bab ii kajian pustaka 2.1 landasan teori 2.pdf · kajian pustaka 2.1 landasan teori ......

26
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Landasan teori menjabarkan teori-teori yang mendukung hipotesis serta sangat berguna dalam analisis hasil penelitian. Landasan teori berisi pemaparan teori serta argumentasi yang disusun sebagai tuntunan dalam memecahkan masalah penelitian serta perumusan hipotesis. 2.1.1 Bank Pengertian bank yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan, bank adalah: “Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Berdasarkan pengertian diatas, bank memiliki sumber dana yang nantinya akan disalurkan kepada masyarakat. Salah satu sumber dana bank adalah berasal dari masyarakat. Untuk itu bank harus sehat sehingga dapat dipercaya masyarakat untuk menanamkan dananya. Menurut Ali (2006) bank sebagai lembaga kepercayaan memiliki peran penting, yaitu :

Upload: vuongkhue

Post on 06-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... Pertanggungjawaban bagi manajemen kepada semua pihak yang ... Risiko stratejik adalah risiko

 

1  

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Landasan teori menjabarkan teori-teori yang mendukung hipotesis serta

sangat berguna dalam analisis hasil penelitian. Landasan teori berisi pemaparan

teori serta argumentasi yang disusun sebagai tuntunan dalam memecahkan

masalah penelitian serta perumusan hipotesis.

2.1.1 Bank

Pengertian bank yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 7 tahun

1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan, bank adalah: “Badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya

kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.

Berdasarkan pengertian diatas, bank memiliki sumber dana yang nantinya

akan disalurkan kepada masyarakat. Salah satu sumber dana bank adalah berasal

dari masyarakat. Untuk itu bank harus sehat sehingga dapat dipercaya masyarakat

untuk menanamkan dananya. Menurut Ali (2006) bank sebagai lembaga

kepercayaan memiliki peran penting, yaitu :

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... Pertanggungjawaban bagi manajemen kepada semua pihak yang ... Risiko stratejik adalah risiko

 

2  

1. Sebagai lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga

intermediasi.

2. Sebagai lembaga yang menjadi sarana dalam pelaksanaan kebijakan

pemerintah.

3. Sebagai lembaga yang membantu kelancaran sistem pembayaran.

Fungsi intermediasi bank baru dapat berjalan apabila masyarakat memiliki

kepercayaan terhadap bank. Oleh sebab itu, bank harus sehat sehingga dapat

dipercaya oleh masyarakat.

2.1.2 Laporan Keuangan

Laporan keuangan bank pada umumnya terdiri atas neraca dan laporan

laba rugi. Laporan keuangan bank, terutama bagi analisis ekstern merupakan

sumber informasi penting untuk mengetahui dan menganalisa keadaan keuangan

suatu bank. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang dapat

dipercaya dan mendukung dalam usaha untuk menganalisa tingkat kesehatan

bank. Laporan keuangan pada pokoknya merupakan laporan pertanggungjawaban

direksi dalam satu periode tertentu atau hasil usaha periode tertentu atau hasil

usaha bank yang dipimpinnya. Oleh karena itu disini akan dikemukakan mengenai

laporan keuangan, yaitu dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode

untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah pendapatan atau daftar rugi laba.

Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... Pertanggungjawaban bagi manajemen kepada semua pihak yang ... Risiko stratejik adalah risiko

 

3  

untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak

dibagikan atau laba ditahan (Munawir,1995,h.5).

Jadi untuk mengetahui posisi keuangan bank serta kesehatan bank perlu

adanya analisa terhadap laporan keuangan bank yang bersangkutan. Dari

penyajian laporan keuangan secara rutin manajer memperoleh banyak sekali

manfaat, yaitu :

a. Merumuskan, melaksanakan, dan mengadakan penilaian terhadap

kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dianggap perlu.

b. Mengorganisasi dan mengkoordinasi kegiatan-kegiatan atau aktifitas

dalam perusahaan.

c. Merencanakan dalam mengendalikan kegiatan atau aktifitas dalam

perusahaan.

d. Mempelajari aspek, tahap-tahap kegiatan tertentu dalam perusahaan.

e. Menilai keadaan atau posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan.

f. Pertanggungjawaban bagi manajemen kepada semua pihak yang

menentukan dan mempercayakan pengelolaan dananya dalam

perusahaan tersebut.

2.1.3 Kinerja Perbankan

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), mengidentifikasikan kinerja

adalah sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan. Kinerja merupakan

salah satu faktor penting yang menunjukkan efektifitas dan efisien suatu

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... Pertanggungjawaban bagi manajemen kepada semua pihak yang ... Risiko stratejik adalah risiko

 

4  

organisasi dalam rangka mencapai tujuannya. Menurut Ikatan Akuntansi

Indonesia (IAI, 2007), kinerja dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan

dalam melaksanakan kebijakan dan prosedur perusahaan yang merupakan

kuantifikasi dan efektifitas dalam mengoperasikan bisnis selama periode

akuntansi tertentu kinerja perusahaan dapat diukur dengan menganalisa dan

mengevaluasi laporan keuangan. Kinerja merupakan hal penting yang harus

dicapai oleh setiap perusahaan, karena kinerja merupakan cerminan dari

kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya.

Kinerja bank merupakan ukuran keberhasilan bagi direksi bank sehingga apabila

kinerja bank buruk maka bukan tidak mungkin para direksi ini akan diganti

(Kasmir, 2003).

Kinerja bank secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi yang

dicapai bank dalam kegiatan operasionalnya, baik menyangkut aspek keuangan,

pemasaran, penghimpunan dan penyaluran dana, teknologi, maupun sumber daya

manusia. Penilaian kinerja dimaksudkan untuk menilai keberhasilan suatu

perusahaan. Penurunan kinerja terus menerus dapat menyebabkan terjadinya

financial distress yaitu keadaan yang sangat sulit bahkan dapat dikatakan

mendekati kebangkrutan. Dengan banyaknya kinerja bank yang fluktuatif dan

selalu adanya bank yang bangkrut, maka penilaian kinerja bank merupakan faktor

yang penting untuk dilakukan.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... Pertanggungjawaban bagi manajemen kepada semua pihak yang ... Risiko stratejik adalah risiko

 

5  

2.1.4 Kesehatan Perbankan

Kesehatan perbankan adalah kemampuan suatu bank untuk melakukan

kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua

kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan

perbankan yang berlaku.

Bagi setiap bank, hasil akhir dari penelitian kondisi bank mencerminkan

kinerja yang telah dilakukan oleh bank. Hal ini dapat digunakan untuk sarana

dalam menetapkan strategi usaha di waktu yang akan dating sedangkan segala

aturan yang telah ditetapkan Bank Indonesia dapat digunakan sebagai sarana

penetapan dan implementasi.

Menurut Peraturan Bank Indonesia No.6/10/PBI/2004 tanggal 12 April

2004 pasal 1 ayat 4, tingkat kesehatan bank merupakan :

“Hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian faktor permodalan, kualitas asset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap risiko pasar”.

Tingkat kesehatan bank adalah penilaian atas suatu kondisi laporan

keuangan bank pada periode dan saat tertentu sesuai dengan Standar Bank

Indonesia. Penilaian tingkat kesehatan bank yang selama ini dikenal dengan

metode CAMEL yang terdiri atas Penilaian Kuantitatif dan atau Penilaian

Kualitatif terhadap faktor-faktor permodalan (Capital), kualitas asset (Assets

Quality), manajemen (Management), rentabilitas (Earnings), dan Likuiditas

(Liquidity). Kinerja bank yang fluktuatif dan selalu ada bank yang bangkrut

walaupun bank sudah wajib untuk melakukan penilaian tingkat kesehatan bank

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... Pertanggungjawaban bagi manajemen kepada semua pihak yang ... Risiko stratejik adalah risiko

 

6  

dikaji dengan metode CAMELS, Bank Indonesia mengeluarkan peraturan

No.13/1/PBI/2011 untuk mencegah semakin banyak bank yang bangkrut dan

kinerja bank dapat dievaluasi dengan lebih baik dengan menggunakan metode

RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital).

2.1.5 Metode CAMEL

Analisis rasio CAMEL dalam menilai kinerja keuangan bank berdasarkan

Surat Edaran Bank Indonesi No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 meliputi :

1) Permodalan (Capital)

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor permodalan

antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen

sebagai berikut :

(1) Kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal

Mnimum (KPMM) terhadap ketentuan yang belaku.

(2) Komposisi permodalan.

(3) Trend ke depan atau proyeksi KPMM.

(4) Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan

modal bank.

(5) Kemampuan bank memelihara kebutuhan penambahan modal

yang berasal dari keuntungan (laba ditahan).

(6) Rencana permodalan bank untuk mendukung pertumbuhan

usaha.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... Pertanggungjawaban bagi manajemen kepada semua pihak yang ... Risiko stratejik adalah risiko

 

7  

(7) Akses kepada sumber permodalan.

(8) Kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan

permodalan bank.

2) Kualitas Aset (Asset Quality)

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor kualitas asset

antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen

sebagai berikut :

i. Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan

total aktiva produktif.

ii. Debitur inti kredit di luar pihak terkait dibandingkan dengan

total kredit.

iii. Perkembangan aktiva produktif bermasalah (non performing

asset) dibandingkan dengan aktiva produktif.

iv. Tingkat kecukupan pembentukan penyisihan penghapusan

aktiva produktif (PPAP).

v. Kecukupan kebijakan dan prosedur aktiva produktif.

vi. Sistem kaji ulang (review) internal terhadap aktiva produktif.

vii. Dokumentasi aktiva produktif.

viii. Kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... Pertanggungjawaban bagi manajemen kepada semua pihak yang ... Risiko stratejik adalah risiko

 

8  

3) Manajemen (Management)

Penilaian terhadap faktor manajemen antara lain dilakukan melalui

penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut :

1. Manajemen umum.

2. Penerapan sistem manajemen risiko.

3. Kepatuhan Bank terhadap ketentuan yang berlaku seta

komitmen kepada Bank Indonesia dan atau pihak lainnya.

4) Rentabilitas (Earnings)

Penilaian faktor rentabilitas meliputi penilaian terhadap

komponen-komponen sebagai berikut :

1. Return on assets (ROA).

2. Return on equity (ROE).

3. Net interest margin (NIM).

4. Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan

Operasional.

5. Perkembangan laba operasional.

6. Komposisi portofolio aktiva produktif dan diversifikasi

pendapatan.

7. Penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan

biaya.

8. Prospek laba operasional.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... Pertanggungjawaban bagi manajemen kepada semua pihak yang ... Risiko stratejik adalah risiko

 

9  

5) Likuiditas (Liquidity)

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor likuiditas

antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen

sebagai berikut :

1. Aktiva likuid kurang dari satu bulan dibandingkan dengan

passive likuid kurang dari satu bulan.

2. 1-month maturity mismatch ratio.

3. Loan ti Deposit Ratio (LDR).

4. Proyeksi cash flow 3 bulan mendatang.

5. Ketergantungan pada dana antar bank dan deposan inti.

6. Kebijakan dan pengelolaan likuiditas (assets and liabilities

management (ALMA)).

7. Kemampuan bank untuk memperoleh akses kepada pasar

uang, pasar modal, atau sumber-sumber pendanaan lainnya.

8. Stabilitas dana pihak ketiga (DPK).

2.1.6 Metode RGEC

Menurut Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011, RGEC merupakan

penilaian Tingkat Kesehatan Bank secara individual dengan menggunakan

pendekatan risiko (Risk-based Bank Rating) dengan cakupan penilaian terhadap

faktor-faktor sebagai berikut :

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... Pertanggungjawaban bagi manajemen kepada semua pihak yang ... Risiko stratejik adalah risiko

 

10  

1. Risiko (Risk)

Menurut Peraturan Bank Indonesia (PBI/5/8/PBI/2003) pengertian

manajemen risiko adalah serangkaian prosedur dan metodologi yang

digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan

mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha bank. Sedangkan

definisi risiko menurut Ali (2006) adalah peluang atau kemungkinan

terjadinya bencana atau kerugian sedangkan dalam perbankan risiko itu

diartikan sebagai peluang dari kemungkinan terjadinya situasi yang

memburuk atau bad outcome. Risiko terkadang diidentikan dengan sesuatu

yang berbau negative. Banyak peristiwa dapat terjadi yang berdampak

pada terjadinya kerugian bagi kegiatan operasional bank. Hal itu dapat

terjadi kapan saja, menimpa bank mana saja, dan dimana saja. Peristiwa

itupun dapat pula berawal dari dalam diri bank sendiri atau dari luar bank.

Penilaian atas risiko inheren dilakukan dengan memperhatikan

parameter/indicator yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif yang terdiri

atas 8 aspek :

1. Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan/atau

pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada bank. Dalam

menilai risiko inheren atas risiko kredit, parameter/indikator yang

digunakan adalah :

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... Pertanggungjawaban bagi manajemen kepada semua pihak yang ... Risiko stratejik adalah risiko

 

11  

1. Komposisi portofolio asset dan tingkat konsentrasi.

2. Kualitas penyediaan dana dan kecukupan pencadangan.

Strategi penyediaan dana dan sumber timbulnya

penyediaan dana.

3. Faktor eksternal.

4. Risiko Pasar

Risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening

administrative termasuk transaksi derivative, akibat perubahan

dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option.

Risiko pasar antara lain meliputi suku bunga, risiko nilai tukar,

risiko ekuitas, dan risiko komoditas. Risiko suku bunga dapat

berasal baik dari posisi trading book maupun pososo banking

book. Dalam menilai risiko inheren atas risiko pasar,

parameter/indicator yang digunakan adalah :

a. Volume dan komposisi portofolio.

b. Kerugian potensial potential loss) risiko suku bunga

dalam Banking Book (Interest Rate Risk in Banking

Book-IRRBB).

c. Strategi dan kebijakan bisnis.

5. Risiko Operasional

Risiko operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan

dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan

manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian internal

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... Pertanggungjawaban bagi manajemen kepada semua pihak yang ... Risiko stratejik adalah risiko

 

12  

yang mempengaruhi operasional bank. Sumber risiko

operasional dapat disebabkan antara lain oleh sumber daya

manusia, proses sistem, dan kejadian eksternal. Dalam menilai

risiko inheren atas risiko operasional, parameter/indikator yang

digunakan adalah :

1. Karakteristik dan kompleksitas bisnis.

2. Sumber daya manusia.

3. Teknologi informasi dan infrastruktur pendukung.

4. Fraud, baik internal maupun eksternal.

5. Kejadian eksternal.

6. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan

bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari

sumber pendanaan arus kas, dan/atau dari asset likuid

berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu

aktivitas dan kondisi keuangan bank. Risiko ini disebut juga

risiko likuiditas pendanaan (funding liquidity risk). Risiko

likuiditas juga dapat disebabkan oleh ketidakmampuan bank

melikuidasi asset tanpa terkena diskon yang material karena

tidak adanya pasar aktif atau adanya gangguan pasar (market

disruption) yang parah. Risiko ini disebut sebagai risiko

likuiditas pasar (market liquidity risk). Dalam menilai risiko

inheren atas risiko likuiditas, parameter yang digunakan adalah

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... Pertanggungjawaban bagi manajemen kepada semua pihak yang ... Risiko stratejik adalah risiko

 

13  

1. Komposisi dari asset, kewajiban, dan transaksi

rekening administrative.

2. Konsentrasi dari asset dan kewajiban.

3. Kerentanan pada kebutuhan pendanaan.

4. Akses pada sumber-sumber pendanaan.

7. Risiko Hukum

Risiko hukum adalah risiko yang timbul akibat tuntutan

hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Dalam menilai

risiko inheren atas risiko hukum, parameter/indikator yang

digunakan adalah :

c. Faktor litigasi.

d. Faktor kelemahan perikatan.

e. Faktor ketiadaan/perubahan peraturan perundang-

undangan.

8. Risiko Stratejik

Risiko stratejik adalah risiko akibat ketidakpastian bank

dalam mengambil keptusan dan/atau pelaksanaan suatu

keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi

perubahan lingkungan bisnis. Dalam menilai risiko inheren

atas risiko stratejik, parameter/indicator yang digunakan adalah

1. Kesesuaian strategi bisnis bank dengan lingkungan bisnis.

2. Strategi berisiko rendah dan berisiko tinggi.

3. Posisi bisnis bank.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... Pertanggungjawaban bagi manajemen kepada semua pihak yang ... Risiko stratejik adalah risiko

 

14  

4. Pencapaian rencana bisnis bank.

9. Risiko Reputasi

Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat

kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi

negative terhadap bank. Dalam menilai risiko inheren atas

risiko reputasi parameter/indicator yang digunakan adalah :

1. Pengaruh reputasi negatif dari pemilik bank dan

perusahaan terkait.

2. Pelanggaran etika bisnis.

3. Kompleksitas produk dan kerjasama bisnis bank.

4. Frekuensi, materialitas, dan eksposur pemberitaan

negatif bank.

5. Frekuensi dan materialitas keluhan nasabah.

10. Good Corporate Governance (GCG)

Menurut Monks (dalam Kaihatu,2006) Good Corporate

Governance (GCG) merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan

perusahaan yang menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua

stakeholder. Dengan kata lain, GCG adalah seperangkat peraturan yang

mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus perusahaan, pihak

kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern

dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka

atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... Pertanggungjawaban bagi manajemen kepada semua pihak yang ... Risiko stratejik adalah risiko

 

15  

perusahaan, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai tambah bagi semua

pihak yang berkepentingan.

Di Indonesia, istilah Good Corporate Governance (GCG) baru

dikenal sejak tahun 1990an, yaitu semenjak bangkrutnya beberapa

perusahaan raksasa dunia. Pada tahun 1997, krisis keuangan yang melanda

di Indonesia juga turut menjatuhkan perekonomian salah satunya pada

bidang perbankan. Pedoman Good Corporate Governance perbankan

Indonesia yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Corporate

Governance menyatakan bahwa :

“Krisis perbankan di Indonesia yang dimulai akhir tahun 1997

bukan semata-mata diakibatkan oleh krisis ekonomi, tetapi juga

diakibatkan oleh belum dilaksanakannya Good Corporate

Governancedan etika yang melandasinya”.

Hal ini membuat semakin banyak kalangan yang menyadari

pentingnya penerapan Good Corporate Governance. Maka, Bank

Indonesia mengeluarkan Peraturan Perbankan Indonesia (PBI) Nomor

8/4/PBI/2006 yang mengatur tentang Good Corporate Governance yang

dimaksudkan agar bank yang menerapkan Good Corporate Governance

dapat meningkatkan kinerjanya. Teori utama yang mendasari Good

Corporate Governance adalah agency theory yang dikembangkan oleh

Michael Johnson. Darmawati (2005,7) menyatakan bahwa :

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... Pertanggungjawaban bagi manajemen kepada semua pihak yang ... Risiko stratejik adalah risiko

 

16  

“Hubungan kegenan adalah sebuah kontrak antara principal dan

agen. Inti dari hubungan keagenan adalah adanya pemisahan

antara kepemilikan (pihak principal/investor) dan pengendalian

(pihak agent/manager). Investor memiliki harapan bahwa manajer

akan menghasilkan returns dari uang yang mereka investasikan”.

Kaihatu (2006) menyatukan bahwa manajemen perusahaan sebagai

agents bagi para pemegang saham, akan bertindak dengan penuh

kesadaran bagi kepentingannya sendiri, bukan sebagai pihak yang arif dan

bijaksana serta adil terhadap pemegang saham.

Berikut adalah uraian prinsip-prinsip GCG berdasarkan Pedoman

Good Corporate Governance perbankan Indonesia yang dikeluarkan oleh

Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance :

1. Keterbukaan (Transparency)

1. Bank harus mengungkapan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas,

akurat dan dapat diperbandingkan serta mudah diakses oleh stakeholders

sesuai dengan haknya.

2. Informasi yang harus diungkapkan meliputi tapi tidak terbatas pada hal-hal

yang bertalian dengan visi, misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan,

kondisi keuangan, susunan dan kompensasi pengurus, pemegang saham

pengendali, pejabat eksekutif, pengelolaan risiko (risk management),

sistem pengawasan dan pengendalian intern, status kepatuhan, sistem dan

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... Pertanggungjawaban bagi manajemen kepada semua pihak yang ... Risiko stratejik adalah risiko

 

17  

pelaksanaan GCG serta kejadian penting yang dapat mempengaruhi

kondisi bank.

3. Prinsip keterbukaan yang dianut oleh bank tidak mengurangi kewajiban

untuk memenuhi ketentuan rahasia bank sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi.

4. Kebijakan bank harus tertulis dan dikomunikasikan kepada pihak yang

berkepentingan (stakeholders) dan yang berhak memperoleh informasi

tentang kebijakan tersebut.

2. Akuntabilitas (Accountability)

a. Bank harus menetapkan tanggung jawab yang jelas dari

masing-masing organ organisasi yang selaras dengan visi,

misi, sasaran usaha dan trategi perusahaan

b. Bank harus meyakini bahwa semua organ organisasi bank

mempunyai kompetensi sesuai dengan tanggungjawabnya

dan memahami perannya dalam pelaksanaan GCG.

c. Bank harus memastikan terdapatnya check and balance

system dalam pengelolaan bank.

d. Bank harus memiliki ukuran kinerja dari semua jajaran

bank berdasarkan ukuran-ukuran yang disepakati

konsisten dengan menilai perusahaan, sasaran usaha, dan

trategi bank serta memiliki reward and punishment

system.

1. Tanggung Jawab (Responsibility)

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... Pertanggungjawaban bagi manajemen kepada semua pihak yang ... Risiko stratejik adalah risiko

 

18  

a. Untuk menjaga kelangsungan usahanya, bank harus

berpegang pada prinsip kehati-hatian (prudential banking

practices) dan menjamin dilaksanakannya ketentuan yang

berlaku.

b. Bank harus bertindak sebagai good corporate citizen

(perusahaan yang baik ) termasuk peduli terhadap

lingkungan dan melaksanakan tanggung jawab social.

2. Independensi (Independency)

a. Bank harus menghindari terjadinya dominasi yang tidak

wajar oleh stakeholder manapun dan tidak terpengaruh

oleh kepentingan sepihak serta bebas dari benturan

kepentingan (conflict of interest).

b. Bank dalam mengambil keputusan harus obyektif dan

bebas dari segala tekanan dari pihak manapun.

3. Kewajaran (Fairness)

1. Bank harus senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh

stakeholder berdasarkan azas kesetaraan dan kewajaran.

2. Bank harus memberikan kesempatan kepada seluruh

stakeholders untuk memberikan masukan dan

menyampaikan pendapat bagi kepentingan bank serta

mempunyai akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip

keterbukaan.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... Pertanggungjawaban bagi manajemen kepada semua pihak yang ... Risiko stratejik adalah risiko

 

19  

Penerapan Good Coorporate Governance (GCG) pada bank

dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja bank dan meminimumkan

kemungkinan manajer sebagai pengelola bank mengubah angka akuntansi

terutama laba untuk kepentingan pribadinya sehingga dapat mengurangi

kualitas informasi keuangan bank yang bersangkutan. Data untuk

pengukuran GCG diukur berdasarkan survey yang dilakukan oleh

Indonesian Institute for Corporate Governance (iicg) terhadap

perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI. Berdasarkan hasil survey

maka akan diperoleh Corporate Governance Perception Index (CGPI).

CGPI adalah program riset dan pemeringkatan penerapan GCG pada

perusahaan-perusahaan Indonesia melalui perancangan riset yang

mendorong perusahaan meningkatkan kualitas penerapan GCG. CGPI

berisikan skor berupa angka mulai dari 0 sampai dengan 100 yang

merupakan hasil survey mengenai penerapan GCG pada perusahaan uang

terdaftar di BEI.

3. Rentabilitas (Earning)

Analisis rasio rentabilitas bank adalah alat ukur untuk mengukur

tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang

bersangkutan. Salah satu tujuan utama suatu bank pada umumnya adalah

untuk memperoleh keuntungan. Untuk mengukur kinerja suatu bank

adalah dengan mengukur kemampuan suatu bank untuk memperoleh

keuntungan (profit). Return on Asset (ROA) memfokuskan kemampuan

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... Pertanggungjawaban bagi manajemen kepada semua pihak yang ... Risiko stratejik adalah risiko

 

20  

perusahaan unruk memperoleh rentabilitas dalam operasi perusahaan,

sedangkan Return on Equity (ROE) hanya mengukur return yang diperoleh

dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut (Siamat, 2002).

Rasio yang dapat dipakai untuk menilai profitabilitas adalah Net Interst

Margin.

Menurut Suad Husnan (2001), semakin besar ROA maka kinerja

keuangan bank juga akan semakin baik karena tingkat kembalian (return)

akan semakin besar. Apabila ROA meningkat, profitabilitas perusahaan

meningkat, kinerja perusahaan juga meningkat.

4. Permodalan (Capital)

Pada permodalan (capital) bank-bank diwajibkan oleh Bank

Indonesia untuk memelihara kewajiban penyediaan modal minimu sebesar

8%. Penilaiannya ada pada Capital Adequancy Ratio (CAR) dengan

jumlah minimal 8%. CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa

besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit,

penyertaan, surat berharga, tagahan pada bank lain) ikut dibiayai dari

modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber

diluar bank.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... Pertanggungjawaban bagi manajemen kepada semua pihak yang ... Risiko stratejik adalah risiko

 

21  

2.1.7 Perbedaan Metode CAMEL dan Metode RGEC

Menurut Age Etri Budiarti (2012), mengatakan bahwa sebenarnya sistem

penilaian kesehatan antara CAMEL tidak jauh berbeda dengan RGEC. Beberapa

bagian tampak masih sama dengan masih digunakannya sistem penilaian

permodalan dan rentabilitas. Adapun sistem penilaian manajemen yang diganti

menjadi Good Corporate Governance. Sedangkan untuk komponen kualitas asset

dan likuiditas dijadikan satu dalam komponen profil risiko.

1. Kualitas Aset dan Likuiditas CAMEL menjadi Profil Risiko RGEC

Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/24/PBI/2011, profil

risiko yang wajib dinilai terdiri dari risiko kredit, risiko pasar, dan risiko

likuiditas. Untuk penilaian kualitas asset memiliki kesamaan dalam

penilaian risiko kredit pada profil risiko. Adapun untuk penilaian

likuiditas memiliki kesamaan dalam penilaian risiko likiditas pada profil

risiko.

a. Risiko Kredit

Dengan menggunakan perhitungan rasio Non Performing Loan :

𝑁𝑃𝐿 =𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡  𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙  𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑥  100%

Sumber : Jumingan, (2011:245).

b. Risiko Pasar

Dengan menggunakan perhitungan rasio Interest Rate Risk :

𝐼𝑅𝑅 =𝑅𝑆𝐴  (𝑅𝑎𝑡𝑒  𝑆𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑖𝑣𝑒  𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠)  

𝑅𝑆𝐿  (𝑅𝑎𝑡𝑒  𝑆𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑖𝑣𝑒  𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠) 𝑥  100%

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... Pertanggungjawaban bagi manajemen kepada semua pihak yang ... Risiko stratejik adalah risiko

 

22  

Sumber : (SE BI 13/24/DPNP/2011)

c. Risiko Likuiditas

Dengan menggunakan perhitungan rasio-rasio sebagai berikut :

1. Loan to Deposit Ratio (LDR)

𝐿𝐷𝑅 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙  𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡

𝐷𝑎𝑛𝑎  𝑃𝑖ℎ𝑎𝑘  𝐾𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎 𝑥  100%

Sumber : Irmayanto dkk, (2009:90)

2. Loan to Assets Ratio (LAR)

𝐿𝐴𝑅 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙  𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙  𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑥  100%

Sumber : Jumingan, (2011:244)

3. Cash Ratio

𝐶𝑎𝑠ℎ  𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =𝐴𝑙𝑎𝑡 − 𝑎𝑙𝑎𝑡  𝐿𝑖𝑘𝑢𝑖𝑑  𝑦𝑎𝑛𝑔  𝐷𝑖𝑘𝑢𝑎𝑠𝑎𝑖

𝐷𝑎𝑛𝑎  𝑃𝑖ℎ𝑎𝑘  𝐾𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎 𝑥  100%

Sumber : (SE BI No. 6/23/DPNP/2004)

2. Manajemen CAMEL menjadi Good Corporate Governance RGEC

Pada manajemen CAMEL, selain menggunakan parameter atau

indikator Good Corporate Governance pada manajemen umum,

digunakan pula penerapan sistem sistem manajemen risikonya serta

ketentuan bank terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, dimana pada

komponen RGEC, ketentuan tersebut mengacu pada ketentuan Bank

Indonesia mengenai Bank Umum yang terdiri dari :

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... Pertanggungjawaban bagi manajemen kepada semua pihak yang ... Risiko stratejik adalah risiko

 

23  

a. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris.

b. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi.

c. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite.

d. Penanganan benturan kepentingan.

e. Penerapan fungsi kepatuhan bank.

f. Penerapan fungsi audit intern.

g. Penerapan fungsi audit ekstern.

h. Penerapan fungsi manajemen risiko dan pengendalian intern

i. Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan debitur

besar (large exposures).

j. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan, laporan

pelaksanaan GCG dan laporan internal.

k. Rencana strategis bank.

3. Rentablitas CAMEL dan RGEC

Pada rentabilitas CAMEL, terdapat parameter atau indikator

perhitungan BOPO (Beban Operasional dibagi dengan Pendapatan

Operasional), sedangkan rentabilitas RGEC tidak ada perhitungan BOPO.

Sebagai gantinya, pada rentabilitas RGEC terdapat parameter atau

indikator Beban Operasional dibagi dengan Total Aset dan Pendapatan

Operasional yang juga dibagi dengan Total Aset. Penilaian terhadap

faktor rentabilitas didasarkan pada dua rasio yaitu :

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... Pertanggungjawaban bagi manajemen kepada semua pihak yang ... Risiko stratejik adalah risiko

 

24  

a. Return on Assets (ROA) atau Rasio laba sebelum pajak

terhadap rata-rata total asset.

𝑅𝑂𝐴 =𝐿𝑎𝑏𝑎  𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚  𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎  𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙  𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑥  100%

Sumber : Siamat, (2005:213)

b. Net Interst Margin (NIM) atau Rasio pendapatan bunga bersih

terhadap rata-rata total asset.

𝑁𝐼𝑀 =𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛  𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎  𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎  𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎  𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑥  100%

Sumber : Taswan, (2010:559)

4. Permodalan CAMEL dan RGEC

Capital Adequancy Ratio (CAR) adalah rasio kinerja bank untuk

mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva

yang mengandung atau menghasilkan risiko (Kasmir, 2009:198). Untuk

perhitungan CAR baik untuk CAMEL maupun RGEC menggunakan

rumus yang sama, namun perbedaannya terletap pada perhitungan ATMT

(Aktiva Tertimbang Menurut Risiko) pada CAMEL, yang masih

menggunakan regulasi basel I, yaitu perhitungan ATMR dengan

menggunakan risiko kredit dan pasar saja. Sedangkan untuk perhitungan

ATMR pada RGEC, dimana regulasi basel II sudah digunakan, yaitu

dengan menggunakan risiko kredit dan risiko pasar dan ditambah dengan

menggunakan risiko operasional.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... Pertanggungjawaban bagi manajemen kepada semua pihak yang ... Risiko stratejik adalah risiko

 

25  

𝐶𝐴𝑅 =𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙

𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎  𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔  𝑀𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡  𝑅𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜 𝑥  100%

Sumber : Taswan, (2010:559)

2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya tentang penilaian

kesehatan bank antara lain dilakukan oleh :

a. Bayu Aji Permana (2012) melakukan penelitian mengenai analisis

tingkat kesehatan bank berdasarkan metode CAMELS dan RGEC.

Hasil penelitian yang menggunakan analisis deskiptif memberikan

kesimpulan bahwa metode CAMELS sebenarnya telah memberikan

gambaran tingkat kesehatan bank yang efektif akan tetapi metode

CAMELS tidak memberikan suatu kesimpulan yang mengarahkan ke

satu penilaian. Sedangkan metode RGEC lebih menekankan akan

pentingnya kualitas manajemen. Manajemen yang berkualitas

tentunya akan mengangkat faktor pendapatan dan juga faktor

permodalan secara langsung maupun tidak langsung.

b. Ni Putu Noviantini Permata Yessi (2015) melakukan penelitian

mengenai analisis tingkat kesehatan PT. Bank Sinar Harapan Bali

Periode 2010-2012 menggunakan RGEC. Penelitian ini menggunakan

laporan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.pdf · KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... Pertanggungjawaban bagi manajemen kepada semua pihak yang ... Risiko stratejik adalah risiko

 

26  

tahun 2010-2012 dan didapatkan bukti empiris bahwa PT. Bank Sinar

Harapan Bali memiliki predikat sehat berdasarka metode RGEC.

c. Khisti Minarrohmah, Fransisca Yaningwati, dan Nila Firdausi Nuzula

(2014) melakukan penelitian mengenai analisis tingkat kesehatan bank

dengan menggunakan pendekatan RGEC (Risk Profile, Good

Corporate Governance, Earnings, Capital). Berdasarkan hasil

penelitian yang telah dilakukan pada PT. Bank Central Asia dengan

menggunakan metode RGEC ini menunjukkan predikat kesehatan

bank pada periode 2011-2013 secara keseluruhan sangat sehat.