bab ii kajian pustaka 2.1 2.1.1 2.1.1.1 pengertian...

20
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Menurut Sri Anitah W (2008) Belajar merupakan suatu proses, artinya dalam belajar akan terjadi proses melihat, membuat, mengamati, meyelesaikan masalah atau persoalan, menyimak dan latihan. Itu sebabnya dalam proses belajar guru harus dapat membimbing dan memfasilitasi siswa supaya siswa dapat melakukan proses–proses tersebut. Proses belajar harus diupayakan secara efektif agar terjadi adanya perubahan tingkah laku siswa yang disebabkan oleh proses-proses tersebut. Seseorang dapat dikatakan belajar karenan adanya indikasi melakukan proses tersebut secara sadar dan menghasilkan perubahan tingkah laku siswa yang diperoleh berdasarkan interaksi dengan lingkungan. Perwujudan perubahan tingkah laku dari hasil belajar adalah adanya peningkatan kemampuan siswa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Perubahan tersebut sebagai perubahan yang disadari, relatif bersifat permanen, kontinu dan fungsional. Menurut Slameto (2010) belajar merupakan suatu aktifitas yang menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai akibat dari upaya–upaya yang dilakukannya. Perubahan- perubahan tersebut tidak disebabkan faktor kelelahan, kematangan ataupun karena mengkonsumsi obat tertentu. Di dalam kenyataan perubahan dalam bentuk respons sebagai hasil belajar ada yang mudah terlihat, tetapi ada pula yang sifatnya potensial, artinya tidak segera terlihat. Respons tersebut biasanya juga merupakan

Upload: truongphuc

Post on 03-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/866/3/T1_292008114_BAB II.pdf · 7 hasil kegiatan ... suatu perubahan perilaku di

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Hasil Belajar

2.1.1.1 Pengertian Belajar

Menurut Sri Anitah W (2008) Belajar merupakan suatu

proses, artinya dalam belajar akan terjadi proses melihat,

membuat, mengamati, meyelesaikan masalah atau persoalan,

menyimak dan latihan. Itu sebabnya dalam proses belajar guru

harus dapat membimbing dan memfasilitasi siswa supaya siswa

dapat melakukan proses–proses tersebut. Proses belajar harus

diupayakan secara efektif agar terjadi adanya perubahan tingkah

laku siswa yang disebabkan oleh proses-proses tersebut.

Seseorang dapat dikatakan belajar karenan adanya indikasi

melakukan proses tersebut secara sadar dan menghasilkan

perubahan tingkah laku siswa yang diperoleh berdasarkan

interaksi dengan lingkungan. Perwujudan perubahan tingkah laku

dari hasil belajar adalah adanya peningkatan kemampuan siswa

sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Perubahan tersebut

sebagai perubahan yang disadari, relatif bersifat permanen,

kontinu dan fungsional.

Menurut Slameto (2010) belajar merupakan suatu aktifitas

yang menimbulkan perubahan yang relatif permanen sebagai

akibat dari upaya–upaya yang dilakukannya. Perubahan-

perubahan tersebut tidak disebabkan faktor kelelahan, kematangan

ataupun karena mengkonsumsi obat tertentu. Di dalam kenyataan

perubahan dalam bentuk respons sebagai hasil belajar ada yang

mudah terlihat, tetapi ada pula yang sifatnya potensial, artinya

tidak segera terlihat. Respons tersebut biasanya juga merupakan

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/866/3/T1_292008114_BAB II.pdf · 7 hasil kegiatan ... suatu perubahan perilaku di

7

hasil kegiatan – kegiatan yang diperkuat (reinforced), terjadi

misalnya melalui sistem ganjaran (reward system). Perubahan-

perubahan pada perilaku itu juga menrupakan hasil pengulangan-

pengulangan yang berdampak memperbaiki kualitas perilakunya.

Menurut Gagne (Noehi Nasution,2008) menyatakan bahwa belajar

merupakan suatu proses yang memungkinkan seseorang untuk

mengubah tingkah lakunya cukup cepat, dan perubahan tesebut

bersifat relatif tetap sehingga perubahan yang serupa tidak perlu

terjadi berulang kali setiap menghadapi situasi yang baru.

Dari pengertian di atas disimpulkan bahwa agar terjadinya

suatu perubahan perilaku di kelas, guru hendaknya merencanakan

berbagai pengalaman belajar yang akan diberikan kepada siswa

sesuai tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pengalaman belajar

yang telah direncanakan secara optimal akan menimbulkan proses

belajar yang optimal pula. Proses belajar terjadi secara internal

dan bersifat pribadi dalam diri siswa, sehingga guru harus

merencanakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.

2.1.1.2 Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan – kemampuan yang dimilki

siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Klasifikasi

hasil belajar dari Benjamin S. Bloom (Nana Sudjana,2011)

secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yakni ranah

kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif

berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam

aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,

analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut

kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk

kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap

yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/866/3/T1_292008114_BAB II.pdf · 7 hasil kegiatan ... suatu perubahan perilaku di

8

reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah

psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak. Ada enam aspek dalam ranah

psikomotorik yakni (a) gerakan refleks, (b) keterampilan gerakan

dasar, (c) kemempuan perseptual, (d) keharmonisan atau

ketepatan, (e) gerakan keterampilan kompleks, dan (f) gerakan

ekspresif dan interpretatif.

Hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang

telah dilakukan dalam belajar. Kulminasi akan selalu di iringi

dengan kegiatan tindak lanjut. Hasil belajar harus menunjukkan

suatu perubahan tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru

dari siswa yang bersifat menetap, fungsional, positif dan disadari.

Menurut Benjamin Bloom (Sri Anitah W,2008) aspek perilaku

keseluruhan dari tujuan pembelajaran dapat menunjukkan

gambaran hasil belajar mencakup aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik. Keterampilan kognitif berkaitan dengan

kemampuan membuat keputusan memecahkan masalah dan

berpikir logis, keterampilan afektif berkaitan dengan sikap,

kebijaksanaan, perasaan dan self control, keterampilan

psikomotorik berkaitan dengan kemampuan tindakan fisik dan

kegiatan perseptual.

Seperti yang telah dikemukakan bahwa hasil belajar

merupakan perubahan perilaku secara menyeluruh bukan hanya

pada satu aspek saja tetapi terpadu secara utuh. Oleh karena itu

guru harus memperhatikan secara seksama supaya perilaku

tersebut dapat dicapai sepenuhnya dan menyeluruh oleh siswa.

Perwujudan hasil belajar akan selalu berkaitan dengan kegiatan

evaluasi pembelajaran sehingga diperlukan adanya teknik dan

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/866/3/T1_292008114_BAB II.pdf · 7 hasil kegiatan ... suatu perubahan perilaku di

9

prosedur evaluasi belajar yang menilai secara efektif proses dan

hasil belajar.

Untuk melihat hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan

berpikir kritis dan ilmiah pada siswa SD dapat dikaji proses

maupun hasil belajar berdasarkan :

1. Kemampuan membaca, mengamati, menyimak apa yang

dijelaskan atau diinformasikan

2. Kemampuan mengidentifikasi atau membuat sejumlah (sub–

sub) pertanyaan berdasarkan substansi yang dibaca, diamati,

didengar

3. Kemampuan mengorganisasi hasil–hasil identifikasi dan

mengkaji dari sudut persamaan dan perbedaan

4. Kemampuan melakukan kajian secara menyeluruh.

Kemampuan tersebut sudah dapat diterapkan di SD khususnya

pada kelas tinggi.

2.1.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Dalam pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya

sistem lingkungan belajar yang kondusif, hal ini akan berkaitan

dengan faktor dari luar siswa. Adapun faktor yang

mempengaruhinya adalah mendapat pengetahuan, penanaman

konsep, ketrampilan, dan pembentukan sikap.

Menurut Sri Anitah W (2008) menyatakan bahwa

keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua

kelompok yaitu faktor dalam diri siswa sendiri (intern) dan

faktor dari luar diri siswa (ekstern).

1. Faktor dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil

belajar diantaranya adalah kecakapan, minat, bakat, usaha,

motivasi, perhatian, kelemahan dan kesehatan, serta kebiasaan

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/866/3/T1_292008114_BAB II.pdf · 7 hasil kegiatan ... suatu perubahan perilaku di

10

siswa. Salah satu hal penting dalam kegiatan belajar yang

harus ditanamkan dalam diri siswa bahwa belajar yang

dilakukannya merupakan kebutuhan dirinya. Minat belajar

berkaitan dengan seberapa besar individu merasa suka atau

tidak suka terhadap suatu materi yang dipelajari siswa. Minat,

motivasi, dan perhatian siswa dapat dikondisikan oleh guru.

Setiap individu memiliki kecakapan (ability) yang berbeda-

beda. Kecakapan tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan

kecepatan belajar; yakni sangat cepat, sedang, dan lambat.

2. Faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar

diantaranya adalah lingkungan fisik dan nonfisik (termasuk

suasana kelas dalam belajar, seperti riang gembira,

menyenangkan), lingkungan sosial budaya, lingkungan

keluarga, program sekolah (termasuk dukungan komite

sekolah), guru, pelaksanaan pembelajaran, dan teman sekolah.

Guru merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap

proses maupun hasil belajar, sebab guru merupakan manajer

atau sutradara dalam kelas. Dalam hal ini, guru harus memiliki

kompetensi dasar yang diisyaratkan dalam profesi guru.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor intern dan faktor

ekstern. Kedua faktor yang telah dijelaskan memberikan

pengaruh yang banyak bagi siswa. Untuk dapat memperoleh hasil

belajar yang baik atau memuaskan siswa harus memperhatikan

faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar di atas agar

terwujud kebiasaan belajar yang baik.

Keberhasilan proses pendidikan secara langsung akan

berdampak pada peningkatan kualitas sumber daya manusia

tersebut. Salah satu indikator kualitas pendidikan yang baik

adalah lulusannya yang berkompeten atau kompetensi lulusan.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/866/3/T1_292008114_BAB II.pdf · 7 hasil kegiatan ... suatu perubahan perilaku di

11

Kompetensi merupakan fungsi dari banyak variabel antara lain

kemampuan siswa, kemampuan pendidik, fasilitas. Sistem

evaluasi yang dipergunakan memegang peranan penting dalam

pencapaian hasil belajar. pengukuran untuk menilai hasil belajar

siswa selama selang waktu tertentu Melalui laporan belajar juga

dapat dilihat sejauh mana kemampuan mereka setelah menempuh

proses belajar mengajar selama selang waktu tertentu.

2.1.1.4 Pengukuran Hasil Belajar

Pengukuran hasil belajar tidak lepas dari penilaian atau

evaluasi yang merupakan slah satu komponen sistem pengajaran.

Menurut Drs.Mohamad Ali (1984) pengembangan alat evaluasi

merupakan bagian integral dalam pengembangan sistem

instruksional. Oleh sebab fungsi evaluasi adalah untuk

mengetahui apakah tujuan yang dirumuskan dapat tercapai,

evaluasi merupakan salah satu faktor penting dalam proses belajar

mengajar. Evaluasi sebagai alat penilai hasil pencapaian tujuan

dalam pengajaran, evaluasi harus dilakukan secara terus-menerus.

Evaluasi itu lebih dari hanya sekedar untuk menentukan angka

keberhasilan belajar. Yang paling penting adalah sebagai dasar

untuk umpan balik (feed back) dari proses belajar mengajar yang

dilaksanakan. Oleh karena itu kemampuan guru menyusun alat

dan melaksanakan evaluasi merupakan bagian dari kemampuan

menyelenggarakan proses belajar mengajar secara keseluruhan.

Pengukuran hasil belajar bertujuan untuk mengukur tingkat

pemahaman siswa dalam menyerap materi. Sebaiknya hasil

belajar yang telah dinilai oleh guru diberitahukan kepada siswa

agar siswa mengetahui kemajuan belajar yang telah dilakukannya

serta kekurangan yang masih perlu diperbaiki. Penilaian hasil

belajar pada akhirnya sebagai bahan refleksi siswa mengenai

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/866/3/T1_292008114_BAB II.pdf · 7 hasil kegiatan ... suatu perubahan perilaku di

12

kegiatan belajarnya dan refleksi guru terhadap kemampuan

mengajarnya serta mengevaluasi pencapaian target kurikulum.

Menurut Linn dan Gronlund (Cece Rakhmat dan Didi

Suherdi : 1999) pengukuran hasil belajar merupakan proses

pemerolehan sebuah penggambaran dengan angka mengenai

sejauh mana seorang individu memproses sebuah karakteristik

tertentu dan pengukuran dapat menggunakan angka pada hasil tes

atau prosedur penilaian. Pengukuran hasil belajar berupa

penilaian yang berupa tes dapat digambarkan :

Gambar 2.1

Pengukuran merupakan suatu proses yang dimaksudkan

untuk mendapatkan gambaran tentang besar kecilnya perubahan

perilaku siswa sebagai hasil belajar secara kuantitatif.

Penilaian hasil belajar dalam penelitian ini mengacu pada

Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan oleh pihak

SD Kanisius Cungkup termasuk dalam kelompok mata pelajaran

adaptif ketuntasan belajar yang ditetapkan adalah 65. Sedangkan

persentase ketuntasan belajar kelas tercapai jika siswa yang

mencapai ketuntasan belajar lebih besar atau sama dengan 100%.

2.1.1.5 Tes Formatif

Menurut Nana Sudjana (2010) tes sebagai alat penilaian

hasil belajar yang merupakan pertanyaan-pertanyaan yang

diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam

bentuk tes lisan, tes tertulis atau dalam bentuk perbuatan. Tes pada

PENGUKURAN (TES)

PENILAIAN

PERTIMBANGAN NILAI

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/866/3/T1_292008114_BAB II.pdf · 7 hasil kegiatan ... suatu perubahan perilaku di

13

umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar

siswa terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan

penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan

dan pengajaran.

Tes yang akan digunakan dalam mengukur hasil belajar

adalah tes secara tertulis jenis tes formatif. Menurut Adi Suryanto

(2009) tes formatif merupakan salah satu jenis tes yang diberikan

kepada siswa setelah siswa menyelesaikan salah satu unit

pembelajaran. Hasil dari tes formatif digunakan untuk memonitor

apakah proses pembelajaran yang baru dilaksanakan telah dapat

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam

rencana pembelajaran atau belum. Yang menjadi fokus dalam

pelaksanaan tes formatif ketercapaian tujuan yang telah

ditetapkan dalam proses pembelajaran bukan mencari penyebab

kesulitan belajar siswa.

Menurut Djam’an Satori (2010) menilai proses belajar

mengajar berarti pula mengetahui sejauh mana tingkat

keberhasilan mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian

kegiatan menilai tingkat pencapaian tujuan merupakan hal yang

esensial di dalam evaluasi berupa tes formatif. Tingkat

keberhasilan pencapaian tujuan diungkapkan dengan soal yang

diberikan kepada siswa dalam tes tersebut. Dalam soal tes formatif

harus berdasarkan Tujuan Instruksional Khusus (TIK) yang sudah

dirumuskan di awal satuan pelajaran. Pengolahan data hasil tes

formatif berkaitan dengan penggunaan standar mutlak yaitu 100%

sebagai bahan pembanding terhadap jumlah persentase yang

dicapai.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/866/3/T1_292008114_BAB II.pdf · 7 hasil kegiatan ... suatu perubahan perilaku di

14

2.1.2 Pembelajaran IPA

2.1.2.1 Pembelajaran

Menurut Undang–undang Nomor 20 tahun 2003 (Sri Anitah

W,2008) yakni, “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta

didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan

belajar.” Lingkungan belajar merupakan suatu sistem yang terdiri

dari unsur tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa, dan guru.

Semua unsur atau komponen tersebut saling berkaitan, saling

mempengaruhi, dan semuanya berfungsi dengan berorientasi pada

tujuan.

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar

dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan

kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan

pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses

untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip

dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang

berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta

didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai

sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat

memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan

(aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses

pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu

pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran

menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta

didik. Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari

motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajar yang

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/866/3/T1_292008114_BAB II.pdf · 7 hasil kegiatan ... suatu perubahan perilaku di

15

memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu

memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan

pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui

perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar.

Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang

memandai, ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat

peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.

(Wikipedia,2011)

Menurut Piaget ( Sri Anitah W,2008) Siswa Sekolah dasar

kelas tinggi (4,5,6) telah memahami fase perkembangan

operasional formal artinya suatu perkembangan kognitif yang

menunjukkan bahwa siswa sudah memiliki kemampuan berpikir

tinggi atau berpikir alamiah. Pengembangan sikap alamiah pada

siswa kelas tinggi dapat dilakukan dengan cara menciptakan

pembelajaran yang memungkinkan siswa berani berargumentasi

dan mengajukan pertanyaan–pertanyaan, mendorong siswa supaya

memiliki rasa ingin mengetahui, memiliki sikap jujur terhadap

dirinya dan orang lain. Esensi proses pembelajaran di kelas tinggi

adalah suatu pembelajaran yang dilaksanakan secara logis dan

sistematis untuk membelajarkan siswa tentang konsep dan

generalisasi sehingga penerapannya meliputi menyelesaikan

tugas–tugas, menggabungkan, menghubungkan, memisahkan,

menyusun, mendesain, mengekspresikan, menderetkan,

menafsirkan, memprediksi, menyimpulkan, dan mengumpulkan

data.

Dari beberapa pengertian pembelajaran dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran terjadi karena adanya interaksi antara guru

dengan siswa. Selain adanya interaksi antara guru dan siswa,

sumber belajar juga mempunyai peran penting dalam

pembelajaran. Tanpa adanya sumber belajar maka pembelajaran

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/866/3/T1_292008114_BAB II.pdf · 7 hasil kegiatan ... suatu perubahan perilaku di

16

tidak akan terjadi karena sumber belajar mendukung interaksi

antara guru dan siswa di lingkungan belajar yaitu sekolah. Jadi

pembelajaran adalah proses belajar dengan adanya interaksi antara

guru dan siswa yang didukung dengan sumber belajar untuk

mempelajari suatu ilmu.

2.1.2.2 Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar

Ilmu Pengetahuan Alam berarti ”Ilmu” tentang

“Pengetahuan Alam”. Ilmu artinya suatu pengetahuan yang benar.

Pengetahuan yang benar artinya pengetahuan yang dibenarkan

menurut tolok ukur kebenaran ilmu, yaitu rasional dan obyektif.

Rasional artinya masuk akal atau logis, diterima oleh akal sehat.

Sedangkan obyektif artinya sesuai dengan objeknya, sesuai

dengan kenyataannya, atau sesuai dengan pengalaman

pengamatan melalui panca indra. Pengetahuan alam artinya

pengetahuan tentang alam semesta dengan segala isinya. Adapun

“pengetahuan” itu sendiri artinya segala seauatu yang diketahui

oleh manusia. Jadi secara singkat IPA adalah pengetahuan yang

rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya.

Dalam pembelajaran IPA di SD yang perlu diajarkan adalah

produk dan proses IPA karena keduanya tidak dapat dipisahkan.

Guru yang berperan sebagai fasilitator siswa dalam belajar produk

dan proses IPA harus dapat mengemas pembelajaran yang sesuai

dengan karakteristik siswa. Ada beberapa prinsip pembelajaran

IPA untuk SD yang harus diperhatikan oleh guru. Prinsip tersebut

antara lain:

1. Pemahaman tentang dunia di sekitar kita di mulai melalui

pengalaman baik secara inderawi maupun non inderawi.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/866/3/T1_292008114_BAB II.pdf · 7 hasil kegiatan ... suatu perubahan perilaku di

17

2. Pengetahuan yang diperoleh tidak pernah terlihat secara

langsung, karena itu perlu diungkap selama proses

pembelajaran. Pengetahuan siswa yang diperoleh dari

pengalaman itu perlu diungkap di setiap awal pembelajaran.

3. Pengetahuan pengalaman mereka ini pada umumnya kurang

konsisten dengan pengetahuan para ilmuwan, pengetahuan

yang Anda miliki. Pengetahuan yang demikian Anda sebut

miskonsepsi. Anda perlu merancang kegiatan yang dapat

membetulkan miskonsepsi ini selama pembelajaran.

4. Setiap pengetahuan mengandung fakta, data, konsep, lambang,

dan relasi dengan konsep yang lain. Tugas sebagai guru IPA

adalah mengajak siswa untuk mengelompokkan pengetahuan

yang sedang dipelajari itu ke dalam fakta, data, konsep,

simbol, dan hubungan dengan konsep yang lain.

5. IPA terdiri atas produk dan proses. Guru perlu mengenalkan

kedua aspek ini , Guru yang akan mengembangkan IPA

sebagai proses, perlu mengenalkan cara-cara mengumpulkan

data, cara menyajikan data, cara mengolah data, serta cara-cara

menarik>kesimpulan.

(Sumber:

Anonim_www.geocities.com/no_vyant/Ss_inisiasi_sem2/Inisia

si_Pemngembangan_ Pembelajaran_IPA_4.doc -)

Dalam pembelajaran IPA materi pembelajaran harus

disesuaikan dengan pemilihan bahan ajar. Menurut Aunurrahman

(2010) untuk terwujudnya iklim dan proses pembelajaran yang

kondusif perlu didukung oleh faktor yang berkenaan dengan

kemampuan guru yaitu dalam pemilihan bahan ajar, sarana dan

fasilitas pendukung serta kesiapan dan motivasi siswa untuk

belajar dan mencapai hasil belajar yang optimal. Dalam pemilihan

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/866/3/T1_292008114_BAB II.pdf · 7 hasil kegiatan ... suatu perubahan perilaku di

18

bahan ajar ada beberapa prinsip materi pembelajaran yaitu

meliputi :

1. Prinsip relevansi artinya, materi pembelajaran harus relevan

dan ada kaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan

kompetensi dasar.

2. Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar

yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar

yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam.

3. Prinsip Kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya

cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi

dasar yang diajarkan.

2.1.3 Metode Pembelajaran Demonstrasi

2.1.3.1 Pengertian Metode Pembelajaran Demonstrasi

Menurut Sri Anitah W (2008) Metode demonstrasi

merupakan metode pembelajaran yang menyajikan baan pelajaran

dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau cara

melakukan sesuatu sehingga dapat mempelajarinya secara proses.

Demonstrasi dapat digunakan dalam semua mata pelajaran yang

disesuaikan dengan topik dan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai. Salah satu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan

demonstrasi adalah posisi siswa seluruhnya harus dapat

memperhatikan (mengamati) objek yang akan didemonstrasikan.

Selama proses demonstrasi guru sudah mempersiapkan alat – alat

yang akan digunakan dalam demonstrasi tersebut.

Guru dituntut menguasai bahan pelajaran serta mampu

mengorganisasi kelas. Metode demonstrasi digunakan untuk

mengkonkretkan suatu konsep atau prosedur yang abstrak,

mengajarkan bagaimana berbuat atau menggunakan prosedur

secara tepat, meyakinkan bahwa alat dan prosedur tersebut dapat

digunakan, membangkitkan minat menggunakan alat dan prosedur.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/866/3/T1_292008114_BAB II.pdf · 7 hasil kegiatan ... suatu perubahan perilaku di

19

2.1.3.2 Langkah – Langkah Metode Demonstrasi

Langkah – langkah dalam menerpkan metode pembelajaran

demonstrasi yang dikemukakan oleh Sri Anitah W (2008) adalah

sebagai berikut: (1) Merumuskan dengan jelas kecakapan dan atau

keterampilan apa yang diharapkan dicapai oleh peserta didik

sesudah demonstrasi itu dilakukan; (2) Mempertimbangkan dengan

sungguh-sungguh, apakah metode itu wajar dipergunakan, dan

apakah ia merupakan metode yang paling efektif untuk mencapai

tujuan yang dirumuskan; (3) Alat-alat yang diperlukan untuk

demonstrasi itu bisa didapat dengan mudah, dan sudah dicoba

terlebih dahulu supaya waktu diadakan demonstrasi tidak gagal; (4)

Jumlah peserta didik memungkinkan untuk diadakan demonstration

dengan jelas; (5) Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah

yang akan dilaksanakan, sebaiknya sebelum demonstrasi dilakukan,

sudah dicoba terlebih dahulu supaya tidak gagal pada waktunya;

(6) Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan, apakah tersedia

waktu untuk memberi kesempatan kepada peserta didik

mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan komentar selama dan

sesudah demonstrasi; (7) Selama demonstrasi berlangsung, hal-hal

yang harus diperhatikan : Keterangan-keterangan dapat didengar

dengan jelas oleh peserta didik, alat-alat telah ditempatkan pada

posisi yang baik, sehingga setiap peserta didik dapat melihat

dengan jelas, telah disarankan kepada peserta didik untuk membuat

catatan-catatan seperlunya; (8) Menetapkan rencana untuk menilai

kemajuan peserta didik. Sering perlu diadakan diskusi sesudah

demonstrasi berlangsung atau peserta didik mencoba melakukan

demonstrasi.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan

metode pembelajaran Demonstrasi menurut Roestiyah N.K (2008)

yaitu :

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/866/3/T1_292008114_BAB II.pdf · 7 hasil kegiatan ... suatu perubahan perilaku di

20

a. Guru harus mampu menyusun rumusan tujuan instruksional,

agar dapat memberi motivasi yang kuat pada siswa untuk belajar

b. Petimbangkanlah baik–baik apakah pilihan teknik anda mampu

menjamin tercapainya tujuan yang telah anda rumuskan

c. Amatilah apakah jumlah siswa memberi kesempatan untuk suatu

demonstrasi yang berhasil, apabila tidak harus mengambil

kebijaksanaan yang lain.

d. Apakah seorang guru telah meneliti alat dan bahan yang akan

digunakan mengenai jumlah, kondisi dan tempatnya. Dan juga

mengenal baik – baik atau telah mencoba terlebih dahulu agar

demonstrasi itu berhasil.

e. Harus menentukan garis besar langkah–langkah yang dilakukan.

f. Apakah tersedia waktu yang cukup sehingga guru dapat

memberi keterangan apabila perlu dan siswa bisa bertanya.

g. Selama demonstrasi berlangsung guru harusmemberi

kesempatan pada siswa untuk mengamati dengan baik dan

bertanya.

h. Guru perlu mengadakan evaluasi apakah demonstraasi yang

dilakukan berhasil dan apabila perlu demonstrasi bisa diulang.

Manfaat demonstrasi dari segi pendidikan sebagai berikut : (1)

Demonstrasi dapat mendorong motivasi belajar peserta didik; (2)

Demonstrasi dapat menghidupkan pelajaran; (3) Demonstrasi dapat

mengaitkan teori dengan peristiwa alam lingkungan kita; (4)

Demonstrasi apabila dilaksanakan dengan tepat, dapat terlihat

hasilnya; (5) Demonstrasi seringkali mudah teringat daripada

bahasa dalam buku pegangan atau penjelasan pendidik. Manfaat

metode pembelajaran demonstration yang terpenting adalah

memberi ilustrasi dan memperjelas konsep-konsep dan

penerapannya. Sebab melihat benda nyata bagi peserta didik lebih

terkesan dari pada membaca atau melihat gambarnya saja.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/866/3/T1_292008114_BAB II.pdf · 7 hasil kegiatan ... suatu perubahan perilaku di

21

Menurut Daradjat (Jamal Makmur Asmani,2009) Manfaat

psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah :

1. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan

2. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang

dipelajari

3. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat

dalam diri siswa.

Menurut Syaful Bahri Djamarah dan Azwan Zain (2010)

Metode Demonstrasi memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai

berikut :

Kelebihan menggunakan Metode demonstrasi :

1. dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih

konkret, sehingga menghindari verbalisme (pemahaman

secara kata-kata atau kalimat).

2. siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.

3. proses pengajaran lebih menarik.

4. siswa dirangsang unruk aktif mengamati, menyesuaikan

antara teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya

sendiri.

Kelemahan menggunakan Metode demonstrasi :

1. Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus,

karena tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan

demonstrai akan tidak efektif.

2. Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai

tidak selalu tersedia dengan baik.

3. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang

mata disamping memerlukan waktu yang cukup panjang,

yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran

lain.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/866/3/T1_292008114_BAB II.pdf · 7 hasil kegiatan ... suatu perubahan perilaku di

22

Dari uraian dan definisi di atas, dapat dipahami bahwa

metode demonstrasi adalah dimana seorang pendidik

memperagakan langsung suatu hal yang kemudian diikuti oleh

peserta didik sehingga ilmu atau keterampilan yang di

demonstrasikan lebih bermakna dalam ingatan masing-masing

peserta didik.

2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan

Beberapa telaah pustaka yang telah dilakukan berikut ini dikemukakan

beberapa penelitian yang ada kaitannya dengan peneliti diantaranya adalah

hasil penelitian yang dilakukan oleh Rachmad Eko Nurcahyanto dengan

judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode

Pembelajaran Demonstration Dan Eksperimen Sistem Alat Pernapasan

Manusia kelas V SDN GEMPOLREJO 2 Kec.Tunjungan Kab. Blora tahun

Pelajaran 2009/ 2010. Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas V dengan

jumlah 23 siswa. Pada Postes I nilai rata – rata siswa 50 dan pada postes II

nilai siswa 80 Sehingga metode pembelajaran Demonstrasi dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian yang lain berkaitan dengan penggunaan metode

demonstrasi adalah Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ipa Tentang

Mendeskripsikan Sifat-Sifat Cahaya Melalui Metode Demonstrasi

Menggunakan Periskop Di Kelas V SDN Kalisalak UPK Kebasen

Banyumas, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rasim ini hasil

belajar siswa dapat meningkat. Dapat dibuktikan bahwa perolehan nilai

akhir siklus 1 lebih baik dari kondisi di siklus awal dan nilai akhir siklus 2

lebih baik dari nilai siklus 1. Hasil belajar pada kondisi awal Rata–rata

adalah 66,05. Nilai akhir rata – rata pada siklus 1 adalah 82 dan nilai akhir

rata–rata pada siklus 2 adalah 89,13.

2.3 Kerangka Berpikir

Keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil

belajarnya. Untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal diperlukan

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/866/3/T1_292008114_BAB II.pdf · 7 hasil kegiatan ... suatu perubahan perilaku di

23

berbagai faktor yang mendukung. Diantaranya kurikulum, metode belajar,

serta sarana dan prasarana yang mendukung proses belajar mengajar di

sekolah.

Pembelajaran yang menggunakan metode demonstrasi akan

mengurangi kondisi yang monoton dan pembelajaran ini menarik bagi

siswa. Salah satunya metode yang dapat digunakan oleh guru dalam

pembelajaran IPA adalah metode demonstrasi . Dalam metode demonstrasi

ini selain guru menjelaskan materi siswa juga akan dibuat aktif belajar

yaitu dengan cara pemanfaatan metode demonstrasi siswa juga terlibat.

Dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan semangat

belajar pada siswa. Sehingga dalam pembelajaran tidak hanya monoton

didalam kelas saja, tetapi dengan siswa yang dibimbing guru dapat belajar

langsung pada obyek sehingga siswa benar-benar dapat memiliki

pengalaman belajar yang baru. Dengan demikian pemahaman terhadap

materi pelajaran dapat secara optimal, sehingga hasil belajar siswa pun

menjadi optimal.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/866/3/T1_292008114_BAB II.pdf · 7 hasil kegiatan ... suatu perubahan perilaku di

24

Gambar 2.2

Skema Kerangka Berpikir

KONDISI AWAL

TINDAKAN

KONDISI AKHIR

GURU : Masih menggunakan metode ceramah belum menggunakan metode Pembelajaran Demonstrasi

SISWA : Hasil belajar IPA masih rendah.

Menerapkan metode pembelajaran Demonstrasi

SIKLUS I : Menerapkan metode pembelajaran Demonstrasi dengan menggunakan alat – alat sederhana

SIKLUS II : Menerapkan metode metode pembelajaran Demonstrasi dengan kelompok kecil.

Melalui penggunaan metode pembelajaran Demonstrasi maka

hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam pokok bahasan “Perubahan Kenampakan Bumi dan

Benda Langit” kelas IV SD Kanisius Cungkup Salatiga dapat

meningkat.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.1.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/866/3/T1_292008114_BAB II.pdf · 7 hasil kegiatan ... suatu perubahan perilaku di

25

Dalam kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di SD Kanisius

Cungkup Salatiga kelas IV, khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) dengan menggunakan metode Demonstrasi dapat

meningkatkan hasil belajar siswa yaitu mempermudah siswa dalam

penguasaan materi yang disampaikan oleh guru untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

Dengan menggunakan metode mengajar yang tepat dengan siswa,

maka guru dapat merancang pembelajaran yang bermanfaat untuk

mengaktifkan siswa, meningkatkan kretifitas dan mendorong semangat

dan minat siswa dalam proses belajar.

Dari itulah guru dalam merancang dan menggunakan metode

pengajaran pada pembelajaran sehingga memberikan kesempatan yang

luas kepada siswa secara aktif dan kreatif untuk mencapai kompetensi

dasar yang diharapkan.

2.4 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan mengacu pada kerangka berpikir

dalam penelitian ini, maka hipotesisnya adalah : Penggunaan metode

pembelajaran Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas

IV di SD Kanisius Cungkup Salatiga pada mata pelajaran IPA khususnya

pada pokok bahasan Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit.