bab ii kajian pustaka 2.1 tinjauan mutakhir bab ii gung... · penggunaannya, suatu indikator...

Download BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir BAB II gung... · penggunaannya, suatu indikator diperlukan dalam menampilkan sistem kerja charge controller, seperti arus, ... Listrik

If you can't read please download the document

Upload: nguyenxuyen

Post on 08-Feb-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    2.1 Tinjauan Mutakhir

    Penelitian tentang Baterai Charger Controller telah banyak dilakukan

    oleh beberapa orang atau kelompok. Banyaknya penelitian yang telah dilakukan,

    maka penulis menggunakan beberapa refrensi dari baterai charger controller yang

    telah ada dimana masing-masing penulis menggunakan metode dan simulasi yang

    berbeda sesuai dengan permasalahan yang akan di bahas. Dari perbandingan

    tersebut akan terlihat perbedaan peneltian dengan yang dilakukan penulis. Berikut

    merupakan uraian singkat referensi tersebut :

    1. Penelitian yang dilakukan I Made Astra yang berjudul Studi rancang bangun

    Solar Charge Controller dengan indikator arus, tegangan, dan suhu

    berbasis mikrokontroler ATMEGA 8535 dimana suatu pengendali

    pengisian energi dalam sistem modul surya merupakan hal mendasar yang

    sangat dibutuhkan, dimana alat tersebut mengatur pengisian dan pengeluaran

    dari sebuah baterai. Saat ini, charge controller sudah memiliki fitur yang

    dibutuhkan, yaitu pengendali distribusi arus dan tegangan pada baterai

    sehingga baterai terhindar dari over charging maupun discharging. Dalam

    penggunaannya, suatu indikator diperlukan dalam menampilkan sistem kerja

    charge controller, seperti arus, tegangan dan suhu. Penelitian ini dilakukan

    untuk membuat charge controller dengan indikator arus, tegangan dan suhu

    dengan berbasis mikrokontroller ATMEGA 8535 (Astra, 2011).

    2. Penelitian selanjutnya yang dilakukan Giri Wuryanto yang berjudul Rancang

    Bangun Battery Charge Controller Dual Sumber Suplai Beban Dengan

    PLTS Dan PLN Berbasis Mikrokontroler. Dimana penelitian yang

    dilakukan bertujuan untuk memasang suatu pembangkit listrik sebagai

    pensuplai utama fingerprint berupa PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)

  • 6

    dengan kendali dual sumber suplai fingerprint, dan sumber PLN (Perusahaan

    Listrik Negara) sebagai cadangan. Sistem yang dibuat menggunakan dua buah

    baterai untuk menyimpan energi dari PLTS. Mikrokontroler digunakan untuk

    mengendalikan pergantian antara kedua baterai dalam pengecasan dan suplai

    fingerprint, serta pemindahan sumber suplai ke PLN saat semua baterai dalam

    kondisi kosong (Woryanto Giri, 2011).

    3. Penelitian selanjutnya yang dilakukan Wayan Agus Esa Sugiartawan yang

    berjudul Rancang Bangun Sistem Pengangkat Air Menggunakan Motor

    Listrik AC Dilengkapi Water Level Control Berbasis Mikrokontroler

    ATmega 328 Menggunakan Sumber Pembangkit Listrik Tenaga Surya

    dimana si peneliti menyatakan pompa yang komponen utamanya adalah motor

    AC sebagai sarana penggerak pompa, terutama pada daerah yang sumber

    airnya berada dibawah. Penelitian ini bertujuan mengetahui cara kerja sistem

    pengangkat air menggunakan motor listrik AC dilengkapi water level control

    berbasis mikrokontroler ATmega 328 menggunakan sumber pembangkit listrik

    tenaga surya. Rancang bangun pompa AC menggunakan empat buah panel

    surya sebagai sumber energi listrik, regulator 12 & 5 Volt/20 Ampere, sebuah

    inverter 12 Volt DC menjadi 220 Volt AC, dan sebuah pompa AC berkapasitas

    220 Volt ; 60 Watt, mikrokontroller arduino uno ATmega 328, sensor arus

    SCT-013-30, sensor ultrasonic SRF-04 dan SRF-05. Pada sistem control

    menggunakan mikrokontroler ATmega328, dengan kebutuhan tegangan

    sebesar 4.92 Volt dan arus sebesar 0.006 Amp jadi konsumsi daya sebesar

    0.0295 Watt. Hasil dari sistem pengangkatan air menggunakan pompa AC

    dengan sumber energi listrik tenaga surya pada kondisi cuaca cerah untuk

    pompa AC menaikkan air selama empat setengah jam/hari, yaitu dari pukul

    11.00-15.30 dan menghasilkan debit air 1350 liter/hari (5 menit/ liter) dengan

    total head 2,6 meter. Rata-rata daya yang digunakan dari sistem pengangkatan

    air dalam kondisi cuaca cerah dan pompa on adalah sebesar 66.84 Watt (Agus

    Esa, 2014).

  • 7

    Beberapa tinjauan mutakhir yang telah ada, maka penulis membuat

    Rancang Bangun Baterai Charge Control Untuk Sistem Pengangkat Air

    Menggunakan Motor Listrik AC Berbasis Arduino Uno ATmega 328

    Menggunakan Sumber Pembangkit Listrik Tenaga Surya.

    2.2 Tinjauan Pustaka

    2.2.1 Panel Surya

    Panel surya adalah sebuah sistem yang terdiri dari kepingan komponen

    modul-modul surya yang digabungkan menjadi satu panel yang berfungsi

    mengubah atau mengkonversi energi cahaya matahari menjadi energi listrik.

    Kemuadian hasil dari pengkonversian energi tersebut dapat digunakan sebagai

    kebutuhan energi listrik sehari-hari. Panel surya pada saat ini sangatlah berguna

    untuk memenuhi kebutuhan energi listrik sehari-hari karena panel surya adalah

    pembangkit listrik yang bersifat mandiri. Sehingga, dapat mengurangi kebutuhan

    akan pasokan energi listrik dari PLN.

    2.2.1.1 Prinsip Kerja Panel Surya

    Pada perubahan atau konversi cahaya matahari terjadi saat cahaya

    matahari mengenai permukaan sel surya yang disebut photoelectric. Proses

    photoelectric terjadi karena bahan material yang menyusun sel surya berupa

    semikonduktor yang terdiri dari dua jenis semikonduktor yaitu lapisan tipe

    negative (n) dan lapisan tipe positive (p) yang tereksitasi dan menimbulkan aliran

    listrik akibat foton yang terkandung dalam energi matahari pada permukaan sel

    surya.

    Konstruksi sel surya dibuat berbentuk panel-panel yang dilapisi plastik

    atau kaca bening yang berukuran tertentu dan kedap air. Hal ini dikarenakan sel

    surya terbuat dari bahan yang mudah pecah dan berkarat. Hasil pengkonversian

    energi listrik dari panel surya dapat langsung digunakan dan juga dapat disimpan

    sementara pada sebuah baterai atau accu. Energi listrik yang dihasilkan oleh sel

    surya berupa energi listrik dengan arus searah (DC). Hasil konversi energi dari sel

    surya ini juga dapat digunakan untuk menyuplai beban dengan arus bolak-balik

  • 8

    (AC) dan alat yang digunakan untuk mengubah energi listrik arus searah (DC)

    menadi arus bolak-balik (AC) tersebut adalah converter.

    Penyerapan energi dari intensitas cahaya yang diterima oleh sel surya

    berbeda-beda tergantung dari posisi matahari dan cahaya yang mengenai

    permukaan sel surya. Penyerapan sinar matahari akan sangat optimal untuk

    menghasilkan energi listrik pada saat cahaya matahari sangat terik. ada saat sinar

    matahari terik. Sedangkan akan sedikit kurang optimal untuk menghasilkan energi

    listrik pada saat matahari terhalangi oleh awan atau saat mendung dan turun

    hujan.

    2.2.1.2 Jenis Panel Surya

    Berdasarkan jenis dan bentuk susunan atom-atom penyusunnya, solar sel

    dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :

    1. Monokristal (Mono - crystalline)

    Merupakan jenis sel surya yang paling efisien yang dihasilkan dengan

    teknologi terkini dan menghasikan daya listrik persatuan luas yang paling tinggi.

    Monokristal dirancang untuk penggunaan yang memerlukan konsumsi listrik

    besar pada tempat - tempat yang beriklim ekstrim dan dengan kondisi alam yang

    sangat ganas. Panel surya monokristal memiliki efisiensi sampai dengan 14

    18%, tetapi panel surya enis monokristal ini idak akan berfungsi dengan baik

    ditempat yang cahaya mataharinya kurang (teduh), sehingga efisiensinya akan

    turun drastis dalam cuaca berawan.

    Gambar 2.1 Panel surya jenis monokristal.Sumber : http://selindo.co.id/index.php/jenis-panel-surya

  • 9

    2. Polikristal (Poly-crystalline)

    Merupakan jenis sel surya yang memiliki susunan kristal acak karena

    dipabrikas dengan proses pengecoran. Jenis sel surya tipe polikristal ini

    memerlukan luas permukaan yang lebih besar dari sel surya jenis monokristal

    untuk dapat menghasilkan daya listrik yang sama. Panel surya jenis ini memiliki

    efisiensi yang lebih rendah dibandingkan dengan jenis monokristal, tetapi dapat

    menghasilkan energi listrik pada saat mendung.

    Gambar 2.2 Panel surya jenis polikristal.Sumber : http://selindo.co.id/index.php/jenis-panel-surya

    3. Amorphous

    Merupakan jenis sel surya yang memiliki bentuk yang pasti dan tidak

    didefinisikan sebagai bahan non-kristal, dimana susunan atomnya tidak teratur.

    Berbeda dengan silikon kristal yang susunan atomnya teratur. Sehingga aktivitas

    timbal balik antara font dan atom silikon lebih sering teradi pada silikon amorf

    dibandingkan silikon kristal dan memungkinkan lebih banyak cahaya yang dapat

    diserap. Panel surya jenis amorphous mempunyai efisiensi sekitar 4-6% dan

    banyak digunakan pada benda sehari-hari seperti pada mainan anak-anak, jam,

    dan kalkulator karena panel surya jenis amorphous berbentuk film tipis.

    Gambar 2.3 Panel surya jenis amorphous.Sumber : http://selindo.co.id/index.php/jenis-panel-surya

  • 10

    2.2.1.3 Kelebihan Panel Surya

    a. Energi yang dihasilkan berasal dari energi yang terbarukan (renewable

    energi).

    b. Energi yang dihasilkan bersih dan ramah lingkungan.

    c. Umur panel surya sampai dengan 25 tahun.

    d. Praktis, mudah, dan murah dalam perawatan

    2.3 Regulator

    Regulator adalah rangkaian regulasi atau pengatur tegangan keluaran dari

    sebuah catu daya agar efek dari naik atau turunnya tegangan jala-jala tidak

    mempengaruhi tegangan catu daya sehingga menjadi stabil.

    2.3.1 Prinsip Kerja Regulator

    Pada dasarnya regulator merupakan penstabil tegangan yang bersumber

    dari tegangan DC yang belum stabil menjadi tegangan DC yang stabil sesuai

    dengan catu daya yang diinginkan. Dengan cara melakukan penyentabilan sesuai

    dengan rangkaian regulator yang digunakan.

    2.3.2 Jenis Jenis Regulator

    Berdasarkan fungsi regulator dapat dikelompokkan dalam dua yaitu :

    2.3.2.1 Regulator Pensaklaran (Switching Regulator)

    Regulator pensaklaran pada dasarnya adalah rangkaian konverter DC ke

    DC yang dilengkapi dengan sistem umpan balik. Rangkaian konverter DC ke DC

    mengoperasikan transistor daya dalam ragam pensaklaran (switching mode).

    Pengaturan tegangan keluaran pada regulator pensaklaran dilakukan dengan

    mengubah duty cycle (D) dari komponen saklar. (http://www.linksukses.com.

    2011)

    2.3.2.2 Regulator Linier

    Regulator tegangan linier terdiri atas jaringan pembangkit tegangan acuan,

    jaringan pengendali dan komponen elektronika daya. Bagian kendali membentuk

  • 11

    pola ikal tertutup yang terdiri dari jaringan umpan balik, penguat selisih, dan

    penguat kesalahan.

    Berdasarkan pengaturan tegangannya regulator dapat dibedakan menjadi 2

    yaitu:

    a. Regulator Tegangan Seri

    Gambar 2.4 Blok Diagram Regulator Tegangan SeriSumber: http://djokomondho.blogspot.com

    Pada blok diagram diatas, elemen kontrol yang dihubung seri dengan

    beban mengontrol besarnya tegangan masukan yang akan menuju keluaran.

    Tegangan keluaran dicuplik oleh rangkaian sampling sehingga diperoleh tegangan

    umpan balik untuk kemudian dibandingkan dengan tegangan referensi. Istilah

    tegangan keluaran naik, maka rangkaian pembanding memberikan sinyal kontrol

    kepada elemen kontrol sehingga elemen kontrol ini menurunkan besarnya

    tegangan keluaran. Dengan demikian elemen kontrol berusaha untuk

    menyetabilkan tegangan keluaran. Apabila tegangan keluaran turun, maka

    rangkaian pembanding memberikan sinyal kontrol kepada elemen kontrol

    sehingga elemen kontrol ini menaikkan besarnya tegangan keluaran. Dengan

    demikian elemen kontrol berusaha untuk menyetabilkan tegangan keluaran.

    Gambar 2.5 Rangkaian Regulator Seri Dengan 1 TransistorSumber: (http://skemarangkaianpcb.com)

  • 12

    Apabila tegangan masukan (Vi) turun, maka tegangan keluaran (Vo)

    cenderung akan turun. Tegangan Vo yang turun ini bila dibanding dengan

    tegangan referensi (Vz) yang tetap, maka akan menyebabkan tegangan VBE

    menjadi lebih besar dengan kata lain transistor Q1 menjadi lebih menghantar.

    Apabila transistor lebih menghantar berarti arus IC lebih besar, sehingga VCE

    lebih kecil dan turun tegangan pada RL menjadi lebih besar. Dengan demikian

    apabila tegangan Vi turun maka transistor akan berusaha menyetabilkan tegangan

    Vo dengan jalan menaikkannya. (http://www.linksukses.com. 2011)

    Apabila tegangan masukan (Vi) naik, maka tegangan keluaran (Vo)

    cenderung akan naik. Tegangan Vo yang naik ini bila dibanding dengan tegangan

    referensi (Vz) yang tetap, maka akan menyebabkan tegangan VBE menjadi lebih

    kecil dengan kata lain transistor Q1 menjadi kurang menghantar. Apabila

    transistor kurang menghantar berarti arus IC lebih kecil, sehingga VCE lebih

    besar dan turun tegangan pada RL menjadi lebih kecil. Dengan demikian apabila

    tegangan Vi naik maka transistor akan berusaha menyetabilkan tegangan Vo

    dengan jalan menurunkannya. Untuk mendapatkan hasil penyetabilan yang lebih

    baik, gambar 2.6 tersebut diperbaiki dengan menambah sebuah transistor lagi

    seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

    Gambar 2.6 Rangkaian Regulator Seri 2 Transistor

    Sumber: (http://skemarangkaianpcb.com)

    Pada rangkaian regulator ini R1 dan R2 berfungsi sebagai rangkaian

    sampling yang akan mencuplik tegangan keluaran. Kenaikan atau penurunan

  • 13

    tegangan akan dirasakan pada kaki Basis Q2. Sedangkan Dioda zener

    memberikan tegangan referensi yang tetap sebesar Vz. Kondisi Q2 akan

    mengontrol arus basis transistor Q1 yang kemudian akan mengontrol arus yang

    mengalir (IC) pada transistor Q1 tersebut dan akhirnya dapat menyetabilkan

    tegangan keluaran. Dengan demikian apabila tegangan Vi naik maka transistor

    akan berusaha menyetabilkan tegangan Vo dengan jalan menurunkannya. Turun

    tegangan pada R2 , VR2 (atau VB2) adalah:

    VB2 = VR2 = {R2/(R1 + R2)}. Vo (2.1)

    Sedangkan pada masukan Q2 berlaku:

    VB2 = VBE2 + Vz (2.2)

    Sehingga diperoleh persamaan tegangan keluaran sbb:

    Vo = {(R1 + R2)/R2}. (Vz + VBE2) (2.3)

    Dimana :

    R1 = resistor 1

    R2 = resistor 2

    VB2 = tegangan basis pada transistor 2

    VR2 = tegangan pada R2

    VBE2 = tegangn basis emitter pada transistor 2

    Vo = tegangan keluaran

    Vz = tegangan referensi

    b. Regulator Tegangan Paralel

    Regulator tegangan paralel melakukan pengontrolan tegangan keluaran

    Vo dengan cara melewatkan sebagian arus beban (arus keluaran) melalui

    komponen pengontrol yang terhubung paralel dengan beban. Regulator ini

  • 14

    terutama dipakai untuk beban bervariasi. Istilah beban ringan berarti memerlukan

    arus kecil, sehingga tegangan beban cenderung untuk naik. Sedangkan beban

    berat berarti memerlukan arus besar, sehingga tegangan beban cenderung untuk

    turun. Secara blok diagram regulator tegangan paralel terlihat pada gambar 2.7

    berikut ini.

    Gambar 2.7 Blok Diagram Regulator Tegangan ParalelSumber: http://djokomondho.blogspot.com

    Pada regulator tegangan paralel, sebagian arus yang berasal dari tegangan

    masukan (Vi) juga dilewatkan ke elemen kontrol (Ish) disamping diberikan ke

    beban (IL). Apabila terjadi perubahan beban (IL naik atau turun), maka tegangan

    keluaran juga cenderung untuk berubah. Perubahan ini dirasakan oleh rangkaian

    sampling yang kemudian akan memberikan sinyal umpan balik kepada

    pembanding. Rangkaian pembanding berdasarkan sinyal umpan balik dan

    tegangan referensi akan memberikan sinyal ke pengontrol agar dapat mengalirkan

    arus Ish sesuai dengan kebutuhan, sehingga memberikan efek penyetabilan

    tegangan keluaran Vo (http://www.linksukses.com. 2011).

    c. Regulator Tegangan IC

    Regulator tegangan dengan menggunakan komponen utama IC (integrated

    circuit) mempunyai keuntungan karena lebih kompak (praktis) dan umumnya

    menghasilkan penyetabilan tegangan yang lebih baik. Fungsi-fungsi seperti

    pengontrol, sampling, komparator, referensi, dan proteksi yang tadinya dikerjakan

  • 15

    oleh komponen diskret, sekarang semuanya dirangkai dan dikemas dalam IC. Ada

    beberapa jenis IC yang menghasilkan tegangan keluaran tetap baik positif maupun

    negatif, ada pula yang menghasilkan tegangan keluaran yang bisa diatur. IC

    regulator tegangan tipe LM78xx (series) menghasilkan tegangan tetap positif,

    sedangkan tipe LM79xx (series) menghasilkan tegangan tetap negatif.

    Gambar 2.8 IC Regulator Tipe LM7812Sumber: http://djokomondho.blogspot.com

    Pada gambar diatas terlihat bahwa IC regulator tipe LM7812 akan menghasilkan

    tegangan keluaran tetap sebesar positip 12 Volt. IC jenis ini mempunyai 3 buah

    terminal, yakni masukan (Input), keluaran (Output), dan ground (GND).

    2.4 Inverter

    Inverter merupakan alat yang digunakan untuk mengubah arus listrik

    searah (DC) menjadi arus listrik bolak balik (AC). Prinsip fundamental dari

    operasi sebuah inverter adalah terhentinya sebuah tegangan searah secara periodic

    untuk menghasilkan sebuah gelombang kuadrat. Inverter banyak digunakan dalam

    industri sebagai elemen dasar, dalam sistem yang besar dan kompleks, misalnya

    dalam mengkonversi arus searah DC, dari perangkat seperti batere, panel surya

    atau solar cell menjadi arus listrik bolak-balik AC. Berikut blok diagram dari

    inverter :

    Gambar 2.9 Blok diagram inverterSumber : www.electronicshub.org

  • 16

    Dalam perancangan alat pengangkatan air menggunakan pompa AC ini

    digunakan sebuah inverter yang berdaya 1000W. berikut adalah data pemakaian

    dengan menggunakan inverter 1000W:

    1. Apabila memakai Accu 12V 50A beban 300w bisa tahan 4 jam dengan masa

    charge accu 4 jam.

    2. Apabila memakai Accu 12V 60A beban 300w bisa tahan 5 jam dengan masa

    charge accu 5 jam.

    3. Apabila memakai Accu 12V 80A beban 300w bisa tahan 7 jam dengan masa

    charge accu 7 jam.

    2.5 Pompa

    Pompa adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengalirkan, memindahkan

    dan mensirkulasikan zat cair incompressible dengan cara menaikan tekanan dan

    kecepatan dari suatu tempat ke tempat lain, atau dengan kata lain pompa adalah

    alat yang merubah energi mekanik dari suatu alat penggerak (driver) menjadi

    energi potensial yang berupa head, sehingga zat cair tersebut memiliki tekanan

    sesuai dengan head yang dimilikinya.

    Agar zat cair tersebut mengalir, maka diperlukan energi tekan yang

    diberikan pompa, dan energi tekan ini harus mampu membatasi berbagai macam

    kerugian-kerugian yang terjadi sepanjang lintasan atau instalasi pipa yang dilalui

    zat tersebut. Perpindahan zat cair ini dapat mendatar, tegak lurus atau arah

    campuran keduanya. Pada perpindahan zat cair yang tegak lurus harus dapat

    mengatasi hambatan-hambatan, seperti yang terdapat pada pemindahan zat cair

    arah mandatar, yaitu adanya hambatan gesekan. Hambatan gesekan ini akan

    mempengaruhi kecepatan aliran dan adanya perbedaan head antara sisi isap

    (suction) dengan sisi tekan (discharge).

    2.5.1 Prinsip Kerja Pompa

    Prinsip kerja pompa adalah menghisap dan melakukan penekanan terhadap

    fluida. Pada sisi hisap (suction) elemen pompa akan menurunkan tekanan dalam

    ruang pompa sehingga akan terjadi perbedaan tekanan antara ruang pompa dengan

  • 17

    permukaan fluida yang dihisap. Akibatnya fluida akan mengalir ke ruang pompa.

    Oleh elemen pompa fluida ini akan didorong atau diberikan tekanan sehingga

    fluida akan mengalir ke dalam saluran tekan (discharge) melalui lubang tekan.

    Untuk melakukan kerja hisap dan menekan pompa membutuhkan energi

    yang berasal dari pengerak pompa. Energi mekanis dari pengerak pompa oleh

    elemen pompa akan diubah menjadi energi tekan pada fluida sehingga fluida akan

    memiliki daya air. Energi dari pengerak pompa selain untuk memberi daya alir

    pada fluida juga digunakan untuk melawan perbedaan energi potensial, mengatasi

    hambatan dalam saluran yang diubah menjadi panas. Energi yang digunakan

    untuk mengatasi hambatan dan yang diubah menjadi panas merupakan kerugian

    energi bagi pompa.

    Klasifikasi Pompa menurut prinsip dan cara kerjanya dapat

    diklasifikasikan menjadi 2 yaitu pompa kerja positif (positive displacement pump)

    dan pompa kerja dinamik (non positive displacement pump).

    2.5.2 Pompa Kerja Positif

    Pompa kerja positif adalah pompa yang bekerja dengan perubahan volume

    ruang pompa. perubahan volume ruang pompa dilakukan oleh element gerak

    pompa yang bergerak translasi atau bolak-balik dalam ruang pompa, maupun

    yang bergerak rotasi. Ketika terjadi pembesaran volume rumah pompa maka akan

    terjadi penurunan tekanan di dalam rumah pompa, sehingga fluida yang memiliki

    tekanan lebih tinggi akan mengalir atau terhisap ke dalam rumah pompa melalui

    saluran hisap. Pada saat terjadi pengecilan volume rumah pompa maka fluida

    dalam rumah pompa akan mengalami penekanan sehingga fluida yang memiliki

    tekanan yang lebih tinggi dari tekanan di luar rumah pompa, akan mengalir

    melalui saluran tekan. Untuk mencegah aliran balik ke saluran hisap, maka pompa

    dilengkapi katup relief valve untuk mencegah aliran balik ke rumah pompa.

    2.5.3 Pompa Kerja Dinamik

    Pompa kerja dinamik adalah pompa yang bekerja dengan volume ruang

    yang tetap. Head yang dibangkitkan merupakan perubahan energi kinetik fluida

  • 18

    yang bergerak karena dorongan oleh sudu-sudu impeler yang berputar dalam

    rumah pompa, Impeler ini menerima energi mekanis dari pengerak pompa melalui

    poros impeler. Fluida yang berputar dalam rumah pompa oleh gaya sentrifugal

    akan terlempar ke dinding rumah pompa sehingga pada daerah pusat impeler akan

    terjadi kehampaan. Karena pusat impeler mempunyai tekanan lebih rendah dari

    saluaran hisap, maka fluida dalam saluran hisap akan mengalir ke pusat impeler.

    Energi kinetik yang dimiliki fluida yang berputar dalam rumah pompa oleh rumah

    pompa akan diubah menjadi energi tekanan sehingga fluida akan mengalir ke

    saluran tekan.

    2.5.4 Pompa Berdasarkan Letak Penempatannya.

    Berdasarkan letak penempatan sesuai dengan pemanfaatannya pompa

    dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:

    2.5.4.1 Pompa Turbin Vertikal (Vertical Turbine Pump)

    Pompa turbin vertikal adalah pompa yang motor penggeraknya terletak

    pada bagian diatas sumur. Pompa dihubungkan satu sama lain oleh pipa tegak

    yang sekaligus melindungi poros pompa dan sekaligus sebagai pipa tekan fluida

    keluar. Selain untuk pengaliran air, dapat juga mengalirkan minyak, cairan gas,

    cairan kimia dan lain-lain.

    2.5.4.2 Pompa Celup (Submersible Pump)

    Pompa submerible merupakan pompa sentrifugal yang melekat ke motor

    listrik dan beroperasi sementara terendam dalam air. Motor listrik dipasang satu

    poros dengan impeller. Setiap impeller yang ada didalam air kekuatannya akan

    melalui diffuser ke mata satu di atasnya. Kapasitas pompa ditentukan oleh

    lebarnya baling-baling impeller dan tekanan ditentukan oleh jumlah impeller.

    Pompa sentrifugal sendiri prinsip kerjanya mengubah energi kenetis (kecepatan)

    cairan menjadi energi potensial (dinamis) melalui suatu impeller yang berputar

    dalam casing. Pada gambar 2.10 adalah jenis pompa celup yamano SP 2400, jenis

    pompa celup atau submersible yang akan dipergunakan ini mempunyai daya

  • 19

    pancar 2.6 meter dengan maksimal air yang dapat dipompa, disaat pompa

    dinyalakan posisi pompa harus dalam keadaan tenggelam didalam air dan disuatu

    tempat yang banyak berisi air agar life time dari pompa tetap terjaga dan bertahan

    lama. Untuk lebih jelas pompa submersible dengan merek yamano SP 2400 dapat

    dilihat pada Gambar 2.10.

    Gambar 2.10 Pompa Celup yamano SP 2400 (Submersible Pump)Sumber: (http://mesinpompa.indonetwork.net.com)

    2.5.4.3 Cara kerja pompa submersible dan impellernya

    Pompa submersible menggunakan daya listrik untuk menggerakan motor.

    Motor mempunyai poros yang tegak lurus dengan impeller. Karena kedudukan

    impeller satu poros dengan motor maka bila motor bekerja impeller akan berputar

    dan air yang berada pada bak isapan terangkat oleh sudu yang terdapat pada

    impeller tersebut. Untuk menahan air yang telah terhisap (terangkat) oleh

    impeller, agar tidak bocor kembali ke bak isapan. Air di tahan oleh lower diffuser

    yang berada dibawah pompa. Air yang terhisap akan mengalir terlebih dahulu ke

    housing motor untuk mendinginkan motor sebelum mengalir ke salauran

    pembuangan (Pipa buang).

    Pada sudu impeller ini terdapat cekungan, dimana cekungan ini makin ke

    ujung sudu-sudunya makin kecil. Diwaktu impeller berputar air akan dihisap

    kemudian impeller itu akan masuk kedalam cekungan sudu-sudu pompa dan

    selanjutnya air akan dilemparkan keluar dari impeller yaitu keruangan pompa

    dengan gaya sentrifugal, maka air yang dihisap itu tidak akan bocor. Air akan

  • 20

    dibawa ke ruangan saringan (strainer) karena jarak impeller dan lower diffuser

    hanya sedikit sekali kira-kira 0,5 mm.

    2.5.5 Pompa Menurut Motor Penggerak

    Motor listrik merupakan perangkat elektro magnetis yang mengubah

    energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk

    memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat

    bahan,dll. Pada Gambar 2.11 akan dijelaskan motor berdasarkan jenis motor

    penggeraknya.

    Gambar 2.11 Bagan Jenis Pompa Berdasarkan PenggeraknyaSumber: (http://syahwilalwi.com)

    Berdasarkan sumber energi penggeraknya motor listrik dapat dibedakan

    menjadi 2 yaitu :

    2.5.5.1 Motor AC

    Motor arus bolak-balik (AC) menggunakan arus listrik yang membalikkan

    arahnya secara teratur pada rentang waktu tertentu. Motor listrik AC memiliki dua

    buah bagian dasar listrik: "stator" dan "rotor". Stator merupakan komponen listrik

    statis. Rotor merupakan komponen listrik berputar untuk memutar as motor.

    Keuntungan utama motor DC terhadap motor AC adalah bahwa kecepatan motor

    AC lebih sulit dikendalikan Untuk mengatasi kerugian ini, motor AC dapat

  • 21

    dilengkapi dengan penggerak frekwensi variabel untuk meningkatkan kendali

    kecepatan sekaligus menurunkan dayanya. Motor induksi merupakan motor yang

    paling populer di industri karena kehandalannya dan lebih mudah perawatannya.

    Motor induksi AC cukup murah (harganya setengah atau kurang dari harga sebuah

    motor DC) dan juga memberikan rasio daya terhadap berat yang cukup tinggi

    (sekitar dua kali motor DC).

    1. Jenis-jenis motor AC

    Adapun jenis-jenis dari motor arus bolak-balik AC yaitu motor sinkron dan

    motor asinkron, motor sinkron adalah motor yang memerlukan arus searah DC,

    untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan pada penjelasan motor sinkron dibawah

    ini

    a. Motor Sinkron.

    Motor sinkron adalah motor AC yang bekerja pada kecepatan tetap pada

    sistem frekuensi tertentu. Motor ini memerlukan arus searah DC untuk

    pembangkitan daya dan memiliki torque awal yang rendah, dan oleh karena itu

    motor sinkron ini sangat cocok untuk penggunaan awal dengan beban awal yang

    rendah, seperti kompresor udara, perubahan frekwensi dan generator motor.

    Motor sinkron mampu untuk memperbaiki faktor daya sistem sehingga sering

    digunakan pada sistem yang menggunakan banyak listrik. Komponen utama

    motor sinkron adalah pada rotor. Perbedaan utama antara motor sinkron dengan

    motor induksi adalah bahwa rotor mesin sinkron berjalan pada kecepatan yang

    sama dengan perputaran medan magnet. Hal ini memungkinkan medan magnet

    rotor tidak lagi terinduksi. Rotor memiliki magnet permanen atau arus DC-

    excited, yang dipaksa untuk mengunci pada posisi tertentu bila dihadapkan

    dengan medan magnet lainnya. Sedangkan pada stator menghasilkan medan

    magnet berputar yang sebanding dengan frekwensi yang dipasok. Motor ini

    berputar pada kecepatan sinkron.

  • 22

    b. Motor Induksi

    Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada

    berbagai peralatan industri. Popularitasnya karena rancangannya yang sederhana,

    murah dan mudah didapat, lebih banyak peralatan yang menggunakan sumber

    daya AC sesuai dengan listrik PLN, banyak terdapat peralatan yang dapat

    langsung disambungkan ke sumber daya AC. Motor induksi memiliki dua

    komponen listrik utama : yaitu adalah rotor. Pada motor induksi menggunakan

    dua jenis rotor yaitu rotor kandang tupai dan lingkaran rotor berikut adalah

    penjelasan dari masing-masing rotor motor induksi:

    1. Rotor Kandang Tupai

    Rotor kandang tupai ini adalah salah satu komponen utama pada motor

    induksi dimana pada rotor kandang tupai terdiri dari batang penghantar yang

    tebal yang dilekatkan di dalam petak-petak slots paralel. Selanjutnya batang-

    batang tersebut akan diberi hubungan pendek pada kedua ujungnya dengan alat

    cincin hubungan pendek .

    2. Lingkaran Rotor

    Lingkaran rotor yang memiliki gulungan tiga fase, lapisan ganda dan

    terdistribusi. Dibuat melingkar sebanyak kutub stator. Tiga fase digulungi

    kawat pada bagian dalamnya dan ujung yang lainnya dihubungkan ke cincin

    kecil yang dipasang pada batang atau pada sisi tengah dari lingkaran rotor ini

    dengan sikat yang menempel padanya. Stator dibuat dari sejumlah stampings

    dengan slots untuk membawa gulungan tiga fase. Gulungan ini dilingkarkan

    untuk sejumlah kutub yang tertentu. Gulungan diberi spasi geometri sebesar

    120 derajat untuk dapat berputar dengan leluasa dan menghasilkan tegangan

    yang maksimum.

    2.6 Charger Controller

    Sistem charger controller merupakan peralatan yang digunakan pada

    sistem PLTS yang dilengkapi dengan penyimpanan (storage) cadangan energi

    listrik. Charger controller adalah perangkat elektronik yang berfungsi untuk

    mengatur pengisian arus searah (DC) dari panel surya ke baterai yang disebut

  • 23

    dengan proses charge, dan pengaturan penyaluran arus listrik dari baterai menuju

    beban listrik disebut dengan proses discharge. Fungsi utama charge controller

    (biasanya pada sistem PLTS stand-alone) adalah untuk menjaga atau

    mempertahankan baterai dari kemungkinan tertinggi state of charge, melindungi

    baterai saat menerima pengisian berlebih (overcharge) dari array, dengan cara

    membatasi pengisian energi saat baterai dalam keadaan penuh, dan melindungi

    baterai dari pengosongan berlebih (overdischarge) yang dikarenakan beban yang

    dipikul, dengan cara memutuskan hubungan baterai dengan beban saat baterai

    menjangkau keadaan low state of charge (Dunlop, 1997)

    2.6.1 Cara kerja charger controller

    Solar charger controller adalah komponen penting dalam Pembangkit

    Listrik Tenaga Surya. Solar charger controller berfungsi untuk charging mode

    ialah mengisi baterai (kapan baterai diisi, menjaga pengisian kalau baterai penuh).

    Operation mode ialah penggunaan baterai ke beban (pelayanan baterai ke beban

    diputus kalau baterai sudah mulai kosong).

    1. Charging Mode Solar Charge Controller

    Dalam charging mode, umumnya baterai diisi dengan metode three stage

    charging: Fase bulk: baterai akan di-charger sesuai dengan tegangan setup (bulk

    antara 14.4 14.6 Volt) dan arus diambil secara maksimum dari PV module.

    Pada saat baterai sudah pada tegangan setup (bulk) dimulailah fase absortion.

    Fase absortion: pada fase ini, tegangan baterai akan dijaga sesuai dengan tegangan

    bulk, sampai solar charger controller timer (umumnya satu jam) tercapai, arus

    yang dialirkan menurun sampai tercapai kapasitas dari baterai. Fase float: baterai

    akan dijaga pada tegangan float setting (umumnya 13.4 13.7 Volt). Beban yang

    terhubung ke baterai dapat menggunakan arus maksimum dari PV module pada

    stage ini.

    2. Sensor Temperatur Baterai Charger Controller

  • 24

    Untuk solar charger controller yang dilengkapi dengan sensor temperatur

    baterai. Tegangan charging disesuaikan dengan temperatur dari baterai. Dengan

    sensor ini didapatkan optimum dari charging dan juga optimum dari usia baterai.

    Apabila solar charger controller tidak memiliki sensor temperatur baterai, maka

    tegangan charging perlu diatur, disesuaikan dengan temperatur lingkungan dan

    jenis baterai.

    3. Mode Operation Solar Charger Controller

    Pada metode ini, baterai akan melayani beban. Apabila ada over-discharge

    atau over-load, maka baterai akan dilepaskan dari beban. Hal ini berguna untuk

    mencegah kerusakan dari baterai. Bila baterai sudah penuh terisi maka secara

    otomatis pengisian arus dari modul surya berhenti. Cara deteksi adalah melalui

    monitor level tegangan baterai. Charger controller akan mengisi baterai sampai

    level tegangan tertentu, kemudian apabila level tegangan telah mencapai level

    terendah, maka baterai akan diisi kembali. Charger controller adalah indikator

    yang akan memberikan informasi mengenai kondisi baterai sehingga pengguna

    PLTS dapat mengendalikan konsumsi energi menurut ketersedian listrik yang

    terdapat dalam baterai.

    2.7 Baterai

    Baterai adalah komponen PLTS yang berfungsi menyimpan energi listrik

    yang dihasilkan oleh PV module pada siang hari, untuk kemudian dipergunakan

    pada malam hari dan pada saat cuaca mendung. Baterai yang dipergunakan pada

    PLTS mengalami proses siklus mengisi (charging) dan mengosongkan

    (discharging), tergantung pada ada atau tidaknya matahari. Selama ada sinar

    matahari, PV module akan menghasilkan energi listrik. Apabila energi listrik yang

    dihasilkan tersebut melebihi kebutuhan bebannya, maka energi listrik tersebut

    akan segera dipergunakan untuk mengisi baterai. Proses pengisian dan

    pengosongan disebut satu siklus baterai.

    Ada dua jenis baterai isi ulang yang dapat dipergunakan untuk sistem

    PLTS, yaitu baterai Asam Timbal (Lead-Acid) dan baterai Nickel-Cadmium. Akan

  • 25

    tetapi karena memiliki effisiensi yang rendah dan biaya yang lebih tinggi,

    membuat baterai nickel-cadmium relatif lebih sedikit dipergunakan dalam sistem

    PLTS. Sebaliknya baterai Asam Timbal adalah baterai dengan effisiensi tinggi

    dengan biaya yang lebih ekonomis. Hal ini membuat baterai Asam Timbal

    menjadi perangkat penyimpan yang penting untuk beberapa tahun ke depan,

    terutama untuk sistem PLTS ukuran menengah dan besar. Kedua jenis baterai

    tersebut mempunyai komponen yang hampir sama, hanya saja berbeda dalam

    jenis elektroda yang dipakai dalam jenis elektrolit yang digunakan untuk

    membangkitkan reaksi elektrokumia. Lead-acid battery menggunakan lempengan

    yang terbuat dari lead dan sebagai elektrolitnya digunakan H2SO4 (asam sulfur)

    yang sama seperti pada accu serta memiliki efisiensi 80% dengan max depth of

    cycles diatas 80%. Sedangkan nickel-cadmium battery menggunakan cadmium

    sebagai elektroda negatif dan nickel sebagai elektroda positif, sedangkan

    elektrolitnya dipakai protasium hidroksida dan memiliki efisiensi 70%. Kapasitas

    baterai umumnya dinyatakan dalam Ampere hour (Ah). Nilai Ah pada baterai

    menunjukan nilai arus yang dapat dilepaskan, dikalikan dengan nilai waktu untuk

    pelepasan tersebut. Baik lead-acid baterai maupun nickel-cadmium baterai secara

    umum mempunyai 4 bagian penting. Keempat bagian tersebut mempunyai fungsi

    yang berbeda-beda yang menunjang proses penyimpanan energi maupun

    pengeluaran energi. Empat bagian penting tersebut terdiri dari :

    1. Elektroda

    2. Pemisah atau separator

    3. Elektrolit

    4. Wadah sel atau baterai

    Pada saat mendisain kapasitas baterai dalam sistem PLTS penting juga

    untuk menentukan ukuran hari hari otomoni (days of otonomy). Suatu ketentuan

    yang membatasi tingkat kedalaman pengosongan maksimum, diberlakukan pada

    baterai. Tingkat kedalaman pengosongan (Depth of Discharge) baterai biasanya

    dinyatakan dalam persentase. Suatu baterai memiliki DOD 80%, ini berarti bahwa

    hanya 80% dari energi yang tersedia dapat dipergunakan dan 20% tetap berada

    dalam cadangan. Pengaturan DOD berperan dalam menjaga usia pakai (life time)

  • 26

    dari baterai tersebut. Semakin dalam DOD yang diberlakukan pada suatu baterai

    maka semakin pendek pula siklus dari baterai tersebut. Untuk menghitung total

    kapasitas baterai yang diperlukan pada tegangan dasar terpakai (12/24 V DC)

    dapat dirumuskan sebagai berikut (Hankins, 1991):

    (2.4)

    Dimana:

    EB = Energi yang dibangkitkan PV module per hari (Wh/hari)

    Vs = Tegangan dasar yang dipakai (V)

    Ahbatt = Total Kapasitas baterai yang diperlukan pada tegangan dasar

    terpakai (Ah)

    Sedangkan untuk menghitung jumlah unit baterai yang diperlukan dapat

    dirumuskan sebagai berikut, (Mark Hankins, 1991):

    (2.5)

    Dimana:

    Ahbatt = Total Kapasitas baterai yang diperlukan pada tegangan dasar

    terpakai (Ah)

    d = Hari otonomi (Hari)

    DOD = Depth of Discharge (%)

    Cb = Jumlah baterai yang digunakan (N)

    2.8 Arduino

    Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open

    source yang didalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip

    mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel.

    Arduino bersifat open source, tidak hanya softwarenya arduino yang

    bersifat opensource melainkan hardware arduino pun bersifat open source.

    Diagram rangkaian elektronik arduino digratiskan kepada semua orang. Semua

    orang bisa bebas mengunduh gambar rangkaian arduino, membeli komponen-

  • 27

    komponennya, membuat PCB-nya dan merangkainya sendiri tanpa harus

    membayar kepada para pembuat Arduino. Arduino tidak hanya sekedar sebuah

    alat pengembangan, tetapi arduino merupakan kombinasi dari hardware, bahasa

    pemrograman dan Integrated Development Environment (IDE) yang canggih. IDE

    adalah sebuah software yang sangat berperan untuk menulis program, meng-

    compile menjadi kode biner dan meng-upload ke dalam memori mikrokontroler.

    Menurut Ardi Winoto (2008) mikrokontroler adalah sebuah sistem

    microprocessor dimana didalamnya sudah terdapat CPU, ROM, RAM, I/0, clock

    dan peralatan internal lainnya yang sudah terhubung dan terorganisasi dengan

    baik oleh pabrik pembuatannya dan dikemas dalam satu chip yang siap pakai,

    sehingga dapat langsung memprogram isi ROM sesuai dengan aturan penggunaan

    oleh pabrik pembuatannya.

    Mikrokontroler ada pada perangkat elektronik sehari-hari. Misalnya

    handphone, MP3 player, DVD, televisi, AC, dll. Mikrokontroler juga dipakai

    untuk keperluan mengendalikan robot, baik robot mainan, maupun robot industri.

    Komponen utama arduino adalah mikrokontroler, maka arduino juga dapat

    diprogram menggunakan komputer sesuai kebutuhan.

    2.8.1 Instalasi Software Arduino

    Langkah-langkah instalasi software arduino adalah sebagai berikut :

    Download software arduino

    Gambar 2.12 Halaman download software arduino

  • 28

    Halaman ini dapat diakses dengan alamat webhttp://arduino.cc/en/Main/Software.Ekstrak file

    Ekstrak file hasil download, hasilnya adalah sebuah folder. Klik dua kali padafolder untuk membukanya. Terdapat beberapa file dan sub-folder di dalam folderutama.

    Berikut adalah gambar 2.12 menampilkan folder utama arduino setelah di ekstrak

    Gambar 2.13 Tampilan folder seletah di ekstrak.

    Buka file arduino.exe

    Di dalam folder utama terdapat file arduino.exe. Sofware arduino dapat dijalankan dengan membuka file arduino.exe dapat dilakukan dengan meng-klik duakali pada file arduino.exe. Dan software arduino bersifat portable yaitu akanlangsung dijalankan tanpa perlu instalasi software terlebih dahulu. Berikut gambar2.13 menampilkan software arduino setelah di jalankan :

    Gambar 2.14 Tampilan software arduino

  • 29

    Pilih board yang digunakan

    Pada software arduino, harus diatur terlebih dahulu board yang akan digunakan,karena ada cukup banyak jenis board arduino. Berikut gambar 2.14 menampilkancara memilih board pada software arduino :

    Gambar 2.15 Memilih board arduino

    Pilih serial port

    Pemilihan serial port pada software arduino perlu dilakukan agar program yangtelah di buat dapat diupload pada board arduino. Berikut gambar 2.15menampilkan pemilihan serial port pada software arduino :

    Gambar 2.16 Memilih serial port

  • 30

    2.8.2 Bahasa Pemrograman ArduinoBahasa pemrograman Arduino menggunakan bahasa C yang sudah

    dipermudah menggunakan fungsi-fungsi yang sederhana sehingga pemula pun

    bisa mempelajarinya dengan cukup mudah. Software arduino IDE

    (Integrated Development Enviroment) dibutuhkan untuk membuat program

    arduino dan mengupload ke dalam board arduino.

    2.8.3 Hardware Board Arduino

    Hardware pada arduino adalah seperangkat sistem komponen yang telah

    terkombinasi dengan mikrokontroler sebagai otak dari sistem dan antarmuka

    (interface) yang akan menghubungkan sistem mikrokontroler dengan sistem

    komputer. Komponen utama di dalam board Arduino adalah sebuah

    mikrokontroler dengan merk ATmega yang dibuat oleh perusahaan Atmel

    Corporation.

    Arduino memiliki 15 jenis board yaitu arduino uno, arduino leonardo,

    arduino due, arduino esplora, arduino mega 2560, arduino mega ADK, arduino

    ethernet, arduino mini, lilypad arduino, lilypad arduino USB, arduino micro,

    arduino nano, arduino pro, arduino pro mini, dan arduino flo. Jenis-jenis arduino

    ini dibedakan sesuai fungsi dan juga jumlah pin yang terdapat pada board, karena

    terdapat jenis arduino yang dapat melakukan fungsi khusus seperti arduino mega

    ADK dapat berkoneksi terhadap handphone android, dan arduino ethernet dapat

    melakukan komunikasi melalui kabel LAN. Jenis arduino yang umum digunakan

    oleh pengguna adalah arduino uno.

    2.8.3.1 Arduino Uno

    Arduino uno adalah board berbasis mikrokontroler ATmega 328,

    memiliki 20 pin yaitu 6 pin input analog, dan 14 pin I/O digital yang 6

    diantaranya dapat digunakan sebagai output PWM, dilengkapi koneksi USB, jeck

    listrik, header ICSP, dan tombol reset.

  • 31

    Gambar 2.17 Board arduino uno.Sumber : http://arduino.cc/en/Main/ArduinoBoardUno

    2.8.3.2 Spesifikasi dari Arduino Uno

    Arduino Uno adalah perangkat mikrokontroller yang terbaru dalam

    serangkaian papan Arduino USB, dan model referensi untuk platform Arduino,

    untuk perbandingan dengan versi sebelumnya dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai

    berikut :

    Tabel 2.1 Spesifikasi dari Arduino Uno ATmega 328

    Mikrokontroler ATmega328

    Tegangan Operasi 5V

    Input Tegangan (disarankan) 7-12V

    Input Tegangan (batas) 6-20V

    Digital I / O Pins 14 (dimana 6 memberikan output

    PWM)

    Pins Masukan Analog 6

    DC Current per I / O Pin 40 mA

    DC saat ini untuk 3.3V Pin 50 mA

    Flash Memory 32 KB (ATmega328) yang 0,5 KB

    digunakan oleh bootloader

    SRAM 2 KB (ATmega328)

    EEPROM 1 KB (ATmega328)

    Kecepatan Jam 16 MHz

    Sumber : http://arduino.cc/en/Main/arduinoBoardUno

  • 32

    2.8.3.3 Kelebihan Arduino

    Keunggulan dari board arduino adalah sebagai berikut :

    a. Bahasa pemrograman arduino relatif mudah karena dilengkapi dengan

    kumpulan library yang cukup lengkap.

    b. Pada board arduino terdapat boatloader yang berfungsi untuk upload program

    dari komputer sehingga tidak memerlukan perangkat chip programmer.

    c. Arduino memiliki sarana komunikasi USB sehingga tidak memerlukan port

    serial (RS323).

    d. Arduino memiliki modul siap pakai yang dapat langsung dipasang pada board

    arduino seperti : modul GPS, modul Ethernet, modul SD Card, dll.

    2.9 LCD

    LCD (Liquid Crystal Display) adalah salah satu media penampil yang

    menggunakan kristal cair sebagai komponen utama. LCD sudah banyak

    digunakan pada berbagai bidang seperti pada alal - alat elektronik seperti

    kalkulator, televise, layar komputer ataupun kilometer pulsa listrik PLN.

    LCD menampilkan output berupa tulisan yang disusun dari titik-titik pada

    LCD. Hasil tulisan yang dihasilkan lebih mudah dimengerti dibandingkan jika

    menggunakan LED. LCD mempunyai dua bagian yaitu bagian panel yang terdiri

    dari banyak titik dan bagian mikrokontroler yang menempel pada LCD yang

    berfungsi mengontrol titik-titik pada LCD menjadi angka ataupun huruf.

    Huruf atau angka yang dihasilkan pada LCD merupakan kode ASCII,

    kode ASCII yang ditampilkan merupakan proses dari bagian mikrokontroler yang

    mengolah titik-titik LCD menjadi angka ataupun huruf.

    Adapun fitur yang dimiliki LCD ini adalah :

    a. Terdiri dari 2 baris dan masing-masing 20 karakter.

    b. Mempunyai karakter generator terprogram.

    c. Terdapat kode ASCII 192 karakter.

    d. Dilengkapi dengan back light.

    e. Dapat dialamati dengan mode 4-bit dan 8-bit.

  • 33

    Gambar 2.18 LCD 20 x 4 karakter

    Adapun deskripsi pin pada LCD adalah sebagai berikut :

    Pin 1 = Ground.

    Pin 2 = Vcc.

    Pin 3 = Pengatur kontras.

    Pin 4 = Register Select (RS).

    Pin 5 = Read/Write (R/W) LCD Registers.

    Pin 6 = Enable (EN)

    Pin 7 s/d 14 = Data Input / Output Pins

    Pin 15 = Vcc

    Pin 16 = Ground

    2.9.1 Cara Kerja LCD

    Interface LCD merupakan sebuah bus paralel yang berfungsi

    mempermudah dan mempercepat proses pembacaan dan penulisan data dari LCD.

    Kode ASCII yang ditampilkan pada LCD sepanjang 8 bit.

    Pengiriman data ke LCD dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu secara 4 bit

    dan secara 8 bit. Jika menggunakan jalur 4 bit maka yang digunakan adalah DB4

    sampai DB7 dan data akan dikirim dua kali yaitu 4 bit MSB kemudian 4 bit LSB

    dengan pulsa EN setiap pengirimannya, sedangkan jalur 8 bit menggunakan DB0

    sampai DB7. Mode 8 bit sangat baik digunakan ketika kecepatan merupakan

    keutamaan dalam sebuah aplikasi tetapi jika menggunakan mode 8 bit dibutuhkan

  • 34

    11 pin I/O yaitu 3 pin untuk kontrol, 8 pin data. Berbeda dengan mode 4 bit hanya

    membutuhkan 7 pin yaitu 3 pin kontrol dan 4 pin data.

    Jalur kontrol EN digunakan untuk menginformasikan bahwa

    mikrokontroler mengirimkan data ke LCD. Agar dapat mengirimkan data ke

    LCD, jalur kontrol EN harus di atur dalam kondisi high 1, mengatur jalur

    kontrol RS, R/W dan mengirimkan data ke jalur data bus.

    Jalur control RS digunakan untuk memilih data yang akan dikirimkan ke

    LCD. Pada saat jalur kontrol RS dalam kondisi low 0, maka data yang

    dikirimkan ke LCD dianggap sebagai intruksi khusus seperti : membersihkan

    layar, set kursor, dan lain-lain. Ketika RS dalam konsisi high 1 maka data yang

    dikirimkan adalah data ASCII yang akan ditampilkan di layar. Jalur kontrol R/W

    harus berada dalam kondisi low 0 pada saat informasi akan dituliskan ke LCD,

    karena jika R/W berada dalam kodiri high 1 maka program akan melakukan

    query data dari LCD yaitu mengambil status LCD.

    2.1Tinjauan Mutakhir2.2Tinjauan Pustaka2.2.1Panel Surya2.2.1.1Prinsip Kerja Panel Surya2.2.1.2Jenis Panel Surya2.2.1.3Kelebihan Panel Surya

    2.3Regulator2.3.1Prinsip Kerja Regulator2.3.2Jenis Jenis Regulator2.3.2.1Regulator Pensaklaran (Switching Regulator)2.3.2.2Regulator Linier

    2.4Inverter2.5Pompa2.5.1Prinsip Kerja Pompa2.5.2Pompa Kerja Positif2.5.3Pompa Kerja Dinamik2.5.4Pompa Berdasarkan Letak Penempatannya.2.5.4.1Pompa Turbin Vertikal (Vertical Turbine Pump)2.5.4.2Pompa Celup (Submersible Pump)2.5.4.3Cara kerja pompasubmersibledanimpellernya

    2.5.5Pompa Menurut Motor Penggerak2.5.5.1Motor AC

    2.6Charger Controller2.6.1Cara kerjacharger controller

    2.7Baterai2.8Arduino2.8.1InstalasiSoftwareArduino2.8.2 Bahasa Pemrograman Arduino2.8.3Hardware BoardArduino2.8.3.1Arduino Uno2.8.3.2Spesifikasi dari Arduino Uno2.8.3.3Kelebihan Arduino

    2.9LCD2.9.1Cara Kerja LCD