bab ii kajian pustaka a. 1. a.repository.ump.ac.id/6733/3/bab ii.pdf · menyentuh kompor di dapur,...
TRANSCRIPT
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Pendidikan Karakter
a. Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter, menurut Ratna Megawangi dalam
(Kesuma, 2012:5), sebuah usaha mendidik anak-anak agar dapat
mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikanya dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi
yang positif kepada lingkunganya. Pendidikan karakter adalah sebuah
system yang menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik, yang
mengandung komponen pengetahuan, kesadaran, individu, tekad, serta
adanya kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai, baik
terhadap tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,
lingkungan, maupun bangsa, sehingga terwujud insan kamili
(Aunillah, 2011:18-19). Menurut T.Ramali dalam (Aunillah, 2011:22)
bahwa pendidikan karakter memiliki esensi yang sama dengan
pendidikan moral atau akhlak. Dalam penerapan pendidikan karakter,
faktor yang harus dijadikan sebagai tujuan adalah terbentuknya
kepribadian peserta didik supaya menjadi manusia yang baik, dan hal
itu sama sekali tidak terikat dengan angka dan nilai. Dengan demikian,
dalam kontek pendidikan di Indonesia, pendidikan karakter ialah
9
Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013
10
pendidikan nilai, yakni penanaman nilai-nilai luhur yang digali dari
budaya bangsa Indonesia.
Berdasarkan pengertian para ahli tersebut dapat disimpulkan
pendidikan karakter adalah pendidikan yang berintregasi dengan
pembelajaran yang terjadi pada semua mata pelajaran yang diarahkan
pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh.
b. Tujuan Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter dalam seting sekolah memiliki tujuan
sebagai berikut :
a. Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang
dianggep penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian/
kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang
dikembangkan.
b. Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan
niali-nilai yang dikembangkan oleh sekolah.
c. Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan
masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan
karakter secara bersama.
Tujuan pendidikan karakter :
a. Memfasilitasi penguatan dan pengembangan nilai-nilai tertentu,
sehingga terwujud dalam perilaku anak, baik ketika proses
sekolah maupun setelah proses sekolah (seteleh lulus dari
sekolah). Penguatan dan pengembangan memiliki makna bahwa
Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013
11
pendidikan dalam seting sekolah bukanlah sekedar suatu
dogmatisai nilai kepada peserta didik, tetapi sebuah proses yang
membawa peserta didik untuk memahami dan merefleksi
bagaimana suatu nilai menjadi penting untuk diwujudkan dalam
perilaku keseharian manusia, termasuk bagi anak.
b. Mengkoreksi perilaku peserta didik yang tidak sesuai dengan
nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah. Tujuan ini memiliki
makana bahwa pendidikan karakter memiliki sasaran untuk
meluruskan berbagai perilaku anak yang negative menjadi positif.
c. Membangun koreksi yang harmoni dengan keluarga dan
masyarakat dalam menanamkan tanggung jawab pendidikan
karakter secara bersma. Tujuan ini memiliki makna bahwa proses
pendidikan karakter di sekolah harus dihubungkan dengan proses
pendidikan di keluarga (Kesuma, 2011:9-10)
2. Disiplin
a. Pengertian Disiplin
Disiplin berasal dari kata yang sama dengan “disciple” yakni
seseorang yang belajar dari atau secara sukarela mengikuti seseorang
pemimpin. Orang tua dan guru merupakan pemimpin dan anak
merupakan murid yang belajar dari mereka cara hidup yang menuju
kehidupan yang berguna dan bahagia. Jadi disiplin merupakan cara
masyarakat mengajar anak prilaku moral yang disetujui kelompok
(Hurlock, 1990:82). Sedangkan menurut lemhanas (Disiplin Nasional,
Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013
12
1998: 11), istilah disiplin dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa
Belanda, yang kemudian dipengaruhi oleh bahasa Inggris. Istilah
disiplin menurut pengertian kedua bahasa tersebut berasal dari bahasa
latin “diciplina”. Dalam tulisan ini hanya dikemukaan lima macam arti
kata disiplin sebagai pengantar ke pembahasan yang lebih luas. Maka
kata disiplin dapat dipahami dalam kaitanya dengan “latihan yang
memperkuat”, “koreksi dan sanksi”, “kendali” atau terciptanya
“ketertiban dan ketentraman”, dan “system aturan tata laku”. Menurut
M.Mustari(2010:42), kata disiplin berkonotasi negative. Ini karena
untuk melangsungkan tatanan dilakukan melalui hukuman. Dalam arti
lain, disiplin berarti suatu ilmu tertentu yang diberikan kepada murid.
Orang dulu menyebutnya vak(disiplin) ilmu. Di perguruan tinggi,
disiplin bisa disamakan artinya dengan “fakultas”.
Menurut (Kelly, 1938:264) dalam Dolet mengartikan bahwa
“thus, defined, discipline is as comprehensive as education, since
including, as it does, mental, physical, and moral training, it involves
the entire development of the individual. Discipline, in this board sense,
is also a factor in the development of character since it includes the
control, the regulation and the guidance of all the forces that contribute,
to the acquisition of character…As such, discipline is not for the few,
but is for all, not for the slow or retardted only, but for the bright as
well; not only for the untruly alone, but also for the well-behaved”
Disiplin berkaitan erat dengan sikap mental dan perilaku
seseorang, karena itulah secara intrernal faktor pribadi seseorang ikut
mempengaruhi terhadap pembinaan disiplin diri. Berkaitan dengan
system itu, maka factor keteladana memegang peranan penting dalam
rangka peneneman dan pembinaan disiplin di sekolah. Disiplin dan tata
Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013
13
tertib merupakan dua hal yang saling terkait, sebab tata tertib serta
peraturan pada dasarnya perangkat untuk menegakan disiplin.
b. Perlunya Disiplin
Hurlock, (1990:83-84)mengungkapkan Disiplin perlu untuk
perkembangan anak, karena ia memenuhi beberapa kebutuhan tertentu.
Dengan demikian disiplin memeperbesar kebahagiaan dan
penyesuaiaan pribadi dan social anak.Meskipun semua anak
membutuhkan disiplin, kebutuhan mereka bervariasi. Terdapat beberapa
kondisi yang mempengaruhi kondisi anak akan disiplin, enam
diantaranya dianggap sangat penting, yaitu:
a) Karena terdapat fariasi dalam laju perkembangan berbagai anak,
tidak semua anak dengan usia yang sama dapat diharapkan
mempunyai kebutuhan akan disiplin yang sama, ataupun jenis
disiplin yang sama. Disiplin yang cocok untuk anak yang satu
belum tentu cocok untuk anak yang lain dengan usia yang sama.
Misalnya, beberapa kata yang lemmah lembut mungkin membuat
satu orang anak mengerti bahwa dia tidak boleh bermain dengan
korek api, sedangkan anak lain dengan usia yang sama mungkin
tidak mengerti kata yang digunakan dalam larangan itu dan sentilan
pada jarinya diperlukan untuk membuatnya mengerti larangan
tersebut.
b) Kebutuhan akan disiplin bervariasi menurut waktu dalam sehari
Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013
14
c) Kegiatan yang dilakukan anak mempengaruhi kebutuhan akan
disiplin. Disiplin paling besar kemungkinannya dibutuhkan untuk
kegiatan sehari-hariyang rutin, misalnya makan, tidur, atau
membuat pekerjaan rumah dan paling sedikit diperlukan bila anak
bebas bermain sekehendak hatinya.sebagai contoh, bila anak
menolak tidur atau makan, lebih diperlukan disiplin dari pada
waktu mereka membaca atau bermain dengan mainannya.
d) Kebutuhan akan disiplin berrvariasi dengan hari dalam
seminggu.hari senin dan akhir minggu merupakan saat disiplin
paling dibutuhkan.
e) Disiplin lebih sering diperlukan dalam keluarga besar dari pada
keluarga kecil. Semakin banyak anak dalam satu keluarga, semakin
kurang perhatian dan pengawasan yang didapat dari orang tua, dan
semakin besar kemungkinana ada kecemburuan antar saudara dan
rasa permusuhan, diikuti pertengkaran dan bentuk perilakuyang
mengganggu lain.
f) Kebutuhan akan disiplin bervariasi dengan usia. Anak yang lebih
besar kurang mendapatkan disiplin dibandingkan anak kecil.
Dengan bertambahnya umur, mereka dapat berkomunikasi lebih
baik dan dengan demikian mengerti apa yang diharapkan dari
mereka.anak yang lebih bear juga membutuhkan disiplin yang
berbeda jenisnya dari anak yang lebih kecil. Anak yang lebih besar
perlu diberi penjelasan mengapa bentuk perilaku tertentu dapat
Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013
15
diterima dan yang lain tidak. Member larangan saja, tidak cukup.
Penjelasan membantu memperluas konsep moral mereka dan
member motivasi untuk melakukan apa yang diharapkan.
c. Cara-Cara Menanamkan Disiplin
Hurlock,(990:93-94) Suatu deskripsi singkat dari ketiga cara
menanamkan disiplin akan menunjukan cirri-ciri masing-masing dan
akan menyorot cirri-ciri baik dan buruknya.
a) Cara Mendisiplin Otoriter
Peraturan yang keras untuk memaksakan perilaku yang
diinginkan menandai semua jenis disiplin yang otoriter. Tekniknya
mencangkup hukuman yang berat bila terjadi kegagalan memenuhi
standard an sedikit, atau sama sekali tidak ada persetujuan, pujian
atau tanda-tanda penghargaan lainya bila anak memenuhi standar
yang diharapkan. Disiplin otoriter bisa berkisar antara pengendalian
perilaku anak yang wajar hingga yang kaku yang tidak member
kebebasan bertindak, kecuali yang sesuai dengan standar yang
ditentukan.disiplin otoriter berarti selalu mengendalikan melalui
kekuatan eksternal dalam bentuk hukuman, terutama hukuman
badan.Bahkan setelah anak bertambah besar, orang tua yang
menggunkan pengendalian otoriter yang kaku jarang
menngendurkan pengendalian merekaatau menghilangkan
hukuman badan. Tambah pula, mereka tidak mendorong anak
untuk dengan mnadiri mengambil keputusan-keputusan yang
Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013
16
berhubungan dengan tindakan mereka .sebaliknya mereka hanya
mengatakan apa yang harus dilakukan dan tidak menjelaskan
mengapa hal itu harus dilakukan. Jadi anak-anak kehilangan
kesempatan untuk belajar bagaimana mengendalikan perilaku
mereka sendiri.dalam keluarga dengan cara mendisiplin otoriter
yang lebih wajar, anak tetap dibatasi dalam tindakan mereka,dan
keputusan-keputusan di ambil oleh orang tua. Namun keinginan
mereka tidak seluruhnya diabaikan, dan pembatasan yang kurang
beralasan, misalnya larangan melakukan apa yang dilakukan teman
sebaya, berkurang.
b) Cara Mendisiplin Yang Permasif
Disiplin permasif sebetulnya berati sedikit disiplin atau tidak
berdisiplin.Biasanya disiplin permasif tidak membimbing anak ke
pola perilaku yang disetujui secara social dan tidak menggunakan
hukuman. Beberapa orang tua dan guru, yang menganggap
kebebasan(permissiveness) sama dengan laissez-faire, membiarkan
anak-anak meraba-raba dalam situasi yang terlalu sulit untuk
ditanggualangi oleh mereka sendiri tanpa bimbingan atau
pengendalian.
Bagi banyak orang tua displin permasif merupakan protes
terhadap disiplin yang kaku dank eras masa kanak-kanak mereka
sendiri. Dalam hal seperti itu, anak sering tidak diberi batas-batas
atau kendala yang mengatur apa saja yang boleh dilakukan. Mereka
Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013
17
diijinkan untuk mengambil keputusan sendiri dan berbuat
sekehendak mereka sendiri.
c) Cara Mendisiplin Demokratis
Metode demokratis menggunakan penjelasan demokratis
menggunakan penjelasan, diskusi dan penalaran untuk membantu
anak mengerti mengapa perilaku tertentu dihadapkan.Metode ini
lebih menekankan aspek edukatif dari disiplin dari pada aspek
hukumannya.
Bila anak masih kecil, merekadiberi penjelasan mengenai
peraturan yang harus dipatuhi dalam kata-kata yang dapat
dimengerti. Misalnya, bila ada peraturan bahwa mereka boleh
menyentuh kompor di dapur, mereka diberi tahu bahwa perbuatan
itu akan menyakiti mereka, atau diperlihatkan dengan mendekatkan
tangan mereka pada kompor, arti kata “sakit” dan mengapa mereka
tidak boleh menyentuh kompor. Dengan bertambahnya usia mereka
tidak hanya diberi penjelasan tentang peraturan, melainkan juga
diberi kesempatan untuk menyatakan pendapat mereka tentang
peraturan. Contohnya, bila peraturan itu berbeda dari peraturan
teman mereka, orang tua memberi kesempatan untuk
mengemukakan mengapa mereka merasa mereka tidak perlu
mematuhi peraturan yang tidak berlaku bagi teman mereka. Bila
alas an mereka masuk akal, orang tua yang menggunakan disiplin
demokrassi biasanya mau ngubah peraturan mereka.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013
18
d. Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Cara Mendisiplin
a) Kesamaan denagn disiplin yang digunakan orang tua
Bila orang tua dan guru merasa bahwa orang tua mereka
berhasil mendidik mereka dengan baik, mereka menggunakan
tehnik yang serupa dalam mendidik anak asuhan mereka. Bila
mereka merasa teknik yang digunakan orang tua mereka salah,
biasanya mereka beralih ke teknik yang berlawanan
b) Penyesuaian dengan cara yang disetujui kelompok
Semua orang tua dan guru, tetapi terutama mereka yang muda
dan tidak berpengalaman , lebih dipengaruhi oleh apa yang oleh
anggota kelompok merekadianggap cara sebagai “terbaik” dari
pada oleh pendirian mereka sendiri mengenai apa yang terbaik.
c) Usia orang tua atau guru
Orang tua dan guru yang muda cenderung lebih demokratis dan
permisif dibandingkan dengan mereka yang lebih tua.Mereka
cenderung mengurangi kendali tatkala anak menjelang masa
remaja.
d) Pendidikan untuk menjadi orang tua atau guru
Orang tua yang telah mendapat kursus dalam mengasuh anak
dan lebih mengerti anak dan kebutuhannya lebih menggunakan
teknikdemokratis dibandingkan orang tua yang tidak mendapat
pelatihan demikian.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013
19
e) Jenis kelamin
Wanita pada umumnya lebih mengerti anak dan
kebutuhannyadibandingkan pria, dan mereka cenderung kurang
otoriter.Hal ini berlaku untuk orang tua dan guru maupun untuk
para pengasuh lainnya.
f) Status sosial ekonomi
Orang tua dan guru kelas menengah dan rendah cenderung
lebih keras, memaksa, dan kurang toleran dibandingkan mereka
yang dari kelas atas, tetapi mereka lebih konsisten.Semakin
berpendidikan, semakin mereka menyukai disiplin demokratis.
g) Konsep mengenai peranan orang tua dewasa
Orang tua yang mempertahankan konsep tradisional mengenai
peran orang tua, cenderung lebih otoriter dibandingkan orang tua
yang telah menganut konsep yang lebih modern. Guru yang yakin
bahwa harus ada tata cara yang kaku dalam kelas lebih banyak
menggunakan disiplin otoriter dibandingkan guru yang mempunyai
konsep mengajar yang demokratis.
h) Jenis kelamin anak
Orang tua pada umumnya lebih keras terhadap anak
perempuan dari pada terhadap anak laki-lakinya.Begitu pula para
guru cenderung lebih keras terhadap anak perempuan.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013
20
i) Usai anak
Disiplin otoriter jauh lebih umum digunakan untuk anak kecil
dari pada untuk mereka yang lebih besar.Apa pun teknik yang
disukai, kebanyakan orang tua dan guru merasa bahwa anak kecil
tidak dapat mengerti penjelasan, sehingga mereka memusatkan
perhatian mereka pada pengendalian otoriter.
j) Situasi
Ketakutan dan kecemasan biasanya tidak dignajar hukuman,
sedangkan sikap menantang, negativism, dan agresi kemungkinan
lebih mendorong pengendalian yang otoriter.
e. Kriteria Disiplin
Kriteria disiplin yang bermanfaat.Kriteria pertama ialah pengaruh
disiplin pada pelaku. Keriteria kedua yang harus digunakan dalam
mengevaluasi disiplin ialah pengaruh pada sikap anak terhadap mereka
yang berwenang dan terhadap disiplin yang diterima. Keriteria ketiga
dalam mengevaluasi disiplin ialah pengaruh disiplin pada kepribadian
anak.
3. Hakikat prestasi belajar
a. Belajar
a) Pengertian Belajar
Dalam pengertian secara umum, belajar seringkali
diartikan sebagai aktivitas untuk memperoleh pengetahuan.
Seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila di
Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013
21
dalam dirinya telah terjadi perubahan, dari tidak mengerti menjadi
mengerti, dari tidak bisa menjadi bisa dan sebagainya. Menurut
Sagala(2011:12) belajar adalah kegiatan individu untuk
memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan cara
mengolah bahan belajar. Menurut Slameto (2010:2) pengertian
secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan
yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-
perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Hamalik (2010:154-
161), belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap
berkat latihan dan pengalaman.Belajar yang dilakukan manusia
merupakan bagian dari hidupnya, berlangsung seumur hidup,
kapan saja, dan di mana saja, baik di sekolah, di kelas, di jalanan
dalam waktu yang tak ditentukan sebelumnya. Belajar adalah
suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan
berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang
lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar
adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya, yang
menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif),
Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013
22
keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan
sikap (afektif) (Sadiman, dkk. 2011: 2).
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli mengenai
pengertian belajar dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses
aktivitas kompleks yang dilakukan oleh seseorang dari lahir
sampai akhir hayat berdasarkan latihan atau pengalaman yang
dipengaruhi lingkungan, meliputi aspek kognitif, afektif dan
psikomotor. Perubahan perilaku tersebut bersifat relatif menetap
dan dilakukan secara sadar sehingga dapat bermanfaat bagi
dirinya dan lingkungan.
b) Tipe Belajar
Belajar sebagai proses yang kompleks tentu saja
memiliki tipe.MenurutRobert M Gagne (dalam Sagala,2011:20)
mengemukakan delapan tipe belajar yang membentuk suatu
hierarki yang paling sederhana sampai paling kompleks, yaitu:
1) Signal learning atau kegiatan belajar mengenal tanda. Tipe
kegiatan belajar ini menekankan belajar sebagai usaha
merespons tanda-tanda yang dimanipulasi dalam situasi
pembelajaran.
2) Stimulus-response learning atau kegiatan belajar tindak balas.
Tipe ini berhubungan dengan perilaku peserta didik yang
secara sadar melakukan respons tepat terhadap stimulus yang
dimanipulasi dalam situasi pembelajaran.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013
23
3) Chaining learning atau kegiatan belajar melalui rangkaian.
Tipe ini berkaitan dengan kegiatan peserta didik menyusun
hubungan antara dua stimulus atau lebih dengan berbagai
respons yang berkaitan dengan stimulus tersebut.
4) Verbal association atau kegiatan belajar melalui asosiasi
lisan. Tipe ini berkaitan dengan upaya peserta didik
menghubungkan respons dengan stimulus yang disampaikan
secara lisan.
5) Multiple discrimination learning atau kegiatan belajar dengan
perbedaan berganda. Tipe ini berhubungan dengan kegiatan
peserta didik membuat berbagai perbedaan respons yang
digunakan terhadap stimulus yang beragam, namun berbagai
respons dan stimulus itu saling berhubungan dengan yang
lainnya.
6) Concept learning atau kegiatan belajar konsep. Tipe ini
berkaitan dengan berbagai respons dalam waktu yang
bersamaan terhadap sejumlah stimulus berupa konsep-konsep
yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
7) Principle learning atau kegiatan prinsip-prinsip. Tipe ini
digunakan peserta didik menghubungkan beberapa prinsip
yang digunakan dalam merespons stimulus.
8) Problem solving learning atau kegiatan belajar pemecahan
masalah. Tipe ini berhubungan dengan kegiatan peserta didik
Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013
24
menghadapi persoalan dan memecahkannya sehingga pada
akhirnya peserta didik memiliki kecakapan dan keterampilan
baru dalam pemecahan masalah.
Tipe-tipe belajar diatas dipandang sebagai suatu rangkaian
sehingga setiap akan menuju pada tingkatan yang lebih tinggi
maka harus melalui tingkatan yang paling rendah terlebih dahulu.
Ketika tingkat terendah sudah terlampaui maka dilanjutkan ke
tingkat selanjutnya yang lebih tinggi.Begitulah seterusnya sampai
mencapai posisi tingkat tertinggi.
c) Ciri Umum Kegiatan Belajar
Menurut Wragg (dalam Anurrahman, 2009: 35-37)
mengemukakan beberapa ciri kegiatan belajar sebagai berikut:
1) Belajar menunjukan suatu aktifitas pada diri seseorang yang
disadari atau disengaja. Oleh sebab itu pemahaman kita
pertama yang sangat penting adalah bahwa kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang disengaja atau direncanakan oleh
pelajar sendiri dalam bentuk suatu aktifitas tertentu. Aktivitas
ini menunjuk pada keaktifan seseorang dalam melakukan
sesuatu kegiatan tertentu, baik pada aspek-aspek jasmaniah
maupun aspek mental yang memungkinkan terjadinya
perubahan pada dirinya. Dengan demikian dapat dipahami
bahwa suatu kegiatan belajar dikatakan semakin baik,
bilamana intensitas keaktifan jasmaniah maupun mental
Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013
25
seseorang semakin tinggi. Sebaliknya meskipun seseorang
dikatakan belajar, namun bilamana keaktifan jasmaniah dan
mental rendah berarti kegiatan tersebut tidak dilakukan
secatra intensif. Dari aspek ini kita memahami begitu banyak
aktivitas seseorang yang merupakan cerminan dari kegiatan
belajar , walaupun diri individu tersebut tidak secara nyata
memahami bahwa dirinya melakukan kegiatan belajar.
2) Belajar merupakan interaksi individu dengan lingkunaganya.
Lingkunganya dalam hal ini dapat berupa manusia atau
objek-objek lain yang memungkinkan individu memperoleh
pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman
atau pengetahuan baru maupun sesuatu yang pernah
diperoleh atau ditemukan sebelumnya akan tetapi
menimbulkan perhatian kembali bagi individu tersebut
sehingga memungkinkan terjadinya interaksi. Adanya
interaksi individu dengan lingkungan ini mendorong
seseorang untuk lebih intensif meningkatkan keaktifan
jasmaniyahmaupun mentalnya guna lebih mendalami sesuatu
yang menjadi perhatian. Sebagai contoh, ketika sesorang
anak memperhatikan bagaimana seseorang pemanjat tebing
melakukan aktivitasnya. Semakin kuat interaksi individu
tersebut dengan objek (berupa kegiatan tersebut), maka akan
semakin besr pula perhatian dan dorongan individu itu untuk
Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013
26
memahami aktivitas yang dilakukan oleh seseorang pemanjat
tebing tersebut. Oleh sebab itu, di dalam proses
pembelajaran, maka akan terjadi interaksi yang semakin
kokoh dan pada giliranya memungkinkan siswa semakin
terdorong untuk memahami atau mengetahui lebih mendalam
sesuatu yang dipelajari. Sebaliknya ketika interaksi individu
dengan lingkunganya semakin lemah, maka dorongan mental
untuk mendalami sesuatu yang menjadi sumber belajar juga
akan semakin melamah. Dalam keadaan ini akan semakin
sulit bagi individu untuk mendapatkan dorongan guna
memperoleh pengalaman atau pengetahuan yang diharapkan.
3) Hasi belajar ditandai dengan berubahnya tingkah laku.
Wlaupun tidak semua perubahan tingkah laku merupakan
hasil belajar, akan tetapi aktivitas belajar umumnya disertai
perubahan tingkah laku. Perubhan tingkah laku pada
kebanyakan hal merupakan sesuatu perubahan tingkah laku
yang dapat diamati (observable). Akan tetapi juga tidak selalu
perubahan tingkah laku yang dimaksud sebagai hasil belajar
tersebut dapat diamati. Perubahan-perubahan yang dapat
diamati kebanyakaan berkenaan denagn perubahan aspek-
aspek motorik. Sebagi contoh setelah seorang siswa
mengikuti dengan cermat pembahasan tentang cara-cara
memasang peralan elektronik pasda sebuah prabot, untuk
Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013
27
selanjutnya tanpa bimbingan dn arahan, siswa tersebut
mampu melakukan dengan benar. Melalui penayangan
sebuah acara di televise tentang cara-cara mengatur porsi
resep salah atu masakan, seseorang gadis remaja dapat
mempraktekkan resep tersebut secara benar. Perubahan-
perubahan tebut berkenaan denagan dimensi psikomotorik
yang lebih mudah diamati.
b. Prestasi Belajar
a) Pengertian Prestasi Belajar
Kaplan (2005:317) dalam buku “Psychological Testing”
menyatakan, “Achievement test attempt to acsess what a person
has learned following a specific course of instruction”.
Maknanya adalah prestasi didapat seseorang apabila mengikuti
perintah pembelajaran. Jadi prestasi belajar adalah hasil belajar
yang diperoleh dalam kurun waktu tertentu oleh seorang peserta
didik dalam proses belajar mengajar dan dapat diketahui setelah
evaluasi.
Prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang
dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai informasi-
informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar.
Hamdani (2011:138). Prestasi belajar seseorang sesuai dengan
tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran
yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor setiap bidang studi
Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013
28
setelah mengalami proses belajar mengajar, sedangkanmenurut
Winkel (dalam Hamdani,2011:138) mengemukakan bahwa
prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai
oleh seseorang. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli
mengenai pengertian prestasi dapat disimpulkan bahwa hasil
maksimum yang dicapai peserta didik dalam proses belajar
mengajar setelah melakukan usaha-usaha belajar
1) Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Hamdani (2011:139) mengemukakan faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu:
(a) Faktor Internal
Faktor internal adalan faktor yang berasal dari siswa.
Faktor ini antara lain sebagai berikut :
a) Kecerdasan, adalah kemampuan belajar disertai
kecakapan untuk meyesuaikan diri dengan keadaan
yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat
ditentukan oleh tinggi rendahnya inteligensi yag
normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai
dengan tingkat perkembangan sebaya. Tingkat
inteligensi sangat menentukan tingakat keberhasilan
belajar siswa, semakin tinggi inteligensi siswa,
semakin tinggi peluang untuk meraih prestasi yang
tinggi pula. Oleh karena itu, jelas bahwa faktor
Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013
29
inteligensi merupakan suatu hal yang tidak
diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.
b) Faktor jasmaniah atau faktor biologis, kondisi
jasmani pada umumnya sangat berpengaruh terhadap
kemampuan belajar seseorang.
c) Sikap, yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi
terhadap suatu hal, orang, atau benda dengan suka,
tidak suka, atau acuh tak acuh. Sikap seseorang
dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan,
kebiasaan, dan keyakinan.
d) Minat, menurut para ahli psikologi adalah suatu
kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan
mengingat sesuatu secara terus menerus. Minat ini
erat kaitannya dengan perasaan, terutama perasaan
senang. Minat belajar yang telah dimiliki siswa
merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi hasil belajarnya.
e) Bakat, yaitu kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa
yang akan datang. Bakat mempengaruhi tinggi
rendahnya prestasi belajar siswa pada bidang studi
tertentu.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013
30
f) Motivasi, yaitu segala sesuatu yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat
menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan
sehingga semakin besar kesuksesan belajarnya. Kuat
lemahnya motivasi belajar turut mempengaruhi
keberhasilan belajar.
(b) Faktor Eksternal
Faktor eksternal terdiri dari dua macam, yaitu
lingkungan social dan lingkungan non social.Yang
termasuk lingkungan social adalah guru, kepala sekolah,
staf administrasi, teman sekelas, rumah tempat tinggal
siswa, alat-alat belajar, dan lain-lain.Adapun yang
termasuk dalam lingkungan non social adalah gedung
sekolah, tempat tinggal, dan waktu belajar.
Menurut Slameto (2010:54) faktor ekstern
meliputi:
(1) Keadaan Keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari
keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi
antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan
keadaan ekonomi keluarga. Hal yang disebutkan di
atas memang sangat memberikan pengaruh terhadap
belajar anak, misalnya orang tua yang acuh tak acuh
Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013
31
dalam mendidik anak untuk membiasakan belajar
akan membuat anak kurang berhasil dalam
belajarnya.
(2) Keadaan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan
formal pertama yang penting dalam menentukan
keberhasilan siswa. Oleh karena itu, lingkungan
sekolah yang baik dapat mendorong siswa untuk
belajar giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara
penyajian, hubungan guru dengan siswa, alat-alat
pelajaran, dan kurikulum.
(3) Lingkungan Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang
juga berpengaruh terhadap belajar siswa.Pengaruh
itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam
masyarakat.Misalnya teman bergaul, agar siswa
dapat belajar dengan baik maka perlulah diusahakan
agar siswa memiliki teman bergaul yang baik-baik
dan pembinaan pergaulan yang baik serta
pengawasan dari orang tua dan pendidik harus cukup
bijaksana.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013
32
4. Ilmu Pengetahuan Alam
a. Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara
mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan
hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu
proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana
bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar,
serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di
dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan
pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan
kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara
ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga
dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang
lebih mendalam tentang alam sekitar ( KTSP 2006)
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi
kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat
diidentifikasikan.Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar
tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI
diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada
pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya
Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013
33
melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara
bijaksana.
b. Tujuan
Dalam KTSP 2006 Mata Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan
agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha
Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam
ciptaan-Nya
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep
IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi danmasyarakat.
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki
alamsekitar,memecahkan masalah dan membuat keputusan.
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara,
menjaga dan melestarikan lingkungan alam
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013
34
c. Kompetensi Dasar Pesawat Sederhana
Dalam penelitian ini peneliti mengambil materi pesawat
sederhana pada kelas V semester II. Adapun standar kompetansi dan
kompetensi dasar yang akan dijadikan bahan penelitian sebagai
berikut:
Standar kompetensi : memahami hubungan antara gaya gerak,
dan energi serta sifatnya.
Kompetensi dasar : menjelaskan pesawat sederhana yang dapat
membuat pekerjaan lebih mudah dan cepat.
Semua jenis alat yang digunakan untuk memudahan pekerjaan
manusia disebut pesawat.Pesawat ada yang rumit dan ada yang
sederhana. Tujuan mengguanakan pesawat sederhana adalah untuk
melipatgandakan gaya atau kemmpuan kita, mengubah arah gaya yang
kita lakukan, menempuh jarak yang lebih jauh atau membesarkan
kecepatan (Sulistiyanto 2008:109). Jadi pesawat sederhana diperlukan
bukan untuk menciptakan gaya atau menyimpan gaya. Pesawat
sederhana digunakan untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan,
walaupun membutuhkan waktu yang lebih lama (lintasan yang lebih
jauh).
Jenis-jenis pesawat sederhanamenurut Sulistiyanto (2008:110-119)
a) Tuas/ pengungkit
Batang besi atau bagian lain yang digunakan untuk
mengungkit merupakan tuas yang paling sederhana.Batang
Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013
35
tersebut bertumpu pada suatu tempat yang disebut titik
tumpu.Gaya yang bekerja pada tuas disebut kuasa.Tempat kuasa
dilakukan disebut titik kuasa.Berat benda disebut beban.
Tuas digolongkan menjadi tiga golongan.Penggolongan itu
didasarkan pada tiga macam posisi dan kuasa, beban dan titik
tumpu.
1) Golongan pertama
Pada tuas golongan pertama, posisi titik tumpu berada
di antara beban dan kuasa. Contohnya jungkat-jungkit,
gunting, palu untuk mencabut paku,dan linggis
2) Golongan kedua
Pada tuas golongan pertama posisi beban berada di
antara posisi kuasa dan titik tumpu. Contohnya saat kita
mendorong grobag pasir dan pada lat pemecah buah atau biji
3) Golongan ketiga
Pada tuas golongan ketiga, posisi kedua berada diantara
titik tumpu dan beban.Contohnya pada saat kita
menggunakan skop untuk mengambil tanah.
b) Bidang miring
Permukaan datar dengan salah satu ujungnya lebih tinggi
dari pada ujung yang lain disebut bidang miring.Jalan berkelok-
kelok di pegunungan dan papan luncur yang merupakan tempat
anak bermain merupakan contoh bidang miring.Bidang
Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013
36
miringbukan untuk menciptakan usaha, tetapi untuk
mempermudah kita dalam memindahkan suatu benda.
bidang miring berguna untuk membantu memindahkan
benda-benda yang terlalu berat. Keuntungan menggunakan bidang
miring ialah gaya yang dibutuhkan untuk memindahkan suatu
benda lebih kecil. Namun demikian, bidang miring memiliki
kelemahan, yakni untuk melaluinya harus menempuh perjalan
yang jauh. Bidang miring tidak mengurangi pekerjaan, melainkan
mengurangi gaya yang diperlukan
Prinsip bidang miring dimanfaatkan orang untuk membuat
baji. Jadi, baji sesungguhnya merupakan bidang miring. Beberapa
alat yang menggunakan prinsip baji yaitu kapak, pisau, limggis,
obeng, paku ulir, sekrup.Baji dan bidang miring memiliki
perbedaan.Pada bidng miring yang bergerak adalah bendanya,
sedangkan bidang miringnya tetap.Pada baji yang bergerak adalah
bidang miringnya sedangkan bendanya tetap.
c) Katrol
Katrol adalah suatu roda yang perputar pada
porosnya.Katrol biasanya digunakan bersama-sama dengan rantai
atau tali.Benda-benda yang berat dapat diangkat dengan
mengguanakan katrol.Katrol dapat mengubah arah gerak yang
digunakan untuk menarik atau mengangkat benda.Pada
Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013
37
prinsipnya katrol merupakan pengungkit karena mempunyai titik
tumpu, kuasa dan beban.
Ada beberapa jenis katrol
(a) Katrol tetap
Katrol yang posisinya tidak berubah disebut katrol
tetap.Katrol ini dipasang pada tempat tertentu.Contoh katrol
tetap yang mudah kamu temui adalah katrol pada sumur
timba. Denhgan menarik ujung tali yang tidak terikat pada
beban, maka beban akan terangkat. Kuasa yang dibutuhkan
sama dengan berat beban itu sendiri. Hanya saja, menarik
beban ke atas dengan katrol lebih mudah dari pada
mengangkat benda secara langsung.
(b) Katrol bebeas
Katrol yang posisinya selalu beruabah disebut katrol
bebas.Katrol bebas dapat bergerak, tidak dipasang pada
tempat tertentu.Katrol ditempatkan di atas tali dengan
bebean dikaitkan pada katrol.Salah atu ujung tali diikat
pada tempat yang tetap. Ujung yang lain ditarik ke atas.
Akibat tarikan itu katrol dan beban akan naik. Kuasa yang
diperlukan pada katrolbebas untuk mengangkat beban lebih
kecil dari pada kuasa yang diperlukan pada katrol tetap.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013
38
(c) Katrol majemuk
Katrol majemuk merupakan perpaduan antara katrol
tetap dan katrol bebas yang dihubungkan dengana
tali.Beban dikaitkan pada katrol yang bebas.Salah satu
ujung tali diikat pada penopang katrol tetap.Ujung tali yang
lainkita tarik. Akibat tarikan itu beban dan katrol yang
bebas akan terangkat.
(d) Roda
Bentuk roda yang bundar membuatnya mudah
bergerak. Penggunaaan roda saat memindahkan benda
sangat menguarangi gaya gesekan. Gaya gesekan dapat
menahan gerakan benda.Jadi, penggunaan roda sangat
berguan untuk memindahkan benda.Roda termasuk katrol
tetap.
Roda digunakan pada grobag, sepeda, dan mobil.
Roda juga diguankan pada dasar berbagai benda agar mudah
digeser-gesr, misalnya pada kursi kantor atau alas lemari es.
5. Metode Pembelajaran Eksperimen
a. Pengertian Eksperimen
Semakin majunya perkembangan jaman dan kemajuan
teknologi tentang ilmu pengetahuan, maka segala sesuatau
memerlukan eksperimen, begitu juga dengan cara guru mengajar di
kelas digunakan teknik eksperimen. Menurut Rusyan,
Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013
39
(dalamSagala:220) eksperimen adalah percobaan untuk membuktikan
suatu pertanyaan atau hipotesis tertentu. Jadi dapat disimpulakan
bahwa metode eksperimen adalah suatu metode mengajar yang dalam
proses pembelajaranya dengan mencobakan sesuatu dan
mengamatinya untuk menarik kesimpulan dari percobaan tersebut.
b. Kebaikan Metode Eksperimen
Metode eksperimen mempunyai kebaikan menurut Sagala (2010:220)
sebagai berikut :
a) Metode ini membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau
kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada hanya
menerima kata guru atau buku saja.
b) Dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi
tentang sains dan teknologi,suatu sikap dari seseorang ilmuawan:
c) Metode ini didukung oleh asas-asas didaktik modern, antara lain:
1) Siswa belajar dengan mengalami atau mengamati sendiri suatu
proses atau kejadian
2) Siswa terhindar jauh dari varbelisme
3) Memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat objektif
dan realistis
4) Mengembangkan sikap berpikir ilmiah
5) Hasil belajar akan tahan lama dan internalisasi
Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013
40
c. Kelemahan Metode Eksperimen
Selain kebaikan tersebut, metode eksperimen mengandung beberapa
kelemahan menurut Sagala (2010: 221) sebagai berikut:
a) Pelaksanaan metode ini sering memerlukan beberapa fasilitas
peralatan dan bahan yang tidak sellau mudah diperoleh dan
murah.
b) Setiap eksperimen tidak selalu memberikan hasil yang
diharapkan karena mungkian ada factor-faktor tertentu yang
berada diluar jangkauan kemampuan atau pengendalian.
c) Sangant menuntuk pengusaaan perkembangan materi, fasilitas
peralatan dan bahan mutakhir. Sering terjadi siswa lebih dahulu
mengenal dan menggunakan alat bahan tertentu dari pada guru.
d. Cara Mengatasi Kelemahan Metode Eksperimen
Ada beberapa cara untuk mengatasai kelemahan dari metode manusia
dari metode eksperimen menurut Sagala (2010: 221)
a) Hendaknya guru menerangkan sejelas-jelasnya tentang hasil yang
ingin dicapai sehingga ia mengetahuai pertanyaan-pertanyaan
yang perlu dijawab dengan eksperimen.
b) Hendaknya guru membicarakan bersama-sama dengan siswa
tentang langkah yang dianggapbaik untuk memecahkan masalah
dalam eksperimen, serta bahan-bahan yang diperlukan, variable
yang perlu dikontrol dan hal-hal yang perlu dicatat.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013
41
c) Bila perlu, guru menolong siswa untuk memperoleh bahan-bahan
yang diperlukan.
d) Guru perlu mernagsang agar setelah eksperimen berakhir, ia
membanding-bandingkan hasilnya dengan hasil eksperimen orang
lain dan mendiskusikanya biala ada perbedaan-perbedaan atau
kekeliruan-kekeliruan.
e. Pelaksanaan Metode Eksperimen
Bila siswa akan melaksanakan suatu eksperimen perlu memperhatikan
prosedur menurut Suprianti(2009) sebagai berikut :
1) Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka
harus memahami masalah-masalah yang akan dibuktikan melalui
eksperimen.
2) Perlu dijelaskan pula kepada siswa tentang alat-alat serta bahan-
bahan yang akan digunakan dalam percobaan, agar tidak
mengalami kegagalansiswa perlu mengetahui variable yang harus
dikontrol ketat, siswa juga perlu memperhatikan urutan yang akan
ditempuh sewaktu eksperimen berlangsung.
3) Selama proses eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi
pekerjaan siswa. Bila perlu member saran atau pertanyaan yang
menunjang kesempurnaan jalanya eksperimen.
4) Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil
penelitian siswa, mendiskusikannya di kelas dan mengevaluasi
dengan tes atau sekedar tanya jawab.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013
42
Dalam menggunakan metode eksperimen, agar memperoleh hasil
yang diharapkan, terdapat beberapa langkah yang harus diperhatikan
yaitu:
1) Persiapan Eksperimen
Persiapan yang matang mutlak diperlukan, agar
memperoleh hasil yang diharapkan, terdapat beberapa langkah
yang harus diperhatikan yaitu :
a) Menerapkan tujuan eksperimen
b) Mempersiapkan berbagai alat atau bahan yang diperlukan.
c) Mempersiapkan tempat eksperimen.
d) Mempertimbangkan jumlah siswa dengan alat bahan yang
ada serta daya tamping eksperimen.
e) Mempertimbangkan apakah dilaksanakan
sekaligus(serentak seluruh siswa atau bergiliran)
f) Perhatikan masalah kemampuandan kesehatan agar dapat
memperkecil atau menghindari resiko yang merugikan dan
berbahaya.
g) Berikan penjelasan mengenai apa yang harus diperhatikan
dan tahapan-tahapan yang harus dilakukan siswa, yang
termasuk dilarang atau membahayakan.
2) Pelaksanaan Eksperimen
Setelah semua persiapan kegiatan selanjutnya adalah siswa
memulai percobaan, pada saat siswa melakukan percobaan, guru
Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013
43
mendekati untuk mengamati proses percobaan dan memberikan
dorongan dan bantuan terhadap kesulitan-kesulitan yang
dihadapi sehingga eksperimen tersebut dapat diselesaikan dan
berhasil. Selama eksperimen berlangsung, guru hendaknya
memperhatikan situasi secara keseluruhan sehingga apabila
terjadi hal-hal yang menghambat dapat segera terselesaikan.
3) Tindak Lanjut Eksperimen
Setelah eksperimen dilakukan, kegiatan-kegiatan
selanjutnya adalah sebagai berikut:
a) Siswa mengumpulkan laporan eksperimen untuk diperiksa
guru
b) Mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama
eksperimen, memeriksa dan menyimpan kembali segala
bahan dan peralatan yang digunakan.
B. Penelitian Yang Relevan
Berdasarkan jurnal penelitian yang dilakukan oleh An Nuril Maulida
Fauziah dan Tutut Nurita (2010) yang berjudul “Pembelajaran Fisika Melalui
Metode Eksperimen Untuk Melatihkan Perilaku Berkarakter Pada Siswa
MAN Tlogo Blitar” Menyebutkan bahwa metode eksperimen mampu
meningkatkan perilaku berkarakter siswa pada mata pelajaran fisika.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan Kajian Pustaka dan Hasil Penelitian yang relevan dapat
diuraikan kerangka berpikr sebagai berikut:
Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013
44
Dari temuan di lapangan, berdasarkan observasi tempat dan
wawancara dengan guru kelas V SD N Ledug mengenai kelemahan atau
permasalahan pada pembelajaran IPA dapat diperbaiki dengan cara
mengubah system pembelajaran yang bias dilakukan secara tradisional. Salah
satunya dengan menggunakan metode pembelajaran eksperimen. Alasan
penggunaaan metode ini adalah agar peserta didik memahami materi pesawat
sederhana dengan mengaitkannya di dunia nyata kehidupan peserta didik,
sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajikan, tanggung
jawab muncul, prestasi belajar meningkat, dunia pikiran peserta didik menjadi
kongkrit, dan suasana menjadi kondusif, nyaman dan menyenangkan, serta
pengetahuan yang didapat bertahan lama dalam ingatan peserta
didik.Penelitian ini diharapkan mampu menumbuhkan sikap tanggung jawab
peserta didik dan menjadikan prestasi belajar siswa meningkat.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan analisis teori dan kerangka berpikir diatas, dapat
dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut : ”Melalui Model Pembelajaran
eksperimen dapat meningkatkan sikap disiplin dan prestasi belajar IPA di
Kelas V SD Negeri Ledug”.
Upaya Meningkatkan Sikap..., Suci Rohyati, FKIP, UMP, 2013