bab i - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · web viewjudul yang dipilih untuk bab i adalah...

241
Yesus Sang Provokator Tri Budhi Sastrio 1

Upload: trinhkhue

Post on 18-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Yesus Sang Provokator

Tri Budhi Sastrio

Fakultas Sastra – Univ. Dr. SoetomoSurabaya – 2006

1

Page 2: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Pengantar Tri Budhi Sastrio1

Misteri dan kuasa Tuhan tak mungkin Dapat dicerna dan dipahami oleh manusia.

Karenanya berbahagialah mereka yang beriman dan berkeyakinanSeperti yang pernah ditunjukkan oleh Bunda Maria:

Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut kehendakMu.

Setiap pemikiran atau gagasan, apalagi kalau pemikiran dan gagasan tersebut dimaksudkan sebagai kritik terhadap sesuatu yang sudah mapan, jelas memerlukan sebuah titik tolak yang diyakini bersama. Begitu juga dengan pemikiran dan gagasan dalam buku ini. Karena pemikiran dan gagasan dalam buku ini dimaksudkan sebagai kritik, paling tidak kritik untuk diri sendiri jika memang dianggap terlalu dangkal untuk dianggap sebagai kritik terhadap orang lain maupun terhadap konsep dan kebiasaan yang telah mapan, maka diperlukan sebuah titik tolak yang diyakini oleh banyak orang disamping juga diyakini oleh pelontar pemikiran dan gagasan itu sendiri.

Titik tolak yang dimaksud adalah (1) bahwa Tuhan itu Maha Kuasa dan (2) bahwa semua orang mengakui dan tunduk pada sifat Tuhan yang Maha Kuasa. Pengakuan atau keyakinan terhadap titik tolak ini menjadi penting karena tanpa pengakuan dan keyakinan seperti itu maka akan banyak kritik dan perdebatan, bahkan meskipun kritik dan perdebatan tersebut semata-mata ditujukan pada diri sendiri, yang akan tidak berkesudahan dan tidak dapat dipertanggung jawabkan. Tanpa pengakuan dan keyakinan bahwa hanya Tuhanlah yang Maha Kuasa, maka akan terus menerus muncul perdebatan yang tidak berujung pangkal, baik perdebatan antar manusia maupun perdebatan dalam diri manusia itu sendiri.

Berdasarkan alasan ini dan juga karena keyakinan terhadap pentingnya titik tolak yang dimaksud, maka bab pertama buku ini akan didedikasikan secara khusus untuk memperbincangkan masalah ini. Judul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa.

Sekarang mari kembali pada pengantar kritik subyektif yang terutama ditujukan pada diri sendiri ini.

Yang merasa menjadi murid atau pengikut Yesus banyak sekali. Tetapi yang benar-benar menjadi murid dan pengikut beliau tampaknya tidak banyak. Bahkan dikhawatirkan yang benar-benar menjadi murid dan pengikut beliau sebenarnya tidak ada. Apalagi jika ajaran dan keteladananNya yang dijadikan acuan dan tolok ukur penilaian, maka jumlah yang ‘tidak ada’ ini akan menjadi semakin nihil.

Sebagai tulisan yang dimaksudkan sebagai refleksi ke dalam atau refleksi terhadap diri sendiri, tulisan ini sama sekali tidak berpretensi menggurui apalagi mengejek dan menghina orang lain. Tetapi jika ada orang, atau ada banyak orang, yang kebetulan membaca lontaran pemikiran refleksi terhadap diri sendiri ini, berkenan mengidentifikasi dan menganalogikan diri dengan gagasan dan kritik dalam buku ini, maka tentu saja mereka tidak bisa dan tidak perlu dilarang.

Ajaran dan keteladanan Yesus Kristus, seperti yang tertuang dalam Injil tulisan Matius, Markus, Lukas, Yohanes, maupun dalam Kisah Para Rasul dan surat-surat para murid Yesus kepada banyak jemaat di banyak tempat serta Kitab Wahyu untuk Yohanes, benar-benar ajaran yang hebat, luar biasa sulitnya dan radikal. Dikatakan ‘hebat’ karena sulit menemukan ajaran lain yang dapat menyamai ajaran-ajaran tersebut. Dikatakan ‘luar biasa

1 Staf Pengajar Fak. Sastra – Univ. Dr. Soetomo - Surabaya2

Page 3: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

sulitnya’ karena hampir-hampir tak setitik pun ajaran tersebut yang mampu dijalankan dengan konsisten. Dikatakan ‘radikal’ karena hampir semua ajaran tersebut menjungkir balikkan banyak ajaran yang telah ada sebelumnya.

Banyak orang (merasa) tahu ajaran Yesus, banyak orang (merasa) tahu keteladanan Yesus, banyak orang (merasa) tahu latar belakang ajaran dan keteladanan tersebut, tetapi ketika tiba waktunya menjalankan ajaran dan keteladanan itu, banyak orang (khususnya saya) merasa bukan saja gagal total tetapi benar-benar tidak mampu melakukannya, baik di masa lalu, di masa sekarang, maupun mungkin juga di masa depan. Satu-satunya hal yang tetap memberi penghiburan bagi mereka (dan tentu saja bagi saya pribadi) adalah kenyataan bahwa semangat untuk terus mencoba menjalankan ajaran dan keteladanan itu terus berkobar, terus menyala-nyala dalam hati. Bak api nan tak kunjung padam, semangat penuh harapan ini sampai sekarang terus berkobar dalam jiwa. Semoga kobaran api harapan ini terus menyala sampai akhir jaman, sehingga sekali pun gagal melaksanakannya dengan baik dan benar, paling tidak banyak orang (termasuk saya) tetap bisa berbangga karena berani untuk secara terus menerus mencoba melaksanakan dan meneladani ajaran dan keteladanan Yesus.

Terus terang saja saya pribadi merasa tidak begitu mengenal Yesus kecuali melalui ajaranNya yang saya baca dalam Kitab Injil Perjanjian Baru. Bahkan saya juga merasa tidak begitu dekat dengan Yesus kecuali melalui usaha diri saya pribadi yang secara tidak mengenal lelah terus menerus mencoba memahami ajaranNya dan meniru teladan yang dicontohkanNya. Saya justru merasa lebih dekat dengan Bunda Maria, perawan yang melahirkan Yesus, wanita suci yang diangkat ke Surga, seorang Santa yang kelembutannya tak tertandingi oleh siapa saja. Mengapa? Karena pada Bunda Maria-lah saya terbiasa berdoa sejak masih kanak-kanak dan … seingat saya tak satu pun doa tersebut yang saya rasakan tidak dikabulkan oleh Bunda Maria. Semua doa yang saya sampaikan pada Bunda Suci ini selalu dikabulkan. Terima kasih Bunda Suci, semoga NamaMu dan Buah TubuhMU selalu dipuji dan dijadikan teladan sepanjang masa seperti yang dijanjikan oleh Bapa di Surga!

Kembali pada masalah ketidak mampuan banyak orang mengikuti ajaran dan keteladanan yang diberikan oleh Yesus. Ada banyak ajaran dan keteladanan yang diketahui, tetapi sayangnya tak satu pun dari yang banyak ini yang benar-benar mampu dijalankan dengan konsisten dan terus menerus. Salah satu contoh paling sederhana ketidak mampuan saya mengikuti perintah, ajaran dan keteladan Yesus adalah dalam hal berdoa.

Sekilas, berdoa sebenarnya bukan hal yang terlalu sulit untuk ditaati. Setiap orang dapat dan telah melakukannya. Saya juga dapat dan telah melakukannya. Tetapi kenyataannya, khususnya bagi saya pribadi, hal yang tidak terlalu sulit ini ternyata menjadi teramat sulit terutama ketika dikaitkan dengan ajaran Yesus tentang berdoa. Tentang berdoa Yesus dengan tegas dan jelas mengajarkan doa berikut:

Bapa kami yang ada di sorga,Dikuduskanlah namaMu,datanglah KerajaanMu,jadilah kehendakMudi bumi seperti di sorgaBerikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnyadan ampunilah kami akan kesalahan kami,seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;dan janganlah membawa kami ke dalam percobaan,tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat(Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan

3

Page 4: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

sampai selama-lamanya. Amin.)2

Versi bahasa Inggris doa ini adalah seperti berikut:

Our Father who art in heaven,Hallowed be Thy name.Thy kingdom come,Thy will be done,On earth as it is in heaven.Give us this day our daily breadAnd forgive us our debts, as we also have forgiven our debtorsAnd do not lead us into temptation,

But deliver us from evil. (For Thine is the kingdom, and the power, and the glory, forever. Amien)3

Ajaran tentang doa ini diturunkan oleh Yesus setelah Dia ditanya bagaimana sebaiknya seseorang berdoa.4 Dengan tegas Yesus mengatakan apabila seseorang berdoa, hendaknya orang itu tidak berdoa seperti orang munafik. Orang-orang munafik, kata Yesus, suka sekali mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadah dan pada tikungan-tikungan jalan raya supaya mereka dilihat orang. Untuk orang seperti ini, seperti dalam kata-kata Yesus sendiri, ‘Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya’.5

Selanjutnya Yesus mengajarkan agar jika seseorang ingin berdoa hendaknya orang itu masuk ke dalam kamar, menutup pintu dan berdoa kepada Bapa yang ada di tempat tersembunyi. Jika orang ini melakukan hal tersebut maka Bapa yang melihat yang tersembunyi ini akan memberi balasan.

Sebuah perintah yang tampaknya sederhana tetapi sebenarnya amat sangat sulit dilaksanakan. Saya jelas-jelas gagal melaksanakan perintah sederhana ini secara konsisten dan berkesinambungan. Saya masih sering pergi ke rumah-rumah ibadah dan berdoa disana. Meskipun setitik pun tidak ada maksud agar ketika berdoa saya dilihat dan diperhatikan orang, tetapi yang saya sesalkan mengapa saya tidak mampu berdoa seperti yang diajarkan Yesus yaitu masuk ke dalam kamar, menutup pintu dan berdoa kepada Bapa yang ada di tempat tersembunyi? Mengapa saya tidak mampu melakukan hal yang sederhana ini, padahal inilah yang jelas-jelas diajarkan dan diperintahkan oleh Yesus sendiri? Pasti ada yang salah disini! Sayangnya, saya bukan saja gagal menemukan kesalahan itu tetapi sekaligus juga gagal mengubah dan memperbaiki kesalahan itu. Sampai sekarang saya masih sering berdoa tidak seperti yang diajarkan Tuhan Yesus sendiri!

Begitu juga dengan banyak orang lain. Saya yakin mereka melakukan hal yang sama. Bahkan orang lain lebih ‘gila’ lagi. Mereka bukan saja tidak mampu mengikuti perintah dan ajaran ini tetapi secara demonstratif justru melanggarnya. Bukan saja doanya diperdengarkan dengan suara keras, dengan menggunakan pengeras suara, tetapi juga dipertunjukkan di depan orang banyak. Semakin demonstratif mereka memimpin orang lain berdoa, semakin banggalah mereka. Mereka juga semakin yakin bahwa mereka telah melakukan hal yang

2 Dikutip dari Matius 6: 5-15. Versi lain doa ini dapat dilihat dalam Lukas 11. Alkitab, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 1987. 3 The One Year Bible, 1989, Illinois: Tyndale House Publishers, Inc. 4 Doa dan Yesus adalah dua hal penting yang pertautannya sangat erat. Bahkan dalam Perjanjian Baru Yesus digambarkan sebagai manusia berdoa. Lihat Jejak Rohani Sang Guru Suci, Dennis Lardner Carmody dan John Tully Carmody, 2000, Jakarta: Murai Kencana, p. 95 Matius 6:5

4

Page 5: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

benar, hal yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus. Padahal dalam hal berdoa jelas-jelas Tuhan Yesus mengajarkan dan memerintahkan sebaliknya!

Lalu bagaimana dengan Gereja dan para pejabat Gereja yang terhormat itu? Apakah mereka mampu menjalankan ajaran dan keteladanan yang diajarkan langsung oleh Yesus ini? Jelas tidak mudah menjawab dengan tepat, benar, dan akurat pertanyaan ini karena ada banyak alasan, ada banyak segi yang harus dipertimbangkan sebelum pertanyaan sederhana ini dapat dijawab dengan tepat, benar dan akurat. Tetapi alam pikiran sederhana saya, alam pikiran orang awam ini, cenderung mengatakan bahwa Gereja dan para pejabat Gereja juga ‘gagal’ atau tidak berhasil melaksanakan ajaran Yesus tentang berdoa. Menurut anggapan saya mereka tidak berhasil mendorong, tidak berhasil memberi contoh dan tidak berhasil menunjukkan keteladanan yang konsisten dalam melaksanakan ajaran Yesus tentang berdoa.

Gereja dan para pejabat Gerejanya (baca: para Romo/Pastur, para Uskup, para Pendeta, dan yang lain-lain) sampai saat ini terus menerus dengan gencar mendorong dan mempengaruhi banyak orang untuk berdoa dalam beragam versi dan rajin datang ke Gereja untuk berdoa. Pikiran awam saya benar-benar sulit mengerti bagaimana perintah yang begitu gamblang, begitu jelas, dan begitu terang dilanggar berpuluh, beratus, bahkan beribu kali setiap bulannya justru oleh Gereja dan para pejabatnya? Apakah perintah, ajaran dan keteladanan Yesus untuk tidak berdoa di depan orang banyak, apakah perintah agar masuk ke kamar jika hendak berdoa, terlalu sulit untuk dipahami atau terlalu rumit untuk dilaksanakan sehingga menimbulkan penafsiran dan konotasi yang beragam? Saya benar-benar sulit memahami hal ini, tetapi itulah realita yang, bahkan oleh anak kecil sekali pun, dapat dilihat dengan jelas dan gamblang dewasa ini.

Saya benar-benar tidak tahu dimana letak permasalahan dan kesalahannya. Apakah permasalahan dan kesalahannya ada pada saya yang melihat dan merasakan bagaimana pelanggaran terhadap ajaran Yesus tentang sikap dan perilaku ketika berdoa terus menerus dilakukan oleh Gereja dan pejabat Gereja, ataukah permasalahan dan kesalahan tersebut ada pada mereka yang melakukan kesalahan dan pelanggaran itu?

Berikutnya adalah tentang isi doa. Dalam hal ini saya, dan mungkin juga orang lain, jelas semakin ‘konyol’. Yesus mengajarkan agar dalam berdoa hendaknya seseorang tidak bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Orang seperti ini menyangka karena banyaknya kata-kata yang diucapkan maka doanya akan dikabulkan. Pendapat seperti ini jelas tidak benar karena Bapa yang ada di Surga mengetahui semuanya jauh sebelum seseorang meminta kepadaNya, kata Yesus.

Semua orang, termasuk saya tentu saja, tahu bahwa Bapa yang di Surga itu Maha Kuasa dan Maha Mengetahui. Adalah mustahil Bapa tidak mengetahui apa yang ingin diminta seseorang. Adalah mustahil Bapa yang di Surga tidak mengetahui apa yang diinginkan seseorang. Adalah mustahil Tuhan Yang Maha Kuasa tidak mengetahui apa yang diperlukan seseorang. Jadi jika Bapa yang di Surga, jika Tuhan, dan jika Allah memang seperti itu, tidak mengherankan kalau Yesus Kristus sebagai PutraNya, sebagai Penyelamat Dunia, sebagai Utusan Langsung dari Bapa Yang Maha Kuasa, mengajarkan agar semua orang tidak bertele-tele dalam berdoa karena semua permasalahan dan persoalan diketahuiNya jauh sebelum seorang mengucapkan dalam doa.

Sebagai konsekwensi logis ajaran ini Yesus mengajarkan doa yang tidak bertele-tele. Doa yang sebaiknya dan seharusnya digunakan jika seseorang ingin berdoa. Inilah yang kemudian dikenal sebagai doa Bapa Kami. Tetapi yang menjadi permasalahan sekarang, khususnya bagi saya pribadi, adalah mengapa masih saja saya (meskipun tidak sering, tetapi masih tetap melakukan) mengucapkan doa yang lain? Mengapa saya tidak secara konsisten dan berkesinambungan menggunakan doa Bapa Kami yang diajarkan sendiri oleh Yesus Kristus kalau saya ingin berdoa? Ya, mengapa saya masih saja menggunakan doa lain,

5

Page 6: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

padahal perintah dan ajaran Yesus sudah sangat jelas dan terang, bak pemandangan di siang hari bolong? Apabila engkau berdoa, katakanlah … (Doa Bapa Kami). Inilah doa yang diajarkan Yesus. Karenanya tidak mengherankan jika sikap ini (sikap saya pribadi dan sikap banyak orang) benar-benar mengusik saya sampai sekarang!

Apakah doa Bapa Kami tidak cukup hebat untuk mewadahi semua permasalahan yang dihadapi oleh manusia? Apakah doa Bapa Kami terlalu miskin dan tidak komprehensif sehingga Gereja, para pejabat Gereja, dan bahkan para umatnya berlomba-lomba menciptakan doa versi mereka sendiri? Apakah doa Bapa Kami begitu tidak berkualitas dan tidak lengkapnya sehingga ketika, umpamanya, ada satu keluarga ingin mendoakan salah satu anggota keluarga mereka yang baru saja meninggal, keluarga orang yang meninggal dan para pastur Gereja harus menciptakan doa baru agar didengar oleh Bapa yang di Surga? Benar-benar sulit diterima akal sehat gaya dan cara berpikir seperti ini!

Doa Bapa Kami adalah doa yang diajarkan langsung oleh Yesus Kristus. Doa Bapa Kami adalah doa yang diajarkan oleh Yesus, secara langsung dengan jelas dan tegas, kepada para pengikutnya yang ingin berdoa. Kalau tiba-tiba saja ribuan bahkan jutaan doa lain diciptakan dan digunakan oleh orang-orang yang mengaku menjadi pengikut Yesus maka predikat apa lagi yang pantas diberikan pada sikap dan perilaku semacam ini kecuali predikat ‘pembangkang dan pelanggar terhadap ajaran dan keteladanan Tuhan’?

Masalah ini akan dikupas lebih rinci dan mendalam dalam Bab II yang diberi judul Tentang Berdoa.

Kritik internal berikut adalah Tentang Ajaran Kasih Sayang yang ditempatkan di Bab III. Ajaran Kasih Sayang adalah ajaran paling mendasar dari Yesus. Ajaran yang sangat penting dan sangat mendasar ini benar-benar ajaran yang ‘maha sulit’ untuk dilaksanakan. Bahkan saya beranggapan benar-benar sangat tak banyak (jika mengatakan ‘tak seorang pun mampu’ dianggap terlalu ekstrim) orang mampu melaksanakan bahkan meskipun hanya sebagian kecil saja ajaran yang sangat istimewa dan luar biasa ini.

Ajaran yang dijadikan titik tolak pembahasan dalam bab ini adalah ajaran Yesus tentang hukum yang terutama. Ketika orang-orang Farisi bertanya untuk mencobai Yesus tentang hukum yang terutama dalam hukum Taurat, Yesus dengan cerdik menjawab bahwa mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan akal adalah hukum terutama yang pertama. Sedangkan hukum terutama yang kedua, yang sama kedudukannya dengan hukum terutama yang pertama, adalah mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri. Pada kedua hukum inilah sebenarnya tergantung seluruh hukum Taurat dan kita para nabi,6 begitu Yesus menyimpulkan penjelasannya.

Lebih jauh, seperti yang disampaikan dalam Yohanes 15:34-38, hukum tentang Kasih Sayang ini dinyatakan sebagai perintah baru oleh Yesus. Aku akan memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu, demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-muridku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.

Tak ada orang yang dapat menuntut dan menyatakan bahwa dirinya murid dan pengikut Yesus jika mereka tidak saling mengasihi. Pertanyaannya sekarang bagaimana konsep dan ajaran yang sangat luar biasa ini dipersepsikan, dimaknai, dan dijalankan dalam kehidupan sehari-hari oleh (saya dan) orang-orang modern jaman sekarang? Dalam Bab III persoalan tersebut dicoba untuk dikupas.

Berikutnya adalah gagasan tentang memberikan secara cuma-cuma apa yang didapat secara cuma-cuma yang akan dibahas dalam Bab IV. Ajaran dan keteladanan yang diberikan oleh Yesus melalui beberapa perumpamaan tentang kesediaan seseorang

6 Lihat Matius 22:34-40, Markus 12:28-34, dan Lukas 10:25-28.6

Page 7: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

memberikan secara cuma-cuma apa yang didapat secara cuma-cuma mungkin tidak kalah sulitnya dibandingkan dengan ajaran tentang Kasih Sayang.

Meskipun perintah kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma7 disampaikan oleh Yesus kepada 12 muridnya dalam rangka penugasan agar para murid memberitakan bahwa Kerajaan Surga sudah dekat dan melayani orang banyak dengan karunia dan kemampuan yang diberikan langsung oleh Yesus pada mereka seperti kemampuan untuk menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, mentahirkan orang kusta, dan mengusir setan-setan; tetapi perintah yang luar biasa ini tetap dapat diterapkan untuk banyak hal dan berlaku bagi semua orang. Tetapi yang menjadi persoalan bagi banyak orang (dan juga bagi saya pribadi) adalah mampukah kita melaksanakan ajaran yang luar biasa ini? Memberikan secara cuma-cuma apa yang didapat secara cuma-cuma tampaknya mudah diucapkan, tetapi teramat sulit dilaksanakan. Bahkan tidak jarang Gereja dan para pejabatnya berlomba-lomba menjadi pelopor pelanggaran terhadap ajaran ini. Pejabat Gereja Katedral di Denpasar, Bali, umpamanya, dengan bangga menempelkan pengumuman tidak melayani permintaan sumbangan di papan pengumuman Gereja. Adalah benar-benar sangat mengherankan dan tidak masuk akal, khususnya bagi saya, jika ada sebuah institusi atau badan (baca: Gereja dan para pejabatnya) yang sebagian besar keberadaannya ditopang oleh bantuan dan sumbangan para umatnya, ternyata menolak memberikan sumbangan dan bantuan pada pihak lain.

Sedangkan di Bab V porsi khusus akan diberikan pada masalah orang kaya dan orang miskin. Ajaran tentang masalah ini sebenarnya sudah sangat jelas. Arah yang diberikan oleh Yesus lewat ajaran dan keteladananNya begitu jelasnya, bahkan jauh lebih jelas dari hamparan sawah menghijau ketika matahari bersinar terang. Tetapi yang mengherankan mengapa arah yang sudah jelas ini tidak dipilih malahan arah yang dilaranglah yang ramai-ramai dipilih dan hendak diarungi oleh banyak orang (termasuk saya).

Ambil saja contoh ketika Yesus memberikan nasehat pada seseorang yang merasa telah menjalankan semua perintah Allah: Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di Surga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku.”8 Apa yang dilakukan orang itu? Apakah ia mengikuti perintah Tuhan? Ternyata tidak. Dengan sedih dan kecewa orang yang mempunyai banyak harta itu pergi meninggalkan Yesus. Tidak mengherankan jika setelah itu Yesus berkata pada murid-muridnya: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga. Lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarang dari pada seorang kaya masuk ke dalam Surga.”9

Saya tidak kaya, tetapi mampukah sekarang ini saya menjual semua harta milik saya yang tidak banyak ini dan kemudian datang mengikut Tuhan? Saya Tidak bisa, saya tidak mampu dan saya belum mau. Mengapa? Karena saya masih terikat dengan dunia. Akal budi manusia saya masih mencengkeram kuat-kuat nurani saya. Saya masih beranggapan kalau saya melakukan hal ini maka anak-anak saya akan terlantar. Hidup saya akan terlunta-lunta. Keadaan saya … keadaan keluarga saya … masa depan duniawi saya … dan masih banyak lagi kekhawatiran-kekhawatiran lain10 yang terasa mengikat erat-erat langkah saya untuk menapak jalan yang diajarkan dan diteladankan Yesus ini.

Kalau saya saja yang tidak berharta banyak ini tidak mampu melakukan ajaran ini, lalu bagaimana dengan orang yang benar-benar berharta banyak? Mampukah mereka? 7 Lihat Matius 10:8 8 Lihat Matius 19:16-26, Markus 10:17-27, dan Lukas 18:18-279 Ibid.10 Tentang rasa khawatir manusia, Yesus menjawab dengan tegas dan gamblang dalam Matius 6:25-34 dan Lukas 12:22-31. Tetapi manusia mana yang mampu melepaskan rasa khawatir mereka?

7

Page 8: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Bab VI adalah tentang bersikap rendah hati dan memaafkan. Sikap rendah hati dan memaafkan adalah sikap yang mudah diucapkan, mudah diajarkan, mudah dijadikan komoditi nasehat, tetapi sama sekali tidak mudah diteladani.

Berapa kali kita harus memaafkan dan mengampuni seseorang yang bersalah pada kita? Seratus kali? Seribu kali? Saya mendapat kesan bahwa Yesus menghendaki kita memaafkan dan mengampuni orang-orang yang bersalah pada kita, memaafkan dan mengampuni musuh-musuh kita, memaafkan dan mengampuni orang-orang yang kita benci, bukan hanya seratus kali, bukan hanya empat ratus sembilan puluh kali, bukan hanya seribu kali, bukan hanya sejuta kali, tetapi selalu dan selalu memaafkan dan mengampuni.

Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia,11 inilah perintah Yesus pada murid-muridnya dan juga pada kita. Sebuah perintah yang bukan main luhurnya, sangat luar biasa bijaknya, tetapi juga maha sulit pelaksanaannya.

Tuhan tidak peduli pada hak, Tuhan peduli pada hati. Itulah sebabnya jika orang-orang bertobat dengan seluruh hatinya, Tuhan akan mengampuni segala macam dosa.12

Konsep ini tertuang dengan indahnya dalam perumpamaan yang sangat terkenal tentang orang tua yang memaafkan anaknya (dianalogikan dengan Bapa di Surga yang memaafkan umatnya). Perumpamaan ini dapat dilihat dalam Lukas 15:11-32.

Bab VII adalah tentang konsep mengikut Tuhan. Meskipun dalam artian sempitnya konsep mengikut Tuhan diaplikasikan hanya untuk sekelompok orang yang berketetapan hati menjalani hidup selibat, tetapi dalam artian luasnya konsep ini ternyata mengikat semua orang yang berketetapan hati untuk tidak hanya memahami ajaran Tuhan tetapi juga melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pertanyaan mendasar yang akan ditanyakan dalam bab ini adalah apakah mengikut Tuhan itu sulit. Yang mengatakan mudah jelas memandang enteng ajaran Tuhan, sedangkan yang menganggap sulit mungkin karena tidak sepenuhnya memahami ajaran Tuhan dan tidak bersungguh-sungguh mau melaksanakannya. Saya pribadi tidak akan pernah memandang enteng ajaran Tuhan. Bagaimana saya bisa memandang enteng ajaran, yang, meskipun hanya sebagian saja, ternyata selalu gagal saya jalankan dengan konsisten dan berkelanjutan?

Bab VIII adalah tentang keselamatan abadi. Keselamatan abadi atau masuk ke Surga dan duduk di sisi kanan Bapa adalah cita-cita bagi kebanyakan orang. Tetapi bagaimana cita-cita ini dicapai jelas merupakan hal yang sama sekali berbeda. Kisah dalam Penghakiman Terakhir13 dapat dijadikan dasar dan titik tolak pembicaraan bab ini.

Bab IX, yang merupakan bab terakhir dalam refleksi dan kontemplasi internal ini, akan memperbincangkan masalah yang berhubungan dengan maut dan kematian. Sebagai pembuka dan titik tolak perbincangan akan dikutipkan salah satu soneta terkenal buah karya John Donne, seorang penyair metafisik abad ke 17. Judul karya yang sangat termashur ini, yang dianggap mampu dijadikan titik tolak perbincangan untuk bab ini, adalah Death.14

Death, be not proud, though some have called theeMighty and dreadful, for thou art not so;For those whom thou think’st thou dost overthrowDie not, poor Death; nor yet canst thou kill me.From rest and sleep, which but thy picture be;

11 Lihat Lukas 17:1-612 Lihat Jejak Rohani Sang Guru Suci, Dennis Lardner Carmody dan John Tully Carmody, 2000, Jakarta: Murai Kencana, p.153 13 Lihat Matius 25:31-4614 Literary Types and Themes, Maurice B. McNamee et.al. 1971, New York: Holt, Rinehart and Winston, Inc. p. 675.

8

Page 9: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Much pleasure; then from thee much more must flow;And soonest our best men with thee do go –Rest of their bones and souls’ delivery!Thou’rt slave to fate, chance, kings, and desperate men,And dost with poison, war, and sickness dwell;

And poppy or charms can make us sleep as wellAnd better than thy stroke. Why swell’st thou then?

One short sleep past, we wake eternally,And Death shall be no more: Death, thou shall die!

Akhirnya, menyadari bahwa ajaran Yesus dalam Kitab Suci bak samudra luas tanpa

batas, sementara kemampuan penulis sangat terbatas, maka dengan segala kerendahan hati penulis meminta maaf jika dalam mengekspresikan pikiran dan gagasan dalam buku ini menyinggung pihak tertentu. Sementara semua kekurangan dan kelemahan dalam penyampaian gagasan maupun dalam gagasan itu sendiri, sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.

Semoga Tuhan Yang Maha Kasih selalu memberkati kita. Amin! Bab I Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Tri Budhi Sastrio

Ketika bibir dan lidah mengucapkanDengan fasih bahwa Tuhan adalah satu-satunya Yang Maha Kuasa

Pikiran, tangan, dan kaki manusia justru berbuatDan melangkah ke arah yang lain!

Surat Yang Tak Jadi Dikirim

Bab I ini akan dibuka dengan sebuah cerita tentang sebuah surat yang tak jadi dikirim. Ceritanya begini. Hari Minggu tanggal 18 Maret 2001 saya menghadiri Misa Ekaristi di Gereja Katedral di Renon, Denpasar – Bali. Yang memimpin misa ketika itu adalah Romo Dani. (Nama lengkap Romo ini sampai sekarang belum saya ketahui karena saya memang tidak berniat mengetahui nama lengkap beliau. ‘Dani’ adalah nama panggilan beliau, dan mungkin saja penulisannya tidak seperti ini.)

Khotbahnya menarik dan sekaligus mengusik. Topik khotbah adalah tentang ‘takdir’ dan ‘nasib’. Agar dapat memberikan gambaran yang lebih menyeluruh tentang khotbah itu dan tanggapan spontan saya, akan dikutipkan secara lengkap surat yang saya tulis setelah menghadiri misa kudus itu.

Denpasar, 18 Maret 2001

YTH Romo Dani

Salam Damai dalam Kristus

Romo adalah salah seorang Romo yang khotbah-khotbahnya cerdas dan menggigit. Tanpa ingin mengecilkan peran Romo-Romo yang lain, saya (dan tentu saja seluruh umat yang lain) merasa bangga

9

Page 10: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

dan gembira karena mempunyai Romo seperti Romo Dani. (Mohon maaf jika penulisan nama Romo tidak tepat, karena terus terang saja saya belum mengetahui bagaimana ejaan yang sebenarnya!)

Begitu juga dengan khotbah yang Romo sampaikan pada Misa Kudus hari Minggu tanggal 18 Maret 2001, sore hari. Saya beranggapan khotbah yang Romo sampaikan sangat menarik, meskipun beberapa bagian darinya menimbulkan tanda tanya dan bahkan ketidak setujuan saya.

Romo mengatakan bahwa tidak ada takdir, tidak ada nasib dalam ajaran Katolik. Contoh yang Romo berikan untuk mendukung pendapat ini adalah kecelakaan lalu lintas! Jika orang meninggal dunia karena kecelakaan, apalagi kalau kecelakaan itu disebabkan oleh kecerobohan atau kelalaian pengemudi atau pengguna lalu lintas lainnya, maka jelas itu adalah bukan nasib, apalagi takdir. Kematian itu diakibatkan oleh kecerobohan, ketidak tertiban, dan beragam alasan lainnya yang dilakukan oleh para pengguna lalu lintas, dan sama sekali bukan karena nasib apalagi takdir!

Saya ingin menyanggah pendapat ini dengan (mohon maaf, Romo) sangat keras. Saya justru beranggapan bahwa ajaran Katolik amat sarat dengan nasib, amat sarat dengan takdir. Tetapi karena kita tidak tahu apa yang ditentukan sebagai nasib kita, kita tidak tahu apa yang ditentukan sebagai takdir kita, maka semua orang Katolik (termasuk saya dan Romo tentunya) harus dan wajib berusaha sekuat tenaga, paling tidak dengan rasionalitas, dengan daya nalar, dengan kemampuan kita sebagai manusia, dan dengan keyakinan kita akan ajaran Bapa melalui Yesus dan murid-muridnya, untuk berbuat sebaik mungkin bagi diri sendiri, bagi keluarga, dan yang lebih penting lagi bagi sesama.

Ketidak tahuan kita terhadap nasib dan takdir yang telah ditentukan oleh Bapa di Surga, tidak berarti bahwa nasib dan takdir itu tidak ada. Saya sangat percaya bahwa nasib dan takdir itu ada. Beberapa potongan ayat dalam Kitab Suci semakin memperkuat keyakinan saya bahwa nasib dan takdir itu memang ada, dan bukan seperti yang Romo katakan bahwa nasib dan takdir itu tidak ada.

Siapakah di antara kamu yang karena kekhawatirannya

dapat menambahkan sehasta pada jalan hidupnya. (Lukas 12:25; Matius 6:28)

Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu. (Lukas 1:38)

Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekor pun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu (Matius 10: 29).

Dari tiga petikan ayat di atas memang tidak satu pun yang menyebutkan kata nasib dan takdir. Atau dengan kata lain, tidak satu pun dari tiga petikan ayat ini yang secara tersurat menyebutkan bahwa

10

Page 11: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

ada takdir dan nasib. Tetapi siapa yang akan menyangkal makna tersirat dalam ayat-ayat ini yang (seakan-akan ingin) menyatakan bahwa tidak satu pun mahluk di dunia ini, termasuk kita manusia, yang mampu menentukan jalan hidupnya sendiri, yang mampu menentukan nasib dan takdirnya sendiri. Tidak ada satu hal pun dapat terjadi di dunia tanpa kehendak Bapa, inilah keyakinan saya.

Karena berusaha keras, karena rajin bekerja, karena rajin belajar, dan banyak karena-karena lainnya, kemudian seseorang memperoleh buah yang baik dan berhasil hidup dengan layak memang harus dianjurkan, didorong, dan diteladankan. Tetapi jika karena ini lalu dengan arogan dikatakan bahwa dia mampu mengubah nasib dan takdirnya, saya pikir ini terlalu berlebihan. Apa yang diperoleh oleh seseorang karena berusaha keras, karena rajin bekerja, karena rajin belajar, dan banyak karena-karena lainnya semata-mata dapat terjadi karena perkenan Bapa yang di Surga.

Menurut saya sedetik yang lalu adalah takdir atau kehendak Bapa yang telah kita ketahui, satu detik yang kita jalani sekarang adalah takdir atau kehendak Bapa yang sedang kita ketahui, dan satu detik yang akan datang adalah juga takdir atau kehendak Bapak yang akan segera kita ketahui.

Masih menurut saya adalah terlalu arogan dan bertentangan dengan ajaran Katolik jika dikatakan bahwa tidak ada nasib, tidak ada takdir. Bagaimana, Romo?

Demikian surat singkat ini. Saya akan sangat gembira jika mendapat kesempatan memperoleh tanggapan dari Romo!

Semoga Tuhan selalu memberkati kita semua!

Hormat saya,

Tri Budhi SastrioStaf Pengajar Fak. Sastra Univ. Dr. Soetomo

Surat ini memang tidak jadi dikirim dan mungkin tidak akan pernah dikirim, sehingga tanggapan dari Romo Dani tidak akan pernah diterima. Tetapi mungkin saja jika naskah buku ini jadi diterbitkan, dan Romo Dani kebetulan membaca bagian ini, lalu beliau berkenan membalas dan memberi komentar ‘surat yang tak jadi dikirim’ ini, saya yakin tambahan pendapat dari Romo Dani akan memperkaya isi buku ini. Hanya saja, senyampang hal itu belum menjadi kenyataan, saya beranggapan perbincangan tentang konsep Tuhan Yang Maha kuasa tetap dapat dan perlu dilanjutkan.

Apa yang menarik dari surat yang tak jadi dikirimkan ini? Paling tidak ada tiga hal penting yang dapat diperbincangkan. Pertama, penulis surat yakin bahwa ‘nasib’ dan ‘takdir’ itu ada. Kedua, penulis surat yakin bahwa ‘nasib’ dan ‘takdir’ itu ditentukan semata-mata oleh Bapa yang di Surga, oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Ketiga, penulis surat yakin bahwa tiga petikan ayat dari Kitab Injil yang dikutip oleh penulis surat dalam surat yang tak jadi dikirimkan tersebut merupakan dasar keyakinan penulis bahwa ‘nasib’ dan ‘takdir’ memang ada.

11

Page 12: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Etimologi ‘Nasib’ dan ‘Takdir’

Nasib dan takdir memang hanya dua kataYang entah mengapa maknanya sering dipertukarkan!

Tetapi yang lebih celaka lagi adalah ketikaManusia berpikir bahwa merekalah penentu nasib dan takdir!

Ada sebagian orang beranggapan bahwa ‘nasib’ dan ‘takdir’ berbeda. Nasib dapat diubah dengan usaha manusia atau pemilik nasib itu sendiri, sedangkan takdir tidak dapat diubah karena merupakan kehendak Allah. Saya justru beranggapan sebaliknya. Menurut saya ‘nasib’ dan ‘takdir’ adalah sama-sama kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga manusia hanya dapat menerima dan menjalani ‘nasib’ dan ‘takdir’ masing-masing.

Pendapat saya ini tampaknya mendapat dukungan dari Pusat Bahasa sebagai penyusun Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI). Pada lema ‘nasib’ KUBI memberi penjelasan seperti berikut untuk kata ini: sesuatu yang sudah ditentukan oleh Tuhan atas diri seseorang; takdir. Sedangkan pada lema ‘takdir’ penjelasan dalam KUBI terbaca seperti berikut: ketetapan Tuhan; ketentuan Tuhan; nasib.15

Konsekwensi logis dari penjelasan semacam ini adalah bahwa ‘nasib’ dan ‘takdir’ adalah dua hal yang sama dan sama-sama ditetapkan, ditentukan, atau diputuskan oleh Tuhan. Bukan oleh manusia!

Lalu bagaimana etimologi dua kata ini dalam bahasa Inggris? Apakah keduanya tetap sama atau justru dibedakan? ‘Nasib’ ternyata dipadankan dengan kata fate dan destiny, sedangkan ‘takdir’ dipadankan dengan kata divine, decree, dan fate.16 Satu-satunya persamaan yang ditunjukkan oleh kamus Indonesia-Inggris ini adalah ketika ‘nasib’ dan ‘takdir’ sama-sama diberi padanan fate. Atau dengan kata lain dua kata ini, ‘nasib’ dan ‘takdir’, mempunyai makna denotasi yang sama, yaitu fate.

Kata fate dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Yunani dan Romawi, yaitu Fates.17 Fates adalah tiga dewi yang mengatur dan menentukan nasib dan takdir manusia. Orang-orang Yunani mengenal ketiga dewi ini dengan nama Atropos, Clotho, dan Lachesis. Sedangkan orang-orang Romawi mengenal ketiga dewi ini dengan nama Fatae, Morae, dan Parcae.18

Ketiga dewi ini adalah putri Erebus dan Nyx yang menentukan nasib dan takdir manusia. Atropos (Fatae) bersenjatakan gunting besar dan bertugas menggunting benang-benang perajut kehidupan manusia. Clotho (Morae) selalu membawa alat tenun dan bertugas menenun benang-benang kehidupan. Sedangkan Lachesis (Parcae) selalu membawa penggulung dan bertugas menentukan panjang atau pendeknya benang kehidupan. Dalam perjalanan berikutnya, khususnya dari sudut pandang ranah kesusasteraan, ketiga dewi penentu nasib dan takdir manusia ini selalu muncul dalam karya-karya besar para sastrawan besar seperti William Shakespeare, John Donne, Percy Bssyhe Shyelley, Christopher Marlowe, Alfred Tennyson, dan masih banyak lagi.

Berdasarkan latar belakang dan asal usul kata tersebut maka tidak mengherankan jika salah satu makna fate dalam bahasa Inggris adalah the supposed force, principle or power that predetermines events.

Sementara itu padanan lain kata-kata ‘nasib’ dan ‘takdir’ dalam bahasa Inggris, yaitu destiny, divine dan decree menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan. Agar

15 Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995, Jakarta: Balai Pustaka16 Kamus Indonesia Inggris, 1997, John M. Echols dan Hassan Shadily, Jakarta: PT Gramedia17 The American Heritage Dictionary, 1982, Boston: Houghton Mifflin Company18 Lihat Distionary of Classical Mythology, 1985, J.E. Zimmerman, London: Bantam Books

12

Page 13: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

didapatkan pemahaman yang lebih lengkap, khususnya untuk kata destiny, maka tidak ada pilihan lain kecuali melanjutkan penjelajahan makna dan definisi kata ini. Salah satu definisi destiny adalah the predetermined or inevitable course of events considered as something beyond the power or control of man.

Penjelasan yang berdenotasi dan berkonotasi predetermined (telah ditentukan sebelumnya) pada fate dan destiny menunjukkan bahwa segala sesuatu yang terjadi karena dua kata ini ternyata telah ditentukan sebelumnya. Lalu siapa penentunya? Jelas bukan manusia karena juga dikatakan as something beyond the power or control of man, sebagai sesuatu yang di luar kekuasaan atau kendali manusia.

Sebagai konsekwensi logis penjelasan semacam ini, baik penjelasan yang diberikan dalam bahasa Indonesia maupun penjelasan yang diberikan dalam bahasa Inggris, yang penting diperhatikan sehubungan dengan topik bab ini, adalah kekuatan atau kekuasaan yang menentukan nasib dan takdir. Dikatakan bahwa kekuatan tersebut berada di luar atau di atas kekuatan manusia dan tidak dapat dikendalikan oleh manusia. Pertanyaan lanjutannya adalah siapa yang mengendalikan kekuatan penentu nasib dan takdir tersebut jika bukan manusia itu sendiri? Tuhan adalah jawaban yang akan diberikan oleh siapa saja yang kebetulan mendapat pertanyaan. Ya, Tuhan Yang Maha Kuasalah yang menentukan nasib dan takdir manusia.

Pertanyaan lanjutannya adalah bagaimana ‘nasib’ dan ‘takdir’ ditegaskan atau dinyatakan dalam Kitab Suci?

Referensi ‘Nasib’ dan ‘Takdir’ dalam Kitab Suci

Semuanya tidak hanya tersirat tetapi juga tersuratBahwa nasib dan takdir adalah hak istimewa

Tuhan Yang Maha Kuasa!Karenanya berbahagialah mereka

Yang menerima nasib dan takdirnya Dalam bingkai iman dan takwa pada Yang Kuasa!

Referensi paling gamblang tentang nasib dan takdir seluruh mahluk hidup di dunia ini, seperti yang dinyatakan dalam ‘surat untuk seorang Romo yang tak pernah dikirim’, dapat dilihat dalam kisah yang menceritakan dorongan pemberi semangat yang diberikan oleh Yesus pada murid-muridnya. Dikisahkan suatu ketika Yesus mengutus murid-muridNya untuk menyampaikan ajaran dan keteladananNya.19 Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati, perintah Yesus pada murid-muridnya. Kemudian, sebagai kelanjutan perintah ini, Yesus menegaskan Jadi janganlah kamu takut terhadap mereka, karena tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. Apa yang kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah itu dalam terang; dan apa yang dibisikkan ke telingamu, teriakanlah itu dari atap-atap rumah. Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.

Para murid diperintahkan agar tidak takut pada manusia yang hanya mampu membunuh tubuh tetapi tidak mampu membunuh jiwa. Para murid hendaknya takut kepada Dia, kepada Tuhan, kepada Bapa di Surga, karena mempunyai kuasa membinasakan tidak hanya tubuh tetapi juga jiwa. Inilah penjelasan dan sekaligus pengakuan yang cukup

19 Lihat Matius 10:16-3313

Page 14: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

gamblang dari Yesus terhadap kekuasaan BapaNya yang di Surga. Bapa mempunyai kuasa membinasakan jiwa maupun tubuh manusia dan sekaligus juga mempunyai kuasa untuk memelihara tubuh dan jiwa manusia.

Kemudian sebagai penjelasan lanjutan untuk menegaskan perintah yang telah diberikan pada para murid agar jangan takut pada manusia tetapi hendaknya takut pada Tuhan, Yesus menyampaikan sebuah analogi yang sangat menarik dan luar biasa. Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? kata Yesus, Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya. Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.

Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu, benar-benar sebuah pernyataan yang amat sangat penting jika dikaitkan dengan masalah ‘nasib’ dan ‘takdir’ manusia. Burung pipit yang harganya sangat murah, yang dari sudut pandang manusia tentu saja sangat jauh lebih kurang berharga dibandingkan dengan manusia itu sendiri, ternyata tidak akan jatuh ke tanah, tidak akan celaka, bahkan mungkin juga tidak akan mati jika Bapa yang di Surga, jika Tuhan Yang Maha Kuasa tidak menghendakinya. Dapat dibayangkan lalu bagaimana dengan manusia, sosok ciptaan yang konon hadir di muka bumi ini sesuai dengan citra Tuhan sendiri? Bukankah manusia yang lebih berharga itu akan mendapat perlindungan yang lebih istimewa dibandingkan dengan burung pipit yang kurang berharga? Jika pipit tidak akan celaka tanpa perkenan Bapa, manusia tentu saja lebih-lebih lagi. Inilah salah satu konsekwensi logis pernyataan Yesus.

Tetapi faktor yang lebih penting lagi dari pernyataan ini adalah implikasi siratannya yaitu bahwa ternyata Tuhanlah penentu segala-galanya. Tuhanlah penentu ‘nasib’ dan ‘takdir’ semua mahluk hidup, bahkan juga semua benda yang tidak hidup. Tanpa perkenan Tuhan maka tidak ada hal yang dapat terjadi sekaligus tidak ada hal yang bakal tidak terjadi. Atau dengan kata lain, semua yang terjadi dan yang tidak terjadi adalah atas perkenan dan kehendak Tuhan. Sebutan apa lagi yang pantas diberikan pada pemegang kuasa sebesar dan sehebat ini kecuali sebutan Yang Maha Kuasa?

Referensi-referensi lainnya yang berhubungan dengan pernyataan kemahakuasaan Tuhan, baik yang disampaikan langsung oleh Yesus seperti dalam Kisah Burung Pipit di atas maupun yang disampaikan oleh para murid Yesus, ternyata tersebar pada banyak bagian Kitab Perjanjian Baru. Kemahakuasaan yang dimaksud ini adalah kemahakuasaan atas seluruh jagat raya termasuk isinya baik yang berupa benda mati, benda hidup, setan dan iblis, malaikat dan bidadari.

Referensi Kemahakuasaan Tuhan dalam Kitab Suci

Tuhan itu Esa dan MahakuasaKarenanya wahai manusia,

Apapun kedudukan, jabatan dan peranmuJanganlah pernah bermimpi bahwa engkau

Akan pernah mampu menyamaiNya!

Pengakuan bahwa Tuhan adalah Maha Esa dan sekaligus Maha Kuasa adalah pengakuan umum yang akan diberikan oleh seluruh umat beragama. Meskipun pengakuan ini seringkali hanya jelas dan meyakinkan ketika diucapkan tetapi kurang tampak dalam sikap, perilaku dan keteladanan banyak orang, tetap saja pengakuan yang diberikan oleh semua orang bahwa Tuhan itu Maha Esa dan Maha Kuasa merupakan sesuatu yang sangat penting

14

Page 15: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

sebagai titik tolak semua perbincangan yang berhubungan dengan sikap, perilaku dan keteladanan manusia.

Berikut ini adalah identifikasi pengakuan yang diberikan terhadap Keesaan dan Kemahakuasaan Tuhan dalam Kitab Suci. Identifikasi nomer (1) sampai dengan (6) berasal dari Injil Matius, (7) dan (8) berasal dari Injil Markus, (9) sampai dengan (17) berasal dari Injil Lukas, sedangkan (18) berasal dari Injil Yohanes.

(1) Yohanes, ketika melihat banyak orang Farisi dan Saduki datang dan minta dibaptis, dikisahkan memberi banyak nasehat sekaligus teguran pada mereka. Salah satu pernyataan penting yang dikemukakan ketika itu adalah bahwa Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu.20 Bagaimana mungkin Allah dapat menjadikan manusia dari batu jika Dia tidak mempunyai kekuasaan yang luar biasa, kekuasaan yang maha kuasa? Yang tersirat dalam pernyataan salah satu murid Yesus yang sangat istimewa ini, dia adalah Yohanes Pemandi, adalah bahwa Allah dapat melakukan apa saja. Hanya Yang Maha Kuasalah yang dapat bertindak seperti itu.

(2) Ada tertulis engkau harus menyembah Tuhan Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti, adalah ucapan Yesus yang disampaikan pada Iblis yang sengaja datang untuk mencoba Dia.21 Pernyataan ini merupakan salah satu bukti betapa berkuasanya Tuhan sehingga iblis pun harus menyembah dan berbakti pada Tuhan. Atau dengan kata lain iblis pun harus tunduk pada kekuasaan Tuhan.

(3) Maka orang banyak yang melihat hal itu takut lalu memuliakan Allah yang telah memberikan kuasa sedemikian itu kepada manusia.22 Yang dimaksud dan termasuk dalam kelompok orang banyak disini adalah para ahli Taurat. Suatu ketika para ahli Taurat, meskipun cuma di dalam hati, mengatakan bahwa Yesus telah menghujat Allah waktu Yesus menyatakan bahwa Dia telah mengampuni dosa orang lumpuh. Yesus yang mengetahui hal ini berkata: Mengapakah kamu memikirkan hal-hal yang jahat dalam hatimu? Manakah yang lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah dan berjalanlah? Kemudian berikutnya Yesus menyatakan bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa. Orang lumpuh itu sembuh, bangun dan kemudian pulang.

Pengakuan para ahli Taurat terhadap kuasa yang diberikan Allah kepada manusia (Yesus) membuktikan betapa berkuasanya Tuhan. Jika orang yang mendapatkan kuasa (Yesus) mampu menyembuhkan orang lumpuh dapat dibayangkan betapa berkuasanya Si Pemberi Kuasa yang adalah Tuhan sendiri.

(4) Aku bersyukur kepadaMu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. 23 Pernyataan ini sebenarnya disampaikan oleh Yesus sebagai pembuka ajakan bagi banyak orang yang letih lesu dan berbeban berat agar mau datang padaNya yang akan memberikan kelegaan dan ketenangan hati. Tetapi yang sangat penting disini, sehubungan dengan topik pembicaraan Kemahakuasaan Tuhan adalah pernyataan Yesus yang menyatakan bahwa Bapa adalah Tuhan langit dan bumi. Sebuah pernyataan yang menunjukkan betapa berkuasanya Tuhan. Bagaimana dapat dikatakan menguasai dan menentukan langit dan bumi jika tidak Tuhan tidak berkuasa dan maha kuasa?

(5) Akan tetapi Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit. Kata-kata ini adalah sebagian jawaban Yesus kepada Imam Besar dari Mahkamah Agama

20 Matius 3:9, Lukas 3:8. 21 Matius 4:1022 Matius 9:823 Matius 11:25

15

Page 16: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

yang mencoba mengadili Yesus setelah Dia ditangkap.24 Waktu itu Imam Besar bertanya pada Yesus: ‘Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?’ Ketika Yesus tetap diam, Imam besar melanjutkan: ‘Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah atau tidak?’ Yesus tidak menjawab langsung pertanyaan ini tetapi Dia berkata: “Engkau telah mengatakannya!” yang kemudian dilanjutkan dengan pernyataan seperti yang telah dikutip dengan huruf miring di atas.

Inilah pernyataan Yesus yang paling terang dan paling gamblang tentang kemahakuasaan Bapa yang di Surga. Bapa yang di Surga adalah Bapa Yang Mahakuasa, Tuhan Yang Mahakuasa.

(6) Kepadaku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi.25 Pernyataan pembukaan ini disampaikan oleh Yesus pada kesebelas muridNya ketika para murid datang dan menyembah Dia di bukit di Galilea yang telah ditunjukkan sebelumnya. Yesus melihat sebagian muridnya merasa ragu-ragu melaksanakan tugas menyebarkan ajaran keselamatan dan berita bahagia kedatangan Sang Juru Selamat yang setelah mati, dikuburkan, ternyata bangkit kembali. Itulah sebabnya Dia meyakinkan para muridNya bahwa kekuasaan yang diberikan oleh Yesus kepada mereka adalah kekuasaan di surga dan di bumi yang diberikan sendiri oleh BapaNya. Dengan bekal kuasa ini murid-muridnya diperintahkan untuk pergi dan menjadikan semua bangsa murid-murid Tuhan. Juga diperintahkan agar semua orang dipermandikan dalam nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus. Setelah itu mereka hendaknya bersikap dan berperilaku seperti yang telah diperintahkan dan diajarkan sendiri oleh Tuhan. Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman, adalah penegasan dan sekaligus janji penutup yang disampaikan oleh Yesus pada murid-muridnya.

Dari perintah dan penegasan yang luar biasa ini, yang penting untuk digarisbawahi dan diperhatikan sehubungan dengan konsep kemahakuasaan Tuhan adalah kuasa yang diberikan oleh Tuhan pada Yesus. Kekuasaan itu adalah kekuasaan di surga dan di bumi. Hanya Yang Maha Kuasa saja yang mampu memberikan kekuasaan di surga dan di bumi. Jika Tuhan tidak Maha Kuasa bagaimana mungkin dia memberikan kekuasaan yang begitu luar biasa kepada PuteraNya?

(7) Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.26 Inilah pernyataan yang juga sangat jelas dan gamblang dari Yesus bahwa BapaNya adalah Esa, bahwa BapaNya adalah satu-satunya dan tidak ada yang lain. Sepenggal pernyataan ini disampaikan oleh Tuhan pada orang-orang Israel ketika Dia ditanya tentang Hukum yang terutama. Seperti yang juga dapat dilihat dalam Matius 22:34-40 dan Lukas 10:25-28, dua hukum terutama yang dimaksud adalah mencintai Tuhan dan mencintai sesama. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari dua hukum ini, kata Yesus.

(8) Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagiMu, ambillah cawan ini dari padaKu, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki.27

Inilah penggalan doa yang diucapkan langsung oleh Yesus kepada BapaNya yang di Surga. Ada dua hal penting yang dapat ditarik sehubungan dengan pernyataan kemahakuasaan Tuhan dalam ayat ini. Yesus menyampaikan doa ini kepada BapaNya di taman Getsemani.

Hal penting pertama adalah pernyataan bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Atau dengan kata lain Tuhan dapat melakukan apa saja. Tuhan dapat memutuskan apa saja, kapan saja, dan dimana saja. Jika Tuhan tidak Maha Kuasa adalah mustahil Dia dapat melakukan hal itu.

24 Matius 26:6425 Matius 28:1826 Markus 12:2927 Markus 14:36

16

Page 17: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Hal penting kedua adalah pernyataan Yesus bahwa hendaknya yang terjadi adalah bukan apa yang Dia kehendaki, melainkan apa yang dikehendaki oleh Bapa. Jika Yesus yang begitu berkuasa, karena kekuasaan di Surga dan di Bumi telah diserahkan kepadaNya, tetap saja menyerahkan apa yang akan terjadi pada kehendak Sang Bapa, maka dapat dibayangkan betapa luar biasanya kekuasaan yang dimiliki oleh Sang Bapa.

(9) Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.28 Pengantar kisah yang ditulis oleh Lukas ini menunjukkan betapa berkuasanya Tuhan. Tuhan mempunyai kuasa memberi perintah pada malaikat Gabriel. Bagaimana Dia mampu melakukan ini jika kekuasaannya tidak berada di atas kekuasaan para malaikat?

(10) ‘Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.’29 Inilah penggalan pernyataan yang disampaikan oleh malaikat Gabriel kepada Maria yang merasa sangat terkejut ketika mendapat berita bahwa dia akan mengandung seorang anak. Ketika itu Maria belum menikah dan hanya bertunangan saja. Penggalan pernyataan ini dengan sangat gamblang menyebutkan status Tuhan sebagai Mahatinggi.

(11) Lanjutan penggalan pernyataan (10) adalah Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.30 Segala sesuatu itu mungkin bagi Tuhan. (Bandingkan dengan penjelasan (8) yang juga menyatakan tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.) Hanya jika mempunyai kekuasaan yang sangat luar biasa, kekuasaan yang maha kuasa saja maka Allah dapat melakukan segala sesuatu. Tanpa kekuasaan yang maha kuasa, maka pastilah ada hal-hal yang tidak mungkin dilakukan oleh Tuhan. Karena jelas-jelas ayat-ayat ini menyatakan bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, maka jelas pula bahwa kekuasaan Tuhan itu tidak terbatas, bahwa kekuasaan Tuhan itu maha kuasa.

Dalam kisah ini, hal mustahil yang tidak mungkin dilakukan tanpa kekuasaan maha kuasa yang dimiliki oleh Tuhan yang kemudian diberitakan pada Maria disamping berita tentang hamilnya dirinya sendiri, adalah hamilnya Elizabet yang sudah tua dan mandul.

Lalu apa jawaban yang diberikan oleh Maria ketika itu? Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu. Inilah salah satu pernyataan paling terkenal dan paling luar biasa dari Maria Bunda Allah, Santa Perawan Suci yang diangkat ke Surga, wanita yang kelembutan dan kesuciannya tidak tertandingi oleh wanita lain. Salam Maria penuh rahmat Tuhan sertamu, terpujilah engkau di antara wanita dan terpujilah buah tubuhmu Yesus. Santa Maria Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini sekarang dan waktu kami mati. Amin.

(12) Referensi langsung lainnya tentang kemahakuasaan Tuhan dapat dilihat dalam nyanyian pujian untuk Maria. Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hambaNya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan namaNya adalah kudus.31 Tuhan adalah Tuhan Yang Mahakuasa. Sebuah pernyataan yang sangat gamblang, jelas, dan tidak perlu ditafsirkan macam-macam.

(13) Sementara itu dalam nyanyian pujian Zakharia tertulis ayat seperti berikut ini: Dan engkau, hai anakku, akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi; karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan baginya.32 Nyanyian pujian ini 28 Lukas I:2629 Lukas 1:3530 Lukas 1:3731 Lukas 1:46-5632 Lukas 1: 76

17

Page 18: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

disampaikan oleh Zakharia yang sangat gembira karena Tuhan berkenan memberinya putra yang kemudian dikenal dengan nama Yohanes Pemandi.

Pernyataan bahwa Allah yang dimaksud adalah Allah Yang Mahatinggi sekali lagi memberikan pada kita referensi yang tidak terbantahkan bahwa Tuhan itu Mahatinggi. Konsekwensi logis pertanyaan ini adalah bahwa Tuhan itu juga Mahakuasa.

(14) Pernyataan serupa bahwa Tuhan berada di tempat yang mahatinggi juga dapat dilihat dalam ayat ‘Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepadaNya.’33

Siapa yang mampu berada di tempat maha tinggi jika Dia sendiri tidak mempunyai kekuasaan dan kemampuan yang juga maha tinggi?

(15) Dalam ayat lain yang berhubungan dengan ajaran untuk mengasihi musuh, Yesus mengatakan mempertegas tentang kedudukan Allah Yang Mahatinggi. Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.”34

Ajaran ini jelas merupakan ajaran yang mudah diucapkan, diajarkan dan bahkan dikhotbahkan. Tetapi untuk dilaksanakan? Tidak diragukan ajaran ini adalah salah satu ajaran Tuhan yang paling sulit dilaksanakan oleh manusia. Mungkin banyak orang berani mengatakan bahwa mereka telah bersikap murah hati. Tetapi bersikap murah hati kepada siapa? Dan seberapa dalam? Jika hanya bersikap murah hati kepada anak-anak kita sendiri, kepada saudara-saudara kita sendiri, kepada keluarga kita sendiri, kepada sahabat-sahabat kita sendiri, kepada orang-orang yang baik pada kita, maka menurut Tuhan tindakan kita tersebut sama sekali tidak cukup. Ulangi: Benar-benar sama sekali tidak cukup. Mengapa? Karena yang dikehendaki oleh Yesus adalah agar kita mau meniru tindakan dan sikap Tuhan Yang Mahapengasih yang tetap baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang yang jahat. Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.

(16) Pernyataan bahwa Allah itu Mahatinggi terulang sekali lagi dalam ayat berikut: Ketika ia melihat Yesus, ia berteriak lalu tersungkur di hadapanNya dan berkata dengan suara keras: ‘Apa urusanMu dengan aku, hai Yesus Anak Allah Yang Mahatinggi? Aku memohon kepadamu, supaya engkau jangan menyiksa aku.’35

Yang dimaksud dengan ‘ia’ disini adalah roh jahat yang sudah lama merasuki seeorang bernama Legion dari Gerasa, sebuah kawasan yang terletak di seberang Galilea. Kisah ini membuktikan bahkan roh-roh jahat pun mengetahui dan mengakui bahwa Yesus adalah Anak Allah, dan bahwa Allah itu adalah Allah Yang Mahatinggi.

(17) Sebagai ucapan syukur dan bahagia Yesus pernah berkata Aku bersyukur kepadaMu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepadamu.36 Ayat ini adalah ayat awal yang disampaikan oleh Yesus sehubungan dengan status dirinya sebagai utusan dan sekaligus anak Tuhan. Kemudian oleh Yesus ditegaskan bahwa semuanya telah diserahkan oleh Bapa dan tidak ada seorangpun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu. Kemudian pada murid-muridnya dan berkata

33 Lukas 2:1434 Lukas 6:35-3635 Lukas 8:2836 Lukas 10:21-24

18

Page 19: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat. Karena aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya. Sebuah pernyataan yang hebat dan luar biasa, bukan? Tetapi yang juga ingin ditekankan kali ini adalah pernyataan dari Yesus sendiri bahwa BapaNya adalah Tuhan langit dan bumi. Bagaimana dapat menjadi penguasa langit dan bumi jika Dia tidak Mahakuasa dan Mahatinggi?

(18) Injil Yohanes Bab I ayat 3 dibuka dengan sebuah pernyataan yang menyatakan betapa mahakuasanya Tuhan itu. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia (Tuhan) dan tanpa Dia tidak suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. 37 Semua yang ada, yang ada di bumi dan di langit, adalah ciptaan Dia, ciptaan Tuhan. Bagaimana mungkin Tuhan melakukan ini jika dia tidak mempunyai kekuasaan yang luar biasa, jika dia tidak mahakuasa?

Bukti-bukti keesaan dan kemahakuasaan Tuhan masih banyak lagi, tersebar dalam Kitab Perjanjian Lama, Deutrokanonika, maupun dalam bagian lain Kitab Perjanjian Baru. Beberapa identifikasi bukti yang disampaikan disini, hanya 18 poin terpenting yang diambil dari empat Kitab Injil yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, jelas membuktikan betapa mahaesa, betapa maha tinggi, dan betapa mahakuasanya Tuhan. Semua yang tersurat dan tersirat dalam ayat-ayat yang dikutip ini tidak perlu ditafsirkan dan diulas lebih lanjut karena ayat-ayat tersebut memang sangat jelas dan gamblang bak pemandangan alam tampak dan terlihat ketika matahari bersinar cerah.

Bagaimana seseorang masih perlu mengulas dan menafsirkan kembali pernyataan seperti ini: Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa seperti yang dinyatakan dalam Markus 12:29? Tidak ada yang perlu diulas dan tidak perlu ditafsirkan kembali untuk ayat ini. Ayat ini jelas-jelas menyatakan bahwa Tuhan itu cuma satu, bahwa Tuhan itu esa.

Bagaimana seseorang masih perlu menelaah dan mencari penjelasan yang lain untuk ayat yang menyatakan bahwa ‘Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah? Tidak ada yang perlu ditelaah dan tidak ada yang perlu diberi penjelasan. Semuanya jelas dan terang benderang bahwa Allah yang dimaksud adalah Allah Yang Mahatinggi.

Bagaimana seseorang masih perlu mengkaji dan menemukan makna-makna lainnya dalam pernyataan berikut ini: Akan tetapi Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit. Yang dimaksud dengan Yang Mahakuasa disini tentu saja adalah Tuhan Yang Esa, Tuhan Yang Mahatinggi.

Juga bagaimana seseorang masih perlu berolah pikir hanya untuk memperoleh makna sesungguhnya dari ayat yang menyatakan Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hambaNya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan namaNya adalah kudus? Tidak ada, bukan? Pernyataan Yang Mahakuasa adalah pernyataan yang sangat langsung, jelas, dan tidak bermakna ganda. Hanya Tuhanlah Yang Mahakuasa. Tidak ada yang lain lagi!

Tetapi permasalahan berikutnya, yang justru merupakan esensi usaha mencari bukti dan referensi kemahakuasaan Tuhan dalam Kitab Suci, yang terasa terus menerus mengganggu, adalah bagaimana manusia bersikap dan berprilaku terhadap sifat kemahakuasaan itu sendiri? Meskipun seperti telah dinyatakan sebelumnya bahwa tidak satu

37 Yohanes 1:319

Page 20: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

orang pun yang beragama yang tidak akan mengakui kemahakuasaan Tuhan, tetapi ternyata ada banyak bukti yang menunjukkan betapa berbedanya antara pengakuan melalui ucapan dibandingkan dengan pengakuan melalui tindakan.

Sejauh ini pengakuan yang diberikan oleh manusia terhadap kemahakuasaan Tuhan lebih banyak diucapkan oleh bibir-bibir dan lidah-lidah, sementara yang ditunjukkan oleh sikap dan perilaku masih amat sangat sedikit, kalau kata-kata ‘tidak ada’ dianggap terlalu keras untuk digunakan disini. Ribuan atau bahkan jutaan contoh dapat dirujuk betapa manusia sebenarnya hanya mengakui kemahakuasaan Tuhan lewat bibir dan lidah, bukannya melalui sikap, perilaku dan tindakan. Catatan sejarah perabadan manusia dapat menjadi sumber yang tidak ada habis-habisnya sebagai perbendaharaan bahan pembuktikan betapa banyaknya manusia, mulai dari orang yang kedudukannya paling tidak penting sampai dengan manusia yang paling penting, mulai dari orang yang paling kaya sampai pada orang yang paling miskin, mulai dari orang yang paling bodoh sampai yang paling pandai, yang hanya pintar dan fasih mengucapkan pengakuan bahwa Tuhan itu Maha Esa, Maha Tinggi, dan Maha Kuasa, sementara sikap, perilaku, tindakan dan keteladanan mereka justru mencerminkan sebaliknya.

Banyak orang bibirnya mengakui bahwa Tuhan itu Maha Kuasa, tetapi tindakan mereka mencerminkan bahwa merekalah yang sebenarnya berpikir dan bertindak seperti Yang Maha Kuasa. Banyak orang lidahnya berkali-kali menyatakan bahwa Allah itu Maha Kuasa, tetapi apa yang mereka lakukan justru ingin menunjukkan bahwa merekalah yang sebenarnya maha kuasa.

Ambil saja contoh penganiayaan dan bahkan pembunuhan yang dilakukan oleh manusia yang satu pada manusia lainnya. Sudah pasti para penganiaya dan para pembunuh ini adalah orang-orang yang beratus, beribu bahkan mungkin juga berjuta kali dalam ibadah mereka, dalam doa mereka, menyebut dan mengakui bahwa Tuhan itu Maha Kuasa? Tetapi apa yang mereka lakukan? Mereka menganiaya dan membunuh! Padahal hak apa yang mereka miliki untuk menganiayai dan membunuh sesama? Sama sekali tidak ada! Ajaran yang tersebar dalam Kitab Suci sama sekali tidak ada yang memberi hak pada seseorang untuk menganiaya apalagi membunuh? Bagaimana mungkin orang yang tidak mampu memberi hidup tiba-tiba bertindak bak pemilik, penguasa, dan penentu hidup? Bagaimana mungkin orang yang bahkan tidak mampu menambah sehasta saja pada jalan hidupnya sendiri, tiba-tiba memotong jalan hidup seseorang seperti layaknya Sang Maha Kuasa? Tetapi inilah yang terjadi. Di mulut mengakui bahwa hanya Tuhanlah yang Maha Kuasa, tetapi ketika bertindak ternyata menunjukkan bahwa dialah yang berkuasa, dialah Yang Maha Kuasa. Konyol, bukan? Ya, memang konyol! Tetapi itulah yang terjadi, itulah yang ditunjukkan oleh banyak orang.

Ini baru satu contoh. Ribuan bahkan jutaan contoh lain dapat dirujuk untuk menunjukkan betapa manusia hanya pandai mengakui melalui bibir dan lidah bahwa Tuhan itu Maha Kuasa, sementara sikap dan tindakannya justru menunjukkan sebaliknya.

Lalu bagaimana usaha untuk mengubah ini semua? Apa mungkin mengubah sikap, perilaku, dan tindakan agar selaras dan sejalan dengan pengakuan yang diberikan oleh bibir dan lidah bahwa hanya Tuhanlah Yang Mahakuasa dan tidak ada yang lain? Secara teoritis dan konsep tentu saja bisa, meskipun realita yang ada, realita sejak zaman dulu sampai sekarang, justru menunjukkan hal sebaliknya.

Jika setiap orang tiba-tiba saja tidak hanya membaca perintah dan ajaran Tuhan dalam Kitab Suci tetapi benar melaksanakan dan menunjukkan dalam tindakan sehari-hari, jelas keadaan ini dapat diubah dan dapat berubah. Ini konsepnya. Ini teorinya. Tetapi realitanya? Tetapi kenyataannya? Belum sampai kesana, belum seperti itu!

20

Page 21: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Bahkan para pejabat Gereja yang sejauh ini diharapkan menjadi teladan dalam bersikap, berprilaku dan bertindak, guna menunjukkan bahwa hanya Tuhanlah yang Maha Kuasa, ternyata justru bertindak sebaliknya. Jelas para pejabat Gereja mengakui bahwa hanya Tuhanlah yang Maha Kuasa. Jelas juga mereka mengetahui dan mengakui bahwa tanpa perkenan Tuhan maka tidak ada sesuatu yang bisa dan dapat terjadi di dunia ini. Siapa pejabat Gereja yang tidak pernah membaca Matius 10:29, umpamanya, yang menyatakan bahwa Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekor pun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu? Tidak ada, bukan? Tetapi siapa juga yang akan menyangkal bahwa betapa banyak sikap, perilaku dan tindakan yang ditunjukkan oleh mereka yang justru bertentangan dengan inti ajaran ini? Mereka lebih banyak menonjolkan sisi pemikiran manusia, segi pandangan rasional akal budi pertimbangan duniawi, sebuah sikap yang seharusnya tidak boleh ditunjukkan oleh murid langsung Yesus yang bertugas menyebarkan ajaranNya secara murni dan konsekwen! Jika tindakan dan langkah serupa ditunjukkan oleh umatnya (inipun sebenarnya harus diusahakan untuk diubah) mungkin masih masuk akal. Tetapi dilakukan oleh mereka, oleh para murid langsung Yesus, oleh para pejabat Gereja? Benar-benar sulit dimengerti!

Kenyataan hidup memang menunjukkan bahwa dalam dunia ini tidak hanya ada ‘hitam’ dan ‘putih’ tetapi juga ada apa yang dinamakan ‘abu-abu’ atau ‘kelabu’. Ini harus diakui dan harus diterima. Begitu juga dalam bersikap. Pengalaman menunjukkan betapa sulitnya untuk senantiasa menunjukkan sikap yang ‘hitam’ saja atau yang ‘putih’ saja. Selalu diperlukan yang ‘kelabu’, selalu diperlukan hal-hal yang bernuansa kompromi. Ini memang benar! Tetapi hendaknya kompromi hanya ditujukan ke luar guna memelihara semangat untuk menghargai dan semangat untuk menggalang persaudaraan dengan sesama umat yang mempunyai keyakinan lain. Tetapi ke dalam, untuk sesama saudara untuk mereka yang berkeyakinan sama, dan terlebih lagi untuk diri sendiri, jelas sikap tegas diperlukan. Jika ya, hendaklah kamu katakan ya, jika tidak hendaklah kamu katakan tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.38 Inilah perintah Tuhan yang sangat jelas. Perintah yang tidak perlu ditafsirkan macam-macam untuk memahami maknanya. Tetapi apa yang terjadi dengan perintah yang sangat jelas ini?

Banyak orang tidak hanya mengubah ‘ya’ menjadi antara ‘tidak dan ya’ tetapi juga mengubah yang ‘ya’ menjadi ‘tidak’. Banyak orang mengubah yang ‘putih’ tidak hanya menjadi ‘kelabu’ tetapi juga menjadi ‘hitam’. Ini benar-benar permasalahan serius. Ini benar-benar permasalahan yang tidak dapat dibuat main-main. Lalu bagaimana jika permasalahan yang sangat serius ini, permasalahan yang tidak dapat dijadikan main-main ini, juga dilakukan oleh para pejabat Gereja? Dapatkah mereka berlindung dibalik status sebagai manusia biasa yang lemah, status sebagai manusia biasa yang tidak terlepas dari kesalahan dan dosa, untuk mentolerir kesalahan yang diperbuat? Tentu saja dapat tetapi langkah tersebut jelas tidak layak!

Untuk umat binaan mereka saja langkah seperti ini tetap dianggap tidak layak, apalagi untuk mereka yang dianggap sebagai panutan, sebagai sumber keteladanan, sebagai para penggembala umat. Tentu semakin tidak layak, bukan?

Contoh lain yang tidak kalah jelasnya untuk menunjukkan betapa banyak orang hanya pintar mengakui kemahakuasaan Tuhan lewat bibir dan lidah, dan bukannya dalam sikap dan tindakan, dapat dilihat pada banyak karya sastrawan-sastrawan besar. Salah satu di antaranya adalah puisi karya Edwin Arlington Robinson (1869-1935) yang diberi judul Erasmus.

Erasmus

38 Matius 5:37. Meskipun perintah ini disampaikan oleh Yesus sehubungan dengan masalah kesukaan untuk bersumpah tetapi jelas ayat ini berlaku untuk banyak hal.

21

Page 22: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

When he protested, not too solemnly,That for a world’s achieving maintenanceThe crust of overdone divinityLacked aliment, they called it recreance;And when he chose through his own glass to scanSick Europe, and reduced, unyieldingly,The monk within the cassock to the manWithin the monk, they called it heresy.

And when he made so perilously boldAs to be scattered forth in black and white,Good fathers looked askance at him and rolledTheir inward eyes in anguish and affright;There were some of them did shake at what was told,And they shook best who knew that he was right.39

Nama lengkap Erasmus adalah Desiderius Erasmus (1466-1536). Dia adalah sastrawan besar sekaligus manusia religius yang luar biasa. Tetapi apa yang diperoleh olehnya ketika mengkritik penyalahgunaan organisasi keagamaan lewat salah satu pamflet yang dipublikasikannya? Dia dikucilkan oleh pihak gereja.

Puisinya sendiri, jika ditulis ulang dalam bentuk prosa atau diparafrase seperti yang dilakukan oleh K.L. Knickerbocker, akan tampak seperti berikut:

Ketika Erasmus memprotes bahwa makanan spiritual (‘the crust’) yang diperlukan untuk mempertahankan dunia religius telah kehilangan nutrisinya (‘aliment’) karena dimasak terlalu lama atau karena digunakan secara salah (‘overdone divinity’) oleh para pejabat Gereja (‘Good fathers’), dia dianggap sebagai orang yang tidak setia dan tidak beriman, dan seterusnya, dan seterusnya.

Perlakuan yang diterima oleh Erasmus hanya merupakan salah satu contoh kecil penyalahgunaan wewenang oleh para pejabat Gereja. Mereka, para pejabat Gereja ketika itu, seakan-akan mentransfer sifat kemahakuasaan yang hanya dimiliki oleh Tuhan, menjadi sifat yang juga dimiliki oleh para pejabat Gereja. Padahal tentu saja hal ini sama sekali tidak benar. Kekuasaan Gereja adalah bukan kekuasaan yang tidak terbatas, bukan kekuasaan yang setaraf dengan kekuasaan Yang Maha Kuasa. Apalagi kekuasaan para pejabat Gereja. Mereka sama dengan manusia biasa, sama dengan para pendosa. Mereka adalah pelayan. Tetapi bagaimana sikap mereka? Puisi tulisan Edwin Arlington Robinson telah mengabadikan dengan tepat bagaimana sikap mereka!

Para pejabat Gereja ketika itu bukan hanya melanggar tugas dan kewajibannya, tetapi juga menyimpangkan ajaran Yesus Kristus. Pejabat Gereja ketika bertindak seakan-akan merekalah Yang Maha Kuasa. Memang mereka mungkin tidak mengatakannya secara langsung, tetapi apa yang mereka lakukan jelas menyiratkan hal itu.

Lalu bagaimana dengan para pejabat Gereja jaman sekarang? Mungkin mereka tidak sekasar dan sevulgar jaman dulu karena umatnya terlalu pintar untuk tetap diam menerima perlakuan konyol seperti itu. Tetapi pelanggaran-pelanggaran mendasar terhadap konsep kemahakuasaan Tuhan, pelanggaran terhadap konsep ajaran kasih sayang,

39 Lihat Interpreting Literature, K.L. Knickerbocker, 1960, New York: Holt, Rinehart and Winston, p. 384 22

Page 23: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

pelanggaran terhadap konsep untuk selalu mengampuni, pelanggaran terhadap konsep untuk selalu melayani dan memberi, pelanggaran untuk memberikan secara cuma-cuma apa yang telah diperoleh secara cuma-cuma, (tampaknya) terus dilakukan meskipun mungkin tidak secara berterang! Sayang sekali! Lebih banyak contoh dapat dilihat pada bab-bab berikut buku ini!

Tetapi tampaknya tidak adil juga jika pada pundak mereka ditimpakan semua kesalahan ini. Meskipun dianggap tidak layak jika dapat dengan bebas melakukan penyimpangan keteladanan ajaran Yesus hanya dengan berlindung di balik kelemahannya sebagai manusia, tetapi adalah juga fakta bahwa semua pejabat gereja adalah sama seperti kita, sama-sama manusia biasa yang lemah dan mudah jatuh ke dalam dosa. Artinya. kesalahan yang mereka lakukan masih dapat diterima dengan satu catatan besar, dengan satu bingkai persyaratan yang tidak bisa ditawar-tawar. Mereka harus selalu dan selalu mempunyai semangat untuk mencoba lagi pada hari-hari berikutnya untuk benar-benar menyampaikan kabar damai dan memberikan keteladanan seperti yang telah diajarkan Yesus yang telah dicatat oleh murid-muridnya dalam sebuah kitab luar biasa yang kita kenal dengan nama Injil itu.

Semoga harapan ini bukan harapan kosong, sehingga konsep Kemahakuasaan Tuhan Yang Esa tidak sekedar konsep tetapi benar-benar menjadi jiwa setiap tindakan dan langkah kita semua. Maha Besar dan Maha Kuasalah Engkau Ya Tuhan dengan segala firmanmu!

Bab II Tentang Berdoa Tri Budhi Sastrio

Ketika semua usaha gagalDan semua upaya sampai pada ujungnya

Manusia biasanya memilih doa40

Sebagai upaya terakhir memohon pertolongan pada Yang Maha Kuasa.

Anda masih ingat Abraham Maslow, seorang ahli teori humanis yang sangat terkenal? Maslow yang memperjelas gagasan pemikiran Henry Murray mengatakan bahwa kebutuhan manusia sangat banyak dan beragam. Tidak jarang kebutuhan yang satu harus bersaing dengan kebutuhan yang lain. Akibatnya? Tidak jarang kebutuhan yang satu terpaksa tidak terpenuhi karena harus memenuhi kebutuhan yang lain. Keragaman dan persaingan kebutuhan inilah yang oleh Maslow dirangkum dalam bentuk piramida yang kemudian diberi nama Teori Hierarki Kebutuhan Maslow. Hierarki kebutuhan berbentuk piramida ini merupakan pengaturan kebutuhan secara sistematis berdasarkan prioritas; sementara asumsi dasar yang digunakan adalah bahwa kebutuhan yang lebih mendasar harus dipenuhi lebih dahulu sebelum kebutuhan yang lebih kurang mendasar muncul.41

Secara berurutan, mulai dari kebutuhan yang paling mendasar sampai kebutuhan yang paling kurang mendasar, piramida hierarki kebutuhan Maslow tampak seperti berikut: (1) Kebutuhan fisiologis; (2) Kebutuhan akan keamanan dan rasa aman; (3) Kebutuhan akan 40 Ivan Turgenev dalam karyanya yang berjudul Prayer mempunyai pandangan yang agak sinis terhadap doa, khususnya doa yang diucapkan oleh orang-orang serakah dan tidak tahu diri. Dia mengatakan Whatever a man prays for, he prays for a miracle. Every prayer reduces itself into this: ‘Great God, grant twice two be not four.’ Apa yang dikatakan Ivan mungkin tidak salah. Mungkin banyak juga di antara kita yang seperti ini! 41 Lihat Psychology: Themes and Variations, 1989, Wayne Weiten, California: Brooks/Cole Publishing Company, p. 353

23

Page 24: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

kesempatan untuk memiliki barang dan cinta; (4) Kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan dan penghargaan; (5) Kebutuhan kognitif; (6) Kebutuhan estetik; dan (7) Kebutuhan untuk aktualisasi diri. Lalu bagaimana dengan doa? Apakah doa termasuk kebutuhan? Kalau memang ya, dimana posisi ‘doa’ dalam piramida hierarki kebutuhan menurut Maslow?

Doa berdasarkan definisi umumnya dapat berupa permintaan atau permohonan, harapan, dan bahkan pujian pada sesuatu yang dianggap mempunyai kekuasaan yang mampu menentukan kehidupan mereka yang berdoa. Orang suci, para rasul, para nabi, para malaikat, Roh Kudus, Yesus, Santa Maria, dan Bapa (Tuhan Yang Maha Tinggi) adalah tujuan doa umat Kristiani. Kepada merekalah doa ditujukan baik hanya sekedar untuk memuji, memohon bantuan dan dukungan (baik bagi dirinya sendiri maupun untuk kepentingan orang lain) 42, mencurahkan harapan, keluh kesah maupun keputus-asaan. Kepada Mereka Semua biasanya doa ditujukan.

Karena perannya yang begitu umum, luas dan bahkan menyeluruh bagi umat Kristiani, maka dapat dikatakan bahwa doa adalah bagian tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Tidak ada umat Kristiani yang tidak berdoa. Tidak ada pengikut Yesus yang tidak memanjatkan doa. Bahkan tampaknya cukup sulit menemukan umat Kristiani yang tidak berdoa paling tidak satu kali setiap hari. Yang jauh lebih mudah ditemukan adalah umat Kristiani yang selalu berdoa. Bahkan ada banyak umat Kristiani yang berdoa setiap saat, setiap jam, setiap pagi dan setiap malam. Atau dengan kata lain, semua umat Kristiani adalah ‘umat berdoa’ dan ini tidak jauh bedanya dengan keteladanan Yesus sendiri yang dikatakan sebagai ‘manusia berdoa’ (lihat catatan kaki no. 4 pada kata pengantar)43.

Berdasarkan realitas semacam ini, dan jika realitas ini dikaitkan dengan teori hierarki kebutuhan Maslow, jelas doa merupakan bagian tidak terpisahkan dari tujuh kelompok kebutuhan Maslow tersebut. Artinya doa menjadi bagian tidak terpisahkan pada semua kebutuhan manusia Kristiani.44

Ambil contoh kebutuhan fisiologis, umpamanya. Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan paling mendasar menurut Maslow. Artinya, dalam keadaan normal, kebutuhan ini harus dipenuhi lebih dahulu sebelum kebutuhan yang menduduki hierarki lebih tinggi dapat dan boleh dipenuhi. Mengapa? Alasannya jelas dan sederhana. Menurut Maslow kebutuhan dasar ini perlu dipenuhi lebih dahulu karena kebutuhan inilah yang akan menentukan (dalam keadaan ekstrimnya) apakah manusia dapat tetap ‘bertahan hidup’ atau tidak. Bagaimana mungkin seseorang dapat berusaha untuk memenuhi kebutuhan estetiknya (kebutuhan pada hierarki no. 6 menurut Maslow) jika dia sedang sekarat karena kelaparan dan tidak mampu mendapatkan makanan, umpamanya? Tampaknya akan mengada-ada jika dikatakan ada orang yang sedang sekarat karena kelaparan dan sedang berjuang mempertahankan hidup 42 Sayangnya ada juga orang berdoa agar orang lain celaka, menderita, dan sebagainya. 43 Doa dan Yesus adalah dua hal penting yang pertautannya sangat erat. Bahkan dalam Perjanjian Baru Yesus digambarkan sebagai manusia berdoa. Lihat Jejak Rohani Sang Guru Suci, Dennis Lardner Carmody dan John Tully Carmody, 2000, Jakarta: Murai Kencana, p. 944 Meskipun istilah ‘umat Kristiani’ digunakan berulang-ulang dalam bab ini dan juga pada bab lainnya, tetapi ini hendaknya tidak diartikan bahwa umat beragama lain tidak termasuk didalamnya. Untuk hal-hal umum dan bersifat universal, seperti tentang berdoa dan melakukan kebajikan, meskipun dalam buku ini hanya dinyatakan dilakukan oleh umat Kristiani tetapi hendaknya tidak diartikan bahwa umat agama lain tidak melakukannya. Hanya untuk hal-hal yang sangat khusus dan spesifik. seperti berdoa menggunakan doa Bapa Kami, umpamanya, hal ini berlaku. Tentunya tidak relevan jika pernyataan ini diaplikasikan pada umat yang beragama Budha. Umat Budha pastilah juga berdoa dengan kekhusukan yang tidak kalah dibandingkan dengan umat Kristiani, tetapi pastilah mereka tidak akan berdoa menggunakan Doa Bapa Kami, karena mereka memang mempunyai versi doa sendiri!

24

Page 25: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

karena tidak minum berhari-hari, tiba-tiba orang ini lebih memikirkan apakah ujung bajunya terasa pantas atau tidak dari sudut pandang estetika, sementara air dan makanan yang bisa dijangkaunya, jika dia mampu bertahan beberapa langkah, diabaikan begitu saja! Indah tidaknya ujung baju, tepat tidaknya bentuk ujung baju dari sudut pandang estetika, tampaknya harus menunggu sampai usaha mempertahankan hidup mencapai hasil. Sebelum itu biasanya kebutuhan yang nomer ini harus ditunda lebih dulu. Jangankan baru kebutuhan yang nomer 6 dalam teori hierarki kebutuhan, kebutuhan yang nomer dua sekalipun, kebutuhan akan rasa aman, mungkin harus menunggu jauh-jauh jika kebutuhan nomer satu terancam tidak terpenuhi dalam keadaan ekstrimnya. Artinya, meskipun makanan dan minuman penyambung hidup itu tidak aman, tidak memberikan rasa aman, tetap saja orang yang sedang sekarat karena kelaparan dan kehausan akan mengabaikannya karena pada saat yang krusial itu dia harus memenuhi kebutuhan yang lebih mendasar atau eksistensinya akan berakhir.

Sejauh ini, seperti yang digambarkan oleh contoh di atas, peran dan kebutuhan akan doa sepertinya tidak ada. Si sekarat mengerahkan tenaga habis-habisan untuk menjangkau makanan dan minuman di depannya. Usahanya adalah usaha mati hidup. Gagal menjangkau makanan dan minuman, berarti mati. Hanya jika berhasil menjangkau makanan dan minuman, dan kemudian berhasil memasukkan makanan dan minuman tesebut ke dalam tubuhnya, dia mempunyai harapan untuk terus hidup. Terpenuhinya kebutuhan hierarki pertama pada contoh semacam ini menjadi semacam prasyarat yang sangat ekstrim. Gagal memenuhi prasyarat ini maka pintu bagi usaha memenuhi kebutuhan yang lain akan tertutup rapat.

Lalu bagaimana dengan doa? Apakah umat Kristiani menyertakan (atau memerlukan doa) ketika usaha mati hidup untuk memenuhi persyaratan mendasar ini sedang diperjuangkan? Jawabnya ya dan harus ya! Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja adalah kata-kata Yesus seperti yang dicatat oleh Lukas (4:4). Hidup memang memerlukan ‘roti’ agar dapat terus berlangsung, karena memang dengan sifat alami seperti itulah manusia diciptakan. Tetapi adalah juga jelas bahwa tidak hanya dari roti saja kehidupan manusia dapat dipertahankan. Manusia memerlukan banyak hal lain untuk menjaga kelangsungan hidupnya dan ‘doa’ adalah salah satu yang terpenting dari ‘banyak hal lain’ yang dimaksud!

Dengan penjelasan dan alasan yang sama kebutuhan-kebutuhan manusia lainya seperti yang diusulkan oleh Maslow dalam Teori Hierarki Kebutuhan harus memperoleh dasar dan landasan yang kokoh dalam kehidupan umat Kristiani; dan salah satu elemen terpenting dalam pembentukan dasar dan landasan yang kokoh ini tidak diragukan lagi adalah doa. Yesus sediri telah menunjukkan dan meneladankan hal ini. Yesus adalah ‘manusia berdoa’; Yesus adalah ‘Anak Allah yang berdoa’; Yesus adalah ‘Utusan Tuhan yang selalu berdoa’; Yesus adalah ‘Penebus dosa manusia yang diteguhkan oleh doa dan dalam doa’.

Perjanjian Baru bertaburan dengan kesaksian yang menunjukkan betapa Yesus terus berdoa dan berdoa dan berdoa setiap ada kesempatan. Salah satu contoh paling signifikan yang dapat dirujuk untuk memperkuat pernyataan ini adalah kesaksian dan catatan Lukas dalam Perjanjian Baru. Ketika seluruh orang banyak itu dibaptis dan ketika Yesus juga dibaptis dan sedang berdoa, terbukalah langit dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atasNya. Dan terdengarlah suara dari langit: ‘Engkaulah Anak yang Kukasihi, kepadaMulah Aku berkenan.45 Yesus berkenan dibaptis, dan setelah dibaptis oleh Yohanes Pemandi, Dia berdoa. Ya, Yesus berdoa pada Bapa di Surga.46

45 Lukas 3:21-2246 Meskipun pada catatan kaki Kitab Suci Perjanjian Baru yang diterbitkan oleh Dirjen Bimas Katolik (1978/1979) (p.142-143) dikatakan bahwa Lukas suka menonjolkan bahwa Yesus

25

Page 26: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Berikutnya setelah menyembuhkan orang berpenyakit kusta, dan kabar itu menyebabkan orang berbondong-bondong mencari Yesus, maka dikatakan oleh Lukas Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa.47 Setelah pekerjaan utamaNya selesai rupanya Yesus mempunyai kebiasaan untuk mencari tempat yang sunyi dan kemudian berdoa disana. Sebuah kebiasaan yang tidak ada salahnya ditiru (bahkan mungkin harus ditiru) bahkan oleh orang-orang jaman modern sekalipun.

Peristiwa berdoa lainnya adalah ketika Yesus memanggil kedua belas rasulNya. Sebelum memanggil dan memilih kedua belas muridnya yang disebutNya rasul, yaitu Petrus, Andreas, Yakobus, Yohanes, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus, Simon, Yudas, dan Yudas Iskariot, seperti yang dicatat oleh Lukas ternyata Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah.48 Yesus kembali berdoa dan bahkan semalaman Ia berdoa kepada Bapa yang di Surga. Benar-benar tidak salah jika banyak penulis menjulukiNya sebagai Manusia Berdoa. Yesus adalah teladan dalam berdoa. Dia adalah Anak Allah Utusan Allah, tetapi dia tetap banyak berdoa dan berdoa.

Peristiwa doa berikutnya adalah sebelum Yesus mendengarkan pengakuan dari Petrus bahwa Dia adalah Mesias dari Allah. Lukas mencatat bahwa sebelum mendengar pengakuan tersebut ternyata Yesus sedang berdoa seorang diri.49 Lukas mengetahui hal ini disaksikan oleh para murid yang lain yang memang sengaja datang untuk menemui Yesus.

Peristiwa berdoa lainnya adalah ketika Yesus dimuliakan di atas gunung. Waktu itu, seperti yang dicatat oleh Lukas, Yesus membawa ketiga muridnya ke atas gunung. Di gunung inilah Yesus dilihat oleh murid-muridnya sedang berbicara dengan Musa dan Elia. Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunng untuk berdoa. Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajahNya berubah dan pakaianNya menjadi putih berkilau-kilauan.50 Sekali lagi Lukas bersaksi bahwa Yesus sedang berdoa51 dan kali ini, ketika Yesus sedang berdoa, tiba-tiba sesuatu yang ajaib terjadi. Wajah Yesus berubah dan pakaiannya berkilauan. Peristiwa ini menjadi sangat penting karena menjadi awal turunnya perintah langsung dari Bapa yang ada di Surga kepada umat manusia. Bapa bersabda dan menperdengarkan suaraNya dari dalam awan: ‘Inilah AnakKu yang Kupilih, dengarkanlah Dia.’ Melalui kesaksian ini tidak diragukan lagi bahwa semua umat Kristiani mendapat pernyataan dan sekaligus perintah langsung dari Bapa yang di Surga bahwa Yesus adalah benar ‘Anak Allah’ dan ‘semua umat Kristiani yang beriman wajib dan harus mendengarkan perintah dan mengikuti keteladananNya’.

Peristiwa berdoa berikutnya, sebuah peristiwa yang oleh banyak orang dianggap sangat revolusioner, reformatif dan bahkan provokatif, adalah peristiwa turunnya ajaran tentang bagaimana seharusnya berdoa yang disampaikan sendiri oleh Yesus dan dicatat oleh

berdoa, tetapi penulis yakin bahwa penonjolan itu adalah bukan penonjolan yang dibesar-besarkan apalagi dibuat-buat melainkan penonjolan berdasarkan realita seperti yang dilihat sendiri oleh Lukas. Lebih dari enam kali kali Lukas mencatat dan menyatakan melihat Yesus sedang berdoa. Tak ada murid Yesus lainnya yang memberi kesaksian tentang kesukaan Yesus untuk berdoa sebanyak Lukas.. 47 Lukas 5:1648 Lukas 6:1249 Lukas 9:1850 Lukas 9:28-2951 Kesaksian ini tentu saja berasal dari tiga murid yang diajak Yesus ketika itu. Lukas memang tidak melihat sendiri peristiwa Yesus berdoa kali ini tetapi dia tentu merasa yakin (sehingga mau mencatat dan bersaksi) bahwa apa yang dikatakan oleh ketiga rekannya sesama murid Yesus benar adanya, yaitu bahwa Yesus berdoa.

26

Page 27: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Lukas.52 Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-muridNya kepadaNya: ‘Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridNya.’ Jawab Yesus kepada mereka: ‘Apabila kamu berdoa, katakanlah …’53 Doa Bapa Kami yang sangat terkenal itu lahir setelah peristiwa ini.

Catatan Lukas lainnya54 tentang sikap Yesus yang suka berdoa terlihat pada catatan dan kesaksiannya tentang peristiwa di taman Getsemani. Lalu pergilah Yesus ke luar kota dan sebagaimana biasa Ia menuju Bukit Zaitun. Murid-muridnya juga mengikuti Dia. Setelah tiba di tempat itu Ia berkata kepada mereka: ‘Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam percobaan.’ Perintah ini tentu saja juga berlaku bagi semua umat Kristiani. Dengan berdoa mereka tidak akan jatuh ke dalam percobaan. Dunia selalu penuh dengan percobaan. Meskipun percobaan adalah juga karunia Bapa yang di Surga pada manusia, tetapi karena sifat manusia yang penuh dengan kelemahan alangkah bahagianya jika dijauhkan dari percobaan. Percobaan memang harus diterima, dijalani, dan bahkan disyukuri karena percobaan yang diterima manusia pastilah juga karunia Tuhan. Tetapi jika Tuhan berkenan menjauhkan seseorang dari percobaan, karena mau berdoa Bapa Kami umpamanya, betapa akan berbahagianya dia.

Kemudian Ia menjauhkan diri dari mereka kira-kira sepelempar batu, jaraknya, lalu Ia berlutut dan berdoa, katanya: ‘Ya, Bapaku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini daripadaKu, tetapi bukanlah kehendakKu melainkan kehendakMulah yang terjadi.’ Sebuah doa yang menjadi tanda betapa tebalnya iman dan ketaatan Yesus pada Bapa. Ketaatan semacam ini hanya bisa ditandingi oleh BundaNya, Santa Perawan Maria, ketika diberi kabar oleh malaikat bahwa Ia akan segera mengandung meskipun ketika itu masih belum menikah dan masih seorang gadis yang suci.55 Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepadaNya untuk memberi kekuatan kepadaNya. Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluhnya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah. Yesus pun bersungguh-sungguh berdoa ketika Dia sangat ketakutan. Apalagi yang dapat dilakukan oleh manusia biasa seperti kita kecuali berdoa ketika sedang ketakutan? Rasa takut hanya dapat diatasi dengan berdoa. Yesus sendiri yang mencontohkannya! Lalu Ia bangkit dari doaNya dan kembali kepada murid-muridNya, tetapi Ia mendapati mereka sedang tidur karena dukacita. KataNya kepada mereka: ‘Mengapa kamu tidur? Bangunlah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam percobaan.’ Ini adalah penegasan kedua kalinya dari Yesus bahwa jika ingin terhindar dari percobaan, maka orang harus berdoa. Pertanyaannya sekarang, doa seperti apakah yang harus dipanjatkan? Atau dengan kata lain, doa apakah yang sebenarnya diajarkan sendiri oleh Yesus pada para murid dan pengikutNya?

52 Perbincangan terperinci mengenai ajaran bagaimana seharusnya berdoa yang sangat revolusioner, reformatif dan provokatif ini telah disinggung dalam kata pengantar dan akan diperbincangkan panjang lebar dalam bab ini juga tetapi pada bagian yang lain. 53 Hal yang sama juga dicatat oleh Matius (6:5-13). Catatan dan kesaksian Matius akan digunakan dalam perbincangan yang lebih mendalam tentang berdoa karena didalamnya terdapat latar belakang yang lebih lengkap mengapa Yesus akhirnya mengajarkan doa yang kemudian dikenal sebagai Doa Bapa Kami ini. 54 Lukas 22:39-4655 ‘Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu’ adalah jawaban Maria yang amat sangat luar biasa. Jawaban ini menunjukkan iman dan ketaatan kepada Bapa yang luar biasa yang hanya dapat ditandingi oleh iman dan ketaatan PutraNya sendiri dalam peristiwa di taman Getsemani. Berbahagialah orang yang mau dan mampu meneladani ketaatan sehebat ini!

27

Page 28: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Hanya dua murid Yesus, yaitu Matius dan Lukas, yang mencatat dengan jelas doa seperti apa yang diajarkan oleh Yesus. Catatan dan kesaksian Matius dan Lukas pada dasarnya sama, tetapi Matius memberikan latar belakang turunnya perintah itu sehingga semakin memperjelas pemahaman yang berhubungan dengan turunnya ajaran tentang berdoa yang sangat terkenal itu.

Turunnya perintah tentang berdoa diawali oleh perintah dan ajaran Yesus yang berhubungan dengan masalah menunaikan kewajiban agama. Yesus amat sangat mengecam orang-orang yang sangat berlebihan dan over-acting dalam menunaikan kewajiban agama. Menurut Yesus mereka adalah orang-orang munafik yang sama sekali tidak akan memperoleh penghargaan apalagi upah dari Bapa yang di Surga atas semua ritual keagamaan yang dilakukan. Begitu juga dengan masalah pemberian sedekah. Orang-orang kaya yang berniat memberikan sedekah ketika itu akan lebih dahulu mengumumkan lantang-lantang bahwa mereka akan memberikan sedekah. Tujuannya agar setiap orang mengetahui betapa dermawan dan murah hati mereka itu. Untuk praktek seperti ini Yesus mengecam dengan keras: Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadah dan di lorong-lorong supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.56

Sebuah kecaman yang sangat keras ketika itu. Tetapi hendaknya juga diingat bahwa kecaman ini sebenarnya tidak hanya ditujukan pada orang-orang munafik yang hidup di masa itu melainkan juga ditujukan pada semua umat Kristiani yang hidup di era cyberspace ini, di era super modern ini. Orang-orang munafik bukan hanya monopoli produk masa lalu tetapi juga menjadi bagian tidak terpisahkan produk masa kini. Bahkan mungkin jumlah orang munafik jaman sekarang jauh berlipat dibandingkan dengan jumlah orang munafik jaman dulu. Yang lebih memprihatinkan lagi ternyata kemunafikan orang-orang masa kini lebih canggih dibandingkan dengan gaya munafik jaman dulu. Atau dengan kata lain, kualitas kemunafikan manusia jaman sekarang jauh berlipat kali lebih canggih (dalam artian lebih terselubung, lebih tidak kentara, lebih halus) dibandingkan dengan kualitas kemunafikan jaman dulu, sementara kuantitasnya ternyata tidak mau kalah dibandingkan dengan jaman dulu. Benar-benar sebuah keadaan yang memprihatinkan! Semoga Engkau berkenan memberi kekuatan kepada kami semua agar mau dan mampu mengubah keadaan ini!

Lalu bagaimana cara ‘memberi sedekah’ orang-orang yang tidak munafik, orang-orang yang cara dan pemberian sedekahnya berkenan pada Tuhan? Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Perintah ini tampaknya sederhana tetapi bukan main sulitnya untuk dilaksanakan. Mereka yang di dalam posisi untuk memberi sedekah (atau memberi-memberi yang lain) biasanya lebih kaya, lebih mampu, lebih berkuasa, dan lebih-lebih lainnya. Padahal pada orang-orang yang mempunyai posisi ‘lebih’ seperti inilah sifat-sifat sombong, congkak, sok pamer, arogan, penuh gengsi, suka dipuji, dan lain sebagainya bercokol dan tumbuh dengan suburnya, karena memang pada merekalah lahan yang subur dan pupuknya tersedia melimpah.57 Bagaimana mungkin orang yang suka sok pamer dan 56 Lihat Matius 657 Meskipun ini tidak berarti bahwa tidak ada orang miskin atau orang lemah yang tidak mempunyai sifat jelek semacam itu. Setiap orang, miskin atau kaya, lemah atau berdaya, bodoh atau pintar, semuanya mempunyai potensi sifat-sifat jelek semacam ini. Ada banyak orang miskin yang sombong, congkak dan suka pamer. Mungkin sama banyaknya dengan orang kaya yang sombong, congkak dan suka pamer. Perbedaan mendasar antara dua kelompok ini mungkin adalah besar kecilnya kesempatan untuk mendemonstrasikan potensi

28

Page 29: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

suka mau menderma dan membantu orang lain secara diam-diam? Bagaimana mungkin orang yang sombong, congkak dan arogan akan dengan penuh ketulusan membantu orang yang memerlukan secara sembunyi-sembunyi?

Setelah menggebrak dan menohok perilaku para munafik ketika melaksanakan ritual keagamaan dan memberikan sedekah, Yesus melanjutkan hantamanNya pada perilaku yang lain. Yang sekarang dibidiknya adalah perilaku para munafik (termasuk para ahli agama dan kitab suci) ketika berdoa. ‘Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadah dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu, sesungguhnya mereka telah mendapatkan upahnya.’ Atau dengan kata lain orang yang berdoa seperti ini tidak akan pernah dikabulkan doanya. Mengapa? Karena upah doa telah terima, bahkan jauh sebelum doa mereka dilantunkan. Bukankah rasa bangga dalam hati karena dilihat dan didengar banyak orang adalah upah yang telah dirasakan dan diterima bahkan jauh sebelum mereka berdoa?

Lalu sikap seperti apa yang harus ditunjukkan jika seseorang ingin berdoa yang berkenan pada Bapa yang di Surga? Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada BapaMu yang ada di tempat tersembunyi. Maka BapaMu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Sebuah perintah yang jelas, gamblang dan tidak perlu ditafsirkan macam-macam. Pokoknya jika ingin berdoa janganlah pamer. Pokoknya jika ingin berdoa jangan biarkan orang lain mengetahui. Doa tidak ditujukan pada orang lain tetapi pada Bapa yang di Surga. Untuk apa orang lain mengetahui bahwa seseorang berdoa toh orang lain tersebut bukan yang dituju dan juga bukan pengabul doa. Doa adalah komunikasi pribadi antara Tuhan dan umatNya. Akan terasa aneh dan konyol jika komunikasi pribadi seperti ini dipamerkan kemana-mana, diumumkan kepada banyak orang (langsung ataupun tidak langsung), ditunjukkan agar diketahui oleh kolega dan rekan, didemonstrasikan agar semua orang mengetahui bahwa ada yang sedang berdoa.

Yang menjadi pertanyaan sekarang mengapa perintah yang begitu sederhana, jelas, gamblang, dan tidak memerlukan penafsiran yang macam-macam ini ternyata sulit sekali dipraktekkan. Mungkin inilah rahasia Ilahi yang tak akan pernah berhasil dikuakkan. Yesus telah memberi perintah tentang apa yang harus dilakukan jika ingin berdoa, lengkap dengan contoh dan perumpamaannya tetapi sama seperti perintah-perintah lainnya, yang juga sederhana, jelas, dan gamblang serta disertai oleh contoh yang tidak kalah jelasnya, perintah ini ternyata bukan main sulitnya untuk dilaksanakan. Ya Tuhan berilah kami umatmu yang lemah dan penuh dosa ini dorongan dan kesempatan baru untuk melaksanakan perintahMu dengan lebih tekun dan lebih konsisten, karena kami yakin tanpa bantuanmu, bahkan perintah PutraMu yang paling sederhana sekalipun akan sangat sulit dilaksanakan!

Berikutnya, bagaimana ciri-ciri doa yang berkenan bagi Tuhan? Yesus memberi penegasan, sama seperti penegasan-penegasan lainnya, dengan sederhana dan gamblang. Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata (maka) doanya akan dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepadaNya.

Penegasan atau pejelasan apa lagi yang diperlukan untuk memahami perintah ini? Tidak ada, bukan? Semuanya begitu sederhana dan begitu mudah dimengerti! Semuanya begitu gamblang dan begitu jelas! Doa tidak perlu panjang, apalagi bertele-tele. Mengapa? Karena dengan berdoa panjang-panjang sebenarnya secara tidak sadar manusia telah

sifat jelek tersebut. Semakin kaya dan semakin berdaya seseorang, semakin besarlah kesempatan yang dimiliki untuk mendemonstrasikan sifat jelek ini.

29

Page 30: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

melecehkan Tuhan. Tuhan adalah Tuhan Yang Maha Tahu. Tak ada satu pun rahasia di dunia ini yang tidak diketahui oleh Tuhan. Dari rahasia yang paling besar sampai yang paling kecil, dari rahasia yang paling dangkal sampai yang paling dalam, semuanya diketahui oleh Tuhan bahkan sebelum hal itu menjadi rahasia. Karenanya tidak ada satu persoalan pun yang ada dalam hati manusia yang tidak diketahui oleh Tuhan. Tidak ada satu keperluan manusia yang tidak diketahui oleh Bapa yang di Surga. Semuanya diketahui bahkan jauh sebelum manusia merasakan kebutuhan itu.58 Inilah makna predikat Yang Maha Kuasa. Inilah esensi sebutan Yang Maha Tahu. Inilah inti pengakuan bahwa Tuhan adalah Yang Maha Segala-galanya. Tetapi, sama seperti nasib perintah-perintah Yesus lainnya yang juga sederhana, jelas dan gamblang, perintah inipun lebih sering dilanggar oleh manusia daripada ditaati. Kita semua lebih sering melanggar perintah ini, sadar atau tidak sadar. Kita semua cenderung berdoa panjang-panjang, bertele-tele dan berkali-kali, dengan harapan karena berdoa seperti itu Tuhan lalu akan mengabulkannya.59

Dikabulkan atau tidak sebuah doa adalah hak prerogatif Tuhan. Tuhanlah yang mempunyai kekuasaan dan wewenang tunggal dalam kasus ini. Bukan kita. Bukan doa kita. Tetapi semata-mata Tuhan dan hanya Tuhan. Yang bisa dilakukan oleh manusia adalah menerima itu semua sebagai karunia dan berkat Tuhan. Doa dikabulkan berarti itulah berkat Tuhan. Doa ditolak berarti itulah berkat Tuhan, Semuanya adalah berkat dan karunia Tuhan. Ditolak atau dikabulkan adalah berkat dan karunia Tuhan Yang Maha Tahu, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Yesus tentu saja tidak mengada-ada ketika memberi perintah seperti ini, betapapun reformatif, revolusioner ataupun provokatifnya perintah tersebut. Yesus tahu persis kekuasaan BapaNya yang tidak berkesudahan dan tidak berbatas. Sebagai konsekwensi logis terhadap pemahamanNya ini maka semua perintah yang diucapkan, semua ajaran yang disampaikan, semua perumpamaan yang ditambahkanNya, selalu didasarkan pada kekuasaan BapaNya yang tidak terhingga. Bapa yang di Surga adalah penentu segala-galanya! Dan berdasarkan pemahaman ini maka doa yang sangat terkenal, doa yang diajarkan langsung oleh Yesus sebagai Putra Allah, doa yang kemudian dikenal dengan nama Doa Bapa Kami, menjadi doa yang masuk akal dan berotoritas untuk digunakan oleh umat Kristiani.

Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah namaMu, datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rejeki pada hari ini, dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami. Dan janganlah masukkan kami ke dalam percobaan tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.60

Doa yang luar bisa ini adalah doa yang merangkum seluruh ajaran Yesus dan sekaligus merangkum iman, ketaatan, dan pengakuanNya yang total pada kemahakuasan BapaNya yang di Surga.

58 Bandingkan dengan apa yang pernah dikatakan dalam Aurora Leigh oleh seorang penyair besar pada jamannya, Elizabeth Barret Browning (1806-1861) tentang keinginan dan doa. Every wish is like a prayer – with God. Lihat Book of Quotations karya Franklin Pierce Adams, New York: Funk and Wagnals Company (1952:646)59 Doa yang bertele-tele apakah dapat disamakan dengan apa yang pernah dikatakan oleh dramawan terkenal Shakespeare dalam dramanya yang luar biasa Hamlet atau tidak, sebenarnya terserah pada anda. Tetapi dramawan besar ini pernah mengatakan lewat salah satu tokoh dramanya seperti berikut: My words fly up, my thoughts remain below; Words without thoughts never to heaven go. 60 Lihat Missale Romanum dalam Puji Syukur yang disusun oleh Komisi Liturgi KW (1994:13) dan diterbitkan oleh Konferensi Waligereja Indonesia.

30

Page 31: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Nama Bapa hendaknya selalu dimuliakan, kerajaanNya diharapkan dan pasti akan datang, dan hanya kehendakNya lah yang akan terjadi baik di bumi maupun di surga. Tak ada ada kehendak yang lain, tidak juga kehendak Putra, tidak juga kehendak kehendak para Nabi, tidak juga kehendak Roh Kudus, tidak juga kehendak para orang suci, apalagi jika hanya kehendak kita, yang akan menjadi kenyataan jika Bapa tidak memberi perkenanNya agar kehendak itu menjadi kenyataan. Inilah pernyataan yang oleh Yesus tidak hanya diakui tetapi juga dilaksanakan. Inilah pernyataan yang diakui oleh para Nabi dan dilaksanakan. Ini pernyataan yang diakui oleh para orang suci dan dijadikan landasan sikap hidup mereka. Pernyataan ini juga diakui oleh seluruh manusia biasa, tetapi sayangnya pengakuan tersebut hanya lantang di bibir tetapi tak tampak dalam sikap sehari-hari.61

Ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah pada kami adalah sebuah prasyarat yang diajarkan Yesus jauh sebelum doa Bapa Kami diajarkan. Pengampunan atas kesalahan-kesalahan yang diperbuat oleh seseorang tidak pernah akan diberikan kecuali orang tersebut mau memberi pengampunan pada orang lain. Bukankah ini adalah inti ajaran tentang kasih?62 Bukankah ini inti ajaran untuk mengasihi sesama termasuk para musuh? Bukankah ini adalah inti sari cerita yang dikisahkan dalam Kisah Penghakiman Terakhir? Ya, inilah inti sari dua hukum utama yang diajarkan oleh Yesus pada umatnya!

Kemudian tentang rejeki hari ini dan agar terhindar dari percobaan adalah dua hal yang juga penting. Manusia, sesuai dengan sifat alaminya memerlukan banyak hal untuk menopang hidupnya. Setiap hari mereka memerlukan elemen-elemen penopang kehidupan. Mungkin tidak ada mahluk hidup lain di dunia ini yang kehidupannya begitu tergantung seperti kehidupan manusia. Manusia tergantung pada oksigen, protein, nutrisi, vitamin, bahkan juga senyum, sapaan ramah, belaian hangat, doa dan masih banyak lagi. Ketidak tersediaan elemen-elemen penting tersebut dalam jangka waktu panjang akan berakibat fatal. Manusia tidak akan bahagia, menderita, hidup dalam tekanan dan bahkan mungkin juga mati sebelum waktunya.

Sedangkan percobaan, seperti telah disebutkan sebelumnya, sebenarnya adalah juga karunia Tuhan. Tetapi alangkah bahagianya jika sebagai mahluk yang lemah semua percobaan berhasil dijauhkan. Untuk menjauhkan semua percobaan, berdoa dengan Doa Bapa Kami adalah cara yang diajarkan oleh Yesus. Ingat dan bandingkanlah dengan kisah di taman Getsemani ketika Yesus membangunkan murid-muridNya yang tertidur untuk berdoa agar dijauhkan dari percobaan!

Sekarang semuanya sudah tersedia dihadapan kita. Akankah kita mengabaikan ajaran dan doa yang telah ada dan tinggal dipakai saja ini? Akankah kita seperti apa yang dikatakan oleh Murasaki Shikibu melalui salah satu tokoh dalam salah satu novelnya yang sangat terkenal yang menyesali keadaan bahwa mekar musim semi telah datang tetapi tak seorang pun di rumahnya yang tertarik untuk menikmatinya?63 Akankah kita seperti itu? Semoga tidak!

61 Penjelasan lebih dalam dapat dilihat dalam Pengantar dan Bab I buku ini. 62 Bab II membicarakan hal secara lebih panjang lebar.63 Murasaki Shikibu, sastrawan Jepang yang hidup antara akhir abad ke 10 dan awal abad ke 11, adalah penulis The Tale of Genji, sebuah novel besar di Jepang dengan tidak kurang 800 puisi terkandung di dalamnya. Salah satu di antaranya adalah puisi yang seperti ini: waga yado wa, hana motehayasu, hito mo nashi, nani ni ka haru no, tazunekitsuran – yang terjemahan bebasnya adalah: Di rumahku tak seorang pun mau mengagumi bunga-bunga mekar – lalu untuk apa musim semi datang kemari? Referensi selengkapnya lihat The Haiku Seasons – Poetry of the Natural World, tulisan William J. Higginson, Tokyo: Kodansha International (1996:40).

31

Page 32: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Doa Bapa Kami adalah luar biasa yang diajarkan sendiri oleh Yesus. Lukas dan Matius adalah dua murid Yesus yang secara eksplisit memberikan kesaksian bahwa ini benar adanya. Jadi tidak perlu ada keraguan-raguan lagi bahwa inilah doa yang harus digunakan jika umat Kristiani ingin berdoa.

Sementara itu, sebagai tambahan pengetahuan dan pembanding pemikiran, catatan kaki Kitab Perjanjian Baru terbitan Dirjen Bimas Katolik memberikan penjelasan tambahan yang cukup menarik tentang Doa Bapa Kami. Tambahan penjelasan ini, meskipun ditulis untuk doa Bapa Kami yang ada dalam kesaksian Matius, tetapi pada dasarnya juga berlaku sebagai penjelasan tambahan bagi doa Bapa Kami yang ada dalam Injil Lukas.

Dikatakan oleh catatan kaki itu bahwa ada tujuh permohonan termuat dalam doa Bapa Kami. Matius sendiri memang dikenal sebagai pencinta angka tujuh64, meskipun angka tujuh ini bukan semata-mata karangannya tetapi karena kebetulan memang seperti itulah kejadiannya atau memang seperti itulah perintahnya. Simak saja ketika Matius memberi kesaksian tentang dua kali tujuh keturunan dalam silsilah Yesus. Jadi seluruhnya ada empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.65 Memang disini angka yang digunakan oleh Matius adalah empat belas dan bukannya tujuh. Tetapi siapa yang bisa menyangkal bahwa empat belas berasal dari tujuh tambah tujuh atau tujuh dikalikan dua? Dengan kata lain faktor angka tujuh sangat kental dalam hal ini.

Tujuh permohonan yang dimaksud doa Bapa Kami telah dikupas isi dan maknanya dalam penjelasan sebelumnya meskipun dalam kupasan tersebut tidak dijelaskan secara eksplisit pembagian permohonan ke dalam tujuh bagian terpisah.

Kesenangan Matius dengan angka tujuh dalam dilihat secara lengkap pada catatan kaki Kitab Perjanjian Baru terbitan Dirjen Bimas Katolik tahun 1978/1979 halaman 34.

Referensi Lainnya tentang Doa dari para Rasul

Ada banyak contoh tentang orang yang berdoaMeskipun ada juga banyak contoh tentang orang yang tidak berdoa.

Tetapi kalau aku boleh memilih, meskipun keduanya sama-sama gagalAku lebih memilih yang pertama!

Kisah Para Rasul, salah satu bagian terpenting dalam Kitab Perjanjian Baru, ternyata oleh Gereja diakui sebagai kesaksian Lukas. Kesaksian dalam kitab ini dipenuhi oleh kesaksian yang bertutur tentang kisah pertobatan, kisah penyembuhan, kisah dihidupkannya orang yang sudah mati, kisah pemberkatan, kisah turunnya Roh Kudus, kisah pembebasan, dan masih banyak kisah-kisah lainnya. Semua kisah tersebut tidak terlepas dari satu hal pokok yaitu ‘doa’ atau ‘berdoa’. Hampir tak ada satu kisah pun yang tidak melibatkan doa. Mulai dari ketekunan berdoa sebagai bagian kehidupan sehari-hari para umat Kristiani waktu itu, sampai para peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan masalah-masalah lainnya seperti masalah pemilihan dan pantahbisan murid baru, turunnya Roh Kudus, pembebasan jemaat yang dianiaya, doa memintakan ampun bagi diri sendiri dan bagi orang lain, doa para murid sebelum mengejarkan mukjizat, maupun doa-doa permohonan lainnya. Atau dengan kata lain, hampir-hampir tidak ada tindakan atau perbuatan yang tidak melibatkan doa.

64 Jika Lukas dikenal sebagai murid yang suka memberi kesaksian bahwa Yesus suka berdoa, Matius mungkin boleh disebut sebagai murid Yesus yang senang menggunakan angka tujuh.65 Lihat Matius 1:17

32

Page 33: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Tidak hanya Yesus yang tekun dan suka berdoa, tetapi para murid pun begitu juga. Para murid utama Yesus, sepeninggal Yesus, tidak hanya sehati tetapi juga tekun berdoa. Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama; dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.66 Ketika itu mereka semua berdoa dengan tekun sambil berharap-harap cemas menunggu kedatangan Roh Kudus seperti yang dijanjikan oleh Yesus yang telah naik ke Surga. Sebelumnya Yesus telah menjawab pertanyaan mereka tentang apakah Yesus berkenan memulihkan kerajaan bagi Israel. Ketika itu Yesus menjawab bahwa Engkau (para murid yang bertanya) tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasaNya. Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi. Setelah memberi perintah ini Yesus naik ke Surga.

Berikutnya, masih dalam kitab yang sama, yaitu dalam kitab Kisah Para Rasul yang oleh Gereja diyakini ditulis oleh Lukas ada tertulis ayat seperti berikut Mereka semua berdoa dan berkata: ‘Ya Tuhan Engkaulah yang mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang ditinggalkan Yudas yang telah jatuh ke tempat yang wajar baginya. Peristiwa berdoanya para murid kali ini adalah dalam rangka memilih satu dari dua orang yang dianggap sesuai untuk menggantikan kedudukan Yudas Iskariot. Kedua orang yang dimaksud adalah Matias dan Yusuf.67 Setelah berdoa dan menarik undi akhirnya Matias-lah yang terpilih untuk menggantikan Yudas dan jumlah murid utama Yesus yang dua belas itu tergenapi kembali.

Dalam peristiwa lainnya, yaitu peristiwa pemilihan tujuh murid baru yang akan diberi tugas memberikan pelayanan pada jemaat yang jumlahnya memang semakin banyak, masalah berdoa ternyata menjadi salah satu alasan mengapa para murid utama Yesus melakukan pemilihan ini. Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan Firman Allah untuk melayani meja. Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuah orang dari antaramu, yang terkenal baik dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman.68 Tujuh murid baru tersebut adalah Stefanus, Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Barmenas, dan Nikolaus. Setelah tujuh murid baru ini terpilih para rasul memberkati mereka dengan berdoa. Mereka itu dihadapkan kepada rasul-rasul, lalu rasul-rasul itupun berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka. Sekali lagi telah ditunjukkan betapa penting peran doa dan berdoa! Ketika Stefanus dibunuh karena bersaksi bahwa dia sungguh melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah69 doa menjadi bagian integral peristiwa ini. Saulus yang melihat sendiri peristiwa ini bersaksi bahwa sebelum ajal Stefanus berdoa. Ya Tuhan Yesus terimalah rohku yang kemdian disambungnya dengan doa Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka. Sungguh sebuah doa umat Kristiani yang penuh iman dan ketaatan karena sampai menjelang ajal karena dianiaya Stefanus masih menunjukkan sikap bagaimana seharusnya ajaran Yesus diimplementasikan dalam dunia nyata. Mencintai sesama termasuk para musuh, para penganiaya, dan bahkan para pembunuh.

Begitu juga dengan cara hidup jemaat ketika itu. Setelah menerima pembaptisan maka Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka

66 Lihat Kisah Para Rasul 1:1467 Nama lain dari Yusuf dalam kisah pemilihan murid utama Yesus sebagai pengganti Yudas Iskariot adalah Barsabas atau Yustus. Lihat Kisah Para Rasul 1:15-2668 Lihat Kisah Para Rasul 6:1-769 Lihat Kisah Para Rasul 7:54-58

33

Page 34: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.70 Berdoa adalah bagian tidak terpisahkan dalam kehidupan jemaat dan umat Kristiani baik yang dulu, sekarang, maupun yang akan datang nanti!

Ketika terjadi peristiwa yang menyedihkan umpamanya, berdoa menjadi satu-satunya cara untuk mengatasi. Yakobus yang adalah saudara Yohanes, atas perintah Herodes, dihukum mati. Karena perbuatan ini ternyata menyenangkan orang Yahudi, Herodes melanjutkannya dengan memenjarakan Petrus. Petrus ditahan dengan penjagaan sangat ketat. Herodes merencanakan untuk menghadapkan Petrus pada orang banyak sehabis perayaan Paskah. Demikianlah Petrus di tahan di dalam penjara. Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah. Doa jemaat yang tekun ini ternyata dijawab oleh Tuhan. Ini dibuktikannya dengan bebasnya Petrus atas bantuan para malaikat. Kisah ini dapat dibaca dalam Kisah Para Rasul 12:1-19. Sekali lagi, melalui kisah ini, ditunjukkan betapa doa yang tulus dan tekun dijawab oleh Tuhan.

Ketika rasul-rasul di Yerusalem mendengar bahwa tanah Samaria telah menerima Firman Allah, mreka mengutus Petrus dan Yohanes ke situ. Setibanya disitu, kedua rasul itu berdoa, supaya orang-orang Samaria itu beroleh Roh Kudus.71 Kedua murid Yesus ini datang ke Samaria karena meskipun orang-orang di Samaria telah dibaptis dan mengikuti ajaran Tuhan melalui murid Yesus yang bernama Filipus, tetapi sampai saat kedatangan keduanya Roh Kudus belum turun ke atas mereka. Dengan perantaraan dan doa Petrus dan Yohanes, Bapa yang di Surga berkenan mengutus Roh Kudus untuk menyertai orang-orang Samaria yang telah dibaptis itu. Dua murid Yesus ini menyampaikan permohonan mereka pada Bapa dengan berdoa.

Kemudian, masih dalam rangkaian peristiwa yang sama, seseorang bernama Simon, yang melihat peristiwa turunnya Roh Kudus untuk memberkati banyak orang yang dilakukan oleh para rasul Yesus hanya dengan menumpangkan tangan, menawarkan uangnya pada Petrus dan berkata Berikanlah juga kepadaku kuasa itu, supaya jika aku menumpangkan tanganku di atas seseorang, ia boleh menerima Roh Kudus. Petrus tentu saja berang pada orang kaya yang kurang ajar ini. Kata Petrus Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau karena engkau menyangka dapat membeli karunia Allah dengan uang. Sebuah peringatan keras bagi setiap orang kaya yang mempunyai uang dan selalu beranggapan bahwa semuanya dapat dibeli dan ‘diselesaikan’ dengan uang. Simon adalah orang kaya yang sudah mengatakan akan mengikut Tuhan, tetapi dalam hatinya masih ada banyak jalan yang bengkok. Dalam masa modern sekarang semakin banyak jumlah ‘Simon-Simon’ seperti ini. Tidak ada bagian atau hakmu dalam perkara ini, sebab hatimu tidak lurus di hadapan Allah. Jadi bertobatlah dari kejahatanmu ini dan berdoalah kepada Tuhan, supaya Ia mengampuni niat hatimu ini, sebab kulihat bahwa hatimu telah seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan. Simon tentu saja terkejut dan takut setengah mati mendengar perkataan Rasul Petrus, ini dibuktikan dengan permohonannya kepada Petrus Hendaklah kamu berdoa untuk aku kepada Tuhan, supaya kepadaku jangan kiranya terjadi segala apa yang telah kamu katakan itu. Mungkin Simon tidak menyadari, tetapi dia mengatakannya, bahwa jika Petrus memang berkenan untuk memohon pada Tuhan agar Tuhan berkenan memberi ampun pada dirinya yang telah berpikiran bengkok, maka permohonan tersebut tentulah disampaikan melalui doa.

Dalam kisah penuh keajaiban lainnya, ketika Petrus menyembuhkan Eneas dan membangkitkan Dorkas atau Tabita72, berdoa adalah sarana yang digunakan oleh Petrus 70 Lihat Kisah Para Rasul 2:41-4771 Lihat Kisah Para Rasul 8:4-2572 Dorkas atau Tabita dikenal sebagai wanita yang baik hati dan banyak memberi sedekah. Kemudian karena sakit dia meninggal. Para murid Yesus di kawasan itu, yang mendengar

34

Page 35: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

sebelum melakukan kehendak Bapa menyembuhkan dan membangkitkan orang mati. Setelah sampai disana, ia dibawa ke ruang atas dan semua janda datang berdiri dekatnya dan sambil menangis mereka menunjukkan kepadanya semua baju dan pakaian yang dibuat Dorkas waktu ia masih hidup. Tetapi Petrus menyuruh mereka semua keluar, lalu ia berlutut dan berdoa. Kemudian ia berpaling ke mayat itu dan berkata: ‘Tabita, bangkitlah!’ Lalu Tabita membuka matanya dan ketika melihat Petrus ia bangun lalu duduk. Petrus adalah bukan Yesus. Yesus menyembuhkan orang sakit dan membangkitkan orang mati karena kuasa seperti itu memang dikaruniakan secara langsung oleh BapaNya yang di Surga. Kadang Yesus melakukannya tanpa perlu berdoa lebih dulu tetapi tidak jarang Dia memulainya karya memberi tanda-tanda ajaib dengan berdoa. Sedangkan Petrus yang mendapat kuasa yang sama dari Yesus, karena itu ia pun dapat menyembuhkan orang sakit dan membangkitkan orang mati, selalu melakukannya dengan cara yang berbeda. Petrus selalu menggunakan kuasa ini dengan diawali oleh doa memohon perkenan dari Yesus dan Bapa untuk menggunakan kuasa luar biasa yang diberikan padanya.

Ketika hendak melakukan perpisahan, doa juga merupakan bagian penting yang tidak terpisahkan. Ketika itu Paulus sudah cukup lama berada di Efesus73, kurang lebih selama tiga tahun, menyebarkan ajaran Tuhan. Akhirnya tiba juga waktu untuk berpisah. Setelah memberi wejangan dan nasehat-nasehat akhirnya, salah satu di antara nasehat paling berkesan bagi jemaat di Efesus adalah ketika Paulus mengatakan (dengan mengutip kata-kata Yesus sendiri) Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima,74 Paulus ternyata berlutut dan berdoa bersama-sama dengan mereka. Jika perjumpaan diawali dengan doa, maka perpisahan pun akan diakhiri dengan doa. Maka menangislah mereka semua tersedu-sedu dan sambil memeluk Paulus, mereka berulang-ulang mencium dia. Mereka sangat berduka cita terlebih-lebih karena ia katakan bahwa mereka tidak akan melihat mukanya lagi.75

Perpisahan dengan umat dan jemaat di Tirus pun diakhiri dengan doa. Paulus hanya singgah selama tujuh hari di tempat ini. Meskipun sudah diperingatkan agar jangan melanjutkan perjalanan ke Yerusalem karena bahaya besar menunggu disana Tetapi setelah lewat waktunya, kami berangkat meneruskan perjalanan kami. Murid-murid semua dengan istri dan anak-anak mereka mengantar kami sampai ke luar kota, dan di tepi pantai berlutut dan berdoa. Sesudah minta diri kami naik ke kapal, dan mereka pulang ke rumah. (Kisah Para Rasul 21:5)

Peristiwa-peristiwa berdoanya pada rasul, para murid, dan para pengikut Yesus masih amat sangat banyak dan tersebar dalam banyak kesaksian para rasul dan para murid Tuhan. Beberapa contoh di atas hanya merupakan sebagian kecil dari banyaknya contoh-contoh

Petrus ada di sekitar situ mengirim utusan mengundang Petrus untuk menolong Tabita. Lihat Kisah Para Rasul 9:32-43 73 Lihat Kisah Para Rasul 20:17-3874 Paulus tidak hanya pintar memberi nasehat tetapi dia telah menunjukkan sendiri bagaimana hal itu harus dilakukan. Kamu sendiri tahu bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku. Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima. (Kisah Para Rasul 20:34-35) 75 Bandingkan bagian ini dengan apa yang dikatakan oleh Alfred Tennyson dalam The Idylls of the King – If thou shouldst never see my face again, pray for my soul. More things are wrought by prayer than this world dreams of. Lihat Webster Dictionary of Quotations, (1992:334).

35

Page 36: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

tentang bagaimana doa menjadi bagian tidak terpisahkan dari para rasul, para murid, dan para umat. Menelusuri semua contoh-contoh ini pastilah akan memperteguh keyakinan semua umat Kristiani bahwa doa adalah bagian tidak terpisahkan seluruh umat Kristiani. Dalam iman, pengharapan, dan kasih, doa selalu menyertai. Dengan demikian sungguh tak terkira betapa dalam dan pentingnya peran doa bagi seluruh umat Kristiani.

Argumentasi Subyektif yang Belum Tentu Benar

Yang aku katakan belum tentu benarYang aku yakini mungkin juga salah.

Tetapi seperti kata banyak orangApa-apa yang belum dibuktikan salah

Hendaknya dianggap benar!76

Dalam kata pengantar buku ini penulis memberikan argumentasi subyektif yang cukup panjang sehubungan dengan Doa Bapa Kami. Argumentasi subyektif tersebut tentu saja belum tentu benar dan belum tentu berlaku bagi setiap orang. Tetapi paling tidak argumentasi subyektif ini mewakili gelombang pemikiran dalam hati penulis.

Sebuah perintah yang tampaknya sederhana tetapi sebenarnya amat sangat sulit dilaksanakan, begitu dikatakan dalam kata pengantar. Saya jelas-jelas gagal melaksanakan perintah sederhana ini secara konsisten dan berkesinambungan. Saya masih sering pergi ke rumah-rumah ibadah dan berdoa disana. Meskipun setitik pun tidak ada maksud agar ketika berdoa saya dilihat dan diperhatikan orang, tetapi yang saya sesalkan mengapa saya tidak mampu berdoa seperti yang diajarkan Yesus yaitu masuk ke dalam kamar, menutup pintu dan berdoa kepada Bapa yang ada di tempat tersembunyi? Mengapa saya tidak mampu melakukan hal yang sederhana ini, padahal inilah yang jelas-jelas diajarkan dan diperintahkan oleh Yesus sendiri? Pasti ada yang salah disini!

Sayangnya, saya bukan saja gagal menemukan latar belakang kesalahan itu tetapi sekaligus juga gagal mengubah dan memperbaiki kesalahan itu. Sampai sekarang saya masih sering berdoa tidak seperti yang diajarkan Tuhan Yesus sendiri! Tetapi bagaimana kalau yang dimaksud dengan ‘kamar’ adalah bukan ‘kamar pribadi’ tetapi adalah kamar atau ruangan gereja? Jika memang seperti ini lalu bagaimana dengan rumat-rumah ibadah seperti yang dikatakan Yesus dalam kisah ini? Saya belum menemukan jawaban yang meyakinkan.

Begitu juga dengan banyak orang lain. Saya yakin mereka melakukan hal yang sama. Bahkan orang lain lebih ‘gila’ lagi. Mereka bukan saja tidak mampu mengikuti perintah dan ajaran ini tetapi secara demonstratif justru melanggarnya. Bukan saja doanya diperdengarkan dengan suara keras, dengan menggunakan pengeras suara, tetapi juga dipertunjukkan di depan orang banyak. Semakin demonstratif mereka memimpin orang lain berdoa, semakin banggalah mereka. Mereka juga semakin yakin bahwa mereka telah melakukan hal yang benar, hal yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus. Padahal dalam hal berdoa jelas-jelas Tuhan Yesus mengajarkan dan memerintahkan sebaliknya!

Lalu bagaimana dengan Gereja dan para pejabat Gereja yang terhormat itu? Apakah mereka mampu menjalankan ajaran dan keteladanan yang diajarkan langsung oleh Yesus ini? Jelas tidak mudah menjawab dengan tepat, benar, dan akurat pertanyaan ini karena ada banyak alasan, ada banyak segi yang harus dipertimbangkan sebelum pertanyaan sederhana ini dapat dijawab dengan tepat, benar dan akurat. Tetapi alam pikiran sederhana saya, alam pikiran orang awam ini, cenderung mengatakan bahwa Gereja dan para pejabat Gereja juga 76 Meskipun dalam ranah dunia ilmu pengetahuan adalah mungkin juga untuk mengatakan bahwa apa-apa yang belum dibuktikan benar hendaknya lebih dulu dianggap salah.

36

Page 37: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

‘gagal’ atau tidak berhasil melaksanakan ajaran Yesus tentang berdoa. Menurut anggapan saya mereka tidak berhasil mendorong, tidak berhasil memberi contoh dan tidak berhasil menunjukkan keteladanan yang konsisten dalam melaksanakan ajaran Yesus tentang berdoa.

Gereja dan para pejabat Gerejanya (baca: para Romo/Pastur, para Uskup, para Pendeta, dan yang lain-lain) sampai saat ini terus menerus dengan gencar mendorong dan mempengaruhi banyak orang untuk berdoa dalam beragam versi dan rajin datang ke Gereja untuk berdoa. Pikiran awam saya benar-benar sulit mengerti bagaimana perintah yang begitu gamblang, begitu jelas, dan begitu terang dilanggar berpuluh, beratus, bahkan beribu kali setiap bulannya justru oleh Gereja dan para pejabatnya? Apakah perintah, ajaran dan keteladanan Yesus untuk tidak berdoa di depan orang banyak, apakah perintah agar masuk ke kamar jika hendak berdoa, terlalu sulit untuk dipahami atau terlalu rumit untuk dilaksanakan sehingga menimbulkan penafsiran dan konotasi yang beragam? Saya benar-benar sulit memahami hal ini, tetapi itulah realita yang, bahkan oleh anak kecil sekali pun, dapat dilihatnya dengan jelas dan gamblang dewasa ini.

Saya benar-benar tidak tahu dimana letak permasalahan dan kesalahannya. Apakah permasalahan dan kesalahannya ada pada saya yang melihat dan merasakan bagaimana pelanggaran terhadap ajaran Yesus tentang sikap dan perilaku ketika berdoa terus menerus dilakukan oleh Gereja dan pejabat Gereja, ataukah permasalahan dan kesalahan tersebut ada pada mereka yang melakukan kesalahan dan pelanggaran itu?

Berikutnya adalah tentang isi doa. Dalam hal ini saya, dan mungkin juga orang lain, jelas semakin ‘konyol’. Yesus mengajarkan agar dalam berdoa hendaknya seseorang tidak bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Orang seperti ini menyangka karena banyaknya kata-kata yang diucapkan maka doanya akan dikabulkan. Pendapat seperti ini jelas tidak benar karena Bapa yang ada di Surga mengetahui semuanya jauh sebelum seseorang meminta kepadaNya, kata Yesus.

Semua orang, termasuk saya tentu saja, tahu bahwa Bapa yang di Surga itu Maha Kuasa dan Maha Mengetahui. Adalah mustahil Bapa tidak mengetahui apa yang ingin diminta seseorang. Adalah mustahil Bapa yang di Surga tidak mengetahui apa yang diinginkan seseorang. Adalah mustahil Tuhan Yang Maha Kuasa tidak mengetahui apa yang diperlukan seseorang. Jadi jika Bapa yang di Surga, jika Tuhan, dan jika Allah memang seperti itu, tidak mengherankan kalau Yesus Kristus sebagai PutraNya, sebagai Penyelamat Dunia, sebagai Utusan Langsung dari Bapa Yang Maha Kuasa, mengajarkan agar semua orang tidak bertele-tele dalam berdoa karena semua permasalahan dan persoalan diketahuiNya jauh sebelum seorang mengucapkan dalam doa.

Sebagai konsekwensi logis ajaran ini Yesus mengajarkan doa yang tidak bertele-tele. Doa yang sebaiknya dan seharusnya digunakan jika seseorang ingin berdoa. Inilah yang kemudian dikenal sebagai doa Bapa Kami. Tetapi yang menjadi permasalahan sekarang, khususnya bagi saya pribadi, adalah mengapa masih saja saya (meskipun tidak sering, tetapi masih tetap melakukan) mengucapkan doa yang lain? Mengapa saya tidak secara konsisten dan berkesinambungan menggunakan doa Bapa Kami yang diajarkan sendiri oleh Yesus Kristus kalau saya ingin berdoa? Ya, mengapa saya masih saja menggunakan doa lain, padahal perintah dan ajaran Yesus sudah sangat jelas dan terang, bak pemandangan di siang hari bolong? Apabila engkau berdoa, katakanlah … (Doa Bapa Kami). Inilah doa yang diajarkan Yesus. Karenanya tidak mengherankan jika sikap ini (sikap saya pribadi dan sikap banyak orang) benar-benar mengusik saya sampai sekarang!

Apakah doa Bapa Kami tidak cukup hebat untuk mewadahi semua permasalahan yang dihadapi oleh manusia? Apakah doa Bapa Kami terlalu miskin dan tidak komprehensif sehingga Gereja, para pejabat Gereja, dan bahkan para umatnya berlomba-lomba menciptakan doa versi mereka sendiri? Apakah doa Bapa Kami begitu tidak berkualitas dan

37

Page 38: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

tidak lengkapnya sehingga ketika, umpamanya, ada satu keluarga ingin mendoakan salah satu anggota keluarga mereka yang baru saja meninggal, keluarga orang yang meninggal dan para pastur Gereja harus menciptakan doa baru agar didengar oleh Bapa yang di Surga? Benar-benar sulit diterima akal sehat gaya dan cara berpikir seperti ini!

Tetapi itulah kenyataannya meskipun mungkin kenyataan ini tidak terlalu salah jika perspektif memandangnya dari sudut lain. Perbincangan dari sudut lain inilah yang sekarang perlu dipikirkan, dikontemplasikan, didiskusikan, dan baru kemudian diaktualisasikan jika memang harus seperti itu.

Sebagai penutup bab ini mungkin tidak adalah salahnya jika dikutipkan salah satu karya penyair besar Amerika, Ezra Pound, yang berjudul Pray in May.77 Lewat puisi ini sang penyair memberikan gambaran betapa ceria dan cerahnya bulan Mei ketika bunga mekar, rumput dan dedaunan menghijau, sementara matahari bersinar cerah menjanjikan mimpi dan harapan baru dalam kehidupan baru. Kapan lagi akan bersyukur pada Tuhan atas semua berkat dan karuaniaNya kalau tidak sekarang? Karenanya, mari (mulai) sekarang ini bukan saja kita sampaikan doa terima kasih pada Tuhan Yang Maha Kuasa tetapi mulai sekarang juga kita isi hidup ini dengan menjalankan ajaran dan hukum kasih Tuhan yaitu mencintai Tuhan dan mencintai sesama manusia.

Today the birds are singing andThe grass and leaves are green,And all the gentle earth presentsA bright and sunny scene.

It is the merry month of MayWhen flowers bloom once more.And there are hopes and happy dreamsAnd promises in store.

What time could be more wisely spentThan this the first of MayTo say that we are thankful forOur blessing every day?

To give our gratitude to GodIn humbleness and prayerAnd offer deeds of charityAs incense in the air?

Then left us love our neighbor andOur rich and fruitful sod,And let us go to church todayAnd thank almighty God.

Semoga Tuhan selalu berkenan memberi kekuatan pada kita semua untuk melaksanakan perintah dan ajaranNya, dan jika hari ini gagal melakukannya dengan baik, semoga Tuhan tetap berkenan dan tidak bosan menganugerahkan semangat dan keinginan agar tetap berkobar keinginan untuk mencoba keesokan harinya. Amin! 77 Lihat Sound and Sense, tulisan Laurence Perrine, New York: Harcourt, Brace and World, Inc. (1969:285)

38

Page 39: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Bab III Tentang Ajaran Kasih SayangTri Budhi Sastrio

Kasih sayang terhadap sesama adalah ajaran sekaligusKeteladanan Yesus yang tiada taranya!

Berbahagialah mereka yang mau terus mencontohnyaMeskipun selalu gagal melaksanakan sesuai dengan kehendakNya!

Ajaran kasih sayang atau cinta kasih pada sesama manusia bukanlah ajaran monopoli Yesus semata. (Ajaran dan keteladanan Yesus tentang cinta kasih dan kasih sayang dicatat dalam Kitab Perjanjian Baru.) Para nabi yang sabda dan keteladannya bertebaran di Kitab Perjanjian Lama telah lama menyuarakan dan mengajarkan ajaran kasih sayang yang serupa. Kitab Imamat umpamanya, yang adalah salah satu kitab dari lima kitab dalam Taurat, sudah jauh-jauh hari mengajarkan masalah ini. Dalam Imamat bab 19 ayat 1-3778 umpamanya, yang membicarakan tentang Kudusnya Hidup seperti yang diajarkan oleh Tuhan lewat Nabi Musa, telah menunjukkan bagaimana seharusnya semua orang bersikap terhadap sesamanya, khususnya sesama yang lebih miskin dan lebih tidak berdaya.

Pada waktu kamu menuai hasil tanahmu, janganlah kau sabit ladangmu habis-habis sampai ke tepinya, dan janganlah kau pungut apa yang kau tinggalkan dari penuaianmu (Imamat 19:9)79 begitu bunyi perintah Tuhan lewat Nabi Musa. Mengapa Tuhan memberi perintah seperti ini? Apakah Tuhan mengajarkan pada manusia untuk bekerja tidak cermat dan tidak tuntas sehingga pekerjaan (dalam hal ini panenan) dari ladang dibiarkan tersisa dan tercecer disana-sini? Tentu saja tidak! Lalu untuk apa? Ayat berikutnya, ayat 10 bab yang sama dari kitab yang sama, menjawab pertanyaan ini dengan gamblang. Juga sisa-sisa buah anggurmu janganlah kau petik untuk kedua kalinya dan buah yang berjatuhan di kebun anggurmu janganlah kau pungut, tetapi semuanya itu harus kau tinggalkan bagi orang miskin dan bagi orang asing; Akulah Tuhan, Allahmu! Ternyata maksud Tuhan memberi perintah seperti pada ayat 9 adalah untuk memberi kesempatan pada orang miskin (sesama kita) yang tidak cukup beruntung memiliki ladang gandum dan kebun anggur sendiri, agar mereka tetap dapat menikmati gandum dan anggur yang tercecer (atau yang memang sengaja dicecerkan oleh kita). Karena tidak memiliki ladang gandum dan kebun anggur, tentu saja mereka tidak dapat menuai dan memetik hasilnya padahal tidak diragukan lagi mereka juga memerlukan gandum dan anggur. Dengan melakukan tindakan yang tampaknya ceroboh ini, solusi yang cerdik telah diberikan oleh Tuhan. Si miskin, yang tidak memiliki ladang gandum dan kebun anggur sendiri, bahkan yang mungkin juga tidak mempunyai kesempatan menjadi buruh di ladang gandum dan kebun anggur milik orang kaya, dapat memperoleh gandum dan anggur dari sisa dan ceceran hasil panenan.

Jika ajaran yang telah berusia ribuan tahun ini dibawa ke dalam kehidupan modern masa kini, berapa banyak dari kita yang mengaku beragama ini (khususnya umat Kristiani) 78 Dalam catatan kaki Kitab Suci Perjanjian Lama I - 1979/1980 yang diterbitkan oleh Dirjen Bimas Katolik (p.192) disebutkan bahwa Secara tak keruan bab ini mengumpulkan berbagai peraturan mengenai hidup sehari-hari. Tetapi semua dipersatukan melalui penyebutan nama Tuhan serta KekudusanNya, Peraturan-peraturan ini jelas berlatar belakang Dekalog (Sepuluh Perintah Allah). 79 Khusus untuk ayat 9 ini Christian Community Bible – 1995 (p. 169) dalam catatan kakinya mengatakan bahwa meskipun these prescriptions, addressed to a race of small farmers, (but they) must be interpreted in order to adapt them to the circumstances of our present lives.

39

Page 40: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

yang mampu menjalankannya? Mungkin saja sangat banyak orang yang telah mampu (dan memang) telah menjalankan salah satu perintah Tuhan untuk membantu orang miskin ini. Tetapi mungkin saja memang tidak banyak yang mampu dan mau melakukannya. Atau (ini yang paling mungkin terjadi dan sekaligus yang paling konyol) sejauh ini sebenarnya tidak ada yang mampu dan tidak ada yang mau melaksanakan ajaran ini.

Pertanyaan berikutnya, yang juga tidak kalah mengusiknya, adalah pertanyaan yang mencoba menanyakan berapa banyak orang yang benar-benar mampu dengan sengaja mencecerkan haknya, benar-benar mampu dengan sengaja tidak mengambil sebagian dari penghasilannya, semata-mata agar orang yang lebih memerlukan dapat menikmati hak dan penghasilan yang sengaja tidak diambil itu? Ada banyak orang? Hanya sedikit? Atau mungkin sama sekali tidak ada?

Memang tidak mudah menjawab pertanyaan semacam ini karena tentunya diperlukan pengamatan dan penelitian secara seksama agar diperoleh data yang akurat sebelum kesimpulan yang memadai dapat dikemukakan. Tetapi kalau berani bertanya pada diri sendiri dan kemudian berani menjawab sendiri pertanyaan ini dengan menggunakan diri sendiri sebagai referensi, tampaknya pernyataan berikut ini cukup memadai sebagai jawaban yang mendekati kebenaran.

Jangankan menemukan orang yang dengan sengaja mau mencecerkan haknya agar hak tersebut dapat dinikmati oleh orang lain, menemukan orang yang puas dengan haknya sendiri saja tampaknya semakin sulit sekarang ini. Mengapa? Karenanya jumlah mereka memang semakin langka! Yang lebih mudah dan lebih banyak dijumpai adalah orang-orang yang dengan segala cara berusaha menambah haknya bahkan meskipun usaha tersebut sebenarnya pada saat yang sama mengurangi hak orang lain. Tanpa bermaksud mengatakan bahwa di dunia ini tidak lagi ada orang baik, tetapi tampaknya jelas sekali bahwa amat jauh lebih mudah menemukan orang bertipe yang terakhir ini dibandingkan dengan orang tipe pertama. Jauh lebih mudah menemukan orang yang tega mengkebiri hak orang lain semata-mata untuk menambah haknya sendiri dibandingkan dengan yang sebaliknya. Jauh lebih mudah menemukan orang yang tidak perduli apakah hak orang lain terjaga dan terpenuhi atau tidak, dibandingkan dengan menemukan orang yang sangat peduli pada hak orang lain. Atau dengan kata lain, amat sangat banyak orang yang tidak lagi peduli pada ajaran Tuhan yang sangat jelas dan gamblang tentang hak orang-orang miskin dan orang-orang tidak berdaya.

Lebih jauh lagi, masih dalam kitab yang sama, bab yang sama tetapi pada ayat 18 Tuhan melalui Nabi Musa mengajarkan agar kita tidak menuntut balas dan tidak menaruh dendam terhadap sesama, melainkan mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Ajaran dan perintah ini begitu gamblang dan begitu jelas sehingga tidak perlu ditafsirkan macam-macam. Tetapi orang yang betul-betul taat dan mau menjalankannya semata-mata karena perintah Tuhan dan bukannya karena tidak berdaya tampaknya tidak banyak. Adalah sulit menemukan orang berkuasa yang dengan sengaja dan sadar tidak mau menuntut balas bahkan meskipun pada diri mereka, pada keluarga mereka, pada kerabat mereka, ditimpakan sesuatu yang tidak pantas dan tidak layak. Yang banyak ditemukan adalah orang yang tidak menuntut balas karena mereka menang tidak berdaya menuntut balas. Adalah sulit sekali menemukan orang yang tidak menaruh dendam pada orang lain yang berbuat tidak adil, berbuat tidak senonoh, berbuat tidak layak, atau berbuat jahat pada dirinya kalau orang ini mempunyai kuasa dan daya untuk membalas. Yang banyak ditemukan adalah kumpulan orang dengan dendam berkarat dalam hati-hati masing, menunggu waktu dan kesempatan yang tepat untuk dilampiaskan. Mereka tidak segera membalas dendam karena faktor lain (umpamanya karena tidak berdaya) dan bukan karena mereka menyadari adanya ajaran dan perintah Tuhan untuk tidak menuntut balas dan tidak menaruh dendam.

40

Page 41: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Memang harus diakui ada banyak bukti dan kesaksian bahwa endapan dendam ini akan larut dengan sendirinya seiring dengan berlalunya waktu. Tetapi ini jelas bukan perintah Tuhan. Tuhan tidak pernah memerintahkan manusia (dalam hal ini melalui Nabi Musa) agar membiarkan dendam kesumatnya larut oleh berlalunya waktu. Perintah Tuhan jelas yaitu jangan menaruh dendam pada sesama. Tidak menaruh dendam jelas tidak sama dengan membiarkan dendam mengendap dalam hati dan kemudian membiarkan dendam itu larut seiring dengan berlalu waktu atau menghilang karena terlampiaskan. Perintah jangan menaruh dendam jelas berbeda dengan perintah membiarkan dendam berada dalam hati meskipun kemudian ternyata memang tidak terbalas atau terlampiaskan. Keduanya memang sama-sama tidak terbalas, tetapi yang satu sesuai dengan perintah Tuhan sedangkan yang satu lagi melanggar perintah Tuhan. Karena tidak menaruh dendam dalam hati, maka tidak ada dendam yang harus dibalas. Tetapi sebaliknya menaruh dendam dalam hati meskipun dendam tersebut pada akhirnya tidak dilampiaskan (jadi sama-sama tidak ada dendam yang dibalas), entah karena tidak berdaya, entah karena tidak sempat, entah karena akhirnya terlupa, tetap merupakan tindakan yang tidak berkenan pada Tuhan. Atau dengan kata lain adalah tidak menaruh dendam yang harus dilakukan dan bukan yang lain.

Menghilangkan dendam pada hakikatnya tidak berbeda jauh dengan menghilangkan kebencian. Kebencian sesaat memang tidak akan melahirkan dendam. Hanya kebencian yang berlarut-larut, kebencian yang dipupuk secara terus menerus dalam hati dan jiwalah yang akan melahirkan dendam. Tetapi tampaknya tidak masuk akal mengatakan bahwa ada rasa dendam yang tidak diawali oleh rasa benci. Memang masih banyak rasa-rasa negatif lainnya yang dapat dianggap sebagai pemicu rasa dendam. Rasa terhina, rasa sakit di hati, rasa direndahkan, rasa iri, rasa tidak puas, rasa marah dan beberapa macam rasa negatif lainnya, jelas ikut berperan sebagai campuran pemupuk rasa dendam dan sekaligus berfungsi sebagai pemicunya.

Kebencian sendiri adalah salah satu sifat yang tampaknya dimiliki oleh semua orang. Tampaknya tidak masuk akal mengatakan ada orang yang tidak memiliki rasa benci. Mencari orang yang tidak pernah mendendam atau tidak mempunyai rasa dendam saja sulitnya setengah mati (mungkin tidak pernah ada ada manusia yang seperti ini), apalagi mencari orang yang tidak mempunyai rasa benci. Jelas lebih sulit lagi. Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa semua orang dilahirkan dengan potensi untuk membenci.80 Potensi membenci sudah ada sejak manusia dilahirkan dan akan terus ada sampai manusia itu mati. Inilah kenyataannya, inilah faktanya, dan manusia harus belajar untuk hidup bersama-sama dengan potensi ini.

Seorang penyair besar Amerika, Robert Frost, menggambarkan tentang kebencian yang dapat merusak dan menghancurkan manusia dengan sangat indahnya dalam puisinya yang berjudul Fire and Ice.81

Some say the world will end in fire,Some say in ice.From what I’ve tasted of desireI hold with those who favor fire.

But if it had perish twice,I think I know enough of hate

80 Diyakini bahwa potensi sifat-sifat negatif dan sekaligus positif adalah bagian tidak terpisahkan karakter manusia.81 Lihat Adventures in American Literature, tulisan James Farly dkk., New York: Harcourt Brace Jovanovich, 1979:616

41

Page 42: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

To say that for destruction iceIs also greatAnd would suffice.

Dalam puisi ini Frost menganalogikan ‘es’ dengan ‘kebencian’, Manusia memang amat sangat mudah dihancurkan oleh ‘nafsu kemarahannya’ yang berkobar-kobar bagaikan api. Pengalaman sang penyair mengkonfirmasi hal ini. Tetapi, seperti yang dikatakannya dalam bait kedua puisinya, kebencian yang dipendam dalam hati dapat menimbulkan efek yang sama hebatnya dengan ‘nafsu kemarahan’, Kebencian yang terpendam, kebencian seperti es yang membeku dalam hati, mempunyai daya pengrusak yang tidak kalah hebatnya dengan kemarahan yang meledak-ledak. Karenanya jangan simpan kebencian dalam hati.

Yang menjadi persoalan sekarang, sesuai dengan ajaran Tuhan untuk mengasihi sesama adalah bagaimana mengatasi rasa benci. Disamping dikarunia oleh potensi-potensi semua sifat negatif, manusia juga dikarunia oleh potensi-potensi semua sifat positif. Karunia sifat positif inilah yang harus lebih dipupuk dan lebih dikembangkan sehingga kita, perlahan-lahan tentunya, mampu mengabaikan potensi negatif dan lebih mengedepankan potensi positif.

Mengubah atau menghilangkan sama sekali semua potensi negatif? Tampaknya ini bukan saja tidak mungkin dilakukan karena bertentangan dengan hakikat alami manusia, tetapi juga akan melahirkan kesia-siaan jika dipaksakan untuk dilakukan. Yang bisa dilakukan oleh manusia adalah berubah dalam artian melakukan perubahan sikap dalam menyikapi karunia potensi (yang negatif dan positif, yang berkenan dan tidak berkenan) yang ada dalam diri dan jiwa.

Sebagai manusia biasa kita sebenarnya mampu melakukan ini. Hanya orang yang paling bijaksana dan orang yang paling bodoh saja yang tidak dapat diubah, kata Guru seperti yang dikutip oleh muridnya dalam Kitab Lun Gi jilid XVII-3.82 Kita bukan orang yang sangat (apalagi paling) bijaksana sekaligus juga bukan orang yang sangat (atau paling) bodoh. Jadi kita pasti dapat berubah, pasti dapat diubah.

Yang pertama-tama harus melakukan ini, khususnya tindakan untuk mengubah sikap dan perlakuan terhadap potensi negatif dan positif, tentu saja adalah diri sendiri. Diri sendirilah yang harus mengubah sikap dan persepsi terhadap semua potensi karunia Tuhan dalam diri seseorang.

Usaha mengubah diri sendiri inilah yang oleh orang-orang bijaksana jaman dulu, oleh para nabi, dan bahkan oleh Yesus sendiri, dianggap sebagai usaha luar biasa yang bisa dan harus dilakukan oleh manusia. Hasilnya memang belum tentu bagus, karena memang tidak ada jaminan manusia mampu mengubah dirinya sendiri dan berhasil, tetapi kemauan disertai oleh usaha keras untuk mengubah diri sendiri seperti ini jelas merupakan hal luar biasa yang pantas dihargai. Bagaimana orang dapat berubah jika usaha untuk mulai berubah tidak pernah dilakukan? Terlepas dari hasilnya, berhasil atau tidak, usaha untuk mulai berubah pantas dan patut dihargai serta harus segera dilakukan. Tanpa ini ada banyak hal yang diharapkan hanya tetap berupa harapan. Tidak lebih dari itu!

Sayangnya dalam Perjanjian Lama, disamping ajaran Cinta Kasih yang sangat jelas, tetapi juga ada ajaran yang memperbolehkan adanya pembalasan terhadap perbuatan yang mengakibatkan kematian yang tentu saja sangat dikecam oleh Yesus. Ajaran yang dimaksud termuat dalam salah satu Kitab Taurat yaitu Kitab Keluaran (21:23-25). Tetapi jika 82 Kitab Lun Gi (Sabda Suci) adalah salah satu kitab dalam Kitab Su Si (Kitab Yang Empat) – Kitab Suci Agama K’ong Hu Cu. Edisi Bahasa Indonesia buku ini yan diterbitkan oleh Majelis Tinggi Agama Khong Hu Cu Indonesia tahun 1970 (p. 272)

42

Page 43: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

perempuan itu mendapat kecelakaan yang membawa maut, maka engkau harus memberikan nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki, lecur ganti lecur, luka ganti luka, bengkak ganti bengkak.

Meskipun ajaran ini sebenarnya lebih ditujukan pada pihak yang merugikan pihak yang lain, sementara hukumannya dilaksanakan oleh pihak yang lain lagi (jadi sebenarnya tidak ada tindakan membalas secara langsung) tetapi nuansa balas (dendam) tampak jelas dalam ajaran ini. Yesus sangat mengecam pembenaran seperti ini. Tidak mengherankan jika di dalam Matius (5:43-48) Yesus dengan lantang mengajarkan Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikian kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu, apakah lebihnya daripada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.

Yang menjadi permasalahan sekarang benarkah ada firman (dalam Perjanjian Lama atau dalam Kitab Suci lainnya) yang mengatakan dan mengajarkan agar manusia harus membenci musuhnya? Catatan kaki Kitab Perjanjian Baru yang diterbitkan oleh Dirjen Bimas Katolik tahun 1978/1979 halaman 33 memberikan catatan yang menarik tentang ini. Perintah seperti ini jelas tidak terdapat dalam Kitab Taurat maupun dalam Kitab Perjanjian Lama lainnya, demikian catatan kaki itu mengungkapkan. Ungkapan ini merupakan sesuatu yang keterlaluan (berlebihan?) akibat bahasa Aram yang digunakan tidak mampu mengungkapkan pikiran secara tepat. Ungkapan yang lebih tepat adalah: dan jangan mengasihi musuhmu. (Jadi kemungkinan besar kata-kata Yesus yang tepat sehubungan dengan ini adalah: Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan jangan mengasihi musuhmu. Tetapi aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.)

Koreksi ketepatan kata-kata dalam sabda Yesus ini diperkuat oleh adanya ayat lain yang memperbolehkan ditunjukkan dan dilakukannya sikap menghina terhadap orang berdosa. Ajaran dalam Sirakh83 (12:5) jelas menunjukkan hal ini. Hendaklah berbuat baik kepada orang yang rendah hati, tapi jangan memberikan kepada orang fasik; rotinya hendaknya kau tolak kepadanya, jangan kauberi, supaya karena itu ia jangan menjadi lebih kuat daripadamu. Sebab dua lipat engkau mendapat kejahatan pengganti semua kebaikan yang kau perbuat kepadanya.

Hanya saja yang sebenarnya jauh lebih penting adalah bukan mempersoalkan ada tidaknya firman yang mengatakan bahwa manusia harus mengasihi sesamanya tetapi sekaligus juga harus membenci musuh-musuhnya, melainkan memperhatikan, menghayati dan melaksanakan perintah dan keteladanan Yesus tentang mengasihi musuh dan berdoa bagi mereka yang menganiaya karena mereka semua adalah sesama.

Ajaran cinta kasih semacam ini adalah ajaran cinta kasih yang amat sangat revolusioner, amat sangat reformatif, dan amat sangat provokatif.84 Jika sekarang, kurang lebih sekitar dua ribu tahun sejak ajaran itu diajarkan, ajaran semacam ini tetap saja dirasakan 83 Meskipun Kitab Sirakh (Yesus bin Sirakh) , bersama-sama dengan Kitab Tobit, Yudit, (tambahan) Ester, Salomo, Barukh, Yeremia, Daniel, Makabe I dan II, masuk dalam Deuterokanonika, kumpulan kitab yang tidak diakui oleh gereja-gereja Reformasi (mereka menyebutnya sebagai Apokrip), tetapi semua kitab ini oleh Gereja Katolik pada akhirnya diakui sebagai bagian dari Perjanjian Lama.

43

Page 44: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

amat sangat revolusioner, amat sangat reformatif, dan amat sangat provokatif, maka dapat dibayangkan apa yang dirasakan dua ribu tahun yang lalu. Pasti lebih dari sekedar amat sangat revolusioner, lebih dari sekedar amat sangat reformatif, dan lebih dari sekedar amat sangat provokatif. Ajaran ini pasti tak ubahnya seperti halilintar di siang bolong, mengejutkan dan menggetarkan hati semua orang. Mencintai sesama manusia yang bukan musuh saja sulitnya sudah bukan main, sekarang tiba-tiba saja muncul ajaran yang mengharuskan setiap orang untuk mencintai musuh, untuk mencintai orang yang menganiaya, untuk mencintai setiap orang yang tidak berkenan.

Yang lebih luar biasa lagi adalah ternyata Yesus tidak berhenti sampai disini. Ajarannya tentang mencintai musuh yang jelas-jelas sangat mengejutkan masih ditambah lagi dengan contoh-contoh implementasi cinta kasih dan kasih sayang yang dimaksudkan.

Sifat-sifat ajaran cinta kasih Yesus tampak jelas ketika Dia menyampaikan hukum yang terutama pada para ahli Taurat yang hendak mencobai dia. Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. 85

Mengasihi manusia lain, atau mengasihi sesama, adalah tempat bergantung, adalah dasar, adalah landasan, adalah segala-galanya bagi semua hukum yang diturunkan oleh Tuhan pada manusia. Para Nabi dalam Perjanjian Lama telah menyampaikan hal ini. Tetapi Yesus yang datang lebih kemudian memperluas dan memperdalam makna cinta kasih pada sesama. Musuh kita, orang yang jahat pada kita, orang yang menganiaya kita, bahkan orang yang membunuh kita, adalah juga sesama kita. Karenanya mereka pun pantas mendapatkan cinta kasih kita, mendapatkan doa kita, mendapatkan maaf kita. Jadi tidak mengherankan bukan jika Yesus berkata dengan tegas dan lantang bahwa kita harus mengasihi musuh kita dan berdoa bagi mereka yang menganiaya kita.

Adakah para nabi sebelumnya yang mengatakan hal ini, mengatakan bahwa kita harus mengasihi musuh kita? Ternyata ada! Bingcu yang dianggap nabi oleh para pengikut agama Khong Hu Cu telah mengatakan hal ini jauh sebelum Yesus lahir. Cinta Kasih menang atas yang bukan Cinta Kasih, seperti air menang atas api. Tetapi kini orang hendak melakukan Cinta Kasih laksana dengan semangkuk air ingin memadam api segerobak kayu bakar. Kalau tidak padam lalu dikatakan bahwa air tidak dapat menang atas api (Bingcu, VIA – 18).86

Kedua nabi besar ini memang tidak mengatakan dengan cara dan kata-kata yang persis sama tetapi mereka berdua sama-sama percaya bahwa Cinta Kasih pada sesama bukan saja sebagai hukum paling utama di dunia tetapi juga ingin mengatakan bahwa Cinta Kasih terhadap sesama dapat mengatasi segala-galanya. Seperti kata Bingcu, Cinta Kasih selalu menang melawan kejahatan, ibarat air selalu menang dari api. Tetapi ya itu tadi, jika hanya menggunakan sedikit Cinta Kasih lalu beranggan-angan menundukkan segerobak kejahatan, jelas ini bukan saja dapat dianggap mengada-ada dan tidak tahu diri, tetapi juga jelas-jelas tidak akan berhasil. Segerobak kejahatan memerlukan segerobak Cinta Kasih atau lebih untuk menundukkannya. Segerobak penghinaan perlu dihadapi oleh segerobak Cinta Kasih atau lebih untuk menetralkannya.

Sedangkan Yesus sendiri, untuk lebih mengoperasionalkan Cinta Kasih dalam kehidupan sehari-hari yang dihubungkan dengan upah kemenangan Cinta Kasih dan 84 Karenanya mungkin tidak berlebihan jika pemrakarsanya (Yesus sendiri) diberi julukan provokator yang revolusioner dan reformatif.85 Lihat Matius 22:34-40, Markus 12:28-34, Lukas 10:25-2886 Lihat Su Si (Kitab Yang Empat) p. 607

44

Page 45: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Kebajikan bagi mereka yang berketetapan hati untuk melaksanakannya, menyampaikan ajaran lain tentang penghakiman terakhir yang berkisah bahwa pada akhirnya setiap orang akan dihakimi berdasarkan perbuatan atau implementasi Cinta Kasih masing-masing di dunia nyata. Atau dengan kata lain Cinta Kasih pada sesama hendaknya tidak hanya dalam konsep, tidak hanya diucapkan bibir, tidak hanya ditekadkan dalam hati, tidak hanya diteguhkan dalam kehendak, tetapi juga dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.

Coba simak bagaimana Yesus dengan keahliannya sebagai seorang pencerita ulung menjelaskan apa yang akan terjadi pada orang yang tidak mau mengimplementasikan Cinta Kasih kepada sesama.87

Kepada orang-orang benar yang menjalankan Cinta Kasih pada sesama ketika mereka hidup di dunia, Yesus yang telah ada di surga berkata Mari, hai kamu yang diberkati oleh BapaKu, terimalah Kerajaan (Surga) yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan, ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum, ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan, ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian, ketika Aku sakit, kamu melawat Aku, ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. Tentu saja orang-orang benar ini, yang meskipun telah melaksanakan perintah Yesus untuk mengasihi sesama manusia ketika mereka masih hidup di dunia, merasa heran. Memberi makan orang lapar memang telah mereka lakukan. Tetapi memberi makan Yesus? Mereka yakin mereka tidak pernah memberi makan Yesus. Memberi minum orang yang haus memang telah mereka lakukan, tetapi memberi minum Yesus? Inilah yang belum pernah mereka lakukan. Memberi tumpangan pada orang asing, pada orang yang tidak mempunyai tempat untuk berteduh, memang telah mereka lakukan. Tetapi memberi tumpangan pada Yesus? Tampaknya belum! Apakah karena mereka mempunyai patung Yesus di rumah mereka lalu dikatakan telah memberi tumpangan pada Yesus? Mereka tidak yakin ini. Kemudian menyumbang pakaian bekas layak pakai memang telah mereka lakukan. Tetapi memberikan pakaian bekas layak pakai tersebut pada Yesus? Rasanya mereka tidak pernah dan juga tidak berani. Kalau seandainya Yesus benar-benar memerlukan pakaian, mereka pasti akan serta merta memberikan, tetapi mungkin bukan pakaian bekas layak pakai melainkan pakaian yang benar-benar baru. Juga masalah sakit dan berada dalam penjara. Kapan Yesus sakit dan kapan Dia masuk ke penjara? Mereka tidak pernah mengunjungi Yesus yang sedang sakit apalagi menjenguknya ketika berada di penjara.

Orang-orang benar yang jujur ketika hidup di dunia ini ternyata juga tetap jujur meskipun telah berada di ambang pintu Surga dan bahkan telah diundang untuk masuk kedalamnya. Memang begitulah orang jujur. Dimana saja, kapan saja, apapun situasinya, mereka akan tetap jujur. Dengan penuh kejujuran mereka mencoba bertanya untuk mengklarifikasi kata-kata Yesus. Mereka bukan orang yang mau begitu saja mengakui hal-hal baik bila hal-hal baik tersebut memang belum pernah dilakukan oleh mereka. Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamana kami melihat Engkau sebagai orang asing dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau?

Keteladanan untuk terus menerus tetap teguh bersikap jujur seperti yang ditunjukkan oleh orang-orang yang mendapat berkat dan perkenan Tuhan karena melaksanakan ajaran Cinta Kasih ini hendaknya merupakan contoh dan keleladanan yang harus terus menerus ditiru oleh semua orang yang masih hidup. Kejujuran yang disampaikan dalam kisah ini

87 Matius 25:31-4645

Page 46: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

adalah keteladanan bagi semua orang untuk selalu bersikap jujur kapan saja, dimana saja, dan apapun situasinya.

Apa jawaban Yesus untuk orang-orang yang jujur ini? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina (di dunia) ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.

Sebuah jawaban yang sangat gamblang, jelas, tidak perlu ditafsirkan macam-macam, dan sekaligus merupakan jawaban yang amat sangat mengejutkan, yang amat sangat revolusioner. Yesus menyamakan dirinya sebagai manusia yang paling hina di dunia. Manusia yang tidak mampu makan cukup – manusia yang kelaparan, manusia yang tidak mampu menyediakan air ketika kehausan, manusia yang tidak mempunyai tempat berlindung ketika hujan dan panas mendera tubuh mereka, manusia yang tidak mampu membeli pakaian untuk menutupi tubuhnya, manusia yang harus tergolek di tempat tidur karena sakit, manusia yang harus menjalani sebagian hidupnya di penjara baik karena kejahatannya sendiri maupun karena difitnah lawan-lawannya, pokoknya semua jenis manusia hina dan yang paling dina di dunia adalah identik dengan Yesus. Lalu bagaimana mungkin ada orang berani mengatakan dan mengklaim bahwa dirinya telah menjalankan ajaran Yesus tentang mengasihi sesama, jika pada orang-orang semacam ini, orang-orang yang paling hina, orang-orang yang paling dina, orang tersebut sama sekali tidak melakukan apa-apa?

Apakah Yesus memperhatikan konsep Kasih Sayang dan konsep Cinta Kasih yang ada dalam hati manusia, yang ada dalam pikiran manusia, yang ada dalam tekad manusia? Sama sekali tidak! Dalam hal ajaran Cinta Kasih, Yesus sama sekali tidak memperhatikan konsep-konsep itu! Yesus tidak memperhatikan apa yang dalam hati manusia, apa yang ada dalam pikiran manusia, apa yang ada dalam tekad manusia. Mengapa? Karena itu sama sekali tidak cukup. Yang Yesus perlukan adalah tindakan. Yang Yesus perlukan adalah karya. Yang Yesus perlukan adalah perbuatan. Perbuatan pada sesama yang paling hinalah yang dijadikan pusat perhatian oleh Yesus dan sekaligus dijadikan tolok ukur penilaian olehNya.

Pertanyaannya sekarang sudahkah masing-masing orang melakukan hal ini, mencurahkan Cinta Kasih pada sesama yang paling hina? Bukan melakukan secara demonstratif, bukan melakukan secara temporer, melainkan melakukan secara terus menerus karena dilandasi oleh perintah Yesus? Juga apakah yang akan terjadi jika tiba masanya kelak seseorang harus menghadap Yesus dan Yesus menanyakan hal yang sama seperti yang ditanyakan pada kelompok orang yang kedua, kelompok orang yang ketika hidup di dunia tidak melaksanakan ajarah Kasih Sayang Tuhan? Apa jawab mereka? Mari kita lihat bagaimana Tuhan bertanya pada kelompok tersebut!

Enyahlah dari hadapanKu, hai kamu orang-orang terkutuk … enyahlah … ke dalam api yang kekal yang telah disediakan untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan, ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum, ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan, ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi aku pakaian, ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat aku.

Sama seperti kelompok yang pertama tadi, kelompok kedua ini pun balik bertanya. Cuma kalau kelompok pertama tadi bertanya karena mereka tidak merasa melakukan hal-hal yang dijadikan dasar pemberian karunia masuk ke Surga, sedangkan kelompok kedua bertanya karena merasa tidak melakukan hal-hal yang telah dijadikan dasar penetapan hukuman bagi mereka. Kedua kelompok ini pada dasarnya mendapatkan sesuatu berdasarkan kriteria yang persis sama kecuali hasilnya yang berbeda. Kelompok yang satu mendapat karunia dan kelompok yang lain memperoleh siksa. Kelompok yang pertama berhak ke Rumah Bapa, sedangkan kelompok yang kedua berhak ke Neraka.

46

Page 47: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau?

Dan apa jawab Tuhan pada kelompok kedua ini. Persis sama seperti jawaban yang diberikan pada kelompok pertama tadi.

Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.

Kisah ini benar-benar kisah yang luar biasa. Ajaran ini benar-benar ajaran yang bukan kepalang dahsyatnya. Dan pada saat yang sama kisah dalam ajaran dan ajaran dalam kisah ini begitu jelas dan begitu gamblangnya sehingga bahkan orang yang paling tidak cerdas sekalipun pasti dapat menangkap dan memahami maknanya. Cinta Kasih dan Kasih Sayang pada sesama, seperti yang diajarkan oleh Yesus, haruslah diimplementasikan, haruslah dilakukan, haruslah diwujudkan dengan tindakan nyata pada orang-orang yang paling hina dina di antara kita, karena mereka semua tidak ada bedanya dengan Yesus sendiri. Yesus adalah mereka dan mereka adalah Yesus. Mereka yang hina dina adalah Yesus dan Yesus adalah mereka yang hina dina. Kasih Sayang dan Cinta Kasih yang tidak ditujukan pada mereka yang hina dina berarti juga tidak ditujukan pada Yesus; dan Cinta Kasih atau Kasih Sayang yang hendak ditujukan pada Yesus haruslah pertama-tama ditujukan pada mereka yang hina dina, karena merekalah perwujudan Yesus di dunia sekarang ini! Jelas, gamblang, terang, dan tidak perlu ditafsirkan macam-macam.

Tetapi yang benar-benar mengherankan dan sulit dicerna oleh akal sehat adalah ternyata tidak banyak dari kita, orang yang mendambakan surga sebagai pelabuhan terakhir, orang yang mendambakan untuk duduk disisi Bapa, orang yang mendambakan berkat dan karunia Yesus karena mengikuti ajaran dan keteladananya ini, yang mau melakukan perintah dan ajaran ini.

Ironis memang tetapi itulah kenyataannya. Mencengangkan memang, tetapi itulah faktanya. Konyol memang tetapi itulah yang dilakukan hampir oleh semua orang, termasuk saya.

Saya sendiri kadangkala heran, mengapa saya tidak mempunyai cukup keberanian untuk melaksanakan ajaran yang sangat jelas ini? Mengapa selalu ada saja faktor penghambatnya? Mengapa selalu saja ada keraguan untuk secara total memberikan yang terbaik pada kelompok orang-orang paling hina dalam masyarakat yang sebenarnya adalah Yesus sendiri? Apakah saya tidak cukup mencintai Yesus, atau apakah jaminan untuk memperoleh karunia Surga tidak cukup berarti untuk diperjuangkan di dunia ini? Inilah persoalan yang bahkan saya sendiri pun tidak tahu jawabnya, tidak mampu menjawabnya!

Ya Tuhan semoga engkau berkenan terus menerus memberikan kekuatan dan keberanian pada jiwaku, pada hatiku, pada pikiranku, untuk berbuat seperti yang engkau ajarkan! Kalau hari ini aku gagal dan tidak mau melakukan perbuatan seperti yang engkau ajarkan, berilah aku keberanian untuk melakukannya esok hari. Kalau esok hari aku masih tidak cukup berani untuk melakukan perintahMu, semoga Engkau tetap berkenan memberikan dorongan padaku agar berani melakukannya esok lusa.

Sebenarnya benar-benar memalukan karena tidak mampu dan tidak berani melaksanakan perintah Kasih Sayang yang sangat jelas ini, tetapi yang tetap membuat saya masih tetap tegar, masih menaruh harapan, dan masih ada muka untuk menghadap Tuhan adalah doa pribadi di atas yang dengan teguh masih berani saya panjatkan pada Dia. Harapan akan mendapatkan bimbingan dan dorongan inilah yang membuat saya (dan mungkin juga Anda, dan mungkin juga semua orang) masih berani menghadap Tuhan. Seandainya tidak ada doa semacam ini, bagaimana saya (dan mungkin juga anda) masih mempunyai muka dan hati untuk datang menghadap Tuhan kelak? Perintah telah diturunkan, ajaran telah disampaikan, tetapi mengapa pelanggaran masih juga engkau utamakan, bukankah nanti

47

Page 48: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Tuhan akan bertanya seperti itu pada kita semua? Dan apa jawaban kita nanti? Punyakah kita kata-kata untuk menjawabnya? Tidak, bukan? Semoga doa dan harapan seperti ini selalu berkenan kepada Tuhan, sehingga kami para pelanggar berat ajaranMu tetap berani dan tegar menghadapi hari esok untuk kembali mencoba berbuat dan bertindak seperti yang telah Kau gariskan!

Pikiran memang mempunyai ribuan mata, sementara hati nurani hanya mempunyai satu mata; tetapi cahaya seluruh kehidupan akan padam, bila cinta berlalu begitu saja. Adalah Francis William Bourdillon (1852-1921) yang mengatakan ini dalam karyanya yang berjudul Light.88 Dan rasanya ini sangat tepat dan relevan bagi semua orang. Cahaya kehidupan akan padam tanpa cinta dan kasih sayang dalam hati. Bagaimana manusia bisa bertahan menghadapi dunia dan menghadapi penghakiman Allah jika hidupnya tidak dilandasi oleh perbuatan penuh cinta kasih dan kasih sayang?

Berikutnya, sedikit lebih jauh tetapi masih tentang ajaran Cinta Kasih, khususnya yang berkaitan dengan ajaran untuk mencintai musuh dan sesama, dapat dipetik dari Injil Lukas (10:25-37) yang menceritakan kisah Orang Samaria Yang Murah Hati.89 Dikisahkan tiga orang yang berbeda menjumpai orang yang baru saja dirampok oleh para penyamun. Orang yang pertama adalah seorang imam Yahudi, orang yang diharapkan memberikan contoh dan keteladanan dalam mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama. Orang yang kedua adalah orang Lewi, orang dari kelompok yang mempunyai tugas khusus menyelenggarakan ibadah di Bait Suci. Orang dari kelompok ini juga mempunyai kewajiban untuk menjalankan dan memberikan keteladanan dalam hal perintah untuk mencintai Tuhan dan sesama. Orang yang ketiga adalah orang Samaria. Kelompok ini dibenci karena berbeda agama dan kebiasan. Atau dengan kata lain, orang Samaria adalah musuh orang Yahudi.

Bisa dibayangkan betapa luar biasanya kisah yang diceritakan oleh Yesus dan kemudian dicatat oleh Lukas ini ketika sang imam dan si orang Lewi sama sekali tidak mau memberikan pertolongan pada salah seorang dari kaum mereka sendiri.90 Dua orang yang diharapkan menjadi panutan dan keteladanan dalam melaksanakan ajaran Cinta Kasih (cinta kepada Tuhan dan cinta kepada sesama) ternyata berpura-pura tidak tahu bahwa ada orang yang sangat memerlukan pertolongan, bahkan meskipun orang itu sekaum, seagama, dan sekelompok dengan mereka. Dapat dibayangkan bagaimana perilaku dua orang ini pada musuh kaum mereka. Pada kaumnya saja mereka tidak mau menolong, apalagi pada musuhnya. Pasti perbuatan mereka berdua lebih dari itu. Mungkin mereka tidak hanya sekedar tidak mau menolong, tidak hanya sekedar tidak perduli, tidak hanya sekedar berpura-pura tidak tahu, tetapi ada kemungkinan mereka akan ikut merampas harta yang masih tersisa dari si korban.

Sebaliknya orang Samaria, yang notabene adalah musuh si korban perampokan, ternyata bukan saja tergerak hatinya untuk menolong si korban, tetapi juga mengeluarkan cukup banyak uang untuk membayar biaya perawatan dan penginapan si korban. Rawatlah dia (si korban) dan jika kau belanjakan lebih dari ini (orang Samaria itu memberikan dua dinar untuk biaya penginapan dan pengobatan korban), aku akan menggantinya waktu aku kembali, begitu janji si orang Samaria pada pemilik penginapan. Pada musuhnya saja dia 88 Lihat Book of Quotations tulisan Franklin Pierce Adams (1952), New York: Funk and Wagnalls Company (p.518) 89 Ketika kisah ini dikisahkan oleh Yesus untuk menjawab pertanyaan tentang sesama, orang-orang Samaria yang tinggal di kawasan antara Galilea dan Yudea adalah kelompok penduduk yang dibenci oleh orang-orang Yahudi karena perbedaan agama dan kebiasaan. (Data ini didapatkan dari Kamus Alkitab p. 342).90 Karena orang yang dirampok ini tinggal di Yerusalem, maka meskipun tidak disebutkan secara eksplisit, jelas korban berasal dari kaum atau kelompok orang Yahudi.

48

Page 49: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

berkenan menolong dengan tulus, dapat dibayangkan apa yang akan dilakukan pada kaumnya sendiri yang memerlukan pertolongan!

Benar-benar bukan main dan luar biasa. Dua orang yang sekaum sama sekali tidak memperdulikan si korban perampokan, tetapi satu orang yang berasal dari kelompok yang dimusuhi justru berbaik hati dan menolong dengan penuh ketulusan. Kisah ini jelas secara tidak langsung memperjelas dan memperkuat ajaran revolusioner Yesus tentang mencintai bukan hanya sesama tetapi juga musuh. Kita pantas mencintai musuh kita karena telah dikisahkan dan sekaligus diajarkan oleh Yesus bahwa musuh kita pun ternyata mampu mencintai kita. Jadi kalau seorang musuh mampu mencintai kita, lalu apa alasannya kita tidak mampu mencintai musuh? Tidak ada, bukan?

Dan seperti yang dikatakan oleh Yesus pada si penanya Pergilah, dan perbuatlah demikian! setelah si penanya sendiri memastikan bahwa kriteria sesama adalah orang yang mau berbelas kasihan, begitu jugalah hendaknya semua orang berbuat. Semua orang hendaknya berbuat dan bertindak sebagai sesama bagi semua orang (termasuk para musuh).

Setelah memperjelas ajaran tentang mencintai sesama (termasuk musuh dan bagaimana orang yang dimusuhi ternyata juga mampu mencintai orang yang memusuhi) seperti yang dicatat oleh Lukas, Yohanes pun ikut mencatat hal yang sama, ikut mencatat perintah baru tersebut. Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi (karena) dengan demikian semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-muridKu, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.91

Dengan demikian jelas bahwa Cinta Kasih kepada sesama akan merupakan tanda pengenal bagi para pengikut Kristus.92 Tak ada seorang pun yang berhak mengklaim dirinya pengikut Yesus kalau dia tidak mempunyai tanda pengenal ini. Tidak seorang pun dapat mengklaim dirinya pengikut Kristus kalau tanda pengenal ini, tanda pengenal yang hanya bisa diperoleh dengan melaksanakan dan mengimplementasikan ajaran Cinta Kasih, tidak melekat pada hatinya. Yohanes memang tidak mencatat secara eksplisit perintah Yesus untuk mencintai musuh (dan hanya secara eksplisit mencatat perintah untuk mencintai sesama), tetapi karena musuh juga termasuk sesama, maka secara implisit perintah ini jelas telah masuh dalam catatan Yohanes.

Lalu bagaimana dengan Markus, murid Yesus yang juga salah seorang pencatat sabda dan keteladanan Yesus? Apakah Markus juga mencatat perintah baru ini yang revolusioner ini, yaitu perintah untuk mencintai sesama termasuk para musuh? Markus juga mencatat perintah ini.93 Ketika ditanya manakah hukum yang paling utama, Yesus menjawab bahwa hukum yang pertama adalah bahwa Tuhan itu esa dan manusia harus mengasihi Tuhan Allah dengan segenap jiwa dan akal budi dan dengan segenap kekuatannya. Sedangkan hukum yang kedua ialah Kasihinilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.

Lalu apa komentar si ahli Taurat yang menanyakan masalah ini? Sebuah komentar yang menarik, karena komentarnya menyinggung masalah korban bakaran (yang termasuk salah satu bagian penting dalam ritual keagamaan ketika itu). Tepat sekali Guru; benar kataMu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. Memang mengasihi dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan.91 Yohanes 13:34-35)92 Lihat Dimana Hal-Hal Itu Tertulis Dalam Kitab Suci - 2001 tulisan P.N.J. Van Doornik, MSC (diterjemahkan oleh E. Siswanto O.Carm), Malang: Dioma (p. 26) 93 Markus 12:28-34

49

Page 50: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Si ahli Taurat mengakui bahwa Tuhan itu esa, mengakui bahwa perintah untuk mencintai Tuhan Yang Esa adalah benar dan harus dijalankan, dan … ini yang paling penting … bahwa perintah mengasihi sesama juga sama benarnya dan karenanya wajib serta harus dijalankan oleh semua orang. Tetapi ama seperti Yohanes, Markus ternyata juga tidak mencatat secara eksplisit masalah mencintai musuh, tetapi karena musuh adalah juga sesama, maka secara implisit perintah mencintai musuh telah termasuk dalam perintah ini.

Atas jawaban si ahli Taurat, Yesus memberi komentar seperti ini: Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah. Sebuah komentar yang tentu saja berlaku bagi semua orang yang mau, yang bersedia, dan yang benar-benar menjalankan perintah ini! Hanya mereka yang mau menjalankan perintah mencintai sesama, mencinta semua orang termasuk musuh-musuhnya, yang mempunyai kesempatan untuk berada tidak jauh dari Kerajaan Surga.

Lalu bagaimana dengan murid Yesus yang lain, yang tidak mencatat sabda dan keteladanan Yesus dalam Injil, tetapi banyak menulis surat kepada jemaat-jemaat di beragam tempat untuk menyampaikan kabar gembira ini? Apakah mereka juga menyampaikan perintah dan hukum baru tentang Cinta Kasih dan Kasih Sayang yang sangat revolusioner, refomatif, dan provokatif ini?

Van Doornik (2001:26) mengatakan bahwa Cinta Kasih menghapus dosa sendiri. Pendapat ini didasarkan pada Surat Petrus Yang Pertama (4:7-8) kepada para pendatang yang tersebar di Pontius, Galatia, Kapadokia, Asia dan Bitinia. Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa. Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.

Berdoa itu penting dan harus dilakukan karena kesudahan segala sesuatu (tampaknya) sudah dekat. Agar bisa berdoa seseorang harus tenang. Karenanya orang harus berusaha untuk menenangkan diri. Tetapi yang jauh lebih penting dari itu semua, dari usaha untuk bersikap tenang dan berdoa, ternyata adalah mengasihi secara sungguh-sungguh sesama manusia. Atau dengan kata lain tidak ada gunanya berhasil menenangkan diri dan kemudian berdoa dengan khusuk sementara perintah yang sangat penting, perintah yang terutama, hukum baru yang revolusioner itu, yaitu mengasihi sesama (termasuk para musuh), tidak dijalankan sama sekali.

Menenangkan diri penting. Berdoa penting. Tetapi yang paling penting adalah menjalankan perintah Tuhan tentang Kasih Sayang dan Cinta Kasih. Yang pertama dan yang kedua tidak ada artinya tanpa yang ketiga. Bahkan jika kriteria penghakiman terakhir ikut dipertimbangkan dalam hal ini (dan tampaknya memang harus dipertimbangkan kalau bukannya dijadikan acuan yang pertama dan yang terutama) maka bukan keberhasilan seseorang untuk menenangkan diri dan kemudian berdoa dengan khusuk yang akan dijadikan tolok ukur penilaian boleh tidaknya bersanding di sisi Bapa, melainkan tindakan nyata seseorang terhadap sesamanya. Bukan hanya pada sesama yang berkenan dan sederajat, bukan hanya pada sesama yang sekerabat dan sepadan, tetapi justru pada sesama yang jauh lebih rendah dan jauh lebih hina, pada sesama yang tidak berkenan dan tidak sepadan Hanya dengan membantu mereka, hanya dengan menyatu dengan mereka, kita mempunyai kesempatan untuk diperkenankan memasuki kerajaan Bapa seperti yang telah dijanjikan.

Murid Yesus yang lain, yaitu Paulus (bersama-sama dengan Sostenes) dalam surat yang ditujukan pada jemaat di Korintus bahkan lebih hebat lagi berbicara tentang kasih.94

Simak saja salah satu bagian dari surat mereka berdua. Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih,95 aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang bergemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan 94 Lihat Korintus I (13:1-13)

50

Page 51: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.

Benar-benar sebuah surat yang luar biasa. Keluarbiasaan dan kerevolusioneran surat Rasul Paulus dan sahabatnya Sostenes ini, jelas tidak di bawah guru mereka, Yesus. Yesus memang sangat revolusioner, reformatif, dan bahkan provokatif ketika memperluas ajaran Cinta Kasih dan Kasih Sayang terhadap sesama yang harus meliputi juga tindakan menyayangi dan mencintai para musuh, karena mereka juga sesama manusia. Rasul Paulus dan Sostenes, yang tidak kalah revolusioner, reformatif dan provokatifnya, mengatakan bahwa semua sia-sia, tidak ada gunanya, dan tidak mungkin berkenan pada Tuhan jika tidak dilandasi oleh kasih. Wow, sekali lagi ini benar-benar luar biasa!

Rasul Paulus dan Sostenes jelas tidak sedang membual. Dua murid Yesus ini jelas tidak sedang menebarkan pepesan kosong. Dua sahabat ini jelas tidak sedang gertak sana gertak sini. Keduanya mengatakan sesuatu yang benar. Keduanya menyampaikan sesuatu yang tak perlu diragukan lagi. Yesus (dan tentu saja juga Bapa) hanya akan menilai seseorang layak dan pantas masuk ke kerajaan Surga atau tidak - berdasarkan perbuatan kasih mereka. Bukan kepandaian seseorang dalam berbahasa dan berbicara, bukan karunia yang diterima dan talenta seseorang sehingga dia mampu bernubuat dan menguak semua rahasia, bahkan juga bukan karena seorang memiliki iman yang sempurna sehingga mampu memindahkan gunung. Bukan itu yang akan dijadikan tolok ukur dalam penghakiman terakhir. Sama sekali bukan itu!

Hanya kasih dan kasih sematalah yang akan dijadikan tolok ukur penilaian. Kasih pada sesama manusia. Kasih pada musuh-musuh, Kasih pada mereka yang hina dina. Kasih pada mereka yang sengsara. Kasih pada Tuhan dan kasih pada Yesus harus dibuktikan dengan kasih pada mereka, pada sesama yang hina, pada sesama yang menjadi musuh, bahkan pada sesama yang menganiaya. Mengapa? Karena dengan merekalah Yesus mengidentikkan dirinya; karena pada merekalah Yesus menghendaki kita membuktikan bahwa kita taat dan menjalankan ajarannya tentang Kasih Sayang dan Cinta Kasih. Sulit? Tentu saja! Pintu masuk ke kerajaan Surga memang sulit dan sempit.

Lebih jauh Rasul Paulus dan sahabatnya Sostenes menulis seperti berikut: Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku.

Pernyataan Rasul Paulus dan sahabatnya Sostenes pada bagian ini jelas tidak kalah luar biasanya dibandingkan dengan pernyataan sebelumnya. Coba bayangkan! Seseorang yang sudah rela membagikan segala sesuatu yang ada padanya, bahkan merelakan tubuhnya untuk dibakar, masih dikatakan tidak memberikan faedah kalau tidak mempunyai kasih. Bagaimana mungkin pengorbanan begitu besar dianggap tidak bermakna apa-apa hanya karena pengorbanan tersebut tidak dilandasi oleh kasih? Atau bagaimana mungkin pengorbanan habis-habisan semacam itu dianggap tidak berarti apa-apa di mata Tuhan semata-mata karena orang yang berkorban tidak mempunyai kasih? Mungkin memang sulit dicerna oleh akal sehat kita manusia pendosa ini, tetapi itulah yang dikatakan oleh Rasul Paulus dan sahabatnya Sostenes. Dan para pembaca terhormat, dua murid Tuhan ini berani berkata seperti itu karena memang begitulah inti ajaran Yesus tentang Kasih.

95 Kasih berbeda dengan cinta birahi, begitu catatan kaki pada Kitab Pernjanjian Baru yang diterbitkan oleh Dirjen Bimas Katolik menegaskan. Kasih yang dimaksud adalah kasih yang dalam bahasa Yunaninya disebut agape yaitu cinta yang terarah kepada orang lain dan hanya mengejar kepentingan orang lain itu. Kasih seperti ini bersumber dari Allah.

51

Page 52: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Konsep ajaran Cinta Kasih dan Kasih Sayang dari Tuhan adalah konsep yang luar biasa revolusionernya, luar biasa reformatifnya, dan bahkan juga luar biasa provokatifnya. Tetapi hanya dengan mengikuti dan mempraktekkan ajaran ini, kita layak menghadap Bapa dan mendapat tempat disisiNya. Tanpa itu, tidak perduli apapun yang telah dilakukan, apapun bakat, kemampuan, dan talenta yang dimiliki, semuanya akan sia-sia. Itulah yang disampaikan oleh Rasul Paulus dan sahabatnya Sostenes.

Pertanyaan berikutnya adalah Kasih berkriteria seperti apa yang harus dipraktekkan oleh semua orang agar berkenan di mata Tuhan? Rasul Paulus dan sahabatnya Sostenes menjawab seperti berikut dalam surat mereka. Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu, ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersuka cita karena ketidak adilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.

Ada lima belas kriteria ‘kasih’ yang disampaikan oleh Rasul Paulus dan Sostenes96

dalam ayat ini. Dan semua kriteria tersebut adalah bukan kriteria yang asing atau baru bagi semua orang. Tampaknya tidak ada orang yang tidak akrab dengan kata-kata ‘sabar’, ‘murah hati’, ‘tidak cemburu’, ‘tidak sombong’, ‘tidak pemarah’, dan sebagainya. Tetapi persoalannya sekarang meskipun semua orang mengetahui bahwa kasih bermakna sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak sombong, tidak pemarah dan sebagainya, dan sifat-sifat tersebut harus menjadi landasan perilaku dan tindakan semua orang agar dapat menjalankan perintah kasih dari Tuhan, tetapi tetap saja merupakan kesulitan yang tidak ringan untuk bisa bersabar, bermurah hati, tidak pencemburu, tidak sombong, tidak pemarah dan sebagainya. Mengapa? Karena kebalikan sifat-sifat luhur ‘kasih’ ini, seperti mudah marah, kikir, pencemburu, penyombong, dan sebagainya adalah sifat-sifat yang tampaknya lebih mudah ditumpahruahkan daripada dibendung.

Bersabar secara sadar jauh lebih sulit dibandingkan dengan melampiaskan amarah secara sadar maupun tidak sadar, apalagi jika orang tersebut memang temperamental. Bermurah hati secara sadar jelas tidak semudah bersikap pelit dan kikir, apalagi kalau memang pembawaan orang yang dimaksud memang kikir dan pelit. Bersikap untuk tidak sombong pasti menjadi usaha yang tidak menyenangkan dan tidak mudah bagi orang yang memang pada dasarnya sombong. Begitu juga dengan sifat-sifat negatif lainnya yang bukan merupakan ciri ‘kasih’. Sifat-sifat negatif ini jelas jauh lebih mudah dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dibandingkan dengan sifat kebalikannya yang merupakan ciri ‘kasih’. Atau dengan kata lain betapa tidak mudahnya mempraktekkan dan mengimplementasikan ‘kasih’ dalam dunia nyata pada sesama manusia terlebih-lebih pada sesama yang menjengkelkan atau pada sesama yang dianggap musuh. Tetapi apabila bisa, maka ‘kasih’ yang telah kita perbuat akan kekal selama-lamanya. 96 Catatan kaki Kitab Perjanjian Baru terbitan Dirjen Bimas Katolik 1978-1979 p. 412-413 menyatakan bahwa sifat kasih berdasarkan ayat-ayat ini ialah amal yang diinspirasikan olehNya. Tentu saja ini benar adanya. Tetapi yang agak mengganggu adalah ketika penulis catatan kaki menyebutkan bahwa pernyataan tersebut muncul didasarkan pada digunakannya lima belas kata kerja untuk mencirikan ‘kasih’. Jika kaidah bahasa Indonesia digunakan tampaknya tidak terlalu tepat jika ‘sabar’, ‘sombong’, ‘cemburu’, ‘murah hati’ dan ‘pemarah’ digolongkan begitu saja ke dalam kata kerja. Empat kata yang pertama jelas adalah kata sifat yang perlu mendapatkan imbuhan jika ingin dijadikan kata kerja. Sedangkan kata yang terakhir jelas adalah kata benda dan bukan kata kerja. Tetapi terlepas dari hal ini, apa yang dicatat oleh penulis catatan kaki ini benar adanya yaitu bahwa kasih yang dimaksud adalah kasih yang berasal dari Tuhan dan harus diamalkan oleh manusia terhadap sesamanya.

52

Page 53: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir, bahasa roh akan berhenti, pengetahuan akan lenyap (tetapi ‘kasih’ akan kekal selama-lamanya). Semua pengetahuan, apalagi pengetahuan tentang Allah, jelas adalah pengetahuan yang tidak sempurna. Karena itu pengetahuan ini akan diganti kelak, sedangkan kasih yang dilakukan oleh manusia terhadap sesamanya sedikit pun tidak akan berkurang apalagi hilang. Demikianlah (maka pada dasarnya hanya akan) tinggal tiga hal yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.

Rasul Paulus adalah salah satu murid Yesus yang sangat istimewa. Sahabatnya, Sostenes, jelas tidak kalah istimewanya. Surat gembala yang ditulis oleh dua orang yang sangat istimewa ini tentu saja tidak kalah istimewanya. Karenanya, apa yang dikatakan oleh dua orang ini pastilah bukan pepesan kosong, pastilah bukan omong kosong, pastilah bukan isapan jempol belaka. Jika mereka berdua mengatakan bahwa ‘kasih’ lebih besar dari ‘iman’ dan ‘pengharapan’, pastilah apa yang dikatakan itu beralasan.

Rasul Paulus adalah rasul yang dipilih sendiri dan langsung oleh Yesus setelah Yesus bangkit dan berada di Surga di sisi Bapa. Bagaimana mungkin orang pilihan yang dipilih sendiri oleh Yesus, tidak mengatakan hal yang benar? Apalagi jika yang dikatakannya sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Yesus sendiri. Bukankah memang Yesus yang mengatakan bahwa hanya ada dua hukum yang utama, yaitu kasih pada Allah dan kasih pada sesama? Karenanya jelas ‘kasih’ pastilah lebih besar dari ‘iman’ dan ‘pengharapan’.

Paulus sendiri, yang dulu bernama Saulus dan yang adalah orang Farisi, pada mulanya adalah orang yang sangat fanatik pada Hukum Taurat. Gurunya, Gamaliel, adalah guru yang berhasil menanamkan keyakinan pada pemuda ini bahwa setiap orang yang tidak mau menjalankan Hukum Taurat dengan konsisten bolehlah dianggap sebagai pengkhianat dan harus ditumpas. Saulus, berbekalkan surat resmi dari yang berwenang, segera melaksanakan penangkapan-penangkapan di Damsyik. Para ‘bidaah’ ini akan diseretnya ke Yerusalem supaya mereka mendapatkan hukuman sama seperti guru mereka (Yesus) yaitu disalibkan.

Berikutnya, seperti yang dikisahkan dalam Kisah Para Rasul 9 serta yang diakuinya sendiri dalam Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia 1:13-16, Yesus sendiri berkenan menegur Saulus sehingga Saulus bertobat, menjadi murid Yesus dan menyebarkan ajaran Tuhan. Kiprahnya menyebarkan ajaran Tuhan meliputi tiga perjalanan kerasulan ke Siprus, Asia Kecil, Macedonia dan Yunani. Sejak di Siprus ia sudah tidak lagi disebut Saulus melainkan dipanggil dengan nama Paulus.

Berikutnya setelah berkali-kali ditangkap dan dipenjarakan oleh kerajaan Romawi, akhirnya dia dijatuhi hukuman penggal kepala. Tempat dia dipenggal sekarang ini dinamakan ‘Tiga Mata Air’ karena konon kabarnya setelah dipenggal kepalanya terpental sebanyak tiga kali di tempat yang berbeda dan pada tempat-tempat itu memancarlah mata air yang sampai sekarang masih ada. Di atas makamnya sendiri berdirilah sebuah gereja yang diberi nama ‘Gereja St. Paulus Di Luar Tembok’.97

Dengan latar belakang kehidupan seperti ini, serta karya-karya nyatanya dalam menyebarkan ajaran Yesus terutama hukum tentang ‘kasih’, termasuk kumpulan 14 suratnya yang ada dalam Perjanjian Baru, jelas tidak perlu ada keragu-raguan pada amanatnya yang mengatakan bahwa ‘kasih’ adalah yang paling penting dan bahkan lebih besar dibandingkan dengan ‘iman’ dan ‘pengharapan’. Tiga hal inilah yang sekarang oleh banyak orang dikatakan (dan sekaligus diyakini) sebagai pilar penyangga gereja sekaligus pilar penyangga umat Kristiani. Tetapi hendaknya mereka semua harus terus menerus menyadari, seperti apa

97 Kisah yang lebih lengkap tentang Paulus dapat dilihat dalam Ensiklopedi Orang Kudus tulisan A. Heuken SJ (1987:244-246) terbitan Yayasan Cipta Loka, Jakarta.

53

Page 54: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

yang dikatakan oleh Rasul Paulus, bahwa hanya Kasih-lah yang dapat memberi makna pada iman dan pengharapan.

Lalu bagaimana dengan murid-murid Yesus yang lain? Apakah mereka juga menyebarkan hukum utama dari Yesus ini? Jawabnya ya. Tak satu pun murid Yesus yang tidak menyebarkan Hukum Kasih dari Yesus. Buka surat Rasul yang mana saja, Hukum Kasih dari Yesus selalu menjadi bagian penting (kalau bukannya yang terpenting) dalam surat gembala mereka. Karenanya benar-benar akan sangat mengherankan kalau kita, murid-murid Yesus abad ke dua puluh satu ini, masih saja bimbang dan setengah hati melaksanakan perintah Yesus untuk mencintai Tuhan dan sesama termasuk mencintai para musuh. Perintahnya jelas, hukumnya jelas, hukumannya jelas jika tidak mau melaksanakan, buah dan pahalanya jelas jika dilaksanakan. Lalu menunggu apa lagi? Ya Bapa, Ya Putra, Ya Santa Bunda Allah, Ya Roh Kudus, semoga Engkau berkenan memberi keteguhan dan keberanian pada hambaMu ini untuk melaksanakan perintahMu!98 Amin!

Bab IV Tentang Memberi Secara Cuma-CumaTri Budhi Sastrio

Pernah diajarkan bahwa adalah lebih mulia Memberi daripada menerima.

Tetapi banyak juga yang memberi Karena ingin memperoleh balasan dan memuaskan diri,

Maka dari itu perlu ditekankan bahwa yang paling muliaAdalah memberi secara cuma-cuma!

Ada sebuah komentar tercecer yang sebenarnya ditujukan pada kisah tentang orang Samaria baik hati yang berkenan menolong orang yang justru berasal dari kaum yang memusuhi dirinya.99 Dalam perumpamaan ini Yesus mengatakan bahwa pertolongan yang diberikan oleh orang Samaria yang baik hati tidak hanya terbatas pada bantuan fisik dengan membawa si korban ke tempat yang aman tetapi juga disertai oleh bantuan finansial. Rawatlah dia (si korban) dan jika kau belanjakan lebih dari ini (orang Samaria itu memberikan dua dinar untuk biaya penginapan dan pengobatan korban), aku akan menggantinya waktu aku kembali, begitu janji si orang Samaria pada pemilik penginapan. Itulah kisahnya! Lalu bagaimana atau apa komentar tercecernya?

Komentar tercecer yang dimaksud diucapkan oleh mantan perdana menteri Inggris yang dijuluki ‘Si Wanita Besi’ dalam sebuah wawancara televisi. ‘Tak seorang pun akan teringat pada orang Samaria yang baik itu jika dia hanya mempunyai niat baik. Dia juga mempunyai uang!’ begitu komentar Margaret Thatcher.100

Mantan perdana menteri Inggris ini tentu sedang bergurau, meskipun komentar itu ada benarnya juga. Dalam pandangan orang modern niat baik saja memang tidak cukup. Dalam kasus membantu orang yang benar-benar memerlukan bantuan, niat baik biasanya 98 Bandingkan doa pribadi yang sederhana ini dengan bait pertama puisi tulisan Carl Sandberg yang berjudul Prayers of Steel – Lay me on an anvil, O God; Beat me and hammer me into a crowbar; Let me pry loose old walls; Let me lift and loosen old foundations. Dikutip dari Interpreting Literature tulisan K.L. Knickerbocker dan H. Willard Reninger, New York: Holt, Rinehart and Winston (1960:369). 99 Kisah orang Samaria yang baik hati dijadikan contoh dan sekaligus dibahas dalam Bab III.100 Kalimat aslinya adalah seperti berikut No one would remember the Good Samaritans if he’d only had good intentions. He had money as well. Webster’s Dictionary of Quotations (1992:55)

54

Page 55: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

perlu dikombinasikan dengan langkah-langkah lainnya dan tidak jarang langkah-langkah tambahan yang dimaksud berkaitan dengan uang.

Uang (atau elemen sejenisnya) memang hampir-hampir menjadi bagian tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia modern di negara mana saja dan di kelompok apa saja. Uang hampir menjadi segala-galanya. Karenanya tidak mengherankan jika Aphra Behn dalam The Rover mengatakan bahwa uang berbicara dalam sebuah bahasa yang dipahami oleh semua bangsa.101 Karena itu tak ada bangsa yang tidak mengerti uang, tak ada orang yang tak mengerti uang. Dan mungkin karena ini Rasul Paulus dalam suratnya yang pertama kepada Timotius mengingatkan bahwa akar segala kejahatan ialah cinta uang.102 Meskipun pesan ini disampaikan oleh Rasul Paulus sehubungan dengan masalah ibadah, memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar, sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar, tetapi tetap saja pesan luar biasa ini dapat dan harus diterapkan pada banyak hal.

Rasul Paulus sendiri, sehubungan dengan masalah ini, ternyata tidak hanya sekedar pandai berbicara dan menyampaikan pesan tetapi juga telah melakukan sendiri apa yang diyakini tersebut. Kamu sendiri tahu bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku. Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima (Kisah Para Rasul 20:34-35).

Atau dengan kata lain, seperti yang telah ditunjukkan oleh Rasul Paulus, setiap orang wajib bekerja dengan tangannya sendiri, sedangkan hasil yang didapatkan haruslah juga digunakan untuk membantu orang-orang yang lemah dan membutuhkan karena memang langkah seperti itulah yang diperintahkan sendiri oleh Yesus. Sulit? Ya! Bertentangan dengan prinsip bisnis modern? Hmm … mari kita lihat!

Dalam dunia bisnis ada pemeo klasik yang mengatakan bahwa tidak ada yang cuma-cuma dalam bisnis. Semua ada harganya, semua harus dibayar. Bahkan hadiah cuma-cuma yang diberikan ketika sebuah produk baru diluncurkan, umpamanya, nanti juga harus dan akan dibayar oleh si penerima. Bukankah rasa tertarik untuk membeli produk tersebut, apalagi jika kemudian dilakukan secara terus menerus dalam jangka panjang, merupakan pembayaran yang jauh melebihi apa yang telah diterima secara gratis? Tampaknya memang tak ada yang gratis dalam dunia bisnis!

Sementara itu meskipun bisnis modern telah mengembangkan apa yang dinamakan ‘etika bisnis’ yang (konon kabarnya) berisi prinsip-prinsip dan standar-standar moral yang akan memandu perilaku para pebisnis dalam dunia mereka, tetapi tetap saja prinsip-prinsip mendasar ajaran Yesus dan para muridnya sulit mendapatkan tempat dan posisi utama dalam dunia bisnis. Seperti kata Ferrell Fraedrich dalam bukunya yang terkenal Business Ethics, meskipun kebanyakan orang tampaknya sepakat bahwa standar etika yang tinggi dalam bisnis mempersyaratkan agar para pelakunya melaksanakan prinsip-prinsip moral yang juga tinggi, tetapi hendaknya diingat bahwa setiap bisnis agar dapat tetap bertahan harus menghasilkan lebih banyak uang dibandingkan dengan pengeluarannya. Atau dengan kata 101 Dalam bahasa aslinya dikatakan bahwa Money speaks in a language all nations understand. 102 Lihat Surat Rasul Paulus yang pertama untuk Timotius (6:9-10) Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam percobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah, beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai duka.

55

Page 56: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

lain bisnis harus mendapatkan keuntungan. Meskipun bisnis harus juga menyeimbangkan keinginan mereka untuk membuat keuntungan dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat, tetapi tetap saja kepentingan yang pertama, yaitu membuat keuntungan sebanyak-banyaknya, adalah kepentingan paling utama.103

Apakah prinsip paling utama dalam dunia bisnis, yaitu memperoleh dan mencari keuntungan sebanyak-banyaknya, akan sulit dipertemukan dan dipadukan dengan ajaran Yesus, yang lebih mengutamakan memberi sebanyak-banyaknya tanpa pamrih apa-apa alias cuma-cuma? Jawaban untuk pertanyaan inilah yang juga sebenarnya akan dicoba diperbincangkan panjang lebar dalam bab ini!

Memberi Secara Cuma-Cuma: Apa Memang Ada?

Memberi secara cuma-cuma tentu saja ada, Dan alam sejauh ini telah memberikan contohnya!

Kata ‘cuma-cuma’ yang digunakan oleh Yesus ketika mengutus murid-muridnya untuk menyebarkan kabar gembira dan menyelamatkan orang-orang berdosa hanya dicatat oleh Matius. Sedangkan Markus dan Lukas, yang juga mencatat hal yang sama, ternyata sama sekali tidak menggunakan kata ‘cuma-cuma’. Sedangkan Yohanes tidak mencatat hal ini secara eksplisit, tetapi secara implisit hal yang sama ternyata dapat ditemukan pada bagian yang mengisahkan sebuah peristiwa ketika Yesus mendoakan murid-muridnya. Pertanyaannya sekarang, mengapa seperti ini?

Dalam catatan dan kesaksian Matius tentang peristiwa ini tampak seperti berikut: Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: ‘Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma. Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. 104

Kata ‘cuma-cuma’ sampai dua kali digunakan disini. Karena mendapatkan dengan cuma-cuma maka adalah kewajiban semua murid untuk juga memberikan secara cuma-cuma kepada siapa saja yang membutuhkan. Bandingkan dengan catatan dan kesaksian yang sama dari Markus dan Lukas.

Markus bersaksi dan mencatat: Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar. Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka bedua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka kecuali tongkat, roti pun jangan, bekal pun jangan, boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju.105 Perintah yang sebenarnya persis sama kecuali tidak adanya penekanan bahwa kuasa yang diberikan pada murid adalah kuasa yang diberikan secara cuma-cuma! Tetapi tidak adanya penekanan tidak berarti bahwa kuasa yang diberikan adalah kuasa yang tidak diberikan secara cuma-cuma. Apapun yang dikatakan tetap saja harus diakui bahwa kuasa yang diberikan oleh Yesus pada muridNya adalah kuasa yang diberikan secara cuma-cuma. 103 Lihat Business Ethics tulisan Ferrel Fraedrich, Boston: Houghton Mifflin Company, (1991:5)104 Lihat Matius 10:5-15105 Lihat Markus 6:6b-13

56

Page 57: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Sedangkan Lukas bersaksi dan mencatat seperti berikut: Maka Yesus memanggil kedua belas muridnya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit. Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang, katanya kepada mereka: ‘Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju. 106 Masih persis sama seperti apa yang dicatat oleh Matius dan Markus, hanya saja penekanan bahwa tenaga dan kuasa yang diberikan oleh Yesus adalah tenaga dan kuasa yang diberikan secara cuma-cuma tidak disebutkan disini. Tetapi, seperti argumen yang telah digunakan sebelumnya, karena tidak dinyatakan secara tegas bahwa tenaga dan kuasa itu tidak diberikan secara cuma-cuma, tidak berarti bahwa kuasa itu tidak diberikan secara cuma-cuma. Tetapi saja diakui kebenarannya bahwa tenaga dan kuasa itu telah diberikan secara cuma-cuma oleh Yesus pada para murid.

Sedangkan Yohanes bersaksi dan mencatat secara berbeda meskipun esensinya ternyata tetap sama. Dan aku telah memberikan kepada mereka (murid-murid Yesus) kemuliaan, yang Engkau berikan kepadaKu, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu. Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti engkau mengasihi Aku.107

Pada dasarnya keempat murid Tuhan ini sama-sama mengakui bahwa semua kelebihan, semua kekuasaan, semua karunia, semua kemuliaan yang ada pada mereka sekarang adalah anugerah Bapa yang di Surga melalui PutraNya yang terkasih, yaitu Tuhan. Tentang ini tidak ada yang perlu diragukan, sehingga tidak ada pula yang perlu dipertentangkan. Semuanya gamblang, semuanya jelas, baik yang disampaikan secara eksplisit ataupun yang secara implisit.

Para murid tidak mungkin mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan orang sakit dan membangkitkan orang mati kalau karunia dan anugerah itu tidak diberikan oleh Bapa kepada mereka melalui PutraNya.108 Para murid tidak mungkin mempunyai kuasa mengusir setan dan iblis kalau Bapa tidak berkenan mengugerahkan itu semua pada mereka dengan perantaraan PutraNya. Para murid tidak mungkin membuat mukjizat jika Bapa Yang Maha Kuasa tidak bersedia memberikan kemampuan itu pada mereka melalui Yesus. Atau dengan kata lain, semua kelebihan, semua kemampuan, semua karunia, semua berkat yang dimiliki para murid Yesus berasal dari Bapa yang di Surga yang diserahkan dan diberikan kepada mereka melalui perantaraan PutraNya terkasih. Begitu juga dengan kemampuan mereka berbicara dalam beragam bahasa dihadapan beragam kelompok suku bangsa agar berita gembira dan berita keselamatan serta kedatatangan Yesus dapat disampaikan. Kemampuan itu tidak akan dimiliki oleh mereka tanpa perkenan dan kehendak Bapa.109

Inilah poin pengakuan yang pertama dari para murid. Kemudian poin pengakuan mereka yang kedua adalah bahwa semua karunia ini diterima secara gratis, secara cuma-cuma, tanpa persyaratan macam-macam, kecuali … seperti yang dikatakan secara tegas oleh Matius … mereka harus mau memberikan kembali semua anugerah yang diterima secara cuma-cuma itu dengan cuma-cuma pula pada semua orang tanpa kecuali!

106 Lihat Lukas 9:1-6107 Lihat Yohanes 17:1-26108 Lihat Bab II khususnya pada bagian ketika Petrus menghidupkan kembali seorang wanita bernama Tabita yang meninggal karena sakit.109 Lihat pokok perbincangan Bab I, khususnya yang menunjukkan betapa maha besar dan tidak terbatasnya kekuasaan Bapa yang di Surga, sampai-sampai seekor burung pipit pun tidak akan jatuh ke bumi tanpa perkenanNya.

57

Page 58: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Permasalahannya sekarang, apakah perintah untuk memberikan secara cuma-cuma semua hal yang telah didapatkan dengan cuma-cuma, relevan dan bahkan cocok serta perlu diterapkan pada hal-hal lain, hal-hal yang lebih bersifat duniawi dan material, selain dari hal-hal yang bersifat surgawi dan bersifat karunia dari Tuhan seperti yang telah dicatat dan dijadikan kesaksian oleh para murid Yesus ini?

Jawaban pertanyaan ini sebenarnya terletak pada jawaban pertanyaan lain. Apakah ada di antara barang, harta dan milik kita lainnya yang tidak diperoleh secara cuma-cuma? Apakah ada?

Ambil contoh berikut ini untuk memperjelas permasalahan dan sekaligus solusinya. Seorang dosen di sebuah perguruan tinggi swasta yang telah berkeluarga dan

mempunyai tiga orang putri mulai merasakan bahwa dia memerlukan sebuah mobil. Sepeda motor tidak lagi dirasakan sesuai untuk keperluan keluarga. Membonceng tiga anak ternyata terlalu sulit disamping memang melanggar undang-undang lalu lintas. Akhirnya, setelah berunding dengan istrinya, sang dosen memutuskan untuk menjual sepeda motornya dan membeli mobil secara kredit. Uang hasil penjualan sepeda motor ditambah dengan tabungan keluarga yang memang tidak begitu banyak karena gaji dosen ketika itu tidak terlalu tinggi, akan digunakan sebagai uang muka guna mengkredit mobil.

Setelah semua persyaratan dipenuhi, termasuk menyerahkan daftar gaji, kesediaan mengangsur sesuai dengan ketentuan kredit ketika itu, dan lolos survei yang dilakukan petugas lapangan lembaga keuangan penjamin pemberian kredit, sang dosen akhirnya mempunyai mobil. Sebuah mobil van yang cocok untuk keluarga. Mobil itu harus diangsur selama tiga tahun penuh dengan cicilan tetap. Tiga perempat dari gajinya harus disisihkan agar dia dapat membayar cicilan tepat waktu.

Sebagai konsekwensi logis keputusan ini adalah sang dosen dan keluarganya harus berhemat. Mereka memang telah mengatasi masalah transportasi keluarga dalam artian semua anggota keluarga dapat terangkut pada saat yang sama jika ingin bepergian, tetapi karena tiga perempat dari gaji harus digunakan untuk melunasi cicilan, maka banyak keperluan harus dibatalkan atau ditunda. Seluruh anggota keluarga ikut menanggung dan merasakan ini. Tidak ada lagi acara makan bersama tiap malam minggu. Tidak ada lagi acara jalan-jalan ke luar kota di akhir pekan. Sebagai gantinya mereka harus memasak sendiri yang biayanya jelas lebih murah dibandingkan dengan membeli makanan di restoran, dan harus berlibur di rumah dengan televisi sebagai sarana hiburan utama. Untungnya semua anggota keluarga dapat menerima keadaan ini dengan hati gembira!

Selama tiga tahun sikap berhemat semacam ini harus dilakukan dan harus dirasakan bersama. Gaji memang perlahan-lahan naik. Jika tahun pertama harus tiga perempat gaji disisihkan, pada tahun kedua cukup separuh. Bahkan pada tahun ketiga tidak lagi diperlukan separuh gaji, tetapi sepertiga sudah cukup. Demikianlah, singkat cerita cicilan mobil pada akhirnya berhasil dilunasi, kehidupan kembali normal dalam artian tidak perlu lagi menyisihkan sebagian gaji untuk membayar angsuran mobil, meskipun tentu saja ada banyak kebutuhan lain yang sekarang harus dipenuhi, kebutuhan yang dua tahun lalu belum muncul.

Kemudian suatu ketika dosen yang Katolik ini sempat membaca Matius 10:5-15. Dia terkesan pada kisah ini khususnya pada kata ‘cuma-cuma’ yang sampai dua kali digunakan (dan hanya digunakan) oleh Matius. Memang yang dimaksud dengan pemberian ‘cuma-cuma’ dalam kisah itu adalah karunia dari Bapa melalui Yesus kepada para murid untuk mengusir setan, untuk menyembuhkan orang sakit dan bahkan juga untuk membangkitkan orang yang sudah mati. Karunia seperti inilah yang diberikan secara cuma-cuma kepada para murid dan karunia inilah yang harus diberikan secara cuma-cuma pada orang lain, pada orang-orang yang percaya maupun yang tidak percaya pada Kristus.

58

Page 59: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Tetapi, karena sangat terpengaruh oleh kisah ini, sang dosen mulai berdialog dengan dirinya sendiri. Apakah ada dari barang miliknya, dari hartanya, termasuk mobilnya, yang tidak didapatkan secara cuma-cuma? Dia memang harus bekerja keras untuk mencicil mobilnya. Dia sendiri dan tanpa bantuan orang lain. Tanpa bantuan kerabatnya, tanpa bantuan temannya dalam artian bantuan finansial langsung.

Tetapi mengapa dia mampu bekerja keras? Bukankah tanpa karunia Tuhan dia tidak akan mampu bekerja keras? ‘Aku mampu bekerja keras dan mencicil mobil ini jelas karena berkat karunia Tuhan,’ kata sang dosen dalam dialog dengan dirinya sendiri. ‘Kalau seandainya Tuhan mencobai aku dengan sakit selama setahun saja, umpamanya, maka aku tidak akan bisa mengajar dan hanya mengandalkan gaji pokok saja. Bagaimana aku bisa melanjutkan membayar cicilan mobil jika jika Tuhan tidak memberi karunia agar tetap sehat? Juga bagaimana dengan biaya untuk mengobati sakitnya? Juga bagaimana dengan biaya sekolah dan makan anak-anaknya? Bukankah semuanya akan berantakan dan sebagai akibatnya mobil akan ditarik oleh pihak dealer karena cicilannya tidak dibayar selama setahun.’ Dengan kata lain dia tidak akan memiliki mobil kalau tidak diberi karunia kesehatan oleh Tuhan.

Begitulah, sama seperti yang biasa dilihat pada ‘efek domino’ dalam sebuah kejadian yang saling bertaut, dialog dalam kepala sang dosen terus berlanjut. ‘Kalau mobil ditarik dan dilelang, bagaimana dia bisa memiliki mobil sekarang ini? Apakah mungkin dia dan keluarganya dapat menikmati sarana transportasi ini jika Tuhan tidak mengaruniakan padanya kesehatan? Dan …,’ ini yang paling penting menurut dirinya, ‘karunia kesehatan itu diterimanya secara cuma-cuma dari Tuhan Yang Maha Pemurah.’

Atau dengan kata lain, jika argumentasi ini benar (dan sang dosen merasa sangat yakin bahwa argumentasinya benar), mobil yang dimilikinya sekarang, mobil yang diangsurnya selama tiga tahun dengan kerja kerasnya, pada dasarnya adalah mobil yang diberikan secara ‘cuma-cuma’ oleh Tuhan. Memang Tuhan tidak datang langsung padanya, memberi uang dan memerintahkan dirinya untuk membeli mobil. Memang tidak seperti! Memang dialah yang bekerja keras selama tiga tahun agar angsuran mobil dapat dibayar tepat waktu. Memang dialah yang harus mengajar pagi dan sore agar posisinya sebagai dosen tetap dapat dipertahankan dan gaji tetap dapat diterimanya. Tetapi … sama seperti argumentasi sebelumnya yang sekarang ini semakin diyakini kebenarannya … dia tidak akan mampu melakukan itu semua tanpa (katakan saja) dikarunia badan sehat oleh Tuhan. Belum lagi jika argumentasi ini dirunut lebih jauh ke belakang.

Bagaimana dia akan mampu menyelesaikan kuliah S1, S2, dan S3 nya kalau dulu ketika dalam kandungan ternyata Tuhan tidak mengaruniakan perkembangan tubuh yang sempurna pada dirinya? Apakah dirinya mampu menjadi dosen seperti sekarang? Jangankan menjadi dosen, menjadi orang biasa yang normal saja belum tentu! Atau, baiklah anggap saja Tuhan tidak sekejam itu. Anggap saja Tuhan tetap memberi karunia dalam bentuk semua komponen tubuhnya dibiarkan tumbuh sempurna tetapi otaknya tidak? Katakan saja Tuhan pada akhirnya memutuskan untuk hanya memberikan otak yang tu-la-lit pada dirinya. Dia mungkin tidak akan mampu menyelesaikan pelajaran sekolah dasarnya. Kalau pun ini bisa diselesaikan, dengan berbagai bantuan, mungkin dia tidak akan mampu menyelesaikan pendidikan sekolah menengahnya. Kalau sekolah menengahnya tetap berhasil diselesaikan dengan susah payah, siapa yang bisa menjamin dia bisa menyelesaikan pelajaran di sekolah menengah atas yang tentunya semakin rumit? Kalau dia tidak lulus SMU bagaimana dia bisa melanjutkan pendidikan ke universitas? Kalau dia tidak lulus dari perguruan tinggi bagaimana dia bisa menjadi dosen seperti sekarang? Kalau dia tidak menjadi dosen, bagaimana dia bisa mengangsur mobil dan memiliki mobil?

59

Page 60: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Atau dengan kata lain, sebagai kesimpulan logis dari semua dialog dengan dirinya sendiri, mobil yang dimiliki olehnya sekarang adalah mobil yang dikaruniakan secara cuma-cuma oleh Tuhan padanya, begitu sang dosen menyimpulkan. Tuhan memberi karunia ini melalui jalan yang sangat panjang. Jalan sejak dia masih dalam kandungan sampai sekarang. Semua jalan itu adalah jalan yang penuh karunia. Tak ada jalan yang tidak dipenuhi karunia. Semuanya dipenuhi karunia bahkan semuanya adalah karunia itu sendiri. Karunia yang diberikan secara ‘cuma-cuma’ padanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah.

Sang dosen menghela nafas panjang, tetapi matanya berbinar dan bibirnya tersenyum gemilang. Sepertinya sebuah rahasia besar telah terkuak dan dia pantas gembira karenanya. Semakin dia menggunakan jalan berpikir seperti ini untuk memeriksa dan menelaah semua harta benda miliknya, termasuk kehadiran istri dan anak-anak tercintanya, semakin mengembanglah senyum dibibirnya dan semakin berbinarlah cahaya mata hatinya. Tuhan ternyata benar-benar telah begitu baik pada dirinya. Sejak awal, sejak dia belum ada sampai seperti sekarang ini, Tuhan selalu mengaruniakan banyak hal baik padanya secara ‘cuma-cuma’. Benar-benar secara cuma-cuma. Pada para murid saja Yesus masih memberikan syarat terselubung yaitu harus segera melaksanakan perintah untuk menyebarkan kabar gembira. Tetapi pada dirinya Tuhan benar-benar memberikan karunia tanpa persyaratan sama sekali. Tuhan tidak memberi perintah apa-apa padanya, kecuali harus menjalani hidup seperti yang diajarkan olehNya. Tuhan tidak menuntut apa-apa dari dirinya kecuali memahami dan menjalankan ajaranNya. Benar-benar cuma-cuma dan cuma-cuma benar-benar! Benar-benar gratis, gratis benar-benar! Benar-benar tak ada yang perlu dibayar, tak ada yang perlu dibayar benar-benar!110

Senyum kegembiraan ini mungkin masih akan terus berkembang kalau tidak tiba-tiba saja sebuah pemikiran lain muncul dan menyelinap memasuki alam rasionalitasnya. Bagaimana seandainya jika tiba-tiba saja ada orang yang tidak dikenal datang padanya dan mengatakan bahwa dia ingin meminta mobilnya? Apa jawabnya terhadap permintaan konyol semacam ini? Menolak sambil tersenyum? Mencibir? Atau bagaimana?

Sang dosen tidak begitu yakin pada apa yang akan dilakukannya, tetapi satu hal tampaknya sudah pasti, dia pasti akan menolak memberikan mobilnya pada orang tak dikenal itu. Lalu bagaimana dengan keyakinannya bahwa mobil itu dikaruniakan secara cuma-cuma oleh Tuhan padanya? Juga bagaimana dengan perintah Yesus yang sangat gamblang dan jelas pada murid-muridnya, perintah yang mengatakan Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.

Kening sang dosen berkerut. Cahaya matanya tak lagi sebenderang tadi. Keyakinan memang masih tak tergoyahkan. Dia tetap yakin bahwa semua barang miliknya, termasuk mobilnya, adalah karunia Tuhan secara cuma-cuma bagi dirinya. Dia yakin seyakin-yakinnya bahwa apa yang telah dipikirkan dan sekarang diyakininya, benar adanya! Semua miliknya, termasuk mobilnya adalah karunia atau pemberian secara cuma-cuma dari Bapa yang Maha Pengasih. Tetapi memberikan mobil itu juga secara cuma-cuma pada orang tidak dikenal? Tunggu dulu! Inilah yang dia belum berani melakukannya! Seandainya dia melakukannya, lalu bagaimana dengan anak istrinya? Bukankah mereka akan marah-marah? Bukankah kenyamanan mereka dalam masalah transportasi akan hilang begitu saja? Bukankah dia akan dicap bodoh, idiot, dan bahkan gila? Orang lain diperhatikan tetapi anak dan istri sendiri tidak, bukankah cacian semacam itu yang akan dialamatkan padanya? Mobil cuma satu, selalu diperlukan, tetapi sekarang tiba-tiba diberikan secara cuma-cuma pada orang tidak 110 Anda ingat pengantar iklan sebuah acara di Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), yaitu acara penayangan Ultimate Fighting Championship? Ide kalimat-kalimat ini berasal dari salah satu bagian pengantar tayangan yang mengatakan mereka benar-benar bertarung, mereka bertarung benar-benar.

60

Page 61: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

dikenal yang datang begitu saja untuk memintanya? Apakah ini bukan tindakan bodoh dan gila seorang idiot? Juga bagaimana dengan keharusan dia pergi ke kampus untuk mengajar? Berjalan kaki? Benar-benar tidak terbayangkan! Bagaimana dia harus membawa buku? Apa kata para mahasiswanya melihat sang dosen berjalan kaki sampai berdebu dan berkeringat ketika tiba di kampus?

Dialog terus berlanjut. Pertanyaan susulan segera muncul meskipun jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan yang terdahulu belum tuntas diberikan. Apakah dia seperti ini, menolak memberikan secara cuma-cuma barang yang sebenarnya diberikan secara cuma-cuma oleh Tuhan, karena dia hanya mempunyai satu mobil, tanyanya lagi pada dirinya mencoba melunakkan permasalahannya? Bagaimana jika Tuhan berkenan menganugerahkan secara cuma-cuma dua atau tiga mobil padanya? Masihkah dia akan menolak permintaan semacam ini? Karena dia mempunyai tiga mobil, diberikan satu toh tidak akan apa-apa. Transportasi keluarga masih dapat diatasi, keperluannya untuk bermobil ke kampus juga tidak akan terganggu. Sang dosen mencoba memeriksa hati dan pikirannya. Bersediakah dia memberikan salah satu mobilnya (kalau dia memang mempunyai tiga) secara cuma-cuma pada orang yang tidak dikenal semata-mata karena dia yakin akan perintah dan ajaran Yesus? Bersediakah dia? Dua batalion pikiran, dua batolion argumentasi, dua batalion gagasan, bertempur sengit dalam dirinya. Keningnya semakin berkerut, cahaya matanya semakin guram tak bersemangat. Dia sama sekali tidak yakin mampu memberikan secara cuma-cuma salah satu dari tiga mobilnya (seandainya dia memang mempunyai tiga mobil) pada orang tidak dikenal yang tiba-tiba datang dan meminta mobil.

Ya, Tuhan apa yang salah dengan diriku, tanyanya lirih pada Tuhan. Dia bingung dan tidak mengerti. PerintahMu begitu gamblang, ajaranMu begitu jelas, contoh-contoh yang Engkau berikan tak lagi perlu ditafsirkan, sementara ganjaran bagi yang taat pada ajaranMu sangat jelas bagaikan pemandangan di siang hari dan hukuman yang akan Engkau jatuhkan begitu tegas tak terbantahkan bagi yang melanggar, tetapi mengapa pikiran manusiaku tetap bersikukuh untuk tidak menjalankan perintahMu? Apakah hati dan pikiranku terlalu bebal dan kukuh sehingga pahala di Surga dianggap layak untuk ditukar dengan kebahagiaan sesaat di dunia?

Sang dosen duduk tepekur. Pertempuran sengit terus berlangsung dalam dadanya. Sebatalion pikiran dihadapi oleh sebatalion pikiran yang lain. Sebatalion argumentasi dilawan oleh sebatalion argumentasi yang lain. Apakah aku ini begitu bodohnya sehingga tidak melihat hal-hal yang begitu jelas? Apakah aku ini sama dengan si bodoh yang bisanya melihat pohon yang sama secara berbeda dengan apa yang dilihat oleh orang yang bijaksana? Apakah aku ini seperti orang bodoh yang dikatakan oleh Alexander Pope dalam karyanya yang terkenal An Essay on Criticism: Orang-orang bodoh bergegas memasuki jalan yang bahkan malaikat sendiri tidak berani memasukinya?111 Para murid Yesus tidak berani melanggar perintah untuk memberikan secara cuma-cuma apa yang telah mereka dapatkan dengan cuma-cuma. Lalu bukankah dia akan sama saja dengan si bodoh karena nekad melakukan hal-hal yang bahkan tidak berani dilakukan oleh para murid Yesus?

Sang dosen merasa dirinya tidak bodoh, tetapi mengapa jalan pikirannya tidak ubahnya seperti pikiran orang yang sangat bodoh. Sudah tahu salah, sudah tahu hukumannya berat, sudah tahu bahwa jalan tersebut adalah jalan yang menuju ke neraka, tetapi mengapa dia masih bersikeras menempuhnya. Sang dosen tiba-tiba teringat pada salah ajaran lain, ajaran Sang Guru dalam Kitab Lun Gi yang pernah dibacanya dulu: Ketika muda kamu tidak patuh, setelah dewasa tidak ada sesuatu yang dapat kau berikan kepada masyarakat, dan setelah tua tidak mau mati, sesungguhnya engkau ini pencuri kebajikan.112 Bukankah dia 111 Kalimat aslinya adalah Fools rush in where angels fear to tread.112 Lihat Lun Gi XIV:43 dalam Kitab Su Si (1970:246)

61

Page 62: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

tidak ubahnya seperti orang yang disebut disini jika dia tidak mematuhi ajaran Yesus dan tidak menjalankannya? Dia tidak patuh, dia tidak mampu memberi, dan … (mungkin setelah tua dia bersedia mati dengan rela) … tetapi tetap saja istilah ‘pencuri kebajikan’ akan tetap melekat pada dirinya!

Lalu bagaimana jika ada usul supaya Tuhan berkenan mengubah dan menyesuaikan perintahNya agar menjadi lebih mudah dijalankan? Ide ini menyelinap begitu saja, untungnya jawaban untuk pertanyaan konyol ini juga datang dengan cepat. Jalan Suci itu sesungguhnya sangat tinggi dan indah, tetapi untuk mencapainya ialah seperti memanjat langit dan kira-kira tidak akan dapat tercapai. Mengapakah tidak merendahkan agar tiap pelajar dapat merasa sanggup dan melatihnya setiap hari? begitu suatu hari Kongsun Thio, yang adalah seorang murid yang cerdas, bertanya pada Gurunya. Seorang tukang yang pandai tidak mengubah atau menghapuskan tali ukurannya hanya karena ada tukang yang bodoh. Gee (nama seorang pemanah ulung) tidak akan mengubah cara mementang busurnya hanya karena ada pemanah yang bodoh,113 inilah jawaban tegas Sang Guru Bingcu, orang bijaksana yang adalah nabi bagi banyak orang yang mengagumi buah pikiran dan ajaranNya.

Yesus pasti akan melakukan hal yang sama. Dia pasti tidak akan mengubah perintahNya hanya karena sang dosen, karena saya, karena anda, karena kita semua, terlalu bodoh dan terlalu bebal untuk menjalankan perintahNya dengan seksama. Tidak ada firman yang akan diubah, tidak ada perintah yang akan disesuaikan. Sang dosenlah yang harus berubah, sayalah yang harus berubah, andalah yang harus berubah, kitalah yang harus berubah. Sang dosenlah yang harus menyesuaikan diri dengan perintah Tuhan, dan bukan perintah Tuhan yang akan disesuaikan dengan kehendak sang dosen; sayalah yang harus menyesuaikan diri dengan perintah Tuhan, dan bukan perintah Tuhan yang akan disesuaikan dengan saya; andalah yang harus menyesuaikan diri dengan perintah Tuhan, dan bukan perintah Tuhan yang akan disesuaikan dengan anda; kitalah yang harus menyesuaikan diri dengan perintah Tuhan, dan bukan perintah Tuhan yang akan disesuaikan dengan kita.

Perintah untuk memberikan secara cuma-cuma apa yang telah diterima secara cuma-cuma akan tetap seperti itu sampai ke akhir zaman. Tidak ada yang akan diubah, tidak ada yang akan disesuaikan. Jika sang dosen, jika saya, jika anda, dan jika kita semua tidak mau mengubah sikap dan perilaku; jika sang dosen, jika saya, jika anda, dan jika kita tidak mau mengikuti perintah, ajaran dan keteladanan Tuhan, maka bukankah itu semua sebenarnya juga sudah diketahui oleh Yesus seperti yang dicatat oleh Lukas ketika memberi kesaksian tentang Lazarus si miskin yang masuk ke Kerajaan Surga dan si Orang Kaya yang harus merasakan panas membaranya api neraka?114 Kejadian seperti ini sudah lama diprediksi sendiri oleh Yesus. Yesus sudah lama tahu bahwa banyak orang akan berpikiran, bersikap dan berbuat seperti ini!

Dalam kisah tersebut diceritakan ketika si Orang Kaya akhirnya menyadari bahwa siapa saja yang hidupnya enak di dunia dan tidak perduli pada sesamanya yang hidup menderita (baca: ditujukan pada orang yang tidak berkenan memberikan secara cuma-cuma semua kekayaan yang tentunya juga diterima secara cuma-cuma dari Allah) hukumannya adalah menetap permanen di neraka, maka dia memohon dengan sangat pada Abraham, setelah gagal memperoleh pengampunan bagi dirinya sendiri, agar berkenan menyuruh seseorang untuk memperingati secara bersungguh-sungguh orang tua dan saudara-saudaranya yang masih hidup di dunia tentang hal ini. Orang kaya ini memohon pada Abraham karena dilihatnya Lazarus yang terlunta-lunta dan menderita di depan pintu rumahnya ketika masih hidup di dunia dulu, sekarang duduk dengan segala kemuliaannya di pangkuan Abraham. Apa jawab Abraham ketika itu? Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi, baiklah 113 Lihat Bingcu Jilid VIIA:41 dalam Kitab Su Si, (1970:662). 114 Lihat Lukas 16:19-31

62

Page 63: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

mereka mendengarkan kesaksian itu. Orang kaya itu yang mengetahui bahwa mereka (orang tua dan saudara-saudaranya) pasti akan mengabaikan kesaksian itu, seperti dia telah mengabaikannya selama ini, bersikeras mendesak Abraham Tidak, bapa Abraham (mereka pasti telah mengabaikan kesaksian itu) tetapi jika ada seseorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, (mungkin) mereka akan bertobat. Dan apa jawab Abraham? Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.

Apakah banyak orang mau menjadi seperti si orang kaya dan keluarganya itu? Baru menyadari semuanya setelah mati dan setelah semuanya terlambat? Ketika itu bukankah hukuman sudah menanti dan segera dilaksanakan, sedangkan keluarga dan kerabat yang masih hidup di dunia terus bersikap seperti orang bodoh yang mengabaikan semua kesaksian para nabi.

Kita manusia modern tidak hanya mempunyai kesaksian para nabi dalam kitab suci, tetapi juga kesaksian dari Yesus, dari murid-muridnya, dan bahkan juga kesaksian dari sesama yang telah lebih dulu meninggal dunia. Lalu masihkah kita akan terus bertegar hati untuk terus menerus bertindak bodoh agar tiket ke neraka untuk kita semakin pasti akan segera dicetak dan diberikan?

Dialog sang dosen yang subyeknya berubah-ubah, dari dirinya sendiri kemudian berubah menjadi diri orang lain dan dilain kejab berubah menjadi seluruh umat Kristiani, jelas masih akan berlanjut. Sayangnya keberanian dan ketegasan untuk mau dan berani memberikan secara cuma-cuma apa-apa yang telah diterima secara cuma-cuma, tampaknya belum kunjung datang!

Ajaran Yesus yang Revolusioner, Reformatif dan Provokatif

Memang terasa aneh dan tak masuk di akalKetika yang tak mau melayani permintaan sumbangan

Adalah orang yang setiap hari justru menerima sumbangan!

Ajaran Yesus memang revolusioner. Ajaran Yesus memang reformatif. Ajaran Yesus memang provokatif. Begitu juga keteladananNya. Tak ada keteladanNya yang biasa-biasa. Semuanya mengejutkan, semuanya luar biasa. Memberikan secara cuma-cuma semua yang diperoleh dengan cuma-cuma? Jangankan umat biasa, gereja pun tampaknya belum mau melakukannya. Dalam kata pengantar buku ini dikeluhkan tentang pemasangan pengumuman oleh pihak gereja yang berbunyi: Tidak Melayani Permintaan Sumbangan. Bagaimana mungkin gereja yang hampir setiap hari dipenuhi oleh pemberian secara cuma-cuma oleh umatnya, bisa dengan bangganya membuat pengumuman seperti itu? Bagaimana mungkin institusi yang hidupnya ditopang oleh sumbangan dan pemberian secara cuma-cuma tiba-tiba mengatakan bahwa dirinya tidak melayani pemberian sumbangan? Akal sehat orang yang paling sederhana pun tampaknya sulit memahami hal ini. Tetapi itulah yang terjadi! Tetapi itulah faktanya!

Jika gereja dan para pejabatnya mempraktekkan hal-hal semacam ini, lalu bagaimana dengan umatnya? Diberi contoh untuk gemar memberikan secara cuma-cuma dari apa-apa yang didapatkan secara cuma-cuma saja hasilnya belum tentu memuaskan, apalagi kalau gereja justru memberi contoh dengan memasang pengumuman tidak melayani permintaan sumbangan? Hasilnya pasti akan semakin kacau, tidak karuan dan amburadul!

Lalu harus bagaimana sekarang? Sama seperti Yesus, gereja pun harus berani bersikap revolusioner, reformatif, dan bahkan kalau perlu bersikap provokatif. Khotbah dan kata-kata saja tidak cukup. Adalah tindakan, adalah keteladanan yang diperlukan. Gereja

63

Page 64: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

harus berani menghancurkan semua penghalang, termasuk penghalang berupa kelemahan mereka sebagai manusia biasa. Atau dengan kata lain jika Yesus memberi perintah untuk memberikan secara cuma-cuma maka pihak gereja tidak hanya menyebarkan dan menyampaikan perintah itu kepada siapa saja, tetapi juga harus melakukannya secara konsisten setiap saat, setiap jam, setiap minggu, setiap bulan, dan bahkan setiap tahunnya. Ya, melakukannya dengan bukti nyata dan bukan hanya sekedar menyampaikan dan menyampaikan lewat kata-kata. Keteladanan dalam bingkai tindakanlah yang diperlukan!

Seperti yang telah diargumentasikan oleh seorang dosen dalam dialog dengan dirinya sendiri tentang betapa semua yang dimiliki seseorang pada dasarnya adalah pemberian dan karunia secara cuma-cuma, maka pihak gereja, pejabat gereja, dan kita semua tentunya, hendaknya mau bersikap seperti ini. Semua yang dimiliki adalah pemberian dan karunia dari Bapa yang di Surga, pemberian dan karunia yang cuma-cuma, yang gratis. Bapa begitu baik hati memberikannya pada manusia (dan tentu saja juga pada gereja) tanpa meminta imbalan apa, lalu apa alasan manusia (dan juga gereja) tidak mau memberikannya lagi secara cuma-cuma pula? Sama sekali tidak ada! Benar-benar sama sekali tidak ada!

Gereja harus mau dan harus berani menjadi pelopor pengimplementasian ajaran ini secara nyata. Gereja, lewat pejabat-pejabat berwenangnya, harus berani merombak hambatan kekerdilan dan kelemahan manusia, Jika orang biasa, seperti sang dosen dalam contoh di atas, belum berani memberikan barang miliknya secara cuma-cuma pada orang yang tak dikenal (meskipun dia mengakui dengan teguh bahwa semua barang miliknya adalah karunia secara cuma-cuma dari Bapa yang di Surga), maka gereja sebagai institusi resmi di dunia yang ditunjuk langsung oleh Yesus untuk menyebarkan suka cita ajarannya harus berani memberikan semua barang miliknya secara cuma-cuma pada siapa saja yang memerlukannya. Sulit? Dari sudut pandang akal sehat manusia tentu saja sulit. Sang dosen dalam contoh di atas telah membuktikannya. Tetapi dari sudut pandang Tuhan tentu saja tidak sulit. Tuhan tidak begitu saja mengajarkan hal itu, melalui Putra TerkasihNya, tetapi Dia telah membuktikanNya bahkan sudah sejak masa awal penciptaan dulu. Coba sebutkan karunia mana saja yang selama ini diterima dan dinikmati manusia yang tidak diberikan secara cuma-cuma oleh Tuhan? Mulai dari sinar matahari, oksigen, air, pemandangan alam, makanan, bumi tempat tinggal manusia, pokoknya apa saja yang selama ini dinikmati dan digunakan untuk menopang kehidupan manusia adalah pemberian secara cuma-cuma dari Allah untuk semua mahluk ciptaanNya. Pemberian itu gratis, pemberian itu cuma-cuma! Memang manusia telah mengolah beberapa dari pemberian itu untuk kepentingan manusia; memang manusialah yang dengan akal budi dan ketrampilannya berhasil menciptakan barang-barang yang tidak langsung berasal dari alam. Mobil, televisi, telepon genggam, satelit, dan jutaan barang lainnya adalah hasil cipta, rasa, dan karsa manusia. Ini harus diakui karena memang inilah kenyataannya. Tetapi jangan lupa, kemampuan untuk mengolah, merekayasa, dan menciptakan barang-barang itu adalah karunia Tuhan yang diberikan secara cuma-cuma. Tanpa karunia semacam ini tak akan ada manusia yang mampu berkreasi menciptakan sepeda, mobil apalagi kapal terbang. Semuanya berkat karunia Tuhan, semuanya berkat pemberian cuma-cuma oleh Tuhan! Tidak ada yang di luar itu! Tidak ada kreasi manusia yang tidak melibatkan karunia secara cuma-cuma dari Tuhan. Tak ada satu pun hasil karya manusia, bahkan hasil karya yang paling sederhana dan paling kecil sekalipun, yang terbebas dari bantuan dan karunia secara cuma-cuma dari Tuhan. Semuanya atas bantuan Tuhan, semuanya didasarkan pada karunia Tuhan yang diberikan secara cuma-cuma! Inilah inti ajaranNya, inilah inti keteladananNya.

Jadi, jika gereja dan semua manusia yang terlibat di dalamnya tetap bersikukuh untuk tidak mau melakukan hal yang sama, hal yang telah diakui kebenarannya itu, maka betapa bodohnya mereka semua, betapa bodohnya kita! Apakah kesaksian dari Abraham yang

64

Page 65: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

dicatat oleh Lukas tidak cukup untuk menyadarkan kita dari semua kesalahan dan kebodohan ini? Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi, baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. Orang kaya itu yang mengetahui bahwa mereka (orang tua dan saudara-saudaranya) pasti akan mengabaikan kesaksian itu, seperti dia telah mengabaikannya selama ini, bersikeras mendesak Abraham Tidak, bapa Abraham (mereka pasti telah mengabaikan kesaksian itu) tetapi jika ada seseorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, (mungkin) mereka akan bertobat. Dan apa jawab Abraham? Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.

Apakah semua orang ingin seperti si kaya dan keluarganya ini? Mau berubah setelah terlambat? Apakah kesaksian semacam ini masih dianggap tidak cukup? Jangan sampai apa yang dikeluhkan oleh Percy Bysshe Shelley dalam puisinya yang berjudul A Lament menggantung di atas kepala dan tak mau pergi semata-mata karena banyak orang terlalu bodoh dan keras kepala untuk mengikuti ajaran Tuhan.115

O world! O life! O time!On whose last steps I climb,

Trembling at that where I had stood before;When will return the glory of your prime?

No more – Oh, never more!

Out of the day and nightA joy has taken flight

Fresh spring, and summer, and winter hoar,Move my faint heart with grief, but with delight

No more – Oh, never more!

Kalau tidak seperti itu, kalau semua orang (termasuk gereja) sudah menganggapnya sebagai kesaksikan yang cukup, kesaksian yang tidak perlu diragukan lagi, mungkin sudah saatnya semua pihak berani bersikap revolusioner dan provokatif yang reformatif, sikap untuk berubah secara total dan menyeluruh sehingga menjadi sikap yang baru, sikap yang mencerahkan. Semua yang diperoleh dengan cuma-cuma hendaknya berani diberikan secara cuma-cuma dan semuanya hendaknya dilakukan dengan sukacita. Ya, mari semuanya dilakukan dengan sukacita! Gereja boleh menjadi pelopornya, semua umat boleh menjadi pengekornya!

Ajaran dan perintah Yesus memang sulit, dan kadang kala dirasakan mustahil dilakukan, tetapi perasaan ini hendaknya tidak pernah dijadikan alasan untuk tidak berani terus menerus mencobanya. Gagal melaksanakan perintah dan ajaran Tuhan hari ini hendaknya selalu diimbangi oleh keberanian untuk mencoba lagi, dan lagi, dan lagi keesokan harinya.

Perintah Yesus memang sulit tetapi ada banyak keindahan di dalamnya bagi mereka yang mau dan berani untuk terus menerus mencobanya. Memberikan secara cuma-cuma apa yang telah didapatkan secara cuma-cuma jelas bukan bukan ajaran yang enteng, jelas bukan perintah yang mudah dilaksanakan. Perintah ini adalah perintah yang sulit. Ajaran ini adalah ajaran yang tidak mudah. Tetapi keindahan di dalam ajaran dan perintah ini juga bukan main luar biasanya. Kalau sekarang ini belum dirasakan keindahannya, itu semata-mata karena

115 Lihat Adventures in Poetry tulisan Edwin C. Custer, New York: Harcourt, Brace, and World, Inc. (1964:74)

65

Page 66: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

belum diselami sampai ke dasar dan inti perintah ini. Dan untuk bisa menyelam sampai ke dasarnya tidak ada pilihan kecuali mau mencobanya sendiri, mau melaksanakannya sendiri.

Perintah ini sulit tetapi sekaligus indah. Perintah ini tidak mudah tetapi sekaligus sangat menakjubkan. Berbahagialah mereka yang berani mencobanya, berbahagialah mereka yang pantang menyerah untuk terus mencobanya meskipun sudah berulang kali gagal. Dukunglah kami dalam segala jerih payah kami sehari-hari dengan KasihMu yang tanpa akhir.116 Inilah pengharapan semua orang!

Akhirnya meskipun pelaksanaan ajaran yang satu ini masih amat sangat jauh dari harapan, tetapi karena pemahaman dan keteguhan hati semua orang bahwa (semua) milik mereka adalah karunia dari Bapa Yang Maha Pemurah, karunia yang diberikan secara cuma-cuma, ternyata telah semakin diteguhkan dan dikuatkan, bolehlah sekarang ini semua orang tersenyum bahagia. Jalan untuk menapaki ajaran ini memang masih panjang dan sulit tetapi berbahagialah semua orang karena jalan itu telah ditunjukkan dan disediakan.

Bab V Tentang Orang Kaya dan Orang Miskin

Tri Budhi Sastrio

Istilah kaya dan miskin mungkin memang terlalu hitam putih adanyaAtau mungkin juga memang terlalu disederhanakan dikotominya.

Kaya dan miskin memang tak hanya masalah harta benda, tetapi juga masalah rohani - masalah jiwa!

Ada jiwa yang miskin ada juga jiwa yang kaya!Ada rohani yang papa ada juga rohani yang mulia!

Hanya saja jika karena ini lalu berpradugaBahwa masalah miskin dan kaya tak ada hubungannya dengan harta

Pastilah si penganggap salah duga – salah terka!

Dalam pendahuluan bukunya yang berjudul The Sane Alternative: A Choice of Future, James Robertson (1990:1) mempertanyakan tiga hal penting yang berhubungan dengan masa depan manusia. Pertama, bagaimanakah gerangan wujud masa depan yang sehat, humanistis dan ekologis, bila dibandingkan dengan pandangan-pandangan lain yang dimungkinkan di masa depan? Kedua, melalui proses yang bagaimanakah masa depan yang demikian dapat diwujudkan? Dan ketiga, aktivitas macam apakah yang dapat menunjang usaha ke arah perwujudan itu?

Jawaban untuk ketiga pertanyaan ini tidak akan terlepas dari lima skenario masa depan dunia yang diusulkan oleh banyak ahli ketika itu. Kelima skenario tersebut adalah (1) skenario segala sesuatunya berjalan seperti biasanya; (2) skenario malapetaka; (3) skenario pengendalian oleh para penguasa; (4) skenario masa depan yang super-ekspansionis; dan (5) skenario masa depan yang sehat, humanistis, dan ekologis.

Skenario masa depan yang kelima adalah skenario yang paling menarik. Meskipun harus diakui bahwa masing-masing skenario mempunyai sisi kebenaran masing-masing, tetapi skenario kelima adalah skenario yang akan menjadi pilihan banyak orang, khususnya mereka yang optimis, partisipatif dan kontemplatif.117 Lebih jauh James Robertson mengatakan bahwa arah ekonomi baru yang dicita-citakan olehnya akan lebih bersifat mendahulukan manusia baru kemudian barang, dalam artian adanya pergeseran kegiatan ekonomi ke arah yang lebih tinggi dalam hierarki Maslow. Pergeseran tersebut akan lebih 116 Lihat Doa Kepada Santo Antonius, disampaikan oeh M. Soenarwidjaja, S.J , Jakarta, 1992 117 Penjelasan lebih lengkap untuk masing-masing skenario lihat buku yang sama tulisan James Robertson p. 9-30

66

Page 67: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

memperhatikan kebersamaan, cinta kasih, penghargaan, dan aktualisasi diri, dan tidak hanya berkutat pada masalah yang muncul dalam hierarki kebutuhan paling dasar.

Argumentasi ini menarik jika perspektif sudut pandangnya adalah perspektif kesejahteraan global dan kemakmuran universal. Tetapi, meskipun perspektif ini tidak ada salahnya untuk diperjuangkan secara terus menerus karena memang tidak akan banyak individu yang sejahtera dalam masyarakat yang sangat tidak sejahtera, perbincangan dan bahkan perhatian dari sudut pandang yang lebih sempit dan lebih individual terhadap manusia sebagai mahluk unik ciptaan Tuhan perlu juga dikedepankan. Dan jika memang ini yang dilakukan, mengedepankan perspektif yang lebih sempit, khususnya perspektif perbedaan antara orang kaya dan orang miskin karena, seperti yang dikatakan Yesus bahwa … orang miskin akan selalu ada padamu …118, maka perhatian perlu diberikan pada orang miskin yang memang selalu ada, tetap ada, dan akan selalu ada. Dulu, sekarang, maupun di masa depan nanti dunia memang akan selalu dipenuhi oleh (banyak) orang miskin dan (sedikit?) orang kaya.119

Berikutnya, supaya perbincangannya menjadi jelas maka perlu ditentukan lebih dulu kriteria orang miskin, meskipun penentuan ini (khususnya dari sudut pandang ilmu pengetahuan) jelas tidak mudah. Orang miskin, menurut Tom Burke, mantan direktur Friend of the Earth yang berkedudukan di London, dalam artikelnya yang tidak dipublikasikan The New Wealth, mengatakan bahwa yang dimaksud dengan orang-orang miskin adalah orang-orang yang tergantung pada jasa distribusi energi sentral yang rawan terhadap gangguan pemogokan, kerusakan atau sabotase dan bahkan mereka lebih rentan lagi terhadap tarif yang meningkat, yang ditentukan oleh kaum teknokrat yang tertutup bagi ide-ide baru dan mereka kemudian menjadi korban kekuatan pasar yang berada di luar kendali mereka (Robertson, 1990:77).

Apa yang dikatakan oleh Tom Burke tentang orang miskin mungkin tidak salah, tetapi saya yakin akan banyak orang mengerutkan kening ketika mencoba menggambarkan seperti apa orang miskin yang dimaksud oleh konsep ini. Karenanya perlu dicari penjelasan yang lebih sederhana, lebih gampang, dan lebih mudah dicerna oleh semua orang.

Bahasa Indonesia mempunyai banyak kata yang digunakan untuk mendefinisikan hal ini. Kata-kata seperti tidak berpunya, tidak berharta benda, serba kekurangan, papa, sengsara, melarat, menderita, dapat digunakan sebagai padanan kata miskin. Begitu juga dalam bahasa Inggris. Kata poor seringkali dipadankan dengan kata-kata seperti indigent, impoverished, dan destitute. Dari keempat kata ini kata poor adalah yang paling umum dan paling banyak dipakai. Kata sifat dalam bahasa Inggris ini digunakan untuk mendeskripsikan orang yang tidak mempunyai uang atau sarana lainnya agar dapat hidup secara layak. Sedangkan destitute adalah yang paling ekstrim karena kata sifat ini menunjukkan kemiskinan yang disebabkan oleh nasib malang dan sangat memerlukan bantuan segera. Tanpa adanya bantuan sesegera mungkin, kemungkinan bagi orang tersebut untuk mati akan sangat besar.

Dengan berpatokan pada definisi bahasa yang seperti ini mungkin lebih banyak orang berhasil memperjelas gambaran dalam kepala mereka tentang apa yang sebenarnya dimaksudkan dengan orang miskin itu, walaupun ini tidak berarti bahwa tidak akan ada lagi silang sengketa pendapat sehubungan dengan kriteria orang miskin dan orang kaya. Banyak hal masih dapat diperdebatkan lebih jauh seperti apakah orang yang sama sekali tidak mempunyai uang atau yang mempunyai uang tetapi tidak cukup untuk digunakan memenuhi 118 Lihat Matius 26:6-14119 Tanda tanya di akhir kata ‘sedikit’ terpaksa dipasang karena bisa saja orang miskinnya sangat banyak tetapi orang kayanya juga sangat banyak. Sedangkan di akhir kata ‘miskin’ tidak diberi tanda tanya karena diyakini bahwa jumlah mereka memang akan terus bertambah dan terus bertambah!

67

Page 68: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

kebutuhan tertentu agar dia dapat hidup layak masuk ke dalam kategori orang miskin atau tidak. Atau apakah orang yang mempunyai barang-barang cukup banyak tetapi pada suatu kesempatan dia akan segera mati kelaparan jika tidak ditolong oleh orang lain dapat dikategorikan miskin atau tidak. Atau apakah orang yang mempunyai penghasilan yang sangat pas-pasan tetapi masih dapat makan dengan layak dapat digolongkan ke dalam kategori orang miskin, sementara para pencuri yang tidak mempunyai penghasilan tetap sehingga untuk makan sangat tergantung dari keberhasilan mencuri barang milik tetangga tidak dapat digolongkan sebagai orang miskin atau tidak. Atau apakah orang yang berpenghasilan satu juta rupiah dapat dikatakan miskin karena pengeluarannya normalnya adalah satu setengah juta rupiah, sementara orang yang berpenghasilan lima ratus ribu dikatakan tidak miskin karena pengeluarannya hanya sekitar tiga ratus ribu rupiah?

Daftar contoh yang dapat diperdebatkan seperti ini bisa terus diperpanjang, misalnya jika ada orang yang secara materi dinilai ‘tidak berpunya’ tetapi dia mengklaim bahwa dirinya ‘kaya raya’ karena dia merasa selalu bahagia. Sebaliknya ada orang yang kaya raya dari segi harta benda tetapi selalu mengeluh bahwa dia tidak memiliki apa-apa, karena dia merasa seorang diri di dunia ini. Dia memang bisa membeli apa saja, dia bisa memenuhi semua kebutuhannya, tetapi dia tidak bahagia. Begitulah, contoh demi contoh dapat terus dicari untuk memperjelas garis batas antara miskin dan kaya, tetapi apapun hasilnya, apapun garis batas yang berhasil ditarik, perdebatan akan tetap dan terus terjadi. Apakah satu orang dapat digolongkan ke dalam kelompok miskin atau tidak, akan terus menerus diperdebatkan karena pada dasarnya kriteria miskin dan kaya yang semacam ini memang adalah kriteria terbuka. Artinya kriteria miskin dan kaya akan terus berubah berdasarkan tempat, waktu, situasi dan bahkan konteksnya.

Yang pada kurun waktu tertentu dianggap tidak miskin bisa saja pada kurun waktu yang lain dianggap miskin atau bahkan sangat miskin. Begitu juga sebaliknya. Keadaan yang pernah dianggap miskin pada suatu tempat tertentu dalam kurun waktu tertentu, bisa saja dianggap menjadi kurang miskin pada tempat dan kurun waktu yang berbeda. Inilah yang dimaksud dengan kriteria terbuka. Dapat berubah, akan berubah, dan selalu berubah!

Lalu bagaimana dengan kitab suci? Lalu bagaimana dengan Yesus? Apakah Yesus memberikan kriteria yang baku dan berlaku sepanjang zaman tentang apa yang Dia maksudkan dengan miskin?

Referensi Kitab Suci tentang Orang Kaya dan Orang Miskin

Orang miskin akan selalu ada bersama kitaSekarang dan sepanjang masa!

Karena kita sendiri pun pada dasarnyaMiskin semua sekaligus kaya semua

Tak ada yang terkecuali – tak ada yang tersisa!

Ucapan bahagia pertama yang diajarkan oleh Yesus pada murid-muridnya adalah Berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah, karena merekalah yang empunya kerajaan Sorga.120 Ajaran ini sangat jelas tetapi sekaligus kurang jelas, khususnya pada elemen yang menyangkut kriteria orang miskin yang dimaksud dalam ajaran ini. Jelasnya adalah bahwa orang yang miskin dihadapan Allah menjadi pemilik kerajaan Sorga. Tidak jelasnya adalah apakah orang yang miskin dihadapan Allah sama dengan orang yang miskin dihadapan manusia? Jika memang sama maka hanya satu masalah yang muncul, yaitu kriteria orang miskin itu sendiri. Tetapi bagaimana kalau tidak sama? Bagaimana kalau orang yang 120 Lihat Matius 5: 1-12

68

Page 69: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

dianggap miskin dihadapan Allah ternyata tidak sama dengan orang yang dianggap miskin dihadapan manusia? Jika memang seperti ini maka akan muncul dua permasalahan utama. Pertama kriteria orang miskin dihadapan Allah itu seperti apa dan kedua kriteria orang miskin dihadapan manusia itu yang bagaimana. Dua masalah ini muncul karena catatan dan kesaksian Matius memang seperti itu.

Lukas, murid Yesus yang lain, yang juga mencatat hal yang sama, mengatakan seperti berikut: Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah.121 Kriteria miskinnya memang tidak dijelaskan, tetapi satu permasalahan dihilangkan disini karena Lukas tidak mengatakan orang yang miskin dihadapan Allah tetapi hanya mengatakan hai kamu yang miskin. Artinya kesaksikan dari Lukas lebih bersifat umum. Yang dimaksud adalah semua orang miskin, baik yang miskin dihadapan Allah maupun yang miskin dihadapan manusia.

Jika kriteria orang miskin dihadapan Allah dan kriteria orang miskin dihadapan manusia memang sama, seperti yang dikonfirmasikan oleh kesaksian Lukas, persoalan memang menjadi sedikit lebih mudah. Mengapa? Karena kriteria yang disepakati secara umum tentang orang miskin dapat digunakan disini! Tetapi bagaimana sebenarnya kriteria orang miskin itu?

Apakah orang miskin itu adalah orang yang lelah dan yang terlantar seperti yang dicatat oleh Matius ketika Yesus merasa kasihan kepada orang banyak? Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.122 Dalam kisah ini Matius bersaksi bahwa Yesus pernah merasa sangat kasihan kepada orang banyak yang datang untuk mendengarkan ajaranNya tentang keselamatan dan Kerajaan Sorga. Mungkin karena melihat semakin banyak orang datang untuk mendengarkan kabar gembira, dan mungkin juga karena Yesus tahu bahwa yang akan segera menyusul datang untuk mendengarkan kabar gembira itu akan jauh lebih banyak lagi, maka pada saat itu Yesus (juga) menyampaikan sebuah ajakan dan perintah pada murid-muridnya (dan tentu saja perintah ini juga berlaku untuk semua umat Kristiani masa kini) untuk ikut membantu Dia bekerja di ladang BapaNya: Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. Apakah ‘tuaian’ disini disamping harus diartikan ‘sebagai orang-orang yang haus akan kabar gembira dan kabar keselamatan’ dapat juga diartikan sebagai ‘orang-orang yang lelah, terlantar, dan miskin’ yang juga amat sangat haus akan kabar keselamatan dan berita gembira yang melegakan itu? Tampaknya memang seperti itu! Dengan kata lain, Yesus ingin mengatakan bahwa orang miskin yang haus akan kabar keselamatan amat sangat banyak, sementara para pekerja yang tersedia untuk membantu dan menolong mereka (tidak hanya yang bersedia untuk memberi bantuan secara finansial, tetapi juga yang bersedia memberi bantuan secara spiritual) jumlahnya amat sangat sedikit. Karena itulah semua orang dipanggil oleh Yesus untuk ikut serta bekerja di ladang BapaNya.123

Tetapi disamping memberi banyak pengharapan bagi orang-orang terlantar dan orang-orang miskin, Yesus ternyata juga tidak segan-segan memberi peringatan pada mereka. Peringatan untuk orang miskin ini dicatat oleh Matius dalam 6:25-34 yang khusus membicarakan tentang masalah kekhawatiran. Meskipun semua orang, tidak perduli dia kaya atau miskin, pada dasarnya selalu merasa khawatir, tetapi tidak dapat disangkal bahwa orang miskinlah yang paling sering merasa khawatir akan hari esok. Orang kaya tampaknya tidak 121 Lihat Lukas 6: 20-26122 Lihat Matius 9:35-38123 Semoga semua orang yang terpanggil ini merasa bahwa pekerjaan yang disediakan untuk mereka adalah pekerjaan yang menyenangkan!

69

Page 70: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

pernah khawatir hari esok mereka akan makan apa, karena semuanya memang sudah ada dan tersedia, tetapi orang miskin yang hasil kerjanya hari ini hanya cukup untuk makan hari ini, mungkin amat wajar jika selalu mengkhawatirkan hari esok.124

Karena itu Yesus dengan tegas memperingatkan mereka Sebab itu janganlah kamu khawatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu khawatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.125

Orang miskin yang percaya mendapat jaminan dari Yesus. Orang terlantar yang bertobat menerima keberpihakan dari Kristus. Tetapi mereka yang kurang percaya (meskipun miskin dan terlantar) ternyata mendapat peringatan dari Yesus Kristus. Jaminan dan keberpihakan Yesus pada orang-orang terlantar dan orang-orang miskin tidak perlu diragukan lagi, begitu juga dengan peringatannya. Peringatannya tegas dan jelas. Mereka tidak perlu khawatir karena Bapa yang Maha Pengasih dan Penyayang pasti akan memelihara dan melindungi mereka. Pandanglah burung-burung di langit yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal di dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang disorga. Bukankah kamu jauh melebih burung-burung itu?

Dari jaminan, keberpihakan, dan bahkan teguran Yesus ini tampak jelas bahwa mereka yang lelah dan terlantar adalah orang-orang miskin. Atau dengan kata lain mereka yang dianggap miskin adalah mereka yang terlantar, tidak terjamin makan, minum, dan pakaiannya. Kepada merekalah Yesus memberikan jaminan dan keberpihakanNya!

Keberpihakan Yesus pada orang miskin juga dicatat oleh Markus.126 Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. Perbedaan kaya dan miskin disini memang tidak dijelaskan secara rinci, tetapi tampaknya yang dimaksudkan dengan orang kaya adalah orang yang dapat memberi persembahan jauh lebih banyak (karena mereka mempunyai lebih banyak uang), sedangkan yang dimaksud dengan orang miskin adalah orang yang hanya mampu memberi persembahan yang sedikit karena mereka memang hanya mempunyai uang sedikit. Lalu apa komentar Yesus terhadap dua hal ini? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin itu memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya.

Wow, benar-benar sebuah ajaran yang sangat revolusioner, sangat reformatif, dan bahkan juga provokatif. Penjelasan dengan contoh nyata mungkin akan memperjelas pelajaran revolusioner, reformatif dan provokatif yang dapat ditarik dari kisah yang dicatat oleh Markus ini.

Ada dua orang yang sama-sama rajin datang ke gereja setiap minggu untuk mengikuti Perayaan Ekaristi. Yang satu adalah konglomerat, yang penghasilannya tidak kurang dari lima ratus juta sebulan. Itupun baru penghasilan dari bunga deposito simpanannya. 124 Seringkali dikatakan bahwa apa yang dikhawatirkan oleh orang kaya tentang hari esok adalah bukan apa yang akan mereka makan melainkan siapa yang akan mereka makan.125 Bandingkan inti ajaran ini dengan inti ajaran tentang berdoa di Bab II. Orang tidak perlu berdoa berpanjang-panjang, karena jauh sebelum doa itu disampaikan, Bapa Yang Maha Tahu sudah mengetahui semua yang diperlukan oleh manusia. 126 Lihat Markus 12:41-44

70

Page 71: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Sedangkan empat perusahaannya masing-masing memberi keuntungan bersih sekitar lima ratus juta rupiah sehingga total jenderal keuntungan bersih yang diterima oleh konglomerat kaya yang taat ke gereja ini adalah dua setengah milyar. Setelah dipotong pengeluaran rumah tangga, keluarga dan tetek bengek lainnya, si kaya ini mampu menambah tabungannya sebesar dua milyar sebulannya.

Akhir-akhir ini hampir setiap minggu para petugas penghitung uang hasil kolekte di gereja tempat si konglomerat pergi mengikuti misa kudus, sering saling berbisik. ‘Benar-benar hebat orang ini. Setiap minggu selalu mendermakan uang sebesar sepuluh juta rupiah yang tampaknya masih baru diambil dari bank karena lengkap dengan kertas pembendelnya. Semoga Tuhan selalu memberkati dia!’ begitu bisik yang seorang. Yang seorang lagi berkata: ‘Aku benar-benar ingin berkenalan dengan dermawan yang sangat pemurah ini.’ Yang lain berkata: ‘Semoga jemaat yang satu ini tidak pindah ke gereja lain. Sejak tiga bulan yang lalu penghasilan gereja dari kolekte meningkat berlipat karena kehadiran penderma sepuluh juta ini.’

Orang yang satunya lagi adalah seorang pegawai pabrik yang bekerja di pabrik milik sang konglomerat. Gajinya, setelah ditambah dengan beragam tunjangan yang sengaja direkayasa sedemikian rupa oleh pihak perusahaan, adalah sebesar empat ratus lima puluh delapan ribu rupiah. Gaji sebesar ini sudah memenuhi persyaratan upah minimum yang ditetapkan oleh pemerintah, karenanya pihak perusahaan merasa berjasa besar karena telah memperkecil angka pengangguran, memberi kesempatan kerja bagi banyak orang, dan telah membayar sesuai dengan ketentuan.

Setelah dikurangi pengeluaran tetap, seperti biaya kos, uang transpor, biaya makan untuk istri dan satu anaknya, gaji si pegawai kecil ini minus Rp. 140.000,- Lalu dari mana dia mendapatkan kekurangannya? Mertuanya masih berbaik hati mengirimkan pada pasangan muda beranak satu yang belum lama menyatu dan berani menikah semata-mata karena cinta itu uang sebesar Rp. 150.000,- setiap bulan sambil menunggu keadaan berubah. Karena bantuan ini, dia masih menyisakan uang sebesar Rp. 10.000,- setiap bulannya. ‘Lima ratus untuk menderma pada teks misa, seribu untuk kolekte atas namaku dan seribu untuk kolekte atas namamu,’ begitu si pegawai ini memberi tahu keputusannya tentang penggunaan uang sisa pada sang istri Sambil tersenyum, istri yang tabah ini mengangguk setuju. ‘Mudah-mudahan di masa depan kita bisa memberi lebih banyak pada gereja, sehingga gereja juga bisa memberi lebih banyak pada orang-orang yang memerlukan bantuan!’ Keduanya saling pandang dan sama-sama tersenyum bahagia.

Gereja mendapatkan secara tetap derma sebesar empat puluh juta rupiah setiap bulannya hanya dari satu penderma saja. Gereja bisa berbuat banyak dengan uang itu. Gereja bisa lebih dipercantik, gaji satpam bisa dibayar dengan lebih lancar, tagihan rekening listrik, air, koran, dan tagihan lainnya dapat dibayar dengan lancar. Begitu juga dengan kegiatan sosial, seminar, bina iman, dan sebagainya dapat lebih digalakkan karena kehadiran si penderma sepuluh juta. Para pastor gembira mempunyai umat sedermawan dia. Lalu bagaimana dengan kolekte dua ribu perak dari si pegawai kecil dan istrinya? Hanya sebagai pelengkap untuk menggenapi uang ribuan lainnya sehingga mudah dihitung dan dibendel? Ya, mungkin saja! Mungkin memang tidak ada romo atau pastur di gereja itu yang akan menimang-nimang uang dua ribu perak dari pasangan pegawai kecil ini sambil merenungkan kembali apa yang pernah disampaikan oleh Yesus hampir dua ribu tahun silam, bahwa sesungguhnya uang derma yang dua ribu rupiah dari pasangan si pegawai kecil ini adalah jauh lebih besar dibandingkan dengan derma yang sepuluh juta dari si kaya?

Manusia menilai dari jumlah absolutnya, Yesus menilai dari prosentase kemampuannya. Manusia mana (termasuk para rohaniwan dan pejabat gereja) yang tidak akan berpikiran bahwa uang sepuluh juta jauh lebih besar, jauh lebih berharga, dan jauh lebih

71

Page 72: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

berguna bagi gereja dibandingkan dengan uang yang hanya dua ribu perak? Pejabat gereja mana yang (mohon maaf jika salah, karena mungkin saja masih ada romo atau pastur atau rohaniwan lainnya yang mau berpikir seperti Yesus berpikir) mau menaruh rasa hormat dan bahkan angkat topi pada sumbangan yang dua ribu perak si pegawai kecil? Romo mana yang akan memuji-muji setinggi langit dan memperbincangkan panjang lebar dengan para kolega, dengan para umat mereka dalam rapat-rapat dewan paroki umpamanya, tentang pemberian dua ribu perak dari si pegawai kecil yang diberikan secara teratur setiap minggunya, sementara kejadian yang lebih spektakuler, pemberian kolekte secara teratur sebesar sepuluh juta rupiah setiap minggu (dan sekarang sudah berlangsung selama tiga bulan secara terus menerus tanpa berhenti) menunggu di depan mata para pastur untuk dijadikan bahan perbincangan? Mungkin tidak ada pejabat gereja atau romo yang seperti itu! Untuk apa memperbincangkan derma dua ribu perak jika ada derma sebesar sepuluh juta rupiah? Untuk apa memuji-muji orang yang memberi dua ribu perak, jika orang yang memberikan sepuluh juta tersedia di depan mata?

Belum lagi jika si kaya ini, entah disengaja atau tidak, tiba-tiba saja membocorkan rahasia bahwa dirinyalah yang menyumbang sebesar sepuluh juta rupiah setiap minggunya ke gereja! Kekaguman dan pujian pasti akan semakin terarah. Sementara derma si pegawai kecil akan semakin tenggelam tak tentu rimbanya! Tetapi seperti janji Yesus sendiri sesungguhnya si pegawai kecil dan istrinya itu memberi lebih banyak dari pada si kaya yang memasukkan (banyak) uang ke dalam peti persembahan. Sebab si kaya memberi (sebagian kecil) dari kelimpahannya (kurang dari dua persen dari kelebihannya), tetapi si pegawai kecil dan istrinya ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya (seratus persen dari seluruh sisa uangnya).

Kisah ini sekali lagi menegaskan bahwa Yesus dan BapaNya di Sorga mempunyai ukuran tersendiri untuk menilai sikap dan perbuatan manusia di dunia. Bagi sebagian besar orang, kaya dan miskin seringkali dianggap sebagai sesuatu yang relatif. Tetapi bagi Yesus kaya dan miskin sudah jelas, bahkan tanpa perlu diberi kriteria yang rinci sekalipun. Ketika berbicara tentang derma atau pemberian, bukan jumlah absolut yang dijadikan tolok ukur melainkan seberapa total persembahan bagi Tuhan diberikan oleh masing-masing manusia. Apakah hanya sebagian kecil atau sudah semuanya?127 Tetapi ketika berbicara tentang kaya dan miskin, Yesus bersikap tegas dengan membedakan bahwa si kaya adalah orang yang bisa memberi banyak karena dia memang berkelimpahan, sedangkan si miskin adalah orang yang tidak bisa memberi banyak karena dia memang kekurangan. Yang berkelimpahan harta benda duniawi, termasuk uang, adalah orang kaya, yang tidak memiliki atau kekurangan harta benda duniawi adalah orang miskin. Pada orang-orang dari kelompok kedua inilah keberpihakan Yesus ditujukan.

Lalu apakah semua orang miskin murah hati dan baik hati? Sayangnya ternyata tidak seperti itu. Ada banyak orang miskin yang pelitnya justru jauh melebihi si kaya. Ini adalah realita dalam dunia nyata. Ada banyak orang yang kekurangan tetapi ternyata jauh lebih kikir dari mereka yang berkecukupan. Atau dengan kata lain pada kelompok orang miskin pun tidak kurang jumlahnya orang yang tidak berkenan pada Bapa.

Yesus memang berpihak pada orang miskin meskipun ini tidak berarti bahwa tidak ada orang miskin yang jahat. Yesus memang seakan-akan tidak berpihak pada orang kaya tetapi ini hendaknya tidak diartikan bahwa semua orang kaya itu jahat. Semua orang kaya pendosa? Ya, karena pada dasarnya semua orang, kaya atau miskin, adalah pendosa! Tetapi semua orang kaya jahat? Mungkin tidak!128 Tetapi memang lebih mudah bagi orang kaya melakukan sesuatu yang tidak berkenan pada Bapa karena mereka memang tidak hanya 127 Lihat dan bandingkan dengan perbincangan dalam Bab IV yang membicarakan tentang memberi secara cuma-cuma!

72

Page 73: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

mempunyai kehendak dan daya tetapi juga dana untuk melakukan hal-hal yang kurang berkenan! Sedangkan orang miskin mungkin cuma mempunyai kehendak tetapi karena tidak mempunyai dana maka kehendak tersebut seringkali tidak dapat dilaksanakan.

Ketidakberpihakan Yesus pada orang kaya juga banyak dicatat oleh Lukas.129 Bahkan dalam bagian yang menceritakan tentang nyanyian pujian Maria, ketika itu Yesus belum lahir dan baru saja dikandung oleh Perawan Maria atas kehendak Bapa melalui Roh Kudus, masalah keberpihakan ini sudah tampak nyata: Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari tahtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa. Nyanyian ini adalah semacam ramalan yang diberikan pada bayi yang belum lahir, yaitu Yesus, bahwa akan seperti itulah Dia nanti setelah dewasa. Dan memang itulah yang dilakukanNya. Dia turunkan mereka yang berkuasa dari tahtanya, sedangkan orang-orang rendah ditinggikanNya. Orang yang lapar dipeliharanya, sedangkan orang kaya diusirnya dengan tangan hampa.

Bahkan dengan keras dalam Lukas 6:24 Yesus berkata Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburan. Kata-kata yang keras ini diulangnya kembali dalam kisah tentang orang kaya dan Lazarus yang miskin.130 Kisah ini telah digunakan dalam bab sebelumnya untuk menunjukkan bagaimana orang kaya masuk ke tempat penghukuman sementara orang miskin masuk ke tempat penghiburan. Memang bukan semata-mata karena kaya lalu masuk neraka, dan bukan semata-mata karena miskin lalu masuk ke kerajaan Sorga. Memang bukan seperti itu, karena tentunya ada juga orang yang miskin di dunia tetapi dia masuk ke tempat penghukuman, dan ada orang yang kaya di dunia tetapi dia masuk ke kerajaan Sorga. Hanya saja dalam kisah ini jelas disampaikan bahwa si orang kaya (bukan semua orang kaya) masuk ke tempat penghukuman, dan si orang miskin (tidak semua orang miskin) masuk ke tempat penghiburan.

Dalam kisah ini diceritakan ketika si Orang Kaya akhirnya menyadari bahwa siapa saja yang hidupnya enak di dunia dan tidak perduli pada sesamanya yang hidup menderita maka hukumannya adalah menetap permanen di neraka, maka dia memohon dengan sangat pada Abraham, setelah gagal memperoleh pengampunan bagi dirinya sendiri, agar berkenan menyuruh seseorang untuk memperingati secara bersungguh-sungguh orang tua dan saudara-saudaranya yang masih hidup di dunia tentang hal ini. Orang kaya ini memohon pada Abraham karena dilihatnya Lazarus yang terlunta-lunta dan menderita di depan pintu rumahnya ketika masih hidup di dunia dulu, sekarang duduk dengan segala kemuliaannya di pangkuan Abraham. Apa jawab Abraham ketika itu? Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi, baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. Orang kaya itu yang mengetahui bahwa mereka (orang tua dan saudara-saudaranya) pasti akan mengabaikan kesaksian itu, seperti dia telah mengabaikannya selama ini, bersikeras mendesak Abraham Tidak, bapa Abraham (mereka pasti telah mengabaikan kesaksian itu) tetapi jika ada seseorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, (mungkin) mereka akan bertobat. Dan apa jawab Abraham? Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.

Apakah banyak orang mau menjadi seperti si orang kaya dan keluarganya itu? Baru menyadari semuanya setelah mati dan setelah semuanya terlambat? Ketika itu bukankah 128 Jawaban ini mungkin sama dengan jawaban terhadap pertanyaan apakah semua orang miskin baik.129 Lihat Lukas 1:46-56130 Lihat kembali Lukas 16:19-31

73

Page 74: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

hukuman sudah menanti dan segera dilaksanakan, sedangkan keluarga dan kerabat yang masih hidup di dunia terus bersikap seperti orang bodoh yang mengabaikan semua kesaksian para nabi?

Kita manusia modern tidak hanya mempunyai kesaksian para nabi dalam kitab suci, tetapi juga kesaksian dari Yesus, dari murid-muridnya, dan bahkan juga kesaksian dari sesama yang telah lebih dulu meninggal dunia. Lalu masihkah kita akan terus bertegar hati untuk terus menerus bertindak bodoh agar tiket ke neraka untuk kita semakin pasti akan segera dicetak dan diberikan? Tentunya tidak, bukan? Kalau memang tidak seperti itu, mari kita laksanakan dengan seksama semua ajaran dan perintah Tuhan!

Sementara itu Yohanes Pemandi, yang memang datang lebih dulu ke dunia untuk mempersiapkan jalan bagi Yesus, juga mengajarkan hal yang sama. Orang-orang yang datang kepadanya untuk dipermandikan banyak yang bertanya karena sebelumnya Yohanes berbicara sangat keras dan pedas pada mereka. Jika demikian, apakah yang harus kami perbuat? Jawab Yohanes ketika itu Barangsiapa mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah ia berbuat juga demikian.131 Yang memiliki berlebih lebih harus mau membantu yang kekurangan, yang kaya hendaknya membantu yang miskin, sebab jika tidak maka kapak (yang) sudah tersedia pada akar pohon (akan segera digunakan) dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, akan ditebang dan dibuang ke dalam api. Jika si kaya adalah batang pohon, maka buah pohon adalah perbuatan baik si kaya yang berkenan membantu si miskin. Jika buah ini tak kunjung hadir, maka tidak ada pilihan lain, pohon akan ditebang dan dicampakkan ke dalam api.

Nasehat yang diberikan oleh Yohanes pada para pemungut cukai dan para prajurit yang ingin dibaptis juga menarik untuk disimak. Dua profesi ini ada padanannya untuk masa sekarang, meskipun untuk yang pertama tidak persis sama, karena pada dasarnya seorang pemungut pajak masa kini tidak dapat menentukan besar kecilnya pajak. Negaralah yang mengatur besar kecilnya pajak berdasarkan undang-undang. Tetapi yang namanya manusia, tetap saja ada celah yang bisa digunakan untuk berbuat tidak benar.

Untuk para prajurit Yohanes memberi nasehat seperti berikut: Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu. Nasehat ini tentu saja dapat dijadikan pedoman oleh semua orang yang profesinya dihargai dengan gaji tetap. Merampas mungkin sudah jarang dilakukan oleh orang-orang yang bergaji tetap di masa modern ini, tetapi memeras rasanya masih sering dilakukan oleh mereka. Tindakan memeras muncul (termasuk di dalamnya adalah tindakan korupsi yang artinya memeras negara), baik secara berterang atau terselubung, disebabkan karena mereka tidak mau mencukupkan diri dengan gaji yang diterima. Korupsi akan hilang dengan sendirinya jika semua orang (khususnya mereka yang bekerja pada pemerintah dengan gaji tetap) mau mencukupkan diri dengan gaji yang menjadi hak mereka! Kalau tidak, ya itu tadi, tindakan memeras negara alias mengkorupsi uang rakyat meraja lela dimana-mana!

Untuk pemungut cukai Yohanes memberi nasehat seperti berikut: Janganlah menagih lebih banyak dari pada yang telah ditentukan bagimu. Untuk masa itu, nasehat ini penting karena pemungut cukai mempunyai kekuasaan untuk memaksa seseorang membayar pajak lebih dari yang ditentukan. Kelebihannya masuk ke kantong si penagih pajak. Sebagai akibatnya wajib pajak menderita secara langsung. Tetapi untuk masa sekarang, ada pergeseran fokus dan modus. Si pemungut pajak tidak bisa menaikkan setoran pajak bagi negara karena besarnya pajak telah ditentukan oleh undang-undang. Yang bisa dilakukan sekarang, dan yang memang banyak dilakukan oleh para petugas pajak dewasa ini, adalah bersekongkol ‘menurunkan’ atau menggelapkan pajak. Pajak yang telah ditentukan oleh 131 Lihat Lukas 3:1-20

74

Page 75: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

negara dapat diturunkan menjadi hanya separuh umpamanya, dengan catatan yang seperempat masuk ke kantong pemungut pajak, baru yang seperempatnya lagi disetor ke kas negara.

Dari segi kepentingan wajib pajak, perilaku korup seperti ini sebenarnya menguntungkan mereka. Mengapa? Karena mereka hanya perlu membayar separuh dari jumlah yang seharusnya wajib dibayarkan. Tetapi dari segi moral, etika, kejujuran, budi pekerti, dan semua sifat baik lainnya seperti yang diajarkan oleh Yesus, kondisi semacam ini tentu saja tak kalah brengsek dan bobroknya. Pendapatan negara menyusut, pelayanan sosial pada masyarakat berkurang, sementara kantong para pemungut cukai dan pelaku bisnis bengkoklah yang semakin menggelembug.

Ternyata pajak yang dinaikkan dari yang semestinya, maupun yang diturunkan dari yang seharusnya, sama-sama dosa buahnya. Semoga para pemungut cukai masa kini yang adalah pegawai pemerintah sempat membaca bagian yang ini sehingga menghentikan tindakan penuh dosa itu, dan semoga pula para pebisnis tergerak hatinya untuk tidak membantu orang lain menambah dosa mereka. Dosa yang sudah ada sudah cukup banyak, lalu bagaimana jika anda beramai-ramai membantu menaikkan jumlahnya? Semakin konyol, bukan?

Dalam bagian lain, Lukas mencatat hal lain yang tak kalah menariknya. Yesus ternyata pernah memerintahkan pada dua murid Yohanes yang sengaja diutus untuk bertanya kepadaNya tentang apakah Dia adalah benar-benar orang yang sedang dinantikan oleh Yohanes atau tidak, untuk menyampaikan berita seperti ini: Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar. Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.132 Yesus seakan-akan ingin mengatakan, paling tidak untuk konteks masa itu, bahwa penyampaian kabar baik, yaitu datangnya Sang Juru Selamat untuk menyelamatkan orang-orang miskin, ternyata sederajat atau setingkat dengan semua mukjizat yang pernah dilakukanNya seperti menyembuhkan orang buta, orang lumpuh, orang tuli, orang sakit kusta, dan bahkan juga setingkat dengan mukjizat yang dilakukanNya untuk menghidupkan orang mati.

Fakta seperti ini tentu saja mengejutkan. Mengapa penyampaian kabar kedatangan keselamatan bagi orang miskin sama tingkatannya dengan semua mukjizat yang dilakukan Yesus? Apakah karena selama ini benar-benar sama sekali tak ada yang memperdulikan nasib mereka yang miskin, termasuk para tetua agama, para ahli kitab suci dan anggota masyarakat lainnya yang tidak tergolong orang miskin itu? Apakah hanya dengan mukjizat saja orang-orang miskin dapat diangkat sederajat dengan mereka yang tidak miskin? Ya, mungkin saja! Tetapi yang jelas keberpihakan Yesus pada orang miskin menjadi semakin nyata dan gamblang. Kabar keselamatan memang untuk semua orang, termasuk orang kaya, tetapi Yesus tampaknya tahu bahwa orang miskinlah yang akan lebih memperhatikan kabar keselamatan yang dibawaNya, bahwa orang miskinlah yang lebih memerlukan penghiburan di dunia ini dibandingkan dengan orang kaya yang (mungkin) telah dihibur dan terhibur oleh harta bendanya; meskipun untuk ini Yesus pernah mengatakan Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi, di bumi ngengat dan karat merusakannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.

Mengapa mengumpulkan harta dan menjadi kaya di dunia berbahaya? Karena dimana hartamu berada, disitu juga hatimu berada, kata Yesus seperti yang dicatat oleh Matius.133 Dan hati yang berada di dalam harta, atau hati yang ditutupi oleh harta, jarang 132 Lihat Lukas 7:18-35133 Lihat Matius 6:19-21

75

Page 76: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

sekali ada yang dapat dan mau mendengarkan keluh kesah orang miskin secara jernih. Mengapa? Karena keluhan dan jeritan si miskin dianggap sebagai ancaman dan bahkan bahaya bagi hartanya, dan bukan dianggap sebagai permohonan bantuan.

Pada bagian kesaksian yang lain ada ditulis seperti ini Aku bersyukur kepadaMu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepadamu.134 Kata-kata Yesus ini dicatat oleh Lukas. Siapa orang kecil yang dimaksud disini? Anak kecil? Tampaknya tidak karena ‘orang kecil’ dalam bagian ini sebelumnya telah dilawankan dengan ‘orang bijak’ dan ‘orang pandai’. Jadi yang dimaksudkan dengan ‘orang kecil’ disini pastilah ‘orang yang tidak tergolong ke dalam kelompok orang bijak’ (atau kelompok orang yang merasa bijak) dan ‘orang yang tidak tergolong ke dalam kelompok orang pandai’ (atau kelompok orang yang merasa pandai). Lalu apakah semua ‘orang kecil’ yang dimaksud adalah ‘orang bodoh’ dan ‘orang yang tidak bijak’? Tampaknya juga tidak begitu! Yang tidak termasuk dalam kelompok orang pandai (atau orang yang merasa pandai) belum tentu tidak pandai, begitu juga dengan orang yang tidak termasuk kelompok orang bijak (atau orang yang merasa bijak) belum tentu tidak bijak. Bisa saja orang yang tidak termasuk dalam kelompok ini justru ‘jauh lebih pandai’ dan ‘jauh lebih bijak’. Mengapa? Karena ternyata pada merekalah Yesus dan BapaNya berkenan menyatakan sebuah rahasia besar, yaitu rahasia keselamatan kekal dan abadi di sisi Bapa. Lalu, kembali pada pertanyaan utamanya, siapa sebenarnya yang dimaksud dengan ‘orang kecil pada siapa Tuhan berkenan berbagi rahasianya’ itu? Orang-orang kecil itu adalah orang-orang yang kecil di mata manusia tetapi tidak di mata Tuhan. Orang-orang kecil itu adalah para murid dan para pengikutnya yang sebagian besar adalah orang miskin yang papa dan tidak berpunya tetapi mau menerima kabar keselamatan Tuhan, bertobat, dan kemudian hidup di jalan Tuhan. Semoga sebagian besar dari kita termasuk orang-orang yang seperti ini!

Pada bagian lain Yesus pernah mengingatkan banyak orang, khususnya orang yang berlimpah hartanya, tentang ketamakan. Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidak tergantung pada kekayaannya.135 Dalam peringatan ini sebenarnya ada dua hal yang ingin disampaikan oleh Yesus. Pertama, setiap orang hendaknya mewaspadai sifat tamak yang ada dalam jiwanya. Orang miskin mempunyai sifat tamak, orang kaya juga mempunyai sifat tamak. Baik yang miskin maupun yang kaya tentu saja harus sekuat mungkin mencoba membelenggu sifat tamak ini. Mengapa? Karena ketamakan dan keserakahan menutupi hati nurani, menghalangi belas kasih, dan menjauhkan keadilan. Orang yang tamak dan serakah sulit mendengarkan kata hati, sukar melaksanakan ajaran kasih, dan pasti tidak mau bertindak adil. Sifat tamak semakin berbahaya jika diumbar oleh orang kaya atau dengan kata lain orang kaya yang tamak jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan orang miskin yang tamak. Orang kaya yang tamak dapat melakukan banyak hal dengan menggunakan kekayaannya untuk memuaskan rasa tamaknya. Sedangkan orang miskin paling-paling menggunakan tenaga fisiknya untuk memuaskan rasa tamaknya. Tetapi kalau bisa kedua-duanya dihindarkan. Yang miskin harus berusaha untuk tidak tamak, yang kaya harus lebih-lebih berusaha untuk tidak tamak. Miskin kok tamak! Sudah kaya kok masih tamak! Alangkah indahnya kalau yang miskin tidak serakah dan yang kaya tidak tamak! Alangkah bahagianya jika semua orang mau menerima bagiannya dengan rela dan tulus, kemudian semua itu digunakan untuk memuliakan Allah dan mengangkat derajat sesama!

Kemudian, hal kedua yang ingin disampaikan Yesus adalah sebuah peringatan keras136 bagi orang kaya bahwa hartanya sama sekali tidak dapat memberikan jaminan pada hidupnya. Di dunia saja harta berlimpah tak pernah memberi jaminan apalagi di dunia kekal 134 Lihat Lukas 10:21-24135 Lihat Lukas 12:13-21 tentang orang kaya yang bodoh.

76

Page 77: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

sana, semakinlah harta benda tak mampu memberikan jaminan apa-apa! Untuk lebih memperjelas maksudNya ini Yesus menceritakan perumpamaan yang sangat jelas dan gamblang, tentang bagaimana si kaya yang berusaha keras untuk menimbun harta, termasuk menimbun makanan, untuk memberi kepastian bahwa hidupnya akan terjamin. Tetapi bagaimana jika tiba-tiba saja perintah Allah datang padanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kau sediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya dihadapan Allah. Kehidupan manusia di dunia adalah karunia secara cuma-cuma dari Bapa Yang Maha Kuasa, dan Bapa kapan saja dapat memintanya kembali. Lalu mengapa hidup yang sementara ini harus diisi dengan ketamakan, harus diisi dengan perlombaan mengumpulkan harta dunia, yang nyata-nyata tidak berarti apa-apa di dunia abadi sana, kecuali kita menggunakannya di dunia untuk kepentingan sesama yang menderita?

Begitulah ajaran Yesus tentang mengumpulkan harta di dunia. Kemudian untuk orang yang telah kaya, disamping beberapa ajaran yang telah disampaikan olehNya tentang bagaimana menggunakan kekayaan itu, yaitu terutama untuk membantu mereka miskin dan yang memerlukan, Yesus juga mengajarkan sesuatu yang cukup sulit untuk dilaksanakan. Jika engkau mengadakan perjamuan (karena engkau mampu melakukan itu), undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta (karena mereka pasti tidak mampu menyelenggarakannya sendiri). Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.137

Pernahkah anda melakukan ini? Mengadakan pesta dan mengundang orang-orang yang tidak dikenal, orang-orang yang dikucilkan, orang-orang yang seumur hidupnya tidak pernah diundang pesta, orang-orang yang tidak mampu datang dengan berpakaian bagus, orang-orang yang dianggap sampah masyarakat? Pernahkah? Ketika pertanyaan ini ditanyakan pada diri sendiri, meskipun saya pribadi memang tidak banyak mengadakan pesta, tampaknya tidak sekalipun saya pernah melakukan ajaran Yesus ini. Apakah nanti di masa depan, jika saya mampu mengadakan pesta, beranikah, mampukah, atau maukah saya mengadakan pesta yang semacam ini? Dengan menghela nafas panjang, dengan menundukkan kepala, dan dengan mengusap dada, saya hanya bisa bergumam: mengapa ajaran dan perintahMu begitu sulit kulaksanakan meskipun teramat jelas, ya Tuhan? Kuatkanlah dan berkatilah hambamu yang lemah ini, semoga selalu mempunyai keberanian dan ketabahan hati untuk mencoba menjalankan perintahMu!

Apakah anda juga akan berdoa dengan kata-kata yang kurang lebih sama? Jika ya, Semoga anda juga dikaruniai keberanian dan ketabahan hati untuk mencoba menjalankan perintah ini!

Yesus juga tidak suka pada orang-orang yang suka berdalih. Orang-orang semacam ini selalu saja ada dalih dan alasannya untuk menghindar meskipun secara pribadi telah diundang ke sebuah pesta besar yang diselenggarakan oleh Allah. Jika sudah begini Allah akan murka dan memerintahkan hambaNya untuk Pergilah dengan segera ke segala jalan dan lorong kota dan bawalah kemari orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan

136 Ini untuk kesekian kalinya Yesus memberi peringatan keras pada orang kaya tentang keadaannya yang berlimpah harta benda. Yang miskin pun hendaknya belajar dari peringatan ini, sehingga kelak jika kaya (atau bahkan ketika masih miskin sekali pun) tidak terperosok pada jalan sesat yang sama!137 Sebuah perintah yang tampaknya sederhana tetapi amat sangat jelas betapa tidak mudah melaksanakannya. Lihat Lukas 14:12-14

77

Page 78: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

orang-orang buta dan orang-orang lumpuh.138 Coba bayangkan kisah ini! Adalah bukan mereka yang miskin, yang cacat, yang buta dan yang lumpuh yang sebenarnya pertama kali diundang. Dalam perjamuan besar itu yang pertama kali diundang adalah orang-orang kaya, orang-orang terhormat, orang-orang berpangkat, orang-orang bijak, orang-orang pintar, orang-orang terpandang, orang-orang yang sehat dan orang-orang dari kelompok-kelompok terhormat lainnya. Tetapi karena mereka berdalih dan menolak untuk datang, salahkah kalau kemudian dalam pesta yang diselenggarakan oleh Allah sendiri itu dipenuhi oleh orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang buta, orang-orang lumpuh, orang-orang nista, orang-orang bodoh dan orang-orang yang kurang bijak?

Ajaran dan ajakan Yesus adalah untuk semua orang, Tetapi yang datang dengan penuh semangat dan penuh suka cita adalah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang buta, orang-orang lumpuh, orang-orang nista, orang-orang bodoh, orang-orang yang hina, orang-orang yang dikucilkan, orang-orang yang tidak bijak, dan orang-orang lain yang tidak terhormat. Lalu kemana mereka yang kaya, yang terhormat, yang pandai, yang bijak, yang terpandang, dan orang-orang lainnya yang selama ini memperoleh kemegahan dunia? Mereka sebenarnya juga diundang, bahkan mungkin kelompok merekalah yang pertama kali diundang, tetapi mereka menghindar dengan seribu satu macam alasan, dengan seribu satu macam dalih. Karena itu jika pada akhirnya nanti pintu keselamatan untuk mereka ditutup, siapa yang harus disalahkan? Kesaksian telah disampaikan, undangan telah diberikan, tetapi sayang mereka tetap tidak mau datang!

Berikutnya, untuk memperkuat kisah dan kesaksian ini, Lukas menyampaikan kesaksian lainnya tentang bagaimana Yesus mengatakan dengan tegas untuk kesekian kalinya betapa sulitnya bagi seorang kaya untuk mengikut Tuhan. Dikisahkan bagaimana seorang pemimpin yang merasa telah melakukan semua perintah Allah, bahkan sejak masa mudanya dulu dia telah melaksanakan perintah itu, bertanya pada Yesus bagaimana cara memperoleh hidup kekal. ‘Masih tinggal satu hal lagi yang harus kaulakukan, juallah segala yang kau miliki dan bagi-bagikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah aku.’139

Apakah orang ini mau melaksanakan perintah Yesus? Ternyata tidak! Apakah orang ini menerima undangan Tuhan? Ternyata juga tidak! Penolakan inilah yang kemudian melahirkan sebuah pernyataan yang benar-benar sangat revolusioner, reformatif, dan sekaligus provokatif bahkan bagi para murid sekalipun. Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sekali lagi aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor onta masuk melalui lubang jarrum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.140 Lalu jika memang demikian, siapa yang dapat diselamatkan? Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah. Inilah jawaban Yesus yang selama beribu tahun menjadi bahan perbincangan banyak orang.

138 Lihat Lukas 14:15-24139 Kesaksian dalam Lukas 18:18-27 ini juga disampaikan oleh Matius 19:16-26 dan Markus 19:17-27140 Dalam makalahnya yang berjudul Injil Yang Asli Telah Diketemukan? (ISCS, 2000:15) Bambang Noorsena mengatakan bahwa kata ‘onta’ dalam ayat ini diterjemahkan dari kata ‘gamla’ dalam bahasa Aram. Disamping bermakna ‘onta’, kata ‘gamla’ dapat juga bermakna ‘tali besar’. Seandainya ‘onta’ memang harus diganti dengan ‘tali besar’, perkataan Yesus tetap tidak banyak berubah arti dan maknanya. Adalah sangat sulit, bahkan mustahil bagi sebuah tali besar untuk dimasukkan ke dalam jarum yang peruntukannya memang untuk benang yang kecil. Lubang jarum jahit adalah bukan untuk tali besar. Apakah pintu Kerajaan Sorga memang bukan untuk orang kaya?

78

Page 79: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Orang kaya tentu saja dapat masuk sorga, sama seperti orang lain, sama seperti orang-orang miskin yang taat pada ajaran Tuhan.141 Tetapi karena banyak orang kaya yang hatinya terikat pada kekayaannya, jadilah sangat sulit bagi mereka untuk masuk ke kerajaan Sorga. Hampir semua persyaratan yang diberikan oleh Yesus agar seseorang dapat masuk ke dalam Sorga menjadi sulit dilaksanakan jika seseorang mengikat hatinya pada harta benda miliknya. Bagaimana seseorang dapat menjalankan perintah mencintai sesama, jika hatinya lebih mementingkan hartanya? Bagaimana seseorang dapat menjalankan perintah untuk mengikut Tuhan jika langkah kakinya masih dibelit oleh uangnya? Bahkan ajaran yang sangat keras pun, seperti yang dicatat oleh Lukas, tidak akan berarti bagi banyak orang-orang yang hatinya lebih terikat pada harta benda dibandingkan dengan ajakan untuk mengikut Tuhan. Simak saja kesaksian Lukas berikut ini: Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri? (Lukas 9:22-27). Yesus sudah mengatakan dengan tegas bahwa tidak adanya gunanya seseorang memperoleh harta duniawi, bahkan jika seandainya seluruh harta dunia sekalipun, jika pada akhirnya orang itu akan binasa. Dalam kebinasaan seseorang tidak membawa apa-apa kecuali dirinya sendiri dan amal perbuatannya semasa masih hidup. Tidak lebih dari itu!142

Tetapi yang menjadi persoalan sekarang apakah orang-orang yang tamak dan serakah akan harta duniawi itu mau mendengarkan kesaksian Lukas yang notabene adalah ajaran dan perintah Tuhan sendiri? Sebenarnya bumi dan isinya cukup untuk semua orang, tetapi tidak akan cukup jika harus memenuhi ketamakan setiap orang.143 Orang miskin memang memerlukan banyak hal, tetapi orang tamak membutuhkan semuanya. Bahkan Seneca dalam karyanya yang berjudul Hercules Oetaeus pernah mengatakan bahwa bagi orang tamak, seluruh isi alam tidak pernah cukup! Karenanya jika dunia penuh dengan orang tamak dan serakah, kekacauanlah buahnya!

Yang serakah dan yang tamak memang belum tentu selalu orang kaya. Ada juga orang miskin yang tamak dan serakah meskipun pada akhirnya mereka tetap miskin. Tetapi benar-benar amat sangat sedikit (kalau sungkan mengatakan tidak ada) orang kaya yang tidak tamak dan yang tidak serakah. Sulit sekali menemukan orang kaya yang tidak serakah. Yang justru mudah ditemukan adalah orang kaya yang tamak. Karenanya tidak mengherankan kalau keberpihakan Yesus adalah pada orang miskin dan bukan orang kaya.

Kriteria orang miskin dan orang kaya memang belum ada yang baku, dan bahkan mungkin tidak akan pernah ada kriteria yang baku bagi kedua kelompok ini. Tetapi 141 Bandingkan hal ini dengan apa yang tertulis dalam kitab Thai Hak (Ajaran Besar): Seorang yang penuh Cinta Kasih menggunakan harta untuk mengembangkan diri. Seorang yang tidak berperi Cinta Kasih mengabdikan dirinya untuk menumpuk harta. (Thai Hak X:19-23, 1970:29). Orang kaya yang berperi cinta kasih semacam inilah yang mungkin berkenan pada Tuhan dan mendapatkan tempat disisiNya. 142 Bandingkan keadaan ini dengan sebuah bait dialog dalam drama teater yang ditulis oleh Moss Hart dan George Kaufman pada tahun 1936 dengan judul You Can’t Take It With You. Dalam salah satu bait dialognya, yang kemudian dikutip oleh Benyamin Franklin dalam karyanya yang berjudul Poor Richard’s Almanac, dijelaskan bahwa jika memang kekayaanmu adalah milikmu, mengapa tidak engkau bawa kekayaan itu ke dunia lain yang sedang engkau tuju sekarang? Sebuah pertanyaan yang menggigit dan seharusnya menyadarkan setiap orang bahwa harta duniawi tidak akan membantu apa-apa terhadap usaha manusia untuk memperoleh tempat di Kerajaan Sorga dan bahkan juga tidak membantu apa-apa dalam menghadapi kehidupan dan kematian itu sendiri. 143 Bandingkan dengan apa yang dikatakan oleh Frank Buchman dalam Remaking the World. Buchman mengatakan (dalam bahasa aslinya) There is enough in the world for everyone’s need, but not enough for everyone’s greed.

79

Page 80: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

mengabaikan sama sekali masalah kepemilikan harta benda untuk membedakan mereka, jelas amat tidak tepat. Yang dikatakan kaya pastilah mempunyai banyak uang, banyak harta benda. Sedangkan yang dikatakan miskin pastilah yang sedikit mempunyai uang, sedikit harta benda (atau bahkan sama sekali tidak mempunyainya). Karenanya cukup masuk akal jika untuk sementara ini perbedaan antara kedua kelompok ini, kelompok orang kaya dan kelompok orang miskin, dapat ditarik benang merahnya. Siapa yang dapat dimasukkan ke dalam kelompok orang kaya dan siapa yang harus dikategorikan ke dalam kelompok orang miskin diasumsikan dapat dengan mudah dilakukan oleh siapa saja. Apalagi, seperti yang dikatakan oleh Miguel de Carvantes dalam Don Quixote de la Mancha, di dunia ini sebenarnya hanya ada dua kelompok orang, yaitu kelompok orang yang berpunya dan kelompok orang yang tidak berpunya, kelompok orang kaya dan kelompok orang miskin.

Membedakan dua kelompok ini tentu saja tidak terlalu sulit, bukan? Yang kaya pasti dengan mudah dibedakan dari yang miskin. Yang miskin pasti dengan mudah dikenali dari yang kaya. Karenanya tidak ada alasan, atau tidak ada gunanya banyak berdalih dengan mengatakan bahwa ajaran dan pernyataan Yesus yang mengatakan bahwa lebih mudah bagi seekor unta masuk ke lubang jarum dibandingkan seorang kaya masuk ke Kerajaan Sorga merupakan ajaran yang tidak jelas dan sulit dimengerti.

Ajaran ini sangat jelas dan sangat mudah dimengerti. Seekor unta masuk ke lubang jarum? Amat sangat sulit, bahkan mustahil! Orang kaya masuk ke Kerajaan Sorga? Juga amat sulit dan bahkan mustahil! Mengapa? Karena, seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, hati mereka – hati orang-orang yang kaya - terikat pada harta duniawi. Hati yang terikat pada harta duniawi pastilah tidak mampu memancarkan kasih sayang. Hati yang tidak mampu memancarkan kasih sayang pada sesama, pasti tidak berada di jalan Tuhan. Mereka yang tidak berada di jalan Tuhan jelas akan ditolak oleh Yesus untuk duduk di sisi Bapa! Urutannya jelas, konsekwensi logisnya jelas! Pokoknya, semuanya jelas bak sinar matahari di siang bolong! Tidak ada yang tersamar, tidak ada yang ditutupi! Tidak ada yang membingungkan, tidak ada yang mustahil!

Yang masih agak kurang jelas adalah mengapa masih banyak orang, bahkan hampir semua orang, berlomba-lomba untuk menjadi kaya, untuk memperkaya diri sendiri? Keadaan inilah yang benar-benar kurang jelas! Sudah jelas-jelas dikatakan lebih mudah seekor onta masuk ke lubang jarum dibandingkan orang kaya masuk ke Kerajaan Sorga, tetapi hampir setiap orang yang mengaku beriman dan mengikuti ajaran Yesus berlomba-lomba mengejar kekayaan duniawi. Apalagi orang-orang jaman sekarang tidak hanya ingin menjadi kaya, tetapi mereka juga ingin lebih kaya dari orang lain, kata John Stuart Mill dalam Essay on Social Freedom. Suatu bukti lagi betapa sifat mengejar kekayaan selalu disertai oleh sifat tamak, rakus, serakah dan tidak kenal puas. Yang sudah kaya ingin semakin kaya, yang belum kaya ingin segera kaya! Apapun caranya, apapun akibatnya!144

Jika sudah diberi tahu salah tetapi masih tetap nekad, lalu apa lagi yang menunggu mereka kecuali dijatuhkannya Hukum Tuhan atas mereka? Tidak ada, bukan? Padahal Tuhan dan HukumNya adalah seperti The Avengers yang tangan besinya dikenal tak kenal ampun. Emily Dickinson145 menuangkan keperkasaan tangan-tangan hukum itu dengan indahnya dalam puisi singkat berikut:144 Bandingkan keadaan ini dengan apa yang pernah dikatakan oleh Sang Guru dan ditulis dalam Kitab Lun Gi (Kitab Sabda Suci): Bila kekayaan itu merupakan syarat untuk dapat mencapai cita-cita tertinggi, meskipun harus menjadi tukang membawa cambuk, Aku mau menjalaninya; tetapi karena bukan merupakan syarat, lebih baik Aku mengikuti kesukaanKu (yaitu berjalan di Jalan Suci). (Lihat Kitab Su Si 1970:144)145 Lihat Louis Untermeyer Modern American Poetry, New York: Harcourt (1969)

80

Page 81: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

The Avengers

The law are the secret avengers, And they rule above all lands;

They come on wool-soft sandals,But they strike with iron hands.

Hukum Tuhan berkuasa dan berlaku atas seluruh alam semesta serta isinya, termasuk manusia. Tak ada yang bisa menghindar dari Hukum Tuhan. Semuanya harus tunduk, semuanya harus taat, semuanya harus patuh! Tetapi, seperti yang disampaikan dengan cerdiknya oleh puisi ini, tangan-tangan hukum datang dengan menggunakan alas kaki yang sangat lembut. Tangan-tangan itu tidak kasar, tidak vulgar. Tetapi bila tiba waktunya harus menjatuhkan hukuman bagi para pelanggar, tangan itu akan memukul bak tangan besi. Tanpa ampun, tanpa kecuali!

Tidakkah kita takut akan Hukum Tuhan ini? Tidakkah kita gentar harus menjalani hukuman abadi Tuhan yang seperti ini? Sepadankah kegembiraan sesaat karena mempunyai harta semasa hidup, meskipun jumlah harta itu berlimpah sehingga jauh melebihi dari apa yang dibutuhkan, ditukar dengan hukuman abadi tak berkesudahan hanya karena tak mau menjalankan perintah Tuhan?

Semoga semua orang (termasuk mereka yang kaya) segera sadar bahwa pilihan telah diberikan, jalan yang benar telah ditunjukkan, pahala abadi telah disediakan. Mari kita tiru keteladanan Yesus, mari kita melangkah di jalan yang ditunjukkan Yesus, mari kita songsong pahala abadi yang disediakan Bapa dalam iman, pengharapan dan kasih, bukan dalam keserakahan, ketamakan, dan kerakusan! Jangan sampai apa yang dikeluhkan oleh Doctor Faustus karya Christopher Marlowe juga akan dikeluhkan anda jika terlambat untuk bertobat: Hell hath no limits, nor is circumscribed; in one self place, for where we are is hell, and where hell is there must we ever be!

Jalan bertobat selalu terbuka lebar, jalan untuk berbalik selalu disediakan. Siapa yang mau mendengar hendaklah mendengar, siapa yang mau mengerti hendaklah mengerti, dan siapa yang mau meneladani Yesus hendaklah segera melakukannya! Jangan sampai terlambat, jangan sampai tak ada waktu dan kesempatan lagi!

Bab VI Tentang Bersikap Rendah Hati dan MemaafkanTri Budhi Sastrio

Memaafkan menurut adat dunia ternyata gampang-gampang sulitDikatakan gampang jika yang berbuat salah adalah orang yang disayangi!

Dikatakan sulit jika yang harus dimaafkan adalah orang yang dibenci!Tetapi memaafkan seperti yang diajarkan Yesus

Ternyata jauh lebih sulit lagiKarena bukan saja semua orang harus dimaafkan,

Tetapi karena semua orang harus dan harus selalu dimaafkan!Dapatkah orang yang congkak, tinggi hati dan pembenci

Memaafkan orang lain? Itulah persoalannya!

Rendah hati dan suka memaafkan adalah dua sifat baik manusia yang dikaruniakan langsung oleh Bapa Yang Maha Pengasih dan Penyayang pada umat ciptaanNya. Semua orang pada dasarnya memiliki dua sifat baik ini. Semua orang mendapatkan karunia yang

81

Page 82: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

sama. Sayangnya pada saat yang sama manusia juga dikaruniai sifat tinggi hati dan pembenci. Jika dua sifat yang belakangan ini lebih mengemuka, maka sifat rendah hati dan suka memaafkan akan bersembunyi tak mau menampakkan diri. Tetapi manakala dua sifat yang pertama yang dimanjakan oleh tuannya, maka si tinggi hati dan sang pembenci akan terus bergiat mencari muka. Tak ada istilah mengundurkan diri apalagi bersembunyi bagi keduanya. Mereka berdua selalu pantang menyerah ingin menjadi penguasa manusia. Slogan mereka adalah maju terus pantang malu.

Tinggi hati dan mudah membenci (lebih buruk lagi jika sifat suka membenci ini berubah menjadi sifat suka mendendam) amat sangat sering mendapat tempat istimewa dan terhormat dalam hati manusia. Dua sifat ini bisa duduk sambil bergoyang kaki, mengendalikan tuannya agar mau melangkah ke kanan atau ke kiri sesuka hati. Bahkan tidak jarang nurani sang tuan yang adalah alat penapis bagi semua perilaku yang tak layak, disembunyikan begitu saja. Akibatnya ketika sang nurani ditanya oleh tuannya, yang menjawab adalah si tinggi hati dan sang pembenci. Nurani tak kedengaran jawabnya bukan karena ia tak mau menjawab tetapi karena sang tuan lebih mau mendengar suara si tinggi hati dan sang pembenci.

Sifat tinggi hati yang gemar berkawan baik dengan sifat sombong dan congkak biasanya juga bersahabat dengan kegemaran ingin mendengarkan dan mendapatkan pujian. Mereka yang mempunyai sifat ini beranggapan bahwa dengan memperoleh pujian maka baiklah mereka. Jika pujian tulus yang mereka dengarkan, harapan tersebut masih mungkin menjadi kenyataan. Tetapi bagaimana kalau pujian palsu yang datang bertubi-tubi? Bagaimana kalau pujian menyesatkan yang sedang dinikmati iramanya? Bukankah mereka tidak ubahnya seperti orang yang dicela dan dikutuk oleh Yesus: Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu.146

Nabi-nabi palsu senang disanjung dan dipuji. Begitu juga dengan orang yang tinggi hati. Mereka senang dipuji tanpa memperdulikan apakah isi pujian benar atau tidak, apakah isinya tepat atau salah sasaran. Pokoknya mendapat pujian, langsung hati mereka berbunga-bunga, kepala membesar, sementara detak suara hati nurani menghilang entah kemana. Jika detak suara nurani menghilang, begitu juga nasib semua ajaran Tuhan. Hilang dan sirna tak berbekas!

Keadaan akan semakin memburuk tak terkendali jika sifat tinggi hati dan senang dipuji ini melanda semua aspek kehidupan. Ingin menderma saja, karena dibingkai oleh sifat tinggi hati dan suka dipuji, maka diumumkanlah keras-keras bahwa seseorang akan menderma sekian dan sekian. Decak kagum mungkin saja memang datang, tetapi seperti yang telah diperingatkan oleh Yesus jauh sebelumnya bahwa sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya, dermanya menjadi tak punya makna, sedekahnya berubah tak membawa berkah. Mengapa? Ya itu tadi, karena mereka sudah mendapatkan upahnya. Bahkan tidak jarang upah derma bergaya begini, berupa decak kagum dan pujian, telah diterima sebelum derma diberikan!

Yang lebih celaka adalah ketika ‘doa’ – komunikasi pribadi antara manusia dan Tuhan – juga dijadikan komoditi untuk memperoleh pujian. Menderma dengan maksud memperoleh pujian saja sudah salah apalagi kalau masalah berdoa yang dibuat main-main! Semakinlah salah, semakinlah tidak benar! Dalam Bab II masalah ini telah dikupas panjang lebar. Doa tidak perlu panjang dan bertele-tele. Doa tidak perlu dipamerkan di depan orang banyak. Mengapa? Karena Tuhan itu Maha Tahu Segalanya. Tak satu pun peristiwa di dunia ini, dari yang paling besar sampai yang paling kecil sekalipun, yang tidak diketahui oleh Tuhan. Bahkan jauh sebelum kejadian itu terjadi, Tuhan pastilah sudah tahu dan memang 146 Lihat Lukas 6:20-26

82

Page 83: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

sudah tahu. Itulah hakekat pengakuan manusia padaNya bahwa Dialah satu-satunya yang Esa dan Maha Kuasa. Tidak ada Tuhan selain Allah Maha Kuasa dan Maha Tahu yang disembah bersama oleh seluruh umat manusia.

Juga ikut ditanyakan dalam Bab II, jika seseorang ingin berdoa secara benar dan berkenan pada Bapa yang di Surga, doa seperti apa yang harus dipanjatkan? Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada BapaMu yang ada di tempat tersembunyi. Maka BapaMu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Sebuah perintah yang jelas, gamblang dan tidak perlu ditafsirkan macam-macam. Pokoknya jika ingin berdoa janganlah pamer, janganlah ingin dipuji. Pokoknya jika ingin berdoa jangan biarkan orang lain mengetahui. Doa tidak ditujukan pada orang lain tetapi pada Bapa yang di Surga. Untuk apa orang lain mengetahui bahwa seseorang berdoa toh orang lain tersebut bukan yang dituju dan juga bukan pengabul doa. Doa adalah komunikasi pribadi antara Tuhan dan umatNya. Akan terasa aneh dan konyol jika komunikasi pribadi seperti ini dipamerkan kemana-mana, diumumkan kepada banyak orang (langsung ataupun tidak langsung), ditunjukkan agar diketahui oleh kolega dan rekan, didemonstrasikan agar semua orang mengetahui bahwa ada yang sedang berdoa, dan kemudian si pendoa menunggu pujian datang karena dia telah berdoa.

Begitu juga dengan doa yang harus digunakan. Yesus amat sangat tegas dan jelas ketika mengajarkan ini. PerintahNya Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah namaMu, datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rejeki pada hari ini, dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami. Dan janganlah masukkan kami ke dalam percobaan tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.

Doa seperti inilah yang seharusnya digunakan oleh semua umat Kristiani setiap kali mereka berdoa kepada Bapa yang di Sorga. Doa yang sederhana, jelas, dan tepat, karena diajarkan sendiri oleh Yesus. Doa yang dikenal dengan nama Doa Bapa Kami ini tidak memerlukan pujian dari siapa pun juga, karena Bapa sendirilah yang kelak akan memuji setiap orang yang mau berdoa menggunakan doa ini secara rendah hati dan tulus. Atau dengan kata lain tak ada tempat bagi keinginan untuk mendapatkan pujian dalam hal ini. Semuanya harus tulus, semuanya harus dalam bingkai kerendahan hati.

Meskipun menurut adat dunia harus diakui bahwa pujian dapat membuat orang baik menjadi lebih baik, tetapi tetap saja dalam berdoa tidak diperlukan pujian. Sementara itu jika pujian ditujukan pada orang yang tidak baik biasanya justru membuat orang yang mendapat pujian semakin kacau balau tidak karuan. Apalagi kalau pujian pada orang yang tidak baik ini berupa pujian yang tidak baik, berupa pujian palsu, maka semakin kacaulah hasilnya!

Ini baru tentang berdoa. Untuk hal-hal yang lain pun, keinginan untuk mendapatkan pujian dapat mengurangi nilai dan kualitas hal-hal yang dilakukan. Sifat ingin mendapatkan pujian biasanya berseberangan dengan sifat rendah hati. Tampaknya tidak masuk akal mereka yang rendah hati justru senang dan mencari pujian. Hanya orang yang congkak dan sombong yang biasanya mencari pujian dan senang menerima pujian. Tetapi tidak orang yang rendah hati karena bagi orang yang rendah hati mencari pujian tampaknya tidak tercatat dalam kamus mereka. Yang rendah hati pastilah tidak akan mengejar pujian!

Pada gilirannya nanti sifat rendah hati akan selalu disertai oleh sikap suka memaafkan. Sikap rendah hati dan suka memaafkan selalu seiring seperjalanan. Untuk dapat memaafkan diperlukan kerendahan hati, dan kerendahan hati selalu disertai oleh sikap suka memaafkan. Ada banyak kisah, ada banyak keteladanan, ada banyak ajaran dari Yesus yang menunjukkan hal ini. Yesus adalah orang yang rendah hati sekaligus orang yang suka memaafkan, karena memang untuk itulah Dia datang ke dunia. Ini semua tentu saja sesuai

83

Page 84: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

dengan perintah BapaNya yang di Sorga. Bahkan Yesus terus memaafkan kesalahan dan dosa manusia sampai Dia wafat di kayu salib.

Ajaran tentang bagaimana seharusnya seseorang memaafkan orang lain, termasuk musuh-musuhnya, sebenarnya tercakup dalam dua hukum utama Yesus, yaitu mencintai Allah dan mencintai sesama dengan sepenuh hati. Mereka yang mencintai Allah, pastilah juga mencintai sesama yang adalah ciptaan Allah. Begitu juga sebaliknya, mereka yang mencintai sesama pastilah mencintai Allah dan pastilah juga mereka mudah memaafkan kesalahan orang lain, sebagai mana Allah pun suka memaafkan kesalahan ciptaanNya.

Matius (7:1-5) umpamanya, dia mencatat dan bersaksi tentang ajaran Yesus yang mengharuskan setiap pengikutnya untuk tidak menghakimi orang lain (tidak menghakimi adalah ajaran awal yang sangat dekat dengan ajaran untuk selalu memaafkan). Janganlah kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.147 Kemudian dengan nada yang agak keras Yesus melanjutkan Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.

Perintah untuk tidak menghakimi dari Yesus seperti yang dicatat oleh Matius dan kemudian dipadukan dengan kesaksian yang sama (tetapi dengan beberapa tambahan) dari Lukas ini ternyata merupakan kesaksian yang amat sangat penting untuk digunakan sebagai panduan oleh semua orang yang ingin memperoleh keselamatan.

Ampunilah dan kamu akan diampuni, adalah tambahan penjelasan yang diberikan oleh Lukas bagi perintah Yesus yang ini. Doa Bapa Kami juga mengajarkan hal yang sama. Ampunilah kami seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami. Hanya jika seseorang mengampuni atau memaafkan kesalahan orang lain, maka dia akan beroleh ampun dan maaf dari Tuhan. Hanya jika seseorang berkenan melupakan kesalahan orang lain, maka Tuhan pun akan berkenan melupakan kesalahannya. Hanya jika seseorang berkenan menghapus dosa orang lain, barulah Tuhan berkenan menghapus dosanya.

Hukum timbal balik seperti ini adalah persyaratan dari Tuhan yang tampaknya tidak bisa ditawar-tawar. Hanya jika manusia mau memenuhi persyaratan ini, barulah Tuhan berkenan memberikan anugerah pengampunan bagi dosa-dosa mereka. Jika manusia tidak mau memenuhi persyaratan ini maka jawaban dari Tuhan sudah jelas: ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.148 Tindakan seseorang pada orang lain adalah ukuran yang akan digunakan oleh Tuhan untuk menindak orang itu.

Dari ajaran ini jelas terlihat betapa pentingnya sikap mau memaafkan. Maaf hanya diberikan oleh Tuhan pada seseorang, jika orang itu berkenan memberi maaf pada sesamanya. Tanpa itu, maka seperti yang dikatakan oleh sebuah lagu, tiada maaf bagimu!149

147 Lihat Lukas (6:37-42) yang juga mencatat hal yang sama tetapi dengan menambahkan Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum, ampunilah dan kamu akan diampuni. Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang diguncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. 148 Meskipun dalam konteks yang lain, tetapi Markus juga mencatat hal yang sama, bahkan mungkin lebih tegas dan lebih keras. Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan disamping itu akan ditambah lagi kepadamu. Jika kita tidak memaafkan kesalahan orang sekali, mungkin Tuhan tidak akan memaafkan kesalahan kita dua kali! (Markus 4:21-25)149 Bandingkan hal ini dengan apa yang dikatakan oleh Alaxander Pope dalam An Essay on Criticism – To err is human, to forgive, divine – atau apa yang dikatakan oleh Benyamin

84

Page 85: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

akan diberlakukan untuk orang itu. Konsep seperti ini menjadi akan semakin menarik jika mau dibandingkan dengan konsep yang sama tetapi berasal dari agama lain, seperti dari agama Hindu, umpamanya.150

Perintah-perintah Yesus lainnya yang berhubungan dengan masalah memberi maaf dan memberi ampun, yang disampaikanNya dalam kesempatan yang lain, juga tidak kalah jelas dan benderangnya. Ketika Petrus, muridNya, bertanya pada Yesus Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali? maka jawaban yang diberikan oleh Yesus kepada Petrus benar-benar mengejutkan untuk ukuran waktu itu dan bahkan mungkin lebih mengejutkan lagi untuk ukuran jaman sekarang, sebuah jaman dimana memberi maaf semakin langka dan tindakan untuk memberi ampun semakin jarang dilakukan. Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.151

Perintah ini jelas tidak kalah revolusioner, reformatif dan sekaligus provokatifnya dibandingkan dengan perintah tentang berdoa, perintah untuk mengasihi sesama, perintah untuk memberi secara cuma-cuma, maupun perintah bagi orang kaya yang ingin mengikut Yesus. Bagi banyak orang modern memberi ampun satu kali saja sudah dirasa terlalu banyak! Banyak orang masa kini yang beranggapan bahwa memberi maaf adalah tanda kelemahan, tanda ketidak teraturan, tanda ketidak tegasan, tanda ketidak efisienan, dan banyak tanda-tanda lainnya. Pokoknya banyak dari mereka yang beranggapan bahwa memberi maaf pada tindakan yang salah adalah tindakan yang tidak bisa ditolerir dalam dunia modern. Apalagi kalau sampai harus memberi maaf sampai tujuh kali. Benar-benar tidak terbayangkan oleh mereka! Apalagi … jumlah yang ini jelas akan semakin tidak terbayangkan oleh mereka … jika mereka harus memberi maaf pada orang yang berbuat salah sebanyak tujuh kali tujuh puluh alias empat ratus sembilan puluh kali.

Lukas mencatat kesaksian yang sama meskipun dengan bahasa yang agak berbeda.152

Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia.

Karena dalam kesaksian Lukas, Yesus ternyata tidak menyebutkan secara pasti berapa kali sesungguhnya seseorang harus mengampuni saudaranya (ingatlah bahwa semua orang adalah saudara) kecuali jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia, maka jelas kesaksian Lukas lebih fantastis lagi. Penjelasannya sebagai berikut!

Katakan saja hari ini ada seseorang yang bersalah sebanyak tujuh kali pada anda. Sesuai dengan perintah Yesus, anda wajib dan harus mengampuni kesalahan itu. Jika keesokan harinya orang yang sama kembali melakukan kesalahan sebanyak tujuh kali, maka sesuai dengan perintah Yesus anda wajib dan harus mengampuni orang itu. Begitu juga dengan hari berikutnya dan hari berikutnya. Lalu berapa kali sebenarnya batasan seseorang harus dan wajib mengampuni kesalahan orang lain? Tidak ada batasannya! Tidak ada ketentuan yang mengatakan harus berapa kali maaf dan ampunan boleh diberikan dan

Franklin dalam Poor Richard’s Almanacs – To err is human, to repent divine, to persist devilish. Tidak diragukan lagi kedua orang ini tentu pernah membaca karya-karya Seneca yang hidup pada masa Kekaisaran Romawi. Seneca dalam salah satu karyanya diketahui pernah menulis to err is human. 150 Umat Hindu mempunyai konsep ajaran yang sama dengan konsep ini, yaitu konsep Hukum Karmapala! Penjelasan lebih jauh tentang Hukum Karmapala dapat dilihat pada buku karya Nirmala Jha (1985) berjudul Law of Karma, New Delhi: Capital Publishing House151 Lihat Matius 18:21-35152 Lihat Lukas 17:1-6

85

Page 86: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

kemudian dihentikan! Yang adalah harus terus menerus memberi maaf, harus terus menerus memberi ampun!

Perintah Yesus ini meskipun sekilas tampaknya fantastis dan mengada-ada tetapi benar-benar sudah sesuai dengan apa yang dilakukan oleh Bapa sendiri. Berapa kali manusia berharap Tuhan Yang Maha Kasih berkenan mengampuni kesalahan mereka, berkenan melupakan dosa-dosa mereka? Banyak kali dan bahkan tidak terbatas, bukan? Jadi apa yang salah dengan perintah yang diberikan oleh PutraNya ini? Sama sekali tidak ada! Bukankah sudah cukup adil jika manusia diperintahkan untuk memberi ampun dan maaf tanpa batas karena manusia juga menuntut pemberian ampun dan maaf tanpa batas dari Tuhan? Jika manusia memberi batasan terhadap ampunan dan maaf yang akan diberikan pada sesamanya, maka Tuhan pun pasti akan memberi batasan seberapa banyak Dia akan memberi maaf dan ampun pada kesalahan dan dosa manusia? Jika seperti ini, sanggupkah manusia menanggung beban kesalahan dan dosa mereka karena jumlah ampunan dari Tuhan dibatasi? Ingat, hampir setiap saat setiap orang melakukan kesalahan dan berbuat dosa! Bagaimana manusia sanggup menanggung beban dosa yang hampir setiap saat dilakukannya jika Bapa Yang Maha Kasih tidak berkenan memberikan ampunan secara tanpa batas pada mereka?153

Yesus sendiri melalui catatan kesaksian yang ditulis oleh Matius, maksudNya tentu saja untuk lebih memperjelas ajaran dan perintah penting ini, menggunakan sebuah perumpamaan yang indah sekali.

Bapa pemilik Kerajaan Sorga oleh Yesus diibaratkan sebagai seorang Raja. Suatu hari Raja ingin mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Dihadapkanlah kehadapan sang Raja seorang hamba yang mempunyai hutang sebanyak 10 ribu talenta154, sebuah jumlah yang bukan main besarnya ketika itu. Karena hamba ini gagal melunasi hutang, Raja memutuskan untuk menjual semua harta milik si hamba, termasuk anak-anak dan istrinya, agar uang hasil penjualan dapat digunakan untuk melunasi hutang. Untunglah permohonannya agar sang Raja berkenan menjadwalkan kembali hutang-hutangnya bukan saja diluluskan tetapi Raja yang sangat tergerak hatinya juga berkenan memberi ampun dan semua hutangnya dengan ini dihapuskan.

Tetapi hamba yang mendapat karunia begitu besar ini ternyata bukan saja kurang ajar, tidak tahu diri, tidak tahu berterima kasih, tetapi kejamnya juga tidak main-main. Dia yang baru saja dibebaskan dari hutang yang sangat besar oleh sang Raja, ternyata ketika berjumpa dengan temannya yang hanya mempunyai hutang sebesar seratus dinar (sebuah jumlah yang amat sangat kecil dibandingkan dengan jumlah hutangnya pada Raja), bukan saja dia menagih dengan keras tetapi bahkan juga memenjarakan sang teman ketika sang teman gagal membayar hutang. Permintaan sang teman yang disampaikan dengan bersujud agar dia mau menjadwalkan kembali pembayaran hutang yang sangat kecil itu ternyata tidak 153 Bandingkan keadaan ini dengan apa yang pernah dikatakan oleh W.H. Auden dalam A Certain World – Semua dosa mempunyai sifat seperti candu, dan titik akhir kecanduan dosa adalah apa yang dinamakan penghukuman abadi. Bisa dibayangkan apa yang akan terjadi pada kita manusia jika apa yang dikatakan oleh W.H. Auden benar adanya. Kita manusia kecanduan untuk selalu berbuat dosa dan buahnya adalah hukuman abadi. Bukankah hanya jika Tuhan berkenan untuk selalu dan terus menerus memberikan maafnya pada manusia maka manusia berpeluang untuk beroleh keselamatan dan masuk ke Kerajaan Sorga? 154 Catatan kaki Kitab Suci Perjanjian Baru yang diterbitkan oleh Dirjen Bimas Katolik tahun 1978/1979 (p.65) menyatakan bahwa jumlah hutang sebesar itu (mungkin) dengan sengaja dibesar-besarkan. Gaya bahasa seperti ini di dalam karya sastra dikenal sebagai gaya hyperbole – a figure of speech that uses exaggeration or overstatement for effect. (Untuk contoh penggunaan hyperbole lihat Daniel, 1980:779)

86

Page 87: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

digubrisnya. Kurang ajar tidak orang yang satu ini? Baru saja dia dibebaskan dari hutang yang besar, eh temannya yang berhutang sangat kecil malah dipenjarakan!155 Baru saja dia mendapat pengampunan besar, eh memberi pengampunan kecil saja dia tidak mau!

Pegawai istana yang melihat prilaku yang benar-benar tidak terpuji ini tentu saja ikut berang. Mereka melaporkan peristiwa ini pada Raja. Raja yang tidak kalah berangnya mendengar laporan semacam ini segera menurunkah titah untuk menangkap orang yang jahat dan tidak tahu diri itu. Kemudian setelah orang itu dihadapkan, dengan murka sang Raja berkata: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? Kemudian seperti dicatat oleh Matius sang Raja menyerahkan orang itu pada algojo-algojo istana sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. Maka Bapaku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.

Bapa yang di sorga akan melakukan hal yang sama pada seseorang berdasarkan perbuatan orang itu pada sesamanya. Inilah perintah Tuhan, inilah hukum Tuhan yang tidak bisa ditawar-tawar. Sesorang jangan mimpi akan mendapatkan maaf dari Tuhan meskipun di berdoa sampai jungkir balik selama sebulan penuh umpamanya, jika orang ini tidak bersedia memaafkan kesalahan sesamanya! Maafkan dulu orang lain, baru ada harapan mendapatkan maaf Tuhan. Selain dari itu maka tidak ada harapan sama sekali!

Tetapi sama seperti perintah Yesus lainnya yang sangat sederhana, gamblang, dan jelas, perintah inipun ternyata amat sangat sulit dilaksanakan. Seperti yang dikatakan oleh puisi yang ditulis pada bagian awal bab ini, memberi maaf orang yang dikasihi, orang yang dicintai, meskipun kadang-kadang sulit tetapi masih bisa dilakukan. Tetapi memaafkan orang yang dibenci, memberi ampun orang yang benar-benar sama sekali tidak disenangi? Sulitnya mungkin tidak kalah dengan sulitnya seekor onta masuk ke lubang jarum!

Kisah lain yang dicatat oleh Lukas juga menunjukkan betapa Bapa yang di Surga selalu memaafkan anak-anaknya yang tersesat di dunia. Dalam perumpamaan tentang anak yang hilang, Lukas mencatat kisah seperti berikut.156

Ada seorang kaya mempunyai dua anak laki-laki. Suatu ketika si bungsu menuntut sebagian harta orang tuanya. Dia beranggapan bahwa dia berhak atas sebagian harta orang tuanya yang kelak toh memang akan diwariskan padanya. Orang tua itu tidak bisa menolak dan karenanya dia membagi hartanya secara adil. Yang satu bagian diserahkan pada anak sulungnya, yang satu bagian lagi diserahkan pada anak bungsunya. Dasar si anak bungsu memang bukan orang yang hemat dan pandai mengelola harta benda, dengan cepat kekayaan yang diterima dari orang tuanya habis begitu saja untuk berfoya. Pada awalnya dia enggan kembali ke rumah orang tuanya. Dia memilih hidup melarat dari tempat yang satu ke tempat lain. Untuk makan pun sekarang dia harus mengemis. Akhirnya, setelah cukup lama menderita dan hampir-hampir mati kelaparan timbullah penyesalan dalam dirinya dan dia memutuskan kembali ke rumah orang tuanya. Dia ingin meminta maaf atas semua perbuatannya di masa lalu.

Sang ayah, yang pada dasarnya memang penuh belas kasih dan suka memaafkan, menyambut kedatangan anaknya dengan suka cita. Saat itu juga dia memerintahkan hamba-hambanya mempersiapkan pesta meriah menyambut kembalinya si anak hilang.

Si anak sulung, anak yang taat bekerja membantu orang tuanya menggarap ladang, tentu saja heran setengah mati melihat ada persiapan pesta di rumahnya. Bunyi seruling dan nyanyian merdu sayup-sayup terdengar. Ada apa dan mengapa apa pesta, begitulah dia 155 Bagaimana jika gambaran si hamba yang kurang ajar dan tidak tahu diri ini adalah gambaran diri pribadi kita semua?156 Lihat Lukas 15:11-32

87

Page 88: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

bertanya-tanya dalam hati sepulangnya dari ladang. Ketika dia mendapat penjelasan dari salah seorang hambanya bahwa pesta diadakan untuk menyambut kembalinya si bungsu, yang adalah adiknya yang telah lama pergi membawa separuh harta orang tuanya, bersungut-sungut dan marahlah dia. Pada ayahnya dengan keras dia memprotes Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.

Sebuah protes yang masuk akal dan logis menurut adat dunia. Mereka yang merasa lebih baik pasti akan melancarkan protes ketika sebuah penghargaan sangat istimewa diberikan pada seseorang yang bukan saja dianggap tidak baik tetapi juga brengsek. Tetapi inilah esensi sifat Maha Kuasa yang disandang oleh Tuhan. Semuanya Dialah yang memutuskan! Bukan manusia! Semuanya Dialah yang menentukan! Bukan manusia! Anugerah dan hukuman adalah hak prerogatif Tuhan. Manusia sama sekali tidak mempunyai hak untuk ikut campur didalamnya. Kepada siapa Bapa yang di Sorga ingin memberikan karuniaNya, kepada siapa Bapa Yang Maha Kuasa ingin menjatuhkan hukumanNya, manusia tidak boleh dan tidak mempunyai hak untuk ikut campur. Apalagi tidak jarang manusia tidak memahami alasan dibalik karunia atau hukuman itu. Pikiran manusia terlalu sempit untuk memahami betapa luas dan betapa dalam permasalahan yang ada. Pikiran manusia juga tidak mampu menyelami betapa hebat dan bijaknya semua keputusan Tuhan.

Tuhan adalah juga Maha Adil. Tidak ada keputusanNya yang tidak adil. Manusia boleh saja suatu ketika menganggap betapa tidak adil keputusan Allah, tetapi yang tidak adil menurut manusia bisa saja sangat adil bagi Allah jika Dia memang berkenan memutuskan seperti itu. Apa yang dianggap sangat adil oleh manusia, bisa saja merupakan sesuatu yang sangat tidak adil di mata Tuhan. Dan … ini yang paling penting … keadilan di mata Tuhanlah yang akan berlaku selama-lamanya!

Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali, adalah jawaban sang ayah seperti yang dicatat oleh Lukas.

Sebuah jawaban yang mungkin sulit diterima oleh adat dunia, tetapi itulah jawaban Tuhan. Itulah keputusan Tuhan!157

Manusia memang sulit memaafkan apalagi jika hatinya dipenuhi oleh rasa iri. Kadang-kadang manusia iri pada sesamanya, bukan karena sesamanya itu jauh lebih kaya, lebih makmur atau lebih sejahtera darinya, tetapi karena sesamanya yang jauh lebih menderita itu tiba-tiba saja mendapat pertolongan. Orang yang jauh lebih kaya, lebih sejahtera, dan lebih makmur tidak jarang bisa merasa sangat cemburu dan iri pada orang yang sangat miskin, sangat menderita, dan sangat sengsara, semata-mata karena orang yang miskin, menderita dan sengsara itu tiba-tiba saja memperoleh bantuan dan pertolongan. Memang sulit dimengerti bagaimana orang yang tidak memerlukan pertolongan tiba-tiba saja merasa iri pada orang yang baru saja mendapatkan pertolongan, semata-mata karena orang yang tidak memerlukan pertolongan itu merasa bahwa orang yang baru saja mendapat pertolongan adalah orang yang tidak layak ditolong. Adalah bukan orang yang tidak 157 Bandingkan dengan kata-kata keras Yesus yang pada intinya ingin mengatakan bahwa Dia datang ke dunia bukan untuk orang-orang yang baik (atau orang-orang yang merasa dirinya baik) tetapi untuk orang-orang yang berdosa, untuk orang-orang yang tersesat-, karena merekalah yang perlu diselamatkan..

88

Page 89: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

memerlukan pertolongan yang memberikan pertolongan, tetapi tetap saja dia merasa cemburu dan iri. Adalah bukan dia yang bersusah payah memberikan pertolongan, tetapi tetap saja rasa iri memuncak dalam hati.

Juga tidak jarang seseorang merasa iri karena orang yang banyak melakukan kesalahan tiba-tiba saja kesalahannya dimaafkan. Mereka iri dan bertanya-tanya mengapa orang itu tidak dihukum berat. Bukannya ikut bersyukur karena kesalahan sesama dimaafkan, tetapi malah iri dan berharap kesalahan itu tidak dimaafkan dan dihukum seberat-beratnya! Benar-benar sulit dimengerti! Benar-benar menggelikan! Sayangnya kejadian seperti ini terjadi hampir setiap hari di sekitar kita, dan pelakunya adalah hampir semua orang yang mengaku atau merasa telah menjadi murid Yesus. Bagaimana seandainya posisi keduanya ditukar? Yang merasa iri berada pada posisi orang yang memerlukan ampun dan maaf. Apakah dia masih akan memupuk rasa cemburu dan irinya?

Kelemahan semacam inilah yang seharusnya dicoba untuk dihilangkan atau paling tidak dbelenggu sedemikian rupa sehingga tidak menjadi penghalang bagi setiap orang untuk untuk ikut bersuka cita melihat orang lain mendapat pertolongan, melihat orang lain mendapatkan pengampunan, melihat orang lain mendapatkan karunia, melihat orang lain mendapatkan pahala, melihat orang lain mendapatkan upahnya (dan tidak justru merasa cemburu dan iri hati karenanya).

Kembali pada masalah ‘adil’ dan ‘rasa iri hati’ yang telah dibicarakan sebelumnya, yaitu apa yang adil di mata manusia dan apa yang adil di mata Tuhan, apa yang seharusnya tidak menimbulkan iri hati tetapi ternyata menumbuhkan rasa iri yang hebat, ternyata telah disampaikan secara memikat oleh Yesus melalui sebuah kisah yang dicatat dalam Matius 20:1-16. Dalam kesaksian ini dikisahkan bagaimana Yesus menganalogikan Kerajaan Sorga (yang adalah milik Bapa Yang Maha Adil) dengan seorang pemilik kebun anggur.

Pagi-pagi sekali sang pemilik anggur, mungkin karena kekurangan pekerja, keluar untuk mencari pekerja yang mau bekerja di ladang anggurnya. Pagi itu dia menemukan sejumlah pekerja yang sepakat untuk bekerja sehari penuh di ladang anggurnya dengan upah yang disepakati oleh kedua belah pihak. Mulailah pekerja-pekerja ini bekerja.

Kira-kira pukul sembilan pagi kembali kesepakatan dicapai oleh si pemilik ladang anggur dengan kelompok pekerja lainnya. Kelompok pekerja yang ini juga segera bekerja. Kira-kira tengah hari kembali kesepakatan dicapai antara pemilik ladang anggur dengan kelompok pekerja lainnya. Kelompok inipun segera bekerja sesuai dengan kesepakatan. Menjelang sore, sekitar pukul tiga petang, kembali kesepakatan yang lain tercapai antara pemilik ladang anggur dengan kelompok pekerja lainnya. Kelompok inipun segera masuk ke ladang anggur dan mulai bekerja.

Menjelang jam lima sore, pemilik ladang anggur kembali menjumpai sekelompok orang yang sedang menganggur. Katanya kepada mereka Mengapa kamu menganggur saja sepanjang hari disini? Kelompok orang itu menjawab Karena tidak ada yang mempekerjakan kami. Pemilik ladang anggur berkata kepada mereka Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku. Mereka sepakat dan masuklah mereka ke kebun anggur untuk mulai bekerja.

Tidak lama kemudian petang datang. Tibalah waktunya untuk menghentikan semua pekerjaan dan upah para pekerja akan segera dibagikan. Perintah pemilik ladang anggur pada juru bayar Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu.

Perintah segera dilaksanakan. Dan apa yang terjadi? Mereka yang bekerja mulai pagi hari mulai bersungut-sungut tanda tidak puas. Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari. Dan apa jawaban si pemilik ladang anggur? Saudara,

89

Page 90: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas menggunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?

Sebuah jawaban yang tegas, jelas dan final. Tidak diperlukan diskusi untuk ini. Tuhan adalah maha adil dan sekaligus maha kuasa. Dia bebas melakukan apa saja sesuai dengan kehendakNya, bukan kehendak manusia? Tuhan bebas memberikan karuniaNya, memberikan pengampunanNya, memberikan Kerajaan SorgaNya pada siapa saja yang berkenan pada hatiNya. Begitu juga dengan takaran yang akan digunakan untuk mengukur karunia yang diberikanNya. Tuhan bebas memilih takaran yang mana saja untuk seseorang, bukan manusia yang akan menentukan takarannya, bukan manusia pula yang menentukan orangnya!

Sayangnya sebagian besar para murid Yesus jaman modern ini justru sering melakukan sebaliknya. Dibibir semua orang sepakat dan berulang-ulang mengatakan bahwa hanya Tuhanlah yang Maha Kuasa dan Maha Adil, tetapi dalam perilaku justru yang ditunjukkan sebaliknya. Seringkali banyak dari mereka (atau bahkan mungkin semua dari mereka) merasa iri melihat orang yang tidak disukai mendapat berkat, mendapat karunia, mendapat pengampunan. Mereka cemburu karena musuh mereka mendapat karunia Tuhan. Mereka menginginkan semua musuh ditumpas, semua lawan dihadiahi bencana, semua seteru memperoleh hukuman dari Tuhan.

Sialnya lagi, mereka tidak jarang sangat berbangga akan hal ini bahkan tidak jarang mereka juga menyertakan doa kepada Tuhan dalam aksi memupuk rasa iri, rasa cemburu, rasa benci, keinginan membalas dendam, dan lain-lain perasaan jahat mereka. Ya, Tuhan hukum dan kutuklah … (sambil menyebutkan nama musuh mereka) … karena orang seperti ia tidak layak menerima kabar keselamatanmu. Bantulah aku mencari jalan menyirnakan bajingan ini!

Konyol tidak jika semata-mata karena ingin memuaskan rasa benci, cemburu, iri, dengki, dan sifat jahat lainnya, seseorang-orang tiba-tiba menyeret Tuhan untuk berada disisinya, untuk berpihak pada dirinya. Tidak sadarkah orang ini bahwa dengan melakukan hal itu dia tidak hanya melakukan satu kesalahan tetapi beberapa macam kesalahan sekaligus. Semua kesalahan itu diramunya menjadi satu dalam doa. Semua hukum dan ajaran Tuhan dilanggarnya sekaligus. Dosanya semakin berat karena dia menyeret Tuhan untuk berpihak padanya. Akan terkejutkah mereka yang melihat orang semacam ini ternyata menjadi penghuni tempat penghukuman abadi? Tentunya tidak!

Semoga semakin banyak orang disadarkan bahwa iri adalah sumber penyesalan. Tidak mau bermurah hati adalah bencana, tidak mau memaafkan adalah petaka, selalu cemburu dan iri melihat orang lain berbahagia adalah pangkal pemerolehan penyesalan abadi!

Dalam kisah-kisah lainnya yang disaksikan dan kemudian dicatat oleh murid-muridnya, Yesus tidak henti-hentinya selalu memberi keteladanan untuk bermurah hati, untuk memberi maaf dan pengampunan tanpa syarat. Bahkan terhadap pelanggar Sepuluh Perintah Allah sekalipun, Yesus berkenan memberikan ampun dan pengampunan asalkan si pelaku mau bertobat dan berjanji tidak akan membuat dosa lagi. Keteladanan untuk selalu bermurah hati dan mau mengampuni inilah yang seharusnya dijadikan pelita dan panduan oleh seluruh umat Kristiani masa kini.

Simak saja kisah tentang wanita yang berzinah. Seperti diketahui berzinah termasuk dalam Sepuluh Perintah Allah yang diturunkan pada manusia melalui Nabi Musa. Yesus

90

Page 91: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

mengampuni wanita ini, setelah tak seorang pun berani menghukum dia158, dengan mengatakan Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.159 Umat Kristiani hendaknya tidak menjadi kelompok orang yang beramai-ramai menggiring wanita pezinah itu kehadapan Yesus dan kemudian menuntut Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapatmu tentang hal itu?

Umat Kristiani jaman sekarang memang tidak sama dengan kelompok orang yang sengaja datang untuk mencobai Yesus ketika itu. Di jaman modern ini tampaknya tidak ada umat Kristiani yang berani mencobai Tuhan lagi. Tetapi sayangnya, umat Kristiani yang dengan sengaja berani melanggar ajaran dan perintah Yesus bukan saja jumlahnya semakin banyak tetapi kualitas pelanggaran yang dilakukan juga semakin meningkat. Dengan bermacam dalih, dengan beragam penafsiran, dengan beragam argumentasi yang tampaknya masuk akal, mereka mencoba membelokkan perintah dan ajaran Tuhan, sehingga perbuatan mereka yang jelas-jelas salah tiba-tiba memperoleh sedikit pembenaran. Tindakan seperti ini tentu saja benar-benar dosa, dosa benar-benar! Dalih-dalih semacam ini tentu saja benar-benar bencana, bencana benar-benar! Pembelokan-pembelokan sejenis ini tentu saja benar-benar petaka, petaka benar-benar! Pokoknya, setiap usaha untuk tidak melakukan perintah Yesus dengan sempurna adalah celaka yang benar-benar dan benar-benar celaka!

Semoga jawaban Yesus yang diberikan ketika itu pada si wanita yang berdosa selalu terngiang dalam telinga manusia, selalu bedentang dalam pikiran umat manusia, selalu bergema dalam relung nurani terdalam mereka. Semoga keteladanan Yesus yang tidak menghukum wanita berdosa itu dijadikan pelita keteladanan oleh banyak orang. Karena hanya dengan berbuat seperti itu, peluang manusia untuk bersanding disisi Bapa Yang Maha Pengampun terbuka lebar. Hanya dengan mau mengampuni sesama, dosa seseorang juga diampuni oleh Tuhan.

Keteladanan untuk selalu bermurah hati, selalu mau memberi maaf dan selalu mau rendah hati, pada dasarnya masih berada dalam satu ranah dengan perintah utama Yesus pada murid-muridNya, perintah yang disampaikan pada semua orang yang percaya padaNya, yaitu perintah atau hukum untuk saling mengasihi. Tentang Hukum Saling Mengasihi telah dibahas panjang lebar dalam Bab III.

Keteladanan seperti ini terus menerus diberikan oleh Yesus bahkan sampai ketika Dia disalibkan. Setelah disiksa dan disesah secara semena-mena, Yesus yang mendapatkan kuasa untuk melakukan apa saja di dunia ini, termasuk menghindarkan diri dari penyaliban, ternyata memilih untuk menerima semua perlakuan manusia berdosa pada diriNya sambil sekaligus mengampuni mereka. Untuk apa Yesus berbuat seperti ini? Selain pertama-tama untuk menunjukkan pada seluruh pengikutnya bahwa Dia taat sampai mati pada semua kehendak BapaNya, Yesus tentulah juga ingin menunjukkan pada seluruh pengikutnya bahwa sampai pada akhir hayatNya pun Dia masih melakukan sendiri ajaran yang telah diajarkanNya, yaitu saling mengasihi dan selalu memberi maaf.

Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.160

Itulah permintaan ampun yang diucapkan sesaat setelah Dia disalib bersama-sama dengan dua orang penjahat di bukit Golgota. Yesus sendiri tentu saja telah mengampuni semua orang 158 Orang-orang tidak berani menghukum wanita yang berzinah karena Yesus mempersyaratkan agar orang-orang yang merasa tak berdosalah yang pertama-tama melempat batu pada wanita itu. Dalam kata-kata Yesus sendiri Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan ini.159 Lihat Yohanes 8:1-11160 Lihat Lukas 23:33-43

91

Page 92: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

yang berbuat tidak adil padanya. Yesus sekali lagi menunjukkan betapa dia tidah hanya pandai mengajarkan sesuatu yang revolusioner, reformatif dan bahkan provokatif (berupa ajaran untuk mengasihi bahkan musuh sekalipun), tetapi dia juga mampu melakukannya dengan setia dan sepenuh hati sampai akhir hayatNya.

Mengampuni orang yang jahat, mengampuni musuh, mengampuni mereka yang menganiaya, adalah ajaranNya yang telah disampaikan jauh-jauh hari pada semua orang yang percaya padanya. Ajaran ini adalah ajaran yang berasal dari Bapa. Yesus tidak hanya menyampaikan ajaran yang luar biasa itu pada semua orang yang mau mendengarkan, tetapi juga menjalankan ajaran itu dengan setia dan penuh ketaatan sampai akhir hayatNya.

Banyak orang hanya terampil memberikan nasehat tetapi tidak keteladanan. Banyak orang hanya pandai bicara tetapi pura-pura lupa ketika harus mempraktekkan apa yang dibicarakan. Banyak orang mempunyai kemampuan luar biasa ketika menyampaikan apa yang boleh dan apa yang tidak, tetapi ketika diri mereka terlibat langsung dan sebagian dari perbuatan tersebut merugikan diri mereka, maka biasanya mereka menyembunyikan kemampuan yang luar biasa itu. Mereka pura-pura lupa pernah menyampaikan hal itu.

Tetapi Yesus tidak seperti itu. Yesus mengajarkan agar setiap orang yang mau mengikuti diriNya harus menapakkan kaki mereka di jalan yang dilandasi oleh Hukum Saling Mengasihi. Dan apa yang dilakukanNya? Yesus benar-benar mengasihi semua orang termasuk juga orang-orang yang menghinaNya, menyiksaNya, dan bahkan menyalibkanNya. Ya Yesus mengasihi mereka semua. Kalau tidak mustahil Yesus yang telah dihina, disiksa dan disalib masih berkenan memohon kepada BapaNya untuk memberi maaf pada mereka, untuk memberi ampun pada mereka.

Dengan keteladanan yang seperti ini tak perlu ada keraguan sedikit pun pada semua umat Kristiani untuk meneladani apa-apa yang telah diteladankan sendiri oleh Yesus. Maaf tak boleh hanya diucapkan di bibir tetapi harus dibuktikan. Ampun tak boleh hanya dinyatakan dengan kata-kata tetapi harus diimplementasikan dengan tindakan. Mengasihi sesama tak boleh hanya sebagai penghias bibir belaka. Ajaran ini harus dilakukan, harus dilaksanakan!

Kita semua adalah bukan Yesus. Yesus adalah bukan kita. Meskipun Yesus dilahirkan sebagai manusia biasa, tetapi Dia diutus langsung oleh Bapa yang di Sorga. Tak ada rasa iri dan dengki dalam hatiNya. Tak ada rasa kikir dan kemaruk harta dunia dalam sanubariNya. Tak ada rasa benci dan dendam dalam nuraninya. Yang ada dalam hati Yesus adalah kasih dan kasih dan kasih. KedatanganNya ke dunia adalah menjalankan perintah BapaNya untuk menyelamatkan domba-domba yang tersesat, orang-orang yang hilang dalam lautan dosa. Ketika perintah ini harus ditebus dengan nyawaNya, Yesus taat sampai akhir, sementara sifatNya yang penuh kasih dan kasih terus memancar tak berkesudahan melindungi, menaungi dan mempengaruhi semua orang yang percaya padaNya.

Tetapi kita manusia meskipun dikarunia oleh segerobak sifat baik penuh kasih, tetapi pada saat yang sama Tuhan juga menganugerahkan segudang sifat tidak baik. Iri dan dengki ada dalam gudang itu. Pemarah, tidak suka memaafkan dan pendendam juga ada disana. Pelit, kikir, serakah dan tamak tidak ketinggalan ikut bergabung. Karena keadaan seperti ini maka tidak pilihan lain bagi manusia kecuali berusaha sekuat tenaga mengikuti ajaran kasih ini sambil tak henti-hentinya berdoa memohon kekuatan kepada Tuhan. Tanpa perkenan Tuhan bagaimana manusia dapat selamat mengarungi lautan godaan dan penderitaan yang tak bertepi ini?

Memang ada orang yang sejak lahir sudah bijaksana, tetapi ada juga yang karena belajar lalu bijaksana. Lalu ada juga orang yang karena menanggung sengsara lalu bijaksana. Tetapi pada dasarnya Kebijaksanaan itu satu juga. Ada orang yang dengan tenang tenteram

92

Page 93: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

dapat menjalani, ada yang karena melihat faedahnya lalu dapat menjalani dan ada pula yang dengan susah payah memaksa diri untuk menjalani. Tetapi hasilnya akan satu juga.

Kata-kata dalam pelajaran ini memang bukan dari mulut Yesus dan bukan dari kesaksian para murid Yesus. Kata-kata ini adalah kata-kata Sang Guru para muridnya seperti yang dicatat oleh Kitab Tiong Yong (Kitab Jalan Tengah Sempurna).161 Tetapi siapa yang akan menyangkal kalau dikatakan bahwa intisari kata-kata Sang Guru sama dengan intisari keadaan umat Kristiani.

Ada orang yang memang sejak lahir sudah dikarunia sifat penuh kasih, tetapi tentunya ada juga yang baru muncul sifat belas kasihnya karena mau belajar dari orang lain. Lalu ada juga orang yang semakin tajam sifat belas kasihnya setelah dia kenyang sengsara dan menderita. Tetapi apapun yang dijalani oleh orang-orang ini, sifat belas kasih mereka adalah satu, sama-sama berasal dari Bapa Yang Maha Pengasih.

Akhirnya sebagai penutup bab ini ada baiknya jika sekali lagi direnungkan puisi pendek yang ditulis di bagian depan.

Memaafkan menurut adat dunia ternyata gampang-gampang sulitDikatakan gampang jika yang berbuat salah adalah orang yang disayangi!

Dikatakan sulit jika yang harus dimaafkan adalah orang yang dibenci!Tetapi memaafkan seperti yang diajarkan Yesus

Ternyata jauh lebih sulit lagiKarena bukan saja semua orang harus dimaafkan,

Tetapi karena semua orang harus dan harus selalu dimaafkan!Dapatkah orang yang congkak, tinggi hati dan pembenci

Memaafkan orang lain? Itulah persoalannya!

Memaafkan memang tidak mudah, tetapi itulah ajaran dan perintah Yesus. Hanya dengan mau bersikap murah hati dan berkenan terus menerus memaafkan dan mengampuni orang lain, maka Bapa yang di surga pun akan berkenan bersikap murah hati dan mengampuni dosa-dosa manusia!

Bab VII Tentang Mengikut Yesus

Tri Budhi Sastrio

Mengikut orang kadang sulit kadang mudah;Begitu juga dengan mengikut Yesus!

Dikatakan sulit, eh … ternyata mudah!Dikatakan mudah, eh … ternyata sulit!

Tetapi apapun komentarnya,Jika berhasil mengikut Yesus dengan teguh dan setia

Maka itulah prestasi terbesar yang bisa dicapai seseorang!

Ada orang yang memang dilahirkan sebagai pemimpin. Ada juga orang yang memang dilahirkan sebagai panutan. Di antara orang-orang yang memang dilahirkan dengan kemampuan seperti itu, Yesuslah yang paling luar biasa. Yesus adalah seorang pemimpin yang luar biasa, seorang panutan yang istimewa. Ajaran dan keteladananNya menunjukkan kualitas yang diperlukan bagi seorang pemimpin yang istimewa, bagi seorang panutan yang luar biasa.

161 Lihat Kitab Su Si pada bagian Tiong Yong XIX:9 (1970:56)93

Page 94: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Peter F. Drucker dalam pengantar buku berjudul The Leader of the Future (1997) mengatakan bahwa berdasarkan pengalamannya – baik dengan orang yang hanya diamati olehnya maupun dengan orang yang pernah bekerja sama dengannya – seorang pemimpin pasti mengetahui empat hal yang sangat sederhana tetapi sangat mendasar tentang kepemimpinan dan kualitas seorang pemimpin. Keempat hal tersebut adalah sebagai berikut:

(1) Seorang pemimpin adalah seorang yang mempunyai pengikut. Ada yang muncul sebagai pemikir, ada yang muncul sebagai nabi. Keduanya mempunyai peran besar dan penting. Tetapi tanpa pengikut, mereka tidak akan pernah menjadi pemimpin.

(2) Seorang pemimpin efektif bukanlah orang yang dicintai atau dikagumi. Tetapi ia adalah orang yang menggugah pengikutnya untuk melakukan hal-hal yang besar. Tujuan seorang pemimpin bukanlah mencapai popularitas tetapi menghasilkan sesuatu.

(3) Seorang pemimpin itu nyata. Mereka adalah orang-orang yang memberi teladan.(4) Sebuah kepemimpinan bukanlah jabatan, hak istimewa, gelar, atau uang.

Kepemimpinan adalah tanggung jawab.162

Mari simak satu persatu empat elemen tersebut, apakah keempatnya ada dalam diri Yesus, dan apakah sudah sesuai dengan Yesus atau tidak!

Bagian awal elemen pertama yang mengatakan bahwa seorang pemimpin adalah orang yang mempunyai pengikut tentu saja ada pada Yesus. Yesus mempunyai pengikut, bahkan banyak sekali. Pengikutnya tersebar di seluruh muka bumi. Kemudian pada bagian lain elemen pertama dikatakan bahwa seorang pemimpin ada yang muncul sebagai pemikir dan ada yang muncul sebagai nabi. Yesus ternyata menduduki dua posisi itu sekaligus. Ya pemimpin, ya nabi. Seorang pemimpin memang belum tentu nabi, tetapi seorang nabi pastilah seorang pemimpin. Kualitas inilah yang ditemui dalam diri Yesus. Disamping seorang pemimpin dia juga nabi, dan sebagai nabi dia juga seorang pemimpin.

Kemudian juga dikatakan bahwa seorang pemimpin atau seorang nabi mempunyai peran besar dan penting. Yesus memang mempunyai peran yang besar dan penting. Salah satu peran besar dan peran penting Yesus adalah datang ke dunia untuk menyadarkan dan kemudian menyelamatkan umat manusia yang tersesat dalam lautan dosa. Peran besar dan penting inilah yang mewarnai seluruh sepak terjang Yesus sepanjang hidupNya.

Lalu bagaimana dengan elemen yang menyatakan bahwa tanpa pengikut, mereka (para pemimpin dan para nabi) tidak akan pernah menjadi pemimpin? Inilah elemen yang agak kurang tepat jika diterapkan pada Yesus. Mengapa? Karena tanpa pengikut sekalipun (meskipun hal ini tidak mungkin terjadi), Yesus tetap saja seorang pemimpin dan seorang nabi. Tanpa para murid (suatu hal yang juga tidak mungkin terjadi) Yesus tetap saja Guru Keselamatan dan Juru Selamat bagi seluruh umat manusia. Tanpa kehadiran umat Kristiani (suatu hal yang sejauh ini tampaknya tidak mungkin terjadi) tetap saja Yesus adalah pemimpin dan nabi Putra Allah sendiri.

Orang biasa memang memerlukan pengikut sebelum dia dinobatkan sebagai pemimpin. Tetapi Yesus bukan orang biasa, dia adalah Utusan Khusus sekaligus Putra Terkasih Tuhan. Jauh sebelum Yesus mempunyai pengikut, Yesus sudah dinobatkan menjadi pemimpin dan juru selamat bagi pengikutNya. Yang menobatkan Yesus adalah Bapa Yang Maha Pemimpin sendiri! Semua telah diserahkan kepadaKu oleh BapaKu dan tidak seorang

162 Lihat The Leader of the Future yang dieditori oleh Frances Hesselbein, Marshall Goldsmith, dan Richard Beckhard (1997:xi)

94

Page 95: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan mengatakannya.163

Bapa yang di sorga adalah pencipta langit dan bumi. Dia adalah Tuhan yang Maha Kuasa. Semua kekuasaan dan kepemimpinanNya telah diserahkan pada Putra TerkasihNya. Yesus adalah nabi dan sekaligus pemimpin yang mendapat mandat langsung dari Tuhan Yang Maha Kuasa untuk datang ke dunia, menyelamatkan domba yang tersesat, mencari anak yang hilang, memanggil mereka yang mau bertobat, dan mempersiapkan jalan dan tempat di sisi Bapa bagi mereka yang mau bertobat dan melaksanakan ajaranNya.

Dengan kualitas, kekuasaan dan mandat seperti ini maka tanpa pengikut sekalipun Yesus tetaplah seorang pemimpin dan sekaligus nabi. Artinya kepemimpinan dan kenabianNya tidaklah ditentukan oleh ada atau tidaknya pengikut bahkan keberadaan pengikutNya-lah yang ditentukan oleh Yesus. Tanpa Yesus pengikutnya tidak mempunyai makna. Tanpa Kristus para murid tidak mempunyai arti. Tanpa Yesus Kristus maka umat Kristiani adalah bukan umat Kristiani. Kristus adalah sentral dalam hal ini. Yesus adalah pusat. Yesus Kristus adalah segala-galanya bagi mereka.

Kualitas dan kemampuan seperti ini tentu saja berbeda dengan kualitas dan kemampuan pemimpin biasa. Pemimpin biasa memerlukan pengikut agar kepemimpinan mereka diakui. Yesus tidak memerlukan pengikut agar kepemimpinanNya diakui, meskipun pengikutNya tersebar di seluruh muka bumi. Adalah bukan karena pengikutnya tersebar di seluruh muka bumi maka kepemimpinanNya diakui. Bukan karena itu! Jauh sebelum pengikutnya menyebar seperti sekarang, kepemimpinanNya telah ada dan diakui karena Tuhan sendiri yang memberikan predikat dan jabatan itu kepadaNya. Jika sekarang kepemimpinan dan keteladananNya menjadi semakin diakui dan dimuliakan maka itu merupakan konsekwensi logis dan bukannya sebagai penyebab.

Berikutnya bagaimana dengan kualitas kedua seorang pemimpin menurut Peter F. Drucker? Pakar manajemen dan sekaligus futurolog ini mengatakan bahwa seorang pemimpin yang efektif bukanlah orang yang dicintai atau dikagumi. Untuk ukuran orang biasa kriteria ini mungkin saja tepat. Artinya seorang pemimpin yang efektif tidak harus merupakan pemimpin yang dicintai dan dikagumi. Orang yang tidak dicintai dan dikagumi sekalipun jika mempunyai kualitas dan kemampuan sebagai seorang pemimpin yang efektif, maka dia mampu menjadi pemimpin yang efektif. Tetapi seperti telah dikatakan sebelumnya, Yesus adalah bukan pemimpin biasa. Yesus adalah pemimpin yang berasal dari langit. Yesus adalah panutan yang berasal dari Sorga. Yesus adalah pemimpin yang diutus sendiri oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Karena itu ciri seperti yang disampaikan oleh Peter F. Drucker tidak berlaku atau paling tidak kurang tepat jika dikenakan pada Yesus.

Yesus adalah seorang pemimpin yang efektif dan sekaligus dicintai dan dikagumi. Para murid memujanya sebagai Utusan Allah. Para pengikut mengagumi Dia sebagai Putra Allah dengan segala kuasaNya. Umat Kristiani tunduk dihadapan Yesus karena ajaran dan keteladananNya. Seorang pemimpin adalah orang yang mampu menggugah pengikutnya untuk melakukan hal-hal yang besar, begitu dikatakan lebih jauh dalam elemen atau kriteria yang kedua. Tujuan seorang pemimpin bukanlah mencapai popularitas tetapi menghasilkan sesuatu. Dan ini benar! Yesus adalah pemimpin yang mampu menggugah pengikutnya untuk melakukan hal-hal besar. Salah satu di antara hal besar tersebut, yang ternyata paling sulit dilakukan, adalah mengalahkan diri sendiri, mengubah diri sendiri.164

163 Lihat Matius 11:25-30, kemudian bandingkan dengan apa yang dicatat oleh Lukas (9:28-36) ketika Bapa sendiri di depan para murid utama Yesus mengatakan: Inilah Anakku yang Kupilih, dengarkanlah Dia.

95

Page 96: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Hampir semua ajaran dan perintah Yesus berkisar pada masalah mengalahkan dan mengubah diri sendiri. Mencintai sesama yang disayangi, itu biasa! Yang diajarkan oleh Yesus adalah juga mencintai seorang musuh! Ini baru luar biasa, dan untuk dapat melakukan ini seseorang harus mengalahkan dan mengubah dirinya sendiri lebih dahulu! Tanpa ini jangan harap orang mampu melakukan perintah ini!

Memberi derma dengan sedikit pamer, itu biasa! Tetapi berani memberi derma tanpa sama sekali diketahui oleh orang lain, barulah luar biasa. Masih ingat dengan perintah yang kurang lebih berbunyi Jika engkau memberi dengan tangan kiri, jangan biarkan tangan kananmu mengetahui. Jika engkau menderma dengan tangan kiri, jangan biarkan tangan kananmu mengetahui. Sikap dan tindakan seperti ini harus diawali oleh sikap untuk mengubah dan mengalahkan diri sendiri. Bagaimana seseorang dapat melakukan hal ini jika egonya untuk pamer tetap menjadi pemenang dalam dirinya? Memberi dengan mengharapkan imbalan, langsung atau tidak langsung, itu biasa! Tetapi memberi dengan cuma-cuma, itu baru luar biasa. Apalagi jika diingat, seperti yang telah didiskusikan secara panjang lebar dalam Bab IV, bahwa tak satu pun barang atau harta yang dimiliki manusia yang tidak didapatkan secara cuma-cuma!165 Semuanya didapatkan secara cuma-cuma dari Bapa Yang Maha Kasih. Adakah orang yang berani memberikan semua miliknya pada orang lain? Nah, agar seseorang berani melakukan hal ini maka tidak ada pilihan baginya kecuali berani mengubah dan mengalahkan dirinya sendiri! Gagal melakukan ini maka gagal juga usaha mengikuti ajaran dan perintah Tuhan ini!

Mengundang teman, sahabat, orang-orang yang dihormati, atau kerabat, itu biasa! Tetapi yang diajarkan oleh Yesus adalah mengundang mereka yang hina, mereka yang cacat, mereka yang dikucilkan, mereka yang tidak mempunyai apa-apa dan siapa-siapa. Siapa yang berani melakukan ini barulah luar biasa. Hanya mereka yang berhasil mengubah dan mengalahkan diri sendirilah yang akan berani dan mampu melakukan perintah ini. Yang lain? Hanya akan bermimpi dan berangan-angan belaka!

Menolong orang yang sederajat, menolong kerabat, menolong keluarga, menolong orang yang dicintai, itu sih biasa kata Yesus. Yang kemudian diajarkan oleh Dia adalah menolong orang yang paling hina, menolong orang yang tidak dikenal, menolong orang yang bukan sanak bukan kadang, dan bahkan (harus) menolong orang yang dibenci. Pokoknya menolong semua orang, tidak perduli sahabat atau musuh, tidak perduli teman atau lawan. Itulah yang diajarkan Yesus. Siapa yang mampu melaksanakan ajaran ini? Hanya mereka yang mau dan mampu mengubah dan mengalahkan dirinya sendiri! Bagaimana mungkin orang yang mengalahkan dan mengubah dirinya saja tidak bisa lalu tiba-tiba dia mampu melaksanakan ajaran ini? Hal semacam ini pasti tidak akan pernah terjadi!

Dilayani itu biasa! Tetapi murid-murid Yesus harus mau melayani. Tidak banyak orang yang suka melayani. Yang banyak adalah orang yang senang dilayani. Melayani orang lain, apalagi jika orang yang harus melayani ini sedang berada di puncak, sedang berkuasa, jelas merupakan perbuatan yang tidak mudah. Tetapi itulah perintah Tuhan. Hanya mereka yang mau melayani yang layak bagi Yesus. Mental untuk selalu dilayani harus dihilangkan. Untuk menghilangkan mental semacam ini diperlukan kemauan kuat untuk mengubah dan 164 Bandingkan dengan perintah Yesus yang kurang lebih berbunyi barang siapa tidak mau menyangkal dirinya sendiri, maka dia tidak layak bagiKu.165 Lihat Bab IV Tentang Memberi Secara Cuma-Cuma. Inti perbincangan dalam bab ini adalah bahwa semua milik manusia adalah pemberian atau karunia cuma-cuma dari Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Pengasih. Jadi jika diperintahkan untuk memberikan secara cuma-cuma semua yang didapatkan secara cuma-cuma, maka pada dasarnya semua milik harus mau diberikan secara cuma-cuma karena jelas milik itu juga didapatkan secara cuma-cuma.

96

Page 97: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

mengalahkan diri sendiri. Tanpa ada kemauan seperti ini amat sangat sulit bari orang yang kaya dan sedang berkuasa untuk melayani orang lain, apalagi jika orang tersebut adalah orang yang rendah, hina, miskin dan tidak berdaya.

Menjadi yang pertama? Itu mudah. Yesus mengajarkan agar semua orang mau menjadi yang terakhir jika dia ingin menjadi yang pertama kelak! Siapa yang mampu melaksanakan ini? Hanya orang yang mampu mengubah dan mengalahkan egonya!

Sekali-sekali mengampuni? Itu biasa kata Yesus. Yang harus dilakukan oleh orang yang setia padaNya adalah terus menerus mengampuni karena seperti itu juga BapaNya yang Maha Pengasih bersikap pada manusia! Bagaimana mungkin orang yang mengendalikan dan mengalahkan dirinya sendiri saja tidak mampu, lalu tiba-tiba berangan-angan ingin menjalankan perintah Tuhan ini dengan sebaik mungkin? Ubah dan kalahkan diri sendiri lebih dulu, baru setelah berhasil maka harapan untuk berani dan mampu secara terus menerus mengampuni sesama yang bersalah ada kemungkinan menjadi kenyataan. Tanpa mengalahkan dan mengubah diri sendiri lebih dulu, perintah ini dapat dipastikan akan selalu gagal dilaksanakan oleh manusia,

Bahkan untuk berdoa pun, ajaran Yesus benar-benar spektakuler dalam artian mengubah banyak hal, menjungkirbalikkan banyak tatanan, merombak paradigma lama, dan memunculkan sesuatu yang baru. Berdoa dengan suara keras, berdoa panjang-panjang, berdoa karena khawatir akan hari esok, berdoa demi kepentingan diri sendiri, dan banyak jenis doa lainnya hanya dilakukan oleh orang-orang yang munafik dan tidak mengenal Tuhan, begitu tegur Yesus pada para pengikutnya. Murid Dia harus mau berdoa seperti yang diajarkanNya.166

Dalam melakukan ini semua Yesus tidak dilandasi oleh keinginan mencari popularitas. Yesus tidak memerlukan popularitas. Popularitas adalah konsekwensi logis dari keteladananNya. Bahkan sejak masih dalam kandungan sekalipun Yesus sudah populer. Masih ingat bagaimana Yohanes yang ketika itu masih berada dalam kandungan ibunya melonjak-lonjak kegirangan ketika ibu Yesus, Maria, datang berkunjung. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana.167

Ketika dilahirkan Yesus sudah dicari oleh tiga orang Majus. Raja Herodes pun terpaksa melakukan tindakan keji hanya untuk menghambat kepopuleran Sang Mesias. Baru memasuki kanak-kanak, Yesus sudah asyik berdiskusi dan berdebat dengan ahli-ahli agama dan kitab suci. Ketika mulai menyampaikan ajaranNya, popularitas Yesus menyebar ke seluruh kawasan itu dan sekarang popularitasnya menyebar ke seluruh dunia. Yesus adalah manusia terpopuler sepanjang sejarah dan dia sama sekali tidak pernah dengan sengaja mencari popularitas itu. Popularitas itu datang dengan sendirinya. Itulah Yesus dengan popularitasnya! Sekarang ini, siapa orangnya di dunia yang tidak mengenal Yesus? Semua orang mengenal Yesus, semua orang mengakui popularitasNya!

Dalam bagian berikutnya, bagian yang ketiga, Peter F. Drucker mengatakan bahwa seorang pemimpin itu nyata. Para pemimpin adalah orang-orang yang memberi teladan.

Yesus memang nyata benar-benar dan benar-benar nyata. Jalan hidupnya dicatat dan disaksikan oleh banyak orang. Ajaran dan keteladananNya dicatat dan diajarkan dimana-166 Doa ini dikenal dengan nama Doa Bapa Kami. Ketika berdoa pun, jika perintah Yesus ingin diikuti secara konsisten harus dilakukan secara diam-diam. Ada banyak alasan mengapa harus seperti itu. Salah satu diantaranya adalah karena Tuhan itu Maha Tahu. Jauh sebelum manusia meminta sesuatu melalui doanya, Bapa yang di Sorga sudah mengetahuinya.167 Lihat Lukas 1:39-45

97

Page 98: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

mana di seluruh dunia. Jadi tidak mungkin ada keragu-raguan dalam hal ini. Juga tentang memberikan keteladanan. Yesus adalah ‘manusia teladan’, artinya orang yang tidak hanya pandai menyampaikan ajaran tetapi juga sangat konsisten melakukan ajaranNya sendiri dalam bentuk keteladanan.

Kitab Suci Perjanjian Baru, dari depan sampai belakang, dari bagian yang paling awal sampai bagian yang paling akhir, dipenuhi dengan ajaran dan keteladanan Yesus. Jika Yesus mengajarkan setiap orang harus mengasihi sesama termasuk orang yang berasal dari kelompok paling hina dina dan kelompok musuh, maka Yesus tidak hanya mengajarkan hal itu tetapi juga melakukannya sendiri. Adalah orang-orang dari kelompok yang paling hina dina ini yang paling banyak mendapatkan dan membuktikan sendiri kuasaNya. Orang buta dibuatnya menjadi melihat, orang berpenyakit kusta ditahirkan, orang lumpuh disuruh berjalan, mereka yang menderita pendarahan disembuhkan, mereka yang kerasukan setan dibebaskan, bahkan mereka yang sudah matipun dihidupkan. Yesus tidak mengarahkan mukjizat dan bantuannya pada mereka yang kaya, pada mereka yang berkuasa, pada mereka yang merasa tidak berdosa. Yesus mengarahkan bantuannya pada orang-orang yang memerlukan, orang-orang miskin, orang-orang yang hina dina, orang-orang yang disisihkan.168

Yesus juga tidak hanya sekedar mengajarkan agar mencintai musuh dan mengampuni mereka, tetapi juga melakukanNya. Bahkan sampai pada akhir hayatNya sekalipun Yesus melakukan ini. Dia memohon pada BapaNya agar mengampuni orang-orang yang menghina, menyiksa dan kemudian menyalibkanNya. Itulah Yesus! Dia tidak hanya sebagai nabi yang mengajar tetapi juga nabi yang berbuat, nabi yang memberi keteladanan!

Sedangkan pada bagian yang terakhir, yaitu bagian yang keempat, dikatakan bahwa sebuah kepemimpinan bukanlah jabatan, bukanlah hak istimewa, bukanlah gelar, atau bukanlah uang. Kepemimpinan adalah tanggung jawab. Ini semua tentu saja benar bagi Yesus. Kepemimpinan Yesus adalah kepemimpinan yang menyelamatkan. Adalah bukan jabatan, adalah bukan hak istimewa, adalah bukan gelar atau bukan uang yang menjadikan Yesus seorang pemimpin. Adalah Bapa yang Maha Kuasa yang mengutusNya, yang mengangkatNya, yang memberikan hak istimewa padaNya, yang memberikan segala-galanya pada Yesus. Jadi Yesus adalah bukan pemimpin yang dengan sengaja mencari jabatan, yang sengaja meminta hak istimewa, yang sengaja meminta gelar dan meraih segala-galanya. Yesus tidak seperti itu dan bukan seperti itu!

Kepemimpinan Yesus adalah bentuk kepemimpinan yang penuh tanggung jawab. Tanggung jawab utamaNya adalah menyelamatkan umat manusia. Tanggung jawab dasarNya adalah menyampaikan kabar gembira dan kabar keselamatan kemudian membimbing umatNya menapak jalan lurus yang telah ditentukan oleh Tuhan.

Berdasarkan semua argumentasi di atas jelaslah kiranya bahwa Yesus adalah pemimpin yang efektif, pemimpin yang penuh kuasa, pemimpin yang dicintai, pemimpin yang disayangi, pemimpin yang dikagumi, pemimpin yang segala-galanya. Yesus juga bukan pemimpin yang ditentukan oleh pengikutNya melainkan pengikutNyalah yang ditentukan oleh Yesus, tetapi juga jelas bahwa Yesus adalah pemimpin yang pengikutNya tersebar di seluruh dunia. Yesus adalah juga pemimpin yang jumlah pengikutnya paling besar di dunia. Sampai saat ini sejarah belum pernah mencatat ada pemimpin yang pengikutnya sebanyak 168 Pernyataan ini hendaknya tidak diartikan bahwa orang kaya, orang yang berkuasa, orang yang mempunyai status sosial tinggi, tidak boleh menerima Yesus. Mereka juga boleh menerima Yesus bahkan pada dasarnya merekalah yang lebih dulu diundang tetapi seperti yang dicatat oleh Lukas 14:15-25 kebanyakan orang yang kaya, orang yang berkuasa, orang yang mempunyai status sosial tinggi, selalu berdalih untuk menghindarkan diri dari undangan Yesus.

98

Page 99: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Yesus, dan kepemimpinanNya diakui dalam rentang waktu yang begitu lama. 2000 tahun jelas bukan waktu yang sedikit. Budha dan Nabi Khong Hu Cu memang menjadi pemimpin dalam rentang waktu yang lebih lama dari Yesus, tetapi dalam hal jumlah pengikut kedua nabi besar ini tampaknya harus mengangkat topi pada Yesus.

Yesus juga pemimpin yang nyata, pemimpin yang selalu memberi teladan. KepemimpinanNya adalah kepemimpinan yang penuh tanggung jawab. Yang juga menarik, kepemimpinan Yesus ternyata adalah kepemimpinan yang melayani.

C. William Pollard169, yang pada tahun 1989 oleh Wall Street Journal ditetapkan sebagai ‘bintang masa depan’ (the Star of the Future), pernah menulis tentang pemimpin yang melayani ini. Menurut Pollard pemimpin yang melayani adalah pemberi dan bukannya peminta. Pemimpin seperti ini tidak pernah mempertahankan kedudukan atau jabatan. Mereka memiliki pekerjaan, tetapi mereka dapat hidup tanpa pekerjaan itu. Oleh karena itu, semua pemimpin yang baik perlu memiliki rencana suksesi dan pengembangan pemimpin masa depan. Pemimpin yang melayani hanya ingin melayani sampai seorang pengganti telah ditemukan dan siap menggantikannya. Tersedianya dan kesiapan orang yang tepat bagi masa depanlah yang harus menentukan waktu seorang pemimpin mengundurkan diri, bukan karena berakhirnya kontrak, umur, atau kriteria semua lainnya.170

Lebih jauh Pollard juga mengatakan bahwa pemimpin yang melayani itu mengembangkan perbedaan karena menyadari bahwa orang yang berbeda dapat memperkuat kelompok. Mereka belajar untuk menerima perbedaan itu dan menciptakan lingkungan tempat orang-orang yang berbeda dapat memberi sumbangan sebagai bagian dari kelompok. Seorang individu hanya akan memberikan sumbangan yang lebih sedikit dibandingkan dengan jika ia bekerja sebagai anggota kelompok.

Bagian akhir pernyataan Pollard ini, bahwa seorang invididu dapat memberikan sumbangan yang lebih banyak jika ia bekerja sebagai anggota kelompok, ternyata sedikit mirip dengan apa yang dikatakan dalam Salam Editorial untuk Bulir Yang Jatuh171, sebuah buletin mingguan yang diterbitkan oleh Gereja St. Martinus Yohanes, Surabaya.

Agar didapat gambaran yang lebih mengenai kemiripan ini maka Salam Editorial tersebut akan dikutipkan secara utuh dan semuanya ditulis dengan huruf miring.

Kesendirian kita kebanyakan adalah pilihan kita sendiri. Kita tidak suka tergantung pada orang lain, dan kalau dapat kita berusaha untuk membuktikan kepada diri kita sendiri bahwa kita menguasai keadaan dan mampu mengambil keputusan kita sendiri. Percaya kepada diri sendiri seperti ini memberikan berbagai macam kepuasan. Sikap itu membuat kita berkuasa, membuat kita mudah bergerak, memberikan kepuasan karena kita adalah tuan atas diri kita sendiri dan menjanjikan berbagai pujian keberhasilan.

Namun, ada yang tersembunyi di belakang sikap percaya diri seperti ini, yaitu kesepian, kesendirian, dan rasa khawatir jangan-jangan kita gagal dalam hidup itu.

Saya sudah mengalami akibat baik dan akibat buruk individualisme. Sebagai guru besar di universitas, saya populer dan produktif. Jenjang-jenjang kepangkatan akademik dengan cepat saya capai, tetapi akibatnya, akhirnya saya merasa kesepian. Memang, saya menerima berbagai macam pujian ketika saya berbicara mengenai komunitas, tetapi saya sendiri tidak merasa menjadi milik siapapun. Saya dapat berbicara mengenai pentingnya 169 Artikelnya dengan judul yang sama yaitu Pemimpin Yang Melayani dapat dilihat dalam buku The Leader of the Future (Hesselbein, 1997:243-25)170 Yang dibahas oleh Pollard ini memang pemimpin yang melayani dalam perspektif perusahaan modern, karenanya tentu saja ada beberapa kriteria yang kurang cocok bagi Yesus. Tetapi siapa yang akan menyangkal bahwa sebagian dari apa yang dikatakan oleh Pollard cocok dan tepat bagi Yesus?171 Lihat Bulir Yang Jatuh edisi 110/Tahun II/10 Maret 2002, p.1

99

Page 100: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

doa secara meyakinkan, tetapi saya sendiri kehilangan kemampuan untuk hening dan siap berdoa. Saya dapat meyakinkan orang lain bahwa menjadi lemah adalah jalan untuk berkembang dalam Roh, tetapi saya sendiri sangat hati-hati dan memasang kuda-kuda kalau halnya menyangkut nama baik saya. Ujung-ujungnya saya terseret arus persaingan – juga mereka yang mewartakan kemurahan hati – kalau mereka tidak ingin kehilangan pekerjaan!172

Agar hidup kita dilandaskan pada belarasa, agar kita dapat terbuka untuk menerima orang lain, kita dapat terbuka untuk menerima orang lain, untuk dapat membangun komunitas, dan menjadikan doa nafas hidup kita – ini semua menuntut kesediaan untuk membongkar tembok-tembok yang sudah kita dirikan di antara diri kita dengan orang lain untuk mempertahankan kesendirian kita dan merasa aman dalam keadaan itu. Ini adalah perjuangan rohani yang berat dan berlangsung sepanjang hidup, karena kita merobohkan tembok dengan tangan kita yang satu, sedangkan tangan kita yang lain mendirikan tembok-tembok yang lain. 173 Sesudah saya meninggalkan universitas dan memilih hidup dalam komunitas, saya menyadari bahwa dalam komunitas ada banyak cara untuk menjalankan permainan individualisme. Benar, pertobatan sejati tidak hanya menuntut agar orang berpindah tempat. Pertobatan itu menuntut jauh lebih banyak, yaitu perubahan hati.174

Sebuah Salam Editorial yang menarik. Berikutnya mari kita lanjutkan perbincangan yang sempat terpotong ini!

Yesus adalah pemberi. Ini tidak dapat disangkal. Kesaksian para rasul dan para murid yang tersebar pada seluruh bagian Kitab Suci mengkonfirmasikan hal ini. Semuanya diberikan oleh Yesus pada manusia. Mulai dari kabar gembira dan kabar keselamatan sampai pada diriNya sendiri untuk menebus dosa-dosa manusia. Pemberian apa yang lebih besar dibandingkan dengan pemberian nyawa seseorang pada sahabat-sahabatnya? Yesus rela mengorbankan dirinya sendiri sebagai perwujudan pemberian paling agung dan paling mulia bagi pengikutnya!

Lalu apakah Yesus seorang peminta? Pollard mengatakan bahwa seorang pemimpin yang melayani adalah bukan peminta tetapi pemberi. Yesus memang seorang pemimpin melayani yang sejati. Hal ini tidak perlu diragukan. Tetapi ternyata dia juga seorang pemimpin melayani yang meminta. Hanya saja harus diingat bahwa ‘meminta’ disini hendaknya tidak diartikan seperti ‘meminta’ yang dimaksud oleh Pollard. Secara umum yang dimaksud dengan ‘meminta’ dapat berbentuk materi, jasa, kesetiaan, pengakuan, dan lain sebagainya. Yesus jelas tidak meminta materi dan jasa. Pemimpin melayani yang dimaksud oleh Pollard juga tidak boleh meminta materi dan jasa, karena kalau ini dilakukan maka dia adalah bukan pemimpin yang melayani melainkan pemimpin yang minta dilayani. Yesus jelas bukan pemimpin seperti itu!

Yesus adalah pemimpin yang meminta keteguhan dan kesetiaan dari para pengikutnya. Yesus adalah pemimpin yang menghendaki seluruh pengikutnya setia dan teguh pada ajaranNya, setia dan teguh pada keteladananNya, dari awal sampai akhir tanpa berkeputusan. Yesus adalah pemimpin yang menghendaki semua umatnya mau menyatakan setia sampai mati pada semua perintah Bapa yang disampaikan melalui diriNya, perintah yang kemudian disarikan dalam Hukum Cinta Kasih. Itulah yang diminta oleh Yesus. Itulah yang dikehendaki oleh Yesus, bukan yang lain. Bukan materi, bukan harta benda, juga bukan 172 Sampai disini apakah kenyataan ini bukan potret diri banyak orang, termasuk saya dan anda para pembaca? 173 Potret diri kita yang lain lagi, bukan?174 Perubahan hati disini diyakini tidak berbeda jauh dengan apa dimaksud oleh pernyataan ‘mengalahkan diri sendiri’, ‘menyangkal diri sendiri’, dan sebagainya sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Yesus.

100

Page 101: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

persembahan.175 Yang diminta adalah pelayanan para pengikutnya pada sesama mereka. Kalau bukan ini yang diminta oleh Yesus, perintah dan hukum Cinta Kasih mungkin tidak akan pernah diberikan oleh Yesus pada pengikutNya.

Yesus tidak pernah merekayasa sedemikian rupa guna mempertahankan jabatan dan kedudukanNya sebagai nabi, guru, Juru Selamat, Anak Allah, sang Mesias, dan segudang jabatan atau kedudukan lainnya. Mandat untuk menduduki jabatan dan kedudukan tersebut diberikan langsung oleh BapaNya yang di Sorga. Siapa yang bisa mengubah apalagi mencabut mandat itu kecuali BapaNya sendiri? Tidak ada yang perlu dipertahankan, tidak ada yang perlu direkayasa disini. Semuanya atas kehendak Bapa Yang Maha Kuasa. Bagaimana manusia dapat mempertanyakan apalagi bermaksud mengubah mandat dan kekuasaan yang langsung berasal dari Tuhan Yang Maha Kuasa? Kedudukan dan jabatan Yesus akan abadi sepanjang masa, seabadi Kerajaan Sorga, seabadi kekuasaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Langit bumi mungkin akan berlalu, tetapi mandat yang diberikan oleh Bapa pada Yesus tidak akan pernah berlalu, kecuali tentu saja kalau Bapa menghendaki hal yang sebaliknya.

Yesus memiliki pekerjaan abadi yang ditugaskan sendiri oleh BapaNya. Pekerjaan itu adalah menyampaikan ajaran yang benar, mencari domba yang hilang dan tersesat, menyelamatkan mereka yang mau percaya dan bertobat, menyediakan tempat terhormat di sisi Bapa, serta memilih dan menghakimi siapa saja yang mau mengikuti ajaranNya dan siapa yang tidak! Inilah pekerjaan abadi Yesus sekaligus juga inilah pekerjaan abadi yang dimiliki oleh para pengikutNya. Para pengikut Yesus berkewajiban untuk menyampaikan kabar gembira dan kabar keselamatan ini kepada siapa saja yang mau bertobat dan mau percaya.

Yesus adalah pemimpin yang melayani dan secara langsung hal ini telah dilakukanNya sendiri. Yesus datang dan lahir sebagai manusia biasa adalah dalam rangka pelayanan secara langsung ini. Dia ingin melayani manusia secara langsung dan melakukan secara langsung tugas yang diberikan oleh BapaNya. Yesus baru naik ke Sorga setelah pelayanan langsung selesai dilakukan. Yesus baru naik ke Sorga setelah para penggantiNya siap meneruskan tugas abadi penyelamatan yang dibebankan oleh Bapa atas diriNya!

Jadi kalau Yesus seakan-akan telah mengundurkan diri dari pelayanan langsung, disamping itu semua memang dilakukan semata-mata karena kehendak BapaNya, tetapi juga karena para penerusNya telah siap. Para murid telah siap melanjutkan tugas menyampaikan kabar gembira, menyampaikan ajakan untuk bertobat, dan meneruskan kabar keselamatan. Para pengikut Yesus juga sudah siap menjadi mata rantai penyambung tugas penyelamatan ini!

Sebagai pemimpin yang melayani Yesus juga sangat menyadari keragaman dan talenta para murid. Bahkan meskipun tidak banyak dikatakan secara eksplisit, tetapi secara implisit hampir semua kesaksian dalam Kitab Suci menyiratkan hal ini. Penjala ikan dijadikanNya penjala orang. Pemungut cukai dijadikanNya pemungut orang yang mau bertobat. Ahli taurat dijadikanNya ahli penyampai kabar keselamatan. Para serdadu dijadikanNya penjaga keselamatan. Pejabat pemerintah dijadikanNya pejabat penyampai kabar gembira. Pokoknya semua talenta dan bakat dipadukan oleh Yesus untuk menyelamatkan manusia. Manajer perusahaan terhandal mana yang mampu melakukan hal seperti ini kecuali Yesus? Yesus adalah pemimpin melayani terhandal yang pernah ada di dunia.

175 Bandingkan dengan pernyataan berikut: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah, karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat. Inilah jawaban Yesus bagi mereka yang mempertanyakan tindakan para murid memetik gandum pada hari Sabat (Matius 12:1-8).

101

Page 102: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Pemimpin yang melayani haruslah penggerak nilai dan berorientasi pada kinerja. Pemimpin yang melayani harus terus memikirkan secara mandalam tentang apa yang benar dan apa yang salah dalam melaksanakan tanggung jawab. Pemimpin tipe ini harus memimpin orang untuk mengerjakan dengan cara yang tepat dan melakukan hal yang tepat.

Yesus memenuhi semua kriteria itu. Lalu apa arti ini semua? Arti dari ini semua adalah bahwa Yesus adalah pemimpin yang pantas dijadikan pemimpin dan sekaligus panutan. Yesus adalah pemimpin yang pantas diikuti. Semua orang boleh menjadikan Yesus seorang pemimpin. Semua orang boleh mengikuti Yesus.

Tetapi ternyata persoalan tidak berhenti sampai disini. Yesus memang pemimpin yang memenuhi syarat untuk diikuti. Semua orang memang diundang untuk mengikuti Yesus. Tetapi ini tidak berarti bahwa tidak ada persyaratan khusus untuk menjadi pengikut Yesus. Ada banyak persyaratan dan semuanya menarik untuk dicoba!

Lukas (14:25-35) menyampaikan persyaratan yang sangat gamblang jika ingin mengikuti Yesus. Segala sesuatu harus dilepaskan jika ingin mengikuti Yesus, begitu Lukas mengatakan dalam catatannya. Demikan pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi muridKu. Persyaratan semacam ini tentu saja tidak mudah dipenuhi. Seandainya persyaratannya adalah setiap orang harus menjaga baik-baik segala harta bendanya jika ingin mengikut Tuhan, mungkin lebih mudah dipenuhi. Tetapi melepaskan diri dari segala miliknya, dari segala harta bendanya, dari segala kekayaannya, dan dari semua hal yang disayanginya, jelas tidak mudah. Tetapi itulah persyaratan yang dikehendaki oleh Yesus. Seseorang yang masih terikat pada harta benda kekayaan maupun pada orang-orang yang disayangi, jelas langkahnya tidak akan ringan. Langkahnya akan selalu dihambat, kalau tidak oleh harta kekayaan maka langkahnya akan dihambat oleh orang-orang yang disayanginya.

Mungkin untuk memperjelas pesan yang seperti ini Yesus mengatakan Jikalau seseorang datang kepadaKu dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, istrinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya, laki-laki atau perempuan bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi muridku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi muridKu. Sebuah perintah yang keras? Ya! Sebuah perintah yang sulit diikuti? Jelas! Sebuah perintah yang kejam dan tidak mengenal belas kasih? Mungkin tidak! Penjelasannya seperti berikut!

Orang tentu saja tidak boleh membenci bapanya, ibunya, istrinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya, baik laki-laki atau perempuan. Jangankan pada mereka, pada musuh sekali pun Yesus mengajarkan agar orang mau mengampuni, mencintai dan mengasihi mereka. Lalu bagaimana mungkin pada satu sisi Yesus mengajarkan dan mendesak seluruh pengikutNya untuk mencinta sesama (termasuk para musuh), tiba-tiba saja juga mengajarkan agar seseorang membenci semua keluarganya agar layak mengikuti Tuhan? Pasti dan harus ada penjelasan yang masuk akal untuk dua perintah yang tampaknya bertentangan ini!176

Perintah untuk mengasihi sesama tidak perlu diragukan lagi adalah perintah paling utama dari Yesus. Tidak ada perintah lain yang melebihi perintah ini. Hanya jika manusia mau menjalankan perintah ini dengan konsisten, teguh dan penuh kesetian sampai akhir, barulah manusia mempunyai peluang untuk duduk di sisi Bapa. Tanpa itu, seperti berulang kali ditegaskan oleh Yesus dalam beberapa perumpamaan dan kisah yang dicatat oleh para murid, tak ada peluang untuk masuk ke tempat yang telah disediakan oleh Yesus. Lalu bagaimana dengan pernyataan Yesus di atas yang mengatakan bahwa seorang tidak dapat menjadi muridNya jika tidak membenci keluarganya? Tentu saja pernyataan ini juga benar

176 Meskipun tampaknya bertentangan dan saling bertolak belakang, tetapi juga sangat jelas bahwa dua perintah ini sejalan, selaras, koheren, dan bahkan saling melengkapi!

102

Page 103: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

dan bahkan selaras dengan perintah utama lainnya, yaitu perintah mencintai Tuhan dengan segenap hati dan budi.

Jika orang tua, jika suami atau istri, jika kerabat dan keluarga, jika anak-anak, jika teman-teman, (dan bahkan juga jika diri sendiri) menghalang-halangi usaha seseorang untuk mencintai Tuhan dan mencintai sesama yang lain, apalagi jika usaha menghalang-halangi itu dikaitkan dengan hubungan dan keterkaitan antar mereka, maka (ketika pilihan harus dijatuhkan, jika memang seandainya hanya ada satu pilihan, yaitu mempertahankan hubungan dengan mereka atau melaksanakan perintah Yesus untuk mencintai Tuhan dan sesama) pilihan harus dijatuhkan pada pilihan untuk mengikuti ajaran dan melaksanakan perintah Yesus, yaitu mencintai Tuhan dan mencintai sesama.

Atau dengan kata lain, sepanjang orang tua, suami atau istri, kerabat atau keluarga, anak-anak, teman-teman dan bahkan diri sendiri tidak menghalangi (dan bahkan mendukung) usaha menjalankan perintah Yesus untuk mencintai Tuhan dan sesama, maka sama sekali tidak ada alasan untuk lebih dahulu membenci orang tua, suami atau istri, kerabat atau keluarga, anak-anak, teman-teman dan bahkan diri sendiri, sebelum layak mengikuti Tuhan. Tidak ada perintah seperti itu! Yesus tidak mengajarkan perintah seperti itu, karena ajaran seperti itu jelas tidak masuk akal. Ingat, tidak ada ajaran Yesus yang dapat digolongkan pada ajaran yang tidak masuk akal. Semua ajaran Yesus adalah ajaran yang logis, masuk akal, sesuai dengan akal budi pikiran manusia. Tidak ada yang bertentangan satu sama lainnya. Yang ada adalah perubahan karena adanya perubahan konteks, perubahan karena adanya adanya perubahan tempat dan mungkin juga waktu!

Menyangkal semua orang dan bahkan juga diri sendiri boleh dilakukan jika semua orang dan diri sendiri menghalangi usaha untuk menjalankan perintah utama Yesus, yaitu mencintai Tuhan dan mencintai sesama! Tetapi jika diri sendiri tidak menyangkal, semua kerabat dan keluarga tidak menghalangi usaha untuk menjalankan perintah utama Yesus, maka sama sekali tidak ada alasan untuk membenci mereka, bahkan seseorang harus lebih mencintai mereka. Inilah penjelasan untuk ayat yang sekilas tampaknya keras dan bertentangan dengan ajaran yang lain itu. Ayat ini sama sekali tidak bertentangan dengan ajaran Yesus yang lain, bahkan ayat ini merupakan ayat pelengkap yang sangat tepat terutama bagi ajaran utama Yesus untuk mencintai Tuhan dan mencintai sesama.

Orang yang menghalangi dirinya sendiri dalam melaksanakan ajaran Yesus untuk mencintai Tuhan dan mencintai sesama diibaratkan seperti garam yang tidak lagi asin. Garam memang baik, tetapi jika garam juga menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya baik untuk ladang maupun untuk pupuk, dan orang membuangnya saja. Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar! Orang semacam ini, orang yang menghalangi usaha dirinya sendiri untuk menjalankan perintah Tuhan untuk mencintai Tuhan dan sesama, jelas tidak ada gunanya lagi bagi Yesus dan bagi orang lain. Orang semacam ini ibarat garam yang tidak lagi asin, lalu untuk apa lagi kecuali dibuang dan dicampakkan? Orang membeli atau mencari garam karena orang itu memerlukan kemampuan garam yang mampu memberikan rasa asin. Jika garam yang didapatkan ternyata tidak lagi mampu memberikan rasa asin, lalu untuk apa garam yang seperti itu kecuali dibuang dan dicampakkan?

Begitu juga dengan orang-orang (termasuk semua kerabat dan semua keluarga, bahkan juga termasuk diri sendiri) yang menghalangi usaha untuk menjalankan perintah utama Yesus untuk mencintai Tuhan dan mencintai sesama. Semua orang itu (termasuk diri sendiri) harus disangkal agar seseorang layak menjadi pengikut Yesus. Kalau tidak mau menyangkal diri mereka dan diri sendiri, maka orang ini jelas bukan pengikut Yesus!

Penyangkalan diperlukan jika ada hambatan atau usaha untuk menghalangi dari pihak yang disangkal. Tetapi jika hambatan atau usaha untuk menghalangi tidak ada, maka

103

Page 104: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

penyangkalan ataupun rasa ‘kebencian’ dan ‘permusuhan’ yang sengaja dimunculkan dalam hati semata-mata karena ingin mengikuti perintah ini (yang tentunya telah disalahtafsirkan) jelas bukan saja merupakan langkah dan tindakan yang konyol tetapi juga merupakan tindakan yang melanggar perintah Yesus sendiri. Jangankan orang tua, musuh pun harus dicintai! Jangankan suami atau istri, lawan pun harus dikasihi! Jangan kerabat atau anak-anak, seteru pun harus disayangi! Inilah perintah Yesus dalam Hukum Cinta Kasih yang sangat terkenal itu!

Tentang perintah Demikan pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi muridku, pernah pula ditanyakan oleh Petrus.177 Kami ini telah meninggalkan segala kepunyaan kami dan mengikut Engkau, kata Petrus. Lalu apa jawab Yesus? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Kerajaan Allah meninggalkan rumahnya, istrinya atau saudaranya, orang tuanya atau anak-anaknya, akan menerima lipat ganda pada masa ini juga, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal!

Setiap orang yang karena panggilan Kerajaan Allah terpaksa meninggalkan rumah, suami atau istri, orang tua dan anak-anak, jelas berkenan dan dihargai oleh Tuhan. Tetapi jika orang tega meninggalkan rumah, istri atau suami, orang tua dan anak-anak, semata-mata agar dikatakan bahwa Tuhan telah memanggil dirinya, padahal pelayanan pada Tuhan termasuk melaksanakan ajaranNya untuk mencintai Tuhan dan sesama tetap dapat dilakukan tanpa perlu meninggalkan rumah, suami atau istri, orang tua dan anak-anak, maka untuk orang seperti ini jelas tidak ada pahala yang akan diberikan, tetapi mungkin hukumanlah yang akan diterima. Orang-orang semacam ini, yang tega melakukan perbuatan seperti itu, yaitu meninggalkan orang-orang yang masih sangat memerlukan kehadirannya semata-mata hanya karena ingin dikatakan bahwa dia telah mendapatkan panggilan dari Kerajaan Allah, jelas tidak berbeda jauh dengan tindakan orang-orang munafik yang dikutuk dan dibenci Yesus. Orang-orang munafik yang dimaksud Yesus adalah orang-orang yang berdoa keras-keras agar setiap orang mengetahui bahwa dia sedang berdoa, juga orang-orang yang memberi derma banyak-banyak dan dipertunjukkan lebih dahulu pada semua orang agar setiap orang mengetahui bahwa dia telah banyak menyumbang. Orang yang dengan sengaja tega meninggalkan rumah dan orang-orang yang masih membutuhkan dirinya hanya karena ingin diketahui oleh orang banyak bahwa dia melakukan hal itu karena (seakan-akan) dipanggil Kerajaan Allah, jelas tidak kalah munafiknya dibandingkan dengan dua kelompok orang yang dibenci Yesus.

Melaksanakan perintah dan ajaran Tuhan dapat dilakukan dimana saja dan dari mana saja. Mengasihi dan mencintai sesama dapat dimulai dari keluarga meskipun tidak boleh hanya berhenti disitu saja. Jika keadaan memang mengharuskan seseorang meninggalkan rumah dan orang-orang yang dicintainya semata-mata agar perintah utama Yesus dapat dijalankan, mungkin masih dapat diterima.178 Tetapi jika seseorang melakukan hal itu semata-mata agar diketahui orang banyak bahwa Kerajaan Allah telah memanggil dirinya (seperti yang biasa dilakukan orang-orang munafik), orang seperti ini sebenarnya telah menerima upahnya!

Mengikut Yesus adalah Mengikut Bapa177 Lihat Lukas 18:28-30178 Bandingkan dengan apa yang dicatat oleh Matius 10:34-42: ‘Jangan kamu menyangka bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai melainkan pedang. Sebab aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.

104

Page 105: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Yesus adalah bagian tak terpisahkan dari BapaKarenanya barangsiapa mengikut Yesus

Berarti dia juga mengikut Bapa!

Yohanes banyak mencatat kesaksian Yesus tentang dirinya sendiri. Salah satu kesaksian yang dicatat oleh Yohanes dapat dibaca dalam Yohanes 5:19-47. Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diriNya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya, sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak. Sebab Bapa mengasihi anak dan Ia menunjukan kepadaNya segala sesuatu yang dikerjakanNya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepadaNya pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran. Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendakiNya. Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia.

Ada dua hal penting yang telah diserahkan oleh Bapa pada Yesus, yaitu kuasa untuk melakukan mukjizat dan kuasa melakukan penghakiman terakhir. Dengan dua kuasa ini memang apa yang dikatakan Yesus segera menjadi kenyataan. Semua orang akan menghormati Yesus, sama seperti mereka menghormati Bapa yang di Sorga. Mereka yang tidak menghormati Yesus sebagai Putera dan sekaligus Utusan Khusus Tuhan berarti juga tidak menghormati Tuhan Yang Maha Besar yang mengutusNya. Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa barangsiapa mengikut Yesus berarti juga mengikut Tuhan yang mengutusNya.

Tetapi seperti telah disampaikan sebelumnya, mengikut Yesus dapat menjadi hal yang sangat mudah tetapi pada saat yang sama dapat menjadi hal yang amat sangat tidak mudah. Bahkan tidak jarang langkah untuk mengikut Yesus selalu diiringi dengan konsekwensi dibenci. Yesus telah menduga hal ini jauh sebelumnya. Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa dunia sebenarnya telah lebih dahulu membenci Aku daripada kamu.179

Alasannya? Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu. Tetapi sebenarnya kebencian seperti ini adalah kebencian yang sama sekali tidak beralasan. Meskipun demikian kebencian semacam ini memang harus terjadi agar firman yang ada dalam Kitab Taurat digenapi: Mereka membenci Aku tanpa alasan.

Kalau Yesus saja, Putra yang diutus langsung oleh BapaNya yang disorga, dapat dibenci tanpa alasan, apalagi para murid, apalagi para pengikut, yang adalah manusia biasa. Kebencian dapat datang menyergap mereka begitu saja tanpa diperlukan adanya alasan. Lebih sial lagi kebencian yang datang dapat datang dari luar, dari pihak lain, tetapi dapat juga datang dari dalam, dari diri sendiri. Lalu bagaimana cara menaklukkan kebencian semacam ini, baik kebencian yang berasal dari luar maupun kebencian yang datang dari dalam. Apakah konsep cinta kasih seperti yang telah dibahas dalam Bab III dapat digunakan untuk mengatasi kebencian dari luar dan kebencian dari dalam ini? Tentu saja dapat!

Cinta Kasih menang atas yang bukan Cinta Kasih, seperti air menang atas api. Tetapi kini orang hendak melakukan Cinta Kasih laksana dengan semangkuk air ingin memadam api segerobak kayu bakar. Kalau tidak padam lalu dikatakan bahwa air tidak

179 Lihat Yohanes 15:18-27105

Page 106: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

dapat menang atas api (Bingcu, VIA – 18).180 Cinta kasih yang sesuai dengan ajaran Yesus pasti selalu memang atas semua hal yang bukan cinta kasih.181 Hal ini tidak perlu diragukan lagi. Jadi kebencian pun pasti dapat dikalahkan oleh cinta kasih. Baik kebencian yang berasal dari luar maupun kebencian yang berasal dari diri sendiri pasti dapat dikalahkan dan ditaklukkan oleh cinta kasih. Tetapi seperti yang dikatakan oleh Bingcu, jangan menggunakan cinta kasih yang besarnya cuma semangkuk untuk memadamkan segerobak kebencian. Segerobak kebencian haruslah dihadapi dengan segerobak cinta kasih atau lebih. Segerobak permusuhan haruslah dipadamkan oleh segerobak kasih sayang atau lebih. Jika cinta kasihnya kurang dan kemudian tidak berhasil melakukan hal yang diharapkan, janganlah mengatakan bahwa cinta kasih tidak dapat mengalahkan kebencian, tidak dapat menaklukan permusuhan. Cinta Kasih selalu dapat mengalahkan kebencian, dendam, dan semua sikap negatif lainnya, tetapi hendaknya juga jangan menggunakan cinta kasih yang jumlah sangat sedikit untuk mengalahkan kebencian dan dendam yang jumlah sangat banyak.

Yesus telah menunjukkan hal ini bahkan sejak kelahiranNya sampai dengan saat kematianNya. Cinta kasih Yesus pada manusia tak berhingga, dan karena itu tak ada kebencian dan dendam dalam diri manusia yang tidak dapat ditaklukkan oleh Yesus. Semua api permusuhan dapat dipadamkan oleh air cinta kasih. Semua nyala dendam dapat dipadamkan oleh sifat sejuk air kasih sayang.

Untuk mengikut Yesus, seseorang harus melakukan hal yang sama. Dia harus dari awal sampai akhir bukan saja setia dan konsisten mengamalkan ajaran Tuhan tetapi juga harus siap memadamkan dan mengalahkan api kebencian dan dendam, baik yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya sendiri. Tanpa melakukan hal ini maka sia-sialah semua usahanya. Mengalahkan dendam dan kebencian dari dalam diri sendiri harus diawali dengan usaha mengalahkan diri sendiri. Untuk mengalahkan dendam dan kebencian dari luar haruslah menunjukkan perilaku cinta kasih yang tak berkesudahan. Sulit? Mengikut Yesus memang sulit bagi yang tidak berhasil melakukan ini, tetapi menjadi sangat mudah bagi mereka yang berhasil melakukannya.

Menjadi pengikut Yesus menjadi semakin sulit bagi orang yang berharta. Sebenarnya kelompok orang kaya adalah kelompok pertama yang diundang oleh Yesus untuk menghadiri pesta kemuliaan di Kerajaan Allah. Tetapi seperti yang telah ditunjukkan dalam Lukas 14:15-24 tentang perumpamaan orang-orang yang berdalih dan yang berusaha menghindar ketika diundang ke perjamuan keselamatan yang diadakan oleh Yesus, begitu juga yang dilakukan oleh orang-orang kaya, orang-orang yang berhasil, orang-orang yang status sosialnya lebih tinggi, orang-orang yang merasa dirinya benar, dan kelompok-kelompok lainnya yang merasa bahwa diri mereka lebih baik dari orang lain. Kelompok-kelompok ini selalu mencari dalih dan alasan untuk tidak melakukan perintah dan ajaran Tuhan, Mereka menolak ajakan Tuhan karena mereka terikat pada harta mereka, pada status mereka, pada keberhasilan mereka, pada keyakinan mereka bahwa mereka lebih baik dari orang lain. Akibatnya? Seperti yang dicatat oleh Lukas, si penyelenggara pesta sangat murka dan memerintakan hambanya: Pergilah dengan segera ke segala jalan dan lorong kota dan bawalah kemari orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-orang lumpuh untuk menghadiri pesta. Kemudian karena masih ada banyak tempat dalam pesta, si empunya pesta kembali memerintahkan Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang yang ada disitu, masuk, karena rumahku harus penuh.

Lalu bagaimana dengan kelompok-kelompok yang lain, yang meskipun telah diutamakan dengan diberi undangan pertama kali tetapi kemudian ternyata menolak itu? 180 Lihat Su Si (Kitab Yang Empat) p. 607 181 Keyakinan seperti ini juga dimiliki oleh Bingcu, Kongcu, maupun para nabi besar lainnya sejak masa peradaban Cina kuno.

106

Page 107: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Pernyataan Yesus terhadap mereka sangatlah jelas, meskipun juga sangat keras: Aku berkata kepadamu: Tidak ada seorangpun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati jamuanKu. Mereka yang menolak, orang-orang kaya yang berdalih karena lebih terikat pada harta mereka daripada pada undangan keselamatan dari Yesus, tampaknya tidak akan pernah menikmati pesta keselamatan Yesus. Atau dengan kata lain benar-benar tertutup kemungkinan bagi mereka untuk masuk ke Kerajaan Sorga.

Kesaksian lain yang telah digunakan dalam bab lain buku ini, khususnya kesaksian yang dicatat oleh Lukas, mengingat pentingnya masalah ini, akan dikutipkan sekali lagi lengkap dengan cataan kakinya. Masalah ini pada dasarnya adalah masalah yang sama sekali tidak dapat dibuat main-main mengingat hukuman yang dijanjikan adalah hukuman abadi tak berkesudahan. Semoga setiap orang, khususnya mereka yang kaya182, mereka yang status sosialnya lebih tinggi, mereka yang merasa lebih baik dari orang lain, mereka yang merasa sedikit berdosa atau bahkan sama sekali tidak berdosa, berkenan membaca sekali lagi perintah, ajakan dan ajaran Tuhan agar mau menghadiri undangan pesta keselamatan.

Lukas menyampaikan kesaksian tentang bagaimana Yesus mengatakan dengan tegas untuk kesekian kalinya betapa sulitnya bagi seorang kaya untuk mengikut Tuhan.

Dikisahkan bagaimana seorang pemimpin yang merasa telah melakukan semua perintah Allah, bahkan sejak masa mudanya dulu dia telah melaksanakan perintah itu, bertanya pada Yesus bagaimana cara memperoleh hidup kekal. ‘Masih tinggal satu hal lagi yang harus kaulakukan, juallah segala yang kau miliki dan bagi-bagikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah aku.’183

Apakah orang ini mau melaksanakan perintah Yesus? Ternyata tidak! Apakah orang ini menerima undangan Tuhan? Ternyata juga tidak! Penolakan inilah yang kemudian melahirkan sebuah pernyataan yang benar-benar sangat revolusioner, reformatif, dan sekaligus provokatif bahkan bagi para murid sekalipun. Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sekali lagi aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor onta masuk melalui lubang jarrum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.184 Lalu jika memang demikian, siapa yang dapat diselamatkan? Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah.185 Inilah jawaban Yesus yang selama beribu tahun menjadi bahan perbincangan banyak orang.

182 Kesaksian Lukas secara khusus membicarakan tentang orang kaya dan keinginan untuk mengikuti Yesus 183 Kesaksian dalam Lukas 18:18-27 ini juga disampaikan oleh Matius 19:16-26 dan Markus 19:17-27184 Dalam makalahnya yang berjudul Injil Yang Asli Telah Diketemukan? (ISCS, 2000:15) Bambang Noorsena mengatakan bahwa kata ‘onta’ dalam ayat ini diterjemahkan dari kata ‘gamla’ dalam bahasa Aram. Disamping bermakna ‘onta’, kata ‘gamla’ dapat juga bermakna ‘tali besar’. Seandainya ‘onta’ memang harus diganti dengan ‘tali besar’, perkataan Yesus tetap tidak banyak berubah arti dan maknanya. Adalah sangat sulit, bahkan mustahil bagi sebuah tali besar untuk dimasukkan ke dalam jarum yang peruntukannya memang untuk benang yang kecil. Lubang jarum jahit adalah bukan untuk tali besar. Apakah pintu Kerajaan Sorga memang bukan untuk orang kaya? 185 Bandingkan pernyataan keras ini dengan pernyataan serupa yang berbunyi: Aku berkata kepadamu: Tidak ada seorangpun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati jamuanKu.

107

Page 108: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Orang kaya tentu saja dapat masuk sorga, sama seperti orang lain, sama seperti orang-orang miskin yang taat pada ajaran Tuhan.186 Tetapi karena banyak orang kaya yang hatinya terikat pada kekayaannya, jadilah sangat sulit bagi mereka untuk masuk ke kerajaan Sorga. Hampir semua persyaratan yang diberikan oleh Yesus agar seseorang dapat masuk ke dalam Sorga menjadi sulit dilaksanakan jika seseorang mengikat hatinya pada harta benda miliknya. Bagaimana seseorang dapat menjalankan perintah mencintai sesama, jika hatinya lebih mementingkan hartanya? Bagaimana seseorang dapat menjalankan perintah untuk mengikut Tuhan jika langkah kakinya masih dibelit oleh uangnya? Bahkan ajaran yang sangat keras pun, seperti yang dicatat oleh Lukas, tidak akan berarti bagi banyak orang-orang yang hatinya lebih terikat pada harta benda dibandingkan dengan ajakan untuk mengikut Tuhan. Simak saja kesaksian Lukas berikut ini: Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri? (Lukas 9:22-27). Yesus sudah mengatakan dengan tegas bahwa tidak adanya gunanya seseorang memperoleh harta duniawi, bahkan jika seandainya seluruh harta dunia sekalipun, jika pada akhirnya orang itu akan binasa. Dalam kebinasaan seseorang tidak membawa apa-apa kecuali dirinya sendiri dan amal perbuatannya semasa masih hidup. Tidak lebih dari itu!187

Lalu apakah ini berarti bahwa semua orang kaya yang membaca, mengerti, dan memahami kisah ini, lalu tidak ingin menjadi orang kaya dan lebih memilih menjual semua hartanya, membagikan pada orang miskin semua uang hasil penjualan, dan kemudian mengikut Yesus? Atau apakah semua orang miskin yang membaca, mengerti dan memahami kisah ini, lalu tidak ingin menjadi kaya? Sayangnya tidak seperti itu! Yang kaya tidak ingin menjadi miskin, sedangkan yang miskin tetap ingin menjadi kaya. Itulah memang adat dunia. Sudah tahu bahwa ada banyak tersedia tempat bagi orang miskin di Kerajaan Sorga, tetapi tetap saja orang enggan menjadi si miskin. Sudah jelas bahwa menjadi orang kaya menyebabkan sulit masuk sorga (karena lebih mudah seekor onta masuk ke lubang jarum dibandingkan dengan orang kaya masuk ke Kerajaan Sorga), tetapi tetap saja orang berlomba-lomba untuk menjadi kaya. Bahkan mereka yang miskin pun melakukan hal yang sama. Simak saja puisi yang ditulis oleh Franklin P. Adams (1881-1960) yang berjudul The Rich Man (Perrine, 1969:47).

The Rich Man

The rich man has his motorcar,His country and his town estate.

186 Bandingkan hal ini dengan apa yang tertulis dalam kitab Thai Hak (Ajaran Besar): Seorang yang penuh Cinta Kasih menggunakan harta untuk mengembangkan diri. Seorang yang tidak berperi Cinta Kasih mengabdikan dirinya untuk menumpuk harta. (Thai Hak X:19-23, 1970:29). Orang kaya yang berperi cinta kasih semacam inilah yang mungkin berkenan pada Tuhan dan mendapatkan tempat disisiNya. 187 Bandingkan keadaan ini dengan sebuah bait dialog dalam drama teater yang ditulis oleh Moss Hart dan George Kaufman pada tahun 1936 dengan judul You Can’t Take It With You. Dalam salah satu bait dialognya, yang kemudian dikutip oleh Benyamin Franklin dalam karyanya yang berjudul Poor Richard’s Almanac, dijelaskan bahwa jika memang kekayaanmu adalah milikmu, mengapa tidak engkau bawa kekayaan itu ke dunia lain yang sedang engkau tuju sekarang? Sebuah pertanyaan yang menggigit dan seharusnya menyadarkan setiap orang bahwa harta duniawi tidak akan membantu apa-apa terhadap usaha manusia untuk memperoleh tempat di Kerajaan Sorga dan bahkan juga tidak membantu apa-apa dalam menghadapi kehidupan dan kematian itu sendiri.

108

Page 109: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

He smokes a fifty cent cigarAn jeers at Fate.

He frivols through the livelong day,He knows not Poverty her pinch.

His lot seems light, hir heart seems gay,He has a cinch.

Yet though my lamp burns low and dim,Though I must slave for livelihood –

Think you that I would change with him?You bet I would!

Puisi ini mungkin cuma olok-olok, tetapi dari sudut pandang ajaran Kristiani tentang orang kaya dan orang miskin, stanza terakhir puisi ini jelas mengejutkan sekaligus menggelikan. Tetapi itulah potret manusia, potret kita, potret anda, potret saya!

Sejauh ini memang ada dua persepsi umum yang muncul ketika masalah mengikut Yesus dibicarakan. Ada yang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan mengikut Yesus adalah mencoba hidup seperti hidup yang dijalankan oleh Yesus. Tetapi ada juga yang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan mengikut Yesus adalah mengikuti ajaran dan keteladananNya, sementara gaya hidup dan profesi masing-masing tetap dapat dipertahankan. Yang berprofesi sebagai dokter tetap harus menjalankan profesinya sebagai seorang dokter. Yang berprofesi sebagai petani ya tetap harus sebagai petani. Begitu juga dengan profesi-profesi lainnya. Ajaran dan keteladanan Yesus tetap dipelajari dan dipahami untuk kemudian dijalankan sesuai dengan profesi masing-masing.

Kedua pilihan semacam ini tentu saja diserahkan pada masing-masing individu pengikut Yesus. Pada kedua pilihan ini saya yakin Yesus sama berkenannya. Artinya, pada mereka yang ingin menjadi pengikut dengan meniru secara total kehidupan Yesus188, saya yakin Yesus akan sangat berkenan. Pada mereka yang ingin menjadi pengikut dengan tetap menekuni profesi mereka sebagai manusia biasa, saya pun yakin bahwa Yesus akan sangat berkenan. Yang saya yakin Yesus tidak akan berkenan adalah apabila pilihan yang diambil adalah pilihan yang bergaya dan berlatar belakang pemikiran orang-orang munafik. Meniru secara total kehidupan Yesus tetapi karena dilatarbelakangi oleh hal-hal seperti ingin pamer, umpamanya, jelas bukan perbuatan yang berkenan dimata Tuhan.

Akhirnya, karena merasa yakin bahwa semua orang yang memutuskan ingin mengikut Yesus selalu dilandasi oleh pikiran yang tulus dan hati yang bersih, bab ini tidak ada salah jika ditutup dengan mencoba merenungkan kembali apa-apa yang telah disampaikan dalam puisi pengantar singkat bab ini.

Mengikut orang kadang sulit kadang mudah;Begitu juga dengan mengikut Yesus!

Dikatakan sulit, eh … ternyata mudah!Dikatakan mudah, eh … ternyata sulit!

Tetapi apapun komentarnya,Jika berhasil mengikut Yesus dengan teguh dan setia

188 Bandingkan hal ini dengan kata-kata Yesus sendiri: Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti (Matius, 19:1-12).

109

Page 110: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Maka itulah prestasi terbesar yang bisa dicapai seseorang!

Semoga semua orang berhasil meraih prestasi terbesar dalam kehidupan beragama mereka yaitu menjadi pengikut Yesus yang teguh dan setiap, tidak hanya dalam perkataan tetapi juga dalam perbuatan! Bab VIII Tentang Keselamatan Abadi

Tri Budhi Sastrio

Di dunia memang tidak ada yang abadi,Semuanya berubah dan akan selalu berubah!

Tetapi yang di atas sana semuanya abadiDan akan selalu abadi tak pernah berubah!

Memperhatikan yang tidak abadi memang tidak salah Tetapi yang lebih penting lagi adalah memperhatikan yang abadi

Karena dalam keabadianlah kita semua Pada akhirnya akan bertemu dan bersatu selama-lamanya!

Pernah membaca The Blunder Book tulisan M. Hirsh Goldberg yang diterbitkan pada tahun 1984 di New York oleh William Morrow and Company, Inc.? Buku yang oleh penulisnya dikatakan penuh dengan kesalahan besar dan kesalahan kecil yang pengaruhnya ternyata berhasil mengubah arah sejarah ini cukup menarik untuk diperhatikan. Mr. Goldberg sendiri adalah sekretaris pers Gubernur negara bagian Maryland ketika itu. Dia juga menjadi penulis pidato bagi dua orang Jaksa Agung negara bagian Maryland, disamping beberapa jabatan penting lainnya dalam bidang pemerintahan maupun swasta. Dia juga dikenal sebagai penulis buku.

Dalam pengantar buku ini Mr. Goldberg mengatakan bahwa dengan menggunakan banyak cara ternyata kesalahan (besar atau kecil) merayap masuk ke hampir seluruh aspek kehidupan manusia, menyatu disana, dan (ini yang lebih banyak terjadi) menjadi bagian yang tak bisa diperbaiki lagi. Bidang pemerintahan, ilmu pengetahuan, kedokteran, seni sastra dan budaya, semuanya mengenal dan tidak luput dari kesalahan. Kesalahan yang telah mengubah sejarah ini juga merayap masuk dan kemudian bermukim dalam perpustakaan-perpustakaan (umum maupun pribadi), mengubah pikiran manusia, dan bahkan mempengaruhi kehidupan sehari-hari mereka tanpa terkecuali.

Kitab Suci atau The Bible ternyata juga tidak luput dari kesalahan, baik yang berupa kesalahan cetak, penafsiran, penerjemahan, maupun kesalahan-kesalahan lainnya. Beberapa data yang diambil dari buku ini mungkin dapat memperjelas gambaran bagaimana kesalahan tersebut dibuat dan apa saja akibatnya.

Kesalahan cetak yang cukup menggemparkan dibuat di London pada tahun 1631. Sebuah edisi The Bible yang diberi label an authorized edition (sebuah edisi yang telah diotorisasi) ternyata mengubah seratus delapan puluh derajat perintah ke tujuh dalam Sepuluh Perintah Allah. Bunyi asli perintah ke tujuh adalah Thou shalt not commit adultery – Jangan berzinah – tetapi dalam The Bible edisi tahun 1631 perintah ini diubah menjadi Thou shalt commit adultery – Berzinahlah. Masyarakat Inggris gempar dan buku yang terlanjur tersebar luas itu mendapat julukan the Wicked Bible. Penerbit dan pencetaknya, Robert Barker dan Martin Lucas, disamping diharuskan segera menarik semua buku itu dan kemudian memusnahkannya, juga dikenakan denda sebesar 3000 poundsterling. Sebuah jumlah yang cukup besar untuk ukuran waktu itu (1984:201).

110

Page 111: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Kesalahan terjemahan yang mengakibatkan kematian penerjemahnya juga terjadi pada awal dekade ke dua abad ke delapan belas, tepatnya tahun 1712. Korbannya kali ini adalah Carlo Guidi, seorang penyair Italia. Ketika itu dia mengerjakan proyek terjemahan Kitab Suci ke dalam bahasa Latin. Setelah pekerjaannya selesai dan hasilnya segera akan diserahkan pada Paus Clement XI, secara tidak sengaja penyair ini menemukan kesalahan pada naskah yang akan diserahkan. Kata sine dalam bahasa Latin yang bermakna ‘tanpa’ telah ditulis sebagai sin yang artinya ‘dosa’. Guidi menganggap kesalahan ini begitu seriusnya sehingga jantungnya tidak kuat menahan guncangan dan dia mati mendadak karenanya. Sebuah kesalahan kecil (atau mungkin juga besar) kembali telah mengambil korbannya!

Kesalahan-kesalahan berikut yang dicatat oleh buku ini tergolong pada kesalahan persepsi para pembaca terhadap Kitab Suci. Seringkali para pembaca mendapat kesan dari penafsirannya sendiri tentang apa yang sebenarnya terjadi dan tentang apa yang ditulis oleh Kitab Suci. Kesalahan persepsi tersebut kadang kala tidak berpengaruh banyak pada esensi isi ayat yang dimaksud, tetapi yang namanya kesalahan tentu saja tetap mengganggu. Apalagi jika kesalahan persepsi tersebut adalah kesalahan persepsi terhadap isi Kitab Suci.

1. Adam dan Hawa makan buah apel di Taman Eden. Buah yang benar-benar dimakan oleh Adam dan Hawa dari Pohon Pengetahuan ternyata tidak pernah dispesifikasi secara khusus oleh The Bible. Dalam kenyataannya banyak ilmuwan dan ahli kitab suci sepakat bahwa buah tersebut adalah bukan apel. Di antara banyak buah yang paling mendekati kemungkinan adalah: anggur, aprikot, dan buah pir. Satu jenis buah lain yang juga dianggap paling mendekati adalah buah ara karena The Bible menyatakan bahwa Adam dan Hawa menggunakan daun pohon ara sebagai bahan pakaian mereka.189

2. Nabi Nuh dikatakan menaikkan binatang berpasangan ke BahteraNya.190 Sebenarnya dalam kitab suci berbahasa Ibrani, Nabi Nuh menaikkan binatang yang tidak haram ke dalam BahteraNya ‘tujuh dan tujuh’ (Lihat Genesis 7:2-3). Hanya binatang yang haram – yaitu binatang yang tidak boleh digunakan dalam upacara persembahan setelah Banjir Besar – yang dinaikkan ‘dua dan dua’. Setelah membaca Kitab Suci secara lebih cermat maka jelas bahwa Kitab Suci memberi penekanan pada binatang yang dinaikkan ke dalam Bahtera ‘tujuh dan tujuh’.191

3. Orang-orang Israel melintasi Laut Merah (Red Sea). Laut yang diseberangi oleh orang-orang Israel yang sedang melarikan diri dari Firaun jelas adalah bukan Laut Merah atau Red Sea seperti yang dikenal sekarang. Dalam Kitab Suci berbahasa Ibrani laut tersebut dinamakan Reed Sea karena memang kata yam suf yang berasal dari bahasa Ibrani

189 Firman Tuhan seperti yang dicatat dalam Kitab Kejadian mengatakan seperti berikut: Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kau makan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati. (2:16-17). Sedangkan ayat yang menunjukkan bagaimana Hawa memakan buah itu menulis seperti berikut: Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagi pula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya. (3:6)190 Kata ‘berpasangan’ menimbulkan konotasi pemikiran sebagai ‘sepasang’ atau ‘dua’. 191 Bandingkan dengan ayat yang tertulis dalam Kitab Kejadian 7:2-3 Dari segala binatang yang tidak haram haruslah kau ambil tujuh pasang, jantan dan betinanya, tetapi dari binatang yang haram satu pasang: jantan dan betinanya; juga dari burung-burung di udara tujuh pasang, jantan dan betina, supaya terpeliharalah hidup keturunannya di seluruh bumi.

111

Page 112: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

dalam bahasa Inggris diterjemahkan sebagai reed. (Penjelasan lebih jauh lihat catatan kaki). Penerjemahan yang salah dan kurang akuratlah yang mengubah Reed Sea menjadi Red Sea. Itulah sebabnya mengapa para ilmuwan dan para ahli kitab suci yakin bahwa laut yang benar-benar diseberangi oleh orang-orang Israel dan kemudian menenggelamkan para serdadu Firaun ketika itu adalah bukan Laut Merah yang dikenal sekarang, tetapi laut yang berlokasi lebih jauh ke utara, lebih mendekat ke arah Mediterania, dimana reeds (sejenis buluh kecil atau alang-alang atau gelagah atau teberau, sebuah istilah yang kemudian digunakan dalam Kitab Suci berbahasa Indonesia) memenuhi perairan tersebut.192 Yang cukup mengherankan adalah perbedaan yang cukup jelas antara Kitab Suci berbahasa Inggris dan Kitab Suci berbahasa Indonesia berkenaan dengan nama laut yang diseberangi oleh orang Israel dan kemudian menenggelamkan tentara Firaun itu. Dalam Kitab Suci berbahasa Indonesia nama laut yang digunakan adalah Laut Teberau

(nama lain yang padanan dan maknanya tidak berbeda jauh adalah Laut Gelagah, Laut Alang-Alang, atau Laut Buluh-Buluh Kecil sebagai padanan kata reed dalam bahasa Inggris) sedangkan dalam Kitab Suci berbahasa Inggris nama laut yang digunakan adalah Red Sea193, yang terjemahan harafiahnya tentu saja haruslah Laut Merah. 4. Nabi Yunus ditelan oleh paus. Kitab Suci pada dasarnya tidak pernah menyatakan bahwa

paus menelan nabi Yunus. Dalam kenyataannya, referensi yang merujuk pada seekor ‘ikan’ menjadikan hal ini, yaitu nabi Yunus ditelan oleh paus, menjadi semakin tidak mungkin terjadi. Paus adalah bukan ikan. Paus adalah mamalia. Ikan dan mamalia tentu saja berbeda.

Kesalahan dalam terjemahan Kitab Suci ada yang berakibat cukup dalam dan jauh. Sebagai contoh adalah ketika Aquila Ponticus pada abad kedua menerjemahkan kata karan dalam bahasa Ibrani yang bermakna cahaya atau sinar tiba-tiba diterjemahkan sebagai keren yang bermakna tanduk. Bisa dibayangkan apa yang terjadi jika kata inilah yang terlihat ada di atas kepala nabi Musa setelah dia memperoleh Sepuluh Perintah Allah? Bukannya kepala nabi Musa diselimuti oleh cahaya terang tanda keilahian, tetapi justru ditumbuhi tanduk! Dan memang itulah yang kemudian terjadi, ketika Michael Angelo, seorang pematung sangat berbakat ketika itu, membuat patung Nabi Musa berdasarkan teks bahasa Yunani yang melakukan kesalahan terjemahan di atas. Nabi Musa digambarkan sebagai orang yang mempunyai dua tanduk di kepalanya. Akibatnya? Gabungan antara kesalahan terjemahan dan pembuatan patung oleh Michael Angelo menyebabkan selama berabad-abad (bahkan 192 Kitab Keluaran berbahasa Indonesia sendiri tidak pernah menyebutkan nama laut Merah melainkan laut Teberau. …pada waktu mereka berkemah di tepi laut, dekat Pi-Harirot di depan Baal-Zeton … (Keluaran 14:9). Sayangnya laut Teberau tidak diketahui dengan pasti dimana lokasinya. Satu-satunya referensi penggunaan nama ini ada dalam Kitab Keluaran 15:4 Kereta Firaun dan pasukannya dibuangNya ke dalam laut; para perwiranya yang pilihan dibenamkan ke dalam Laut Teberau. Pertanyaannya sekarang adalah apakah nama Teberau yang dipilih ini merupakan terjemahan yang tepat dari kata yam suf yang berasal dari bahasa Ibrani? Jika memang tepat lalu apakah teberau yang berarti gelagah atau alang-alang atau buluh-buluh kecil itu memang menjadi nama laut tersebut dan tidak ada nama lain yang disandangnya ketika itu? Peran serta dan jawaban para ahli yang lebih meyakinkan tentu saja sangat ditunggu! 193 Bandingkan dengan Christian Community Bible – Catholic Pastoral Edition (1995), Holly Bible – The Gideons (1979), The Catholic Living Bible (1988). Semua Kitab Suci berbahasa Inggris ini menggunakan nama Red Sea dan bukannya Reed Sea.

112

Page 113: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

mungkin juga sampai sekarang) banyak orang yakin bahwa orang-orang Yahudi mempunyai tanduk.

Begitu juga dengan lukisan Perjamuan Terakhir yang dibuat oleh Leonardo da Vinci. Dalam lukisan ini, yang pada dasarnya menggambarkan perayaan Paskah orang Yahudi, digambarkan bagaimana murid-murid Yesus duduk tegak di depan meja makan. Sebagai mana seorang ahli sejarah menunjukkan dalam sebuah surat pembaca yang dikirim dan kemudian dipublikasikan oleh majalah Time pada tahun 1981, sikap duduk seperti ini ternyata tidak benar berdasarkan kajian sejarah.

Orang Yahudi pada perjamuan Paskah seperti ini, yang dimaksudkan untuk memperingati kebebasan mereka dari perbudakan di Mesir, akan duduk dalam sebuah posisi agak menyandar atau berbaring ke arah kiri baik selama perjamuan maupun ketika makan untuk menunjukkan kebebasan mereka dari perbudakan.

Para pelukis lainnya juga membuat kesalahan yang sama, seperti menggambarkan penggunaan roti kadet atau rolls dan bukannya roti tak beragi atau matzoh (roti kadet beragi dilarang digunakan selama perjamuan Paskah orang Yahudi). Yang lebih konyol lagi adalah ketika seorang pelukis Perancis melukiskan Perjamuan Terakhir ini lengkap dengan peralatan makan dan pemantik api untuk menyalakan cerutu.194

Lalu bagaimana jika dalam Kitab Suci juga ada kesalahan fatal, khususnya kesalahan pada masalah yang menyangkut Keselamatan Abadi, umpamanya? Apakah kesalahan ini (jika memang ada) tidak menyebabkan usaha banyak orang untuk mengikuti perintah Tuhan guna memperoleh jaminan Keselamatan Abadi menjadi sia-sia, atau bahkan salah, karena adanya kesalahan tersebut?

Kesalahan terjemahan memang bisa saja terjadi, sebagai mana telah banyak ditunjukkan sejauh ini. Tetapi tampaknya kesalahan tersebut tidaklah terjadi begitu buruknya, sehingga seluruh bagian Kitab Suci, termasuk yang berhubungan dengan masalah Keselamatan Abadi, terkontaminasi oleh kesalahan-kesalahan fatal. Kesalahan memang ada, tetapi yakinlah kesalahan itu terlalu kecil sehingga bisa mengubah sama sekali arah ajaran keselamatan yang disampaikan Yesus!

Referensi tentang Keselamatan Abadi dalam Kitab Suci

Kitab Suci bertaburan dengan kesaksian, kisah, dan ajaranYang harus diikuti jika seseorang ingin memperoleh keselamatan!

Hanya dengan mengamalkan ajaran dan keteladanan YesusSeseorang mempunyai harapan untuk merasakan abadinya keselamatan!

Keselamatan Abadi adalah tujuan utama setiap umat Kristiani. Ini tidak perlu diperdebatkan lagi. Setiap umat Kristiani pasti menginginkan berkat, karunia dan rahmat dari Bapa Yang Maha Pengasih agar dalam kehidupan abadi mereka dapat duduk bersanding disisi Bapa di Sorga. Tetapi keinginan saja tidak cukup. Adalah Yesus sendiri yang menyiratkan hal ini. Ada banyak persyaratan yang harus dipenuhi oleh seseorang agar dia layak memperoleh Keselamatan Abadi.

Persyaratan yang dimaksud tentu saja adalah ajaran dan keteladanan Yesus. Sebagai mana telah difirmankan bahwa Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, supaya semua orang menghormati 194 Kebebasan berkarya dan berekspresi (termasuk bagi para pelukis dalam dunia seni lukis) tentu saja diperkenankan, tetapi pembelokan kejadian sebenarnya, apalagi jika hal itu dilakukan karena ketidaktahuan atau karena kesalahan sumber, tentu saja amat sangat mengganggu.

113

Page 114: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Anak sama seperti mereka menghormati Bapa, maka jelas bahwa Yesuslah yang akan memberikan penghakiman terakhir sebagai ajang penilaian siapa saja yang layak masuk ke Kerajaan Sorga atau tidak. Karenanya adalah tidak salah jika setiap umat Kristiani (mau, berkenan dan bahkan harus) memberikan perhatian penuh, mencoba memahami, dan kemudian yang lebih penting lagi adalah mencoba mengimplementasikan hal-hal apa saja yang akan digunakan sebagai ukuran oleh Yesus dalam penghakiman terakhir yang sekaligus merupakan ajang penentuan apakah seseorang beroleh Keselamatan Abadi atau tidak. Gagal memperhatikan, tidak berhasil memahami, apalagi kemudian dengan sengaja tidak melaksanakan ajaran dan keteladanan tersebut maka hukuman abadilah yang menanti, dimana kertak gigi dan ratapan penderitaan akan terdengar tak berkesudahan sepanjang masa!

Meskipun beberapa ajaran, keteladanan dan persyaratan pokok dari Yesus telah dibicarakan, bahkan mungkin telah berulang-ulang dibicarakan dalam bab-bab sebelumnya, tetapi mengingat pentingnya masalah ini, maka beberapa ajaran, keteladanan dan persyaratan pokok tersebut akan diulang sekali lagi disini. Jika pemaparan satu kali saja tidak cukup mengetuk hati banyak orang, mungkin pemaparan dua kali dapat mengetuk banyak hati untuk bertobat. Jika pemaparan dua kali juga masih kurang, mungkin diperlukan pemaparan yang ketiga kalinya! Jika pemaparan yang ketiga juga masih dirasa kurang untuk menggetarkan sanubari terdalam anak manusia, pemaparan yang keempat bolehlah dilakukan! Pokoknya, semua persyaratan ini harus benar-benar disampaikan dan disampaikan benar-benar mengingat konsekwensinya benar-benar menyakitkan jika gagal dijalankan secara murni, teguh dan konsekwen!

Inilah salah satu kisah yang oleh Yesus jelas akan digunakan sebagai tolok ukur penghakiman terakhir sebelum seseorang diputuskan boleh menerima Keselamatan Abadi ataukah menerima Hukuman Abadi. Yesus dengan keahliannya sebagai seorang pencerita ulung menjelaskan apa yang akan terjadi pada orang yang tidak mau mengimplementasikan Cinta Kasih kepada sesama.195

Ketika itu, dalam Penghakiman Terakhir kepada orang-orang benar yang menjalankan Cinta Kasih pada sesama ketika mereka hidup di dunia, Yesus yang telah ada di surga berkata Mari, hai kamu yang diberkati oleh BapaKu, terimalah Kerajaan (Surga) yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan, ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum, ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan, ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian, ketika Aku sakit, kamu melawat Aku, ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. Tentu saja orang-orang benar ini, yang meskipun telah melaksanakan perintah Yesus untuk mengasihi sesama manusia ketika mereka masih hidup di dunia, merasa heran. Memberi makan orang lapar memang telah mereka lakukan, tetapi memberi makan Yesus? Mereka yakin mereka tidak pernah memberi makan Yesus. Memberi minum orang yang haus memang telah mereka lakukan, tetapi memberi minum Yesus? Inilah yang belum pernah mereka lakukan. Memberi tumpangan pada orang asing, pada orang yang tidak mempunyai tempat untuk berteduh, memang telah mereka lakukan. Tetapi memberi tumpangan pada Yesus? Tampaknya belum! Apakah karena mereka mempunyai patung Yesus di rumah mereka lalu dikatakan telah memberi tumpangan pada Yesus? Mereka tidak yakin ini. Kemudian menyumbang pakaian bekas layak pakai memang telah mereka lakukan. Tetapi memberikan pakaian bekas layak pakai tersebut pada Yesus? Rasanya mereka tidak pernah dan juga tidak berani. Kalau seandainya Yesus benar-benar memerlukan pakaian, mereka pasti akan serta merta 195 Matius 25:31-46. Kisah ini telah digunakan sebagai contoh dalam Bab III. Kisah ini digunakan kembali dalam bab ini mengingat pentingnya persyaratan dalam kisah ini agar seseorang dapat memperoleh Keselamatan Abadi.

114

Page 115: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

memberikan, tetapi mungkin bukan pakaian bekas layak pakai melainkan pakaian yang benar-benar baru. Juga masalah sakit dan berada dalam penjara. Kapan Yesus sakit dan kapan Dia masuk ke penjara? Mereka tidak pernah mengunjungi Yesus yang sedang sakit apalagi menjenguknya ketika berada di penjara.

Orang-orang benar yang jujur ketika hidup di dunia ini ternyata juga tetap jujur meskipun telah berada di ambang pintu Surga dan bahkan telah diundang untuk masuk ke dalamnya. Memang begitulah orang jujur! Dimana saja, kapan saja, apapun situasinya, mereka akan tetap jujur. Dengan penuh kejujuran mereka mencoba bertanya untuk mengklarifikasi kata-kata Yesus. Mereka bukan orang yang mau begitu saja mengakui, bahkan hal-hal yang baik sekalipun, bila hal-hal baik tersebut memang belum pernah dilakukan oleh mereka. Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamana kami melihat Engkau sebagai orang asing dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau?

Keteladanan untuk terus menerus tetap teguh bersikap jujur seperti yang ditunjukkan oleh orang-orang yang mendapat berkat dan perkenan Tuhan karena melaksanakan ajaran Cinta Kasih ini hendaknya merupakan contoh dan keleladanan yang harus terus menerus ditiru oleh semua orang yang masih hidup. Kejujuran yang disampaikan dalam kisah ini adalah keteladanan bagi semua orang untuk selalu bersikap jujur kapan saja, dimana saja, dan apapun situasinya. Benar-benar jujur dan jujur benar-benar dapat dijadikan motto semua umat Kristiani dalam hal ini!

Apa jawaban Yesus untuk orang-orang yang jujur ini? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina (di dunia) ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.

Sebuah jawaban yang sangat gamblang, jelas, tidak perlu ditafsirkan macam-macam, dan sekaligus merupakan jawaban yang amat sangat mengejutkan, yang amat sangat revolusioner. Yesus menyamakan dirinya sebagai manusia yang paling hina di dunia. Manusia yang tidak mampu makan cukup – manusia yang kelaparan, manusia yang tidak mampu menyediakan air ketika kehausan, manusia yang tidak mempunyai tempat berlindung ketika hujan dan panas mendera tubuh mereka, manusia yang tidak mampu membeli pakaian untuk menutupi tubuhnya, manusia yang harus tergolek di tempat tidur karena sakit, manusia yang harus menjalani sebagian hidupnya di penjara baik karena kejahatannya sendiri maupun karena difitnah lawan-lawannya, pokoknya semua jenis manusia hina dan yang paling dina di dunia adalah identik dengan Yesus. Lalu bagaimana mungkin ada orang berani mengatakan dan mengklaim bahwa dirinya telah menjalankan ajaran Yesus tentang mengasihi sesama, jika pada orang-orang semacam ini, orang-orang yang paling hina, orang-orang yang paling dina, orang tersebut sama sekali tidak melakukan apa-apa?

Apakah Yesus memperhatikan konsep Kasih Sayang dan konsep Cinta Kasih yang ada dalam hati manusia, yang ada dalam pikiran manusia, yang ada dalam tekad manusia? Sama sekali tidak! Dalam hal ajaran Cinta Kasih, Yesus sama sekali tidak memperhatikan konsep-konsep itu! Yesus tidak memperhatikan apa yang dalam hati manusia, apa yang ada dalam pikiran manusia, apa yang ada dalam tekad manusia. Mengapa? Karena itu sama sekali tidak cukup. Yang Yesus perlukan adalah tindakan. Yang Yesus perlukan adalah karya. Yang Yesus perlukan adalah perbuatan. Perbuatan pada sesama yang paling hinalah yang dijadikan pusat perhatian oleh Yesus dan sekaligus dijadikan tolok ukur penilaian olehNya.

Pertanyaannya sekarang sudahkah masing-masing orang melakukan hal ini, mencurahkan Cinta Kasih pada sesama yang paling hina? Bukan melakukan secara demonstratif, bukan melakukan secara temporer, melainkan melakukan secara terus menerus

115

Page 116: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

karena dilandasi oleh perintah Yesus? Juga apakah yang akan terjadi jika tiba masanya kelak seseorang harus menghadap Yesus dan Yesus menanyakan hal yang sama seperti yang ditanyakan pada kelompok orang yang kedua, kelompok orang yang ketika hidup di dunia tidak melaksanakan ajarah Kasih Sayang Tuhan? Apa jawab mereka? Mari kita lihat bagaimana Tuhan bertanya pada kelompok tersebut!

Enyahlah dari hadapanKu, hai kamu orang-orang terkutuk … enyahlah … ke dalam api yang kekal yang telah disediakan untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan, ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum, ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan, ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi aku pakaian, ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat aku.

Sama seperti kelompok yang pertama tadi, kelompok kedua ini pun balik bertanya. Cuma kalau kelompok pertama tadi bertanya karena mereka tidak merasa melakukan hal-hal yang dijadikan dasar pemberian karunia masuk ke Surga, sedangkan kelompok kedua bertanya karena merasa tidak melakukan hal-hal yang telah dijadikan dasar penetapan hukuman bagi mereka. Kedua kelompok ini pada dasarnya mendapatkan sesuatu berdasarkan kriteria yang persis sama kecuali hasilnya yang berbeda. Kelompok yang satu mendapat karunia dan kelompok yang lain memperoleh siksa. Kelompok yang pertama berhak ke Rumah Bapa, sedangkan kelompok yang kedua berhak ke Neraka. Kelompok yang pertama memperoleh Keselamatan Abadi seperti yang dijanjikan, sedangkan kelompok yang kedua memperoleh Hukuman Abadi seperti yang juga telah dijanjikan.

Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau?

Dan apa jawab Tuhan pada kelompok kedua ini? Persis sama seperti jawaban yang diberikan pada kelompok pertama tadi.

Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.

Kisah ini benar-benar kisah yang luar biasa. Ajaran ini benar-benar ajaran yang bukan kepalang dahsyatnya. Dan pada saat yang sama kisah dalam ajaran dan ajaran dalam kisah ini begitu jelas dan begitu gamblangnya sehingga bahkan orang yang paling tidak cerdas sekalipun pasti dapat menangkap dan memahami maknanya. Cinta Kasih dan Kasih Sayang pada sesama, seperti yang diajarkan oleh Yesus, haruslah diimplementasikan, haruslah dilakukan, haruslah diwujudkan dengan tindakan nyata pada orang-orang yang paling hina dina di antara kita, karena mereka semua tidak ada bedanya dengan Yesus sendiri. Yesus adalah mereka dan mereka adalah Yesus. Mereka yang hina dina adalah Yesus dan Yesus adalah mereka yang hina dina. Kasih Sayang dan Cinta Kasih yang tidak ditujukan pada mereka yang hina dina berarti juga tidak ditujukan pada Yesus; dan Cinta Kasih atau Kasih Sayang yang hendak ditujukan pada Yesus haruslah pertama-tama ditujukan pada mereka yang hina dina, karena merekalah perwujudan Yesus di dunia sekarang ini! Jelas, gamblang, terang, dan tidak perlu ditafsirkan macam-macam!

Tetapi yang benar-benar mengherankan dan sulit dicerna oleh akal sehat adalah ternyata tidak banyak dari kita, orang yang mendambakan surga sebagai pelabuhan terakhir, orang yang mendambakan untuk duduk disisi Bapa, orang yang mendambakan berkat dan karunia Yesus karena mengikuti ajaran dan keteladananya ini, orang yang mendambakan Keselamatan Abadi, yang mau melakukan perintah dan ajaran ini.

Ironis memang tetapi itulah kenyataannya. Mencengangkan memang, tetapi itulah faktanya. Konyol memang tetapi itulah yang dilakukan hampir oleh semua orang, termasuk saya.

116

Page 117: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Saya sendiri kadangkala heran, mengapa saya tidak mempunyai cukup keberanian untuk melaksanakan ajaran yang sangat jelas ini? Mengapa selalu ada saja faktor penghambatnya? Mengapa selalu saja ada keraguan untuk secara total memberikan yang terbaik pada kelompok orang-orang paling hina dalam masyarakat yang sebenarnya adalah Yesus sendiri? Apakah saya tidak cukup mencintai Yesus, atau apakah jaminan untuk memperoleh karunia Surga dan Keselamatan Abadi tidak cukup berarti untuk diperjuangkan di dunia ini? Inilah persoalan yang bahkan saya sendiri pun tidak tahu jawabnya, tidak mampu menjawabnya!

Ya Tuhan semoga Engkau berkenan terus menerus memberikan kekuatan dan keberanian pada jiwaku, pada hatiku, pada pikiranku, untuk berbuat seperti yang Engkau ajarkan! Kalau hari ini aku gagal dan tidak mau melakukan perbuatan seperti yang Engkau ajarkan, berilah aku keberanian untuk melakukannya esok hari. Kalau esok hari aku masih tidak cukup berani untuk melakukan perintahMu, semoga Engkau tetap berkenan memberikan dorongan padaku agar berani melakukannya esok lusa.

Salah satu persyaratan untuk memperoleh Keselamatan Abadi ini sebenarnya terlalu amat sangat jelas sehingga kemungkinan seseorang tidak mau melakukannya semata-mata karena perintah dan persyaratannya tidak jelas, jelas dapat diabaikan. Atau dengan kata lain pasti ada faktor lain yang menyebabkan tidak banyak orang mau mengikuti dan melaksanakan persyaratan ini sementara keinginan mereka untuk memperoleh Keselamatan Abadi begitu menggebu-gebunya!

Berikutnya, yang juga boleh dianggap sebagai salah satu persyaratan lain untuk memperoleh Keselamatan Abadi, ternyata disampaikan dengan keras oleh Yesus seperti yang dicatat dalam Lukas 6:24. Yesus ketika itu berkata: Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburan. Kata-kata yang keras ini diulangnya kembali dalam kisah tentang orang kaya dan Lazarus yang miskin.196 Kisah ini telah digunakan dalam bab sebelumnya untuk menunjukkan bagaimana orang kaya masuk ke tempat penghukuman sementara orang miskin masuk ke tempat penghiburan. Memang bukan semata-mata karena kaya lalu masuk neraka, dan bukan semata-mata karena miskin lalu masuk ke kerajaan Sorga. Memang bukan seperti itu, karena tentunya ada juga orang yang miskin di dunia tetapi dia masuk ke tempat penghukuman, dan ada orang yang kaya di dunia tetapi dia masuk ke kerajaan Sorga. Hanya saja dalam kisah ini jelas disampaikan bahwa si orang kaya (bukan semua orang kaya) masuk ke tempat penghukuman, dan si orang miskin (tidak semua orang miskin) masuk ke tempat penghiburan.

Dalam kisah ini diceritakan ketika si Orang Kaya akhirnya menyadari bahwa siapa saja yang hidupnya enak di dunia dan tidak perduli pada sesamanya yang hidup menderita maka hukumannya adalah menetap permanen di neraka, maka dia memohon dengan sangat pada Abraham, setelah gagal memperoleh pengampunan bagi dirinya sendiri, agar berkenan menyuruh seseorang untuk memperingati secara bersungguh-sungguh orang tua dan saudara-saudaranya yang masih hidup di dunia tentang hal ini. Orang kaya ini memohon pada Abraham karena dilihatnya Lazarus yang terlunta-lunta dan menderita di depan pintu rumahnya ketika masih hidup di dunia dulu, sekarang duduk dengan segala kemuliaannya di pangkuan Abraham. Apa jawab Abraham ketika itu? Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi, baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. Orang kaya itu yang mengetahui bahwa mereka (orang tua dan saudara-saudaranya) pasti akan mengabaikan kesaksian itu, seperti dia telah mengabaikannya selama ini, bersikeras mendesak Abraham Tidak, bapa Abraham (mereka pasti telah mengabaikan kesaksian itu) tetapi jika ada seseorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, (mungkin) mereka akan bertobat. Dan apa 196 Lihat kembali Lukas 16:19-31. Kisah dan contoh ini telah digunakan dalam Bab V tentang Orang Kaya dan Orang Miskin.

117

Page 118: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

jawab Abraham? Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.

Apakah banyak orang mau menjadi seperti si orang kaya dan keluarganya itu? Baru menyadari semuanya setelah mati dan setelah semuanya terlambat? Ketika itu bukankah hukuman abadi sudah menanti dan segera dilaksanakan, sedangkan keluarga dan kerabat yang masih hidup di dunia terus bersikap seperti orang bodoh dengan mengabaikan semua kesaksian para nabi?

Kita manusia modern tidak hanya mempunyai kesaksian para nabi dalam kitab suci, tetapi juga kesaksian dari Yesus, dari murid-muridnya, dan bahkan juga kesaksian dari sesama yang telah lebih dulu meninggal dunia. Lalu masihkah kita akan terus bertegar hati untuk terus menerus bertindak bodoh agar tiket ke neraka untuk kita semakin pasti akan segera dicetak dan diberikan? Tentunya tidak, bukan? Kalau memang tidak seperti itu, mari kita laksanakan dengan seksama semua ajaran dan perintah Tuhan!

Sementara itu Yohanes Pemandi, yang memang datang lebih dulu ke dunia untuk mempersiapkan jalan bagi Yesus, juga mengajarkan hal yang sama. Orang-orang yang datang kepadanya untuk dipermandikan banyak yang bertanya karena sebelumnya Yohanes berbicara sangat keras dan pedas pada mereka. Jika demikian, apakah yang harus kami perbuat? Jawab Yohanes ketika itu Barangsiapa mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah ia berbuat juga demikian.197 Yang memiliki berlebih lebih harus mau membantu yang kekurangan, yang kaya hendaknya membantu yang miskin, sebab jika tidak maka kapak (yang) sudah tersedia pada akar pohon (akan segera digunakan) dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, akan ditebang dan dibuang ke dalam api. Jika si kaya adalah batang pohon, maka buah pohon adalah perbuatan baik si kaya yang berkenan membantu si miskin. Jika buah ini tak kunjung hadir, maka tidak ada pilihan lain, pohon akan ditebang dan dicampakkan ke dalam api hukuman abadi. Tidak ada alternatif lain, tidak ada pilihan lain! Perintah dan ajaran Tuhan sangat tegas dalam hal ini!

Nasehat yang diberikan oleh Yohanes pada para pemungut cukai dan para prajurit yang ingin dibaptis juga menarik untuk disimak. Dua profesi ini ada padanannya untuk masa sekarang, meskipun untuk yang pertama tidak persis sama, karena pada dasarnya seorang pemungut pajak masa kini tidak dapat menentukan besar kecilnya pajak. Negaralah yang mengatur besar kecilnya pajak berdasarkan undang-undang. Tetapi yang namanya manusia, tetap saja ada celah yang bisa digunakan untuk berbuat tidak benar.

Untuk para prajurit Yohanes memberi nasehat seperti berikut: Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu. Nasehat ini tentu saja dapat dijadikan pedoman oleh semua orang yang profesinya dihargai dengan gaji tetap. Merampas mungkin sudah jarang dilakukan oleh orang-orang yang bergaji tetap di masa modern ini, tetapi memeras rasanya masih sering dilakukan oleh mereka. Tindakan memeras muncul (termasuk di dalamnya adalah tindakan korupsi yang artinya memeras negara), baik secara berterang atau terselubung, disebabkan karena mereka tidak mau mencukupkan diri dengan gaji yang diterima. Korupsi akan hilang dengan sendirinya jika semua orang (khususnya mereka yang bekerja pada pemerintah dengan gaji tetap) mau mencukupkan diri dengan gaji yang menjadi hak mereka! Kalau tidak, ya itu tadi, tindakan memeras negara alias mengkorupsi uang rakyat meraja lela dimana-mana!

Untuk pemungut cukai Yohanes memberi nasehat seperti berikut: Janganlah menagih lebih banyak dari pada yang telah ditentukan bagimu. Untuk masa itu, nasehat ini penting karena pemungut cukai mempunyai kekuasaan untuk memaksa seseorang membayar pajak 197 Lihat Lukas 3:1-20

118

Page 119: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

lebih dari yang ditentukan. Kelebihannya masuk ke kantong si penagih pajak. Sebagai akibatnya wajib pajak menderita secara langsung. Tetapi untuk masa sekarang, ada pergeseran fokus dan modus. Si pemungut pajak tidak bisa menaikkan setoran pajak bagi negara karena besarnya pajak telah ditentukan oleh undang-undang. Yang bisa dilakukan sekarang, dan yang memang banyak dilakukan oleh para petugas pajak dewasa ini, adalah bersekongkol ‘menurunkan’ atau menggelapkan pajak. Pajak yang telah ditentukan oleh negara dapat diturunkan menjadi hanya separuh umpamanya, dengan catatan yang seperempat masuk ke kantong pemungut pajak, baru yang seperempatnya lagi disetor ke kas negara.

Dari segi kepentingan wajib pajak, perilaku korup seperti ini sebenarnya menguntungkan mereka. Mengapa? Karena mereka hanya perlu membayar separuh dari jumlah yang seharusnya wajib dibayarkan. Tetapi dari segi moral, etika, kejujuran, budi pekerti, dan semua sifat baik lainnya seperti yang diajarkan oleh Yesus, kondisi semacam ini tentu saja tak kalah brengsek dan bobroknya. Pendapatan negara menyusut, pelayanan sosial pada masyarakat berkurang, sementara kantong para pemungut cukai dan pelaku bisnis bengkoklah yang semakin menggelembug.

Ternyata pajak yang dinaikkan dari yang semestinya, maupun yang diturunkan dari yang seharusnya, sama-sama dosa buahnya. Semoga para pemungut cukai masa kini yang adalah pegawai pemerintah sempat membaca bagian yang ini sehingga menghentikan tindakan penuh dosa itu, dan semoga pula para pebisnis tergerak hatinya untuk tidak membantu orang lain menambah dosa mereka. Dosa yang sudah ada sudah cukup banyak, lalu bagaimana jika anda beramai-ramai membantu menaikkan jumlahnya? Semakin konyol, bukan? Keselamatan Abadi semakin menjauh sementara Hukuman Abadi semakin dekat menggantung di atas kepala! Jangan biarkan kesenangan sesaat di dunia di tukar dengan Hukuman Abadi di alam sana yang terus berlangsung tak berkesudahan!

Kisah lain yang digunakan Yesus untuk menunjukkan jalan memperoleh Keselamatan Abadi adalah kisah seperti yang ada dalam catatan kesaksian yang ditulis oleh Matius. Maksud Yesus menyampaikan kisah seperti ini tentu saja untuk lebih memperjelas ajaran dan perintah penting lainnya yang sejauh ini telah disampaikanNya.

Dalam kisah ini Bapa pemilik Kerajaan Sorga oleh Yesus diibaratkan sebagai seorang Raja. Suatu hari Raja ingin mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Dihadapkanlah kehadapan sang Raja seorang hamba yang mempunyai hutang sebanyak 10 ribu talenta198, sebuah jumlah yang bukan main besarnya ketika itu. Karena hamba ini gagal melunasi hutang, Raja memutuskan untuk menjual semua harta milik si hamba, termasuk anak-anak dan istrinya, agar uang hasil penjualan dapat digunakan untuk melunasi hutang. Untunglah permohonannya agar sang Raja berkenan menjadwalkan kembali hutang-hutangnya bukan saja diluluskan tetapi Raja yang sangat tergerak hatinya juga berkenan memberi ampun dan semua hutangnya dengan ini dihapuskan.199

Tetapi hamba yang mendapat karunia begitu besar ini ternyata bukan saja kurang ajar, tidak tahu diri, tidak tahu berterima kasih, tetapi kejamnya juga tidak main-main. Dia yang baru saja dibebaskan dari hutang yang sangat besar oleh sang Raja, ternyata ketika berjumpa dengan temannya yang hanya mempunyai hutang sebesar seratus dinar (sebuah jumlah yang 198 Catatan kaki Kitab Suci Perjanjian Baru yang diterbitkan oleh Dirjen Bimas Katolik tahun 1978/1979 (p.65) menyatakan bahwa jumlah hutang sebesar itu (mungkin) dengan sengaja dibesar-besarkan. Gaya bahasa seperti ini di dalam karya sastra dikenal sebagai gaya hyperbole – a figure of speech that uses exaggeration or overstatement for effect. (Untuk contoh penggunaan hyperbole lihat Daniel, 1980:779) 199 Menunjukkan betapa Bapa Yang Maha Kasih memang penuh kasih. Kesalahan dan dosa dihapuskan begitu saja! Berbahagialah manusia yang mendapat karunia begitu besar!

119

Page 120: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

amat sangat kecil dibandingkan dengan jumlah hutangnya pada Raja), bukan saja dia menagih dengan keras tetapi bahkan juga memenjarakan sang teman ketika sang teman gagal membayar hutang. Permintaan sang teman yang disampaikan dengan bersujud agar dia mau menjadwalkan kembali pembayaran hutang yang sangat kecil itu ternyata tidak digubrisnya. Kurang ajar tidak orang yang satu ini? Baru saja dia dibebaskan dari hutang yang besar, eh temannya yang berhutang sangat kecil malah dipenjarakan!200 Baru saja dia mendapat pengampunan besar, eh memberi pengampunan kecil saja dia tidak mau!201

Pegawai istana yang melihat prilaku yang benar-benar tidak terpuji ini tentu saja ikut berang. Mereka melaporkan peristiwa ini pada Raja. Raja yang tidak kalah berangnya mendengar laporan semacam ini segera menurunkah titah untuk menangkap orang yang jahat dan tidak tahu diri itu. Kemudian setelah orang itu dihadapkan, dengan murka sang Raja berkata: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? Kemudian seperti dicatat oleh Matius sang Raja menyerahkan orang itu pada algojo-algojo istana sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. Maka Bapaku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.

Bapa yang di sorga akan melakukan hal yang sama pada seseorang berdasarkan perbuatan orang itu pada sesamanya. Inilah perintah Tuhan, inilah hukum Tuhan yang tidak bisa ditawar-tawar. Seseorang jangan mimpi akan mendapatkan maaf dari Tuhan meskipun dia berdoa sampai jungkir balik selama sebulan penuh umpamanya, jika orang ini tidak bersedia memaafkan kesalahan sesamanya! Maafkan dulu orang lain, baru ada harapan mendapatkan maaf Tuhan. Selain dari itu maka tidak ada harapan sama sekali!

Tetapi sama seperti perintah Yesus lainnya yang sangat sederhana, gamblang, dan jelas, perintah inipun ternyata amat sangat sulit dilaksanakan. Seperti yang dikatakan oleh puisi yang ditulis pada bagian awal bab ini, memberi maaf orang yang dikasihi, orang yang dicintai, meskipun kadang-kadang sulit tetapi masih bisa dilakukan. Tetapi memaafkan orang yang dibenci, memberi ampun orang yang benar-benar sama sekali tidak disenangi? Sulitnya mungkin tidak kalah dengan sulitnya seekor onta masuk ke lubang jarum!

Tiga contoh dari tiga kisah ini terlalu amat sangat jelas untuk tidak dimengerti oleh setiap umat Kristiani. Persyaratan untuk memperoleh Keselamatan Abadi benar-benar gamblang dan jelas, sehingga jika ada banyak orang yang nanti terbukti tidak memperoleh Keselamatan Abadi maka pastilah bukan karena orang itu tidak memahami perintah dan persyaratannya, tetapi karena orang itu tidak mau menjalankan dan mengimplementasikan perintah tersebut.

Di samping ketiga contoh yang telah dikutip ulang ini, tentu saja masih ada banyak perikop-perikop lainnya dalam Kitab Suci yang mewartakan hal yang sama. Ucapan Bahagia Yesus seperti yang dicatat oleh Matius 5:1-12 jelas menunjukkan hal yang sama. Berbahagialah mereka yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga; Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan; Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah; Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah; Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga; Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan

200 Bagaimana jika gambaran si hamba yang kurang ajar dan tidak tahu diri ini adalah gambaran diri pribadi kita semua?201 Inilah potret sebagian besar manusia dunia. Suka diampuni tetapi tidak suka mengampuni! Suka menerima tetapi tidak suka memberi!

120

Page 121: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

kepadamu difitnahkan segala yang jahat, bersuka citalah dan bergembiralah, karena upahmu besar di Sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.

Orang yang empunya Kerajaan Sorga pasti juga memperoleh Keselamatan Abadi, dan seperti yang dikatakan oleh Yesus orang yang empunya kerajaan Sorga itu adalah orang yang miskin di hadapan Allah. Pertanyaannya sekarang apakah orang yang miskin dihadapan Allah sama dengan orang yang miskin dihadapan manusia? Sebagai perbandingan dapat dilihat apa yang ditulis oleh Lukas untuk hal yang sama: Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. Lukas tidak menambahkan kata dihadapan Allah dalam kesaksiannya. Apa makna ini semua? Apakah ini dapat dimaknakan bahwa yang dimaksud dengan orang miskin disini adalah orang yang miskin dihadapan Allah dan sekaligus orang yang miskin dihadapan manusia? Jika ya, tampaknya kriteria miskin secara umumlah yang boleh digunakan disini! Salah satu bagian puisi singkat yang digunakan dalam Bab V mungkin dapat dijadikan acuan untuk memperjelas masalah ini: Hanya saja jika karena ini lalu berpraduga bahwa masalah miskin dan kaya tak ada hubungannya dengan harta pastilah si penganggap salah duga – salah terka!

Ucapan bahagia berikutnya ditujukan pada orang yang bermurah hati. Memang tidak disebutkan secara eksplisit bahwa orang yang bermurah hati akan masuk ke Kerajaan Sorga dan menerima Keselamatan Abadi, tetapi karena ada janji bahwa orang yang bermurah hati juga akan beroleh kemurahan hati dari Tuhan, maka dapatlah dipastikan bahwa Keselamatan Abadi berada di tangan mereka. Bagaimana mungkin orang yang tidak memperoleh kemurahan hati Tuhan dapat memperoleh Keselamatan Abadi? Keselamatan Abadi adalah Karunia dari Tuhan Yang Maha Kasih pada setiap orang mau dengan setia dan teguh melaksanakan perintah yang disampaikan melalui PutraNya terkasih, yaitu Yesus Kristus.

Untuk orang yang suci hatinya, ucapan bahagia juga disampaikan karena mereka akan melihat Allah. Hanya mereka yang memperoleh Keselamatan Abadi yang akan melihat Allah. Atau dengan kata lain beruntunglah mereka yang hatinya suci karena Allah berkenan padanya dengan memberikan Keselamatan Abadi sehingga mereka bisa melihat Allah sepanjang waktu di Kerajaan Sorga.

Untuk orang yang membawa damai, Keselamatan Abadi tampaknya juga sudah di tangan. Mengapa? Karena orang-orang yang membawa damai akan disebut anak-anak Allah, dan anak-anak Allah pastilah orang-orang yang telah memperoleh Keselamatan Abadi.

Orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran juga harus merasa berbahagia karena Keselamatan Abadi menjadi milik mereka. Hanya orang yang mendapatkan Keselamatan Abadi saja yang akan menjadi penghuni abadi Kerajaan Sorga.

Bagian lain dalam kesaksian Matius juga menunjukkan bagaimana cara memperoleh Keselamatan Abadi. Masih ingat pernyataan Yesus bahwa Dialah yang memperoleh kuasa dari Bapa Yang Maha Kuasa untuk menjadi Hakim dalam Penghakiman Terakhir? Dalam Penghakiman Terakhir nanti maka Yesus akan memperlakukan kriteria berikut ini: Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan BapaKu yang di sorga. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan BapaKu yang di Sorga.202

Yang dimaksud dengan mengakui Yesus di depan manusia tentu saja salah jika hanya diartikan mengakui Yesus dengan bibir dan lidah saja. Yang dimaksud dengan mengakui Yesus disini, seperti yang telah ditunjukkan oleh tiga kisah dalam bab ini, adalah mengakui Yesus dengan melakukan perbuatan nyata, menunjukkan ajaran Kasih Sayang pada sesama secara nyata dan secara berkesinambungan tidak berkesudahan!203

202 Lihat Matius 10:16-33203 Bandingkan pernyataan ini dengan apa yang pernah disampaikan oleh Bingcu, yang juga dianggap sebagai Nabi, ketika beliau menjawab pertanyaan muridnya: Dalam suatu hal kalau

121

Page 122: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Memang tidak mudah memperoleh Keselamatan Abadi, tetapi jalan untuk memperolehnya telah ditunjukkan dengan gamblang oleh Yesus. Memang tidak mudah memperoleh tiket Keselamatan Abadi, tetapi cara untuk mendapatkannya telah disampaikan dengan jelas oleh Yesus. Memang tidak mudah mencatatkan nama dalam daftar Keselamatan Abadi Allah, tetapi bagaimana cara agar nama kita terdaftar telah disampaikan secara rinci oleh Yesus. Jadi, jika nanti sebagian besar umat Kristiani tidak memperoleh Keselamatan Abadi, tidak mendapatkan tiket Keselamatan Abadi, atau tidak tercatat namanya dalam daftar Keselamatan Abadi maka pastilah hal itu disebabkan karena mereka tidak mau mengikuti jalan yang telah ditunjukkan oleh Yesus dan bukannya karena jalan untuk kesana tidak jelas atau tidak diketahui.

Akhirnya, sebagai penutup bab ini mungkin sebuah sonnet204 (The Holy Sonnet XIV) yang ditulis oleh John Donne (1572-1631), yang adalah seorang pendeta Anglican, dapat dijadikan renungan.

Holy Sonnet XIV Batter my heart, three personed God, for youAs yet but knock, breathe, shine, and seek to mend;That I may rise and stand, o’erthrow me, and bendYour force, to break, blow, burn, and make me new.I, like an unsurped town, to another due,Labor to admit you, but oh, to no end,Reason, your viceroy in me, me should defend,But is captived, and proves weak or untrue,Yet dearly I love you, and would be loved fain,But am betrothed unto your enemy:Divorce me, untie, or break that knot again,Take me to you, imprison me, for IExcept you enthrall me, never shalt be free,Nor ever chaste, except you ravish me.205

Bab IX Tentang Maut dan KematianTri Budhi Sastrio

Maut dan kematian adalah rahasia alam, rahasia Tuhan!Tak ada yang tahu kapan datang dan bila akan menjemput!

orang tidak mempertimbangkan pokoknya, tetapi hanya menonjolkan bagian ujungnya, biar sepotong kayu yang hanya satu cun (ukuran yang sangat pendek) dapat dikatakan lebih tinggi dari puncak gedung bertingkat (Kitab Bingcu Jilid VIB, 1:3 – dalam Kitab Su Si 1970:610) 204 Sonnet adalah salah satu bentuk bentuk puisi Inggris yang sangat menarik tetapi sekaligus rumit pembuatannya karena paling tidak ada empat kriteria pokok yang harus dipenuhi. Pertama, jumlah barisnya harus 14, kedua biramanya harus iambic pentameter, ketiga rimanya harus abba – abba – cde – cde atau abab – cdcd – efef – gg, dan keempat strukturnya harus dibagi terdiri dari dua bagian (pengantar dan penutup, pertanyaan dan jawaban, pernyataan dan komentar, dsb-nya).. 205 Lihat An Introduction to Lterature (Berrnet, 1970:360)

122

Page 123: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Karenanya marilah melakukan amal kebajikanSenyampang masih hidup dan nyawa masih di badan,

Senyampang kita belum dijemput Sang Malaikat Maut!

Salah satu penyair besar yang oleh para kritikus sastra digolongkan dalam kelompok ‘penyair metafisik’ adalah John Donne (1572-1631). Kelompok penyair metafisik sendiri mempunyai banyak anggota dengan reputasi mengagumkan. Beberapa di antara mereka, di samping tentu saja John Donne sendiri, adalah Abraham Cowley, Andrew Marvell, Henry Vaughan, John Cleveland, George Herbert dan Richard Crashaw, serta tentu saja masih ada banyak yang lain lagi.206

Ciri utama puisi karya para penyair metafisik ditandai oleh kompleksitas pemikiran, penggunaan banyak paradoks (disamping juga ironi), sedangkan ekspresinya kadang kala dirasakan sangat kasar dan langsung meskipun di dalam kekasaran ini terbersit keberanian, keterusterangan, dan sekaligus kejujuran. Yang juga menarik dalam karya-karya puisi metafisik adalah seringnya digunakan teknik menyembunyikan hal-hal penting dengan menggunakan analogi yang tidak terlalu jelas dan bahkan amat sering analoginya sangat samar-samar. Karena itu tidak jarang para penikmat puisi metafisik harus mengerutkan kening berlama-lama hanya untuk menebak dan menguraikan perpaduan emosi dan kecerdasan si penyair dalam sebuah karya puisi yang tidak mudah dipahami dan penuh tantangan.

Puisi metafisik dikembangkan sekitar abad ke 17 di Inggris, kemudian model puisi ini menyebar ke banyak tempat di seluruh Eropa, termasuk di dalamnya ke Scotlandia dan kemudian penyebarannya juga merambah ke benua lainnya, yaitu ke Amerika. Nama ‘metafisik’ sendiri sebenarnya diperkenalkan oleh Samuel Johnson, dan sejak saat itu nama itu terus melekat pada kelompok penyair atau pada kelompok puisi bertipe seperti ini!

John Donne, sebagai salah seorang figur paling dominan dalam kelompok ‘penyair metafisik’, dikenal karena karya-karya puisi bertema cinta, karya-karya puisi bertema religius, penulisan esei, dan juga khotbah-khotbah. Sebagian besar puisinya bersumber dari puisi-puisi berbahasa Latin. Dengan talentanya yang luar biasa semua puisinya dipenuhi oleh rasa humor yang tinggi berbaur dengan imajinasi yang sangat berani dan komprehensif.

Berasal dari keluarga Katolik yang taat, John Donne mendapat pendidikan yang sangat baik dari kedua orang tuanya. Bahkan pada umur dua belas tahun dia sudah mendapat kesempatan untuk mencicipi program matrikulasi di Universitas Oxford dan tiga tahun kemudian dia mengikuti kuliah penuh di Universitas Cambridge. Tetapi tidak lama kemudian di pindah ke London dan memilih untuk mengikuti kuliah Ilmu Hukum.

Pada awal tahun 1598 dia diangkat sebagai sekretaris Sir Thomas Egerton, seorang bangsawan sekaligus pejabat tinggi kerajaan. Melalui jalur pekerjaan semacam ini, dengan cepat John Donne segera dikenal oleh banyak orang. Tiga tahun kemudian dia menikah dengan Anne More, sayangnya pernikahan ini dilakukan tanpa memberitahu orang tuanya. Pernikahan dengan gaya seperti ini, paling tidak untuk masa itu, ternyata melanggar paling tidak dua hukum sekaligus, yaitu hukum negara dan hukum agama. Sebagai akibatnya ketika pada tahun 1602 sang ayah mengetahui pernikahan putranya yang tanpa ijin, tindakan hukum terpaksa diambil. John Donne masuk penjara, meskipun untuk waktu yang tidak terlalu lama. Kemudian dia kehilangan pekerjaan dan selama bertahun-tahun berikutnya dia harus berjuang mengatasi masalah keuangan dan kemiskinan.

Tetapi justru pada periode-periode sulit seperti ini, seperti yang juga banyak dialami oleh penyair-penyair besar, talentanya dalam bidang penulisan puisi berkembang pesat. 206 Sumber tulisan ini adalah Merriam Webster’s Encyclopedia of Literature yang dieditori oleh Kathleen Kuiper dkk. (1995:338-338, 756-757)

123

Page 124: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Karya-karya besar seperti SONG (‘Go and catch a falling star’ – ‘Pergi dan kejarlah bintang jatuh’), A VALEDICTION: FORBIDDING MOURNING (‘As virtuous men pass mildly away’ - ‘Ketika si baik hati meninggal dunia dengan tenang’), THE BAIT (‘Come live with me, and be my love’ – ‘Hiduplah bersamaku, dan jadilah kekasihku’), THE CANONIZATION (‘For God’s sake hold your tongue, and let me love’ – ‘Demi Tuhan diamlah, biarkan aku mencintaimu’), TO HIS MISTRESS GOING TO BED (‘Come, madam, come, all rest my powers defy’), dan THE ANNIVERSARY (‘All kings, and all their favourites’), lahir dari tangannya justru dalam periode-periode penuh kesulitan.

Setelah karya-karya yang indah menawan ini, sonnet-sonnet-nya yang digolongkan ke dalam kelompok The Holy Sonnets juga lahir dari bakatnya yang luar biasa. ‘Thou hast made me’, ‘At the round earth’s imagined corners, blow’, ‘Death, be not proud’, dan ‘Batter my heart’, beberapa di antara sonnet-sonnet terbaiknya lahir dan masuk ke dalam khasanah perpuisian dunia.

Setelah periode dikembangkannya talenta penulisan puisi-puisi yang indah menawan, John Donne pada akhirnya merasa yakin bahwa dirinya dipanggil oleh Tuhan untuk menjadi pelayan umat, untuk menjadi pendeta. Khotbah-khotbahnya yang menawan segera saja membuatnya dikenal sebagai pendeta yang menawan, pintar berkhotbah, cerdas, dan berwawasan luas.

Inilah sekelumit latar belakang seorang penyair yang karyanya Death, be not proud akan dijadikan titik tolak perbincangan bab ini, dan inilah kutipan lengkap sonnet yang sangat terkenal dari John Donne tersebut.207

Death, be not proud, though some have called theeMighty and dreadful, for thou art not so;For those whom thou think’st thou dost overthrowDie not, poor Death; nor yet canst thou kill me.From rest and sleep, which but thy picture be;Much pleasure; then from thee much more must flow;And soonest our best men with thee do go –Rest of their bones and souls’ delivery!Thou’rt slave to fate, chance, kings, and desperate men,And dost with poison, war, and sickness dwell;And poppy or charms can make us sleep as wellAnd better than thy stroke. Why swell’st thou then?

One short sleep past, we wake eternally,And Death shall be no more: Death, thou shall die!

Terjemahan bebas atau parafrase italian sonnet208 yang sangat terkenal buah karya John Donne, salah seorang tokoh kelompok ‘penyair metafisik’, kurang lebih tampak seperti berikut!

Maut, janganlah engkau sombong, meskipun sejumlah orang menganggap dirimu sangat perkasa dan menakutkan, karena sebenarnya engkau tidak seperti itu! Dua baris pertama sonnet terkenal ini terjemahan bebasnya kurang lebih seperti ini. Sang penyair, atau 207 Sumber kutipan puisi ini dapat dilihat pada Pengantar halaman x. 208 Meskipun dua baris terakhir (dikenal dengan nama couplet) sonnet ini ditulis dengan huruf tebal, tetapi bentuk sonnet ini adalah Italian Sonnet atau Petrarchan Sonnet yang mengikuti pola Octet pada kelompok pertama dan Sestet pada kelompok kedua. Huruf tebal pada dua baris terakhir hanyalah semacam aksesoris untuk menarik perhatian pembaca, dan tidak mengubah pola dan struktur.

124

Page 125: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

lebih tepat jika dikatakan sebagai sang pembicara (the speaker) dalam puisi ini, memberikan pernyataan dan sekaligus peringatan yang jelas dan tegas bagi MAUT. Selama ini setiap orang beranggapan bahwa MAUT sangat perkasa dan menakutkan. Dianggap perkasa karena memang tak ada yang menang melawannya. Menakutkan karena kedatangannya tidak pernah ada yang tahu dan sekali dia datang maka tak ada yang bisa mencegahnya mencabut nyawa manusia. Itulah gambaran umum MAUT. Sebagai konsekwensi logis bagi pemegang kekuasaan yang begitu besar, sikap dan sifat sombong dapat menjadi sesuatu yang masuk akal. Karenanya tidak mengherankan jika sang pembicara dalam puisi ini mengingatkan MAUT untuk tidak sombong, untuk tidak pongah.

Tetapi pertanyaannya sekarang mengapa sang pembicara dalam puisi ini berani memberi peringatan semacam itu, padahal sudah menjadi rahasia umum bahwa MAUT itu sangat perkasa, sangat menakutkan, tak ada yang bisa mengelak darinya? Pasti si pembicara dalam puisi ini mempunyai alasan! Dan memang ya! Dia memang mempunyai alasan! Alasan awal yang dikemukakan memang masih bersifat terlalu umum, meskipun alasan itu dapat dipahami dengan jelas. Karena sebenarnya engkau tidak seperti itu adalah alasan umum yang diberikan. Atau dengan kata lain sang pembicara dalam puisi ini berkeyakinan bahwa MAUT tidaklah menakutkan dan juga tidak sangat perkasa seperti yang banyak dipersepsikan orang selama ini.

Lalu mengapa sang pembicara dalam puisi ini dapat mempunyai keyakinan seperti itu? Baris ketiga dan keempat sonnet ini sedikit menguak alasan dan latar belakang keyakinan sang pembicara dalam puisi ini. Mereka yang engkau pikir telah engkau (baca: MAUT) rubuhkan (baca: dijemput atau dicabut nyawanya) ternyata tidak mati, oh MAUT yang perlu dikasihani, bahkan engkau juga belum dapat membunuh diriku (baca: Sang Pembicara dalam puisi ini yang jelas sekali adalah sang penyair sendiri).

Baris kedua dan ketiga ini benar-benar berisi sebuah pernyataan yang sangat luar biasa meskipun sedikit membingungkan. Bagaimana mungkin orang yang sudah dijemput oleh MAUT yang faktanya memang telah mati, dikatakan ternyata tidak mati? Si pembicara dalam puisi ini memang ketika itu belum dijemput oleh SANG MAUT, tetapi bagaimana dengan nanti? Bagaimana dia berani begitu yakin bahwa MAUT tidak akan pernah berhasil mencabut nyawanya?

Dari istirahat dan tidur (panjang), yang adalah gambaran hasil kerjamu, ternyata ada banyak kesenangan disana. Sang pembicara dalam puisi ini yakin bahwa setelah MAUT menunaikan tugasnya, bukanlah ketakutan yang muncul tetapi justru kesenangan! Kesenangan seperti apa? Apakah memang ada kesenangan setelah MAUT menjemput seseorang? Apakah memang ada kesenangan dan kebahagiaan disana, di tempat penampungan bagi jiwa-jiwa yang telah dijemput oleh SANG MAUT?

Setelah itu MAUT memang masih terus bekerja, mengajak dan membawa orang-orang terbaik di antara teman-teman sang pembicara. Semua orang yang diajak pergi sang MAUT memang harus segera mengistirahatkan tulang-tulang mereka, mengistirahatkan tubuh mereka, sementara jiwanya akan di antar oleh SANG MAUT ke tempat tujuan tertentu.

Berikutnya, khususnya dalam empat baris berikutnya yang masuk ke dalam kelompok sestet (kelompok tempat memberikan komentar, jawaban, resolusi, atau hanya sekedar pelengkap) pada Italian Sonnet, mungkin untuk lebih menekankan betapa tidak pentingnya peran SANG MAUT, sang pembicara dalam puisi ini mengatakan bahwa SANG MAUT sebenarnya adalah budak nasib, budak para raja, budak orang-orang yang putus asa, tetapi bukankah racun, perang, penyakit, ganja atau guna-guna juga dapat melakukan hal yang sama, yaitu dapat membuat kita mati, bahkan kematian yang disebabkan oleh mereka (racun, perang, penyakit, ganja dan bahkan guna-guna) jauh lebih baik gaya dan metodenya

125

Page 126: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

dibandingkan dengan gaya dirimu, wahai SANG MAUT. Lalu jika memang demikian, mengapa engkau begitu sombong, begitu membanggakan diri?

Sekarang alasan lain mengapa sang pembicara dalam puisi ini sejak awal mengingatkan agar SANG MAUT tidak menyombongkan diri dengan kekuasaan dan kemampuannya untuk mencabut nyawa manusia, semakin jelas terlihat. Di samping profesi dan posisinya yang dianggap sama dengan ‘budak’, cara kerja SANG MAUT juga tidak berbeda jauh dengan cara kerja racun, perang, penyakit, ganja dan guna-guna dalam mengantarkan jiwa seseorang ke alam baka. Bahkan lebih jauh sang pembicara dalam puisi ini, meskipun untuk yang ini mungkin agak sedikit dilebih-lebihkan, mengatakan bahwa cara kerja kelompok yang terakhir ini jauh ‘lebih hebat’ dibandingkan dengan cara kerja SANG MAUT. Jika SANG MAUT mendapat kesempatan untuk menulis puisi, jelas dia akan segera memprotes pernyataan semacam ini. Kalau ini bukan penghinaan, tentunya ini boleh dikatakan sebagai pelecehan! Tetapi terlepas dari ini semua, yang jelas sang pembicara dalam puisi ini ingin menekankan bahwa dari sudut pandangnya tugas SANG MAUT tidak terlalu istimewa karena ada kelompok lain yang dapat melakukan tugas itu dengan cara kerja yang jauh lebih baik!

Tetapi pukulan pamungkas sang pembicara dalam puisi ini ternyata belum dilancarkan. Pukulan demi pukulan pembuka memang telah dikeluarkan, serangan demi serangan awal memang telah diberikan untuk menunjukkan betapa SANG MAUT seharusnya tidak perlu menyombongkan diri, semata-mata karena kemampuannya mencabut nyawa manusia.209 Tetapi pukulan telak yang akan membuat sang Maut tidak berkutik memang belum diluncurkan.

Dua baris terakhir sonnet metafisik ini adalah pukulan telak, pukulan pamungkas, dan alasan mendasar, mengapa sang pembicara dalam puisi ini berani berpendapat seperti itu dihadapan SANG MAUT.

One short sleep past, we wake eternally,And Death shall be no more: Death, thou shall die!

Satu tidur singkat berlalu, kami akan bangun selama-lamanya,Dan SANG MAUT tidak ada lagi: MAUT, engkau akan mati!

MAUT memang mampu membuat seseorang tertidur lelap, tetapi tidur itu tidaklah terlalu lama menurut sang pembicara dalam puisi ini karena setelah itu orang itu akan bangkit, akan bangun, atau akan hidup kembali secara abadi. Atau dengan kata lain seseorang tidak perlu takut kepada MAUT karena pada dasarnya memang hanya sebatas itulah yang dapat dilakukan olehnya yaitu hanya mencabut jiwa tetapi tidak mematikannya!

Sekarang mari kita bandingkan apa yang dikatakan oleh sang pembicara dalam puisi ini dengan apa-apa yang dicatat oleh para murid Yesus dalam Kitab Suci! Bukankah apa yang dikatakan oleh sang pembicara dalam puisi ini ada hubungannya dengan pesan yang disampaikan oleh seorang malaikat pada Maria ibu Yesus dan Maria Magdalena ketika mereka berdua menemukan kuburan Yesus telah kosong: Janganlah kamu takut, sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada disini, sebab Ia telah bangkit, 209 Mencabut nyawa atau jiwa tidak sama dengan membinasakan jiwa. Yang dapat membinasakan jiwa hanyalah Bapa yang Maha Kuasa. Maut hanyalah bertugas mencabut nyawa. Bandingkan pernyataan ini dengan kesaksian yang berbunyi: Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka (Matius 10:28).

126

Page 127: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

sama seperti yang telah dikatakanNya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring. Dan segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-muridNya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; disana kamu akan melihat Dia. Sesungguhnya aku telah mengatakannya kepadamu.

Kata-kata ini disampaikan sendiri oleh malaikat utusan Allah yang dicatat oleh Matius 28:1-10. Malaikat telah mengkonfirmasikan dengan jelas, pertama kepada Maria ibu Yesus dan Maria Magdalena, kemudian kepada para murid dan pengikutNya pada masa itu, dan sekarang pada semua orang umat Kristiani, tentang bagaimana Yesus telah mengalahkan maut dan kematian. Dia yang telah mati tiga hari yang lalu setelah disalibkan, pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati sesuai dengan kehendak BapaNya yang di Sorga dan sesuai dengan apa yang telah dinubuatkan oleh para nabi sebelumnya serta sesuai pula dengan apa yang telah dikatakan berulang kali oleh Yesus sendiri pada para murid dan pengikutNya.210

Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati? Adalah catatan kesaksian Lukas 24:1-12 yang juga mengkonfirmasikan betapa Yesus tetap hidup karena berhasil mengalahkan maut.

Yesus telah memberi contoh betapa maut tidak bisa mengalahkanNya. Maut dan kematian memang akan dialami oleh setiap orang, seperti yang telah ditunjukkan oleh Yesus sebagai manusia biasa (karena Dia juga mengalami kematian), tetapi juga telah ditunjukkan dengan jelas oleh Yesus bahwa pada akhirnya jiwa yang hidup akan mengalahkan maut dan kematian, seperti yang telah dibuktikan dan dilakukanNya.

Berikutnya, dan mungkin ini adalah hal terpenting yang perlu mendapatkan perhatian semua orang, adalah perjalanan jiwa hidup berikutnya yang sejauh ini telah dibuktikan tidak akan kalah oleh maut? Kemana jiwa yang hidup itu akan menuju? Meskipun jiwa terbukti tidak dapat dikalahkan oleh maut, tetapi jika kemudian jiwa itu masuk ke tempat penghukuman abadi, maka jelas kemenangan yang telah diperoleh bukan saja menjadi sia-sia tetapi bahkan menjadi petaka abadi. Bukankah kalau begini lebih baik jika jiwa dikalahkan dan dibinasakan oleh maut?

Jiwa yang menang, jiwa yang hidup, jiwa yang tidak dapat dibinasakan oleh maut dan kematian harus masuk ke tempat penghargaan abadi agar kemenangan yang telah diraih mempunyai makna. Gagal memasuki Kerajaan Sorga berarti sia-sialah kemenangan yang dicapai atas maut dan kematian. Tidak ada gunanya dapat mengalahkan maut dan kematian jika pada akhirnya harus menjalankan hukuman abadi. Pemahaman inilah yang seharusnya tertanam dalam-dalam di setiap hati sanubari pengikut Yesus. Tanpa memahami hal ini, meskipun jiwa manusia memang ditakdirkan tidak dapat dibinasakan oleh maut dan kematian, kehebatan jiwa tidak akan banyak bermanfaat.

Atau dengan kata lain, memahami dan kemudian mencoba memenuhi persyaratan untuk memperoleh penghargaan abadilah yang jauh lebih penting untuk dikejar daripada hanya sekedar mengetahui dan memahami bahwa jiwa manusia tidak dapat dibinasakan oleh maut dan kematian seperti yang telah ditunjukkan oleh Yesus sendiri. Maka dari itu pertanyaan-pertanyaan seperti persyaratan apakah yang harus dipenuhi oleh manusia, oleh semua umat Kristiani, jika jiwanya tidak ingin dibinasakan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa pada Penghakiman Terakhir nanti, menjadi pertanyaan yang sangat relevan untuk selalu ditanyakan dan ditanyakan. Persyaratan yang seperti apa yang harus dipenuhi oleh umat manusia jika mereka menginginkan pada Penghakiman Terakhir nanti Yesus akan

210 Bandingkan dengan ayat yang berbunyi: Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam (Matius 12:38-42)

127

Page 128: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

mempersilahkan mereka masuk ke Kerajaan Sorga dan duduk bersanding dengan BapaNya, juga menjadi menjadi pertanyaan lain yang tidak kalah pentingnya untuk dicari jawabannya.

Dalam Bab VIII ada paragraf yang bunyinya seperti berikut: Meskipun beberapa ajaran, keteladanan dan persyaratan pokok dari Yesus telah dibicarakan, bahkan mungkin telah berulang-ulang dibicarakan dalam bab-bab sebelumnya, tetapi mengingat pentingnya masalah ini, maka beberapa ajaran, keteladanan dan persyaratan pokok tersebut akan diulang sekali lagi disini. Jika pemaparan satu kali saja tidak cukup mengetuk hati banyak orang, mungkin pemaparan dua kali dapat mengetuk banyak hati untuk bertobat. Jika pemaparan dua kali juga masih kurang, mungkin diperlukan pemaparan yang ketiga kalinya! Jika pemaparan yang ketiga juga masih dirasa kurang untuk menggetarkan sanubari terdalam anak manusia, pemaparan yang keempat bolehlah dilakukan! Pokoknya, semua persyaratan ini harus benar-benar disampaikan dan disampaikan benar-benar mengingat konsekwensinya benar-benar menyakitkan dan menyakitkan benar-benar jika gagal dijalankan secara murni, teguh dan konsekwen!

Berdasarkan pertimbangan ini, maka tiga kisah utama yang disampaikan oleh Yesus, kisah yang menceritakan apa saja persyaratan yang harus dipenuhi seseorang agar dapat masuk ke dalam Kerajaan Sorga, wajib dan harus diulang kembali dalam bab terakhir buku ini yang membicarakan masalah maut dan kematian ini. Jiwa manusia memang dapat mengalahkan maut dan kematian, tetapi tanpa memenuhi persyaratan seperti yang disampaikan oleh Yesus dalam tiga kisah ini maka kemenangan jiwa atas maut dan kematian menjadi sia-sia dan tidak ada gunanya. Apa gunanya jiwa yang menang dari maut dan kematian tetapi karena gagal menjalankan perintah dan ajaran Yesus di dunia jiwa itu lalu dihukum abadi di neraka sana? Apa yang dapat dibanggakan oleh jiwa yang berhasil mengalahkan maut dan kematian jika jiwa itu kemudian harus menjalankan hukuman abadi karena selama di dunia tidak mau menjalankan perintah dan ajaran Tuhan? Kemenangan atas maut dan kematian hanya akan mempunyai makna jika jiwa yang memperoleh kemenangan tersebut juga memperoleh tempat abadi di sisi Tuhan. Tanpa ini semuanya menjadi sia-sia, menjadi tanpa makna! Karenanya … sekali lagi karenanya … tiga kisah yang memberikan batasan yang tegas dan jelas tentang apa yang harus dilakukan seseorang ketika masih hidup agar dia layak masuk ke Kerajaan Sorga, wajib dan perlu diulang dalam bab ini!

Kisah pertama yang oleh Yesus jelas akan digunakan sebagai tolok ukur dalam penghakiman terakhir sebelum seseorang diputuskan boleh menerima Keselamatan Abadi ataukah menerima Hukuman Abadi tampak seperti berikut. Yesus dengan keahliannya sebagai seorang pencerita ulung menjelaskan apa yang akan terjadi pada orang yang tidak mau mengimplementasikan Cinta Kasih kepada sesama.211

Ketika itu, dalam Penghakiman Terakhir kepada orang-orang benar yang menjalankan Cinta Kasih pada sesama ketika mereka hidup di dunia, Yesus yang telah ada di surga berkata Mari, hai kamu yang diberkati oleh BapaKu, terimalah Kerajaan (Surga) yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan, ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum, ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan, ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian, ketika Aku sakit, kamu melawat Aku, ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. Tentu saja orang-orang benar ini, yang meskipun telah melaksanakan perintah Yesus untuk mengasihi sesama manusia ketika mereka masih hidup di dunia, merasa heran. Memberi makan orang lapar memang telah mereka lakukan, tetapi memberi makan Yesus? Mereka yakin mereka 211 Matius 25:31-46. Kisah ini telah digunakan sebagai contoh dalam Bab III dan VIII. Kisah ini wajib dan harus digunakan kembali dalam bab ini mengingat pentingnya persyaratan dalam kisah ini agar seseorang dapat memperoleh makna yang lebih dari hanya.sekedar dapat mengalahkan maut dan kematian.

128

Page 129: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

tidak pernah memberi makan Yesus. Memberi minum orang yang haus memang telah mereka lakukan, tetapi memberi minum Yesus? Inilah yang belum pernah mereka lakukan. Memberi tumpangan pada orang asing, pada orang yang tidak mempunyai tempat untuk berteduh, memang telah mereka lakukan. Tetapi memberi tumpangan pada Yesus? Tampaknya belum! Apakah karena mereka mempunyai patung Yesus di rumah mereka lalu dikatakan telah memberi tumpangan pada Yesus? Mereka tidak yakin ini. Kemudian menyumbang pakaian bekas layak pakai memang telah mereka lakukan. Tetapi memberikan pakaian bekas layak pakai tersebut pada Yesus? Rasanya mereka tidak pernah dan juga tidak berani. Kalau seandainya Yesus benar-benar memerlukan pakaian, mereka pasti akan serta merta memberikan, tetapi mungkin bukan pakaian bekas layak pakai melainkan pakaian yang benar-benar baru. Juga masalah sakit dan berada dalam penjara. Kapan Yesus sakit dan kapan Dia masuk ke penjara? Mereka tidak pernah mengunjungi Yesus yang sedang sakit apalagi menjenguknya ketika berada di penjara.

Orang-orang benar yang jujur ketika hidup di dunia ini ternyata juga tetap jujur meskipun telah berada di ambang pintu Surga dan bahkan telah diundang untuk masuk ke dalamnya. Memang begitulah orang jujur! Dimana saja, kapan saja, apapun situasinya, mereka akan tetap jujur. Dengan penuh kejujuran mereka mencoba bertanya untuk mengklarifikasi kata-kata Yesus. Mereka bukan orang yang mau begitu saja mengakui, bahkan hal-hal yang baik sekalipun, bila hal-hal baik tersebut memang belum pernah dilakukan oleh mereka. Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamana kami melihat Engkau sebagai orang asing dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau?

Keteladanan untuk terus menerus tetap teguh bersikap jujur seperti yang ditunjukkan oleh orang-orang yang mendapat berkat dan perkenan Tuhan karena melaksanakan ajaran Cinta Kasih ini hendaknya merupakan contoh dan keleladanan yang harus terus menerus ditiru oleh semua orang yang masih hidup. Kejujuran yang disampaikan dalam kisah ini adalah keteladanan bagi semua orang untuk selalu bersikap jujur kapan saja, dimana saja, dan apapun situasinya. Benar-benar jujur dan jujur benar-benar dapat dijadikan motto semua umat Kristiani dalam hal ini!

Apa jawaban Yesus untuk orang-orang yang jujur ini? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina (di dunia) ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.

Sebuah jawaban yang sangat gamblang, jelas, tidak perlu ditafsirkan macam-macam, dan sekaligus merupakan jawaban yang amat sangat mengejutkan, yang amat sangat revolusioner. Yesus menyamakan dirinya sebagai manusia yang paling hina di dunia. Manusia yang tidak mampu makan cukup – manusia yang kelaparan, manusia yang tidak mampu menyediakan air ketika kehausan, manusia yang tidak mempunyai tempat berlindung ketika hujan dan panas mendera tubuh mereka, manusia yang tidak mampu membeli pakaian untuk menutupi tubuhnya, manusia yang harus tergolek di tempat tidur karena sakit, manusia yang harus menjalani sebagian hidupnya di penjara baik karena kejahatannya sendiri maupun karena difitnah lawan-lawannya, pokoknya semua jenis manusia hina dan yang paling dina di dunia adalah identik dengan Yesus. Lalu bagaimana mungkin ada orang berani mengatakan dan mengklaim bahwa dirinya telah menjalankan ajaran Yesus tentang mengasihi sesama, jika pada orang-orang semacam ini, orang-orang yang paling hina, orang-orang yang paling dina, orang tersebut sama sekali tidak melakukan apa-apa?

Apakah Yesus memperhatikan konsep Kasih Sayang dan konsep Cinta Kasih yang ada dalam hati manusia, yang ada dalam pikiran manusia, yang ada dalam tekad manusia?

129

Page 130: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Sama sekali tidak! Dalam hal ajaran Cinta Kasih, Yesus sama sekali tidak memperhatikan konsep-konsep itu! Yesus tidak memperhatikan apa yang dalam hati manusia, apa yang ada dalam pikiran manusia, apa yang ada dalam tekad manusia. Mengapa? Karena itu sama sekali tidak cukup. Yang Yesus perlukan adalah tindakan. Yang Yesus perlukan adalah karya. Yang Yesus perlukan adalah perbuatan. Perbuatan pada sesama yang paling hinalah yang dijadikan pusat perhatian oleh Yesus dan sekaligus dijadikan tolok ukur penilaian olehNya.

Pertanyaannya sekarang sudahkah masing-masing orang melakukan hal ini, mencurahkan Cinta Kasih pada sesama yang paling hina? Bukan melakukan secara demonstratif, bukan melakukan secara temporer, melainkan melakukan secara terus menerus karena dilandasi oleh perintah Yesus? Juga apakah yang akan terjadi jika tiba masanya kelak seseorang harus menghadap Yesus dan Yesus menanyakan hal yang sama seperti yang ditanyakan pada kelompok orang yang kedua, kelompok orang yang ketika hidup di dunia tidak melaksanakan ajarah Kasih Sayang Tuhan? Apa jawab mereka? Mari kita lihat bagaimana Tuhan bertanya pada kelompok tersebut!

Enyahlah dari hadapanKu, hai kamu orang-orang terkutuk … enyahlah … ke dalam api yang kekal yang telah disediakan untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan, ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum, ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan, ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi aku pakaian, ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat aku.

Sama seperti kelompok yang pertama tadi, kelompok kedua ini pun balik bertanya. Cuma kalau kelompok pertama tadi bertanya karena mereka tidak merasa melakukan hal-hal yang dijadikan dasar pemberian karunia masuk ke Surga, sedangkan kelompok kedua bertanya karena merasa tidak melakukan hal-hal yang telah dijadikan dasar penetapan hukuman bagi mereka. Kedua kelompok ini pada dasarnya mendapatkan sesuatu berdasarkan kriteria yang persis sama kecuali hasilnya yang berbeda. Kelompok yang satu mendapat karunia dan kelompok yang lain memperoleh siksa. Kelompok yang pertama berhak ke Rumah Bapa, sedangkan kelompok yang kedua berhak ke Neraka. Kelompok yang pertama dapat menikmati karunia abadi seperti yang dijanjikan setelah jiwa mereka berhasil mengalahkan maut dan kematian, sedangkan kelompok yang kedua memperoleh Hukuman Abadi seperti yang juga telah dijanjikan meskipun jiwa mereka sebenarnya juga berhasil mengalahkan maut dan kematian. Kemenangan jiwa kelompok ini atas maut dan kematian menjadi tidak bermakna karena ketika masih hidup mereka tidak mau menjalankan ajaran dan perintah Yesus yang sangat jelas dan gamblang itu.

Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau?

Dan apa jawab Tuhan pada kelompok kedua ini? Persis sama seperti jawaban yang diberikan pada kelompok pertama tadi.

Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.

Kisah ini benar-benar kisah yang luar biasa. Ajaran ini benar-benar ajaran yang bukan kepalang dahsyatnya. Dan pada saat yang sama kisah dalam ajaran dan ajaran dalam kisah ini begitu jelas dan begitu gamblangnya sehingga bahkan orang yang paling tidak cerdas sekalipun pasti dapat menangkap dan memahami maknanya. Cinta Kasih dan Kasih Sayang pada sesama, seperti yang diajarkan oleh Yesus, haruslah diimplementasikan, haruslah dilakukan, haruslah diwujudkan dengan tindakan nyata pada orang-orang yang paling hina dina di antara kita, karena mereka semua tidak ada bedanya dengan Yesus sendiri. Yesus adalah mereka dan mereka adalah Yesus. Mereka yang hina dina adalah Yesus dan Yesus adalah mereka yang hina dina. Kasih Sayang dan Cinta Kasih yang tidak ditujukan pada

130

Page 131: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

mereka yang hina dina berarti juga tidak ditujukan pada Yesus; dan Cinta Kasih atau Kasih Sayang yang hendak ditujukan pada Yesus haruslah pertama-tama ditujukan pada mereka yang hina dina, karena merekalah perwujudan Yesus di dunia sekarang ini! Jelas, gamblang, terang, dan tidak perlu ditafsirkan macam-macam!

Tetapi yang benar-benar mengherankan dan sulit dicerna oleh akal sehat adalah ternyata tidak banyak dari kita, orang yang mendambakan surga sebagai pelabuhan terakhir, orang yang mendambakan untuk duduk disisi Bapa, orang yang mendambakan berkat dan karunia Yesus karena mengikuti ajaran dan keteladananya ini, orang yang mendambakan Keselamatan Abadi, yang mau melakukan perintah dan ajaran ini.

Ironis memang tetapi itulah kenyataannya. Mencengangkan memang, tetapi itulah faktanya. Konyol memang tetapi itulah yang dilakukan hampir oleh semua orang, termasuk saya.

Saya sendiri kadangkala heran, mengapa saya tidak mempunyai cukup keberanian untuk melaksanakan ajaran yang sangat jelas ini? Mengapa selalu ada saja faktor penghambatnya? Mengapa selalu saja ada keraguan untuk secara total memberikan yang terbaik pada kelompok orang-orang paling hina dalam masyarakat yang sebenarnya adalah Yesus sendiri? Apakah saya tidak cukup mencintai Yesus, atau apakah jaminan untuk memperoleh karunia Surga dan Keselamatan Abadi tidak cukup berarti untuk diperjuangkan di dunia ini? Inilah persoalan yang bahkan saya sendiri pun tidak tahu jawabnya, tidak mampu menjawabnya!

Ya Tuhan semoga Engkau berkenan terus menerus memberikan kekuatan dan keberanian pada jiwaku, pada hatiku, pada pikiranku, untuk berbuat seperti yang Engkau ajarkan! Kalau hari ini aku gagal dan tidak mau melakukan perbuatan seperti yang Engkau ajarkan, berilah aku keberanian untuk melakukannya esok hari. Kalau esok hari aku masih tidak cukup berani untuk melakukan perintahMu, semoga Engkau tetap berkenan memberikan dorongan padaku agar berani melakukannya esok lusa.

Salah satu persyaratan untuk memperoleh Karunia Abadi bagi jiwa ini sebenarnya terlalu amat sangat jelas sehingga kemungkinan seseorang tidak mau melakukannya semata-mata karena perintah dan persyaratannya tidak jelas, jelas dapat diabaikan. Atau dengan kata lain pasti ada faktor lain yang menyebabkan tidak banyak orang mau mengikuti dan melaksanakan persyaratan ini sementara keinginan mereka untuk memperoleh Karunia Abadi begitu menggebu-gebunya!

Persyaratan berikutnya, yang juga boleh dianggap sebagai salah satu persyaratan lain yang tidak kalah pentingnya guna memperoleh Karunia Abadi, disampaikan dengan keras oleh Yesus seperti yang dicatat dalam Lukas 6:24. Yesus ketika itu berkata: Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburan. Kata-kata yang keras ini diulangnya kembali dalam kisah tentang orang kaya dan Lazarus yang miskin.212 Kisah ini telah digunakan dalam bab sebelumnya untuk menunjukkan bagaimana orang kaya masuk ke tempat penghukuman sementara orang miskin masuk ke tempat penghiburan. Memang bukan semata-mata karena kaya lalu masuk neraka, dan bukan semata-mata karena miskin lalu masuk ke kerajaan Sorga. Memang bukan seperti itu, karena tentunya ada juga orang yang miskin di dunia tetapi dia masuk ke tempat penghukuman, dan ada orang yang kaya di dunia tetapi dia masuk ke kerajaan Sorga. Hanya saja dalam kisah ini jelas disampaikan bahwa si orang kaya (bukan semua orang kaya) masuk ke tempat penghukuman, dan si orang miskin (tidak semua orang miskin) masuk ke tempat penghiburan.212 Lihat kembali Lukas 16:19-31. Kisah dan contoh ini telah digunakan dalam Bab V tentang Orang Kaya dan Orang Miskin, dan telah digunakan kembali dalam Bab VIII mengingat pentingnya ajaran dalam kisah ini.

131

Page 132: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Dalam kisah ini diceritakan ketika si Orang Kaya akhirnya menyadari bahwa siapa saja yang hidupnya enak di dunia dan tidak perduli pada sesamanya yang hidup menderita maka hukumannya adalah menetap permanen di neraka, maka dia memohon dengan sangat pada Abraham, setelah gagal memperoleh pengampunan bagi dirinya sendiri, agar berkenan menyuruh seseorang untuk memperingati secara bersungguh-sungguh orang tua dan saudara-saudaranya yang masih hidup di dunia tentang hal ini. Orang kaya ini memohon pada Abraham karena dilihatnya Lazarus yang terlunta-lunta dan menderita di depan pintu rumahnya ketika masih hidup di dunia dulu, sekarang duduk dengan segala kemuliaannya di pangkuan Abraham. Apa jawab Abraham ketika itu? Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi, baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. Orang kaya itu yang mengetahui bahwa mereka (orang tua dan saudara-saudaranya) pasti akan mengabaikan kesaksian itu, seperti dia telah mengabaikannya selama ini, bersikeras mendesak Abraham Tidak, bapa Abraham (mereka pasti telah mengabaikan kesaksian itu) tetapi jika ada seseorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, (mungkin) mereka akan bertobat. Dan apa jawab Abraham? Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.

Apakah banyak orang mau menjadi seperti si orang kaya dan keluarganya itu? Baru menyadari semuanya setelah mati dan setelah semuanya terlambat? Ketika itu bukankah hukuman abadi sudah menanti dan segera dilaksanakan, sedangkan keluarga dan kerabat yang masih hidup di dunia terus bersikap seperti orang bodoh dengan mengabaikan semua kesaksian para nabi?

Kita manusia modern tidak hanya mempunyai kesaksian para nabi dalam kitab suci, tetapi juga kesaksian dari Yesus, dari murid-muridnya, dan bahkan juga kesaksian dari sesama yang telah lebih dulu meninggal dunia. Lalu masihkah kita akan terus bertegar hati untuk terus menerus bertindak bodoh agar tiket ke neraka untuk kita semakin pasti akan segera dicetak dan diberikan? Tentunya tidak, bukan? Kalau memang tidak seperti itu, mari kita laksanakan dengan seksama semua ajaran dan perintah Tuhan! Jangan biarkan kemenangan jiwa kita atas maut dan kematian menjadi sia-sia hanya karena semasa hidup kita tidak mengindahkan ajaran dan perintah Yesus!

Sementara itu Yohanes Pemandi, yang memang datang lebih dulu ke dunia untuk mempersiapkan jalan bagi Yesus, juga mengajarkan hal yang sama. Orang-orang yang datang kepadanya untuk dipermandikan banyak yang bertanya karena sebelumnya Yohanes berbicara sangat keras dan pedas pada mereka. Jika demikian, apakah yang harus kami perbuat? Jawab Yohanes ketika itu Barangsiapa mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah ia berbuat juga demikian.213 Yang memiliki berlebih lebih harus mau membantu yang kekurangan, yang kaya hendaknya membantu yang miskin, sebab jika tidak maka kapak (yang) sudah tersedia pada akar pohon (akan segera digunakan) dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, akan ditebang dan dibuang ke dalam api. Jika si kaya adalah batang pohon, maka buah pohon adalah perbuatan baik si kaya yang berkenan membantu si miskin. Jika buah ini tak kunjung hadir, maka tidak ada pilihan lain, pohon akan ditebang dan dicampakkan ke dalam api hukuman abadi. Tidak ada alternatif lain, tidak ada pilihan lain! Perintah dan ajaran Tuhan sangat tegas dalam hal ini!

Nasehat yang diberikan oleh Yohanes pada para pemungut cukai dan para prajurit yang ingin dibaptis juga menarik untuk disimak. Dua profesi ini ada padanannya untuk masa sekarang, meskipun untuk yang pertama tidak persis sama, karena pada dasarnya seorang pemungut pajak masa kini tidak dapat menentukan besar kecilnya pajak. Negaralah yang 213 Lihat Lukas 3:1-20

132

Page 133: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

mengatur besar kecilnya pajak berdasarkan undang-undang. Tetapi yang namanya manusia, tetap saja ada celah yang bisa digunakan untuk berbuat tidak benar.

Untuk para prajurit Yohanes memberi nasehat seperti berikut: Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu. Nasehat ini tentu saja dapat dijadikan pedoman oleh semua orang yang profesinya dihargai dengan gaji tetap. Merampas mungkin sudah jarang dilakukan oleh orang-orang yang bergaji tetap di masa modern ini, tetapi memeras rasanya masih sering dilakukan oleh mereka. Tindakan memeras muncul (termasuk di dalamnya adalah tindakan korupsi yang artinya memeras negara), baik secara berterang atau terselubung, disebabkan karena mereka tidak mau mencukupkan diri dengan gaji yang diterima. Korupsi akan hilang dengan sendirinya jika semua orang (khususnya mereka yang bekerja pada pemerintah dengan gaji tetap) mau mencukupkan diri dengan gaji yang menjadi hak mereka! Kalau tidak, ya itu tadi, tindakan memeras negara alias mengkorupsi uang rakyat meraja lela dimana-mana!

Untuk pemungut cukai Yohanes memberi nasehat seperti berikut: Janganlah menagih lebih banyak dari pada yang telah ditentukan bagimu. Untuk masa itu, nasehat ini penting karena pemungut cukai mempunyai kekuasaan untuk memaksa seseorang membayar pajak lebih dari yang ditentukan. Kelebihannya masuk ke kantong si penagih pajak. Sebagai akibatnya wajib pajak menderita secara langsung. Tetapi untuk masa sekarang, ada pergeseran fokus dan modus. Si pemungut pajak tidak bisa menaikkan setoran pajak bagi negara karena besarnya pajak telah ditentukan oleh undang-undang. Yang bisa dilakukan sekarang, dan yang memang banyak dilakukan oleh para petugas pajak dewasa ini, adalah bersekongkol ‘menurunkan’ atau menggelapkan pajak. Pajak yang telah ditentukan oleh negara dapat diturunkan menjadi hanya separuh umpamanya, dengan catatan yang seperempat masuk ke kantong pemungut pajak, baru yang seperempatnya lagi disetor ke kas negara.

Dari segi kepentingan wajib pajak, perilaku korup seperti ini sebenarnya menguntungkan mereka. Mengapa? Karena mereka hanya perlu membayar separuh dari jumlah yang seharusnya wajib dibayarkan. Tetapi dari segi moral, etika, kejujuran, budi pekerti, dan semua sifat baik lainnya seperti yang diajarkan oleh Yesus, kondisi semacam ini tentu saja tak kalah brengsek dan bobroknya. Pendapatan negara menyusut, pelayanan sosial pada masyarakat berkurang, sementara kantong para pemungut cukai dan pelaku bisnis bengkoklah yang semakin menggelembug.

Ternyata pajak yang dinaikkan dari yang semestinya, maupun yang diturunkan dari yang seharusnya, sama-sama dosa buahnya. Semoga para pemungut cukai masa kini yang adalah pegawai pemerintah sempat membaca bagian yang ini sehingga menghentikan tindakan penuh dosa itu, dan semoga pula para pebisnis tergerak hatinya untuk tidak membantu orang lain menambah dosa mereka. Dosa yang sudah ada sudah cukup banyak, lalu bagaimana jika anda beramai-ramai membantu menaikkan jumlahnya? Semakin konyol, bukan? Keselamatan Abadi semakin menjauh sementara Hukuman Abadi semakin dekat menggantung di atas kepala! Jangan biarkan kesenangan sesaat di dunia di tukar dengan Hukuman Abadi di alam sana yang terus berlangsung tak berkesudahan! Jangan biarkan kemenangan jiwa atas maut dan kematian menjadi sia-sia!

Kisah lain yang digunakan Yesus untuk menunjukkan jalan memperoleh Karunia Abadi adalah kisah seperti yang ada dalam catatan kesaksian yang ditulis oleh Matius. Maksud Yesus menyampaikan kisah seperti ini tentu saja untuk lebih memperjelas ajaran dan perintah penting lainnya yang sejauh ini telah disampaikanNya.

Dalam kisah ini Bapa pemilik Kerajaan Sorga oleh Yesus diibaratkan sebagai seorang Raja. Suatu hari Raja ingin mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Dihadapkanlah kehadapan sang Raja seorang hamba yang mempunyai hutang sebanyak 10

133

Page 134: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

ribu talenta214, sebuah jumlah yang bukan main besarnya ketika itu. Karena hamba ini gagal melunasi hutang, Raja memutuskan untuk menjual semua harta milik si hamba, termasuk anak-anak dan istrinya, agar uang hasil penjualan dapat digunakan untuk melunasi hutang. Untunglah permohonannya agar sang Raja berkenan menjadwalkan kembali hutang-hutangnya bukan saja diluluskan tetapi Raja yang sangat tergerak hatinya juga berkenan memberi ampun dan semua hutangnya dengan ini dihapuskan.215

Tetapi hamba yang mendapat karunia begitu besar ini ternyata bukan saja kurang ajar, tidak tahu diri, tidak tahu berterima kasih, tetapi kejamnya juga tidak main-main. Dia yang baru saja dibebaskan dari hutang yang sangat besar oleh sang Raja, ternyata ketika berjumpa dengan temannya yang hanya mempunyai hutang sebesar seratus dinar (sebuah jumlah yang amat sangat kecil dibandingkan dengan jumlah hutangnya pada Raja), bukan saja dia menagih dengan keras tetapi bahkan juga memenjarakan sang teman ketika sang teman gagal membayar hutang. Permintaan sang teman yang disampaikan dengan bersujud agar dia mau menjadwalkan kembali pembayaran hutang yang sangat kecil itu ternyata tidak digubrisnya. Kurang ajar tidak orang yang satu ini? Baru saja dia dibebaskan dari hutang yang besar, eh temannya yang berhutang sangat kecil malah dipenjarakan!216 Baru saja dia mendapat pengampunan besar, eh memberi pengampunan kecil saja dia tidak mau!217

Pegawai istana yang melihat prilaku yang benar-benar tidak terpuji ini tentu saja ikut berang. Mereka melaporkan peristiwa ini pada Raja. Raja yang tidak kalah berangnya mendengar laporan semacam ini segera menurunkah titah untuk menangkap orang yang jahat dan tidak tahu diri itu. Kemudian setelah orang itu dihadapkan, dengan murka sang Raja berkata: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? Kemudian seperti dicatat oleh Matius sang Raja menyerahkan orang itu pada algojo-algojo istana sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. Maka Bapaku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.

Bapa yang di sorga akan melakukan hal yang sama pada seseorang berdasarkan perbuatan orang itu pada sesamanya. Inilah perintah Tuhan, inilah hukum Tuhan yang tidak bisa ditawar-tawar. Seseorang jangan mimpi akan mendapatkan maaf dari Tuhan meskipun dia berdoa sampai jungkir balik selama sebulan penuh umpamanya, jika orang ini tidak bersedia memaafkan kesalahan sesamanya! Maafkan dulu orang lain, baru ada harapan mendapatkan maaf Tuhan. Selain dari itu maka tidak ada harapan sama sekali! Keberhasilan jiwa manusia mengalahkan maut dan kematian akan menjadi tidak bermakna jika ajaran dan perintah Tuhan yang tegas, gamblang dan jelas ini tidak dilakukan semasa masih hidup di dunia!

Tiga contoh dari tiga kisah ini terlalu amat sangat jelas untuk tidak dimengerti oleh setiap umat Kristiani. Persyaratan untuk memperoleh Karunia Abadi benar-benar gamblang 214 Catatan kaki Kitab Suci Perjanjian Baru yang diterbitkan oleh Dirjen Bimas Katolik tahun 1978/1979 (p.65) menyatakan bahwa jumlah hutang sebesar itu (mungkin) dengan sengaja dibesar-besarkan. Gaya bahasa seperti ini di dalam karya sastra dikenal sebagai gaya hyperbole – a figure of speech that uses exaggeration or overstatement for effect. (Untuk contoh penggunaan hyperbole lihat Daniel, 1980:779) 215 Menunjukkan betapa Bapa Yang Maha Kasih memang penuh kasih. Kesalahan dan dosa dihapuskan begitu saja! Berbahagialah manusia yang mendapat karunia begitu besar!216 Bagaimana jika gambaran si hamba yang kurang ajar dan tidak tahu diri ini adalah gambaran diri pribadi kita semua?217 Inilah potret sebagian besar manusia dunia. Suka diampuni tetapi tidak suka mengampuni! Suka menerima tetapi tidak suka memberi!

134

Page 135: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

dan jelas, sehingga jika ada banyak orang yang nanti terbukti tidak memperoleh Karunia Abadi maka pastilah bukan karena orang itu tidak memahami perintah dan persyaratannya, tetapi karena orang itu tidak mau menjalankan dan mengimplementasikan perintah tersebut.

Akhirnya sekali lagi perlu diingatkan bahwa, seperti yang telah berulang kali dikatakan, kemenangan jiwa atas maut dan kematian akan bermakna jika ajaran dan perintah Yesus dijalankan semasa masih hidup. Ingat bahwa Yesuslah yang akan menjadi satu-satunya hakim dalam penghakiman terakhir nanti, seperti yang telah dikatakan sendiri oleh Bapa. Bagaimana jiwa manusia, meskipun jiwa itu telah berhasil mengalahkan kematian dan maut, akan sanggup menjawab pertanyaan Yesus tentang persyaratan yang telah ditetapkanNya, jika jiwa itu tidak melaksanakannya dengan teguh, setia dan konsisten semasa masih hidup dulu?

Penutup Tri Budhi Sastrio

Meskipun judul bab ini adalah penutupTetapi sebenarnya ini adalah bab awal pembuka!

Mengapa begitu? Karena mulai dari bab inilahSebenarnya langkah dalam jalan Tuhan mulai diayunkan,

Tekad untuk mengikut ajaran Yesus mulai diperteguh,Dan tindakan nyata sesuai keteladanan Yesus mulai diimplementasikan!

Selamat menapak jalan Tuhan, semoga suka cita selalu bersama kita;Dan semoga pula Bapa yang di Sorga berkenan memberkati kita semua!

Satu-satunya alasan mengapa bagian ini diberi judul Penutup adalah karena bagian ini memang merupakan penutup buku ini. Tetapi dari segi isi, tujuan, maksud dan kehendak, bagian ini sebenarnya lebih tepat dan cocok bila diberi nama Pembuka karena diharapkan mulai dari bagian ini setiap orang yang berkesempatan membaca buku ini terketuk dan mulai berani membuka mata hati nuraninya serta mulai berani merambah dan membuka jalan yang telah ditunjukkan oleh Bapa melalui Putra TerkasihNya Yesus Kristus. Mengapa ini menjadi penting? Karena hanya mereka yang mau mengikuti jalan keteladanan Yesus sajalah yang akan sampai ke rumah Bapa!

Satu

Engkau memang maha kuasa ya Bapa!Segala hormat dan pujian datang dari segala penjuru dunia!

Bab I Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa menegaskan sekali lagi bahwa Kemahakuasaan Tuhan diakui oleh semua manusia. Tidak ada manusia beragama dan beriman yang mempertanyakan Kemahakuasaan Tuhan, tetapi sayangnya pengakuan itu, pengakuan manusia yang menyatakan bahwa Tuhan benar-benar Maha Kuasa dan Maha Kuasa benar-benar, lebih banyak diucapkan oleh bibir dan bukannya oleh tindakan dan bahkan hati nurani.

Dalam Pengantar dikatakan bahwa yang merasa menjadi murid atau pengikut Yesus banyak sekali. Tetapi yang benar-benar menjadi murid dan pengikut beliau tampaknya tidak banyak. Bahkan dikhawatirkan yang benar-benar menjadi murid dan pengikut beliau sebenarnya tidak ada. Apalagi jika ajaran dan keteladananNya yang dijadikan acuan dan tolok ukur penilaian, maka jumlah yang ‘tidak ada’ ini akan menjadi semakin nihil.

135

Page 136: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Pernyataan semacam ini mungkin saja memang terlalu ceroboh atau terlalu berlebihan jika dianggap berlaku bagi semua orang, tetapi karena tulisan ini sejak awal memang dimaksudkan sebagai kajian subyektif dalam bentuk refleksi dan kontemplasi internal (yang tentu saja belum tentu benar) yang mencoba menyorot nurani dan perjalanan kehidupan beragama penulis, maka anggapan semacam ini menjadi sesuatu yang sah-sah saja! Siapa lagi yang lebih mengetahui nurani seseorang kecuali orang itu sendiri?218

Saya memang merasa sebagai orang Katolik, memang merasa beragama Katolik, dan memang merasa telah mencoba menjalankan ajaran agama Katolik! Tetapi sayangnya, seperti yang telah berkali-kali diutarakan sendiri oleh Yesus, adalah bukan perasaan seseorang yang akan dinilai oleh Yesus dalam Penghakiman Terakhir, melainkan tindakan nyata kepada sesamalah yang akan dijadikan tolok ukur utama! Maka dari itu menjadi tidak penting apa yang saya rasakan, menjadi tidak penting apa yang saya anggap, karena yang terpenting adalah apa yang akan dirasakan, dianggap dan bahkan diketahui oleh Yesus. Jika memang ini yang dijadikan tolok ukur oleh Yesus dalam Penghakiman Terakhir (dan tampaknya memang inilah yang akan dijadikan tolok ukur) maka dengan hati kecut harus diakui bahwa saya belum apa-apa dan bukan apa-apa dihadapan Yesus.

Bahkan untuk konsep Kemahakuasaan Tuhan yang telah saya akui seratus persen pun kadang kala dijalankan tidak sebagai mana mestinya. Makna denotasi maupun konotasi kata ‘maha kuasa’ yang melekat pada Tuhan sebenarnya amatlah sangat luar biasa. Kata ini mencakup dan meliputi semua hal, artinya tak ada hal, betapapun hebat dan luar biasanya, yang terjadi di dunia ini yang berada di luar ruang lingkup kemahakuasaan Tuhan. Takdir dan nasib pun tidak terkecuali!

Tuhan begitu hebatnya, begitu maha kuasa sekaligus maha tahu, sehingga semua kejadian yang dialami oleh masing-masing individu, mulai dari yang dianggap paling kecil sampai yang dianggap paling besar, mulai dari yang dianggap paling remeh sampai yang dianggap paling penting, mulai dari yang dianggap paling tidak berperan sampai yang dianggap paling menentukan, tidak ada yang luput dari perhatian dan kekuasaan Tuhan. Atau dengan kata lain tak setitik pun noktah takdir atau nasib dalam kehidupan manusia yang tidak ditentukan dan tidak diketahui oleh Tuhan. Inilah makna Mahakuasa, makna Mahatahu, dan semua maha-maha lainnya yang melekat pada diri Tuhan. Tetapi karena apa yang telah ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa sebagai nasib dan takdir masing-masing individu tidak diketahui sebelumnya, maka adalah kewajiban setiap orang untuk melakukan hal terbaik yang bisa dilakukan dalam bingkai dan kerangka Hukum Utama Tuhan, yaitu Hukum Cinta Kasih.

Saya sadar sesadarnya akan keberadaan predikat kemahakuasaan yang dimiliki Tuhan, tetapi setelah introspeksi dan retrospeksi ditujukan berulang-ulang pada diri sendiri, saya semakin yakin bahwa selama ini saya lebih banyak gagalnya mengimplementasikan kesadaran terhadap predikat kemahakuasaan Tuhan tersebut dalam sikap dan perilaku sehari-hari. Sangat sering saya larut dan hanyut dalam lautan ego pribadi yang mentransfer kekuasaan yang seharusnya hanya milik eksklusif Tuhan menjadi milik pribadi. Benar-benar sebuah kelemahan yang membuat hati kecut jika harus menghadap Tuhan nanti!

Satu-satunya hal yang membuat saya tetap dapat tetap tersenyum menatap hari esok yang saya yakin akan lebih cerah dari yang kemarin adalah tetap menggeloranya keinginan dalam sanubari untuk terus menerus secara tidak kenal lelah dan tidak kenal menyerah mencoba mengimplementasikan kesadaran terhadap kemahakuasaan Tuhan dalam kehidupan

218 Pernyataan semacam ini tentu saja harus dimaknakan bahwa selain orang itu sendiri, maka Yesus dan Bapa yang di Sorga juga mengetahui dengan persis semua hal yang ada dalam nurani dan jiwa seseorang!

136

Page 137: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

sehari-hari. Semoga Tuhan selalu berkenan menganugerahkan semangat dan keberanian untuk terus menerus mencoba memperbaiki kesalahan yang dilakukan.

Akhirnya sebagai awal pembuka bagi langkah selanjutnya saya akan kutipkan beberapa bagian yang digunakan sebagai penutup Bab I: Semua orang hendaknya harus selalu dan selalu mempunyai semangat untuk mencoba lagi pada hari-hari berikutnya untuk benar-benar menyampaikan kabar damai dan memberikan keteladanan seperti yang telah diajarkan Yesus dan telah dicatat oleh murid-muridnya dalam sebuah kitab luar biasa yang dikenal dengan nama Injil itu. Semoga harapan ini bukan harapan kosong, sehingga konsep Kemahakuasaan Tuhan Yang Esa tidak sekedar konsep tetapi benar-benar menjadi jiwa setiap tindakan dan langkah semua orang. Maha Besar dan Maha Kuasalah Engkau Ya Tuhan dengan segala firmanmu!

Dua

Sebenarnya doa adalah segala-galanya bagi insan beragamaYang lain boleh tak ada, asal masih bisa berdoa tentulah bahagia!

Dalam Pengantar saya menulis, khususnya yang berhubungan dengan doa, seperti berikut ini: Terus terang saja saya pribadi merasa tidak begitu mengenal Yesus kecuali melalui ajaranNya yang saya baca dalam Kitab Injil Perjanjian Baru. Bahkan saya juga merasa tidak begitu dekat dengan Yesus kecuali melalui usaha diri saya pribadi yang secara tidak mengenal lelah terus menerus mencoba memahami ajaranNya dan meniru teladan yang dicontohkanNya. Saya justru merasa lebih dekat dengan Bunda Maria, perawan yang melahirkan Yesus, wanita suci yang diangkat ke Surga, seorang Santa yang kelembutannya tak tertandingi oleh siapa saja. Mengapa? Karena pada Bunda Maria-lah saya terbiasa berdoa sejak masih kanak-kanak dan … seingat saya tak satu pun doa tersebut yang saya rasakan tidak dikabulkan oleh Bunda Maria. Semua doa yang saya sampaikan pada Bunda Suci ini selalu dikabulkan. Terima kasih Bunda Suci, semoga NamaMu dan Buah TubuhMu selalu dipuji dan dijadikan teladan sepanjang masa seperti yang dijanjikan sendiri oleh Bapa di Surga!

Sejak masih duduk di Taman Kanak-Kanak sampai ke SMU, doa Bapa Kami dan Salam Maria setiap pagi dan siang selalu menjadi bagian dari kegiatan sekolah yang saya lakukan, karena saya memang bersekolah di sekolah Katolik. Sebelum pelajaran jam pertama dimulai seluruh siswa harus berdoa Bapa Kami, dan setelah jam pelajaran terakhir selesai, seluruh siswa harus berdoa Salam Maria. Saya hafal doa Bapa Kami dan doa Salam Maria sejak masih di TK, tetapi ketika itu rasanya dua doa ini tidak menyatu dalam hati. Maklum anak-anak! Baru setelah duduk di kelas V SD saya merasakan betapa doa telah menyelamatkan saya!219 Itupun doa yang saya gunakan adalah doa versi saya sendiri dan tidak ditujukan pada Tuhan atau Yesus melainkan ditujukan pada Santa Maria.

Ceritanya begini: Suatu hari saya mendapat tugas dari papa untuk mengantarkan uang pada seseorang. Dengan penuh semangat saya mengantarkan uang itu dengan menggunakan sepeda yang baru saja dibelikan papa. Mungkin karena terlalu bersemangat, tas plastik berisi uang yang saya gantungkan di sepeda jatuh tanpa saya sadari. Wajah saya benar-benar pucat pasi dan panik ketika menyadari tas berisi uang sudah tidak ada di gantungan sepeda. Saya masih ingat betapa saya amat sangat takut ketika itu. Papa dikenal sangat galak. Jangankan

219 Tetapi ketika itu rasanya kesadaran dan pemahaman saya akan ‘doa’ amat sangat jauh berbeda dengan sekarang. Ketika itu doa diucapkan karena saya merasa tersudut dan tidak melihat jalan lain. Kesadaran bahwa doa adalah komunikasi pribadi antara manusia dan Tuhan sama sekali tidak terlintas dalam pikiran kanak-kanak saya!

137

Page 138: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

kesalahan sebesar ini, kesalahan yang tidak terlalu besar saja, tetapi jika beliau sedang marah, maka cambuk sapi akan mendera punggung berkali-kali. Saya mencoba menyusuri jalan yang baru saya lalu, tetapi tas plastik berwarna hitam itu benar-benar menghilang tak tentu rimbanya. Mungkin sudah dipungut seseorang.

Berkali-kali saya menelusuri rute itu tetapi hasilnya tetap nol besar. Akhirnya, dengan rasa takut yang semakin mencekam, saya tidak mempunyai pilihan lain kecuali harus segera pulang. Sore sudah menjelang petang, padahal tugas diberikan siang harinya. Saya memang tidak sempat melihat wajah saya sendiri ketika itu, tetapi saya yakin wajah saya pastilah jauh lebih putih dari kapas. Sementara rasa takut dan bayangan bagaimana cemeti pencambuk sapi menghajar tubuh saya, semakin pekat memenuhi kepala!

Sesampainya di rumah, setelah memarkir sepeda, saya tidak berani langsung masuk ke rumah. Saya bersembunyi di belakang rumah, duduk bersandar ke dinding. Saya yakin ketika itu wajah pucat pasi saya dihiasi oleh butir-butir keringat dingin. Kemudian, entah mengapa dan entah bagaimana, dalam keadaan yang benar-benar sangat tersudut dan tidak melihat jalan ke luar, tiba-tiba saya ingin berdoa. Saya kemudian berdoa kepada Bunda Maria. Saya masih ingat dengan jelas inti doa yang saya panjatkan pada Bunda Maria ketika itu: Bunda Maria buatlah papa tidak marah pada saya!220

Saya bahkan tidak ingat doa Salam Maria ketika itu. Apalagi doa Bapa Kami! Dua doa ini tiba-tiba saja menghilang dari kepala saya. Yang terlintas adalah doa singkat di atas yang saya tujukan pada Bunda Maria. Saya tidak ingat persis berapa kali saya mengulang doa ini, tetapi yang jelas saya mengulangnya berkali-kali sampai akhirnya papa menemukan saya sedang duduk bersembunyi di belakang rumah. ‘Hai,’ katanya ketika itu, ‘mengapa duduk di situ? Bagaimana dengan uangnya, apa sudah disampaikan?’ Saya memandang papa dengan badan gemetar ketakutan. Mata kecil saya menatap matanya seperti mata tikus yang tidak berdaya dihadapan seekor kucing lapar. Papa tentu saja segera mencium ada sesuatu yang tidak beres. Keningnya berkerut! Saya mengartikan kerutan kening sebagai tanda-tanda akan segera meledaknya kemarahan. Rasa takut semakin mengental dalam dada. Saya sudah berhenti berdoa ketika itu! ‘Apa uangnya kau hilangkan?’ tanyanya tiba-tiba. Jantung saya terasa copot dan berhenti berdetak. Saya mengangguk cepat dan kemudian menunduk dalam-dalam. Terjadilah apa yang harus terjadi, mungkin seperti itulah keadaan saya ketika itu!

Tetapi apa yang terjadi kemudian benar-benar luar biasa. Bahkan menurut pikiran saya yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar ketika itu sikap papa benar-benar sulit dimengerti dan sulit dipercaya. Dia adalah papa paling temparemental yang saya kenal. Marah dan menghajar anaknya semudah membalikkan telapak tangan baginya. Anda tahu pembaca, apa kata papa setelah saya mengangguk membenarkan pertanyaannya. Sambil tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepala dia berkata: ‘Kalau hilang ya bilang. Kan bisa diganti! Tidak perlu bersembunyi begini. Ayo masuk ke dalam, dan segera antarkan uang pengganti. Jangan hilangkan lagi!’

Wow, terasa gunung yang menghimpit dada dan kepala saya diangkat begitu saja. Benar-benar luar biasa, benar-benar sulit dipercaya! Saya sama sekali tidak menduga bagaimana papa yang begitu pemarah dan temperamental tiba-tiba saja memberi komentar bak orang paling penyabar sedunia? Saya tidak mempunyai penjelasan lain untuk peristiwa yang sangat berkesan ini kecuali satu yaitu bahwa Bunda Maria telah mengabulkan doa saya. Bunda Marialah yang membuat papa saya tidak marah. Bunda Marialah yang membuat segala-galanya berakhir menyenangkan bagi saya! Saya tidak melihat alasan lain dan saya tidak ingin melihat apalagi mencari-cari alasan yang lain! Bahkan sampai sekarang pun tidak!

220 Kalimat-kalimat sesungguhnya doa yang saya panjatkan pada Bunda Maria ketika itu memang sudah tidak saya ingat seluruhnya, tetapi inti doa yang saya panjatkan saya yakin memang seperti ini!

138

Page 139: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Saya yakin setiap orang mempunyai pengalaman yang sama dalam hal berdoa, dalam artian pengalaman khusus dan khas ketika doa mereka dikabulkan entah oleh Yesus, entah oleh Bapa, entah oleh Santa Maria, entah oleh para malaikat, entah oleh para Santa dan Santo suci lainnya! Pokoknya itulah doa! Ketika semua jalan tampak buntu, ketika semua usaha tampak tidak memberikan hasil, ketika semua upaya dirasakan sia-sia, pokoknya ketika keputus-asaan sampai pada puncaknya, doa adalah jalan ke luar yang selalu terbuka, jalan ke luar yang tidak akan pernah tertutup dan jalan ke luar yang tidak akan pernah gagal. Tidak pernah ada doa tulus sepenuh hati yang tidak akan dikabulkan oleh Tuhan. Hanya kadang-kadang cara Tuhan mengabulkan doa begitu misterius dan anehnya sehingga banyak orang merasa bahwa doa mereka tidak dikabulkan padahal sebenarnya Tuhan telah mengabulkan doa mereka dengan memberikan jalan ke luar dan penyelesaian terbaik. Inilah keyakinan saya, semoga inipun menjadi keyakinan anda semua para pembara yang terhormat!

Pengalaman berdoa saya lainnya tentu saja masih banyak, sama seperti pengalaman berdoa anda para pembaca, tetapi seperti yang telah saya nyatakan sebelumnya, saya berani dengan yakin mengatakan bahwa sejauh ini rasa-rasanya belum pernah ada doa saya kepada Bunda Maria yang tidak dikabulkan. Semua doa saya dijawab sehingga kata syukur apalagi yang bisa saya sampaikan pada Bunda Maria selain dari apa yang telah saya ketahui, saya hafal, dan saya ucapkan sejak masih di Taman Kanak Kanak dulu: Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan sertamu, terpujilah engkau di antara wanita, dan terpujilah buah tubuhmu, Yesus. Santa Maria bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini dan sekarang dan waktu kami mati. Amin!

Lalu bagaimana dengan pernyataan keras saya, baik yang saya sampaikan di pengantar maupun pada bagian lain buku ini tentang bagaimana seharusnya orang Katolik (baca: umat Kristiani) berdoa? Agar anda para pembaca tidak perlu membuka kembali halaman Pengantar, saya akan kutipkan lagi secara lengkap argumentasi di balik pernyataan keras tersebut, setelah itu saya akan memberikan komentar akhir saya tentang masalah ini. Bagian ini saya anggap penting agar kesalahpahaman, jika memang ada dan mungkin saja ada, tidak berkembang ke arah yang tidak dikehendaki.

Sekilas, berdoa sebenarnya bukan hal yang terlalu sulit untuk ditaati. Setiap orang dapat dan telah melakukannya. Saya juga dapat dan telah melakukannya. Tetapi kenyataannya, khususnya bagi saya pribadi, hal yang tidak terlalu sulit ini ternyata menjadi teramat sulit terutama ketika dikaitkan dengan ajaran Yesus tentang berdoa.

Tentang berdoa Yesus dengan tegas dan jelas mengajarkan doa berikut:

Bapa kami yang ada di sorga,Dikuduskanlah namaMu,datanglah KerajaanMu,jadilah kehendakMudi bumi seperti di sorgaBerikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnyadan ampunilah kami akan kesalahan kami,seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;dan janganlah membawa kami ke dalam percobaan,tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat(Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaansampai selama-lamanya. Amin.)221

221 Dikutip dari Matius 6: 5-15. Versi lain doa ini dapat dilihat dalam Lukas 11. Alkitab, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 1987.

139

Page 140: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Versi bahasa Inggris doa ini adalah seperti berikut:

Our Father who art in heaven,Hallowed be Thy name.Thy kingdom come,Thy will be done,On earth as it is in heaven.

Give us this day our daily breadAnd forgive us our debts, as we also have forgiven our debtorsAnd do not lead us into temptation,

But deliver us from evil. (For Thine is the kingdom, and the power, and the glory, forever. Amien)222

Ajaran tentang doa ini diturunkan oleh Yesus setelah Dia ditanya bagaimana sebaiknya seseorang berdoa.223 Dengan tegas Yesus mengatakan apabila seseorang berdoa, hendaknya orang itu tidak berdoa seperti orang munafik. Orang-orang munafik, kata Yesus, suka sekali mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadah dan pada tikungan-tikungan jalan raya supaya mereka dilihat orang. Untuk orang seperti ini, seperti dalam kata-kata Yesus sendiri, ‘Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya’.224

Selanjutnya Yesus mengajarkan agar jika seseorang ingin berdoa hendaknya orang itu masuk ke dalam kamar, menutup pintu dan berdoa kepada Bapa yang ada di tempat tersembunyi. Jika orang ini melakukan hal tersebut maka Bapa yang melihat yang tersembunyi ini akan memberi balasan.

Sebuah perintah yang tampaknya sederhana tetapi sebenarnya amat sangat sulit dilaksanakan. Saya jelas-jelas gagal melaksanakan perintah sederhana ini secara konsisten dan berkesinambungan. Saya masih sering pergi ke rumah-rumah ibadah dan berdoa disana. Meskipun setitik pun tidak ada maksud agar ketika berdoa saya dilihat dan diperhatikan orang, tetapi yang saya sesalkan mengapa saya tidak mampu berdoa seperti yang diajarkan Yesus yaitu masuk ke dalam kamar, menutup pintu dan berdoa kepada Bapa yang ada di tempat tersembunyi? Mengapa saya tidak mampu melakukan hal yang sederhana ini, padahal inilah yang jelas-jelas diajarkan dan diperintahkan oleh Yesus sendiri? Pasti ada yang salah disini! Sayangnya, saya bukan saja gagal menemukan kesalahan itu tetapi sekaligus juga gagal mengubah dan memperbaiki kesalahan itu. Sampai sekarang saya masih sering berdoa tidak seperti yang diajarkan Tuhan Yesus sendiri!

Begitu juga dengan banyak orang lain. Saya yakin mereka melakukan hal yang sama. Bahkan orang lain lebih ‘gila’ lagi. Mereka bukan saja tidak mampu mengikuti perintah dan ajaran ini tetapi secara demonstratif justru melanggarnya. Bukan saja doanya diperdengarkan dengan suara keras, dengan menggunakan pengeras suara, tetapi juga dipertunjukkan di depan orang banyak. Semakin demonstratif mereka memimpin orang lain berdoa, semakin banggalah mereka. Mereka juga semakin yakin bahwa mereka telah melakukan hal yang benar, hal yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus. Padahal dalam hal berdoa jelas-jelas Tuhan Yesus mengajarkan dan memerintahkan sebaliknya!

222 The One Year Bible, 1989, Illinois: Tyndale House Publishers, Inc. 223 Doa dan Yesus adalah dua hal penting yang pertautannya sangat erat. Bahkan dalam Perjanjian Baru Yesus digambarkan sebagai manusia berdoa. Lihat Jejak Rohani Sang Guru Suci, Dennis Lardner Carmody dan John Tully Carmody, 2000, Jakarta: Murai Kencana, p. 9224 Matius 6:5

140

Page 141: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Lalu bagaimana dengan Gereja dan para pejabat Gereja yang terhormat itu? Apakah mereka mampu menjalankan ajaran dan keteladanan yang diajarkan langsung oleh Yesus ini? Jelas tidak mudah menjawab dengan tepat, benar, dan akurat pertanyaan ini karena ada banyak alasan, ada banyak segi yang harus dipertimbangkan sebelum pertanyaan sederhana ini dapat dijawab dengan tepat, benar dan akurat. Tetapi alam pikiran sederhana saya, alam pikiran orang awam ini, cenderung mengatakan bahwa Gereja dan para pejabat Gereja juga ‘gagal’ atau tidak berhasil melaksanakan ajaran Yesus tentang berdoa. Menurut anggapan saya mereka tidak berhasil mendorong, tidak berhasil memberi contoh dan tidak berhasil menunjukkan keteladanan yang konsisten dalam melaksanakan ajaran Yesus tentang berdoa.

Gereja dan para pejabat Gerejanya (baca: para Romo/Pastur, para Uskup, para Pendeta, dan yang lain-lain) sampai saat ini terus menerus dengan gencar mendorong dan mempengaruhi banyak orang untuk berdoa dalam beragam versi dan rajin datang ke Gereja untuk berdoa. Pikiran awam saya benar-benar sulit mengerti bagaimana perintah yang begitu gamblang, begitu jelas, dan begitu terang dilanggar berpuluh, beratus, bahkan beribu kali setiap bulannya justru oleh Gereja dan para pejabatnya? Apakah perintah, ajaran dan keteladanan Yesus untuk tidak berdoa di depan orang banyak, apakah perintah agar masuk ke kamar jika hendak berdoa, terlalu sulit untuk dipahami atau terlalu rumit untuk dilaksanakan sehingga menimbulkan penafsiran dan konotasi yang beragam? Saya benar-benar sulit memahami hal ini, tetapi itulah realita yang, bahkan oleh anak kecil sekali pun, dapat dilihat dengan jelas dan gamblang dewasa ini.

Saya benar-benar tidak tahu dimana letak permasalahan dan kesalahannya. Apakah permasalahan dan kesalahannya ada pada saya yang melihat dan merasakan bagaimana pelanggaran terhadap ajaran Yesus tentang sikap dan perilaku ketika berdoa terus menerus dilakukan oleh Gereja dan pejabat Gereja, ataukah permasalahan dan kesalahan tersebut ada pada mereka yang melakukan kesalahan dan pelanggaran itu?

Berikutnya adalah tentang isi doa. Dalam hal ini saya, dan mungkin juga orang lain, jelas semakin ‘konyol’. Yesus mengajarkan agar dalam berdoa hendaknya seseorang tidak bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Orang seperti ini menyangka karena banyaknya kata-kata yang diucapkan maka doanya akan dikabulkan. Pendapat seperti ini jelas tidak benar karena Bapa yang ada di Surga mengetahui semuanya jauh sebelum seseorang meminta kepadaNya, kata Yesus.

Semua orang, termasuk saya tentu saja, tahu bahwa Bapa yang di Surga itu Maha Kuasa dan Maha Mengetahui. Adalah mustahil Bapa tidak mengetahui apa yang ingin diminta seseorang. Adalah mustahil Bapa yang di Surga tidak mengetahui apa yang diinginkan seseorang. Adalah mustahil Tuhan Yang Maha Kuasa tidak mengetahui apa yang diperlukan seseorang. Jadi jika Bapa yang di Surga, jika Tuhan, dan jika Allah memang seperti itu, tidak mengherankan kalau Yesus Kristus sebagai PutraNya, sebagai Penyelamat Dunia, sebagai Utusan Langsung dari Bapa Yang Maha Kuasa, mengajarkan agar semua orang tidak bertele-tele dalam berdoa karena semua permasalahan dan persoalan diketahuiNya jauh sebelum seorang mengucapkan dalam doa.

Sebagai konsekwensi logis ajaran ini Yesus mengajarkan doa yang tidak bertele-tele. Doa yang sebaiknya dan seharusnya digunakan jika seseorang ingin berdoa. Inilah yang kemudian dikenal sebagai doa Bapa Kami. Tetapi yang menjadi permasalahan sekarang, khususnya bagi saya pribadi, adalah mengapa masih saja saya (meskipun tidak sering, tetapi masih tetap melakukan) mengucapkan doa yang lain? Mengapa saya tidak secara konsisten dan berkesinambungan menggunakan doa Bapa Kami yang diajarkan sendiri oleh Yesus Kristus kalau saya ingin berdoa? Ya, mengapa saya masih saja menggunakan doa lain, padahal perintah dan ajaran Yesus sudah sangat jelas dan terang, bak pemandangan di siang hari bolong? Apabila engkau berdoa, katakanlah … (Doa Bapa Kami). Inilah doa yang

141

Page 142: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

diajarkan Yesus. Karenanya tidak mengherankan jika sikap ini (sikap saya pribadi dan sikap banyak orang) benar-benar mengusik saya sampai sekarang!

Apakah doa Bapa Kami tidak cukup hebat untuk mewadahi semua permasalahan yang dihadapi oleh manusia? Apakah doa Bapa Kami terlalu miskin dan tidak komprehensif sehingga Gereja, para pejabat Gereja, dan bahkan para umatnya berlomba-lomba menciptakan doa versi mereka sendiri? Apakah doa Bapa Kami begitu tidak berkualitas dan tidak lengkapnya sehingga ketika, umpamanya, ada satu keluarga ingin mendoakan salah satu anggota keluarga mereka yang baru saja meninggal, keluarga orang yang meninggal dan para pastur Gereja harus menciptakan doa baru agar didengar oleh Bapa yang di Surga? Benar-benar sulit diterima akal sehat gaya dan cara berpikir seperti ini!

Doa Bapa Kami adalah doa yang diajarkan langsung oleh Yesus Kristus. Doa Bapa Kami adalah doa yang diajarkan oleh Yesus secara langsung dengan jelas dan tegas, kepada para pengikutnya yang ingin berdoa. Kalau tiba-tiba saja ribuan bahkan jutaan doa lain diciptakan dan digunakan oleh orang-orang yang mengaku menjadi pengikut Yesus maka predikat apa lagi yang pantas diberikan pada sikap dan perilaku semacam ini kecuali predikat ‘pembangkang dan pelanggar terhadap ajaran dan keteladanan Tuhan’?

Inilah kutipan lengkap latar belakang argumentasi dan pernyataan keras saya tentang ‘berdoa’ yang saya sampaikan dalam Pengantar maupun dalam Bab III buku ini. Pernyataan keras semacam ini saya yakin ada benarnya meskipun pada saat yang sama saya juga yakin pasti juga ada tidak benarnya! Lalu mengapa saya tetap nekad mengatakannya meskipun pada saat yang sama ada kesadaran sepenuhnya yang mengakui bahwa ada juga ketidak-benaran di dalamnya? Alasannya satu, dan hanya satu, para pembaca! Karena saya ingin menggugah anda sekalian untuk ikut membantah, untuk ikut berargumentasi, untuk ikut mengemukakan pendapat, dan bahkan juga ikut tersinggung jika memang perlu! Mengapa kondisi seperti ini saya anggap perlu untuk dibangkitkan? Karena hanya dalam kondisi semacam ini sikap dan pemikiran kritis banyak orang dapat dibangkitkan! Inilah tujuan utama saya!

Sekarang akan saya sampaikan apa yang sebenarnya ada dalam pemikiran saya. Doa Bapa Kami diturunkan oleh Yesus karena ketika itu Yesus melihat betapa banyak para imam, para ahli Taurat, dan para orang kaya yang gaya berdoanya penuh dengan kemunafikan. Bukan saja doanya panjang dan bertele-tele, tetapi sikap mereka ketika berdoa juga menjengkelkan. Berdoa kok dipamerkan, begitu kira-kira kejengkelan Tuhan ketika itu! Jadi tidaklah mengherankan jika kemudian doa Bapa Kami diturunkan ketika itu! Sampai di sini tentu saja belum ada persoalan, tetapi persoalan akan muncul ketika seseorang (dalam hal ini yang dimaksud dengan seseorang bolehlah diidentikkan dengan saya) mengatakan bahwa jika orang Katolik atau umat Kristiani jika hendak berdoa hendaknya hanya berdoa Bapa Kami (ulangi: hanya berdoa Bapa Kami) dan tidak boleh menggunakan doa lainnya.

Doa Bapa Kami memang doa yang diajarkan sendiri oleh Yesus, dan doa ini jika dipadukan dengan konsep Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Tahu memang bisa menjawab persoalan apa saja di dunia ini. Sampai sekarang saya tetap yakin bahwa Doa Bapa Kami adalah doa yang lengkap, komprehensif, sakti dan bertuah, serta dapat menjawab semua persoalan yang ada dan muncul di dunia. Saya yakin tidak ada persoalan yang tidak dicakup oleh doa Bapa. Saya yakin tidak ada masalah yang tidak dapat diatasi oleh doa Bapa Kami! Untuk ini saya siap berdebat berhari-hari dan bermalam-malam dengan siapa saja untuk membuktikan dan memberikan argumentasi rasional tentang betapa hebatnya doa Bapa Kami!

Tetapi ketika saya mengatakan bahwa jika seseorang (termasuk di dalamnya juga para pejabat gereja) menggunakan doa lain selain doa Bapa Kami adalah perbuatan yang tidak patut, tidak tepat, tidak layak, dan bahkan berdosa serta melanggar ajaran Tuhan, saya

142

Page 143: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

mungkin agak berlebih-lebihan dan keterlaluan. Mengapa? Alasannya sederhana! Pertama, seandainya ketika itu para imam Yahudi, para ahli Taurat dan orang-orang kaya jaman itu tidak berdoa panjang-panjang dan sok pamer seperti perbuatan orang munafik, Yesus mungkin tidak jengkel dan mengkritik mereka. Jadi jika seandainya doa Bapa Kami memang harus diajarkan oleh Yesus tentunya doa ini akan disampaikan dalam suasana yang sama sekali lain, sehingga persyaratan tambahan dan persyaratan pendahuluan yang disampaikan oleh Yesus juga akan berbeda.

Kedua, ternyata Yesus yang diberi julukan sebagai ‘manusia berdoa’ banyak berdoa dan tidak semua doanya diyakini hanyalah doa Bapa Kami saja. Para murid juga melakukan hal yang sama. Mereka banyak berdoa dan bahkan selalu berdoa, dan tidak semua doa mereka adalah doa Bapa Kami.

Jadi jelas bahwa doa umat Kristiani adalah bukan doa Bapa Kami semata, artinya mereka boleh berdoa yang lain. Tetapi ya itu tadi janganah berdoa bertele-tele, apalagi melakukan doa sambil dipamerkan atau dengan maksud untuk dipamerkan. Ini yang pertama. Yang kedua, hendaknya perlu terus menerus diingat dan disadari bahwa doa Bapa Kami, sebagai doa istimewa yang diajarkan sendiri oleh Yesus, adalah doa yang mampu mengatasi semua pemasalahan, yang menyangkut semua hal, yang melingkupi segala kejadian di dunia ini. Tak ada masalah yang tak tercakup dalam doa Bapa Kami, tak ada hal yang berada di luar jangkauan doa Bapa Kami! Karenanya, jika memang tidak benar-benar dirasa perlu janganlah menciptakan doa-doa baru yang (mungkin saja memang tidak panjang tetapi tetap saja) bertele-tele. Doa Bapa Kami dan Salam Maria pasti dapat menjawab semua persoalan anda, pasti dapat mencakup semua permasalahan anda! Jangan pernah anda ragukan ini!

Tiga

Mengasihi sesama adalah hukum utama di duniaUkuran yang sama juga akan dikenakan di pintu surga!

Ajaran tentang Kasih Sayang menurut saya adalah dasar, fondasi, tiang penyangga, atau apa sajalah namanya, bagi agama Katolik. Tanpa Kasih Sayang, agama Katolik bukanlah agama Katolik. Tanpa Kasih Sayang semua ajaran Katolik menjadi tidak ada maknanya. Inilah inti ajaran dan keteladanan Yesus. Inilah inti perintah Bapa ketika mengutus PutraNya ke dunia. Inilah inti pertobatan. Inilah inti keselamatan abadi, Inilah inti karunia abadi. Pokoknya semua harus bertumpu, bersandar, ditopang, dibingkai dan diarahkan oleh Hukum Cinta Kasih.

Dalam Pengantar saya mengatakan seperti berikut!Ajaran Kasih Sayang adalah ajaran paling mendasar dari Yesus. Ajaran yang sangat

penting dan sangat mendasar ini benar-benar ajaran yang ‘maha sulit’ untuk dilaksanakan. Bahkan saya beranggapan benar-benar sangat tak banyak (jika mengatakan ‘tak seorang pun mampu’ dianggap terlalu ekstrim) orang mampu melaksanakan bahkan meskipun hanya sebagian kecil saja ajaran yang sangat istimewa dan luar biasa ini.

Ajaran ini adalah ajaran Yesus tentang hukum yang terutama. Ketika orang-orang Farisi bertanya untuk mencobai Yesus tentang hukum yang terutama dalam hukum Taurat, Yesus dengan cerdik menjawab bahwa mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan akal adalah hukum terutama yang pertama. Sedangkan hukum terutama yang kedua, yang sama kedudukannya dengan hukum terutama yang pertama, adalah mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri. Pada kedua hukum inilah sebenarnya tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi,225 begitu Yesus menyimpulkan penjelasannya.

225 Lihat Matius 22:34-40, Markus 12:28-34, dan Lukas 10:25-28.143

Page 144: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Lebih jauh, seperti yang disampaikan dalam Yohanes 15:34-38, hukum tentang Kasih Sayang ini dinyatakan sebagai perintah baru oleh Yesus. Aku akan memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu, demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-muridku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.

Tak ada orang yang dapat menuntut dan menyatakan bahwa dirinya murid dan pengikut Yesus jika mereka tidak saling mengasihi. Pertanyaannya sekarang bagaimana konsep dan ajaran yang sangat luar biasa ini dipersepsikan, dimaknai, dan dijalankan dalam kehidupan sehari-hari oleh (saya dan) orang-orang modern jaman sekarang?

Itulah kutipan selengkapnya argumentasi pengantar saya tentang Kasih Sayang. Sebenarya hukum Kasih Sayang tidak sulit dimengerti, tidak sukar dipahami. Yang

sulit adalah pelaksanaannya, yang sukar adalah implementasinya. Tetapi tidak seperti doa yang masih dapat ditawar-tawar, artinya orang masih boleh berdoa tidak menggunakan doa Bapa Kami asal doanya tidak panjang bertele-tele dan tidak dimaksudkan untuk pameran, tetapi dalam hal hukum Kasih Sayang, Yesus tampaknya benar-benar tegas dan tidak memberikan peluang untuk melakukan tawar menawar.

Hanya mereka yang mau melaksanakan dan mau mengimplementasikan hukum Kasih Sayang di dunia nyata saja yang berhak memperoleh karunia abadi masuk ke Kerajaan Sorga. Mereka yang tidak melaksanakan dan mengimplementasikan hukum ini tidak layak masuk ke Kerajaan Sorga.

Inti sari pelajaran dalam kisah Penghakiman Terakhir adalah jawaban yang harus dijalankan dalam kehidupan sehari-hari oleh seseorang yang ingin melaksanakan dan mengimplementasikan hukum Cinta Kasih! Sayangnya, meskipun inti sari pelajaran ini telah dipahami dan telah dicoba untuk dilaksanakan dengan teguh dan konsisten, tetapi saya dengan rendah hati dan penuh ketulusan harus mengakui bahwa jangankan keseluruhan inti sari pelajaran itu, sedikit kulitnya saja belum mampu saya laksanakan di dunia ini. Benar-benar luar biasa ajaran ini! Tampaknya mudah dilakanakan tetapi ternyata sulitnya setengah mati! Tetapi jika dikatakan terlalu sulit, bukankah sebenarnya semua orang dapat melakukannya jika memang mau!

Saya akui bahwa sejauh ini saya benar-benar gagal total melaksanakan ajaran ini. Yang tetap membuat saya optimis sampai sekarang hanyalah semangat untuk berani mencoba lagi keesokan harinya. Tidak ada yang lain! Seandainya semangat ini ikut menghilang atau gagal memberi dukungan pada saya, saya benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukan. Ajaran Yesus luas bak samudera tanpa batas! Sejauh mata memandang, sejauh layar terkembang, tepiannya tak pernah tampak jelas. Hanya semangat menyala tak kunjung padam, semangat juang untuk sampai ke pantai tujuan, yang membuat bahtera kehidupan ini tetap mau berlayar menantang gelombang. Semoga anda pun mempunyai semangat seperti itu!

Empat

Mengapa memberi secara cuma-cuma menjadi hal yang menyulitkan,Padahal tak ada milik manusia yang tak diperoleh secara cuma-cuma?

Ajaran dan keteladanan yang diberikan oleh Yesus melalui beberapa perumpamaan tentang kesediaan seseorang memberikan secara cuma-cuma apa yang didapat secara cuma-cuma mungkin tidak kalah sulitnya dibandingkan dengan ajaran tentang Kasih Sayang, begitu saya katakan dalam Pembukaan. Berikutnya saya juga menyampaikan bahwa meskipun perintah kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah

144

Page 145: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

pula dengan cuma-cuma226 disampaikan oleh Yesus kepada 12 muridnya dalam rangka penugasan agar para murid memberitakan bahwa Kerajaan Surga sudah dekat dan melayani orang banyak dengan karunia dan kemampuan yang diberikan langsung oleh Yesus pada mereka seperti kemampuan untuk menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, mentahirkan orang kusta, dan mengusir setan-setan; tetapi perintah yang luar biasa ini tetap dapat diterapkan untuk banyak hal dan berlaku bagi semua orang. Tetapi yang menjadi persoalan bagi banyak orang (dan juga bagi saya pribadi) adalah mampukah kita melaksanakan ajaran yang luar biasa ini? Memberikan secara cuma-cuma apa yang didapat secara cuma-cuma tampaknya mudah diucapkan, tetapi teramat sulit dilaksanakan. Bahkan tidak jarang Gereja dan para pejabatnya berlomba-lomba menjadi pelopor pelanggaran terhadap ajaran ini. Pejabat Gereja Katedral di Denpasar, Bali, umpamanya, dengan bangga menempelkan pengumuman tidak melayani permintaan sumbangan di papan pengumuman Gereja. Adalah benar-benar sangat mengherankan dan tidak masuk akal, khususnya bagi saya, jika ada sebuah institusi atau badan (baca: Gereja dan para pejabatnya) yang sebagian besar keberadaannya ditopang oleh bantuan dan sumbangan para umatnya, ternyata menolak memberikan sumbangan dan bantuan pada pihak lain.

Dengan memberi contoh pihak Gereja yang memasang pengumuman seperti ini sebenarnya saya hanya ingin mengatakan betapa ironisnya keadaan ini karena benar-benar bertolak belakang dengan ajaran Yesus. Apalagi jika argumentasi saya dalam bab ini yang dijadikan titik tolak. Salah satu argumen penting saya tentang ini adalah: Coba sebutkan karunia mana saja yang selama ini diterima dan dinikmati manusia yang tidak diberikan secara cuma-cuma oleh Tuhan? Mulai dari sinar matahari, oksigen, air, pemandangan alam, makanan, bumi tempat tinggal manusia, pokoknya apa saja yang selama ini dinikmati dan digunakan untuk menopang kehidupan manusia adalah pemberian secara cuma-cuma dari Allah untuk semua mahluk ciptaanNya. Pemberian itu gratis, pemberian itu cuma-cuma! Memang manusia telah mengolah beberapa dari pemberian itu untuk kepentingan manusia; memang manusialah yang dengan akal budi dan ketrampilannya berhasil menciptakan barang-barang yang tidak langsung berasal dari alam. Mobil, televisi, telepon genggam, satelit, dan jutaan barang lainnya adalah hasil cipta, rasa, dan karsa manusia. Ini harus diakui karena memang inilah kenyataannya. Tetapi jangan lupa, kemampuan untuk mengolah, merekayasa, dan menciptakan barang-barang itu adalah karunia Tuhan yang diberikan secara cuma-cuma. Tanpa karunia semacam ini tak akan ada manusia yang mampu berkreasi menciptakan sepeda, mobil apalagi kapal terbang. Semuanya berkat karunia Tuhan, semuanya berkat pemberian cuma-cuma oleh Tuhan! Tidak ada yang di luar itu! Tidak ada kreasi manusia yang tidak melibatkan karunia secara cuma-cuma dari Tuhan. Tak ada satu pun hasil karya manusia, bahkan hasil karya yang paling sederhana dan paling kecil sekalipun, yang terbebas dari bantuan dan karunia secara cuma-cuma dari Tuhan. Semuanya atas bantuan Tuhan, semuanya didasarkan pada karunia Tuhan yang diberikan secara cuma-cuma! Inilah inti ajaranNya, inilah inti keteladananNya.

Dengan menggunakan argumentasi ini, saya dalam kesempatan ini ingin menegaskan sekali lagi, terlepas dari kesalahan yang mungkin telah dibuat oleh pihak Gereja, bahwa setiap orang (terutama diri saya sendiri) tidaklah layak menggunakan kesalahan yang mungkin telah dibuat oleh Gereja itu sebagai dalih, alasan atau alat pembenar bagi ketidakmampuan masing-masing individu dalam melaksanakan dan mengimplementasikan perintah Yesus untuk memberikan secara cuma-cuma apa-apa yang telah didapatkan secara cuma-cuma! Kegagalan semacam ini harus ditanggung oleh masing-masing individu, oleh saya, dan oleh anda semua. Tetapi sejauh harapan, tekad dan kobaran semangat untuk kembali berani mencoba menjalankan perintah yang sangat luar biasa ini terus berkobar 226 Lihat Matius 10:8

145

Page 146: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

dalam hati, hari esok mungkin masih dapat berubah cerah. Kegagalan selalu masih mengandung harapan keberhasilan jika kobaran semangat untuk memperbaiki masih menggelora. Tetapi jika semangat untuk itu juga ikut padam, maka habislah semuanya! Karenanya mari kita pelihara bersama-sama nyala pelita harapan ini agar jangan padam di tengah jalan. Sejauh ini, itulah satu-satunya harapan umat manusia!

Lima

Jangan bilang miskin dan kaya tak berhubungan dengan harta benda,Memang bukan satu-satunya tetapi itulah faktor pembeda utama!

Ajaran tentang masalah orang kaya dan orang miskin sebenarnya sudah sangat jelas, begitu yang saya sampaikan dalam Pengantar buku ini. Lebih jauh saya mengatakah bahwa arah yang diberikan oleh Yesus lewat ajaran dan keteladananNya begitu jelasnya, bahkan jauh lebih jelas dari hamparan sawah menghijau ketika matahari bersinar terang. Tetapi yang mengherankan mengapa arah yang sudah jelas ini tidak dipilih malahan arah yang dilaranglah yang ramai-ramai dipilih dan hendak diarungi oleh banyak orang (termasuk saya).

Ambil saja contoh ketika Yesus memberikan nasehat pada seseorang yang merasa telah menjalankan semua perintah Allah: Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di Surga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku.”227 Apa yang dilakukan orang itu? Apakah ia mengikuti perintah Tuhan? Ternyata tidak. Dengan sedih dan kecewa orang yang mempunyai banyak harta itu pergi meninggalkan Yesus. Tidak mengherankan jika setelah itu Yesus berkata pada murid-muridnya: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga. Lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarang dari pada seorang kaya masuk ke dalam Surga.”228

Berikutnya dalam Pengantar saya bertanya pada diri sendiri: saya tidak kaya, tetapi mampukah sekarang ini saya menjual semua harta milik saya yang tidak banyak ini dan kemudian datang mengikut Tuhan? Saya tidak bisa, saya tidak mampu dan saya belum mau. Mengapa? Karena saya masih terikat dengan dunia. Akal budi manusia saya masih mencengkeram kuat-kuat nurani saya. Saya masih beranggapan kalau saya melakukan hal ini maka anak-anak saya akan terlantar. Hidup saya akan terlunta-lunta. Keadaan saya … keadaan keluarga saya … masa depan duniawi saya … dan masih banyak lagi kekhawatiran-kekhawatiran lain229 yang terasa mengikat erat-erat langkah saya untuk menapak jalan yang diajarkan dan diteladankan Yesus ini. Kalau saya saja yang tidak berharta banyak ini tidak mampu melakukan ajaran ini, lalu bagaimana dengan orang yang benar-benar berharta banyak? Bukankah akan semakin sulit bagi mereka?

Pertanyaan-pertanyaan seperti ini tentu saja akan selalu menghantui saya (dan mungkin juga akan selalu menghantui anda). Sejauh ini saya gagal melaksanakan ajaran ini, lalu bagaimana dengan anda? Semoga anda tidak seperti saya!

Perbincangan yang lebih panjang memang masih bisa digelar untuk memperdebatkan masalah ini, tetapi karena saya beranggapan semuanya sudah jelas, tegas dan gamblang, maka khusus untuk masalah ini saya akan mengakhiri pembukaan (bukan penutup) sampai di

227 Lihat Matius 19:16-26, Markus 10:17-27, dan Lukas 18:18-27228 Ibid.229 Tentang rasa khawatir manusia, Yesus menjawab dengan tegas dan gamblang dalam Matius 6:25-34 dan Lukas 12:22-31. Tetapi manusia mana yang mampu melepaskan rasa khawatir mereka?

146

Page 147: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

sini saja! Semoga setelah ini saya dan anda sekalian diberi keberanian untuk melaksanakan ajaran yang sangat provokatif ini!

Enam

Janganlah repot-repot mengurus selumbar di mata orang lain,Janganlah repot-repot menapis nyamuk sementara untanya terus ditelan!

Sikap rendah hati dan memaafkan adalah sikap yang mudah diucapkan, mudah diajarkan, mudah dijadikan komoditi nasehat, tetapi sama sekali tidak mudah diteladani, begitu saya mengatakan dalam Pengantar.

Berapa kali kita harus memaafkan dan mengampuni seseorang yang bersalah pada kita? Seratus kali? Seribu kali? Saya mendapat kesan bahwa Yesus menghendaki kita memaafkan dan mengampuni orang-orang yang bersalah pada kita, memaafkan dan mengampuni musuh-musuh kita, memaafkan dan mengampuni orang-orang yang kita benci, bukan hanya seratus kali, bukan hanya empat ratus sembilan puluh kali, bukan hanya seribu kali, bukan hanya sejuta kali, tetapi selalu dan selalu memaafkan dan mengampuni.

Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia,230 inilah perintah Yesus pada murid-muridnya dan juga pada kita. Sebuah perintah yang bukan main luhurnya, sangat luar biasa bijaknya, tetapi juga maha sulit pelaksanaannya.

Tuhan tidak peduli pada hak, Tuhan peduli pada hati. Itulah sebabnya jika orang-orang bertobat dengan seluruh hatinya, Tuhan akan mengampuni segala macam dosa.231

Konsep ini tertuang dengan indahnya dalam perumpamaan yang sangat terkenal tentang orang tua yang memaafkan anaknya (dianalogikan dengan Bapa di Surga yang memaafkan umatnya). Perumpamaan ini dapat dilihat dalam Lukas 15:11-32.

Sejauh ini saya selalu mencoba menjadi pemaaf. Saya sering berhasil memaafkan orang yang bersalah, meskipun juga harus diakui kadang kala tidak mudah memberi maaf, Hanya dengan susah payah dan usaha yang benar-benar keras perintah Yesus ini dapat dilaksanakan. Sementara itu yang terus menerus menjadi ganjalan dalam hati ini adalah rasa benci dan kadang-kadang dendam yang ternyata amat sangat sulit dikendalikan, amat sangat sulit dipatahkan. Betapa bahagianya seandainya tidak ada rasa benci dalam hati semua orang! Kebencian, apalagi dendam, adalah sumber banyak persoalan! Begitu juga sifat dengki dan iri!

Karenanya mari kita jalankan perintah Yesus yang sangat jelas: janganlah ribut melulu dengan selumbar di mata orang lain, sementara balok di depan mata sendiri tak tampak; janganlah selalu repot-repot menapis nyamuk dalam makanan orang, sementara onta dalam makanan sendiri ditelan bulat-bulat!

Tujuh

Semua orang pada dasarnya diundang untuk menjadi pengikut Tuhan,Yang benar maupun yang salah, yang hina maupun yang mulia!

230 Lihat Lukas 17:1-6231 Lihat Jejak Rohani Sang Guru Suci, Dennis Lardner Carmody dan John Tully Carmody, 2000, Jakarta: Murai Kencana, p.153 . Buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Tri Budhi Sastrio.

147

Page 148: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Meskipun dalam artian sempitnya konsep mengikut Tuhan kadang kala hanya diaplikasikan untuk sekelompok orang yang berketetapan hati menjalani hidup selibat, tetapi dalam artian luasnya konsep ini ternyata mengikat semua orang yang berketetapan hati untuk tidak hanya memahami ajaran Tuhan tetapi juga melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari, begitu saya mengatakan dalam Pengantar.

Karena alasan ini maka muncullah pertanyaan mendasar yang ditanyakan dalam bab ini yaitu apakah mengikut Tuhan itu sulit. Yang mengatakan mudah jelas memandang enteng ajaran Tuhan, sedangkan yang menganggap sulit mungkin karena tidak sepenuhnya memahami ajaran Tuhan dan tidak bersungguh-sungguh mau melaksanakannya, begitu saya menjawab sendiri pertanyaan itu. Lebih jauh saya mengatakan bahwa saya pribadi tidak akan pernah memandang enteng ajaran Tuhan. Bagaimana saya bisa memandang enteng ajaran, yang, meskipun hanya sebagian saja, ternyata selalu gagal saya jalankan dengan konsisten dan berkelanjutan? Mulai dari menjalankan ajaran Kasih Sayang, selalu memaafkan sampai pada sikap bermurah hati dan rendah hati, saya lebih banyak gagalnya daripada berhasilnya! Tetapi untungnya kegagalan ini tidak pernah menyurutkan tekad saya untuk selalu mencoba mengikut Tuhan, mencoba menapaki jalan yang telah ditunjukkan olehNya!

Delapan

Tempatnya telah disediakan, jalannya telah ditunjukkan!Mari semua orang ke sana dengan mengikuti jalan kebenaran!

Keselamatan abadi atau masuk ke Surga dan duduk di sisi kanan Bapa adalah cita-cita bagi kebanyakan orang. Tetapi bagaimana cita-cita ini dicapai jelas merupakan hal yang sama sekali berbeda. Kisah dalam Penghakiman Terakhir, Kisah Orang Kaya dan Lazarus, dan Kisah Orang Kaya yang menolak menjual hartanya untuk mengikut Yesus, adalah tiga kisah yang harus dijadikan acuan dan tolok ukur dalam bertindak di dunia nyata. Tanpa meneladani tiga kisah ini, sulit bagi seseorang memenuhi persyaratan untuk memperoleh Kehidupan Kekal di Sorga.

Sembilan

Jiwa memang mampu mengalahkan maut dan kematian,Tapi jangan jadikan ini tak bermakna karena tak melaksanakan kasih!

Dalam perbincangan tentang maut dan kematian jelas tampak bahwa jiwa manusia pada dasarnya dapat mengalahkan kematian dan maut seperti yang telah ditunjukkan oleh Yesus. Tetapi kemenangan ini menjadi tidak berarti apabila di dunia jiwa tersebut tidak mau menjalankan ajaran Yesus. Tiga kisah yang telah disampaikan ulang dalam Bab VIII digunakan kembali disini karena peran tiga kisah ini begitu sentralnya dalam memberikan makna bagi kemenangan jiwa atas maut dan kematian!

Akhirnya bagian penutup yang sekaligus bagian pembuka ini selesai juga. Memang belum sempurna, tetapi sementara itulah yang bisa saya lakukan. Lalu bagaimana dengan judul buku ini sendiri? Bukankah judulnya adalah Yesus, Sang Provokator? Apakah semua perbincangan, semua analisa, semua contoh, semua rujukan, semua referensi, semua gagasan, semua pendapat, semua harapan, dan bahkan juga semua doa yang disampaikan dalam buku ini telah memberikan konfirmasi bahwa Yesus memang seorang provokator? Kalau ya, di mana keprovokatoran Yesus itu?

148

Page 149: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Yang dimaksud dengan provokator adalah orang yang melakukan provokasi. Provokasi sendiri diartikan sebagai perbuatan untuk membangkitkan kemarahan, pancingan, tantangan, dan sebagainya. Provokasi sendiri pada gilirannya nanti akan menciptakan kondisi yang provokatif, yaitu kondisi yang merangsang seseorang atau kelompok untuk bertindak. Inilah definisi resmi kata-kata ini dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia.

Yesus adalah seorang provokator ulung, seorang provokator yang tak ada tandingnnya sepanjang masa. Hanya saja jika konotasi provokator masa kini lebih banyak mengarah pada tindakan-tindakan merusak yang merugikan, konotasi provokator pada Yesus selalu mengarah pada tindakan-tindakan membangun yang menguntungkan. Hampir semua ajaran dan keteladanan Yesus merombak tatanan lama. Hampir semua keteladanan Yesus membangkitkan kemarahan, membangkitkan pancingan, memberikan tantangan, bagi para pengikutnya.

Ajaran dan keteladanan Yesus dikatakan membangkitkan kemarahan karena ajaran itu memang dimaksudkan agar setiap orang marah pada dirinya sendiri, agar setiap orang mau menyangkal dirinya sendiri, agar setiap orang mau mengalahkan dirinya sendiri. Tanpa ini tak seorang pun akan mampu melaksanakan ajaran dan keteladanan Tuhan.

Dikatakan membangkitkan pancingan karena semua ajaran dan keteladanan Yesus memancing emosi kita, memancing kesadaran kita, untuk berani merombak tatanan lama dalam jiwa yang seringkali berselimutkan sifat munafik dan sikap mementingkan diri sendiri. Hanya dengan berani merombak itu semua barulah ajaran dan keteladanan Yesus dapat dilaksanakan!

Dikatakan memberikan tantangan karena memang tidak satu pun ajaran dan keteladanan Yesus yang tidak menantang. Pilih ajaran dan keteladanan yang mana saja, pasti elemen tantangan di dalamnya sangat kental. Baik tantangan untuk merombak tatanan lama dalam sikap dan jiwa pribadi, maupun tantangan untuk merombak tatanan sosial kemasyarakatan! Karenanya jelas tidak salah jika dikatakan bahwa Yesus adalah seorang provokator ulung yang selalu memancing, menantang, menimbulkan rasa marah dan bahkan ‘menghasut’ para pengikutNya, dari dulu sampai sekarang, untuk berani bertindak mengikuti ajaran dan keteladananNya agar berani menyangkal dan mengalahkan diri sendiri! Yesus memang telah di Sorga, tetapi ajaran dan keteladananNya yang provakatif akan selalu bersama-sama dengan kita, sekarang dan selama-lamanya!

149

Page 150: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

Daftar Pustaka

Adams, Franklin Pierce, 1952 Book of Quotations, New York: Funk and Wagnalls CompanyAugustinus, 1997 Pengakuan-Pengakuan, Yogyakarta: Penerbit KanisiusBerrnet, Sylvan, Morton Berman, and William Burto, 1970 An Introduction to Literature,

New York: Harcourt Carmody, Dennis Lardner and John Tully Carmody, 2000 Jejak Rohani Sang Guru Suci,

Jakarta: Murai KencanaCuster, Edwin C., 1964 Adventures in Poetry, New York: Harcourt, Brace, and World, Inc,Daniel, Kathleen T., and Fannie Safier, 1980 Adventures in Appreciation, New York:

Harcourt Brace Jovanovich Ditjen Bimas Katolik, 1979/1980 Kitab Suci Perjanjian Lama, Ende: Percetakan ArnoldusDoornik, P.N.J. van, 2001 Dimana Hal-hal itu Tertulis Dalam Kitab Suci, Malang: DiomaFarley, James, 1979 Adventures in American Literature, New York: Harcourt Brace

Jovanovich Fraedrich, Ferrell, 1991 Business Ethics, Boston: Houghton Mifflin Co.Gideons, The, 1978 Holy Bible, National Publishing CompanyGoldberg, M. Hirsch., 1984 The Blunder Book, New York: William Morrow and Co., Inc.Grogan, Patricia, 1995 Christian Community Bible: Catholic Pastoral Ed. Quezon City:

Claretian PublicationsHarun, Martin, OFM., 1998 Berdoa Bersama Umat Tuhan: Berguru Pada Kitab Mazmur,

Yogyakarta: Penerbit KanisiusHesselbein, Frances (eds.), 1997 The Leader of the Future, New York: Jossey-Bass, Inc.Heuken, A. SJ., 1987 Ensiklopedi Orang Kudus, Jakarta: Yayasan Cipta Loka CarakaHigginson, William J., 1996 The Haiku Seasons: Poetry of the Natural World, Tokyo:

Kodansha InternationalKnickerbocker, K.L., 1960 Interpreting Literature, New York: Holt, Rinehart and WinstonKomisi Liturgi KWI, 1994 Puji Syukur, Jakarta: Konferensi Waligereja IndonesiaKuiper, Kathleen (eds.), 1995 Encyclopedia of Literature, Springfield: Merriam-Webster, Inc Lembaga Alkitab Indonesia, 1997 Alkitab, Bogor: Percetakan LAIMajelis Tinggi Agama Khong Hu Cu Indonesia, 1970 Su Si, Jakarta: MATAKINMcNamee, Maurice B., et.al., 1971 Literary Types and Themes, New York: Holt, Rinehart

and Winston Inc. Merriam-Webster, 1995 Dictionary of Quotations, New York: Smithmark Patricia Groganm, 1995 Christian Community Bible, Quezon City: Claretian PublicationsPerrine, Laurence, 1969 Sound and Sense, New York: Harcourt, Brace and World, Inc.Robertson, James, 1990 The Sane Alternative: A Choice for Future, St. Paul: River Basin Tyndale House Publishers, Inc., 1989 The One Year Bible, Illinois: Tyndale House, Inc. Weiten, Wayne, 1989 Psychology: Themes and Variations, Pacific Grove:Brooks/Cole

Publishing Company Zimmerman, J.E., 1985 Dictionary of Classical Mythology, London: Bantam Books

150

Page 151: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

151

Page 152: Bab I - pabrikpuisi.files.wordpress.com file · Web viewJudul yang dipilih untuk Bab I adalah Tentang Konsep Tuhan Yang Maha Kuasa

152