bab ii gambaran pelayanan skpd -...

24
6 | Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD Usaha peternakan berperan penting dalam penyediaan pangan protein hewani, terutama daging, telur, dan susu. Protein hewani bermanfaat sebagai sumber energi dalam beraktifitas, pertumbuhan sel dan jaringan serta cadangan energi tubuh. Hingga kini pemenuhan protein hewani tidak dapat digantikan dengan zat yang lain. Jumlah konsumsi protein hewani selama ini dinilai masih kurang dari nilai konsumsi protein hewani standar Pola Pangan Harapan (PPH). Tingkat konsumsi protein hewani di Indonesia hanya 4,7 gr/orang/hari. Angka ini sangat rendah jika dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia, Thailand, dan Filipina yang rata-rata 10 gr/orang/hari. Dengan demikian usaha peternakan masih berpotensi untuk dikembangkan. Peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian, yaitu mencakup perunggasan (misalnya ayam dan itik), ruminansia kecil (misalnya kambing dan domba) dan ruminansia besar (misalnya sapi dan kerbau). Disamping itu, juga termasuk produk turunannya seperti susu dan telur. Peternakan Provinsi Jawa Timur cukup berpengaruh secara nasional. Pada tahun 2013, populasi sapi potong Jawa Timur mencapai 28,30% dari populasi nasional. Sapi potong Jawa Timur diekspor ke beberapa Provinsi lain, seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Kalimantan Selatan. Produksi hasil peternakan Jawa Timur juga menjadi andalan di tingkat nasional. Produksi susu segar di Jawa Timur mencapai 980 ton/hari dimana pada tahun 2013 mencapai 416.418 ton atau setara dengan 42,45% dari total produksi nasional; produksi telur 19,79% dari produksi telur nasional; dan produksi daging 12,4% dari produksi nasional. Untuk menunjang produksi, aspek kesehatan hewan sangatlah penting. Kesehatan hewan juga memiliki korelasi langsung dengan ketahanan pangan. Kerugian dan jumlah kematian ternak akibat berbagai penyakit hewan menular seperti flu burung sangatlah besar. Disamping itu, kesehatan hewan demi kesehatan manusia juga perlu ditingkatkan, karena sekitar 80% penyakit yang ada pada manusia berasal dari hewan.

Upload: vanque

Post on 09-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD - disnak.jatimprov.go.iddisnak.jatimprov.go.id/web/upload_data/files/2014/bab2_renstra.pdf · Sapi potong Jawa Timur diekspor ke beberapa Provinsi lain,

6 | Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur 2014-2019

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

Usaha peternakan berperan penting dalam penyediaan pangan protein

hewani, terutama daging, telur, dan susu. Protein hewani bermanfaat sebagai

sumber energi dalam beraktifitas, pertumbuhan sel dan jaringan serta

cadangan energi tubuh. Hingga kini pemenuhan protein hewani tidak dapat

digantikan dengan zat yang lain.

Jumlah konsumsi protein hewani selama ini dinilai masih kurang dari nilai

konsumsi protein hewani standar Pola Pangan Harapan (PPH). Tingkat

konsumsi protein hewani di Indonesia hanya 4,7 gr/orang/hari. Angka ini sangat

rendah jika dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lainnya seperti

Malaysia, Thailand, dan Filipina yang rata-rata 10 gr/orang/hari. Dengan

demikian usaha peternakan masih berpotensi untuk dikembangkan.

Peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian, yaitu mencakup

perunggasan (misalnya ayam dan itik), ruminansia kecil (misalnya kambing

dan domba) dan ruminansia besar (misalnya sapi dan kerbau). Disamping itu,

juga termasuk produk turunannya seperti susu dan telur.

Peternakan Provinsi Jawa Timur cukup berpengaruh secara nasional.

Pada tahun 2013, populasi sapi potong Jawa Timur mencapai 28,30% dari

populasi nasional. Sapi potong Jawa Timur diekspor ke beberapa Provinsi lain,

seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Kalimantan Selatan. Produksi hasil

peternakan Jawa Timur juga menjadi andalan di tingkat nasional. Produksi susu

segar di Jawa Timur mencapai 980 ton/hari dimana pada tahun 2013 mencapai

416.418 ton atau setara dengan 42,45% dari total produksi nasional; produksi

telur 19,79% dari produksi telur nasional; dan produksi daging 12,4% dari

produksi nasional.

Untuk menunjang produksi, aspek kesehatan hewan sangatlah penting.

Kesehatan hewan juga memiliki korelasi langsung dengan ketahanan pangan.

Kerugian dan jumlah kematian ternak akibat berbagai penyakit hewan menular

seperti flu burung sangatlah besar. Disamping itu, kesehatan hewan demi

kesehatan manusia juga perlu ditingkatkan, karena sekitar 80% penyakit yang

ada pada manusia berasal dari hewan.

Page 2: BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD - disnak.jatimprov.go.iddisnak.jatimprov.go.id/web/upload_data/files/2014/bab2_renstra.pdf · Sapi potong Jawa Timur diekspor ke beberapa Provinsi lain,

7 | Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur 2014-2019

Pelayanan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur tidak hanya menjamin

ketersediaan produksi hasil ternak tapi juga menjamin standar mutu produk

hasil ternak yang aman, sehat, utuh dan halal. Undang-undang No.18 Tahun

2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan mengamanatkan bahwa

semua pemotongan hewan ternak harus dilaksanakan di Rumah Potong

Hewan. Hal ini untuk menjamin standar mutu aman, sehat, utuh dan halal

tersebut. Karena itu, Rumah Potong Hewan juga harus memenuhi standarisasi

Nomor Kontrol Veteriner. Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur sebagai

penerbit NKV sangat berkepentingan agar semua RPH di Jawa Timur dapat

memenuhi standar tersebut.

Kendala pembangunan peternakan saat ini adalah kapasitas sumber

daya manusia yang terbatas (kebanyakan bukan pekerjaan utama tetapi

merupakan pendukung sektor pertanian) dan teknologi. Masyarakat peternak

perlu difasilitasi dan dibina dalam upaya meningkatkan kualitas budidaya,

pemberian nilai tambah komoditas peternakan, dan diversifikasi produk yang

diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk peternakan, sehingga

berdampak pada peningkatan kesejahteraan peternak. Kendala lain adalah

masih banyak beredar produk hasil peternakan yang tidak memenuhi standar

keamanan pangan serta ancaman kematian ternak karena penyakit hewan

menular.

Peran Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur sangat strategis karena

merupakan motor penggerak dan koordinator pembangunan peternakan di

Jawa Timur. Intervensi Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur sebagai unsur

pemerintah adalah dari sisi kebijakan, pembinaan, dan pengawasan.

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD

Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan

Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Timur, dengan tugas melaksanakan urusan

pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di

bidang peternakan. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor

9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa

Timur, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur mempunyai kedudukan, tugas

dan fungsi sebagai berikut :

Page 3: BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD - disnak.jatimprov.go.iddisnak.jatimprov.go.id/web/upload_data/files/2014/bab2_renstra.pdf · Sapi potong Jawa Timur diekspor ke beberapa Provinsi lain,

8 | Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur 2014-2019

a) Kedudukan

Dinas Peternakan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris

Daerah.

b) Tugas

Dinas Peternakan mempunyai tugas melaksanakan urusan

pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas

pembantuan di bidang peternakan.

c) Fungsi

1) Perumusan kebijakan teknis di Bidang Peternakan.

2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di

bidang peternakan.

3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup

tugasnya.

4) Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh Gubernur.

Struktur organisasi Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, sebagaimana

Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Timur Nomor 93 Tahun 2008 tentang

Uraian Tugas Sekretariat, Bidang, Sub Bagian dan Seksi Dinas

Peternakan Provinsi Jawa Timur adalah sebagai berikut :

1. Kepala Dinas

2. Sekretaris, mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan,

mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan administrasi

umum, kepegawaian, perlengkapan, penyusunan program,

keuangan, hubungan masyarakat dan protokol. Untuk

melaksanakan tugasnya, Sekretaris mempunyai fungsi :

a. Pengelolaan dan pelayanan administrasi umum;

b. Pengelolaan administrasi kepegawaian;

c. Pengelolaan administrasi keuangan;

d. Pengelolaan administrasi perlengkapan;

e. Pengelolaan urusan rumah tangga, hubungan masyarakat dan

protokol;

Page 4: BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD - disnak.jatimprov.go.iddisnak.jatimprov.go.id/web/upload_data/files/2014/bab2_renstra.pdf · Sapi potong Jawa Timur diekspor ke beberapa Provinsi lain,

9 | Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur 2014-2019

f. Pelaksanaan koordinasi penyusunan program, anggaran dan

perundang-undangan;

g. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas bidang;

h. Pengelolaan kearsipan dan perpustakaan dinas;

i. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi organisasi dan tata

laksana;

j. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala

Dinas.

3. Kepala Bidang Kesehatan Hewan, mempunyai tugas pokok

merencanakan, membina, melaksanakan dan mengkoordinasikan

kegiatan bidang kesehatan hewan. Untuk melaksanakan

tugasnya, Kepala Bidang Kesehatan Hewan mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan penerapan

kebijakan dan pedoman kesehatan hewan;

b. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan pengamatan,

penyidikan dan pemetaan penyakit hewan;

c. Pelaksanaan pembinaan penerapan dan pengawasan norma

dan standar teknis pelayanan kesehatan hewan;

d. Pelaksanaan fasilitasi, pembinaan dan pengawasan norma

dan standar teknis pelayanan kesehatan hewan;

e. Pelaksanaan fasilitasi teknologi alat dan mesin kesehatan

hewan;

f. Pelaksanaan penerapan kebijakan obat hewan;

g. Pelaksanaan penerapan dan pengawasan standar mutu obat

hewan;

h. Pelaksanaan penanggulangan, pengawasan, pencegahan dan

pemberantasan wabah penyakit hewan menular;

i. Pelaksanaan koordinasi dengan institusi terkait dalam

penolakan, penanggulangan, pencegahan, pemberantasan

dan pengobatan penyakit hewan;

j. Pelaksanaan fasilitasi, pembinaan dan pengawasan lalu lintas

hewan pada pos pemeriksaan kesehatan hewan;

k. Pelaksanaan fasilitasi dan pembinaan tindak karantina

terhadap lalu lintas hewan berupa pemeriksaan, pengasingan,

Page 5: BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD - disnak.jatimprov.go.iddisnak.jatimprov.go.id/web/upload_data/files/2014/bab2_renstra.pdf · Sapi potong Jawa Timur diekspor ke beberapa Provinsi lain,

10 | Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur 2014-2019

pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan

dan pembebasan;

l. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.

4. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner, mempunyai

tugas pokok merencanakan, membina, melaksanakan dan

mengkoordinasikan kegiatan bidang kesehatan masyarakat

veteriner. Untuk melaksanakan tugasnya, Kepala Bidang

Kesmavet mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan penerapan pedoman, kebijakan, standar mutu,

standar dukungan teknologi, kerjasama teknologi, pembinaan

dan pengawasan, penetapan dan identifikasi standar teknis,

pelaporan di bidang produk pangan asal hewan, produk non

pangan asal hewan, hygiene sanitasi, dan kesejahteraan

hewan;

b. Pelaksanaan fasilitasi dan pengawasan standar, norma,

kriteria, dan prosedur di bidang produk pangan asal hewan,

produk non pangan asal hewan, hygiene sanitasi dan

kesejahteraan hewan;

c. Pelaksanaan fasilitasi pelayanan perijinan, pengujian dan

pengawasan mutu produk pangan asal hewan, produk non

pangan asal hewan, hygiene sanitasi dan kesejahteraan

hewan;

d. Pelaksanaan fasilitasi, pembinaan dan pengawasan lalu lintas

produk pangan asal hewan dan produk non pangan asal

hewan lintas kabupaten/ kota dan pos pemeriksaan kesehatan

hewan;

e. Pelaksanaan fasilitasi dan pembinaan tindak karantina

terhadap lalu lintas produk pangan asal hewan dan produk

non pangan asal hewan berupa pemeriksaan, pengasingan,

pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan

dan pembebasan;

f. Pelaksanaan penerapan kebijakan, identifikasi, inventarisasi

kebutuhan, penerapan standar mutu, penerapan standar

teknis alat dan mesin kesehatan masyarakat veteriner;

Page 6: BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD - disnak.jatimprov.go.iddisnak.jatimprov.go.id/web/upload_data/files/2014/bab2_renstra.pdf · Sapi potong Jawa Timur diekspor ke beberapa Provinsi lain,

11 | Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur 2014-2019

g. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan praktek hygieni

sanitasi dan bio security produsen produk pangan asal hewan;

h. Pelaksanaan sertifikasi nomor control veteriner (NKV) unit

usaha produk pangan asal hewan yang memenuhi syarat;

i. Pelaksanaan pembinaan kerjasama teknologi bidang

kesehatan masyarakat veteriner;

j. Pelaksanaan pengawasan penerapan teknologi kesehatan

masyarakat veteriner;

k. Pelaksanaan penetapan dan identifikasi kebutuhan standar

teknis rumah potong hewan / rumah potong unggas,

keamanan dan mutu produk pangan asal hewan, laboratorium

kesehatan masyarakat veteriner;

l. Pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan laboratorium

masyarakat veteriner;

m. Pelaksanaan pengaturan dan pengawasan pelarangan

pemasukan produk pangan asal hewan dan produk non

pangan asal hewan;

n. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan penerapan standar

teknis rumah potong hewan, rumah potong unggas dan pet

shop;

o. Pelaksanaan pemberian rekomendasi instalasi karantina

hewan;

p. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.

5. Kepala Bidang Budidaya, Pengembangan Ternak dan hewan

Lainnya, mempunyai tugas pokok merencanakan, membina,

melaksanakan, dan mengkoordinasikan kegiatan bidang

Budidaya, Pengembangan Ternak dan hewan Lainnya. Untuk

melaksanakan tugasnya, Kepala Bidang Budidaya,

Pengembangan Ternak dan hewan Lainnya mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan dalam penerapan

kebijakan peningkatan produksi ternak, terutama dalam

penetapan standar mutu bibit ternak;

b. Pelaksanaan pengawasan peredaran lalu lintas bibit ternak

dan hewan lainnya;

Page 7: BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD - disnak.jatimprov.go.iddisnak.jatimprov.go.id/web/upload_data/files/2014/bab2_renstra.pdf · Sapi potong Jawa Timur diekspor ke beberapa Provinsi lain,

12 | Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur 2014-2019

c. Pelaksanaan pengawasan pengembangan penetapan

kawasan peternakan dan kesehatan hewan;

d. Pelaksanaan penerapan dan pengawasan pelaksanaan

kebijakan pedoman, penyebaran, dan bimbingan

pengembangan peternakan dan kesehatan hewan;

e. Pelaksanaan pembinaan; pengawasan dan pengembangan

teknologi peningkatan serta mutu pakan ternak dan hewan

lainnya;

f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala

Dinas.

6. Kepala Bidang Agribisnis mempunyai tugas pokok merencanakan,

membina, melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan bidang

agribisnis. Untuk melaksanakan tugasnya, Kepala Bidang

Agribisnis mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan pembinaan dan fasilitasi permodalan,

pengembangan pelayanan peternak, kemitraan dan

pengolahan pasca panen, pengolahan hasil peternakan dan

kesehatan hewan;

b. Pembinaan dan penyebarluasan informasi serta promosi

komoditas unggulan peternakan dan kesehatan hewan;

c. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan terminal cyber

space agribisnis peternakan dan kesehatan hewan;

d. Pelaksanaan pembinaan kelembagaan dan manajemen usaha

tani ternak dan hewan lainnya, manajemen usaha tani dan

pencapaian pola kerjasama usaha tani wilayah provinsi;

e. Pelaksanaan pembinaan dan pemantauan harga pasar

komoditas peternakan dan kesehatan hewan serta

pengembangan agribisnis;

f. Pelaksanaan pembinaan dan koordinasi pengawasan

perijinan usaha peternakan dan kesehatan hewan,

pengelolaan lingkungan dan teknologi pasca panen;

g. Pelaksanaan pembinaan teknis pembangunan sarana fisik

(bangunan), penyimpanan, pengolahan dan pemasaran

sarana produksi hasil peternakan dan kesehatan hewan;

Page 8: BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD - disnak.jatimprov.go.iddisnak.jatimprov.go.id/web/upload_data/files/2014/bab2_renstra.pdf · Sapi potong Jawa Timur diekspor ke beberapa Provinsi lain,

13 | Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur 2014-2019

h. Pelaksanaan pengawasan penerapan pedoman, norma

standar unit pengeolahan, sarana usaha, alat transportasi dan

unit penyimpanan dan kemasan hasil peternakan dan

kesehatan hewan;

i. Pelaksanaan pembinaan penyuluhan pengembangan

peternakan dan kesehatan hewan;

j. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala

Dinas.

7. Unit Pelaksana Teknis

8. Kelompok Jabatan Fungsional

Unit Pelaksana Teknis Dinas Peternakan sebagaimana diatur dalam

Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 59 Tahun 2010 tentang

Perubahan atas Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 130 Tahun 2008

tentang Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas

Peternakan Propinsi Jawa Timur, terdiri dari :

1. UPT Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak di Jember

2. UPT Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak di Malang

3. UPT Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak di Batu

4. UPT Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak di Kediri

5. UPT Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak di Magetan

6. UPT Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak di Tuban

7. UPT Inseminasi Buatan di Surabaya

8. UPT Laboratorium Kesehatan Hewan di Tuban

9. UPT Laboratorium Kesehatan Hewan di Malang

10. UPT Pembibitan dan Kesehatan Hewan di Madura

2.2 Sumber Daya Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur a. Sumber Daya Manusia

Pegawai Negeri Sipil Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur pada

tahun 2014 berjumlah 257 orang. Berdasarkan struktur organisasi

perinciannya adalah 1 orang Kepala Dinas (Eselon IIa), 1 orang

Page 9: BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD - disnak.jatimprov.go.iddisnak.jatimprov.go.id/web/upload_data/files/2014/bab2_renstra.pdf · Sapi potong Jawa Timur diekspor ke beberapa Provinsi lain,

14 | Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur 2014-2019

Sekretaris (Eselon III), 4 orang Kepala Bidang (Eselon III), 10 orang

Kepala UPTD (Eselon III), 42 orang Kasubbid/Kasubbag (Eselon) IV,

dan 200 orang staf/pelaksana. Komposisi berdasarkan jenis kelamin

adalah laki-laki sebanyak 175 orang dan perempuan sebanyak 82

orang. Komposisi PNS menurut pangkat/golongan dan pendidikan

dapat disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 2.1. PNS Berdasarkan Golongan

No Golongan Jumlah

1. Golongan I 2

2. Golongan II 77

3. Golongan III 136

4. Golongan IV 42

J U M L A H 257

Tabel 2.2.

PNS Menurut Pendidikan Formal

No

Pendidikan Formal

Jumlah

1 Sekolah Dasar (SD) 12

2 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 33

3 Sekolah Menengah Umum/Kejuruan 87

4 D III/ Sarmud 6

5 Strata 1 97

6 Strata 2 22

7 Strata 3 -

Jumlah

257

Page 10: BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD - disnak.jatimprov.go.iddisnak.jatimprov.go.id/web/upload_data/files/2014/bab2_renstra.pdf · Sapi potong Jawa Timur diekspor ke beberapa Provinsi lain,

15 | Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur 2014-2019

Gambar 2.1. BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS PETERNAKAN PROVINSI JAWA TIMUR

SUB BAGIAN

KEUANGAN

SUB BAGIAN

PENYUSUNAN

PROGRAM

SUB BAGIAN TATA

USAHA

KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

BIDANG AGRIBISNIS

BIDANG BUDIDAYA,

PENGEMBANGAN

TERNAK DAN

HEWAN LAINNYA

BIDANG KESEHATAN

MASYARAKAT VETERINER

UPTD

SEKRETARIS

KEPALA DINAS

SEKSI PENYEBARAN DAN PENGEMBANGAN TERNAK DAN HEWAN

LAINNYA

SEKSI PAKAN DAN

TEKNOLOGI

SEKSI KAWASAN DAN

PEMBIBITAN

SEKSI BINA USAHA DAN

PEMBIAYAAN

SEKSI KELEMBAGAAN, SDM DAN

PENYULUHAN

SEKSI PELAYANAN, KEAHLIAN, INFORMASI

DAN PERIJINAN

SEKSI PRODUK NON PANGAN ASAL HEWAN

SEKSI PRODUK PANGAN ASAL HEWAN

SEKSI HYGIENE SANITASI &

KESEJAHTERAAN HEWAN

SEKSI PENGAMATAN PENYAKIT HEWAN & PELAYANAN MEDIK

VETERINER

SEKSI PENCEGAHAN & PEMBERANTASAN PENYAKIT HEWAN

SEKSI PENGAWASAN OBAT HEWAN

BIDANG KESEHATAN

HEWAN

Page 11: BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD - disnak.jatimprov.go.iddisnak.jatimprov.go.id/web/upload_data/files/2014/bab2_renstra.pdf · Sapi potong Jawa Timur diekspor ke beberapa Provinsi lain,

16 | Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur 2014-2019

b. Aset Tetap

Aset tetap yang berada dalam penguasaan Dinas Peternakan Provinsi Jawa

Timur sangat penting dalam upaya mendukung tugas dan fungsi. Aset

Tetap mencakup golongan : Tanah; Peralatan dan Mesin; Gedung dan

Bangunan; Jalan, Irigasi dan Jaringan; Aset tetap Lainnya; dan Konstruksi

dalam pengerjaan. Adapun data rekapitulasi aset tetap berdasarkan

golongan pembidangan barang per awal Januari 2014 dapat dilihat pada

Tabel 2.3.

Tabel 2.3

Daftar Aset Tetap

No Pembidangan Barang Jumlah unit Nilai (Rp)

1 Golongan Tanah 66 bidang 818.147.451.500

2 Golongan Peralatan dan Mesin 8990 buah 48.860.551.818

3 Golongan Gedung dan Bangunan

441 buah 36.361.983.949

4 Golongan Jalan, Irigasi dan Jaringan

35 buah 2.625.821.317

5 Golongan Aset Tetap Lainnya 6970 buah/set/ekor

5.248.771.250

6 Golongan Konstruksi dalam Pengerjaan

1 buah 5.810.367.578

JUMLAH 917.054.947.412

2.3 Kinerja Pelayanan SKPD a. Kinerja makro pembangunan sub sektor peternakan

1) Kinerja makro sub sektor peternakan ditunjukkan dengan

indikator kontribusi terhadap Product Domestic Regional Brutto

(PDRB). Data PDRB suatu daerah mempunyai manfaat untuk

mengetahui tingkat produk bruto yang di hasilkan oleh seluruh

faktor produksi, besarnya laju pertumbuhan ekonomi dan struktur

perekonomian daerah pada kurun waktu tertentu. Dengan

demikian PDRB yang berasal dari sub sektor peternakan akan

menjadi indikator sampai berapa besar peranan sub sektor

peternakan mewarnai pembangunan daerah Jawa Timur.

Pertumbuhan sub sektor peternakan jika dibandingkan dengan

pertumbuhan PDRB Jawa Timur menunjukkan proporsi yang

semakin menurun, pada tahun 2009 menunjukkan angka 3,92

dan berturut-turut semakin menurun hingga pada tahun 2013

hanya 1,03. Demikian juga halnya dengan kontribusi nilai PDRB

dari subsektor peternakan terhadap PDRB Jawa Timur. Pada

Page 12: BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD - disnak.jatimprov.go.iddisnak.jatimprov.go.id/web/upload_data/files/2014/bab2_renstra.pdf · Sapi potong Jawa Timur diekspor ke beberapa Provinsi lain,

17 | Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur 2014-2019

tahun 2009 menunjukkan angka 3,07 , sedangkan pada tahun

2013 menjadi 2,93. Hal ini menunjukkan bahwa sub sektor

peternakan semakin sulit mengikuti pergerakan ekonomi Jawa

Timur yang semakin meningkat pesat yang ditunjang oleh sektor-

sektor lain. Kelemahan analisa PDRB ini adalah sub sektor

peternakan hanya dinilai berdasarkan produksi on farm.

Kelanjutan produk peternakan yang masuk menjadi bahan baku

manufaktur dan hasil-hasilnya serta produk peternakan yang

diekspor merupakan domain sektor industri dan perdagangan.

Grafik 2.1. Pertumbuhan PDRB sub-sub sektor pertanian terhadap PDRB Jawa Timur

Grafik 2.2 Kontribusi nilai PDRB sub sektor peternakan terhadap PDRB Jawa Timur

2) Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPP)

Nilai Tukar Petani merupakan perbandingan antara indeks harga

yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayarkan. NTP

merupakan indikator yang menunjukkan tingkat kesejahteraan

petani. Jika tingkat kesejahteraan petani rendah, maka minat

untuk bertahan di sektor pertanian tentu menurun. Hal ini akan

-5

0

5

10

15

20

25

30

2009 2010 2011 2012 2013

3.92 2.23 2.53

3.69 1.03

TBM Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan

2.8

2.9

3

3.1

2009 2010 2011 2012 2013

3.07

2.99 3 3.01

2.93

%

2.8

2.9

3

3.1

2009 2010 2011 2012 2013

3.07

2.99 3 3.01

2.93

%

Page 13: BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD - disnak.jatimprov.go.iddisnak.jatimprov.go.id/web/upload_data/files/2014/bab2_renstra.pdf · Sapi potong Jawa Timur diekspor ke beberapa Provinsi lain,

18 | Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur 2014-2019

berdampak terhadap keberlangsungan pembangunan sektor

pertanian. NTP diuraikan lagi menjadi NTP sub sektor, antara

lain NTP Peternakan (NTPP). NTPP cukup fluktuatif dari tahun

ke tahun dan masih dibawah sub sektor tanaman pangan dan

holtikultura. Jika NTPP rendah, maka usaha peternakan

dianggap kurang menguntungkan bagi peternak. Permasalahan

yang patut dicermati antara lain : sistem perbibitan rakyat

(terutama ternak besar) belum menjamin keberlangsungan

usaha; unsur kesehatan hewan masih terancam dengan adanya

emerging dan re-emerging desease; hasil penelitian dan

teknologi peternakan yang sudah ada belum banyak diterapkan

masyarakat disebabakan oleh informasi hasil penelitian masih

sulit diakses atau budaya beternak yang masih konvensional;

serta penegakan peraturan yang belum optimal (Undang-undang

No 18 Tahun 2009 dan turunannya).

Tabel 2.4 Nilai Tukar Petani Jawa Timur

No. Uraian Tahun 2009 2010 2011 2012 2013

1 NTP Jawa Timur 98,19 98,74 101,65 102,16 102,41 2 NTP Tanaman Pangan 92,56 94,60 101,13 102,34 103,71 3 NTP Tanaman Hortikultura 106,46 110,60 111,03 109,93 108,44

4 NTP Tanaman Perkebunan

Rakyat 100,31 92,51 97,59 96,62 97,13

5 NTP Peternakan 106,90 103,43 97,61 98,07 101,29 6 NTP Perikanan 101,07 101,75 101,54 99,53 101,48

b. Indikator Kinerja Utama

Tingkat capaian kinerja Dinas Peternakan berdasarkan sasaran/target

Renstra periode sebelumnya (2009-2014), menurut indikator kinerja

utama sebagaimana Tabel 2.5. berikut :

Page 14: BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD - disnak.jatimprov.go.iddisnak.jatimprov.go.id/web/upload_data/files/2014/bab2_renstra.pdf · Sapi potong Jawa Timur diekspor ke beberapa Provinsi lain,

19 | Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur 2014-2019

Tabel 2.5. Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Peternakan

Provinsi Jawa Timur

NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan

Fungsi SKPD Target SPM

Target IKK

Target Indikator Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun Realisasi Capaian Tahun Rasio Capaian pada Tahun

2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

1 Jumlah produksi hasil ternak (ton)*)

- Daging - - 377.964 318.202 340.517 352.441 364.914 377.964 316.713 339.005 345.371 349.694 350.613 0,995 0,996 0,980 0,958 0,928

- Telur - - 315.718 252.430 266.084 273.199 305.042 315.718 251.412 257.529 285.567 295.537 340.232 0,996 0,968 1,045 0,969 1,078

- Susu - - 589.687 518.249 545.704 559.982 574.639 589.687 516.443 528.099 566.062 574.086 416.418 0,997 0,968 1,011 0,999 0,706

2 Jumlah populasi ternak (ekor)

- sapi potong*) - - 3.594.089 3.594.089 3.816.204 4.052.045 5.019.445 5.058.853 3.558.948 3.745.453 4.727.298 4.943.176 3.949.660 0,990 0,981 1.167 0,985 0,781

- sapi perah*) - - 221.944 221.944 232.001 242.500 309.775 323.814 221.743 231.408 296.350 309.448 237.673 0,999 0,997 1.222 0,999 0,734

- kerbau*) - - 49.700 49.700 49.700 49.700 32.676 32.677 49.698 49.638 32.675 33.353 28.118 1 0,999 0.657 1,021 0,860

- kuda - - 9.531 9.531 9.531 9.531 11.439 11.439 9.293 9.250 11.439 11.595 10.581 0,975 0,971 1.200 1,014 0,925

- kambing - - 2.780.822 2.780.822 2.822.534 2.864.872 2.907.845 2.951.463 2.779.542 2.822.912 2.830.915 2.862.083 2.937.980 1 1 0.988 0,984 0,995

- domba - - 740.667 740.667 751.777 763.053 957.059 971.415 740.269 750.961 942.915 1.054.380 1.185.472 0,999 0,999 1.236 1,102 1,220

- babi - - 15.582 15.582 15.582 15.582 34.465 34.466 15.584 15.367 34.465 35.211 46.090 1 0,986 2.212 1,022 1,337

- ayam buras - - 23.609.936 23.609.936 23.964.085 24.323.547 29.749.905 30.196.154 23.596.465 24.006.814 29.310.251 30.936.698 33.806.963 0,999 1,002 1.205 1,040 1,120

- ayam ras petelur - - 21.407.550 21.407.550 21.942.831 22.492.294 37.974.058 38.923.409 21.369.783 21.959.505 37.047.861 38.998.304 43.066.361 0,998 1,001 1.647 1,027 1,106

- ayam ras pedaging - - 55.675.747 55.675.747 57.067.641 58.494.332 59.956.690 61.455.607 55.634.580 56.993.631 50.268.093 50.439.219 52.288.598 0,999 0,999 0.859 0,841 0,851

- itik - - 3.636.755 3.636.755 3.691.306 3.746.676 3.942.533 4.001.671 3.632.813 3.688.275 3.684.269 3.870.842 4.213.379 0,999 0,999 0.983 0,982 1,053

Page 15: BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD - disnak.jatimprov.go.iddisnak.jatimprov.go.id/web/upload_data/files/2014/bab2_renstra.pdf · Sapi potong Jawa Timur diekspor ke beberapa Provinsi lain,

20 | Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur 2014-2019

NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan

Fungsi SKPD Target SPM

Target IKK

Target Indikator Lainnya

Target Renstra SKPD Tahun Realisasi Capaian Tahun Rasio Capaian pada Tahun

2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

- entok - - 773.255 773.255 784.854 796.627 842.262 854.896 772.951 783.524 829.815 798.956 946.323 1 0,998 1,042 0,949 1,107

3 Persentase kasus penyakit Brucellosis pada sapi perah**)

- - < 1,3 0,062 <1,9 <1,7 <1,6 <0,1 0,062 0,054 0,037 0,030 0,029 1

35,19

45,95

53,33

3,45

4 Persentase kasus penyakit Aviant Influenza pada unggas**)

- - < 0,7 < 1 < 2 < 1,5 < 1,3 < 0,01 0,10 0,070 0,048 0,009 0,008 10

28,57

31,25

144,44

1,25

5 Jumlah kasus penyakit Rabies**) - - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1

6 Jumlah kasus penyakit Anthrax**) - - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1

7 Jumlah unit usaha produk hewan yang memperoleh Nomor Kontrol Veteriner***)

- - 100% 36 51 71 96 126 36 51 142 185 211 1 1 2 1,93 1,67

Keterangan : *)Target Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan **)SOP pengendalian penyakit hewan menular strategis ***) Amanat UU No 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan

Page 16: BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD - disnak.jatimprov.go.iddisnak.jatimprov.go.id/web/upload_data/files/2014/bab2_renstra.pdf · Sapi potong Jawa Timur diekspor ke beberapa Provinsi lain,

21 | Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur 2014-2019

Tabel 2.6. Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Peternakan

Provinsi Jawa Timur (dalam ribuan)

Uraian ***)

Anggaran pada Tahun Realisasi Anggaran pada Tahun Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahun Rata-rata

Pertumbuhan

2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 Anggaran Realisasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

Pendapatan daerah

130.000.000 227.000.000 379.500.000 420.000.000 448.500.000 147.094.490 573.872.321 676.395.340 741.843.308 1.031.451.181 1,13 2,52 1,78 1,76 2,29 0,32 0,71

Pendapatan Asli Daerah

130.000.000 227.000.000 379.500.000 420.000.000 448.500.000 147.094.490 573.872.321 676.395.340 741.843.308 1.031.451.181 1,13 2,52 1,78 1,76 2,29 0,32 0,71

Restribusi Daerah

91.500.000 92.500.000 95.000.000 209.830.000 448.500.000 108.170.159 192.142.086 394.587.349 478.057.784 645.822.708 1,18 2,07 4,15 2,27 1,43 0,47 0,47

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

38.500.000 134.500.000 284.500.000 210.170.000 0 38.924.330 381.730.235 281.807.990 263.785.523 385.628.472 1,01 2,83 0,99 1,25 0 0,66 1,78

Belanja Daerah

6.313.826.200 16.948.325.500 20.723.735.073 21.953.876.770 21.512.230.200 5.830.056.807 15.421.949.310 17.007.432.824 20.537.069.386 20.041.899.306 0,92 0,90 0,82 0,93 0,93 0,38 0,38

Belanja

Tidak

Langsung

1.362.913.500 1.554.136.800 1.617.194.603 1.710.545.470 1.739.480.200 1.268.215.180 1.508.150.927 1.543.677.449 1.616.402.336 1.568.254.611 0,93 0,97 0,95 0,94 0,90 0,05 0,04

Belanja

Pegawai 1.362.913.500 1.554.136.800 1.617.194.603 1.710.545.470 1.739.480.200 1.268.215.180 1.508.150.927 1.543.677.449 1.616.402.336 1.568.254.611 0,93 0,97 0,95 0,94 0,90 0,05 0,04

Belanja

Langsung 4.940.912.700 15.394.188.700 19.106.540.470 20.243.331.300 19.772.750.000 4.561.841.626 13.913.798.383 15.463.755.374 18.920.667.049 18.473.644.695 0,92 0,90 0,80 0,93 0,93 0,47 0,47

Belanja

Pegawai 481.647.000 529.638.500 767.114.800 727.105.500 1.154.835.000 444.445.300 503.061.500 699.945.220 669.836.200 1.098.028.687 0,92 0,94 0,91 0,92 0,95 0,22 0,22

Belanja

Barang dan

Jasa

3.414.282.200 14.416.227.700 17.598.253.220 17.705.901.775 17.301.192.500 3.213.669.461 13.000.251.751 14.137.825.096 16.633.882.099 16.342.341.663 0,94 0.90 0,80 0,93 0,94 0,68 0,65

Belanja

Modal 1.054.983.500 448.322.500 741.172.450 1.810.324.025 1.316.722.500 903.726.864 410.485.131 625.985.058 1.616.948.750 1.033.274.345 0,85 0,91 0,84 0,89 0,78 0,24 0,24

Page 17: BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD - disnak.jatimprov.go.iddisnak.jatimprov.go.id/web/upload_data/files/2014/bab2_renstra.pdf · Sapi potong Jawa Timur diekspor ke beberapa Provinsi lain,

22 | Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur 2014-2019

Berdasarkan tabel 2.5. diatas, untuk masing-masing indikator kinerja

pelayanan Dinas Peternakan dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Produksi hasil ternak sebagaimana indikator no 1 pada tabel diatas

merupakan indikator utama, dimana untuk mencapai kinerja produksi

hasil ternak ditunjang oleh indikator-indikator yang lain. Produksi

hasil ternak dari tahun ke tahun menunjukkan hasil meningkat

meskipun masih dibawah target yang diharapkan. Hasil sensus

pertanian tahun 2013 menunjukkan bahwa populasi sapi potong, sapi

perah, dan kerbau mengalami penurunan sebesar 24,1% jika

dibandingkan hasil Pendataan Sapi Potong/Perah dan Kerbau

(PSPK) tahun 2011. Penurunan ini tidak hanya terjadi di Jawa Timur

tapi merata di seluruh provinsi. Penurunan populasi ini tentu

berpengaruh pula pada produksi hasil ternak. Berkaitan dengan hasil

sensus tersebut, perlu dirancang langkah antisipatif sebagai upaya

untuk mendorong peningkatan populasi sapi 6,29% per tahun, antara

lain dengan kebijakan optimalisasi kelahiran ternak hasil inseminasi

buatan, pengendalian pemotongan ruminansia betina produktif, dan

kesehatan hewan.

2) Kinerja Status kesehatan hewan sebagaimana indikator no 2 s.d 5

pada tabel diatas menunjukkan bahwa masih terdapat kasus

penyakit avian influenza (flu burung) pada unggas dan brucellosis

pada sapi perah. Hal ini dapat berpengaruh pada pencapaian

produksi hasil ternak dan menurunkan produktivitas ternak. Hingga

saat ini Jawa Timur tetap mempertahankan status bebas anthrax dan

rabies. Meskipun telah bebas bukan berarti penanganannya menjadi

hilang sebab ancaman tetap ada, terutama lalu lintas ternak dari

daerah endemis anthrax seperti Provinsi Jawa Tengah, NTT, dan

NTB serta Provinsi Bali sebagai daerah endemis rabies. Faktor-faktor

yang mempengaruhi kinerja pelayanan terkait indikator ini, antara lain

ketersediaan vaksin penyakit yang memadai, pengawasan lalu lintas

ternak antar Provinsi terutama yang berada di check point

perbatasan, surveilance penyakit hewan menular, ketersediaan

tenaga medis veteriner dan paramedis veteriner, serta sarana dan

prasarana laboratorium kesehatan hewan.

3) Pelayanan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur tidak hanya

menyediakan produksi hasil ternak tapi juga menjamin standar mutu

produk hasil ternak yang aman, sehat, utuh dan halal. Undang-

undang No.18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan

Page 18: BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD - disnak.jatimprov.go.iddisnak.jatimprov.go.id/web/upload_data/files/2014/bab2_renstra.pdf · Sapi potong Jawa Timur diekspor ke beberapa Provinsi lain,

23 | Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur 2014-2019

Hewan mengamanatkan bahwa semua pemotongan hewan ternak

harus dilaksanakan di Rumah Potong Hewan. Hal ini untuk menjamin

standar mutu aman, sehat, utuh dan halal tersebut. Karena itu

Rumah Potong Hewan juga harus memenuhi standarisasi Nomor

Kontrol Veteriner. Saat ini dari 134 RPH Ruminansia di Jawa Timur

masih sedikit atau baru 3 RPH yang ber-NKV. Dinas Peternakan

Provinsi Jawa Timur sebagai penerbit NKV sangat berkepentingan

agar semua RPH di Jawa Timur dapat memenuhi standar tersebut.

Berdasarkan tabel 2.6. tentang anggaran dan realisasi anggaran, maka

dapat disimpulkan sebagai berikut :

1) Dinas Peternakan merupakan salah satu SKPD penyumpang

Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang diperoleh dari Retribusi dan

Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah. Target PAD mengalami

peningkatan berkisar 32% per tahun, sedangkan realisasi selalu

melampaui target, dengan peningkatan berkisar 71% per tahun. Hal

ini menunjukkan bahwa potensi PAD masih dapat digali dengan cara

memperbesar kapasitas sarana prasarana dan cakupan pelayanan

kepada masyarakat.

2) Komponen terbesar Belanja Daerah adalah pada Belanja Langsung

dibandingkan dengan Belanja Tidak Langsung. Hal ini menunjukkan

bahwa pengeluaran belanja lebih mengarah pada kegiatan-kegiatan

yang dapat diukur kinerjanya. Belanja Pegawai menunjukkan

proporsi yang lebih kecil dibandingkan Belanja Barang/Jasa dan

Belanja Modal, hal ini akan mendorong bergeraknya sektor riil di

masyarakat sebagai penyedia barang/ jasa.

3) Realisasi anggaran menunjukkan prestasi yang baik, dengan rasio

capaian berkisar 90%. Dapat dipastikan bahwa semua kegiatan

mencapai target yang diharapkan. Varian antara anggaran dengan

realisasi lebih disebabkan adanya efisiensi pengadaan barang/ jasa.

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD

Bagian ini mengemukakan macam pelayanan, perkiraan besaran kebutuhan

pelayanan, dan arahan lokasi pengembangan pelayanan yang dibutuhkan.

a. Renstra Kementerian/ Lembaga

Pembangunan peternakan yang dilaksanakan oleh pemerintah baik

pusat maupun daerah tertuang didalam dokumen perencanaan,

diantaranya RPJPN, RPJPD, RPJMN, RPJMD, dan Rencana Strategis

Page 19: BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD - disnak.jatimprov.go.iddisnak.jatimprov.go.id/web/upload_data/files/2014/bab2_renstra.pdf · Sapi potong Jawa Timur diekspor ke beberapa Provinsi lain,

24 | Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur 2014-2019

haruslah selaras. Sasaran produksi komoditas peternakan yang tertuang

dalam Rencana Strategis Kementerian Pertanian pada Program

Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Peningkatan Penyediaan

Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal yang menjadi target

dari Renstra Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan tahun 2010-2014

untuk Provinsi Jawa Timur dapat dilihat pada Tabel 2.7. berikut :

Tabel 2.7. Komparasi Capaian Sasaran Renstra Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

dan Renstra Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan

No Indikator Kinerja

Capaian Sasaran Renstra 2009-2014 Dinas Peternakan

Provinsi Jawa Timur (Tahun 2013)

Sasaran pada Renstra 2010-2014 Direktorat Jenderal

Peternakan dan Kesehatan Hewan

(Tahun 2013)

(1) (2) (3) (4)

1 Produksi peternakan (ton)

-daging 350.613 437.322

-telur 340.232 423.249

-susu 416.418 729.156

2 Populasi ternak (ekor)

-sapi potong 3.949.097 5.352.694

-sapi perah 237.673 328.123

-kerbau 28.118 33.185

-kambing 2.937.980 3.241.965

-domba 1.185.472 913.600

-babi 46.090 13.879

-ayam buras 33.806.963 27.655.883

-itik 4.213.379 3.342.233

Berdasarkan hasil Sensus Pertanian tahun 2013 terjadi penurunan

populasi sapi potong, sapi perah dan kerbau di Jawa Timur, sehingga

sasaran yang digariskan oleh Renstra Ditjen Peternakan dan Kesehatan

Hewan tidak tercapai. Namun demikian peternakan Jawa Timur

menyumbangkan : 12,4% dari produksi daging nasional; 19,79% dari

produksi telur nasional; 42,45% dari produksi susu nasional; sedangkan

populasi sapi mencapai 28,30% dari populasi sapi nasional. Hal ini

menunjukkan bahwa Peternakan Jawa Timur masih merupakan

kontributor utama bagi pencapaian target nasional.

Page 20: BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD - disnak.jatimprov.go.iddisnak.jatimprov.go.id/web/upload_data/files/2014/bab2_renstra.pdf · Sapi potong Jawa Timur diekspor ke beberapa Provinsi lain,

25 | Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur 2014-2019

b. Hasil Telaahan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur

Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2012 tentang RTRW

Jawa Timur menetapkan arahan pengembangan kawasan peruntukan

peternakan adalah terkait dengan kawasan budidaya sehingga telaah

terhadap RTRW hanya difokuskan kepada pentelaahan rencana pola

ruang RTRW Provinsi.

Tabel 2.8. Hasil Telaahan Pola Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur

No Rencana Pola Ruang Pola Ruang Saat Ini

Indikasi Program Pemanfaatan Ruang Pada

Periode Perencanaan Berkenaan

Pengaruh Rencana Pola Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan

SKPD

Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan SKPD

1. Pengembangan kawasan peruntukan peternakan. Pengembangan ternak ini akan lebih memiliki nilai tambah melalui pengembangan agrobisnis peternakan. Pengembangan kawasan agrobisnis berbasis peternakan dilakukan untuk menjawab tuntutan kecukupan (swasembada) daging dan telur serta susu dalam negeri, sekaligus meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternak

1. Karakter masyarakat petani yang masih tradisional (individual farming)

2. Luas lahan rata-rata <0,25 ha dan pendapatan peternak rendah

3. Masih tingginya angka kemiskinan peternak

4. Rendahnya penguasaan teknologi pengolahan dan hasil pemasaran perdesaan

5. Rendahnya kualitas hasil produk peternakan sehingga daya saing rendah

6. Kepemilikan ternak yang belum memenuhi standar usaha (hanya 1-2 ekor/peternak) sedangkan standarnya 4-5 ekor/peternak

7. Belum optimalnya penggunaan sumberdaya alam dan SDM yang mendukung agribisnis peternakan

8. Kesadaran terhadap gizi masih rendah.

1. Pengembangan sentra peternakan pendukung agropolitan

2. Peningkatan kualitas bibit/benih, kapasitas produksi dan pengembangan komoditas peternakan bernilai ekonomis tinggi dan berdaya saing tinggi.

1. Pengembangan kawasan peternakan yang mempunyai keterkaitan dengan pusat distribusi pakan ternak

2. Mempertahankan ternak plasma nutfah sebagai potensi daerah

3. Pengembangan kawasan peternakan diarahkan kepada pengembangan komoditas ternak unggulan daerah dengan keunggulan komparatif dan kompetitif

4. Kawasan peternakan yang berpotensi penularan penyakit zoonosis ditempatkan terpisah dengan permukiman penduduk.

5. Peningkatan populasi dan produksi ternak melalui Program kegiatan Inseminasi Buatan dalam rangka mendukung surplus daging.

6. Mengoptimalkan fungsi peternakan dan kesehatan hewan untuk pelayanan dan perlindungan masyarakat

7. Meningkatkan kualitas kesehatan hewan dan produk pangan asal hewan melalui tindak pengamanan ternak sesuai dengan prosedur pengamanan penyakit hewan menular.

8. Peningkatan pengendalian pemotongan hewan betina produktif

9. Meningkatkan pembinaan teknis terpadu dalam rangka mempertahankan potensi Jawa Timur sebagai gudang Nasional ternak sapi potong.

10. Peningkatan peran-serta Pemerintah kabupaten/kota di Jawa Timur dalam rangka mendukung program pembangunan peternakan di Jawa Timur.

Diarahkan pada kawasan peternakan sentra ternak besar, sentra ternak kecil dan sentra ternak unggas

Page 21: BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD - disnak.jatimprov.go.iddisnak.jatimprov.go.id/web/upload_data/files/2014/bab2_renstra.pdf · Sapi potong Jawa Timur diekspor ke beberapa Provinsi lain,

26 | Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur 2014-2019

No Rencana Pola Ruang Pola Ruang Saat Ini

Indikasi Program Pemanfaatan Ruang Pada

Periode Perencanaan Berkenaan

Pengaruh Rencana Pola Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan

SKPD

Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan SKPD

Kawasan Peternakan Sentra Ternak Besar

Kawasan Pembibitan Sapi Potong 1. Tuban 2. Bojonegoro 3. Lamongan 4. Pasuruan 5. Bondowoso 6. Situbondo 7. Bangkalan 8. Sampang 9. Pamekasan 10. Sumenep Kawasan Penggemukan Sapi Potong 1. Sumenep 2. Jember 3. Situbondo 4. Bondowoso 5. Tuban 6. Bojonegoro 7. Probolinggo 8. Sampang 9. Lumajang 10. Malang 11. Bangkalan 12. Pamekasan 13. Banyuwangi 14. Blitar 15. Nganjuk Kawasan Sapi Perah 1. Kab. Malang 2. Kab. Pasuruan 3. Kab. Tulungagung 4. Kab. Blitar 5. Kab. Kediri 6. Kota Batu 7. Kab. Probolinggo 8. Kab. Trenggalek 9. Kab. Lumajang 10. Kab. Jombang 11. Kab. Banyuwangi 12. Kab. Mojokerto 13. Kab. Ponorogo 14. Kab. Sidoarjo

Kawasan sentra ternak besar: 1. Kabupaten Bangkalan 2. Kabupaten Banyuwangi 3. Kabupaten Blitar 4. Kabupaten Bojonegoro 5. Kabupaten Bondowoso 6. Kabupaten Jember 7. Kabupaten Jombang 8. Kabupaten Kediri 9. Kabupaten Lamongan 10. Kabupaten Lumajang 11. Kabupaten Magetan 12. Kabupaten Malang 13. Kabupaten Mojokerto 14. Kabupaten Nganjuk 15. Kabupaten Ngawi 16. Kabupaten Pacitan 17. Kabupaten Pamekasan 18. Kabupaten Pasuruan 19. Kabupaten Ponorogo 20. Kabupaten Probolinggo 21. Kabupaten Sampang 22. Kabupaten Situbondo 23. Kabupaten Sumenep 24. Kabupaten Trenggalek 25. Kabupaten Tuban 26. Kabupaten Tulungagung

1. Pengembangan sapi potong 2. Pengembangan Sapi perah

Lokasi yang sangat potensial pengembangan ternak besar 1. Kabupaten

Tuban 2. Kabupaten

Bojonegoro 3. Kabupaten

Blitar 4. Kabupaten

Malang 5. Kabupaten

Pasuruan 6. Kabupaten

Lumajang 7. Kabupaten

Probolinggo 8. Kabupaten

Bondowoso 9. Kabupaten

Situbondo 10. Kabupaten

Bangkalan 11. Kabupaten

Sampang 12. Kabupaten

Pamekasan 13. Kabupaten

Sumenep Lokasi yang potensi pengembangan ternak besar 1. Kabupaten

Ngawi 2. Kabupaten

Magetan 3. Kabupaten

Pacitan 4. Kabupaten

Trenggalek 5. Kabupaten

Ponorogo 6. Kabupaten

Tulungagung 7. Kabupaten

Kediri 8. Kabupaten

Nganjuk 9. Kabupaten

Jombang 10. Kabupaten

Mojokerto 11. Kabupaten

Lamongan 12. Kabupaten

Jember 13. Kabupaten

Banyuwangi

Pengembangan sapi Madura sebagai genetic ternak asli

1. Kabupaten Bangkalan 2. Kabupaten Pamekasan 3. Kabupaten Sampang 4. Kabupaten Sumenep

(Pulau Sapudi)

Pengembangan Sapi Madura sebagai genetik ternak asli :

1. Kabupaten Bangkalan

2. Kabupaten Pamekasan

3. Kabupaten Sampang 4. Kabupaten

Sumenep

Mempertahankan plasma nutfah sapi Madura sebagai genetic ternak sapi asli

1. Kabupaten Bangkalan

2. Kabupaten Sampang

3. Kabupaten Pamekasan

4. Kabupaten Sumenep (Pulau Sapudi)

Kawasan Peternakan Sentra Ternak Kecil

Kawasan Ternak Kambing 1. Kab. Trenggalek 2. Kab. Mojokerto 3. Kab. Malang 4. Kab. Jombang 5. Kab. Tulungagung 6. Kab. Blitar 7. Kab. Kediri

Sentra peternakan ternak kecil berada di seluruh Kabupaten

Pengembangan ternak kambing/domba yang sangat prospektif

Lokasi yang sangat potensial pengembangan ternak kecil 1. Kabupaten

Tuban 2. Kabupaten

Bojonegoro

Page 22: BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD - disnak.jatimprov.go.iddisnak.jatimprov.go.id/web/upload_data/files/2014/bab2_renstra.pdf · Sapi potong Jawa Timur diekspor ke beberapa Provinsi lain,

27 | Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur 2014-2019

No Rencana Pola Ruang Pola Ruang Saat Ini

Indikasi Program Pemanfaatan Ruang Pada

Periode Perencanaan Berkenaan

Pengaruh Rencana Pola Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan

SKPD

Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan SKPD

8. Kab. Lumajang 9. Kab. Ponorogo 10. Kab. Bangkalan 11. Kab. Banyuwangi 12. Kab. Lamongan 13. Kab. Nganjuk 14. Kab. Pacitan 15. Kab. Pamekasan 16. Kab. Sumenep 17. Kota Batu Kawasan Ternak Domba 1. Kab. Bojonegoro 2. Kab. Nganjuk 3. Kab. Situbondo 4. Kab. Probolinggo 5. Kab. Jember 6. Kab. Tuban 7. Kab. Lamongan 8. Kab. Banyuwangi 9. Kab. Jombang 10. Kab. Pasuruan

3. Kabupaten Jombang

4. Kabupaten Nganjuk

5. Kabupaten Kediri

6. Kabupaten Malang

Lokasi yang potensial pengembangan ternak kecil 1. Kabupaten

Madiun 2. Kabupaten

Ponoro 3. Kabupaten

Trenggalek 4. Kabupaten

Tulungagung 5. Kabupaten

Blitar 6. Kabupaten

Mojokerto 7. Kabupaten

Lamongan 8. Kabupaten

Sumenep 9. Kabupaten

Probolinggo 10. Kabupaten

Lumajang 11. Kabupaten

Jember 12. Kabupaten

Situobondo Kawasan yang diarahkan pengembangan kawasan ternak kecil 1. Kabupaten

Ngawi 2. Kabupaten

Magetan 3. Kabupaten

Pacitan 4. Kabupaten

Gresik 5. Kabupaten

Sidoarjo 6. Kabupaten

Bangkalan 7. Kabupaten

Sampang 8. Kabupaten

Pamekasan 9. Kabupaten

Pasuruan 10. Kabupaten

Bondowoso 11. Kabupaten

Banyuwangi 12. Kota Batu

Kawasan Peternakan Sentra Ternak Unggas

Kawasan Pembibitan Ayam Kampung 1. Kab. Blitar 2. Kab. Kediri 3. Kab. Bangkalan 4. Kab. Banyuwangi 5. Kab. Jember 6. Kab. Jombang 7. Kab. Lamongan 8. Kab. Lumajang 9. Kab. Madiun 10. Kab. Magetan 11. Kab. Malang 12. Kab. Nganjuk 13. Kab. Pacitan

Sentra peternakan unggas: 1. Kabupaten Blitar 2. Kabupaten Jombang 3. Kabupaten Kediri 4. Kabupaten Mojokerto 5. Kabupaten Pasuruan 6. Kabupaten Sidoarjo 7. Kabupaten Tulungagung

Pengembangan industri ayam ras yang sangat prospektif

Lokasi sangat potensial pengembangan ternak unggas 1. Kabupaten

Jombang 2. Kabupaten

Kediri 3. Kabupaten

Tulungagung 4. Kabupaten

Blitar Lokasi potensial pengembangan ternak unggas

Page 23: BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD - disnak.jatimprov.go.iddisnak.jatimprov.go.id/web/upload_data/files/2014/bab2_renstra.pdf · Sapi potong Jawa Timur diekspor ke beberapa Provinsi lain,

28 | Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur 2014-2019

No Rencana Pola Ruang Pola Ruang Saat Ini

Indikasi Program Pemanfaatan Ruang Pada

Periode Perencanaan Berkenaan

Pengaruh Rencana Pola Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan

SKPD

Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan SKPD

14. Kab. Pamekasan 15. Kab. Trenggalek 16. Kab. Tulungagung 17. Kab. Pamekasan 18. Kab. Bojonegoro Kawasan Ternak Ayam Petelur 1. Kab. Blitar 2. Kab. Kediri 3. Kab. Magetan 4. Kab. Malang 5. Kab. Jombang 6. Kab. Jember 7. Kab. Banyuwangi 8. Kab. Nganjuk 9. Kab. Pasuruan 10. Kab. Tulungagung Kawasan Ternak Ayam Pedaging 1. Kab. Malang 2. Kab. Blitar 3. Kab. Jombang 4. Kab. Kediri 5. Kab. Mojokerto 6. Kab. Pasuruan 7. Kab. Jember 8. Kab. Lamongan 9. Kab. Lumajang 10. Kab. Tuban

1. Kab. Magetan 2. Kab. Trenggalek 3. Kab. Nganjuk 4. Kab. Lamongan 5. Kab. Mojokerto 6. Kab. Pasuruan 7. Kab. Malang 8. Kab. Lumajang 9. Kab. Jember 10. Kab.

Banyuwangi 11. Kab. Sidoarjo 12. Kota Mojokerto 13. Kota Pasuruan 14. Kab. Tuban 15. Kab.

Bojonegoro 16. Kab. Pamekasan 17. Kab. Bangkalan

c. Hasil Analisis terhadap Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Tabel 29.

Hasil Analisis KLHS

Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

No Aspek Kajian Ringkasan KLHS Implikasi terhadap Pelayanan SKPD

Catatan bagi Perumusan Program

dan Kegiatan SKPD

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan

Keterbatasan lahan untuk peternakan dan sumber pakan

Penetapan kawasan peternakan sesuai dengan potensi setempat

Intensifikasi dengan memanfaatkan teknologi tepat guna

2. Perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup

Masih ada pemeliharaan ternak yang dekat dengan permukiman penduduk sehingga menimbulkan polusi bau dan rentan terhadap penularan penyakit hewan menular kepada manusia

Pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular strategis

Perlunya pengendalian terhadap penyakit hewan menular strategis

3. Kinerja layanan/jasa ekosistem

Pengolahan limbah ternak dan manajemen pakan

Manajemen pakan dan pengelolaan limbah

Perlu inovasi-inovasi dalam pengelolaan peternakan yang zero waste

4. Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam

Pemanfaatan limbah pertanian untuk pakan ternak

Manajemen pakan Integrasi ternak dan tanaman

5. Tingkat kerentanan dan Seiring dengan meningkatnya populasi ternak Manajemen pakan dan Perlu inovasi-inovasi

Page 24: BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD - disnak.jatimprov.go.iddisnak.jatimprov.go.id/web/upload_data/files/2014/bab2_renstra.pdf · Sapi potong Jawa Timur diekspor ke beberapa Provinsi lain,

29 | Rencana Strategis Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur 2014-2019

No Aspek Kajian Ringkasan KLHS Implikasi terhadap Pelayanan SKPD

Catatan bagi Perumusan Program dan Kegiatan SKPD

(1) (2) (3) (4) (5)

kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim

mengakibatkan peningkatan emisi gas rumah kaca yang berasal dari kotoran ternak dan proses pencernaan, terutamanya yang berasal dari hewan ternak besar

pengelolaan limbah dalam pengelolaan peternakan yang zero waste

6. Tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati

Pelestarian sumber daya genetik ternak lokal sapi madura

Pembibitan dan budidaya

Penetapan kawasan pelestarian sumber daya genetik dan langkah-langkah pelestariannya