bab ii kajian pustaka a. kemampuan interaksi sosial anak ...repository.ump.ac.id/3524/3/bab ii_rizki...

24
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak Usia Dini 1. Pengertian Kemampuan Interaksi Sosial Pengertian interaksi sosial menurut Bonner dalam Syaodih (2005: 43) adalah hubungan antara dua atau lebih individu dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. Menurut Syaodih (2005: 43) hubungan antara anak dengan teman sebaya merupakan bagian dari interaksi sosial yang dilakukan anak di lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Dalam berinteraksi dengan teman sebaya, anak akan memilih anak lain yang usianya hampir sama dan di dalam berinteraksi dengan teman sebaya lainnya, anak dituntut untuk dapat menerima teman sebayanya. Dalam penerimaan teman sebayanya anak harus mampu menerima persamaan usia, menunjukkan minat terhadap permaian, dapat menerima teman lain dari kelompok, atau dapat lepas dari orang tua atau orang dewasa lain, dan menerima kelas sosial yang berbeda. Pengertian interaksi sosial menurut Catron dan Allen dalam Mutiah (2010: 149) adalah interaksi dengan teman sebaya, orang dewasa, dan memecahkan konflik. Makna interaksi sosial dalam buku Perkembangan Anak Usia Dini (Susanto, 2011:137) adalah kegiatan yang berhubungan dengan orang lain, 7 Upaya Meningkatkan Kemampuan …, Rizki Meitasari, FKIP UMP, 2012

Upload: trananh

Post on 10-Apr-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak ...repository.ump.ac.id/3524/3/BAB II_RIZKI MEITASARI_PGPAUD'12.pdf · A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak Usia Dini 1. Pengertian

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak Usia Dini

1. Pengertian Kemampuan Interaksi Sosial

Pengertian interaksi sosial menurut Bonner dalam Syaodih (2005: 43)

adalah hubungan antara dua atau lebih individu dimana kelakuan individu

yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu

yang lain atau sebaliknya.

Menurut Syaodih (2005: 43) hubungan antara anak dengan teman

sebaya merupakan bagian dari interaksi sosial yang dilakukan anak di

lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Dalam berinteraksi

dengan teman sebaya, anak akan memilih anak lain yang usianya hampir

sama dan di dalam berinteraksi dengan teman sebaya lainnya, anak

dituntut untuk dapat menerima teman sebayanya. Dalam penerimaan

teman sebayanya anak harus mampu menerima persamaan usia,

menunjukkan minat terhadap permaian, dapat menerima teman lain dari

kelompok, atau dapat lepas dari orang tua atau orang dewasa lain, dan

menerima kelas sosial yang berbeda.

Pengertian interaksi sosial menurut Catron dan Allen dalam Mutiah

(2010: 149) adalah interaksi dengan teman sebaya, orang dewasa, dan

memecahkan konflik.

Makna interaksi sosial dalam buku Perkembangan Anak Usia Dini

(Susanto, 2011:137) adalah kegiatan yang berhubungan dengan orang lain,

7

Upaya Meningkatkan Kemampuan …, Rizki Meitasari, FKIP UMP, 2012

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak ...repository.ump.ac.id/3524/3/BAB II_RIZKI MEITASARI_PGPAUD'12.pdf · A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak Usia Dini 1. Pengertian

8

kegiatan yang berkaitan dengan pihak lain yang memerlukan sosialisasi

dalam hal bertingakah laku yang dapat diterima oleh orang lain, belajar

memainakan peran yang dapat diterima oleh orang lain, serta upaya

mengembakan sikap sosial yang layak diterima oleh orang lain.

Menurut Soerjono Soekanto dalam Susanto (1997: 66) memberi

definisi interaksi sosial ini yang disebut dengan proses sosial yaitu cara-

cara berhubungan yang dilihat apabila perorangan dan kelompok-

kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-

bentuk hubungan ini, atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-

perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang telah

ada.

Proses sosial yang dimaksudkan adalah hubungan sosial anak

dengan sesamanya atau orang-orang yang ada di dalam lingkungannya.

Bagaimana anak bersosialisasi dengan yang lain, seperti dengan orang tua,

anggota keluarga, guru, dan orang lain yang ada disekitar lingkungan di

mana anak berada, baik di rumah, di sekolah, maupun di lingkungan

masyarakat.

Pengertian interaksi sosial dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(1993 : 335) adalah hubungan sosial yang dinamis antara orang

perseorangan, antara perseorangan dan kelompok, dan antara kelompok

dan kelompok. Maksudnya bahwa interaksi ini tidak hanya terjadi antara

anak dengan anak saja, melainkan terjadi hubungan yang dinamis antara

anak dengan kelompok maupun hubungan antar kelompok.

Upaya Meningkatkan Kemampuan …, Rizki Meitasari, FKIP UMP, 2012

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak ...repository.ump.ac.id/3524/3/BAB II_RIZKI MEITASARI_PGPAUD'12.pdf · A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak Usia Dini 1. Pengertian

9

Menurut Moeslichatoen (2004:23) ada 4 kelompok pengembangan

keterampilan sosial yang dipelajari anak di taman kanak-kanak yakni

keterampilan dalam kaitan membina hubungan dengan orang dewasa,

membina hubungan dengan kelompok dan membina diri sebagai individu.

Proses sosialisasi menurut Moeslicahtoen (2004:21) adalah

mengenal tingkah laku yang dapat diterima oleh masyarakat dan

diharapkan dilakukan anak, serta belajar mengendalikan diri. Hasil yang

diperoleh dari proses sosialisasi tersebut merupakan keterampilan sosial

yang mempunyai kedudukan yang strategis bagi anak untuk dapat

membina hubungan antar pribadi dalam berbagai lingkungan dan

kelompok orang.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

kemampuan interaksi sosial adalah hubungan yang baik antara individu

dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok

yang saling mempengaruhi.

2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial

Masa lima tahun pertama merupakan masa terbentuknya dasar-dasar

kepribadian manusia, kemampuan pengindraan, berpikir, ketrampilan

berbahasa dan berbicara, dan bertingkah laku sosial. Salah satu

keterampilan sosial yang harus dimiliki anak anak kemampuan interaksi

sosial.

Upaya Meningkatkan Kemampuan …, Rizki Meitasari, FKIP UMP, 2012

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak ...repository.ump.ac.id/3524/3/BAB II_RIZKI MEITASARI_PGPAUD'12.pdf · A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak Usia Dini 1. Pengertian

10

Secara garis besar ada dua faktor yang mempengaruhi perkembangan

sosial anak usia dini menurut buku Perkembangan Anak Usia Dini

(Susanto, 2011: 154) yang pertama adalah Faktor Internal ialah faktor –

faktor yang terdapat dalam diri anak itu sendiri, baik yang berupa bawaan

maupun yang diperoleh dari pengalaman anak. Faktor internal ini meliputi

hal-hal yang diturunkan dari orang tua, unsur berpikir dan kemampuan

intelektual, keadaan kelenjar zat-zat dalam tubuh (unsur hormonal) dan

emosi dan sifat-sifat (temperamen) tertentu. Faktor kedua yang

berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan sosial anak adalah

faktor eksternal ialah faktor-faktor yang diperoleh anak dari luar dirinya,

seperti faktor keluarga, faktor gizi, budaya, dan teman bermain atau teman

di sekolah serta sikap dan kebiasaan keluarga dalam mengasuh dan

mendidik anak.

Dini P Daeng dalam Syaodih (2005: 114) menjelaskan bahwa ada 8

faktor yang mempengaruhi kemampuan interaksi sosial anak. Faktor

pertama adalah adanya kesempatan untuk bergaul dengan orang-orang

disekitarnya dari berbagai usia dan latar belakang. Semakin banyak

kesempatan yang diberikan kepada anak untuk bergaul dengan orang-

orang yang ada dilingkuannya dengan latar belakang dan usia yang

berbeda-beda akan dapat mengembangkan kemampuan sosialnya.

Faktor kedua adalah banyak dan bervariasinya pengalaman dalam

bergaul dengan orang-orang di lingkungan. Semakin banyak dan bervariasi

pengalaman dalam bergaul dengan orang-orang dilingkungannya, maka

Upaya Meningkatkan Kemampuan …, Rizki Meitasari, FKIP UMP, 2012

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak ...repository.ump.ac.id/3524/3/BAB II_RIZKI MEITASARI_PGPAUD'12.pdf · A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak Usia Dini 1. Pengertian

11

akan semakin banyak pula hal-hal yang dipelajarinya untuk menjadi bekal

dalam meningkatkan ketrampilan sosialnya.

Faktor ketiga adalah adanya minat dan motivasi untuk bergaul.

Lingkungan yang mendukung dan menyenangkan akan membuat minat

dan motivasinya bergaul semakin berkembang.

Faktor keempat yang mempengaruhi interaksi sosial anak adalah

banyaknya pengalaman yang menyenangkan yang diperoleh melalui

pergaulan dan aktivitas sosial. Semakin banyak pengalaman yang

menyenangkan yang diperoleh melalui pergaulan dan aktivitas sosialnya,

maka keinginan untuk bergaul semakin berkembang.

Faktor kelima adalah adanya bimbingan dan pengajaran dari orang

lain yang biasanya menjadi “model” bagi anak. Bimbingan dan pengajaran

dalam bergaul hendaknya dilakukan oleh seseorang yang dapat dijadikan

model atau contoh yang baik dalam pergaulan bagi anak.

Faktor keenam yaitu adanya bimbingan dan pengajaran yang secara

sengaja diberikan oleh orang yang dijadikan “model” bergaul yang baik

bagi anak. Walaupun kemampuan sosialisasi ini dapat pula berkembang

melalui pengalaman bergaul atau dengan meniru perilaku orang lain dalam

bergaul, tetapi akan lebih efektif bila ada bimbingan dan pengajaran yang

secara sengaja diberikan oleh orang yang dapat dijadikan model atau

contoh bergaul yang baik untuk anak.

Faktor selanjutnya yang berpengaruh terhadap kemampuan interaksi

sosial anak adalah adanya kemampuan berkomunikasi yang baik yang

Upaya Meningkatkan Kemampuan …, Rizki Meitasari, FKIP UMP, 2012

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak ...repository.ump.ac.id/3524/3/BAB II_RIZKI MEITASARI_PGPAUD'12.pdf · A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak Usia Dini 1. Pengertian

12

dimiliki anak. Anak dituntuk untuk memiliki kemampuan berkomunikasi

yang baik dengan orang lain agar dapat mengembangkan kemampuan

sosialnya. Kemampuan berkomunikasi ini merupakan inti dari sosialisasi

atau interkasi sosial.

Faktor terakhir yang juga dapat mempengaruhi kemampuan interaksi

soisal anak adalah adanya kemampuan berkomunikasi yang dapat

membicarakan topik yang dimengerti dan menarik baagi orang lain yang

menjadi lawan bicara. Ketika berkomunikasi dengan orang lain, anak tidak

hanya dituntut untuk berkomunikasi dengan kata-kata yang dapat

dipahami, tetapi juga dapat membicarakan topik yang dapat dimengerti

dan menarik untuk orang lain yang menjadi lawan bicaranya.

Menurut Indarti dalam buku Psikologi Anak (2007: 6) kemampuan

anak untuk berinteraksi sosial dipengaruhi oleh berbagai hal antara lain,

interaksi dengan keluarga, perkembangan pikiran anak, munculnya rasa

percaya diri anak, dan kebutuhan akan perhatian dan empati. Kesemunya

itu akan membentuk pola interaksi sosial anak dengan orang lain.

3. Bagian-Bagian dari Interaksi Sosial

Susanto (2011: 148) mengatakan bahwa komunikasi merupakan syarat

terjadinya interaksi sosial. Hal terpenting dalam komunikasi yaitu adanya

kegiatan saling menafsirkan perilaku (pembicaraan, gerakan-gerakan fisik,

atau sikap) dan perasaan-perasaan yang disampaikan.

Upaya Meningkatkan Kemampuan …, Rizki Meitasari, FKIP UMP, 2012

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak ...repository.ump.ac.id/3524/3/BAB II_RIZKI MEITASARI_PGPAUD'12.pdf · A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak Usia Dini 1. Pengertian

13

Adanya kemampuan berkomunikasi yang baik yang dimiliki anak

merupakan modal utama bagi anak dalam mengembangkan interaksi sosial

anak. Dalam berkomunikasi dengan orang lain, anak tidak hanya dituntut

untuk berkomunikasi dengan kata-kata yang dapat dipahami, tetapi juga dapat

membicarakan topik yang dapat dimengerti dan menarik untuk orang lain

yang menjadi lawan bicaranya.

Kemampuan berkomunikasi menurut buku panduan Program

Pembelajaran Untuk Menstimulasi Keterampilan Sosial Anak Bagi Pendidik

Taman Kanak-Kanak (2009:3) terdiri dari beberapa hal yaitu : berbicara

dengan baik dan sopan, menyampaiakan pesan dengan runtut, menceritakan

kejadian yang dialami, bercerita di depan kelas, mendengarkan orang yang

sedang berbicara, memanggil dan menyapa teman sebaya, dan mengambil

pola pergiliran bicara.

Komunikasi dua arah merupakan sarana anak belajar untuk

berinteraksi dengan orang dewasa maupun dengan teman sebaya selain itu

juga dapat meningkatkan kemampuan berteman dan berinteraksi dengan

teman sebaya secara positif.

Indikator keterampilan berkomunikasi pada anak sebagai inti dari

kemampuan interakasi sosial menurut buku panduan Program Pembelajaran

Untuk Menstimulasi Keterampilan Sosial Anak Bagi Pendidik Taman Kanak-

Kanak (2009:32) adalah : anak menyapa teman apabila bertemu, anak dapat

berkomunikasi dengan temannya dalam kegiatan pembelajaran, anak

mengucapkan tolong apabila meminta bantuan, anak mendengarkan

Upaya Meningkatkan Kemampuan …, Rizki Meitasari, FKIP UMP, 2012

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak ...repository.ump.ac.id/3524/3/BAB II_RIZKI MEITASARI_PGPAUD'12.pdf · A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak Usia Dini 1. Pengertian

14

penjelasan pendidik, anak bertanya pada pendidik dalam kegaitan

pembelajaran, anak mendengarkan orang yang sedang berbicara, anak dapat

menceritakan apa yang anak rasakan.

Bagian dari keterampilan sosial menurut Kelly (1982: 51) adalah :

1. Komponen yang membentuk keterampilan bercakap-cakap yang terdiri

dari :

1) Kemampuan dalam menunjukkan kontak mata ketika sedang bercakap-

cakap dengan lawan bicara.

2) Kemampuan menunjukkan sikap yang tepat ketika diajak berbicara atau

dengan kata lain dapat menampilkan gesture, mimik wajah yang sesuai

serta dapat berbicara dengan intonasi yang tepat.

3) Kemampuan menyampaikan pertanyaan kepada lawan bicara, untuk

memperoleh suatu informasi dari pertanyaannya. Contohnya : “

Apakah sepedamu baru?”

4) Kemampuan menyampaikan pesan atau sebuah informasi kepada lawan

bicara. Contohnya : “ Aku suka bermain sepeda bersama ayahku.”

2. Komponen yang membentuk kemampuan untuk mengawali interaksi yang

teridiri dari :

1) Kemampuan untuk menunjukkan kontak mata ketika diajak berbicara.

2) Kemampuan untuk menunjukkan sikap yang tepat ketika berbicara

3) Kemampuan dalam mengajukan pertanyaan dalam mengawali sebuah

percakapan.

Upaya Meningkatkan Kemampuan …, Rizki Meitasari, FKIP UMP, 2012

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak ...repository.ump.ac.id/3524/3/BAB II_RIZKI MEITASARI_PGPAUD'12.pdf · A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak Usia Dini 1. Pengertian

15

4) Kemampuan untuk memberikan komentar atau tanggapan terhadap

pernyataan atau pertanyaan yang disampaikan oleh lawan bicara.

5) Kemampuan untuk memberikan komentar, pernyataan maupun

pertanyaan yang menunjukkan ketertarikan atas topik yang sedang

dibicarakan oleh lawan bicara, atau dengan kata lain aktif dalam

membangun percakapan.

Keterampilan sosial yang perlu dipelajari anak di taman kanak-

kanak menurut Gordon & Browne dalam Moeslichatoen (2004:21)

yaitu membina hubungan orang dewasa, yaitu anak mendapat

kesempatan tinggal di sekolah bersama anak lain untuk menanggapi

hubungan antarpribadi dengan anak secara memuasakan.

Membina hubungan dengan anak lain ada beberapa pendekatan

dengan anak lain yang dapat ilaksanakan atu tidak dapat dilaksanakan

berkaitan dengan keterampilan bergaul, membina hubungan,

memcahakan masalah pertentangan dengan anak lain. Dalam membina

hubungan dalam kelompok anak belajar untuk dapat berperan serta, dan

meningkatkan hubungan kelompok, meningkatakan hubungan

antarpribadi, mengenal identitas kelompok, dan bekerja dalam

kelompok.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa bagian-

bagian dari interaksi sosial terdiri dari kemampuan berkomunikasi,

kemampuan mengawali sebuah interaksi, serta kemampuan dalam

membangun interaksi atau komunikasi.

Upaya Meningkatkan Kemampuan …, Rizki Meitasari, FKIP UMP, 2012

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak ...repository.ump.ac.id/3524/3/BAB II_RIZKI MEITASARI_PGPAUD'12.pdf · A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak Usia Dini 1. Pengertian

16

B. Metode Bermain Peran di Taman Kanak – Kanak

1. Pengertian Metode Bermain Peran

Pengertian bermain peran dalam buku Bermain Kreatif Berbasis

Kecerdasan Jamak ( Yuliani dan Bambang, 2010:81) adalah kegiatan yang

berfokus pada kegiatan dramatisasi, tempat anak-anak bermain untuk

memerankan tugas-tugas anggota keluarga, tata cara dan kebiasaan dalam

keluarga dengan berbagai perlengkapan rumah tangga serta kegiatan

dilingkungan sekitarnya.

Pengertian bermain peran dalam buku Didaktik Metodik di TK

(Depdikbud 1998:37) adalah merupakan tokoh-tokoh atau benda-benda

disekitar anak dengan tujuan untuk mengembangkan daya khayal (imajinasi)

dan penghayatan terhadap bahan pengembangan yang dilaksanakan.

Menurut Depdiknas (dalam kurikulum 2004:2) pengertian metode

bermain peran adalah metode yang dilakukan dengan cara memperagakan

suatu kegiatan secara singkat dan tekanan utama pada karakter atau sifat

orang.

Menurut Vygotsky dan Erikson dalam Diana Mutiah (Pskikologi

Bermain Anak Usia Dini, 2010:115) bermain peran disebut juga main

simbolis, pura-pura, make believe, fantasi, imajinasi, atau main drama,

sangat penting untuk perkembangan kognisi, sosial dan emosi anak pada

usia tiga sampai enam tahun.

Menurut Moeslichatoen (2004:38) bermain pura-pura adalah

bermain yang menggunakan daya khayal yaitu dengan memakai bahasa atau

Upaya Meningkatkan Kemampuan …, Rizki Meitasari, FKIP UMP, 2012

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak ...repository.ump.ac.id/3524/3/BAB II_RIZKI MEITASARI_PGPAUD'12.pdf · A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak Usia Dini 1. Pengertian

17

berpura-pura bertingakah laku seperti benda tertentu, situasi tertentu, atau

orang tertentu, dan binatang tertentu, yang dalam dunia nyata tidak

dilakukan. Bermain pura-pura lebih banyak dilakukan oleh anak yang

kurang pandai menyesuaikan diri daripada oleh anak yang pandai

menyesuaikan diri.

Bentuk kegiatan bermain pura-pura merupakan cermin budaya

masyarakat di sekitarnya dalam kehidupan sehari-hari. Segala sesuatu yang

dilihat dan didengar akan terulang dalam kegiatan bermain pura-pura

tersebut.

Bermain peran makro adalah anak berperan sesungguhnya dan

menjadi seseorang atau sesuatu, sedangkan bermain peran mikro adalah

anak memegang atau menggerak-gerakkan benda-benda berukuran kecil

untuk menyusun adegan.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

metode bermain peran adalah metode yang dilakukan dengan cara

memperagakan atau menirukan suatu objek tertentu yang dapat bertujuan

untuk mengembangan imajinasi anak.

2. Alat Permainan dalam Bermain Peran

Menurut Montalulu (2008: 519) alat-alat yang digunakan di sentra

bermain drama, antara lain perabotan dapur, lemari, meja kursi, meja makan,

boneka, kostum binatang atau profesi, dan lain-lain, celemek, tas, topi, helm,

sarung tangan, setrika, sepatu, sandal, alat-alatmake up mainan, telpon, vas

Upaya Meningkatkan Kemampuan …, Rizki Meitasari, FKIP UMP, 2012

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak ...repository.ump.ac.id/3524/3/BAB II_RIZKI MEITASARI_PGPAUD'12.pdf · A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak Usia Dini 1. Pengertian

18

bunga, ember, cermin genggam, taplak meja/sprei ukuran sedang, berbagai

majalah, kalender, gambar/poster, boneka tangan/jari,berbagai peralatan kerja

mainan (martil, obeng, dan lain-lain).

Alat-alat permainan yang dapat digunakan dalam bermain peran

menurut buku Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak (Yuliani dan

Bambang, 2010:82) antara lain kursi tamu, meja tamu, taplak meja, vas

bunga, rak buku, dan telepon yang diletakkan di ruang tamu.

Alat permainan yang dapat diletakkan diruang tidur anatara lain tempat

tidur, kasur, bantal, guling, sprey, lemari baju dan gantungan baju, cermin dan

bermacam-macam boneka, meja rias dengan perlengkapannya, box bayi

dengan perlengkapannya.

Perlatan rumah tangga yang dapat digunakan untuk bermain peran

antara lain mesin jahit, tempat strika dan strika mainan. Bermacam-macam

baju, sepatu, tas, topi, kalung/asesoris. Peralatan bayi seperti dorongan bayi,

dot, boneka, alat-alat kebersihan.

Ruang keluarga dapat diisi mainan berupa televisi, gambar anak sedang

menjahit, membaca buku, menyulam, jam dinding, telepon, komputer, mobil-

mobilan bermacam-macam boneka. Ruang dapur terdiri dari tempat cuci,

piring, gambar anak sedang memasak, gambar sebagai hiasan, kompor, anglo,

tampah, bakul, kukusan, tanggok, perlengkapan dapur dan perlengkapan

makan. Ruang makan : meja makan, kursi makan dan alat-alat makan dan

masih banyak alat permainan lagi yang dapat digunakan dalam bermain

peran.

Upaya Meningkatkan Kemampuan …, Rizki Meitasari, FKIP UMP, 2012

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak ...repository.ump.ac.id/3524/3/BAB II_RIZKI MEITASARI_PGPAUD'12.pdf · A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak Usia Dini 1. Pengertian

19

3. Langkah-Langkah Bermain Peran dengan Tema Pekerjaan

Tema pekerjaan merupakan salah satu tema pembelajaran yang ada di

Taman Kanak-Kanak. Menurut Yuliani dan Bambang (2010: 81) jenis

kegiatan bermain peran dapat berupa bermain peran sambil memerankan

pekerjaan atau kegiatan dalam rumah tangga (keluarga), bermain dramatisasi

dengan alat-alat yang disediakan, bermain fantasi dengan menggunakan

teleponumum, bermain sambil memerankan pekerjaan sebagai kasir atau

pegawai/pelayan, bermain sambil memerankan sebagai penerima telepon dan

lain-lain.

Jenis kegiatan bermain peran menurut buku Didaktik Metodik di TK

(Depdikbud, 1997: 37) adalah bermian peran sebagai pemberi jasa seperti

dokter, tukang sayur, guru, tukang pos, dan sebagainya yang kesemuanya itu

masuk dalam tema pekerjaan dalam pembelajaran di Taman Kanak-Kanak.

Bermain peran dengan tema pekerjaan contohnya adalah bermain

peran sebagai seorang pedagang, dokter, guru, tukang pos, tukang cukur,

polisi dan masih banyak lagi. Anak nantinya akan berpura-pura atau berperan

sesuai dengan perannya masing-masing. Misalnya ketika anak berperan

sebagai seorang pedagang maka anak bertingkah selayaknya seorang

pedagang sayur. Ketika anak memainkan peran sebagai seorang dokter,

anakpun dituntut untuk dapat menirukan seorang dokter yang sedang

menangani pasien. Masih banyak peran-peran lainnya yang dapat dimainkan

oleh anak khususnya yang peran-peran dengan tema pekerjaan.

Upaya Meningkatkan Kemampuan …, Rizki Meitasari, FKIP UMP, 2012

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak ...repository.ump.ac.id/3524/3/BAB II_RIZKI MEITASARI_PGPAUD'12.pdf · A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak Usia Dini 1. Pengertian

20

Langkah-langkah dalam bermain peran dengan tema pekerjaanpun

sama dengan permainan peran yang lainnya. Pertama guru terlebih dahulu

menata tempat dan menyiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk bermain

peran dengan tema pekerjaan. Misalnya akan bermain peran sebagai seorang

pedagang, maka tempat di setting layaknya tempat berjual beli seperti

warung atau pasar dan menyiapkan alat-alat permainannya seperti uang

mainan, barang dagangan mainan dan lain-lain.

Langkah kedua, guru mengumpulkan anak-anak untuk diberi

pengarahan tentang permainan peran serta mengabsen dan menghitung

jumlah anak. Kemudian guru membagi peran kepada masing-masing anak.

Selanjutnya bermain peran dapat dimulai. Anak berperan sesuai

dengan perannya. Guru hanya mengawasi dan mendampingi anak dalam

kegiatan bermain peran ini, apabila dibutuhkan guru membantunya. Guru

tidak banyak bicara dan tidak banyak membantu, anak yang lebih aktif dalam

kegiatan bermain peran ini.

Setelah selesai guru bersama anak dapat mengulus kegiatan bermain

peran yang telah dilakukan. Pada akhir kegiatan guru dapat mengajak anak

untuk bersama-sama merapihkan alat-alat yang digunakan pada saat kegiatan

bermain peran tadi.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa bermain

peran dengan tema pekerjaan adalah kegiatan menirukan atau memerakan

suatu profesi terentu seperti dokter, guru, tukang cukur, pedagang dan lain-

lain.

Upaya Meningkatkan Kemampuan …, Rizki Meitasari, FKIP UMP, 2012

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak ...repository.ump.ac.id/3524/3/BAB II_RIZKI MEITASARI_PGPAUD'12.pdf · A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak Usia Dini 1. Pengertian

21

Menurut Yuliani dan Bambang (2010:82) dalam buku Bermain

Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak langkah-langkah bermain peran adalah

sebagai berikut :

Langkah pertama yang harus dilakukan guru adalah

mengumpulkan anak-anak untuk diberikan pengarahan dan aturan-aturan

serta tata tertib dalam bermain. Langkah kedua guru membicarakan alat-alat

yang akan digunakan oleh anak-anak untuk bermain.

Langkah selanjutnya guru memberikan pengarahan sebelum

bermain dan mengabsen anak-anak serta menghitung jumlah anak bersama-

sama sambil menyebutkan warna kelompoknya sesuai dengan usia yang

berdekatan.

Setelah itu guru membagikan tugas kepada anak sebelum bermain

menurut kelompoknya agar anak tidak saling berebut dalam bermain. Anak

diberikan penjelasan tentang alat-alat bermain yang sudah disediakan.

Sebelumnya guru sudah menyiapkan alat-alat permainan yang akan

digunakan sebelum anak-anak mulai bermain, guru meletakkan dan

menyusun alat permaian sesuai tempatnya. Dalam bermain diushakan 2

orang anak atau lebih agar anak dapat berkomunikasi dengan temannya.

Kegiatan bermain peran ini dapat di dalam maupun di luar ruangan atau di

halaman sekolah.

Langkah selanjutnya anak bermain sesuai dengan perannya, anak

dapat berpindah tempat apabila sudah merasa bosan. Anak bebas memilih

permaian yang ada sesuai dengan kebutuhan anak. Guru hanya

Upaya Meningkatkan Kemampuan …, Rizki Meitasari, FKIP UMP, 2012

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak ...repository.ump.ac.id/3524/3/BAB II_RIZKI MEITASARI_PGPAUD'12.pdf · A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak Usia Dini 1. Pengertian

22

mengawasinya. Mendampingi anak dalam bermian apabila dibutuhkan anak,

guru membantunya. Guru tidak banyak bicara dan tidak banyak membantu.

Setelah waktu bermain hampir habis, guru dapat menyiapkan berbagai

macam buku cerita. Sementara guru merapihkan permaian dengan dibantu

oleh beberapa anak.

Langkah-langkah pelaksanaan metode bermain peran menurut buku

Didaktik Metodik di TK (Depdikbud 1999:42) adalah sebagai berikut :

Pertama pilihlah sebuah tema yang akan dimainkan (didiskusikan

kemungkinan-kemungkinan dan urutan waktunya dengan anak), kemudian

buatlah rencana atau skenario naskah jalan cerita.

Kedua buatlah skenario kegiatan yang fleksibel dapat diubah sesuai

dengan dinamika yang terjadi dan mencakup berbgai ragam aspek

perkembangan anak (keaksaraan, matematis, sains, terpadu, sosial dan

kesehatan).

Ketiga sediakan media, alat, kostum yang diperlukan dalam kegitan.

Apabila memungkinkan buatlah media atau alat dari bahan daur ulang,

Jadilah guru yang kreatif. Selanjutnya guru menerangkan teknik bermain

peran dengan cara yang sederhana, apabila kelompok murid baru untuk

pertama kalinya diperkenalkan dengan bermain peran guru dapat memberi

contoh satu persatu. Guru memberi kebebasan bagi anak untuk memilih

peran yang disukainya. Jika bermain peran untuk anak pertama kalinya

dilakukan, sebaiknya guru sendirilah yang memilih siswa yang kiranya

dapat melaksanakan peran – peran itu.

Upaya Meningkatkan Kemampuan …, Rizki Meitasari, FKIP UMP, 2012

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak ...repository.ump.ac.id/3524/3/BAB II_RIZKI MEITASARI_PGPAUD'12.pdf · A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak Usia Dini 1. Pengertian

23

Langkah selanjutnya guru menetapkan peran pendengar (anak didik

yang tidak turut bermain peran). Dalam diskusi perencanaan, guru

memberikan kesempatan pada anak (dengan teknik curah pendapat/draing

stroming) untuk merancang jalan cerita dan ending cerita). Guru

menyarankan kalimat pertama, yang baik diucapkan pemain untuk memulai.

Kemudian anak mulai bermain peran.

Pada akhir kegiatan diadakan diskusi untuk mengulas kembali nilai –

nilai dan peran yang terkandung dalam bermain peran untuk diteladani anak.

Khusus di sentra drama buatlah pra rencana dan setting tempat yang

mendukung untuk dua atau sampai empat minggu. Terakhir settinglah

tempat bermain peran dengan gambar – gambar dan dekorasi yang

mendukung jalan cerita.

C. Kriteria Keberhasilan

1. Pedoman Evaluasi

Menurut Departemen Agama RI (2004: 50) cara pencatatan hasil

penilaian harian dilaksanakan sebagai berikut :

o : Untuk anak yang perilakunya belum sesuai dengan indikator yang

diharapkan.

√ : Untuk anak yang berada pada tahap proses menuju indikator yang

diharapkan

Upaya Meningkatkan Kemampuan …, Rizki Meitasari, FKIP UMP, 2012

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak ...repository.ump.ac.id/3524/3/BAB II_RIZKI MEITASARI_PGPAUD'12.pdf · A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak Usia Dini 1. Pengertian

24

: Anak yang perilakunya melebihi indikator yang diharapkan dan

sudah dapat menyelesaikan tugas melebihi yang direncanakan

guru.

Lebih lanjut menurut Depdiknas (2004: 6) cara penilaian hasil

penilaian harian dilaksanakan sebagai berikut:

o : Dapat digunakan juga untuk menunjukkan bahwa anak melakukan/

menyelesaikan tugas selalu dengan bantuan guru.

: dapat digunakan juga untuk menunjukkan bahwa anak mampu

melakukan/ menyelesaikan tanpa bantuan guru.

√ : artinya kemampuan anak cukup.

Menurut Kemendiknas dirjen Mandas (2010:11) catatan hasil

penilaian harian adalah sebagai berikut :

1) Anak yang belum berkembang (BB) sesuai indikator seperti, dalam

melaksanakan tugas selalu dibantu guru, maka padala kolom penilaian

ditulis nama anak dan diberi tanda satu bintang ( )

2) Anak yang sudah mulai berkembang (MB) sesuai dengan indikator

yang diharapkan RKH mendapat tanda dua bintang ( )

3) Anak yang sudah berkembang sesuai harapan (BSH) pada indikator

dalam RKH mendapat tanda tiga bintang ( )

4) Anak yang berkembangan sangat baik (BSB) melebihi indikator

seperti yang diharapkan dalam RKH mendapat tanda empat bintang

()

Upaya Meningkatkan Kemampuan …, Rizki Meitasari, FKIP UMP, 2012

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak ...repository.ump.ac.id/3524/3/BAB II_RIZKI MEITASARI_PGPAUD'12.pdf · A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak Usia Dini 1. Pengertian

25

Penelitian ini akan menggunakan pedoman penilaian menurut

Kemendiknas dirjen Mandas (2010:11) catatan hasil penilaian harian

adalah sebagai berikut :

1) Anak yang belum berkembang (BB) sesuai indikator seperti, dalam

melaksanakan tugas selalu dibantu guru, maka padala kolom

penilaian ditulis nama anak dan diberi tanda satu bintang ( )

2) Anak yang sudah mulai berkembang (MB) sesuai dengan indikator

yang diharapkan RKH mendapat tanda dua bintang ( )

3) Anak yang sudah berkembang sesuai harapan (BSH) pada indikator

dalam RKH mendapat tanda tiga bintang ( )

4) Anak yang berkembangan sangat baik (BSB) melebihi indikator

seperti yang diharapkan dalam RKH mendapat tanda empat bintang

()

2. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan untuk kemampuan interkasi sosial sosial yang

diadaptasi dari keterampilan sosial menurut Kelly (1982:51) dan menurut

buku panduan Program Pembelajaran Untuk Menstimulasi Keterampilan

Sosial Anak Bagi Pendidik Taman Kanak-Kanak (2009:32) adalah antara

lain:

1. Anak mau membaur dengan teman.

2. Anak mampu mengawali interaksi atau komunikasi dengan teman.

3. Anak aktif mendengarkan orang lain yang sedang berbicara.

Upaya Meningkatkan Kemampuan …, Rizki Meitasari, FKIP UMP, 2012

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak ...repository.ump.ac.id/3524/3/BAB II_RIZKI MEITASARI_PGPAUD'12.pdf · A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak Usia Dini 1. Pengertian

26

4. Anak mampu memberikan respon terhadap penrnyataan mapun

pertanyaan yang disampaikan oleh teman.

5. Anak aktif dalam membangun percakapan dengan satu atau dua atau

dengan kelompok.

6. Anak mampu menampilkan gesture dan mimik yang tepat ketika diajak

berbicara.

Indikator keberhasilan kemampuan interaksi sosial yang akan dipakai

dalam penelitian ini adalah :

1. Anak mau membaur dengan teman.

2. Anak mau dan mampu mengawali interaksi atau komunikasi dengan

teman.

3. Anak mampu memberikan respon terhadap pernyataan atau pertanyaan

yang disampaikan oleh teman.

4. Anak aktif dalam membangun percakpan dengan satu atau dua orang atau

dengan kelompok.

Anak mau membaur dengan temannya contohnya anak yang

semula masih suka menyendiri sudah mulai mau bergabung dengan teman

lainnya walaupun hanya berdiam diri saja.

Anak mampu mengawali interaksi atau komunikasi dengan teman

lain contohnya ketika anak sudah mulai membaur atau bergabung dengan

temannya kemudian anak bisa membuka percakapan terlebih dahulu.

Misalnya membuka percakapan atau pembicaraan dengan statement “ Tas

kamu baru ya?”.

Upaya Meningkatkan Kemampuan …, Rizki Meitasari, FKIP UMP, 2012

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak ...repository.ump.ac.id/3524/3/BAB II_RIZKI MEITASARI_PGPAUD'12.pdf · A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak Usia Dini 1. Pengertian

27

Anak mampu memberikan respon terhadap pernyataan maupun

pertanyaan yang disampaikan oleh teman contohnya ketika salah satu

anak sudah mulai membuka pembicaraan maka teman yang lain

menanggapinya. Misalnya ketika si A membuka percakapan “Tas kamu

baru ya?” dan teman lainnya menjawab “ Iya tasku baru”.

Anak aktif dalam membangun percakpan dengan satu atau dua

orang atau dengan kelompok maksudnya adalah ketika salah satu anak

melontarkan statement untuk membuka percakapan maka teman lain aktif

menanggapinya. Contoh :

A ; “ Tas kamu baru ya? “

B : “ Iya tasku baru, ayahku yang membelikan.”

A : “ Aku juga punya tas baru.”....dst.

D. Kerangka Berpikir

Berdasarkan hasil obervasi dan analisis setiap masalah yang timbul

dalam proses belajar mengajar di lingkungan sekolah telah diidentifikasi oleh

peneliti. Rendahnya kemampuan interaksi sosial anak yang dapat terlihat dari

seringnya mereka bermain sendiri atau bahkan mereka tidak mau bergaul

dengan temannya merupakan masalah yang ada di kelompok B TK Aisyiyah

Sangkanayu kecamatan Mrebet kabupaten Purbalingga. Dari hasil analisis

dan observasi tersebut terlihat kurang kreatifnya guru dalam memberikan

pembelajar, kegiatan pembelajaran terkesan monoton dan membosankan.

Oleh karena itu, peneliti mencoba memberikan alternatif pemecahan masalah

Upaya Meningkatkan Kemampuan …, Rizki Meitasari, FKIP UMP, 2012

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak ...repository.ump.ac.id/3524/3/BAB II_RIZKI MEITASARI_PGPAUD'12.pdf · A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak Usia Dini 1. Pengertian

28

rendahnya kemampuan interaksi social anak didik kelompok B TK Aisyiyah

Sangkanayu melalui metode bermain peran dengan tema pekerjaan.

Metode bermain peran adalah metode yang dilakukan dengan cara

memperagakan atau menirukan suatu objek tertentu yang dapat bertujuan

untuk mengembangan imajinasi anak. Bermain peran disebut juga main

simbolis, pura-pura, make believe, fantasi, imajinasi, atau main drama, sangat

penting untuk perkembangan kognisi, sosial dan emosi anak pada usia tiga

sampai enam tahun.

Jenis kegiatan bermain peran menurut buku Didaktik Metodik di TK

(Depdikbud, 1997: 37) adalah bermian peran sebagai pemberi jasa seperti

dokter, tukang sayur, guru, tukang pos, dan sebagainya yang kesemuanya itu

masuk dalam tema pekerjaan dalam pembelajaran di Taman Kanak-Kanak.

Bermain peran dengan tema pekerjaan contohnya adalah bermain peran

sebagai seorang pedagang, dokter, guru, tukang pos, tukang cukur, polisi dan

masih banyak lagi. Anak nantinya akan berpura-pura atau berperan sesuai

dengan perannya masing-masing. Misalnya ketika anak berperan sebagai

seorang pedagang maka anak bertingkah selayaknya seorang pedagang sayur.

Ketika anak memainkan peran sebagai seorang dokter, anak pun dituntut

untuk dapat menirukan seorang dokter yang sedang menangani pasien. Masih

banyak peran-peran lainnya yang dapat dimainkan oleh anak khususnya yang

peran-peran dengan tema pekerjaan.

Metode bermain peran dengan tema pekerjaan dipilih untuk

meningkatkan kemampuan interaksi sosial karena dalam bermain peran

Upaya Meningkatkan Kemampuan …, Rizki Meitasari, FKIP UMP, 2012

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak ...repository.ump.ac.id/3524/3/BAB II_RIZKI MEITASARI_PGPAUD'12.pdf · A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak Usia Dini 1. Pengertian

29

dengan tema pekerjaan banyak sekali terjadi interaksi baik antar individu

dengan individu, individu dengan kelompok maupun kelompok dengan

kelompok. Hal itu sangat memungkinkan anak untuk mengembangkan

kemampuan interaksi sosial. Untuk mempermudah pelaksanaan tindakan

kelas maka perlu disusun bagan kerangka berpikir yang merupakan landasan

pelaksanaan penelitian tindakan kelas.

Adapun bagan kerangka berpikirnya sebagai berikut

Gambar 2.1 bagan kerangka berpikir

Kondisi

Awal

Kemampuan interaksi

sosial meningkat tapi

belum maksimal

Pembelajaran

menggunakan metode

bermain peran

Dilakukan PTK

Siklus II

Pembelajaran

mengguanakn metode

bermain peran dengan

lebih variatif

Kemampuan interaksi

sosial anak meningkat

maksimal

Terjadi perbaikan yang

optimal dalam

kemampuan interaksi

sosial dan penelitian

berhasil

Pembelajaran belum

menggunakan metode

bermain peran

Kemampuan interaksi

sosial masih rendah

Upaya Meningkatkan Kemampuan …, Rizki Meitasari, FKIP UMP, 2012

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak ...repository.ump.ac.id/3524/3/BAB II_RIZKI MEITASARI_PGPAUD'12.pdf · A. Kemampuan Interaksi Sosial Anak Usia Dini 1. Pengertian

30

Pada kondisi awal kemampuan interaksi sosial anak masih rendah,

kemudian dilakukan perbaikan melalui Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari

2 siklus. Pada siklus I perbaikan dilakukan melalui metode bermain peran dengan

tema pekerjaan yang terdiri dari tiga kali pertemuan. Setelah dilakukan siklus I

diharapkan kemampuan interksi social meningkat tetapi belum maksimal dan

dilakukan perbaikan melalui siklus II.

Pada siklus II perbaikan dilakukan menggunakan metode bermain peran

dengan tema pekerjaan namun lebih variatif yaitu dengan kostum dan settingan

yang berbeda. Siklus II juga dilakukan dalam tiga kali pertemuan. Pertemuan

pertama akan memainkan peran sebagai seorang tukang cukur, pertemuan kedua

memainkan peran sebagai dokter dan pertemuan ketiga bermain peran sebagai

penjual dan pembeli. Setelah dilakukan siklus ke II dengan tiga kali pertemuan

kemampuan interaksi sosial meningkat dengan optimal dan penelitian berhasil.

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir diatas, diyakini bahwa melalui metode

bermain peran dengan tema pekerjaan dapat meningkatkan kemampuan

interaksi sosial pada anak kelompok B TK Aisyiyah Sangkanayu kecamatan

Mrebet kabupaten Purbalingga semester genap tahun ajaran 2011-2012.

Upaya Meningkatkan Kemampuan …, Rizki Meitasari, FKIP UMP, 2012