signifikansi fluktuasi harga pasar komoditas dunia...

113
SIGNIFIKANSI FLUKTUASI HARGA PASAR KOMODITAS DUNIA DAN INDIKATOR MAKROEKONOMI TERHADAP INDEKS SAHAM SYARIAH DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi AHMAD RIZKI ZULFIKAR HILMI NIM 1113086000003 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS NEGERI ISLAM SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M

Upload: lydung

Post on 06-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SIGNIFIKANSI FLUKTUASI HARGA PASAR KOMODITAS DUNIA DAN

INDIKATOR MAKROEKONOMI TERHADAP INDEKS SAHAM SYARIAH DI

INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

AHMAD RIZKI ZULFIKAR HILMI

NIM 1113086000003

JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN

BISNIS UNIVERSITAS NEGERI ISLAM SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1438 H/2017 M

i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI

1. Nama Lengkap : Ahmad Rizki Zulfikar Hilmi\

2. Tempat, Tanggal Lahir : Bekasi, 8 Mei 1995

3. Alamat : Jln. Raya Babelan, No. 50 RT.

05 RW. 03

4. Email : [email protected]

5. Telepon : 08978850464

II. PENDIDIKAN FORMAL

1. SDI Al Husna Tahun 2001-2007

2. MTs NU Putra 1 Tahun 2007-2010

3. SMA Daar El Qolam Tahun 2010-2013

4. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013-2018

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Pengurus Ikatan Pelajar Nahdhatul Ulama MTs NU Putra 1

2008/2009

2. Pengurus Perputakaan SMA Daar El Qolam 2012/2013

3. Koorditanor Bidang Kewirausahaan Lingkar Studi Ekonomi

Islam UIN Jakarta 2015/2016

4. Panitia Company Visit To Otoritas Jasa Keuangan, Yang

Diselenggarakan Oleh Lingkar Studi Ekonomi Syariah, 21

September 2015

5. Panitia Company Visit To Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional Yang Diselenggarakan Oleh Lingkar Studi Ekonomi

Syariah, 20 September 2016

ii

6. Panitia Company Visit To Kementrian Keuangan Yang

Diselenggarakan Oleh Lingkar Studi Ekonomi Syariah, 25

September 2017

7. Panitia Intenational Confence Islamic Finance, Economic And

Business 2017

IV. SEMINAR

1. Diklat Ekonomi Islam Yang Diselenggarakan Oleh Lingkar

Studi Ekonomi Syariah, 14 Mei 2015

2. Seminar Pasar Modal Syariah Yang Diselenggarakan Oleh

Lingkar Studi Ekonomi Islam, 15 November 2015

3. Peserta Dalam Portal “Anti Corupption Clearing House”

Dengan Tema Langkah Cerdas Cegah Korupsi,

Diselenggarakan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi Bekerja

Sama Dengan Uin Syarif Hidayatullah Jakarta, 9 September

2015

4. Peserta Dala Company Visit To Dana Reksa Sekuritas,

Diselenggrakan

Oleh Prodi Ekonomi

iii

ABSTRACT

This research examines the impact of commodity world price and

macroeconomic indicator on the sharia stock index in indonesia movement in

Indonesia. The analytical tool had used in this reasech is Autoregression

Distributed Lag, Impulse Response Function (IRF) and Forecast Error Variance

Decomposition (FEVD). Using Mothly dta the study covers the period from

Januari 2005 to june 2017. Variables Used USD/IDR exchange rate, gold price,

crude palm oil price coal price and JII.The result of research shows that

exchange rate has significant impact to JII movement in long term and short term.

coal price have the impact to JII in short term, CPO price and gold price have no

significant impact to JII

Keyword : Commodity World Price, Macroeconomic Indicator, Jakarta Islamic

Index.

iv

ABSTRAK

Penelitian ini menguji dampak harga komoditas dunia dan indikator

makroekonomi terhadap pergerakan indeks saham syariah di Indonesia. Alat

analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Autoregression Distributed

Lag (ARDL) Impulse Response Function (IRF) dan Forecast Error Variance

Decomposition. Penelitian ini menggunakan data bulanan periode Januari 2005

hingga periode Juni 2017. Variabel yang gunakan dalam penelitian ini yaitu kurs

USD/IDR, harga emas, harga minyak kelapa sawit dan harga batu bara dan

Jakarta Islamic index. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa kurs

berpengaruh signifikan terhadap JII dalam jangka pendek dan jangka panjang.

harga batu bara berpengaruh signifikan terhadap JII dalam jangka pendek. harga

CPO dan harga emas tidak berpengaruh terhadap JII.

Kata kunci : Harga Dunia Komoditas, Indikator Makro Ekonomi, Jakarta Islamic

Index.

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh

Puji dan syukur kepada Allah tuhan maha kuasa yang memberikan nikmat

dan petunjukkan-Nya kepada setiap hambanya, sehingga masih diberikan nikmat

iman, islam dan iman dan kesehatan untuk terus mencari ilmu. shalawat serta

salam kepada Nabi Muhammad SAW yang membawa dan meperjuangankan

risalah Allah ke dunia.

Penulis mengungkapkan syukur yang tiada henti kepada Allah SWT atas

selesainya skripsi berjudul ”Signifikansi Fluktuasi Harga Pasar Komoditas

Dunia Dan Indikator Makroekonomi Terhadap Indeks Saham Syariah Di

Indonesia”. Penulis menyadari banyak orang yang memberikan dukungan, do’a

dan bimbingan baik secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga dengan ini

penulis ingin mengucapkan terima kasih sebanyak-banyak kepada:

1. Ayahanda H. Mardanih dan ibunda Hj. Taslimah yang tiada henti

memberikan semangat, kasih saying dan doa yang tulus. Yang tak henti

mengingatkan, memotivasi, memberikan jalan keluar atas masalag yang

sering dihadapi. Hanya Allah yang dapat membalas segala yang telah

mereka berdua curahkan kepada Ananda.

2. Adik – adikku Ahmad Fauzan Hilmi dan Mahira Ayu Luke Rahmadani

yang terus menghibur dan dukungan kepada penulis.

3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc,M.Si selaku Dekan FEB, Bapak Dr. Amilin,

SE., Ak.,M.Si., QIA., selaku Wakil Dekan I Bid. Akademik, Bapak Dr.

Ade Sofyan Mulazid, S.Ag, M.H selaku Wakil Dekan II Bid Administrasi

Umum dan Bapak Dr. Desmadi Saharuddin M.A selaku Wakil Dekan III

Bid. Kemahasiswaan yang telah memberikan jalan bagi saya dalam

mengerjakan skripsi ini.

vi

4. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si Selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah

dan Ibu RR. Tini Anggraeni, ST.,M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

Syariah sekaligus pembimbing skripsi II saya. Semoga dapat menjadi

panutan untuk Jurusan Ekonomi Syariah dalam memajukannya.

5. Dr. Burhanuddin Yusuf, MM., MA selaku Dosen Pembimbing Skripsi I

yang dengan kerendahan hatinya bersedia meluangkan waktunya untuk

memberikan pengarahan, ilmu yang bermanfaat, serta masukan yang

sangat berarti selama penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah SWT

membalas segala kebaikan Bapak.

6. Bapak Bapak Dr. Desmadi Saharuddin M.A sebagai dosen pembimbing

akademik yang selalu memberikan arahan atas keberlangsungan kegiatan

perkuliahan

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yang tidak dapat penulis

tuliskan satu-persatu. Terima kasih atas curahan ilmu yang Bapak dan Ibu

berikan kepada penulis. Semoga amal Bapak dan Ibu mendapat

keberkahan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

8. Bapak Supriyono, MM. selaku ketua Pranata Laboratorium Penelitian

(PLP) yang telah menyempatkan waktunya untuk berdiskusi dengan saya

yang dengan tulus selalu memberikan pencerahan kepada penulis, dalam

kondisi apa pun. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan Bapak.

9. Ari, Ridho, Andri, iqbal, Ihsan, Munjiah, Muzda, dan nafisah yang

merupakan sahabat seperjuangan dari awal semester hingga akhir semester

ini. Juga sahabat-sahabat penulis Fadhil, Abie Sentani, Harish, Rian, Abie

Ayub, Dimas, Andep, Acin, Hani, Dita, Azam, Boy, Umi, Ida, Mega,

Sicay, Vika, Zyra, dan Ficky terima kasih atas semuanya.

10. Keluarga EKSYAR 2013 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga kesuksesan selalu menyertai kita semua.

11. Guru, Sahabat, Teman di Pondok Pesantren yang telah menjadi teman

diskusi dan curhat selama ini.

12. Pihak-pihak yang membantu kelancaran dalam proses pembuatan hingga

penyelesaian skripsi. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikannya

vii

Penulis sadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna karena terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran, masukan, serta kritik yang

membangun dari berbagai pihak. Sekian yang bisa penulis sampaikan,

kurang lebihnya mohon maaf.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta 23 Desember 2017

Ahmad Rizki Zulfikar Hilmi

vii

DAFTAR ISI

Cover

Lembar Pengesahan Pembimbing

Lembar Pengasahan Ujian Komprehensif

Daftar Riwayat Hidup ................................................................................ i

Abstract ........................................................................................................ iii

Abstrak ......................................................................................................... iv

Kata Pengantar ........................................................................................... v

Daftar Isi ..................................................................................................... vii

Daftar Grafik ............................................................................................... ix

Daftar Tabel ................................................................................................. xi

Daftar Lampiran-Lampiran ...................................................................... xiii

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori investasi .................................................................................. 8

1. Pengertian .................................................................................... 8

2. Saham .......................................................................................... 8

3. Indeks Harga Saham ................................................................... 9

4. Pasar Modal Syariah ................................................................... 11

5. Jakarta Islamic Index................................................................... 13

B. Teori Nilai Tukar ............................................................................ 14

viii

1. Penentuan Nilai Tukar................................................................. 16

2. Sistem Kurs Mata Uang .............................................................. 17

C. Harga Komoditas Dunia ................................................................. 19

1. Harga Emas ................................................................................. 20

2. Harga minyak kelapa sawit ......................................................... 21

3. Harga Batu Bara .......................................................................... 24

D. Kerangka Berfikir ........................................................................... 27

E. Review Studi Terdahulu ................................................................. 30

F. Hipotesis .......................................................................................... 40

G. Kerangka Konsep ............................................................................ 41

BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ................................................................................ 43

B. Motode Pengumpulan Data ............................................................ 43

C. Matode Analisis Data ...................................................................... 44

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................. 51

1. Jakarta Islamic Index (JII) .............................................................. 51

2. Nilai Tukar Uang USD/IDR .......................................................... 52

3. Harga Emas .................................................................................... 53

4. Harga Minyak Kelapa Sawit .......................................................... 54

5. Harga Batu Bara ............................................................................. 56

B. Analisis Uji Ekonometrik

1. Uji Stasioneritas ............................................................................ 57

2. Uji Lag Leght Criteria .................................................................. 58

3. Uji Kointegrasi ............................................................................. 59

4. Autoregressive Distributed Lag (ARDL) ..................................... 60

5. Impulse Response Function .......................................................... 67

6. Variance Decompotion ................................................................. 70

ix

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...................................................................................... 72

B. Saran ................................................................................................ 73

C. Daftar Pustaka ................................................................................. 74

D. Lampiran – Lampiran .................................................................... 82

x

Daftar Grafik

Nomor Keterangan Halaman

1.1 Pergerkan Indeks Saham JII Periode 2005-2017 .............................. 2

1.2 Harga Komoditas dan JII Periode Tahun 2005 – 2017 ..................... 3

1.3 Rata-rata Kurs USD/IDR periode tahun 2005-2017 ......................... 4

2.1 Nergara Ekspor Tujuan Batubara Indonesia ..................................... 27

2.2 Kerangka Konsep Berfikir ................................................................ 42

4.1 Perkembngan JII Periode Januari 2005 – Juni 2017 ......................... 51

4.2 Rata-rata Kurs USD/IDR Periode 2005 – 2017 ............................... 52

4.3 Harga Emas Periode Januari 2005 – Juni 2017 ................................. 53

4.4 Perkembangan CPO Periode Januari 2005 -Desember 2016 ............ 55

4.5 Perkembangan Batu Bara Periode Januari 2005 – Juni 2017 ........... 56

4.6 Hasil IRF JII terhadap Shock dari fluktuasi kurs .............................. 67

4.7 Hasil IRF JII terhadap Shock dari fluktuasi harga batu bara ............ 68

4.8 Hasil IRF JII terhadap Shock dari fluktuasi harga CPO ................... 69

4.9 Hasil IRF JII terhadap Shock dari fluktuasi harga Batu bara............ 70

xi

Daftar Tabel

2.1 Studi Terdahulu ................................................................................. 42

3.1 Model penelitian................................................................................ 49

4.1 Hasil Uji Akar Unit ........................................................................... 57

4.5 Uji Lag Length Criteria ..................................................................... 58

4.6 Uji Kointegrasi Johansen. ................................................................. 59

4.7 Uji Autoregressive Distributed Lag. ................................................. 60

4.8 Hasil uji Variance decompotion pada JII .......................................... 71

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Investasi secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang

bertujuan untuk mengembangkan harta (Rodoni,2009:28). Selain dari definisi

tersebut, investasi dapat diartikan sebagai komitmen penukaran dana atau bentuk

kekayaan lain menjadi saham atau harta yang tidak bergerak yang diharapkan

dapat ditahan pada periode waktu tertentu, kemudian dapat meningkat nilainya di

masa yang akan datang. Saat ini, para pemilik dana atau investor dipermudah

dengan dibentuknya Bursa efek atau pasar modal yang menyediakan informasi

lengkap tentang instrumen investasi dan juga menjadi perantara perdagangan

pasar modal.

Sebagaimana pasar pada umumnya, pasar modal mempertemukan

penawaran dan permintaan antara penjual dan pembeli, namun benda yang

diperjual belikan adalah saham atau bentuk kepemilikan atas sebuah proyek atau

perusahaan. Dalam pasar modal para investor diberi jaminan keamanan dan

informasi. sedangkan perusahaan mendapatkan permodalan yang digunakan untuk

meningkatkan kemampuannya untuk meningkatkan produksinya. Sehingga pasar

modal memiliki peran yang strategis dalam perekonomian di suatu negara.

Pasar modal Indonesia yaitu Bursa Efek Indonesia saat ini memberikan

kemudahan bagi para investor untuk dapat berinvestasi baik secara konvesional

maupun syariah. setidaknya terdapat dipilih oleh para investor muslim yaitu JII

dan ISSI yang telah sesuai dengan ketentuan sharia compliance. Namun tidak

berbeda dengan investasi konvesional, saham syariah dapat terpengaruh indikator

makro ekonomi dan kondisi pasar komoditas dunia.

2

Grafik 1.1

Perkembangan JII periode tahun 2005 – 2017

Sumber: investing.com

Berdasarkan grafik 1.1 JII mengalami fluktuasi yang signifikan selama

periode tahun 2005 hingga tahun 2017. menurut conference Board dalam Mankiw

(2006:120) pasar saham mencerminkan ekspektasi masa depan terhadap kondisi

perekonomian karena para investor pada pasar modal melakukan penawaran harga

ketika mereka merasa perusahaan mendapat keuntungan. Peningkatan harga

saham menandakan bahwa investor menduga perekonomian akan tumbuh dengan

cepat dan penurunan harga saham menandakan bahwa investor menduga akan

terjadi kelesuan pada perekonomian. Indonesia sebagai negara berkembang yang

miliki kekayaan alam yang melimpah, komoditas merupakan pilar yang

memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian. Menurut Bank Dunia

(2010:5) Indonesia merupakan salah satu negara eksportir komoditas terbesar di

dunia. Dengan potensi mineral yang dimilikinya dan kecenderungan harga

komoditas dunia, Indonesia bisa dan perlu mengembangkan posisinya yang

terdepan. Nilai komoditas mencapai seperempat PDB Indonesia dan lebih dari

seperlima total pendapatan pemerintah pada tahun 2007. Potensi pertumbuhan

produksi komoditas lebih lanjut cukup besar saat ini. Indonesia merupakan

0

100

200

300

400

500

600

700

8002

00

5/0

5

20

05

/12

20

06

/07

20

07

/02

20

07

/09

20

08

/04

20

08

/11

20

09

/06

20

10

/01

20

10

/08

20

11

/03

20

11

/10

20

12

/05

20

12

/12

20

13

/07

20

14

/02

20

14

/09

20

15

/04

20

15

/11

20

16

/06

20

17

/01

20

17

/08

JII

3

produsen terbesar minyak sawit di dunia (pendapatan ekspor berjumlah hampir

US$9 milyar pada tahun 2007 dengan 3,8 juta pekerja purna waktu) dengan

prospek pertumbuhan yang baik. Indonesia juga menjadi salah satu negara yang

memiliki potensi pertambangan terbesar dengan cadangan tembaga terbesar kedua

serta cadangan batubara terbesar ketiga di dunia. Sehingga fluktuasi harga

komoditas akan berdampak pada fluktuasi JII.

Grafik 1.2

Perkembangan Harga Komoditas dan JII Periode Tahun 2005 – 2017

Sumber : IMF dan Investing.com

Grafik 1.2 menjelaskan fluktuasi beberapa komoditas tiga

komoditas ekspor unggulan di Indonesia yaitu CPO (Crude Oil Palm), Emas dan

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

20

05

/01

20

05

/08

20

06

/03

20

06

/10

20

07

/05

20

07

/12

20

08

/07

20

09

/02

20

09

/09

20

10

/04

20

10

/11

20

11

/06

20

12

/01

20

12

/08

20

13

/03

20

13

/10

20

14

/05

20

14

/12

20

15

/07

20

16

/02

20

16

/09

20

17

/04

JII CPO BATU BARA EMAS

4

Batu bara. nilai JII mengalami pola fluktuasi yang hampir sama dengan fluktuasi

harga komoditas tersebut.yaitu ketika terjadi peningkatan harga komoditas

tersebut, nilai JII juga mengalami peningkatan. kemudian pada saat terjadi krisis

global pada tahun 2008 baik harga komoditas maupun nilai JII sama-sama

mengalami penurunan, fenomena disebabkan terdapat perusahaan pertambangan,

perusahaan perkebunan dan perusahaan yang memiliki kebutuhan bahan baku

komoditas terindeks dalam JII. sehingga mengindikasikan terdapat hubungan

antara fluktuasi harga komoditas dengan nilai JII.

Selain harga komoditas indikator makroekonomi memiliki

pengaruh terhadap nilai JII.

Grafik 1.3

Rata-rata Kurs USD/IDR periode tahun 2005-2017

Sumber : Investing.com

Berdasarkan Grafik 1.3 kurs mengalami peningkatan yang signifikan pada

periode tahun 2009 dan periode tahun 2017, apabila dibandingkan dengan grafik

1.1, bersamaan dengan terjadi peningkatan nilai Kurs pada tahun tersebut, nilai JII

mengalami penurunan yang signifikan. Hal tersebut memberikan indikasi

pengaruh kurs USD/IDR. Menurut Utami (2016: 123) Nilai kurs Rupiah terhadap

0

5000

10000

15000

20000

25000

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

KURS USD/IDR

5

dollar Amerika turut menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi indeks saham

di pasar modal Indonesia. Kestabilan pergerakan nilai kurs menjadi sangat

penting, terlebih bagi perusahaan yang aktif dalam kegiatan ekspor impor yang

tidak terlepas dari penggunaan uang asing sebagai alat transaksi atau mata uang

yang sering digunakan dalam perdagangan. Fluktuasi nilai kurs yang tidak

terkendali dapat mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan yang terdaftar di

pasar modal khususnya Jakarta Islamic Index (JII). Pada saat nilai rupiah dibawah

nilai dollar, harga-harga impor menjadi lebih mahal, khususnya perusahaan yang

menggunakan sebagaian besar bahan bakunya dari produk-produk impor.

Peningkatan bahan-bahan impor tersebut akan juga meningkatkan biaya produksi

yang pada akhirnya berpengaruh terhadap penurunan tingkat keuntungan

perusahaan, sehingga berdampak pula pada pergerakan harga saham perusahaan

yang kemudian memacu melemahnya pergerakan indeks harga saham.

Pada dasarnya penelitian yang menganalisis pengaruh kurs dan

harga komoditas terhadap indeks saham sudah banyak. Namun, dari sisi pemilihan

variabel harga komoditas, banyak peneliti yang memilih harga emas dan harga

minyak dengan dikarenakan keduanya mewakili komoditas pertambangan dan

energi. Penelitian yang dilakukan Rusbarian (2012) menunjukkan bahwa Secara

parsial Tingkat Inflasi dan Kurs Rupiah berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap JII. Harga Emas Dunia tidak berpengaruh signifikan terhadap JII.

Sedangkan Harga Minyak Dunia mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap JII. Namun,penelitian tersebut memiliki keterbatasan karena harga

komoditas yang diteliti yakni harga emas dan harga minyak dan tidak

memasukkan harga komoditas lain yang memiliki keterkaitan kuat dengan JII

yaitu CPO dan Batu bara, sementara penelitian yang dilakukan Norhafiza nordin

(2014) di Malaysia menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang

signifikan antara kinerja pasar modal Malaysia dan harga minyak kelapa sawit

baik secara jangka panjang maupun jangka pendek, sedangkan harga emas dan

minyak mentah tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pasar modal

Malaysia. Dan penelitian Cisilia Sundari menunjukkan (2015) Harga Batubara

6

Acuan (HBA) berpengaruh positif terhadap return saham dengan profitabilitas

(ROA dan ROE) sebagai variable intervening. Namun, kedua penelitian tersebut

hanya menganalisis sebatas hubungan dalam periode tertentu, sementara analisis

hubungan jangka panjang dan jangka pendek masih sedikit diteliti. Berdasarkan

latar belakang tersebut peneliti akan melakukan penelitian tentang “Signifikansi

Fluktuasi Harga Pasar Komoditas Dunia Dan Indikator Makroekonomi

Terhadap Indeks Saham Syariah Di Indonesia”. Penelitian tersebut akan

melengkapi dan menyempurnakan penelitian penelitian sebelumnya sehingga

temuan empiris penelitian ini diharapkan menjadi kontribusi terkait faktor yang

mempengaruhi indeks saham syariah di indonesia.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana pengaruh harga emas, minyak kelapa sawit ,batu bara , dan kurs

USD/IDR terhadap indeks saham JII dalam jangka pendek dan jangka panjang ?

2. Bagaimana respon dari indeks saham JII akibat shock yang terjadi pada harga

emas, minyak kelapa sawit ,batu bara dan kurs USD/IDR ?

3. Berapa besar kontribusi harga emas, minyak kelapa sawit ,batu bara dan kurs

USD/IDR terhadap indeks saham JII ?

C. Tujuan penelitian

Berdasarkan uraian permasalahan yang disampaikan di atas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis pengaruh harga emas, minyak kelapa sawit ,batu bara dan kurs

USD/IDR terhadap indeks saham JII dalam jangka pendek dan jangka panjang.

7

2. Menganalisis respon dari indeks saham JII akibat shock yang terjadi pada harga

emas, minyak kelapa sawit ,batu bara dan kurs USD/IDR.

3. Menganalisis besarnya kontribusi harga emas,minyak kelapa sawit ,batu bara dan

kurs USD/IDR indeks saham JII

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi

pemerintah, instansi-instansi terkait, masyarakat luas, pembaca, dan penulis pada

khususnya. Manfaat-manfaat tersebut diantaranya :

Pemerintah, dapat menentukan kebijakan ekonomi yang tepat, yang

mampu mendorong saham syariah yang maju, stabil, dan berdaya saing.

1. Membantu para investor dalam mengidentifikasi kondisi makroekonomi

dan pasar komoditas ke depan dan memperoleh manfaat dari berinvestasi

didalam saham syariah demi meningkatkan keuntungan.

2. Sebagai bahan referensi penelitian-penelitian selanjutnya, khususnya

penelitian yang terkait dengan saham syariah.

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Investasi

1. Pengertian

Investasi dapat diartikan sebagai penempatan dana pada saat ini dengan

harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang (Abdul Halim,

2015:6). para investor di masa lalu melakukan investasi dalam bentuk aset seperti

bangunan,tanah, logam mulia dan binatang ternak yang kemudian dikelola dan

jaga sendiri oleh pemiliknya, sementara investasi langsung terhadap suatu usaha

sulit dilakukan karena terbatasnya informasi dan hambatan regulasi lainnya.

Kemudian setelah terjadinya revolusi industri dan dimulainya era globalisasi,

segala hambatan investasi menjadi berkurang dan permintaan akan modal

meningkat juga, sehingga mendorong munculnya berbagai instrumen investasi

seperti obligasi, hipotek, saham dan reksadana.

2. Saham

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda kepemilikan seseorang atau pihak

dalam suatu perusahaan atau perusahaan terbatas (Abdul Azis,2010:24) karena

merupakan bentuk kepemilikan berupa penyertaan modal pemegang saham

berhak menerima keuntungan perusahaan berupa dividend dan memiliki

wewenang untuk menentukan arah kebijakan perusahaan.

9

3. Indeks Harga Saham

Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan

harga saham. Indeks harga sagam merupakan salah satu indikator pergerakan

saham. Pergerakan indeks menjadi indikator penting bagi investor dalam

mengambil keputusan investasi (Ana Okativa, 2007:24) Untuk memberikan

informasi yang lebih lengkap bagi investor tentang perkembangan bursa, BEI

menyebarkan data pergerakan harga saham melalui media cetak dan elektronik.

Satu indikator pergerakan harga saham tersebut adalah indeks harga saham. Saat

ini, BEI mempunyai delapan macam indeks saham :

a. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah indeks yang menggunakan

semua Perusahaan Tercatat sebagai komponen perhitungan Indeks.

b. Indeks Sektoral adalah indeks yang menggunakan semua perusahaan tercatat

yang termasuk dalam masing-masing sektor. Sekarang ini ada 10 sektor yang

ada di BEI yaitu sektor Pertanian, Pertambangan, Industri Dasar, Aneka

Industri, Barang Konsumsi, Properti, Infrastruktur, Keuangan, Perdagangan

dan Jasa, dan Manufaktur.

c. Indeks LQ45 adalah indeks yang terdiri dari 45 saham Perusahaan Tercatat

yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar,

dengan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan. Review dan penggantian

saham dilakukan setiap 6 bulan.

d. Jakarta Islmic Index (JII) adalah indeks yang menggunakan 30 saham yang

dipilih dari saham-saham yang masuk dalam kriteria syariah (Daftar Efek

10

Syariah yang diterbitkan oleh Bapepam-LK) dengan mempertimbangkan

kapitalisasi pasar dan likuiditas.

e. ISSI (Indeks Saham Syariah Indonesia) merupakan indeks saham yang

mencerminkan keseluruhan saham syariah yang tercatat di Bursa Efek

Indonesia (BEI). Konstituen ISSIadalah keseluruhan saham syariah tercatat di

BEI dan terdaftar dalam Daftar Efek Syariah (DES).

f. Indeks Kompas100 adalah indeks yang terdiri dari 100 saham Perusahaan

Tercatat yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi

pasar, dengan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan. Review dan penggantian

saham dilakukan setiap 6 bulan.

g. Indeks BISNIS-27 adalah indeks yang diluncurkan oleh Bursa Efek Indonesia

dengan harian Bisnis Indonesia. Indeks yang terdiri dari 27 saham Perusahaan

Tercatat yang dipilih berdasarkan kriteria fundamental, teknikal atau likuiditas

transaksi dan Akuntabilitas dan tata kelola perusahaan.

h. Indeks PEFINDO25 adalah indeks yang diluncurkan oleh Bursa Efek

Indonesia dan lembaga rating PEFINDO . Indeks ini dimaksudkan untuk

memberikan tambahan informasi bagi pemodal khususnya untuk saham-

saham emiten kecil dan menengah (Small Medium Enterprises / SME). Indeks

ini terdiri dari 25 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih dengan

mempertimbangkan kriteria-kriteria seperti: Total Aset, tingkat pengembalian

modal (Return on Equity / ROE) dan opini akuntan publik. Selain kriteria

tersebut di atas, diperhatikan juga faktor likuiditas dan jumlah saham yang

dimiliki publik.

11

4. Pasar Modal Syariah

a. Pengertian

Pasar modal syariah adalah pasar modal yang dijalankan dengan prinsip–

prinsip syariah, setiap transaksi surat berharga di pasar modal dilaksanakan sesuai

dengan ketentuan syari’at Islam (Sutedi, 2011:6).

b. Fungsi Pasar Modal Syariah

Menurut Metwally dalam Sutedi (2011:7) fungsi dari keberadaan pasar

modal syariah adalah sebagai berikut:

a) Memungkinkan masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan bisnis dengan

memperoleh bagian dari keuntungan dan risikonya.

b) Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna

mendapatkan likuiditas.

c) Memisahkan operasi kegiatan bisnis dan fluktuasi jangka pendek pada

harga saham yang merupakan ciri umum pada pasar modal

konvensional.

d) Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja

kegiatan bisnis sebagaimana tercermin pada harga saham.

e) Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk

membangun dan mengembangkan lini produksinya

c. Karakteristik Pasar Modal Syariah

12

Ada beberapa karakteristik yang diperlukan dalam membentuk pasar

modal syariah adalah sebagai berikut:

a) Semua saham harus diperjualbelikan pada bursa efek.

b) Bursa efek perlu mempersiapkan pasca perdagangan yang sahamnya dapat

diperjualbelikan melalui pialang.

c) Semua perusahaan yang memiliki saham yang dapat diperjualbelikan

dibursa efek diminta menyampaikan informasi tentang perhitungan

keuntungan dan kerugian, serta neraca keuntungan kepada komite

manajemen bursa efek, dengan jarak tidak lebih dari 3 bulan.

d) Komite manajemen menerapkan harga saham tertinggi (HST) di setiap

perusahaan dengan interval tidak lebih dari 3 bulan sekali.

e) Saham tidak boleh diperjualbelikan dengan harga yang lebih tinggi dari

HST namun saham dapat dijual dengan harga dibawah HST.

f) Komite manajeman harus memastikan bahwa semua perusahaan yang

terlibat dalam bursa efek itu mengikuti standar akuntansi syariah.

g) Perdagangan saham seharusnya hanya berlangsung dalam satu minggu

periode perdagangan setelah menentukan HST.

h) Perushaan hanya dapat menerbitkan saham baru dalam periode

perdagangan, dan dengan harga HST (Sutedi, 2011:10).

d. Prinsip Pasar Modal Syariah

Kegiatan pembiayaan dan investasi keuangan menurut syariah pada

prinsipnya adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemilik harta (investor)

terhadap pemilik usaha (emiten) untuk memberdayakan pemilik usaha dalam

13

melakukan kegiatan usahanya yang pemilik harta (investor) berharap untuk

memperoleh manfaat tertentu. Secara umum prinsip tersebut adalah sebagai

berikut:

a) Pembiayaan dan investasi hanya dapat dilakukan pada aset atau kegiatan

usaha yang halal, yang kegiatan usaha tersebut adalah spesifik dan bermanfaat

sehingga dapat melakukan bagi hasil.

b) Uang adalah alat bantu pertukaran nilai dan pemilik harta akan menerima bagi

hasil dari manfaat yang timbul dari kegiatan usaha maka pembiayaaan dan

investasi menggunakan mata uang yang sama serta pembukuan kegiatan

usaha.

c) Aqad yang terjadi antara pemilik harta (investor) dengan pemilik usaha

(emiten), dan tindakan maupun informasi yang diberikan pemilik usaha yang

tidak boleh menimbulkan keraguan yang dapat menyebabkan kerugian.

d) Pemilik harta (investor) dan pemilik usaha (emiten) tidak boleh mengambil

risiko yang melebihi kemampuan karena dapat menyebabkan kerugian, namun

sebenarnya berupa kerugian yang dapat dihindari.

e) Pemilik harta (investor), pemilik usaha (emiten) maupun bursa dan self

regulating organization lainnya tidak diperbolehkan melakukan hal yang

dapat

mengakibatkan gangguan yang disengaja atas mekanisme pasar, baik dari

segi

14

penawaran(supply) maupun dari segi permintaan (demand) (Sutedi, 2011:14).

5. Jakarta Islamic Index

Menurut Jogiyanto (2010:12) Jakarta Islamic Index (JII) merupakan “indeks

yang berisi 30 saham perusahaan yang memenuhi kriteria investasi berdasarkan

syariah islam”. Sudarsono (2013:26) menjelaskan bahwa “Saham-saham yang

masuk dalam indeks syariah adalah saham dari emiten yang kegiatan usahanya

tidak bertentangan dengan syariah, seperti :

a) Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang

dilarang

b) Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan dan

asuransi konvensional

c) Usaha yang memproduksi, medistribusikan, serta memperdagangkan makanan

dan minuman yang tergolong haram

d) Usaha yang memproduksi, medistribusikan dan/atau menyediakan barang-

barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat”.

B. Teori Nilai Tukar Uang

Menurut Adiningsih, dkk (1998:47), nilai tukar rupiah adalah harga rupiah

terhadap mata uang negara lain. Jadi, nilai tukar rupiah merupakan nilai mata

uang rupiah yang ditranslasikan ke dalam mata uang negara lain. Misalnya nilai

tukar rupiah terhadap dolar Amerika, nilai tukar rupiah terhadap Euro, dan lain

sebagainya.

15

Kurs merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi aktivitas di pasar

saham maupun di pasar uang karena investor cenderung akan berhati-hati untuk

melakukan investasi portofolio. Terdepresiasinya kurs rupiah terhadap mata uang

asing khususnya dolar Amerika memiliki pengaruh yang negatif terhadap

ekonomi dan pasar modal (Sitinjak dan Kurniasari, 2003:26).

Menurut Mohamad Samsul (2006:34), perubahan satu variabel makro

ekonomi memiliki dampak yang berbeda terhadap harga saham, yaitu suatu saham

dapat terkena dampak positif sedangkan saham lainnya terkena dampak negatif.

Misalnya, perusahaan yang berorientasi impor, depresiasi kurs rupiah terhadap

dolar Amerika yang tajam akan berdampak negatif terhadap harga saham

perusahaan. Sementara itu, perusahaan yang berorientasi ekspor akan menerima

dampak positif dari depresiasi kurs rupiah terhadap dolar Amerika. Ini berarti

harga saham yang terkena dampak negatif akan mengalami penurunan di Bursa

Efek Indonesia (BEI), sementara perusahaan yang terkena dampak positif akan

mengalami kenaikan harga sahamnya. Selanjutnya, Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) juga akan terkena dampak negatif atau positif tergantung pada

kelompok yang dominan dampaknya.

Kurs mata uang menunjukkan harga mata uang apabila ditukarkan dengan

mata uang lain. Penentuan nilai kurs mata uang suatu negara dengan mata uang

negara lain ditentukan sebagai mana halnya barang yaitu oleh permintaan dan

penawaran mata uang yang bersangkutan. Hukum ini juga berlaku untuk kurs

rupiah, jika demand akan rupiah lebih banyak daripada suplainya maka kurs

rupiah ini akan terapresiasi, demikian pula sebaliknya. Apresiasi atau depresiasi

16

akan terjadi apabila negara menganut kebijakan nilai tukar mengambang bebas

(free floating exchange rate) sehingga nilai tukar akan ditentukan oleh mekanisme

pasar (Kuncoro, 2001:24).

Saat ini sebagian besar bahan baku bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia

masih mengandalkan impor dari luar negeri (www.kompas.com). Ketika mata

uang rupiah terdepresiasi, hal ini akan mengakibatkan naiknya biaya bahan baku

tersebut. Kenaikan biaya produksi akan mengurangi tingkat keuntungan

perusahaan. Bagi investor, proyeksi penurunan tingkat laba tersebut akan

dipandang negatif (A.K Coleman dan K.A Tettey, 2008:48). Hal tersebut akan

mendorong investor untuk melakukan aksi jual terhadap saham saham yang

dimilikinya. Apabila banyak investor yang melakukan hal tersebut, tentu akan

mendorong penurunan Indeks Harga Saham Gabungan.

Bagi investor sendiri, depresiasi rupiah terhadap dollar menandakan bahwa

prospek perekonomian Indonesia suram. Sebab depresiasi rupiah dapat terjadi

apabila faktor fundamental perekonomian Indonesia tidaklah kuat, sehingga dolar

Amerika akan menguat dan akan menurunkan Indeks Harga Saham Gabungan di

BEI (Sunariyah, 2006:56). Hal ini tentunya menambah resiko bagi investor

apabila hendak berinvestasi di bursa saham Indonesia (Robert Ang, 1997:34).

Investor tentunya akan menghindari resiko, sehingga investor akan cenderung

melakukan aksi jual dan menunggu hingga situasi perekonomian dirasakan

membaik. Aksi jual yang dilakukan investor ini akan mendorong penurunan

indeks harga saham di BEI dan mengalihkan investasinya ke dolar Amerika (Jose

Rizal, 2007:23).

17

1. Penentuan Nilai Tukar

Ada beberapa faktor penentu yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar,

yaitu (Madura, 1993:26):

a. Faktor Fundamental

Faktor fundamental berkaitan dengan indikator ekonomi seperti inflasi, suku

bunga, perbedaan relatif pendapatan antar negara, ekspektasi pasar dan intervensi

bank sentral.

b. Faktor Teknis

Faktor teknis berkaitan dengan kondisi permintaan dan penawaran devisa

pada saat tertentu. Apabila ada kelebihan permintaan, sementara penawaran tetap,

maka harga valuta asing akan terapresiasi, sebaliknya apabila ada kekurangan

permintaan, sementara penawaran tetap maka nilai tukar valuta asing akan

terdepresiasi.

c. Sentimen Pasar

Sentimen pasar lebih banyak disebabkan oleh rumor atau berita politik yang

bersifat insidentil, yang dapat mendorong harga valuta asing naik atau atau turun

secara tajam dalam jangka pendek. Apabila rumor atau berita sudah berlalu, maka

nilai tukar akan kembali normal

2. Sistem Kurs Mata Uang

18

Menurut Kuncoro (2001:132), ada beberapa sistem kurs mata uang yang

berlaku di perekonomian internasional, yaitu:

a. Sistem kurs mengambang (floating exchange rate)

Sistem kurs ini ditentukan oleh mekanisme pasar dengan atau tanpa upaya

stabilisasi oleh otoritas moneter. Di dalam sistem kurs mengambang dikenal dua

macam kurs mengambang, yaitu :

a) Mengambang bebas (murni) dimana kurs mata uang ditentukan sepenuhnya

oleh mekanisme pasar tanpa ada campur tangan bank sentral/otoritas

moneter. Sistem ini sering disebut clean floating exchange rate, di dalam

sistem ini cadangan devisa tidak diperlukan karena otoritas moneter tidak

berupaya untuk menetapkan atau memanipulasi kurs.

b) Mengambang terkendali (managed or dirty floating exchange rate) dimana

otoritas moneter berperan aktif dalam menstabilkan kurs pada tingkat

tertentu. Oleh karena itu, cadangan devisa biasanya dibutuhkankarena

otoritas moneter perlu membeli atau menjual valuta asing untuk

mempengaruhi pergerakan kurs

b. Sistem kurs tertambat (pegged exchange rate).

Dalam sistem ini, suatu negara mengkaitkan nilai ukar mata uangnya dengan

suatu mata uang negara lain atau sekelompok mata uang, yang biasanya

merupakan mata uang negara partner dagang yang utama “Menambatkan“ ke

suatu mata uang berarti nilai tukar mata uang tersebut bergerak mengikuti mata

uang yang menjadi tambatannya. Jadi sebenarnya mata uang yang ditambatkan

19

tidak mengalami fluktuasi tetapi hanya berfluktuasi terhadap mata uang lain

mengikuti mata uang yang menjadi tambatannya.

c. Sistem sekeranjang mata uang (basket of currencies).

Banyak negara terutama negara sedang berkembang menetapkan nilai tukar

mata uangnya berdasarkan sekeranjang mata uang. Keuntungan dari sistem ini

adalah menawarkan stabilitas mata uang suatu negara karena pergerakan mata

uang disebar dalam sekeranjang mata uang. Seleksi mata uang yang dimasukkan

dalam “keranjang“ umumnya ditentukan oleh peranannya dalam membiayai

perdagangan negara tertentu. Mata uang yang berlainan diberi bobot yang

berbeda tergantung peran relatifnya terhadap negara tersebut. Jadi sekeranjang

mata uang bagi suatu negara dapat terdiri dari beberapa mata uang yang berbeda

dengan bobot yang berbeda.

d. Sistem kurs tetap (fixed exchange rate).

Dalam sistem ini, suatu negara mengumumkan suatu kurs tertentu atas nama

uangnya dan menjaga kurs ini dengan menyetujui untuk menjual atau membeli

valas dalam jumlah tidak terbatas pada kurs tersebut. Kurs biasanya tetap atau

diperbolehkan berfluktuasi dalam batas yang sangat sempit.

C. Harga Komoditas Dunia

Menurut Alfred pakasi (2009:11) komoditas adalah barang dagangan atau

bahan yang memiliki nilai ekonomis yang ditawarkan atau disedikan oleh

produsen untuk memenuhi keinginan konsumen. Komoditas memiliki peran

penting sebagai salah satu penunjang pergerakan perekonomian karena

20

dibutuhkan dalam proses produksi, sehingga hal tersebut menjadikannya alternatif

investasi yang aman dan menguntungkan.

Pasar komoditas menjadi salah satu pilihan bagi para investor untuk

berinvestasi karena cukup menjanjikan keuntungan. Terkadang para investor

berinvestasi langsung dalam bentuk emas untuk mengamankan nilai hartanya,

karena harga emas yang lebih stabil dan juga investor dapat beinvestasi langsung

dalam usaha jual beli komoditas.

Dalam penelitian ini akan membahas apakah selama ini terdapat hubungan

antara perubahan harga komoditas dengan pergerakan Indeks harga saham. Ada 3

komoditas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu emas, batu bara, dan minyak

kelapa sawit.

1. Harga Emas

Harga yang digunakan sebagai patokan harga kontrak emas dunia adalah

harga penutupan atau Gold P.M (www.goldfixing.com). London Gold Fixing

adalah prosedur dimana harga emas ditentukan dua kali sehari setiap hari kerja di

pasar London oleh lima anggota Pasar London Gold Fixing Ltd

(www.lbma.org.uk). Anggota pasar tersebut antara lain:

a. Bank of Nova Scottia

b. Barclays Capital

c. Deutsche Bank

d. HSBC

e. Societe Generale

21

Secara umum permintaan emas dibagi menjadi dua kategori, yaitu:

a. Permintaan penggunaan, dimana emas digunakan secara langsung dalam

proses produksi perhiasan, medali, koin, komponen listrik dan lain-lain.

b. Permintaan aset, dimana emas digunakan oleh pemerintah, fund manager

dan sebagai investasi individu.

Menurut Sunariyah (2006:38) salah satu bentuk investasi yang cenderung

bebas risiko adalah emas. Emas dianggap lebih baik untuk lindung nilai terhadap

inflasi. Namun, menurut Anggarwal (1992:12) kenyataannya dapat berbeda

disebabkan, emas mungkin dalam jangka panjang dapat menjadi lindung nilai

terhadap inflasi tetapi dalam jangka pendek dapat terjadi volatilitas harga. Bagi

investor ketika melakukan investasi, mereka lebih memilih investasi dengan

tingkat imbal hasil tinggi dengan risiko pada tingkat tertentu atau tingkat imbal

hasil tertentu dengan risiko yang rendah. Investasi di pasar saham tentunya lebih

berisiko daripada berinvestasi di emas, karena tingkat pengembaliannya yang

secara umum relatif lebih tinggi dari emas (www.investopedia.com).

2. Harga Minyak Kelapa Sawit

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas unggullan yang memberikan

kontribusi penting pada pembangunan ekonomi Indonesia, khuususnya pada

pengembangan agroindusri. Luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia tahun

1996 mencapai 2 juta Ha dengan produksi CPO hamper 5 juta ton, pada tahun

2010 luas perkebunan kelapa sawit direncanakan 7 juta Ha, dengan produksi CPO

lebih dari 12 juta ton. Pada tahun tersebut Indonesia diharapkan akan menjadi

22

negara penghasil minyak kelapa sawit sebagai salah satu sumber minyak nabati

relatif cepat diterima oleh pasar domestik dan pasar dunia. Industri kelapa sawit

Indonesia telah tumbuh secara signifikan dlam empat puluh tahun terakhir. Sejak

2006 indonesia telah menjadi produsen minyak sawit terbesar di dunia. Bersama

dengan Malaysia, Indonesia menguasai hampir 90% produksi minyak sawit dunia

(Hanafi sofyan, 200:102)

Pengusahaan kelapa sawit di Indonesia terdiri dari tiga bentuk utama, yaitu

perkebunan rakyat, perkebunan besar swasta, dan perkebunan besar negara.

Bentuk lain dari pengusahaan kelapa sawit dikenal dengan PIR (Perusahaan Inti

Rakyat), yang pada dasarnya merupakan bentuk gabungan antara perkebunan

rakyat dengan perkebunan besar negara atau dengan perkebunan besar swasta.

a. Pengolahan Kelapa Sawit

Buah kelapa sawit dalam pengolahannya menghasilkan dua jenis minyak.

Minyak yang berasal dari daging buah (mesocarp) berwarna merah dikenal

sebagai minyak kelapa sawit kasar atau crude palm oil (CPO), sedangkan minyak

yang kedua berasal dari inti kelapa sawit atau palm kernel oil (PKO). Selain

minyak, buah kelapa sawit juga menghasilkan bahan padatan berupa sabut,

cangkang (tempurung), dan tandan buah kosong kelapa sawit. Bahan padatan ini

dapat dimanfaatkan untuk sumber energi, pupuk, makanan ternak, dan bahan

untuk industri.

Produk kelapa sawit dapat dikelompokkan dalam jenis bahan makanan

(oleofood), bahan non makanan (oleochemical), dan bahan kosmetika dan

23

farmasi. Minyak kelapa sawit dan inti kelapa sawit yang digunakan sebagai bahan

pangan diperoleh melalui proses fraksinasi, rafinasi, dan hidrogenasi. Umumnya

CPO sebagian besar difraksionasi sehingga menghasilkan fraksi olein (cair) dan

fraksi stearin (padat). Fraksi olein digunakan untuk bahan pangan, sedangkan

fraksi stearin untuk keperluan non pangan. Bahan pangan dengan bahan baku

olein antara lain: minyak goreng, mentega (margarine), lemak untuk masak

(shortening), bahan pengisi (adatif), industri makanan ringan dan sebagainya.

Minyak kelapa sawit sebagai bahan bukan pangan dapat dipakai untuk bahan

industri berat maupun ringan, antara lain untuk industri penyamakan kulit agar

menjadi lembut dan fleksibel. Industri tekstil menggunakan minyak sawit sebagai

minyak pelumas yang tahan terhadap tekanan dan suhu tinggi. Minyak kelapa

sawit pun digunakan industri perak sebagai bahan flotasi pada pemisahan bijih

tembaga dan cobalt, dan pada industri ringan dipakai sebagai bahan baku sabun,

deterjen, semir sepatu, lilin, tinta cetak, dan sebagainya.

Minyak kelapa sawit selain untuk industri bahan makanan dan non makanan,

juga mempunyai potensi yang cukup besar untuk industri kosmetik dan industri

farmasi. Sifat minyak kelapa sawit yang mudah diabsorbsi kulit, banyak dipakai

untuk pembuatan shampo, krim, minyak rambut, sabun cair, lipstik dan

sebagainya.

b. Faktor-Faktor Penentu Harga Kelapa Sawit

Menurut Owolarafe O.K dan Arumughan (2007: 1-7) faktor-faktor yang

mempengaruhi harga kelapa sawit ialah harga buah kelapa sawit, investasi, nilai

tukar rupiah terhadap USD. Faktor-faktor kenaikan harga kelapa sawit menurut

24

Abdul Aziz Karia, dkk (2013:259-267) yaitu produksi kelapa sawit, ekspor kelapa

sawit, Harga minyak kelapa sawit (crude palm oil (CPO)).

Menurut May dan Amaran M. H (2011: 30-35) faktor-faktor yang

mempengaruhi harga kelapa sawit yaitu warna kematangan kelapa sawit, umur

kelapa sawit, harga minyak kelapa sawit (crude palm oil (CPO)), harga kelapa

sawit. Faktor-faktor yang dipakai untuk penelitian prediksi harga kelapa sawit

yaitu harga kelapa sawit, harga minyak kelapa sawit, produksi kelapa sawit.

3. Harga Batu bara

Batubara menempati posisi strategis dalam perekonomian nasional.

Pertambangan batubara memiliki peran yang besar sebagai sumber penerimaan

negara, sumber energi primer, bahan baku industri serta memiliki efek ekonomi

berganda yang besar. Pertambangan pun memiliki peran pula dalam

pemberdayaan masyarakat. Secara nasional, tambang batubara bersama-sama

dengan tambang mineral lainnya, menyumbang produk domestik bruto (PDB)

sebesar 2,84% di tahun 2004 dan menjadi 5,63% di tahun 2012 serta turut

memberikan kontribusi yang besar dalam penerimaan negara.

Batubara menyumbang sekitar 14% pasokan energi primer nasional. Porsi

ini berada di posisi ketiga setelah minyak dan gas bumi. Khusus untuk

pembangkit listrik, pembangkit listrik dengan bahan bakar batubara menyumbang

26% dari jumlah kapasitas daya terpasang listrik nasional. Cadangan batubara

nasional pun relatif tinggi dibandingkan dengan sumber energi primer lainnya

seperti minyak dan gas bumi. Menurut data Kementerian Energi dan Sumber

25

Daya Mineral bahwa jumlah cadangan batubara nasional mencapai 19 milyar ton

sehingga diharapkan kontribusi batubara dalam memenuhi kebutuhan energi

nasional diharapkan semakin tinggi dan dapat menggantikan minyak bumi yang

memiliki cadangan relatif lebih terbatas dibandingkan batubara.

Kegiatan penambangan termasuk memiliki efek ekonomi berganda yang

tinggi. Menurut hasil kajian Price Waterhouse Coopers, kegiatan pertambangan di

Indonesia memiliki nilai penggandaan (multiplier effect) sebesar 1,6 - 1,9 kali.

Oleh sebab itu, kegiatan penambangan batubara dapat menjadi salah satu daya

dorong kegiatan ekonomi di suatu kawasan. Kegiatan pertambangan batubara dan

mineral memberikan kontribusi yang besar dalam pemberdayaan masyarakat.

Jumah total dana pemberdayaan masyarakat dari kegiatan tambang mencapai 771

milyar rupiah pada tahun 2005.

Cadangan batubara nasional sebagian besar berada di Sumatera bagian

selatan serta Kalimantan bagian timur dan selatan. Diperkirakan bahwa sekitar

39% cadangan batubara nasional berlokasi di propinsi Sumatera Selatan, 34% di

Kalimantan Timur dan 15% di Kalimatan Selatan. Lebih dari 85% batubara

nasional diperkirakan berada di ketiga propinsi ini dan sisanya berada pada

propinsi lain.

Batubara nasional memiliki kualitas beragam. Menurut data yang

dikeluarkan oleh Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), sebagian

besar dari batu bara nasional memiliki kualitas sedang dengan kandungan energi

5.000 – 6.000 kcal / kg. Sebanyak 24% batubara nasional berkualitas rendah

26

dengan kalori kurang dari 5.000 kcal. Batubara dengan kualitas tinggi dan sangat

tinggi masing masing sebesar 13 dan 1%. Kondisi kualitas batubara nasional ini

merupakan tantangan tersendiri dalam pemanfaatannya.

Ditinjau dari pelaku kegiatan penambangan batubara, sebagian besar

batubara digali oleh kontraktor perjanjian karya perusahaan pertambangan.

batubara (PKP2B). Kontraktor besar batubara dengan produksi diatas 10 juta ton

per tahun adalah Adaro, Kideco, Arutmin, Kaltim Prima Coal (KPC), Berau coal

dan Indominco. Sedangkan sisanya diproduksi oleh BUMN PT Bukit asam dan

dari kuasa pertambangan.

Indonesia merupakan negara pengekspor batubara terbesar kedua setelah

Australia. Total ekspor batubara Australia sekitar 224 juta ton atau 26,6%

sedangkan Indonesia sebesar 202 juta ton atau 22%. Cina merupakan penghasil

batubara terbesar dunia, namun bukan negara pengekspor batubara terbesar di

dunia. Ada laporan bahwa lebih dari 98% batubara Cina digunakan untuk

memenuhi kebutuhan dalam negeri. Ini sangat berbeda dengan kondisi Indonesia,

lebih dari 75% batubara yang dihasilkan dijual ke luar negeri. Kondisi ini perlu

mendapat perhatian karena Indonesia bukan negara yang sangat kaya dengan

cadangan batubara. Menurut kementerian ESDM, cadangan batubara dapat

ditambang hanya sekitar 13 milyar ton. Jumlah ini jauh dibawah Australia yang

memiliki cadangan batubara mencapai lebih dari 80 milyar ton.

27

Sisi penting dari realitas batubara nasional adalah alokasi atau penggunaan

batubara nasional. Sampai saat ini, sebagian besar batubara nasional diekspor ke

luar negeri dengan porsi terbesar ke Cina (50%) dan negara Asia lainnya.

Grafik 2.1

Komposisi jumlah ekspor dan penggunaan dalam negeri juga perlu

mendapat perhatian. Indonesia memerlukan penambahan energi untuk menopang

pertumbuhan perekonomian. Elastisitas kebutuhan energi terhadap pertumbuhan

ekonomi Indonesia masih tinggi. Ini berarti, untuk menumbuhkan perekonomian

nasional diperlukan tambahan pasokan energi yang besar. Melihat komposisi

cadangan sumber daya energi nasional, Indonesia dapat mengembangkan sektor

ini, dimana batubara dapat menjadi alternatif sumber energi selain minyak buni,

terlebih saat ini harga minyak bumi yang semakin tinggi.

28

D. Kerangka berfikir

Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telag diindentifikasi

sebagai masalah yang penting (Priandana, 2009 : 89) Penelitian ini bertujuan

untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi indeks saham syariah. Di

mana untuk mengukur indeks saham saham syariah variabel yang digunakan

adalah Jakarta Islamic Index berdasarkan data bulanan. Sedangkan indikator

makroekonomi yang digunakan adalah Kurs rupiah terhadap dollar, sedangkan

variabel harga komoditas di wakili oleh harga emas, harga batu bara dan harga

minyak kelapa sawit. Hubungan antar variabel independen dengan variabel

dependen adalah sebagai berikut.

1. Kurs USD-IDR terhadap JII

Kurs USD-IDR merupakan indikator makroekonomi yang memiliki pengaruh

terhadap kinerja korporasi dan industri secara keseluruhan. Bagi para investor,

peningkatan nilai tukar USD-IDR akan mendorong investor untuk berinvetasi

dalam bentuk valuta asing atau menjual saham dan membeli saham lain di luar

negri. bagi korporasi yang terindeks dalam JII, Kenaikan kurs mata uang akan

membawa dampak yang berbeda pada setiap perusahaan. perusahaan yang

kegiatan utamanya pada aktivitas ekspor maka akan mendapat dampak positif dari

kenaikan kurs dolar (rupiah menguat), sedangkan pada perusahaan yang

mengimpor bahan bakunya, akan akan memengaruhi pembentukan harga barang

sehingga hal tersebut akan berpengaruh langsung pada profitabilitas perusahaan.

29

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Syauqi beik (2014) menunjukkan bahwa

Kurs tidak signifikan berpengaruh terhadap JII meskipun tanda hubungan

keduannya adalah negatif. hal tersebut mengindikasikan jumlah investor asing

masih belum banyak yang berinvestasi di JII, Namun penelitian Yudhistira (2016)

menunjukkan bahwa kurs berpengaruh negatif dalam jangka pendek.

2. Harga emas terhadap JII

Emas merupakan salah satu logam mulia yang dihasilkan oleh pertambangan

di Indonesia. Peningkatan harga emas akan menyebabkan investor menjualnya

emas dan mengalihkan dananya untuk berinvestasi di pasar modal syariah. selain

itu peningkatan harga emas akan meningkatkan keuntungan perusahaan

pengahasil emas yang terindeks dalam JII. penilitian Novia (2016) harga emas

memiliki pengaruh positif terhadap JII. Ketika harga emas naik maka nilai JII

akan ikut meningkat. Hal tersebut disebabkan para investor yang memiliki emas

akan menjualnya untuk mendapatkan keuntungan dan kemudian mengalihkan

dananya untuk berinvestasi pada saham syariah di Indonesia, hal tersebut

didukung oleh penelitian Inas (2016).

3. Harga batu bara terhadap JII.

Indonesia sebagai salah satu penghasil batu bara terbesar di dunia mendorong

berdirinya korporasi yang dapat mengelola pertambangan batu bara agar lebih

professional, sehingga saat ini telah perusahaan tersebut yang terindeks dalam

30

pasar modal Indonesia termasuk dalam JII. banyaknya jumlah perusahaan

pertambangan khususnya batu bara dapat mempengaruh fluktuasi nilai JII.

Namun, masih sedikit penelitian yang menganalisis hubungan harga batu bara

terhadap JII. salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Rifan (2010)

menunjukkan batu bara memberikan pengaruh negatif yang besar terhadap JII.

Penurunan harga batu bara akan mendorong investor untuk mengalihkan dananya

kepada saham lain yang lebih menguntungkan.

4. Harga Minyak kelapa sawit terhadap JII

Kelapa sawit merupakan komoditas unggulan Indonesia yang sangat

dibutuhkan konsumsi baik global maupun domestik. Namun penelitiannya masih

sedikit, penelitian Malini & Jais (2014) menunjukkan pengaruh positif harga

minyak kelapa sawit terhadap saham syariah hal tersebut didukung oleh penelitian

Sabariah Nordin dkk (2014) di malaysia dengan studi kasus kinerja pasar modal

Malaysia. Peningkatan harga kelapa sawit akan memberikan keuntungan bagi

korporasi yang terindeks dalam JII, sehingga kemudian banyak investor

menanamkan dana ke dalam saham syariah.

E. Review Studi Terdahulu

Table 2.1

Studi Terdahulu

31

No Nama peneliti Judul Subtansi

1. Gunawan dan

Adler Haymans

Manurung/jurna

l universitas

Indonesia/2008

Pengaruh

Komoditas

terhadap

Indeks Harga

Saham

Gabungan

Penelitian ini bertujuaan Pengaruh

Komoditas terhadap Indeks Harga

Saham Gabungan. Dalam penelitian ini

melihat hubungan antara harga

komoditas dan IHSG dari dua sisi yaitu

pertama menggunakan harga yang ada

antara IHSG dan juga komoditas, serta

yang kedua dengan menggunakan retun

dari IHSG dan juga retun dari harga

komoditas. Penelitian ini menggunakan

grager causality test dan regresi linier

berganda. Adapun komoditas yang

digunakan adalah minyak

mentah,emas,perak,almunium,tembaga,

nikel,timah,dan seng. Hasil dari

penelitian adalah terdapat hubungan

positif antara pergerakan IHSG dengan

komoditas baik dari sisi harga maupun

retun. Adapun korelasi terkuat

ditunjukan oleh harga emas,perak,

tembaga, serta minyak mentah.

Sementara itu, hasil dari hasli uji

32

causality greager mendapatkan hasil

bahwa yang saling mempengaruhi

antara IHSG dengan aluminum dan

tembaga

2. Sumani, panca

wiputra dan

Christine

Winstinindah S/

Fakultas

Ekonomi,

Universitas

Katolik

Indonesia Atma

Jaya/

Manajemen &

Bisnis, Volume

11, Nomor

2/2012

Harga

Batubara

Dan Indeks

Harga Saham

Gabungan

Terhadap

Return

Saham

Perusahaan

Pertambanga

n

Penelitian ini menguji pengaruh harga

komoditas batubara dan indeks harga

saham gabungan yang menwakili

pengaruh pasar terhadap return saham

perusahaan pertambangan batubara.

Penentuan sampel dalam penelitian ini

menggunakan non probability

sampling dengan teknik purposive

sampling, yang memenuhi kriteria

sebagai perusahaan yang telah

melakukan penawaran saham ke publik

sebelum tahun 2008. Data dianalisis

menggunakan metode regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukan bahwa

harga komoditas batubara tidak

memberikan pengaruh positif yang

signifikan terhadap return saham

perusahaan pertambangan batubara.

Sementara hasil Indeks Harga Saham

33

Gabungan memberikan pengaruh yang

signifikan dan positif terhadap return

saham perusahaan pertambangan

batubara. Secara simultan kedua

variabel independen tersebut (harga

komoditas batubara dan indeks harga

saham gabungan) memiliki pengaruh

secara signifikan terhadap variabel

dependen (return saham perusahaan

pertambangan batubara). Hasil

penelitian ini sesuai dengan teori

leading indicator. teori valuasi saham

tradisional, dan teori Wealth Effect.

3. Ayu Tri Utami

dan Leo

Herlambang/

Jurnal Ekonomi

SyariahTeori

danTerapan

Vol. 3/2016

Pengaruh

Variabel

Makro

Ekonomi

Terhadap

indeks

Jakarta

Islamic Index

(JII) Periode

Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh inflasi, tingkat

suku bunga, dan nilai tukar terhadap

Jakarta Islamic Index (JII) dalam

periode januari 2010-november 2015

dengan analisis Multiple linear

regression , penelitian ini menunjukan

bahwa terdapa pengaruh negatif inflasi

terhadap JII sedangakan tingkat suku

34

Januari 2010

Hingga

November

2015

bunga dan nilai tukar memiliki

pengaruh negatif

4. Norhafiza

Nordin,

Sabariah Nordin

dan Rusmawati

Ismail/Malaysia

n Management

Journal Vol. 18,

39-52/School of

Economics/

Finance and

Banking /UUM

College of

Business/2014

The impact

of

commodity

prices,

interest rate

and exchange

rate on stock

market

performance:

an empirical

analysis from

Malaysia

Penelitian ini menguji pengaruh harga

minyak mentah, harga minyak kelapa

sawit , harga emas, tingkat suku bunga

dan exchange rate terhadap kinerja

pasar modal di Malaysia. Penelitian ini

menggunakan analisis bounds test.

Menyimpulkan bahwa terdapat

hubungan kointegrasi antara harga

komoditas dan pasar modal di

Malaysia, namun hanya harga

komoditas kelapa sawit yang signifikan

berpengaruh terhadap pasar modal.

Sementara exchange rate dan tingkat

suku bunga juga signifikan

berpengaruh terhadap pasar modal di

Malaysia.

5. Mehmet Fatih

Öztek, Nadir

Öcal/

Financial

Crises and

the Nature of

Penelitian ini memperagakan berbagai

macam hubungan antara pasar

komoditas dan pasar modal untuk

35

International

Review of

Economics and

Finance

Correlation

Between

Commodity

and Stock

Markets

menemukan korelasi asli dinamis

selama finansialisasi pasar komoditas

dan dalam akibat krisis

financial.khusunya, penelitian terhadap

tren didalam korelasi dan investigasi

dampak global dan volatilitas pasar . 2

fokus komoditas adalah komoditas

agrikulural dan logam mulia, penelitian

ini menggunakan analisis Multivariate

GARCH dengan menggunakan data

periode 4 januari 1990 -20 desember

2012, hasil dari penelitian adalah

sebuah fakta baru tren peningkatan

ditemukan terhadap komoditas

agrikultur dan kenyataan empiris

menunjukan bahwa volatilitas pasar

juga tinggi selama krisis terjadi yang

memperlihatkan hal tersbut merupakan

sumber utama dari korelasi yang tinggi

pula. Sedangkan untuk logam mulia,

volatilitas pasar berlaku aturan crusial

di dalam korelasi dinamis alami

sepanjang tren peningkatan.

36

6. Buerhan Saiti,

Azlan Ali,

Naziruddin

Abdullah dan

Sulaiman

Sajilan/

Eurasian

Journal of

Economics and

Finance/ 2014

Palm Oil

Price,

Exchange

Rate, And

Stock

Market: A

Wavelet

Analysis On

The

Malaysian

Market

Penelitian ini menginvestigasi

hubungan kausalitas antara harga

minyak kelapa sawit,exchange rate dan

kuala lumpur composite index dengan

basis data bulanan periode januari 1990

– desember 2012. Penelitian ini metode

analisis Wavelet Cross-Correlation,

penelitian ini menemukan bahwa

terjadi korelasi antara harga sama dan

nilai tukar yang memiliki kecondongan

ke kanan di dalam segala level dengan

korelasi signifikan negatif. Sedangkan

antara harga saham dan harga

komoditas, tidak ada korelasi di 4 level

pertama. Walaupaun Wavelet Cross-

Correlation memiliki kecondongan ke

kiri pada 5 level yang yang mana

menyatakan secara tidak langsung

bahwa harga saham memimpin harga

komoditas di dalam jangka panjang.

Dan juga tidak terdapat korelasi antara

nilai tukar dengan harga komoditas

7. Sylvia Pengaruh Penelitian ini bertujuan untuk melihat

37

Handiani/ E-

Journal

Graduate

Unpar/

Universitas

Katolik

Parahyangan

Bandung 2014

Harga Emas

Dunia, Harga

Minyak

Dunia dan

Nilai Tukar

Dolar

Amerika/Rup

iah Terhadap

Indeks Harga

Saham

Gabungan

Pada Periode

2008-2013

Harga Emas Dunia, Harga Minyak

Dunia dan Nilai Tukar Dolar

Amerika/Rupiah Terhadap Indeks

Harga Saham Gabungan Pada Periode

2008-2013 pengaruh Peneliatian ini

Metode penelitian yang digunakan

adalah metode penelitian deskriptif

sedangkan jenis penelitian yang

digunakan adalah penelitian kausal

komparatif. Teknik pengumpulan

sampel yang digunakan adalah

purposive sampling. Metode analisis

menggunakan analisis Regresi Linier

Berganda. Analisis Regresi Linier

Berganda didukung oleh Uji

Kecocokan Model dan Uji Asumsi

Klasik. Hasil penelitian ini adalah

Harga Emas Dunia berpengaruh secara

positif sebesar 2,724 terhadap Indeks

Harga Saham Gabungan pada periode

2008-2013, Harga Minyak Dunia

berpengaruh secara positif sebesar

16,176 terhadap Indeks Harga Saham

38

Gabungan pada periode 2008-2013,

Nilai Tukar USD/IDR berpengaruh

secara positif sebesar 0,168 terhadap

Indeks Harga Saham Gabungan pada

periode 2008-2013 dan Harga Emas

Dunia, Harga Minyak Dunia dan Nilai

Tukar USD/IDR berpengaruh secara

bersama-sama terhadap Indeks Harga

Saham Gabungan pada periode 2008 -

2013.

8. Steven Sugiarto

Lawrence

FINESTA,

Vol.1,

No.2/Program

Manajemen

Keuangan,

/Program Studi

Manajemen

/Fakultas

Ekonomi,

/Universitas

Kristen Petra/

Pengaruh

Variabel

Makro

Ekonomi dan

Harga

Komoditas

Terhadap

Indeks Harga

Saham

Gabungan Di

Indonesia

Penelitian ini dimaksudkan untuk

menguji seberapa besar pengaruh harga

minyak, inflasi, jumlah uang beredar,

suku bunga SBI dan harga emas

ANTAM terhadap pergerakan Indeks

Harga Saham Gabungan. Sampel yang

diambil dalam penelitian adalah harga

minyak WTI, inflasi, jumlah uang

beredar, suku bunga SBI, harga emas

ANTAM dan IHSG periode 2009-

2012. Metode analisis data yang

digunakan adalah dengan memakai

analisa regresi linear berganda. Dari

39

2013 hasil penelitian diperoleh bahwa secara

parsial harga minyak dan jumlah uang

beredar berpengaruh signifikan

terhadap IHSG dan secara bersama-

sama harga minyak, inflasi, jumlah

uang beredar, suku bunga SBI dan

harga emas ANTAM berpengaruh

signifikan terhadap IHSG.

9. Sabariah

Nordin,

Norhafiza

Nordin, dan

Rusmawati

Ismail / Journal

of Economics

and Behavioral

Studies Vol.

6/Universiti

Utara Malaysia

The Impact

of Palm Oil

Price on the

Malaysian

Stock Market

Performance

Penelitian ini menganalisis pengaruh

harga minyak kelapa sawit terhadap

kinerja pasar modal dengan

menggunakan analisis ARDL test

dengan studi kasus negara Malaysia

dengan periode data dari desember

1997 – September 2012, yang mana

menyimpulkan terdapat pengaruh

terhadap pasar modal Malaysia baik

secara jangka panjang maupun jangka

pendek

10. Rifki Dwi

martono/10608

1003483/jurusa

Analisis

pengaruh

harga

Tujuan penelitian ini adalah untuk

menganalisis pengaruh pergerakan

haga komoditas terhadap pergerakan

40

n

manajemen/fak

ultas ekonomi

dan ilmu

sosial/Universit

as islam negri

syarif

hidayatullah

jakarta

komoditas

dunia

terhadap

pergerakan

indeks saham

gabungan,ind

eks LQ45

dan Jakarta

Islamic index

di bursa efek

indonesia

indeks harga saham gabungan, indeks

LQ 45, dan Jakarta Islamic index di

bursa efek Indonesia. Penelitian ini

menggunakan 6 harga komoditas yaitu

minyak mentah, emas, nikel, timah,

batubara dan minyak kelapa sawit dan

data yang digunakan dalam peneliatan

ini adala data bulanan dari periode

2005-2009. Alat analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah

Vector Autoregreression (VAR). hasil

dari johansen cointegration test

menunjukan bahwa harga komoditas

dan indeks saham gabungan terdapat

hubunga kointegrasi. Berdasarkan hasil

impulse response menunjukan adanya

shock harga komoditas direspon secara

beragam oleh masing –masing indeks

saham

F. Hipotesis

Hipotesis menurut Sugioyono (2009:27) merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian. Di kataka sementara karena jawaban yang

41

diberikan baru berdasarkan teori yang relevan. Belum didasarkan pada fakta-

fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran konsep, maka

hipotesis penelitian yang dirumuskan adalah sebagai berikut:

1. H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel harga

emas, harga batu bara, harga minyak kelapa sawit dan kurs terhadap

indeks saham syariah di Indonesia dalam jangka pendek

H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel harga emas,

harga batu bara, harga minyak kelapa sawit dan kurs terhadap indeks

saham syariah di Indonesia dalam jangka pendek

2. H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel harga

emas, harga batu bara, harga minyak kelapa sawit dan kurs terhadap

indeks saham syariah di Indonesia dalam jangka panjang

H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel harga emas,

harga batu bara, harga minyak kelapa sawit dan kurs terhadap indeks

saham syariah di Indonesia dalam jangka panjang

G. Kerangka Konsep

Penelitian ini bertujuan untuk mengaanalisis pengaruh harga emas,

harga batu bara, harga minyak kelapa sawit dan Kurs USD/IDR terhadap

indeks saham Jakarta Islamic Index .

42

Grafik 2.2

Kerangka Konsep Berfikir

43

43

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan data sekunder

dari Data statistik International monetary fund dan Data statistik investing.com

dalam kurun waktu bulan Januari 2005 – Juni 2017 . Dalam penelitian ini adalah

variabel bebas (independent variable) yang terdiri dari harga batu bara (X1),

harga kelapa sawit (X2) harga emas (X3) Kurs USD/IDR (X4) Sedangkan

variabel terikat (dependent variable ) adalah Jakarta islamic index (Y)

B. Motode pengumpulan data

Penelitian ini adalah penelitian statistik deskriptif dan menggunakan data

skunder maka metode yang digunakan dalam pengumpulan data untuk melakukan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Library Reseach

Data yang digunkan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari

membaca literature, buku, artikel, jurnal dan sejenisnya yang berhubungan dengan

aspek yang diteliti sebagai upaya untuk memperoleh data yang valid.

2. Internet Research

Terkadang buku referensi atau literatur memiliki informasi yang terbatas dan

terkadang kurang relevan dengan kondisi saat ini,oleh karena itu dibutuhkan

informasi yang berasal dari website-website lembaga riset dan stakeholder

pengatur perekonomian, sehingga data yang didapatkan sesuai dengan kondisi

yang sebenarnya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

yang diperoleh dari website investing.com dan International monetary fund.

44

C. Matode Analisis Data

Pada penelitian ini akan menganalisis dan mengolah data dengan

menggunakan metode analisis Autoregressive Distributed Lag (ARDL) adalah

model yang mampu menginterpretasikan dampak jangka pendek dan jangka

panjang dari explanatory variable terhadap dependent variable. Model regresi

yang memasukkan nilai variabel yang menjelaskan nilai masa kini atau nilai masa

lalu (lag) dari variabel tak bebas sebagai salah satu variabel penjelas disebut

Autoregressive Distributed Lag (ARDL). Model ini dapat membedakan respon

jangka pendek dan jangka panjang dari variabel tak bebas terhadap satu unit

perubahan dalam nilai variabel penjelas (Gujarati,2003:24) selanjutnya untuk

mendukung hipotesis dilakukan uji Impulse Response Function (IRF) Dan

Forecast Error Variance Decomposition (FEVD). Maka ada beberapa tahapan

yang harus dilakukan yaitu pengujian pra-estimasi. Pengujian – pengujian tersebut

antara lain stasioneritas, uji lag optimum dan uji kointegrasi.

1. Uji Stasioneritas Data & Derajat Integrasi

Proses yang bersifat random atau stokastik merupakan kumpulan dari

variabel random dalam urutan waktu. Setiap data time series yang kita punyai

merupakan suatu data dari hasil proses statistik. Suatu data hasil proses random

dikatakan stasioner jika memenuhi 3 kriteria yaitu jika rata-rata dan variannya

konstan sepanjang waktu dan varian antara dua data runtut waktu hanya

tergantung dari kelambanan antara dua periode waktu tersebut. Terdapat beberapa

metode uji stasioneritas. Metode yang akhir-akhir ini banyak digunakan adalah

akar unit augmented dickey-fuller (ADF), Dalam prakteknya uji augmented

dickey-fuller (ADF) inilah yang sering digunakan untuk mendeteksi apakah data

stasioner atau tidak. Adapun formulasi uji augmented dickey-fuller (ADF) sebagai

berikut (widarjono,2009:28):

ΔYt = a0 + γYt-1+ ∑ iΔYt-1+1+ ei

Keterangan:

45

Y : variabel yang diamati

ΔYt : Yt – Yt-1

T : Trend waktu

Uji stasioneritas data dalam augmented dickey-fuller (ADF dilihat dari

nilai t-statistik yang dibandingkan dengan kritis mac-kinnon pada level 1 persen, 5

persen, atau 10 persen. Apabila nilai t-statistik augmented dickey-fuller (ADF)

lebih besar dari nilai mutlak mackinnon critical value maka data telah stasioner

pada taraf nyata yang telah ditentukan. Apabila berdasarkan hasil uji augmented

dickey-fuller (ADF) data tidak stasioner pada tingkat level maka harus dilakukan

penarikan diferensial sampai data stasioner pada tingkat first diffenrence atau

second difference. Langkah-langkah pengujian akar unit sebagai berikut:

Hipotesis Ho : data tersebut tidk stasioner pada tigkat level

Ha : data tersebut stasioner pada tingkat level

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria:

Jika augmented dickey-fuller (ADF) statistic > Mackinnon Critical Value (critical

value)

maka ho ditolak

Jika augmented dickey-fuller (ADF) statistic < Mackinnon Critical Value (Critical

Value)

maka Ha diterima

Uji akar unit ini digunakan untuk melihat apakah data yang diamati

stasioner atau tidak atau tidak.

1. Autoregressive Distributed Lag (ARDL)

Menurut pedoman penggunaan Eveiws 9 (2016), ARDL adalah metode

regresi yang memasukkan lag dari kedua variable dependen dan independen

secara bersamaan. Dengan menggunakan model ini, kita bisa menganalisis

hubungan estimasi jangka panjang yang bagus tanpa peduli apakah variabel

46

penjelasnya ataupu regresornya 1 (0) ataupun 1(1). Dalam kasus adanya hubungan

jangka panjang yang bersifat trend stationarity, dengan ARDL dapat dilakukan

detrending terhadap series dan memodelkan detrended series tersebut sebagai

distributed lag yang stasioner. (Falianty, 2003).

Bila variable-variabel yang diamati membentuk suatu himpunan variable

yang saling berkointegrasi, maka model dinamis yang cocok untuk mencari

keseimbangan jangka pendek adalah model koreksi kesalahan (Error Correction

Model/ECM). Selanjutnya, model koreksi kesalahan akan menjadimodel yang

valid bilamana variable-variabel yang berkointegrasi tersebut didukung oleh Error

Correction Term (ECT) yang signifikan negative secara statistic (Salomo, 2007)

to specific pada model. Reduksi dilakukan terhadap parameter parameter

yang tidak signifikan sehingga didapatkan estimasi yang paling sederhana

(parsimonious regression). Namun karena pada penelitian ini peneliti

menggunakan Eviews 9 yang sudah dilengkapi opsi ARDL, langkah ini sudah

otomatis diporses oleh Eviews 9 sehingga tidak perlu dilakukan secara manual

(Falianty, 2003).

Model ARDL juga bisa terdiri dari regresor deterministik lainnya dengan

fixed lag distributions. Pilihan model ARDL ini menawarkan prosedur alternatif

(seperti kriteria AIC dan SBC) untuk memilih model mana yang optimal. Makin

kecil nilai AIC akan semakin baik, sehingga penentuan spesifikiasi ordo lag

dengan kriteria ini adalah dengan memilih lag dengan nilai AIC terendah. Pada

dasarnya SBC (Schwarz Bayesian Criterion) memiliki fungsi yang sama dengan

AIC, hanya saja SBC memberikan penalti yang lebih besar untuk tambahan

koefisien (Falianty,2003).

Secara garis besar, langkah-langkah yang akan dilakukan untuk analisis

ekonometri dengan menggunakan metode ini adalah sebagai berikut :

a. Menguji stasioneritas data variabelvariabel dalam model penelitian, baik pada

tingkat level maupun tingkat first difference.

47

b. Menguji adanya kointegrasi pada Model dengan Metode Johansen

Cointegrating Test.

c. Mengestimasi model ARDL, termasuk seleksi model dan melakukan uji

diagniosa untuk menguji ada tidaknya pelanggaran asumsi-asumsi dasar

ekonometri, sebelum melanjutkan ke prosedur berikutnya

d. Mengestimasi ECM berdasarkan model ARDL terpilih.

e. Menganalisis hasil output dari estimasi ECM untuk mengetahui dinamika

jangka pendek.

f. Mengestimasi koefisien hubungan jangka panjang dariModel ARDL.

2. Penentuan Lag Optimum

Penetapan lag optimum pada model dilakukan untuk mengatahui

kombinasi lag pada model ARDL (p,q). Lag optimal dipilih berdasarkan nilai

basis Akaike Information Criterion (AIC), Schwarz Bayesian Criterion (SC), serta

Hanna Quinn Criterion (HQ). Menurut Pesaran dan Shin (1997) dalam

Zahrotunnisa (2013) ARDL-AIC dan ARDL-SC menunjukkan kemampuan yang

lebih baik dalam mayoritas eksperimen yang dilakukan. Hal ini menunjukkan

bahwa Schwarz Bayesian Criterion (SC) merupakan kriteria pemilihan model

yang konsisten ketika Akaike Information Criterion (AIC) tidak konsisten.

Penetuan lag optimum dilakukan dengan memilih nilai kriteria yang paling kecil.

3. Uji Kointegrasi

Jika fenomena stasioneritas berada pada tingkat first difference, maka

perlu dilakukan pengujian untuk melihat kemungkinan terjadinya kointegrasi.

Konsep kointegrasi pada dasarnya untuk melihat keseimbangan jangka panjang

diantara varibael – variabel yang diobesrvasi. Terkadang suatu data yang secara

individu tidak stasioner, namun ketika dihubungkan secara linier data tersebut

menjadi stasioner. Hal ini yang kemudian disebut bahwa data tersebut

terkointegrasi. (Rusdiana, 2009:29)

Regresi yang menggunakan data time series yang tidak stasioner

kemungkinan besar akan menghasilkan regresi lancung. Regresi lancung terjadi

48

jika koefisien determinasi cukup tinggi tapi hubungan antara variabel independen

dan variabel depende tidak mempunyai makna. Hal ini terjadi karena hubungan

keduanya yang merupakan data time series hanya menunjukan trend saja. Jadi

tingginya koefisien determinasi Karen trend bukan Karen hubungan antar

keduanya (Widarjono,2009:32)

Uji kointegrasi yang dilakukan adalah uji kointegrasi Johanssen bertujuan

untuk mengetahui adanya kointegrasi dilihta dari nilai trace statistic dibandingkan

dengan nilai kritis. Apabila nilai trace statistic > nilai kritis, maka dapat

disimpulakan bahwa variabel-variabel tersebut terkointegrasi.

4. Impuls Response Function (IRF)

Impuls Response Function (IRF) merupakan suatu metode analisis yang

digunakan untuk menganalisis perilaku guncangan suatu variabel terhadap

variabel tertentu. IRF menunjukkan suatu respon dari variabel dependen terhadap

guncangan dari variabel itu sendiri maupun variabel independen lainnya. Analisis

ini bertujuan untuk menganalisis dampak guncangan dalam jangka pendek dan

jangka panjang.

5. Variance Decomposition (FEVD)

Metode yang dapat dilakukan untuk melihat bagaimana perubahan suatu

variabel yang ditunjukan oleh perubahan suatu variabel yang ditunjukan oleh

perubahan error variance dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya adalah

FEVD.

FEVD merincikan ragam dari peramalan galat manjadi komponen –

komponen yang dapat dihubungkan dengan setiap varibael endogen dalam model.

Dengan persentase kuadrat prediksi galat ketahap depan dari sebuah akibat

inovasi dari dalam variabel –variabel lain maka akan dapat dilihat seberapa besar

perbedaan anatara error variance sebelum dan sesudah terjadinya shock yang

bersal dari dirinya sendiri maupun dari variabel lain. Jadi melalui FEVD dapat

diketahui secara pasti faktor-faktor yang fluktuasi dari variabel tertentu.

49

2. Model penelitian

Model yang digunakan dalam penelitian ini mengenai Signifikasi

Fluktuasi Pasar Komoditas Dunia Dan Indikator Makroekonomi Terhadap Indeks

Saham Syariah Di Indonesia. Berikut model yang digunakan dalam penelitian ini:

Table 3.1

Model penelitian Signifikasi Fluktuasi Pasar Komoditas Dunia Dan

Indikator Makroekonomi Terhadap Indeks Saham Syariah Di Indonesia

Model Penjabaran

I JII = f(Harga Batu Bara, Harga Emas, ,

Harga Minyak Kelapa Sawit, , Nilai Tukar

Rupiah Terdahap Dollar)

Model Penjabaran

Jangka

Panjang

LnJIIt= 𝑎o + ∑ 𝑎 2LnBatuBarat-1 + ∑ 𝑎

3LnEmast-1 + ∑ 𝑎 4LnCPOt-1

+

∑ 𝑎 5LnKursUSD/IDRt-1 + ut

Jangka

Pendek

∆LnJIIt= 𝑎o + ∑ 𝑎 2∆LnBatuBarat-1 + ∑ 𝑎

3∆LnEmast-1 +

∑ 𝑎 4∆LnCPOt-1

+ ∑ 𝑎

5∆LnKursUSD/IDRt-1 + 𝜗𝐸𝐶𝑇𝑡−1 + ut

3. Operasional data penelitian

a. Variabel Dependen Penelitian

Menurut Jogiyanto (2010:65) Jakarta Islamic Index (JII) merupakan

“indeks yang berisi 30 saham perusahaan yang memenuhi kriteria investasi

50

berdasarkan syariah islam”. Sudarsono (2013:24) menjelaskan bahwa “Saham-

saham yang masuk dalam indeks syariah adalah saham dari emiten yang kegiatan

usahanya tidak bertentangan dengan syariah

b. Variabel Independen Penelitian

1) Nilai Tukar Uang

Menurut FASB (Financial Accounting Standards Board), kurs adalah rasio

antara suatu unit mata uang tertentu dengan sejumlah mata uang lain yang bisa

ditukar pada waktu tertentu

2) Harga Emas

Emas adalah logam yang sangat berharga dan memilki tingkat likuiditas

yang tinggi ole karena itu emas dikatagorikan sebagai sebuah komoditas dan aset

moneter. Data harga emas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam

satuan internasional yang menyatakan berat emas yaitu troy/onz

3) Harga Minyak Kelapa Sawit

kelapa sawit merupakan tumbuhan industri penting penghasil minyak masak,

minyak industri, maupun biodiesel. Perkebunannya tersebar di Kalimantan,

Sumatra, jawa dan Sulawesi. Dan di pasar komoditas dijual dengan satuan metric

ton, karena konsumen utamanya adalah korporasi

4) Harga Batu bara

Batu bara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah

batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik. Utamanya

adalah adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembantu baraan.

Unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen, dan oksigen. Penetapan Harga

Batubara Acuan (HBA) telah diatur dalam Peraturan Direktur Jendral Mineral dan

Batubara No 515.K/32/DJB/2011. HBA sangat terpengaruh dengan kondisi

ekonomi makro, karena menjadi komoditas perdagangan internasional.

51

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Jakarta Islamic Index (JII)

Jakarta Islamic Index (JII) merupakan kelompok saham yang memenuhi

kriteria investasi syariah Islam dalam pasar modal Indonesia. Saham syariah yang

menjadi konstituen JII terdiri dari 30 saham yang merupakan saham saham syariah

paling likuid dan memiliki kapitalisasi pasar yang besar. Data yang digunakan dalam

penelitian ini merupakan nilai Jakarta Islamic Index secara keseluruhan. Selama

periode penelitian 2005-2017 , JII terus mengalami fluktuasi yang signifikan dari

waktu ke waktu yang dipengaruhi oleh kondisi perekonomian Global yang bergerak

dinamis.

Grafik. 4.1

Perkembangan JII Periode Januari 2005 - Juni 2017

Sumber : Investing.com

Berdasarkan grafik 4.1 terlihat pada tahun 2005 hingga awal 2008 nilai JII

mengalami fase perkembangan yang signifikan yaitu pada Januari 2005 nilai sebesar

0

100

200

300

400

500

600

700

800

20

05

/01

20

05

/08

20

06

/03

20

06

/10

20

07

/05

20

07

/12

20

08

/07

20

09

/02

20

09

/09

20

10

/04

20

10

/11

20

11

/06

20

12

/01

20

12

/08

20

13

/03

20

13

/10

20

14

/05

20

14

/12

20

15

/07

20

16

/02

20

16

/09

20

17

/04

20

17

/11

JII

52

Rp 174.19 meningkat nilainya menjadi Rp508.94. Namun Kemudian pada tahun

2008, nilai JII terdampak krisis global sehingga turun secara signifikan hingga

menyentuh nilai Rp 193.68 , kemudian seiring mulai membaiknya kondisi ekonomi

global tahun 2009 hingga 2017 JII mulai berkembang dengan fluktuasi yang cukup

stabil. Hal tersebut tidak lepas dari pengaruh indikator makroekonomi yang

mempengaruhi kondisi perekonomian dan harga komoditas yang mempengaruhi

kemampuan perusahaan untuk memberikan keuntungan kepada para investornya.

2. Nilai Tukar Uang USD/IDR

Nilai Kurs merupakan indikator makroekonomi yang sangat penting untuk

diperhatikan dalam perekonomian negara terbuka. Peningkatan kurs dollar terhadap

rupiah akan menurunkan minat investor untuk berinvestasi didalam negeri baik

langsung ataupun melalui pasar modal dan lebih memilih berinvestasi dalam pasar

valuta asing atau pasar modal negeri lain.

Grafik. 4.2

Rata-rata Kurs USD/IDR Periode tahun 2005 - 2017

Sumber:Investing.com

0

5000

10000

15000

20000

25000

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

KURS USD/IDR

53

Grafik 4.2. menjelaskan fluktuasi Kurs USD/IDR dari periode Januari 2005 –

Desember 2017. Pada tahun 2005 rata-rata nilai Kurs sebesar Rp9.760.917, pada

tahun berikutnya rata-rata nilai Kurs stabil dikisaran Rp9147.136 (tahun 2006) dan

Rp9.160.125 (tahun 2007). Kemudian pada tahun 2008 nilai Kurs meningkat hingga

mencapai nilai Rp.11.980. kemudian seiring kembali stabilnya perekonomian global

rata – rata nilai Kurs sebesar Rp10339.79 (2009),Rp.9075.5 (2010), Rp8758.833

(2011). kemudian nilai Kurs USD/IDR kembali meningkat pada tahun 2012 Rp

9376.917 hingga pada September 2015 nilainya mencapai Rp14.650, lalu mulai stabil

pada tahun 2016 dengan rata-rata sebesar Rp13329.54 dan kemudian meningkat pada

tahun 2017 hingga nilai tertingginya sebesar Rp. 13562.5

3. Harga Emas

Emas biasanya digunakan sebagai alat lindung nilai kekayaan apabila situasi

perekonomian sedang turun. Emas memiliki supply terbatas dan tidak mudah didapat,

sehingga sering dijadikan pilihan oleh investor yang memiliki karakteristik

menghindari resiko sebagai langkah untuk melakukan perlindungan terhadap nilai

investasinya

Grafik. 4.3

Harga Emas Periode Januari 2005 – Juni 2017

Sumber: Investing.com

0

500

1000

1500

2000

20

05

/01

20

05

/08

20

06

/03

20

06

/10

20

07

/05

20

07

/12

20

08

/07

20

09

/02

20

09

/09

20

10

/04

20

10

/11

20

11

/06

20

12

/01

20

12

/08

20

13

/03

20

13

/10

20

14

/05

20

14

/12

20

15

/07

20

16

/02

20

16

/09

20

17

/04

EMAS

54

Berdasarkan grafik 4.3 harga emas terus berfluktuasi dalam periode 2005 –

2016. Dari bulan Januari 2005 harga emas sebesar $421.8/troy ounce, terus

mengalami peningkatan yang signifikan hingga pada tahun 2008 Rata-rata harga

sebesar emas $900.5/troy ounce , namun ditahun yang sama pada Oktober harga

emas turun hingga $716.8/troy ounce. Kemudian pada periode berikutnya harga emas

terus mengalami peningkatan hingga level tertinggi pada September 2012 sebesar

$1771.1 /troy ounce. Setelah itu harga emas stabil dengan rata-rata nilai $1287.2 /

troy ounce

4. Harga Minyak Kelapa Sawit

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas unggulan yang memberikan

kontribusi penting pada pembangunan ekonomi Indonesia, khususnya pada

pengembangan agroindusri. Sejak 2006 indonesia telah menjadi produsen minyak

sawit terbesar di dunia. Bersama dengan Malaysia, Indonesia menguasai hampir 90%

produksi minyak sawit dunia (Hanafi sofyan, 200:102). Sehingga fluktuasi harga

komoditas kelapa sawit mampu memberikan pengaruhi terhadap kondisi

perekonomian Indonesia dan industri yang menggunakannya sebagai bahan baku.

Komoditas minyak kelapa sawit menjadi bahan baku yang penting baik untuk

sektor industri maupun rumah tangga. Dalam indutri, banyak perusahaan yang

bergerak dibidang pengolahan dan ekspor minyak kelapa sawit yang telah terindeks

dalam indeks saham konvensional dan syariah sedangkan dalam sektor rumah tangga,

minyak kelapa sawit digunakan dalam makanan, kosmetik hingga obat-obatan.

Sehingga apabila terjadi fluktuasi harga kelapa maka akan berdampak pada

kemampuan perusahaan agrobisnis dalam memberikan keuntungan kepada investor

dan kemampuan rumah tangga dalam mengkonsumsi bahan pokok hasil olahan

kelapa

sawit.

55

Grafik. 4.4

Perkembangan CPO Periode Januari 2005 – juni 2017

Sumber : International Monetary Fund

Grafik 4.4 mengambarkan fluktuasi harga minyak kelapa sawit atau Crude Oil

Palm. Pada tahun 2005 rata – rata harga CPO berkisar $367.6869/metric ton,

kemudian meningkat rata-rata tersebut meningkat di tahun berikutnya pada tahun

2006 sebesar $416.8142/metric ton. Dan kemudian rata-rata harga CPO terus

meningkat, namun pada November 2008 harga kelapa sawit turun hingga menyentuh

harga $433.1005/metric ton dari rata rata harga dalam periode Januari 2007- Oktober

2008 sebesar $823.2271/metric ton. Tahun-tahun berikutnya harga CPO mulai

mengalami peningkatan dengan rata-rata harga $874.3876/metric ton selama periode

Januri 2009- Desember 2012, lalu kemudian rata – rata harga CPO turun menjadi

$677.1354/metric ton dalam periode januari 2013 – desember 2016, hingga periode

Juni 2017 rata-rata harganya turun menjadi $666.0803/metric ton

5. Harga Batu bara

Batu bara adalah salah satu bahan bakar fosil yang gunakan untuk sumber energi.

Batu bara digunakan untuk energi mesin pembangkit listrik tenaga uap dibanyak

negara, selain itu terdapat indutri yang menggunakannya sebagai sumber energi

0

500

1000

1500

20

05

/01

20

05

/07

20

06

/01

20

06

/07

20

07

/01

20

07

/07

20

08

/01

20

08

/07

20

09

/01

20

09

/07

20

10

/01

20

10

/07

20

11

/01

20

11

/07

20

12

/01

20

12

/07

20

13

/01

20

13

/07

20

14

/01

20

14

/07

20

15

/01

20

15

/07

20

16

/01

20

16

/07

20

17

/01

minyak kelapa sawit

56

dalam pengolahan misalnya dalam indusri baja dan logam lainnya, hingga industri

kimia dan obat juga membutuhkan ekstraknya sebagai campuran produk. Sehingga

permintaan terhadap komoditas batu bara terus meningkat.

Grafik. 4.5

Perkembangan Batu Bara Periode Januari 2005 – Juni 2017

Sumber : International Monetary Fund

Grafik 4.5 mengambarkan fluktuasi harga batu bara selama periode 2005-

2016. Pada awal 2005 rata harga batu bara sebesar $51.0224/metric ton,kemudian

dalam Januri 2006 - Desember 2008 harga batu bara terus naik dengan rata –rata

harga sebesar $86.40246/metric ton, dengan harga tertinggi pada Juli 2008 $

192.857/metrik ton. Namun setelah itu harga batu bara turun cukup signifikan pada

tahun 2009 dengan rata-rata harga $76.97589/metric ton. Kemudian harga batu bara

dalam periode Januari 2010 – Desember 2016 kembali stabil dengan rata-rata harga

sebesar $91.04737/metric ton dengan harga tertinggi pada Januari $141.9429/metric

ton dan harga terendah pada Januari 2016 sebesar $53.37388/metric ton. Kemudian

pada tahun 2017 harga batu bara kembali meningkat hingga $91.42449/metric ton.

0

50

100

150

200

250

20

05

/01

20

05

/07

20

06

/01

20

06

/07

20

07

/01

20

07

/07

20

08

/01

20

08

/07

20

09

/01

20

09

/07

20

10

/01

20

10

/07

20

11

/01

20

11

/07

20

12

/01

20

12

/07

20

13

/01

20

13

/07

20

14

/01

20

14

/07

20

15

/01

20

15

/07

20

16

/01

20

16

/07

20

17

/01

BATU BARA

57

A. Analisis Uji Ekonometrik

1. Uji stasioneritas/ unit root test

Uji akar unit ini digunakan untuk melihat apakah data yang diamati stasioner atau

tidak. Uji stasioneritas data dalam ADF dilihat dari nilai t-statistik yang dibandingkan

dengan nilai kritis Mac-Kinnon pada level 1 persen, 5 persen, atau 10 persen. Apabila

nilai mutlak t-statistik ADF lebih besar dari nilai mutlak Mac Kinnon Critical Valus

maka data telah stasioner pada taraf nyata yang telah ditentukan. Apabila berdasarkan

hasil uji ADF data tidak stasioner pada tingkat level maka harus dilakukan penarikan

difenrensial sampai data stasioner pada tingkat first difference atau second difference

Tabel 4.1

Hasil Uji Akar Unit

Sumber data: hasil Output EViews

Berdasarkan hasil uji akar ADF menunjukan bahwa semua variabel tidak stasioner

pada tingkat level dikarenakan nilai probabilitas ADF yang didapatkan lebih dari

0.05. demikian, dilakukan lagi uji stasioner pada tingkat first difference. Dari hasil uji

t-statistic critical values 5% prob ADF

LN JII -1.944351 -2.880987  0.3113 tidak stasioner

LN KURS -0.638916 -2.880853  0.8572 tidak stasioner

LN EMAS -2.407991 -2.880853  0.1413 tidak stasioner

LN CPO -2.597498 -2.880987 0.0958 tidak stasioner

LN BATU BARA -2.217715 -2.880987  0.2010 tidak stasioner

t-statistic critical values 5% prob ADF

D(LN JII) -9.564821 -2.880987  0.0000 stasioner

D(LN KURS) -10.6625 -2.880987  0.0000 stasioner

D(LN EMAS) -13.81852 -2.880987  0.0000 stasioner

D(LN CPO) -8.08842 -2.880987  0.0000 stasioner

D(LN BATU BARA) -8.972786 -2.880987  0.0000 stasioner

1st Difference

Level

keterangan

keteranganVariabel

Variabel

58

stasioner pada tingkat first difference semua stasioner di setiap nilai kritis Mackinnon

dan nilai probabilitas ADF kurang dari 0.05.

2. Uji Lag Length Criteria

Dampak fluktuasi pasar komoditas dan indikator makro ekonomi tidak langsung

berdampak terhadap pergerakan JII tetapi memerlukan waktu atau kelambanan (lag).

Waktu yang dibutuhkan mungkin bisa 1 bulan atau bahkan hingga 12 bulan. Ketika

kita menganalisis model kelambanan, pertanyaan krusial yang muncul adalah

bagaimana menentukan panjangnya kelambanan. Berikut ini adalah uji lag leght

criteria yang menghasilkan lag optimum dari model signifikansi harga pasar

komoditas dan indikator makroekonomi terhadap pergerakan indeks JII :

Tabel 4.2

Uji Lag Length Criteria

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ 0 1082.879 NA 1.58e-13 -15.28906 -15.18449* -15.24657

1 1140.958 111.2169 9.86e-14* -15.75828* -15.13088 -15.50332*

2 1161.017 36.98691 1.06e-13 -15.68818 -14.53796 -15.22077

3 1178.934 31.76798 1.18e-13 -15.58771 -13.91466 -14.90784

4 1192.640 23.32930 1.39e-13 -15.42752 -13.23163 -14.53518

5 1212.539 32.45946 1.51e-13 -15.35516 -12.63645 -14.25037

6 1229.774 26.89185 1.71e-13 -15.24502 -12.00348 -13.92777

7 1268.006 56.94118* 1.45e-13 -15.43271 -11.66834 -13.90300

8 1291.598 33.46399 1.52e-13 -15.41274 -11.12554 -13.67057

sumber : Output Eviews

Dari tabel diatas menunjukkan hasil lag yang disarankan berbeda, terlihat

oleh kriteria, FPE, AIC, dan HQ yang menyarankan lag ke -1 sementara SC

menunjukkan lag ke-0. Sehingga digunakan lag dengan tan (*) yang paling banyak

yaitu lag ke-1.

3. Hasil Uji Kointegrasi

59

Setelah mengetahui nilai lag optimumnya, berikutnya dilakukan uji kointegrasi untuk

menganalisis hubungan jangka panjang antar variabel. Berikut ini adalah uji

kointegrasi Johansen.

60

Tabel 4.3

Uji Kointegrasi Johansen

Hypothesized Trace 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.**

None * 0.306125 173.7613 69.81889 0.0000

At most 1 * 0.273904 121.1345 47.85613 0.0000

At most 2 * 0.200739 75.04401 29.79707 0.0000

At most 3 * 0.171808 42.77829 15.49471 0.0000

At most 4 * 0.102875 15.63273 3.841466 0.0001

Hypothesized Max-Eigen 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.**

None * 0.306125 52.62681 33.87687 0.0001

At most 1 * 0.273904 46.09052 27.58434 0.0001

At most 2 * 0.200739 32.26573 21.13162 0.0009

At most 3 * 0.171808 27.14556 14.26460 0.0003

At most 4 * 0.102875 15.63273 3.841466 0.0001

Sumber: Output EViews

Dilihat dari trace statistic yang lebih besar daripada nilai 0.05 critical value. Dan

dilihat juga dari nilai probabilitas yang lebih kecil dari pada 0.05. selian itu dari uji

diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat satu persamaan linier jangka panjang yang

terkandung dalam model, antara variabel JII, kurs, CPO, batu bara, dan emas .

4. Autoregressive Distributed Lag (ARDL)

Setalah diketahui terdapat kointegrasi dan lag optimum dapat digunakan

selanjutnya dilakukan estimasi Autoregressive Distributed Lag (ARDL) untuk

menguji adanya hubungan jangka pendek dan jangka panjang dalam model dengan

lag 1. Berikut hasil data yang diolah menggunakan eviews 9.0:

61

Tabel 4.4

Uji Autoregressive Distributed Lag.

Cointegrating Form Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(DLNKURS) -1.200523 0.158347 -7.581585 0.0000

D(DLNEMAS) 0.136331 0.080395 1.695750 0.0922

D(DLNCPO) 0.109052 0.063990 1.704203 0.0906

D(DLNBATUBARA) 0.171155 0.056873 3.009399 0.0031

CointEq(-1) -0.883124 0.087528 -10.089618 0.0000 Long Run Coefficients Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. DLNKURS -0.992412 0.248945 -3.986467 0.0001

DLNEMAS 0.028282 0.140768 0.200913 0.8411

DLNCPO 0.123485 0.069846 1.767966 0.0793

DLNBATUBARA 0.015316 0.075154 0.203799 0.8388

C 0.011559 0.004662 2.479371 0.0144

R-squared 0.501853 Mean dependent var 0.009953

Adjusted R-squared 0.473182 S.D. dependent var 0.066061

S.E. of regression 0.047949 Akaike info criterion -3.178480

Sum squared resid 0.319574 Schwarz criterion -2.996217

Log likelihood 244.2075 Hannan-Quinn criter. -3.104427

F-statistic 17.50424 Durbin-Watson stat 2.029142

Prob(F-statistic) 0.000000

Berdasarkan output regresi ARDL, pengaruh indikator makroekonomi dan harga

komoditas terhadapJakarta Islamic Index dapat dinyatakan dengan persamaan berikut.

Persamaan Jangka pendek

D(DLNJII) = -1.200523154094*D(DLNKURS) + 0.136330700907*D(DLNEMAS)

+ 0.109052442986*D(DLNCPO) + 0.171154593583*D(DLNBATUBARA) -

0.883124428036

Persamaan jangka panjang

62

DLNJII = 0.01155928 -0.99241230*DLNKURS(-1) + 0.02828209*DLNEMAS(-1)

+ 0.12348480*DLNCPO(-1) + 0.01531623*DLNBATUBARA(-1)

Berdasarkan persamaan tersebut dapat diketahui bahwa :

a. hasil estimasi jangka pendek dapat dilihat bahwa CointEq/ECT sebesar -

0.883124 dengan probabilitas 0.0000 yang berarti terjadi kointegrasi dalam

model tersebut. berdasarkan nilai coefisien CointEq(-1)/ECT menunjukkan

bahwa model akan menuju keseimbangan dengan kecepatan 88.31 persen per

bulan.

b. Hasil regresi menunjukkan konstanta sebesar 0.011559 menyatakan bahwa jika

nilai Kurs, harga CPO, harga emas dan harga batu bara adalah nol, maka dapat

dikatakan bahwa dalam periode 2005-2017 indeks JII adalah sebesar 0.011559.

c. Koefisien kurs USD/IDR jangka pendek menunjukan nilai sebesar -1.200523

yang berarti jika poin indeks Kurs USD/IDR menguat 100 dan variabel lainnya

dalam model tersebut adalah nol, maka indeks JII akan turun sebesar 1.200523

dalam jangka pendek. sedangkan Koefisien kurs USD/IDR jangka panjang

menunjukan nilai -0.992412 yang berarti jika poin indeks Kurs USD/IDR

menguat 100 dan variabel lainnya dalam model tersebut adalah nol, maka indeks

JII akan turun sebesar 0.992412 dalam jangka panjang

d. Koefisien harga emas jangka pendek menunjukan nilai sebesar 0.136331 yang

berarti jika poin harga emas menguat 100 dan variabel lainnya dalam model

tersebut adalah nol, maka indeks JII akan meningkat sebesar 0.136331 dalam

jangka pendek. sedangkan Koefisien emas jangka panjang menunjukan nilai

0.028282 yang berarti jika poin harga emas menguat 100 dan variabel lainnya

dalam model tersebut adalah nol, maka indeks JII akan meningkat sebesar

0.028282 dalam jangka panjang

e. Koefisien harga emas jangka pendek menunjukan nilai sebesar 0.136331 yang

berarti jika poin harga emas menguat 100 dan variabel lainnya dalam model

tersebut adalah nol, maka indeks JII akan meningkat sebesar 0.136331 dalam

63

jangka pendek. sedangkan Koefisien emas jangka panjang menunjukan nilai

0.028282 yang berarti jika poin harga emas menguat 100 dan variabel lainnya

dalam model tersebut adalah nol, maka indeks JII akan meningkat sebesar

0.028282 dalam jangka panjang

f. Koefisien harga CPO jangka pendek menunjukan nilai sebesar 0.109052 yang

berarti jika poin harga CPO menguat 100 dan variabel lainnya dalam model

tersebut adalah nol, maka indeks JII akan meningkat sebesar 0.109052 dalam

jangka pendek. sedangkan Koefisien harga CPO jangka panjang menunjukan

nilai 0.123485 yang berarti jika poin harga CPO menguat 100 dan variabel

lainnya dalam model tersebut adalah nol, maka indeks JII akan meningkat

sebesar 0.123485 dalam jangka panjang.

g. Koefisien harga batu bara jangka pendek menunjukan nilai sebesar 0.171155

yang berarti jika poin harga batu bara menguat 100 dan variabel lainnya dalam

model tersebut adalah nol, maka indeks JII akan meningkat sebesar 0.171155

dalam jangka pendek. sedangkan Koefisien harga batu bara jangka panjang

menunjukan nilai 0.015316 yang berarti jika poin harga batu bara menguat 100

dan variabel lainnya dalam model tersebut adalah nol, maka indeks JII akan

meningkat sebesar 0.015316 dalam jangka panjang.

h. Selain itu, output di atas juga menunjukkan bahwa variabel kurs dollar terhadap

rupiah berpengaruh signifikan terhadap JII dalam jangka pendek maupun jangka

panjang yakni 0.0000 dan 0.0001 atau lebih kecil dari 0,05. Sedangkan harga

komoditas batu bara hanya singnifikan berpengaruh dalam jangka pendek yakni

0.0031 atau lebih kecil dari 0,05 semetara dalam jangka panjang harga batu bara

tidak berpengaruh yakni 0.8388 atau lebih besar 0.05, sementara harga emas

tidak berpengaruh signifikan dalam jangka pendek maupun jangka panjang yakni

0.0922 dan 0.8411 atau lebih besar dari 0.05. harga CPO tidak berpengaruh

signifikan dalam jangka pendek dan jangka panjang yakni 0.0906 dan 0.8388

atau lebih besar dari 0.05.

64

a) Koefisien Determinasi

Untuk menentukan seberapa besar prediktor dapat menjelaskan variabel

terikatnya dapat ditunjukkan dengan nilai koefisien determinasi yang diperoleh dari

nilai adjusted R square. Koefisien determinasi merupakan ukuran untuk mengetahui

kesesuaian atau ketepatan antara nilai dugaan atau garis regresi dengan data sampel

(Suharyadi : 2013, 162). Hasil nilai adjusted R square dari regresi digunakan untuk

mengetahui besarnya variabel dependen yang

dipengaruhi oleh variabel-variabel independennya. Hasil output diatas

menunjukkan bahwa variabel Jakarta Islamic Index (JII) dijelaskan sebesar 0.501853

(50,18%) oleh variabel kurs IDR-USD, harga emas, harga CPO dan harga batu bara

secara bersama-sama. Sedangkan 0,498147 (49,8%) sisanya dijelaskan oleh variabel

lain yang tidak masuk dalam model.

5. Pengujian Hipotesis

1. Uji F

Pengujian model secara simultan dengan Uji F digunakan untuk menguji

pengaruh secara simultanvariabel independen terhadap variabel dependennya atau

untuk menguji ketepatan model. Jika variabel independen memiliki pengaruh secara

simultan terhadap variabel dependen maka model persamaan regresi masuk dalam

kriteria cocok atau fit. Kriteria keputusan tersebut adalah sebagai berikut :

Apabila F hitung > F tabel atau memiliki tingkat signifikansi < 0,05 maka H0

ditolak dan Ha diterima

Apabila F hitung < F tabel atau memiliki tingkat signifikansi > 0,05 maka H0

diterima dan Ha ditolak Dari pengujian simultan diperoleh hasil output sebagai

berikut :

65

F hitung : [R2/(k-1)]/[(1- R2)/(n-3)]

F hitung : [0,47/(5-1)]/[(1-0,47)/150-3)]

F hitung : 31,75

Sementara itu, F tabel adalah 2,01. Jika F hitung > F tabel dengan demikian,

maka kita menolak H0 dan menerima Ha. Dengan kata lain secara bersama-sama

variabel independen berpengaruh signifikan secara statistik terhadap variabel

dependen. Atau dengan melihat Prob(F-statistic) sebesar 0.00000 lebih kecil dari

alpha 0.05.

2.Uji t

Uji t merupakan pengujian untuk mengukur seberapa jauh pengaruh variabel

independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kurs, harga emas, harga batu

bara dan harga CPO secara individual mampu menjelaskan variabel dependen yakni

JII. Kriteria keputusannya adalah sebagai berikut :

i. Apabila t hitung > t tabel atau memiliki tingkat signifikansi < 0,05 maka H0

ditolak dan Ha diterima

ii. Apabila t hitung < t tabel atau memiliki tingkat signifikansi > 0,05 maka H0

diterima dan Ha ditolak.

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara

parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

Berdasarkan output regresi ARDL, diketahui bahwa tidak semua variabel independen

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen JII. Pembahasan

mengenai hasil pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

66

a) Uji t terhadap variabel kurs

Dari hasil pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa variabel kurs

berpengaruh.signifikan terhadap JII dalam jangka pendek dan jangka panjang. Hal ini

dapat dilihat bahwa tingkat signifikansi < 0,05 yaitu sebesar 0.0000 dan 0.0001. Oleh

karena itu, dari hasil penelitian tersebut menolak H0 dan menerima hipotesis

alternatif (Ha) yaitu variabel kurs berpengaruh signifikan terhadap JII. Hasil

penelitian ini serupa dengan hasil penelitian oleh Majid dan Yusof (2009) bahwa kurs

berpengaruh negatif signifikan terhadap indeks saham syariah. Sementara itu, hasil

penelitian serupa juga didapatkan oleh Beik dkk (2013) dan Rjoub dkk (2009) bahwa

kurs rupiah terhadap dolar berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap JII.

Pengaruh fluktuasi kurs mata uang berpengaruh lebih dominan pada perusahaan yang

bergerak di bidang ekspor dan impor. Fluktuasi berupa depresiasi nilai tukar secara

langsung dapat mempengaruhi harga barang domestik sehingga menyebabkan

peningkatan biaya produksi suatu perusahaan. Hal ini akan menurunkan minat

investor untuk berinvestasi membeli saham perusahaan tersebut. Selain itu, hubungan

negatif yang signifikan juga dapat berarti jumlah investor asing masih mendominasi

investasi pada pasar modal Indonesia. Hal tersebut menyebabkan depresiasi nilai

tukar merupakan sentimen negatif bagi para investor untuk menarik kepemilikan

sahamnya padapasar modal Indonesia sehingga indeks saham syariah bergerak

melemah.

b) Uji t terhadap variabel harga batu bara

Dari hasil pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa variabel batu bara

berpengaruh signifikan terhadap JII dalam jangka pendek. Hal ini dapat dilihat bahwa

tingkat signifikansi < 0,05 yaitu sebesar 0.0031. Oleh karena itu, dari hasil penelitian

tersebut menolak H0 dan menerima hipotesis alternatif (Ha) yaitu variabel harga batu

bara berpengaruh signifikan terhadap JII. hal ini sejalan dengan penelitian Cisilia

Sundari yang meneliti pengaruh Harga Batubara Acuan (HBA) terhadap return saham

67

dengan profitabilitas sebagai variabel intervening pada perusahaan pertambangan

batubara di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014. Peningkatan harga batu bara

dalam jangka pendek akan meningkatkan keuntungan perusahaan pertambangan batu

bara yang terindeks dalam JII, sehingga para investor akan meningkatkan minat

investor untuk membeli saham perusahaan pertambangan batu bara. sementara harga

batu bara tidak berpangaruh dalam jangka panjang terhadap JII. Hal ini dapat dilihat

bahwa tingkat signifikansi > 0,05 yaitu sebesar 0.8388 Oleh karena itu, dari hasil

penelitian tersebut menerima H0 dan menolak hipotesis alternatif (Ha) yaitu variabel

harga batu bara tidak berpengaruh signifikan terhadap JII.

c) Uji t terhadap variabel harga CPO

Dari hasil pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa variabel harga CPO

tidak berpengaruh signifikan terhadap JII dalam jangka pendek maupun jangka

panjang. Hal ini dapat dilihat bahwa tingkat signifikansi > 0,05 yaitu sebesar 0.0906

dan 0.8388 . Oleh karena itu, dari hasil penelitian tersebut menerima H0 dan menolak

hipotesis alternatif (Ha) yaitu variabel harga CPO berpengaruh tidak signifikan

terhadap JII. hal ini berlawanan dari penelitian yang dilakukan oleh Norhafiza nordin

(2014) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara

kinerja pasar modal Malaysia dan harga minyak kelapa sawit baik secara jangka

panjang maupun jangka pendek. hal ini tersebut disebabkan oleh sedikitnya

perusahaan produsen minyak kelapa sawit yang terindeks dalam JII.

d) Uji t terhadap harga emas

Dari hasil pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa variabel harga emas

tidak berpengaruh signifikan terhadap JII dalam jangka pendek maupun jangka

panjang. Hal ini dapat dilihat bahwa tingkat signifikansi > 0,05 yaitu sebesar 0.0922

dan 0.8411. Oleh karena itu, dari hasil penelitian tersebut menerima H0 dan menolak

hipotesis alternatif (Ha) yaitu variabel harga emas berpengaruh tidak signifikan

68

terhadap JII. hal tersebut penelitian Novia (2016) harga emas memiliki pengaruh

positif terhadap JII. hal tersebut disebabkan hanya satu perusahaan emas yang

terindeks di JII, sehingga fluktuasi harga emas tidak mempengaruhi nilai JII secara

keseluruhan.

6. Impulse response function

Impulse response function (IRF) digunakan untuk melihat pegaruh kontemporer

dari sebuah variabel dependen jika mendapatkan guncangan atau inovasi dari variabel

independen sebesar satu standar deviasi. Selain itu, IRF dapat mengukur kekuatan

relative dari berbagai guncangan dan menelusuri pola dana rah transmisi guncangan

(sangidi,2014).

Variabel dikatakan merespon positif terhadap variabel lainnya jika pada grafik

uji IRF garis biru berada diatas 0.00. sementara variabel dikatakan merespon negative

jika pada grafik hasil uji IRF garis biru berada dibawah 0.00. berikut hasil uji IRF

dalam bentuk grafik:

Grafik 4.6

Hasil Impulse Response JII terhadap Shock dari fluktuasi kurs

-.02

.00

.02

.04

.06

.08

5 10 15 20 25 30 35 40 45

Response of DLNJII to DLNKURS

Response to Cholesky One S.D. Innovations

69

Dari hasil analisa IRF pada grafik 4.6 dan menunjukan bahwa respon yang

diberikan JII akibat adanya shock dari variabel Kurs adalah konsisten positif. Dari

periode awal sampai periode akhir JII merespon positif, pada periode ke dua

responnya sebesar 0.008526%. kemudian respon tersebut menurun hingga periode

ke-6 sebesar 0.002885% . dan kemudian meningkat sebesar 0.003813% dan

kemudian responnya turun kembali pada periode berikunya, hingga pada periode ke-

15 respon JII terhadap shock kurs konsisten dengan rata rata 0.0033%.

Grafik 4.7

Hasil Impulse Response JII terhadap Shock dari fluktuasi batu bara

-.02

.00

.02

.04

.06

.08

5 10 15 20 25 30 35 40 45

Response of DLNJII to DLNBATUBARA

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Dari hasil analisa IRF pada grafik 4.7 dan menunjukan bahwa respon yang

diberikan JII akibat adanya shock dari variabel batu bara adalah konsisten negatif.

pada periode periode kedua sebesar -0.015604% kemudian respon tersebut menurun

hingga periode ke empat sebesar -0.002071% dan kemudian meningkat signifikan

sebesar -0.010383%. periode selanjutnya respon JII berada pada rata-rata nilai -

0.007%.

70

Grafik 4.8

Hasil Impulse Response JII terhadap Shock dari fluktuasi emas

-.02

.00

.02

.04

.06

.08

5 10 15 20 25 30 35 40 45

Response of DLNJII to DLNEMAS

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Berdasarkan analisis IRF pada grafik 4.8 menunjukkan respon JII terhadap shock

harga emas memiliki respon yang bervariasi. Pada periode kedua respon JII sebesar -

0.002728%, kemudian periode ketiga berubah menjadi positif sebesar 0.005402%.

dinamika perubahan respon negatif menjadi positif berlanjut hingga periode ke

Sembilan sebesar -0.000371%. kemudian respon JII konsisten negatif dengan rata-

rata nilai -0.0006%.

71

Grafik 4.9

Hasil Impulse Response JII terhadap Shock dari fluktuasi CPO

-.02

.00

.02

.04

.06

.08

5 10 15 20 25 30 35 40 45

Response of DLNJII to DLNCPO

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Berdasarkan analisis IRF pada grafik 4.9 menunjukkan respon JII terhadap shock

harga CPO memiliki respon yang bervariasi. Pada periode kedua respon JII sebesar

0.003329%, kemudian periode ketiga berubah menjadi negatif sebesar -0.000563%.

dinamika perubahan respon positif menjadi negatif berlanjut hingga periode ke tujuh

sebesar -0.001661%. kemudian respon JII konsisten positif dengan rata-rata nilai

0.0005% hingga akhir periode.

7. Variance Decompotion

Setelah menganaisis perilaku dinamis melalui impulse response, selanjutnya akan

dibuat karakteristik model melalui variance decompoition. Pada bagian ini dianalisis

bagaimana varians dari suatu variabel ditentukan oleh peran dari variabel lainnya

maupun peran dari dirinya sendiri. Variance Decomposition digunakan untuk

menyusun forecast error variance suatu variabel. Variance decompotion akan

memberikan informasi mengenai proporsi dari pergerakan pengaruh shock pada

sebuah variabel terhadap shock variabel lainnya pada periode saat ini dan periode

72

yang akan dating (ajija, dkk:2011) Berikut telah disajikan tabel hasil uji Variance

decompotion.

Tabel 4.5

Hasil uji Variance decompotion pada JII

Period DLNJII DLNKURS DLNEMAS DLNCPO DLNBATUBA

RA

1 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

2 94.55073 1.183557 0.121195 0.180447 3.964068

3 93.40733 1.306912 0.530679 0.165171 4.589908

4 94.18354 1.133606 0.651860 0.242071 3.788927

5 93.70100 1.068822 0.563160 0.313599 4.353423

6 93.70220 1.030148 0.506131 0.314886 4.446637

7 93.85931 1.036786 0.485110 0.303296 4.315494

8 93.90276 1.034969 0.440539 0.283662 4.338068

9 93.95104 1.010112 0.404315 0.269874 4.364660

10 94.02276 0.989575 0.380872 0.248060 4.358732

11 94.05953 0.993076 0.354466 0.232702 4.360229

12 94.10173 0.985186 0.331891 0.219385 4.361807

berdasarkan analisa FEVD menunjukkan dinamika dari kontribusi variabel

independen mempengaruhi variabel dependen. Pada periode ke tiga kontribusi kurs,

harga emas dan harga batu bara meningkat kecuali harga CPO yang terus menurun

kontribusinya hingga akhir periode penelitian dengan nilai sebesar

0.044671%.dinamika kontribusi kurs menunjukkan secara konsisten terus menurun

hingga akhir periode penelitian dengan nilai akhir sebesar 0.881628%. kemudian,

nilai kontribusi tertingginya terjadi pada period eke tiga yakni sebesar 1.306912% .

Harga emas memiliki dinamika yang sama denga kontribusi nilai kurs yakni terjadi

penurunan kontribusi hingga akhir periode penelitian. Namun begitu, kontribusi

harga emas tertinggi terjadi pada periode ke empat sebesar 0.651860%. kemudian

periode selanjutnya terus mengalami penurunan hingga mencapai nilai sebesar

0.060753%. Berbeda dengan varians lainnya, dinamika kontribusi harga batu bara

menunjukkan kontribusi tertinggi pada periode kedua sebesar 4.589908% yang

kemudian pada periode ketiga menurun sebesar 3.788927%, selanjutnya dihingga

akhir periode penelitian kontribusi harga batu bara kosisten berada di rata nilai 4%.

73

72

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini menganalisa seberapa besar pengaruh indikator ekonomi

makro dan harga komoditas dunia sebagai variabel independen terhadap JII.

indikator ekonomi makro yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kurs

USD/IDR. Sementara harga komoditas yang digunakan adalah harga emas,

harga batu bara dan harga minyak kelapa sawit. Berdasarkan hasil analisis

data dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab IV, maka dapat

diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Variabel kurs berpengaruh negatif terhadap JII dalam jangka

pendek maupun jangka panjang. Sementara harga batu bara

berpengaruh positif dalam jangka pendek sedangkan harga emas

dan harga CPO tidak berpengaruh signifikan dalam jangka

pendek maupun jangka panjang.

2. JII menrespon positif shock yang diberikan oleh kurs dan harga

CPO sementara, respon negatif diberikan oleh harga emas dan

harga batu bara.

3. Kontribusi varians kurs, harga CPO terus menurun hingga akhir

periode, sementara kontribusi terbesar diberikan oleh harga batu

bara yang konsisten dengan kontribusi sebesar 4%.

73

B. Saran

1. Bagi pada investor yang berinvestasi dalam pasar keuangan

syariah. untuk pengambilan keputusan berinvestasi, selain

mempertimbangkan indikator makroekonomi, perlu melihat

fluktuasi harga komoditas dunia

2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas

penelitian ini dengan menambah periode penelitian dan

menambahkan variabel indikator ekonomi dan komoditas dunia

yang dapat mempengaruhi JII atau melakukan uji komperasi

dengan indeks saham syariah di negara lain.

74

DAFTAR PUSTAKA

Adiningsih, Sri dkk. 1998. Perangkat Analisis Dan Teknik Analisis Investasi

Di Pasar Modal Indonesia. Jakarta :PT Bursa Efek Indonesia

Aggarwal, R, 1992, “Gold Markets”, in: Newman, P., Milgate, M., Eatwell,

J. (eds.) The New Palgrave Dictionary of Money and Finance

(Volume 2), Basingstoke, Macmillan, pp. 257-258

Aziz Karia, Abdul, Imbarine, & Ismail Ahmad. (2013). Forecasting on

Crude Palm Oil Prices Using Artificial Intelligence Approaches.

American Journal of Operations Research, 2013, 3, 259-267. Hlm

259-267

Aziz. Abdul 2010. Manajemen Invetasi Syariah. Bandung: Alfabeta hlm.62

Bank Dunia 2010. Perkembangan, Pemicu dan Dampak Harga Komoditas:

Implikasinya terhadap Perekonomian Indonesia Ringkasan Eksekutif

Jakarta

Büyüküahin, B., Haigh, M.S. and Robe, M.A. 2010 „Commodities and

equities: ever a „market of one‟?‟, Journal of Alternative

Investments, Vol. 12, No. 3, pp.76–95

Chebbi, Tareki. 2015. The dynamic correlation between energy

commodities and Islamic stock market: analysis and forecasting.

Int. J. Trade and Global Markets, Vol. 8, No. 2. Hlm. 112-126

Coleman, A.K dan K.A Tettey. 2008. Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing.

Jakarta: Salemba

Creti, A., Joëts, M. and Mignon, V. (2013) „On the links between stock and

commodity markets‟ volatility‟, Energy Economics, Vol. 37, pp.16–

28.

75

Fahmi,Irham. 2012. Analisis Kinerja Keuangan, Bandung: Alfabeta

Geman, H. (2005) Commodities and Commodity Derivatives: Modeling and

Pricing for Agriculturals, Metals and Energy, John Wiley & Sons.

Gujarati, D. 1995, Ekonometrika dasar, Erlangga, Jakarta.

Handiani, Sylvia. 2014. Pengaruh Harga Emas Dunia, Harga Minyak

Dunia dan Nilai Tukar Dolar Amerika/Rupiah Terhadap Indeks

Harga Saham Gabungan Pada Periode 20082013. E-Journal

Graduate Unpar.

Husnan, Suad. 2009. Dasar-dasar Teori Portofolio & Analisis Sekuritas,

Edisi Keempat. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen

YKPN

Hussin, M.Y.M., Muhammad, F., Razak, A.A., Tha, G.P. and Marwan, N.

2013. „The link between gold price, oil price and Islamic stock

market: experience from Malaysia‟, Journal of Studies in Social

Sciences, Vol. 4, No. 2, pp.161–182.

Iman, Nofie, 2009, Investasi Emas, Daras Books, Jakarta

Jogiyanto. Hartono. 2010 teori Portofolio dan analisis investasi.

Yogyakarta: BPFE hlm 2005

Kewinoto, J. 2015. Analisis pengaruh harga komoditas minyak kelapa sawit

(CPO), tingkat inflasi, nilai tukar Rupiah dan volume penjualan

komoditas (CPO) terhadap harga saham pada perusahaan

penghasil kelapa sawit (CPO) yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada tahun 2008-. JOM FEKON Vol. 2 No. 1 , 3.

Kim, Hyunjoo. 2010. Dynamic Causal Linkages between the US Stock

Market and the Stock Markets of the East Asian economies. CESIS

Electronic Working Paper Series, No. 236

76

Kowanda, Dionysia. dkk. 2014 Pengaruh Bursa Saham Global, ASEAN dan

Harga Komoditas Terhadap IHSG, dan Nilai Tukar EUR/USD Vol.

25, No. 2, Hlm 79-88

Kuntjoro, dkk. 2008 Volatilitas Harga Minyak Dunia dan Dampaknya

Terhadap Kinerja Sektor Industri Pengolahan dan Makroekonomi

Indonesia. Jurnal Agro Ekonomi, Volume 29 No. 1, Mei 2011: 49

Kuntjoro, et.al. 2008. Volatilitas Harga Minyak Dunia dan Dampaknya

Terhadap Kinerja Sektor Industri Pengolahan dan Makroekonomi

Indonesia. Jurnal Agro Ekonomi, Volume 29 No. 1, Mei 2011 : 49

Lawrence, Steven Sugiarto. 2013. Pengaruh Variabel Makro Ekonomi dan

Harga Komoditas Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di

Indonesia. Finesta, 1(2): 18-23.

Madura, Jeff. 2000. Internasional Finance, 6th

edition. United States of

America Sounth Western Publishing

Mahisya, Feisal Errick. 2004. Analisis Permintaan Ekspor CPO Indonesia:

Suatu Pendekatan Error Correction Model. Skripsi. Departemen

Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian

Bogor. Bogor.

Mangoensoekarjo, S dan A.T. Tojib. 2000. Manajemen Budidaya Kelapa

Sawit, Hal. 2 ± 317. Dalam: Mangoensoekarjo, S Dan H. Semangun,

(Eds.). Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press

Mankiw, N. Gregory, 2000, Teori Makroekonomi, Edisi ke-4, Jakarta:

Penerbit Erlangga.

Manurung, Haymas. 2008.Pengaruh komoditas terhadap Indeks Harga

Saham Gabungan. Junrnal Universitas Indoneia,

77

Martono, Rifan Dwi. 2010. Analisis Pengaruh Harga Komoditas Dunia

Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG),

Indeks LQ45 dan Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek

Indonesia (BEI) . Skripsi S-1 Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah, Jakarta.

May, Z, & Amaran, M. H. (2011). Automated Oil Palm Fruit Grading

System using Artificial Intelligence. International Journal of Video

& Image Processing and Network Security IJVIPNS-IJENS Vol: 11

No: 03. Hlm 30-35.

Miranti, Ermina. 2000 Prospek Industri Batubara di Indonesia, Economic

Review No. 124.

Mirza, Vejzagic dan Hashem, Zarafat. 2013. Relationship between

Macroeconomic Variables and Stock Market Index: Co-Integration

Evidence from FTSE Bursa Malaysia Hijrah Shariah Index.

Mishkin, Frederic. 2008. Ekonomi Uang, Perbankan dan Pasar Keuangan,

Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat

Nachrowi, D. Nahcrowi, Usman, Hardius. 2006. Ekonometrika.Untuk

analisis Ekonomi dan keuangan Jakarta : lembaga penerbit Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia.

Oktavia, Ana. 2007. Analisis pengaruh nilai tukar Rupiah/US$ dan tingkat

suku bunga SBI terhadap indeks harga saham gabungan di buersa

efek Indonesia, Skripsi Universitas Negeri Semarang

Owlarafe O K and Arumughan C 2007 Technology capability of palm oil

mills under the Contract growers scheme in India Agricultural

Engineering International : the CIGR Ejournal. Manuscript MES

07003 Vol IX.

78

Öztek. Mehmet Fatih , Öcal. Nadir 2016 Financial Crises and the Nature of

Correlation Between Commodity and Stock Markets. International

Review of Economics and Finance

Pakasi, Alfred. 2008 Commodity online trading in futures & options, PT

Elex Media Komputindo Jakarta

Pesaran, M., & Shin, Y. (Eds.), 1999, An Autoregressive Distributed Lag

Modeling Approach to Cointegration Analysis in S. Strom,

Econometrics and Economic Theory in the 20th Century: The

Ragnar Frisch centennial Symposium, Cambridge: Cambridge

University Press.

Prahastuti, Indah. 2000. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Perdagangan Minyak Sawit (CPO) serta Keterkaitan Pasar CPO

dan Minyak Goreng Sawit di Indonesia. Skripsi. Jurusan Sosial

Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Bogor.

Pratama, Yogi Citra. 2012. Pengaruh Indeks Regional Terhadap JII Jurnal

Etikom

Puteri, Eka Intan K, Sri Hartoyo, Heny K Daryanto, Amzul Rifin,

Widyastutik. 2006. Kebijakan Pungutan Ekspor Crude Palm Oil

(CPO). Lembaga Penelitian dan Pembedayaan Masyarakat Institut

Pertanian Bogor (LP2M ± IPB) dan Badan Pengkajian Ekonomi

Keuangan dan Kerjasama Internasional (BAPEKKI). Departemen

Keuangan RI. Jakarta

QuangDo, Giam. 2008. Cointegration and Causality Among Internasional

Gold and ASEAN Emerging Stock market, Journal of Chiangmai

University

79

Rivai, veithzal dkk., 2013. Commercial bank management: Manajemen

perbankan dari teori ke praktik. Edisi 1. Cetakan 1 jakarta rajawali

pres.

Robert, Ang. 1992 Buku pintar : Pasar Modal Indonesia, Firs Edition

Rodoni,, Ahmad. 2008. Modul Intitusi Depositori dan Pasar Modal,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Rusbariandi, Septian Prima dkk. 2012.Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi,

Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia dan Kurs Rupiah

Terhadap Pergerakan Jakarta Islamic Index di Bursa Efek

Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Forum Bisnis & Keuangan I

hal.724-740

Saiti, Buerhan dkk . 2014. Palm Oil Price, Exchange Rate, And Stock

Market: A Wavelet Analysis On The Malaysian Market. Eurasian

Journal of Economics and Finance, 2(1), , Hlm. 13-27

Samsul, Mohammad. 2008. Pasar Modal Dan Manajemen Portofolio.

Jakarta : Erlangga

Sek. Siok Kun 2017 Impact of oil price changes on domestic price inflation

at disaggregated levels: Evidence from linear and nonlinear ARDL

modeling. Energy.

Sitinjak, E L M, & Kurniasari, W. 2003. Indikator indikator pasar saham

dan pasar uang yang saling berkaitan ditinjau dari pasar saham

sedang bullish dan bearish. Jurnal riset ekonomi dan manajemen,

Sitinjak, E. L. 2003. Indikatorindikator pasar saham dan pasar uang yang

saling berkaitan ditinjau dari pasar saham sedang bullish dan

bearish. Jurnal riset ekonomi dan manajemen, 3

Sofyan Dr Hanafi. 2000 Perdagangan berjangka dan ekspor Indonesia. PT

elex media komputindo

80

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif,dan R&D.

Bandung: Alfabeta

Sumani. Dkk. 2012 Harga Batubara Dan Indeks Harga Saham Gabungan

Terhadap Return Saham Perusahaan Pertambangan Manajemen &

Bisnis, Volume 11, Nomor 2 hlm.

Sunariyah. 2006. Pengantar pengetahuan pasar modal, edisi kelima.

Yogyakarta UPP STIM YKPN

Sundari. Cisilia. 2015. Pengaruh Harga Batubara Acuan (HBA) Terhadap

Return Saham Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Intervening

Pada Perusahaan Tambang Batubara Di BEI “TRANSFORMASI

Jurnal Informasi & Pengembangan Iptek” (STMIK BINA PATRIA)

Tursoy . Turgut, Faisal Faisal. 2017. The impact of gold and crude oil prices

on stock market in Turkey :Empirical evidences from ARDL bounds

test and combined cointegration Resources Policy

Utami, M & Rahayu, M. 2003. Peranan profitabilitas, suku bunga, inflasi

dan nilai tukar dalam mempengaruhi pasar modal Indonesia selama

krisis ekonomi. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, 123-131

Utoyo, Ndari Novita & Riduwan, Akhmad (2016) Pengaruh Tingkat Inflasi,

Suku Bunga, Harga Emas Dunia, Dan Kurs Rupiah Pada JII. Jurnal

Ilmu dan Akuntansi Vol 5,Nomor 8.

Widarjono, Agus. Ekonometrika teori dan aplikasi ekonisia fakultas

ekonomi UII Yogyakarta. Edisi kedua 2007

Willy.,2013.Pengaruh Harga Minyak Mentah, GasBumi, Batubara, Emas,

Timah, Interest rate Terhadap Indeks Harga Saham Sektor

Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia. Bandung: Universitas

Padjajaran. Journal of Management and Collaboration,Vol 1, No 6,

39-61.

81

Witjaksono, A. A. 2010. Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Harga

Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah, Indeks Nikkei 225,

dan Indeks Dow Jones Terhadap IHSG. Karisma, VOL. 5 (2): 63-72

Yahya, Fidlizan F. dan Salwah. 2012. Macroeconomic Variables and

Malaysian Islamic Stock Market: A Time Series Analysis.

www.ditjenbun.pertanian.go.id diakses pada 5 April 2017

www.goldfixing.com diakses pada 14 April 2017

www.imf.org diakses pada 7 Septermber 2017

www.intracen.org diakses pada 29 September 2017

www.Investing.com diakses pada 15 Oktober 2017

www.investopedia.com diakses pada 28 Oktober 2017

www.investopedia.com diakses pada 23 November 2017

82

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. DATA PENELITIAN

JII CPO

BATU

BARA EMAS kurs USD-IDR

Jan-05 174.19 346.63158 56.833929 421.8 9165

Feb-05 171.83 347.56579 53.461607 436.5 9264.5

Mar-05 169.33 374.82838 54.5625 428.7 9471

Apr-05 161 375.84211 54.910714 435 9570

May-05 178.2 370.15789 54.977679 416.3 9518

Jun-05 187.88 369.64115 54.642857 435.9 9760

Jul-05 198.24 369.6016 54.535714 429.9 9805

Aug-05 178.26 360.30257 50.690747 433.8 10300

Sep-05 183.73 369.98452 48.321429 469 10300

Oct-05 181.42 382.81736 44.528061 465.1 10122.5

Nov-05 188.84 375.96592 40.641234 494.6 10025

Dec-05 199.75 368.90389 41.689286 517.1 9830

Jan-06 215.36 377.91906 45.642857 570.8 9370

Feb-06 218.26 390.63343 50.919643 561.6 9182.5

Mar-06 233.82 383.35784 53.212733 581.8 9087

Apr-06 260.19 386.41329 56.470238 651.8 8785

May-06 237.24 394.51982 56.721939 642.5 9255

Jun-06 233.27 386.18219 54.910714 613.5 9263

Jul-06 239.3 404.02429 56.954082 634.2 9095

Aug-06 251.35 434.48053 55.633929 625.9 9117

Sep-06 263.5 416.93754 51.887755 598.6 9205

Oct-06 268.99 422.32091 47.690747 604.1 9094

Nov-06 295.48 476.74304 48.214286 646.9 9165

Dec-06 311.28 528.23818 54.510338 635.2 8993.5

Jan-07 296.96 550.7845 55.762987 652 9100

Feb-07 294.06 553.75251 56.00625 669.4 9131.5

Mar-07 315.25 566.38811 56.924513 663 9120

Apr-07 344.96 645.40732 58.051692 680.5 9088

May-07 345.58 740.63338 58.456633 661 8827

Jun-07 356.85 748.43345 63.15051 648.1 9035

Jul-07 388.63 764.47032 72.793831 666.9 9225

Aug-07 368.15 729.56446 74.834416 673 9390

Sep-07 399.75 745.17998 73.553571 742.8 9145

Oct-07 463.06 824.06896 79.509317 792 9097.5

Nov-07 483.96 877.33801 93.116883 782.2 9370

Dec-07 493.01 883.44776 98.909774 834.9 9392.5

Jan-08 476.97 987.02022 98.486201 922.7 9246.5

Feb-08 508.94 1109.4977 141.88776 972.1 9065

Mar-08 448.42 1146.859 137.76316 916.2 9215

Apr-08 428.09 1083.4769 131.73701 862.8 9222

May-08 441.66 1086.8332 143.07589 887.3 9315

Jun-08 430.29 1096.3874 166.9898 926.2 9220

83

Jul-08 387.81 1026.2455 195.18634 913.9 9095

Aug-08 356.1 791.76942 173.30357 829.3 9150

Sep-08 286.39 667.04349 164.49838 874.2 9415

Oct-08 193.68 486.39556 119.36646 716.8 10900

Nov-08 195.69 433.10053 101.38232 816.2 12025

Dec-08 216.19 440.38161 82.608673 883.6 10900

Jan-09 213.63 522.14841 85.561735 927.3 11380

Feb-09 214.12 529.40382 80.822679 941.5 11980

Mar-09 236.79 557.20599 65.45211 922.6 11555

Apr-09 279.87 693.2124 66.270536 890.7 10585

May-09 307.14 772.38505 67.015038 978.8 10290

Jun-09 321.46 690.81842 75.813312 927.1 10207.5

Jul-09 385.22 601.95015 77.620342 953.7 9925

Aug-09 380.65 686.79028 77.882143 951.7 10080

Sep-09 401.53 636.41986 73.149351 1008 9645

Oct-09 383.67 636.55778 75.703734 1039.7 9550

Nov-09 397.89 674.32996 82.265306 1181.1 9455

Dec-09 417.18 727.59866 86.359694 1095.2 9425

Jan-10 427.68 742.00387 100.14375 1083 9350

Feb-10 413.73 754.31851 98.158929 1118.3 9337

Mar-10 443.67 793.90114 100.09938 1113.3 9090

Apr-10 474.8 798.53325 104.9625 1180.1 9012.5

May-10 444.6 775.56624 107.93515 1212.2 9175

Jun-10 460.26 764.90933 104.48377 1245.5 9060

Jul-10 483.32 774.50117 102.86153 1181.7 8940

Aug-10 473.79 865.22933 96.846939 1248.3 9035

Sep-10 526.52 884.89304 100.11721 1307.8 8925

Oct-10 540.29 935.21766 103.20714 1357.1 8937.5

Nov-10 508.78 1059.0098 112.58377 1385 9034

Dec-10 532.9 1171.2159 123.78571 1421.1 9010

Jan-11 477.51 1238.5718 140.99357 1333.8 9048

Feb-11 496.87 1248.5526 134.62446 1409.3 8821.5

Mar-11 514.92 1142.2312 135.97127 1438.9 8707.5

Apr-11 528.76 1123.7868 131.5256 1556 8564

May-11 531.38 1143.4362 127.96286 1535.9 8535.5

Jun-11 536.04 1075.9084 128.36201 1502.3 8576.5

Jul-11 567.12 1033.5723 128.98929 1628.3 8500

Aug-11 529.16 1047.5117 127.46201 1828.5 8533

Sep-11 492.3 995.17882 130.56185 1620.4 8790

Oct-11 530.19 914.43742 127.91276 1724.2 8852.5

Nov-11 520.49 985.76647 122.74529 1745.5 9110

Dec-11 537.03 969.07252 118.17643 1565.8 9067.5

Jan-12 562.53 1020.5356 123.08571 1737.8 8990

Feb-12 566.75 1047.6885 124.96684 1709.9 9020

Mar-12 584.06 1105.7419 114.15097 1669.3 9144

Apr-12 575.09 1157.4485 110.35376 1663.4 9190.5

May-12 525.05 1031.1244 103.81948 1562.6 9400

Jun-12 544.19 927.62764 92.754699 1603.5 9392.5

Jul-12 573.73 952.53914 91.364123 1610.5 9445

Aug-12 569.93 930.61444 93.456331 1684.6 9535

Sep-12 600.84 879.53398 93.181607 1771.1 9570

84

Oct-12 619.27 768.09064 86.885404 1717.5 9605

Nov-12 588.78 743.12978 87.219643 1710.9 9593.5

Dec-12 594.79 713.93612 96.076128 1674.8 9637.5

Jan-13 604.61 776.5406 96.95211 1660.6 9697.5

Feb-13 645.22 792.38025 100.34732 1577.7 9663.5

Mar-13 660.34 771.8709 97.316786 1594.8 9717.5

Apr-13 682.69 756.4613 93.233163 1472.2 9722.5

May-13 676.58 763.38146 93.12602 1392.6 9795

Jun-13 660.16 763.0436 89.642679 1223.8 9925

Jul-13 623.75 729.85748 82.22236 1312.4 10277.5

Aug-13 592 722.83532 82.221429 1396.1 10920

Sep-13 585.59 725.79698 83.295918 1326.5 11580

Oct-13 615.71 762.62088 85.443634 1323.6 11272.5

Nov-13 579.87 810.30067 88.363265 1250.6 11962.5

Dec-13 585.11 795.27481 89.444464 1201.9 12170

Jan-14 602.87 769.33728 87.973539 1240.1 12210

Feb-14 626.86 811.20467 83.027679 1321.4 11609

Mar-14 640.41 860.51868 79.753061 1283.4 11360

Apr-14 647.67 825.32497 78.520714 1295.6 11561.5

May-14 656.83 800.28734 78.834643 1245.6 11675

Jun-14 655 758.47194 77.348469 1321.8 11855

Jul-14 690.4 752.88519 74.038043 1281.3 11577.5

Aug-14 691.13 677.86216 74.248393 1285.8 11690

Sep-14 687.62 656.98308 71.525649 1210.5 12185

Oct-14 670.44 673.08656 68.984627 1171.1 12085

Nov-14 683.01 662.40297 67.330714 1175.2 12204

Dec-14 691.04 624.5355 67.162245 1183.9 12385

Jan-15 706.68 641.59723 64.716327 1278.5 12667.5

Feb-15 722.1 634.37813 70.659107 1212.6 12925

Mar-15 728.2 607.65487 68.344968 1183.1 13075

Apr-15 664.8 591.78792 61.197857 1182.4 12962.5

May-15 698.07 601.39654 65.671241 1189.4 13224

Jun-15 656.99 606.40449 63.104708 1171.5 13332.5

Jul-15 641.97 575.68213 64.48323 1094.9 13527.5

Aug-15 598.28 484.67759 63.393214 1131.6 14050

Sep-15 556.09 483.48731 61.765422 1115.5 14650

Oct-15 586.1 530.24664 57.330682 1141.5 13687.5

Nov-15 579.8 503.16362 55.778061 1065.8 13835

Dec-15 603.35 520.60257 55.865816 1060.3 13787.5

Jan-16 612.75 531.61944 53.428929 1116.4 13775

Feb-16 641.86 595.90068 53.781633 1233.9 13372

Mar-16 652.69 633.06778 55.435204 1234.2 13260

Apr-16 653.26 680.37549 54.658673 1289.2 13185

May-16 648.85 644.56479 54.527143 1214.8 13660

Jun-16 694.34 618.45303 56.228571 1318.4 13212.5

Jul-16 726.61 584.19013 64.418367 1349 13098.5

Aug-16 746.87 664.37712 71.326948 1306.9 13267.5

Sep-16 739.69 692.40666 76.373864 1313.3 13051

Oct-16 739.91 651.44864 96.239796 1271.5 13048

Nov-16 682.71 669.99759 111.42808 1170.8 13552.5

Dec-16 694.13 711.75624 93.134464 1150 13472.5

85

Jan-17 689.32 726.48856 91.42449 1214.5 13352

Feb-17 698.08 706.7936 85.969286 1260.2 13336

Mar-17 718.35 663.29952 86.333851 1254.5 13325.5

Apr-17 738.19 623.20766 90.110714 1271.7 13329

May-17 733.69 655.51062 80.118367 1282.5 13322.5

Jun-17 749.6 621.18159 85.673377 1249.6 13327.5

2. Uji Stasioneritas JII (Level)

Null Hypothesis: LNJII has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=13) t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.944351 0.3113

Test critical values: 1% level -3.474874

5% level -2.880987

10% level -2.577219

3. Uji Stasioneritas JII (1 difference)

Null Hypothesis: D(LNJII) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=13) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -9.564821 0.0000

Test critical values: 1% level -3.474874

5% level -2.880987

10% level -2.577219

4. Uji Stasioneritas Kurs (level)

Null Hypothesis: LNKURS has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=13) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -0.638916 0.8572

Test critical values: 1% level -3.474567

5% level -2.880853

10% level -2.577147

86

5. Uji Stasioneritas kurs (1 difference)

Null Hypothesis: D(LNKURS) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=13) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -10.66250 0.0000

Test critical values: 1% level -3.474874

5% level -2.880987

10% level -2.577219

6. Uji Stasioneritas emas (Level)

Null Hypothesis: LNEMAS has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=13) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.407991 0.1413

Test critical values: 1% level -3.474567

5% level -2.880853

10% level -2.577147

7. Uji Stasioneritas emas (1 difference)

Null Hypothesis: D(LNEMAS) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=13) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -13.81852 0.0000

Test critical values: 1% level -3.474874

5% level -2.880987

10% level -2.577219

87

8. Uji Stasioneritas CPO (Level)

Null Hypothesis: LNCPO has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=13) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.597498 0.0958

Test critical values: 1% level -3.474874

5% level -2.880987

10% level -2.577219

9. Uji Stasioneritas CPO (1 difference)

Null Hypothesis: D(LNCPO) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=13)

t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -8.088420 0.0000

Test critical values: 1% level -3.474874

5% level -2.880987

10% level -2.577219

10. Uji Stasioneritas Batu bara (Level)

Null Hypothesis: LNBATUBARA has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=13)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.217715 0.2010

Test critical values: 1% level -3.474874

5% level -2.880987

10% level -2.577219

11. Uji Stasioneritas Batu bara (1 difference)

Null Hypothesis: D(LNBATUBARA) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=13)

t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -8.972786 0.0000

Test critical values: 1% level -3.474874

5% level -2.880987

10% level -2.577219

88

12. Uji Normalitas

0

4

8

12

16

20

-0.15 -0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10 0.15

Series: Residuals

Sample 2005M03 2017M06

Observations 148

Mean 0.007819

Median 0.011430

Maximum 0.180223

Minimum -0.163366

Std. Dev. 0.046765

Skewness -0.310063

Kurtosis 4.525429

Jarque-Bera 16.72085

Probability 0.000234

13. Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 0.125384 Prob. F(2,138) 0.8823

Obs*R-squared 0.000000 Prob. Chi-Square(2) 1.0000

14. Uji Multikolinieritas

DLNJII DLNKURS DLNEMAS DLNCPO DLNBATUBAR

A DLNJII 0.004309 -0.001142 0.001285 0.001863 0.001250

DLNKURS -0.001142 0.000781 -0.000460 -0.000734 -0.000310

DLNEMAS 0.001285 -0.000460 0.002911 0.000918 0.000340

DLNCPO 0.001863 -0.000734 0.000918 0.005390 0.001733 DLNBATUBAR

A 0.001250 -0.000310 0.000340 0.001733 0.006399

15. Uji heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: White F-statistic 3.779421 Prob. F(36,111) 0.0000

Obs*R-squared 81.50581 Prob. Chi-Square(36) 0.0000

Scaled explained SS 118.3233 Prob. Chi-Square(36) 0.0000

16. Uji Lag Criteria Lag LogL LR FPE AIC SC HQ 0 1082.879 NA 1.58e-13 -15.28906 -15.18449* -15.24657

1 1140.958 111.2169 9.86e-14* -15.75828* -15.13088 -15.50332*

2 1161.017 36.98691 1.06e-13 -15.68818 -14.53796 -15.22077

3 1178.934 31.76798 1.18e-13 -15.58771 -13.91466 -14.90784

4 1192.640 23.32930 1.39e-13 -15.42752 -13.23163 -14.53518

5 1212.539 32.45946 1.51e-13 -15.35516 -12.63645 -14.25037

6 1229.774 26.89185 1.71e-13 -15.24502 -12.00348 -13.92777

89

7 1268.006 56.94118* 1.45e-13 -15.43271 -11.66834 -13.90300

8 1291.598 33.46399 1.52e-13 -15.41274 -11.12554 -13.67057

17. Uji Kointegrasi Hypothesized Trace 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.306125 173.7613 69.81889 0.0000

At most 1 * 0.273904 121.1345 47.85613 0.0000

At most 2 * 0.200739 75.04401 29.79707 0.0000

At most 3 * 0.171808 42.77829 15.49471 0.0000

At most 4 * 0.102875 15.63273 3.841466 0.0001 Hypothesized Max-Eigen 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.306125 52.62681 33.87687 0.0001

At most 1 * 0.273904 46.09052 27.58434 0.0001

At most 2 * 0.200739 32.26573 21.13162 0.0009

At most 3 * 0.171808 27.14556 14.26460 0.0003

At most 4 * 0.102875 15.63273 3.841466 0.0001

18. Uji ARDL

Cointegrating Form Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(DLNKURS) -1.200523 0.158347 -7.581585 0.0000

D(DLNEMAS) 0.136331 0.080395 1.695750 0.0922

D(DLNCPO) 0.109052 0.063990 1.704203 0.0906

D(DLNBATUBARA) 0.171155 0.056873 3.009399 0.0031

CointEq(-1) -0.883124 0.087528 -10.089618 0.0000 Cointeq = DLNJII - (-0.9924*DLNKURS + 0.0283*DLNEMAS + 0.1235

*DLNCPO + 0.0153*DLNBATUBARA + 0.0116 ) Long Run Coefficients Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. DLNKURS -0.992412 0.248945 -3.986467 0.0001

DLNEMAS 0.028282 0.140768 0.200913 0.8411

DLNCPO 0.123485 0.069846 1.767966 0.0793

DLNBATUBARA 0.015316 0.075154 0.203799 0.8388

C 0.011559 0.004662 2.479371 0.0144

90

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.* DLNJII(-1) 0.116876 0.087528 1.335293 0.1840

DLNKURS -1.200523 0.158347 -7.581585 0.0000

DLNKURS(-1) 0.324100 0.186927 1.733834 0.0852

DLNEMAS 0.136331 0.080395 1.695750 0.0922

DLNEMAS(-1) -0.111354 0.080810 -1.377981 0.1704

DLNCPO 0.109052 0.063990 1.704203 0.0906

DLNBATUBARA 0.171155 0.056873 3.009399 0.0031

DLNBATUBARA(-1) -0.157628 0.053514 -2.945553 0.0038

C 0.010208 0.004225 2.416295 0.0170 R-squared 0.501853 Mean dependent var 0.009953

Adjusted R-squared 0.473182 S.D. dependent var 0.066061

S.E. of regression 0.047949 Akaike info criterion -3.178480

Sum squared resid 0.319574 Schwarz criterion -2.996217

Log likelihood 244.2075 Hannan-Quinn criter. -3.104427

F-statistic 17.50424 Durbin-Watson stat 2.029142

Prob(F-statistic) 0.000000

19. Uji IRF

Period DLNJII DLNKURS DLNEMAS DLNCPO DLNBATUBA

RA 1 0.069592 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

2 0.031052 0.008526 -0.002728 0.003329 -0.015604

3 0.025292 0.004184 0.005402 -0.000563 -0.008563

4 0.039172 0.002421 -0.004314 -0.003019 -0.002071

5 0.035354 0.003039 -0.000491 0.003222 -0.010383

6 0.033227 0.002885 0.000587 0.001959 -0.007847

7 0.035596 0.003813 -0.002035 -0.001661 -0.006557

8 0.034373 0.003569 9.05E-05 0.001061 -0.007558

9 0.034416 0.003046 -0.000371 0.001227 -0.007638

10 0.035238 0.003147 -0.001225 6.78E-05 -0.007496

11 0.034426 0.003608 -0.000415 0.000658 -0.007410

12 0.034554 0.003324 -0.000500 0.000667 -0.007435

13 0.034938 0.003155 -0.000783 0.000475 -0.007489

14 0.034613 0.003425 -0.000619 0.000641 -0.007505

15 0.034628 0.003358 -0.000594 0.000572 -0.007442

16 0.034767 0.003266 -0.000657 0.000534 -0.007447

17 0.034680 0.003349 -0.000638 0.000611 -0.007495

18 0.034674 0.003338 -0.000629 0.000578 -0.007467

19 0.034711 0.003313 -0.000639 0.000555 -0.007454

20 0.034691 0.003333 -0.000634 0.000587 -0.007475

21 0.034690 0.003329 -0.000635 0.000580 -0.007470

22 0.034699 0.003324 -0.000638 0.000569 -0.007464

23 0.034692 0.003330 -0.000634 0.000578 -0.007469

24 0.034693 0.003327 -0.000635 0.000578 -0.007469

25 0.034696 0.003326 -0.000637 0.000574 -0.007467

26 0.034693 0.003328 -0.000635 0.000576 -0.007468

27 0.034694 0.003328 -0.000635 0.000576 -0.007468

28 0.034695 0.003327 -0.000636 0.000575 -0.007468

29 0.034694 0.003328 -0.000636 0.000576 -0.007468

91

30 0.034694 0.003328 -0.000635 0.000576 -0.007468

31 0.034694 0.003327 -0.000636 0.000576 -0.007468

32 0.034694 0.003327 -0.000636 0.000576 -0.007468

33 0.034694 0.003327 -0.000636 0.000576 -0.007468

34 0.034694 0.003327 -0.000636 0.000576 -0.007468

35 0.034694 0.003327 -0.000636 0.000576 -0.007468

36 0.034694 0.003327 -0.000636 0.000576 -0.007468

37 0.034694 0.003327 -0.000636 0.000576 -0.007468

38 0.034694 0.003327 -0.000636 0.000576 -0.007468

39 0.034694 0.003327 -0.000636 0.000576 -0.007468

40 0.034694 0.003327 -0.000636 0.000576 -0.007468

41 0.034694 0.003327 -0.000636 0.000576 -0.007468

42 0.034694 0.003327 -0.000636 0.000576 -0.007468

43 0.034694 0.003327 -0.000636 0.000576 -0.007468

44 0.034694 0.003327 -0.000636 0.000576 -0.007468

45 0.034694 0.003327 -0.000636 0.000576 -0.007468

46 0.034694 0.003327 -0.000636 0.000576 -0.007468

47 0.034694 0.003327 -0.000636 0.000576 -0.007468

48 0.034694 0.003327 -0.000636 0.000576 -0.007468

49 0.034694 0.003327 -0.000636 0.000576 -0.007468

50 0.034694 0.003327 -0.000636 0.000576 -0.007468

51 0.034694 0.003327 -0.000636 0.000576 -0.007468

52 0.034694 0.003327 -0.000636 0.000576 -0.007468

53 0.034694 0.003327 -0.000636 0.000576 -0.007468

54 0.034694 0.003327 -0.000636 0.000576 -0.007468

55 0.034694 0.003327 -0.000636 0.000576 -0.007468

56 0.034694 0.003327 -0.000636 0.000576 -0.007468

57 0.034694 0.003327 -0.000636 0.000576 -0.007468

58 0.034694 0.003327 -0.000636 0.000576 -0.007468

59 0.034694 0.003327 -0.000636 0.000576 -0.007468

60 0.034694 0.003327 -0.000636 0.000576 -0.007468

61 0.034694 0.003327 -0.000636 0.000576 -0.007468

62 0.034694 0.003327 -0.000636 0.000576 -0.007468

63 0.034694 0.003327 -0.000636 0.000576 -0.007468

64 0.034694 0.003327 -0.000636 0.000576 -0.007468

65 0.034694 0.003327 -0.000636 0.000576 -0.007468

66 0.034694 0.003327 -0.000636 0.000576 -0.007468

67 0.034694 0.003327 -0.000636 0.000576 -0.007468

68 0.034694 0.003327 -0.000636 0.000576 -0.007468

69 0.034694 0.003327 -0.000636 0.000576 -0.007468

70 0.034694 0.003327 -0.000636 0.000576 -0.007468

71 0.034694 0.003327 -0.000636 0.000576 -0.007468

72 0.034694 0.003327 -0.000636 0.000576 -0.007468

92

Cointegrating Form

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(DLNKURS) -1.122700 0.159460 -7.040652 0.0000

D(DLNKURS(-1)) 0.406340 0.149275 2.722099 0.0074

D(DLNEMAS) 0.192580 0.074921 2.570439 0.0113

D(DLNCPO) 0.151071 0.060598 2.493024 0.0140

D(DLNBATUBARA) 0.188943 0.053754 3.514945 0.0006

D(DLNBATUBARA(-1)) 0.058284 0.052177 1.117041 0.2661

D(DLNBATUBARA(-2)) 0.010286 0.051237 0.200755 0.8412

D(DLNBATUBARA(-3)) 0.109756 0.051653 2.124867 0.0355

D(DLNBATUBARA(-4)) 0.057842 0.053148 1.088315 0.2785

D(DLNBATUBARA(-5)) -0.110281 0.052828 -2.087547 0.0388

D(DLNBATUBARA(-6)) 0.187266 0.050822 3.684779 0.0003

CointEq(-1) -0.969462 0.088135 -10.999706 0.0000 Cointeq = DLNJII - (-1.1648*DLNKURS + 0.1986*DLNEMAS + 0.1558

*DLNCPO -0.3112*DLNBATUBARA + 0.0113 )

Long Run Coefficients Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. DLNKURS -1.164831 0.263446 -4.421519 0.0000

DLNEMAS 0.198646 0.080424 2.469975 0.0148

DLNCPO 0.155830 0.060461 2.577365 0.0111

DLNBATUBARA -0.311164 0.100710 -3.089694 0.0025

C 0.011263 0.003907 2.882833 0.0046

20. Uji FEVD

Period S.E. DLNJII DLNKURS DLNEMAS DLNCPO DLNBATUBA

RA 1 0.069592 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

2 0.078370 94.55073 1.183557 0.121195 0.180447 3.964068

3 0.083078 93.40733 1.306912 0.530679 0.165171 4.589908

4 0.092056 94.18354 1.133606 0.651860 0.242071 3.788927

5 0.099256 93.70100 1.068822 0.563160 0.313599 4.353423

6 0.105024 93.70220 1.030148 0.506131 0.314886 4.446637

7 0.111182 93.85931 1.036786 0.485110 0.303296 4.315494

8 0.116679 93.90276 1.034969 0.440539 0.283662 4.338068

9 0.121933 93.95104 1.010112 0.404315 0.269874 4.364660

10 0.127189 94.02276 0.989575 0.380872 0.248060 4.358732

11 0.132025 94.05953 0.993076 0.354466 0.232702 4.360229

12 0.136718 94.10173 0.985186 0.331891 0.219385 4.361807

13 0.141348 94.14709 0.971515 0.313574 0.206376 4.361443

14 0.145761 94.17204 0.968806 0.296680 0.196001 4.366469

15 0.150042 94.20075 0.964395 0.281560 0.186428 4.366871

16 0.154234 94.23070 0.957531 0.268275 0.177628 4.365861

17 0.158300 94.25122 0.953731 0.256294 0.170110 4.368646

18 0.162262 94.27164 0.950056 0.245437 0.163172 4.369693

93

19 0.166136 94.29200 0.946036 0.235603 0.156769 4.369592

20 0.169918 94.30869 0.942862 0.226623 0.151059 4.370761

21 0.173618 94.32432 0.939864 0.218405 0.145805 4.371609

22 0.177242 94.33921 0.936991 0.210859 0.140933 4.372003

23 0.180792 94.35251 0.934476 0.203890 0.136474 4.372651

24 0.184275 94.36488 0.932098 0.197445 0.132348 4.373234

25 0.187692 94.37648 0.929861 0.191469 0.128507 4.373688

26 0.191049 94.38716 0.927828 0.185907 0.124941 4.374169

27 0.194347 94.39714 0.925915 0.180718 0.121615 4.374608

28 0.197591 94.40651 0.924114 0.175869 0.118503 4.375002

29 0.200782 94.41525 0.922442 0.171325 0.115589 4.375390

30 0.203923 94.42347 0.920869 0.167059 0.112853 4.375747

31 0.207017 94.43121 0.919385 0.163046 0.110279 4.376078

32 0.210065 94.43849 0.917990 0.159264 0.107854 4.376397

33 0.213069 94.44537 0.916673 0.155694 0.105564 4.376697

34 0.216032 94.45188 0.915426 0.152319 0.103399 4.376977

35 0.218954 94.45804 0.914247 0.149122 0.101349 4.377245

36 0.221838 94.46388 0.913128 0.146091 0.099405 4.377499

37 0.224685 94.46942 0.912065 0.143212 0.097558 4.377740

38 0.227497 94.47470 0.911055 0.140475 0.095803 4.377969

39 0.230274 94.47972 0.910093 0.137869 0.094131 4.378187

40 0.233018 94.48451 0.909176 0.135385 0.092538 4.378395

41 0.235730 94.48907 0.908301 0.133015 0.091018 4.378593

42 0.238411 94.49344 0.907465 0.130750 0.089566 4.378782

43 0.241062 94.49761 0.906666 0.128585 0.088177 4.378963

44 0.243685 94.50160 0.905901 0.126512 0.086848 4.379137

45 0.246279 94.50543 0.905168 0.124527 0.085574 4.379303

46 0.248847 94.50910 0.904465 0.122623 0.084353 4.379462

47 0.251388 94.51262 0.903791 0.120795 0.083181 4.379615

48 0.253904 94.51600 0.903143 0.119040 0.082055 4.379762

49 0.256395 94.51925 0.902520 0.117352 0.080972 4.379903

50 0.258862 94.52238 0.901920 0.115729 0.079931 4.380039

51 0.261306 94.52539 0.901344 0.114166 0.078929 4.380170

52 0.263728 94.52829 0.900788 0.112660 0.077963 4.380296

53 0.266127 94.53109 0.900252 0.111208 0.077032 4.380417

54 0.268505 94.53379 0.899735 0.109807 0.076133 4.380534

55 0.270862 94.53640 0.899236 0.108455 0.075266 4.380647

56 0.273198 94.53891 0.898754 0.107149 0.074428 4.380757

57 0.275515 94.54134 0.898288 0.105887 0.073619 4.380862

58 0.277813 94.54370 0.897837 0.104666 0.072836 4.380964

59 0.280091 94.54597 0.897401 0.103485 0.072078 4.381063

60 0.282351 94.54818 0.896979 0.102341 0.071345 4.381159

61 0.284594 94.55031 0.896570 0.101234 0.070634 4.381252

62 0.286818 94.55238 0.896174 0.100160 0.069946 4.381341

63 0.289026 94.55438 0.895790 0.099120 0.069278 4.381428

64 0.291217 94.55633 0.895417 0.098110 0.068631 4.381513

65 0.293392 94.55822 0.895055 0.097130 0.068003 4.381595

66 0.295550 94.56005 0.894704 0.096179 0.067393 4.381674

67 0.297693 94.56183 0.894363 0.095255 0.066800 4.381752

68 0.299821 94.56356 0.894032 0.094358 0.066224 4.381827

69 0.301933 94.56524 0.893710 0.093485 0.065665 4.381900

70 0.304031 94.56688 0.893397 0.092636 0.065120 4.381971

71 0.306115 94.56847 0.893092 0.091811 0.064591 4.382040

72 0.308184 94.57002 0.892795 0.091007 0.064075 4.382107