inventarisasi lumut kerak (lichenes) epifit di hutanetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/asnah...

87
INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTAN WISATA LOANG GALI, LENEK RAMBAN BIAK, LOMBOK TIMUR oleh Asnah 151.145.022 FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM 2018

Upload: others

Post on 25-May-2020

31 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTAN

WISATA LOANG GALI, LENEK RAMBAN BIAK, LOMBOK TIMUR

oleh

Asnah 151.145.022

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM

2018

Page 2: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTAN

WISATA LOANG GALI, LENEK RAMBAN BIAK, LOMBOK TIMUR

Skripsi

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan

oleh

Asnah 151.145.022

JURUSAN PENDIDIKAN IPA BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM

2018

Page 3: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara
Page 4: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

iv

Page 5: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

vi

Page 6: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

vii

MOTTO

هۦ ها سب� وأنشل من ٱنس�ماء ماء فأخزجنا ب هدا وسهك نكم في م نكم ٱ�رض م ٱن�ذى جعن ن�بات جا م أسو� ىشت�ى

Artinya,“Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan Yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam”. (QS. Thaahaa [20]: 53)1

1Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Terjemah Perkata Asbabun Nuzul dan Tafsir Bil Hadits, (Bandung: Semesta Al-Qur’an, 2013), hlm. 312.

﴾53﴿

Page 7: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

viii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah penulis panjatkan puji syukur kepada Allah SWT.Sang

Pemilik jagat raya ini.Sebuah langkah usai sudah, satu cita telah

kugapai.Namun, itu bukan akhir dari perjalanan melainkan awal dari satu

perjuangan. Karena sejatinya langkah ini akan terus melaju dalam menggapai

cita dan mimpi yang masih terpendam. Teriring do’a kepada Allah

SWT.sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Karya sederhana ini

kupersembahkan sebagai tanda bakti dan kasih sayangku kepada:

1. Ibunda Sahinun dan Ayahanda Munasih, yang selalu memberi do’a dan

dukungan serta kasih sayang yang tiada batas.

2. Bu’de Nur, yang selalu ikhlas merawatku sejak masa kanak-kanak.

3. Kakak kandungku tercinta (Ainah) yang selalu memanjakanku dan

mendukungku dalam menggapai cita-citaku

4. Guruku tercinta (Ibu Hasnaini, S.Pd) yang selalu memberi motivasi dan

dukungan moral dan spiritual.

5. Keluarga besarku yang tak bisa kusebut namanya satu persatu, yang

senantiasa memberi motivasi dan dukungan dalam menyelesaikan kuliah.

6. Teman dekatku yang belum pernah kulihat (Mr.W), yang senantiasa

memberi dukungan moral, spiritual maupun materi.

7. Almamaterku Universitas Islam Negeri Mataram yang telah memberi

pengalaman dan pembelajaran berharga oleh dosen-dosen dan kawan-

kawan yang menjalani proses ini bersama-sama.

Page 8: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi wabarokatuh.

Segala puji hanya milik Allah SWT, Ilahi Rabbi semesta alam. Untuk-

Nya terhimpun segala puja dan puji. Penulis bersyukur kepada Allah

Subhanahu Wa Ta’ala karena dapat menyelsaikan skripsi yang berjudul

“Inventarisasi Lumut Kerak (Lichenes) Epifit di Hutan Wisata Loang Gali,

Lenek Ramban Biak, Lombok Timur”. Shalawat dan salam semoga senantiasa

teruntai untuk junjungan alam Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam,

keluarga dan para sahabat hingga Hari Kiamat.

Menjadi suatu kebanggaan karena penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini walaupun menemukan pelbagai hambatan dan kesulitan selama

menyelesaikannya.Adapun penyusunan skripsi ini untuk memenuhi sebagian

tugas dan syarat guna memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan Pendidikan IPA

Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram.

Karena bantuan dan dorongan dari semua pihak, akhirnya skripsi ini

dapat terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang

telah membantu:

1. Ibu Nurdiana, SP.MP. selaku pembimbing I.

2. Ibu Ervina Titi Jayanti, M.Sc. selaku pembimbing II.

3. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan IPA Biologi UIN Mataram..

Page 9: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

x

4. Ibu Dr. Hj. Lubna, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Mataram.

5. Bapak Dr. H. Mutawalli, MA selaku Rektor UIN Mataram.

6. Pengelola Hutan Wisata Loang Gali Bapak Gede Semu

7. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan do’a sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh kesempurnaan baik dari segi

isi maupun penyajiannya.Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik

dan saran yang sifatnya membangun sangat dinantikan demi kesempurnaan

skripsi ini selanjutnya.Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi para pembaca

pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya, Aamiin.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi wabarokatuh.

Mataram, 21 November 2018

Penulis

(Asnah)

Page 10: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i

HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. iii

NOTA DINAS PEMBIMBING .................................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..................................................... v

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ......................................................... vi

HALAMAN MOTTO ................................................................................. vii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. viii

KATA PENGANTAR ................................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv

ABSTRAK ................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................. 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 6 D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ............................................... 7 E. Telaah Pustaka .................................................................................. 7 F. Kerangka Teori ................................................................................. 15 G. Metode Penelitian .............................................................................. 17

1. Pendekatan Penelitian .................................................................. 17 2. Kehadiran Peneliti ....................................................................... 17 3. Lokasi Penelitian ......................................................................... 17 4. Sumber Data ................................................................................ 17 5. Prosedur Pengumpulan Data ........................................................ 18

H. Sistematika Pembahasan.................................................................... 26

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ............................................... 28

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................. 28 B. Hasil Penelitian ................................................................................. 30

Page 11: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

xii

BAB III PEMBAHASAN............................................................................ 53

A. Identifikasi Sampel Lumut Kerak (Lichenes) ..................................... 53 B. Jenis-Jenis Lumut Kerak (Lichenes) .................................................. 54

BAB IV PENUTUP ..................................................................................... 59

A. Kesimpulan ....................................................................................... 59 B. Saran ................................................................................................. 59

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 60

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 62

Page 12: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nama jenis dan lokasi ditemukannya lumut kerak (Lichenes) ........ 31

Tabel 2.2 Karakter identifikasi lumut kerak (Lichenes) ................................. 33

Page 13: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1Kerangka Berpikir Penelitian ...................................................... 16

Gambar 1.2Etiket Gantung ............................................................................ 23

Gambar 1.3Etiket Gantung ............................................................................ 23

Gambar 1.4Herbarium yang sudah ditempel .................................................. 24

Gambar 1.5Amplop herbarium ...................................................................... 25

Gambar 2.1Hutan Wisata Loang Gali ............................................................ 28

Gambar 2.2Lokasi Penelitian ........................................................................ 29

Gambar 2.3Diagram persentase tiap famili .................................................... 32

Gambar 2.4Megalospora tuberculosa (Fée) Sipman ...................................... 35

Gambar 2.5Lecanora expallens Ach.............................................................. 36

Gambar 2.6Phlyctis argena (Spreng.) Flot .................................................... 37

Gambar 2.7Pertusaria pertusa(Weigel) Tuck ................................................ 37

Gambar 2.8 Lepraria umbricolaTønsberg ..................................................... 38

Gambar 2.9Graphis scripta(L.) Ach .............................................................. 38

Gambar 2.10Cryptothecia scriptaG.Thor ...................................................... 39

Gambar 2.11Cryptothecia striata G.Thor ...................................................... 39

Gambar 2.12Graphis sp. ............................................................................... 40

Gambar 2.13Caloplaca citrina ...................................................................... 40

Gambar 2.14Ochrolechia subviridis (Høeg) Ericksen.................................... 41

Gambar 2.15Lepraria lobificans Nyl. ............................................................ 41

Gambar 2.16Bacidina varia S.Ekwan ........................................................... 42

Gambar 2.17Arthonia radiata (Pers.) Ach. .................................................... 42

Gambar 2.18Botryolepraria lesdainii ............................................................ 43

Gambar 2.19Hafellia levieri (Jatta) Pusswald &Kantvilas ............................. 44

Gambar 2.20Dirinaria applanata (Fée) D.D Anasthi .................................... 45

Gambar 2.21Dirinaria picta (Sw.) Clem. ...................................................... 45

Page 14: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

xv

Gambar 2.22Pseudoparmelia uleana (Müll.Arg) Elix & Nash ...................... 46

Gambar 2.23Hyperphyscia adglutinata (Flörke) H.Mayrhofer & Poelt .......... 47

Gambar 2.24Lobaria tenuis Vain. ................................................................. 47

Gambar 2.25Leptogium cyanescens (Rabenh.) Körber .................................. 48

Gambar 2.26Leptogium isidiosellum (Riddle) Sierk ...................................... 49

Gambar 2.27Parmelina tiliacea .................................................................... 49

Gambar 2.28Parmelinella wallichiana (Taylor) Elix & Hale ......................... 50

Gambar 2.29Canoparmelia caroliniana (Nyl.) Elix & Hale .......................... 51

Gambar 2.30Physcia undulata Moberg ......................................................... 51

Gambar 2.31Candelaria concolor (Dickson) Stein ........................................ 52

Page 15: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

xvi

INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTAN WISATA LOANG GALI, LENEK RAMBAN BIAK, LOMBOK TIMUR

Oleh:

Asnah NIM: 151.145.022

ABSTRAK

Lumut kerak (Lichenes) merupakan salah satu tumbuhan tingkat rendah yang jarang mendapat perhatian. Morfologi talus lumut kerak (Lichenes) terdiri atas Crustose, Foliose, Fructicose, dan Squamulose. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis lumut kerak (Lichenes) epifit yang ada di Hutan Wisata Loang Gali, Lenek Ramban Biak, Lombok Timur.Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, sedangkan metode pengambilan dengan eksplorasi atau jelajah.Lokasi pengambilan sampel dibagi menjadi 3 area. Dalam proses mengidentifikasi sampel menggunakan 2 kunci determinasi dan hasil-hasil penelitian sebelumnya. Hasil identifikasi terhadap sampel disajikan dalam bentuk tabel dan gambar.Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Hutan Wisata Loang Gali, Lenek Ramban Biak, Lombok Timur, ditemukan 28 jenis lumut kerak (Lichenes) dari 16 Famili yaitu Arthoniaceae, Caliciaceae, Candelariaceae, Collemataceae, Graphidaceae, Lecanoraceae, Lobariaceae, Megalosporaceae, Ochrolechiaceae, Parmeliaceae, Pertusariaceae, Phlyctidaceae, Physciacea, Ramalinaceae, Stereocaulaceae, dan Teloschistaceae. Morfologi talus lumut kerak (Lichenes) yang ditemukan termasuk ke dalam tipe Foliose (struktur seperti lembaran yang tersusun oleh lobus-lobus) dan Crustose (bentuk seperti kerak yang melekat erat pada substratnya). Tipe talus yang paling banyak ditemukan merupakan tipe Crustosesebanyak 16 jenis, sedangkan tipe Foliose sebanyak 12 jenis. Adapun jenis lumut kerak (Lichenes) yang paling banyak ditemukan berasal dari famili Arthoniaceae yaitu spesies Cryptothecia scripta dan Cryptothecia striata.

Kata kunci: Lichenes, Epifit, Morfologi talus, Crustose, Foliose

Page 16: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu dari beberapa negara di dunia yang

memiliki keanekaragaman hayati (Biodiversity) melimpah.Secara geografis,

Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak diantara dua benua yaitu

Asia dan Australia.2 Letak geografis yang strategis tersebut sebagai salah satu

faktor, sehingga Indonesia menjadi pusat keanekaragaman hayati di dunia

dan dikenal sebagai negara megabiodversiti. Sebagai negara tropis, ditandai

dengan curah hujan cukup tinggi dan lebih lama, serta mendapatkan sinar

matahari pertahunnya, dengan demikian memungkinkan keanekaragaman

hayati di dalamnya.3Keanekaragaman itu merupakan suatu mekanisme yang

mencetuskan kemantapan komunitas atau ekosistem.Salah satu potensi

keanekaragaman hayati di Indonesia adalah Lichenes.4

Lichenes merupakan organisme simbion yang sangat bermanfaat bagi

lingkungan. Simbiosis tersebut antara fungi (mikobiont) dari kelompok

Ascomycetes dan Basidiomycetes, dengan alga (fikobiont) dari kelompok

Cyanobacteriaatau Chlorophyceae. Lichenes terdistribusi secara luas, yang

2Shahabuddin, Et.al, “Penelitian Biodiversitas Serangga di Indonesia: Kumbang Tinja (Coleoptera: Scrabaeidae) dan Peranan Ekosistemnya”, Jurnal Biodiversitas, Vol.6, Nomor 2, April 2005, hlm. 141-146. 3Kharis Triyono, “Keanekaragaman Hayati Dalam Menunjang Ketahanan Pangan”, Jurnal Inovasi Pertanian, Vol.11, Nomor 1, Mei 2013, hlm. 12-22. 4Ardari Inka Mentari, “Inventarisasi Lichenes di Kawasan Giribangun Girilayu Matesih Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah”, (Publikasi Ilmiah, FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2017), hlm. 1-2.

Page 17: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

2

ditemukan dari tepi pantai sampai di atas gunung-gunung yang

tinggi.5Lichenes seringkali tumbuh di pohon dan semak-semak sebagai

epifit.6Epifit merupakan tumbuhan yang hidup menumpang tanpa mengambil

makanan dari inangnya.7Sekilas memang tumbuhan ini terlihat seperti bercak-

bercak yang menutupi kulit pohon.Padahal manfaatnya begitu besar bagi

kehidupan di bumi ini.Lumut kerak sangat mudah ditemukan di hutan-hutan

yang didominasi oleh pepohonan besar, karena biasanya tumbuhan ini

memilih pohon-pohon tertentu sebagai inangnya.

Inventarisasi merupakan suatu kegiatan menghimpun atau untuk

mengoleksi jenis-jenis tumbuhan yang terdapat pada suatu daerah.8

Inventarisasi bertujuan untuk mendapatkan data yang akan diolah menjadi

informasi. Oleh sebab itu, inventarisasi sangat penting dilakukan terhadap

lumut kerak di suatu wilayah sebagai bukti atau data kekayaan hayati yang

dimiliki wilayah tersebut, karena lumut kerak memiliki peranan penting bagi

lingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran

udara. Selain itu, tumbuhan ini juga bermanfaat sebagai bahan makanan,

obat-obatan, bahan kosmetik, dan lain lain-lain.

5Murningsih dan Husna Mafazaa, “Jenis-Jnis Lichen di Kampus Undip Semarang”, Jurnal, Vol. 18, Nomor 1, Juni 2016, hlm. 20. 6Efri Roziaty, “Review: Kajian Lichen: Morfologi, Habitat dan Bioindikator Kualitas Udara Ambien Akibat Polusi Kendaraan Bermotor”, Jurnal, Vol. 2, Nomor 1, Maret 2016, hlm. 54. 7T. Alief Aththorick, “Komposisi dan Stratifikasi Makroepifit di Hutan Wisata Tangkahan Taman Nasional Gunung Leuser Kabupaten Langkat”, Jurnal, Vol. 17, Nomor 2, 2005. 8Gembong Tjitrosoepomo, Taksonomi Umum, (Yogyakarta: Gadjah Mada Press, 1998), hlm.70.

Page 18: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

3

Di Indonesia penelitian tentang inventarisasi Lichenes sangat

terbatas.9Lichenes di Indonesia merupakan salah satu kelompok tumbuhan

tingkat rendah dan bagian dari keanekaragaman hayati yang belum banyak

mendapat perhatian. Berdasarkan data Herbarium Bogoriensis Bogor,

Lichenes di Indonesia berjumlah 40.000 spesies, namun belum banyak

peneliti di Indonesia yang menekuni penelitian ini, sehingga peluang untuk

meneliti lichenes di Indonesia masih terbuka luas dan berpotensi.10

Berdasarkan hasil penelitian di beberapa wilayah ditemukan spesies

lichen yang berbeda-beda. Efri Roziaty (2016), spesies Lichenes yang

ditemukan berasal dari genus Dirinaria yaitu Dirinaria picta dan D.

Applanata; Physcia; Xhantomendoza; Pyxine cocoes.11Senjha Mutiara

(2013), hasil penelitian tentang keanekaragaman lichenes pada Wana Wisata

Nglimut Gonoharjo Kendal yang dilakukan pada hutan campuran dan hutan

kopi, diperoleh 42 spesies lichens. 9 spesies lichenes yang ditemukan di hutan

kopi, dan 41 spesies lichenes yang di temukan di hutan campuran, dan 8

speseies lichenes yang ditemukan di hutan kopi dan hutan campuran. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa tipe crustose merupakan tipe talus lichenes

yang paling banyak ditemukan pada hutan kopi, dan tipe foliose merupakan

9Lilis Supratman,”Pemetaan, Identifikasi dan Transplantasi Famili Lobariaceae Di UPT Balai Konservasi Kebun Raya Cibodas Jawa Barat”, (Tesis, Sekolah Pascasarjana IPB Bogor, 2016), hlm. 1. 10Listha Ivara Anggraini,“Keanekaragaman Lichenes di Kawasan Hutan Pinus Kragilan Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah”, 2017, (Artikel Publikasi, FKIP UM Surakarta, Surakarta, 2017), hlm. 2. 11Efri Rozianty, “Identifikasi Lumut Kerak Di Area Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta”,Jurnal, Vol. 13, Nomor 1, April 2016, hlm. 770.

Page 19: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

4

tipe talus lichenes yang paling banyak di temukan di hutan campuran.12

Radiansyah (2015), jenis lichen yang ditemukan terdiri dari tiga jenis dari

suku Physciaceae dengan tipe tubuh thalus Crustose yaitu Dirinaria picta,

Dirinaria aplanata, dan Pixine cocoes.13

Hutan merupakan suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan

berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan.Hutan

sebagai suatu ekosistem tidak hanya menyimpan sumber daya alam berupa

kayu, tetapi juga penting sebagai daerah resapan dan penyimpanan air tanah

serta perlindungan terhadap keanekaragaman.14

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal

07 Januari 2018 di Lenek Ramban Biak, Kecamatan Aikmel, Kabupaten

Lombok Timur, hasil wawancara dengan saudara Gendra menyatakan bahwa

hutan Loang Gali merupakan salah satu hutan yang berada di daerah Lombok

Timur, Nusa Tenggara Barat. Loang Gali awalnya merupakan hutan adat desa

Lenek karena di lokasi tersebut terdapat sumber mata air yang digunakan

untuk pemenuhan kebutuhan air masyarakat Lenek. Seiring berjalannya

waktu, kini loang gali diklaim menjadi Kawasan Taman Nasional atau Hutan

Lindung oleh Pemerintah dalam hal ini Dinas Kehutanan terkait.Hutan Loang

Gali memiliki kekayaan dan keanekaragaman hayati yang begitu

melimpah.Namun sayangnya belum ada data-data tercatat atau daftar jenis

12Senjha, “Keanekaragaman Jenis Lichenes Epifit pada Hutan Kopi dan Hutan Campuran di Nglimut Gonoharjo Kendal”, Jurnal, Vol. 2, Nomor 2, April 2013, hlm. 27. 13Radiansyah Hadi Chandra, “Akumulasi Timbal (Pb) dan Keanekaragaman Jenis Lichenes di Taman Kota Medan”, Jurnal, Vol. 2, Nomor 1, Agustus 2015, hlm. 23. 14Senjha, “Keanekaragaman Jenis Lichenes Epifit pada Hutan Kopi dan Hutan Campuran di Nglimut Gonoharjo Kendal”, Jurnal, Vol. 2, Nomor 2, April 2013, hlm. 28.

Page 20: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

5

keanekaragaman yang terdapat di hutan tersebut. Padahal bila dilihat dari

potensi hutan yang memiliki manfaat yang begitu besar, sudah seharusnya

vegetasi yang ada di hutan tersebut memiliki data keanekaragaman hayati,

terlebih hutan tersebut sudah menjadi hutang lindung yang artinya jenis-jenis

flora maupun fauna yang ada di dalamnya bisa dieksplorasi, sehingga bisa

dijadikan kajian ilmu pengetahuan.15

Ketua pengelola hutan wisata Loang Gali, Gede Semu, juga

menuturkan bahwa belum pernah diadakan penelitian terhadap lumut kerak di

hutan Loang Gali.Orang-orang hanya mengetahui Loang Gali sebagai tempat

wisata yang di dalamnya terdapat mata air dan panorama hijau yang memberi

ketenangan bagi siapa saja yang memandangnya.Dari segi lokasi keberadaan

hutan sangat strategis untuk dijadikan subjek penelitian.Bahkan tidak jarang

orang menyebut hutan Loang Gali sebagai napas kehidupan bagi masyarakat

Lenek setempat.

Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian di hutan Loang Gali

terhadap Lumut Kerak (Lichenes) guna mengumpulkan data jenis-jenis

Lumut Kerak (Lichenes) epifit yang ada di hutan tersebut. Dengan demikian,

Loang Gali yang sudah menjadi hutan lindung akan memiliki data atau

deskripsi jenis lumut kerak.

15Gendra warga setempat, Wawancara, Lenek Ramban Biak Kabupaten Lombok Timur, 07 Januari 2018.

Page 21: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini

yaitu “Berapa jenis kah lumut kerak (Lichenes) epifit yang ditemukan di

Hutan Wisata Loang Gali, Lenek Ramban Biak, Lombok Timur?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dalam penelitian ini yaitu

“Untuk mengetahui jenis-jenis lumut kerak (Lichenes) epifit yang

ditemukan di Hutan Wisata Loang Gali, Lenek Ramban Biak, Lombok

Timur”

2. Manfaat

1) Manfaat Teoritis

a. Sebagai sumber informasi dan ilmu pengetahuan bagi peneliti

sendiri tentang jenis-jenis lumut kerak (Lichenes) yang ada di

Hutan Wisata Loang Gali, Lombok Timur

b. Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya untuk

mengembangkan penelitian lebih lanjut mengenai Lichenes

2) Manfaat Praktis

a. Untuk mahasiswa agar dapat mengenal jenis-jenis lumut kerak

(Lichenes) dan bisa menjadi acuan atau referensi dalam

pembelajaran taksonomi tumbuhan rendah

b. Untuk pemerintah agar lebih memperhatikan kekayaan vegetasi

khususnya Lichenes yang ada di hutan loang gali, Lombok Timur

Page 22: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

7

c. Untuk masyarakat agar mengenal jenis-jenis tumbuhan yang ada

di loang gali khususnya lumut kerak (Lichenes) dan bisa

memanfaatkan Llichenes sebagai bahan makanan serta obat-

obatan

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

Penelitian ini hanya fokus pada jenis-jenis lumut kerak

(Lichenes).Untuk menentukan jenis-jenis tumbuhan tersebut maka parameter

yang harus dilihat adalah karakter morfologi thaluslumut kerak (Lichenes)

yang meliputi tipe talus, bentuk dan warna.

Adapun lokasi penelitian ini adalah di hutan wisata Loang Gali, Lenek

Ramban Biak, Lombok Timur.Sedangkan untuk proses identifikasi sampel

akan dilakukan lebih lanjut di luar lokasi pengambilan sampel.

E. Telaah Pustaka

Untuk memperoleh gambaran umum dari data tentang Lumut Kerak

(Lichenes), ada 2 skripsi yang meneliti tentang masalah yang sama yaitu

identifikasi dan keanekargaman Lumut Kerak sebagai bandingan oleh

peneliti. Berikut ini peneliti akan memaparkan 2 skripsi yang mengangkat

masalah yang sama yaitu Identifikasi dan Keanekaragaman Lichen sebagai

bahan perbandingan untuk peneliti, sebagai berikut:

1) Skripsi yang berjudul “Identifikasi Jenis Lichen Sebagai Bioindikator

Kualitas Udara Di Kampus Institut Agama Islam negeri Raden Intan

Lampung” oleh Agung Laksono pada tahun 2016. Penelitian tersebut

Page 23: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

8

mengangkat permasalahan yaitu bagaimana keanekaragaman Lichen

sebagai bioindikator di Kampus Institut Agama Islam Raden Intan

Lampung.

Berdasarkan permasalah tersebut, maka hasil penelitian dari Agung

Laksono yakni spesies yang ditemukan di Kampus Institut Agama Islam

negeri Raden Intan Lampung berjumlah 16 spesies yang berasal dari 8

Family; Crhysotricaceae, Graphidaceae, Lecanoraceae, Megalosporaceae,

Parmeliaceae, Physiceae, Trypethelidaceae, dan Rosellaceae.16

Adapun persamaan persamaan penelitian terdahulu dengan

penelitian yang akan dilakukan yaitu dari segi objek penelitian sama-sama

meneliti tentang karakterisasi Lumut Kerak (Lichenes). Sedangkan

perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilaksanakan

yaitu dari segi lokasi penelitian, jika penelitian terdahulu berlokasi di area

kampus, maka penelitian yang akan dilaksakan berlokasi di hutan.

2) Skripsi yang berjudul “Keanekaragaman Lumut Kerak sebagai

Bioindikator Kualitas Udara di Kawasan Industri Citeureup dan Hutan

Penelitian Dramaga” oleh Nusaibah Sofyan pada tahun 2017. Penelitian

tersebut mengangkat permasalahan yaitu bagaimana keanekaragaman

lumut kerak sebagai bioindikator kualitas udara di kawasan industri

citeureup dan hutan penelitian dramaga.

16 Agung Laksono, “Identifikasi Jenis Lichen Sebagai Bioindikator Kualitas Udara Di Kampus Institut Agama Islam negeri Raden Intan Lampung, (Skripsi, FTK IAIN Raden Intan Lampung, Lampung, 2016).

Page 24: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

9

Berdasarkan permasalahan tersenbut, hasil penelitian yang

dilakukan oleh Nusaibah Sofyan yaitu nilai konsentrasi NO2 di HPD

(183.941 μg/Nm3) lebih kecil dari KIC (284.824 μg/Nm3) dan nilai

konsentrasi SO2 di HPD (17.284 μg/Nm3) lebih kecil dari KIC (25.725

μg/Nm3).Nilai keanekaragaman lumut kerak di HPD sebesar 1.7 dan nilai

keanekaragaman lumut kerak di KIC sebesar 1.4.Perbedaan kualitas udara

pada kedua lokasi diindikasikan dengan adanya perbedaan keanekaragaman

jenis dan ciri makroskopik lumut kerak.Hal tersebut membuktikan bahwa

lumut kerak dapat dijadikan sebagai bioindikator kualitas udara.17

Adapun persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang

akan dilakukan yaitu sama-sama meneliti tentang Lichenes. Sedangkan

perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakaukan

yaitu terkait dengan indeks penelitian. Jika penelitian terdahulu fokus pada

nilai keanekaragaman lumut kerak (Lichenes), maka penelitian yang akan

dilaksanakan fokus pada jenis-jenis lumut kerak(Lichenes). Pada penelitian

terdahulu berlokasi di dua tempat yaitu di kawasan industry dan hutan,

sedangkan pada penelitian yang akan dilaksanakan dilakukan hanya di satu

loksasi yaitu di hutan.

1. Kajian umum Lumut Kerak (Lichenes)

Lumut kerak (Lichenes) merupakan gabungan antara fungi dan

alga sehingga secara morfologi dan fisiologi merupakan satu

17Nusaibah Sofyan, “ Keanekaragaman Lumut Kerak sebagai Bioindikator Kualitas Udara di Kawasan Industri Citeureup dan Hutan Penelitian Dramaga, (Skripsi, Fakultas Kehutanan IPB, Bogor, 2017)

Page 25: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

10

kesatuan.18Hal ini menjadikan tumbuhan tersebut sebagai organisme yang

autotrof dan heterotrof yang mampu tumbuh di tempat yang

ekstrim.Keduanya mendapatkan keuntungan dari asosiasi ini, mereka

hidup bersimbiosis.Alga menggunakan klorofilnya untuk membuat bahan

organik yang dibutuhkan keduanya. Di sisi lain, fungi menyediakan air

dan mineral. Lebih dari 20.000 spesies Lichenes hidup di tanah, batang

pohon, dan karang.19Jenis Lichenes yang hidup hidup pada permukaan

kulit pohon biasa dikenal dengan corticolous.20

2. Morfologi

Tubuh Lichenes yang disebut dengan thallus, ini sangat penting

untuk identifikasi.Pada umumnya Lichenes yang menempel pada pohon

berwarna hijau keabu-abuan, kuning, hijau biru, oranye, kuning cerah,

coklat, dan bahkan hitam.21

Morfologi lichenes dibagi menjadi:

1) Thalus Crustose

Lumut kerak (Lichenes) yang memiliki thallus yang berukuran

kecil, datar, tipis, dan selalu melekat pada permukaan batu, kulit

pohon, atau tanah. Jenis ini susah untuk mencabutnya tanpa merusak

substratnya. Permukaan thalus biasanya terbagi menjadi areal-areal

18Radiansyah Hadi Chandra, ibid., hlm. 24. 19Q A Internasional, Visual Ilmu dan Pengetahuan Populer untuk Pelajar dan Umum: Memahami Keragaman Tumbuhan, (Canada: Jacques Fortin, 2006), hal.16-17. 20Wendi Sudrajat, “Keanekaragaman Lichen Cortocolous pada Tiga Jalur Hijau di Kabupaten Kubu Raya”, Jurnal, Vol. 2, Nomor 2, Maret 2013, hlm. 75. 21Efri Roziaty, “Review Lichen: Karakteristik Anatomis dan Reproduksi Vegetatifnya”, Jurnal, Vol. 3, Nomor 1, April 2016, hlm. 45

Page 26: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

11

yang agak heksagonal yang disebut areole.Contoh: Graphics scripta,

Haematomma puniceum, Acarospora atau pleopsidium.

2) Thalus Foliose

Lichenes foliose memiliki struktur seperti daun yang tersusun

oleh lobus-lobus.Lichenes ini relatif lebih longgar melekat pada

substratnya.Lumut kerak ini melekat pada batu, ranting dengan

rhizin.Rhizines ini juga berfungsi sebagai alat untuk mengabsorbsi

makanan.

3) Fructicose

Thalusnya berupa semak dan memiliki banyak cabang dengan

bentuk seperti pita.Thalus tumbuh tegak atau menggantung pada batu,

daun-daunan atau cabang pohon.

4) Squamulose

Lichenes ini memiliki lobus-lobus seperti sisik, lobus ini

disebut squamulus yang biasanya berukuran kecil dan saling bertindih

dan sering memiliki struktur tubuh yang disebut podetia.22

3. Klasifikasi

Lumut kerak (Lichenes) diklasifikasikan menurut cendawan yang

menyusunnya dibedakan dalam dua kelas, yaitu:

1) Kelas Ascolichenes

22Agung Laksono, “Identifikasi Jenis Lichen Sebagai Bioindikator Kualitas Udara Di Kampus Institut Agama Islam negeri Raden Intan Lampung, (Skripsi, FTK IAIN Raden Intan Lampung, Lampung, 2016), hlm. 19-21.

Page 27: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

12

a. Pyrenomycetales yang menghasilkan tubuh buah berupa perisetium,

yang berumur pendek dan dapat hidup bebas, misalnya

Dermatocarpon dan Verrucaria.

Klasifikasi Dermatocarpon.

Division : Lichenes Classis : Ascholichenes Ordo : Verrucariales Familia : Verrucariaceae Genus : Dermatocarpon Spesies : Dermatocarpon miniatum

Klasifikasi Verrucaria.

Division : Lichenes Classis : Ascholichenes Ordo : Verrucariales Familia : Verrucariaceae Genus : Verrucaria Spesies : Verrucaria nigrescens

b. Discomycetales yang membentuk tubuh buah berupa aposetium.

Aposetium pada Lichenes ini berumur panjang, bersifat seperti

tulang rawan dan mempunyai askus yang berdinding tebal, contoh:

Usnea yang berbentuk semak kecil dan banyak terdapat pada

pohon-pohon dalam hutan, lebih-lebih di daerah pegunungan, dan

Parmelia yang berupa lembaran-lembaran seperti kulit yang hidup

pada pohon-pohon dan batu-batu.

Klasifikasi Usnea.

Division : Lichenes Classis : Ascholichenes Ordo : Lecanorales Familia : Usneaceae Genus : Usnea Spesies : Usnea australis

Page 28: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

13

Klasifikasi Parmelia.

Division : Lichenes Classis : Ascholichenes Ordo : Lecanorales Familia : Parmeliaceae Genus : Parmelia Spesies : Parmelia sulcata

2) Kelas Basidioliches

Kebanyakan Lichenes ini mempunyai talus yang berbentuk

lembaran-lembaran. Pada tubuh buah terbentuk lapisan hymenium

yang mengandung basidium, yang sangat menyerupai tubuh buah

Hymenomycetales, contohnya adalah Cora pavonia.Lichenes

dipisahkan dari fungi dan dijadikan golongan yang berdiri sendiri.

Berasal dari jamur Basidiomycetes dan alga Mycophyceae,

Basidiomycetes yaitudari famili: Thelephoraceae dengan tiga genus

Cora, Corella,dan Dyctionema. Mycophyceae berupa filament yaitu

Scytonema dan tidak berbentuk filament yaitu Choroccus.

Klasifikasi Cora pavonia.

Division : Lichenes

Classis : Basidiolichenes

Ordo : Polyporales

Familia : Theleporaceae

Genus : Cora

Spesies : Cora pavonia

Selain kedua golongan tersebut terdapat golongan tersendiri, yaitu

Lichenes Imperfecty (Deuterolichenes).Deuterolichenes adalah

Page 29: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

14

kelompok lumut kerak yang belum diketahui cara reproduksi

seksualnya. Golongan ini tidak membentuk spora fungi dan thalus

tersusun dari hifa atau massa padat yang seringkali terlihat menyerupai

serbuk atau bubuk pada substrat yang ditumbuhinya.23

Berdasarkan habitatnya, Lichenes dibedakan menjadi tiga kategori:

1) Saxicolous, merupakan Lichenes yang hidup di batu/cadas pada suhu

dingin. Contoh: Acarospora ceruina, A. fuscata, Aspicillia corcata.

2) Corticulous, merupakan Lichenes yang hidup di pohon yang berperan

sebagai epifit, kebanyakan di daerah tropis dan subtropis dengan

kelembaban yang tinggi. Contoh: Usnea articulate, U. ceranita, U.

hirta, dan Artaria radiate.

3) Terriculous, merupakan Lichenes yang hidup pada tanah. Contoh:

Cladonia ciliate, C. squamosal, C. uncialis, Peltigera conina, P.

didactila, dan Leptogium britanicum.

4. Pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan Lichenes

Lichenes dapat tumbuh baik pada kondisi-kondisi lingkungan yang

sangat ekstrim dari gurun pasir sampai Antartika yang mempunyai

temperatur di bawah 0oC.Perbedaan geografis menghasilkan banyak sekali

variasi dari tumbuhan tersebut.Lichenes terkenal dari kepekaannya akan

23Agung Laksosno, “Identifikasi Jenis Lichenes Sebagai Bioindikator Kualitas Udara Di Kampus Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung, (Skripsi, FTK IAIN Raden Intan Lampung, Lampung, 2016), hlm. 21-24.

Page 30: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

15

kondisi alam tempat hidupnya, apabila terdapat gas polusi maka Lichenes

tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan semestinya.24

Pertumbuhan Lichenes dipengaruhi oleh faktor luar (eksternal)

yaitu suhu udara, kelembaban udara, pH, tanaman inang, dan kualitas

udara.

5. Peranan Lichenes

Lichenes memiliki fungsi ekonomis dan fungsi ekologis.Fungsi

ekonomis sebagai bahan makanan (Umbilicaria, Bryoria fremontii,

Cladina stelaris), obat-obatan (Lobaria pulmonaria, Pamelia sulcata,

Peltigera canina), bahan kosmetik (Everina, Parmelia, dan Ramalina),

bahan tekstil (Parmelia sulcata), bahan dekorasi (Usnea, Xanthroparmelia

sp.), dan bahan pertanian (Cladonia). Selain itu, Lichenesmemiliki fungsi

ekologis sebagai tumbuhan perintis dan sebagai bioindikator pencemaran

udara.25

F. Kerangka Teori

Lumut kerak (Lichenes) merupakan simbiosis antara alga dan fungi

yang membentuk satu kesatuan yang utuh sehingga memiliki karakreristik

yang unik.Sangat jarang sekali orang memperhatikan bahkan meneliti

tumbuhan ini, padahal tumbuhan tersebut memiliki banyak manfaat.Lichenes

biasanya hidup di hutan dengan menempel pada pohon inang tertentu.Hutan

yang baru-baru ini diklaim sebagai hutan lindung yang terdapat di kabupaten

Lombok Timur yaitu Hutan Wisata Loang Gali.Di hutan tersebut banyak 24 Radiansyah Hadi Chandra, Ibid., hlm. 24. 25Andi Handoko, “Keanekaragaman Lumut kerak (Lichen) sebagai Bioindikator Kualitas Udara di Kawasan Asrama Internasional IPB”, Jurnal, Maret 2015

Page 31: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

16

sekali terdapat jenis-jenis tumbuhan terutama Lichenes.Akan tetapi belum ada

data tertulis mengenai tumbuhan ini dikarenakan belum pernah ada penelitian

dari pihak manapun di hutan tersebut.Oleh karena itu sangat perlu dilakukan

penelitian guna mendapatkan data informasi tentang jenis-jenis Lichen yang

ada di Hutan Wisata Loang Gali. Untuk mendapatkan data tersebut maka

harus dilakukan inventarisasi terhadap jenis-jenis lichen yang menempel atau

epifit pada kulit pohon. Sehingga data tersebut bisa dijadikan sebagai bahan

kajian bagi penelian-penelitian selanjutnya.Agar mempermudah dalam

penelitian ini maka perlu dibuat kerangka berpikir sebagai berikut.

Gambar 1.1 Kerangka Berpikir Penelitian

Lumut kerak (Lichenes)

Data informasi tentang jenis-jenis

lumut kerak (Lichenes)

Inventarisasi

Hutan Wisata Loang Gali

Bahan kajian bagi penelitian

selanjutnya

Jenis-jenis lumut kerak (Lichenes)

Page 32: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

17

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian pada penelitian ini yaitu pendekatan

deskriptif kualitatif.Adapun metode yang digunakan yakni eksplorasi atau

jelajah.

2. Kehadiran Peneliti

Pada penelitian ini, peneliti berperan sebagai partisipan penuh yang

artinya peneliti terjun dan berperan langsung dalam pengambilan data.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Hutan Wisata Loang Gali,

Lenek Ramban Biak, Lombok Timur. Di dekat hutan tersebut terdapat

mata air, kolam, dan sungai.Hutan tersebut termasuk hutan yang sangat

hijau karena terdapat banyak jenis pohon-pohon besar.Hutan loang gali

terbagi menjadi dua bagian yang dipisahkan oleh sungai.Salah satunya

sangat dekat dengan mata air.Sehingga pemilihan lokasi sesuai dengan

kebutuhan dalam pengambilan sampel lumut kerak (Lichenes).

4. Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini berupa benda yakni sampel

tumbuhan yang diambil dari lokasi penelitian.Sedangkan jenis data yang

dikumpulkan ada dua yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data primer merupakan jenis data yang dikumpulkan oleh peneliti

sendiri atau dirinya sendiri. Pada data primer, jenis data yang akan

Page 33: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

18

dikumpulkan berupa jenis lichenes, warna dan bentuk morfologi

lichenes, dan tipe thalus

b. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh orang lain, bukan

peneliti itu sendiri. Data sekunder berupa data penunjang mengenai

seluruh aspek yang berhubungan dengan penelitian.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini yakni observasi

dalam bentuk partisipasi aktif. Partisipasi aktif artinya peneliti pada

umumnya melakukan apa yang dilakukan orang lain atau narasumber.26

Yang dalam hal ini peneliti langsung berperan serta dalam proses

pengumpulan data.

Prosedur kerja dalam mengumpulkan data sebagai berikut:

a. Lokasi Penelitian

Sebelum pengumpulan data terlebih dahulu menentukan lokasi

penelitian. Penentuan lokasi yang tepat dan strategis dilakukan dengan

cara observasi lokasi. Lokasi penelitian ini adalah di hutan lindung

loang gali, Lenek Ramban Biak, Lombok Timur.

b. Pengambilan Sampel (Koleksi)

Metode koleksi yang digunakan ketika pengambilan sampel

yaitu jelajah atau eksplorasi.Eksplorasi adalah pelacakan atau

penjelajahan atau dalam plasma nutfah tanaman dimaksudkan sebagai

kegiatan mencari, mengumpulkan, dan meneliti jenis spesies tertentu

26Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung, Alfabeta CV, 2016) cet. ke-23, hlm. 227.

Page 34: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

19

untuk mengamankan dari kepunahan.Spesies yang ditemukan perlu

diamati sifat dan asalnya.

Pengambilan sampel akan dilaksanakan di tiga area yaitu hutan

bagian timur yang dekat dengan mata air, hutan yang dekat dengan

kolam, dan hutan dekat pintu masuk. Pada area pertama akan dimasuki

oleh 3 orang karena pada area tersebut terdapat banyak pohon dan

jaraknya berdekatan. Sedangkan pada area kedua dan ketiga masing-

masing dimasuki oleh satu orang karena pohon-pohon yang tumbuh

pada titik tersebut tidak terlalu banyak serta jarak antar pohon agak

berjauhan.

Lumut kerak (Lichenes) yang ditemukan di setiap kulit pohon

dikerik menggunakan pisau atau pinset.Pengerikan sampel lumt kerak

(Lichenes) dimulai dari dasar lantai hutan sampai tinggi pohon yang

bisa dijangkau oleh tangan.Tumbuhan yang ditemukan diambil

masing-masing jenis apabila dalam satu jenis pohon terdapat lebih dari

dua jenis untuk mewakili sampel lumut kerak (Lichenes).Sebelum

dikerik, terlebih dahulu diambil gambarnya menggunakan kamera

digital.Kemudian sampel lumut kerak (Lichenes) yang sudah dikerik

dimasukkan ke dalam amplop spesimen atau koleksi.

c. Identifikasi

Sampel lumut kerak (Lichenes) yang sudah didapatkan

dipisahkan terlebih dahulu dari kotorannya agar mempermudah saat

Page 35: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

20

melakukan identifikasi. Identifikasi dilakukan dengan cara mengamati

morfologi dari masing-masing spesies yang ditemukan.

Proses identifikasi lanjut dilakukan di luar lokasi pengambilan

sampel menggunakan dua kunci identifikasi. Adapun kunci

determinasi yang digunakan yaitu yaitu A key to common lichens on

trees in England dan Field oriented keys to the Florida lichens. Selain

itu, juga menggunakan referensi lain berupa hasil-hasil penelitian

sebelumnya yang relevan dengan penelitian. Identifikasi dilakukan

dengan cara mencocokkan sampel lumut kerak (Lichenes) dengan

kunci determinasi dan hasil penelitian terdahulu.

d. Pembuatan Herbarium27

Proses pembuatan herbarium baru akan dilakukan setelah

dilakukan identifikasi terhadap spesies lumut kerak (Lichenes) yang

sudah diambil di lokasi penelitian.

Herbarium adalah suatu museum sehingga dapat digunakan

sebagai pusat penelitian, pengajaran dan pusat informasi untuk

masyarakat umum.Spesimen-spesimen herbarium dapat memberikan

macam-macam informasi, namun tergantung kelengkapan data dan

asal usul material. Adapun pembuatan herbarium yaitu sebagai berikut:

1. Pengeringan dan Pengawetan

a. Pengeringan

27Nurdiana, “Petunjuk Praktikum Taksonomi Tumbuhan Tinggi”, (Mataram: Laboratorium Pendidikan IPA Biologi UIN Mataram, 2016), hlm. 9-11.

Page 36: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

21

Pengeringan dan pengawetan bertujuan untuk mencegah

kerusakan yang disebabkan oleh serangga. Pengeringan dan

pengawetan dilakukan dengan cara pengeringan dengan sinar

matahari.

b. Pengawetan

Pengawetan herbarium kering, bahan yang sudah dikeringkan

dicelup pada campuran 1000cc alcohol dan 40gr sublimat

hingga basah seluruhnya.Kemudian mengeringkan lagi hingga

kering betul.

c. Label

Buku catatan di lapangan digunakan untuk mengisi label yang

digunakan pada spesimen herbarium meliputi:

a) Nomor koleksi

b) Nomor spesimen

c) Suku

d) Lokasi

e) Ketinggian

f) Tanggal

g) Habitat: meliputi topografi, tanah, air, dan tipe vegetasi.

h) Nama daerah

Page 37: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

22

Berikut adalah field book dalam bentuk kolom28:

No. Tanggal Famili Genus/S

pesies

Nama

daerah

Determinasi

Tanggal

Lokasi

ketinggian

dan

keterangan

Anatation

(keterangan

morfologi)

2. Pembuatan Herbarium

1) Mounting spesimen yang sudah kering dijahit atau dilem di

atas kertas karton (menggunakan kertas yang kuat atau tidak

cepat rusak dan kaku)

2) Labeling

a. Label yang berisi keterangan-keterangan tentang tumbuhan

diletakkan di sudt kiri bawah atau sudut kanan bawah

b. Spesimen dipisahkan sesuai dengan kelompoknya

kemudian diidentifikasi

c. Membuat lembar label kosong untuk kemungkinan

perubahan nama.

28Ibid, hlm. 12.

Page 38: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

23

Berikut adalah bentuk-bentuk label keterangan pada

herbarium:

No. Nama Spesies Tanggal Pengambilan

Tanaman

Gambar 1.2 Etiket Gantung

Nomor:

Tanggal:

Familia: Genus:

Spesies: Nama Daerah:

Determinasi Tanggal:

Lokasi: Ketinggian:

Keterangan:

Gambar 1.3 Etiket Gantung

Ket.:

Nomor : Urutan penempatan herbarium

Tanggal :Tanggal Herbarium ditempel

Family/Genus/Sp. : Nama dan golongan tanaman yang

dijadikan herbarium

Page 39: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

24

Nama daerah : Nama local tanaman tersebut

Determinasi tanggal : tanggal kita mengetahui nama tanaman

tersebut atau mempelajari spesies tersebut

Lokasi : tempat tanaman tersebut diambil (kota)

Krtinggian : ketinggian lokasi tersebut dari

permukaan laut

Keterangan : tempat hidup, kondisi lingkungan dan

lain-lain

Nomor

Tanggal

Familia: Genus:

Spesies: Nama Daerah:

Determinasi Tanggal:

Lokasi: Ketinggian:

Keterangan:

Gambar 1.4 Herbarium yang sudah ditempel29

Keterangan gambar:

1. Tanaman yang sudah ditempel.

2. Etiket gantung 29Ibid, hlm. 17

Page 40: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

25

3. Plester bening

4. Etiket temple

5. Amplop tempat biji

Gambar 1.5 Amplop herbarium (depan) Amplop herbarium belakang

3) Pengasapan dan peracunan (Fumigasi), sebelum memasukkan

spesimen ke herbarium terlebih dahulu harus diasap dengan

carbon bisulfide dalam ruangan tertentu. Metode lain dapat

dilakukan dengan menambahkan Kristal paradiklorobenzen.

Umumnya spesimen disusun ke dalam kotak atau lemari

khususu berdasarkan alphabet.30

3. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yaitu deskriptif. Deskriptif artinya

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya

tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau

generalisasi. Hal ini dilakukan untuk menentukan nama spesies

yang ditemukan. Analisis data terhadap sampel menggunakan

hasil-hasil penelitian yang relevan dengan konteks

30Ibid, hlm.18.

Herbarium

Nama:

No. Absen:

Kelas:

Page 41: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

26

penelitian.Proses analisis data ini sangat penting untuk

membandingkan spesies yang ada di setiap tempat atau daerah.

4. Pengecekan Keabsahan Data

Data yang sudah dikumpulkan kemudian dibahas bersama

dengan teman sejawat guna melakukan pengecekan keabsahan data

dan temuan sehingga data yang diperoleh akan terlihat keasliannya.

Selain itu untuk memastikan lebih lanjut data yang didapat akan

dicek lagi menggunakan referensi yang relevan yang sesuai dengan

kebutuhan. Referensi ini umumnya berupa buku panduan atau

kunci identifikasi.

H. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan merupakan urutan dalam penulisan laporan

penelitian. Sistematika penulisan laporan pada penelitian dalam kaitannya

dengan skripsi terdiri atas empat bab yitu:

BAB I: Pendahuluan, pada bagian ini dipaparkan pengetahuan atau

kajian umum tentang arah penelitian yang akan dilakukan. Dalam bab ini

peneliti memaparkan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan dan

manfaat, ruang lingkup dan setting penelitian, telaah pustaka, kerangka teori,

metode penelitian yang akan digunkan, dan sistematika pembahasan yang

merupakan gambaran awal yang mencakup keseluruhan penelitian.

BAB II: Data dan Hasil Penelitian, pada bagian ini semua data yang

didapatkan di lapangan dipaparkan apa adanya tanpa menambah atau

mengurangi data. Data dan temuan yang didapatkan disajikan dalam bentuk

Page 42: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

27

bentuk gambar dan tabel.Gambar maupun tabel yang sudah disajikan

kemudian dinarasikan secara umum inti dari hasil yang didapatkan.

BAB III: Pembahasan, pada bagian ini peneliti akan membahas tentang

data dan temuan yang sudah didapatkan. Data dan hasil temuan dipaparkan

secara rinci dan lengkap. Bab ini merupakan bagian paling penting dalam

penelitian ini karena pada bab ini membahas secara rinci dan lengkap yang

terkait dengan karakterisasi Lichen yang ditemukan di lapangan. Karakterisasi

yang yang akan dibahas yaitu jenis lichen, tipe talus, warna dan bentuk

morfologi, dan persentase penutupan lichen serta indeks keanekaragaman

jenis.

BAB IV: Penutup, bagian ini merupakan rangkaian akhir dari sebuah

penelitian. Pada bab ini terdiri atas kesimpulan dan saran. Kesimpulan

merupakan hasil akhir dari penelitian yang bermaksud untuk memberi

penegasan terhadap hasil penelitian yang termuat pada bab II dan III.

Sedangkan saran merupakan harapan peneliti terkait dengan hasil penelitian

guna memberikan kontribusi dan pengetahuan kepada pihak-pihak yang ingin

meneliti dalam bidang ini.

Page 43: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

28

28

BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Loang Gali merupakan salah satu destinasi yang cukup terkenal di

Lombok Timur, yang di dalamnya terdapat hutan yang merupakan Hutan

Lindung.Hutan tersebut tepatnya berada di desa Lenek Ramban Biak,

Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).Di dalam Hutan

Wisata tersebut terdapat berbagai macam tumbuhan mulai dari tumbuhan

tingkat tinggi hingga tumbuhan rendah.

Gambar 2.1 Hutan wisata Loang Gali

Page 44: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

29

A B

C

Gambar 2.2 Lokasi Penelitian

Ket. a: area I yang dekat dengan mata air b: area II yang dekat dengan kolam pemandian c: area III yang dekat dengan pintu masuk

Lokasi penelitian yang bertempat di Hutan Wisata Loang Gali dibagi

menjadi tiga area pengambilan sampel yaitu (a) sebagai area I, (b) sebagai

area II, dan (c) sebagai area III.Area I merupakan hutan yang dekat dengan

mata air.Keadaan topografi di lokasi ini termasuk dataran perbukitan.Pada

lokasi ini jenis pohon yang tumbuh sangat bervariasi serta jarak antar

pepohonan agak berdekatan.

Page 45: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

30

Area II merupakan hutan yang dekat dengan kolam pemandian.Hutan

pada bagian ini memiliki topografi yang datar dan dekat dengan kolam

pemandian.Di lokasi ini juga pohon-pohon yang tumbuh agak berjauhan dan

tidak bervariasi.Tanah di tempat ini didominasi dengan bebatuan sehingga

keadaan tanah tidak terlalu basah.

Sedangkan area III merupakan hutan yang dekat dengan pintu masuk

menuju lokasi Hutan Wisata Alam Loang Gali.Keadaan topografi atau

dataran di tempat ini juga termasuk dataran yang rendah, tanahnya tidak

terlalu basah dan jarak antar pohon yang tumbuh agak berjauhan.Adapun

jenis pohon yang ada di tempat ini tidak terlalu bervariasi.

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Hutan Wisata

Loang Gali, Lenek Ramban Biak, Lombok Timur, mengenai lumut kerak

(Lichenes), telah teridentifikasi menggunakan 2 kunci determinasi dan

referensi lain yang relevan. Adapun kunci determinasi yang digunakan yaituA

key to common lichens on trees in England danField oriented keys to the

Florida lichens. Sedangkan referensi lain yang digunakan yaitu hasil-hasil

penelitian terdahulu yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan dalam

mengidentifikasi sampel. Hasil identifikasi terhadap sampel lumut kerak

(Lichenes)dapat disajikan dalam tabel jenis-jenis lumut kerak (Lichenes)

sebagai berikut:

Page 46: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

31

Tabel 2.1 Nama jenis dan lokasi ditemukannya lumut kerak (Lichenes)

No Famili Spesies

Tipe Talus

Lokasi Penemuan 1 2 3

1 Arthoniaceae Arthonia radiata (Pers.) Ach. C √ Cryptothecia scriptaG.Thor C √ √ √ Cryptothecia striataG.Thor C √ √ √

2 Caliciaceae Dirinaria applanata(Fée) D.D Anasthi F √ √

Dirinaria picta(Sw.) Clem. F √ √

3 Candelarilaceae Candelaria concolor(Dickson) Stein F √

4 Collemataceae Leptogium cyanescens(Rabenh.) Körber F √ Leptogium isidiosellum(Riddle) Sierk F √ √

5 Graphidaceae Graphis scripta(L.) Ach C √

Graphis sp. C √ √

6 Lecanoraceae Lecanora expallensAch. C √

7 Lobariaceae Lobaria tenuisVain. F √

8 Megalosporaceae Megalospora tuberculosa (Fée) Sipman C √ 9 Ochrolechiaceae Ochrolechia subviridis(Høeg) Ericksen C √

10 Parmeliaceae

Canoparmelia caroliniana(Nyl.) Elix & Hale F √ Parmelina tiliacea F √ Parmelinella wallichiana(Taylor) Elix & Hale F √ √ Pseudoparmelia uleana(Müll.Arg) Elix & Nash F √ √

11 Pertusariaceae Pertusaria pertusa(Weigel) Tuck C √

12 Phlyctidaceae Phlyctis argena(Spreng.) Flot C √ √

13 Physciaceae

Hafellia levieri(Jatta) Pusswald &Kantvilas C √ Hyperphyscia adglutinata(Flörke) H.Mayrhofer & Poelt F √

Physcia undulata Moberg F √

14 Ramalinaceae Bacidina variaS.Ekwan C √

15 Stereocaulaceae

Botryolepraria lesdainii C √

Lepraria umbricolaTønsberg C √ √

Lepraria lobificansNyl. C √ 16 Teloschistaceae Caloplaca citrine C √ Ket.: √; ditemukan, C; Crustose, F; Foliose

Page 47: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

32

Hasil penelitian eksplorasi lumut kerak (Lichenes) di Hutan Wisata

Loang Gali, Lenek Ramban Biak, Lombok Timur, diperoleh data yaitu

terdapat 28 jenis lumut kerak (Lichenes) dari 16 famili yang diketahui.Pada

area I ditemukan 18 spesies, pada area II ditemukan 17 spesies, dan pada area

III ditemukan 5 spesies.

Berdasarkan tabel di atas (Tabel 2.1), tipe thalus yang paling banyak

ditemukan yaitu tipe crustose.Sedangkan jenis yang paling banyak ditemukan

yaitu famili Arthoniaceae spesies Cryptothecia scripta dan Cryptothecia

striata. Berikut adalah persentase untuk masing-masing famili yang diketahui

berdasarkan hasil penelitian:

Gambar 2.3 Diagram persentase tiap famili

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

16%

18%

20%

Persentase masing-masing famili

Page 48: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

33

Hasil penelitian yang didapatkan di masing-masing titik penemuan

menunjukkan bahwa famili Arthoniaceae paling banyak ditemukan dengan

jumlah 18%, famili Parmeliaceae sebanyak 15%, dan famili Caliciaceae

sebanyak 10%.

Dalam mengidentifikasi morfologi tipe thalus yang ditemukan, maka

menggunakan suatu tabel karakter identifikasi lumut kerak (Lichenes) sesuai

karakter masing-masing sampel yang ditemukan. Berikut adalah tabel

karakter identifikasi lumut kerak (Lichenes) yang ditemukan di Hutan Wisata

Loang Gali:

Tabel 2.2 Karakter identifikasi lumut kerak (Lichenes)

No. Spesies Tipe talus

Struktur, warna talus

Soredia/ isidia

Apotesia Pertumbuhan pada substrat

1. Arthonia radiate (Pers.) Ach.

C Tipis, abu pucat -

Hitam, seperti bintang atau lobus

Melekat erat

2. Cryptothecia scriptaG. Thor

C Tebal, berwarna putih keabuan

Isidia -

Melekat erat

3. Cryptothecia striataG.Thor

C Tipis, bagian tepi keputihan, talus biu kehijauan

Isidia

-

Melekat erat

4. Dirinaria applanata(Fée) D.D Anasthi

F Abu-abu putih Soredia -

Melekat erat

5. Dirinaria picta(Sw.) Clem.

F Abu-abu kebiruan

Soredia - Melekat erat

6. Candelaria concolor(Dickson) Stein

F Berukuran kecil, hijau kekuningan

Soredia -

Melekat erat

7. Leptogium cyanescens(Rabenh.) Körber

F Tidak berkerut, seperti agar-agar saat basah, hitam

Isidia

-

Melekat longgar

8. Leptogium isidiosellum (Riddle) Sierk

F Berkerut, seperti agar-agar saat

Isidia -

Melekat longgar

Page 49: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

34

basah, hitam

9. Graphis scripta (L.) Ach.

C Tipis, abu keputihan

Isidia - Melekat erat

10. Graphis sp. C Tipis, cenderung membulat, putih atau putih abu-abu

Isidia

-

Melekat erat

11. Lecanora expallesns Ach.

C Tipis, hijau kekuningan

Soredia - Melekat erat

12. Lobaria tenuisVain. F Lobus sedang, hijau terang - Berwarna

hijau Melakat longgar

13. Megalospora tuberculosa(Fée) Sipman

C Tipis, abu pucat -

Cembung, hitam

Melekat erat

14. Ochrolechia subviridis(Høeg) Erichsen

C Hijau keabu-abuan, margin lebih pucat

Isidia -

Melekat erat

15. Canoparmelia caroliniana(Nyl.) Elix & Hale

F Lobus tidak beraturan dan memanjang, abu pucat dan kusam

- -

Melekat erat

16. Parmelina tiliacea F biru pucat keabu-abuan

Isidia - Melekat longgar

17. Parmelinella walliciana(Taylor) Elix & Hale

F Lobus tidak beraturan, abu-abu kehijauan

- -

Melekat erat

18. Pseudoparmelia uleana(Müll. Arg) Elix & Nash

F Abu -

Cekung Melekat erat

19. Pertusaria pertusa(Weigel) Tuck

C Pucat hingga abu kehijauan

-

Seperti merica dengan beberapa pori

Melekat erat

20. Phlyctis argena(Spreng.) Flot

C Halus, putih seperti cat putih pada kulit pohon

Soredia

-

Melekat erat

21. Hafellia levieri(Jatta) Pusswald & Kantvilas

C Tipis, memanjang horizontal, putih atau putih abu-abu

Isidia

-

Melekat erat

22. Hyperphyscia adglutinata(Flörke) H.Mayrhofer & Poelt

F Sangat kecil, hijau terang keabuan

Soredia -

Melekat erat

23. Physcia undulate Moberg

F Hijau Soredia Melekat longgar

24. Bacidina variaS.Ekman

C Tipis, hijau -

Cekung, kuning pucat

Melekat erat

Page 50: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

35

25. Botryolepraria lesdainii

C Tipis, lepros, hijau - - Melekat erat

26. Lepraria lobificansNyl.

C Agak tebal, lepros, abu biru kehijauan

- - Melekat erat

27. Lepraria umbricolaTønsberg

C Tipis, lepros, biru kehijauan - - Melekat erat

28. Caloplaca citrina C Lepros, kuning krom - Kuning Melekat erat

Ket. C: Crustose, F: Folise

Deskripsi Morfologi

Hasil identifikasi terhadap 28 jenis spesies Lumut Kerak (Lichenes)

yang ditemukan di Hutan Wisata Loang Gali, Lenek Ramban Biak, Lombok

Timur dapat diketahui melalui sampel yang ditemukan sebagai berikut :

1) Megalospora tuberculosa(Fée) Sipman

Megalospora tuberculosa merupakan jenis lumut kerak (Lichenes)

dengan tipe crustose (seperti kerak) dan sulit dicabut tanpa merusak

substratnya.Thalusnya berwarna abu pucat kecoklatan denganapotesia

yang berwarna hitam cembung pada permukaan thalus.

Hasil Penelitian Literatur

Gambar 2.4 Megalospora tuberculosa(Fée) Sipman

Page 51: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

36

2) Lecanora expallensAch.

Thalusnya tipis, berwarna hijau kekuningan membentuk patch yang

bundar, bagian tepi keabu-abuan, soredia berwarna hijau kekuningan,

dan apotesianya jarang.

Gambar 2.5 Lecanora expallensAch.

3) Plyctis argena(Spreng.) Flot

Thalusnya tipis dan unik, halus.Thalusnya berwarna putih terlihat seperti

cat putih pada kulit pohon.Soredia tidak mencolok pada patch dan

berwarna putih tak beraturan. Apotesia sangat jarang dengan spora

muriform besar.

Page 52: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

37

Page 53: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

38

Page 54: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

39

Hasil Penelitian Literatur

Gambar 2.10 Cryptothecia scripta G.Thor

8) Cryptothecia striataG.Thor

Thalusnya tipis, berwarna hijau kebiruan. Bagian tepi berwarna

keputihan. Thalus dengan struktur bulat atau bulat seperti isidia.

Hasil Penelitian Literatur

Gambar 2.11 Cryptothecia striata G.Thor

9) Graphis sp.

Tipe thalus crustose dengan warna putih atau putih keabu-abuan.Thalus

ini memiliki bentuk yang cenderung membulat dan membentuk koloni

yang besar dalam jumlah yang tidak terlalu banyak.Pada thalus terdapat

bintik-bintik hitam pada bagian tengah thalus yang menonjol keluar dari

korteks bagian atas yang biasa dinamakan isidia.Isidia berfungsi sebagai

Page 55: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

40

alat propagasi vegetatif, meningkatkan luas permukaan dan kapasitas

asimilasi thalus.

Hasil Penelitian Literatur

Gambar 2.12 Graphis sp.

10) Caloplaca citrina

Thalus berwarna kuning krom.Thalus sepenuhnya kerak butiran debu

tepung (lepros).Keraknya tidak beraturan, apotesia dengan bagian tepi

yang terang.

Gambar 2.13 Caloplaca citrina

Page 56: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

41

11) Ochrolechia subviridis(Høeg) Ericksen

Thalus berwarna hijau keabu-abuan.Bagian tepi lebih pucat.Isidia lembut

pada thalus yang mungkin rusak dan menjadi sorediata pada spesimen

yang lebih tua.Sporanya jarang.

Gambar 2.14 Ochrolechia subviridis(Høeg) Ericksen

12) Lepraria lobificans Nyl.

Thalusnya meneyebar, agak tebal.Kerak seperti butiran debu tepung

(lepros).Thalus berwarna pucat hingga abu biru kehijauan.Medulla

berwarna putih.Apotesia tidak diketahui.

Gambar 2.15 Lepraria lobificans Nyl.

Page 57: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

42

13) Bacidina variaS.Ekman

Thalusnya tipis dan berwarna hijau.Terdapat apotesia yang berwarna

coklat muda pada permukaan thalus yang tidak terlalu banyak.Apotesia

berbentuk cekung.

Hasil Penelitian Literatur

Gambar 2.16 Bacidina varia

14) Arthonia radiata (Pers.) Ach.

Thalusnya tipis, berwarna abu pucat.Apotesia berwarna hitam berbentuk

seperti bintang atau lobus, tidak beraturan, tidak muncuk di atas

permukaan thalus.

Gambar 2.17Arthonia radiata(Pers.) Ach.

Page 58: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

43

15) Botryolepraria lesdainii

Thalusnya tersebar, lepros dan berwarna hijau apel atau hijau biru.Isidia

atau sorediatidak terlihat.Berlimpah bebas membentuk jaringan hifa

dengan septa.Apotesia tidak diketahui.

Gambar 2.18 Botryolepraria lesdainii

16) Hafellia levieri (Jatta) Pusswald & Kantvilas

Thalus berbentuk bulat memanjang horisontal dengan tipe morfologi

thalus crustose karena menempel erat pada substrat kulit pohon yang

ditempatinya, sehingga nampak tipis dan menyatu dengan substrat.Thalus

memiliki warna putih atau putih abu-abu yang tergantung pada kondisi

lingkungan yang ditempatinya.Pada bagian permukaanthalus terdapat

tonjolan-tonjolan hitam yang biasa disebut isidia yang berguna untuk alat

propagasi vegetatif.Spesies ini memiliki lebar kira-kira 2-5 cm.

Page 59: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

44

Gambar 2.19 Hafellia levieri(Jatta) Pusswald & Kantvilas

17) Dirinaria applanata(Fée) D.D Anasthi

Dirinaria applanata merupakan jenis lumut kerak (Lichenes) dengan tipe

thalus foliose (seperti lembaran daun).Thalusnya melekat erat pada

substrat.Lobus tidakberaturan, berdekatan, berlipat-lipat dan memanjang

longitudinal.Lebar talus sekitar 5-6 cm. Permukaan thalus berwarna abu-

abu putih atau abu-abu kebiruan.Pada bagian tengah thalus terdapat

soredia yang berwarna keputihan.Medulla berwarna kuning.

Page 60: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

45

Hasil Penelitian Literatur

Gambar 2.20 Dirinaria applanata (Fée) D.D Anasthi

18) Dirinaria picta(Sw.) Clem.

Berdasarkan tipe thalusnya, Dirinaria picta merupakan lumut kerak

(Lichenes) dengan tipe thalus foliose.Thalusnya tumbuh melekat pada

kulit pohon.Permukaan thalus berwarna abu-abu kebiruan.Lobusnya rata,

bersebelahan, tidak mebujur panjang, sedikit tumpang tidih.Soralia

laminal, berbentuk bulat menyerupai kepala.

Hasil Penelitian Literatur

Gambar 2.21 Dirinaria picta (Sw.) Clem.

Page 61: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

46

19) Pseudoparmelia uleana(Müll.Arg) Elix & Nash

Pseudoparmelia uleana merupakan lumut kerak (Lichenes) dengan tipe

thalus foliose dan melekat erat pada substrat.Thalusnya berwarna abu

dengan apotesia pada permukaan thalus.

Gambar 2.22 Pseudoparmelia uleana(Müll.Arg) Elix & Nash

20) Hyperphiscia adglutinata(Flörke) H.Mayrhofer & Poelt

Berdasarkan tipe thalusnya, Hyperphyscia adglutinata merupakan lumut

kerak (Lichenes) dengan tipe thalus foliose.Thalusnya melekat erat pada

substrat.Hyperphyscia adglutinata memiliki thalus yang sangat kecil

(diameternya kurang lebih 2 cm). Thalusnya berwarna hijau terang

keabuan (saat basah).Terdapat soredia atau soralia berwarna kehijauan.

Page 62: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

47

Gambar 2.23 Hyperphyscia adglutinata(Flörke) H.Mayrhofer & Poelt

21) Lobaria tenuisVain.

Lobaria tenuis merupakan lumut kerak (Lichenes) dengan tipe thalus

foliose.Thalusnya melekat secara longgar sehingga sangat mudah

dilepaskan dari substratnya.Thalusnya berwarna hijau, ukuran lobusnya

sedang sampai besar.Apotesia dan pycnidia jarang pada bagian tepi

lobus.

Hasil Penelitian Literatur

Gambar 2.24 Lobaria tenuis Vain.

Page 63: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

48

22) Leptogium cyanescens(Rabenh.) Körber

Berdasarkan tipe thalusnya, Leptogium cyanescens memiliki thalus

foliose.Thalusnya melekat secara longgar pada substrat, seperti agar-agar

pada saat basah.Thalusnya berwarna hitam dengan isidia berbentuk

silinder datar, isidia laminal atau marginal.Thalus tidak memiliki kerutan.

Hasil Penelitian Literatur

Gambar 2.25 Leptogium cyanescens (Rabenh.) Körber

23) Leptogium isidiosellum(Riddle) Sierk

Leptogium isidiosellum merupakan lumut kerak (Lichenes) dengan tipe

thalus foliose dan melekat secara longgar pada substrat.Thalus berwarna

hitam dan berkerut longitudinal (terlihat secara kasat mata), seperti agar-

agar saat basah.Isidia hanya ada pada kerutan.

Page 64: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

49

Hasil Penelitian Literatur

Gambar 2.26 Leptogium isidiosellum (Riddle) Sierk

24) Parmelina tiliacea

Parmelina tiliacea memiliki tipe thalus foliose dan melekat secara

longgar pada substrat.lebar talus hingga 15 cm, sedikit silia.Talus

berwarna biru pucat keabu-abuan.Isidia abu coklat, sederhana, silindris,

clavate atau caralloid, ujung talus lebih gelap.Apotesia atau soredia

sedikit.

Gambar 2.27 Parmelina tiliacea

Page 65: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

50

25) Parmelinella wallichiana(Taylor) Elix & Hale

Berdasarkan tipe thalusnya, Parmelinella wallichiana memiliki tipe

thalus foliose dan melekat erat pada substrat.Lobus tidak beraturan

hingga membentuk sublinear, jarang bersilia.Thalus berwarna abu-abu

hingga kekuningan atau abu-abu kehijauan.Soredia dan phyllidia tidak

diketahui.Medulla berwarna putih hingga kadang-kadang sebagian pucat

kekuningan.

Gambar 2.28 Parmelinella wallichiana(Taylor) Elix & Hale

26) Canoparmelia caroliniana(Nyl.) Elix & Hale

Canoparmelia caroliniana memiliki thalus foliose dan melekat secara

erat pada substrat. Lobusnya tidak beraturan, memanjang dengan lebar

2,5 cm, terpisah. Thalusnya berwarna abu-abu pucat dan kusam.

Page 66: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

51

Hasil Penelitian Literatur

Gambar 2.29 Canoparmelia caroliniana (Nyl.) Elix & Hale

27) Physcia undulata Moberg

Berdasarkan tipe thalusnya, Physcia undulata memiliki thalus

foliose.Soredia atau apotesia terdapat pada permukaan thalus.Thalus

berwarna hijau.

Gambar 2.30 Physcia undulata Moberg

Page 67: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

52

28) Candelaria concolor(Dickson) Stein

Candelaria concolor merupakan lumut kerak (Lichenes) dengan tipe

thalus foliose dan melekat secara erat pada substrat.Thalus berwarna

hijau kekuningan.Lobusnya berumbai untuk berlapis dan palmately

menyebar.Soredia berbentuk granular.Pycnidia umumnya muncul

sebagai kutil yang timbul di permukaan thalus.Thalusnya berukuran

kecil.

Gambar 2.31Candelaria concolor

Page 68: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

53

BAB III

PEMBAHASAN

A. Identifikasi Sampel Lumut Kerak (Lichenes)

Data yang dikumpulkan berupa sampel lumut kerak (Lichenes) yang

diambil di lokasi penelitian yakni Hutan Wisata Loang Gali, Lenek Ramban

Biak, Lombok Timur. Dalam mengidentifikasi sampel, menggunakan dua

kunci identifikasi yaitu A key to common lichens on trees in England, Field

oriented keys to the Florida lichens dan hasil-hasil penelitian sebelumnya.

Pada proses identifikasi, sampel dilihat struktur morfologi bagian luar,

kemudian dicocokkan dengan kunci determinasi dan referensi yang relevan

lainnya, yang sesuai dengan morfologi sampel lumut kerak (Lichenes) yang

sudah dikumpulkan dari loaksi penelitian.

Tujuan dari identifikasi morfologi yang dilakukan terhadap lumut

kerak (Lichenes) adalah untuk menentukan nama spesies sehingga mudah

untuk mengklasifikasikannya. Adapun cara mengidentifikasi sampel yakni

dengan menjabarkan terlebih dahulu ciri-ciri morfologi lumut kerak

(Lichenes) yang ditemukan, kemudian mencocokkannya dengan kunci

determinasi. Selain itu, juga menggunkan hasil-hasil penelitian sebelumnya

yang memiliki ciri-ciri morfologi yang mirip dengan sampel yang

ditemukan.

Page 69: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

54

B. Jenis-Jenis Lumut Kerak (Lichenes)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Hutan Wisata Loang

Gali, Lenek Ramban Biak, Lombok Timur, terdapat 28 jenis lumut kerak

(Lichenes) dari 16 famili. Morfologi thalus lumut kerak (Lichenes) yang

ditemukan termasuk ke dalam dua tipe yaitu Foliose dan Crustose. Tipe

thalus yang ditemukan yaitu 12 jenis lumut kerak (Lichenes) termasuk ke

dalam morfologi Foliose dan 16 jenis lumut kerak (Lichenes) merupakan

lumut kerak dengan tipe talus Crustose.

Tipe thalus lumut kerak (Lichenes) yang paling banyak ditemukan

yaitu tipe Crustose karena tipe ini memiliki bentuk kerak dan cenderung

melekat secara erat pada kulit pohon sehingga kebutuhan air sedikit. Hal

tersebut menggambarkan bahwa tipe thalus ini mudah tumbuh karena

pertumbuhan lumut kerak (Lichenes) dipengaruhi oleh tanaman inang dan

umur tumbuhan.

Adapun jenis lumut kerak (Lichenes) yang paling banyak ditemukan

di Hutan Wisata Loang Gali berasal dari famili Arthoniaceae yaitu

Cryptothecia scripta dan Cryptothecia striata.Kedua jenis lumut kerak

(Lichenes) tersebut ditemukan di ketiga area penelitian.Perbedaan faktor

lingkungan di ketiga area penelitian sangat mempengaruhi pertumbuhan

lumut kerak (Lichenes) itu sendiri. Namun, berdasarkan hasil penelitian

menunjukkan bahwa spesiesCryptothecia scripta dan Cryptothecia

striatabisa tumbuh di daerah yang agak kering.

Page 70: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

55

Pada area penelitian I yang berada di dekat sungai, termasuk area

yang basah karena selain dekat dengan sungai juga topografi atau keadaan

tanah di hutan tersebut seperti perbukitan.Sehingga sebagian besar jumlah

lumut kerak (Lichenes) yang ditemukan tumbuh di area tersebut.Sedangkan

area II berada di dekat kolam pemandian, yang keadaan lingkungan di area

tersebut termasuk daerah lembab karena berada di antara area yang basah dan

area yang kering.Sehingga lumut kerak (Lichenes) yang ditemukan juga

bervariasi.Adapun area III berada di dekat pintu masuk dan termasuk daerah

yang kering, sehingga lumut kerak (Lichenes) yang ditemukan sangat sedikit.

Jenis lumut kerak (Lichenes) yang ditemukan di lokasi penelitian

menunjukkan bahwa ada beberapa jenis yang hanya ditemukan pada satu area

atau dua area.Ada pula yang ditemukan pada ketiga lokasi

penelitian.Misalnya spesies Bacidina varia yang dengan tipe thalus crustose

hanya ditemukan pada area ketiga.Spesies Leptogium isidiosellum ditemukan

pada area II dan III.Spesies Cryptothecia scripta dan C. striata ditemukan

pada ketiga lokasi penelitian, hal ini disebakan karena spesies ini termasuk

tipe crustose.

Lichenescrustose adalah salah satu Lichenes yang berbentuk kerak

mirip kulit yang keras biasanya menempel pada pepohonan.Lichenescrustose

banyak ditemukan diwilayah Indonesia.Lichenescrustose memiliki sifat

morfologi bentuk kerak dan cenderung melekat pada batang pohon sehingga

Lichenes crustose tidak memerlukan kebutuhan air yang banyak, dari hal

tersebut menunjukkan pada tipe thalus crustose dapat dengan mudah

Page 71: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

56

tumbuh.Lichenestipe thalus crustose memiliki ukuran signifikan, yaitu datar,

tipis biasanya tanpa lobus yang berbeda seperti lapisan tipis atau kerakyang

menempel ketat, Lichenes tipe thalus crustose nampak dilukis pada kulit atau

substrat yang keras.31

Bentuk talus khusunya thalusCrustose, akan ditemukan dalam bentuk

tidak tetap serta beberapa jenis lumut kerak (Lichenes) memiliki thalus yang

cenderung berbentuk menyerupai lingkaran, tetapi dapat juga ditemukan

pada keadaan tidak beraturan. Keadaan yang tidak beraturan dapat tumbuh

pada permukaan batang kayu, kayu yang sudah lapuk dan batu.

Tipe thalusfoliose ini memiliki struktur seperti daun yang tersusun

oleh lobus-lobus.Ciri-ciri thalusnya datar, lebar, banyak lekukan seperti daun

yang mengkerut dan berputar.Permukaan atas dan bawah jelas, beberapa

memiliki pinggiran yang rata, bergelombang atau beringgit.Permukaan bawah

thalus putih kotor, coklat, hitam dengan bagian pinggir melekuk ke atas.Tipe

thalus ini relatif lebih longgar melekat pada substratnya karena terdapat

rhizine yang tumbuh dari permukaan bawah talus.Bagian ujung rhizine

merupakan bagian yang melekat pada substrat, berbentuk pipih atau

cakram.Rhizine ini mengeluarkan lendir dan berfungsi sebagai alat perlekatan

serta mengabsorbsi makanan.Perbedaan tipe morfologi thalus lumut kerak

(Lichenes) dapat dilihat dan ditentukan secara makroskopis.

Salah satu jenis lumut kerak (Lichenes) dengan tipe foliose yang

ditemukan yaitu Dirinaria applanata.Spesies ini memiliki lobus yang yang 31Ratih Tri Utari, “Karakteristik Morfologi Lichen Crustose di Kawasan Hutan Sekipan Desa Kalisoro Tawangmangu Karanganyar Provinsi Jawa Tengah”, (Publikasi Ilmiah, FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2017), hlm. 3.

Page 72: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

57

tidak beraturan, berdekatan, berlipat-lipat dan memanjang

longitudinal.Permukaan thalusnya berwarna abu-abu putih atau abu-abu

kebiruan.Pada bagian tengah thalusterdapat soredia yang berwarna

kuning.Spesies ini dtemukan pada dua area yakni area I dan II.

Thalus foliosesecara makroskopis memiliki bentuk seperti lembaran

daun, sedangkan secara mikroskopis tipe thalus ini memiliki batasan antar

lapisan tidak terlalu jelas.Lapisan dermis pada kebanyakan tipe thalus foliose

tidak dapat dibedakan dengan lapisan atasnya.Namun pada tipe thalus ini

terlihat adanya rizoid yaitu struktur yang terbentuk dari kumpulan hifa yang

berfungsi untuk memperkuat kedudukan thalus sehingga dapat melekat pada

substratnya. Meskipun struktur ini mirip akar, akan tetapi tidak berperan

penting sebagai penyalur bahan mineral seperti fungsi akar.

Thalus yang ditemukan memiliki bentuk yang beragam, ada yang

memanjang, membulat, talus berkerut dan tidak berkerut, talusnya tebal dan

tipis.Sedangkan warna thalus lumut kerak (Lichenes) yang ditemukan juga

beragam.Mulai dari warna putih, keabuan, hijau hingga hitam.

Jenis lumut kerak (Lichenes) yang paling banyak ditemukan di

Hutan Wisata Loang Gali yaitu Cryptothecia scripta dan Cryptothecia

striata. Spesies Cryptothecia scripta memiliki tipe thaluscrustose.Spesies ini

relatif bulat dan berwarna abu keputihan.Sedangkan Cryptothecia striata

memiliki warna thalus biru kehijauan dengan bagian pinggir berwarna

keputihan.Kedua jenis lumut kerak (Lichenes) tersebut ditemukan pada

ketiga area penelitian.Morfologi tipe crustoselainnya yang ditemukan

Page 73: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

58

memiiki warna yang bervariasi mulai dari keputihan, abu-abu,putih keabu-

abuan, hijau, hijau kebiruan, hingga kuning.

Sedangkan morfologi thalusfoliose yang ditemukan tidak terlalu

bervariasi.Warna thalus yang ditemukan yaitu abu-abu, hijau, biru kehijauan,

dan hitam.Jenis lumut kerak (Lichenes) tipe foliose yang ditemukan hanya

ditemukan di satu lokasi saja atau dua lokasi.Salah satu jenis lumut kerak

(Lichenes) yang ditemukan yaitu Dirinaria applanata.Jenis ini memiliki

warna abu-abu putih dan melekat secara erat pada kulit pohon.Spesies

Dirinaria applanata memiliki soredia pada permukaan atas thalus.

Lumut kerak (Lichenes) mampu hidup di tempat manapun sehingga

lumut kerak (Lichenes) mudah sekali dijumpai, apalagi di wilayah

pegunungan yang mempunyai banyak pohon yang bisa dijadikan substrat

pada kulit kayu, ranting ataupun permukaan batu.Ini menunjukkan bahwa

suhu dan kelembaban udara individu tanaman inang mempengaruhi

pertumbuhan lumut kerak (Lichenes), karena lumut kerak (Lichenes)

memiliki sensitifitas suhu yang berbeda-beda yang dapat menghambat

fotosintesis lumut kerak (Lichenes).

Page 74: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

59

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh peneliti di lapangan, data secara empiris yang ditemukan di

Hutan Wisata Loang Gali, Lenek Ramban Biak, Lombok Timur, ada28 jenis

lumut kerak (Lichenes) dari 16 Famili. Morfologi thalus lumut kerak

(Lichenes) yang ditemukan termasuk ke dalam dua tipe thalus yaitu tipe

Foliose dan Crustose. Tipe thalus yang paling banyak ditemukan yaitu tipe

Crustose.Jenis lumut kerak (Lichenes) yang paling banyak ditemukan

termasuk kedalam tipe thalus crustoseberasal dari famili Arthoniaceae yaitu

spesies Cryptothecia scripta dan Cryptothecia striata.

B. Saran

1. Untuk peneliti selanjutnya disarankan melakukan penelitian

pengembangan dari penelitian sebelumnya.

2. Bagi mahasiswa perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai struktur

anatomi lumut kerak (Lichenes) yang ditemukan di Hutan Wisata Loang

Gali, Lenek Ramban Biak, Lombok Timur.

Page 75: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

60

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Listha Ivara,“Keanekaragaman Lichenes di Kawasan Hutan Pinus Kragilan Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah”. Artikel Publikasi, FKIP UM Surakarta, Surakarta, 2017, hlm. 2.

Aththorick, T. Alief. “Komposisi dan Stratifikasi Makroepifit di Hutan Wisata Tangkahan Taman Nasional Gunung Leuser Kabupaten Langkat”. Jurnal, Vol. 17, Nomor 2, 2005.

Chandra, Radiansyah Hadi. “Akumulasi Timbal (Pb) dan Keanekaragaman Jenis Lichenes di Taman Kota Medan”. Jurnal, Vol. 2, Nomor 1, Agustus 2015, hlm. 23.

Internasional, Q A. Visual Ilmu dan Pengetahuan Populer untuk Pelajar dan Umum: Memahami Keragaman Tumbuhan. Canada: Jacques Fortin. 2006.

Kementerian Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an Terjemah Asbabun Nuzul dan Tafsir Bil Hadits. Bandung: Semesta Al-Qur’an, 2013.

Laksono, Agung. “Identifikasi Jenis Lichen sebagai Bioindikator Kualitas Udara di Kampus Institut Agama Islam negeri Raden Intan Lampung. Skripsi, FTK IAIN Raden Intan Lampung, Lampung, 2016.

Mentari, Ardari Inka. “Inventarisasi Lichenes di Kawasan Giribangun Girilayu Matesih Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah”. Publikasi Ilmiah, FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2017.

Murningsih dan Mafazaa, Husna. “Jenis-Jnis Lichen di Kampus Undip Semarang”. Jurnal, Vol. 18, Nomor 1, Juni 2016, hlm. 20.

Nurdiana. Petunjuk Praktikum Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Mataram: Laboratorium Pendidikan IPA Biologi. 2016.

Roziaty, Efri. “Review Lichen: Karakteristik Anatomis dan Reproduksi Vegetatifnya”. Jurnal, Vol. 3, Nomor 1, April 2016, hlm. 45.

____________. “Identifikasi Lumut Kerak Di Area Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta”. Jurnal, Vol. 13, Nomor 1, April 2016, hlm. 770.

Senjha. “Keanekaragaman Jenis Lichenes Epifit pada Hutan Kopi dan Hutan Campuran di Nglimut Gonoharjo Kendal”. Jurnal , Vol. 2, Nomor 2, April 2013, hlm.28.

Page 76: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

61

Shahabuddin, Et.al. “Penelitian Biodiversitas Serangga di Indonesia: Kumbang Tinja (Coleoptera: Scrabaeidae) dan Peranan Ekosistemnya”, Jurnal Biodiversitas, Vol.6, Nomor 2, April 2005, hlm. 141-146.

Sofyan, Nusaibah. “Keanekaragaman Lumut Kerak sebagai Bioindikator Kualitas Udara di Kawasan Industri Citeureup dan Hutan Penelitian Dramaga. Skripsi, Fakultas Kehutanan IPB, Bogor, 2017.

Sudrajat, Wendi. “Keanekaragaman Lichen Cortocolous pada Tiga Jalur Hijau di Kabupaten Kubu Raya”. Jurnal, Vol. 2, Nomor 2, Maret 2013, hlm. 75.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta CV. cet. ke-23. 2016.

Supratman, Lilis.”Pemetaan, Identifikasi dan Transplantasi Famili Lobariaceae Di UPT Balai Konservasi Kebun Raya Cibodas Jawa Barat”. Tesis, Sekolah Pascasarjana IPB Bogor, 2016.

Tjitrosoepomo, Gembong. Taksonomi Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada Press. 1998.

Triyono, Kharis.“Keanekaragaman Hayati Dalam Menunjang Ketahanan Pangan”, Jurnal Inovasi Pertanian, Vol.11, Nomor 1, Mei 2013, hlm. 12-22.

Utari, Ratih Tri. “Karakteristik Morfologi Lichen Crustose di Kawasan Hutan Sekipan Desa Kalisoro Tawangmangu Karanganyar Provinsi Jawa Tengah”, Publikasi Ilmiah, FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2017, hlm. 3.

Page 77: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

62

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 78: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

Lampiran 1

Alat dan Bahan Penelitian

Gambar 01

Kamera Digital Gambar 02 Cutter/pisau

Gambar 03

Amplop Spesimen Gambar 04

Sampel Lumut Kerak (Lichenes)

Page 79: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

Lampiran 2

Pengambilan Sampel Lumut Kerak (Lichenes)

Gambar 01 Memasuki lokasi Hutan Wisata Loang Gali

Gambar 02 Pengerukan lumut kerak (Lichenes) di lokasi I

Gambar 03 Pengerukan lumut kerak (Lichenes) di lokasi II

Gambar 04 Pengerukan lumut kerak (Lichenes) di lokasi III

Page 80: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

Kunci Determinasi

1a Tipe talus seperti lembaran daun (foliose)…………………………………2

1b Tipe talus seperti kerak (crustose)………………………………………..11

2a Talus melekat secara longgar pada substrat……………………………….3

2b Talus melekat secara erat pada substrat…………………………………...6

3a Terdapat isidia……………………………………………………………..4

3b Terdapat soredia…………………………………………Physcia undulata

4a Talusnya berwarna hitam, seperti agar-agar saat basah……………………5

4b Talusnya berwarna biru pucat keabu-abuan …………... Parmelina tiliacea

5a Talusnya memiliki kerutan……………………….. Leptogium isidiosellum

5b Talusnya tidak memiliki kerutan …………… …….Leptogium cyanescens

6a Lobus tidak beraturan atau rata…………………………………………….7

6b Lobus berumbai untuk berlapis dan palmately

menyebar……………………………. ………………Candelaria concolor

7a Lobus tidak beraturan, berdekatan, berlipat-lipat dan memanjang

longitudinal……………………………… …………...Dirinaria applanata

7b Lobus rata, bersebelahan, tidak membujur panjang, tumpang

tindih………………………………………… …………….Dirinaria picta

8a Talus berukuran kecil, berwarna hijau

keabuan………………………………………….Hyperphyscia adglutinata

8b Talus berukuran sedang……………………………………………………9

9a Talus berwarna hijau, apotesia dan pycnidia jarang pada bagian tepi

Page 81: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

lobus………………………………………………………...Lobaria tenuis

9b Talus berwarna abu-abu, terdapat apotesia………..Pseudoparmelia uleana

10a Talus berwarna abu-abu ke kekuningan atau abu-abu kehijauan, soredia dan

phyllidia tidak diketahui…………………….Parmelinella wallichiana

10b Talus berwarna abu-abu pucat dan kusam, lobus terpisah, memanjang dan

tidak beraturan…………………………………Canoparmelia caroliniana

11a Apotesia cembung atau seperti kutil……………………………………..12

11b Apotesia berbentuk bintang atau sperti bibir…………………………….13

12a Talus berwarna abu pucat, apotesia berwana hitam

cembung…………………………………………Megalospora tuberculosa

12b Talus berwarna abu kehijauan, apotesia seperti kutil dengan beberapa pori

untuk melepaskan spora………………………………...Pertusaria pertusa

13a Apotesia berbentuk bintang atau lobula, tidak terangkat di atas

talus……………………………………………………….Arthonia radiata

13b Apotesia seperti bibir, terangkat di atas talus……………...Graphis scripta

14a Keraknya tipis…………………………………………………………….14

14b Keraknya tebal, dengan protalus berwarna putih……..Cryptothecia scripta

15a Terdapat soredia…………………………………………………………..15

15b Terdapat isidia……………………………………..Ochrolelchia subviridis

16a Talus seperti cat putih pada substrat pada kulit pohon.........Phlyctis argena

16b Talus hijau kekuningan dengan bagian tepi keabuan….Lecanora expallens

17a Talus tipis dengan protalus berwarna putih……………Cryptothecia striata

17b Talus tipis tanpa protalus…………………………………………………18

Page 82: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara

18a Talusnya tersebar, butiran debu tepung (lepros)………………………….19

18b Talus tidak tersebar, berwarna hijau dengan apotesia berwarna coklat

pucat………………………………………………………...Bacidina varia

19a Terdapat apotesia dengan bagian tepi yang terang, talusnya berwarna

kuning…………………………………………………….Caloplaca citrina

19b Tidak terdapat apotesia…………………………………………………...20

20a Talus berwarna biru kehijauan, medulla sedikit atau bagian tepi

berdiferensiasi menjadi lobus…………………..Lepraria umbricola

20b Talus berwarna abu biru kehijauan dengan medulla berwarna

putih……………………………………………………Lepraria lobificans

21a Talusnya tipis tanpa isidia………………………...Botryolepraria lesdainii

21b Talusnya tipis dengan isidia………………………………………………22

22a Talus memanjang horizontal, berwarna putih atau abu-abu putih, dengan

isidia hitam pada permukaaan talus………………………...Hafellia levieri

22b Talus cenderung membulat dan membentuk koloni yang besar dengan

jumlah yang tidak terlalu banyak……………………………….Graphis sp.

Page 83: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara
Page 84: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara
Page 85: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara
Page 86: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara
Page 87: INVENTARISASI LUMUT KERAK (Lichenes) EPIFIT DI HUTANetheses.uinmataram.ac.id/2414/1/Asnah 151145022.pdflingkungan yakni sebagai tumbuhan peritis dan bioindikator pencemaran udara