bab ii kajian data dan pustaka ii.1 multimedia...

25
4 BAB II KAJIAN DATA DAN PUSTAKA II.1 Multimedia Interaktif Menurut Vaughan (2004), dalam artikelnya bagian pertama menjelaskan multimedia merupakan kombinasi antara teks, seni, suara, gambar, animasi, dan video yang disampaikan dengan komputer atau dimanipulasi secara digital dan dapat disampaikan atau dikontrol secara interaktif. Dalam bukunya Binanto (2010) menjelaskan ada tiga jenis multimedia, yaitu : Multimedia Interaktif Pengguna multimedia interaktif ini dapat mengontrol apa dan kapan sebuah informasi yang disediakan untuk ditampilkan atau disampaikan ke penggunanya. Multimedia Hiperaktif Multimedia Hiperaktif ini memiliki struktur dari beberapa elemen yang saling terkait dengan pengguna, sehingga pengguna dapat mengarahkannya. Multimedia hiperaktif ini mempunyai banyak tautan (link) yang menghubungkan elemen-elemen multimedia yang ada. Multimedia Linier Pada multimedia linier pengguna hanya dapat menonton dan menikmati produk multimedia tersebut yang disajikan dari awal hingga akhir. Bentuk interaksi yang digunakan dalam multimedia linier ini bersifat satu arah. Penggunaan multimedia interaktif saat ini mulai beragam, baik digunakan dalam berbisnis, lingkungan sekolah, dirumah, dan ditempat umum. Karena fungsi dari multimedia menurut Jay Sandom, Einstein & Sandom (yang dikutip oleh Tay Vaughan, 2011) yakni menunjukkan bahwa jika seseorang dirangsang dengan menggunakan audio atau suara menunjukan tingkat efektifitasnya memiliki persentase 20 persen dalam kemampuan untuk mengingat informasi yang disampaikan. Jika pembelajaran menggunakan audio-visual, persentase yang dicapai hingga 30 persen dalam kemampuan untuk mengingat informasi yang

Upload: phungkhanh

Post on 10-Jun-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

4

BAB II

KAJIAN DATA DAN PUSTAKA

II.1 Multimedia Interaktif

Menurut Vaughan (2004), dalam artikelnya bagian pertama menjelaskan

multimedia merupakan kombinasi antara teks, seni, suara, gambar, animasi, dan

video yang disampaikan dengan komputer atau dimanipulasi secara digital dan

dapat disampaikan atau dikontrol secara interaktif. Dalam bukunya Binanto

(2010) menjelaskan ada tiga jenis multimedia, yaitu :

Multimedia Interaktif

Pengguna multimedia interaktif ini dapat mengontrol apa dan kapan sebuah

informasi yang disediakan untuk ditampilkan atau disampaikan ke

penggunanya.

Multimedia Hiperaktif

Multimedia Hiperaktif ini memiliki struktur dari beberapa elemen yang saling

terkait dengan pengguna, sehingga pengguna dapat mengarahkannya.

Multimedia hiperaktif ini mempunyai banyak tautan (link) yang

menghubungkan elemen-elemen multimedia yang ada.

Multimedia Linier

Pada multimedia linier pengguna hanya dapat menonton dan menikmati

produk multimedia tersebut yang disajikan dari awal hingga akhir. Bentuk

interaksi yang digunakan dalam multimedia linier ini bersifat satu arah.

Penggunaan multimedia interaktif saat ini mulai beragam, baik digunakan dalam

berbisnis, lingkungan sekolah, dirumah, dan ditempat umum. Karena fungsi dari

multimedia menurut Jay Sandom, Einstein & Sandom (yang dikutip oleh Tay

Vaughan, 2011) yakni menunjukkan bahwa jika seseorang dirangsang dengan

menggunakan audio atau suara menunjukan tingkat efektifitasnya memiliki

persentase 20 persen dalam kemampuan untuk mengingat informasi yang

disampaikan. Jika pembelajaran menggunakan audio-visual, persentase yang

dicapai hingga 30 persen dalam kemampuan untuk mengingat informasi yang

5

disampaikan, dan jika menggunakan multimedia interaktif, yakni menggunakan

audio, visual, dan melibatkan pengguna dalam pembelajaran, maka tingkat

efektifitasnya hingga 60 persen dalam kemampuan untuk mengingat informasi

yang disampaikan.

Menurut Suyanto (2004), ada dua jenis multimedia non linier atau biasa disebut

dengan multimedia interaktif, yakni multimedia interaktif online dan

offline. Multimedia interaktif online adalah jenis multimedia yang penyajiannnya

menggunakan internet dan Multimedia interaktif offline adalah multimedia

interaktif yang penyajiannya tanpa menggunakan internet contohnya

menggunakan CD interaktif dan lain-lain.

II.2 Perang Badar

Perang adalah pertempuran antara dua pasukan atau lebih untuk mencapai tujuan

yaitu kemenangan. Dalam peperangan, disitulah penentu antara pasukan yang

kalah atau pasukan yang menang. Dalam perang tentu adanya rencana atau

strategi bagaimana untuk mengalahkan musuh. Dengan adanya strategi perang

yang baik maka perang yang dilakukan dapat berjalan dengan efektif dan akan

mendapatkan kemenangan. Jika strategi dalam berperang tidak berjalan dengan

baik maka akan berdampak fatal dalam berperang sehingga mendapatkan

kekalahan.

Gambar II.1 Ilustrasi pasukan Muslim perang Badar Sumber :

http://4.bp.blogspot.com/_yBRBCJRzows/S6OVQyifxsI/AAAAAAAAAEU/9a9N2JZTbRI/s320/t

aliban.jpg (17/5/2015)

6

Pandangan peperangan dalam Islam saat ini menimbulkan banyak pertentangan.

Mulai dari perang sebagai perebutan tanah kekuasaan, perebutan harta, perebutan

tahta, sampai dengan perang sebagai ajang balas dendam. Hakikatnya hal tersebut

tidak dibenarkan dalam Islam, walaupun peperangan sendiri diperbolehkan

dengan tujuan tertentu. Peperangan dapat dilakukan apabila melibatkan agama

untuk mempertahankan kesuciannya. Perang dilakukan untuk menegakan hukum

Allah, yang menjamin kesejahteraan dan pengajaran bagi umat manusia. Dalam

firman Allah SWT menurunkan wahyu yang mengizinkan orang-orang islam

berperang, yang isinya :

“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena

sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar

Maha Kuasa menolong mereka itu.” (Q.S Al-Hajj [22]: 39)

“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu.

Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan

boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah

mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Q.S Al-Baqarah [02]: 216)

Dalam hal ini walaupun perang telah diizinkan oleh Allah SWT, perang hanya

bertujuan untuk menghilangkan kebatilan dan menegakan ajaran agama Islam.

Perang bukan menjadi solusi dalam menyelesaikan sesuatu. Artinya peperangan

bisa terjadi dengan alasan dan tujuan yang jelas. Saat ini bentuk penyelesaian

masalah tidak dengan berperang, melainkan dengan cara yang lebih baik seperti

diselesaikan dengan cara kekeluargaan atau dengan hukum yang berlaku.

Berpegang teguhlah dalam kebaikan dalam menyelesaikan masalah dan

menghindari perbuatan-perbuatan kemungkaran. Seperti yang tertuang dalam

firman Allah SWT :

”(Yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di bumi,

niscaya mereka mendirikan solat, menunaikan zakat, menyuruh perbuatan yang

ma‟ruf dan mencegah dari perbuatan yang munkar.” (Q.S Al-Hajj [22]: 41)

Pada dasarnya Nabi sangat membenci melakukan peperangan, bahkan terhadap

orang musyrik sekalipun. Peperangan yang terjadi pada zaman Nabi Muhammad

7

SAW bukanlah keinginan Nabi, melainkan Nabi lebih suka berdamai dan menjadi

perjanjian, yang tercantum dalam firman Allah SWT :

“Tetapi jika mereka condong kepada perdamaian, maka terimalah dan

bertaqwallah kepada Allah. Sesungguhnya, Dia Maha Mendengar, Maha

Mengetahui.” (Q.S Al-Anfal [08]: 61)

Dengan firman Allah SWT tersebut mengantarkan pada umatnya bahwa nilai-nilai

perdamaian, kebaikan, dan ketaqwaan yang senantiasa diprioritaskan dalam

menyelesaikan sesuatu. Nabi melakukan peperangan memiliki alasan dan tujuan

yang jelas, ada tiga alasan Nabi berperang menurut Nizar Abazhah dalam

bukunya yang berjudul Perang Muhammad (2011: h.327) sebagai berikut :

“Pertama, melayani serangan musuh, seperti yang terjadi pada Perang Badar,

Uhud, dan Khandaq. Nabi meladeni perang-perang itu untuk mempertahankan

diri. Kedua, memberi pelajaran terhadap musuh yang mencari gara-gara atau

bersengkokol mengganggu kaum muslim meskipun sudah ada nota perjanjian

atau kerjasama. Ketiga, menggagalkan rencana musuh yang mengancam kaum

muslim.”

Dalam tiga alasan tersebut, membuktikan bahwa perang terjadi bukan keinginan

Nabi dalam berperang, melainkan untuk mempertahankan diri. Kaum Muslim

tidak memicu peperangan, karena sesungguhnya mereka tidak memusuhi

siapapun. Bahkan kaum muslim rela untuk menolong serta membantu, musuh

yang terluka, sakit, dan tertawan. Kaum Muslim hanya ingin mengedepankan

kedamaian. Arti dari Islam sendiri berasal dari kata salam (damai, sejahtera), dan

salam adalah salah satu asma Allah SWT. Islam tidak memperbolehkan perang

kecuali dalam situasi tertentu. Nabi Muhammad SAW tidak pernah memerangi

suatu kaum tanpa menyeru mereka kepada Islam terlebih dahulu. Nabi selalu

berpesan kepada pimpinan, pasukan dan segenap anggotanya agar berprilaku baik,

khususnya untuk bertaqwa kepada Allah SWT (Nizar Abazhah, 2011: h.337).

Pada zaman Nabi Muhammad SAW, telah terjadinya perang yang tidak bisa

dihindarkan. Menjadi salah satu perang pertama dalam Islam dengan motif ingin

mengembalikan kestabilan ekonomi yang buruk saat itu yakni perang Badar.

8

Perang Badar merupakan peperangan yang terjadi antara kaum Muslimin dan

kaum Quraisy. Kaum Quraisy ialah sebagai nama pengganti dengan kaum kafir

Makkah. Dimana kaum tersebut yang terus menerus mengegerkan kaum Muslim

karena ketidaksukaan dan kedengkian terhadap Nabi Muhammad SAW yang

berdakwah untuk penyebaran Islam. Nama Badar adalah mata air yang terkenal

yang berada diantara Makkah dan Madinah. Nama Badar sendiri berasal dari

seseorang yang bernama Badar, maka mata air tersebut dinamakan sama dengan

nama pemiliknya yakni Badar. Badar terkenal karena adanya peperangan yang

terjadi pada 17 Ramadhan 2 Hijriah atau 13 Maret 624 Masehi dengan sebutan

perang Badar. Dimana perang Badar ialah perang pertama antara kaum Muslim

dan kaum Quraisy (Dar Al-Ilm, 2011).

Gambar II.2 Illustrasi perampasan harta kaum Muslimin di Madinah Sumber : http://youtube.com/watch?v=IjvsM89q3mM (14/4/2015)

Perang ini terjadi karena kaum Quraisy mengambil alih secara sepihak harta

benda kaum Muslim, mengusir kaum Muslim, dan kaum Muslim juga

mendapatkan perlawanan dari kaum Quraisy untuk berperang. Dengan harta yang

dijarah oleh kaum Quraisy, hal ini membuat perekonomian kaum Muslimin

menjadi tidak stabil. Maka hal inilah yang membuat perang Badar itu terjadi.

Seperti wahyu yang di turunkan oleh Allah SWT (Nizar Abazhah, 2011: h.43),

yang berisi :

“Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang berperang pada bulan haram.

Katakanlah : “Berperang pada bulan itu adalah (dosa) besar. Tetapi

menghalangi (orang) dari jalan Allah, ingkar kepada-Nya, (menghalangi orang

9

masuk) Masjidil Haram, dan mengusir penduduk dari sekitarnya, lebih besar

(dosanya) dalam pandangan Allah. Sedangkan fitnah lebih kejam dari pada

pembunuhan.” (Q.S Al-Baqarah [02]: 217)

Wahyu tersebut yang menjadikan perang di bulan suci menjadi dihalalkan oleh

Nabi. Walaupun Nabi tetap menyesalinya bahwa memerintahkan pasukannya

untuk berperang di bulan suci Ramadhan. Perang Badar ini berlangsung dengan

sangat sengit, terjadinya petumpah darahan antara kaum Muslim dan kaum

Quraisy. Pada akhirnya perang Badar ini dengan pertolongan Allah SWT dapat di

menangkan oleh kaum Muslimin. Sehingga kaum Muslim mendapatkan jarahan

harta hasil perang yang membuat ekonominya menjadi stabil kembali. Berikut

adalah penjabaran tentang perang Badar mulai dari persiapan hingga berakhirnya

perang Badar :

1. Kekuatan Pasukan Kaum Muslimin Dalam Perang Badar

Kekuatan pasukan perang Badar, Nabi Muhammad SAW berangkat dengan

kekuatan 313 prajurit teridiri dari kaum Muhajirin dan Ansar. Dalam

keterangan lain menurut Syekh Syafiur dalam bukunya yang berjudul Sirah

Muhammad (1993: h.301) menyebutkan “Rasulullah SAW berangkat dengan

313 pasukan terdiri dari 82 dari kaum Muhajirin, 61 dari Aus, dan 170 dari

Khazraj.” Dengan mengiring dan menunggangi tujuh puluh ekor unta, yang

ditunggangi secara bergantian dan dua ekor kuda, sedangkan sisanya berjalan

kaki (Nizar Abazhah, 2011: h.52).

Pengaturan pasukan barisan yang direncankan oleh Nabi Muhammad SAW,

yakni Mush’ab bin Umair tampil di depan membawa bendera putih, satu

bendera hitam disebut dengan al-Uqab (si Elang) yang dipegang oleh Ali bin

Abi Thalib pasukan Muslimin dari kalangan Muhajirin, dan satu bendera lagi

dipegang oleh Sa’d bin Mu’adz ialah komandan dari sayap kanan, sayap kiri

dipegang oleh Al-Miqdad bin Amr dengan mengunggang kuda. Karena Sa’d

ibn Mu’adz dan Miqdad bin Amr yang baik dalam menunggang kuda dalam

pasukan tersebut. Pertahanan garis belakang diserahkan kepada Qais bin

Sha’sha’ah. Komando tertinggi tetap dipegang oleh Nabi Muhammad SAW

sendiri (Syekh Syafiur, 1993: h.301-302).

10

Gambar II.3 Illustrasi pasukan penyerang kaum Muslim di perang Badar Sumber : http://forumkomunikasiremajamasjid.files.wordpress.com/2013/12/perang-

badar.jpgFMw/s1600/lokasi+Badar.jpg (16/4/2015)

Kemudian Nabi Muhammad SAW berangkat dari kota Madinah bersama

pasukan ini, berjalan melewati jalur menuju Makkah, melewati mata air

Badar. Selain itu, kekuatan pasukan kaum Quraisy awal mulanya ada 1300

orang. Dengan seratus kuda, enam ratus baju besi, dan unta yang cukup

banyak jumlahnya. Dengan komando tertinggi yang dipegang oleh Abu Jahal

bin Hisyam. (Syekh Syafiur, 1993: h.301-302).

Gambar II.4 Illustrasi Pasukan penyerang Kaum Quraisy di perang Badar Sumber : http://takusahrisau.files.wordpress.com/2012/05/800px-myrbach-

charge_of_the_mamluks.jpg (16/4/2015)

11

Setelah persiapan dianggap matang, kaum Quraisy pun berangkat

meninggakan Makkah. Sikapnya telah digambarkan dalam firman Allah SWT,

yang artinya : “… dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya‟ kepada

manusia, serta menghalangi (orang) dari jalan Allah.” (Al-Anfal [08]: 47).

Mereka datang seperti yang telah di gambarkan oleh Rasulullah SAW,

Dengan membawa kemarahan dan senjata mereka.

Kaum Quraisy adalah musuh Allah dan Rasulnya. Kaum ini pergi dengan

kemurkaan dan kedengkian terhadap rasulullah SAW serta sahabatnya,

disamping untuk menyelamatkan kafilah dagang mereka. Mereka bergerak

lurus ke utara menuju Badar (Syekh Syafiur, 1993: h.303). Dalam perjalanan

dari pasukan Quraisy terjadinya keraguan, yakni dari Al-Akhnas bin Syariq.

Al-Akhnas menyarankan kepada Abu Jahal untuk kembali ke Makkah.

Dengan membawa pasukannya dari pasukan Zuhrah yang jumlahnya 300

orang untuk kembali ke Makkah. Namun, Abu Jahal tidak memaksa pasukan

Zuhrah untuk kembali. Maka, pasukan Quraisy melanjutkan perjalanan

menuju Badar dengan kekuatan 1000 orang.

2. Musyawarah Sebelum Perang Badar

Perang Badar ini menjadi situasi yang sulit bagi Nabi. Nabi tidak ingin perang

Badar ini terjadi. Musuh dengan segala kedengkian dan permusuhan serta

dalam jumlah yang sangat tidak seimbang, yang membuat Nabi bertanya-

tanya apakah pasukannya dapat menghadapi mereka?”. Nabi meminta

pendapat dan pertimbangan kepada sahabat-sahabatnya, Abu Bakar, Umar,

dan Miqdad ibn Amr mendukung dengan perang Badar ini dan lebih baik

maju terus. Seperti perkataan Miqdad ibn Amr yang tercantum dalam buku

Syekh Syafiur dalam bukunya yang berjudul Sirah Muhammad (1993: h.306)

dengan isinya :

“Wahai Rasulullah, majulah terus seperti yang diperlihatkan Allah SWT

kepada engkau. Demi Allah, kami tidak akan berkata kepada engkau

sebagaimana Bani Israil yang berkata kepada musa: „pergi engkau bersama

Rabbmu, lalu berperanglah kalian berdua. Sesungguhnya kami ingin duduk

menanti disini saja‟. Demi yang mengutusmu dengan kebenaran, andai kata

12

engkau membawa kami ke dasar sumur yang gelap, maka kami pun siap

bersama engkau hingga engkau mencapai tempat itu”.

Gambar II.5 Illustrasi musyawarah Nabi sebelum perang Badar Sumber : http://youtube.com/watch?v=IjvsM89q3mM (14/4/2015)

Setelah Miqdad berkata seperti itu, Nabi menjawab “bagus” dan mendoakan

kebaikan bagi Miqdad. Kemudian Nabi meminta pendapat kepada perwakilan

dari kaum Anshar karena kaum Anshar inilah jumlah mayoritas dalam

pasukan. Kemudian Sa’ad ibn Mu’adz berdiri dan berkata yang tercantum

dalam buku Syekh Syafiur dalam bukunya yang berjudul Sirah Muhammad

(1993: h.307) dengan isinya :

“Kami sudah beriman kepada engkau. Kami sudah membenarkan engkau.

Kami telah bersaksi bahwa apa yang telah engkau bawa adalah benar. Kami

sudah memberikan sumpah dan janji kami untuk patuh dan taat. Maka

majulah Rasulullah seperti yang engkau kehendaki. Demi yang telah

mengutus engkau dengan kebenaran. Tak seorangpun diantara kami yang

akan mundur. Sesunguhnya kami dikenal orang-orang sabar dan jujur dalam

pertempuran. Semoga Allah memperlihatkan kepada engkau tentang diri

kami, bawalah kami bersama berkah Allah”.

13

Gambar II.6 Illustrasi kaum Quraisy mengajak duel di perang Badar

Sumber : http://youtube.com/watch?v=IjvsM89q3mM (14/4/2015)

Nabi merasa senang dengan apa yang dikatakan sahabat-sahabatnya yang

membuat semangat yang tinggi. Kemudian Nabi bersabda yang tercantum

dalam buku Syekh Syafiur dalam bukunya yang berjudul Sirah Muhammad

(1993: h.308) dengan isinya :

“Majulah kalian dan terimalah kabar gembira, karena Allah telah

menjanjikan satu dari dua pihak kepadaku. Demi Allah, seakan-akan saat ini

aku bisa melihat tempat kematian mereka.”

Berangkat dari situlah kaum Muslimin tetap maju dalam peperangan yang

akan terjadi. Dengan pengamatan para sahabat-sahabat Nabi, musuh dari kaum

Quraisy berjumlah antara sembilan ratus hingga seribu pasukan. Akan tetapi

Nabi Muhammad SAW tetap berpegang teguh, optimis dan meyakinkan

kepada para sahabat-sahabatnya dengan sabdanya yang tercantum dalam buku

Nizar Abazhah dalam bukunya yang berjudul Perang Muhammad (2011: h.95)

mengatakan “Makkah mengerahkan seluruh kekuatannya.” Dari situlah

dengan motivasi yang diberikan oleh Nabi, pasukan kaum Muslimin menjadi

optimis walaupun jumlah pasukan yang dimiliki kaum Muslimin tidak

sebanding dengan pasukan kaum Quraisy. Mereka tetap yakin bahwa jika

mereka berjihad kepada Allah SWT, maka Allah SWT pun akan menolong

mereka.

14

3. Penyelidikan Rasulullah Sebelum Perang Badar

Setelah musyawarah Rasulullah SAW melanjutkan perjalanan menuju suatu

tempat yang disebut Ad-Dabbah dan meninggalkan Al-Hannan disebelah

kanannya, yaitu sebuah bukit pasir yang menyerupai gunung yang kokoh,

kemudian tibalah mereka di dekat Badar. Sesampainya di Badar, Nabi

Muhammad SAW melakukan pengintaian untuk mencari informasi tentang

pasukan Quraisy. Saat itu, Nabi berpapasan dengan seorang Arab yang sudah

tua, Nabi langsung bertanya kepada kakek tersebut untuk diminta informasi.

Dengan hasil yang diperoleh Nabi, bahwa pasukan Quraisy sudah sampai di

tempat sekitar Badar. Sore harinya, Nabi mengirim beberapa mata-mata lagi

untuk mengintai dan mencari informasi tentang musuh.

Gambar II.7 Map lokasi Perang Badar Sumber : http://i1256.photobucket.com/albums/ii484/dionysusxxyyzz/BadarKubra.jpg

(15/4/2015)

Nabi memberi tugas kepada Ali bin Abi Thalib, Az-Zubair bin Al-Awwam

dan Sa’ad bin Abi Waqqas, dengan beberapa orang lainnya. Mereka mengintai

di daerah mata air Badar. Setelahnya mereka sampai di Badar, mereka

menemukan dua orang yang diprediksi adalah pesuruh dari kaum Quraisy

yang sedang mengambil air di mata air Badar tersebut. Kemudian dua orang

tersebut langsung di belenggu dan dibawanya kehadapan Rasulullah SAW.

Nabi mencari informasi tentang keberadaan kaum Quraisy dari dua orang

pesuruh kaum Quraisy.

15

Gambar II.8 Illustrasi pengintaian antara kedua kaum di perang Badar Sumber : http://youtube.com/watch?v=IjvsM89q3mM (14/4/2015)

Setelah mendapatkan informasi berupa jumlah pasukan yang jumlahnya

sekitar ratusan hingga ribuan, dan posisi kaum Quraisy yang berada di balik

bukit dari kaum Muslimin berpijak. Nabi Muhammad SAW kemudian

menghadap kearah pasukannya dan mengatakan, “Wahai semua orang, inilah

Makkah yang telah menghantarkan jantung hatinya kepada kalian” (Syekh

Syafiur, 1993: h.310). Pada malam itu Allah menurunkan hujan yang deras,

hingga kaum Quraisy basah kuyup yang menghambat langkah mereka untuk

maju dipeperangan. Tetapi bagi kaum Muslim hujan itu seakan menjadi

simbol keberhasilan mereka dan menghilangkan jiwa-jiwa saitan dalam

dirinya. Kondisi padang pasir yang semakin menjadi kasat mata, pasir menjadi

kuat, tempat mereka menjadi rata dan hatipun menjadi satu untuk berjihad

kepada Allah SWT (Syekh Syafiur, 1993: h.310).

4. Strategi Perang Badar

Rasulullah SAW membawa pasukannya ke mata air Badar agar bisa

mendahului pasukan dari Kaum Quraisy. Sesampainya pasukan kaum Muslim

di Badar ada beberapa strategi perang yang dilakukan oleh Nabi Muhammad

SAW dalam perang Badar, dan strategi perang ini muncul kerena saran dari

sahabat-sahabatnya untuk mengantisipasi terhadap perlawanan musuh dari

kaum Quraisy yang disetujui oleh Nabi diantaranya :

a. Saran dari sahabat Nabi yaitu Hubab ibn al-Mundir yang menyarankan

pasukan harus pindah ke mata air Badar terdekat, dan pasukan untuk

16

menetap disana. Selanjutnya, menimbun sumur-sumur kering dan

membagun kolam diatasnya dengan berisikan air. Tujuannya agar saat

berperang nanti, pasukan kaum Muslimin dapat minum, sedangkan dari

kaum Quraisy tidak.

b. Saran dari sahabat Nabi yaitu Sa’d ibn Mua’adz yang menyarankan untuk

membangun rumah kecil di tengah-tengah kolam sebagai tempat khusus

bagi Nabi untuk memberikan komando dan disiapkan tunggangan.

Tujuannya saat perang nanti, sahabat-sahabat Nabilah yang akan maju

dahulu untuk meladeni musuh, setelah itu Nabi bisa langsung

menunggangi dan menyusul peperangan dari belakang sahabat-

sahabatnya.

c. Saran dari sahabat Nabi yaitu Ashim ibn Tsabit yang menyarankan jika

pasukan kaum Muslimin dikepung oleh musuh, maka lempari mereka

dengan batu. Jangan mengancam mereka dengan pedang kecuali dengan

terpaksa.

Strategi inilah yang dilaksanakan untuk berperang melawan kaum Quraisy.

Kemudian, Rasulullah SAW mempersiapkan pasukannya berkeliling disekitar

arena yang akan menjadi wilayah pertempuran Badar. Sambil menunjukan

jarinya dan bersabda, “Ini tempat kematiannya fulan esok hari InsyaAllah, dan

ini tempat kematian fulan InsyaAllah”. Pada malam itu, Nabi Muhammad

SAW lebih banyak mendirikan shalat di dekat batang sebuah pohon yang

tumbuh di sana. Sedangkan kaum Muslim yang lain istirahat dengan berharap

kabar gembira esok hari dari Allah SWT (Syekh Syafiur, 1993: h.312)

5. Pertempuran Perang Badar

Perang Badar terjadi pada hari Jum’at, 17 Ramadhan 2 H. Pertempuran di

awali dengan duel antara Al-Aswas bin Abdul-Asad, seorang laki-laki yang

kasar dan buruk akhlaqnya. Al-Aswas pun keluar dari pasukan Quraisy

dengan berkata, “Aku bersumpah kepada Allah. Aku benar-benar akan

mengambil air dari kolam kalian, aku akan menghancurkannya, Aku lebih

baik mati karenanya” (Syekh Syafiur, 1993: h.316). Hal ini di sambut oleh

Hamzah bin Abdul-Muthtalib r.a. setelah saling berhadapan, Hamzah

17

langsung menyabet dengan pedang kepada Al-Aswas hingga kakinya putus

dibagian betis dan darahnya keluar hingga mengenai rekan-rekannya. Setelah

itu, munculah penunggang kuda dari kaum Quraisy yang handal, yang berasal

dari satu keluarga yakni, Utbah bin Rabi’ah, Syaibah bin rabi’ah, dan Al-

Wahid bin Utbah. Mereka adalah salah satu pemimpin pasukan dari kaum

Quraisy. Mereka minta untuk adu tanding kemudian disambut oleh tiga utusan

Nabi dari kaum Muslimin yakni, Ubaidah bin Al-Harits, Hamzah, dan Ali.

Gambar II.9 Illustrasi tiga pemimpin pasukan kaum Quraisy di perang Badar Sumber : http://youtube.com/watch?v=IjvsM89q3mM (14/4/2015)

Ubaidah yang paling tua diantara mereka, berhadapan dengan Utbah bin

Rabi’ah, Hamzah berhadapan dengan Syaiban bin rabi’ah, dan Ali berhadapan

dengan Al-Walid. Hamzah dan Ali tidak ada kesulitan untuk melawan

pasukan dari Quraisy masing-masing melancarkan serangannya dua kali

hingga dua kaum Quraisy itu terbunuh. lain halnya dengan Ubaidah yang

sempat tertebas kakinya hingga putus oleh Utbah bin Rabi’ah hingga

tergeletak dan lemas. Hamzah dan Ali langsung menghampiri Utbah dan

membunuhnya, kemudian memapah Ubaidah kebarisan pasukan dan

setelahnya Ubaidah meninggal dunia (Syekh Syafiur, 1993: h.317).

Setelah beradu tanding, ini merupakan awal yang buruk bagi kaum Quraisy,

karena mereka kehilangan tiga orang penunggang kuda yang handal dan

sekaligus komandan pasukan mereka. Kemudian kemarahan mereka

memuncak, kaum Quraisy langsung meyerang kaum Muslimin secara

18

serentak. Untuk meluruskan dan menata barisan, Nabi Muhammad SAW

mengeluarkan perintah supaya pasukannya tidak memulai pertempuran.

Gambar II.10 Illustrasi tiga pemimpin pasukan kaum Muslim di perang Badar Sumber : http://youtube.com/watch?v=IjvsM89q3mM (15/4/2015)

Nabi juga menyampaikan petunjuk tentang peperangan yang tercantum dalam

buku Syekh Syafiur dalam bukunya yang berjudul Sirah Muhammad (1993:

h.316) dengan isi sabdanya :

“Jika kalian merasa jumlah musuh kalian lebih banyak jumlahnya, maka

lepaskanlah anak panah kepada mereka. Dahului mereka dalam melepaskan

anak panah. Kalian tak perlu buru-buru menghunus pedang kecuali setelah

mereka dekat dengan kalian”.

Dengan pertempuran yang berlangsung dengan sengit. Secara bertahap

pertempuran diawali dengan lemparan batu, anak panah, menusuk dengan

tombak, kemudian bertarung dengan pedang. Nabi pun ikut terjun langsung

dan Nabilah yang paling dekat dengan musuh. Tiba-tiba Rasulullah SAW

diserang kantuk hanya dalam sekejap saja, kemudian beliau menegapkan

kepalanya dengan berkata yang tercantum dalam buku Syekh Syafiur dalam

bukunya yang berjudul Sirah Muhammad (1993: h.319) dengan isi

“Bergembiralah wahai Abu Bakar, Inilah jibril yang datang di atas gulungan-

gulungan debu.” Dalam waktu singkat, kaum Quraisy mulai berjatuhan

menghadapi serbuan dari kaum Muslimin. Atas doa dari Nabi Muhammad

SAW yang tercantum dalam buku Syekh Syafiur dalam bukunya yang

berjudul Sirah Muhammad (1993: h.318) dengan isi do’anya :

19

“Ya Allah penuhilah bagiku apa yang Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah,

sungguh aku mengingatkan-Mu akan sumpah dan janji-Mu. Ya Allah, jika

pasukan ini hancur pada hari ini, tentu Engkau tidak akan disembah lagi. Ya

Allah, kecuali Engkau menghendaki untuk tidak disembah untuk selama-

lamanya setelah hari ini.”

Ketia Nabi Muhammad dalam berdoa, tiba-tiba mantelnya terjatuh dari

pundaknya. Abu Bakar sebagai sahabat nabi langsung mengambil mantel yang

jatuh dan mengembalikan ke punda Nabi Muhammad SAW.

Gambar II.11 Illustrasi pasukan panah kaum Muslim di perang Badar Sumber : http://youtube.com/watch?v=IF1tDAp7Zoo (14/4/2015)

Pada akhirnya kaum Muslimin memenangkan peperangan Badar ini, dengan

pertolongan Allah yang menurunkan para malaikat untuk membantu dalam

perang Badar tersebut. Kekalahan yang diterima oleh kaum Quraisy ini

menjadikan luka yang mendalam bagi kaum Quraisy dan kaum Kafir yang ada

di Madinah. Pasukan Muslim yang wafat saat perang Badar terjadi berjumlah

empat belas orang.

Gambar II.12 Illustrasi pertolongan Allah berupa badai debu di perang Badar Sumber : http://youtube.com/watch?v=IF1tDAp7Zoo (14/4/2015)

20

6. Pasca Perang Badar

Peperangan telah usai dengan kekalahan telak dari pihak kaum Quraisy dan

kemenangan dari kaum Muslimin. Orang-orang kaum Quraisy melarikan diri

dari perang Badar, ada pula yang menjadi tawanan. Kemenangan Badar juga

memperoleh luka yang sangat mendalam bagi sebagian penduduk Madinah

yang belum beriman. Mereka tetap takut kepada kaum Muslimin, yang

menjadikan mereka munafik terhadap Nabi, dengan melakukan permusuhan

secara diam-diam.

Gambar II.13 Monumen nama-nama sahabat yang gugur di perang Badar

Sumber : http://hajiumrahziarah.files.wordpress.com/2010/01/img_1455.jpg

(16/4/2015)

Setelah mendapatkan kemenangan, Nabi dan pasukannya menetap di Badar

selama tiga hari. Setelah itu pasukan Nabi bergerak menuju Madinah, dengan

membawa tawanan dan hasil harta jarahan perang Badar. Saat perjalanan,

Nabi membagikan harta tersebut diantara orang-orang Muslim dengan adil

setelah mengambil seperlimanya. Kemudian Nabi dan pasukannya memasuki

Madinah sebagai pihak yang membawa kemenangan.

Sehari setelah di Madinah, para tawanan dibagikan kepada para sahabat Nabi.

Tawanan inilah tetap diberlakukan dengan baik oleh Rasulullah. Setelah itu,

betapa mengagumkannya shalat Idul fitri, mereka keluar dari rumah dengan

meyerukan takbir, tahmid, dan tauhid. Hati mereka dipenuhi kecintaan kepada

21

Allah yang telah memuliakan umat Muslim dengan nikmat dan

pertolonganNya (Syekh Syafiur, 1993: h.341). Lalu Allah mengingtakan

kepada mereka dengan firmannya :

“Dan ingatlah (hai para muhajirin), ketika kalian masih sedikit tertindas di

bumi (Makkah). Kalian takut orang-orang Makkah akan menculik kalian,

maka Allah memberikan kalian tempat menetap (madinah) dan dijadikannya

kalian kuat dengan pertolongan-Nya kalian rezeki dari yang baik-baik agar

kalian bersyukur”. (Al-Anfal [08]: 26)

II.3 Perang Badar Sebagai Pembelajaran Siswa

Perang Badar sebagai pembelajaran siswa, ini menjadi salah satu materi yang

penting. Karena dalam materi ini menjelaskan tentang sejarah perang pertama

dalam islam yakni perang Badar. Dalam perang Badar ini memiliki hikmah dan

nilai-nilai yang dapat diambil oleh siswa. Salah satunya untuk meneladani sifat

dan sikap Nabinya untuk kehidupan sehari-harinya, di antaranya :

Jiwa Yang Teguh

Keteguhan hati dalam mempertahankan keimanannya kepada Allah SWT

sebagai pondasi yang paling mendasar. Kekuatan inilah yang dapat

menegakan dakwah perjuangan seseorang. Ini dicontohkan dalam perang

Badar yakni ketika Nabi Muhammad SAW bermusyawarah dengan posisi

pasukan harus dipertaruhkan secara mati-matian. Dan sahabat Nabi sama

sekali tidak mengendorkan tekadnya untuk mundur dan terus maju. “Demi

yang telah mengutusmu dengan kebenaran, andai kata engkau membawa kami

ke dasar sumur yang gelap, maka kami pun siap bertempur bersama hingga

engkau bisa mencapai tempat itu.” Inilah salah satu bukti keteguhan dalam

mempertahankan keimanannya kepada Allah SWT.

Sikap Tabah dan Sabar

Dalam setiap perjuangan pasti ada hambatan dan resiko, demikian dengan

perjuangan Nabi, beliau menghadapi tantangan yang luar biasa dari para

penantangnya. Hal demikian dihadapi oleh Nabi dan para sahabatnya dengan

sikap tabah dan sabar. Ini dicontohkan dalam perang Badar yakni kaum

Muslim harus tetap berperang pada bulan suci Ramadhan dan menerima

22

bahwa beberapa sahabat mereka terbunuh saat berperang. Hal ini yang

menjadi nilai perjuangan mereka agar tetap tabah dan sabar dalam

menghadapi sesuatu.

Sikap Bijaksana dan Tegas

Bijaksana dalam mengambil keputusan sebelum melakukan sesuatu. Hal ini

menjadikan setiap umatnya agar berhati-hati dalam bertindak dan

merencanakan sesuatu. Ini dicontohkan dalam perang Badar yakni Nabi

Muhammad SAW melaksanakan musyawarah untuk membentuk strategi

perang. Nabi tidak memutuskan keputusan sendiri bahkan Nabi meminta saran

dari sahabat-sahabatnya untuk kebaikan bersama dalam berperang. Dalam

menghadapi musuh Islam Rasulullah senantiasa bersikap tegas. Untuk

mempertahankan sesuatu yang sudah menjadi hukum Allah. Ini dicontohkan

dalam perang dimana Nabi Muhammad dalam menghadapi musuh dengan

keteguhan hatinya. Melayani serangan musuh untuk mempertahan diri dan

agamanya serta mengagalkan rencana musuh dalam berperang.

Saling Belas Kasihan

Sikap belas kasihan ini dapat dilakukan terhadap sesama hamba Allah,

khususnya uman Muslim. Bentuknya adalah peduli dengan sesama, dalam

penderitaan, kesulitan, bahkan kemenangan. Ini dicontohkan dalam perang

Badar yakni memperlakukan baik para tawanan, dengan tetap mengedepankan

manusiawinya seperti diberikan makanan, pakaian yang layak, dan tempat

tinggal.

Saling Menguatkan dan Menyelamatkan

Sikap ini ialah untuk tidak saling mencari kelemahan dan kesalahan antara

sesama khususnya. Sebaiknya, saling melindungi, saling menguatkan, dan

saling mengamankan dalam bermasyarakat. Ini dicontohkan dalam perang

Badar yakni saling melindungi dan menguatkan antar pasukan. Dengan posisi

yang sudah ditetapkan oleh Nabi.

Saling Berlomba-lomba Dalam Ketaqwa’an

Berlomba-lombalah dalam berbuat baik untuk menuju sikap taqwa kepada

Allah SWT. Karena dengan ketaqwa’anlah yang dapat menjamin kebahagiaan

bagi setiap Muslim baik di dunia dan di akhirat kelak. Ini dicontohkan dalam

23

perang Badar yakni perang yang terjadi menjadi bentuk perjuangan dalam

membela agama Allah dan berjihad untuk mendapatkan kemenangan dunia

dan akhirat.

Akhlak Yang Mulia

Sikap Nabi dengan kepribadian dan prilaku yang sangat baik. Apapun yang

dihadapi dalam kesehariannya menjadi hal positif berperilaku baik, sopan dan

santun terhadap sesama dan berkepribadian yang mulia. ini dicontohkan dalam

perang Badar yakni mengedepankan musyawarah sebelum berperang,

bersikap tenang dalam melakukan sesuatu, bersikap baik terhadap tawanan,

berlaku adil dalam membagi sesuatu, meminta pertolongan kepada Allah dan

tidak menduakan Allah SWT.

Sifat dan sikap Nabi Muhammad SAW inilah yang perlu di realisasikan dalam

kehidupan bermasyarakat. Selain sikap dan sifat Nabi Muhammad SAW dalam

perang Badar, ada beberapa hikmah yang dapat di ambil oleh siswa setelah

mempelajari materi ini, diantaranya :

Perencanaan yang Matang

Perjuangan yang dilakukan Rasulullah SAW, dalam menghadapi berbagai

rintangan patut di contoh. Nabi tidak pernah pasrah begitu saja. Beliau

membuat perencanaan yang matang dengan bermusyawarah dan selalu

mendengarkan pendapat sahabatnya untuk kebaikan, agar halangan dan

rintangan dapat di atasi. Hal ini tentunya dengan terus berdoa kepada Allah

dan yakin pada pertolongannya Allah SWT.

Kerja Sama yang Baik

Kerja sama yang baik dilakukan oleh sahabat Muhajirin dan Anshar. Dengan

perintah Rasulullah SAW mereka bahu membahu dalam memperjuangan

tegaknya ajaran Allah. Kerja sama ini, menjadi isyarat bahwa perjuangan

menegakan Islam dimuka bumi tidak mungkin dilakukan seorang diri. Kerja

sama yang dianjurkan oleh Nabi adalah bagaikan satu bangunan yang saling

melengkapi. Dengan adanya kerjasama yang baik, tentunya sesuatu yang sulit

akan terasa mudah. Menutupi kekurangan sesama dan terus membantum

bergotong royong dalam mengedepankan kebaikan.

24

Keikhlasan

Keikhlasan sangat diperlukan dalam perjuangan, karena keikhlasan akan

memberikan daya dorong kesungguhan dalam berjuang. Dengan demikian,

segala pujian, musibah, dan kesukaran dalam berjuang dapat dihadapi dengan

sabar dan ikhlas, dan segala nikmat yang di peroleh akan selalu di syukuri.

Pengorbanan yang Besar

Dalam berjuang, Nabi dan para sahabatnya tidak hanya mencurahkan pikiran

dan tenaga, tetapi juga harta yang mereka punya untuk memperjuangankan

agama Allah. Orang-orang yang berkorban penuh dengan keikhlasan dijamin

oleh Allah akan terhindar siksa dan dimasukan dalam surga. Dalam berperang

tentunya tenaga dan pikiran menjadi pengorbanan yang besar. Dengan

pengorbanan yang dikeluarkan dan terus yakin akan pertolongan Allah,

tentunya apapun pengorbanan yang kita keluarkan semuanya akan digantikan

oleh Allah yang lebih baik.

Menjalin Persaudaraan

Menjalin persaudaraan ini untuk saling menopang dan saling bahu membahu

dalam melakukan sesuatu. Tanpa persaudaraan, kaum Muslimin tidak berdaya

dan mudah dipermainkan oleh kaum Quraisy. Dengan persaudaraan semua

berjalin dengan baik.

Kebanggaan sebagai Muslim

Persaudaraan yang sedemikian kuat dan kokoh dan berhasil dilakukan oleh

Rasulullah SAW dan para sahabatnya membuat kaum Muslimin semakin

memiliki kebanggaan sebagai Muslim, hal ini menjadi modal yang sangat kuat

dalam sebuah perjuangan. Setelah perang Badar terjadi, betapa

mengagumkannya shalat Idul fitri, mereka keluar dari rumah dengan

meyerukan takbir, tahmid, dan tauhid. Hati mereka dipenuhi kecintaan kepada

Allah yang telah memuliakan umat Muslim dengan nikmat dan

pertolonganNya (Syekh Syafiur, 1993: h.341). ini yang menjadi sebuah

kebanggan dalam umat Muslim akan kecintaan kepada Allah SWT.

Dalam hal inilah yang menjadikan materi ini penting untuk disampaikan kepada

siswa untuk mencari jati diri dalam proses berkembang dan pertumbuhannya.

Dengan hikmah dan nilai-nilai yang dapat menjadi pedoman siswa dalam

25

menanggapi sesuatu dengan baik, berdambak positif, dan mencerminkan

kepribadian yang baik serta dapat memahami dan meneladani sifat-sifat Nabinya

dalam kehidupan sehari-harinya.

II.4 Opini Masyarakat Tentang Materi Perang Badar

Rasa guru kepada siswanya ingin memberikan yang terbaik, baik itu dalam

didikan pembelajaran dan didikan emosional. Bagaimana guru bisa lebih dekat

kepada siswa, karena tanggung jawab sebagai orang tua di sekolah. Guru

memiliki tanggung jawab untuk menuntun atas keberhasilan siswa kelak dimasa

depan nanti. Dalam hal ini Tuti sebagai guru agama kelas sepuluh SMA Pasundan

2 Bandung, menjelaskan tentang materi perang Badar yang dipelajari oleh siswa

bahwa ini penting untuk disampaikan. Dengan alasan ini adalah salah satu

kurikulum pendidikan yang harus disampaikan kepada siswa. Selain

meningkatkan keimanan, penghayatan, dan pengalaman siswa, hal ini menjadi

salah satu tolak ukur pembelajaran siswa untuk kehidupan bermasyarakatnya

(Tuti, 2015).

Seringkali dengan waktu yang singkat dan fasilitas yang kurang mendukung,

menjadi salah satu faktor keterbatasannya dalam metode belajar yang efektif.

Termasuk tidak adanya media pembelajaran tambahan, yang mendukung materi

khususnya tentang perang Badar. Sehingga pencapaian target pembelajaran

tentang perang Badar kurang maksimal (Tuti, 2015).

Pendapat lain yang disampaikan oleh Muslim sebagai guru agama kelas sepuluh

SMK Al-Falah Bandung, menyampaikan bahwa perang Badar ini penting untuk

disampaikan kepada siswa. Karena dalam sejarah perang Badar ini banyak sekali

pesan-pesan yang postif, mulai dari nilai-nilai yang terkandung didalamnya dan

pesan moral lainnya yang dapat siswa lakukan. Hal ini sebagai bentuk penanaman

budi pekerti kepada siswa, agar siswa dapat menjadi pribadi yang berakhlak dan

berkarakter (Muslim, 2015).

Antusias siswa untuk memahami dan mempelajari materi tentang perang Badar

sangat tinggi, hal ini dinilai dari minat siswa yang tinggi untuk mempelajari

materi perang Badar. Selain menambah wawasan tentang dunia Islam, siswa dapat

meneladani sifat dan sikap Nabi Muhammad SAW untuk kehidupan sehari-hari.

26

Dengan metode pembelajaran yang text book yang digunakan dalam pembelajaran

siswa saat ini, berpengaruh terhadap kurangnya daya tarik siswa, untuk

menanggapi materi dan kesulitan untuk memvisualisasikan kejadian tentang

perang Badar.

Dengan metode text book, menjadi salah satu kendala bagi sebagian siswa yang

memiliki kecenderungan tidak suka membaca. Selain itu, mempelajari perang

Badar menjadi hal yang tabu sebagian kecil siswa seperti menganggap

mempelajari materi perang Badar adalah hal yang negatif. Hal ini yang harus

diluruskan dan diberikan arahan mengenai betapa pentingnya untuk mempelajari

materi perang Badar secara mendalam.

II.5 Khalayak Masyarakat Tentang Pembelajaran Perang Badar

Khalayak masyarakat tentang pembelajaran perang Badar, dapat diuraikan sebagai

berikut:

II.5.1 Demografis

Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan

Usia : 16 – 18 Tahun

Usia 16-18 tahun adalah usia rata-rata anak kelas X

(sepuluh). Dimana materi ini diberikan.

Pendidikan : Sekolah Menengah

Tingkat Menengah ini (SMA/SMA-IT/SMK), dipilih

sebagai target audien karena objek penelitian berkaitan

dengan kurikulum pada pelajaran Pendidikan Agama

Islam (PAI) yang ditempuh oleh siswa pada kelas X

(Sepuluh).

Tingkat Sosial : Menengah dan menengah atas

Menurut data yang dikeluarkan oleh Janoe dalam

persentasinya yang berjudul newlanscape of marketing

communication Tingkat sosial kelas menengah ini tingkat

konsumtifnya lebih tinggi dan tingkat mengakses

pencarian informasi yang berkelanjutan. Untuk menengah

atas, tingkat sosial ini cenderung sudah memiliki media

27

elektronik komunikasi baik laptop, komputer, handphone,

dan lainnya yang sudah menjadi dasar gaya hidupnya.

Agama : Islam

II.5.2 Geografis

Wilayah : Kota

Lokasi Kota : Kota-kota besar di Indonesia

Kawasan : Pendidikan

Pemilihan tempat pendidikan di kawasan kota-kota besar,

karena pemilihan ini dilihat dari tingkat sosial yang

dimiliki target audien.

Studi kasus : SMA Pasundan 2 Bandung, SMA Al-Falah Bandung, dan

SMK Al-Falah Bandung.

II.5.3 Psikografis

Usia 16 – 18 tahun ini adalah usia rata-rata anak sekolah kelas X (sepuluh) tingkat

Sekolah Menengah. Dalam usia ini adalah fase perkembangan remaja madya atau

pertengahan dimana dalam fase ini remaja sudah dapat berhubungan dengan

peristiwa-peristiwa menganalisis dan abstrak. Dalam fase ini juga remaja sudah

dapat berfikir abstrak dan memecahkan masalah (Yusuf, 2014).

Pada masa ini remaja mulai tumbuh dalam dirinya dorongan untuk hidup,

kebutuhan untuk memiliki teman yang dapat memahami dan menolongnya. Pada

masa ini juga remaja sebagai masa mencari sesuatu yang dapat dipandang

bernilai. Pada anak laki-laki sering aktif dalam meniru, sedangkan pada anak

perempuan kebanyakan pasif, mengagumi, dan berimajinasi. Pada keduanya

memiliki rasa keingintahuan pada sesuatu, tetapi tidak mengetahui apa yang

diinginkannya (Yusuf, 2014).

Dalam sikap remaja menurut Pikunas (1967) yang mengungkapkan pendapat

Luella Cole yang dikutip oleh Yusuf dalam bukunya yakni kematangan

emosional, pemantapan minat-minat hetero seksual, kematangan sosial,

kematangan intelektual, identifikasi diri.

28

II.6 Ringkasan dan Solusi

Pembelajaran tentang materi cerita perang Badar merupakan salah satu materi

yang penting untuk dipelajari siswa dalam memahami dan meneladani nilai-nilai

yang terkandung dalam cerita perang Badar. Dengan metode pembelajaran text

book yang digunakan dalam pembelajaran siswa saat ini, yang berpengaruh

terhadap kurangnya daya tarik siswa untuk menanggapi materi dan kesulitan

untuk memvisualisasikan kejadian tentang materi perang Badar. Dengan hal ini

tentu perlu adanya media penunjang pembelajaran bagi siswa untuk memudahkan

siswa dalam mempelajari materi cerita perang Badar.

Dengan demikian, maka solusi untuk menjawab permasalahan ini dengan

membuat media penunjang pembelajaran tentang materi perang Badar yang

memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komputer (TIK) yakni melalui

multimedia interaktif. Tujuannya untuk merangsang dan mempengaruhi daya tarik

siswa dalam belajar untuk memahami, meneladani, dan mempelajarinya secara

efektif, dan materi yang disampaikan dapat diterima dengan mudah tanpa adanya

kesulitan dalam memvisualisasikan kejadian.