bab ii energitika kimia

23
BAB II ENERGITIKA KIMIA PENENTUAN KALOR REAKSI oleh : Arif Wicaksana (4101410053) Muhammad Adian Syah (4101410058) Sakti Aditya (4101410087)

Upload: tavi

Post on 08-Feb-2016

139 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

oleh : Arif Wicaksana (4101410053) Muhammad Adian Syah (4101410058) Sakti Aditya (4101410087). PENENTUAN KALOR REAKSI. BAB II ENERGITIKA KIMIA. 1. Penentuan Reaksi dengan Eksperimen. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II  ENERGITIKA KIMIA

BAB II ENERGITIKA KIMIA

PENENTUAN KALOR REAKSI

oleh :Arif Wicaksana (4101410053)

Muhammad Adian Syah (4101410058)

Sakti Aditya (4101410087)

Page 2: BAB II  ENERGITIKA KIMIA

1. PENENTUAN REAKSI DENGAN

EKSPERIMEN

Penentuan kalor reaksi secara eksperimen dilakukan dengan menggunakan kalorimeter, yang didasarkan pada kenaikan atau penurunan temperatur air atau larutan yang ada di dalam suatu kalorimeter.

Page 3: BAB II  ENERGITIKA KIMIA

Q kalorimetri Azaz Black (q lepas= q terima)

Q = m c t= C T

Suhu naik : Eksoterm H(-) Suhu turun: Endoterm H (+)

Page 4: BAB II  ENERGITIKA KIMIA

Contoh :Suatu cuplikan n-heptana sebanyak

0,5 g dibakar dengan oksigen berlebih di dalam kalorimeter bom (V

tetap) secara sempurna menjadi CO2(g) dan H2O (l). Temperatur air yang mengelilingi wadah pembakaran naik sebesar 3,934 0C. Jika kapasitor kalor

kalorimeter beserta perlengkapan dalam 8175 JK-1 dan temperatur rata-rata kalorimeter 250C. Hitung ∆ U dan

∆H per mol n-heptana pada proses ini.

Page 5: BAB II  ENERGITIKA KIMIA

Jawab :Reaksi eksoterm, ∆H harus negatif

∆U = Cv ∆T= 8175 . 3934 . 10-3 kJ (untuk 0,5 g

C7H16)

Jadi untuk 1 mol n-heptana (Mr = 100)= (100/0,5) . 8175 . 3,934 . 10-3 kJmol-1

= 6432 kJmol-1 = - 6432 kJmol-1 (reaksi eksotem)

Untuk reaksi C7H16 (g) + 11 O2(g) → 7 CO2

(g) +8 H2O(l), ∆n= -5

Jadi ∆H= (-6432)+[(- 5) . 8,31 . 298 . 10-3 kJmol-1]

= - 6444,38 kJmol-1

Page 6: BAB II  ENERGITIKA KIMIA

2. PENENTUAN KALOR REAKSI DENGAN HUKUM

HESS

Hukum Hess mengatakan:

“Kalor reaksi hanya tergantung pada keadaan awal dan akhir reaksi, dan tidak tergantung pada jalan yang ditempuh

Page 7: BAB II  ENERGITIKA KIMIA

Contoh :∆H reaksi C(s) + ½ O2(g) → CO (g) hanya dapat

ditentukan secara tidak langsung melalui pembakaran C (s) dan CO (g).

Cara I :C(s) + O2(g) → CO2 (g) ∆H = -393,5 kJ

CO(g) + ½ O2 (g) → CO2 (g) ∆H = - 283 kJ

diubah menjadi :C(s) + O2(g) → CO2 (g) ∆H = -393,5 kJ

CO2 (g) → CO(g) + ½ O2 (g) ∆H =283 kJ

_________________________________________________+C(s) + ½ O2(g) → CO (g) = - 110,5 kJ

Page 8: BAB II  ENERGITIKA KIMIA

3. PENENTUAN KALOR REAKSI DENGAN ENTALPI PEMBENTUKAN STANDAR

Entapi pembentukan standar (∆Hf) adalah perubahan entalpi yang terjadi pada reaksi pembentukan 1 mol senyawa dalam keadaan standar dari unsur-unsurnya (lihat tabel ∆Hf halaman 24)

Page 9: BAB II  ENERGITIKA KIMIA

Untuk reaksi :aP + bQ → cR + dS

dengan : a, b, c, d adalah koefisien reaksiP, Q adalah pereaksi

R, S adalah hasi reaksi

maka :

∆H0 = c ∆H0f (R) + d ∆H0

f (S) - a ∆H0f (P) - b ∆H0

f (Q)

Page 10: BAB II  ENERGITIKA KIMIA

4. Penentuan Entalpi Reaksi dengan Energi Ikatan

Penentuan Entalpi Reaksi dengan Energi Ikatannya dapat digunakan untuk reaksi gas yang menyangkut zat – zat dengan

ikatan kovalen yang didasarkan atas anggapan bahwa :

1. Semua ikatan dari suatu ikatan jenis tertentu identik.

Misal semua ikatan C – H dalam CH4 adalah identik

Page 11: BAB II  ENERGITIKA KIMIA

2. Energi ikatan adalah ikatan tertentu yang tidak tergantung pada senyawa tempat ikatan itu ditemukan.Ada 2 macam energi ikatan, yaitu :a. Energi disosiasi ikatan (D), yaitu

perubahan entalpi yang terjadi pada proses pemutusan ikatan dwi atom atau pemutusan ikatan tertentu dalam senyawa yang berwujud gas.

Contoh :H2(g) → 2H(g) DH-H = 436 kJ

H2O(g) → HO(g) + O(g) DHO-H = 497,9 kJ

Page 12: BAB II  ENERGITIKA KIMIA

b. Energi ikatan rata-rata (E), yaitu energi rata-rata yang digunakan untuk

memutuskan ikatan tertentu dalam semua senyawa yang berwujud gas yang

mengandung ikatan tersebut.

Misal :Dalam CH4(g) , CH3OH(g) energi ikatan C – H

adalah sama yaitu 414,2 kJmol -1.

Page 13: BAB II  ENERGITIKA KIMIA

Selanjutnya entalpi reaksi diungkapkan sebagai :

∆H = ∑ energi ikatan pereaksi - ∑ energi ikatan hasil reaksi

= ∑ ∆Hf hasil reaksi - ∑ ∆Hf

pereaksi(lihat tabel energi ikatan halaman 24)

Page 14: BAB II  ENERGITIKA KIMIA

Contoh :

Diketahui C – H = 415 kJ/mol

C – C = 348 kJ/mol

C = C = 740 kJ/mol

H – H = 436 kj/mol

Tentukan dari reaksi :

C4H8 (g) + H2(g) → C4H10(g)

Penyelesaian:

H3 C – CH = CH – CH3 (g) + H-H(g) → H3C-H2C-CH2-CH3(g)

∆H = ∑ energi ikatan pereaksi - ∑ energi ikatan hasil reaksi

=[8 (C-H) + 2 (C-C) + 1 (C=C)+ 1 (H-H)] – [10 (C-H) + 3 (C-C)]

=1 (C=C) + 1(H-H) – 2 (C-H) – 1(C-C)

= [740 + 436 – 2 (415) – 348] kJ

= - 2 kJ.

Page 15: BAB II  ENERGITIKA KIMIA

5. KETERGANTUNGAN ∆H PADA TEMPERATUR

Pada umumnya entalpi reaksi tergantung pada temperatur walaupun dalam banyak reaksi ketergantungan ini sangat kecil sehingga sering diabaikan. ∆H untuk reaksi aA + bB → cC + dD∆H = c HC +d HD – a HA – b HB

Page 16: BAB II  ENERGITIKA KIMIA

Bila persamaan tadi didefinisikan terhadap temperatur pada tekanan tetap didapatkan :

ingat bahwa

Page 17: BAB II  ENERGITIKA KIMIA

Jika diasumsikan bahwa ∆Cp tidak tergantung kepada temperatur (sebenanya Cp tergantung

pada temperatur), maka ∆Cp adalah tetap. Integrasi terhadap persamaan di atas

menghasilkan :

∆H2 - ∆H1 = ∆Cp(T2 - T1)

Page 18: BAB II  ENERGITIKA KIMIA

SOAL - SOAL

1. ∆H untuk reaksi H2(g) + Cl2(g) → 2HCl (g), bila diketahui energi ikatan H – H = 436 kJ/mol, Cl – Cl = 243 kJ/mol,dan H – Cl = 431 kJ/mol adalah…..

2. Pembakaran 32 g gas metana dalam kalorimetri menyebabkan suhu air kalorimetri naik dari 24,8°C menjadi 88,5°C. Jika kalorimetri berisi 6 L air dan diketahui kalor jenis air = 4,2 J/g°C serta kapasitas kalorimetri = 2740 J/g°C, tentukan kalor pembakaran gas metana!

Page 19: BAB II  ENERGITIKA KIMIA

3.Tuliskan persamaan termokimia untuk masing-masing reaksi berikut:a. Pembakaran 1 mol gas etena

membentuk karbon dioksida dan uap air menghasilkan 142 kJ.

b. Reaksi antara 1 mol Fe2O3 dengan karbon membentuk besi dan karbon monoksida memerlukan 621 kJ.

c. Untuk menguraikan 1 mol kalsium karbonat menjadi kalsium oksida dan karbon dioksida diperlukan 178,5 kJ

Page 20: BAB II  ENERGITIKA KIMIA

3.Tuliskan persamaan termokimia untuk masing-masing reaksi berikut:a. Pembakaran 1 mol gas etena

membentuk karbon dioksida dan uap air menghasilkan 142 kJ.

b. Reaksi antara 1 mol Fe2O3 dengan karbon membentuk besi dan karbon monoksida memerlukan 621 kJ.

c. Untuk menguraikan 1 mol kalsium karbonat menjadi kalsium oksida dan karbon dioksida diperlukan 178,5 kJ

Page 21: BAB II  ENERGITIKA KIMIA

4. Dipunyai : C3H8 (g) 3C (s) + 2H2 (g) ∆H = p

kkal CO2 (g) C (s) +O2 (g) ∆H = q

kkalH2 (g) + O2 (g) H2O (l) ∆H =

-r kkalBerapa ∆H pembakaran C3H8 (g) ?

Page 22: BAB II  ENERGITIKA KIMIA

PERTANYAAN

Page 23: BAB II  ENERGITIKA KIMIA

KESIMPULAN

PENENTUAN KALOR REAKSI1. Ekperimen2. Hukum Hess3. Entalpi pemebentukan standar