bab ii data awal proyek - perpustakaan digital · pdf filebatas ii untuk ’viaduk’...

15
7 BAB II DATA AWAL PROYEK 2.1 Lokasi 2.1.1 Lokasi Stasiun Lokasi : Kecamatan Manggarai, Jakarta Selatan Luas Lahan : ± 37.700 m² Luas Bangunan : ± 27.179,5 m² Gambar 1 Peta Kawasan Manggarai Sumber : www.cybermap.co.id 2.1.2 Iklim Jakarta beriklim tropis, dengan suhu tahunan rata-rata 27° C dengan kelembaban 80 - 90%. Karena terletak di dekat garis khatulistiwa, arah angin dipengaruhi oleh angin musim. Angin musim barat bertiup antara November dan April, sedang angin musim timur antara Mei dan Oktober. Suhu sehari-hari kota Jakarta dipengaruhi angin laut yang nyaman di sepanjang pantai. Curah hujan rata- rata 2.000 mm, curah hujan paling besar sekitar bulan Januari dan paling kecil pada bulan September. (sumber: www.jakarta.go.id ) 2.1.3 Kondisi Geologis Seluruh dataran terdiri dari endapan Pleistosein terdapat ± 50 M di bawah permukaan tanah. Bagian selatan terdiri atas lapisan alluvial, sedang dataran rendah

Upload: vuonghanh

Post on 30-Jan-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II DATA AWAL PROYEK - Perpustakaan Digital · PDF fileBatas II untuk ’viaduk’ baru dan bangunan lama kecuali terowongan dan jembatan ... standar P.T. KAI) Luas platform sejajar:

7

BAB II

DATA AWAL PROYEK

2.1 Lokasi 2.1.1 Lokasi Stasiun

Lokasi : Kecamatan Manggarai, Jakarta Selatan

Luas Lahan : ± 37.700 m²

Luas Bangunan : ± 27.179,5 m²

Gambar 1 Peta Kawasan Manggarai

Sumber : www.cybermap.co.id

2.1.2 Iklim

Jakarta beriklim tropis, dengan suhu tahunan rata-rata 27° C dengan

kelembaban 80 - 90%. Karena terletak di dekat garis khatulistiwa, arah angin

dipengaruhi oleh angin musim. Angin musim barat bertiup antara November dan

April, sedang angin musim timur antara Mei dan Oktober. Suhu sehari-hari kota

Jakarta dipengaruhi angin laut yang nyaman di sepanjang pantai. Curah hujan rata-

rata 2.000 mm, curah hujan paling besar sekitar bulan Januari dan paling kecil pada

bulan September. (sumber: www.jakarta.go.id)

2.1.3 Kondisi Geologis

Seluruh dataran terdiri dari endapan Pleistosein terdapat ± 50 M di bawah

permukaan tanah. Bagian selatan terdiri atas lapisan alluvial, sedang dataran rendah

Page 2: BAB II DATA AWAL PROYEK - Perpustakaan Digital · PDF fileBatas II untuk ’viaduk’ baru dan bangunan lama kecuali terowongan dan jembatan ... standar P.T. KAI) Luas platform sejajar:

8

pantai merentang ke bagian pedalaman sekitar 10 Km. Di bawahnya terdapat lapisan

endapan yang lebih tua yang tidak tampak pada permukaan tanah karena tertimbun

seluruhnya oleh endapan alluvium. Di wilayah bagian Utara baru terdapat pada

kedalaman 10-25 M, makin ke Selatan permukaan keras semakin dangkal 8- 15 M.

Pada bagian kota tertentu terdapat juga lapisan permukaan tanah yang keras dengan

kedalaman 40 M. (sumber: www.jakarta.go.id)

2.1.4 Letak Geografis

Luas : 650 KM2/ 65.000 H.a

Letak : 106°22`42" BT sampai 106°58`18" BT

-5°19`12" LS sampai -6°23`54" LS (sumber: www.jakarta.go.id)

2.1.5 Letak Topografi

Ketinggian Tanah : 0 - 10 M di atas permukaan laut ( dari titik 0 Tg.Priok)

5 - 50 M di atas permukaan laut ( dari Banjir Kanal sampai batas Selatan DKI

Jakarta). Pada kawasan Manggarai, topografi cenderung rata namun makin mendekati

sungai makin miring. (sumber: www.jakarta.go.id)

2.1.6 Aspek Sosial Ekonomi

Kecamatan Setiabudi, Kecamatan Tebet dan sebagian Kecamatan Mampang

Prapatan merupakan bagian wilayah Jakarta Selatan yang berkembang sangat pesat

sebagai pusat kegiatan perekonomian seperti perdagangan jasa dan perkantoran.

Khusus di kecamatan Jagakarsa terdapat Situ Babakan dan Situ Mangga Bolong (+ 31

Ha) yang dikembangkan sebagai suatu Kawasan Obyek Wisata Agro, Wisata Budaya

(perkampungan Budaya Betawi Asli). Sementara itu, di wilayah Kodya Jakarta

Selatan juga terdapat fasilitas pendukung sektor pariwisata maupun perdagangan

seperti Hotel berbintang lima sedikitnya ada 20 buah, hotel melati 8 buah, Biro

perjalanan wisata 274 tempat, balai pertemuan 30 buah, dan tempat hiburan 385

tempat. (sumber: www.jakarta.go.id)

Page 3: BAB II DATA AWAL PROYEK - Perpustakaan Digital · PDF fileBatas II untuk ’viaduk’ baru dan bangunan lama kecuali terowongan dan jembatan ... standar P.T. KAI) Luas platform sejajar:

9

2.1.7 Rencana Kawasan Manggarai

Berdasarkan RTRW Jakarta 2010 dalam visinya disebutkan bagian Utara

Jakarta Selatan peruntukannya digunakan untuk kawasan pusat niaga terpadu. Dalam

misinya disebutkan pada Jakarta Selatan, pengembangan kawasan strategis skala

nasional dan internasional pada kawasan ekonomi prospektif di kawasan segitiga

Kuningan, Casablanca, Manggarai, dan Blok M. Nantinya Manggarai akan menjadi

sentra bisnis baru dengan berbagai fasilitas yang mendukung kegiatan perekonomian

seperti apartemen, kantor, hotel, dan lain-lain. Untuk mendukung pengembangan

sentra bisnis baru ini, maka sarana transportasi di Manggarai akan ditambah dan

stasiun kereta apinya akan diubah menjadi stasiun terpadu. Untuk stasiun kereta

apinya akan memfasilitasi penumpang komuter, jarak jauh, dan bandara. Stasiun ini

akan didukung dengan terminal bus, halte busway, dan waterway. Berikut adalah

gambar rencana pengembangan kawasan Manggarai yang distudi oleh PSUD.

Gambar 2 Pemintakatan Kawasan Manggarai

Sumber : PSUD

Page 4: BAB II DATA AWAL PROYEK - Perpustakaan Digital · PDF fileBatas II untuk ’viaduk’ baru dan bangunan lama kecuali terowongan dan jembatan ... standar P.T. KAI) Luas platform sejajar:

10

2.1.8 Rencana Rel Kereta Api

Untuk dijadikan stasiun yang mampu menampung penumpang dari komuter,

jarak jauh, dan bandara; maka dibutuhkan penambahan rel kereta api. Enam jalur rel

kereta yang ada sekarang akan ditambah menjadi 11 jalur. 10 jalur akan digunakan

untuk kereta komuter dan untuk langsiran, dan satu jalur digunakan untuk kereta

bandara.

Untuk jalur kereta jarak jauh menurut rencana PT. KAI, akan diletakkan

melayang di atas tanah atau double-double track (DDT). DDT ini rencananya berawal

dari stasiun Cikarang sampai stasiun Manggarai dan dilanjutkan sampai Gambir. Jalur

kereta api jarak jauh pada stasiun Manggarai berjumlah delapan jalur untuk berhenti

dan untuk langsiran. Berikut gambar potongan rel yang direncanakan oleh perusahan

JICA.

Gambar 3 : Potongan Rencana Rel

Sumber :JICA

2.2 Peraturan dan Standar yang Digunakan 2.2.1 Persyaratan Teknis Bangunan Stasiun Menurut P.T. KAI

• Tinggi lantai terendah, minimum 0,5 m di atas batas permukaan banjir

tertinggi yang pernah tercatat dan minimum 0,3 m di atas permukaan jalan

akses dan plasa stasiun.

• Tinggi langit-langit dari permukaan lantai minimal 2,5 m.

• Tinggi untuk saluran AC minimal 0,5 m.

• Tinggi balok dan slab minimal 0,7 m.

• Jarak bebas di bawah pada bagian arus listrik searah untuk stasiun over track

adalah 6,1 m.

Page 5: BAB II DATA AWAL PROYEK - Perpustakaan Digital · PDF fileBatas II untuk ’viaduk’ baru dan bangunan lama kecuali terowongan dan jembatan ... standar P.T. KAI) Luas platform sejajar:

11

Gambar 4 : Jarak Bebas Rel Kereta Api

Sumber : PT.KAI

Batas I batas lintas kereta api listrik

Batas II untuk ’viaduk’ baru dan bangunan lama kecuali terowongan dan jembatan

Batas III untuk ’viaduk’ dan terowongan dengan kecepatan kereta sampai 60 km/jam

dan untuk jembatan tanpa pembatasan kecepatan

Batas IV untuk jembatan dengan kecepatan kereta sampai dengan 60 km/jam

Gambar 5 : Dimensi Platform

Sumber : PT. KAI

Page 6: BAB II DATA AWAL PROYEK - Perpustakaan Digital · PDF fileBatas II untuk ’viaduk’ baru dan bangunan lama kecuali terowongan dan jembatan ... standar P.T. KAI) Luas platform sejajar:

12

Gambar 6 : Dimensi Pada Kereta Api Bertenaga Listrik

Sumber : PT. KAI

2.2.2 Standar Perhitungan Luas Ruangan Stasiun (JICA)

Tabel 4. Perhitungan Luas Ruangan

Hall utama

S = A x B

S = luas area hall

A = satuan luas area tunggu penumpang = 0,7m²/orang

B = jumlah penumpang yang menunggu = c x q

c = jumlah penumpang jam sibuk

Q = % penumpang menunggu pada jam sibuk = 2,5 %

Concourse

S3=A x B

S3= luas concourse

A= Luas per penumpang=0,7m²/orang

B= Jumlah penumpang yang menunggu di concourse

Jumlah loket tiket

n = t/b

n = jumlah loket

t = jumlah penumpang pembeli

b = kapasitas pemesanan (225 orang/jam)

Page 7: BAB II DATA AWAL PROYEK - Perpustakaan Digital · PDF fileBatas II untuk ’viaduk’ baru dan bangunan lama kecuali terowongan dan jembatan ... standar P.T. KAI) Luas platform sejajar:

13

Gerbang

N = (n1/P1 +

n2/P2) + A

N = jumlah gerbang

n1 = penumpang masuk pada jam sibuk P1 = jumlah

penumpang yang masuk satu gerbang per

jam(menggunakan mesin 1 kartu/orang=3 detik~1200

orang/jam)

n2 = penumpang keluar pada jam sibuk

P2 = jumlah penumpang yang keluar satu gerbang per

jam (menggunakan mesin=1200 orang/jam)

A = tambahan gerbang = 2

Ruang antri tiket

S1 = L1 x L2

S1 = area hall mesin tiket

L1 = lebar loket x jumlah loket

L2 = panjang antrian 2,5m/10 orang

Ruang antrian

pada gerbang

S2 = L3 x L4

S2 = area antrian pada gerbang

L3 = lebar total dari gerbang

= (lebar 1 gerbang x jumlah gerbang) + toleransi

L4 = panjang antrian 3m/10orang

Kantor kepala

stasiun

S = N + 14

S = luas kantor

N = jumlah pengunjung kantor = 10 orang/10m²

Kantor stasiun

S = S1 + S2 + S3

S = luas kantor stasiun

S1 = luas meja kepala = 7m²

S2 = luas meja staf

S3 = ruang untuk staf tanpa meja

Ruang rapat

S = a x N

S = standar luas ruang rapat

a = standar pengunjung = 1,5m²/orang

N = jumlah orang yang ikut rapat

Page 8: BAB II DATA AWAL PROYEK - Perpustakaan Digital · PDF fileBatas II untuk ’viaduk’ baru dan bangunan lama kecuali terowongan dan jembatan ... standar P.T. KAI) Luas platform sejajar:

14

Platform

penumpang

(mengikuti

standar P.T. KAI)

Luas platform sejajar:

Panjang = 200 m, lebar = 7m

Panjang total platform = P pl

P pl = (10 x gerbong kereta)

= (10 x 20) =200m

2.3 Pemahaman Tipologi Bangunan 2.3.1 Sejarah dan Perkembangan Stasiun

Sejarah stasiun kereta dimulai di Inggris pada tahun 1830 dengan dibukanya

stasiun kereta api pertama di Liverpool dan Manchester. Pada saat itu jalur kereta api

itu digunakan untuk membawa bahan-bahan untuk dibawa ke pabrik dan barang-

barang hasil industri.

Antara tahun 1828-1835 di Amerika dibangun jalur kereta komersial pertama

yang menghubungkan kota Baltimore dengan Ellicot City, Maryland. Pada awal-awal

perkembangannya, jalur kereta api di Amerika, digunakan untuk mengangkut para

imigran dari Eropa menuju wilayah-wilayah kosong di berbagai pelosok Amerika.

Awalnya di Inggris, stasiun-stasiun utama kota, dibangun di pinggiran kota.

Jalan masuknya dibuat sejauh mungkin dengan tengah kota yang penuh dengan polusi

dari industri yang mempengaruhi kesehatan masyarakat.

Bentuk stasiun pun berkembang menjadi bangunan dengan bentang lebar dan

menggunakan struktur baja. Dibuat bukaan pada atapnya untuk memasukkan cahaya

dan sirkulasi udara sehingga gas-gas dari polusi industri bisa keluar.

Dengan bertambahnya jalur kereta api, layanan penumpang pun bekembang.

Stasiun tidak hanya terdiri dari platform tetapi juga ruang-ruang lain seperti ruang

tunggu, tempat barang, tempat pengiriman surat, tempat makan, dan tempat penjualan

tiket.

Pada awal tahun 1900-an, pengguna kereta api jumlahnya bisa dibandingkan

dengan jumlah pengguna bandara di kota-kota besar saat ini. Hal ini mendorong

perkembangan stasiun menjadi area publik yang sangat besar, contohnya Grand

Central Terminal dan Union Station di Kansas City, Missouri (1910).

Page 9: BAB II DATA AWAL PROYEK - Perpustakaan Digital · PDF fileBatas II untuk ’viaduk’ baru dan bangunan lama kecuali terowongan dan jembatan ... standar P.T. KAI) Luas platform sejajar:

15

Gambar 7 : Union Station Concourse, 1943

Untuk di Indonesia, kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan

pencangkulan pertama pembangunan jalan KA di desa Kemijen Jumat tanggal 17 Juni

1864 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele.

Pembangunan diprakarsai oleh "Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische

Spoorweg Maatschappij" (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari

Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini

dibuka untuk angkutan umum pada Hari Sabtu, 10 Agustus 1867.

Fungsi pembuatan rel dan kereta api pada zaman penjajahan Belanda:

• Untuk mengirim komoditi ekspor (rempah-rempah, batu bara, dll) dari

berbagai daerah ke pelabuhan-pelabuhan.

• Untuk menyebarkan barang impor dari pelabuhan ke masing-masing daerah.

• Sebagai alat transportasi manusia ke berbagai daerah tapi fungsi ini hanya

banyak dipakai pada saat pembukaan setelah itu mengalami penurunan karena

terlalu mahalnya harga tiket untuk naik kereta dan dan terlalu sedikitnya

pendapatan pribumi.

• Sebagai alat transportasi ke kota administrasi (Bogor, Bandung)

Sehingga fungsi stasiun pada masa penjajahan Belanda bermacam-macam:

• Sebagai stasiun pelabuhan (stasiun Tanjung Priok)

Gambar 8 : Stasiun Tanjung Priok 1916

Sumber : Buku Sejarah Perkeretaapian Indonesia

Page 10: BAB II DATA AWAL PROYEK - Perpustakaan Digital · PDF fileBatas II untuk ’viaduk’ baru dan bangunan lama kecuali terowongan dan jembatan ... standar P.T. KAI) Luas platform sejajar:

16

• Sebagai stasiun bongkar muat barang (stasiun Jatinegara, stasiun Ciroyom)

Gambar 9 : Stasiun Ciroyom 1920

Sumber : Buku Sejarah Perkeretaapian Indonesia

• Sebagai perbaikan dan perawatan (Balai Yasa Manggarai)

Gambar 10 : Balai Yasa Manggarai

Sumber : Buku Sejarah Perkeretaapian Indonesia

• Sebagai stasiun penumpang (stasiun Bandung, stasiun Cirebon, stasiun

Pasarsenen, stasiun Bogor)

Gambar 11 : Stasiun Bandung 1915

Sumber : Buku Sejarah Perkeretaapian Indonesia

Gambar 12 : Stasiun Bogor 1890

Sumber : Buku Sejarah Perkeretaapian Indonesia

Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus

1945, karyawan KA yang tergabung dalam "Angkatan Moeda Kereta Api" (AMKA)

Page 11: BAB II DATA AWAL PROYEK - Perpustakaan Digital · PDF fileBatas II untuk ’viaduk’ baru dan bangunan lama kecuali terowongan dan jembatan ... standar P.T. KAI) Luas platform sejajar:

17

mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa bersejarah

yang terjadi pada tanggal 28 September 1945, yaitu pembacaan pernyataan sikap oleh

Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28

September 1945 kekuasaan perkeretaapian berada ditangan bangsa Indonesia. Tanggal

inilah ditetapkan sebagai Hari Kereta Api di Indonesia, serta dibentuknya "Djawatan

Kereta Api Republik Indonesia" (DKARI).

2.3.2 Tipologi Stasiun

Stasiun kereta api umumnya terdiri atas tempat penjualan tiket, peron atau

ruang tunggu, Ruang kepala stasiun, Ruang PPPKA (Petugas Pengatur perjalanan

Kereta Api) beserta peralatannya (seperti sinyal, wesel (alat pemindah jalur), telepon

dan lain lain).

Stasiun besar biasanya diberi perlengkapan yang lebih besar dari stasiun kecil

seperti fasilitas untuk kenyamanan penumpang dan calon penumpang kereta api

(ruang tunggu, rumah makan atau kedai, toilet, mushalla, parkir), sarana keamanan

(polisi khusus kereta api), sarana komunikasi, depo lokomotif, dan sarana pengisian

bahan bakar.

Pada umumnya stasiun kereta kecil memiliki tiga jalur rel kereta api yang

nantinya menyatu pada ujung-ujungnya diatur dengan alat pemindah jalur yang

dikendalikan dari ruang PPPKA. Selain untuk berhentinya kereta api, juga berguna

bila terjadi persimpangan antar kereta api, sementara jalur lainnya digunakan untuk

keperluan cadangan dan langsir. Pada stasiun besar, umumnya memiliki lebih dari 4

atau 5 jalur yang juga berguna untuk keperluan langsir.

Secara sistematis stasiun dapat dibagi-bagi berdasarkan fungsi, jangkauan, posisi

rel terhadap permukaan tanah, perletakan bangunan terhadap platform, tujuan, besar,

tempat dan bentuknya (Honing, 1981) antara lain:

1. Berdasarkan fungsi dan letaknya:

• Stasiun Terminal, adalah tempat kereta api memulai dan mengakhiri

perjalanan.

• Stasiun Peralihan, adalah tempat penumpang melanjutkan perjalanan dengan

kereta api atau kendaraan lainnya.

• Stasiun Antara, adalah stasiun yang berada di antara stasiun terminal.

Page 12: BAB II DATA AWAL PROYEK - Perpustakaan Digital · PDF fileBatas II untuk ’viaduk’ baru dan bangunan lama kecuali terowongan dan jembatan ... standar P.T. KAI) Luas platform sejajar:

18

• Stasiun Persilangan, adalah tempat pemberhentian kereta api sementara untuk

kereta api lain lewat.

Gambar 13 : Stasiun Berdasarkan Fungsi dan Letaknya

Sumber : PT.KAI

2. Berdasarkan jangkauan:

• Commuter Train, untuk jarak dekat (dalam kota).

• Medium Distance, untuk jarak sedang (antar distrik/wilayah).

• Long Distance, untuk jarak jauh (antar kota).

3. Berdasarkan posisi rel terhadap permukaan tanah:

• Elevated Station, stasiun dengan jalur kereta api melayang.

• At- grade Station, stasiun dengan jalur kereta api sejajar tanah.

• Underground Station, stasiun dengan jalur kereta api di bawah tanah.

Gambar 14 : Stasiun Berdasarkan Posisi Rel Terhadap Permukaan Tanah

Sumber : PT. KAI

Page 13: BAB II DATA AWAL PROYEK - Perpustakaan Digital · PDF fileBatas II untuk ’viaduk’ baru dan bangunan lama kecuali terowongan dan jembatan ... standar P.T. KAI) Luas platform sejajar:

19

4. Berdasarkan perletakan bangunan stasiun terhadap platform:

• Ground Level, di permukaan tanah bersama dengan platform.

• Over-Track, di atas platform/jalur kereta api (stasiun KA layang).

• Under-Track, di bawah platform/jalur kereta api.

Gambar 15 : Stasiun Berdasarkan Perletakan Bangunan Terhadap Platform

Sumber : PT. KAI

5. Berdasarkan tujuan:

• Stasiun penumpang, untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, memuat

dan membongkar barang bawaan penumpang.

• Stasiun barang, untuk memuat dan membongkar barang muatan yang dapat

dibagi dalam muatan gerobak.

• Stasiun langsiran, untuk menyusun dan mengumpulkan gerobak-gerobak

barang yang berasal dari/diperuntukkan untuk berbagai stasiun.

6. Berdasarkan besarnya:

• Stasiun kecil, juga disebut perhentian, yang biasanya oleh kereta api cepat

dilewati saja. Menampung ± 30.000 orang/hari.

• Stasiun sedang, terdapat di tempat yang sedikit penting dan disinggahi oleh

kereta api cepat dan sesekali oleh kereta api kilat. Menampung ± 80.000

orang/hari.

• Stasiun besar, terdapat dalam kota besar dan disinggahi oleh semua kereta api.

Menampung ± 200.000 orang/hari.

7. Berdasarkan bentuknya:

• Stasiun kepala, berakhir pada stasiun

• Stasiun sejajar/terusan

• Stasiun pulau

Page 14: BAB II DATA AWAL PROYEK - Perpustakaan Digital · PDF fileBatas II untuk ’viaduk’ baru dan bangunan lama kecuali terowongan dan jembatan ... standar P.T. KAI) Luas platform sejajar:

20

Stasiun Manggarai yang baru merupakan stasiun peralihan penumpang yang besar

dengan bentuk stasiunnya sejajar dengan rel dan memiliki akses masuk di dua sisi.

Stasiun ini menjangkau semua jarak baik dekat maupun jauh. Letak rel stasiun

Manggarai berada di ground level untuk jangkauan jarak dekat, dan berada di over-

track untuk jangkauan jarak jauh.

2.4 Tinjauan Teori yang Berhubungan Semua jenis transportasi (termasuk kereta) mempunyai dua komponen utama,

yaitu benda dan jalur tempat benda tersebut bergerak (Edward K. Morlok, 1995).

Benda tersebut menyangkut benda transportasi berupa kereta dan benda yang dapat

dipindahkan, baik manusia maupun barang. Sedangkan jalur merupakan lintasan jalan

kereta. Aktivitas yang dilakukan oleh manusia, barang, dan benda transportasi itu

sendiri (kereta) perlu diakomodasi, misalnya terdapat kebutuhan-kebutuhan, seperti

• Cara pencapaian dan cara berpindah dari moda tranportasi lain ke kereta,

• Fungsi administratif seperti pengelolaan kereta, pengaturan lalu lintas kereta,

dan pengelolaan penumpang,

• Fungsi komersial, diperlukan karena terjadi konsentrasi manusia dan barang

pada tempat perpindahan tersebut sehingga berpotensi untuk menjadi tempat

berniaga,

• Fasilitas untuk menunggu, baik tempat duduk maupun kios-kios makanan dan

minuman.

Suatu fungsi yang penting dari sistem transportasi ialah menerima benda yang

akan dipindahkan ke dalam sistem dan mengeluarkannya dari sistem pada akhir

perjalanan. Juga perjalanan dari asal ke tujuan mungkin meyebabkan terlibatnya

beberapa teknologi atau cara dan membutuhkan pemindahan dari satu cara ke cara

yang lain (Edward K. Morlok, 1995). Fungsi pemindahan tersebut dilakukan oleh

terminal. Salah satu jenis terminal adalah stasiun kereta. Menurut Edward K. Morlok

fungsi terminal dapat diadakan pada setiap lokasi, di mana terjadi kegiatan menaik-

turunkan penumpang dan bongkar muat barang.

Page 15: BAB II DATA AWAL PROYEK - Perpustakaan Digital · PDF fileBatas II untuk ’viaduk’ baru dan bangunan lama kecuali terowongan dan jembatan ... standar P.T. KAI) Luas platform sejajar:

21

Beberapa fungsi stasiun menurut Edward K. Morlok yaitu:

• Memuat penumpang atau barang ke atas kendaraan bermotor serta

membongkar/menurunkannya

• Menampung penumpang atau barang dari waktu tiba sampai waktu berangkat

• Menyiapkan dokumen perjalanan

• Menyimpan kendaraan (dan komponen lainnya), memelihara, dan menentukan

tugas selanjutnya

• Mengumpulkan penumpang dan barang dalam kelompok-kelompok berukuran

ekonomis untuk diangkut dan menurunkan mereka sesudah tiba di tempat

tujuan

• Akses lokal dan hubungan rel, termasuk moda-moda untuk antarkota.

2.5 Kriteria Perancangan Ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan supaya perancangan stasiun ini

berhasil, yaitu:

• Kejelasan sirkulasi penumpang: antara jalur keberangkatan dan kedatangan,

antara penumpang, pengantar, dan pengunjung umum; antara komuter, jarak

jauh, dan bandara; penumpang dan staff; servis dan barang.

• Kejelasan antara ruang publik dan ruang privat.

• Kejelasan pencapaian dari luar stasiun ke dalam stasiun dan sebaliknya