bab ii kajian pustaka 2.1 kajian teori 2.1.1 pembelajaran ... · pembelajaran tematik kelas 4...

26
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik terpadu yang diterapkan di SD dalam kurikulum 2013 berlandaskan pada Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah yang menyebutkan, bahwa “sesuai dengan standar kompetensi lulusan dan standar isi, maka prinsip pembelajaran yang digunakan dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu.” Pelaksanaan kurikulum 2013 pada SD/MI dilakukan melalui pembelajaran dengan pendekatan tematik-terpadu dari kelas 1 sampai kelas 6. Trianto (2010:70), menyebutkan bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memeberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada siswa. Tema yang diberikan merupakan pokok pikiran atau gagasan pokok yang menajadi topik pembelajaran. Pembelajaran terpadu didefinisikan sebagai pembelajaran yang menghubungkan berbagai gagasan, konsep, keterampilan, sikap, dan nilai, baik antar mata pelajaran maupun dalam satu mata pelajaran. Pembelajaran tematik memberi penekanan pada pemilihan suatu tema yang spesifik yang sesuai dengan materi pelajaran, untuk mengajar satu atau beberapa konsep yang memadukan berbagai informasi. Permendikbud Nomor 81A tahun 2013 lampiran IV menyebutkan bahwa Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan dimana peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran.

Upload: others

Post on 13-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ... · Pembelajaran tematik kelas 4 semester 2 terdiri dari 5 tema yaitu tema 5 pahlawanku, tema 6 indahnya negeriku, tema

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik terpadu yang diterapkan di SD dalam kurikulum

2013 berlandaskan pada Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang

standar proses pendidikan dasar dan menengah yang menyebutkan, bahwa

“sesuai dengan standar kompetensi lulusan dan standar isi, maka prinsip

pembelajaran yang digunakan dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran

terpadu.” Pelaksanaan kurikulum 2013 pada SD/MI dilakukan melalui

pembelajaran dengan pendekatan tematik-terpadu dari kelas 1 sampai kelas 6.

Trianto (2010:70), menyebutkan bahwa pembelajaran tematik

merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan

beberapa mata pelajaran sehingga dapat memeberikan pengalaman belajar

yang bermakna kepada siswa. Tema yang diberikan merupakan pokok pikiran

atau gagasan pokok yang menajadi topik pembelajaran.

Pembelajaran terpadu didefinisikan sebagai pembelajaran yang

menghubungkan berbagai gagasan, konsep, keterampilan, sikap, dan nilai,

baik antar mata pelajaran maupun dalam satu mata pelajaran. Pembelajaran

tematik memberi penekanan pada pemilihan suatu tema yang spesifik yang

sesuai dengan materi pelajaran, untuk mengajar satu atau beberapa konsep

yang memadukan berbagai informasi.

Permendikbud Nomor 81A tahun 2013 lampiran IV menyebutkan

bahwa Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran

yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung.

Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan dimana peserta didik

mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan

psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang

dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ... · Pembelajaran tematik kelas 4 semester 2 terdiri dari 5 tema yaitu tema 5 pahlawanku, tema 6 indahnya negeriku, tema

8

Pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan belajar mengamati,

menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan

mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis.

Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan

langsung atau yang disebut dengan instructional effect.

Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi

selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan

khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai

dan sikap. Berbeda dengan pengetahuan tentang nilai dan sikap yang

dilakukan dalam proses pembelajaran langsung oleh mata pelajaran tertentu,

pengembangan sikap sebagai proses pengembangan moral dan perilaku

dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan yang terjadi

di kelas, sekolah, dan masyarakat. Dalam proses pembelajaran Kurikulum

2013, semua kegiatan yang terjadi selama belajar di sekolah dan di luar dalam

kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler terjadi proses pembelajaran untuk

mengembangkan moral dan perilaku yang terkait dengan sikap.

Dalam pembelajaran langsung dan pembelajaran tidak langsung,

pembelajaran dilaksanakan secara terintegrasi dan tidak terpisah.

Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut

KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara

bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk

mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung

berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan

dari KI-1 dan KI-2. Proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar

pokok yaitu: a) mengamati, b) menanya, c) mengumpulkan informasi, d)

mengasosiasi, dan e) mengkomunikasikan.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ... · Pembelajaran tematik kelas 4 semester 2 terdiri dari 5 tema yaitu tema 5 pahlawanku, tema 6 indahnya negeriku, tema

9

Tabel 2.1

Kompetensi Inti Kelas 4 Semester 2

KI 1 KI 2 KI 3 KI 4

Menerima dan

menjalankan ajaran

agama yang

dianutnya.

Menunjukkan

perilaku jujur,

disiplin, tanggung

jawab, santun,

peduli, dan percaya

diri dalam

berinteraksi dengan

keluarga, teman,

guru, dan

tetangganya serta

cinta tanah air.

Memahami

pengetahuan

faktual dengan cara

mengamati dan

menanya

berdasarkan rasa

ingin tahu tentang

dirinya, makhluk

ciptaan Tuhan dan

kegiatannya, dan

benda-benda yang

dijumpainya di

rumah, di sekolah

dan tempat

bermain.

Menyajikan

pengetahuan

faktual dalam

bahasa yang jelas

dan logis, dalam

karya yang estetis,

dalam gerakan yang

mencerminkan

anak sehat, dan

dalam tindakan

yang

mencerminkan

perilaku anak

beriman dan

berakhlak mulia.

Sumber: Buku Guru Kelas 4 SD Revisi 2014

Usia siswa sekolah dasar berada diantara 7-13 tahun. Pada usia tersebut

anak berada pada tahapan operasi konkret dan akan mengalami masa dimana

anak menunjukkan perilaku memandang dunia secara objektif, bergeser dari

satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur

secara serentak, mulai berpikir secara operasional, mempergunakan cara

berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda, membentuk dan

mempergunakan keterkaitan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan

mempergunakan hubungan sebab akibat. Karena kecenderungan anak yang

suka dan cenderung menghubungkan satu keterkaitan dengan keterkaitan

yang lainnya, maka sangat dibutuhkan kurikulum atau proses pembelajaran

dengan saling menghubungkan satu aspek pembelajaran pada aspek yang

lainnya dan menjadikan suatu kesatuan dengan keterkaitan yang sama. Maka

dalam hal ini, pembelajaran dengan menggunakan pendekatan tematik

integratif digunakan dalam Kurikulum SD/MI tahun 2013.

Pembelajaran SD berdasarkan kurikulum 2013 dilaksanakan dengan

menggunakan tema, sehingga dapat mengkaitkan antara satu mata pelajaran

dengan mata pelajaran lain. Muatan mata pelajaran yang dipadukan adalah

muatan pelajaran PPKn, bahasa indonesia, IPS, IPA, matematika, seni budaya

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ... · Pembelajaran tematik kelas 4 semester 2 terdiri dari 5 tema yaitu tema 5 pahlawanku, tema 6 indahnya negeriku, tema

10

dan prakarya, serta pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan. Kurikulum

2013, buku guru dan buku siswa sudah disiapkan oleh pemerintah dan sudah

dikembangkan menjadi tema dan subtema.

Kemendikbud tahun 2013 disebutkan bahwa mata pelajaran merupakan

unit organisasi kompetensi dasar yang terkecil. Kurikulum SD/MI organisasi

kompetensi dasar dilakukan melalui pendekatan terintegrasi. Berdasarkan

pendekatan ini maka terjadi reorganisasi kompetensi dasar mata pelajaran

yang mengintegrasikan konten mata pelajaran ilmu pengetahuan alam dan

ilmu pengetahuan sosial di kelas 1, 2, dan 3 kedalam mata pelajaran

pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, bahasa indonesia, matematika,

serta pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. Pendekatan ini menjadikan

struktur kurikulum SD/MI menjadi lebih sederhana karena jumlah mata

pelajaran berkurang.

Kelas 4, 5, dan 6 nama mata pelajaran ilmu pengetahuan alam dan ilmu

pengetahuan sosial tercantum dalam struktur kurikulum dan memiliki

kompetensi dasar masing-masing. Proses pembelajaran kompetensi dasar

ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial, sebagaimana

kompetensi dasar mata pelajaran lain, diintegrasikan ke dalam berbagai tema..

Substansi muatan lokal termasuk bahasa daerah diintegrasikan ke dalam mata

pelajaran seni budaya dan prakarya. Berbeda dengan kelas rendah, untuk

kelas tinggi yaitu 4, 5 dan 6 mata pelajaran matematika serta PJOK berdiri

sendiri dan tidak masuk dalam tema.

Berdasarkan peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik

Indonesia nomor 24 tahun 2016 tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar

pada kurikulum 2013 pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah

pertama pasal 1 butir (3) menyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada

sekolah dasar dilakukan dengan pendekatan pembelajaran tematik-terpadu,

kecuali untuk mata pelajaran matematika dan pendidikan jasman, olahraga

dan kesehatan (PJOK), mata pelajaran tesebut berdiri sendiri untuk kelas 4, 5

dan 6.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ... · Pembelajaran tematik kelas 4 semester 2 terdiri dari 5 tema yaitu tema 5 pahlawanku, tema 6 indahnya negeriku, tema

11

Pembelajaran tematik kelas 4 semester 2 terdiri dari 5 tema yaitu tema 5

pahlawanku, tema 6 indahnya negeriku, tema 7 cita-citaku, tema 8 tempat

tinggalku, tema 9 makananku sehat dan bergizi.

Tabel 2.2

Tema dan Subtema Pembelajaran Tematik Kelas 4 Semester 2

Tema Sub Tema

5 Pahwlanku 1. Perjuangan Para Pahlawan

2. Pahlawanku Kebanggaanku

3. Sikap Kepahlawanan

6 Indahnya Negeriku 1. Keanekaragaman Hewan dan

Tumbuhan

2. Keindahan Alam Negeriku

3. Indahnya Peninggalan Sejarah

7 Cita-citaku 1. Aku dan Cita-citaku

2. Hebatnya Cita-citaku

3. Giat Berusaha Meraih Cita-cita

8 Tempat Tinggalku 1. Lingkungan Tempat Tinggalku

2. Keunikan Daerah Tempat Tinggalku

3. Aku Bangga dengan Daerah Tempat

Tinggalku

9 Makananku Sehat dan

Bergizi

1. Makananku Sehat dan Bergizi

2. Manfaat Makanan Sehat dan Bergizi

3. Kebiasaan Makanku

Sumber: Buku Guru Kelas 4 SD Revisi 2014

Ranah afektif dalam kurikulum 2013 ada dua aspek yaitu sikap

keagamaan dan sikap sosial. Sikap keagamaan terintegrasi dalam kompetensi

inti (KI-1) dan sikap sosial (KI-2). Kedua aspek sikap inilah yang menjadi

dasar sampai dipetakan dalam kompetensi dasar (KD) dan menjadi sebuah

pembelajaran. Pemetaan KD untuk tema 8 lingkungan tempat tinggalku dan

subtema 2 keunikan daerah tempat tinggalku disajikan secra rici melalui

gambar 2.1. Komponen sikap sosial (KI-2) yang berada di dalamnya adalah:

menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan

tetangganya. Subtema yang akan dibahas adalah subtema 2 yaitu, keunikan

daerah tempat tinggalku.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ... · Pembelajaran tematik kelas 4 semester 2 terdiri dari 5 tema yaitu tema 5 pahlawanku, tema 6 indahnya negeriku, tema

12

IPS

1.3 Menerima karunia Tuhan YME

yang telah menciptakan manusia dan

lingkungannya

2.3 Menunjukkan perilaku santun,

toleran dan peduli dalam melakukan

interaksi sosial dengan lingkungan dan

teman sebaya

3.5 Memahami manusia dalam

dinamika interaksi dengan lingkungan

alam, sosial, budaya, dan ekonomi

4.5 Menceritakan manusia dalam

dinamika interaksi dengan lingkungan

alam, sosial, budaya, dan ekonomi

PPKn

1.2 Menghargai kebersamaan dalam keberagaman sebagai anugerah Tuhan Yang

Maha Esa di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat sekitar

2.3 Menunjukkan perilaku sesuai dengan hak dan kewajiban sebagai warga dalam

kehidupan sehari-hari di rumah sekolah dan masyarakat sekitar

3.3 Memahami manfaat keberagaman karakteristik individu di rumah, sekolah dan

masyarakat

4.3 Bekerjasama dengan teman dalam keberagaman di lingkungan rumah, sekolah,

dan masyarakat

IPA

1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan

keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap

kebesaran Tuhan yang menciptakannya, serta

mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang

dianutnya

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin

tahu; obyektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati;

bertanggung jawab; terbuka; dan peduli lingkungan) dalam

aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap

dalam melakukan inkuiri ilmiah dan berdiskusi

3.7 Mendeskripsikan hubungan antara sumber daya alam

dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat

4.7 Menyajikan laporan hasil pengamatan tentang

teknologi yang digunakan di kehidupan sehari-hari serta

kemudahan yang diperoleh oleh masyarakat dengan

memanfaatkan teknologi tersebut

Tema 8 Subtema 2

Keunikan Daerah Tempat

Tinggalku

Gambar 2.1

Pemetaan Kompetensi Dasar Tema 8 Tempat Tinggalku

Subtema 2 Keunikan Daerah Tempat Tinggalku

Sumber: Buku Guru Kelas 4 SD Revisi 2014

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ... · Pembelajaran tematik kelas 4 semester 2 terdiri dari 5 tema yaitu tema 5 pahlawanku, tema 6 indahnya negeriku, tema

13

Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) memiliki standar

kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD), maka dalam kurikulum 2013

memiliki komponen berupa kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD).

Kemendikbud tahun 2013 menyebutkan bahwa kompetensi inti merupakan

terjemahan atau operasionalisasi standar kompetensi lulusan dalam bentuk

kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang telah menyelesaikan

pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu,

gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek

sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik

untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi inti harus

menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan

soft skills.

Kompetensi inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait

yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (KI1), sikap sosial (KI2),

pengetahuan (KI3), dan penerapan pengetahuan (KI4). Keempat kelompok itu

menjadi acuan dari kompetensi dasar dan harus dikembangkan dalam setiap

peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan

sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung (indirect

teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (KI3)

dan penerapan pengetahuan (KI4).

Kompetensi dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk

setiap kelas yang diturunkan dari kompetensi inti. Kompetensi dasar adalah

konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, keterampilan, dan

pengetahuan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai

peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan

karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata

pelajaran. Mata pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai

kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkan

disiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya pada filosofi esensialisme dan

perenialisme. Mata pelajaran dapat dijadikan organisasi konten yang

dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ... · Pembelajaran tematik kelas 4 semester 2 terdiri dari 5 tema yaitu tema 5 pahlawanku, tema 6 indahnya negeriku, tema

14

diperbolehkan menurut filosofi rekonstruksi sosial, progresifisme atau pun

humanisme. Karena filosofi yang dianut dalam kurikulum adalah eklektik

seperti dikemukakan dibagian landasan filosofi maka nama mata pelajaran

dan isi mata pelajaran untuk kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu

terikat pada kaedah filosofi esensialisme dan perenialisme. Kompetensi dasar

merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang

diturunkan dari kompetensi inti.

Pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah mengacu pada standar

proses. Permendikbud No. 65 tahun 2013 mengenai Standar Proses

menjelaskan bahwa dalam pembelajaran harus ada silabus dan RPP. Standar

proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan

pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai

standar kompetensi lulusan. Silabus merupakan kerangka pembelajaran untuk

setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus memuat beberapa komponen

didalamnya, diantaranya: identitas mata pelajaran, identitas sekolah,

kompetensi inti, kompetensi dasar, tema, materi pokok, pembelajaran,

penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus dikembangkan

berdasarkan standar kompetensi lulusan dan satandar isi. Silabus digunakan

sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan

pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. Komponen dalam

RPP terdiri atas: identitas sekolah, identitas mata pelajaran, kelas/semester,

materi pokok, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, kompetensi dasar, materi

pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar,

langkah-langkah pembelajaran dan penilaian hasil belajar. Prinsip serta inti

dalam RPP kurikulum 2013 cenderung menggunkan pendekatan scientifik

serta berpusat pada peserta didik. Penekanan pembelajaran pada pendekatan

scientifik akan lebih menjadikan siswa ikut berpartisipasi aktif dan menjadi

pusat dalam pembelajaran. Aktivitas siswa selama dalam pembelajaran

seharusnya diukur dan diberi penilaian.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ... · Pembelajaran tematik kelas 4 semester 2 terdiri dari 5 tema yaitu tema 5 pahlawanku, tema 6 indahnya negeriku, tema

15

2.1.2 Penilaian dalam Pembelajaran

Menurut Wardani, Naniek Sulistya (2012:60) penilaian adalah proses

pengambilan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil

belajar peserta didik yang dilakukan melalui perencanaan, pengumpulan

informasi, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang proses dan hasil

belajar peserta didik. Pelaksanaan asesmen terpadu dengan kegiatan

pembelajaran dalam suasana dan prosedur formal dan informal. Penilaian

dalam kurikulum 2013 meliputi empat aspek sesuai dalam kompetensi inti.

Penilaian bukan hanya dalam ranah kognitif saja, tetapi juga aspek sikap

sosial juga. Langkah-langkah pembelajaran scientifik menggunakan 5

kegiatan pembelajaran, yaitu:

1. Mengamati

2. Menanya

3. Menalar

4. Mengolah data

5. Mengkomunikasikan

Dalam setiap rangkaian langkah pembelajaran scientifik dapat diketahui

tingkat keberhasilannya melalui pengukuran. Penilaian dalam ranah kognitif

menggunakan instrumen berupa butir soal dan dalam penilaian afektif

menggunakan instrumen non tes berupa butir pernyataan. Berikut merupakan

tabel mengenai teknik asesmen tes dan nontes yang dapat dilihat dalam tabel

2.3.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ... · Pembelajaran tematik kelas 4 semester 2 terdiri dari 5 tema yaitu tema 5 pahlawanku, tema 6 indahnya negeriku, tema

16

Tabel 2.3

Teknik Asesmen Tes dan Non tes

Teknik Bentuk Kepentingan Jenis

Tes

Tertulis

Obyektif

Lebih sesuai untuk

indikator kognitif

Benar-salah, pilihan ganda,

isian, menjodohkan

Subyektif

Pengerjaan soal, latihan

membaca pemahaman, esai

berstruktur, esai bebas.

Lisan

Obyektif

Lebih sesuai untuk

indikator kognitif

Kuis

Subyektif

Pemahaman: tanya jwab,

pelafalan, membaca nyaring,

mendengarkan, instruksi lisan,

percakapan

Perbuatan

Kinerja Lebih sesuai untuk

indikator psikomotor

Permaianan, bermain peran,

drama, membaca puisi,

wawancara, debat, bercerita,

menari, dan sebagainya.

Produk

Patung, kerajinan tangan, model,

pesawat sederhana, alat, ternak,

tanaman, simpul tali-menali,

janur, hiasan buah-buahan dan

sebagainya.

Lebih sesuai untuk

indikator psikomotor

Non

Tes

Penilaian Hasil

Lebih sesuai untuk

indikator afektif

Pengamatan, daftar chek, skala

sikap, catatan diri, buku harian,

angket, ungkapan perasaan,

anekdot, sosiogram.

Portofolio

Dipakai untuk

mengamati

perkembangan

kemampuan kognitif

dan psikomotor

Puisi, karangan gambar, peta

denah, makalah, laporan,

eksperimen, sinopsis, drama,

dan sebagainya.

Sember: Wardani (2012:76)

2.1.3 Pengembangan Instrumen Evaluasi Ranah Afektif

Menurut Depdiknas (dalam Wardani dan Slameto, 2012:23), teknik

penyusunan atau pengembangan instrumen asesmen ranah afektif ada 11

(sebelas) langkah, yaitu: menentukan spesifikasi instrumen, menulis

instrumen, menentukan skala instrumen, menentukan pedoman penskoran,

menelaah instrumen, merakit instrumen, melakukan uji coba, menganalisis

hasil ujicoba, memperbaiki instrumen, melaksanakan pengukuran dan

menafsirkan hasil pengukuran.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ... · Pembelajaran tematik kelas 4 semester 2 terdiri dari 5 tema yaitu tema 5 pahlawanku, tema 6 indahnya negeriku, tema

17

a. Spesifikasi Instrumen

Ada lima macam instrumen pengukuran ranah afektif berdasarkan

tujuannya, yaitu: instrumen sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral.

Wardani, Naniek Sulistya dan Slameto (2012:45) mengemukakan

Instrumen sikap merupakan alat ukur ranah afektif yang dipergunakan

untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap suatu objek, misalnya

terhadap kegiatan sekolah, mata pelajaran, pendidik, dan sebagainya.

Sikap terhadap mata pelajaran bisa positif dan juga bisa negatif.

Perubahan sikap dapat diamati dalam proses pembelajaran, tujuan yang

ingin dicapai, keteguhan, dan konsistensi terhadap sesuatu. Penilaian

sikap adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui sikap peserta

didik terhadap mata pelajaran, kondisi pembelajaran, pendidik dan

sebagainya. Sebelum menyusun spesifikasi instrumen perlu

memperhatikan empat hal, yaitu: tujuan pengukuran, kisi-kisi

instrumen, bentuk dan format instrumen, serta panjang instrumen.

Menyusun Kisi-kisi

Menyusun kisi-kisi (test blue-print atau table of spesification)

adalah format matriks pemetaan butir pernyataan atau pertanyaan

yang menggambarkan distribusi butir untuk berbagai tujuan belajar

berdasarkan kompetensi dasar, indikator dan jenjang kemampuan

sikap atau psikomotor tertentu. Secara sederhana kisi-kisi

instrumen merupakan matrik yang berisi spesifikasi instrumen yang

akan ditulis. Langkah-langkah menyusun kisi-kisi butir pernyataan

atau pertanyaan adalah sebagai berikut:

1) Pemilihan sampel atau contoh substansi yang akan ditulis butir

pernyataan atau pertanyaannnya.

2) Indikator perilaku dalam kisi-kisi merupakan pedoman dalam

merumuskan pertanyaan atau pernyataan yang dikehendaki.

3) Pilih jenis instrumen yang akan digunakan.

4) Tentukan jenjang kemampuan perilaku dan ketrampilan yang

ingin dicapai.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ... · Pembelajaran tematik kelas 4 semester 2 terdiri dari 5 tema yaitu tema 5 pahlawanku, tema 6 indahnya negeriku, tema

18

5) Dalam standar isi, kemampuan perilaku yang akan diukur

dapat dilihat pada “perilaku dan ketrampilan yang terdapat

pada rumusan kompetensi dasar atau pada standar

kompetensi.”

Penyusunan kisi-kisi perlu melihat kata kerja operasional (KKO)

ranah afektif, yaitu receiving, responding, valuing, organization

dan characterization yang dapat dilihat dalam tabel 2.4.

Tabel 2.4

Rumusan Tujuan Belajar Domain Afektif dari David Krathwohl

Kategori dari

Taxonomi Tujuan Belajar

Istilah Hasil Belajar

Yang Behavioristis

1. Menerima

kemampuan peserta

didik melihat

fenomena atau

stimulti: aktivitas,

klas, texbook,

musik; usaha

menimbulkan,

memelihara dan

mengarahkan

perhatian peserta

didik.

Tingkat terendah.

Mendengarkan penuh

perhatian.

Menunjukkan kesadaran

belajar.

Menunjukkan sensitifitas

terhadap kebutuhan manusia

& problem sosial: mengikuti

sungguh-sungguh aktifitas

sekolah.

Bertanya

Memilih

Menggambarkan

Mengikuti

Memberi

Memegang

Mengidentifikasi

Menempatkan

Merasakan

Menunjuk

Menjawab

Menggunakan

Contoh rumusan indikator:

Peserta didik dapat mengidentifikasi 3 unsur terpenting dari tata tertib sekolah.

2. Menjawab

partisipasi aktif dari

peserta didik.

Tidak sekedar

melihat fenomena,

tetapi mereaksnya

termasuk di sini

interst mencari dan

menyenangi

sesuatu.

Mengerjakan pekerjaan

rumah, menurut aturan

sekolah.

Berpartisipasi dalam diskusi.

Menyelesaikan kerja

laboratorium.

Melaporkan tugas tertentu.

Menunjukkan interst dalam

pelajaran, suka menolong

yang lain.

Menjawab

Menyesuaikan

Menghormati

Membantu

Menamai

Membentuk

Melakukan

Memberikan

Membaca

Mencatat

Melaporkan

Mengerjakan

Contoh rumusan indikator: Peserta didik dapat bertindak sesuai tata tertib sekolah.

3. Menilai:

kemampuan

meletakkan nilai

terhadap obyek,

fenomena atau

Kepercayaan dalam satu

proses yang demokratis.

Appresiasi terhadap literatur.

Appresiasi peranan science

dalam hisup kita.

Menyelesaikan

Menggambarkan

Membedakan

Menjelaskan

Membentuk

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ... · Pembelajaran tematik kelas 4 semester 2 terdiri dari 5 tema yaitu tema 5 pahlawanku, tema 6 indahnya negeriku, tema

19

tingkah laku.

Penilaian dari hal

sederhana sampai

yang kompleks.

Penilaian

berdasarkan

internalisasi, juga

sikap dan

appresiasi.

Memperhatikan

kesejahteraan orang lain.

Menunjukkan sikap mempu

memecahkan soal.

Pertisipasi dalam pekerjaan

sekolah.

Memakai

Mengundang

Menyatakan

Mempertimbangkan

Merencanakan

Membaca

Memilih

Melaporkan

Membagi

Mempelajari

Contoh rumusan indikator:

Peserta didik dapat membedakan tindakan yang sesuai tata tertib sekolah dan

yang melanggar baik untuk teman maupun dirinya.

4. Organisasi:

menyatukan nilai-

nilai yang berbeda,

memecahkan

pertentangan,

pembangunan

sistem nilai yang

konsisten.

Tekanan pada

perbansingan

hubungan & sintesa

nilai-nilai.

Meliputi juga

konsep nilai filsafat

hidup.

Mengenal batasan antara

kemerdekaan diri dan

tanggung jawab.

Mengenal peranan perasaan

yang sistematis & problem

solving.

Mempertanggungjawabkan

tingkah laku.

Menyadari kekuatan dan

kelemahan.

Menyelaraskan hidupnya.

Mendekatkan

Mengubah

Menyusun

Menyatukan

Membandingkan

Mengidentifikasi

Mengintegrasikan

Mengatur

Menyiapkan

Menghubungkan

Mensintesakan

Contoh rumusan indikator:

Setelah mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya, peserta sisik dapat merancang

masa depan kariernya secara rasional.

5. Karakterisasi dari

nilai atau kelompok

nilai; individu

mengontrol tingkah

lakunya hingga

tercermin corak

hidup tertentu.

Tingkah lakunya

menjadi konsisten

dan prediktabel.

Disini meliputi pola

umum dari

penyesuaian

pribadi, sosial dan

emosi.

Menunjukkan kesadaran

akan keselamatannya.

Menunjukkan kepercayaan

diri.

Mempraktekkan kerjasama.

Menunjukkan disiplin diri.

Membiasakan hidup yang

sehat.

Mempengruhi

Mendengarkan

Mengubah

Membentuk

Mempraktekkan

Mengkualifikasikan

Menyatakan

Memperbaiki

Memecahkan

Menggunakan

Memverifikasikan

Contoh rumusan indikator pengukuran:

Peserta didik dapat menunjukkan kebiasaan hidup yang sehat sekalipun tidak

diketahui orang lain.

Sumber: Wardani dan Slameto (2012:27)

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ... · Pembelajaran tematik kelas 4 semester 2 terdiri dari 5 tema yaitu tema 5 pahlawanku, tema 6 indahnya negeriku, tema

20

b. Menentukan Skala Instrumen Penilaian Afektif

Skala instrumen yang sering digunakan adalah skala thurstone, skala

guttman, skala likert, dan skala beda sematik.

c. Menentukan Pedoman Penskoran

Sistem penskoran yang digunakan tergantung pada skala pengukuran.

Apabila digunakan skala Thrustone, skala beda semantik maka skor

tertinggi tiap butir 7 dan skor terendah 1. Untuk skala Likert, pada

awalnya skor tertinggi tiap butir 5 dan terendah 1. Skala guttman hanya

menggunakan skor 0 dan 1.

d. Menelaah Instrumen

Kegiatan telaah instrumen adalah menelaah instrumen apakah:

a) Format isntrumen menarik untuk dibaca

b) Pedoman menjawab atau mengisi instrumen jelas

c) Jumlah butir dan panjang kalimat pertanyaan/pernyataan sudah

tepat

d) Butir pertanyaan/pertanyaan instrumen sesuai dengan indikator

e) Bahasa yang digunakan komunikatif dan menggunakan tata bahasa

yang benar

f) Butir pertanyaan dan pernyataan tidak bias.

e. Merakit Instrumen

Merakit instrumen adalah menetukan format tata letak instrumen dan

urutan pertanyaan/pertanyaan. Format instrumen harus dibuat manerik

dan tidak terlalu panjang, sehingga responden tertarik untuk membaca

dan mengisinya.

f. Uji Coba Instrumen

Instrumen diujicobakan kepada responden, sesuai dengan tujuan

penilaian apakah kepada peserta didik, kepada guru atau orang tua

peserta didik. Untuk itu dipilih sampel yang kerekteristiknya mewakili

populasi yang ingin dinilai.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ... · Pembelajaran tematik kelas 4 semester 2 terdiri dari 5 tema yaitu tema 5 pahlawanku, tema 6 indahnya negeriku, tema

21

g. Analisis Hasil Uji Coba

Analisis hasil ujicoba meliputi variasi jawaban tiap butir

pertanyaan/pernyataan. Jika menggunkan skala thrustone instrumen 1

sampai 7, dan jawaban responden bervariasi dari 1 sampai 7, maka butir

pertanyaan/pernyataan pada instrumen ini dapat dikatakan baik. Namun

apabila jawabannya hanya pada satu pilihan jawaban saja, misalnya

pada nomor 3, maka butir instrumen ini tergolong tidak baik. Indikator

yang digunakan adalah besarnya daya beda. Bila daya beda butir

instrumen lebih dari 0,30, butir instrumen tergolong baik. Indikator lain

yang diperhatikan adalah indeks keterandalan yang dikenal dengan

indeks reabilitas. Batas indeks reabilitas minimal 0,70. Bila indeks ini

lebih kecil dari 0,70, kesalahan pengukuran akan melebihi batas. Oleh

karena itu diusahakan agar indeks keterandalan instrumen minimal

0,70.

h. Perbaikan Instrumen

Perbaikan dilakukan terhadap butir-butir pertanyaan / pernyataan yang

tidak baik, berdasarkan analisis hasil ujicoba. Bisa saja hasil telah

instrumen baik, namun hasil ujicoba empirik tidak baik. Untuk itu butir

pertanyaan/pernyataan instrumen harus diperbaiki. Perbaikan termasuk

mengakomodasi saran-saran dari responden ujicoba. Instrumen

sebaiknya dilengkapi dengan pertanyaan terbuka.

i. Pelaksanaan Pengukuran

Waktu pelaksanaan bukan pada waktu responden sudah lelah. Oleh

karena itu, sebaiknya responden juga diberi minuman agar tidak lelah.

Ruang untuk mengisi instrumen harus memiliki cahaya (penerangan)

yang cukup dan sirkulasi udara yang baik. Tempat duduk juga diatur

agar responden tidak terganggu satu sam lain. Diusahakan agar

responden tidak saling bertanya pada responden yang lainnya agar

jawaban kuesioner tidak sama atu homogen. Pengisian instrumen

dimulai dengan penjelasan tentang tujuan pengisian, manfaat bagi

responden, dan pedoman pengisian instrumen.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ... · Pembelajaran tematik kelas 4 semester 2 terdiri dari 5 tema yaitu tema 5 pahlawanku, tema 6 indahnya negeriku, tema

22

j. Penafsiran Hasil Instrumen

Hasil pengukuran berupa skor atau angka. Untuk mentafsirkan hasil

pengukuran diperlukan satu kriteria. Kriteria instrumen yang digunakan

tergantung pada skala dan jumlah butir pertanyaan/pernyataan yang

digunakan. Langkah-langkah standar prosedur instrumen hasil belajar

dalam bentuk tes dan non tes memiliki prinsip yang sama, untuk lebih

jelasnya dapat melihat gambar 2.2.

Gambar 2.2

Prosedur Pengembangan Instrumen Tes

Sumber: Wardani (2012:120)

Identifikasi tujuan dan kawasan

ukur

Delineasi

(uraian kompetensi inti)

Batasan perilaku dan

kompetensi

BLUE PRINT

Spesifikasi tes

Penulisan Item/Soal

Revisi item

Uji coba awal

Field Test

Analisis Item

Perakitan tes dan penyusunan

instruksi

Pengujian reabilitas

Bentuk final

Tes siap pakai

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ... · Pembelajaran tematik kelas 4 semester 2 terdiri dari 5 tema yaitu tema 5 pahlawanku, tema 6 indahnya negeriku, tema

23

2.1.5 Skala Pengukuran Afektif

Skala Thurstone dikembangkan oleh L.L Thurstone dari metode

psikofisikal yang bertujuan untuk mengurutkan responden berdasarkan ciri

atau kriteria tertentu. Skala Thrustone disusun dalam interval yang mendekati

sama besar (equal appearing interval).

Hasil dari skala Thrustone sejumlah pertanyaan sekitar 20 buah, yang

telah diketahui posisi pertanyaan berdasarkan penilaian juri/pakar. Skala

Thrustone terdiri dari 7 kategori, paling banyak bernilai 1.

Skala Likert dikembangkan oleh Rensis Likert, banyak digunakan

dalam penelitian moral (sikap, pendapat dan persepsi) seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert, kompetensi

yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator. Kemudian indikator tersebut

dijadikan sebagi titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat

berupa pertanyaan atau pernyataan.

Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert

mempuyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat

berupa kata-kata antara lain: Sangat Penting (SP), Penting (P), Tidak Penting

(TP), Sangat Tidak Penting (STP) atau (1) sangat setuju, (2) setuju, (3) tidak

setuju, (4) sangat tidak setuju. Urutan setuju atau tidak setuju dapat juga

dibalik mulai dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju.

Langkah-langkah dalam menyusun skala Likert antara lain adalah: (1)

Memilih variabel afektif yang akan diukur; (2) Membuat beberapa pernyataan

tentang variabel afektif yang dimaksudkan; (3) Mengklasifikasikan

pernyataan positif atau negatif; (4) Menentukan jumlah gradual dan frase atau

angka yang dapat menjadi alternatif pilihan; (5) Menyusun perntaan dan

pilihan jawaban menjadi sebuah alat penilaian; (6) Melakukan ujicoba; (7)

Membuang butir-butir pernyataan yang urang baik; dan (8) Melaksanakan

Penilaian.

Skala Perbedaan Sematis (sematic Differential Scale) dikembangkan

oleh Osgood. Skala ini digunakan untuk mengukur sikap yang bentuknya

tersusun dalam satu garis kontinum yang jawabannya sangat positifnya

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ... · Pembelajaran tematik kelas 4 semester 2 terdiri dari 5 tema yaitu tema 5 pahlawanku, tema 6 indahnya negeriku, tema

24

terletak dibagian kanan garis, dan jawabannya yang sangat negatif terletak di

bagian kiri garis atau sebaliknya, menghasilkan data interval. Skala perbedaan

sematis merupakan metode pengukuran sikap dengan menggunakan skala

penilaian tujuh butir yang menyatakan secara verbal dua kutub (bipolar)

penilaian yang ekstrim. Dua kutub ekstrim yang dinyatakan antara lain dapat

berupa penilaian mengenai baik-buruk, kuat-lemah, modern-kuno. Responden

diminta mengisis ruang sematis yang tersedia untuk merefleksikan seberapa

dekat sikap responden terhadap subyek, obyek atau kejadian diantara dua

kutub penilaian yang ekstrim.

Skala Guttman merupakan skala kumulatif. Jika seseorang

menyisakan pertanyaan yang berbobot lebih berat, ia akan mengiyakan

pertanyaan yang kurang berbobot lainnya. Skala Guttman mengukur suatu

dimensi saja dari suatu yang variable yang multidimensi. Skala Guttman

disebut juga skala Scalogram yang sangat baik untuk meyakinkan. Peneliti

tentang kesatuan dimensi dari sifat atau sikap yang teliti yang sering disebut

dengan atribut universal. Pada skala Guttman terdapat beberapa pertanyaan

yang diurutkan secara hierarkis untuk melihat sikap tertentu seseorang. Jika

seseorang menyatakan tidak terhadap pernyataan sikap tertentu dari sederetan

pernyataan itu, ia akan menyatakan lebih dari tidak terhadap pernyataan

berikutnya. Jadi skala Guttman ialah skala yang digunakan untuk jawaban

yang bersifat jelas (tegas) dan konsisten. Misalnya : Yakin - Tidak Yakin, Ya

- Tidak, Benar - Salah, Positif - Negatif, pernah - Belum pernah, Setuju -

Tidak Setuju dan lain sebagainya.

Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau ratio dikotomi (dua

alternative yang berbeda). Perbedaan skala likert dengan skala guttman ialah

kalau skala likert terdapat jarak (interval); 3, 4, 5, 6 atau 7 yaitu dari sangat

benar (SB) sampai denagn Sangat Tidak Benar (STB), sedangkan dalam skala

Guttman hanya ada dua interval, yaitu : Benar (B) dan Salah (S). Skala

Guttman dapat dibuat bentuk pilihan ganda dan juga bisa dibuat dalam bentuk

checklist. Jawaban responden dapat berupa skor tertinggi bernilai (1) dan skor

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ... · Pembelajaran tematik kelas 4 semester 2 terdiri dari 5 tema yaitu tema 5 pahlawanku, tema 6 indahnya negeriku, tema

25

terendah (0). Misalnya : untuk jawaban benar (1) dan salah (0). Analisis

dilakukan seperti pada skala Likert.

2.1.6 Instrumen Sikap Sosial

Herman dan Knuth (1991) dalam Wardani, Naniek Sulistya (2012:57),

menjelaskan lebih lagi bahwa asesmen harus dapat mengukur apa yang

seharusnya diukur, misalnya yang ingin dicapai adalah tingkat pemahaman,

maka pengukurannya adalah itngkat pemahaman bukan tingkat analisa, dan

pengukuran bila dilakukan oleh siapa saja hasilnya tetap. Ketiga pakar

mensyaratkan tujuh hal penting agar asesmen pembelajaran dapat mendukung

pembaharuan pendidikan, yaitu:

a. Peserta didik dilibatkan dalam menetapkan tujuan dan kriteria

asesmen.

b. Menuntut peserta didik menggunakan kinerjanya, menciptakan,

menghasilkan dan berbuat sesuatu.

c. Menuntut peserta didik menggunakan keterampilan berpikir pada

tingkat yang tinggi dan atau keterampilan memecahkan masalah.

d. Mengukur produk intelektual dan mengukur keahlian atau

ketrampilan kerjasama serta intrapersonal.

e. Mengukur kegiatan belajar peserta didik yang berarti.

f. Harus kontekstual dan apat diterapkan dalam dunia konkrit.

g. Jawaban peserta didik diberi skor sesuai kriteria yang spesifik.

Untuk mengetahui tingkat kemampuan dan pencapaian peserta didik

harus menggunakan alat ukur, yang merupakan prosedur pengukuran yang

sengaja dirancang secara sistematis untuk mengukur pencapaian indikator

atau kompetensi tertentu, yang dilakukan dengan prosedur administrasi dan

pemberian angka yang jelas dan spesifik, sehingga hasilnya reletif ajeg bila

dilakukan dalm kondisi yang relatif sama.

Penilaian dalam kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud Nomor

66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Tujuan penilaian

autentik:

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ... · Pembelajaran tematik kelas 4 semester 2 terdiri dari 5 tema yaitu tema 5 pahlawanku, tema 6 indahnya negeriku, tema

26

1) Perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang

akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian.

2) Pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka,

edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya.

3) Pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan

informatif Penilaian autentik mencakup tiga ranah hasil belajar yaitu

ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Terminologi autentik

merupakan sinonim dari asli, nyata atau sebenarnya, valid, atau reliabel.

Secara konseptual penilaian autentik lebih bermakna secara signifikan

dibandingkan dengan tes pilihan ganda terstandar sekali pun

(Kemendikbud, 2013). Atas dasar tersebut, guru dapat mengidentifikasi

materi apa yang sudah layak dilanjutkan dan untuk materi apa pula

kegiatan remidial harus dilakukan.

Penilaian autentik adalah penilaian kinerja, portofolio, dan penilaian

proyek. Penilaian autentik adakalanya disebut penilaian responsif, suatu

metode yang sangat populer untuk menilai proses dan hasil belajar peserta

didik yang miliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami

kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius.

2.1.7 Sikap Sosial

Secord dan Backman dalam Saifuddin Azwar (2012:5) sikap sebagai

keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi) dan

predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingungan

sekitarnya. Menurut Eagle dan Chaiken dalam buku A. Wawan dan Dewi M.

(2010:20) mengemukakan bahwa sikap dapat diposisikan sebagai hasil

evaluasi terhadap obyek sikap yang diekspresikan ke dalam proses-proses

kognitif, afektif (emosi) dan perilaku. Menurut Fishbein dan Ajzen dalam

Wardani, Naniek Sulistya (2012:45) sikap adalah suatu predisposisi yang

dipelajari untuk merespon secara positif atau negatif terhadap suatu objek,

situasi, konsep atau orang. Jadi sikap merupakan keteraturan dalam hal

kognisi (pemikiran), afeksi (perasaaan atau emosi) dan konasi (tindakan atau

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ... · Pembelajaran tematik kelas 4 semester 2 terdiri dari 5 tema yaitu tema 5 pahlawanku, tema 6 indahnya negeriku, tema

27

perilaku) sebagai hasil evaluasi terhadap objek sikap, serta akan

menimbulkan respon baik secara positif maupun negatif. Sikap seseorang

akan dipengaruhi oleh sesuatu yang diketahui sebelumnya, saat mereka

memegang dan ada dalam pengetahuan itu maka akan menimbukan emosi

atau perasaan terhadap situasi dan atau objek lain, dari kedua aspek tersebt

maka akan nampak tindakan dan atau perbuatan yang dapat berupa hal positif

ataupun hal yang negatif.

Struktur sikap terdiri dari tiga komponen yang saling menunjang satu

sama lain. Komponen yang dimaksud adalah kognisi, afeksi dan konasi

seperti yang dikemukakan oleh Azwar (2012:23).

1) Komponen Kognisi

Komponen kognisi merupakan representasi apa yang dipercayai oleh

indiviu pemilik sikap. Komponen kognisi berisi tentang kepercayaan

seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek

sikap. Mengapa orang percaya atau memiliki kepercayaan?

Kepercayaan datang dari apa yang telah kita lihat atau dari apa yang

telah kita ketahui. Berdasarkan dari apa yang telah kita lihat kemudian

terbentuk suatu ide atau gagasan mengenai sifat atau karakter umum

suatu objek.

Sekali kepercayaan itu terbentuk, maka ia akan menjadi dasar

pengetahuan seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari

objek tertentu. Dengan demikian, interaksi kita dengan pengalaman

dimasa mendatang serta prediksi kita mempunyai arti dan keteraturan.

Tanpa adanya sesuatu yang kita percayai, maka fenomena dunia di

sekitar kita pasti menjadi terlalu kompleks untuk dihayati dan sulitlah

untuk ditafsirkan artinya. Kepercayaanlah yang menyederhanakan dan

mengatur apa yang kita lihat dan yang kita temui.

2) Komponen Afeksi

Komponen afeksi merupakan perasaan yang menyangkut aspek

emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Secara

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ... · Pembelajaran tematik kelas 4 semester 2 terdiri dari 5 tema yaitu tema 5 pahlawanku, tema 6 indahnya negeriku, tema

28

umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki

terhadap sesuatu. Namun, pengertian perasaan pribadi seringkali

sangat berbeda perwujudannya bila dikaitkan dengan sikap.

3) Komponen Konasi

Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku

tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Komponen

konatif menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan

berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek

sikap yang dihadapinya. Kaitan ini didasari oleh asumsi bahwa

kepercayaan dan perasan banyak mempengaruhi perilaku dalam

situasi tertentu dan terhadap stimulus tertentu akan banyak ditentukan

oleh bagaimana kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus

tersebut. Kecenderungan berperilaku secara konsisten, selaras, dengan

kepercayaaan dan perasaan ini membentuk sikap individual. Karena

itu, logis untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang akan

dicerminkan dalam bentuk tedensi perilaku terhadap objek.

Pengertian kecenderungan berperilaku menunjukkan bahwa komponen

konatif meliputi bentuk perilaku yang tidak hanya dapat dilihat secara

langsung saja, akan tetapi meliputi pula bentuk-bentuk perilaku yang berupa

pernyataan atau perkataan yang diucapkan oleh seseorang.

2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dan sesuai dengan penelitian adalah penelitian dari

Nurul Inayah dengan judul “Pengembangan Instrumen Penilaian Kompetensi

Sikap Spiritual dan Sosial dalam Pembelajaran Sains untuk Siswa SMP”.

Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan instrumen alternatif

untuk menilai kompetensi sikap spiritual dan sosial dalam pembelajaran sains

untuk siswa SMP yang valid secara logis, valid secara empiris, dan reliabel.

Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini diadaptasi dari prosedur pengem-

bangan menurut Sugiyono yang disesuaikan dengan Standar Penilaian Pendidikan

pada kurikulum 2013. Prosedur tersebut meliputi delapan tahap pengembangan,

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ... · Pembelajaran tematik kelas 4 semester 2 terdiri dari 5 tema yaitu tema 5 pahlawanku, tema 6 indahnya negeriku, tema

29

yaitu: identifikasi masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain,

revisi desain, uji coba produk, revisi produk, pencetakan produk. Produk telah

tervalidasi secara logis oleh tiga ahli evaluasi. Hasil uji lapangan menunjukkan

bahwa instrumen penilaian sikap valid secara empiris. Uji reliabilitas dengan

metode Alpha Cronbach menunjukkan bahwa reliabilitas produk terkategori

memuaskan.

Penelitian di atas menjadi salah satu dasar untuk membuat pengembangan

yang serupa. Namun karena memiliki dua aspek yang dikembangkan, menjadikan

pengem,bangan yang sebelumnya tidak dapat fokus dan tidak dapat mengukur

dengan pasti dan tepat. Pengembangan instrumen sikap yang akan dikembangkan

akan fokus kepada satu aspek saja, yaitu aspek sosial dan tidak mengembangkan

aspek spiritual.

Penelitian yang relevan kedua adalah penelitian dengan judul

“Pengembangan Instrumen Self and Peer Assessment untuk Menilai Ranah Sikap

dan Ketrampilan dalam Pembelajaran Sains dengan Scientific Approach” oleh

Erlina Kusnul Kotimah. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan

instrumen self assessment dan peer assessment untuk menilai sikap ilmiah dan

keterampilan proses siswa pada pembelajaran sains dengan scientific approach.

Serta untuk mengetahui tingkat reliabilitas, mendeskripsikan kesesuaian,

kemanfaatan dan kemudahan instrumen penilaian yang dikembangkan. Penelitian

pengembangan (R & D) ini dimulai dari analisis potensi dan masalah,

pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba produk,

revisi produk, uji coba pemakaian, revisi produk, dan produksi masal. Hasil uji

coba produk menunjukkan tingkat reliabilitas instrumen penilaian sikap ilmiah

sebesar 0,92 dengan kategori sangat tinggi, dan instrumen penilaian keterampilan

proses sebesar 0,97 dengan kategori sangat tinggi. Hasil uji pemakaian produk

yang diberikan kepada siswa diperoleh data rata-rata skor kemanfaatan produk

sebesar 3,44 dengan kategori sangat bermanfaat dan kemudahan produk sebesar

3,46 dengan kategori tinggi. Hasil uji kesesuaian produk yang diberikan kepada

guru IPA diperoleh rata-rata skor sebesar 3,48 dengan kategori sangat sesuai.

Berdasarkan hasil uji coba produk dan uji coba pemakaian menunjukkan tingkat

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ... · Pembelajaran tematik kelas 4 semester 2 terdiri dari 5 tema yaitu tema 5 pahlawanku, tema 6 indahnya negeriku, tema

30

reliabilitas, kesesuaian, kemanfaatan, dan kemudahan instrumen penilaian sikap

ilmiah dan keterampilan proses berkriteria sangat baik. Hal tersebut menunjukkan

bahwa produk instrumen penilaian sikap ilmiah dengan teknik self assessment dan

keterampilan proses dengan teknik peer assessment telah sesuai dan baik.

Kajian hasil penelitian relevan yang ke dua mengembangkan instrumen

penilaian diri menggunakan pendekatan scientifik. Namun sama seperti kejian

hasil penelitian relevan yang pertama, pengembangan yang dilakukan tidak fokus

terhadap satu aspek saja, sehingga akan dilakukan pengembangan lanjutan

instrumen sikap sosial dan tidak mengikutsertakan ketrampilan, karena memiliki

dasar serta dimensi yang berbeda bagi siswa. Pengembangan sikap sosial akan

menggunakan skala guttman yang dinilai sangat baik bagi siswa sekolah dasar.

2.3 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

2.3.1 Asumsi

Tingkat sosial seseorang tidak dapat dikur oleh tes, maka harus diukur

menggunakan instrumen non tes. Sekolah dasar terutama dalam penggunaan

Kurikulum 2013 saat ini, skala yang digunakan untuk menskoring sikap

sosial paling tepat menggunakan skala Guttman. Tepat menggunakan skala

Guttman karena dalam penilaian siswa sekolah dasar harus mudah dan

praktis. Harus ada kejelasan dalam pengisisan serta skala yang paten dan

pasti. Skala Guttman juga hanya memiliki rentang interval 0 dan 1. Akan

berisi 0 jika pernyataan diisi tidak atau tidak sesuai dengan yang diharapkan

dan akan berisi 1 jika pernyataan berisi benar atau sesuai dengan apa yang

seharusnya. Selain harus mudah dan praktis dalam penerapannya, kemapuan

anak dalam sekolah dasar masih dalam kemampuan awal dan dasar. Skala

dalam guttman ada 2, dengan jawaban ya dan tidak, sehingga instrumen

penilaian menggunakan skala guttman paling tepat digunakan dalam

instrumen penilain sikap sosial.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ... · Pembelajaran tematik kelas 4 semester 2 terdiri dari 5 tema yaitu tema 5 pahlawanku, tema 6 indahnya negeriku, tema

31

2.3.2 Keterbatasan Pengembangan

Kompetensi afektif sosial dapat dicapai melalui kompetensi inti ke 1

dan 2, yaitu aspek sikap spiritual dan sikap sosial. Untuk mengukur aspek

tersebut belum banyak alat ukur yang valid dan reliabel. Usia anak sekolah

dasar juga memerlukan instrumen yang mudah untuk diisi dan dimengerti.

Oleh karena itu dibutuhkan dan perlu dibuat instrumen yang valid dan

reliabel dengan memilih salah satu aspek. Aspek sikap akan difokuskan

hanya kedalam sikap sosial saja. Karena kompetensi yang ingin dicapai pada

pembelajaran tematik dalam Kurikulum 2013 banyak, maka akan ada

keterbatasan untuk hanya fokus pada salah satu atau beberapa kompetensi

tertentu saja. Fokus terhadap beberapa kompetensi juga untuk memudahkan

dalam siswa mengisi instrumen agar tidak terlalu banyak item yang ada

dalam instrumen. Kesulitan usia anak sekolah dasar dalam mengisi instrumen

juga menjadi salah satu keterbatsan dalam pengembangan, sehingga untuk

mengatasinya dibutuhkan fasilitator untuk mendapingi siswa dalam mengisi

intstrumen penilaian sikap sosial.

2.4 Kerangka Berpikir

Pembelajaran memiliki tujuan tertentu, terutama pembelajaran dalam

kurikulum 2013 yang harusnya mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Aspek afektif misalnya diintegrasikan ke dalam kompetensi inti 1 dan 2.

Kompetensi inti 1 merupakan sikap spiritual dan kompetensi inti 2 merupakan

sikap sosial. Tujuan sikap sosial tentunya harus diukur, untuk mengetahui apakah

tujuan yang ditetapkan dalam aspek sikap sosial sudah tercapai atau belum.

Mengukur tercapainya tujuan dalam aspek sikap sosial akan dibutuhkan alat atau

instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat pecapaian tujuan dalam aspek

sosial yang nantinya juga terintegrasikan di dalam proses pembelajaran dari tema

dan subtema serta standart kompetensi yang ada.

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran ... · Pembelajaran tematik kelas 4 semester 2 terdiri dari 5 tema yaitu tema 5 pahlawanku, tema 6 indahnya negeriku, tema

32

Gambar 2.3

Kerangka Berpikir Pengembangan Instrumen Sikap Sosial

Pembelajaran Tematik

Tujuan pembelajaran Ranah sikap

Sosial

Instrumen Sikap Sosial

Uji Coba Lapangan

Utama

Kelas kecil

Kelas sedang

Kelas besar

Menentukan KI dan KD

Validasi dan Reliabilitas

Skala Pengukuran sikap

(Skala Guttman)

Pengembangan instrumen

aspek Afektif

Uji Coba Instrumen

Revisi

Kisi-kisi Pengukuran Sikap

Menetukan Indikator penilaian

sikap sosial