bab ii kajian pustaka 2.1 laporan keuangan ii sanjaya...laporan tambahan seperti pelaporan inflasi,...

22
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan alat bagi perusahaan untuk menguji dan menganalisis kondisi keuangan perusahaan. Laporan keuangan sangatlah penting bagi perusahaan yang tidak hanya berguna bagi internal perusahaan tetapi juga berguna bagi pihak eksternal perusahaan yang digunakan sebagai acuan untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi. Menurut Baridwan (1997) laporan keuangan merupakan ringkasan dari proses pencatatan, yang merupakan ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat oleh pihak manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas yang dibebankan kepadanya oleh pemilik perusahaan. Standar Akuntansi (IAI, 2012) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

Upload: trankhanh

Post on 13-Mar-2018

228 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan II sanjaya...laporan tambahan seperti pelaporan inflasi, ... laporan tahunan, ... Berikut para pengguna laporan keuangan serta kepentingannya

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan alat bagi perusahaan untuk menguji dan

menganalisis kondisi keuangan perusahaan. Laporan keuangan sangatlah penting bagi

perusahaan yang tidak hanya berguna bagi internal perusahaan tetapi juga berguna

bagi pihak eksternal perusahaan yang digunakan sebagai acuan untuk mengambil

keputusan dalam berinvestasi. Menurut Baridwan (1997) laporan keuangan

merupakan ringkasan dari proses pencatatan, yang merupakan ringkasan dari

transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan

keuangan ini dibuat oleh pihak manajemen dengan tujuan untuk

mempertanggungjawabkan tugas yang dibebankan kepadanya oleh pemilik

perusahaan.

Standar Akuntansi (IAI, 2012) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan

bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya

meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat

disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus

dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian

integral dari laporan keuangan.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan II sanjaya...laporan tambahan seperti pelaporan inflasi, ... laporan tahunan, ... Berikut para pengguna laporan keuangan serta kepentingannya

10

Kieso dan Weygandt (2002) menyatakan bahwa laporan keuangan berisi

laporan keuangan yang merupakan komponen utara pelaporan keuangan dan laporan-

laporan tambahan seperti pelaporan inflasi, diskusi dan analisis manajemen dalam

laporan tahunan, dan surat-surat kepada pemegang saham.

Tujuan laporan keuangan menurut PSAK No. 1 (IAI, 2012) adalah memberikan

informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat

bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-

keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas

penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Sedangkan

tujuan pelaporan keuangan menurut Kieso dan Weygandt (2012) adalah untuk

memberikan:

1) Informasi yang berguna dalam keputusan investasi dan kredit.

2) Informasi yang berguna dalam menilai prospek arus kas.

3) Informasi mengenai sumberdaya perusahaan, klaim pada sumber daya

tersebut, dan perubahan dalam sumber daya tersebut.

Berikut para pengguna laporan keuangan serta kepentingannya terhadap laporan

keuangan (IAI,2007) yaitu:

1) Investor

Para investor memanfaatkan laporan keuangan untuk membantu dalam

pengambilan keputusan apakah harus membeli, menahan atau menjual

investasi.Selain itu juga untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

membayar dividen.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan II sanjaya...laporan tambahan seperti pelaporan inflasi, ... laporan tahunan, ... Berikut para pengguna laporan keuangan serta kepentingannya

11

2) Karyawan

Laporan keuangan memungkinkan karyawan untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan

kerja.

3) Pemberi Pinjaman

Pemberi pinjaman memerlukan informasi keuangan untuk memutuskan

apakah pinjaman beserta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

4) Pemasok dan Kreditur Lain

Untuk mengetahui jumlah yang terutang dapat dibayarkan pada saat jatuh

tempo.

5) Pelanggan

Berkepentingan mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama antara

perusahaan dan pelanggan dalam perjanjian jangka panjang.

6) Pemerintah

Pemerintah memerlukan informasi keuangan untuk mengatur aktivitas

perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan dasar untuk menyusun statistik

pendapatan nasional dan statistik lainnya.

7) Masyarakat

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan II sanjaya...laporan tambahan seperti pelaporan inflasi, ... laporan tahunan, ... Berikut para pengguna laporan keuangan serta kepentingannya

12

Menyediakan informasi agar masyarakat dapat mengetahui perkembangan

kemakmuran perusahaan serta serangkaian aktivitasnya.Selain itu

perusahaan juga membantu memberikan kontribusi pada perekonomian

nasional termasuk jumlah orang yang dipekerjakan.

Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam

laporan keuangan menjadi berguna bagi pemakai laporan keuangan. Tujuan dari

laporan keuangan adalah sebagai berikut:

1) Relevansi, yang artinya pemilihan informasi yang memiliki kemungkinan

paling besar untuk memberikan bantuan kepada para pengguna dalam

keputusan ekonomi mereka.

2) Dapat dimengerti, yang artinya tidak hanya informasi tersebut jelas, tetapi

para pengguna juga harus dapat memahaminya.

3) Dapat divertifikasi, yang artinya hasil akuntansi dapat didukung oleh

pengukuran-pengukuran yang independen dengan menggunakan metode-

metode pengukuran yang sama.

4) Netralitas, yang artinya komunikasi akuntansi ditunjukkan kepada

kebutuhan umum dari pengguna, bukannya kebutuhan-kebutuhan tertentu

dari pengguna-pengguna yang spesifik.

5) Ketepatan waktu, yang artinya komunikasi informasi secara lebih awal

untuk menghindari adanya keterlambatan atau penundaan dalam

pengambilan keputusan ekonomi.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan II sanjaya...laporan tambahan seperti pelaporan inflasi, ... laporan tahunan, ... Berikut para pengguna laporan keuangan serta kepentingannya

13

6) Komparabilitas (daya banding), yang secara tidak langsung berarti

perbedaan-perbedaan yang terjadi seharusnya bukan diakibatkan oleh

perbedaan perlakuan akuntansi keuangan yang diterapkan.

7) Kelengkapan, yang artinya telah dilaporkannya seluruh informasi yang

secara wajar memenuhi persyaratan dari tujuan kualitatif yang lain.

2.2 Ketepatan Waktu (Timeliness)

Salah satu cara untuk mengukur transparansi dan kualitas pelaporan keuangan

adalah ketepatan waktu. Rentang waktu antara tanggal laporan keuangan perusahaan

dan tanggal ketika informasi keuangan diumumkan ke publik berhubungan dengan

kualitas informasi keuangan yang dilaporkan (McGee, 2007).

Menurut IAI (2012) bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan

informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi

keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam

pengambilan keputusan ekonomi. Informasi yang relevan akan bermanfaat bagi para

pemakai apabila tersedia tepat waktu sebelum pemakai kehilangan kesempatan atau

kemampuan untuk mempengaruhi keputusan yang akan diambil. Tepat waktu

diartikan bahwa informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan

sebagai dasar untuk membantu dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi

dan menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut (Baridwan, 1997).

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan II sanjaya...laporan tambahan seperti pelaporan inflasi, ... laporan tahunan, ... Berikut para pengguna laporan keuangan serta kepentingannya

14

Henderiksen dan van Breda (2000) menyatakan bahwa informasi tidak dapat

relevan jika tidak tepat waktu, yait hal itu harus tersedia bagi pengambil keputusan

sebelum kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan. Ketepatan waktu

tidak menjamin relevansinya, tetapi relevansi tidaklah mungkin tanpa ketepatan

waktu. Oleh karena itu, ketepatan waktu adalah batasan penting pada publikasi

laporan keuangan. Akumulasi, peringkasan, dan penyajian selanjutnya informasi

akuntansi harus dilakukan secepat mungkin untuk menjamin tersedianya informasi

sekarang di tangan pemakai.

Dyer dan Mc Hugh (1975) dalam Hilmi dan Ali (2008) menggunakan tiga

kriteria keterlambatan untuk melihat ketepatan waktu dalam penelitiannya: (1)

preliminary lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai

penerimaan laporan akhir preliminary oleh bursa, (2) auditor’s report lag: interval

jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor

ditandatangani, (3) total lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan

sampai tanggal penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa.

Chamber dan Penman dalam Hilmi dan Ali (2008) mendefinisikan ketepatan

waktu dalam dua cara yaitu: (1) ketepatan waktu didefinisikan sebagai keterlambatan

waktu pelaporan dari tanggal laporan keuangan sampai tanggal melaporkan, (2)

ketepatan waktu ditentukan dengan ketepatan waktu pelaporan relative atas tanggal

pelaporan yang diharapkan.

Sesuai dengan peraturan X.K.2 yang diterbitkan Bapepam, maka penyampaian

laporan keuangan tahunan yang telah diaudit dikatakan tepat waktu apabila

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan II sanjaya...laporan tambahan seperti pelaporan inflasi, ... laporan tahunan, ... Berikut para pengguna laporan keuangan serta kepentingannya

15

diserahkan sebelum atau paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal

laporan keuangan tahunan perusahaan publik tersebut. Keterlambatan penyampaian

laporan keuangan bisa berakibat buruk bagi perusahaan baik secara langsung maupun

tidak langsung.

2.3 Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori keagenan adalah teori yang menjelaskan hubungan antara agen sebagai

pihak yang mengelola perusahaan dan prinsipal sebagai pihak pemilik, keduanya

terikat dalam sebuah kontrak. Pemilik atau prinsipal adalah pihak yang melakukan

evaluasi terhadap informasi dan agen adalah sebagai pihak yang menjalankan

kegiatan manajemen dan mengambil keputusan (Jensen dan Meckling, 1976).

Teori keagenan juga mengimplikasikan terdapat asimetri informasi antara

manajer sebagai pihak agen dan pemilik sebagai prinsipal. Asimetri informasi timbul

ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan pada

masa yang akan datang dibandingkan pemilik (pemegang saham), sehingga dalam

kaitannya dengan hal tersebut, (Klim dan Verrechia dalam Kadir, 2008) menyatakan

bahwa laporan keuangan yang disampaikan dengan segera atau tepat waktu akan

dapat mengurangi asimetri informasi tersebut. Oleh sebab itu, manajer mempunyai

kewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Sinyal

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan II sanjaya...laporan tambahan seperti pelaporan inflasi, ... laporan tahunan, ... Berikut para pengguna laporan keuangan serta kepentingannya

16

yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti

laporan keuangan perusahaan.

Salah satu elemen kunci dari teori agensi adalah bahwa prinsipal dan agen

memiliki preferensi atau tujuan yang berbeda dikarenakan semua individu bertindak

atas kepentingan individu sendiri. Pemegang saham sebagai prinsipal diasumsikan

hanya tertarik kepada pengembalian keuangan yang diperoleh dari investasi mereka

di perusahaan tersebut, sedangkan para agen diasumsikan tidak hanya menerima

kepuasan berupa kompensasi keuangan akan tetapi juga dari tambahan yang terlibat

dalam hubungan suatu agensi, seperti waktu luang yang banyak, kondisi kerja yang

menarik, keanggotaan klub, dan jam kerja yang fleksibel.

2.4 Teori Kepatuhan (Compliance Theory)

Kepatuhan berasal dari kata patuh, yang menurut Kamus Umum bahasa

Indonesia, patuh berarti suka menurut perintah, taat kepada perintah atau aturan dan

berdisiplin. Kepatuhan berarti bersifat patuh, ketaatan, tunduk, path pada ajaran atau

peraturan.

Sesorang individu cenderung mematuhi hukum yang mereka anggap sesuai dan

konsisten dengan norma-norma internal mereka. Komitmen normatif melalui

moralitas personal (normative commitment through morality) berarti mematuhi

hukum karena hukum tersebut dianaggap sebagai keharusan, sedangkan komitmen

normatif melalui legitimasi (normative commitment through legitimacy) berarti

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan II sanjaya...laporan tambahan seperti pelaporan inflasi, ... laporan tahunan, ... Berikut para pengguna laporan keuangan serta kepentingannya

17

mematuhi peraturan karena otoritas penyusun hukum tersebut memiliki hak untuk

mendikte perilaku (Sudaryanti, 2008).

Teori kepatuhan dapat mendorong seseorang untuk lebih mematuhi peraturan

yang berlaku, sama halnya dengan perusahaan yang berusaha untuk menyampaikan

laporan keuangan secara tepat waktu karena selain merupakan suatu kewajiban

perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangan tepat waktu, juga akan sangat

bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan.

2.5 Profitabilitas

Profitabilitas merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan untuk

dapat menghasilkan laba sehingga semakin tinggi profitabilitas maka semakin tinggi

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bagi perusahaannya (Hilmi dan Ali,

2008). Menurut Indriyani dan Supriyati (2012) menyatakan bahwa, profitabilitas

adalah tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan

tingkat aset tertentu selama satu tahun yang terdapat dalam laporan keuangan.

Menurut Ang (1997), rasio rentabilitas dan profitabilitas menunjukkan

keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan untung. Return on Asset (ROA)

biasanya disebut sebagai hasil pengembalian atas total aktiva. Rasio ini mencoba

mengukur efektivitas pemakaian total sumber daya oleh perusahaan. Kadang-kadang

rasio ini disebut hasil pengembalian atas investasi (ROI) (Weston dan Copeland,

1995). ROA yang digunakan diukur dengan membagi laba bersih (Net Income After

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan II sanjaya...laporan tambahan seperti pelaporan inflasi, ... laporan tahunan, ... Berikut para pengguna laporan keuangan serta kepentingannya

18

Tax) dengan total aktiva (Average Total Assets), yang dapat dirumuskan sebagai

berikut:

ROA = x 100%

2.6 Struktur Kepemilikan

Struktur kepemilikan perusahaan yang go public dapat disebut sebagai

kepemilikan terhadap saham perusahaan publik yang didalam kepemilikan tersebut

perlu mempertimbangkan dua aspek, yaitu kepemilikan oleh pihak dalam atau

manajemen perusahaan (insider ownership’s) dan kepemilikan oleh pihak luar

(outsider ownership’s).

Menurut Niehaus (1989) dalam Saleh (2004) mengungkapkan bahwa pemilik

dari luar berbeda dengan para manajer, dimana kecil kemungkinannya pemilik dari

luar terlibat dalam urusan bisnis sehari-hari. Kepemilikan perusahaan oleh pihak luar

mempunyai kekuatan yang besar dalam mempengaruhi perusahaan melalui media

massa maupun kritikan atau komentar yang dianggap opini publik atau masyarakat

sehingga mengubah pengelolaan perusahaan yang semuka berjalan dengan kehendak

hati menjadi perusahaan yang berjalan dengan pengawasan. Oleh karena itu, pihak

manajemen dituntut untuk melakukan kinerja dengan baik dalam menyajikan

informasi secara tepat waktu karena ketepatan waktu dalam pelaporan keuangan akan

berpengaruh pada pengambilan keputusan ekonomi.

Net Income After Tax

Average Total Assets

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan II sanjaya...laporan tambahan seperti pelaporan inflasi, ... laporan tahunan, ... Berikut para pengguna laporan keuangan serta kepentingannya

19

2.7 Debt to Equity Ratio

Rasio debt to equity dikenal juga sebagai rasio financial leverage.Menurut

Weston dan Copeland (1995) dalam Hilmi dan Ali (2008) menyatakan bahwa rasio

leverage mengukur tingkat aktiva perusahaan yang telah dibiayai oleh penggunaan

hutang. Menurut Ang (1997) debt to equity ratio digunakan untuk mengukur tingkat

leverage (pengguna hutang) terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki

perusahaan. Leverage keuangan dapat diartikan sebagai penggunaan aset dan sumber

dana (source of find) oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap dengan maksud

meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham (Hilmi dan Ali, 2008).

Tingginya rasio debt to equity mencerminkan tingginya resiko perusahaan. Tingginya

resiko ini menunjukkan adanya kemungkinan bahwa perusahaan tersebut tidak bisa

melunasi kewajiban atau hutangnya baik berupa pokok ataupun bunganya (Soekadi,

1990). Dalam penelitian ini, debt to equity yang dimaksud adalah perbandingan

antara total hutang (Total Debt) dengan ekuitas (total Shareholder Equity), dapat

dirumuskan sebagai berikut:

DER = x 100%

2.8 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan sebagai salah satu karakteristik perusahaan telah banyak

diujikan dalam berbagai penelitian. Terkait dengan ketepatan waktu laporan

keuangan tahunan, ukuran perusahaan juga merupakan fungsi dari ketepatan

Total Liabilities

Total Equity

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan II sanjaya...laporan tambahan seperti pelaporan inflasi, ... laporan tahunan, ... Berikut para pengguna laporan keuangan serta kepentingannya

20

pelaporan keuangan, karena semakin besar perusahaan maka akan melaporkan

dengan lebih cepat akibat perusahaan besar lebih banyak memiliki sumber informasi.

Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aktiva, total

penjualan, kapasitas pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Semakin besar nilai

item-item tersebut maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu (Hilmi dan Ali,

2008). Moses (1987) melihat ukuran perusahaan dari nilai total aset dan kapitalisasi

pasar yang dimilikinya, sedangkan Gl et al (2003) menentukan ukuran perusahaan

berdasarkan nilai logaritma assets.

Ukuran perusahaan dapat menunjukkan seberapa besar informasi yang terdapat

di dalamnya, sekaligus mencerminkan kesadaran dari pihak manajemen mengenai

pentingnya informasi, baik bagi pihak internal mapun eksternal perusahaan (Almilia

dan Setiady, 2006:4). Perusahaan yang lebih besar memiliki pengendalian internal

yang lebih kuat akan mengurangi kecenderungan kesalahan pelaporan keuangan yang

mungkin terjadi dan memampukan auditor untuk mengendalikan yang lebih luas serta

melakukan pekerjaan intern.

Nuryaman (2009) menyatakan bahwa perusahaan berukuran besar memiliki

basis pemegang kepentingan lebih luas sehingga berbagai kebijakan perusahaan besar

akan menimbulkan dampak lebih besar terhadap kepentingan publik dibandingkan

dengan perusahaan kecil. Semakin besar perusahaan, maka perusahaan akan

menghadapi tuntutan yang lebih besar dari pada stakeholder untuk menyajikan

laporan keuangan yang lebih transparan dan lebih tepat waktu.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan II sanjaya...laporan tambahan seperti pelaporan inflasi, ... laporan tahunan, ... Berikut para pengguna laporan keuangan serta kepentingannya

21

2.9 Pergantian Auditor

Pergantian auditor publik.dilakukan karena telah berakhirnya kontrak kerja

yang disepakati antara Kantor Akuntan Publik dengan pemberi tugas dan telah

memutuskan untuk tidak memperpanjang dengan penugasan baru. Penugasan auditor

terjadi karena beberapa alasan: (1) perusahaan klien merupakan merger antara

beberapa perusahaan yang semula memiliki auditor masing-masing berbeda, (2)

kebutuhan akan adanya jasa professional yang lebih luas, (3) tidak puas terhadap

Kantor Akuntan Publik lama, (4) keinginan untuk mengurangi pendapatan audit, (5)

merger antara beberapa Kantor Akuntan Publik (Boynton, 2001 dalam KSA, 2003).

2.10 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan perusahaan telah banyak dilakukan dan berkembang

sangat baik di Indonesia bahkan di negara-negara lainnya. Dyer dan Mc. Hugh (1975)

dalam Oktarina dan Suharli (2005) meneliti mengenai profil ketepatan waktu

pelaporan dan normalitas keterlambatan dengan menggunakan 120 perusahaan di

Australia selama periode 1965-1971. Menurut hasil penelitian mereka menunjukkan

bahwa ukuran perusahaan dan tanggal berakhirnya tahun buku secara signifikan

berpengaruh dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, sedangkan

profitabilitas tidak secara signifikan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan II sanjaya...laporan tambahan seperti pelaporan inflasi, ... laporan tahunan, ... Berikut para pengguna laporan keuangan serta kepentingannya

22

Menurut Owusu dan Asanah (2000), faktor-faktor yang mempengaruhi

ketepatan waktu pelaporan keuangan dari 47 perusahaan di Zimbabwe adalah ukuran

perusahaan, profitabilitas, umur perusahaan, waktu tunggu pelaporan audit, gearing,

item luar biasa, bulan dan akhir tahun finansial. Hasil dari penelitiannya

menunjukkan hanya ukuran perusahaan yang berpengaruh pada ketepatan waktu

dimana perusahaan mengeluarkan laporan akhir tahunan yang diaudit.

Bandi dan Hananto (2000) melakukan penelitian mengenai ketepatan waktu

pelaporan keuangan dan berhubungan dengan reaksi pasar atas ketepatan waktu.

Hasil dari penelitian mereka menemukan bukti empiris yang menunjukkan bahwa

keterlambatan pelaporan yang meliputi keterlambatan audit, keterlambatan pelaporan

setelah audit dan keterlambatan total distribusi tidak normal yang menunjukkan

kemiringan positif. Hal ini mengidentifikasikan bahwa pelaporan perusahaan selalu

mengalami kemunduran. Selain itu, hubungan antara keterlambatan dengan besarnya

perusahaan berpengaruh positif, walaupun tidak signifikan. Hasil lainnya dalam

penelitian ini ialah ketepatan waktu pelaporan antara pelaporan sebelum dan sesudah

waktu yang diharapkan tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Anisa (2004) menguji penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

ketepatan waktu pelaporan keuangan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan menemukan

hasil bahwa kualitas auditor, leverage financial, dan profitabilitas diduga memotivasi

manajemen untuk menyampaikan laporan keuangannya secara tepat waktu dan hanya

opini audit yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan

keuangan.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan II sanjaya...laporan tambahan seperti pelaporan inflasi, ... laporan tahunan, ... Berikut para pengguna laporan keuangan serta kepentingannya

23

Menurut Saleh (2004) yang meneliti faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta

(BEJ) yang menunjukkan hasil variabel item luar biasa secara signifikan berpengaruh

terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan manufaktur dan

mempunyai hubungan tanda yang sesuai dengan logika atau teori. Rasio gearing,

ukuran perusahaan, dan struktur kepemilikan tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan dan mempunyai hubungan

tanda yang tidak sesai dengan logika atau teori.

Respati (2004) melakukan penelitian yang sama pada BEJ tahun 1999 dengan

sampel sebanyak 266 perusahaan yang sudah go public dan mempunyai data

perusahaan yang lengkap dan telah didaftarkan dalam Indonesian Capital Market

Derectory 2000. Beliau meneliti beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi

ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan di Bursa Efek Jakarta yaitu debt to

equity, ukuran perusahaan, profitabilitas, konsentrasi kepemilikan luar, dan

konsentrasi kepemilikan dalam yang hasilnya adalah profitabilitas dan konsentrasi

kepemilikan dari pihak luar secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu

pelaporan keuangan perusahaan.

Sedangkan penelitian Wirakusuma (2004) yang meneliti 132 perusahaan yang

juga terdaftar di Bursa Efek Jakarta memperoleh hasil bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi rentang waktu pengumuman laporan keuangan auditan ke publik

adalah rentang waktu penyelesaian audit laporan keuangan, solvabilitas dan opini

auditor mengenai kewajaran laporan keuangan perusahaan.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan II sanjaya...laporan tambahan seperti pelaporan inflasi, ... laporan tahunan, ... Berikut para pengguna laporan keuangan serta kepentingannya

24

Menurut Oktarina dan Suharli (2005) yang meneliti faktor-faktor penentu

kepatuhan ketepatan waktu pelaporan perusahaan yang menemukan bukti empiris

bahwa debt to equity ratio dan profitabilitas tidak mempengaruhi ketepatan waktu

pelaporan keuangan, sedangkan ukuran perusahaan, struktur kepemilikan perusahaan,

dan kantor akuntan besar mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Meskipun menunjukkan hasil yang signifikan, namun hubungan antara ukuran

perusahaan dengan ketepatan waktu tidak searah.

Hilmi dan Ali (2008) melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang

mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hasil penelitian

mereka menunjukkan bahwa profitabilitas, likuiditas, kepemilikan publik, dan

reputasi kantor akuntan publik (KAP) berpengaruh signifikan terhadap ketepatan

waktu penyampaian laopran keuangan, sedangkan leverage keuangan, ukuran

perusahaan dan opsi akuntan publik tidak signifikan berpengaruh terhadap ketepatan

waktu penyampaian laporan keuangan.

2.11 Hipotesis Penelitian

1) Pengaruh debt to equity ratio dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan

Rasio debt to equity juga dikenal sebagai rasio financial

leverage.Tingginya debt to equity ratio mencerminkan tingginya rasio

keuangan perusahaan. Tingginya resiko ini akan menunjukkan adanya

kemungkinan perusahaan tidak bisa melunasi kewajiban atau hutang baik

yang berupa pokok maupun bunganya. Resiko perusahaan yang tinggi ini

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan II sanjaya...laporan tambahan seperti pelaporan inflasi, ... laporan tahunan, ... Berikut para pengguna laporan keuangan serta kepentingannya

25

menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kesulitan dibidang keuangan,

maka kesulitan keuangan perusahaan akan dianggap berita buruk yang akan

mempengaruhi kondisi perusahaan dimata publik. Sehingga pihak

manajemen cenderung akan menunda penyampaian laporan keuangan

perusahaan yang memuat berita buruk. Apabila perusahaan memiliki sedikit

hutang maka masih bisa dikatakan wajar karena hutang perusahaan tersebut

dapat memperbesar arus kas masuk dan akan dapat digunakan sebagai laba

perusahaan yang lebih banyak. Tetapi jika hutang perusahaan terlalu

prinsipal besar, maka perusahaan tidak dapat membayar pinjaman dan

bunga pinjaman dan akan mencerminkan bahwa perusahaan tersebut tidak

dapat bekerja sesuai kepentingan prinsipal atau agen uang akan berpengaruh

terhadap penundaan penyampaian informasi. Oleh karena itu, semakin

tinggi debt to equity ratio perusahaan akan semakin tidak tepat waktu dalam

penyampaian laporan keuangan perusahaan. Hal ini didukung oleh

penelitian Schwart dan Soo (1996) dalam Hilmi dan Ali (2008) yang

menunjukkan perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan akan

cenderung tidak tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangannya

dibandingkan perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat disusun adalah

sebagai berikut:

H1 : debt to equity ratio berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu

pelaporan keuangan.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan II sanjaya...laporan tambahan seperti pelaporan inflasi, ... laporan tahunan, ... Berikut para pengguna laporan keuangan serta kepentingannya

26

2) Pengaruh profitabilitas dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan

Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan. Semakin besar rasio profitabilitas maka akan

semakin baik kinerja perusahaan sehingga akan cenderung untuk

memberikan informasi pada pihak lain yang berkepentingan. Sehingga akan

dapat dikatakan bahwa profit merupakan berita baik bagi perusahaan.

Perusahaan yang memiliki berita baik ini tidak akan menunda penyampaian

informasinya. Seperti yang dikemukakan Owusu dan Ansah (2000)

menunjukkan bahwa profitabilitas dapat mempengaruhi perilaku ketepatan

waktu pelaporan keuangan.Oleh karena itu, perusahaan yang mampu

menghasilkan profit cenderung lebih tepat waktu dalam menyampaikan

laporan keuangannya dibandingkan perusahaan yang mengalami kerugian

(Oktarina dan Suharli, 2005).Dari hasil penelitian diatas membuktikan

bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis

yang dapat disusun adalah sebagai berikut:

H2 : profitabilitas berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan

keuangan.

3) Pengaruh struktur kepemilikan dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan

Menurut Niehaus (1989) dalam Saleh (2004) bahwa pemilik dari pihak

luar dianggap berbeda dengan pemilik dari pihak dalam dimana kecil

kemungkinan pemilik dari pihak luar untuk terlibat dalam urusan bisnis

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan II sanjaya...laporan tambahan seperti pelaporan inflasi, ... laporan tahunan, ... Berikut para pengguna laporan keuangan serta kepentingannya

27

perusahaan sehari-hari. Variabel struktur kepemilikan diproksi dengan

struktur kepemilikan pihak luar karena pemilik perusahaan dari pihak luar

sebagai prinsipal mempunyai kekuatan yang besar dalam mempengaruhi

perusahaan melalui media massa berupa kritikan atau komentar yang

dianggap sebagai opini publik. Sehingga menyebabkan berubahnya

pengelolaan perusahaan oleh manajer selaku agen yang semula berjalan

dengan semaunya akan menjadi perusahaan yang berjalan dengan

pemantauan. Teori keagenan mengimplikasikan adanya informasi asimetri

antara manajer sebagai agen dan pemilik sebagai prinsipal. Informasi

asimetri muncul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan

prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan dengan

pemegang saham dan stakeholder lainnya.

Adanya pengawasan dari pihak luar maka pihak manajemen dituntut

harus mampu untuk menunjukkan kinerja yang baik. Upaya pihak

manajemen untuk menunjukkan kinerja yang baik adalah dengan

menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja perusahaan, dan

perubahan posisi keuangan perusahaan bagi para pemilik perusahaan yang

berasal dari pihak luar. Pemilik perusahaan dari pihak luar mempunyai

kekuatan yang besar untuk menekan manajemen untuk dapat menyajikan

informasi secara tepat waktu, karena ketepatan waktu pelaporan keuangan

akan mempengaruhi keputusan ekonomi yang akan diambilnya. Dengan

demikian diduga konsentrasi kepemilikan perusahaan oleh pihak luar

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan II sanjaya...laporan tambahan seperti pelaporan inflasi, ... laporan tahunan, ... Berikut para pengguna laporan keuangan serta kepentingannya

28

berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Berdasarkan

uraian diatas, maka hipotesis yang dapat disusun adalah sebagai berikut:

H3 : struktur kepemilikan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu

pelaporan keuangan.

4) Pengaruh pergantian auditor dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan

Menurut Pernyataan Standar Auditing (PSA) No. 16 mensyaratkan

adanya komunikasi baik lisan maupun tulisan antara auditor pendahulu

dengan auditor pengganti sebelum menerima penugasan. Berbeda dengan

penugasan pertama sebagai akibat adanya pergantian auditor, pada

penugasan ulang sebagai auditor memiliki akses pada semua program yang

telah digunakan pada periode sebelumnya dan kertas kerja yang berkaitan

dengan program tersebut. Karena banyaknya prosedur yang harus ditempuh

oleh auditor pengganti jika auditor tersebut dalam proses pengauditan, maka

akan memerlukan waktu yang lebih lama untuk melanjutkan penerimaan

penugasan. Menurut Ksa (2003), hal ini bisa menyebabkan lamanya

pengauditan yang berakibat juga pada penundaan penyampaian laporan

keuangan auditan. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat

disusun adalah sebagai berikut:

H4 : pergantian auditor berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu

pelaporan keuangan.

5) Pengaruh ukuran perusahaan dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan II sanjaya...laporan tambahan seperti pelaporan inflasi, ... laporan tahunan, ... Berikut para pengguna laporan keuangan serta kepentingannya

29

Ukuran perusahaan dinilai dari beberapa segi. Besar kecilnya ukuran

perusahaan dapat didasarkan pada total aset, total penjualan, kapitalisasi

pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Semakin besar item-item

tersebut maka semakin besar ukuran perusahaan. Menurut Sulistyo (2010)

membuktikan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif

terhadap ketepatan waktu penyampaian keuangan. Hasil penelitian ini juga

mendukung landasan teori yang ada dan menyatakan bahwa semakin besar

perusahaan maka akan lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan

keuangannya, karena semakin besar perusahaan akan memiliki banyak

sumber daya, lebih banyak staf akuntansi dan sistem informasi yang canggih

serta memiliki sistem pengendalian intern yang kuat sehingga akan semakin

mempercepat proses dalam penyelesaian laporan keuangan. Selain itu,

perusahaan besar juga lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan

keuangan untuk menjaga citra (image) perusahaan di mata publik.

Sedangkan menurut Rachmawati (2008) yang mendukung penelitian ini

menyimpulkan bahwa size perusahaan memiliki pengaruh signifikan

terhadap timelines. Size perusahaan terkait dengan ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan tahunan memiliki fungsi dari kecepatan

pelaporan keuangan. Besar kecilnya ukuran perusahaan juga dipengaruhi

oleh variabilitas, kompleks operasional dan intensitas transaksi perusahaan

tersebut yang akan mempengaruhi kecepatan dalam menyajikan laporan

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan II sanjaya...laporan tambahan seperti pelaporan inflasi, ... laporan tahunan, ... Berikut para pengguna laporan keuangan serta kepentingannya

30

keuangan kepada publik. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang

dapat disusun adalah sebagai berikut:

H5 : ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan

keuangan.