bab ii kajian pustaka a. kajian teorirepository.ump.ac.id/2395/3/bab ii.pdf5) berpakaian sopan dan...

36
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sikap Disiplin a. Pengertian Disiplin Para ahli mengungkapkan berbagai pengertian tentang disiplin. Wijaya (2014: 97) bahwa kata disiplin berasal dari bahasa Inggris discipline yang berakar dari kata disciple yang berarti siswa, pengikut, penganut, atau seseorang yang menerima pengajaran dan menyebarkan ajaran tersebut. Disiplin yang berasal dari kata dicipline berarti peraturan yang harus diikuti; bidang ilmu yang dipelajari; ajaran; hukuman atau etika, norma, dan tata cara bertingkah laku. Disciplinary adalah model atau cara untuk memperbaiki atau hukuman pelanggaran aturan (discipline). Pengertian disiplin secara umum adalah tindakan individu untuk melaksanakan serta menaati peraturan, tata tertib, dan norma yang berlaku di lembaga tertentu. Oleh karena itu, pelaksanaan disiplin akan senantiasa mengacu pada norma, peraturan, serta patokan yang menjadi unsur penentu perilaku dan juga ada unsur pengendali perilaku supaya sesuai dengan peraturan yang berlaku. Komensky (dalam Koesoema, 2010: 236) kedisiplinan merupakan proses pengajaran, pelatihan, seni mendidik, dan materi kedisiplinan dalam sekolah. 8 Upaya Meningkatkan Disiplin..., Tri Artiningsih, FKIP, UMP, 2016

Upload: others

Post on 21-Jan-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/2395/3/BAB II.pdf5) Berpakaian sopan dan rapi. 6) Mematuhi aturan sekolah. e. Aspek Disiplin Sikap . disiplin mengalir dari

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Sikap Disiplin

a. Pengertian Disiplin

Para ahli mengungkapkan berbagai pengertian tentang disiplin.

Wijaya (2014: 97) bahwa kata disiplin berasal dari bahasa Inggris

discipline yang berakar dari kata disciple yang berarti siswa, pengikut,

penganut, atau seseorang yang menerima pengajaran dan menyebarkan

ajaran tersebut. Disiplin yang berasal dari kata dicipline berarti

peraturan yang harus diikuti; bidang ilmu yang dipelajari; ajaran;

hukuman atau etika, norma, dan tata cara bertingkah laku. Disciplinary

adalah model atau cara untuk memperbaiki atau hukuman pelanggaran

aturan (discipline). Pengertian disiplin secara umum adalah tindakan

individu untuk melaksanakan serta menaati peraturan, tata tertib, dan

norma yang berlaku di lembaga tertentu. Oleh karena itu, pelaksanaan

disiplin akan senantiasa mengacu pada norma, peraturan, serta

patokan yang menjadi unsur penentu perilaku dan juga ada unsur

pengendali perilaku supaya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Komensky (dalam Koesoema, 2010: 236) kedisiplinan merupakan

proses pengajaran, pelatihan, seni mendidik, dan materi kedisiplinan

dalam sekolah.

8

Upaya Meningkatkan Disiplin..., Tri Artiningsih, FKIP, UMP, 2016

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/2395/3/BAB II.pdf5) Berpakaian sopan dan rapi. 6) Mematuhi aturan sekolah. e. Aspek Disiplin Sikap . disiplin mengalir dari

9

Disiplin penting diterapkan kepada siswa dari sejak dini.

Salahudin dan Alkrienciehie (2013: 54) disiplin yaitu tindakan yang

menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan

peraturan. Listyarti (2012: 6) disiplin merupakan tindakan yang

menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan

pertaturan.

Pendapat para ahli di atas, maka disiplin dapat disimpulkan

yaitu tindakan individu untuk menaati dan patuh pada sebuah aturan,

tata tertib, norma yang berlaku di sebuah lembaga atau instansi

tertentu. Pelaksanaan disiplin mengacu pada norma, aturan, tata tertib

yang menjadi patokan perilaku seseorang.

b. Tujuan Disiplin

Disiplin sangat perlu untuk mengatur perilaku dan tata

kehidupan anak-anak, remaja, dan kaum muda sebagai prasyarat

penting dalam pembentukan sikap, perilaku, dan tata kehidupan.

Wijaya (2014: 98) mengatakan bahwa ada empat tujuan disiplin antara

lain:

1) Mengetahui dan menyadari mengenai hak milik orang lain.

2) Mengerti larangan dan segera menurut untuk menjalankan

kewajiban.

3) Mengerti tingkah laku yang baik dan buruk.

4) Mengendalikan keinginan dan berbuat sesuatu tanpa merasa

terancam hukuman.

Upaya Meningkatkan Disiplin..., Tri Artiningsih, FKIP, UMP, 2016

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/2395/3/BAB II.pdf5) Berpakaian sopan dan rapi. 6) Mematuhi aturan sekolah. e. Aspek Disiplin Sikap . disiplin mengalir dari

10

Kedisiplinan sangat penting diterapkan di sekolah, karena

kedisiplinan memiliki tujuan. Komensky dalam (Koesoema, 2010:

235) yaitu sebagai berikut:

1) Kedisiplinan hanya diterapkan bagi siswa yang melanggar

keteraturan. Namun itu diterapkan bukan karena siswa

melanggarnya, sebab apa yang sudah terjadi tetaplah terjadi

melainkan agar para pelanggar itu tidak lagi mengulangnya.

2) Materi bagi kedisiplinan bukanlah hal-hal yang berkaitan dengan

pembelajaran atau hal-hal yang berkaitan dengan sekolah,

melainkan kebiasaan-kebiasaan buruk siswa sehingga

pembelajaran dan sekolah itu tertata dengan baik. Kedisiplinan

akan memikat hati siswa yang memiliki kebiasaan buruk yang

merugikan belajarnya.

3) Kedisiplinan mulai menampakkan pertumbuhannya, sama seperti

biji tanaman yang tumbuh.

Pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa tujuan disiplin

adalah mengetahui dan menyadari mengenai hak milik orang lain,

mengerti larangan dan segera menurut untuk menjalankan kewajiban,

mengerti tingkah laku yang baik dan buruk. Tujuan disiplin lainnya

adalah kedisiplinan hanya diterapkan bagi siswa yang melanggar

keteraturan, materi bagi sikap disiplin bukanlah hal-hal yang berkaitan

dengan pembelajaran melainkan kebiasaan-kebiasaan buruk siswa

sehingga pembelajaran tertata dengan baik.

Upaya Meningkatkan Disiplin..., Tri Artiningsih, FKIP, UMP, 2016

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/2395/3/BAB II.pdf5) Berpakaian sopan dan rapi. 6) Mematuhi aturan sekolah. e. Aspek Disiplin Sikap . disiplin mengalir dari

11

c. Fungsi Disiplin

Disiplin sangat perlu diterapkan kepada siswa pada saat proses

pembelajaran di sekolah. Wijaya (2014: 98) disiplin berfungsi untuk

menata kehidupan bersama, membangun kepribadian, melatih

kepribadian, memaksa, hukuman, serta menciptakan lingkungan yang

kondusif.

d. Indikator Disiplin

Disiplin terdiri dari beberapa indikator sebagai acuan membuat

skala sikap tentang kedisiplinan. Hasan, H.A., dkk (2011:33)

indikator-indikator disiplin untuk kelas 4, 5, dan 6 adalah sebagai

berikut:

1) Menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.

2) Saling menjaga antar teman agar semua tugas-tugas kelas

terlaksana dengan baik.

3) Selalu mengajak teman menjaga ketertiban kelas.

4) Mengingatkan teman yang melanggar peraturan dengan kata-kata

yang sopan dan tidak menyinggung perasaan.

5) Berpakaian sopan dan rapi.

6) Mematuhi aturan sekolah.

e. Aspek Disiplin

Sikap disiplin mengalir dari kebiasaan-kebiasaan siswa sejak

dini. Pelaksanaan disiplin di sekolah bukan tiruan dari disiplin di

rumah, melainkan memberikan makna dibalik setiap pembiasaan yang

Upaya Meningkatkan Disiplin..., Tri Artiningsih, FKIP, UMP, 2016

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/2395/3/BAB II.pdf5) Berpakaian sopan dan rapi. 6) Mematuhi aturan sekolah. e. Aspek Disiplin Sikap . disiplin mengalir dari

12

yang baik kepada siswa. Wijaya (2014: 99) mengatakan bahwa ada

tiga aspek disiplin, antara lain sebagai berikut:

1) Sikap mental, yaitu sikap tata tertib, sebagai hasil latihan

pengendalian pikiran dan pengendalian watak.

2) Pemahaman baik mengenai sistem aturan tingkah laku, sehingga

menumbuhkan kesadaran untuk memahami disiplin sebagai aturan

yang membimbing perilaku.

3) Sikap dan tingkah laku yang secara wajar menunjukkan

kesungguhan hati untuk menaati segala hal secara cermat.

Pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa aspek

disiplin yaitu sikap mental, pemahaman baik mengenai pemahaman

sistem aturan tingkah laku, pemahaman sikap dan pemahaman tingkah

laku. Aspek disiplin ini diterapkan pada siswa bukan hanya sebagai

kebiasaan hidup melainkan menyangkut ketaatan dari pemahaman

mengenai pemahaman sistem aturan tingkah laku, pemahaman sikap

dan pemahaman tingkah laku.

f. Ciri-ciri Orang yang Disiplin

Memiliki sikap disiplin bukan dari bakat melainkan dari

pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan secara terus menerus. Wijaya

(2014: 100) beberapa ciri khusus yang dapat menunjuk pada sikap

disiplin antara lain:

1) Ketaatan dan kepatuhan. Kita harus menaati aturan, norma, dan

etika yang berlaku dalam masyarakat, sekolah, rumah, maupun di

Upaya Meningkatkan Disiplin..., Tri Artiningsih, FKIP, UMP, 2016

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/2395/3/BAB II.pdf5) Berpakaian sopan dan rapi. 6) Mematuhi aturan sekolah. e. Aspek Disiplin Sikap . disiplin mengalir dari

13

mana saja. Sebagai pelajar, siswa taat pada jam masuk sekolah,

mengikuti pelajaran secara teratur, mengerjakan pekerjaan rumah

dan tugas lainnya dengan yang diberikan oleh guru, serta memberi

salam pada guru dan berlaku sopan melalui kata-kata maupun

perbuatan.

2) Loyal terhadap norma dan aturan. Orang yang ingin menanamkan

disiplin di dalam dirinya adalah orang yang setia dalam

menjalankan norma dan aturan yang berlaku di sekolah, rumah,

dan masyarakat. Sebagai pelajar, siswa menaati peraturan sekolah

seperti tidak pulang setelah pelajaran selesai, tidak berkata kotor,

dan tidak berkelahi.

3) Mampu membedakan tindakan yang boleh dan tidak boleh

dilakukan. Siswa memahami tindakan yang sesuai dan tidak sesuai

dengan aturan. Sebagai pelajar, siswa masuk sekolah pada jam

07.00 pagi, kecuali terjadi peristiwa tertentu yang tidak terencana.

4) Mampu mengendalikan diri. Siswa harus mengendalikan

kemarahan, keinginan diri yang tidak sesuai dengan norma dan

aturan yang ada dalam agama maupun budaya masyarakat. Sebagai

pelajar, ketika melihat banyak teman yang mencontek, siswa

mampu mengendalikan diri untuk tidak mencontek.

5) Terus melatih dan membiasakan diri mengikuti aturan, norma serta

tata tertib. Guru hanya membentuk diri siswa sebagai pribadi yang

disiplin jika kita terus melatih diri untuk melakukannya setiap saat

kapan dan dimana saja. Siswa harus melakukan hal itu secara

konsisten atau terus menerus. Sebagai pelajar, siswa harus datang

Upaya Meningkatkan Disiplin..., Tri Artiningsih, FKIP, UMP, 2016

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/2395/3/BAB II.pdf5) Berpakaian sopan dan rapi. 6) Mematuhi aturan sekolah. e. Aspek Disiplin Sikap . disiplin mengalir dari

14

tepat waktu serta menyeimbangkan waktu untuk belajar dan

bermain.

g. Akibat Tidak Disiplin di Sekolah

Ketidakdisiplinan berakibat berbahaya untuk individu yang

mengalaminya. Wijaya (2014: 103) bahwa ketidakdisiplinan disebut

dengan indisipliner. Akibat tidak disiplin siswa akan berpengaruh

pada prestasi siswa yang rendah dan perilaku yang menyimpang.

h. Poin yang di Langgar Siswa

Siswa sering melakukan pelanggaran-pelanggaran sekolah

dengan sengaja maupun tidak sengaja. Wijaya (2014: 107 ) beberapa

poin yang sering kali dilanggar oleh siswa antara lain, sebagai berikut:

1) Terlambat masuk kelas.

2) Keluar kelas saat ada pelajaran di kelas atau tidak mengikuti salah

satu pelajaran.

3) Tidak mengerjakan tugas atau PR.

4) Tidak masuk sekolah tanpa alasan yang jelas atau membolos.

5) Membawa barang-barang ke sekolah yang tidak ada hubungannya

dengan pelajaran.

6) Membuat gaduh saat proses belajar mengajar di kelas.

7) Suka iseng mencorat-coret tembok atau bangku di sekolah.

8) Memakai seragam yang tidak sesuai dengan peraturan yang

ditetapkan oleh sekolah.

9) Merokok di lingkungan sekolah.

Upaya Meningkatkan Disiplin..., Tri Artiningsih, FKIP, UMP, 2016

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/2395/3/BAB II.pdf5) Berpakaian sopan dan rapi. 6) Mematuhi aturan sekolah. e. Aspek Disiplin Sikap . disiplin mengalir dari

15

Siswa melanggar aturan sekolah karena malas, tidak semangat

mengikuti aturan yang bisa menumbuhkan sikap positif di dalam

dirinya. Siswa tidak mau berdisiplin diri sendiri atau mungkin juga

siswa yang hanya cari muka dengan cara yang salah. Jika siswa masih

malas dan tidak disiplin, sejak saat itu mereka merasa tidak nyaman

dengan peraturan sekolah. Jika siswa mau meninggalkan sifat-sifat

buruk tersebut, mereka tidak akan merasa berat dengan peraturan

sekolah.

Peraturan sekolah memberikan dampak positif untuk prestasi

belajar siswa meningkat dan mereka menjadi remaja berdisiplin tinggi

serta menghargai waktu. Siswa perlu mengetahui bahwa peraturan

sekolah melatih mereka seterusnya sampai mereka menjadi mandiri

karena ketika mereka memasuki dunia kampus, lingkungan tempat

tinggal, serta dunia kerja, mereka tidak akan pernah lepas dari yang

namanya peraturan sekolah sehingga ketika mereka dewasa akan

terbiasa dan merasa bahwa peraturan di sekeliling bukan beban.

i. Pembinaan Disiplin di Sekolah

Mendisiplinkan siswa dalam pembelajaran harus dilakukan

dengan kasih sayang dengan menimbulkan situasi yang menyenangkan

bagi kegiatan pembelajaran. Guru memberikan situasi menyenangkan

agar siswa mau menaati peraturan atau tata tertib yang berlaku di

sekolah pada saat pembelajaran. Mulyasa (2011; 172) mengungkapkan

Upaya Meningkatkan Disiplin..., Tri Artiningsih, FKIP, UMP, 2016

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/2395/3/BAB II.pdf5) Berpakaian sopan dan rapi. 6) Mematuhi aturan sekolah. e. Aspek Disiplin Sikap . disiplin mengalir dari

16

cara untuk mendisiplinkan siswa dengan berbagai strategi, oleh karena

itu guru perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Mempelajari pengalaman siswa di sekolah melalui catatan

komulatif;

2) Mempelajari nama-nama siswa secara langsung, misalnya melalui

daftar hadir di kelas;

3) Mempertimbangkan lingkungan sekolah dan lingkungan siswa;

4) Memberikan tugas yang jelas, dapat dipahami, sederhana dan tidak

bertele-tele;

5) Menyiapkan kegiatan sehari-hari agar apa yang dilakukan dalam

pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan, tidak terjadi

banyak penyimpangan;

6) Berdiri di dekat pintu pada waktu mulai pergantian pelajaran agar

siswa tetap berada dalam posisinya sampai pelajaran berikutnya

dilaksanakan;

7) Bergairah dan semangat dalam melakukan pembelajaran, agar

dijadikan teladan oleh siswa;

8) Berbuat sesuatu yang bervariasi, jangan monoton, sehingga

membantu disiplin dan gairan belajar siswa;

9) Menyesuaikan ilustrasi dan argumentasi dengan kemampuan

siswa, jangan memaksakan siswa sesuai pemahaman guru, atau

mengukur siswa dari kemampuan siswa ;

10) Membuat peraturan yang jelas dan tegas agar bias dilaksanakan

dengan sebaik-baiknya oleh siswa.

Upaya Meningkatkan Disiplin..., Tri Artiningsih, FKIP, UMP, 2016

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/2395/3/BAB II.pdf5) Berpakaian sopan dan rapi. 6) Mematuhi aturan sekolah. e. Aspek Disiplin Sikap . disiplin mengalir dari

17

2. Prestasi Belajar

a) Pengertian Belajar

Belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh seseorang

agar mengalami perubahan kearah yang lebih baik. Slameto dalam

(Djamarah, 2008: 13) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu

proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman

individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Slameto

dalam (Hadis dan Nurhayati, 2010: 60) belajar ialah suatu proses usaha

yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu

itu sendiri dalam interaksi individu dengan lingkungannya. Bruner

dalam (Al-Tabany, 2014: 17) bahwa belajar adalah suatu proses aktif

dimana siswa membangun pengetahuan baru berdasarkan pada

pengalaman atau pengetahuan yang sudah dimilikinya. Al-Tabany

(2014: 18) belajar secara umum diartikan sebagai perubahan individu

yang terjadi melalui pengalaman, bukan karena pertumbuhan atau

perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir.

Pendapat dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah serangkaian kegiatan individu untuk memperoleh

sebuah perubahan tingkah laku dari pengalaman-pengalaman dalam

interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan

psikomotor. Belajar sebaiknya dilakukan individu untuk memperoleh

pengetahuan baru yang dapat diterapkan dalam kehidupan dalam

bermasyarakat.

Upaya Meningkatkan Disiplin..., Tri Artiningsih, FKIP, UMP, 2016

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/2395/3/BAB II.pdf5) Berpakaian sopan dan rapi. 6) Mematuhi aturan sekolah. e. Aspek Disiplin Sikap . disiplin mengalir dari

18

b) Ciri-Ciri Belajar

Hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada

beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri

belajar. Djamarah (2008: 15) ciri-ciri belajar antara lain sebagai

berikut:

1) Perubahan yang Terjadi Secara Sadar

Perubahan yang terjadi secara sadar berarti individu yang

belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-

kurangnya individu merasa telah terjadi adanya suatu perubahan

dalam dirinya. Misalnya siswa menyadari bahwa pengetahuannya

bertambah, kecakapannya bertambah, kebiasaannya bertambah.

2) Perubahan dalam Belajar Bersifat Fungsional

Perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung

secara terus menerus dan berubah keadaan. Suatu perubahan yang

terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna

bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya misalnya, jika

seorang anak belajar menulis, maka siswa akan mengalami

perubahan dari tidak bisa menulis menjadi dapat menulis.

Perubahan itu berlangsung terus menerus hingga kecakapan

menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna. Siswa dapat menulis

dengan kapur, dan sebagainya. Kecakapan menulis yang telah

dimilikinya, siswa dapat memperoleh kecakapan-kecakapan lain.

Misalnya, dapat menulis surat, menyalin catatan-catatan,

mengerjakan soal-soal dan sebagainya.

Upaya Meningkatkan Disiplin..., Tri Artiningsih, FKIP, UMP, 2016

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/2395/3/BAB II.pdf5) Berpakaian sopan dan rapi. 6) Mematuhi aturan sekolah. e. Aspek Disiplin Sikap . disiplin mengalir dari

19

3) Perubahan dalam Belajar Bersifat Positif dan Aktif

Perubahan belajar bersifat positif selalu bertambah dan

tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya,

makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan

makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat

aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya,

melainkan karena usaha individu sendiri misalnya, perubahan

tingkah laku karena proses kematangan yang terjadi dengan

sendirinya karena dorongan dari dalam, tidak termasuk perubahan

dalam pengertian belajar.

4) Perubahan dalam Belajar Bukan Bersifat Sementara

Perubahan yang bersifat sementara yang terjadi hanya

untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata,

menangis tidak dapat digolongkan sebagai perubahan dalam

pengertian belajar. Perubahan yang terjadi karena proses belajar

bersifat menetap atau permanen, ini berati bahwa tingkah laku

yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap, misalnya

“kecakapan seorang anak dalam memainkan piano setelah belajar”,

tidak akan hilang, melainkan akan terus dimiliki dan bahkan

semakin berkembang bila terus dipergunakan atau dilatih.

5) Perubahan dalam Belajar Bertujuan atau Terarah

Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah berarti

bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang

akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah

laku yang benar-benar disadari, misalnya “seseorang yang belajar

Upaya Meningkatkan Disiplin..., Tri Artiningsih, FKIP, UMP, 2016

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/2395/3/BAB II.pdf5) Berpakaian sopan dan rapi. 6) Mematuhi aturan sekolah. e. Aspek Disiplin Sikap . disiplin mengalir dari

20

mengetik dapat mencapai dengan belajar mengetik, atau tingkat

kecakapan mana yang dicapai”. Perbuatan belajar yang dilakukan

senantiasa terarah pada tingkah laku yang telah ditetapkan.

6) Perubahan Mencakup Seluruh Aspek Tingkah Laku

Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu

proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika

seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya siswa akan mengalami

perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan,

keterampilan, dan pengetahuan, miisalnya “jika seorang anak telah

belajar naik sepeda”, maka perubahan yang paling tampak adalah

dalam ketrampilan naik sepeda itu, akan tetapi anak telah

mengalami perubahan-perubahan lainnya seperti pemahaman

tentang cara kerja sepeda, pengetahuan tentang jenis-jenis sepeda,

pengetahuan tentang alat-alat sepeda, cita-cita untuk memiliki

sepeda yang lebih bagus, kebiasaan membersihkan sepeda, dan

sebagainya. Jadi, aspek perubahan yang satu berhubugan erat

dengan aspek lainnya.

Pendapat dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

ciri-ciri belajar adalah perubahan yang terjadi secara sadar, perubahan

dalam belajar bersifat fungsional, perubahan dalam belajar bersifat

positif dan aktif, perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara,

perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, perubahan mencakup

seluruh aspek tingkah laku. Ciri-ciri belajar tersebut sebagai bagian

yang tidak terpisahkan dari kerangka pemahaman terhadap masalah

belajar.

Upaya Meningkatkan Disiplin..., Tri Artiningsih, FKIP, UMP, 2016

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/2395/3/BAB II.pdf5) Berpakaian sopan dan rapi. 6) Mematuhi aturan sekolah. e. Aspek Disiplin Sikap . disiplin mengalir dari

21

c) Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek

pengetahuan siswa. Arifin (2011: 12) kata “prestasi “ berasal dari

bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia

menjadi “prestasi” yang berarti ”hasil usaha”. Istilah “prestasi belajar”

(achievement) berbeda dengan “hasil belajar” (learning outcome).

Arifin (2011: 12) mengungkapkan prestasi belajar merupakan suatu

masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia,

karena sepanjang rentang kehidupanya manusia selalu mengejar

prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Ahmadi dan

Supriyono (2013: 138) mengatakan prestasi belajar yang dicapai

seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang

mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari

luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam

rangka membantu siswa dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-

baiknya.

Pendapat beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan

prestasi belajar adalah hasil usaha seseorang yang mempengaruhi baik

dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar (faktor eksternal)

karena manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan

kemampuan masing-masing. Prestasi belajar penting dimiliki untuk

mengetahui kemampuan yang ada pada diri siswa. Arifin (2011: 12)

Upaya Meningkatkan Disiplin..., Tri Artiningsih, FKIP, UMP, 2016

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/2395/3/BAB II.pdf5) Berpakaian sopan dan rapi. 6) Mematuhi aturan sekolah. e. Aspek Disiplin Sikap . disiplin mengalir dari

22

prestasi belajar (achievement) semakin terasa penting untuk dibahas,

karena mempunyai beberapa fungsi utama antara lain:

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas

pengetahuan yang telah dikuasai siswa.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para

ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai “tendensi

keingintahuan (couriosity) dan merupakan kebutuhan umum

manusia.”

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi

siswa dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan berperan sebagai

umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan.

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari institusi

pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat

dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan.

Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan bersangkut-paut

dengan kebutuhan masyarakat dan siswa. Indikator ekstern dalam

arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan

indikator tingkat kesuksesan siswa di masyarakat. Asumsinya

adalah kurikulum yang digunakan bersangkut-paut pula dengan

kebutuhan masyarakat.

5) Siswa dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) siswa.

Proses pembelajaran, siswa menjadi fokus utama yang harus

diperhatikan, karena siswa yang diharapkan dapat menyerap

seluruh materi pelajaran.

Upaya Meningkatkan Disiplin..., Tri Artiningsih, FKIP, UMP, 2016

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/2395/3/BAB II.pdf5) Berpakaian sopan dan rapi. 6) Mematuhi aturan sekolah. e. Aspek Disiplin Sikap . disiplin mengalir dari

23

Beberapa fungsi di atas, maka pentingnya guru mengetahui dan

memahami prestasi belajar siswa, baik secara perseorangan maupun

secara kelompok , karena fungsi prestasi tidak hanya sebagai indikator

kualitas institusi pendidikan. Fungsi prestasi belajar tetapi juga

bermanfaat sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses

pembelajaran. Menurut Ahmadi dan Supriyono (2013: 138) faktor

internal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa sebagai berikut:

1) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun

yang diperoleh, yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan,

pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.

2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh terdiri atas:

a) Faktor intelektif yang meliputi:

(1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat

(2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.

b) Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu

seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi,

penyesuaian diri.

3) Faktor kematangan fisik maupun psikis.

Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor

eksternal. Beberapa faktor eksternal yaitu sebagai berikut (Ahmadi

dan Supriyono, 2013: 138):

a) Faktor sosial yang terdiri atas:

(1) Lingkungan keluarga;

Upaya Meningkatkan Disiplin..., Tri Artiningsih, FKIP, UMP, 2016

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/2395/3/BAB II.pdf5) Berpakaian sopan dan rapi. 6) Mematuhi aturan sekolah. e. Aspek Disiplin Sikap . disiplin mengalir dari

24

(2) Lingkungan sekolah;

(3) Lingkungan masyarakat;

(4) Lingkungan kelompok;

b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan,

teknologi, kesenian.

c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar,

iklim.

d) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung

ataupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar.

3. Kajian tentang Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

a. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan belajar mengajar.

Dimyati dalam (Susanto, 2013: 186) pembelajaran adalah kegiatan

guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat

siswa aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.

Pembelajaran berarti aktivitas guru dalam merancang bahan

pengajaran agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif,

yakni dapat belajar aktif dan bermakna. Susanto (2013: 185)

pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, mengajar dilakukan

oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh

siswa. Pembelajaran didalamnya mengandung makna belajar dan

mengajar, atau merupakan kegiatan belajar mengajar. Belajar terarah

kepada guru yang harus dilakukan oleh seseorang sebagai subjek yang

Upaya Meningkatkan Disiplin..., Tri Artiningsih, FKIP, UMP, 2016

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/2395/3/BAB II.pdf5) Berpakaian sopan dan rapi. 6) Mematuhi aturan sekolah. e. Aspek Disiplin Sikap . disiplin mengalir dari

25

menerima pelajaran, sedangkan mengajar berorientasi pada kegiatan

proses pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi

pelajaran. Kedua aspek ini akan berkolaborasi secara terpadu menjadi

suatu kegiatan pada saat terjadi interaksi antara guru dengan siswa,

serta antara siswa dengan siswa di dalam pembelajaran matematika

sedang berlangsung.

Pendapat para ahli di atas, pembelajaran dapat disimpulkan yaitu

komunikasi yang terjadi antara guru dengan siswa yang terkolaborasi

menjadi satu kegiatan yang sudah terprogram oleh guru. Pembelajaran

ini hendaknya membuat siswa aktif dan bermakna yang menekankan

pada penyediaan sumber belajar.

Matematika merupakan bidang studi yang diajarkan di SD.

Russeffendi ET dalam (Suwaningsih dan Tiurlina, 2006: 3) kata

matematika berasal dari perkataan Latin mathematika yang mulanya

diambil dari perkataan Yunani mathematike yang berarti mempelajari.

Perkataan itu mempunyai asal katanya mathema yang berarti

pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata mathematike

berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu

mathein atau mathenein yang artinya belajar (berfikir). Jadi,

berdasarkan asal katanya, maka perkataan matematika berarti ilmu

pengetahuan yang didapat dengan berfikir (bernalar). Matematika lebih

menekankan kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan

menekankan dari hasil eksperimen atau hasil observasi matematika

terbentuk karena pikiran-pikiran manusia, yang berhubungan dengan

Upaya Meningkatkan Disiplin..., Tri Artiningsih, FKIP, UMP, 2016

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/2395/3/BAB II.pdf5) Berpakaian sopan dan rapi. 6) Mematuhi aturan sekolah. e. Aspek Disiplin Sikap . disiplin mengalir dari

26

idea, proses dan penalaran. James dan James dalam (Suwaningsih dan

Tiurlina, 2006: 4) adalah ilmu tentang logika, mengenai bentuk,

susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan

lainnya. Matematika terbagi dalam tiga bagian besar yaitu aljabar,

analisis dan geometri, tetapi ada pendapat yang mengatakan bahwa

matematika terbagi menjadi empat bagian yaitu aritmatika, aljabar,

geometris dan analisis dengan aritmatika mencakup teori bilangan dan

statistika.

Pengertian tentang matematika belum ada kepastian karena

pengetahuan dan pandangan para ahli berbeda-beda. Susanto

(2013:185) mengemukakan bahwa matematika merupakan salah satu

disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir dan

beragumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah

sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Beberapa pendapat dari para ahli, matematika dapat

disimpulkan yaitu ilmu tentang hubungan karena konsep-konsep

matematika satu dengan yang lainnya saling berhubungan. Matematika

diajarkan mulai dari jenjang Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi.

Matematika penting diajarkan untuk meningkatkan kemampuan

berfikir dan beragumentasi, memberikan kontribusi dalam

penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta

memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Upaya Meningkatkan Disiplin..., Tri Artiningsih, FKIP, UMP, 2016

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/2395/3/BAB II.pdf5) Berpakaian sopan dan rapi. 6) Mematuhi aturan sekolah. e. Aspek Disiplin Sikap . disiplin mengalir dari

27

Pembelajaran matematika sangat penting dipelajari oleh siswa di

jenjang pendidikan. Susanto (2013: 186) pembelajaran matematika

adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk

mengembangankan kreativitas berfikir siswa yang dapat meningkatkan

kemampuan berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan

membangun pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasa

yang baik terhadap materi matematika.

Pendapat dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran matematika merupakan suatu proses belajar yang terjadi

antara guru dan siswa untuk meningkatkan kemampuan siswa pada

saat belajar matematika. Pembelajaran matematika dipelajari siswa

agar dapat menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan

matematika.

b. Teori Pembelajaran Matematika

Pembelajaran di tingkat SD, diharapkan pembelajaran

penemuan kembali. Heruman (2010: 4) penemuan kembali adalah

menemukan suatu cara penyelesaian secara informal dalam

pembelajaran di kelas. Walaupun penemuan tersebut sederhana dan

bukan hal baru bagi orang yang telah mengetahui sebelumnya, tetapi

bagi siswa SD penemuan tersebut merupakan suatu hal yang baru.

Bruner dalam (Heruman, 2010: 4) metode penemuannya

mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran matematika, siswa harus

menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang diperlukannya.

„Menemukan‟ disini terutama adalah „menemukan lagi‟ (discovery)

atau dapat juga menemukan yang sama sekali baru (invention). Oleh

Upaya Meningkatkan Disiplin..., Tri Artiningsih, FKIP, UMP, 2016

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/2395/3/BAB II.pdf5) Berpakaian sopan dan rapi. 6) Mematuhi aturan sekolah. e. Aspek Disiplin Sikap . disiplin mengalir dari

28

karena itu, kepada siswa materi disajikan bukan dalam bentuk akhir

dan tidak diberitahukan cara penyelesaiannya. Pembelajaran

matematika, guru harus lebih banyak berperan sebagai pembimbing

dibandingkan sebagai pemberi tahu. Tujuan dari metode penemuan

adalah untuk memperoleh pengetahuan dengan suatu cara yang dapat

melatih berbagai kemampuan kecerdasan siswa, merangsang

keingintahuan dan memotivasi kemampuan mereka. Tujuan mengajar

hanya dapat diuraikan secara garis besar, dan dapat dicapai dengan

cara yang tidak perlu sama bagi setiap siswa.

Pembelajaran matematika harus terdapat keterkaitan antara

pengalaman belajar siswa sebelumnya dengan konsep yang akan

diajarkan. Matematika menjelaskan bahwa setiap konsep berkaitan

dengan konsep lain, maka siswa harus lebih banyak diberi kesempatan

untuk melakukan keterkaitan tersebut.

Berdasarkan keterkaitan antarkonsep dalam teori belajar

Ausubel, „belajar dapat diklasifikasikan dalam dua dimensi. Pertama,

berhubungan dengan cara informasi atau konsep pelajaran yang

disajikan pada siswa melalui penerimaan atau penemuan. Kedua,

menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu

pada struktur kognitif yang telah ada (telah dimiliki dan diingat siswa

tersebut).

Siswa harus dapat menghubungkan apa yang telah dimiliki

dalam struktur berfikirnya yang berupa konsep matematika, dengan

permasalahan yang siswa hadapi. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Suparno dalam (Heruman, 2010: 5) tentang belajar bermakna, yaitu

“kegiatan siswa menghubungkan atau mengaitkan informasi itu pada

Upaya Meningkatkan Disiplin..., Tri Artiningsih, FKIP, UMP, 2016

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/2395/3/BAB II.pdf5) Berpakaian sopan dan rapi. 6) Mematuhi aturan sekolah. e. Aspek Disiplin Sikap . disiplin mengalir dari

29

pengetahuan berupa konsep-konsep yang telah dimilikinya”. Siswa

juga akan mencoba-coba menghafalkan informasi baru tersebut, tanpa

menghubungkan pada konsep-konsep yang ada dalam struktur

kognitifnya. Hal ini terjadi belajar hafalan.

Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh individu

untuk mendapatkan pengetahuan baru. Rusffendi dalam (Heruman,

2010: 5) membedakan belajar menghafal dengan belajar bermakna.

Belajar menghafal, siswa dapat belajar dengan menghafalkan apa yang

sudah diperolehnya. Belajar bermakna adalah belajar memahami apa

yang sudah diperolehnya, dan dikaitkan dengan keadaan lain sehingga

apa yang siswa pelajari akan lebih dimengerti. Suparno dalam

(Heruman, 2010: 5) menyatakan bahwa belajar bermakna terjadi

apabila siswa mencoba menghubungkan fenomena baru ke dalam

struktur pengetahuan mereka dalam setiap penyelesaian masalah.

Selain belajar penemuan dan belajar bermakna, pada

pembelajaran matematika harus terjadi pula belajar secara

“kontruktivisme” Piaget, dalam kontruktivisme, kontruksi pengetahuan

dilakukan sendiri oleh siswa, sedangkan guru berperan sebagai

fasilitator dan menciptakan iklim yang kondusif.

c. Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Pembelajaran matematika merupakan suatu kegiatan belajar

mengajar yang dibangun oleh guru untuk meningkatkan kemampuan

siswa. Susanto (2013: 189) secara umum tujuan pembelajaran

matematika di Sekolah Dasar adalah agar siswa mampu dan terampil

menggunakan matematika. Susanto (2013: 190) menyatakan secara

Upaya Meningkatkan Disiplin..., Tri Artiningsih, FKIP, UMP, 2016

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/2395/3/BAB II.pdf5) Berpakaian sopan dan rapi. 6) Mematuhi aturan sekolah. e. Aspek Disiplin Sikap . disiplin mengalir dari

30

khusus, tujuan pembelajaran matematika di SD, sebagaimana yang

disajikan oleh Depdiknas, sebagai berikut:

1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar

konsep, dan mengaplikasikan konsep atau alogaritme.

2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan

manipulasi matematika dalam generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

4) Masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan

menafsirkan solusi yang diperoleh.

5) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau

media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah.

6) Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam

kehidupan sehari-hari.

d. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Kelas IV

Salah satu Standar Kompetensi mata pelajaran matematika di

Sekolah Dasar kelas IV yaitu pada Standar Kompetensi 6.

Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar

yang tercakup pada Standar Kompetensi tersebut antara lain: 6.1

Menjelaskan arti pecahan dan urutannya, 6.2 Menyederhanakan

berbagai bentuk pecahan, 6.3 Menjumlahkan pecahan 6.4

Mengurangkan pecahan, 6.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan

dengan pecahan. Kompetensi Dasar yang dikaji oleh peneliti adalah

6.3 Menjumlahkan pecahan dan 6.4 Mengurangkan pecahan, dengan

penjabaran indikator:

Upaya Meningkatkan Disiplin..., Tri Artiningsih, FKIP, UMP, 2016

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/2395/3/BAB II.pdf5) Berpakaian sopan dan rapi. 6) Mematuhi aturan sekolah. e. Aspek Disiplin Sikap . disiplin mengalir dari

31

Tabel 2.1 Penjabaran Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Mata Pelajaran Matematika Kelas IV

Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar Indikator

6.Menggunakan

pecahan

dalam

pemecahan

masalah

6.3Menjumlah-

kan

pecahan

6.3.1 Siswa menjumlahkan dua

pecahan biasa berpenyebut

sama melalui benda konkret

6.3.2 Siswa menjumlahkan dua

pecahan biasa berpenyebut

sama melalui gambar

6.3.3 Siswa menjumlahkan dua

pecahan biasa berpenyebut

sama tanpa gambar

6.3.4 Siswa menjumlahkan dua

pecahan biasa berpenyebut

tidak sama melalui benda

konkret

6.3.5 Siswa menjumlahkan dua

pecahan biasa berpenyebut

tidak sama melalui gambar

6.3.6 Siswa menjumlahkan dua

pecahan biasa berpenyebut

tidak sama tanpa gambar

6.4Mengurang-

kan

pecahan

6.4.1Siswa mengurangkan dua

pecahan biasa berpenyebut

sama melalui benda

konkret.

6.4.2Siswa mengurangkan dua

pecahan biasa berpenyebut

sama melalui gambar

6.4.3Siswa mengurangkan dua

pecahan biasa berpenyebut

sama tanpa gambar

6.4.4Siswa mengurangkan dua

pecahan biasa berpenyebut

tidak sama melalui benda

konkret

6.4.5Siswa mengurangkan dua

pecahan biasa berpenyebut

tidak sama melalui gambar

6.4.6Siswa mengurangkan dua

pecahan biasa berpenyebut

tidak sama tanpa gambar

Upaya Meningkatkan Disiplin..., Tri Artiningsih, FKIP, UMP, 2016

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/2395/3/BAB II.pdf5) Berpakaian sopan dan rapi. 6) Mematuhi aturan sekolah. e. Aspek Disiplin Sikap . disiplin mengalir dari

32

4. Bilangan Pecahan Kelas IV

Pecahan merupakan salah satu materi matematika yang diajarkan

kepada siswa. Heruman (2010: 43) pecahan dapat diartikan sebagai bagian

dari sesuatu yang utuh. Ilustrasi gambar, bagian yang dimaksud adalah

bagian yang diperhatikan, yang biasanya ditandai dengan arsiran. Bagian

ini yang dinamakan pembilang, adapun bagian yang utuh adalah bagian

yang dianggap satuan, dan dinamakan penyebut.

Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan Badan

Penelitian dan Pengembangan Depdikbud dalam (Heruman, 2010: 43)

menyatakan bahwa pecahan merupakan salah satu topik yang sulit untuk

diajarkan. Kesulitan itu terlihat dari kurang bermaknanya kegiatan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru, dan sulitnya pengadaan media

pembelajaran. Akibatnya, guru biasanya berlangsung mengajarkan

pengenalan angka, seperti pada pecahan

, 1 disebut pembilang dan 2

disebut penyebut.

5. Model Pembelajaran Bruner

Model pembelajaran Bruner sangat cocok diterapkan untuk siswa

Sekolah Dasar. Bruner (dalam Budiningsih, 2005: 41) perkembangan

kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan oleh cara

melihat lingkungan yaitu: enaktif (enactive), ikonik (iconi)c, dan simbolik

(symbolic).

a. Tahap enaktif, seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam

upayanya untuk memahami lingkungan sekitarnya. Artinya dalam

Upaya Meningkatkan Disiplin..., Tri Artiningsih, FKIP, UMP, 2016

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/2395/3/BAB II.pdf5) Berpakaian sopan dan rapi. 6) Mematuhi aturan sekolah. e. Aspek Disiplin Sikap . disiplin mengalir dari

33

memahami dunia sekitarnya anak menggunakan pengetahuan motorik,

misalnya: melalui gigitan, sentuhan, pegangan dan sebagainya.

b. Tahap ikonik, seseorang memahami objek-objek atau dunianya melalui

gambar-gambar dan visualisasi verbal. Maksudnya, dalam memahami

dunia sekitarnya anak belajar melalui bentuk perumpamaan (tampil)

dan perbandingan (komparasi).

c. Tahap simbolik, seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau

gagasan-gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya

dalam berbahasa dan logika. Siswa dalam memahami dunia sekitarnya

siswa belajar melalui simbol-simbol bahasa, logika, matematika dan

sebagainya. Komunikasinya dilakukan dengan menggunakan banyak

sistem simbol. Semakin matang seseorang dalam proses berfikirnya,

semakin dominan sistem simbolnya. Meskipun begitu, tidak berarti

guru tidak lagi menggunakan sistem enaktif dan ikonik. Penggunaan

media dalam kegiatan pembelajaran merupakan salah satu bukti masih

diperlukannya sistem enaktif dan ikonik dalam proses belajar.

Pada proses pembelajaran sebaiknya siswa dihadapkan dengan

benda-benda konkret yang sering siswa jumpai. Bruner (dalam Aisyah,

dkk, 2008: 6) melalui teorinya mengungkapkan bahwa dalam proses

belajar, anak sebaiknya di beri kesempatan memanipulasi benda-benda

atau alat peraga yang dirancang secara khusus dan dapat diubah-ubah oleh

siswa dalam memahami suatu konsep matematika. Melalui alat peraga

yang ditelitinya itu, siswa akan melihat langsung bagaimana keteraturan

Upaya Meningkatkan Disiplin..., Tri Artiningsih, FKIP, UMP, 2016

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/2395/3/BAB II.pdf5) Berpakaian sopan dan rapi. 6) Mematuhi aturan sekolah. e. Aspek Disiplin Sikap . disiplin mengalir dari

34

dan pola struktur yang terdapat dalam benda yang sedang diperhatikannya

itu. Keteraturan tersebut kemudian oleh anak dihubungkan dengan sifat

yang telah melekat pada dirinya. Peran guru dalam penyelenggaraan

pelajaran tersebut yaitu:

a. perlu memahami struktur mata pelajaran

b. pentingnya belajar aktif supaya seorang dapat menemukan sendiri

konsep-konsep sebagai dasar untuk memahami dengan benar

c. pentingnya nilai berfikir induktif. Bila dikaji ketiga model penyajian

yang dikenal dengan teori Bruner, dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Model Tahap Enaktif

Tahap enaktif ini penyajian, yang dilakukan melalui

tindakan anak secara langsung terlibat dalam memanipulasi

(mengotak-atik) objek. Pada tahap ini anak belajar sesuatu

pengetahuan dimana pengetahuan itu dipelajari secara aktif dengan

menggunakan benda-benda konkret atau menggunakan situasi

nyata, pada penyajian ini siswa tanpa menggunakan imajinasinya

atau kata-kata. Siswa akan memahami sesuatu dari berbuat atau

melakukan sesuatu.

2) Model Tahap Ikonik

Tahap ikonik, yaitu suatu tahap pembelajaran sesuatu

pengetahuan dimana pengetahuan itu diwujudkan dalam bentuk

bayangan visual, gambar, atau diagram, yang menggambarkan

kegiatan konkret atau situasi konkret yang terdapat pada tahap

Upaya Meningkatkan Disiplin..., Tri Artiningsih, FKIP, UMP, 2016

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/2395/3/BAB II.pdf5) Berpakaian sopan dan rapi. 6) Mematuhi aturan sekolah. e. Aspek Disiplin Sikap . disiplin mengalir dari

35

enaktif tersebut di atas. Bahasa menjadi lebih penting sebagai suatu

media berpikir, kemudian seseorang mencapai masa peralihan dan

menggunakan penyajian ikonik yang didasarkan pada pengindraan

kepenyajian simbolik yang didasarkan pada pemikiran abstrak

(membayangkan).

3) Model tahap Simbolik

Tahap simbolik bahasa adalah pola dasar simbolik, siswa

memanipulasi simbol-simbol atau lambang-lambang objek tertentu.

Tahap simbolik tidak lagi terikat dengan objek-obek seperti pada

tahap sebelumnya. Siswa pada tahap ini sudah mampu

menggunakan notasi tanpa keterkaitan pada objek nyata. Pada

tahap simbolik ini, pembelajaran diwakilkan dalam bentuk-bentuk

simbol-simbol abstrak yaitu simbol-simbol yang disepakati

dipakai berdasarkan kesepakatan orang-orang dalam bidang yang

bersangkutan, baik simbol-simbol verbal (misalnya huruf-huruf,

kata-kata, kalimat-kalimat), lambang-lambang matematika,

maupun lambang-lambang abstrak yang lain.

Sebagai contoh, dalam mempelajari penjumlahan dua

bilangan cacah, pembelajaran akan terjadi secara optimal.

Langkah-langkah pembelajaran dalam model pembelajaran Bruner

adalah sebagai berikut:

1. Mula-mula siswa mempelajari hal itu dengan menggunakan

benda-benda konkret (misalnya menggabungkan 3 kelereng

Upaya Meningkatkan Disiplin..., Tri Artiningsih, FKIP, UMP, 2016

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/2395/3/BAB II.pdf5) Berpakaian sopan dan rapi. 6) Mematuhi aturan sekolah. e. Aspek Disiplin Sikap . disiplin mengalir dari

36

dengan 2 kelereng, dan kemudian menghitung banyaknya

kelereng semua ini merupakan tahap enaktif).

2. Kemudian, kegiatan belajar dilanjutkan dengan menggunakan

gambar atau diagram yang mewakili 3 kelereng dan 2 kelereng

yang digabungkan tersebut (dan kemudian dihitung banyaknya

kelereng semuanya, dengan menggunakan gambar atau

diagram tersebut/ tahap yang kedua ikonik, siswa bisa

melakukan penjumlahan itu dengan menggunakan

pembayangan visual (visual magenary) dari kelereng tersebut.

3. Pada tahap berikutnya yaitu tahap simbolik, siswa melakukan

penjumlahan kedua bilangan itu dengan menggunakan

lambang-lambang bilangan, yaitu 3 + 2 = 5.

Pendapat Bruner dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

Bruner melalui tiga tahap yaitu enaktif (menggunakan benda nyata),

ikonik (menggunakan gambar yang mewakili benda nyata tersebut), dan

simbolik (menggunakan simbol-simbol matematika yang telah disepakati).

Model Bruner sangat cocok diterapkan untuk jenjang Sekolah Dasar

karena melibatkan dengan benda-benda konkret yang sering dijumpai oleh

siswa dalam kehidupan sehari-hari.

B. Hasil Penelelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Sagala, Agnes Fransisca (2014) dalam

jurnal penelitiannya dengan judul “Penerapan Teori Belajar Bruner dalam

Upaya Meningkatkan Disiplin..., Tri Artiningsih, FKIP, UMP, 2016

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/2395/3/BAB II.pdf5) Berpakaian sopan dan rapi. 6) Mematuhi aturan sekolah. e. Aspek Disiplin Sikap . disiplin mengalir dari

37

Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa

Pada Materi Pecahan Di Kelas VII SMP Negeri 3 Medan” mengatakan bahwa

objek penelitian ini adalah pembelajaran dengan menerapkan teori

pembelajaran Bruner untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa. Data yang dikumpulkan dengan menggunakan tes dan

observasi. Tes yang di berikan siswa berupa tes uraian. Observasi yang di

lakukan untuk mengetahui aktivitas siswa selama pembelajaran. Penelitian ini

di lakukan II siklus. Hasil penelitian tersebut bahwa penerapan teori Bruner

dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa, serta aktivitas

aktif siswa dalam proses belajar mengajar pada materi operasi hitung pecahan

di kelas VII Negeri 23 Medan T.A 2011/ 2012 sehingga pembelajaran dengan

teori belajar Bruner ini dapat dijadikan salah satu altenatif pembelajaran.

Penelitian yang dilakukan oleh Lestari, Dewi dalam jurnal

penelitiannya dengan judul “Penerapan Teori Bruner Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar”. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang

bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar simetri lipat pada siswa kelas IV

Sekolah Dasar Negeri 02 Makmur Jaya dengan menerapkan teori Bruner,

dimana isi teori Bruner adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada

siswa dengan (1) tahap enaktif; pembelajaran dengan menggunakan benda-

benda konkret atau situasi nyata, (2) tahap ikonik; dipresentasikan dalam

bentuk bayangan visual atau gambar dan (3) tahap simbolik; menuliskan

simbol- simbol yang berkaitan dengan simetri bangun datar, yang diorganisasi

sedemikian rupa agar siswa berperan aktif dalam pembelajaran. Penelitian ini

dilakukan dengan subyek 22 siswa. Penerapan teori Bruner melalui tahap

Upaya Meningkatkan Disiplin..., Tri Artiningsih, FKIP, UMP, 2016

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/2395/3/BAB II.pdf5) Berpakaian sopan dan rapi. 6) Mematuhi aturan sekolah. e. Aspek Disiplin Sikap . disiplin mengalir dari

38

enaktif, ikonik, dan simbolik dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV.

Hal ini dapat dilihat pada peningkatan hasil belajar siswa untuk ketuntasan

klasikal pada siklus I sebesar 73% dan pada siklus II sebesar 95%, untuk daya

serap klasikal pada siklus I sebesar 72% dan pada siklus II sebesar 84%.

Aktivitas guru pada siklus I diperoleh rata-rata presentase sebesar 79% berada

pada kategori cukup dan pada siklus II diperoleh rata-rata presentase 98%

berada pada kategori sangat baik. Aktifitas siswa pada siklus I diperoleh rata-

rata presentase sebesar 77% berada pada kategori cukup dan pada siklus II

diperoleh rata-rata presentase sebesar 97% berada pada kategori sangat baik.

Berdasarkan hasil belajar siswa, penerapan teori Bruner dapat meningkatkan

hasil belajar siswa pada pembelajaran simetri lipat di kelas IV Sekolah Dasar

02 Makmur Jaya.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Sagala, Agnes Fransisca (2014)

yang berjudul “Penerapan Teori Belajar Bruner dalam Upaya Meningkatkan

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Pada Materi Pecahan Di

Kelas VII SMP Negeri 3 Medan” perbedaan dengan penelitian yang saya

lakukan yang berjudul “ Upaya Meningkatkan Disiplin dan Prestasi Belajar

Matematika Materi Pecahan Melalui Model Pembelajaran Bruner Di Kelas IV

SD Negri 2 Lesmana” yaitu terletak pada karakter yang ditingkatkan,

kemampuampuan pemecahan masalah dengan prestasi belajar siswa yang

ditingkatkan, dan jenjang SD dan SMP yatu kelas IV dan VII.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Lestari, Dewi yang berjudul

“Penerapan Teori Belajar Bruner Untuk Meningkatkan Kemampuan Hasil

Belajar” perbedaan dengan penelitian yang saya lakukan yang berjudul “

Upaya Meningkatkan Disiplin dan Prestasi Belajar Matematika Materi

Upaya Meningkatkan Disiplin..., Tri Artiningsih, FKIP, UMP, 2016

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/2395/3/BAB II.pdf5) Berpakaian sopan dan rapi. 6) Mematuhi aturan sekolah. e. Aspek Disiplin Sikap . disiplin mengalir dari

39

Pecahan Melalui Model Pembelajaran Bruner Di Kelas IV SD Negri 2

Lesmana” yaitu terletak pada hasil belajar dengan prestasi yang ditingkatkan

pada pembelajaran. Hasil belajar meliputi ranah afektif, kognitif, dan

psikomotor, sedangkan prestasi belajar meliputi aspek kognitif. Perbedaan

lainnya terletak pada materi yang diajarkan yaitu pecahan dengan simetri lipat.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Sagala, Agnes Fransisca (2014)

yang berjudul “Penerapan Teori Belajar Bruner dalam Upaya Meningkatkan

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Pada Materi Pecahan Di

Kelas VII SMP Negeri 3 Medan” persamaan dengan penelitian yang

dilakukan yang berjudul “ Upaya Meningkatkan Disiplin dan Prestasi Belajar

Matematika Materi Pecahan Melalui Model Pembelajaran Bruner Di Kelas IV

SD Negri 2 Lesmana” yaitu terletak pada model yang diterapkan pada saat

proses pembelajaran yaitu model pembelajaran Bruner atau teori Bruner, dan

materi yang diajarkan yaitu materi Pecahan.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Lestari, Dewi yang berjudul

“Penerapan Teori Belajar Bruner Untuk Meningkatkan Kemampuan Hasil

Belajar” persamaan dengan penelitian yang dilakukan berjudul “ Upaya

Meningkatkan Disiplin dan Prestasi Belajar Matematika Materi Pecahan

Melalui Model Pembelajaran Bruner Di Kelas IV SD Negri 2 Lesmana” yaitu

terletak pada model yang diterapkan pada proses pembelajaran yaitu model

pembelajaran Bruner/ teori Bruner dan kelas yang untuk penelitian yaitu kelas

IV.

Upaya Meningkatkan Disiplin..., Tri Artiningsih, FKIP, UMP, 2016

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/2395/3/BAB II.pdf5) Berpakaian sopan dan rapi. 6) Mematuhi aturan sekolah. e. Aspek Disiplin Sikap . disiplin mengalir dari

40

C. Kerangka Berfikir

Berdasarkan hasil pre-test yang diujikan kepada siswa kelas IV

Sekolah Dasar Negeri 2 Lesmana Tahun Ajaran 2015/2016 Kecamatan

Ajibarang Kabupaten Banyumas, sebanyak 18 siswa atau 90% yang belum

tuntas mencapai KKM yang telah ditentukan sekolah yaitu 70. Jumlah siswa

20 orang, tetapi hanya 2 siswa atau 10% yang tuntas mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) dengan nilai 70. Hasil UTS semester 1 Tahun

Ajaran 2015/2016, sebanyak 15 siswa atau 75% yang belum mencapai KKM

yaitu 70. Jumlah 20 orang, tetapi hanya 5 siswa atau 25% yang tuntas

mencapai KKM. Data pre test, UTS, membuktikan prestasi belajar matematika

belum dapat dikatakan baik secara keseluruhan. Data observasi peneliti

menunjukkan faktor-faktor yang menyebabkan sikap disiplin menurun yaitu

kurang perhatiannya siswa terhadap proses pembelajaran ditunjukkan siswa

bermain-main sendiri, sering mondar-mandir ijin ke kamar mandi, kurangnya

kesiapan siswa pada saat belajar matematika. Faktor lainnya yang

menunjukkan rendahnya prestasi belajar matematika yaitu kurangnya

pemanfaatan alat peraga atau media, metode yang kurang bervariasi yang

terjadi di Sekolah Dasar Negeri 2 Lesmana yang memicu rendahnya perhatian

siswa pada saat proses pembelajaran. Kurangnya keterlibatan siswa pada saat

proses pembelajaran berlangsung, peran guru lebih dominan.

Perlu adanya usaha untuk meningkatkan kedisiplinan dan prestasi

belajar matematika kelas IV yaitu menggunakan model pembelajaran Bruner.

Model pembelajaran Bruner dalam pembelajaran matematika siswa dapat

Upaya Meningkatkan Disiplin..., Tri Artiningsih, FKIP, UMP, 2016

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/2395/3/BAB II.pdf5) Berpakaian sopan dan rapi. 6) Mematuhi aturan sekolah. e. Aspek Disiplin Sikap . disiplin mengalir dari

41

menemukan konsep sendiri dalam pembelajaran yang dialaminya, dengan

menemukan konsep dan struktur, akan mempermudah guru dan siswa dalam

transfer ilmu. Siswa harus menemukan keteraturan struktur konsep untuk

mengotak-atik alat peraga atau media yang digunakan oleh guru pada saat

pembelajaran. Bruner beranggapan bahwa alat peraga yang dapat diotak-atik

oleh siswa akan lebih bermanfaat memperoleh informasi dan pengetahuan,

keterlibatan siswa akan lebih meningkatkan.

Model pembelajaran Bruner ada tiga tahapan yaitu a) enaktif b) ikonik

c) simbolik. Tahap pertama yaitu enaktif merupakan pembelajaran

menggunakan benda-benda konkret/nyata yang ada dalam kehidupan sehari-

hari siswa, misalkan kue donat. Tahap kedua yaitu ikonik dilakukan dengan

mempresentasikan bayangan dari situasi konkret misalkan gambar kue donat.

Tahap terakhir yaitu simbolik, pada pembelajaran siswa sudah mampu

menggunakan simbol-simbol matematika. Kelebihan model pembelajaran

Bruner yaitu pembelajaran menjadi menyenangkan, penggunaan benda-benda

konkret ini sesuai dengan perkembangan siswa Sekolah Dasar yaitu

operasional konkret/nyata. Siswa sudah merasa senang dan berperan aktif

pada saat pembelajaran, maka siswa akan mudah menguasai materi yang di

pelajari. Disiplin dan prestasi belajar matematika dengan demikian dapat

meningkat melalui model pembelajaran Bruner.

Upaya Meningkatkan Disiplin..., Tri Artiningsih, FKIP, UMP, 2016

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/2395/3/BAB II.pdf5) Berpakaian sopan dan rapi. 6) Mematuhi aturan sekolah. e. Aspek Disiplin Sikap . disiplin mengalir dari

42

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

KONDISI AWAL

1. Siswa sering bermain-main sendiri

2. Siswa sering mondar-mandir ijin ke kamar

mandi

3. Kurangnya kesiapan siswa pada saat belajar

matematika

4. Kurangnya pemanfaatan media pembelajaran

5. Metode yang digunakan kurang bervariasi

Kedisiplinan

Menurun dan

Prestasi Belajar

Matematika Rendah

Menerapkan langkah-langkah

Model Pembelajaran Bruner

dalam Pembelajaran Matematika TINDAKAN

Langkah Model Pembelajaran Bruner

1. Tahap enaktif, misalnya

menggunakan kue donat

2. Tahap ikonik, misalnya

menggunakan gambar kue donat

3. Tahap simbolik menggunakan

simbol-simbol matematika

Disiplin Siswa dan Prestasi Belajar

Siswa Mata Pelajaran Matematika

Meningkat

Kondisi Akhir

Upaya Meningkatkan Disiplin..., Tri Artiningsih, FKIP, UMP, 2016

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teorirepository.ump.ac.id/2395/3/BAB II.pdf5) Berpakaian sopan dan rapi. 6) Mematuhi aturan sekolah. e. Aspek Disiplin Sikap . disiplin mengalir dari

43

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Menggunakan model pembelajaran Bruner menggunakan tiga tahapan

yaitu enaktif, ikonik, dan simbolik dapat meningkatkan disiplin belajar

pada materi pecahan mata pelajaran matematika kelas IV Sekolah Dasar

Negeri 2 Lesmana.

2) Menggunakan model pembelajaran Bruner menggunakan tiga tahapan

yaitu enaktif, ikonik, dan simbolik dapat meningkatkan prestasi belajar

matematika pada materi pecahan mata pelajaran matematika kelas IV

Sekolah Dasar Negeri 2 Lesmana.

Upaya Meningkatkan Disiplin..., Tri Artiningsih, FKIP, UMP, 2016