bab ii kajian pustaka 2.1. 2.1.1. pembelajaran cd...
TRANSCRIPT
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teori
2.1.1. Media Pembelajaran CD Interaktif
Briggs berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk
menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti: buku, film, video dan sebagainya
(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/konsep-media-pembelajaran/).
National Education Associaton mengungkapkan bahwa media pembelajaran
adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk
teknologi perangkat keras.
(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/konsep-media pembelajaran/).
Brown mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas
pembelajaran (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/konsep-media-
pembelajaran/). Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat
bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar
pertengahan abad ke-20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan
digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya
dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran
menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet.
Media pembelajaran memiliki beberapa fungsi, diantaranya:
1. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki
oleh para peserta didik. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek
langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik.
Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk
gambar-gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial.
2. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang
tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik
tentang suatu obyek, yang disebabkan:
6
(a) Obyek terlalu besar;
(b) Obyek terlalu kecil;
(c) Obyek yang bergerak terlalu lambat;
(d) Obyek yang bergerak terlalu cepat;
(e) Obyek yang terlalu kompleks;
(f) Obyek yang bunyinya terlalu halus;
(g) Obyek mengandung bahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media
yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik.
3. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta
didik dengan lingkungannya.
4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan
5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
6. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
7. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
8. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit
sampai dengan abstrak.
Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran,
perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya
proses belajar pada diri peserta didik.
CD Interaktif adalah salah satu media interaktif yang bisa terbilang baru.
Media ini sebenarnya merupakan pengembangan dari teknologi internet yang
akhir-akhir ini berkembang pesat. Sebagaimana dimaklumi bahwa teknologi
internet saat ini menjadi salah satu tolak ukur majunya suatu perusahaan. Dari
data disebutkan bahwa lebih dari 200 juta orang menggunakan media ini,
termasuk di antaranya penduduk Indonesia.
CD Interaktif merupakan sebuah media yang menegaskan sebuah format
multimedia dapat dikemas dalam sebuah CD (Compact Disk) dengan tujuan
aplikasi interaktif di dalamnya. CD ROM (Read Only Memory) merupakan satu-
satunya dari beberapa kemungkinan yang dapat menyatukan suara, video, teks,
dan program dalam CD (Tim Medikomp, 1994).
7
Dari sini jelas bahwa sistem interaktif yang dipakai CD Interaktif sama
persis dengan sistem navigasi pada internet, hanya yang berbeda di sini adalah
media yang dipakai keduanya. CD Interaktif memakai media off line berupa CD
sementara Internet memakai media on line.
(http://maroebeni.wordpress.com/2008/11/05/perkembangan-multimedia-dan-cd-
interaktif/).
Menurut Agung dalam www.teknoprenaur.comCD interaktif adalah
rekaman gambar hidup atau gambar bergerak yang saling berurutan. Sedangkan
pengertian lain cd interaktif adalah CD pembelajaran yang mempunyai fungsi
memberi informasi, di dalamnya terdapat tombol-tombol yang bisa menuju ke
fasilitas lainnya.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran CD interaktif adalah rekaman gambar hidup yang dapat
menyampaikan bahan pelajaran dan dapat membantu mempertajam pesan yang
disampaikan dengan menarik minat melalui indera, karena merupakan gabungan
antara pandangan, suara dan gerakan. Dengan menggunakan CD interaktif
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama dalam pelajaran IPA
khususnya pada materi gaya.
Menurut Maroebeni (Savara, 2003) kelebihan dan kekurangan CD
interaktif antara lain:
1. Penggunanya bisa berinteraksi dengan program komputer.
2. Menambah pengetahuan, pengetahuan yang dimaksud adalah materi
pelajaran yang disajikan CD interaktif.
3. Tampilan audio visual yang menarik.
Sedangkan kekurangan CD interaktif antara lain:
1. Medium yang digunakan hanya komputer.
2. Membatasi target audience karena hanya pemakai komputer saja yang
dapat mengaksesnya.
3. Pemeliharaan harus lebih hati-hati daripada buku (tidak boleh kena
panas, tergores berat atau pecah).
8
Selain kelebihan dan kelemahan pembelajaran menggunakan media
pembelajaran CD interaktif, terdapat juga langkah-langkah penggunaannya.
Menurut Nahwu (http://reachacuantique.student.umum.ac.id), Langkah awal
penggunaan media CD Interktif adalah dengan cara memasukkan CD interaktif ke
dalam CD-ROOM. Lalu klik tombol untuk memulai belajar dengan menggunakan
media CD Interktif ini. Pada tampilan awal akan muncul halaman utama yaitu
proses loading, pengguna harus menunggu terlebih dahulu hingga proses loading
selesai dan masuk pada halaman pembuka yang menghubungkan pada materi
yang akan dipelajari. Setelah muncul pada halaman pembuka maka secara
otomatis akan masuk kepada halaman berikutnya yaitu halaman menu.
Senada dengan Nahwu, Upi (2011) penggunaan media pembelajaran
interaktif memiliki lima langkah. Langkah-langkah penerapan model
pembelajaran Interaktif diawali dengan (1) persiapan, sebelum pembelajaran
dimulai guru menugaskan siswa untuk membawa alat peraga sederhana dan
mempersiapkan diri untuk menceritakan tentang fungsi masing-masing. (2)
kegiatan penjelajahan, pada saat pembelajaran di kelas siswa lain boleh
mengamati alat peraga dan mereka boleh mengajukan pertanyaan. (3) pertanyaan
siswa diarahkan guru mengenai materi yang akan dibahas. (4) penyelidikan, guru
dan siswa memilih pertanyaan untuk dieksplorasi lebih jauh. (5) refleksi, pada
pertemuan berikutnya di kelas dibahas hasil penyelidikan mereka untuk
memantapkan hal-hal yang sudah jelas dan memisahkan hal-hal yang masih perlu
diselidiki lebih jauh. Pada akhir kegiatan guru dapat memberikan tugas kepada
siswa untuk mengamati benda-benda di sekitar siswa untuk mengamati benda-
benda di sekitar mereka seperti buku dan tas sekolahnya. Salah satu kebaikan dari
model pembelajaran interaktif adalah bahwa siswa belajar mengajukan
pertanyaan, mencoba merumuskan pertanyaan, dan mencoba menemukan
jawaban terhadap pertanyaannya sendiri dengan melakukan kegiatan observasi
(penyelidikan).
Senada dengan Nahwu dan Upi, langkah langkah metode Interaktif
menurut Sudjana (2001: 87) yaitu:
1. Pengajar menyampaikan kompetensi sesuai indikator yang ingin dicapai.
9
2. Pengajar mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh
peserta didik/sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban.
3. Pengajar menjelaskan aturan-aturan yang harus diperhatikan oleh para peserta
didik, seperti: setiap orang menyampaikan satu pendapat, mengemukakan
pendapat atau gagasan dengan cepat, menyampaikan jawaban secara
langsung.
4. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang dan memberikan soal-
soal/permasalahan.
5. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat dan menyelesaikan tugas dengan
alternatif jawaban hasil diskusi.
6. Setiap kelompok(diacak kelompok tertentu) membaca/melaporkan hasil
diskusinya dan pengajar mencatat di papan tulis dan mengelompokkan sesuai
kebutuhan pengajar untuk rangkuman.
7. Dari data-data di papan tulis, peserta didik diminta membuat
kesimpulan/pengajar memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan
pengajar.
8. Untuk evaluasi, peserta didik membuat tugas mandiri sesuai dengan tema
yang telah didiskusikan.
Senada dengan pendapat Nahwu, Upi dan Sudjana menurut Arief Fadli
(2011) tahapan-tahapan dalam menggunakan media CD interaktif dibagi menjadi
3 tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut.
1. Tahap persiapan meliputi:
a. Meneliti kelengkapan media audio interaktif dan petunjuk
pemanfaatan.
b. Memeriksa peralatan penyaji, bahan belajar, dan sarana penunjangnya
c. Mempelajari isi program.
d. Mengatur ruangan, tempat duduk siswa, dan peralatan penyaji.
e. Menjelaskan tujuan yang akan dicapai, topik yang akan dipelajari, dan
kegiatan yang akan dilakukan di kelas.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Guru berdiri di dekat peralatan pemanfaatan media dan tidak berjalan
ke sana kemari yang dapat mengganggu perhatian siswa.
b. Memutar CD interaktif dan mengatur volumenya.
c. Memperhatikan aktifitas siswa dan mengelola kelas sesuai rancangan
pembelajaran yang telah ditentukan.
d. Bila perlu hentikan CD interaktif dan beri kesempatan siswa untuk
bertanya.
10
e. Hentikan CD interaktif dan memberi kesempatan siswa mengerjakan
tugas bila pada media tersebut terdapat tugas yang harus dikerjakan.
f. Bila perlu memutar ulang CD interaktif pada bagian yang kurang jelas
bagi siswa.
3. Tahap Tindak Lanjut
a. Mengajukan pertanyaan tentang materi CD interaktif.
b. Memberikan penguatan, penjelasan tambahan, dan pengayaan
terhadap materi yang telah didengarkan.
c. Jika perlu memutar kembali media audio pada bagian-bagian tertentu.
d. Membimbing siswa untuk membuat kesimpulan isi program.
e. Memberikan tugas/latihan dan tes sesuai dengan topik.
f. Memeriksa jawaban siswa.
Dari beberapa pendapat di atas, langkah-langkah pembelajaran CD
interaktif yang akan digunakan peneliti yaitu melalui 3 tahap yaitu :
1. Tahap persiapan
a. Guru meneliti kelengkapan media audio interaktif dan petunjuk
pemanfaatan.
b. Guru memeriksa peralatan penyaji, bahan belajar, dan
sarana penunjangnya.
c. Guru mempelajari isi program.
2. Tahap pelaksanaan
a. Guru berdiri di dekat peralatan pemanfaatan media.
b. Mengatur tempat duduk siswa secara berkelompok dengan jumlah
anak tiap kelompok yaitu 4 orang.
c. Guru menyajikan serta mendemonstrasikan tentang materi yang ada
pada CD interaktif.
d. Guru memperhatikan aktifitas siswa dan mengelola kelas sesuai
rancangan pembelajaran yang telah ditentukan.
e. Guru menghentikan CD interaktif dan memberi kesempatan siswa
untuk bertanya.
11
f. Siswa mendemonstrasikan berbagai contoh yang telah dilihat pada CD
interaktif.
3. Tahap tindak lanjut
a. Guru mengajukan pertanyaan tentang materi CD interaktif.
b. Memberikan penguatan, penjelasan tambahan, dan pengayaan
terhadap materi yang telah didengarkan.
2.1.2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku subjek yang meliputi
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor dalam situasi tertentu berkat
pengalamannya berulang-ulang ( Hamalik 1995: 48). Pendapat tersebut didukung
oleh Sudjana (2007: 3) “hasil belajar ialah perubahan tingkah laku yang
mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya”. Menurut Bloom dalam Agus Suprijono
(2011:6-7) hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.
Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension
(pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan),
analysys (menguraikan, menentukan hubungan), sysnthesis (mengorganisasikan,
merencanakan, membentuk bangunan baru, evaluation (menilai). Domain afektif
adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing
(nilai), organization (organisasi), Characterization (karakterisasi). Domain
psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized. Psikomotor juga
mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan, keterampilan sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia
menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan
pengetahuan yang didapat untuk dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Hasil belajar digunakan guru untuk digunakan sebagai ukuran atau kriteria
dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Ukuran hasil belajar dapat diperoleh
dari aktivitas pengukuran. Arikunto dan Jabar (2004) menyatakan pengertian
pengukuran (measurement) sebagai kegiatan membandingkan suatu hal dengan
12
satuan ukuran tertentu sehingga sifatnya menjadi kuantitatif. Jadi pengukuran
memiliki arti suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara membandingkan sesuatu
dengan satuan ukuran tertentu sehingga data yang dihasilkan adalah data
kuantitatif. Menurut Cangelosi (1995) yang dimaksud dengan pengukuran
(Measurement) adalah suatu proses pengumpulan data melalui pengamatan
empiris untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah
ditentukan. Dalam hal ini guru menaksir prestasi siswa dengan membaca atau
mengamati apa saja yang dilakukan siswa, mengamati kinerja mereka, mendengar
apa yang mereka katakan, dan menggunakan indera mereka seperti melihat,
mendengar, menyentuh, mencium, dan merasakan. Menurut Zainul dan Nasution
(2001) pengukuran memiliki dua karakteristik utama yaitu: 1) penggunaan angka
atau skala tertentu; 2) menurut suatu aturan atau formula tertentu..
Untuk menetapkan angka dalam pengukuran, perlu sebuah alat ukur yang
disebut dengan instrumen. Dalam dunia pendidikan instrumen yang sering
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa seperti tes, lembar observasi,
panduan wawancara, skala sikap dan angket.
Dari pengertian pengukuran yang telah dipaparkan untuk mengukur hasil
belajar peserta didik digunakanlah alat penilaian hasil belajar. Penilaian hasil
belajar dapat diukur melalui teknik tes dan non tes.
1. Tes
Menurut Ebster’s Collegiate dalam Arikunto, 1995 (Endang Poerwanti,
dkk. 2008:4-4), tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensia, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Tes menurut Nana Sudjana (2008:35) sebagai alat penilaian adalah
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari
siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan) atau dalam
bentuk perbuatan (tes tindakan). Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan
mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan
penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran,
namun demikian dalam batas tertentu tes dapat pula digunakan untuk mengukur atau menilai hasil belajar bidang afektif dan psikomotoris.
Tes menurut Arikunto dan Jabar (2004) dalam Ana Ratna Wulan (2010)
merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur
13
sesuatu dengan menggunakan cara atau aturan yang telah ditentukan. Dari
beberapa definisi di atas peneliti menyimpulkan, tes adalah sejumlah pertanyaan
atau soal-soal yang harus dijawab, dilakukan dalam waktu tertentu dan memiliki
tujuan tertentu guna mengukur kemampuan seseorang.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian tes adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa serta menggunakan langkah –
langkah dan kriteria - kriteria yang telah ditentukan.
Tes sangat bermacam-macam bentuk dan jenisnya. Menurut Endang
Poerwanti, dkk (2008:4-5) jenis-jenis tes berdasarkan waktu penyelenggaraannya
yaitu:
a. Tes masuk (entrance test)
Diselenggarakan sebelum dan menjelang suatu program pengajaran dimulai.
b. Tes formatif (formative test)
Dilakukan pada saat program pengajaran sedang berlangsung (progress),
tujuannya untuk memperoleh informasi tentang jalannya pengajaran sampai
tahap tertentu.
c. Tes Sumatif (summative tes)
Diselenggarakan untuk mengetahui hasil pengajaran secara keseluruhan
(total). Konsekuensi dari tes yang menekankan hasil pengajaran secara
keseluruhan, maka item tes sumatif atau bahan cakupannya meliputi seluruh
materi yang telah disampaikan. Tes sumatif diberikan di akhir suatu pelajaran
atau akhir semester.
d. Pra-tes dan post-tes
Untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki seorang siswa di awal program
pengajaran, kadang-kadang diselenggarakan pra-tes. Hasil pra-tes digunakan
untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa pada awal program pengajaran.
Kemajuan yang dicapai bisa dilihat dari perbandingan hasil pra-tes dengan
hasil tes yang diselenggarakan di akhir program pengajaran (post-test).
2. Non Tes
Teknik nontes sangat penting dalam mengases peserta didik pada ranah
afektif dan psikomotor, berbeda dengan teknik tes yang lebih menekankan
14
pada aspek kognitif. Ada beberapa macam teknik non tes (Endang Poerwanti,
2008; 3-19 – 3-31), yaitu:
1. Observasi
Observasi terkait dengan kegiatan evaluasi proses dan hasil belajar
dapat dilakukan secara formal yaitu observasi dengan menggunakan
instrumen yang sengaja dirancang untuk mengamati unjuk kerja dan
kemajuan belajar peserta didik, maupun observasi informal yang dapat
dilakukan oleh pendidik tanpa menggunakan instrumen.
2. Komposisi dan Presentasi
Peserta didik menulis dan menyajikan karyanya. Presentasi dilakukan
secara lisan guna mempertanggungjawabkan hasil kerja siswa.
3. Proyek Individu dan Kelompok
Mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan serta dapat
digunakan untuk individu maupun kelompok. Berupa pemberian tugas
baik secara individu mapun kelompok.
Dari keterangan di atas, hasil belajar siswa diukur dengan tes objektif dalam
bentuk pilihan ganda dan hasil diskusi serta presentasi yang dilakukan siswa saat
kegiatan pembelajaran berlangsung. Dari jenis tes yang akan dilakukan maka
pengukurannya menggunakan teknik tes dan non tes sehingga penilaiannya terdiri
dari penilaian produk dan penilaian proses. Nilai akhir diperoleh dari 40%
penilaian proses (diskusi dan presentasi kelompok) + 60% penilaian hasil (tes
objektif).Sebelum membuat instrumen, hal yang harus terlebih dahulu dilakukan
adalah membuat kisi-kisinya. Kisi-kisi instrumen penelitian terdiri dari:
1. Kisi-Kisi Tes
Menurut Naniek Sulistya Wardani (2009), format kisi-kisi soal terdiri dari
identitas dan 5 kolom utama. Identitas meliputi nama sekolah, mata pelajaran,
kelas, waktu tes, standar kompetensi dan kompetensi dasar serta jumlah soal harus
diisi dengan jelas. Kolom 1 berisi indikator. Pada kolom ini berisi indikator-
indikator sesuai dengan tujuan pembelajaran, kolom 2 berisi pokok bahasan/sub
pokok bahasan. Kolom ini berkaitan dengan materi pembelajaran yang digunakan
sebagai acuan mengajar dan membuat instrumen, kolom 3 berisi proses berfikir
15
yang dibagi lagi menjadi 6 kolom terdiri dari C1, C2, C3, C4, C5, dan C6. Sesuai
dengan taksonomi Bloom dalam domain kognitif terdiri dari c1 sampai c6.
Meliputi: C1 Menghafal (Remember): menarik kembali informasi yang tersimpan
dalam memori jangka panjang. Mengingat merupakan proses kognitif yang paling
rendah tingkatannya, C2 Memahami (Understand): mengkonstruk makna atau
pengertian berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, atau mengintegrasikan
penge tahuan yang baru ke dalam skema yang telah ada dalam pemikiran peserta
didik, C3 Mengaplikasikan (Aply): mencakup penggunaan suatu prosedur guna
menyelesaikan masalah atau menger jakan tugas. Kategori ini mencakup dua
macam proses kognitif: menjalankan dan mengimplementasikan, C4 Menganalisis
(Analyze): menguraikan suatu permasalahan atau obyek ke unsur-unsurnya dan
menentukan bagai mana saling keterkaitan antar unsur-unsur tersebut. Ada tiga
macam proses kognitif yang tercakup dalam mengana lisis: menguraikan ,
mengorganisir , dan menemukan pesan tersirat, C5 Mengevaluasi (Evaluate):
membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Ada dua
macam proses kognitif yang tercakup dalam kategori ini: memeriksa dan
mengritik, C6 Membuat (create): menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu
bentuk kesatuan. Ada tiga macam proses kognitif yang tergolong dalam kategori
ini, yaitu: membuat, merencanakan, dan memproduksi.
Kolom selanjutnya yaitu tingkat kesukaran soal yang terdiri dari rendah,
sedang, dan tinggi. Untuk menentukan kesukaran soal, kita bisa menggunakan
acuan proses berfikir. Soal yang termasuk kategori rendah yaitu soal yang masuk
ke dalam kategori C1, soal sedang yang terdapat dalam kategori C2 dan C3,
sedangkan soal tinggi adalah soal yang masuk dalam kategori C4, C5 dan C6.
Kolom terakhir yaitu kolom nomor soal, kolom ini diisi sesuai dengan nomor soal
yang akan digunakan dalam instrumen. Setelah selesai membuat kisi-kisi, maka
langkah selanjutnya adalah membuat instrumen sesuai dengan kisi-kisi yang telah
dibuat.
2. Kisi-Kisi Non Tes
Selain kisi-kisi tes, ada juga kisi-kisi non tes. Kisi-kisi non tes perlu dibuat
ketika kita akan menggunakan teknik non tes. Kisi-kisi non tes dibuat dengan cara
16
disesuaikan dengan apa yang akan kita ukur serta dengan apa kita akan
mengukurnya. Format kisi-kisi non tes secara garis besar terdiri dari 3 kolom.
Kolom pertama berisi nomor urut. Kolom ke dua berisi indikator/pernyataan yang
akan diukur atau diamati. Kolom ketiga berisi skor, bisa juga jawaban. Skor bisa
dituliskan dengan angka 1, 2, 3, 4, bisa juga kolom ke tiga diisi dengan pernyataan
tinggi, sedang, rendah, setuju, tidak setuju, ya, tidak, lebih disesuaikan dengan
kebutuhan dan tujuan kita. Pengukuran menggunakan teknik tes dan non tes,
sehingga penilaiannya terdiri dari penilaian proses dan penilaian produk/hasil.
2.1.3. Mata Pelajaran IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat
menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam
sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam
kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri
dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan
manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan.
Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk
terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran
Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada
pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui
penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific
inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah
serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh
17
karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman
belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan
proses dan sikap ilmiah.
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI
merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta
didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan
pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik
untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang
difasilitasi oleh guru. (Permendiknas No. 22 Tahun 2006)
Mata Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut.
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi dan masyarakat
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara,
menjaga dan melestarikan lingkungan alam
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek
berikut.
1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan
18
2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan
gas
3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya dan pesawat sederhana
4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-
benda langit lainnya.
Pencapaian tujuan IPA dapat dimiliki oleh kemampuan peserta didik yang
standar dinamakan dengan Standar Kompetensi (SK) dan dirinci ke dalam
Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi dasar ini merupakan standar minimum yang
secara nasional harus dicapai oleh siswa dan menjadi acuan dalam pengembangan
kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada
pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan
pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. Secara rinci SK dan KD untuk
mata pelajaran IPA yang ditujukan untuk siswa kelas IV SD disajikan melalui
tabel 2.1 berikut ini:
Tabel 2.1
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPA
Kelas IV Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Kelas IV
7. Energi dan
Perubahannya
Memahami gaya dapat
mengubah gerak dan atau
bentuk suatu benda.
7.1 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya
( dorongan dan tarikan ) dapat mengubah
gerak suatu benda.
7.2 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya
( dorongan dan tarikan ) dapat mengubah
bentuk suatu benda.
2.2. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Menurut hasil penelitian dari Nurmawan Bekti Wibowo yang berjudul
Pemanfaatan CD Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok
Bahasan Pengukuran Panjang dan Berat Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 4
Sugihan Semester I Tahun Pelajaran 2010/2011. Hasil penelitian ini adalah
penggunaan CD Interaktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan
19
tersebut terlihat dari nilai rata-rata siswa sebelum dilakukan tindakan sebesar
50,00 meningkat menjadi 60,00 pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 70,56
pada siklus II. Ketuntasan belajar juga mengalami peningkatan dari pra siklus
44% meningkat menjadi 61% pada siklus I, dan meningkat lagi menjadi 89% pada
siklus II. Keberhasilan tersebut juga dikarenakan oleh siswa dalam mengikuti
pembelajaran yang menunjukkan perubahan yang positif yaitu siswa lebih
interaktif, aktif dan bersemangat selama proses pembelajaran berlangsung.
Kelebihan penelitian ini yaitu hasil penelitian yang ditunjukan cukup baik,
perolehan nilai rata-rata pada kondisi awal 50,00 dan pada siklus II menjadi
70,56. Setelah dikaji diketahui kelebihan dari penelitian ini yaitu pencapaian
ketuntasan belajar siswa terlihat cukup signifikan mulai dari pra siklus, siklus 1
dan siklus 2. Kelemahan dari penelitian ini yakni belum 100% siswa tuntas
belajar. Berdasarkan kelemahan dan kelebihan penelitian ini peneliti akan
melakukan penelitian lebih lanjut terkait penggunaan media pembelajaran CD
Interaktif.
Menurut hasil penelitian dari Udin Reski Wahyudi yang berjudul “Pengaruh
Penggunaan Media CD Interaktif Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA
Negeri 2 Maros (Studi Pokok Materi Sifat Koligatif Larutan)”. Hasil penelitian
ini adalah terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan penggunaan media CD
interaktif terhadap hasil belajar kimia siswa SMA Negeri 2 Maros (F hitung =
18,570 dengan nilai Signifikansi = 0,000), terdapat perbedaan pengaruh yang
signifikan antara siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dengan siswa yang
memiliki motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar kimia. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar dengan
penerapan metode CD interaktif baik digunakan dalam proses belajar kimia.
Kelebihan penelitian ini yaitu terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara
siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dengan siswa yang memiliki motivasi
belajar rendah terhadap prestasi belajar kimia dengan F hitung = 18,570 dengan
nilai Signifikansi = 0,000).
Menurut hasil penelitian Rahajeng Imani (2009) degan judul
“Pengembangan Media CD Interaktif untuk Pembelajaran Membaca Teks Bahasa
20
Arab untuk Siswa Kelas X Madrasah Aliyah”. Skripsi, Jurusan Sastra Arab,
Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh
pentingnya penggunaan media audiovisual dalam pembelajaran bahasa asing.
Tujuan dari penelitian ini, yaitu: (1) mendeskripsikan langkah-langkah pembuatan
media, (2) mendeskripsikan tampilan media, (3) mendeskripsikan langkah-
langkah penggunaan media, dan (4) mendeskripsikan prestasi siswa telah
menggunakan media. Jenis data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan
kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil skor angket ahli materi, ahli media,
dan subjek penelitian. Sedangkan data kualitatif diperoleh dari tanggapan ahli
media, ahli materi, subjek penelitian, hasil observasi dan hasil wawancara.
Instrumen pengumpul data terdiri atas peneliti (human instrument ) selaku
instrumen utama dan didukung oleh instrumen pendukung yaitu angket untuk ahli
media, ahli materi dan siswa, pedoman observasi, pedoman wawancara, dan
dokumentasi. Subjek uji coba produk adalah siswa kelas X.2 MA Al Maarif
Singosari. Hasil pengembangan berupa media interaktif dalam bentuk kepingan
CD untuk keterampilan membaca teks bahasa Arab bagi siswa MA kelas X
semester gasal. Langkah-langkah pembuatan media CD interaktif adalah: (1)
menentukan materi, latihan soal, gambar dan animasi yang sesuai dengan tema,
dan merekam suara sebagai contoh pelafalan teks dan mufrodat, (2) mendesain
semua materi, latihan soal, gambar, animasi, dan suara ke dalam tampilan slide-
slide dan kemudian di-link-kan sesuai dengan tombol-tombol yang ada, (3)
menambahkan lagu diawal dan akhir tampilan, petunjuk penggunaan media, dan
profil pembuat media. Hasil data kuantitatif untuk tampilan dan langkah
penggunaan adalah sebagai berikut: (1) hasil validasi media sebesar 86,54% dan
dikategorikan valid/tanpa revisi, (2) hasil validasi materi sebesar 77,5% dan
dikategorikan valid/tanpa revisi, (3) hasil uji coba produk sebesar 84,58% dan
dikategorikan valid/tanpa revisi. Hasil analisis data kualitatif untuk tampilan dan
langkah penggunaan media adalah sebagai berikut: (1) keakuratan pemberian
harakat masih perlu diperhatikan, (2) ketidak tepatan pemaknaan kata dalam teks
dengan menggunakan gambar, (3) ketidak jelasan tulisan dan suara pelafal teks,
(4) ketidakakuratan hyperlink antar slide. Sementara hasil belajar siswa setelah
21
menggunakan media ini adalah 85% atau 34 dari 40 siswa memperoleh nilai
melebihi standar kelulusan sebesar 7,5, dengan rata-rata kelas 84,7. Kelebihan
dari penelitian ini adalah bahwa siswa cukup antusias mempelajari teks bahasa
Arab dengan menggunakan media CD interaktif. Hal ini dapat dilihat dari
keberhasilan 85% siswa kelas X.2 yang memperoleh nilai melebihi standar
kelulusan mata pelajaran. Proses revisi dilakukan pada: (1) kejelasan tulisan dan
suara, (2) ketepatanpemilihan gambar untuk pemaknaan kata, (3) keakurasian
harakat dan hyperlink, dan (4) petunjuk penggunaan media. Dari hasil analisis
data, dapat disimpulkan bahwa media ini dikategorikan valid/tanpa revisi dengan
penilaian 82,87%. Media ini layak digunakan sebagai alternatif media
pembelajaran untuk keterampilan membaca teks bahasa Arab. Kelebihan dari
penelitian yang dilakukan oleh Rahajeng Imani (2009) diatas yaitu pembelajaran
menggunkan CD interaktif lebih menarik bagi siswa karena ditampilkan gambar
animasi yang membuat siswa tertarik dan merasa tidak bosan dengan pembelajran
yang sedang berlangsung, kelemahan dari penelitian diatas yaitu siswa hanya
mendengarkan pelafalan dari CD seharusnya agar lebih jelas dan siswa lebih
mudah mempelajari pelafalan bahasa guru perlu memperjelas lafal yang ada di
CD.
Menurut penelitian Purtiana Septi (2011) “Pengaruh Pemanfaatan Media
Pembelajaran Compact Disc (CD) Interaktif Dan Power Point Terhadap Prestasi
Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa (Eksperimen pada
Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Ungaran Tahun 2010/2011)”. Skripsi, Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, (1)
pengaruh media pembelajaran Compact Disc (CD) Interaktif dan Power Point
terhadap prestasi belajar matematika, (2) pengaruh motivasi belajar siswa
terhadap prestasi belajar matematika, dan (3) interaksi antara media pembelajaran
dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa. Populasi
dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X semester 1 SMA N 2 Ungaran
tahun ajaran 2010/2011 sebanyak 9 kelas. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari
dua kelas, yaitu kelas X-2 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-8 sebagai kelas
kontrol. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random
22
sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes, metode
angket, dan metode dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan uji analisis
variansi dua jalan dengan sel tak sama, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat
analisis yang menggunakan metode Lilliefors untuk uji normalitas dan metode
Bartlet untuk uji homogenitas. Dari hasil analisis data dengan taraf signifikasi 5%
dipenuhi bahwa: (1) pengaruh media pembelajaran Compact Disc (CD) Interaktif
dan Power Point terhadap prestasi belajar matematika, dengan Fa = 4,387, (2) ada
pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika, dengan Fb
= 7,752, dan (3) tidak terdapat interaksi antara media pembelajaran dan motivasi
belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa, dengan Fab = 0,532.
(http://etd.eprints.ums.ac.id/11688/). Kelebihan dari penelitian di atas penggunaan
CD Interaktif dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.
Menurut penelitian Muzairin (2011) Efektivitas CD Interaktif sebagai
Media Pembelajaran pada Pokok Bahasan Materi Genetika di SMA Negeri 1
Mijen Demak. (Skripsi), Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang.
Pada penelitian ini media yang digunakan adalah CD Interaktif. Oleh karena itu
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah CD Interaktif sebagai media
pembelajaran efektif diterapkan pada pokok bahasan materi genetika di SMAN 1
Mijen Demak. Materi pada CD Interaktif ini adalah mempelajari tentang gen,
DNA-RNA, dan sintesis protein di semester gasal kelas XII SMA. Penelitian ini
dilaksanakan di SMAN 1 Mijen pada kelas XII semester gasal tahun ajaran
2010/2011. Sampel penelitian ini diambil dua kelas dengan teknik purposive
sampling. Rancangan penelitian yang digunakan adalah one shot case study. Data
penelitian ini meliputi hasil belajar siswa, tanggapan siswa, aktivitas siswa, dan
tanggapan guru. Hasil penelitian ini dapat dilihat dari, (1) ketuntasan belajar
klasikal siswa sebesar 100% dengan kategori sangat baik dan rata-rata nilai akhir
siswa kelas XII IPA 1 dan XII IPA 2 adalah 81,53 dan 84,89. (2) Aktifitas siswa
lebih dari 65% yaitu siswa kelas XII IPA 1 dan XII IPA 2 adalah 85,15% dan
88,47%. (3) Tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran lebih dari 65% yaitu
siswa kelas XII IPA 1 dan XII IPA 2 adalah 98% dan 95%. (4) guru berpendapat
bahwa pembelajaran menggunakan CD Interaktif dirasa lebih aktif, inovatif,
23
kreatif, dan lebih menarik selama proses pembelajaran. Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan CD Interaktif
pada pokok bahasan materi genetika sub bahasan struktur DNA dan sintesis
protein efektif diterapkan di SMAN 1 Mijen Demak. Kelebihan penelitian ini
yaitu Hasil penelitian ini dapat dilihat dari, ketuntasan belajar klasikal siswa
sebesar 100%, aktivitas belajar siswa meningkat karena lebih aktif, inovatif, dan
kreatif. (http://lib.unnes.ac.id/7939/1/7380A.pdf).
2.3. Kerangka Pikir
Dalam pembelajaran materi IPA tentang gaya hasil belajar siswa rendah
yaitu di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Untuk menangani
masalah tersebut dibutuhkan usaha untuk menciptakan suasana yang berbeda
untuk menarik dan meningkatkan keterlibatan siswa. Upaya yang peneliti lakukan
untuk meningkatkan keterlibatan siswa dan prestasi belajar adalah dengan
mengunakan media pembelajaran CD Interaktif. Melalui media ini siswa akan
lebih mendalami materi dan diharapkan dapat mencapai nilai atau hasil yang
maksimal sesusui dengan indikator yang diharapkan. Adapun langkah-langkah
pembelajaran menggunakan CD Interaktif yang akan dilakukan adalah sebagai
berikut :
1. Tahap persiapan
a. Guru meneliti kelengkapan media audio interaktif dan petunjuk
pemanfaatan.
b. Guru memeriksa peralatan penyaji, bahan belajar, dan
sarana penunjangnya.
c. Guru mempelajari isi program.
2. Tahap pelaksanaan
a. Guru berdiri di dekat peralatan pemanfaatan media.
b. Mengatur tempat duduk siswa secara berkelompok dengan jumlah
anak tiap kelompok yaitu 4 orang.
c. Guru menyajikan serta mendemonstrasikan tentang materi yang ada
pada CD interaktif.
24
d. Guru memperhatikan aktifitas siswa dan mengelola kelas sesuai
rancangan pembelajaran yang telah ditentukan.
e. Guru menghentikan CD interaktif dan memberi kesempatan siswa
untuk bertanya.
f. Siswa mendemonstrasikan berbagai contoh yang telah dilihat pada CD
interaktif.
3. Tahap tindak lanjut
a. Guru mengajukan pertanyaan tentang materi CD interaktif.
b. Memberikan penguatan, penjelasan tambahan, dan pengayaan
terhadap materi yang telah didengarkan.
Dari ketiga tahap tersebut terlihat jelas bahwa siswa dituntut untuk aktif
dan kreatif dalam belajar. Mereka dibantu memahami materi dengan
menggunakan CD interaktif. Siswa akan merasa lebih senang dan tertarik untuk
belajar sehingga secara tidak langsung siswa memahami materi. Penilaian yang
dilakukan oleh guru tidak hanya berupa penilaian hasil melainkan juga
menggunakan penilaian proses, Sesuai dengan kegiatan yang dilakukan, guru
dapat mengukur penilaian proses dari laporan pengamatan, laporan pengukuran,
diskusi, presentasi dan menulis cerita. Penilaian hasil diperoleh dari skor tes
formatif yang dilakukan di akhir kegiatan pembelajaran. Maka diharapkan dengan
pembelajaran menggunakan cd Interaktif akan mempengaruhi hasil belajar siswa.
Hasil belajar akan meningkat lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran yang
dilakukan secara konvensional. Penjelasan lebih rinci dijelaskan dalam gambar
berikut ini:
25
Gambar 2.1 Hubungan antara penggunaan media pembelajaran konvensional dengan
media pembelajaran CD interaktif
Pembelajaran IPA materi tentang gaya
Siswa kurang aktif hanya bercanda
ketika pelajaran berlangsung
Pembelajaran konvensional
Tes 2
Guru menyampaikan materi dengan
ceramah
Persiapan
- Meneliti kelengkapan media audio interaktif - Memeriksa peralatan penyaji
- Mempelajari isi program
Pembelajaran dengan menggunakan CD interaktif Tes 1
Hasil belajar <KKM 70
Penilaian hasil belajar
Tes 1
Penilaian hasil belajar Penilaian proses
Hasil belajar ≥ KKM 70
Tes 2
Pelaksanaan
- Mengatur siswa secara berkelompok
- Mendemonstrasikan tentang materi yang ada pada CD interaktif.
- Siswa memperhatikan CD interaktif
- Guru memberikan kesempatan siswa untuk
bertanya - Siswa mempresentasikan berbagai contoh yang
telah dilihat pada CD interaktif
Tindak Lanjut
- Guru mengajukan pertanyaan tentang materi CD interaktif.
- Memberikan penguatan, penjelasan
tambahan, dan pengayaan terhadap materi yang telah didengarkan.
26
2.4. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, kajian teori, dan kerangka berfikir, maka
peneliti membuat hipotesis didalam penelitian ini adalah “Ada pengaruh positif
signifikan antara penggunaan media pembelajaran CD interaktif dengan hasil
belajar IPA siswa kelas IV di SD Negeri 1 Somogede Kecamatan Wadaslintang
Kabupaten Wonosobo Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012”.