bab i psm

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puskesmas sebagai penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan tidak hanya berfungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama tetapi juga sebagai pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat sehingga dapat berperan aktif dalam penyelenggaraan upaya kesehatan. Partisipasi atau peran serta masyarakat jelas dirasakan keberadaan dan perannya dalam segala bidang pembangunan. Di bidang kesehatan, wujud nyata peran serta masyarakat berupa Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang jenisnya bermacam-macam. Jenis UKBM ini bervariasi sesuai kebutuhan dan perkembangan masyarakat. Di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan terdapat beberapa jenis Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat yang akan dibahas berikut ini. 1.2 Batasan Masalah Makalah ini membahas tentang peran serta masyarakat dan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat di Puskesmas Lubuk Kilangan. 1.3 Tujuan Penulisan 1 | Page

Upload: se-candra

Post on 06-Dec-2014

132 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Glaukoma-Sudut

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PSM

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Puskesmas sebagai penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan

tidak hanya berfungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama tetapi

juga sebagai pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat sehingga dapat

berperan aktif dalam penyelenggaraan upaya kesehatan.

Partisipasi atau peran serta masyarakat jelas dirasakan keberadaan dan

perannya dalam segala bidang pembangunan. Di bidang kesehatan, wujud nyata

peran serta masyarakat berupa Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat

(UKBM) yang jenisnya bermacam-macam. Jenis UKBM ini bervariasi sesuai

kebutuhan dan perkembangan masyarakat.

Di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan terdapat beberapa jenis

Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat yang akan dibahas berikut ini.

1.2 Batasan Masalah

Makalah ini membahas tentang peran serta masyarakat dan Upaya

Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat di Puskesmas Lubuk Kilangan.

1.3 Tujuan Penulisan

Makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai peran serta masyarakat dan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat di Puskesmas Lubuk Kilangan.

1.4 Metode Penulisan

Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk

pada beberapa literatur dan hasil diskusi.

1 | P a g e

Page 2: BAB I PSM

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan adalah keadaan dimana

individu, keluarga maupun masyarakat umum ikut serta bertanggung jawab

terhadap kesehatan diri, keluarga, ataupun kesehatan masyarakat di

lingungannya.

Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) adalah wahana

pemberdayaan masyarakat yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat,

dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat dengan bimbingan dari

petugas Puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait.

2.2 Dasar Hukum Peran Serta Mayarakat

Peran serta masyarakat memiliki arti penting dalam pembangunan pada

umumnya dan pembangunan kesehatan pada khususnya. Hal ini terbukti dengan

Dicantumkannya peran serta masyarakat dalam UU No. 23 tahun 1992 tentang

Kesehatan.

Pasal 5

Setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan

derajat kesehatan perseorangan, keluarga, dan lingkungannya.

Pasal 8

Pemerintah bertugas menggerakkan peran serta masyarakat dalam

menyelenggarakan pembiayaan kesehatan, dengan memperhatikan fungsi sosial

sehingga pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang kurang mampu tetap

terjamin.

2 | P a g e

Page 3: BAB I PSM

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Peran Serta Masyarakat

Beberapa faktor yang mempengaruhi peranserta masyarakat antara lain:

1) Manfaat kegiatan yang dilakukan.

Jika kegiatan yang dilakukan memberikan manfaat yang nyata dan jelas bagi masyarakat

maka kesediaan masyarakat untuk berperanserta menjadi lebih besar.

2) Adanya kesempatan.

Kesediaan juga dipengaruhi oleh adanya kesempatan atau ajakan untuk berperanserta dan

masyarakat melihat memang ada hal-hal yang berguna dalam kegiatan yang akan

dilakukan.

3) Memiliki ketrampilan.

Jika kegiatan yang dilaksanakan membutuhkan ketrampilan tertentu dan orang yang

mempunyai ketrampilan sesuai dengan ketrampilan tersebut maka orang tertarik untuk

berperanserta.

4) Rasa Memiliki.

Rasa memiliki suatu akan tumbuh jika sejak awal kegiatan masyarakat sudah diikut

sertakan, jika rasa memiliki ini bisa ditumbuh kembangkan dengan baik maka peranserta

akan dapat dilestarikan.

5) Faktor tokoh masyarakat.

Jika dalam kegiatan yang diselenggarakan masyarakat melihat bahwa tokoh - tokoh

masyarakat atau pemimpin kader yang disegani ikut serta maka mereka akan tertarik pula

berperanserta.

3 | P a g e

Page 4: BAB I PSM

2.4 Prinsip Peran Serta Masyarakat

Peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan diarahkan melalui tiga kegiatan

utama, yaitu:

a. Kepemimpinan, yaitu melakukan intervensi kepemimpinan yang berwawasan

kesehatan untuk semua bagi semua pemimpin, baik tingkat formal maupun informal

dari tingkat atas sampai tingkat bawah.

b. Pengorganisasian, yaitu melalui intervensi community development di bidang

kesehatan pada setiap kelompok masyarakat sehingga muncul bentuk UKBM si setiap

kelompok masyarakat.

c. Pendanaan, yaitu mengembangkan sember dana masyarakat untuk membiayai

berbagai bentuk kegiatan di bidang kesehatan, dari tingkat promotif, preventif, kuratif

maupun rehabilitatif.

2.5 Tujuan Peran Serta Masyarakat

Tujuan akhir yang hendak dicapai dalam peningkatan peran serta masyarakat di

bidang kesehatan adalah:

a. Setiap pemimpin kelompok masyarakat, baik formal maupun informal mempunyai

wawasana kesehatan untuk semua yang ditandai dengan munculnya UKBM di

lingkungannya dengan kualitas yang memadai.

b. Setiap kelompok masyarakat baik di tingkat kewilayahan maupun organisasi

mempunyai UKBM yang merupakan wujud partisipasi mereka dalam menanggulangi

masalah kesehatan yang mereka hadapi.

c. Setiap kelompok masyarakat mengembangkan dana sehat menggunakan pola yang

sesuai dengan karakteristik masyarakat setempat.

2.6 Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat

Peran serta masyarakat diwujudkan dalam berbagai bentuk UKBM. Pada umumnya,

UKBM dibagi tingkat perkembangannya menjadi 4 strata, yaitu:

a. Pratama, yaitu UKBM yang baru dibentuk.

b. Madya, yaitu UKBM yang sudah berjalan teratur tetapi cakupannya masih rendah.

c. Purnama, yaitu UKBM yang sudah berjalan teratur tetapi cakupannya sudah tinggi.

4 | P a g e

Page 5: BAB I PSM

d. Mandiri, yaitu UKBM yang sudah berjalan teratur, cakupannya tinggi dan >50%

masyarakatnya telah menjadi anggota dana sehat.

2.6.1 Posyandu

Posyandu adalah salah satu bentuk UKBM yang dikelola dan diselenggarakan dari,

oleh dan untuk masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna

memberdayakan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk

mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.

Prinsip Dasar Posyandu

Pos pelayanan terpadu merupakan usaha masyarakat dimana terdapat perpaduan

antara pelayanan professional dan non professional (oleh masyarakat).

Adanya kerjasama lintas program yang baik (KIA, KB, gizi. Imunisasi,

penangulangan diare) maupun lintas sektoral

Kelembagaan masyarakat (pos desa, kelompok tumbang/pos tumbang, pos imunisasi,

pos kesehatan, dan lain-lain).

Mempunyai sasaran penduduk yang sama (bayi 0-1 tahun, anak balita 1-5 tahun, ibu

hamil, PUS).

Pendekatan yang dibutuhkan adalah pengembangan dan PKMD/PHC

Klasifikasi Posyandu4

Posyandu diklafikasikan menjadi empat tingkatan, yaitu:

a. Posyandu Pratama (Warna Merah)

Pelaksanaan masih belum mantap, kegiatan belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya

terbatas. Frekuensi penimbangan masih kurang dari delapan kali dalam satu tahun.

Posyandu pratama dinilai gawat. Intervensi nya antara lain:pelatihan kader, penyegaran

kader, dan penambahan jumlah kader.

b. Posyandu Madya (Warna Kuning)

Dapat melaksanakan kegiatan lebih dari delapan kali setiap tahun, jumlah kader kurang

lebih 5 orang, cakupan program utama yaitu KB, KIA, Gizi, Imunisasi masih rendah yaitu

kurang dari 50%. Ini berarti kelestarian kegiatan posyandu sudah lebih baik tetapi masih

5 | P a g e

Page 6: BAB I PSM

rendah cakupan nya, untuk itu perlu di lakukan penggerakan masyarakat secara intensif,

serta penambahan program yang sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.

c. Posyandu Purnama (Warna Hijau)

Dapat melaksankan kegiatan lebih dari delapan kali setiap tahun, jumlah kader lima orang

atau lebih, cakupan lima program utamanya lebih dari 50%. Sudah ada program tambahan,

bahkan mungkin sudah ada dana sehat yang masih sederhana.

d. Posyandu Mandiri (Warna Biru)

Kegiatan teratur, cakupan lima program utama sudah baik, ada program tambahan, dan

dana sehat telah menjangkau lebih dari 50% KK. Dana sehat menggunakan prinsip

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) serta mampu berswasembada.

2.6.2 Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

Tanaman obat keluarga adalah sebidang tanah di halaman atau ladang yang

dimanfaatkan untuk menanam tanaman yang berkhasiat sebagai obat.

Fungsi TOGA adalah:

Mengahsilkan tanaman yang dapat dipergunakan untuk menjaga dan meningkatkan

kesehatan.

Memperbaiki gizi masyarakat.

Upaya pelestarian dan memperindah lingkungan.

Menambah pengahasilan keluarga.

2.6.3 Kelurahan Siaga/ PosKesehatan Kelurahan (Poskeskel)

Poskeskel adalah UKBM yang dibentuk di kelurahan dalam rangka upaya

mendekatkan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat di kelurahan. Poskeskel dikelola

oleh 1 orang bidan dan minimal 2 orang kader.

2.6.4 Upaya Kesehatan Kerja (UKK)

6 | P a g e

Page 7: BAB I PSM

Upaya Kesehatan Kerja merupakan wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan

kesehatan pekerja yang terencana, teratur dan berkesinambungan yang diselenggarakan oleh

masyarakat pekerja atau kelompok pekerja yang memiliki jenis kegiatan usaha yang sama

dan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas kerja.

2.6.5 Pos Binaan Terpadu (Posbindu)

Posbindu kependekan dari Pos Pembinaan Terpadu. Program ini berbeda dengan

Posyandu, karena Posbindu dikhususkan untuk pembinaan para orang tua, baik yang akan

memasuki masa lansia maupun yang sudah memasuki masa lansia.

Program Posbindu ini di peruntukkan untuk usia 45 tahun ke atas dengan pembagian

45 tahun sampai 59 tahun adalah usia pra lansia, 60 sampai 70 tahun adalah usia lansia dan

70 tahun ke atas adalah lansia yang beresiko. Posbindu ini diharapkan bagi usia pra lansia

adalah untuk mempersiapakan dalam memasuki usia lansianya agar tetap produktif, mandiri

dan bisa berperan aktif.

Kegiatan yang dilaksanakan di Posbindu diantaranya :

1. Pendataan Sasaran

Dilaksanakan satu tahun sekali tiap bulan Januari

2. Pemeriksaan kesehatan

Dalam Upaya meningkatkan derajat kesehatan usia lanjut maka setiap satu bulan

sekali diadakan pemeriksaan kesehatan meliputi:

- Pemeriksaan tekanan darah

- Penimbangan berat badan

- Pemberian obat-obatan bila diperlukan

3. Penyuluhan

7 | P a g e

Page 8: BAB I PSM

Dilaksanakan setiap 1 bulan sekali

4. Olah raga / kesehatan Jasmanai

Olah raga yang yang dilakukan di Posbindu yaitu senam Lansia, jalan kaki, senam

dilaksnakan setiap satu minggu sekali

5. Pengajian

Untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

dilakukan pembinaan mental melalui pengajian yang dilaksanakan setiap hari jumat

6. Keterampilan

Untuk mengembangkan hoby dan bakat para usia lanjut jenis keterampilan yang

dilaksanakan diantaranya memasak, payet baju, merenda dari benang wol.

7. Rekreasi

Untuk mengurangi kejenuhan dan membuat susana menyenangkan dilakukan rekreasi

melalui rekreasi wisata alam yang dilakukan setiap 6 bulan sekali

8. Bakti Sosial

Kegiatan yang dilaksanakan diantaranya kerja bakti dilingkungan Posbindu setempat,

juga menumbuhkan rasa kesetiakawanan sosial antara lain menengok anggota yang sakit atau

meninggal dunia dengan memberikan bantuan sumbangan.

9. Pemberian makanan tambahan

Diberikan pada waktu pemeriksaan rutin

10. Pemeriksaan HB

Untuk mendeteksi penyakit anemia pada usia lanjut dilakukan 6 bulan sekali.

11. Pembinaan Pada Keluaraga Lansia

8 | P a g e

Page 9: BAB I PSM

Selain Usia lanjut itu sendiri juga diadakan pembinaan pada keluarga yang

mempunyai anggota Lansia sebagai upaya keluarga untuk meningkatkan kemampuannya

mengatasi masalah kesehatan Lansia

12. Latihan Kesenian

Latihan kesenian yang pada dasarnya hiburan untuk para lansia itu sendiri.

2.6.6 Satuan karya Bakti Husada (SBH)

Satuan karya Bakti Husada adalah wadah pramuka untuk mengembangkan

pengetahuan, keterampilan, pengalaman dan kesempatan dalam membaktikan dirinya kepada

masyarakat dalam pembangunan kesehatan.

2.6.7 Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)

Poskestren meruapakan wujud partisipasi masyarakat pondok pesantren dalam bidang

kesehatan. Biasanya dalam poskestren ini muncul beberapa kegiatan, antara lain:

Pos obat pondok pesantren

Santri Husada (kader kesehatan di kalangan pesantren)

Pusat informasi kesehatan, berupa perpustakaan kerohanian dan ceramah kesehatan

secara berkala, bekerja sama dengan Puskesmas setempat

Upaya kesehatan lingkungan di sektor pondok pesantren

2.6.8 Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD)

UKGMD adalah upaya pembinaan kesadaran, kemauan, kemampuan dan peran serta

masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang dilaksanakan terintegrasi

dengan upaya kesehatan lainnya, dengan kerja sama lintas program dan lintas sektoral.

Sasaran utama adalah kelompok masyarakat yang rawan terhadap penyakit gigi dan mulut

(balita, anak pra sekolah dan ibu hamil).

Peran serta masyarakat dalam UKGMD adalah:

Penyuluhan masalah kesehatan gigi dan mulut yang esensial.

Bimbingan cara pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.

9 | P a g e

Page 10: BAB I PSM

Deteksi dini dan rujukan.

Pengobatan darurat (menghilangkan rasa sakit).

BAB III

ANALISIS SITUASI

10 | P a g e

Page 11: BAB I PSM

3.1 Sejarah Puskesmas

Puskesmas Lubuk Kilangan ini didirikan diatas tanah wakaf yang diberikan KAN

yang pada tahun 1981 dengan Luas tanah 270 M2 dan Gedung Puskesmas sendiri

didirikan pada tahun 1983 dengan luas bangunan 140 M2 dimana saat itu Pimpinan

Pusksmas yang pertama adalah dr. Meiti Frida dan pada tahun itu juga Puskesmas

mempunyai 1 buah Pustu Baringin.

Pembangunan Puskesmas ini dibiayai dari APBN. Pelayanan yang diberikan saat

itu meliputi BP, KIA dan Apotik. Dengan Jumlah pegawai yang ada pada saat itu sekitar

10 orang dan sampai saat ini telah mengalami pergantian Pimpinan Puskesmas sebanyak

11 kali.

Pada Tahun 1997 telah dilakukan rehabilatasi Puskesmas secara maksimal, karena

adanya keterbatasan lahan, rumah dinas paramedis yang ada pada saat itu dijadikan

kantor dan juga ada penambahan beberapa ruangan pelayanan lainnya.

Saat sekarang kondisi bangunan Puskesmas Lubuk Kilangan sudah permanen

terdiri dari beberapa ruangan kantor seperti: BP, KIA, Gigi, Labor, KB, Apotik, Imunisasi

dengan jumlah pegawai yang ada sebanyak 52 orang termasuk Pustu. Pelayanan

Puskesmas Lubuk Kilangan yang diberikan saat ini adalah 6 Pelayanan Dasar yaitu:

Yankes, P2M, Kesga, Promkes, Kesling dan Program inovatif.

3.2 Kondisi Geografis

Wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan meliputi seluruh Wilayah Kecamatan

Lubuk Kilangan dengan luas Daerah 85,99 Km2 yang terdiri dari 7 kelurahan dengan

luas:

a. Kelurahan Batu Gadang : 19.29 Km2

b. Kelurahan Indarung : 52.1 Km2

c. Kelurahan Padang Besi : 4.91 Km2

d. Kelurahan Bandar Buat : 2.87 Km2

e. Kelurahan Koto Lalang : 3.32 Km2

f. Kelurahan Baringin : 1.65 Km2

g. Kelurahan Tarantang : 1.85 Km2

Adapun batas-batas Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan adalah sebagai

berikut:

11 | P a g e

Page 12: BAB I PSM

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pauh

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Solok

c. Sebelah Barat berbatas dengan Kecamatan Lubuk Begalung

d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bungus Teluk Kabung

3.3 Kondisi Demografi

Jumlah Penduduk Kecamatan Lubuk Kilangan adalah 43.532 Jiwa yang terdiri

dari 10.707 KK dengan perincian sebagai berikut:

a. Kelurahan Bandar Buat : 11.172 jiwa dan 2.743 KK

b. Kelurahan Padang Besi : 6.211 jiwa dan 1.610 KK

c. Kelurahan Indarung : 10.669 jiwa dan 2.632 KK

d. Kelurahan Koto Lalang : 6.378 jiwa dan 1.550 KK

e. Kelurahan Batu Gadang : 5.828 jiwa dan 1.489 KK

f. Kelurahan Baringin : 1.226 jiwa dan 244 KK

g. Kelurahan Tarantang : 2.048 jiwa dan 439 KK

Dengan jumlah 42RW. Dan 161 RT dengan perincian sebagai berikut:

a. Kelurahan Batu Gadang : 4 RW/ 18 RT

b. Kelurahan Indarung : 12 RW/ 44 RT

c. Kelurahan Padang Besi : 4 RW/ 20RT

d. Kelurahan Bandar Buat : 11 RW/ 40 RT

e. Kelurahan Koto Lalang : 7 RW/ 27 RT

f. Kelurahan Baringin : 2 RW/ 5 RT

g. Kelurahan Tarantang : 2 RW/ 7 RT

Sasaran Puskesmas

Jumlah penduduk : 43.532 Jiwa

Bayi (0-11 Bulan) : 904

Bayi (6-11 Bulan) : 542

Anak Balita (24-60 Bulan) : 3506

Balita (0-60 Bulan) : 4410

Ibu Hamil (Bumil) : 995

Ibu Nifas (Bufas) : 949

Ibu Bersalin : 949

Ibu meneteki (Buteki) : 1808

12 | P a g e

Page 13: BAB I PSM

Lansia : 3138

WUS : 9287

3.4 Sarana dan Prasarana

a. Sarana Kesehatan

Puskesmas Lubuk Kilangan memiliki sarana:

Puskesmas Induk : 1 Unit

Puskesmas Pembantu : 3 Unit

- Pustu Indarung

- Pustu Batu Gadang

- Pustu Baringin

Rumah Sakit PT Semen Padang : 1 Unit

Mobil Puskesmas Keliling : 1 Unit

Motor Dinas : 4 Unit

Komputer : 2 Unit

Mesin Tik : 2 Unit

Laptop : 1 Unit

LCD/Infocus : 1 Unit

b. Prasarana Kesehatan

Posyandu Balita : 43 Buah

Posyandu Lansia : 14 Buah

Kader Kesehatan : 164 Orang

Praktek Dokter Swasta : 5 orang

Praktek Bidan Swasta : 21 orang

Pos UKK : 3 Pos

Pengobatan Tradisional : 38 Buah

Toga : 27 Buah

3.5 Ketenagaan

a. Dokter Umum : 4 Orang

13 | P a g e

Page 14: BAB I PSM

b. Dokter Gigi : 2 Orang

c. Sarjana Kesehatan Masyarakat : 3 Orang

d. S. Kep. : 1 Orang

d. Akper : 6 Orang

e. SPK : 6 Orang

f. Akbid : 6 Orang

g. Bidan (D I) : 13 Orang

h. Asisten Apoteker : 2 Orang

i. AKL : 1 Orang

j. AAK : 1 Orang

j. Perawat Gigi : 2 Orang

k. Pekarya Kesehatan : 3 Orang

l. SMA : 2 Orang

m. SMP : 1 Orang

3.6 Kondisi Sosial, Budaya dan Ekonomi Penduduk

a. Kondisi Sosial dan Budaya

Suku terbesar yang ada di Kecamatan Lubuk Kilangan adalah Suku Minang,

juga ada beberapa suku lainnya yaitu Jawa dan Batak. Mayoritas agama yang dianut

masyarakatnya adalah :

Islam : 43.451 Jiwa

Katolik : 39 Jiwa

Kristen : 41 Jiwa

b. Kondisi Ekonomi

Mata Pencaharian Penduduk:

a. Pegawai Negeri

b. Swasta

c. Buruh

d. Tani

BAB IV

PEMBAHASAN

14 | P a g e

Page 15: BAB I PSM

4.1 Posyandu

Jumlah Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan saat ini sebanyak 43

buah dengan jumlah posyandu terbanyak terdapat di kelurahan Bandar Buat. Jumlah kader

sebanyak 172 orang dengan jumlah rata-rata 4 kader per-Posyandu.

Tabel 4.1

Jumlah Posyandu dan Sebaran Kader

Per-Kelurahan Tahun 2011

NO KELURAHANJUMLAH

POSYANDU

JUMLAH KADER STRATA

TOTAL AKTIF MADYA PURNAMA MANDIRI

1 Bandar Buat 12 48 48 4 7 1

2 Padang Besi 6 24 24 2 4 0

3 Indarung 9 36 36 2 7 0

4 Koto Lalang 7 28 28 1 5 1

5 Batu Gadang 5 20 20 1 3 1

6 Baringin 2 8 8 0 2 0

7 Tarantang 2 8 8 0 2 0

43 172 172 10 30 3

Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Lubuk Kilangan Tahun 2011

15 | P a g e

Page 16: BAB I PSM

Pratama Madya Purnama Mandiri0

5

10

15

20

25

30

35

0

10

30

3

Grafik 4.1

Strata Posyandu Lubuk Kilangan Tahun 2012

Dari 43 posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan hanya 3

posyandu yang mandiri, 10 madya dan 30 purnama.

Tarantang Baringin Kt. Lalang P. Besi B. Gadang Indarung B. Buat Puskesmas40

42

44

46

48

50

52

5452.76

52.3

49.75 49.43

47.13

45.85

44.37

48.37

Grafik 4.2

Pencapaian D/S tahun 2011

16 | P a g e

Page 17: BAB I PSM

Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa pencapaian D/S pada tahun 2011 masih

rendah, yaitu 48,37 % dari target yang ditetapkan 65 %. Hal ini disebabkan karena masih

kurangnya perhatian dan kerja sama semua pihak baik lintas program maupun lintas sektor

dalam rangka meningkatkan kunjungan posyandu. Selain itu masih rendahnya partisipasi

masyarakat di posyandu (terutama kader) dan kurangnya kesadaran masyarakat sendiri untuk

datang ke posyandu juga berpengaruh dalam hal ini

Sementara untuk N/D sendiri dari target yang ditetapkan 80% terdapat dua daerah

yang sudah mencapai target yaitu kelurahan Batu Gadang (80,44%) dan kelurahan tarantang

(80,36%). Namun pada kelurahan Baringin, Indarung, Bandar Buat, Padang Besi dan Koto

Lalang masih belum tercapai. Hal ini juga tidak terlepas dari faktor- faktor seperti faktor D/S

diatas. Untuk itu perlu peningkatan pengetahuan masyarakat terutama penyuluhan tentang

gizi sehingga status gizi pada bayi dan balita menjadi naik.

Grafik 4.3

Pencapaian /ND tahun 2011

Tempat kegiatan posyandu semuanya masih meminjam dari rumah penduduk ataupun

kantor-kantor kelurahan. Hal ini juga terkait dengan kurangnya perhatian lintas sektoral

seperti Lurah, RW, RT, dan tokoh masyarakat terhadap posyandu

Untuk Dana Sehat Posyandu di wilayah kerja puskesmas Lubuk Kilangan belum

berjalan dengan baik dan belum mempunyai donatur tetap. Hal ini juga akan berimplikasi

pada pelaksanaan posyandu terutama dalam hal pemberian makanan tambahan (PMT) yang

17 | P a g e

Page 18: BAB I PSM

dana nya juga bersumber dari dana sehat yang pada akhirnya juga berpengaruh terhadap hal

lain seperti kesehatan gizi bayi dan balita.

4.2 TOGA

Dari data laporan tahunan puskesmas Lubuk Kilangan tahun 2011 hanya terdapat 27

tanaman TOGA. Untuk pengklasifikasian tanaman TOGA itu sendiri tidak tercantum dalam

data yang ada. Jumlah TOGA yang ada masih tergolong sedikit. Hal ini dikarenakan masih

kurangnya pemberdayaan, kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam hal TOGA.

Sementara dari pihak puskesmas sendiri belum ada melakukan penyuluhan dan pembinaan

yang berkala dalam program ini. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya masih

terkait dengan masalah dana, SDM, kerjasama lintas sektoral dan lintas program serta

pemberdayaan masyarakat terutama dalam hal UKBM.

4.3 Kelurahan Siaga

Kelurahan Siaga merupakan salah satu program UKBM dari 7 kelurahan yang ada

baru 5 kelurahan siaga yang terbentuk. Kendala di 2 kelurahan yang belum terbentuk

kelurahan siaganya adalah dalam menggalang peran serta masyarakat dan kerjasama dengan

lintas sektoral. Hingga saat ini kelurahan siaga hanya terbatas pada kunjungan bidan

2-3x/minggu untuk melaksanakan pengobatan. Untuk UKBM dan pembinaan masyarakat

belum berjalan dengan baik. Berikut ini data kelurahan siaga tahun 2011.

Tabel 4.2

Kelurahan siaga di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan

NO KELURAHAN

TARGET

KELURAHAN

SIAGA

JLH

BIDAN YG

TELAH

DILATIH

REALISASI

KEL.SIAGA

S/D INI

%

PENCAPAIAN

JUMLAH SARANA POSKESKEL

BANGUNAN ALAT

ADA BLM ADA BLM

1 Bandar Buat 1 1 1 100 √   √

2 Padang Besi 1 1 1 100 √   √

3 Indarung 1 1 1 100 √   √

18 | P a g e

Page 19: BAB I PSM

4 Koto Lalang 0 1 0 0 √   √

5 Batu Gadang 1 1 1 100 √   √

6 Baringin 0 1 0 0 √   √

7 Tarantang 1 1 1 100 √   √

   

Sumber: “Laporan Tahunan Puskesmas Lubuk Kilangan tahun 2011”

4.4 UKK

UKK merupakan salah satu bentuk UKBM yang melakukan pembinaan kepada

industri rumahan kecil. Tujuan UKK adalah mencegah dan meminimalkan kecelakaan kerja.

Saat ini di Lubuk Kilangan terdapat 45 UKK yang tidak semuanya aktif dibina. Kendalanya

adalah kurangnya dana untuk melakukan kegiatan ke lapangan dan pelatihan kader yang

kurang.

4.5 UKGMD

UKGMD di Lubuk Kilangan dilaksanakan sebagai bagian dari Posyandu. Dari total

42 unit Posyandu, ada 30 Posyandu yang sudah memiliki UKGMD. Berikut ini adalah

penyebaran UKGMD di masing-masing kelurahan di Kecamatan Lubuk Kilangan.

Tabel 4.3

Pelaksanaan UKGMD Tahun 2011

NO KELURAHANJUMLAH

POSYANDUPOSYANDU

UKGMD

1 Bandar Buat 14 8

2 Padang Besi 7 5

19 | P a g e

Page 20: BAB I PSM

3 Indarung 5 5

4 Koto Lalang 7 5

5 Batu Gadang 5 4

6 Baringin 2 2

7 Tarantang 2 1

  Jumlah 42 30

  Catatan: target UKGMD : (60%x 42 = 25 Pos Pengobatan)

Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Lubuk Kilangan Tahun 2011

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah UKGMD yang terdapat di wilayah

kerja Puskesmas Lubuk Kilangan sudah mencapai target, yaitu 60 % dari jumlah Posyandu

yang ada.

20 | P a g e

Page 21: BAB I PSM

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

a. UKBM merupakan wujud nyata dari peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan.

b. UKBM yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan adalah Posyandu,

TOGA, Kelurahan Siaga, UKK dan UKGMD.

c. Jumlah posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan adalah 43

buah, terdiri dari 3 posyandu mandiri, 10 madya dan 30 purnama.

d. Kelurahan siaga di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan belum terdapat di

seluruh kelurahan, hanya di 5 kelurahan.

e. Masih kurangnya pemberdayaan, kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam hal

TOGA.

f. Masih kurangnya pembinaan Puskesmas terhadap UKBM yang ada.

5.2 Saran

a. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral dalam rangka menumbuhkan peran serta

masyarakat dalam bidang kesehatan.

b. Meningkatkan peran Puskesmas dalam membina UKBM yang ada.

21 | P a g e

Page 22: BAB I PSM

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. ARRIF. 2006. Pedoman Manajemen Peran Serta

Masyarakat. Padang: Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat.

Laporan Tahunan Puskesmas Lubuk Kilangan Tahun 2011.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.

22 | P a g e