bab ii kajian pustaka 2.1 kajian teori -...

14
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI Deskripsi teoretis merupakan kajian teori yang menjadi landasan dalam sebuah penelitian, hal ini penting sebab setiap penelitian harus ada teori yang menjadi dasar acuannya. Dari deskripsi teoretis tergambarkan pengertian tiap-tiap variabel yang diteliti, sehingga tidak menimbulkan salah pengertian atau pengertian ganda. 2.1.1 Metode Pembelajaran Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah psikis dan pola pikir anak didiknya dari tidak tahu menjadi tahu serta mendewasakan anak didiknya. Salah satu hal yang harus dilakukan oleh guru adalah dengan mengajar di kelas. Salah satu yang paling penting adalah performance guru di kelas. Bagaimana seorang guru dapat menguasai keadaan kelas sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan. Dengan demikian guru harus menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya. Banyak metode mengajar digunakan oleh para guru dalam proses belajar mengajar. Semua metode mengajar itu dapat diterapkan. “Metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud tertentu, cara menyelidiki (mengajar dan sebagainya)”. (W.J.S Poerwadarminta, 1986:646). Menurut Joni dalam bukunya “Strategi Belajar Mengajar” adalah sebagai berikut: Metode mengajar adalah cara, yang fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dengan cara-cara yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan pengajaran. Beberapa macam metode pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam mendukung keberhasilan pembelajaran antara lain: a. Metode Ceramah b. Metode Diskusi c. Metode Demonstrasi d. Metode Resitasi

Upload: doanhanh

Post on 09-Apr-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2098/3/T1_262010781_BAB II.pdf · ... guru harus beberapa kali mencobanya terlebih

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 KAJIAN TEORI

Deskripsi teoretis merupakan kajian teori yang menjadi landasan dalam sebuah

penelitian, hal ini penting sebab setiap penelitian harus ada teori yang menjadi dasar

acuannya. Dari deskripsi teoretis tergambarkan pengertian tiap-tiap variabel yang diteliti,

sehingga tidak menimbulkan salah pengertian atau pengertian ganda.

2.1.1 Metode Pembelajaran

Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan

segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah psikis dan pola pikir anak

didiknya dari tidak tahu menjadi tahu serta mendewasakan anak didiknya. Salah satu hal yang

harus dilakukan oleh guru adalah dengan mengajar di kelas. Salah satu yang paling penting

adalah performance guru di kelas. Bagaimana seorang guru dapat menguasai keadaan kelas

sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan. Dengan demikian guru

harus menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.

Banyak metode mengajar digunakan oleh para guru dalam proses belajar mengajar.

Semua metode mengajar itu dapat diterapkan. “Metode adalah cara yang teratur dan terpikir

baik-baik untuk mencapai suatu maksud tertentu, cara menyelidiki (mengajar dan

sebagainya)”. (W.J.S Poerwadarminta, 1986:646). Menurut Joni dalam bukunya “Strategi

Belajar Mengajar” adalah sebagai berikut: Metode mengajar adalah cara, yang fungsinya

merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dengan cara-cara yang dilaksanakan untuk mencapai

tujuan pengajaran.

Beberapa macam metode pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam

mendukung keberhasilan pembelajaran antara lain:

a. Metode Ceramah

b. Metode Diskusi

c. Metode Demonstrasi

d. Metode Resitasi

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2098/3/T1_262010781_BAB II.pdf · ... guru harus beberapa kali mencobanya terlebih

7

e. Metode Eksperimental

f. Metode Study Tour, dll

Metode tersebut digunakan sesuai dengan materi pembelajaran yang akan

disampaikan dan karakteristik siswa yang dihadapi.

2.1.2 Metode Demonstrasi

Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk

mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode

demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan

mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik

sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas

dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa

hanya sekadar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran

lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung

keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.

a. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi

Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa kelebihan, di

antaranya:

1) Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab

siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.

2) Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi

juga melihat peristiwa yang terjadi.

3) Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk

membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih

meyakini kebenaran materi pembelajaran.

Di samping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki

beberapa kelemahan, di antarannya:

1) Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa

persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan

metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukan

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2098/3/T1_262010781_BAB II.pdf · ... guru harus beberapa kali mencobanya terlebih

8

suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu,

sehingga dapat memakan waktu yang banyak.

2) Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang

berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal

dibandingkan dengan ceramah.

3) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus,

sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Di samping itu demonstrasi

juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan

proses pembelajaran siswa.

b. Langkah-langkah Menggunakan Metode Demonstrasi

Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:

1) Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi

berakhir.

2) Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.

3) Lakukan uji coba demonstrasi.

Tahap Pelaksanaan

1) Langkah pembukaan.

Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, di

antaranya:

a) Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan

dengan jelas apa yang didemonstrasikan.

b) Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.

c) Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa

ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan

demonstrasi.

2) Langkah pelaksanaan demonstrasi.

a) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk

berpikir, misalnya melalui pertanyaanpertanyaan yang mengandung teka-teki

sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2098/3/T1_262010781_BAB II.pdf · ... guru harus beberapa kali mencobanya terlebih

9

b) Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang

menegangkan.

c) Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan

memerhatikan reaksi seluruh siswa.

d) Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut

sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.

3) Langkah mengakhiri demonstrasi.

Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri

dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan

demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk

meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain

memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi

bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.

2.1.3 Media Pembelajaran

a. Pengertian media

Menurut poerwadarminta (1988:578) media berasal dari kata medium yang secara

harfiah berarti perantara. Sedangkan pembelajaran menurut TIM MKDK IKIP Semarang

(sekarang UNNES) (1996:10) menyebutkan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar yang

dilakukan guru untuk membantu siswa dalam memahami pelajaran tertentu. Dari pengertian

diatas dapat dikatakan bahwa media pembelajaran adalah alat yang digunakan oleh guru

sebagai perantara untuk membantu siswa dalam materi tertentu.

Dari dua pengertian maka dapat dikatakan bahwa media pembelajaran adalah alat

yang digunakan oleh guru untuk membantu siswa dalam materi pelajaran tertentu.

Memperhatikan pengertian media pembelajaran ini maka secara luas dapat dikatakan bahwa

semua alat atau benda yang digunakan sebagai alat untuk membantu siswa dalam

memahami makna makna pelajaran.Media pembelajaran dibagi menjadi dua kelompok yaitu

media canggih dan media sederhana. Media canggih adalah media yang hanya dapat dibuat

pabrik yang terdiri dari komponen yang rumit dan biasanya memerlukan listrik dalam

penyajiannya, sedangkan media sederhana adalah yang dibuat gurudan dalam

penggunaanya tidak memerlukan listrik, yang terdiri atas gambar diam, analis, display dan

realita.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2098/3/T1_262010781_BAB II.pdf · ... guru harus beberapa kali mencobanya terlebih

10

Menurut Deni Setiawan (2006: 2.5) menyebutkan bahwa media chart adalah suatu

media datar yang menggambarkan keadaan tertentu. Sedangkan kartu kalimat merupakan

lembaran kertas yang berisikan kalimat tertentu. Dalam perbaikan pembelajaran media chart

digunakan untuk membantu siswa menentukan letak dari ruang dalam rumah. Sedang kartu

kalimat merupakan sarana untukmemperjelas tempat ruangan dalam rumah.

b. Fungsi Media Pembelajaran

Secara umum manfaat media dalam dalam proses pembelajaran adalah

memperlancar interaksi antara guru dan siswa, sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih

efektif dan efisien. Tetapi secara lebih khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci.

Beberapa manfaat media dalam pembelajaran yaitu:

1) menyampaikan materi dapat diseragamkan;

2) proses pembelajaran lebih jelas;

3) proses pembelajaran lebih efiktif;efisien dalam waktu dan tenaga;

4) meningkatkan hasil kualitas belajar siswa;

5) media memungkinkan proses belajar mengajar dapat dilakukan dimana saja;

6) media dapat menumbuhkan sikap positif secara terhadap materi dan proses belajar;

7) mengubah peran guru, bukan hanya sebagai sumber ilmu tetapi sebagaifasilitator dan

motifator.

2.1.4 Matematika

a. Pengertian matematika

H. D. Klausterman dalam The Liang Gie (1993:21) Matematika adalah ilmu dalam

hal menghitung dan hal mengukur, yang diambil dalam arti seluas-luasnya dan didalamkan

sampai akibat-akibat yang sejauh-jauhnya. Bertrand Russel dalam hadiwijoyo (1986:4)

Matematika ialah sain yang menarik kesimpulan–kesimpulan yang diperlukan. Matematika

adalah sain yang berhubungan dengan deduksi secara logis akibat–akibat dari pangkal

pendapat umum dari semua penalaran.

W.W Swayer dalam The Liang Gie (1993:28) matematika adalah dipakai dalam

suatu cara yang tidak setiap orang dapat menyetujuinya. Ini dipahami dalam suatu makna

yang amat luas mencakup hampir setiap macam keteraturan yang dapat dikenali oleh pikiran.

b. Teori Pembelajaran Matematika

1) Teori Ausubel

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2098/3/T1_262010781_BAB II.pdf · ... guru harus beberapa kali mencobanya terlebih

11

Teori makna (meaning theory) dari Ausubel (Brownell dan Chazal)

mengemukakan pentingnya pembelajaran bermakna dalam mengajar matematika.

Kebermaknaan pembelajaran akan membuat kegiatan belajar lebih menarik, lebih

bermanfaat, dan lebih menantang, sehingga konsep dan prosedur matematika akan

lebih mudah dipahami dan lebih tahan lama diingat oleh peserta didik.

2) Teori Vygotsky

Teori Vigotsky berusaha mengembangkan model konstruktivistik belajar

mandiri dari Piaget menjadi belajar kelompok. Dalam membangun sendiri

pengetahuannya, peserta didik dapat memperoleh pengetahuan melalui kegiatan yang

beraneka ragam dengan guru sebagai fasilitator.

3) Teori Jerome Bruner

Teori Bruner berkaitan dengan perkembangan mental, yaitu kemampuan

mental anak berkembang secara bertahap mulai dari sederhana ke yang rumit, mulai

dari yang mudah ke yang sulit, dan muali dari yang nyata atau konkret ke yang abstrak.

Secara lebih jelas bruner menyebut tiga tindakan dalam mengakomodasikan keadaan

peserta didik, yaitu:

a) tahap enactive (manipulasi objek langsung),

b) tahap iconic (manipulasi objek tidak langsung), dan

c) tahap symbolic (manipulasi symbol).

2.1.5 Belajar

Teori tentang belajar telah di kemukakan oleh banyak ahli di bidang pendidikan.

Diantaranya adalah menyatakan behwa teori belajar mendeskripsikan pembelajaran:

a. Usaha guru menyentuh tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan

agar terjadi hubungan stimulus (lingkungan) dengan tingkah laku si pelajar menurut

aliran behavioristik.

b. Cara guru memberikan kesempatan kepada si pelajar untuk berfikir agar memahami

apa yang dipelajari, menurut aliran kognitif.

c. Memberikan kebebasan kepada si pelajar untuk memilih buku pelajaran dan cara

mempelajari sesuai dengan minat dan kemampuannya, menurut aliran humanistik.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2098/3/T1_262010781_BAB II.pdf · ... guru harus beberapa kali mencobanya terlebih

12

Jean Piaget mengemukakan tiga prinsip utama pembelajaran yaitu:

a. Belajar aktif yaitu anak sendiri yang lebih aktif dalam proses belajar mengajar.

b. Belajar lewat interaksi social yaitu anak dapat belajar bersama teman lainnya maupun

orang lain disekitar anak berinteraksi.

c. Belajar lewat pengalaman sendiri, anak langsung praktek dalam proses pembelajaran

agar menimbulkan pengalaman-pengalaman yang bermanfaat.

d. Belajar yang dimaksud adalah perubahan kegiatan karena reaksi terhadap lingkungan

dan bersifat permanen atau tidak bersifat sementara. Sedangkan menurut Sardiman

menyatakan bahwa belajar adalah “berubah” dalam hal ini yang dimaksud belajar

adalah usaha mengubah tingkah laku.

Jadi belajar akan membawa sesuatu perubahan pada individu-individu yang belajar.

Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan perubahan ilmu pengetahuan, tetapi juga

berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian

diri. Jelasnya menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi seseorang.

Mengajar adalah hak yang harus diraih, dan diberikan siswa, bukan oleh Depatemen

Pendidikan. Belajar dari segala devinisinya adalah kegiatan full-contack. Dengan kata lain

belajar melibatkankan semua aspek kepribadian manusia, pikiran, perasaan, dan bahasa

tubuh, disamping pengetahuan, sikap, dan keyakinan sebelumnya serta persepsi mendatang.

Dengan demikian karena belajar berurusan dengan orang secara keseluruhan, hak untuk

memudahkan belajar tersebut harus diberikan oleh Guru dan diraih oleh Siswa.

Mengingat mengajar pada hakikatnya merupakan upaya guru dalam menciptakan

situasi belajar, metode yang digunakan guru diharapkan mampu menumbuhkan berbagai

kegiatan belajar bagi pelajar sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Dengan perkataan

lain proses belajar mengajar merupakan proses interaksi edukatif antara guru yang

menciptakan suasana belajar dan pelajar yang memberi respon terhadap upaya guru

tersebut. Oleh sebab itu metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat

menumbuhkan kegiatan belajar mengajar bagi pelajar dan upaya guru dalam memilih model

pembelajaran yang baik.

Berdasarkan pengertian tersebut di atas maka pada prinsipnya tujuan belajar adalah

sama saja yaitu perubahan tingkah laku menjadi lebih baik. Sedangkan yang membedakan

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2098/3/T1_262010781_BAB II.pdf · ... guru harus beberapa kali mencobanya terlebih

13

hanyalah cara atau usaha mencapai tujuan belajar tersebut. Beberapa hal yang berkaitan

dengan belajar adalah sebagai berikut:

a. Situasi belajar harus bertujuan.

b. Tujuan belajar timbul dari kehidupan anak itu sendiri.

c. Hasil belajar yang utama ialah pola tingkah laku yang bulat.

d. Proses belajar terutama mengerjakan hal-hal yang sebenarnya, belajar apa yang

diperbuat dan mengerjakan apa yang dipelajari.

e. Kegiatan-kegiatan dan hasil belajar dipersatukan dan dihubungkan dengan tujuan

dalam situasi belajar.

f. Peserta didik memberikan reaksi secara keseluruhan, dari lingkungan yang bermakna

baginya, dan diarahkan serta dibantu oleh orang-orang yang berada dalam lingkungan

itu.

Belajar juga didefinisikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku sebagai

hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-

perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.

Belajar merupakan perubahan tingkah laku bisa berbentuk kecakapan, kebiasaan,

sikap, pengertian, pengetahuan, atau apresiasi (penerimaan atau penghargaan). Perubahan

tersebut bisa meliputi keadaan dirinya, pengetahuan atau perbuatannya. Orang yang sudah

melakukan perbuatan belajar sudah bisa merasakan lebih baik, bahagia, lebih pandai

menjaga kesehatan, memanfaatkan alam sekitar, meningkatkan pengabdian untuk

kepentingan umum, serta dapat berbicara lebih baik.

2.1.6 Hasil belajar dan penilaian

Kata “hasil” menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya aktivitas atau proses

yang mengakibatkan berubahnya input secara profesional. Sedangkan belajar adalah proses

perubahan tingkah laku individu. Jadi hasil belajar adalah suatu perolehan akibat proses

perubahan tingkah laku individu. Hasil belajar seseorang diharapkan selalu mengalami

peningkatan agar pembelajaran yang di lakukannya menjadi bermakna.

Hasil balajar merupakan hasil kemampuan kecakapan dan keterampilan serta sikap

yang dinilai pada siswa berupa angket-angket dari hasil pengukuran dengan test. Hasil belajar

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2098/3/T1_262010781_BAB II.pdf · ... guru harus beberapa kali mencobanya terlebih

14

dapat diartikan sebagai tingkat kemampuan aktual yang dapat diukur berupa penguasaan ilmu

pengetahuan, sikap dan keterampilan sehingga hasil dari proses belajar mengajar. Jadi

Hasil belajar diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang

esudah melakukan kegiatan belajar.

Hasil belajar merupakan kemampuan secara kuwalitatif lebih tinggi bila dibandingkan

dengan kemampuan yang telah dimiliki sebelumya. Hasil belajar tersebut biasanya diukur

melalui ulangan atau test untuk memperolah suatu angka indeks dalam menentukan berhasil

tidaknya siswa dalam belajar.

Dalam merancang penilaian pembelajaran yang mendidik perlu diperhatikan prinsip-

prinsip penilaian sebagai berikut:

a. Integral dan Komprehensif

Penilaian dilakukan secara utuh dan menyeluruh terhadap semua aspek pembelajaran.

b. Kesinambungan

Penilaian dilakukan secara terencana dan terus menerus dan bertahap untuk

memperoleh gambaran tentang perkembangan tingkahlaku peserta didik sebagai hasil

dari proses belajar.

c. Obyektif

Penilaian dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang handal dann dilaksanakan

secara obyektif.

d. kemampuan membaca, menulis, dan berhitung

e. mengacu pada indikator-indikator dari masing-masing kompetensi dasar dari setiap mata

pelajaran.

f. Penilaian terhadap proses dan hasil belajar peserta didik.

g. Hasil karya atau hasil kerja peserta didik dapat digunakan sebagai bahan masukan guru

dalam mengambil keputusan.

Gagne mengungkapkan ada lima kategori hasil belajar yakni informasi verbal,

kecakapan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan keterampilan. Sementara Bloom

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2098/3/T1_262010781_BAB II.pdf · ... guru harus beberapa kali mencobanya terlebih

15

mengungkapkan tiga kawasan tujuan pengajaran yang merupakan kemampuan seseorang

yang harus dicapai dan merupakan hasil belajar yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Beberapa fungsi hasil belajar:

a. Hasil belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai

oleh siswa.

b. Hasil belajar sebagai lambang pemuas hasrat ingin tahu.

c. Hasil belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan, asumsinya bahwa hasil

belajar dapat dijadikan pendorong bagi siswa dalam meningkatkan IPTEK serta berperan

sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Menurut Nana Sudjana hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar

mengajar yang optimal ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai berikut:

a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri

siswa. Siswa tidak mengeluh dengan Hasil yang rendah dan ia akan berjuang lebih keras

untuk memperbaikinya atau setidaknya mempertahankan apa yang telah dicapai.

b. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan dirinya dan

percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila ia

berusaha sebagaimana mestinya.

c. Hasil belajar yang dicapai bermakna dari dirinya, seperti akan tahan lama diingat,

membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, kemauan dan

kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreativitasnya.

d. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup

ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotorik,

keterampilan atau perilaku.

e. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri terutama

dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan

usaha belajarnya.

Pembelajaran akan lebih menarik dan berhasil bila dihubungkan dengan

pengalaman, dalam hal ini anak bisa melihat, mencoba, mengecap, berbuat, berfikir dan

sebagainya. Salah satu cara untuk membantu keadaan pembelajaran tersebut diatas yaitu

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2098/3/T1_262010781_BAB II.pdf · ... guru harus beberapa kali mencobanya terlebih

16

dengan menggunakan media. Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk

jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar pesan dari

pengirim ke penerima pesan.

Waktu dan model pembelajaran sangat penting dalam proses pembelajaran karena

didalam proses pembelajaran itu merupakan proses komunikasi antara guru dan siswa.

Dalam proses komunikasi, guru dapat menyampaikan apa yang dimilikinya kepada siswa

dengan tujuan agar pengetahuan yang dimilikinya dapat pula dimiliki oleh siswanya. Oleh

karena itu setiap guru atau orang yang bertindak sebagai komunikator diharapkan memikirkan

cara-cara komunikasi yang efektif agar pengetahuan, pengalaman, atau gagasan yang

dikomunikasikan dapat ditangkap, dipahami, dan dipelajari oleh orang lain.

Adapun dalam membuat penilaian menggunakan skala penilaian 1-100. Hal ini

memungkinkan melakukan penilaian yang lebih halus karena terdapat 100 bilangan bulat.

Nilai 5,5 dan 6,4 dalam skala 1-10 yang biasanya dibulatkan menjadi 6, dalam skala 1-100 ini

boleh dituliskan dengan 55 dan 64.

Setelah diketahui nilai dengan menggunakan skala 1-100 langkah selanjutnya

adalah membuat penafsiran terhadap angka-angka yang sudah jadi dengan menggunakan:

a. Melihat pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) apabila nilainya dibawah KKM maka

belum tuntas, dan nilai sama dengan atau lebih dari KKM maka tuntas.

b. Skala huruf dan keterangan interpretasinya. Dalam hal ini memakai pedoman dari

Suharsimi Arikunto dengan membuat tabel penilaian sebagai berikut:

Angka 1-100 Huruf Keterangan

80-100 A Baik Sekali

66-79 B Baik

56-65 C Cukup

40-55 D Kurang

30-39 E Gagal

2.1.7 Bilangan bulat

Menurut (Moeliono, 1998:116) Bilangan bulat merupakan bilangan yang bukan

pecahan. Sedangkan (Jaelani, 2005:27) bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri atas

bilangan bulat positif, bilangan nol, dan bilangan bulat negatif.

. . . . . . . . . . . . . . . .

-8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8

bilangan bulat negatif nol bilangan bulat positif

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2098/3/T1_262010781_BAB II.pdf · ... guru harus beberapa kali mencobanya terlebih

17

Selain media mistar hitung, penggunaan manik positi negatif sangat membantu

dalam pemahaman konsep operasi hitung bilangan bulat untuk siswa kelas IV.

adalah manik postif

adalah manik negatif

Dalam penggunaannya harus memahami konsep pengurangan (diambil),

penjumlahan (ditambah) sehingga tanda positif dan negatif tidak salah dalam operasi

hitung bilangan bulat. Apabila terdapat pasangan manik positif dan negatif maka

nilainya nol (0).

Seperti contoh berikut ini:

4 + (-2) = ... (artinya, empat manik positif ditambah dua manik negatif)

4 manik – manik positif =

2 manik – manik negatif =

hasilnya = 0 + 0 + 2 manik positif

2.1.8 Penggunaan Manik-manik melalui metode demonstrasi

Dalam penggunaannya, dapat melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1. Guru menjelaskan cara penggunaan manik-manik.

2. Siswa dibagikan manik-manik secara berkelmpok maupun individu.

3. Siswa bersama guru mendemonstrasikan manik-manik tersebut pada pengerjaan latihan

yang sudah disediakan oleh guru.

4. Siswa mendemonstrasikan sendiri cara menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat

dengan menggunakan manik-manik.

2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Peningkatan hasil belajar matematikadengan menerapkan model STAD. Dengan media

manik-manik pada siswa kelas 2 SD Sumur 03 May Syaroh Lies Wurtanti mahasiswa

IKSW 2011. Inggit Megasari juga pernan meniliti dengan judul “Meningkatkan Hasil

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2098/3/T1_262010781_BAB II.pdf · ... guru harus beberapa kali mencobanya terlebih

18

Belajar Matematika dengan Metode Demonstrasi”, kerja kelompok dengan mediamanik-

manik pada siswa kelas 4 SD Surjo 03 Kecamatan Bawang Kabupaten Batang. Di dalam

peneliian tersebut juga terbukti hasil belajar siswa meningkat.

2.3 KERANGKA BERPIKIR

Siswa kelas IV SD Negeri Surjo 02 Kecamatan Bawang pada mata pelajaran

Matematika secara umum mempunyai hasil belajar yang baik. Rata-rata nilai sudah diatas

Kriteri Ketuntasan Minimal yaitu diatas 65. Namun apabila memasuki materi bilangan

bulat akan menemui banyak permasalahan yang menimbulkan banyak peserta didik yang

memperoleh nilai di bawah KKM. Dapat ditarik kesimpulan meskipun secara umum mata

pelajaran matematika sudah baik, namun khusus pada materi bilangan bulat masih

rendah.

Kemampuan siswa pada materi bilangan bulat harus ditingkatkan. Jadi, muncullah

masalah mendesak yang harus segera dipecahkan, yaitu ”Bagaimana cara meningkatkan

kemampuan matematika pada materi bilangan bulat bagi siswa Kelas IV SD Negeri Surjo

02?

Untuk mengatasi masalah tersebut, maka Guru Kelas IV SD Negeri Surjo 02

Kecamatan Bawang berkolaborasi dengan dosen pembimbing dan Kepala Sekolah

bermaksud untuk menerapkan metode demonstrasi, dengan tujuan meningkatkan hasil

belajar siswa. Hal ini dapat dilihat pada diagram berikut:

Diagram

Alur Pemikiran Peningkatan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Bilangan Bulat Melalui Metode Demonstrasi dan Media manik-manik

Hasil belajar matematika rendah

Hasil belajar matematika meningkat

Pembelajaran matemtika abstrak “menggunakan media manik-manik”

Pembelajaran matemtika konfensinal “menggunakanmetode demonstrasi”

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2098/3/T1_262010781_BAB II.pdf · ... guru harus beberapa kali mencobanya terlebih

19

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah:

“Dengan menggunakan metode demonstrasidan media manik dalam pembelajaran

matematika pada bilangan bulat, maka hasil belajar matematika pada siswa kelas IV

SDN Surjo 02 Kabupaten Batang akan meningkat”