bab ii kajian pustaka a. deskripsi teori 1. mediarepository.ump.ac.id/2366/3/bab ii.pdf ·...

40
7 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Media a. Pengertian Media Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti “perantara” atau “penyalur”. Dengan demikian, maka media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau pesan. Gerlach dan Ely dalam (Sundayana, 2013: 4) menyatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengetahuan ini guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media. Istilah media sangat populer dalam bidang komunikasi. Proses belajar mengajar pada dasarnya juga merupakan proses komunikasi, menurut Sadiman dalam (Sundayana 2013: 6) kata pembelajaran sengaja dipakai dari padanan kata dari kata instruction. Kata instruction mempunyai pengertian yang lebih luas dari pengajaran, jika kata pengajaran dalam konteks guru dan siswa di kelas (ruang) formal maka pembelajaran mencangkup pula kegiatan belajar mengajar yang tak dihadiri oleh guru secara Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016

Upload: ngodan

Post on 07-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Mediarepository.ump.ac.id/2366/3/BAB II.pdf · komunikasi, menurut Sadiman dalam (Sundayana 2013: 6) kata pembelajaran sengaja dipakai

7

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Media

a. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk

jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti “perantara”

atau “penyalur”. Dengan demikian, maka media merupakan

wahana penyalur informasi belajar atau pesan. Gerlach dan Ely

dalam (Sundayana, 2013: 4) menyatakan bahwa media apabila

dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian

yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu

memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam

pengetahuan ini guru, buku teks dan lingkungan sekolah

merupakan media.

Istilah media sangat populer dalam bidang komunikasi. Proses

belajar mengajar pada dasarnya juga merupakan proses

komunikasi, menurut Sadiman dalam (Sundayana 2013: 6) kata

pembelajaran sengaja dipakai dari padanan kata dari kata

instruction. Kata instruction mempunyai pengertian yang lebih

luas dari pengajaran, jika kata pengajaran dalam konteks guru dan

siswa di kelas (ruang) formal maka pembelajaran mencangkup

pula kegiatan belajar mengajar yang tak dihadiri oleh guru secara

Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Mediarepository.ump.ac.id/2366/3/BAB II.pdf · komunikasi, menurut Sadiman dalam (Sundayana 2013: 6) kata pembelajaran sengaja dipakai

8

fisik. Dalam hal ini yang ditekankan adalah proses belajar

mengajar dan adanya usaha-usaha terencana dalam memanipulasi

sumber-sumber agar terjadi proses belajar pada diri siswa.

Berbagai pendapat di atas, dapat dijelaskan bahwa dasarnya

semua pendapat tersebut memposisikan media sebagai suatu alat

atau sejenisnya yang dapat dipergunakan sebagai pembawa pesan

dalam suatu kegiatan pembelajaran. Pesan yang dimaksud adalah

materi pelajaran, dimana keberadaan media tersebut dimaksudkan

agar pesan dapat lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa.

Bila media adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat

diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang

memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan.

Media pendidikan atau media pembelajaran tumbuh dan atau

berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi

pembelajaran. Subtansi dari media pembelajaran menurut Bovee

dalam (Sundayana 2013: 6-7) adalah 1) bentuk saluran yang

digunakan untuk menyalurkan pesan, informasi atau bahan

pelajaran kepada penerima pesan atau pembelajar 2) berbagai

jenis komponen dari lingkungan pembelajar yang dapat

merangsang pembelajar untuk belajar 3) bentuk alat fisik yang

dapat menyajikan pesan serta merangsang pembelajar untuk

belajar, baik cetak maupun audio, visual dan audio visual.

Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Mediarepository.ump.ac.id/2366/3/BAB II.pdf · komunikasi, menurut Sadiman dalam (Sundayana 2013: 6) kata pembelajaran sengaja dipakai

9

Dari penjelasan media pembelajaran tersebut media

mempunyai banyak pengertian. Dapat diambil pengertian bahwa

media pembelajaran adalah alat yang berguna untuk

mempermudah kegiatan belajar mengajar.

b. Manfaat Media dalam Proses Belajar Mengajar

Dalam kegiatan belajar mengajar adanya media sangat

membantu proses kegitan belajar mengajar. Menurut Encylopedia

of Educational Research dalam (Sundayana 2013: 11)

menyebutkan bahwa manfaat media pembelajaran adalah :

1) Meletakan dasar-dasar yang kongkrit untuk berfikir, oleh

karena itu mengurangi “verbalisme‟‟.

2) Memperbesar perhatian para siswa.

3) Meletakan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan

belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.

4) Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat

menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa.

5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, hal ini

terutama terdapat dalam gambar hidup.

6) Membantu tumbuhnya pengertian, dengan demikian membantu

perkembangan pertumbuhan anak dewasa.

7) Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah

diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya

Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Mediarepository.ump.ac.id/2366/3/BAB II.pdf · komunikasi, menurut Sadiman dalam (Sundayana 2013: 6) kata pembelajaran sengaja dipakai

10

efisiensi yang lebih mendalam serta keragaman yang lebih

banyak dalam belajar.

Manfaat media pembelajaran banyak dikemukakan oleh para

ahli misalnya Kemp dan Dayton dalam (Sundayana 2013: 11-12)

mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran

antara lain sebagai berikut :

1) Penyampaian materi dapat diseragamkan, setiap guru

mungkin punya penafsiran yang berbeda-beda terhadap suatu

konsep materi pelajaran tertentu. Dengan bantuan media,

penafsiran yang beragam tersebut dapat dihindari sehingga

dapat disampaikan kepada siswa secara seragam.

2) Proses pembelajaran lebih jelas dan menarik. Dengan

berbagai potensi yang dimilikinya, media dapat menampilkan

informasi melebihi suara, gambar, gerak dan warna baik

secara alami maupun manipulasi.

3) Proses pembelajaran lebih interaktif. Jika dipilih dan

dirancang secara baik, media dapat membantu guru dan siswa

melakukan komunikasi dua arah secara aktif selama proses

pembelajaran.

4) Efisiensi dalam waktu dan tenaga, guru sering menghasilkan

banyak waktu untuk menjelaskan suatu materi pelajaran. Hal

Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Mediarepository.ump.ac.id/2366/3/BAB II.pdf · komunikasi, menurut Sadiman dalam (Sundayana 2013: 6) kata pembelajaran sengaja dipakai

11

ini sebenarnya tidak harus terjadi jika guru dapat

memanfaatkan maka visual secara verbal akan teratasi.

5) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Penggunaan media

membuat proses pembelajaran lebih efisien, selain itu juga

membantu siswa menyerap materi belajar lebih mendalam

dan utuh sehingga pemahaman siswa pasti akan lebih baik.

6) Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana

saja dan kapan saja. Media pembelajaran dapat dirancang

sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan

belajar lebih leluasa. Kapanpun dan dimanapun tanpa

tergantung pada keberadaan seorang guru.

7) Media dapat menumbuhkan setiap siswa terhadap materi dan

proses belajar. Dengan media, proses pembelajaran menjadi

lebih menarik sehingga mendorong siswa mencintai ilmu

pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu

pengetahuan, kebiasaan itu akan menanamkan sikap pada

siswa untuk senantiasa berinisiatif mencari berbagai sumber

belajar yang diperlukan.

8) Menambah peran guru menjadi lebih positif dan produktif.

Dengan memanfaatkan media secara baik, guru tidak satu-

satunya sumber belajar bagi siswa, ia dapat berbagi peran

dengan media sehingga akan mudah baginya dalam memberi

perhatian dalam aspek-aspek edukatif lainya seperti

Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Mediarepository.ump.ac.id/2366/3/BAB II.pdf · komunikasi, menurut Sadiman dalam (Sundayana 2013: 6) kata pembelajaran sengaja dipakai

12

membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan dan

memotivasi belajar siswa.

Dari beberapa manfaat yang dikemukakan para ahli,

media sangat bermanfaat untuk membantu memperlancar

kegiatan belajar mengajar. Sehingga dari adanya media

tersebut mempermudah tercapainya tujuan pembelajaran.

c. Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran

Mengingat banyaknya media dalam pembelajaran, maka dirasa

sangat perlu untuk melakukan pengelompokan terhadap berbagai

media pendidikan yang ada tersebut. Pengelompokan ini secara

praktis dimaksudkan agar memudahkan guru sebagai pengguna

dalam memahami prinsip penggunaan, perawatan, dan pemilihan

media dalam proses pembelajaran. Menurut Sanjaya dalam

(Sundayana 2013: 13-15), media pembelajaran dapat di

klasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut

mana melihatya.

1) Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi kedalam :

a) media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja,

atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio

dan rekaman suara.

b) media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja,

tidak mengandung unsur suara. jenis media yang tergolong

kedalam media visual adalah film slide, foto, transparansi,

Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Mediarepository.ump.ac.id/2366/3/BAB II.pdf · komunikasi, menurut Sadiman dalam (Sundayana 2013: 6) kata pembelajaran sengaja dipakai

13

lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak

seperti media grafis dan sebagainya.

c) media audiovisual, yaitu jenis media yang selain

mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar

yang bisa dilihat, misalnya rekaman vidio, berbagai ukuran

film, slide suara, dan lain sebagainya. kemampuan media

ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab

mengandung kedua jenis unsur media yang pertama dan

yang kedua.

2) Dilihat dari kemampuan jangkauanya, media dapat pula dibagi

ke dalam :

a) media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak,

seperti radio dan televisi. Melalui media ini siswa dapat

mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian yang aktual

secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus.

b) media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh

ruangan waktu seperti film slide, film, vidio, dan lain

sebagainya.

3) Dilihat dari cara atau teknik pemakaianya, media dapat

dibagi:

a) Media yang diproyeksikan, seperti film, slide, film strip,

transparansi, dan lain sebagainya. jenis media yang

demikian memerlukan alat proyeksi khusus seperti film

Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Mediarepository.ump.ac.id/2366/3/BAB II.pdf · komunikasi, menurut Sadiman dalam (Sundayana 2013: 6) kata pembelajaran sengaja dipakai

14

projector untuk memproyeksikan film, slide projector

untuk memproyeksikan film slide, overhead projector

(OHP) untuk memproyeksikan transparansi. Tanpa

dukungan alat proyeksi semacam ini, maka media semacam

ini tidak dapat berfungsi apa-apa.

b) media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto,

lukisan, radio, dan lain sebagainya.

d. Pemilihan dan Penggunaan Media Pembelajaran

Sebagaimana telah disinggung di depan, bahwa setiap media

pembelajaran memiliki karakteristik dan kemampuan masing-

masing, maka diharapkan kepada guru agar mampu menentukan

pilihanya sesuai dengan kebutuhan pada saat melakukan kegiatan

belajar mengajar. Hal ini dimaksudkan agar penggunaan media

jangan sampai menjadi penghalang proses belajar mengajar yang

dilakukan guru dalam kelas. Harapan yang besar tentu saja agar

media menjadi alat bantu yang dapat mempercepat atau

mempermudah pencapaian tujuan pengajaran.

Ketika suatu media akan dipilih, dan atau ketika suatu media

dipergunakan ketika itulah beberapa prinsip pemilihan media perlu

diperhatikan dan dipertimbangkan oleh guru. Sudirman N. dalam

(Sundayana 2013: 16-17) mengemukakan beberapa prinsip

pemilihan media pengajaran yang dibaginya ke dalam tiga

kategori, sebagai berikut:

Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Mediarepository.ump.ac.id/2366/3/BAB II.pdf · komunikasi, menurut Sadiman dalam (Sundayana 2013: 6) kata pembelajaran sengaja dipakai

15

1) Tujuan pemilihan

Memilih media yang akan digunakan harus berdasarkan

maksud dan tujuan pemilihan yang jelas. Apakah pemilihan

media itu untuk pembelajaran (siswa belajar), untuk informasi

yang bersifat umum, ataukah untuk sekedar hiburan saja mengisi

waktu kosong. Lebih spesifik lagi, apakah untuk pengajaran

kelompok atau pengajaran individual, apakah untuk sasaran

tertentu seperti anak Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar,

Sekolah Menengah Pertama , Sekolah Menengah Atas dan lain-

lain.

2) Alternatif pilihan

Memilih pada hakekatnya adalah proses membuat keputusan

dari berbagai alternatif pilihan. Guru bisa menentukan pilihan

media mana yang akan digunakan apabila terdapat berbagai

media yang dapat dipebandingkan. Dalam menggunakan media

hendaknya guru memperhatikan sejumlah prinsip tertentu agar

penggunaan media tersebut dapat mencapai hasil yang baik.

Prinsip-prinsip itu menurut Sudjana dalam (Sundayana 2013: 16)

adalah :

a) Menentukan jenis media dengan tepat artinya sebaiknya guru

memilih terlebih dahulu media manakah yang sesuai dengan

tujuan dan bahan pelajaran yang akan diajarkan.

Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Mediarepository.ump.ac.id/2366/3/BAB II.pdf · komunikasi, menurut Sadiman dalam (Sundayana 2013: 6) kata pembelajaran sengaja dipakai

16

b) Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat

artinya perlu diperhitungkan apakah penggunaan media itu

sesuai dengan tingkat kematangan/kemampuan peserta didik

c) Menyajikan media dengan tepat artinya teknik dan metode

penggunaan media dalam pengajaran harus disesuaikan

dengan tujuan, bahan metode, waktu dan sarana yang ada.

d) Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu,

tempat dan situasi mana pada waktu mengajar media

digunakan. Tentu tidak setiap saat atau selama proses belajar

mengajar terus menerus menjelaskan sesuai dengan media

pengajaran.

Keempat prinsip ini hendaknya diperhatikan oleh guru

saat mengajar. Jadi ketepatan memilih media menjadi peran

utama dalam pemanfaatan media.

e. Kriteria pemilihan media

Kriteria utama dalam pemilihan media pembelajaran adalah

ketepatan tujuan pembelajaran, artinya dalam menentukan media

yang akan digunakan pertimbanganya bahwa media tersebut harus

dapat memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan.

beberapa hal yang diperlukan dalam pemilihan media antaranya:

1) Dukungan terhadap isi bahan pelajaran, yang sifatnya fakta,

prinsip, konsep dan generalisasi, sangat memerlukan bantuan

media agar lebih mudah dipahami peserta didik.

Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Mediarepository.ump.ac.id/2366/3/BAB II.pdf · komunikasi, menurut Sadiman dalam (Sundayana 2013: 6) kata pembelajaran sengaja dipakai

17

2) Kemudahan dalam memperoleh media yang akan digunakan

artinya media yang diperlukan mudah diperoleh. Media grafis

umumnya mudah diperoleh bahkan dibuat sendiri oleh guru.

3) Keterampilan guru dalam menggunakanya, apapun jenis media

yang diperlukan, syarat utama adalah guru dapat

menggunakanya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat

yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi dampak yang

digunakan oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar

siswa dengan lingkunganya.

4) Tersedia waktu untuk menggunakanya sehingga media tersebut

dapat bermanfaat bagi siswa selama pembelajaran berlangsung.

5) Sesuai dengan taraf berpikir siswa, memilih media untuk

pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berfikir

siswa sehingga makna yang terkandung di dalamnya mudah

dipahami oleh siswa.

Jadi dalam memilih media sebaiknya efektif dan efisien.

Baik dari kondisi sosial maupun geografis. Serta menyesuaikan

karakteristik siswa.

f. ciri-ciri media pendidikan

Banyak ciri-ciri media pendidikan untuk menentukan kekhasan

yang dimiliki masing-masing. Media menurut Gerlach dan Erly

dalam (Sundayana 2013: 17-18) mengemukakan tiga ciri media

yang merupakan petunjuk mengapa media dipergunakan dan apa

Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Mediarepository.ump.ac.id/2366/3/BAB II.pdf · komunikasi, menurut Sadiman dalam (Sundayana 2013: 6) kata pembelajaran sengaja dipakai

18

saja yang dapat dilakukan oleh media yang guru mungkin tidak

mampu atau kurang efisien untuk melakukanya. Adapun ciri-ciri

media pendidikan tersebut antaralain:

1) Ciri fiksatif

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam,

menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa

atau objek. Suatu peristiwa atau obyek dapat diurut dan disusun

kembali dengan media seperti fotografi, vidio tape, disket

komputer dan film. Suatu objek yang telah di ambil gambarnya

(direkam) dengan kamera dapat dengan mudah diproduksi kapan

saja diperlukan.

2) Ciri manipuatif

Ciri manipulatif yaitu dimana suatu kejadian yang memakan

waktu berhari-hari dapat disajikan pada siswa dalam waktu dua

atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time lapse

recording .

3) Ciri distributif

Ciri distributif yaitu suatu ciri dimana dimungkinkan suatu

objek ditransformasikan melalui ruang, dan secara bersamaan

kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan

stimulus pengalaman yang relatif lama mengenai kejadian ini.

Kemampuan guru untuk memahami berbagai ciri-ciri yang

dikemukakan para ahli sangat penting. Jadi dari penjelasan ciri-

Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Mediarepository.ump.ac.id/2366/3/BAB II.pdf · komunikasi, menurut Sadiman dalam (Sundayana 2013: 6) kata pembelajaran sengaja dipakai

19

ciri media tersebut dapat diketahui bahwa ciri-ciri media

pendidikan praktis dan sesuai dengan bidangnya.

g. Kriteria-kriteria dalam Pemilihan Media Pembelajaran

Selain ciri-ciri dan karakteristik media, media mempunyai

syarat untuk bisa digunakan. Syarat dan kriteria media alat peraga

menurut Rusefendi dalam (Sundayana 2013: 18) beberapa

persyaratan alat peraga antara lain:

1) Tahan lama.

2) Bentuk dan warnanya menarik.

3) Sederhana dan mudah dikelola.

4) Ukuranya sesuai.

5) Dapat menyajikan konsep matematika baik dalam betuk real,

gambar, atau diagram.

6) Sesuai dengan konsep matematika.

7) Dapat memperjelas konsep matematika dan bukan sebaliknya.

8) Peragaan itu supaya menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep

berfikir abstrak bagi siswa.

9) Menjadikan siswa belajar aktif dan mandiri dengan

memanipulasi alat peraga.

10) Bila mungkin alat peraga tersebut bisa berfaedah lipat (banyak).

Jadi dari penjelasan kriteria media tersebut, keefektifan media

ketika media tersebut sudah memenuhi kriteria yang telah di

Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Mediarepository.ump.ac.id/2366/3/BAB II.pdf · komunikasi, menurut Sadiman dalam (Sundayana 2013: 6) kata pembelajaran sengaja dipakai

20

jelaskan. Adanya media haruslah memperhatikan kebermanfaatan

media itu sendiri.

h. Fungsi Media dalam Proses Pembelajaran

Media mempunyai berbagai fungsi yang bisa dimanfaatkan.

Secara umum, Sadiman dalam (Sundayana 2013 :7) menyatakan

bahwa media mempunyai fungsi :

1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.

a) Obyek yang terlalu kecil, dibantu dengan proyektor mikro,

film bingkai, film atau gambar.

b) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu

dengan timelapse atau high speed photography.

c) Kejadian atau peristiwa yang terjadi dimasa lalu bisa

ditampilkan lagi lewat film, vidio, film bingkai, foto

maupun secara verbal.

d) Obyek yang terlalu kompleks misalnya (mesin-mesin)

dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain.

e) Konsep terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim dan

lain-lain) dapat divisualisasikan lewat film gambar dan

lain-lain.

3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara

siswa dengan sumber belajar.

Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Mediarepository.ump.ac.id/2366/3/BAB II.pdf · komunikasi, menurut Sadiman dalam (Sundayana 2013: 6) kata pembelajaran sengaja dipakai

21

4) Memungkinkan siswa belajar mandiri sesuai dengan bakat dan

kemampuan visual, auditori & kinestetiknya.

5) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman

dan menimbulkan persepsi yang sama.

6) Penyampaian pesan pembelajaran lebih dapat lebih terstandar.

7) Pembelajaran dapat lebih menarik.

8) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori

belajar.

9) Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.

10) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.

11) Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan

dimanapun diperlukan.

12) Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses

pembelajaran dapat ditingkatkan.

i. Multimedia

Berkembangnya teknologi yang semakin pesat media yang

menggunakan multimedia semakin membaik menurut (Anitah

2009: 61-62) Tujuan penggunaan multimedia dalam pendidikan

dan pelatihan adalah melibatkan pembelajar dalam pengalaman

multi sensori untuk meningkatkan kegiatan belajar. Pada masa

lalu, pengalaman yang paling dominan adalah kata-kata tertulis

dan lisan melalui buku teks dan ceramah. Saat ini dimanfaatkannya

multimedia dan berbagai sumber informasi serta metode

Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Mediarepository.ump.ac.id/2366/3/BAB II.pdf · komunikasi, menurut Sadiman dalam (Sundayana 2013: 6) kata pembelajaran sengaja dipakai

22

pembelajaran, pencapaian hasil pembelajaran diharapkan lebih

meningkat. Multimedia komputer menggunakan komputer untuk

menyusun penggunaan informasi yang disimpan dalam berbagai

bentuk, termasuk teks, gambar diam, grafis, vidio, suara, musik,

efek suara.

2. Matematika

Sesuatu yang sifatnya praktis, matematika merupakan ilmu

tentang pola dan urutan. Matematika membahas tentang bilangan,

kemungkinan, bentuk, alogaritma, dan perubahan. Sebagai ilmu

dengan objek yang abstrak, matematika bergantung pada logika, bukan

pada pengamatan sebagai standar kebenaranya. Meskipun

menggunakan pengamatan, simulasi, bahkan percobaan sebagai alat

untuk menemukan kebenaran. Mathematical Science Education Board

dalam (Van de Walle 2006: 12)

Matematika dapat dipandang sebagai kumpulan sistem aksiomatis,

karena matematika berawal dari hal-hal yang tidak didefinisikan

menuju hal-hal yang didefinisikan, seperti dalam geometri bermula

dari titik, garis, bidang. Titik, garis dan bidang ini sulit didefinisikan

secara pasti, tetapi guru meyakini adanya dan dapat diilustrasikan

maupun digambarkan. Dari ketiga istilah tersebut akan muncul

berbagai aksioma atau postulat, dalil, rumus, dan hukum.

Geometri adalah salah satu system matematika. Dalam belajar

geometri bermula dari konsep pangkal yang tidak terdefinisikan secara

Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Mediarepository.ump.ac.id/2366/3/BAB II.pdf · komunikasi, menurut Sadiman dalam (Sundayana 2013: 6) kata pembelajaran sengaja dipakai

23

jelas, tetapi guru meyakini adanya dan dapat diilustrasikan. Konsep

pangkal tersebut adalah titik, garis, memotong, terletak pada, antara,

kongruen.

Misalnya titik, guru dapat menggambarnya, seperti noktah (.) pada

suatu kertas atau benda lain. Titik dapat diasosiasikan pada pergerakan

suatu bentuk benda. Dengan titik-titik tersebut guru dapat membuat

suatu garis, dan garis-garis dapat membuat suatu bidang. Dengan

adanya dua garis atau lebih kita akan menemukan istilah-istilah baru.

Adji dan Rostika (2006:156).

Materi bangun datar,

Tabel 2.1 Materi Bangun Datar

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

6. Memahami sifat-sifat bangun dan

hubungan antar bangun

6. 1 Mengidentifikasi sifat-sifat

bangun datar

Sifat-Sifat Bangun Datar

1) Bangun Datar Persegi

a. Jumlah titik sudut ada empat.

b. Jumlah sisi ada empat.

c. Keempat titik sudut berupa sudut siku-siku.

d. Keempat sisinya sama panjang.

2) Bangun Datar Persegi Panjang

a. Jumlah titik sudut ada empat.

b. Banyak sisi yang sejajar ada dua pasang.

Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Mediarepository.ump.ac.id/2366/3/BAB II.pdf · komunikasi, menurut Sadiman dalam (Sundayana 2013: 6) kata pembelajaran sengaja dipakai

24

c. Pasangan sisi yang sejajar sama panjang.

d. Persegi panjang merupakan bangun segi empat.

3) Bangun Datar Segitiga

a. Jumlah sudut-sudut segitiga 180º.

b. Jumlah sisi ada tiga.

c. Jumlah titik sudut ada tiga.

4) Bangun Datar Trapesium

a. Mempunyai sepasang sisi yang sejajar.

b. Jumlah keempat sudutnya 360º.

c. Jumlah sudut yang berdekatan antara sisi sejajar 180º.

5) Bangun Datar Jajargenjang

a. Sisi-sisi yang berhadapan dan sama panjang.

b. Sudut-sudut yang berhadapan sama besar.

c. Keempat sudutnya tidak siku-siku.

d. Jumlah sudut yang berdekatan 180º.

e. Kedua diagonalnya saling membagi dua ruas garis sama

panjang.

6) Bangun Datar Layang-layang

a. Mempunyai satu sumbu simetri.

b. Mempunyai dua sisi yang sama panjang.

c. Mempunyai sepasang sudut berhadapan yang sama besar.

Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Mediarepository.ump.ac.id/2366/3/BAB II.pdf · komunikasi, menurut Sadiman dalam (Sundayana 2013: 6) kata pembelajaran sengaja dipakai

25

7) Bangun Datar Lingkaran

a. Jarak setiap titik pada sisinya dengan pusat lingkaran selalu

sama.

b. Tidak mempunyai titik sudut.

c. Tidak mempunyai sisi.

8) Bangun Datar Belah Ketupat

a. Panjang keempat sisinya sama.

b. Kedua diagonal berpotongan tegak lurus dan saling membagi

dua sama panjang.

c. Sudut-sudut yang berhadapan sama besar.

d. Kedua diagonalnya merupakan sumbu simetri.

3. Pembelajaran kolaboratif

Pembelajaran kolaboratif berarti belajar melalui kerja

kelompok, bukan bekerja secara sendirian. Menurut Matthews dalam

(Elisabert 2012: 8) Pembelajaran kolaboratif adalah sebuah pedagogi

yang pusatnya terletak dalam asumsi bahwa manusia selalu

menciptakan makna bersama dan proses tersebut selalu memperkaya

dan memperluas wawasan mereka.

Metode kolaboratif dalam pembelajaran lebih menekankan

pada pembangunan makna oleh siswa dari proses sosial yang

bertumpu pada konteks belajar. Metode kolaboratif ini lebih jauh dan

mendalam dibandingkan hanya sekedar kooperatif. Dasar metode

kolaboratif adalah teori interaksional yang memandang belajar sebagai

Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Mediarepository.ump.ac.id/2366/3/BAB II.pdf · komunikasi, menurut Sadiman dalam (Sundayana 2013: 6) kata pembelajaran sengaja dipakai

26

suatu proses membangun makna melalui interaksi sosial. Metode

kolaboratif didasarkan pada asumsi-asumsi mengenai siswa proses

belajar menurut Smith & MacGregor dalam (Suyatno 2009:47-48)

sebagai berikut:

c. Belajar itu aktif dan kostruktif. Untuk mempelajari bahan pelajaran,

siswa harus terlibat secara aktif dengan bahan itu. Siswa perlu

mengintregasikan bahan baru ini dengan pengetahuan yang telah

dimiliki sebelumnya. Siswa membangun makna atau menciptakan

sesuatu yang baru dan terkait dengan bahan pelajaran.

d. Belajar itu bergantung konteks. Kegiatan pembelajaran menghadapkan

siswa pada tugas atau masalah menantang yang terkait dengan konteks

yang sudah dikenal siswa. Siswa terlibat langsung dalam penyelesaian

tugas atau pemecahan masalah itu.

e. Siswa itu beraneka latar belakang. Para siswa mempunyai latar

belakang perbedaan-perbedaan itu diakui dan diterima dalam kegiatan

kerjasama, dan bahkan diperlukan untuk meningkatkan pencapaian

hasil bersama dalam proses belajar.

f. Belajar itu bersifat sosial, proses belajar merupakan proses interaksi

sosial yang didalamnya siswa membangun makna yang diterima

bersama.

Pembelajaran kolaboratif sering di laksanakan oleh pendidik.

Nelson dalam (Suyatno 2009: 49) merinci nilai-nilai pendidikan

Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Mediarepository.ump.ac.id/2366/3/BAB II.pdf · komunikasi, menurut Sadiman dalam (Sundayana 2013: 6) kata pembelajaran sengaja dipakai

27

(pedagogical values) yang menjadi penekanan dalam pembelajaran

kolaboratif. Nilai-nilai tersebut meliputi:

a. Memaksimalkan proses kerjasama yang berlangsung secara

alamiah diantara para siswa.

b. Menciptakan lingkungan pembelajaran yang berpusat pada siswa,

kontekstual, terintegrasi, dan bersuasana kerjasama.

c. Menghargai pentingnya keaslian, kontribusi dan pengalaman siswa

dalam kaitanya dengan bahan pelajaran dan proses belajar.

d. Memberi kesempatan kepada siswa menjadi partisipan aktif dalam

proses belajar.

e. Mengembangkan berpikir kritis dan ketrampilan pemecahan

masalah.

f. Mendorong eksplorasi bahan pelajaran yang melibatkan bermacan-

macam sudut pandang.

g. Menghargai pentingnya konteks sosial bagi proses belajar.

h. Menumbuhkan hubungan yang saling mendukung dan saling

menghargai diantara para siswa, dan diantara siswa dan guru.

i. Membangun semangat belajar sepanjang hayat.

Lingkungan merupakan salah satu yang dapat mempengaruhi

kegiatan pembelajaran. Lebih jauh, Nelson dalam (Suyatno 2009: 50-

51) mengusulkan lingkungan pembelajaran kolaboratif dengan ciri-ciri

sebagai berikut:

Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Mediarepository.ump.ac.id/2366/3/BAB II.pdf · komunikasi, menurut Sadiman dalam (Sundayana 2013: 6) kata pembelajaran sengaja dipakai

28

1) Melibatkan siswa dalam ajang pertukaran gagasan dan informasi.

2) Memungkinkan siswa untuk mengekplorasi gagasan dan

mencobakan berbagai pendekatan dalam pengerjaan tugas.

3) Menata ulang kurikulum, menyesuaikan keadaan sekitar dan

suasana kelas, mendukung kerja kelompok.

4) Menyediakan cukup waktu, ruang, dan sumber untuk

melaksanakan kegiatan-kegiatan belajar bersama.

5) Menyediakan sebanyak mungkin proses belajar yang bertolak dari

kegiatan pemecahan masalah atau penyelesaian proyek.

Berikut ini langkah-langkah pembelajaran kolaboratif,

a. Para siswa dalam kelompok menetapkan tujuan belajar dan

membagi tugas sendiri-sendiri.

b. Semua siswa dalam kelompok membaca, berdiskusi, dan menulis.

c. Kelompok kolaboratif bekerja secara bersinergi mengidentifikasi,

mendemonstrasikan, meneliti, menganalisis, dan

memformulasikan jawaban-jawaban tugas atau masalah dalam

LKS atau masalah yang ditemukan sendiri.

d. Setelah kelompok kolaboratif menyepakati hasil pemecahan

masalah, masing-masing siswa menulis laporan sendiri-sendiri

secara lengkap.

e. Guru menunjuk salah satu kelompok secara acak (selanjutnya

diupayakan agar semua kelompok dapat giliran ke depan) untuk

melakukan hasil presentasi hasil diskusi kelompok kolaboratifnya

Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Mediarepository.ump.ac.id/2366/3/BAB II.pdf · komunikasi, menurut Sadiman dalam (Sundayana 2013: 6) kata pembelajaran sengaja dipakai

29

di depan kelas, siswa pada kelompok lain mengamati, mencermati,

membandingkan hasil presentasi tersebut, dan menanggapi.

Kegiatan ini dilakukan kurang-lebih selama 20 menit.

f. Setiap siswa dalam kelompok kolaboratif melakukan elaborasi,

inferensi, dan revisi (bila dipelukan) terhadap laporan yang akan

dikumpulkan.

g. Laporan masing-masing siswa terhadap tugas-tugas yang telah di

kumpulkan, disusun perkelompok kolaboratif.

h. Laporan siswa dikoreksi, dikomentari, dinilai, dikembalikan pada

pertemuan berikutnya.

Salah satu pembelajaran kolaboratif yaitu Think Pair Share

(Suyatno 2012: 122) Langkah-langkahnya sebagi berikut:

a. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin

dicapai.

b. Siswa diminta untuk berpikir tentang materi/permasalahan yang

disampaikan guru.

c. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (1 kelompok

2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiranya masing-masing.

d. Guru memimpin pleno kecil diskusi, setiap kelompok

mengemukakan hasil diskusinya.

e. Berawal dari kegiatan tersebut, arahkan pembicaraan pada pokok

permasalahan dan menambah materi yang belum di ungkapkan

para siswa.

Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Mediarepository.ump.ac.id/2366/3/BAB II.pdf · komunikasi, menurut Sadiman dalam (Sundayana 2013: 6) kata pembelajaran sengaja dipakai

30

f. Guru memberi kesimpulan.

g. Penutup.

Pembelajaran kolaboratif merupakan pembelajaran yang

menekankan untuk bekerja sama, salah satu tipe pembelajaran

kolaboratif yaitu think pair share (TPS). Jadi model pembelajaran

kolaboratif tipe TPS kegiatan pembelajaran yang diawali dengan

berpikir, berpasangan dan berbagi.

4. Teori Belajar Van Hiele

a. Konsep dasar teori belajar Van Hiele

Van Hiele adalah seorang pengajar matematika belanda yang

telah mengadakan penelitian dilapangan, melalui observasi dan tanya

jawab, kemudian hasil penelitianya ditulis dalam desertasinya pada

tahun 1954. Penelitian yang dilakukan Van Hiele melahirkan

beberapa kesimpulan mengenai tahap-tahap perkembangan kognitif

anak dalam memahami geometri. Van Hiele dalam (Suwangsih dan

Triurlina 2006: 96-97) menyatakan bahwa terdapat 5 tahap

pemahaman geometri yaitu tahap pengenalan, analisis, pengurutan,

deduksi, dan keakuratan.

1) Tahap Pengenalan

Dalam tahap ini siswa mulai belajar mengenai suatu bentuk

geometri seecara keseluruhan, namun belum mampu mengetahui

adanya sifat-sifat dari bentuk geometri yang dilihatnya itu. Sebagai

contoh, jika pada siswa diperlihatkan sebuah kubus, siswa belum

Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Mediarepository.ump.ac.id/2366/3/BAB II.pdf · komunikasi, menurut Sadiman dalam (Sundayana 2013: 6) kata pembelajaran sengaja dipakai

31

mengetahui sifat-sifat atau keteraturan yang dimiliki oleh kubus

tersebut. Siswa belum menyadari bahwa kubus mempunyai sisi-sisi

yang merupakan bujursangkar, bahwa sisinya ada 6 buah, rusuknya

ada 12 dan lain-lain.

2) Tahap Analisis

Pada tahap ini siswa sudah mulai mengenal sifat-sifat yang

dimiliki benda geometri yang diamatinya. Siswa sudah mampu

menyebutkan keteraturan yang terdapat pada benda geometri itu.

Misalnya disaat siswa mengamati persegi panjang, siswa telah

mengetahui bahwa terdapat 2 pasang sisi yang berhadapan dan dua

pasang sisi tersebut saling sejajar.

3) Tahap Pengurutan

Pada tahap ini siswa sudah mulai mampu melaksanakan

penarikan kesimpulan yang biasa dikenal dengan berpikir deduktif.

Namun kemampuan ini belum berkembang secara penuh. Satu hal

yang perlu diketahui adalah siswa pada tahap ini sudah mulai

mampu mengurutkan. Misalnya siswa sudah mengenali bahwa

bujur sangkar adalah jajar genjang, bahwa belah ketupat adalah

layang-layang.

4) Tahap Deduksi

Dalam tahap ini siswa sudah mampu menarik kesimpulan

secara deduktif, yaitu penarikan kesimpulan dari hal-hal yang

bersifat umum menuju hal-hal yang bersifat khusus. Demikian

Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Mediarepository.ump.ac.id/2366/3/BAB II.pdf · komunikasi, menurut Sadiman dalam (Sundayana 2013: 6) kata pembelajaran sengaja dipakai

32

pula siswa telah mengerti betapa pentingnya peranan unsur-unsur

yang tidak didefinisikan, di samping unsur yang didefinisikan.

Misalnya siswa sudah memahami dalil.

5) Tahap Keakuratan

Dalam tahap ini siswa sudah menyadari betapa pentingnya

ketepatan dari prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu

pembuktian. Misalnya, siswa mengetahui pentingnya aksioma-

aksioma atau postulat-postulat dari geometri Euclid. Tahap akurasi

merupakan tahap berfikir tinggi, rumit dan kompleks.

Dari penjelasan di atas menurut Van Hiele pemahaman

geometri ada lima tahap yaitu tahap pengenalan, analisis,

pengurutan, deduksi, dan keakuratan. Tahap-tahap tersebut tidak

semua siswa bisa melaluinya, tergantung dari kemampuan siswa

itu sendiri.

5. Adobe Flash Player

Adobe flash merupakan program pembuat animasi yang

diproduksi oleh perusahaan piranti amerika serikat yaitu Adobe System

Incorporated. Program ini sangat andal dan popular dikalangan

animator, berbagai fasilitas dan fitur terbaru telah disediakan untuk

kemudahan dalam pengolahan para penggunanya. Program aplikasi

terbaru adobe photoshop adalah adobe flash, yang merupakaan

penyempurnaan dari versi sebelumnya.

Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Mediarepository.ump.ac.id/2366/3/BAB II.pdf · komunikasi, menurut Sadiman dalam (Sundayana 2013: 6) kata pembelajaran sengaja dipakai

33

Perangkat lunak adobe flash yang selanjutnya di sebut flash

dulunya bernama “macromedia flash”. Menurut (Sunyoto 2010:1)

merupakan softwere multimedia unggulan yang dulunya

dikembangkan oleh macromedia, tetapi sekarang di kembangkan dan

didistribusikan oleh adobe system. Sejak tahun 1996, flash menjadi

metode popular untuk menambahkan animasi dan interaktif webside.

Flash biasanya digunakan untuk membuat animasi hiburan dan

berbagai komponen web, diintegrasikan dengan video dalam halaman

web, sehingga dapat menjadi aplikasi flash selain dikompilasi menjadi

format .swf, flash juga dapat dikomplimasi menjadi format .exe.

Flash dapat digunakan untuk mamanipulasi vector, dan citra

raster, dan mendukung bidirectional streaming audio dan video. Flash

juga berisi bahasa skrip yang diberi nama “ActionScript”. Beberapa

produk software, system dan device dapat membuat dan menampilkan

isi flash. Flash dijalankan dengan Adobe Flash Player yang dapat

ditanam pada browser, telepon seluler, atau softwere lain.

Format file flash adalah SWF, biasanya disebut “Shock Wave

Flash” movie. “flash movie” atau “flash game”, biasanya file

berektensi .swf dapat dijalankan di web, secara stand alone pada Flash

Player atau dijalankan di windows secara langsung dengan

membuatnya dalam format ekstensi .exe

Sebelum tahun 2005, flash 1.0 diluncurkan pada tahun 1996

setelah macromedia membeli program animasi vector bernama

Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Mediarepository.ump.ac.id/2366/3/BAB II.pdf · komunikasi, menurut Sadiman dalam (Sundayana 2013: 6) kata pembelajaran sengaja dipakai

34

“FutureSplash”. Versi terakhir yang diluncurkan dipasaran dengan

menggunakan nama “macromedia” adalah Macromedia Flash 8. Pada

tanggal 3 Desember 2005, Adobe systems mengakuisisi macromedia

dan seluruh produknya sehingga nama “ Macromedia Flash” berubah

menjadi “Adobe Flash”. Jadi adobe flash merupakan aplikasi yang

mempunyai berbagai fungsi.

6. Model Penelitian dan Pengembangan Media

a. Pengertian Research and Development (R&D)

Metode penelitian dan pengembangan (Research and

Development), menurut Borg and Gall dalam (Sugiyono 2015: 28)

peneltian dan pengembangan merupakan proses/metode yang

digunakan untuk menvalidasi dan mengembangkan produk. Sepuluh

langkah dalam R & D yang dikembangkan oleh staf Teacher

Education Program at Far West Laboratory for Educational Research

and Development, dalam minicourses yang bertujuan meningkatkan

ketarampilan guru pada kelas spesifik.

1) Research and Information Collecting –include needs assessment,

review of literature, small-scale research study, and preparation of

report on state of the art. Penelitian dan pengumpulan informasi,

meliputi analisis kebutuhan, review literature, penelitian dalam

skala kecil, dan persiapan dalam membuat laporan terkini.

2) Planning -include defining skill to be learned, stating and

sequencing objective, identifying learning activities, and small

Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Mediarepository.ump.ac.id/2366/3/BAB II.pdf · komunikasi, menurut Sadiman dalam (Sundayana 2013: 6) kata pembelajaran sengaja dipakai

35

scale feasibility testing. Melakukan perencanaan, yang meliputi

pendefinisian keterampilan yang harus dipelajari, perumusan

tujuan, penentuan urutan pembelajaran, dan ujicoba kelayakan

(dalam skala kecil).

3) Develop Preliminary Form a Product – includes preparation of

intructional materials, procedures, and evaluation instrument.

Mengembangkan prduk awal yang meliputi penyiapan materi

pembelajaran, prosedur/penyusun buku pegangan, dan instruksi

evaluasi.

4) Preliminary Field Testing – Concudted in from 1 to 3 schools,

using 6-12 subjects. interview, observational, and questionnaire

data collected and analyzed. Pengujian lapangan awal, dilakukan

pada 1 s.d 3 sekolah, menggunakan 6 s.d 12 subjek. Pengumpulan

data dengan wawancara, observasi, kuesioner. Hasilnya

selanjutnya di analisis.

5) Main Product Revision – Revision of product as suggested by the

preliminary field-test result. Melakukan revisi utama terhadap

produk didasarkan pada saran-saran dari uji coba.

6) Main Field Testing – Conducted in 5 to 15 schools with 30 to 100

subjects. Quantitative data on subject’s precourse and postcousce

performance are collected. Results are evaluated with respect to

course objective and are compared with control group data, when

appropriate. Melakukan uji lapangan utama, dilakukan pada 5 s.d

Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Mediarepository.ump.ac.id/2366/3/BAB II.pdf · komunikasi, menurut Sadiman dalam (Sundayana 2013: 6) kata pembelajaran sengaja dipakai

36

15 sekolah dengan 30-100 subjek. Data tentang kuantitafif tentang

performance subjek sebelum dan sesudah pelatihan di analisis.

Hasil dinilai sesuai dengan tujuan pelatihan dan dibandingkan

dengan data kelompok kontrol bila mungkin.

7) Operational Product Revision – Revision of product as suggested

by main field –test result. Melakukan revisi terhadap produk yang

siap dioperasionalkan, berdasarkan saran-saran uji coba.

8) Operational Field Testing – Conducted in 10 to 30 school

involving 40 to 400 subjects. Interview, observational, and

questionnaire data collected and analized. Melakukan uji lapangan

operasional, dilakukan pada 10 s.d 30 sekolah dengan 40 s.d 400

subjek. Data wawancara, observasi dan quisioner di kumpulkan

dan dianalisis.

9) Final Product Revision – Revision of product as suggested by

operasional field –test result. Revisi produk akhir, berdasarkan

saran dan uji lapangan.

10) Dissemination and implementation – Report on product at

professional meeting and in journals. Work with publisher who

assumes commercial distribution. Monitor distribution to provide

quality control. Mendesiminasikan dan mengimplementasikan

produk. Membuat laporan mengenai produk pada pertemuan

profesional dan pada jurnal-jurnal. Bekerjasama dengan penerbit

Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Mediarepository.ump.ac.id/2366/3/BAB II.pdf · komunikasi, menurut Sadiman dalam (Sundayana 2013: 6) kata pembelajaran sengaja dipakai

37

untuk melakukan distribusi secara komersial, memonitor produk

yang telah didistribusikan guna membantu kendali mutu.

b. Model Pengembangan Media Pembelajaran Media Pembelajaran

Menurut Susilana dan Riyana (2011 : 28) langkah langkah

dalam perencanaan media secara umum dapat dirinci sebagai berikut:

Identifikasi Kebutuhan dan Karakteristik siswa, Perumusan Tujuan

Instruksional (Instructional Objective), Perumusan Butir – butir

materi yang terperinci, Mengembangkan alat pengukur keberhasilan,

Menuliskan naskah media, Merumuskan instrumen, test dan revisi.

Langkah – langkah ini dapat digambarkan pada gambar 2.1 berikut :

ya

Tidak

Gambar 2.1 Prosedur Pengembangan Media

Identifikasi

kebutuhan

dan

karakteristik

Perumusan alat

pengukur dan

keberhasilan

Perumusan

Tujuan

Perumusan butir

– butir Materi

GBPM

Tes uji coba

Penullisan

Naskah

Media

Rev

i

Naskah

Siap

Produksi

Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Mediarepository.ump.ac.id/2366/3/BAB II.pdf · komunikasi, menurut Sadiman dalam (Sundayana 2013: 6) kata pembelajaran sengaja dipakai

38

Langkah – langkah Perancangan Pengembangan Media tersebut

dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Identifikasi Kebutuhan dan Karakteristik Siswa

Sebuah perencanaan media didasarkan atas kebutuhan (need).

Salah satu indikator adanya kebutuhan karena di dalamnya terdapat

kesenjangan (gap). Dalam pembelajaran yang dimaksud dengan

kebutuhan adalah adanya kesenjangan antara kemampuan,

keterampilan dan sikap siswa yang kita inginkan dengan kemampuan,

keterampilan dan sikap siswa yang dimiliki sekarang. Kesesuaian

media dengan siswa menjadi dasar pertimbangan utama, sebab hampir

tidak ada satu media yang dapat memenuhi semua tingkatan usia,

dalam hal ini Barbara B. Seels dalam Susilana dan Riyana (2011: 29)

mengatakan bahwa diperlukan informasi tentang gaya belajar siswa

atau learning style. Beberapa learning style yang dapat diidentifikasi

dari siswa adalah sebagai berikut :

a) Tactile / Kinesthetic.

b) Visual / Perceptual.

c) Auditory.

d) Aktif Versus Reflektif Aktif.

e) Reflektif.

f) Seqwential Versus Global Seqwential.

g) Global.

Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Mediarepository.ump.ac.id/2366/3/BAB II.pdf · komunikasi, menurut Sadiman dalam (Sundayana 2013: 6) kata pembelajaran sengaja dipakai

39

2) Perumusan Tujuan Instruksional

Tujuan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan

karena dengan tujuan akan mempengaruhi arah dan tindakan. Dengan

tujuan itu pulalah dapat mengetahui apakah target sudah dapat tercapai

atau tidak.

Tujuan yang baik, yaitu yang jelas, terukur, operasional, tidak

mudah untuk dirumuskan oleh guru, diperlukan latihan, penelaahan

terhadap kurikulum dan pengalaman saat melakukan pembelajaran di

kelas. Namun, sebagai patokan, sebaiknya perumusan tujuan haruslah

memiliki ketentuan sebagai berikut :

a) Learner Oriented.

b) Operatioal.

c) ABCD.

(1) Audience,

(2) Behaviour,

(3) Conditioning,

(4) Degree,

3) Perumusan Materi

Titik tolak perumusan materi pembelajaran adalah dari

rumusan tujuan. Materi berkaitan dengan substansi isi pelajaran

yang harus diberikan. Materi perlu disusun dengan memperhatikan

kriteria – kriteria tertentu, diantaranya :

Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Mediarepository.ump.ac.id/2366/3/BAB II.pdf · komunikasi, menurut Sadiman dalam (Sundayana 2013: 6) kata pembelajaran sengaja dipakai

40

a) Sahih atau Valid.

b) Tingkat kepentingan (significant).

c) Kebermanfaatan (utility).

d) Learnability.

4) Perumusan Alat Pengukur Keberhasilan

Alat pengukur keberhasilan belajar ini perlu dikembangkan

dengan berpijak pada tujuan yang telah dirumuskan dan harus

sesuai dengan materi yang sudah disiapkan. Yang perlu diukur

dalam keberhasilan belajar adalah tiga kemampuan utama yaitu

pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah dirumuskan secara

rinci dalam tujuan, dengan demikian terdapat hubungan yang erat

antara tujuan, materi dan tes pengukur keberhasilan, lihatlah pada

gambar 2.2 berikut:

Relevan Relevan

Relevan

Gambar 2.2 Hubungan antara tujuan, materi dan tes

Dari gambar 2.2 di atas, jelas menggambarkan hubungan

antara tujuan, materi, dan tes. Penyususnan materi didasarkan atas

rumusan tujuan, setelah materi selesai dirumuskan selanjutnya

membuat item berdasarkan tujuan dan materi tersebut.

TUJUAN TES MATERI

Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Mediarepository.ump.ac.id/2366/3/BAB II.pdf · komunikasi, menurut Sadiman dalam (Sundayana 2013: 6) kata pembelajaran sengaja dipakai

41

5) Penulisan Garis Besar Program Media (GBPM)

GBPM merupakan petunjuk yang dijadikan pedoman oleh

para penulis naskah di dalam penulisan naskah program media.

GBPM dibuat dengan mengacu pada analisis kebutuhan, tujuan dan

materi. Untuk program media, GBPM disusun setelah dilakukan

telaah topik yang akan dibuat programnya. Beberapa manfaat yang

dapat diperoleh dari sajian media ini antara lain adalah :

a) Terjadinya persamaan persepsi.

b) Effisien : tidak memerlukan penjelasan yang panjang.

c) Effektif : sampai ke sasaran.

d) Motivatif dan rekreatif.

6) Penjabaran Materi

Tujuan dilakukan pembuatan jabaran materi tersebut adalah

untuk mempermudah pelaksanaan penulisan naskah programnya

disamping mengantisipasi durasi, jumlah topik dalam GBPM juga

dapat digunakan untuk mengkalkulasi biaya produksi.

Jabaran materi diperlukan karena tidak semua penulis naskah

program adalah penulis GBPM dan jabaran materinya, Sehingga

untuk itu diperlukan penjabaran topik – topik dalam pokok – pokok

sajian programnya. Di dalam program pembelajaran, penyususnan

GBPM dan jabaran materi melibatkan : ahlimateri, yakni orang

yang menguasai isi atau materi, umumnya ahli materi ini berasal

Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Mediarepository.ump.ac.id/2366/3/BAB II.pdf · komunikasi, menurut Sadiman dalam (Sundayana 2013: 6) kata pembelajaran sengaja dipakai

42

dari perguruan tinggi juga bisa dari guru sendiri. Tugasnya adalah

menilai naskah program dari kelayakan materinya.Yang kedua

adalah ahli media, ahli media ini menilai dari segi pemilihan

medianya, dan juga segi estetika program ditinjau dari segi

kelayakan medianya. Terakhir adalah pengembangan pembelajaran,

yang umumnya adalah guru kelas. Mereka berpengalaman dalam

menyampaikan materi di kelas. Ia bertugas untuk mengembangkan

isi GBPM dan jabaran materi.

7) Penulisan Naskah Media (Susilana)

untuk mengembangkan naskah dalam media, peneliti mengacu pada

prosedur penulisan naskah menurut Susilana (2011: 45) yang

tertuang pada gambar 2.3 sebagai berikut:

Prosedur

Pengembangan Revisi Naskah

Naskah

Gambar 2.3 Penulisan Naskah Media

Ide / Gagasan

Pengumpulan

informasi /

NASKAHFINA

Penulisan sinopsis dan

treatment

Penulisan

naskah /

Pengkajian / Review

REVISI

Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Mediarepository.ump.ac.id/2366/3/BAB II.pdf · komunikasi, menurut Sadiman dalam (Sundayana 2013: 6) kata pembelajaran sengaja dipakai

43

Secara umum naskah dalam perencanaan program media

dapat diartikan sebagai pedoman tertulis yang berisi informasi

dalam bentuk visual, grafis, dan audio sebagai acuan dalam

pembuatan media tertentu, sesuai dengan tujuan dan kompetensi

tertentu. Secara sederhana naskah juga dapat berupa gambaran

umum media atau juga outline media yang akan dibuat. Hal ini

dilakukan karena media pembelajaran yang mengandung isi materi

dan tujuan yang diharapkan tercapai, melalui naskah inilah tujuan

dan materi tersebut dituangkan dengan kemasan sesuai dengan jenis

media, sehingga media yang dibuat benar – benar akan memiliki

kesesuaian dengan tujuan. Tujuan utamanya adalah mempermudah

pemesan menangkap konsepnya, mempertimbangkan kesesuaian

gagasan dengan tujuan yang ingin dicapai dan menentukan

persetujuannya.

Jenis – jenis penulisan naskah media yaitu sebagai berikut:

a) Naskah Media Audio.

b) Naskah Media Video.

c) Naskah Media Grafis.

B. Kerangka Pikir

Media merupakan salah satu penunjang proses pembelajaran. Media

sering digunakan untuk mempermudah penyampaian informasi kepada siswa.

Salah satu tugas guru sebagai pengajar adalah menciptakan suasana

Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Mediarepository.ump.ac.id/2366/3/BAB II.pdf · komunikasi, menurut Sadiman dalam (Sundayana 2013: 6) kata pembelajaran sengaja dipakai

44

pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan, sehingga membuat siswa aktif

dalam proses belajarnya. Oleh karena itu guru dituntut memiliki kemampuan

memilih metode dan media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi

yang akan diajarkan serta sesuai dengan karakteristik siswa sehingga siswa

akan lebih memahami materi yang diajarkan.

Pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

diajarkan di Sekolah Dasar. Pembelajaran matematika memiliki tujuan yang

dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun mata pelajaran

matematika masih dianggap sulit oleh beberapa siswa, hal ini dikarenakan

pembelajaran yang kurang mengajak siswa untuk berpartisipasi aktif dalam

belajarnya. Untuk itu diperlukan media yang sesuai, yang dapat mengajak

siswa aktif, serta dapat membawa siswa mencapai tujuan pembelajaran yang

telah direncanakan. Salah satu media yang dapat membuat siswa tertarik dan

aktif dalam belajar adalah media berbasis flash. Kerangka pikir bisa dilihat

pada gambar 2.4 berikut

Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Mediarepository.ump.ac.id/2366/3/BAB II.pdf · komunikasi, menurut Sadiman dalam (Sundayana 2013: 6) kata pembelajaran sengaja dipakai

45

Gambar 2.4 Kerangka Pikir

Penggunaan media kurang optimal, minimalnya

pengembangan dan pentingnya belajar

matematika

Revisi

Pengembangan media

berbasis flash

Belum

Layak

Sudah

Layak Digunakan

dalam

pembelajar

an

1. Pembelajaran lebih baik dan menarik

2. Respon guru positif

3. Respon siswa positif

Hasil observasi dan wawancara di

SD N 1 Kedondong

Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016

Page 40: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Mediarepository.ump.ac.id/2366/3/BAB II.pdf · komunikasi, menurut Sadiman dalam (Sundayana 2013: 6) kata pembelajaran sengaja dipakai

46

C. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka dapat dirumuskan hipotesis

penelitian sebagai berikut :

1. Telah digunakan media dalam pembelajaran bangun datar namun belum

optimal.

2. Dapat dikembangkanya media pembelajaran matematika untuk materi

bangun datar berbasis flash menggunakan model pembelajaran kolaboratif

tipe TPS di kelas V Sekolah Dasar.

3. Pengembangan media matematika bangun datar berbasis flash di kelas V

Sekolah Dasar layak dan mendapatkan respon baik dari pakar.

4. Penilaian baik guru terhadap pengembangan media matematika bangun

datar berbasis flash di kelas V Sekolah Dasar.

5. Respon baik siswa terhadap pengembangan media matematika bangun

datar berbasis flash di kelas V Sekolah Dasar.

6. Adanya keefektifan penggunaan media matematika bangun datar berbasis

flash bangun datar di kelas V Sekolah Dasar.

Pengembangan Media Matematika…, Sevi Dwi Agustina, FKIP, UMP, 2016