bab ii kajian pustaka 2.1 2.1 -...
TRANSCRIPT
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Belajar
Menurut Gagne dalam Purwanto (1990) belajar terjadi apabila ada suatu
stimulus yang mempengaruhi isi ingatan siswa sedemikian rupa sehingga
perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi kewaktu setelah ia
mengalami situasi tadi. Sedangkan menurut Dimyati (1989) belajar adalah suatu
perubahan dalam diri seseorang yang terjadi karena pengalaman. Berbagai perubahan
pengalaman yang dimiliki siswa merupakan hasil dari pengetahuan yang
diperolehnya saat melaksanakan kegia
tan belajar. Perubahan yang terjadi pada diri siswa dapat ditunjukan dalam
berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah
laku,ketrampilan,kecakapan, kebiasan serta perubahan aspek-aspek yang lain yang
ada pada individu yang belajar (Sudjana, 1989). Untuk mendapatkan perubahan
sebagai hasil dari belajar perlu dilakukan berbagai latihan. Sedangkan menurut
Winkel (1996) belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung
dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan-pemahaman, ketrampilan, dan nilai-sikap. Berbagai perubahan
yang terjadi pada diri siswa relatif bersifat konstan dan berbekas
Perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang terjadi melalui sebuah
pengalaman dan latihan dapat terlihat melalui peningkatan kualitas dan kuantitas dari
kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, daya pikir dan ketrampilan yang dimiliki
siswa. Hasil dari perubahan diharapkan dapat memberikan sebuah dorongan untuk
memperkuat seluruh aspek yang terjadi pada diri siswa.
2.1.2 Keaktifan Belajar
Pada hakekatnya keaktifan belajar terjadi dan terdapat pada semua perbuatan
belajar, tetapi kadarnya yang berbeda-beda tergantung pada jenis kegiatannya,
8
materi yang dipelajari dan tujuan yang hendak dicapai (Hamalik, 2003). Sedangkan
menurut Dimyati dan Mudjiono (2009) mengemukakan keaktifan siswa dalam
peristiwa pembelajaran mengambil beraneka bentuk kegiatan fisik yang dapat
diamati. Contoh kegiatan fisik tersebut telah dikemukakan oleh Usman (2011) yaitu
meliputi aktivitas visual yang meliputi meliputi membaca, menulis, melakukan
eksperimen, dan demonstrasi. Aktivitas lisan meliputi bercerita, membaca sajak,
Tanya jawab, diskusi dan menyanyi. Aktivitas mendengarkan meliputi mendengarkan
penjelasan guru, ceramah, pengarahan. Aktivitas gerak seperti senam, atletik, menari,
melukis dan aktivitas menulis seperti mengarang, membuat makalah, membuat surat.
Setiap jenis aktivitas tersebut memiliki bobot yang berbeda tergantung pada tujuan
mana yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar.
Selain itu, Usman (2011) juga mengemukakan bahwa keaktifan meliputi
interkasi guru dengan siswa dan siswa dengan siswa lainnya. Interaksi tersebut
memiliki berbagai macam pola interaksi diantaranya
G
M M M
Komunikasi sebagai aksi (satu arah)
Pola guru-siswa
G
M M M
Pola guru-siswa-guru
Ada balikan (feedback) bagi guru,
tidak ada interaksi antar siswa
(komunikasi sebagai interaksi)
9
keaktifan belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan siswa untuk
melaksanakan kegiatan belajar. Keaktifan dapat ditunjukkan dengan keterlibatan
siswa dalam mencari atau mendapatkan sebuah informasi dari suatu sumber seperti
buku, guru dan teman lainnya sehingga siswa diharapkan akan lebih mampu
mengenal dan mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang dimilikinya secara
penuh, menyadari dan menggunakan potensi sumber belajar yang terdapat
disekitarnya.
G
M M M
Pola guru-siswa-siswa
Ada balikan bagi guru siswa
saling belajar satu sama lain
G
M M
M M
Pola guru-siswa, siswa-guru,
siswa-siswa
Interaksi optimal antara guru
dengan siswa dan antara siswa
dengan siswa (komunikasi
sebagai transaksi, multiarah
G
M M
M M
M
Pola melingkar
Setiap siswa mendapat giliran
untuk mengemukakan sambutan
atau jawaban, tidak diperkenankan
berbicara dua kali apabila setiap
siswa belum mendapat giliran
10
Menurut Sudjana (1991) keaktifan belajar siswa dapat dilihat berdasarkan
indikator keaktifan siswa yaitu turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya,
terlibat dalam pemecahan permasalahan, bertanya kepada siswa lain atau kepada guru
apabila tidak, memahami persoalan yang dihadapinya, berusaha mencari berbagai
informasi yang diperlukan untukpemecahan masalah, melaksanakan diskusi
kelompok sesuai dengan petunjuk guru, menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil
yang diperolehnya, melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah sejenis,
kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam
menyelesaikan tugas atau persoalan yangdihadapinya.
Melalui indikator keaktifan siswa, guru dapat melihat apakah siswa telah
melakukan aktivitas belajar yang diharapkan atau tidak. Keaktifan belajar tidak
semata-mata muncul karena siswa tetapi guru juga harus berusaha untuk
memunculkan suasana belajar yang aktif sehingga siswa dapat terpacu untuk aktif
dalam belajar.
2.1.3 Prestasi Belajar
Prestasi belajar menjadi tolok ukur dalam suatu proses pembelajaran.
Keberhasilan atau kegagalan suatu proses pembelajaran dapat dilihat melalaui
prestasi belajar yang diperoleh siswa. Prestasi belajar merupakan bagian yang sangat
penting dalam proses pembelajaran. Menurut Chaplin (2001) juga mengemukakan
bahwa prestasi (Achievment) merupakan suatu pencapaian atau hasil yang telah
dicapai dan pencapaian satu tingkat khusus dari sebuah kesuksesan atau tingkat
tertentu dari kecakapan/keahlian karena telah mempelajaritugas-tugas sekolah atau
akademis dengan kata lain prestasi merupakan satu tingkat khusus atau hasil keahlian
yang diperoleh dalam karya akademis yang dinilai oleh guru-guru, lewat tes-tes yang
dilakukan, atau lewat kombinasi kedua hal tersebut. sedangkan menurut Winkel
(1996) yang menyatakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang
telah dicapai oleh seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai
dengan bobot yang dicapainya.
11
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2008) prestasi belajar adalah
penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,
lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Prestasi belajar merupakan hasil usaha, kemampuan dan sikap siswa dalam
menyelesaikan tugas dalam bidang pendidikan yang ditetapkan pada setiap jenjang
studi yang dinyatakan dengan angka. Prestasibelajardalam bidang akademik
dinyatakan sebagi pengetahuan yang dicapai atau keterampilan yang dikembangkan
dalam mata pelajaran tertentu disekolah, biasanya diukur melalui tes atau ujian yang
dilakukan oleh guru (Arikunto,1993)
Tu‟u (2004) yang merumuskan prestasi sebagai hasil belajar yang dicapai
siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran disekolah.
Prestasi belajar siswa dinilai berdasarkan aspek kognitifnya terutama karena
bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisi, dan evaluasi; Prestasi belajar siswa dibuktikan dan
ditunjukkan melalui nilai atau angka dari evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap
tugas siswa serta ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya.
Dalam penelitian ini, peneliti akan mengukur prestasi belajar siswa dimana
tujuannya adalah mengetahui keberhasilan siswa dalam belajar. Keberhasilan tersebut
ditunjukan dengan peningkatan nilai hasil prestasi belajar siswa yang diperoleh
melalui usaha, latihan dan pengalaman. Prestasi belajar yang diukur mengenai
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran tertentu yang telah disampaikan oleh
guru sehingga dapat meningkatkan nilai hasil prestasi belajar siswa sehingga dengan
prestasi belajar siswa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapai dalam
belajar. Pengukuran prestasi belajar yang diberikan berupa tes ulangan harian yang
dilaksanakan pada akhir siklus pembelajaran.
2.1.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan yang diperoleh siswa selama
proses belajarnya. Keberhasilan itu ditentukan oleh berbagai faktor yang saling
berkaitan. Menurut Dimyati (1989), mengatakan bahwa Faktor-faktor yang
12
mempengaruhi prestasi belajar siswa mencakup : faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, yang
terdiri dari N. Ach (Need For Achievement) yaitu kebutuhan atau dorongan atau motif
untuk berprestasi. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar si pelajar. Hal
ini dapat berupa sarana prasarana, situasi lingkungan baik itu lingkungan keluarga,
sekolah maupun lingkungan masyarakat. Menurut Purwanto (1990) mengemukakan
bahwa Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor dari luar dan faktor
dari dalam. Faktor dari luar ini merupakan faktor yang berasal dari luar siswa yang
meliputi lingkungan alam dan lingkungan sosial, instrumentasi yang berupa
kurikulum, guru atau pengajar, sarana dan fasilitas serta administrasi. Faktor dari
dalam ini merupakan faktor yang berasal dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi
fisiologi yang berupa kondisi fisik dan kondisi pancaindra, psikologi yang berupa
bakat, minat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif.
Ahmadi (1998) juga mengemukakan bahwa prestasi belajar siswa juga
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dari dalam diri siswa (faktor internal) dan
faktor dari luar diri siswa (faktor eksternal). Faktor dari dalam diri siswa meliputi
intelegensi yaitu kemampuan untuk mencapai prestasi disekolah yang didalamnya
berpikir perasaan, minat yaitu kecenderungan tertentu untuk meras tertarik pada
bidang tertentu dalam hal ini siswa yang kurang berminat dalam pelajaran tertentu
akan menghambat dalam belajar, keadaan fisik dan psikis. Faktor dari luar siswa
meliputi faktor guru, lingkungan keluarga, faktor sumber sumber belajar.
Prestasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh karena adanya faktor-faktor
tertentu. Faktor tesebut adalah yang muncul dari laur diri siswa yang disebut faktor
ekstern dan faktor yang muncul dari dalam diri siswa atau faktor intern. Faktor dari
luar siswa merupakan faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang berasal
dari luar diri siswa seperti kemampuan atau keadaan sosial ekonomi, Kurang adanya
dukungan dari orang-orang di sekitamya terutama orang tua, lingkungan masyarakat,
lingkungan alam, sarana dan fasilitas sekolah, dan Kekurangmampuan guru dalam
materi dan strategi pembelajaran. Sedangkan faktor dari dalam siswa merupakan
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang berasal dari dalam diri siswa sendiri
13
seperti siswa merasa sukar mencerna materi karena menganggap materi tersebut sulit,
kondisi fisik yang dimiliki siswa, siswa kehilangan gairah belajar karena
mendapatkan nilai yang rendah. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba ingin
meningkatkan prestasi belajar siswa dengan mencari beberapa faktor yang dapat
mempengaruhinya sehingga diperoleh suatu perbaikan yang dapat meningkatkan
keaktifan siswa, tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran sehingga
prestasi belajar siswa dapat meningkat.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor dari luar diri siswa atau ekstern seperti
keluarga, ekonomi, lingkungan belajar, guru, fasilitas dan faktor dari dalam diri siswa
atau intern seperti kondisi fisik, kecerdasan, kemampuan kognitif.
2.1.5 Metode Pembelajaran Index Card Match
Menurut Silberman (2006) index card match merupakan cara aktif dan
menyenangkan untuk meninjau ulang materi pelajaran. Melalui metode ini
memungkinkan siswa untuk dapat belajar secara mandiri maupun dengan siswa lain.
Menurut Juntak Margana (2010) Index Card Match merupakan metode pembelajaran
yang menuntut siswa untuk bekerja sama dan dapat meningkatkan rasa tanggung
jawab siswa atas apa yang dipelajari dengan cara yang menyenangkan. Sedangkan
menurut Suwarno (2010) Metode Index CardMatch dikenal juga dengan istilah
“mencari pasangan kartu” metode ini digunakan untuk mengulang materi
pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya dan berpotensi membuat siswa
senang.
Metode pembelajaran index card match adalah metode pembelajaran aktif dan
menyenangkan yang cara kerjanya adalah mencari pasangan kartu dimana kartu
tersebut berisi kartu soal dan kartu jawaban yang menuntut siswa untuk bekerja sama
dalam mencari pasangan kartu. Metode ini tepat digunakan untuk melibatkan siswa
dalam kegiatan belajar karena melalui metode index card matchsiswa dapat
berinteraksi dengan guru ataupun siswa lainnya. Selain itu siswa juga dapat menggali
kembali pengetahuan yang diperolehnya selama mengikuti pembelajaran.
14
Menurut Suprijono (2011) langkah-langkah pembelajaran metode index card
match adalah sebagai berikut
a. Buatlah potongan-potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada di dalam
kelas
b. Bagilah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama
c. Pada separuh bagian, tulis pertanyaan tentang materi yang akan dibelajarkan.
setiap kertas berisi satu pertanyaan
d. Pada separuh kertas lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah
dibuat
e. Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban
f. Setiap siswa diberi satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang
dilakukan berpasangan. Separuh siswa akan mendapatkan soal dan separuh yang
lain mendapatkan jawaban
g. Mintalah kepada siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah
menemukan pasangan, jelaskan kepada mereka untuk duduk berdekatan.
Jelaskan juga agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka dapatkan
kepada teman yang lain.
h. Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, mintalah
kepada setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang
diperoleh dengan keras kepada teman-teman yang lain. Selanjutnya soal tersebut
dijawab oleh pasangannya
i. Akhiri proses ini dengan membuat klasifikasi dan kesimpulan
Sedangkan menurut Silberman (2006) langkah-langkah pembelajaran metode
index card match adalah sebagai berikut:
a. Pada kartu index yang terpisah, tulislah pertanyaan tentang apapun yang
diajarkan di kelas. Buatlah kartu pertanyaan dengan jumlah yang sama dengan
setengah jumlah siswaPada kartu yang terpisah, tulislah jawaban atas masing-
masing pertanyaan itu
15
b. Campurlah dua kumpulan kartu itu dan kocoklah beberapa kali agarbenar-benar
tercampur
c. Berikan satu kartu untuk satu siswa. Jelaskan bahwa ini merupakanlatihan
pencocokan. Sebagian siswa mendapatkan pertanyaan tinjauandari sebagian
siswa mendapatkan pertanyaan tinjauan dan sebagian lain mendapatkan kartu
jawabannya
e. Perintahkan siswa untuk mencari kartu pasagan mereka. Bila sudahterbentuk
pasangan, perintahkan siswa yang berpasangan itu untukmencari tempat duduk
bersama. (katakan pada mereka untuk tidak mengungkapkan kepada pasangan
lain apa yang ada di akrtu mereka)
f. Bila semua pasangan yang cocok telah duduk bersama, perintahkan tiap
pasangan untuk memberikan kuis pada siswa lain dengan membacakan kertas
kertas pertanyaan mereka dan menantang siswa lain untuk memberikan
jawabannya.
Metode index card match merupakan sebuah permainan mencocokkan kartu
soal dan kartu jawaban yang sesuai melalui interaksi dan kerjasama antar siswa.
Kartu yang digunakan disini berupa potongan-potongan kertas yang dibuat menarik.
Bahan ajar yang disajikan dalam index card match tidak disajikan dalam bentuk jadi,
karena bahan yang ditulis di dalam kartu soal dapat disajikan dalam bentuk soal-soal
yang ditulis tidak lengkap ataupun dapat ditulis dengan suatu pertanyaan. Penyajian
materi index card match dapat disajikan bermacam-macam sesuai materi yang
dipelajari dan kreatifitas yang dimiliki guru dalam membuat kartu-kartu , agar materi
yang dipelajari dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Tipe soal dalam kartu
bermacam-macam tergantung dari materi yang dipelajari dan tujuan yang akan
dicapai.
Selain meningkatkan tingkat pemahaman siswa, metode index card match
juga dapat memaksimalkan aktifitas siswa dalam belajar untuk memperoleh salah
satunya dengan cara saling berinteraksi untuk memperoleh informasi. Informasi yang
telah didapatkan akan disampaikan pada siswa lain agar semua siswa dapat
16
mengetahui informasi yang didapatkan dari setiap pasangan. Metode index card
match melatih siswa untuk belajar dari temannya sehingga perolehan informasi tidak
hanya didapatkan dari guru namun dapat juga didapatkan dari temannya.
Dalam penelitian ini peneliti berupaya agar yang memiliki kreatifitas untuk
mengisi kartu soal dan kartu jawaban adalah siswa sendiri dari pengetahuan yang
sudah didapatkannya selama proses belajar berlangsung. Untuk mengantisipasi
kesamaan siswa dalam mengisi kartu soal dan kartu jawaban guru terlebih dahulu
menetukan tema sesuai materi yang akan digunakan dalam metode index card match.
Permainan pencocokkan kartu soal dan kartu jawaban dapat digunakan sebagai soal
latihan dari materi yang sudah dipelajari dan akan diujikan untuk dirinya sendiri dan
teman yang lain. Melalui index card match dapat pula diketahui tingkat penguasaan
siswa terhadap materi yang dipelajari.Adapun langkah-langkah pembelajaran
menggunakan metode index card match dalam penelitian ini sebagai berikut
a. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari terlebih dahulu pada siswa
b. Siswa bermain index card match atau pencocokkan kartu
c. Guru memberikan kartu tema kepada siswa dan setiap siswa mencari pasangan
tema yang sama
d. Siswa yang sudah mendapatkan tema yang sama duduk berdampingan sambil
menunggu teman lain mendapatkan pasangan tema
e. Siswa berpasangan untuk mengisi satu kartu soal dan satu kartu jawaban
berdasarkan tema yang diperoleh
f. Setiap siswa mengumpulkan kartu yang sudah dibuatnya
g. Setelah semua kartu terkumpul guru mengacak semua kartu
h. Siswa diminta mengambil satu kartu secara acak
i. Siswa yang sudah mendapat kartu tidak boleh melihat isi kartu tersebut sebelum
semua siswa sudah mendapatkan kartu
j. Siswa mulai mencari pasangan dari kartu yang didapatkannya
k. Siswa yang sudah berpasangan duduk berdampingan sambil menunggu teman
lain mendapatkan pasangannya
17
l. Setiap pasangan maju ke depan kelas untuk membacakan pertanyaan pada siswa
lain dan meminta siswa lain keculi pasangannya untuk menjawabnya
m. Siswa yang memegang kartu jawaban memberikan tanggapan dari jawaban yang
diberikan oleh temannya
n. Siswa membuat rangkuman dari pengetahuan yang didapatkannya dari
permainan kartu
Metode pembelajaran index card match memiliki kelebihan dan kekuruangan.
Menurut Handayani dalam Margana (2010) menyatakan bahwa terdapat kelebihan
dan kelemahan metode index card match sebagi berikut
1) Adapun kelebihan dari metode index card matchyaitu
a. Menumbuhkan kegembiraan dalam kegitan belajar mengajar
b. Materi pelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa
c. Mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan
d. Mampu meningkatkan prestasi belajar siswa mencapai tarafketuntasan
belajar
e. Penilaian dilakukan bersama pengamat dan pemain
2) Adapun kekurangan dari metode index card match yaitu
a. Membutuhkan waktu yang lama bagi siswa untuk menyelesaikan tugas
dan prestasi.
b. Guru harus meluangkan waktu yang lebih lama untuk membuat persiapan
c. Guru harus memiliki jiwa demokratis dan ketrampilan yangmemadai
dalam hal pengelolaan kelas
d. Menuntut sifat tertentu dari siswa atau kecenderungan untuk bekerja sama
dalam menyelesaikan masalah
e. Suasana kelas menjadi “gaduh” sehingga dapat mengganggu kelas lain
Berdasarkan kelebihan dan kekurangan metode index card match sebisa
mungkin guru dituntut untuk dapat mengantisipasi kekurangan yang terdapat dalam
penerapan metode index card match terutama penerapannya dalam pembelajaran
18
IPS. Antisipasi tersebut dapat diwujudkan guru melalui berpikir kritis, inovatif dan
kreatif dalam melaksanakan suatu pembelajaran agar siswa dapat belajar secara aktif.
Metode index card match dirasa cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran IPS
karena metode index card match merupakan salah satu metode pembelajaran aktif
dimana siswa akan terlibat langsung dalam membangun pengetahuannya, menarik
perhatian siswa karena ada unsur permainnan yang dapat membangun kebersamaan
dan keakraban antar siswa.
2.1.6 Penerapan Metode Index Card Match Dalam Pembelajaran IPS
Metode pembelajaran index card match merupakan “metode mencari pasangan
kartu” metode ini digunakan untuk mengulang materi pembelajaran yang telah
diberikan sebelumnya dan berpotensi membuat siswa senang (Suprijono, 2011).
Sejalan dengan itu menurut Silberman (2002) salah satu cara yang pasti untuk
membuat pembelajaran tetap melekat dalam pikiran adalah dengan mengalokasikan
waktu untuk meninjau kembali apa yang telah dipelajari. Dalam metode index card
match siswa dituntut untuk berpasangan dan bekerja sama dalam kegiatan belajar
sehingga kegiatan belajar terasa lebih menyenangkan namun tetap dapat mencapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Dalam penelitian ini penerapan metode index card matchpada pembelajaran
IPS akan lebih difokuskan pada kegiatan siswa. sebelum bermain index card match
guru memfasilitasi siswa dengan kartu soal dan kartu jawaban, selain itu guru juga
memberikan kartu-kartu tema pada setiap siswa untuk menghindari kesamaan soal
dan jawaban yang telah dibuat siswa. Dari kartu-kartu tersebut terlebih dahulu siswa
minta untuk mencari pasangan tema yang sesuai. Setelah siswa mendapatkan
pasangan tema, siswa diminta mengisi kartu berdasarkan tema yang didapatkannya,
kemudian siswa diminta untuk mencari pasangan kartu.
Metode index card match dalam penelitian ini akan diterapkan di SD Negeri
Kopeng 01 dalam pembelajaran IPS kelas IV semester II. Adapun rencana kegiatan
pembelajaran dengan metode index card match sebagai berikut
19
1) Kegiatan awal
Pada tahap awal, guru memberikan beberapa pertanyaan seputar materi yang
akan dipelajari. Untuk membangkitkan minat dan keaktifan siswa guru mengajak
siswa bernyanyi bersama agar tercipta suasana kelas yang menyenangkan. Kemudian
guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari.
2) Kegiatan inti
Pada tahap ini ada tiga tahap yang sangat penting yang harus dijalankan oleh
guru dan siswa dalam proses pembelajaran yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
Pada tahap eksplorasi yang harus dilakukan guru adalah
a. Guru melibatkan siswa dalam mencari informasi tentang materi yang akan
dipelajari
b. Guru mengajukan pertanyaan pada siswa berdasarkan pengetahuan awal yang
dimiliki siswa berkaitan dengan materi yang dipelajari sehingga dapat tercipta
pembelajaran yang interaktif.
c. Guru mulai menjelaskan materi pembelajaran pada siswa
Pada tahap elaborasi yang dilakukan siswa adalah
a. Siswa bermain index card match atau pencocokkan kartu
b. Setiap siswa mencari pasangan tema yang sama dari tema yang
sudahditetapkan guru
c. Siswa yang sudah mendapatkan tema yang sama duduk berdampingansambil
menunggu teman lain mendapatkan pasangan tema
d. Siswa berpasangan untuk mengisi satu kartu soal dan satu kartu jawaban
berdasarkan tema yang diperoleh
e. Setiap siswa mengumpulkan kartu yang sudah dibuatnya
f. Setelah semua kartu terkumpul guru mengacak semua kartu
g. Siswa diminta mengambil satu kartu secara acak
h. Siswa yang sudah mendapat kartu tidak boleh melihat isi kartu
tersebutsebelum semua siswa sudah mendapatkan kartu
i. Siswa mulai mencari pasangan dari kartu yang didapatkannya
20
j. Siswa yang sudah berpasangan duduk berdampingan sambilmenunggu teman
lain mendapatkan pasangannya
k. Setiap pasangan maju ke depan kelas untuk membacakan pertanyaanpada
siswa lain dan meminta siswa lain keculi pasangannya untuk menjawabnya
l. Siswa yang memegang kartu jawaban memberikan tanggapan dari jawaban
yang diberikan oleh temannya
m. Siswa membuat rangkuman dari pengetahuan yang didapatkannya dari
permainan kartu
Pada tahap kolaborasi
a. Guru memberikan umpan balik berupa penjelasan dari pengetahuan
pengetahuan yang telah diperoleh siswa selama bermain kartu secara
lisan ataupun tertulis
b. Guru bersama siswa merefleksi semua kegiatan belajar yang telah
dilakukan
3) Kegiatan penutup
a. Siswa bersama guru membuat kesimpulan menyangkut materiyang sudah
dipelajari
b. Guru memberikan soal evaluasi
c. Guru memberikan penilaian
d. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
2.1.7 Pengertian IPS
Menurut Widiarto dan Suwarso (2006) IPS merupakan telaah tentang
manusia dan dunianya. Sedangkan menurut Daldjoeni (1981) IPS adalah hubungan
antara manusia (human realtionships) dan ini mencakup hubungan individu dengan
kelompok, kelompok dengan kelompok, serta kelompok dengan alam. Kurikulum
(2006) menyebutkan bahwa mata pelajaran IPS sebagai salah satu mata pelajaran
yang diberikan mulai dari SD/MI sampaiSMP/MTs.Mata pelajaran ini mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan geneeralisasi yang berkaitan dengan isu
21
sosial. Pada jenjang SD/MI, mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah,
Sosiologi, ekonomi dan antropologi.
Massofa (2011) mengemukakan bahawa IPS merupakan enelaahan atau kajian
tentang masyarakat. Senada dengan hal tersebut Moeljono Cokrodikardjo dalam
Massofa wordpress (2011) mengemukakan bahwa IPS adalah perwujudan dari suatu
pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. Ia merupakan integrasi dari berbagai
cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropologi budaya, psikologi, sejarah, geografi,
ekonomi, ilmu politik dan ekologi manusia, yang diformulasikan untuk tujuan
instruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari.
Dari pendapat beberapa ahli tersebut pengertian IPS terfokus pada suatu ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia dan hubungannya dengan lingkungannya baik
masa kini ataupun masa lampau. IPS merupakan gabungan dari berbagai disiplin ilmu
sosial seperti geografi, ekonomi, antropologi, sejarah, dan psikologi sosial. IPS
membahas tentang kehidupan masyarakat yang nyata dengan berbagai masalah
sosialnya. Dalam penelitian ini peneliti menyimpulkan pengetian IPS yaitu ilmu yang
mempelajari seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan
dengan isu sosial yang berkembang dalam kehidupan manusia yang diformulasikan
untuk tujuan instruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah
dipelajari.
Tidaklah mudah untuk memisahkan tujuan-tujuan dari pembelajaran IPS dari
masing-masing mata pelajaran yang menjadi bagian dari pembelajaran IPS karena
pada umumnya tujuannya sama (Daldjoeni, 1981). Menurut Edwin Fenton dalam Tri
Widiarto (2006) menyebutkan tiga tujuan pembelajaran IPS yaitu untuk memperoleh
pengetahuan, untuk mengembangkan ketrampilan diri dan untuk mengembangan
sikap dan nilai. Sedangkan Menurut standar isi (2006) pembelajaran IPS bertujuan
agar peserta didik memiliki kemampuan untuk mengenal konsep-konsep yang
berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. memiliki kemampuan
dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah,
dan keterampilan dalam kehidupan sosial, memiliki komitmen dan kesadaran
terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, memiliki kemampuan berkomunikasi,
22
bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,
nasional, dan global.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut tujuan pembelajaran IPS adalah untuk
mengetahui secara mendalam tentang manusiadan hubungan manusia dengan
lingkungannya berdasakan fakta-fakat yang terjadi dalam kehidupan manusia. Selain
itu IPS juga bertujuan untuk membantu kita dapat berinteraksi dengan oarng lain,
dapat membeuat suatu keputusan dengan baik, dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan, serta dapat emnjadi masyarakat yang demokratis.
2.1.8 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS SD
Menurut Munthe (2009) standar kompetensi adalah kebulatan pengetahuan,
ketrampilan, sikap, dan tingkat penguasaan yang diharapkan tercapai dalam
mempelajari suatu pembelajaran sedangkan kompetensi dasasr adalah jabaran dari
standar kompetensi, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap minimal yang harus
dikuasai siswa atau dengan kata lain kompetensi dasar adalah kometensi-kompetensi
pendukung atau penentu keberhasilan tercapainya standar kompetensi.Standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam mata pelajaran IPS kelas IV
Semester II sebagai berikut
Tabel 2.1
Standar kompetensi dan kompetensi dasar amat pelajaran IPS kelas IV semester II
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
2. Mengenal sumber daya
alam, kegiatan ekonomi,
dan kemajuan teknologi
di lingkungan
kabupaten/kota dan
provinsi
2.1 Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitandengan sumber daya
alam dan potensi lain didaerahnya
2.2 Mengenal pentingnya koperasi dalammeningkatkan kesejahteraan
masyarakat
2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi,komunikasi, dan
transportasi sertapengalaman menggunakannya
2.4 Mengenal permasalahan sosial di daerahnya
23
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang telah membuktikan bahwa metode pembelajaran
index card match dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Penelitian
yang dilakukan oleh Ervan Yopi Putranto (2011) dengan judul Penerapan metode
pembelajaran index card match untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar
IPS pada siswa kelas V SDN Pesanggrahan 02 kota Batu. Hasil penelitiannya adalah
melalui penerapan metode pembelajaran index crad match di SDN Pesanggrahan 02
kota Batu menunjukan bahwa dengan penerapan metode pembelajaran Index Card
Match dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Penelitian yang dilakukan Ahmini (2011) dengan judul Peningkatan Kualitas
Pembelajaran Ipa Melalui matodeIndex Card Macth Pada Siswa Kelas III SDN
Kandri 01 Kota Semarang. Dari hasil dan analisis data dapat disimpulkan bahwa
metode index card match dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran IPA siswa Kelas III SDN Kandri 01 Kota Semarang.
Peningkatan keaktifan belajar siswa ditunjukkan dengan adanya peningkatan
keaktifan dan prestasi belajar siswa dari setiap siklusnya. Dari pra siklus Keaktifan
dan presatasi belajar mengalami peningkatan di skiklus I dan pada siklus II
mengalami peningkatan kembali.
Sedangkan penelitian yang dilakukan Saputro (2011) dengan judul Penerapan
Metode Pembelajaran Index Card Matchuntuk meningkatkan aktivitas dan prestasi
belajar IPA siswa kelas III SDN Begendeng 3 Kabupaten Nganjuk. Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa penerapan model pembelajarn index
card match dapat meningkatkan aktifitas dan prestasi belajar siswa. Peningkatan
aktivitas siswa ditunjukkan dengan hasil observasi selama pembelajaran. Sedangkan
peningkatan prestasi belajar dapat ditunjukan melalui hasil tes evaluasi setiap akhir
siklusnya
Berdasarkan beberapa penelitian yang sudah dilakukan menunjukan bahwa
metode pembelajaran index card match dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi
belajar siswa. Keaktifan yang ditunjukkan oleh siswa dalam proses belajar seperti
aktif bertanya, berpendapat dan menjawab pertanyaan walaupun kadar keaktifannya
24
berbeda-beda. Melalui penerapan metode index card match peningkatan keaktifan
belajar siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa karena siswa akan
mengolah sendiri pengetahuan yang didapatkannya sehingga pembelajaran akan lebih
berkesan dan bermakna yang dapat menyebabkan tingkat penguasaan siswa terhadap
metari yang dipelajari lebih tinggi.
2.3 Kerangka Berpikir
Sebelum di laksanakan tindakan peneliti melakukan wawancara pada guru
kelas IV SD Negeri Kopeng 01. Terdapat berbagai permasalahan yang dihadapi guru
terutama dalam pembelajaran IPS. Permasalahan tersebut diantaranya siswa kurang
aktif dalam mengikuti pelajaran IPS karena materi pelajarannya dirasa kurang
menarik perhatian siswamenyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa dalam
pelajaran IPS karena siswa tidak dapat mencerna pelajaran dengan baik. Hal tersebut
dipengaruhi juga oleh pembelajaran IPS yang dirasa membosankan karena dalam
pembelajaran IPS guru hanya menyampaikan pembelajarannya dengan berceramah
serta guru tidak menggunakan model pembelajaran yang mengaktifkan siswa karena
guru malas untuk melakukan perubahan atau monoton.Hal ini dibuktikan dengan data
yang menunjukan bahwa tingkat keaktifan siswa masih rendah. Selain tingkat
keaktifan siswa yang rendah prestasi belajar siswa juga belum optimal. Hal tersebut
dapat dilihat dari nilai ulangan harian siswa pada mata pelajaran IPS yang
menunjukkan ketuntasan belajar siswa hanya mencapai 53.85%.Melihat kenyataan
yang ada perlu adanya tindakan yang harus dilakukan agar dapat meningkatkan
keaktifan dan prestasi belajar siswa. Dalam penelitian ini tindakan akan dilakukan
dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Tindakan dilakukan dengan tujuan untuk
meningkatakan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Kopeng 01
pada mata pelajaran IPS. Oleh karena itu diharapkan melalui metode index card
match keaktifan dan preastasi belajar siswa dapat meningkat. Langkah-langkah
kegiatan pembelajaran yang akan digunakan pada setiap siklus meliputi perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi. Siklus I terdiri dari tiga pertemuan, pertemuan
pertama digunakan untuk penyampaian materi, pertemuan kedua digunakan untuk
25
melanjutkan sedikit materi kemudian menerapkan metode index card match dan pada
pertemuan ketiga akan dilaksankan evaluasi akhir siklus. Apabila pembelajaran siklus
I sudah menunjukan keberhasilan maka akan dilanjutkan pada siklsu II dengan materi
yang berbeda dan apabila pada siklus I belum menunjukkan keberhasilan dari
tindakan yang dilakukan maka pada siklus II akan mengulang pada materi yang sama.
Sedangkan kegiatan pembelajaran pada siklus II juga meliputi perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi yang terdiri dari tiga pertemuan, pertemuan
pertama digunakan untuk penyampaian materi pembelajaran, pertemuan kedua yaitu
penerapan metode index cardmatch dan pada pertemuan ketiga akan dilaksankan
evaluasi akhir siklus. Apabila pembelajaran siklus II sudah menunjukkan
keberhasilan maka tidak dilakukan pengulangan tindakan.
2.4 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas bahwa terdapat
berbagai permasalahan diantaranya siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran
IPS karena materi pelajarannya dirasa kurang menarik perhatian siswamenyebabkan
rendahnya prestasi belajar siswa dalam pelajaran IPS karena siswa tidak dapat
mencerna pelajaran dengan baik. Hipotesis dalam penelitian ini adalah melalui
metode index card match diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan melalui
metode index card match diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran IPS kelas IV SD Negeri Kopeng 01 Tahun Pelajaran 2011/2012