bab i timotius

Upload: timothius-aditya-priagung-prakoso

Post on 11-Oct-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangLingkungan di sekitar manusia banyak mengandung unsur yang bersifat patogen, seperti virus, bakteri, jamur, protozoa dan parasit yang dapat menyebabkan infeksi dan merusak jaringan tubuh manusia. Salah satu unsur patogen yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan menginfeksi tubuh manusia adalah bakteri Actinobasillus actinomycetemcomitans (Carranza, dkk. 2006). Bakteri Actinobasillus actinomycetemcomitans adalah bakteri gram-negatif, bersifat non-motile, patogen oportunistik yang berada di rongga mulut mamalia, dan dianggap sebagai penyebab utama penyakit periodontitis agresif. Bakteri ini bersifat agresif dalam merusak jaringan gingiva dan tulang alveolar. Perlu upaya untuk mencegah keparahan penyakit tersebut agar tidak menjadi semakin parah (Browm, 2009).Upaya untuk menghadapi benda asing yang bersifat patogen tersebut dan mencegah keparahan penyakit, tubuh manusia sebenarnya sudah dibekali sistem pertahanan untuk melindungi dirinya. Sistem pertahanan ini disebut sistem imun tubuh (Roitt, 2006). Sistem imun adalah kumpulan sel, jaringan, dan organ yang bekerja sama untuk mempertahankan tubuh dari benda asing yang bersifat patogen yang dapat merusak jaringan dan menginfeksi tubuh, seperti bakteri, parasit, jamur, protozoa dan virus. Tugas sistem imun tubuh adalah mencari dan menghancurkan benda asing yang bersifat patogen tersebut, sehingga tubuh tidak terinfeksi (Sherwood, 2002). Sistem imun seseorang dalam mempertahankan tubuh dari serangan unsur-unsur patogen tergantung pada kemampuan sistem imun untuk mengenali molekul-molekul asing atau antigen yang terdapat pada permukaan unsur patogen dan kemampuan untuk melakukan reaksi yang tepat untuk menyingkirkan atau menghancurkan antigen (Roitt, 2006). Semakin baik peran yang dilakukan oleh fungsi dan jumlah sel imunokompeten, semakin baik pula sistem pertahanan tubuh tersebut. Sistem imun juga dipengaruhi oleh host factor, meliputi kesehatan secara umum, usia, pengaruh hormonal, dan nutrisi (Nagoba, 2008). Keadaan di mana host factor tidak mendukung, dan menyebabkan fungsi dan jumlah sel imunokompeten tidak adekuat, maka tubuh akan mudah terserang benda asing yang bersifat patogen. Keadaan tersebut membutuhkan suatu zat yang dapat membantu menjaga dan meningkatkan sistem imun tubuh, yang sering disebut imunomodulator (Bratawijaya, 2006).Imunomodulator adalah suatu zat yang digunakan untuk memberikan efek pada sistem imun. Secara umum ada dua jenis imunomodulator menurut efeknya, yaitu imunostimulator dan imunosupresan. Kedua jenis imunomodulator ini memiliki fungsi meningkatkan respon imun dan membantu imun tubuh untuk melawan unsur patogen (Alamgir, 2010).Mahalnya obat-obatan seperti halnya juga obat imunomodulator sekarang ini menyebabkan banyak masyarakat yang membutuhkan tidak dapat menjangkaunya. Hal ini menyebabkan masyarakan yang mebutuhkan obat-obatan tersebut berfikir secara holistik dalam usaha mereka agar tubuh tetap sehat, seperti mengkonsumsi obat herbal. Banyak penelitian yang telah dilakukan mengenai pemanfaatan tumbuhan yang mengandung zat aktif seperti saponin dan flavonoid digunakan sebagai obat herbal (Roth, 2006). Salah satu tumbuhan yang dapat dijadikan bahan obat herbal adalah buah dari tanaman talok (Muningia calabura L) (Hutapea, 1994). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, buah talok memiliki kandungan saponin yang meiliki sifat imunomodulator (Prakosa, 2012).Berdasarkan hal tersebut dilakukan penelitian tentang potensi buah talok (Muningia calabura L) sebagai imunomodulator. Penelitian ini dilakukan melalui pengukuran aktivitas dan kapasitas sel makrofag peritoneum tikus jantan wistar yang diinduksi bakteri Actinobasillus actinomycetemcomitans.B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan suatu permaslaahan, yaitu bagaimana pengaruh ekstrak buah talok (Muningia calabura L) terhadap reaksi imun tikus jantan wistar yang diinduksi bakteri Actinobacillus actinomycetemcomitans.C. Tujuan Penelitian1. Tujuan UmumMengetahui pengaruh ekstrak buah talok (Muningia calabura L) terhadap reaksi imun tikus jantan wistar yang diinduksi bakteri Actinobacillus actinomycetemcomitans.

2. Tujuan KhususMengetahui berapa konsentrasi ekstrak buah talok (Muningia calabura L) yang memiliki efek imunomodulator melalui pengukuran aktivitas dan kapasitas fagosit sel makrofag peritoneum tikus jantan wistar yang diinduksi bakteri Actinobacillus actinomycetemcomitans.D. Manfaat Penelitian1. Manfaat Praktisa. Mengetahui potensi ekstrak buah talok sebagai obat alternatif imunomodulator melalui pengukuran aktivitas dan kapasitas fagosit sel makrofag peritoneum tikus jantan wistar yang diinduksi bakteri Actinobacillus actinomycetemcomitans.b. Memperkenalkan tanaman obat baru di Indonesia yaitu buah talok (Muningia calabura L) sebagai imunomodulator.c. Memberikan nilai tambah ekonomi pada penggunaan sumber daya hayati Indonesia.2. Manfaat Teoritisa. Memberikan informasi tentang penggunaan ekstrak buah talok (Muningia calabura L) sebagai imunomodulator yang diketahui dengan adanya aktivitas dan kapasitas sel makrofag peritoneum tikus jantan wistar.b. Dapat dijadikan dasar penelitian lebih lanjut mengenai potensi tanaman obat di Indonesia yang memiliki efek imunomodulator.

E. Keaslian PenelitianNo.Hasil Penelitian SebelumnyaPersamaanPerbedaan

1.

2.Judul : Uji Efek Imunomodulator Ekstrak Metanol Daun dan Kulit Batang Rhodamnia cinerea Jack Melalui Pengukuran Aktivitas dan Kapasitas Fagositosis Sel Makrofag Peritoneum Mencit yang Diinduksi Staphylococcus epidermidis secara In vitro.Peneliti : Ahmed Rizky FebriansyahDipublikasikan : -Tahun : 2009

Judul : Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Jeruk Nipis terhadap Julah IL-1 pada Gingiva Tikus Jantan Galur Wistar yang Diinduksi A. actinomycetemcomitansPeneliti : Adi Prasetyo, Ranny Rachmawati, Rissa SeptiDipublikasikan : -Tahun : 2012Uji efek imunomodulator.

Efek imunologiVariabel terikat : aktivitas dan kapasitas sel makrofag peritoneum tikus jantan wistar yang diinduksi bakteri Actinobacillus actinomycetemcomitans.

Variabel terikat : jumlah IL-1 pada gingiva tikus jantan galur wistar yang diinduksi A. actinomycetemcomitans.