bab ii hubungan diplomatik amerika serikat dengan …eprints.umm.ac.id/46591/3/bab ii.pdfdalam...

23
29 BAB II HUBUNGAN DIPLOMATIK AMERIKA SERIKAT DENGAN KUBA Dalam bab ini, penulis akan menjelaskan hubungan diplomatik AS-Kuba dengan menggunakan padangan sejarah. Dari awal mula munculnya konflik antara AS-Kuba sampai pada normalisasi hubungan diplomatik kedua negara tersebut. Pada sub bab pertama penulis akan menjelaskan perang dingin dan krisis missil kuba. Karena, keteangan hubungan diplomatik AS dengan Kuba tidak lepas dari kedua peristiwa tersebut. Kemudian pada sub-bab selanjut penulis akan membahas tentang politik isolasionis AS terhadap Kuba. Mulai dari munculnya kebijakan isolasi tersebut pada tahun 1962 sampai pada pencabutan kebijakan tersebut pada tahun 2014. Politik isolasionis tersebut akan dibagi menjadi dua, pada masa perang dingin dan pasca perang dingin. Kebijakan isolasi tersebut akan diambil dari beberapa kepemimpinan Presiden AS. Dari kebijakan isolasi AS tersebut akan menjadi rujukan sub-bab selanjutnya, yaitu bagaimana pandangan Vatikan terhadap hubungan diplomatik AS-Kuba. Setelah membahas pandangan Vatikan, pada sub- bab selanjutnya akan dibahas tentang upaya rekonsiliasi Vatikan dalam hubungan diplomatik AS-Kuba. 2.1. Perang Dingin dan Krisis Misil Kuba Peristiwa perang dingin merupakan kecurigaan dua negara besar antara Uni- Soviet dengan AS atas ideologi yang dimiliki satu sama lain. Kecurigaan itu

Upload: vuonghanh

Post on 13-Aug-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II HUBUNGAN DIPLOMATIK AMERIKA SERIKAT DENGAN …eprints.umm.ac.id/46591/3/BAB II.pdfdalam perang korea ini yang tokoh yang terkenal bukan lagi pemimpin kedua negara nyang berkonflik

29

BAB II

HUBUNGAN DIPLOMATIK AMERIKA SERIKAT DENGAN KUBA

Dalam bab ini, penulis akan menjelaskan hubungan diplomatik AS-Kuba

dengan menggunakan padangan sejarah. Dari awal mula munculnya konflik antara

AS-Kuba sampai pada normalisasi hubungan diplomatik kedua negara tersebut.

Pada sub bab pertama penulis akan menjelaskan perang dingin dan krisis missil

kuba. Karena, keteangan hubungan diplomatik AS dengan Kuba tidak lepas dari

kedua peristiwa tersebut. Kemudian pada sub-bab selanjut penulis akan membahas

tentang politik isolasionis AS terhadap Kuba. Mulai dari munculnya kebijakan

isolasi tersebut pada tahun 1962 sampai pada pencabutan kebijakan tersebut pada

tahun 2014. Politik isolasionis tersebut akan dibagi menjadi dua, pada masa perang

dingin dan pasca perang dingin. Kebijakan isolasi tersebut akan diambil dari

beberapa kepemimpinan Presiden AS. Dari kebijakan isolasi AS tersebut akan

menjadi rujukan sub-bab selanjutnya, yaitu bagaimana pandangan Vatikan terhadap

hubungan diplomatik AS-Kuba. Setelah membahas pandangan Vatikan, pada sub-

bab selanjutnya akan dibahas tentang upaya rekonsiliasi Vatikan dalam hubungan

diplomatik AS-Kuba.

2.1. Perang Dingin dan Krisis Misil Kuba

Peristiwa perang dingin merupakan kecurigaan dua negara besar antara Uni-

Soviet dengan AS atas ideologi yang dimiliki satu sama lain. Kecurigaan itu

Page 2: BAB II HUBUNGAN DIPLOMATIK AMERIKA SERIKAT DENGAN …eprints.umm.ac.id/46591/3/BAB II.pdfdalam perang korea ini yang tokoh yang terkenal bukan lagi pemimpin kedua negara nyang berkonflik

30

mengakibatkan AS dengan Uni-Soviet merasa saling terancam satu sama lain. Rasa

terancam dipengaruhi oleh penyebaran ideologi antara AS-Uni Soviet. AS yang

menyebarkan ideologi liberalismenya sedangkan Uni Soviet menyebarkan ideologi

sosialisme-komunisme.

Pada masa perang dingin kondisi politik internasional terbagi kedalam dua

Blok, Blok Timur dengan Blok Barat. Perang dingin ini sebagai dampak dari perang

dunia II. Pada waktu perang dunia II AS dengan Uni-Soviet sebagai “kawan”

namun disisi lain keduany menyimpan kecurigaan satu sama lain. AS telah lama

mewaspadai komunisme Soviet dan perihatin terhadap kepemipinan Joseph Stalin

yang haus darah di negerinya sendiri. Sedangkan Soviet membenci penolakan AS

selama puluhan tahun untuk memperlakukan Dia sebagai bagaian dari komunitas

internasional serta keterlambatan memasukji perang dunia II. Sesuatu yang mereka

rasakan selama perang dunia II tersebut menjadi rasa terancam sata sama lain dan

permusuhan yang luar biasa. Ekspasi Soviet pasca perang di Eropa Timur

berdampak pada khawatiran AS yaitu rencana Soviet untuk menguasai dunia.

Sementara Soviet, sangat iri dengan semangat AS dalam penumpukan senjata dan

pendekatan dengan dunia internasional melalui intervensi24.

Situsi politik internasional yang didominasi Soviet dengan AS

mengakibatkan hampir seluruh negara-negara di dunia terseret ke dalam persaingan

kekuatan tersebut salah satunya adalah perang korea. Perang korea yang terjadi

pada tahun 1950 dan berakhir 1953 menjadi lahan subur bagi AS dengan Soviet

24 History, Cold War History, diakses dalam https://www.history.com/topics/cold-war/cold-war-

history (15/03/2019,9:36 WIB)

Page 3: BAB II HUBUNGAN DIPLOMATIK AMERIKA SERIKAT DENGAN …eprints.umm.ac.id/46591/3/BAB II.pdfdalam perang korea ini yang tokoh yang terkenal bukan lagi pemimpin kedua negara nyang berkonflik

31

untuk mengadu kekuatan satu sama lain. Perang tersebut merupakan peristiwa yang

yang diperintahkan oleh sekutu masing masing negara. Korea selatan (korsel) yang

di dukung oleh Sovie berserta sekutunya yaitu China. Sedangkan, Korea Utara

(korut) di sokong oleh AS beserta aliansinya dibawah naungan PBB. Maka dari itu

dalam perang korea ini yang tokoh yang terkenal bukan lagi pemimpin kedua

negara nyang berkonflik tetapi Harry S. Truman, Dweight Eisenhower (AS), Mao

Zedong (China) dan Joseph Stalin (Soviet)25. Selain itu juga, Eropa menjadi arena

persaingan kekuatan antara AS dengan Soviet, meskipun konflik kedua negara

tersebut menjalar keseluruh penjuru dunia. AS denngan Uni-Soviet memusatkan

kekuatan kolektif militernya di Eropa. Uni-Soviet menggunakan kekuatan

nuklirnya untuk mengancam negara-negara di Eropa Barat untuk mengimbangi

kekuatan AS di kawasan tersebut. Akibat perimbangan kekuatan kedua negara,

menjadikan kawasan ini sebagai pusat ketegangan perang dingin. Perimbangan

kekuatan di Eropa barat ini manjadi cikal bakal terbentuknya NATO dimana AS

mengajak sekutu-sekutunya untuk beraliansi ke dalam organiasi tersebut guna

untuk mengimbangi kekuatan Soviet dikawasan tersebut.

Menurut para sejarawan bahwa perang dingin sebenarnya tidak akan

menjadi ketegangan internasional, jika Presiden Roosevelt tidak meninggal dunia

pada April 1945 karena Ia dipandang mampu untuk menyelesaikan perang dan

dalam menciptakan perdamaian. Sementara, penggantinya dinilai tidak memiliki

kemampuan yang sama dengan Presiden Roosevelt mengatasi permasalahan yang

25 The Korea War, The Cold War and The Crisis in Korea, Australian Goverment Department of

Veterans Affairs, diakses dalam https://anzacportal.dva.gov.au/history/conflicts/korean-

war/korean-war/cold-war-and-crisis-korea (15/03/2019,10:41 WIB)

Page 4: BAB II HUBUNGAN DIPLOMATIK AMERIKA SERIKAT DENGAN …eprints.umm.ac.id/46591/3/BAB II.pdfdalam perang korea ini yang tokoh yang terkenal bukan lagi pemimpin kedua negara nyang berkonflik

32

dihadapi AS dengan Uni-Soviet. Pasca kepemimpinan Roosevelt, AS mempunyai

keinginan untuk membatasi kekuatan Rusia dan memperluas pengaruh AS yang

sesuai dengan kepentingan tradisionalnya26.

Harry S Truman sebagai pengganti Roosevelt selama konferensi Postdam

1945 memperlihatkan sikap yang tegas terhadap Uni-Soviet. Disisi lain Truman

menginginkan dijatuhkannya bom atom terhadap Jepang untuk mengakhiri perang

yang mana tindakan tersebut untuk menunjukkan politik luar negeri AS yang selalu

terbuka. Sikap kecurigaan AS terhadap Uni-Soviet juga diperlihatkan oleh Mentri

Luar Negeri AS James Byrnes, Ia mengeluarkan pernyataan bahwa Jepang harus

dikalahkan oleh AS sebelum dikalahkan oleh Uni-Soviet tujuannya adalah Untuk

membatasi pengaruh Uni-Soviet dan Eropa Timur. Tindakan AS untu membatasi

pengaruh Uni-Soviet dengan Eropa Timur ditandai dengan dijatuhkannya bom

atom di Jepang oleh AS27.

Sebelum menjelaskan krisis misil kuba penulis akan menjelaskan mengenai

Proxy War. Proxy War merupakan perang kedua pihak yang menggunakan pihak

ketiga sebagai wilayah pertempuran28. Proxy yang digunakan dalam konflik perang

dingin diantaranya Afghanistan, Vietnam, Korea, Angola, Timur Tengah, dan

amerika Latin. Proxy yang digunakan di Amreka Latin terletak di wilayah Kuba.

26 Nana Supriatna, Kapita Selekta Sejarah Amerika Universitas Pendidikan Indonesia, diakses dalam

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/196110141986011-

NANA_SUPRIATNA/Bangsa_Amerika/BAB_XI.Bangsa_Amerika.pdf (23/ 05/ 2018, 12:28 WIB)

hal. 133 27 Ibid 28 Amalia Mastur, 2017, International Relations Student, Perang Dingin dan Diplomasi. Diakses

dalam http://amaliamastur-fisip13.web.unair.ac.id/artikel_detail-117870-Sejarah%20Diplomasi-

Perang%20Dingin%20dan%20Diplomasi.html (28/ 09/ 2018), 12:54 WIB)

Page 5: BAB II HUBUNGAN DIPLOMATIK AMERIKA SERIKAT DENGAN …eprints.umm.ac.id/46591/3/BAB II.pdfdalam perang korea ini yang tokoh yang terkenal bukan lagi pemimpin kedua negara nyang berkonflik

33

Pada masa perang dingin wilayah Kuba sebagai arena konflik antara AS dan Uni

Soviet yang dikenal dengan peristiwa krisis misil kuba.

Peran Fidel Castro dalam krisis missil kuba digantikan oleh Nikita

Khruschev castro hanya menjadi bayangan saja. Ketegangan hubungan diplomatik

AS dengan Kuba menjadi kesempakatan bagi Soviet untuk melanjutkan konfrontasi

perang dingin yang pernah terjadi berbagai negara. kegagalan AS dalam invasi

Teluk Babi 1961 sebagai upaya menggulinkan Fidel Castro membuka peluang bagi

Soviet untuk menawarkan pemasangan Rudal di Kuba. Tujuan pemasangan rudal

tersebut untuk mengantisipasi adanya invasi kedepannya. Kerjasama antara Fidel

Castro dengan khruschev dalam pembangunan rudal di Kuba mendapatkan respon

dari Jhon F Kennedy. Respon tersebut berbentuk peringatan publik tentang tindakan

Soviet memberikan bantuan senjata pertahanan ke Kuba. Selain itu juga, Kennedy

mengirim surat kepada Khruschev bahwa AS tidak mengijinkan senjata senjata

ofensif yang dikirimkan ke Kuba dari Soviet dan menunut agar membongkar

pangkalan-pangkalan rudal yang dibangun di Kuba, baik yang kondisinya masih

dalam proses penyelesaian maupun yang sudah selesai29.

Ketegangan AS dengan Soviet dalam fenomena krisis missil Kuba ada

faktor kesengajaan yang dilakukan oleh Kruschev, artinya Perdana Menteri Soviet

tersebut memang menghendaki/ menginginkan memanasnya hubungan kedua

negara di kawasan Amerika. Ada rumor yang muncul bahwa Khruschev akan

membuat langkah khusus yang dapat menyebabkan perang dingin menjadi lebih

29 Office of The Historian, The Cuban Missile Crisis October 1962, Department of State United

State America, diakses dalam https://history.state.gov/milestones/1961-1968/cuban-missile-crisis

(16/03/2019,08:14)

Page 6: BAB II HUBUNGAN DIPLOMATIK AMERIKA SERIKAT DENGAN …eprints.umm.ac.id/46591/3/BAB II.pdfdalam perang korea ini yang tokoh yang terkenal bukan lagi pemimpin kedua negara nyang berkonflik

34

menegangkan. Disisi lain juga, kesepakatan Khruschev dengan Castro dalam

pembangunan rudal di Kuba sebagai respon terhadap pembangunan nuklir AS di

deket Soviet30.

Situasi krisis missil kuba berubah secara derastis ketika Kennedy menerima

laporan dari Jhon Scali Koresponden ABC News. Jhon Scali mengatakan bahwa Ia

didekati oleh agen Soviet dan menyarankan bahwa kesepakatan damai antara AS

dengan Soviet bisa dicapai dengan salah satu sarat AS harus berjani tidak akan lagi

menyerang Kuba dan sebagai imbalannya pangkalan-pangkalan rudal yang sudah

dan sedang dibangun di negara pulau tersebut akan dipindahkan. Khruschev sendiri

sudah mengirim pesan kepada Kennedy sebelum laporan yang dilakukan oleh Jhon

Scali kepada Gedung Putih. Khruschev mengajak kennedy melalui suratnya untuk

menyudahi ketegangan diantara AS dengan Kuba dengan cara mengendorkan

kekuatan masing-masing negara. AS dengan Soviet bersepakat untuk menarik rudal

mereka. AS akan membongkar rudal mereka yang berada di Turki. Sedangkan

Soviet akan membongkar rudalnya yang ada di Kuba31.

2.2 Politik Isolasionis Amerika Serikat Terhadap Kuba Pada Masa Perang

Dingin

Keinginan AS untuk menguasai Kuba dibawah kepemimpina Dwight

Eissenhower nampaknya gagal dikarenakan terjadi revolusi besar-besaran yang

30 Emirald Junior, 2017, OKEZONE NEWS, HISTORIPEDIA: Krisis Rudal Kuba Panaskan Dingin

dan Nyaris Cetuskan Konflik Nuklir, diakses dalam

https://news.okezone.com/read/2017/10/13/18/1794814/historipedia-krisis-rudal-kuba-panaskan-

perang-dingin-dan-nyaris-cetuskan-konflik-nuklir (10/07/2018, 23:18 WIB) 31 Loc. Cit. Office of The Historian.

Page 7: BAB II HUBUNGAN DIPLOMATIK AMERIKA SERIKAT DENGAN …eprints.umm.ac.id/46591/3/BAB II.pdfdalam perang korea ini yang tokoh yang terkenal bukan lagi pemimpin kedua negara nyang berkonflik

35

terjadi negara pulau tersebut pada tahun 1959. Dalam revolusi yang terjadi di Kuba,

dimana aset aset yang dimiliki AS di nasionalisasikan oleh pemimpin revolusioner

yaitu Fidel Castro. Melihat kondisi tersebut membuat Eissenhower mengeluarkan

sanksi ekonomi terhadap Kuba. AS menyampaikan secara terbuka akan mencegah

segala bentuk pinjaman dari Eropa maupun Kanada. Perserikatan bank-bank di

eropa membatalkan rencananya untuk meminjamkan uang kepada Kuba karena

tekanan AS32. Disisi lain juga , AS mengurangi pembelian gula dari Kuba, namun

kemudian hal tersebut menjadi kesempatan bagi Soviet. Saat AS mengurangi

pembelian gula dari Kuba Soviet datang untuk menawarkan kerjasama menegenai

pertukaran barang antara gula dengan minyak mentah33.

Adanya kerjasama antara Soviet dengan Kuba juga menjadi salah satu

penyebab kebijakan AS untuk mutuskan hubungan diplomatik dengan negara pulau

tersebut34. Hal tersebut juga berimbas pada kekhawatiran AS akan pengaruh Soviet

di kawasan amerika. Dalam tinjauan geopolitik, Kuba merupakan negara yang

strategis bagi Soviet maupun AS karena potensi yang dimiliki35. Sehingga

keberadaaan Soviet di Kawasan Amerika membawa dunia pada ambang

kehancuran karena fenomena krisis rudal yang terjadi kawasan tersebut.

Saat AS dibawah kepemimpinan Kennedy inilah embargo secara total

diberlakukan. AS mengancam siapa saja yang berhubungan dengan Kuba akan

diberikan sanksi. Negara yang tidak demokratis dan berhubungan dengan Kuba

32 Op. Cit., Rahmad Faizal Reza. Hlm. 34-35 33 Op. Cit., Sheila Paramitha. Hlm. 26 34 Ibid. 35 Op. Cit., Rahmad Faizal Reza. Hlm. 37

Page 8: BAB II HUBUNGAN DIPLOMATIK AMERIKA SERIKAT DENGAN …eprints.umm.ac.id/46591/3/BAB II.pdfdalam perang korea ini yang tokoh yang terkenal bukan lagi pemimpin kedua negara nyang berkonflik

36

akan AS tidak akan segan-segan memberikan sanksi politik, ekonomi, militer. Pada

tahun 1962 AS menekan Kuba dengan cara mengajak negara-negera yang

tergabung dalam anggota OAS (Organization of American States) untuk sama-sama

memberikan sanksi terhadap Kuba dan mengeluarkannya dari OAS. Ajakan AS

tersebut direspon oleh negara-negara di Kawasan Amerika Tengah, Karibia, dan

Amerika Latin. Atas inisiasi Venezuela, pada tahun 1964 para menteri luar negeri

OAS mengadakan pertemuan di Washington yang menghasilkan negara-negara

Amerika Latin dalam pertemuan tersebut melakukan kesepakatan untuk memutus

hubungan politik dan kerjasama ekonomi dengan Kuba. Lima belas negara Amerika

Latin mengikuti keputusan ini kecuali Meksiko, Chili, Bolivia, dan Uruguay. Akan

tetapi Meksiko pun ikut melakukan pemutusan hubungan diplomatik, ekonomi, dan

perdangan dengan Kuba, karena atas desakan AS36.

Sebagai respon atas tindakan Fidel Castro yang manasionalisasi aset aset

yang dimiliki AS , kennedy memberikan sanksi ekonomi terhadap Kuba. Semua

barang yang di dalammnya terdapat kandungan material yang datang dari Kuba

dilarang untuk diperdagangkan. Selain itu juga, Kennedy melarang negara-negara

di dunia untuk memberikan bantuan terhadap Kuba, hal ini Ia sampaikan kepada

negara-negara Amerika Latin dan anggota NATO. Tidak hanya itu saja, Kennedy

juga melarang warga AS untuk mengunjungi Kuba37

Pada tahun 1963-1969 kebijakan sanksi ekonomi AS terhadap Kuba masih

sama walaupun berbeda presiden. Kebijakan AS dibawah kepemimpinan Lyndon

36 Op. Cit., Nidda Ilmiah. Hlm. 38 37 Op. Cit. Rahmad Faizal Reza. Hlm. 39

Page 9: BAB II HUBUNGAN DIPLOMATIK AMERIKA SERIKAT DENGAN …eprints.umm.ac.id/46591/3/BAB II.pdfdalam perang korea ini yang tokoh yang terkenal bukan lagi pemimpin kedua negara nyang berkonflik

37

B. Jhonson mengenai sanksi embargo dengan Kuba cenderung sama dengan

pemerintahan Kennedy. Johnson tetap mengunakan OAS untuk mengisolasi Kuba

sebagai upaya untuk menggulingkan rezim Castro. Johnson melihat agar sanksi

ekonomi AS terhadap Kuba semakin menekan yaitu dengan cara melarang

pengiriman makanan ke Kuba. Johnson juga berupaya menghentikan penjualan

nikel dari Erop Barat dan Soviet38.

Ketika AS berada dibawah kepemimpinan Richard M., Nixon pada tahun

1969-1974 lebih fokus pada kerjasama antara Soviet dengan Kuba. Melihat

aktivitas Soviet dengan Kuba dalam kerjasama nikel yang mengalami kemajuan

membuat Richard M. Nixon mengeluarkan peraturan tentang ekspor impor nikel

yang dikirim langsung maupun tidak langsung dari Kuba ke Soviet di bawah

kendali Bea Cukai. Richard M, Nixon juga mnegeluarkan peraturan yaitu warga AS

dilarang aktif dalam perdagangan barang dan jasa keluar negeri, terkecuali

mendapatkan izin dari yang berwenang39.

2.3 Politik Isolasionis Amerika Serikat Terhadap Kuba Pasca Perang Dingin

Pada masa kepemimpinan George H. W. Bush Kebijakan isolasi AS

terhadap Kuba bisa dikatakan paling signifikan, karena mengisolasi Kuba dari

negara-negara lain yang berada dibawah komando AS. Bush mengeluarkan

kebijakan Cuban Democracy Act untuk menekan Kuba melalui negara-negara lain

dengan cara melarang berkerjasama dengan Kuba. Bush juga mengancam kepada

38 Ibid. Hlm. 42 39 Ibid. Hlm. 44

Page 10: BAB II HUBUNGAN DIPLOMATIK AMERIKA SERIKAT DENGAN …eprints.umm.ac.id/46591/3/BAB II.pdfdalam perang korea ini yang tokoh yang terkenal bukan lagi pemimpin kedua negara nyang berkonflik

38

mereka yaitu akan diberikan sanksi kalau mengimpor barang yang mengandung

material dari Kuba. Selain kebijakan itu digunakan untuk menekan Kuba, juga

untuk menekan kuba agar supaya melakukan pemilihan yang demokratis,

menghormati hak asasi manusia, dan menjalankan ekonomi pasar bebas40.

Pada tahun 1982 Pemerintah Kuba telah mendorong investasi asing, akan

tetapi terhalang kebijakan AS tersebut, yang membuat peluang bisnis bagi asing di

Negara sosialis itu tidak begitu signifikan sampai pada tahun 1990. Tindakan

pemerintah Kuba mendorong investasi asing karena dampak dari mulai merosotnya

Uni-Soviet. Sedangkan, Uni-Soviet mengalami kemerosotan mulai pada tahun

1970an, kekuatan-kekutan produktif Uni-Soviet mulai tidak bisa lagi

berkembang41. Sejak Kuba konflik dengan AS, Uni-Soviet sebagai salah satunya

negara rekan kerjasama Kuba untuk menopang kondisi ekonomi domestiknya.

Akan tetapi Uni-Soviet tidak bisa menjadi harapan bagi Kuba, karena tidak

selamanya bisa menjadi rekan kerja akibat kemandegan ekonomi, disisi lain

kebijakan isolasi AS terus berjalan dan semakin menigkat, sehingga Kuba

mengalami keterpurukan.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1990 mengadakan voting

tentang sanksi ekonomi AS terhadap Kuba agar supaya diakhiri sebagai dukungan

untuk mengakhiri oragnisasi internasional tersebut. hasil dari voting tersebut 59

negara yang mendukung, tiga negara yang menentang yaitu (Israel, AS, dan

40 Fitriyanto, Intervensi AS Ke Kuba: Studi Tentang Embargo Ekonomi dan Implikasi Politik

Terhadap Pemerintahan Fidel Castro, Surakarta: Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sebelas maret, 2011, Hlm. 50, Skripsi dalam

https://eprints.uns.ac.id/5811/1/188281011201112421.pdf (16/ 02/ 2019, 13: 35 41 Leon Trotsky, 2010, Revolusi Yang Dikhiniati: Sebab-Sebab Kebangkrutan Uni-Sovyet,

Magelang, Resist Book. Hlm.

Page 11: BAB II HUBUNGAN DIPLOMATIK AMERIKA SERIKAT DENGAN …eprints.umm.ac.id/46591/3/BAB II.pdfdalam perang korea ini yang tokoh yang terkenal bukan lagi pemimpin kedua negara nyang berkonflik

39

Rumania), 79 negara tidak memberikan suara. Departemen luar negeri AS

mengatakan bahwa tindakan Fidel Castro dalam menasionalisasi aset aset yang

dimiliki AS di Kuba dan tidak mau mengganti rugi merupakan tindakan yang

melanggar hukum internasional. Hal tersebut sebagai dalih AS untuk membantah

dukungan PBB dalam mengakhiri sanksi ekonomi AS terhadap Kuba42.

Kebijakan isolasi AS terhadap Kuba di bawah kepemimpinan Bill Clinton

cenderung lebih memperketat kebijakan tersebut yang sudah diberlakukan

sebelumnya. Pada masa pemerintahan ini AS mengeluarkan kebijakan terkait

Undang-Undang kemerdekaan Kuba dan Solidaritas Demokrasi Helms-Burton Act

pada tahun 1996. Helm-Burton Act ini berisi penolakan terhadap adanya usaha Fidel

Castro untuk menaikkan investasi di negaranya. Selain itu juga, memungkinkan AS

untuk memperbolehkan warga asing atau poerusahaan untuk menggunakan

property yang pernah dimiliki dan melarang Kuba mengambil alih dan

menggunakan properti milik AS melalui perusahaan mereka43. Berbagai negara

dipengaruhi oleh Helms-Burton Act terkait kepentingan bisnis, perjanjian

perdagangan, dan perjanjian internasional. Tidak sedikit juga negara yang

menentang/mengecam kebijakan AS ini, dikarenakan hal tersebut melanggar

perjanjian perdagangan internasional. Beberapa negara yang mengecam Helm-

Burton Act termasuk Kawasan Uni Eropa serta Kanada dan Meksiko merespon

dengan memblokir kebijakan tersebut44.

42 Op. Cit. Rahmad Faizal Reza. Hlm. 56 43 Op. Cit., Nidda Ilmiah. Hlm. 40 44 Ibid. Hlm. 44

Page 12: BAB II HUBUNGAN DIPLOMATIK AMERIKA SERIKAT DENGAN …eprints.umm.ac.id/46591/3/BAB II.pdfdalam perang korea ini yang tokoh yang terkenal bukan lagi pemimpin kedua negara nyang berkonflik

40

Helms-Burton Act berisi 4 pasal. Pertama, menegaskan keinginan AS

memperkuat embargo ekonominya terhadap Kuba pada era pemerintahan Fidel

Castro. Dalam kegiatan bertujuan antara lain memotong bantuan ekonomi dan

perdagangan terhadap Kuba, menentang Kuba di lembaga-lembaga keuangan

internasional dan menginstruksikan direktur eksekutif AS di masing-masing

lembaga untuk menentang pengakuan Kuba sebagai anggota lembaga.

Keanggotaan Kuba dilarang dalam lembaga Dana Moneter Internasional, Bank

Internasional untuk Rekonstruksi dan pembangunan, Asosiasi Pembangunan

Internasional, Korporasi Keuangan Internasional, Multilateral Investment

Guarantee Agenc, dan Bank pembangunan Inter-Amerika. Setiap peminjaman atau

bantuan yang diberikan oleh lembaga-lembaga tersebut kepada pemerintahan Kuba

akan mengakibatkan denda dan pemotongan jumlah dan yang sama oleh AS.

Permberlakukan denda juga diberikan kepada perusahaan asing yang melakukan

bisnis di Kuba.45

Kedua, menetapkan pemberian bantuan ke Kuba dengan Persyaratan

bersedia mengubah sistem pemerintahan. Hal ini telah menjadi tekad Presiden Bill

Clinton dengan persetujuan kongres untuk mengangkat atau menangguhkan

embargo ekonomi terhadap Kuba setelah diadakan pemilihan pemerintahan terpilih

secara demokratis di Kuba. Persyaratan pengangkatan embargo cukup jelas dengan

dilakukannya transisi pemerintahan Kuba secara demokratis. Selain itu juga,

pemerintah Kuba dituntut untuk mengembalikan asset kekayaan AS yang sudah

disita dan dinasionalisasikan oleh pemerintah Kuba. Berdasarkan persyaratan diatas

45 Ibid. Hlm. 45

Page 13: BAB II HUBUNGAN DIPLOMATIK AMERIKA SERIKAT DENGAN …eprints.umm.ac.id/46591/3/BAB II.pdfdalam perang korea ini yang tokoh yang terkenal bukan lagi pemimpin kedua negara nyang berkonflik

41

apabila Kuba bersedia maka pemerintah AS akan memberikan bantuan secara

ekonomi seperti makanan, obat-obatan, peralatan medis, dan akses transisi

pemerintahan Kuba kea rah demokratis. Setelah proses transsisi pemerintahan

dilakukan maka AS akan memberikan kebebasan terhadap warga Kuba dan AS

akan melakukan perjalanan mengunjungi kerabat mereka tanpa batas.46

Ketiga, menjelaskan mengenai perlindungan atas hak milik nasional AS. AS

memberikan kompensasi dan memungkinkan warga negaranya maupun perusahaan

asing untuk menuntut adanya asset kekayaan AS yang sebelumnya telah

dinasionalisasikan oleh pemerintah Kuba. Dengan adanya ketetuan ini diduga untuk

mencegah adanya investasi asing di Kuba.47

Keempat, AS menegaskan menentang keanggotaan Kuba dilembaga-

lembaga keuangan internasional dan mengumumkan larangan dukungan keuangan

bagi negara Kuba. AS mengadakan pengecualian maupun pengusiran bagi warga

asing yang mengadakan kerjasama dengan Kuba yang berhubungan secara

langsung bagi AS entah itu warga AS maupun warga asing.48

Hubungan AS dengan Kuba dibawah kepemimpinan George W. Bush dan

Bill Clinton tidak ada perbedaan. Bush mulai menjabat sebagai Presiden AS pada

tahun 2000. Mengenai kebijakan isolasi ini, pemerintahan Bush lebih

memperkuatnya tujuannya sama dengan Pemerintahan Clinton yaitu untuk

menekan rezim Fidel Castro agar berubah pada sistem politik yang baru yang

bersifat demokratis. Setelah perayaan kemerdekaan Kuba (20 Mei) Presiden Bush

46 Ibid. Hlm. 46 47 Ibid. 48 Ibid. Hlm. 47

Page 14: BAB II HUBUNGAN DIPLOMATIK AMERIKA SERIKAT DENGAN …eprints.umm.ac.id/46591/3/BAB II.pdfdalam perang korea ini yang tokoh yang terkenal bukan lagi pemimpin kedua negara nyang berkonflik

42

mengeluarkan pernyataan “pemerintahan saya akan menentang setiap upaya untuk

melemahkan sanksi ekonomi terhadap Kuba sampai rezimnya bersama AS

bersepakat untuk membebaskan tahanan politik memegang pemilu yang bebas dan

demokratis dan memungkinkan kebebasan untuk berbicara” Bush menegaskan

komitmennya terhadap penerapan kebijakan Helm’s Burton Act yang dicetuskan

oleh pemerintahan Clinton. Hal inilah yang mendasari kenapa Penulis mengatkan

bahwa kebijakan AS terhadap Kuba pada Pemerintahan Bill Clinton dengan George

W. Bush tidak ada perbedaan. Commision for Assistance to a Free Cuba (CAFC)

yang termasuk yang termasuk anggota kabinet presiden akan melakukan

pengetaatan embargo secara lebih tinggi untuk mendorong transisi pemerintahan

Kuba.49

Presiden Bush pertama kalinya mengabaikan pasal III yang tercantunm

dalam Helms Burton Act terkait kebutuhan untuk internasionalisasi dengan Kuba

atas tekanan dari Kanada dan negara-negara Eropan Lainnya dengan alasan bahwa

kebijakan kebijakan tersebut merupakan pelanggaran hak asasi manusia, tetapi

selang beberapa hari Presiden Bush memutuskan untuk menegakkan kembali

embargo terhadap Kuba dengan menegaskan OFAC (Office of Foreign Assets

Control) untuk mengaktifkan undang-undang pelanggaran isnpeksi bandara bagi

wisatawan Kuba-AS yang tiba dari Kuba. Pada tahun 2004 Presiden Bush

memerintahkan CAFC (Commision for Assistance to A Free Cuba) untuk

memperketat aturan akses perjalanan dan pengiriman uang terhadap pemerintahan

49 Ibid. Hlm. 49

Page 15: BAB II HUBUNGAN DIPLOMATIK AMERIKA SERIKAT DENGAN …eprints.umm.ac.id/46591/3/BAB II.pdfdalam perang korea ini yang tokoh yang terkenal bukan lagi pemimpin kedua negara nyang berkonflik

43

Kuba. Bahkan relaksasi penjualan produk pertanian dari AS ke Kuba dalam kongres

tidak ada perubahan apapun50.

Ketika AS berada dibawah kepemimpinan Barack Obama terjadi perubahan

arah politik luar negeri terhadap Kuba. Pada pemerintahan sebelumnya lebih

memperketat kebijakan isolasionis terhadap Kuba. Sedangkan pada masa Obama

lebih mengedepankan Engagement. Kebijakan isolasi yang diterapkan oleh

pemerintahan sebelumnya gagal untuk merubah situasi dan kondisi yang sesuai

dengan kepentingan nasional AS. Selain gagal untuk merubah situasi di Kuba,

kebijakan isolasi tersebut akan membuat citra AS jelek dimata internasionalyang

akan dipandang sebagai negara yang arogan dan mengancam keamanan nasional.

Hal inilah yang menjadi pertimbangan bagi Obama atas perubahan politik luar

negeri AS terhadap Kuba. Barack Obama sukse meyakinkan Eksekutif dan Kongres

walaupun tidak semuanya setuju bahwa untuk merubah ideologi Kuba yang tetap

bertahan kurang lebih setangah abad sangatlah tidak mudah dan negara sosialis ini

sudah tidak lagi menjadi ancaman keamanan nasional AS serta kebijakan

Isolasionis yang sudah tidak efektif. Oleh sebab itu, Barack Obama memutuskan

untuk merubah pendekatan AS terhadap Kuba dari Isolasionist menjadi

Engagement. Salah satu pendekatan kebijakan Engagement adalah membukan

negosiasi dengan Kuba.51

50 Ibid. Hlm. 50-51 51 Austra Radityakanigara Basuki, Perubahan kebijakan Luar Negeri AS di Balik Normalisasi

Hubungan Diplomatik Dengan Kuba, Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Airlangga. Diakses

dalam http://repository.unair.ac.id/69750/3/JURNAL_Fis.HI.16%2018%20Bas%20p.pdf

(03/10/2018, 13:48 WIB)

Page 16: BAB II HUBUNGAN DIPLOMATIK AMERIKA SERIKAT DENGAN …eprints.umm.ac.id/46591/3/BAB II.pdfdalam perang korea ini yang tokoh yang terkenal bukan lagi pemimpin kedua negara nyang berkonflik

44

Engagement Policy sebagai landasan Kebijakan-kebijakan AS dan yang

diyakini menjadi salah satu faktor berhasilan dan menjadi salah satu pendorong

normalisasi dengan Kuba. Dibawah kepemimpinan Barack Obama pemerintah

ditekankan AS untuk memperluas dan mempromosikan hubungan AS dengan Kuba

yang bertujuan memajukan kepentingan bersama, dan meningkatkan perekonomian

melalui sektor kunjungan, perdagangan, dan arus informasi yang bersifat dua arah.

Ada dua tujuan dari arah politik luar negeri Barack Obama. Pertama, untuk

membantu masyarakat Kuba mencapai kehidupan yang lebih baik. Kedua, untuk

mendorng adanya kerjasama sebagai mitra dikawasan yang mampu untuk bekerja

dengan AS dalam menghadapi dan menangani permasalahan-permasalahan yang

ada di kawasan seperti perubahan iklim, penyakit, dan perdagangan gelap.

Kebijakan ini bertujuan untuk menciptakan kesempatan ekonomi bagi masyarakat

kuba, memperkuat keamanan dan pertahanan nasional membangun kembali

kerjasama dalam bidang kesehatan, penegakan hukum, dan migrasi,

mempromosikan penghormatan terhadap hak asasi manusia.52

2.4. Hubungan Amerika Serikat Dengan Kuba Dalam Pandangan Vatikan

Sebelum jauh membahas tentang bagaimana pandangan Vatikan terhadap

konflik AS-Kuba, perlu diketahui tujuan politik luar negeri Vatikan. Vatikan adalah

negara yang unik, Ia tidak memiliki kekuatan militer, ia tidak mencari kepentingan

perdagangan, seperti yang biasanya dilakukan oleh negara-negara lain. Tujuan

politik luar negeri Vatikan adalah untuk mempromosikan nilai-nilai perdamaian,

52 Ibid.

Page 17: BAB II HUBUNGAN DIPLOMATIK AMERIKA SERIKAT DENGAN …eprints.umm.ac.id/46591/3/BAB II.pdfdalam perang korea ini yang tokoh yang terkenal bukan lagi pemimpin kedua negara nyang berkonflik

45

keadilan, dan kepentingan bersama bagi seluruh masyarakat di dunia yang

didasarkan pada prinsip moralitas dan dogma gereja katolik. Tujuan tersebut

menurut Vatikan merupakan prasysarat terjalinnya dan kerjasama di lingkungan

internasional. Prinsip moralitas menjadi nilai ideal untuk menyelesaikan

permasalah dengan cara cara damai apabila terjadi perselisihan antar negara.

Melalui politik luar negerinya, Vatikan membawa pesan-pesan perdamaian karena

hal tersebut merupakan kunci utama dari dogma Gereja Katolik itu sendiri.

Pandangan Vatikan yang tertuang dalam Ajaran Sosial Gereja (ASG) pasal

507 menjelaskan bahwa embargo ekonomi memerlukan batas waktu dan tidak

dibenarkan jika memberikan dampak yang tidak pandang bulu akibat dari sanksi-

sanksi yang diberikan53. Maka dari itu, Vatikan merasa perlu terlibat dalam konflik

AS dengan Kuba untuk mencetuskan upaya dialog sebagai upaya normalisasi

hubungan kedua negara tersebut. Vatikan dengan tegas menentang embargo yang

dilakukan oleh AS dan sikap egosentrisme pemerintah Kuba yang menolak

bantuan-bantuan dari negara lain yang memberikan dampak negatif terhadap rakyat

Kuba.

Kebijakan embargo merupakan sebuah pemaksaan terhadap kuba tujuannya

adalah agar negara sosialis tersebut membuka dirinya pada nilai-nilai demokrasi

tidak idealis dengan paham sosialisnya. Kebijakan tersebut dinilai akan mengubah

sistem pemerintahan Kuba, pada keyataanya berdampak pada kemiskinan sebagian

besar masyarakat Kuba. Vatikan mendesak AS dibawah kepemimpinan Bill Clinton

53 Konferensi Wali Gereja Indonesia. Kopendium Ajaran Sosial Gereja, Jakarta: Konferensi Wali

Gereja. Hlm. 346

Page 18: BAB II HUBUNGAN DIPLOMATIK AMERIKA SERIKAT DENGAN …eprints.umm.ac.id/46591/3/BAB II.pdfdalam perang korea ini yang tokoh yang terkenal bukan lagi pemimpin kedua negara nyang berkonflik

46

agar berjanji untuk lebih berkomitmen pada penegakan nilai-nilai hak asasi manusia

dan keadilan sosial pasca perang dingin di seluruh penjuru dunia tanpa terkecuali.

Vatikan memanfaatkan komitmen AS dalam penegakan hak asasi manusia dan

keadilan sosial dengan menghendaki perubahan kebijakan terhada Kuba.

Ketika Vatikan melakukan kunjungan ke Kuba 1996, Paus Yohannes Paulus

II dalam homilinya menegaskan bahwa memberikan dampak yang buruk yang

sangan mendalam bagi masyarakat Kuba.

the cuban people cannot be deprivedof links to other peoples that

are necessary for their economic, sosial, and cultural

development, especially when the isolation provokes

indiscriminate repercussions in the population, exaggerating in

the difficulties of the most weaks in basic respect, as with food,

health, education.54

Vatikan tidak bisa memberikan toleransi terhadp kebijakan isolasi yang diberikan

AS terhadap Kuba. Vatikan menilai bahwa kebijakan tersebut berlangsung dua

arah, artinya karena hal itu Kuba menjadi negara yg menutup diri dari negara lain.

Dengan demikian, dampak negatifnya disebabkan oleh egosentrisme pemerintah.

Lembaga-lembaga masyarakat internasional yang kompeten dan objektif

mendapatkan tekanan dari Vatikan berdasarkan ASG tentang efektivitas sanksi

ekonomi dan dampaknya terhadap masyarakat sipil. Pembahasan pasal tentang

sanksi ekonomi ini terdapat dalam subbab ASG yang berjudul “langkah-langkah

untuk menghadapi orang-orang yang mengancam perdamaian. Sehingga, Vatikan

melihat bahwa sanksi tersebut mengancam perdamaian. Kuba bukan merupakan

sebuah ancaman bagi perdamaian melainkan penerapan sanksi itulah yang

54 Human Right Wacth, 1999, Cuban’s Repressive Mechinery, diakses dalam

https://www.hrw.org/reports/1999/cuba/ (15/08/2018, 02:11 WIB)

Page 19: BAB II HUBUNGAN DIPLOMATIK AMERIKA SERIKAT DENGAN …eprints.umm.ac.id/46591/3/BAB II.pdfdalam perang korea ini yang tokoh yang terkenal bukan lagi pemimpin kedua negara nyang berkonflik

47

mengancam perdamaian. Oleh karena itu, tidak pernah ditemukan alasan Vatikan

mendukung AS unt.uk tetap menerapkan sanksi ekonomi tersebut. Penerapan

sanksi itu sebenarnya untuk membuka jalan dialog. Ketika sanksi tersebut tidak

membawa kejalan dialog maka harus dihentikan55.

Dalam surat ensiklik yang ditulis pada tahun 1987 oleh Paus Yoahanes

Paulus II yang berjudul Solicitudo Rei Socialis (keprihatinan sosial) menunjukkan

bahwa gap barat, timur, selatan, utara memiliki sifat konfliktual yang berdampak

buruk bagi pembangunan manusia. Sikap hirarki gereja katolik untuk menentang

embargo didasari oleh surat tersebut. Paus Yohanes Paulus II menegaskan bahwa

kebijakan tersebut opresif, tidak adil, secara etis tidak dapat diterima, sama sekali

tidak membantu rakyat Kuba untuk mendapatka martabatnya dan kebebasannya.

Opresif berkaitan dengan tindakan ekonomi yang menekan. Menurut Paus, Kuba

tidak boleh terisolasi dari dunia luar yang berdampak pada semakin tidak

terjangkaunya sumber kehidupan yang layak seperti, makan, kesehatan dan

pendidikan. Maka dari itu, Vatikan memandang bahwa masyarakat Kuba sebagai

Korban dari sanksi yang berkepanjangan56.

Selain karena sanksi embargo tersebut, Vatikan Juga melihat bahwa

ketegangan AS-Kuba sebagai peluang untuk memperbaiki hubungan Gereja

Katolik dengan kedua negara. Gereja Katolik pernah mengalami ketegangan

hubungan diplomatik dengan AS tahun 1867, disebabkan karena diprotes oleh

55 Rendi Kurniawan Dwi Susanto, Diplomasi Vatikan Dalam Mendorong Pelonggaran Status Sanksi

AS Terhadap Kuba Pada Tahun 1997-2000, Hlm. 4. Diakses dalam

https://caridokumen.com/download/diplomasi-vatikan-dalam-mendorong-pelonggaran-status-

sanksi-amerika-serikat-terhadap-kuba-tahun-1997-2000-_5a44abc6b7d7bc7b7a7a5577_pdf

(16/08/2018, 23:55 WIB) 56 Ibid. Hlm. 4-5

Page 20: BAB II HUBUNGAN DIPLOMATIK AMERIKA SERIKAT DENGAN …eprints.umm.ac.id/46591/3/BAB II.pdfdalam perang korea ini yang tokoh yang terkenal bukan lagi pemimpin kedua negara nyang berkonflik

48

kaum protestan. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh arus imigran dari Vatikan

datang ke AS yang ditolak oleh kaum protestan khususnya bagi umat Katolik.

Seorang pendeta bernama Josiah Strong berpendapat tentang bahaya dari imigrasi

dan ajaran Katolik yang tidak sesuai dengan AS dan menyebabkan kedua hal

tersebut tidak bisa menerima satu sama lain. Menurut Strong, pertama, kedaulatan

tertinggi Paus bertentangan dengan kedaulatan rakyat. Kedua, perintah-perintah

Paus bukan merupakan undang-undang ataupun peraturan negara sehingga

diperlukan kesetian terhadap gereja katolik Roma bukan ke AS. Ketiga, imigran

yang datang dari vatikan dan ingin menjadi warga AS harus bersumpah bersumpah

untuk setia pada Paus. Keempat, romanisme mengajarkan intoleransi bukan

kebebasan beragama. Kelima, ajaran romanisme mengajarkan menentang

kekebasan pers. Keenam, ajaran romanisme menyetujui penyatuan antara gereja

dengan negara dan menentang pemisahan diantara keduanya. Ketujuh, ajaran

romanisme dan pemikiran Vatikanisme bertetangan dengan sistem imprialisme

yang tidak sejalan dengan dengan prinsip kebebasan AS57.

Namun pendapat Strong tersebut tidak terbukti, dimana pada tahun 1984

hubungan diplomatik AS dengan vatikan terjalin kembali. AS melihat pengaruh dan

peran yang dimiliki oleh Vatikan walaupun sebagai negara yang kecil, tetapi upaya-

upaya perdamaiannya sangat diakui oleh dunia. AS tidak menginginkan akibat dari

pemutusan hubungan diplomatiknya dengan Vatikan berdampak pada menurunya

pengaruh AS di dunia. Menurut seorang Sosiolog bernama Will Herberg

berpendapat tentang posisi yang dimiliki oleh kaum katolik dengan protestan adalah

57 Sheila Paramita, Op. Cit. Hlm. 36

Page 21: BAB II HUBUNGAN DIPLOMATIK AMERIKA SERIKAT DENGAN …eprints.umm.ac.id/46591/3/BAB II.pdfdalam perang korea ini yang tokoh yang terkenal bukan lagi pemimpin kedua negara nyang berkonflik

49

sama, keduanya merupakan pembawa eksperimen-eksperimen AS. Hal ini bisa

dilihat ketika AS berada dibawah kekuasaan Presiden Dewight D. Eisenhower

agama dipandang sebagai sesuatu yang baik bagi individu dan masyarakat. Selain

itu juga Presiden Dwight mengatakan bahwa pemerintah AS tidak akan masuk akal

tanpa ada dasar keyakinan agama yang kuat dan agama apapun itu. AS juga

melibatkan agama dalam kebijakan luar negerinya terhadap Kuba setalah

mendapatkan intervensi Vatikan58.

Sementara hubungan Vatikan dengan kuba, konflik AS-Kuba sabagai

momentum untuk memperbaiki hubunga gereja katolik dengan Kuba. Tahun 1961

gereja dipandang anti komunis yang berasal dari warga yang ada di Kuba dinilai

sangat dekat dengan Batista. Oleh karena itu, Fidel Castro mengeluarkan kebijakan

yaitu melarang perayaan acara-acara keagamaan di Kuba. Para Imam-Imam katolik

kemudian diusir oleh Castro yang mana sebagian berasal dari Spanyol, menutup

sekolah katolik, dan melarang anggota partai komunis memeluk agama tertentu.

Sebaliknya, umat katolik juga berpegang teguh pada ajaran katolik yang sesuai

dengan Dekrit 1949, yang mana didalamnya terdapat bahwa penganut agama

katolik dilarang menyokong komunis.

Konflik tersebut membaut sikap gerja katolik anti-Marxist Kuba pun

merespon dengan tindakan menasionalisasi properti gereja, menutup sekolah-

sekolah katolik melalui reformasi agraria, dan menyebarkan propaganda anti

katolik dengan menangkap umat katolik atas tuduhan menentang revolusi. Ada

kekhawatiran dari Kuba terhadap keberadaan gereja katolik. Kekhawatiran Kuba

58 Ibid. Hlm. 37

Page 22: BAB II HUBUNGAN DIPLOMATIK AMERIKA SERIKAT DENGAN …eprints.umm.ac.id/46591/3/BAB II.pdfdalam perang korea ini yang tokoh yang terkenal bukan lagi pemimpin kedua negara nyang berkonflik

50

adalah AS menggunakan pengaruhnya melalui kelompok-kelompok keagamaan.

AS pernah dianggap mendukung kelompok keagamaan yang kontrak dengan

pemerintah Kuba salah satunga adalah gereja katolik untuk mendirikan NGO yang

terlepas dari pemerintahan pada pertengahan 1990-an. Tahun 1991, partai komunis

memperbolehkan bagi individu agama untuk bergabung dengan partai mereka.

Pada tahun selanjutnya, jalan perdamaian dibuka oleh Fidel Castro kepada penganut

katolik dan memperbolehkan untuk bergabung dengan partai komunis. Tindakan

Fidel Castro tersebut mendapat respon baik dari Vatikan yang kemudian

merencanakan untuk melakukan kunjungan ke Kuba59.

Kebebasan beragama mulai diperlihatkan dengan mengijinkan rakyat Kuba

melakukan perayaan Natal dan menjadi hari libur nasional setelah Paus Yohannes

Paulus II mengunjungi Kuba pada tahun 1998. Paus Yohannes meminta kepada

Kuba untuk memberikan visa bagi para imam supaya bisa berkunjung ke Kuba,

akan tetapi hal tersebut tidak terlaksana. Disebabkan karena Kuba membatasi

penyedian visa bagi para imam dan gereja katolik pun tidak diizinkan untuk melatih

para imam. Gereja katolik merupakan lembaga independen terbesar di Kuba. Akan

tetapi, gereja katolik masih tidak diperbolehkan untuk mendirikan sarana publik,

perguruan tinggi, rumah sakit, klinik dan panti jompo60.

Kunjungan Paus Yohannes Paulus II dilanjutkan oleh Paus Benediktus XVI

pada tahun 2012, dimana hubungan gereja Katolik dengan Kuba semakin ada

kemajuan, ketika Kuba sudah berada dibawah kekuasaan Raul Castro. Paus

59 Ibid. Hlm. 38 60 Ibid. Hlm. 39

Page 23: BAB II HUBUNGAN DIPLOMATIK AMERIKA SERIKAT DENGAN …eprints.umm.ac.id/46591/3/BAB II.pdfdalam perang korea ini yang tokoh yang terkenal bukan lagi pemimpin kedua negara nyang berkonflik

51

Benediktus disambut baik oleh Raul Castro yang kemudian mengungkapkan bahwa

pemerintah sosialis telah memberikan kebebasan beragama dan telah menjalin

hubungan baik dengan gereja katolik dan kuba terus berjuang melawan embargo

AS agar negara sosialis itu terbebas dari sanksi ekonomi tersebut yang menjadi

masalah utama di Kuba. Pada saat kunjungan ditemukan sebuah the Virgin of

Charity El Cobre yang memiliki makna simbolik bahwa perlunya perjuangan untuk

mengakkan perdamaian. Pada waktu yang sama, Paus Benediktus XVI mengajukan

permintaan khusus kepada Raul Castro untuk menetapkan hari Paskah menjadi hari

libur nasional yang akhirnya disepakati. Paus menginginkan agar Kuba

menghormati hak-hak rakyat khusunya dalam beribadah. Dalam pidatonya Raul

Castro mengatakan bahwa kebebasan agama telah diijinkan di Kuba dan mengakui

gereja katolik sebagai posisi yang berpengaruh di luar komunis. Diakhir

kunjungannya, Paus mengadakan misa bersama di lapang revolusi Santiago yang

dihadiri oleh Raul Castro61.

61 Ibid. Hlm. 49