bab ii dasar teori · 2017. 6. 12. · sistem yang berguna untuk membaca data sensor, mengolah data...
TRANSCRIPT
-
BAB II
DASAR TEORI
Pada bab ini akan membahas mengenai beberapa teori dan alat-alat pendukung
yang digunakan sebagai acuan untuk merealisasikan sistem. Teori-teori yang digunakan
dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari kajian pustaka, konsep dasat sistem,
mikrokontroler ATMega 324, sensor jarak SRF04, sensor garis, sensor kompas
CMPS03, dan aturan-aturan dalam pertandingan Kontes Robot Indonesia (KRI).
2.1. Kajian Pustaka
a. Kontrol Penjejak Pada Robot Pemadam Api Menggunakan Sistem
Pengindera Api dan Posisi Jarak Dengan Metode Fuzzy Logic. [1]
(P.E.Sasmita, T.A.Sardjono, dan H.Pirngadi 2011)
Pada jurnal ini akan dibuat robot pemadam api menggunakan robot
hexapod dengan mengambil contoh kebakaran yang disimulasikan dalam
lapangan Kontes Robot Cerdas Indonesia. Robot ini dalam bekerja
dirancang menggunakan empat jenis sensor, antara lain sensor ultrasonik
untuk deteksi jarak, sensor uv-tron untuk deteksi ada tidaknya api, sensor
TPA81 untuk deteksi posisi api di ruangan dan sensor garis untuk
membedakan antara lorong dan ruangan dalam lapangan KRCI. Sistem
navigasi robot ini didesain berbasis metode fuzzy logic untuk penerapan
algoritma wall following dalam menyelusuri lapangan untuk mencapai
ruangan dimana tempat api berada.
Hal yang ingin diperoleh dari perancangan kontroler menggunakan
metode fuzzy logic adalah mendapatkan mobilitas yang baik dari robot
pemadam api dalam hal menyelusuri ruangan dalam usaha menemukan api
dan memadamkannya serta kembali ke home. Berdasarkan pengujian
didapatkan bahwa kemampuan sistem dalam melaksanakan misi
pemadaman api yang dibuat memiliki tingkat keberhasilan sekitar 75%.
b. Perancangan Sistem Kontrol dan Algoritma yang Diterapkan untuk
Robot Berkaki Enam dalam Menyelesaikan Misi pada Kontes Robot
Pemadam Api Indonesia. [2] (T.Handoko 2014)
Secara garis besar, sistem yang dibuat terdiri dari mikrokontroler,
sensor-sensor, perangkat keras pemadam api, dan algoritma robot.
-
Mikrokontroler difungsikan sebagai pengendali utama dari sistem yang
berguna untuk membaca data sensor, mengolah data dan kemudian
memberikan perintah kepada servo controller dan pemadam api. Sensor-
sensor berguna untuk membantu robot dalam bernavigasi, memulai
pergerakan, mendeteksi terang dan gelap permukaan lantai, mendeteksi
adanya titik api, dan mendeteksi boneka anjing. Terdapat dua macam
perangkat keras pemadam api yaitu menggunakan air yang dipompa dengan
sebuah motor (extinguisher) dan menggunakan kipas yang diputar oleh
sebuah motor. Algoritma robot yang digunakan ada dua jenis, yaitu
algoritma pertama yang merupakan algoritma yang dirancang dalam skripsi
dan algoritma yang kedua merupakan penyempurnaan algoritma yang
pernah dipakai tim R2C-LYNX.
Pengujian dilakukan dalam tiga sesi di mana pada tiap sesi, robot diuji
sebanyak 42 kali. Dalam sebuah sesi setiap algoritma diuji sebanyak 21
kali. Persentase keberhasilan algoritma pertama pada sesi pertama 76,19 %,
pada sesi kedua 80,95 %, dan pada sesi ketiga 80,95 %. Persentase
keberhasilan algoritma kedua pada sesi pertama 71,43 %, pada sesi kedua
76,19 %, dan pada sesi ketiga 71,43 %.
c. Algoritma untuk Robot Berkaki Enam dalam Proses Menyelesaikan
Pemadaman Api pada Kontes Robot Pemadam Api Indonesia. [3]
(D.B.P.Saputro 2015)
Secara garis besar, sistem yang dibuat terdiri dari sensor TPA81,
sensor jarak, sensor UVTRON, mikrokontroloer, dan perangakat keras
pemadam api. Mikrokontroler digunakan sebagai pengendali utama dari
sistem yang berguna untuk membaca data sensor, mengolah data dan
kemudian menentukan serta memberikan perintah dengan algoritma yang
mana yang lebih efektif dalam penyelesaian pemadaman api dalam ruangan.
Dalam sistem ini, terdapat 2 algoritma khusus untuk proses pemadaman
api yang akan diaplikasikan pada lilin tanpa alas (candle location) maupun
lilin dengan alas serta 1 algoritma untuk liin yang tertutup dengan dinding.
Kemudian dari 2 algoritma ini dapat diketahui tingkat efektifitas
keberhasilan dalam memadamkan api.
-
d. Optimalisasi Algoritma Pergerakan dengan menggunakan Cut Motion
yang diterapkan untuk Robot Berkaki Enam pada Kontes Robot
Pemadam Api Indonesia. [4] (C.D.Mahardika 2016)
Secara garis besar, sistem yang dibuat terdiri dari mikrokontroler,
sensor-sensor, perangkat keras pemadam api, dan algoritma robot.
Mikrokontroler difungsikan sebagai pengendali utama dari sistem yang
berguna untuk membaca data sensor, mengolah data dan kemudian
memberikan perintah kepada servo controller dan pemadam api. Sensor-
sensor berguna untuk membantu robot dalam bernavigasi, memulai
pergerakan, mendeteksi terang dan gelap permukaan lantai, mendeteksi
adanya titik api, mendeteksi boneka.
Pengujian dilakukan dalam tiga sesi, dimana pada setiap sesi,
algoritma pergerakan robot diuji sebanyak 30 kali. Pada sesi pertama dengan
algoritma pertama diperoleh persentase keberhasilan robot dalam mengikuti
dinding sebesar 40% dan 90% untuk berhenti sebelum boneka. Dengan
menggunakan algoritma kedua diperoleh persentase keberhasilan robot
dalam mengikuti dinding sebesar 80% dan 100% untuk berhenti sebelum
boneka. Pada sesi kedua diperoleh persentase keberhasilan sebesar 36,67%
untuk algoritma pertama dan 100% untuk algoritma kedua. Pada sesi ketiga
diperoleh persentase keberhasilan sebesar 36,67% untuk algoritma pertama
dan 96,67% untuk algoritma kedua.
-
2.2. Konsep Dasar Sistem
Gambar 2.1. Blok Diagram Sistem Robot
Blok diagram sistem di atas dapat di bagi menjadi beberapa bagian, yaitu
mikrokontroler pengendali utama & pengolah sensor, pembaca, aktuator (penggerak
dan pemadam api), dan sumber daya listrik.
1. Mikrokontroler Pengendali Utama & Pengolah sensor
Pengendali utama dan pengolah sensor yang digunakan adalah sebuah
mikrokontroler. Mikrokontroler dalam robot ini berfungsi sebagai penerima
dan pengolah data dari pembaca, serta pengeksekusi perintah kepada
penggerak untuk menjalankan algoritma yang ada.
2. Pembaca
Pada bagian ini, terdiri atas beberapa sensor dan perangkat keras, yaitu:
a. Tombol Start
Tombol yang digunakan untuk menjalankan robot selain sound
activation. Tombol Start akan ditekan apabila sound activation tidak
merespon.
b. Tombol Stop
Tombol yang digunakan untuk menghentikan robot atau mereset robot.
c. Sound Activation
Sound
Activation
Tombol start
Sensor garis
UVTRON
Driver Motor
Extinguisher
Servo
Controller
dirancang
oleh Christian
(612011005)
Tombol stop
TPA 81
Sistem pengenal
ruang oleh Jati
(612011018)
Kompas
Sistem pendeteksi
boneka anjing dan
furniture oleh Adi
(612012011)
Flame Sensor
Sensor jarak
SRF04
Mikrokontroler Utama
Infrared
Mikrokontroler
Pengolah Sensor
Indikator
-
Perangkat ini digunakan untuk memberikan sinyal kepada robot apabila
menerima sinyal suara diantara 3.5 KHz – 4 KHz. Sinyal tersebut
kemudian akan diproses oleh pengendali utama untuk menjalankan
robot.
d. Sensor Kompas
Sensor kompas yang digunakan adalah seri CMP S03. Sensor ini
memiliki 2 cara untuk diakses, yaitu melalui PWM atau melalui I2C.
Sensor ini digunakan untuk mengetahui posisi arah robot.
e. Sensor Jarak
Sensor jarak pada robot menggunakan SRF04, yang digunakan untuk
mengetahui jarak antara dinding dengan robot. Data yang diperoleh
oleh sensor selanjutnya diolah oleh pengendali utama sebagai bahan
untuk algoritma pengenalan ruang serta menelusuri dinding.
f. Sensor Garis
Sensor garis pada robot menggunakan LED dan photodioda. Data yang
diperoleh selanjutnya dikirim ke pengendali utama untuk mengetahui
bahwa posisi robot berada di pintu ruangan atau Home.
g. Sensor Pendeteksi Api
Sensor pendeteksi api atau pendeteksi sinar UV pada robot
menggunakan sensor UVTRON. Sensor ini akan mengirimkan sinyal
pada pengendali utama ketika menemukan sumber api saat robot berada
di pintu ruangan.
h. Sensor Suhu dan Sensor Api
Sensor suhu pada robot menggunakan TPA81, digunakan untuk
pointing terhadap titik api. Apabila posisi robot telah dekat dengan
sumber api yang ditandai dengan meningkatnya suhu, maka sensor
suhu akan mengirimkan sinyal kepada pengendali utama. Sensor api
bertujuan untuk memberikan sinyal pada pengendali utama apabila
telah menemukan api pada jarak yang telah ditentukan, sehingga
actuator pemadam api dapat diaktifkan.
3. Aktuator
Pemadam Api
-
Pada bagian ini, terdapat driver motor yang digunakan untuk
mengendalikan extinguisher. Driver motor digunakan untuk
memberikan arus langsung dari sumber listrik jika memperoleh sinyal
dari pengendali utama, sedangkan extinguisher untuk memadamkan api
dengan menggunakan air.
Penggerak
Pada bagian ini terdapat Servo Controller untuk mengontrol servo yang
digunakan sebagai alat penggerak utama robot, yang terdiri atas
ATMega8 dan SSC-32. Servo controller akan mendapatkan perintah
dari pengendali utama untuk melakukan suatu gerak tertentu, yang
perintah tersebut diproses oleh ATMega8 untuk proses kalkulasi, lalu
akan memberikan perintah kepada SSC-32 yang akan mengirimkan
sinyal kepada servo untuk bergerak menuju sudut tertentu.
4. Sumber Daya Listrik
Sumber daya listrik yang digunakan adalah baterai lithium polymer(LiPo)
12.5 volt yang disambungkan dengan regulator DC to DC untuk
mengalirkan tegangan yang dibutuhkan pada selurh perangkat keras.
2.3. Mikrokontroler ATMega324 [5]
Mikrokontroler adalah sebuah sistem microprosesor di mana didalamnya
sudah terdapat CPU, ROM, RAM, I/O, Clock, dan peralatan internal lainnya
yang sudah saling terhubung dan terorganisasi dengan baik oleh pabrik
pembuatnya dan dikemas dalam satu chip yang siap pakai. Sehingga kita tinggal
memprogram isi ROM sesuai aturan penggunaan oleh pabrik yang membuatnya.
Penulis menggunakan mikrokontroler tipe ATmega 324 karena selain
dapat diprogram dengan bahasa C dan banyak dijual dipasaran, mikrokontroler
ini memiliki dua pin TX dan dua pin RX sehingga mikrokontroler ini dapat
berkomunikasi secara serial dengan servo controller. Spesifikasi yang dimiliki
Atmega 324 adalah sebagai berikut :
1. Memiliki 32Kbytes Flash Memory, 1Kbytes EEPROM, dan 2Kbytes
Internal SRAM
2. Memiliki 2 kanal Timer/Counter 8-bit
3. Memiliki 1 kanal Timer/Counter 16-bit
-
4. Memiliki 8 kanal ADC 10-bit
5. Tersedia 2x USART, SPI, I2C
6. Tersedia Watchdog Timer dan Analog Comparator
7. Memiliki 32 jalur I/O
Gambar 2.3.1 dan 2.3.2 memperlihatkan bentuk dan konfigurasi pin
mikrokontroler ATMega 324.
Gambar 2.2. Bentuk Mikrokontroler ATMega324
Gambar 2.3. Konfigurasi Pin Mikrokontroler ATMega324
Berikut penjelasan mengenai fungsi port pada ATMega324:
1. Port A0-A7 dapat difungsikan sebagai saluran input/output. Port A juga
memiliki sebuah fungsi khusus yaitu dapat difungsikan sebagai port Analog
to Digital Converter (ADC).
2. Port B0-B7 dapat difungsikan sebagai saluran input/output. Port B juga
memiliki sebuah fungsi khusus yaitu dapat difungsikan sebagai port SPI,
chip clock oscilator dan timer/counter.
-
3. Port C0-C7 dapat difungsikan sebagai saluran input/output. Port C juga
memiliki sebuah fungsi khusus yaitu dapat difungsikan sebagai protokol
I2C.
4. Port D0-D7 dapat difungsikan sebagai saluran input/output. Port D juga
memiliki sebuah fungsi khusus yaitu sebagai komparator analog,
timer/counter, dan komunikasi serial (USART).
5. Port VCC adalah port yang digunakan sebagai masukkan sumber daya
mikrokontroler sebesar 5V.
6. Port AREF adalah port masukan tegangan referensi ADC.
7. Port GND adalah port ground.
8. Port AVCC adalah port untuk masukan tegangan ADC.
2.4. Sensor Jarak SRF04 [6]
SRF04 adalah sensor yang dapat mengukur jarak benda atau objek yang
ada di depannya. Sensor ini bekerja dengan sinyal ultrasonik (40KHz) dengan
mengirimkan pulsa selama 10 mikrodetik. Sinyal akan dipantulkan ke objek
yang ada di depan sensor tersebut dan akan diterima oleh modul yang sama.
Waktu yang ditempuh untuk proses pemancaran sinyal disebut echo. Echo
berbentuk sinyal high pada keluaran modul sensor, lamanya sinyal echo ini akan
menunjukkan jarak benda terhadap sensor. Lebar pulsa echo antara 100
mikrodetik – 18 milidetik dan sebanding dengan jarak 3 sentimeter – 3 meter.
Penulis menggunakan sensor jarak SRF04 sebagai sensor untuk navigasi
robot. Sensor ini dipilih karena mempunyai spesifikasi yang sesuai dengan
kebutuhan tugas akhir ini. Spesifikasi yang dimiliki SRF04 diantaranya [] :
1. Bekerja pada level tegangan 5 volt.
2. Arus yang dibutuhkan 30 - 50 miliampere.
3. Mengukur jarak antara 3 sentimeter – 3 meter.
4. Keluaran berupa tegangan TTL.
5. Dimensi 43 mm x 20 mm x 17 mm.
-
Gambar 2.4. SRF 04
Data – data dari sensor SRF04 ini adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1. Data-Data Sensor Jarak SRF04
Jarak
Benda(cm)
Data
Sensor(cm)
Perbedaan
(cm)
Jarak
Benda(cm)
Data
Sensor(cm)
Perbedaan
(cm)
3 3,1 0,1 32 32,1 0,1
4 4 0 33 33,2 0,2
5 5,1 0,1 34 34,1 0,1
6 6,1 0,1 35 35,2 0,2
7 7 0 36 36,1 0,1
8 8,1 0,1 37 37,1 0,1
9 9,1 0,1 38 38,2 0,2
10 10,4 0,4 39 39 0,0
11 11 0 40 40,1 0,1
12 12,1 0,1 41 41,2 0,2
13 13,1 0,1 42 41,9 0,1
14 14,1 0,1 43 42,8 0,2
15 15 0 44 44 0,0
16 16 0 45 45,1 0,1
17 17,2 0,2 46 46,2 0,2
18 18,1 0,1 47 47,1 0,1
19 18,9 0,1 48 48,2 0,2
20 20 0 49 49 0,0
21 21,1 0,1 50 50 0,0
22 22,2 0,2 60 60,2 0,2
-
23 23,1 0,1 70 69,8 0,2
24 23,9 0,1 80 79,9 0,1
25 25 0 90 90,3 0,3
26 26,2 0,2 100 99,8 0,2
27 27,1 0,1 110 109,7 0,3
28 28,1 0,1 120 120,3 0,3
29 29,1 0,1 130 130,3 0,3
30 30,2 0,2 140 140,1 0,1
31 31 0 150 150,2 0,2
Data sensor dalam cm tersebut didapat rumus perhitungan sebagai berikut :
( ) ( )
1. Contoh perhitungan pada jarak 10 cm.
( ) ( )
2. Contoh perhitungan pada jarak 30 cm.
( ) ( )
2.5. Sensor Garis [7]
Photodiode adalah jenis diode yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda
dengan diode biasa, komponen ini akan mengubah cahaya menjadi arus listrik.
Cahaya yang dapat dideteksi oleh photodiode ini berupa cahaya infra merah, cahaya
tampak, ultraviolet, hingga sinar-X.
Penulis menggunakan photodiode sebagai pendeteksi garis putih pada pintu
ruangan. Sensor ini dipilih karena memiliki respon yang baik dan mudah didapat
dipasaran.
-
Gambar 2.5. Rangkaian Sensor Garis
Berdasarkan rangkaian diatas, ketika LED memancarkan cahayanya pada
pemukaan dengan warna hitam, cahaya yang dipancarkan tersebut tidak sepenuhnya
dipantulkan oleh permukaan berwarna hitam tersebut. Hal ini menyebabkan
resistansi pada photodiode akan menjadi besar (diasumsikan tak terhingga) dan
mengakibatkan tidak ada arus yang diteruskan oleh photodiode ke output.
Sedangkan sebaliknya, bila cahaya dipancarkan pada bidang permukaan berwarna
putih, pancaran cahaya tersebut akan lebih banyak yang dipantulkan kembali
sehingga menyebabkan resistansi pada photodiode menjadi kecil dan
mengakibatkan ada arus yang diteruskan ke output. Sehingga, akan ada tegangan
pada output yang bermacam-macam tergantung pada resistansi yang dihasilkan oleh
photodiode ketika menerima pantulan cahaya.
Tegangan-tegangan output yang bermacam-macam ini akan diolah datanya
dengan Atmega324. Dengan memanfaatkan fasilitas ADC 10-bit pada port A,
tegangan output yang analog akan dikonversikan ke digital. Sehingga nilai-nilai
yang dipantulkan oleh warna-warna permukaan tertentu akan terbaca.
Pada robot digunakan tujuh buah sensor garis yang diletakkan sepanjang
tubuh robot, dan berada pada bagian bawah robot. Penggunaan tujuh buah sensor
garis supaya robot mudah membedakan antara garis putih pintu ruangan atau juring
Home. Peletakan tujuh buah sensor garis dapat dilihat pada gambar 2.6.
-
Gambar 2.6. Peletakan Tujuh Buah Sensor Garis
Data – data yang didapat dari sensor garis adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2. Data-Data Sensor Garis
Warna Depan
Kiri
Depan
Kanan
Depan
Tengah
Tengah
Kiri
Tengah
Kanan
Belakang
Kiri
Belakang
Kanan
Putih 677 654 588 387 426 111 469
Hitam 965 854 928 878 892 853 921
2.6. CMP S03 (kompas) [8]
Gambar 2.7 CMP S03
Kompas merupakan alat navigasi untuk penunjuk arah. Pada tugas akhir
ini, penulis akan menggunakan modul magnetic compass CMP S03 sebagai
sensor penunjuk arah ketika robot mengunjungi sebuah ruangan. Sensor ini
dipilih karena memiliki spesifikasi yang sesuai dengan kebutuhan tugas akhir
ini. Spesifikasi yang dimiliki CMP S03 diantaranya:
-
Bekerja pada tegangan 5V pada nominal 15mA.
Memiliki 2 jalur komunikasi (PWM dan I2C).
Dapat membaca 4 arah mata angin dengan sudut 0-359.9 derajat.
Sensitive terhadap kutub magnet bumi.
Dimensi 32mm x 32 mm x 10mm.
2.7. Aturan Pertandingan [10]
Pada KRPAI 2016 ini, panitia pelaksana memiliki peraturan yang berbeda
dari tahun sebelumnya dan mengadopsi pada Trinity College Fire Fighting
Home Robot Contest , peraturannya sebagai berikut:
1. Pada KRPAI tahun 2016 ini, sistem perlombaan dibuat 2 level :
a. Level 1
Bagian lapangan yang digunakan adalah hanya 1 sisi lapangan
dengan jumlah room adalah 4.
Mode start yang digunakan adalah non arbitrary start atau
arbitrary start (opsional).
Ada room factor.
Penggunaan aksesori lapangan bersifat opsional.
Jumlah lilin yang harus dipadamkan adalah 1 lilin.
Waktu yang disediakan adalah 3 menit.
b. Level 2
Bagian lapangan yang digunakan adalah kedua sisi lapangan
yang dihubungkan oleh lorong dengan jumlah room adalah 8.
Mode start yang digunakan adalah arbitrary start.
Tidak ada room factor.
Penggunaan aksesori lapangan bersifat wajib.
Terdapat boneka bayi dalam ruangan.
Jumlah lilin yang harus dipadamkan adalah 3 lilin
Waktu yang disediakan adalah 5 menit.
2. Lapangan merupakan gabungan dari dua lapangan pemadam api tipe Trinity
College yang berbentuk simetris (cermin). Lapangan terbuat dari papan
-
multipleks dengan tebal 2 cm. Bentuk dan ukuran lapangan pertandingan
dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 2.8. Bentuk dan Ukuran Lapangan [9, h.50]
3. Assesori lapangan yang akan digunakan adalah sebagai berikut :
a. Boneka
Boneka berbentuk boneka anjing atau kucing yang akan
menghalangi 50 – 70% lebar lorong. Jika menyentuh boneka tidak ada
penalti, tetapi menggeser boneka lebih dari 1 cm akan mendapat
penalti. Jika melewati boneka diskualifikasi. Berat boneka 500 gr.
Jumlah boneka 1.
Gambar 2.9. Bentuk dan Ukuran Boneka [9, h.22]
b. Furniture
Furniture mensimulasikan peralatan yang berada dalam suatu
ruangan. Furniture berbentuk silinder berwarna kuning terang (R:255,
G:255, B:0) dengan diameter 11 cm, tinggi 30 cm, dan berat lebih dari
1 kg. Posisi furniture tidak akan menghalangi pintu masuk ruang dan
30 c
m
11 cm
(R:255, G:255, B:0)
-
robot berukuran maksimum akan bisa masuk ke ruang paling tidak
separuh body robot sebelum menemukan furniture. Furniture bisa
menghalangi pandangan robot ke lilin. Robot boleh menyentuh
furniture, tetapi tidak boleh menggeser letak furniture. Robot yang
menggeser furniture lebih dari 5 cm akan mendapat penalti.
Gambar 2.10. Bentuk dan Ukuran Furniture [9, h.53]
c. Api
Api akan disimulasikan dengan nyala lilin. Tinggi lilin adalah 15
sampai 20 cm dari lantai. Peserta tidak boleh mengukur tinggi lilin
sebelum pertandingan dimulai. Diameter lilin antara 2 – 3 cm. Tinggi
dan besarnya nyala lilin tidak ada ketentuan yang pasti. Tinggi dan
besar nyala api ini akan berubah-ubah sepanjang pertandingan. Robot
harus mampu mendeteksi api berapapun tinggi dan besar nyala lilin.
Lilin akan dipasang pada tempat lilin yang berbentuk silinder dengan
warna putih. Lilin tidak akan diletakkan tepat didepan pintu ruang.
d. Uneven floor dan hanging object
Uneven floor dan hanging object bersifat opsional pada level 1
Uneven floor dan hanging object wajib dipakai pada level 2.
4. Letak lilin dan assesori lapangan
Level 1
Pada level 1, hanya ada 1 lilin yang terletak dilapangan.
Peletakan lilin dalam ruangan bersifat acak, jadi lilin bisa terletak di
ruang 1, 2, 3 , atau 4. Di dalam ruangan akan ada masing-masing satu
furniture. Di sekitar ruang 4 akan ada satu boneka anjing. Posisi lilin
dan letak assesori lapangan ditentukan melalui undian. Kemungkinan
peletakan lilin dan aksesori lapangan dapat dilihat pada Gambar 2.12.
-
Gambar 2.11. Contoh Letak dan Assesori Lapangan [9, h.75].
Level 2
Pada level 2 ini lapangan yang digunakan merupakan gabungan
dari 2 sisi lapangan yang berbentuk simetris (cermin) dan
dihubungkan oleh sebuah lorong. Pada satu sisi lapangan akan ada
sebuah boneka bayi dan 1 buah lilin yang dinyalakan dalam ruangan,
posisi peletakannya bersifat random berdasarkan hasil undian.
Kemudian ada 2 lilin yang terletak di sisi lain lapangan. Di dalam
ruangan akan ada masing-masing satu furniture. Di sekitar ruang 4
akan ada satu boneka anjing yang penempatannya juga ditentukan
melalui undian.
Gambar 2.12. Kemungkinan Letak Api dan Boneka Anjing Lapangan [9, h.54]
-
5. Peserta diharapkan membuat sendiri mobile robot yang bisa bergerak
autonomous, bisa mengenali dan menjelajahi lorong dan ruang, bisa
mengenali semua asesori yang ada tanpa pengendalian dari luar. Pada robot
tidak boleh terdapat alat komunikasi apapun, walaupun tidak dipakai.
6. Dimensi robot (panjang × lebar × tinggi) maksimum adalah 31 cm × 31 cm
× 27 cm.
7. Alat pemadaman api lilin yang boleh menggunakan kipas atau extinguisher.
8. Masing-masing robot harus menemukan dan mematikan lilin yang ada
dalam ruangan dengan benar.
9. Untuk mematikan lilin yang tanpa juring :
Sebelum mematikan lilin, robot harus menyalakan LED secara berkedip
sebagai tanda menemukan lilin. Frekuensi kedipan 2 Hz. LED harus tetap
berkedip selama 5 detik setelah lilin mati. Robot hanya boleh mematikan
lilin sesudah seluruh badan robot masuk ke ruangan.
10. Setelah memadamkan lilin, robot harus kembali ke home tempat awal robot
start.