bab ii kajian pustaka a. deskripsi teorirepository.ump.ac.id/1542/3/eni tusmiyatibab ii .pdf ·...

40
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Percaya diri a. Pengertian percaya diri Rasa percaya diri merupakan salah satu dari 18 karakter bangsa yang diterapkan pada kegiatan pembelajaran di sekolah. Definsi para ahli Menurut Desmita (2009:206) Percaya diri (self-confidence) ialah kemampuan induvidu untuk dapat memahami dan meyakini seluruh potensinya agar dapat dipergunakan dalam menghadapi penyesuaian diri dengan lingkungan hidupnya. Orang yang percaya diri biasanya mempunyai inisiatif, kreatif dan optimis terhadap masa depan, mampu menyadari kelemahan dan kelebihan diri sendiri, berpikir positif, menganggap semua permasalahan pasti ada jalan keluarnya. Ubaedy (2007:9), rasa percaya diri pada dasarnya dibagi menjadi dua macam: Pertama, percaya diri yang sifatnya sudah permanen atau sudah menjadi gaya hidup, budaya atau bagian tak terpisahkan dengan diri kita (permanen). Ini biasanya dimiliki oleh orang-orang berprestasi tinggi yang telah mengalahkan berbagai tantangan dan hambatan yang disebut percaya diri faktual. Kedua, percaya diri yang sifatnya masih kondisional, terencana, by design. Percaya diri semacam ini biasanya tidak permanen atau tergantung keadaan yang disebut percaya diri mental. UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017

Upload: buitu

Post on 02-Aug-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/1542/3/ENI TUSMIYATIBAB II .pdf · yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan seterusnya. 2) Orang

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Percaya diri

a. Pengertian percaya diri

Rasa percaya diri merupakan salah satu dari 18 karakter bangsa

yang diterapkan pada kegiatan pembelajaran di sekolah. Definsi para

ahli Menurut Desmita (2009:206) Percaya diri (self-confidence) ialah

kemampuan induvidu untuk dapat memahami dan meyakini seluruh

potensinya agar dapat dipergunakan dalam menghadapi penyesuaian

diri dengan lingkungan hidupnya. Orang yang percaya diri biasanya

mempunyai inisiatif, kreatif dan optimis terhadap masa depan, mampu

menyadari kelemahan dan kelebihan diri sendiri, berpikir positif,

menganggap semua permasalahan pasti ada jalan keluarnya.

Ubaedy (2007:9), rasa percaya diri pada dasarnya dibagi

menjadi dua macam: Pertama, percaya diri yang sifatnya sudah

permanen atau sudah menjadi gaya hidup, budaya atau bagian tak

terpisahkan dengan diri kita (permanen). Ini biasanya dimiliki oleh

orang-orang berprestasi tinggi yang telah mengalahkan berbagai

tantangan dan hambatan yang disebut percaya diri faktual. Kedua,

percaya diri yang sifatnya masih kondisional, terencana, by design.

Percaya diri semacam ini biasanya tidak permanen atau tergantung

keadaan yang disebut percaya diri mental.

UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/1542/3/ENI TUSMIYATIBAB II .pdf · yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan seterusnya. 2) Orang

7

Menurut Aunillah (2011:60) percaya diri merupakan sebuah

kekuatan yang luar biasa. Ada beberapa cara yang dapat ditempuh oleh

guru untuk membangun karakter percaya diri pada peserta didik:

1) Memberi pujian atas setiap pencapaiannya

Jika peserta didik mendapatkan kasih sayang yang cukup dari guru

dan orang tuanya, hal itu akan mengembangkan rasa percaya

dirinya dan ia pun akan menerima lebih banyak kesuksesan dalam

kehidupannya.

2) Mengajari peserta didik untuk bertanggung jawab

Hal ini dapat dilakukan oleh guru dengan cara menugaskan peserta

didik untuk menjadi pembawa acara, pemimpin rapat dikelas, dan

lain sebagainya. Kebiasaan ini akan memberikan rasa tanggung

jawab pada diri siswa dan untuk bersedia menyelasaikan pekerjaan

yang menjadi tugasnya.

3) Mengajari peserta didik agar bersikap ramah dan senang membantu

orang lain.

4) Mengubah kesalahan menjadi “bahan baku” demi kemajuaan.

Saat peseta didik melakukan kesalahan, guru harus tetap fokus

pada kemajuan yang telah dicapainya, bukan pada kesalahan

ataupun kegagalan yang dialaminya.

5) Jangan menegur didepan banyak teman

Guru harus lebih berhati-hati atas setiap hal yang diungkapkan

tentang peserta didik. Sebab apabila keliru dalam

memperlakukannya, maka rasa percaya dirinya justru akan

menurun.

UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/1542/3/ENI TUSMIYATIBAB II .pdf · yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan seterusnya. 2) Orang

8

6) Mendukung sesuatu yang menjadi minat peserta didik

Dukungan tidak hanya akan membangun rasa percaya dirinya,

tetapi juga akan meningkatkan kadar kreativitasnya.

7) Tidak memanjakann peserta didik

Guru tidak boleh bersikap overprotect terhadap peserta didik.

Sikap seperti itu hanya akan menjadikan lemah dan selalu

bergantug pada orang lain.

Berdasakan pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan

bahwa sosok yang percaya diri cenderung bisa melawan tantangan

hidup yang ada dengan berbuat sesuatu yang bijak dan profesional

dengan mengendalikan berbagai perasaan dan emosi seseorang dalam

mengantisipasi suatu tindakan dan emosi untuk mencapai tujuan

tertentu.

b. Ciri-ciri Percaya diri

Ciri-ciri percaya diri menurut Ubaedy (2007-8-9) antara lain:

1) Orang yang percaya dirinya bagus biasanya punya keputusan hidup

yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan

seterusnya.

2) Orang yang percaya dirinya bagus biasanya punya power personal

yang kuat, kharismatik, disegani, dan semisalnya.

3) Orang yang percaya dirinya bagus biasanya relatif lebih terbatas

dari berbagai rasa terancam atau rasa tertekan baik itu oleh keadaan

atau oleh lingkungan

UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/1542/3/ENI TUSMIYATIBAB II .pdf · yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan seterusnya. 2) Orang

9

4) Orang yang percaya dirinya bagus biasanya punya jatidiri yang

jauh lebih kuat dan jauh lebih jelas.

5) Orang yang percaya dirinya bagus biasanya punya komitmen yang

kuat untuk maju atau punya kesadaraan tanggung jawab yang lebih

tinggi

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri

orang yang percaya diri jika mengambil keputusan lebih mantap tanpa

tekanan baik dari keadaan atau lingkungan. Orang yang mempunyai

percaya diri punya jatidiri lebih kuat dan mempunyai komitmen yang

kuat.

c. Ciri-ciri Tidak Percaya Diri

Ciri-ciri tidak percaya diri menurut Ubaedy (2007:88)

diantaraya:

1) Tidak memiliki sesuatu (keinginan, tujuan, target) yang

diperjuangkan secara sungguh-sungguh.

2) Tidak memiliki keputusan melangkah yang decissive (ngambang)

3) Mudah frustasi atau give, ketika menghadapi masalah atau

kesulitan.

4) Kurang termotivasi untuk maju, malas-malasan atau setengah-

setengah.

5) Sering gagal dalam menyempurnakan tugas-tugas atau tanggung

jawab (tidak optimal)

6) Canggung dalam menghadapi orang.

UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/1542/3/ENI TUSMIYATIBAB II .pdf · yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan seterusnya. 2) Orang

10

7) Tidak bisa mendemostrasikan kemampuan berbicara dan

kemampuan mendengarkan yang meyakini

8) Sering memiliki harapan yang tidak realistis

9) Terlalu perfeksionis

10) Terlalu sensitif (perasa)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa orang yang tidak

percaya diri tidak mempunyai tujuan yang aan diperjuangkan, mudah

frustasi dalam menghadapi masalah karena kurangnya motivasi dalam

dirinya. Canggung dalam menghadapi orang untuk mendemostrasikan

kemampuannya sendiri.

d. Kiat-kiat Memperbaiki Percaya Diri

Peter Lauster (2007:11-12) sepuluh petunjuk untuk

memperbaiki kepribadian pada diri sendiri

1) Carilah sebab-sebab anda merasa rendah diri. Sekali anda

mengetahui sebab-sebab itu maka anda sudah mendapatkan

prasayarat yang sangat oenting untuk suatu perbaikan kepercaya

diri sendiri yang direncanakan.

2) Harus memiliki kemauan yang kuat karena dengan begitu akan

memandang suatu perbaikan yang kecil sebagai keberhasilan yang

sebenernya.

3) Memperkembangkan bakat dan kemampuan lebih jauh dengan

begini mengadakan kompensasi bagi kelemahan diri sendiri,

sehingga kelemahan itu tidak lagi penting bagi anda.

UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/1542/3/ENI TUSMIYATIBAB II .pdf · yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan seterusnya. 2) Orang

11

4) Berbahagialah dengan keberhasilan dalam suatu bidang tertentu

dan janganlah ragu-ragu untuk bangga atasnya.

5) Bebaskan diri dari pendapat orang lain. Janganlah berbuat

berlawanan dengan keyakinan sendiri.

6) Jika puas dengan pekerjaan sendiri tapi idak melihat sesuatu

kemungkinannya untuk memperbaiki diri maka mengembangkan

bakat-bakat melalui hobby.

7) Jika untuk melakukan pekerjaan yang sukar, coba melakukan

pekerjaan dengan rasa optimis.

8) Jangan terlalu bercita-cita karena cita-cita yang terlewat batas tidak

baik

9) Jangan terlalu sering membandingkan diri sendiri dengan orang

lain.

10) Janganlah mengambil sebagian motto ungkapan yang berbunyi “

apa pun juga yang dilakukan dengan baik oleh orang lain saya

harus dapat melakukannya dengan baiknya.

Dari penjelasan di atas disimpulkan bahwa ada sepuluh

petunjuk dalam memperbaiki kepribadian diri sendiri dimulai dari

mencari sebab-sebab, memiliki kemampuan, mengembangkan bakat

dan kemampuan bisa melalui hobby, bersyukur atas keberhasilan dan

jangan terlalu membandingkan diri dengan orang lain.

e. Indikator Percaya Diri

Indikator dirumuskan dalam bentuk prilaku peserta didik di

kelas dan sekolah yang dapat diamati melalui pengamatan guru ketika

UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/1542/3/ENI TUSMIYATIBAB II .pdf · yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan seterusnya. 2) Orang

12

peserta didik melakukan tindakan, tanya jawab, memberikan jawaban

dari tugas dan pertanyaan guru, serta dari hasil laporan dan pekerjaan

rumah yang dikerjakan peserta didik. Rasa percaya diri memiliki

indikator kelas dan sekolah menurut Daryanto (2013:136) indikator

kelas yaitu: “menciptakan suasana kompetisi yang sehat, menciptakan

kondisi etos kerja, pantang menyerah, dan daya tahan belajar,

menciptakan suasana belajar yang memacu daya tahan kerja, memiliki

pandangan tentang slogan atau motto giat bekerja dan belajar.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2013:26)

menyatakan bahwa indikator rasa percaya diri sesuai jenjang kelas IV-

VI sebagai berikut:

1. Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu.

2. Mampu membuat keputusan dengan cepat

3. Tidak mudah putus asa

4. Tidak canggung dalam bertindak

5. Berani presentasi di depan kelas

6. Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan

Indikator rasa percaya diri yang di paparkan diatas dapat

disimpulkan bahwa rasa percaya diri siswa dapat dilihat apabila siswa

melakukan tindakan sebagai berikut: Berpendapat atau melakukan

kegiatan tanpa ragu-ragu, mampu membuat keputusan dengan cepat,

tidak mudah putus asa, tidak canggung dalam bertindak, berani

presentasi di depan kelas, berani berpendapat, bertanya, atau

menjawab pertanyaan

UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/1542/3/ENI TUSMIYATIBAB II .pdf · yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan seterusnya. 2) Orang

13

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Arifin (2013:12) berpendapat bahwa kata “prestasi belajar”

berasal dari bahasa Belanda, yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa

Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Istilah

“prestasi belajar” (achievement) berbeda dengan “hasil belajar”

(learning outcome). Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan

aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek

pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan

watak peserta didik.

Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan

kegiatan, antara lain dalam kesenian, olahraga, dan pendidikan

khususnya pembelajaran. Prestasi belajar merupakan suatu masalah

yang bersifat perennial dalam sejarah kehidupan manusia, karena

sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi

menurut bidang dan kemampuan masing-masing.

Hamdani (2011:138-139) mengemukakan bahwa prestasi

belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam

menerima, menolak, dan menilai informasi-informasi yang diperoleh

dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai

dengan tingakat keberhasilan suatu dalam mempelajari materi

pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor setiap bidang

studi setelah mengalami proses belajar mengajar, prestasi belajar siswa

dapat diketehui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat

memperlihatkan tinggi rendahnya prestasi belajar rendah

UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/1542/3/ENI TUSMIYATIBAB II .pdf · yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan seterusnya. 2) Orang

14

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar adalah hasil yang diperoleh peserta didik dari kegiatan belajar,

kemudian kegiatan belajar tersebut dinilai dengan tes yang hasilnya

berbentuk angka atau huruf , prestasi belajar dalam pembelajaran

untuk menilai aspek kognitif.

b. Fungsi Prestasi Belajar

Arifin (2013:12-13) berpendapat bahwa prestasi belajar

(achievement) semakin terasa penting untuk dibahas, karena

mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain: (1) Prestasi belajar

sebagai indikator kualitas dan kuantias pengetahuan yang telah dikuasi

peserta didik; (2) prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasra

ingin tahu, (3) prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi

pendidikan. (4) prestasi belajar sebagai indikator intern dan dan

ekstren dari suatu institusi pendidikan, (5) prestasi belajar dapat

dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta didik. Dalam

proses pembelajaran, peserta didik menjadi fokus utama yang harus

diperhatikan, karena peserta didiklah yang diharapkan dapat menyerap

seluruh materi pelajaran.

Fungsi prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator

keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator

keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator

kualitas institusi pendidikan. Disamping itu, prestasi belajar juga

bermanfaat sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses

pembelajaran, sehingga dapat menentukan apakah perlu melakukan

diagnosis, penempatan atau bimbingan terhadap peserta didik.

UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/1542/3/ENI TUSMIYATIBAB II .pdf · yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan seterusnya. 2) Orang

15

Berdararkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa

prestasi belajar memiliki fungsi mendorong siswa dalam meningkatkan

ilmu pengetahuan. Apabila siswa memiliki dalam meningkatkan

prestasinya agar tidak tersaing oleh temannya, begitu pula sebaliknya

siswa yang memiliki prestasi belajar rendah akan lebih berusaha agar

bisa mengajar prestasi temannya. Oleh karena itu, prestasi dapat

meningkatkan kualitas pendidikan suatu sekolah atau institusi

pendidikan. Prestasi belajar menjadi tolak ukur dan umpan balik bagi

guru dalam melaksanakan pembelajaran.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Ahmadi (2008:138) prestasi belajar yang dicapai seorang

merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya,

baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor

eksternal) induvidu.

Yang tergolong faktor internal adalah:

1) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun

yang diperoleh.

2) Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh terdiri atas: a) faktor intelektif, yang meliputu faktor

potensial, yaitu kecerdasaan dan bakat, faktor kecakapaan nyata

yaitu prestasi yang dimiliki, b) faktor non-intelektif, yaitu unsur-

unsur kepribadian tertentu, seperti sikap, kebiasaan, minat

kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.

UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/1542/3/ENI TUSMIYATIBAB II .pdf · yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan seterusnya. 2) Orang

16

3) Faktor kematangan fisik maupun psikis

Yang tergolong eksternal, ialah: a) faktor sosial yang terdiri

atas lingkungan,keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan

masyarakat, dan lingkungan kelompok. b) faktor budaya seperti

adat istiadat, ilmu pengetahuan, kesenian. c) faktor lingkungan

fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim

4) Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan

Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung

ataupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tergolong ada dua yaitu faktor

internal diantaranya: jasmaniah, psikologis, kemantangan fisik atau psikis,

spiritual atau keagaman. Sedangan faktor eksternal, diantaranya:

lingkungan, budaya, dan lingkungan fisik.

3. Medel Pembelajaran Van Hiele

a. Pengertian Model Pembelajaran Van Hiele

Trianto (2010: 52) “Model pembelajaran adalah kerangka

konseptual yang menggambarkan prosedur sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan

belajar”. Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi

perancang pengajaran dan para guru dalam melaksanakan

pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh

sifat dari materi yang akan diajarkan, tujuan yang akan dicapai dalam

pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan peserta didik.

UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/1542/3/ENI TUSMIYATIBAB II .pdf · yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan seterusnya. 2) Orang

17

Menurut Purwoko (Aisyah, dkk. 2008) model pembelajaran Van

Hiele adalah model yang teori belajarnya mengkhususkan dalam

pembelajaran geometri dan dikemukakan hanya berkaitan dengan

pembelajaran geometri dan dikemukakan hanya yang berikaitan

dengan pembelajaran geometri.

Pemaparan mengenai model pembelajaran di atas dapat ditarik

kesimpulan bahwa model pembelajaran adalah perencanaan sistematis

dan konseptual yang digunakan dalam pembelajaran di kelas atau

pembelajaran tutorial dalam membuat dan melaksanakan

pembelajaran untuk membantu peserta didik mencapai tujuan

pembelajarannya.

Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa teori van hiele dapat

disetarakan dengan model pembelajaran karena memenuhi ciri-ciri

model pembelajaran. Teori Van Hiele memiliki tahap-tahap

pembelajaran yang sudah sesuai dengan langkah-langkah yang

dibutuhkan dalam sebuah model.

b. Tahap Pemahaman Geometri Menurut Van Hiele

Tahapan berpikir atau tingkat kognitif yang dilalui siswa dalam

pembelajaran geometri, menurut Van Hiele (Suwangsih dan Turlina,

2006:95-96) adalah sebagai berikut:

1) Tahap Pengenalan (Visualisasi)

Pada tahap ini anak mulai belajar mengenal suatu bentuk

geometri secara keseluruhan, namun belum mampu mengetahui

UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/1542/3/ENI TUSMIYATIBAB II .pdf · yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan seterusnya. 2) Orang

18

adanya sifat-sifat dari bentuk geometri yang dilihatnya itu. Sebagai

contoh, jika pada anak diperlihatkan sebuah kubus, maka ia belum

mengetahui sifat-sifat atau keteraturan yang dimiliki oleh kubus

tersebut. Ia belum tahu bahwa kubus mempunyai sisi-sisi yang

merupakan bujursangkar, anak pun belum mengetahui bahwa

bujursangkar ( persegi ) keempat sisinya sama dan ke empat

sudutnya siku-siku.

2) Tahap analisis

Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal sifat-sifat yang

dimiliki bangun Geometri yang diamatinya. Ia sudah mampu

menyebutkan keteraturan yang terdapat pada bangun Geometri itu.

Misalnya pada saat ia mengamati persegi panjang, ia telah

mengetahui bahwa terdapat 2 pasang sisi yang berhadapan, dan

kedua pasang sisi tersebut saling sejajar. Tapi tahap ini anak belum

mampu mengetahui hubungan yang terkait antara suatu benda

geometri dengan benda geometri lainnya. Misalnya anak belum

mengetahui bahwa persegi adalah persegipanjang atau ,persegi itu

adalah belah ketupat dan sebagainya.

3) Tahap Pengurutan (Deduksi Informal)

Pada tahap ini anak sudah mulai mampu melaksanakan

penarikan kesimpulan yang kita kenal dengan sebutan berpikir

deduktif. Namun kemampuan ini belum berkembang secara penuh.

Satu hal yang perlu diketahui adalah, anak pada tahap ini sudah

UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/1542/3/ENI TUSMIYATIBAB II .pdf · yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan seterusnya. 2) Orang

19

mulai mampu mengurutkan. Misalnya ia sudah mengenali bahwa

persegi adalah jajaran genjang, bahwa belah ketupat adalah layang-

layang. Demikian pula dalam pengenalan benda-benda ruang,

anak-anak memahami bahwa kubus adalah balok juga, dengan

keistimewaannya, yaitu bahwa semua sisinya berbentuk persegi.

Pola pikir anak pada tahap ini masih belum mampu menerangkan

mengapa diagonal suatu persegi panjang itu sama panjangnya.

Anak mungkin belum memahami bahwa belah ketupat dapat

dibentuk dari dua segitiga yang kongruen.

4) Tahap Deduksi

Dalam tahap ini anak sudah mampu menarik kesimpulan secara

deduktif, yaitu penarikan kesimpulan dari hal-hal yang bersifat

umum menuju hal-hal yang bersifat khusus. Demikian pula ia telah

mengerti betapa pentingnya peranan unsur-unsur yang tidak

didefinisikan, di samping unsur-unsur yang didefinisikan.

Misalnya anak sudah mulai memahami dalil. Selain itu, pada tahap

ini anak sudah mulai mampu menggunakan aksioma atau postulat

yang digunakan dalam pembuktian. Tetapi anak belum mengerti

mengapa sesuatu itu dijadikan postulat atau dalil

5) Tahap Akurasi

Dalam tahap ini anak sudah mulai menyadari betapa

pentingnya ketepatan dari prinsip-prinsip dasar yang melandasi

suatu pembuktian. Misalnya, ia mengetahui pentingnya aksioma-

UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/1542/3/ENI TUSMIYATIBAB II .pdf · yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan seterusnya. 2) Orang

20

aksioma atau postulatpostulat dari geometri Euclid. Tahap akurasi

merupakan tahap berfikir yang tinggi, rumit dan kompleks. Oleh

karena itu tidak mengherankan jika tidak semua anak, meskipun

sudah duduk di bangku sekolah lanjutan atas, masih belum sampai

pada tahap berfikir ini.

Model Van Hiele ini pada pembelajaran geometri di tingkat

sekolah dasar hanya sampai tahap ketiga yaitu tahap pengurutan.

Tahap berikutnya diperoleh siswa di tingkat sekolah yang lebih tinggi.

Selain mengemukakan mengenai tahap-tahap perkembangan

kognitif dalam memahami geometri, Van Hiele juga mengemukakan

beberapa teori berkaitan dengan pembelajaran geometri. Teori yang

dikemukakan Van Hiele antara lain adalah sebagai berikut:

Tiga unsur yang utama pembelajaran geometri yaitu waktu,

materi pembelajaran dan metode penyusun yang apabila dikelola

secara terpadu dapat mengakibatkan meningkatnya kemampuan

berpikir anak kepada tahap yang lebih tinggi dari tahap yang

sebelumnya.

Bila dua orang yang mempunyai tahap berpikir berlainan satu

sama lain, kemudian saling bertukar pikiran maka kedua orang tersebut

tidak akan mengerti. Menurut Van Hiele seorang anak yang berada

pada tingkat yang lebih rendah tidak mungkin dapat mengerti atau

memahami materi yang berada pada tingkat yang lebih tinggi dari anak

tersebut. Kalaupun anak itu dipaksakan untuk memahaminya, anak itu

baru bisa memahami melalui hafalan saja bukan melalui pengertian.

UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/1542/3/ENI TUSMIYATIBAB II .pdf · yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan seterusnya. 2) Orang

21

Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan yaitu anak

memahami geometri dengan pengertian, kegiatan belajar anak harus

disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak atau disesuaikan

dengan taraf berpikirnya. Dengan demikian anak dapat memperkaya

pengalaman dan berpikirnya, selain itu sebagai persiapan untuk

meningkatkan tahap berpikirnya kepada tahap yang lebih tinggi dari

tahap sebelumnya. (Aisyah, 2008: 2-5)

Dari hasil penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran Van Hiele memiliki lima fase dan lima tahap

pembelajaran. Pembelajaran geometrik materi bangun ruang dalam

proses pembelajaran dari pengenalan bangun ruang sampai tahap

keakuratan bangun ruang sampai tahap keakuratan mengenal jaring-

jaring yang digunakan.

c. Fase-fase Pembelajarann Menurut Van Hiele

Van Hiele dalam (Aisyah,2008:4.9-4.10) menyatakan bahwa

ada 5 fase pembelajaran yang menujukan tujuan belajar siswa dan

peran guru dalam pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut :

1) Fase 1: Informasi

Pada awal fase ini, dua arah interaksi guru-siswa sangat

penting dalam pemahaman bentuk geometris tertentu seperti

melakukan pengamatan, mengajukan pertanyaan, dan memahami

kosa kata untuk geometri. Berdasarkan penjelasan tersebut maka

tujuan kegiatan ini adalah :

UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/1542/3/ENI TUSMIYATIBAB II .pdf · yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan seterusnya. 2) Orang

22

a) Guru mempelajari pengetahuan awal yang dipunyai siswa

mengenai topik yang di bahas.

b) Guru mempelajari petunjuk yang muncul dalam rangka

menentukan pembelajaran selanjutnya yang akan diambil.

2) Fase 2 : Orientasi langsung (directed orientation)

Siswa mengeksplorasi topik tentang geometri seperti yang

diatur oleh guru. Kegiatan yang terlibat harus memungkinkan

siswa untuk mengidentifikasi bentuk geometris yang harus

dipelajari. Oleh karena itu, bagi siswa untuk menguasai fase ini,

mereka harus diberi tugas sederhana. Jadi, alat ataupun bahan

dirancang menjadi tugas pendek sehingga dapat mendatangkan

repon khusus dari siswa.

3) Fase 3 : Penjelasan (explication)

Berdasarkan pengalaman sebelumnya, siswa diminta untuk

mengekspresikan pendapat mereka dan membahas tentang bentuk

geometris yang telah diamati. Pada tahap ini, guru bertindak hanya

sebagai fasilitator. Jadi untuk membantu siswa menggunakan

bahasa yang tepat dan akurat, guru memberi bantuan seminimal

mungkin. Hal tersebut berlangsung sampai sistem hubungan pada

tahap berpikir ini mulai tampak nyata.

4) Fase 4 : Orientasi bebas (free orientation)

Pada fase ini siswa mampu memecahkan masalah yang lebih

rumit seperti masalah terbuka. Mereka mendapatkan pengalaman

UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/1542/3/ENI TUSMIYATIBAB II .pdf · yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan seterusnya. 2) Orang

23

dengan mencari solusi mereka sendiri atau dengan menyelesaikan

tugas. Sebagian besar hubungan antara objek diklarifikasi melalui

interaksi antara siswa ketika membuat investigasi. Jadi siswa

memperoleh pengalaman dalam menemukan cara mereka sendiri,

maupun dalam menyelesaikan tugas-tugas. Melalui orientasi

banyak hubungan antara obyek-obyek yang dipelajari menjadi

jelas.

5) Fase 5 : Integrasi (Integration)

Siswa meninjau kembali dan meringkas apa yang telah

dipelajari. Guru dapat membantu dalam membuat sintesis ini

dengan melengkapi survey secara global terhadap apa-apa yang

telah dipelajari siswa. Hal ini penting, namun kesimpulan ini tidak

menunjukkan sesuatu yang baru.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam

pembelajaran dengan model Van Hiele siswa harus melalui lima fase

pembelajaran yang berbeda dan memiliki tingkatan berpikir yang

berbeda pula, sehingga siswa mengalami perkembangan disetiap fase

yang ada, mulai dari fase yang sifatnya sederhana sampai fase yang

sifatnya rumit.

4. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Sanjaya (2012:61) “ Media pembelajaran adalah segala sesuatu

seperti alat, lingkungan dan segala bentuk kegiatan yang dikondisikan

UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/1542/3/ENI TUSMIYATIBAB II .pdf · yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan seterusnya. 2) Orang

24

untuk menambah pengetahuan, mengubah sikap atau menanamkan

keterampilan pada setiap orang yang memanfaatkannya”. Media juga

dijadikan sebagai perantara dari informasi ke penerima informasi,

contohnya video, televisi, komputer dan lain sebagainya.

Menurut Arsyad (2007: 2-3) “media adalah bagian yang tidak

terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan

pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada

khususnya”.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran merupakan wadah yang digunakan untuk menyampaikan

pesan/informasi melalui proses belajar mengajar guru dan siswa yang

mempunyai tujuan tertentu untuk menambah pengetahuan dan

keterampilan siswa.

b. Fungsi Media Pembelajaran

Sanjaya (2012 : 73) media pembelajaran mempunyai beberapa

fungsi yaitu :

1) Fungsi Komunikatif

Media pembelajaran digunakan untuk memudahkan

komunikasi antara penyampaian pesan dan penerima pesan.

Kadang–kadang penyampaian pesan mengalami kesulitan manakala

harus menyampaikan pesan dengan hanya mengandalkan bahasa

verbal saja. Demikian juga penerima pesan, sering mengalami

kesulitan dalam menangkap materi yang disampaikan, khususnya

materi-materi yang bersifat abstrak.

UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/1542/3/ENI TUSMIYATIBAB II .pdf · yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan seterusnya. 2) Orang

25

2) Fungsi Motivasi

Dapat kita bayangkan pembelajaran yang hanya mengandalkan

suara melalui ceramah tanpa melibatkan siswa secara optimal

seperti yang digambarkan pada pola terpisah, bukan hanya dapat

menimbulkan kebosanan pada diri siswa sebagai penerima pesan,

akan tetapi juga dapat mengganggu suasana belajar. Dengan

menggunakan media pembelajaran, diharapkan siswa akanlebih

termotivasi dalam belajarn dengan demikian pengembangan media

pembelajaran tidak hanya mengandung unsur artistik saja akan

tetapi juga memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran

sehingga dapat lebih meningkatkan gairah siswa untuk belajar.

3) Fungsi Kebermaknaan

Melalui penggunaan media, pembelajaran dapat lebih

bermakna, yakni pembelajaran bukan hanya dapat meningkatkan

penambahan informasi berupa data dan fakta sebagai

pengembangan aspek kognitif tahap rendah, akan tetapi dapat

meningkatkan kemampuan siswa untuk menganalisis dan mencipta

sebagai aspek kognitif tahap tinggi. Bahkan lebih dari itu dapat

meningkatkan aspek sikap dan keterampilan.

4) Fungsi Penyamaan Persepsi

Walaupun pembelajaran diatur secara klasikal, namun pada

kenyataannya proses belajar terjadi secara individual. Kalau kita

memiliki 40 peserta didik yang belajar, mungkin ada 40 macam

UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/1542/3/ENI TUSMIYATIBAB II .pdf · yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan seterusnya. 2) Orang

26

pemikiran atau ada 40 jenis persepsi yang datang dari masing –

masing pemikiran siswa. artinya, bisa terjadi setiap siswa akan

menginterpretasi materi pelajaran secara berbeda. Melalui

pemanfaatan media pembelajaran, diharapkan dapat menyamakan

persepsi setiap peserta didik, sehingga setiap peserta didik

memiliki pandangan yang sama terhadap informasi yang

disuguhkan.

5) Fungsi Individualitas

Siswa dari latar belakang yang berbeda baik dilihat dari status

sosial ekonomi maupun dari latar belakang pengalamannya,

sehingga memungkinkan gaya dan kemampuan belajarnya pun

tidak sama. Demikian juga halnya mengenai bakat dan minat siswa

tidak mungkin sama, walaupun secara fisik sama. Pemanfaatan

media pembelajaran berfungsi untuk dapat melayani kebutuhan

sikap individu yang memiliki minat dan gaya belajar yang berbeda.

Menurut Fathurrohman dan Sutikno (2010: 67) fungsi

penggunaan media dalam proses pembelajaran, antara lain:

a) Menarik perhatian siswa.

b) Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses

pembelajaran.

c) Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis (dalam

bentuk kata-kata tertulis atau lisan).

d) Mengatasi keterbatasan ruang.

UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/1542/3/ENI TUSMIYATIBAB II .pdf · yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan seterusnya. 2) Orang

27

e) Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif.

f) Waktu pembelajaran bisa dikondisikan.

g) Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar.

h) Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu/

menimbulkan gairah belajar.

i) Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam, serta;

j) Meningkatkan kadar keaktifan/ keterlibatan siswa dalam kegiatan

pembelajaran.

c. Ciri-ciri Media Pembelajaran

Arsyad (2007:12-13) media pembelajaran memiliki tiga ciri

yaitu sebagai berikut:

1) Ciri Fiksatif (Fixative property)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam,

menyimpan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek tanpa

mengenal waktu.

2) Ciri Manipulatif (Manipulative Property)

Media harus memiliki kemampuan dalam memanipulasi

objek atau kejadian. Misalnya kejadian yang memakan waktu

berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau

tiga menit melalui bantuan kemampuan manipulatif dari media.

3) Ciri Distributif (Distributive Property)

Media memungkinkan untuk suatu objek atau kejadian

ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian

UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/1542/3/ENI TUSMIYATIBAB II .pdf · yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan seterusnya. 2) Orang

28

tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus

pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu dan dapat

disebarluaskan.

Berdasarkan penjelasan tentang ciri-ciri media tersebut dapat

dijadikan acuan dalam menentukan media yang baik dan bermanfaat

dalam pembelajaran. Bahwasannya media itu untuk membantu guru

sehingga apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru

tidak mampu atau kurang efisien melakukannya

d. Klasifikasi Media Pembelajaran

Sanjaya (2012: 118-121) media pembelajaran dapat

diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut

mana melihatnya.

1) Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam media auditif,

media visual, dan media audio visual

a) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja,

atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio,

tape recorder, kaset, piringan hitam dan rekaman suara.

b) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak

mengandung unsur suara. Beberapa hal yang termasuk kedalam

media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar

dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis

dan lain sebagainya.

UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/1542/3/ENI TUSMIYATIBAB II .pdf · yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan seterusnya. 2) Orang

29

c) Media audio visual, yaitu jenis media yang selain mengandung

unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat,

misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara dan

lain sebagainya.

2) Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke

dalam:

a) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti

radio dan televisi.

b) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang

dan waktu seperti film slide, film, video dan lain sebagainya.

3) Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke

dalam:

a) Media yang diproyeksikan seperti film slide, film stripe,

transparansi, komputer dan lain sebagainya. Jenis media yang

demikian memerlukan alat proyeksi khusus seperti film

proyektor untuk memproyeksikan film slide proyektor untuk

memproyeksikan film slide, Overhead Projector (OHP) untuk

memproyeksikan transparansi, LCD untuk memproyeksikan

komputer.

b) Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan,

radio dan lain sebagainya dan berbagai bentuk media grafis

lainnya.

UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/1542/3/ENI TUSMIYATIBAB II .pdf · yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan seterusnya. 2) Orang

30

4) Media juga dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk dan cara

penyajiannya:

Kelompok satu: media grafis, bahan cetak dan gambar diam.

a) Media grafis adalah media yang menyampaikan fakta, ide,

gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka, simbol,

yang termasuk media grafis adalah: grafik, diagram.

b) Media bahan cetak adalah media visual yang pembuatannya

melalui proses pencetakan, printing atau offset. Beberapa hal

yang termasuk media bahan cetak adalah: buku teks, modul,

bahan pengajaran terprogram.

c) Gambar diam adalah media visual yang berupa gambar yang

dihasilkan melalui proses fotografi yang termasuk dalam media

ini adalah foto.

Kelompok kedua: kelompok media proyeksi diam yakni

media visual yang diproyeksikan atau media yang

memproyeksikan pesan, dimana hasil proyeksinya tidak bergerak

atau memiliki sedikit unsur gerakan. Jenis media ini diantaranya:

a) OHP/ OHT adalah media visual yang diproyeksikan melalui

alat proyeksi yang disebut OHP (Overhead Projector) dan

OHT biasanya terbuat dari plastik transparan.

b) Opaque Projector, adalah media yang digunakan untuk

memproyeksikan benda-benda tidak tembus pandang, seperti

buku dan foto.

UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/1542/3/ENI TUSMIYATIBAB II .pdf · yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan seterusnya. 2) Orang

31

c) Media slide atau film bingkai adalah media visual yang

diproyeksikan melalui alat yang dinamakan projector slide.

d) Media film stripe, atau film rangkai atau film gelang adalah

media visual proyeksi diam yang pada dasarnya hampir sama

dengan media slide.

Kelompok ketiga: media audio adalah media yang

penyampaian pesannya hanya melalui pendengaran. Jenis pesan

yang disampaikan berupa kata-kata, sound effect. Kelompok

keempat: media audio visual diam, adalah media yang

penyampaian pesannya diterima oleh pendengaran dan penglihatan

namun gambar yang dihasilkannya adalah gambar diam atau

memiliki sedikit gerakan.

Kelompok kelima: film (motion picture), yaitu serangkaian

gambar diam yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan

sehingga memberi kesan hidup dan bergerak.

Kelompok keenam: media televisi adalah media yang

menyampaikan pesan audiovisual dan gerak.

Kelompok ketujuh adalah multimedia, merupakan suatu

sistem penyampaian dengan menggunakan berbagai jenis bahan

belajar yang membentuk suatu unit atau paket. Misalnya modul

yang terdiri atas bahan cetak, bahan audio dan bahan audiovisual.

UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/1542/3/ENI TUSMIYATIBAB II .pdf · yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan seterusnya. 2) Orang

32

5. Media ICT

a. Pengertian Information and Communication Technologies (ICT)

Darmawan (2013: 1-2) Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK) berasal dari bahasa Inggris yaitu Information and

Communication Technologies (ICT) adalah payung besar terminologi

yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan

menyampaikan informasi. ICT mencakup dua aspek yaitu teknologi

informasi dan teknologi komunikasi. Menurut kamus Oxford(1995)

dalam (Munir, 2010:8) teknologi informasi adalah studi atau

penggunaan peralatan elektronika, terutama komputer untuk

menyimpan, menganalisis dan mendistribusikan informasi apa saja,

termasuk kata-kata, bilangan, dan gambar. Teknologi informasi

meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai

alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan

teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari

perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi

dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak

terpisahkan.

Menurut Lucas (Munir 2010:9) ICT (Information and

Communication Technologies) adalah sistem atau teknologi yang dapat

mereduksi batasan ruang dan waktu untuk mengambil, memindahkan,

menganalisis, menyajikan, menyimpan dan menyampaikan informasi

data menjadi sebuah informasi. Dan dalam konteks pembelajaran, ICT

UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/1542/3/ENI TUSMIYATIBAB II .pdf · yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan seterusnya. 2) Orang

33

meliputi segala hal yang berkaitan dengan pemanfaatan komputer

untuk mengolah informasi dan sebagai alat bantu pembelajaran serta

sebagai sumber informasi bagi guru dan siswa.

Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

berbantu media ICT merupakan pembelajaran dengan media komputer

yang menyajikan dan menggabungkan beberapa elemen yang

dirancang secara sistematis yang berfungsi sebagai sumber

pengalaman belajar bagi siswa. Media berbasis ICT salah satunya yaitu

microsoft power point dengan Hyperlink. Menurut Wahana (2002:

197) microsoft power point adalah aplikasi untuk menyusun naskah

presentasi yang andal, sedangkan Hyperlink adalah hubungan antara

teks atau objek dengan slide tertentu secara tepat. Hyperlink berfungsi

untuk menghubungkan antara satu slide ke slide yang lain, antar file

presentasi atau file dari program lain. Link juga dapat digunakan untuk

melakukan navigasi baik antar slide, antar file presentasi ataupun

antar file program lain. Ciri-ciri teks atau objek yang memiliki link

yaitu tampilnya simbol tangan menunjuk ketika objek atau teks

tersebut disorot dengan pointer mouse, jika link berupa teks, maka teks

link akan berubah warna dan bergaris bawah.

b. Manfaat Media Information and Communication Technologies (TIK)

dalam Pembelajaran

Menurut Munir (2010:176) memanfaatkan TIK dalam

pembelajaran, antara lain dengan:

1) Pengajar dan peserta didik mampu mengakses kepada teknologi

informasi dan komunikasi.

UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/1542/3/ENI TUSMIYATIBAB II .pdf · yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan seterusnya. 2) Orang

34

2) Pengajar memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam

menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, karena

pengajar berperan sebagai peserta didik yang harus belajar terus

menerus sepanjang hayat. Tujuannya untuk mengingatkan kualitas

profesional dan kompetensinya.

3) Tersedia materi pembelajaran yang berkualitas dan bermakna

(meaningful)

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat media

ICT dalam pembelajaran pengajar dan peserta didik mampu

mengakses semua informasi agar dapat menambah pengetahuan dan

ketrampilan untuk mencapai tujuannya yaitu meningkatkan kualitas

profesional dan kompetensinya.

c. Peranan Media Information and Communication Technologies (TIK)

dalam Pendidikan

Menurut Munir (2010: 185) peranan penting TIK dalam

pendidikan, antara lain:

1) TIK Sebagai Ketrampilan (skill) dan Kompetensi

a) Setiap pemangku kepentingan harus memiliki kompetensi

dan keahlian menggunakan teknologi informasi dan

komunikasi untuk pendidikan.

b) Informasi merupakan “bahan mentah” dari pengetahuan

yang harus diolah melalui proses pembelajaran

c) Membagi pengetahuan antar satu peserta didik dengan yang

lainnya bersifat mutlak dan tidak berkesudahan

UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/1542/3/ENI TUSMIYATIBAB II .pdf · yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan seterusnya. 2) Orang

35

2) TIK Sebagai Infrastruktur Pembelajaran

a) Saat ini, bahan ajar banyak disimpan dalam format digital

dengan model yang beragam seperti multimedia.

b) Para peserta didik- instruktur dan peserta didik- secara

aktif bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya.

c) Proses belajar seharusnya daapat dilakukan dimana dan

kapan saja

3) TIK Sebagai Sumber Bahan Belajar

a) Ilmu pengetahuan berkembang sedemikian cepatnya

b) Buku-buku, bahan ajar, dan refrensi diperbaharui secara

kontinu.

c) Tanpa teknologi, proses pembelajaran yang “up to date”

membutuhkan waktu yang lama.

4) TIK Sebagai Alat Bantu dan Fasilitas Pembelajaran

a) Pelajar diharapkan melakukan eksplorasi terhadap

pengetahuannya secara lebih bebas dan mandiri.

b) Akuisisi pengetahuan berasal dari interaksi antara peserta

didik dan pengajar

c) Rasio antara pengajar dan peserta didik proses pemberian

fasilitas

5) TIK Sebagai Pendukung Manajemen Pembelajaran

a) Setiap induvidu memerlukan dukungan pembelajaran tanpa

henti setiap harinya

UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/1542/3/ENI TUSMIYATIBAB II .pdf · yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan seterusnya. 2) Orang

36

b) Transaksi dan interaksi interaktif antar- stakeholder

memerlukan pengelolahan back-office yang kuat

c) Munculnya keberadaan sistem pendidikan inter-organisasi

6) TIK Sebagai Sistem Pendukung Keputusan

a) Pengajar seharusnya meningkatkan kompetensi dan

ketrampilan pada berbagai bidang ilmu

b) Sumber daya terbatas, pengelolahan yang efektif seharusnya

dilakukan

c) Institusi seharusnya tumbuh dari waktu ke waktu dalam hal

jangkauan dan kualitas.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa peranan TIK

sangat penting dalam pendidikan, khusunya dalam penggunaan

untuk media pembelajaran. Penggunaan media ICT (TIK) dalam

proses belajaran dapat mengasah ketrampilan (skill) dalam

mengunakan teknologi, selain itu penggunaan media ICT (TIK)

sebagai sumber belajar yang sangat “up to date”.

d. Dampak positif penggunaan media ICT dalam pendidikan :

1) Pelajar jadi lebih mudah dalam belajar, karena kebanyakan

pelajaran lebih suka praktek dibandingkan teori

2) Pengajar jadi lebih mudah mengajar jadi lebih mudah

menyampaikan materi dengan membuat presentasi – presentasi

3) Bagi pelajar maupun pengajar, pemberian dan penerimaan materi

atau tugas tidak harus bertatap muka, jadi jika pengajar

UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/1542/3/ENI TUSMIYATIBAB II .pdf · yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan seterusnya. 2) Orang

37

berhalangan hadir tetap dapat memberi tugas atau materi melalui e-

mail

4) Dalam membuat laporan baik bagi pelajar, maupun pengajar jadi

lebih mudah karena jika memakai komputer, akan mudah dikoreksi

jika ada kesalahan

5) Dalam belajar, baik pelajar maupun pengajar akan lebih mudah

mencari sumber karena adanya internet

6) Pembelajaran yang menggunakan ICT/TIK bisa dibuat menjadi

lebih menarik, misalnya dengan memunculkan gambar atau suara,

sehingga pelajar menjadi lebih antusias untuk belajar.

Segala sesuatu pasti ada positif dan negatifnya, berikut adalah

dampak negatif penggunaan ICT dalam pendidikan :

1) Pembelajaran yang menggunakan ICT/TIK hanya bisa

dilaksanakan oleh sekolah yang mampu, bagi sekolah – sekolah

yang kurang mampu akan ketinggalan, dan siswanya akan

kesulitan jika mereka masuk ke sekolah lanjutan di kota besar yang

sudah sering menggunakan ICT/TIK

2) Setiap pelajar harus mendapat fasilitas yang sama, jadi dalam

pembelajaran yang menggunakan komputer, setiap pelajarnya

harus memakai 1 komputer yang memadai, jika komputer yang

dalam kondisi baik hanya sebagian, aka nada siswa yang hanya

menonton, sehingga mereka tidak menguasai penggunaan

komputer

UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/1542/3/ENI TUSMIYATIBAB II .pdf · yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan seterusnya. 2) Orang

38

3) Dalam pembelajaran, siswa – siswa yang tidak antuasias dalam

penerimaan materi sering kali lebih suka main game selama

pembelajaran, sehingga mereka tidak konsentrasi dan tidak

menerima materi yang diajarkan.

4) Dalam pembelajaran yang menggunakan internet yang tidak

dibatasi, sering kali pelajar menggunakan internet bukan untuk

keperluan belajar, misalnya membuka situs youtube untuk

menonton video dalam proses belajar

5) Bagi pengajar yang malas masuk kelas cenderung memberi tugas –

tugas yang memanfaatkan internet sehingga tatap muka dengan

pelajar jarang terjadi, akibatnya pengajar tidak mengenali

pelajarnya.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelejaran

melalui media ICT terdapat adanya dampak positif dan negatif yang

dapat mempengaruhi siswa dalam proses pembelajaran.

6. Matematika SD

a. Pengertian Matematika

Kata matematika berasal dari bahasa latin mathematika yang

pada umumnya diambil dari perkataan Yunani mathematika yang

berarti mempelajari. Perkataan itu mempunyai asal katanya

berhubungan dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu mathein

atau mathenein yang artinya belajar ( berfikir ). Jadi berdasarkan asal

UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/1542/3/ENI TUSMIYATIBAB II .pdf · yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan seterusnya. 2) Orang

39

katanya, maka perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan yang

didapat dengan berfikir (bernalar).

Menurut James dan James ( Suwangsih dan Turlina, 2006:2)

mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika, mengenai

bentuk, suasana, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan satu

dengan lainnya. Menurut Kline sendiri matematika itu bukan

pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri.

Tetapi adanya matematika itu terutama akan membantu manusia dalam

memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam

(Suwangsih dan Turlina, 2006:2). Jadi dapat disimpulkan bahwa

matematika merupakan ilmu tentang logika yang dapat membantu

manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan manusia.

b. Pembelajaran Matematika SD

Matematika menurut Ruseffendi (Heruman, 2007:1) adalah

bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara

induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi,

mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefinisikan,

ke aksioman atau postulat dan akhirnya ke dalil. Pada dasarnya siswa

Sekolah Dasar (SD) umurnya berkisar 6 atau 7 tahun sampai 12 atau

13 tahun.

Menurut Piaget (Heruman, 2007:1) mereka berada pada fase

operasional konkret. Kemanapun yang tampak pada fase ini adalah

kemampuan dalam proses berfikir untuk mengoperasikan kaidah-

kaidah lgika, meskipun masih terkait dengan objek yang konkret.

UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/1542/3/ENI TUSMIYATIBAB II .pdf · yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan seterusnya. 2) Orang

40

Dari usia perkembangan kognitif, siswa Sekolah Dasar masih

terkait dengan objek konkret yang dapat ditangkap oleh panca indera.

Dalam pembelajaran matematika yang abstrak, siswa memerlukan di

dalam menangkap suatu materi pelajaran. Sehingga siswa dapat lebih

memahami dan mengerti tentang materi yang disampaikan oleh guru.

Menurut Heruman (2007:2-3) konsep-konsep pada kurikulum

matematika SD dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu:

1) Penanaman Konsep Dasar

Penanaman konsep dasar yaitu pembelajaran suatu konsep baru

matematika, ketika siswa belum pernah memperlajari konsep

tersebut.

2) Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman

konsep, yang bertujuan agar siswa lebih memahami konsep

matematika.

3) Pembinaan Keterampilan

Pembinaan ketrampilan yaitu pembelajaran lanjutan dari

penanaman konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran

pembinaan ketrampilan bertujuan agar siswa lebih terampil dalam

menggunakan berbagai konsep matematika.

Jadi di dalam konsep-konsep matematika langkah awal adalah

penanaman konsep dasar dimana siswa baru mulai pengenalan tentang

teori matematika, kemudian setelah penanaman kosnep maka

pemahaman konsep, yakni merupakan kelanjutan dari penanaman

UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/1542/3/ENI TUSMIYATIBAB II .pdf · yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan seterusnya. 2) Orang

41

konsep dalam pemahaman konsep dimasudkan agar siswa dapat

memahami konsep matematika.

Setelah diberi pemahaman kemudian pembinaan konsep

ketrampilan. Pembinaan konsep ketrampilan bermaksud agar siswa

terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika. Jadi

pembinaan ketrampilan ini merupakan tindak lanjut dari penanaman

konsep dan pemahaman konsep.

c. Materi Matematika Kelas V materi Sifat-sifat berbagai Bangun Ruang.

Pada penelitian ini, peneliti mengambil materi sifat-sifat

berbagai Bangun Ruang pada kelas V semester 2. Adapun Standar

Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang akan dijadikan

bahan peneliti seperti yang tertulis pada tabel 2.1 sebagai berikut:

Tabel 2.1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas V

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

6. Memahami sifat-sifat

bangun dan hubungan antar

bangun

6.2 Sifat-sifat Bangun Ruang

6.3 Menentukan Jaring-jaring

Bangun Ruang Sederhana

Sumber : Pedoman KTSP

Dari tabel 2.1 dapat diketahui mengenai standar kompetensi dan

kompetensi dasar yang akan dicapai dalam pembelajaran. Standar

Kompetensi butir 6 yaitu memahami sifat-sifat bangun dan hubungan

antar bangun. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa

materinya yaitu materi geometri dan pengukuran dengan sub materi

sifat-sfiat bangun ruang.

UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/1542/3/ENI TUSMIYATIBAB II .pdf · yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan seterusnya. 2) Orang

42

B. Hasil Penenelitian yang Relevan

Beberapa penelitian tentang penggunaan teori Van Hiele dalam

pembelajaran telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya Nur’aeni (2014)

tentang “Pengembangan Kemampuan Komunikasi Geometrik Siswa Sekolah

Dasar Melalui Pembelajaran Berbasis Teori Van Hiele” menujukan bahwa

pembelajaran matematika dengan menggunakan Teori Van Hiele dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Pengajaran Geometri di Sekolah Dasar

dengan memperhatikan tingkat berpikir geometri siswa lebih mempermudah

siswa dalam kemampuan komunikasi Geometris siswa, sehingga dapat

membantu pemahaman konsep dasar geometri.

Penelitian oleh Sasmita, Wirya, Margunayasa (2015) tentang

“Pengaruh Teori Van Hiele dalam Proses Pembelajaran Geometri Terhadap

Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Di Desa Sinabun” menujukan hasil penelitian

bahwa terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan dalam pembelajaran

geometri antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran geometri

dengan teori Van Hiele dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran

konvensional. Dari rata-rata hasil belajar diketahui ratarata hasil belajar

kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran geometri dengan teori Van

Hiele yaitu 42,48 lebih besar dari pada rata-rata hasil belajar kelompok siswa

yang mengikuti pembelajaran konvensional yaitu 32,77.

Dari penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran melalui

model pembelajaran Van Hiele dapat meningkatkan kemampuan siswa lebih

dalam belajar matematika.

UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/1542/3/ENI TUSMIYATIBAB II .pdf · yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan seterusnya. 2) Orang

43

Penelitian di atas menjadi relevan dengan penelitian ini karena

meneliti variabel yang sama yaitu penggunaan model Van Hiele dalam

pembelajaran. Yang membedakan dengan penelitian ini adalah bahwa

penelitian di atas menggunakan metode penelitian R & D dan eksperimen,

penelitian ini menggunakan metode penelitian PTK.

C. Kerangka Pikir

Hasil identifikasi masalah menyimpulkan pembelajaran matematika

dikelas V SD Negeri Ajibarang Kulon Kecamatan Ajibarang Kabupaten

Banyumas masih kurang optimal ditunjukan dengan prestasi belajar siswa

yang masih kurang baik. Siswa masih belum munguasai materi matematika

misal dalam membuat jaring-jaring limas segitiga dan limas segiempat, siswa

masih belum memahami.

Model pembelajaran Van Hiele berbantu Media ICT menjadi salah satu

model belajar yang diharapkan mampu membantu meningkatkan kegiatan

pembelajaran matematika terutama pada materi geometri, sehingga membuat

kemampuan siswa menjadi lebih baik dan dapat sekaligus meningkatkan rasa

percaya diri siswa, karena tahapan pembelajaran dalam model Van Hiele

dianggap lebih sesuai bagi tahapan belajar siswa. Kerangka pikir dalam

penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut :

UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/1542/3/ENI TUSMIYATIBAB II .pdf · yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan seterusnya. 2) Orang

44

Gambar Alur Pikir

Gambar 2.1 Kerangka pikir Penelitian Tindakan Kelas

KONDISI AWAL

1. Kemampuan

dalam geometri

ruang siswa rendah

2. Kurang percaya

diri

Pelaksanaan Siklus

I dilakukan model

Van hiele berbantu

media ICT

Observasi/ Evaluasi

kemampaun

pemahaman

geometri ruang

Siklus I

Dilakukan upaya

perbaikan PTK

dengan

menggunakan

meodel van hiele

berbantu media

ICT

Observasi/

Evaluasi

kemampaun

pemahaman

geometri ruang

Siklus I

Pelaksanaan

Siklus II

Hasil Siklus I

Siswa lebih

aktif dalam

menyampaika

n pendapat

dan

mengalami

peningkatan

dalam

pemahaman

geometri

ruang tetapi

hasil belajar Hasil Akhir

1. Adanya

peningkatan rasa

percaya diri

siswa

2. Adanya

peningkatan

prestasi belajar

bangun ruang

Hasil Siklus II

Siswa lebih aktif

dalam

menyampaikan

pendapat dan

mengalami

peningkatan

dalam

pemahaman

geometri ruang

hasil belajar

optimal

UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017

Page 40: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teorirepository.ump.ac.id/1542/3/ENI TUSMIYATIBAB II .pdf · yang mantap, tidak plin-plan, tidak ragu-ragu, tidak minder, dan seterusnya. 2) Orang

45

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka pikir diatas, dinyatakan bahwa hipotesis

tindakannya, melalui model pembelajaran Van Hiele berbantu media ICT

sebagai berikut :

1. Penerapan model pembelajaran Van Hiele berbantu media ICT dapat

meningkatkan rasa percaya diri siswa.

2. Penerapan model pembelajaran Van Hiele berbantu media ICT dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa

UPAYA MENINGKATKAN RASA.... ENI TUSMIYATI, FKIP 2017