bab ii kajian pustaka a. kajian teori 1. pembelajaran...
TRANSCRIPT
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Kajian Teori merupakan landasan teori yang digunakan sebagai petunjuk untuk
melakukan penelitian dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
1. Pembelajaran Tematik
a. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik menurut Poerwadarminta (dalam Abdul, 2014: 80)
adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa
mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta
didik. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok
pembicaraan. Menurut (Abdul, 2014: 85) :
“Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu
(integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang
memungkinkan siswa, baik secara individu maupun kelompok aktif menggali dan
menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan
otentik.
Menurut (Abdul, 2014: 85) pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan
dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dari
dalam intra mata pelajaran (dalam satu mata pelajaran) maupun antar-mata
pelajaran (berbagai mata pelajaran). Pembelajaran tematik dimaksudkan untuk
menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya
perbendaharaan bahasa anak didik dan membuat pembelajaran lebih bermakna
(Abdul, 2014: 86). Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat di tarik kesimpulan
bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang difokuskan tidak hanya
pada satu konteks pembelajaran saja, melainkan juga dari berbagai konteks
12
pembelajaran yang dapat digabungkan menjadi suatu pembelajaran yang terpadu
dan bermakna bagi peserta didik.
b. Metode dan Teknik Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik dilengkapi dengan berbagai metode dan teknik dalam
proses pembelajarannya. Menurut (Abdul, 2014: 151-173) Metode dan teknik
pembelajaran tematik adalah sebagai berikut : metode ceramah, metode
demonstrasi, metode diskusi, metode simulasi, metode tugas dan resitasi, metode
tanya jawab, metode kerja kelompok, metode problem solving, metode latihan,
metode karyawisata, dan inkuiri. adapun pemaparannya sebagai berikut :
1) Metode Ceramah
Metode yang penggunakan cara penuturan (lecturer) dalam penyampaian suatu
pembelajaran. Metode ceramah harus memperhatikan isi sehingga dapat dipahami
oleh pendengar (peserta didik) agat nantinya isi yang disampaikan dapat di ikuti
dan dilakukan oleh pendengar (peserta didik)
2) Metode Demonstrasi
Metode ini membantu peserta didik untuk mencari jawaban dengan usaha
sendiri dan dengan fakta-fakta yang ada di lingkungannya. Metode demonstrasi
merupakan metode yang penyajiannya dengan memperagakan dan
mempertunjukkan pada peserta didik tentang suatu proses atau situasi yang ada di
lingkungan sekitarnya baik dengan kondisi yang sebenarnya maupun dengan tiruan.
3) Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan metode yang menghadapkan peserta didik pada
adanya suatu masalah yang harus dipecahkan bersama dan bersifat bertukar
pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu.
13
4) Metode Simulasi
Metode simulasi adalah metode yang difokuskan pada berpura-pura atau
berbuat seakan-akan sesuai dengan situasi tiruan yang dilakukan untuk memahami
konsep, prinsip, atau ketrampilan tertentu.
5) Metode Tugas dan Resitasi
Metode tugas dan resitasi adalah metode yang digunakan untuk merangsang
keaktifan anak dalam belajar secara individu di rumah, di sekolah ataupun di
lingkungan. Metode ini biasanya menggunakan penghafalan, pembacaan,
pengulangan, dan pengujian dalam tugas yang diberikan.
6) Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab berfokus pada adanya komunikasi langsung antara guru
dengan peserta didik. Metode tanya jawab digunakan untuk merangsang pemikiran
peserta didik dan membimbing peserta didik untuk mencapai suatu pengetahuan
baru.
7) Metode Kerja Kelompok
Metode ini berupa pembelajaran secara berkelompok atau bersama-sama untuk
mencapai suatu tujuan pembelajaran tertentu.
8) Metode Problem Solving
Metode yang dalam penerapannya bukan hanya sekedar mengajar melainkan
metode yang diawali dengan mencari data atau fakta dari lingkungan sekitar
kemudian sampai pada penarikan kesimpulan.
9) Metode Latihan
Metode latihan digunakan untuk menambahkan ketangkasan atau ketampilan
dari suatu ilmu atau pengetahuan yang dipelajari.
14
10) Metode Karyawisata
Metode karyawisata digunakan untuk pembelajaran di luar lingkungan sekolah
yang difokuskan untuk menambahkan ilmu peserta didik melalui lingkungan sekitar
secara langsung.
11) Inkuiri
Menekankan pada proses aktivitas mencari dan menemukan karena materi
pelajaran tidak diberikan secara langsung. Metode ini berpusat pada peserta didik
sebagai subjek belajar dan guru sebagai fasilitator dan sebagai pembimbing peserta
didik dalam proses belajar.
Hal di atas merupakan penjelasan jenis metode yang sesuai dengan kurikulum
2013 yang menerapkan pembelajaran berdasarkan tema. Berdasarkan penjelasan di
atas dapat di tarik kesimpulan bahwa dalam proses pembelajaran terdapat metode-
metode yang harus diterapkan sesuai dengan indikator dari suatu pembelajaran.
Termasuk dari beberapa metode juga harus ditunjang dengan adanya media
pembelajaran dan sumber belajar yang jelas agar penyampaian materi pada proses
pembelajaran lebih mudah dan sesuai dengan materi pelajaran. Metode yang sesuai
untuk diterapkan pada pembelajaran tematik adalah inkuiri. Menurut penjelasan
ahli inkuiri dapat membuat peserta didik lebih aktif karena peserta didik sebagai
subjek pebelajar dan guru hanya sebagai fasilitator.
c. Implikasi terhadap Sarana, Prasarana, Sumber Belajar, dan Media
Pembelajaran tematik perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar yang
sifatnya di desain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran (by
design), maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang dapat
dimanfaatkan (by utilization) (Abdul, 2014: 190). Secara umum menurut (Mulyasa
15
2014: 52) terdapat dua cara memanfaatkan fasilitas dalam menyukseskan
implementasi kurikulum yaitu :
1) Membawa sumber belajar ke dalam kelas. Berbagai sumber belajar yang
beranekaragam dapat digunakan pada saat pembelajaran dalam pembentukan
kompetensi dasar peserta didik.
2) Membawa kelas ke lapangan apabila ada berbagai hal yang tidak
memungkinkan suatu benda dapat dimasukan ke dalam kelas.
Pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan atau penggunaan
media harus disesuaikan dengan apa yang sedang dibutuhkan dan materi
pembelajaran apa yang diajarkan kepada peserta didik.
2. Tema Hidup Rukun
a. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) merupakan
tingkat kemampuan yang digunakan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) yang harus dimiliki setiap peserta didik SD/MI pada setiap tingkat kelas
(Permendikbud no 57, 2014: 6). Melalui adanya Kompetensi Inti, Kompetensi
Dasar antar mata pelajaran pada kelas dapat di jaga atau sesuai antar mata pelajaran
yang terdapat pada satu proses pembelajaran. Selain itu kesesuaian materi pelajaran
pada intra mata pelajaran juga dapat di jaga walaupun pada kelas yang berbeda.
Berikut adalah rumusan Kompetensi Inti menggunakan notasi menurut
Permendikbud no 57 tahun 2014 :
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk Kompetensi Inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk Kompetensi Inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk Kompetensi Inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk Kompetensi Inti keterampilan.
16
Kompetensi Inti yang terdapat pada pembelajaran tematik kelas II menurut
(Kemendikbud. 2014; xi) adalah sebagai berikut :
1 Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2 Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percayadiri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
3 Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan
di sekolah.
4 Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya
yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi inti adalah suatu
tingkatan yang dibuat oleh permendikbud untuk mencapai standar kompetensi
lulusan. Kompetensi Inti pada kurikulum pembelajaran tematik diletakkan pada
halaman awal buku guru yang dapat digunakan sebagai pedoman guru untuk
menentukan pembelajaran yang disesuaikan dengan kompetensi dasar.
Kompetensi Dasar dirumuskan untuk mencapai Kompetensi Inti yang ada pada
setiap kelasnya. Rumusan Kompetensi Dasar dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik dan kemampuan peserta didik, dan kekhasan
masingmasing mata pelajaran (Permendikbud no 57, 2014: 12). Jadi dapat
disimpulkan bahwa kompetensi dasar adalah acuan yang digunakan untuk
mencapai kompetensi inti yang akan digunakan sebagai capaian standar kompetensi
lulusan. Adapun pemetaan kompetensi dasar kelas II tema 1 (hidup rukun) subtema
4 (hidup rukun di masyarakat) menurut (Kemendikbud; 2014: 149-150) adalah
sebagai berikut :
17
Gambar 2.1 Pemetaan Kompetensi Dasar Kelas II Tema 1 Subtema 4
TEMA 1
SUBTEMA
4
BAHASA INDONESIA
1.5 Menerima anugerah Tuhan Yang
Maha Esa berupa bahasa Indonesia
yang dikenal sebagai bahasa persatuan dan sarana belajar di tengah
keberagaman bahasa daerah.
2.5 Memiliki perilaku santun dan jujur dalam percakapan tentang hidup
rukun dalam kemajemukan keluarga
melalui pemanfaatan bahasa Indonesia dan/ atau bahasa daerah.
3.5 Mengenal teks permintaan maaf
tentang sikap hidup rukun dalam kemajemukan keluarga dan teman
dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi kosakata bahasa
daerah untuk membantu pemahaman.
4.5 Menggunakan teks permintaan maaf tentang sikap hidup rukun dalam
kemajemukan keluarga dan teman
secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat
diisi kosakata bahasa daerah untuk
membantu penyajian.
PPKn
1.4 Menerima kebersamaan dalam keberagaman sebagai anugerah Tuhan
Yang Maha Esa di lingkungan rumah
dan sekolah. 2.4 Menunjukkan perilaku toleransi, kasih
sayang, jujur, disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman,
dan guru sebagai perwujudan moral
Pancasila. 3.4 Memahami arti bersatu dalam
keberagaman di rumah dan sekolah.
4.4 Bermain peran tentang bersatu dalam keberagaman dilingkungan rumah dan
sekolah.
PJOK 1.1 Menghargai tubuh dengan seluruh
perangkat gerak dan
kemampuannya sebagai anugerah
Tuhan. 2.2 Bertanggung jawab terhadap
keselamatan diri sendiri, orang
lain, dan lingkungan sekitar, serta dalam penggunaan sarana dan
prasarana pembelajaran.
3.6 Mengetahui konsep penggunaan variasi pola gerak dasar lokomotor
dan non-lokomotor sesuai dengan
irama (ketukan) tanpa/dengan
musik dalam aktivitasgerak ritmik.
4.6 Mengetahui konsep penggunaan
variasi pola gerak dasar lokomotor dan non-lokomotor sesuai dengan
irama (ketukan) tanpa/dengan
musik dalam aktivitas gerak ritmik.
MATEMATIKA
1.1 Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2.1 Menunjukkan sikap cermat dan
teliti, jujur, tertib dan mengikuti aturan, peduli, disiplin waktu
serta tidak mudah menyerah
dalam mengerjakan tugas. 3.1 Mengenal bilangan asli sampai
500 dengan menggunakan blok
Dienes (kubus satuan). 4.1 Memprediksi pola-pola bilangan
sederhana menggunakan
bilangan-bilangan yang kurang
dari 100.
SBDP
1.1 Menikmati keindahan alam dan
karya seni sebagai salah satu tanda-
tanda kekuasaan Tuhan.
2.2 Menunjukkan rasa ingin tahu untuk
mengenal alam di lingkungan
sekitar sebagai sumber ide dalam
berkarya seni.
3.1 Mengenal bahan dan alat serta
tekniknya dalam membuat karya
seni rupa.
4.1 Menggambar ekspresi dengan
mengolah garis, warna, bentuk, dan
tekstur berdasarkan hasil
pengamatan di lingkungan sekitar.
18
b. Materi Pelajaran Tema Hidup Rukun
Pada tema hidup rukun subtema hidup rukun di masyarakat menurut
(kemendikbud, 2014: 149-150) terdapat beberapa mata pelajaran yang dikemas
menjadi pembelajaran secara tematik yaitu mata pelajaran Bahasa Indonesia, PPKn,
PJOK, Matematika, dan SBdP. Beberapa mata pelajaran tersebut disatukan menjadi
tema yang sama yaitu dalam tema hidup rukun. Tema hidup rukun ini menurut
(kemendikbud, 2014: 120 – 158) berisi materi tentang teks permintaan maaf, hidup
dalam keragaman di masyarakat, gerak tubuh, mengenal seni rupa, dan bilangan
asli. Berikut penjelasan dari masing-masing materi di atas :
1) Teks Permintaan maaf
Menurut (KKBI, 2008: 1474) teks adalah naskah yg berupa kata-kata asli dari
pengarang yang digunakan sebagai bahan dasar dalam menulis pidato dan lain
sebagainya. Permintaan menurut (KBBI, 2008: 958) adalah suatu harapan supaya
diberi atau mendapat sesuatu dari hal yang diinginkan sedangkan “maaf” menurut
(KBBI, 2008: 890) adalah sebuah pengampunan atau pembebasan dari tuntutan
seperti kesalahan, kekeliruan, dan lain sebagainya. Jadi teks permintaan maaf dapat
diartikan sebagai suatu teks atau naskah yang mengandung harapan atau
pengampunan dari tuntutan atau kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan.
Berguna untuk mengajarkan tentang permintaan maaf kepada peserta didik.
2) Hidup dalam Keragaman di Masyarakat
Hidup menurut (KBBI, 2008: 521) adalah masih terus ada, bergerak, dan
bekerja sebagaimana mestinya sesuai dengan yang dijalani. Keragaman menurut
(KBBI, 2008: 1154) merupakan suatu kerukunan yang tercipta. Masyarakat
menurut (KBBI, 2008: 924) merupakan sekumpulan orang yang hidup bersama
19
pada suatu tempat atau wilayah dengan ikatan aturan tertentu. Jadi materi tentang
hidup dalam keragaman msyarakat adalah materi tentang cara-cara hidup rukun di
masyarakat, menghargai kehidupan di masyarakat, menghormati perbedaan, dan
hidup rukun di dalam suatu lingkungan masyarakat.
3) Gerak Tubuh
Gerak dalam (KBBI, 2008: 468) adalah suatu peralihan tempat atau kedudukan
sedangkan tubuh menurut (KBBI, 2008: 1551) adalah keseluruhan jasad manusia
atau binatang yang kelihatan dari bagian ujung kaki sampai ujung rambut. Jadi
gerak tubuh adalah materi yang mempelajari tentang perpindahan tubuh manusia
dari ujung rambut hingga ujung kaki.
4) Mengenal Seni Rupa
Mengenal pada (KBBI, 2008: 648) dapat diartikan dengan mengetahui hal baru
dari lingkungan sedangkan seni rupa menurut (KBBI, 2008: 1316) adalah suatu
keahlian membuat karya yg bermutu di lihat dr segi kehalusannya, kendahannya,
dan lain sebagainya atau dapat diartikan sebagai karya yang diciptakan dengan
keahlian yang luar biasa berupa pahatan atau lukisan. Pada materi ini lebih
menekankan pada pembelajaran berupa mengenalkan seni rupa melalui hal-hal
yang terdapat dilingkungan sekitar. Mengenal seni rupa dapat diapresiasikan
melalui gambar garis maupun warna yang dihasilkan.
5) Bilangan Asli
Bilangan menurut (KBBI, 2008: 201) dapat diartikan sebagai golongan atau
banyak benda atau satuan jumlah sedangkan asli menurut (KBBI, 2008: 98) dapat
diartikan murni. Jadi bilangan asli dapat diartikan sebagai bilangan yang murni dan
belum tersentuh dengan operasi bilangan apapun. Pada materi ini peserta didik
20
mempelajari bilangan asli melalui mengenal bilangan asli 500 dan juga peserta
didik mempelajari pola-pola bilangan kurang dari 100. Mata pelajaran di atas di
kemas sesuai dengan kehidupan sehari-hari yang ada dilingkungan sekitar peserta
didik. Di bawah ini adalah contoh mengenal bilangan asli sampai 500 menggunakan
garis/ kotak dan juga mengenal pola-pola bilangan menurut (Kemendikbud, 2014:
123)
103 112 107
103 107 112
Gambar 2.2 Mengurutkan Bilangan Asli
101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112
+1 +1 +1 +1 +1 +1 +1 +1 +1 +1 +1
+5
+10
+11
Gambar 2.3 Memprediksi Pola Bilangan
Jadi materi pelajaran yang terdapat pada tema hidup rukun adalah materi
pelajaran yang digabungkan menjadi satu tema dalam tema hidup rukun dan
disesuaikan dengan kompetensi dasar yang di capai. Pada tema hidup rukun ini
pembelajarannya disesuaikan juga dengan nilai karakter yang di capai pada
Kompetensi Inti kedua.
21
3. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media Pembelajaran dalam proses pembelajaran merupakan suatu komponen
penying yang dapat menunjang proses pembelajaran, berikut adalah pemaparan
para ahli mengenai media pembelajaran.
Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata
“medium”. Secara harfiah, artinya adalah “perantara” atau “pengantar”. Oleh
karenanya, media dipahami sebagai perantara atau pengantar sumber pesan dengan
penerima pesan. Media pembelajaran bisa dikatakan sebagai alat yang bisa
merangsang peserta didik sehingga terjadi proses belajar (Ari, 2014: 47).
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian,
minat, pikiran, dan perasaan peserta didik dalam kegiatan belajar untuk mencapai
tujuan pembelajaran tertentu (Sumanto dalam Ari, 2014: 137).
Asosiasi Pendidikan Nasional memiliki pengertian yang berbeda. Media
adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta
peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan
dibaca. Apapun batasan yang diberikan, ada persamaan diantara batasan tersebut
yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk m
enyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian peserta didik sedemikian
rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman, 2010: 7).
Menurut (Syaiful dan Aswan, 2010: 120) dalam proses belajar mengajar
kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting, karena dalam kegiatan
tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan
menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang disampaikan
kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat
22
mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat
tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media,
dengan demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa bantuan
media
Berdasarkan deskripsi dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran adalah suatu bahan yang dapat dimanfaatkan sebagai perantara
pembelajaran yang nantinya dapat memudahkan guru dalam penyampaian materi
dan dapat mempermudah peserta didik dalam memahami materi pelajaran yang
diberikan, serta dapat mencapai keberhasilan dalam belajar, dan di dalam media
pembelajaran juga terdapat jenis-jenis media pembelajaran yang dapat
dikembangkan dalam proses belajar mengajar.
b. Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran
Unsur yang penting dalam proses belajar mengajar adalah metode mengajar
dan media pembelajaran. Kedua aspek tersebut saling berkaitan. Pemilihan salah
satu metode mengajar tentu mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai,
meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih
media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas, dan respon yang diharapkan
peserta didik menguasai setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks
pembelajaran termasuk karakteristik peserta didik. Meskipun demikian, dapat
dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat
bantu mengajar yang ditata dan diciptakan oleh guru (Arsyad, 2007 : 15).
Sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar, media mempunyai beberapa
fungsi. Menurut Nana (dalam Syaiful dan Aswan, 2010: 134) fungsi media
pengajaran dibagi menjadi enam kategori, sebagai berikut :
23
1) Penggunaan media dalam proses belajar mengajar mempunyai fungsi sendiri
sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
2) Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari
keseluruhan situasi mengajar. Media pengajaran merupakan salah satu unsur
yang harus dikembangkan oleh guru.
3) Penggunaan media pengajaran harus integral dengan tujuan dari isi pelajaran
(pemanfaatan media harus melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran).
4) Penggunaan media dalam pengajaran bukan hanya sekedar untuk melengkapi
proses belajar supaya lebih menarik perhatian peserta didik.
5) Penggunaan media lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar
mengajar dan membantu peserta didik dalam menangkap pengertian yang
diberikan guru.
6) Penggunaan media diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar,
dengan kata lain, hasil belajar yang dicapai peserta didik menggunakan media
akan lebih diingat dan tahan lama..
Menurut (Ari, 2014: 49-50) media berperan penting dalam suatu kegiatan
pembelajaran. Melalui media, materi yang bersifat abstrak bisa menjadi lebih
konkret. Secara umum, media memiliki beberapa fungsi diantaranya sebagai
berikut :
“Mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik, memperoleh
gambaran jelas tentang benda yang sulit diamati secara langsung, memungkinkan adanya
interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya, menghasilkan keseragaman
pengamatan, menanamkan konsep dasar yang benar, konkret, dan realistis, membangkitkan
keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar,
memberikan pengalaman yang menyeluruh dari yang konkret sampai dengan abstrak,
memudahkan untuk membandingkan, mengamati, mendeskripsikan, suatu benda”.
24
Adapun menurut Sutikno (dalam Ari, 2014:50) menyebutkan ada beberapa
fungsi penggunaan media dalam proses pembelajaran, diantaranya adalah sebagai
berikut :
“membantu mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran, memperjelas
penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis, mengatasi keterbatasan ruang, pembelajaran
lebih komunikatif dan produktif, waktu pembelajaran bisa dikondisikan, menghilangkan
kebosanan peserta didik, meningkatkan motivasi peserta didik dalam mempelajari sesuatu,
melayani gaya belajar peserta didik yang beraneka ragam, meningkatkan kadar
keaktifan/keterlibatan”.
Menurut beberapa pendapat ahli mengenai fungsi media yang dipaparkan
dapat disimpulkan bahwa media berfungsi sebagai alat bantu dalam proses
belajar. Media juga berfungsi untuk mempermudah penyampaian suatu materi
pelajaran, dari hal yang abstrak menjadi konkret serta media juga berfungsi untuk
meningkatkan keaktifan peserta didik di dalam kelas.
c. Jenis - Jenis Media
Berdasarkan rancangannya, menurut (Ari, 2014:51) media pembelajaran dapat
dimanfaatkan mulai dari yang sederhana (langsung memanfaatkan yang ada di
lingkungan) sampai dengan yang kompleks atau canggih yang dijelaskan sebagai
berikut :
1) Media yang dirancang (by design), yakni media dan sumber belajar yang
secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen sistem
pembelajaran untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah bersifat formal.
2) Media yang dimanfaatkan (by utilization), yaitu media dan sumber belajar
yang tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan
keberadaanya dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan dengan mudah
untuk keperluan pembelajaran.
25
Sedangkan macam jenis media menurut (Syaiful dan Aswan, 2010: 124-125)
media dilihat dari beberapa sisi yakni : dilihat dari jenisnya, dilihat dari daya
liputnya, dan dilihat dari bahan pembuatannya. Pemaparannya sebagai berikut :
1) Dilihat dari jenisnya, media dibagai ke dalam :
a) Media auditif
Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja,
seperti radio, voice recorder dan lain-lain. Media ini tidak cocok untuk orang
tuna rungu atau mempunyai kelainan dalam pendengaran.
b) Media visual
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan.
Media visual ini berupa tampilan gambar diam seperti film strip (film rangkai),
slides (film bingkai) foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula media visual
yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu (tanpa
suara), dan film kartun. Jenis media ini biasanya tidak disisipi oleh adanya suara
apapun, hanya terfokus pada visual saja.
c) Media Audiovisual
Media Audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebik baik, karena meliputi
kedua jenis media yaitu media auditif dan dan media visual. Media ini tentunya
dapat menambahkan pengetahuan melalui indra penglihatan dan pendengaran.
2) Dilihat dari daya liputnya, Media dibagi dalam :
a) Media dengan daya liput luas dan serentak
Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang, serta dapat
menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama.
26
b) Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat.
Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang
khusus seperti film, slide, film rangkai, yang harus menggunakan tempat yang
tertutup dan tidak mudah terkena pancaran sinar matahari.
c) Media untuk pengajaran individual
Media ini penggunaannya hanya untuk seorang diri. Hanya berfokus pada
kemampuan indiidual masing-masing peserta didik saja.
3) Dilihat dari bahan pembuatannya, media dibagi dalam :
a) Media sederhana
Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara
pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit.
b) Media kompleks
Media ini adalah media yang bahan dan alat pembuatannya sulit diperoleh serta
mahal harganya, sulit membuatnya , dan penggunaannya memerlukan ketrampilan
yang memadai.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa media
dapat dibagi dan ditentukan penggunaannya berdasarkan rancangan dan
kegunaannya selain itu dapat dilihat dari keperluan dalam penggunaannya.
d. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Pembelajaran disekolah tentunya memerlukan perencanaan yang baik.
Perangkat pembelajaran yang digunakan tentu juga mempengaruhi proses
pembelajaran yang berlangsung. Pemilihan media memerlukan analisis kebutuhan
yang mendalam dan juga memerlukan aspek-aspek yang tepat, agar penggunaan
media bisa sesuai dengan pembelajaran yang dilakukan. Menurut Sutikno (dalam
27
Ari, 2014: 67), suatu media dikatakan berkualitas jika memenuhi beberapa prinsip
yaitu pemilihan media dan subyek yang tepat (valid), penyajian media tepat
(efektif), dan penempatan media yang tepat (praktis). Adapun penjelasannya adalah
sebagai berikut :
1) Valid
Para ahli adalah validator yang berkompeten untuk menilai media pembelajaran dan
memberikan masukan atau saran untuk menyempurnakan pengemabangam media
pembelajaran. Penilaian meliputi 3 aspek yaitu :
a. Aspek format dinilai berdasarkan kejelasan petunjuk penggunaan, kesesuaian
format sebagai media pembelajaran, kesesuaian isi pada media, kesesuaian
definisi yang digunakan, dan kesesuain penggunaan media.
b. Aspek isi dinilai berdasarkan penggunaan judul yang menarik, kesesuaian
dengan KI, dan KD, kesesuaian dengan indikator dan tujuan pembelajaran,
kesesuaian dengan materi yang harus dipelajari oleh peserta didik. Mendorong
peserta didik mendapatkan jawaban yang benar.
c. Aspek bahasa dinilai berdasarkan kemudahan peserta didik memahami bahasa
yang digunakan.
2) Praktis
Media pembelajaran dikatakan praktis jika hasil penelitian menunjukkan
bahwa penggunaan media tersebut memenuhi kebutuhan dan harapan. Untuk
menilai adanya nilai praktis pada media yang diciptakan dilihat dari hasil validasi
para validator yang menyatakan adanya perbaikan atau revisi pada media
pembelajaran.
28
3) Efektif
Media pembelajaran dikatakan efektif apabila media pembelajaran
memberikan dampak positif dan memberikan pemahaman materi kepada peserta
didik. Kriteria ini didapatkan dengan cara uji coba terbatas, memberikan respon
positif pada media yang dikembangkan, dan memberikan evaluasi sesuai dengan
pembelajaran yang menggunakan media tersebut.
Berdasarkan uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa pada dasarnya tidak
ada media yang sanbgat bagus dan tidak ada pula media yang jelek atau tidak layak
digunakan. Hal tersebut tentu sesuai dengan kebutuhan materi yang disampaikan.
Media yang bagus adalah media yang mendukung tercapianya tujuan pembelajaran.
Sehingga, kriteria utama dalam pemilihan media adalah menitikberatkan pada
kontribusi keberhasilan pembelajaran.
4. Ensiklopedia Elektronik Dongeng Nusantara sebagai Media
Pembelajaran Tematik
a. Definisi Ensiklopedia Elektronik
Ensiklopedia adalah buku (atau serangkaian buku) yang menghimpun
keterangan atau uraian tentang berbagai hal dalam bidang seni dan ilmu
pengetahuan, yang disusun menurut abjad atau menurut lingkungan ilmu (KBBI,
2008: 394). Menurut (Agus, 2007: 144) ensiklopedia (ejaan tidak
baku: ensiklopedi) adalah sejumlah tulisan yang berisi penjelasan yang menyimpan
informasi secara komprehensif dan cepat dipahami serta dimengerti mengenai
keseluruhan cabang ilmu pengetahuan atau khusus dalam satu cabang ilmu
pengetahuan tertentu yang tersusun dalam bagian artikel-artikel dengan satu topik
bahasan pada tiap-tiap artikel yang disusun berdasarkan abjad, kategori atau volume
29
terbitan dan pada umumnya tercetak dalam bentuk rangkaian buku yang tergantung
pada jumlah bahan yang disertakan.
Berdasarkan pada penjelasan di atas ensiklopedia adalah kumpulan dari suatu
ilmu pengetahuan baru yang sejenis dan nantinya diurutkan penulisannya
berdasarkan abjad. Ensiklopedia berguna untuk menambahkan ilmu pengetahuan
baru bagi peserta didik. Selain itu, ensiklopedia juga dapat digunakan sebagai
sumber belajar bagi peserta didik.
Elektronik adalah alat yang dibuat berdasarkan prinsip elektronika (alat listrik
arus lemah yang dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel
bermuatan listrik) serta hal atau benda yang menggunakan alat tersebut dan antara
lain dapat digunakan pada elektronik konsumen, alat elektronik untuk penggunaan
pribadi dan sehari-hari; dan media elektronik, sarana media massa yang
mempergunakan alat elektronik modern, misal radio, televisi, dan film (Jogja
bangkit, 2009: 11). Jadi ensiklopedia elektronik adalah suatu alat yang berkaitan
dengan media pembelajaran yang memanfaatkan elektronik sebagai perantara
dalam pembuatan ensiklopedia. Media ensiklopedia elektronik merupakan media
yang menggunakan elektronik modern dalam pembuatannya. Sehingga media ini
dapat dijangkau menggunakan PC atau laptop.
b. Definisi Dongeng Nusantara
Genre sastra anak untuk anak sekolah dasar bermacam-macam, menurut (Zulela;
2013: 32) Genre sastra anak tediri dari enam macam yaitu realisme, fiksi fomula, fantasi,
sastra tradisional, puisi, dan nonfiksi. Dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar
terjadi (KBBI, 2007: 274). Dongeng merupakan bentuk sastra lama yang bercerita
tentang suatu kejadian yang imajinatif (fiksi) yang dianggap oleh masyarakat suatu
30
hal yang tidak benar-benar terjadi. Dongeng berfungsi untuk menyampaikan ajaran
moral (mendidik), dan juga menghibur (Subagio, 1990: 117).
Adapun jenis-jenis dongeng menurut (Indhoofiyatul, 2015: 103) adalah
sebagai berikut : fabel, mite, legenda, sage, cerita jenaka, cerita pelipur lara dan
cerita perumpamaan. Penjelasan dari masing-masing jenis dongeng adalah sebagai
berikut :
1) Fabel : bercerita tentang hewan-hewan yang bisa berbicara
2) Mite atau mitos : berisi tentang dewa-dewa, atau makhluk halus
3) Legenda : berisi tentang keajaiban alam yang terjadi
4) Sage : cerita yang berisi atau berhubungan dengan sejarah
5) Cerita Jenaka : cerita yang berhubungan dengan adanya komedi
6) Cerita pelipur lara : cerita yang bertujuan untuk menghibur para tamu
7) Cerita perumpamaan (Parabel) : berhubungan dengan penggambaran sikap
moral
Jadi dongeng merupakan cerita fiksi yang dikembangkan dan belum tentu
benar-benar terjadi. Dongeng tentunya berkaitan dengan pembelajaran moral yang
menghibur untuk anak agar penanaman moral selalu dikenang oleh sang anak.
Cerita fiksi ini juga dapat diambil dari cerita rakyat yang diceritakan turun temurun
dan cerita dapat di ambil dari berbagai daerah yang ada di Nusantara. Nusantara
adalah istilah yang digunakan untuk menggabungkan seluruh kepulauan yang ada
di Indonesia dan istilah yang digunakan untuk memperkuat rasa nasionalisme di
semua rakyat Indonesia (Sumarsono, 2006: 86).
31
Hal di atas dapat disimpulkan bahwa dongeng nusantara adalah sebuah
dongeng yang menggunakan bahasa dari berbagai daerah di Indonesia yang
berguna untuk menambah nilai moral dan nilai nasionalisme seseorang.
c. Media Ensiklopedia Elektronik Dongeng Nusantara
Media Ensiklopedia Elektronik Dongeng Nusantara adalah suatu media yang
dikembangkan pada pembelajaran tematik tema hidup rukun subtema hidup rukun
di masyarakat kelas II Sekolah Dasar. Media ini dikembangkan melalui software
pada komputer yang diharapkan dapat membuat pembelajaran lebih bervariasi.
Media ensiklopedia ini dilengkapi dengan video yang berisi tentang dongeng
pembelajaran yang mencakup kompetensi dasar pada pembelajaran tematik tema
hidup rukun subtema hidup rukun di masyarakat kelas II Sekolah Dasar. Dongeng
pada media ensiklopedia elektronik ini menggunakan bahasa daerah yang mewakili
beberapa daerah di Indonesia. Selain itu juga dilengkapi dengan adanya subtittle
(terjemahan) dan glosarium dari masing-masing bahasa daerah. Adapun komponen
yang terdapat pada media ensiklopedia elektronik adalah sebagai berikut :
1) Isi dari media ini memuat komposisi halaman sebagai berikut :
a) Halaman Menu Utama (berupa peta Indonesia dalam bentuk Animasi)
b) Halaman Video
c) Halaman Glosarium
d) Tombol pengoperasian berwarna putih berbentuk pointer
e) Tombol video player yang digunakan untuk memutar video berupa petunjuk
adanya dongeng pada peta.
32
2) Software media pembelajaran ini akan berjalan dengan baik pemakaiannya bila
didukung dengan adanya sistem operasional yang memiliki spesifikasi
hardware sebagai berikut :
a) Prosessor intel pentium
b) RAM
c) Monitor/ LCD Proyektor
d) Speaker
e) Mouse dan Keyboard
f) Sistem operasional Microsoft Windows XP/ P
d. Desain Produk Media
Produk media yang dihasilkan terdiri dari halam awal, dan halaman menu.
Halaman depan berupa halaman menu utama yang berisi narasi tentang petunjuk
dalam menjalankan media pembelajaran ini. Halaman depan ini di desain
menggunakan Adobe Flash dengan menonjolkan desain animasi berupa karakter
narator yang dinamakan “Rara”. Karakter Rara sebagai narator media yang
membantu peserta didik dalam belajar. Sedangkan halaman menu terdiri dari menu
Apa yang akan kita pelajari, menu peta dongeng, dan menu glosarium. Pada setiap
menu terdiri dari narator (Rara) dan menu yang bisa dipilih di dalamnya
Gambar 2.4 Desain Halaman Depan dan Menu Ensiklopedia Dongeng
Nusantara
33
Menu yang terdapat pada halaman depan ini antara lain :
a) Menu Pilih Dongeng
Halaman ini berisi tentang judul dongeng apa saja yang akan dipelajari,
dongeng yang digunakan pada media ini berupa jenis dongeng perumpamaan
(cerita perumpamaan) dan fabel.
Gambar 2.5 Menu Apa yang kita pelajari
b) Menu Peta Dongeng
Halaman ini berisi tentang dongeng yang digunakan dalam pembelajaran tema
hidup rukun subtema hidup rukun di masyarakat kelas II Sekolah Dasar. Pada
menu peta dongeng ini menggunakan bahasa daerah yang mewakili masing-
masing pulau besar yang ada di Indonesia. Selain itu, dongeng lebih ditekankan
pada dongeng yang berjenis cerita perumpamaan dan fabel.
Gambar 2.6 Menu Peta Dongeng
34
c) Menu Glosarium
Halaman ini berisi tentang ciri khas dari masing-masing daerah yang terdapat
pada peta dongeng.
Gambar 2.7 Menu Glosarium
d) Pengembang
Menu ini berisi tentang identitas pengembang media pembelajaran
Gambar 2.8 Menu Pengembang
35
e) Petunjuk
Menu ini berisi tentang petunjuk penggunaan media pembelajaran
Gambar 2.9 Menu Petunjuk
f) Keluar
Menu ini digunakan untuk mengakhiri penggunaan media pembelajaran
ensiklopedia dongeng nusantara.
e. Cara Menggunakan Media
Media ini digunakan di kelas II Sekolah Dasar pada materi pembelajaran tema
hidup rukun subtema hidup rukun di masyarakat. Cara penggunaan media ini sangat
sederhana sekali. Saat membuka halaman awal terdapat animasi peta Indonesia yang
menunjukkan wilayah Indonesia. Pada masing-masing pulau besar di Indonesia terdapat
petunjuk untuk menuju halaman selanjutnya, halaman selanjutnya berisi satu video
animasi tentang dongeng sederhana berbahasa daerah, peserta didik diminta untuk
menyimak bahasa yang digunakan dan juga membaca terjemahannya dalam bahasa
Indonesia. Jika peserta didik belum paham, peserta didik bisa membuka glosarium dari
masing-masing bahasa daerah yang nantinya dapat membantu peserta didik dalam
menambah kosakata. Selain itu, media ini juga memberikan pesan dibalik dongeng yang
terdapat dalam media ini, pesan sederhana yang diharapkan bisa di ingat oleh peserta
didik.
36
f. Kenggulan dan Kelemahan Produk
Pengembangan media pembelajaran selalu memiliki keunggulan dan kelemahan
dari produk yang dikembangkan. Begitupun dengan media ensiklopedia elektronik yang
dikembangkan, tentu saja juga memiliki keunggulan dan kelemahan. Adapun
keunggulan dan kelemahan dari media ensiklopedia elektroknik dongeng nusantara
adalah sebagai berikut :
1) Keunggulan Media
a) Bersifat elektronik yang dapat digunakan di komputer atau PC
b) Bisa menggunakan LCD Proyektor dalam penggunaannya.
c) Terdiri dari dongeng yang berisi tentang pendidikan karakter
d) Menggunakan bahasa daerah yang mewakili masing-masing pulau besar di
Indonesia yang dapat memberikan pengetahuan tentang bahasa daerah lain yang
ada di Indonesia.
e) Dongeng yang digunakan disesuaikan dengan cerita yang ada di lingkungan,
sehingga dapat menjadi contoh untuk peserta didik hidup rukun di masyarakat.
2) Kelemahan Media
a) Hanya mencakup 5 bahasa daerah yang mewakili beberapa pulau di Indonesia.
b) Penggunaan media hanya bisa digunakan pada komputer atau PC.
c) Tidak bisa mencakup sekolah yang belum dilengkapi adanya komputer atau PC
B. Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian tentang Dongeng yang dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran sudah pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Hasil dari penelitian
terdahulu digunakan sebagai referensi bagi peneliti untuk mendukung penelitian yang
dilakukan.
37
Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Sherly Dwi Puspaningtyas
(2007) yang berjudul “Pengembangan Dongeng sebagai Media Pembelajaran
dalam Format Video Compact Disc (VCD) bagi Orangtua dan Anak Usia Dini”
yang membahas tentang Pendidikan luar sekolah yang berfokus pada penyediaan
sumber belajar peserta didik yang menggunakan VCD dalam pengembangan
media dongeng yang dibuat. Hasil penelitian tersebut yaitu sebagai bahan
pembelajaran audio visual bagi orang tua dan anak usia dini.
Adapun perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang
dilakukan ialah sebagai berikut : a) Penelitian dilakukan pada peserta didik kelas
II di SDN Tulusrejo 2, b) penelitian ini difokuskan dalam membahas pembelajaran
tematik tema hidup rukun subtema hidup rukun dilingkungan masyarakat, c)
Penelitian ini membahas kevalidan dan kelayakan dari penggunaan media
pembelajaran. Penelitian ini difokuskan pada peserta didik untuk mampu
mengoperasikan sendiri ensiklopedia elektronik agar dapat memahami
pembelajaran dengan mudah melalui dongeng.
C. Kerangka Berpikir
Pada Hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam
kehidupannya. Pemberian pendidikan tentunya harus diimbangi dengan adanya
fasilitas atau sara dan prasarana yang harus digunakan dan dimanfaatkan untuk
mempermudah proses penyampaian materi dan proses pembelajaran. Dunia
pendidikan dituntut untuk menghadapi arus globalisasi yang semakin kencang
terjadi. Pendidikan dituntut untuk mampu mendorong dan mengupayakan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
38
Hasil observasi 19 September 2016 – 15 Oktober 2016 dan 18 November 2016
di Sekolah Dasar diketahui bahwa pada penyampaian materi pembelajaran masih
belum memanfaatkan media-media elektronik dan masih menggunakan gambar-
gambar ataupun media konkrit lainnya. Belum adanya pengembangan untuk media
jenis elektronik. Berdasarkan keterangan di atas maka dalam penyusunan
penelitian ini peneliti mengajukan anggapan dasar atau kerangka berpikir penulis
sebagai berikut :
39
= Tidak diteliti
= Diteliti
Gambar 3.0 Kerangka pikir Pengembangan Media Ensiklopedia Elektronik
Dongeng Nusantara Pada Pembelajaran Tematik Tema Hidup Rukun kelas
II Sekolah Dasar
Pelaksanaan Pembelajaran
merupakan suatu proses belajar
mengajar di sekolah yang
melibatkan adanya fasilitas
pembelajaran
Kurikulum 2013 merupakan
Kurikulum pendidikan yang
sedang dilaksanakan di Indonesia
dan menggunakan pembelajaran
berbasis pada Tema
Guru Sumber
Belajar
Media
Pembelajaran
Penggunaan media pada proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013
Pengembangan Media Ensiklopedia Elektronik Dongeng Nusantara pada
Pembelajaran Tematik Tema Hidup Rukun Kelas II Sekolah Dasar
Kevalidan Media Ensiklopedia
Elektronik Dongeng Nusantara
pada Pembelajaran Tematik Tema
Hidup Rukun Kelas II Sekolah
Dasar
Kelayakan Pengembangan Media
Ensiklopedia Elektronik Dongeng
Nusantara pada Pembelajaran
Tematik Tema Hidup Rukun Kelas
II Sekolah Dasar
Hasil Pengembangan Media Ensiklopedia Elektronik Dongeng Nusantara pada
Pembelajaran Tematik Tema Hidup Rukun Kelas II Sekolah Dasar