bab ii kajian pustaka 2.1 kajian teorieprints.umm.ac.id/37188/3/jiptummpp-gdl-titihanday-47126...10...

26
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori penelitian ini meliputi metode pembelajaran, pengertian metode Discovery Learning, pelaksanaan pembelajaran metode Discovery Learning, kelebihan dan kekurangan metode Discovery Learning, hasil belajar, dan hasil penelitian yang relevan. 2.2 Matematika 2.2.1 Pengertian Matematika Berbagai pendapat muncul tentang pengertian matematika tersebut, dipandang dari pengetahuan dan pengalaman masing-masing yang berbeda-beda. Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang bulat diantara para matematikawan, apa yang dimaksud dengan matematika itu. Sasaran pembelajaran matematika tidaklah kongkret, tetapi abstrak dengan cabang-cabangnya semakin lama semakin berkembang dan bercampur (Karso, 2009:37). lstilah matematika berasal dari bahasa Yunani, mathein atau manthenein yang artinya mempelajari, namun diduga kata itu ada hubungannya dengan kata Sansekerta “medha” atau “widya” yang artinya kepandaian, ketahuan, atau intelegensi (Karso, 2009:38). Jadi berdasarkan etimologis, perkataan matematika berarti “ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar”. Matematika dapat ditinjau dari segala sudut dan dapat memasuki seluruh segi kehidupan manusia.Jelasnya, matematika mencakup bahasa, yaitu bahasa

Upload: others

Post on 06-Sep-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teorieprints.umm.ac.id/37188/3/jiptummpp-gdl-titihanday-47126...10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori penelitian ini meliputi metode

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

Kajian teori penelitian ini meliputi metode pembelajaran, pengertian

metode Discovery Learning, pelaksanaan pembelajaran metode Discovery

Learning, kelebihan dan kekurangan metode Discovery Learning, hasil belajar,

dan hasil penelitian yang relevan.

2.2 Matematika

2.2.1 Pengertian Matematika

Berbagai pendapat muncul tentang pengertian matematika tersebut,

dipandang dari pengetahuan dan pengalaman masing-masing yang berbeda-beda.

Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang bulat diantara para matematikawan,

apa yang dimaksud dengan matematika itu. Sasaran pembelajaran matematika

tidaklah kongkret, tetapi abstrak dengan cabang-cabangnya semakin lama semakin

berkembang dan bercampur (Karso, 2009:37).

lstilah matematika berasal dari bahasa Yunani, mathein atau manthenein

yang artinya mempelajari, namun diduga kata itu ada hubungannya dengan kata

Sansekerta “medha” atau “widya” yang artinya kepandaian, ketahuan, atau

intelegensi (Karso, 2009:38). Jadi berdasarkan etimologis, perkataan matematika

berarti “ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar”.

Matematika dapat ditinjau dari segala sudut dan dapat memasuki seluruh

segi kehidupan manusia.Jelasnya, matematika mencakup bahasa, yaitu bahasa

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teorieprints.umm.ac.id/37188/3/jiptummpp-gdl-titihanday-47126...10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori penelitian ini meliputi metode

11

matematika.Melalui matematika dapat dilatih berfikir secara logis, dan dengan

matematika ilmu pengetahuan lainnya bisa berkembang dengan cepat.Namun

demikian, untuk mengetahui apakah matematika itu, seorang harus mempelajari

sendiri ilmu matematika itu, yaitu dengan mengkaji dan mengerjakannya.

a. Matematika sebagai ilmu deduktif Matematika dikenal sebagai ilmu deduktif, yaitu

proses pengerjaan matematis harus bersifat deduktif. Ini berarti bahwa matematika

tidak menerima generalisasi berdasarkan pengamatan (induktif) tetapi harus

berdasarkan pembuktian deduktif. Namun demikian untuk membantu pemikiran

serta untuk mencari kebenaran bisa dimulai dengan cara induktif dan selanjutnya

generalisasi yang benar harus bisa dibuktikan secara deduktif (Karso, 2009:39).

b. Matematika sebagai ilmu terstruktur Konsep-konsep matematika tersusun

secara hierarkis, terstruktur, logis, dan sistematis mulai dari konsep yang paling

sederhana sampai pada konsep yang paling kompleks. Dalam matematika

terdapat topik atau konsep prasyarat sebagai dasar untuk menemani topik atau

konsepkonsep selanjutnya (Astitirahayu, 2012:68).

c. Matematika sebagai ratu dan pelayan ilmu Matematika sebagai ratunya ilmu

dimaksudkan bahwa matematika merupakan sumber ilmu yang lain. Banyak

ilmu-ilmu yang penemuan dan pengembangannya bergantung dari matematika.

Oleh sebab itu, matematika berfungsi untuk melayani ilmu pengetahuan.

Dengan demikian matematika tumbuh dan berkembang untuk dirinya sendiri

juga melayani kebutuhan ilmu pengetahuan dalam pengembangan dan

operasionalnya (Astitirahayu, 2012:68).

d. Matematika sekolah Pada penelitian ini matematika yang dimaksud adalah

matematika sekolah. Dalam kurikulum pendidikan dasar, matematika sekolah

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teorieprints.umm.ac.id/37188/3/jiptummpp-gdl-titihanday-47126...10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori penelitian ini meliputi metode

12

adalah matematika yang diajarkan pada pendidikan dasar dan menengah.

Matematika sekolah terdiri atas bagian matematika yang dipilih guna

menumbuhkembangkan kemampuan-kemampuan dan membentuk pribadi

siswa serta berpadu kepada perkembangan iptek yang berfungsi sebagai salah

satu unsur masukan instrumental yang memiliki obyek dasar abstrak dan

berlandaskan kebenaran konsistensi, dalam sistem proses belajar dan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.

2.2.1.1 Pembelajaran Matematika

Menurut Cobb (dalam Suherman, 2003: 71) pembelajaran matematika sebagai

proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif mengkonstruksi pengetahuan

matematika. Menurut (Rahayu 2007:2) hakikat pembelajaran matematika adalah proses

yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang

memungkinkan seseorang (si pelajar) melaksanakan kegiatan belajar matematika dan

pembelajaran matematika harus memberikan peluang kepada siswa untuk berusaha dan

mencari pengalaman tentang matematika.

Sedangkan menurut Para ahli psikologi dan ahli pendidikan memberikan

pengertian mengajar yang berbeda-beda rumusannya.Menurut (Gulo 2002:23)

mengajar adalah usaha untuk memberi ilmu pengetahuan dan usaha untuk melatih

kemampuan.

Pembelajaran matematika, menurut Bruner (Herman Hudoyo, 1998:56) adalah

belajar tentang konsep dan struktur matematika yang terdapat dalam materi yang

dipelajari serta mencari hubungan antara konsep dan struktur matematika di dalamnya.

Erman Suherman (1986:55) mengemukakan bahwa dalam pembelajaran matematika

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teorieprints.umm.ac.id/37188/3/jiptummpp-gdl-titihanday-47126...10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori penelitian ini meliputi metode

13

para siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang

sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek.

Pembelajaran matematika hendaknya disesuaikan dengan konsep atau

pokok bahasan. Selain itu proses pembelajaran matematika harus memperhatikan

interaksi yang edukatif antara guru dan siswa untuk mendapatkan pengetahuan,

keterampilan dan sikap yang telah dirumuskan dalam tujuan pendidikan. Sebab

penyelenggaraan pembelajaran matematika tidaklah mudah karena fakta

menunjukkan bahwa para siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari

matematika.Untuk itu, agar pembelajaran matematika sesuai dengan harapan

maka perlu kiranya dibedakan antara matematika dan matematika sekolah.(dalam,

Ebbutt dan Straker Depdiknas, 2006).

Adapun pengertian dari matematika sekolah sebagai berikut :

1) Matematika sebagai kegiatan penelusuran pola dan hubungan. Implikasi

pandangan ini terhadap pembelajaran matematika adalah guru perlu:

(a) Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan penemuan

dan penyelidikan pola-pola untuk menentukan hubungan.

(b) Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan percobaan dengan

berbagai cara.

(c) Mendorong siswa untuk menemukan adanya uratan, perbedaan

perbandingan, pengelompokan, dan sebagainya.

(d) Mendorong siswa untuk menarik kesimpulan umum.

(e) Membantu siswa memahami dan menemukan hubungan antara pengertian

satu dengan yang lainnya

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teorieprints.umm.ac.id/37188/3/jiptummpp-gdl-titihanday-47126...10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori penelitian ini meliputi metode

14

2) Matematika sebagai kreativitas yang memerlukan imajinasi, intuisi, dan

penemuan. Implikasi pandangan ini terhadap pembelajaran matematika adalah

guru perlu:

(a) Mendorong inisiatif siswa dan memberikan kesempatan berpikir berbeda

(b) Mendorong rasa ingin tahu, keinginan bertanya, kemampuan menyanggah

dan memperkirakan

(c) Menghargai penemuan yang diluar perkiraan sebagai hal bermanfaat dari

pada menganggapnya sebagai kesalahan

(d) Mendorong siswa menemukan struktur dan desain matematika

(e) Mendorong siswa berpikir refleksif

(f) Tidak menyarankan hanya menggunakan satu metode saja.

3) Matematika sebagai pemecah masalah (problem solving). Implikasi pandangan

ini terhadap pembelajaran matematika adalah guru perlu:

(a) Menyediakan lingkungan belajar matematika yang merangsang timbulnya

persoalan matematika

(b) Membantu siswa memecahkan persoalan matematika menggunakan cara

sendiri

(c) Membantu siswa mengetahui informasi yang diperlukan untuk

memecahkan persoalan matematika

(d) Mendorong siswa untuk berpikir logis, konsisten, sistematis dan

mengembangkan sistem dokumentasi / catatan

(e) Membantu siswa mengetahui bagaimana dan kapan menggunakan berbagai

alat peraga / media pendidikan matematika seperti : jangka, penggaris,

kalkulator, dan sebagainya.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teorieprints.umm.ac.id/37188/3/jiptummpp-gdl-titihanday-47126...10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori penelitian ini meliputi metode

15

4) Matematika sebagai alat komunikasi. Implikasi pandangan ini terhadap

pembelajaran matematika adalah guru perlu:

(a) Mendorong siswa mengenal sifat-sifat matematika

(b) Mendorong siswa membuat contoh sifat matematika

(c) Mendorong siswa menjelaskan sifat matematika

(d) Mendorong siswa memberikan alasan perlunya kegiatan matematika,

(e) Menghargai bahasa ibu siswa dalam membicarakan matematika

(Phitopank, 2012).

Sampai saat ini matematika seringkali dihubungkan dengan sesuatu yang

membosankan dan sangat sulit dipahami.Matematika seringkali dihubungkan dengan

kebosanan, keengganan, kegagalan, dan ketakutan.Bagi sebagian anak yang duduk di

sekolah dasar, bahkan orang tua yang terlibat dalam pendidikan anaknya beranggapan

bahwa pelajaran matematika memang dapat memusingkan kepala karena banyak

aturan yang harus dipahami.Sikap negatif siswa SD pada matematika ini sangat tidak

kondusif demi tercapainya tujuan pembelajaran matematika.

Namun kondisi ini bukan untuk dihindari, karena kondisi ini tidak berarti

bahwa matematika tidak dapat diajarkan pada siswa SD, tetapi perlunya

penyelesaian yang tepat agar secara perlahan-lahan rasa ketakutan siswa SD dapat

hilang atau paling tidak dikurangi.

Untuk itu perlunya mempelajari karakteristik siswa SD, sehingga dapat

mengembangkan metode pembelajaran yang tepat bagi siswa SD. Untuk

mengurangi timbulnya ketakutan pada matematika perlu dilakukan pembelajaran,

terlalu cepat atau abstrak akan bisa mengakibatkan timbulnya sikap yang negatif

yang diakibatkan oleh pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan dari

belajar matematika (Soedjono, 2000:47).

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teorieprints.umm.ac.id/37188/3/jiptummpp-gdl-titihanday-47126...10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori penelitian ini meliputi metode

16

Untuk menciptakan kecintaan terhadap matematika metode pengajaran

matematika perlu diubah, metode yang saat ini lebih banyak menghafal jalan

penyelesaian dan jauh dari pemahaman harus didekatkan pada kasus-kasus nyata

yang dapat melatih logika siswa.Untuk itu perlu dipikirkan sistem pembelajaran

yang menyenangkan dan sesuai untuk siswa.

Hal ini intinya perlu dipikirkan pembelajaran yang menyenangkan agar dapat

mencerdaskan siswa, yang tidak terlalu membebani siswa sehingga tidak membuat

siswa menjadi tertekan. Untuk membuat suasana belajar mengajar dalam matematika,

yaitu: (a) Perlu suasana pengajaran matematika yang lebih rileks; (b) Memberi stimulus

yang tidak menimbulkan rasa takut” (Soedjono, 2000:48).

2.2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Matematika

Menurut Sholeh, 2000, dalam bukunya yang berjudul “Pokok-Pokok

Pengajaran Matematika di Sekolah” yang mempengaruhi ketidakberhasilan siswa

dalam belajar matematika adalah sebagai berikut:

a. Siswa tidak menangkap konsep dengan baik Siswa belum sampai ke konsep

abstraksi, masih dalam dunia konkret. Siswa hanya sampai ke pemahaman

instrumen (instrumental understanding), yang hanya tahu contoh-contoh tetapi

tidak dapat mendeskripsikanya. Siswa belum sampai ke pemahaman relasi

(relation understanding), yang dapat menjelaskan hubungan antar konsep.

Akibatnya semakin kesulitan dalam memahami konsep-konsep lainnya yang

diturunkan dari konsep terdahulu yang belum dikuasi tadi. Jalan pintasnya

siswa memberi pengertian sendiri konsep itu, ini disebut miskonsepsi.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teorieprints.umm.ac.id/37188/3/jiptummpp-gdl-titihanday-47126...10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori penelitian ini meliputi metode

17

b. Siswa tidak menangkap arti dari lambang-lambang Siswa hanya dapat

menuliskan atau mengucapkan tanpa dapat menggunkannya. Akibatnya, semua

kalimat matematika menjadi tidak berarti baginya. Jalan pintasnya, siswa

memanipulasi sekehendakanya lambang-lambang itu.

c. Siswa tidak memahami asal-usul suatu prinsip Siswa tahu apa rumusnya dan

bagaimana menggunakannya tetapi tidak tahu mengapanya. Akibatnya, siswa

tidak tahu dimana atau dalam konteks apa prinsip itu digunakan.

d. Siswa tidak lancar menggunakan operasi dan prosedur Ketidaklancaran

menggunakan operasi dan prosedur terdahulu, berpengaruh lagi pada

pemahaman prosedur berikutnya.

e. Ketidaklengkapan pengetahuan Hal ini dapat menghambat kemampuan siswa

untuk memecahkan masalah matematika. Sementara itu, pelajaran terus

berjalan secara berjenjang (Sholeh, 2000:21).

2.3 Discovery Learning

2.3.1 Pengertian Discovery Learning

Metode penemuan adalah terjemahan dari Discovery. Menurut Sund

(dalam Suryosubroto, 2002:193), Discovery Learning adalah proses mental

dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Yang

dimaksudkan dengan proses mental tersebut adalah sebagai berikut: mengamati,

mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan,

mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya. Suatu konsep misalnya: segi

tiga, panas, demograsi dan sebagainya, sedangkan yang dimaksud dengan prinsip

antara lain: logam apabila dipanaskan akan mengembang dalam teknik ini siswa

dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru

hanya membimbing dan memberikan instruksi kepada siswa.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teorieprints.umm.ac.id/37188/3/jiptummpp-gdl-titihanday-47126...10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori penelitian ini meliputi metode

18

Dr. J. Richard dan asistennya mencoba self-learning siswa (belajar sendiri)

itu, sehingga situasi belajar mengajar berpindah dari situasi teacher learning

menjadi situasi student dominated learning. Dengan menggunakan discovery

learning, ialah suatu cara mengajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan

mental melalui tukar pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan

mencoba sendiri. Agar siswa dapat belajar sendiri.

Penggunaan metode Discovery ini berusaha meningkatkan aktivitas

mahasiswa dalam proses belajar mengajar. Maka metode ini memiliki keuntungan

sebagai berikut:

a. Metode ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak

kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif atau

pengenalan.

b. Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi individual

sehingga dapat kokoh atau mendalam tertinggal dalam jiwa siswa.

c. Metode ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang

dan maju sesuai dengan kernampuannya masing-masing.

d. Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi

yang kuat untuk belajar lebih giat.

e. Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri

sendiri dengan proses penemuan sendiri.

Menurut Hudojo (2003:123) metode Discovery Learning (penemuan)

merupakan suatu cara penyampaian topik-topik, sedemikian hingga proses belajar

memungkinkan siswa menemukan sendiri pola-pola atau struktur-struktur melalui

serentetan pengalaman-pengalaman belajar lampau.Keterangan-keterangan yang

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teorieprints.umm.ac.id/37188/3/jiptummpp-gdl-titihanday-47126...10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori penelitian ini meliputi metode

19

harus dipelajari itu tidak disajikan di dalam bentuk akhir, siswa diwajibkan

melakukan aktivitas mental sebelum keterangan yang dipelajari itu dapat dipahami.

Penyampaian materi pengajaran siswa tidak diberitahukan sebelumnya sehingga

sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri.Dari pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa metode discovery sengaja dirancang untuk meningkatkan keaktifan siswa

yang lebih besar, berorientasi pada proses, untuk menemukan sendiri informasi yang

diperlukan untuk mencapai tujuan instruksional. Metode discovery berorientasi pada

proses dan hasil secara bersama-sama. Kegiatan pembelajaran semacam ini

menjadikan siswa aktif dalam proses pembelajaran, guru hanya berperan sebagai

fasilitator untuk mengatur jalannya pembelajaran. Proses pembelajaran yang

demikian membawa dampak positif pada pengembangan kreativitas berpikir siswa.

Menurut Joyce & Weil (2002:199) keuntungan metode penemuan adalah

akan membantu siswa mengembangkan disiplin intelektual dan kebutuhan

keterampilan untuk membangkitkan rasa ingin tahu dan mencari jawaban dari

keingintahuannya. Trowbridge & Bybee (2004:212) membagi metode penemuan

menjadi 2 jenis yaitu: (1) penemuan terbimbing (guided inquiry); (2) penemuan

bebas (free inquiry). Penemuan terbimbing, guru menyediakan data dan siswa

diberi pertanyaan atau masalah untuk membantu mereka mencari jawaban,

kesimpulan generalisasi dan solusi. Pada penemuan bebas murid merencanakan

solusi, mengumpulkan data dan selebihnya sama dengan penemuan terbimbing.

Metode pembelajaran penemuan dapat dipandang sebagai suatu belajar

yang terjadi apabila siswa tidak diberikan dengan konsep atau teori, melainkan

siswa sendiri yang harus mengelola dan melakukan penemuan sehingga dapat

menemukan konsep atau teori itu.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teorieprints.umm.ac.id/37188/3/jiptummpp-gdl-titihanday-47126...10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori penelitian ini meliputi metode

20

Metode discovery learning merupakan metode penemuan terbimbing atau

terpimpin yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh siswa berdasarkan

petunjuk-petunjuk guru. Petunjuk diberikan pada umumnya dalam bentuk

pertanyaan terbimbing (Ali, 2004:84).

Peneliti berpendapat bahwa metode Discovery Learning adalah metode

pembelajaran yang cukup efektif untuk memancing imajinasi dan kreativitas

siswa. Metode Discovery Learning dalam kegiatan pembelajaran menuntun siswa

untuk menemukan suatau konsep dan pengalaman pembelajaran sendiri. Dengan

melakukan kegiatan pembelajaran sendiri, yang tetap dalam pengawasan guru

dengan sendirinya siswa akan melatih otak kanan dan kiri bekerja dengan baik.

Siswa melakukan praktek sesuatau hal yang pada akhirnya, tanpa disadari siswa

telah medapat banyak ilmu.

Metode Discovery Learning sangat mudah dipraktekkan dalam

pembelajaran terutama pada materi yang berkaitan langsung dengan kegiatan

sehari-hari. Pada penelitian ini, peneliti memanfaatkan metode Discovery

Learning sebagai metode pembelajaran dalam menyampaikan materi tentang

“Úang”. Siswa akan mempraktekkan langsung jual beli, dan menghitung uang

sendiri, dari kegiatan ini siswa akan menemukan pengalaman dan pengetahuan

yang baru. Setelah kegiatan selesai peneliti sebagai guru memberikan penguatan

materi.

2.3.2 Tujuan Pembelajaran Discovery Learning

Bell, (2001:78) mengemukakan beberapa tujuan spesifik dari

pembelajaran dengan penemuan, yakni sebagai berikut:

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teorieprints.umm.ac.id/37188/3/jiptummpp-gdl-titihanday-47126...10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori penelitian ini meliputi metode

21

a. Dalam penemuan siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif

dalam pembelajaran. Kenyataan menunjukan bahwa partisipasi banyak

siswa dalam pembelajaran meningkat ketika penemuan digunakan.

b. Melalui pembelajaran dengan penemuan, siswa belajar menemukan pola

dalam situasi konkrit maupun abstrak, juga siswa banyak meramalkan

(extrapolate) informasi tambahan yang diberikan.

c. Siswa juga belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan

menggunakan tanya jawab untuk memperoleh informasi yang bermanfaat

dalam menemukan.

d. Pembelajaran dengan penemuan membantu siswa membentuk cara kerja

bersama yang efektif, saling membagi informasi, serta mendengar dan

mneggunakan ide-ide orang lain.

e. Terdapat beberapa fakta yang menunjukan bahwa keterampilan-

keterampilan, konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang dipelajari melalui

penemuan lebih bermakna.

f. Keterampilan yang dipelajari dalam situasi belajar penemuan dalam

beberapa kasus, lebih mudah ditransfer untuk aktifitas baru dan

diaplikasikan dalam situasi belajar yang baru.

Salah satu metode belajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan di

sekolah-sekolah yang sudah maju adalah metode discovery. Hal ini disebabkan

karena metode ini: (1) merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar

siswa aktif; (2) dengan menemukan dan menyelidiki sendiri konsep yang

dipelajari, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan dan tidak

mudah dilupakan siswa; (3) pengertian yang ditemukan sendiri merupakan

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teorieprints.umm.ac.id/37188/3/jiptummpp-gdl-titihanday-47126...10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori penelitian ini meliputi metode

22

pengertian yang betul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam

situasi lain; (4) dengan menggunakan strategi discovery anak belajar menguasai

salah satu metode ilmiah yang akan dapat dikembangkan sendiri; (5) siswa belajar

berpikir analisis dan mencoba memecahkan problema yang dihadapi sendiri,

kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan nyata Humairoh, (2015:42)

2.3.3 Kelebihan dan Kekurangan Metode Discovery Learning

2.3.3.1 Kelbihan Metode Discovery Learning

Beberapa keunggulan metode penemuan juga diungkapkan oleh

Suherman, dkk (2001: 179) sebagai berikut:

1. siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan menggunakan

kemampuan untuk menemukan hasil akhir

2. siswa memahami benar bahan pelajaran, sebab mengalami sendiri

proses menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih

lama diingat;

3. menemukan sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini mendorong

ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat;

4. Siswa yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan

lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks

5. metode ini melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri.

2.3.3.2 Kekurangan Metode Discovery Learning

Adapun kekurangan model pembelajaran discovery-inquiry ini

dikemukakan oleh Suryosubroto (2002:201) adalah:

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teorieprints.umm.ac.id/37188/3/jiptummpp-gdl-titihanday-47126...10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori penelitian ini meliputi metode

23

1. Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar

ini. Misalnya siswa yang lamban mungkin bingung dalam usahanya

mengembangkan pikirannya jika berhadapan dengan hal-hal yang

abstrak, atau menemukan saling ketergantungan antara pengertian

dalam suatu subjek, atau dalam usahanya menyusun suatu hasil

penemuan dalam bentuk tertulis.

2. Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar. Misalnya

sebagian besar waktu dapat hilang, karena membantu seorang siswa

menemukan teori-teori atau menemukan bagaimana ejaan dari bentuk

kata-kata tertentu.

3. Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan

guru dan siswa yang sudah biasa dengan pembelajaran secara

tradisional.

4. Dalam beberapa ilmu (misalnya IPA) fasilitas yang dibutuhkan untuk

mencoba ide-ide mungkin tidak ada.

2.3.4 Ciri-ciri Metode Pembelajaran Discovery Learning

Ciri utama belajar dengan metode Discovery Learning yaitu: (1)

mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan

dan menggeneralisasi pengetahuan; (2) berpusat pada siswa; (3) kegiatan untuk

menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada. Ada

sejumlah ciri-ciri proses pembelajaran yang sangat ditekankan oleh teori

konstruktivisme, yaitu :

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teorieprints.umm.ac.id/37188/3/jiptummpp-gdl-titihanday-47126...10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori penelitian ini meliputi metode

24

1. Menekankan pada proses belajar, bukan proses mengajar

2. Mendorong terjadinya kemandirian dan inisiatif belajar pada siswa.

3. Memandang siswa sebagai pencipta kemauan dan tujuan yang ingin dicapai.

4. Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses, bukan menekan pada hasil.

5. Mendorong siswa untuk mampu melakukan penyelidikan.

6. Menghargai peranan pengalaman kritis dalam belajar.

7. Mendorong berkembangnya rasa ingin tahu secara alami pada siswa.

8. Penilaian belajar lebih menekankan pada kinerja dan pemahaman siswa.

9. Mendasarkan proses belajarnya pada prinsip-prinsip kognitif.

10. Banyak menggunakan terminilogi kognitif untuk menjelaskan proses

pembelajaran; seperti predeksi, inferensi, kreasi dan analisis.

11. Menekankan pentingnya “bagaimana” siswa belajar.

12. Mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam dialog atau diskusi

dengan siswa lain dan guru.

13. Sangat mendukung terjadinya belajar kooperatif.

14. Menekankan pentingnya konteks dalam belajar.

15. Memperhatikan keyakinan dan sikap siswa dalam belajar.

16. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuan dan

pemahaman baru yang didasari pada pengalaman nyata (Humairoh:2015)

Berdasarkan ciri-ciri pembelajaran kontruktivisme tersebut diatas, maka

dalam penerapannya didalam kelas sebagai berikut :

1. Mendorong kemandirian dan inisiatif siswa dalam belajar

2. Guru mengajukan pertanyaan terbuka dan memberikan kesempatan beberapa

waktu kepada siswa untuk merespon.

3. Mendorong siswa berpikir tingkat tinggi.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teorieprints.umm.ac.id/37188/3/jiptummpp-gdl-titihanday-47126...10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori penelitian ini meliputi metode

25

4. Siswa terlibat secara aktif dalam dialog atau diskusi dengan guru atau siswa

lainnya.

5. Siswa terlibat dalam pengetahuan yang mendorong dan menantang terjadinya

diskusi.

6. Guru menggunakan data mentah, sumber-sumber utama dan materi-materi

interaktif Humairoh, (2015:103).

2.3.5 Strategi dalam Pembelajaran Discovery Learning

Pembelajaran dengan penemuan dapat digunakan beberapa strategi,

strategi-strategi yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Strategi Induktif

Strategi ini terdiri dari dua bagian, yakni bagian data atau contoh

khusus dan bagian generalisasi (kesimpulan).Data atau contoh khusus tidak

dapat digunakan sebagai bukti, hanya merupakan jalan menuju kesimpulan.

Mengambil kesimpulan dengan menggunakan strategi induktif ini selalu

mengandung resiko, apakah kesimpulan itu benar ataukah tidak. Karenanya

kesimpulan yang ditemukan dengan strategi induktif sebaiknya selalu

mengguankan perkataan “barangkali” atau “mungkin”.

b. Strategi deduktif

Metode deduktif memegang peranan penting dalam hal pembuktian. Karena

berisi argumentasi deduktif yang saling berkaitan, maka metode deduktif memegang

peranan penting dalam pengajaran. Dari konsep yang bersifat umum yang sudah

diketahui siswa sebelumnya, siswa dapat diarahkan untuk menemukan konsep-

konsep lain yang belum diketahui sebelumnya Elvira, (2010:62).

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teorieprints.umm.ac.id/37188/3/jiptummpp-gdl-titihanday-47126...10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori penelitian ini meliputi metode

26

2.3.6 Langkah- langkah metode Discovery Learning

Pengaplikasian model Discovery Learning dalam pembelajaran, terdapat

beberapa tahapan yang harus dilaksanakan. Kurniasih & Sani (2014:68-71)

mengemukakan langkah-langkah operasional model Discovery Learning yaitu

sebagai berikut:

a. Langkah persiapan model Discovery Learning

1) Menentukan tujuan pembelajaran.

2) Melakukan identifikasi karakteristik siswa.

3) Memilih materi pelajaran.

4) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif.

5) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh,

ilustrasi, tugas, dan sebagainya untuk dipelajari siswa.

b. Prosedur aplikasi model discovery learning

1) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsang)

Pada tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan

kebingungan, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi,

agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Guru dapat memulai

dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan belajar

lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.

2) Problem statemen (pernyataan/identifikasi masalah)

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi

masalah-masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah

satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teorieprints.umm.ac.id/37188/3/jiptummpp-gdl-titihanday-47126...10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori penelitian ini meliputi metode

27

3) Data collection (pengumpulan data)

Tahap ini siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan berbagai

informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara,

melakukan uji coba sendiri untuk menjawab pertanyaan atau

membuktikan benar tidaknya hipotesis.

4) Data processing (pengolahan data)

Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi

yang telah diperoleh siswa melalui wawancara, observasi dan

sebagainya. Tahap ini berfungsi sebagai pembentukan konsep dan

generalisasi, sehingga siswa akan mendapatkan pengetahuan baru dari

alternatif jawaban yang perlu mendapat pembuktian secara logis.

5) Verification (pembuktian)

Pada tahap ini siswa melalakukan pemeriksaan secara cermat untuk

membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi

dengan temuan alternatif dan dihubungkan dengan hasil pengolahan

data.

6) Generalization (menarik kesimpulan)

Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah

kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk

semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil

verifikasi.

Sani, (2014:99) mengemukakan tahapan pembelajaran dengan

menggunakan model discovery learning secara umum dapat digambarkan sebagai

berikut:

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teorieprints.umm.ac.id/37188/3/jiptummpp-gdl-titihanday-47126...10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori penelitian ini meliputi metode

28

1. Guru memaparkan topik yang akan dikaji, tujuan belajar, motivasi, dan

memberikan penjelasan singkat.

2. Guru mengajukan permasalahan atau pertanyaan yang terkait dengan topik

yang dikaji.

3. Guru membimbing dalam perumusan hipotesis dan merencanakan percobaan.

Guru memfasilitasi kelompok dalam melaksanakan percobaan

4. Kelompok melakukan percobaan atau pengamatan untuk mengumpulkan data

yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis

5. Kelompok mengorganisasikan dan menganalisis data serta membuat laporan

hasil percobaan atau pengamatan

6. Kelompok memaparkan hasil percobaan dan mengemukakan konsep yang

ditemukan.

7. Guru membimbing siswa dalam mengkonstruksi konsep berdasarkan hasil

investigasi.

2.4 Uang

Menurut Mandala,dkk (2004:43) uang adalah asset yang paling likuid di

atara seluruh asset yang ada dalam perekonomian. Suatu asset dikatakan likuid

bila sangat mudah ditukarkan dengan barang dan jasa lain, biaya transaksinya

sangat kecil dan nilai nominalnya relatif stabil.

Menurut Boediono (1985:58) uang adalah uang kertas dan uang logam yang

ada di tangan masyarakat. Uang tunai ini disebut dengan uang kartal atau dalam

bahasa inggris disebut currency.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teorieprints.umm.ac.id/37188/3/jiptummpp-gdl-titihanday-47126...10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori penelitian ini meliputi metode

29

2.4.1 Uang Logam

Gambar 2.1 Uang Logam

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teorieprints.umm.ac.id/37188/3/jiptummpp-gdl-titihanday-47126...10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori penelitian ini meliputi metode

30

2.4.2 Uang Kertas

Gambar 2.2 Uang Kertas

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teorieprints.umm.ac.id/37188/3/jiptummpp-gdl-titihanday-47126...10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori penelitian ini meliputi metode

31

2.4.3 Menentukan Kesetaraan Nilai Mata Uang

Gambar 2.3 Kesetaraan Nilai Mata Uang

2.4.4 Menaksir Jumlah Harga

Contoh:

Ana membeli alat-alat tulis dengan rincian barang dan harga seperti

berikut:1 pensil sehargaRp1.200,001 buku sehargaRp1.800,001 bolpoin seharga

Rp1.700,00. Harga seluruhnya Rp4.700,00 Ana membayar dengan 1 lembar uang

lima ribuan, maka uang kembaliannya adalahRp5.000,00 – Rp4.700,00 =

Rp300,00

2.5 Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang terkait dilakukan oleh Aprilia (2012) yang berjudul

“Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA

Tentang Kenampakan Matahari Dengan Pendekatan Discovery (penelitian

tindakan kelas pada siswa kelas II di SD Negeri 2 Cibogo Kecamatan Lembang

Kabupaten Bandung Barat)”. Hasil penelitian menunjukkan setelah dilaksanakan

siklus I sampai siklus III diperoleh hasil bahwa pelaksanaan pembelajaran IPA

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teorieprints.umm.ac.id/37188/3/jiptummpp-gdl-titihanday-47126...10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori penelitian ini meliputi metode

32

melalui pendekatan discovery dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar

siswa. Hal ini dapat dilihat dari persentase kenaikan nilai IPA siswa kelas IIB

yaitu pada siklus I diperoleh 11 siswa atau 45,83 % siswa, pada siklus II

diperoleh 21 siswa atau 87,5 % siswa dan pada siklus III meningkat menjadi 23

siswa atau 95,8 % siswa telah mencapai KKM. Adapun tindakan yang telah

berhasil diberikan selama pelaksanaan pembelajaran yaitu melakukan pemodelan

sebelum siswa melakukan pengamatan dan percobaan, dan membimbing siswa

secara keseluruhan untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa selama

pelaksanaan pembelajaran.Kesimpulannnya adalah penerapan pendekatan

discovery dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas II SDN 2

Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat pada mata pelajaran IPA.

Hasil penelitian lain dari Faridah (2010) adalah “Efektivitas Metode

Pembelajaran Inquiry Discovery Learning terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran

PAI pada Siswa Kelas VIII Semester ISMPNU 01 Muallimin Weleri Tahun

Pelajaran 2010-2011”, menunjukkan gambaran jelas bahwa bahwa model

pembelajaran Inquiry Discovery Learning terhadap hasil belajar peserta didik

efektif digunakan yaitu ditunjukkan dengan adanya perbedaan rata-rata hasil

belajar kognitif dan psikomotorik siswa pada kelas eksperimen lebih baik dari

pada kelas kontrol. Berdasarkan hasil perhitungan analisis keefektifan

pembelajaran Inquiry Discovery Learning didapatkan bahwa persentase rata-rata

hasil belajar siswa ranah kognitif dan ranah psikomotorik kelas eksperimen adalah

75,30%. Perolehan tersebut mempunyai kriteria efektif. Kemudian, dalam kelas

kontrol yaitu kelas yang tidak memakai pembelajaran Inquiry Discovery Learning

didapatkan 64,66% yang mempunyai kriteria cukup.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teorieprints.umm.ac.id/37188/3/jiptummpp-gdl-titihanday-47126...10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori penelitian ini meliputi metode

33

Penelitian-penelitian tersebut di atas sebagai bahan referensi bagi peneliti

untuk menyusun penelitian. Dari penelitian terdahulu tersebut dapat diketahui

deskripsi hasil penelitian yang mendukung penelitian ini, yaitu Peningkatan

aktivitas dan hasil belajar siswa melalui Discovery Learning pada pembelajaran

tematik siswa kelas 1 SDN Model Kota Malang.. Selain itu, penelitian terdahulu

juga menjadi acuan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan masing-

masing aspek dalam penelitian ini dengan penelitian lain yang terkait. Pada

referensi penelitian yang dilakukan oleh Aprilia (2012) meneliti tentang motivasi

belajar dengan menggunakan metode Discovery Learning sedangkan pada peneliti

ke 2 yang dilakukan oleh Farida (2010) meneliti tentnga model pembelajaran

Inquiry Discovery Learning terhadap hasil belajar siswa. Pada penelitian yang

akan dilakukan peneliti kali ini akan meneliti peningkatan hasil belajar

matematika siswa kelas III SD Singojuruh 5 dengan menggunakan metode

Discovery Learning.

2.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah

penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Hipotesis dalam

penelitian ini adalah : penerapan metode discovery learning untuk meningkatkan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi uang.

Berdasarkan uraian di atas, yang mempengaruhi proses belajar adalah

penggunaan metode discovery learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa,

maka dari itu dengan penerapan metode discovery learning pada mata pelajaran

matematika materi uang dapat memotivasi siswa dalam belajar karena setiap

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teorieprints.umm.ac.id/37188/3/jiptummpp-gdl-titihanday-47126...10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori penelitian ini meliputi metode

34

siswa melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan untuk mencari dan

menyelidiki secara sistematis dalam menguasai materi yang ditugaskan dan dapat

merumuskan sendiri keterangan yang diperoleh. penerapan metode discovery

learning pada mata pelajaran matematika materi uang ini diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

2.7 Kerangka Pikir

Metode mengajar merupakan salah satu kunci pokok keberhasilan suatu proses

pembelajaran, karena dengan menggunakan metode mengajar yang sesuai, tujuan yang

diharapkan dapat tercapai atau terlaksana dengan baik. Penerapan metode mengajar

harus memperhatikan partisipasi peserta didik untuk terlibat aktif di dalam proses

pembelajaran. Peserta didik dirangsang untuk menyelesaikan problem-problem baik

secara individu maupun kelompok yang pada akhirnya diharapkan dapat terlatih untuk

belajar mandiri dan tidak selalu tergantung pada guru.

Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran

merupakan tugas guru sebagai motivator, karena yang didapatkan sewaktu proses

pembelajaran untuk bekal hidup di masa mendatang. Melalui metode Discovery

Learning ini dapat mendorong peserta didik untuk memahami hakikat, makna dan

manfaat belajar sehingga akan memberikan stimulus dan senantiasa belajar. Hal

ini mendorong peserta didik untuk bersemangat atau mempunyai keinginan (wish)

yang kuat dalam belajar.Metode Discovery Learning merupakan bagian dari

pembelajaran aktif yang sekaligus pembelajaran yang menyenangkan.

Pembelajaran yang menyenangkan tersebut akan memotivasi peserta didik dalam

belajar dan mengurangi kejenuhan ketika setiap hari siswa berada di dalam kelas.

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teorieprints.umm.ac.id/37188/3/jiptummpp-gdl-titihanday-47126...10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori penelitian ini meliputi metode

35

Hal ini membuat semangat siswa menjadi semakin besar hasrat mereka

untuk mencari ilmu. Pembelajaran dengan metode ini juga akan menjadi lebih

bermakna, menemukan situasi baru ketika belajar bersama teman-temannya dan

mampu menyelesaikan permasalahan baik individu maupun kelompok.

Gambar 2.4 Kerangka Pikir

Permasalahan :

Pembelajaran

matematika dirasa

sulit.

Faktor yang mempengaruhi :

Siswa kurang tertariknya pada mata pelajaran matematika.

Faktor yang mempengaruhi :

Siswa masih cenderung pasif dalam pembelajaran

Solusi atau mekanisme :

Metode Discovery

Learning

Permasalahan :

Hasil Belajar

Dibawah KKM

Hasil penelitian :

Meningkatkan hasil

belajar siswa dalam

pembelajaran

matematika