bab ii analisis data - abstrak.ta.uns.ac.id · segi struktur karya sastra cerita bersambung mburu...
TRANSCRIPT
BAB II
ANALISIS DATA
A. Analisis Struktural
Analisis struktural merupakan bangunan kerangka pokok yang ada dalam
sebuah karya sastra yang tidak dapat berdiri sendiri secara terpisahkan, melainkan
saling berkaitan erat dalam sebuah bentuk kesatuan yang utuh. Analisis struktural
karya sastra bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secermat, seteliti,
sedetail, dan mendalam mungkin keterkaitan serta keterjalinan semua unsur karya
sastra yang secara sastra yang terdiri dari (judul, sudut pandang (point of view),
gaya dan tone) serta keterkaitan antar unsur.
Pembentuk karya sastra yang bersifat insrinsik. Unsur-unsur tersebut
mewakili analisis struktural karya sastra, selanjutnya akan diuraikan satu demi
satu unsur-unsur intrinsik tersebut secara berururtan dalam rangka pembahasan
segi struktur karya sastra cerita bersambung Mburu Pusaka karya Al Aris
Purnomo.
Struktur faktual bukanlah bagian terpisahkan dari sebuah cerita. Fakta-
fakta cerita atau struktur faktual terdiri dari karakter, alur, latar, dan tema. Struktur
faktual merupakan salah satu aspek cerita.
1. Karakter
Terma penokohan (karakter) merupakan biasanya dipakai dalam dua
konteks. Konteks pertama, karakter merujuk pada individu-individu yang muncul
dalam cerita, konteks yang kedua yaitu karakter yang merujuk pada percampuran
35
36
dari berbagai kepentingan, keinginan, emosi, dan prinsip moral dari individu-
individu tersebut.
Karakter dibagi menjadi tiga konteks yang pertama klasifikasi yang
meliputi karakter utama atau mayor dan karakter bawahan atau minor, kedua
motivasi meliputi motivasi spesifik dan motivasi dasar, yang ketiga karakterisasi
yang dapat dilihat dalam bukti-bukti penafsifan nama, deskripsi ekspresif,
komentar pengarang dan komentar tokoh lain.
a. Klasifikasi
Klasifikasi dibagi menjadi dua terdiri dari karakter utama atau mayor dan
karakter bawahan atau minor.
1) Karakter Utama
Karakter utama ini hanya ada satu, yaitu karakter yang terkait dalam
semua peristiwa dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo dari awal
sampai akhir.
1. Nurcahya
Nurcahya adalah karakter utama dari awal sampai akhir yang terkait
dalam semua peristiwa. Tokoh Nurcahya digambarkan sebagai pemuda yang
halus dan sopan dalam berbicara. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut :
Nurcahya nyopiri sedhan tleser-tleser mlebu latar amba ngarep omah joglo
kuwi. Di parkir ing ngisor wit maja ing sisih kiwa gapura. Terus mundhun
dhisik, banjur mbukakke lawang mburi sisih kiwa. Pak, menika leres Griya
Wening,tembunge Nurcahya alus lan sopan marang juragane.... (JB. No 06
Epsd. 01)
Terjemahan
Nurcahya mengemudi mobil sedan perlahan-lahan mulai masuk ke halaman
luas di depan rumah joglo itu. Mobil di parkir di bawah pohon maja di bagian
37
kiri gapura. Turun dahulu setelah itu membukakan pintu belakang bagian kiri.
Pak, apakah benar ini rumah Wening, kata Nurcahya dengan halus dan sopan
pada majikannya.... (JB. No 06 Epsd. 01)
Tokoh Nurcahya dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo
digambarkan sebagai laki-laki yang masih muda yang berkerja sebagai sopir
seorang pengusaha. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Terus ana sedhan anyar mandheg ngarep gapura. Sopire, wong lanang enom
mbukak lawang njur mudhun. Mlaku nyedhak lawang gapura, ngunakake
klinthing gedhe kang minangka bel, kanthi nggeret rante wesi kang di sambung
karo bandhul klinthing mau Kloneng! Kloneng! Kloneng! .... (JB. No 06 Epsd.
01)
Terjemahan
Lalu ada mobil sedan baru berhenti depan gapura. Sopirnya, laki-laki muda
membuka pintu lalu turun. Berjalan mendekati pintu gapura, membunyikan
lonceng besar yang digunakan untuk bel, serta menarik rantai besi yang
dihubungkan dengan gantungan lonceng besar tadi Kloneng! Kloneng!
Kloneng! .... (JB. No 06 Epsd. 01)
Nurcahya juga mempunyai sifat yang disukai oleh majikannya Gunar
Sudigdo yang bersifat jujur yang digambarkan oleh pengarang dalam cerbung
Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo. Hal tersebut terdapat dalam kutipan
berikut ini:
Gunar Sudigdo sing maune rada sekel pikirane dadi cemeplong rasane. Bab
kuwi bisa klakon jalaran Nurcahya wis kandha apa anane kanthi jujur.
Hehehe... dakkira yen kowe bakal kandha apa anane. Yakuwi sing tak senengi
saka awakmu, Nur. Aku ora apa-apa...nanging sing ngati-ati..... (JB. No 23
Epsd. 18)
Terjemahan
Gunar Sudigdo yang tadinya agak marah pikirannya menjadi lega rasanya. Hal
itu bisa terlaksana karena Nurcahya sudah bilang apa adanya dengan jujur.
Hehehe... saya kira jika kamu akan bilang apa adanya. Ya itu yang saya sukai
dari dirimu, Nur. Aku tidak apa-apa.. namun hati-hati. .... (JB. No 23 Epsd. 18)
38
Nurcahya juga mempunyai perasaan yang ragu-ragu dari perbuatan Dirga
Swandaru, karena Nurcahya memiliki sifat peduli kepada Gunar Sudigdo. hal
tersebut dapat terbukti dari kutipan berikut ini :
Nanging yen kowe rangu-rangu, kuwi ya malah meneri, ateges kowe bisa
menehi panemu marang aku ngenani bab-bab sing miturut kowe nyleneh lan
nyalawadi. Apa aku kleru ngenani bab iki? Panjenengan mboten lepat, kula
malah maturnuwun dene anggen kula rangu-rangu malah panjenengan paringi
panjurung. Dados kula nggih malah sekeca anggen kula nglajengaken rangu-
rangu kula kalawau..... (JB. No 07 Epsd. 02)
Terjemahan
Namun jika kamu ragu-ragu, itu malah kebetulan, berarati kamu bisa
memberikan saran kepadaku pada hal-hal yang menurut kamu aneh dan
mengandung rahasia. Apakah aku salah tentang hal ini? Anda tidak salah, saya
malah berterimakasih karena dari saya ragu-ragu malah anda berikan petunjuk.
Jadi saya juga malah setuju ketika saya meneruskan keragu-raguan saya tadi....
(JB. No 07 Epsd. 02)
Cerita cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo ini juga
diceritakan bahwa tokoh Nurcahya merupakan sosok yang patuh akan atasannya,
peduli sesama serta cekatan. Selain itu Nurcahya merupakan sosok yang rendah
hati. Hal tersebut digambarkan pada kutipan;
....Inggih, Nurcahya ngendhegake mobile mbukak lawang njur mlayu
nangekake pit montor sing tiba ngglasar. Ora ana sing rusak, mung beret-
beret. Pit motor dijagang. Sampeyan boten napa-napa? takone Nurcahya
marang wong sing mau numpaki pit motor sing isih nganggo helm brukut. ....
Nyuwun ngapunten yen jenengan dhawah, Nurcahya ngejak salaman..... (JB.
No 08 Epsd. 03)
Terjemahan
....Iya, Nurcahya memberhentikan mobilnya membuka pintu kemudian lari
mendirikan sepeda motor yang jatuh tersungkur. Tidak ada yang rusak, hanya
baret-baret. Sepeda motor distandartkan. Kamu tidak apa-apa? Tanya Nurcahya
pada pengendara sepeda motor yang memakai helm tertutup..... Minta maaf
kalau anda jatuh, Nurcahya mengajak berjabat tangan..... (JB. No 08 Epsd. 03)
Kutipan ini menggambarkan bahwa sosok Nurcahya yang patuh pada
atasannya, saat dia langsung menghentikan mobil. Selain itu Nurcahya sosok yang
39
peduli dan cekatan, hal ini digambarkan ketika Nurcahya langsung membantu
mendirikan motor yang jatuh kemudian menanyakan keadaan pengendaranya
serta sosok Nurcahya yang rendah hati, ketika Nurcahya tetap meminta maaf
walaupun peristiwa yang terjadi bukan salahnya. Di samping itu Nurcahya
mempunyai sikap yang teliti serta pintar dalam menyikapi segala sesuatu. Hal
tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Gunar nyritakake kabeh kang nembe kedadean. Nurcahya ngrungokne kanthi
premati. Pikirane nglambrang golek wangsulan. Kedadean-kedadean kang
dumadi dina kuwi kaya ana sambung rapete. Nurcahya durung bisa aweh
dudutan marang bab kuwi..... Hp ditampani, Nurcahya nggagapi apa kang
nembe dumadi. Adhedhasar nalar lumrah, durung bisa nerangke apa-apa.
Nurcahya nyoba nggunakake pikir liya sing sumbere saka rasa sujana..... (JB.
No 10 Epsd. 05)
Terjemahan
Gunar menceritakan semua yang baru terjadi. Nurcahya mendengarkan dengan
penuh perhatian. Pikirannya kemana-mana mencari jawaban. Kejadian-
kejadian yang terjadi hari itu seperti ada hubungannya. Nurcahya belum bisa
memberikan kesimpulan dari hal tersebut..... Telpon genggam di terima,
Nurcahya mencoba mengerti apa yang sedang terjadi. Berdasarkan akal biasa,
belum bisa menerangkan apa-apa. Nurcahya mencoba mengunakan pikiran lain
yang bersumber dari rasa curiga (JB. No 10 Epsd. 05)
Berdasarkan kutipan di atas menerangkan bahwa Nurcahya mempunyai
sikap yang teliti terhadap segala sesuatu dan berwatak pintar dalam menyikapi
kendala-kendala serta kejadian yang terjadi saat itu. Selain itu, Nurcahya juga
digambarkan oleh pengarang mempunyai sikap baik. Hal ini terbukti dalam
kutipan berikut ini :
Sesambungan antarane juragan lan sopir kuwi pancen katon sumadulur.
Nurcahya bisa ngladeni juragane kanthi becik..... (JB. No 11 Epsd. 06)
Terjemahan
40
Hubungan antara majikan dengan sopir itu memang terlihat seperti saudara.
Nurcahya bisa melayani majikannya dengan baik..... (JB. No 11 Epsd. 06)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan sikap baik Nurcahya
terhadap majikannya sudah seperti sodara. Selain hal itu Nurcahya juga
mempunyai rasa kasih sayang terhadap Tyas Widuri sebagai lawan jenis. Hal
tersebut terdapat dalam kutipan :
Nurcahya dadi kelingan kedadean wingi nalika Tyas Widuri tiba amarga
kaget. Nurcahya masem dhewe. Ngapa mesam-mesem, Nur? Kelingan kenya
wingi kae, ya? hehehe inggih, Nurcahya ora selak. Padatan yen kelingan wae
tandha-tandha lho, Nur. Tandha-tandha punapa, pak?halah.. reka-reka ora
ngerti tenan ngerti. Yen ora ngerti tenan ya entenana wae, mengko apa sing
bakal dumadi. hehehe..... (JB. No 12 Epsd. 07)
Terjemahan
Nurcahya menjadi ingat dengan kejadian kemarin ketika Tyas Widuri jatuh
karena kaget. Nurcahya tersenyum sendiri. Mengapa tersenyum-senyum, Nur?
Teringat perempuan kemaren ya? hehehe iya, Nurcahya tidak memungkiri.
Bisa jadi jika teringat itu menjadi tanda-tanda lho, Nur? Tanda-tanda apa, Pak?
Halah.. pura-pura nggak tahu tenan. Jika tidak mengerti tunggu saja nanti apa
yang akan terjadi. hehehe..... (JB. No 12 Epsd. 07)
Berdasarkan kutipan di atas Nurcahya juga memiliki rasa kasih sayang
dan ketertarikan terhadap perempuan, perempuan itu bernama Tyas Widuri.
Hingga saat teringat pasti melakukan hal-hal seperti senyum sendiri, menandakan
bahwa ada rasa ketertarikan pada perempuan yang bernama Tyas Wuduri. Tokoh
Nurcahya juga digambarkan oleh pengarang juga memiliki kemampuan untuk
beladiri. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini:
Wah, Mas Nur prayata hebat tenan. Dikroyok wong telu kok anteng wae.
Tembung Dyah isih karo ngusapi kringete Nurcahya. Ahhh.. ya ora hebat.
Kebenaran wae wong-wong mau padha nyepelekake, mula banjur kelangan
kepercayaan dhiri. Upama padha nekad ngroyok genah aku sing kalah. Halah
ora usah merendah aku ngerti dengan mata kepalak, yen Mas Nur pancen
hebat kaya aktor Jet Li..... (JB. No 17 Epsd. 12)
Terjemahan
41
Wah, Mas Nur ternyata hebat sekali. Dikeroyok tiga orang hanya tenang saja.
Kata Dyah yang masih mengusapi keringat Nurcahya. Ahh, tidak hebat ya.
kebetulan saja orang-orang tadi hanya menyepelekan, lalu kehilangan
kepercayaan diri. Seumpama mereka nekad mengkroyok pasti aku sing kalah.
Halah tidak usah merendahkan aku mengerti dengan mata kepala, jika Mas Nur
memang hebat seperti aktor Jet Li..... (JB. No 17 Epsd. 12)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan sosok Nurcahya bahwa
memiliki bakat keahlian beladiri yang bisa menjaga Dyah Pramesthi dari tiga
orang jahat yang akan mencelakai, Nurcahya dan dyah Pramesthi. Di samping itu
juga Nurcahya memiliki sebuah sifat yang teguh atau mempunyai cita-cita yang
tinggi serta harapanuntuk lebih baik di masa depan sebelum memikirkan
pendamping hidup. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini:
Nurcahya enggal mbusak wewayangane kenya loro kuwi. Kabeh banjur
ditableg ngganggo pikiran kang ngonceki kasunyatan uripe kang dirasa
durung mapan. Isih akeh bab kang kudu ditindakake ing uripe. Dadi sopir
amung kanggo pancadan, Nurcahya duwe gegayuhan sing luweh dhuwur.
Gegayuhan kuwi disimpen minangka jimat kanggo menehi kekuwatan jangkah
teruse. Mikir kuwi kabeh, pikirane kanoman kuwi krasa lungkrah, banjur
lungguh sedhela, tangane ngapurancang, mripate rem-rem ayam, kalbune
ngumbulke donga marang Gusti. Sawise unjal napas landhung, nggletak
maneh, pikirane luwih pasrah, wusanane bisa turu direnggani impen endah.....
(JB. No 17 Epsd. 12)
Terjemahan
Nurcahya segera menghapus gambaran dua perempuan itu. Semua di jawab
dengan mengunakan pikiran yang mengupas kenyataan hidup yang dirasa
belum mapan. Masih banyak hal yang harus dilakukan di hidup ini. Menjadi
sopir hanya sebagai batu lompatan yang digunakan sebagai batu loncatan.
Nurcahya mempunyai impian yang lebih tinggi. Impian tersebut disimpan
untuk memberikan kekuatan melangkah terus. Memikirkan itu semua,
pikirannya pemuda itu terasa lelah, lalu duduk sebentar tangannya sapu
ranjang, matanya memejamkan mata, dari harapan yang memanjatkan doa dari
Tuhan. Sesudah mengambil napas dalam, tiduran lagi, pikirannya lebih pasrah,
sehingga bisa tidur dengan dihiasi mimpi indah..... (JB. No 17 Epsd. 12)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bahwa tokoh Nurcahya
memiliki sebuah harapan besar di masa depan agar mapan dalam hal kehidupan
masa depan sebelum menyukai perempuan yang sedang dekat dengannya. Tokoh
42
Nurcahya mempunyai tekad yang besar dalam mencapai apa yang diinginkan
sekarang. Tokoh Nurcahya juga digambarkan memiliki sifat yang sopan santun
dan mentaati atura serta suka menolong orang juga membutuhkan. Hal tersebut
terdapat dalam kutipan berikut ini:
Kabeh karyawan banjur tepung kanthi becik karo Nurcahya, awit saka
anggone Nurcahya lembah manah lan kebak tatakrama. Nurcahya uga ora
wigah-wigah aweh pambiyantu marang sapa wae sing mbutuhke tenangane.....
(JB. No 18 Epsd. 13)
Terjemahan
Semua Karyawan tahu kenal baik dengan Nurcahya, dimulai dari sifatnya
Nurcahya yang sopan santun dan mentaati aturan. Nurcahya juga tidak segan-
segan memberikan bantuan kepada siapapun yang membutuhkan tenaganya.....
(JB. No 18 Epsd. 13)
Berdasarkan kutiapan di atas menggambarkan tokoh Nurcahya memiliki
sifat yang dimana orang sekitar Nurcahya merasa nyaman karena perbuatannya
yang bersifat sopan santun serta mentaati aturan. Selain itu tokoh Nurcahya juga
mempunyai kepercayaan Sang Penguasa dan Sang Pencipa. Hal tersebut terdapat
di dalam kutipan berikut ini :
Menawi panjenengan pitados kaliyan kedadosan-kedadosan aneh ingkang
sesambetan kalih pusaka-pusaka kalawau ateges ugi pitados bilih pusaka-
pusaka kalawau gadhah daya linuwih ingkang saged ndayani dhateng
gesangipun manungsa? Nyuwun pangapunten. Kula sampun nate matur..
punapa boten ateges mangro tinggal kaliyan kapitadosan penjengengan bab
panguwaosipun Gusti Ingkang Maha Agung..... (JB. No 18 Epsd. 13)
Terjemahan
Jika anda mengatakan dengan kejadian-kejadian aneh yang berhubungan
dengan pusaka-pusaka tadi seperti juga mengatakan apa pusaka-pusaka
tersebut mempunyai daya yang lebih yang bisa mengkuatkan dari kehidupan
43
manusia? Minta maaf. Saya sudah bilang. Kenapa saya tidak sependapat
dengan pendapat anda dalam hal penguasa Tuhan yang Maha Agung?..... (JB.
No 18 Epsd. 13)
Berdasarkan kutipan di atas Nurcahya tidak mempercayai hal-hal yang
aneh jika benda pusaka itu dapat memberi kekuatan kepada manusia, Nurcahya
hanya percaya kekuatan serta penguasa alam semesta adalah Tuhan yang Maha
Agung. Tokoh Nurcahya juga digambarkan oleh pengarang memiliki hati baik
dan tidak meminta imbalan dalam menolong segala sesuatu. Hal itu terbukti
terdapat dalam kutipan berikut ini :
Gunar Sudigdo mongkong Nurcahya. Pawongan cendhek lemu kuwi prajanji
yen ora bakal nglalekake Nurcahya. Gunar Sudigdo sakulawargane rumangsa
kepotangan karo Nurcahya. Nanging Nurcahya ora rumangsa motangke,
kabeh ditindakake minangka manungsa kang duwe ati nurani, awit ing ati
nurani kuwi mau swarane Gusti keprungu cetha..... (JB. No 28 Epsd. 23)
Terjemahan
Gunar Sudigdo bilang kepada Nurcahya, seorang yang pendek gemuk itu
berjanji jika tidak akan melupakan Nurcahya. Gunar Sudigdo sekeluarga
merasa berhutang dengan Nurcahya. Namun Nurcahya tidak merasa
menghutangkan, semua tindakan yang dilakukan seperti manusia yang
mempunyai hati nurani, mulai dari hati nurani itu dari suaranya Tuhan yang
terdengar jelas..... (JB. No 28 Epsd. 23)
2. Gunar Sudigdo
Gunar Sudigdo merupakan tokoh utama kedua yang berada dalam cerita
dari awal sampai akhir. Tokoh Gunar Sudigdo adalah seorang pengusaha yang
memiliki bentuk tubuh pendek dan gemuk. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan
berikut :
Pak, menika leres Griya Wening, tembunge Nurcahya alus lan sopan marang
juragane. wong iku, Gunar Sudigdo wonge cendhek lemu genah awit sandhang
panggone bergas, setelan jas biru dhongker, hem njero biru maya-maya,
dhasine uga biru, pas banget karo werna setelan jas sing dienggo..... (JB. No
06 Epsd. 01)
Terjemahan
44
Pak, apakah benar disitu tempat rumah Wening, kata Nurcahya yang halus dan
sopan kepada majikannya. Orang itu, Gunar Sudigdo orangnya pendek gemuk
benar dari pakaiannya yang mapan, berpakaian dengan memakai jas warna biru
tua, kemeja yang menggunakan biru muda serta dasinya memakai warna biru
juga cocok sekali dengan menggunakan pasangan jas yang dipakai..... (JB. No
06 Epsd. 01)
Berdasarkan kutipan di atas, pengarang menggambarkan Gunar Sudigdo
mempunyai bentuk tubuh yang pendek dan gemuk. Disamping itu Gunar Sudigdo
juga seseorang yang ambisius dalam mencari pasangan pusaka-pusaka yang
dimilikinya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini:
Wonten Pundi pasanganipun niku? Mbok dipun padosi. Menapa kemawon
syarat lan uparampenipun kula cawisaken, ugi pinten kemawon ragadipun,
Gunar Sudigdo sajak kedereng banget. Wis mantep tenan ta kersa Njenengan
kuwi? Ragede iki ora sithik lan kudu nganggo laku batin kang ora gampang.
Kula sampun mantep! Pinten kemawon ragadipun lan kados pundi kemawon
lakunipun badhe kula lampahi .... (JB. No 07 Epsd. 02)
Terjemahan
Dimana pasangannya itu? Ya dicarikan. Apa saja syarat dan peralatan yang
harus saya siapkan, juga berapa saja habisnya, Gunar Sudigdo sudah
berambisius sekali. Sudah mantap sekali ya, anda itu? Tidak besar ini tidak
sedikit dan harus menggunakan tindakan kebatinan yang tidak gampang. Saya
sudah mantap! Berapa saja habisnya dan dari mana saja tindakan itu pasti saya
lakukan .... (JB. No 07 Epsd. 02)
Gunar Sudigdo selain itu, juga mempunyai karakter ambisius, Gunar
Sudigdo diceritakan dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo juga
mempunyai prinsip yang dipegang teguh oleh Gunar Sudigdo. Hal ini terdapat
dalam kutipan berikut ini :
Gunar Sudigdo duwe prinsip yen kesenangane keturutan bakal bisa njaga
awak tetep waras. Lan kasunyatan pancen mengkono, Gunar Sudigdo sebatih
ora nate lara yen mung kadhangkala, ora mesthi setaun pisan..... (JB. No 09
Epsd. 04)
45
Terjemahan
Gunar Sudigdo mempunyai prinsip jika mempunyai hobi kegemaran akan
membuat bisa menjaga badan tetap sehat dan kenyataannya memang begitu,
Gunar Sudigdo jarang tidak pernah sakit hanya terkadang, tidak pasti setahun
sekali..... (JB. No 09 Epsd. 04)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bahwa Gunar Sudigdo
mempunyai prinsip yang masih dipegang teguh olehnya. Selain itu Gunar sudigdo
mempunyai sifat yang ramah tamah kepada orang lain sehingga tidak menandakan
bahwa dirinya mempunyai kedudukan tinggi. Hal tersebut dapat digambarkan
dalam kutipan berikut :
....Sanes wekdal kemawon, wangsulane Gunar Sudigdo grapyak, ora
nuduhake yen dheweke kuwi wong mbrewu sing padatan angkuh sikepe.
Inggih, sumangga..... (JB. No 07 Epsd. 02)
Terjemahan
....lain kali saja, jawab Gunar Sudigdo yang ramah tamah, tidak menandakan
jika dirinya itu orang yang mempunyai derajat yang banyak sikap angkuh. Iya
mari..... (JB. No 07 Epsd. 02)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bahwa Gunar Sudigdo
mempunyai sikap ramah tamah terhadap orang lain. Selain ramah tamah Gunar
Sudigdo mempunyai sifat rendah hati yang ditandakan dengan senyum kepada
Nurcahya yang hanya bekerja hanya sebagai seorang sopirnya. Hal ini dapat
dibuktikan dalam kutipan berikut ini :
Kepiye, Nur? Gunar Sudigdo mbaleni pitakone. Nurcahya nglirik kaca sing
ngarep, katon juragane mesem marang dheweke. Nurcahya dadi klincutan. Tak
46
kandhani ya Nur. Aku banget percaya maranganane Gusti lan uga
panguwasane....(JB. No 07 Epsd. 02)
Terjemahan
Bagaimana Nur? Gunar Sudigdo mengulangi pertanyaannya. Nurcahya melirik
kaca yang berada didepannya, terlihat majikannya sedang tersenyum padanya.
Nurcahya menjadi salah tingkah. Saya beritahu ya Nur, Saya percaya sekali
kepada Gusti dan juga penguasanya.....(JB. No 07 Epsd. 02)
Berdasarkan kutipan diatas menggambarkan Gunar Sudigdo mempunyai
sifat rendah hati yag ditandai dengan murah senyum kepada orang lain. Gunar
Sudigdo memiliki rasa simpati atau peduli terhadap sesama, hal ini digambarkan
pada kutipan:
.... Mandheg sik, Nur! Delengen sing tiba kuwi mau. Katone tiba merga kaget
weruh awake dhewe bakal menggok ngulon, tembunge Gunar Sudigdo... (JB.
No 08 Epsd. 03)
Terjemahan
.... Berhenti dulu, Nur! Lihatlah yang jatuh itu tadi. Kelihatanya jatuh karena
kaget melihat kita yang mau belok ke barat, katanya Gunar Sudigdo..... (JB.
No 08 Epsd. 03)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan sosok Gunar Sudigdo
mempunyai karakter peduli, meskipun dia adalah seseorang yang kaya raya tetapi
tidak angkuh dengan sesama. Gunar Sudigdo digambarkan pengarang adalah tipe
orang yang mudah percaya suatu informasi yang tertera di media maya dan
terhadap benda pusaka dan orang yang jahat yaitu Dirga Swandaru. Hal tersebut
terdapat dalam kutipan berikut ini:
47
Gunar Sudigdo maju lungguhe nalika ana gambar patungmemper karo patung
kang nembe ditemu iku. Patung kuwi kaya dene bebungah saka narendra
marang para juru bedhag utawa para pemburu kang duwe kaluwihan
mirungan. Patung kuwi digawe ing jaman Mataram Kuna. Arane patung cilik
kuwi patung Nirvashura. Patung kuwi dipercaya duwe daya magis tumprap
kang kanggonan mula kalebu pusaka sing pengaji. Mengkono kang tinulis ing
intrenet ora akeh informasi bab patung kuwi. .... (JB. No 09 Epsd. 04)
Beda maneh karo Gunar Sudigdo. Wong sugih sing pawakane cendhek lemu
kuwi percaya banget karo keris Kyai Branti pancen duwe daya linuweh. Apa
maneh yen wis bisa disandhingke karo pasangan pusaka kuwi, yakuwi keris
Kyai Sengkali..... (JB. No 11 Epsd. 06)
Gunar Sudigdo katon ayem wae, pikiranne rumangsa marem lan banget
percaya marang Dirga Swandaru..... (JB. No 14 Epsd. 09)
Aku percaya yen wujud panguasane Gusti kuwi maneka warna. Salah sawijine
yakuwi. Lumantar anane pusaka-pusaka kang duwe daya linuwih kuwi mau.....
(JB. No 18 Epsd. 13)
Terjemahan
Gunar Sudigdo maju tempat duduknya ketika ada gambar patung yang hampir
mirip dengan patung yang baru ditemukan itu. Patung itu seperti mempunyai
kesenengan dari seseorang kepada para ahli atau para pemburu yang
mempunyai kelebihan yang luar biasa. Patung itu dibuat di jaman Mataram
Kuna. Sebutan patung kecil itu patung Nivashura. Patung itu dipercaya
mempunyai kekuatan ghaib yang termasuk pusaka mahal. Seperti itu yang
tertulis di internet tidak banyak informasi patung itu. .... (JB. No 09 Epsd. 04)
Beda lagi dengan Gunar Sudigdo. Orang kaya yang bentuk tubuhnya pendek
itu sangat percaya sekali dengan keris Kyai Branti memang mempunyai
kekuatan yang lebih. Apalagi jika sudah disandingkan dengan pasangannnya
mempunyai kekuatan yang lebih yaitu Keris Kyai Sengkali..... (JB. No 11
Epsd. 06)
Gunar Sudigdo sudah merasa tentram saja, pikirannya merasa puas dan percaya
sekali kepada Dirga Swandaru..... (JB. No 14 Epsd. 09)
Berdasarkan kutipan di atas pengarang menggambarkan bahwa Gunar
Sudigdo itu mempunyai sikap yang mudah percaya kepada sesuatu hal di dunia
maya dan terhadap benda pusaka. Tokoh Gunar Sudigdo juga mempunyai rasa
kuatir terhadap sesuatu. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
48
Hp-ne Gunar Sudigdo muni lan geter. Gunar Sudigdo nampa telpun lumantar
hp-ne. Katone ana bab kang wigati. Kanthi gupuh enggal ngajak Nurcahya
supaya ngeter mulih. Praupane Gunar Sudigdo owah, sing maune sumeh,
wektu kuwi dadi kaya wong kuwatir..... (JB. No 18 Epsd. 13)
Terjemahan
Hpnya Gunar Sudigdo berbunyi dan bergetar. Gunar Sudigdo menerima
telepon dari hpnya. Seperti ada hal yang gawat. Dengan tergesa-gesa mengajak
Nurcahya supaya mengantarkan pulang. Raut muka Gunar Sudigdo sudah
berbeda yang tadinya tersenyum, waktu itu seperti orang resah..... (JB. No 18
Epsd. 13)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bahwa tokoh Gunar
Sudigdo setelah mengangkat telpon lalu berubah menjadi kuatir kepada keadaan
rumah, karena di dalam kutipan di atas disuruh menghantarkan pulang.
3. Dirga Swandaru
Dirga Swandaru merupakan tokoh utama ketiga yang diceritakan dari
awal cerita hingga akhir cerita. Tokoh Dirga Swandaru adalah seorang yang
dikenal sebagai orang yang pintar yang dapat melacak keberadaan pusaka-pusaka.
Hal tersebut dapat terlihat dari kutipan berikut ini ;
Yen Bapa Dirga Swandaru nggadahi kesagedan sanes, inggih menika saged
nglacak papanipun pusaka-pusaka tilaranipun para sekti jaman kawuri..... (JB.
No 06 Epsd. 01)
Terjemahan
Jika Bapak Dirga Swandaru mempunyai bakat lain, yaitu bisa melacak tempat-
tempat pusaka-pusaka tinggalan para leluhur jaman dahulu.... (JB. No 06 Epsd.
01)
Berdasarkan kutipan di atas Dirga Swandaru dikenal orang mempunyai
kemampuan melacak benda-benda pusaka seperti pusaka, atau barang-barang
49
peninggalan leluhur jaman dahulu. Dirga Swandaru juga digambarkan gagah dan
berumur lima puluh lima tahun serta tidak mempunyai seorang istri. Hal tersebut
terdapat pada kutipan berikut ini :
Niki Nurcahya, sopir kula. Nur, iki bapa Dirga Swandaru, Pak Gunar Sudigdo
aweh keterangan. Dirga Swandaru umure seket lima taun. Pawakane gagah,
gedhe dhuwur, ghodeg lan jenggot ngrenggani payuryane kang nggantheng.
Dirga Swandaru ora duwe bojo..... (JB. No 07 Epsd. 02)
Terjemaham
Ini Nurcahya, sopir saya. Nur, ini bapak Dirga Swandaru, Pak Gunar Sudigdo
yang memberikan keterangan. Dirga Swandaru yang berumur lima puluh lima
tahun serta memiliki bentuk badan yang gagah, besar dan tinggi, memiliki
rambut tipis yang menghubungkan rambut dengan jenggot dan berjenggot yang
menggambarkan dari wajahnya yang memiliki bentuk wajah tampan. Dirga
Swandaru juga tidak mempunyai istri..... (JB. No 07 Epsd. 02)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan tokoh Dirga Swandaru
mempunyai bentuk tubuh yang gagah besar dan tinggi serta memiliki rambut yang
tipis yang menghubungkan rambut ke jenggot. Disamping itu Dirga Swandaru
juga mempunyai watak jahat yang ingin mengancam Nurcahya yang sedang
mencari kebenaran dari perbuatan Dirga Swandaru. Hal tersebut terdapat dalam
kutipan berikut ini :
Panyawange Dirga Swandaru sing mung sakeplasan kuwi kaya dene tumbak
kang ditlorongke ngener dhadhane Nurcahya. Dirga Swandaru kaya dene
aweh sasmita marang Nurcahya , aja gegojengan karo aku! Mangkono batine
Nurcahya..... (JB. No 22 Epsd. 17)
Terjemahan
Terlihat tatapan Dirga Sawandaru yang hanya sekilas itu seperti tombak yang
di acungkan tepat di dadanya Nurcahya. Dirga Swandaru seperti mempunyai
pesan kepada Nurcahya, jangan main-main dengan Aku! Begitu batinnya
Nurcahya..... (JB. No 22 Epsd. 17)
50
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan Dirga Swandaru memang
mempunyai watak jahat, yang selalu berusaha untuk menjaga tindakannya untuk
diketahui kebenarannya. Seperti halnya dalam cerbung Mburu Pusaka, pengarang
menggambarkan bahwa Dirga Swandaru berwatak pintar dan licik dalam
menyikapi kendala apabila akan dipertanyakan barang-barang pusaka lainnya. Hal
itu terdapat dalam kutipan berikut ini :
Nembe sesasi sabanjure, gagasane Nurcahya kasembadan. Kabeh barang
pusaka sing diduweni Gunar Sudigdo ditakokake marang Dirga Swandaru.
Nanging Gunar Sudigdo rumangsa kuciwa, awit miturut Dirga Swandaru,
kabeh barang pusaka sing diduweni Gunar Sudigdo kuwi amung barang
pasren, barang lumrah sing ora duwe daya mirungan. Nanging Dirga
Swandaru ngakoni menawa barang-barang duweke Gunar Sudigdo duwe
pengaji seni dhuwur, mula bisa katelah barang-barang antik lan langka.....
(JB. No 24 Epsd. 19)
Terjemahan
Baru sebulan setelahnya, ide Nurcahya kesampaian. Semua barang pusaka
yang di miliki oleh Gunar Sudigdo ditanyakan kepada Dirga Swandaru. Namun
Gunar Sudigdo merasa kecewa, menurut dari Dirga Swandaru, semua barang
pusaka yang di miliki Gunar Sudigdo itu hanya barang pasaran, barang biasa
yang tidak mempunyai kekuatan yang lebih. Namun Dirga Swandaru mengakui
bahwa barang-barang punyanya Gunar Sudigdo itu memiliki nilai seni yang
tinggi, maka bisa dikatakan sebagai barang-barang antik dan langka..... (JB. No
24 Epsd. 19)
Berdasarkan kutipan di atas, Dirga Swandaru mencari alasan dan
jawaban agar kejahatannya tetap belum terbongkar. Pengarang menggambarkan
Dirga Swandaru adalah orang yang sangat licik sekali. Hal tersebut terdapat dalam
kutipan sebagai berikut :
Dirga Swandaru waringuten, wiwit nggunakakke cara-cara licik. Saka ali-
aline dienggo ana peluk tipis, pranyata kuwi racun sing bisa sumebar ing
hawa kanthi cepet..... Nalika kahanan isih semrawut kuwi, kanthi licik Dirga
Swandaru kasil nylintut lunga liwat dalan rahasia..... (JB. No 27 Epsd. 22)
51
Terjemahan
Dirga Swandaru dari dahulu menggunakan cara-cara licik. Dari cincin yang
dipakai ada asap tipis, ternyata itu racun yang bisa menyebar di udara dengan
cepat..... ketika pertahanan masih tak terkendali, dengan licik Dirga Swandaru
berhasil kabur melewati jalan rahasia..... (JB. No 27 Epsd. 22)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bahwa tokoh Dirga
Swandaru merupakan tokoh yang sangat licik dan jahat.
4. Tyas Widuri
Tokoh Tyas Widuri merupakan tokoh yang memiliki rendah hati, jujur
serta berani mengakui kesalahannya sendiri. Ketiga sikap tersebut dapat dilihat
pada kutipan:
......Nyuwun ngapunten yen njenengan dhawah, Nurcahya ngajak salaman.
Boten, Njenengan boten lepat. Kula sing lepat, wong radi ngalamun, wanita
kuwi nampani salamane Nurcahya..... (JB. No 08 Epsd. 03)
.... Boten sisah, panjenengan boten lepat. Kula boten saged nampi punika,
Tyas Widuri kipa-kipa. Gunar Sudigdo gumun, ing jaman saiki pranyata isih
ana bocah enom sing perwira, wani ngakoni lupute....(JB. No 08 Epsd. 03)
Terjemahan
.... Mohon maaf kalau anda jatuh, Nurcahya mengajak bersalaman. Tidak, anda
tidak salah. Saya yang salah. Lha tadi agak melamun, wanita itu menerima
salamannya Nurcahya..... (JB. No 08 Epsd. 03)
Tidak usah, anda tidak salah. Saya tidak bisa menerima ini, Tyas Widuri
menolak. Gunar Sudigdo heran, di zaman sekarang ternyata masih ada anak
muda yang berani, berani mengakui kesalahannya.....(JB. No 08 Epsd. 03)
Kutipan tersebut menggambarkan tokoh Tyas Widuri yang rendah hati,
jujur serta berani malalui pengakuannya bahwa dia yang salah sehingga dia
terjatuh, serta menolak pemberian Gunar Sudigdo karena merasa dialah yang
salah atas peristiwa yang mengakibatkan dia terjatuh beserta motornya. Tyas
52
Widuri juga memiliki paras wajah yang cantik. Hal tersebut terdapat dalam
kutipan berikut ini :
Sawentara wektu sabanjure, ana kenya ayu merak ati nyedhak meja
resepsionis. Nurcahya ketungkul nyemak koran, mula ora nggatekake sapa
kang teka. Mintari lan Beta repot nampa telpun. Kenya kuwi mesem lan
manthuk marang Beta. Beta manthuk karo mesem sasmita supaya kenya kuwi
lungguh dhisik. Kenya kuwi banjur lungguh. .... Lho....njenengan rak mbak
Tyas Widuri ta? Nurcahya ngadeg. Inggih.....(JB. No 10 Epsd. 05)
Terjemahan
Sementara waktu seterusnya, ada perempuan cantik yang terpesona hati
mendekati meja resepsionis. Nurcahya terfokus membaca koran, jadi tidak
memperhatikan siapa yang datang. Mintari dan Beta sedang sibuk menerima
telpon. Perempuan itu senyum dan menundukan kepala kepada Beta. Beta
menundukan kepala dengan senyuman dikarenakan agar perempuan itu duduk
dahulu. Perempuan itu lalu duduk.... lho...anda itu mbak Tyas Widuri ya?
Nurcahya berdiri. Iya.....(JB. No 10 Epsd. 05)
Berdasarkan kutipan di atas mengambarkan bahwa Tyas Widuri adalah
perempuan yang cantik dan murah senyum kepada orang lain. Tidak hanya canti
dan murah senyum, Tyas Widuri juga mempunyai sikap yang peduli dan rasa
sopan dengan lingkungan untuk kebersihan serta kepada orang lain, Tyas Widuri
menjaga lingkungan sosial agar tidak tecemari dengan sampah agar orang lain
tidak terganggu. Hal tersebut tergambar dalam kutipan berikut ini:
Tyas Widuri satemene isih penasaran, nanging dheweke ora bisa apa-apa.
Mula banjur pamitan, lan kanthi sopan njupuk gelas plastik kang wis kothong.
Gelas platik dilebokake ing tempat sampah..... test pungkasan sing dikarepke
dening Gunar Sudigdo yakuwi bab sikepe Tyas Widuri nalika metu saka
ruwangan. Prinsipe Gunar Sudigdo, menawa Tyas Widuri nggawa gelas sing
wis kothong banjur dibuwang ing tempat sampah, kuwi ateges Tyas Widuri
duwe pangrasa kang alus lan lembah manah. Awit ora gelem gawe reged ing
papan kang dudu papane.....(JB. No 10 Epsd. 05)
Terjemahan
Tyas Widuri sebenarnya masih penasaran, namun dirinya tidak bisa apa-apa.
Lalu langsung pamitan, dan dengan sopan mengambil gelas plastik yang sudah
kosong. Gelas plastik yang dimasukan ditempat sampah.... ujian terakhir yang
diharapkan dari Gunar Sudigdo yaitu hal yang sikapnya Tyas Widuri jika
53
keluar dari ruangan. Prinsipnya Gunar Sudigdo, jika Tyas Widuri membawa
gelas yang sudah kosong lalu dibuang di tempat sampah, itu menandakan Tyas
Widuri mempunyai perasaan yang halus dan cinta lingkungan. Mulai tidak mau
membuat kotor di tempat yang bukan tempatnya.....(JB. No 10 Epsd. 05)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bahwa Tyas Widuri
sangatlah menjaga lingkungan di tempat orang lain, dan berperilaku sopan
terhadap orang lain.
5. Dyah Pramesthi
Cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo ini menceritakan bahwa
tokoh Dyah Pramesthi merupakan anak dari Gunar Sudigdo yang sekarang masih
kuliah di perguruan tinggi di kota Yogyakarta. Hal ini terdapat dalam kutipan :
Palgunadi, anake mbarep Gunar Sudigdo kuliah ing Australia, malah katone
bakal bukak usaha ana kana sawise lulus mengkone. Dyah Pramesthi isih
kuliah ing pawiyatan luhur kondhang ing kutha Yogyakarta..... (JB. No 09
Epsd. 04)
Terjemahan
Palgunadi, anaknya yang pertama Gunar Sudigdo kuliah di Australia, malah
katanya akan membuka usaha ada disana sehabis lulus nanti. Dyah Pramesthi
masih kuliah di universitas negeri yang terkenal di kota Yogyakarta .... (JB. No
09 Epsd. 04)
Berdasarkan kutipan di atas digambarkan bahwa Dyah Pramesthi adalah
anak kedua dari Gunar Sudigdo. Dyah Pramesthi juga diceritakan mempunyai
watak manja, cantik dan bertubuh tinggi. Terbukti dari caranya dia merayu Gunar
Sudigdo untuk segera berlatih mengemudikan mobil. Hal tersebut terdapat dalam
kutipan berikut ini :
54
Ana bocah wadon mlayu saka tingkat ndhuwur. Bocah wadon ayu lencir kuwi
banjur ngggandheng tangane Gunar Sudigdo. Pareng nggih, Pak? Pak?
Pareng nggih? Tembunge Dyah Pramesthi semune ngrayu bapake. Durung
entuk. Kowe durung rong puluh taun! Wangsulane Gunar Sudigdo..... (JB. No
09 Epsd. 04)
Terjemahan
Ada gadis yang lari dari lantai atas. Gadis cantik tinggi itu lalu menggandeng
tangannya Gunar Sudigdo. Boleh ya, Pak? Pak? Boleh ya? Kata Dyah
Pramesthi dengan nada merayu bapaknya. Belum boleh kamu belum berumur
dua puluh tahun! Jawab Gunar Sudigdo.... (JB. No 09 Epsd. 04)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bahwa Dyah Pramesthi
memiliki sifat manja kepada kedua orang tuanya. Selain itu Pegarang Al Aris
Purnomo juga menggambarkan Dyah Pramesthi berwatak cerdas, saat itu mudah
menerima arahan dan ajaran dari Nurcahya waktu mengajarkan mobil di lapangan.
Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Dyah Pramesthi kalebu gathekan, ora suwe anggone ajar wis katon trampil
nyopir. Kaya-kaya wis nate nyopir sadurunge..... (JB. No 16 Epsd. 11)
Terjemahan
Dyah Pramesthi termasuk cerdas, tidak lama yang belajar sudah terlihat mahir
menyetir. Seperti terlihat sudah pernah menyetir sebelumnya.... (JB. No 16
Epsd. 11)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan tokoh Dyah Pramesthi adalah
berwatak cerdas yang mudah menerima ajaran yang diberikan kepada Nurcahya
untuk belajar mengemudi. Di samping itu Dyah Pramesthi mempunyai bentuk
bola mata yang indah. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Dyah Pramesthi sing maune ora nggagas bab kuwi dadi krasa lucu krungu
tembunge Nurcahya. Kenya sulistya kuwi nyawang Nurcahya gemes, mripate
55
bunder blalak-blalak, endah. Kenya kuwi ngantem lengene Nurcahya.... (JB.
No 16 Epsd. 11)
Terjemahan
Dyah Pramesthi yang tadinya tidak menghiraukan hal itu menjadi terasa lucu
terdengar Nurcahya. Perempuan cantik itu melihat Nurcahya gemas matanya
bundar blalak-blalak indah. Perempuan itu menghantam bahu Nurcahya.... (JB.
No 16 Epsd. 11)
Tokoh Dyah Pramesthi selain cantik juga mempunyai sifat yang tidak
angkuh dan ramah tamah. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Tyas Widuri ngrasakake kalamun anake juragane kuwi ora angkuh, malah
kepara duwe sikep lembah manah. Ndhadekake pangrasa Tyas Widuri krasa
kepenak..... (JB. No 20 Epsd. 15)
Terjemahan
Tyas Widuri merasakan jika anak dari majikannya itu tidak angkuh malah
mempunyai sikap ramah tamah. Menjadikan perasaan Tyas Widuri terasa
enak..... (JB. No 20 Epsd. 15)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan Dyah Pramesthi
mempunyai sifat ramah-tamah dan tidak angkuh dari penilaian Tyas Widuri saat
berkenalan dengan Dyah Pramesthi.
2) Karakter Bawahan
Karakter yang mendukung kehadiran karakter utama dan tidak sering
muncul, hanya muncul saat peristiwa-peristiwa tertentu.
56
1. Karmidi
Karmidi merupakan karakter bawahan, yang hanya digunakan oleh
pengarang sebagai pelengkap dan membantu dalam jalannya cerita dalam cerbung
Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo, Karmidi adalah seorang yang bertugas
sebagai pembantu rumah tangga yang membersihkan tempat Griya Wening. Hal
tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut :
Leres, Nakmas. Kula Karmidi, ing kapatah reresik ing Griya Wening ngriki.
Nakmas badhe kagungan kersa punapa? Kula ndherekaken juragan kula,
ingkang badhe sowan Bapa Dirga Swandaru. Menapa kepareng?..... (JB. No
06 Epsd. 01)
Terjemahan
Benar, Nak. Saya Karmidi yang diutus untuk bersih-bersih di Griya Wening
sini. Nakmas ada keperluan apa ya? Saya ikut bersama majikan saya, yang
ingin bertemu dengan Bapak Dirga Swandaru. Apakah dibolehkan?..... (JB. No
06 Epsd. 01)
Berdasarkan kutipan di atas bahwa menggambarkan seorang pembantu
rumah di tempat Griya Wening tersebut. Selain itu, Karmidi digambarkan oleh
pengarang sesosok orang yang sudah tua. Hal tersebut terdapat dalam kutipan
berikut ini :
Pak Karmidi mbukak lawang gapura. Wong setengah tuwa kuwi mesem
semanak, menehi sasmita supaya enggal mlebu..... (JB. No 12 Epsd. 07)
Terjemahan
Pak Karmidi membukakan pintu gapura. Orang setengah tuwa itu senyum
sebentar, memberi pertanda supaya cepat masuk..... (JB. No 12 Epsd. 07)
57
Berdasarkan kutipan di atas menerangkan bahwa tokoh Karmidi seorang
yang sudah tua. Selain itu juga mempunyai sifat yang santun dalam berbahasa.
Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut:
Inggih Nakmas, sumangga. Miyos mriki, Karmidi disiki laku, sapu sada
disendhekke maneh ing wit uni maneh..... (JB. No 06 Epsd. 01)
Terjemahan
Iya nak, mari. Lewat sini, Karmidi mendahului jalannya, sapu lidi yang ditaruh
lagi di pohon uni lagi..... (JB. No 06 Epsd. 01)
Berdasarkan kutipan di atas, menggambarkan jika Karmidi mempunyai
sifat santun dalam berbicara pada orang, disamping itu Karmidi adalah seorang
yang sangat ramah kepada orang. Ramah dalam artian murah senyum, Hal ini
terbukti dalam kutipan berikut ini:
legane perasaane Gunar Sudigdo sawise salaman, Gunar Sudigdo lan
Nurcahya metu saka ruwangan kuwi. Tekan latar, dipethuk eseme Karmidi
kang semanak. Menapa lajeng kondur kemawon?.... (JB. No 07 Epsd. 02)
Terjemahan
Merasa lega perasaannya Gunar Sudigdo setelah berjabat tangan, Gunar
Sudigdo dan Nurcahya keluar dari ruangan itu. Sampai halaman, disambut
senyumnya Karmidi yang senang. Apakah langsung akan pergi saja?..... (JB.
No 07 Epsd. 02)
Berdasarkan kutipan di atas Karmidi di gambarkan ramah serta murah
senyum, namun di balik itu semua ternyata Karmidi juga ikut menipu bersama
Dirga Swandaru. Dari hal tersebut maka Karmidi dalam menyakinkan korbannya
Gunar Sudigdo dan Nurcahya dengan cerita bahwa Dirga Swandaru mempunyai
keahlian melacak benda pusaka. Hal itu terdapat dalam kutipan berikut ini :
Saleresipun nggih mboten awit Bapa Wegig Swandaru menika pinitados janma
ingkang limpad ing pambudi, semanten ugi Ibu Wening Dewanti. Kathah para
sanak kadang ingkang nembe nandhang reruwet saged ngudhar reruwet
58
punika awit saking pitedahipun Bapa Wegig Swandaru. Yen Bapa Dirga
Swandaru nggadhahi kesagedan sanes, inggih menika saged nglacak
papanipun pusaka-pusaka tilaranipun para sekti jaman kawuri..... (JB. No 06
Epsd. 01)
Terjemahan
Sebenarnya itu tidak mulai dari Bapak Wegig Swandaru dulu juga mencari
sesuatu yang berlipat kebaikan, itu juga Ibu Wening Dewanti. Banyak para
teman yang ingin mempunyai masalah bisa menyelesaikan masalah itu dari
tindakan Bapa Wegig Swandaru. Jika Bapak Dirga Swandaru mempunyai
kemahiran lain, yaitu bisa melacak tempat pusaka-pusaka tinggalan para
leluhur jaman dahulu..... (JB. No 06 Epsd. 01)
2. Trianasti
Cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo ini menceritakan tokoh
yang sebagai istrinya Gunar Sudigdo yaitu Trianasti. Tokoh Trianastri diceritakan
mempunyai peduli sosial yang tinggi serta tindak menuntut banyak dari Gunar
Sudigdo dalam hobinya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Kulawargane ora ana sing protes karo kesenengane Gunar Sudigdo kuwi.
Trianastri repot karo urusan sosial..... (JB. No 09 Epsd. 04)
Terjemahan
Keluarganya tidak ada yang melarang dengan kesenangan Gunar Sudigdo itu.
Trianastri repot dengan urusan Sosial..... (JB. No 09 Epsd. 04)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan tokoh Trianasti merupakan
tokoh yang peduli sosial, di samping itu tokoh Trianastri juga meliliki sikap yang
mudah panik, takut dan resah. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Pak Gunar enggal mlayu mlebu ngomah. Dipapag Trianastri, bojone Pak
Gunar sing terus ngomong Aku ora wani ngowahi, Pak. Kahanane isih kaya
sekawit..... Trianastri miwiti crita Gunar Sudigdo lan Nurcahya nyemak kanthi
premah .... Aku sarujuk panjenengan wae ngoleksi pusaka-pusaka kuwi mau,
ning sing dak suwun aja nganti pusaka-pusaka kuwi malah ora gawe tentrem
ing omah iki. Menawa nganti kedadean kaya mengkono, apa ora muspra
nggon panjenegan ngupaya pusaka-pusaka kuwi mau? Ateges rak nalah ora
ana paedahe, malah kepara gawe rugi kelangan katentreman. Awit miturut
59
panemuku sing buku kuwi urip kanthi tentrem. Nyuwun pangapunten, ora
ateges aku nduwe kersa panjenengan lho pak?..... (JB. No 19 Epsd. 14)
Terjemahan
Pak Gunar segera berlari masuk rumah. Ditemui Trianastri, istri Pak Gunar
yang terus berkata Saya tidak berani merubah, Pak. Keadaan masih seperti
semula.... Trianastri memulai cerita dengan Gunar Sudigdo dan Nurcahya yang
mengamati dengan teliti.... saya setuju saja anda mengkoleksi pusaka-pusaka
itu tadi, tapi yang yang saya minta jangan sampai pusaka –pusaka itu malah
tidak membuat tenang di rumah ini. Misalnya ada kejadian seperti itu, apa tidak
bingung pada anda merawat pusaka-pusaka itu tadi? Seperti tidak ada ada
kebaikannya malah membuat kerusakan membuat rugi kehilangan ketenangan.
Menurut dari buku yang hidup dengan tentram. Minta maaf, tidak bermaksud
saya ingin mengatur anda lho Pak?..... (JB. No 19 Epsd. 14)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bahwa Tokoh Trianastri
sedang resah ketika ada masalah yang berhubungan dengan benda-benda pusaka
milik Gunar Sudigdo yang berada di rumah.
3. Bapa Wegig Swandaru dan Ibu Wening Dewanti
Tokoh Bapa Wegig Swandaru dan Ibu Wening Dewanti merupakan salah
satu tokoh penggambaran jika kedua orang dari Dirga Swandaru dalam cerbung
Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo diceritakan bahwa orang tua Dirga
Swandaru sudah meninggal, dan meraka juga mempunyai keahlian memecahkan
masalah. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Ramanipun Bapa Dirga Swandaru, ingkang asma Bapa Wegig Swandaru.
Eman dene sampun kapundhut ing pangayunaning Gusti, margi kacilakan
lalulintas sareng kalian garwa, inggih Ibu Wening Dewanti.... Saleresipun
nggih mboten awit Bapa Wegig Swandaru menika pinitados janma ingkang
limpad ing pambudi, semanten ugi Ibu Wening Dewanti. Kathah para sanak
kadang ingkang nembe nandhang reruwet saged ngudhar reruwet punika awit
saking pitedahipun Bapa Wegig Swandaru..... (JB. No 06 Epsd. 01)
Terjemahan
Ayahnya Bapak Dirga Swandaru itu dengan nama Bapak Wegig Swandaru. Ini
sudah diambil di samping Tuhan, karena kecelakaan lalu lintas bersama
istrinya yaitu Ibu Wening Dewanti.... Sebenarnya itu tidak mulai dari Bapak
Wegig Swandaru dulu juga mencari sesuatu yang berlipat kebaikan, itu juga
Ibu Wening Dewanti. Banyak para teman yang ingin mempunyai masalah bisa
60
menyelesaikan masalah itu dari tindakan Bapa Wegig Swandaru. Jika Bapak
Dirga Swandaru mempunyai kemahiran lain, yaitu bisa melacak tempat
pusaka-pusaka tinggalan para leluhur jaman dahulu..... (JB. No 06 Epsd. 01)
4. Lik Man
Tokoh Lik Man ini bekerja sebagai pembantu di rumah Gunar Sudigdo
yang di dalam cerita hanya muncul sekali saat membukakan gerbang dari
kedatangan Gunar Sudigdo dan Nurcahya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan
berikut ini :
Saka njero perkarangan katon ana wong mlayu banjur mbukak lawanng
gapura. Wong kuwi nganggo kathok gojag-gajeg lan kaos kuning gulone biru.
Lik Man, kowe mau nggatekake ora yen ana wong wira-wiri ngarep gerbang
iki? Pitakone Gunar Sudigdo marang wong kang prayata jenenge Lik Man
kuwi..... (JB. No 09 Epsd. 04)
Terjemahan
Dari dalam perkarangan terlihat ada orang yang sedang lari lalu segera
membuka pintu gapura. Orang itu hanya menggunakan celana sepertiga kaki
dan kaos kuning yang kerahnya berwarna biru. Lik Man, kamu tadi
memperhatikam tidak jika ada orang yang mondar-mandir didepan gerbang
ini? Tanya Gunar Sudigdo pada orang yang ternyata namanya Lik Man itu.....
(JB. No 09 Epsd. 04)
5. Palgunadi
Tokoh Palgunadi merupakan anak dari Gunar Sudigdo namun tokoh
Palgunadi itu tidak ikut dalam alur cerita yang diceritakan oleh pengarang, hanya
sebatas pengenalan. Hal itu terdapat dalam kutipan berikut ini :
Kulawargane ora ana kang protes karo kesenengane Gunar Sudigdo kuwi.
Trianastri repot karo urusan sosial. Palgunadi, anake mbarep Gunar Sudigdo
kuliah ing Australia, malah katone bakal bukak usaha ana kana sawise lulus
mengkone. Dyah Pramesthi isih kuliah ing pawiyatan luhur kondhang ing
kutha Yogyakarta..... (JB. No 09 Epsd. 04)
Terjemahan
Keluarganya tidak ada yang melarang dengan kesenangan Gunar Sudigdo itu.
Trianastri sudah sibuk dengan kegiatan sosial. Palgunadi, anaknya yang
pertama Gunar Sudigdo kuliah di Australia, malah katanya akan membuka
61
usaha ada disana sehabis lulus nanti. Dyah Pramesthi masih kuliah di
universitas negeri yang terkenal di kota Yogyakarta.... (JB. No 09 Epsd. 04)
6. Mintari dan Beta
Tokoh Mintari dan Beta adalah seorang repsepsionis, pegawai dari
kantornya Gunar Sudigdo. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Nurcahya sing entuk jejibahan mirunggan ngenteni Tyas Widuri wis samekta
ing meja resepsionis ngancani Mintari lan Beta..... kenya loro lan jejaka sing
umure sepantaran kuwi bisa omongan kanthi kepenak. Kenya loro kuwi kanda
kalamun Nurcahya ora pantes dadi sopir, pantese dadi manager, Nurcahya
mung nggleges wae.... (JB. No 10 Epsd. 05)
Terjemahan
Nurcahya yang mendapat perintah untuk menunggu Tyas Widuri sudah
menunggu di meja resepsionis menemani Mintari dan Beta.... dua wanita dan
jejaka yang umurnya sepantaran itu bisa ngobrol dengan enak. Kedua wanita
itu bilang kalau Nurcahya tidak pantas menjadi Sopir, pantasmya menjadi
manager. Nurcahya hanya senyum saja..... (JB. No 10 Epsd. 05)
7. Dardono
Tokoh Dardono merupakan tokoh pembantu Dirga Swandaru, tokoh ini
ikut ketika ada misi untuk mencari pasangan benda pusaka. Dardono diceritakan
mempunyai badan besar dan berotot, terlihat kuat tenaganya. Hal tersebut terdapat
dalam kutipan berikut ini :
Pak Gunar lan Nurcahya nyawang pawongan kang nembe teka iku. Dedege
sedhengan. Awake gempal, katon cetha otot-otote gedhe, genah yen rosa
tenagane. Nalika pawongan kuwi wis napaki jogan pendhapa, Dirga Swandaru
metu saka njero omah mburi. Pak Gunar, iki Darmono, rewangku sing bakal
ngewangi, Dirga Swandaru nepungke wong iku..... (JB. No 13 Epsd. 08)
Terjemahan
Pak Gunar dan Nurcahya melihat seseorang yang baru datang itu. Bentuknya
tubuh standar. Badannya besar, terlihat otot-ototnya besar, benar jika tenaganya
kuat. Ketika seseorang itu sudah memasuki di halaman pendapa, Dirga
Swandaru keluar dari dalam rumah belakang. Pak Gunar, ini Dardono,
temanku yang akan membantu, Dirga Swandaru memperkenalkan orang itu.....
(JB. No 13 Epsd. 08)
62
8. Waldinata dan Istrinya Sumilah
Tokoh Waldinata dan istrinya Sumilah merupakan korban dari kejahatan
Dirga Swandaru, selain Gunar Sudigdo. saat itu Gunar Sudigdo tidak segaja
waktu akan meninggalkan Griya Wening bertemu dengan Waldinata dan Sumilah
di pendhapa joglo untuk menayakan mahar yang diberikan kepada Dirga
Swandaru. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Tekan pendhapa joglo Gunar Sudigdo lan Nurcahya ketemu karo pawongan
lanang wadon kang wingi uga ana ing kono. Nurcahya bablas ngener mobil,
dene Gunar Sudigdo diaruh-aruhi dening tamu lanang-wadon kuwi. Gunar
Sudigdo mandheg banjur padha salaman, tertepungan. Tamu sakloron kuwi
nayuhke pusaka sak tinggalane simbah-simbahe, wujud wilah tumbak. Miturut
tamu sakloron jenenge Waldinata lan garwane Sumilah kuwi, pusaka kasebut
duwe daya linuwih. Sawise ngopeni pusaka kuwi panguripane kulawargane
mundhak kepenak kaya disengkakke..... (JB. No 15 Epsd. 10)
Terjemahan
Sampai pendhapa joglo Gunar Sudigdo dan Nurcahya bertemu dengan
seseorang laki-laki dan perempuan yang kemaren kesini. Nurcahya langsung
menuju mobil, jika Gunar Sudigdo berhenti menyapa kepada tamu laki-laki
dan perempuan itu. Gunar Sudigdo berhenti lalu saling berjabat tangan. Tamu
berdua itu membawa pusaka yang diwariskan oleh nenek moyangnya,
berwujud sebuah tombak. Menurut tamu berdua namanya Waldinata dan
istrinya Sumilah itu, pusaka tersebut mempunyai kekuatan yang lebih. Setelah
merawat pusaka itu dalam kehidupannya keluarganya menjadi lebih enak
seperti sekarang..... (JB. No 15 Epsd. 10)
9. Bapak dan Simbok Nurcahya
Tokoh Bapak dan Simbok Nurcahya merupakan salah satu tokoh
penggambaran jika kedua orang dari Nurcahya dalam cerbung Mburu Pusaka
karya Al Asris Purnomo diceritakan bahwa orang tua Nurcahya sudah meninggal
saat ditanya oleh Dyah Pramesthi. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini:
Bapak-ibune Mas Nur apa ora kagungan pusaka? Padatan wong Jawa kuwi
nyimpen keris minangka pusaka. Panyawangane Nurcahya nrabas mega-mega
kang arak-arakan mengalor. Nurcahya nyoba nggoleki wewayangane wong
tuwane. Aku wis ora duwe bapak-simbok. Bapak-simbok seda kacilakan nalika
63
isih cilik, wangsulane Nurcahya dibarengi unjal napas landhung..... (JB. No 16
Epsd. 11)
Terjemahan
Bapak-ibunya Mas Nurcahya apa tidak punya benda pusaka? Kebanyakan
orang Jawa itu menyimpan keris sebagai pusaka. Raut Nurcahya melalui langit
sore yang sedang menuju ke utara. Nurcahya mencoba mencari bentukan orang
tuannya. Saya sudah tidak mempunyai bapak-simbok. Bapak-simbok sudah
meninggal karena kecelakaan ketika masih kecil, jawab Nurcahya bersamaan
menghempas nafas panjang..... (JB. No 16 Epsd. 11)
10. Ristiana
Tokoh Ristiana ini merupakan teman dari tokoh Dyah Pramesthi,
Ristiana ini di gambarkan pengarang hanya seorang teman Dyah, yang keluar
berdua untuk makan bersama. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini:
Wanita mudha kang ngawaske kuwi Dyah Pamesthi. Ndilalah dheweke nembe
mangan karo Ristiana, kancane. Kok weruh Nur mlebu ing warung gadho-
gadho sabrang dalan. Pangrasane Dyah dadi ora kepenak..... (JB. No 20 Epsd.
15)
Terjemahan
Wanita muda yang mengawasi itu Dyah Pamesthi. Kebetulan dirinya sedang
makan dengan Ristiana, temannya. Kok lihat Nur masuk di dalam warung
gado-gado seberang jalan. Perasaannya Dyah menjadi tidak nyaman..... (JB. No
20 Epsd. 15)
11. Dwi Wulansari dan Bu Samiyani
Tokoh Dwi Wulansari dan Ibu Samiyani merupakan ibu dari orang tua
Tyas Widuri dan adik dari Tyas Widuri yang duduk di SMA kelas dua. Tokoh ini
64
dimunculkan saat Nurcahya dan Dyah Pramesthi main kerumah Tyas Widuri. Hal
tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Tyas Widurin nampa tekane Nurcahya lan Dyah Pramesthi kanthi gumyak-
gumyak. Ing omahe Tyas Widuri ana ibune jenenge Samiyani. Uga ana adhine
sing isih sekolah SMA kelas loro, jenenge Dwi Wulansari, wektu kuwi durung
bali saka sekolah. Bapake Tyas Widuri wis seda. Bu Samiyani nyambut gawe
minangka bakul sembako lan sayuran ing pasar-pasar, uga duwe kios gedhe
ing Baturetno. Keluwargane Tyas Widuri katon prasaja, nanging krasa
menawa nduweni sesambungan kang raket..... (JB. No 25 Epsd. 20)
Terjemahan
Tyas Widuri menerima kedatangan Nurcahya dan Dyah Pramesthi dengan
sambutan senang sekali. Di rumahnya Tyas Widuri ada ibunya bernama
Samiyani. Juga ada adiknya yang masih sekolah SMA kelas dua, bernama Dwi
Wulansari, waktu itu belum kembali dari sekolahan. Bapaknya Tyas Widuri
sudah meninggal. Bu Samiyani bekerja menjadi pendagang sembako dan
sayuran di pasar-pasar, juga mempunyai kios besar di Baturetno. Keluarganya
Tyas Widuri terlihat sederhana namun terasa memiliki hubungan yang
harmonis..... (JB. No 25 Epsd. 20)
12. Pawongan nganggo sarwa ireng
Cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo juga menceritakan
seseorang yang mencurigakan yang berpakaian serba hitam yang sedang diikuti
oleh Nurcahya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Nurcahya sujana, awit pawongan sing menganggo sarwa ireng kuwi katon
mindhik-mindhik lan kadhangkala mlaku rikat. Pawongan kuwi nggendhong
tas rangsel cilik, wernane uga ireng. Nurcahya ngetutke lakune wong
nyalawadi kuwi. Jangkahe Nurcahya prasasat ora bis dirungu, kuwi bisa
kelakon awit Nurcahya nguwasani beladhiri sing tatarane ora baen-baen.....
(JB. No 25 Epsd. 20)
Terjemahan
Nurcahya curiga, mulai orang yang menggunakan serba hitam itu yang terlihat
mengendap-ngendap dan terkadang berjalan pelan-pelan. Seseorang itu
menggendong tas rangsel kecil, juga berwarna hitam. Nurcahya juga mengikuti
berjalannya orang yang mencurigakan itu. Langkahnya Nurcahya memang
tidak bisa didengarkan, itu bisa dilakukan oleh Nurcahya dari menguasai
beladiri yang tidak main-main..... (JB. No 25 Epsd. 20)
65
13. Mustadi dan Banarto
Tokoh Mustadi dan Banarto merupakan anggota dari kejahatan Dirga
Swandaru. Nurcahya sedang mencari informasi sebanyak-banyaknya untuk
mengungkap kejahatan Dirga Swandaru lewat tokoh Mustadi dan Banarto. Hal
tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini:
Nurcahya wasis tenan, kanthi pinter nggunakake kabeh kalodhangan kuwi
kanggo golek keterangan saakeh-akehe. Kabeh sing diucapne wong loro kuwi
direkam dening Nurcahya nganggo hp. Nurcahya pancen duwe panggraita
sing latip. Rasa sujanane dadi kanyatan. Maune dheweke sujana kalamun
wong loro kuwi sing mau bengi dedreg udreg karo dheweke. Lan iya pancen
bener. Wong loro kuwi sing siji jenenge Mustadi sijine Banarto. Alamate wong
loro kuwi uga wis dingerteni dening Nurcahya..... (JB. No 26 Epsd. 21)
Terjemahan
Nurcahya mahir sekali, dengan pintar mengunakan semua kelonggaran itu
untuk mencari keterangan sebanyak-banyaknya. Semua yang diucapkan dua
orang itu direkam oleh Nurcahya menggunakan hp. Nurcahya memang
mempunyai pemikiran tajam. Rasa curiganya menjadi kenyataan. Tadinya
dirinya memang curiga karena dua orang itu semalam berkelahi dengan saya.
Dan iya ternyata memang benar. Dua orang tetrsebut yang satu bernama
Mustadi satunya Banarto. Alamat dua orang itu juga sudah diketahui oleh
Nurcahya..... (JB. No 26 Epsd. 21)
14. Jarmadi
Tokoh Jarmadi sebagai seorang polisi dan tokoh yang membantu
Nurcahya untuk mengungkap kejahatan Dirga Swandaru. Hal tersebut terdapat
dalam kutipan berikut ini :
Wong loro banjur padha omong-omongan kanthi kepenak. Polisi kang jenenge
Jarmadi kuwi prayata kepenak bareng diajak rembungan. Jarmadi kandha
kalamun dheweke pancen golek sisik melik bab trajange Dirga Swandaru. Bab
kuwi dilakoni awit saka pelapurane sawijining masyarakat kang rumangsa
diapusi. Nanging durung bisa mikut durjane, awit pancen durung ora ana
bukti babarpisan..... (JB. No 27 Epsd. 22)
66
Terjemahan
Dua orang lalu pada bercakap-cakap dengan enak. Polisi yang namanya
Jarmadi itu ternyata mudah akrab setelah diajak berdiskusi. Jarmadi bilang jika
dirinya memang mencari sisi buruk dari hal yang pelakunya Dirga Swandaru.
Hal tersebut dilakukan ketika mulai dari pelaporan seseorang masyarakat yang
merasa ditipu. namun belum bisa mengungkap kejahatan, karena belum
mempunyai bukti sama sekali..... (JB. No 27 Epsd. 22)
2. Alur
Alur merupakan sebuah rangkaian-rangkaian dalam cerita. Istilah alur
biasanya terbatas pada peristiwa dalam peristiwa yang terhubung secara kausal
saja. Peristiwa kausal tersebut merupakan peristiwa yang menyebabkan atau
menjadi dampak dari berbagai peristiwa lain dan tidak dapat diabaikan karena
akan sangat berpengaruh pada keseluruhan karya.
Peristiwa tidak terbatas pada hal-hal fisik seperti halnya ujaran dan
tindakan tetapi juga mencakup perubahan sikap karakter, kilasan-kilasan
pandanngannya, keputusan-keputusannya dan segala yang menjadi variable
pengubah dirinya. Semakin sedikit karakter dalam sebuah cerita maka semakin
rekat dan padat pula alur yang mengalir di dalamnya.
Dua elemen dasar yang membangun alur adalah konflik dan klimaks.
Setiap karya fiksi setidak-tidaknya memiliki konflik internal (yang tampak jelas)
yang hadir melalui hasrat dua orang karakter atau hasrat seorang karakter dengan
lingkungannya.
a. Situation (tahap pengambaran suatu keadaan)
Tahap situasi ini merupakan yang berisi berbagai pelukisan dan
pengalaman situasi atau tokoh-tokoh dalam cerita. Cerbung Mburu Pusaka karya
Al Aris Purnomo ini membuka cerita dengan menceritakan tentang kehidupan
seorang pengusaha yang memiliki kegemaran yang sangat unik, kegemaran
67
tersebut adalah mengkoleksi barang antik seperti pusaka-pusaka yang sudah mulai
langka, dari kegemaran tersebut tokoh tersebut menghabiskan uang hanya untuk
benda langka yang berwujud seperti pusaka benda kuno jaman dahulu. Hal
tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut :
Rampung nunggoni anak-bojone mangan, Gunar Sudigdo mlebu ruwang kerja
pribadine. Ing ruwangan kuwi akeh dipajang barang-barang langka.
Saperangan kalebu pusaka-pusaka kang jare pegaji banget. Seneng kuwi
pancen larang regane. Embuh wis pirang milyar wae diwetokake kanggo
nuruti kesenengane kuwi. Gunar Sudigdo duwe prinsip yen kesenengane
keturutan bakal bisa njaga awak tetep waras. Lan kasunyatane pancen
mengkono, Gunar Sudigdo sebatih ora nate lara. Yen masuk angin ya mung
kadhangkala, ora mesti setaun pisan. Kulawargane ora ana kang protes karo
kesenengane Gunar Sudigdo kuwi..... (JB. No 09 Epsd. 04)
Terjemahan
Selesai menemani anak dan istrinya makan, Gunar Sudigdo masuk ruangan
kerja pribadinya. Di ruangan tersebut banyak yang diperlihatkan barang-barang
langka. Sebagian termasuk pusaka-pusaka yang katanya sangat bernilai.
Senang itu memang sangat mahal harganya. Tidak tahu sudah berapa miliyar
yang sudah dikeluarkan untuk menuruti kegemaran tersebut. Gunar Sudigdo
mempunyai prinsip jika kegemaraannya sudah terpenuhi maka bisa menjaga
tubuhnya tetap sehat. Dan kenyataannya memang begitu, Gunar Sudigdo
terbukti tidak pernah sakit. Hanya saja sakit kurang enak badan itu hanya
kadang-kadang, tidak pasti setahun sekali. Keluarganya tidak ada yang
melarang dengan kegemarannya Gunar Sudigdo itu..... (JB. No 09 Epsd. 04)
Cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo tersebut juga diceritakan
seorang sopir yang nantinya akan membantu juragan tersebut yang akan
menyelesaikan konflik dalam jalannya cerita ini, namun dalam bekerja si tokoh ini
menyembunyikan identitasnya sebagai sarjana karena agar tokoh tersebut
mendapat perlakuan yang sama dengan setara ijazah SMA. Hal tersebut dapat
dilihat dari kutipan berikut :
Walah, kula kok malah kados dados bodyguard. Kamangka kula boten saged
jotosan, Nurcahya mesem karo nglirik juragane. Tenane, Nur. Aku iki golek
sopir ya ora mung sembarangan sopir. Aku ngerti kok yen kowe kuwi jago
beladhiri. Aku uga ngerti yen kowe ki wis kerep menang ing turnamen-
turnamen beladhiri. Hehehe, arep ngomong apa kowe saiki? Nurcahya pancen
68
kaget, nanging kagete enggal ditutupi kanthi esem. Lha kok panjenengan
priksa? Aku ora sembarangan golek pagawe, Nur. Mesthi wae aku ya duwe
cara kanggo ngerteni kabeh kuwi. Aku uga ngerti yen kowe sarjana. Boten kula
sanes sarjana. Ora usah ngapusi aku, Nur. Kowe kuwi sarjana tehnik mesin,
iya ta? Lho kok priksa? Lha pak Bagyo dhosenmu biyen kae rak kancaku.
Hayo arep mukir piye maneh? Nurcahya wis ora bisa apa-apa maneh. Kabeh
kuwi pancen bener. Anggone golek gaweyan pancen mung nganggo ijasah
SMA, nanging prayata Gunar Sudigdo malah wis ngerti satenane .... (JB. No
07 Epsd. 02)
Terjemahan
Walah, saya kok malah seperti jadi bodyguard. Sedangkan saya tidak bisa
berkelahi, Nurcahya senyum sambil melihat majikannya. Yang benar, Nur.
Aku ini mencari sopir yang tidak hanya sembarangan sopir. Aku tahu jika
kamu itu punya keahlian beladiri. Hehehe, mau ngomong apa kamu sekarang?
Nurcahya memang terkejut, namun terkejutnya ditutupi dengan senyum. Lha
kok anda tahu? Aku tidak sembarangan mencari pegawai, Nur. Pasti saja Aku
juga punya cara tersendiri untuk mencari tahu semua itu. Aku juga tahu jika
kamu itu seorang sarjana. Tidak, saya bukan sarjana. Tidak perlu berbohong
dengan Aku, Nur. Kamu itu seorang sarjana teknik mesin, iya kan? Loh kok
anda tahu? Lha pak Bagyo dosenmu dulu itu adalah temanku. Hayo mau
mengelak apa lagi? Nurcahya tidak bisa apa-apa lagi. Semua itu memang
benar. Mencari pekerjaan memang hanya menggunakan ijazah SMA, tetapi
kenyataan itu Gunar Sudigdo malah sudah tahu yang sebenarnya..... (JB. No 07
Epsd. 02)
b. Generatting (tahap pemunculan konflik)
Pada tahapan ini pengarang melanjutkan kepada suatu peristiwa yang
lebih kompleks, pengarang memunculkan masalah dan peristiwa yang menyulut
terjadinya konflik. Ketika Gunar Sudigdo mempunyai sebuah benda pusaka yang
bentuk keris, setelah itu ditanyakan kepada Dirga Swandaru yang dikenal sebagai
orang pintar tentang benda pusaka seperti melacak tempat pusaka-pusaka
peninggalan para leluhur jaman dahulu. Setelah ditanyakan kepada Dirga
Swandaru bahwa keris yang dimiliki oleh Gunar Sudigdo itu memiliki pasangan.
Disitu mulailah permunculan masalah. Hal tersebut dapat ditunjukan dari kutipan
berikut :
69
....Yen bapa Dirga Swandaru nggadahi kesagedan sanes, inggih menika saged
nglacak papanipun pusaka-pusaka tilaranipun para sekti jaman kawuri. O,
inggih-inggih, pantes dene pak Gunar keraya-raya tindak mriki, kadose niki
nggih wonten sesambentan kaliyan pusaka-pusaka menika wau.... Gunar
Sudigdo banjur ngetokke kothak cilik werna coklat saka tas sing kawit mau
digawa. Kothak cilik kuwi gedhene mung sawadhah rokok. Kothak dibukak,
katon ana buntelan mori putih. Buntelan dibukak, isih ana buntelan maneh ing
njero buntelan kapisan. Buntelan sing nomer loro dibukak, katon wewujudan
keris sakwrangkane nanging cilik banget..... niki klebet pusaka sepuh. Pengaji
ageng sanget. Pusaka niki wonten pasangan utawi enconipun. Menawi saged
dados setunggal kaliyan pasanganipun nggadhahi daya ingkang mirungan.
Lan temtu kemawon pengajinipun ugi mindhak tikel tekuk..... (JB. No 06 Epsd.
01)
Terjemahan
.....Jika Bapak Dirga Swandaru mempunyai bakat lain, yaitu bisa melacak
tempat pusaka-pusaka peninggalan para leluhur jaman dahulu. Oh iya-iya,
pantas jika Pak Gunar terburu-buru pergi kesini, karena disini juga terdapat
kaitrannya dengan dengan pusaka-pusaka ini tadi.... Gunar Sudigdo lalu
mengeluarkan kotak kecil yang besarnya seperti bungkus rokok, kotak dibuka,
yang terlihat hanya bungkusan kain mori berwarna putih. Bungkusan dibuka,
masih ada bungkusan lagi di dalam bungkusan pertama. Bungkusan yang
nomer dua dibuka, terlihat wujud keris yang ada sarungnya juga namun kecil
sekali..... ini masuk pusaka yang sudah tua. Sangatlah bernilai sangat. Pusaka
ini juga ada pasangan ataupun gabungannya. Jika bisa dijadikan satu dengan
pasangannya mempunyai kekuatan yang sangat besar dan tentu saja nilainya
juga naik kali lipat..... (JB. No 06 Epsd. 01)
Tahap ini pengarang juga memberikan masalah sama namun pada
permasalahan ini, diceritakan peristiwa yang membawa pada konflik utama.
Diceritakan bahwa Gunar Sudigdo dan Nurcahya yang pulang kerumah saat tiba
di depan pintu gerbang ada bungkus yang diletakkan pada pintu gebang yang
ternyata di dalam bungkusan tersebut berisikan benda yang aneh dan sepucuk
surat agar merawatnya, pada jalannya cerita tersebut pengarang membuat tahapan
dimana yang akan mencapainya pada puncak masalah yang terlihat pada kutipan
berikut :
....Ngati-ati, Nur. Aja-aja bom! Gunar Sudigdo ngelikake. Nurcahya ngiyani
kanthi sasmitha. Buntelan terus diseleh paving. Ditliti sedhela, dicocoki senter
saka kabeh arah, ora ana kang nyalawadi. Dibikak mawon nggih, Pak? Aloke
Nurcahya rada seru. Sakarepmu. Ning ngati-ati! Buntelan godhong gedhang
70
dibukak alon-alon. Prayata njero buntelan kuwi isih ana buntelan maneh,
nanging nganggo kain werna krem. Kain werna krem dibukak alon-alon.
Njerone ana kothak cilik dilapisi bludru ireng sing wis katon ngabluk, dadine
rupa ireng wis mblawus. Kothak cilik dibukak, njerone isih ana kothak cilik
dibukak, njerone isih ana kothak maneh saka kayu rupane coklat tuwa,
wernane ora amarga dicet ning pancen werna kayu kuwi coklat tuwa nggeles
gilap. Ndhuwur kayu isih ana tulisane. .... (JB. No 08 Epsd. 03)
Terjemahan
....Hati-hati, Nur. Jangan-jangan itu bom! Gunar Sudigdo mengingatkan.
Nurcahya menjawab iya dengan penuh kehati-hatian. Bungkusan yang terus di
letakan di paving. Dicermati sebentar, di liat dengan mengunakan senter dari
berbagai arah, tidak ada yang membahayakan. Di buka aja ya Pak? Kata
Nurcahya agak keras. Terserah kamu. Yang penting kamu hati-hati!
Bungkusan daun pisang dibuka pelan-pelan. Ternyata di dalam masih terdapat
bungkusan lagi, namun memakai lapisan kain warna coklat muda. Kain coklat
muda di buka pelan-pelan. Di dalamnya ada kotak kecil yang dilapisi dengan
brudru hitam yang sudah terlihat kusam, jadinya wujud hitam tersebut sudah
jelek. Di dalam kotak kecil masih ada kotak kayu yang wujudnya warna coklat
tuwa, warna tersebut bukan karena di warnai namun memang warna dari kayu
yang coklat tuwa halus mengkilap, di atas kayu masih ada tulisannya..... (JB.
No 08 Epsd. 03)
c. Rising Action (Konflik berkembang)
Tahap peningkatan konflik, konflik yang sudah dimunculkan sebelumnya
oleh pengarang semakin berkembang. Pada cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris
Purnomo mempunyai pengembangan konflik yang digambarkan oleh pengarang
Al Aris Purnomo, pengembangan konflik tersebut saat Dirga Swandaru
melakukan ritual untuk mencari pasanngan keris milik Gunar Sudigdo. Hal
tersebut menjadikan Nurcahya mempunyai pikiran dan angan yang belum bisa
diterima oleh logika manusia serta belum terjawab atas apa yang sudah dilakukan
oleh Dirga Swandaru. Keadaan tersebut yang terdapat dalam kutipan berikut ini:
Dirga Swandaru ujal napas landhung, pawongan gagah kuwi ngetokake kacu
ireng saka suwalike klambine. Kacu dijereng ing ngarepe, kanthi alon-alon lan
kanton ngati-ati. Keris lan wrangka dijipuk diselehke ing dhuwur kacu ireng.
Kacu di tlungkupne nutupi keris lan wrangkane. Byar! Byar!
Preketek.....Preketek....-Bul !!!.... (JB. No 06 Epsd. 01)
71
Ana pletikan-pletikan geni saka kacu ireng kang kanggo mbuntel keris cilik
kuwi. Ana keluk tipis saka kacu mau sing terus mumpul sudhul pyan, banjur
ilang. Gunar Sudigdo kaget, gumun banget. Nurcahya ya ngono, ning batine
kaya ora percaya, lan nyoba ngothak-athik kanthi nalare. Atine ora percaya
ning mripate pancen meruhi bab kang aneh kuwi..... (JB. No 07 Epsd. 02)
Terjemahan
Dirga Swandaru menarik nafas panjang, seseorang yang nampak gagah itu
mengeluarkan sapu tangan dari sebalik bajunya. Sapu tangan di lembarkan di
depannya dengan pelan-pelan dan hati-hati. Keris lan sarungnya diambil dan
diletakkan di atas saputangan yang berwarna hitam itu. Sapu tangan ditutupksn
mrnutupi keris dan sarungnya. Byar! Byar! Preketek.....Preketek....-Bul !!! ....
(JB. No 06 Epsd. 01)
Ada api kecil yang menyala dari sapu tangan yang berwarna hitam tersebut
yang digunakan untuk membungkus keris kecil tersebut. Ada asap tipis dari
sapu tangan yang terus mengepul sampai atap terus hilang, Gunar Sudigdo
kaget, heran sekali, Nurcahya ya sama, di dalam hatinya seperti tidak percaya
dan mencoba memecahkan dengan menggunakan logikanya. Hatinya tidak
percaya namun matanya sudah melihat peristiwa yang aneh itu..... (JB. No 07
Epsd. 02)
Cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo diceritakan jika pusaka
yang ditemukan didepan gerbang rumah Gunar Sudigdo yang bersama Nurcahaya
tersebut memunculkan keanehan-keanehan yang dirasakan oleh Nurcahya tetapi
Gunar Sudigdo tidak curiga apapun, karena Gunar Sudigdo sangat mempercayai
pusaka-pusaka tersebut memiliki keanehan yang sangat luar biasa. sepeti yang
terdapat dalam kutipan berikut ini :
Mengko dhisik, Nur. Coba sawangen ing gapura sisih wetan penere ngisor
nomer omah. Kuwi kok kaya ana buntelan, Gunar Sudigdo nuding penere
gapura sisih wetan..... (JB. No 08 Epsd. 03)
....Buntelan mori putih dibukak. Njero mori ana pepethan patung wong kang
nembe ngidak sirah celeng.... Gunar Sudigdo rada njombak nalika ana cahya
kumelap saka matane celeng sing dipidak kuwi. Nurcahya ora nggatekake bab
kuwi. Gunar Sudigdo nyoba njlumati barang kang nembe di temu kuwi..... (JB.
No 09 Epsd. 04)
....Hp-ne Gunar Sudigdo geter ana njero kanthongan clana. Ana sms mlebu.
Amung sms tawa tiket pesawat. Sms dibusak. Hp diseleh ing ndhuwur meja
antarane kothak patung Nirvashura lan kothak keris Kyai Branti. Brerrrrrrr!
72
Breeerrrrr! Gunar Sudigdo kaget. Embuh sebabe apa hp-ne geter aneh. Dudu
geter sing wis diprogram ing hp-ne..... (JB. No 09 Epsd. 04)
Kedadean hp geter dhewe kuwi ora suwe, ora ana limang dhetik, ning cukup
gawe kagete Gunar ....(JB. No 10 Epsd. 05)
Terjemahan
Nanti dulu, Nur. Coba lihat di pintu gerbang bagian timur dibawah nomer
rumah. Itu kok seperti ada bungkusan, Gunar Sudigdo menunjuk tepatnya arah
pintu gerbang bagian timur..... (JB. No 08 Epsd. 03)
....Bungkusan kain mori putih dibuka. Di dalam kain mori terdapat sebuah
patung yang mengijak kepala celeng .... Gunar Sudigdo merasa kaget ketika
ada gemelap cahaya yang gemerlap muncul dari matanya celeng yang dinjak
itu. Nurcahya tidak memperhaikan hal tersebut. Gunar Sudigdo mencoba
mengamati barang tersebutyang baru ditemukan itu. ..... (JB. No 09 Epsd. 04)
....Ponsel milik Gunar Sudigdo bergetar di dalam saku celana. Ada pesan
masuk yang hanya menawarkan tiket pesawat. Pesan tersebut dihapus. Ponsel
tersebut diletakan di atas meja antaranya kotak patung Nirvashura dan kotak
keris Kyai Branti. Breeeerrrr! Breeeerrr! Gunar Sudigdo terkejut. Entah apa
sebabnya yang membuat ponselnya bergetar aneh. Bukan getar yang diprogram
di ponselnya..... (JB. No 09 Epsd. 04)
Kejadian ponsel bergetar sendiri itu tidak lam , tidak ada lima detik namun
cukup membuat terkejutnya Gunar. Ponsel dipegang dan dipandangi apakah
ada hal yang tidak biasa, namun tidak ada hal yang aneh .... (JB. No 09 Epsd.
04)
d. Climax (mencapai titik puncak)
Pengarang menggambarkan titik puncak dari peristiwa dan masalah yang
terjadi. Pada perkembangan masalah yang dibuat oleh pengarang dalam cerita
cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo yang sudah sampai pada titik
puncak permasalahan. Pada tahapan ini, diceritakan bahwa setelah menemukan
patung Nirvashura didepan gerbang rumahnya. Kemudian patung itu juga
menunjukan keanehan-keanehan yang hanya bisa rasakan oleh Gunar Sudigdo.
Puncak permasalahan dari cerita ini adalah saat Gunar Sudigdo dibuat
percaya kepada Dirga Swandaru dari perbuatannya, hanya ingin meraut uang dari
Gunar Sudigdo. Nurcahya yang dibuat oleh Dirga Swandaru lebih pada tekanan
73
batin, serta dibuat agar merasa berpikir untuk diluar nalar dan logika, namun
Nurcahya tidak dapat menerima semua itu karena dia penuh dengan keraguan-
keraguan. Puncak dari permasalahan ini yang terakhir adalah terlacaknya semua
perbuatan dan tindakan kejahatan Dirga Swandaru selama ini. Hal tersebut
terdapat dalam kutipan berikut ini:
Gunar Sudigdo pikirane bali menyang pusaka Kyai Branti. Wiwit nalika
dheweke nampa barang kuwi nganti tumekane saiki. Dheweke uga durung
ngerti satemene sapa sing ngirim keris cilik kuwi duwe encon utawa pasangan
sing jare wujude uga kerisa cilik aran Kyai Sengkali? Pitakonan kuwi tuwuh
nalika krungu pratelane Nurcahya kalamun kanoman sing dadi sopire kuwi
rangu-rangu ngenani bab kuwi. .... (JB. No 12 Epsd. 07)
Terjemahan
Gunar Sudigdo berpikiran kembali kepada pusaka Kyai Branti, awal dari dia
menerima barang itu sampai sekarang. Dia juga belum tahu siapa sebenarnya
yang mengirim keri kecil itu punya pasangan atau pasangan yang berwujud
juga sebuah keris kecil yang disebut dengan Kyai Sengkali? Pertanyaan itu
timbul ketika terdengar diberitahu Nurcahya disebabkan pemuda yang menjadi
sopir itu masih ragu-ragu dalam hal itu. .... (JB. No 12 Epsd. 07)
Berdasarkan kutipan di atas menunjukan bahwa tokoh Nurcahya
menaruh keraguan kepada Dirga Swandaru, karena keraguan Nurcahya ia
menyelidiki Dirga Swandaru atas perbuatanya dan seizin oleh Gunar Sudigdo. Hal
ini dapat dilihat dari kutipan berikut :
Kanthi sesidheman, Nurcahya ngijoli patung Nirvashura sing ana njero kothak
nganggo patung kang wingi dituku ana pinggir dalan. Wujude pancen memper
tenan, upama ora digathekke kanthi njlimet tangeh lamun bisa dibedakake.
Patung sing diijoli banjur dikanthongi ing clanane kang pancen ana
kanthonganne gedhe-gedhe. Katone kanoman kuwi duwe rantaman mirunggan
kanggo golek wangsulan marang pitakonan-pitakonan kang sasuwene iku
ngreridhu pikirane. Pitakonan bab kedadean-kedadean aneh kang ora tinemu
nalar..... (JB. No 21 Epsd. 16)
Patung punika pancen kula lintoni, ngangge patung ingkang kula tumbas
wonten pinggir margi, wangsulane Nurcahya tatag, awit pancen wis samekta
kudu kepiye..... (JB. No 23 Epsd. 18)
74
Nurcahya ngrasakne ana bab kang aneh. Geneya sing duwe daya mirungan
mung pusaka-pusaka kang dikirim dening pawongan kang ora genah sapa
pawongane? Pitakonan kang tansah nyoba dijlumati lan digoleki apa
wangsulane. .... (JB. No 24 Epsd. 19)
Pawongan sing didingklik Nurcahya ngudhunke tas rangsel. Njupuk linggis
cilik banjur wiwit ndhudhuk lemah sangisore wit ringin. Kira-kira wis entuk
setengah meter jerone, pawongan kuwi mandheg, njupuk barang cilik saka
njero tas, banjur dilebokne ing cemplongan kang mau didhudhuk. Kanthi cepet
banjur diurugi lemah dhudhukan. .... (JB. No 25 Epsd. 20)
... Karo ngeruki lemah Nurcahya nyoba mikir kedadean kuwi. Kaya ana cahya
sapletik ing pikirane ngenani bab kuwi. Kanoman kuwi mesem tipis, ana bab
kang rada bisa gawe lega.... Esuke, Nurcahya telpun Gunar Sudigdo perlune
njaluk palilah bakal nindakake sawijining bab. Nurcahya nyritakke kabeh rasa
sujanane marang Dirga Swandaru kaya-kaya entuk wangsulan ing papan kang
cedhak karo omahe Tyas Widuri. Gunar Sudigdo sarujuk lan meling supaya
ngati-ati. Lega pangrasane Nurcahya..... (JB. No 26 Epsd. 21)
Terjemahan
Diam-diam, Nurcahya menukar patung Nirvashura yang ada dalam kotak
dengan menggunakan patung yang kemaren di beli yang ada dipinggir jalan.
Wujudnya memang hampir sama, apabila diperhatikan dengan teliti memang
tidak ada bedanya.patung yang ditukarkan lalu di taruh disaku celana yang
sakunya besar-besar. Kelihatan anak muda itu memang mempunyai rencana
rahasia untuk mencari jawaban pada pertanyaan-pertanyaan yang sudah lama
mengganggu pikiranya. Pertanyaan itu seputar tentang kejadian-kejadian aneh
yang tidak menemukan nalar..... (JB. No 21 Epsd. 16)
Patung itu memang saya tukarkan, mengunakan patung yang saya beli di
pinggir jalan jawab Nurcahya dengan tegas, mau bagaimana lagi..... (JB. No 23
Epsd. 18)
Nurcahya merasakan ada hal yang aneh. Dikarenakan yang mempunyai
kekuatan yang pusaka-pusaka yang dikirim kepada orang yang tidak tahu siapa
orangnya? Pertanyaan yang hanya akan mencoba diterima dan dicari apa
jawabannya..... (JB. No 24 Epsd. 19)
Seseorang yang dilihat secara tersembunyi oleh Nurcahya menurunkan tas
rangsel, mengambil besi kecil lalu mulai untuk menggali tanah bawah pohon
beringin. Kira-kira sedalam setengah meter dalamnya, seseorang itu berhenti,
mengambil barang kecil dari dalam tas, lalu sehabis itu dimasukkan di lubang
tanah yang digali tadi. Lalu dengan cepat dikembalikan tanahyang sudah digali
tadi..... (JB. No 25 Epsd. 20)
.... dengan menggali tanah Nurcahya mencoba untuk memikirkan kejadian itu.
Seperti ada sinar sedikit di pikirannya mengenai hal itu. Pemuda itu senyum
sedikit, ada hal yang bisa membuat lega......Paginya, Nurcahya menelpon
Gunar Sudigdo perlu meminta restu untuk menindakkan sesuatu hal. Nurcahya
75
menceritakan semua rasa yang berprasangka kepada Dirga Swandaru seperti
mendapar jawaban di tempat yang dekat dengan rumahnya Tyas Widuri. Gunar
Sudigdo setuju dan berpesan agar hati-hati. Lega rasanya perasaannya
Nurcahya.... (JB. No 26 Epsd. 21)
Berdasarkan beberapa kutipan di atas, dapat dicermati bahwa Nurcahya
sudah mulai menyadari kejanggalan yang ada pada Dirga Swandaru. Hingga
akhirnya terbongkarnya perbuatan kejahatan Dirga Swandaru yang bermulai
terbongkar saat Nurcahya miulai menyelidikinya. Nurcahya mulai mengumpulkan
barang-barang untuk dijadikan bukti. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut
ini:
Wong mendem ngono pancen aneh, awit malah seneng nalika ana wong
mendem marani lan malah banjur diajak mendem sisan. Nurcahya wasis
tenan, kanthi pinter nggunakake kabeh kalodhangan kuwi golek keterangan
saakeh-akehe. Kabeh sing diucapne kuwi direkam dening Nurcahya ngganggo
hp..... wis telung dina Nurcahya tansah ngawat-awati Griya Wening. Carane
yakuwi mau, kanthi namur laku dadi wong mancing. Rasa sujanane marang
Dirga Swandaru sing ndadekake dheweke kaya-kaya duwe kekuwatan
mirunggan. Bab apa wae sing wis dumadi dicathet ing angen-angene. Sithik-
sithik nglumpukke bukti sing dibutuhke kanggo mbongkar kabeh sing
ditindhakake Dirga Swandaru..... (JB. No 26 Epsd. 21)
Terjemahan
Orang yang mabuk memang terlihat aneh, dimulai dari senang ketika ada orang
mabuk mendatangi dan juga mengajak mabuk sekalian. Nurcahya sangatlah
mahir sekali, dengan pintar mengunakan semua kesempatan itu untuk mencari
keterangan sebanyak-banyaknya. Semua yang diucapkan itu direkam Nurcahya
menggunakan handphone..... sudah tiga hari Nurcahya selalu mengamat-
ngamati Griya Wening. Caranya yaitu tadi, dengan menyamar pergerakan
menjadi orang memancing. Rasa prasangka kepada Dirga Swandaru yang
menjadikan dirinya seperti mempunyai kekuatan yang sangat hebat. Hal
apasaja yang sudah terjadi dicatat di angan-angannya. Sedikit-sedikit
mengumpulkan bukti yang dibutuhkan untuk membongkar semua tindakan
Dirga swandaru.... (JB. No 26 Epsd. 21)
e. Denoument (tahap penyelesaian)
Pengarang memberikan pemecahan masalah dari semua peristiwa,
masalah-masalah dalam cerita menuju penyelesaian. Penyelesaian masalah yang
76
terdapat dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomoadalah tahap
dimana yang dilakukan oleh Nurcahya yang sudah mulai mengetahui cara yang
dilakukan oleh Dirga Swandaru. Trik maupun cara untuk menipu, sudah diketahui
oleh Nurcahya. Ternyata Nurcahya juga dibantu oleh seorang polisi yang sudah
sejak lama sudah mengamati gerak-geriknya Dirga Swandaru yang terdapat dalam
kutipan berikut ini :
Wong loro banjur padha omong-omongan kanthi kepenak. Polisi kang jenenge
Jarmadi kuwi prayata kepenak bareng diajak rembugan. Jarmadi kandha
kalamun dheweke pancen golek sisik melik bab trajange Dirga Swandaru. Bab
kuwi dilakoni awit saka pelapurane sawijining masyarakat kang rumangsa
diapusi. Nanging durung bisa mikut durung janane, awit pancen durung ora
ana bukti babarpisan. Nurcahya uga crita bab anggone ana kono kuwi. Kathi
mangkono wong loro kuwi jebul duwe karep sing padha sarujuk bakal nyambut
gawe bebarengan.... (JB. No 27 Epsd. 22)
Terjemahan
Dua orang itu lalu sama-samamengobrol-ngobrol dengan enak. Polisi yang
namanya Jarmadi itu ternyata juga enak untuk ajak berdiskusi bersama-sama.
Jarmadi bilang bahwa hanya dirinya itu memang mencari informasi tentang
Dirga Swandaru. Hal itu dilakukan mulai dari pelaporan salah satu masyarakat
yang merasa di tipu. Namun belum bisa menangkapnya karena belum ada bukti
sama sekali. Nurcahya juga cerita mengenai hal yang terjadi di dalam sana itu.
Dengan begitu dua orang itu ternyata mempunyai keinginan yang sama, setuju
jika akan melakukan penyelidikan bersama.... (JB. No 27 Epsd. 22)
Berdasarkan kutipan di atas menunjukan bahwa Nurcahya dalam
menyelidiki Dirga Swandaru dibantu oleh Jarmadi. Namun setelah sudah
terkumpul bukti-bukti tersebut, Nurcahya melanjutkan misi dengan memasuki
Griya Wening memalui atap plapon rumah untuk mencari informasi yang lebih
dalam. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut ini :
Nurcahya mlebu omah liwat ndhuwur kanthi mbukak gentheng lan mlaku
ndhuwur plafon utawa pyan. Nurcahya dhewe gumun, pranyata ndhuwur
plafon kuwi kebak kabel lan maneka barang elektronik sing wujude neka-neka.
Nurcahya durung nate weruh barang-barang kaya mengkono, katone kayadene
pemancar. Nurcahya kasil menyang ndhuwur ruwangan kang kanggo padha
jagongan .... (JB. No 27 Epsd. 22)
77
Terjemahan
Nurcahya masuk rumah meliwati atas dengan cara membuka genting dan
berjalan di atas plafon rumah. Nurcahya sendiri heran, memang di atas plafon
itu banyak kabel dan aneka barang elektronik yang berwujud macam-macam.
Nurcahya belum pernah lihat barang-barang seperti itu, yang terlihat sperti
pemancar. Nurcahya berhasil sampai atas ruangan yang sedang bercakap-
cakap..... (JB. No 27 Epsd. 22)
Berdasarkan kutipan di atas menerangkan bahwa Nurcahya sudah berasil
untuk memasuki dan mencari informasi lebih dalam lagi, hingga akhirnya semua
persoalan yang mengenai Dirga Swandaru sudah terbongkar oleh Nurcahya.
Namun Nurcahya saat mengamati keadaan ruang tersebut plafon Griya Wening
tersebut sudah lapuk, jadi Nurcahya jatuh yang berada empat orang yang berada
disitu.
Kari ana wong papat ing njero ruwangan kuwi. Saliyane kuwi ing ruwangan
kuwi uga ana maneka warna barang-barang aneh kayadene pusaka-pusaka.
Barang-barang kuwi ana nduwur meja gedhe. Nurcahya njingglengi kahanan
ruwangan kuwi, nganti ora nggagas kalamun sing dipanciki glogor pyan kang
kropos. Krepok! Brush! Pyan sing dipanciki Nurcahya jebol, ora kuwat
nyangga bobote Nurcahya. Nurcahya isa bisa gondhelan glogor sing isih
pengkuh, mula ora katut tiba, dheweke bisa ngandhul ing glogor pyan. Dirga
Swandaru lan andhahane mesthi wae kaget banget..... (JB. No 27 Epsd. 22)
Terjemahan
Hanya tinggal empat orang yang berada di dalam ruangan itu, yang lainnya
dari ruangan itu juga berada macam-macam benda aneh seperti halnya pusaka-
pusaka. Barang tersebut di atas meja besar. Nurcahya melihat keadaan sekitar
ruangan itu, sampai tidak memperhatikan yang ditapaki tulang plafon yang
rapuh. Krepok! Brush! Plafon yang ditapaki Nurcahya roboh, tidak kuat
menyangga beratnya Nurcahya. Nurcahya isih bisa gantungan pada batang
plafon yang masih kokoh. Makanya itu tidak ikut jatuh, dia bisa gantungan di
batang plafonnya. Dirga Swandaru dan anak buahnya pasti kaget sekali..... (JB.
No 27 Epsd. 22)
Berdasarkan kutipan tersebut, menerangkan bahwa Nurcahya memiliki
segala cara untuk mengungkapkan kejahatan Dirga Swandaru. Hingga pada
akhirnya Nurcahya sudah berhasil untuk mengungkapkan apa yang dilakukan oleh
Dirga Swandaru dalam aksi kejahatannya selama ini. Hingga mengakibatkan
78
pertarungan antara Dirga Swandaru dengan Nurcahya, karena ilmu beladiri yang
mahir Nurcahya dapat mengalahkan, Dirga Swandaru saat mencoba melarikan diri
dari Griya Wening. Hal tersebut terbukti dalam kutipan berikut ini :
Kurangajar! Kawit sepisan aku wis ngira yen kowe bakal dadi pepalang, saiki
tampanana piwalesku! Dirga karo nyekel pedhang nrajang Nur, Nur
ngendhani. Mlumpat ngiwa, sikile kumitir nyasar awake Dirga. Blegh! Dirga
mung sempoyongan. Bola-bali ditendhang Nur, durung rubuh. Nur neter
nyerang perangan pengapesane. Kasil, Nur nendhang ugel-ugel tangane Dirga
kang nyekel pedhan. Pedhange kontal. Nur nendhang uwange Dirga. Wonge
sambat lan tiba kelumah. Bareng lan ambruke Dirga, Jamadi lan andhahane
teka terus ngrangket Dirga. Nur dhewe nglumpruk, racun sing wis kaisep
nuduhke dayane. Sirahe nggliyeng. Tatu ing lengene ngetokake getih akeh.
Ning marem dene Dirga isa kecekel. Mesti bakal nampa paukuman saka
anggone apus-apus lan culika.... (JB. No 28 Epsd. 23)
Terjemahan
Kurangajar! Dari awal aku sudah mengira jika kamu akan jadi penghalangku.
Sekarang rasakan balasanku! Dirga dengan memegang pedang untuk
mengnangkas Nur. Nur menghindari. Melompat kekanan, kakinya menendang
badannya Dirga. Blegh! Dirga hanya sempoyongan. Bolak-balik ditendang
Nur, belum Roboh. Nur tetap menyusun peperangan untuk mengpaskan. Nur
menendang pergelangan tangan Dirga yang memegang pedang, pedangnya
terlempar. Nur menendang badannya Dirga yang mengeluh dan jatuh
berglasaran..... (JB. No 28 Epsd. 23)
Berdasarkan kutipan di atas mengambarkan bahwa Nurcahya sedang
berkelahi dengan Dirga Swandaru yang mencoba melarikan diri. Namun akhirnya
dapat dikalahkan dengan Nurcahya karena Nurcahya mempunyai ilmu beladiri
yang hebat. Diteruskan dengan permasalahan kejahatan Dirga Swandaru tersebut
lalu diceritakan kepada Gunar Sudigdo dan Jarmadi. Dirga Swandaru berhasil
ditangkap oleh Nurcahya dan diserahkan kepada Jarmadi selaku polisi dan
menerima hukumannya atas pidana kejatan yang dilakukannya. Hal tersebut
terbukti dari kutipan berikut ini :
Wektu sabanjure, nalika Nurcahya wis mari saka tatu-tatune, banjur nyritakke
kabeh kedadean aneh kang sasuwene kuwi ditlisik. Sakliyane kuwi dheweke
uga entuk tambahan keterangan saka polisi Jarmadi, sing duwe jejibahan
79
mirunggan ngrangket Dirga Swandaru. Ceritane Nurcahya dirungokne deneng
Gunar Sudigdo, Trianasti, Dyah Pramesthi lan Tyas Widuri kang kebeneran
wektu kuwi diajak deneng Dyah Pramesthi menyang omahe..... Nurcahya uga
nyritakke keterangane polisi Jarmadi, kalamun sedyane Dirga Swandaru ora amung
ngeruk dhuwite Gunar Sudigdo lumantaran mburu pusaka, nanging uga nate
mbudidaya bakal nyulik Dyah Pramesti lan Gunar Sudigdo bakal dijaluki dhuwit
tebusan. Kuwi kedadean nalika Dyah Pramesti nembe ajar nyopir karo Nurcahya.
Untung wae bab kuwi bisa diwurungke dening Nurcahya awit penculik cacah telu ora
kuwagang ngadhepi Nurcahya..... (JB. No 28 Epsd. 23)
Terjemahan
Selanjutnya, ketika Nurcahya sudah sembnuh dari luka-lukanya, lalu
menceritakan semua kejadian aneh yang selama ini sudah dislidiki. Pada lainya
juga dia mendapat keterangan dari polisi Jarmadi, ynag mempunyai tugas
untuk menangkap Dirga Swandaru. Ceritannya Nurcahya didengarkan oleh
Gunar Sudigdo, Trianasti, Dyah Pramesthi dan Tyas Widuri yang kebetulan
waktu itu diajak oleh Dyah Pramesthi kerumahnya..... Nurcahya juga
menceritakan keterangan polisi Jarmadi, kalau sebenarnya Dirga Swandaru itu
tidak hanya mendapatkan uang Gunar Sudigdo karena mencari pusaka, namun
juga karena sudah merencanakan akan menculik Dyah Pamesthi dan Gunar
Sudigdo dimintai uang untuk menebusnya. Itu merupakan kejadian ketika
Dyah Pamesthi nembe ajar nyopir karo Nurcahya. Untung saja hal tersebut
dapat digagalkan oleh Nurcahya karena tiga penculiknya kewalahan
menghadapi Nurcahya..... (JB. No 28 Epsd. 23)
3. Latar
Latar adalah lingkungan yang melingkupi peristiwa dalam cerita, semesta
yang berinteraksi dengan peristiwa dengan peristiwa-peristiwa yang sedang
berlangsung. Latar atau setting disebut juga dengan landasan tumpu, menyarankan
pada pengertian tempat, hubungan waktu dan lingkungan sosial tempat terjadinya
peristiwa-peristiwa yang diceritakan.
Setting merujuk pada pengertiang yang berartikan tempat, berhubungan
dengan waktu lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa yang diciptakan.
Latar (setting) merupakan tempat dan waktu (dimana dan kapan) suatu cerita
terjadi. Latar suatu cerita yang merupakan landas tumpu melatari dari unsur-unsur
instrinsik dan menyaran kepada pengertian tempat, waktu dan lingkungan sosial
(Kasnadi dan Sutejo, 2010:21).
80
3.1 Latar Tempat
Latar tempat merupakan tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang
diceritakan dalam sebuah karya sastra. Latar tempat yang ada dalam cerbung
Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo antara lain sebagai berikut :
a. Griya Wening
Griya Wening merupakan sebuah latar yang digunakan pengarang untuk
mengungkapkan dibalik cerita cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo
dimana tempat itu mengungkapkan kejadian-kejadian yang mencurigakan yang
menjadi sumber utama dari penceritaan tempat yang ada dalam cerbung. Hal
tersebut terlihat dalam kutipan berikut ini:
Omah Joglo gedhe ing pinggir wadhuk Gajah Mungkur kuwi sepi. Mung katon
wong lanang tuwa lagi nyapu ing latar ngarep..... nuwun sewu, kula Nurcahya
badhe nyuwun pirsa menapa leres ngriki menika ingkang winastan Griya
Wening? Leres Nakmas. Kula Karmidi, ingkang kapatah reresik ing Griya
Wening ngriki.....(JB. No 06 Epsd. 01)
Terjemahan
Rumah yang berbentuk joglo besar yang berada di pinggir waduk Gajah
Mungkur itu terlihat sepi. Hanya terlihat orang laki-laki tua yang sedang
menyapu di halaman depan.... permisi, saya Nurcahya mau bertanya apakah
benar disini tempat Griya Wening? Benar nak. Saya Karmidi yang diutus untuk
bersih-bersih di Griya Wening sini.... (JB. No 06 Epsd. 01)
b. Pendhapa Joglo
Pendhapa Joglo ini diceritakan bahwa rumah dari Griya Wening ini
berbentuk joglo yang memiliki tatanan meja kursi seperti ruang tamu berada pada
pendhapa. Ruang pendhapa tersebut diceritakan bahwa saat sebelum bertemu
dengan Dirga Swandaru, Nurcahya dan Gunar Sudigdo menunggu di ruang tamu
yang berada di pendhapa joglo. Hal tersebut terlihat dari kutipan berikut ini :
81
....ing sisih kidul wetan kursine saka watu, wernane kuning tuwa semu ireng.
Dene jogan pendhapa saka traso kuning galer-galer ireng. Dening Karmidi,
pawongan kang aran Gunar Sudigdo iku dilungguhke ing prangkat kursi
penjalin kang ana ing poncot kulon pendhapa joglo..... (JB. No 06 Epsd. 01)
Terjemahan
.... disisi selatan ketimur daya kursinya dari batu, warnanya kuning tua yang
kehitaman. Pada lantai pendhapa dari tikar yang berwarna kuning yang
bergariskan hitam. Dari Karmidi, orang yang bernama Gunar Sudigdo itu
didudukan di tatanan kursi yang ada di pojok timur pendhapa joglo..... (JB. No
06 Epsd. 01)
c. Jalan Wonogiri-Wuyantoro
Jalan Wonogiri-Wuyantoro merupakan jalan yang berada tidak jauh dari
tempat Griya Wening, dan kurang lebih 100 meter dari jalan raya Wonogiri-
Wuyantoro. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Sedhan metu saka gapura, tleser-tleser ngliwati dalan sing ditatani watu item.
Dalan watu item kuwi dawane udakara satus meter, sabanjure tekan dalan
gedhe Wonogiri-Wuyantoro. Yen nengen utawa ngidul menyang Wuyantoro.
Dene yen ngiwa menyang kutha Wonogiri..... (JB. No 07 Epsd. 02)
Terjemahan
Mobil yang keluar dari gapura, melewati jalan yang ditata dengan mengunakan
batu hitam. Jalan batu hitam tersebut hanya berjarak seratus meter, setelahnya
sampai jalan raya Wonogiri-Wuyantoro. Jika kekanan atau kearah selatan ke
Wuyantoro. Jika ke kiri kearah kota Wonogiri..... (JB. No 06 Epsd. 01)
d. Protelon Wates kutha Wonogiri
Protelon Wates kutha Wonogiri merupakan jalan raya saat perjalanan
setelah dari Griya Wening. Hal tersebut dapat dibuktikan dari kutipan berikut ini:
....Tekan protelon Wates kutha Wonogiri, Nurcahya sangsaya alon anggone
nyetir. Protelon kuwi rame banget, akeh sliwar-sliwere kendharaan. Saka
pretelon Wates kutha kuwi yen ngidul menyang PLTA utawa menyang
bendungan wadhuk Gajah Mungkur..... (JB. No 07 Epsd. 02)
82
Terjemahan
....Sampai pertigaan Wates kota Wonogiri, Nurcahya semakin pelan dalam
menyetir. Pertigaan itu ramai banget, banyak lalu-lalang kendaraan. Dari
pertigaan Wates kota itu ke selatan ke PLTA atau pergi ke bendungan Waduyk
Gajah Mungkur..... (JB. No 07 Epsd. 02)
e. Protelon Krisak
Protelon Krisak merupakan jalan yang dilewati oleh Nurcahya dan
ditumpangi oleh Gunar Sudigdo setelah melewati jalanan yang akan memasuki
kota Wonogiri. Hal tersebut digambarkan dalam kutipan berikut ini:
Tekan Protelon Krisak, Nurcahya ngurubke lampu sein kiwa. Dumadakan saka
arah kulon ana pit montor banter lakune, katone sing numpak kaget weruh
sedhane Nurcahya arep menggok ngulon. Pit montor kuwi lakune dadi oling
kelangan kendhali..... (JB. No 07 Epsd. 02)
Terjemahan
Sampai pertigaan Krisak, Nurcahya menghidupkan lampu sein kiri, tiba-tiba
dari arah timur ada sepeda motor yang melaju kencang, sepertinya menaikinya
kaget melihat mobil Nurcahya akan membelokkan ketimur. Sepeda motor itu
menjadi kehilangan keseimbangan dan kendali..... (JB. No 07 Epsd. 02)
f. Terminal Krisak
Terminal Krisak merupakan tempat dimana Nurcahya berjabat tangan
dengan Tyas Widuri yang tidak menyadari bahwa Gunar Sudigdo
menghampirinya. Serta sekeliling terminal yang ingin menghampiri mereka. Hal
ini dibuktikan dalam kutipan berikut ini :
....Anggone salaman rada sawetara, nganti ora nggagas yen Gunar Sudigdo
wis nyedhak mrono, wong-wong kang ana kiwa-tengen terminal Krisak uga
nyedhak, ning bareng ngerti yen ora ana sing tatu lan kitone kabeh becik
anane, njur dha bali maneh marang papane sekawit..... (JB. No 08 Epsd. 03)
83
Terjemahan
.....pada saat berjabat tangan yang sementara waktu, sampai tidak
memperhatikan Gunar Sudigdo sudah mulai mendekati kesana, orang-orang
yang ada di kiri-kanan terminal Krisak juga mendekati, namun tahu bahwa
tidak ada luka-luka dan terlihat baik semua, lalu kembali lagi ke tempat yang
tadi..... (JB. No 08 Epsd. 03)
g. Rumah Gunar Sudigdo
Rumah Gunar Sudigdo yang berada di wilayah Yogyakarta yang berada
dekat candi Prambanan. Hal ini terbukti dalam kutipan berikut ini :
Omahe Gunar Sudigdo ana ing ladan Yogyakarta, cedhak Candhi Prambanan.
Mula saka Wonogiri nrabas liwat Krisak mangulon, bablas tekan Tengklik
ngisi bahan bakar ana pom Thengklik sing kebawah kabupaten Sukoharjo.....
(JB. No 08 Epsd. 03)
Terjemahan
Rumahnya Gunar Sudigdo yang berada di wilayah Yogyakarta, dekat dengan
candi Prambanan. Mulai dari Wonogiri melaju melewati Krisak ketimur,
melaju sampai Tengklik mengisi bahan bakar pada pom Thengklik yang masih
berda di kawasan kabupaten Sukoharjo..... (JB. No 08 Epsd. 03)
h. Kantor Gunar Sudigdo
Kantor Gunar Sudigdo berada di daerah Yogyakarta. Hal tersebut
terdapat dalam kutipan berikut ini:
.... Ana pom Thengklik sing kebawah kabupaten Sukoharjo. Saka kono bablas
mangulon tekan Cawas, ngalor liwat Trucuk Klaten, tembus dalan gedhe Solo-
Jogja. Nalika wis nglewati kutha Klaten, srengenge wis ngglewang mangulon.
Lajeng kondur napa tindak kantor rumiyin? Pitakone Nurcahya, mampir
kantor dhisik..... (JB. No 08 Epsd. 03)
Terjemahan
.... Ada pom Thengklik yang berada di kawasan kabupaten Sukoharjo, dari
sana melaju ke timur sampai Cawas, ngalor liwat Trucuk Klaten, sampai jalan
besar Solo-Jogja. Ketika sudah melewati kota Klaten, sinar matahari sudah
menyoroti ke timur. Lalu pulang atau pergi ke kantor dulu? pertanyaan
Nurcahya, mampir ke kantor dulu..... (JB. No 08 Epsd. 03)
84
i. Ruwang Direktur
Cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo ini juga menggambarkan
sebuah ruang direktur di kantor Gunar Sudigdo, hal ini terlihat sebagai berikut ini :
Durung nganti kopi jahe diombe, hpne Nurcahya muni, ana telpon saka Gunar
Sudigdo, kalamun Nurcahya dikongkon mara menyang ruwang direkur.
Nurcahya enggal mlayu menyang ruwang direktur..... (JB. No 08 Epsd. 03)
Terjemahan
Belum selesai kopi jahe diminum, handphonenya Nurcahya bunyi, ada telepon
dari Gunar Sudigdo, ternyata Nurcahya di suruh datang ke ruangan direktur.
Nurcahya segera lari menuju ruangan direktur..... (JB. No 08 Epsd. 03)
j. Gapura Etan Ngarep Omah
Gapura Etan Ngarep Omah merupakan latar tempat yang berada di
depan rumah Gunar Sudigdo yang berda tepat pada pintu gerbang. Letaknya depan
perkarangan depan rumah Gunar Sudigdo. hal tersebut dapat terbukti dalam
kutipan berikut ini:
Mengko dhisik Nur, coba sawangen ing gapura sisih wetan penenre ngisor
nomer omah. Kuwi kok kaya ana buntelan, Gunar Sudigdo nuding gapura sisih
wetan..... (JB. No 08 Epsd. 03)
Terjemahan
Nanti dulu Nur, coba lihatlah di gapura sisi timur yang berada dibawah nomer
rumah. Itu seperti bungkusan, Gunar Sudigdo mengarahkab tangan ke gapura
sisi timur..... (JB. No 08 Epsd. 03)
85
k. Pekarangan Omahe Gunar Sudigdo
Perkarangan Omahe Gunar Sudigdo merupakan tempat yang diceritakan
saat anak buah Gunar Sudigdo sedang membukakan pintu perkarangan rumah.
Hal tersebut terbukti dari kutipan berikut ini :
.... Boten. Lha wonten punapa, Pak? Lik Man genti takon. Ora ono apa-apa.
Yawis, ayo gek ngaso dhisik. Gunar Sudigdo mlangkah mlebu pekarangan njur
mlaku ngeneromah gedhe. Kothak sing dilapisi bludru ireng lan kothak coklat
gilap isi patung wong ngidak sirah celeng di gawa mlebu, didekep ing
dhadhane wong lemu cedhek kuwi..... (JB. No 09 Epsd. 04)
Terjemahan
.... Tidak, lha ada apa, Pak? Lik Man ganti bertanya. Tudak ada apa-apa.
Yaudah, ayo istirahat dulu. Gunar Sudigdo berjalan masuk perkarangan setelah
itu berjalan memasuki rumah besar. Kotak yang dilapisi bludru hitam dan
kotak coklat gelap yang berisikan patung yang menginjak kepala hewan
musang dan dibawa masuk, ditaruh di dadanya orang yang pendek gemuk itu.
.... (JB. No 09 Epsd. 04)
l. Ruwang Tengah Omahe Gunar Sudigdo
Ruwang Tengah Omahe Gunar Sudigdo merupakan latar tempat yang di
ceritakan saat itu istri Gunar Sudigdo yang bernama Trianasti menyambut
suaminya dan memanggil anak perempuannya. Hal tersebut terbukti dari kutipan
berikut ini :
Ing ruwang tengah omahe Gunar Sudigdo, wanita dhuwur lencir bojone
Gunar Sudigdo ngadeg mapag kang nembe teka. Wanita kuwi jenenge
Trianasti. Dyah..Dyah..iki lho bapak wis rawuh. Jare arep matur
bapak?Trianasti nyeluk anake wadon..... (JB. No 09 Epsd. 04)
Terjemahan
Di ruang tengah rumahnya Gunar Sudigdo, wanita tinggi ramping istrinya
Gunar Sudigdo berdiri menjembut yang baru datang. Wanita tersebut namanya
Trianasti. Dyah..Dyah..ini lho bapak sudah datang. Katanya mau bilang bapak?
Trianasti memanggil anak perempuannya..... (JB. No 09 Epsd. 04)
86
m. Ruwang Kerja Pribadi Gunar Sudigdo
Ruang Kerja Pribadi Gunar Sudigdo merupakan tempat yang di
dalamnya menyimpan berbagai benda pusaka-pusaka. Hal tersebut terbukti dari
kutipan berikut ini :
Rampung nunggoni anak-bojone mangan, Gunar Sudigdo mlebu ruwang kerja
pribadine. Ing ruwangan kuwi akeh dipajang barang-barang langka.
Saperangan kalebu pusaka-pusaka kang jare pengaji banget. Seneng kuwi
pancen larang regane..... (JB. No 09 Epsd. 04)
Terjemahan
Selesai menemani anak-istinya makan, Gunar Sudigdo masuk ruangan kerja
pribadinya. Di ruangan itu banyak di pamerkan barang-barang yang langka.
Barang itu termasuk pusaka-pusaka yang katanya berharga mahal sekali.
Senang itu memang mahal harganya..... (JB. No 09 Epsd. 04)
n. Pawiyatan luhur ing Australia lan Kutha Yogyakarta
Gunar Sudigdo mempunyai dua anak yaitu Palgunadi yang kuliah di
Australia, dan yang kedua adalah Dyah Pamesthi yang berkuliah di Yogyakarta.
Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Kulawargane ora ana kang protes karo kesenengane Gunar Sudigdo kuwi.
Trianastri repot karo urusan sosial. Palgunadi, anake mbarep Gunar Sudigdo
kuliah ing Australia, malah katone bakal bukak usaha ana kana sawise lulus
mengkone. Dyah Pamesthi isih kuliah ing pawiyatan luhur kondhang ing kutha
Yogyakarta..... (JB. No 09 Epsd. 04)
Terjemahan
Keluarganya tidak ada yang melarang dengan kesenangan Gunar Sudigdo itu.
Trianastri sudah sibuk dengan kegiatan sosial. Palgunadi, anaknya yang
pertama Gunar Sudigdo kuliah di Australia, malah katanya akan membuka
usaha ada disana sehabis lulus nanti. Dyah Pamesthi masih kuliah di
universitas negeri yang terkenal di kota Yogyakarta..... (JB. No 09 Epsd. 04)
87
Berdasarkan kutipan di atas juga menjelaskan apibila anaknya dari Gunar
Sudigdo sekarang sedang berkuliah pada dua tempat yang berbeda. Di dalam
cerita cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo ini juga ditunjukan bahwa
latar tempat kampus juga diceritakan, pada saat Nurcahya mengantarkan Dyah
Pamesthi untuk pergi ke kampus. Hal ini terbukti dari kutipan berikut ini:
Wusanane Nurcahya ngeterke Gunar Sudigdo dhisik menyang kantor, banjur
ngeterne Dyah Pamesthi menyang kampus. Wayah esuk kaya mengkono dalan
kutha Yogyakarta rame banget..... (JB. No 18 Epsd. 13)
Terjemahan
Setelah Nurcahya mengantarkan Gunar Sudigdo duluan pergi ke kantor, lalu
mengantarkan Dyah Pamesthi ke kampus. Saat pagi jalan kota Yogyakarta
ramai sekali..... (JB. No 18 Epsd. 13)
o. Meja Resepsionis Kantor Gunar Sudigdo
Latar tempat Kantor Gunar Sudigdo ini juga melibatkan cerita yang
terjadi di Meja Resepsionis kantor Gunar Sudigdo. Saat itu Nurcahya sedang
menunggu Tyas Widuri yang akan menyambutnya. Hal tersebut terdapat dalam
kutipan berikut ini :
Nurcahya sing entuk jejibahan mirunggan ngenteni Tyas Widuri wis samekta
ing meja resepsionis, ngancani Mintari lan Beta. Wis sarapan, Mas? Pitakone
Beta. Durung kaping pindho..... (JB. No 10 Epsd. 05)
Terjemahan
88
Nurcahya yang mendapat suatu keinginan menanti Tyas Widuri yang berda di
meja resepsionis, menemani Mintari dan beta. Sudah sarapan Mas? tanya Beta.
Belum yang kedua..... (JB. No 10 Epsd. 05)
p. Wonogiri
Cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo ini menceritakan bahwa
saat Tyas Widuri sedang ke kantornya Gunar Sudigdo yang sudah ditungu-tunggu
oleh Nurcahya, ternyata Tyas Widuri terkejut dan mengatakan pernah bertemu di
Wonogiri. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Lho....njenengan rak mbak Tyas Widuri ta? Nurcahya ngadeg. Inggih. Lho
njenengan rak sing wingi ketemu kula enten Wonogiri ta, Mas? Tyas Widuri
genti takon. Inggih mangga sakniki ngadhep bos. Njenengan dientosi..... (JB.
No 10 Epsd. 05)
Terjemahan
Lho..kamu benar mbak Tyas Widurikan? Nurcahya berdiri. Iya. Lho kamu itu
yang kemarin yang bertemu saya di Wonogirikan, Mas? Tyas Widuri
bergantian tanya. Iya mari sekarang menemui derektur. Kamu sudah
ditunggu..... (JB. No 10 Epsd. 05)
q. Ruwang Sekretaris
Latar tempat dalam kantor Gunar Sudigdo berada di Ruangan Sekretaris.
Saat itu Tyas Widuri yang sudah ketrima dan diberi tahu oleh Gunar Sudigdo
untuk segera pergi ke ruangan sekretaris untuk menemui Bu Lastri. Hal itu
terdapat dalam kutipan berikut ini :
Tyas Widuri..sliramu ketampa nyambut gawe ana kene. Wiwit sesuk sliramu
wis kudu nyambut gawe ana kene. Bab gaweyanmu, nyuwuna pituduh saka Bu
89
Lastri sing lenggah ana ruwang sekretaris kuwi. Tembunge Gunar Sudigdo
keprungu endah ing pangrungune Tyas Widuri. Kenya kuwi isih duung
percaya..... (JB. No 10 Epsd. 05)
Terjemahan
Tyas Widuri...kamu keterima bekerja ada disini. mulai besuk kamu harus sudah
bekerja disini. mengenai hal pekerjaan, minta petunjuk dari Bu Lastri yang
duduk di ruangan sekretaris itu. Perkataan Gunar Sudigdo yang terdengar indah
di dengar oleh Tyas Widuri. Gadis itu masih belum percaya..... (JB. No 10
Epsd. 05)
r. Konter Handphone
Konter Handphone merupakan tempat dimana Nurcahya dan Gunar
Sudigdo yang ingin memeriksa keadaan handphone Gunar Sudigdo yang
dirasakan ada hal aneh pada handphone tersebut. Hal itu terdapat dalam kutipan
berikut ini:
.... Tekan prapatan Gondomanan menggok ngetan, bablas nganti tekan dalan
lingkar timur kutha Yogyakarta, menggok ngiwa. Liwat dalan layang ing
prapatan, menggok ngetan arah kutha Sala. Ing sawijining konter cedhak
lapangan montor mabur Adisucipto, Nurcahya ngedhegake montore. Kanoman
kuwi mudhun banjur mbukakake lawang kanggo juragane. Mlebu konter hp
dipethuk esem semanak saka pegawene..... (JB. No 11 Epsd. 06)
Terjemahan
....Sampai perempatan Gondomanan belok ketimur, lanjut terus sampai jalan di
lingkaran timur kota Yogyakarta, belok kiri. Melewati jalan tol layang di
perempatan, belok ketimur arah kota Solo. Di salah satunya konter dekat
bandara Adisucipto, Nurcahya memperhentikan mobil. Pemuda itu turun lalu
membukakan pintu untuk majikannya. Masuk konter handphone disambut
dengan senyuman yang enak dari pegawainya..... (JB. No 11 Epsd. 06)
s. Dalan Yogya-Solo
Latar tempat pada jalan Yogyakarta-Solo pada jalan itu digambarkan
bahwa ramai, dan dilewati dengan bus-bus besar pariwisata atau antar kota,
apalagi bus jarak dekat juga memenuhi jalan Yogya-Solo serta masih banyak lagi
yang membuat kemacetan. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini:
90
Gunar Sudigdo lan Nurcahya neruske laku. Dalan Yogya-Solo ajeg rame. Bus-
bus gedhe antar kota antar propinsi rebut dhisik. Durung maneh polahe bus-
bus bumelan jarak dekat. Sakliyane kuwi uga rame truk-truk kang ngusungi
wedhi wutahan gunung Merapi. Sing paling akeh ngebaki dalan ora liya pit
montor. Slura-sluru rebut dhisik sing kadhangkala bisa mbebayani tumrap
dhiri pribadi lan wong liya..... (JB. No 11 Epsd. 06)
Terjemahan
Gunar Sudigdo dan Nurcahya meneruskan perjalannya. Jalan Yogya-Solo
selalu ramai. Bus-bus besar antar kota antar provinsi merebutduluan. Belum
lagi tingkahnya bus-bus kecil yang jarak dekat. Selain itu juga ramai truk-truk
yang memuat pasir dari letusan gunung Merapi. Apalagi yang paling parah
yang memenuhi jalan tidak lain yaitu sepeda motor. Mengebut sana-sini
merebut jalan duluan yang terkadang bisa membahayakan diri sendiri dan
orang lain..... (JB. No 11 Epsd. 06)
t. Dalan Trabasan
Dalan Trabasan merupakan jalan yang dilewati Gunar Sudigdo dan
Nurcahya saat sedang berada di jalan Yogya-Solo untuk menghindari kemacetan
Nurcahya melanjutkan perjalanan untuk mencari Jalan Alternatif. Hal tersebut
terbukti dalam kutipan berikut ini :
Medal pundi Pak? Medal Solo napa nrabas mawon? Pitakone Nurcahya.
Nrabas wae, liwat stasiun Srowot terus ngidul. Nggih. Nurcahya nglakokake
sedhan alus kuwi kanthi alon-alon. Apamaneh nalika wis wiwit ngliwati dalan
trabasan kidul kutha Klaten ngener Wonogiri, anggone nyetir santai banget.
Bab kuwi pancen dijaluk dening Gunar, jarene kanggo ngematke sesawangan
kiwa-tengen dalan, bisa kanggo ngenggar-enggar ati lan pikiran..... (JB. No 11
Epsd. 06)
Terjemahan
Lewat mana Pak? Lewat Solo atau alternatif aja? Tanya Nurcahya. Alternatif
saja, lewat stasiun Srowot terus ke selatan. Iya. Nurcahya mengemudi mobil
mewah dengan pelan-pelan. Apalagi ketika sudah masuk dan melewati jalan
alternatif selatan kota Klaten arah Wonogiri, karena menyetinya santai sekali.
Hal itu disebabkan karen permintaan Gunar, katanya bisa digunakan untuk
menikmati pemandangan kiri-kanan, bisa digunakan untuk menyegarkan hati
dan pikiran..... (JB. No 11 Epsd. 06)
91
u. Gapura Taruwongso
Sendhang yang berada dalam gapura yang bernama Taruwongso.
Nurcahya dan Gunar Sudigdo berhenti sejenak untuk pergi ke sana serta sampai di
perempatan Thengklik wilayah kabupaten Sukoharjo jalannya yang masih di
bangun. Hal itu terbukti dari kutipan berikut ini:
Ing prapatan Thengklik, Laladan kabupaten Sukoharjo, sedhan ireng sing
disopiri Nurcahya iku bablas ngetan. Lakune mobil luwih alon awit dalane
nembe didandani. .... Mobil sedhan ireng mandheg, banjur mundur kira-kira
rong puluh meter. Menggok nengen kang dalane nanjak, mlebu dalan cilik
nanging wis aspalan alus. Ora adoh saka kono ngliwati gapura sing ana
tulisane Taruwongso, mobil bablas nganti tekan sawijining papan kang edhum
ana wite ringin lan asem. Ngisore ana sumure..... (JB. No 11 Epsd. 06)
Terjemahan
Di perempatan Thengklik, wilayah kabupaten Sukoharjo, mobil hitam yang
dikemudikan Nurcahya itu ke arah selatan. Lajunya mobil lebih pelan karena
jalannya baru di perbaiki..... mobil sedan hitam berhenti, lalu mundur kira-kira
dua puluh meter. Belok kanan yang jalannya menanjak, masuk jalan kecil
namun sudah beraspal halus. Tidak jauh dari sana melewati gapura yang ada
tulisannya Taruwongso, mobil melaju sampai pada suatu tempat yang sejuk
ada pohon ringin dan asem. Bawahnya ada sumurnya..... (JB. No 11 Epsd. 06)
v. Dalan Tawangsari-Krisak
Jalan Tawangsari-Krisak dalam cerita tersebut mengambarkan mobil
yang disopiri oleh Nurcahya dikemudikan pelan-pelan karena nanti akan masuk
jalan yang mulai ramai atau macet. Hal tersebut digambarkan dalam kutipan
berikut ini :
Mobil sedhan njur alon-alon mlaku ngliwati dalan mudhun. Anjog ing dalan
sekawit, njur menggok nengen ngener Krisak. Ora suwe wis ngliwati dalan
gedhe Tawangsari-Krisak. Tekan lor Terminal Krisak, mobil mlaku luwih alon,
awit ing kono bakal ngliwati protelon rame anjog dalan Sala-Wonogiri..... (JB.
No 12 Epsd. 07)
92
Terjemahan
Mobil sedan yang melaju pelan-pelan berjalan melewati jalan yang turun.
Masuk jalanan turun curam, lalu belok ke kanan arah Krisak. tidak lama sudah
melewati jalan Tawangsari-Krisak. sampai utara Terminal Krisak, mobil
melaju lebih pelan, mulai dari sirtu akan melewati pertigaan yang macet masuk
jalan Solo-Wonogiri..... (JB. No 12 Epsd. 07)
w. Dalan Sala-Wonogiri
Dalan Sala-Wonogiri merupakan jalan yang dilewati oleh Nurcahya dan
Gunar Sudigdo. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini:
Dalan Sala-Wonogiri wayah tabuh telu sore katon rame. Nurcahya sangsaya
waspada anggone nyopir. Nyedhaki protelon Brumbung wetenge Nurcahya
krasa rada perih, mbokmenawa amarga nglirik tengen dalan ana warung sate
kambing. Nurcahya ujal napas landhung, ngiseni wetenge nganggo hawa.
Dimen rada nambar rasa luwene..... (JB. No 12 Epsd. 07)
Terjemahan
Jalan Solo-Wonogiri saat pukul tiga sore terlihat ramai. Nurcahya malah lebih
waspada pada tempatnya mengemudikan. Mendekati pertigaan Brumbung
perutnya Nurcahya terasa agakperih, seumpama melirik kanannya jalan ada
warung sate kambing. Nurcahya menghelak nafas panjang, mengisi perutnya
menggunakan hawa. Hal itu mengurangi rasa laparnya..... (JB. No 12 Epsd. 07)
x. Prapatan Ponten
Perempatan Ponten merupakan jalan dimana Nurcahya dan Gunar
Sudigdo berhenti pada lampu merah. Hal tersebut terdapat dari kutipan berikut ini:
Tekan Prapatan Ponten mobil sedhan ireng mandheg, lampu pengatur lalu
lintas murub abang. Saka prapatan Ponten kuwi yen nengen ngener terminal
angkutan kota Wonogiri. Menawa bablas ngener Wadhuk Gajah Mungkur,
dene yen ngiwa ngener kabupaten Ponorogo..... (JB. No 12 Epsd. 07)
Terjemahan
Sampai Perempatan Ponten mobil sedan berwarna hitam berhenti, lampu
pengatur lalu lintas hidup yang berwarna merah. Dari perempatan Ponten itu
jika ke kanan menuju terminal angkutan kota Wonogiri. Apabila laju terus
menuju Waduk Gajah Mungkur, apabila ke kiri menuju kabupaten
Ponorogo..... (JB. No 12 Epsd. 07)
93
y. Dalan Pracimantoro-Giri Belah
Dalan Pracimantoro-Giri Belah merupakan jalan yang sudah dilewati
dan jalan tersebut pasti ada penggambaran keadaan latar tempat itu. Hal tersebut
terdapat dari kutipan berikut ini :
Wanci wis ngancik tengah wengi. Sedhan ireng ngliwati dalan Pracimantoro-
Giri Belah. Kahanan wis sepi, rong puluh menit wis tekan prapatan Giri
Belah. saka kono yen bablas ngetan menyang laladan kabupaten Pacitan yen
ngalor menyang kecamatan Paranggupito lan menyang gesik segara kidul.....
(JB. No 13 Epsd. 08)
Terjemahan
Waktu sudah memasuki tengah malam. Mobil sedan hitam melewati jalan
Pracimantoro-Giri Belah. keadaan sudah mulai sepi, dua puluh menit sudah
sampai perempatan Giri Belah. dari sana jika ketimur ke wilayah kabupaten
Pacitan jika keutara pergi ke kecamatan Paranggupito dan pergi ke Gesik Laut
selatan..... (JB. No 13 Epsd. 08)
z. Ngisor Wit Juwet
Latar tempatnya berada di bawah pohon juwet. Pada saat itu Dirga
Swandaru menggali keberadaan keris pasangan yang punyai oleh Gunar Sudigdo.
pencarian tersebut dengan Dardono dan Nurcahya. Hal tersebut terbukti dari
kutipan berikut ini :
Lemahe balekna, Dar. Muga-muga barang iki sing pancen kita goleki,
tembunge Dirga Swandaru karo mlangkah menyang ngisore wit juwet menehi
sasmita marang Gunar Sudigdo supaya ngetutke. Darmono direwangi
Nurcahya mbalekke lemah sing mau didhudhuk..... (JB. No 14 Epsd. 09)
Terjemahan
Tanahnya kembalikan, Dar. Semoga benar barang ini yang kita cari kata Dirga
Swandaru dengan melangkah ke bawah pohon Juwet yang memberi petunjuk
kepada Gunar Sudigdo supaya mengikutinya. Darmono ditemani oleh
Nurcahya mengembalikan tanah yang tadi digali..... (JB. No 14 Epsd. 09)
94
aa. Ngarep GOR Wonogiri
Ngarep GOR Wonogiri merupakan tempat yang dikunjungi oleh
Nurcahya dan Gunar Sudigdo saat mencari sarapan ketika sepulang perburuan
pasangan keris milik Gunar Sudigdo, akhirnya sampai pada depan GOR
Wonogiri. Hal ini terdapat dalam kutipan berikut ini :
Nurcahya kang sewengi ora turu nikelke kawaspadan anggone nyopir. Mula
lakune mobil mung samadya wae. Tekan ngarep Gor Wonogiri mandheg ing
ngarep warung makan prasaja. Warunge resik nyedhiyani masakan ndesa.
Gunar Sudigdo pancen seneng mangan ing warung-warung kaya mangkono.....
(JB. No 15 Epsd. 10)
Terjemahan
Nurcahya yang semalam belum tidur meningkatkan kewaspadaan dalam
menyetir. Makanya melajunya mobil hanya pelan saja. Sampai depan Gor
Wonogiri berhenti di depan warung makan sederhana. Warungnya bersih
menyediakan makanan desa. Gunar Sudigdo memang senang makan di
warung-warung seperti itu..... (JB. No 13 Epsd. 08)
bb. Kamare Nurcahya
Kamar Nurcahya merupakan latar tempat yang menggambarkan
Nurcahya sedang beristirahat karena badannya terasa capek sekali yang
sebelumnya juga diantarkan buah anggur oleh Dyah Pamesthi. Hal tersebut
terdapat dalam kutipan berikut ini :
Lawang kamar ditutup maneh dening Nurcahya. Kanoman kuwi njupuk aggur
siji banjur diemplok dimamah krasa seger ing awan kang panas kuwi.
Ngrasakake seger njur njupuk anggur siji maneh, mangkono sateruse nganti
anggure entek kari gagange, Nurcahya njur ngglethak ing peturon, nyoba
merem. Wusanane amarga pancen awak kesel Nurcahya bisa turu..... (JB. No
16 Epsd. 11)
Terjemahan
Pintu kamar ditutup lagi dari Nurcahya. Pemuda itu mengambil anggur satu
harus dimakan dikuyah terasa segar di siang yang panas itu. Merasakan segar
lalu mengambil anggur satu lagi, begitu selanjutnya begitu seterusnya sampai
anggurnya tinggal batangnya. Nurcahya lalu berbaring di kamar tidurnya
95
mencoba untuk memejamkan mata. Disebabkan karena badannya memang
capek Nurcahya bisa tidur..... (JB. No 16 Epsd. 11)
cc. Lapangan
Lapangan merupakan latar tempat yang menceritakan Nurcahya
mengajari Dyah Pamesthi mengendarai mobil di lapangan. Hal tersebut terdapat
dalam kutipan berikut ini:
Sorene ing lapangan kang rada adoh saka omahe Gunar Sudigdo, Nurcahya
ngajari nyetir Dyah Pamesthi. Geneya kok ndadak ing lapangan? Pitakone
Dyah Pamesthi. Kersane jembar dalane, hehehe rak mboten gampang nabrak
wangsulane Nurcahya..... (JB. No 16 Epsd. 11)
Terjemahan
Sorenya di lapangan yang agak jauh dari rumah Gunar Sudigdo Nurcahya
mengajari menyetir Dyah Pamesthi. Kenapa harus di lapangan? Tanya Dyah
Pamesthi. Biar luas jalannya, hehehe itu kan tidak mudah nabrak jawab
Nurcahya..... (JB. No 16 Epsd. 11)
dd. Dalan Cedhak Lapangan
Jalan dekat lapangan merupakan latar tempat yang menggambarkan
sedang beristirahat karena setelah selesai latihan mengendarai mobil, Nurcahya
bersama Dyah Pamesthi sedang membeli minuman dari jahe yang berada di jalan
dekat lapangan. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Anggone latihan nyopir dipungkasi nalika ana wong dodol wedang rondhe
liwat dalan cedhak lapangan. Kanoman loro kuwi njur katrem ing ngisor wit
waru lungguh ing pasuketan karo wedangan..... (JB. No 16 Epsd. 11)
96
Terjemahan
Setelah belajar menyetir diakhiri ketika ada orang jualan minuman jahe yang
lewat di jalan dekat lapangan. Dua anak muda itu langsung menyesuikan di
bawah pohon waru duduk di rumputan dan minum minuman..... (JB. No 16
Epsd. 11)
ee. Warung Gadho-Gadho
Warung Gadho-Gadho merupakan latar tempat saat menceritakan tokoh
Nurcahya dan Tyas Widuri sedang makan bersama di warung gado-gado ternyata
diseberang jalan ada Dyah Pamesthi yang melihat mereka. Hal itu terdapat dalam
kutipan berikut ini:
Wanita mudha kang ngawaske kuwi Dyah Pramesthi. Ndilalah ndheweke
nembe mangan karo Ristiana, kancane. Kok weruh Nur mlebu ing warung
gadho-gadho sabrang dalan. Pangrasane Dyah dadi ora kepenak..... (JB. No
20 Epsd. 15)
Terjemahan
Perempuan muda yang mengamati itu Dyah Pamesthi. Kebetulan dirinya
sedang makan dengan Ristiana, temannya. Saat melihat Nur masuk ke warung
gado-gado di seberang jalan. Rasanya Dyah jadi tidak enak..... (JB. No 20
Epsd. 15)
ff. Pinggir Dalan
Pinggir Jalan merupakan latar tempat yang menggambarkan Nurcahya
sedang melihat ada yang menjual patung kecil-kecil. Hal tersebut terdapat dalam
kutipan berikut ini :
97
Ing pinggir dalan ana kang dodolan patung cilik-cilik. Nurcahya nyedhak
dhasaran dagangan patung cilik-cilik kuwi. Ana bab kang narik kawigatene
Nurcahya..... (JB. No 21 Epsd. 16)
Terjemahan
Di pinggir jalan ada yang berjualan patung kecil-kecil. Nurcahya mendekat
pada lesehan dagangan patung kecil-kecil itu. Ada hal yang menarik perhatian
Nurcahya..... (JB. No 21 Epsd. 16)
gg. Warung Tendha Lesehan
Warung Tendha Lesehan merupakan latar tempat yang saat itu Nurcahya
dan Dyah Pamesthi sehabis latihan menyetir makan bubur kacang ijo di warung
situ. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Mlebu warung tendha lesehan banjur pesen bubur kacang ijo rong porsi.
Kanoman loro manggon ing pojok kidul wetan. Saka papan kuwi bisa nyawang
sawah kang ambane ngilak-ilak, tandurane ijo royo-royo, kasorot srengenge
sore mimbuhi endahe sesawangan..... (JB. No 21 Epsd. 16)
Terjemahan
Masuk warung bertenda lesehan lalu pesan bubur kacang hijau dua porsi. Dua
anak muda itu duduk di pojok selatan ke timur. Dari tempat itu bisa melihat
hamparan luasnya sawah. Tananamannya hijau semerbak, tersorot sinar
matahari yang di hiasi oleh indahnya pemandangannya.... (JB. No 21 Epsd. 16)
hh. Protelon Cengkal laladan Manyaran
Protelon Cengkal laladan Manyaran merupakan jalan saat itu perjalanan
dari pertigaan Cengkal dan baru kemudian memasuki wilayah kecamatan
Manyaran. Hal itu terdapat pada kutipan berikut ini :
98
Setengah jam saka protelon Cengkal, wis ngancik laladan kecamatan
Manyaran, ana pusat gapurane gedhe sing ana tulisane pusat produksi
wayang kulit..... (JB. No 23 Epsd. 18)
Terjemahan
Setengah jam dari pertigaan Cengkal, sudah masuk wilayah kecamatan
Manyaran ada pusat yang gapurane besar yang ada tulisannya pusat produksi
wayang kulit..... (JB. No 21 Epsd. 16)
ii. Gunung Pegat
Gunung Pegat merupakan latar tempat pada perjalanan Nurcahya dan
Dyah Pamesthi yang menuju kerumah Tyas Widuri pada perjalanan di sekitar
Waduk Gajah Mungkur saat melewati gunung pegat itu berhenti untuk menikmati
pemandangan. Hal tersebut terdapat dalam kutipan:
Tekan papan sing aran Gunung Pegat, awit gununge pancen dipegat di enggo
dalan, Dyah Pamesthi njaluk mandheg maneh. Ngematke bendungan gedhe
saka ndhuwur punthuk gunung pegat iku..... (JB. No 25 Epsd. 20)
Terjemahan
Sampai tempat yang disebut dengan Gunung Pisah, karena gunung tersebut
memang dipisah untuk jalan, Dyah Pamesthi meminta untuk berhenti
mengamati bendungan besar dari atas ujung gunung pegat itu..... (JB. No 25
Epsd. 20)
jj. Laladan bendungan PLTA
Laladan bendungan PLTA merupakan latar tempat saat perjalanan
Nurcahya dan Dyah Pamesthi juga mampir ke suatu tempat yang tempat situ
searah dengan perjalanan menuju rumah Tyas Widuri. Wilayah bendungan di
PLTA di Waduk Gajah Mungkur. Hal tersebut terbukti dari kutipan berikut ini:
99
Rada suwe ana ing papan kuwi. Sawise rumangsa marem, Nurcahya isih
ngajak mubeng-mubeng laladan bendungan kuwi, kayata menyang PLTA.
Dyah Pamesthi sangsaya seneng..... (JB. No 25 Epsd. 20)
Terjemahan
Agak lama di tempat itu. Sesudahnya merasa puas, Nurcahya mengajak
mengitari sekitar wilayah bendungan itu, yang berada di PLTA. Dyah Pamesthi
lebih senang sekali..... (JB. No 25 Epsd. 20)
kk. Omahe Tyas Widuri
Omahe Tyas Widuri merupakan latar tempat saat itu Nurcahya dengan
Dyah Pamesthi mengunjungi rumahnya Tyas Widuri yang berada di dekat pom
bensin Mbetal utawa Nguntoronadi. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut
ini:
....Prapatan ponten nengen arah Ponorogo. Tekan protelon Ngadirojo
menggok nengen arah Pacitan. Rongpuluh menit sabanjure wis tekan omahe
Tyas Widuri, cedhak pom bensin Mbetal utawa Nguntoronadi..... (JB. No 25
Epsd. 20)
Terjemahan
....Perempatan ponten ke kanan arah Ponorogo. Sampai pertigaan Ngadirojo
belok kanan arah Pacitan. Dua puluh menit setelahnya sudah sampai rumah
Tyas Widuri, dekat pom bensin Mbetal atau Nguntoronadi..... (JB. No 25 Epsd.
20)
ll. Pasar Baturetno
Pasar Baturetno merupakan latar tempat dimana Ibunya Tyas Widuri
bekerja sebagai penjual sayuran dan sembako pada kios milik sendiri di Pasar
Baturetno. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini:
100
Bapake Tyas Widuri wis seda. Bu Samiyani nyambut gawe minangka bakul
sembako lan sayuran ing pasar-pasar, uga duwe kios gedhe ing Baturetno. ....
Bu Samiyani pamit menyang pasar. Awit jejibahane durung rampung, mau
durung mangkat awit ngenteni tamu saka Yogya, jare putra putrine juragane
Tyas Wuduri..... (JB. No 25 Epsd. 20)
Terjemahan
Bapaknya Tyas Widuri sudah meninggal. Bu Samiyani bekerja sebagai penjual
sembako dan sayuran di pasar-pasar, juga mempunyai kios besar di Baturetno.
.... Bu Samiyani berpamitan akan pergi ke pasar. Karena pekerjaannya belum
selesai, tadi belum berangkat karena menunggu tamu dari Yogya, yang katanya
putra putrinya majikannya Tyas Widuri..... (JB. No 25 Epsd. 20)
mm. Kidul Omah Tyas Widuri
Kidul Omah Tyas Widuri merupakan latar tempat dimana tokoh
Nurcahya tidak bisa tidur, ia berjalan-jalan mencari angin segar. Sampai ke
tanggul kecil samping selatan rumah Tyas Widuri yang ada kebunnya. Nurcahya
melihat seseorang yang mencurigakan. Hal itu terdapat dalam kutipan berikut ini :
Wengine udakara tabuh sewelas, Nurcahya klisikan durung bisa turu. Mula
alon-alon banjur metu saka omahe Tyas Widuri. Mlaku menyang kidul omah.
Nurut tanggul cilik sing ngener pategalan. Nurcahya mandheg lakune nalika
ngerti ana regemenge pawongan ing ngarepe. .... pawongan kuwi mandheg
ing cedhak belik cilik. Ing sisih kidul belik ana wit ringim gedhe
ngregayang..... (JB. No 25 Epsd. 20)
Terjemahan
Gelapnya waktu yang menunjukan pukul sebelas malam, Nurcahya ternyata
belum bisa tidur. Maka pelan-pelan lalu keluar dari rumahnya Tyas Widuri.
Berjalan ke samping selatan rumah menuruti tanggul kecil yang arahnya ke
perkebunan. Nurcahya berhenti berjalannya ketika melihat adanya seseorang
yang berada didepannya. .... seseorang itu berhenti di dekat suatu tutupan kecil
di sisih selatan tutupan itu ada pohon ringin besar lebat disitu..... (JB. No 25
Epsd. 20)
nn. Kali Cilik Lor Griya Wening
Tempat sekitar Griya Wening seperti sungai kecil utaranya Griya
Wening. Saat itu Nurcahya sedang mengintai atau mengamati keadaan di Griya
Wening. Hal tersebut terdapat dalam kutipannya sebagai berikut:
101
....Nurcahya wis mapan ing kali cilik lor Griya Wening. Kali kuwi banyune uga
mlebu wadhuk Gajah Mungkur. Ana seperangan wong sing uga mancing ana
kono, jarene iwak wadhuk asring munggah menyang kali kuwi nurut lan banyu
bening..... (JB. No 26 Epsd. 21)
Terjemahan
....Nurcahya sudah berada di sungai kecil utara Griya Wening. Sungai itu
airnya juga masuk Wadhuk Gajah Mungkur. Ada seseorang yang juga
memancing ada disana, katanya ikan wadhuk paling sering naik ke sungai
tersebut menurut dan air bening..... (JB. No 26 Epsd. 21)
oo. Warung Suwung
Warung Suwung merupakan latar tempat yang terjadi saat Nurchaya
sedang mencari informasi tentang kejahatan Dirga Swandaru. Hal Tersebut
terbukti dalam kutipan berikut ini:
Pit montor sing ditutke Nurcahya menggok nengen menyang dalan setapak,
banjur menggok ing warung suwung sing wis ora dienggo dodolan. Ing kono
wong loro kuwi banjur padha lungguh lan mbukak tas plastik kresek ireng.....
(JB. No 26 Epsd. 21)
Terjemahan
Sepeda motor yang diikuti oleh Nurcahya belok kekanan jalan setapak, lalu
belok di warung kosong yang sudah tidak dipakai berjualan. Di sana dua orang
itu pada duduk dan membukak tas palstik hitam..... (JB. No 26 Epsd. 21)
102
pp. Ndesane Nurcahya
Ndesane Nurcahya merupakan latar tempat saat Nurcahya sebelum
berangkat ke Jerman dia mengunjungi makam kedua orang tuanya dan pulang
kerumahnya yang ada di desa. Hal tersebut terdeapat dalam kutipan berikut ini:
Sadurunge budhal menyang Jerman, Nurcahya nglonggarke wektu niliki
omahe ing ndesa. Kanoman kuwi ora lali menyang makame wong tuane
ngumbulke donga marang Gusti kanggo para leluhure kang wis tinambahan
amrih para leluhure entuk papan kang murwat..... (JB. No 28 Epsd. 23)
Terjemahan
Sebelumnya pergi ke Jerman, Nurcahya melonggarkan waktu untuk menjenguk
rumah yang ada di desa. Pemuda itu tidak lupa pergi ke makamnya orang
tuanya dan memanjatkan doa kepada Tuhan untuk para leluhurnya yang sudah
baik para leluhurnya untuk diberikan tempat yang baik..... (JB. No 28 Epsd. 23)
3.2 Latar Waktu
Latar waktu ini menunjukan saat peristiwa itu terjadi dalam
penggambaran waktu oleh pengarang dari cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris
Purnomo latar waktu tersebut meliputi :
a. Siang
Waktu siang hari, digambarkan oleh pengarang keadaan Griya Wening
yang dekat Waduk Gajah Mungkur yang saat itu berhawa panas dan mendapat
hiliran angin yang bertiup dari waduk Gajah Mungkur. Hal tersebut dapat dilihat
dari kutipan berikut ini:
Metu saka tumpakane banjur nganggo kacamata ireng, pamrihe ngurangi
sulap saka srengenge ing awan kang panas kuwi. Satemene angin sing tumiyup
saka arah wadhuk Gajah Mungkur krasa sumilir, nanging durung bisa
ngalahke hawa panas awan kuwi..... (JB. No 06 Epsd. 01)
Terjemahan
Keluar dari mobilnya lalu memakai kacamata hitam, agar baiknya mengurangi
silaunya dari sinar matahari dari awan yang sangat panas itu. Padahal angin
103
yang bertiup dari arah waduk Gajah Mungkur sangat terasa sejuk namun belum
bisa mengalahkan hawa panas awan itu. .... (JB. No 06 Epsd. 01)
b. Sesuk bengi (besok malam)
Sesuk Bengi merupakan latar waktu yang memberikan kepastian bahwa
tindakan untuk mencari pasangan keris saat itu disuruh besok malam saja. Hal
tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Kasil lan orane, ora mung gumantung marang aku, ning uga marang
Njenengan. Sesuk bengi rawuh mrene maneh, sadurunge kuwi wiwit saiki aja
dhahar saliyane krowotan, ngunjuk mung banyu putih ora luwih saka pitung
clegukan. Sesuk bengi bareng-bareng saka kene nggoleki encone pusaka iki.....
(JB. No 07 Epsd. 02)
Terjemahan
Hasil dan tidaknya, tidak hanya tergantung kepada aku, namun juga kepada
anda juga. Besok malam datang kemari lagi, sebelumnya itu dari sekarang
jangan makan selainnya hasil bumi,minum hanya air putih tidak lebih dari
tujuh cegukan. Besok malam sama-sama dari sini mencari pasangan pusaka
ini..... (JB. No 07 Epsd. 02)
c. Tabuh Telu Sore
Tabuh Telu Sore merupakan waktu kejadian yang berlangsung, saat itu
digambarkan pukul tiga sore yang berda di jalan Solo Wonogiri. Hal tersebut
terdapat dalam kutipan berikut ini :
Dalan Sala-Wonogiri wayah tabuh telu sore katon rame. Nurcahya sangsaya
waspada anggone nyopir. Nyedhaki protelon Brumbung wetenge Nurcahya
krasa rada perih, mbokmenawa amarga nglirik tengen dalan ana warung sate
kambing. Nurcahya ujal napas landhung, ngiseni wetenge nganggo hawa.
Dimen rada nambar rasa luwene..... (JB. No 12 Epsd. 07)
Terjemahan
Jalan Solo-Wonogiri saat pukul tiga sore terlihat ramai. Nurcahya malah lebih
waspada pada tempatnya mengemudikan. Mendekati pertigaan Brumbung
perutnya Nurcahya terasa agak perih, seumpama melirik kanannya jalan ada
warung sate kambing. Nurcahya menghelak nafas panjang, mengisi perutnya
menggunakan hawa. Hal itu mengurangi rasa laparnya..... (JB. No 12 Epsd. 07)
104
d. Jam Sanga bengi
Jam Sanga Bengi merupakan waktu kejadian yang sedang berlangsung,
saat itu digambarkan pukul sembilan malam yang berada dijalan Wonogiri-
Wuyantoro. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Wektune nuduhake jam sanga bengi. Sedhan ireng wis mlayu ing dalan
Wonogiri-Wuyantoro. Dalane menggak-menggok, munggah-mudhun, dalan
khas pegunungan. Ora nganti setengah jam wis ngancik laladan kutha
kecamatan Wuryantoro..... (JB. No 13 Epsd. 08)
Terjemahan
Waktu sudah menunjukan pukul sembilan malam. Mobil sedan hitam sudah
berjalan di jalan Wonogiri-Wuyantoro. Jalannya berkelok-kelok, naik-turun
jalan khas pegunungan. Tidak sampai setengah jam sudah mulai masuk
wilayah kota kecamatan Wuyantoro..... (JB. No 13 Epsd. 08)
e. Setengah Enem Esuk
Setengah Enem Esuk merupakan latar waktu yang baru selesai mencari
pasangan keris dan waktu itu pulang dari berburu hingga baru sampai di Griya
Wening. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Sedhan ireng bali ngliwati dalan gedhe arah Wonogiri. Tabuh setengah enam
esuk wis mlebu pekarangan Griya Wening. Karmidi mbukakke lawang gerbang
kanthi esem semana..... (JB. No 13 Epsd. 08)
Terjemahan
Mobil sedan hitam itu kembali ke jalan besar arah Wonogiri. Pukul setangah
enam pagi sudah masuk pekarangan Griya Wening. Karmidi membukakan
pintu gerbang dengan senyuman..... (JB. No 13 Epsd. 08)
105
f. Parak esuk
Parak Esuk merupakan latar waktu saat Dirga Swandaru dan Darmono
baru menemukan pasangan keris yang dimiliki oleh Gunar Sudigdo. hal tersebut
terdapat dalam kutipan berikut ini :
Dirga Swandaru isih manekung ing ngarep kothak kang nembe ditemokake.
Gunar Sudigdo ngenteni ing sandhinge. Nurcahya lan Dardono uga lungguh
ing cedhak kono. Kabeh kepengin enggal ngerti apa isine kothak kuningan
kuwi. Keprungu ayam alas kluruk, nuduhake wanci wis ngancik parak esuk.
kewan-kewan lan makhluk sing saba wengi wiwit bali menyang papane,
digenteni makhluk kang saba wayah awan wis wancine ganti paraga ing
drama panguripan..... (JB. No 14 Epsd. 09)
Terjemahan
Dirga Swandaru masih duduk bersila di depan kotak yang baru ditemukan.
Gunar Sudigdo menunggu disampingnya. Nurcahya dan Dardono juga duduk
di dekatnya sana. Semua ingin cepat tahu apa isi dalam kotak kuningan
tersebut. Terdengar ayam hutan berkokok menandakan waktu mulai masuk
fajar. Hewan-hewan dan makhluk yang berkeliaran setiap malam akan pulang
pada tempat tinggalnya, diganti makhluk yang berkeliaran saat siang hari yang
waktunya sudah ganti penghuni di drama kehidupan ini..... (JB. No 14 Epsd.
09)
g. Adzan Maghrib
Latar Waktunya adalah saat sore hari, sekitar pukul 18.00 wib karena
dalam cerita tersebut menceritakan kalau hari sudah mulai gelap lalu sudah
terdengar berkumandang adzan magrib tiba. Hal tersebut terbukti dalam kutipan
berikut ini:
Sawise dibayar sing dodol wedang rondhe nyurung grobake neruske laku golek
rejeki ning papan liya. Wayahe wis repet-repet. Wis keprungu kumandhang
adzan magrib ngajak para kadang muslim atur sembah puji panuwun marang
Gusti Allah..... (JB. No 16 Epsd. 11)
Terjemahan
Setelah dibayar yang jualan minuman jahe mendorong grobak lagi meneruskan
perjalananmencari rejeki di tempat lain. Waktu yang sudah mulai gelap. Sudah
106
terdengar kumandang suara adzan magrib yang mengajak para muslimin untuk
mengahaturkan rasa syukur kepada Allah..... (JB. No 16 Epsd. 11)
h. Dina Minggu
Latar waktu yaitu hari Minggu. Gunar Sudigdo berencana apada hari itu
untuk pergi ke Griya Wening untuk menayakan patung Nirvashura. Hal tersebut
terdapat dalam kutipan berikut ini :
Dina Minggu menyang Griya Wening, Nur. Nanjihake patung Nirvashura iki.
Jarene patung iki ana tunggale, lan menawa kasil nyawijini bakal duwe daya
sing apik tumprap kang nyimpen..... (JB. No 19 Epsd. 14)
Terjemahan
Hari Minggu pergi ke Griya Wening, Nur. Menayakan patung Nirvashura ini.
Katanya patung ini ada pasangannya, dan jika berhasil akan menimbulkan daya
yang baik untuk disimpan..... (JB. No 19 Epsd. 14)
i. Jam lima sore
Latar waktu yang diceritakan pukul lima sore, saat itu Gunar Sudigdo
dan Nurcahya akan berangkat menuju Griya Wening. Hal tersebut terdapat dalam
kutipan sebagai berikut:
Jam lima sore, Gunar Sudigdo lan Nurcahya mangkat menyang Griya
Wening. Diuntapke Trianasti lan Dyah Pramesthi..... (JB. No 22 Epsd. 17)
Terjemahan
107
Jam lima sore, Gunar Sudigdo dan Nurcahya berangkat ke Griya Wening, yang
dipamiti Trianasti dan Dyah Pramesthi..... (JB. No 22 Epsd. 17)
j. Jam pitu bengi
Latar waktu yang diceritakan pukul tujuh malam, saat itu Gunar Sudigdo
dan Nurcahya sudah sampai di Griya Wening. Hal tersebut terdapat dalam kutipan
sebagai berikut :
Udakara jam pitu bengi wis tekan Griya Wening. Kaya padatan ing gapura
Griya Wening dipapag dening Karmidi kanthi esem semanak..... (JB. No 22
Epsd. 17)
Terjemahan
Saat jam tujuh malam sudah sampai Griya Wening. Seperti hal biasanya yang
di gapura Griya Wening dijemput oleh Karmidi dengan senyum sebentar.....
(JB. No 22 Epsd. 17)
k. Wengi
Wengi merupakan latar waktu saat itu Dirga Swandaru sedang melacak
keberadaan patung Nirvashura. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini:
Wengi kuwi uga, pasangan patung Nirvashura bakal dilacak. Dirga Swandaru
njaluk wektu sedhela kanggo manekung meladi hening. Gunar Sudigdo lan
Nurcahya ngenteni ana pendhapa..... (JB. No 23 Epsd. 18)
Terjemahan
Malam itu juga, pasangan patung Nirvashura akan dilacak. Dirga Swandaru
meminta waktu sebentar untuk membutuhkan waktu yang sepi. Gunar Sudigdo
lan Nurcahya menunggu ada di pendapa..... (JB. No 23 Epsd. 18)
108
l. Setengah Jam
Latar waktu yang dilalui itu lamanya setengah jam. Saat itu sebelum akan
berangkat untuk mencari pasangan patung, setelah siap setengah jam kemudian
kedatangan orang dengan sepeda motor trail. Hal tersebut terdapat dalam kutipan
berikut ini:
Setengah jam sabanjure, ana pawongan teka numpak pit montor trail. Ya kuwi
Dardono, rewange Dirga Swandaru. Pawongan pawakan gempal kuwi enggal
nyalami Guunar Sudigdo lan Nurcahya. Sawise salaman. Dardono pamit
nemoni Dirga Swandaru..... (JB. No 23 Epsd. 18)
Terjemahan
Setengah jam setelahnya, ada seseorang yang daang naik motor trai. Yaitu
Dardono, temannya Dirga Swandaru. Orang itu berbentuk besar yang segera
menjabat tangani Gunar Sudigdo dan Nurcahya. Sesudahnya berjabat tangan.
Dardono pamit untuk menemui Dirga Swandaru..... (JB. No 23 Epsd. 18)
m. Tabuh Rolas luwih sethithik
Latar waktu yang menunjukan pukul dua belas lebih sedikit, saat itu
adiknya Tyas Widuri si Dwi Wulansari sedang pulang sekolah. Hal tersebut
terdapat dalam kutipan berikut ini :
Tabuh rolas luwih sethithik, Dwi Wulansari adhine Tyas Widuri teka saka
sekolahan. Kenya remaja kuwi wis katon yen sulistya, ora beda karo
mbakyune. slagane uga grapyak..... (JB. No 25 Epsd. 20)
109
Terjemahan
Pukul dua belas lebih sedikit, Dwi Wulansari adiknya Tyas Widuri datang dari
sekolahan. Remaja perempuan itu sudah terlihat cantik, tidak jauh dengann
kakaknya, tampaknya juga ramah..... (JB. No 25 Epsd. 20)
n. Tabuh siji awan
Latar waktu yang terjadi saat itu pukul satu siang, waktu itu sedang akan
makan siang bersama-sama. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini:
Anggone rembungan nganti tabuh siji awan, wancine mangan. Menune
prasaja banget, sing pancen disengaja dening Tyas Widuri. Pikirane Tyas
Widuri, yen bab panganan enek lan larang, tumrap Dyah Pramesthi wis
barang lumrah..... (JB. No 25 Epsd. 20)
Terjemahan
Didadalam berdiskusi sampai pukul satu siang, waktunya makan. Menunya
sederhana sekali, yang memang disengaja dsri Tyas Widuri. Pikirannya jika hal
makannya ada dan mahal, lalu Dyah Pramesthi pasti sudah biasa..... (JB. No 25
Epsd. 20)
o. Telung Dina
Latar waktu yang terjadi saat itu sudah tiga hari, saat itu Nurcahya
sedang mencari informasi untuk membongkar kejahatan Dirga Swandaru. Hal ini
terdapat dalam kutipan sebagai berikut:
Wis telung dina Nurcahya tansah ngawat-awati Griya wening. Carane yakuwi
mau kanthi namur laku dadi wong mancing. Rasa sujanane marang Dirga
110
Swandaru sing ndhadekake dheweke kaya-kaya duwe kekuwatan mirungan ....
(JB. No 26 Epsd. 21)
Terjemahan
Sudah tiga hari Nurcahya memang sudah mengamati-amati Griya Wening.
Caranya yaitu tadi dengan cara menyamar sebagai orang mancing. Rasa
keingintahuan Dirga Swandaru yang menjadikan dirinya seperti mempunyai
kekuatan yang lebih..... (JB. No 26 Epsd. 21)
4. Tema
Tema paling efektif dalam mengenah tema sebuah karya sastra adalah
dengan mengamati secara teliti setiap konflik yang ada di dalamnya kedua hal ini
sangat berhubungan erat dan konflik utama biasanya konflik utama biasanya
mengandung sesuatu yang sangat berguna jika benar-benar dirunut (Stanton,
2012:42).
Tema merupakan aspek cerita yang sejajar dengan makna dalam
pengalaman manusia, sesuatu yang menjadikan suatu pengalaman menjadi
diingat. Ada banyak cerita yang menggambarkan dan menelaah kejadian atau
emosi yang dialami oleh manusia seperti cinta, derita, rasa takut, kedewasaan,
keyakinan, penghianatan manusia terhadap diri sendiri, disilusi, atau bahkan usia
tua. Jika dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo ini
mengungkapkan sebuah tema sosial yang masih berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari dan berkaitan dengan lingkup sekitar. Dikatakan sebagai tema sosial
dikarenakan pada dasarnya sebuah kehidupan jaman dahulu sudah tidak asing lagi
dengan benda pusaka atau benda peninggalan para leluhur dulu.
111
Cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo ini menceritakan suatu
masalah jaman dahulu yang dikaitkan dengan jaman modern ini. Pada jaman
modern ini banyak orang yang belum paham terlalu dalam akan teknologi
perkembangan, dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo ini
pengarang menggambarkan bahwa masyarakat atau orang sekitar masih percaya
akan benda pusaka yang memilikidaya maupun kekuatan yang luar biasa hingga
diluar batas kemampuan logika seseorang untuk menerimanya. Pada
penggambaran masalah tersebut muncullah suatu dorongan seseorang tokoh yang
tidak dapat menerima kenyataan yang ada untuk menerima hal-hal yang diluar
nalar maupun logika tersebut.
Permasalahan itu menjadikan suatu cerita yang utuh, dari akhir
penceritaan tersebut bahwa masalah tersebut hanyalah rekayasa yang dibuat
menggunakan teknologi modern saat ini.
Pelaku dari tokoh utama yaitu Nurcahya yang sebagai pembantu dan
yang mengungkapkan bahwa semua kejadian tersebut hanyalah sebuah rekayasa
saja. Korban dari kejahatan tersebut adalah Gunar Sudigdo yang diceritakan
sebagai pengusaha kaya yang memiliki hobi pengkoleksi benda pusaka dan benda
peninggalan leluhur jaman dahulu serta keluarga Gunar Sudigdo yang diganggu.
Sedangkan pelaku dari kejahatan tersebut adalah Dirga Swandaru yang mengaku-
ngaku sebagai orang pintar yang dapat melacak keberadaan benda pusaka yang
memiliki pasangan atau daya dan mengganggu keluarga Gunar Sudigdo agar
mendapatkan uang dari kejahatan tersebut. Hal tersebut dapat digambarkan dalam
kutipan berikut ini :
....Nurcahya uga nyritakke keterangane polisi Jarmadi, kalamun sedyane
Dirga Swandaru ora amung ngeruk dhuwite Gunar Sudigdo lumantar mburu
112
pusaka, nanging uga nate mbudidaya bakal nyulik Dyah Pramesthi, lan Gunar
Sudigdo bakal dijaluki dhuwit tebusan. (JB. No 28 Epsd. 23)
....Nurcahya banjur njlentrehke geneya Dirga Swandaru bisa ngerteni papan
pusaka liyane. Bab kuwi satemene amung prasaja..... (JB. No 28 Epsd. 23)
Tumindak licik kuwi bisa dikonangi Nurcahya kanthi ora sengaja yakuwi
nalika dolan menyang omahe Tyas Widuri.... (JB. No 28 Epsd. 23)
...Gunar Sudigdo sakulawarga rumangsa kepotang karo Nurcahya, nanging
Nurcahya ora rumangsa motangke, kabeh sing ditindakake pancen kudu
ditindakake minangka manungsa kang duwe ati nurani, awit ing ati nurani
kuwi mau swarane Gusti keprungu cetha..... (JB. No 28 Epsd. 23)
Terjemahan
...Nurcahya juga menceritakan keterangan polisi Jarmadi, karena kejadian
Dirga Swandaru tidak hanya mengicar uang Gunar Sudigdo karena mencari
pusaka, namun juga karena sudah merencanakan sesuatu untuk menculik Dyah
Pramesthi, dan Gunar Sudigdo akan dimintai uang tebusan..... (JB. No 28
Epsd. 23)
...Nurcahya akan menerangkan bahwa Dirga Swandaru bisa mengerti dimana
tempat pusaka lainya. Hal itu sebenarnya memang rekaan..... (JB. No 28 Epsd.
23)
Tindakan licik itu bisa ketahuan oleh Nurcahya dengan tidak sengaja yaitu saat
berkunjung kerumahnya Tyas Widuri. .... (JB. No 28 Epsd. 23)
...Seluruh keluarga Gunar Sudigdo merasa berhutang budi dengan Nurcahya,
tetapi Nurcahya tidak merasa diperhutang budikan, semua yang dilakukan
memang seharusnya dikerjakan sebagai manusia yang memiliki hati nurani,
mulai dari hati nurani itu tadi suara Tuhan terdengar jelas.... (JB. No 28 Epsd.
23)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan pengorbanan dan suatu
tindakan untuk melindungi serta membantu keluarga Gunar Sudigdo. Sebab itu
pada perananan tokoh utama yaitu Nurcahya ini dapat menggambarkan beberapa
aspek kejiwaan dan regulasi emosi yang terdapat pada tokoh.Tema sosial tersebut
dapat dikatakan karena semua kejadian tersebut memiliki kaitanya dengan
kehidupan sehari-hari yang ada saat ini.
113
Sarana-sarana sastra dapat diartikan sebagai metode (pengarang)
memilih dan menyusun detail cerita agar tercapai pola-pola yang bermakna.
Metode semacam ini perlu karena dengannya pembaca dapat melihat berbagai
fakta melalui kacamata pengarang, memahami apa maksud fakta-fakta tersebut
sehingga pengalaman pun dapat dibagi, sehingga dalam adanya sarana-sarana
sastra dapat memberikan keindahan serta warna tersendiri dalam sebuah cerita.
Cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo dapat terlihat dari
sarana-sarana sastra yang berupa judul, sudut pandang, gaya dan tone yang
terdapat dalam cerbung.
1. Judul
Judul merupakan sesuatu yang relevan terhadap karya yang diampunya
sehingga keduanya membentuk satu kesatuan. Pendapat ini dapat diterima ketika
judul mengacu pada sang karakter utama atau satu latar tertentu. Sebuah judul
kerap memiliki beberapa tingkatan makna (Stanton, 2012: 51-52).Pada intinya
penentuan sebuah judul dalam suatu karya saastra sangatlah penting dan
merupakan hal pokok untuk sebagai awal sebelum mengulas isi cerita.
Cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo mengangkat suatu judul
yang relevan dengan masa kini yang terjadi. Judul tersebut menjadi perwakilan
dari apa yang diceritakan oleh pengarang dalam menyampaikan inspirasinya.
Menurut pengertian bahasa Indonesia istilah Mburu adalah mencari, Pusaka
adalah suatu benda yang berupa keris, patung, dan benda-benda lain yang nilainya
sangat berharga disamping itu pula pusaka merupakan benda peninggalan
prasejarah dari leluhur ataupun nenek moyang dahulu.
114
Dewasa ini cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo ini dapat
dikatakan judulnya dapat mewakili tema yang ada dapat dibuktikan dari kutipan
berikut ini :
Nurcahya durung bisa aweh dudutan apa-apa. Kabeh kang dumadi kaya-kaya
mlaku nurut dalan lempeng, ora ana enggok-enggokan lan tanjakane. Bab
kang angel dinalar. Mburu pusaka nyang papan mencil sing mbutuhake tenaga
lan kuwanen mirunggan. Apa jaman saiki kiya isih ana sekti sing isa mburu
pusaka ngono iku temenan? Priye wae carane iku mengko?. .... (JB. No 14
Epsd. 09)
Terjemahan
Nurcahya belum bisa memberi tanggapan apa-apa. Semua yang terjadi seperti
apa yang berjalan menurut jalan yang pasti-pasti saja. Tidak ada belokan-
belokan dan tanjakannya. Hal yang susah di terima oleh logika kita. Mencari
pusaka ke tempat yang terpencil yang membutuhkan tenanga dan keberanian
yang lebih. Apa zaman sekarang itu masih ada yang sakti yang bisa mencari
pusaka sungguh begitu? Bagaimana caranya itu nanti?. .... (JB. No 14 Epsd.
09)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan suatu hal yang keraguan
atas kebenaran yang terjadi, dari pemikiran jaman modern seperti ini masih ada
hal seperti itu. Hal itu diperkuat lagi dengan adanya pengambaran dari tokoh
Gunar Sudigdo yang mengakui bahwa dia sedang melakukan perburuan pusaka.
Hal tersebut terdapat dala kutipan berikut ini :
Aku ngerti yen kowe satemene ora sarujuk karo sing tak tindakake. Iya
ora?pitakone Gunar Sudigdo nyoba nggagapi pikirane Nurcahya. Prekawis
punapa, Pak? Bab anggonku mburu pusaka. Pancen kirang sreg. Nanging
boten punapa-punapa, kula malah kepengin ngertos bab-bab punika lan
sasaged-saged badhe kula udhari saged plong pangraos kula..... (JB. No 22
Epsd. 17)
Terjemahan
Aku tahu jika kamu sebenarnya tidak sependapat dengan apa yang aku
lakukan. Iya tidak? Tanya Gunar Sudiogdo mencoba menanggapi pikiran
Nurcahya. Dari hal apa, Pak? Hal yang kulakukan mencari pusaka. Memang
kurang tepat. Namun tidak apa-apa, saya malah kepingin mengerti hal-hal
tersebut dan sebisa mungkin membuat perasaan saya lega..... (JB. No 22 Epsd.
17)
115
Berdasarkan kutipan di atas dapat dikatakan bahwa judul dalam cerbung
Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo ini sangat dominan dan menjadi inti dari
cerita ini. Hal ini dibenarkan oleh pengarang sendiri yaitu Bapak Al Aris Purnomo
selaku pengarang cerbung ini. Penulis menangkap dari pernyataan yang
disampaikan oleh beliau katakan, bawasannya Mburu Pusaka memang gambaran
dari apa yang ingin dikupas, hal tersebut yang sedang menjadi kondisi sosial serta
fenomena saat itu.
2. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah pusat kesadaran tempat kita dapat memahami
setiap peristiwa dalam cerita. Posisi ini memiliki hubungan yang berbeda dengan
tiap peristiwa dalam tiap cerita, di dalam atau di luar satu karakter, menyatu atau
terpisah secara emosional.
Cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo menggunakan sudut
pandang orang ketiga-tak terbatas, sehingga pengarang mengacu pada setiap
karakter dan memposisikannya sebagai orang ketiga. Pengarang juga dapat
membuat beberapa karakter melihat, mendengar, berfikir saat suatu karakter pun
hadir.
Sudut pandang orang ketiga tak-terbatas memberi arti bahwa pengarang
memiliki kebiasaan yang memungkinkan kita untuk tahu apa yang ada di dalam
pikiran pengarang secara simultan. Pengarang menempatkan diri dalam posisi
superior yang serba tahu sehingga pengalaman setiap karakter dapat
menghadirkan efek-efek tertentu sesuai keinginannya.
Pengarang sebagai orang ketiga menceritakan tokoh dari Gunar Sudigdo
bahwa Gunar Sudigo saat itu langsung pulang saja, waktu teguran sapaan oleh
116
Karmidi dan Gunar Sudigdo yang menandakan orang yang tidak sombong, Gunar
Sudigdo membalas teguran yang diberikan. Hal tersebut terdapat dalam kutipan
berikut ini:
Menapa lajeng kondur kemawon? Boten ngenggar-enggar penggalih ing
wadhuk Gajah Mungkur rumiyin? Pitakone Karmidi. Sanes wekdal kemawon,
wangsulane Gunar Sudigdo grapyak, ora nuduhke yen dheweke kuwi wong
mbrewu sing padatan angkuh sikepe. Inggih sumangga..... (JB. No 07 Epsd.
02)
Terjemahan
Apakah langsung pulang saja? Tidak melihat-lihat tempat di Wadhuk Gajah
Mungkur dulu? Tanya Karmidi. Tidak lain waktu saja, jawab Gunar Sudigdo
yang tidak sombong, tidak menandakan jika Gunar Sudigdo itu orang yang
masuk di kebayakan sombong sifatnya. Iya mari silahkan..... (JB. No 07 Epsd.
02)
Berdasarkan kutipan di atas pengarang menggambarkan sudut pandang
orang ketiga tak terbatas yang digambarkan dalam tokoh Gunar Sudigdo. Pada
kutipan selanjutnya ini pengarang menerangkan atau menggambarkan pada tokoh
Nurcahya. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Nurcahya nduweni rasa sujana marang sawijining pawongan sing kaya-kaya
tansah ngetutke dheweke. Maune Nurcahya ora nggatekake wong kuwi
nanging amarga nalurine asring digladhi mesthi wae nduweni pangrasa sing
alus lan bisa nampa glagat sing samar-samar. Nurcahya kepingin ngerti sapa
wong kuwi satemene..... (JB. No 26 Epsd. 21)
Terjemahan
Nurcahya mempunyai rasa yang tidak enak dengan salah satunya orang yang
seperti yang selalu mengikuti Nurcahya. Tadinya Nurcahya tidak
memperhatikan orang itu karena nalurinya selalu menjadi pasti saja akan
mempunyai perasa yang halus danm bisa menerima penampilan yang terlihat
samar-samar. Nurcahya ingin tahu siapa orang itu sebenarnya..... (JB. No 26
Epsd. 21)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bawasannya pengarang
menggunakan sudut pandang orang ketiga tak terbatas. Pada kutipan tersebut
pengarang menyampaikan atau menggambarkan pada tokoh Nurcahya.
117
Sudut pandang yang sudah digambarkan dalam beberapa kutipan di atas,
digambarkan melalui dua cara yaitu subjektif dan objektif. Dapat dikatakan
subjektif karena ketika pengarang bisa langsung menilai atau menafsirkan
karakter. Sedangkan dapat dikatakan sebagai objektif apabila pengarang
menghindari usaha menampakkan gagasan-gagasan dan emosi-emosi. Pada
seorang pembaca harus memutuskan segalanya dari fakta-fakta tanpa bantuan
siapapun.
Sudut pandang yang digunakan dalam cerbung Mburu Pusaka
menggunakan sudut pandang pengarang seccara objektif, jadi seorang pengarang
itu menyampaikan sebuah dialog-dialog tanpa menampakan gagasan utama yang
ingindisampaikan, dalam hal ini pembaca diberi kebebasan untuk memutuskan
apa akhir cerita dengan melihat fakta-fakta yang sudah ada.
3. Gaya dan Tone
Gaya adalah cara pengarang menggunakan bahasa. Campuran dari
berbagai aspek seperti kerumitan, ritme, panjang pendek, kalimat, detail, humor,
kekonkretan, dan banyaknya imaji dan metafora (dengan kadar tertentu) akan
menghasilkan gaya. Pada cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo ini
mengunakan gaya bahasa mudah dipahami oleh pembaca, meskipun di dalamnya
terdapat perumpamaan, namun dalam batas yang sederhana dan tidak terlalu sulit
untuk dimengerti.
Pengarang cerbung Mburu Pusaka juga menggambarkan segala sesuatu
hal dengan detail dan jelas. Misalnya bentuk fisik, watak, karakter, penampilan,
makanan kesukaan atau favorit serta hobi. Selain itu pengarang juga
mendeskripsikan pemandangan dan keaadaan alam sekitar dengan sangat rinci,
118
sehingga membuat pembaca seakan ikut merasakan dan berada pada tempat yang
dijelaskan. Hal seperti perumpamaan yang menggambarkan karakter tokoh
terdapat dalam kutipan cerbung Mburu Pusaka sebagai berikut :
Gunar Sudigdo gumun, ing jaman saiki prayata isih ana bocah enom sing
perwira, wani ngakoni lupute. Awit akeh-akehe yen nganti ana kacilakan kaya
mangkono banjur bingung nggoleki sapa sing salah banjur njaluk ganti
rugi..... (JB. No 08 Epsd. 03)
Terjemahan
Gunar Sudigdo heran, di jaman sekarang ternyata masih ada anak muda yang
masih muda yang kuat. Berani mengakui kesalahannya. Mulai dari banyak-
banyaknya jika ada kecelakaan seperti itu tadi pasti bingung mencari siapa
yang salah lalu meminta ganti rugi..... (JB. No 08 Epsd. 03)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan perumpamaan pada
karakter seorang tokoh. Perumpamaan yang lainnya yang dibuat oleh pengarang
dalam cerbung Mburu Pusaka adalah yang menggambarkan sebuah bentuk fisik.
Hal tersebut terdapat pada kutipan berikut ini :
Niki Nurcahya, sopir kula. Nur, iki bapa Dirga Swandaru, Pak Gunar Sudigdo
aweh keterangan. Dirga Swandaru umure seket lima taun. Pawakane gagah,
gedhe dhuwur, ghodeg lan jenggot ngrenggani payuryane kang nggantheng.
Dirga Swandaru ora duwe bojo..... (JB. No 07 Epsd. 02)
Terjemaham
Ini Nurcahya, sopir saya. Nur, ini bapak Dirga Swandaru, Pak Gunar Sudigdo
yang memberikan keterangan. Dirga Swandaru yang berumur lima puluh lima
tahun serta memiliki bentuk badan yang gagah, besar dan tinggi, memiliki
rambut tipis yang menghubungkan rambut dengan jenggot dan berjenggot yang
menggambarkan dari wajahnya yang memiliki bentuk wajah tampan. Dirga
Swandaru juga tidak mempunyai istri..... (JB. No 07 Epsd. 02)
119
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan sebuah perumpamaan
bentuk fisik tokoh Dirga Swandaru yang gagah dan berumur lima puluh lima
tahun serta tidak mempunyai seorang istri. Perumpamaan yang lain misalnya
penampilan, di dalam cerbung Mburu Pusaka ini pengarang menampilkan sebuah
tokoh yang digambarkan memiliki penampilan yang selalu memakai jas,
dikarenakan seorang derektur dari sebuah perusahaan. Hal tersebut terdapat dalam
kutipan berikut ini:
Pak, menika leres Griya Wening, tembunge Nurcahya alus lan sopan marang
juragane . wong iku, Gunar Sudigdo wonge cendhek lemu genah awit
sandhang panggone bergas, setelan jas biru dhongker, hem njero biru maya-
maya, dhasine uga biru, pas banget karo werna setelan jas sing dienggo. Metu
saka tumpakane banjur nganggo kacamata ireng, pamrihe ngurangi sulap saka
srengenge ing awan kang panas kuwi .... (JB. No 06 Epsd. 01)
Terjemahan
Pak, apakah benar disitu tempat rumah wening, kata Nurcahya yang halus dan
sopan kepada majikannya. Orang itu, Gunar Sudigdo orangnya pendek gemuk
benar dari pakaiannya yang mapan, berpakaian dengan memakai jas warna biru
tua, kemeja yang menggunakan biru muda serta dasinya memakai warna biru
juga cocok sekali dengan menggunakan pasangan jas yang dipakai. Keluar dari
mobilnya lalu menggunakan klacamata hitam baiknya mengurangi silaunya
dari sinar matahari di awan yang panas itu..... (JB. No 06 Epsd. 01)
Berdasarkan kutipan di atas pengarang menggambarkan bahwa tokoh
Gunar Sudigdo seorang yang mempunyai pangkat, karena penampilannya saat itu.
Perumpamaan lain ada sebuah penggambaran makanan, hal tersebut ditunjukan
pengarang pada kutipan berikut ini :
Sega pecel lawuh peyek lan tahu bacem kelakon ngiseni wetenge wong loro
kuwi. Disurung ngganggo wedang teh anget, njalari awak dadi krasa
kemepyar seger. Sawise sarapan, bos lan sopir kuwi neruske laku, bali mulih
menyang Yogya..... (JB. No 15 Epsd. 10)
120
Terjemahan
Nasi pecel dengan lauk peyek dan tahu bacem tersampaian untuk mengisi
perutnya dua orang itu. Didorong menggunakan minuman teh hangat,
menyebabkan badan menjadi kerasa segar. Sesudah sarapan, majikan dan sopir
iktu melajutkan perjalanan pulang ke Yogya..... (JB. No 15 Epsd. 10)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan perumpamaan yang sebuah
makanan. Diceritakan oleh pengarang dalam cerbung Mburu Pusaka. Gambaran
perumpamaan yang terakhir adalah penggambaran suatu tempat dimana dalam
cerita tersebut pembaca dapat ikut merasakan itu. Hal itu terdapat dalam kutian
berikut ini:
Mlebu warung tendha lesehan banjur pesen bubur kacang ijo rong porsi.
Kanoman loro manggon ing pojok kidul wetan. Saka papan kuwi bisa nyawang
sawah kang ambane ngilak-ilak, tandurane ijo royo-royo, kasorot srengenge
sore mimbuhi endahe sesawangan. Angin sumilir alon, nyenggol tanduran
satemah padha obah-obah kaya jejogedan. .... (JB. No 21 Epsd. 16)
Terjemahan
Masuk warung bertenda lesehan lalu pesan bubur kacang hijau dua porsi. Dua
anak muda itu duduk di pojok selatan ke timur. Dari tempat itu bisa melihat
hamparan luasnya sawah. Tananamannya hijau semerbak, tersorot sinar
matahari yang di hiasi oleh indahnya pemandangannya. Anginnya hilir pelan,
menyentuh tanaman yang pada bergerak-gerak seperti menari-nari..... (JB. No
21 Epsd. 16)
Tone adalah sikap emosional pengarang yang ditampilkan dalam cerita.
Tone bisa menampak dalam berbagai wujud, baik yang ringan, romantic, ironis,
misterius, senyap, bagai mimpi atau penuh perasaan (Stanton, 2012: 61-63).Satu
elemen yang amat dengan gaya merupakan tone. Tone yang ditampilkan dapat
berwujud baik yang ringan, romantis, ironis, misterius, senyap, bagaikan mimpi
atau penuh perasaan. Tone yang ditampilakan dalam cerbung Mburu Pusaka ini
lebih cenderung kesenyap, karena latar waktu yangdigambarkan oleh pengarang
121
lebih cenderung malam hari yang akan berganti ke dini hari, maka suasanya
digambarkan dalam menggambarakan tone lebih cenderung kesenyap. Hal
tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini:
Wengi mrambat alon-alon. Kewan-kewan wengi wiwit padha gumregah
ngiseni uripe kanthi kewajibane dhewe-dhewe. Sanadyan ora dingerteni kanthi
cetha, satemene makhluk-makhluk kuwi uga mbudidaya tetep urip ing donya.
Swarane maneka warna mimbuhi regeng swasana wengi. Swarane alam wengi
kang tidhem beda karo swarane alam rina kang hera-heru.
Kang duwe jagad pancen wis nemtokake kalamun wanci bengi tumrap
saperangan makhluk minangka wektu kanggo ngaso. Ngleremke kabeh anasir
dhiri pribadine kanthi nglolos kabeh pikiran, wusana bisa katrem ing alam
tilem kang setemene kebak katentreman. Nanging uga ana makhluk kang
cinipta kanggo ngrenggani wengi. Kuwi kabeh nuduhake kalamun
panguwasane Gusti pancen tanpa wangenan..... (JB. No 10 Epsd. 05)
Keprungu ayam alas kluruk, nuduhke wanci wis ngancik parak esuk. Kewan-
kewan lan makhluk sing saba wengi wiwit bali menyang papane, diganteni
makhluk kang saba wayah awan, wis wancine ganti paraga ing drama
panguripan..... (JB. No 14 Epsd. 09)
Terjemahan
Malam berjalan pelan-pelan. Hewan-hewan malam memulai saling semangat
mengisi hidup dengan kewajibannya sendiri-sendiri. Walaupun tidak
dimengerti denngan jelas, sebenarnya makluk-makluk itu juga
membudidayakan tetap hidup di dunia. Suara beraneka warna menghiasi
sumua keadaan malam, suara alam malam yang senyap beda dengan suara
alam di huru-hara.
Yang mempunyai alam semesta memang menentukan waktu malam yang
sekelompok makhluk untuk waktu istirahat. Menenangkan semua apa yang ada
pada pribadinya dengan menenangkan semua pikiran, semua bisa tenang di
alam tidur yang sebenarnya penuh ketenangan. Namunjuga ada makhluk yang
diciptakan untuk menghargai malam. Itu semua menandakan bahwa
penguasanya Tuhan memang tanpa dibatasi..... (JB. No 10 Epsd. 05)
Terdengar ayam hutan berkoko, menandakan waktu sudah masuk pagi.
Hewan-hewan dan makhluk yang keluar malam mulai kembali ke tempat
asalnya, digantikan dengan makhluk yang keluar waktu siang, sudah waktunya
ganti paraga di drama kehidupan..... (JB. No 14 Epsd. 09)
Berdasarkan kutipan di atas menerangkan bawasanya, sebuah ungkapan
pengarang untuk menggambarkan keadaan emosional pada waktu itu di dalam
122
suatu cerita. Tone berikutnya yang nampak adalah penuh perasaan. Hal tersebut
terdapat dalam kutipan sebagai berikut :
Kadhangkala Nurcahya uga diajak mangan ing restoran gedhe nanging
ditolak kanthi alus. Awit Nurcahya kuwi vegetarian ora mangan daging apa
wae, kalebu endhog lan susu. Nanging kuwi dudu harga mati, yen anane
pangannan mung sarwa daging, kapeksa ya dipangan, tinimbang keluwen.....
(JB. No 15 Epsd. 10)
Dyah Pamesthi banjur mbukak leptop nulis kabeh pangrasane. Gambaran
endah tansah gumawang ing pikirane. Gambaran endah sing durung nate
tuwuh. Gambaran endah kuwi nembe tuwuh sawise tepung karo Nurcahya,
sopire bapake Dyah Pamesthi..... (JB. No 17 Epsd. 12)
Sangsaya cedhak katon sangsaya cetha kalamun Tyas Widuri duwe daya tarik
mirungan, praupane kang kaya-kaya tansah direnggani esem tipis aweh
pratandhaa kalamun kenya kuwi duwe weteng jejeg, ora gampang miyur. Ing
suwalike kaendahan kabeh kuwi nyimpen kaendahan liya saka njero
pribadine..... (JB. No 20 Epsd. 15)
Terjemahan
Kadangkala Nurcahya juga diajak makan di restoran besar namun menolaknya
dengan halus. Mulai Nurcahya itu vegetarian tidak makan daging apa saja,
masuk telur dan susu. Namun itu bukan harga mati jika ada makanan itu
berupa danging terpaksa ya dimakan daripada kelaparan..... (JB. No 15 Epsd.
10)
Dyah Pamesthi lalu membuka leptop menulis semua perasaannya Gambaran
indah yang selalu menghiasi dipikirannya. Gambaran indah yang belum pernah
dirasakan. Gambaran indah itu baru dirasakan setelah kenal dengan Nurcahya
sopirnya bapaknya Dyah Pamesthi..... (JB. No 17 Epsd. 12)
Semakin dekat semakin terlihat jelas jika Tyas Winduri mempunyai daya tarik
yang lebih, wajahnya yang seperti dihargai dengan senyuman untuk
menandakan jika wanita itu mempunyai perut yang langsing, tidak mudah
gendut. Di sebaliknya keindahan semua itu menyimpan keindahan lainya dari
dalam pribadinya..... (JB. No 20 Epsd. 15)
Kutipan-kutipan di atas menunjukan bahwa pengarang selalu
menyesuaikan tone dengan setiap situasi dan keadaan yang sedang dialami
tokohnya.
123
4. Simbolisme
Simbolisme merupakan cara menyampaikan gagasan dan emosi agar
tampak nyata namun kedua hal tersebut tidak dapat dilihat dan sulit dilukiskan
oleh karena itu ditampilkan dengan mengunakan simbol. Simbol yang berwujud
detail-detail konkret dan faktual serta memiliki kemampuan untuk memunculkan
gagasan dan emosi dalam pemikiran pembaca. Simbolisme bisa berupa
ketidakacuhan alam terhadap penderitaan manusia, fisik, gerakan, warna, suara,
keharuman (parfum) yang terkait dengan kepribadian tokoh, ambisi semu,
kewajiban manusia (tuntutan ekonomi), romantisme muda dan lain-lainnya.
Simbolisme dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo terdapat dalam
kutipan sebagai berikut ini :
Nurcahya uga nyritakke keterangane polisi Jarmadi, kalamun sedyane Dirga
Swandaru ora amung ngeruk dhuwite Gunar Sudigdo lumantaran mburu pusaka,
nanging uga nate mbudidaya bakal nyulik Dyah Pramesti lan Gunar Sudigdo bakal
dijaluki dhuwit tebusan. Kuwi kedadean nalika Dyah Pramesti nembe ajar nyopir
karo Nurcahya. Untung wae bab kuwi bisa diwurungke dening Nurcahya awit
penculik cacah telu ora kuwagang ngadhepi Nurcahya..... (JB. No 28 Epsd. 23)
Terjemahan
Nurcahya juga menceritakan keterangan polisi Jarmadi, kalau sebenarnya
Dirga Swandaru itu tidak hanya mendapatkan uang Gunar Sudigdo karena
mencari pusaka, namun juga karena sudah merencanakan akan menculik Dyah
Pamesthi dan Gunar Sudigdo dimintai uang untuk menebusnya. Itu merupakan
kejadian ketika Dyah Pamesthi nembe ajar nyopir karo Nurcahya. Untung saja
hal tersebut dapat digagalkan oleh Nurcahya karena tiga penculiknya
kewalahan menghadapi Nurcahya..... (JB. No 28 Epsd. 23)
Berdasarkan kutipan di atas kata ngeruk dhuwite yang berarti
mendapatkan uang. Pengarang menggambarkan tokoh Dirga Swandaru yang ingin
mendapatkan uang dari Gunar Sudigdo. Simbolisme yang digambarkan oleh
pengarang Al Aris Purnomo dalam cerbung Mburu Pusaka adalah Ayu lencir
yang berarti cdan Gundhulmu yang terdapat dalam kutipan sebagai berikut :
124
Ana bocah wadon mlayu saka tingkat ndhuwur. Bocah wadon ayu lencir kuwi
banjur nggandheng tangane Gunar Sudigdo. (JB. No 09 Epsd.04)
Kowe wis dibayar, Mus? Aku rung dibayar.... Gundhulmu kuwi! Genah sing
nampa bayaran kowe....! wong loro ngguyu bareng maneh. (JB. No 26 Epsd.
21)
Terjemahan
Ada anak perempuan lari dari ruangan atas. Anak perempuan cantik dan tinggi
itu lalu mengandeng tangan Gunar Sudigdo. (JB. No 09 Epsd.04)
Kamu sudah dibayar, Mus? Saya belum dibayar.... Kepalamu itu! Bukannya
yang menerima bayaran itu kamu...! dua orang itu tertawa bersama lagi. (JB.
No 26 Epsd. 21)
Berdasarkan kutipan di atas pengarang menggambarkan sesuatu yang
bertubuh tinggi dengan kata lencir serta pada kata gundhulmu merupakan kata
yang menunjukan bahwa tokoh yang ditanya tidak terima atas pernyataan dari
tokoh yang bertanya sebelumnya. Oleh sebab itu, pengarang menggambarkan
sebuah emosi yang digambarkan dalam kata tersebut.
5. Ironi
Ironi merupakan cara menunjukan bahwa sesuatu berlawanan dengan apa
yang telah diduga sebelumnya. Ironi dapat ditemukan dalam hampir setiap semua
cerita. Apabila dimanfaatkan dengan benar, ironi dapat memperkaya cerita
menjadi semakin menarik dengan menghadirkan efek-efek tertentu, humor,
memperdalam karakter, merekatkan struktur alur dan menguatkan tema. Ironi
dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo ini adalah hal tidak terduga
125
saat setelah menemukan pasangan keris milik Gunar Sudigdo. Hal tersebut
terdapat dalam kutipan berikut ini :
Keris cilik loro kuwi wiwit obah-obah. Geser dhewe padha nyedhak siji lan
sijine, wusanane gathuk ing tengah meja cendhek sing dikupengi Gunar
Sudigdo, Nurcahya lan Dirga Swandaru.... Gunar Sudigdo isih durung bisa
kumecap. Priya cendhek lemu kuwi isih gumun marang kedadean kang nembe
diweruhi kanthi mripate dhewe kuwi. Nurcahya pikirane seser, nyoba ngonceki
kabeh kang dumadi iku nganggo nalare minangka wong kang urip ing jaman
moderen sing adoh saka bab-bab klenik lan daya magis....(JB. No 15 Epsd. 10)
Terjemahan
Dua keris kecil itu sudah mulai bergerak-gerak. Bergeser sendiri mendekat
satu-sama lain, yang ternyata menyatu di tengah meja pendrk yang dikelilingi
Gunar Sudigdo, Nurcahya lan Dirga Swandaru..... Gunar Sudigdo masih belum
bisa berbicara. Pria pendek gemuk itu masih heran dengan kejadian yang baru
dilihatnya dengan mata kepala sendiri. Nurcahya berpikir keras mencoba
membuka apa yang terjadi mengunakan nalar karena orang yang hidup itu di
jaman modern yang jauh dari hal-hal aneh ilmu perdukunan dan daya ghaib.....
(JB. No 15 Epsd. 10)
Berdasarkan kutipan di atas Ironi yang dibuat oleh pengarang, hal yang
tidak terduga terjadi ketika keris itu di pasangkan ternyata menimbulkan hal aneh
yang terjadi, serta membuat Gunar Sudigdo dan Nurcahya merasa heran akan hal
tersebut. Ironi yang selanjutnya dalam cerbung Mburu Pusaka ini yang terdapat
dalam kutipan sebagai berikut:
Patung cacah loro kuwi enggal diseleh ing meja kanthi diturokake. Dirga
Swandaru merem, tangane loro pisan nempel ing pupu kiwa lan pupu kiwa
tengen. Gunar Sudigdo lan Nurcahya kaget nalika ana ganda wangi nyegrok
irung. Mbarengi ganda kuwi, patung kang maune turu dumadakan bisa
ngadeg dhewe lan kathi alon-alon geser nyedhak, adhep-adhepan. Edan!
Mengkono batine Nurcahya. Elok! Mangkono batine Gunar Sudigdo..... (JB.
No 24 Epsd. 19)
Terjemahan
Patung yang berjumlah dua itu lalu diletakkan di meja dan ditidurkan, Dirga
Swandaru memejamkan mata, tangannya dua yang pertama menempel di kaki
kiri dan satunya di kaki kanan. Gunar Sudigdo lan Nurcahya kaget saat ada bau
wangi sekali dalam hidung. Saat itu juga waktu wanginya, patung yang tadinya
tidur lalu tiba-tiba bisa berdiri sendiri dan pelan-pelan menggeser mendekat,
126
hadap-berhadapan. Edan! Begitu batinya Nucahya. Elok! Begitu batinnya
Gunar Sudigdo..... (JB. No 24 Epsd. 19)
Berdasarkan kutipan di atas menerangkan bahwa ironi yang dibuat oleh
pengarang adalah saat patung milik Gunar Sudigdo membuat keanehan yang sulit
diterima oleh logika dan nalar manusia.
a. Keterkaitan Antarunsur.
Unsur struktural yang terdapat dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al
Aris Purnomo menunjukan adanya hubungan yang erat dan saling mengkait antara
unsur satu dengan lainnya. Unsur struktural dalam novel ini meliputi fakta-fata
cerita yang meliputi karakter, latar atau setting dan alur, tema dan sarana-sarana
sastra yang meliputi judul, sudut pandang, gaya, tone, simbolisme dan ironi yang
dirangkai menjadi kesatuan yang utuh sehingga mampu membentuk makna secara
keseluruhan cerita. Ditinjau dari fakta-fakta cerita yang meliputi karakter, latar
atau setting dan alur, ketiga unsur ini memiliki hubungan yang erat dan saling kait
mengkait membentuk satu kesatuan yang utuh dan indah.
Tema akan mempengaruhi karakter, latar serta alur cerita yang akan
disampaikan oleh pengarang. Tema dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris
Purnomoadalah tentang sosial, karena yang diangkat dalam cerita masih berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari. Serta kondisi psikologis tokoh utama dalam
menghadapi konflik yang ada dalam cerita. Oleh sebab itu, maka tokoh utama
Nurcahya yang berperan untuk membantu majikannya Gunar Sudigdo dari
kejahatan yang dilakukan oleh Dirga Swandaru dapat dilakukan. Dari situ aspek
kejiwaan psikologis muncul karena guncangan batin yang tampilkan dari jalannya
127
cerita serta sikap emosi dari tokoh utama dalam menyikapi masalah yang ada
dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo.
Ditinjau dari sarana-sarana sastra yang meliputi judul, sudut pandang,
gaya, tone, simbolisme dan ironi adalah kekhasan seorang pengarang dalam
menyampaikan gagasannya sehingga menjadi sebuah cerita yang dapat dinikmati
oleh pembacanya. Pengarang menyesuaikan tone dengan keadaan dan suasana
yang sedang dialami oleh pembacanya. Pengarang menyesuaikan tone dengan
keadaan dan suasana yang sedang dialami oleh setiap tokohnya. Misalnya dalam
situasi emosi pengarang menggunakan tone tenang, namun pada situasi sepi tone
yang digunakan seyap begitu saat tegang tone yang digunakan juga berbeda.
Adanya sarana-sarana sastra dapat memberikan keindahan serta warna
tersendiri dalam sebuah cerita, dengan demikian secara keseluruhan unsur
struktural dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo mempunyai
hubungan yang sangat erat sehingga dapat membentuk suatu nilai estetik dalam
sebuah karya sastra. Nilai estetik dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris
Purnomo dapat terlihat dari keseluruhan unsur struktural yaitu berupa tema,
penokohan, setting, alur dan sarana-sarana sastra yang berupa judul, sudut
pandang, gaya, tone, simbolisme dan ironi yang terdapat dalam cerbung.
B. Analisis Psikologis dan Regulasi Emosi Tokoh Nurcahya dalam
cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo
Penelitian karya sastra dengan psikologi merupakan penelitian yang
memperhatikan detail pada aspek kejiwaan dari tokoh-tokoh yang terdapat dalam
karya sastra tersebut, serta melalui psikologi dapat memahami proses pemahaman
128
karakter tokoh dapat diketahui secara lebih mendalam dengan kaa lain, psikologi
dapat menjelaskan sebuah psoses kreatifitas.
Pemahaman pada proses pengembangan jiwa tokoh-tokoh dalam cerbung
Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo berlabuh dari pembahasan terhadap aspek
penokohan yang terdapat dalam analisis psikologi sastra merupakan tindak lanjut
dari analisis struktural.
Pengarang menggambarkan pada tokoh utama dalam menyikapi
emosinya dalam mengendalikan situasi disaat masalah yang sedang terjadi. Aspek
psikologi sastra atau proses kejiwaan dari tokoh Nurcahya dan analisis emosi
tokoh Nurcahya dalam Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo menjadi fokus
kajian. Hal tersebut dapat dijabarkan dalam proses kejiwaan berserta emosi yang
sudah timbul dari tokoh utama yaitu Nurcahya dalam cerbung Mburu Pusaka
karya Al Aris Purnomo.
a. Analisis Proses Kejiwaan Tokoh
1. Tokoh Nurcahya
Tokoh Nurcahya adalah seorang laki-laki muda tidak mempunyai orang
tua lagi karena sudah meninggal. Nurcahya juga sudah lulus dari perguruan tinggi
dengan jurusan teknik mesin yang sekarang sedang hidup bersama majikannya,
tetapi dahulu saat melamar pekerjaan mnjadi sopir, Nurcahya mengunakan ijazah
SMA, agar Nurcahya setara dengan posisi pekerjaan tersebut. Disamping itu
pekerjaan itu hanya untuk batu loncatan sebelum Nurcahya bekerja pada
perusahaan bonafit di Jerman.
129
Kondisi kejiwaan tokoh yang mengalami guncangan saat pengenalan
masalah padanya, masalah pada pusaka yang digemari oleh majikannya Gunar
sudigdo yang menyebabkan terancamnya keselamatan Gunar Sudigdo dan
keluarga Gunar Sudigdo yang dilakukan oleh Dirga Swandaru. Cara yang
sebelum diketahui oleh Dirga Swandaru mengakibatkan guncangan-guncangan
kejiwaan dari Nurcahya dalam menangkap kenyataan yang ada yang diluar batas
kejawajaran secara logika atau akal sehat.
Jalan cerita pada cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris
Purnomodikatakan bahwa dalam setiap alur dan konflik ada kaitannya dengan
koflik batin yang dialami oleh Nurcahya. Konflik tersebut membuat Nurcahya
berpikir dengan rasionya walaupun terkadang rasionya di guncang oleh Dirga
Swandaru antara benar dan tidak, antara nyata maupun tidak. Dari puncak
permasalahan tersebut muncullah puncak emosi tokoh Nurcahya karena
keingintahuannya akan kebenaran yang terjadi. Dari situ semua angan-angan yang
pernah mengguncang dari keadaan batin Nurcahya mendapatkan titik terang yang
berupa jawaban-jawaban yang selama ini dirasakan begitu sulit untuk dipecahkan.
Akhir permasalahan ini apa yang dilakukan oleh Dirga Swandaru yang
membuat terjadinya puncak emosinya Nurcahya sehingga dalam batin Nurcahya
keinggintahuan kebenaran yang terjadi dan menyelidiki tidakan yang dilakukan
oleh Dirga Swandaru. Masalah utama dalam kejiwaan Nurcahya sebagai tokoh
utama yang sudah dibuat tekanan batin oleh Dirga Swandaru.
Menurut Sigmun Freud struktur kepribadian manusia yang dibagi
menjadi tiga, yaitu (a) Id atau Das Es (b) Ego atau Das Ich dan (c) Super Ego atau
Das Iber Ich. Isi Id adalah dorongan-dorongan primitif yang harus dipuaskan,
130
salah satunya adalah libido di atas. Id dengan demikian merupakan kenyataan
subjektif primer, dunia batin sebelum individu memiliki pegalaman dari luar Ego
bertugas mengontrol Id, sedangkan Super Ego berisi kata hati.
Das Es atau id adalah sistem kepribadian manusia yang paling dasar.
Idadalah sistem kepribadian yang gelap dalam bawah sadar manusia yang berisi
insting-insting dan nafsu-nafsu tak kenal nilai dan agaknya berupa energi buta.
Das Ich atau Ego merupakan sistem kepribadian yang bertindak sebagai
pengaruh individu kepada dunia objek dari kenyataan dan menjalankan fungsinya
berdasarkan prinsip kenyataan. Ego merupakan kepribadian implementatif yaitu
berupa kontak dengan dunia luar.
Superego adalah aspek sosiologi kepribadian, merupakan wakil dari
nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat sebagaimana yang ditafsirkan
orang tua kepada anaknya lewat perintah-perintah atau larangan-larangan.
Superego dapat pula dianggap sebagai aspek moral kepribadian, fungsinya
menentukan apakah sesuatu itu baik atau buruk, benar atau salah, pantas atau
tidak, sesuai dengan moralitas yang berlaku di masyarakat. Jadi Superego
cenderung untuk menentang Id maupun Ego dan membuat konsepsi yang ideal.
Id yang dimiliki tokoh Nurcahya adalah Perasaan yang ingin tahu
kebenaran apa yang selama ini menggangu pikirannya perbuatan yang dilakukan
oleh Dirga Swandaru untuk mengelabuhi dirinya maupun Gunar Sudigdo. Rasa
keingintahuannya atas kebenaran dari keraguan dari apa yang dilakukan Dirga
Swandaru tersebut karena dorongan dari naluri bawah sadar dari Nucahya.
Kebingungannya itu timbullah kebimbangangan yang amat dalam antara
benar tidaknya kejadian tersebut. Oleh sebab itu dari dorongan Id maka Nurcahya
131
menukar patung milik Gunar Sudigdo yang diletakkan di meja ruang kerja Gunar
Sudigdo. Keresahan Nurcahya juga terlihat saat menukar patung yang hampir
mirip dibeli di jalan. Dari akibat itu Nurcahya tidak memikirkan akhirnya jika
Nurcahya pelakunya. Ketidaksadaran serta dorongan dari Id tersebut Nurcahya
melakukan hal itu. Hal tersebut terdapat pada kutipan berikut :
Gunar Sudigdo mlangkah metu ditutke Trianastri, dene Nurcahya isih ana
njero ruwang pribadine Gunar Sudigdo. Kanoman kuwi gupuh metu saka
ruwangan lan njujug kamare. Ora suwe metu saka kamar lan mlebu ing
ruwangan pribadine Gunar Sudigdo. Kanthi sesidheman, Nurcahya ngijoli
patung Nirvashura sing ana njero kothak nganggo patung kang wingi dituku
ana pinggir dalan. Wujude pancen memper tenan, upama ora digathekke
kanthi njlimet tangeh lamun bisa dibedakake. Patung sing diijoli banjur
dikanthongi ing clanane kang pancen ana kanthonganne gedhe-gedhe. Katone
kanoman kuwi duwe rantaman mirunggan kanggo golek wangsulan marang
pitakonan-pitakonan kang sasuwene iku ngreridhu pikirane. Pitakonan bab
kedadean-kedadean aneh kang ora tinemu nalar. Nurcahya rada kaget nalika
Gunar Sudigdo mlebu ruwangan kuwi. Kepiye wae pangrasane ora jenjem
awit wis nindakke bab sing satemene kleru, yakuwi tanpa palilah wis wani
ngijoli patung Nirvashura nganggo patung liyane sing uga memper patung
Nirvashura..... (JB. No 21 Epsd. 16)
Terjemahan
Gunar Sudigdo melangkah keluar dan diikuti Trianastri, tapi Nurcahya masih
ada di dalam ruangan pribadinya Gunar Sudigdo. Anak muda itu terburu-buru
keluar dari ruangan da menuju kamarnya. Tidak lama keluar dari kamar dan
masuk di ruangan pribadinya Gunar Sudigdo. dengan diam-diam, Nurcahya
menukar patung Nirvashura yang ada dalam kotak dengan menggunakan
patung yang kemaren di beli yang ada dipinggir jalan. Wujudnya memang
hampir sama, apabila diperhatikan dengan teliti memang tidak ada
bedanya.patung yang ditukarkan lalu di taruh disaku celana yang sakunya
besar-besar. Kelihatan anak muda itu memangmempunyai rencana rahasia
untuk mencari jawaban pada pertanyaan-pertanyaan yang sudah lama
mengganggu pikiranya. Pertanyaan itu seputar tentang kejadian-kejadian aneh
yang tidak menemukan nalar. Nurcahya merasa kaget ketika Gunar Sudigdo
masuk ruangan itu. Mau gimana lagi karena perasaananya tidak tenang dari apa
yang sudah ditindakannya yang sebenarnya kliru, yaitu tanpa sepengetahuan
sudah berani menukar patung Nirvashura dengan patung lainya yang juga
hampir mirip patung Nirvashura. .... (JB. No 21 Epsd. 16)
Berdasarkan kutipan di atas menerangkan bahwa sikap dari Nurcahya
adalah bentuk dari Id yang ada dalam dirinya. Pertanyaan-pertanyaan dalam
132
pikirannya selama ini atas perbuatan Dirga Swandaru yang menimbulkan
keraguan akan hal-hal yang tidak nyata. Id merupakan suatu keinginan yang harus
terpenuhi yang muncul dari naluri dari bawah sadar, maka muncullah Ego yang
berfungsi untuk menjalankan apa yang menjadi dorongan dari Id. Ego diatur oleh
prinsip realitas dan beroprasi untuk melayani Id. Sedangkan Ego Nurcahya
diwujudkan dengan cara bertanya langsung dengan Dirga Swandaru atas
kebingungan dan keraguan yang dialami olehnya. Hal tersebut terdapat pada
kutipan berikut :
Gunar Sudigdo unjal napas landhung banjur ngucap maneh, apa karepmu
nindakake kuwi? Kula sampun matur bilih kula rangu kaliyan bab-bab punika,
pramila kula mbudidaya amrih kula saged pikantuk wangsulan ingkang cetha.
Sanesipun punika, panjenengan kala wingi ugi ngendika yen kula pareng
nindakaken bab punapa kemawon kangge mbusak raos rangu kula punika.
Gunar Sudigdo sing maune rada sekel pikirane dadi cemeplong rasane. Bab
kuwi bisa klakon jalaran Nurcahya wis kandha apa anane k3anthi jujur. ....
(JB. No 23 Epsd. 18)
Terjemahan
Gunar Sudigdo menghelak nafas yang panjang dan kembali berbicara, apa
yang kamu harapkan itu? Saya sudah bilang jika saya sudah ragu dengan
perbuatan-perbuatan itu, maka lebih baik saya berusaha supaya saya bisa dapat
jawaban yang jelas. Selain itu anda kemaren juga berbicara kalau saya boleh
melakukan hal apapun untuk menghapus rasa ragu saya itu. Gunar Sudigdo
yang tadinya agak susah pikirannya menjadi lega rasanya. Hal itu bisa
terlaksana karena Nurcahya sudah bilang apa adanya dengan jujur. .... (JB. No
23 Epsd. 18)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan keadaan Nurcahya dari
bentuk Ego yang mendasari dari dirinya. Keadaan tersebut karena dorongan-
dorongan Id namun dari dasar pikiran tersebut muncullah suatu bentuk Superego
yang berbeda dengan Ego yang berpegang prinsip realitas, Ego merupakan aspek
psikologis dari kepribadian yangmuncul setelah adanya hubungan dunia luar atau
lingkungan. Ego bersifat menekan Id yang kuat dalam bentuk aktivitas sadar dan
133
prasadar dengan berpegang pada prinsip kenyataan atau reality principle yang
artinya itu dapat menunda pemuasan diri atau mencari bentuk pemuasan lain yang
lebih sesuai dengan batasan lingkungan dan hati nurani serta mengunakan
kemampuan berfikir rasional dalam mencari pemecahan terbaik.
Superego yang memungkinkan manusia memiliki pengendalian diri,
selalu menuntut akan menuntut kesempurnaan manusia dalam pikiran,
perkataan.dan perbuatan. Bentuk penolakan antara hal yang bukan realita serta
suatu lapisan yang menolak sesuatu yang melanggar norma. Dalam cerbung
Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo digambarkan tokoh Nurcahya mempunyai
bentuk Superego yang terdapat dalam kutipan berikut ini :
... beda karo Nurcahya, kanoman kuwi pikirane tansah nyoba ngudhari bab
kuwi kanthi nalar. Kepiye ya kok bisa kaya mengkono iku? Kepiye? Kepiye?
.... Nurcahya kang krungu kabeh kuwi amung meneng wae. Pikirane mlumpat
mrana-mrene, ora bisa digondheli. Kepengin nindakake sawijining bab,
nanging pancen ora ngerti apa sing kudu ditindakake.
.... Kedadean kuwi wis mungkur sawentara wektu. Nanging tumprap Nurcahya
kaya nembe kedadean dina wingi. Awit sawise mrangguli kedadean-kedadean
aneh kuwi, pikirane amung tansah dikebaki dening pitakonan : geneya bab
kuwi bisa dumadi? .... (JB. No 23 Epsd. 18)
Terjemahan
.... berbeda dengan Nurcahya, anak muda itu pikirannya selalu mencoba
mengungkap hal itu dengan logika maupun akal. Bagaimana ya kok bisa
seperti itu? Bagaimana? Bagaimana?
.... Nurcahya yang mendengar semua itu hanya diam saja. Pikirannya lompat
kesana-kemari, tidak bisa dipegangi. Ingin melakukan suatu hal, namun
memang tidak tau apa yang harus dilakukan.
.... kejadian itu sudah berselang beberapa waktu. Namun oleh Nurcaya kejadian
itu baru kemarin. Dari sesudah menemui kejadian-kejadian aneh itu, pikirannya
hanya dipenuhi pertanyaan : kenapa hal itu bisa terjadi?.... (JB. No 23 Epsd.
18)
134
Berdasarkan kutipan di atas mengambarkan bahwa Tokoh Nurcahya
memiliki Superego yang terletak dibagian alam sadar dan sebagaian dibagian tak
sadar. Hal tersebut dikarenakan Nurcahya masih belum bisa menerima apa yang
dilakukan Dirga Swandaru untuk mencari pasangan pusaka yang tidak bisa
diterima mengunakan akal sehat dan logika yang sempurna. Superego dari tokoh
Nurcahya lainnya adalah bentuk keingintahuan kebenaran yang ada, kejahatan
yang dilakukan oleh Dirga Swandaru. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut:
Wis telung dina Nurcahya tansah ngawant-awati Griya Wening. Carane
yakuwi mau, kanthi namur laku dadi wong mancing. Rasa sujanane marang
Dirga Swandaru sing ndadekake dheweke kaya-kaya duwe kekuwatan
mirungan. Bab apa wae sing wis dumadi dicathet ing angen-angene. Sithik-
sithik nglumpukke bukti sing dibutuhke kanggo mbongkar kabeh sing
ditindakake Dirga Swandaru. Miturut Nurcahya, pawongan aran Dirga
Swandaru kuwi pancen pawongan sing pinter. Kabeh sing ditindakke dilakoni
kanthi njlimet lan nganti-ngati. Kabeh kemungkinan sing bakal dumadi
dijlimati tenan aja nganti nuwuhke rasa sujana. Iya bab kuwi sing bakal
dibongkar dening Nurcahya. .... (JB. No 26 Epsd. 21)
Terjemahan
Sudah tiga hari Nurcahya sedang mengamat-ngamati Griya Wening. Caranya
yaitu tadi, dengan menyamar menjadi orang sedang memancing. Rasa
penasarannya kepada Dirga Swandaru yang menjadikan dirinya seperti
mempunyai kekuatan yang lebih. Hal yang apa saja yang sudah terjadi dicatat
dalam angan-angannya. Sedikit-sedikit mengumpulkan bukti yang dibutuhkan
untuk membongkar semua yang ditindakan Dirga Swandaru. Menurut
Nurcahya, seseorang yang bernama Dirga Swandaru itu memang seseorang
yang pintar. Semua yang ditindakkan dilakukan dengan teliti dan hati-hati.
Semua kemungkinan yang bakal terjadi diteliti dengan sungguh jangan sampai
ketahuan rasa penasarannya.iya hal yang mengenai itu yang akan dibongkar
oleh Nurcahya .... (JB. No 26 Epsd. 21)
Berdasarkan kutipan di atas menunjukan Nurcahya mempunyai
mekanisme pertahanan jiwa dan regulasi emosi yang sangat baik. Disini Nurcahya
mengedepankan Superego daripada Id. Superego merupakan aspek kepribadian
yang berfungsi menentukan apakah sesuatu yang benar atau salah, benar atau
tidak, dan dengan demikian pribadi dapat pula bertindak sesuai moral masyarakat,
135
karena Superego dibentuk melalui jalan internalisasi dalam perkembangan jiwa.
Apa yang dilakukan oleh Nurcahya tersebut merupakan sebuah tindakan dimana
Nurcahya mencoba mencari kebenaran yang ada serta melindungi keluarga Gunar
Sudigdo dan membongkar kejahatan yang dilakukan oleh Dirga Swandaru.
2. Tokoh Gunar Sudigdo
Tokoh Gunar Sudigdo merupakan seorang kontraktor yang kaya raya dan
memiliki hobi mengkoleksi benda pusaka, dari hobi tersebut Gunar Sudigdo mau
mengeluarkan uang dan melakukan apasaja untuk memperoleh benda pusaka
tersebut. Dari proses kejiwaan tersebuut dapat dijabarkan dari segi Id Gunar
Sudigdo berkeinginan memiliki pasangan benda pusaka dari keris Kyai Branti dan
Patung Navashura. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini:
Iki arane Kyai Branti, encone Kyai Sengkali, Dirga wis ora basa krama
maneh, encone isa dilacak. Isa digoleki ning ora gampang. Wonten pundi
pasanganipun niku? Mbok dipun padosi. Menapa kemawon syarat lan
uparampenipun kula cawisaken, ugi pinten kemawon ragadipun, Gunar
Sudigdo sajak kedereng banget.... (JB. No 07 Epsd. 02)
Terjemahan
Ini namanya Kyai Branti, pasangannya Kris Sengkali, Dirga sudah tidak
menggunakan bahasa krama lagi, pasangannya bisa dilacak bisa dicari namun
tidak mudah. Ada dimana pasangannya itu? Jika di cari. Apa saja syarat dan
persiapan yang saya siapkan, juga berapa harganya. Gunar Sudigdo seperti
menginginkan sekali.... (JB. No 07 Epsd. 02)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan Id yang bagus, dari proses
Id tersebut juga mengakibatkan muncul naluri dalam bawah sadar, maka
muncullah Ego yang berfungsi menjalankan apa yang menjadi dorongan dari Id.
Ego dari Gunar Sudigdo adalah mau melakukan apa saja untuk mendapatkan
pasangan benda pusaka yang dimiliki oleh Gunar Sudigdo. hal tersebut terdapat
dalam kutipan berikut ini :
136
Gunar Sudigdo ngelus wilah keris cilik kuwi, panyawange manther,
pangrasane marem, rasa kesel, rasa luwe lan rasa ngantuk wis ilang babar
pisan. Kamangka kawit dina sadurunge priya cendhek lemu kuwi ora mangan.
(JB. No 14 Epsd. 10)
Terjemahan
Gunar Sudigdo mengelus sebuah keris kecil itu, penglihatannya sudah berbeda,
perasaannya yang puas, rasa lelah, rasa lapar dan rasa mengantuk sudah hilang
sama sekali. Karena dari hari sebelumnya laki-laki pendek itu tidak makan.
(JB. No 14 Epsd. 10)
Berdasarkan kutipan di atas mengambarkan bahwa Gunar Sudigdo mau
melakukan apa saja untuk mendapatkan benda pusaka tersebut. Hal itu
menunjukan bahwa Id yang mendorong Ego diatur oleh prinsip realitas dan
beroprasi untuk melayani Id. Superego dari Gunar Sudigdo adalah bentuk
kepercayaan pada Dirga Swandaru yang ingin menanyakan segala benda pusaka
yang dimiliki oleh Gunar Sudigdo. hal tersebut terdapat dalam kutipan sebagai
berikut:
Nembe sesasi sebanjure, gagasane Nurcahya kasembadan. Kabeh barang
pusaka sing diduweni Gunar Sudigdo ditakokne marang Dirga Swandaru.
Nanging Gunar Sudigdo rumangsa kuciwa, awit miturut Dirga Swandaru,
kabeh barang pusaka sing diduweni Gunar Sudigdo kuwi amung barang
pasren, barang lumrah sing ora duwe daya mirungan. Nanging Dirga
Swandaru duwe pengaji seni sing dhuwur, mula bisa katelah barang-barang
antik lan langka. (JB. No 24 Epsd. 19)
Terjemahan
Baru sebulan setelahnya, ada pikiran Nurcahya terlaksana. Semua barang
pusaka yang di miliki Gunar Sudigdo itu ditanyakan kepada Dirga Swandaru.
Namun Gunar Sudigdo merasa kecewa, mulai dari menurut Dirga Swandaru,
semua barang yang di miliki oleh Gunar Sudigdo hanya barang umumnya,
barang biasa yang tidak ada daya sama sekali. Namun Dirga Swandaru
137
mempunyai nilai seni yang tinggi, maka bisa masuk barang-barang antik dan
langka (JB. No 24 Epsd. 19)
Berdasarkan kutipan di atas Gunar Sudigdo mempunyai Superego
terletak pada sebagian disadar dan sebagaian tak sadar, yang menjadikan Gunar
Sudigdo ingin menyakan semua barang-barang pusakanya serta tidak sadar jika
ada kejanggalan yang ada. Ego yang mendorong Id dan menjadi penyeimbang
adalah Superego. Dari beberapa kutipan di atas Gunar Sudigdo termasuk baik di
karenakan Superego Gunar Sudiogdo dapat berjalan baik, ingin menanyakan
semua barang miliknya waupun tidak menyadari ada kejanggalan yang ada.
3. Tokoh Dirga Swandaru
Tokoh Dirga Swandaru merupakan tokoh yang dimana perannya
mempunyai tindakan jahat, dan berbuat licik. Dirga Swandaru menyamar sebagai
orang yang ahli dalam benda pusaka untuk mencari pasangan benda pusaka, untuk
memperoleh uang dari Gunar Sudigdo dengan cara liciknya. Id dari Dirga
Swandaru adalah ingin menguasai dan memperoleh banyak uang dari Gunar
Sudigdo dengan cara licik dan kejahatan. Hal tersebut terdapat dalam kutipan
berikut ini :
Nurcahya uga nyeritake katerangane polisi Jarmadi, kalamun sedyane Dirga
Swandaru ora amung ngeruk dhuwite Gunar Sudigdo lumantaran mburu
pusaka, nanging uga nate mbudidaya bakal nyulik Dyah Pramesthi lan Gunar
Sudigdo bakal dijaluki dhuwit tebusan. Kuwi kedadean nalika Dyah Pramesthi
nembe ajar nyopir karo Nurcahya. Untung wae bab kuwi bisa diwurungke
dening Nurcahya, awit penculik cacah telu ora kuwagang ngadhepi Nurcahya.
(JB. No 28 Epsd. 23)
Terjemahan
Nurcahya juga menceritakan keterangan polisi Jarmadi, jika keinginan Dirga
Swandaru tidak hanya ingin memperoleh uangnya Gunar Sudigdo karena
dengan jalan memburu pusaka, tapi juga sudah merencanakan untuk menculik
Dyah Pramesthi dan Gunar Sudigdo akan dimintai uang tebusan. Itu terjadi
138
ketika Dyah Pramesthi sedang belajar mengemudi dengan Nurcahya. Untung
saja hal tersebut bisa digagalkan oleh Nurcahya, sebab penculik berjumlah tiga
tidak kuat menghadapi Nurcahya. (JB. No 28 Epsd. 23)
Berdasarkan kutipan di atas tindakan Id Dirga Swandaru yang ingin
memperoleh harta Gunar Sudigdo dengan masalah memburu pusaka dan ingin
menculik Dyah Pramesthi untuk dimintai tebusan. Dari tindakan Id tersebut
termasuk suatu keinginan yang harus terpenuhi yang muncul dari naluri dari
bawah sadar, maka muncullah Ego yang berfungsi untuk menjalankan apa yang
menjadi dorongan dari Id. Ego diatur oleh prinsip realitas dan beroprasi untuk
melayani Id. Sedangkan Ego Dirga Swandaru untuk mendapatkan hartanya
Gunar Sudigdo diwujudkan dengan cara Dirga Swandaru menyiapkan rencana
licik dan sesuatu rencana tersebut tidak bisa diterima nalar atau logika dan
rencana kejahatan. Hal tersebut terdapat dalam kutipan sebagai berikut :
.....Nurcahya wangsulan kanthi gambang, kalamun keris loro kae digawe saka
logam sing genah kena pengaruh yen ana magnet....Dene sing ngirim patung
Nirvashura menyang omah Gunar Sudigdo iya andhane Dirga Swandaru
dhewe....Miturut Nurcahya bab kuwi pancen sawijining trik saka Dirga
Swandaru kanggo nyakinake mangsane kalamun patung kuwi pancen duwe
daya mirungan. Kanthi piranti canggih bisa ndadekake patung kuwi kaya dene
duwe daya kalebu menehi parfum nyegrok sing sawayah-wayah diprogram
metu dhewe. Dene patung bisa obah kuwi iya sengaja diobahne saka adohan
nganggo sinyal elektronik di pasang ing pyan omahe Dirga
Swandaru...Nurcahya banjur njentlehke geneya Dirga Swandaru bisa ngerteni
papan pusaka liyane. Bab kuwi satemene amung prasaja. Sawentara taun
kepungkur Dirga Swandaru wis mendhem barang-barang kuwi ing sawijining
papan. Ora katon tilaseawit wis ngliwati saweneh mangsa, yakuwi mangsa
ketiga lan mangsa rendheng, genah tilas dhudhukan ora katon maneh.... (JB.
No 28 Epsd. 23)
Terjemahan
......Nurcahya menjawab dengan jelas, dikarenakan keris dua dibuat dari logam
yang pasti terkena pengaruh jika ada magnet...jika yang mengirim patung
Nirvashura kerumahnya Gunar Sudigdo iya bawahannya Dirga Swandaru
sendiri.... Menurut Nurcahya hal tersebut memang salah satunya trik Dirga
Swandaru yang berguna untuk menyakinkan korbannya karena patung itu
139
memang mempunyai daya yang kuat. Dengan menggunakan peralatan yang
canggih bisa menjadikan patung tersebut seperti mempunyai kekuatan yang
termasuk memberi aroma menghampiri yang sewaktu-waktu di program keluar
sendiri. Ada alat elektronik yang dipasang di atas rumah Dirga
Swandaru....Nurcahya lalu memaparkan kenapa Dirga Swandaru bisa mengerti
tempat pusaka lainnya. Hal itu selalu benar. Sentara tahun lalu Dirga Swandaru
sudah menanam barang-barang itu di salah satu tempat. Tidak terlihat karena
sudah lama melewati satu musim, yaitu musim panas dan musim penghujan,
pasti jejak galian tidak terlihat lagi..... (JB. No 28 Epsd. 23)
Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa Id dari Dirga Swandaru
mendorong dari Egonya untuk mendapatkan harta Gunar Sudigdo dengan
berbagai cara kejahatan dan licik. Superego yang terletak dibagian alam sadar dan
sebagaian dibagian tak sadar dari Dirga Swandaru yang menjadikan penyeimbang
antara Id dan Ego. Superego dari Dirga Swandaru adalah dapat menyiasati
kejahatan dan mengklabuhi agar tidak terbongkar salah satunya dengan cara,
menolak secara nalar bahwa benda pusaka yang di miliki oleh Gunar Sudigdo
merupakan barang biasa yang bukan barang memiliki kekuatan namun memiliki
nilai seni yang tinggi. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini:
.....Kabeh barang pusaka sing diduweni Gunar Sudigdo ditakokne marang
Dirga Swandaru. Nanging Gunar Sudigdo rumangsa kuciwa, awit miturut
Dirga Swandaru, kabeh barang pusaka sing diduweni Gunar Sudigdo kuwi
amung barang pasren, barang lumrah sing ora duwe daya mirungan. Nanging
Dirga Swandaru duwe pengaji seni sing dhuwur, mula bisa katelah barang-
barang antik lan langka. (JB. No 24 Epsd. 19)
Terjemahan
......Semua barang pusaka yang di miliki Gunar Sudigdo itu ditanyakan kepada
Dirga Swandaru. Namun Gunar Sudigdo merasa kecewa, mulai dari menurut
Dirga Swandaru, semua barang yang di miliki oleh Gunar Sudigdo hanya
barang umumnya, barang biasa yang tidak ada daya sama sekali. Namun Dirga
Swandaru mempunyai nilai seni yang tinggi, maka bisa masuk barang-barang
antik dan langka (JB. No 24 Epsd. 19)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bahwa tindakan Superego
Dirga Swandaru dengan menyeimbangkan antara Id dan Ego agar tidak
terbongkar kejahatan yang dilakukannya.
140
4. Tokoh Dyah Pramesthi
Tokoh Dyah Pramesthi adalah seorang anak dari seorang kontraktor yaitu
Gunar Sudigdo. Id dari Dyah Pramesthi adalah keingintahuan siapa Tyas Widuri
yang dekat dengan Nurcahya yang menjadi perbincangan antara Nurcahya dan
Gunar Sudigdo. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini:
....Dyah Pramesthi meneng wae pangrasane ora kepenak maneh nalika
wewayangane Nurcahya nembe mangan bareng karo kenya liya, apa maneh
anggone mangan bebarengan katon akrab banget, buktine bisa gegojegan
kanthi penak....Mbak Dyah, lha nika Mas Nur sampun dhateng. Wah kadose
kalih gebetanne sing anyar...hehehe. tembung Beta satemene ya mung lumrah
wae, nanging tumrap Dyah Pramesthi kaya dene diantem pangrasa. Sapa
jenengen Mbak? Tyas Widuri. Pegawe enggal ingkang mbiyantu jejibahanipun
Bu Lastri. Asalipun saking Wonogiri. (JB. No 20 Epsd. 15)
Terjemahan
....Dyah Pramesthi diam saja perasaannya tidak enak ketika pujaannya
Nurcahya sedang makan bersama dengan perempuan lain, apalagi saat makan
bersama terlihat akrab sekali, buktinya bisa bercanda dengan enak...Mbak
Dyah, lha itu Mas Nur sudah datang. Wah sepertinya dengan gebetan yang
baru..hehehe kata Beta sebenarnya hanya biasa saja, namun untuk Dyah
Pramesthi seperti dihantam oleh perasaan. Siapa namamu Mbak? Tyas Widuri.
Pegawai baru yang membantu pekerjaan Bu Lastri, Asalnya dari Wonogiri.
(JB. No 20 Epsd. 15)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan Id Dyah Pramesthi bahwa
keinginatahuan siapa yang sedang bersama Nurcahya yang sedang makan berua
tadi. Id merupakan suatu keinginan yang harus terpenuhi yang muncul dari naluri
dari bawah sadar, maka muncullah Ego yang berfungsi untuk menjalankan apa
yang menjadi dorongan dari Id. Ego diatur oleh prinsip realitas dan beroprasi
untuk melayani Id. Sedangkan bentuk Ego Dyah Pramesthi adalah menanyakan
kepada Nurcahya hubungan antara Tyas Widuri dengan Nurcahya, untuk
141
menjawab perasaan yang dirasakan oleh Dyah Pramesthi. Hal tersebut terdapat
dalam kutipan berikut ini :
Mas Nurcahya ora kesengsem karo ayune Tyas Widuri?hehehe lha ngapa kok
takon mangkono? Apa ya ayu tenan ta? Coba mengko dak gatekkake tenan,
sapa ngerti bisa kesemsem... Dyah Pramesthi gela dene takon mangkono, awit
katone Nurcahya maune ora nggatekke, nanging nalika ditakoni malah arep
nggatekake. Kamangka dudu kuwi karepe Dyah Pramesthi. (JB. No 20 Epsd.
15)
Terjemahan
Mas Nurcahya tidak suka dengan kecantikan Tyas Widuri?hehehe laha kenapa
kok tanya seperti itu? Apa ya cantik benar? Coba nanti saya perhatikan benar,
siapa tau bisa suka... Dyah Pramesthi kecewa ketika tanya seperti itu, sebab
terlihat pada awalnya Nurcahya tidak memperhatikan, namun ketika ditanya
malah mau memperhatikan. Padahal bukan itu yang diinginkan Dyah
Pramesthi. (JB. No 20 Epsd. 15)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bentuk Ego Dyah Pramesthi
yang mendapat dorongan dari Id. Namun di tengahi oleh Superego yang menjadi
penyeimbang dari Ego dan Id Dyah Pramesthi. Bentuk tindakan Superego Dyah
Pramesthi adalah berkenalan langsung dengan Tyas Widuri dan menghapus
prasangka buruk terhadap Tyas Widuri karena sudah dekat dengan Nurcahya. Hal
tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Nurcahya ngenalke Dyah Pramesthi marang Tyas Widuri. Kula Tyas Widuri.
Dyah Pramesthi. Kenya loro padha tetepungan kanthi salaman. Rasa ora
kepenak sing maune nguwasani Dyah Pramesthi sanalik sirna. Tangkepe Tyas
Widuri kang sumadulur, ora digawe-gawe, ndadekake atine Dyah Pramesthi
owah sanalika. (JB. No 20 Epsd. 15)
Terjemahan
Nurcahya mengenalkan Dyah Pramesthi kepada Tyas Widuri. Saya Tyas
Widuri. Dyah Pramesthi. Dua perempuan tersebut berkenalan dengan berjabat
tangan. Rasa yang tidak enak tadinya yang menguwasai Dyah Pramesthi
berbalik hilang. Tanggapanya Tyas Widuri yang seperti saudara sendiri, tidak
dibuat-buat, menjadikan hatinya Dyah Pramesthi hilang sekejap. (JB. No 20
Epsd. 15)
142
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bahawa tindakan Superego
Dyah Pramesthi yang terhadap Tyas Widuri yang ternyata Tyas Widuri tidak
seperti apa yang dipikirkan oleh Dyah Pramesthi.
5. Tokoh Tyas Widuri
Tyas Widuri merupakan seorang perempuan yang berasal dari Wonogiri
yang sedang melamar pekerjaan padea kantor Gunar Sudigdo. bentuk Id dari Tyas
Widuri adalah keinginan untuk mendapatakan pekerjaan, sehingga Tyas Widuri
melamar pekerjaan pada perusahaan yang di miliki oleh Gunar Sudigdo. hal ini
terdapat dalam kutipan berikut ini :
.....Bocah wadon sing kacilakan mau jenenge sapa? Tyas Widuri ya? apa ora
iki bocahe? Gunar Sudigdo menehke berkas lamaran marang Nurcahya.
Nurcahya nyawang berkas kuwi sedela, banjur maca kabeh dhata uga nyawang
pthoto kang ana ing berkas lamaran kuwi, sawise cetha banjur ngucap inggih
leres, punika larenipun. Kadosipun lare wau saking nglamar mriki. (JB. No 08
Epsd. 03)
Terjemahan
......Anak perempuan yang kecelakaan tadi namanya siapa? Tyas Widuri ya?
apa tidak ini anaknya tadi? Gunar Sudigdo memberikan berkas lamaran kepada
Nurcahya melihat berkas itu sebentar, lalu membaca semua data dengan
melihat foto yang ada pada berkas lamaran itu, setelahnya jelas lalu mengucap
iya benar, memang orangnya. Sepertinya orang tersebut tadi melamar dari sini.
(JB. No 08 Epsd. 03)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan tindakan Id dari Tyas
Widuri merupakan suatu keinginan yang harus terpenuhi yang muncul dari naluri
dari bawah sadar, maka muncullah Ego yang berfungsi untuk menjalankan apa
yang menjadi dorongan dari Id. Ego diatur oleh prinsip realitas dan beroprasi
untuk melayani Id. Sedangkan Ego Tyas Widuri berupa menjalani test yang
diberikan oleh Gunar Sudigdo untuk dapat berkerja pada perusahaannya. Hal
tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini:
143
...Olehmu omongan mesthi njalari gurungmu garing, iki kena kanggo nelesi
gurung. Gunar Sudigdo nawani Tyas Widuri supaya ngombe. Tyas Widuri
ngucap maturnuwun banjur ngombe. Isih ana test pungkasan kanggo sliramu.
Test punapa, Pak? mripate Tyas Widuri blalak-blalak endah. Wawancara wis
cukup. Sliramu kena mundur, bab sliramu ketampa apa ora bakal takwenehi
ngerti sedhela maneh. Wis saiki sliramu mundur dhisik. (JB. No 10 Epsd. 06)
Terjemahan
....Darimu berbicara pasti mengakibatkan tenggorokanmu kering, ini terkena
untuk membasahi tenggorokan. Gunar Sudigdo menawari Tyas Widuri supaya
minum. Tyas Widuri mengucap terimakasih lalu minum. Masih ada test
terakhir untuk diri kamu. Test akhir apa, Pak? Matanya Tyas Widuri tersorot
indah. Wawancara sudah cukup. Diri kamu bisa keluar, hal diri kamu diterima
atau tidak akan saya beri tahu lagi. Sudah sekarang kamu keluar dahulu. (JB.
No 10 Epsd. 06)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bahwa Tyas Widuri
mempunyai Ego yang di dorong dari Id. Dari tindakan tersebut muncullah bentuk
tindakan Superego sebagai penyeimbang dari tindakan dari Id dan Ego. Bentuk
Superego dari Tyas Widuri adalah dapat diterima pada perusahaan Gunar Sudigdo
dengan test terakhir yang diberikan Gunar Sudigdo. Hal tersebut terdapat dalam
kutipan sebagai berikut:
.....Test Pungkasan sing dikarepke dening Gunar Sudigdo yakuwi bab sikape
Tyas Widuri nalika metu saka ruwangan. Prinsipe Gunar Sudigdo, menawa
Tyas Widuri nggawa gelas sing wis kotong banjur dibuwang ing tempat
sampah, kuwi ateges Tyas Widuri duwe pangrasa kang alus lan lembah
manah. Awit ora gelem gawe reged ing papan kang dudu papane. (JB. No 10
Epsd. 06)
Terjemahan
.....Test terakhir yang diharapkan dari Gunar Sudigdo yaitu hal yang disikapi
Tyas Widuri ketika keluar dari ruangan. Prinsipnya Gunar Sudigdo, ketika
Tyas Widuri membawa gelas yang sudah kosong lalu di buang di tempat
sampah. Itu merupakan Tyas Widuri mempunyai perasaan yang halus dan
perilaku baik. Mulai tidak mau membuat kotor di tempat yang bukan
tempatnya. (JB. No 10 Epsd. 06)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan tindakan Superego dari
Tyas Widuri menjadi penyeimbang dari Id dan Ego. Dari keinginan tersebut Tyas
144
Widuri diseimbangkan sehingga berhasil untuk lolos dalam test akhir yang
diberikan oleh Gunar Sudigdo.
b. Analisis Klasifikasi Emosi
Berdasarkan analisis struktural yang berkaian dengan perwatakan tokoh
Nurcahya dan hasil analisis psikoanalisisa di atas menunjukan adanya situasi yang
membangkitkan perasaan-perasaan tersebut sangat terkait dengan tindakan yang
ditimbulkannya dan mengakibatkan meningkat ketegangan. Berikut ini penjabaran
emosi tokoh yang ada dalam cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo :
1. Konsep Rasa Bersalah
Rasa bersalah bisa disebabkan oleh adanya konflik antara ekspresi implus
dan standar moral maupun batin. Kepercayaan dengan Tuhan atau benda pusaka
menjadi suatu timbulnya permasalahan yang dapat menekan batin Nurcahya untuk
tetap bersikokoh mempertahankan pendapatnya dibandingkan Gunar Sudigdo
yang sudah mempercayakan bahwa kekuatan yang lebih dapat didapat dari benda
pusaka. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini:
Kepiye carane ngonceki bab-bab kuwi? Satemene upama dijarke wae ya ora
apa-apa, nanging rasane ati kang kepingin ngerti ora bisa diselaki. Dheweke
ora bisa percaya ngunu wae kaya Gunar Sudigdo. Pokoke kudu ana
keterangan sing cetha ngenani pusaka-pusaka kuwi mau. Nurcahya percaya
marang bab-bab ghaib, awit dheweke uga percaya marang Gusti Kang Maha
Kuwasa. Nurcahya satemene mangro pikirane, ing bab kapercayan marang
Gusti bisa nampa sawutuhe, bukti panguwasane Gusti ya ana ing mukjizat-
mukjizat kang dumadi saben dina. Nanging geneya bab daya linuwuh sing
diduweni pusaka-pusaka dheweke rangu-rangu wae. Kamangka malahan ana
bab kang diweruhi dhewe, bab-bab kang bisa ditampa dening pancaindera,
sanadyan aneh. Geneya kok dheweke rangu ngenani bab kuwi? Geneya ora
manut Gunar Sudigdo wae? Sing duwe pikirane prasaja ngenani pusaka-
pusaka kuwi mau? Ora! Kudu bisa ditlisik kanthi tlesih. Ngono pikirane
Nurcahya. .... (JB. No 19 Epsd. 15)
145
Terjemahan
Bagaimana cara menerima hal-hal itu? Sebenarnya itu dibiarkan saja juga tidak
apa-apa, namun rasa hati yang ingin mengerti tidak bisa dipungkiri. Dirinya
tidak bisa percaya begitu saja seperti Gunar Sudigdo. seharusnya ada
keterangan yang jelas mengenai pusaka-pusaka itu tadi. Nurcahya percaya dari
hal-hal ghaib mulai dirinya juga percaya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Nurcahya sebenarnya tenang pikirannya, di hal kepercayaan kepada Tuhan
yang bisa menerima seutuhnya, bukti penguasa Tuhan ya ada di mukjizat-
mukjizat yang benar setiap hari. Namun seperti hal yang kuat yang dipunyai
pusaka-pusaka dirinya ragu-ragu saja. Karena malah ada hal yang dilihat
dirinya, hal-hal yang bisa diterima kepada pancaindera, sebetulnya aneh.
Kenapa kok dirinya ragu mengenai hal itu? Mengenai tidak menurut Gunar
Sudigdo saja? Yang mempunyai pikiran benar mengenai pusaka-pusaka itu
tadi? Tidak? Harus bisa dislidiki dan tlusuri. Begitu pikirannya Nurcahya. ....
(JB. No 19 Epsd. 15)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan rasa bersalah dalam hatinya
Nurcahya untuk menerima keadaan itu seperti Gunar Sudigdo yang kenyakinan,
jika pusaka-pusaka lebih hebat daripada Sang Kuasa. Namun keraguan Nurcahya
yang membuat sesuatu itu menjadi rasa salah dalam dirinya Nurcahya itu sendiri.
2. Rasa Malu
Rasa malu ini berbeda dengan rasa bersalah. Timbulnya rasa malu tanpa
terkait dengan rasa bersalah. Rasa malu yang dialami oleh Nurcahya yaitu saat
patung yang sudah di tukar oleh Nurcahya, ternyata sudah dimengerti oleh Dirga
Swandaru pada saat ditanyakan di Griya Wening ketika akan mencarikan
pasangannya. Setelahnya Dirga Swandaru menyuruh Gunar Sudigdo untuk
menanyakan patung tersebut kepada Nurcahya. Hal tesebut terdapat dalam
kutipan berikut ini:
Bapa Dirga Swandaru prika yen patung kuwi kok gawa, mulane mau banjur
kepingin omong-omongan kanthi pribadi karo aku, pamrihe kowe aja nganti
kejodheran. Nurcahya rada cigak, kanoman kuwi gumun tenan saka ngendi
Dirga Swandaru ngerti kabeh kuwi. Pitakonan sing durung bisa entuk
wangsulan. Waduhhh.. jian isin saestu yen nganten niki. Nurcahya pancen
rumangsa kejodheran. .... (JB. No 23 Epsd. 18)
146
Terjemahan :
Bapak Dirga Swandaru bilang jika patung itu kamu bawa, makanya tadi ingin
kepingin berbicara dengan pribadi dengan aku, baiknya kamu jangan sampai
ketahuan. Nurcahya agak kaget, pemuda itu heran sekali dari mana Dirga
Swandaru bisa tahu semua itu. Pertanyaan yang belum bisa mendapat jawaban.
Waduhh... jian malu sekali jika seperti ini. Nurcahya memang merasa ketahuan
.... (JB. No 23 Epsd. 18)
Berdasarkan kutipan di atas mengambarkan Nurcahya sedang merasa
malu, karena ketahuan jika Nurcahya membawa dan menukar patung milik Gunar
Sudigdo. rasa malu terjadi ketika diajak Gunar Sudigdo untuk kembali dan
menemui Dirga Swandaru lagi.
3. Kesedihan
Kesedian merupakan sesuatu yang berhubungan dengan kekecewaan
terhadap sesuatu yang penting dan bernilai. Gunar Sudigdo merasa kecewa dan
sedih terhadap Dirga Swandaru ketika menanyakan kepadanya dari benda pusaka-
pusaka lainnya untuk dicari pasangannya. Namun Gunar Sudigdo dibuat kecewa
karena barang yang dipunyai oleh Gunar tidaklah mempunyai pusaka, hanya
barang temuan yang memiliki pusaka. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut
ini:
Nembe sesasi sabanjure, gagasane Nurcahya kasembadan. Kabeh barang
pusaka sing diduweni Gunar Sudigdo ditakokke marang Dirga Swandaru.
Nanging Gunar Sudigdo rumangsa kuciwa, awit miturut Dirga Swandaru,
kabeh barang pusaka sing diduweni Gunar Sudigdo kuwi amung barang
pasren, barang lumrah sing ora duwe daya mirungan. Nanging Dirga
Swandaru ngakoni menawa barang-barang duweke Gunar Sudigdo duwe
pengaji seni sing dhuwur, mula katelah barang-barang antik lan langka.
Nurcahya ngrasakke ana bab kang aneh. Geneya sing duwe daya mirungan
mung pusaka-pusaka kang dikirim pawongan sing ora genah sapa
pawongane? .... (JB. No 24 Epsd. 19)
Terjemahan
147
Baru sebulan setelahanya, idenya Nurcahya kesampaian. Semua barang pusaka
yang dipunya oleh Gunar Sudigdo ditanyakan kepada Dirga Swandaru. Namun
Gunar Sudigdo merasa kecewa, karena menurut Dirga Swandaru, semua
barang pusaka yang dipunya oleh Gunar Sudigdo itu hanya barang pasaran,
barang biasa yang tidak ada kekuatan lebih. Namun Dirga Swandaru mengakui
bahwa barang-barang punya Gunar Sudigdo mempunyai nilai seni yang tinggi,
makanya dinamakan barang-barang antik dan langka. Nurcahya mulai
merasakan hal aneh. Kenapa barang-barang yang memiliki kekuatan yang lebih
hanya pusaka dikirim oleh seseorang yang tidak tahu asalnya siapa orang
tersebut? .... (JB. No 24 Epsd. 19)
Berdasarkan kutipan di atas mengambarkan bahwa Gunar Sudigdo
kecewa dengan Dirga Swandaru, karena barang-barang yang dimilikinya tidak
memiliki pasangan dan tidak memiliki kekuatan yang lebih.
4. Amarah
Marah adalah perasaan tidak enak hati kepada seseorang. Kebencian dan
perasaan benci sangatlah berhubungan erat. Perasaan benci biasanya persaan
dimana pasti berkeinginan untuk menghancurkan dan tidak merasa puas sebelum
objek tersebut hancur. Seperti halnya Dirga Swandaru yang tahu bahwa Nurcahya
sedang memata-matai yang sudah masuk kedalam rumah, saat Nurcahya ketahuan
oleh Dirga Swandaru sangatlah marah dan mengkibaskan pedang yang berada di
dalam rumahnya. Hal itu terdapat dalam kutipan berikut ini :
Pedhange Dirga Swandaru bablas nancep ing tembok sisih lor kulon.
Nurcahya dhewe kanthi entheng bisa sedadal ing dhuwur meja gedhe. Kurang
ajar! Direncak wae bocah iki! Pembengoke Dirga Swandaru kanthi wegis beda
banget karo padatan sing kaya-kaya mujudaken priya wicaksana. .... (JB. No
27 Epsd. 22)
Kurang ajar! Kawit sepisan aku wis ngira yen kowe bakal dadi pepalang. Saiki
tampanana piwalesku! Dirga Swandaru karo nyekel pedhang nrajang Nur.....
(JB. No 28 Epsd. 23)
Terjemahan
Pedang Dirga Swandaru menabras menancap di tembok bagian utara agak ke
barat. Nurcahya sendiri dengan mudah dapat menghindari itu di atas meja
148
besar. Kurang ajar! Di bunuh saja anak ini! Teriak Dirga Swandaru dengan
marah beda sekali dengan sebelum yang seperti terwujud laki-laki yang
bijaksana. .... (JB. No 27 Epsd. 22)
Kurang ajar! Dari awal aku sudah mulai mengira jika kamu yang akan menjadi
penghalang. Sekarang terima pembalasanku! Dirga Swandaru dengan
memegang pedang yang menerjang Nur..... (JB. No 28 Epsd. 23)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bahwa Dirga Swandaru
sedang marah dan kesal sekali dengan Nurcahya karena sudah membongkar
semua rencananya untuk bertindak kejahatan.
5. Terkejut
Terkejut merupakan sebuah perasaan dimana tokoh tersebut merasa kaget
ketika menerima kejadian saat itu yang sedang berlangsung. Seperti halnya
Nurcahya yang terkejut melihat kejadian yang tidak bisa diterima oleh logika
manusia yang dilakukan oleh Dirga Swandaru. Hal ini terdapat dalam kutipan
berikut ini :
Patung cacah loro kuwi enggal diseleh ing meja kanthi diturokake. Dirga
Swandaru merem, tangane loro pisan nempel ing pupu kiwa lan pupu kiwa
tengen. Gunar Sudigdo lan Nurcahya kaget nalika ana ganda wangi nyegrok
irung. Mbarengi ganda kuwi, patung kang maune turu dumadakan bisa
ngadeg dhewe lan kathi alon-alon geser nyedhak, adhep-adhepan. Edan!
Mengkono batine Nurcahya. Elok! Mangkono batine Gunar Sudigdo..... (JB.
No 24 Epsd. 19)
Terjemahan
Patung yang berjumlah dua itu lalu diletakkan di meja dan ditidurkan, Dirga
Swandaru memejamkan mata, tangannya dua yang pertama menempel di kaki
kiri dan satunya di kaki kanan. Gunar Sudigdo lan Nurcahya kaget saat ada bau
wangi sekali dalam hidung. Saat itu juga waktu wanginya, patung yang tadinya
tidur lalu tiba-tiba bisa berdiri sendiri dan pelan-pelan menggeser mendekat,
hadap-berhadapan. Edan! Begitu batinya Nucahya. Elok! Begitu batinnya
Gunar Sudigdo..... (JB. No 24 Epsd. 19)
149
Berdasarkan kutipan di atas mengambarkan bahwa Nurcahya terkejut apa
yang dilakukan Dirga Swandaru yang dipikirkan di luas batas logika manusia.
Saat itu membuat Nurcahya merasa terkejut pada kejadian tersebut.
6. Cinta
Cinta merupakan suatu tindakan yang mulai ingin memiliki pihak lawan
jenis dan perasaan yang selalu tergambar indah serta selalu ingin bersama. Seperti
halnya Dyah Pramesthi yang menyukai Nurcahya yang semenjak berlatih
mengemudi. Saat terkena cinta Dyah Pramesthi menulis kata-kata dengan
rangkaian indah dengan tersenyum-senyum sendiri. Hal itu terdapat dalam kutipan
berikut ini :
Dyah Pamesthi banjur mbukak leptop nulis kabeh pangrasane. Gambaran
endah tansah gumawang ing pikirane. Gambaran endah sing durung nate
tuwuh. Gambaran endah kuwi nembe tuwuh sawise tepung karo Nurcahya,
sopire bapake Dyah Pamesthi. Kenya sulistya kuwi banjur mbandhingake karo
kanca-kancane sing prasasat kabeh saka golongan wong kinurmat. Ana uga
sing kanthi terang-terangan kandha tresna marang Dyah Pramesthi, nanging
babar pisan ora ana rasa sing mirungan..... (JB. No 17 Epsd. 12)
Terjemahan
Dyah Pamesthi lalu membuka leptop menulis semua perasaannya Gambaran
indah yang selalu menghiasi di pikirannya. Gambaran indah yang belum
pernah muncul. Gambaran indah itu baru muncul setelah kenal dengan
Nurcahya sopirnya bapaknya Dyah Pamesthi. Perempuan cantik itu lalu
membandingkan dengan teman-temannya yang mayoritas dari golongan orang
terhormat. Ada juga yang dengan jelas bilang cinta dengan Dyah Pramesthi,
namun tidak ada sama sekali rasa yang lebih..... (JB. No 17 Epsd. 12)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan Dyah Pramesthi sedang
kasmaran, yang mempunyai perasaan kepada Nurcahya. Rangkaian kata yang
indah-indah saat bertemu dengan Nurcahya diungkapkan dan ditulis.
150
c. Bentuk-bentuk regulasi emosi tokoh Nurcahya
Peristiwa atau kejadian-kejadian yang dialami oleh Nurcahya bisa
mempunyai bentuk regulasi emosi yang bagus. Bentuk-bentuk regulasi Nurcahya
dapat dibuktikan dengan kutipan-kutipan yang berupa aspek-aspek regulasi emosi
yang dikemukakan oleh Thompson :
1. Memonitor Emosi
Memonitor emosi merupakan cara individu untuk menyadari dan
memahami keseluruhan proses yang terjadi dalam dirinya, perasaannya,
pikirannya dan latar belakangnya dari tindakan. Kutipan di bawah ini menunjukan
bahwa Nurcahya mampu memahami rasa gelisahannya dengan mencari
pelampiasan yaitu dengan beristirahat. Hal itu dilakukan agar rasa kegelisahannya
benar-benar hilang lagi. Pada tokoh Nurcahya merubah emosinya menjadi lebih
rileks dan tenang agar tidak timbul kegelisahan lagi akibat merasa terancamnya
kehidupan Gunar Sudigdo dan keluarganya, itu secara kebetulan atau memang
sudah direncanakan. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini :
Kedadean kuwi disidhem. Nurcahya dan Dyah Pramesthi wis sepakat ora
bakal crita marang sapa-sapa. Nurcahya isih nyoba njlumati sapa wong-wong
kuwi. Katone amung durjana lumrah kang nedya ngrampog, awit nalika
dilawan tenan, kanthi gampang wong-wong kuwi banjur padha keplayu.
Nurcahya mlebu kamare, awake isih krasa lungkrah, awit pancen kurang turu.
Lumah-lumah ing amben karo nggagas kedadean dina kuwi. Anggone ngajari
nyetir Dyah Pramesthi krasa kepenak. Nurcahya ngrasakke tangkepe Dyah
sing pranyata grapyak semanak, ora mbedak-mbedakake antarane abdi lan
bendara. Ing seselane wewayangane Dyah Pramesthi, ana wewayangan liya
sing uga kumlebat, yakuwi wewayangane Tyas Widuri, pegawe anyar ing
kantore Gunar Sudigdo..... (JB. No 17 Epsd. 12)
Terjemahan
Kejadian itu dirahasiakan. Nurcahya dan Dyah Pramesthi sudah sepakat tidak
bercerita kepada siapa-siapa. Nurcahya masih mencoba memikirkan siapa
orang-orang itu. Sepertinya hanya orang jahat biasa yang ingin merampok,
sebab mulai dilawan sungguhan, dengan mudah orang-orang itu segera kabur.
151
Nurcahya masuk kamar, badannya masih terasa sakit, memang karena kurang
tidur. Berbaring-berbaring di tempat tidur dengan memikirkan kejadian itu
tadi. Dari mengajari menyetir Dyah Pramesthi terasa enak. Nurcahya
merasakan tanggapan dari Dyah yang ternyata terasa murah senyum, tidak
membedakan antara bawahan dan atasan. Terselip gambaran Dyah Pramesthi
ada gambaran yang juga selalu ada, yaitu gambaran Tyas Widuri, pegawai baru
di kantornya Gunar Sudigdo..... (JB. No 17 Epsd. 12)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan tokoh Nurcahya merubah
emosinya menjadi lebih rileks dan tenang agar tidak timbul kegelisahan lagi
akibat merasa terancamnya kehidupan Gunar Sudigdo dan keluarganya, itu secara
kebetulan atau memang sudah direncanakan.
Disisi lain, Nurcahya juga menyadari dan memahami keseluruhan proses
yang terjadi dalam dirinya, perasaannya, pikirannya dan latar belakangnya dari
tindakan yang mucul dari hati disebabkan dengan emosinya, serta emosi tersebut
dirubah menjadi hal yang bisa dilampiaskan. Seperti halnya Nurcahya terbawa
emosi dari tindakan Dirga Swandaru yang melakukan hal yang tidak bisa diterima
dari logika maupun akal sehat manusia. Dari emosi Nurcahya dilampiaskan
dengan cara mencari jawaban dengan cara menukar patung milik Gunar Sudigdo
dengan patung yang dibeli oleh Nurcahya saat melewati jalan raya. Hal tersebut
dapat terbukti dalam kutipan sebagai berikut ini :
Kanthi sesidheman, Nurcahya ngijoli patung Nirvashura sing ana njero kothak
nganggo patung kang wingi dituku ana pinggir dalan. Wujude pancen memper
tenan, upama ora digatekke kanthi njlimet tangeh lamun bisa dibedakake.
Patung sing diijoli banjur di kanthongi ing clanane kang pancen ana
kanthongane gedhe-gedhe. Katone kanoman kuwi duwe rantaman mirunggan
kanggo golek wangsulan marang pitakonan-pitakonan kang sasuwene iku
ngreridhu pikirane. Pitakonan bab kedadean-kedadean aneh kang ora tinemu
nalar. Nurcahya rada kaget nalika Gunar Sudigdo mlebu ruwangan kuwi.
Kepiye wae pangrasane ora jenjem awit wis nindakke bab sing satemene kleru,
yakuwi tanpa palilah wis wani ngijoli patung Nirvashura ngganggo patung
liyane sing uga memper patung Nirvashura..... (JB. No 21 Epsd. 17)
Terjemahan
152
Dengan diam, Nurcahya menukar patung Nirvashura yang ada di dalam kotak
mengunakan patung yang kemaren dibeli ada di pinggir jalan. Bentuknya
memang mirip sekali, seumpama tidak diperhatikan dengan teliti tidak bisa
dibedakan. Patung yang di tukar lalu di saku di celana yang memang ada saku
besar-besar. Sepertinya pemuda itu mempunyai rancangan yang banyak sekali
untuk mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaannya yang lamanya itu
mengganggu pikirannya. Pertanyaan yang mengenai hal kejadian aneh yang
tidak menemukan nalar. Nurcahya merasa terkejut ketika Gunar Sudigdo
masuk ruangan itu. Gimana lagi perasaannya tidak tenang mulai dari
menindakkan hal yang sebenarnya salah, yaitu tanpa bilang sudah berani
menukar patung Nirvashura dengan patung lainnya yang juga mirip patung
Nirvashura..... (JB. No 21 Epsd. 17)
Berdasarkan kutipan di atas Nurcahya merubah emosi atau rasa
penasaran dengan tekanan dari tindakan Dirga Swandaru. Nurcahya merubah
emosinya dengan menukarkan patung Nirvashura dengan patung yang dibeli
dipinggir jalan. Nurcahya melampiaskan emosinya tersebut dengan cara
menukarkan patung tersebut tanpa bilang dari Gunar Sudigdo sebagai pemiliknya,
Nurcahya melakukan agar mendapatkan jawaban yang telah mengganggu
pikirannya.
2. Mengevaluasi Emosi
Mengevaluasi emosi merupakan bentuk cara individu dalam mengelola
emosi seperti kemarahan, kesedihan, kecewa, dendam dan kebencian akan
membuat individu tidak terbawa dan terpengaruh secara mendalam, sehingga
mengekibatkan individu mampu berfikir rasional. Dalam hal ini Nurcahya mampu
mengevaluasi emosinya dengan cara tidak terpengaruh dari tindakan Dirga
Swandaru yang tidak bisa diterima dengan logika maupun akal sehat manusia.
Tidak seperti Gunar Sudigdo yang terlalu percaya kepada Dirga Swandaru. Hal
tersebut terdapat dalam kutipan sebagai berikut:
Gunar Sudigdo kaget, nanging pangrasane lega. Nurcahya nyoba nata
pangrasane. Kanoman kuwi gedheg-gedheg alon, pangrasane gumun semu ora
percaya. Dheweke nggeget ilate, krasa lara ateges ora ngimpi..... Nurcahya
153
dhewe satemene uga pengin takon bab kuwi. Nyatane malah bakal dibuktekke
dening Dirga Swandaru. Malah kebeneran, Nurcahya sangsaya kumesar atine.
Pikirane pancen isih dikebakki rangu-rangu, mula dheweke tansah golek
wangsulan marang kabeh pitakonan kang ngebaki pikiranne..... (JB. No 14
Epsd. 10)
Terjemahan
Gunar Sudigdo terkejut, namun perasaannya lega. Nurcahya mencoba menata
perasaannya. Pemuda itu geleng-geleng pelan-pelan, perasaannnya heran semu
ketika tidak percaya. Dirinya menggigit lidah, terasa sakit karena memang
tidak sedang mimpi..... Nurcahya sendiri sebenarnya juga ingin tanya hal itu.
Kenyataannya malah Dirga Swandaru akan membuktikannya. Malah
kebetulan, Nurcahya malah berdebar hatinya. Pikirannya memang dipenuhi
ragu-ragu, makanya dirinya lebih memilih mencari jawaban dari semua yang
memenuhi pikirannya..... (JB. No 14 Epsd. 10)
Aku tahu jika kamu sebenarnya tidak sependapat dengan apa yang aku
lakukan. Iya tidak? Tanya Gunar Sudiogdo mencoba menanggapi pikiran
Nurcahya. Dari hal apa, Pak? Hal yang kulakukan mencari pusaka. Memang
kurang tepat. Namun tidak apa-apa, saya malah kepingin mengerti hal-hal
tersebut dan sebisa mungkin membuat perasaan saya lega..... (JB. No 22 Epsd.
17)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bahwa Gunar Sudigdo
memang sudah percaya dengan hal yang dilakukan Dirga Swandaru dalam
berburu pusaka, namun Nurcahya tidak sejalan dengan pemikiran Gunar Sudigdo,
Nurcahya lebih ingin kepada buktinya dan menjawab angan-angannya dari mana
itu semua bisa dilakukan oleh Dirga Swandaru.
3. Memodifikasi Emosi
Memodifikasi Emosi yaitu cara individu merubah sedemikian rupa
sehingga mampu memotivasi diri ketika individu berada dalam keadaan putus asa,
cemas dan marah dengan memilih ekspresi emosi sesuai dengan tujuan dan
situasi. Hal itu dibuktikan emosi Nurcahya untuk menerima keadaannya sekarang
yang belum bisa mapan sehingga saat perasaannya sedang kasmaran yang mulai
jatuh hati pada Tyas Widuri serta merasa nyaman dengan Dyah Pramethi, hanya
154
menjadi angan-angan itu ditunda oleh Nurcahya dengan cara bersemangat untuk
menata masa depannya supaya lebih mapan. Hal itu terdapat dalam kutipan
berikut ini:
Nurcahya enggal mbusak wewayangane kenya loro kuwi. Kabeh banjur
ditableg ngganggo pikiran kang ngonceki kasunyatan uripe kang dirasa
durung mapan. Isih akeh bab kang kudu ditindakake ing uripe. Dadi sopir
amung kanggo pancadan, Nurcahya duwe gegayuhan sing luweh dhuwur.
Gegayuhan kuwi disimpen minangka jimat kanggo menehi kekuwatan jangkah
teruse. Mikir kuwi kabeh, pikirane kanoman kuwi krasa lungkrah, banjur
lungguh sedhela, tangane ngapurancang, mripate rem-rem ayam, kalbune
ngumbulke donga marang Gusti. Sawise unjal napas landhung, nggletak
maneh, pikirane luwih pasrah, wusanane bisa turu direnggani impen endah.....
(JB. No 17 Epsd. 12)
Terjemahan
Nurcahya segera menghapus gambaran dua perempuan itu. Semua di jawab
dengan mengunakan pikiran yang mengupas kenyataan hidup yang dirasa
belum mapan. Masih banyak hal yang harus dilakukan di hidup ini. Jadi sopir
hanya sebagai batu lompatan yang digunakan sebagai batu loncatan. Nurcahya
mempunyai impian yang lebih tinggi. Impian tersebut disimpan hanya kunci
untuk memberikan kekuatan melangkah terus. Memikirkan itu semua,
pikirannya pemuda itu terasa lelah, lalu duduk sebentar tangannya sapu
ranjang, matanya memejamkan mata, dari harapan yang memanjatkan doa dari
Tuhan. Sesudah mengambil nnapas dalam, tiduran lagi, pikirannya lebih
pasrah, sehingga bisa tidur dengan dihiasi mimpi indah..... (JB. No 17 Epsd.
12)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bahwa tokoh Nurcahya
memiliki sebuah harapan besar di masa depan agar mapan dalam hal kehidupan
masa depan sebelum menyukai perempuan yang sedang dekat dengannya. Itu cara
Nurcahya untuk memodifikasi emosi yang terjadi saat itu.
d. Makna dan Nilai Cerbung Dalam Kehidupan Masyarakat
Karya Sastra yang dibuat dalam genre apa saja, pastinya memberikan
makna serta nilai pada kehidupan masyarakat sekarang. Menikmati karya sastra
secera otomatis seorang pembaca akan menerima ajaran yang terkadung dalam
155
karya sastra yang dibuatnya. Karya sastra diciptakan diharapkan dapat menjadi
cerminan masyarakat sekarang. Tokoh-tokoh yang ditampilkan pengarang Al Aris
Purnomo dalam cerbung Mburu Pusaka setidaknya bisa memberikan perenungan
bagi masyarakat pembaca. Bertolak dari analisis psikologi sastra, cerbung Mburu
Pusaka memiliki makna dan nilai bagi masyarakat.
Cerbung Mburu Pusaka karya Al Aris Purnomo itu mengungkapkan
persoalan tentang kepercayaan dan kehidupan manusia. Dewasa kini, nilai dari
benda pusaka memang menjadi suatu simbol yang bisa menjadikan suatu individu
tertarik akan hal itu, dikarenakan jika suatu individu tersebut mempunyai suatu
simbol yang berupa benda pusaka yang sudah melangka, menandakan bahwa dia
memiliki suatu yang unggul, kuat dan pemuas hati dibandingkan yang lainya,
sampai-sampai harta kekayaan seberapapun pasti akan direlakan untuk
mendapatkan sebuah simbol yang berupa benda pusaka tersebut, namun terkadang
saat seperti itu individu yang lain menfaatkan keadaan dari situ dengan cara yang
curang atau kejahatan untuk mendapatkan sebuah penghasilan dari kegemaran
individu tersebut.
Di dalam cerita dikisahkan tentang kehidupan seorang tokoh yang
digambarkan mempunyai kehidupan yang agak berbeda dengan orang yang lain.
Pada tokoh itu memiliki hobi atau kegemaran untuk mengkoleksi barang langka
maupun benda pusaka yang bernilai jual tinggi, pada tokoh ini merupakan tokoh
sentral kedua dari cerbung Mburu Pusaka yang digambarkan oleh pengarang.
Hobinya ini tokoh yang bernama Gunar Sudigdo mengeluarkan uang berapapun
untuk memuaskan hatinya ini, hingga pada akhirnya Gunar Sudigdo di tipu oleh
seorang tokoh sentral ketiga yang bernama Dirga Swandaru. Dirga Swandaru
156
yang berwatak licik dan cerdik, yang memanfaatkan keadaan yang ada untuk
membuat kejahatan, yang susah diterima mengunakan akal logis manusia karena
sangat rapi dalam melakukan tindakan kejahatan itu.
Cerita tersebut mengandung sebuah makna bahwa seseorang dalam
kehidupannya memiliki sebuah benda pusaka, maka seorang manusia itu
mempunyai sesuatu yang lebih unggul dan kuat sehingga merelakan segalanya
untuk berburu pusaka. Seseorang yang seperti itu dalam kehidupannya memang
memiliki kebebasan untuk memilih dan memutuskan jalan mana yang terbaik bagi
dirinya, namun di dalam keputusannya manusia akan dihadapkan dengan
tanggung jawab dan kosekuensi itu. Keputusan/pilihan itu lebih banyak menyakut
individu lain, karena sebagai makhluk sosial. Di dalam budaya Jawa hal ini sesuai
dengan pepatah Ngundhuh wohing pakarti , memetik hasil tindakan .
Tokoh tersebut memanfaatkan kegemaran dari Gunar Sudigdo untuk
memperoleh kekayaan atau hartanya Gunar Sudigdo, namun kejahatan tersebut di
bongkar oleh seorang tokoh sental utama yaitu Nurcahya yang sebagai sopirnya
Gunar Sudigdo. tokoh Nurcahya membantu Gunar Sudigdo agar tidak menjadi
korban dari kegemaran mencari benda pusaka. Pada cerbung tersebut
menerangkan antara kepercayaan antara benda pusaka dengan Sang Penciptadi
bumi ini. Pada cerita yang digambarkan oleh pengarang, dalam membaca cerbung
ini memang dibuat antara percaya kepada Sang Pencipta atau pada seorang yang
di bilang ahli dalam benda pusaka, serta benda pusaka sendiri yang artian
merupakan simbol.
Simbol yang berarti pusaka, merupakan nilai-nilai yang ada, pusaka itu
sebuah lambang derajat manusia semakin tinggi kedudukan seseorang dulu
157
sebuah pusaka atau senjata itu semakin kecil, seperti halnya Raja dengan Prajurit
yang bersenjata berbeda, Prajurit di paling depan dalam perang, tombaknya
semakin panjang sedangkan Raja hanya menggunakan keris saja, sebenarnya
pusaka hanya berwujud warisan dari seseorang yang memiliki laku spiritual, nilai
di dalamnya terkandung nilai prihatin, dari nilai laku yang kuat atau pembelajaran
akan ilmu prihatin maka semakin sakti pusaka itu, namun bagi yang memiliki
pusaka harus ingat jika segalanya kekuatan itu berasal dari Yang Kuasa.
Tokoh Nurcahya dan Gunar Sudigdo di gejolakan batin dan kejiwaannya
dalam cerita tersebut. Dari situ yang masih bertahan dengan pendapat serta
logikanya adalah tokoh Nurcahya. Nurcahya walaupun digambarkan oleh
pengarang dari regulasi emosi hingga kondisi kebatinannya, tokoh Nurcaya
memiliki cara tersendiri untuk mendapatkan kebenaran dalam keadaan maupun
hal-hal yang berkaitan dengan kepercayaan antara benda pusaka dengan Sang
Pencipta tersebut. Pada sisi ini juga mempunyai makna secara filosofi Jawa yang
berarti Gusti sangkan paraning dumadi , Segala sesuatu berasal dari Yang Maha
Kuasa . Pusaka sakti itu dikarenakan oleh kehendak dari Sang Pencipta.
Berdasarkan analisis psikologi sastra terhadap kepribadian tokoh
Nurcahya dalam cerbung Mburu Pusaka, dapat dilihat pentingnya menjaga
keadaan yang ada dalam dirinya manusia yaitu terdapat dalam keadaan yang
seimbang antara Id, Ego dan Superego. Energi apabila banyak digunakan oleh Id,
maka yang terjadi adalah kepribadian yang hanya mengejar keinginan tanpa
melihat kenyataan yang ada sedangkan mendominasi Ego maka menggunakan
kemampuan berpikir secara rasional dalam mencari pemecahan masalah terbaik.
Apabila yang mendominasi superego maka yang terlihat orang tersebut cenderung
158
merepresi sebagian besar kenginannya untuk menjadi orang yang selalu taat pada
norma dan adat yang berlaku di lingkunngannnya. Keadaan yang ideal adalah jika
terdapat keseimbangan antara Id, Ego, dan Superego, sehingga individu akan
dapat memenuhi kebutuhannya tanpa meningalkan atau melanggar nilai-niali dan
norma yang ada di lingkungannnya.
Pada tokoh Gunar Sudigdo yang sudah di permainkan dari kondisi
kebatinan maupun kejiwaannya, yang menjadikan tokoh Gunar Sudigdo tidak
dapat berpikir secara logis lagi, yang menimbulkan tingkat kepercayaan lebih
menekan kepada benda pusaka dibandingkan dengan Sang Pencipta. Pengarang
tidak hanya menggambarakan tokoh Gunar Sudigdo saja yang dipermainkan
batinnya oleh Dirga Swandaru namun ada tokoh sentral utama yaitu Nurcahya
juga dipermainkan dalam regulasi emosinya dan aspek kejiwaannya. Tokoh
Nurcahya digambarkan untuk menolong serta menyelamatkan dari Dirga
Swandaru terhadap Gunar Sudigdo dan keluarganya walaupun mengalami
regulasi emosi serta aspek kejiwaannya, namun tokoh ini menjadi tokoh yang
dikuatkan pendapatnya dan kepercayaannya kepada Sang Pencipta dibandingkan
dengan benda pusaka.
Pengarang di dalam cerita ini menampilakan kisah dari tokoh yang
mengalami perjuangan, pergolakan kejiwaan maupun batin serta memunculkan
suatu regulasi emosi dari tokoh sentral (utama). Pada cerita cerbung Mburu
Pusaka ini menceritakan kisah dimana saat itu sedang masa-masa terkenalnya
benda pusaka, namun digunakan salah satu orang yang untuk memanfaatkan dan
agar menguntungkan dalam mencari uang. Tokoh Nurcahya dimana tokoh yang
mengalami regulasi emosi, mulai dari emosi yang diungkapkan dengan tindakan,
159
emosi yang diungkapakan dengan tidak terpengaru dalam situasi dan kodisi yang
terjadi, yang terakhir emosi yang diungkapkan dengan cara memotivasi diri saat
terperangkap dalam emosi, atau kesedihan. Nurcahya memiliki regulasi emosi
yang baik, karena memiliki semua ciri-ciri tersebut.
Pengarang di dalam cerita ini juga menampilkan kisah percintaan dan
persahabatan antara Nurcahya, Tyas Widuri dan Dyah Pramesthi. Pada cerita ini
digambarkan jika Nurcahya merasa nyaman kepada dua perempuan, tokoh Dyah
Pramesthi merasa nyaman kepada Nurcahya namun oleh kelas sosial merasa
seperti berbeda antara seorang sopir dengan anak majikannnya Gunar Sudigdo.
Sikap Nurcahya dengan Tyas Widuri, memang ada perasaan suka dan Tyas
Widuri itu juga mempunyai perhatian kepada Nurcahya. Nurcahya menyikapi
keadaan tersebut dengan merenung dan menjadi semangat untuk berusaha agar
mapan dahulu baru mendapatkan seorang perempuan. Bekerja sebagai sopir akan
dijadikan batu loncatan agar mapan.
Cerbung Mburu Pusaka ini pengarang ingin menyampaikan kepada
pembaca agar lebih berhati-hati, boleh percaya namun jangan terlarut-larut
percaya, dikarenakan pengarang mengungkapkan makna dalam cerbung Mburu
Pusaka ini saat kejadian segala sesuatu yang sedang menjadi perbincangan dari
lingkungan sekitar. Makna tersebut menjadikan gagasan yang menjadikan ide
pengarang untuk menyampaikan sebuah amanat kepada pembaca, yang
dilatarbelakangi oleh kejadian-kejadian lingkungan sekitar. Pengarang
mengambarkan peristiwa yang ada dalam cerita sangatlah menarik karena
pembaca dapat berimajinasi dalam sebuah karya yang melukiskan peristiwa dan
160
menyebabkan pembaca merasakan sebagai sesuatu yang faktual yang sngguh-
sungguh terjadi.
Permasalahan yang ditampilkan dalam cerbung Mburu Pusaka secara
simbolik memang merupakan kondisi atau permasalahan yang umum banyak
terjadi di masyarakat sekarang, mempunyai nilai faktual.