bab i _ v skripsi aq ^_^

247
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang sangat penting dijenjang pendidikan dasar dan menengah. Hal ini disebabkan matematika dapat melatih seseorang (siswa) berfikir logis, bertanggung jawab, memiliki kepribadian baik dan keterampilan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika. Menurut Cornelius dalam Abdurrahman (2003:253) mengemukakan bahwa: “Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya”. Masalah dalam pembelajaran matematika di Indonesia adalah rendahnya prestasi siswa. Sejalan dengan itu, Mumun Syaban (http://educare.e-fkipunla.net ) menyatakan bahwa : ”Masalah klasik dalam pembelajaran Matematika di Indonesia adalah rendahnya prestasi siswa dan kurangnya motivasi siswa untuk belajar matematika. Hal ini terlihat dari hasil pembelajaran di SMP dan SMA yang ditunjukkan dengan hasil UN dari tahun ke tahun hasilnya belum menggembirakan jika 1

Upload: dewi-suryani-purba

Post on 12-Aug-2015

457 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang sangat penting

dijenjang pendidikan dasar dan menengah. Hal ini disebabkan matematika dapat

melatih seseorang (siswa) berfikir logis, bertanggung jawab, memiliki kepribadian

baik dan keterampilan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Ada

banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika. Menurut Cornelius

dalam Abdurrahman (2003:253) mengemukakan bahwa:

“Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya”.

Masalah dalam pembelajaran matematika di Indonesia adalah rendahnya

prestasi siswa. Sejalan dengan itu, Mumun Syaban (http://educare.e-fkipunla.net)

menyatakan bahwa :

”Masalah klasik dalam pembelajaran Matematika di Indonesia adalah rendahnya prestasi siswa dan kurangnya motivasi siswa untuk belajar matematika. Hal ini terlihat dari hasil pembelajaran di SMP dan SMA yang ditunjukkan dengan hasil UN dari tahun ke tahun hasilnya belum menggembirakan jika dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Skor rata-rata yang diperoleh siswa-siswa Indonesia adalah 411. Skor ini masih jauh dibawah rata-rata internasional yaitu 467. Selain itu, bila dibandingkan dengan dua negara tetangga, yaitu Singapura dan Malaysia, posisi peringkat siswa kita jauh tertinggal. Singapura berada pada peringkat pertama dan Malaysia berada pada peringkat ke sepuluh”.

Berbicara masalah peningkatan kualitas pendidikan tidak lepas dari upaya

peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Seperti dikemukakan oleh

Abdul Hamid K. (2007: 1) bahwa:

“Peningkatan kualitas pendidikan menunjukkan pada upaya peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Suatu sistem pendidikan disebut bermutu dari segi proses adalah jika proses belajar mengajar berlangsung secara efektif dan siswa mengalami proses pembelajaran yang bermakna

1

Page 2: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

dan ditunjang oleh sumber daya yang memadai. Keefektifan pembelajaran digambarkan oleh prestasi belajar yang dicapai oleh pebelajar. Dengan kata lain, makin efektif pembelajaran makin baik hasil belajar pembelajar”.

Pada umumnya di sekolah-sekolah sering dijumpai siswa-siswa yang tidak

tertarik belajar matematika. Hal ini terjadi karena pada kenyataannya dalam

pelaksanaan pembelajaran matematika, model pembelajaran yang ditetapkan

masih konvensional yaitu masih terpusat pada guru. Hal yang sama seperti

dikemukakan oleh Erman Suherman (http://educare.e-fkipunla.net):

“Konon dalam pelaksanaan pembelajaran matematika sekarang ini pada umumnya guru masih menggunakan metode konvensional yaitu guru masih mendominasi kelas, siswa pasif (datang, duduk, nonton, berlatih, …., dan lupa). Guru memberitahukan konsep, siswa menerima bahan jadi. Demikian juga dalam latihan, dari tahun ke tahun soal yang diberikan adalah soal-soal yang itu-itu juga dan tidak bervariasi. Untuk mengikuti pembelajaran di sekolah, kebanyakan siswa tidak siap terlebih dahulu dengan membaca bahan yang akan dipelajari, siswa datang tanpa bekal pengetahuan seperti membawa wadah kosong”.

Selama ini pembelajaran matematika terkesan kurang menyentuh kepada

substansi pemecahan masalah. Siswa cenderung menghafalkan konsep-konsep

matematika sehingga kemampuan siswa dalam memecahkan masalah sangat

kurang. Dan siswa selalu bermalas-malasan saja tidak mau mencari sendiri ide-

idenya hanya guru saja yang selalu berperan aktif dalam proses balajar-mengajar.

Seperti diungkapkan oleh Lilis Widianti (http://newspaper.pikiran-rakyat.com):

“Selama ini pembelajaran matematika terkesan kurang menyentuh kepada substansi pemecahan masalah. Kebanyakan mengajarkan prosedur atau langkah pengerjaan soal. Bahkan, siswa cenderung menghafalkan konsep-konsep matematika dan sering dengan mengulang-ulang menyebutkan definisi yang diberikan guru atau yang tertulis dalam buku yang dipelajari, tanpa memahami maksud isinya. Kecenderungan semacam ini tentu saja dapat dikatakan mengabaikan kebermaknaan dari konsep-konsep matematika yang dipelajari siswa, sehingga kemampuan siswa dalam memecahkan masalah sangat kurang”.

Kebanyakan guru mengajar dengan model yang kurang sesuai dengan

materi yang diajarkan. Pembelajaran matematika di sekolah, selama ini masih di

dominasi oleh pembelajaran konvensional dengan paradigma mengajarnya.

2

Page 3: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Strategi konvensional yang dipelajari tidak mampu menolongnya keluar dari

masalah karena siswa hanya dapat memecahkan masalah apabila informasi yang

dimiliki dapat secara langsung dimanfaatkan untuk menjawab soal. Dalam

menjawab suatu persoalan siswa sering tertuju pada satu jawaban yang paling

benar dan menyelesaikan soal dengan tertuju pada contoh soal tanpa mampu

memikirkan kemungkinan jawaban atau bermacam-macam gagasan dalam

memecahkan masalah tersebut.

Menurut Abbas (dalam http://depdiknas.go.id) menyatakan bahwa :

“Banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar matematika peserta didik, salah satunya adalah ketidak tepatan penggunaan model pembelajaran yang digunakan guru di kelas. Kenyataan menunjukkan bahwa selama ini kebanyakan guru menggunakan model pembelajaran yang bersifat konvensional dan banyak didominasi oleh guru”.

Guru dituntut untuk mendorong siswa belajar secara aktif dan dapat

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika yang merupakan

faktor penting dalam matematika. Slameto (2003:94) mengemukakan bahwa :

“Dalam interaksi belajar mengajar, guru harus banyak memberikan kebebasan kepada siswa, untuk dapat menyelidiki sendiri, mengamati sendiri, belajar sendiri, mencari pemecahan masalah sendiri. Hal ini akan menimbulkan rasa tanggung jawab yang besar terhadap apa yang akan dikerjakannya, dan kepercayaan kepada diri sendiri, sehinggga siswa tidak selalu menngantungkan diri kepada orang lain”.

Menurut Slameto (2003:36) menyatakan bahwa:

“Dalam proses belajar mengajar, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda. Atau siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru. Dalam berbuat siswa dapat menjalankan perintah, melaksanakan tugas, membuat grafik, diagram, inti sari dari pelajaran yang disajika oleh guru. Bila siswa menjadi partisipasi yang aktif, maka ia memiliki ilmu/pengetahuan itu dengan baik”.

Siswa menganggap bahwa materi sistem persamaan linier dua variabel

merupakan materi pelajaran yang sulit dipelajari. Apalagi dalam menyelesaikan

soal-soal cerita. Hal ini didukung oleh hasil wawancara dengan salah seorang guru

3

Page 4: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

matematika SMP NURHASANAH Medan (Siti Aisyah Siregar,S.Pd),

menyatakan bahwa : “Banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam

menyelesaikan soal cerita sistem persamaan linier dua variabel”. Terutama pada

saat siswa mengerjakan soal penerapan seperti berikut : Umur seorang bapak

ditambah empat kali umur anaknya adalah 72 tahun. Dua kali umur bapak

ditambah dengan tiga kali umur anaknya adalah 104 tahun. Berapakah umur

bapak dan umur anaknya?.

Dari hasil survei peneliti berupa pemberian tes diagnostik pemecahan

masalah kepada siswa SMP NURHASANAH Medan di kelas VIII, pada pokok

bahasan Bentuk Aljabar. Dari 34 siswa yang mengikuti tes, diperoleh skor rata-

rata siswa 62,2. Dipeorleh gambaran tingkat kemampuan siswa sebagai berikut:

terdapat 51,76 % siswa yang sudah mampu memahami masalah, 10,6% yang

sudah mampu merencanakan pemecahan masalah, 23,4% yang sudah mampu

melaksanakan pemecahan masalah, dan hanya 5,9% yang sudah mampu

memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh tersebut. Sedangkan secara

penguasaan siswa yang telah memiliki kemampuan pemecahan masalah pada

tingkat kemampuan sangat tinggi terdapat 0 orang (0%) siswa, 3 orang (8,82%)

siswa yang memiliki kemampuan tinggi, 10 orang (29,41%) siswa yang memiliki

kemampuan sedang, 9 orang (26,5%) siswa yang memiliki kemampuan rendah,

dan 12 orang (35,3%) siswa yang memiliki kemampuan sangat rendah.

Dari data ini terlihat jelas bahwa dari aspek merencanakan pemecahan

masalah, menyelesaikan masalah dan memeriksa prosedur tingkat penguasaan

siswa masih rendah. Dari beberapa uraian di atas peneliti dapat menyimpulkan

bahwa banyaknya siswa yang tidak mampu menyelesaikan soal dikarenakan

proses pembelajaran yang kurang bermakna sehingga menyebabkan rendahnya

kemampuan siswa memecahkan masalah matematika.

Guru matematika memiliki tugas berusaha memampukan siswa

memecahakan masalah sebab salah satu fokus pembelajaran matematika adalah

pemecahan masalah, sehingga kompetensi dasar yang harus dimiliki setiap siswa

adalah standar minimal tentang pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai

4

Page 5: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

yang terfleksi pada pembalajaran matematika deng kebiasaan berpikir dan

bertindak memecahkan masalah.

Dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa,

hendaknya guru berusaha melatih dan membiasakan siswa melakukan bentuk

pemecahan masalah dalam kegiatan pembelajarannya. Seperti memberikan

kesempatan kepada sisa untuk mengadakan perbincangan yang ilmiah guna

mengumpulkan pendapat, kesimpulan atau menyusun alternatif pemecahan atas

suatu masalah.

Salah satu cara yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

siswa adalah dengan dengan model pembelajaran Problem Based Learning.

Dengan model pembelajaran Problem Based Learning, maka diharapkan dapat

mengatasi kesulitan siswa dalam mempelajari matematika dan siswa dapat

menemukan sendiri penyelesaian masalah dari soal-soal pemecahan masalah

didalam kehidupan sehari-hari pada pokok bahasan sistem persamaan linier dua

variabel. Sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar matematika dan mampu

mengembangkan ide dan gagasan mereka dalam menyelesaikan permasalahan

matematika.

Dengan demikian, diperlukan model pembelajaran yang efektif, membuat

siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang

melibatkan peran siswa secara aktif dan yang dapat mendorong siswa belajar

melakukan pemecahan masalah matematika adalah model pembelajaran

berdasarkan masalah. Ratumanan (dalam Trianto, 2007) menyatakan bahwa:

”Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berfikir tingkat tinggi. Pembelajsaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks”.

Model ini merupakan pendekatan pembelajaran peserta didik pada

masalah autentik (nyata), sehingga peserta didik dapat menyusun pengetahuan

sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berfikir tingkat tinggi,

mengembangkan kemandirian dan percaya diri (Arends, dalam Trianto, 1997:68).

5

Page 6: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Pada model pembelajaran ini, peran guru adalah mengajukan masalah,

mengajukan pertanyaan, memberikan kemudahan suasana berdialog, memberikan

fasilitas dan melakukan penyelidikan.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti

tertarik melakukan penelitian dengan judul: “Penerapan Model Pembelajaran

Problem Based-Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematika SMP Nurhasanah Medan”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Rendahnya prestasi belajar matematika siswa.

2. Siswa tidak tertarik belajar matematika.

3. Dalam pembelajaran matematika guru masih mendominasi kelas.

4. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah sangat kurang.

5. Penerapan model pembelajaran yang digunakan dalam mengajarkan

suatu pokok bahasan matematika masih kurang tepat.

6. Penguasaan guru terhadap berbagai model pembelajaran belum optimal

dan belum diterapkannya model pembelajaran Problem Based-Learning

dalam pengajaran matematika khususnya pada pokok bahasan Sistem

Persamaan Dua variabel.

1.3. Batasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka perlu

adanya pembatasan masalah agar lebih terfokus dan terarah. Masalah dalam

penelitian ini dibatasi pada penerapan model pembelajaran Problem Based

Learning untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa

SMP Nurhasanah Medan.

6

Page 7: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi fokus

permasalahan dalam penelitian ini adalah ”Apakah dengan penerapan model

pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa SMP Nurhasanah Medan dalam

menyelesaikan soal-soal sistem persamaan linier dua variabel.

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah model pembelajaran Problem Based

Learning dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah

matematika dikelas VIII SMP Nurhasanah Medan.

2. Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan pemecahan

masalah matematika dengan model pembelajaran Problem Based Learning

SMP Nurhasanah Medan.

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi guru, dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai model

pengajaran dalam membantu siswa guna meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah.

2. Bagi siswa, melalui model pembelajaran Problem Based Learning ini

dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel.

3. Bagi sekolah, menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil

kebijakan inovasi pembelajaran matematika disekolah.

4. Bagi peneliti, sebagai bahan informasi sekaligus sebagai bahan

pegangan bagi peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai

calon tenaga pengajar di masa yang akan datang.

5. Sebagai bahan informasi bagi pembaca atau peneliti lain yang ingin

melakukan penelitian sejenis.

7

Page 8: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis

2.1.1. Masalah Dalam Matematika

Masalah adalah sebuah kata yang sering kita dengar. Suatu masalah

biasanya memuat situasi yang mendorong seseorang untuk munyelesaikannya,

akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus dikerjakan untuk

menyelesaikannya. Jika suatu soal atau pertanyaan diberikan kepada seorang anak

dan anak tersebut langsung mengetahui cara penyelesaiannya dengan benar maka

soal tersebut tidak dapat dikatakan sebagai masalah.

Hudojo (1998) menyatakan bahwa : “Suatu pertanyaan merupakan

masalah jika seseorang tidak mempunyai aturan atau hukum tertentu yang segera

dapat dipergunakan untuk menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut”. Dengan

kata lain masalah adalah sesuatu yang timbul akibat ketidaksesuaian suatu hal

yang terjadi dengan hal yang kita inginkan, dimana kita harus melakukan upaya

untuk mengatasinya, serta upaya tersebut membutuhkan proses untuk berpikir.

Masalah bersifat subjektif bagi setiap orang, artinya bahwa suatu

pertanyaan merupakan masalah bagi seseorang, tapi bukan harus menjadi masalah

bagi orang lain. Begitu juga suatu pertanyaan merupakan suatu masalah pada

suatu saat namun bukan harus menjadi masalah pada saat berikutnya bila masalah

itu dapat diketahui cara penyelesaiannya.

Soejono (1998) menyatakan bahwa: “ Suatu masalah matematika dapat

dilukiskan sebagai tantangan bila pemecahannya memerlukan kreativitas,

pengertian, pemikiran yang asli atau yang imajinasi”. Masalah matematika

tersebut biasanya berbentuk soal cerita, membuktikan, menciptakan atau mencari

suatu pola matematika. Soal cerita dalam matematika dipandang sebagai masalah

apabila dalm penyelesaiannya membutuhkan kreativitas, pengertian dan imajinasi.

Kreativitas di sini merupakan keterampilan kognitif dalam menggunakan metode

untuk menyelesaikan masalah soal cerita (mampu menggunakan metode sampai

ditemukan penyelesaiannya). Pengertian maksudnya memahami metode apa yang

8

Page 9: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

sesuai dalam menyelesaikan msalah dalam soal cerita tersebut. Imajinasi, dalam

menyelesaikan soal cerita imajinasi sangat dibutuhkan. Imajinasi disini berfungsi

untuk membayangkan bagaimana langkah-langkah penggunaan metode dalam

pikiran sebelum menuliskannya ke dalam kertas.

2.1.2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa masalah yang dihadapi setiap

individu semakin lama semakin sulit. Berangkat dari suatu keyakinan,

kemampuan daya nalar yang baik akan sangat berguna memecahkan masalah di

kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, mengembangkan daya nalar siswa menjadi

suatu kebutuhan dan bagian dari tujuan pendidikan yang harus dicapai.

Pembelajaran yang berbasis pemecahan masalah akan menghasilkan peserta didik

yang mampu menghadapi tantangan di masa depan.

Menurut Robert (dalam http://robertmath4edu.wordpress.com)

menyatakan bahwa : ”Pemecahan masalah adalah proses menerapkan

pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum

dikenal”. Hal ini disebabkan bahwa setiap seorang memiliki cara yang berbeda

dalam hal menyusun segala sesuatu yang diamati, dilihat, diingat ataupun

dipikirannya.

Salah satu untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam pemecahan

masalah adalah melalui penyediaan pengalaman pemecahan masalah yang

memerlukan strategi yang berbeda-beda dari suatu masalah kemasalah lainnya.

Pembelajaran pemecahan masalah tidak sama dengan pembelajaran soal-soal yang

telah diselesaikan (solved problems). Seperti diungkapkan oleh Amustofa (dalam

http://amustofa70.wordpress.com) yang menyatakan bahwa:

“Pembelajaran pemecahan masalah tidak sama dengan pembelajaran soal-soal yang telah diselesaikan (solved problems). Pada pemecahan masalah kita memberikan bekal kepada siswa berbagai teknik penyelesaian untuk menyelesaikan masalah. Strategi ataupun taktik untuk menyelesaikan masalah dengan cara ini disebut  heuristics, karena pada dasarnya pembelajar harus dapat menemukan sendiri”.

9

Page 10: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Kemampuan pemecahan masalah merupakan proses untuk menerima

tantangan dalam menjawab masalah, untuk dapat memecahkan masalah siswa

harus dapat menunjukkan data yang ditanyakan. Dengan mengajarkan pemecahan

masalah, siswa akan mampu mengambil keputusan untuk belajar memecahkan

masalah, para siswa harus mempunyai kesempatan untuk memecahkan masalah.

Guru harus mempunyai bermacam-macam masalah yang cocok sehingga

bermakna bagi siswa-siswanya. Masalah tersebut dapat dikerjakan secara individu

atau kelompok.

George Polya (Hudoyo, 1988:175) memberikan gambaran tentang

langkah-langkah penyelesaian soal cerita adalah sebagai berikut.

1. Memahami masalah

Apabila siswa tidak mengerti masalah tentu saja ia tidak tertarik untuk

menyelesaikannya. Siswa harus mengetahui :

a) Apa yang diketahui dalam soal

b) Apa yang ditanyakan dalam soal? /yang tidak diketahui

c) Bagaimana syaratnya

2. Merencanakan penyelesaian masalah

Untuk dapat menyelesaiakan masalah siswa harus dapat menemukan

hubungan data dengan yang ditanyakan/dibuktikan. Siswa memilih teorema-

teorema atau konsep-konsep yang telah dipelajari untuk dikombinasikan

sehingga dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi itu.

Bila perlu guru membimbing siswa dengan langkah-langkah berikut :

a) Siswa mengumpulkan data atau informasi menggunakan persyaratan

yang ditentutakan untuk analisis.

b) Jika diperlukan siswa menganalisisormasi yang informasi yang

diperoleh dengan menggunakan anak masalah yang telah diselesaikan.

c) Apabila siswa “macet”, ia perlu dibantu melihat masalah tersebut dari

sudut yang berbeda.

3. Melaksanakan penyelesaian masalah

Penyelesaian masalah yang sudah direncanakan itu dilaksanakan. Didalam

menyelesaikan masalah tersebut setiap langkah dicek, apakah langkah tersebut

10

Page 11: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

sudah benar terbukti. Dengan demikian siswa akan menghasilkan penyelesaian

sendiri. Guru harus sabar menanti.

4. Melihat kembali

Penyelesaian yang sudah diperoleh itu harus dicek kembali. Pertanyaan-

pertanyaan dari dalam diri siswa yang perlu ditumbuhkan adalah :

a) Sudah cocokkah hasilnya?

b) Apakah tidak ada hasil yang lain?

c) Apakah ada cara lain untuk menyelesaikan masalah tersebut?

d) Dengan cara yang berbeda, apakah hasilnya sama?

2.1.3. Belajar dan Pembelajaran Matematika

Belajar merupakan kegiatan setiap orang. Seseorang dikatakan telah belajar

apabila telah terjadi perubahan tertentu. Pengetahuan, keterampilan dan sikap seseorang

terbentuk, dimodifikasi dan berkembang disebabkan belajar. Namun banyak orang

berasumsi bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu atau

menuntut ilmu. Belajar menurut Slameto (2003 ) adalah: “Suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”.

Hudoyo (dalam Hamzah Upu, http//injured.education.com/) menyatakan

bahwa: ”Belajar adalah kegiatan yang berlangsung dalam mental seseorang,

sehingga terjadi perubahan tingkah laku, dimana perubahan tingkah laku tersebut

bergantung pada pengalaman seseorang”. Pengalaman dari setiap orang yang

menyebabkan perubahan tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa

menjadi bisa adalah belajar.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa belajar merupakan suatu

proses usaha yang dilakukan secara sadar oleh seorang individu untuk

menghasilkan suatu perubahan yang mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Dimana perubahan tersebut dapat diamati, bersifat kontiniu, fungsional, positif

dan aktif yang berlangsung dalam waktu yang relatif lama.

11

Page 12: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Soedjadi (2006) mengungkapkan bahwa: “Pembelajaran matematika

adalah kegiatan pendidikan yang menggunakan matematika sebagai kendaraan

untuk mencapai tujuan yang ditetapkan”. Artinya, pembelajaran matematika akan

menggunakan matematika untuk menata penalaran siswa, membentuk kepribadian

siswa, dan menekankan kepada kemampuan menerapkan matematika dan

ketrampilan matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa pembelajaran adalah sebagai

suatu bentuk formal kegiatan guru berupa penyampaian ilmu dan penciptaan

situasi belajar bagi siswa dalam proses pembelajaran agar proses berpikir siswa

meningkat sehingga siswa termotivasi untuk belajar dengan baik. Seseorang

dikatakan belajar matematika jika terjadi perubahan tingkah laku, mencakup

pengetahuan tentang matematika, keterampilan dalam matematika, sikap terhadap

matematika yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman.

2.1.4. Model Pembelajaran

Tim Dosen MKPBM (2001 : 18) menyebutkan : “Model pembelajaran

dimaksudkan sebagai suatu pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas yang

menyangkut strategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran yang

diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas”.

Arends (dalam Trianto, 2007 :5), menyatakan “The term teaching model refers to

a particular approach to intruktion that includes its goals, syntax, environment,

and management system”. Istilah model pembelajaran mengarah pada suatu

pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya

dan sistem pengelolaannya. Model pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan

pembelajaran yaitu cara yang ditempuh guru agar konsep yang disajikan bisa

beradaptasi dengan siswa. Jadi, model pembelajaran dapat membantu guru

menentukan apa yang harus dilakukan dalam proses belajar mengajar dalam

rangka pencapaian tujuan belajar mengajar.

12

Page 13: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

2.1.5. Model Pembelajaran Problem Based-Learning

2.1.5.1. Pengertian Model Pembelajaran Probem Based-Learning.

Secara umum problem based-learning atau pembelajaran berbasis masalah

adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata

sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis

dan keterampilan pemecahan masalah. Serta untuk memperoleh pengetahuan dan

konsep yang esensial dari materi pelajaran.

Menurut Trianto (2007:69) menyatakan bahwa :

“Model pembelajaran Problem Based Learning merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan yang autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata “.

Menurut Sanjaya (2008:214) mendefinisikan : “ Model pembelajaran

Problem Based Learning dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran

yang menekankan kepada proses penyelesaian masalahyang dihadapi secara

ilmiah”. Model pembelajaran Problem Based Learning tidak mengharapkan siswa

hanya sekedar mendengarkan,mencatat,kemudian menghafal materi pelajaran,

akan tetapi melalui model pembelajaran Problem Based Learning siswa akan aktif

berpikir, berkomunikasi, mencari, mengolah data dan akhirnya menyimpulkan.

Problem Based Learning memiliki gagasan bahwa pembelajaran dapat

dicapai jika kegiatan pendidikan dipusatkan pada tugas-tugas atau permasalahan

yang otentik, relevan, dan dipresentasikan dalam suatu konteks. Pembelajaran

berbasis masalah (Probelem-based learning), merupakan salah satu model

pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa.

Aspek penting dalam PBL adalah bahwa pembelajaran dimulai dengan

permasalahan dan permasalahan tersebut akan menentukan arah pembelajaran

dalam kelompok.

Dengan kata lain model pembelajaran probem based learning adalah suatu

model pembelajaran yang didalamnya terdapat serangkaian aktifitas pembelajaran

yang menekankan kepada proses penyelasaian masalah yang dihadapi secara

13

Page 14: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

ilmiah. Gurupkn (http://gurupkn.wordpress.com pembelajaran-berdasarkan-

masalah) menyatakan bahwa:

”Model Pembelajaran Probem Based-Learning merupakan pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa, model Pembelajaran Probem Based-Learning melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga dapat memepelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah”. Dalam model pembelajaran Probem Based-Learning, fokus pembelajaran

ada pada masalah yang dipilih sehingga pembelajar tidak saja mempelajari

konsep-konsep yang berhubungan dengan masalah tetapi juga metode ilmiah

untuk memecahkan masalah tersebut. Model Pembelajaran Probem Based-

Learning digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi dengan situasi

berorientasi pada masalah. Dengan model ini, siswa dapat berpikir kritis dan lebih

kreatif dalam belajar.

Maka berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan

bahwa model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) berbeda

dengan model pembelajaran yang lain, pembelajaran ini menekankan pada

presentasi ide-ide atau demonstrasi keterampilan siswa. Peran guru dalam model

pembelajaran ini adalah menyajikan masalah. Pembelajaran masalah dilain pihak

berlandaskan kepada psikologi kognitif sebagai pendukung teoritisnya. Fokus

pembelajaran tidak begitu banyak pada apa yang dilakukan siswa (perilaku),

melainkan kepada apa yang dipikirkan siswa (kognisi) pada saat mereka

melakukan kegiatan itu. Walaupun peran guru pada pembelajaran ini kadang

melibatkan presentasi dan penjelasan sesuatu hal kepada siswa, namun yang lazim

adalah berperan sebagai pembimbing dan fasilitator sehingga siswa belajar

memecahakan masalah oleh mereka sendiri.

Dengan kata lain tampak jelas dalam pembelajaran ini masalah yang

dijadikan sebagai fokus pembelajaran dapat diselesaikan siswa melalui kerja

kelompok sehingga dapat memberi pengalaman-pengalaman beragam pada siswa

seperti kerja sama dan interaksi dalam kelompok, disamping pengalaman belajar

yang berhubungan dengan pemecahan masalah seperti hipotesis, merancang

percobaan, melakukan penyelidikan, pengumpulan data, menginterprestasikan

14

Page 15: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

data, membuat kesimpulan, mempresentasikan, berdiskusi dan membuat laporan.

Keadaan ini menunjukkan bahwa model pembelajaran problem based-learning

mampu memberikan pengalaman yang kaya kepada siswa. Dengan pembelajaran

ini pada diri siswa akan lahir ide-ide dalam upaya menyelesaikan masalah yang

ada.

2.1.5.2. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Problem Based-

Learning.

Keunggulan Model pembelajaran Problem Based-Learning.

Sebagai suatu model pembelajaran, PBL memiliki beberapa keunggulan,

diantaranya :

1) PBL merupakan tehknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi

pelajaran.

2) PBL dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan

kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.

3) PBL dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.

4) PBL dapat membantu siswa bagaimana mentransfer

pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan

nyata.

5) PBL dapat membantu siswa mengembangkanpengetahuan

barunya dan bertanggung jawab dalam penbelajaran yang mereka

lakukan. Disamping itu, PBL juga dapat mendorong untuk dapat

melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun hasil

belajarnya.

6) Melalui PBL bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa

setiap mata pelajaran, pada dasarnya merupakan cara berpikir, dam

sesuatu yang dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari

guru atau dari buku-buku saja.

7) PBL dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.

15

Page 16: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

8) PBL dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk

berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk

menyesuaikan dengan kemampuan baru.

9) PBL dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam dinia nyata.

10) PBL dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus

belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal terakhir.

Kelemahan Model Pembelajaran Problem Based-Learning.

Selain keunggulan, PBL juga memiliki kelemahan :

1) Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak

mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk di

pecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.

2) Akan membutuhkan waktu yang banyak untuk dapat

menerapkan PBL agar siswa dapat bekerja semaksimal mungkin.

2.1.5.3. Langkah-Langkah Dalam Proses Pembelajaran PBL

Dalam pembelajaran berbasis masalah siswa memahami konsep suatu

materi dimulai dari belajar dan bekerja pada situasi masalah (tidak terdefinisi

dengan baik) atau open ended yang disajikan pada awal pembelajaran. Sehingga

siswa diberi kebebasan berpikir dalam mencari solusi dari situasi masalah yang

diberikan.

Dalam Trianto (2007:71) tahapan PBL terdiri atas 5 tahapan yaitu :

Tabel 2.1. Tahapan-tahapan Problem Based Learning

Fase Tingkah Laku Guru

Fase – 1Orientasi siswa pada masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih.

Fase – 2Mengorganisasi siswa untuk belajar

Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

16

Page 17: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Fase – 3Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

Fase – 4Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan semuanya.

Fase – 5Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

2.1.5.4. Pelaksanaan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dalam

Pembelajaran Matematika.

Pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learning meliputi

beberapa kegiatan yaitu :

Fase -1: Mengorientasi siswa pada masalah

Pada kegiatan ini guru memulai pelajaran dengan memberikan salam

pembuka, mengingatkan siswa tentang materi pelajran yang lalu, memotivasi

siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan model pembelajaran

yang akan dijalani. Pada kegitan ini guru mengajukan permasalahan yang

berkaitan dengan kehidupan sehari-hari sesuai dengan materi yang diajarkan yaitu

kubs dan balok, melalui pemberian Lembar Aktivitas Siswa. Selain itu guru juga

meminta siswa untuk mempelajari masalah tersebut dan menyelesaikannya secara

berkelompok.

Contoh Permasalahan

Wawan membeli dua buku dan empat pinsil dengan harga Rp. 2.200.

Bagaimanakah cara Wawan menentukan harga masing-masing buku dan pinsil.

Ubalah soal cerita tersebut menjadi model matematika yang sesuai untuk

menentukan harga masing-masing buku dan pinsil !

Fase - 2: Mengorganisasikan siswa untuk belajar

Dalam tahap ini, pertama guru meminta siswa untuk berkelompok sesuai

dengan kelompoknya masing-masing. Pembagian kerlompok dapat dilakukan

berdasarkan kesepakatan bersama anatar siswa dan guru. Membimbing siswa

17

Page 18: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

untuk berkaloborasi. Dalam hal ini guru juga membimbing siswa untuk aktif

dalam pembelajaran, mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan

masalah tersebut.

Fase - 3: Membantu siswa memecahkan masalah

Pada tahap ini, siswa melakukan penyelidikan/pemecahan masalah secara

bebas dalam kelompoknya. Guru bertugas mendorong siswa mengumpulkan data

dan melaksanakan eksperimen aktual hingga mereka benar-benar mengerti

dimensi situasi permasalahannya. Tujuannya adalah agar siswa mampu

mengumpulkan informasi yang cukup yang diperlukan untuk mengembangkan

dan menyusun ide-ide mereka sendiri. Untuk itu guru harus lebih banyak tahu

tentang masalah yang diajukan agar mampu membimbing siswa dan memecahkan

masalah.

Langkah-1 : Memahami masalah

Mengarahkan siswa mengamati soal dan mengerti apa yang diminta dalam

soal. Siswa berdiskusi dengan pasangannya bagaimana cara menyelesaikan

permasalahan yaitu dengan cara :

- Menuliskan apa yang diketahui dalam soal.

- Menuliskan apa yang ditanya dalam soal.

Contoh :

Diketahui : Harga 2 buku + 2 pinsil = Rp. 2.200

Ditanya : Buatlah model matematikanya!

Langkah-2 : Merencanakan penyelesaiannya

- Setiap kelompok mengilustrasikan masalah yang ada pada contoh

tersebut.

- Siswa menentukan variabel yang dapat digunakan untuk menyelesaikan

masalah kemodel matematika.

- Kemudian membuat masalah kedalam model matematika.

Contoh :

Misal : x menyatakan harga 1 buku

y menyatakan harga 1 pinsil

Langkah-3 : Melaksanakan masalah sesuai rencana

18

Page 19: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

- Mengarahkan siswa dalam menetapkan konsep yang telah dipelajari untuk

menyelesaikan masalah berdasarkan model matematika.

- Melakukan penyelesaian masalah.

Contoh :

x = buku

y = pinsil

Maka model matematika yang tepat untuk permasalahan diatas adalah :

Langkah-4 : Melakukan Pengecekan kembali terhadap semua langkah

yang dikerjakan.

Dengan melihat kembali dari langkah 1 sampai 3, maka pemecahan masalah

adalah benar, dari penyelesaian di atas maka model matematikanya adalah :

Fase - 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil pemecahan masalah

Pada tahap ini guru memilih secara acak kelompok yang mendapat tugas

untuk mempresentasikan hasil diskusinya, serta memberikan kesempatan pada

kelompok lain untuk menanggapi dan membantu siswa mengalami kesulitan.

Kegiatan ini berguna untuk mengetahui hasil sementara pemahaman dan

penyusunan siswa terhadap materi yang disajikan.

Fase - 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Pada tahap ini guru membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi

proses pemecahan masalah yang telah mereka kerjakan. Sementara itu siswa

menyusun kembali hasil pemikiran dan kegiatan yang dilampaui pada tahap

penyelesaian masalah.

2.1.5.5. Teori Belajar yang Mendukung Problem Based Learning

Pembelajaran Problem Based-Learning (pembelajaran berbasis masalah),

selanjutnya disingkat PBL merupakan salah satu model pembelajaran inovatif

yang dapat memberikan kondisi belajar aktif pada siswa. PBL adalah suatu model

19

Page 20: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui

tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang

berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk

memecahkan masalah.

Pengajaran Berdasarkan Masalah telah dikenal sejak zaman Jhon

Dewey, yang sekarang ini mulai diangkat sebab ditinjau secara umum

pembelajaran berdasarkan masalah terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi

masalah yang outentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada

siswa untuk melakukan penyelidikan atau inkuiri. Menurut Dewey (Dalam

Trianto, 2007 : 67) : “Belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara

stimulus dengan respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan

lingkungan”. Lingkungan memberikan masukan kepada siswa berupa bantuan dan

masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara

efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta

dicari pemecahannya dengan baik. Pengalaman siswa yang diperoleh dari

lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan dan materi guna memperoleh

pengertian serta bisa dijadikan pedoman dan tujuan belajarnya.

Pengajaran Problem Based-Learning dimulai dengan disajikannya

kepada siswa suatu masalah otentik dan bermakna. Teori belajar Jerome S. Bruner

mengemukakan bahwa balajar melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir

bersamaan, yaitu memperoleh informasi baru, transformasi informasi dan menguji

relevansi dan ketepatan pengetahuan. Dahar (1991), kaitan antara teori belajar

Bruner dengan pendekatan pengajuan masalah matematika dapat dilakukan

dengan cara melibatkan siswa secara aktif untuk mengkonstruksi dan mengajukan

masalah, soal, atau pertanyaan matematika sesuai dengan situasi yang diberikan.

Misalnya, siswa menyusun dan mengaitkan ide - ide yang disediakan dengan

skemayang dimiliki oleh siswa. Pengajuan masalah dapat dilakukan oleh siswa

baik secara individu, berpasangan atau berkelompok. Ketiga cara tersebut dapat

menjadi penghubung antar topik yang diajarkan oleh guru dengan skema yang

dimiliki siswa.

20

Page 21: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Setelah siswa dihadapkan kepada masalah, selanjutnya siswa

mengaplikasikan apa yang terdapat pada masalah kedalam bentuk simbol, lemma,

dalil atau rumus. Seperti yang di ungkapkan oleh teori belajar Robert M. Gane ;

Rangkaian perbal dalam pembelajaran matematika dapat berarti mengemukakan

pendapat yang berkaitan dengan konsep, simbol, defenisi, aksioma, lemma atau

teorema, dalil atau rumus. Sedangkan pengertian rangkaian verbal itu sendiri

menurut Ruseffendi (1988) adalah pembuatan lisan terurut dari dua rangkaian

kegiatan atau lebih stimulus respons. Dengan memperhatikan pengertian diatas,

maka dapat dikatakan bahwa tipe belajar rangkaian verbal dapat mengantarkan

siswa dalam mengaitkan antara skema yang telah dimiliki oleh siswa dengan

unsur – unsur dalam matematika yang akan dipelajari.

Kemudian siswa memecahkan masalah, seperti halnya juga menurut teori

belajar Robert M. Gane bahwa pengajuan masalah merupakan langkah kelima

setelah empat langkah Polya dalam pemecahan masalah matematika Gonzales

(dalam Hamzah Upu, http//injured.education.com). Pandangan ini menjelaskan

bahwa dengan melihat tahap-tahap kegiatan antara pengajuan dan pemecahan

masalah, maka pada dasarnya pembelajaran dengan pengajuan masalah

matematika merupakan pengembangan dari pembelajaran dengan pemecahan

masalah matematika. Dukungan lain mengenai keeratan hubungan antara kedua

pendekatan yang dimaksud di atas adalah tuntutan kemampuan siswa untuk

memahami masalah, merencanakan dan menjalankan strategi penyelesaian

masalah.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengajuan

masalah matematika menuntut siswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam proses

pembelajaran. 

2.1.6. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel ( SPLDV )

2.1.6.1. Definisi SPLDV

Persamaan linear dua variabel adalah persamaan yang tepat memiliki dua

variabel dan masing-masing variabel berpangkat satu.

Sukino dan Wilson Simangunsong (2007:141),Perhatikan dua PLDV dibawah ini:

21

Page 22: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

PLDV di atas dinamakan sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) dalam

bentuk baku, dengan a, b, p, dan q dinamakan koefisien ; c dan r dinamakan

konstanta ; serta x dan y dinamakan variabel.

Dari uraian diatas, terlihat perbedaannya bahwa persamaan linear dua variabel

(PLDV) memiliki sebuah persamaan linear dua variabel, sedangkan sistem

persamaan linear dua variabel (SPLDV) merupakan gabungan dari beberapa

persamaan linear dua variabel (minimal dua) yang merupakan satu kesatuan

(sistem).

2.1.6.2. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Bentuk umum dari sistem persamaan linear dua variabel adalah:

dengan a, b, p, dan q dinamakan koefisien ; c dan r dinamakan konstanta; serta x

dan y dinamakan variabel. Dengan , dan , solusi atau himpunan

penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel adalah pasangan terurut .

Ada tiga kemungkinan solusi suatu sistem persamaan linear dua variabel,

yaitu :

o Mempunyai solusi tunggal

Jika : , solusi tunggal berarti kedua persamaan garis tersebut

berpotongan disuatu titik.

o Tidak memiliki solusi

Jika : , tidak memiliki solusi berarti kedua persamaan garis tersebut

sejajar.

o Mempunyai solusi tak hingga banyak

Jika : , mempunyai tak hingga banyak solusi berarti kedua

persamaan garis tersebut berhimpit.

22

Page 23: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

2.1.6.3. Metode Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

a. Metode Grafik

Dalam metode grafik, untuk menentukan akar-akar SPLDV dapat

dilakukan melalui langkah-langkah berikut ini :

a. Siapkanlah koordinat kartesius lengkap dengan skalanya

b. Lukiskan masing-masing PLDV pada sistem koordinat kartesius, dengan

memperhatikan titik-titik potongnya dengan sumbu X dan sumbu Y;

c. Berdasarkan grafik, perhatikan titik potong antara kedua garis lurus.

Titik potong dari kedua garis itu merupakan HP dari SPLDV tersebut.

Apabila kedua garis itu berpotongan pada satu titik maka himpunan

penyelesaian memiliki sebuah anggota. Apabila kedua garis itu sejajar

maka himpunan penyelesaian tidak memiliki anggota atau merupakan

himpunan kosong. Apabila kedua garis itu berimpit maka himpunan

penyelesaiannya memiliki anggota yang tak terhingga banyaknya.

Contoh :

Tentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan dan

Penyelesaian :

x y (x,y)

0 3 (0,3)

2 0 (2,0)

x y (x,y)

0 2 (0,2)

2 0 (2,0)

Gambar 2.1. grafik persamaan dan

Suatu garis memotong sumbu X, jika y = 0Suatu garis memotong sumbu Y, jika x = 0

23

Page 24: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

6

5

4

3

2

1 (2,0)

0 1 2 3 4 5 6 7 8

Kedua garis berpotongan di titik (2,0) maka himpunan penyelesaiannya adalah

b. Metode Substitusi

Dalam Sukino dan Wilson Simangunsong (2007:146) Substitusi berarti

memasukkan atau menempatkan suatu variabel ketempat lain. Hal ini berarti,

metode substitusi merupakan cara untuk mengganti satu variabel ke variabel

lainnya dengan cara mengubah variabel yang akan dimasukkan menjadi

persamaan yang variabelnya berkoofisien satu.

Langkah-langkah penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel

dengan menggunakan metode substitusi adalah :

1. Pilihlah salah satu persamaan yang sederhana, kemudian nyatakan x sebagai

fungsi y atau y sebagai fungsi x

2. Substitusikan x atau y pada langkah satu ke persamaan lainnya.

Contoh :

Tentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan dan !

Penyelesaian :

Dari dua persamaan di atas dipilih kemudian di ubah menjadi

Kemudian disubstitusikan ke persamaan

24

Page 25: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Selanjutnya nilai y = 2 disubstitusikan ke persamaan , diperoleh :

Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah

c. Metode Eliminasi

Dalam Sukino dan Wilson Simangunsong (2007:150), eliminasi berarti

diambil atau dihilangkan. Dalam hal ini kita menggunakan penghilangan satu

variabel dari kedua persamaan tersebut. Metode penyelesaian sistem persamaan

linear tersebut dikenal dengan metode eliminasi.

Langkah-langkah menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel

dengan metode eliminasi adalah :

1. Eliminir (hilangkan) variabel x, sehingga didapat nilai y atau eliminir variabel

y sehingga didapat nilai x

2. Tulislah himpunan penyelesaiannya.

Contoh :

Carilah himpunan penyelesaian dari persamaaan dan dengan

menggunakan metode eliminasi !

Pemyelesaian :

Eliminir peubah y, sehingga di dapat nilai x :

+

3x = 9

= 3

Eliminir peubah x, sehingga di dapat nialai y

x2

x1 2x – y = 4

25

Page 26: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

3y = 6

Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah

2.1.6.4 . Menyelesaikan Soal Cerita yang Berkaitan dengan SPLDV

Dalam kehidupan sehari-hari ada banyak persoalan yang berkaitan

dengan persamaan linear dua variabel, meskipun persoalan-persoalan tersebut

mula-mula dikemukakan sebagai soal cerita. Untuk menyelesaikannya, soal-soal

tersebut terlebih dahulu diubah ke dalam bentuk kalimat-kalimat matematika,

yang dalam hal ini berupa sistem persamaan linear dua variabel. Sistem

persamaan linear dua variabel tersebut kemudian diselesaikan dan hasil

penyelesaiannya dikembalikan ke persoalan semula untuk menjawab apa yang

ditanyakan.

Kalimat-kalimat matematika yang timbul sebagai “wakil” dari suatu soal

cerita disebut model cerita dari soal yang bersangkutan.

Contoh :

Harga 4 buah buku dan 3 buah pensil adalah Rp 25.000,-, sedangkan harga 2 buah

buku dan 7 buah pensil Rp 29.000,-.

i. Berapakah harga sebuah buku?

ii. Berapakah harga sebuah pensil?

Penyelesaian :

Misalkan : harga sebuah buku = x

Harga sebuah pensil = y

Maka :

Dengan metode eliminasi :

26

Page 27: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Jadi, Harga sebuah buku Rp 4.000 dan Harga sebuah pensil Rp 3.000,-

2.2. Hasil Penelitian Yang Relevan

Hasil yang menyangkut tentang model pembelajaran Problem Based

Learning, antara lain oleh Sefika (2010) menyimpulkan bahwa : berdasarkan hasil

analisis data kuantitatif terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran berbasis

masalah. Kemampuan memecahkan masalah dapat terlihat dari tes kemampuan

awal memecahkan masalah terdapat 10 siswa yang memiliki kemampuan

memecahkan masalah. Setelah pemberian tindakan dengan penerapan model

pembelajaran berdasarkan masalah, diperoleh hasil bahwa 23 siswa memiliki

kemampuan memecahkan masalah cukup baik. Dan dapat disimpulkan bahwa

penerapan berbasis masalah yang berkonteks cerita rakyat mampu meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah matematika siswa SD Negri 060825 Medan.

Selanjutnya menurut Dewi (2009) menyimpulkan bahwa siswa dapat

mengatasi kesulitan dalam mengerjakan soal cerita dengan merapkan model

pembelajaran berdasarkan masalah untuk mengatasi kesulitan belajar dalam

menyelesaikan soal cerita pada pokok bahasan sistem persamaan linier dua

variabel (SPLDV) di kelas VIII SMP Negeri 3 Sidikalang T.A 2008/2009.

Dari temuan-temuan penelitian tersebut di atas menunjukkan bahwa ada

pengaruh pembelajaran Problem Based Learning terhadap kemampuan siswa

memecahkan masalah matematika dan efektif digunakan dalam pembelajaran.

Dan dari kedua temuan di atas respon siswa terhadap pembelajaran Problem

Based Learning adalah positif.

2.3. Kerangka Konseptual

27

Page 28: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil

interaksi dengan semua indivu maupun dengan lingkungannya. Belajar bukan

berorientasi pada terselesaikannya materi tetapi harus berorientasi pada tujuan dan

pengalaman belajar yang telah dimiliki siswa. Dalam proses belajar mengajar

suatu pengajaran tidak akan berlangsung tanpa keaktifan peserta didik karena

permasalahan terletak pada keaktifan siswa itu sendiri dalam memahami suatu

materi pelajaran. Sebab dalam pembelajaran khususnya pembelajaran matematika,

tidak hanya menekankan kepada akumulasi pengetahuan materi pelajaran, tetapi

yang diutamakan adalah kemampuan siswa memperoleh pengetahuan sendiri.

Pembelajaran matematika memerlukan kemampuan untuk memecahkan

masalah matematika. Namun kemampuan ini masih sangat rendah dikarenakan

pembelajaran yang diterapkan selama ini menitik beratkan guru sebagai sumber

informasi dalam jumlah besar. Kurangnya peran siswa dalam pembelajaran

mengakibatkan siswa kurang memahami konsep-konsep matematika. Salah satu

upaya untuk menanggulangi hal tersebut adalah dengan menerapkan model

pembelajaran yang sesuai sehingga siswa mampu dan terampil memecahkan

masalahnya sendiri.

Untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa,

guru harus berupaya melatih dan membiasakan siswa melakukan bentuk

pemecahan masalah. Oleh karena itu guru perlu memilih pembelajaran yang tepat

untuk mendorong siswa belajar melakukan pemecahan masalah matematika.

Problem Based-Learning adalah salah satu pembelajaran yang dapat

mendorong siswa belajar melakukan pemecahan masalah matematika serta soal

yang disajikan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari yang dekat dengan siswa,

Sehingga siswa dimungkinkan lebih mudah memahami pelajaran dan memiliki

kemampuan pemecahan masalah. Dalam penelitian ini peneliti berharap dengan

model pembelajaran Problem Based-Learning dapat meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa serta mampu membangkitkan motivasi

siswa agar siswa tidak beranggapan bahwa matematika sangat sukar dengan

rumus yang membingungkan.

28

Page 29: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Model pembelajaran Problem Based-Learning mampu menciptakan

kondisi belajar aktif kepada siswa. Model Pembelajaran ini berorientasi pada

kerangaka kerja teoritik konstruktivisme. Fokus pembelajaran ada pada masalah

yang dipilih sehingga siswa tidak saja mempelajari konsep-konsep yang

berhubungan dengan masalah tetapi juga model ilmiah untuk memecahkan

masalah tersebut.

Secara umum model ini dimulai dengan adanya masalah yang harus

dipecahkan atau dicari pemecahannya oleh siswa. Masalah tersebut dapat berasal

dari siswa atau juga di berikan oleh pengajar. Siswa memusatkan pembelajaran

disekitar masalah tersebut. Dengan kata lain, dalam pembelajaran ini siswa

dituntut untuk belajar mandiri, artinya ketika siswa belajar, maka siswa dapat

memilih strategi yang sesuai, keterampilan menggunakan strategi tersebut untuk

belajar dan mampu mengontrol proses belajarnya, serta termotivasi untuk

menyelesaiakan belajarnya itu. Oleh sebab itu, pembelajaran ini diharapkan

mampu membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berfikir,

pemecahan masalah dan keterampilan intelektual sehingga upaya meningkatkan

kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dapat dilaksanakan.

2.4. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka teoritis dan kerangka konseptual, maka yang

menjadi hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

“Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Dikelas VIII SMP

Nurhasanah Medan”.

BAB III

METODE PENELITIAN

3. 1. Jenis Penelitian

29

Page 30: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK)

yaitu penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu

praktik pembelajaran di kelas. Karena penelitian ini bertujuan untuk mengungkap

kendala dan kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan permasalahan

sistem persamaan linier dua variabel dan menjelaskan upaya-upaya yang

dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah

matematika pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel.

3. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi dilakukannya penelitian ini adalah di SMP Nurhasanah Medan,

kelas VIII dan pelaksanaannya pada semester ganjil. Tahun Pelajaran 2010/2011.

3. 3. Subjek dan Objek Penelitian

3. 3. 1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Nurhasanah

Medan, yang diambil 1 kelas dari 2 kelas yang ada, sebanyak 34 siswa.

3. 3. 2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah Penerapan Model Pembelajaran

Problem Based-Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika Siswa pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel

dikelas VIII SMP Nurhasanah Medan Tahun Pelajaran 2009/2010.

3. 4. Prosedur Penelitian

Sesuai dengan jenis penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas maka

penelitian ini memiliki beberapa tahap yang merupakan suatu siklus. Tiap siklus

dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang akan dicapai. Pada penelitian ini jika

siklus I tidak berhasil yaitu proses belajar mengajar tidak berjalan dengan baik

dan kemampuan pemecahan masalah belum mencapai ketuntasan, maka

dilaksanakan siklus II. Adapun prosedur penelitian ini, yaitu:

TAHAPAN SIKLUS I

1. Permasalahan

Permasalahan pada tiap siklus diperoleh dari data tes

diagnostik dan wawancara dengan guru dan siswa yang

30

Page 31: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

memperoleh nilai 65 kebawah atau tidak tuntas. Bila belum

mencapai kriterta ketuntasan belajar dari setiap siklus maka

diperlukan suatu cara untuk mengatasi kesulitan ini, antara lain

dengan menerapkan model Problem Based Learning. Sehingga

dapatlah refleksif awal dari permasalahan tersebut.

2. Tahap Perencanaan Tindakan I

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan tindakan ini

adalah :

a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang berisikan

langkah-langkah kegiatan dalam pembelajaran yang menggunakan model

pembelajaran Problem Based Learning.

b. Mempersiapkan sarana pendukung pembelajaran yang mendukung

pelaksanaan tindakan, yaitu: (1) lembar aktivitas siswa, (2) buku untuk

peneliti yang berisi skenario pembelajaran.

c. Mempersiapkan instrumen penelitian, yaitu: (1) tes untuk melihat

bagaimana kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, (2) lembar

observasi untuk mengamati kegiatan (proses) belajar mengajar.

3. Pelaksanaan Tindakan I

Setelah perencanaan tindakan I disusun dengan matang, maka tahap

selanjutnya adalah pelaksanaan tindakan I, yaitu sebagai berikut:

a. Melakukan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran Problem Based Learning. Dimana peneliti bertindak sebagai

guru, sedangkan guru SMP Nurhasanah Medan bertindak sebagai

pengamat yang akan memberi masukan selama pembelajaran sedang

berlangsung.

b. Pada akhir tindakan I siswa diberi tes kemampuan memecahkan masalah I

yang dikerjakan secara individual, untuk melihat apakah ada peningkatan

kemampuan pemecahan masalah matematika dengan model pembelajaran

problem based laerning.

31

Page 32: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya jawab

tentang soal yang diberikan dan tentang materi yang kurang dipahami.

4. Observasi I

Observasi dilakukan pada saat yang bersamaan pada saat pelaksanaan

tindakan pembelajaran. Pada kegiatan ini, guru matematika SMP Nurhasanah

Medan mengobservasi mahasiswa peneliti yang bertindak sebagai guru dengan

tujuan untuk mengetahui apakah kondisi belajar mengajar sudah terlaksana sesuai

dengan rancangan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran

problem based learning pada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel.

Setelah selesai observasi dilanjutkan dengan diskusi antar guru dengan peneliti

untuk memperoleh balikan. Balikan ini sangat diperlukn untuk memperbaiki

proses penyelengaraan tindakan.

5. Analisis Data I

Sumber data pada penelitian ini adalah peneliti dan siswa. Data tersebut

berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kuantitatif yang diperoleh dari

hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika dianalisis berupa tabel

setelah itu dilakukan perhitungan untuk memperoleh hasil dari tes kemampuan

pemecahan masalah matematika. Sedangkan data kualitatif yang diperoleh dari

observasi dianalisis dalam dua tahap yaitu paparan data dan kemudian menarik

kesimpulan.

6. Refleksi I

Refleksi merupakan perenungan terhadap tuntas tidaknya pelaksanaan

tindakan pada siklus I, jika siklus I belum mencapai ketuntasan yang di refleksi

kan adalah masalah-masalah apa yang diperoleh pada pelaksanaan siklus I dan apa

yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah untuk perbaikan pada

pembelajaran siklus II. Jika 85% dari siswa belum mencapai nilai 65 keatas dan

sistem belajar mengajar pada kelas yang digunakan untuk penelitian masih

berjalan baik saja maka perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.

32

Page 33: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

SIKLUS II

Dalam siklus ini permasalahan belum dapat diidentifikasi secara jelas

karena data hasil pelaksanaan siklus I belum diperoleh. Jika masalah masih ada,

yaitu masih banyak siswa yang belum mampu menyelesaikan soal-soal

kemampuan pemecahan masalah sistem persamaan linier dua variabel maka

dilaksanakan siklus II yang mempunyai tahapan seperti siklus I yaitu :

1. Permasalahan II

Data dari hasil refleksi dari siklus I diidentifikasi dan dilakukan perencanaan

tindakan selanjutnya.

2. Tahap Perencanaan Tindakan II

Membuat rencana pembelajaran (RPP) dengan menerapkan model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan membuat tes kemampuan

pemecahan masalah II dengan menggunakan langkah-langkah pemecahan

masalah Polya. Perencanaan pada siklus II lebih meningkatkan pada uraian

kegiatan dan lebih menekankan pada peningkatan model pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) yang efektif dan efisien.

3. Pelakasanaan Tindakan II

Setelah rencana tindakan II disusun, maka tahap selanjutnya adalah

pelaksanaan tindakan II adalah sama dengan pelaksanaan tindakan pada siklus I

(dengan perbaikan proses pembelajaran yaitu dengan menerapkan model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang lebih intensif dan terprogram,

bahkan beberapa kelompok mendapat bimbingan langsung guru matematika,

sehingga pelaksanaannya lebih efektif dan efisien.

4. Observasi II

Observasi dilakukan pada saat yang bersamaan pada saat pelaksanaan

tindakan pembelajaran. Pada kegiatan ini, guru matematika SMP Nurhasanah

Medan mengobservasi mahasiswa peneliti yang bertindak sebagai guru dengan

33

Page 34: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

tujuan untuk mengetahui apakah kondisi belajar mengajar sudah terlaksana sesuai

dengan rancangan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran

problem based learning pada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel.

Setelah selesai observasi dilanjutkan dengan diskusi antar guru dengan peneliti

untuk memperoleh balikan. Balikan ini sangat diperlukn untuk memperbaiki

proses penyelengaraan tindakan.

5. Analisis Data II

Sumber data pada penelitian ini adalah peneliti dan siswa. Data tersebut

berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kuantitatif yang diperoleh dari

hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika dianalisis berupa tabel

setelah itu dilakukan perhitungan untuk memperoleh hasil dari tes kemampuan

pemecahan masalah matematika. Sedangkan data kualitatif yang diperoleh dari

observasi dianalisis dalam dua tahap yaitu paparan data dan kemudian menarik

kesimpulan.

6. Refleksi II

Pada tahap ini, peneliti mengharapkan tidak ada lagi hambatan atau

kesulitan yang dialami siswa sehingga mencapai ketuntasan baik secara individu

maupun klasikal. Data hasil observasi dan evaluasi dianalisis untuk mengetahui

apakah 80% dari siswa telah mencapai tingkat kemampuan pemecahan masalah,

jika sudah penelitian berhenti pada siklus ini saja.

Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas berdasarkan alurnya

menurut tim pelatihan PGSM (1992:27) digambarkan sebagai berikut:

SIKLUS I

34

Page 35: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

SIKLUS II

Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, Adaptasi dari PGSM

(1999:27)

3. 5. Alat Pengumpul Data

Dalam penelitian ini digunakan alat pengumpulan data, yaitu tes, observasi

dan wawancara.

3. 5. 1. Tes

Menurut Arikunto (2007 : 53) menyatakan bahwa: ”Tes merupakan alat

atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam

suasana, dengan cara-cara dan aturan yang sudah ditentukan”. Tes yang diberikan

berbentuk tes uraian dimana tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes

diagnostik (sebelum pemberian tindakan), dan tes kemampuan pemecahan

masalah. Tes kemampuan pemecahan masalah terdiri dari 2 tes, yaitu tes

kemampuan pemecahan masalah 1 dan 2 (setelah siklus I dan siklus II) yang mana

masing-masing terdiri dari 5 soal. Tes digunakan untuk mengetahui tingkat

kemampuan pemecahan masalah matematika sebelum dan setelah pembelajaran.

Tes yang digunakan disusun sesuai dengan kurikulum dan tujuan pengajaran yang

Terselesaikan

Permasalahan I

Alternatif Pemecahan(Rencana Tindakan I)

PelaksanaanTindakan I

Refleksi I Analisis Data I Observasi I

35

Permasalahan Alternatif Pemecahan(Rencana Tindakan II)

PelaksanaanTindakan II

Refleksif II Analisis Data II Observasi IITerselesaikan

Belum Terselesaikan Siklus Selanjutnya

Page 36: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

telah ditentukan. Dari hasil tes ini dapat dilihat tingkat kemampuan pemecahan

masalah matematika pada siklus I dan siklus II.

Untuk memvalidkan tes, peneliti meminta bantuan satu orang dosen

jurusan matematika, dua orang guru bidang studi matematika MTs Negeri 2

Medan.

NO Nama Pekerjaan

1.

2.

3.

Validator I

Validator II

Validator III

Dosen Jurusan Matematika UNIMED

Guru Matematika SMP Nurhasanah Medan

Guru Matematika SMP Nurhasanah Medan

3. 5. 2. Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengobservasi atau menilai suatu

pembelajaran yang sedang berlangsung. Observasi yang dilakukan untuk

mengetahui kenyataan yang terjadi didalam kelas. Observasi dilakukan pada saat

pembelajarn berlangsung. Dalam hal ini guru bidang studi matematika bertugas

untuk mengobservasi peneliti selama kegiatan belajar mengajar dilakukan.

Adapun peranannya adalah mengamati aktivitas pembelajaran yang berpedoman

kepada lembar observasi yang telah disiapkan serta memberikan penilaian

berdasarkan pengamatan yang dilakukan mengenai perilaku peneliti, siswa dan

kelas selama proses belajar-mengajar berlangsung.

3. 6. Teknik Analisis Data

Analisa data dalam penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu:

3.6.1. Paparan Data

36

Page 37: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Data-data yang telah diklasifikasikan tersebut kemudian dipaparkan

menurut jenis masalah penelitian. Pemaparan data dilakukan dengan menampilkan

satuan-satuan informasi secara sistematis. Dengan adanya pemaparan informasi

itu, peneliti akan dapat menarik kesimpulan dengan mudah. Untuk memperjelas

analisis, data penelitian tersebut dipaparkan dalam bentuk naratif dan dilengkapi

dengan tabel.

3.6.2. Penarikan Kesimpulan

Dalam penelitian ini kesimpulan pemecahan masalah matematika

dikatakan meningkat jika ada pertambahan nilai rata-rata kemapuan pemecahan

masalah matematika dari tes yang diberikan setiap siklusnya dan bertambahnya

pesentase banyak siswa yang sudah mampu memecahkan masalah. Untuk

mengetahui ada tidaknya peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa

setelah pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based

Learning, dilihat dari nilai rata-rata skor tes kemampuan pemecahan masalah.

Ditentukan dengan cara nilai rata-rata skor dari tes kemampuan pemecahan

masalah siswa dalam satu kelas meningkat dari siklus pertama ke siklus

selanjutnya.

Jika hasil tes setiap siklusnya tidak mencapai nilai rata-rata yang ditetapkan,

maka dilakukan pengkajian ulang terhadap permasalahan tersebut dengan

mempertimbangkan hasil observasi guru dan siswa selama proses pembelajaran,

untuk diperbaiki pada siklus berikutnya. Penelitian ini akan berhenti jika dalam

satu siklus minimal 85% siswa memperoleh kategori minimal sedang dalam

pemecahan masalah, dan tingkat kemampuan guru mengelola pembelajaran

minimal baik.

Menghitung tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa terhadap

materi sistem persamaan linier du variabel.

37

Page 38: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Menurut Nurkancana (dalam hasugian, 2009 : 33) bahwa kategori

kemampuan pemecahan masalah siswa adalah sebagai berikut :

Tabel. 3.1. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah

Tingkat penguasaan Kriteria90%-100%80%-89%65%-79%55%-64%0%-54%

Kemampuan sangat tinggiKemampuan tinggiKemampuan sedangKemampuan rendahKemampuan sangat rendah

Dikatakan mencapai ketuntasan belajar jika tingkat kemampuan

pemecahan masalah siswa mencapai kriteria paling sedikit sedang.

Untuk menentukan ketuntasan belajar siswa (individual) dapat dihitung

menggunakan persamaan :

KB = %

Keterangan : KB = ketuntasan belajar

T = jumlah skor yang diperoleh siswa

T = jumlah skor total

Setiap siswa dikatakan tuntas belajar (ketuntasan individual) jika

kemampuan pemecahan masalah siswa %.

Dari uraian diatas dapat diketahui siswa belum tuntas belajar atau

yang sudah tuntas belajar secara individu.

Selanjutnya dapat juga diketahui apakah kemampuan pemecahan masalah

siswa secara klasikal telah tercapai, dilihat dari prentase siswa yang sudah

tuntas dalam belajar yang dirumuskan sebagai berikut :

D = %

Keterangan : D = persentase ketuntasan klasikal

X = banyak siswa yang KB 65%

N = jumlah siswa

Berdasarkan kriteria kemampuan pemecahan masalah. Jika di kelas telah

tercapai 85% yang telah mencapai persentase kemampuan pemecahan masalah

65% maka tujuan kemampuan pemecahan masalah secara klasikal telah tercapai.

38

Page 39: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Menganalisis Hasil Observasi

Lembar observasi ini berisi tentang bagaimana pengolahan pembelajaran

di kelas dan diobseravasi oleh obsever yaitu guru bidang studi yang bersangkutan.

Adapun peranannya adalah mengamati aktivitas pembelajaran yang berpedoman

pada lembar observasi yang telah disediakan.

Perhitungan nilai akhir setiap observasi ditentukan berdasarkan :

N =

Keterangan : N = nilai akhir

S = skor yang diperoleh

T = total pertanyaan

Untuk menentukan rata-rata penilaian :

R =

Keterangan : R = rata-rata penilaian

N = jumlah nilai akhir

B = banyak observasi

Adapun rata-rata penilaian akhir adalah :

1,0 – 1,5 = kurang

1,6 – 2,5 = cukup

2,6 – 3,5 = baik

3,6 – 4,0 = sangat baik

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah :

Tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa secara individual

mencapai kriteria paling sedikit sedang

39

Page 40: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Kemampuan pemecahan masalah siswa secara klasikal tercapai jika 85%

siswa memperoleh kemampuan pemecahan masalah 65%

Dari hasil observasi, pembelajaran termasuk dalam kategori baik atau

sangat baik

Bila indikator keberhasilan diatas tercapai maka pembelajaran yang

dilaksanakan peneliti dikatakn berhasil. Tetapi bila indikatornya belum tercapai

maka pengajaran yang dilaksanakan peneliti belum berhasil dan akan dilanjutkan

ke siklus berikutnya.

Dalam tulisan ini kemampuan pemecahan masalah dikatakan meningkat

apabila persentase keamampuan pemecahan masalah secara klasikal yang

diperoleh siswa semakin meningkat dari tes awal yang diberikan sampai pada tes

yang dilakukan pada setiap siklusnya. Serta sekurang-kurangnya 85% siswa

memperoleh nilai tes kemampuan pemecahan masalah 65%.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian

40

Page 41: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus I

4.1.1.1. Permasalahan I

Yang menjadi masalah dalam penelitian ini sesuai latar belakang masalah

adalah tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang masih

rendah, yaitu :

1) Siswa sulit memahami soal cerita Bentuk Aljabar disebabkan: a) kurang

memahami informasi yang ada; b) Siswa lupa materi tersebut; menyebabkan

siswa tidak mampu untuk menentukan apa yang diketahui dan apa yang

ditanya.

2) Siswa sulit membuat perencanaan dalam menyelesaikan disebabkan a) siswa

kurang mampu membuat aturan penyelesaiannya; b) siswa lupa cara

menyelesaikannya.

3) Siswa sulit melakukan perhitungan dalam menyelesaikan soal karena cara

menyelesaikannya tidak dipahami sehingga jawaban yang dihasilkan tidak

benar.

4) Siswa memiliki kekurang telitian dalam berhitung.

5) Siswa sulit menganalisa hasil jawaban sehingga kurang mampu memeriksa

kembali hasil jawabannya.

Masalah diatas diperoleh dari hasil tes diagnostik yang diberikan saat

melakukan observasi. Tes ini diberikan dengan tujuan untuk mengetahui apakah

benar kemampuan pemecahan masalah matematika siswa ini merupakan masalah

di SMP Nurhasanah Medan. Dari hasil yang diperoleh memang benar bahwa

siswa masih memiliki tingkat kemampuan pemecahan masalah yang masih

rendah.

4.1.1.2. Tahap Perencanaan Tindakan I (Alternatif Pemecahan I)

Sesuai permasalahan yang telah ada yaitu rendahnya kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa maka dirancang alternatif pemecahan

masalah yang juga merupakan perencanaan tindakan yaitu:

41

Page 42: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

1) Guru membuat skenario pembelajaran dengan model pembelajaran Problem

Based Learning .

2) Guru menyusun Lembar Aktivitas Siswa (LAS) sesuai dengan pokok bahasan

sistem persamaan linier dua variabel.

3) Guru Membuat tes siklus I untuk mengukur tingkat kemampuan pemecahan

masalah siswa.

4) Membuat pedoman penilaian tes kemampuan pemecahan masalah siswa.

5) Mempersiapkan lembar observasi untuk mengamati situasi dan kondisi

kegiatan pembelajaran dan lembar observasi aktivitas siswa.

4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I

Pemberian tindakan adalah dengan melakukan kegiatan belajar mengajar

sesuai dengan rencana yang telah disusun, dimana peneliti bertindak sebagai guru

dalam kelas. Pembelajaran dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran

Problem Based Learning dan materi yang diajarkan adalah sistem persamaan

linier dua variabel.

Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah:

Pertemuan 1

1. Sebelum pembelajaran Problem Based Learning dilaksanakan guru

terlebih dahulu menyampaikan tujuan pembelajaran dan menginformasikan

model pembelajaran yang akan digunakan serta memberikan motivasi kepada

siswa dengan menceritakan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan

materi yang akan disampaikan.

2. Melaksanakan kegiatan belajar-mengajar dengan menggunakan model

pembelajaran Problem Based Learning. Tahap-tahapannya sebagai berikut :

- Mengorientasikan siswa pada masalah

Guru mengajukan masalah kontekstual yang terkait dengan sistem

persamaan linier dua variabel, dimana masalahnya berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari yang terdapat pada LAS I.

- Mengorganisasikan siswa untuk belajar

42

Page 43: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Guru membagi siswa kedalam kelompok berdasarkan penyebaran

kemampuan dimana setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang, sehingga

terbentuk 6 kelompok dengan nama kelompok I sampai dengan kelompok

VI.

- Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok

Guru membimbing siswa untuk melakukan penyelidikan bersama dalam

kelompok. Dimana guru berkeliling untuk mengetahui kemungkinan siswa

atau kelompok yang mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah

yang ada di LAS I.

- Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru memantau dan mengarahkan agar setiap siswa dalam kelompoknya

terlibat aktif dalam penyelidikan. Kemudian guru membimbing siswa

untuk menyajikan hasil penyelidikan, dalam hal ini guru menugasi

perwakilan masing-masing kelompok untuk mengerjakan/menuliskan hasil

penyelidikan kepapan tulis dan kelompok lain menanggapinya.

- Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Setelah hasil penyelidikan disajikan dipapan tulis, guru membimbing

siswa untuk mendiskusikan jawaban yang tepat, kemudian guru bersama

dengan siswa menyimpulkan hasil penyelidikan yang dilakukan.

3. Guru memberikan PR sebagai tugas dan latihan.

Pertemuan II

1. Diawali dengan pembahasan PR yang diberikan

pada pertemuan sebelumnya, kemudian beberapa siswa diminta untuk

mengerjakan dipapan tulis. Kemudian guru memberi penguatan terhadap

jawaban siswa.

2. Sebelum pembelajaran Problem Based Learning

dilaksanakan guru terlebih dahulu menyampaikan tujuan pembelajaran dan

memberikan motivasi kepada siswa dengan menceritakan kehidupan sehari-

hari yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan.

43

Page 44: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

3. Melaksanakan kegiatan belajar-mengajar dengan

menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Tahap-

tahapannya sebagai berikut :

- Mengorientasikan siswa pada masalah

Guru mengajukan masalah kontekstual yang terkait dengan sistem

persamaan linier dua variabel, dimana masalahnya berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari yang terdapat pada LAS II.

- Mengorganisasikan siswa untuk belajar

Guru menyuruh siswa untuk berkelompok seperti pada pertemuan

sebelumnya. Kemudian meminta setiap kelompok untuk menggunakan ide

dari setiap kelompoknya sendiri.

- Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok

Guru membimbing siswa untuk melakukan penyelidikan bersama dalam

kelompok. Dimana guru berkeliling untuk mengetahui kemungkinan siswa

atau kelompok yang mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah

yang ada di LAS II.

- Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru memantau dan mengarahkan agar setiap siswa dalam kelompoknya

terlibat aktif dalam penyelidikan. Kemudian guru membimbing siswa

untuk menyajikan hasil penyelidikan, dalam hal ini guru menugasi

perwakilan masing-masing kelompok untuk mengerjakan/menuliskan hasil

penyelidikan kepapan tulis dan kelompok lain menanggapinya.

- Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Setelah hasil penyelidikan disajikan dipapan tulis, guru membimbing

siswa untuk mendiskusikan jawaban yang tepat, kemudian guru bersama

dengan siswa menyimpulkan hasil penyelidikan yang dilakukan.

4. Guru membimbing siswa untuk merangkum materi pelajaran.

5. Guru memberikan tes kemampuan pemecahan masalah I diakhir siklus

secara individual tentang pokok bahasan yang telah dibahas.

4.1.1.4. Observasi I

44

Page 45: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Observasi (pengamatan) dilakukan oleh guru matematika SMP

Nurhasanah Medan mulai dari awal tindakan sampai berakhirnya pelaksanaan

tindakan. Guru kelas mengamati tindakan peneliti selama mengajar dengan model

pembelajaran Problem Based Learning untuk meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah matematika dalam materi sistem persamaan linier dua

variabel. Observer secara umum memiliki 2 tugas, yaitu:

Mengamati jalannya kinerja guru (peneliti) dalam pengelolaan

pembelajaran dengan model pembelajaran PBL.

Mengamati kegiatan siswa dalam pembelajaran dengan model

pembelajaran PBL.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh guru matematika SMP

Nurhasanah Medan diperoleh bahwa kemampuan guru melaksanakan

pembelajaran menggunakan rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun

berdasarkan tahapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Problem Based Learning, yaitu kemampuan guru untuk mengorientasikan siswa

pada masalah, mengorganisasikan siswa untuk belajar, membimbing siswa dalam

penyelidikan, membimbing siswa mengembangkan dan menyajikan hasil karya,

membimbing siswa untuk menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan

masalah adalah sudah baik. Hasil observasi pada siklus I dapat dilihat pada

lampiran 26-29.

4.1.1.5. Analisis Data I

Berdasarkan hasil jawaban siswa yang diberikan pada tes kemampuan

pemecahan masalah I dideskripsikan tingkat kemampuan siswa memecahkan

masalah sebagai berikut :

4.1.1.5.1. Paparan data

4.1.1.5.1.1. Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I

Adapun pelaksanaan tes siklus I setelah pembelajaran menggunakan

model pembelajaran Problem Based Learning yang telah dilaksanakan pada hari

Senin tanggal 8 November 2010 diikuti oleh 34 orang siswa. Berdasarkan hasil

45

Page 46: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

jawaban siswa dari tes siklus I ini diperoleh data yang dideskripsikan tingkat

kemampuan pemecahan masalah siswa (lampiran 22) dari 34 orang siswa, yaitu:

1) Dengan 5 butir soal terdapat 60% siswa yang sudah mampu memahami

masalah, hanya 29,4% yang sudah mampu merencanakan pemecahan masalah,

37,6% yang sudah mampu melaksanakan pemecahan masalah, dan 50% yang

sudah mampu memeriksa kembali. Hasil selengkapnya dapat dilihat dari tabel

sebagai berikut:

Tabel 4.6. Persentase kemampuan pemecahan masalah aspek memahami masalah pada tes siklus I

Memahami Masalah Pada Tes Siklus ISkor Banyak data Persentase Skor

0 1 0,6%2 67 39,4%5 102 60%

Jumlah 170 100%

Tabel 4.7. Persentase kemampuan pemecahan masalah aspek

merencanakan pemecahan masalah pada tes siklus I

Merecanakan Pemecahan Masalah Pada Tes Siklus ISkor Banyak data Persentase Skor

0 19 11,2%1 60 35,3%2 41 24,1%5 50 29,4%

Jumlah 170 100%

Tabel 4.8. Persentase kemampuan pemecahan masalah aspek melaksanakan pemecahan masalah pada tes siklus I

Melaksanakan Pemecahan Masalah Pada Tes Siklus ISkor Banyak data Persentase Skor

0 10 5,9%1 26 15,3%2 70 41,2%5 64 37,6%

Jumlah 170 100%

46

Page 47: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Tabel 4.9. Persentase kemampuan pemecahan masalah aspek memeriksa kembali pemecahan masalah pada tes siklus I

Memeriksa Kembali Pada Tes Siklus ISkor Banyak data Persentase Skor

0 12 7,1%2 73 42,9%5 85 50%

Jumlah 170 100%

Keterangan: Data dari 34 orang siswa dengan 5 butir soal sehingga banyak data menjadi 170 butir. Dari keempat aspek langkah Polya di atas dapat dinyatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa dari setiap aspek sudah meningkat namun masih rendah yaitu pada aspek merencanakan, memecahkan, dan memeriksa kembali

2) Secara keseluruhan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (lampiran

22), terdapat 2 siswa dari 34 siswa atau (5,9%) yang memiliki kemampuan

sangat tinggi, 8 siswa atau 23,4% yang memiliki kemampuan tinggi, 14 siswa

atau 41,17% yang memiliki kemampuan sedang, 6 siswa atau 17,64% yang

memiliki kemampuan rendah, dan 4 siswa atau 11,8% orang yang memiliki

kemampuan sangat rendah. Hasil selengkapnya dapat dilihat dari tabel dan

sebagai berikut:

Tabel 4.10. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Tes kemampuan Pemecahan Masalah I

IntervalPenilaian

Nilai Huruf

Tingkat Kemampuan

Banyak Siswa

Persentase Jumlah Siswa

90% –100%80% – 89%65% – 79%55% – 64%0% – 54%

ABCDE

Sangat TinggiTinggiSedangRendah

Sangat Rendah

281464

5,9%23,5%41,17%17,64%11,8%

Jumlah 34 100%

Dari tes kemampuan pemecahan masalah I yang diberikan kepada 34

siswa, diperoleh 24 siswa atau 70,6% yang telah mencapai nilai 65 keatas atau

mencapai tingkat ketuntasan belajar, sedangkan 10 siswa atau 29,4% belum

mencapai nilai 65 atau belum mencapai tingkat ketuntasan belajar.

47

Page 48: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

4.1.1.5.1.2. Deskripsi Hasil Observasi I

Pada saat pelaksanaan tindakan siklus I, guru dan siswa diobservasi oleh

guru yaitu guru bidang studi matematika kelas VIII-1. Dari hasil observasi yang

telah dilakukan dapat dilihat dari tabel berikut :

a. Hasil Observasi Guru

Tabel 4.2 : Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Pada Siklus I

Aspek yang Diamati Pertemuan1

Pertemuan2

Fase I : Orientasi siswa pada masalah Menginformasikan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Meyajikan permasalahan dengan pertanyaan sesuai dengan

rencana pembelajaran. Memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam pemecahan

masalah

222

2

222

2

Fase 2 : Mengorganisasikan siswa untuk belajar Memfasilitas siswa dan mengemukakan ide-idenya untuk

membantu medefenisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan permasalahan.

Memberikan penugasan tugas belajar yang behubungan dengan permasalahan.

Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok belajar.

2

2

2

2

2

3Fase 3 : Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi. Membimbing siswa dalam melakukan penyelidikan sampai

siswa dapat melihat fenomena dan mendapatkan data pengamatan.

22

32

Fase 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Membimbing siswa dan menyiapkan laporan hasil

penyelidikan. Memfasilitas siswa untuk melakukan persentasi laporan

penyelidikan.

22

22

Fase 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Membimbing siswa untuk berdiskusi dan melakukan tanya

jawab tentang hasil penyelidikan yang telah diperoleh. Memberikan koreksi atau penguatan tentang konsep yang

dipelajari. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

tentang pembelajaran yang dilaksanakan. Membimbing siswa untuk melakukan refleksif.

2

2

2

2

2

2

2

2Nilai rata-rata 2,0 2,1

48

Page 49: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Berdasarkan tabel deskripsi hasil observasi guru dapat dilihat bahwa

pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru tergolong cukup baik karena hasil

nilai rata-rata observasi dari tiap pertemuan berada pada interval 1,2 - 2,1. Jika

ditelusuri setiap poin kegiatan yang dilaksanakan pada setiap fase dalam setiap

pertemuan terdapat poin-poin kegiatan yang pelaksanaannya rata-rata kurang

maksimal, hal ini dapat dilihat dari nilai yang diberikan observer pada setiap

pertemuan. Maka disimpulkan bahwa peneliti masih kurang maksimal dalam

melaksanakan proses pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based

Learning dan masih kurang memotivasi siswa untuk bertanya, berdiskusi dalam

kelompok, membagikan hasil diskusi di depan kelas dan mengemukakan ide

dalam memberikan tanggapan (mengajukan pertanyaan) atas hasil yang

dipersentasekan di depan kelas.

b. Hasil Observasi Siswa

Tabel 4.4: Deskripsi Hasil Observasi Siswa Melakukan Pembelajaran Pada Siklus I

NO Aspek yang diamati SkorPertemuan

IPertemuan

II

1

23

4

5

67

891011

Kemampuan siswa berkomunikasi (bertanya dan menyampaikan ide-ide).Kemampuan siswa memahami dan memecahkan masalahMemahami masalah, dalam hal ini menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanya.Merencanakan pemecahan masalah, dalam hal ini menemukan pola yang cocok dengan soal.Melaksanakan pemecahan masalah, dalam hal ini mengaitkan, menyusun, dan menetapkan konsep yang dipelajari untuk menyelesaikan soal.Memeriksa kembali hasil yang diperoleh.Antusias siswa dalam menyampaikan ide, pendapat, dan argumentasi.Kekompakkan anggota kelompok.Partisipasi anggota kelompok.Antusias mengerjakan secara berkelompok.Antusias dalam mengatasi kesulitan dengan bertanya kepada guru maupun teman.

2

22

2

2

22

2322

2

23

3

3

33

2322

49

Page 50: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

1213

1415

Bantuan sesuai dengan kesulitan yang dihadapi.Memperoleh dorongan, peringatan maupun petunjuk dalam memecahkan masalah.Menyajikan hasil kerja kelompok.Kelompok lain menanggapi dan mengajukan pertanyaan.

22

22

22

22

Nilai rata-rata 2,1 2,4

Berdasarkan tabel deskripsi hasil observasi siswa dapat dilihat bahwa

aktivitas siswa dalam pembelajaran tergolong kurang baik karena hasil nilai rata-

rata observasi dari tiap pertemuan berada pada interval 1,2 - 2,1. Jika ditelusuri

kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan siswa terdapat banyak kekurangan-

kekurangan, hal ini dapat dilihat dari nilai yang diberikan observer pada setiap

kegiatan dalam mengukuti dan melaksanakan pembelajaran. Maka dapat

disimpulkan bahwa siswa masih kurang aktif dalam bertanya, mengemukakan ide

dan memberikan pendapat atau tanggapan serta interaksi antar siswa dalam

kelompok selama proses pembelajaran berlangsung.

4.1.1.5.2. Kesimpulan

1. Dari tes kemampuan pemecahan masalah I diperoleh nilai rata-rata sebesar

72,3. Dimana dari 34 orang siswa terdapat 24 orang atau 70,6% yang telah

mencapai tingkat kemampuan pemecahan masalah sedangkan 10 orang

atau 29,4% belum mencapai tingkat kemampuan pemecahan masalah

(jumlah nilai < 65). Maka kemampuan pemecahan masalah matematika

siswa secara klasikal pada siklus I ini belum tercapai.

2. Dari hasil observasi yang dilakukan guru matematika SMP Nurhasanah

Medan selama proses pembelajaran yang dilakukan peneliti tergolong

kurang baik dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan model

pembelajaran Problem Based Learning. Dimana pada pertemuan I 2,0 dan

pada pertemuan II 2,1.

3. Dari hasil observasi siswa dalam melakukan pembelajaran pada siklus I

(pertemuan I 2,1 dan pada pertemuan II 2,4) tergolong kategori kurang

baik.

50

Page 51: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Berdasarkan hasil analisis data dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan

siswa dalam memecahkan masalah belum mengalami peningkatan dimana siswa

belum mencapai tingkat ketuntasan belajar dimana persentase penilaian hasil

masih < 65% dan persentase ketuntasan klasikal < 85%.

4.1.1.6. Refleksi I

Tahap refleksi dilakukan setelah pelaksanaan kegiatan pada siklus I

berakhir. Berdasarkan observasi selama penelitian tindakan dengan frekuensi dua

kali pertemuan, dapat diterangkan hal-hal sebagai berikut:

a) Penguasaan guru terhadap kelas pada pertemuan ke-1 adalah kurang baik.

Namun, pada pertemuan ke-2 penguasaan guru adalah baik walau masih

termasuk dalam kategori kurang. Jadi, perlu ditingkatkan pada siklus II.

b) Penciptaan situasi kelas yang kondusif masih perlu diperbaiki sebab dari hasil

observasi nampak situasi pembelajaran masih agak kaku, dan pasif sehingga

belum menampakkan ciri model pembelajaran Problem Based Learning.

c) Bimbingan guru dalam penyelidikan dan penyimpulan hasil diskusi perlu

diperbaiki agar siswa tidak bingung dan melakukan tugasnya dengan baik.

d) Minat/keinginan siswa dalam menyelesaikan permasalahan perlu ditingkatkan

agar siswa dapat menikmati kegiatan belajar mengajar dengan baik.

e) Kerja sama dalam kelompok perlu ditingkatkan agar dapat melatih

keterampilan sosial siswa dan kerja sama dengan teman.

f) Tanggung jawab siswa terhadap tugas rumah bagus. Selama di sekolah,

lembar kerja kelompok selalu dikerjakan dan lembar tugas rumah selalu

dikumpulkan ke peneliti keesokan harinya. Ini perlu dilanjutkan pada siklus II.

Untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan dan mempertahankan serta

meningkatkan keberhasilan yang dicapai di siklus I, adapun upaya-upaya yang

dilakukan pada siklus II sebagai berikut :

a. Agar penguasaan guru semakin baik pada siklus II maka guru perlu

meningkatkan semangatnya dalam menerapkan model Problem Based

Learning.

51

Page 52: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

b. Agar kesiapan siswa menerima pelajaran yang dilihat dari persiapan

perlengkapan pembelajaran siswa dapat ditingkatkan maka sebelum memasuki

siklus II, guru telah memberitahukan hal-hal yang perlu dibawa pada siklus II.

c. Guru memberi tugas kepada ketua kelompok agar menjaga situasi dalam

kelompoknya tetap kondusif.

d. Guru akan berkeliling untuk dan berdialog dengan anggota kelompok agar

siswa yang masih bingung dapat diatasi.

e. Guru menugaskan tiap siswa yang memiliki kemampuan yang tinggi agar

membimbing teman dalam kelompoknya yang belum mengerti memecahkan

masalah yang ada (berarti ada pergantian kelompok berdasarkan kognitifnya).

Kelompok pada siklus II akan terbentuk lebih banyak dari siklus I yaitu IX

kelompok dimana masing-masing kelompok beranggotakan 4 siswa,

sedangkan pada siklus I terbentuk 6 kelompok dimana masing-masing

kelompok beranggotakan 5-6 siswa.

f. Guru menyatakan kepada siswa bahwa akan ada pemberian nilai tambahan

baik secara individu atau kelompok agar minat siswa dapat meningkat. Selain

itu akan dibagi kelompok utama yang wajib akan memberikan pendapat, saran

kepada kelompok penyaji.

g. Guru akan lebih menegaskan kepada siswa bagaimana pentingnya kerja sama

dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

h. Guru memberikan latihan-latihan untuk dikerjakan di rumah agar kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada tahap perencanaan, pemecahan

termasuk di dalamnya melakukan perhitungan, dan pemeriksaan kembali

dapat ditingkatkan.

4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus II

4.1.2.1. Permasalahan II

Akibat belum tercapainya ketuntasan belajar dan masih terdapatnya

banyak masalah-masalah yang dialami siswa dalam menyelesaikan tes

kemampuan pemecahan masalah matematika I. Maka perlu adanya siklus II untuk

mengatasi masalah yang terjadi, sehingga diharapkan siklus II nanti siswa lebih

52

Page 53: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

mudah memahami sistem persamaan linier dua variabel dan menyelesaikan soal-

soal yang diberikan.

Permasalahan yang terdapat dalam siklus II ini adalah :

a) Penguasaan guru terhadap kelas pada pertemuan siklus I adalah kurang baik.

Jadi, perlu ditingkatkan pada siklus II.

b) Penciptaan situasi kelas yang kondusif masih perlu diperbaiki sebab dari hasil

observasi nampak situasi pembelajaran masih agak kaku, dan pasif sehingga

belum menampakkan ciri model pembelajaran Problem Based Learning.

c) Bimbingan guru dalam penyelidikan dan penyimpulan hasil diskusi perlu

diperbaiki agar siswa tidak bingung dan melakukan tugasnya dengan baik.

d) Minat/keinginan siswa dalam menyelesaikan permasalahan perlu ditingkatkan

agar siswa dapat menikmati kegiatan belajar mengajar dengan baik.

e) Kerja sama dalam kelompok perlu ditingkatkan agar dapat melatih

keterampilan sosial siswa dan kerja sama dengan teman.

f) Tanggung jawab siswa terhadap tugas rumah bagus. Selama di sekolah,

lembar kerja kelompok selalu dikerjakan dan lembar tugas rumah selalu

dikumpulkan ke peneliti keesokan harinya. Ini perlu dilanjutkan pada siklus II.

4.1.2.2. Tahap Perencanaan Tindakan II (Alternatif Pemecahan II)

Pada tahap ini peneliti membuat rencana tindakan II untuk mengatasi

kekurangan dan kegagalan pembelajaran selama siklus I. Rencana kegiatan

tindakan yang akan dilakukan pada siklus II ini adalah sebagai berikut:

1. Guru menyajikan materi dengan menggunakan model pembelajaran Problem

Based Learning, dimana pada beberapa fase diadakan perbaikan. Seperti pada

fase-1 guru harus mampu menyampaikan tujuan dari pembelajaan yang akan

dilaksanakan, fase-2 guru harus mampu menyampaikan masalah dengan bahasa

yang lebih mudah dipahami siswa, pada fase-3 guru harus lebih memperhatikan

kegiatan diskusi siswa dan memperhatikan kelompok yang mengalami

kesulitan, fase-4 siswa lebih dibimbing dalam menyusun hasil diskusi dan

dalam melakukan persentasi, begitu juga saat fase-5 siswa harus lebih

dimotivasi dalam memberikan ide maupun tanggapan pada hasil diskusi yang

53

Page 54: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

dipersentasikan sehingga saat evaluasi siswa benar-benar memahami

penyelesaian masalah.

2. Guru lebih memotivasi siswa agar dapat membangun konsep pada dirinya

sendiri sehingga mereka lebih mudah untuk menyelesaikan soal yang

diberikan.

3. Guru mengubah anggota kelompok, dimana pembagian kelompok pada siklus

pertama tidak memperhatikan kemampuan akademik siswa tetapi pada siklus II

ini dibagi dengan memperhatikan kemampuan akademik siswa yang dilihat

dari tes kemampuan pemecahan masalah I siswa. Hal ini diharapkan supaya

siswa yang lebih paham mampu mengajari teman yang kurang paham dalam

satu kelompok.

4. Guru menyatakan kepada siswa bahwa akan ada pemberian nilai tambahan baik

secara individu atau kelompok agar minat siswa dapat meningkat. Selain itu

akan dibagi kelompok utama yang wajib akan memberikan pendapat, saran

kepada kelompok penyaji.

5. Guru memberikan latihan-latihan untuk dikerjakan di rumah agar kemampuan

pemecahan masalah matematika dapat ditingkatkan.

6. Guru menyusun kembali soal tes kemampuan pemecahan masalah II.

7. Mempersiapkan lembar observasi untuk mengamati situasi dan kondisi kegiatan

pembelajaran dan lembar observasi aktivitas siswa.

4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II

Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah:

Pertemuan 1

1. Sebelum pembelajaran Problem Based Learning

dilaksanakan guru terlebih dahulu menyampaikan tujuan pembelajaran dan

menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan serta

memberikan motivasi kepada siswa dengan menceritakan kehidupan sehari-

hari yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan.

54

Page 55: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

2. Melaksanakan kegiatan belajar-mengajar dengan

menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Tahap-

tahapannya sebagai berikut :

- Mengorientasikan siswa pada masalah

Guru mengajukan masalah kontekstual yang terkait dengan sistem

persamaan linier dua variabel, dimana masalahnya berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari yang terdapat pada LAS III.

- Mengorganisasikan siswa untuk belajar

Mengelompokkan siswa secara heterogen berdasarkan hasil tes siklus I

dengan jumlah anggota setiap kelompok terdiri dari 4 orang, sehingga

terbentuk 9 kelompok dengan nama kelompok I sampai dengan kelompok

IX.

- Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok

Guru membimbing siswa untuk melakukan penyelidikan bersama dalam

kelompok. Dimana guru berkeliling untuk mengetahui kemungkinan siswa

atau kelompok yang mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah

yang ada di LAS III.

- Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru memantau dan mengarahkan agar setiap siswa dalam kelompoknya

terlibat aktif dalam penyelidikan. Kemudian guru membimbing siswa

untuk menyajikan hasil penyelidikan, dalam hal ini guru menugasi

perwakilan masing-masing kelompok untuk mengerjakan/menuliskan hasil

penyelidikan kepapan tulis dan kelompok lain menanggapinya.

- Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Setelah hasil penyelidikan disajikan dipapan tulis, guru membimbing

siswa untuk mendiskusikan jawaban yang tepat, kemudian guru bersama

dengan siswa menyimpulkan hasil penyelidikan yang dilakukan.

3. Guru memberikan PR sebagai tugas dan latihan.

Pertemuan II

1. Diawali dengan pembahasan

PR yang diberikan pada pertemuan sebelumnya, kemudian beberapa siswa

55

Page 56: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

diminta untuk mengerjakan dipapan tulis. Kemudian guru memberi penguatan

terhadap jawaban siswa.

2. Sebelum pembelajaran

Problem Based Learning dilaksanakan guru terlebih dahulu menyampaikan

tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi kepada siswa dengan

menceritakan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi yang akan

disampaikan.

3. Melaksanakan kegiatan

belajar-mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based

Learning. Tahap-tahapannya sebagai berikut :

- Mengorientasikan siswa pada masalah

Guru mengajukan masalah kontekstual yang terkait dengan sistem

persamaan linier dua variabel, dimana masalahnya berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari yang terdapat pada LAS IV.

- Mengorganisasikan siswa untuk belajar

Guru menyuruh siswa untuk berkelompok seperti pada pertemuan

sebelumnya. Kemudian meminta setiap kelompok untuk menggunakan ide

dari setiap kelompoknya sendiri.

- Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok

Guru membimbing siswa untuk melakukan penyelidikan bersama dalam

kelompok. Dimana guru berkeliling untuk mengetahui kemungkinan siswa

atau kelompok yang mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah

yang ada di LAS IV.

- Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru memantau dan mengarahkan agar setiap siswa dalam kelompoknya

terlibat aktif dalam penyelidikan. Kemudian guru membimbing siswa

untuk menyajikan hasil penyelidikan, dalam hal ini guru menugasi

perwakilan masing-masing kelompok untuk mengerjakan/menuliskan hasil

penyelidikan kepapan tulis dan kelompok lain menanggapinya.

- Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

56

Page 57: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Setelah hasil penyelidikan disajikan dipapan tulis, guru membimbing

siswa untuk mendiskusikan jawaban yang tepat, kemudian guru bersama

dengan siswa menyimpulkan hasil penyelidikan yang dilakukan.

4. Guru membimbing siswa untuk merangkum materi

pelajaran.

5. Guru memberikan tes kemampuan pemecahan

masalah I diakhir siklus secara individual tentang pokok bahasan yang telah

dibahas.

Kegiatan belajar yang dilakukan merupakan pengembangan dari skenario

pembelajaran siklus II. Skenario pembelajaran siklus II dapat dilihat pada

lampiran 3 dengan alokasi waktu 2 x 40 jam pelajaran. Di akhir siklus II peneliti

memberikan tes kemampuan pemecahan masalah II yang bertujuan untuk melihat

tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa setelah diberikan tindakan II.

4.1.2.4. Observasi II

Observasi (pengamatan) tetap dilakukan oleh guru matemátika SMP

Nurhasanah Medan dari awal sampai tindakan siklus II berakhir. Guru kelas

mengamati tindakan peneliti selama mengajar dengan menerapkan pembelajaran

PBL sebagai salah satu upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

siswa pada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel. Observasi

dilakukan dengan berpedoman pada lembar observasi.

4.1.2.5. Analisis Data II

4.1.2.5.1. Paparan data

4.1.2.5.1.1. Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II

Adapun pelaksanaan tes siklus II setelah pembelajaran menggunakan

model Problem Based Learning yang telah dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal

19 November 2010 diikuti oleh 34 orang siswa. Berdasarkan hasil jawaban siswa

pada tes II diperoleh data yang dideskripsikan tingkat kemampuan pemecahan

masalah (lampiran 23) dari 34 orang siswa sebagai berikut:

57

Page 58: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

1) Dengan 5 butir soal terdapat 70,6% siswa yang sudah mampu memahami

masalah, 41,2% yang sudah mampu merencanakan pemecahan masalah,

47,1% yang sudah mampu melaksanakan pemecahan masalah, dan hanya

55,8% yang sudah mampu memeriksa kembali. Hasil selengkapnya dapat

dilihat dari tabel sebagai berikut:

Tabel 4.13. Persentase kemampuan pemecahan masalah aspek memahami masalah pada tes siklus II

Memahami Masalah Pada Tes Siklus IISkor Banyak data Persentase Skor

0 0 0%2 50 29,4%5 167 70,6%

Jumlah 170 100%

Tabel 4.14. Persentase kemampuan pemecahan masalah aspek merencanakan pemecahan masalah pada tes siklus II

Merecanakan Pemecahan Masalah Pada Tes Siklus IISkor Banyak data Persentase Skor

0 6 3,5%1 28 16,5%2 66 38,8%5 70 41,2%

Jumlah 170 100%

Tabel 4.15. Persentase kemampuan pemecahan masalah aspek melaksanakan pemecahan masalah pada tes siklus II

Melaksanakan Pada Tes Siklus IISkor Banyak data Persentase Skor

0 5 2,9%1 18 10,6%2 67 39,4%5 80 47,1%

Jumlah 170 100%

Tabel 4.16. Persentase kemampuan pemecahan masalah aspek memeriksa kembali pada tes siklus II

58

Page 59: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Memeriksa Kembali Pada Tes Siklus IISkor Banyak data Persentase Skor

0 4 2,4%2 71 41,8%5 95 55,8%

Jumlah 170 100%

Keterangan: Data dari 34 orang siswa dengan 5 butir soal sehingga banyak data menjadi 170 butir. Dari keempat tabel di atas dapat dilihat bahwa setiap aspek dari langkah-langkah Polya dalam pemecahkan masalah telah meningkat dari siklus I.

2) Secara Keseluruhan tingkat kemampuan siswa dalam memecahkan masalah

(lampiran 23), terdapat 6 siswa dari 34 siswa atau 17,6% yang memiliki

kemampuan sangat tinggi, 14 siswa atau 41,2% yang memiliki kemampuan

tinggi, 10 siswa atau 29,4% yang memiliki kemampuan sedang, 4 siswa atau

11,8% yang memiliki kemampuan rendah. Hasil selengkapnya dapat dilihat

dari tabel sebagai berikut:

Tabel 4.17.Tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa pada tes siklus II

IntervalPenilaian

Nilai Huruf

Tingkat Kemampuan

Banyak Siswa

Persentase Jumlah Siswa

90% - 100%80% – 89%65% – 79%55%– 64%0%-54%

ABCDE

Sangat TinggiTinggiSedangRendah

Sangat Rendah

614104-

17,6%41,2%29,4%11,8%

-Jumlah 34 100%

Dari data tabel di atas diperoleh bahwa ketuntasan belajar siswa sebagai

berikut: dari 34 orang siswa terdapat 30 orang siswa yang tuntas belajar dan ada 4

orang siswa yang belum tuntas belajar sehingga diperoleh siswa yang tuntas

belajar secara klasikal sebesar 88,2%, dengan demikian ketuntasan belajar siswa

secara klasikal pada siklus II sudah tercapai (85%), dan sudah lebih baik dari

siklus I.

59

Page 60: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

4.1.2.5.1.2. Deskripsi Hasil Observasi II

Pada saat pelaksanaan tindakan siklus I, guru dan siswa diobservasi oleh

guru bidang studi matematika kelas VIII-I. Dari hasil observasi yang telah

dilakukan dapat dilihat dari tabel berikut :

a. Hasil Observasi Guru

Tabel 4.4 : Deskripsi Hasil Observasi Guru Melakukan Pembelajaran Pada Siklus II

Aspek yang Diamati Pertemuan1

Pertemuan2

Fase I : Orientasi siswa pada masalah Menginformasikan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Meyajikan permasalahan dengan pertanyaan sesuai dengan

rencana pembelajaran. Memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam pemecahan

masalah

333

3

333

3

Fase 2 : Mengorganisasikan siswa untuk belajar Memfasilitas siswa dan mengemukakan ide-idenya untuk

membantu medefenisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan permasalahan.

Memberikan penugasan tugas belajar yang behubungan dengan permasalahan.

Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok belajar.

3

3

3

3

3

3Fase 3 : Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi. Membimbing siswa dalam melakukan penyelidikan sampai

siswa dapat melihat fenomena dan mendapatkan data pengamatan.

32

44

Fase 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Membimbing siswa dan menyiapkan laporan hasil

penyelidikan.23

43

60

Page 61: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Memfasilitas siswa untuk melakukan persentasi laporan penyelidikan.

Fase 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Membimbing siswa untuk berdiskusi dan melakukan tanya

jawab tentang hasil penyelidikan yang telah diperoleh. Memberikan koreksi atau penguatan tentang konsep yang

dipelajari. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

tentang pembelajaran yang dilaksanakan. Membimbing siswa untuk melakukan refleksif.

3

3

3

3

3

3

3

3Nilai rata-rata 2,9 3,2

Berdasarkan hasil observasi pada siklus II, diperoleh bahwa guru telah

mampu meningkatkan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan penerapan

model pembelajaran Problem Based Learning. Hasil observasi pada siklus II

mengalami peningkatan dari hasil observasi pada siklus I. Pelaksanaan yang

dilaksanakan guru pada siklus II ini juga sudah maksimal dengan rata-rata yang

diperoleh pada pertemuan pertama berada pada interval 2,2 – 3,1 termasuk dalam

kategori baik dan pertemuan kedua berada pada interval 3,2 – 4 termasuk dalam

kategori sangat baik. Pelaksanaan kegiatan belajar yang dilakukan secara

maksimal oleh siswa mendukung pencapaian yang maksimal juga pada hasil

belajar yang mereka capai dapat dilihat dari tercapinya ketuntasan klasikal

(persentase siswa yang sudah tuntas belajar sebesar 88,2%) dan rata-rata kelas

juga meningkat dari 72,3 pada siklus I menjadi 80,9 di siklus II.

b. Hasil Observasi Siswa

Tabel 4.7: Deskripsi Hasil Observasi Siswa Melakukan Pembelajaran

Pada Siklus II

NO

Aspek yang diamati SkorPertemuan

I

Pertemuan

II

1

2

3

Kemampuan siswa berkomunikasi (bertanya dan menyampaikan ide-ide).

Kemampuan siswa memahami dan memecahkan masalah

Memahami masalah, dalam hal ini menuliskan apa yang diketahui dan apa

yang ditanya.

2

2

2

3

3

3

61

Page 62: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

Merencanakan pemecahan masalah, dalam hal ini menemukan pola yang

cocok dengan soal.

Melaksanakan pemecahan masalah, dalam hal ini mengaitkan, menyusun,

dan menetapkan konsep yang dipelajari untuk menyelesaikan soal.

Memeriksa kembali hasil yang diperoleh.

Antusias siswa dalam menyampaikan ide, pendapat, dan argumentasi.

Kekompakkan anggota kelompok.

Partisipasi anggota kelompok.

Antusias mengerjakan secara berkelompok.

Antusias dalam mengatasi kesulitan dengan bertanya kepada guru maupun

teman.

Bantuan sesuai dengan kesulitan yang dihadapi.

Memperoleh dorongan, peringatan maupun petunjuk dalam memecahkan

masalah.

Menyajikan hasil kerja kelompok.

Kelompok lain menanggapi dan mengajukan pertanyaan.

3

2

2

2

3

3

2

2

2

3

3

3

3

3

3

3

4

4

4

3

3

3

3

3

Jumlah Skor 43 48Banyak item 15 15Nilai Akhir 2,9 3,2

Kategori Baik Sangat Baik

Dari hasil observasi siswa pada siklus II, nilai rata-rata observasi pada

pertemuan pertama berada pada interval 2,2 – 3,1 tergolong baik dan nilai rata-

rata pada pertemuan kedua berada pada interval 3,2 – 4 tergolong sangat baik

sehingga diperoleh bahwa siswa telah mampu meningkatkan pelaksanaan kegiatan

belajar yang mereka ikuti. Pada kegiatan siswa di siklus II ini, aktivitas yang

dilakukan siswa pada setiap aspek kegiatan sudah dilaksanakan secara maksimal

karena rata-rata skor tiap pertemuan termasuk dalam kategori baik.

Dari hasil tes kemampuan pemecahan masalah I pada siklus I dan dari tes

kemampuan pemecahan masalah II pada siklus II di atas dapat dilihat bahwa

62

Page 63: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika meningkat dari

sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari :

1. Adanya pertambahan skor rata-rata kelas yang diperoleh siswa. Skor rata-rata

kelas yang diperoleh pada tes kemampuan pemecahan masalah I diperoleh

sebesar 72,3 sedangkan pada tes kemampuan pemecahan masalah II, skor

rata-rata yang diperoleh 80.9.

2. Peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan. Pada tes kemampuan

pemecahan masalah I, jumlah siswa yang mencapai tingkat ketuntasan

belajar sebanyak 24 siswa (70,6%), sedangkan pada tes kemampuan

pemecahan masalah II sebanyak 30 siswa (88,2%).

Ada beberapa siswa yang belum mampu dalam menyelesaikan soal-soal

yang diberikan, akan tetapi jumlah siswa yang belum mampu memecahakan

masalah sudah berkurang dari sebelumnya. Hal ini dapat diketahui dari hasil tes

kemampuan pemecahan masalah II. Sedangkan hasil observasi diperoleh bahwa

guru telah mampu mempertahankan dan meningkatakan pelaksanaan kegiatan

belajar mengajar dengan menerapakan model pembelajaran Problem Based

Learning.

Berdasarkan hasil analisis data, dapat ditarik kesimpulan bahwa

kemampuan siswa memecahkan masalah mengalami peningkatan dan siswa telah

mampu mencapai tingkat ketuntasan belajar seperti yang diharapkan. Hal ini

menunjukkan keberhasilan pemberian tindakan pada siklus II.

4.1.2.6. Refleksi II

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, diperoleh :

1. Peneliti telah mampu meningkatkan pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar dengan penerapan Problem Based Learning. Hal ini

didasarkan dari hasil observasi yang menunjukkan peningkatan dengan

semakin membaiknya kegitan belajar mengajar yang dilaksanakan

peneliti, berdasarkan pengamatan guru bidang studi matematika.

Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah sistem persamaan linier

63

Page 64: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

dua variabel dengan menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah

semakin baik.

2. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal juga mengalami

peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan skor rata-rata kelas,

yaitu dari 72,3 pada tes kemampuan pemecahan masalah I menjadi 80,9

pada tes kemampuan pemecahan masalah II.

Dengan demikian berdasarkan hasil tes kemampuan pemecahan masalah II

pada siklus II, diperoleh bahwa skor rata-rata kelas mencapai 80,9 dengan tingkat

kemampuan belajar secara klasikal mencapai 88,2%. Hasil tersebut sudah

mencapai tingkat ketuntasan belajar yang telah ditetapkan dan tingkat kemampuan

siswa memecahkan masalah sudah memuaskan. Karena 88,2% siswa memperoleh

kategori minimal sedang dalam pemecahan masalah (tingkat ketuntasan telah

tercapai), dan tingkat kemampuan guru mengelola pembelajaran dalam kategori

baik, maka guru tidak melanjutkan ke siklus III.

4.2. Temuan Penelitian

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian ini, maka dalam penelitian

ditemukan hal-hal sebagai berikut :

1. Sebelum penelitian dilakukan, siswa diberikan tes diagnostik sehingga

diperoleh kemampuan siswa kepada siswa, terdapat 0 orang siswa dari 34

siswa atau 0% yang memiliki kemampuan sangat tinggi, 3 siswa atau 8,82%

yang memiliki kemampuan tinggi, 10 siswa atau 29,41% yang memiliki

kemampuan sedang, 9 siswa atau 26,5% yang memiliki kemampuan rendah,

dan 12 siswa atau 35,3% yang memiliki kemampuan sangat rendah. Jadi,

diperoleh skor rata-rata kemampuan siswa memecahkan masalah pada tes

diagnostik adalah 62,2 dengan persentase mencapai 38,2%. Hal ini

menunjukkan bahwa tingkat kemampuan siswa memecahkan masalah masih

rendah. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi dan

meningkatkannya adalah melalui pembelajaran Problem Based Learning.

2. Setelah siklus I dilakukan, terjadi peningkatan kemampuan pemecahan

masalah siswa. Dari pemberian tes diperoleh bahwa kemampuan pemecahan

64

Page 65: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

masalah matematika siswa dalam menyelesaikan soal-soal sistem persamaan

linier dua variabel mengalami peningkatan ketuntasan belajar sebesar 34,1%

yaitu dari 38,2% menjadi 72,3% dan dari tes ini diperoleh 24 dari 34 siswa

(70,6%) telah mencapai ketuntasan belajar (nilainya ≥ 65) sedangkan 10 siswa

lainnya (29,4%) belum tuntas. Dari 34 siswa terdapat 2 orang siswa

memperoleh nilai ≥ 90 dikategorikan siswa dengan kemampuan sangat tinggi,

8 siswa memperoleh nilai antara 80 – 89 dikategorikan siswa dengan

kemampuan tinggi, 14 siswa memperoleh nilai antara 65 – 79 dikategorikan

siswa dengan kemampuan sedang, 6 siswa memperoleh nilai antara 55 – 64

dikategorikan siswa dengan kemampuan rendah, 4 siswa memperoleh nilai ≤

54 dikategorikan siswa dengan kemampuan sangat rendah. Nilai rata-rata

kelas yang diperoleh adalah 72,3.

3. Setelah siklus II dilakukan, terjadi peningkatan kemampuan pemecahan

masalah siswa. Dari pemberian tes diperoleh bahwa kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa dalam menyelesaikan soal-soal sistem persamaan

linier dua variabel mengalami peningkatan ketuntasan belajar sebesar 15,9%

yaitu dari 72,3% menjadi 88,2% dan dari tes ini diperoleh 30 dari 34 siswa

(88,2%) telah mencapai ketuntasan belajar (nilainya ≥ 65) sedangkan 4 siswa

lainnya (11,8%) belum tuntas. Dari 34 siswa terdapat 6 orang siswa

memperoleh nilai antara 90 – 100 dikategorikan siswa dengan kemampuan

sangat tinggi, 14 siswa memperoleh nilai antara 80 – 89 dikategorikan siswa

dengan kemampuan tinggi, 10 siswa memperoleh nilai antara 65 – 79

dikategorikan siswa dengan kemampuan sedang, 4 siswa memperoleh nilai

antara 55 – 64 dikategorikan siswa dengan kemampuan rendah. Nilai rata-rata

kelas yang diperoleh adalah 80,9.

4. Berdasarkan hasil penelitian, adapun letak kesalahan siswa dalam

menyelesaikan soal-soal sistem persamaan linier dua variabel adalah (1)

siswa tidak mampu mengubah soal menjadi model matematika, (2) ada siswa

kurang mampu memahami langkah-langkah menyelesaikan soal-soal

pemecahan masalah, (3) masih ada siswa yang kurang teliti dalam melakukan

perhitungan.

65

Page 66: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian

Melalui pengajaran dengan menerapkan model pembelajaran Problem

Based Learning (PBL), kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dapat

ditingkatkat. Berdasarkan hasil penelitian setelah diberikan tindakan pada siklus I,

yaitu pada tes kemampuan pemecahan masalah I, yaitu pada tes kemampuan

pemecahan masalah I terdapat 23 orang siswa (67,6%) yang mencapai tingkat

ketuntasan belajar ( yang dapat nilai ) sedangkan 11 orang siswa (32,4%)

belum mencapai ketuntasan belajar dengan nilai rata-ratanya 71,5. Adapun

kesulitan yang dialami siswa adalah : 1) Siswa kesulitan untuk menuliskan apa

yang ditanya, 2) Siswa kurang memahami hubungan, 3) Beberapa siswa kurang

mampu menerjemahkan soal kedalam model matematika. Hasil analisis setelah

diberikan tindakan pada siklus II pada tes kemampuan pemecahan masalah II,

terdapat 30 orang siswa (88,2%) telah mencapai ketuntasan belajar sedangkan 4

orang siswa (11,8%) belum tuntas, dengan nilai rata-ratanya 80,9. Berdasarkan

hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa siswa mengalami peningkatan nilai rata-

rata kelas, yakni dari hasil siklus I; 71,5 menjadi 80,9 pada siklus II. Demikian

pula tingkat ketuntasan belajar klasikal meningkat yaitu pada siklus I 67,6%

menjadi 88,2% pada siklus II.

Pada siklus II guru melakukan pendekatan-pendekatan kepada kelompok

belajar siswa, mengubah anggota kelompok yaitu masing-masing kelompok

terdiri dari siswa yang belum mencapai tingkat ketuntasan belajar dan juga siswa

yang mencapai tingkat ketuntasan belajar, memperbanyak sesi tanya jawab dan

memperbanyak latihan atau tugas. Strategi pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) dalam pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan

memecahkan masalah matematika siswa karena strategi pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks

bagi siswa untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan ketrampilan pemecahan

masalah. Pengajuan masalah dibuat semenarik mungkin dan masalah-masalahnya

yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari agar siswa lebih memahami materi yang

dipelajari dan tidak merasa bosan dalam pembelajaran. Selanjutnya, Sanjaya

66

Page 67: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

(2008:114) mengatakan bahwa :”Strategi pembelajaran berbasis masalah diartikan

sebagai serangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan pada proses

penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah”.

Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menggunakan sistem

berkelompok dalam menyelesaikan masalah, membantu siswa dalam menuangkan

gagasan atau ide antar siswa, mendiskusikan dan memperdebatkan masalah yang

dihadapi untuk mencari alternatif pemecahan masalah yang bisa digunakan.

Dengan diberikannya kebebasan kepada siswa untuk menerapkan strategi dan

idenya sendiri dalam belajar, hal ini memungkinkan siswa dapat menemukan

sendiri konsep dalam memecahkan masalah. Tahapan selanjutnya adalah

pemodelan yang diberikan oleh siswa maupun guru dalam pembelajaran, dengan

adanya model maka dapat dijadikan sebagai contoh dan biasanya akan dapat lebih

dipahami.

Salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam

memecahkan masalah adalah melalui penyediaan pengalaman pemecahan masalah

yang memerlukan strategi berbeda-beda dari satu masalah kemasalah lainnya.

Jadi, dalam pemecahan masalah siswa perlu diberikan kesempatan berulang-ulang

seperti yang dikemukakan oleh Hudojo (1988 : 42) bahwa :

“Jika pengajar ingin mengembangkan strategi penyelesaian masalah untuk peserta didik, berikan kepada mereka kesempatan berulang-ulang untuk menyelesaikan masalah. Dengan demikian, peserta didik itu belajar menyeleksi, mengorganisasi, menyusun strategi kognitif yang dimiliki yang kemudian dikelolanya menurut proses berfikir sendiri”.

Selain itu, dengan penyeledikan autentik oleh siswa dalam pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) ini membuat siswa tidak hanya menghafal materi yang

diberikan guru, tetapi siswa dapat mempraktekkan dan memahami apa yang

dipelajari, sehingga hasil pemecahan masalah siswa dapat meningkat. Dengan

melihat hasil pengamatan dan hasil belajar siswa yang diperoleh dalam siklus II,

maka hipotesis dapat dicapai, sehingga tidaklah perlu dilakukan siklus

selanjutnya.

Data yang diperoleh diatas menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar

dan penyampaian materi pelajaran pada pokok bahasan sistem persamaan linier

67

Page 68: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

dua variabel dapat diupayakan berhasil dengan menggunakan model pembelajaran

Problem Based Learning dan dapat ditingkatkan. Dengan demikian pembelajaran

dengan menerapkan Problem Based Learning mempunyai peranan penting

sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan

sebelumnya oleh Sarah bahwa :“Penggunaan model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa

SMP pada tes kemampuan pemecahn masalah I siklus I tingkat penguasaan siswa

60% dan untuk tes kemampuan pemecahan masalah I siklus II tingkat penguasaan

siswa 82,22%”. Demikian juga, hasil penelitian yang dilakukan Sefika Ossa yang

menujukkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah yang

berkonteks cerita rakyat mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

matimatika siswa. Hal ini memberikan makna bahwa penerapan Problem Based

Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa. Meskipun pada penelitian ini,

pembelajaran dengan Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah siswa, namun masih ada 4 orang siswa yang

tidak tuntas belajar mulai dari siklus I sampai siklus II, tetapi guru tidak

memberikan perlakuan secara khusus kepada siswa yang belum tuntas dalam

belajar. Guru hanya menjelaskan kembali kesulitan yang masih dihadapi siswa

dalam menyelesaikan soal-soal sistem persamaan linier dua variabel.

Dalam penelitian ini ditemukan yang menjadi kelemahan yang

mempengaruhi keberhasilan pengajaran antara lain siswa belum terbiasa belajar

mandiri dan kurang berani mengemukakan pendapat dan kesulitan yang

dihadapinya. Faktor penyebabnya yaitu karena selama ini siswa terbiasa pasif

dalam kegiatan belajar mengajar sehingga 4 siswa tersebut tidak berkembang

dengan baik, serta kurang lengkapnya perangkat pembelajaran yang sesuai dengan

tuntutan Problem Based Learning (PBL) seperti LAS. Berdasarkan data hasil

penelitian dan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa penerapan Problem

68

Page 69: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diperoleh beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa khususnya

pada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel di kelas VIII SMP

Nurhasanah Medan dimana peningkatan diperoleh setelah siklus II

dilaksanakan.

2. Kemampuan pemecahan masalah matematika dengan menggunakan

model PBL pada siklus I (70,6%) dimana terdapat 2 orang (4,44%) siswa yang

memiliki kemampuan sangat tinggi, 7 orang (15,56%) siswa yang memiliki

kemampuan tinggi, 18 orang (40%) siswa yang memiliki kemampuan sedang,

9 orang (20%) siswa yang memiliki kemampuan rendah, dan 9 orang (20%)

siswa yang memiliki kemampuan sangat rendahan belajar. dan pada siklus II

(88,2%) dimana terdapat 6 orang (17,6%) siswa yang memiliki kemampuan

sangat tinggi, 14 orang (41,2%) siswa yang memiliki kemampuan tinggi, 10

orang (29,4%) siswa yang memiliki kemampuan sedang, 4 orang (11,8%)

69

Page 70: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

siswa yang memiliki kemampuan rendah. Dengan demikian dapat dikatakan

kelas tersebut telah tuntas belajar, karena terdapat 85% siswa yang memiliki

tingkat kemampuan pemecahan masalah sedang.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan beberapa saran

sebagai berikut :

1) Kepada guru matematika hendaknya mulai menerapkan model yang berpusat

pada siswa, salah satunya penggunaan Problem Based Learning dengan

variasi media untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa.

2) Kepada guru matematika diharapkan selalu mengadakan evaluasi dan refleksi

pada akhir pembelajaran yang telah dilakukan dan lebih baik setiap akhir

pertemuan dilakukan refleksi, sehingga kesulitan yang mempengaruhi

keberhasilan pembelajaran baik yang dialami baik temuan oleh guru maupun

siswa pada pembelajaran dapat diatasi dengan sesegera mungkin.

3) Kepada siswa SMP Nurhasanah Medan disarankan lebih berani dan aktif

dalam menemukan sendiri konsep matematika dan berani untuk menanyakan

hal-hal yang kurang dipahami kepada guru untuk menemukan konsep itu.

4) Kepada Kepala SMP Nurhasanah Medan, agar dapat mengkoordinasikan

guru-guru untuk menerapkan peendekatan yang relevan dan inovatif untuk

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Sehingga pendekatan

pemebelajaran Problem Based Learning (PBL) sebagai salah satunya.

70

Page 71: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

5) Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti topik dan permasalahan yang

sama, hendaknya lebih memperhatikan model dan media pembelajaran yang

sesuai, serta menguasai materi pokok yang diajarkan supaya keberhasilan

pembelajaran

DAFTAR PUSTAKA

Abbas,(2008), Rendahnya Hasi Belajar Matematika, http://depdiknas.go.id (diakses 29 Juni 2009).

Abdurrahman, Mulyono., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Adinawan, Cholik., (2007). Matematika untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga.

Amir, M. Tufik., (2009) Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning :: Bagaiman Pendidikan Memberdayakan Pemelajar Di Era Pengetahuan , Jakarta : Kencana.

Amustofa., (2009), Strategi Pemecahan Maslah Dalam Matematika, http://amustofa70.wordpress.com (diakses 8 Juni 2009).

Arikunto, Suharsimi., (2003), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam_Universitas Negeri Medan., (2007), Buku Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa dan Standart Oprasional (SOP) ke pembimbing Skripsi Program Studi Pendidikan, FMIPA Unimed, Medan.

71

Page 72: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Gurpkn., (2007), Pembelajaran Berdasarkan Masalah, http://gurupkn.wordpress.com/2007/11/16/pembelajaran-berdasarkan-masalah/ (diakses 3 Oktober 2009)

Hamid K., Abdul, (2007), Teori Belajar dan Pembelajaran, Pasca Sarjana Unimed, Medan.

Hudojo,H., (1988), Mengajar Belajar Matematika, Depdikbud Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek pengembangan Lembaga Pengembangan Pendidikan Tenaga Kependidikan, Jakarta.

Sanjaya, Wina, (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Penerbit Kencana, Jakarta.

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Soedjadi, (2006), Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Jakarta.

Soejono, (1988), Pengajaran Matematika, Depdikbud, Jakarta.

Suherman, Erman, (2009), Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran

Matematika, http;//educare.e-fkipunla.net.

Syaban, Mumun, (2009), Menumbuhkembangkan Daya Matematis Siswa. http://educare.e.fkipunia.net (diakses pada tanggal 25 Mei 2009)

Tim, MKPBM, (2001), Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Universitas Pendidikan Indonesia, Jakarta.

Trianto, (2007), Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi

Konstruktivistik, Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta.

Upu, Hamzah, (2008) Teori Belajar Pendukung Pendekatan Pengajuan Masalah Matematika,  http//injured.education.com/

Widianti, Lilis, (2009), Problem Solving dalam Matematika, http://newspaper.pikiran-rakyat.com (diakses tanggal 29 Juni 2009)

72

Page 73: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Zainuries. (2007). Prestasi Matematika Indonesia Masih Rendah. http://farhazen.wordpress.com/2007/12/13/hakekat-bekajar

…………., (2007) Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based-learning), http//ganeca.blogroll.com/

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus I)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I

(SIKLUS I)

Nama Sekolah : SMP Nurhasanah Medan

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII / Ganjil

Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linier dua variabel

Alokasi Waktu : 2 40 Menit

A. Standar Kompetensi

Memahami sistem persamaan linier dua variabel dan menggunakannya dalam

pemecahan masalah.

B. Kompetensi Dasar

Menyelesaikan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel.

C. Indikator

73

Page 74: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Menyebutkan perbedaan Persamaan Linier Dua Variabel (PLDV) dengan

Sistem Persamaan Linier Dua variabel (SPLDV).

D. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menyebutkan perbedaan Persamaan Linier Dua Variabel (PLDV)

dengan Sistem Persamaan Linier Dua variabel (SPLDV).

E. Materi Pembelajaran

Sistem Persamaan Linier Dua Variabel.

F. Model dan Metode Pembelajaran

Model Pembelajaran

Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Problem

Based Learning

Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran yang digunakan adalah diskusi, tanya jawab,

pemberian tugas, dan pemecahan masalah.

G. Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi

WaktuKegiatan Guru Kegiatan Siswa

1 Kegiatan Awal

Memulai pelajaran dengan

memberikan salam pembuka dan

memeriksa kehadiran siswa

Memberi salam guru dan mendengarkan

absensi.

5

Menit

2 Kegiata Inti

Fase-1 : Mengorientasi siswa pada

masalah

Menyampaikan tujuan

pembelajaran dan model pembelajaran

yang digunakan, serta menjelaskan

kegunaan LAS dalam pembelajaran.

Mengajukan permasalahan yang

berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

sesuai dengan materi yang diajarkan

yaitu sistem persamaan linier dua

Mendengarkan penjelasan guru.

Memperhatikan guru dan mencoba

memahami masalah yang diberikan guru.

60

Menit

74

Page 75: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

variabel, melalui LAS.

Contoh permasalahan LAS I no 1:

Wawan membeli dua buku dan empat

pinsil dengan harga Rp. 2.200.

Bagaimanakah cara Wawan menentukan

harga masing-masing buku dan pinsil.

Ubalah soal cerita tersebut menjadi

model matematika yang sesuai untuk

menentukan harga masing-masing buku

dan pinsil !

Fase-2: Mengorganisasikan siswa untuk

belajar

Mengorganisasikan siswa untuk

membentuk kelompok sesuai dengan

kelompok yang sudah ditentukan.

Fase-3: Membimbing penyelidikan

Membimbing siswa melakukan

penyelidikan/pemecahan masalah secara

bebas dalam kelompoknya dimana guru

mengarahkan siswa untuk memahami

masalah dengan bertanya kepada siswa

apa yang diketahui dan ditanya dari

masalah yang diberikan.

Langkah – 1 : Memahami masalah.

Dik : Harga 2 buku + harga 4 pinsil = Rp

2.200

Dit : Buatlah model matematika yang

tepat?

Langkah – 2 : Merencanakan

penyelesaian masalah.

Berkelompok sesuai

dengan instruksi dari guru.

Memperhatikan bimbingan yang telah

diberikan oleh guru.

Menjawab pertanyaan

guru

Dik : Harga 2 buku + harga 4 pinsil = Rp

2.200

Dit : Buatlah model matematika yang

tepat?

Merencanakan

penyelesaian masalah

Siswa membuat pemisalan

Membuat model sesuai

dengan soal dan pemisalan.

Melaksanakan

75

Page 76: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Guru meminta siswa membuat

pemisalan

Kemudian membuat model

sesuai dengan soal dan pemisalan.

Langkah – 3 : Melaksanakan masalah

sesuai rencana.

Misalkan : harga 1 buku

harga 1 pinsil

Maka model yang tepat untuk

permasalahan diatas

Langkah – 4 : Melakukan pengecekkan

kembali terhadap semua langkah yang di

kerjakan.

Dengan melihat kembali langkah dari 1

sampai 3, maka pemecahan masalah

adalah benar, Maka model yang tepat

untuk permasalahan diatas

Fase-4:Mengembangkan dan

menyajikan hasil pemecahan masalah

Meminta kelompok yang dipilih secara

acak untuk mempersentasikan hasil

diskusinya

Memberikan kesempatan kepada siswa

untuk menanggapi.

Fase-5 : Menganalisis dan

mengevaluasi proses pemecahan

masalah

Setelah beberapa hasil penyelidikan

dituliskan beberapa siswa dipapan tulis,

guru mengarahkan siswa untuk

pemecahan masalah

Misalkan : harga 1 buku

harga 1 pinsil

Maka model yang tepat untuk

permasalahan diatas

Mengecek kembali langkah-

langkah yang telah di kerjakan dengan

melihat kembali langkah dari 1 sampai 3

dalam pemecahan masalah.

Mempersentasikan hasil diskusi di

depan kelas.

Menanggapi hasil diskusi kelompok

yang persentasi

Bersama-sama dengan guru, siswa

memeriksa hasil yang diperoleh dan siswa

menyusun kembali hasil pemikiran dan

kegiatan yang di lampaui pada tahap

penyelesaian masalah

76

Page 77: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

mendiskusikan jawaban-jawaban tersebut

dan menentukan jawaban-jawaban yang

tepat.

Setelah menunjukkan jawaban-jawaban

yang tepat, guru membantu siswa

menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah yang mereka

kerjakan.

3 Penutup

Memberikan kesempatan kepada

siswa untuk menanyakan konsep-konsep

yang belum diketahui.

Guru memberikan tugas/PR

Mengajukan pertanyaan jika masih

ada yang kurang paham.

Siswa melaksanakan perintah guru

15

Menit

H. Sumber Pembelajaran

Buku paket :

- Buku Matematika untuk SMP kelas VIII. Sukino dan Wilson

Simangunsong. Penerbit : Erlangga

- Buku Matematika untuk SMP kelas VIII. M.Cholik A dan

Sugijono. Penerbit : Erlangga.

Lembar Aktivitas Siswa (LAS)

I. Penilaian

Teknik : Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Bentuk instrumen : Uraian

Instrumen :

Buatlah model matematika dari soal-soal di bawah ini

1. Harga 4 pinsil dan buku tulis Rp. 6.500, sedangkan harga 3 pinsil dan 4

buku tulis juga Rp. 6.500.

2. Harga 5 apel dan 3 mangga adalah Rp. 11.000. untuk 2 apel dan 4 mangga

harganya Rp. 10.000.

77

Page 78: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus I)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN II

(SIKLUS I)

Nama Sekolah : SMP Nurhasanah Medan

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII / Ganjil

Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linier dua variabel

78

Page 79: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Alokasi Waktu : 2 40 Menit

A. Standar Kompetensi

Memahami sistem persamaan linier dua variabel dan menggunakannya dalam

pemecahan masalah.

B. Kompetensi Dasar

Menyelesaikan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel.

C. Indikator

Menentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV berturut-turut dengan

metode grafik, substitusi dan eliminasi.

D. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV berturut-turut

dengan metode grafik, substitusi dan eliminasi.

E. Materi Pembelajaran

Sistem Persamaan Linier Dua Variabel.

F. Model dan Metode Pembelajaran

Model Pembelajaran

Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Problem

Based-Learning

Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran yang digunakan adalah penemuan, diskusi, tanya

jawab, pemberian tugas, dan pemecahan masalah.

H. Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi

WaktuKegiatan Guru Kegiatan Siswa

1 Kegiatan Awal

Memulai pelajaran dengan memberikan

salam pembuka dan memeriksa kehadiran

siswa.

Membahas PR yang dianggap sulit.

Beberapa siswa diminta untuk

Memberi salam guru dan mendengarkan

absensi.

Bersama-sama dengan guru membahas

PR.

10

Menit

79

Page 80: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

mengerjakan di depan kelas.

Memberi penguatan terhadap jawaban

siswa.

2 Kegiata Inti

Fase-1 : Mengorientasi siswa pada masalah

Menyampaikan tujuan pembelajaran.

Mengajukan permasalahan yang

berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

sesuai dengan materi yang diajarkan yaitu

system persamaan linier dua variabel,

melalui LAS.

Contoh permasalahan LAS II no 1 :

Diberikan sistem persamaan dan

. Tentukan himpunan

penyelesaiannya.

Fase-2: Mengorganisasikan siswa untuk

belajar

Mengorganisasikan siswa untuk membentuk

kelompok sesuai dengan kelompok yang sudah

ditentukan.

Meminta setiap kelompok untuk menggunakan

ide dari setiap kelompoknya sendiri.

Fase-3: Membimbing penyelidikan

Membimbing siswa melakukan

penyelidikan/pemecahan masalah secara bebas

dalam kelompoknya dimana guru

mengarahkan siswa untuk memahami masalah

dengan bertanya kepada siswa apa yang

diketahui dan ditanya dari masalah yang

Mendengarkan penjelasan guru.

Memperhatikan guru dan mencoba

memahami masalah yang diberikan guru.

Berkelompok sesuai

dengan instruksi dari guru.

Memperhatikan bimbingan yang telah

diberikan oleh guru..

Menjawab pertanyaan

50

Menit

80

Page 81: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

diberikan.

Langkah – 1 : Memahami masalah.

Dik : dan

Dit : tentukan HP nya?

Langkah – 2 : Merencanakan penyelesaian

masalah.

Mencari titik potong dari setiap

persamaan

Menggambarkan pada bidang kartesius

Langkah – 3 : Melaksanakan masalah sesuai

rencana.

(i)

o Titik potong dengan

sumbu x, y = 0

Diperoleh titik (6,0)

o Titik potong dengan

sumbu y, x = 0

Diperoleh titik (0,4)

(ii)

o Titik potong dengan

sumbu x, y = 0

guru

Dik : dan

Dit : tentukan HP nya?

Merencanakan penyelesaian

masalah

Mencari titik potong dari

setiap persamaan

Menggambarkan pada

bidang kartesius

Melaksanakan

pemecahan masalah

(i)

o Titik potong

dengan sumbu x, y = 0

Diperoleh titik (6,0)

o Titik potong

dengan sumbu y, x = 0

Diperoleh titik (0,4)

(ii)

o Titik potong

dengan sumbu x, y = 0

Diperoleh titik (1 , 0)

81

Page 82: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Diperoleh titik (1 , 0)

o Titik potong dengan

sumbu y, x = 0

Diperoleh titik ( 0, -2)

Langkah – 4 : Melakukan pengecekkan kembali

terhadap semua langkah yang di kerjakan.

Dengan melihat kembali langkah dari 1 sampai

3, maka pemecahan masalah adalah benar.

Fase-4:Mengembangkan dan menyajikan

hasil pemecahan masalah

Meminta kelompok yang dipilih secara acak

untuk mempersentasikan hasil diskusinya

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menanggapi

Fase-5 : Menganalisis dan mengevaluasi

proses pemecahan masalah

Setelah beberapa hasil penyelidikan dituliskan

beberapa siswa dipapan tulis, guru

mengarahkan siswa untuk mendiskusikan

jawaban-jawaban tersebut dan menentukan

jawaban-jawaban yang tepat.

o Titik potong

dengan sumbu y, x = 0

Diperoleh titik ( 0, -2)

Mengecek kembali langkah-

langkah yang telah di kerjakan dengan

melihat kembali langkah dari 1 sampai 3

dalam pemecahan masalah.

Mempersentasikan hasil diskusi di

depan kelas.

Menanggapi hasil diskusi kelompok

yang persentasi

Bersama-sama dengan guru, siswa

memeriksa hasil yang diperoleh dan siswa

menyusun kembali hasil pemikiran dan

kegiatan yang di lampaui pada tahap

penyelesaian masalah.

82

Page 83: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Setelah menunjukkan jawaban-jawaban yang

tepat, guru membantu siswa menganalisis dan

mengevaluasi proses pemecahan masalah yang

mereka kerjakan.

3 Penutup

Membimbing siswa untuk merangkup

materi pelajaran.

Guru memberikan tes kemampuan

pemecahan masalah I.

Bersama-sama dengan guru

merangkum materi pembelajaran.

Siswa mengerjakan tes kemampuan

pemecahan masalah I.

20

Menit

H. Sumber Pembelajaran

Buku paket :

- Buku Matematika untuk SMP kelas VIII. Sukino dan Wilson

Simangunsong. Penerbit : Erlangga

- Buku Matematika untuk SMP kelas VIII. M.Cholik A dan

Sugijono. Penerbit : Erlangga.

Lembar Aktivitas Siswa (LAS)

I. Penilaian

Teknik : Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Bentuk instrumen : Uraian

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus II)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I

83

Page 84: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

( SIKLUS II )

Nama Sekolah : SMP Nurhasanah Medan

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII / Ganjil

Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linier dua variabel

Alokasi Waktu : 2 40 Menit

A. Standar Kompetensi

Memahami sistem persamaan linier dua variabel dan menggunakannya dalam

pemecahan masalah.

B. Kompetensi Dasar

Menyelesaikan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel.

C. Indikator

Menentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV berturut-turut dengan

metode grafik, substitusi dan eliminasi.

D. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV berturut-turut

dengan metode grafik, substitusi dan eliminasi.

E. Materi Pembelajaran

Sistem Persamaan Linier Dua Variabel.

F. Model dan Metode Pembelajaran

Model Pembelajaran

Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Problem

Based-Learning.

Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran yang digunakan adalah penemuan, diskusi, tanya

jawab, pemberian tugas, dan pemecahan masalah.

I. Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi

84

Page 85: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

WaktuKegiatan Guru Kegiatan Siswa

1 Kegiatan Awal

Memulai pelajaran dengan

memberikan salam pembuka dan

memeriksa kehadiran siswa

Memberi salam guru dan mendengarkan

absensi.

5

Menit

2 Kegiata Inti

Fase-1 : Mengorientasi siswa pada

masalah

Menyampaikan tujuan

pembelajaran dan model pembelajaran

yang digunakan, serta menjelaskan

kegunaan LAS dalam pembelajaran.

Mengajukan permasalahan yang

berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

sesuai dengan materi yang diajarkan

yaitu system persamaan linier dua

variabel, melalui LAS.

Contoh permasalahan LAS III no 1:

Tentukan himpunan penyelesaian dari

sistem persamaan dan

Fase-2: Mengorganisasikan siswa untuk

belajar

Mengorganisasikan siswa untuk

membentuk kelompok sesuai dengan

kelompok yang sudah ditentukan.

Meminta setiap kelompok untuk

menggunakan ide dari kelompoknya

sendiri.

Mendengarkan penjelasan guru.

Memperhatikan guru dan mencoba

memahami masalah yang diberikan guru.

Berkelompok sesuai

dengan instruksi dari guru.

Memperhatikan bimbingan yang telah

diberikan oleh guru.

60

Menit

85

Page 86: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Fase-3: Membimbing penyelidikan

Membimbing siswa melakukan

penyelidikan/pemecahan masalah secara

bebas dalam kelompoknya dimana guru

mengarahkan siswa untuk memahami

masalah dengan bertanya kepada siswa

apa yang diketahui dan ditanya dari

masalah yang diberikan.

Langkah – 1 : Memahami masalah.

Dik : .dan .

Dit : tentukan HP nya?

Langkah – 2 : Merencanakan

penyelesaian masalah.

- membuat persamaan baru dari (i)

dan menghasilkan x

- mensubtitusikan persamaan baru

tadi ke persamaan (ii)

mensubstitusi nilai y ke persamaan yang

baru

Langkah – 3 : Melaksanakan masalah

sesuai rencana.

........ persamaan (i)

..... persamaan (ii)

Dari

persamaan (i)

..........persamaan

(iii)

Substitusikan

(ganti) nilai

kepersamaan (ii), diperoleh :

Menjawab pertanyaan

guru

Dik : .dan .

Dit : tentukan HP nya?

Merencanakan penyelesaian masalah

o Siswa membuat

persamaan baru

o Kemudian

mensubstitusikan ke persamaan baru

Melaksanakan pemecahan masalah

........ persamaan (i)

..... persamaan (ii)

Dari persamaan

(i)

........persamaan (iii)

Substitusikan

(ganti) nilai kepersamaan

(ii), diperoleh :

0

Substitusikan

nilai y = 0 ke persamaan (iii)

86

Page 87: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

0

Substitusikan

nilai y = 0 ke persamaan (iii)

Jadi, Himpunan Penyelesaiannya :

{ (4,0) }

Langkah – 4 : Melakukan pengecekkan

kembali terhadap semua langkah yang di

kerjakan.

Dengan melihat kembali langkah dari 1

sampai 3, maka pemecahan masalah

adalah benar, Maka Himpunan

penyelesaiannya { (4,0) }.

Fase-4:Mengembangkan dan

menyajikan hasil pemecahan masalah

Meminta kelompok yang dipilih secara

acak untuk mempersentasikan hasil

diskusinya

Memberikan kesempatan kepada siswa

untuk menanggapi

Fase-5 : Menganalisis dan

mengevaluasi proses pemecahan

masalah

Setelah beberapa hasil penyelidikan

dituliskan beberapa siswa dipapan tulis,

Jadi, Himpunan Penyelesaiannya :

{ (4,0) }

Mengecek kembali langkah-

langkah yang telah di kerjakan dengan

melihat kembali langkah dari 1 sampai 3

dalam pemecahan masalah.

Mempersentasikan hasil diskusi di

depan kelas.

Menanggapi hasil diskusi kelompok

yang persentasi

Bersama-sama dengan guru, siswa

memeriksa hasil yang diperoleh dan siswa

menyusun kembali hasil pemikiran dan

kegiatan yang di lampaui pada tahap

penyelesaian masalah.

87

Page 88: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

guru mengarahkan siswa untuk

mendiskusikan jawaban-jawaban tersebut

dan menentukan jawaban-jawaban yang

tepat.

Setelah menunjukkan jawaban-jawaban

yang tepat, guru membantu siswa

menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah yang mereka

kerjakan.

3 Penutup

Memberikan kesempatan kepada

siswa untuk menanyakan konsep-konsep

yang belum diketahui.

Guru memberikan tugas/PR

Mengajukan pertanyaan jika masih

ada yang kurang paham.

Siswa melaksanakan perintah guru

15

Menit

H. Sumber Pembelajaran

- Buku Matematika untuk SMP kelas VIII. Sukino dan Wilson

Simangunsong. Penerbit : Erlangga

- Buku Matematika untuk SMP kelas VIII. M.Cholik A dan

Sugijono. Penerbit : Erlangga.

I. Instrumen

Teknik : Tes kemampuan pemecahan masalah

Bentuk Instrumen : Uraian

1. Harga 4 buku tulis dan pensil Rp. 6.500, sedangkan

harga 3 buku tulis dan 4 pensil juga Rp. 6.500. Berapa harga masing-

masing buku tulis dan pinsil?

2. Harga 5 apel dan 3 mangga adalah Rp. 11.000.

Untuk 2 apel dan 4 mangga harganya adalah Rp. 10.000. hitunglah harga 3

apel dan 1 mangga?

88

Page 89: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus II)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN II

(SIKLUS II)

Nama Sekolah : SMP Nurhasanah Medan

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII / Ganjil

Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linier dua variabel

Alokasi Waktu : 2 40 Menit

A. Standar Kompetensi

Memahami sistem persamaan linier dua variabel dan menggunakannya dalam

pemecahan masalah.

B. Kompetensi Dasar

- Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem

persamaan linier dua variabel.

- Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan

sistem persamaan linier dua variabel.

C. Indikator

- Membuat model matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan

sistem persamaan linier dua variabel.

- Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan

sistem persamaan linier dua variabel.

89

Page 90: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

D. Tujuan Pembetlajaran

- Siswa dapat membuat model matematika dari masalah sehari-hari yang

berkaitan dengan sisem persamaan linier dua variabel.

- Siswa dapat menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan

dengan sistem persamaan linier dua variabel.

E. Materi Pembelajaran

Sistem Persamaan Linier Dua Variabel.

F. Model dan Metode Pembelajaran

Model Pembelajaran

Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Problem

Based-Learning.

Metode Pembelajaran

J. Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi

WaktuKegiatan Guru Kegiatan Siswa

1 Kegiatan Awal

Memulai pelajaran dengan memberikan

salam pembuka dan memeriksa kehadiran

siswa.

Membahas PR yang dianggap sulit.

Beberapa siswa diminta untuk

mengerjakan di depan kelas.

Memberi penguatan terhadap jawaban

siswa.

Memberi salam guru dan mendengarkan

absensi.

Bersama-sama dengan guru membahas

PR.

15

Menit

2 Kegiata Inti

Fase-1 : Mengorientasi siswa pada masalah

Menyampaikan tujuan pembelajaran.

Mengajukan permasalahan yang

berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

sesuai dengan materi yang diajarkan yaitu

system persamaan linier dua variabel,

Mendengarkan penjelasan guru.

Memperhatikan guru dan mencoba

memahami masalah yang diberikan guru.

50

Menit

90

Page 91: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

melalui LAS.

Contoh permasalahan LAS IV no 1:

Harga 4 kg gula dan 3 kg tepung adalah Rp.

41.000, harga 6 kg gula dan 5 kg tepung Rp.

64.000. Buatlah model matematika dari

pernyataan tersebut

Fase-2: Mengorganisasikan siswa untuk

belajar

Mengorganisasikan siswa untuk membentuk

kelompok sesuai dengan kelompok yang sudah

ditentukan.

Meminta setiap kelompok untuk menggunakan

ide dari setiap kelompoknya sendiri.

Fase-3: Membimbing penyelidikan

Membimbing siswa melakukan

penyelidikan/pemecahan masalah secara bebas

dalam kelompoknya dimana guru

mengarahkan siswa untuk memahami masalah

dengan bertanya kepada siswa apa yang

diketahui dan ditanya dari masalah yang

diberikan.

Langkah – 1 : Memahami masalah.

Dik : 4 kg gula dan 3 kg tepung = Rp. 41.000

6 kg gula dan 5 kg tepung = Rp. 64.000

Dit : model matematika?

Langkah – 2 : Merencanakan penyelesaian

Berkelompok sesuai

dengan instruksi dari guru.

Memperhatikan bimbingan yang telah

diberikan oleh guru..

Menjawab pertanyaan

guru

Dik : 4 kg gula dan 3 kg tepung = Rp.

41.000

6 kg gula dan 5 kg tepung = Rp.

64.000

Dit : model matematika?

Merencanakan penyelesaian masalah

- Siswa membuat pemisalan

- Membuat model sesuai dengan soal dan

pemisalan.

91

Page 92: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

masalah.

Guru meminta siswa membuat

pemisalan

Kemudian membuat model sesuai

dengan soal dan pemisalan.

Langkah – 3 : Melaksanakan masalah sesuai

rencana.

Misalkan : gula

tepung

4 kg gula dan 3 kg tepung = Rp. 41.000

Model matematikanya :

6 kg gula dan 5 kg tepung = Rp. 64.000

Model matematikanya :

Langkah – 4 : Melakukan pengecekkan kembali

terhadap semua langkah yang di kerjakan.

Dengan melihat kembali langkah dari 1 sampai

3, maka pemecahan masalah adalah benar.

Fase-4:Mengembangkan dan menyajikan

hasil pemecahan masalah

Meminta kelompok yang dipilih secara acak

untuk mempersentasikan hasil diskusinya

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menanggapi

Fase-5 : Menganalisis dan mengevaluasi

proses pemecahan masalah

Setelah beberapa hasil penyelidikan dituliskan

beberapa siswa dipapan tulis, guru

mengarahkan siswa untuk mendiskusikan

jawaban-jawaban tersebut dan menentukan

Melakukan penyelesaian masalah.

Misalkan : gula

tepung

4 kg gula dan 3 kg tepung = Rp. 41.000

Model matematikanya :

6 kg gula dan 5 kg tepung = Rp. 64.000

Model matematikanya :

Mengecek kembali langkah-

langkah yang telah di kerjakan dengan

melihat kembali langkah dari 1 sampai 3

dalam pemecahan masalah.

Mempersentasikan hasil diskusi di

depan kelas.

Menanggapi hasil diskusi kelompok

yang persentasi

Bersama-sama dengan guru, siswa

memeriksa hasil yang diperoleh dan siswa

menyusun kembali hasil pemikiran dan

kegiatan yang di lampaui pada tahap

penyelesaian masalah.

92

Page 93: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

jawaban-jawaban yang tepat.

Setelah menunjukkan jawaban-jawaban yang

tepat, guru membantu siswa menganalisis dan

mengevaluasi proses pemecahan masalah yang

mereka kerjakan.

3 Penutup

Membimbing siswa untuk merangkup

materi pelajaran.

Guru memberikan tes kemampuan

pemecahan masalah II.

Bersama-sama dengan guru

merangkum materi pembelajaran.

Siswa mengerjakan tes kemampuan

pemecahan masalah II.

15

Menit

H. Sumber Pembelajaran

Buku paket :

- Buku Matematika untuk SMP kelas VIII. Sukino dan Wilson

Simangunsong. Penerbit : Erlangga

- Buku Matematika untuk SMP kelas VIII. M.Cholik A dan

Sugijono. Penerbit : Erlangga.

Lembar Aktivitas Siswa (LAS)

I. Penilaian

Teknik : Tes Kemampuan Pemecahan Masalah

Bentuk instrumen : Uraian

93

Page 94: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa I

LEMBAR AKTIVITAS SISWA I

Topik : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Kelas : VIII

Semester : 1 (satu)

Tujuan : Siswa dapat menyebutkan perbedaan PLDV dengan

SPLDV

Kelompok :

Nama Anggota : 1.

2.

3.

4.

5.

Kegiatan – 1

Setelah kegiatan ini diharapakan siswa dapat menjelaskan pengertian PLDV dan

memberikan contohnya.

94

Page 95: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Permasalahan

1. Wawan membeli dua buku dan empat pinsil dengan harga Rp. 2.200.

Bagaimanakah cara Wawan menentukan harga masing-masing buku dan

pinsil. Ubalah soal cerita tersebut menjadi model matematika yang sesuai

untuk menentukan harga masing-masing buku dan pinsil !

Penyelesaian :

Memahami masalahnya

Diketahui : Harga 2 …… + ………… = Rp. 2.200

Ditanya : ................................…..?

Merencanakan pemecahan masalah

Misalkan : menyatakan harga …… buku

menyatakan harga …… pinsil

Melaksanakan pemecahan masalah

.....................

.....................

Maka model matematika yang tepat untuk permasalahan diatas adalah

..........+..........= Rp. 2.200

Dari kalimat tersebut, tentukan

1. Variabel : .................

2. Koefisien : .................

3. Konstanta : .................

Memeriksa hasil

Periksa kembali langkah-langkah penyelesaian sehingga hasil diperoleh

dengan benar.

2. Tentukan koefisien, variabel dan konstanta dari persamaan berikut :

a. b.

koefisien adalah...... koefisien adalah......

koefisien adalah...... koefisien adalah......

variabel : ........... variabel : ...........

konstanta : ........ konstanta :.........

95

Page 96: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

3. Manakah dari persamaan di bawah ini yang merupakan persamaan linier dua

variabel (PLDV). Kemudian ungkapkan alasannya

a. ya/tidak, alasannya : .............................................................

b. ya/tidak, alasannya : .............................................................

c. ya/tidak, alasannya : .............................................................

Permasalahan diatas adalah permasalahan yang menggunakan model

matematika yaitu Persamaan Linier sebagai penyelesaiannya. Karena dalam

persamaan terdapat ......... variabel yang belum diketahui nilainya, yaitu ........

dan ........

Kesimpulan

Persamaan linier dua variabel adalah suatu persamaaan yang tepat

mempunyai ........ variabel (peubah) dan masing-masing variabelnya

berpangkat ......

Kegiatan 2 :

Setelah kegiatan ini, diharapkan siswa dapat menentukan himpunan penyelesaian

persamaan linier dengan dua variabel.

Permasalahan 1 :

Diberikan persamaan . Tentukan himpunan penyelesaiannya jika

dan

Penyelesaian :

Tabel

-1 0 1 2 3

(....,....) (....,....) (....,....) (....,....) (....,....)

Grafik

96

Page 97: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Jadi, Himpunan penyelesaiannya :{ (....,....),(....,....),(....,....),(....,....),(....,....) }

Kesimpulan :

Himpunan penyelesaian sistem persamaan linier adalah ..........................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa II

LEMBAR AKTIVITAS SISWA II

Topik : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Kelas : VIII

Semester : 1 (satu)

Tujuan : Siswa dapat menentukan himpunan penyelesaian

dari SPLDV dengan menggunakan metode grafik

Kelompok :

Nama Anggota : 1.

2.

3.

4.

5.

Kegiatan – 1

Setelah kegiatan ini diharapakan siswa dapat menentukan himpunan penyelesaian

dengan menggunakan metode grafik.

Permasalahan :

97

Page 98: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

1. Diberikan sistem persamaan dan

. Tentukan himpunan penyelesaiannya

Penyelesaian :

Memahami masalah

Dik : ...............................................................

Dit : ...............................................................

Merencanakan pemecahan masalah

titik potong dengan sumbu x, y = 0

titik potong dengan sumbu y, x = 0

Setelah di peroleh titik potong dari masing-masing persamaan , kemudian

gambar pada bidang kartesius.

Melaksanakan pemecahan masalah

(i)

o Titik potong dengan sumbu x, y = 0

............. = ....

.............= ....

= ....

Diperoleh titik (....,....)

o Titik potong dengan sumbu y, x = 0

............. = ....

.............= ....

= ....

Diperoleh titik (....,....)

(ii)

o Titik potong dengan sumbu ...., .... = ....

............. = ....

............. = ....

.............= ....

= ....

98

Page 99: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Diperoleh titik (....,....)

o Titik potong dengan sumbu ....., .... = ....

........... = ......

............. = ....

.............= ....

= ....

Diperoleh titik (....,....)

Grafiknya.

Kedua garis berpotongan di titik (....,.....) sehinggan himpunan

penyelesaiannya adalah { (......,......) }

Memeriksa hasil

Periksa kembali langkah-langkah penyelesaian sehingga hasil diperoleh

dengan benar.

99

Page 100: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

2. Keliling sebuah persegi panjang adalah 160 cm, sedangkan

panjangnya 20 cm lebih panjang dari lebarnya. Tentukan panjang dan lebar

persegi panjang tersebut.

Penyelesaian :

Memahami masalah

Dik : ...............................................................

Dit : ...............................................................

Merencanakan pemecahan masalah

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

Melaksanakan pemecahan masalah

(i) ...................................

o .............................................

............. = ....

.............= ....

= ....

Diperoleh titik (....,....)

o .............................................

............. = ....

.............= ....

= ....

Diperoleh titik (....,....)

(ii) ......................................................

o .................................................

100

Page 101: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

............. = ....

............. = ....

.............= ....

= ....

Diperoleh titik (....,....)

o .......................................................

........... = ......

............. = ....

.............= ....

= ....

Diperoleh titik (....,....)

Grafiknya,

Kedua garis berpotongan di titik (....,.....) sehinggan himpunan

penyelesaiannya adalah { (......,......) }

Memeriksa hasil

Periksa kembali langkah-langkah penyelesaian sehingga hasil diperoleh

dengan benar.

Kesimpulan :

101

Page 102: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Untuk menyelesaikan sistem persamaan linier dengan dua variabel menggunakan

metode grafik, langkah-langkahnya adalah

1. ........................................................................................................................

.....

..............................................................................................................................

2. ........................................................................................................................

......

..............................................................................................................................

3. ........................................................................................................................

......

..............................................................................................................................

Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa III

LEMBAR AKTIVITAS SISWA III

Topik : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Kelas : VIII

Semester : 1 (satu)

Tujuan : Siswa dapat menentukan himpunan penyelesaian

dari SPLDV dengan menggunakan metode

substitusi dan eliminasi

Kelompok :

Nama Anggota : 1.

2.

3.

4.

5.

Kegiatan 1 :

102

Page 103: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Setelah kegiatan ini, diharapkan siswa dapat menentukan himpunan penyelesaian

SPLDV dengan menggunakan metode substitusi.

Permasalahan :

1. Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan dan

Penyelesaian :

........ persamaan (i)

..... persamaan (ii)

Dari persamaan (i)

.. .........persamaan (iii)

Substitusikan (ganti) nilai x = ..........ke persamaan (ii),

diperoleh :

..............=....

..............=....

..............=....

..............=....

........

Substitusikan nilai y = ........ ke persamaan (iii)

Jadi, Himpunan Penyelesaiannya : { (......,......) }

2. Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan dan

Penyelesaian :

........ persamaan (i)

.... persamaan (ii)

103

Page 104: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Dari persamaan (i)

......................................................

......................................................

......................................................

................. persamaan (iii)

Substitusikan (ganti) nilai .... = ............ke ...........,

diperoleh :

..............=....

..............=....

..............=....

..............=....

........

Substitusikan nilai ..... = ........ ke .......................

Jadi, Himpunan Penyelesaiannya : { (......,......) }

Kesimpulan :

Substitusi artinya mengganti, untuk menentukan himpunan penyelesaian sistem

persamaan linier dengan dua variabel pada metode substitusi dilakukan dengan

cara............. salah satu variabelnya dengan variabel yang lain.

Kegiatan -2

Setelah kegiatan ini diharapakan siswa dapat menentukan himpunan penyelesaian

SPLDV dengan menggunakan metode eliminasi.

Permasalahan :

104

Page 105: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Diberikan sistem persamaan dan . Tentukan himpunan

penyelesaiannya dengan metode eliminasi !

Penyelesaian :

.............(i)

.............(ii)

Mengeliminasi x

Karena koefisien x belum sama, maka kita harus buat sama

x 3 .................=.........

x 2 .................=.........

.............=..........

.........

Mengeliminasi y

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

Jadi, Himpunan Penyelesaiannya : { (......,......) }

Kesimpulan :

Langkah-langkah penyelesaian dari masalah diatas merupakan suatu metode

penyelesaian dengan cara ............... salah satu variabel (peubah) dari dua peubah

yang sama koefisiennya.

105

Page 106: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Lampiran 8. Lembar Aktivita Siswa IV

LEMBAR AKTIVITAS SISWA IV

Topik : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Kelas : VIII

Semester : 1 (satu)

Tujuan : - Siswa dapat mengubah masalah sehari-hari

kedalam model matematika berbentuk SPLDV

- Siswa dapat menyelesaikan model matematika

dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan

SPLDV

Kelompok :

Nama Anggota : 1.

2.

3.

4.

5.

106

Page 107: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

1. Harga 4 kg gula dan 3 kg tepung adalah Rp. 41.000, harga 6 kg gula dan 5

kg tepung Rp. 64.000. Buatlah model matematika dari pernyataan tersebut.

Penyelesaian :

Memahami masalahnya

Dik : ...............................................................

...............................................................

Dit : ................................................................

Merencanakan pemecahan masalah

Misalkan : gula = ...........

Tepung = .........

Melaksanakan pemecahan masalah

4 kg gula dan 3 kg tepung = Rp. 41.000

Model matematikanya : ....................+..................=.....................

6 kg gula dan 5 kg tepung = Rp. 64.000

Model matematikanya : ...................+...................=..............

Memeriksa hasil

Periksa kembali langkah-langkah penyelesaian sehingga hasil yang diperoleh

benar.

2. Jika umur Ferdi dijumlahkan denga umur Yudi hasilnya 54 tahun.

Sedangkan jika umur Ferdi dijumlahkan dengan 4 kali umur Yudi adalah 73

tahun. Tentukanlah masing-masing umur Ferdi dan Yudi?

Penyelesaian :

Memahami masalahnya

Dik : ...............................................................

...............................................................

Dit : ................................................................?

Merencanakan pemecahan masalah

Misalkan : umur Ferdi .........

umur Yudi .........

107

Page 108: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

3 kali umur Ferdi dan umur Yudi adalah 54 tahun

Model matematikanya : ...........-...........=..........

Umur Ferdi dan 4 kali umur Yudi adalah 73 tahun

Model matematikanya : ..........-...........=...........

- Nyatakan model I dalam bentuk y =..............(*)

- Substitusikan y =.............. (*) ke model II untuk memenuhi nilai y

- Substitusikan nilai x ke salah satu persamaan

Melaksanakan pemecahan masalah

Maka persamaannya adalah :

...................+...............=......... pers. (1)

...................+...............=......... pers. (2)

Dari pers. (1)

............+..........=.............

..........= 54 - .....

Ganti nilai y = ......... ke pers. (2)

..............+...........=...........

..............+...........= 73

...........= 73

..........=...........

Jadi, umur Ferdi adalah .......tahun dan umur Yudi adalah .......tahun

Memeriksa hasil

Periksa kembali langkah-langkah penyelesaian sehingga hasil yang diperoleh

benar.

Umur Ferdi ............

Umur Yudi ............

3x umur Ferdi + umur Yudi = .........+.........

= …………….

Umur Ferdi 4x + umur Yudi =…….+……..

= ……………

108

Page 109: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Lampiran 9. Kisi-kisi Tes Diagnostik

KISI-KISI TES DIAGNOSTIK

No. Indikator MateriNomor soal

Indikator kemampuan

pemecahan masalah

1 2 3 4

1.

2.

Siswa dapat menyelesaikan

operasi bentuk aljabar.

Siswa dapat menyelesaikan

faktor-faktor suku bentuk

aljabar.

1

2

3

4

5

Keterangan:

109

Page 110: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Indikator Pemecahan Masalah :

1 : Menunjukan pemahaman, mengorganisasi data dan memilih

informasi yang relevan dalam pemecahan masalah

2 : Merencanakan penyelesaian masalah secara matematik dalam

berbagai bentuk

3 : Melaksanakan penyelesaikan masalah secara tepat

4 : Memeriksa kembali hasil dan prosedur.

Lampiran 10. Tes Diagnostik

TES DIAGNOSTIK

Satuan Pendidikan : SMP NURHASANAH MEDAN

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Bentuk Aljabar

Waktu : 30 menit

Petunjuk :

- Tuliskan nama dan kelas pada lembar jawaban yang telah disediakan

- Jawablah soal yang lebih mudah terlebih dahulu

- Tanyakanlah kepada guru jika ada soal yang kurang jelas

- Periksa kembali jawaban sebelum diserahkan kepada guru

1. Umur Ali 3 tahun lebih muda dari umur Bambang. Tahun depan umur Ali

dua pertiga umur Bambang. Berapa jumlah umur mereka sekarang?.

110

Page 111: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

2. Biaya penginapan disuatu hotel untuk 7 hari adalah Rp. 875.000. Berapa

biaya penginapan di hotel itu untuk 4 hari?.

3. Jumlah umur ayah, ibu dan anak adalah 123 tahun. Umur ayah dua kali

umur anaknya. Jika umur ibu 48 tahun maka umur anak itu adalah?.

4. Seseorang mengadakan perjalanan dengan bus selama jam dengan

kecepatan km tiap jam, kemudian dengan kereta api selama 3 jam,

kecepatannya adalah km tiap jam. Jika jarak yang ditempuh

seluruhnya adalah D km, maka tentukan jarak yang ditempuh bila ?.

5. Ibu membeli 5 kg beras jenis A dengan 3 kg beras jenis B. Harga setiap kg

beras jenis B lebih mahal Rp. 500 dari beras jenis A. Jika harga rata-rata

kedua jenis beras itu Rp. 300, maka hitunglah harga setiap kg beras jenis A?.

Lampiran 11. Alternatif Penyelesaian Tes Diagnostik

ALTERNATIF PENYELESAIAN TES DIAGNOSTIK

1. Umur Ali 3 tahun lebih muda dari umur Bambang. Tahun depan umur Ali

dua pertiga umur Bambang. Berapa jumlah umur mereka sekarang?.

Penyelesaian :

a. Memahami masalah

Diketahui : Umur Ali tiga tahun lebih muda dari umur Bambang.

Tahun depan umur Ali dua pertiga umur Bambang.

Ditanya : Umur mereka sekarang?

Penyelesaian :

b. Menyusun rencana pemecahan masalah

Misalkan umur Ali x dan umsur Bambang y

Umur Ali + Umur Bambang = .......

c. Menyelesaikan masalah

111

Page 112: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

= 5

Jadi, jumlah umur Ali dan Bambang sekarang adalah 5 + 8 = 13

d. Memeriksa kembali

Dengan melihat kembali langkah a sampai dengan c maka pemecahan

masalah adalah benar.

2. Biaya penginapan disuatu hotel untuk 7 hari adalah Rp. 875.000. Berapa

biaya penginapan di hotel itu untuk 4 hari?.

Penyelesaian :

a. Memahami masalah

Diketahui : Biaya penginapan hotel selama 7 hari Rp. 875.000.

Ditanya : Biaya penginapan hotel selama 4 hari?

Penyelesaian :

b. Menyusun rencana pemecahan masalah

Misalkan biaya penginapan selama 4 hari adalah x rupiah

Biaya Hari

Rp. 875.000 7

x 4

c. Menyelesaikan masalah

(4) = 7

3.500.000 =

112

Page 113: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Jadi, biaya penginapan di hotel selama 4 hari adalah Rp. 500.000

d. Memeriksa kembali

Dengan melihat kembali langkah a sampai dengan c maka pemecahan

masalah adalah benar.

3. Jumlah umur Ayah, Ibu dan Anak adalah 123 tahun. Umur ayah dua kali

umur anaknya. Jika umur ibu 48 tahun maka umur anak itu adalah?.

Penyelesaian :

a. Memahami masalah

Diketahui : Jumlah umur Ayah, Ibu dan Anak adalah 123 tahun

Umur Ayah dua kali umur Anak

Umur Ibu 48 tahun

Ditanya : Berapakah umur anak?

Penyelesaian :

b. Menyusun rencana pemecahan masalah

Misalkan umur ayah , umur ibu dan umur anak

c. Menyelesaikan masalah

Jadi, umur Anak adalah 25 tahun.

d. Memeriksa kembali

Dengan melihat kembali langkah a sampai dengan c maka pemecahan

masalah adalah benar.

113

Page 114: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

4. Seseorang mengadakan perjalanan dengan bus selama jam dengan

kecepatan km tiap jam, kemudian dengan kereta api selama 3 jam,

kecepatannya adalah km tiap jam. Jika jarak yang ditempuh

seluruhnya adalah D km, maka tentukan jarak yang ditempuh bila ?.

Penyelesaian :

a. Memahami masalah

Diketahui : Seseorang melakukan perjalanan dengan bus selama

jam dengan kecepatan km

Dengan kereta api selama 3 jam dengan kecepatan

km

Jarak yang ditempuh seluruhnya D km

Ditanya : Jarak yang ditempuh bila x = 10?

Penyelesaian :

b. Menyusun rencana pemecahan masalah

Jarak yang ditempuh seluruhnya adalah jarak perjalanan dengan bus

ditambah dengan jarak perjalanan dengan kereta api.

c. Menyelesaikan masalah

Perjalan dengan bus

jam

km setiap jam

Maka jaraknya, x

=

Perjalanan dengan kereta api

3 jam

km setiap jam

Maka jaraknya

Jarak tempuh seluruhnya = D

114

Page 115: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

D

D

D

165 = D

Jadi, jarak yang ditempuh selama perjalanan adalah 165 km.

d. Memeriksa kembali

Dengan melihat kembali langkah a sampai dengan c maka pemecahan

masalah adalah benar.

5. Ibu membeli 5 kg beras jenis A dengan 3 kg beras jenis B. Harga setiap kg

beras jenis B lebih mahal Rp. 500 dari beras jenis A. Jika harga rata-rata

kedua jenis beras itu Rp. 3000, maka hitunglah harga setiap kg beras jenis A?.

Penyelesaian :

a. Memahami masalah

Diketahui : Ibu membeli 5 kg beras jenis A dan 3 kg beras jenis B

Harga setiap kg beras jenis B lebih mahal Rp. 500 dari

beras jenis A

Harga rata-rata kedua jenis beras adalah Rp. 3.000

Ditanya : Harga setiap kg beras jenis A

Penyelesaian :

b. Menyusun rencana pemecahan masalah

Misalkan harga setiap kg beras jenis A adalah

c. Menyelesaikan masalah

Beras jenis A = 5 kg

Beras jenis B = 3 kg

115

Page 116: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Jadi, harga setiap kg beras jenis A adalah 2.750

d. Memeriksa kembali

Dengan melihat kembali langkah a sampai dengan c maka pemecahan

masalah adalah benar.

Lampiran 12. Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa

KISI-KISI TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

MATEMATIKA SISWA

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linier Dua Variabel

Kelas/ Semester : VIII/ I

Waktu : 80 menit

Banyak Soal : 4 soal

Jenis Soal : Essay

Materi

Pelajar

an

Tes

Kemampuan

Pemecahan

Masalah

IndikatorNo

Soal

Jenjang Kognitif

C1 C2 C3 C4

Sistem

Persama

I Menyebutkan perbedaan

persamaan linier dua variabel

1

2

116

Page 117: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

an

Linier

Dua

Variabel

(PLDV) dengan sistem persamaan

linier dua variabel (SPLDV).

Menentukan himpunan

penyelesaian secara berturut-turut

dengan metode grafik, substituís dan

eliminasi.

3

4

5

II Menentukan himpunan

penyelesaian secara berturut-turut

dengan metode grafik, substituís dan

eliminasi.

Membuat model matematika

dari masalah yang berkaitan dengan

SPLDV.

Menyelesaikan model

matematika dari masalah yang

berkaitan dengan SPLDV.

1

2

3

4

5

Keterangan: C1 : pengetahuan C3 : aplikasi

C2 : pemahaman C4 : analisa

117

Page 118: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Lampiran 13. Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I

LEMBAR VALIDASI

TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH I

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linier Dua Variabel

Kelas/ Semester : VIII/ I

Waktu : 40 menit

Banyak Soal : 5 soal

Jenis Soal : Essay

Materi IndikatorNo.

Soal

Kategori

V VDR TV

Sistem

Persamaan

Linier Dua

Variabel

Menyebutkan

perbedaan persamaan

linier dua variabel

(PLDV) dengan sistem

1

2

118

Page 119: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

persamaan linier dua

variabel (PLDV).

Menentukan

himpunan penyelesaian

dari SPLDV berturut-turut

dengan metode, grafik,

substitusi, dan eliminasi.

3

4

5

Keterangan : V = Valid

VDR = Valid dengan Revisi

TV = Tidak Valid

Validator,

( )Lampiran 14. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I

TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH I

Mata pelajaran : Matematika

Pokok bahasan : Sistem Persamaan Linier Dua variabel

Kelas : VIII

Petunjuk Soal : 1. Tulis nama pada lembar jawaban anda 2. Baca soal dengan teliti dan jawab pertanyaan dengan

baik3. Tidak diperbolehkan bekerja sama

1. Diketahui : a. bentuk I

b. bentuk II

dari kedua bentuk persamaan diatas,

a. Tuliskan yang merupakan PLDV dari kedua bentuk persamaan tersebut

b. Apakah nama bentuk dari kedua persamaan diatas

119

Page 120: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

2. Harga sepasang celana sama dengan harga dua kemeja ditambah

dengan uang Rp. 50.000, sedangkan jika dibeli sebuah kemeja dan satu celana

harganya Rp. 80.000. Buatlah model matematika nya,

3. Tentukan himpunan penyelesaian dan gambarkan grafik dari

persamaan ; dengan B ; B = {bilangan bulat}.

4. Sebuah persegi panjang dengan panjang 2 cm lebihnya dari

lebarnya. Apabila keliling persegi panjang tersebut 16 cm. Gambarkan

grafiknya dan Hitunglah panjang dan lebarnya.!

5. Selesaikan sistem persamaan dibawah ini dengan menggunakan

metode grafik. Gunakan kertas berpetak untuk menggambar grafiknya.

Lampiran 15. Alternati Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I

ALTERNATIF PENYELESAIAN TES KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH I

1. Diketahui : bentuk I

bentuk II

Ditanya : a. Tuliskan yang merupakan PLDV dari kedua bentuk persamaan

tersebut

b. Apakah nama bentuk kedua persamaan diatas !

Penyelesaian :

a. Dari bentuk I, 7x - 2y = 11 atau 3y = x - 7 merupakan PLDV.

Dari bentuk II, 2x + 4y = 8 atau 3x + 6y = 12 merupakan PLDV

b. Kedua bentuk persamaan diatas merupakan Sistem Persamaan Linear Dua

Variabel

2. ● Memahami masalah

120

Page 121: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Diketahui : Harga sepasang celana sama dengan harga dua kemeja ditambah

dengan uang Rp. 50.000, sedangkan jika dibeli sebuah kemeja

dan satu celana harganya Rp. 80.000.

Ditanya : Buatlah model matematikanya?

● Merencanakan pemecahan masalah

Misalkan : x = Celana

y = Kemeja

● Melaksanakan pemecahan masalah

x = 2y + 50.000

x + y = 80.000

● Memeriksa hasil

Periksa kemabali langkah-langkah penyelesaian sehingga hasil diperoleh

dengan benar.

3. ● Memahami masalah

Diketahui : persamaan

dimana dengan B; B = {bilangan bulat}

Ditanya : Buatlah grafiknya?

● Merencanakan pemecahan masalah

- Untuk x = 0, maka y = ........., apakah memenuhi B

- Untuk x = 1, maka y = ........., apakah memenuhi B

- Untuk x = 2, maka y = ........., apakah memenuhi B

- Untuk x = 3, maka y = ........., apakah memenuhi B

- Menggambar grafiknya

● Melaksanakan pemecahan masalah

- Untuk x = 0, maka :

Jadi, diperoleh titik (0,2) ; memenuhi B

- Untuk x = 1, maka :

121

Page 122: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

; tidak memenuhi B

- Untuk x = 2, maka :

; tidak memenuhi B

- Untuk x = 3, maka :

Jadi, diperoleh titik (3,0) ; memenuhi B

Maka, Himpunan Penyelesaiannya adalah : {(0,2),(3,0)}

Grafiknya :

3

2

1

0 1 2 3

● Memeriksa hasil

Periksa kemabali langkah-langkah penyelesaian sehingga hasil diperoleh

dengan benar.

4. ● Memahami masalah

Diketahui : panjang = 2 cm lebihnya dari lebar

keliling = 16 cm

122

Page 123: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Ditanya : hitunglah panjang dan lebar persegi panjang?

● Merencanakan pemecahan masalah

Misal :

- membuat persamaannya

- untuk persamaan 1 : mencari nilai x, jika y = 0

mencari nilai y, jika x = 0

- untuk persamaan 2 : mencari nilai x, jika y = 0

mencari nilai y, jika x = 0

● Melaksanakan pemecahan masalah

Misal :

Maka persamaannya :

x y (x,y)

0 -2 (0,-2)

2 0 (2,0)

x y (x,y)

0 8 (0,8)

8 0 (8,0)

Gambar grafik persamaan dan

y

8

7

6

5

4

123

Page 124: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

3 (5,3)

2

1

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 x

-1

-2

Kedua garis berpotongan di titik (5,3) maka himpunan penyelesaiannya

adalah . Dengan demikian, panjang = 5 cm dan lebar = 3 cm

● Memeriksa hasil

Periksa kemabali langkah-langkah penyelesaian sehingga hasil

diperoleh dengan benar.

5. Diketahui :

Ditanya : Tentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan tersebut

dengan menggunakan metode grafik

Penyelesaian :

untuk membuat grafik dari masing-masing persaman tersebut dapat dibuat

tabel berikut ini :

x y (x,y)

0 0 (0,0)

1 2 (1,0)

X Y (x,y)

0 6 (0,6)

6 0 (6,0)

124

Page 125: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Jika digambarkan secara grafik, sebagai berikut :

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa kedua persamaan tersebut berpotongan

di titik , maka himpunan penyelesaiannya adalah perpotongan dari kedua

persamaan tersebut yaitu .

1 2 3 4 5-1

-2

-3

-4

1

2

3

2x – y = 0

4

x + y = 6

X

Y

)4,2(

5

6

6 7

125

Page 126: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Lampiran 16. Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II

LEMBAR VALIDASI

TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH II

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linier Dua Variabel

Kelas/ Semester : VIII/ I

Waktu : 40 menit

Banyak Soal : 5 soal

Jenis Soal : Essay

Materi IndikatorNo.

Soal

Kategori

V VDR TV

Sistem

Persamaan

Linier Dua

Variabel

Menentukan himpunan

penyelesaian dari SPLDV

berturut-turut dengan metode,

grafik, substitusi, dan eliminasi.

Membuat model

matematika dari masalah yang

berkaitan dengan SPLDV.

Menyelesaikan model

matematika dari masalah yang

berkaitan dengan SPLDV.

1

2

3

4

5

Keterangan : V = Valid

VDR = Valid dengan Revisi

TV = Tidak Valid

Validator,

126

Page 127: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

( )

Lampiran 17. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II

TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH II

Mata pelajaran : Matematika

Pokok bahasan : Sistem Persamaan Linier Dua variabel

Kelas : VIII

Petunjuk Soal : 1. Tulis nama pada lembar jawaban anda

2. Baca soal dengan teliti dan jawab pertanyaan dengan

baik

3. Tidak diperbolehkan bekerja sama

2. Tentukan himpunan penyelesaian

sistem persamaan dibawah ini :

a. Dengan metode substitusi

b. Dengan metode eliminasi

2. Jumlah uang Andre ditambah 3 kali uang Budi adalah Rp. 32.500,00

sedangkan 2 kali uang Andre ditambah 4 kali uang Budi adalah Rp. 50.000,00.

Buatlah model matematikanya, kemudian tentukan masing-masing besar uang

Andre dan Budi.

127

Page 128: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

3. Harga 8 ekor kambing dan 3 ekor sapi adalah Rp. 3.000.000,00. Harga 6 ekor

kambing dan 4 ekor sapi adalah Rp. 3.650.000,00. Buatlah model

matematikanya, kemudian tentukan harga 3 ekor kambing dan 2 ekor sapi.

4. Harga dua pasang sepatu dan tiga pasang sandal adalah Rp. 90.000, sedangkan

harga tiga pasang sepatu dan empat pasang sandal adalah Rp. 130.000.

Berapakah harga sepasang sepatu dan dua pasang sandal?

5. Angga membeli sebuah spidol dan sebuah pulpen dengan uang Rp. 10.000,

kemudian ia menerima uang kembalian sebesar Rp. 4.500. Sedangkan Anggi

membayar Rp. 14.000 untuk tiga buah spidol dan dua buah pulpen. Berapakah

harga spidol dan juga harga pulpen?

128

Page 129: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Lampiran 18. Alternatif Penyelesaian Pemecahan Masalah II

ALTERNATIF PENYELESAIAN TES KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH II

1. a. ● Memahami masalah

Diketahui : Persamaan

Ditanya : Tentukan HP dengan metode substitusi

● Merencanakan pemecahan masalah

- Mencari nilai y dari persamaan 1

- substitusikan ke persamaan II

- substitusikan nilai x dan y ke persamaan baru

● Melaksanakan pemecahan masalah

Substitusikan nilai ke persamaan 7x – 2y = 14

129

Page 130: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Masukkan nilai ke persamaan , sehingga diperoleh :

Jadi, himpunan penyelesaian dari persamaan diatas adalah

● Memeriksa hasil

Periksa kemabali langkah-langkah penyelesaian sehingga hasil diperoleh

dengan benar.

b. ● Memahami masalah

Diketahui : Persamaan

Ditanya : Tentukan HP dengan metode eliminasi

● Merencanakan pemecahan masalah

- mengeliminasi x pada persamaan 1 dan II dan didapat nilai y

- mengeliminasi y pada persamaan 1 dan II dan didapat nilai y

130

Page 131: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

● Melaksanakan pemecahan masalah

Jadi, himpunan penyelesaian dari persamaan tersebut adalah :

● Memeriksa hasil

Periksa kemabali langkah-langkah penyelesaian sehingga hasil diperoleh

dengan benar.

2. ● Memahami masalah

Diketahui : - Jumlah uang Andre ditambah 3 kali uang budi adalah

Rp.32500,00

- 2 kali uang Andre ditambah 4 kali uang Budi adalah

Rp.50000,00

Ditanya : Buatlah model matematikanya, kemudian tentukan besar

uang Andre dan Budi masing-masing

131

Page 132: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

● Merencanakan pemecahan masalah

Misalkan : Uang Andre = x

Uang Budi = y

Buat model matematikanya

● Melaksanakan pemecahan masalah

Model matematikanya adalah :

Untuk memperoleh nilai x, Substitusikan nilai y = 7500 ke persamaan

, maka :

Karena besar uang Andre = x dan besar uang Budi = y. maka besar

uang andre = Rp.1dan besar uang Budi = Rp. 7500

● Memeriksa Hasil

Periksa kemabali langkah-langkah penyelesaian sehingga hasil

diperoleh dengan benar.

3. ● Memahami masalah

Diketahui : - harga 8 ekor kambing dan 3 ekor sapi adalah

Rp.3.000.000,00

- harga 6 ekor kambing dan 4 ekor sapi adalah

3.650.000,00

Ditanya : buatlah model matematikanya, kemudian tentukan harga

3 ekor kambing dan 2 ekor sapi ?

● Merencanakan pemecahan masalah

Misalkan : Harga kambing = x

132

Page 133: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Harga sapi = y

Buat modelnya

Berapa harga 3 ekor kambing

Berapa harga 2 ekor sapi

● Melaksanakan pemecahan masalah

Model matematikanya adalah :

Untuk memperoleh nilai y, substitusikan nilai x = 75000 ke persamaan

, maka :

Harga kambing = x, dan harga sapi = y; Jadi,

● harga 3 ekor kambing = 3 ( 75000 ) = Rp. 225000,00

● harga 2 ekor sapi = 2 ( 800000 ) = Rp. 1600000,00

Jadi, harga 3 ekor kambing dan 2 ekor sapi adalah :

Rp 225000 + Rp. 1600.000 = Rp. 1.825.000,00

● Memeriksa Hasil

Periksa kemabali langkah-langkah penyelesaian sehingga hasil diperoleh

dengan benar.

4. ● Memahami masalah

Diketahui : Harga 2 pasang sepatu dan 3 pasang sandal = Rp. 90.000

Harga 3 pasang sepatu dan 4 pasang sandal = Rp. 130.000

Ditanya : Harga sepasang sepatu dan 2 pasang sandal?

133

Page 134: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

● Merencanakan pemecahan masalah

- Misal : harga sepasang sepatu =

harga sepasang sandal =

- buat model matematikanya

- eliminasikan dan substitusikan

● Melaksanakan pemecahan masalah

Model matematikanya:

x 3

x 2

disubstitusikan ke persamaan 2

Jadi, harga sepasang sepatu dan 2 pasang sandal adalah Rp.50.000

30.000 + 2(10.0000) = 50.000

● Memeriksa hasil

Periksa kemabali langkah-langkah penyelesaian sehingga hasil diperoleh

dengan benar.

5. ● Memahami masalah

Diketahui : Harga 1 spidol dan 1 pulpen = Rp. 10.000 - Rp.4.500 =

Rp.5.500

Harga 3 spidol dan 2 pulpen = Rp. 14.000

Ditanya : Harga spidol dan harga pulpen?

● Merencanakan pemecahan masalah

- Misal : harga sepidol =

harga pulpen =

134

Page 135: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

- buat model matematikanya

- eliminasikan dan substitusikan

● Melaksanakan pemecahan masalah

Model matematikanya:

x 2

x 1

disubstitusikan ke persamaan 1

Jadi, harga spidol adalah Rp. 3.000 dan harga pulpen adalah Rp. 2.500

● Memeriksa hasil

Periksa kemabali langkah-langkah penyelesaian sehingga hasil diperoleh

dengan benar.

Lampiran 19. Teknik Penskoran Pemecahan Masalah

TEKNIK PENSKORAN PEMECAHAN MASALAH

No.

SoalKriteria Penyelesaian Bobot

Skor

Maksimal

1 Tidak menuliskan jawaban sama sekali

Memahami masalah: menuliskan apa yang

diketahui, ditanya, menyatakan kembali

masalah asli dalam bentuk yang operasional

Merencanakan pemecahan masalah: menyusun

prosedur penyelesaian, membuat pola / aturan

Menyelesaikan masalah: menjalankan prosedur

0

1-5

6-10

11-15

20

135

Page 136: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

yang telah dibuat

Memeriksa kembali hasil penyelesaian: dapat

menyimpulkan hasil jawaban dari masalah

16-20

2

Tidak menuliskan jawaban sama sekali

Memahami masalah: menuliskan apa yang

diketahui, ditanya, menyatakan kembali

masalah asli dalam bentuk yang operasional

Merencanakan pemecahan masalah: menyusun

prosedur penyelesaian, membuat pola / aturan

Menyelesaikan masalah: menjalankan prosedur

yang telah dibuat

Memeriksa kembali hasil penyelesaian: dapat

menyimpulkan hasil jawaban dari masalah

0

1-5

6-10

11-15

16-20

20

3

Tidak menuliskan jawaban sama sekali

Memahami masalah: menuliskan apa yang

diketahui, ditanya, menyatakan kembali

masalah asli dalam bentuk yang operasional

Merencanakan pemecahan masalah: menyusun

prosedur penyelesaian, membuat pola / aturan

Menyelesaikan masalah: menjalankan prosedur

yang telah dibuat

Memeriksa kembali hasil penyelesaian: dapat

menyimpulkan hasil jawaban dari masalah

0

1-5

6-10

11-15

16-20

20

4 Tidak menuliskan jawaban sama sekali

Memahami masalah: menuliskan apa yang

diketahui, ditanya, menyatakan kembali

masalah asli dalam bentuk yang operasional

Merencanakan pemecahan masalah: menyusun

prosedur penyelesaian, membuat pola / aturan

Menyelesaikan masalah: menjalankan prosedur

yang telah dibuat

0

1-5

6-10

11-15

20

136

Page 137: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Memeriksa kembali hasil penyelesaian: dapat

menyimpulkan hasil jawaban dari masalah

16-20

5

Tidak menuliskan jawaban sama sekali

Memahami masalah: menuliskan apa yang

diketahui, ditanya, menyatakan kembali

masalah asli dalam bentuk yang operasional

Merencanakan pemecahan masalah: menyusun

prosedur penyelesaian, membuat pola / aturan

Menyelesaikan masalah: menjalankan prosedur

yang telah dibuat

Memeriksa kembali hasil penyelesaian: dapat

menyimpulkan hasil jawaban dari masalah

0

1-5

6-10

11-15

16-20

20

Lampiran 20. Skor Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Setiap

Siklus

SKOR KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

SISWA SETIAP SIKLUS

Nama Tes Diagnostik Siklus I Siklus II

S-1 73 80 85S-2 65 70 75S-3 64 75 85S-4 81 90 92S-5 71 80 89S-6 55 65 80S-7 65 70 84S-8 72 79 89S-9 63 80 85S-10 80 89 92S-11 54 75 84

137

Page 138: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

S-12 50 60 64S-13 60 85 90S-14 54 64 79S-15 74 79 89S-16 54 64 79S-17 84 92 94S-18 60 75 84S-19 54 77 85S-20 72 54 80S-21 50 70 75S-22 85 89 94S-23 44 65 75S-24 54 50 64S-25 64 79 85S-26 50 64 70S-27 82 75 79S-28 73 65 70S-29 54 64 77S-30 64 85 90S-31 54 60 64S-32 67 54 75S-33 50 80 85S-34 64 54 64

Lampiran 21. Analisis Hasil Evaluasi Tes Diagnostik

ANALISIS HASIL EVALUASI TES DIAGNOSTIK

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Bentuk Aljabar

Kelas/ Semester : VIII/ I

Kode Siswa

Butir Soal Skor % Ketercapaian

Tuntas Tingkat Penguasaan

Siswa1 2 3 4 5 Ya Tidak

S-1 17 15 17 14 10 73 73% √ - sedangS-2 18 17 16 6 8 65 65% √ - sedangS-3 18 16 14 12 4 64 63% - √ rendahS-4 17 18 16 16 14 81 81% √ - tinggiS-5 17 17 16 16 5 71 71% √ - sedangS-6 18 10 10 10 7 55 55% - √ rendahS-7 16 18 16 9 6 65 65% √ - sedangS-8 18 18 16 10 10 72 72% √ - sedang

138

Page 139: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

S-9 17 16 16 10 4 63 63% - √ rendahS-10 18 18 18 14 12 80 80% √ - tinggiS-11 17 12 10 14 8 54 54% - √ sangat rendahS-12 18 10 7 8 7 50 50% - √ sangat rendahS-13 17 16 10 10 7 60 60% - √ rendahS-14 18 10 10 10 6 54 54% - √ sangat rendahS-15 20 16 14 14 10 74 74% √ - sedangS-16 17 12 14 10 8 54 54% - √ sangat rendahS-17 18 16 17 17 16 84 84% √ - tinggiS-18 17 16 10 7 10 60 60% - √ rendahS-19 17 12 14 10 8 54 54% - √ sangat rendahS-20 18 18 16 10 10 72 72% √ - sedangS-21 18 10 7 7 8 50 50% - √ sangat rendahS-22 20 17 17 15 16 85 85% √ - tinggiS-23 16 7 8 6 7 44 44% - √ sangat rendahS-24 18 10 10 6 10 54 54% - √ sangat rendahS-25 18 16 16 8 6 64 64% - √ rendahS-26 16 12 8 6 8 50 50% - √ sangat rendahS-27 18 18 18 10 10 82 82% √ - tinggiS-28 16 15 16 14 12 73 73% √ - sedangS-29 17 14 12 8 10 54 54% - √ sangat rendahS-30 18 14 14 10 8 64 64% - √ rendahS-31 17 14 12 8 10 54 54% - √ sangat rendahS-32 18 16 16 13 4 67 67% √ - sedangS-33 16 12 8 8 6 50 50% - √ sangat rendahS-34 16 16 14 14 6 64 64% - √ rendah

Jumlah Siswa yang tuntas : 14 orang

Jumlah Siswa yang tidak tuntas : 20 orang

Persentase Ketuntasan Klasikal (DSK)

Persentase yang tidak tuntas

Dengan skor rata-rata kelas mencapai 63,6

Siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar merupakan siswa yang

memiliki tingkat kemampuan pemecahan masalah adalah rendah dan sangat

rendah.

Tingkat Kemampuan siswa

Sangat Tinggi (Nilai A) : -

Tinggi (Nilai B) : 5 orang

Sedang (Nilai C) : 9 orang

139

Page 140: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Rendah (Nilai D) : 8 orang

Sangat Rendah (Nilai E) : 12 orang

Lampiran 22. Analisis Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I

ANALISIS HASIL TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH I

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linier Dua Variabel

Kelas/ Semester : VIII/ I

Kode Siswa

Butir Soal Skor % Ketercapaian

Tuntas Tingkat Penguasaan

Siswa1 2 3 4 5 Ya Tidak

S-1 18 18 18 12 14 80 80% √ - tinggiS-2 16 16 14 16 8 70 70% √ - sedangS-3 18 16 15 14 12 75 75% √ - sedangS-4 29 18 18 18 16 90 90% √ - sangat tinggiS-5 18 20 16 12 14 80 80% √ - tinggiS-6 18 18 16 9 8 65 65% √ - sedangS-7 16 14 16 8 16 70 70% √ - sedangS-8 20 18 15 12 14 79 79% √ - sedang

140

Page 141: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

S-9 18 16 16 14 16 80 80% √ - tinggiS-10 20 18 17 18 16 89 89% √ - tinggiS-11 18 16 15 12 14 75 75% √ - sedangS-12 17 16 10 10 7 60 60% - √ rendahS-13 20 17 17 16 15 85 85% √ - tinggiS-14 16 14 14 12 8 64 64% - √ rendahS-15 18 18 16 12 15 79 79% √ - sedangS-16 16 16 14 12 6 64 64% - √ rendahS-17 20 18 18 18 18 92 92% √ - sangat tinggiS-18 18 16 15 14 12 75 75% √ - sedangS-19 18 18 10 16 15 77 77% √ - sedangS-20 14 12 10 10 8 54 54% - √ sangat rendahS-21 16 16 16 8 14 70 70% √ - sedangS-22 20 18 18 17 16 89 89% √ - tinggiS-23 18 16 16 9 8 65 65% √ - sedangS-24 16 10 8 8 8 50 50% - √ sangat rendahS-25 18 18 16 12 15 79 79% √ - sedangS-26 16 14 14 12 8 64 64% - √ rendahS-27 16 18 12 15 14 75 75% √ - sedangS-28 16 18 8 16 9 65 65% √ - sedangS-29 16 16 10 14 8 64 64% - √ rendahS-30 20 17 17 15 16 85 85% √ - tinggiS-31 16 16 10 10 8 60 60% - √ rendahS-32 16 10 12 6 10 54 54% - √ sangat rendahS-33 20 16 16 12 16 80 80% √ - tinggiS-34 14 12 10 8 10 54 54% - √ sangat rendah

Jumlah Siswa yang tuntas : 24 orang

Jumlah Siswa yang tidak tuntas : 10 orang

Persentase Ketuntasan Klasikal (DSK)

Persentase yang tidak tuntas

Dengan skor rata-rata kelas mencapai 72,3

Siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar merupakan siswa yang

memiliki tingkat kemampuan pemecahan masalah adalah rendah dan sangat

rendah.

Tingkat Kemampuan siswa

Sangat Tinggi (Nilai A) : 2 orang

Tinggi (Nilai B) : 8 orang

Sedang (Nilai C) : 14 orang

141

Page 142: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Rendah (Nilai D) : 6 orang

Sangat Rendah (Nilai E) : 4 orang

Lampiran 23. Analisis Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II

ANALISIS HASIL TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH II

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linier Dua variabel

Kelas/ Semester : VIII/ I

Kode Siswa

Butir Soal Skor % Ketercapaian

Tuntas Tingkat Penguasaan

Siswa1 2 3 4 5 Ya Tidak

S-1 20 17 17 15 16 85 85% √ - tinggiS-2 18 16 14 12 15 75 75% √ - sedangS-3 18 18 17 16 16 85 85% √ - tinggiS-4 20 18 18 20 16 92 92% √ - sangat tinggiS-5 18 20 18 16 17 89 89% √ - tinggiS-6 18 16 16 16 14 80 80% √ - tinggiS-7 18 18 17 15 16 84 84% √ - tinggiS-8 20 18 18 17 16 89 89% √ - tinggiS-9 20 17 17 15 16 85 85% √ - tinggi

142

Page 143: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

S-10 20 20 18 18 16 92 92% √ - sangat tinggiS-11 18 18 16 16 16 84 84% √ - tinggiS-12 6 12 14 16 16 64 64% - √ rendahS-13 20 18 18 18 16 90 90% √ - sangat tinggiS-14 18 18 16 12 15 79 79% √ - sedangS-15 20 18 18 16 17 89 89% √ - tinggiS-16 18 16 12 18 15 79 79% √ - sedangS-17 20 18 20 20 16 94 94% √ - sangat tinggiS-18 20 17 16 15 16 84 84% √ - tinggiS-19 18 18 16 17 16 85 85% √ - tinggiS-20 18 16 16 14 16 80 80% √ - tinggiS-21 18 16 15 14 12 75 75% √ - sedangS-22 20 20 18 20 16 94 94% √ - sangat tinggiS-23 16 18 14 12 15 75 75% √ - sedangS-24 8 12 14 12 18 64 64% - √ rendahS-25 20 17 17 15 16 85 85% √ - tinggiS-26 16 16 14 8 16 70 70% √ - sedangS-27 18 18 12 16 15 79 79% √ - sedangS-28 16 16 16 14 8 70 70% √ - sedangS-29 18 18 10 16 15 77 77% √ - sedangS-30 20 18 18 18 16 90 90% √ - sangat tinggiS-31 16 16 14 10 8 64 64% - √ rendahS-32 18 16 15 14 12 75 75% √ - sedangS-33 20 17 17 16 15 85 85% √ - tinggiS-34 16 16 14 10 8 64 64% - √ rendah

Jumlah Siswa yang tuntas : 30 orang

Jumlah Siswa yang tidak tuntas : 4 orang

Persentase Ketuntasan Klasikal (DSK)

Persentase yang tidak tuntas

Dengan skor rata-rata kelas mencapai 80,9

Siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar merupakan siswa yang

memiliki tingkat kemampuan pemecahan masalah adalah rendah dan sangat

rendah.

Tingkat Kemampuan siswa

Sangat Tinggi (Nilai A) : 6 orang

Tinggi (Nilai B) : 14 orang

Sedang (Nilai C) : 10 orang

Rendah (Nilai D) : 4 orang

143

Page 144: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Sangat Rendah (Nilai E) : -

Lampiran 24 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU

DALAM PEMBELAJARAN SIKLUS I

(Pertemuan I)

Nama Sekolah : SMP Nurhasanah Medan

Kelas : VIII

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linier Dua Variabel

Petenjuk : Berilah nilai 1,2,3 dan 4 menurut pengamatan anda

terhadap kemampuan guru (peneliti) dalam menerapkan

model pembelajaran yang digunakan!

Skor 1 = Kurang baik; Skor 2 = Cukup baik; Skor 3 =

Baik dan Skor 4 = Sangat baik

Kegiatan GuruSkor Total Skor

1 2 3 4

144

Page 145: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Fase 1: Orientasi siswa pada masalah.

Menginformasikan tujuan pembelajaran

Menjelaskan logistik yang dibutuhkan.

Menyajikan permasalahan dengan pertanyaan

sesuai dengan rencana pembelajaran.

Memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam

pemecahan masalah

Fase 2 : Mengorganisasikan siswa untuk belajar.

Memfasilitas siswa dan mengemukakan ide-idenya

untuk membantu medefenisikan dan mengorganisasikan

tugas belajar yang berhubungan dengan permasalahan.

Memberikan penugasan tugas belajar yang behubungan

dengan permasalahan.

Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok belajar.

Fase 3: Membimbing penyelidikan individu maupun

kelompok.

Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi.

Membimbing siswa dalam melakukan penyelidikan

sampai siswa dapat melihat fenomena dan mendapatkan

data pengamatan.

Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

Membimbing siswa dan menyiapkan laporan hasil

penyelidikan.

Memfasilitas siswa untuk melakukan persentasi

laporan penyelidikan.

Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan

masalah.

Membimbing siswa untuk berdiskusi dan

melakukan tanya jawab tentang hasil penyelidikan yang

telah diperoleh.

Memberikan koreksi atau penguatan tentang konsep

145

Page 146: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

yang dipelajari.

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang pembelajaran yang dilaksanakan.

Membimbing siswa untuk melakukan refleksif.

Medan, November 2010 Observer,

( )

Lampiran 25

LEMBAR OBSERVASI SISWA SIKLUS I

(Pertemuan I)

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linier Dua Variabel

Sub Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linier Dua Variabel

Kelas/Semester : VIII SMP Nurhasanah Medan

A. TUJUAN

Tujuan penggunaan instrumen/lembar observasi ini adalah untuk mengukur

kemampuan siswa dalam proses pembelajaran berlangsung.

B. PETUNJUK

1. Objek penilaian/pengamatan adalah perilaku guru dalam pelaksanaan

pembelajaran di kelas.

2. Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian, dengan cara memberi tanda cek

(√) pada lajur yang tersedia.

146

Page 147: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

3. Makna angka skala penilaian adalah 1 (kurang); 2 (cukup); 3

(baik); dan 4 (sangat baik).

No. Aspek Yang DinilaiSkala penilaian

1 2 3 4

1. A. Masalah yang berada pada awal pembelajaran

1. Kemampuan siswa berkomunikasi (bertanya dan

menyampaikan ide-ide)

2. Kemampuan siswa memahami dan memecahkan

masalah

3. Memahami masalah, dalam hal ini menuliskan apa

yang diketahui dan apa yang ditanya

4. Merencanakan pemecahan masalah, dalam hal ini

menemukan pola yang cocok dengan soal

5. Melaksanakan pemecahan masalah, dalam hal ini

mengaitkan, menyusun, dan menetapkan konsep

yang dipelajari untuk menyelesaikan soal

6. Memeriksa kembali hasil yang diperoleh

2. B. Sosiokultural

1. Antusias siswa dalam menyampaikan ide,

pendapat, dan argumentasi

2. Kekompakkan anggota kelompok

3. Partisipasi anggota kelompok

4. Antusias mengerjakan secara berkelompok

3. C. Mengatasi kesulitan

1. Antusias dalam mengatasi kesulitan dengan

bertanya kepada guru maupun teman

2. Bantuan sesuai dengan kesulitan yang dihadapi

3. Memperoleh dorongan, peringatan maupun

petunjuk dalam memecahkan masalah

4. D. Penyajian/Presentasi hasil kerja

147

Page 148: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

1. Menyajikan hasil kerja kelompok

2. Kelompok lain menanggapi dan mengajukan

pertanyaan.

Medan, November 2010

Penilai

( )

Lampiran 26LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU

DALAM PEMBELAJARAN SIKLUS I

(Pertemuan II)

Nama Sekolah : SMP Nurhasanah Medan

Kelas : VIII

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linier Dua Variabel

Petenjuk : Berilah nilai 1,2,3 dan 4 menurut pengamatan anda

terhadap kemampuan guru (peneliti) dalam menerapkan

model pembelajaran yang digunakan!

Skor 1 = Kurang baik; Skor 2 = Cukup baik; Skor 3 =

Baik dan Skor 4 = Sangat baik

Kegiatan GuruSkor Total Skor

1 2 3 4

Fase 1: Orientasi siswa pada masalah.

148

Page 149: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Menginformasikan tujuan pembelajaran

Menjelaskan logistik yang dibutuhkan.

Menyajikan permasalahan dengan pertanyaan

sesuai dengan rencana pembelajaran.

Memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam

pemecahan masalah

Fase 2 : Mengorganisasikan siswa untuk belajar.

Memfasilitas siswa dan mengemukakan ide-idenya

untuk membantu medefenisikan dan mengorganisasikan

tugas belajar yang berhubungan dengan permasalahan.

Memberikan penugasan tugas belajar yang behubungan

dengan permasalahan.

Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok belajar.

Fase 3: Membimbing penyelidikan individu maupun

kelompok.

Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi.

Membimbing siswa dalam melakukan penyelidikan

sampai siswa dapat melihat fenomena dan mendapatkan

data pengamatan.

Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

Membimbing siswa dan menyiapkan laporan hasil

penyelidikan.

Memfasilitas siswa untuk melakukan persentasi

laporan penyelidikan.

Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan

masalah.

Membimbing siswa untuk berdiskusi dan

melakukan tanya jawab tentang hasil penyelidikan yang

telah diperoleh.

Memberikan koreksi atau penguatan tentang konsep

yang dipelajari.

149

Page 150: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang pembelajaran yang dilaksanakan.

Membimbing siswa untuk melakukan refleksif.

Medan, November 2010Observer,

( )

Lampiran 27

LEMBAR OBSERVASI SISWA SIKLUS I

(Pertemuan II)

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linier Dua Variabel

Sub Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linier Dua Variabel

Kelas/Semester : VIII SMP Nurhasanah Medan

A. TUJUAN

Tujuan penggunaan instrumen/lembar observasi ini adalah untuk mengukur

kemampuan siswa dalam proses pembelajaran berlangsung.

B. PETUNJUK

1. Objek penilaian/pengamatan adalah perilaku guru dalam pelaksanaan

pembelajaran di kelas.

2. Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian, dengan cara memberi tanda cek (√)

pada lajur yang tersedia.

150

Page 151: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

3. Makna angka skala penilaian adalah 1 (kurang); 2 (cukup); 3 (baik); dan 4

(sangat baik).

No. Aspek Yang DinilaiSkala penilaian

1 2 3 4

1. A. Masalah yang berada pada awal pembelajaran

1. Kemampuan siswa berkomunikasi (bertanya dan

menyampaikan ide-ide)

2. Kemampuan siswa memahami dan memecahkan

masalah

3. Memahami masalah, dalam hal ini menuliskan apa

yang diketahui dan apa yang ditanya

4. Merencanakan pemecahan masalah, dalam hal ini

menemukan pola yang cocok dengan soal

5. Melaksanakan pemecahan masalah, dalam hal ini

mengaitkan, menyusun, dan menetapkan konsep

yang dipelajari untuk menyelesaikan soal

6. Memeriksa kembali hasil yang diperoleh

2. B. Sosiokultural

1. Antusias siswa dalam menyampaikan ide,

pendapat, dan argumentasi

2. Kekompakkan anggota kelompok

3. Partisipasi anggota kelompok

4. Antusias mengerjakan secara berkelompok

3. C. Mengatasi kesulitan

1. Antusias dalam mengatasi kesulitan dengan

bertanya kepada guru maupun teman

2. Bantuan sesuai dengan kesulitan yang dihadapi

3. Memperoleh dorongan, peringatan maupun

petunjuk dalam memecahkan masalah

4. D. Penyajian/Presentasi hasil kerja

151

Page 152: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

1. Menyajikan hasil kerja kelompok

2. Kelompok lain menanggapi dan mengajukan

pertanyaan.

Medan, November 2010

Penilai

( )

Lampiran 28LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU

DALAM PEMBELAJARAN SIKLUS II

(Pertemuan I)

Nama Sekolah : SMP Nurhasanah Medan

Kelas : VIII

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linier Dua Variabel

Petenjuk : Berilah nilai 1,2,3 dan 4 menurut pengamatan anda

terhadap kemampuan guru (peneliti) dalam menerapkan

model pembelajaran yang digunakan!

Skor 1 = Kurang baik; Skor 2 = Cukup baik; Skor 3 =

Baik dan Skor 4 = Sangat baik

Kegiatan GuruSkor Total Skor

1 2 3 4

Fase 1: Orientasi siswa pada masalah.

Menginformasikan tujuan pembelajaran

152

Page 153: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Menjelaskan logistik yang dibutuhkan.

Menyajikan permasalahan dengan pertanyaan

sesuai dengan rencana pembelajaran.

Memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam

pemecahan masalah

Fase 2 : Mengorganisasikan siswa untuk belajar.

Memfasilitas siswa dan mengemukakan ide-idenya

untuk membantu medefenisikan dan mengorganisasikan

tugas belajar yang berhubungan dengan permasalahan.

Memberikan penugasan tugas belajar yang behubungan

dengan permasalahan.

Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok belajar.

Fase 3: Membimbing penyelidikan individu maupun

kelompok.

Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi.

Membimbing siswa dalam melakukan penyelidikan

sampai siswa dapat melihat fenomena dan mendapatkan

data pengamatan.

Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

Membimbing siswa dan menyiapkan laporan hasil

penyelidikan.

Memfasilitas siswa untuk melakukan persentasi

laporan penyelidikan.

Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan

masalah.

Membimbing siswa untuk berdiskusi dan

melakukan tanya jawab tentang hasil penyelidikan yang

telah diperoleh.

Memberikan koreksi atau penguatan tentang konsep

yang dipelajari.

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

153

Page 154: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

bertanya tentang pembelajaran yang dilaksanakan.

Membimbing siswa untuk melakukan refleksif.

Medan, November 2010

Observer,

( )

Lampiran 29

LEMBAR OBSERVASI SISWA SIKLUS II

(Pertemuan I)

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linier Dua Variabel

Sub Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linier Dua Variabel

Kelas/Semester : VIII Nurhasanah Medan

A. TUJUAN

Tujuan penggunaan instrumen/lembar observasi ini adalah untuk mengukur

kemampuan siswa dalam proses pembelajaran berlangsung.

B. PETUNJUK

1. Objek penilaian/pengamatan adalah perilaku guru dalam pelaksanaan

pembelajaran di kelas.

2. Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian, dengan cara memberi tanda cek (√)

pada lajur yang tersedia.

3. Makna angka skala penilaian adalah 1 (kurang); 2 (cukup); 3 (baik); dan 4

(sangat baik).

154

Page 155: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

No. Aspek Yang DinilaiSkala penilaian

1 2 3 4

1. A. Masalah yang berada pada awal pembelajaran

1. Kemampuan siswa berkomunikasi (bertanya dan

menyampaikan ide-ide)

2. Kemampuan siswa memahami dan memecahkan

masalah

3. Memahami masalah, dalam hal ini menuliskan apa

yang diketahui dan apa yang ditanya

4. Merencanakan pemecahan masalah, dalam hal ini

menemukan pola yang cocok dengan soal

5. Melaksanakan pemecahan masalah, dalam hal ini

mengaitkan, menyusun, dan menetapkan konsep

yang dipelajari untuk menyelesaikan soal

6. Memeriksa kembali hasil yang diperoleh

2. B. Sosiokultural

1. Antusias siswa dalam menyampaikan ide,

pendapat, dan argumentasi

2. Kekompakkan anggota kelompok

3. Partisipasi anggota kelompok

4. Antusias mengerjakan secara berkelompok

3. C. Mengatasi kesulitan

1. Antusias dalam mengatasi kesulitan dengan

bertanya kepada guru maupun teman

2. Bantuan sesuai dengan kesulitan yang dihadapi

3. Memperoleh dorongan, peringatan maupun

petunjuk dalam memecahkan masalah

4. D. Penyajian/Presentasi hasil kerja

1. Menyajikan hasil kerja kelompok

2. Kelompok lain menanggapi dan mengajukan

155

Page 156: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

pertanyaan.

Medan, November 2010

Penilai

( )

Lampiran 30LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU

DALAM PEMBELAJARAN SIKLUS II

(Pertemuan II)

Nama Sekolah : SMP Nurhasanah Medan

Kelas : VIII

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linier Dua Variabel

Petenjuk : Berilah nilai 1,2,3 dan 4 menurut pengamatan anda

terhadap kemampuan guru (peneliti) dalam menerapkan

model pembelajaran yang digunakan!

Skor 1 = Kurang baik; Skor 2 = Cukup baik; Skor 3 =

Baik dan Skor 4 = Sangat baik

Kegiatan GuruSkor Total Skor

1 2 3 4

Fase 1: Orientasi siswa pada masalah.

Menginformasikan tujuan pembelajaran

Menjelaskan logistik yang dibutuhkan.

Menyajikan permasalahan dengan pertanyaan

156

Page 157: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

sesuai dengan rencana pembelajaran.

Memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam

pemecahan masalah

Fase 2 : Mengorganisasikan siswa untuk belajar.

Memfasilitas siswa dan mengemukakan ide-idenya

untuk membantu medefenisikan dan mengorganisasikan

tugas belajar yang berhubungan dengan permasalahan.

Memberikan penugasan tugas belajar yang behubungan

dengan permasalahan.

Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok belajar.

Fase 3: Membimbing penyelidikan individu maupun

kelompok.

Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi.

Membimbing siswa dalam melakukan penyelidikan

sampai siswa dapat melihat fenomena dan mendapatkan

data pengamatan.

Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

Membimbing siswa dan menyiapkan laporan hasil

penyelidikan.

Memfasilitas siswa untuk melakukan persentasi

laporan penyelidikan.

Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan

masalah.

Membimbing siswa untuk berdiskusi dan

melakukan tanya jawab tentang hasil penyelidikan yang

telah diperoleh.

Memberikan koreksi atau penguatan tentang konsep

yang dipelajari.

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang pembelajaran yang dilaksanakan.

157

Page 158: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Membimbing siswa untuk melakukan refleksif.

Medan, November 2010

Observer,

( )

Lampiran 31

LEMBAR OBSERVASI SISWA SIKLUS II

(Pertemuan II)

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linier Dua Variabel

Sub Pokok Bahasan : Sistem Persamaan Linier Dua Variabel

Kelas/Semester : VIII Nurhasanah Medan

A. TUJUAN

Tujuan penggunaan instrumen/lembar observasi ini adalah untuk mengukur

kemampuan siswa dalam proses pembelajaran berlangsung.

B. PETUNJUK

1. Objek penilaian/pengamatan adalah perilaku guru dalam pelaksanaan

pembelajaran di kelas.

2. Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian, dengan cara memberi tanda cek (√)

pada lajur yang tersedia.

3. Makna angka skala penilaian adalah 1 (kurang); 2 (cukup); 3 (baik); dan 4

(sangat baik).

No. Aspek Yang Dinilai Skala penilaian

158

Page 159: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

1 2 3 4

1. A. Masalah yang berada pada awal pembelajaran

1. Kemampuan siswa berkomunikasi (bertanya dan

menyampaikan ide-ide)

2. Kemampuan siswa memahami dan memecahkan

masalah

3. Memahami masalah, dalam hal ini menuliskan apa

yang diketahui dan apa yang ditanya

4. Merencanakan pemecahan masalah, dalam hal ini

menemukan pola yang cocok dengan soal

5. Melaksanakan pemecahan masalah, dalam hal ini

mengaitkan, menyusun, dan menetapkan konsep

yang dipelajari untuk menyelesaikan soal

6. Memeriksa kembali hasil yang diperoleh

2. B. Sosiokultural

1. Antusias siswa dalam menyampaikan ide,

pendapat, dan argumentasi

2. Kekompakkan anggota kelompok

3. Partisipasi anggota kelompok

4. Antusias mengerjakan secara berkelompok

3. C. Mengatasi kesulitan

1. Antusias dalam mengatasi kesulitan dengan

bertanya kepada guru maupun teman

2. Bantuan sesuai dengan kesulitan yang dihadapi

3. Memperoleh dorongan, peringatan maupun

petunjuk dalam memecahkan masalah

4. D. Penyajian/Presentasi hasil kerja

1. Menyajikan hasil kerja kelompok

2. Kelompok lain menanggapi dan mengajukan

pertanyaan.

159

Page 160: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Medan, November 2010

Penilai

( )

Lampiran 32. Daftar Nama Siswa Kelas VIII-1 SMP Nurhasanah Medan

DAFTAR NAMA SISWA KELAS VIII-1 SMP NURHASANAH MEDAN

NO NAMA SISWA JENIS KELAMIN1 Apriliani P2 Boby Irwansyah L3 Budy Dayana L4 Cahaya Lestari P5 Dila Arifah P6 Dimas Sapta Aditya L7 Dispa P8 Ega Bayu Samudra L9 Fajar Agung Pratama L10 Hajar Tika P11 Imam Taufik L12 Indah Yani P13 Irandika L14 Juwita Hati P15 Karoma Tri Pratiwi P16 Lisa Marlia Masyitoh P17 Marwan L18 Mahmud Ramadhani L19 M. Aris Naiche L20 M. Arafi L21 M. Fahrul Rozi Hsb L22 Mhd. Fajar Siddiq L23 Mhd. Rizki Al-Fajar L24 Mora Icham L

160

Page 161: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

25 Muhazir L26 Murni Rahma Wati P27 Nila Fatma Wati P28 Nurul Ulfa P29 Nur Rahma Trinawati P30 Rinaldi Ismail L31 Sri Wahyu Rasyida P32 Wilna Amelia P33 Windi Darma P34 Yeni Paradiba P

Lampiran 33. Daftar Nama Kelompok Belajar Kelas VIII-1 Siklus I

DAFTAR NAMA KELOMPOK BELAJAR KELAS VIII-1

SIKLUS I

KELOMPOK NAMA

I

- Apriliani- Budi Dayana- Lisa Marlia Masyitoh- Marwan- Mhd. Rizki Al-Fajar- Yeni Paradiba

II

- Dila Arifah- Dimas Sapta Aditya- Dispa- M. Aris Naiche- Nila Fatma Wati- Windi Darma

III

- Ega Bayu Samudra- Fajar Agung Pratama- Imam Taufik- M. Fahrul Rozi Hsb- Mhd. Fajar Siddiq- Murni Rahma Wati

IV

- Hajar Tika- Indah Yani- Irandika- M. Arafi- Nur Rahma Trinawati- Sri Wahyu Rasyidah

161

Page 162: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

V

- Boby Irwansyah- Cahaya Lestari- Muhazir- Rinaldi Ismail- Wilna Amelia

VI

- Juwita Hati- Karoma Tri Pratiwi- Mahmud Ramadhani- Mora Icham- Nurul Ulfa

Lampiran 34. Daftar Nama Kelompok Belajar Kelas VIII-1 Siklus II

DAFTAR NAMA KELOMPOK BELAJAR KELAS VIII-1

SIKLUS II

Kelompok Nama

I

- Cahaya Lestari- Imam Taufik- Mora Icham- Nur Rahma Trinawati

II

- Budy Dayana- Marwan- Murni Rahmawati- Yeni Paradiba

III

- Hajar Tika- M. Aris Naiche- Nurul Ulfa- Sri Wahyu Rasyidah

IV

- Indah Yani- Mahmud Ramadhani- Mhd. Fajar Siddiq- Mhd. Rizki Al-Fajar

V- Dispa- Irandika- M. Fahrul Rozi Hsb

VI

- Juwita Hati- Lisa Marlia Masyitoh- Nila Fatma wait- Rinaldi Ismail

VII - Apriliani

162

Page 163: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

- Dimas Sapta Aditya- M. Arafi- Muhazir

VIII- Boby Irwansyah- Karoma Tri Pratiwi- Windi Darma

IX

- Dila Arifa- Ega Bayu Samudra- Fajar Agung Pratama- Wilna Amelia

Lampiran 35. Dokumentasi Penelitian

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 1 : Pamplet Sekolah Tempat Peneliti Melakukan Penelitian

163

Page 164: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Gambar 2: Siswa kelas VIII-1 Sedang Mengerjakan Tes Diagnostik, Namun Sebelumnya Peneliti Memberikan Pengarahan Dalam Menyelesaikannya.

Gambar 3 : Peneliti Memperkenalkan Diri, Menyampaikan Tujuan Pembelajaran, dan Menyampaikan Model Pembelajaran

164

Page 165: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Gambar : Siswa Sedang Melakukan Penyelidikan.

G

Gambar 4 : Siswa sedang Melakukan Penyelidikan.

Gambar : Peneliti Sedang Membimbing Siswa yang Kurng Mengerti Melakukan Penyelidikan.

Gambar 5 : Peneliti Sedang Membimbing Siswa yang Kurang Mengerti Melakukan Penyelidikan

165

Page 166: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Gambar 6 : Observer sedang Mengamati Kegiatan Belajar-Mengajar Peneliti dan Siswa

Gambar 7 : Peneliti Sedang Membimbing Siswa untuk Mendiskusikan Hasil Penyelidikan yang Telah di Tuliskan Perwakilan Kelompok di Papan Tulis.

166

Page 167: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Gambar 8 : Peneliti Sedang Membimbing Siswa untuk Menyimpulkan Hasil Penyelidikan yang Telah di Tuliskan Perwakilan Kelompok di Papan Tulis.

Gambar 9 : Siswa Kelas VIII-1 Sedang Mengerjakan Tes Kemampuan Pemecahan Masalah, Kemudian Peneliti Menarik Hasil Kerja Siswa Dengan Pengawasan Pengamat.

167

Page 168: BAB I _ V SKRIPSI AQ ^_^

Gambar 10 : Peneliti sedang mewawancarai seorang siswa yang mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah dan aktivitas belajar

168