bab ii kajian pustaka 2.1 2.1 -...

19
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar Menurut Gagne dalam Purwanto (1990) belajar terjadi apabila ada suatu stimulus yang mempengaruhi isi ingatan siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi kewaktu setelah ia mengalami situasi tadi. Sedangkan menurut Dimyati (1989) belajar adalah suatu perubahan dalam diri seseorang yang terjadi karena pengalaman. Berbagai perubahan pengalaman yang dimiliki siswa merupakan hasil dari pengetahuan yang diperolehnya saat melaksanakan kegia tan belajar. Perubahan yang terjadi pada diri siswa dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku,ketrampilan,kecakapan, kebiasan serta perubahan aspek-aspek yang lain yang ada pada individu yang belajar (Sudjana, 1989). Untuk mendapatkan perubahan sebagai hasil dari belajar perlu dilakukan berbagai latihan. Sedangkan menurut Winkel (1996) belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, ketrampilan, dan nilai-sikap. Berbagai perubahan yang terjadi pada diri siswa relatif bersifat konstan dan berbekas Perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang terjadi melalui sebuah pengalaman dan latihan dapat terlihat melalui peningkatan kualitas dan kuantitas dari kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, daya pikir dan ketrampilan yang dimiliki siswa. Hasil dari perubahan diharapkan dapat memberikan sebuah dorongan untuk memperkuat seluruh aspek yang terjadi pada diri siswa. 2.1.2 Keaktifan Belajar Pada hakekatnya keaktifan belajar terjadi dan terdapat pada semua perbuatan belajar, tetapi kadarnya yang berbeda-beda tergantung pada jenis kegiatannya,

Upload: vudat

Post on 27-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/3/T1... · Contoh kegiatan fisik tersebut telah dikemukakan oleh Usman (2011) yaitu

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Belajar

Menurut Gagne dalam Purwanto (1990) belajar terjadi apabila ada suatu

stimulus yang mempengaruhi isi ingatan siswa sedemikian rupa sehingga

perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi kewaktu setelah ia

mengalami situasi tadi. Sedangkan menurut Dimyati (1989) belajar adalah suatu

perubahan dalam diri seseorang yang terjadi karena pengalaman. Berbagai perubahan

pengalaman yang dimiliki siswa merupakan hasil dari pengetahuan yang

diperolehnya saat melaksanakan kegia

tan belajar. Perubahan yang terjadi pada diri siswa dapat ditunjukan dalam

berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah

laku,ketrampilan,kecakapan, kebiasan serta perubahan aspek-aspek yang lain yang

ada pada individu yang belajar (Sudjana, 1989). Untuk mendapatkan perubahan

sebagai hasil dari belajar perlu dilakukan berbagai latihan. Sedangkan menurut

Winkel (1996) belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung

dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan

dalam pengetahuan-pemahaman, ketrampilan, dan nilai-sikap. Berbagai perubahan

yang terjadi pada diri siswa relatif bersifat konstan dan berbekas

Perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang terjadi melalui sebuah

pengalaman dan latihan dapat terlihat melalui peningkatan kualitas dan kuantitas dari

kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, daya pikir dan ketrampilan yang dimiliki

siswa. Hasil dari perubahan diharapkan dapat memberikan sebuah dorongan untuk

memperkuat seluruh aspek yang terjadi pada diri siswa.

2.1.2 Keaktifan Belajar

Pada hakekatnya keaktifan belajar terjadi dan terdapat pada semua perbuatan

belajar, tetapi kadarnya yang berbeda-beda tergantung pada jenis kegiatannya,

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/3/T1... · Contoh kegiatan fisik tersebut telah dikemukakan oleh Usman (2011) yaitu

8

materi yang dipelajari dan tujuan yang hendak dicapai (Hamalik, 2003). Sedangkan

menurut Dimyati dan Mudjiono (2009) mengemukakan keaktifan siswa dalam

peristiwa pembelajaran mengambil beraneka bentuk kegiatan fisik yang dapat

diamati. Contoh kegiatan fisik tersebut telah dikemukakan oleh Usman (2011) yaitu

meliputi aktivitas visual yang meliputi meliputi membaca, menulis, melakukan

eksperimen, dan demonstrasi. Aktivitas lisan meliputi bercerita, membaca sajak,

Tanya jawab, diskusi dan menyanyi. Aktivitas mendengarkan meliputi mendengarkan

penjelasan guru, ceramah, pengarahan. Aktivitas gerak seperti senam, atletik, menari,

melukis dan aktivitas menulis seperti mengarang, membuat makalah, membuat surat.

Setiap jenis aktivitas tersebut memiliki bobot yang berbeda tergantung pada tujuan

mana yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar.

Selain itu, Usman (2011) juga mengemukakan bahwa keaktifan meliputi

interkasi guru dengan siswa dan siswa dengan siswa lainnya. Interaksi tersebut

memiliki berbagai macam pola interaksi diantaranya

G

M M M

Komunikasi sebagai aksi (satu arah)

Pola guru-siswa

G

M M M

Pola guru-siswa-guru

Ada balikan (feedback) bagi guru,

tidak ada interaksi antar siswa

(komunikasi sebagai interaksi)

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/3/T1... · Contoh kegiatan fisik tersebut telah dikemukakan oleh Usman (2011) yaitu

9

keaktifan belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan siswa untuk

melaksanakan kegiatan belajar. Keaktifan dapat ditunjukkan dengan keterlibatan

siswa dalam mencari atau mendapatkan sebuah informasi dari suatu sumber seperti

buku, guru dan teman lainnya sehingga siswa diharapkan akan lebih mampu

mengenal dan mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang dimilikinya secara

penuh, menyadari dan menggunakan potensi sumber belajar yang terdapat

disekitarnya.

G

M M M

Pola guru-siswa-siswa

Ada balikan bagi guru siswa

saling belajar satu sama lain

G

M M

M M

Pola guru-siswa, siswa-guru,

siswa-siswa

Interaksi optimal antara guru

dengan siswa dan antara siswa

dengan siswa (komunikasi

sebagai transaksi, multiarah

G

M M

M M

M

Pola melingkar

Setiap siswa mendapat giliran

untuk mengemukakan sambutan

atau jawaban, tidak diperkenankan

berbicara dua kali apabila setiap

siswa belum mendapat giliran

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/3/T1... · Contoh kegiatan fisik tersebut telah dikemukakan oleh Usman (2011) yaitu

10

Menurut Sudjana (1991) keaktifan belajar siswa dapat dilihat berdasarkan

indikator keaktifan siswa yaitu turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya,

terlibat dalam pemecahan permasalahan, bertanya kepada siswa lain atau kepada guru

apabila tidak, memahami persoalan yang dihadapinya, berusaha mencari berbagai

informasi yang diperlukan untukpemecahan masalah, melaksanakan diskusi

kelompok sesuai dengan petunjuk guru, menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil

yang diperolehnya, melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah sejenis,

kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam

menyelesaikan tugas atau persoalan yangdihadapinya.

Melalui indikator keaktifan siswa, guru dapat melihat apakah siswa telah

melakukan aktivitas belajar yang diharapkan atau tidak. Keaktifan belajar tidak

semata-mata muncul karena siswa tetapi guru juga harus berusaha untuk

memunculkan suasana belajar yang aktif sehingga siswa dapat terpacu untuk aktif

dalam belajar.

2.1.3 Prestasi Belajar

Prestasi belajar menjadi tolok ukur dalam suatu proses pembelajaran.

Keberhasilan atau kegagalan suatu proses pembelajaran dapat dilihat melalaui

prestasi belajar yang diperoleh siswa. Prestasi belajar merupakan bagian yang sangat

penting dalam proses pembelajaran. Menurut Chaplin (2001) juga mengemukakan

bahwa prestasi (Achievment) merupakan suatu pencapaian atau hasil yang telah

dicapai dan pencapaian satu tingkat khusus dari sebuah kesuksesan atau tingkat

tertentu dari kecakapan/keahlian karena telah mempelajaritugas-tugas sekolah atau

akademis dengan kata lain prestasi merupakan satu tingkat khusus atau hasil keahlian

yang diperoleh dalam karya akademis yang dinilai oleh guru-guru, lewat tes-tes yang

dilakukan, atau lewat kombinasi kedua hal tersebut. sedangkan menurut Winkel

(1996) yang menyatakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang

telah dicapai oleh seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai

dengan bobot yang dicapainya.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/3/T1... · Contoh kegiatan fisik tersebut telah dikemukakan oleh Usman (2011) yaitu

11

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2008) prestasi belajar adalah

penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,

lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Prestasi belajar merupakan hasil usaha, kemampuan dan sikap siswa dalam

menyelesaikan tugas dalam bidang pendidikan yang ditetapkan pada setiap jenjang

studi yang dinyatakan dengan angka. Prestasibelajardalam bidang akademik

dinyatakan sebagi pengetahuan yang dicapai atau keterampilan yang dikembangkan

dalam mata pelajaran tertentu disekolah, biasanya diukur melalui tes atau ujian yang

dilakukan oleh guru (Arikunto,1993)

Tu‟u (2004) yang merumuskan prestasi sebagai hasil belajar yang dicapai

siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran disekolah.

Prestasi belajar siswa dinilai berdasarkan aspek kognitifnya terutama karena

bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan,

pemahaman, aplikasi, analisi, dan evaluasi; Prestasi belajar siswa dibuktikan dan

ditunjukkan melalui nilai atau angka dari evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap

tugas siswa serta ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya.

Dalam penelitian ini, peneliti akan mengukur prestasi belajar siswa dimana

tujuannya adalah mengetahui keberhasilan siswa dalam belajar. Keberhasilan tersebut

ditunjukan dengan peningkatan nilai hasil prestasi belajar siswa yang diperoleh

melalui usaha, latihan dan pengalaman. Prestasi belajar yang diukur mengenai

penguasaan siswa terhadap materi pelajaran tertentu yang telah disampaikan oleh

guru sehingga dapat meningkatkan nilai hasil prestasi belajar siswa sehingga dengan

prestasi belajar siswa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapai dalam

belajar. Pengukuran prestasi belajar yang diberikan berupa tes ulangan harian yang

dilaksanakan pada akhir siklus pembelajaran.

2.1.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan yang diperoleh siswa selama

proses belajarnya. Keberhasilan itu ditentukan oleh berbagai faktor yang saling

berkaitan. Menurut Dimyati (1989), mengatakan bahwa Faktor-faktor yang

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/3/T1... · Contoh kegiatan fisik tersebut telah dikemukakan oleh Usman (2011) yaitu

12

mempengaruhi prestasi belajar siswa mencakup : faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, yang

terdiri dari N. Ach (Need For Achievement) yaitu kebutuhan atau dorongan atau motif

untuk berprestasi. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar si pelajar. Hal

ini dapat berupa sarana prasarana, situasi lingkungan baik itu lingkungan keluarga,

sekolah maupun lingkungan masyarakat. Menurut Purwanto (1990) mengemukakan

bahwa Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor dari luar dan faktor

dari dalam. Faktor dari luar ini merupakan faktor yang berasal dari luar siswa yang

meliputi lingkungan alam dan lingkungan sosial, instrumentasi yang berupa

kurikulum, guru atau pengajar, sarana dan fasilitas serta administrasi. Faktor dari

dalam ini merupakan faktor yang berasal dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi

fisiologi yang berupa kondisi fisik dan kondisi pancaindra, psikologi yang berupa

bakat, minat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif.

Ahmadi (1998) juga mengemukakan bahwa prestasi belajar siswa juga

dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dari dalam diri siswa (faktor internal) dan

faktor dari luar diri siswa (faktor eksternal). Faktor dari dalam diri siswa meliputi

intelegensi yaitu kemampuan untuk mencapai prestasi disekolah yang didalamnya

berpikir perasaan, minat yaitu kecenderungan tertentu untuk meras tertarik pada

bidang tertentu dalam hal ini siswa yang kurang berminat dalam pelajaran tertentu

akan menghambat dalam belajar, keadaan fisik dan psikis. Faktor dari luar siswa

meliputi faktor guru, lingkungan keluarga, faktor sumber sumber belajar.

Prestasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh karena adanya faktor-faktor

tertentu. Faktor tesebut adalah yang muncul dari laur diri siswa yang disebut faktor

ekstern dan faktor yang muncul dari dalam diri siswa atau faktor intern. Faktor dari

luar siswa merupakan faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang berasal

dari luar diri siswa seperti kemampuan atau keadaan sosial ekonomi, Kurang adanya

dukungan dari orang-orang di sekitamya terutama orang tua, lingkungan masyarakat,

lingkungan alam, sarana dan fasilitas sekolah, dan Kekurangmampuan guru dalam

materi dan strategi pembelajaran. Sedangkan faktor dari dalam siswa merupakan

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang berasal dari dalam diri siswa sendiri

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/3/T1... · Contoh kegiatan fisik tersebut telah dikemukakan oleh Usman (2011) yaitu

13

seperti siswa merasa sukar mencerna materi karena menganggap materi tersebut sulit,

kondisi fisik yang dimiliki siswa, siswa kehilangan gairah belajar karena

mendapatkan nilai yang rendah. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba ingin

meningkatkan prestasi belajar siswa dengan mencari beberapa faktor yang dapat

mempengaruhinya sehingga diperoleh suatu perbaikan yang dapat meningkatkan

keaktifan siswa, tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran sehingga

prestasi belajar siswa dapat meningkat.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor dari luar diri siswa atau ekstern seperti

keluarga, ekonomi, lingkungan belajar, guru, fasilitas dan faktor dari dalam diri siswa

atau intern seperti kondisi fisik, kecerdasan, kemampuan kognitif.

2.1.5 Metode Pembelajaran Index Card Match

Menurut Silberman (2006) index card match merupakan cara aktif dan

menyenangkan untuk meninjau ulang materi pelajaran. Melalui metode ini

memungkinkan siswa untuk dapat belajar secara mandiri maupun dengan siswa lain.

Menurut Juntak Margana (2010) Index Card Match merupakan metode pembelajaran

yang menuntut siswa untuk bekerja sama dan dapat meningkatkan rasa tanggung

jawab siswa atas apa yang dipelajari dengan cara yang menyenangkan. Sedangkan

menurut Suwarno (2010) Metode Index CardMatch dikenal juga dengan istilah

“mencari pasangan kartu” metode ini digunakan untuk mengulang materi

pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya dan berpotensi membuat siswa

senang.

Metode pembelajaran index card match adalah metode pembelajaran aktif dan

menyenangkan yang cara kerjanya adalah mencari pasangan kartu dimana kartu

tersebut berisi kartu soal dan kartu jawaban yang menuntut siswa untuk bekerja sama

dalam mencari pasangan kartu. Metode ini tepat digunakan untuk melibatkan siswa

dalam kegiatan belajar karena melalui metode index card matchsiswa dapat

berinteraksi dengan guru ataupun siswa lainnya. Selain itu siswa juga dapat menggali

kembali pengetahuan yang diperolehnya selama mengikuti pembelajaran.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/3/T1... · Contoh kegiatan fisik tersebut telah dikemukakan oleh Usman (2011) yaitu

14

Menurut Suprijono (2011) langkah-langkah pembelajaran metode index card

match adalah sebagai berikut

a. Buatlah potongan-potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada di dalam

kelas

b. Bagilah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama

c. Pada separuh bagian, tulis pertanyaan tentang materi yang akan dibelajarkan.

setiap kertas berisi satu pertanyaan

d. Pada separuh kertas lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah

dibuat

e. Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban

f. Setiap siswa diberi satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang

dilakukan berpasangan. Separuh siswa akan mendapatkan soal dan separuh yang

lain mendapatkan jawaban

g. Mintalah kepada siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah

menemukan pasangan, jelaskan kepada mereka untuk duduk berdekatan.

Jelaskan juga agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka dapatkan

kepada teman yang lain.

h. Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, mintalah

kepada setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang

diperoleh dengan keras kepada teman-teman yang lain. Selanjutnya soal tersebut

dijawab oleh pasangannya

i. Akhiri proses ini dengan membuat klasifikasi dan kesimpulan

Sedangkan menurut Silberman (2006) langkah-langkah pembelajaran metode

index card match adalah sebagai berikut:

a. Pada kartu index yang terpisah, tulislah pertanyaan tentang apapun yang

diajarkan di kelas. Buatlah kartu pertanyaan dengan jumlah yang sama dengan

setengah jumlah siswaPada kartu yang terpisah, tulislah jawaban atas masing-

masing pertanyaan itu

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/3/T1... · Contoh kegiatan fisik tersebut telah dikemukakan oleh Usman (2011) yaitu

15

b. Campurlah dua kumpulan kartu itu dan kocoklah beberapa kali agarbenar-benar

tercampur

c. Berikan satu kartu untuk satu siswa. Jelaskan bahwa ini merupakanlatihan

pencocokan. Sebagian siswa mendapatkan pertanyaan tinjauandari sebagian

siswa mendapatkan pertanyaan tinjauan dan sebagian lain mendapatkan kartu

jawabannya

e. Perintahkan siswa untuk mencari kartu pasagan mereka. Bila sudahterbentuk

pasangan, perintahkan siswa yang berpasangan itu untukmencari tempat duduk

bersama. (katakan pada mereka untuk tidak mengungkapkan kepada pasangan

lain apa yang ada di akrtu mereka)

f. Bila semua pasangan yang cocok telah duduk bersama, perintahkan tiap

pasangan untuk memberikan kuis pada siswa lain dengan membacakan kertas

kertas pertanyaan mereka dan menantang siswa lain untuk memberikan

jawabannya.

Metode index card match merupakan sebuah permainan mencocokkan kartu

soal dan kartu jawaban yang sesuai melalui interaksi dan kerjasama antar siswa.

Kartu yang digunakan disini berupa potongan-potongan kertas yang dibuat menarik.

Bahan ajar yang disajikan dalam index card match tidak disajikan dalam bentuk jadi,

karena bahan yang ditulis di dalam kartu soal dapat disajikan dalam bentuk soal-soal

yang ditulis tidak lengkap ataupun dapat ditulis dengan suatu pertanyaan. Penyajian

materi index card match dapat disajikan bermacam-macam sesuai materi yang

dipelajari dan kreatifitas yang dimiliki guru dalam membuat kartu-kartu , agar materi

yang dipelajari dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Tipe soal dalam kartu

bermacam-macam tergantung dari materi yang dipelajari dan tujuan yang akan

dicapai.

Selain meningkatkan tingkat pemahaman siswa, metode index card match

juga dapat memaksimalkan aktifitas siswa dalam belajar untuk memperoleh salah

satunya dengan cara saling berinteraksi untuk memperoleh informasi. Informasi yang

telah didapatkan akan disampaikan pada siswa lain agar semua siswa dapat

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/3/T1... · Contoh kegiatan fisik tersebut telah dikemukakan oleh Usman (2011) yaitu

16

mengetahui informasi yang didapatkan dari setiap pasangan. Metode index card

match melatih siswa untuk belajar dari temannya sehingga perolehan informasi tidak

hanya didapatkan dari guru namun dapat juga didapatkan dari temannya.

Dalam penelitian ini peneliti berupaya agar yang memiliki kreatifitas untuk

mengisi kartu soal dan kartu jawaban adalah siswa sendiri dari pengetahuan yang

sudah didapatkannya selama proses belajar berlangsung. Untuk mengantisipasi

kesamaan siswa dalam mengisi kartu soal dan kartu jawaban guru terlebih dahulu

menetukan tema sesuai materi yang akan digunakan dalam metode index card match.

Permainan pencocokkan kartu soal dan kartu jawaban dapat digunakan sebagai soal

latihan dari materi yang sudah dipelajari dan akan diujikan untuk dirinya sendiri dan

teman yang lain. Melalui index card match dapat pula diketahui tingkat penguasaan

siswa terhadap materi yang dipelajari.Adapun langkah-langkah pembelajaran

menggunakan metode index card match dalam penelitian ini sebagai berikut

a. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari terlebih dahulu pada siswa

b. Siswa bermain index card match atau pencocokkan kartu

c. Guru memberikan kartu tema kepada siswa dan setiap siswa mencari pasangan

tema yang sama

d. Siswa yang sudah mendapatkan tema yang sama duduk berdampingan sambil

menunggu teman lain mendapatkan pasangan tema

e. Siswa berpasangan untuk mengisi satu kartu soal dan satu kartu jawaban

berdasarkan tema yang diperoleh

f. Setiap siswa mengumpulkan kartu yang sudah dibuatnya

g. Setelah semua kartu terkumpul guru mengacak semua kartu

h. Siswa diminta mengambil satu kartu secara acak

i. Siswa yang sudah mendapat kartu tidak boleh melihat isi kartu tersebut sebelum

semua siswa sudah mendapatkan kartu

j. Siswa mulai mencari pasangan dari kartu yang didapatkannya

k. Siswa yang sudah berpasangan duduk berdampingan sambil menunggu teman

lain mendapatkan pasangannya

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/3/T1... · Contoh kegiatan fisik tersebut telah dikemukakan oleh Usman (2011) yaitu

17

l. Setiap pasangan maju ke depan kelas untuk membacakan pertanyaan pada siswa

lain dan meminta siswa lain keculi pasangannya untuk menjawabnya

m. Siswa yang memegang kartu jawaban memberikan tanggapan dari jawaban yang

diberikan oleh temannya

n. Siswa membuat rangkuman dari pengetahuan yang didapatkannya dari

permainan kartu

Metode pembelajaran index card match memiliki kelebihan dan kekuruangan.

Menurut Handayani dalam Margana (2010) menyatakan bahwa terdapat kelebihan

dan kelemahan metode index card match sebagi berikut

1) Adapun kelebihan dari metode index card matchyaitu

a. Menumbuhkan kegembiraan dalam kegitan belajar mengajar

b. Materi pelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa

c. Mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan

d. Mampu meningkatkan prestasi belajar siswa mencapai tarafketuntasan

belajar

e. Penilaian dilakukan bersama pengamat dan pemain

2) Adapun kekurangan dari metode index card match yaitu

a. Membutuhkan waktu yang lama bagi siswa untuk menyelesaikan tugas

dan prestasi.

b. Guru harus meluangkan waktu yang lebih lama untuk membuat persiapan

c. Guru harus memiliki jiwa demokratis dan ketrampilan yangmemadai

dalam hal pengelolaan kelas

d. Menuntut sifat tertentu dari siswa atau kecenderungan untuk bekerja sama

dalam menyelesaikan masalah

e. Suasana kelas menjadi “gaduh” sehingga dapat mengganggu kelas lain

Berdasarkan kelebihan dan kekurangan metode index card match sebisa

mungkin guru dituntut untuk dapat mengantisipasi kekurangan yang terdapat dalam

penerapan metode index card match terutama penerapannya dalam pembelajaran

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/3/T1... · Contoh kegiatan fisik tersebut telah dikemukakan oleh Usman (2011) yaitu

18

IPS. Antisipasi tersebut dapat diwujudkan guru melalui berpikir kritis, inovatif dan

kreatif dalam melaksanakan suatu pembelajaran agar siswa dapat belajar secara aktif.

Metode index card match dirasa cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran IPS

karena metode index card match merupakan salah satu metode pembelajaran aktif

dimana siswa akan terlibat langsung dalam membangun pengetahuannya, menarik

perhatian siswa karena ada unsur permainnan yang dapat membangun kebersamaan

dan keakraban antar siswa.

2.1.6 Penerapan Metode Index Card Match Dalam Pembelajaran IPS

Metode pembelajaran index card match merupakan “metode mencari pasangan

kartu” metode ini digunakan untuk mengulang materi pembelajaran yang telah

diberikan sebelumnya dan berpotensi membuat siswa senang (Suprijono, 2011).

Sejalan dengan itu menurut Silberman (2002) salah satu cara yang pasti untuk

membuat pembelajaran tetap melekat dalam pikiran adalah dengan mengalokasikan

waktu untuk meninjau kembali apa yang telah dipelajari. Dalam metode index card

match siswa dituntut untuk berpasangan dan bekerja sama dalam kegiatan belajar

sehingga kegiatan belajar terasa lebih menyenangkan namun tetap dapat mencapai

tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Dalam penelitian ini penerapan metode index card matchpada pembelajaran

IPS akan lebih difokuskan pada kegiatan siswa. sebelum bermain index card match

guru memfasilitasi siswa dengan kartu soal dan kartu jawaban, selain itu guru juga

memberikan kartu-kartu tema pada setiap siswa untuk menghindari kesamaan soal

dan jawaban yang telah dibuat siswa. Dari kartu-kartu tersebut terlebih dahulu siswa

minta untuk mencari pasangan tema yang sesuai. Setelah siswa mendapatkan

pasangan tema, siswa diminta mengisi kartu berdasarkan tema yang didapatkannya,

kemudian siswa diminta untuk mencari pasangan kartu.

Metode index card match dalam penelitian ini akan diterapkan di SD Negeri

Kopeng 01 dalam pembelajaran IPS kelas IV semester II. Adapun rencana kegiatan

pembelajaran dengan metode index card match sebagai berikut

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/3/T1... · Contoh kegiatan fisik tersebut telah dikemukakan oleh Usman (2011) yaitu

19

1) Kegiatan awal

Pada tahap awal, guru memberikan beberapa pertanyaan seputar materi yang

akan dipelajari. Untuk membangkitkan minat dan keaktifan siswa guru mengajak

siswa bernyanyi bersama agar tercipta suasana kelas yang menyenangkan. Kemudian

guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari.

2) Kegiatan inti

Pada tahap ini ada tiga tahap yang sangat penting yang harus dijalankan oleh

guru dan siswa dalam proses pembelajaran yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.

Pada tahap eksplorasi yang harus dilakukan guru adalah

a. Guru melibatkan siswa dalam mencari informasi tentang materi yang akan

dipelajari

b. Guru mengajukan pertanyaan pada siswa berdasarkan pengetahuan awal yang

dimiliki siswa berkaitan dengan materi yang dipelajari sehingga dapat tercipta

pembelajaran yang interaktif.

c. Guru mulai menjelaskan materi pembelajaran pada siswa

Pada tahap elaborasi yang dilakukan siswa adalah

a. Siswa bermain index card match atau pencocokkan kartu

b. Setiap siswa mencari pasangan tema yang sama dari tema yang

sudahditetapkan guru

c. Siswa yang sudah mendapatkan tema yang sama duduk berdampingansambil

menunggu teman lain mendapatkan pasangan tema

d. Siswa berpasangan untuk mengisi satu kartu soal dan satu kartu jawaban

berdasarkan tema yang diperoleh

e. Setiap siswa mengumpulkan kartu yang sudah dibuatnya

f. Setelah semua kartu terkumpul guru mengacak semua kartu

g. Siswa diminta mengambil satu kartu secara acak

h. Siswa yang sudah mendapat kartu tidak boleh melihat isi kartu

tersebutsebelum semua siswa sudah mendapatkan kartu

i. Siswa mulai mencari pasangan dari kartu yang didapatkannya

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/3/T1... · Contoh kegiatan fisik tersebut telah dikemukakan oleh Usman (2011) yaitu

20

j. Siswa yang sudah berpasangan duduk berdampingan sambilmenunggu teman

lain mendapatkan pasangannya

k. Setiap pasangan maju ke depan kelas untuk membacakan pertanyaanpada

siswa lain dan meminta siswa lain keculi pasangannya untuk menjawabnya

l. Siswa yang memegang kartu jawaban memberikan tanggapan dari jawaban

yang diberikan oleh temannya

m. Siswa membuat rangkuman dari pengetahuan yang didapatkannya dari

permainan kartu

Pada tahap kolaborasi

a. Guru memberikan umpan balik berupa penjelasan dari pengetahuan

pengetahuan yang telah diperoleh siswa selama bermain kartu secara

lisan ataupun tertulis

b. Guru bersama siswa merefleksi semua kegiatan belajar yang telah

dilakukan

3) Kegiatan penutup

a. Siswa bersama guru membuat kesimpulan menyangkut materiyang sudah

dipelajari

b. Guru memberikan soal evaluasi

c. Guru memberikan penilaian

d. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

2.1.7 Pengertian IPS

Menurut Widiarto dan Suwarso (2006) IPS merupakan telaah tentang

manusia dan dunianya. Sedangkan menurut Daldjoeni (1981) IPS adalah hubungan

antara manusia (human realtionships) dan ini mencakup hubungan individu dengan

kelompok, kelompok dengan kelompok, serta kelompok dengan alam. Kurikulum

(2006) menyebutkan bahwa mata pelajaran IPS sebagai salah satu mata pelajaran

yang diberikan mulai dari SD/MI sampaiSMP/MTs.Mata pelajaran ini mengkaji

seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan geneeralisasi yang berkaitan dengan isu

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/3/T1... · Contoh kegiatan fisik tersebut telah dikemukakan oleh Usman (2011) yaitu

21

sosial. Pada jenjang SD/MI, mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah,

Sosiologi, ekonomi dan antropologi.

Massofa (2011) mengemukakan bahawa IPS merupakan enelaahan atau kajian

tentang masyarakat. Senada dengan hal tersebut Moeljono Cokrodikardjo dalam

Massofa wordpress (2011) mengemukakan bahwa IPS adalah perwujudan dari suatu

pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. Ia merupakan integrasi dari berbagai

cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropologi budaya, psikologi, sejarah, geografi,

ekonomi, ilmu politik dan ekologi manusia, yang diformulasikan untuk tujuan

instruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari.

Dari pendapat beberapa ahli tersebut pengertian IPS terfokus pada suatu ilmu yang

mempelajari tingkah laku manusia dan hubungannya dengan lingkungannya baik

masa kini ataupun masa lampau. IPS merupakan gabungan dari berbagai disiplin ilmu

sosial seperti geografi, ekonomi, antropologi, sejarah, dan psikologi sosial. IPS

membahas tentang kehidupan masyarakat yang nyata dengan berbagai masalah

sosialnya. Dalam penelitian ini peneliti menyimpulkan pengetian IPS yaitu ilmu yang

mempelajari seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan

dengan isu sosial yang berkembang dalam kehidupan manusia yang diformulasikan

untuk tujuan instruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah

dipelajari.

Tidaklah mudah untuk memisahkan tujuan-tujuan dari pembelajaran IPS dari

masing-masing mata pelajaran yang menjadi bagian dari pembelajaran IPS karena

pada umumnya tujuannya sama (Daldjoeni, 1981). Menurut Edwin Fenton dalam Tri

Widiarto (2006) menyebutkan tiga tujuan pembelajaran IPS yaitu untuk memperoleh

pengetahuan, untuk mengembangkan ketrampilan diri dan untuk mengembangan

sikap dan nilai. Sedangkan Menurut standar isi (2006) pembelajaran IPS bertujuan

agar peserta didik memiliki kemampuan untuk mengenal konsep-konsep yang

berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. memiliki kemampuan

dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah,

dan keterampilan dalam kehidupan sosial, memiliki komitmen dan kesadaran

terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, memiliki kemampuan berkomunikasi,

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/3/T1... · Contoh kegiatan fisik tersebut telah dikemukakan oleh Usman (2011) yaitu

22

bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,

nasional, dan global.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut tujuan pembelajaran IPS adalah untuk

mengetahui secara mendalam tentang manusiadan hubungan manusia dengan

lingkungannya berdasakan fakta-fakat yang terjadi dalam kehidupan manusia. Selain

itu IPS juga bertujuan untuk membantu kita dapat berinteraksi dengan oarng lain,

dapat membeuat suatu keputusan dengan baik, dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungan, serta dapat emnjadi masyarakat yang demokratis.

2.1.8 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS SD

Menurut Munthe (2009) standar kompetensi adalah kebulatan pengetahuan,

ketrampilan, sikap, dan tingkat penguasaan yang diharapkan tercapai dalam

mempelajari suatu pembelajaran sedangkan kompetensi dasasr adalah jabaran dari

standar kompetensi, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap minimal yang harus

dikuasai siswa atau dengan kata lain kompetensi dasar adalah kometensi-kompetensi

pendukung atau penentu keberhasilan tercapainya standar kompetensi.Standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam mata pelajaran IPS kelas IV

Semester II sebagai berikut

Tabel 2.1

Standar kompetensi dan kompetensi dasar amat pelajaran IPS kelas IV semester II

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

2. Mengenal sumber daya

alam, kegiatan ekonomi,

dan kemajuan teknologi

di lingkungan

kabupaten/kota dan

provinsi

2.1 Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitandengan sumber daya

alam dan potensi lain didaerahnya

2.2 Mengenal pentingnya koperasi dalammeningkatkan kesejahteraan

masyarakat

2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi,komunikasi, dan

transportasi sertapengalaman menggunakannya

2.4 Mengenal permasalahan sosial di daerahnya

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/3/T1... · Contoh kegiatan fisik tersebut telah dikemukakan oleh Usman (2011) yaitu

23

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang telah membuktikan bahwa metode pembelajaran

index card match dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Penelitian

yang dilakukan oleh Ervan Yopi Putranto (2011) dengan judul Penerapan metode

pembelajaran index card match untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar

IPS pada siswa kelas V SDN Pesanggrahan 02 kota Batu. Hasil penelitiannya adalah

melalui penerapan metode pembelajaran index crad match di SDN Pesanggrahan 02

kota Batu menunjukan bahwa dengan penerapan metode pembelajaran Index Card

Match dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Penelitian yang dilakukan Ahmini (2011) dengan judul Peningkatan Kualitas

Pembelajaran Ipa Melalui matodeIndex Card Macth Pada Siswa Kelas III SDN

Kandri 01 Kota Semarang. Dari hasil dan analisis data dapat disimpulkan bahwa

metode index card match dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa

pada mata pelajaran IPA siswa Kelas III SDN Kandri 01 Kota Semarang.

Peningkatan keaktifan belajar siswa ditunjukkan dengan adanya peningkatan

keaktifan dan prestasi belajar siswa dari setiap siklusnya. Dari pra siklus Keaktifan

dan presatasi belajar mengalami peningkatan di skiklus I dan pada siklus II

mengalami peningkatan kembali.

Sedangkan penelitian yang dilakukan Saputro (2011) dengan judul Penerapan

Metode Pembelajaran Index Card Matchuntuk meningkatkan aktivitas dan prestasi

belajar IPA siswa kelas III SDN Begendeng 3 Kabupaten Nganjuk. Berdasarkan

penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa penerapan model pembelajarn index

card match dapat meningkatkan aktifitas dan prestasi belajar siswa. Peningkatan

aktivitas siswa ditunjukkan dengan hasil observasi selama pembelajaran. Sedangkan

peningkatan prestasi belajar dapat ditunjukan melalui hasil tes evaluasi setiap akhir

siklusnya

Berdasarkan beberapa penelitian yang sudah dilakukan menunjukan bahwa

metode pembelajaran index card match dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi

belajar siswa. Keaktifan yang ditunjukkan oleh siswa dalam proses belajar seperti

aktif bertanya, berpendapat dan menjawab pertanyaan walaupun kadar keaktifannya

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/3/T1... · Contoh kegiatan fisik tersebut telah dikemukakan oleh Usman (2011) yaitu

24

berbeda-beda. Melalui penerapan metode index card match peningkatan keaktifan

belajar siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa karena siswa akan

mengolah sendiri pengetahuan yang didapatkannya sehingga pembelajaran akan lebih

berkesan dan bermakna yang dapat menyebabkan tingkat penguasaan siswa terhadap

metari yang dipelajari lebih tinggi.

2.3 Kerangka Berpikir

Sebelum di laksanakan tindakan peneliti melakukan wawancara pada guru

kelas IV SD Negeri Kopeng 01. Terdapat berbagai permasalahan yang dihadapi guru

terutama dalam pembelajaran IPS. Permasalahan tersebut diantaranya siswa kurang

aktif dalam mengikuti pelajaran IPS karena materi pelajarannya dirasa kurang

menarik perhatian siswamenyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa dalam

pelajaran IPS karena siswa tidak dapat mencerna pelajaran dengan baik. Hal tersebut

dipengaruhi juga oleh pembelajaran IPS yang dirasa membosankan karena dalam

pembelajaran IPS guru hanya menyampaikan pembelajarannya dengan berceramah

serta guru tidak menggunakan model pembelajaran yang mengaktifkan siswa karena

guru malas untuk melakukan perubahan atau monoton.Hal ini dibuktikan dengan data

yang menunjukan bahwa tingkat keaktifan siswa masih rendah. Selain tingkat

keaktifan siswa yang rendah prestasi belajar siswa juga belum optimal. Hal tersebut

dapat dilihat dari nilai ulangan harian siswa pada mata pelajaran IPS yang

menunjukkan ketuntasan belajar siswa hanya mencapai 53.85%.Melihat kenyataan

yang ada perlu adanya tindakan yang harus dilakukan agar dapat meningkatkan

keaktifan dan prestasi belajar siswa. Dalam penelitian ini tindakan akan dilakukan

dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Tindakan dilakukan dengan tujuan untuk

meningkatakan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Kopeng 01

pada mata pelajaran IPS. Oleh karena itu diharapkan melalui metode index card

match keaktifan dan preastasi belajar siswa dapat meningkat. Langkah-langkah

kegiatan pembelajaran yang akan digunakan pada setiap siklus meliputi perencanaan,

pelaksanaan, observasi dan refleksi. Siklus I terdiri dari tiga pertemuan, pertemuan

pertama digunakan untuk penyampaian materi, pertemuan kedua digunakan untuk

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/796/3/T1... · Contoh kegiatan fisik tersebut telah dikemukakan oleh Usman (2011) yaitu

25

melanjutkan sedikit materi kemudian menerapkan metode index card match dan pada

pertemuan ketiga akan dilaksankan evaluasi akhir siklus. Apabila pembelajaran siklus

I sudah menunjukan keberhasilan maka akan dilanjutkan pada siklsu II dengan materi

yang berbeda dan apabila pada siklus I belum menunjukkan keberhasilan dari

tindakan yang dilakukan maka pada siklus II akan mengulang pada materi yang sama.

Sedangkan kegiatan pembelajaran pada siklus II juga meliputi perencanaan,

pelaksanaan, observasi dan refleksi yang terdiri dari tiga pertemuan, pertemuan

pertama digunakan untuk penyampaian materi pembelajaran, pertemuan kedua yaitu

penerapan metode index cardmatch dan pada pertemuan ketiga akan dilaksankan

evaluasi akhir siklus. Apabila pembelajaran siklus II sudah menunjukkan

keberhasilan maka tidak dilakukan pengulangan tindakan.

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas bahwa terdapat

berbagai permasalahan diantaranya siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran

IPS karena materi pelajarannya dirasa kurang menarik perhatian siswamenyebabkan

rendahnya prestasi belajar siswa dalam pelajaran IPS karena siswa tidak dapat

mencerna pelajaran dengan baik. Hipotesis dalam penelitian ini adalah melalui

metode index card match diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan melalui

metode index card match diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada

mata pelajaran IPS kelas IV SD Negeri Kopeng 01 Tahun Pelajaran 2011/2012