bab ii kajian pustaka a. 1. a.repository.ump.ac.id/6733/3/bab ii.pdf · menyentuh kompor di dapur,...

36
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pendidikan Karakter a. Pengertian Pendidikan Karakter Pendidikan karakter, menurut Ratna Megawangi dalam (Kesuma, 2012:5), sebuah usaha mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikanya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkunganya. Pendidikan karakter adalah sebuah system yang menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik, yang mengandung komponen pengetahuan, kesadaran, individu, tekad, serta adanya kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai, baik terhadap tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, maupun bangsa, sehingga terwujud insan kamili (Aunillah, 2011:18-19). Menurut T.Ramali dalam (Aunillah, 2011:22) bahwa pendidikan karakter memiliki esensi yang sama dengan pendidikan moral atau akhlak. Dalam penerapan pendidikan karakter, faktor yang harus dijadikan sebagai tujuan adalah terbentuknya kepribadian peserta didik supaya menjadi manusia yang baik, dan hal itu sama sekali tidak terikat dengan angka dan nilai. Dengan demikian, dalam kontek pendidikan di Indonesia, pendidikan karakter ialah 9 Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013

Upload: others

Post on 01-Dec-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Pendidikan Karakter

a. Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter, menurut Ratna Megawangi dalam

(Kesuma, 2012:5), sebuah usaha mendidik anak-anak agar dapat

mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikanya dalam

kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi

yang positif kepada lingkunganya. Pendidikan karakter adalah sebuah

system yang menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik, yang

mengandung komponen pengetahuan, kesadaran, individu, tekad, serta

adanya kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai, baik

terhadap tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,

lingkungan, maupun bangsa, sehingga terwujud insan kamili

(Aunillah, 2011:18-19). Menurut T.Ramali dalam (Aunillah, 2011:22)

bahwa pendidikan karakter memiliki esensi yang sama dengan

pendidikan moral atau akhlak. Dalam penerapan pendidikan karakter,

faktor yang harus dijadikan sebagai tujuan adalah terbentuknya

kepribadian peserta didik supaya menjadi manusia yang baik, dan hal

itu sama sekali tidak terikat dengan angka dan nilai. Dengan demikian,

dalam kontek pendidikan di Indonesia, pendidikan karakter ialah

9

Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013

10

pendidikan nilai, yakni penanaman nilai-nilai luhur yang digali dari

budaya bangsa Indonesia.

Berdasarkan pengertian para ahli tersebut dapat disimpulkan

pendidikan karakter adalah pendidikan yang berintregasi dengan

pembelajaran yang terjadi pada semua mata pelajaran yang diarahkan

pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh.

b. Tujuan Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter dalam seting sekolah memiliki tujuan

sebagai berikut :

a. Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang

dianggep penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian/

kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang

dikembangkan.

b. Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan

niali-nilai yang dikembangkan oleh sekolah.

c. Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan

masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan

karakter secara bersama.

Tujuan pendidikan karakter :

a. Memfasilitasi penguatan dan pengembangan nilai-nilai tertentu,

sehingga terwujud dalam perilaku anak, baik ketika proses

sekolah maupun setelah proses sekolah (seteleh lulus dari

sekolah). Penguatan dan pengembangan memiliki makna bahwa

Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013

11

pendidikan dalam seting sekolah bukanlah sekedar suatu

dogmatisai nilai kepada peserta didik, tetapi sebuah proses yang

membawa peserta didik untuk memahami dan merefleksi

bagaimana suatu nilai menjadi penting untuk diwujudkan dalam

perilaku keseharian manusia, termasuk bagi anak.

b. Mengkoreksi perilaku peserta didik yang tidak sesuai dengan

nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah. Tujuan ini memiliki

makana bahwa pendidikan karakter memiliki sasaran untuk

meluruskan berbagai perilaku anak yang negative menjadi positif.

c. Membangun koreksi yang harmoni dengan keluarga dan

masyarakat dalam menanamkan tanggung jawab pendidikan

karakter secara bersma. Tujuan ini memiliki makna bahwa proses

pendidikan karakter di sekolah harus dihubungkan dengan proses

pendidikan di keluarga (Kesuma, 2011:9-10)

2. Disiplin

a. Pengertian Disiplin

Disiplin berasal dari kata yang sama dengan “disciple” yakni

seseorang yang belajar dari atau secara sukarela mengikuti seseorang

pemimpin. Orang tua dan guru merupakan pemimpin dan anak

merupakan murid yang belajar dari mereka cara hidup yang menuju

kehidupan yang berguna dan bahagia. Jadi disiplin merupakan cara

masyarakat mengajar anak prilaku moral yang disetujui kelompok

(Hurlock, 1990:82). Sedangkan menurut lemhanas (Disiplin Nasional,

Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013

12

1998: 11), istilah disiplin dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa

Belanda, yang kemudian dipengaruhi oleh bahasa Inggris. Istilah

disiplin menurut pengertian kedua bahasa tersebut berasal dari bahasa

latin “diciplina”. Dalam tulisan ini hanya dikemukaan lima macam arti

kata disiplin sebagai pengantar ke pembahasan yang lebih luas. Maka

kata disiplin dapat dipahami dalam kaitanya dengan “latihan yang

memperkuat”, “koreksi dan sanksi”, “kendali” atau terciptanya

“ketertiban dan ketentraman”, dan “system aturan tata laku”. Menurut

M.Mustari(2010:42), kata disiplin berkonotasi negative. Ini karena

untuk melangsungkan tatanan dilakukan melalui hukuman. Dalam arti

lain, disiplin berarti suatu ilmu tertentu yang diberikan kepada murid.

Orang dulu menyebutnya vak(disiplin) ilmu. Di perguruan tinggi,

disiplin bisa disamakan artinya dengan “fakultas”.

Menurut (Kelly, 1938:264) dalam Dolet mengartikan bahwa

“thus, defined, discipline is as comprehensive as education, since

including, as it does, mental, physical, and moral training, it involves

the entire development of the individual. Discipline, in this board sense,

is also a factor in the development of character since it includes the

control, the regulation and the guidance of all the forces that contribute,

to the acquisition of character…As such, discipline is not for the few,

but is for all, not for the slow or retardted only, but for the bright as

well; not only for the untruly alone, but also for the well-behaved”

Disiplin berkaitan erat dengan sikap mental dan perilaku

seseorang, karena itulah secara intrernal faktor pribadi seseorang ikut

mempengaruhi terhadap pembinaan disiplin diri. Berkaitan dengan

system itu, maka factor keteladana memegang peranan penting dalam

rangka peneneman dan pembinaan disiplin di sekolah. Disiplin dan tata

Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013

13

tertib merupakan dua hal yang saling terkait, sebab tata tertib serta

peraturan pada dasarnya perangkat untuk menegakan disiplin.

b. Perlunya Disiplin

Hurlock, (1990:83-84)mengungkapkan Disiplin perlu untuk

perkembangan anak, karena ia memenuhi beberapa kebutuhan tertentu.

Dengan demikian disiplin memeperbesar kebahagiaan dan

penyesuaiaan pribadi dan social anak.Meskipun semua anak

membutuhkan disiplin, kebutuhan mereka bervariasi. Terdapat beberapa

kondisi yang mempengaruhi kondisi anak akan disiplin, enam

diantaranya dianggap sangat penting, yaitu:

a) Karena terdapat fariasi dalam laju perkembangan berbagai anak,

tidak semua anak dengan usia yang sama dapat diharapkan

mempunyai kebutuhan akan disiplin yang sama, ataupun jenis

disiplin yang sama. Disiplin yang cocok untuk anak yang satu

belum tentu cocok untuk anak yang lain dengan usia yang sama.

Misalnya, beberapa kata yang lemmah lembut mungkin membuat

satu orang anak mengerti bahwa dia tidak boleh bermain dengan

korek api, sedangkan anak lain dengan usia yang sama mungkin

tidak mengerti kata yang digunakan dalam larangan itu dan sentilan

pada jarinya diperlukan untuk membuatnya mengerti larangan

tersebut.

b) Kebutuhan akan disiplin bervariasi menurut waktu dalam sehari

Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013

14

c) Kegiatan yang dilakukan anak mempengaruhi kebutuhan akan

disiplin. Disiplin paling besar kemungkinannya dibutuhkan untuk

kegiatan sehari-hariyang rutin, misalnya makan, tidur, atau

membuat pekerjaan rumah dan paling sedikit diperlukan bila anak

bebas bermain sekehendak hatinya.sebagai contoh, bila anak

menolak tidur atau makan, lebih diperlukan disiplin dari pada

waktu mereka membaca atau bermain dengan mainannya.

d) Kebutuhan akan disiplin berrvariasi dengan hari dalam

seminggu.hari senin dan akhir minggu merupakan saat disiplin

paling dibutuhkan.

e) Disiplin lebih sering diperlukan dalam keluarga besar dari pada

keluarga kecil. Semakin banyak anak dalam satu keluarga, semakin

kurang perhatian dan pengawasan yang didapat dari orang tua, dan

semakin besar kemungkinana ada kecemburuan antar saudara dan

rasa permusuhan, diikuti pertengkaran dan bentuk perilakuyang

mengganggu lain.

f) Kebutuhan akan disiplin bervariasi dengan usia. Anak yang lebih

besar kurang mendapatkan disiplin dibandingkan anak kecil.

Dengan bertambahnya umur, mereka dapat berkomunikasi lebih

baik dan dengan demikian mengerti apa yang diharapkan dari

mereka.anak yang lebih bear juga membutuhkan disiplin yang

berbeda jenisnya dari anak yang lebih kecil. Anak yang lebih besar

perlu diberi penjelasan mengapa bentuk perilaku tertentu dapat

Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013

15

diterima dan yang lain tidak. Member larangan saja, tidak cukup.

Penjelasan membantu memperluas konsep moral mereka dan

member motivasi untuk melakukan apa yang diharapkan.

c. Cara-Cara Menanamkan Disiplin

Hurlock,(990:93-94) Suatu deskripsi singkat dari ketiga cara

menanamkan disiplin akan menunjukan cirri-ciri masing-masing dan

akan menyorot cirri-ciri baik dan buruknya.

a) Cara Mendisiplin Otoriter

Peraturan yang keras untuk memaksakan perilaku yang

diinginkan menandai semua jenis disiplin yang otoriter. Tekniknya

mencangkup hukuman yang berat bila terjadi kegagalan memenuhi

standard an sedikit, atau sama sekali tidak ada persetujuan, pujian

atau tanda-tanda penghargaan lainya bila anak memenuhi standar

yang diharapkan. Disiplin otoriter bisa berkisar antara pengendalian

perilaku anak yang wajar hingga yang kaku yang tidak member

kebebasan bertindak, kecuali yang sesuai dengan standar yang

ditentukan.disiplin otoriter berarti selalu mengendalikan melalui

kekuatan eksternal dalam bentuk hukuman, terutama hukuman

badan.Bahkan setelah anak bertambah besar, orang tua yang

menggunkan pengendalian otoriter yang kaku jarang

menngendurkan pengendalian merekaatau menghilangkan

hukuman badan. Tambah pula, mereka tidak mendorong anak

untuk dengan mnadiri mengambil keputusan-keputusan yang

Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013

16

berhubungan dengan tindakan mereka .sebaliknya mereka hanya

mengatakan apa yang harus dilakukan dan tidak menjelaskan

mengapa hal itu harus dilakukan. Jadi anak-anak kehilangan

kesempatan untuk belajar bagaimana mengendalikan perilaku

mereka sendiri.dalam keluarga dengan cara mendisiplin otoriter

yang lebih wajar, anak tetap dibatasi dalam tindakan mereka,dan

keputusan-keputusan di ambil oleh orang tua. Namun keinginan

mereka tidak seluruhnya diabaikan, dan pembatasan yang kurang

beralasan, misalnya larangan melakukan apa yang dilakukan teman

sebaya, berkurang.

b) Cara Mendisiplin Yang Permasif

Disiplin permasif sebetulnya berati sedikit disiplin atau tidak

berdisiplin.Biasanya disiplin permasif tidak membimbing anak ke

pola perilaku yang disetujui secara social dan tidak menggunakan

hukuman. Beberapa orang tua dan guru, yang menganggap

kebebasan(permissiveness) sama dengan laissez-faire, membiarkan

anak-anak meraba-raba dalam situasi yang terlalu sulit untuk

ditanggualangi oleh mereka sendiri tanpa bimbingan atau

pengendalian.

Bagi banyak orang tua displin permasif merupakan protes

terhadap disiplin yang kaku dank eras masa kanak-kanak mereka

sendiri. Dalam hal seperti itu, anak sering tidak diberi batas-batas

atau kendala yang mengatur apa saja yang boleh dilakukan. Mereka

Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013

17

diijinkan untuk mengambil keputusan sendiri dan berbuat

sekehendak mereka sendiri.

c) Cara Mendisiplin Demokratis

Metode demokratis menggunakan penjelasan demokratis

menggunakan penjelasan, diskusi dan penalaran untuk membantu

anak mengerti mengapa perilaku tertentu dihadapkan.Metode ini

lebih menekankan aspek edukatif dari disiplin dari pada aspek

hukumannya.

Bila anak masih kecil, merekadiberi penjelasan mengenai

peraturan yang harus dipatuhi dalam kata-kata yang dapat

dimengerti. Misalnya, bila ada peraturan bahwa mereka boleh

menyentuh kompor di dapur, mereka diberi tahu bahwa perbuatan

itu akan menyakiti mereka, atau diperlihatkan dengan mendekatkan

tangan mereka pada kompor, arti kata “sakit” dan mengapa mereka

tidak boleh menyentuh kompor. Dengan bertambahnya usia mereka

tidak hanya diberi penjelasan tentang peraturan, melainkan juga

diberi kesempatan untuk menyatakan pendapat mereka tentang

peraturan. Contohnya, bila peraturan itu berbeda dari peraturan

teman mereka, orang tua memberi kesempatan untuk

mengemukakan mengapa mereka merasa mereka tidak perlu

mematuhi peraturan yang tidak berlaku bagi teman mereka. Bila

alas an mereka masuk akal, orang tua yang menggunakan disiplin

demokrassi biasanya mau ngubah peraturan mereka.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013

18

d. Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Cara Mendisiplin

a) Kesamaan denagn disiplin yang digunakan orang tua

Bila orang tua dan guru merasa bahwa orang tua mereka

berhasil mendidik mereka dengan baik, mereka menggunakan

tehnik yang serupa dalam mendidik anak asuhan mereka. Bila

mereka merasa teknik yang digunakan orang tua mereka salah,

biasanya mereka beralih ke teknik yang berlawanan

b) Penyesuaian dengan cara yang disetujui kelompok

Semua orang tua dan guru, tetapi terutama mereka yang muda

dan tidak berpengalaman , lebih dipengaruhi oleh apa yang oleh

anggota kelompok merekadianggap cara sebagai “terbaik” dari

pada oleh pendirian mereka sendiri mengenai apa yang terbaik.

c) Usia orang tua atau guru

Orang tua dan guru yang muda cenderung lebih demokratis dan

permisif dibandingkan dengan mereka yang lebih tua.Mereka

cenderung mengurangi kendali tatkala anak menjelang masa

remaja.

d) Pendidikan untuk menjadi orang tua atau guru

Orang tua yang telah mendapat kursus dalam mengasuh anak

dan lebih mengerti anak dan kebutuhannya lebih menggunakan

teknikdemokratis dibandingkan orang tua yang tidak mendapat

pelatihan demikian.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013

19

e) Jenis kelamin

Wanita pada umumnya lebih mengerti anak dan

kebutuhannyadibandingkan pria, dan mereka cenderung kurang

otoriter.Hal ini berlaku untuk orang tua dan guru maupun untuk

para pengasuh lainnya.

f) Status sosial ekonomi

Orang tua dan guru kelas menengah dan rendah cenderung

lebih keras, memaksa, dan kurang toleran dibandingkan mereka

yang dari kelas atas, tetapi mereka lebih konsisten.Semakin

berpendidikan, semakin mereka menyukai disiplin demokratis.

g) Konsep mengenai peranan orang tua dewasa

Orang tua yang mempertahankan konsep tradisional mengenai

peran orang tua, cenderung lebih otoriter dibandingkan orang tua

yang telah menganut konsep yang lebih modern. Guru yang yakin

bahwa harus ada tata cara yang kaku dalam kelas lebih banyak

menggunakan disiplin otoriter dibandingkan guru yang mempunyai

konsep mengajar yang demokratis.

h) Jenis kelamin anak

Orang tua pada umumnya lebih keras terhadap anak

perempuan dari pada terhadap anak laki-lakinya.Begitu pula para

guru cenderung lebih keras terhadap anak perempuan.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013

20

i) Usai anak

Disiplin otoriter jauh lebih umum digunakan untuk anak kecil

dari pada untuk mereka yang lebih besar.Apa pun teknik yang

disukai, kebanyakan orang tua dan guru merasa bahwa anak kecil

tidak dapat mengerti penjelasan, sehingga mereka memusatkan

perhatian mereka pada pengendalian otoriter.

j) Situasi

Ketakutan dan kecemasan biasanya tidak dignajar hukuman,

sedangkan sikap menantang, negativism, dan agresi kemungkinan

lebih mendorong pengendalian yang otoriter.

e. Kriteria Disiplin

Kriteria disiplin yang bermanfaat.Kriteria pertama ialah pengaruh

disiplin pada pelaku. Keriteria kedua yang harus digunakan dalam

mengevaluasi disiplin ialah pengaruh pada sikap anak terhadap mereka

yang berwenang dan terhadap disiplin yang diterima. Keriteria ketiga

dalam mengevaluasi disiplin ialah pengaruh disiplin pada kepribadian

anak.

3. Hakikat prestasi belajar

a. Belajar

a) Pengertian Belajar

Dalam pengertian secara umum, belajar seringkali

diartikan sebagai aktivitas untuk memperoleh pengetahuan.

Seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila di

Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013

21

dalam dirinya telah terjadi perubahan, dari tidak mengerti menjadi

mengerti, dari tidak bisa menjadi bisa dan sebagainya. Menurut

Sagala(2011:12) belajar adalah kegiatan individu untuk

memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan cara

mengolah bahan belajar. Menurut Slameto (2010:2) pengertian

secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan

yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-

perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Hamalik (2010:154-

161), belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap

berkat latihan dan pengalaman.Belajar yang dilakukan manusia

merupakan bagian dari hidupnya, berlangsung seumur hidup,

kapan saja, dan di mana saja, baik di sekolah, di kelas, di jalanan

dalam waktu yang tak ditentukan sebelumnya. Belajar adalah

suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan

berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang

lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar

adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya, yang

menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif),

Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013

22

keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan

sikap (afektif) (Sadiman, dkk. 2011: 2).

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli mengenai

pengertian belajar dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses

aktivitas kompleks yang dilakukan oleh seseorang dari lahir

sampai akhir hayat berdasarkan latihan atau pengalaman yang

dipengaruhi lingkungan, meliputi aspek kognitif, afektif dan

psikomotor. Perubahan perilaku tersebut bersifat relatif menetap

dan dilakukan secara sadar sehingga dapat bermanfaat bagi

dirinya dan lingkungan.

b) Tipe Belajar

Belajar sebagai proses yang kompleks tentu saja

memiliki tipe.MenurutRobert M Gagne (dalam Sagala,2011:20)

mengemukakan delapan tipe belajar yang membentuk suatu

hierarki yang paling sederhana sampai paling kompleks, yaitu:

1) Signal learning atau kegiatan belajar mengenal tanda. Tipe

kegiatan belajar ini menekankan belajar sebagai usaha

merespons tanda-tanda yang dimanipulasi dalam situasi

pembelajaran.

2) Stimulus-response learning atau kegiatan belajar tindak balas.

Tipe ini berhubungan dengan perilaku peserta didik yang

secara sadar melakukan respons tepat terhadap stimulus yang

dimanipulasi dalam situasi pembelajaran.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013

23

3) Chaining learning atau kegiatan belajar melalui rangkaian.

Tipe ini berkaitan dengan kegiatan peserta didik menyusun

hubungan antara dua stimulus atau lebih dengan berbagai

respons yang berkaitan dengan stimulus tersebut.

4) Verbal association atau kegiatan belajar melalui asosiasi

lisan. Tipe ini berkaitan dengan upaya peserta didik

menghubungkan respons dengan stimulus yang disampaikan

secara lisan.

5) Multiple discrimination learning atau kegiatan belajar dengan

perbedaan berganda. Tipe ini berhubungan dengan kegiatan

peserta didik membuat berbagai perbedaan respons yang

digunakan terhadap stimulus yang beragam, namun berbagai

respons dan stimulus itu saling berhubungan dengan yang

lainnya.

6) Concept learning atau kegiatan belajar konsep. Tipe ini

berkaitan dengan berbagai respons dalam waktu yang

bersamaan terhadap sejumlah stimulus berupa konsep-konsep

yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.

7) Principle learning atau kegiatan prinsip-prinsip. Tipe ini

digunakan peserta didik menghubungkan beberapa prinsip

yang digunakan dalam merespons stimulus.

8) Problem solving learning atau kegiatan belajar pemecahan

masalah. Tipe ini berhubungan dengan kegiatan peserta didik

Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013

24

menghadapi persoalan dan memecahkannya sehingga pada

akhirnya peserta didik memiliki kecakapan dan keterampilan

baru dalam pemecahan masalah.

Tipe-tipe belajar diatas dipandang sebagai suatu rangkaian

sehingga setiap akan menuju pada tingkatan yang lebih tinggi

maka harus melalui tingkatan yang paling rendah terlebih dahulu.

Ketika tingkat terendah sudah terlampaui maka dilanjutkan ke

tingkat selanjutnya yang lebih tinggi.Begitulah seterusnya sampai

mencapai posisi tingkat tertinggi.

c) Ciri Umum Kegiatan Belajar

Menurut Wragg (dalam Anurrahman, 2009: 35-37)

mengemukakan beberapa ciri kegiatan belajar sebagai berikut:

1) Belajar menunjukan suatu aktifitas pada diri seseorang yang

disadari atau disengaja. Oleh sebab itu pemahaman kita

pertama yang sangat penting adalah bahwa kegiatan belajar

merupakan kegiatan yang disengaja atau direncanakan oleh

pelajar sendiri dalam bentuk suatu aktifitas tertentu. Aktivitas

ini menunjuk pada keaktifan seseorang dalam melakukan

sesuatu kegiatan tertentu, baik pada aspek-aspek jasmaniah

maupun aspek mental yang memungkinkan terjadinya

perubahan pada dirinya. Dengan demikian dapat dipahami

bahwa suatu kegiatan belajar dikatakan semakin baik,

bilamana intensitas keaktifan jasmaniah maupun mental

Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013

25

seseorang semakin tinggi. Sebaliknya meskipun seseorang

dikatakan belajar, namun bilamana keaktifan jasmaniah dan

mental rendah berarti kegiatan tersebut tidak dilakukan

secatra intensif. Dari aspek ini kita memahami begitu banyak

aktivitas seseorang yang merupakan cerminan dari kegiatan

belajar , walaupun diri individu tersebut tidak secara nyata

memahami bahwa dirinya melakukan kegiatan belajar.

2) Belajar merupakan interaksi individu dengan lingkunaganya.

Lingkunganya dalam hal ini dapat berupa manusia atau

objek-objek lain yang memungkinkan individu memperoleh

pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

atau pengetahuan baru maupun sesuatu yang pernah

diperoleh atau ditemukan sebelumnya akan tetapi

menimbulkan perhatian kembali bagi individu tersebut

sehingga memungkinkan terjadinya interaksi. Adanya

interaksi individu dengan lingkungan ini mendorong

seseorang untuk lebih intensif meningkatkan keaktifan

jasmaniyahmaupun mentalnya guna lebih mendalami sesuatu

yang menjadi perhatian. Sebagai contoh, ketika sesorang

anak memperhatikan bagaimana seseorang pemanjat tebing

melakukan aktivitasnya. Semakin kuat interaksi individu

tersebut dengan objek (berupa kegiatan tersebut), maka akan

semakin besr pula perhatian dan dorongan individu itu untuk

Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013

26

memahami aktivitas yang dilakukan oleh seseorang pemanjat

tebing tersebut. Oleh sebab itu, di dalam proses

pembelajaran, maka akan terjadi interaksi yang semakin

kokoh dan pada giliranya memungkinkan siswa semakin

terdorong untuk memahami atau mengetahui lebih mendalam

sesuatu yang dipelajari. Sebaliknya ketika interaksi individu

dengan lingkunganya semakin lemah, maka dorongan mental

untuk mendalami sesuatu yang menjadi sumber belajar juga

akan semakin melamah. Dalam keadaan ini akan semakin

sulit bagi individu untuk mendapatkan dorongan guna

memperoleh pengalaman atau pengetahuan yang diharapkan.

3) Hasi belajar ditandai dengan berubahnya tingkah laku.

Wlaupun tidak semua perubahan tingkah laku merupakan

hasil belajar, akan tetapi aktivitas belajar umumnya disertai

perubahan tingkah laku. Perubhan tingkah laku pada

kebanyakan hal merupakan sesuatu perubahan tingkah laku

yang dapat diamati (observable). Akan tetapi juga tidak selalu

perubahan tingkah laku yang dimaksud sebagai hasil belajar

tersebut dapat diamati. Perubahan-perubahan yang dapat

diamati kebanyakaan berkenaan denagn perubahan aspek-

aspek motorik. Sebagi contoh setelah seorang siswa

mengikuti dengan cermat pembahasan tentang cara-cara

memasang peralan elektronik pasda sebuah prabot, untuk

Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013

27

selanjutnya tanpa bimbingan dn arahan, siswa tersebut

mampu melakukan dengan benar. Melalui penayangan

sebuah acara di televise tentang cara-cara mengatur porsi

resep salah atu masakan, seseorang gadis remaja dapat

mempraktekkan resep tersebut secara benar. Perubahan-

perubahan tebut berkenaan denagan dimensi psikomotorik

yang lebih mudah diamati.

b. Prestasi Belajar

a) Pengertian Prestasi Belajar

Kaplan (2005:317) dalam buku “Psychological Testing”

menyatakan, “Achievement test attempt to acsess what a person

has learned following a specific course of instruction”.

Maknanya adalah prestasi didapat seseorang apabila mengikuti

perintah pembelajaran. Jadi prestasi belajar adalah hasil belajar

yang diperoleh dalam kurun waktu tertentu oleh seorang peserta

didik dalam proses belajar mengajar dan dapat diketahui setelah

evaluasi.

Prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang

dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai informasi-

informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar.

Hamdani (2011:138). Prestasi belajar seseorang sesuai dengan

tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran

yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor setiap bidang studi

Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013

28

setelah mengalami proses belajar mengajar, sedangkanmenurut

Winkel (dalam Hamdani,2011:138) mengemukakan bahwa

prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai

oleh seseorang. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli

mengenai pengertian prestasi dapat disimpulkan bahwa hasil

maksimum yang dicapai peserta didik dalam proses belajar

mengajar setelah melakukan usaha-usaha belajar

1) Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Hamdani (2011:139) mengemukakan faktor-faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu:

(a) Faktor Internal

Faktor internal adalan faktor yang berasal dari siswa.

Faktor ini antara lain sebagai berikut :

a) Kecerdasan, adalah kemampuan belajar disertai

kecakapan untuk meyesuaikan diri dengan keadaan

yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat

ditentukan oleh tinggi rendahnya inteligensi yag

normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai

dengan tingkat perkembangan sebaya. Tingkat

inteligensi sangat menentukan tingakat keberhasilan

belajar siswa, semakin tinggi inteligensi siswa,

semakin tinggi peluang untuk meraih prestasi yang

tinggi pula. Oleh karena itu, jelas bahwa faktor

Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013

29

inteligensi merupakan suatu hal yang tidak

diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.

b) Faktor jasmaniah atau faktor biologis, kondisi

jasmani pada umumnya sangat berpengaruh terhadap

kemampuan belajar seseorang.

c) Sikap, yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi

terhadap suatu hal, orang, atau benda dengan suka,

tidak suka, atau acuh tak acuh. Sikap seseorang

dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan,

kebiasaan, dan keyakinan.

d) Minat, menurut para ahli psikologi adalah suatu

kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan

mengingat sesuatu secara terus menerus. Minat ini

erat kaitannya dengan perasaan, terutama perasaan

senang. Minat belajar yang telah dimiliki siswa

merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi hasil belajarnya.

e) Bakat, yaitu kemampuan potensial yang dimiliki

seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa

yang akan datang. Bakat mempengaruhi tinggi

rendahnya prestasi belajar siswa pada bidang studi

tertentu.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013

30

f) Motivasi, yaitu segala sesuatu yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat

menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan

sehingga semakin besar kesuksesan belajarnya. Kuat

lemahnya motivasi belajar turut mempengaruhi

keberhasilan belajar.

(b) Faktor Eksternal

Faktor eksternal terdiri dari dua macam, yaitu

lingkungan social dan lingkungan non social.Yang

termasuk lingkungan social adalah guru, kepala sekolah,

staf administrasi, teman sekelas, rumah tempat tinggal

siswa, alat-alat belajar, dan lain-lain.Adapun yang

termasuk dalam lingkungan non social adalah gedung

sekolah, tempat tinggal, dan waktu belajar.

Menurut Slameto (2010:54) faktor ekstern

meliputi:

(1) Keadaan Keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari

keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi

antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan

keadaan ekonomi keluarga. Hal yang disebutkan di

atas memang sangat memberikan pengaruh terhadap

belajar anak, misalnya orang tua yang acuh tak acuh

Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013

31

dalam mendidik anak untuk membiasakan belajar

akan membuat anak kurang berhasil dalam

belajarnya.

(2) Keadaan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan

formal pertama yang penting dalam menentukan

keberhasilan siswa. Oleh karena itu, lingkungan

sekolah yang baik dapat mendorong siswa untuk

belajar giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara

penyajian, hubungan guru dengan siswa, alat-alat

pelajaran, dan kurikulum.

(3) Lingkungan Masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang

juga berpengaruh terhadap belajar siswa.Pengaruh

itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam

masyarakat.Misalnya teman bergaul, agar siswa

dapat belajar dengan baik maka perlulah diusahakan

agar siswa memiliki teman bergaul yang baik-baik

dan pembinaan pergaulan yang baik serta

pengawasan dari orang tua dan pendidik harus cukup

bijaksana.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013

32

4. Ilmu Pengetahuan Alam

a. Pengertian IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara

mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan

hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,

konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu

proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana

bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar,

serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di

dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan

pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan

kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara

ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga

dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang

lebih mendalam tentang alam sekitar ( KTSP 2006)

IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi

kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat

diidentifikasikan.Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar

tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI

diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains,

lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada

pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya

Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013

33

melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara

bijaksana.

b. Tujuan

Dalam KTSP 2006 Mata Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan

agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha

Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam

ciptaan-Nya

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep

IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran

tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,

lingkungan, teknologi danmasyarakat.

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki

alamsekitar,memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara,

menjaga dan melestarikan lingkungan alam

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA

sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013

34

c. Kompetensi Dasar Pesawat Sederhana

Dalam penelitian ini peneliti mengambil materi pesawat

sederhana pada kelas V semester II. Adapun standar kompetansi dan

kompetensi dasar yang akan dijadikan bahan penelitian sebagai

berikut:

Standar kompetensi : memahami hubungan antara gaya gerak,

dan energi serta sifatnya.

Kompetensi dasar : menjelaskan pesawat sederhana yang dapat

membuat pekerjaan lebih mudah dan cepat.

Semua jenis alat yang digunakan untuk memudahan pekerjaan

manusia disebut pesawat.Pesawat ada yang rumit dan ada yang

sederhana. Tujuan mengguanakan pesawat sederhana adalah untuk

melipatgandakan gaya atau kemmpuan kita, mengubah arah gaya yang

kita lakukan, menempuh jarak yang lebih jauh atau membesarkan

kecepatan (Sulistiyanto 2008:109). Jadi pesawat sederhana diperlukan

bukan untuk menciptakan gaya atau menyimpan gaya. Pesawat

sederhana digunakan untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan,

walaupun membutuhkan waktu yang lebih lama (lintasan yang lebih

jauh).

Jenis-jenis pesawat sederhanamenurut Sulistiyanto (2008:110-119)

a) Tuas/ pengungkit

Batang besi atau bagian lain yang digunakan untuk

mengungkit merupakan tuas yang paling sederhana.Batang

Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013

35

tersebut bertumpu pada suatu tempat yang disebut titik

tumpu.Gaya yang bekerja pada tuas disebut kuasa.Tempat kuasa

dilakukan disebut titik kuasa.Berat benda disebut beban.

Tuas digolongkan menjadi tiga golongan.Penggolongan itu

didasarkan pada tiga macam posisi dan kuasa, beban dan titik

tumpu.

1) Golongan pertama

Pada tuas golongan pertama, posisi titik tumpu berada

di antara beban dan kuasa. Contohnya jungkat-jungkit,

gunting, palu untuk mencabut paku,dan linggis

2) Golongan kedua

Pada tuas golongan pertama posisi beban berada di

antara posisi kuasa dan titik tumpu. Contohnya saat kita

mendorong grobag pasir dan pada lat pemecah buah atau biji

3) Golongan ketiga

Pada tuas golongan ketiga, posisi kedua berada diantara

titik tumpu dan beban.Contohnya pada saat kita

menggunakan skop untuk mengambil tanah.

b) Bidang miring

Permukaan datar dengan salah satu ujungnya lebih tinggi

dari pada ujung yang lain disebut bidang miring.Jalan berkelok-

kelok di pegunungan dan papan luncur yang merupakan tempat

anak bermain merupakan contoh bidang miring.Bidang

Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013

36

miringbukan untuk menciptakan usaha, tetapi untuk

mempermudah kita dalam memindahkan suatu benda.

bidang miring berguna untuk membantu memindahkan

benda-benda yang terlalu berat. Keuntungan menggunakan bidang

miring ialah gaya yang dibutuhkan untuk memindahkan suatu

benda lebih kecil. Namun demikian, bidang miring memiliki

kelemahan, yakni untuk melaluinya harus menempuh perjalan

yang jauh. Bidang miring tidak mengurangi pekerjaan, melainkan

mengurangi gaya yang diperlukan

Prinsip bidang miring dimanfaatkan orang untuk membuat

baji. Jadi, baji sesungguhnya merupakan bidang miring. Beberapa

alat yang menggunakan prinsip baji yaitu kapak, pisau, limggis,

obeng, paku ulir, sekrup.Baji dan bidang miring memiliki

perbedaan.Pada bidng miring yang bergerak adalah bendanya,

sedangkan bidang miringnya tetap.Pada baji yang bergerak adalah

bidang miringnya sedangkan bendanya tetap.

c) Katrol

Katrol adalah suatu roda yang perputar pada

porosnya.Katrol biasanya digunakan bersama-sama dengan rantai

atau tali.Benda-benda yang berat dapat diangkat dengan

mengguanakan katrol.Katrol dapat mengubah arah gerak yang

digunakan untuk menarik atau mengangkat benda.Pada

Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013

37

prinsipnya katrol merupakan pengungkit karena mempunyai titik

tumpu, kuasa dan beban.

Ada beberapa jenis katrol

(a) Katrol tetap

Katrol yang posisinya tidak berubah disebut katrol

tetap.Katrol ini dipasang pada tempat tertentu.Contoh katrol

tetap yang mudah kamu temui adalah katrol pada sumur

timba. Denhgan menarik ujung tali yang tidak terikat pada

beban, maka beban akan terangkat. Kuasa yang dibutuhkan

sama dengan berat beban itu sendiri. Hanya saja, menarik

beban ke atas dengan katrol lebih mudah dari pada

mengangkat benda secara langsung.

(b) Katrol bebeas

Katrol yang posisinya selalu beruabah disebut katrol

bebas.Katrol bebas dapat bergerak, tidak dipasang pada

tempat tertentu.Katrol ditempatkan di atas tali dengan

bebean dikaitkan pada katrol.Salah atu ujung tali diikat

pada tempat yang tetap. Ujung yang lain ditarik ke atas.

Akibat tarikan itu katrol dan beban akan naik. Kuasa yang

diperlukan pada katrolbebas untuk mengangkat beban lebih

kecil dari pada kuasa yang diperlukan pada katrol tetap.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013

38

(c) Katrol majemuk

Katrol majemuk merupakan perpaduan antara katrol

tetap dan katrol bebas yang dihubungkan dengana

tali.Beban dikaitkan pada katrol yang bebas.Salah satu

ujung tali diikat pada penopang katrol tetap.Ujung tali yang

lainkita tarik. Akibat tarikan itu beban dan katrol yang

bebas akan terangkat.

(d) Roda

Bentuk roda yang bundar membuatnya mudah

bergerak. Penggunaaan roda saat memindahkan benda

sangat menguarangi gaya gesekan. Gaya gesekan dapat

menahan gerakan benda.Jadi, penggunaan roda sangat

berguan untuk memindahkan benda.Roda termasuk katrol

tetap.

Roda digunakan pada grobag, sepeda, dan mobil.

Roda juga diguankan pada dasar berbagai benda agar mudah

digeser-gesr, misalnya pada kursi kantor atau alas lemari es.

5. Metode Pembelajaran Eksperimen

a. Pengertian Eksperimen

Semakin majunya perkembangan jaman dan kemajuan

teknologi tentang ilmu pengetahuan, maka segala sesuatau

memerlukan eksperimen, begitu juga dengan cara guru mengajar di

kelas digunakan teknik eksperimen. Menurut Rusyan,

Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013

39

(dalamSagala:220) eksperimen adalah percobaan untuk membuktikan

suatu pertanyaan atau hipotesis tertentu. Jadi dapat disimpulakan

bahwa metode eksperimen adalah suatu metode mengajar yang dalam

proses pembelajaranya dengan mencobakan sesuatu dan

mengamatinya untuk menarik kesimpulan dari percobaan tersebut.

b. Kebaikan Metode Eksperimen

Metode eksperimen mempunyai kebaikan menurut Sagala (2010:220)

sebagai berikut :

a) Metode ini membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau

kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada hanya

menerima kata guru atau buku saja.

b) Dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi

tentang sains dan teknologi,suatu sikap dari seseorang ilmuawan:

c) Metode ini didukung oleh asas-asas didaktik modern, antara lain:

1) Siswa belajar dengan mengalami atau mengamati sendiri suatu

proses atau kejadian

2) Siswa terhindar jauh dari varbelisme

3) Memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat objektif

dan realistis

4) Mengembangkan sikap berpikir ilmiah

5) Hasil belajar akan tahan lama dan internalisasi

Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013

40

c. Kelemahan Metode Eksperimen

Selain kebaikan tersebut, metode eksperimen mengandung beberapa

kelemahan menurut Sagala (2010: 221) sebagai berikut:

a) Pelaksanaan metode ini sering memerlukan beberapa fasilitas

peralatan dan bahan yang tidak sellau mudah diperoleh dan

murah.

b) Setiap eksperimen tidak selalu memberikan hasil yang

diharapkan karena mungkian ada factor-faktor tertentu yang

berada diluar jangkauan kemampuan atau pengendalian.

c) Sangant menuntuk pengusaaan perkembangan materi, fasilitas

peralatan dan bahan mutakhir. Sering terjadi siswa lebih dahulu

mengenal dan menggunakan alat bahan tertentu dari pada guru.

d. Cara Mengatasi Kelemahan Metode Eksperimen

Ada beberapa cara untuk mengatasai kelemahan dari metode manusia

dari metode eksperimen menurut Sagala (2010: 221)

a) Hendaknya guru menerangkan sejelas-jelasnya tentang hasil yang

ingin dicapai sehingga ia mengetahuai pertanyaan-pertanyaan

yang perlu dijawab dengan eksperimen.

b) Hendaknya guru membicarakan bersama-sama dengan siswa

tentang langkah yang dianggapbaik untuk memecahkan masalah

dalam eksperimen, serta bahan-bahan yang diperlukan, variable

yang perlu dikontrol dan hal-hal yang perlu dicatat.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013

41

c) Bila perlu, guru menolong siswa untuk memperoleh bahan-bahan

yang diperlukan.

d) Guru perlu mernagsang agar setelah eksperimen berakhir, ia

membanding-bandingkan hasilnya dengan hasil eksperimen orang

lain dan mendiskusikanya biala ada perbedaan-perbedaan atau

kekeliruan-kekeliruan.

e. Pelaksanaan Metode Eksperimen

Bila siswa akan melaksanakan suatu eksperimen perlu memperhatikan

prosedur menurut Suprianti(2009) sebagai berikut :

1) Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka

harus memahami masalah-masalah yang akan dibuktikan melalui

eksperimen.

2) Perlu dijelaskan pula kepada siswa tentang alat-alat serta bahan-

bahan yang akan digunakan dalam percobaan, agar tidak

mengalami kegagalansiswa perlu mengetahui variable yang harus

dikontrol ketat, siswa juga perlu memperhatikan urutan yang akan

ditempuh sewaktu eksperimen berlangsung.

3) Selama proses eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi

pekerjaan siswa. Bila perlu member saran atau pertanyaan yang

menunjang kesempurnaan jalanya eksperimen.

4) Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil

penelitian siswa, mendiskusikannya di kelas dan mengevaluasi

dengan tes atau sekedar tanya jawab.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013

42

Dalam menggunakan metode eksperimen, agar memperoleh hasil

yang diharapkan, terdapat beberapa langkah yang harus diperhatikan

yaitu:

1) Persiapan Eksperimen

Persiapan yang matang mutlak diperlukan, agar

memperoleh hasil yang diharapkan, terdapat beberapa langkah

yang harus diperhatikan yaitu :

a) Menerapkan tujuan eksperimen

b) Mempersiapkan berbagai alat atau bahan yang diperlukan.

c) Mempersiapkan tempat eksperimen.

d) Mempertimbangkan jumlah siswa dengan alat bahan yang

ada serta daya tamping eksperimen.

e) Mempertimbangkan apakah dilaksanakan

sekaligus(serentak seluruh siswa atau bergiliran)

f) Perhatikan masalah kemampuandan kesehatan agar dapat

memperkecil atau menghindari resiko yang merugikan dan

berbahaya.

g) Berikan penjelasan mengenai apa yang harus diperhatikan

dan tahapan-tahapan yang harus dilakukan siswa, yang

termasuk dilarang atau membahayakan.

2) Pelaksanaan Eksperimen

Setelah semua persiapan kegiatan selanjutnya adalah siswa

memulai percobaan, pada saat siswa melakukan percobaan, guru

Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013

43

mendekati untuk mengamati proses percobaan dan memberikan

dorongan dan bantuan terhadap kesulitan-kesulitan yang

dihadapi sehingga eksperimen tersebut dapat diselesaikan dan

berhasil. Selama eksperimen berlangsung, guru hendaknya

memperhatikan situasi secara keseluruhan sehingga apabila

terjadi hal-hal yang menghambat dapat segera terselesaikan.

3) Tindak Lanjut Eksperimen

Setelah eksperimen dilakukan, kegiatan-kegiatan

selanjutnya adalah sebagai berikut:

a) Siswa mengumpulkan laporan eksperimen untuk diperiksa

guru

b) Mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama

eksperimen, memeriksa dan menyimpan kembali segala

bahan dan peralatan yang digunakan.

B. Penelitian Yang Relevan

Berdasarkan jurnal penelitian yang dilakukan oleh An Nuril Maulida

Fauziah dan Tutut Nurita (2010) yang berjudul “Pembelajaran Fisika Melalui

Metode Eksperimen Untuk Melatihkan Perilaku Berkarakter Pada Siswa

MAN Tlogo Blitar” Menyebutkan bahwa metode eksperimen mampu

meningkatkan perilaku berkarakter siswa pada mata pelajaran fisika.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan Kajian Pustaka dan Hasil Penelitian yang relevan dapat

diuraikan kerangka berpikr sebagai berikut:

Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013

44

Dari temuan di lapangan, berdasarkan observasi tempat dan

wawancara dengan guru kelas V SD N Ledug mengenai kelemahan atau

permasalahan pada pembelajaran IPA dapat diperbaiki dengan cara

mengubah system pembelajaran yang bias dilakukan secara tradisional. Salah

satunya dengan menggunakan metode pembelajaran eksperimen. Alasan

penggunaaan metode ini adalah agar peserta didik memahami materi pesawat

sederhana dengan mengaitkannya di dunia nyata kehidupan peserta didik,

sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajikan, tanggung

jawab muncul, prestasi belajar meningkat, dunia pikiran peserta didik menjadi

kongkrit, dan suasana menjadi kondusif, nyaman dan menyenangkan, serta

pengetahuan yang didapat bertahan lama dalam ingatan peserta

didik.Penelitian ini diharapkan mampu menumbuhkan sikap tanggung jawab

peserta didik dan menjadikan prestasi belajar siswa meningkat.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan analisis teori dan kerangka berpikir diatas, dapat

dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut : ”Melalui Model Pembelajaran

eksperimen dapat meningkatkan sikap disiplin dan prestasi belajar IPA di

Kelas V SD Negeri Ledug”.

Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013