bab ii kajian pustaka 2.1 asupan karbohidrat...monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa...

43
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat 2.1.1 Pengertian Asupan karbohidrat adalah banyaknya zat gizi yang mengandung karbohidrat ataupun turunannya dalam setiap diitnya. Menurut urutan kompleksitas, karbohidrat terdiri dari monosakarida (glukosa, fruktosa dan galaktosa), disakarida (sukrosa, Laktosa dan maltosa), trisakarida dan polisakarida (FKUI, 2011). 2.1.2 Pencernaan dan Penyerapan Karbohidrat Karbohidrat pertama kali dicerna di mulut yaitu oleh enzirn ptialin yang mengubah karbohidrat menjadi maltosa. Selanjutnya pencernaan terakhir sampai usus halus yang mengubah disakarida menjadi monosakarida melalui beberapa enzim yaitu maltosa, sukrasa dan laktosa yang sering disebut karbohidratase (FKUI, 2011). Disakarida selanjutnya dihidrolisis menjadi monosakarida. Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi. Menurut Hudak dan Gallo (2005), glukosa yang tidak digunakan oleh jaringan akan ditransfer kedalam hati dan otot menjadi glikogen oleh hormone insulin. Fraksi karbohidrat yang terbatas yang tidak segera dibakar disimpan sebagai glikogen di dalam hepar dan otot. Sisanya dengan cepat diubah menjadi asam lemak dan gliserol dan akhirnya disimpan sebagai trigliserida dalam jaringan adiposa. Menurut Huddak dan Gallo (2005), dalam keadaan sehari-hari yang lazim, absorpsi glukosa secara kasar membutuhkan 3 jam setelah makan, atau kira-kira sepertiga dari 24 jam. Karbohidrat yang diserap oleh tubuh berbentuk monosakarida seperti glukosa, galaktosa dan fruktosa. Monosakarida dalam saluran pencernaan diserap ke dalam darah portal

Upload: others

Post on 11-Nov-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat...Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Asupan Karbohidrat

2.1.1 Pengertian

Asupan karbohidrat adalah banyaknya zat gizi yang mengandung karbohidrat ataupun

turunannya dalam setiap diitnya. Menurut urutan kompleksitas, karbohidrat terdiri dari

monosakarida (glukosa, fruktosa dan galaktosa), disakarida (sukrosa, Laktosa dan maltosa),

trisakarida dan polisakarida (FKUI, 2011).

2.1.2 Pencernaan dan Penyerapan Karbohidrat

Karbohidrat pertama kali dicerna di mulut yaitu oleh enzirn ptialin yang mengubah

karbohidrat menjadi maltosa. Selanjutnya pencernaan terakhir sampai usus halus yang mengubah

disakarida menjadi monosakarida melalui beberapa enzim yaitu maltosa, sukrasa dan laktosa

yang sering disebut karbohidratase (FKUI, 2011). Disakarida selanjutnya dihidrolisis menjadi

monosakarida. Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui

sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi.

Menurut Hudak dan Gallo (2005), glukosa yang tidak digunakan oleh jaringan akan

ditransfer kedalam hati dan otot menjadi glikogen oleh hormone insulin. Fraksi karbohidrat yang

terbatas yang tidak segera dibakar disimpan sebagai glikogen di dalam hepar dan otot. Sisanya

dengan cepat diubah menjadi asam lemak dan gliserol dan akhirnya disimpan sebagai trigliserida

dalam jaringan adiposa. Menurut Huddak dan Gallo (2005), dalam keadaan sehari-hari yang

lazim, absorpsi glukosa secara kasar membutuhkan 3 jam setelah makan, atau kira-kira sepertiga

dari 24 jam. Karbohidrat yang diserap oleh tubuh berbentuk monosakarida seperti glukosa,

galaktosa dan fruktosa. Monosakarida dalam saluran pencernaan diserap ke dalam darah portal

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat...Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi

8

dibawa ke dalam hepar. Sel hepar yang berisi sejumlah besar glukosa fosfatase. Glukosa 6-

fofatase dalam hepar diubah kembali menjadi glukosa dan fosfat. Glukosa yang dihasilkan di

transpor kembali melalui membrane sel hepar ke dalam darah menuju sel-sel jaringan tubuh

melalui membran sel masuk kedalam sitoplasma sel. Kecepatan pengangkutan glukosa dan

beberapa monosakarida ke dalam jaringan tubuh sangat ditingkatkan oleh insulin. Sedangkan

masuknya glukosa kedalam sel melalui membran dengan mekanisme difusi pasif yang

dimungkinkan oleh ikatan tertentu dari protein pembawa (carier) membran glukosa (Guyton &

Hall, 2005).

Seseorang yang dalam keadaan sehat, sementara waktu glukosa yang telah diabsorbsi

dapat menaikan kadar glukosa darah, namun dalam beberapa saat kadar glukosa darah akan

kembali kedalam keadaan normal (Witasari, 2013). Secara fisiologis hati mempunyai peranan

dalam mengatur kadar glukosa darah yaitu dengan mengekstraks glukosa, mensintesis glikogen,

dan melakukan glikogenolisis. Jaringan perifer, otot dan adipose juga mempunyai fungsi didalam

menjaga kadar glukosa darah walaupun dalam jumlah sedikit karena jaringan tersebut juga

mengekstrak glukosa sebagai sumber energi (Price & Sylvia, 2005).

Glikogen yang telah disimpan dapat dipecah kembali menjadi glukosa melalui proses

glikogenolisis dan untuk simpanan yang bukan berasal dari karbohidrat (lemak dan protein) akan

dipecah melalui proses glukoneogenesis apabila tubuh dalam keadaan lapar (Poedjiadi, 2005).

Simpanan glikogen di dalam otot sebagian besar digunakan untuk beraktivitas, sedangkan

glikogen yang didalam hati akan tetap disimpan. Simpanan glikogen didalam hati akan

digunakan apabila tubuh dalam 12-18 jam. Glikogen dapat meningkat hingga total kira-kira 5%

sampai 6% massa hati yang sepadan dengan hampir 100 gram glikogen yang disimpan dalam

hati (Guyton & Hall, 2005).

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat...Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi

9

Kelebihan glukosa dalam darah disimpan dalam bentuk glikogen, suatu molekul besar

yang terdiri dari molekul-molekul yang saling berhubungan, di hati dan otot. Karena glikogen

merupakan cadangan energi yang relatif kecil, bentuk ini hanya dapat memenuhi kebutuhan

energi kurang dari sehari. Setelah gudang glikogen di hati dan otot “terisi penuh”, glukosa lain

harus diubah menjadi asam lemak dan gliserol, yang digunakan membentuk trigliserida (gliserol

dengan tiga asam lemak melekat padanya), terutama di jaringan adipose (lemak) dan sedikit di

otot (Sherwood, 2012).

2.1.3 Kebutuhan Karbohidrat

Nilai total karbohidrat adalah hal utama yang harus diperhatikan dalam pengaturan diit

dibandingkan dengan jenis karbohidratnya. Konsumsi karbohidrat yang dianjurkan pada orang

diabetes melitus di Indonesia yaitu 60-75% dari total energi (Ngaya, 2006). Total asupan

karbohidrat adalah banyaknya asupan aktual dari individu yang mengandung karbohidrat pada 1

hari sebelum dilakukan wawancara yang bersumber dari asupan makanan maupun minuman

dalam berat bersih yang telah dikonversikan ke dalam satuan gram (Kertasapoetra & Marsetyo,

2008). Penghitungan asupan karbohidrat dilakukan wawancara dengan food 24 jam recall.

Menurut Riskesdas (2013), Angka Kecukupan Gizi (AKG) perempuan

kelompok umur 50 - 64 tahun (elderly) memiliki angka kecukupan gizi karbohidrat

adalah sebanyak 285 gram. Selain itu, indikator untuk kebutuhan gizi dapat dikelompokkan

sebagai berikut (FKUI, 2011);

1. Lebih (>60% dari kebutuhan energi)

2. Cukup (50-60% dari kebutuhan energi)

3. Kurang (<50% dari kebutuhan energi)

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat...Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi

10

Selain persentase asupan karbohidrat,yang tidak kalah pentingnya adalah mengenai

kontribusi indeks glikemik dalam meningkatkan kadar glukosa darah. Miller, (2003),

menyebutkan bahwa yang berkontribusi paling tinggi untuk meningkatkan kadar glukosa darah

adalah makanan yang bersumber dari karbohidrat yang indeks glikemiknya tinggi. Rentang

indeks glikemik adalah sebagai berikut: Indeks glikemik rendah kurang dari 55, sedang 55-70

dan tinggi adalah lebih dari 70.

2.2 Asupan Protein

2.2.1 Pengertian

Asupan protein adalah banyaknya zat gizi yang mengandung protein dan turunannya

dalam diit harian. Senyawa sederhana yang menyusun protein adalah asam amino. Asam amino

dibagi menjadi dua yaitu esensial (tidak dapat disintesis oleh tubuh tetapi diperoleh dari

makanan yang dikonsumsi) dan non esensial (dapat disintesis dalam tubuh).

2.2.1 Pencernaan dan Penyerapan Protein

Protein pertama kali dicerna di lambung oleh enzim Pepsin dan Gastric Protease menjadi

polipeptida. Selanjutnya pencernaan lebih komplit terjadi di usus. Protein diubah dalam bentuk

asam amino. Selanjutnya asam amino diserap oleh usus oleh Khimotripsin dan Tripsin dari

Pankreas dan menjadi asam amino bebas dan selanjutnya diserap di usus serta dibawa ke

sirkulasi darah dan digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan sel. Protein memasuki

sirkulasi sebagai asam amino, kelebihan asam amino secara temporer disimpan dalam tempat

penyimpanan protein otot skeletal (Hudak dan Gallo, 2005).

Hudak & Gallo (2005), menyatakan kekurangan asam amino esensial yang bersumber

dari protein dapat mengurangi kerja sel yang berfungsi pada proses glukosa. Selain itu pada

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat...Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi

11

keadaan sakit, jika tubuh kekurangan asam amino maka regenerasi sel untuk mempercepat

proses penyembuhan juga menjadi lambat. Selain itu, kekurangan asam amino terutama sistein

dan taurin dapat mengakibatkan peningkatan kadar insulin akibat stress yang disebabkan oleh

tidak terpenuhinya asam amino yang bekerja sebagai neurotransmiter di otak. Menurut penelitian

Indriasari (2014), tentang hubungan pola makan dengan kadar glukosa darah pada pasien rawat

jalan DM tipe 2, didapatkan hasil bahwa nilai p value 0,162 yang berarti bahwa tidak ada

hubungan antara asupan protein dengan kadar glukosa darah pada pasien rawat jalan DM tipe 2.

Hal ini terjadi karena fungsi utama protein adalah untuk membantu proses pertumbuhan dan

mengganti sel yang telah rusak. Protein akan dirombak menjadi sumber energi apabila

ketersediaan energi dari sumber lain yaitu yang berasal dari karbohidrat dan lemak tidak

mencukupi yaitu melalui proses glikoneogenesis. Protein di dalam tubuh sangat besar fungsinya,

di samping sebagai penghasil energi protein juga berfungsi sebagai zat gizi pembangun. Protein

lebih tahan lama tinggal di lambung karena tidak dihidrolisis dengan gas seperti karbohidrat

yang mudah sekali terhidrolisis dengan gas. Dengan banyak mengkonsumsi protein maka

seseorang tidak akan sering makan karena masih kenyang. Ini menguntungkan untuk mencegah

terjadinya obesitas (Almatsier, 2005).

Menurut Atkins (2007), menyatakan bahwa dalam diet Atkins asupan yang harus

ditingkatkan adalah asupan protein dan lemak namun rendah karbohidrat. Alasan utama diet

rendah karbohidrat sangat efektif untuk menurunkan berat badan, nafsu makan juga akan

menurun dan secara otomatis akan makan lebih sedikit kalori terutama yang berasal dari

karbohidrat. Geleijnse & Hollman (2008), orang yang menjalankan diet rendah karbohidrat dan

tinggi protein memiliki peluang keberhasilan yang lebih besar dalam dietnya dibandingkan

dengan orang yang lebih banyak asupan karbohidrat dengan sedikit protein.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat...Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi

12

Meningkatkan asupan protein memiliki beberapa manfaat yaitu;

1. Meningkatan rasa kenyang

Protein umumnya meningkatkan rasa kenyang lebih lama dibandingkan dengan asupan

karbohidrat atau lemak dan dapat memfasilitasi pengurangan konsumsi energi.

1. Meningkat thermogenesis

Diet tinggi protein berhubungan dengan peningkatan thermogenesis, yang juga

mempengaruhi rasa kenyang dan menambah pengeluaran energi

2. Pemeliharaan atau pertambahan massa otot

Pada beberapa individu, diet protein cukup tinggi dapat memberikan efek stimulasi pada

anabolisme protein otot, mendukung retensi massa otot sekaligus meningkatkan profil

metabolik.

Tim peneliti dari University of South Australia di Adelaide mengumpulkan hasil dari 24

penelitian yang telah dilakukan beberapa tahun yang lalu, di mana seluruh partisipan diberi diet

rendah karbohidrat dan lemak. Selain diminta untuk menjalankan diet rendah karbohidrat dan

lemak, separuh partisipan diminta untuk mengasup protein sebesar 67 gram protein perhari,

sedangkan separuh lainnya diminta untuk mengasup jumlah protein yang lebih tinggi, yakni 120

gram protein per hari. Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa kedua kelompok diet memiliki

asupan energi rata-rata yang sama yaitu sekitar 1.550 kalori per hari, baik untuk pria atau

perempuan. Namun menurut Wycherley dari University of South Australia, setelah 12 minggu,

kelompok yang asupannya lebih banyak protein mengalami penurunan berat badan 1.7 kilogram

lebih besar daripada kelompok yang lebih sedikit asupan proteinnya.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat...Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi

13

2.2.2 Kebutuhan Protein

Data ilmiah yang dijadikan bahan rekomendasi untuk asupan protein pada orang dengan

diabetes mellitus sangatlah terbatas. Berdasarkan data konsensus pengelolaan diabetes melitus di

Indonesia, orang dengan diabetes melitus membutuhkan protein 10-15% energi (Ngaya, 2006).

Jika timbulnya komplikasi nefropati maka asupan protein diturunkan menjadi 0,8 kg perhari

atau 10% dari kebutuhan energi. Menurut Riskesdas (2013), Angka Kecukupan Gizi (AKG)

perempuan kelompok umur 50 - 64 (elderly) tahun memiliki angka kecukupan gizi protein

adalah 47.5 – 71,5 gram .

Total asupan protein adalah asupan aktual individu yang mengandung protein pada 1 hari

sebelum wawancara yang berasal dari asupan makanan dan minuman yang dikonsumsi dalam

berat bersih yang telah dikonversi ke dalam satuan gram gram (Kertasapoetra & Marsetyo,

2008). Data hasil makanan yang dikonsumsi dihitung dengan menggunakan food 24 jam recall.

Adapun kategori dan asupan total protein adalah sebagai berikut (FKUI, 2011).

1. Lebih (>15% dari kebutuhan energi)

2. Cukup (12-15% dari kebutuhan energi)

3. Kurang (<12% dari kebutuhan energi)

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat...Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi

14

2.3 Asupan Lemak

2.3.1 Pengertian

Asupan lemak adalah banyaknya zat makanan yang mengandung lemak dan turunannnya

yang dikonsumsi oleh seseorang dalam diit hariannya.

2.3.2 Pencernaan dan Penyerapan Lemak

Pencernaan lemak tidak seperti zat gizi makro lainnya dapat terjadi di mulut atau

lambung, melainkan lemak hanya dicerna di usus halus. Cairan empedu dan lipase membantu

proses pencernaan. Cairan empedu berfungsi menetralisir keasaman makanan sehingga dapat

masuk ke usus halus, serta berfungsi pula dalam proses emulsi lemak. Selanjutnya lemak

dihidrolisis oleh enzim lipase pankreas menjadi gliserol dan asam lemak atau mono dan

digliserida. Lemak kemudian diserap oleh dinding usus halus dengan difus pasif. Lemak (mono

dan digliserida dalam darah membentuk trigliserida) memasuki sirkulasi sebagai kilomikron

kompleks atau microdroplet emulsi lemak, yang secara primer disimpan langsung ke dalam

jaringan adiposa.

Pada jaringan adipose, lemak disimpan menjadi dua bagian yaitu trigliserida dan asam

lemak bebas. Trigliserida dan asam lemak bebas harus selalu ada dalam keseimbangan. Bila

kelebihan karbohidrat maka -gliserofosfat yang berlebihan akan mengikat asam lemak bebas

menjadi bentuk trigliserida yang disimpan. Hal ini menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan

antara lemak bebas dan trigliserida. -gliserofosfat adalah hasil yang penting dari metabolisme

glukosa sehingga tersedianya glukosa dalam jumlah yang cukup maka akan menghambat

pemakaian asam lemak menjadi energi (Guyton dan Hall, 2005).

Timbunan lemak sangat dipengaruhi oleh keadaan yang seimbang antara lipogeness

dengan liposis. Lipogenesis merupakan proses pembentukan asam lemak trigliserida yang terjadi

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat...Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi

15

pada hati, sitoplasma, mitokondria dan jaringan adipose. Sedangkan liposis adalah proses

terjadinya dekomposisi kimiawi lemak dan pemecahan lemak dari jaringan lemak. Jika tubuh

dalam keadaan lapar atau puasa yang lama, maka yang terjadi adalah proses liposis dibandingkan

proses lipogenesis (Sudoyo, 2007).

2.3.3 Kebutuhan Lemak

Kebutuhan 60-70% total energi berasal dari lemak tidak jenuh tunggal dan karbohidrat

sedangkan sisanya diambil dari sumber energi lemak jenuh adalah kurang dari 10% dan lemak

tidak jenuh ganda tidak melebihi dari 10%. Kebutuhan energi, protein, lemak dan karbohidrat

setiap individu sangatlah unik, ini didasarkan pada kebutuhan masing-masing orang dengan

mempertimbangkan status kesehatan, berat badan, aktivitas dan olah raga. Di Indonesia, anjuran

asupan lemak adalah 10 - 25% energi total (Ngaya, 2006). Menurut Riskesdas (2013), Angka

Kecukupan Gizi (AKG) perempuan kelompok umur 50 -64 tahun (elderly) memiliki angka

kecukupan gizi lemak adalah sebanyak 21.1-52.7 gram.

Total asupan lemak adalah asupan aktual individu yang mengandung protein pada 1 hari

sebelum wawancara yang berasal dari asupan makanan dan minuman yang dikonsumsi dalam

berat bersih yang dikonversi dalam satuan gram gram (Kertasapoetra & Marsetyo, 2008). Data

dikumpulkan dengan food 24 jam recall dengan kategori sebagai berikut (FKUI, 2011).

1. Lebih (>25% dari kebutuhan energi)

2. Cukup (15-25% dari kebutuhan energi)

3. Kurang (<15% dari kebutuhan energi)

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat...Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi

16

2.4 Penilaian Konsumsi Pangan

Menurut Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKMUI (2007), penilaian

konsumsi pangan dapat dilakukan dengan lima cara yaitu Metode food 24 jam recall, Food

record, Weighting method, Food frequency questionnaire (FFQ), Food Account dan Telephone

interview.

2.4.1 Metode food 24 jam recall

Metode ini digunakan untuk estimasi jumlah pangan dan minuman yang dimakan oleh seseorang

selama 24 jam yang lalu atau sehari sebelum wawancara dilakukan. Dengan metode ini akan

diketahui besarnya porsi pangan berdasarkan ukuran rumah tangga (urt), kemudian dikonversi ke

ukuran metrik (kg atau gr).

Kelebihan food 24 jam recall adalah

1. Mudah dan pencatatan cepat, hanya membutuhkan kurang lebih 20 menit dan

murah

2. Mendapatkan informasi secara detail tentang jenis bahkan jumlah makanan dan

minuman yang dikonsumsi

3. Beban responden rendah dan dapat memperkirakan asupan zat gizi suatu

kelompok

4. Recall secara beberapa kali dapat digunakan untuk memperkirakan asupan zat gizi

tingkat individu. Biasanya 2 atau 3 kali dan sebaiknya dilakukan secara sewaktu

yaitu dapat dipilih weekday/ hari kerja dan weekend/ hari libur.

5. Lebih objektif daripada metode riwayat diet

6. Tidak mengubah kebiasaan diet

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat...Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi

17

Keterbatasan food 24 jam recall adalah.

1. Recall sekali tidak mencerminkan secara representatif kebiasaan asupan individu

2. Kadang terjadi under/over reporting dan bergantung pada memori

3. Kadang mengabaikan saus atau minuman ringan yang menyebabkan rendahnya

asupan energi

4. Memerlukan data entry

2.4.2 Food record

Dengan metode ini responden mencatat semua pangan dan minuman yang dikonsumsi

selama seminggu. Pencatatan dilakukan oleh seorang responden dengan menggunakan ukuran

rumah tangga/ urt (estimated food recalls) atau menimbang langsung berat pangan yang dimakan

(Weighting food recall).

Kelebihan food record adalah sebagai berikut.

1. Tidak tergantung pada memori

2. Mendapatkan data asupan yang detail

3. Mendapatkan data tentang eating habbit

4. Multiple day lebih representatif menggambarkan usual intake, valid sampai 5 hari.

Keterbatasan food record yaitu.

1. Membutuhkan kerjasama yang tinggi dari responden

2. Responden harus dapat membaca dan menulis

3. Dapat mengubah kebiasaan makan

4. Analisis intensif dan mahal

5. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mendapatkan data, harus menimbang

dan mencatat

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat...Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi

18

6. Respon rate dapat menjadi rendah karena memberikan beban terhadap responden.

2.4.3 Food frequency questionnaire (FFQ)

Cara pengambilan data asupan ini dipergunakan untuk memperoleh data pola konsumsi

makanan pada seseorang. Kuesioner FFQ harus terdiri dari dua komponen, yaitu daftar jenis dan

frekuensi konsumsi pangan. Beberapa jenis FFQ adalah sebagai berikut: simple or

nonquantitative FFQ yaitu metode yang yang penilaianya dengan menggunakan standar porsi

tanpa memberikan pilihan pada porsi yang biasa dikonsumsi individu. Semiquantitative FFQ

adalah cara pengambilan data dengan memberikan gambaran pada porsi yang dikonsumsi

misalnya sepiring nasi, sepotong daging, segelas teh dan quantitative FFQ yaitu penilaian

tentang asupan dengan memberikan pilihan porsi yang biasa dikonsumsi seseorang dengan

ukuran kecil, sedang dan besar.

Kelebihan FFQ yaitu .

1. Dapat diisi sendiri oleh responden

2. Machine readable / dapat dibaca oleh mesin

3. Relatif murah untuk populasi yang besar

4. Digunakan melihat hubungan antara diet dengan penyakit

5. Usual intake lebih representatif dibandingkan diet record beberapa hari.

Keterbatasan FFQ yaitu.

1. Kemungkinan tidak menggambarkan usual food atau porsi yang dipilih

2. Sangat tergantung pada kemampuan seseorang untuk menggambarkan dietnya.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat...Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi

19

2.4.4 Food Account

Food Account adalah mengukur asupan makanan pada rumah tangga atau institusi seperti

asrama. Caranya adalah dengan mencatat semua makanan baik yang dibeli maupun ditanam

selama masa survei. Konsumsi rata-rata harian seseorang dihitung dengan cara menjumlahkan

makanan yang dikonsumsi selama masa survei dibagi jumlah orang yang ada di institusi

tersebut. Periode survei biasanya membutuhkan waktu 2 sampai 4 minggu.

Kelebihan Food Account yaitu.

1. Cocok digunakan untuk sampel yang besar

2. Dapat digunakan untuk waktu survei yang cukup panjang

3. Memberikan data tentang pola kebiasaan makan keluarga atau suatu kelompok

4. Kemungkinan kecil menyebabkan perubahan diet

5. Relatif murah

Keterbatasan food account yaitu.

1. Tidak mencatat makanan yang terbuang/sisa

2. Responden harus dapat baca tulis dan kooperatif

3. Tidak cukup mengukur konsusmi makan tingkat individu.

2.4.5 Telephone Interview

Metode ini digunakan setelah dilakukan face to face dengan menggunakan food 24 jam

recall sehingga untuk data food 24 jam recall yang kedua dan ketiga dilakukan dengan metode

telepon.

Kelebihan metode telephone interview yaitu.

1. Menghemat biaya

2. Mengurangi beban responden

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat...Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi

20

Keterbatasan metode telephone review adalah kesukaran dalam mengestimasi ukuran

makanan yang dikonsumsi.

2.5 Konsep Obesitas Dinilai dari Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Lingkar Pinggang

2.5.1 Pengertian Obesitas

Obesitas merupakan suatu keadaan penimbunan lemak pada jaringan tubuh dan organ

yang diakibatkan karena kelebihan asupan makanan dan atau kurangnya aktivitas (Misnadiarly,

2007). Obesitas adalah keadaan dimana tidak terjadinya keseimbangan antara tinggi dan berat

badan (Sumanto, 2009). Dalam menjaga berat badan tetap ideal dan mengurangi terjadinya

penyakit maka sangat perlu dalam memperhatikan asupan makanan, baik dari sumber

karbohidrat, protein maupun lemak yang disesuaikan dengan status kesehatan, kebutuhan umur

dan aktivitas fisik yang dilakukan. Hal ini sangat penting terutama yang mempunyai orangtua

dengan obesitas, perempuan, kurang beraktivitas, tidak dan senang berolahraga.

2.5.2 Penyebab Obesitas

Selain aktivitas, obesitas juga sangat dipengaruhi oleh konsumsi makanan. Konsumsi

makanan yang dapat mengakibatkan obesitas adalah mengkonsumsi jumlah kalori lebih banyak

dari kebutuhan tubuh. Obesitas terjadi karena jumlah kalori yang masuk melalui makanan

melebihi daripada kalori yang dibakar. Jika kelebihan asupan selalu terjadi setiap makan, maka

hal ini yang akan mengakibatkan timbunan jaringan lemak dalam tubuh. Faktor risiko yang

berperan dalam terjadinya obesitas adalah sebagai berikut.

1. Genetik

Menurut teori, obesitas dapat dipengaruhi akibat genetik atau keturunan. Selain karena

faktor gen, pola makan dan gaya hidup dalam satu keluarga juga biasanya akan identik antara

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat...Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi

21

satu angota keluarga dengan anggota keluarga yang lain, sehingga jika satu keluarga memilki

kebiasaan konsumsi makanan berlebihan dan memilki kebiasaan kurang berolahraga akan dapat

mendorong terjadinya obesitas dalam satu keluarga tersebut. Atara faktor pola hidup dengan

genetik sangat sulit untuk dipisahkan. Penelitian menyebutkan bahwa kontribusi genetik

terhadap kejadian obesitas adalah sebesar 33% (Proverawati, 2010)

2. Lingkungan

Lingkungan seseorang juga memegang peranan yang penting dalam terjadinya obesitas.

Lingkungan disini adalah pola atau gaya hidup. Prilaku atau gaya hidup yang dapat berpengaruh

adalah seperti pola asupan makanan, olah raga dan aktivitas. Faktor lingkungan adalah faktor

yang dapat diubah atau dimodifikasi sehingga tidak terjadi obesitas, tidak demikian halnya

seperti faktor genetik yang memang sudah diturunkan dan tidak dapat diubah (Adnani, 2011).

3. Psikososial

Faktor ini menjelaskan bahwa pola makan juga dipengaruhi oleh perasaan seseorang.

Banyak orang yang mengalami marah dan emosi melampiaskan dengan mengkonsumsi makanan

yang berlebihan.

4. Pola Makan

Faktor dominan yang menyebabkan terjadinya obesitas adalah terjadinya kelebihan zat

makanan di dalam tubuh, terutama yang berasal dari karbohidrat. Pada orang dengan obesitas,

kejadian kelebihan asupan makanan sering tidak disadari. Hal ini dipengaruhi oleh tiga hal yaitu

kebiasaan makan, pengetahuan tentang kandungan makanan dan ketersediaan makanan dalam

keluarga. Kebiasaan makan seseorang juga dipengaruhi oleh kebiasaan istiadat setempat seperti

bagaimana makanan diperoleh, apa yang dipilih, bagaimana menyiapkan, siapa yang

mengkonsumsi, dan berapa banyak yang dikonsumsi. Asupan makanan juga dipengaruhi oleh

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat...Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi

22

ketersediaan pangan. Semakin baik ketersediaan pangan keluarga, maka besar kemungkinan

terpenuhinya kebutuhan zat gizi keluarga (Soekirman, 2009).

Menurut Suastika (2008), para ahli berpendapat bahwa asupan makanan merupakan hal

yang paling berpengaruh terhadap kejadian obesitas. Pergeseran makanan tradisional ke

makanan cepat saji yang kandungan kalori dan lemaknya tinggi serta serat yang rendah

menyebabkan obesitas di seluruh penjuru kota di dunia termasuk di Indonesia.

1. Obat

Obat Steroid dan anti-depresi dapat meningkatkan berat badan (Adnani, 2011).

2. Status kesehatan

Obsesitas juga dapat diakibatkan oleh karena penyakit lain seperti hipotiroidisme,

Sindroma Chusing, dan kelainan saraf yang dapat menstimulasi seseorang menjadi banyak

makan akibat rangsangan rasa lapar yang selalu berlebihan.

3. Perkembangan

Seseorang yang memiliki riwayat kegemukan pada saat anak-anak, berisko mempunyai

sel lemak lima kali lebih banyak dibandingkan dengan anak dengan berat badan normal. Jumlah

sel lemak dalam tubuh tidak dapat dikurangi, tetapi jumlah lemak didalam sel dapat dikurangi

dengan cara menurunkan berat badan (Adnani, 2011).

Selain pengaruh obesitas pada saat anak-anak, obesitas juga dapat terjadi akibat

perubahan beberapa hormon pada perempuan menopause. Pada perempuan menopause, fungsi

hormon tiroid terjadi penurunan. Penurunan hormon tiroid mengakibatkan kemampuan tubuh

untuk menggunakan energi berkurang dan terjadi juga penurunan metabolisme basal tubuh

sehingga mempunyai kecenderungan meningkatnya berat badan (Thurston, dkk, 2007). Selain

hormon tiroid, hormon lain yang berpengaruh adalah hormon leptin. Penurunan hormon Leptin

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat...Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi

23

akan menurunkan laju metabolisme lemak dan membuat fungsi hipotalamus abnormal, yang

menyebabkan hiperfagia atau banyak makan, sedangkan hormon Insulin jumlahnya akan

meningkat sehingga terjadi hiperinsulinemia namun dalam keadaan ini insulin tidak dapat

bekerja dengan baik karena terjadi resistensi akibat penumpukkan jaringan lemak yang

mengakibatkan peningkatan kadar glukosa dalam darah (Pamela, 2011). Tanda yang pasti terjadi

juga pada keadaan menopause adalah penurunan kadar Estrogen sehingga terjadi penurunan

penguraian timbunan lemak dan menurunkan metabolisme serta meningkatan aktivitas enzim

A1dh1a1 untuk memproduksi lemak perut sehingga sering terjadi obesitas sentral.

4. Aktivitas fisik

Meningkatnya prevalensi obesitas juga dipengaruhi oleh kurangnya aktivitas fisik dan

latihan seseorang. Orang dengan aktivitas yang rendah, akan memerlukan energi yang sedikit

juga, sehingga sisa energi yang disimpan didalam tubuh akan terus meningkat dan

mengakibatkan obesitas, apalagi yang cenderung asupan makananya juga tinggi (Proverawati,

2010). Sehingga dapat disimpulkan bahwa obesitas salah satunya diakibatkan oleh

ketidakseimbangan kalori yang masuk dibanding kalori yang digunakan. Kalori terbanyak yaitu

60-70% digunakan tubuh untuk melakukan kegiatan hidup dasar seperti mengatur fungsi dasar

sel, bernapas, berkembang dan lain sebagainya. Besarnya kebutuhan kalori dasar ini ditentukan

oleh genetik. Sedangkan sebagian kecil digunakan untuk aktivitas fisik dan olah raga (Suiraoka,

2012).

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat...Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi

24

2.5.3 Diagnosis

Menurut Proverawati (2010), Ada beberapa cara yang dilakukan dalam mendiagnosa

obesitas, yaitu dengan cara:

1. Mengukur lemak tubuh

Dalam mengukur lemak tubuh, diperlukan peralatan khusus, misalnya :

1) Underwater weight, adalah berat badan yang diukur didalam air, kemudian lemak

tubuh dihitung berdasarkan jumlah air yang tersisa.

2) DEXA (Dual energy X-ray Absorptiometer), seperti pemeriksaan scanning tulang.

Menentukan jumlah dan lokasi dari lemak tubuh dalam pemeriksaan ini

dipergunakan dengan pemeriksaan Sinar X.

Selain cara tersebut, cara lain yang lebih sederhana dan tidak rumit, yaitu dengan

menggunakan peralatan:

3) Jangkit kulit, yaitu pengukuran tebalnya lipatan kulit yang diukur dengan

menggunakan busur, yaitu alat menyerupai forceps yang berbahan logam.

4) Bioelectric Impedance Analyzer, yaitu analisis tahanan bio elektrik, yang

dilakukan dengan seseorang yang akan diukur berdiri di atas skala khusus dan

arus listrik yang tidak berbahaya kemudian dialirkan ke seluruh tubuh dan

dilakukan analisis.

2. Mengukur lingkar pinggang

Saat ini terdapat banyak cara untuk menilai jaringan adiposa subkutan yaitu dengan

mengukur lingkar pinggang yang digunakan untuk melihat obesitas sentral (Cahjono, 2007).

Pengukuran lingkar pinggang lebih dianjurkan dibandingkan rasio lingkar pinggang dengan

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat...Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi

25

pinggul. Pengukuran ini telah divalidasi dalam sebuah penelitian yang telah dilakukan di

Belanda (Sudoyo, 2007).

Menurut WHO (2008), untuk memperoleh ukuran lingkar pinggang, subyek berdiri tegak

dengan kaki sedikit terbuka dengan jarak 25-30 cm. Berat badan ditumpukan kedua kaki. Buat

titik tengah garis vertikal antara tulang iga terbawah dengan krista iliaka pada sisi kanan dan kiri.

Buat lingkaran horizontal melalui kedua titik tengah tersebut. Pemeriksa melakukan pengukuran

keliling pada lingkaran tersebut dengan posisi mata sejajar lingkaran tersebut. Saat mengukur,

jangan melakukan penekanan pada daerah pinggang dan dilakukan pada akhir ekspirasi normal.

Lingkar pinggang diukur dengan meteran dimana tingkat ketelitianya 0,1 cm (Arisman (2009).

Cara yang hampir sama juga dikatakan oleh Arisman (2009), dengan menentukan terlebih

dahulu lengkung (arcus) aorta dan krista iliaka. Lingkar pinggang diukur melalui titik (pada linea

aksilaris) pertengahan antara kedua lengkung ini dengan membuat lingkaran horizontal

mengelilingi perut sejajar dengan tanah, sementara subyek berdiri tegak dengan kaki sedikit

dibuka berjarak 25-30 cm dan berat badan ditumpukan merata pada kedua kaki. Sederhananya,

lingkar pinggang merupakan segmen terkecil diukur melingkari titik yang terletak beberapa

centimeter di atas umbilikus. Angka pengukuran dibaca hingga 0,5 cm terdekat.

Dari kedua cara tersebut, cara pengukuran lingkar pinggang menurut WHO yang lebih

operasional. Batasan obesitas sentral lingkar pinggang laki-laki lebih atau sama dengan 90 cm

dan perempuan lebih atau sama dengan 80 cm (Sudoyo, 2007). Hal serupa juga dinyatakan oleh

Suastika (2006).

3. Menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT)

Selain cara di atas, untuk mengetahui berat badan dapat juga dihitung dengan Indeks

Massa Tubuh/ IMT. IMT addalah suatu cara pengukuran dengan mencari rasio atau

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat...Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi

26

perbandingan antara berat badan dan tinggi badan. Pengukuran obesitas dengan IMT ini biasanya

digunakan untuk mendiagnosis adanya obesitas perifer. IMT atau BMI adalah rasio atau

perbandingan antara berat badan (BB) yang dinyatakan dalam kilogram (Kg) dibagi dengan

kuadrat tinggi badan (TB) dalam meter (m).

Cara Mengukur Obesitas :

Rumus : IMT = BB (kg)

TB² (m)

Tabel 2.1

Klasifikasi Berat Badan pada Orang

Dewasa Berdasarkan IMT menurut WHO (2000)

Klasifikasi IMT (kg/m²)

1 Underweight < 18,5

2 Normaly/healty weight 18,5 – 24,9

3 Overweight 25,0 – 29,9

4 Obesitas tingkat I 30,0 – 34,9

5 Obesitas tingkat II 35,0 – 39,9

6 Obesitas tingkat III > 40

2.5.4 Tipe Obesitas

Berdasarkan letak timbunan lemak obesitas dapat dibagi menjadi dua (Emedicine

Health, 2010), antara lain:

1. Obesitas tipe Apel/ android atau tipe sentral

Obesitas sentral atau obesitas apel adalah obesitas yang terjadi pada bagian atas tubuh

yaitu di perut, dada, pinggang dan wajah. Obesitas sentral pada umumnya banyak dialami oleh

laki-laki. Sedangkan obesitas pada perempuan seperti buah pir (gynecoid), yaitu obesitas yang

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat...Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi

27

terjadi karena penumpukan lemak lebih banyak pada bagian bawah tubuh, seperti pinggul,

bokong dan paha (Proverawati, 2010). Menurut Sudoyo, (2006) berdasarkan hasil penelitian di

negara berkembang menunjukkan bahwa peningkatan lemak tubuh secara signifikan terjadi di

atas usia 30 tahun. Pada laki-laki peningkatan maksimum terjadi pada usia 35-44 tahun,

sedangkan pada perempuan hal ini terjadi sepuluh tahun lebih lambat. Obesitas sentral yaitu

obesitas yang berbentuk apel lebih berbahaya dibandingkan obesitas berbentuk peer. obesitas

sentral mempunyai peranan lebih besar dalam penyakit metabolik dan ganguan kardiovaskuler,

sehingga pemeriksaan lingkar pingang memberikan makna yang lebih berarti dibandingkan

dengan pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) (Proverawati, 2010).

2. Obesitas tipe peer/ ginekoid atau tipe perifer

Bila lemak tertimbun pada bagian bawah tubuh pinggul, bokong dan paha. Kegemukan

tipe ini biasanya banyak dialami oleh perempuan

. Menurut (Jaquer, 2000 dalam Suastika 2008), pada perempuan distribusi lemak dan

lipogenesis cenderung terjadi pada daerah gluteofemoral dan jaringan ini sangat sedikit

mengalami lipolisis. Pada perempuan jaringan adipose gluteofemoral memiliki lebih banyak

aktivitas lipoprotein lipase (LPL) di daerah gluteofemoral karena lebih teraktivasi oleh hormon

estrogen dan progesterone di samping juga jaringan adipose gluteofemoral perempuan memilki

antilipolitik reseptor adrenergic α2.

2.5.4 Dampak Obesitas

Obesitas dapat mengakibatkan permasalahan pada berbagai aspek kesehatan seperti

terganggunya fungsi fisiologis sel di dalam tubuh sehingga sangat rentan terhadap terjadinya

penyakit degeneratif (Misnadierly, 2007). Dampak negatif obesitas, tampaknya tidak hanya

terkait dengan masalah kesehatan secara langsung, tetapi juga masalah sosial dan ekonomi.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat...Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi

28

Masalah sosial dalam kenyataannya lebih banyak perempuan obesitas yang tidak mendapatkan

pasangan, lebih banyak yang menganggur, lebih sedikit penghasilannya, lebih rendah

pendidikannya, lebih mudah mengalami depresi, terganggu kehidupannya seksualnya dan lain-

lain yang secara keseluruhan dapat menurunkan kualitas hidup dan berdampak ekonomis. Belum

lagi bila untuk menurunkan berat badan memerlukan biaya baik untuk obat-obatan maupun

operasi bila diperlukan (Suastika, 2008). Obesitas juga dapat menyebabkan gangguan sistem

muskulo, seperti nyeri punggung bawah, dan bagi seseorang yang sudah memilki orteoarthritis

terutama pada daerah pinggul, lutut, dan pergelangan kaki akan semakin terganggu akibat

terjadinya obesita. Obesitas juga meningkatkan risiko terjadinya sejumlah penyakit degeneratif

antara lain sebagai berikut.

1. Diabetes Melitus (DM) tipe 2

Orang yang obesitas, cenderung mengalami penimbunan lemak pada jaringan adiposa.

Penimbunan lemak, dapat mengakibatkan resistensi insulin sehingga terjadi penurunan

sensitivitas insulin pada jaringan tubuh dan otot yang menyebabkan glukosa tidak dapat

disimpan ke dalam otot maupun hati. Dalam keadaan seperti ini maka glukosa di dalam darah

akan meningkat dan menjadi hiperglikemia. Kebanyakan penderita DM tipe 2 adalah orang yang

obesitas. Laki-laki dengan lingkar pinggang ≥ 90 cm dan perempuan ≥ 80 cm akan

meningkatkan risiko untuk menderita penyakit DM tipe 2 (Adnani, 2011). Prediksi statistik

menyatakan bahwa pada tahun 2008 jumlah penderita DM tipe 2 adalah 110 juta, di mana tahun

2010 sudah menjadi 180 juta, dan diprediksi akan meningkat sampai 330 juta pada tahun 2025.

Dari data tersebut 80-90% menderita obesitas. Berdasarkan International Diabetes Foundation

(IDF) (2004), dari orang diabetes melitus yang diteliti, 80% di antaranya memiliki berat badan

yang lebih. Menurut Riskesdas (2007), prevalensi DM dan toleransi glukosa terganggu (TGT)

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat...Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi

29

lebih banyak pada responden yang memilki berat badan lebih dan obesitas terutama yang

mengalami obesitas sentral.

2. Hipertensi

Kejadian obesitas dengan kejadian hipertensi adalah hubungan yang kompleks (Adnani,

2011). Banyak penelitian membuktikan adanya hubungan antara indeks massa tubuh dengan

kejadian hipertensi dan diduga peningkatan berat badan memainkan peranan penting pada

mekanisme timbulnya hipertensi pada orang dengan obesitas. Obesitas dapat berpengaruh

terhadap resistensi pembuluh darah sistemik atau perifer. Ketika Anda kelebihan berat badan,

resistensi pembuluh darah sistemik akan meningkat dan menyebabkan tekanan darah tinggi atau

hipertensi.

3. Gagal jantung dan stroke

Seseorang yang memiliki IMT 30 atau lebih akan mengalami risiko kematian 50-100%

dibandingkan dengan yang memiliki IMT 20-25. Suatu penelitian tahun 2002 melaporkan

bahwa obesitas menyebabkan 11% kejadian gagal jantung pada laki-laki dan 14% pada

perempuan. (Adnani, 2011).

4. Kanker prostat dan kanker usus besar

Obesitas dikaitkan dengan kejadian kanker tertentu, dan beberapa ahli berpendapat

bahwa pengontrolan berat badan yang efektif pada saat anak-anak maupun dewasa dapat

mengurangi terjadinya kanker 30-40% (Adnani, 2011).

5. Apneu saat tidur

Kegemukan dapat mengakibatkan kegagalan bernafas saat seseorang sedang tertidur,

sehingga mengakibatkan suplai oksigen kejaringan akan berkurang.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat...Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi

30

Orang dengan obesitas cenderung lebih reaktif dan responsif terhadap signal lapar

eksternal, rasa dan bau makanan atau waktunya untuk makan bila dibandingkan dengan orang

yang memiliki berat badan ideal. Orang yang obesitas cenderung akan makan bukan disaat dia

lapar tetapi akan makan apabila dia memikirkan ingin makan. Obesitas terjadi oleh karena

ketidakseimbangan antara jumlah makanan yang masuk dan keluar, serta kurang

mengoptimalkan energi yang tersedia. Pola makan makanan cepat saji juga dapat mempercepat

tingkat obesitas. Penelitian membuktikan bahwa orang yang makan di restoran cepat saji secara

teratur atau lebih dari dua kali dalam satu minggu memiliki perbedaan bermakna antara empat

sampai lima kilogram berat badannya bila dibandingkan dengan orang-orang yang tidak makan

di restoran cepat saji. Makanan cepat saji seperti burger, ayam goreng, dan kentang goreng dapat

menyebabkan kegemukan atau obesitas secara cepat, hal ini disebabkan jenis-jenis makanan

tersebut mengandung tinggi lemak, garam, dan juga kalori secara keseluruhan. Ukuran atau porsi

makan yang terlalu berlebihan juga dapat memiliki banyak kalori dalam jumlah banyak

dibandingkan dengan apa yang dianjurkan untuk orang normal untuk konsumsi sehari-harinya.

Makanan cepat saji cenderung mengandung sedikit serat, tetapi tinggi glukosa, sehingga kadar

glukosa darah akan naik dengan cepat (Proverawati, 2010).

2.5.5 Program menurunkan berat badan

Penelitian menyatakan, salah satu cara yang dapat dilaksanakan untuk menurunkan berat

badan adalah rutin sarapan pada pagi hari. Peneliti dari divisi kedokteran Pencegahan Universitas

Massachusetts, menemukan bukti bahwa risiko menderita obesitas sangat erat kaitannya dengan

pola makan, frekuensi makan dan kebiasaan sarapan. Program yang dapat dilakukan untuk

menurunkan berat badan adalah (Demothenes, dkk, 2011):

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat...Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi

31

1. Mengurangi asupan energi

Mengurangi asupan energi adalah dengan membatasi konsumsi makanan tinggi

karbohidrat dan tinggi lemak. Mengurangi konsumsi karbohidrat akan mengurangi kadar glukosa

dalam darah. Sementara mengurangi konsumsi lemak jenuh akan memberikan manfaat

berkurangnya jaringan lemak yang tidak aktif dalam tubuh dan akan mencegah kita terkena

penyakit jantung dan arterosklerosis.

2. Lebih banyak konsumsi protein

Protein di dalam tubuh sangat besar fungsinya, di samping sebagai penghasil energi

protein juga berfungsi sebagai zat gizi pembangun. Protein lebih tahan lama tinggal di lambung

karena tidak dihidrolisis dengan gas seperti karbohidrat yang mudah sekali terhidrolisis dengan

gas. Dengan banyak mengkonsumsi protein maka seseorang tidak akan sering makan karena

masih kenyang. Ini menguntungkan untuk mencegah terjadinya obesitas.

3. Banyak mengkonsumsi makanan berserat

Mengkonsumsi serat akan membantu tubuh melancarkan feses yang akan dibuang, dan

membantu mencegah berbagai penyakit lain. Sumber makanan berserat yang baik adalah dari

golongan seperti serelia, sayur, dan beberapa buah-buahan (Nainggolan, 2005).

2.6 Menopause

2.6.1 Pengertian menopause

Menopause adalah suatu fase dimana seorang perempuan tidak lagi mengalami siklus

menstruasi. Menurut Lestari (2010), menopause adalah berakhirnya haid yang terjadi secara

mendadak dan tidak pernah mendapatkan haid lagi selama satu tahun penuh. Jadi berdasarkan

uraian tentang menopause diatas menopause adalah berakhirnya masa menstruasi yang terjadi

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat...Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi

32

selama satu tahun. Pada masa Menopause terjadi penurunan hormon esterogen dan progesteron

sehingga perempuan menjadi tidak produktif lagi. Menopause juga disebut sebagai masa

berhentinya haid secara alami yang biasanya terjadi pada umur 45-50 tahun, atau berhentinya

masa haid sama sekali (Fairuz, 2011). Menurut Boyke dalam Fairuz (2011), usia menopause di

Indonesia bervariasi antara 44-45 tahun, bahkan banyak para perempuan Indonesia menopause

pada saat usia 47 tahun keatas. Masa klimakterium meliputi pramenopause, menopause, dan

pascamenopause.

1. Pra menopause

Pra menopause adalah masa peralihan pada saat seserang merasakan gejala menopause,

biasanya terjadi pada usia pertengahan atau akhir usia 40 tahun dan saat siklus haid benar-benar

berhenti yang rata-rata terjadi pada usia 51 tahun. Pada masa ini, perubahan fisik akan menjadi

jelas. Menurut Pieter dan Lubis (2010), pra menopause adalah fase yang terjadi 4-5 tahun

sebelum terjadinya menopause, keluhan klimaterik timbul, namun hormon esterogen masih

dikeluarkan. Gejala masa pra menopause diantaranya perasaan panas (hot flushes), berdebar-

debar, sakit kepala, sering kesemutan, nyeri tulang dan otot, ganguan buang air besar, pola tidur

terganggu, kadang depresi, tersinggung, takut, gelisah, cepat marah, cepat lelah dan sulit

konsentrasi, berkunang-kunang, gangguan libido dan sebagian besar mengalami berat badan

yang meningkat.

2. Menopause

Fase menopause adalah fase yang menandakan haid terakhir. Menentukan fase

menopause dilakukan saat perempuan tidak haid sama sekali setelah setahun penuh.

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat...Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi

33

3. Paska menopause

Menurut Rahayu (2007), masa ini adalah masa setelah haid berakhir. Pada fase ini,

keadaan fisik dan psikologis perempuan sudah stabil karena telah dapat menyesuaikan diri

dengan perubahan hormonalnya. Menurut Pieter dan Lubis (2010), paska menopause adalah

masa 3 sampai dengan 5 tahun setelah fase menopause, keadaan hormon yang dijumpai

hipergonadotropin (FSH dan LH) dan hipertiroid.

2.6.2 Penyebab menopause

Menopause disebabkan oleh berkurangnya hormon esterogen dan progesteron. Saat

menopause, hormon esterogen dan progesteron menjadi tidak seimbang karena pertambahan

usia, kelainan genetik, gaya hidup yang tidak sehat dan penggunaan obat-obat golongan steroid.

Pertambahan usia menyebabkan keefektifan fungsi ovarium menurun sehingga kadar esterogen

dan progesteron ikut menurun. Ketika kadar esterogen dan progesteron menurun, kelenjar

hipotalamus dan kelenjar pituitari berusaha untuk mengoreksi dan menaikkan produksi Folikel

Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) untuk menstimulasi ovarium

melakukan fungsi normalnya. Jika ovarium tidak mampu bereaksi, kadar FSH dan LH yang

tinggi akan mengganggu operasi normal dari sistem tubuh termasuk metabolisme, keadaan

tulang dan kimiawi otak. Sistem kimiawi otak antara lain endorfin, serotonin, dan dopamin yang

berfungsi membawa pesan dari organ dan kelenjar menuju ke otak dan sebaliknya. Fungsi

endorfin adalah mempengaruhi persepsi rasa nyeri, suhu tubuh, pernafasan, nafsu makan,

tekanan darah, ingatan dan tingkah laku seksual. Endorfin sangat responsif terhadap fluktuasi

kadar esterogen dan progesteron. Saat menopause, kadar endorfin menjadi turun. Namun kadar

endorfin dapat ditingkatkan dengan aktivitas olahraga. Serotonin sangat berpengaruh pada

suasana hati dan aktivitas tidur. Kadar serotonin menurun ketika masa pramenopause. Kadar

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat...Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi

34

serotonin sangat mempengaruhi kadar endorfin. Endorfin dan makanan tinggi protein dapat

merangsang produksi dopamin (Lestari, 2010). Dopamin sangat mempengaruhi emosi, sistem

kekebalan tubuh, motivasi dan perilaku seksual.

2.6.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi menopause

Keadaan masuknya seseorang dalam fase menopause sangat berbeda-beda. Seiring

dengan meningkatnya umur harapan hidup, jumlah perempuan yang akan mengalami menopause

pun akan bertambah. Hal ini antara lain menandakan bahwa semakin banyak perempuan

terutama mereka yang tinggal di kota besar dan bekerja di luar rumah mereka merasa bersalah

ketika mengalami menopause.

Berikut ini faktor yang mempengaruhi menopause :

1. Usia Menarche

Hasil penelitian beberapa ahli menyatakan bahwa ada korelasi antara usia menarche

dengan usia perempuan mengalami menopause. Ini berarti bahwa semakin awal seseorang

menstruasi pertama kalinya, maka semakin tua umur perempuan mengalami fase menopause.

2. Faktor psikis

Stres diprediksi mempengaruhi keadaan psikis perempuan. Menurut penelitian,

perempuan yang lebih stress dan tidak menikah mereka akan mengalami fase menopause lebih

muda dibandingkan dengan tidak stress serta sudah menikah.

3. Jumlah anak

Walaupun belum didapatkan hubungan jumlah anak dengan kejadian menopause, tetapi

beberapa peneliti menyatakan bahwa semakin sering perempuan melahirkan maka mereka akan

semakin tua masuk fase menopause.

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat...Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi

35

4. Usia melahirkan

Semakin tua perempuan melahirkan anak, maka usia menopausenya juga akan semakin

tua. Penelitian yang dilakukan Beth Israel Deacones Medical Center In Boston menyatakan

bahwa perempuan umur diatas 40 tahun yang masih melahirkan akan mengalami usia menopause

lebih tua. Proses ini diakibatkan oleh masa kehamilan dan persalinan akan menyebabkan

lambatnya kerja organ reproduksi.

5. Penggunaan kontrasepsi

Penggunaan kontrasepsi, khususnya kontrasepsi hormonal dapat menekan fungsi indung

telur sehingga tidak memproduksi sel telur. Perempuan yang menggunakan kontrasepsi

hormonal ini akan lebih tua memasuki fase menopause.

6. Perokok

Perempuan yang merokok dikatakan lebih cepat mengalami menopause dibandingkan

dengan yang tidak merokok.

2.6.4 Diagnosis menopause

Menurut Glasier (2005), pengukuran konsentrasi FSH dapat dilakukan untuk tujuan

diagnostik (>30 IU/l menunjukkan kadar menopause). Pada awal perimenopause, terjadi

peningkatan FSH yang terdeteksi pada 7 hari pertama siklus. Pada praktik, diagnosis menopause

dibuat secara klinis dan pemeriksaan biokimia hanya diperlukan sekali-kali. Pengukuran FSH

mungkin bermanfaat apabila:

1. Dicurigai terjadi menopause premature (pada perempuan berusia <45 tahun)

2. Perempuan telah menjalani histerektomi

3. Perempuan berusia lebih tua yang sedang mengkonsumsi pil progesteron (PP) dan

mengalami amenore.

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat...Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi

36

2.6.5 Gejala-gejala menopause

Gejala-gejala pada saat menopause ada dua meliputi keluhan fisik dan psikologis

(Proverawati, 2010):

1. Keluhan fisik

Beberapa keluhan fisik dari menopause yaitu :

1) Hot Flush (perasaan panas)

Rasa panas yang disertai dengan keringat dan kemerahan pada kulit akan dialami

oleh perempuan pada saat menopause. Rasa panas ini biasanya terjadi selama 30 detik

sampai dengan beberapa menit.

2) Dryness vaginal (kekeringan vagina)

Pada perempuan pramenopause terjadi perubahan pada vagina. Dinding vagina

kering dan terjadi penurunan elastisitas akibat penurunan hormon esterogen.

3) Insomnia (susah tidur)

Perempuan yang telah menopause kadang mengalami kesulitan saat tidur, mereka

tidak mudah untuk tidur dan bahkan akan terbangun disaat subuh. Susah tidur bisa

disebabkan dengan rendahnya kadar serotonin.

4) Night sweat atau berkeringat di malam hari

Gemetaran dan berkeringat dingin dapat terjadi selama 30 detik sampai 5 menit.

5) Perubahan metabolik

Perubahan metabolisme tubuh ditandai dengan menurunnya pengeluaran hormon

tiroid yang dapat mengakibatkan menurunya pembakaran energi dan metabolisme basal

sehingga kemampuan tubuh untuk menggunakan simpanan energi berkurang. Hal ini

menyebabkan meningkatnya penimbunan lemak yang berakhir pada terjadinya obesitas

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat...Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi

37

(Thurston, dkk, 2007). Hormon lainnya yang berpengaruh adalah penurunan hormon

leptin. Penurunan hormon Leptin akan menurunkan laju metabolisme lemak dan

membuat fungsi hipotalamus abnormal, yang menyebabkan hiperfagia atau banyak

makan, sedangkan hormon Insulin jumlahnya akan meningkat sehingga terjadi

hiperinsulinemia namun dalam keadaan ini insulin tidak dapat bekerja dengan baik

karena terjadi resistensi akibat penumpukkan jaringan lemak yang mengakibatkan

peningkatan kadar glukosa dalam darah (Pamela, 2011). Penurunan estrogen yang terjadi

pada perempuan menopause juga mempengaruhi kenaikan berat badan yang signifikan

dan sangat mempengaruhi kejadian penyakit sindrom metabolik, salah satunya terjadi

diabetes mellitus tipe II.

Perubahan pada metabolik juga mengakibatkan mudah terjadi gangguan pada

tulang, akibat ketidakseimbangan penyerapan mineral terutama kalsium. Bila keadaan ini

berlangsung terus menerus maka akan mengakibatkan osteoporosis.

6) Penurunan libido

Beberapa perempuan mengalami penurunan gairah seks ketika menjelang

pramenopause, ini terjadi karena perubahan hormonal dan anatomi vagina seperti

keringnya lapisan vagina yang mengakibatkan area genital sakit sehingga menurunkan

gairah seksual.

7) Inkontinensia urine (beser)

Beberapa perempuan memiliki risiko lebih terhadap adanya infeksi saluran

kencing.

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat...Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi

38

2. Keluhan psikologis

Tanda dan gejala yang muncul pada psikologis akibat menopause adalah :

1) Penurunan daya ingat

Penurunan kadar esterogen berpengaruh terhadap neurotransmitter yang terdapat

di otak seperti serotonin, endorfin dan dopamin

2) Cemas

Cemas yang timbul diakibatkan oleh karena perubahan pada situasi. Pada

perempuan yang telah menopause, kecemasan bersifat berbeda-beda pada setiap

perempuan.

3) Cepat tersinggung

Perasaan tersinggung lebih mudah untuk diamati dibandingkan dengan perasaan

cemas. Perempuan menopause lebih menunjukkan sikapnya yang mudah tersinggung dan

pemarah. Perasaan mereka begitu sensitif terhadap perilaku dan sikap orang di

lingkungan sekitarnya. Kondisi ini akan sangat tampak manakala mereka

mempersepsikan perilaku itu secara negatif dan menyinggung dirinya.

4) Stres

Menurut Pieter dan Lubis (2010), respon-respon stres pada perempuan menopause

begitu beragam dan terkadang bersifat kronis. Secara psikologis sumber-sumber stres

perempuan menopause tidak bisa diramalkan begitu saja, namun yang bisa terlihat adalah

siklus suasana hati, misalnya reaksi marah atau sedih.

5) Depresi

Perempuan menopause lebih besar dan lebih gampang mengalami depresi

dibandingkan dengan rentang kehidupan sebelumnya.

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat...Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi

39

2.7 Glukosa Darah Sewaktu

2.7.1 Pengertian Glukosa Darah Sewaktu

Glukosa darah sewaktu adalah salah satu jenis pemeriksaan kadar glukosa darah yang

sampelnya dapat diambil tanpa memperhatikan waktu makan (Riswanto, 2010).

2.7.2 Batasan Glukosa Darah Sewaktu

Pemeriksaan glukosa darah sewaktu dapat dijadikan patokan dalam mendiagnosa

diabetes melitus jika kadar glukosa darah mencapai antara 140 mg/dL dan 200 mg/dL, apalagi

jika diatas 200 mg/dL. Menurut PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, 2002),

Orang didiagnosis mengalami diabetes melitus jika dari hasil pemeriksaan kadar glukosa darah

puasa lebih dari 126 mg/dL dan glukosa darah sewaktu lebih dari 200 mg/dl dan mengalami

gejala polipagi, polidipsi, serta poliuri.

Glukosa darah setiap waktu kadarnya sangat bervariasi. Hasil pemeriksaanya akan

meningkat setelah makan dan akan kembali normal setelah 2 jam waktu makan. Kadar glukosa

darah normal pada pagi hari setelah berpuasa adalah 70 – 100 mg/dL. Pada 2 jam post prandial

(2 jam setelah makan) atau minum cairan yang mengandung glukosa maka kadar glukosa darah

biasanya kurang dari 120 – 140 mg/dL. Kadar glukosa darah puasa sewaktu pagi hari, normalnya

80 sampai 90 mg/100 ml, dan nilai 110 mg/100 ml dipertimbangkan sebagai batas atas kadar

normal. Selama kira-kira 1 jam setelah makan, kadar glukosa darah akan meningkat menjadi 120

– 140 mg/100 ml. Bila kadar glukosa darah sewaktu meningkat diatas 180 mg/100 ml maka nilai

tersebut adalah nilai ambang dan memungkinkan adanya glukosa dalam air kencing seseorang

yang merupakan salah satu tanda terjadinya diabetes mellitus (Guyton & Hall, 2005).

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat...Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi

40

Tabel 2.2

Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa sebagai Patokan Penyaring dan Diagnosis

Diabetes Melitus (mg/dl)

Jenis Glukosa Bukan DM Belum Pasti DM DM

Kadar Glukosa Darah Sewaktu

Plasma Vena < 110 110 – 199 > 200

Darah Kapiler < 90 90 – 199 > 200

Kadar Glukosa Darah Puasa

Plasma Vena < 110 110 – 125 > 126

Darah Kapiler < 90 90 – 109 > 110

(Sumber : Sudoyo, 2007)

2.7.2 Mekanisme Pengaturan Glukosa Darah Sewaktu

Absorbsi puncak glukosa darah diatur oleh mekanisme saraf dan hormon. Pada waktu

yang sama nervus vagus merangsang sekresi asam lambung, kemudian impuls parasimpatis

secara bersamaan dialirkan pada sepanjang nervus vagus menuju pankreas, hal ini akan

mengaktivasi enzim dalam jumlah moderat ke dalam pankreas (Guyton & Hall, 2007). Setelah

diabsorpsi, akan terjadi peningkatan kadar glukosa darah dalam beberapa saat dan kemudian

akan kembali seperti semula. Insulin adalah hormon yang berfungsi untuk menyimpan atau

mentransfer glukosa darah kedalam otot menjadi bentuk glikogen. Insulin dibentuk oleh sel beta

pulau langerhans pankreas (Price & Sylvia, 2005). Hormon insulin dalam metabolisme memiliki

peranan penting untuk menyimpan glukosa kedalam sel dan berikutnya akan digunakan sebagai

energi (Suyono, 2011).

Makanan diolah mulai dari mulut kemudian ke lambung dan dibawa ke usus. Dalam

proses tersebut, makanan dipecah menjadi bentuk dasar dari bahan makanan yang dimakan.

Bahan makanan yang mengandung karbohidrat diubah menjadi bentuk glukosa, protein menjadi

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat...Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi

41

asam amino dan lemak menjadi asam lemak. Semua zat makanan tersebut akan diserap oleh usus

kemudian masuk kedalam pembuluh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh untuk dipergunakan

oleh organ sebagai bahan energi. Agar bahan makanan berubah menjadi energi, zat makanan

harus dibawa ke dalam sel supaya dapat dipergunakan. Di dalam sel, zat makanan terutama

glukosa dimetabolisme melalui proses kimia, yang hasil akhirnya adalah energi (Suyono, 2011).

Jaringan perifer mempergunakan glukosa yang dilepaskan oleh hati untuk menjaga

keseimbangan fisiologis beberapa hormon (Price & Sylvia, 2006). Dalam keadaan normal,

insulin dalam darah akan ditangkap oleh reseptor yang ada di permukaan sel otot, sehingga

dapat membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel, yang selanjutnya akan dimetabolisme

menjadi tenaga (Suyono, 2011).

Insulin memiliki peran penting dalam proses biologis tubuh terutama pada metabolisme

karbohidrat dan berfungsi juga dalam proses utilisasi glukosa pada hampir seluruh jaringan

terutama pada otot, lemak, dan hepar (Sudoyo, 2007). Hati berperan besar dalam

mempertahankan kadar glukosa darah yang normal. Hati menyimpan glikogen ketika terjadi

kelebihan glukosa, membebaskan glukosa ke dalam darah saat dibutuhkan (Sherwood, 2012).

Pada proses sekresi insulin, molekul glukosa memberikan rangsangan pada sel beta. Untuk dapat

melewati membran sel membutuhkan bantuan senyawa lain. GLUT (glucose transporter)

merupakan senyawa asam amino yang terdapat pada berbagai sel yang berperan dalam proses

metabolisme glukosa (Sudoyo, 2007).

GLUT berfungsi sebagai pengangkut glukosa masuk ke dalam sel. GLUT 2 yang ada di

dalam sel beta, diperlukan pada proses masuknya glukosa dari dalam darah melewati membran

kedalam sel (Sudoyo, 2007). Sherwood (2012), menyatakan GLUT 2 memindahkan glukosa

yang masuk ke sel ginjal dan usus ke aliran darah sekitar melalui pembawa co-transport.

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat...Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi

42

Kontraksi otot memicu penyisipan GLUT 4 ke membran plasma sel otot yang aktif meskipun

tidak terdapat insulin. Bila reseptor insulin pada sel diaktifkan vesikel tersebut akan bergerak

cepat, berdifusi ke dalam sel dan menyelipkan transporter ke dalam membran sel (Sherwood,

2012). Jika kadar glukosa darah menurun maka pulau langerhans pankreas sel α akan

mensekresikan glukagon untuk meningkatkan kembali kadar glukosa plasma melalui

peningkatan pemecahan glikogen menjadi glukosa (proses ini di sebut glikogenolisis) dan

peningkatan katabolisme asam amino dan asam lemak (proses ini disebut glukoneogenesis).

Selanjutnya glukosa di lepaskan ke dalam aliran darah, sehingga glukosa darah meningkat

(Guyton & Hall, 2005). Selama masa puasa (antara jam-jam makanan dan pada saat tidur),

pankreas akan melepaskan secara terus menerus sejumlah kecil insulin bersama dengan

glukagon. Insulin dan glukagon secara bersama-sama mempertahankan kadar glukosa yang

konstan dalam darah dan menstimulasi pelepasan glukosa di hati. Pada mulanya hati

menghasilkan glukosa melalui pemecahan glikogen (glikogenolisis). Setelah 8-12 jam tanpa

makan, hati membentuk glukosa dari pemecahan zat-zat selain karbohidrat yang mencakup asam

amino (Glukoneogenesis) (Smeltzer, 2002). Keadaan demikian, akan merangsang Hipotalamus

mengeluarkan rangsangan terhadap nafsu makan. Kegiatan pusat rasa kenyang di nukleus

ventromedial mungkin sebagian di pengaruhi oleh tingkat pemanfaatan glukosa oleh neuron

didalamnya. Pemanfaatan glukosa oleh sel-sel itu rendah sehingga selisih glukosa aterivenosa

juga rendah, kegiatan akan menurun (Ganong, 2008).

Dalam keadaan itu, kegiatan pusat makan tidak terkontrol dan orang bersangkutan merasa

lapar. Bila pemanfaatnya tinggi, kegiatan berbagai glukosa ini meningkat, pusat makan

tehambat, dan orang itu merasa kenyang. Hipoglikemi merupakan suatu perangsang nafsu

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat...Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi

43

makan, dan keadaan ini menurunkan pemanfaatkan glukosa dengan mengurangi jumlah glukosa

yang mencapai sel (Ganong, 2008).

2.7.3 Faktor Yang Mempengaruhi Glukosa Darah Sewaktu

1. Genetik

Pada beberapa kasus, kecenderungan faktor herediter dapat menyebabkan degenerasi sel

beta. Kerusakan sel beta pankreas menggangu produksi insulin yang dapat menyebabkan

timbulnya diabetes tipe I (Guyton & Hall, 2005).

2. Perencanan makan

Perencanaan makan baik pola maupun modifikasi diet harus selalu memperhatikan pola

kebutuhan individu dan dilakukan secara konsisten. Pengaturan pola makan sangat penting untuk

meningkatkan sensitivitas insulin sehingga keseimbangan kadar glukosa darah tetap terjaga

(Soebardi & Yunir dalam Sudoyo, 2006). Jumlah makanan yang berlebihan atau kekurangan

sama-sama tidak baik. Keduanya sama-sama beresiko bekembang menjadi DM tipe 2.

Kekurangan gizi (malnutrisi) dapat mempengaruhi gangguan pankreas, sedangkan kegemukan

dapat mengganggu kerja insulin. Menjaga makanan yang seimbang adalah jalan keluarnya

(Pollan, 2008).

3. Usia dan Jenis Kelamin

Usia memegang peranan penting dalam kejadian sindrom metabolik. Salah stau tanda

terjadinya sindrom metabolik adalah meningkatnya kadar glukosa darah karena mulai

menurunnya sensitivitas insulin (Sunjaya, 2009). Suastika (2008) menyatakan bahwa resistensi

insulin diperberat oleh proses menua, makin bertambah usia kadar insulin akan terggangu juga.

Kejadian peningkatan kadar glukosa darah dominan terjadi pada perempuan dibandingkan laki-

laki. Perempuan cenderung berpeluang menderita diabetes melitus karena memilki indeks masa

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat...Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi

44

tubuh yang lebih besar. Sindroma siklus bulanan dan pasca menopause membuat akumulasi

lemak tubuh semakin meningkat karena hormon sehingga perempuan berisiko mengalami

kenaikan kadar glukosa darah (Irawan, 2010).

4. Obesitas

Penelitian menurut Sunjaya (2009), Indeks masa tubuh mempunyai hubungan yang

signifikan dengan kenaikan kadar glukosa darah. Hasil perhitungan OR menunjukan seseorang

yang obesitas mempunyai risiko untuk menderita diabetes. Kelompok dengan risiko diabetes

terbesar adalah kelompok obesitas, dengan odds 2.7 kali lebih besar dibandingkan dengan

kelompok IMT normal. Adanya pengaruh indek masa tubuh terhadap meningkatnya kadar

glukosa darah ini disebabkan oleh kurangnya aktivitas fisik serta tingginya konsumsi karbohidrat

dan lemak yang merupakan faktor risiko dari obesitas. Hal tersebut menyebabkan meningkatnya

Asam Lemak atau Free Fatty Acid (FFA) dalam sel. Peningkatan FFA ini akan menurunkan

translokasi transporter glukosa ke membrane plasma, dan menyebabkan terjadinya resistensi

insulin pada jaringan otot dan adipose (Teixeria-Lemos dkk, 2011).

5. Aktivitas Fisik

Rendahnya aktivitas fisik akan mengakibatkan penimbunan lemak yang berlebih akibat

asupan makanan yang dikonsumsi tidak dapat digunakan sebagai energi karena terjadinya

resistensi insulin sehingga kadar glukosa darah meningkat, begitu sebaliknya dengan

meningkatkan aktivitas fisik dampaknya dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan cara

meningkatkan penyimpanan glukosa oleh otot dan memperbaiki kerja insulin (Smelzer, 2002).

Aktivitas fisik yang melelahkan, konsentrasi glukagon dalam darah sering kali meningkat

sebanyak 4 – 5 kali lipat (Guyton & Hall, 2005).

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat...Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi

45

6. Penyakit Organ

Kadar glukosa darah juga dapat dipengaruhi oleh penyakit organ seperti gagal jantung,

penyakit ginjal, penyakit hati, penyakit paru obstruktif menahun, menderita DM, dan penyakit

keganasan.

7. Obat-obatan Hipoglikemik

Beberapa jenis obat seperti obat hipoglikemik dapat menurunkan kadar glukosa darah.

Obat-obatan yang dapat berpengaruh adalah seperti metformin dan tiazolidinedion (Price &

Sylvia, 2005).

2.7.4 Pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu

Pemeriksaan kadar glukosa darah adalah salah satu cara untuk mengetahui terjadinya

hiperglikemia. Tingkat kadar glukosa darah sewaktu di ukur kapan saja tanpa memperhatikan

waktu makan.

1. Metode Kimia atau Reduksi

Prinsip: Proses kondensasi dengan akromatik amin dan asam asetat glacial pada suasana

panas, sehingga terbentuk senyawa warna hijau yang kemudian diukur secara fotometris.

Beberapa kelemahan atau kekurangan adalah metode kimia ini adalah langkah pemeriksaan

terlalu panjang dan berisi teknik pemanasan, sehingga memungkinkan terjadi kesalahan lebih

besar. Selain hal tersebut reagen pada metode orthotoluidin bersifat korosif sehingga metode ini

sudah tidak sering untuk digunakan.

2. Metode Enzimatik: Glukosa Oksidase (GOD-PAP)

Prinsip: Enzim glukosa oksidase mengkatalisis reaksi oksidasi glukosa menjadi

glukonolokton dan hydrogen peroksida. Glukosa + O2 glukosa oksidase O-glukono-ό-lakton +

H2O2. Pernambahan enzim perokidase aseptor kromogenik seperti O-dianisidine. O-dianisidini

Page 40: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat...Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi

46

(red) + H2O2 peroksidase O-dianiside (oks) + H2O2 (tidak berwarna) atau (berwarna). Enzim

glukosa oksidase yang digunakan pada reaksi pertama spesifik untuk glukosa, khususnya B-d

glukosa, sedangkan reaksi kedua tidak spesifik, sebab zat yang teroksidasi dapat menyebabkan

hasil pemeriksaan lebih rendah.

Metode enzimatik yang digunakan dalam penelitian ini adalah glukometer terdiri dari

meter, code chip, dan strip. Setiap strip uji berisi bahan-bahan kimia glukosa oksidase dan

mediator. Untuk memastikan akurasi kerja alat meter glukosa darah, maka setiap kali

menggunakan strip test dari tabung kemasan yang baru code chip harus diganti. Karena setiap

kemasan code chip bisa berbeda nomor serinya. Pada pengujian dengan glukometer,

diaplikasikan pada ujung akhir strip uji secara otomatis darah diserap ke dalam sel reaksi yang

ada pada strip uji. Sebuah alur listrik transien terbentuk selama reaksi dan konsentrasi glukosa

darah dihitung berbasis arus listrik yang terdektesi oleh meter, hasil terlihat pada layar meter.

Alat glukometer mempunyai kelebihan yaitu dapat dipakai secara mandiri oleh pasien di rumah

sehingga kadar glukosa darah dapat dipantau dengan cepat. Volume darah yang dibutuhkan

relatif sedikit yaitu + 0,3 - 10µl, waktu yang diperlukan sekitar 15 detik, sampel yang digunakan

dapat berupa darah kapiler, vena, dan arteri. Sistem ini diuji secara akurat dalam membaca

glukosa dalam kisaran 20-600 mg/dl, zat lemak (trigliserida sampai 3.000 mg/dl atau cholestrol

sampai 500 mg/dl).

Gambar 2.1 Glukometer

Page 41: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat...Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi

47

2.7.5 Mekanisme Pengaturan Kadar Glukosa Darah Sewaktu

Dua hormon yang berperan dalam mengontrol konsentrasi glukosa darah adalah insulin

dan glukagon. Pengaturan kadar glukosa darah sebagian besar tergantung dari ekstraksi glukosa,

sintesis glikogen dan glukogenolisis di hati.

Jika kadar glukosa dalam darah meningkat maka pulau Langerhans pankreas sel akan

mensekresikan insulin untuk menganabolik glukosa, asam lemak dan asam amino menjadi

glikogen (proses ini disebut glikogenesis) yang akan disimpan di dalam hati sehingga kadar

glukosa dalam darah akan kembali normal. Hormon insulin ini, mengakibatkan hati mengubah

banyak glukosa menjadi glikogen dan memaksa sekitar 2/3 dari sel-sel tubuh (terutama otot dan

sel-sel adiposa) untuk mengambil glukosa dan darah melalui transport GLUT 4, sehingga

menurunkan glukosa darah begitu pula sebaliknya, jika kadar glukosa darah menurun maka

pankreas sel alpa akan mensekresikan hormone glukagon untuk menrombak simpanan glukosa

otot agar dapat digunakan oleh sel (Sudoyo, 2007).

2.8 Hubungan Asupan Karbohidrat, Protein, Lemak dan Indeks Massa Tubuh (IMT)

dan Lingkar Pinggang dengan Kadar Glukosa Darah Sewaktu pada Perempuan

Menopause

Pada orang obesitas terjadi pelepasan asam lemak bebas ke dalam sirkulasi walaupun

kadar insulin lebih tinggi karena pada orang yang kelebihan asupan karbohidrat dan lemak yang

menyebabkan seseorang menjadi obesitas. Pada orang yang obesitas, jaringan lemak tidak

sensitif terhadap aksi insulin sehingga pemecahan trigliserida menjadi glukosa meningkat

(Cahjono, 2007). Di hepar, gliserol akan diubah menjadi glukosa dengan proses

glukoneogenesis. Meningkatnya glukoneogenesis, glukosa plasma akan meningkat maka terjadi

hiperglikermia. Ada dugaan, asam lemak bebas yang meningkat dapat menyebabkan terjadinya

Page 42: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat...Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi

48

penyimpanan trigliserid berlebihan pada sel pankreas, sehingga terjadi kerusakan sel (Adam,

2006) hal ini akan mengganggu signaling insulin (Adnyana & Sutanegara, 2004 dalam Cahjono,

2007).

Selain proses lipolisis, penelitian membuktikan bahwa adipositokin (adipokin) yang

dihasilkan oleh sel lemak, Leptin, TNF-, IL-6 dan resistin dapat meningkatkan resistensi

insulin. Sebaliknya adiponektin dapat meningkatkan sensitivitas insulin (Bays, dkk 2002). Kadar

leptin yang meningkat di dalam plasma juga salah satu penyebab meningkatknya berat badan.

Hingga saat ini, leptin dianggap menghambat fosforilasi insulin reception substrate-1 (IRS-1)

yang berdampak pada terhambatnya ambilan glukosa (Adam, 2006). Di hati, leptin akan memacu

proses glukoneogenesis dalam menghambat kerja enzim phosphoenolpyruvat curboxylase

(PEPCK), sehingga terjadi hiperglikemia (Adnyana dan Sutanegara, 2004 dalam Cahjono, 2007).

Sementara itu Interleukin-6 (IL-6) merupakan protein proinflamasi yang di sekresikan oleh

jaringan adiposa yang kadarnya akan meningkat dengan peningkatan berat badan. IL-6 berperan

untuk memacu pelepasan glukagon dan kortisol, serta meningkatkan glukoneogenesis. (Guyton

& Hall, 2005) menemukan bahwa penderita DM yang obesitas lebih resisten terhadap insulin,

kadar IL-6 dan leptin meningkat dibandingkan pada penderita DM yang tidak mengalami

obesitas. Pada percobaan yang menggunakan model tikus yang mengalami diabetes

membuktikan bahwa IL-6 berperan dalam perkembangan ristensi insulin di otot dan kematian sel

pankreas. Sementara itu, pada manusia yang menderita DM tipe 2, jumlah IL-6 berkorelatif

positif terhadap keparahan toleransi glukosa yang dialami.

Hormon terakhir sel lemak yang berhubungan dengan insulin adalah adiponektin yang

merupakan hormon polipetida yang dihasilkan oleh adipositi. Menurut hasil penelitian pada

perempuan menopause adiponektin meningkat tajam. Dibandingkan adipositokin lainnya,

Page 43: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asupan Karbohidrat...Monosakarida ini juga diabsorpsi di membran mukosa usus halus serta melalui sel-sel absorpsi usus sampai semua monosakarida terabsorpsi

49

adiponektin kadarnya paling tinggi didalam sirkulsai darah. Adiponektin memiliki efek yang

berlawanan dengan adipositokin lainnya, yaitu dapat mencegah terjadinya resistensi insulin.

Kadar adiponektin berhubungan positif dengan sensitivitas insulin (Indra, 2006).

Adiponektin diduga bekerja dengan memacu pengeluaran gen yang mengatur

metabolisme lemak pada jaringan otot, yaitu CD 36, acyl co-enzyme A (Co A) oxidase, dan

uncoupling protein (UCP)-2, yang dapat meningkatkan efisiensi transport asam lemak,

pembakaran lemak dan termogenesis (Suastika, 2008). Pengeluaran adiponektin ditingkatkan

oleh insulin. Pada individu yang menderita obesitas dan diabetes melitus tipe 2, terjadi

penurunan kadar adiponektin sehingga akan meningkatkan resistensi insulin. Jika hiperglikemia

terjadi secara berkepanjangan dan melebihi dari 200 mg/dl yang diperberat oleh adanya resistensi

insulin karena kegemukan dan atau proses menopause akan terjadi peningkatan pada HbA1c

sehingga dapat dikatakan orang tersebut telah menderita DM atau pasti DM.