, minat dan perhatian, keinginan, penghargaan

dan lain-lain.

Toleransi yaitu sikap dan tindakan yang menghargai

perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan

orang lain yang berbeda dari dirinya (Kemendiknas, 2010).

Toleransi mempunyai empat indikator untuk jenjang kelas 4-6,

sebagai berikut:

a) Menjaga hak teman yang berbeda agama untuk

melaksanakan ajaran agamanya,

b) Menghargai pendapat yang berbeda sebagai sesuatu yang

alami dan insani,

c) Bekerja sama dengan teman yang berbeda agama, suku, dan

etnis dalam kegiatan-kegiatan kelas dan sekolah,

Pengaruh Penerapan Model..., Gayuh Eki Septiani,FKIP UMP,2014

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1.repository.ump.ac.id/690/3/BAB II_AYUH EKI SEPTIANI_PGSD'14.pdfpercepatan sebesar a, yang mana arah gaya berbanding lurus terhadap gaya tersebut

13

d) Bersahabat dengan teman yang berbeda pendapat.

3) Ranah Psikomotor

Menurut Sudjana (2010: 23) ranah psikomotor berkenaan dengan

hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam

aspek psikomotor yaitu:

a) gerakan refleks (keterampulan pada gerakan yang tidak

sadar);

b) keterampilan gerakan-gerakan dasar;

c) kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan

visual, membedakan auditif, dan lain-lain;

d) kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan,

keharmonisan dan ketepatan;

e) gerakan keterampilan skill, mulai dari keterampilan

sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks;

f) kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-

decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.

(Sudjana, 2010: 30-31).

Hasil belajar dalam penelitian ini adalah variabel terikat yang

berupa hasil belajar aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor

yang ingin diketahui dan diteliti untuk melihat pengaruh yang lebih baik

dari penggunaan strategi PDEODE daripada metode pembelajaran

langsung.

4. Pengertian IPA

Menurut Aly (2010: 18-19) IPA merupakan suatu ilmu teoritis,

tetapi teori tersebut didasarkan atas pengamatan, percobaan-percobaan,

terhadap gejala-gejala alam. IPA adalah suatu pengetahuan teoritis yang

diperoleh atau disusun dengan cara yang khas/khusus yaitu melakukan

observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi,

Pengaruh Penerapan Model..., Gayuh Eki Septiani,FKIP UMP,2014

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1.repository.ump.ac.id/690/3/BAB II_AYUH EKI SEPTIANI_PGSD'14.pdfpercepatan sebesar a, yang mana arah gaya berbanding lurus terhadap gaya tersebut

14

observasi dan demikian seterusnya kait-mengkait antara cara yang satu

dengan cara yang lain.

Menurut Jasin (2000: 32-34), ilmu pengetahuan alam/ilmu alamiah

(Natural Science) yang membahas tentang alam semesta dengan semua

isinya dan selanjutnya terbagi atas :

1. Fisika (physics), suatu ilmu pengetahuan yang memperlajari benda

tidak hidup/mati dari aspek wujud dengan perubahan-perubahan yang

bersifat sementara.

2. Kimia (chemistry), suatu ilmu pengetahuan yang memperlajari benda

hidup dan tidak hidup dari aspek susunan materi dan penebari-

penebari yang bersifat tetap.

3. Biologi (Biological Science), ilmu yang memperlajari makhluk hidup

dan gejala-gejalanya. Biologi dibagi atas cabang-cabang, antara lain

adalah botani, zoologi, morfologi, anatomi, fisiologi, sitologi,

histologi dan palaentologi.

Dari beberapa pengertian tentang IPA di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa IPA adalah suatu ilmu teoritis, yang didasarkan atas

pengamatan/observasi, percobaan/eksperimen, dan penyimpulan terhadap

gejala-gejala alam yang ada. Mata pelajaran IPA dalam penelitian ini

digunakan sebagai mata pelajaran yang akan diteliti karena sesuai dengan

latar belakang masalah yang telah dijelaskan pada bab I.

5. Materi Gaya

Pada penelitian eksperimen ini, materi yang digunakan dalam

penelitian yaitu materi gaya. Materi gaya terdapat di awal semester dua.

Standar kompetensi dan kompetensi dasar materi gaya akan dipaparkan

pada tabel 2.1.

Pengaruh Penerapan Model..., Gayuh Eki Septiani,FKIP UMP,2014

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1.repository.ump.ac.id/690/3/BAB II_AYUH EKI SEPTIANI_PGSD'14.pdfpercepatan sebesar a, yang mana arah gaya berbanding lurus terhadap gaya tersebut

15

Tabel 2.1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Energi dan Perubahannya

6. Memahami gaya dapat mengubah

gerak dan/atau bentuk suatu

benda.

7.1 Menyimpulkan hasil percobaan

bahwa gaya (dorongan dan

tarikan) dapat mengubah gerak

suatu benda

(Sumber:Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Sekolah Dasar)

Menurut Winarto (1981: 19), gaya adalah tekanan atau tarikan yang

bekerja pada benda, ditunjukkan dengan vektor yang mempunyai besaran dan

arah bila ada gaya yang bekerja pada benda, benda akan mempunyai

kecepatan yang searah dengan arah gaya. Sebaliknya bila benda yang

mempunyai percepatan maka benda tersebut harus mempunyai gaya yang

arahnya sama dengan arah percepatannya, gaya berat yang bekerja pada

benda adalah sebanding dengan massa dari percepatan yang dihasilkan oleh

gaya berat.

Menurut Giancoli (1997: 86), gaya sebagai suatu jenis dorongan atau

tarikan pada sebuah benda. Gaya tidak selalu menimbulkan gerak. Misalnya,

mendorong sebuah sofa yang berat tapi sofa itu tidak bisa bergerak.

Hukum Newtton pada gerakan:

a. Benda akan diam atau bergerak dengan kecepatan konstan pada garis lurus

kecuali kalau ada gaya yang bekerja dan merubah arahnya atau benda

mempunyai percepatan bila ada gaya yang bekerja padanya.

b. Gaya yang bekerja pada benda, benda tersebut akan mempunyai

percepatan sebesar a, yang mana arah gaya berbanding lurus terhadap gaya

tersebut dan berbanding terbalik terhadap massa dari benda.

Dalam bentuk matematik:

Ka =

atau F = k m a

c. Gaya aksi = gaya reaksi bila benda ditaruh pada suatu tempat, benda

tersebut akan melakukan aksi terhadap tempatnya dan tempat dimana

Pengaruh Penerapan Model..., Gayuh Eki Septiani,FKIP UMP,2014

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1.repository.ump.ac.id/690/3/BAB II_AYUH EKI SEPTIANI_PGSD'14.pdfpercepatan sebesar a, yang mana arah gaya berbanding lurus terhadap gaya tersebut

16

benda itu berada akan melakukan reaksi yang besarnya sama sehingga

keadaannya akan seimbang.

(Winarto, 1981: 19)

Cara mengukur besar atau kekuatan sebuah gaya adalah menggunakan

neraca pegas. Neraca digunakan untuk menimbang berat sebuah benda,

perkataan berat yang dimaksud adalah gaya gravitasi yang bekerja pada suatu

benda. Neraca pegas juga dapat digunakan untuk mengukur jenis gaya lain

seperti gaya tarikan (Giancoli, 1997: 87).

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa gaya adalah dorongan

atau tarikan yang bekerja pada benda. Alat yang digunakan untuk mengukur

besarnya gaya yaitu neraca pegas. Dalam penelitian ini, materi gaya

digunakan sebagai materi dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan

strategi PDEODE.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Peneliti tidak menemukan hasil penelitian yang sama persis dengan

yang penulis teliti. Akan tetapi, peneliti dapat menemukan penelitian yang

relevan yaitu :

1. Penelitian yang dilakukan oleh N. L. Juni Sekartini, Dsk. Putu Parmiti dan

I Gd. Margunayasa yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Predict

Discuss Explain Observe Discudd Explain terhadap Pemahaman Konsep

IPA Siswa Kelas IV SD Gugus XII Kecamatan Buleleng”. Hasil dari

penelitian ini menunjukan terdapat perbedaan pemahaman konsep IPA

yang signifikan antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model

pembelajaran PDEODE dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan

Pengaruh Penerapan Model..., Gayuh Eki Septiani,FKIP UMP,2014

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1.repository.ump.ac.id/690/3/BAB II_AYUH EKI SEPTIANI_PGSD'14.pdfpercepatan sebesar a, yang mana arah gaya berbanding lurus terhadap gaya tersebut

17

menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD

gugus XII Kecamatan Buleleng tahun pelajaran 2012/2013.

2. Penelitian yang dilakukan oleh N. Lh. Pt. Krisna Dewi, Ni Wyn. Arini dan

Pt. Nanci Riastini yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran

PDEODE terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dalam Pembelajaran

IPA pada Siswa Kelas V SD Laboratorium Undiksha”. Hasil dari

penelitian ini menunjukan bahwa model pembelajaran PDEODE

berpengaruh positif terhadap kemampuan berpikir kreatif IPA pada siswa

kelas V SD Laboratorium Undiksha tahun pelajaran 2012/2013.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Nym. Sudarmi, Ni Kt. Suarni dan I Kt.

Dibia yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran PDEODE terhadap

Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD di Gugus V Kecamatan Seririt”.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil

belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model

pembelajaran PDEODE dan siswa yang dibelajarkan dengan

menggunakan model pembelajaran langsung.

C. Kerangka Berpikir

Strategi PDEODE merupakan salah satu implementasi dari

pembelajaran kolaboratif dan merupakan modifikasi dan pengembangan dari

metode POE (Costu dalam Warsono 2012: 95). Strategi POE dilandasi oleh

teori pembelajaran kontruktivisme beranggapan bahwa melalui kegiatan

melakukan prediksi, observasi dan menerangkan sesuatu hasil pengamatan,

maka struktur kognitifnya akan terbentuk dengan baik.

Pengaruh Penerapan Model..., Gayuh Eki Septiani,FKIP UMP,2014

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1.repository.ump.ac.id/690/3/BAB II_AYUH EKI SEPTIANI_PGSD'14.pdfpercepatan sebesar a, yang mana arah gaya berbanding lurus terhadap gaya tersebut

18

Menurut Isjoni (2010: 30) kontruktivisme adalah satu pandangan bahwa

siswa membina sendiri pengetahuan atau konsep secara aktif berdasarkan

pengetahuan dan pengalaman yang ada. Dalam proses ini, siswa

menyesuaikan pengetahuan yang ada dengan pengetahuan yang diterima

untuk membina pengetahuan yang baru. Strategi PDEODE merupakan suatu

strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa (strudent-centered). Siswa

terlibat secara aktif dalam pembelajaran, meliputi aktif dalam kegiatan

prediksi, observasi dan menerangkan suatu hasil pengamatan.

Strategi PDEODE merupakan strategi yang dilandasi oleh teori

pembelajaran kontruktivisme dan berpusat pada siswa, sehingga diperkirakan

dengan menerapkan strategi PDEODE dapat memberikan pengaruh yang

lebih baik terhadap hasil belajar siswa baik aspek kognitif, afektif maupun

psikomotor.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan dan kerangka berfikir di atas, maka dirumuskan hipotesis

penelitian sebagai berikut:

1. Ada pengaruh yang lebih baik penerapan strategi PDEODE terhadap

hasil belajar IPA pada aspek kognitif siswa kelas IV SD Negeri 2

Sokanegara.

2. Ada pengaruh yang lebih baik penerapan strategi PDEODE terhadap

hasil belajar IPA pada aspek afektif siswa kelas IV SD Negeri 2

Sokanegara.

Pengaruh Penerapan Model..., Gayuh Eki Septiani,FKIP UMP,2014

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1.repository.ump.ac.id/690/3/BAB II_AYUH EKI SEPTIANI_PGSD'14.pdfpercepatan sebesar a, yang mana arah gaya berbanding lurus terhadap gaya tersebut

19

3. Ada pengaruh yang lebih baik penerapan strategi PDEODE terhadap hasil

belajar IPA pada aspek psikomotor siswa kelas IV SD Negeri 2

Sokanegara.

Pengaruh Penerapan Model..., Gayuh Eki Septiani,FKIP UMP,2014