bab ii dokter febrina

24
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SIP (Surat Tanda Ijin Praktik) 2.1.1 Pengertian SIP (Surat Tanda ijin praktik) adalah bukti tertulis yang diberikan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kepada dokter dan dokter gigi yang telah memenuhi persyaratan untuk menjalankan praktik kedokteran (Permenkes No.512/MENKES/PER/IV/2007 Pasal 1 ayat 3). 2.1.2 Prosedur Memperoleh SIP Untuk memenuhi SIP, seorang dokter harus mengajukan permohonan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan melampirkan : a. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk b. Fotocopy Surat Tanda Registrasi / STR (dilegalisir oleh Konsil Kedokteran Indonesia/KKI) c. Surat rekomendasi dari organisasi profesi yang menyatakan antara lain kemampuan fisik dan mental yang didasarkan atas keterangan dokter, memiliki kemampuan keilmuan dan keterampilan klinis dalam bidang profesi yang didasarkan atas perolehan angka kredit serta memiliki moralitas dan etika yang baik d. Pas foto berwarna yang terbaru ukuran 4x6 (dua lembar) untuk masing-masing tempat 3x4 (satu lembar) untuk tempat praktik e. Surat pernyataan melaksanakan tugas (SPMT) 3

Upload: doraemon

Post on 01-Oct-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jhkjgjhfgfd

TRANSCRIPT

18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.1 SIP (Surat Tanda Ijin Praktik)

2.1.1 Pengertian SIP (Surat Tanda ijin praktik) adalah bukti tertulis yang diberikan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kepada dokter dan dokter gigi yang telah memenuhi persyaratan untuk menjalankan praktik kedokteran (Permenkes No.512/MENKES/PER/IV/2007 Pasal 1 ayat 3).2.1.2 Prosedur Memperoleh SIP

Untuk memenuhi SIP, seorang dokter harus mengajukan permohonan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan melampirkan :a. Fotocopy Kartu Tanda Pendudukb. Fotocopy Surat Tanda Registrasi / STR (dilegalisir oleh Konsil Kedokteran Indonesia/KKI)c. Surat rekomendasi dari organisasi profesi yang menyatakan antara lain kemampuan fisik dan mental yang didasarkan atas keterangan dokter, memiliki kemampuan keilmuan dan keterampilan klinis dalam bidang profesi yang didasarkan atas perolehan angka kredit serta memiliki moralitas dan etika yang baikd. Pas foto berwarna yang terbaru ukuran 4x6 (dua lembar) untuk masing-masing tempat 3x4 (satu lembar) untuk tempat praktike. Surat pernyataan melaksanakan tugas (SPMT)

f. Surat tidak keberatan dari Kepala Progam Studi (KPS) bagi yang mengikuti PPDS, bagi yang sudah menjalankan masa baktig. Surat Ijin Praktik / SIP lama yang asli

h. Surat rekomendasi dari Kepala Dinas Kesehatan / Direktur RS bagi yang bertugas di luar wilayah setempati. Surat keterangan dari Kepala Dinas Kesehatan bagi yang bertugas di luar wilayah setempat (mempunyai tempat praktik)j. Denah tempat praktik berserta peralatan yang digunakank. Surat keputusan pensiun bagi yang purna tugasl. Fotocopy surat ijin sarana kesehatan (BP, RB, klinik kecantikan,laboratorium, dll).

Adapun untuk mendapatkan rekomendasi dari organisasi profesi harus mengajukan permohonan kepada IDI (Ikatan Dokter Indonesia) dengan syarat-syarat sebagai berikut :1. Mengisi blangko surat pernyataan bermaterai2. Mengisi blangko surat sehat yang telah disediakan (diisi oleh dokter pemeriksa dan di stempel instansi / RS. Swasta / Puskesmas)3. Sertifikat kegiatan ilmiah yang diikuti dalam 2 tahun terakhir, mohon disertakan aslinya minimal 3 lembar4. Fotocopy STR dari KKI

5. Fotocopy kartu anggota IDI6. Untuk dokter spesialis melampirkan juga, surat rekomendasi dari PDSp (Persatuan Dokter Spesialis) asli dan fotocopy surat bekerja saat ini7. Telah melunasi iuran anggota IDI cabang setempat sebesar Rp. 180.000/tahun8. Biaya rekomendasi :a. Dokter umum : Rp. 25.000b. Dokter spesialis : Rp. 50.0009. Dimasukan dalam map berwarna biru2.1.3 Prosedur Untuk Mendapatkan STR Untuk mendapatkan STR dari KKI harus mengajukan permohonan berserta syarat-syarat sebagai berikut :a. Memiliki ijazah dokter, dokter spesialis, dokter gigi atau dokter gigi spesialisb. Mempunyai surat pernyataan telah mengucap sumpah / janji dokter atau dokter gigic. Memiliki sertifikat kompetensi

d. Memiliki surat keterangan fisik dan mentale. Membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksakan ketentuan etika profesi Untuk memiliki sertifikat kompetensi dokter atau dokter gigi harus lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh kolegium yang bersangkutan.2.1.4 Ketentuan Pidana Dalam UUPK diatur pula kapan seorang dokter dan dokter gigi dapat dipidana sehubungan dengan Undang-undang yang baru ini. Bila disarikan,pidana dapat dijatuhkan apabila :1. Tidak memiliki surat tanda regristasi dengan hukum penjara 3 tahun, denda 100 juta.

2. Dokter atau dokter gigi asing tidak memiliki surat tanda registrasi, penjara 3 tahun, denda 100 juta.

3. Tidak memiliki surat izin praktik, penjara 3 tahun, dendaa 100 juta.

4. Identitas (gelar atau bentuk lain) seolah-olah yang bersangkutan dokter atau dokter gigi yang memiliki surat registrasi atau izin praktik. Penjara 5 tahun, denda 150.

5. Tidak memasang papan nama, tidak mebuat rekam medis, tidak memenuhi kewajiban sebagai dokter/dokter gigi. Penjara 1(satu) tahun, denda 50 juta.

6. Memperkerjakan dokter/dokter gigi yang memiliki SIP. Penjara 10 tahun, denda 300 juta. Malpraktik medik dapat masuk ke ranah hukum pidana apabila memenuhi syarat-syarat dalam 3 aspek yaitu:1. Syarat sikap batin dokterAda tiga arah sikap batin dokter :a. Pertama, sikap batin mengenai wujud perbuatan (terapi)b. Kedua, sikap batin mengenai sifat melawan hukum perbuatan.c. Ketiga, sikap batin mengenai akibat dari wujud perbuatan. 2. Syarat dalam perlakuan medisSyarat perlakuan medis adalah perlakuan medis yang menyimpang.3. Syarat mengenai hal akibatSyarat akibat adalah syarat mengenai timbulnya kerugian bagi kesehatan atau nyawa pasien. Semua perbuatan dalam pelayanan medik dapat mengalami kesalahan (sengaja atau lalai) yang pada ujungnya menimbulkan malpraktik medik, apabila dilakukan secara menyimpang.Dapat diartikan bahwa umumnya menimbulkan malpraktik dan tidak selalu berakibat terjadinya malpraktik kedokteran menurut hukum (Ari dan Helmi 2010).Pasal-pasal dalam KUHP yang relevan dengan tanggung jawab pidana yang berhubungan dengan malpraktik medik adalah Pasal 267 ,299 ,322 ,344 ,340 ,347 ,348 ,349, 351, 359 ,360 dan 361 KUHP.1. Kelalaian yang menyebabkan luka Karena kesalahan atau kealpaan yang menyebabkan orang lain mendapatkan luka-luka sedemikian rupa sehingga timbul penyakit atau halangan mnjalankan perkerjaan jabatan atau pencarian selama waktu tertentu (Adami, 2010).Pasal 360 KUHP menyebutkan :a. Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain mendapat luka-luka berat, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun.b. Barang siapa karena kesalahannya(kealpaannya) menyebabkan orang lain luka-luka sedemikian rupa sehingga timbul penyakit atau halangan menjalankan pekerjaan jabatan atau pencarian selama waktu tertentu, diancam dengan pidana pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana kurungan paling lama enam bulan atau pidana denda paling tinggi empat ribu lima ratus rupiah (Ari, dkk, 2010). Ada dua macam tindak pidana menurut pasal 360. Dari rumusan ayat(1) dapat dirinci unsur-unsur yang ada, yaitu :1. Adanya kelalaian2. Adanya wujud perbuatan3. Adanya wujud luka berat4. Adanya hubungan kausalitas antara luka berat dan wujud perbuatan (Ari, dkk, 2010). Rumusan (2) mengandung unsur-unsur :a. Adanya kelalaianb. Adanya wujud perbuatanc. Adanya akibat; luka yang menimbulkan penyakit; dan luka yang menimbulkan halangan menjalankan pekerjaaan jabatan tau pencarian selama waktu tertentu,d. Adanya hubungan kausalitas antara perbuatan dan akibat (Ari, dkk, 2010).Menurut pasal 90 KUHP, luka berat berarti :1. Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberikan harapan akan sembuh sama sekali atau menimbulkan bahaya maut.2. Tidak mampu terus menerus menjalani tugas jabatan atau pekerjaan pencaharian3. Kehilangan salah satu panca indera4. Menderita sakit lumpuh5. Terganggu daya pikirnya selama 4 minggu lebih (Ari dan Helmi, 2010).2. Gugurnya kandungan seorang perempuan

Perihal unsur kelalaian terdapat dalam pasal 359 maupun 360 KUHP mensyaratkan adanya perbuatan tidak berhati-hati. Untuk menilai perbuatan seseorang berhati-hati atausebaliknya, perbuatan seseorang itu haruslah dibandingkan dengan perbuatan orang lain (Ari, dkk, 2010). Pemberatan Pidana dan Pidana Tambahan

Pasal 361 KUHP menyatakan : Jika kejahatan yang diterangkan dilakukan dalam menjalankan sesuatu jabatan atau pekerjaan, maka pidana itu boleh ditambah sepertiganya, dan dapat dijatuhkan pencabutan hak melakukan pekerjaan, yang dipergunakan untuk menjalankan kejahatan itu, dan hakim dapat memerintahkan pengumuman putusannya.

Berdasarkan pasal tersebut, dokter yang telah menimbulkan cacat atau kematian yang berkaitan dengan tugas atau jabatan atau pekerjaannya, maka pasal 361 KUHP memberikan ancaman pidana sepertiga lebih berat. Disamping itu hakim dapat menjatuhkan hukuman berupa pencabutan hak melakukan pekerjaan yang dipergunakan untuk menjalankan kejahatan serta memerintahkan pengumuman keputusannya (Ari, dkk, 2010).2.1.5 Hukum Perdata Hukum perdata berbeda dengan hukum pidana yang bertujuan untuk menyelenggarakan ketertiban dan keamanan dalam masyarakat, hukum perdata menganut prinsip barang siapa merugikan orang lain, harus memberikan ganti rugi. Menurut hukum perdata, hubungan dokter - pasien dapat terjadi karena ada 2 (dua) yaitu :1. Berdasar perjanjian (ius contractu)

Disini terbentuk suatu kontrak terapeutik secara sukarela anatara dokter dengan pasien berdasar kehendak bebas. Tuntutan dapat dilakukan apabila diduga terjadi Wanprestasi yaitu pengingkaran atas apa yang diperjanjikan. Dasar tuntutan adalah tidak melakukan, terlambat melakukan atau salah melakukan terhadap apa yang diperjanjikan tersebut. Untuk sahnya suatu perjanjian, pasal 1320 KUH Perdata menyebutkan syarat-syaratnya:1. Adanya kesepakatan pihak-pihak yang membuat perjanjian (ditegaskan selanjutnya oleh pasal1321 KUH Perdata)2. Kemampuan pihak-pihak untuk membuat perjanjian3. Adanya objek tertentu4. Mengenai suatu sebab yang diperbolehkan adalah halal, diijinkan atau lazim, tidak bertentangan dengan hukum kesusilaan atau ketertiban umum/masyarakat (ditegaskan selanjutnya dengan pasal 1335,1373 KUH Perdata).2. Berdasarkan hukum (ius delicto)

Disini berlaku prinsip barangsiapa menimbulkan kerugian pada orang lain harus memberikan ganti rugi atas kerugian tersebut. Kemungkinan malpraktik perdata dapat terjadi untuk hal-hal sebagai berikut:a. Wanprestasi (pasal 1239 KUH Perdata)b. Perbuatan melanggar hukum (pasal 1365 KUH Perdata)c. Melalaikan kewajiban (pasal 1367 KUH Perdata)d. Kelalaian yang mengakibatkan kerugian (pasal 1366 KUH Perdata). (Soeparto, 2006)

2.1.6 Cara Pencabutan SIP Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat mencabut SIP dokter dan dokter gigi dalam hal :

a. Atas dasar rekomendasi MKDKIb. STR dokter atau dokter gigi dicabut oleh Konsil Kedokteran Indonesiac. Tempat praktik tidak sesuai lagi dengan SIP-nyad. Dicabut rekomendasinya oleh organisasi profesi melalui sidang yang dilakukan khusus untuk itu2.1.7 Konsil Kedokteran Indonesia

Untuk melindungi masyarakat penerima jasa pelayanan kesehatan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dari dokter dan dokter gigi dibentuk Konsil Kedokteran Indonesia yang terdiri atas Konsil Kedokteran dan Konsil Kedokteran gigi. Konsil kedokteran Indonesia sebagai mana dimaksud bertanggungjawab kepada Presiden. Konsil Kedokteran Indonesia berkedudukan di Ibukota negara Republik Indonesia (Kemenkes, 2005).Konsil Kedokteran Indonesia mempunyai fungsi pengaturan, pengesahan, penetapan, serta pembinaan dokter dan dokter gigi yang menjalankan praktik kedokteran, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan medis. Konsil Kedokteran Indonesia mempunyai tugas :a. Melakukan registrasi dokter dan dokter gigi

b. Mengesahkan standar pendidikan profesi dokter dan dokter gigi

c. Melakukan pembinaan terhadap penyelenggaraan praktik kedokteran yang dilaksanakan bersama lembaga terkait sesuai dengan fungsi masing-masing (Kemenkes, 2005).Standar pendidikan profesi dokter dan dokter gigi yang disahkan konsil ditetapkan bersama oleh konsil kedokteran Indonesia dengan kolegium kedokteran, kolegium kedokteran gigi, asosiasi institusi pendidikan kedokteran, asosiasi pendidikan kedokteran gigi, dan asosiasi rumah sakit pendidikan.

Dalam menjalankan tugas Konsil Kedokteran Indonesia mempunyai wewenang :a. Menyetujui dan menolak permohonan registrasi dokter dan dokter gigib. Menerbitkan dan mencabut surat tanda registrasi dokter dan dokter gigic. Mengesahkan standar kompetensi dokter dan dokter gigid. Melakukan pengujian terhadap persyaratan registrasi dokter dan dokter gigie. Mengesahkan penerapan cabang ilmu kedokteran dan kedokteran gigi f. Melakukan pembinaan bersama terhadap dokter dan dokter gigi mengenai pelaksanaan etika profesi yang ditetapkan oleh organisasi profesig. Melakukan pencatatan terhadap dokter dan dokter gigi yang dikenakan sanksi oleh organisasi profesi atau perangkatnya karena melanggar ketentuan etika profesi (Kemenkes, 2005).2.1.7 Surat Izin Praktik

Surat Izin Praktik menurut Pasal antara lain :

Pasal 2

(1) Setiap dokter dan dokter gigi yang akan melakukan praktik kedokteran wajib memiliki SIP(2) Untuk memperoleh SIP ,dokter dan dokter gigi yang bersangkutan harus mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat praktik dilaksanakan dengan melampirkan :

a) Fotocopy surat tanda registrasi dokter atau surat tanda registrasi dokter gigi yang diterbitkan dan dilegalisir asli oleh Konsil Kedokteran Indonesia yang masih berlaku.b) Surat peryataan mempunyai tempat praktik, atau surat keterangan dari sarana pelayanan kesehatan sebagai tempat praktiknya.

c) Surat rekomendasi dari organisasi profesi, sesuai tempat praktik.

d) Pas foto berwarna ukuran 4x6 sebanyak 3 lembar dan 3x4 sebanyak 2 lembar.

(3) Dalam pengajuan permohonan SIP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dinyatakan secara tegas permintaan SIP untuk tempat praktik Pertama, Kedua dan Ketiga.(4) Untuk memperoleh SIP kedua dan ketiga pada jam kerja, dokter dan dokter gigi yang bekerja di sarana pelayanan kesehatan yang ditunjuk oleh pemerintah harus melampirkan surat izin dari pimpinan instansi /sarana pelayanan kesehatan dimana dokter dan dokter gigi dimaksud bekerja.(5) Bentuk permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) seperti contoh sebagaimana tercantum dalam Formulir I peraturan ini.2.2 Malpraktik

2.2.1 Pengertian

Malpraktik adalah kelalaian kaum profesi yang terjadi dalam melaksanakan profesinya. Seseorang dianggap lalai, apabila ia telah bertindak kurang hati-hati,sembrono,acuh terhadap kepentingan orang lain, walaupun tidak dilakukan dengan sengaja dan akibat itu tidak dikehendaknya (Pitono, 2006). Malpraktek merupakan istilah Hukum yang sering dinamakan dengan kelalaian tindakan dokter yang berakibat kerusakan fisik,mental atau finansial pada pasien.Terdapat tiga unsure dalam malpraktek yaitu: kelalaian, kesalahan medis, dan kerugian pasien.Malpraktek tidak hanya merupakan suatu tindakan medis yang salah, tetapi juga merupakan pelanggaran etik profesi.Kelalaian medik dapat digolongkan sebagai malpraktek, tetapi di dalam malpraktek tidak selalu terdapat unsur kelalaian medik, dengan perkataan lain malpraktek mempunyai cakupan yang lebih luas daripada kelalaian medik.

Dari segi hukum, di dalam definisi di atas dapat ditarik pemahaman bahwa malpraktik dapat terjadi karena tindakan yang disengaja (intentional) seperti pada misconduct tertentu, tindakan kelalaian (negligence), ataupun suatu kekurang-mahiran atau ketidak-kompetenan yang tidak beralasan.Malpraktik dapat dilakukan oleh profesi apa saja, tidak hanya oleh dokter. 2.2.2 Macam-macam Malpraktik Macam-macam malpraktik antara lain :

e. Malpraktik medis Malpraktik medis adalah kelalaian atau kegagalan seorang dokter untuk mempergunakan tingkat ketrampilan dan ilmu pengetahuan yang lanzim dipergunakan dalam mengobati pasein atau orang cedera menurut ukuran dilingkungan yang sama (Hanafiah, dkk, 2008). Malpraktik medis terdapat dua unsur yaitu: 1. Unsur Kelalaian Tidak ada motif ataupun tujuan untuk menimbulkan akibat yang terjadi. Akibatnya yang timbul disebabkan karena adanya kelalaian yang sebenarnya diluar kehendaknya. Lamintang mengutip pendapat Van Bemmlen yang menyatakan bahwa kelalaian meliputi tiga hal, yaitu:a). Tindakan-tindakan, baik itu merupakan tindakan untuk melakukan sesuatumaupun tindakan untuk tidak melakukan sesuatu.b). Suatu akibat yang dilarang oleh undang-undang atau suatu constitutief gevolg. c). Unsur-unsur selebihnya dari delik (Ari, dkk, 2010).

Jonkers, yang dikutip J.Guandi menyebut adanya unsur-unsur kesalahan (kelalaian) sebagai tolak ukur didalam hukum pidana.1). Bertentangan dengan hukum (wederrechtelijkeheid)2). Akibatnya dapat dibayangkan (voorzeinbaarheid)3). Akibatnya dapat dihindarkan (vermijdbaarheid)4). Perbuatannya dapat dipersalahkan kepadanya (verwijtbaarheid) (Ari, dkk, 2010).

2. Unsur KesengajaanTindakan yang dilakukan secara sadar, dan tujuan dari tindakannya memang sudah terarah kepada akibat yang hendak ditimbulkan atau tidak peduli terhadap akibatnya, walaupun ia mengetahui atau seharusnya mengetahui bahwa tindakannya itu bertentengan dengan hukum yang berlaku (Ari, dkk, 2010).

b. Malpraktik Etik

Pelangaraan terhadap prilaku professional para dokter dan dokter gigi dalam menjalankan perkerjaannya sebagaimana tercantum dalam lafaf sumpah dan kode etik masing-masing yang telah disusun oleh organisasi profesinya bersama-sama pemerintah. Malpraktik etik dibagi menjadi dua yaitu:1. Pelangaran etik murni a) Menarik imbalan jasa yang tidak wajar dari pasien atau menarik imbalan jasa dari sejawat dan keluarganya.b) Mengambil alih tanpa persetujuan sejawatnyac) Memuji diri sendiri didepan pasien, keluarga atau masyarakatd) Pelayanan kedokteran yang diskriminatif e) Kolusi dengan perusahan farmasi atau apotikf) Tidak mengikuti pendidikan kedokteran berkesinambungan g) Dokter mengabaikan kesehatannya sendiri

2. Pelangaran Etikolegal a) Pelayanan kedokteran dibawah standard b) Menerbitkan surat keterangan palsuc) Melakukan tindakan medik yang bertentangan dengan hokumd) Melakukan tindakan medik tanpa indikasi

e) Pelecehan seksualf) Pembocoran rahasia pasien (Ari, dkk, 2010).

c. Malpraktik Administrasi

Malpraktik administrasi adalah pelanggaran terhadap kewajiban-kewajiban hukum administrasi kedokteran. Pelanggaran terhadap kewajiban-kewajiban adminicstrasi tersebut dapat menjadi malpraktik kedokteran, apabila setelah pelayanan yang dijalankan menimbulkan kerugian kesehatan atau jiwa pasien. Malpraktik administrasi yang sesuai dengan kasus adalah membuka praktek pribadi tanpa SIP (Surat Ijin Praktek) (Ari, dkk, 2010).2.2.3 Indikator Malpraktik

Indikator malpraktik-kelalaian dalampraktik professional meliputi:

a. Klien tidak menjadi tanggung jawab perawat yang bersangkutan

b. Perawat tidak melaksanakan tugas yang diemban

c. Perawat menyebabkan klien terluka atau cacat

d. Luka atau cacat yang disebabkan karena kelalaian perawat bisa karena kesalahan dalam melakukan intervensi (negligence commission) maupun karena lupa(omission) (Unname, 2012) 2.2.4 Sumber Perbuatan Malpraktik Sumber Perbuatan Malpraktik yaitu :

1. Teori pelanggaran kontrak

Sumber perbuatan malpraktek pertama adalah karena terjadinya pelanggaran kontrak. Tenaga kesehatan tidak memiliki kewajiban merawat seseorang bila diantara keduanya tidak terdapat suatu hubungan kontrak antara tenaga kesehatan dengan pasien. 2. Teori perbuatan yang disengajaTeori kedua yang dapat digunakan oleh pasien untuk menggugat tenaga kesehatan karena malpraktik adalah kesalahan yang dibuat dengan sengaja yang mengakibatkan seseorang secara fisik mengalami cedera.3. Teori kelalaianTeori ketiga yang menyebutkan sumber malpraktik adalah kelalaian. Kelalaian yang mengakibatkan sumber perbuatan yang dikategorikan dalam malpraktek ini harus dapat dibuktikan adanya, selain itu kelalaian yang dimaksud harus termasuk dalam kategori kelalian yang berat. Untuk membuktikan perbuatan ini tentu tidak mudah bagi aparat penegak hukum.2.2.5 Langkah-langkah untuk menghindari malpraktik Langkah-langkah untuk menghindari malpraktik yaitu :

a. Senantiasa berpedoman pada standart pelayanan medik dan standart operasionb. Bekerjalah secara professional, berlandaskan etik dan moral yang tinggi

c. Ikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku terutama tentang kesehatan dan praktik kedokteran

d. Jalin komunikasi yang harmonis dengan pasien dan keluarga pasien, jangan pelit informasi baik tentang diagnosis, pencegahan dan terapi

e. Tingkatkan rasa kebersamaan, keakraban dan kekeluargaan sesame sejawat dan tingkatkan kerjasama tim medik demi kepentingan pasien

f. Jangan berhenti belajar, selalu tingkatkan ilmu dan keterampilan dalam bidang yang ditekuni ( Hanafiah, 2008).2.2.6 Proses Malpraktik dapat TerjadiProses malpraktik dapat terjadi antara lain :1. Pemahaman dan penerapan etika kedokteran yang rendah. Hal ini diduga merupakan akibat dari sistem pendidikan di Fakultas Kedokteran yang tidak memberikan materi etika kedokteran sebagai materi yang juga mencakup afektif tidak hanya kognitif.2. Paham materialisme yang semakin menguat di masyarakat pada umumnya dan di dalam pelayanan kedokteran khususnya. 3. Belum adanya peraturan perundang-undangan yang menjamin akuntabilitas profesi kedokteran (saat ini kita sedang menunggu diundangkannya UU Praktik Kedokteran yang diharapkan dapat mengatur praktek kedokteran yang akuntabel).pelayanan kesehatan terhadap masyarakat ait sndiri.4. Belum adanya good clinical governance di dalam pelayanan kedokteran di Indonesia, yang terlihat dari belum ada atau kurangnya standar (kompetensi, perilaku dan pelayanan) dan pedoman (penatalaksanaan kasus), serta tidak tegasnya penegakan standar dan pedoman tersebut.

2.2.7 Upaya Pencegahan MalapraktikUpaya pencegahan malpraktik antara lain :1. Pastikan anda datang ke rumah sakit yang dapat menyediakan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan anda. Jangan datang ke rumah sakit ibu dan anak jika anda menderita sakit jantung. 2. Datanglah ke dokter yang ahli di bidangnya. Jika anda menderita gangguan pencernaan, datanglah ke dokter ahli penyakit dalam. Jangan datang ke dokter ahli jantung, walaupun dia adalah dokter favorit anda. 3. Carilah dokter yang mau menyediakan waktu cukup untuk anda bertanya dan menjelaskan penyakit anda. Jangan bangga dengan kondisi dimana anda baru dapat bertemu dokter pada jam 2 pagi karena daftar tunggu yang panjang. Ingat, dokter juga manusia.4. Jika anda harus berobat ke Unit Gawat Darurat, perhatikanlah. Apakah rumah sakit yang anda kunjungi mempunyai sistim untuk menilai dan melayani pasien berdasarkan urutan prioritas kegawatdaruratannya?5. Sebelum menjalani perawatan, anda diberi informasi mengenai hak-hak dan kewajiban anda sebagai pasien.6. Pastikan anda diidentifikasi dengan benar. Bagaimana cara mengetahuinya? Jika anda pengguna kartu kredit pasti anda sudah terbiasa. Prosesnya disebut identifikasi positif. Petugas akan meminta anda menyebutkan nama dan tanggal lahir. Bukan karena mereka tidak tahu. Mereka akan mencocokkan apa yang anda sebutkan dengan data yang tertulis di rekam medis anda. Hanya dengan cara seperti itulah identitas anda dapat dipastikan kebenarannya. Kapan dilakukan identifikasi positif? Inilah lima keadaan dimana petugas harus melakukan identifikasi positif yaitu : a. Memberikan obatb. Memberikan darah atau produk darahc. Mengambil sampel darahd. Mengambil sampel lain untuk pemeriksaan klinise. Melakukan tindakan atau prosedur Cukuplah orang lain menjadi korban salah operasi, salah obat, salah hasil laboratorium, salah diagnosa, dan berbagai kesalahan lain akibat salah identifikasi.1. Pastikan seluruh dokter dan perawat mencuci tangannya sebelum menyentuh anda. Bayangkan, berapa banyak kuman yang berpindah ke tubuh anda dari pasien sebelumnya jika mereka tidak mencuci tangan sebelum menyentuh anda.2. Seringan apapun, nyeri yang anda rasakan dikaji, dikaji ulang, dan dikelola oleh dokter. Nyeri adalah tanda penting yang harus mendapat perhatian serius.3. Sekecil apapun, potensi risiko jatuh pada anda dikaji, dikaji ulang, dan dikelola oleh perawat.4. Obat-obatan yang anda konsumsi di rumah ditanyakan oleh dokter/perawat, dicatat dan dibandingkan dengan obat-obatan yang diperoleh di rumah sakit.5. Sesulit apapun penyakit anda, anda sudah harus mendapat diagnosa dan terapi dalam 24 jam anda dirawat. Dokter akan menjelaskan diagnosa anda dan rencana terapi yang akan dilakukannya. Pastikan anda memahami apa yang dijelaskan dan berpartisipasi mengambil keputusan. Anda pun berhak untuk menyetujui atau menolak terapi yang akan dilaksanakan.6. Anda diberi penjelasan atas hasil pemeriksaan apapun yang dilakukan terhadap anda, begitu hasil tersedia. Jika tidak demikian, anda harus memintanya.7. Obat-obatan yang anda terima diberi label yang bertuliskan nama obat, dosis/konsentrasi, tanggal penyiapan, tanggal kadaluarsa dan nama anda.8. Berat badan digunakan sebagai dasar penyiapan obat-obatan untuk anak-anak.9. Anda diberi tahu mengenai hasil perawatan dan pengobatan, termasuk hasil yang tidak terduga.10. Selama dirawat, anda diberi penjelasan setidaknya untuk hal-hal berikut: a) Keamanan obat-obatan, termasuk efek samping obat, interaksi dengan obat lain dan dengan makanan.b) Bagaimana menggunakan peralatan medis secara aman dan efektif (jika anda menggunakan)c) Diet dan gizi d) Manajemen nyeri e) Teknik-teknik rehabilitasi (jika anda mendapatkan)11. Anda dikunjungi dokter yang merawat anda setiap hari, termasuk akhir pekan. 12. Mintalah pertemuan dengan tim dokter yang merawat anda jika anda dirawat oleh lebih dari 2 dokter. Hal ini untuk memastikan bahwa mereka melakukan koordinasi dalam merawat anda.13. Anda didukung untuk mencari pendapat kedua tanpa takut akan berpengaruh terhadap perawatan anda.14. Jika terjadi keterlambatan atau hambatan pelayanan, anda diberitahu alasannya dan diberi informasi tentang alternatif yang ada.15. Jika anda akan dioperasi, anda diberi penjelasan sebelum anda memberikan persetujuan tindakan/operasi tersebut. Penjelasan tidak hanya untuk tindakan operasinya, tetapi juga untuk tindakan pembiusannya. Penjelasan yang harus dilakukan minimal berisi tentang: a. kondisi anda;b. usulan tindakan/operasi;c. nama petugas yang memberikan tindakan/operasi;d. manfaat dan kekurangannya;e. alternatif yang lain;f. kemungkinan keberhasilan;g. kemungkinan komplikasi;h. kemungkinan masalah terkait dengan proses pemulihan, dani. kemungkinan hasil akibat tidak dilakukan tindakan/operasi16. Dokter bedah dan dokter anestesi (bius) mengunjungi anda untuk melakukan penilaian kondisi anda sebelum tindakan/operasi dilakukan.17. Area tubuh anda yang akan dioperasi ditandai dengan spidol khusus oleh dokter yang akan melakukan tindakan/membedah anda. Hal ini penting untuk memastikan ketepatan area tubuh anda yang akan dioperasi.18. Jika anda memiliki masalah dalam mobilitas, kemampuan melayani diri sendiri, dan hambatan kemandirian lain, rumah sakit merencanakan kepulangan anda sebaik-baiknya dengan mempertimbangkan hambatan-hambatan yang anda miliki.19. Jika karena satu dan lain hal anda dirujuk ke rumah sakit lain, rumah sakit memastikan kelengkapan alat, orang yang bertanggung jawab, dan kesiapan rumah sakit rujukan.20. Dalam merawat pasien yang menjelang ajal, rumah sakit mengoptimalkan kenyamanan dan martabatnya, dengan cara: a) melakukan intervensi untuk menangani nyeri; juga gejala primer atau sekunder penyakitnya;b) sedapat mungkin mencegah gejala-gejala dan komplikasi;c) melakukan intervensi untuk mengatasi kebutuhan psikososial, emosional, dan spiritual pasien dan keluarganya berkaitan dengan kematian dan kesedihan;d) melakukan intervensi untuk menanggapi masalah agama dan budaya pasien dan keluarganya; dan melibatkan pasien dan keluarganya dalam pengambilan keputusan perawatan.2.3 Ranah Hukum2.3.1 Pengertian Ranah berarti elemen atau unsur yang dibatasi; bidang disiplin, Sedangkan Hukum berarti Undang-undang, peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat, yang dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah. Ranah hukum adalah bidang disiplin atau unsur yang di batasi oleh peraturan, Undang-undang atau adat yang dianggap mengikat/hukum (Hanafiah, 2008).

3