bab i-vi organaisasi manajemen
DESCRIPTION
Organisasi Manajemen Rumah Sakit Tipe DTRANSCRIPT
BAB I
FALSAFAH, PENGERTIAN DAN TUJUAN
SERTA KEGUNAAN REKAM MEDIS
A. FALSAFAH
Falsafah Rekam Medis di RSU Surya Husadha adalah merupakan bukti
tertulis tentang proses pelayanan yang diberikan oleh dokter dan tenaga kesehatan
lainnya kepada pasien, sehingga merupakan cerminan kerja sama lebih dari satu
orang tenaga kesehatan untuk proses penyembuhan pasien. Sebagai bukti
pelayanan yang diberikan kepada pasien, segala pemeriksaan, tindakan,
pengobatan ditulis (direkam) dalam berkas rekam medis dengan jelas dan mudah
terbatas sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
B. PENGERTIAN
“Rekam Medis” dapat diartikan sebagai keterangan baik yang tertulis
maupun yang terekam tentang identitas pasien, anamnese, penentuan fisik
laboratorium, diagnosa segala pelayanan serta tindakan medis yang diberikan
kepada pasien dan pengobatan baik dalam pelayanan gawat darurat, pelayanan
rawat jalan maupun pelayanan rawat inap. Rekam Medis juga memiliki pengertian
yang sangat luas bukan hanya sekedar proses (kegiatan) pencatatan akan tetapi
dapat diartikan sebagai suatu sistem penyelenggaraan rekam medis.
Penyelenggaraan rekam medis merupakan proses kegiatan yang dimulai dari
penerimaan pasien di rumah sakit, dilanjutkan dengan kegiatan pencatatan data
medik pasien selama pasien tersebut mendapatkan pelayanan medik di rumah
sakit. Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan proses penanganan berkas rekam
medis yang meliputi proses penyimpanan serta pengambilan kembali berkas dari
tempat penyimpanan untuk mela yani permintaan atau peminjaman dari pasien
sendiri atau untuk keperluan lainnya atas ijin dari pasien sendiri.
1
Pengertian Rekam Medis RSU Surya Husadha yang berdasarkan standar
pelayanan medis yang berlaku diorganisir dan dikelola untuk mendukung
pelayanan medis efektif, merupakan :
a. Suatu pernyataan tertulis yang memuat tujuan yang menggambarkan
peranan dan kegiatan unit rekam medis di RSU Surya Husadha.
b. Harus ada struktur organisasi yang menggambarkan garis komando,
tanggungjawab dan hubungan kerja dengan unit lain.
c. Uraian kerja dan kewajiban kerja tertulis harus diberikan kepada setiap
bagian dan meliputi hal kualifikasi pemegang jabatan, garis kewenangan
atau perintah, fungsi dan tanggung jawab dan evaluasi.
d. Kepala unit rekam medis bertanggung jawab atas pengelolaan sumber
daya yang ada di RSU Surya Husadha.
C. TUJUAN DAN KEGUNAAN
1. TUJUAN REKAM MEDIS
Tujuan Rekam Medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib
administrasi dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan di RSU Surya
Husadha. Tertib administrasi rumah sakit sangat mustahil tercapai tanpa adanya
sistem pengelolaan rekam medis dengan baik, maka sistem pengelolaan rekam
medis yang baik dan benar merupakan kunci sukses dalam upaya meningkatkan
pelayanan kesehatan di rumah sakit. Mengenai tujuan rekam medis yang lebih
terperinci akan terlihat dan analog dengan kegunaan rekam medis itu sendiri.
2. KEGUNAAN REKAM MEDIS
Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek, seperti :
Aspek Administrasi
Berkas rekam medis memiliki nilai administrasi karena lainnya melip
uti tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai
tenaga medis dan paramedis dalam pencapaian tujuan pelayanan
kesehatan.
Aspek Medis
2
Berkas rekam medis memiliki nilai medik karena catatan (isi rekaman)
tersebut dapat digunakan sebagai dasar dalam merencanakan
pengobatan atau perawatan yang harus diberikan kepada pasien.
Aspek Hukum
Berkas rekam medis memiliki nilai hukum karena lainnya menyangkut
masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan dalam
rangka upaya menegakkan hukum dan penyediaan bahan tanda bukti
untuk menegakkan keadilan.
Aspek Keuangan
Berkas rekam medis memiliki nilai uang karena isinya mengandung
data atau informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek keuangan.
Aspek Penelitian
Berkas rekam medis memiliki nilai penelitian karena isinya berupa
data atau informasi yang dapat digunakan sebagai bahan penelitian
dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.
Aspek Pendidikan
Berkas rekam medis memiliki nilai pendidikan karena isinya berupa
data atau informasi tentang perkembangan kronologis dan pelayanan
medik yang diberikan kepada pasien. Informasi itu dapat dipergunakan
sebagai bahan referensi pengajaran di bidang profesi si pemakai.
Aspek Dokumentasi
Berkas rekam medis memiliki nilai dokumentasi karena isinya
menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan (direkam)
dan dipergunakan sebaga ibahan atau dasar pertanggungjawaban dan
laporan rumah sakit.
Dengan melihat beberapa aspek di atas, maka rekam medis memiliki
pengertian yang sangat luas tidak hanya berhubungan antara pasien dengan
3
pemberi jasa pelayanan kesehatan tetapi rekam medis dapat berfungsi secara
umum seperti :
1. Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga kesehatan lainnya
karena isi atau informasi yang terkandung merupakan rekaman dari
pelayanan, pengobatan dan perawatan yang diberikan kepada pasien.
2. Sebagai dasar dalam perencanaan pengobatan dan perawatan yang akan
diberikan kepada pasien.
3. Sebagai bukti tertulis dari semua kegiatan pelayanan, perkembangan
penyakit dan pengobatan selama pasien mendapatkan pelayanan
kesehatan.
4. Rekam medis dapat dijadikan sebagai bahan untuk analisa, penelitian dan
evaluasi terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.
5. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit, dokter dan
tenaga kesehatan lainnya.
6. Menjadi penyedia data akurat yang dapat dipergunakan untuk kepentingan
penelitian dan pendidikan.
7. Sebagai dasar dalam penghitungan jasa pelayanan medik pasien.
8. Sebagai sumber ingatan yang didokumentasikan untuk bahan pertanggung
jawaban dan laporan rumah sakit.
4
BAB II
ORGANISASI DAN PANITIA REKAM MEDIS
A. ORGANISASI REKAM MEDIS
Dalam penyusunan struktur organisasi rumah sakit harus mengacu pada
Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 983/MENKES/
SK/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit khususnya rekam medis di
dalamnya sesuai dengan klasifikasi rumah sakit. Struktur rekam medis yang
berlaku di RSU Surya Husadha sesuai dengan Surat Keputusan Direktur RSU
Surya Husadha Nomor 384/SK-DIR/RSUSH/X/2008 adalah sebagai berikut :
1. STRUKTUR ORGANISASI REKAM MEDIS
RSU SURYA HUSADHA
GAMBAR
2. SUSUNAN REKAM MEDIS
5
Sesuai dengan tugas dan fungsi dari Kepala Sub Bagian Rekam Medis
RSU Surya Husadha adalah membuat perencanaan, pengembangan,
pengorganisasian dan pengendalian kegiatan pencatatan rekam kesehatan dan
penyusunan laporan-laporan sebagai dokumen kesehatan.
Berdasarkan hal tersebut maka tugas pokok dan fungsi tersebut di atas,
maka salah satu pengolahan Rekam Medis adalah sebagai sumber data yang akan
digunakan dalam perencanaan dan Sistem Informasi Manajemen di RSU Surya
Husadha.
Fungsi manajemen yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan
dan pengawasan, maka pendekatan yang dilakukan adalah :
1. PERENCANAAN
Unit Kerja Rekam Medis dalam perencanaan tahun 2008 adalah menyusun
rencana akreditasi Rekam Medis, kebutuhan dokumen Rekam Medis serta
pengembangan Sumber Daya Manusia, Teknologi Informasi dan
Kemampuan Diri.
2. PENGORGANISASIAN
Restrukturisasi Rekam Medis berdasarkan pendekatan tugas pokok dan
fungsi Rekam Medis sebagai berikut :
Tugas pokok dan fungsi yang diawali dengan identifikasi pasien
dijalankan tempat Pendaftaran Pasien.
Dilanjutkan dengan proses Rekam Medis yang terbagi atas
beberapa tugas pokok dan fungsi.
Penataan atau assembling.
Penyimpanan.
Pembuatan Analisa Kuantitatif atau Kualitatif (Reporting).
3. PENGGERAKAN
Operasional Rekam Medis dalam pendekatan sistem diawali pendaftaran
pasien sampai dengan pengumpulan dan penyajian data.
6
4. PENGAWASAN
Pengawasan dilaksanakan secara fungsional melalui standar rekam medis
dan kinerja, indeks pasien serta permintaan resume medis dan pengisian
asuransi kesehatan.
Struktur organisasi Rekam Medis RSU Surya Husadha yang pada saat ini berlaku
adalah :
Kepala Unit Rekam Medis
Luh Arista Dewi, A. Md. Perkes
Staf Koding Rekam Medis
Ely Diantari
Staf Pelaporan dan Statistik
Wayan Kresna Yasa
Staf Penjajaran dan Penyimpanan
Ni Wayan Seniasih
I Nyoman Budiasa, SE
Kepala Bagian Pendaftaran Pasien dan Merchant
L. Pt. Pramiantari, Amd
Staf Pendaftaran Rawat Inap
Norce Pingak
Ni Putu Ayu Nulusnadi
Pelaksanaan Pendaftaran Rawat Jalan
Ni Nyoman Wita Suryaningsih, SE
I Gede Deni Purnamasidi
Pelaksana Penataan
Ni Luh Gede Whidyasari
7
3. URAIAN TUGAS REKAM MEDIS
1. Kepala Unit Rekam Medis
Nama Jabatan :
Kepala Departemen Rekam Medis
Kedudukan Dalam Organisasi :
Bertanggung jawab kepada General Manager RSU Surya Husadha.
Maksud Jabatan :
Membantu pengelolaan penyelenggaraan Sistem Rekam Medis secara
sistematis, terpadu dan bertanggungjawab sehingga dapat memberikan
pelayanan informasi maupun kebutuhan data yang akurat bagi
kepentingan Manajemen Rumah Sakit maupun pihak luar Rumah Sakit
yang membutuhkannya.
Kewajiban :
1. Memimpin dan Mengelola Rekam Medis RSU Surya Husadha.
2. Membuat dan menyusun rencana kegiatan dan pengembangan
Rekam Medis untuk mencapai tujuan Rumah Sakit.
3. Mengatur dan mengawasi sistem kerja Petugas Rekam Medis agar
dapat menjalankan fungsi pelayanan dengan profesional, mandiri
dan bertanggungjawab.
4. Memantau pengumpulan dan pengolahan data Rumah Sakit
sebagai dasar pembuatan laporan Rumah Sakit.
5. Menganalisa dan menyusun hasil pengolahan data medis Rumah
Sakit menjadi sebuah informasi kesehatan Rumah Sakit untuk
kepentingan Manajemen Rumah Sakit untuk kepentingan
Manajemen Rumah Sakit dalam pengambilan keputusan, penelitian
dan pengembangan Rumah Sakit.
6. Mengikuti berbagai pertemuan ilmiah yang berhubungan dengan
fungsi jabatan dan kerja Kepala Departemen Rekam Medis untuk
mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan tambahan.
8
7. Mengusulkan dan menyelenggarakan pelatihan dan pendidikan
bagi Petugas Rekam Medis untuk meningkatkan kemampuan dan
keahlian dalam upaya menunjang tugas kerja.
8. Membina kerjasama dengan unit lain di Rumah Sakit untuk
mendukung pelaksanaan tugas pelayanan Rekam Medis RSU
Surya Husadha.
9. Menyiapkan dan mengatur kebutuhan penambahan tenaga,
peralatan dan anggaran untuk mendukung operasional Rekam
Medis.
10. Mengontrol jadwal kerja setiap bulan untuk pengaturan waktu
dinas Petugas Rekam Medis sehari-hari dan melakukan pengaturan
bagi Petugas Rekam Medis yang mengajukan permohonan cuti/
sakit/ijin/tidak masuk kerja.
11. Mengadakan evaluasi untuk melakukan program efektifitas dan
efisiensi dalam pelayanan.
12. Mengembangkan dan mengimplementasikan kebijakan yang telah
digariskan serta prosedur untuk memproses permintaan dokumen,
asuransi dan korespondensi sesuai etika profesi yang memenuhi
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
13. Mengadakan dan memimpin rapat secara berkala dengan seluruh
Petugas Rekam Medis.
14. Menyajikan laporan-laporan baik laporan intern maupun ekstern
RSU Surya Husadha.
15. Menghadiri rapat-rapat (morning metting) dengan jajaran Direksi
maupun dengan General Manager serta unit lain yang berkaitan
dengan pelayanan Rekam Medis.
16. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Kualifikasi Kepala Departemen Rekam Medis
Guna keberhasilan penyelenggaraan pelayanan Rekam Medis peran
Kepala Departemen Rekam Medis sangat penting, sehingga tuntutan
9
kualifikasi pun menjadi hal yang mutlak perlu diperhatikan.
Kualifikasi yang mendasar meliputi :
Pendidikan Umum : D III Rekam Medis (berijasah).
Pendidikan Khusus : Kursus RM/K 600 jam ICD X.
Pengalaman Kerja : 15 Tahun di Unit Rekam Medis.
Kompetensi Kepala Departemen Rekam Medis
1. Bahasa Inggris
2. Berpikir Analitikal
3. Fokus pada Pelanggan *
4. Kemampuan Membina Jejaring
5. Kepemimpinan
6. Kerjasama*
7. Keterampilan Interpersonal
8. Keterampilan Negosiasi
9. Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan
10. Pengetahuan Produk dan Jasa Grup Surya Husadha Ubung
11. Perencanaan dan Pengorganisasian
12. Edukasi Pasien
13. Fokus pada Karyawan
14. Akuntansi
15. Manajemen Data / Dokumen
16. Manajemen Kasus
17. Manajemen Kesehatan, Keselamatan dan Lingkungan Kerja
18. Manajemen Mutu, Sistem dan Prosedur
19. Manajemen Pemasaran
20. Patient Safety
21. Pengetahuan Bisnis Jasa Pelayanan Kesehatan
22. Pengetahuan Medis & Kesehatan Masyarakat
23. Pengetahuan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
24. Berpikir Positif dan Terbuka*
25. Integritas*
10
26. Ketelitian dan Akurasi
27. Kreatif & Inovatif*
28. Peduli
29. Peka dan Cepat Tanggap*
Hubungan Kerja :
Intern :
Direksi
Komite Medis
Seluruh Ka. Unit RSU Surya Husadha
Dokter
Extern :
Dengan organisasi profesi
Instansi pemerintahan
2. Staf Koding Rekam Medis
Nama Jabatan :
Pelaksana Koding Rekam Medis
Kedudukan Dalam Organisasi :
Bertanggung jawab kepada Kepala Departemen Rekam Medis.
Maksud Jabatan :
Membantu dan bertanggung jawab terhadap proses kelancaran
pengelolaan pelayanan pasien sehingga pelayanan dapat berjalan
dengan baik.
Kewajiban :
1. Membantu menjadwalkan karyawan sedemikian rupa sehingga
mengoptimalkan pendayagunaan tenaga, adil bagi bawahannya dan
mengikuti tatanan standar jam kerja.
2. Membantu mempertahankan jadwal yang fleksibel dalam 3 shift.
3. Mengkoding semua berkas Rekam Medis baik pasien rawat jalan
maupun pasien rawat inap.
11
4. Membuat Kode Penyakit atau Operasi pada lembar Ringkasan dan
keluar rawat inap berdasarkan ICD X.
5. Menghubungi Dokter apabila menemukan berkas Rekam Medis
yang belum lengkap atau kurang jelas untuk menghindari
kesalahan dalam pemberian Kode Penyakit.
6. Memberikan Kode Penyakit Operasi serta indeks.
7. Menginput data Kode Penyakit dari buku ICD X ke dalam Master
data di program komputer khusus Coding/Klasifikasi Penyakit
apabila Kode tersebut belum ada pada Master data tersebut.
8. Mencari Kode Penyakit pada buku ICD X apabila ditemukan Kode
Penyakit yang belum ada pada master data klasifikasi penyakit.
9. Menjaga dan memelihara buku ICD X sebagai sumber data Kode
Penyakit.
10. Menyerahkan berkas yang telah diberi Kode Penyakit/Operasi
kepada Petugas Penyimpanan/penjajaran.
11. Menjaga kerahasiaan Isi Rekam Medis.
12. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh Kepala Departemen
Rekam Medis.
Kompetensi Staf Koding Rekam Medis
1. Bahasa Inggris
2. Berpikir Analitikal
3. Fokus pada Pelanggan *
4. Kemampuan Membina Jejaring
5. Kerja Sama*
6. Keterampilan Interpersonal
7. Pengetahuan Produk dan Jasa Grup Surya Husadha Ubung
8. Perencanaan dan Pengorganisasian
9. Manajemen Data / Dokumen
10. Manajemen Mutu, Sistem dan Prosedur
11. Pengetahuan Medis & Kesehatan Masyarakat
12
12. Pengetahuan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Masyarakat
13. Berpikir Positif dan Terbuka*
14. Integritas*
15. Ketelitian dan Akurasi
16. Kreatif & Inovatif*
17. Peduli
18. Peka dan Cepat Tanggap*
Hubungan Kerja :
Intern :
Seluruh Dokter Spesialis dan Dokter Umum yang ada di
RSU Surya Husadha
Extern :
-
3. Staf Pelaporan dan Statistik
Nama Jabatan :
Pelaksana Pelaporan dan Statistik.
Kedudukan Dalam Organisasi :
Bertanggung jawab kepada Kepala Departemen Rekam Medis.
Maksud Jabatan :
Membantu dan bertanggung jawab terhadap proses kelancaran
pengolahan data, laporan dan statistik.
Kewajiban :
1. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan laporan RS dan statistik.
2. Menerima dan mengumpulkan data dari kegiatan pelayanan UGD,
rawat jalan dan rawat inap.
3. Mengolah dan menyusun laporan harian, bulanan, triwulan,
semester dan tahunan.
4. Mengolah dan menyusun laporan Depkes RI dan instansi-instansi
lain yang membutuhkan.
13
5. Mengirim laporan pelayanan Rumah Sakit ke Depkes dan semua
Instalasi di Rumah Sakit yang memerlukan.
6. Membuat laporan Morbiditas dan laporan-laporan lain baik untuk
kepentingan Intern maupun Extern Rumah Sakit.
7. Membuat laporan analisa kualitatif dan kuantitatif.
8. Membuat laporan harian dan laporan mingguan DHF untuk dinas
kesehatan.
9. Merencanakan dan mengembangkan sistem informasi kesehatan.
10. membuat statistik.
11. Mengikuti rapat berkala dengan Kepala Departemen Rekam Medis.
12. Menjaga kerahasiaan isi Rekam Medis.
13. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh atasan.
Kompetensi Staf Pelaporan dan Statistik
1. Bahasa Inggris
2. Berpikir Analitikal
3. Fokus pada Pelanggan *
4. Kemampuan Membina Jejaring
5. Kerjasama*
6. Keterampilan interpersonal
7. Pengetahuan produk dan jasa grup Surya Husadha Ubung
8. Perencanaan dan pengorganisasian
9. Manajemen data / dokumen
10. Manajemen mutu, sistem dan prosedur
11. Pengetahuan medis & kesehatan masyarakat
12. Pengetahuan rekam medis dan informasi kesehatan
masyarakat
13. Berpikir positif dan terbuka*
14. Integritas*
15. Ketelitian dan akurasi
16. Kreatif & inovatif*
17. Peduli
14
18. Peka dan cepat tanggap*
Hubungan Kerja :
Intern :
Seluruh Ka. Unit RSU Surya Husadha
Dokter
Extern :
Instansi pemerintahan
4. Staf Penjajaran dan Penyimpanan Berkas Rekam Medis
Nama Jabatan :
Pelaksana Penjajaran dan Penyimpanan Berkas Rekam Medis
Kedudukan Dalam Organisasi :
Bertanggung jawab kepada Kepala Departemen Rekam Medis.
Maksud Jabatan :
Membantu dan bertanggung jawab terhadap proses kegiatan
penyimpanan dan pengambilan berkas Rekam Medis sehingga
pelayanan akan berjalan dengan baik.
Kewajiban :
1. Bertanggung jawab terhadap berkas Rekam Medis pada rak
penyimpanan yang berada di bawah tanggung jawabnya.
2. Melakukan penyortiran berkas Rekam Medis sesuai nomor rak
penyimpanan sebelum dilakukan penyimpanan atau
pendistribusian.
3. Melakukan penyimpanan berkas Rekam Medis sesuai dengan
nomor Rekam Medis dengan mengambil alat bantu pengambilan
berkas (tracer) digantikan dengan berkas tersebut.
4. Melakukan pengambilan berkas untuk tujuan berobat pasien,
peminjaman dan pemasangan stiker tahun kunjungan.
5. Menjaga ruang penyimpanan agar terjaga keamanan dan
kerahasiaannya.
6. Menjaga kebersihan dan ketertiban ruang penyimpanan.
15
7. Mengatur pengelolaan ketenagaan dan peralatan dalam mendukung
kelancaran kerja.
8. Melakukan rapat berkala dengan Kepala Departemen Rekam
Medis guna melakukan evaluasi pelayanan penyimpanan dan
pengambilan berkas.
9. Membuat laporan-laporan bagi kepentingan peningkatan Mutu
Pelayanan kepada Kepala Departemen Rekam Medis.
10. Membuat surat kelahiran.
11. Membuat foto bayi untuk paket bayi.
12. Menjaga Kerahasiaan Isi Berkas Rekam Medis.
13. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh atasan.
Kompetensi Staf Penjajaran dan Penyimpanan Berkas Rekam
Medis
1. Bahasa Inggris
2. Berpikir Analitikal
3. Fokus pada pelanggan *
4. Kemampuan Membina jejaring
5. Kerjasama*
6. Keterampilan Interpersonal
7. Pengetahuan Produk dan Jasa Grup Surya Husadha Ubung
8. Perencanaan dan Pengorganisasian
9. Manajemen Data / Dokumen
10. Manajemen Mutu, Sistem dan Prosedur
11. Pengetahuan Medis & Kesehatan Masyarakat
12. Pengetahuan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Masyarakat
13. Berpikir Positif dan Terbuka*
14. Integritas*
15. Ketelitian dan Akurasi
16. Kreatif & Inovatif*
17. Peduli
16
18. Peka dan cepat tanggap*
5. Kepala Bagian Pendaftaran Pasien dan Merchant
Nama Jabatan :
Kepala Bagian Pendaftaran Pasien dan Merchant.
Kedudukan Dalam Organisasi :
Bertanggung jawab kepada Kepala Departemen Rekam Medis.
Maksud Jabatan :
Membantu dan bertanggung jawab terhadap proses kelancaran dalam
pelayanan pendaftaran pasien sehingga pelayanan dapat berjalan
dengan baik.
Kewajiban :
1. Menyusun Program Kerja Bagian Front Office (FO) untuk jangka
1 (satu) tahun dan bulanan.
2. Menyusun Anggaran tahunan Bagian Front Office (FO).
3. Memastikan kebijakan Front Office (FO) berjalan sesuai dengan
ketentuan dan standar RSU Surya Husadha.
4. Membuat dan mengevaluasi serta mengubah Protap Front Office
(FO) (bilamana diperlukan).
5. Mengkoordinir, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan Front
Office (FO) RSU Surya Husadha.
6. Melayani pendaftaran pasien baru dan pasien lama.
7. Memastikan proses entry data pasien baru atau pasien lama terjadi
dengan baik.
8. Mengkoordinir, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan Front
Office (FO) RSU Surya Husadha.
9. Bertanggungjawab terhadap penuntasan penanganan komplain
pasien di Front Office (FO) baik aspek mdis maupun non medis.
10. Bertanggung jawab terhadap keamanan, pemeliharaan mesin dan
peralatan, dan kelayakan pakai alat-alat non medis.
17
11. Membina hubungan baik dengan Dokter Spesialis/medis dan
tenaga lainnya.
12. Memimpin rapat-rapat rutin Bagian Front Office (FO) dan
mengikuti rapat-rapat koordinasi dengan Divisi/Bidang yang
terkait.
13. Membuat Laporan Mingguan, Bulanan, Triwulan, Semester, dan
Tahunan untuk disampaikan kepada Manager Publik & Promosi.
14. Mewakili perusahaan dalam pertemuan-pertemuan eksternal di
bidang/profesi Front Office.
Kompetensi Kepala Departemen Rekam Medis
1. Bahasa Inggris
2. Berpikir Analitikal
3. Fokus pada Pelanggan *
4. Kemampuan Membina Jejaring
5. Kepemimpinan
6. Kerjasama*
7. Keterampilan Interpersonal
8. Keterampilan Negosiasi
9. Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan
10. Pengetahuan Produk dan Jasa Grup Surya Husadha Ubung
11. Perencanaan dan Pengorganisasian
12. Manajemen Data / Dokumen
13. Manajemen Kasus
14. Manajemen Mutu, Sistem dan Prosedur
15. Manajemen Pemasaran
16. Pengetahuan Bisnis Jasa Pelayanan Kesehatan
17. Pengetahuan Medis & Kesehatan Masyarakat
18. Pengetahuan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
19. Berpikir Positif dan Terbuka*
20. Integritas*
21. Ketelitian dan Akurasi
18
22. Kreatif & Inovatif*
23. Peduli
24. Peka dan Cepat Tanggap*
6. Staf Pendaftaran Pasien Rawat Inap
Nama Jabatan :
Pelaksana Pendaftaran Pasien Rawat Inap.
Kedudukan Dalam Organisasi :
Bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Pendaftaran Pasien dan
Merchant.
Maksud Jabatan :
Membantu dan bertanggungjawab terhadap proses kelancaran dalam
pelayanan pendaftaran pasien rawat inap, sehingga pelayanan dapat
berjalan dengan baik.
Kewajiban :
1. Bertanggungjawab dalam pengelolaan pelayanan pendaftaran
Rawat Inap.
2. Memberikan informasi kepada pasien baik langsung atau yang
menggunakan telepon/HP.
3. Membantu dan mengawasi sistem kerja pelayanan pendaftaran
sehingga dicapai Mutu Pelayanan yang diharapkan Rumah Sakit.
4. Mengatur pengelolaan ketenagaan dan peralatan dalam mendukung
kelancaran kejra pelayanan pendaftaran Rawat Inap.
5. Menjaga kebersihan, ketertiban dan keamanan tempat dan
peralatan pendaftaran selama betugas.
6. Melakukan rapat berkala dengan Kepala Departemen Rekam
Media guna melakukan evaluasi pelayanan pendaftaran rawat
jalan.
7. Membuat laporan-laporan bagi kepentingan peningkatan Mutu
Pelayanan kepada Kepala Departemen Rekam Medis.
8. Menjaga Kerahasiaan Isi Rekam Medis.
19
9. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh atasan.
Kompetensi Kepala Departemen Rekam Medis
1. Bahasa Inggris
2. Berpikir Analitikal
3. Fokus pada Pelanggan *
4. Kemampuan Membina Jejaring
5. Kerjasama*
6. Keterampilan Interpersonal
7. Keterampilan Negosiasi
8. Pengetahuan Produk dan Jasa Grup Surya Husadha Ubung
9. Perencanaan dan Pengorganisasian
10. Manajemen Data / Dokumen
11. Manajemen Mutu, Sistem dan Prosedur
12. Manajemen Pemasaran
13. Pengetahuan Bisnis Jasa Pelayanan Kesehatan
14. Berpikir Positif dan Terbuka*
15. Integritas*
16. Ketelitian dan Akurasi
17. Kreatif & Inovatif*
18. Peduli
19. Peka dan Cepat Tanggap*
7. Staf Pendaftaran Pasien Rawat Jalan
Nama Jabatan :
Pelaksana Pendaftaran Rawat Jalan.
Kedudukan Dalam Organisasi :
Bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Pendaftaran Pasien dan
Merchant.
20
Maksud Jabatan :
Membantu dan bertanggungjawab terhadap proses kelancaran dalam
pelayanan pendaftaran pasien rawat jalan, sehingga pelayanan dapat
berjalan dengan baik.
Kewajiban :
1. Bertanggungjawab dalam pengelolaan pelayanan pendaftaran UGD
dan Rawat Jalan.
2. Memberikan informasi kepada pasien baik langsung atau yang
menggunakan telepon/HP.
3. Membantu dan mengawasi sistem kerja pelayanan pendaftaran
sehingga dicapai Mutu Pelayanan yang diharapkan Rumah Sakit.
4. Mengatur pengelolaan ketenagaan dan peralatan dalam mendukung
kelancaran kerja pelayanan pendaftaran rawat jalan.
5. Menjaga kebersihan, ketertiban dan keamanan tempat dan
peralatan pendaftaran selama bertugas.
6. Melakukan rapat berkala dengan Kepala Departemen Rekam
Medis guna melakukan evaluasi pelayanan pendaftaran rawat jalan.
7. Membuat laporan-laporan bagi kepentingan peningkatan Mutu
Pelayanan kepada Kepala Departemen Rekam Medis.
8. Menjaga Kerahasiaan Isi Rekam Medis.
9. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh atasan.
Kompetensi Staf Pendaftaran Pasien Rawat Jalan
1. Bahasa Inggris
2. Berpikir Analitikal
3. Fokus pada Pelanggan *
4. Kemampuan Membina Jejaring
5. Kerjasama*
6. Keterampilan Interpersonal
7. Keterampilan Negosiasi
8. Pengetahuan Produk dan Jasa Grup Surya Husadha Ubung
9. Perencanaan dan Pengorganisasian
21
10. Manajemen Data / Dokumen
11. Manajemen Mutu, Sistem dan Prosedur
12. Manajemen Pemasaran
13. Pengetahuan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
14. Berpikir Positif dan Terbuka*
15. Integritas*
16. Ketelitian dan Akurasi
17. Kreatif & Inovatif*
18. Peduli
19. Peka dan Cepat Tanggap*
8. Staf Pelaksana Pendaftaran Pasien Premium (Rawat Inap dan
Rawat Jalan)
Nama Jabatan :
Pelaksana Pendaftaran Pasien Premium (Rawat Inap dan Rawat Jalan).
Kedudukan Dalam Organisasi :
Bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Pendaftaran Pasien dan
Merchant.
Maksud Jabatan :
Membantu dan bertanggungjawab terhadap proses kelancaran dalam
pelayanan pendaftaran pasien premium (rawat inap dan rawat jalan),
sehingga pelayanan dapat berjalan dengan baik.
Kewajiban :
1. Bertanggungjawab dalam pengelolaan pelayanan pendaftaran
pasien premium (pasien rawat inap dan rawat jalan).
2. Memberikan informasi kepada pasien baik langsung atau yang
menggunakan telepon/HP.
3. Membantu dan mengawasi sistem kerja pelayanan pendaftaran
sehingga dicapai Mutu Pelayanan yang diharapkan Rumah Sakit.
4. Mengatur pengelolaan ketenagaan dan peralatan dalam mendukung
kelancaran kerja pelayanan pendaftaran rawat jalan.
22
5. Menjaga kebersihan, ketertiban dan keamanan tempat dan
peralatan pendaftaran selama bertugas.
6. Melakukan rapat berkala dengan Kepala Departemen Rekam
Medis guna melakukan evaluasi pelayanan pendaftaran rawat jalan.
7. Membuat laporan-laporan bagi kepentingan peningkatan Mutu
Pelayanan kepada Kepala Deaprtemen Rekam Medis.
8. Menjaga Kerahasiaan Isi Rekam Medis.
9. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh atasan.
Kompetensi Kepala Departemen Rekam Medis
1. Bahasa Inggris
2. Berpikir Analitikal
3. Fokus pada Pelanggan *
4. Kemampuan Membina Jejaring
5. Kerjasama*
6. Keterampilan Interpersonal
7. Keterampilan Negosiasi
8. Pengetahuan Produk dan Jasa Grup Surya Husadha Ubung
9. Perencanaan dan Pengorganisasian
10. Manajemen Data / Dokumen
11. Manajemen Mutu, Sistem dan Prosedur
12. Manajemen Pemasaran
13. Pengetahuan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
14. Berpikir Positif dan Terbuka*
15. Integritas*
16. Ketelitian dan Akurasi
17. Kreatif & Inovatif*
18. Peduli
19. Peka dan Cepat Tanggap*
23
9. Staf Penataan Berkas Rekam Medis (Assembling)
Nama Jabatan :
Pelaksana Penataan Berkas Rekam Medis
Kedudukan Dalam Organisasi :
Bertanggung jawab kepada Kepala Departemen Rekam Medis.
Maksud Jabatan :
Membantu dan bertanggungjawab terhadap proses kegiatan penataan
berkas Rekam Medis sehingga pelayanan akan berjalan dengan baik.
Kewajiban :
1. Melengkapi Berkas Rekam Medis Pasien baik rawat jalan maupun
rawat inap.
2. Menghubungi Dokter apabila menemukan berkas Rekam Medis
yang belum lengkap atau kurang jelas untuk menghindari
kesalahan dalam pemberian Kode Penyakit.
3. Menangani setiap ada permintaan pengisian resume medis,
asuransi dan semua adminitrative rekam medis.
4. Menata Berkas Rekam Medis Rawat Inap untuk pasien baru.
5. Menyerahkan berkas yang telah diberi kode penyakit/operasi
kepada petugas penyimpanan.
6. Menjaga kerahasiaan Isi Rekam Medis.
7. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh atasannya.
Kompetensi Kepala Departemen Rekam Medis
1. Bahasa Inggris
2. Berpikir Analitikal
3. Fokus pada Pelanggan *
4. Kemampuan Membina Jejaring
5. Kerjasama*
6. Keterampilan Interpersonal
7. Pengetahuan Produk dan Jasa Grup Surya Husadha Ubung
8. Perencanaan dan Pengorganisasian
9. Manajemen Data / Dokumen
24
10. Manajemen Mutu, Sistem dan Prosedur
11. Pengetahuan Medis & Kesehatan Masyarakat
12. Pengetahuan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Masyarakat
13. Berpikir Positif dan Terbuka*
14. Integritas*
15. Ketelitian dan Akurasi
16. Kreatif & Inovatif*
17. Peduli
18. Peka dan Cepat Tanggap*
10. Staf Kurir Berkas Rekam Medis
Nama Jabatan :
Pelaksana Kurir Berkas Rekam Medis.
Kedudukan Dalam Organisasi :
Bertanggung jawab kepada Kepala Departemen Rekam Medis.
Maksud Jabatan :
Membantu dan bertanggungjawab terhadap proses pendistribusian
berkas Rekam Medis sesuai dengan tujuannya sehingga pelayanan
akan berjalan dengan baik.
Kewajiban :
1. Mensortir, menyiapkan dan mendistribusikan berkas rekam medis
yang akan keluar.
2. Bertanggungjawab terhadap pendistribusian berkas Rekam Medis
ke poliklinik agar cepat tersedia sesuai dengan tujuan masing-
masing.
3. Menjaga kerahasiaan isi berkas Rekam Medis.
4. Menjaga kerapian dan kebersihan isi berkas rekam medis.
5. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh atasan.
25
11. Staf Pelaksana Operator Telepon
Nama Jabatan :
Pelaksana Operator Telepon.
Kedudukan Dalam Organisasi :
Bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Pendaftaran Pasien dan
Merchant.
Maksud Jabatan :
Membantu dan bertanggungjawab terhadap proses penerimaan telepon
masuk dan keluar.
Kewajiban :
1. Menangani telepon yang masuk/keluar RSU Surya Husadha sesuai
dengan protap penerimaan telepon dan mendistribusikannya sesuai
permintaan penelpon.
2. Membuat billing telepon kamar perawatan pasien.
3. Memutar jinggel dan instrumentalia rindik pada jam-jam
ditentukan.
4. Mengumumkan jam berkunjung telah habis dan informasi kepada
pengunjung.
5. Memback up data billing telepon pada komputer PABX.
6. Mengatur pengadaan ATK dan kebutuhan lain yang diperlukan.
7. Menjaga kebersihan dan kerapian area kerja.
8. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh atasannya.
Kompetensi Kepala Departemen Rekam Medis
1. Bahasa Inggris
2. Fokus pada Pelanggan *
3. Kerjasama*
4. Keterampilan Interpersonal
5. Pengetahuan Produk dan Jasa Grup Surya Husadha Ubung
6. Manajemen Mutu, Sistem dan Prosedur
7. Berpikir Positif dan Terbuka*
8. Integritas*
26
9. Kreatif & Inovatif*
10. Peduli
11. Peka dan Cepat Tanggap*
B. PANITIA REKAM MEDIS
A. PENGERTIAN
Panitia Rekam Medis merupakan kelompok kerja rekam medis yang
beranggotakan tenaga pelayanan kesehatan yang terlihat langsung dalam proses
pemberian pelayanan kesehatan untuk membantu komite medis sehingga
penyelenggaraan rekam medis yang bermutu menjadi tanggungjawab utama
Panitia Rekam Medis. Hal ini merujuk pada :
Surat Keputusan Menteri Kesehatan Repubik Indonesia nomor 983/MENKES/
SK/XI/1992 tentang Komite Medis pada pasal 42 dijelaskan bahwa :
Ayat 1 : Pengertian Komite Media adalah kelompok tenaga medis
yang anggotanya dipilih dari anggota staf medis fungsional
(SMF).
Ayat 2 : Komite Medis berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
direktur.
Ayat 3 : Komite Medis mempunyai tugas :
a. Membantu direktur menyusun standar, pelayanan dan
memantau pelaksanaannya.
b. Melaksanakan pembinaan etika profesi.
c. Profesi anggota staf medis fungsional (SMF).
d. Serta mengembangkan program pelayanan, pendidikan
dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan.
Ayat 4 : Dalam melaksanakan tugas, komite medis dapat dibantu oleh
panitia yang anggotanya terdiri dari staf medis fungsional dan
tenaga profesi.
Ayat 5 : Panitia adalah kelompok kerja khusus di dalam komite medis
yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah khusus.
Ayat 6 : Pembentukan panitia ditetapkan oleh direktur.
27
SK Direktur Utama nomor 17/PTSH/IV/2002 tentang Struktur Komite Medik
RSU Surya Husadha yang dalam struktur Komite tersebut membawahi 5
panitia, dimana Panitia Rekam Media termasuk di bawahnya. Peningkatan
Mutu Pelayanan tersebut harus ditunjang oleh sarana dan prasarana yang
memadai dan akurat, diantaranya melalui peningkatan Sistem Rekam Medis
B. TUGAS PANITIA REKAM MEDIS
Panitia Rekam Medis RSU Surya Husadha memiliki beberapa tugas pokok yaitu :
a) Menyusun 1 (satu) set formulir Rekam Medis yang dapat memenuhi
kesinambungan pelayanan medis yang baik dan benar beserta Buku
Panduan Penggunaannya.
b) Memberikan arahan dalam hal tanggung jawab, hak dan kewajiban bagian
Rekam Medis.
c) Melaporkan hasil kerja Panitia Rekam Medis kepada Direktur RSU Surya
Husadha.
d) Membantu memberikan penyuluhan atau penggunaan untuk penerapan
sistem Rekam Medis yang baru.
C. TANGGUNG JAWAB
Tenaga medis, paramedis dan tenaga kesehatan lainnya yang memberikan
pelayanan baik langsung maupun tidak langsung kepada seorang pasien
bertanggung jawab terhadap mutu yang mereka berikan. Untuk memenuhi
tanggung jawab tersebut tenaga medis, paramedis dan tenaga kesehatan lainnya
harus ambil bagian dalam badan yang terkait dengan pelayanan pasien. Mereka
melaksanakan tanggung jawabnya melalui badan yang disebut “Panitia Rekam
Medis”, Rekam Medis yang baik akan mencerminkan mutu pelayanan medik yang
diberikan kepada pasien.
Panitia Rekam Medis akan membantu proses terselenggaranya
pengelolaan Rekam Medis yang sesuai dengan standar-standar yang telah
ditetapkan di RSU Surya Husadha seperti :
28
a. Memberikan saran-saran dan pertimbangan dalam hal penyimpanan
Rekam Medis dan menjamin bahwa semua informasi dicatat dengan
sebaik-baiknya dan menjamin tersedianya data yang diperlukan untuk
menilai pelayanan yang diberikan kepada seorang pasien.
b. Menjamin telah dijalankannya dengan baik filling record, pembuatan
indeks, penyimpanan rekam medis dan tersedianya berkas rekam medis
dari semua pasien.
c. Mengajukan usul-usul kepada Direktur RSU Surya Husadha tentang
perubahan dalam isi ukuran rekam medis.
d. Membina kerjasama dengan penasehat hukum dalam hal hubungan keluar
dan pengeluaran data atau keterangan untuk badan-badan di luar RSU
Surya Husadha.
D. KEANGGOTAAN
Keanggotaan Panitia Rekam Medis terdiri dari Kepala Unit Rekam Medis,
tenaga medis, tenaga paramedic dan tenaga kesehatan lainnya yang terlihat
langsung dalam proses pengisian lembaran berkas rekam medis. Ketua Panitia
Rekam Medis sebaiknya dipegang oleh seorang dokter senior sedangkan sebagai
sekretarisnya adalah Kepala Unit Rekam Medis. Keanggotaan tersebut ditetapkan
dalam Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit untuk jangka waktu 3 tahun. Panitia
tahun ke II dan tahun ke III baru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Pada
saat pergantian keanggotaan komite, calon ketua komite yang baru harus paham
terlebih dahulu semua prosedur dan sistem yang berlaku di Unit Rekam Medis
RSU Surya Husadha.
Susunan (struktur) keanggotaan Panitia Rekam Medis yang berlaku di
RSU Surya Husadha sesuai dengan Surat Keputusan Komite Medis nomor 003/
KOM.MED/RSUSH/VI/2008 tentang Pengangkatan Panitia Rekam Medis
adalah :
29
Ketua Panitia : dr. I G. A. Ketut Swarningasih, Sp. S
Sekrtaris : Luh Arista Dewi, A. Md. PerKes
Anggota : dr. Dewa Sukandi Jayaningrat
Dr. I Gst. Tade Ajeng Trisna
Zr. Komang Suryani
E. TATA KERJA
Komite Rekam Medis mengadakan pertemuan satu bulan sekali untuk
mengevaluasi mutu pelayanan Rekam Medis RSU Surya Husadha. Semua pasien
yang telah keluar dari RSU Surya Husadha dalam sebulan yang lalu wajib
dievaluasi terutama mengenai kasus-kasus yang tanpa diagnosa, perbedaan
pendapat tentang diagnosa penyakit, serta sebab-sebab (diagnosa) penyebab
kematian yang dilakukan secara random. Untuk itu perlu dibuatkan jadwal
penilaian secara rutin dan wajib dilaksanakan untuk menjamin bahwa semua
kasus yang dirawat di RSU Surya Husadha masuk dalam penilaian tersebut.
Petugas rekam medis menyerahkan berkas rekam medis yang tidak sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan kepada ketua komite rekam medis. Rekam medis
dapat diambil secara khusus misalnya dari salah satu pasien ginekologi. Komite
rekam medis juga harus meneliti rekam medis pasien yang masih dirawat di ruang
perawatan RSU Surya Husadha dan penilaian khusus secara teratur juga dilakukan
komite rekam medis terhadap rekam medis di Instalasi Gawat Darurat (UGD)
RSU Surya Husadha untuk mengetahui mutu pelayaan medis yang diberikan.
Rekam medis untuk pasien yan gmeninggal kuran gdari 24 jam setelah msuk ke
RSU Surya Husadha di UGD harus mendapatkan perhatian khusus. Tanggung
jawab komite rekam medis tidak hanya pada pasien rawat inap tetapi juga untuk
pasien rawat jalan.
Semua lembaran rekam medis harus diperiksa oleh komite rekam medis
untuk mengh indari terjadinya duplikasi berkas pasien. Penyeragaman isi, bentuk
dan ukuran dapat mengurangi jumlah rekam medis (seminim mungkin). Agar
tugas dan fungsi Komite Rekam Medis RSU Surya Husadha berjalan dengan baik,
maka komite rekam medis harus diberi wewenang :
30
Memberikan penilaian akhir terhadap kwalitas pengisian data klinis.
Menolak rekam medis yang tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan
di RSU Surya Husadha
Menerapkan tindakan – tindakan yang bersifat ke arah perbaikan rekam
medis yang tidak memuaskan (tidak sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan di RSU Surya Husadha).
Setiap tenaga medis, tenaga paramedis dan tenaga kesehatan lainnya yang
bekerja di RSU Surya Husadha berkewajiban melengkapi pengisian rekam medis
dan harus menyetujui ketentuan-ketentuan yang berlaku. Jika menolak akan
dikenakan sangsi yang telah ditetapkan oleh Direktur RSU Surya Husadha.
F. HUBUNGAN KERJA
Komite Rekam Medis RSU Surya Husadha memiliki hubungan kerja, seperti :
1. Unit rekam medis, instalasi rawat jalan, instalasi rawat inap, UGD dan
instalasi lain di RSU Surya Husadha yang terkait bertanggung jawab atas
terlaksananya kegiatan rekam medis, sesuai dengan batas, wewenang dan
tanggung jawabnya.
2. Dalam melaksanakan tugasnya kepala unit rekam medis wajib menerapkan
koordinasi, integrasi dan sikronisasi baik di dal am lingkungan intern unit
rekam medis dengan instalasi lain di RSU Surya Husadha yang t erkait
sesuai dengan tugasnya masing-masing.
3. Kepala unit rekam medis dan instalasi yang terkait dengan pelaksanaan
kegiatan rekam medis bertanggung jawab dan mengkoordinasikan ke
bawahannya masing-masing serta memberikan petunjuk bagi pelaksanaan
bagi petugas bawahannya.
4. Kepala unit rekam medis dan instalasi lain di RSU Surya Husadha yang
terkait dengan pelaksanaan kegiatan rekam medis wajib mengikuti dan
memenuhi petunjuk dan tanggung jawab kepada atasan masing-masing
dan menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya.
31
5. Dalam melaksanakan tugasnya kepala unit rekam medis dan kepala
instalasi lain yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan rekam medis,
dalam rangka pembinaan dan pemberian bimbingan wajib mengadakan
rapat berkala baik antar petugas rekam medis maupun antara pimpinan
unit rekam medis dengan instalasi lain yang terkait dengan pelaksanaan
kegiatan rekam medis di RSU Surya Husadha.
6. Unit rekam medis mempunyai hubungan koordinatir dengan instalasi lai n
pada bagian sekretariat, instalasi rawat jalan, instalasi rawat inap, UGD
dan instalasi penunjang lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan
kegiatan pelaksanaan rekam medis di RSU Surya Husadha.
BAB III
PROSES PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS
A. SISTEM REKAM MEDIS
1. SISTEM PENAMAAN
32
Sistem penamaan pada dasarnya untuk memberikan identitas kepada
pasien serta membedakan antara pasien yang satu dengan pasien yang lainnya,
sehingga dapat mempermudah dalam memberikan pelayanan rekam medis di
RSU Surya Husadha. Di Negara Barat, penulisan nama pasien sudah biasa
menggunakan patokan-patokan dalam penulisannya seperti dalam penulisan untuk
keperluan resmi patokannya adalah nama keluarga (Surname) ditulis terlebih
dahulu baru diikuti nama diri (First Name). Di Indonesia sistem ini kurang
dikenal karena di Indonesia memiliki banyak penduduk dengan kultur yang
berbeda. Oleh karena itu sistem penamaan harus dilakukan secara luwes, karena
sebenarnya nama hanyalah identitas pasien yang satu dengan pasien yang lainnya
di samping umur, alamat dan nomor rekam medis.
Prinsip utama yang harus dipatuhi oleh petugas rekam medis RSU Surya
Husadha adalah nama pasien harus lengkap sesuai dengan bukti kartu pengenal
(KTP, SIM, Pasport, dll) sehingga nama yang tercantum dalam berkas rekam
medis akan menjadi satu dnegan berbagai kemungkinan seperti :
Nama pasien sendiri, apabila nama pasien sudah terdiri dari satu kata
atau lebih
Nama pasien sendiri dilengkap dengan nama suami, apabila pasien
tersebut telah bersuami.
Nama pasien sendiri yang dilengkapi dengan nama orang tua
(biasanya nama ayahi).
Nama pasien yang memiliki nama keluarga (marga), maka nama
keluarga atau marga (surname) ditulis dahulu diikuti nama sendiri.
Dalam sistem penamaan yang diterapkan di RSU Surya Husadha, petugas rekam
medis (bagian pendaftaran pasien dan assembling) diharapkan selalu
memperhatikan :
Nama pasien ditulis atau diketik pada komputer dengan memakai
huruf kapital dan ejaan yang disempurnakan.
Diakhir nama pasien selalu diisi Tn, Nn, Ny, atau By sesuai dengan
status pasien.
33
Penulisan gelar (titel) selalu ditulis pada akhir nama pasien.
Kata tuan, saudara, bapak, tidak ditulis pada berkas rekam medis atau
diinput pada komputer.
CARA PENULISAN NAMA PASIEN
Cara penulisan nama pasien menjadi sangat penting maknanya karena
sering ditemukan pasien dengan nama yang sama dan seringnya seorang pasien
berobat ke RSU Surya Husadha. Dengan menggunakan cara penlisan dengan baik
dan benar, sehingga seorang petugas penyimpanan dengan mudah mengambil
berkas rekam medis pasien di tempat penyimpanan. Untuk keseragaman dalam
penu lisan (ejaan) nama pasien, RSU Surya Husadha menggunakan ejaan yang
telah disempurnakan.
Adapun contoh cara penulisan nama pasien seperti :
a. Nama Orang Indonesia
Nama Orang Indonesia yang mempunyai nama keluarga, diindeks
dengan nama keluarga ditulis terlebih dahulu diikuti dengan koma
kemudian baru ditulis namanya sendiri.
Contoh : Doni Sapanca
Diindeks : Sapanca, Doni
Nama Orang Indonesia yang majemuk
Contoh : Sutopo Yuwono
Diindeks : Sutopo Yuwono
Nama Orang Indonesia yang memiliki suku, marga maka diindeks
dengan nama suku atau marga ditulis terlebih dahulu diikuti
dengan koma kemudian baru ditulis namanya sendiri.
Contoh : Arnold Mononutu
Diindeks : Mononutu, Arnold
Nama-nama wanita
Nama wanita yang menggunakan nama ayah diindeks dengan
nama ayahnya.
Contoh : Anna Matovani
34
Diindeks : Matovani, Anna
Wanita yang sudah bersuami diindeks dengan nama suaminya.
Contoh : Aminah Sutrisno
Diindeks : Sutrisno, Aminah
Nama Bayi
Penulisan nama bayi yang baru lahir sampai pulang belum
mempunyai nama, maka penulisannya mengikuti nama ibu dna
ditambah bayi (By) di dalam tanda kurung pada akhir penulisan
nama ibunya.
b. Nama Orang Eropa
Nama keluarga orang Eropa biasanya terletak pada akhir nama orang
tersebut, maka diindeks dengan nama keluarga ditulis terlebih dahulu
diikuti dengan koma kemudian baru ditulis namanya sendiri.
Contoh : Robert Kennedy
Albert van der Molen
Diindeks : Kennedy, Robert
Molen, Albert van der
c. Nama Orang Arab
Contoh : Mohammad bin Sanusi
Akhmad Soleh
Diindeks : Sanusi, Mohammad bin
Soleh, Akhmad
d. Nama Orang India, Jepang, dan Thailand
Contoh : Mahatma Gandhi
Sinyo Nakamura
Charoom Rataranatsin
Diindeks : Gandhi, Mahatma
Nakamura, Sinyo
Rataranatsin, Charoom
e. Nama Orang Cina, Korea, dan Vietnam
35
Pada nama orang Cina, Korea, maupun Vietnam nama keluarga
terletak paling depan sehingga penulisannya tidak mengalami
perubahan.
Contoh : Tan Po Guan
Kim III Sing
Tranh Van Dag
Diindeks : Tan Po Guan
Kim III Sing
Tranh Van Dag
f. Gelar-gelar
Gelar Bangsawan merupakan bagian dari indeks seperti nama suci,
batis atau haji.
Contoh : Raden Ajeng Kartini
Sir Alex Ferguson
Diindeks : Kartini, Raden Ajeng
Ferguson, Sir Alex
Gelar Kesarjanaan seperti dr, SE, SH, DRS, Prof. bukan termasuk
bagian dalam mengindeks nama pasien. Gelar kesarjanaan tersebut
tetap ditulis pada bagian paling akhir dari nama pasien di dalam
tanda kurung.
Contoh : dr. Doni Sapanca
Komang Artawan, SE
Diindeks : Sapanca, Doni (dr)
Artawan, Komang (SE)
Pangkat atau jabatan tidak termasuk gelar, jika itu memang di
perlukan maka diindeks dengan menempatkan pada akhir nama
pasien di dalam tanda kurung.
Contoh : Mayor Doni Sapanca
Jenderal Suparno
Diindeks : Sapanca, Doni (Mayor)
Suparno (Jenderal)
36
2. SISTEM PENOMORAN
Rekam medis pasien pada umumnya disimpan menurut nomor hampir di
semua pelayanan kesehatan. Begitu juga di RSU Surya Husadha, semua pasien
yang berobat diberikan nomor rekam medis pada saat pertama kali berobat untuk
mempermudah menyimpan dan mencari kembali berkas catatan medis pasien, jika
pasien tersebut berobat kembali. Dahulu di berbagai rumah sakit menyimpan
berkas rekam medis berdasarkan nama pasien, nomo rkeluar atau k ode diagnosa.
Penyimpanan dengan cara tersebut lebih sulit dan kemungkinan akan terjadinya
kesalahan dalam pengambilan berkas lebih sering terjadi bila dibandingkan
dengan penyimpanan berdasarkan nomor.
Di RSU Surya Husadha sistem penomoran rekam medis menggunakan
sistem “Nomor Cara Unit (Unit Numbring Systim)” yang artinya pasien
mendapatkan satu nomor rekam medis yang dipergunakan selama pasien tersebut
berobat ke RSU Surya Husadha, baik rawat jalan, rawat inap, maupun
pemeriksaan penunjang lainnya sehingga semua berkas rekam medis pasien
tersimpan pada satu tempat penyimpanan di bawah satu nomor rekam medis.
3. SISTEM KARTU INDEKS UTAMA PASIEN (KIUP)
Kartu Indeks Utama Pasien adalah salah satu cara untuk menunjang
kelancaran pelayanan yang diberikan kepada pasien, karena jika pasien lupa
membawa kartu berobat maka KIUP merupakan pasien utama dalam mencari
berkas rekam medis sehingga KIUP mutlak harus dibuat, karena KIUP dapat
dijadikan sebagai tanda pengenal dalam proses pencarian data pasien. KIUP
dibuat dan wajib disimpan selamanya sehingga pada saat proses pembuatannya
data yang ditulis harus dibuat selengkap-lengkapnya dan dengan tulisan yang
jelas. Di dalam KIUP memuat data identitas pasien, seperti :
a. Nama Pasien (Sesuai dengan kartu tanda pengenal / KTP).
b. Jenis kelamin.
c. Tempat dan tanggal lahir.
d. Nomor rekam medis.
37
e. Alamat pasien.
f. Jenis pasien dan nomor jaminan (Jika ada jaminan).
g. Agama pasien.
h. Kebangsaan pasien.
i. Pendidikan terakhir pasien.
j. Nama penanggung jawab pasien.
k. Hubungan dengan pasien.
l. Pekerjaan penanggungjawab pasien.
m. Alamat penanggungjawab pasien.
n. Nomor telepon pasien atau penanggungjawab pasien.
Dijaman teknologi yang semakin canggih, RSU Surya Husadha telah
menggunakan sistem aplikasi komputer untuk penyimpanan KIUP sehingga pada
saat pasien mendaftar di bagian pendaftaran, identitas pasien (KIUP) langsung
disimpan pada data base yang ada di komputer. Sehingga proses pelayanan
pendaftaran pasien baru (baru pertama kali berobat ke rumah sakit) dapat
berjalan dengan cepat, tanpa penulis pada sebuah formulir. Pada saat input data,
petugas pendaftaran harus hati-hati memasukkan data pasien karena jika terjadi
kesalahan dalam inp ut data maka akan b erdampak pada seluruh unit ang ada di
RSU Surya Husadha.
Berikut ini contoh KIUP yang diaplikasikan pada sistim informasi
manajemen RSU Surya Husadha :
Gambar
38
B. PROSEDUR REKAM MEDIS
1. PENDAFTARAN PASIEN
a. Pasien Rawat Jalan
Setiap pasien baru yang datang ke RSU Surya Husadha akan
diwawancarai oleh petugas pendaftaran untuk mendapatkan data identitas
pasien. Informasi tersebut langsung diinput ke komputer sehingga pasien
tersebut mendapatkan nomor rekam medis yang akan digunakan
selamanya untuk memperoleh pelayanan kesehatan baik rawat jalan, rawat
inap maupun pemeriksaan penunjang di RSU Surya Husadha. Setelah
pasien mendapatkan nomor antrian, pasien dipersilakan menuju poliklinik
yang dikehendaki dan berkas rekam medisnya akan dikirim ke poliklinik
oleh petugas rekam medis. Setelah mendapatkan pelayanan di poliklinik,
ada beberapa kemungkinan dari setiap pasien seperti :
1. Pasien boleh langsung pulang.
2. Pasien diberikan rujukan untuk kontrol kembali pada hari yang
telah ditentukan.
3. Pasien dirujuk atau dikirim ke rumah sakit lain.
4. Pasien harus dirawat di ruang perawatan.
Semua berkas medis pasien poliklinik akan dikirim ke bagian rekam
medis, kecuali pasien yang harus dirawat berkas rekam medis yang akan
dikirim ke ruang perawatan.
Sedangkan pasien lama yang datang berobat kembali ke RSU
Surya Husadha cukup dengan menunjukkan kartu berobat, kemudian
petugas pendaftaran melakukan registrasi sesuai dengan poliklinik yang
dituju oleh pasien seperti : poliklinik umum, poliklinik spesialis maupun
UGD. Se telah pasien mendapatkan nomor antrian, petugas pendaftaran
mempersilakan pasien ke poliklinik yang dituju. Pasien ini dapat
dibedakan :
a. Pasien yang da tang dengan perjanjian (reservasi).
b. Pasien yang datang tidak dengan perjanjian (datang sendiri).
39
Pasien yang telah mengadakan perjanjian (reservasi), setelah tiba di RSU
Surya Husadha tinggal mengambil nomor antrian di bagian pendaftaran
pasien kemudian langsung menuju poliklinik yang dituju. Berkas rekam
medis pasien tersebut telah berada di poliklinik 1 (satu) jam sebelum
dokter praktek.
Alur penerimaan pasien rawat jalan di RSU Surya Husadha (terlampiri).
b. Pasien Gawat Darurat
Prosedur penerimaan pasien darurat sangat berbeda dengan tata
cara penerimaan p asien rawat jalan poliklinik, di sini pasien ditolong,
terlebih dahulu baru penyelesaian administrasinya. Setelah mendapatkan
pelayanan di UGD, ada beberapa kemungkinan dari setiap pasien seperti :
a. Pasien boleh pulang langsung.
b. Pasien dirujuk atau dikirim ke rumah sakit lain.
c. Pasien harus dirawat inap.
1. Pasien yang sudah diseleksi dan membawa surat pengantar untuk
dirawat dapat langsung dibawa ke ruangan perawatan atau ditempatkan
di ruang observasi smabil menunggu kamar siap pakai.
2. Jika pasien diharuskan opname, keluarga pasien datang ke bagian
pendaftaran rawat inap sambil membawa surat pernyataan opname.
3. Petugas pendaftaran mengecek di komputer, apakah pasien pernah
opname sebelumnya.
4. Bagi pasien yang pernah opname, berkas opname yang terdahulu
dilampirkan dengan berkas yang baru.
5. Petugas pendaftaran rawat inap selalu memberikan petugas UGD
mengenai tempat tidur yang akan ditempati oleh pasien.
Alur penerimaan pasien UGD dan alur dokumen medis pasien rawat jalan
di RSU Surya Husadha (terlampir).
c. Pasien Rawat Inap
40
Penerimaan pasien rawat inap fungsi utamanya adalah menerima
pasien untuk dirawat di rumah sakit. Dengan makin meningkatnya jumlah
pasien, pimpinan rumah sakit harus memberikan perhatian yang konstan
dalam membina sistim dan prosedur penerimaan pasien yang sebaik-
baiknya. Pasien yang memerlukan perawatan dapat dijadikan 3 (tiga)
kelompok, yaitu :
1. Pasien yang tidak urgen.
2. Pasien yang urgen tetapi tidak gawat darurat dapat dimasukkan
ke dalam pasien tunggu.
3. Pasien gawat darurat emergency dan langsung dirawat.
Untuk memperlancar tugas-tugas bagian lain yang berhubungan
erat dengan bagian pendaftaran pasien rawat inap di RSU Surya Husadha,
aturannya perlu ditentukan dan ditetapkan. Aturan yang baik harus
memenuhi beberapa hal seperti :
1. Bagian penerimaan pasien rawat inap bertanggung jawab
sepenuhnya mengenai pencatatan seluruh informasi data sosial
pasien yang akan rawat inap di RSU Surya Husadha.
2. Bagian penerimaan pasien harus segera memberitahukan
bagian lain yang terkait langsung setelah diterimanya pasien
yang akan dirawat.
3. Semua bagian harus menginformasikan bagian pendaftaran
pasien rawat inap, apabila pasien telah diijinkan pulang oleh
dokter yang merawat dari RSU Surya Husadha.
4. Petugas pendaftaran rawat inap membuat catatan yang lengkap
tentang jumlah tempat tidur yang terpakai dan yang tersedia di
RSU Surya Husadha.
5. Rekam medis yang lengkap, mudah dibaca dan seragam harus
disimpan oleh semua bagian selama pasien tersebut dirawat di
RSU Surya Husadha.
41
6. Instruksi dokter yang merawat yang jelas harus diketahui oleh
setiap petugas yang bekerja selama proses penerimaan,
perawatan , dan pemulangan pasien dari RSU Surya Husadha.
Alur penerimaan pasien rawat inap dan alur berkas rekam medis pasien
rawat inap di RSU Surya Husadha (terlampir).
d. Pasien One Day Care (ODC)
Pasien one day care (ODC) merupakan pasien yang datang ke RSU
Surya Husadha hanya untuk melakukan atau mendapatkan tindakan yang
tidak memerlukan rawat inap, seperti : tindakan bedah ringan, tindakan
endoskopi, tindakan ESWL, CT-Scan, dan lainnya begitu selesai tindakan
pasien diperbolehkan pulang.
Alur pasien one day care di RSU Surya Husadha (terlampir).
2. PEREKAMAN KEGIATAN PELAYANAN MEDIS
a. Penanggung Jawab Pengisian Rekam Medis
Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan yang
melakukan pelayanan rawat jalan maupun rawat inap wajib membuat
rekam medis. Yang membuat atau mengisi berkas rekam medis adalah
dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang bertugas di RSU Surya
Husadha, seperti :
1. Dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, dokter gigi
spesialis yan gmelayani pasien di rumah sakit.
2. Dokter tamu yang merawat pasien di rumah sakit.
3. Residen yang sedang melaksanakan kepaniteraan klinik.
4. Tenaga para medis perawatan dan tenaga para medis non
perawatan yang langsung terlibat di dalam antara lain :
Perawat, perawat gigi, tenaga laboratorium, gizi, anastesi,
penata rontgen, rehabilitas medik dan lain-lain.
5. Dalam hal dokter luar negeri melakukan alih teknologi
kedokteran yang berupa tindakan atau konsultasi kepada pasien
42
membuat Rekam Medis adalah dokter yang ditunjuk Direktur
Rumah Sakit.
b. Ketentuan Pengisian Rekam Medis
Rekam Medis harus dibuat segera dan dilengkapi seluruhnya
setelah pasien menerima pelayanan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Setiap tindakan konsultasi yang dilakukan terhadap pasien,
selambat-lambatnya dalam waktu 1 x 24 jam harus ditulis
lembaran Rekam Medis.
2. Semua pencatatan harus ditanda tangani dokter/tenaga
kesehatan lainnya sesuai dengan kewenangan lainnya dan
ditulis nama jelas serta diberi tanggal dan stempel.
3. Pencatatan yang dibuat oleh Mahasiswa kedokteran dan
mahasiswa lainnya ditanda tangani dan menjadi tanggung
jawab dokter yang merawat atau dokter yang membimbingnya.
4. Catatan yang dibuat oleh residens harus diketahui oleh dokter
pembimbingnya.
5. Dokter yang merawat, dapat memperbaiki kesalahan penulisan
dan melakukannya pada saat itu juga serta dibubuhi paraf.
6. Penghapusan tulisan dengan cara apapun tidak diperbolehkan.
c. Formulir dan Cara Pengisian Rekam Medis
Banyak bentuk formulir rekam medis yang dipakai di RSU Surya
Husadha, namun semuanya harus memenuhi berbagai keperluan yang
mendasar sebagaimana yang telah diuraikan pada kegunaan rekam medis.
Formulir rekam medis tidak dapat memberikan jaminan pencatatan data
medik yang baik dan tepat, apabila para dokter dan staf mediknya tidak
secara konsekuen mengisi atau melengkapi informasi yang diperlukan
pada setiap lembaran formulir rekam medis dengan baik dan benar.
Formulir rekam medis ini meliputi formulir rekam medis rawat
jalan maupun formulir rekam medis rawat inap yang telah ditetapkan
43
dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 749a/MENKES/PER/XII/
1989 tentang Rekam Medis pada Pasal 15 dan pasal 16 yang berbunyi.
Pasal 15
“Isi Rekam Medis untuk pasien rawat jalan dapat dibuat
selengkap-lengkapnya dan sekurang-kurangnya memuat :
Identitas, Anamnese, Diagnosis dan tindakan/pengobatan”.
Pasal 16
Isi rekam medis untuk pasien rawat sekurang-kurangnya
memuat :
1. Identitas pasien.
2. Anamnese.
3. Riwayat penyakit.
4. Hasil pemeriksaan.
5. Diagnosis.
6. Persetujuan tindakan medik.
7. Catatan perawatan.
8. Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan.
9. Resume akhir dan evaluasi pengobatan.
Formulir yang digunakan biasanya dalam bentuk kartu yaitu kartu
pemeriksaan pasien, dimana informasi mengenai identitas pasien, diagnosa
dan tindakan yang dilakukan terhadap pasien seperti anamnese, terapi
dicatat di dalam berkas rekam medis.
Berikut ini formulir rekam medis yang dipakai di RSU Surya Husadha :
1. Formulir Rekam Medis Rawat Jalan (terlampiri)
Cara pengisian formulir :
Petugas pendaftaran rawat jalan mengisi data sosial pasien,
mulai dari : nomor rekam medis, nama pasien, nama
penanggungjawab pasien, alamat pasien, tipe pasien (nomor
44
jaminan pasien), tanggal lahir dan umur pasien sesuai dengan
data yang tersimpan di data base komputer.
Dokter dan staf medis lainnya yang memeriksa pasien mengisi
tanggal kunjungan, keluhan pasien, diagnosa, terapi yang
diberikan, nama dan paraf dokter yang memeriksa serta alergi
obat yang dimiliki oleh pasien tersebut.
2. Formulir Pasien Masuk dan Keluar RS (terlampir)
Lembaran ringkasan pasien masuk dan keluar ini selalu menjadi
lembaran paling awal pada berkas rawat inap pasien, karena lembara
ini mencerminkan keadaan pasien rawat inap mulai dari baru masuk
rumah sakit sampai pasien tersebut keluar dalam keadaan meninggal.
Lembaran ini merupakan sumber informasi untuk mengindeks rekam
medis serta menyiapkan laporan rumah sakit. Informasi yang terdapat
di dalam lembaran ini adalah :
Nama pasien
Nomor rekam medis
Tanggal lahir pasien
Pendidikan pasien
Pekerjaan pasien
Agama pasien
Jenis kelamin pasien
Jenis pasien dan nomor asuransinya (jika pasien dengan
jaminan)
Cara penerimaan pasien
Cara masuk pasien
Tanggal masuk dan tanggal keluar rumah sakit
Alamat pasien
Status sosial pasien (perkawinan)
Nama penanggungjawab pasien
Alamat penanggungjawab
45
Bagian atau spesialisasi perawatan
Nomor kamar
Kelas perawatan
Diagnosa masuk
Lama hari perawatan
Diagnosa utama keluar rumah sakit
Diagnosa komplikasi
Penyebab luar cedera dan keracunan
Nama operasi atau tindakan (jika ada operasi/tindakan)
Golongan operasi
Jenis anastesi yang digunakan
Tanggal operasi atau dilakukan tindakan
Infeksi nosokomial dan penyebabnya
Imunisasi yang pernah didapat sebelum perawatan
Imunisasi yang didapat selama perawatan
Pengobatan radio terapi atau kedokteran nuklir (jika ada)
Keadaan pasien pada saat keluar rumah sakit
Catatan keluar rumah sakit
Alergi obat
Nama dan tandatangan dokter yang merawat
Keterangan penyebab kematian dan nama serta tandatangan
dokter yang merawat (jika pasien tersebut keluar rumah sakit
dalam keadaan meninggal dunia)
Tata cara pengisian ringkasan masuk dan keluar
Informasi yang menyangkut identitas sosial pasien dan prosedur
masuk dicatat oleh petugas pendaftaran rawat inap, sedangkan
informasi yang diperoleh selama di ruang perawatan sampai pasien
keluar dari ruang perawatan dilaksanakan oleh perawat di ruang
perawatan.
46
Penjelasan cara pengisian lampiran 1 dan lampiran 2 :
Nama : diisi dengan nama pasien sesuai dengan SOP sistim
penamaan.
Nomor rekam medis diisi dengan nomor rekam medis pasien.
Tangal lahir : diisi tanggal, bulan, dan tahun kelahiran pasien.
Jenis kelamin : sudah jelas.
Agama : diisi sesuai dengan agama pasien.
Pendidikan : diisi dengan pendidikan terakhir pasien.
Pekerjaan : diisi pekerjaan pasien.
Alamat : diisi alamat lengkap pasien.
Status perkawinan : cukup dengan memberi tanda rumput ()
pada kotak sesuai dengan status pasien.
Jenis pasien : cukup dengan memberi tanda rumput () pada
kota sesuai dengan jenis pasien. Jika pasien memiliki jaminan
maka nomo rasuransi/jaminan ditulis dengang lengkap dan
jelas.
Nama penanggungjawab : diisi dengan jelas dan jika pasien
dengan jaminan dan kebetulan nama penanggung jawab adalah
pasien sendiri maka, nama penanggung jawab diisi dengan
nama pasien sendiri.
Alamat penangungjawab : diisi dengan jelas.
Bagian/spesialisasi : diisi dengan spesialisasi dari dokter yang
merawat.
Nomor kamar diisi dengan nomor kamar tempat pasien
dirawat.
Kelas perawatan diisi dengan kelas perawatan yang diinginkan
dan dipilih oleh pasien.
Diagnosa masuk : diisi dengan diagnosa awal/masuk pada saat
akan dirawat.
Lama hari perawatan : diisi lama dari pasien tersebut dirawat.
47
Diagnosa utama keluar rumah sakit : diisi diagnosa yang
ditemukan selama pasien tersebut dirawat.
Diagnosa komplikasi : diisi diagnosa lain yang ditemukan
selama dirawat selain diagnosa utama pada saat keluar rumah
sakit.
Penyebab luar cedera dan keracunan : diisi dengan sebab-sebab
luar akibat dari cedera atau keracunan.
Nama operasi atau tindakan : diisi dengan operasi/tindakan
medis yang didapatkan pasien selama dirawat (jika ada
operasi / tindakan).
Golongan operasi : diisi dengan golongan operasi yang
didapatkan pasien selama dirawat.
Jenis anastesi yang digunakan : jenis obat anastesi yang
didapatkan pasien selama dirawat.
Tanggal operasi atau dilakukan tindakan : diisi tanggal
dilakukan operasi.
Infeksi nosokomial dan penyebabnya : diisi dengan jenis
infeksi nosokomial dan penyebabnya (jika ada infeksi
nosokomial).
Imunisasi yang pernah didapat sebelum perawatan : diisi tanda
rumput () pada kotak jenis imunisasi yang didapatkan pasien
sebelum dirawat.
Imunisasi yang didapat selama perawatan : diisi jenis imunisasi
yang didapat selama dirawat.
Pengobatan radio terapi atau kedokteran nuklir : diisi dengan
nama pengobatan radio terapi atau kedokteran nuklir selama
dirawat (jika ada).
Keadaan pasien pada saat keluar rumah () pada kotak sesuai
dengan keadaan pasien pada saat keluar rumah sakit.
Catatan keluar rumah sakit : diisi tanda rumput () pada kotak,
sesuai dengan cara pasien meninggalkan rumah sakit.
48
Alergi obat : diisi dengan nama/jenis alergi yang dimiliki oleh
pasien.
Nama dan tandatangan dokter yang merawat : diisi dengan
nama dan tandatangan dokter yan gmerawat, sebagai bukti
bahwa semua yang tercatat dalam lembaran ringkasan pasien
masuk dan keluar adalah benar.
Keterangan penyebab kematian dan nama serta tandatangan
dokter yang merawat : diisi oleh dokter yang merawat
mengenai penyebab dari pasien tersebut meninggal dunia dan
diisi nama serta tandatangan dokter utama yang merawat pasien
tersebut (jika pasien tersebut keluar rumah sakit dalam
keadaan meninggal dunia).
3. Catatan Perkembangan (terlampir)
Lembaran in imencatat secara spesifik perkembangan penyakit
pasien yang ditulis dan ditandatangani oleh dokter yang merawat, mulai
dari pada saat pasien tersebut mulai dirawat sampai pasien tersebut pulang/
keluar rumah sakit.
4. Formulir Catatan Perawat / Bidan (terlampir)
Catatan perawat/bidan digunakan oleh petugas keperawatan untuk
mencatat pengamatan dan pertolongan yang telah mereka berikan kepada
pasien. Catatan ini merupakan gambaran kronologis dari pertolongan,
perawatan, pengobatan yang diberikan dan reaksi pasien terhadap tindakan
tersebut. Di samping itu juga catatan ini berfungsi sebagai alat
komunikasi antar perawat dan antara perawat dengan dokter. Catatan ini
memiliki 4 (empat) kegunaan yaitu :
a. Mencatat keadaan pasien selama dokter yang merawat belum
visite.
b. Menghemat waktu bagi dokter dan mencegah timbulnya
kekeliruan.
49
c. Sebagai bukti pelaksanaan kerja.
d. Sebagai salah satu kelengkapan rekam medis.
Catatan perawat/bidan dimulai pada saat pasien masuk ruang perawatan
dan dibuat setiap hari yang meliputi :
Tanggal dan jam
Catatan tentang keadaan pasien dan gejala-gejala yang tampak
Pengobatan yang dilakukan
5. Formulir Grafik Observasi Pasien dan Formulir Obat dan Diet Pasien
(terlampir)
Lembaran grafik observasi pasien dan obat dan diet pasien
memberikan gambaran kepada dokter tentang suhu, nadi dan nadi
pernafasan seorang pasien, pengisiannya dilakukan oleh perawat dimulai
pada saat pasien mulai dirawat. Di dalam lembaran grafik tercatat infus
yang diberikan ke pasien, hasil pemeriksaan gula darah, hasil pemeriksaan
laboratorium, cairan masuk dan keluar. Sedangkan pada lembaran obat dan
diit pasien tercatat nama obat parenteral dan obat oral serta jenis diit yang
didapat pasien selama perawatan.
6. Formulir Ringkasan Keluar (Resume Medis) (terlampir)
Resume medis merupakan ringkasan/gambar kronologis kondisi
pasien mulai dari masuk rumah sakit sampai pasien tersebut keluar dari
rumah sakit. Lembaran ini biasanya memuat :
Keluhan pasien.
Pemeriksaan penunjang selama dirawat.
Diagnosa masuk.
50
Terapi yang didapat selama perawatan.
Perjalanan penyakit pasien selama dirawat.
Diagnosa akhir.
Tindaklanjut/advis setelah dirawat.
Tujuan dibuatkannya resume medis adalah :
a. Untuk menjamin kontinuitas pelayanan medik dengan kualitas
yang tinggi serta berfungsi bagi dokter yang menerima apabila
pasien tersebut dirawat kembali.
b. Sebagai bahan penilaian staf medis rumah sakit.
c. Untuk memenuhi permintaan dari badan-badan resmi atau
perorangan tentang perawatan seorang pasien, misalnya dari
asuransi (atas persetujuan pasien).
d. Untuk diberikan tembusan kepada sistim ahli yang memerlukan
catatan tentang pasien yang pernah mereka rawat.
Di dalam susunan berkas rekam medis rawat inap, resume medis
diletakkan setelah ringkasan pasien masuk dan keluar dengan tujuan untuk
memudahkan dokter melihatnya jika diperlukan.
7. Formulir Identifikasi Bayi Baru Lahir (terlampir)
Lembaran identifikasi diisi dengan jelas oleh perawat setelah
menerima bayi yang baru lahir. Informasi yang terdapat pada lembaran
identitas bayi ini adalah :
Nomor rekam medis. Di RSU Surya Husadha untuk bayi yang baru
lahir, didaftarkan sebagai pasien baru dan mendapatkan satu nomor
rekam medis baru.
51
Nama Ibu.
Nama Ayah.
Nama bayi. Pemberian nama bayi mengikuti nama ibunya, ditulis
sesuai dengan SOP sistem penamaan.
Nama dokter atau bidan yang menolong.
Tanggal lahir bayi.
Jam lahir bayi.
Berat badan bayi.
Panjang badan bayi.
Jenis kelamin bayi.
Cap kaki kiri bayi dan cap ibu jari tangan kiri ibu bayi.
Cap kaki kanan bayi dan cap ibu jari tangan kanan ibu bayi.
Tanda tangan dokter/bidan penolong, bidan/perawat ruang bersalin,
dan perawat ruang bayi.
Tanda tangan perawat ruang bayi dan tanda tangan ibu bayi pada
saat pulang.
Untuk menghindari tertukarnya bayi, RSU Surya Husadha
memiliki suatu ketentuan untuk mengidentifikasi bayi dengan cara
memberikan tanda berupa gelang kecil. Gelang tersebut diberikan kepada
bayi dilingkari pada kaki kanan dan ibunya dilingkari pada tangan. Untuk
bayi laki-laki gelang yang diberikan berwarna biru muda sedangkan bayi
perempuan berwarna merah muda. Informasi yang ditulis pada gelang
tersebut adalah :
Nama ibu untuk digelang ibunya dan nama bayi di gelang bayi.
Jenis kelamin bayi.
Tanggal lahir bayi.
Cara melahirkan.
Jam kelahiran bayi.
Panjang badan bayi.
Berat Badan bayi.
52
8. Formulir Identifikasi Pasien Dirawat (terlampir)
Pasien yang dirawat di RSU Surya Husadha juga diidentifikasi
dengan cara memberikan tanda berupa gelang pada tangan pasien setelah
pasien berada di ruang perawatan dengan warna biru muda untuk pasien
laki-laki dan merah mudah untuk pasien perempuan. Data yang dicatat
pada gelang identifikasi pasien dirawat adalah nama pasien, umur dan
nomor kamar.
9. Formulir Identifikasi Pasien Meninggal (terlampir)
Pasien yang meninggal langsung diidentifikasi dengan cara
mengisi formulir identifikasi jenazah dan setelah diisi dengan lengkap
(rangkap dua), kartu tersebut satu digantung pada ibu jari kaki kanan
pasien yang meninggal dan yang lain diarsipkan pada berkas rekam medis
pasien. Untuk pasien laki-laki warna kartu identifikasi jenazah adalah biru
muda sedangkan untuk pasien wanita warna kartunya merah muda.
Informasi yang dicatat pada kartu tersebut adalah :
Nama pasien.
Nomor rekam medis.
Tanggal lahir.
Umur.
Jenis kelamin.
Status.
Agama pasien.
Alamat pasien.
Nomor telepon.
Tanggal masuk.
Tanggal meninggal
Keterangan :
Untuk jenis formulir lain yang dipakai di RSU Surya Husadha
(terlampiri).
53
C. PROSES PENGELOLAAN REKAM MEDIS
1. PERAKITAN (ASSEMBLING) REKAM MEDIS
Isi Rekam Medis Rawat Jalan Poliklinik RSU Surya Husadha :
1. Formulir Rawat Jalan.
2. Formulir Konsultasi dan Jawaban Konsultasi.
3. Hasil pemeriksaan penunjang Rekam Medis Rawat Jalan.
Isi Rekam Medis Unit Gawat Darurat (UGD) RSU Surya Husadha :
1. Formulir Rawat Jalan.
2. Formulir Gawat Darurat.
3. Formulir Konsultasi dan Jawaban Konsultasi.
4. Hasil pemeriksaan penunjang.
Isi Rekam Medis Pasien ODC RSU Surya Husadha :
1. Rekam Medis Rawat Jalan.
2. Rekam Medis UGD.
3. Resume Medis.
4. Surat Pengantar Dokter.
5. Blangko Instruksi Dokter.
6. Neraca Cairan.
7. Informed Consent.
8. Laporan Operasi.
9. Catatan Anastesi.
10. Hasil Pemeriksaan Penunjang.
Isi Rekam Medis Rawat Inap Pasien Bedah RSU Surya Husadha :
1. Ringkasan Masuk Dan Keluar.
2. Surat Keterangan Kematian.
3. Resume Medis.
4. Surat Pengantar Dokter (Formulir Pengantar Rawat Inap).
5. Blangko Konsultasi / Jawaban.
6. Blangko Instruksi Dokter.
7. Informed Concent.
54
8. Laporan Operasi.
9. Catatan Anastesi.
10. Formulir Grafik Observasi Pasien.
11. Formulir Obat dan Diet Pasien.
12. Neraca Cairan.
13. Rekam Asuhan Keperawatan.
14. Rencana Asuhan Keperawatan.
15. Implementasi dan Evaluasi Askep.
16. Resume Keperawatan.
17. Formulir Perpindahan Pasien.
18. Hasil Pemeriksaan Penunjang.
19. Formulir Booking Rawat Inap.
Isi Rekam Medis Rawat Inap Pasien Kebidanan RSU Surya Husadha :
1. Ringkasan Masuk Dan Keluar.
2. Surat Keterangan Kematian.
3. Resume Medis.
4. Surat Pengantar Dokter (Formulir Pengantar Rawat Inap).
5. Blangko Konsultasi / Jawaban.
6. Blangko Instruksi Kebidanan.
7. Blangko Instruksi Dokter.
8. Informed Concent.
9. Laporan Operasi.
10. Catatan Anastesi.
11. Formulir Grafik Observasi Pasien.
12. Formulir Obat dan Diet Pasien.
13. Partograf.
14. Neraca Cairan.
15. Anamnesa Perawatan.
16. Rekam Asuhan Keperawatan / Kebidanan.
17. Catatan Perkembangan Tindakan Dan Evaluasi Perawatan.
18. Rekam Asuhan Keperawatan.
55
19. Rencana Asuhan Keperawatan.
20. Implementasi dan Evaluasi Askep.
21. Resume Keperawatan.
22. Formulir Perpindahan Pasien.
23. Hasil Pemeriksaan Penunjang.
24. Formulir Booking Rawat Inap.
Isi Rekam Medis Rawat Inap Pasien Interna dan Pasien Anak RSU Surya
Husadha :
1. Ringkasan Masuk Dan Keluar.
2. Surat Keterangan Kematian.
3. Resume Medis.
4. Surat Pengantar Dokter (Formulir Pengantar Rawat Inap).
5. Blangko Konsultasi / Jawaban.
6. Blangko Instruksi Dokter.
7. Formulir Grafik Observasi Pasien.
8. Formulir Obat dan Diet Pasien.
9. Neraca Cairan.
10. Rekam Asuhan Keperawatan.
11. Rencana Asuhan Keperawatan.
12. Implementasi dan Evaluasi Askep.
13. Resume Keperawatan.
14. Formulir Perpindahan Pasien.
15. Hasil Pemeriksaan Penunjang.
16. Formulir Booking Rawat Inap.
Isi Rekam Medis Rawat Inap Pasien Bayi Baru Lahir RSU Surya
Husadha :
1. Ringkasan Masuk Dan Keluar.
2. Surat Keterangan Kematian.
3. Resume Medis.
4. Formulir Identifikasi Bayi.
5. Blangko Instruksi Dokter.
56
6. Informed Concent.
7. Formulir Grafik Observasi Pasien.
8. Formulir Obat dan Diet Pasien.
9. Neraca Cairan.
10. Cairan Masuk Bayi BBLR.
11. Rekam Asuhan Keperawatan.
12. Rencana Asuhan Keperawatan.
13. Implementasi dan Evaluasi Askep.
14. Catatan Perkembangan Tindakan Dan Evalusi Perawatan.
15. Resume Keperawatan.
16. Hasil Pemeriksaan Penunjang.
2. KODING (CODING)
Koding merupakan penetapan kode dengan menggunakan huruf atau
angka atau kombinasi dari huruf dan angka untuk mewakili komponen data.
Kegiatan, tindakan dan diagnosa yang ada dalam berkas rekam medis harus diberi
kode untuk di indeks agar memudahkan dalam pelayanan pada penyajian
informasi untuk menunjang fungsi perencanaan managemen dan riset di bidang
kesehatan.
Kode klasifikasi penyakit oleh WHO (World Health Organizationi)
bertujuan untuk menyeragamkan nama dan golongan penyakit, cidera, gejalan,
dan faktor lain yan gmempengaruhi kesehatan. Sejak tahun 1993 WHO
mengharuskan negara anggotanya termasuk Indonesia dalam menggunakan buku
klasifikasi penyakit revisi-10 (ICD-10 – International Statitical Calsification
Deseasses and Health Problem 10 Revisi). ICD-10 menggunakan kode
kombinasi yaitu menggunakan abjad dan angka (Alpha Numeric).
Kecepatan dan ketepatan koding dari suatu diagnosis sangat tergantung
kepada pelaksana yang menangani rekam medis tersebut, yaitu :
a. Tenaga medis dalam menetapkan diagnosa.
b. Tenaga rekam medis sebagai pemberi kode.
c. Tenaga kesehatan lainnya.
57
Penetapan diagnosa seorang pasien merupakan kewajiban, hak dan
tanggung jawab dokter (tenaga medis) yang terkait tidak boleh dirubah oleh siapa
pun, sehingga diagnosa yang ada dalam rekam medis diisi dengan lengkap dan
jelas sesuai dengan buku ICD-10.
Untuk meningkatkan informasi dalam rekam medis, petugas rekam medis
juga harus membuat koding sesuai dengan klasifikasi yang tepat di samping kode
penyakit, berbagai tindakan lain juga harus dikoding sesuai dengan klasifikasi
masing-masing, seperti :
a. Koding penyakit (ICD-10)
b. Koding tindakan /pembedahan (ICDPIM)
c. Koding obat-obatan
d. Laboratorium
e. Radiologi
f. Dokter (pemberi pelayanan)
g. Alat-alat
h. Dan lain-lain
3. INDEKSING (INDEXING)
Indeksing adalah membuat tabulasi sesuai dengan kode yang sudah dibuat
ke dalam formulir indeks (dapat menggunakan formulir indeks atau ko
mputerisasi). Di dalam formulir indeks tidak boleh mencantumkan nama pasien.
Jenis indeks yang biasa dibuat adalah :
a. Indeks pasien
Indeks pasien di RSU Surya Husadha menggunakan sistim
komputerisasi sehingga dalam proses pencarian data pasien di komputer lebih
cepat daripada menggunakan kartu indeks manual. Data yang tersimpan dada
data base pasien di komputer adalah nomor rekam medis, nama pasien,
58
alamat, jenis/tipe pasien, nomor telepon, agama dan tanggal lahir. Data
tersebut diprint setiap sebulan sekali dan disimpan pada bantex.
b. Indeks penyakit (diagnosa) dan operasi.
c. Indeks obat-obatan.
d. Indeks dokter.
e. Indeks kematian.
f. Dan lain-lain.
4. PELAPORAN RUMAH SAKIT
Pelaporan RSU Surya Husadha merupakan suatu alar organisasi yang
bertujuan untuk menghasilkan suatu informasi kesehatan secara cepat, tepat dan
akurat. Secara garis besar jensi laporan rumah sakit dapat dibedakan menjadi 2
(dua) kelompok, yaitu :
a. Laporan Intern Rumah Sakit
Laporan Intern RSU Surya Husadha meliputi laporan kunjungan
rumah sakit baik rawat jalan, rawat inap maupun kunjungan ke penunjang.
Laporan tersebut meliputi : laporan kunjungan pasien rawat jalan, laporan
pasien rawat inap, laporan kegiatan ruang operasi, laporan kegiatan ru ang
bersalin, laporan kegiatan ruang bayi, laporan kegiatan radiologi, laporan
kegiatan laboratorium, laporan kegiatan imunisasi, dan laporan indikator
rumah sakit.
o Indikator Kinerja Poliklinik
Dalam melihat kinerja Poliklinik di RSU Surya Husadha, digunakan 3
(tiga) indikator yang digunakan untuk pelayanan rawat jalan, yaitu :
ADOA (Average Daily Patient Attendance) yaitu rata-rata jumlah
kunjungan berobat jalan dalam satu hari.
RUMUS :
59
ADOAD (Average Daily Outpatient Admission) yaitu rata-rata
jumlah pengunjung baru yang berobat jalan dalam satu hari.
RUMUS :
ADAPP (Average Daily Attendance PerPatient) yaitu rata-rata
jumlah kunjungan dari seorang pasien yang berobat jalan.
RUMUS :
o Indikator Kinerja Rawat Inap
Berdasarkan sensus harian rawat inap yang terekap dalam Laporan
Kegiatan Rawat Inap dapat diukur penilaian efisiensi penggunaan RSU
Surya Husadha. Dari proses sensus pasien tersebut dapat dihasilkan
beberapa indikator sebagai berikut :
Average Length Of Stay (AvLOS)
Atau dsebut juga duration of stay yaitu rata-rata lama rawatan
seorang pasien. Indikator ini disamping memberika ngambaran
tingkat efisiensi juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan,
apabila diterapkan pada diagnosis tertentu yang dijadikan tracer
(yang perlu pengamatan lebih lanjut).
60
Ideal Lama Hari Rawatan adalah 3-12 hari.
Turnover Interval (TOI)
Yaitu rata-rata hari, tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi ke
saat terisi berikutnya. Indikator ini juga dapat memberikan
gambaran tingkat efisiensi dari penggunaan tempat tidur.
Ideal Tempat Tidur Kosong adalah 1-3 hari.
Bed Occupancy Rate (BOR)
Adalah presentase pemakaian tempat tidur pada saat satuan waktu
tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya
pemanfaatan dari tempat tidur Rumah Sakit.
Ideal presentase pemakaian tempat tidur 75%-85%.
Troughtput (BTO)
Disebut juga Bed turnover rate yaitu, frekuensi pemakaian tempat
tidur berapa kali dalam satuan waktu tertentu (biasanya 1 tahun)
tempat tidur Rumah Sakit terpakai. Indikator ini menggambarkan
tingkat efisiensi daripada pemakaian tempat tidur.
61
Ideal BTO dalam 1 (satu) tahun adalah > 30 kali.
Analisis dengan menggunakan Grafik Barber Johnson.
Untuk mengetahui tingkat efisiensi rawat inap, indikator lain yan
gdipakai adalah dengan menggunakan Grafik Barber Johnson, dimana
Rumus yang dipakai adalah sebagai berikut :
BOR (Bed Occupancy Rate)
P = O x 100 / A
AvLOS (Average Length of Stay)
L = O x 365 / D
TOI (Tur Over Interval)
T = (A-O) x 365 / D
BTO (Troughput)
BTO = D / A
Keterangan :
O = Jumlah Hari Perawtan : 365.
A = Jumlah TT tersedia (siap makan).
P = Prosentase penggunaan tempat tidur pada satu satuan waktu
tertentu.
62
L = Rata-rata lama dirawat seorang pasien.
D = Jumlah pasien keluar hidup + mati.
T = Rata-rata lama tempat tidur tidak terisi.
BTO = Frekuensi pemakaian tempat tidur berapa kali dalam satu
satuan waktu tertentu (biasanya 1 tahun 1 tempat tidur)
tidak terpakai.
b. Laporan Ekstern Rumah Sakit
Merupakan suatu proses kegiatan menyiapkan laporan untuk
kebutuhan Intern maupun Extern sesuai dengan sistim pelaporan yang
telah ditetapkan serta menyiapkan informasi statistik Rumah Sakit yang
memberikan gambaran tentang pelayanan kesehatan di RSU Surya
Husadha.
Tujuan :
Umum
Mengevaluasi pemanfaatan dan tingkat pelayanan di RSU Surya
Husadha.
Khusus
Adanya informasi tentang statistik Rumah Sakit yang dapat
dipergunakan untuk menentukan upaya peningkatan mutu.
Terpenuhinya laporan-laporan yang ditentukan oleh Depkes RI dan
Instansi Kesehatan lain.
Pengadaan
Laporan di bidang Rekam Medis dibuat dengan mengacu pada
sistim pelaporan yang ditentukan oleh Depkes, data yang dikumpulkan
sebagai bahan pembuat laporan adalah data-data yang telah diolah oleh
bagian pelaporan hasil rekapitulasi secara manual yang dilakukan oleh
petugas pelaporan dan digunakan sebagai bahan pembuatan laporan
apabila diperlukan.
63
Uraian Kegiatan
Pengumpulan data.
Rekapitulasi.
Cetak Laporan.
Distribusi Laporan.
Prosedur Pelaksanaan
A. Pengumpulan Data
Data rawat inap ataupun rawat jalan digolongkan :
Data Morbiditas
Rawat Jalan
Laporan dibuat pada formulir harian yang disediakan
Instalasi Rekam Medis.
Petugas Rekam Medis menerima laporan yang dibuat setiap
poliklinik dan UGD.
Rawat Inap
Setiap Ruang Perawatan membuat laporan harian kegiatan
Rumah Sakit dari pasien rawat inap.
Laporan tertulis pada sensus harian.
Laporan diantar ke Instalasi Rekam Medis oleh petugas
Ruangan.
Laporan Morbiditas pasien rawat inap diambil langsung
dari berkas pasien oleh petugas pelaporan.
Data Kegiatan Rumah Sakit
B. Rekapitulasi.
Rawat Jalan
Semua data dari lembaran laporan dikoreksi dan dipisahkan
antara laporan Morbiditas dan Laporan Kegiatan Rumah Sakit
Laporan kegiatan direkap pada formulir rekapitulasi.
64
Laporan Mordibitas sebelumnya di Coding (menggunakan
buku ICD-10) terlebih dahulu seperti diagnosa yang tertulis.
Rawat Inap
Data-data yang terdapat pada sensus harian dikoreksi apabila ada
ketidaksesuaian segera dikonfirmasikan dengan ruangan sampai
seluruh data benar.
Data Kematian
Data kematian dikumpulkan berdasarkan sertifikat kematian dan
sertifikat pemeriksaan mayat yang diserahkan oleh petugas
administrasi yang terdiri dari.
Sertifikat kematian pasien ruang perawatan.
Sertifikat kematian pasien UGD.
C. Cetak Laporan
Cetak laporan terdiri dari :
Laporan Harian
Laporan Bulanan
Laporan Triwulan
Laporan Tahunan
Laporan sesuai permintaan.
Langkah-langkah :
Siapkan kertas untuk mencetak.
Ketik periode tanggal dari (dari tanggal … s/d tanggal ….)
untuk laporan yang akan dibuat.
Selesai.
D. Distribusi Laporan
Distribusi laporan adalah kegiatan penggandaan laporan untuk
kemudian diserahkan pada Instalasi maupun Instansi terkait baik dari
dalam maupun Luar Rumah Sakit.
65
Jenis-jenis laporan Rumah Sakit dibagi menjadi 2 bagian :
1) Intern
Laporan Harian Sensus Rawat Jalan ditujukan General
Manager, Manajer Pelayanan Medis, Marketing dan Ka. Unit
Rawat Jalan.
Laporan Harian Sensus Rawat Inap ditujukan General
Manager, Manager Bidang Pelayanan Medis dan Marketing.
Laporan Bulanan Kegiatan Rumah Sakit ditujukan Direksi,
General Manager, Manager Bidang Pelayanan Medis,
Marketing, Ka. Unit Rawat Jalan, Ka. Unit Rawat Inap, UGD
dan Ka. Bid. Keperawatan.
Laporan Tahunan Kegiatan Rumah Sakit ditujukan Sekretariat.
2) Extern
Laporan Bulanan ditujukan ke Dinas Kesehatan Kota.
Laporan Triwulan ditujukan ke Dinas Kesehatan Kota, Dinas
Kesehatan Provinsi dan Depkes RI.
Laporan semester ditujukan ke Dinas Kesehatan, Dinas
Kesehatan dan Depkes RI.
Jika digambarkan dalam skema akan menjadi:
gambar
66
5. KORESPONDENSI REKAM MEDIS
Korespondensi Rekam Medis merupakan proses surat menyurat yang
berkaitan dengan rekam medis. Surat menyurat rekam medis dapat dibagi menjadi
beberapa jenis seperti :
1. Resume Medis adalah ringkasan pelayanan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan khususnya dokter selama masa perawatan sampai pasien telah
keluar dari RS baik dalam keadaan hidup maupun meninggal.
2. Formulir Asuransi yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan.
3. Surat keterangan medis untuk ijin terbang yang diberikan kepada pasien
yang oleh keadaan kesehatannya harus melakukan penerbangan.
Prosedur korespondensi rekam medis yang berlaku di RSU Surya Husadha
adalah :
1. Menyiapkan berkas pasien dan memberikannya kepada dokter yang
merawat atau dokter jaga agar dibuatkan konsep surat keterangan riwayat
penyakit atau surat keterangan lain yang berhubungan dengan rekam
medis.
2. Konsep yang telah diterima dari dokter yang merawat (dokter jaga) diteliti
kebenaran data sosial pasien dan diketik dengan komputer.
3. Meminta nomor surat keluar di sekretaris direktur RS.
4. Mencetak (print out) surat keterangan riwayat penyakit tersebut rangkap
dua.
5. Menyerahkan surat keterangan tersebut kepada dokter yang merawat
(dokter jaga) untuk meminta tanda tangan.
6. Menghubungi pasien untuk menginformasikan bahwa surat keterangan
riwayat penyakit yang diminta telah selesai.
7. Menyerahkan surat keterangan tersebut yang asli kepada pasien
(perwakilannya dengan melampirkan surat kuasa dari pasien) dan
mencatat pada buku ekspedisi (buku bukti tanda terima).
8. Arsip dari surat keterangan tersebut disimpan pada berkas rekam medis.
67
D. ANALISA
1. ANALISA MUTU DAN REKAM MEDIS
Analisa mutu rekam medis digunakan dua cara yaitu dengan
analisa kualitas (mutu) dan analisa kuantitas (jumlah/kelengkapannya).
Mutu dalam pengisian berkas rekam medis menjadi tanggungjawab para
ptenaga kesehatan. Hal ini juga tercantum dalam Peraturan Menteri
Kesehatan nomor 749 a/MENKES/XII/1989 dalam pasal 2, pasal 3 dan
pasar 4 yang berbunyi :
Pasal 2
“Setiap sarana pelayan kesehatan yang melakukan pelayanan
rawat jalan maupun rawat inap wajib membuat rekam medis”.
Pasal 3
“Rekam Medis sebagaimana dimaksud pasal 2 dibuat oleh do kter
dan atau tenaga kesehatan lain yang memberi pelayanan langsun
gkepada pasien”.
Pasal 4
“Rekam Medis harus dibuat segera dan dilengkapi seluruhnya
setelah pasien menerima pelayanan”.
Berkas rekam medis harus dianalisa mutunya karena :
a. Agar berkas rekam medis lengkap dan dapat dijadikan refrensi
dalam pelayanan kesehatan, melindungi minat hukum, sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
b. Menunjang informasi untuk aktifitas penjamin mutu quality
assurance.
c. Membantu penetapan diagnosis dan prosedur pengkodean
penyakit.
d. Berkas rekam medis juga dapat dijadikan riset medis, studi
adminitrasi dan penggantian biaya perawatan.
68
Kuantita Rekam Medis
Kuantita rekam medis dapat dijadikan dua kategori :
a. Pihak medis yang melaksanakan rekaman medis harus mengisi
setiap lembaran rekam medis dengan benar, lengkap dan jangan
sampai ada lembaran yang tercecer.
b. Petugas rekam medis berkewajiban menemukan hal-hal yang
kurang lengkap dalam proses perekaman yang dilakukan oleh
petugas kesehatan (medis).
Analisa kuantitatif sangat diperlukan karena adanya desakan untuk
mengidentifikasi ada tidaknya berkas rekam medis yang dihilangkan serta
agar kelengkapan berkas rekam medis dapat dipergunakan sebagai refrensi
pelayanan kesehatan, melindungi minat hukum sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
2. ANALISA MORTALITAS DAN OPERASI
a. Analisa Mortalitas & Operasi
Analisa mortalitas adalah perbandingan angka (jumlah)
kematian dengan jumlah pasien pulang rawat inap (hidup dan mati)
dalam periode tertentu.
Indikator dari analisa mortalitas dan kematian yang digunakan di RSU
Surya Husadha adalah :
1. Angka Kematian Netto (NET DEATH RATE)
2. Angka Kematian Umum (GRUDE DEATH RATE)
3. Prosentase Kematian Obstetrik (MATERIAL DEATH RATE)
4. Prosentase Kematian Bayi (INFANT DEATH RATE)
69
5. Prosentase Kelahiran Mati (FOETAL DEATH RATE)
6. Prosentase Kematian Neonates (NEONATAL DEATH RATE)
7. POST OPERATIVE DEATH RATE (PODR)
*) Kurun waktu 10 hari setelah operasi (Huffman).
8. ANESTHESIA DEATH RATE (ADR)
b. Analisa Mordibitas
Analisa data morbiditas dapat disesuaikan dengan kebutuhan
informasi analisa. Data dengan diagnosis yang normal dapat digunakan
untuk menilai efisiensi dan efektifitas utilisasi fasilitas pelayanan dan
pengkajian pembiayaan pelayanan rumah sakit sehingga dapat
digunakan oleh manajemen untuk ri set dan perencanaan
pengembangan rumah sakit. Tabulasi data mordibitas dibuat
berdasarkan tabulasi yang ada pada buku ICD-10 dan dapat diperinci
dengan menggunakan kelompok menurut kategori 3 karakter atau 4
karakter.
Tabulasi manapun y ang dibuat (DTD ¾ karakter) harus
didahului dengan proses koding sehingga analisa data morbiditas dapat
disajikan dalam bentuk data 10 (sepuluh) besar penyakit utama dari
70
masing-masing unit pelayanan rumah sakit. Indikator yang
dipergunakan dalam pembuatan analisis ini adalah :
1. Average Length of Stay by DRGS.
2. Average Length of Stay Post Operative.
3. Average Length of Stay Tracer Condition.
4. Infection Rate Post Operative.
5. Post Operative Death Rate.
6. Maternal Mortality.
7. Infant Mortality.
Di samping diindikator di atas, hasil analisa dapat dipergunakan untuk
mencari “Underlying Cause of Death” yaitu penyakit yang mendasari
pasien sehingga pasien tersebut meninggal.
3. ANALISA MORBILITAS KUALITATIF DAN KUANTITATIF
Untuk memperoleh kualitas rekam medis yang optimal, maka perlu
diadakan audit dan analisis rekam medis dengan cara meneliti
kelenkgkapan pengisian berkas rekam medis, sehingga kelengkapan
pengisiannya dapat dipertanggungjawabkan serta rumah sakit dan staf
medisnya dapat terhindar dari gugatan mal praktek.
Analisa rekam medis dapat ditujukan kepada dua hal, yaitu :
1. Analisa Kuantitatif adalah analisis yang ditujukan kepada jumlah
kelengkapan pengisian berkas rekam medis sesuai dengan pro sedur
yang telah ditetapkan. Petugas akan meneliti setiap berkas yang
diterima dari ruang perawatan dan data yan gdiperoleh akan dijdikan
bahan laporan ke ketua komite rekam medis.
2. Analisa Kualitatif adalah analisis yang ditujukan kepada mutu dari
setiap berkas rekam medis, meneliti terhadap pengisian lembaran
rekam medis sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan.
Ketidaklengkapan pengisian rekam medis akan mempengaruhi yang
diberikan oleh rumah sakit.
71
E. SISTIM KEARSIPAN REKAM MEDIS
1. PENYIMPANAN REKAM MEDIS
Dalam penyimpanan berkas rekam medis, RSU Surya Husadha
menerapkan sistim penyimpanan sentralisasi yaitu sebuah sistim kearsipan
yang disimpan pada satu map rekam medis baik berkas rawat jalan ma
upun berkas rawat inap dengan satu nomor rekam medis dan disimpan
sesuai dengan 2 (dua) angka akhir atau lebih lazim disebut dengan
“terminal digit”. Pada sistim terminal digit menggunakan nomor-nomor
dengan 6 angka yang dibagi menjadi 3 kelompok (masing-masing
kelompok terdiri dari 2 angka). Angka pertama adalah kelompok (masing-
masing kelompok terdiri dari 2 angka). Angka pertama adalah kelompok 2
angka yang paling kanan yang sering disebut “Primary Digits, angka
kedua adalah kelompok 2 angka yang terletak di tengah disebut juga
“Seconary Digits” dan angka ketiga adalah kelompok 2 angka yang
terletak paling kiri (Tertiary Digits).
Contoh :
Nomor Rekam Medis: 00.37.36
00 adalah tertiary digits
37 adalah secondary digits
36 adalah primary digits
Dalam penyimpanan dengan sistim angka akhir (terminal digit) ada
100 kelompok angka pertama (primary digits) yaitu dari OO sampai
dengan 99. Pada saat penyimpanan berkas, petugas harus melihat angka-
angka pertama (primary digits) dan membawa berkas rekam medis
tersebut ke rak penyimpanan untuk angka pertama yang bersangkutan.
Pada kelompok angka pertama rekam medis pasien disesuaikan urutkan
letaknya menurut angka kedua, kemudian rekam medis disimpan di dalam
urutan sesuai dengan kelompok angka ke tiga. Sehingga dalam setiap
kelompok penyimpanan nomor-nomor pada kelompok angka ketiga
(tretiary digits) yang selalu berlainan.
72
Banyak kelebihan yang dimiliki oleh sistim terminal digits
daripada sistim yang lain adalah :
a. Pertambahan jumlah rkam medis akan tersebar merata ke 100 rak
penyimpanan.
b. Petugas penyimpanan dapat diserahi tanggung jawab pada
sejumlah rak penyimpanan.
c. Pekerjaan akan terbagi rata mengingat masing-masing petugas
penyimpanan mengerjakan tugasnya sama rata.
d. Rekam medis non aktif dapat diambil dari rak penyimpanan.
e. Jumlah rekam medis masing-masing rak penyimpanan terkontrol
dan bisa dihindarkan dari timbulnya rak kosong.
f. Dengan terkontrolnya rak rekam medis dapat membantu
memudahkan perencanaan peralatan (rak) penyimpanan.
g. Kekeliruan dalam penyimpanan dapat dicegah, karena petugas
penyimpanan hanya memperhatikan 2 angka akhir saja dalam
menyimpan rekam medis ke dalam rak.
Sistim sentralisasi juga memiliki kebaikan dan kekurangannya, yaitu :
Kebaikannya :
1. Mengurangi terjadinya duplikasi dalam pemeliharaan dan
penyimpanan rekam medis.
2. Mengurangi jumlah biaya yang dipergunakan untuk peralatan dan
ruangan.
3. Tata kerja dan peraturan mengenai kegiatan pencatatan medis
mudah distandarisasikan.
4. Memungkinkan peningkatan efisiensi kerja petugas penyimpanan.
5. Mudah dalam menerapkan sistim unit kontrol.
Kelemahannya :
1. Petugas lebih sibuk karena menangani unit rawat jalan dan rawat
inap.
2. PENGENDALIAN REKAM MEDIS
73
Setiap permohonan peminjaman berkas rekam medis dari
poliklinik, UGD atau dari unit lain di RSU Surya Husadha, maka pemohon
harus langsung datang ke bagian rekam medis kecuali dalam keadaan
tertentu permohonan peminjaman boleh melalui telepon. Petugas rekam
medis menerima permohonan peminjaman dan mencatatnya pada buku
peminjaman. Data yang dicatat pada buku peminjaman berkas rekam
medis adalah tanggal peminjaman, nomor rekam medis, nama pasien,
nama dan tanda tangan, peminjam, tanggal kembali, dan nama serta tanda
tangan petugas rekam medis pada saat berkas tersebut dikembalikan. Pada
rak penyimpanan berkas rekam medis diisi tanda keluar (tracer warna
kuning) sebagai bukti bahwa berkas rekam medis telah keluar dari rak
penyimpanan.
TATA CARA PENGAMBILAN KEMBALI REKAM MEDIS
a. Pengeluaran Rekam Medis
Peraturan pokok yang harus ditaati di tempat penyimpanan
Unit Rekam Medis RSU Surya Husadha adalah :
1. Tidak satupun berkas rekam medis boleh keluar dari rak
penyimpanan rekam medis tanpa ada tujuan/penunjuk yang jelas
(tracer).
2. Seseorang yang meminjam rekam medis berkewajiban untuk
mengembalikan dalam keadaan baik dan tepat waktu (setelah 2 hari
dari tanggal peminjaman petugas rekam medis menghubungi
peminjam untuk menanyakan apakah berkas rekam medis tesebut
masih dipergunakan dan sampai kapan akan dipergunakan).
3. Berkas rekam medis tidak dibenarkan diambil dari RSU Surya
Husadha, kecuali atas permintaan dari pengadilan.
Seluruh staf RSU Surya Husadha yang berkepentingan untuk
riset boleh meminjam berkas rekam medis, tetapi pengambilan data
untuk riset tetap dilakukan di ruang rekam medis.
74
b. Petunjuk Keluar (Tracer)
Petunjuk keluar (tracer) merupakan sebuah alat bantu sebagai
pengganti berkas rekam medis yang keluar dari rak penyimpanan.
Data yang harus diisi oleh petugas rekam medis pada penunjuk keluar
(tracer) adalah tanggal keluar, nomor rekam medis, nama pasien dan
tujuannya. RSU Surya Husadha memiliki alat penunjuk keluar (tracer)
berupa kartu dengan 3 (tiga) warna (dengan ukuran kertas legal) sesuai
dengan tujuannya, yaitu tracer warna biru untuk rawat jalan, tracer
warna merah muda untuk pasien rawat inap dan tracer warna kuning
untuk keperluan administrasi (asuransi, dipinjam untuk riset, dan lain-
lainnya). Setelah berkas rekam medis kembali, maka penunjuk keluar
(tracer) dikeluarkan dari rak pen yimpanan dan data pasien yang tertera
dicoret satu kali sebagai tanda bahwa data yang tertulis pada tracer
tersebut tidak berlaku lagi. Tracer tersebut dapat digunakan pada lebih
dari satu nomor rekam medis.
Berikut contoh tracer yang digunakan di Unit Rekam Medis
RSU Surya Husadha adalah :
Tracer Rawat Jalan
TRACER RAWAT JALANTGL
KELUAR NO RM NAMA PASIEN TUJUAN
75
Tracer Adminitrasi
TRACER RAADMINISTRASITGL
KELUAR NO RM NAMA PASIEN TUJUAN
c. Kode Warna Map Rekam Medis
Pemberian kode warna pada map rekam medis bertujuan untuk
menghindari kekeliruan dalam penyimpanan dan dapat memudahkan
petugas menelusuri berkas rekam medis jika ada yang salah dalam
penyimpanan. Sistim pengkodean warna map rekam medis di RSU
Surya Husadha menggunakan 10 (sepuluh) macam warna yang
berbeda dari angka 0 sampai angka 9. Kesepuluh kode warna tersebut
adalah :
0 → 5 →
77
1 → 6 →
2 → 7 →
3 → 8 →
4 → 9 →
d. Ketentuan dan Prosedur Penyimpanan Lainnya
Ketentuan dasar yang digunakan dalam membantu
memperlancar pekerjaan Unit Rekam Medis RSU Surya Husadha
adalah :
1. Pada saat berkas rekam medis dikembalikan ke unit rekam
medis petugas menyortir menurut nomor rak penyimpanan
sebelum disimpan.
2. Hanya petugas rekam medis yang dibenarnya menangani
rekam medis.
3. Rekam medis yang sampulnya rusak atau lembaran reka
mmedis lepas, harus segera diperbaiki untuk mencegah
semakin rusak/hilangnya lembaran-lembaran tersebut.
4. Petugas rekam medis mengadakan penyisiran secara periodik
untuk menemukan salah dalam penyimpanan dan berkas rekam
medis yang belum kembali.
5. Berkas rekam medis yang berkenan dengan pro ses hukum
disimpan pada rak khusus di Ruang Kepala Unit Rekam Medis
RSU Surya Husadha dan pada rak penyimpanan diisi tanda
keluar (tracer).
6. Petugas penyimpanan harus memelihara kerapian dan kerapian
rak-rak penyimpanan yang menjadi tanggung jawabnya.
78
7. Rekam medis yang sedang diproses/dipakai oleh petugas rekam
medis harus diletakkan di atas meja/rak tertentu dengan tujuan
bahwa rekam medis tersebut setiap saat dapat dipergunakan.
8. Buku petunjuk pelaksanaan rekam medis dapat dijadikan 2 atau
3 buku.
9. Penanggung jawab di bagian penyimpanan harus membuat
laporan rutin kegiatan yang meliputi :
Jumlah rekam medis yang dikeluarkan setiap hari dari rak
rak penyimpanan untuk memenuhi.
Jumlah permintaan rekam medis ke unit gawat darurat.
Jumlah salah dalam penyimpanan rekam medis.
Jumlah berkas rekam medis yang tidak diketemukan.
e. Distribusi Rekam Medis
Sistim pendistribusian berkas rekam medis di RSU Surya
Husadha menggunakan 3 (tiga) cara yaitu :
Sebelum didistribusikan ke masing-masing poliklinik berkas rekam
medis dicatat pada buku ekspedisi dengan penulis nomor urut, nomor
rekam medis dan tujuannya. Di samping itu juga pada map rekam
medis ditulis nomor urut yang sesuai dengan dibuku ekspedisi dengan
maksud untuk mempermudah petugas penyimpanan dalam menyortir
berkas rekam medis pada saat dikembalikan dari masing-masing
poliklinik.
f. Perencanaan Terhadap Rekam Medis Yang Tidak Aktif
Dengan terbatasnya ruang penyimpanan maka RSU Surya
Husadha memiliki kebijakan mengadakan retensi berkas rekam medis
setiap bulan Agustus minggu ke 2 (dua) terhitung 1 (satu) tahun dari
kunjungan t erakhir. Berkas-berkas tersebut disimpan di gudang berkas
79
rekam medis non aktif di lantai IV gedung perkantoran dan kunci
gudang tersebut dipegang oleh kepala unit rekam medis. Apabila
dikemudian hari pasien tersebut berobat kembali ke RSU Surya
Husadha, maka petugas rekam medis mengambil kembali berkas
tersebut tetapi atas ijin kepala unit rekam medis.
3. PENYUSUTAN DAN PENGHAPUSAN REKAM MEDIS
a. PENYUSUTAN REKAM MEDIS
Penyusutan rekam medis adalah suatu kegiatan pengurangan
arsip dari rak penyimpanan berkas rekam medis aktif dengan cara :
1. Memindahkan berkas rekam medis non aktif dari rak aktif ke
rak penyimpanan non aktif dengan cara memilah pada rak
penyimpanan sesuai dengan tahun kunjungan terakhir.
2. Memikrofilmisasi berkas rekam medis non aktif sesuai
peraturan yang berlaku.
3. Memusnahkan berkas rekam medis yang telah dimikrofilm
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Tujuan diadakan penyusutan berkas rekam medis adalah untuk :
1. Mengurangi jumlah arsip rekam medis yang semakin
bertambah.
2. Menyiapkan fasilitas yang cukup untuk tersedianya tempat
penyimpanan berkas rekam medis yang baru.
3. Tetap menjaga kualitas pelayanan dengan mempercepat
penyiapan rekam medis jika sewaktu-waktu diperlukan.
4. Menyelamatkan arsip rekam medis yang bernilai guna tinggi
serta mengurangi yang tidak bernilai guna/nilai guna rendah
atau nilai gunanya telah menurun.
Unit rekam medis RSU Surya Husadha memiliki jadwal retensi
arsip setiap bulan Agustus tahun berjalan dan telah mendapatkan
persetujuan dari direktur rumah sakit. Penentuan jangka waktu ini
80
ditentukan atas dasar nilai guna dari masing-masing berkas rekam
medis.
b. PEMUSNAHAH REKAM MEDIS
Pemusnahan Berkas Rekam Medis adalah suatu proses
kegiatan penghancuran secara fisik arsip berkas rekam medis non aktif
yang telah berakhir fungsi dan nilai gunanya. Pemusnahan harus
dilakukan secara total dengan cara membakar habis, mencacah atau
mendaur ulang se hingga tidak dapat lagi dikenal lagi isi maupun
bentuknya.
Dalam pemusnahan berkas rekam medis ada beberapa ketentuan yang
wajib dilaksanakan, yaitu :
1. Membentuk ijin pemusnahan berkas rekam medis non aktif
yang ditetapkan oleh direktur rumah sakit.
2. Rekam medis yang memiliki nilai guna tertentu tidak
dimusnahkan tetapi disimpan dalam jangka waktu tertentu.
3. Membuat daftar pertelaan arsip bagi rekam medis aktif.
4. Daftar pertelaan arsip rekam medis akan dimusnahkan oleh tim
pemusnah dilaporkan kepada direktur rumah sakit dan DirJen
YanMed DepKes RI.
5. Berita acara pelaksanaan pemusnahan dikirim kepada pemilik
rumah sakit dan DirJen YanMed DepKes RI.
Daftar waktu penyimpanan rekam medis non aktif
No No. RM Tahun Kunj.
Terakhir
Jangka Waktu
Penyimpanan
Keterangan
1 2 3 4 5
81
Sebelum berkas rekam medis non aktif dimusnahkan, ada beberapa
lembaran berkas rekam medis dipilih kembali untuk disimpan seperti :
1. Ringkasan pasien masuk dan keluar.
2. Resume medis.
3. Laporan operasi.
4. Informed consent.
5. Identifikasi bayi baru lahir.
6. Laporan kematian.
Disamping itu, berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jendral
Pelayanan Medik nomor HK.00.06.1.5.00160 tamgga; 25 Maret 1995
tentang jangka waktu penyimpanan berkas rekam medis yaitu :
No Kelompok Aktive In AktiveJenis Penyakit
(Kasus)Rawat Jalan
Rawat Inap
Rawat Jalan
Rawat Inap
1 Umum 5 TH 5 TH 2 TH 2 TH
82
2 Mata 5 TH 10 TH 2 TH 2 TH
3 Jiwa 10 TH 5 TH 2 TH 2 TH
4 Orthopedi 10 TH 10 TH 2 TH 2 TH
5 Kusta 15 TH 15 TH 2 TH 2 TH
6 Ketergantungan Obat 15 TH 15 TH 2 TH 2 TH
7 Jantung 15 TH 10 TH 2 TH 2 TH
8 Paru 5 TH 10 TH 2 TH 2 TH
BAB IV
ASPEK HUKUM REKAM MEDIS
A. PERTANGGUNG JAWABAN TERHADAP REKAM MEDIS
Rumah sakit memiliki fungsi utama untuk memberikan perawatan dan
pengobatan kepada pasien, baik rawat jalan maupun rawat inap. Direktur
83
rumah sakit memiliki tanggung jawab atas mutu pelayanan medik yang
diberikan kepada pasien. Sehingga rekam medis sangat penting dalam
mengemban mutu pelayanan medik yang diberikan oleh rumah sakit beserta
staf mediknya. Berkas rekam medis merupakan milik rumah sakit dan isinya
adalah milik pasien sehingga rumah sakit wajib memelihara berkas rekam
medis karena berfaedah bagi pasien, dokter, maupun bagi rumah sakit.
Rumah sakit bertanggung jawab untuk melindungi informasi yang ada
di dalam rekam medis terhadap kemungkinan hilangnya keterangan ataupun
memalsukan data yang ada di dalam rekam medis atau dipergunakan oleh
orang yang tdak berkepentingan.
a. Tanggung JawabD Dokter Yang Merawat
Tanggung jawab utama akan kelengkapan dan kebenaran pengisian
rekam medis terletak pada dokter yang memeriksa/merawat pasien. Di
samping itu untuk mencatat beberapa keterangan medik, seperti riwayat
penyakit, pemeriksaan penyakit, pemeriksaan fisik dan ringkasan keluar
(resume) bisa didelegasikan kepada Coasisten Asisten ahli dan dokter
lainnya tetapi tetap dokter yang merawat menandatangani ringkaan keluar
(resume medis).
Nilai ilmiah dari rekam medis adalah sesuai dengan taraf
pengobatan dan perawatan yang tercatat. Oleh karena itu ditinjau dari
beberapa segi rekam medis sangat bernilai penting karena :
Sebagai catatan penyakit pasien dimasa sekarang maupun dimasa
yang akan datang.
Dapat melindungi rumah sakit maupun dokter dari segi hukum
(medikolegal). Jika berkas rekam medis tidak lengkap dan benar
dapat merugikan pasien, rumah sakit maupun dokter yang
memeriksa/merawat.
Berkas rekam medis da pat digunakan untuk meneliti medik
maupun administrasi. Petugas rekam medis hanya menggunakan
data yang diberikan kepadanya, jika diagnosa tidak benar dan tidak
84
lengkap maka kode penyakit dan indeksnyapun tidak benar
sehingga riset akan mengalami kekurangan. Oleh karena itu data
statistik dan laporan hanya dapat secermat informasi dasar yang
benar.
b. Tanggung Jawab Petugas Rekam Medis
Petugas rekam medis membantu dokter yang merawat dalam
mempelajari isi berkas rekam medis. Analisa dari kelengkapan pengisian
berkas rekam medis bertujuan untuk mencari hal-hal yang kurang dan
masih diragukan serta menjamin bahwa rekam medis telah dilaksanakan
sesuai dengan kebijaksanaan dan perawatan yang telah ditetapkan oleh
Direktur RSU Surya Husadha, staf medik dan berbagai orgnaisasi, seperti
PORMIKI. Analisa ini dilakukan pada keesokan harinya setelah pasien
pulang dari rumah sakit, sehingga data yang kurang ataupun diragukan
bisa dikoreksi sebelum data pasien terlupakan. Maka dari itu petugas
rekam medis melakukan analisa kualitatif dan kuantitatif.
Petugas rekam medis bertanggung jawab untuk mengevalusai
kualitas rekam medis untuk menjamin konsistesi dan kelengkapan
pengisiannya yang berpedoman kepada :
1. Diagnosa harus ditulis dengan benar dan mudah dibaca pada formulir
ringkasan pasien masuk dan kluar serta pada resume medis.
2. Penulisan diagnosa tidak boleh menggunakan simbul dan kata
singkatan.
3. Dokter yang merawat menulis tanggal dan tanda tangan pada setiap
pemberian catatan dan instruksi pada berkas rekam medis.
4. Laporan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik dalam keadaan
lengkap dan berisi semua data penemuan baik yang positif maupun
negatif.
5. Catatan perkembangan, memberikan gambaran kronologis dan analisa
klinis keadaan pasien dengan frekuensi catatan ditentukan oleh
keadaan pasien.
85
6. Hasil laboratorium dan hasil X-ray dicatat dicantumkan tanggalnya
serta ditanda tangani oleh pemeriksa.
7. Semua tindakan pengobatan tindakam medik ataupun tindakan
pembedaan harus ditulis dicantumkan tanggal serta ditanda tangani
oleh dokter.
8. Semua konsultasi yang dilaksanakan harus sesuai dengan peraturan
staf medik harus dicatat secara lengkap serta dibubuhi tanda tangan.
Hasil konsultasi mencakup penemuan konsulen pada pemeriksaan fisik
terhadap pasien termasuk juga pendapat dan rekomendasinya.
9. Pada kasus observasi, catatan perinatal dan persalinan dicatat secara
lengkap, mencakup hasil test dan semua pemeriksaan pada saat
perinatal sampai masuk rumah sakit. Jalannya persalinan dan
kelahirannya sejak pasien masuk rumah sakit juga harus dicatat secara
lengkap.
10. Catatan perawat dan catatan perinatal rumah sakit yang lain tentang
observasi dan pengobatan yang diberi harus lengkap (cap dan tangan
tangan).
11. Resume medis ditulis pada saat pasien p ulang yang berisi ca tantang
rangkaian tentang penemuan dan kejadian penting selama pasien
dirawat, keadaan waktu pulang, saran dan rencana pengobatan
selanjutnya.
12. Bila otopsi dilakukan maka diagnosa sementara/diagnosa otonomi
segera dicatat (kurang dari 72 jam) dan keterangan yang lengkap harus
dibuat dan digabungkan dengan rekam medis.
Analisa kualitatif oleh petugas rekam medis untuk mengevaluasi
kualitas pencatatan yang dilakukan oleh dokter untuk mengevaluasi
pelayanan medik. Pertanggungjawaban untuk mengevaluasi mutu
pelayanan medik terletak pada dokter.
c. Tanggung Jawab Pimpinan Rumah Sakit
86
Direktur RSU Surya Husadha bertanggung jawab atas penyediaan
fasilitas unit rekam medis yang meliputi ruang kerja., peralatan, dan staf
rekam medis. Dengan demikian peutgas rekam medis dapat bekerja
dengan efektif seperti : penataan berkas rekam medis, mengkoding
penyakit, penyimpanan berkas rekam medis, pelaporan rekam medis dan
ruang kerja kepala unit rekam medis. Ruangan untuk memeriksa berkas
rekam medis harus cukup, untuk mencatat, melengkapi, mengulangi
kembali dan tanda tangan bagi dokter.
d. Tanggung Jawa Staf Medik
Staf medik juga mempunyai peranan penting dalam menentukan
secara langsung kualitas pelayanan kepada pasien. Agar dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik, maka Direktur RSU Surya Husadha
dan Manager Pelayanan Medik membuat peraturan-peraturan yang akan
mengatur para staf medik. Mereka juga membentuk komisi khusus yang
keanggotaannya diambil dari staf medik, menunjuk komite staf medik
untuk melaksanakan beberapa tanggung jawab khusus yang diperlukan
oleh Manager Pelayanan Medik yang merupakan atasan dari seluruh staf
medik rumah sakit.
B. PEMILIKAN REKAM MEDIS
Secara hukum ada bantahan terhadap pemilikan rekam medis oleh
rumah sakit. RSU Surya Husadha sebagai pemilik segala catatan yang ada di
rumah sakit, termasuk rekam medis. Hal ini mengingat karena catatan yang
terdapat dalam berkas rekam medis merupakan rangkaian kegiatan pelayanan
yang diberikan oleh RSU Surya Husadha kepada pasien. Jadi bukti
dokumentasi tersebut adalah tanda bukti terhadap segala usahanya dalam
menyembuhkan pasien. Isi rekam medis menunjukkan pula baik buruknya
upaya penyembuhan yang dilakukan oleh rumah sakit. Sehingga penentuan
87
kepemilikan berkas rekam medis tercantum pada Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 749a/MENKES/PER/XII/1989 tentang Rekam Medis pada pasal 10
yang berbunyi :
Ayat 1
Berkas rekam medis milik sarana pelayanan kesehatan.
Ayat 2
Isi rekam medis merupakan milik pasien.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien, ada beberapa
hal yang mesti diperhatikan oleh staf medis, staf paramedis, staf rekam medis
dan staf lain yang terlibat langsung dalam pelayanan tersebut adalah :
1. Tidak diperkenankan untuk membawa berkas rekam medis keluar dari
RSU Surya Husadha, kecuali atas ijin dari direktur rumah sakit dan dengan
sepengetahuan kepala unit rekam medis.
2. Petugas unit rekam medis bertanggung jawab penuh terhadap kelengkapan
dan penyakit, berkas yang sewaktu-waktu dapat dibutuhkan oleh pasien.
3. Petugas rekam medis menjaga agar berkas rekam medis tersimpan dan
tertata dengan baik dan terlindung dari kemungkinan pencurian dan
pembocoran isi berkas rekam medis.
4. Petugas rekam medis harus menghayati semua peraturan mengenai
prosedur penyelesaian pengisian berkas bagi staf medis dan paramedis
RSU Surya Husadha maupun tata cara pengelolaan berkas secara detail
yang semuanya dilakukan demi menjaga agar rekam medis dapat diberikan
perlindungan hukum bagi RSU Surya Husadha beserta stafnya dan pasien.
Dalam hal ini boleh maupun tidaknya pasien mengerti akan sisi dari
pada rekam medis adalah amat tergantung pada kesanggupan dari pasien
untuk mendengarkan informasi mengenai penyakit yan dijelaskan oleh dokter
yang merawat. Hal ini tidak berarti bahwa pasien diperkenankan membawa
berkasnya pulang. Resume medis yang dibuat oleh dokter yang merawat
sudah cukup menandai riwayat penyakit pasien apabila perawatan pasien
diteruskan kepada dokter rujukan pada rumah sakit lain. Apabila dokter
88
rujukan menghendaki informasi riwayat penyakit pasien yang lebih terperinci
maka RSU Surya Husadha memperkenankan untuk memfoto copy dan
dilegalisir oleh direktur rumah sakit (berkas asli tetap di pegang oleh rumah
sakit kecuali resep obat pasien).
Dengan adanya minat dari pihak ketiga (asuransi, polisi pengadilan,
dan lainnya), tampak berkas rekam medis telah menjadi milik umum. Tetapi
pengertian umum yang dimaksud bukan berarti bebas dibaca oleh masyarakat,
melainkan rekam medis hanya dapat dikeluarkan untuk kepentingan yang
berdasarkan otoritas pemerintah/badan wewenang yang secara hukum dapat
dipertanggungjawabkan. Apabila peraturan secara khusus belum ada mak
apenerusan informasi kepada pasien, dokter, dan orang lain yang hanya
bersifat administratif, RSU Surya Husadha akan memperhatikan berbagai
faktor yang t erlibat sebelum menjawab permohonan pasien atau pihak lainnya
untuk melihat berkas rekam medis. Dalam hal ini RSU Surya Husadha
bertanggungjawab secara moral dan hukum sehingga karenanya berupaya
untuk menjaga agar jangan sampai terjadi ada orang yang tidak berwenang
dapat memperoleh informasi yang terdapat dalam berkas rekam medis pasien.
Sehingga pengamanan terhadap berkas rekam medis dimulai pada saat pasien
masuk sampai dengan pasien keluar rumah sakit.
KERAHASIAAN BERKAS REKAM MEDIS
Rekam Medis sesuai PP 10 tahun 1966 adalah bersifat rahasia dimana
setiap orang seharusnya mendapatkan pertolongan kedokteran dengan
perasaan aman dan bebas. Pasien harus menceritakan dengan hati terbuka
segala keluhan yang mengganggunya baik bersifat jasmaniah maupun
rohaniah. Dengan keyakinan bahwa hak itu berguna untuk menyembuhkan
dirinya. Pasien tidak boleh merasa khawatir bahwa sesuatu mengenai
keadaannya akan disamakan kepada oran glain baik oleh dokter maupun
89
petugas kedokteran yang bekerja sama dengan dokter tersebut. Ini adalah
syarat utama untuk hubungan baik antara dokter dan pasien.
Sesuai sumpah seorang dokter bahwa seorang dokter akan merahasiakan
segala sesuatu yang diketahui karena pekerjaannya dan keilmuannya sebagai
dokter. Dan sebagai pemangku jabatan seorang dokter wajib merahasiakan apa
yang diketahuinya karena jabatannya menurut pasal 322 KUHP yang
berbunyi :
“ Barang siapa dengan sengaja membuka rahasia yang ia wajib
menyimpan oleh karena jabatan atau pekerjaannya baik yang sekarang
maupun yang dahulu, dihukum dengan penjara selama-lamanya sembilan
bulan atau denda sebanyak-banyaknya Enam Ratus Juta Rupiah”.
a. Sifat Kerahasiaan Rekam Medis
Dalam SK Menteri Kesehatan No. 749a/MENKES/PER/XII/1989
tersebut di atas dijelaskan secara tegas dalam Bab III Pasal 11 bahwa :
“Rekam medis merupakan berkas yang wajib dijaga kerahasiaannya”.
Sedangkan dalam Bab III Pasal 12 Ayat 1 dan 2 dijelaskan :
Pasal 12 Ayat 1
Pemaparan isi Rekam Medis hanya boleh dilakukan oleh dokter
yang merawat pasien dengan ijin tertulis pasien.
Pasal 12 Ayat 2
Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dpat memaparkan isi
Rekam Medis tanpa seijin pasien berdasarkan tanpa peraturan-
peraturan perundang-undangan.
Dari hal di atas dapat dilihat bahwa walaupun pasien dapat
mengetahui sakitnya melalui dokter dan bahwa pasien dapat memberikan
kuasa kepada pihak ke 3 (tiga) yang ingin mengetahui keadaan sakitnya
90
kecuali berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, namun
satu hal yang harus dilakukan tenaga Rekam Medis dalam menjalankan
tugasnya terhadap pemberian informasi Rekam Medis pasien yaitu
melaksanakan dengan teliti, hati-hati dan bertanggungjawab.
b. Kerahasiaan Rekam Medis
Kerahasiaan Rekam Medis tidaklah bersifat mutlak, artinya
walaupun Rekam Medis mempunyai sifat rahasis namun harus dianalisa
adalah kepada siapa Rekam Medis tersebut dirahasiakan dan dalam situasi
yang bagaimana Rekam Medis tersebut dirahasiakan, karena hal ini
menjelaskan hubungan yang khusus antara pasien dan dokter yang wajib
dilindungi dari pembocoran sesuai kode etik kedokteran dan peraturan
yang berlaku.
Pada dasarnya informasi dari Rekam Medis ada 2 (dua) kategori :
1. Informasi mengandung nilai kerahasiaan
2. Informasi yang tidak mengandung nilai kerahasiaan.
1. Informasi yang mengandung kerahasiaan
Yaitu laporan/catatan yang terkandung dalam berkar rekam
medis sebagai hasil pengamatan, observasi atau wawanc ara dengan
pasien, informasi ini ti dak boleh disebarluaskan kepada pihak-pihak
yang tidak berwenang karena menyangkut individu langsung si pasien.
Walaupun begitu perlu diketahui juga bahwa pemberitahuan keadaan
sakit apsien kepada pasien maupun keluarganya. Orang Rumah Sakit
selain dokter yang merawat sama sekali tidak diperkenankan.
Pemberitahuan kepenyakitan kepada pasien/keluarga menjadi
tanggung jawab dokter pasien yang merawat, pihak lain tidak memiliki
hak sama sekali.
2. Informasi yang tidak mengandung nilai kerahasiaan
91
Jenis informasi yang dimaksud di sini adalah perihal identitas
pasien (Nama dan Usia) serta informasi lain yang tidak mengandung
nilai medis, lazimnya informasi terdapat pada lembaran paling depan
berkas Rekam Medis Rawat Jalan maupun Rawat Inap. Namun yang
perlu diperhatikan karena diagnosa akhir pasien mengandung nilai
medis maka lembar tersebut tidak boleh d isebarluaskan kepada pihak
yang tidak berwenang, walaupun demikian petugas tenaga bantuan,
perawat, petugas rekam medis maupun petugas lainnya harus berhati-
hati adakalanya identitaspun dianggap perlu dirahasiakan dari
pemberitaan, misalnya : Apabila seorang tersebut adalah tanggungan
polisi (buronan) hal ini dilakukan semata-mata demi ketenangan pasien
dan demi tertibnya keamanan dan ketertiban Rumah Sakit dari pihak-
pihak yang mungkin akan mengganggu. Oleh karena itu dimanapun
petugas berdinas tetap harus memiliki kewaspadaan yang tinggi agar
terhindar dari kemungkinan tuntutan hukum.
Sumber hukum dapat dijadikan pedoman di dalam masalah
kerahasiaan informasi yang menyangkut Rekam Medis pasien, dapat
dilihat pada peraturan pemerintah No. 10 tahun 1996, yaitu mengenai
“Wajib Simpan Rahasia Kedokteran” dengan adanya peraturan
pemerintah itu maka siapapun yang bekerja di Rumah Sakit,
khususnya bagi mereka yang berhubungan dengan data Rekam Medis
wajib memperhatikan ketentuan tersebut.
Pasal 1 :
Yang dimaksud kerahasiaan kedokteran ialah segala sesuatu yang
diketahui oleh orang-orang tersebut pasal 3 pada waktu atau
selama melakukan pekerjaannya dalam lapangan kedokteran.
Pasal 3 :
Yang diwajibkan menyimpan rahasia yang dimaksud pasal 1 ialah:
92
a) Tenaga kesehatan menurut pasal 2 UU Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Tahun 1963 No. 78).
b) Mahasiswa Kedokteran, Murid yang bertugas dalam lapangan
pemeriksaan, pengobatan dan atau perawatan dan orang lain
yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
C. PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS (INFORMED CONSENT)
Setiap pasien yang berobat ke RSU Surya Husadha wajib mengikuti
peraturan yang berlaku. Jika pasien hanya rawat jalan maka aspek hukumnya
relatif lebih ringan dari pasien rawat inap. Sehingga dari hal tersebut pasien
memiliki untuk memperoleh dan menolak pengobatan yagn disarankan oleh
dokter. Jika pasien dalam perwalian (ada penanggung jawab lain, seperti
keluarga pasien, orang tua), maka walilah yang mengatas namakan keputusan
hak tersebut pada pasien.
Di RSU Surya Husadha memiliki 2 (dua) hal mengenai pengambilan
keputusan pasien (wali) yang lazim dikenal dengan persetujuan yang
meliputi :
1. Persetujuan langsung yaitu pasien/wali segera menyetujui usulan
pengobatan yang ditawarkan oleh dokter baik secara lisan maupun tertulis.
2. Pasien secara tak langsung yaitu tindakan pengobatan yang dilakukan
dalam keadaan darurat atau ketidakmampuan mengingat ancaman terhadap
nyawa pasien.
Selain kedua jenis persetujuan tersebut di atas, terdapat pula suatu
jenis persetujuan khusus dimana pasien/wali wajib mencantumkan pernyataan
bahwa kepadanya telah dijelaskan suatu informasi terhadap apa yang akan di
lakukan oleh tim medis, resiko dan akibat yang akan terjadi setelah dilakukan
tindakan. Persetujuan in idikenal dengan istilah “Informed Consent”. Dokter
yang akan menangani pasien harus enjelaskan tindakan yang akan di lakukan
secara jelas dan dokter tidak diperkenankan memberikan garansi kesembuhan
kepada pasien, tetapi dokter mendiskusikan serta menjelaskan keuntungan
yang diharapkan sehingga pasien dapat mempertimbangkan dan mengambil
93
keputusan. Dokter juga dapat meminta persetujuan suami/istri pasien, apabila
pasien karena mempengaruhi fungsi seksual atau reproduksi pasien atau t
indakan yang dapat mengakibatkan kematian janin dalam kandungan. Pada
saat dokter memberikan informasi ini harus disaksikan oleh minimal 2 (dua)
saksi yaitu saksi dari keluarga pasien dan saksi tenaga paramedis (rawat dan
bidan) dari RSU Surya Husadha dan setelah pasien menyetujuinya maka
dokter yang menjelaskan, pasien, dan kedua saksi wajib tanda tangan pada
formulir informed consent tersebut lengkap diisi dengan jenis ti ndakan yang
akan d ilakukan terhadap pasien. Pemberian persetujuan dan penolakan
terhadap tindakan yang akan dilakukan menjadi bukti autentik bagi RSU
Surya Husadha, pasien dan dokter.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, RSU Surya
Husadha melainkan 2 (dua) kali pengambilan persetujuan (apabila ternyata
kemudian ada tindakan khsuus), yaitu :
1. Pada saat pasien akan dirawat
Penanda tanganan dilakukan setelah pasien (wali/keluarga pasien)
mendapatkan penjelasan dari petugas pendaftaran. Penanda tanganan
persetujuan ini adalah untuk pemberian persetujuan dalam pelaksanan
prosedur diagnostik, pelayanan rutin rumah sakit dan pengobatan
medis secara umum.
2. Persetujuan khusus (Informed Consent)
Sebelum dilakukan suatu tindakan medis di l uar prosedur nomor 1
(satu) di atas, misalnya tindakan pembedahan, ESWL, dan lainnya.
D. PEMBERIAN INFORMASI MEDIS
Pemberian informasi rekam medis kadang-kadang membingungkan
bagi petugas rekam medis karena harus mempertimbangkan setiap situasi bagi
pengungkapan suatu informasi dari isi rekam medis. Permintaan ini biasanya
datang dari pihak ketiga seperti pihak asuransi atau pihak perusahaan yang
membayar pembiayaan pasien selama mendapatkan pelayanan kesehatan di
94
RSU Surya Husadha. Di samping itu pasien dan keluarganya, dokter dan staf
medis, dokter dan rumah sakit lain yang t urut merawat seorang pasien,
lembaga pemerintah dan badan-badan lain juga sering meminta informasi
tersebut. Meskipun kerahasiaan berkas rekam medis tetap menjadi prioritas
utama dalam pengelolaan rekam medis, akan tetapi yang harus diingat bahwa
hal tersebut bukanlah satu-satunya faktor yang menjadi dasar kebijaksanaan
dalam pemberian informasi reka mmedis. Hal yang sama pentingnya ialah
dapat menjaga/memelihara hubungan baik dengan masyarakat oleh karena itu
perlu diadakannya ketentuan yang wajar dan senantiasa dijaga bahwa hal
tersebut tidak membuat pihak peminta informasi untuk mengajukan tuntutan
yang lebih jauh kepada rumah sakit.
Seorang pasien dapat memberikan persetujuan untuk memeriksa isi
rekam medisnya dengan memberikan surat kuasa. Pihak ketiga yang
membawa surat kuasa harus meninggalkan foto copy identitas yang sah dan
masih berlaku di RSU Surya Husadha, sebelum diijinkan mengambil/
membawa resume medis/pengisian asuransi. Jadi yang senantiasa harus
diingat oleh petugas rekam medis dalam pemberian informasi adalah adanya
surat persetujuan secara tertulis (surat kuasa) yang ditandatangani oleh pasien
atau pihak yang bertanggungjawab (penanggung jawab pasien) untuk
menghindari penyalahgunaan dari instansi yang tidak berkepentingan.
RSU Surya Husadha telah memiliki ketentuan-ketentuan dasar dalam
pemberikan informasi rekam medis kepada instansi yang memerlukan, kecuali
ketentuan khusus yang ditetapkan oleh peraturan perundangan yang berlaku.
Ketentuan-ketentuan dasar tersebut adalah :
1. Setiap informasi yang bersifat medis, tidak boleh disebarkan oleh seluruh
karyawan RSU Surya Husadha tanpa ada ijin dari Direktus RSU Surya
Husadha.
2. RSU Surya Husadha tidak boleh sekehendaknya menggunakan rekam
medis dngan cara apapun yang dapat emmbhayakan kepentingan pasien,
kecuali jika untuk kepentingan melindungi rumah sakit atau mewakilinya.
95
3. Para asisten dan dokter yang bertanggung jawab boleh dengan bebas
berkonsultasi dengan bagian rekam medis hanya yang berkaitan dengan
pekerjaanya. Jika ada karagu-raguan pada staf rekam medis, maka
persetujuan masuk ke bagian rekam medis boleh ditolak dan
permasalahannya diberikan kepada keputusan direktur rumah sakit.
Bagaimanapun salinan rekam medis tidak boleh dibuat tanpa ada
persetujuan dari kepala unit rekam medis RSU Surya Husadha yang akan
dimusyawarahkan dengan direktur rumah sakit jika ada keragu-raguan.
Tidak seorangpun yang boleh memberikan informasi lisan maupun tertulis
dari pihak RSU Surya Husadha tanpa ada ijin tertulis dari direktur rumah
sakit (kecuali untuk mengadakan diskusi mengenai penyakit (kondisi)
pasien dengan keluarga atau wali pasien yang sah).
4. Dokter tidak dperkenankan memberikan persetujuan kepada perusahaan
asuransi atau badan perusahaan lain yang menjamin pasien untuk
memperoleh informasi rekam medis.
5. Untuk kepentingan tertentu badan-badan sosial boleh mengetahui data
sosial pasien, tetapi untuk data medis tetap harus mendapatkan ijin tertulis
dari direktur rumah sakit.
6. Permohonan pasien untuk memperoleh informasi mengenai catatan
dirinya (pasien asuransi, jamkesmas dan lainnya) diserahkan kepada
dokter yang merawatnya.
7. Informasi rekam medis hanya dikeluarkan dengan surat kuasa yang
ditandatangani dan diberi tanggal oleh pasien (walinya jika pasien tersebut
secara mental tidak kompeten atau keluarga pasien). Surat tersebut
disimpan pada berkas rekam medis pasien.
8. Informasi di dalam rekam medis boleh diperlihatkan kepada perwalikan
rumah sakit yang sah untuk melindungi kepentingan rumah sakit dalam hal
yang berkaitan dengan pertanggungjawaban.
9. Informasi boleh diberikan kepada rumah sakit lain tanpa surat kuasa dari
pasien karena pasien tersebut dalam perawatan mereka, tetapi tetap ada
96
surat permohonan dari rumah sakit tersebut dan berkas rekam medis
ditandatangani oleh direktur rumah sakit.
10. Untuk dokter yang tidak memiliki SIP dan ST di RSU Surya Husadha, jika
ingin mencari keterangan mengenai pasien yang pernah mendapat
pelayanan kesehatan di RSU Surya Husadha maka dokter tersebut harus
disertai dengan surat kuasa dari pasien.
11. Ketentuan ini berlaku untuk seluruh karyawan RSU Surya Husadha.
12. Berkas rekam medis yang asli tidak boleh dibawa keluar rumah sakit,
kecuali atas permintaan dari pengadilan dan harus disertai dengan surat
kuasa khusus tertulis dari direktur RSU Surya Husadha.
13. Berkas rekam medis tidak boleh diambil dari tempat penyimpanan tanpa
ada petunjuk yang jeas (tracer) untuk dibawa ke bagian lain dari RSU
Surya Husadha.
14. Dengan persetujuan dari direktur RSU Surya Husadha, pemakaian berkas
rekam medis oleh staf medis RSU Surya Husadha untuk keperluan riset
diperbolehkan, kecuali dari tenaga medis luar rumah sakit tetap harus
mengajukan surat permohonan ke direktur rumah sakit dan harus
mendapatkan persetujuan secara tertulis dari direktur rumah sakit.
15. Bila rekam medis diminta untuk dibawa ke pengadilan segala ikhtiar
hendaklah dilakukan supaya pengadilan mendapatkan menerima salinan
foto statik dari rekam medis tersebut. Apabila hakim meminta yang asli,
maka harus ada tanda terima dan disimpan pada folder (tracer) sampai
berkas rekam medis tersebut kembali.
16. Jika pasien ditanggung oleh majikan, maka RSU Surya Husadha tetap
tidak boleh memberikan informasi medis kepada majikan pasien tersebut
tanpa ada surat kuasa dari pasien atau walinya yang sah.
17. Pengesahan untuk memberikan informasi, hendaknya berisi indikasi
mengenai periode perawatan tertentu. Surat kuasa hanya berlaku untuk
informasi medis termasuk masa berlaku dari surat tersebut juga tertera
dalam surat kuasa.
97
E. REKAM MEDIS DI PENGADILAN
Penyuguhan informasi yang diambil dari rekam medis sebagai bukti
dalam suatu sidan gpengadilan atau di depan suatu badan resmi lainnya,
senantiasa merupakan proses yang wajar. Sesungguhnya rekam medis
disimpan dan dijaga dengan baik untuk selain keperluan medis dan
administratif, berkas rekam medis juga dipergunakan oleh individu dan
organisasi yang secara hukum berhak mengetahui isi berkas rekam medis.
Rekam medis adalah catatan kronologis yang tidak disangsikan kebenarannya
tentang pertolongan, perawatan dan pengobatan pasien selama mendapatkan
pelayanan kesehatan.
Sebagai salah satu dalil yang dapat dikatakan setiap informasi di dalam
rekam medis dapat digunakan sebagai bukti autentik, karena berkas rekam
medis adalah dokumen resmi dalam kegiatan pelayanan kesehatan rumah
sakit. Jika pengadilan dapat memastikan bahwa rekam medis itu tidak dapat
disangkal kebenarannya dan dapat dipercayai, maka keseluruhan atau bagian
dari informasi dapat dijadikan bukti yang memenuhi persyaratan. Apabila
salah satu pihak b ersengketa pada satu acara pengadilan menghendaki
pengungkapan isi berkas rekam medis di dalam sidang, maka ia meminta surat
perintah dari pengadilan yang ditujukan ke RSU Surya Husadha y ang
menyimpan berkas rekam medis tersebut. RSU Surya Husadha w ajib
mematuhi dan me laksanakan isi perintah tersebut dan apabila ada keraguan
tentang isi perintah tersebut, maka RSU Surya Husadha dapat meminta
penjelasan dari p engadilan yang bersangkutan. Dengan surat tersebut diminta
seorang saksi untuk datang dan membawa rekam medis yang dimintanya atau
memberikan kesaksian di depan sidang. Apabila yang diminta rekam
medisnya saja maka pihak rumah sakit dapat mengcopi dari berkas rekam
medis yang diminta dan memberian ke bagian Tata Usaha Pengadilan setelah
dilegalisir oleh direktur rekam medis. Kepala rekam medis memberikan
tanggungjawab/kepercayaan khusus di rumah sakit, maka dengan demikian
harus senantiasa menjaga agar rekam medis semuanya benar-benar terisi
dengan lengkap.
98
F. ADOPSI
Kata adopsi berasal dari kata “adop” yang artinya mengangkat anak.
RSU Surya Husadha memiliki pedoman dalam menghadapi rekam medis
dengan kasus adopsi yaitu :
a. Adopsi telah mengakibatkan orang tua kandung melepaskan hak merka
untuk memeriksa berkas rekam medis anaknya.
b. Adopsi telah mengakibatkan orang tua baru menerima hak sebagai
orang tua asli berarti berhak untuk memerisa berkas rekam medis anak
angkatnya hingga mencapai dewasa. Namun orang tua baru tidak boleh
melihat berkas rekam medis masa lampau anak angkatnya, sehingga
dalam hal ini petugas rekam medis wajib mengeluaran semua identitas
masa lampaunya yang berkaitan dengan orang tua anak angkat yang
telah menjadi anak angkat.
c. Anak angkat mempunyai hak untuk membaca berkas rekam medis
dirinya apda saat mencapai usia dewasa namun petugas rekam medis
harus menurut identitas orang tua aslinya.
99
BAB V
PENGEMBANGAN REKAM MEDIS
Rencan apengembangan staf dan pendidikan ini bertugas untuk
mempersiapkan tenaga-tenaga Perekam Medis RSU Surya Husadha, khususnya
untuk staf-staf lama untuk dapat menambah kualitas kemampuannya agar dapat
menjawab tantangan tugas-tugas dimasa yang akan datang, terutama dalam
menghadapi era globalisasi dan teknologi informasi yang dalam beberapa tahun
ke depan akan lebih membutuhkan kemampuan khusus yang dapat menunjang
Pelayanan Kesehatan dalam upaya meningkatkan Mutu Pelayanan Rekam Medis.
Upaya yang direcanakan oleh Rekam Medis RSU Surya Husadha ini
ditujukan kepada staf dan pelaksana di lap angan agar nantinya dapat menunjang
kemampuan tenaga Perekam Medis untuk dapat memiliki Profesionalisme yang
Mandiri dan Bertanggungjawab. Sehingga pengembangan staf rekam medis
mutlak dilaksanakan dengan tujuan untuk :
1. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan khusus bagi para staf dan
pelaksana Rekam Medis di RSU Surya Husadha.
2. Meningkatkan kualitas Pelayanan Kesehatan di Rekam Medis RSU Surya
Husadha agar mampu memberikan Mutu Pelayanan yang Profesional.
3. Meningkatkan wawasan teknologi Perekam Medis di RSU Surya Husadha
agar mampu menghadapi era globalisasi dan kemajuan teknologi khususnya
dalam bidang Rekam Medis.
A. PENGEMBANGAN PENDIDIKAN
Pengembangan staf ini dimaksudkan menambah berbagai kemampuan/
keterampilan khusus yang dapat berguna dalam menjalankan pelayanan
Kesehatan. Hal ini juga ditujukan dalam upaya Rekam Medis RSU Surya
Husadha meningkatkan Mutu Pelayanan.
100
Tabel Perencanaan Pengembnagan Staf Unit Rekam Medis.
No Nama Jabatan Tahun Terealisasi Keterangan
2007 2008 2009 2010 2011
1 Penyimpanan Berkas
Rekam Medis
3 orang
2 Pendaftaran Pasien
Rawat Inap
2 orang
3 Pendaftaran Pasien
Rawat Jalan
3 orang
4 Pelaksana Operator 2 orang
B. PENGEMBANGAN STAF
Perencanaan Pendidikan yang dilakukan ditujuan untuk mendapatkan
Staf dan Pelaksana yang memiliki standar Pendidikan yang memenuhi kualitas
Perekam Medis. Pendidikan yang dimaksud adalah jenjang pendidikan yang
berhubungan dengan Rekam Medis, sehingga diharapkan Rekam Medis RSU
Surya Husadha memiliki staf dan pelaksana yan gmempunyai landasan teori
yang dapat dikembangkan dan diterapkan dalam menjalankan tugasnya sehari-
hari dalam Pelayanan Kesehatan.
Tabel Perencanaan Pengembangan Staf Unit Rekam Medis.
No Nama Petugas Pendidikan / Pelatihan Yang Direncanakan
Budget
1 Johana M. Abram Pelatihan Manajemen
Kepemimpinan
Pendidikan S1 Kesehatan
Masyarakat
2 Ni Ketut Sendri Pelatihan Intern RM.
3 Luh Sumenari Pelatihan Service Excellen
Pelatihan Intern RM
Pelatihan Penyimpanan RM
Persamaan pendidikan SMA
101
No Nama Petugas Pendidikan / Pelatihan Yang Direncanakan
Budget
4 Ni Kadek Sariyani Pelatihan Service Excellen
Pelatihan Intern RM
Pelatihan Penyimpanan RM
Persamaan Pendidikan SMA
5. Luh Arista Dewi Pelatihan Service Excellen
Pelatihan ICD-X
Pelatihan Manajemen RM
Pelatihan Statistik
6 Kresna Yasa Pelatihan Service Excellen
Pelatihan Intern RM
Pelatihan Penyimpanan RM
7 Juliati Pelatihan Service Excellen
Pelatihan Intern RM
Pelatihan Penyimpanan RM
8 Putu Sugiartha Pelatihan Service Excellen
Pelatihan Intern RM
Pelatihan Statistik
Pelatihan Manajemen RM
Pendidikan D III RM
9 Suta Erawantara Pelatihan Service Excellen
Pelatihan Product Knowladge
Pelatihan Intern RM
Pelatihan Penyimpanan RM
10 Wayan Martini Pelatihan Service Excellen
Pelatihan Intern RM
Kursus Bahasa Inggris
102
No Nama Petugas Pendidikan / Pelatihan Yang Direncanakan
Budget
11 Ni Kt. Lidyawati Pelatihan Service Excellen
Kursus Bahasa Inggris
Pelatihan ICD-X
Pelatihan Manajemen RM
12 Dwi Antari Pelatihan Service Excellen
Pelatihan Intern RM
Kursus Bahasa Inggris
13 Risa Ovita Surya Pelatihan Service Excellen
Pelatihan Intern RM
Kursus Bahasa Inggris
14 Budiarta Pelatihan Service Excellen
Pelatihan Intern RM
Kursus Bahasa Inggris
15 Prami Antari Pelatihan Service Excellen
Pelatihan Intern RM
Kursus Bahasa Inggris
16 Ayu Dwi Astuti Pelatihan Service Excellen
Pelatihan Intern RM
Kursus Bahasa Inggris
17 Ari Asih Pelatihan Service Excellen
Pelatihan Intern RM
Kursus Bahasa Inggris
18 Widhyasari Pelatihan Service Excellen
Pelatihan Intern RM
Kursus Bahasa Inggris
103
No Nama Petugas Pendidikan / Pelatihan Yang Direncanakan
Budget
19 Kani Satriyadi Pelatihan Service Excellen
Pelatihan Intern RM
Pelatihan Product Knowladge
Kursus Bahasa Inggris
20 Karmini Pelatihan Service Excellen
Pelatihan Intern RM
Pelatihan Product Knowladge
Kursus Bahasa Inggris
21 Purniti Pelatihan Service Excellen
Pelatihan Intern RM & Beauty
Class
Pelatihan Product Knowladge
Kursus Bahasa Inggris
22 Susilawati Pelatihan Service Excellen
Pelatihan Intern RM & Beauty
Class dan Product Knowladge
Kursus Bahasa Inggris
104
BAB VI
FASILITAS, PERALATAN DAN RUANG REKAM MEDIS
Fasilitas dan peralatan adalah merupakan sarana penunjang yang mutlak
dierlukan/disediakan dalam melaksanakan Penyelenggaraan Pelayanan Rekam
Medis di RSU Husadha. Tersedianya penunjang tersebut diharapkan dapat
memberikan pelayanan yang diinginkan oleh Rumah Sakit maupun oleh pasien,
sehingga fasilitas dan peralatan tersebut dapat digunakan dan dipelihara
keberadaannya dengan sebaik-baiknya oleh seluruh petugas Rekam Medis.
a. Fasilitas dan Peralatan Rekam Medis
1. L okasi Di lantai I (satu) gedung utama berdekatan dengan
ruang RK dan UGD dan ruangan bekas farmasi.
Di lantai IV (empat) gedung Perkantoran.
2. Ruang Kerja 1. Ruangan di lantai I (satu) digunakan untuk
pendaftaran pasien, penyimpanan berkas RM, indeks
penyakit (coding), penataan berkas Rekam Medis,
Pelaporan dan Ruang Kepala Departemen Rekam
Medis.
2. Ruangan di lantai IV gedung perkantoran digunakan
untuk penyimpanan berkas Rekam Medis non aktif.
3. Ruangan di lantai I (satu) gedung Ali Balbed
digunakan untuk menyimpan berkas Rawat Jalan
Non Aktif.
4. Semua ruangan ber-AC.
105
3. Peralatan 1. Untuk Rekam Medis menggunakan 7 Unit komputer
untuk memperlancar proses pelayanan terhadap
pasien, antara lain :
3 unit untuk pendaftaran pasien
1 unit untuk pendaftaran melalui telepon
(reservasi)
1 unit untuk billing telepon
1 unit untuk indeks (koding) penyakit
1 unit untuk pelaporan dan statistik
2. Unit Rekam Medis memakai 5 unit printer, antara
lain :
Printer merk Canon IP 1200 sebanyak 2 unit
Printer merk Epson LX 30+ sebanyak 2 unit
Printer merk Epso LQ 2180 sebanyak 1 unit
3. Unit Berkas Rekam Medis memiliki 14 rak untuk
penyimpanan Berkas Rekam Medis, yang terdiri
dari :
9 rak untuk penyimpanan berkas non aktif
5 rak untuk penyimpanan berkas non aktif
4. Unit Rekam Medis menggunakan 3 unit AC.
b. Denah Ruang Rekam Medis
Lantai I
Gambar
106
Keterangan :
A : Meja Indeks Penyakit Rawat Inap.
B : Meja Reservasi.
C : Komputer Billing Telepon (PABX).
D : Meja Operator Telepon.
E : Meja DVD Player.
F : Rak Penyimpanan Berkas Rekam Medis.
G : Katrol Untuk Pendistribusian Berkas Rekam Medis.
H : Apar.
I : Tempat Pendaftaran Rawat Inap dan Rawat Jalan.
J : Pintu Keluar Masuk.
K : Pintu Keluar Masuk.
L : Dispenser.
M : Lorong untuk Pendistribusian Berkas Rekam Medis ke Ruang
UGD.
N : Lorong Untuk ke Ruang UGD.
U : Arah Mata Angin.
Lantai I Bekas Ruang Farmasi
Gambar
Keterangan :
A : Meja Kerja Kepala Departemen Rekam Medis.
B : Kursi.
C : Tempat Setempat.
D : Papan Tulis (White Board).
107
E : Rak Penyimpanan Berkas Rekam Medis.
F : Printer LQ-2180.
G : Meja Kursi Staff Pelaporan dan Statistik.
H : Telepon.
U : Arah Mata Angin.
Lantai IV Gedung Perkantoran
Gambar
Keterangan :
A : Lemari Besi.
B : Rak Penyimpanan Berkas Rekam Medis Non Aktif.
C : Apar.
D : Pintu Masuk.
U : Arah Mata Angin.
108
1) Lokasi Rekam Medis
Lokasi Unit Rekam Medis cukup strategis, hal ini dikarenakan letaknya pada
Lantai I (satu) gedung utama di sebelah depan/dekat pintu masuk utama
Utama Rumah Sakit. Lokasi ini berdekatan dengan Ruang UGD, Poliklinik,
dan Ruang Bersalin sehingga sangat memudahkan bagi pelayanan.
2) Ruang Kerja Pimpinan
Ruang Kerja Pimpinan Unit Rekam Medis terletak di lantai I bekas ruang
farmasi sehingga Kepala Departemen Rekam Medis dapat secara langsung
dapat mengawasi pelayanan pendaftaran pasien rawat inap dan rawat jalan.
3) Ruang Kerja Staf
Ruang Kerja Unit Rekam Medis merupakan ruang terpisah dari Ruang Kerja
Pimpinan sehingga diharapkan dapat mengoptimalkan kerja dari pada petugas
Rekam Medis, dengan ruangan yang difasilitasi AC, Meja, Komputer, dan
Printer diharapkan dapat menunjang tugas-tugas para petugas.
4) Ruang Penyimpanan
Ruang Penyimpanan berkas Rekam Medis RSU Surya Husadha memiliki 3
tempat yang terltak di lantai I (dua ruangan) dan lantai IV. Untuk Berkas
Rekam Medis yang masih aktif tersimpan di lantai I sedangkan untuk Berkas
Rekam Medis Non Aktif tersimpan di lantai IV gedung perkantoran. Ruang
Penyimpanan Berkas Rekam Medis merupakan ruangan khusus dan tersendiri
untuk penyimpanan berkas sehingga diharapkan keamanan dan kerahasiaan
Berkas Rekam Medis dapat terjamin dengan baik.
109