bab ii dasar teori - perpustakaan digital itb ... yang diperoleh sebesar rp. 200,00 per lembar...

25
II-1 BAB II DASAR TEORI Pada bab dua ini akan dibahas dasar teori yang dipergunakan dalam mengerjakan tugas akhir ini, yang meliputi definisi dan konsep dari saham serta analisis pasar saham. Dasar teori ini akan memberikan pemahaman yang lebih detil mengenai topik- topik tersebut sehingga akan memudahkan proses analisis penyelesaian masalah pada bab selanjutnya. 2.1 Saham 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrumen keuangan yang umum diperdagangkan di pasar finansial (financial market). Saham adalah tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas [DAR01]. Saham merepresentasikan klaim terhadap pendapatan dan sebagian hak tertentu dari suatu perusahaan. Semakin banyak jumlah saham yang dimiliki suatu pihak, maka semakin besar pula bagian kepemilikannya atas perusahaan tersebut dan berhak atas sebagian pendapatan yang diperoleh perusahaan tersebut yang biasa disebut dividen. 2.1.2 Jenis-Jenis Saham Saham dapat dibedakan berdasarkan beberapa sudut pandang. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, saham dapat dibagi dua [BOD03], yaitu : 1. Saham Biasa (common stocks), yang menempatkan pemiliknya paling terakhir dalam pembagian dividen, dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Orang yang memiliki saham suatu perusahaan memiliki hak untuk ambil bagian dalam mengelola perusahaan sesuai dengan hak suara yang dimilikinya berdasarkan besar kecil saham yang dipunyai. Semakin banyak presentase saham yang dimiliki maka semakin besar hak suara yang dimiliki untuk mengontrol operasional perusahaan.

Upload: phamliem

Post on 10-Jun-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

II-1

BAB II DASAR TEORI

Pada bab dua ini akan dibahas dasar teori yang dipergunakan dalam mengerjakan

tugas akhir ini, yang meliputi definisi dan konsep dari saham serta analisis pasar

saham. Dasar teori ini akan memberikan pemahaman yang lebih detil mengenai topik-

topik tersebut sehingga akan memudahkan proses analisis penyelesaian masalah pada

bab selanjutnya.

2.1 Saham

2.1.1 Pengertian Saham

Saham merupakan salah satu instrumen keuangan yang umum diperdagangkan di

pasar finansial (financial market). Saham adalah tanda penyertaan atau pemilikan

seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas [DAR01].

Saham merepresentasikan klaim terhadap pendapatan dan sebagian hak tertentu dari

suatu perusahaan. Semakin banyak jumlah saham yang dimiliki suatu pihak, maka

semakin besar pula bagian kepemilikannya atas perusahaan tersebut dan berhak atas

sebagian pendapatan yang diperoleh perusahaan tersebut yang biasa disebut dividen.

2.1.2 Jenis-Jenis Saham

Saham dapat dibedakan berdasarkan beberapa sudut pandang. Ditinjau dari segi

kemampuan dalam hak tagih atau klaim, saham dapat dibagi dua [BOD03], yaitu :

1. Saham Biasa (common stocks), yang menempatkan pemiliknya paling terakhir

dalam pembagian dividen, dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila

perusahaan tersebut dilikuidasi. Orang yang memiliki saham suatu perusahaan

memiliki hak untuk ambil bagian dalam mengelola perusahaan sesuai dengan hak

suara yang dimilikinya berdasarkan besar kecil saham yang dipunyai. Semakin

banyak presentase saham yang dimiliki maka semakin besar hak suara yang

dimiliki untuk mengontrol operasional perusahaan.

II-2

2. Saham Preferen (preffered stocks), yang memberikan hak lebih kepada pemiliknya

disbanding hak pemilik saham biasa. Pemegang saham preferen akan mendapat

dividen lebih dulu dan juga memiliki hak suara lebih dibanding pemegang saham

biasa seperti hak suara dalam pemilihan direksi sehingga jajaran manajemen akan

berusaha sekuat tenaga untuk membayar ketepatan pembayaran dividen preferen

agar tidak lengser.

Ditinjau dari kinerja perdagangan, saham dapat dibagi atas :

1. Blue-Chip Stocks, yaitu saham biasa(common stocks) dari suatu perusahaan

dengan reputasi tinggi, sebagai pemimpin dalam industri sejenis, yang

membayar dividen secara kontinu dan konsisten.

2. Income Stocks, yaitu saham dari suatu perusahaan dengan reputasi

pembayaran dividen secara konsisten dan tinggi nilainya kepada pemilik

saham.

3. Growth Stocks, yaitu saham dari suatu perusahaan dengan tingkat

pertumbuhan yang tinggi. Saham jenis ini biasanya tidak membayar dividen,

tetapi memberikan keuntungan kembali kepada perusahaan demi pertumbuhan

perusahaan. Investor membeli growth stocks karena harganya yang potensial

menaik karena pertumbuhan perusahaannya yang tinggi. Pasar biasanya tidak

menghargai/menghukum growth stocks yang tidak bertumbuh.

4. Speculative Stocks, yaitu saham yang memiliki kemungkinan tinggi dalam

penurunan nilai dan kemungkinan rendah dalam pertumbuhan nilai saham.

5. Counter Cyclical Stocks, yaitu saham yang menaik secara cepat ketika

pertumbuhan ekonomi sedang kuat, dan jatuh secara cepat juga ketika

pertumbuhan ekonomi melambat.

2.1.3 Keuntungan dan Kerugian Saham

Ada dua macam keuntungan yang bisa diperoleh dengan berinvestasi di saham

[DAR01], yaitu:

1. Capital Gain

II-3

Capital Gain merupakan laba yang didapat dari selisih harga jual atas harga

beli saham. Sebagai contoh, Sebagai contoh, jika saham dibeli dengan harga

Rp. 1000,00 per lembar, dan beberapa bulan kemudian saham tersebut dapat

dijual kembali dengan harga Rp. 1200,00. Ini berarti keuntungan (capital

gain) yang diperoleh sebesar Rp. 200,00 per lembar saham. Selisih harga

tersebut terjadi karena adanya fluktuasi harga akibat aktivitas permintaan dan

penawaran di bursa saham. Investor akan mendapat keuntungan jika dia

menjual sahamnya lebih mahal daripada harga yang dibayar saat membeli

saham tersebut. Keuntungan seperti ini adalah yang paling banyak diandalkan

oleh para investor khususnya investor jangka pendek. Dalam tugas akhir ini

jenis keuntungan yang akan dibahas adalah Capital Gain.

2. Dividen

Dividen merupakan pembagian laba yang diberikan kepada investor bila

perusahaan mengalami laba. Besarnya dividen tergantung jumlah saham yang

dimiliki. Pembagian dividen dilakukan setelah mendapat persetujuan dari

seluruh pemegang saham dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).

Patut diketahui bahwa dalam investasi saham kebijakan pemberian dividen

merupakan wewenang perusahaan. Pada kenyataannya banyak perusahaan

yang tidak menjanjikan dividen terhadap sahamnya. Selain itu perusahaan

yang pada awalnya menjanjikan dividen dapat mengubah kebijakannya

menjadi tidak memberikan dividen.

Sementara kerugian yang mungkin didapat [DAR01] adalah:

1. Capital Loss

Capital Loss merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu kerugian yang

didapat dari selisih antara harga jual dan harga beli saham

2. Tidak mendapatkan dividen

Hal ini bisa disebabkan beberapa faktor, yang pertama adalah perusahaan

mengalami rugi dan yang kedua apabila perusahaan mengalami laba tapi laba

yang diperoleh digunakan untuk pengembangan usaha lebih lanjut sehingga

kelak dividen yang dibagikan akan lebih besar.

II-4

3. Delist

Delist adalah penghapusan saham dari pasar saham. Delist dilakukan jika

perusahaan mengalami kebangkrutan.

4. Suspend

Suspend adalah penghentian perdagangan saham oleh otoritas Bursa Efek. Jika

saham di-suspend, maka investor tidak dapat menjual sahamnya sampai

suspend tersebut dicabut.

5. Perusahaan bangkrut atau likuidasi

Secara otomatis perusahaan akan dikeluarkan dari bursa. Klaim terhadap aset

perusahaan hanya dapat dilakukan setelah perusahaan membayar hutang

kepada debitor.

Meskipun memiliki banyak resiko, investasi saham menjanjikan keuntungan yang

lebih besar daripada metode investasi lain seperti obligasi atau deposito. Dalam

sejarah tercatat bahwa dalam jangka waktu panjang rata-rata keuntungan yang

dihasilkan dari saham berkisar antara 10-12 % [INV06].

2.2 Pasar Saham

Pasar atau bursa saham merupakan suatu tempat dilakukannya transaksi pertukaran

atau perdagangan saham baik secara fisik maupun virtual. Pada pasar saham, harga

setiap jenis saham cenderung untuk berubah setiap saat. Perubahan ini disebabkan

karena faktor penawaran (supply) dan permintaan (demand) yang mengikuti teori

kekuatan ekonomi [MUR99].

Pada pasar saham, data pencatatan hasil berbagai transaksi jual beli yang dimasukkan

ke dalam pencatatan pergerakan harga saham terdiri atas empat jenis, yaitu:

a. Open / opening price, adalah harga pembuka atau harga perdagangan awal

dalam suatu periode.

b. Close / closing price, adalah harga penutup atau harga perdagangan terakhir

dalam suatu periode perdagangan. Data harga penutupan sering digunakan

para analis finansial dalam menganalisis pergerakan harga karena dianggap

merupakan harga terpenting dan paling berpengaruh.

II-5

c. High / highest price, adalah harga tertinggi dalam suatu periode perdagangan.

Harga tertinggi menunjukkan bahwa pada saat itu lebih banyak penjual

daripada pembeli atau juga menggambarkan harga tertinggi yang dibayar oleh

pembeli.

d. Low / lowest price, adalah harga terendah dalam suatu periode perdagangan.

Harga terendah menunjukkan pada saat itu lebih banyak penjual atau nilai

yang menunjukkan harga terendah yang diterima oleh penjual.

2.3 Analisis Pasar Saham

Perubahan nilai saham yang cepat memerlukan perhitungan yang cermat dengan

mempertimbangkan berbagai faktor sehingga investor tidak akan memperoleh

kerugian. Untuk itu dikembangkanlah berbagai metode untuk menganalisis perubahan

nilai saham. Analisis yang tepat terhadap saham yang akan dibeli diharapkan dapat

membuat investor terhindar dari kerugian. Analisis yang dilakukan dapat berupa

analisis grafik atau analisis laporan keuangan. Secara umum, ada tiga pendekatan

utama dalam melakukan analisis pasar saham, yakni analisis fundamental, analisis

teknikal, dan analisis teknologikal [GRA03]. Namun, yang akan dibahas hanya

analisis fundamental dan analisis teknikal saja, mengingat kedua pendekatan ini yang

paling sering dipakai dalam melakukan analisis pasar saham.

2.3.1 Analisis Fundamental

Analisis fundamental adalah analisis sekuritas yang menggunakan data-data

fundamental dan faktor-faktor eksternal yang berhubungan dengan badan usahaatau

perusahaan. Data fundamental yang dimaksud adalah data keuangan, data pangsa

pasar, siklus bisnis, dan sejenisnya. Sementara data faktor eksternal yang

berhubungan dengan badan usaha adalah kebijakan pemerintah, tingkat bunga, inflasi,

dan sejenisnya. Dengan mempertimbangkan data-data tersebut, analisis fundamental

menghasilkan hasil analisis berupa penilaian badan usaha dengan kesimpulan apakah

perusahaan tersebut sahamnya layak dibeli atau tidak. Jika nilainya mahal atau

overvalued, saham tersebut dianggap dinilai lebih dari yang seharusnya oleh para

pelaku pasar. Dengan kata lain, harganya sudah terlalu mahal sehingga lebih baik

II-6

tidak dibeli atau bisa dijual jika kebetulan memiliki saham tersebut. Jika yang terjadi

sebaliknya, saham itu layak dibeli.

Analisis ini memiliki waktu kepemilikan jangka panjang. Karena selain menggunakan

data historis (berupa laporan keuangan perusahaan), analisis ini juga menggunakan

data masa depan berupa estimasi pertumbuhan perusahaan, estimasi perubahan

ekonomi di masa mendatang, dan berbagai jenis estimasi lainnya yang dianggap dapat

mempengaruhi kinerja dan kelangsungan usaha. Meskipun menggunakan pendekatan

kuantitatif dalam proses analisisnya, banyak variable ditentukan berdasarkan

judgement (perkiraan), misalnya tingkat pertumbuhan perusahaan di masa mendatang.

Akibatnya meskipun beberapa orang menggunakan metode analisis fundamental

dengan cara yang sama, hasilnya bisa jadi berbeda.

2.3.2 Analisis Teknikal

Analisis teknikal adalah analisis sekuritas dengan menggunakan harga dan volume

historis untuk menghasilkan grafik yang akan digunakan untuk memprediksi

pergerakan harga saham. Pada dasarnya, analisis teknikal menawarkan pengembangan

teknik perdagangan saham (investasi jangka pendek) berdasarkan pengamatan dan

pergerakan harga serta volume perdagangan masa lalu. Dengan membuat suatu trend

atau pola atas grafik historis, seorang investor saham dapat membuat suatu keputusan

untuk membeli atau menjual saham.

Data masa lalu adalah obyek pembahasan utama dalam analisis teknikal. Analisis ini

menganggap bahwa grafik harga masa lalu adalah pencerminan harapan, emosi, dan

konsensus pasar. Jadi grafik ini menggambarkan perilaku saham. Dengan

mempelajari perilaku saham melalui grafik harga historis, diharapkan pengguna

analisis ini (investor) bisa menentukan pergerakan saham di masa mendatang, atau

setidaknya bisa menentukan kapan harus membeli atau menjual sahamnya.

II-7

Ada tiga premis yang mendasari analisis teknikal [MUR99]:

1. “Market action discounts everything”

Harga pasar merupakan pencerminan dari berbagai faktor yang

mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut misalnya, permintaan dan penawaran

(supply and demand), faktor politis dan sentimen pasar. Bagaimanapun analisis

teknikal hanya melihat pada pergerakan harga, bukan pada penyebab perubahan

harga

2. “Prices move in trends”

Analisis teknikal digunakan untuk mengidentifikasi pola pergerakan pasar sesuai

dengan pola-pola yang telah dikenali. Untuk suatu pola pergerakan harga, hampir

bisa diprediksi bagaimana pergerakannya sesuai dengan pola yang telah ada.

Selain itu, terdapat pula beberapa pola yang mengalami perulangan dengan basis

tertentu.

3. “History repeats itself”

Pola pergerakan harga instrumen finansial telah diteliti selama jangka waktu yang

panjang hingga puluhan tahun atau lebih dan mengalami perulangan. Hal ini

menghasilkan kesimpulan bahwa psikologis manusia hanya mengalami sedikit

perubahan dari waktu ke waktu.

Analisis teknikal memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan analisis

fundamental yaitu:

1. Analisis teknikal bisa diaplikasikan pada semua jenis surat berharga atau

sekuritas pada market manapun. Selama sekuritas tersebut memiliki data

historis dengan waktu yang beruntun, dan bisa digambarkan grafik dari

runtutan waktu tersebut, maka sekuritas tersebut pasti bisa dianalisis dengan

analaisis teknikal. Hal ini tidak dapat dilakukan oleh analisis fundamental.

2. Analisis teknikal dapat menentukan waktu beli dan jual saham sedangkan

analisis fundamental tidak dapat menentukannya. Dengan demikian, jika

analisis hanya dilakukan berdasarkan data fundamental saja maka investor

masih harus menentukan waktu jual dan belinya.

II-8

3. Analisis teknikal dapat diterapkan untuk berbagai dimensi waktu, baik

intraharian (menit atau jam), harian, mingguan, maupun untuk jangka waktu

yang lebih panjang.

4. Analisis fundamental hanya akan memperoleh return yang tinggi jika investor

mendapatkan informasi baru yang belum banyak diketahui oleh investor

lainnya dan mengolahnya dengan cepat dan tepat dimana kondisi tersebut

tidak akan terjadi terus menerus. Sementara analisis teknikal hanya perlu

mempelajari adanya suatu perubahan tertentu pada pasar sebelum bergerak

menuju keseimbangan baru.

2.3.3 Dasar-Dasar Analisis Teknikal

Sebuah grafik dapat memberikan berbagai macam informasi kepada para investor dan

trader. Beberapa informasi tersebut antara lain trend, support and resistance, dan

head and shoulder.

1. Support Level and Resistance Level

Pengertian support dan resistance hampir sama dengan pengertian demand dan

supply. Support didefinisikan sebagai tahap dimana minat beli cukup besar untuk

menahan tekanan jual sehingga penurunan harga akan tertahan dan harga akan

kembali naik. Sementara resistance merupakan kebalikan dari support dimana

tekanan jual sangat besar muncul untuk mengalahkan minat beli akibatnya

kenaikan harga akan tertahan dan harga cenderung akan turun.

Ilustrasi support dan resistance dapat digambarkan sebagai berikut. Misalnya,

harga saham Telkom diperdagangkan di harga Rp 100.000 dan kemudian harga

mulai bergerak naik. Jika menurut persepsi pasar harga saham Telkom tidak akan

lebih dari Rp 102.700, ketika saham berada pada harga Rp 102.700 maka saham

Telkom berada dalam batas resistance. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas

investor akan menganggap jika harga saham Telkom lebih dari Rp 102.700 maka

harga itu terlalu tinggi sehingga banyak investor cenderung akan menjual pada

harga tersebut. Sebaliknya, jika harga cenderung turun dan menurut persepsi

investor harga Rp 97.900 merupakan harga paling rendah bagi saham itu, maka

II-9

investor cenderung akan membeli saham Telkom jika harga saham tersebut berada

pada harga Rp 97.900, karena harga tersebut menurut para investor sangat murah.

Support digambarkan sebagai lembah (under the market), sedangkan resistance

digambarkan sebagai puncak (over the market). Contoh support and resistance

digambarkan dalam Gambar II-1.

Gambar II-1 Contoh support dan resistance [MUR99]

Support dan resistance dapat berganti peran apabila level support atau resistance

telah mengalami penetrasi dengan volume yang cukup signifikan dan dapat juga

mengalami perubahan karena adanya perubahan ekspektasi investor seiring

dengan berjalannya waktu.

Dalam menggunakan support dan resistance, selain menggunakan indikator harga

sebaiknya juga melihat indikator volume. Karena pada dasarnya penetrasi support

atau resistance yang disertai dengan volume yang besar akan menghasilkan sinyal

yang signifikan bahwa trend harga mengalami perubahan dan investor dapat

memperoleh keuntungan.

2. Trend

II-10

Trend merupakan salah satu dasar analisis teknikal yang paling sering digunakan.

Para analis selalu menyebutkan bahwa harga bergerak dalam suatu trend, dimana

trend harga dapat naik, turun, atau mendatar. Seorang investor mencoba untuk

memahami trend harga suatu komoditi dalam keadaan naik atau turun untuk

memperoleh keuntungan dengan mengikuti trend tersebut hingga trend berbalik

arah.

Trend dapat dibagi berdasarkan periode waktu, yaitu jangka pendek(0-3 bulan),

menengah(3-6 bulan), dan panjang(6 bulan-1 tahun). Trend naik digambarkan

dengan menghubungkan dua atau lebih titik terendah untuk menentukan harga

support, sedangkan trend turun digambarkan dengan menghubungkan dua atau

lebih titik tertinggi untuk menentukan harga resistance. Penggambaran trend ini

diinterpretasikan dalam garis trend(trendline). Trendline dapat dibagi menjadi

tiga, yaitu up-trend, down-trend, dan sideways/flat.

Up-trend adalah pergerakan menaik harga saham dalam range waktu tertentu,

yang disebut juga dengan bullish. Garis up-trend memiliki kemiringan positif dan

menghubungkan dua atau lebih titik terendah pada grafik. Untuk mencapai

kemiringan yang positif, titik terendah yang kedua harus lebih tinggi dari titik

terendah pertama. Garis up-trend ini berlaku sebagai support level dan

mengindikasikan permintaan meningkat meskipun harga meningkat. Harga dan

permintaan yang meningkat menunjukkan determinasi yang kuat pada pembeli.

Up-trend akan tetap berlangsung selama harga berada di atas garis up-trend. Jika

harga berada dibawah garis up-trend berarti permintaan telah berkurang dan akan

terjadi perubahan trend.

II-11

Gambar II-2 Contoh Up-trend [STO08]

Kedua garis pada Gambar II-2 merupakan garis up-trend. Garis up-trend diatas

menunjukkan pergerakan harga yang sedang menaik dalam range waktu tertentu,

meskipun harga berfluktuasi naik dan turun.

Down-trend adalah pergerakan menurun harga saham dalam range waktu tertentu,

yang disebut juga dengan bearish. Garis down-trend memiliki kemiringan yang

negatif, yang dibentuk dengan menghubungkan dua atau lebih titik tertinggi pada

grafik. Untuk mencapai kemiringan yang negatif, titik tertinggi yang kedua harus

lebih rendah dari titik tertinggi pertama. Garis down-trend ini berlaku sebagai

resistance level dan mengindikasikan penawaran meningkat meskipun harga

menurun. Harga yang turun dan penawaran yang meningkat menunjukkan

determinasi yang kuat pada penjual. Down-trend akan tetap berlangsung selama

harga berada di bawah garis down-trend. Jika harga berada di bawah garis down-

trend berarti penawaran telah berkurang dan akan terjadi perubahan trend.

II-12

Gambar II-3 Contoh Down-trend [MAR08]

Garis pada Gambar II-3 mengindikasikan terjadinya down-trend. Garis down-

trend diatas menunjukkan pergerakan harga yang sedang menurun dalam range

waktu tertentu secara umum, meskipun harga berfluktuasi naik dan turun.

Sideways atau flat adalah pergerakan harga yang berfluktuasi naik turun dalam

kisaran yang sempit sehingga selisih harga high dan low relatif kecil. Dengan

begitu, tidak terdapat kecenderungan pergerakan yang menaik (up-trend) ataupun

pergerakan yang menurun(down-trend). Faktor yang menyebabkannya adalah

adanya kondisi dimana kekuatan supply dan demand berada dalam taraf seimbang.

Sideways dapat dimasukkan ke dalam kategori trend, namun lebih umum dikenal

sebagai kondisi trendless atau nontrending market.

Gambar II-4 Contoh Sideways atau flat [MAR08]

II-13

Pada Gambar II-4 di atas, harga bergerak antara garis atas dan garis bawah.

Pergeseran harga terjadi dengan selisih yang relatif sempit. Garis atas merupakan

resistance level dan garis bawah merupakan support level.

2.3.4 Jenis Tampilan Grafik Perubahan Harga Saham

Terdapat beberapa metode yang umum digunakan untuk menggambarkan atau

memaparkan data perubahan harga saham secara historis. Penggambaran data tersebut

ditampilkan dalam bentuk grafik untuk mempermudah analisis data finansial dan

untuk memenuhi kebutuhan yang sebenarnya dalam aktivitas perdagangan saham,

yaitu untuk menyajikan informasi dalam bentuk yang komunikatif dan praktis.

Berdasarkan periode, pergerakan harga dapat ditampilkan secara harian, mingguan,

maupun bulanan. Tampilan yang banyak digunakan, terutama untuk keperluan

technical analysis adalah periode harian, sedangkan periode mingguan dan bulanan

digunakan untuk melihat perubahan harga dalam jangka waktu panjang. Jenis

tampilan grafik pun ada beberapa macam, diantaranya adalah line chart (garis), bar

chart (batangan), dan candlestick chart.

2.3.4.1 Bar Chart

Grafik batangan (bar chart) adalah tampilan yang umum digunakan. Pada jenis grafik

ini, setiap periode tertentu digambarkan dengan suatu garis vertikal yang menandakan

tingkat harga terendah (lowest price) dan tertinggi (highest price) disertai dua tanda

(hash mark), yaitu pada sebelah kiri untuk menandakan harga buka (opening price)

dan pada sebelah kanan untuk menandakan harga penutupan (closing price) pada

periode tersebut. Gambar II-5 menunjukkan pergerakan harga saham yang

direpresentasikan dalam bentuk bar chart.

II-14

Gambar II-5 Bentuk Bar Chart [MAR08]

2.3.4.2 Line Chart

Grafik garis (line chart) adalah tampilan dimana hanya satu jenis harga pada suatu

periode tertentu saja yang ditampilkan, yaitu harga penutupan (closing price). Hal ini

disebabkan karena closing price dianggap merupakan harga yang paling berpengaruh

oleh beberapa ahli ekonomi dan perdagangan. Gambar II-6 menunjukkan pergerakan

harga saham yang digambarkan dengan line chart.

II-15

Gambar II-6 Bentuk Line Chart [MAR08]

2.3.4.3 Candlestick Chart

Candlestick chart atau dikenal juga dengan Japanese candlestick chart adalah

tampilan yang mirip dengan bar chart, yaitu menampilkan highest price, lowest price,

opening price, dan closing price pada setiap batang candlestick untuk setiap satuan

periode. Namun, tampilannya memiliki perbedaan dari bar chart. Tanda garis

menandakan highest price serta lowest price. Sedangkan, bagian yang lebih lebar atau

disebut body menandakan rentang opening price serta closing price. Jika opening

price lebih kecil dari closing price, maka body berwarna putih yang menunjukkan

nilai positif. Sebaliknya, jika opening price lebih besar dari closing price, maka body

berwarna hitam yang menunjukkan nilai negatif. Gambar II-7 menunjukkan bentuk

candlestick chart, sementara Gambar II-8 menunjukkan pergerakan harga saham yang

digambarkan dengan candlestick chart.

II-16

Gambar II-7 Bentuk candlestick chart [MAR08]

Gambar II-8 Contoh tampilan candlestick chart [MAR08]

2.4 Indikator Teknikal

Indikator teknikal adalah rangkaian titik-titik data hasil penerapan suatu

formula/rumus terhadap data-data harga saham [STO07]. Data-data harga dapat

berupa kombinasi dari open, close, high, atau low pada periode waktu tertentu.

Sebagai contoh rata-rata dari 3 close (41+43+43 ) / 3 = 42.33 adalah sebuah titik data.

Akan tetapi sebuah titik data kurang memberikan informasi sehingga tidak dapat

dijadikan indikator. Rangkaian titik-titik data pada periode waktu tertentu diperlukan

untuk dapat dijadikan referensi yang valid dalam analisis. Dengan adanya periode

waktu, perbandingan dapat dilakukan antara situasi saat ini dengan situasi di masa

lalu. Untuk tujuan analisis, biasanya indikator teknikal digambarkan dalam grafik

II-17

berdekatan dengan grafik harga saham. Setelah digambarkan dalam grafik, indikator

dapat dibandingkan dengan grafik harga yang bersesuaian.

Indikator teknikal memberikan perspektif yang unik terhadap kekuatan dan arah dari

pergerakan harga saham. Secara garis besar ada tiga fungsi indikator teknikal

[STO07]:

1. To alert, indikator teknikal dapat memberikan peringatan untuk mengamati

pergerakan harga dengan lebih cermat untuk mengidentifikasi perubahan harga

saham baik saat melemah maupun menguat.

2. To confirm, indikator teknikal dapat digunakan untuk mengkonfirmasi sinyal yang

dihasilkan oleh metode analisis teknikal yang lain.

3. To predict, indikator teknikal dapat digunakan untuk memprediksi pergerakan

harga saham di masa yang akan datang.

Indikator teknikal melakukan penyaringan terhadap pergerakan harga dengan

menggunakan formula. Dengan kata lain indikator teknikal bukanlah refleksi

langsung dari pergerakan harga. Analisis terhadap indikator teknikal harus dibarengi

dengan studi pergerakan harga. Hal ini diperlukan untuk menghindari kesalahan

dalam pembacaan sinyal. Contohnya jika indikator teknikal memberikan sinyal beli,

sedangkan pola grafik harga menunjukkan downtrend, maka mungkin saja sinyal

tersebut adalah sinyal yang salah.

Indikator teknikal secara umum dapat dikategorikan menjadi 2 kelompok, yaitu

indikator leading dan lagging. Indikator leading didesain untuk menunjukkan

pergerakan harga. Indikator tipe ini lebih efektif digunakan pada kondisi trend pasar

yang lemah atau dikenal dengan istilah sideways/trading phase. Kebanyakan

direpresentasikan dalam bentuk momentum harga pada periode tertentu mulai dari

waktu lampau sampai hari ini. Contohnya indikator yang menggunakan periode 20

hari akan menggunakan data-data 20 hari ke belakang dan mengabaikan data-data

sebelumnya. Beberapa indikator leading yang populer adalah Commodity Channel

Index (CCI), Relative Strendgth Index (RSI), Stochastic Oscillator, dan Williams %R.

II-18

Sebagian besar indikator leading dibuat dalam bentuk momentum oscillator. Secara

garis besar, momentum mengukur tingkat perubahan harga suatu saham. Bila harga

suatu saham meningkat maka momentum harga akan meningkat dan sebaliknya bila

harga suatu saham menurun maka momentum harga akan menurun. Semakin cepat

perubahan harga suatu saham semakin besar pula perubahan pada momentum. Saat

perubahan harga melambat maka momentum akan berbalik dari posisi sebelumnya.

Akan tetapi berbaliknya momentum ini tidak selalu pertanda munculnya sinyal

perdagangan (sinyal bullish/bearish).

Sementara indikator lagging didesain untuk mengikuti aksi pasar atau lebih dikenal

dengan indikator yang mengikuti trend. Indikator tipe ini lebih efektif digunakan pada

kondisi trend pasar yang kuat baik uptrend maupun downtrend. Para investor

menggunakan indikator ini untuk mendeteksi munculnya trend dan melakukan

perdagangan selama trend tersebut masih berlangsung. Indikator lagging tidak efektif

jika digunakan pada kondisi sideways karena akan memberikan banyak sinyal palsu.

Beberapa indikator lagging yang populer adalah Moving Average (exponential,

simple, weighted, variable) dan Moving Average Convergence Divergence (MACD).

2.4.1 Oscillator

Oscillator adalah indikator teknikal yang berfluktuasi naik dan turun melewati suatu

garis tengah atau diantara posisi-posisi tertentu seiring dengan perubahan nilainya

dalam jangka waktu tertentu. Oscillator adalah tipe indikator leading dan paling

efektif digunakan pada kondisi pasar normal (tidak dalam trend) yang dikenal dengan

istilah sideway atau trading phase. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa

pergerakan harga saham dipengaruhi oleh sentimen pasar. Harga saham berfluktuasi

di antara periode optimis dan pesimis. Oscillator dapat memberikan petunjuk kapan

sentimen-sentimen tersebut mencapai titik ekstrim.

Pergerakan grafik oscillator mengikuti/menyerupai pergerakan harga saham. Jika

harga saham sedang naik kemungkinan besar oscillator juga akan bergerak naik,

II-19

sebaliknya oscillator akan bergerak turun jika harga sedang mengalami penurunan.

Pergerakan tersebut lebih banyak di antara batas-batas yang telah ditentukan

sedangkan pergerakan yang terus berlanjut mengikuti trend sangat jarang terjadi.

Ada banyak tipe oscillator dan beberapa indikator teknikal dapat dikategorikan ke

dalam lebih dari satu kategori oscillator. Secara garis besar oscillator dapat dibedakan

menjadi dua tipe [STO07]:

1. Centered Oscillator, yaitu oscillator yang berfluktuasi naik dan turun melewati

suatu garis tengah. Oscillator jenis ini efektif digunakan untuk mengidentifikasi

kuat dan lemah atau arah dari momentum dibalik pergerakan harga suatu saham.

Momentum akan bernilai positif bila oscillator bergerak di atas nilai tengah

(bullish) dan akan bernilai negative bila oscillator bergerak di bawah nilai tengah

(bearsih). Contoh indikator teknikal bertipe centered oscillator adalah Rate Of

Change (ROC) dan MACD. MACD memiliki keunikan karena memiliki elemen

lagging dan juga elemen leading sehingga dapat dimasukkan ke dalam kategori

ini.

2. Banded Oscillator, yaitu oscillator yang berfluktuasi naik dan turun di antara

posisi-posisi tertentu yang menandakan kondisi ekstrim harga suatu saham. Posisi

ekstrim bawah menunjukkan kondisi oversold sedangkan posisi ekstrim atas

menunjukkan kondisi overbought. Pasar disebut dalam kondisi overbought ketika

nilai oscillator berada di sekitar posisi ekstrim atas. Kondisi ini diakibatkan oleh

permintaan melebihi penawaran (bull market) sehingga harga suatu saham

meningkat sampai titik tertinggi. Kondisi ini merupakan pertanda bahwa saham

tersebut dihargai terlalu tinggi dan akan mengalami penurunan. Pasar disebut

dalam kondisi oversold ketika nilai oscillator berada di sekitar posisi ekstrim

bawah. Kondisi ini diakibatkan oleh penawaran melebihi permintaan (bear

market) sehingga harga suatu saham menurun sampai titik terendah. Kondisi ini

merupakan pertanda bahwa saham tersebut dihargai terlalu rendah dan akan

mengalami peningkatan. Sebagian besar banded oscillator berfluktuasi di antara

batas-batas/skala yang telah ditentukan (biasanya 0-100). Beberapa banded

oscillator yang populer digunakan adalah RSI dan Stochastic Oscillator.

II-20

Centered oscillator paling baik digunakan untuk menganalisis pergerakan momentum

harga sedangkan banded oscillator paling baik digunakan untuk mengidentifikasi

kondisi overbought dan oversold.

Oscillator dapat memberikan sinyal jual dan beli dalam beberapa cara. Sinyal tersebut

dapat muncul ketika trend baru terbentuk atau setelah trend terbentuk. Selain sinyal

jual dan beli, oscillator juga dapat memberikan sinyal bahwa terjadi suatu kekeliruan

dalam trend yang sedang berlangsung atau bahwa trend yang sedang berlangsung

akan mengalami perubahan. Sinyal-sinyal yang diberikan oscillator dapat

dikelompokkan menjadi [STO07]:

1. Divergence positif dan negative. Divergence adalah konsep inti dari sinyal pada

oscillator dan juga pada indikator lainnya. Divergence memberikan peringatan

bahwa trend yang sedang berlangsung akan mengalami perubahan juga

memberikan sinyal jual dan beli. Divergence positif terjadi bila nilai indikator

mengalami peningkatan sementara harga saham yang bersesuaian mengalami

penurunan. Contoh divergence positif dapat dilihat pada Gambar II-9. Pada

periode Oktober 1999 harga saham perusahaan Merrill Lynch & Co., Inc. (MER)

di bursa efek New York (NYSE) mengalami penurunan sementara nilai MACD

mengalami peningkatan. Kondisi ini memberikan peringatan bahwa ada

kemungkinan harga saham tersebut akan mengalami penurunan.

Gambar II-9 Divergence Positif [STO07]

II-21

Divergence negatif terjadi bila nilai indikator mengalami penurunan sementara

harga saham yang bersesuaian mengalami peningkatan. Contoh divergence negatif

dapat dilihat pada Gambar II-10. Pada periode Desember 1999 sampai Maret 2000

saham perusahaan International Business Machine mengalami peningkatan

sementara nilai ROC mengalami penurunan. Kondisi ini memberikan peringatan

bahwa harga saham tersebut mungkin akan mengalami penurunan.

Gambar II-10 Divergence Negatif [STO07]

2. Overbought dan oversold. Banded oscillator didesain untuk mengidentifikasi

overbought dan oversold. Langkah pertama untuk menggunakan indikator ini

adalah menentukan posisi-posisi ekstrim atas dan bawah. Pada RSI posisi ekstrim

bawah biasanya pada level 30 dan posisi ekstrim atas pada level 70. Pada

Stochastic Oscillator posisi ekstrim bawah biasanya pada level 20 dan posisi

ekstrim atas pada level 80. Nilai di bawah 30 pada RSI atau di bawah 20 pada

Stochastic Oscillator menunjukkan kondisi oversold. Nilai di atas 70 pada RSI

atau di atas 80 pada Stochastic Oscillator menunjukkan kondisi overbought. Cara

termudah untuk mengidentifikasi sinyal pembelian adalah ketika pada kondisi

oversold, nilai oscillator kemudian bergerak naik dan memotong garis ekstrim

oversold. Cara termudah untuk mengidentifikasi sinyal penjualan adalah ketika

pada kondisi overbought nilai oscillator kemudian bergerak turun dan memotong

garis ekstrim overbought. Untuk mendapatkan sinyal yang lebih baik maka proses

identifikasi sebaiknya dibarengi dengan identifikasi sinyal-sinyal lain seperti

II-22

divergence. Contoh kondisi ekstrim yang dibarengi oleh divergence dapat dilihat

pada Gambar II-11. Pada Nomor (2) oscillator menunjukkan kondisi oversold dan

divergence positif yang berarti memberikan sinyal beli.

Gambar II-11 Overbought dan Oversold [STO07]

Karena oscillator jenis ini berfluktuasi di antara posisi-posisi ekstrim tersebut,

penggunannya akan sulit pada kondisi pasar yang mengalami trend. Pada kondisi

pasar yang mengalami trend kuat, indikator jenis ini mungkin akan memberikan

banyak sinyal palsu. Nilai yang dihasilkan mungkin akan terus-menerus berada

pada posisi ekstrim dalam beberapa periode. Pada kondisi uptrend, nilai yang

dihasilkan akan mencapai posisi overbought secara terus-menerus dalam beberapa

periode dan divergence negatif mungkin muncul. Namun sinyal penjualan ini

harus dipertimbangkan dengan memperhatikan kondisi global pasar yang sedang

mengalami uptrend. Pada kondisi downtrend, nilai yang dihasilkan akan mencapai

posisi oversold secara terus-menerus dalam beberapa periode dan divergence

positif mungkin muncul. Namun sinyal pembelian ini harus dipertimbangkan

dengan memperhatikan kondisi global pasar yang sedang mengalami downtrend.

Contoh kasusnya dapat dilihat pada Gambar II-11. Pada nomer (2) oscillator

memberikan sinyal beli namun secara keseluruhan pasar sedang mengalami

downtrend. Pada kondisi ini keputusan berinvestasi bergantung pada karakteristik

II-23

investor. Bagi investor yang lebih senang cari aman tentu akan memilih untuk

menahan investasinya dan mengabaikan sinyal pembelian. Sedangkan para

investor yang agresif akan segera melakukan pembelian begitu melihat sinyal

seperti ini.

3. Perpotongan garis tengah. Sinyal ini kebanyakan digunakan oleh centered

oscillator. Sinyal beli diberikan ketika nilai oscillator bergerak naik memotong

garis tengah. Sinyal jual diberikan ketika nilai oscillator bergerak turun

memotong garis tengah. Pergerakan oscillator di atas garis tengah menunjukkan

perubahan momentum dari negatif ke positif dan pasar dapat dikatakan dalam

kondisi bullish. Pergerakan oscillator di bawah garis tengah menunjukkan

perubahan momentum dari positif ke negatif dan pasar dapat dikatakan dalam

kondisi bearish. Pembacaan sinyal seperti ini mendapat kritikan karena dianggap

terlalu lama sehingga dapat mengurangi kesempatan mendapat profit. Akan tetapi

sebagian orang berpendapat cara ini dapat mengurangi resiko kesalahan

pembacaan sinyal jual dan beli.

Penggunaan oscillator harus dibarengi dengan dasar-dasar analisis trend untuk

menghindari kesalahan pembacaan sinyal. Hal ini menjadi salah satu kekurangan

dalam metode analisis menggunakan oscillator. Walaupun demikian, pada umumnya

pasar lebih sering berada pada kondisi normal (sideways) daripada kondisi trend

[ALC05]. Oleh karena itu metode oscillator dapat memberikan banyak keuntungan

dan masih banyak digunakan sampai saat ini.

2.5 Ultimate Oscillator

Secara umum, oscillator bekerja dengan cara membandingkan harga sebuah saham

dengan harga saham tersebut pada n-periode yang lalu. Larry William melihat bahwa

nilai oscillator jenis ini akan sangat bervariasi, tergantung dari lamanya periode yang

digunakan untuk melakukan perhitungan.

Atas dasar inilah Larry William mengembangkan Ultimate Oscillator yang

menggunakan gabungan tiga oscillator, yang masing-masing memiliki periode yang

II-24

berbeda. Ultimate oscillator termasuk salah satu indikator teknikal bertipe banded

oscillator. Indikator ini pertama kali dikemukakan oleh Larry William pada tahun

1985 dalam sebuah artikel pada majalah Technical Analysis of Stocks and

Commodities.

Karena termasuk sebagai banded oscillator, Ultimate Oscillator memiliki nilai yang

berfluktuasi di antara 0-100. Nilai di atas 70 menunjukkan sedang terjadi oversold,

sementara nilai di bawah 30 menandakan terjadinya overbought. Ketiga periode yang

dijadikan sebagai bahan perhitungan merepresentasikan pemikiran Larry William

tentang periode jangka pendek, periode jangka menengah, dan periode jangka

panjang. Ketiga periode ini secara default adalah 7, 14, dan 28 periode. Perlu

diperhatikan bahwa ketiga periode yang ada ini saling overlap, artinya bahwa untuk

menghitung nilai oscillator pada periode 28 akan dibutuhkan hasil oscillator pada

periode 7 dan 14. Hal ini juga menunjukkan bahwa aksi yang terjadi pada periode

terpendek akan sangat mempengaruhi aksi pada periode yang lebih panjang.

Contoh tampilan Ultimate Oscillator dapat dilihat pada Gambar II-12.

Gambar II-12 Contoh Ultimate Oscillator [CHA08]

II-25

Cara untuk menghitung nilai Ultimate Oscillator dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Hitung nilai True Low (TL) hari ini, TL = harga yang lebih rendah antara

harga terendah hari ini dengan harga pada penutupan kemarin.

2. Hitung nilai Buying Pressure (BP) hari ini, BP = harga penutupan hari ini

dikurangi TL.

3. Hitung nilai True Range (TR), TR adalah nilai tertinggi antara:

a. Harga tertinggi hari ini dikurangi harga terendah hari ini, atau

b. Harga tertinggi hari ini dikurangi harga penutupan kemarin, atau

c. Harga penutupan kemarin dikurangi harga terendah hari ini.

4. Hitung nilai BPSum1, BPSum2, dan BPSum3 dengan cara menghitung total

nilai BP untuk masing-masing periode.

5. Hitung nilai TRSum1, TRSum2, dan TRSum3 dengan cara menjumlahkan

semua nilai TR untuk masing-masing periode.

6. Hitung nilai Raw Ultimate Oscillator (RawUO), RawUO =

4*(BPSum1/TRSum1) + 2*(BPSum2/TRSum2) + (BPSum3/TRSum3)

7. Terakhir, hitung nilai Ultimate Oscillator (UO), UO = (RawUO/4+2+1)*100