bab ii gambaran umum tentang kota denpasar … ii.pdf · akomodasi dan di kota denpasar tercatat 20...

38
37 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KOTA DENPASAR DAN PERATURAN DAERAH NOMOR 27 TAHUN 2011 TERKAIT RUANG BAGI PEJALAN KAKI 2.1 Gambaran Umum Kota Denpasar Kota Denpasar selain sebagai Ibukota Daerah Tingkat II, juga merupakan Ibukota Propinsi Bali sekaligus sebagai pusat pemerintahan, pendidikan, pelayanan kesehatan dan sentral kegiatan perekonomian. Batas wilayah Kota Denpasar di sebelah utara dan barat berbatasan dengan Kabupaten Badung, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Gianyar dan di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Badung dan Selat Badung. Luas wilayah Kota Denpasar 127,98 km 2 (seratus dua puluh tujuh koma sembilan puluh delapan kilometer persegi) yang merupakan tambahan dari reklamasi Pantai Serangan seluas 380 Ha (tiga ratus delapan puluh hektar), atau 2,27% (dua koma dua puluh tujuh persen) dari seluruh luas daratan Provinsi Bali. 1 Wilayah Kota Denpasar terbagi di 4 wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Denpasar Barat, Denpasar Timur, Denpasar Selatan, dan Denpasar Utara serta terdiri dari 43 desa/kelurahan. 1 Kota Denpasar, http://www.denpasarkota.go.id/index.php/selayang-pandang/2/Kondisi- Geografi, Diakses 12 Mei 2015

Upload: nguyentuyen

Post on 05-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KOTA DENPASAR … II.pdf · akomodasi dan di Kota Denpasar tercatat 20 rumah sakit yang ... Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan

37

BAB II

GAMBARAN UMUM TENTANG KOTA DENPASAR DAN PERATURAN

DAERAH NOMOR 27 TAHUN 2011

TERKAIT RUANG BAGI PEJALAN KAKI

2.1 Gambaran Umum Kota Denpasar

Kota Denpasar selain sebagai Ibukota Daerah Tingkat II, juga merupakan

Ibukota Propinsi Bali sekaligus sebagai pusat pemerintahan, pendidikan,

pelayanan kesehatan dan sentral kegiatan perekonomian.

Batas wilayah Kota Denpasar di sebelah utara dan barat berbatasan dengan

Kabupaten Badung, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Gianyar dan di

sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Badung dan Selat Badung.

Luas wilayah Kota Denpasar 127,98 km2 (seratus dua puluh tujuh koma

sembilan puluh delapan kilometer persegi) yang merupakan tambahan dari

reklamasi Pantai Serangan seluas 380 Ha (tiga ratus delapan puluh hektar), atau

2,27% (dua koma dua puluh tujuh persen) dari seluruh luas daratan Provinsi Bali.1

Wilayah Kota Denpasar terbagi di 4 wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan

Denpasar Barat, Denpasar Timur, Denpasar Selatan, dan Denpasar Utara serta

terdiri dari 43 desa/kelurahan.

1 Kota Denpasar, http://www.denpasarkota.go.id/index.php/selayang-pandang/2/Kondisi-

Geografi, Diakses 12 Mei 2015

Page 2: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KOTA DENPASAR … II.pdf · akomodasi dan di Kota Denpasar tercatat 20 rumah sakit yang ... Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan

38

2.1.1 Demografi Kota Denpasar

Data dari Badan Pusat Statistik Kota Denpasar jumlah penduduk Kota

Denpasar mengalami peningkatan setiap tahunnya. Tercatat di tahun 2013 saja

jumlah penduduk Kota Denpasar adalah sebanyak 846.200 jiwa. Pertambahan

penduduk di kota besar seperti Denpasar tidak hanya karena pertumbuhan alami

penduduk namun juga dipengaruhi faktor pesatnya perkembangan perekonomian

Kota Denpasar yang menjadi magnet terhadap arus migrasi masyarakat ke Kota

Denpasar yang berdampak juga pada semakin tingginya tingkat kepadatan

penduduk di Kota Denpasar.

Terkait dengan jumlah penduduk dan perkembangan perekonomian tersebut

sebanyak 38,98% (tiga puluh delapan koma sembilan puluh delapan persen)

tenaga kerja di Denpasar bekerja pada sektor perdagangan, rumah makan dan jasa

akomodasi dan di Kota Denpasar tercatat 20 rumah sakit yang tersebar di 4

wilayah kecamatan.

Berikut gambaran umum 4 kecamatan yang ada :

1. Kecamatan Denpasar Barat, memiliki luas wilayah 24,13km2. Lapangan

pekerjaan sebagian besar penduduk Kecamatan Denpasar Barat selama tiga

tahun terakhir adalah sektor tersier yang meliputi perdagangan/hotel dan

restoran, angkutan, keuangan dan jasa-jasa hal ini tidak terlepas dari letak

Kecamatan Denpasar Barat yang dekat dengan salah satu pusat kegiatan

industri pariwisata.2

2 Statistik Kecamatan Denpasar Barat, 2015,

http://denpasarkota.bps.go.id/web2015/website/pdf_publikasi/Statistik-Daerah-Kecamatan-

Denpasar-Barat-2014.pdf, Diakses 12 Mei 2015

Page 3: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KOTA DENPASAR … II.pdf · akomodasi dan di Kota Denpasar tercatat 20 rumah sakit yang ... Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan

39

2. Kecamatan Denpasar Timur, dengan luas wilayah 22.31 km2 terdiri atas 15

desa/kelurahan dengan jumlah penduduk mencapai 146.510 jiwa. Mata

pencaharian masyarakatnya didominasi oleh kegiatan berdagang, disusul di

bidang pemerintahan, perbankan atau lembaga keuangan, pertanian dan

industri. Banyaknya penduduk yang berusaha di bidang angkutan menurut

jenis angkutan di darat sebanyak 470 unit dengan jumlah kendaraan bermotor

56.562 unit, dimana pengguna terbanyak adalah sepeda motor.

Sarana pendidikan yang tersedia di kecamatan ini, gedung sekolah

tingkat Taman Kanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi sebanyak 166

bangunan. Banyaknya sarana kesehatan 213 bangunan sedangkan untuk

tenaga kerja masyarakat di wilayah ini banyak bekerja di hotel/pariwisata,

industri, dan perbankan.3

3. Kecamatan Denpasar Selatan, memiliki luas wilayah yang lebih luas dari

kecamatan lainnya yaitu 49,99 km2 dengan 10 desa/kelurahan. Jumlah

penduduk 266.420 dengan mayoritas lapangan pekerjaan penduduknya adalah

dibidang jasa, perdagangan, dan industri. Hal ini didukung dengan jumlah

tempat pemasaran/pasar mencapai 218 tempat. Selain itu banyaknya

penduduk yang berusaha di bidang angkutan sebanyak 1162 dan untuk

penggunaan kendaraan bermotor mencapai 90.313 unit. Sarana pendidikan

3 Statistik Kecamatan Denpasar Timur, 2015,

http://denpasarkota.bps.go.id/web2015/website/pdf_publikasi/Statistik-Daerah-Kecamatan-

Denpasar-Timur-2014-.pdf, Diakses 12 Mei 2015

Page 4: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KOTA DENPASAR … II.pdf · akomodasi dan di Kota Denpasar tercatat 20 rumah sakit yang ... Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan

40

dan fasilitas/sarana kesahatan Denpasar Selatan memiliki lebih banyak

daripada kecamatan lain.4

4. Kecamatan Denpasar Utara, memiliki luas wilayah 22.31 km2 yang terbagi

dalam 15 desa/kelurahan. Jumlah penduduknya 146.510 jiwa. Kegiatan

perekonomian masyarakat didukung dengan banyaknya tempat

pemasaran/pasar yang berjumlah 67 tempat dan jumlah bangunan toko 3.192

unit. Sarana pendidikan jumlah bangunan sekolah dan perguruan tinggi

memiliki 166 bangunan. Tersedianya sarana kesehatan sebanyak 213 unit.

Jenis pekerjaan yang paling banyak di bidang perdagangan disusul

pemerintahan dan di bidang jasa. Selain itu usaha lain dari penduduk di

kecamatan ini adalah di bidang angkutan 470 dan untuk transportasi

masyarakat banyak yang menggunakan kendaraan bermotor 56.562 unit.5

2.1.2 Ruang Bagi Pejalan Kaki Atau Trotoar

Kota Denpasar sebagai sentral berbagai kegiatan sekaligus sebagai

penghubung dengan kabupaten lain maka ketersediaan jaringan jalan sangatlah

penting. Kebijaksanaan pembangunan di sektor perhubungan khususnya darat

diarahkan pada usaha peningkatan prasarana jalan, jembatan, trotoar, rambu-

rambu jalan dan terminal.

4 Statistik Kecamatan Denpasar Selatan, 2015,

http://denpasarkota.bps.go.id/web2015/website/pdf_publikasi/-Statistik-Daerah-Kecamatan-

Denpasar-Selatan-2014-.pdf, Diakses 12 Mei 2015

5 Statistik Kecamatan Denpasar Selatan, 2015,

http://denpasarkota.bps.go.id/web2015/website/pdf_publikasi/Kecamatan-Denpasar-Utara-Dalam-

Angka-2014.pdf, Diakses 12 Mei 2015

Page 5: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KOTA DENPASAR … II.pdf · akomodasi dan di Kota Denpasar tercatat 20 rumah sakit yang ... Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan

41

Panjang jaringan jalan di Kota Denpasar mencapai 664,321 km2 dengan lebar

jalan 21,50 – 74,00 m2 sedangkan jumlah kendaraan yang ada di Denpasar

mencapai hampir 1.654.313 unit.6 Dari jumlah kendaraan yang ada, penggunaan

sepeda motor di Denpasar lebih tinggi dari jenis kendaraan lain.

Pertumbuhan kendaraan yang sangat pesat tidak sebanding dengan

pertambahan ruas jalan baru sehingga melebihi daya tampung kapasitas jalan.

Pertambahan kendaraan per tahun mencapai 14% sedangkan panjang jalan hanya

3,6% per tahun.7 Hal ini berpengaruh pula pada keberadaan fasilitas bagi perjalan

kaki salah satunya adalah trotoar dan pemanfaatannya di masyarakat.

Trotoar atau dalam Bahasa Belanda trottoir yaitu ketinggian di pinggir jalan

raya untuk berjalan kaki.8 Trotoar merupakan salah satu perlengkapan lalu lintas.

Fasilitas trotoar dapat dipahami sebagai pemisah antara pengendara kendaraan

dengan pejalan kaki ketika berada di jalan, yang tujuannya untuk menjamin

keamanan, keselamatan dan kenyamanan bagi pejalan kaki itu sendiri.

Pejalan kaki sering disebut juga dengan istilah pedestarian. Pedestarian

berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata Pedos yang memiliki arti kaki.9 Dalam

bahasa inggris, pedestarian berarti pejalan kaki10

sehingga, tentu penting diberikan

ruang bagi pejalan kaki atau jalur bagi pedestarian berupa trotoar.

6Statistik Kota Denpasar, 2015,

http://denpasarkota.bps.go.id/web2015/website/pdf_publikasi/Buku-Saku-Statistik-denpasar-2014.pdf, Diakses 12 Mei 2015.

7 Kota Denpasar, http://www.denpasarkota.go.id/index.php/selayang-pandang/4/Kondisi-

Kemasyarakatan, Diakses 12 Mei 2015

8 Kamus Bahasa Belanda

9 Rinaldi Mirsa, op.cit., h.63

10 Kamus Inggris-Indonesia, 2005, John M Echols dan Hassan Shadily, Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta

Page 6: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KOTA DENPASAR … II.pdf · akomodasi dan di Kota Denpasar tercatat 20 rumah sakit yang ... Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan

42

Trotoar merupakan salah satu fasilitas pelengkap jalan. Dalam Pasal 45 ayat

(1) UU No.22/2009 diatur terkait fasilitas pendukung penyelenggaraan lalu lintas

dan angkutan jalan, antara lain:

a. trotoar;

b. lajur sepeda;

c. tempat penyeberangan pejalan kaki

d. halte; dan/atau

e. fasilitas khusus bagi penyandang cacat dan manusia usia lanjut

Fungsi trotoar dalam ketentuan peraturan perundang-undangan ditujukan bagi

pejalan kaki. Pada bunyi ketentuan Pasal 34 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor

34 Tahun 2006 tentang Jalan tersirat bahwa fungsi trotoar hanya diperuntukkan

bagi lalu lintas pejalan kaki.

Selain UU No.22/2009 dan UU No.38/2004, adapun peraturan perundang-

undangan lain yang juga mengatur trotoar sebagai fasilitas di jalan, yaitu :

1. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM 65 Tahun 1993 Tentang

Fasilitas Pendukung Kegiatan Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan (disingkat

Kepmen Perhub No:KM 65 Tahun 1993) , pada Pasal 1 angka 7, Trotoar

adalah “bagian dari badan jalan yang khusus disediakan untuk pejalan kaki”.

2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 19/Prt/M/2011 Tentang

Persyaratan Teknis Jalan Dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan (disingkat

Permen PU No: 19/Prt/M/2011) yaitu:

Pasal 25 : Bangunan pelengkap jalan sebagai fasilitas lalu lintas dan fasilitas

pendukung pengguna jalan meliputi:

a. jembatan penyeberangan pejalan kaki;

b. terowongan penyeberangan pejalan kaki;

c. pulau jalan;

d. trotoar;

Page 7: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KOTA DENPASAR … II.pdf · akomodasi dan di Kota Denpasar tercatat 20 rumah sakit yang ... Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan

43

e. tempat parkir dibadan jalan; dan

f. teluk bus yang dilengkapi halte.

Lebih lanjut pada Pasal 29 :

(1) Trotoar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf d merupakan

bangunan yang ditinggikan sepanjang tepi jalan yang diperuntukkan bagi

lalu lintas pejalan kaki.

(2) Trotoar harus dirancang dengan memperhatikan :

a. aksesibilitas bagi penyandang cacat;

b. adanya kebutuhan untuk pejalan kaki; dan

c. unsur estetika yang memadai.

(3) Trotoar harus dibangun dengan konstruksi yang kuat dan mudah dalam

pemeliharaan.

(4) Bagian atas trotoar harus lebih tinggi dari jalur lalu lintas.

(5) Bagian sisi dalam trotoar harus diberi kerb.

(6) Trotoar ditempatkan dalam Ruang Manfaat Jalan (Rumaja) atau dalam

Ruang Milik Jalan (Rumija), tergantung dari ruang yang tersedia.

(7) Pada akses ke persil, ketinggian/kelandaian trotoar bagian tengah tidak

boleh diturunkan. Kelandaian boleh dilakukan kearah melintang trotoar

searah kendaraan masuk pada awal akses atau akhir akses.

Pasal 33, yang berbunyi :

(1) Perlengkapan jalan yang berkaitan langsung dengan pengguna jalan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (3) huruf a meliputi:

a. perlengkapan jalan wajib; dan

b. perlengkapan jalan tidak wajib.

(2) Perlengkapan jalan wajib meliputi:

a. aturan perintah dan larangan yang dinyatakan dengan rambu jalan,

marka Jalan dan alat pemberi isyarat lalu lintas;

b. petunjuk dan peringatan yang dinyatakan dengan rambu dan

tanda,tanda lain; dan/atau

c. fasilitas pejalan kaki di jalan yang telah ditentukan.

Dalam Petunjuk Perencanaan Trotoar Nomor 007/T/BNKT/1990 Direktorat

Jenderal Bina Marga Direktorat Pembinaan Jalan Kota, dimuat mengenai fungsi

dari trotoar, yaitu “trotoar adalah jalur pejalan kaki yang juga berfungsi

memperlancar lalu lintas jalan raya karena tidak terganggu atau terpengaruh oleh

lalu lintas pejalan kaki”.

Page 8: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KOTA DENPASAR … II.pdf · akomodasi dan di Kota Denpasar tercatat 20 rumah sakit yang ... Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan

44

Trotoar dapat dipasang dengan ketentuan sebagai berikut:11

1. Trotoar hendaknya ditempatkan pada sisi luar bahu jalan atau sisi luar jalur

lalu lintas. Trotoar hendaknya dibuat sejajar dengan jalan, akan tetapi trotoar

dapat tidak sejajar dengan jalan bila keadaan topografi atau keadaan

setempat yang tidak memungkinkan.

2. Trotoar hendaknya ditempatkan pada sisi dalam saluran drainase terbuka

atau di atas saluran drainase yang telah ditutup dengan plat beton yang

memenuhi syarat. Trotoar pada pemberhentian bus harus ditempatkan

berdampingan /sejajar dengan jalur bus. Trotoar dapat ditempatkan di depan

atau dibelakang halte.

Secara teknis, trotoar harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:12

1. Trotoar dapat direncanakan pada ruas jalan yang terdapat volume pejalan

kaki lebih dari 300 orang per 12 jam (jam 6.00 – jam 18.00) dan volume lalu

lintas lebih dan 1000 kendaraan per 12 jam (jam 6.00 -jam 18.00).

2. Ruang bebas trotoar tidak kurang dari 2,5 meter dan kedalaman bebas tidak

kurang dari satu meter dan permukaan trotoar. Kebebasan samping tidak

kurang dan 0,3 meter. Perencanaan pemasangan utilitas selain harus

memenuhi ruang bebas trotoar juga harus memenuhi ketentuan-ketentuan

dalam buku petunjuk pelaksanaan pemasangan utilitas.

3. Lebar trotoar harus dapat melayani volume pejalan kaki yang ada. Lebar

minimum trotoar sesuai dengan klasifikasi jalan.

Adapun ketentuan terkait lebar trotoar yang diatur dalam Permen PU No:

19/Prt/M/2011, yaitu:

Pasal 16 ayat (3) “Di kedua sisi jalur lalu lintas harus disediakan trotoar sebagai

fasilitas bagi pejalan kaki dan petugas pemelihara dengan lebar paling

sedikit 0,5 (nol koma lima) meter”

Pasal 18 ayat (5) “Lebar trotoar paling kecil yang harus disediakan di kedua sisi

badan jalan untuk pejalan kaki dalam keadaan darurat dan untuk akses

bagi petugas pemeliharaan adalah 0,5 (nol koma lima) meter”

Dalam Pasal 3 ayat (2) Kepmen Perhub No: KM 65 Tahun 1993 berbunyi

Trotoar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a, harus memenuhi

persyaratan:

11

Chairil Nizar, http://www.ilmusipil.com/pemisah-luar-lalu-lintas-dan-trotoar, diakses 23

Februari 2015

12 Ibid

Page 9: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KOTA DENPASAR … II.pdf · akomodasi dan di Kota Denpasar tercatat 20 rumah sakit yang ... Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan

45

a. lebar sesuai dengan kondisi lokasi atau jumlah pejalan kaki yang melalui

atau menggunakan trotoar tersebut, sebagaimana dalam lampiran keputusan

ini;

b. memiliki ruang bebas diatasnya sekurang- kurangnya 2,50 meter dari

permukaan trotoar.

Adapun ketentuan lebar jaringan pejalan kaki sesuai Peraturan Menteri

Pekerjaan Umum Nomor: 03/PRT/M/2014 Tentang Pedoman Perencanaan,

Penyediaan, Dan Pemanfaatan Prasarana Dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki Di

Kawasan Perkotaan (selanjutnya disingkat Permen PU No: 03/PRT/M/2014) yaitu

sebagai berikut :

Tabel 1.

Lebar Jaringan Pejalan Kaki Sesuai dengan Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan Lebar minimum

(m)

Lebar yang dianjurkan

(m)

Perumahan 1,6 2,75

Perkantoran 2,0 3

Industri 2,0 3

Sekolah 2,0 3

Terminal/Stop Bus 2,0 3

Pertokoan /Perbelanjaan 2,0 4

Jembatan/Terowongan 1,0 1

Pada bagian trotoar ditemukan pula fasilitas umum lain seperti tempat

sampah, pot-pot bunga, pohon, tiang reklame, atau telepon umum. Hal demikian

tentu mengganggu atau mencuri hak pejalan kaki untuk mendapatkan kenyamanan

saat berjalan kaki. Dengan demikian diperlukan penambahan lebar trotoar

Page 10: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KOTA DENPASAR … II.pdf · akomodasi dan di Kota Denpasar tercatat 20 rumah sakit yang ... Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan

46

khususnya untuk lokasi-lokasi tertentu. Lebih lanjut dalam Peraturan Menteri

Pekerjaan Umum Nomor: 03/PRT/M/2014, ditentukan pula lebar tambahan pada

trotoar, yaitu:

Tabel 2.

Lebar Tambahan Pada Trotoar

N (meter) Keadaan

1,5 Jalan di daerah pasar

1,0 Jalan di daerah perbelanjaan bukan pasar

0,5 Jalan di daerah lain

Kota Denpasar dalam pembangunannya yang dapat dikatakan pesat apalagi

jika dipandang dari sisi pariwisata dan perekonomian tentu harus menyediakan

infrastruktur kota yang dapat menunjang kegiatan masyarakatnya, khususnya

dalam hal ini adalah sarana dan prasarana jalan .

Infrastruktur kota dalam ketentuan Pasal 13 ayat (3) huruf c angka 5

“penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalan pejalan kaki”;

dan angka 7 “penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana perkotaan

lainnya”.

Dalam Perda No.27/2011, Pemkot Denpasar dalam rencana tata ruang

wilayahnya juga memberikan perlindungan hukum bagi pejalan kaki. Seperti

yang tertuang dalam ketentuan:

1) Pasal 8 ayat (5) huruf e bahwa “Pemerintah Kota (Pemkot) menyediakan

sistem jaringan jalan bagi pejalan kaki (pedestrian)”, dan

2) Pasal 35 huruf c yang berbunyi “penyediaan jalur-jalur untuk penyandang

cacat dan kaum disable”

Page 11: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KOTA DENPASAR … II.pdf · akomodasi dan di Kota Denpasar tercatat 20 rumah sakit yang ... Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan

47

Penyediaan sistem jaringan jalan bagi pejalan kaki dan jalur-jalur bagi kaum

disable tersebut tidak dapat dilepaskan dari apa yang tersirat pada ketentuan Pasal

20 ayat (2) huruf b yang berbunyi pemberian prioritas keselamatan dan

kenyamanan bagi pengguna jalan khususnya pejalan kaki dan pengendara sepeda

melalui penyediaan jalur khusus. Pemberian prioritas tersebut dilakukan melalui

manajemen dan rekayasa lalu lintas. Manajemen dan rekayasa lalu lintas menurut

ketentuan Pasal 20 ayat (1), dilaksanakan untuk mengoptimalkan penggunaan

jaringan jalan dan pergerakan lalu lintas dalam rangka menjamin keamanan,

keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan.

Lebih lanjut untuk menjamin perlindungan bagi pedestarian (pejalan kaki)

yang dilakukan dengan sistem jaringan jalan bagi pejalan kaki penyediaan dan

pemanfaatan prasarana dan sarana bagi pejalan kaki diatur dalam Pasal 33, yaitu:

a. ruang pejalan kaki di sisi jalan berupa trotoar;

b. ruang pejalan kaki di sisi saluran air berupa jalan inspeksi;

c. ruang pejalan kaki di sisi pantai sepanjang Pantai Desa Kesiman Kertalangu,

Pantai Desa Kesiman Petilan, Pantai Padanggalak, Pantai Sanur dan

Serangan;

d. ruang pejalan kaki dalam bentuk plasa di kawasan perdagangan dan jasa,

kawasan perkantoran, kawasan pendidikan dan kawasan lainnya;

e. ruang kawasan pedestrian khusus dikembangkan di Jalan Gajah Mada, jalan

Sugianyar, Jalan Kamboja, Jalan Sudirman, Kawasan Niti Mandala, Kawasan

Niti Praja Lumintang, Kawasan sekitar Sanglah, Kawasan Pengembangan

Ubung Kaja, dan Kawasan Pengembangan Margaya;

f. ruang pejalan kaki di RTH sekaligus berfungsi sebagai lintasan lari (jogging

track);

g. ruang pejalan kaki di kawasan permukiman tertentu;

h. ruang pejalan kaki di kawasan tempat suci dan kawasan suci;

i. ruang pejalan kaki di kawasan rekreasi; dan

j. ruang pejalan kaki di bawah tanah.

Dengan ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam Perda terkait dengan trotoar

yang dipaparkan di atas, tentu mempunyai sanksi hukum apabila terjadi

Page 12: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KOTA DENPASAR … II.pdf · akomodasi dan di Kota Denpasar tercatat 20 rumah sakit yang ... Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan

48

pelanggaran. Hukum dipandang sebagai sesuatu yang bersifat memaksa dan

mengikat, sehingga dinilai bahwa sanksi dari suatu pelanggaran juga memaksa.

Sanksi tidak hanya dikenakan kepada masyarakat yang melanggar namun

juga kepada pemerintah dalam hal ini pemerintah daerah yang tidak menegakan

hukum sebagaimana tujuan aturan tersebut dibuat dan diterbitkan. Sanksi menurut

Utrecht adalah akibat dari suatu perubahan atau reaksi dari pihak lain atas suatu

perbuatan.13

Pihak yang dimaksudkan adalah manusia atau organisasi.

Pelanggaran terhadap pemanfaatan ruang termasuk fungsi dari trotoar juga

diatur dalam Perda No.27/2011, yaitu:

1. Pada ketentuan Pasal 114 yang mengatur sanksi administrasi,yaitu:

(1) Sanksi administrasi dikenakan atas pelanggaran rencana tata ruang, atas

hasil dari kegiatan pengawasan yang berakibat pada terhambatnya

pelaksanaan program pemanfaatan ruang, baik yang dilakukan oleh

penerima izin maupun pemberi izin;

(2) Jenis sanksi administrasi bagi pelanggaran rencana tata ruang bagi

masyarakat, terdiri dari:

a. peringatan dan atau teguran;

b. penghentian sementara pelayanan administratif;

c. penghentian sementara kegiatan pembangunan dan atau pemanfaatan

ruang;

d. pencabutan izin yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang;

e. pemulihan fungsi atau rehabilitasi fungsi ruang;

f. pembongkaran bagi bangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata

ruang;

g. pelengkapan/pemutihan perizinan

h. pengenaan denda.

(3) Jenis pelanggaran rencana tata ruang yang dilakukan oleh aparat

Pemerintah Daerah terdiri atas penerbitan perizinan yang tidak sesuai

dengan rencana tata ruang, dan atau tidak sesuai dengan prosedur

administratif perubahan pemanfaatan ruang yang ditetapkan; dan

(4) Aparat Pemerintah Daerah yang melakukan pelanggaran rencana tata

ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dikenakan sanksi administrasi

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Ketentuan Pidana diatur pada Pasal 116

13 Chainur Arrasjid, op.,cit, h.23.

Page 13: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KOTA DENPASAR … II.pdf · akomodasi dan di Kota Denpasar tercatat 20 rumah sakit yang ... Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan

49

(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dalam Pasal 111 ayat

(2), dipidana dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau

denda paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah);

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan

pelanggaran; dan

(3) Selain ancaman pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat juga

dipidana dengan pidana sesuai peraturan perundang-undangan lainnya.

Dengan adanya sanksi-sanksi tersebut dalam penerapannya oleh

aparat/petugas di masyarakat dapat mewujudkan rasa aman dan nyaman bagi para

pejalan kaki yaitu dengan menertibkan segala kegiatan yang menggunakan fungsi

trotoar di luar dari fungsinya sebagai ruang bagi pejalan kaki.

2.2 Eksistensi Peraturan Daerah Nomor 27 Tahun 2011

2.2.1 Asas Pembentukan Peraturan Daerah Nomor 27 Tahun 2011

Setiap pembentukan kebijakan atau pembuatan produk hukum oleh

penyelenggara pemerintahan harus berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-

undangan. Hal ini terkait dengan asas legalitas dalam negara hukum bahwa semua

ketentuan yang mengikat warga negara harus didasarkan pada undang-undang,

seperti yang dirumuskan dalam ungkapan “het beginsel van wetmatigheid van

bestuur” yakni prinsip keabsahan pemerintahan.

Pembuatan suatu produk hukum merupakan suatu sarana penyatuan dari apa

yang menjadi keinginan norma hukum dengan memperhatikan asas hukum.

Menurut Chainur Arrasjid, asas hukum adalah cita-cita ideal yang

melatarbelakangi pembentukan norma, yang bersifat umum dan konkret agar

berlaku dalam praktek.14

Asas hukum menurut Satjipto Rahardjo seperti yang

ditulis oleh Hamzah Halim dan Kemal Redino Syahrul Putera dalam buku Cara

14 Chainur Arrasjid, 2004, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, h.37.

Page 14: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KOTA DENPASAR … II.pdf · akomodasi dan di Kota Denpasar tercatat 20 rumah sakit yang ... Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan

50

Praktis Menyusun Dan Merancang Peraturan Daerah, asas hukum merupakan

jembatan antara peraturan-peraturan hukum dengan cita-cita sosial dan pandangan

etis masyarakatnya.15

Dapat ditarik maksud dari pendapat ini adalah suatu

peraturan hukum perlu memperhatikan harapan dari sisi sosial dan tanggapan

masyarakat umum terhadap apa yang diatur di dalamnya sehingga peraturan

hukum tersebut tidak kaku ketika berusaha diterapkan di masyarakat.

Menarik garis besar dari pendapat Sudikno Mertokusumo terkait pengertian

norma hukum adalah kaidah hukum sebagai peraturan hidup yang menentukan

bagaimana manusia seharusnya berprilaku dan bersikap di dalam masyarakat, agar

kepentingan semua pihak terlindungi dan kaidah hukum itu sendiri terwujud

secara konkret dalam bentuk peraturan.16

Menurut ketentuan Pasal 1 angka 2 UU No.12/2011, Peraturan Perundang-

undangan adalah “peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat

secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang

berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-

undangan”.

Hierarki peraturan perundang-undangan diatur pada Pasal 7 ayat (1), yaitu :

1. Undang-Undang Dasar 1945 (disingkat UUD 1945). UUD 1945 merupakan

hukum dasar dalam Peraturan Perundang-undangan. UUD 1945

ditempatkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

15 Hamzah Halim dan Kemal Redino Syahrul Putera, 2009, Cara Praktis Menyusun dan

Merancang Peraturan Daerah (Suatu Kajian Teoritis dan Praktis Disertai Manual):Konsepsi

Teoritis Menuju Artikulasi Empiris, Kencana, Jakarta, h.13

16 Yuliandri, 2009, Asas-Asas Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan Yang Baik,

RajaGrafindo Persada, Jakarta, h.21-22.

Page 15: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KOTA DENPASAR … II.pdf · akomodasi dan di Kota Denpasar tercatat 20 rumah sakit yang ... Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan

51

2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (disingkat Tap MPR).

Ketetapan dipahami sebagai tindakan menetapkan yang dapat berwujud

undang-undang. Ketetapan dapat dimengerti sebagai keluaran dari tindakan

menetapkan.17

Ketetapan MPR yaitu putusan Majelis yang mempunyai

kekuatan hukum mengikat ke luar dan ke dalam Majelis.18

3. Undang-Undang / Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

(disingkat Perpu). Perpu adalah suatu peraturan yang dibentuk oleh Presiden

dalam hal ini ikhwal kegentingan yang memaksa. Pembentukannya yaitu

dengan alasan-alasan tertentu, yaitu keadaan mendesak atau kegentingan

yang memerlukan penanggulangan yang segera.19

4. Peraturan Pemerintah (disingkat PP). PP hanya berisi ketentuan lebih lanjut

dari ketentuan-ketentuan yang telah terdapat dalam undang-undang, artinya

materi muatan dalam PP adalah dari materi muatan undang-undang.

5. Peraturan Presiden (disingkat Perpres). Perpres adalah peraturan yang dibuat

oleh Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.

6. Peraturan Daerah Provinsi (disingkat Perda). Perda yang berlaku di Aceh

disebut Qanun , serta Perda Khusus atau Perdasus dan Perda Provinsi atau

Perdasi, yang berlaku di Provinsi Papua dan Papua Barat.

7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. Termasuk di dalamnya adalah Qanun

yaitu Perda Kabupaten/Kota yang berlaku di Kabupaten/Kota di Provinsi

Aceh.

17 Ni’matul Huda dan R. Nazriyah, 2011, Teori & Pengujian Peraturan Perundang-

undangan, Nusa Media, Bandung, h.66.

18 Ibid.,h.66.

19 Ibid.,h.100.

Page 16: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KOTA DENPASAR … II.pdf · akomodasi dan di Kota Denpasar tercatat 20 rumah sakit yang ... Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan

52

Pemahaman hierarki atau urutan kedudukan suatu peraturan dalam peraturan

perundang-undangan mengenal 3 (tiga) asas yaitu peraturan yang lebih rendah

tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi

atau dikenal dengan istilah lex superior derogat legi inferior. Selain itu dikenal

pula istilah lex specialis derogat legi generalis yaitu peraturan yang khusus

mengenyampingkan peraturan yang umum,dan lex posterior derogat legi priori

yaitu peraturan yang lama dibatalkan oleh peraturan yang baru.

Di Indonesia, peraturan perundang-undangan pembentukannya tidak boleh

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan lainnya dan diatur dalam

hierarki perundang-undangan. Dalam pembentukan peraturan perundang-

undangan harus memperhatikan asas-asas pembentukan peraturan perundang-

undangan yang baik, sebagaimana tercantum pada Pasal 5 Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

(disingkat UU No.12/2011) pengganti Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004,

yaitu:

a. Kejelasan tujuan;

b. Kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat;

c. Kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi muatan;

d. Dapat dilaksanakan;

e. Kedayagunaan dan kehasilgunaan;

f. Kejelasan rumusan; dan

g. Keterbukaan.

Dari asas-asas tersebut salah satu asas yang menjadi perhatian adalah Asas

dapat dilaksanakan. Dalam penjelasan asas tersebut, dijelaskan bahwa yang setiap

pembentukan peraturan perundang-undangan harus memperhatikan efektivitas

peraturan perundang-undangan tersebut dalam masyarakat baik secara filosofis,

Page 17: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KOTA DENPASAR … II.pdf · akomodasi dan di Kota Denpasar tercatat 20 rumah sakit yang ... Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan

53

sosiologis, maupun yuridis20

yang dapat dipahami bahwa pembentukan peraturan

perundang-undangan tidak hanya menjadi produk hukum di awang-awang namun

dapat diterima dan diterapkan di masyarakat serta tujuan dari peraturan tersebut

dapat terwujud.

Materi muatan dalam suatu peraturan perundang-undangan juga harus

mencerminkan beberapa asas yang tertuang dalam Pasal 6 ayat (1) UU

No.12/2011, yaitu:

a. Pengayoman;

b. Kemanusiaan;

c. Kebangsaan;

d. Kekeluargaan;

e. Kenusantaraan;

f. Bhineka tunggal ika;

g. Keadilan;

h. Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan;

i. Ketertiban dan kepastian hukum; dan/atau

j. Keseimbangan, keserasian, dan keselarasan.

Asas dalam Pasal 6 ayat(1) huruf i “Ketertiban dan Kepastian Hukum”

memberikan penjelasan bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-

undangan harus dapat mewujudkan ketertiban dalam masyarakat melalui jaminan

kepastian hukum. Selanjutnya diperkuat dengan Pasal 6 ayat(1) huruf j yaitu asas

Keseimbangan, Keserasian, dan Keselarasan, di mana penjelasan dari asas ini

adalah bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus

mencerminkan keseimbangan, keserasian dan keselarasan antara kepentingan

individu, masyarakat dan kepentingan bangsa dan negara.

20 Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 Tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan.

Page 18: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KOTA DENPASAR … II.pdf · akomodasi dan di Kota Denpasar tercatat 20 rumah sakit yang ... Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan

54

Pada ketentuan Pasal 2 Perda No.27/2011, rencana tata ruang wilayah Kota

Denpasar didasarkan atas azas:

a. Tri Hita Karana;

b. Keterpaduan;

c. Keserasian, keselarasan dan keseimbangan;

d. Keberlanjutan;

e. Keberdayagunaan dan keberhasilgunaan;

f. Keterbukaan;

g. Kebersamaan dan kemitraan;

h. Perlindungan kepentingan umum;

i. Kepastian hukum dan keadilan; dan

j. Akuntabilitas.

Menurut I Gusti Ketut Kaler, Tri Hita Karana secara harafiah adalah:21

a. Tri artinya tiga;

b. Hita artinya baik, lestari, senang;

c. Karana artinya sebab-musabab atau sumber sebab.

Tri Hita Karana mengajarkan pola hubungan yang seimbang, keharmonisan

hubungan yaitu:22

1. Hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan

2. Hubungan harmonis antara manusia dengan alam

3. Hubungan harmonis antara manusia dengan manusia

Melalui Perda No.27/2011, penyelenggara pemerintahan daerah memberikan

perlindungan hukum bagi pejalan kaki dimana dengan kegiatan masyarakat Kota

Denpasar yang semakin padat. Penataan Ruang tidak hanya dipahami dengan

proses perencanaan berbasis pada fisik tetapi juga pada pengaturan dan

penegakannya. Materi muatan dalam Perda selain memberikan kepastian hukum,

21 I Made Suasthawa Dharmayudha dan I Wayan Koti Ҫantika, 1991, Filsafat Adat Bali,

Upada Sastra, Denpasar, h.6.

22 Ibid.,h.8.

Page 19: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KOTA DENPASAR … II.pdf · akomodasi dan di Kota Denpasar tercatat 20 rumah sakit yang ... Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan

55

juga penting memberikan keadilan dan kemanfaatan sesuai dengan tujuan dari

hukum dan perwujudan sebagai negara hukum.

2.2.2 Efektivitas Sebagai Eksistensi Peraturan Daerah Nomor 27 Tahun 2011

Terkait eksistensi dari pembentukan Perda No.27/2011 haruslah dapat

dirumuskan dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat agar efektif berlaku

dan tidak sia-sia. Berkaitan dengan efektivitas yang tercantum dalam penjelasan

Pasal 5 UU.12/2011, menurut Blacks Law Dictionary, effective adalah:

performing within the range of normal and expected standarts

(e.counsel)(Productive;achieving a result (e.cause)23 – yang dapat diartikan

efektif adalah hasil dari rentang normal dan standar yang diharapkan- secara garis

besar efektif berarti ukuran dari suatu kegiatan atau usaha yang normal atau lebih

dari standar yang diharapkan .

Pengertian efektivitas lainnya terkait dengan pembentukan suatu peraturan

agar tetap berlaku di masyarakat adalah ketepatgunaan, hasil guna, menunjang

tujuan.24

Dari arti tersebut dapat dipahami bahwa efektivitas berkaitan dengan

dapat tercapainya tujuan atau dapat berhasil guna dari suatu usaha atau kegiatan.

Dari arti efektivitas menurut Black Law dan Kamus tersebut di atas, dapatlah

disimpulkan bahwa efektivitas yang berasal dari kata efektif ukuran atau standar

dari hasil suatu usaha atau kegiatan apakah telah sesuai dengan harapan atau

belum tercapai atau tidak tercapai harapan tersebut.

23 Blacks Law Dictionary, Ninth Edition, Bryan a Garner,United State of America.

24 Kamus Populer Ilmiah Internasional, Alumni Surabaya, Surabaya.

Page 20: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KOTA DENPASAR … II.pdf · akomodasi dan di Kota Denpasar tercatat 20 rumah sakit yang ... Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan

56

Pendapat Bagir Manan terkait efektivitas hukum bahwa dalam pembentukan

suatu peraturan dapat berlandaskan pada: pertama, landasan yuridis (juridische

gelding); kedua, landasan sosiologis (sociologische gelding); dan ketiga, landasan

filosofis. Dengan berlandaskan pada ketiga landasan tersebut maka

pembentukannya dapat menghasilkan suatu peraturan yang tangguh dan

berkualitas, memiliki kaidah yang sah secara hukum, dan mampu berlaku efektif

karena dapat diterima serta berlaku di masyarakat.25

Adapun pendapat lain terkait indikator mutu suatu peraturan jika berbicara

mengenai efektivitas hukum menurut Gert-Jan Veerman dalam penelitian

Maastricht University, yaitu:26

Tabel 3.

Indikator Mutu dan Spesifikasi Suatu Peraturan Atau Undang-Undang

Quality Specifications Remarks

Effectivity - Formulate clear goals

- Determine the relation between

goals and means

- Determine target groups

- Determine the social playing

field of the intended regulation

- Do not forget feasibility and

enforceability

- Involve experts

- A shared definition of the

problem and an adequate theory

on the approach are crucial, at

least in an instrumental concept

of law and effectivity (but often

impossible)

- A relation is supposed to exist

between effectivity and

legitimacy

Dari tabel tersebut dirumuskan bahwa suatu peraturan atau undang-undang

yang efektif apabila memiliki spesifikasi sebagai berikut:

a) Mempunyai formulasi dengan tujuan yang jelas

25 Yuliandri, op.cit.,h.29

26 Yuliandri, op.,cit., h.120

Page 21: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KOTA DENPASAR … II.pdf · akomodasi dan di Kota Denpasar tercatat 20 rumah sakit yang ... Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan

57

b) Menentukan hubungan antara tujuan dan arti

c) Menentukan target

d) Menentukan wilayah atau ruang lingkup berlakunya peraturan tersebut

e) Jangan lupa akan kemungkinan dan pelaksanaannya

f) Melibatkan ahli-ahli

Dari spesifikasi tersebut, efektif ditandai dengan:

a) Persamaan definisi tentang masalah dan teori yang mampu atau tepat

dalam pendekatan yang krusial, setidaknya dalam pembuatan konsep dari

hukum dan efektivitas (walaupun selalu tidak mungkin)

b) Harus ada hubungan antara efektivitas dan keabsahan peraturan atau

pembenaran berdasarkan hukum.

Dari efektif tersebut eksistensi suatu Perda akan tetap dihargai keberadaannya dan

berlaku di masyarakat.

Suatu produk hukum harus didasari oleh 3 (tiga) dasar pemikiran atau

landasan, yaitu:27

1) Dasar filosofis

Filosofis atau pandangan akan hakekat atau dasar dari sesuatu. Setiap

masyarakat tentu memiliki pandangan akan suatu hukum yang dapat

memberikan keadilan, ketertiban maupun kesejahteraan sehingga memberikan

nilai yang baik bagi tingkah laku masyarakat. Kaidah hukum berlaku secara

27 Hamzah Halim dan Kemal Redino Syahrul Putera, op.cit., h.12-25

Page 22: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KOTA DENPASAR … II.pdf · akomodasi dan di Kota Denpasar tercatat 20 rumah sakit yang ... Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan

58

filosofis yaitu bahwa sesuai dengan cita hukum sebagai nilai positif yang

tertinggi.28

Dasar filsafat bagi bangsa Indonesia yang secara eksplisit dirumuskan

dalam Pembukaan UUD 1945 adalah Pancasila, yang selanjutnya menjadi

dasar dalam menuangkan dasar pemikiran ke dalam suatu rancangan peraturan

perundang-undangan. Jika suatu produk hukum tersebut pada kenyataannya

bertentangan dengan dasar filsafat ini maka pada prinsipnya produk hukum

tersebut tidak sah.

2) Dasar yuridis

Dasar yuridis merupakan ketentuan hukum untuk suatu perancangan suatu

peraturan perundang-undangan. Landasan yuridis ditempatkan pada bagian

konsideran “Mengingat”, yaitu berisi Undang-Undang atau peraturan

perundang-undangan lain yang dalam hierarki peraturan perundang-undangan

berada di atas Perda.

Sebagai negara yang berdasarkan atas hukum sebagaimana ketentuan Pasal

1 ayat (3) UUD NRI 1945 yang menyatakan,” Negara Indonesia adalah Negara

Hukum ”, maka sudah menjadi suatu kewajiban bahwa dalam merumuskan,

negara Indonesia berupaya dan menjalankan segala kepentingan bangsa

termasuk pembentukan produk hukum berdasarkan atas ketentuan hukum.

Keberlakuan yuridis dari kaidah hukum oleh Bagir Manan disebutkan

dalam syarat-syarat berikut, yaitu:29

a. Adanya kewenangan dari pembuat peraturan perundang-undangan.

28 Zainuddin Ali, 2010, Filsafat Hukum, Sinar Grafika, Jakarta (Selanjutnya disebut

Zainuddin Ali II), h.94 29 Ibid., h.5

Page 23: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KOTA DENPASAR … II.pdf · akomodasi dan di Kota Denpasar tercatat 20 rumah sakit yang ... Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan

59

b. Kesesuaian jenis peraturan perundang-undangan dengan materi yang

diatur.

c. Harus sesuai dengan tata cara tertentu yang sesuai dengan ketentuan

hukum yang berlaku.

d. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan lainnya

khususnya yang lebih tinggi dan tidak bertentangan dengan ketentuan

dalam UUD.

3) Dasar sosiologis

Norma-norma yang tercermin dalam suatu peraturan haruslah

mencerminkan tuntutan kebutuhan kesadaran hukum masyarakat. Dasar

berlakunya suatu peraturan adalah dengan adanya kepatuhan dari masyarakat

yang diaturnya yang terlihat secara empiris. Keberlakuan tersebut dapat terjadi

karena adanya paksaan dari penguasa atau pemerintah dan dapat terjadi pula

karena adanya pengakuan dari masyarakat itu sendiri terhadap peraturan

tersebut.

Secara empiris dari usaha penerapan suatu peraturan dapat mendorong

perubahan dari masyarakat yang menuntut adanya pemenuhan kebutuhan yang

tidak dipenuhi dalam suatu produk hukum. Indonesia sebagai negara hukum

juga tidak dapat mengabaikan atau menyimpang dari keadaan Indonesia pada

umumnya dengan menggunakan pandangan bernegara bangsa Indonesia.

Dari ketiga hal tersebut di atas, dasar filosofis; yuridis; dan sosiologis,

menjadi poin penting dalam pembuatan produk hukum agar tidak menjadi sia-sia

dalam masyarakat ketika pada kenyataan hukum tidak dapat menampung

kebutuhan dalam masyarakat dan tujuan hukum tidak terwujud.

Page 24: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KOTA DENPASAR … II.pdf · akomodasi dan di Kota Denpasar tercatat 20 rumah sakit yang ... Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan

60

2.2.3 Peraturan Daerah Nomor 27 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Kota Denpasar

Berbicara mengenai Perda yang kedudukannya diatur pula dalam hierarki

peraturan perundang-undangan, maka perlulah diketahui apa yang dimaksudkan

dengan Perda.

Perda menurut ketentuan Pasal 1 angka 25 UU No.12/2011 adalah “peraturan

daerah yang selanjutnya disebut Perda atau yang disebut dengan nama lain adalah

Perda Provinsi dan Perda Kabupaten/Kota”. Lebih lanjut Perda menurut UU

No.12/2011 pada Pasal 236 menjelaskan bahwa Perda dibentuk oleh Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (disingkat DPRD) dengan persetujuan Kepala Daerah

untuk menyelenggarakan Otonomi Daerah dan Tugas Pembantuan. Kepala daerah

yang dimaksud oleh UU No.12/2011 adalah Gubernur dan Bupati/Wali Kota.

Kedudukan Perda dalam hierarki Peraturan Perundang-undangan di Indonesia

menurut ketentuan Pasal 7 ayat (1) UU No.12/2011 menyiratkan bahwa Perda

tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan lain yang lebih

tinggi.

Dalam Perda sendiri terdiri atas:

1. Peraturan Daerah Provinsi, yang wilayah berlakunya adalah di provinsi

tersebut. Perda Provinsi dibentuk oleh DPRD Provinsi dengan persetujuan

bersama Gubernur.

Page 25: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KOTA DENPASAR … II.pdf · akomodasi dan di Kota Denpasar tercatat 20 rumah sakit yang ... Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan

61

2. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota, yang berlaku di kabupaten/kota

tersebut. Perda Kabupaten/Kota dibentuk oleh DPRD Kabupaten/Kota

dengan persetujuan bersama Bupati/Walikota.

Hal-hal yang dimuat dalam Perda adalah seluruh materi penyelenggaraan

otonomi daerah dan tugas pembantuan serta penjabaran lebih lanjut ketentuan

peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Selain itu, materi dalam Perda

juga dapat memuat materi muatan lokal yang dapat dipahami bahwa Perda dapat

menampung kondisi atau ciri khas dari suatu daerah dan tidak bertentangan

dengan kepentingan umum. Hal penting dalam materi muatan Perda adalah

berpedoman pada ketentuan peraturan perundangan-undangan dan asas hukum

yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dan tidak bertentangan dengan

prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Proses pembentukan Perda menurut ketentuan Pasal 237 ayat (2) UU

No.12/2011 mencakup beberapa tahapan yang berpedoman pada ketentuan

peraturan perundang-undangan, yaitu :

1. Perencanaan;

2. Penyusunan;

3. Pembahasan;

4. Penetapan;dan

5. Pengundangan

Perencanaan penyusunan Perda disusun bersama oleh DPRD dan kepala

daerah. Penyusunan Rancangan Perda atau Raperda, dapat berasal dari DPRD

atau kepala daerah, artinya bahwa Raperda yang disiapkan oleh DPRD

disampaikan kepada kepala daerah, begitu pula apabila Raperda yang disiapkan

adalah berasal dari kepala daerah maka kemudian disampaikan kepada DPRD.

Page 26: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KOTA DENPASAR … II.pdf · akomodasi dan di Kota Denpasar tercatat 20 rumah sakit yang ... Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan

62

Raperda yang telah melewati tahap pembicaraan untuk mendapat persetujuan

bersama antara DPRD dan kepala daerah selanjutnya diajukan oleh DPRD kepada

kepala daerah untuk ditetapkan menjadi Perda. Dari pengajuan tersebut maka

Perda akan diberi nomor register Perda oleh Menteri apabila Perda tersebut adalah

Perda Provinsi atau Perda Kabupaten/Kota akan diberi nomor register oleh

Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat. Pemberian nomor register tersebut

dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 7 hari sejak rancangan Perda

diterima.

Perda yang telah mendapat nomor register dapat dinyatakan sah apabila

dinyatakan dengan kalimat pengesahan yang berbunyi “Peraturan Daerah ini

dinyatakan sah”, dengan atau tanpa tanda tangan dari kepala daerah.

Perda mulai diberlakukan sejak tanggal diundangkan dalam lembaran daerah

dan dinyatakan dicabut atau tidak berlaku lagi ketika telah diterbitkan Perda baru

sebagai penggantinya, sesuai dengan asas dalam peraturan perundang-undangan

yaitu lex posterior derogat lege priori.

Fungsi dibentuknya Perda tidak terlepas dari otonomi yang diberikan kepada

daerah. Otonomi daerah dalam Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 5

Tahun 1974 menggambarkan otonomi lebih kepada suatu kewajiban, di mana

kewajiban daerah untuk melancarkan jalannya pembangunan untuk mencapai

kesejahteraan rakyat, dan dalam ketentuan UU No.12/2011 pada Pasal 1 angka 6,

yang dimaksud dengan otonomi daerah adalah “hak, wewenang, dan kewajiban

daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan

Page 27: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KOTA DENPASAR … II.pdf · akomodasi dan di Kota Denpasar tercatat 20 rumah sakit yang ... Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan

63

kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik

Indonesia”.

Hak yang dapat dipahami di sini adalah hak diberikan bagi suatu daerah

untuk kepala daerah, DPRD dan masyarakatnya dapat mengatur daerahnya

masing-masing sesuai dengan kondisi dan kearifan lokal daerah tersebut, yang

dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Wewenang dalam ini bukan sebagai wujud pengertian dari kekuasaan, tetapi

dapat dijabarkan sebagai suatu hak dan kewajiban dalam mengatur suatu daerah

oleh Kepala Daerah. Namun tidak dapat dipisahkan bahwa wewenang hadir

karena adanya kekuasaan. Kekuasaan di sini berkaitan dengan ajaran Trias

Political yaitu pemisahan kekuasaan (separation of power)oleh Montesquieu,

yaitu : legislatif, eksekutif, dan yudikatif.30

Dalam pemerintahan terdapat 3 (tiga) cara untuk memperoleh wewenang:31

a. Attributie atau atribusi adalah pemberian wewenang pemerintahan oleh

pembuat undang-undang kepada organ pemerintahan.

b. Delegatie atau delegasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan dari

satu organ pemerintahan kepada organ pemerintahan lainnya.

c. Mandaat atau mandat adalah pemberian izin kewenangan yang dimiliki

organ pemerintahan untuk dijalankan oleh organ lain atas namanya.

Pemahaman lain terkait wewenang ini adalah pelimpahan atau pemberian

wewenang dari Pemerintah Pusat kepada Daerah berasaskan kesamaan, yang

berarti bahwa tidak ada perbedaan antara satu Daerah dengan Daerah yang lain

30 Pataniari Siahaan, 2012, Politik Hukum Pembentukan Undang-Undang Pasca

Amandemen UUD 1945, Konpress, Jakarta Pusat, h.29.

31 Ridwan HR, op.cit, h.102.

Page 28: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KOTA DENPASAR … II.pdf · akomodasi dan di Kota Denpasar tercatat 20 rumah sakit yang ... Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan

64

yang menjadi kewenangan Pusat.32

Berikutnya adalah kewajiban yang dipahami

sebagai tanggung jawab dari daerah untuk dapat memajukan kesejahteraan

rakyatnya dengan memperhatikan kearifan lokal daerah dan menghindari

diskriminasi sehingga pada dasarnya kebijakan yang diputuskan bersama tidak

bertentangan dengan kepentingan umum dan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Keberadaan Perda No.27/2011, perlu dipahami dahulu apa yang dimaksud

dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (disingkat RTRW) Kota. Ruang bagi

pejalan kaki sebelumnya telah diketahui menurut ketentuan UU No.26/2007 pada

ketentuan umum angka 1 adalah “wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut,

dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah,

tempat manusia dan makhluk lain hidup melakukan kegiatan dan memelihara

kelangsungan hidupnya”

Ruang darat adalah ruang yang terletak di atas dan di bawah permukaan

daratan, termasuk permukaan perairan darat dan sisi darat dari garis laut terendah.

Ruang laut adalah ruang yang terletak di atas dan di bawah permukaan laut

dimulai dari sisi laut dari garis laut terendah termasuk dasar laut dan bagian bumi

di bawahnya sedangkan ruang udara adalah ruang yang terletak di atas ruang

daratan dan atau ruang lautan sekitar wilayah negara.

32 Suriansyah Murhani, 2008, Aspek Hukum Pengawasan Pemerintah Daerah, Laksbang

Mediatama, Yogyakarta, h.8

Page 29: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KOTA DENPASAR … II.pdf · akomodasi dan di Kota Denpasar tercatat 20 rumah sakit yang ... Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan

65

Ruang menurut D.A Tisnaamidjaja adalah “wujud fisik wilayah dalam

dimensi geografis dan geometris yang merupakan wadah bagi manusia dalam

melaksanakan kegiatan kehidupannya dalam kualitas hidup yang layak”.33

Tata ruang menurut ketentuan Pasal 1 angka 2 UU No.26/2007, yaitu “wujud

struktur ruang dan pola ruang”.

Pengertian tata ruang menurut Sugandi dan Murtopo, yaitu “Pengaturan

susunan ruang suatu wilayah sehingga bermanfaat dari segi ekonomi, sosial

budaya, dan politik, yang memberi keuntungan bagi perkembangan di wilayah

tersebut”.34

Kegiataan penataan ruang juga harus memperhatikan beberapa prinsip dasar

yaitu:35

a) Pengambilan keputusan untuk menentukan pilihan

b) Suatu penetapan pengalihan sumber daya

c) Suatu penetapan dan usaha pencapaian sasaran dan tujuan pembangunan

d) Suatu pencapaian keadaan yang lebih baik di masa yang akan datang,

yaitu:

a. Dapat membuat perkiraan yang baik sesuai dengan kebutuhan dan

sumber daya yang mendukung

b. Pelaksanaan pentahapan disusun dalam urutan kegiatan yang logis,

rasional dan tertata secara bertahap, berurutan.

Menurut ketentuan Pasal 3 UU No.26/2007, tujuan dari penataan ruang pada

terdiri atas :

a. terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan

buatan;

b. terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan

sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan

33 Juniarso Ridwan dan Achmad Sodik, op.cit., h.23

34 Rahardjo Adisasmita, 2010, Pembangunan Kawasan Dan Tata Ruang, Graha Ilmu,

Yogyakarta, h.255.

35 Rinaldi Mirsa, 2012, Elemen Tata ruang Kota, Graha Ilmu, Yogyakarta, h.40

Page 30: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KOTA DENPASAR … II.pdf · akomodasi dan di Kota Denpasar tercatat 20 rumah sakit yang ... Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan

66

c. terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif

terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

Dari rumusan pasal tersebut dapat disebutkan beberapa hal yang menjadi

tujuan penataan ruang, yaitu :

1. Menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat dalam hal ekonomi sehingga

meningkatkan daya saing dengan memanfaatkan lingkungan alam dan

buatan secara berdampingan.

2. Menciptakan lingkungan yang tetap menjaga kelestarian sumber daya alam

yang telah ada agar tetap berkelanjutan.

3. Menciptakan kehidupan masyarakat yang aman dan nyaman, yaitu bahwa

masyarakat terhindar dari pemanfaatan ruang yang tidak terkendali yang

dapat menimbulkan bencana atau kerugian bagi masyarakat itu sendiri.

Penataan ruang menurut ketentuan Pasal 1 angka 5 dalam undang-undang

yang sama adalah “suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan

ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang”.

1) Perencanaan tata ruang

Proses perencanaan merupakan unsur penting dalam membuat suatu

kebijakan yang mana mengarahkan kebijakan tersebut dalam melakukan

suatu perubahan dalam suatu lingkungan. Perencanaan dapat dikaitkan pula

dengan persiapan pemecahan masalah akan resiko-resiko yang diprediksi

akan muncul di masa depan serta mempunyai alternatif ketika sesuatu yang

menjadi tujuan tersebut tidak terwujud.

Perencanaan penataan ruang dimaksudkan agar dalam memanfaatkan

lahan atau ruang dapat dilakukan dengan mengarahkan lokasi dan hubungan

Page 31: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KOTA DENPASAR … II.pdf · akomodasi dan di Kota Denpasar tercatat 20 rumah sakit yang ... Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan

67

fungsionalnya dapat berjalan dengan seimbang, optimal, dan efisien,

sehingga dapat mewujudkan pembangunan yang membawa kesejahteraan

bagi masyarakat dengan tetap menjaga kualitas lingkungan secara

berkelanjutan.

Dalam perencanaan penataan ruang yang dilakukan oleh pemerintah

daerah juga melibatkan masyarakat, demikian yang termuat dalam ketentuan

Pasal 65 UU No.26/2007, yaitu partisipasi dalam penyusunan tata ruang,

pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.

2) Pemanfaatan ruang

Pemanfaatan ruang merupakan kegiatan yang memanfaatkan ruang

menurut jangka waktu yang telah ditetapkan dalam rencana tata ruang.

Dalam ketentuan Pasal 61 UU No.26/2007, setiap orang dalam

pemanfaatan ruang wajib memperhatikan hal-hal berikut :

a. menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan;

b. memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari

pejabat yang berwenang;

c. mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin

pemanfaatan ruang; dan

d. memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan peraturan

perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum.

3) Pengendalian pemanfaatan ruang

Kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang ini dilakukan dengan

pengawasan. Kegiatan pengawasan dilaksanakan oleh Pemerintah dan

Pemda sesuai dengan kewenangannya, yang terdiri atas tindakan

pemantauan, evaluasi, dan pelaporan. Pengawasan dapat dilakukan dengan

melibatkan peran masyarakat, yang dilakukan dengan cara menyampaikan

Page 32: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KOTA DENPASAR … II.pdf · akomodasi dan di Kota Denpasar tercatat 20 rumah sakit yang ... Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan

68

laporan dan/atau pengaduan kepada Pemerintah dan pemerintah daerah.

Selanjutnya kegiatan pemantauan dan evaluasi, dilakukan dengan

mengamati dan memeriksa kesesuaian antara penyelenggaraan penataan

ruang dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Selain dengan pengawasan, kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang

juga dilakukan dengan penertiban pemanfaatan ruang. Kegiatan penertiban

pemanfaatan ruang dapat dilakukan dengan penetapan peraturan

zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta melalui proses

pemeriksaan dan penyelidikan untuk pengenaan sanksi.

Penataan ruang penting dilakukan pula dengan pembinaan yang diatur dalam

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 Tentang

Penyelenggaraan Penataan Ruang (disingkat PP No.15/2010), yaitu pada Pasal 9

yang mengatur bentuk pembinaan penataan ruang meliputi:

a. koordinasi penyelenggaraan penataan ruang;

b. sosialisasi peraturan perundang-undangan dan pedoman bidang penataan

ruang;

c. pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi pelaksanaan penataan

ruang;

d. pendidikan dan pelatihan;

e. penelitian dan pengembangan;

f. pengembangan sistem informasi dan komunikasi penataan ruang;

g. penyebarluasan informasi penataan ruang kepada masyarakat; dan

h. pengembangan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat.

Pada Pasal 11 PP No.15/2010 yang sama dijelaskan mengenai sosialisasi, yaitu :

(1) sosialisasi peraturan perundang-undangan dan pedoman bidang penataan

ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b merupakan upaya

penyampaian secara interaktif substansi peraturan perundang-undangan dan

pedoman bidang penataan ruang.

(2) sosialisasi peraturan perundang-undangan dan pedoman bidang penataan

ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui:

a. media tatap muka; dan

Page 33: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KOTA DENPASAR … II.pdf · akomodasi dan di Kota Denpasar tercatat 20 rumah sakit yang ... Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan

69

b. media elektronik.

Terkait dengan ketentuan Pasal 33 huruf a dalam Perda No.27/2011 yang

mengatur ruang bagi pejalan kaki, pengaturan tata ruang tentu sangat diperlukan

sehingga pemanfaatan ruang tidak tumpang tindih dan sebagai perwujudan asas

legalitas bagi tindakan pemerintah dalam menjamin perlindungan hak-hak rakyat

khususnya terjaminnya perlindungan hukum bagi pejalan kaki yang diberikan oleh

Daerah.

Dalam ketentuan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :

17/PRT/M/2009 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah

Kota (disingkat Permen PU No.17/PRT/M/2009), RTRW Kota adalah :

rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah kota, yang merupakan

penjabaran dari RTRW provinsi, dan yang berisi tujuan, kebijakan, strategi

penataan ruang wilayah kota, rencana struktur ruang wilayah kota, rencana

pola ruang wilayah kota, penetapan kawasan strategis kota, arahan

pemanfaatan ruang wilayah kota, dan ketentuan pengendalian pemanfaatan

ruang wilayah kota.

Dalam Permen PU No.17/PRT/M/2009 diatur pula tujuan penataan ruang

wilayah kota, adalah :

tujuan yang ditetapkan pemerintah daerah kota yang merupakan arahan

perwujudan visi dan misi pembangunan jangka panjang kota pada aspek

keruangan, yang pada dasarnya mendukung terwujudnya ruang wilayah

nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan

Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional.

Lebih lanjut dalam Peraturan Menteri ini diatur pula terkait fungsi dan

manfaat RTRW Kota, yaitu sebagai berikut :

a. Fungsi RTRW Kota

Fungsi RTRW kota adalah sebagai:

Page 34: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KOTA DENPASAR … II.pdf · akomodasi dan di Kota Denpasar tercatat 20 rumah sakit yang ... Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan

70

1) Acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

(RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

2) Acuan dalam pemanfaatan ruang/pengembangan wilayah kota;

3) Acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam wilayah

kota;

4) Acuan lokasi investasi dalam wilayah kota yang dilakukan pemerintah,

masyarakat, dan swasta;

5) Pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang di wilayah kota;

6) Dasar pengendalian pemanfaatan ruang dalam penataan/ pengembangan

wilayah kota yang meliputi penetapan peraturan zonasi, perijinan,

pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi; dan

7) Acuan dalam administrasi pertanahan.

b. Manfaat RTRW Kota

Manfaat RTRW kota adalah untuk:

1) Mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam wilayah kota;

2) Mewujudkan keserasian pembangunan wilayah kota dengan wilayah

sekitarnya; dan

3) Menjamin terwujudnya tata ruang wilayah kota yang berkualitas.

Memahami fungsi dan manfaat dari RTRW Kota, tidak dapat dilepaskan dari

materi muatan dari RTRW Kota, karena faktor substansi menjadi dasar awal

dalam mewujudkan kepastian hukum di masyarakat. Peraturan Menteri PU

demikian telah mencantumkan materi muatan untuk RTRW Kota, yaitu:

muatan RTRW Kota RTRW kota memuat tujuan, kebijakan, dan strategi

penataan ruang wilayah kota (penataan kota); rencana struktur ruang

wilayah kota; rencana pola ruang wilayah kota; penetapan kawasan strategis

kota; arahan pemanfaatan ruang wilayah kota; dan ketentuan pengendalian

pemanfaatan ruang wilayah kota.

Sebagai perwujudan pelaksanaan otonomi daerah, oleh Daerah diterbitkan

Perda No.27/2011 Kota Denpasar yang dibuat dengan pertimbangan sebagai

berikut :

Page 35: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KOTA DENPASAR … II.pdf · akomodasi dan di Kota Denpasar tercatat 20 rumah sakit yang ... Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan

71

a. kota denpasar memiliki peluang pengembangan wilayah yang pesat, sebagai

perwujudan denpasar kota berbudaya yang dilandasi tri hita karana,

sehingga membutuhkan kearifan dalam konsep penataan ruang kepada

peningkatan kegiatan perekonomian dengan tetap memelihara kelestarian

budaya dan lingkungan wilayah kota denpasar;

b. mengarahkan pembangunan di kota denpasar dengan memanfaatkan ruang

wilayah secara berdaya guna, berhasil guna, serasi, selaras, seimbang dan

berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan

untuk meningkatkan keseimbangan pemanfaatan ruang, diperlukan adanya

rencana struktur ruang dan pola ruang wilayah kota denpasar;

c. kota denpasar merupakan ibukota provinsi Bali, Pusat Kegiatan Nasional

yang sekaligus merupakan Kota Inti dari Kawasan Perkotaan Sarbagita

sebagai Kawasan Strategis Nasional, yang membutuhkan koordinasi

penataan struktur ruang dan pola ruang wilayah Kota Denpasar yang

terintegrasi, sinergi dan saling mendukung dengan struktur ruang dan pola

ruang wilayah Nasional, wilayah Provinsi Bali dan wilayah Kabupaten

sekitar dalam kerangka Kawasan Perkotaan Sarbagita;

Pada Pasal 33 huruf a Perda No.27/2011, Pemkot Denpasar memberikan

ruang bagi pejalan kaki di sisi jalan berupa trotoar. Trotoar tersebut disediakan di

wilayah pantai, di kawasan perdagangan dan jasa, kawasan perkantoran, kawasan

pendidikan dan kawasan lainnya.

Berkaitan dengan eksistensi Perda No.27/2011 untuk dapat mewujudkan

tujuan dari Perda tersebut, diatur hak dan kewajiban Pemkot dan masyarakat.

Ketentuan tersebut diatur pada Pasal 110 ayat (1) dan (2), Pasal 111 ayat (1) dan

(2), serta Pasal 112 ayat (1) dan (2).

1) Pasal 110 ayat (1) dalam rangka pelaksanaan pada tahap perencanaan tata

ruang Pemerintah Kota berkewajiban:

a. memberikan informasi dan menyediakan akses informasi kepada

masyarakat tentang proses penyusunan dan penetapan rencana tata ruang

melalui media komunikasi yang memiliki jangkauan sesuai dengan

tingkat rencana;

b. melakukan sosialisasi mengenai perencanaan tata ruang;

c. menyelenggarakan kegiatan untuk menerima masukan dari masyarakat

terhadap perencanaan tata ruang; dan

Page 36: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KOTA DENPASAR … II.pdf · akomodasi dan di Kota Denpasar tercatat 20 rumah sakit yang ... Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan

72

d. memberikan tanggapan kepada masyarakat atas masukan mengenai

perencanaan tata ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

ayat (2) dalam penataan ruang Kota, setiap orang berhak untuk:

a. mengetahui rencana tata ruang;

b. menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan ruang;

c. memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang timbul akibat

pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata

ruang;

d. mengajukan keberatan kepada pejabat berwenang terhadap pembangunan

yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang di wilayahnya;

e. mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan

yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang kepada pejabat berwenang;

dan

f. mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah dan/atau

pemegang izin apabila kegiatan pembangunan yang tidak sesuai dengan

rencana tata ruang menimbulkan kerugian.

2) Pasal 111 ayat (1) dalam rangka pelaksanaan pemanfaatan ruang Pemerintah

Kota:

a. memberikan informasi dan menyediakan akses informasi kepada

masyarakat tentang pemanfaatan ruang melalui media komunikasi;

b. melakukan sosialisasi rencana tata ruang yang telah ditetapkan;

c. melaksanakan pemanfaatan ruang sesuai peruntukannya yang telah

ditetapkan dalam rencana tata ruang, dan

d. memberikan tanggapan kepada masyarakat atas masukan mengenai

pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

ayat (2) dalam pemanfaatan ruang, setiap orang wajib:

a. mentaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan;

b. memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat

yang berwenang;

c. mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan

ruang; dan

d. memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan peraturan

perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum.

3) Pasal 112 ayat (1) dalam rangka pelaksanaan kewajiban pada tahap

pengendalian pemanfaatan ruang Pemerintah Kota berkewajiban:

a. memberikan informasi dan menyediakan akses informasi kepada

masyarakat tentang pengendalian pemanfaatan ruang melalui media

komunikasi;

b. melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pengendalian

pemanfaatan ruang;

Page 37: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KOTA DENPASAR … II.pdf · akomodasi dan di Kota Denpasar tercatat 20 rumah sakit yang ... Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan

73

c. memberikan tanggapan kepada masyarakat atas masukan mengenai

arahan dan/atau peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan

disinsentif, serta pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan; dan

d. menyediakan sarana yang memudahkan masyarakat dalam

menyampaikan pengaduan atau laporan terhadap dugaan penyimpangan

atau pelanggaran kegiatan pemanfaatan ruang yang melanggar rencana

tata ruang yang telah ditetapkan.

ayat (2) dalam hal keterbukaan RTRW sebagaimana dimaksud pada Pasal

111, maka:

a. RTRW bersifat terbuka untuk umum dan ditempatkan di Kantor

Pemerintah Kota dan tempat-tempat yang mudah dilihat oleh masyarakat;

b. informasi RTRW dapat diketahui oleh masyarakat luas baik melalui hard

copy laporan maupun data elektronik yang disediakan pemerintah kota;

dan

c. masyarakat berhak untuk mendapatkan informasi mengenai RTRW

secara tepat, cepat dan murah.

Eksistensi Perda juga bergantung dari aparat penegaknya yang dalam hal ini

UU No.23/2014 telah mengamanatkan penertiban atau penegakan Perda kepada

Satpol PP. Satpol PP diberikan wewenang oleh undang-undang untuk dapat

menegakkan Perda di wilayah Perda tersebut berlaku.

Pada ketentuan Pasal 255 ayat (2) UU No.23/2014, Satpol PP diberikan

kewenangan, yaitu :

a. melakukan tindakan penertiban bagi yang melakukan pelanggaran perda;

b. menindak kegiatan yang mengganggu ketertiban umum dan ketentraman

masyarakat;

c. melakukan tindakan penyelidikan terhadap pihak-pihak yang diduga

melakukan pelanggaran atas perda dan/atau perkada;

d. melakukan tindakan administratif terhadap pihak-pihak yang melakukan

pelanggaran Perda dan/atau Perkada;

Ketentuan lebih lanjut terkait Satpol PP diatur dengan peraturan pemerintah.

Ketentuan terkait Satpol PP saat ini diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6

Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja, yang merupakan peraturan

selanjutnya dari UU Pemda Nomor 32 Tahun 2004 yang telah diganti, dan saat ini

Page 38: BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KOTA DENPASAR … II.pdf · akomodasi dan di Kota Denpasar tercatat 20 rumah sakit yang ... Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan

74

belum ada peraturan lain yang diterbitkan sebagai pengganti dari Peraturan

Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tersebut.

Namun tidak hanya Satpol PP saja yang menjadi pihak dalam penertiban

penggunaan trotoar di masyarakat. Selain Satpol PP, pihak lainnya adalah dari

Dinas Perhubungan (disingkat Dishub). Dishub sesuai Perda Nomor 7 Tahun

2008 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kota Denpasar, yang juga

dijabarkan dalam Keputusan Walikota Denpasar Nomor 33 Tahun 2008 tentang

Uraian Tugas Jabatan pada Organisasi Dinas Daerah Kota Denpasar, bahwa tugas

pokok Dinas Perhubungan Kota Denpasar adalah : "Melaksanakan Kewenangan

Otonomi Daerah di Bidang Perhubungan".36

Dari hal demikian dapat dipahami

bahwa Dishub dapat melaksanakan kewenangan terkait dengan bidang

perhubungan yang diatur dalam ketentuan otonomi daerah.

36 Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Perhubungan Kota Denpasar,

http://perhubungan.denpasarkota.go.id/index.php/profil/282/Tupoksi/, Diakses 26 Februari 2015