bab ii dasar teori · 2017. 6. 12. · sistem yang berguna untuk membaca data sensor, mengolah data...

17
BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan membahas mengenai beberapa teori dan alat-alat pendukung yang digunakan sebagai acuan untuk merealisasikan sistem. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari kajian pustaka, konsep dasat sistem, mikrokontroler ATMega 324, sensor jarak SRF04, sensor garis, sensor kompas CMPS03, dan aturan-aturan dalam pertandingan Kontes Robot Indonesia (KRI). 2.1. Kajian Pustaka a. Kontrol Penjejak Pada Robot Pemadam Api Menggunakan Sistem Pengindera Api dan Posisi Jarak Dengan Metode Fuzzy Logic. [1] (P.E.Sasmita, T.A.Sardjono, dan H.Pirngadi 2011) Pada jurnal ini akan dibuat robot pemadam api menggunakan robot hexapod dengan mengambil contoh kebakaran yang disimulasikan dalam lapangan Kontes Robot Cerdas Indonesia. Robot ini dalam bekerja dirancang menggunakan empat jenis sensor, antara lain sensor ultrasonik untuk deteksi jarak, sensor uv-tron untuk deteksi ada tidaknya api, sensor TPA81 untuk deteksi posisi api di ruangan dan sensor garis untuk membedakan antara lorong dan ruangan dalam lapangan KRCI. Sistem navigasi robot ini didesain berbasis metode fuzzy logic untuk penerapan algoritma wall following dalam menyelusuri lapangan untuk mencapai ruangan dimana tempat api berada. Hal yang ingin diperoleh dari perancangan kontroler menggunakan metode fuzzy logic adalah mendapatkan mobilitas yang baik dari robot pemadam api dalam hal menyelusuri ruangan dalam usaha menemukan api dan memadamkannya serta kembali ke home. Berdasarkan pengujian didapatkan bahwa kemampuan sistem dalam melaksanakan misi pemadaman api yang dibuat memiliki tingkat keberhasilan sekitar 75%. b. Perancangan Sistem Kontrol dan Algoritma yang Diterapkan untuk Robot Berkaki Enam dalam Menyelesaikan Misi pada Kontes Robot Pemadam Api Indonesia. [2] (T.Handoko 2014) Secara garis besar, sistem yang dibuat terdiri dari mikrokontroler, sensor-sensor, perangkat keras pemadam api, dan algoritma robot.

Upload: others

Post on 10-Feb-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • BAB II

    DASAR TEORI

    Pada bab ini akan membahas mengenai beberapa teori dan alat-alat pendukung

    yang digunakan sebagai acuan untuk merealisasikan sistem. Teori-teori yang digunakan

    dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari kajian pustaka, konsep dasat sistem,

    mikrokontroler ATMega 324, sensor jarak SRF04, sensor garis, sensor kompas

    CMPS03, dan aturan-aturan dalam pertandingan Kontes Robot Indonesia (KRI).

    2.1. Kajian Pustaka

    a. Kontrol Penjejak Pada Robot Pemadam Api Menggunakan Sistem

    Pengindera Api dan Posisi Jarak Dengan Metode Fuzzy Logic. [1]

    (P.E.Sasmita, T.A.Sardjono, dan H.Pirngadi 2011)

    Pada jurnal ini akan dibuat robot pemadam api menggunakan robot

    hexapod dengan mengambil contoh kebakaran yang disimulasikan dalam

    lapangan Kontes Robot Cerdas Indonesia. Robot ini dalam bekerja

    dirancang menggunakan empat jenis sensor, antara lain sensor ultrasonik

    untuk deteksi jarak, sensor uv-tron untuk deteksi ada tidaknya api, sensor

    TPA81 untuk deteksi posisi api di ruangan dan sensor garis untuk

    membedakan antara lorong dan ruangan dalam lapangan KRCI. Sistem

    navigasi robot ini didesain berbasis metode fuzzy logic untuk penerapan

    algoritma wall following dalam menyelusuri lapangan untuk mencapai

    ruangan dimana tempat api berada.

    Hal yang ingin diperoleh dari perancangan kontroler menggunakan

    metode fuzzy logic adalah mendapatkan mobilitas yang baik dari robot

    pemadam api dalam hal menyelusuri ruangan dalam usaha menemukan api

    dan memadamkannya serta kembali ke home. Berdasarkan pengujian

    didapatkan bahwa kemampuan sistem dalam melaksanakan misi

    pemadaman api yang dibuat memiliki tingkat keberhasilan sekitar 75%.

    b. Perancangan Sistem Kontrol dan Algoritma yang Diterapkan untuk

    Robot Berkaki Enam dalam Menyelesaikan Misi pada Kontes Robot

    Pemadam Api Indonesia. [2] (T.Handoko 2014)

    Secara garis besar, sistem yang dibuat terdiri dari mikrokontroler,

    sensor-sensor, perangkat keras pemadam api, dan algoritma robot.

  • Mikrokontroler difungsikan sebagai pengendali utama dari sistem yang

    berguna untuk membaca data sensor, mengolah data dan kemudian

    memberikan perintah kepada servo controller dan pemadam api. Sensor-

    sensor berguna untuk membantu robot dalam bernavigasi, memulai

    pergerakan, mendeteksi terang dan gelap permukaan lantai, mendeteksi

    adanya titik api, dan mendeteksi boneka anjing. Terdapat dua macam

    perangkat keras pemadam api yaitu menggunakan air yang dipompa dengan

    sebuah motor (extinguisher) dan menggunakan kipas yang diputar oleh

    sebuah motor. Algoritma robot yang digunakan ada dua jenis, yaitu

    algoritma pertama yang merupakan algoritma yang dirancang dalam skripsi

    dan algoritma yang kedua merupakan penyempurnaan algoritma yang

    pernah dipakai tim R2C-LYNX.

    Pengujian dilakukan dalam tiga sesi di mana pada tiap sesi, robot diuji

    sebanyak 42 kali. Dalam sebuah sesi setiap algoritma diuji sebanyak 21

    kali. Persentase keberhasilan algoritma pertama pada sesi pertama 76,19 %,

    pada sesi kedua 80,95 %, dan pada sesi ketiga 80,95 %. Persentase

    keberhasilan algoritma kedua pada sesi pertama 71,43 %, pada sesi kedua

    76,19 %, dan pada sesi ketiga 71,43 %.

    c. Algoritma untuk Robot Berkaki Enam dalam Proses Menyelesaikan

    Pemadaman Api pada Kontes Robot Pemadam Api Indonesia. [3]

    (D.B.P.Saputro 2015)

    Secara garis besar, sistem yang dibuat terdiri dari sensor TPA81,

    sensor jarak, sensor UVTRON, mikrokontroloer, dan perangakat keras

    pemadam api. Mikrokontroler digunakan sebagai pengendali utama dari

    sistem yang berguna untuk membaca data sensor, mengolah data dan

    kemudian menentukan serta memberikan perintah dengan algoritma yang

    mana yang lebih efektif dalam penyelesaian pemadaman api dalam ruangan.

    Dalam sistem ini, terdapat 2 algoritma khusus untuk proses pemadaman

    api yang akan diaplikasikan pada lilin tanpa alas (candle location) maupun

    lilin dengan alas serta 1 algoritma untuk liin yang tertutup dengan dinding.

    Kemudian dari 2 algoritma ini dapat diketahui tingkat efektifitas

    keberhasilan dalam memadamkan api.

  • d. Optimalisasi Algoritma Pergerakan dengan menggunakan Cut Motion

    yang diterapkan untuk Robot Berkaki Enam pada Kontes Robot

    Pemadam Api Indonesia. [4] (C.D.Mahardika 2016)

    Secara garis besar, sistem yang dibuat terdiri dari mikrokontroler,

    sensor-sensor, perangkat keras pemadam api, dan algoritma robot.

    Mikrokontroler difungsikan sebagai pengendali utama dari sistem yang

    berguna untuk membaca data sensor, mengolah data dan kemudian

    memberikan perintah kepada servo controller dan pemadam api. Sensor-

    sensor berguna untuk membantu robot dalam bernavigasi, memulai

    pergerakan, mendeteksi terang dan gelap permukaan lantai, mendeteksi

    adanya titik api, mendeteksi boneka.

    Pengujian dilakukan dalam tiga sesi, dimana pada setiap sesi,

    algoritma pergerakan robot diuji sebanyak 30 kali. Pada sesi pertama dengan

    algoritma pertama diperoleh persentase keberhasilan robot dalam mengikuti

    dinding sebesar 40% dan 90% untuk berhenti sebelum boneka. Dengan

    menggunakan algoritma kedua diperoleh persentase keberhasilan robot

    dalam mengikuti dinding sebesar 80% dan 100% untuk berhenti sebelum

    boneka. Pada sesi kedua diperoleh persentase keberhasilan sebesar 36,67%

    untuk algoritma pertama dan 100% untuk algoritma kedua. Pada sesi ketiga

    diperoleh persentase keberhasilan sebesar 36,67% untuk algoritma pertama

    dan 96,67% untuk algoritma kedua.

  • 2.2. Konsep Dasar Sistem

    Gambar 2.1. Blok Diagram Sistem Robot

    Blok diagram sistem di atas dapat di bagi menjadi beberapa bagian, yaitu

    mikrokontroler pengendali utama & pengolah sensor, pembaca, aktuator (penggerak

    dan pemadam api), dan sumber daya listrik.

    1. Mikrokontroler Pengendali Utama & Pengolah sensor

    Pengendali utama dan pengolah sensor yang digunakan adalah sebuah

    mikrokontroler. Mikrokontroler dalam robot ini berfungsi sebagai penerima

    dan pengolah data dari pembaca, serta pengeksekusi perintah kepada

    penggerak untuk menjalankan algoritma yang ada.

    2. Pembaca

    Pada bagian ini, terdiri atas beberapa sensor dan perangkat keras, yaitu:

    a. Tombol Start

    Tombol yang digunakan untuk menjalankan robot selain sound

    activation. Tombol Start akan ditekan apabila sound activation tidak

    merespon.

    b. Tombol Stop

    Tombol yang digunakan untuk menghentikan robot atau mereset robot.

    c. Sound Activation

    Sound

    Activation

    Tombol start

    Sensor garis

    UVTRON

    Driver Motor

    Extinguisher

    Servo

    Controller

    dirancang

    oleh Christian

    (612011005)

    Tombol stop

    TPA 81

    Sistem pengenal

    ruang oleh Jati

    (612011018)

    Kompas

    Sistem pendeteksi

    boneka anjing dan

    furniture oleh Adi

    (612012011)

    Flame Sensor

    Sensor jarak

    SRF04

    Mikrokontroler Utama

    Infrared

    Mikrokontroler

    Pengolah Sensor

    Indikator

  • Perangkat ini digunakan untuk memberikan sinyal kepada robot apabila

    menerima sinyal suara diantara 3.5 KHz – 4 KHz. Sinyal tersebut

    kemudian akan diproses oleh pengendali utama untuk menjalankan

    robot.

    d. Sensor Kompas

    Sensor kompas yang digunakan adalah seri CMP S03. Sensor ini

    memiliki 2 cara untuk diakses, yaitu melalui PWM atau melalui I2C.

    Sensor ini digunakan untuk mengetahui posisi arah robot.

    e. Sensor Jarak

    Sensor jarak pada robot menggunakan SRF04, yang digunakan untuk

    mengetahui jarak antara dinding dengan robot. Data yang diperoleh

    oleh sensor selanjutnya diolah oleh pengendali utama sebagai bahan

    untuk algoritma pengenalan ruang serta menelusuri dinding.

    f. Sensor Garis

    Sensor garis pada robot menggunakan LED dan photodioda. Data yang

    diperoleh selanjutnya dikirim ke pengendali utama untuk mengetahui

    bahwa posisi robot berada di pintu ruangan atau Home.

    g. Sensor Pendeteksi Api

    Sensor pendeteksi api atau pendeteksi sinar UV pada robot

    menggunakan sensor UVTRON. Sensor ini akan mengirimkan sinyal

    pada pengendali utama ketika menemukan sumber api saat robot berada

    di pintu ruangan.

    h. Sensor Suhu dan Sensor Api

    Sensor suhu pada robot menggunakan TPA81, digunakan untuk

    pointing terhadap titik api. Apabila posisi robot telah dekat dengan

    sumber api yang ditandai dengan meningkatnya suhu, maka sensor

    suhu akan mengirimkan sinyal kepada pengendali utama. Sensor api

    bertujuan untuk memberikan sinyal pada pengendali utama apabila

    telah menemukan api pada jarak yang telah ditentukan, sehingga

    actuator pemadam api dapat diaktifkan.

    3. Aktuator

    Pemadam Api

  • Pada bagian ini, terdapat driver motor yang digunakan untuk

    mengendalikan extinguisher. Driver motor digunakan untuk

    memberikan arus langsung dari sumber listrik jika memperoleh sinyal

    dari pengendali utama, sedangkan extinguisher untuk memadamkan api

    dengan menggunakan air.

    Penggerak

    Pada bagian ini terdapat Servo Controller untuk mengontrol servo yang

    digunakan sebagai alat penggerak utama robot, yang terdiri atas

    ATMega8 dan SSC-32. Servo controller akan mendapatkan perintah

    dari pengendali utama untuk melakukan suatu gerak tertentu, yang

    perintah tersebut diproses oleh ATMega8 untuk proses kalkulasi, lalu

    akan memberikan perintah kepada SSC-32 yang akan mengirimkan

    sinyal kepada servo untuk bergerak menuju sudut tertentu.

    4. Sumber Daya Listrik

    Sumber daya listrik yang digunakan adalah baterai lithium polymer(LiPo)

    12.5 volt yang disambungkan dengan regulator DC to DC untuk

    mengalirkan tegangan yang dibutuhkan pada selurh perangkat keras.

    2.3. Mikrokontroler ATMega324 [5]

    Mikrokontroler adalah sebuah sistem microprosesor di mana didalamnya

    sudah terdapat CPU, ROM, RAM, I/O, Clock, dan peralatan internal lainnya

    yang sudah saling terhubung dan terorganisasi dengan baik oleh pabrik

    pembuatnya dan dikemas dalam satu chip yang siap pakai. Sehingga kita tinggal

    memprogram isi ROM sesuai aturan penggunaan oleh pabrik yang membuatnya.

    Penulis menggunakan mikrokontroler tipe ATmega 324 karena selain

    dapat diprogram dengan bahasa C dan banyak dijual dipasaran, mikrokontroler

    ini memiliki dua pin TX dan dua pin RX sehingga mikrokontroler ini dapat

    berkomunikasi secara serial dengan servo controller. Spesifikasi yang dimiliki

    Atmega 324 adalah sebagai berikut :

    1. Memiliki 32Kbytes Flash Memory, 1Kbytes EEPROM, dan 2Kbytes

    Internal SRAM

    2. Memiliki 2 kanal Timer/Counter 8-bit

    3. Memiliki 1 kanal Timer/Counter 16-bit

  • 4. Memiliki 8 kanal ADC 10-bit

    5. Tersedia 2x USART, SPI, I2C

    6. Tersedia Watchdog Timer dan Analog Comparator

    7. Memiliki 32 jalur I/O

    Gambar 2.3.1 dan 2.3.2 memperlihatkan bentuk dan konfigurasi pin

    mikrokontroler ATMega 324.

    Gambar 2.2. Bentuk Mikrokontroler ATMega324

    Gambar 2.3. Konfigurasi Pin Mikrokontroler ATMega324

    Berikut penjelasan mengenai fungsi port pada ATMega324:

    1. Port A0-A7 dapat difungsikan sebagai saluran input/output. Port A juga

    memiliki sebuah fungsi khusus yaitu dapat difungsikan sebagai port Analog

    to Digital Converter (ADC).

    2. Port B0-B7 dapat difungsikan sebagai saluran input/output. Port B juga

    memiliki sebuah fungsi khusus yaitu dapat difungsikan sebagai port SPI,

    chip clock oscilator dan timer/counter.

  • 3. Port C0-C7 dapat difungsikan sebagai saluran input/output. Port C juga

    memiliki sebuah fungsi khusus yaitu dapat difungsikan sebagai protokol

    I2C.

    4. Port D0-D7 dapat difungsikan sebagai saluran input/output. Port D juga

    memiliki sebuah fungsi khusus yaitu sebagai komparator analog,

    timer/counter, dan komunikasi serial (USART).

    5. Port VCC adalah port yang digunakan sebagai masukkan sumber daya

    mikrokontroler sebesar 5V.

    6. Port AREF adalah port masukan tegangan referensi ADC.

    7. Port GND adalah port ground.

    8. Port AVCC adalah port untuk masukan tegangan ADC.

    2.4. Sensor Jarak SRF04 [6]

    SRF04 adalah sensor yang dapat mengukur jarak benda atau objek yang

    ada di depannya. Sensor ini bekerja dengan sinyal ultrasonik (40KHz) dengan

    mengirimkan pulsa selama 10 mikrodetik. Sinyal akan dipantulkan ke objek

    yang ada di depan sensor tersebut dan akan diterima oleh modul yang sama.

    Waktu yang ditempuh untuk proses pemancaran sinyal disebut echo. Echo

    berbentuk sinyal high pada keluaran modul sensor, lamanya sinyal echo ini akan

    menunjukkan jarak benda terhadap sensor. Lebar pulsa echo antara 100

    mikrodetik – 18 milidetik dan sebanding dengan jarak 3 sentimeter – 3 meter.

    Penulis menggunakan sensor jarak SRF04 sebagai sensor untuk navigasi

    robot. Sensor ini dipilih karena mempunyai spesifikasi yang sesuai dengan

    kebutuhan tugas akhir ini. Spesifikasi yang dimiliki SRF04 diantaranya [] :

    1. Bekerja pada level tegangan 5 volt.

    2. Arus yang dibutuhkan 30 - 50 miliampere.

    3. Mengukur jarak antara 3 sentimeter – 3 meter.

    4. Keluaran berupa tegangan TTL.

    5. Dimensi 43 mm x 20 mm x 17 mm.

  • Gambar 2.4. SRF 04

    Data – data dari sensor SRF04 ini adalah sebagai berikut:

    Tabel 2.1. Data-Data Sensor Jarak SRF04

    Jarak

    Benda(cm)

    Data

    Sensor(cm)

    Perbedaan

    (cm)

    Jarak

    Benda(cm)

    Data

    Sensor(cm)

    Perbedaan

    (cm)

    3 3,1 0,1 32 32,1 0,1

    4 4 0 33 33,2 0,2

    5 5,1 0,1 34 34,1 0,1

    6 6,1 0,1 35 35,2 0,2

    7 7 0 36 36,1 0,1

    8 8,1 0,1 37 37,1 0,1

    9 9,1 0,1 38 38,2 0,2

    10 10,4 0,4 39 39 0,0

    11 11 0 40 40,1 0,1

    12 12,1 0,1 41 41,2 0,2

    13 13,1 0,1 42 41,9 0,1

    14 14,1 0,1 43 42,8 0,2

    15 15 0 44 44 0,0

    16 16 0 45 45,1 0,1

    17 17,2 0,2 46 46,2 0,2

    18 18,1 0,1 47 47,1 0,1

    19 18,9 0,1 48 48,2 0,2

    20 20 0 49 49 0,0

    21 21,1 0,1 50 50 0,0

    22 22,2 0,2 60 60,2 0,2

  • 23 23,1 0,1 70 69,8 0,2

    24 23,9 0,1 80 79,9 0,1

    25 25 0 90 90,3 0,3

    26 26,2 0,2 100 99,8 0,2

    27 27,1 0,1 110 109,7 0,3

    28 28,1 0,1 120 120,3 0,3

    29 29,1 0,1 130 130,3 0,3

    30 30,2 0,2 140 140,1 0,1

    31 31 0 150 150,2 0,2

    Data sensor dalam cm tersebut didapat rumus perhitungan sebagai berikut :

    ( ) ( )

    1. Contoh perhitungan pada jarak 10 cm.

    ( ) ( )

    2. Contoh perhitungan pada jarak 30 cm.

    ( ) ( )

    2.5. Sensor Garis [7]

    Photodiode adalah jenis diode yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda

    dengan diode biasa, komponen ini akan mengubah cahaya menjadi arus listrik.

    Cahaya yang dapat dideteksi oleh photodiode ini berupa cahaya infra merah, cahaya

    tampak, ultraviolet, hingga sinar-X.

    Penulis menggunakan photodiode sebagai pendeteksi garis putih pada pintu

    ruangan. Sensor ini dipilih karena memiliki respon yang baik dan mudah didapat

    dipasaran.

  • Gambar 2.5. Rangkaian Sensor Garis

    Berdasarkan rangkaian diatas, ketika LED memancarkan cahayanya pada

    pemukaan dengan warna hitam, cahaya yang dipancarkan tersebut tidak sepenuhnya

    dipantulkan oleh permukaan berwarna hitam tersebut. Hal ini menyebabkan

    resistansi pada photodiode akan menjadi besar (diasumsikan tak terhingga) dan

    mengakibatkan tidak ada arus yang diteruskan oleh photodiode ke output.

    Sedangkan sebaliknya, bila cahaya dipancarkan pada bidang permukaan berwarna

    putih, pancaran cahaya tersebut akan lebih banyak yang dipantulkan kembali

    sehingga menyebabkan resistansi pada photodiode menjadi kecil dan

    mengakibatkan ada arus yang diteruskan ke output. Sehingga, akan ada tegangan

    pada output yang bermacam-macam tergantung pada resistansi yang dihasilkan oleh

    photodiode ketika menerima pantulan cahaya.

    Tegangan-tegangan output yang bermacam-macam ini akan diolah datanya

    dengan Atmega324. Dengan memanfaatkan fasilitas ADC 10-bit pada port A,

    tegangan output yang analog akan dikonversikan ke digital. Sehingga nilai-nilai

    yang dipantulkan oleh warna-warna permukaan tertentu akan terbaca.

    Pada robot digunakan tujuh buah sensor garis yang diletakkan sepanjang

    tubuh robot, dan berada pada bagian bawah robot. Penggunaan tujuh buah sensor

    garis supaya robot mudah membedakan antara garis putih pintu ruangan atau juring

    Home. Peletakan tujuh buah sensor garis dapat dilihat pada gambar 2.6.

  • Gambar 2.6. Peletakan Tujuh Buah Sensor Garis

    Data – data yang didapat dari sensor garis adalah sebagai berikut:

    Tabel 2.2. Data-Data Sensor Garis

    Warna Depan

    Kiri

    Depan

    Kanan

    Depan

    Tengah

    Tengah

    Kiri

    Tengah

    Kanan

    Belakang

    Kiri

    Belakang

    Kanan

    Putih 677 654 588 387 426 111 469

    Hitam 965 854 928 878 892 853 921

    2.6. CMP S03 (kompas) [8]

    Gambar 2.7 CMP S03

    Kompas merupakan alat navigasi untuk penunjuk arah. Pada tugas akhir

    ini, penulis akan menggunakan modul magnetic compass CMP S03 sebagai

    sensor penunjuk arah ketika robot mengunjungi sebuah ruangan. Sensor ini

    dipilih karena memiliki spesifikasi yang sesuai dengan kebutuhan tugas akhir

    ini. Spesifikasi yang dimiliki CMP S03 diantaranya:

  • Bekerja pada tegangan 5V pada nominal 15mA.

    Memiliki 2 jalur komunikasi (PWM dan I2C).

    Dapat membaca 4 arah mata angin dengan sudut 0-359.9 derajat.

    Sensitive terhadap kutub magnet bumi.

    Dimensi 32mm x 32 mm x 10mm.

    2.7. Aturan Pertandingan [10]

    Pada KRPAI 2016 ini, panitia pelaksana memiliki peraturan yang berbeda

    dari tahun sebelumnya dan mengadopsi pada Trinity College Fire Fighting

    Home Robot Contest , peraturannya sebagai berikut:

    1. Pada KRPAI tahun 2016 ini, sistem perlombaan dibuat 2 level :

    a. Level 1

    Bagian lapangan yang digunakan adalah hanya 1 sisi lapangan

    dengan jumlah room adalah 4.

    Mode start yang digunakan adalah non arbitrary start atau

    arbitrary start (opsional).

    Ada room factor.

    Penggunaan aksesori lapangan bersifat opsional.

    Jumlah lilin yang harus dipadamkan adalah 1 lilin.

    Waktu yang disediakan adalah 3 menit.

    b. Level 2

    Bagian lapangan yang digunakan adalah kedua sisi lapangan

    yang dihubungkan oleh lorong dengan jumlah room adalah 8.

    Mode start yang digunakan adalah arbitrary start.

    Tidak ada room factor.

    Penggunaan aksesori lapangan bersifat wajib.

    Terdapat boneka bayi dalam ruangan.

    Jumlah lilin yang harus dipadamkan adalah 3 lilin

    Waktu yang disediakan adalah 5 menit.

    2. Lapangan merupakan gabungan dari dua lapangan pemadam api tipe Trinity

    College yang berbentuk simetris (cermin). Lapangan terbuat dari papan

  • multipleks dengan tebal 2 cm. Bentuk dan ukuran lapangan pertandingan

    dapat dilihat pada Gambar 3.1.

    Gambar 2.8. Bentuk dan Ukuran Lapangan [9, h.50]

    3. Assesori lapangan yang akan digunakan adalah sebagai berikut :

    a. Boneka

    Boneka berbentuk boneka anjing atau kucing yang akan

    menghalangi 50 – 70% lebar lorong. Jika menyentuh boneka tidak ada

    penalti, tetapi menggeser boneka lebih dari 1 cm akan mendapat

    penalti. Jika melewati boneka diskualifikasi. Berat boneka 500 gr.

    Jumlah boneka 1.

    Gambar 2.9. Bentuk dan Ukuran Boneka [9, h.22]

    b. Furniture

    Furniture mensimulasikan peralatan yang berada dalam suatu

    ruangan. Furniture berbentuk silinder berwarna kuning terang (R:255,

    G:255, B:0) dengan diameter 11 cm, tinggi 30 cm, dan berat lebih dari

    1 kg. Posisi furniture tidak akan menghalangi pintu masuk ruang dan

    30 c

    m

    11 cm

    (R:255, G:255, B:0)

  • robot berukuran maksimum akan bisa masuk ke ruang paling tidak

    separuh body robot sebelum menemukan furniture. Furniture bisa

    menghalangi pandangan robot ke lilin. Robot boleh menyentuh

    furniture, tetapi tidak boleh menggeser letak furniture. Robot yang

    menggeser furniture lebih dari 5 cm akan mendapat penalti.

    Gambar 2.10. Bentuk dan Ukuran Furniture [9, h.53]

    c. Api

    Api akan disimulasikan dengan nyala lilin. Tinggi lilin adalah 15

    sampai 20 cm dari lantai. Peserta tidak boleh mengukur tinggi lilin

    sebelum pertandingan dimulai. Diameter lilin antara 2 – 3 cm. Tinggi

    dan besarnya nyala lilin tidak ada ketentuan yang pasti. Tinggi dan

    besar nyala api ini akan berubah-ubah sepanjang pertandingan. Robot

    harus mampu mendeteksi api berapapun tinggi dan besar nyala lilin.

    Lilin akan dipasang pada tempat lilin yang berbentuk silinder dengan

    warna putih. Lilin tidak akan diletakkan tepat didepan pintu ruang.

    d. Uneven floor dan hanging object

    Uneven floor dan hanging object bersifat opsional pada level 1

    Uneven floor dan hanging object wajib dipakai pada level 2.

    4. Letak lilin dan assesori lapangan

    Level 1

    Pada level 1, hanya ada 1 lilin yang terletak dilapangan.

    Peletakan lilin dalam ruangan bersifat acak, jadi lilin bisa terletak di

    ruang 1, 2, 3 , atau 4. Di dalam ruangan akan ada masing-masing satu

    furniture. Di sekitar ruang 4 akan ada satu boneka anjing. Posisi lilin

    dan letak assesori lapangan ditentukan melalui undian. Kemungkinan

    peletakan lilin dan aksesori lapangan dapat dilihat pada Gambar 2.12.

  • Gambar 2.11. Contoh Letak dan Assesori Lapangan [9, h.75].

    Level 2

    Pada level 2 ini lapangan yang digunakan merupakan gabungan

    dari 2 sisi lapangan yang berbentuk simetris (cermin) dan

    dihubungkan oleh sebuah lorong. Pada satu sisi lapangan akan ada

    sebuah boneka bayi dan 1 buah lilin yang dinyalakan dalam ruangan,

    posisi peletakannya bersifat random berdasarkan hasil undian.

    Kemudian ada 2 lilin yang terletak di sisi lain lapangan. Di dalam

    ruangan akan ada masing-masing satu furniture. Di sekitar ruang 4

    akan ada satu boneka anjing yang penempatannya juga ditentukan

    melalui undian.

    Gambar 2.12. Kemungkinan Letak Api dan Boneka Anjing Lapangan [9, h.54]

  • 5. Peserta diharapkan membuat sendiri mobile robot yang bisa bergerak

    autonomous, bisa mengenali dan menjelajahi lorong dan ruang, bisa

    mengenali semua asesori yang ada tanpa pengendalian dari luar. Pada robot

    tidak boleh terdapat alat komunikasi apapun, walaupun tidak dipakai.

    6. Dimensi robot (panjang × lebar × tinggi) maksimum adalah 31 cm × 31 cm

    × 27 cm.

    7. Alat pemadaman api lilin yang boleh menggunakan kipas atau extinguisher.

    8. Masing-masing robot harus menemukan dan mematikan lilin yang ada

    dalam ruangan dengan benar.

    9. Untuk mematikan lilin yang tanpa juring :

    Sebelum mematikan lilin, robot harus menyalakan LED secara berkedip

    sebagai tanda menemukan lilin. Frekuensi kedipan 2 Hz. LED harus tetap

    berkedip selama 5 detik setelah lilin mati. Robot hanya boleh mematikan

    lilin sesudah seluruh badan robot masuk ke ruangan.

    10. Setelah memadamkan lilin, robot harus kembali ke home tempat awal robot

    start.