bab ii drs

Upload: sandi

Post on 06-Mar-2016

223 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

jsu

TRANSCRIPT

BAB IIPembahasanA. Jaras Sensorik untuk Menjalankan Sinyal Somatik ke Sistem Saraf PusatHampir seluruh informasi sensorik yang berasal dari segmen somatik tubuh memasuki medulla spinalis melalui saraf-saraf spinal pada radiks dorsalis dan selanjutnya akan diteruskan ke otak. Dalam penghantarannya sinyal sensorik akan dibawa melalui salah satu dari dua jaras sensoris bolak-balik: (1) sistem kolumna dorsalis-lemniskus medialis atau (2) sistem anterolateral. Kedua sistem ini nantinya akan bertemu di tingkat thalamus.Sistem kolumna dorsalis-lemniskus medialis menjalarkan sinyal naik ke medulla otak terutama dalam kolumna dorsalis medulla spinalis. Lalu, setelah sinyal tersebut bersinaps dan menyilang ke sisi berlawanan di dalam medulla, sinyal tersebut akan naik melalui lemniskus medialis di batang otak menuju thalamus.Sebaliknya sistem anterolateral sinyal akan segera memasuki medulla spinalis dari radiks saraf spinalis dorsalis, bersinaps dalam kornu dorsalis substansia grisea medulla spinalis, lalu menyilang ke sisi yang berlawanan dan naik melalui subtansia alba anterior dan lateral medulla spinalis. Sinyal tersebut lalu berakhir pada seluruh tingkat batang otak yang lebih rendah dan juga di thalamus. Sistem kolukna dorsalis-lemniskus medialis terdiri atas serabut-serabut saraf besar bermielin yang menjalarkan sinyal ke otak dengan kecepatan 30-110 m/detik, sedangkan sistem anterolateral terdiri atas serabut saraf bermielin yang lebih kecil yang akan menjalarkan sinyal dengan kecepatan beberapa meter per detik sampai 40 m/detik.Perbedaan lain antara kedua sistem ini adalah bahwa serabut-serabut saraf dalam sistem kolumna dorsalis-lemniskus medialis mempunyai sifat orientasi ruang yang sangat tinggi sesuai dengan asal serabut saraf itu, sememntara sistem anterolateral mempunyai sifat orientasi ruang yang jauh lebih kecil. Perbedaan ini akan mempengaruhi jenis informasi sensorik apa yang dapat dijalarkan oleh kedua sistem di atas. Yakni informasi sensorik yang harus dijlarkan dengan cepat dan dalam waktu yang singkat terutama akan dijalarkan oleh sistem kolumna dorsalis-lemniskus medialis, sedangkan informasi yang tak perlu dijalarkan dengan cepat atau dengan tempo yang lama terutama dijalarkan oleh sistem anterolateral.Sistem anterolateral mempunyai kemampuan khusus yang tidak dimiliki oleh sistem dorsalis, yakni kemampuan untuk menjalarkan madalitas sensasi yang sangat luas-misalnya sensasi nyeri, hangat, dingin, dan taktil yang kasar, sedangkan sistem dorsalis hanya terbatas utnuk sensasi mekanoreseptif jenis tertentu.Adapun jenis-jenis sensasi yang dapat dijalarkan oleh kedua sistem ini adalah :Kolumna Dorsalis-Sistem Lemniskus Medialis1. Sensasi raba membutuhkan rangsangan dengan derajat lokalisasi tingi2. Sensasi raba membutuhkan penjalaran impuls dengan intensitas gradasi yang halus3. Sensasi fisik misalnya sensasi getaran4. Sensasi terhadapa sinyal gerakan pada kulit5. Sensasi posisi tubuh dari persendian6. Sensasi tekan yang berkaitan dengan derajat penentuan intensitas tekanan.

Sistem Anterolateral1. Rasa nyeri 2. Sensasi termal, meliputi sensasi hangat dan dingin 3. Sensasi raba dan tekan kasar yang mampu menentukan tempat perabaan kasar pada tempat penekanan tubuh4. Sensasi geli dan gatal5. Sensasi seksual

B. Perjalanan Melalui Sistem Kolumna Dorsalis Lemiskus Medialis Sewaktu memasuki medual spinalis melewati saraf spinal dalam radiks dorsalis, serabut saraf besar bermielin yang berasal dari mekanoreseptor khusus segera terbagi menjadi bentuk cabang medial dan cabang lateral, seperti yang diperlihatkan pada serabut yangletaknya di sebelah tangan kanan yang masuk melalui radiks spinalis. Cabang medial pertama kali berbelok ke medial, lalu naik melalui kolumna dorsalis, melanjutkan perjalanannya ke otak melewati jaras kolumna dorsalis. Cabang lateral memasuki kornu dorsalis substansia grisea medulla spinalis, kemudian bercabang banyak sekali untuk membuat ujung-ujung yang kana bersinaps dengan neuron-neuron local did lama bagian intermediet dan anterior substansia grisea medulla spinalis. Neuron-neuron local akan melakukan tiga fungsi: (1) Banyak diantaranya mengeluarkan serabut yang masuk kembali ke kolumna dorsalis medual spinalis dan kemudian berjalan naik ke otak. (2) Sebagian besar serabut tersebut sangat pendek dan berakhir secara local di dalam korda dorsalis substansia grisea untuk menimbulkan reflex medulla spinalis local. (3) yang lainnya membentuk traktus spinoserebelaris.Jaras Kolumna Dorsalis-Medula Spinalis Ternyata serabut-serabut saraf yang memasuki kolumna dorsalis akan melewati kolumna naik menuju medulla dorsalis, tempat serabut-serabut ini akan bersinaps pada nuclei kolumna dorsalis (nuclei grasilis dan nuclei kuneatus). Dari nuclei tersebut, neuron tingkat kedua akan segera menyilang ke sisi yang berlawanan batang otak dana akan naik melewati lemniskus medialis ke thalamus. Dalam jaras yang melewati batang otak ini, setiap lemniskus medialis bergabung dengan serabut-serabut tambahan yang berasal dari nucleus sensorik utama nervus trigeminal; serabut-serabut ini akan membantu fungsi sensorik yang sama untuk kepala seperti serabut kolumna dorsalis membantu untuk tubuh.Di thalamus serabut lemniskus medialis berakhir pada daerah penyiaran sensorik thalamus, dikenal sebagi kompleks ventrobasal ini, ada penjuluran serabut saraf tingkat ketiga. Yakni yang terutama menuju girus postsentralis dari korteks serebri yang disebut srea somatosensorik I, serabut-serabut ini juga menjulur ke area yang lebih kecil pada korteks parietal lateralis yang disebut area somatosensorik II.Orientasi Spasial Serabut Saraf pada Sistem Kolumna Dorsalis-Lemniskus MedialisSalah satu perbedaan yang terdapat dalam sisitem kolumna dorsalis-lemniskus medialis adalah adanya orientasi spasial yang jelas pada serbaut saraf yang berasal dari bagian-bagian tubuh dan orientasi ini tetap dipertahankan.Contohnya, dalam kolumna dorsalis medulla spinalis, serabut-serabut saraf yang berasal dari bagian bawah tubuh seletak berhadapan dengan bagian pusat medulla spinalis pada segmen medulla spinalis yang lebih tinggi akan diletakkan di sebelah lateral. Dalam thalamus, orientasi spasial yang jelas masih tetap dipertahankan, dengan bagian terakhir tubuh digambarkan oleh sebagian besar bagian lateral kopleks ventrobasal, dan kepala serta wajah digambarkan oleh area medial kompleks tersebut. Biarpun begitu, oleh karena lemniskus medialis menyilang di medulla oblongata, sisi kiri tubuh akana digambarkan di sisi kanan thalamus, dan sisi kanan tubuh akan digambarkan di sisi kiri thalamus.C. Perjalanan Sinyal Sensorik Kurang Peting Dalam Jaras AnterolateralJaras anterolateral untuk menjalarkan sinyal sensorik naik ke medulla spinalis dan ke otak, kebalikan dengan jaras kolumna dorsalis, menjalarkan sinyal sensoris yang tidak memerlukan pemisahan lokalisasi secara rinci dari sumber sinyal dan tidak memerlukan pembedaan gradasi intensitas yang kecil. Jenis sinyal yang dijalarkan antara lain rasa nyeri, panas, dingin, raba kasar, geli, gatal, serta sensai seksual. Anatomi Jaras AnterolateralSerabtu-serabut anterolateral medulla spinalis terutama berasal dari kornu dorsalis lamina I, IV, V, dan VI. Lamina ini merupakan tempat berakhirnya sebagian besar serabut-serabut saraf sensorik radiks dorsalis setelah memasuki medulla spinalis.Selanjutnya, serabut-serabut anterolateral akan menyilang tepat pada komisura anterior medulla spinalis menuju kolumna alba anterior dan lateral sisi yang berlawanan, tempat serabut-serabut itu akan naik ke otak melalui jalur traktus spinotalamikus anterior dan traktus spinotalamikus lateral.Ujung-ujung atas dua traktus spinotalamikus tersebut terutama ada dua: (1) melalui nuclei retikulas batang otak, dan (2) dalam kedua macam kompleks nuclei talami yang berbeda, yakni kommpleks ventrobasal dan nuclei intralaminar. Pada umumnya, sinyal taktil akan dijalarkan terutama ke dalam kompleks ventrobasal berakhir pada beberapa nuclei talami yang sama, tempat sinyak taktil kolumna dorsalis berakhir. Dari sini sinyal taktil akan dijalarkan ke korteks somatosensorik bersama dengan sinyal-sinyal yang berasal dari kolumna dorsalis.Sebaiknya, hanya sebagian sangat kecil sinyal nyeri yang diproyeksikan langsung pada kompleks ventrobasal talami. Justru sebagian besar sinyal nyeri berakhir di nuclei retikularis batang otak dan dari sini akan di sebarkan ke nuclei intralaminar talami, tempat sinyal rasa nyeri akan diolah lebih lanjut.Sifat Penjalaran dalam Jaras AnterolateralPada umumnya, seperti halnya dalam sistem kolumna dorsalis-lemniskus medialis, pada penjalaran dalam jaras anterolateral juga diterapkan prinsip-prinsip yang sama, disamping adanya perbedaan-perbedaan berikut ini: (1) kecepatan penjalarannya hanya sepertiga sampai setengah kecepatan penjalaran dalam sistem kolumna dorsalis-lemniskus medialis , batasnya antara 8-40 m/detik, (2) derajat sinyal lokalisasi spasial rendah, (3) derajat intensitas juga sangat kecil, sebagian besar kekuatan sensainya sudah dapat dikenali dalam tahap 10-20 derajat, ketimbang dalam sistem kolumna dorsalis-lemniskus medialis yang baru dapat dikenali bila sudah mencapai 100 derajat, dan (4) kemampuan menjalarkan sinyal yang cepat berubah atau sinyal yang berulang-ulang secara cepat sangat kecil. Jadi, jelas bahwa sisitem anterolateral merupakan sisitem penjalaran yang lebih kasar daripada sisitem kolumna dorsalis-lemniskus medialis. Walaupun begitu, sisitem ini hanya menjalarkan beberapa model sensasi yang tertentu dan tidak semuanya dalam sisitem kolumna dorsalis-lemniskus medialis. Sensai tersebut adalh rasa nyeri, suhu, gatal, geli, serta sensasi seksual selain rasa raba yang kasar dan rasa tekan.

D. Beberapa Aspek Fungsi SomatosensorikFungsi Talamus pada Sensasi SomatikInformasi rasa taktil oleh talamus disalurkan ke korteks. Kerusakan korteks somatosensorik manusia, akan menyebabkan kehilangan sebagian besar rasa taktil yang kritis (tapi hanya sedikit rasa taktil kasar yang dapat pulih kembali). Sehingga talamus mempunyai sedikit kemampuan mendiskriminasi sensasi taktil.Sebaliknya, hilangnya korteks somatosensorik mempunyai sedikit pengaruh pada kemampuan persepsi terhadap sensasi nyeri dan cukup besar pengaruhnya pada persepsi suhu. Oleh karena itu, batang otak, talamus, dan region basal otak lain sangat berperan dalam diskriminasi rasa ini.Pengaturan Korteks terhadap Sensitivitas Sensorik-Sinyal KortikofugalSelain sinyal somato-sensorik yang dijalarkan dari perifer ke otak, sinyal kortikofugal dijalarkan dengan arah kebalikan dari korteks serebral ke daerah penyiaran sensorik yang lebih rendah di talamus, medulla oblongata, dan medulla spinalis; yang mengendalikan sensitivitas senosorik yang masuk.Sinyal kortikofugal bersifat menghambat, dengan demikian ketika intensitas yang masuk terlalu besar, sinyal kortikofugal secara otomatis mengurangi penjalaran dalam nuclei penyiaranLapangan Segmen Sensasi-DermatomTiap saraf spinal mempersarafi suatu lapangan segmen kulit (dermatom). Gambar melukiskan bermacam-macam dermatom dengan batas yang jelas, padahal sebenarnya ada banyak segmen dermatom saling tumpang tindih.Gambar memperlihatkan regio anal tubuh yang terletak pada dermatom segmen medulla spinalis paling distal: dermatom S-5, pada embrio, disebut regio ekor dan bagian tubuh paling distal. Kaki tumbuh dari segmen lumbal dan bagian atas sacral (L-2 S-3), dan bukan dari segmen sacral distal (S-5).Penggunaan peta dermatom untuk menentukan kerusakan medulla spinalis bila ada gangguan sensasi perifer.Nervi SpinalesSetiap nervus spinalis terbentuk dari penggabungan radix dorsalis dan radix ventralis yang berhubungan dengan satu bagian medulla spinalis tertentu yang dikenal sebagai segmen medulla spinalis, oleh karena itu nn. spinales dapat pula disebut nn. segmentales. Medulla spinalis terdiri atas 31 segmen dan oleh karena itu mempunyai 31 pasangan nn. spinales. Perlu dibedakan antara segmen medulla spinalis dan segmen columns vertebralis (verbetra). Rami vetrales nn. spinalis setinggi segmen-segmen intumescentiae membentuk plexus nervosus (plexus brachialis dan plexus lumbosacralis) yang melayani suatu membrum. Suatu nervus perifer dapat berasal dari suatu plexus nervosus atau merupakan cabang langsung dari nervus spinalis,Radix ventralis terdiri atas serat-serat eferen (motorik) somatik dan visceral (serat-serat preganglionik simpatik dan parasimpatik), sedangkan radix dorsalis terdiri atas serat-serat aferen (sensorik) somatik dan visceral, oleh karena itu nn. spinales mengandung serat-serat aferen dan eferen yang sifatnya monosegmental. Plexus nervosus dan nervus perifer jugs mengandung serat-serat aferen dan eferen, .akan tetapi yang sifatnya plurisegmental. oleh karena perbedaan sifat-sifatnya, suatu kerusakan pads radices nervi spinalis. nervi spinales, plexus nervosus atau nervus perifer menimbulkan manifestasi yang berbeda dan di dalam klinik dapat dibedakan.Inervasi Segmental Kulit (Susunan Dermatoma Kulit)Suatu daerah kulit yang dilayani oleh serat-serat aferen yang berasal dari satu radix dorsalis beserta ganglionnya dikenal sebagai dermatoma (dalam hal ini perlu dibedakan dengan istilah dermatoma dalam ilmu embriologi).Susunan dermatoma pada tubuh dewasa menunjukkan susunan segmental sederhana di daerah truncus, sedangkan di daerah membrum susunan tersebut mengalami modifikasi-modifikasi dengan akibat: dermatoma C 5,6, 7 dan 8 dan 1 meluas melayani daerah membrum superius, sedangkan dermatoma L 2,3,4 dan 5 dan S 1, 2 dan 3 meluas melayani daerah membrum inferius. Bagian-bagian distal membrum superius dan inferius masing-masing dilayani oleh dermatoma C 6,7,8 dan L 4,5 dan S 1,2. Dermatoma-dermatoma ini tidak melayani daerah truncus (figur 1.0).Pada umumny dikenal dua macain peta dasar dermatama, yaitu masing-masing menurut Foerster dan menurtit Keegan-Garrett.a) Peta Dermatoma menurut Foerster (1933-1936)Peta ini disusun berdasarkan hasil-hasil observasi pada kasus-kasus penderita yang mengalami reseksi radix dorsalis nervi spinalis oleh karena berbagai sebab.Ciri-ciri peta ini antara lain adalah :(1) kebanyakan dermatoma dilayani oleh serat-serat dari tiga, bahkan kadang-kadang empat; radices dorsales yang berdekatan, ini berarti saling tindih (overlapping) antara dermatoma yang berdekatan adalah amat luas (reseksi pada satu radix dorsalis praktis tidak akan menimbulkan gejala gangguan sensorik yang jelas);Figure 1 0 Diagram inervasi kulit daerah facies, kepala dan leher dan pets dermatoma (menurut Aronson, C.S., 1971).

(2) hanya dermatoma C 2 yang dilayani oleh serat-serat dari radix dorsalis C 2 saja, di sini praktis tidak ada saling tindih;(3) baik nervus cervicalis C 3 maupun nervus trigeminus tidak banyak melayani kulit di bagian dorsal kepala;(4) saling tindih pada dermatoma yang berdekatan adalah lebih besar untuk rasa raba daripada untuk rasa nyeri dan suhu.b) Peta Dermatoma menurut Keegan dan Garrett (1948)Suatu peta dermatoma yang agak berlainan dilaporkan oleh Keegan dan Garrett, peta ini disusun berdasarkan observasi atas hilangnya atau berkurangnya rasa-rasa kulit yang disebabkan oleh suatu proses penekanan pada radix dorsalis nervi spinalis secara ter-pisah oleh suatu proses patologik. Daerah-daerah hilang atau kurang rasa ini disebut oleh mereka dermatoma primer.Pada peta ini daerah-daerah saling tindih antara dermatoma yang berdekatan tidaklah besar, tidak seluas seperti pada peta Foerster. Keegan melaporkan kurangnya saling tindih untuk dermatoma pada membrum inferius, terutama dari daerah lutut sarnpai jari-jari kaki, kalau dibandingkan dengan daerah di sebelah proximal lutut.Dalam tahun-tahun belakangan ini dikenal berbagai peta modifikasi sesuai dengan hasil-hasil pengamatan tambahan. Dalam figur 1.0 dapat dilihat peta dermatoma yang lazim dipakai di Mayo Clinic (Aronson et al, 1971).

E. Dorsal Root SyndromeSebuah kondisi yang ditandai dengan sakit parah tanpa kehilangan sensoris, disebabkan oleh hiperfleksi atau cedera hiperekstensi bagian tubuh, diperburuk oleh penyebab cedera kepala dan / atau dengan adanya perdarahan di sekitar ganglion dorsal root.Dorsal root ganglion syndrome adalah struktur penting yang berhubungan dengan nyeri tulang belakang. Lokasi dorsal root ganglion dapat bervariasi, dan berdasarkan lokasi , dapat rentan terhadap tekanan.Sebuah studi baru-baru ini, menemukan bahwa dorsal root ganglion proksimal terletak rentan dan iritasi dari segi hipertrofi dan perubahan degeneratif, dan perubahan dari lamina dan ligamentum.Ketika sebuah lesi (trauma, degeneratif saraf spinal, tumor) terjadi pada dorsal root, maka akan dapat menimbulkan gejala klinis yang berkaitan dengan jaras sensorik, misalnya saja jika dorsal root terjadi lesi pada C4 T6 maka akan bisa menimbulkan ketidak efektifan dari saraf sendosorik yang ada pada ekstremitas atas karena bagian C4 T6 menurut peta dermatom mempersarafi bagian ekstremitas atas, pada dorsal rood syndrome terjadi lesi sehingga mengakibatkan nyeri yang sangat pada bagian tubuh yang dipersarafi oleh dorsal root tersebut namun jika terjadinya iritas misalnya saja pada kasus hernia maka sistem sensoriknya masih dapat bekerja dan mungkin saja akan ada rasa nyeri yang sangat pada bagian yang dialiri jaras tersebut. Dorsal root syndrome ini dapat dilakukan pemeriksaan oleh beberapa teknik: MRI, CT scan, diskografi, dan myelography. MRI scan sangat sensitif dalam mendeteksi dorsal root syndrome, sebagian besar terutama pada pandangan aksial. Dorsal root syndrome tersebut dianalisis dari kanan ke kiri untuk asimetri, lekukan, lokasi, dan kompresi, yang semuanya memiliki implikasi klinikopatologi.Penelitian telah menemukan bahwa dorsal root syndrome di tingkat L4 dan L5 yang paling sering adalah intraforaminal. Para dorsal root ganglion syndrome tingkat S1 yang paling biasanya intraspinal. Iritasi dari dorsal root ganglion syndrome memainkan peran penting dalam nyeri panggul / nyeri kaki akut.Beberapa bentuk gangguan yang akan timbul : Anestisia selangkang. Gangguan miksi, defikasi dan fungsi genitilia. Kita akan dapat jumpai retensio urinae, yang kemudian menjadi inkontinesia paradoksa. Gangguan fungsi genetilia akan menimbulkan impotensia. Refleks anus yang menjadi negative. Penderita akan mengeluh tentang iskhialgia, yaitu nyeri yang menjalar pada suatu kaki. Bila terdapat penderita dengan keluhan nyeri pada satu kaki maka hendaknya kita mengadakan pemeriksaan untuk menentukan apakah nyeri itu adalah suati iskhialgia atau bukan.6