bab i-r ujian

Upload: iwanhariyanto

Post on 12-Oct-2015

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PAGE 9

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang MasalahTanaman cabai merah keriting merupakan salah satu hasil pertanian yang penting dan banyak dibudidayakan di Indonesia. Buah cabai memiliki aroma, rasa pedas dan warna yang spesifik, sehingga banyak digunakan oleh masyarakat sebagai rempah dan bumbu masakan. Seiring dengan pertambahan penduduk yang pesat dan berkembangnya industri makanan, maka kebutuhan cabai di Indonesia pun meningkat. Produktivitas cabai di Indonesia saat ini masih tergolong rendah. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya produktivitas cabai Indonesia adalah penanaman kultivar cabai yang tidak tahan terhadap hama serta penyakit. Salah satu daerah penghasil cabe merah keriting (Capsicum annum L.) di Jawa Timur adalah Desa Bangunsari Kecamatan Bandar Kabupaten Pacitan. Tanaman cabai merah keriting telah banyak ditanam di desa ini sejak tahun 2005. Kebanyakan petani di Desa Bangunsari menanam berbagai jenis tanaman cabai (Capsicum spp.) pada lahan yang luas. Namun, dari beberapa jenis tanaman cabai yang ditanam, yaitu cabai rawit, cabai merah, dan cabai hijau, jenis cabai yang memiliki lahan terluas adalah cabai merah keriting (Capsicum annum L.) Budidaya tanaman cabai merah keriting dari Desa Bangunsari Kecamatan Bandar Kabupaten Pacitan telah menjadi suatu agroindustri yang telah menjadi primadona bagi sumber pendapatan masyarakat petani. Berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian Kabupaten Pacitan, jenis tanaman cabai merah keriting merupakan potensi unggulan dari Desa Bangunsari Kacamatan Bandar yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Hal ini juga dapat dibuktikan dari adanya kerja sama dengan PT. Indofood Sukses Makmur (Tbk). sebagai salah satu produsen berbagai jenis bahan pangan instant, yang menerapkan pola kemitraan dengan para petani tanaman cabai di Desa Bangunsari. Melalui program kemitraan ini, PT. Indofood Sukses Makmur (Tbk.) bekerja sama dengan para petani untuk pengembangan dan budidaya tanaman cabai merah keriting dalam kapasitas yang besar, dimana hasil panen para petani akan dibeli oleh perusahaan ini sebagai bahan baku pangan bermutu tinggi.Berkaitan dengan budidaya tanaman cabai merah keriting di Desa Bangunsari Kecamatan Bandar Kabupaten Pacitan tersebut, para petani cabai mengalami kendala dalam hal serangan hama pada tanaman cabai merah keriting (Capsicum annum L.). Hama menganggu karena merusak tanaman pertanian, terutama menyerang tanaman cabai muda sehingga dapat menyebabkan pertumbuhan rendah bahkan mati. Sedangkan hama yang menyerang tanaman cabai yang sedang berbuah dapat menyebabkan tanaman cabai siap panen rusak, sehingga produksi menjadi berkurang.

Terdapat berbagai jenis hama yang menyerang tanaman cabai merah keriting (Capsicum annum L.). Hasil penelitian Ginanjar (2010) menunjukkan hama yang menyerang tanaman cabai merah keriting adalah tungau kuning (Polyphagotarsonemus latus Banks), trips (Thrips parvispinus Karny), kutu daun persik (Myzus persicae Sulz.), kutu kebul (Bemisia tabaci), ulat grayak (Spodoptera litura F.), ulat buah (Helicoverpa armigera Hubner), dan lalat buah (Bactrocera sp). Sedangkan menurut Nur (2003), jenis-jenis hama penting yang menyerang tanaman cabai adalah trips (Thrips tabacci), kutu daun persik (Myzus persicae Sulz.), kumbang daun (Epilachna sp.), ulat grayak (Spodoptera litura F.), tungau merah (Tetranychus bimaculatus), dan lalat buah (Bactrocera sp).Identifikasi hama pada tanaman cabai merah keriting perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat keanekaragaman jenis hama tanaman cabai merah keriting (Capsicum annum L.) yang ada pada kebun di Desa Bangunsari Kecamatan Bandar Kabupaten Pacitan. Hasil identifikasi hama dapat menyediakan informasi yang lengkap dan bermanfaat dalam pembelajaran Biologi, salah satunya sebagai panduan penyusunan LKS pokok bahasan hama dan penyakit tanaman. Identifikasi hama merupakan salah satu materi pembelajaran Biologi pada siswa kelas VIII semester 2 SMP dengan kompetensi 2.4. Mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Biologi sebagai ilmu pengetahuan yang tidak akan habisnya digali serta ditelaah serta sarana dan prasarana pembentukan sikap ilmiah. Selain itu, Biologi juga dapat dijadikan sebagai kunci dalam penyelesaian problem-problem dalam kehidupan sehingga dapat memberikan jawaban dari pemecahan masalah secara tepat dan cermat.

Usaha-usaha yang aplikatif harus dapat dilaksanakan demi tercapainya sebuah situasi yang kondusif bagi siswa untuk belajar. Dalam pencapaian tersebut diperlukan adanya berbagai komponen pendukung seperti Sumber Daya Manusia (SDM), fasilitas, sarana dan prasarana. Salah satu penunjang sarana belajar yang dapat dipergunakan untuk mengeksplorasi lingkungan sekitar adalah dengan Lembar Kerja Siswa (LKS). Menurut Dhari dalam Devi (2010) Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran yang berisikan pedoman bagi siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar pada pokok bahasan tertentu. Lembar Kerja Siswa berisi tentang ringkasan materi, tugas-tugas dan evaluasi. Ringkasan untuk menyegarkan ingatan siswa terhadap materi, tugas untuk memantapkan penguasaan terhadap materi, dan evaluasi untuk menguji tingkat penguasaan siswa terhadap materi (Ahmadi dalam Devi 2010).Permasalahan tentang hama pada tanaman cabai merah keriting (Capsicum annum L.) di Desa Bangunsari Kecamatan Bandar Kabupaten Pacitan serta perlunya pembelajaran Biologi yang dapat mengembangkan pemahaman siswa terhadap konsep hama dan penyakit tanaman tersebut mendukung perlunya suatu penelitian tentang identifikasi hama pada tanaman cabai merah keriting (Capsicum annum L.) sebagai panduan penyusun LKS pokok bahasan hama dan penyakit tanaman untuk siswa SMP kelas VIII.B. Batasan Masalah

Batasan masalah yang ditetapkan dalam penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:

1.Permasalahan yang akan dibahas adalah identifikasi hama tanaman cabai merah keriting (Capsicum annum L.) yang banyak ditanam di kebun-kebun Desa Bangunsari Kecamatan Bandar Kabupaten Pacitan. Pada penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan terhadap tiga kebun tanaman cabai merah keriting (Capsicum annum L.), yang terdiri dari dua kebun tanaman cabai merah keriting yang dikelola masyarakat secara mandiri, meliputi satu kebun yang berada di tengah persawahan dan satu kebun yang lokasinya berdekatan dengan hutan yang ada di sekitar desa, serta satu kebun lain adalah yang dikelola masyarakat yang mengikuti program kemitraan dengan PT. Indofood Sukses Makmur (Tbk.) yang terletak di tengah persawahan desa.2.Objek penelitian dibatasi tanaman cabai merah keriting (Capsicum annum L.).

4.Identifikasi hama dibatasi pada jenis hama, ciri-ciri dan klasifikasinya berdasarkan bagian tubuh yang bisa diamati.

5.Lembar Kerja Siswa (LKS) dibatasi pada materi mengidentifikasi hama pada tanaman cabai merah keriting (Capsicum annum L.) di kebun Desa Bangunsari Kecamatan Bandar Kabupaten Pacitan.C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:1. Apa saja jenis hama hasil identifikasi pada tanaman cabai merah keriting (Capsicum annum L.) di kebun Desa Bangunsari Kecamatan Bandar Kabupaten Pacitan?

2. Bagaimanakah sebagian hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai panduan penyusun LKS pada pokok bahasan hama dan penyakit pada tumbuhan?D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan penelitian ini untuk:1. Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan jenis-jenis hama pada tanaman cabai merah keriting (Capsicum annum L.) di kebun Desa Bangunsari Kecamatan Bandar Kabupaten Pacitan.2. Memanfaatkan sebagian hasil penelitian tentang jenis hama pada tanaman cabai merah keriting hasil identifikasi di kebun Desa Bangunsari Kecamatan Bandar Kabupaten Pacitan sebagai panduan penyusun LKS pada pokok bahasan hama dan penyakit pada tumbuhan.E.Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat sebagai berikut.

1. Teoritis/ilmu pengetahuanSecara teoretis penelitian ini dapat dijadikan sebagai wacana ilmiah dalam pengembangan pendidikan, khususnya pengembangan pendidikan dalam bidang Biologi. Hasil identifikasi hama pada tanaman cabai merah keriting di Desa Bangunsari diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru dalam penyusunan Lembar Kerja Siswa pada pokok bahasan hama dan penyakit SMP kelas VIII. Lembar Kerja Siswa yang dikembangkan diharapkan dapat sesuai dengan kondisi dan situasi kegiatan pembelajaran sehingga pelajaran yang diajarkan dapat diterima dengan mudah dan dapat diterapkan oleh siswa.2. Praktisa.Bagi guru

LKS yang disusun pada pembelajaran Biologi materi hama dan penyakit pada tumbuhan, dapat memberikan masukan bagi guru untuk pengembangan alternatif pembelajaran Biologi di daerah Pacitan.b.Bagi siswa

Hasil identifikasi hama pada tanaman cabai merah keriting di Desa Bangunsari Panduan sebagai penyusun LKS diharapkan dapat membantu siswa melaksanakan pembelajaran melalui pengalaman langsung. Penelitian ini juga dapat menambah pengetahuan dan wawasan siswa tentang proses identifikasi hama dan penyakit pada tumbuhan di Pacitan.c.Bagi peneliti

Sebagai masukan dan acuan dalam pengembangan penelitian mendatang, terutama tentang hama pada tanaman cabai merah. Penelitian juga dapat menjadi referensi sebagai calon pendidik dalam menyusun materi untuk LKS tentang hama dan penyakit pada tumbuhan berbasis kekayaan daerah.

d.Bagi sekolah

Hasil penelitian dapat digunakan untuk pengembangan pembelajaran Biologi di sekolah, khususnya sebagai bahan panduan penyusun LKS pelajaran Biologi pada materi hama dan penyakit pada tumbuhan.

F. Definisi IstilahDefinisi istilah dipergunakan untuk menyamakan pandangan mengenai beberapa istilah utama yang digunakan. Adapun batasan istilah yang digunakan adalah:1. IdentifikasiIdentifikasi adalah proses (cara) pemberian nama pada individu atau sekelompok individu. Penamaan spesies mengacu pada sistem pemberian nama ilmiah (scientific name) berupa Binominal name, yaitu penggabungan dua kata yang mencirikan sifat dari individu yang diberi nama. Identifikasi dalam penelitian ini merupakan proses untuk klasifikasi tingkat takson tertentu: divisi, ordo, family, genus, spesies yang dilakukan dengan menggunakan sejumlah kecil karakter berdasarkan hasil penelitian untuk membedakan suatu individu dengan lainnya.2. HamaHama adalah organisme yang merusak tanaman dan secara ekonomik merugikan manusia (Nur, 2003:27). Hama pada tanaman dapat dimaksud dengan parasit karena hidupnya menumpang atau menempel pada tanaman yang mengakibatkan gangguan dan kerugian pada tanaman. Pada penelitian ini, yang dimaksud dengan hama adalah organisme perusak pada tanaman cabai merah keriting, yaitu organisme yang hidup pada tanaman cabai merah keriting yang memakan atau merusak organ cabai merah keriting tersebut, baik daun, bunga maupun buah di tiga kebun yang ada di Desa Bangunsari Kecamatan Bandar Kabupaten Pacitan.

3. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran yang berisikan pedoman bagi siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar pada pokok bahasan tertentu (Dhari dalam Devi 2010). Lembar Kerja Siswa berisi tentang ringkasan materi, tugas-tugas dan evaluasi. Desain dan sistematika LKS yang dihasilkan dari penelitian ini meliputi: cover LKS (meliputi: penggambaran isi LKS, identitas LKS dan identitas siswa), ringkasan materi yang terdapat di dalam LKS disertai dengan gambar-gambar yang menarik, kegiatan-kegiatan untuk pengaktifan siswa, serta soal-soal pertanyaan yang disertai gambar untuk memancing kemampuan bersikap mandiri siswa serta untuk penguatan dan pengayaan materi.1