bab ii kajian pustaka 1.1 tinjauan penelitian...

27
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Firdaus dan Rindang (2009) dalam penelitiannya menggunakan model analisis FEM (Fix Effect Model) dengan hasil penelitian bahwa infrastruktur tenaga kerja, modal, listrik, jalan maupun air bersih mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan secara statistik terhadap perekonomian Indonesia. Diantara variabel tersebut, listrik mempunyai peran penting dalam proses produksi dalam rangka peningkatan pertumbuhan ekonomi, dan infrastruktur panjang jalan mempunyai peran penting dalam distribusi barang dan jasa hasil produksi. Penelitian yang dilakukan oleh Hapsari (2011) dengan menggunakan model analisis yang digunakan adalah FEM (Fix Effect Model) mejelaskan bahwa variabel panjang jalan dan jumlah listrik memiliki pengaruh signifikan terhadap PDRB, sedangkan variabel jumlah listrik dan air tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini berbeda dengan teori Solow dan penelitian sebelumnya yang menyatakan variabel listrik dan air memiliki pengaruh yang signifikan. Penelitian yang dilakukan oleh Winanda (2016) dengan menggunakan model anlisis regresi berganda dan teknik Ordinary Least Square (OLS) menjelaskan dari hasil penelitian, bahwa variabel jalan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Bandarlampung, sementara listrik dan air berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil penelitian ini juga

Upload: others

Post on 15-Nov-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35237/3/jiptummpp-gdl-cholilatus-47117... · 2017. 9. 28. · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Firdaus dan Rindang (2009) dalam penelitiannya menggunakan model

analisis FEM (Fix Effect Model) dengan hasil penelitian bahwa infrastruktur tenaga

kerja, modal, listrik, jalan maupun air bersih mempunyai pengaruh yang positif dan

signifikan secara statistik terhadap perekonomian Indonesia. Diantara variabel

tersebut, listrik mempunyai peran penting dalam proses produksi dalam rangka

peningkatan pertumbuhan ekonomi, dan infrastruktur panjang jalan mempunyai

peran penting dalam distribusi barang dan jasa hasil produksi.

Penelitian yang dilakukan oleh Hapsari (2011) dengan menggunakan model

analisis yang digunakan adalah FEM (Fix Effect Model) mejelaskan bahwa variabel

panjang jalan dan jumlah listrik memiliki pengaruh signifikan terhadap PDRB,

sedangkan variabel jumlah listrik dan air tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini berbeda dengan teori Solow dan penelitian

sebelumnya yang menyatakan variabel listrik dan air memiliki pengaruh yang

signifikan.

Penelitian yang dilakukan oleh Winanda (2016) dengan menggunakan model

anlisis regresi berganda dan teknik Ordinary Least Square (OLS) menjelaskan dari

hasil penelitian, bahwa variabel jalan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi Kota Bandarlampung, sementara listrik dan air berpengaruh

positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil penelitian ini juga

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35237/3/jiptummpp-gdl-cholilatus-47117... · 2017. 9. 28. · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian

7

menunjukkan bahwa infrastruktur listrik yang memiliki pengaruh paling besar

terhadap perumbuhan ekonomi Kota Bandarlampung.

Selanjutnya Zamzami (2016) melakukan penelitian dengan menggunakan

model analisis regresi panel FEM {Fixed Effect Model) dan menjelaskan hasil

penelitian menunjukkan bahwa variabel panjang jalan, irigasi, dan pendidikan

berpengaruh signifikan terhadap PDRB di Jawa Tengah. Sedangkan untuk variabel

air, listrik, kesehatan (tempat tidur rumah sakit) dan perumahan berpengaruh positif

namun tidak signifikan. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa infrastruktur

irigasi yang memiliki pengaruh paling besar terhadap PDRB Jawa Tengah.

Wibowo (2016) dalam melakukan penelitiannya dengan menggunakan model

analisis regresi panel REM {Random Effect Model) dan menjelaskan hasil

penelitian menunjukkan bahwa Secara simultan infrastruktur jalan, infrastruktur

listrik, infrastruktur kesehatan dan infrastruktur pendidikan bersama-sama

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Secara parsial, infrastruktur yang

memiliki pengaruh terbesar yaitu infrastruktur listrik, kesehatan dan pendidikan.

Infrastruktur jalan dianggap tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi

Indonesia secara statistik.

Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan beberapa penelitian

sebelumnya. Perbedaannya adalah pengambilan variabel dalam penelitian, wilayah

objek penelitian, dan tahun periode penelitian.

1.2 Tinjauan Pustaka

1.2.1 Pendapatan Nasional

Menurut Arsyad (1999:13-16) pendapatan nasional merupakan nilai produksi

barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan suatu perekonomian (negara) dalam waktu

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35237/3/jiptummpp-gdl-cholilatus-47117... · 2017. 9. 28. · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian

8

satu tahun. Terdapat 3 metode perhitungan pendapatan nasional yaitu metode produksi

(nilai tambah), metode pendapatan, dan metode pengeluaran.

Menurut metode produksi, pendapatan nasional dihitung dengan cara

menjumlahkan nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh setiap sektor

produktif dalam suatu negara selama periode tertentu yang disebut dengan Gross

Domestic Product (GDP) dan Gross National Product (GNP) dimana GNP

menunjukkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di dalam

negeri maupun luar negeri. Sedangkan GDP yang termasuk didalamnya orang-orang

dan perusahaan asing dalam wilayah suatu negara.

Metode kedua yaitu metode pendapatan dihitung dengan cara menjumlahkan

pendapatan faktor-faktor produksi seperti tanah, modal, tenaga, dan wiraswasta yang

digunakan dalam memproduksi barang dan jasa yang disebut dengan Gross National

Income (GNI). Selanjutnya metode ketiga yaitu metode pengeluaran dengan

menjumlahkan seluruh pengeluaran dari lapisan masyarakat. Pengeluaran tersebut

terdiri dari pengeluaran konsumsi (C), investasi domestik bruto (I) yang terdiri dari

bangunan baru, alat produksi yang tahan lama dan persediaan barang-barang oleh

perusahaan-perusahaan, pengeluaran konsumsi pemerintah (G) dan Ekspor (X)

dikurangi Impor (M).

Pendapatan nasional menunjukkan tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai pada

suatu tahun tertentu. Sedangkan pertumbuhan ekonomi menunjukkan perubahan

tingkat kegiatan ekonomi yang terjadi dari tahun ke tahun. Menurut (Priyantoro, 2012)

secara umum pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai peningkatan dari suatu

perekonomian dalam memproduksi barang-barang dan jasa-jasa dan bisanya dihitung

dengan menggunakan data Produk Domestik Bruto (PDB) atau pendapatan atau nilai

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35237/3/jiptummpp-gdl-cholilatus-47117... · 2017. 9. 28. · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian

9

akhir pasar (total market value) dari barang akhir dan jasa (final goods and service)

yang dihasilkan dari suatu perekonomian selama kurun waktu tertentu.

Apabila ingin mengetahui pertumbuhan ekonomi yang terjadi di suatu wilayah,

indikator umum yang dapat digunakan adalah Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB). PDRB merupakan catatan tentang jumlah nilai rupiah dari barang dan jasa

akhir yang dihasilkan oleh suatu perekonomian dalam suatu negara untuk waktu satu

tahun (Nurrochmat et al, 2007 dalam Priyantoro, 2012).

Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi

peningkatan PDRB riil di negara tersebut, dimana hal ini dapat dijadikan sebagai

indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi (Wikipedia, 2010). Menurut BPS (2002)

nilai PDRB suatu negara sebenarnya sama dengan nilai tambah produksi yang

diciptakan oleh semua sektor kegiatan ekonomi (lapangan usaha) di negara tersebut.

Ada tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk menghitung PDRB suatu negara,

yaitu melalui pendekatan pendapatan, pendekatan pengeluaran dan pendekatan

produksi.

PDRB dari sisi produksi merupakan penjumlahan seluruh nilai tambah bruto

yang mampu diciptakan oleh sektor-sektor ekonomi atas berbagai aktivitas

produksinya. Sedangkan dari sisi penggunaan menjelaskan tentang penggunaan dari

nilai tambah tersebut. Selanjutnya dari sisi pendapatan, nilai tambah merupakan jumlah

dari upah/gaji surplus usaha, penyusutan, dan pajak tak langsung neto yang diperoleh.

PDRB disajikan dalam dua versi penilaian, yaitu “atas dasar harga berlaku” yakni

menggunakan harga tahu berjalan serta “atas dasar harga konstan” yaitu menggunakan

data harga tahun tertentu (tahun dasar) (Hapsari, 2011).

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35237/3/jiptummpp-gdl-cholilatus-47117... · 2017. 9. 28. · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian

10

1.2.2 Teori Pembangunan Adam Smith

Adam Smith pada dasarnya menentang setiap campur tangan pemerintah

dalam industri dan perniagaan. Ia adalah penganut paham perdagangan bebas dan

penganjur kebijaksanaan pasar bebas dalam ekonomi. Kekuatan yang tidak terlihat

yaitu pasar persaingan sempurna yang merupakan mekanisme menuju 13

keseimbangan secara otomatis, cenderung untuk memaksimumkan kesejahteraan

sosial.

Smith juga menekankan pentingnya pembagian kerja yang meningkatkan

daya produktivitas tenaga kerja dan proses pemupukan modal. Menurutnya

pemupukan modal harus dilakukan terlebih dahulu daripada pembagian kerja agar

pekerjaan dapat dibagi lebih lanjut secara seimbang jika stok lebih dulu diperbesar

setelah itu diikuti dengan naiknya produktivitas. Pengaruh langsung terjadi karena

pertambahan stok kapital yang diikuti pertambahan tenaga kerja akan

meningkatkan tingkat output total. Makin banyak input maka akan banyak output

(Jhingan, 2000: 81-82)

Sistem produksi suatu negara terdiri dari tiga unsur pokok; a) sumber daya

alam yang tersedia, b) jumlah penduduk, c) stok kapital yang ada. Sumber daya

alam merupakan sesuatu yang mendasar dalam kegiatan produksi masyarakat. Ini

dikarenakan sumber daya alam yang tersedia merupakan batas maksimum bagi

pertumbuhan perekonomian tersebut. Unsur yang kedua adalah jumlah penduduk,

dalam proses pertumbuhan output unsur ini dianggap mempunyai peranan yang

pasif. Maksudnya adalah jumlah penduduk akan menyesuaikan diri dengan

kebutuhan akan tenaga kerja dari masyarakat tersebut.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35237/3/jiptummpp-gdl-cholilatus-47117... · 2017. 9. 28. · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian

11

Penduduk meningkat bila tingkat upah yang berlaku lebih tinggi dari pada

tingkat upah subsisten dan begitu juga sebaliknya. Upah tenaga kerja ditentukan

oleh tarik-menarik antara kekuatan permintaan dan penawaran. Lalu untuk stok

kapital sendiri memiliki pengaruh langsung dan tidak langsung. Kapital

mempengaruhi output secara langsung karena pertambahan kapital yang diikuti

oleh pertambahan tenaga kerja akan meningkatkan output. Secara tidak langsung

kapital mempengaruhi output melalui peningkatan produktivitas per kapital melalui

spesialisasi dan pembagian kerja (Boediono, 1999 dalam Wibowo, 2016).

Menurut Smith proses pertumbuhan bersifat kumulatif, jika timbul

kemakmuran sebagai akibat kemajuan di bidang pertanian, industri manufaktur, dan

pertambangan maka kemakmuran itu akan menarik ke pemupukan modal,

kemajuan teknik, meningkatnya penduduk, perluasan pasar, pembagian kerja dan

kenaikan keuntungan secara terus-menerus. Pada akhirnya proses pertumbuhan ini

akan mencapai posisi stasioner sampai “batas atas” yang dimungkinkan sumber-

sumber alam yang tersedia dicapai.

Apabila hal tersebut terjadi, maka pemupukan modal berhenti, penduduk

menjadi stasioner, keuntungan minimum, upah berada pada tingkat kehidupan

minimal, tidak ada perubahan pendapatan per kapita, serta produksi dan

perekonomian menjadi macet. Hal ini terjadi dalam perekonomian pasar bebas

(Jhingan, 2000:85).

1.2.3 Teori Pertumbuhan Harrod-Domar

Harrod-Domar memberikan peranan kunci kepada investasi di dalam proses

pertumbuhan ekonomi, khususnya watak ganda yang dimiliki investasi. Pertama ia

menciptakan pendapatan, dan kedua memperbesar kapasitas produksi

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35237/3/jiptummpp-gdl-cholilatus-47117... · 2017. 9. 28. · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian

12

perekonomian dengan cara meningkatkan stok modal. Selama investasi netto tetap

berlangsung, pendapatan nyata dan output akan senantiasa membesar. Namun

demikian, untuk mempertahankan tingkat ekuilibrium pendapatan pada pekerjaan

penuh dari tahun ke tahun, baik pendapatan nyata maupun output tersebut keduanya

harus meningkat dalam laju yang sama pada saat kapasitas produktif modal

meningkat. Jika tidak, setiap perbedaan antara keduanya akan menimbulkan

kelebihan kapasitas atau kapasitas nganggur.

Asumsi dalam model ini yaitu: tidak ada campur tangan pemerintah, model

ini bekerja pada perekonomian tertutup tanpa perdagangan luar negeri, koefisien

modal yaitu rasio stok modal terhadap pendapatan diasumsikan tetap, tidak ada

penyusutan barang modal yang diasumsikan memiliki daya pakai seumur hidup,

tidak ada perubahan tingkat sukubunga, ada proporsi yang tetap antara modal dan

buruh dalam proses produksi, modal tetap dan modal lancar disatukan menjadi

modal (Jhingan, 2000:229-230).

Sedangkan teori Harrod-Domar menurut Todaro (2006 dalam Wibowo, 2016)

menganggap bahwa dalam perekonomian pada dasarnya harus mencadangkan atau

menyisihkan sebagian dari pendapatan nasionalnya untuk menambah atau

mengganti barang-barang modal yang telah susut. Namun untuk memacu

pertumbuhan ekonomi, dibutuhkan investasi baru yang merupakan tambahan netto

terhadap stok modal maka dengan begitu setiap tambahan netto terhadap stok modal

dalam bentuk investasi baru akan menghasilkan kenaikan arus output nasional atau

GDP.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35237/3/jiptummpp-gdl-cholilatus-47117... · 2017. 9. 28. · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian

13

Di bawah ini merupakan versi sederhana dari persamaan teori pertumbuhan

ekonomi Harrod-Domar. Dimana tingkat pertumbuhan GDP (ΔY/Y) ditentukan

secara bersama-sama oleh rasio tabungan nasional, yaitu s serta rasio modal output

nasional k. Persamaan di bawah menyatakan bahwa tanpa adanya intervensi

pemerintah, tingkat pertumbuhan pendapatan nasional akan secara langsung atau

secara positif berbanding lurus dengan rasio tabungan (semakin banyak bagian

GDP yang ditabung dan diinvestasikan maka akan lebih besar lagi pertumbuhan

GDP yang dihasilkannya).

Secara negatif atau berbanding terbalik terhadap rasio modal output dari suatu

perekonomian (semakin besar rasio modal output nasional maka tingkat

pertumbuhan GDP akan semakin rendah). Supaya bisa tumbuh dengan pesat, setiap

perekonomian harus menabung dan menginvestasikan sebanyak mungkin bagian

dari GDP-nya. Semakin banyak yang dapat ditabung dan kemudian diinvestasikan

maka laju pertumbuhan perekonomian akan semakin cepat.

𝛥𝑌

𝑌 = 𝑠

𝑘 (2.1)

1.2.4 Teori Pertumbuhan Solow-Swan

Solow membangun model pertumbuhan ekonominya sebagai alternatif

terhadap pemikiran Harrod-Domar dengan menambahkan faktor kedua yaitu tenaga

kerja serta memperkenalkan variabel independen ketiga yakni teknologi ke dalam

persamaan pertumbuhan (Wibowo, 2016).

Menurut Teori pertumbuhan Neo-Klasik, pertumbuhan ekonomi tergantung

pada penambahan persediaan faktor-faktor produksi dan tingkat kemajuan

teknologi. Pandangan ini didasarkan pada anggapan yang di peroleh dari Mazhab

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35237/3/jiptummpp-gdl-cholilatus-47117... · 2017. 9. 28. · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian

14

Klasik yang menyatakan bahwa perekonomian berada pada kondisi full employment

sehingga faktor-faktor produksi sudah digunakan secara penuh. Penambahan output

menurut Kaum Klasik hanya akan terjadi apabila ada penambahan dari faktor-

faktor produksi tersebut (Sukirno, 2004 dalam Zamzami, 2014).

Asumsi yang digunakan dalam teori Solow-Swan adalah sebagai berikut

(Situmorang, 2011 dalam Zamzami, 2014) :

1. Full employment, karena bekerjanya mekanisme pasar.

Dalam teori yang dikembangkan Solow-Swan, diasumsikan bahwa

perekonomian adalah tertutup. Dalam perekonomian, perusahaan memproduksi

barang dengan kombinasi tenaga kerja dan modal. Dalam perekonomian juga tidak

ada intervensi pemerintah, sehingga perhitungan pendapatan nasional berdasarkan

pengeluaran agregat.

Y = C+I (2.2)

S = I (2.3)

Dalam persamaan (2.3), pengumpulan saving tersebut seluruhnya digunakan

untuk investasi yang nantinya akan menyebabkan peningkatan pendapatan

nasional.

2. Teknologi dan populasi merupakan faktor eksogen.

Dalam teori Solow-Swan, capital output ratio (COR) memiliki sifat yang

dinamis, artinya dalam menghasilkan tingkat output tertentu dibutuhkan kombinasi

yang seimbang antara kapital dan tenaga kerja. Jika penggunaan kapital tinggi maka

penggunaan tenaga kerja akan rendah, sebaliknya jika penggunaan kapital rendah

maka penggunaan tenaga kerja akan tinggi. Pokok pemikiran lainya adalah dalam

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35237/3/jiptummpp-gdl-cholilatus-47117... · 2017. 9. 28. · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian

15

fungsi produksinya adanya teknologi yang teraugmentasi pada faktor-faktor

produksi seperti kapital dan labor, sebagaimana terlihat pada model di bawah:

Y = F(K, AL) (2.4)

Y = F(AK, L) (2.5)

Pada persamaan (2.4) terlihat bahwa teknologi melekat pada variabel labor,

yang nantinya akan berdampak pada penerapan pola produksi yang di suatu negara

yang lebih labor intensive dan di sebut sebagai purely labor augmenting, sedangkan

pada persamaan (2.5) terlihat bahwa teknologi melekat pada kapital, yang nantinya

berdampak pada pola produksi yang cenderung lebih capital intensive dan ini

disebut sebagai purely capital augmenting.

Teori pertumbuhan Neo Klasik pada umumnya didasarkan pada fungsi

produksi yang telah dikembangkan oleh Charles Cobb dan Paul Douglas yang

sekarang di kenal dengan sebutan fungsi produksi Cobb-Douglas. Fungsi tersebut

bisa dituliskan dengan cara berikut:

𝑸𝒕 = 𝑨𝒕 . 𝑲𝒕𝜶 . 𝑳β (2.6)

Dimana,

𝑸𝒕 = Tingkat produksi

𝑨𝒕 = Tingkat teknologi

𝑲𝒕= Jumlah stok barang

𝑳𝒕 = Jumlah tenaga kerja

α = Pertambahan output oleh pertambahan satu unit modal

β = Pertambahan output oleh pertambahan satu unit tenaga kerja

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35237/3/jiptummpp-gdl-cholilatus-47117... · 2017. 9. 28. · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian

16

1.2.5 Teori Pertumbuhan Endogen

Arsyad (2010:91-93 dalam Setiawan, 2015) menjelaskan teori pertumbuhan

endogen yang dipelopori oleh Romer (1986) dan Lucas (1988). Bidang kajian yang

menarik perhatian Romer adalah pertumbuhan ekonomi memiliki persepektif yang

lebih lebih luas dengan memasukan komponen teknologi endogen hasil dari

penelitian dan pengembangan (research development) dan ilmu pengetahunan ke

dalam model pertumbuhan ekonomi. Berbeda dengan teori-teori pertumbuhan

sebelumnya.

Pada teori sebelumnya hanya menekankan pentingnya proses akumulasi

modal dalam pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan endogen mengkajikan sebuah

teoritis yang lebih luas dalam menganalisis pertumbuhan ekonomi. Teori ini

menganalisis faktor-faktor pertumbuhan ekonomi berasal dari dari dalam

(endogenous) sistem ekonomi itu sendiri. Kemajuan teknologi dianggap hal yang

bersifat endogen, dimana pertumbuhan ekonomi merupakan hasil dari keputusan

para pelaku ekonomi berinvestasi dalam bidang ilmu pengetahuan.

Pengertian modal dalam teori ini bersifat lebih luas, bukan hanya sekedar

modal fisik tetapi juga mencakup modal insani (human capital). Menurut teori

pertumbuhan ini faktor-faktor utama penyebab terjadinya perbedaan tingkat

pendapatan perkapita antar negara adalah karena adanya mekanisme ahli

pengetahuan, kapasitas investasi modal fisikal, modal insani dan infrastruktur.

Romer memandang pertumbuhan ekonomi merupakan hasil yang nyata dari adanya

akumulasi dibidang ilmu pengetahuan.

Dalam teori yang digunakan Setiawan (2015) menjelaskan menurut Romer

dalam (Todaro dan Smith, 2009:174), cadangan modal (K) dalam keseluruhan

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35237/3/jiptummpp-gdl-cholilatus-47117... · 2017. 9. 28. · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian

17

perekonomian secara positif mempengaruhi output pada perusahaan, sehingga

terdapat kemungkinan hasil skala produksi yang semakin meningkat (increasing

return to scale-IRS). Cadangan modal juga meliputi pengetahuan yang dimiliki.

Bagian pengetahuan yang terdapat cadangan modal setiap perusahaan secara

esensial adalah sebuah barang publik (public good), seperti produktivitas tenaga

kerja dalam model solow, yang merembes ke perusahaan lain di dalam

perekonomian secara instan.

Hasilnya model ini memperlakukan belajar dari pengalaman (earning by

doing), belajar dari investasi (earning by investmen). Teori ini menjelaskan tentang

bagaimana akumulasi modal tidak mengalami diminishing returns, namun justru

akan mengalami increasing returns dengan adanya investasi dibidang SDM dengan

ilmu pengetahuan. Romer mengasumsikan teori pertumbuhan endogen mempunyai

tiga elemen dasar, yaitu: 1) Adanya perubahan yang bersifat endogen melalui sebuah

proses akumulasi pengetahuan. 2) Adanya penciptaan ide-ide baru oleh perusahaan

sebagai akibat dari mekanisme luberan pengetahuan (knowledge spillover). 3) Produksi

barang-barang konsumsi yang dihasilkan oleh faktor produksi ilmu pengetahuan akan

tumbuh tanpa batas.

Dalam prakteknya, formula fungsi produksi tersebut seringkali digambarkan

oleh fungsi produksi “AK”, yang di tunjukkan oleh persamaan:

Y = AK (2.7)

Dimana: Y= total output, K= persediaan modal, A= teknologi

Fungsi produksi dalam model pertumbuhan endogen ditunjukkan dalam persamaan:

Y = F(A, K, L, H) (2.8)

Dimana:

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35237/3/jiptummpp-gdl-cholilatus-47117... · 2017. 9. 28. · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian

18

Y = output

A = perkembangan teknologi

K = modal fisik

L = tenaga kerja

H = akumulasi modal insani

Investasi dalam modal fisik dan modal insani (salah satunya mealalui sarana

pendidikan) akan meningkatkan produktivitas. Ilmu pengetahuan dan teknologi dinilai

mampu meningkatkan produktivitas persatuan input. Dalam model pertumbuhan

endogen, tabungan dan investasi mampu mendorong pertumbuhan yang

berkesinambungan.

Model pertumbuhan endogen menurut Romer menjelaskan bahwa tingkat

pertumbuhan pendapatan per kapita dalam perekonomian adalah :

𝑔 − 𝑛 = 𝛽/[1 − 𝑎 + 𝛽] (2.9)

Dimana:

g = output

n = pertumbuhan populasi

𝛽 = perubahan teknologi

a = elastisitas output terhadap modal

Dalam model Solow dengan skala hasil konstan β = 0, maka pertumbuhan

pendapatan per kapita akan menjadi nol (tanpa adanya kemajuan teknologi). Romer

mengasumsikan bahwa dengan mengumpulkan ketiga faktor produksi termasuk

eksternalitas modal, maka β > 0 sehingga g – n > 0 dan Y/L (pendapatan per kapita)

akan mengalami pertumbuhan. Hal yang menarik dalam model Romer adalah

adanya imbasan investasi atau teknologi yang semakin meningkat, sehingga

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35237/3/jiptummpp-gdl-cholilatus-47117... · 2017. 9. 28. · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian

19

menghilangkan asumsi hasil yang semakin menurun (diminishing marginal product

of capital).

Dalam model Solow, capital hanya mencakup persediaan pabrik dan

peralatan perekonomian sehingga wajar mengasumsikan pengembalian modal yang

kian menurun. Investasi dalam modal fisik dan tenaga kerja tidak dapat

dilaksanakan sendiri secara penuh oleh investor, sedangkan dalam teori

pertumbuhan endogen adanya eksternalitas dapat menciptakan increasing return to

scale, sehingga memperbaiki asumsi constant return to scale yang digunakan oleh

model neo-klasik (Arsyad, 2010: 95 dalam Setiawan, 2015).

1.3 Pembangunan Ekonomi dan Infrastruktur

Menurut Arsyad (1999:11-12) pembangunan ekonomi bisa diartikan sebagai

kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara untuk mengembangkan kegiatan

ekonomi dan taraf hidup masyarakat. Ada beberapa definisi dari pembangunan

ekonomi yaitu suatu proses yang berarti perubahan yang terjadi terus menerus,

usaha untuk menaikkan pendapatan perkapita, kenaikan pendapatan per kapita itu

harus terus berlangsung dalam jangka panjang, serta perbaikan sistem kelembagaan

di segala bidang (misalnya ekonomi, politik, hukum, sosial dan budaya).

Salah satu indikator dalam suatu pembangunan meliputi, 1) aspek pendidikan

dengan indikator meliputi tingkat pendidikan, tingkat melek huruf, dan tingkat

pasrtisipasi pendidikan. 2) Kesehatan dengan indikator rata-rata hari sakit, dan

fasilitas kesehatan. 3) Perumahan dengan indikator sumber air bersih dan listrik,

sanitasi, mutu rumah tinggal. 4) Keluarga berencana, 5) Ekonomi khususnya tingkat

konsumsi perkapita.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35237/3/jiptummpp-gdl-cholilatus-47117... · 2017. 9. 28. · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian

20

Menurut Jhingan (2000:376-380) dalam pembangunan ekonomi sangat

diperlukan suatu kebijaksanaan fiskal yang bertujuan sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan laju investasi disektor swasta dan negara

Dalam rangka meningkatkan laju investasi, pemerintah pertama kali harus

menerapkan kebijakan investasi berencana di sektor publik. Tindakan ini akan

berdampak meningkatkan volume investasi di sektor swasta.

2. Untuk mendorong investasi optimal secara sosial

Kebijaksanaan fiskal harus mendorong arus investasi ke jalur-jalur yang

dianggap diinginkan masyarakat. Ini berkaitan dengan pola optimum investasi dan

menjadi tanggung jawab dari negara untuk mendorong investasi pada overhead

sosial dan ekonomi seperti, investasi dibidang transportasi, perhubungan,

pengembangan tenaga dan sungai, konservasi lahan untuk overhead ekonomi.

Sedangkan investasi di bidang pendidikan, kesehatan masyarakat dan fasilitas

latihan teknik untuk overhead sosial. Keduanya cenderung memperluas pasar,

meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya produksi.

Investasi ini memerlukan dana yang besar, tidak mungkin datang dari

perusahaan swasta yang miskin modal dan inisiatif. Apalagi pengembalian investasi

tidak dapat diharapkan dalam waktu dekat dan cepat. Oleh karena itu beban

pengeluaran overhead sosial dan ekonomi adalah tanggungan negara serentak

dengan upaya memacu laju pembentukan modal.

Peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam rangka pengawasan dan

pengaturan untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan, salah satunya dalam

penyediaan overhead sosial dan ekonomi. Kebutuhan bagi pelayanan dasar seperti

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35237/3/jiptummpp-gdl-cholilatus-47117... · 2017. 9. 28. · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian

21

jalan kereta api, transportasi darat, telekomunikasi, gas, listrik, alat-alat irigasi dan

sebagainya penting sekali bagi pembangunan masa depan serta untuk

memaksimalkan pendapatan nasional.

Beberapa literatur pertumbuhan ekonomi baru (new growth theory) mencoba

menjelaskan pentingnya infrastruktur dalam mendorong perekonomian. Teori ini

memasukkan infastruktur sebagai input dalam mempengaruhi output agregat dan

juga merupakan sumber yang mungkin dalam meningkatkan batas-batas kemajuan

teknologi yang dapat memunculkan ekternalitas pada pembangunan infrastruktur

(Hultren dan Schawb, 1991:9 dalam Tandung, 2015) infrastuktur mempunyai efek

eksternalitas yang memberikan aksesibitas, kemudahan dan kemungkinan kegiatan

produksi menjadi lebih produktif. Eskternalitas ini disebut eksternalitas positif.

2.3.1 Infrastruktur

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) infrastruktur dapat diartikan

sebagai sarana dan prasarana umum. Sarana umum diketahui sebagai fasilitas

publik seperti rumah sakit, jalan, jembatan, sanitasi, telepon, dan sarana lainnya.

Menurut Grigg (1988 dalam Wibowo, 2016) infrastruktur merupakan sistem fisik

yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan gedung dan fasilitas

publik lainnya, yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia baik

kebutuhan sosial maupun kebutuhan ekonomi dimana infrastruktur dalam sebuah

sistem adalah bagian-bagian berupa sarana dan prasarana (jaringan) yang tidak

terpisahkan satu sama lain.

2.3.2 Bentuk-bentuk Infrastruktur The Worl Bank (1994) membagi infrastruktur menjadi 3 yaitu pertama,

infrastruktur ekonomi, merupakan aset fisik yang menyediakan jasa dan digunakan

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35237/3/jiptummpp-gdl-cholilatus-47117... · 2017. 9. 28. · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian

22

dalam produksi dan konsumsi final meliputi public utilities (telekomunikasi, air

minum, sanitasi, dan gas), public works (bendungan, saluran irigasi dan drainase)

serta sektor transportasi (jalan, kereta api, angkutan pelabuhan dan lapangan

terbang).

Kedua, infrastruktur sosial, merupakan aset yang mendukung kesehatan dan

keahlian masyarakat meliputi pendidikan (sekolah, dan perpustakaan), kesehatan

(rumah sakit, pusat kesehatan) serta untuk rekreasi (tanah, museum, dan lain-lain).

Ketiga, infrastruktur administrasi/instansi, meliputi penegak hukum, kontrol

administrasi dan koordinasi serta kebudayaan.

Menurut APWA (American Public Works Association) komponen-

komponen didalam infrastruktur yaitu a) sistem penyediaan air : waduk,

penampungan air, transmisi dan distribusi, fasilitas pengolahan air (water

treatment). b) Sistem pengelolaan air limbah : pengumpul, pengolahan,

pembuangan, daur ulang. c) fasilitas pengelolaan limbah padat, d) fasilitas

pengendalian banjir, drainase dan irigasi, d) fasilitas lintas air dan navigasi, e)

Fasilitas transportasi: jalan, rel, bandara udara (termasuk tanda-tanda lalu lintas dan

fasilitas pengontrol), f) sistem transit publik, g) sistem kelistrikan: produksi dan

distribusi, h) fasilitas gas alam, i) gedung publik: sekolah, rumah sakit, j) fasilitas

perumahan publik, k) taman kota sebagai daerah resapan, l) tempat bermain

termasuk stadion, m) komunikasi.

Menurut Familoni (2004:20 dalam Hapsari 2011) menjelaskan bahwa

infrastruktur dibedakan menjadi infrastruktur ekonomi dan sosial. Infrastruktur

ekonomi memegang peranan penting dalam mendorong kinerja pertumbuhan

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35237/3/jiptummpp-gdl-cholilatus-47117... · 2017. 9. 28. · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian

23

ekonomi di berbagai negara. Infrastruktur ekonomi diantaranya unilitas publik

seperti tenaga listrik, telekomunikasi, suplai air bersih, sanitasi dan saluran

pembuangan dan gas. Kemudian juga termasuk pula pekerjaan umum, seperti jalan

kereta apai, angkutan kota, waterway, dan bandara. Sedangkan infrastruktur sosial

dapat dibedakan mejadi infrastruktur pendidikan dan kesehatan.

2.3.3 Pentingnya Infrastruktur Adanya infrastruktur dapat mempermudah kegiatan ekonomi disuatu negara

yang pada akhirnya akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di negara tersebut.

Infrastruktur yang lebih baik dapat mengurangi biaya transaksi, memperluas akses

pasar, dan dapat memperbaiki tingkat pendapatan penduduk. Ketersediaan

infrastruktur merupakan elemen yang sangat penting dalam proses produksi dari

sektor-sektor ekonomi seperti perdagangan, perindustrian, dan pertanian. Hal ini

tentu saja akan meningkatkan efisiensi dalam proses produksi maupun dalam

menunjang proses pendistribusian (Winanda, 2016, p.29-30).

Mankiw (2003:59) menyatakan pekerja akan lebih produktif jika mereka

mempunyai alat-alat untuk bekerja. Peralatan dan infrastruktur yang digunakan

untuk menghasilkan barang dan jasa disebut modal fisik. Hal serupa juga dijelaskan

Todaro (2006 dalam Zamzami, 2014) bahwa tingkat ketersediaan infrastruktur di

suatu negara adalah faktor penting dan menentukan bagi tingkat kecepatan dan

perluasan pembangunan ekonomi.

2.3.4 Manfaat / Dampak Infrastruktur

Menurut Nindy (2016) menjelaskan dengan adanya infrastruktur dapat

mendorong pertumbuhan ekonomi, peningkatan kualitas hidup masyarakat serta

mendorong produktivitas penduduk. Selain itu, infrastruktur telah berhasil

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35237/3/jiptummpp-gdl-cholilatus-47117... · 2017. 9. 28. · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian

24

meningkatkan pertumbuhan ekonomi (pemacu) yang pada gilirannya akan

meningkatkan produktivitas wilayah dan mampu meningkatkan kualitas hidup

masyarakat.

Selain itu Nindy (2016) juga menjelaskan dampak dari infrastruktur yaitu

sistem monopoli menyebabkan semakin terbatasnya akses masyarakat miskin

terhadap infrastruktur, subsidi lebih banyak dinikmati masyarakat kaya, dan

masyarakat miskin membayar biaya yang lebih mahal untuk mendapatkan layanan

infrastruktur.

2.3.5 Infrastruktur Jalan

Jalan merupakan suatu lintasan prasarana transportasi darat yang

menghubungan antara suatu tempat dengan tempat lainnya. Itulah sebabnya jalan

juga merupakan kebutuhan utama bagi masyarakat untuk meningkatkan

pembangunan diberbagai bidang yang meliputi bidang ekonomi, pendidikan,

kesehatan, sosial dan lain sebagainya. Jalan dalam hal ini sebagai prasarana

transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap

dan perlengkapannya yang diperuntungkan bagi lalu lintas, yang berada pada

permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air,

serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel

Sesuai PP Nomor 34 Tahun 2006 Pasal 1.

Adanya jalan yang baik merupakan persyaratan dasar yang harus dipenuhi

untuk mendukung pertumbuhan suatu daerah perkotaan. Selain itu, jalan bertujuan

untuk mendukung mobilitas barang dan penumpang antar pusat kota dengan

kawasan industri dan jasa, perkantoran, dan kawasan perumahan dan pemukiman

serta daerah pinggiran (hinterland). Jalan juga bertujuan untuk menunjang fungsi

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35237/3/jiptummpp-gdl-cholilatus-47117... · 2017. 9. 28. · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian

25

kota sebagai pusat pertumbuhan dan mendorong pemerataan pembangunan di

dalam kota serta kaitan dengan daerah belakangnya (hinterland) (Sjafrizal, 2012

dalam Winanda, 2016).

Menurut Winanda (2016) Jalan memiliki tujuan dan fungsi bagi

perekonomian suatu wilayah, Tujuan dan fungsi tersebut antara lain dapat

membuka akses atau jalan masuk dari suatu wilayah ke wilayah lain, yang disebut

sebagai fungsi land acces. Fungsi ini sangat penting untuk meningkatkan PDRB

dan mengurangi daerah yang tertinggal. Jalan berfungsi untuk pelayanan

masyarakat setempat (community service function). Pada fungsi ini jalan dapat

memberikan jasa – jasanya dalam proses pendistribusian produk, pemasaran

ataupun kegiatan-kegiatan masyarakat dan ekonomi lainnya.

Jalan dapat memberikan pelayanan bagi angkutan masyarakat jarak jauh dan

antar kota atau wilayah, yang berfungsi sebagai interchange community and long

distance transportation. Fungsi jalan ini penting bagi wilayah negara yang luas

karena semakin berkembangnya teknologi kendaraan bermotor khususnya

angkutan jalan jauh.

Menurut Tandung (2015) klasifikasi jalan berdasarkan administrasi

pemerintah terdiri dari jalan nasional, merupakan jalan arteri dan jalan kolektor

dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antar-ibukota provinsi,

dan jalan strategis nasional, serta jalan tol. Jalan provinsi, merupakan jalan kolektor

dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan

ibukota kabupaten/kota, atau antar-ibukota kabupaten/kota, dan jalan strategis

provinsi. Jalan kabupaten, merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35237/3/jiptummpp-gdl-cholilatus-47117... · 2017. 9. 28. · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian

26

primer yang tidak termasuk jalan yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan

ibukota kecamatan, antar-ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat

kegiatan lokal, antarpusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan

jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten.

Selanjutnya jalan kota, adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan

sekunder yang menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan

pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antarpersil, serta menghubungkan

antarpusat permukiman yang berada di dalam kota. Dan jalan desa, merupakan jalan

umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antarpermukiman di dalam desa,

serta jalan lingkungan.

2.3.6 Infrastruktur Listrik

Jaringan listrik merupakan infrastruktur yang memegang peranan sangat

penting bagi kebutuhan aktivitas manusia serta perekonomian wilayah. Semakin

majunya suatu wilayah, kebutuhan akan listrik menjadi faktor utama yang harus

dipenuhi baik untuk rumah tangga maupun kegiatan ekonomi terutama industri.

Pada kehidupan masyarakat yang semakin modern, maka semakin banyak rumah

tangga, industri, serta aktivitas-aktivitas masyarakat yang mengandalkan sumber

energi listrik (Winanda, 2016). Oleh karenanya ketersediaan dan pendistribusian

listrik akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan suatu daerah.

Di Indonesia, ketersediaan dan pendistribusian listrik merupakan tanggung

jawab dan wewenang PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PLN). PT PLN juga

bertindak sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK), yang

menangani penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan rumah tangga, industri,

usaha komersial dan kegiatan sosial di Indonesia (Afifuddin, 2009). Penggunaan

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35237/3/jiptummpp-gdl-cholilatus-47117... · 2017. 9. 28. · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian

27

listrik merupakan suatu hal yang sangat penting dalam peningkatan Produk

Domestik Regional Bruto yang juga akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi,

karena listrik sangat dibutuhkan sebagai faktor utama dalam menunjang kegiatan

proses produksi di sektor manufaktur (Amalia, 2007).

2.3.7 Pendidikan

Pendidikan menjadi kunci dasar dari pembangunan sebuah negara itu sendiri.

Masyarakat maupun pemerintah harus selalu memperhatikan dan mementingkan

pendidikan di negaranya. Tidak hanya menyelenggarakan pendidikan saja, akan

tetapi harus memperhatikan kualitas pendidikan dan aspek lainnya seperti

infrastruktur pendidikan. Pendidikan merupakan investasi bangsa di masa depan

karena dengan pendidikan inilah para generasi penerus bangsa lahir, dengan

pendidikan pula banyak orang-orang cerdas muncul dan menciptakan teknologi

mutakhir untuk kesejahteraan umat manusia (Roadin, 2016).

Peraturan Pemerintah No.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang

menyangkut standar sarana dan prasarana pendidikan secara nasional pada Bab VII

Pasal 42 yang berisi: (1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang

meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar

lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk

menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

(2) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan,

ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha,

ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi,

ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35237/3/jiptummpp-gdl-cholilatus-47117... · 2017. 9. 28. · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian

28

bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang

proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

Dengan adanya undang-undang tersebut, kebutuhan sarana dan prasarana

dapat terpenuhi dengan baik. Kualitas sekolah juga dapat dilihat dari kelengkapan

sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah. Apabila sarana prasarana memadai

maka outputnya juga akan bagus.

2.4 Hubungan/Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat

2.4.1 Hubungan Infrastruktur Jalan dengan PDRB

Penelitian Wibowo (2016) menjelaskan bahwa saat ini panjang jalan bukan

lagi menjadi satu-satunya pendukung utama kelancaran perekonomian secara

nasional. Hal ini disebabkan hampir semua kota-kota besar dengan arus ekonomi

yang tinggi sudah memiliki akses jalan yang cukup sehingga tidak memerlukan

penambahan panjang jalan lagi. Kualitas jalanlah yang selanjutnya memegang

peranan penting terhadap kelancaran arus ekonomi antar wilayah-wilayah

perekonomian besar tersebut.

Sebagai contoh, dengan jalan yang lebar dan permukaan jalan yang halus

akan membuat distribusi barang ekonomi akan lebih cepat terkirim karena resiko

macet dan lambatnya laju kendaraan akibat jalan rusak lebih kecil. Sebaliknya jalan

sempit dengan banyaknya permukaan jalan yang rusak akan menimbulkan resiko

terjadinya macet dan keterlambatan pengiriman lebih tinggi. Sehingga, saat ini

walaupun pertumbuhan panjang jalan cenderung lambat, tetapi jika kualitas jalan

semakin ditingkatkan maka kelancaran distribusi barang dan jasa ekonomi di jalur-

jalur utama perdagangan nasional bisa terjaga mengimbangi meningkatnya arus

ekonomi. Lancarnya distribusi barang dan jasa ekonomi ini nantinya yang akan

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35237/3/jiptummpp-gdl-cholilatus-47117... · 2017. 9. 28. · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian

29

berkonstribusi besar dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang semakin

tinggi.

Dalam penelitian Hapsari (2011) menjelaskan jalan merupakan salah satu

prasarana penting dalam transportasi darat. Hal ini karena fungsi strategis yang

dimilikinya, yaitu sebagai penghubung antar satu daerah dengan daerah lain. Jalan

sebagai penghubung antara sentra-sentra produksi dengan daerah pemasaran,

sangat dirasakan sekali manfaatnya dalam rangka meningkatkan perekonomian

suatu wilayah dan berkontribusi terhadap PDRB.

2.4.2 Hubungan Infrastruktur Listrik dengan PDRB

Penelitian Wibowo (2016) menjelaskan bahwa energi listrik adalah salah satu

energi yang sangat penting untuk mendukung berbagai aktivitas kehidupan manusia

modern. Hampir di semua bidang kegiatan manusia membutuhkan manfaat energi

listrik, baik untuk kegiatan rumah tangga, pendidikan, kesehatan, industri dan hampir

semua kegiatan lainnya. Kegiatan ekonomi juga tentunya sangat dibantu oleh kehadiran

energi listrik.

Produksi barang dan jasa ekonomi akan lebih efektif dan efisien dengan hadirnya

alat-alat modern yang tentunya menggunakan energi listrik. Efektif dan efisiennya

produktivitas barang dan jasa ekonomi ini tentunya akan meningkatkan output

perekonomian secara signifikan, sehingga pertumbuhan ekonomi secara nasional juga

meningkat.

2.4.3 Hubungan Belanja Pendidikan dengan PDRB

Pamungkas (2009 dalam Zamzami, 2014) menjelaskan bahwa infrastruktur

pendidikan membantu masyarakat untuk berketerampilan yang menjadi dasar untuk

dapat bertahan hidup, karena sebagai pelaku ekonomi yang bekerja untuk

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35237/3/jiptummpp-gdl-cholilatus-47117... · 2017. 9. 28. · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian

30

mendapatkan upah sehingga memenuhi kebutuhannya. Semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang akan meningkatkan pula produktivitas dari individu tersebut.

Menurut Jhingan (2000:421-422) investasi di bidang pendidikan ditentukan

oleh sumbangannya dalam menaikkan pendapatan nasional bruto atau

pembentukan modal fisik dalam satu periode. Schultz menelaah sumbangan

pendidikan pada pertumbuhan pendapatan nasional di Amerika Serikat dari 1900

sampai 1956 dan kesimpulannya, investasi di bidang pendidikan menyumbang 3,5

kali lebih banyak pada kenaikan pendapatan nasional bruto daripada investasi di

bidang modal fisik.

2.5 Kerangka Pemikiran

Tidak dapat dipungkiri bahwa Infrastruktur mempunyai peran penting dalam

mendorong pergerakan roda pembangunan. Infrastruktur yang memadai mampu

sebagai penunjang kemajuan suatu daerah karena dapat mempengaruhi

pertumbuhan sektor-sektor yang ada, sehingga dapat meningkatkan pembangunan

ekonomi desertai pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Kualitas dan kuantitas

infrastruktur akan terus mengalami perubahan seiring dengan berlangsungnya

demografi.

Pengaruh infrastruktur terhadap PDRB ditunjukkan dengan peningkatan

output. Berawal dari fungsi produksi dalam teori pertumbuhan endogen Romer,

menyatakan bahwa produktivitas output terdiri dari perkembangan teknologi,

modal fisik, tenaga kerja dan akumulasi modal insani. Bahwa dari input tersebut

akan memengaruhi perubahan pada tingkat output yang dihasilkan. Dalam

penelitian ini difokuskan pada infrastruktur jalan, listrik dan belanja pendidikan.

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35237/3/jiptummpp-gdl-cholilatus-47117... · 2017. 9. 28. · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian

31

Kemudian peningkatan infrastruktur tersebut akan memberikan pengaruh terhadap

PDRB Kabupatan/Kota yang terdapat di koridor utara selatan Jawa Timur.

Dari Gambar 2.1 tersedianya infrastruktur yang memadai mampu mendorong

pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten/Kota koridor utara selatan

Jawa Timur sehingga dapat meningkatkan besaran angka Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) di daerah tersebut. Di dukung dengan adanya Infrastruktur

ekonomi berupa jalan dan listrik serta investasi sosial berupa belanja pendidikan.

Dengan tersedianya infrastruktur jalan dengan kondisi baik dapat mendorong

kegiatan ekonomi suatu industri/perusahaan dalam efisiensi pendistribusian barang

maupun jasa ke seluruh daerah maupun wilayah serta menyediakan kemudahan

akses bagi masyarakat dalam kegiatan sosial maupun ekonominya. Selanjutnya

yaitu dengan tersedianya infrastruktur listrik sebagai input yang mampu

menghasilkan output sehingga semakin meningkatnya produksi/output suatu

Infrastruktur Jalan (X1)

Infrastruktur Listrik (X2)

Belanja Pendidikan

(X3)

PDRB (Y)

Efisiensi Distribusi

Peningkatan Produksi

Peningkatan kualitas pendidikan

dan SDM

Gambar 2.1. Kontribusi Infrastruktur

Terhadap PDRB

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35237/3/jiptummpp-gdl-cholilatus-47117... · 2017. 9. 28. · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian

32

perusahaan serta mendorong aktivitas sosial ekonomimasyarakat dalam kebutuhan

sehari-hari. Selain itu dalam menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang

berkualitas, sangat dibutuhkannya suatu pendidikan. Belanja pendidikan oleh

pemerintah berperan dalam pembentukan modal dibidang sarana prasarana maupun

untuk investasi pendidikan yang mampu meningkatkan kualitas pendidikan serta

menciptakan SDM atau tenaga kerja yang berkualitas, terdidik, terampil dan

berdaya saing. Adapun kerangka pemikiran dari penjelasan diatas dapat

digambarkan sebagai berikut:

2.6 Perumusan Hipotesis Hipotesis merupakan dugaan sementara yang masih perlu diuji kebenarannya

melalui data-data yang diperoleh, maka dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini

yaitu diduga variabel infrastruktur jalan, listrik dan belanja pendidikan berpengaruh

signifikan terhadap PDRB Kabupaten/Kota di koridor utara selatan Jawa Timur.

Infrastruktur Jalan (X1)

Infrastruktur Listrik (X2)

Belanja Pendidikan (X3)

PDRB (Y)

Gambar 2.2. Kerangka

Pemikiran