bab ii dasar teori ii.1 sistem informasi geografis ( … pc desktop, workstation, hingga host...

13
6 BAB II DASAR TEORI II.1 Sistem Informasi Geografis ( GIS ) II.1.1 Definisi GIS Berikut merupakan beberapa definisi GIS dari berbagai pustaka (Prahasta, 2009): 1. GIS adalah teknologi informasi yang dapat menganalisa, menyimpan dan menampilkan, baik data spasial maupun non-spasial. GIS mengkombinasikan kekuatan perangkat lunak basis data relasional dan paket perangkat lunak CAD. 2. GIS merupakan alat yang bermanfaat untuk pengumpulan, penimbunan, pengambilan kembali data yang diinginkan dan penayangan data keruangan yang berasal dari kenyataan dunia (real world). 3. Sistem Informasi Geografis ( GIS ) merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk memproses data spasial yang bergeoreferensi (berupa detail, fakta, kondisi, dan sebagainya), serta disimpan dalam suatu basis data, dan berhubungan dengan semua persoalan serta keadaan dunia nyata. II.1.2 Komponen GIS GIS merupakan sistem kompleks yang biasanya terintegrasi dengan lingkungan sistem komputer yang lain di tingkat fungsional dan jaringan. GIS terdiri dari beberapa komponen berikut (Prahasta, 2009): 1. Perangkat Keras Pada saat ini perangkat keras GIS tersedia untuk berbagai basis, diantaranya berbasis PC desktop, workstation, hingga multiuser host. GIS berbasis multiuser host dapat digunakan oleh banyak orang secara bersamaan dalam jaringan komputer yang luas, berkemampuan tinggi, memiliki ruang penyimpanan (hardisk) yang besar, dan mempunyai kapasitas memori (RAM)

Upload: hathu

Post on 11-Apr-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II DASAR TEORI II.1 Sistem Informasi Geografis ( … PC desktop, workstation, hingga host multiuser ... dapat digunakan oleh banyak orang secara bersamaan dalam jaringan komputer

6

BAB II

DASAR TEORI

II.1 Sistem Informasi Geografis ( GIS )

II.1.1 Definisi GIS Berikut merupakan beberapa definisi GIS dari berbagai pustaka (Prahasta,

2009):

1. GIS adalah teknologi informasi yang dapat menganalisa, menyimpan dan

menampilkan, baik data spasial maupun non-spasial. GIS mengkombinasikan

kekuatan perangkat lunak basis data relasional dan paket perangkat lunak

CAD.

2. GIS merupakan alat yang bermanfaat untuk pengumpulan, penimbunan,

pengambilan kembali data yang diinginkan dan penayangan data keruangan

yang berasal dari kenyataan dunia (real world).

3. Sistem Informasi Geografis ( GIS ) merupakan sistem informasi berbasis

komputer yang digunakan untuk memproses data spasial yang bergeoreferensi

(berupa detail, fakta, kondisi, dan sebagainya), serta disimpan dalam suatu

basis data, dan berhubungan dengan semua persoalan serta keadaan dunia

nyata.

II.1.2 Komponen GIS GIS merupakan sistem kompleks yang biasanya terintegrasi dengan

lingkungan sistem komputer yang lain di tingkat fungsional dan jaringan. GIS terdiri

dari beberapa komponen berikut (Prahasta, 2009):

1. Perangkat Keras

Pada saat ini perangkat keras GIS tersedia untuk berbagai basis, diantaranya

berbasis PC desktop, workstation, hingga multiuser host. GIS berbasis

multiuser host dapat digunakan oleh banyak orang secara bersamaan dalam

jaringan komputer yang luas, berkemampuan tinggi, memiliki ruang

penyimpanan (hardisk) yang besar, dan mempunyai kapasitas memori (RAM)

Page 2: BAB II DASAR TEORI II.1 Sistem Informasi Geografis ( … PC desktop, workstation, hingga host multiuser ... dapat digunakan oleh banyak orang secara bersamaan dalam jaringan komputer

7

yang besar. Perangkat keras lain yang dapat mendukung GIS adalah mouse,

digitizer, printer, plotter, dan scanner.

2. Perangkat Lunak

Di sisi lain, GIS merupakan sistem perangkat lunak yang tersusun secara

modular. Setiap subsistem diimplementasikan dengan menggunakan perangkat

lunak yang terdiri dari beberapa modul.

3. Data dan Informasi Geografis

GIS dapat menyimpan data dan informasi geografis dengan cara mendijitasi

data spasial dari peta dan menambahkan atribut berupa tabel.

4. Manajemen

Komponen ini melibatkan manusia sebagai pengelola GIS . Pembangunan GIS

akan berjalan sesuai yang direncanakan jika proses pengerjaannya diatur

secara menyeluruh. Hal ini dikarenakan pembangunan GIS melibatkan para

ahli dari berbagai disiplin ilmu.

II.1.3 Pengembangan Aplikasi GIS Aplikasi dalam konteks ini merupakan istilah umum yang mencakup segala

hal dalam penggunaan GIS lebih lanjut. (Prahasta, 2009). Di dalam aplikasi tersebut

juga terdapat aplikasi basis data. Aplikasi ini memiliki fungsi-fungsi umum yang

diperlukan untuk melakukan creating, editing, updating, deleting, query, reporting,

dan maintaining basis data spasial.

Dalam dunia kerja tidak sedikit pekerjaan-pekerjaan operator yang

membutuhkan kehati-hatian, ketekunan, dan ketelitian dalam waktu yang relatif lama

untuk pekerjaan yang memiliki pola yang berulang membuat kesulitan dan kejenuhan

operator. selain itu, keterbatasan software GIS dalam mengelola basis data yang

cukup rumit menyebabkan software basisdata spasial yang mampu terintegrasi dengan

software GIS sangat diperlukan. Untuk itu dibutuhkan suatu proses rekayasa

perangkat lunak yang memerlukan pengetahuan teknis yang luas mengenai struktur

data,model data, dan bahasa pemograman komputer.

Salah satu implementasi dari proses rekayasa perangkat lunak GIS adalah

aplikasi desktop GIS. Desktop GIS merupakan aplikasi Sistem Informasi Geografis

yang bersifat standalone, yaitu aplikasi yang hanya bisa dijalankan pada sebuah PC

Page 3: BAB II DASAR TEORI II.1 Sistem Informasi Geografis ( … PC desktop, workstation, hingga host multiuser ... dapat digunakan oleh banyak orang secara bersamaan dalam jaringan komputer

8

(Personal Computer) sehingga tidak bisa diakses oleh orang lain tanpa terlebih dahulu

melakukan proses instalasi aplikasinya di PC. Kelebihan dari aplikasi desktop GIS ini

adalah kemampuannya dalam melakukan analisis dan pengolahan data. Sedangkan

kelemahannya adalah terbatasnya tingkat aksesibilitas dalam distribusi informasinya.

Aplikasi ini melakukan penyimpanan data di dalam database sehingga data

bersifat terpusat di dalam server dan dapat di sharing di dalam jaringan. Setelah

sistem operasinya dimasukkan ke memori sistem komputer dan kemudian pengguna

mengeksekusi program aplikasi GIS-nya hingga User interface terkait muncul, setiap

pengguna dapat berinteraksi secara langsung dengan program aplikasi tersebut.

Interaksi yang intens ini dapat berlangsung selama pengguna melakukan proses input

data, konversi data, query, analisis, akhirnya pembentukan layout peta.

Sebagai ilustrasi berikut contoh proses kerja aplikasi desktop GIS dapat dilihat

pada gambar 2.1 berikut (GISc, 2005):

Gambar 2.1 Diagram Proses Kerja GIS (GISc, 2005)

Dalam proses pengembangan aplikasi desktop GIS ini, sering kali terdapat

kondisi dimana pengguna sistem sebenarnya telah mendefinisikan secara umum

sejumlah sasaran yang perlu dipenuhi oleh aplikasi tersebut, meskipun masih belum

mendefinisikan input, proses yang diperlukan, dan output. Sementara itu di lain pihak,

pengembang sistem aplikasi ini tidak jarang menghadapi keraguan mengenai

efektivitas, efisiensi, dan kualitas algoritma yang sedang dikembangkannya,

Page 4: BAB II DASAR TEORI II.1 Sistem Informasi Geografis ( … PC desktop, workstation, hingga host multiuser ... dapat digunakan oleh banyak orang secara bersamaan dalam jaringan komputer

9

kemampuan adaptasi sistem terhadap sistem operasinya, dan Pengguna interface yang

dirancangnya.

Oleh sebab itu, dalam proses pengembangan aplikasi desktop GIS ini

melibatkan beberapa tahapan sebagai berikut (Prahasta, 2009):

1. Pengumpulan dan Analisis Kebutuhan Pengguna

Tahap ini sangat menekankan pada masalah pengumpulan kebutuhan

pengguna pada tingkatan sistem (system requirements) dengan mendefinisikan

konsep sistem beserta interface yang dapat menghubungkan aplikasi dengan

pengguna dan perangkat lunaknya. Pada tahapan ini juga dilakukan

pengumpulan kebutuhan elemen-elemen di tingkat perangkat lunak (software

requierements). Selanjutnya pengembang akan menentukan domain data atau

informasi, fungsi, proses, atau prosedur yang diperlukan dan interface yang

diperlukan. Hasil akhir dari proses ini adalah system requirements

specification dan software requirements specification.

2. Perancangan Prototipe Aplikasi (quick desain)

Pada tahap ini, kebutuhan atau spesifikasi perangkat lunak yang dihasilkan

pada tahapan sebelumnya akan ditransformasikan kedalam bentuk arsitektur

perangkat lunak yang memiliki karakteristik mudah dimengerti dan tidak sulit

untuk diimplementasikan. Proses pertama akan menghasilkan rancangan yang

bersifat global, sedangkan proses selanjutnya akan menghasilkan rancangan

detail hingga semua modul (kelas), model/tipe data, fungsi, dan prosedurnya

baik yang berfungsi sebagai interface maupun yang terdapat di dalam setiap

modul terdefinisi.

3. Pembentukan Prototipe Aplikasi

Tahap ini sering juga disebut implementasi perangkat lunak atau coding.

Dengan kata lain, pada tahapan ini dilakukan implementasi hasil rancangan ke

dalam baris-baris kode program yang dapat dimengerti oleh komputer.

4. Evaluasi Prototipe Aplikasi

Setelah Aplikasi selesai diimplementasikan, pengujian atau evaluasi dapat

segera dilakukan. Pengujian terlabih dahulu dilakukan pada setiap fungsi atau

prosedur yang terdapat di dalam modul. Jika setiap fungsi atau prosedur

tersebut selesai di uji dan terbukti tidak bermasalah, maka modul-modul

Page 5: BAB II DASAR TEORI II.1 Sistem Informasi Geografis ( … PC desktop, workstation, hingga host multiuser ... dapat digunakan oleh banyak orang secara bersamaan dalam jaringan komputer

10

tersebut dapat segera diintegrasikan atau dikompilasi sehingga membentuk

suatu aplikasi yang utuh. Kemudian dilakukan pengujian di tingkat aplikasi

yang difokuskan pada pemeriksaan hasil; apakah sudah memenuhi permintaan

yang telah didefinisikan.

5. Perbaikan Aplikasi

Tahap ini merupakan pengulangan (iterasi) perbaikan ke putaran proses

sebelumnya (Analisis Kebutuhan, Perancangan, Pembentukan, dan evaluasi)

untuk mencapai produk aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna

(produk akhir).

Berikut diagram yang menggambarkan tahapan pembuatan aplikasi desktop GIS

Gambar 2.2 Tahapan Pembuatan Aplikasi Desktop GIS (Prahasta, 2009)

Setelah langkah perbaikan prototype, jika aplikasi telah dianggap sesuai

dengan kebutuhan pengguna, maka aplikasi tersebut bisa dikatakan sudah jadi dan

merupakan produk akhir dari pekerjaan ini.

II. 2. Konsep Sistem Managemen Basis Data Menurut pustaka (Prahasta, 2009), database management system (DBMS)

adalah sekumpulan data atau gabungan dari data yang saling berelasi (basis data)

dengan sekumpulan program yang mengakses data tersebut. Database management

system merupakan paket perangkat lunak (software) atau sistem yang digunakan

untuk memudahkan pembuatan dan pemeliharaan basis data yang terkomputerisasi.

Identifikasi dan Analisis

Perancangan Prototipe

Pembentukan Prototipe

Evaluasi Prototipe

Produk Aplikasi Desktop GIS

Perbaikan sesuai

kebutuhan

Yes

No

Page 6: BAB II DASAR TEORI II.1 Sistem Informasi Geografis ( … PC desktop, workstation, hingga host multiuser ... dapat digunakan oleh banyak orang secara bersamaan dalam jaringan komputer

11

Sementara itu, sistem basis data adalah kumpulan data yang tidak berulang

dan dapat dibagi penggunaannya dalam waktu yang bersamaan. Basis data akan

berjalan baik bila dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh pemakai dan

mudah dalam penggunaannya (Dale, 1998). Pendapat lain dikemukakan Fathansyah

(1999), basis data merupakan sistem yang terdiri dari kumpulan file (tabel) yang

saling berhubungan dan sekumpulan program yang memungkinkan beberapa pemakai

dan program lain mengakses dan memanipulasi file (tabel-tabel) tersebut. Dengan

demikian, basis data adalah kumpulan data tidak berulang dalam bentuk file/tabel

yang memungkinkan untuk dimanipulasi sesuai kebutuhan. Penggunaan basis data

mendapatkan keuntungan sebagai berikut (Fathansah, 1999):

o Mencegah adanya data ganda,

o Kemudahan, kecepatan, dan efisiensi akses data,

o Integritas data,

o Meningkatkan faktor keamanan data.

II.2.1 Sistem Basis data Sistem basis data merupakan sistem yang terdiri dari kumpulan berkas (tabel)

yang saling berhubungan (dalam sebuah basis data di sebuah sistem komputer) dan

sekumpulan program database management system (DBMS) yang memungkinkan

beberapa pemakai dan atau program lain untuk mengakses dan memanipulasi berkas-

berkas (tabel-tabel) tersebut (Fathansah, 1999). DBMS yang dimaksud adalah sistem

perangkat lunak umum untuk memanipulasi basis data (Teorey, 2009).

Sebuah sistem pengelola basis data (DBMS) terbagi atas modul-modul yang

masing-masing memiliki tanggung jawab dalam membentuk struktur sistem basis data

secara keseluruhan. Terdapat empat komponen utama dalam sebuah sistem basis data

(Fathansah, 1999), yaitu:

1. Perangkat Keras (Hardware).

2. Perangkat Lunak (Software).

3. Pemakai (Brainware).

4. Basis Data (Database).

Page 7: BAB II DASAR TEORI II.1 Sistem Informasi Geografis ( … PC desktop, workstation, hingga host multiuser ... dapat digunakan oleh banyak orang secara bersamaan dalam jaringan komputer

12

II.2.3 Manfaat Basis Data Pemanfaatan basis data bertujuan untuk memenuhi aspek-aspek di bawah ini

(Fathansah, 1999) :

• Kecepatan dan Kemudahan (Speed)

Pemaanfaatan basis data dapat memudahkan dan mempercepat pekerjaan

yang dilakukan dibandingkan secara manual (non-elektronik) maupun

elektronik selain teknologi basis data.

• Efisiensi Ruang Penyimpanan (Space)

Redundansi (pengulangan) data dapat dikurangi dengan adanya teknologi

basis data. Hal ini dapat mengurangi kapasitas dari ruang penyimpanan.

• Keakuratan (Accuracy)

Terdapat aturan/batasan (constraint) yang secara ketat diterapkan dalam

basis data. Hal ini dapat mengurangi ketidakakuratan pemasukan atau

penyimpanan data.

• Ketersediaan (Availability)

Pertumbuhan data semakin lama akan semakin membesar padahal tidak

semua data diperlukan pada saat tertentu. Ada data yang jarang terpakai

hingga data yang sudah kadaluarsa. Ketika menggunakan teknologi

basisdata, data tersebut dapat di akses sesuai kebutuhan.

• Kelengkapan (Completeness)

Kelengkapan data bersifat relatif, misalnya data yang dibutuhkan sekarang

belum tentu lengkap untuk masa yang akan datang. Teknologi basis data

dapat memperbaharui bukan hanya data baru tetapi struktur dari data

tersebut.

• Keamanan (Security)

Teknologi basis data dapat menentukan hak akses suatu data. Hanya

pengguna tertentu saja yang sudah ditentukan hak aksesnya terlebih dahulu

untuk mendapatkan data tersebut.

• Kebersamaan Pemakai (Shareability)

Basis data dapat digunakan oleh banyak pengguna yang memungkinkan

diakses secara bersamaan. Teknologi basis data dapat menghindari data

yang tidak konsisten karena diubah pada saat yang sama.

Page 8: BAB II DASAR TEORI II.1 Sistem Informasi Geografis ( … PC desktop, workstation, hingga host multiuser ... dapat digunakan oleh banyak orang secara bersamaan dalam jaringan komputer

13

II.3. Definisi P4T, SKP, dan ZNT

II.3.1 Konsep Tentang P4T a. Penguasaan Tanah

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 16 tahun 2006, Penguasaan tanah

adalah hubungan hukum antara orang per orang, kelompok orang, atau badan hukum

dengan tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960

tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria.

Dalam hubungan itu pemerintah menetapkan ketentuan- ketentuan yang

dimuat dalam pasal 11 ayat 1. Pada pasal 12 dan ayat 1 yang bermaksud mencegah

terjadinya penguasaan atas kehidupan dan pekerjaan orang lain yang melampaui batas

dalam bidang-bidang usaha agraria yang mana bertentangan dengan azas keadilan

sosial yang berperikemanusiaan. Sedangkan pada pasal 13 ayat 2, Segala usaha

bersama dalam lapangan agraria harus didasarkan atas kepentingan bersama dalam

rangka kepentingan nasional dan Pemerintah berkewajiban untuk mencegah adanya

organisasi dan usaha-usaha perseorangan dalam lapangan agraria yang bersifat

monopoli swasta.

Di dalam Pedoman dan Tata Cara Kerja Inventarisasi data P4T BPN tahun

2003 penguasaan tanah dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

1) Pemilik yaitu penguasaan tanah oleh pemiliknya sendiri.

2) Bukan pemilik yaitu penguasaan dengan cara bagi hasil, gadai, sewa, tanpa

ijin, dan penguasaan dengan cara ijin tanpa kompensasi.

b. Pemilikan Tanah

Tinjauan mengenai pemilikan tanah ini sebenarnya merupakan tinjauan secara

spesifik mengenai status penguasaan atas tanah yang dimiliki oleh pemegang hak

telah bersertifikat atau belum. Kepemilikan tanah bagi masyarakat memberikan

pengaruh keeratan hubungan psikologis antara pemegang hak dengan tanahnya.

Menurut Pedoman dan Tata Cara Kerja Inventarisasi Data P4T BPN tahun 2003

adalah bukti kepemilikan tanah terbagi menjadi dua yaitu :

1) Sertifikat yang terdiri atas sertifikat hak milik, hak guna bangunan, hak guna

usaha, hak pakai, hak pengelolaan dan tanah wakaf.

Page 9: BAB II DASAR TEORI II.1 Sistem Informasi Geografis ( … PC desktop, workstation, hingga host multiuser ... dapat digunakan oleh banyak orang secara bersamaan dalam jaringan komputer

14

2) Bukan sertifikat yang terdiri atas surat tanda bukti hak milik, petuk pajak

bumi, akta jual beli pejabat pembuat akte tanah, akta ikrar wakaf, hasil lelang,

surat menunjukkan kavling, ijin lokasi, surat keterangan riwayat tanah oleh

Kantor Pajak Bumi dan Bangunan, surat keterangan waris dan jual beli di

bawah tangan.

c. Penggunaan Tanah

Penggunaan tanah di suatu wilayah mempunyai kaitan erat dengan pola

kehidupan,masyarakat yang berdiam di wilayah tersebut. Hal ini sejalan dengan

pengertian penggunaan tanah pada Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun

2004 tentang Penatagunaan Tanah bahwa penggunaan tanah adalah wujud tutupan

permukaan bumi baik merupakan bentukan maupun buatan manusia. Dalam pasal ini

menjelaskan bahwa penggunaan tanah dalam suatu wilayah terbagi atas 2 (dua) jenis

yaitu Pertanian dan Non Pertanian. Berkaitan dengan hal di atas berdasarkan Pedoman

dan Tata Cara Kerja Inventarisasi Data P4T BPN tahun 2003 adalah klasifikasi

penggunaan tanah yaitu:

1) Pertanian yaitu pertanian tanah basah (sawah, kolam ikan), pertanian tanah

kering (tegalan, kebun/perkebunan) dan pertanian campuran tanah kering

dan basah.

2) Non Pertanian yaitu rumah dengan pekarangan dan rumah tanpa

pekarangan, rumah susun/apartemen, perusahaan (took, gudang, bank,

bioskop dll), industri (pabrik, percetakan, dll), kantor pemerintahan atau

kantor desa/kelurahan, fasilitas pertemuan umum, fasilitas pendidikan,

fasilitas kesehatan, fasilitas ibadah, kuburan, tanah kosong yang sudah

diperuntukkan (tanah kosong yang sudah dipatok tetapi belum didirikan

bangunan), tanah kosong, hutan.

d. Pemanfaatan Tanah

Pemanfaatan tanah adalah kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan nilai

tambah tanpa mengubah wujud fisik penggunaan tanahnya. Data yang diperlukan

dalam penelitian ini didasarkan pada klasifikasi pemanfaatan tanah menurut Pedoman

dan Tata Cara Kerja Inventarisasi Data P4T BPN tahun 2003 meliputi:

Page 10: BAB II DASAR TEORI II.1 Sistem Informasi Geografis ( … PC desktop, workstation, hingga host multiuser ... dapat digunakan oleh banyak orang secara bersamaan dalam jaringan komputer

15

1) Pemanfaatan tanah sepanjang tahun sesuai dengan penggunaannya.

2) Pemanfaatan tanah 6-12 bulan sesuai dengan penggunaannya.

3) Pemanfaatan tanah 1-6 bulan sesuai dengan penggunaannya.

4) Tanah tidak dimanfaatkan.

II.3.2 Zona Nilai Tanah

Di dalam Surat Keputusan Dirjen Pajak - KEP - 16 PJ.6 1998, Zona Nilai

Tanah adalah zona geografis yang terdiri atas sekelompok objek pajak yang

mempunyai satu Nilai Indikasi Rata-Rata (NIR) yang dibatasi oleh batas

penguasaan/pemilikan objek pajak dalam wilayah properti desa/kelurahan. Sedangkan

Nilai Indikasi Rata-rata adalah nilai pasar wajar rata-rata yang dapat mewakili nilai

tanah dalam suatu Zona Nilai Tanah

Dalam Surat Edaran Dirjen Pajak (SE 06/PJ.6/1999 pada formulir 2), nilai

tanah permeter persegi ditentukan dengan cara harga transaksi disesuaikan dengan

waktu dan jenis data yang kemudian dihasilkan nilai pasar wajar dikurangi harga

bangunan dengan menggunakan Daftar Biaya Komponen Bangunan (DBKB) waktu

dilakukan penilaian, hasilnya dibagi dengan luas tanah sehingga menghasilkan nilai

tanah permeter persegi.

Dalam penilaian properti tanah, bangunan merupakan satu kesatuan yang utuh

yang tidak dapat dipisahkan dan saling mempengaruhi dalam menentukan nilai suatu

properti. Tapi karena pajak bumi dan bangunan menggunakan DBKB, maka dapat

dikatakan nilai tanah dan bangunan bukan merupakan satu kesatuan yang utuh dalam

menentukan nilai properti. Berikut ini merupakan rumus yang digunakan untuk

menghitung nilai tanah:

NP – NB = NPT

NP T/LT = NT

Keterangan:

- NP = Nilai Pasar (Rp) - NB = Nilai Bangunan (Rp) - NPT = Nilai Pasar Tanah (Rp) - LT = Luas Tanah (m2) - NT = Nilai Tanah (Rp/m2)

Page 11: BAB II DASAR TEORI II.1 Sistem Informasi Geografis ( … PC desktop, workstation, hingga host multiuser ... dapat digunakan oleh banyak orang secara bersamaan dalam jaringan komputer

16

II.3.3 Sengketa, Konflik, dan Perkara (SKP)

a. Konflik

Berdasarkan Peraturan Kepala BPN tahun 2011, Konflik adalah perselisihan

pertanahan antara orang perseorangan, kelompok, golongan, organisasi, badan

hukum, atau lembaga yang mempunyai kecenderungan atau sudah berdampak luas

secara sosio-politis. Di dalam kamus besar bahasa Indonesia konflik adalah suatu

perselisihan antara dua pihak, tetapi perselisihan itu hanya dipendam dan tidak

diperlihatkan dan apabila perselisihan itu diberitahukan kepada pihak lain maka akan

menjadi sengketa.

Konflik pertanahan menurut A. Hamzah diistilahkan dengan delik di bidang

pertanahan, yang pada garis besarnya dapat dibagi atas dua bagian, yaitu:

1. Konflik pertanahan yang diatur dalam kodifikasi hukum pidana, yakni

konflik (delik) pertanahan yang diatur dalam beberapa Pasal yang tersebar

dalam kodifikasi hukum pidana (KUHP). (Sunindhia, 1988).

2. Konflik pertanahan yang diatur di luar kodifikasi hukum pidana, yakni

konflik (delik) pertanahan yang khusus terkait dengan peraturan perundang-

undangan pertanahan di luar kodifikasi hukum pidana. (Hamzah, 1991)

b. Sengketa

Berdasarkan Peraturan Kepala BPN tahun 2011, Sengketa adalah perselisihan

pertanahan antara orang perseorangan, badan hukum, atau lembaga yang tidak

berdampak luas secara sosio-politis. Sedangkan menurut kamus besar bahasa

indonesia, sengketa adalah segala sesuatu yang menyebabkan perbedaan pendapat,

pertikaian atau perbantahan.

Timbulnya sengketa hukum mengenai tanah berawal dari pengaduan suatu

pihak (orang atau badan hukum) yang berisi keberatan dan tuntutan hak atas tanah

baik terhadap status tanah, prioritas maupun kepemilikannya dengan harapan dapat

memperoleh penyelesaian secara administrasi sesuai dengan ketentuan peraturan yang

berlaku.

Sifat permasalahan dari suatu sengketa secara umum ada beberapa macam,

antara lain (Herwandi, 2010):

Page 12: BAB II DASAR TEORI II.1 Sistem Informasi Geografis ( … PC desktop, workstation, hingga host multiuser ... dapat digunakan oleh banyak orang secara bersamaan dalam jaringan komputer

17

1. Masalah yang menyangkut prioritas dapat ditetapkan sebagai pemegang hak

yang sah atas tanah yang berstatus hak, atau atas tanah yang belum ada

haknya;

2. Bantahan terhadap sesuatu alas hak/bukti perolehan yang digunakan

sebagai dasar pemberian hak;

3. Kekeliruan/kesalahan pemberian hak yang disebabkan penerapan peraturan

yang kurang atau tidak benar;

4. Sengketa atau masalah lain yang mengandung aspek-aspek sosial praktis.

c. Perkara

Berdasarkan Peraturan Kepala BPN No 3 tahun 2011, Perkara adalah

perselisihan pertanahan yang penyelesaiannya dilaksanakan oleh lembaga peradilan

atau putusan lembaga peradilan yang masih dimintakan penanganan perselisihannya

di Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia. Di dalam peraturan kepala BPN

no.4 tahun 2008, perkara pertanahan di bagi menjadi 2 berdasarkan jenis perkaranya,

yaitu:

1. Perkara Perdata

2. Perkara Tata Usaha Negara

Berikut ini adalah contoh format data sengketa, konflik dan perkara yang ada di BPN:

Gambar 2.4 Format Data Pengaduan Kasus Pertanahan

Page 13: BAB II DASAR TEORI II.1 Sistem Informasi Geografis ( … PC desktop, workstation, hingga host multiuser ... dapat digunakan oleh banyak orang secara bersamaan dalam jaringan komputer

18

Gambar 2.5 Format Data Perencanaan dan Pengendalian Penanganan Kasus

Pertanahan

Gambar 2.6 Format Data Registrasi Kasus Perta