bab i status kepegawaian perawat

7
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Undang-undang republik indonesia nomor 38 tahun 2014 tentang keperawatan menyatakan bahwa keperawatan merupakan kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat. erawat merupakan salah satu komponen penting dan strategis dalam pelaksanaan layanan kesehatan. !eperawatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pro"esi kesehatan lain di dalam memberikan layanan kesehatan kepada klien. #ebagian integral dari layanan kesehatan kedudukan perawat dengan pro"esi kesehatan lainya $mis., dokter% adalah sama, yakni sebagai mitra. &ni tentunya 'uga harus diiringi dengan pengakuan dan penghormatan terhadap pro"esi perawat. !arenanya, pro"esi keperawatan tidak bisa dipisahkan dari sistem kesehatan $(smadi, 200)* 8%. +alam melakukan praktik keperawatan, seorang perawat tentunya memiliki status kepegawaian, dimana status kepegawaian akan memberikan dampak baik atau buruk terhadap prosess asuhan keperawatan, sehingga status kepegawaian harus dimiliki seorang perawat.

Upload: yogi-gunawan

Post on 04-Nov-2015

18 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

all about status kepegawaian

TRANSCRIPT

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Undang-undang republik indonesia nomor 38 tahun 2014 tentang keperawatan menyatakan bahwa keperawatan merupakan kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Perawat merupakan salah satu komponen penting dan strategis dalam pelaksanaan layanan kesehatan. Keperawatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari profesi kesehatan lain di dalam memberikan layanan kesehatan kepada klien. Sebagian integral dari layanan kesehatan kedudukan perawat dengan profesi kesehatan lainya (mis., dokter) adalah sama, yakni sebagai mitra. Ini tentunya juga harus diiringi dengan pengakuan dan penghormatan terhadap profesi perawat. Karenanya, profesi keperawatan tidak bisa dipisahkan dari sistem kesehatan (Asmadi, 2005: 8). Dalam melakukan praktik keperawatan, seorang perawat tentunya memiliki status kepegawaian, dimana status kepegawaian akan memberikan dampak baik atau buruk terhadap prosess asuhan keperawatan, sehingga status kepegawaian harus dimiliki seorang perawat.Status kepegawaian merupakan suatu kejelasan seseorang dalam bekerja dengan perjanjian, perjanjian kerja waktu tidak tertentu (PKWTT/ pegawai tetap) atau bekerja dengan perjanjian waktu tertentu (PKWT/karyawan kotrak), kejelasan status kepegawaian ini sangat berguna untuk mengetahui hak dan kewajiban seorang perawat dalam bekerja (Yana, 2010: 115). Salah satu dari hak dan kewajiban perawat adalah memperoleh pelindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar pelayanan, standar profesi, standar prosedur operasional, dan ketentuan peraturan perundang-undangan, menerima imbalan jasa atas pelayanan keperawatan yang telah diberikan, serta salah satu kewajiban dari seorang perawat yaitu melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang dari tenaga kesehatan lain yang sesuai dengan kompetensi perawat dan melaksanakan penugasan khusus yang ditetapkan oleh pemerintah (UU Keperawatan, 2014: 14).Stres kerja merupakan satu-satunya faktor terpenting yang mempengaruhi dunia kerja di Amerika pada saat ini. Stres kerja, terjadi ketika seseorang tidak dapat memenuhi tuntutan atau kebutuhan dari pekerjaannya. Terlalu banyak yang harus dilakukan, kurang waktu, dan kurang tenaga kerja atau sumber daya untuk menuntaskan pekerjaan (Losyk, 2007: 4). Survey yang dilakukan PPNI (2006) sekitar 50,9% perawat yang bekerja di empat provinsi di Indonesia mengalami stress kerja. Menurut Anoraga, dalam Russeng (2007: 20) yang mengemukakan bahwa 90% pelayanan kesehatan di rumah sakit diberikan oleh perawat, dari beberapa penelitian mengemukakan bawha stress kerja merupakan hal yang lazim bagi perawat. Stres kerja apabila dimiliki oleh perawat maka akan menurunkan kualitas kerja.Penelitian yang di lakukan oleh Haryanti (2013: 48) di IGD RSUD Kabupaten Semarang tentang hubungan beban kerja dengan stress kerja pada perawat, hasil dari penelitian tersebut didapatkan beban kerja perawat sebagian besar adalah tinggi yaitu sebanyak 27 responden (93,1%) dan stres kerja perawat dengan stres sedang sebanyak 24 responden (82,8%). Stres kerja yang terlalu besar, akan mengakibatkan kinerja perawat mengalami penurunan karena stres mengganggu pelaksanaan pekerjaan. Akibat yang paling ekstrem adalah kinerja menjadi nol, karyawan menjadi tidak kuat lagi bekerja, putus asa, keluar atau menolak bekerja untuk menghindari stres (noviansyah & zunaidah, 2011: 46).Hasil wawancara dengan enam perawat yang berada di unit rawat inap pada ruangan diponegoro RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang, didapatkan informasi bahwa empat perawat mengalami stres pada saat bekerja. Keluhan yang dirasakan perawat akibat stres kerja seperti sering mengalami pusing, mudah lelah, merasa kurang istirahat karena beban kerja yang tinggi. Wawancara peneliti dengan para perawat menghasilkan dua versi stres. Yaitu, salah satu perawat senior mengatakan bingung dengan status kepegawaiannya karena setelah melihat perawat yang lebih muda sudah menjadi perawat berstatus PNS, sehingga perawat senior yang belum berstatus PNS mengalami stres kerja. Dan versi stres lain dari perawat yang sudah PNS mengatakan bahwa, persaingan di kalngan perawat PNS lebih banyak dan terkadang tidak sehat dikarenakan perebutan jabatan. Hal tersebut mengkibatkan perawat kurang nyaman di lingkungan kerja. Perawat PNS juga memiliki tanggung jawab yang lebih besar dan sanksinya juga lebih berat, hal tersebut dapat mengakibatkan stres bagi perawat. Status kepegawaian akan mempengaruhi pola pikir dan kondisi stres perawat, perawat tidak akan maksimal dalam melaksanakan asuhan keperawatan jika seorang perawat mengalami stres kerja.

Dari kronologi di atas peneliti tertarik untuk mengetahui Perbedaan stres kerja ditinjau dari status kepegawaian perawat di RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang.1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah Adakah Hubungan status kepegawaian terhadap stres kerja pada perawat di RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang.1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1Tujuan Umum

Sesuai dengan rumusan masalah yang ada dan sudah ditetapkan, maka tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan status kepegawaian terhadap stres kerja pada perawat di RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang.1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi status kepegawaian pada perawat di RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang.

2. Mengidentifikasi stres kerja pada perawat di RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang.3. Menganalisa hubungan status kepegawaian terhadap stres kerja pada perawat di RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang.1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan dan pengetahuan peneliti, serta menjadi pengalaman berharga untuk peneliti yang kemudian menjadi sumber referensi pada penelitian berikutnya.

1.4.2Manfaat Bagi InstansiSebagai sarana untuk menambah wawasan, pemahaman, dan pengetahuan bagi instansi yang terkait untuk lebih memperhatikan status pegawai perawat untuk menguragi angka kejadian stres kerja perawat di rumahsakit.

1.4.3 Manfaat Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi bagi profesi keperawatan agar dapat mengendalikan stres yang terlalu besar agar stres yang dimiliki menjadi motivasi untuk bekerja lebih baik.

1.5 Keaslian Penelitian

1. Menurut penelitian Sholihah (2013) yang berjudul hubungan status kepegawaian dengan kinerja guru. Jumlah sampel padapenelitian ini 50 responden yang di ambil secara acak dari 13 MIS (Madrasah Ibtidaiyah Swasta) dan MIN (Madrasah Ibtidaiyah Negeri) di kecamatan Susukan. Jenis peneliti adalah penelitian deskriptif analitik. Tujuan penelitian ini untuk menguji hubungan antara status kepegawaian dengan kinerja guru.Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah uji statistic ANOVA t-tes perbedaan lainya tempat dan waktu penelitian. Hasil dari penelitian yaitu tidak ada hubungan antara status kepegawaian dan kinerja guru.2. Menurut penelitian Russeng (2007) yang berjudul stress kerja pada perawat di instalasi rawat inap rumah sakit Dr. Tadjuddin Chalid Makassar. Populasi dari penelitian ini adalah semua perawat yang bertugas pada instalasi rawat inap rumah sakit Dr. Tadjuddin Chalid yang berjumlah 63 orang. Jenis peneliti adalah penelitian deskriptif analitik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran tentang stress kerja perawat menurut karakteristik individu dan factor penyebab stress pada perawat.Perbedaan penelitian adalah uji exhaustive sampling perbedaan lainnya tempat dan waktu penelitian. Hasil dari penelitian yaitu banyak perawat berada pada tingkat stres sedang yang paling banyak pada perawat usia 31-40 tahun, berjenis kelamin perempuan , masa kerja 10 tahun dan status kawin.