bab i - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2442/5/09410096_bab_1.pdflingkungan...

9
BAB I PENDAIIULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan bantuan dari orang lain dalam kebutuhan bersosial. Tanpa bantuan dan dukungan dari orang lain dan lingkungan sosial maka manusia tidak mudah dalam melakukan penyesuaian sosial. Melakukan penyesuaian sosial yang baik bukanlah hal yang mudah. Akibatnya, banyak anak yang kurang dapat menyesuaikan diri, baik secara sosial maupun secara pribadi. Menurut Hurlock penyesuaian sosial sebagai keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompoknya pada khususnya. Orang dapat menyesuaikan diri dengan baik mempelajari berbagai keterampilan sosial seperti kemampuan untuk menjalin hubungan secara diplomatis dengan orang lain, baik terhadap teman maupun terhadap orang yang tidak dikenal sehingga sikap orang terhadap mereka menyenangkan. Sikap sosial yang menyenangkan misalnya bersedia membantu orang lain meskipun mereka sendiri mengalami kesulitan.l Kebutuhan untuk mencapai keberhasilan dalam penyesuaian sosial tentunya tidak terlepas dukungan sosial dari keluarga, khususnya dari orangtua. Sebagaimana Hurlock menyatakan bahwasanya untuk menjamin bahwa anak-anak mereka akan dapat melakukan penyesuaian sosial yang baik, mereka memberikan kesempatan yang baik kepada anak-anak mereka untuk menjalin kontak sosial tHurlock, B Elizabeth.l978. Perkembangan Anak (edisi keenam. Terjemahan oleh Meltasari & Muslichah. Jakarta: Erlangga. Hal 286-287 .

Upload: buicong

Post on 17-May-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2442/5/09410096_Bab_1.pdflingkungan tetangga, sekolah, dan teman-teman mempengaruhi perbendaharaan remaja saat harus memilih

BAB I

PENDAIIULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan bantuan dari

orang lain dalam kebutuhan bersosial. Tanpa bantuan dan dukungan dari orang

lain dan lingkungan sosial maka manusia tidak mudah dalam melakukan

penyesuaian sosial. Melakukan penyesuaian sosial yang baik bukanlah hal yang

mudah. Akibatnya, banyak anak yang kurang dapat menyesuaikan diri, baik

secara sosial maupun secara pribadi.

Menurut Hurlock penyesuaian sosial sebagai keberhasilan seseorang untuk

menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompoknya

pada khususnya. Orang dapat menyesuaikan diri dengan baik mempelajari

berbagai keterampilan sosial seperti kemampuan untuk menjalin hubungan secara

diplomatis dengan orang lain, baik terhadap teman maupun terhadap orang yang

tidak dikenal sehingga sikap orang terhadap mereka menyenangkan. Sikap sosial

yang menyenangkan misalnya bersedia membantu orang lain meskipun mereka

sendiri mengalami kesulitan.l

Kebutuhan untuk mencapai keberhasilan dalam penyesuaian sosial

tentunya tidak terlepas dukungan sosial dari keluarga, khususnya dari orangtua.

Sebagaimana Hurlock menyatakan bahwasanya untuk menjamin bahwa anak-anak

mereka akan dapat melakukan penyesuaian sosial yang baik, mereka memberikan

kesempatan yang baik kepada anak-anak mereka untuk menjalin kontak sosial

tHurlock, B Elizabeth.l978. Perkembangan Anak (edisi keenam. Terjemahan oleh Meltasari &

Muslichah. Jakarta: Erlangga. Hal 286-287 .

Page 2: BAB I - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2442/5/09410096_Bab_1.pdflingkungan tetangga, sekolah, dan teman-teman mempengaruhi perbendaharaan remaja saat harus memilih

dengan anak-anak yang lain, dan berusaha memotivasi mereka agar aktif secara

sosial, dengan harapan bahwa tindakan ini akan menimbulkan penyesuaian sosial

yang baik.2

Dalam kehidupan sehari-sehari manusia selalu berinteraksi dengan

sesam4 dan berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sehingga

kepribadian individu, kecakapan-kecakapannya, ciri-ciri kegiatannya menjadi

kepribadian individu yang sebenar- benarnya apabila keseluruhan sistem psycho-

phisic tersebut berhubungan dengan lingkungannya. Dalam menghadapi dunia

sekitar individu bersifat akti{ yakni berusaha menguasai, mempengaruhi dan

mengubah dalam batas-batas kemungkinannya. Dunia sekitar juga mempunyai

peranan terhadap individu, artiya melalui individu mempengaruhi individu,

tingkah laku, perbuatan, pikiran, sikap, perasaan, kemauan dan sebagainya.3

' Hubungan sosial antara sesama berkembang karena adanya dorongan rasa

ingin tahu terhadap segala sesuatu yang ada di dunia sekitarnya. Dalam

perkembangannya, setiap individu ingin mengetahui bagaimanakah eara

melakukan hubungan secara baik dan aman dengan dunia sekitamya, baik yang

bersifat fisik maupun sosial. Hubungan sosial berawal dari lingkungan rumah

sendiri kemudian berkembang ke lingkungan sekolah, dan di lanjutkan kepada

lingkungan yang lebih luas lagi, yaitu tempat berkumpulnya teman sebaya.a

santrock menjelaskan bahwa sikap orangtua juga berhubungan dengan

penyesuaian sosial remajapada teman sebaya (lingkungan). Pilihan orangtua atas

2tbid hal 296-287

'Abu Ahmadi. (2007). Psikologi Sosial. Jakarta: Penrbit Rineka Cipta. Hal: 48-49."Moh Ali, Moh Asrori. (2006). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: BumiAksara. Hal: 85

Page 3: BAB I - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2442/5/09410096_Bab_1.pdflingkungan tetangga, sekolah, dan teman-teman mempengaruhi perbendaharaan remaja saat harus memilih

lingkungan tetangga, sekolah, dan teman-teman mempengaruhi perbendaharaan

remaja saat harus memilih teman, seperti keputusan orangtua untuk dapat memilih

tinggal di lingkungan yang memiliki teman bermain, taman, dan organisasi

pemuda atau tinggal di lingkungan rumah yang berjauhan satu sama lain, jumlah

remaja sedikit, serta organisasi pemuda tidak berkembang dengan baik. Hal-hal

semacam itu merupakan faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan

penyesuaian sosial remaja.s

Apabila orangfua mampu mendukung secara penuh terhadap remaja agar

dapat melakukan penyesuaian sosial dengan bailq seperti mengajarkan pentingnya

bersilaturrahmi pada sanak keluarga atau kerabat, membiasakan untuk selalu

bersikap hormat dan menjamu setiap tamu yang datang, atau mengikutsertakan

remaja dalam kegiatan sosial, maka diharapkan remaja memiliki penyesuaian

sosial yang berkembang lebih baik daripada remaja yang kurang mendapatkan

dukungan sosial dari orangtua. Hal tersebut sesuai dengan pendapat parke yang

menjelaskan bahwa keterlibatan orangtua dalam kehidupan dan aldivitas sosial

anak biasanya ditunjukkan dengan menyiapkan event atau aeara sosial,

mengikutsertakan di berbagai kegiatan, seperti.olahraga, kesenian, musik dan

program pengembangan sosial dan skill lainnya.6

Dukungan sosial orangtua juga bisa ditu4iukkan dengan cara memberikan

contoh atau petunjuk kepada anak remaja mengenai cara-cara berhubungan

dengan teman sebaya, seperti yang dijelaskan oleh Santrock bahwa sesekali

Jsantrock, J. W. 2004.1dolescerrce: Perkembangan Remaja. Jakarta: Penerbit Erlangga .Hal.zzluParke, B. N. 2003. Girted Student in Reguler Classroom.Michigan: Wayne State University.Hal.

486

Page 4: BAB I - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2442/5/09410096_Bab_1.pdflingkungan tetangga, sekolah, dan teman-teman mempengaruhi perbendaharaan remaja saat harus memilih

orangtua perlu menyarankan beberapa strategi spesifik kepada remaja dengan

tujuan agar remaja mampu membangun hubungan sosial yang lebih positif,' ,,

Sekolah merupakan bagian dari pendidikan yang berperan sangat besar

dalam mempersiapkan generasi muda yang tangguh agar m{rmpu membangun

karakter diri sendiri serta bangsa dan'negaranya. Selain memperoleh bermacam-

macam ilmu pengetahuan di sekolah, siswa juga memperoleh pengalaman dalam

mengembangkan seluruh kecakapan dan kepribadiaanya. Sekolah juga bagian dari

lingkungan sosial siwa yang memiliki peran dalam mengembangkan proses

penyesuaian sosial siswa dalam berinterakasi dan bersosialisasi dengan individu

lain yang relatif sama

Belakangan ini banyak bermunculan program sekolah untuk

meningkatkan mutu pendidikan di lndonesi4 yang salah satunya adalah progrcm

ail<selerasi. Pembentukan program kelas akselerasi di setiap jenjang pendidikan

oleh Kementrian Pendidikan Nasional lndonesia, merupakan indikator bahwa

keberadaan anak-anak atau remaja dengan IQ superior dan bakat tertentu dapat

diakui oleh masyarakat. seperti yang tercantum dalam uU No. 20 tahun 2003

tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal 5 Ayat 4 bahwa setiap warga negara

yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh

pendidikan khusus.s

Menurut Hawadi, akselerasi adalah kemajuan yang diperoleh dalam

program pengajaran pada waktu yang lebih cepat atau dalam usia yang lebih muda

7 Santrock, J. W.2004. Op.cit. hlml.22lEDepartemen Pendidikan Nasioanal, Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar DanMenengah, Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Luar Biasa.2007. Penatalaksanaan PsikologiProgram Akselerasi. Jakarta. HaL l7

Page 5: BAB I - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2442/5/09410096_Bab_1.pdflingkungan tetangga, sekolah, dan teman-teman mempengaruhi perbendaharaan remaja saat harus memilih

dari pada usia konvensional. Tujuan dari program akselerasi adalah memberikan

pelayanan untuk anak berbakat secara intelektual agar dapat menyelesaikan,

pendidikan lebih awal. Program akselerasi ini dirancang khusus untuk mengasah

kemampuan intelektual sekaligus memberikan kematangan emosi dan

pemantaban spiritual.e

Menurut pandangan masyarakag siswa kelas akselerasi yang terdiri dari

anak-anak berbakat, adalah anak yang bahagi4 mudah dalam melakukan

penyesuain sosialo dan sempurna baik secara akademik dan lainnya. Hal ini

menumbuhkan mitos bahwa anak berbakai juga mudah melakukan penyesuaian

sosial. Padahal, menurut seorang guru salah satu sekolah menengah di Jakarta

bahwa anak dari kelas akselerasi memiliki pergaulan yang lebih terbatas daripada

anak dari kelas umum karena berada dalam satu ruangan dengan teman dan guru

yang sama. Guru menjadi khawtir jika percepatan belajar menimbulkan dampak

negatif di kemudian hari, karena masa remaja dan bermain anak-anak tersebut

terenggut.lo

Usia Sekolah Menengah Atas yang masuk dalam tahap remaja merupakan

masa-masa yang rentan terjadi masalah dalam penyesuaian sosial. Masa remaja

adalah masa dalam pencarian identitas, sehingga remaja akan selalu mengadakan

percobaan dalam segala hal untuk mengetahui arah minat dan bakatnya serta agar

dapat diterima di lingkungan sosial, terutama di kalangan teman-teman sebaya.

Kemampuan penyesuaian sosial menjadi semakin penting dan krusial ketika

eSyamril, R. J., dan Irwan, N. 2008. Pengaruh Pelatihan Kecerdasan Emosi TerhadapKehampilanSosial Siswa Akselerasi. Jakarta: Pusat Keberbekatan Fakultas Psikologi UI. GiftedReview.Jurnal Kerbekatan dan Kreativitas, Vol 2. No l. Hal 13

'otbid. hlm-13

Page 6: BAB I - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2442/5/09410096_Bab_1.pdflingkungan tetangga, sekolah, dan teman-teman mempengaruhi perbendaharaan remaja saat harus memilih

seorang anak mulai menginjak masa remaja. Hal ini karena pada masa remaja

individu sudah memasuki dunia pergaulan yang lebih luas, dan saat itulah

pengaruh teman-teman dan lingkunag sosial akan sangat menentukan. Kegagalan

remaja dalam menguasai penyesuaian soSial akan menyebabkan kesulitan

penyesuaian diri dengan lingkungan'sekitarnya, sehingga dapat menimbulakan

rasa rendah diri, dikucilkan dari pergaulan, cenderung berperilaku yang kurang

normative (misalnya asosial ataupun anti sosial), dan bahkan dalam

perkembangan yang lebih ekstrim bisa menyebabkan terjadinya gangguan jiwa"

kenakalan remaja" tindakan kriminal, tindakan kekersan, dsb.

Berdasarkan karak;teristik masa remaja yang berada pada tahap masa

transisi dalam penyesuaian dengan lingkungan baru, maka dukungan dari

lingkungan sekitar terutama dari orangtua dalam mengajarkan sosialisasi kepada

rbmaja dapat memiliki pengaruh penting pada perkembangan penyesuaian sosial

remaja tersebut. Keluarga (khususnya orangtua) adalah salah satu agen sosialisasi

yang paling berpengaruh pada remaj4 karena keluarga merupakan lingkungan

sosial pertama dan utamayang didapatkan oleh seorang anak. Melalui keluarg4

anak akan belajar tentang pola-pola perilaku yang sesuai dengan aturan sosial dan

pola perilaku yang tidak sesuai, karena setelah masa pubertas remaja lingkungan

(teman) baru serta noram-nonna yang belum pemah diketahui. Penelitian di Eropa

dan Amerika mengahasilkan data bahwa remaja yang kurang menghabiskan

waktu dengan keluarga (kurang memiliki kedekatan dengan keluarga), seiring

Page 7: BAB I - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2442/5/09410096_Bab_1.pdflingkungan tetangga, sekolah, dan teman-teman mempengaruhi perbendaharaan remaja saat harus memilih

berjalannya waktu dapat menumbuhkan sifat individualistik dari pada kolektifistik

pada remaja tersebut.l 1

Orangtua memiliki kontribusi ylng besar memberikan dukungan sosial

kepada anak-anakny4 termasuk memberikan dukungan sosial kepada anak ketika

anak berada jauh dengan orangtua. Penelitian mengenai dukungan sosial orangtua

pernah dilakukan oleh Irmiwati Dwi Febrianti pada tahun 2009 dengan judul

penelitian Hubungan antara Dukungan Sosial Orangtua dengan Profuastinasi

Akademik dalam Menyelesoikan Skripsi pada Mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas Diperngoro Semarang dengan hasil penelitian bahwa dukungan sosial

orangfua memberikan sumbangan efektif sebesar 13,9a/o terhadap prokrastinasi

Akademik dalam Menyelesaikan Skripsi pada Mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas Dipenogoro semarang. Atas dasar hal tersebut maka peneliti

rhengadakan penelitian dengan judul "Hubungan antara Dukungan Sosial

Orangtua dengan Penyesuaian Sosial Siswa Akselerasi MAN Malang 1".

B. Rnmusan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis merumuskan permasalahan penelitian sebagai

berikut:

1.) Bagaimanakah tingkat dukungan sosial orangtua siswa akselerasi MAN

Malang 1?

2.) Bagaimanakah tingkat penyesuaian sosial siswa akselerasi MAN Malang

t?

ttArron, S., et al. Z}}S.Sociatization Agents qnd Activities of Young Adolescents. San Diego: Libra

P ubl isher s. Adolescence, Vol. 43, No. I7 O.Hal. 37 4

Page 8: BAB I - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2442/5/09410096_Bab_1.pdflingkungan tetangga, sekolah, dan teman-teman mempengaruhi perbendaharaan remaja saat harus memilih

3.) Bagaimanakah hubungan dukungan sosial orangtua dengan penyesuaian

social akselerasi MAN Malang 1?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1.) Untuk mengetahui tingkat dukungan sosial orangtua siswa akselerasi

MAN Malang l.

2.) untuk mengetahui tingkat penyesuaian sosial siswa akselerasi MAN

Malang 1.

3.) Untuk mengetahui hubungan dukungan sosial orangtua dengan

penyesuaian sosial siswa akselerasi MAN Malang 1.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memilki manfaat bagi kepentingan ilmu

;iengetahuan psikologi maupun kepentingan praktis.

a.) Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memperkaya kepustakaan ilmiah dalam

bidang psikologi perkembangan-pendidikan, khususnya yang terkait

dengan penyesuaian sosial siswa akselerasi.

b.) Manfaat Praktis

a. Menjadi bahan acuan bagi para orangtua dan guru yang menangani

anak remaja berbakat yang masuk di kelas akselerasi, agar mampu

memfasilitasi bakat dan minat anak-anak tersebut, terutama dalam

mengembangkan penyesuaian sosialnya

Page 9: BAB I - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2442/5/09410096_Bab_1.pdflingkungan tetangga, sekolah, dan teman-teman mempengaruhi perbendaharaan remaja saat harus memilih

b. Menjadi bahan acuan dalam upaya meningkatkan penyesuaian sosial

siswa yang berada di kelas akselerasi.