bab i psm
DESCRIPTION
Glaukoma-SudutTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Puskesmas sebagai penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan
tidak hanya berfungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama tetapi
juga sebagai pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat sehingga dapat
berperan aktif dalam penyelenggaraan upaya kesehatan.
Partisipasi atau peran serta masyarakat jelas dirasakan keberadaan dan
perannya dalam segala bidang pembangunan. Di bidang kesehatan, wujud nyata
peran serta masyarakat berupa Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) yang jenisnya bermacam-macam. Jenis UKBM ini bervariasi sesuai
kebutuhan dan perkembangan masyarakat.
Di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan terdapat beberapa jenis
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat yang akan dibahas berikut ini.
1.2 Batasan Masalah
Makalah ini membahas tentang peran serta masyarakat dan Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat di Puskesmas Lubuk Kilangan.
1.3 Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai peran serta masyarakat dan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat di Puskesmas Lubuk Kilangan.
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk
pada beberapa literatur dan hasil diskusi.
1 | P a g e
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan adalah keadaan dimana
individu, keluarga maupun masyarakat umum ikut serta bertanggung jawab
terhadap kesehatan diri, keluarga, ataupun kesehatan masyarakat di
lingungannya.
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) adalah wahana
pemberdayaan masyarakat yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat,
dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat dengan bimbingan dari
petugas Puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait.
2.2 Dasar Hukum Peran Serta Mayarakat
Peran serta masyarakat memiliki arti penting dalam pembangunan pada
umumnya dan pembangunan kesehatan pada khususnya. Hal ini terbukti dengan
Dicantumkannya peran serta masyarakat dalam UU No. 23 tahun 1992 tentang
Kesehatan.
Pasal 5
Setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan perseorangan, keluarga, dan lingkungannya.
Pasal 8
Pemerintah bertugas menggerakkan peran serta masyarakat dalam
menyelenggarakan pembiayaan kesehatan, dengan memperhatikan fungsi sosial
sehingga pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang kurang mampu tetap
terjamin.
2 | P a g e
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Peran Serta Masyarakat
Beberapa faktor yang mempengaruhi peranserta masyarakat antara lain:
1) Manfaat kegiatan yang dilakukan.
Jika kegiatan yang dilakukan memberikan manfaat yang nyata dan jelas bagi masyarakat
maka kesediaan masyarakat untuk berperanserta menjadi lebih besar.
2) Adanya kesempatan.
Kesediaan juga dipengaruhi oleh adanya kesempatan atau ajakan untuk berperanserta dan
masyarakat melihat memang ada hal-hal yang berguna dalam kegiatan yang akan
dilakukan.
3) Memiliki ketrampilan.
Jika kegiatan yang dilaksanakan membutuhkan ketrampilan tertentu dan orang yang
mempunyai ketrampilan sesuai dengan ketrampilan tersebut maka orang tertarik untuk
berperanserta.
4) Rasa Memiliki.
Rasa memiliki suatu akan tumbuh jika sejak awal kegiatan masyarakat sudah diikut
sertakan, jika rasa memiliki ini bisa ditumbuh kembangkan dengan baik maka peranserta
akan dapat dilestarikan.
5) Faktor tokoh masyarakat.
Jika dalam kegiatan yang diselenggarakan masyarakat melihat bahwa tokoh - tokoh
masyarakat atau pemimpin kader yang disegani ikut serta maka mereka akan tertarik pula
berperanserta.
3 | P a g e
2.4 Prinsip Peran Serta Masyarakat
Peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan diarahkan melalui tiga kegiatan
utama, yaitu:
a. Kepemimpinan, yaitu melakukan intervensi kepemimpinan yang berwawasan
kesehatan untuk semua bagi semua pemimpin, baik tingkat formal maupun informal
dari tingkat atas sampai tingkat bawah.
b. Pengorganisasian, yaitu melalui intervensi community development di bidang
kesehatan pada setiap kelompok masyarakat sehingga muncul bentuk UKBM si setiap
kelompok masyarakat.
c. Pendanaan, yaitu mengembangkan sember dana masyarakat untuk membiayai
berbagai bentuk kegiatan di bidang kesehatan, dari tingkat promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif.
2.5 Tujuan Peran Serta Masyarakat
Tujuan akhir yang hendak dicapai dalam peningkatan peran serta masyarakat di
bidang kesehatan adalah:
a. Setiap pemimpin kelompok masyarakat, baik formal maupun informal mempunyai
wawasana kesehatan untuk semua yang ditandai dengan munculnya UKBM di
lingkungannya dengan kualitas yang memadai.
b. Setiap kelompok masyarakat baik di tingkat kewilayahan maupun organisasi
mempunyai UKBM yang merupakan wujud partisipasi mereka dalam menanggulangi
masalah kesehatan yang mereka hadapi.
c. Setiap kelompok masyarakat mengembangkan dana sehat menggunakan pola yang
sesuai dengan karakteristik masyarakat setempat.
2.6 Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
Peran serta masyarakat diwujudkan dalam berbagai bentuk UKBM. Pada umumnya,
UKBM dibagi tingkat perkembangannya menjadi 4 strata, yaitu:
a. Pratama, yaitu UKBM yang baru dibentuk.
b. Madya, yaitu UKBM yang sudah berjalan teratur tetapi cakupannya masih rendah.
c. Purnama, yaitu UKBM yang sudah berjalan teratur tetapi cakupannya sudah tinggi.
4 | P a g e
d. Mandiri, yaitu UKBM yang sudah berjalan teratur, cakupannya tinggi dan >50%
masyarakatnya telah menjadi anggota dana sehat.
2.6.1 Posyandu
Posyandu adalah salah satu bentuk UKBM yang dikelola dan diselenggarakan dari,
oleh dan untuk masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Prinsip Dasar Posyandu
Pos pelayanan terpadu merupakan usaha masyarakat dimana terdapat perpaduan
antara pelayanan professional dan non professional (oleh masyarakat).
Adanya kerjasama lintas program yang baik (KIA, KB, gizi. Imunisasi,
penangulangan diare) maupun lintas sektoral
Kelembagaan masyarakat (pos desa, kelompok tumbang/pos tumbang, pos imunisasi,
pos kesehatan, dan lain-lain).
Mempunyai sasaran penduduk yang sama (bayi 0-1 tahun, anak balita 1-5 tahun, ibu
hamil, PUS).
Pendekatan yang dibutuhkan adalah pengembangan dan PKMD/PHC
Klasifikasi Posyandu4
Posyandu diklafikasikan menjadi empat tingkatan, yaitu:
a. Posyandu Pratama (Warna Merah)
Pelaksanaan masih belum mantap, kegiatan belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya
terbatas. Frekuensi penimbangan masih kurang dari delapan kali dalam satu tahun.
Posyandu pratama dinilai gawat. Intervensi nya antara lain:pelatihan kader, penyegaran
kader, dan penambahan jumlah kader.
b. Posyandu Madya (Warna Kuning)
Dapat melaksanakan kegiatan lebih dari delapan kali setiap tahun, jumlah kader kurang
lebih 5 orang, cakupan program utama yaitu KB, KIA, Gizi, Imunisasi masih rendah yaitu
kurang dari 50%. Ini berarti kelestarian kegiatan posyandu sudah lebih baik tetapi masih
5 | P a g e
rendah cakupan nya, untuk itu perlu di lakukan penggerakan masyarakat secara intensif,
serta penambahan program yang sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
c. Posyandu Purnama (Warna Hijau)
Dapat melaksankan kegiatan lebih dari delapan kali setiap tahun, jumlah kader lima orang
atau lebih, cakupan lima program utamanya lebih dari 50%. Sudah ada program tambahan,
bahkan mungkin sudah ada dana sehat yang masih sederhana.
d. Posyandu Mandiri (Warna Biru)
Kegiatan teratur, cakupan lima program utama sudah baik, ada program tambahan, dan
dana sehat telah menjangkau lebih dari 50% KK. Dana sehat menggunakan prinsip
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) serta mampu berswasembada.
2.6.2 Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
Tanaman obat keluarga adalah sebidang tanah di halaman atau ladang yang
dimanfaatkan untuk menanam tanaman yang berkhasiat sebagai obat.
Fungsi TOGA adalah:
Mengahsilkan tanaman yang dapat dipergunakan untuk menjaga dan meningkatkan
kesehatan.
Memperbaiki gizi masyarakat.
Upaya pelestarian dan memperindah lingkungan.
Menambah pengahasilan keluarga.
2.6.3 Kelurahan Siaga/ PosKesehatan Kelurahan (Poskeskel)
Poskeskel adalah UKBM yang dibentuk di kelurahan dalam rangka upaya
mendekatkan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat di kelurahan. Poskeskel dikelola
oleh 1 orang bidan dan minimal 2 orang kader.
2.6.4 Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
6 | P a g e
Upaya Kesehatan Kerja merupakan wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan
kesehatan pekerja yang terencana, teratur dan berkesinambungan yang diselenggarakan oleh
masyarakat pekerja atau kelompok pekerja yang memiliki jenis kegiatan usaha yang sama
dan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas kerja.
2.6.5 Pos Binaan Terpadu (Posbindu)
Posbindu kependekan dari Pos Pembinaan Terpadu. Program ini berbeda dengan
Posyandu, karena Posbindu dikhususkan untuk pembinaan para orang tua, baik yang akan
memasuki masa lansia maupun yang sudah memasuki masa lansia.
Program Posbindu ini di peruntukkan untuk usia 45 tahun ke atas dengan pembagian
45 tahun sampai 59 tahun adalah usia pra lansia, 60 sampai 70 tahun adalah usia lansia dan
70 tahun ke atas adalah lansia yang beresiko. Posbindu ini diharapkan bagi usia pra lansia
adalah untuk mempersiapakan dalam memasuki usia lansianya agar tetap produktif, mandiri
dan bisa berperan aktif.
Kegiatan yang dilaksanakan di Posbindu diantaranya :
1. Pendataan Sasaran
Dilaksanakan satu tahun sekali tiap bulan Januari
2. Pemeriksaan kesehatan
Dalam Upaya meningkatkan derajat kesehatan usia lanjut maka setiap satu bulan
sekali diadakan pemeriksaan kesehatan meliputi:
- Pemeriksaan tekanan darah
- Penimbangan berat badan
- Pemberian obat-obatan bila diperlukan
3. Penyuluhan
7 | P a g e
Dilaksanakan setiap 1 bulan sekali
4. Olah raga / kesehatan Jasmanai
Olah raga yang yang dilakukan di Posbindu yaitu senam Lansia, jalan kaki, senam
dilaksnakan setiap satu minggu sekali
5. Pengajian
Untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
dilakukan pembinaan mental melalui pengajian yang dilaksanakan setiap hari jumat
6. Keterampilan
Untuk mengembangkan hoby dan bakat para usia lanjut jenis keterampilan yang
dilaksanakan diantaranya memasak, payet baju, merenda dari benang wol.
7. Rekreasi
Untuk mengurangi kejenuhan dan membuat susana menyenangkan dilakukan rekreasi
melalui rekreasi wisata alam yang dilakukan setiap 6 bulan sekali
8. Bakti Sosial
Kegiatan yang dilaksanakan diantaranya kerja bakti dilingkungan Posbindu setempat,
juga menumbuhkan rasa kesetiakawanan sosial antara lain menengok anggota yang sakit atau
meninggal dunia dengan memberikan bantuan sumbangan.
9. Pemberian makanan tambahan
Diberikan pada waktu pemeriksaan rutin
10. Pemeriksaan HB
Untuk mendeteksi penyakit anemia pada usia lanjut dilakukan 6 bulan sekali.
11. Pembinaan Pada Keluaraga Lansia
8 | P a g e
Selain Usia lanjut itu sendiri juga diadakan pembinaan pada keluarga yang
mempunyai anggota Lansia sebagai upaya keluarga untuk meningkatkan kemampuannya
mengatasi masalah kesehatan Lansia
12. Latihan Kesenian
Latihan kesenian yang pada dasarnya hiburan untuk para lansia itu sendiri.
2.6.6 Satuan karya Bakti Husada (SBH)
Satuan karya Bakti Husada adalah wadah pramuka untuk mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, pengalaman dan kesempatan dalam membaktikan dirinya kepada
masyarakat dalam pembangunan kesehatan.
2.6.7 Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)
Poskestren meruapakan wujud partisipasi masyarakat pondok pesantren dalam bidang
kesehatan. Biasanya dalam poskestren ini muncul beberapa kegiatan, antara lain:
Pos obat pondok pesantren
Santri Husada (kader kesehatan di kalangan pesantren)
Pusat informasi kesehatan, berupa perpustakaan kerohanian dan ceramah kesehatan
secara berkala, bekerja sama dengan Puskesmas setempat
Upaya kesehatan lingkungan di sektor pondok pesantren
2.6.8 Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD)
UKGMD adalah upaya pembinaan kesadaran, kemauan, kemampuan dan peran serta
masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang dilaksanakan terintegrasi
dengan upaya kesehatan lainnya, dengan kerja sama lintas program dan lintas sektoral.
Sasaran utama adalah kelompok masyarakat yang rawan terhadap penyakit gigi dan mulut
(balita, anak pra sekolah dan ibu hamil).
Peran serta masyarakat dalam UKGMD adalah:
Penyuluhan masalah kesehatan gigi dan mulut yang esensial.
Bimbingan cara pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.
9 | P a g e
Deteksi dini dan rujukan.
Pengobatan darurat (menghilangkan rasa sakit).
BAB III
ANALISIS SITUASI
10 | P a g e
3.1 Sejarah Puskesmas
Puskesmas Lubuk Kilangan ini didirikan diatas tanah wakaf yang diberikan KAN
yang pada tahun 1981 dengan Luas tanah 270 M2 dan Gedung Puskesmas sendiri
didirikan pada tahun 1983 dengan luas bangunan 140 M2 dimana saat itu Pimpinan
Pusksmas yang pertama adalah dr. Meiti Frida dan pada tahun itu juga Puskesmas
mempunyai 1 buah Pustu Baringin.
Pembangunan Puskesmas ini dibiayai dari APBN. Pelayanan yang diberikan saat
itu meliputi BP, KIA dan Apotik. Dengan Jumlah pegawai yang ada pada saat itu sekitar
10 orang dan sampai saat ini telah mengalami pergantian Pimpinan Puskesmas sebanyak
11 kali.
Pada Tahun 1997 telah dilakukan rehabilatasi Puskesmas secara maksimal, karena
adanya keterbatasan lahan, rumah dinas paramedis yang ada pada saat itu dijadikan
kantor dan juga ada penambahan beberapa ruangan pelayanan lainnya.
Saat sekarang kondisi bangunan Puskesmas Lubuk Kilangan sudah permanen
terdiri dari beberapa ruangan kantor seperti: BP, KIA, Gigi, Labor, KB, Apotik, Imunisasi
dengan jumlah pegawai yang ada sebanyak 52 orang termasuk Pustu. Pelayanan
Puskesmas Lubuk Kilangan yang diberikan saat ini adalah 6 Pelayanan Dasar yaitu:
Yankes, P2M, Kesga, Promkes, Kesling dan Program inovatif.
3.2 Kondisi Geografis
Wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan meliputi seluruh Wilayah Kecamatan
Lubuk Kilangan dengan luas Daerah 85,99 Km2 yang terdiri dari 7 kelurahan dengan
luas:
a. Kelurahan Batu Gadang : 19.29 Km2
b. Kelurahan Indarung : 52.1 Km2
c. Kelurahan Padang Besi : 4.91 Km2
d. Kelurahan Bandar Buat : 2.87 Km2
e. Kelurahan Koto Lalang : 3.32 Km2
f. Kelurahan Baringin : 1.65 Km2
g. Kelurahan Tarantang : 1.85 Km2
Adapun batas-batas Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan adalah sebagai
berikut:
11 | P a g e
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pauh
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Solok
c. Sebelah Barat berbatas dengan Kecamatan Lubuk Begalung
d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bungus Teluk Kabung
3.3 Kondisi Demografi
Jumlah Penduduk Kecamatan Lubuk Kilangan adalah 43.532 Jiwa yang terdiri
dari 10.707 KK dengan perincian sebagai berikut:
a. Kelurahan Bandar Buat : 11.172 jiwa dan 2.743 KK
b. Kelurahan Padang Besi : 6.211 jiwa dan 1.610 KK
c. Kelurahan Indarung : 10.669 jiwa dan 2.632 KK
d. Kelurahan Koto Lalang : 6.378 jiwa dan 1.550 KK
e. Kelurahan Batu Gadang : 5.828 jiwa dan 1.489 KK
f. Kelurahan Baringin : 1.226 jiwa dan 244 KK
g. Kelurahan Tarantang : 2.048 jiwa dan 439 KK
Dengan jumlah 42RW. Dan 161 RT dengan perincian sebagai berikut:
a. Kelurahan Batu Gadang : 4 RW/ 18 RT
b. Kelurahan Indarung : 12 RW/ 44 RT
c. Kelurahan Padang Besi : 4 RW/ 20RT
d. Kelurahan Bandar Buat : 11 RW/ 40 RT
e. Kelurahan Koto Lalang : 7 RW/ 27 RT
f. Kelurahan Baringin : 2 RW/ 5 RT
g. Kelurahan Tarantang : 2 RW/ 7 RT
Sasaran Puskesmas
Jumlah penduduk : 43.532 Jiwa
Bayi (0-11 Bulan) : 904
Bayi (6-11 Bulan) : 542
Anak Balita (24-60 Bulan) : 3506
Balita (0-60 Bulan) : 4410
Ibu Hamil (Bumil) : 995
Ibu Nifas (Bufas) : 949
Ibu Bersalin : 949
Ibu meneteki (Buteki) : 1808
12 | P a g e
Lansia : 3138
WUS : 9287
3.4 Sarana dan Prasarana
a. Sarana Kesehatan
Puskesmas Lubuk Kilangan memiliki sarana:
Puskesmas Induk : 1 Unit
Puskesmas Pembantu : 3 Unit
- Pustu Indarung
- Pustu Batu Gadang
- Pustu Baringin
Rumah Sakit PT Semen Padang : 1 Unit
Mobil Puskesmas Keliling : 1 Unit
Motor Dinas : 4 Unit
Komputer : 2 Unit
Mesin Tik : 2 Unit
Laptop : 1 Unit
LCD/Infocus : 1 Unit
b. Prasarana Kesehatan
Posyandu Balita : 43 Buah
Posyandu Lansia : 14 Buah
Kader Kesehatan : 164 Orang
Praktek Dokter Swasta : 5 orang
Praktek Bidan Swasta : 21 orang
Pos UKK : 3 Pos
Pengobatan Tradisional : 38 Buah
Toga : 27 Buah
3.5 Ketenagaan
a. Dokter Umum : 4 Orang
13 | P a g e
b. Dokter Gigi : 2 Orang
c. Sarjana Kesehatan Masyarakat : 3 Orang
d. S. Kep. : 1 Orang
d. Akper : 6 Orang
e. SPK : 6 Orang
f. Akbid : 6 Orang
g. Bidan (D I) : 13 Orang
h. Asisten Apoteker : 2 Orang
i. AKL : 1 Orang
j. AAK : 1 Orang
j. Perawat Gigi : 2 Orang
k. Pekarya Kesehatan : 3 Orang
l. SMA : 2 Orang
m. SMP : 1 Orang
3.6 Kondisi Sosial, Budaya dan Ekonomi Penduduk
a. Kondisi Sosial dan Budaya
Suku terbesar yang ada di Kecamatan Lubuk Kilangan adalah Suku Minang,
juga ada beberapa suku lainnya yaitu Jawa dan Batak. Mayoritas agama yang dianut
masyarakatnya adalah :
Islam : 43.451 Jiwa
Katolik : 39 Jiwa
Kristen : 41 Jiwa
b. Kondisi Ekonomi
Mata Pencaharian Penduduk:
a. Pegawai Negeri
b. Swasta
c. Buruh
d. Tani
BAB IV
PEMBAHASAN
14 | P a g e
4.1 Posyandu
Jumlah Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan saat ini sebanyak 43
buah dengan jumlah posyandu terbanyak terdapat di kelurahan Bandar Buat. Jumlah kader
sebanyak 172 orang dengan jumlah rata-rata 4 kader per-Posyandu.
Tabel 4.1
Jumlah Posyandu dan Sebaran Kader
Per-Kelurahan Tahun 2011
NO KELURAHANJUMLAH
POSYANDU
JUMLAH KADER STRATA
TOTAL AKTIF MADYA PURNAMA MANDIRI
1 Bandar Buat 12 48 48 4 7 1
2 Padang Besi 6 24 24 2 4 0
3 Indarung 9 36 36 2 7 0
4 Koto Lalang 7 28 28 1 5 1
5 Batu Gadang 5 20 20 1 3 1
6 Baringin 2 8 8 0 2 0
7 Tarantang 2 8 8 0 2 0
43 172 172 10 30 3
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Lubuk Kilangan Tahun 2011
15 | P a g e
Pratama Madya Purnama Mandiri0
5
10
15
20
25
30
35
0
10
30
3
Grafik 4.1
Strata Posyandu Lubuk Kilangan Tahun 2012
Dari 43 posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan hanya 3
posyandu yang mandiri, 10 madya dan 30 purnama.
Tarantang Baringin Kt. Lalang P. Besi B. Gadang Indarung B. Buat Puskesmas40
42
44
46
48
50
52
5452.76
52.3
49.75 49.43
47.13
45.85
44.37
48.37
Grafik 4.2
Pencapaian D/S tahun 2011
16 | P a g e
Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa pencapaian D/S pada tahun 2011 masih
rendah, yaitu 48,37 % dari target yang ditetapkan 65 %. Hal ini disebabkan karena masih
kurangnya perhatian dan kerja sama semua pihak baik lintas program maupun lintas sektor
dalam rangka meningkatkan kunjungan posyandu. Selain itu masih rendahnya partisipasi
masyarakat di posyandu (terutama kader) dan kurangnya kesadaran masyarakat sendiri untuk
datang ke posyandu juga berpengaruh dalam hal ini
Sementara untuk N/D sendiri dari target yang ditetapkan 80% terdapat dua daerah
yang sudah mencapai target yaitu kelurahan Batu Gadang (80,44%) dan kelurahan tarantang
(80,36%). Namun pada kelurahan Baringin, Indarung, Bandar Buat, Padang Besi dan Koto
Lalang masih belum tercapai. Hal ini juga tidak terlepas dari faktor- faktor seperti faktor D/S
diatas. Untuk itu perlu peningkatan pengetahuan masyarakat terutama penyuluhan tentang
gizi sehingga status gizi pada bayi dan balita menjadi naik.
Grafik 4.3
Pencapaian /ND tahun 2011
Tempat kegiatan posyandu semuanya masih meminjam dari rumah penduduk ataupun
kantor-kantor kelurahan. Hal ini juga terkait dengan kurangnya perhatian lintas sektoral
seperti Lurah, RW, RT, dan tokoh masyarakat terhadap posyandu
Untuk Dana Sehat Posyandu di wilayah kerja puskesmas Lubuk Kilangan belum
berjalan dengan baik dan belum mempunyai donatur tetap. Hal ini juga akan berimplikasi
pada pelaksanaan posyandu terutama dalam hal pemberian makanan tambahan (PMT) yang
17 | P a g e
dana nya juga bersumber dari dana sehat yang pada akhirnya juga berpengaruh terhadap hal
lain seperti kesehatan gizi bayi dan balita.
4.2 TOGA
Dari data laporan tahunan puskesmas Lubuk Kilangan tahun 2011 hanya terdapat 27
tanaman TOGA. Untuk pengklasifikasian tanaman TOGA itu sendiri tidak tercantum dalam
data yang ada. Jumlah TOGA yang ada masih tergolong sedikit. Hal ini dikarenakan masih
kurangnya pemberdayaan, kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam hal TOGA.
Sementara dari pihak puskesmas sendiri belum ada melakukan penyuluhan dan pembinaan
yang berkala dalam program ini. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya masih
terkait dengan masalah dana, SDM, kerjasama lintas sektoral dan lintas program serta
pemberdayaan masyarakat terutama dalam hal UKBM.
4.3 Kelurahan Siaga
Kelurahan Siaga merupakan salah satu program UKBM dari 7 kelurahan yang ada
baru 5 kelurahan siaga yang terbentuk. Kendala di 2 kelurahan yang belum terbentuk
kelurahan siaganya adalah dalam menggalang peran serta masyarakat dan kerjasama dengan
lintas sektoral. Hingga saat ini kelurahan siaga hanya terbatas pada kunjungan bidan
2-3x/minggu untuk melaksanakan pengobatan. Untuk UKBM dan pembinaan masyarakat
belum berjalan dengan baik. Berikut ini data kelurahan siaga tahun 2011.
Tabel 4.2
Kelurahan siaga di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan
NO KELURAHAN
TARGET
KELURAHAN
SIAGA
JLH
BIDAN YG
TELAH
DILATIH
REALISASI
KEL.SIAGA
S/D INI
%
PENCAPAIAN
JUMLAH SARANA POSKESKEL
BANGUNAN ALAT
ADA BLM ADA BLM
1 Bandar Buat 1 1 1 100 √ √
2 Padang Besi 1 1 1 100 √ √
3 Indarung 1 1 1 100 √ √
18 | P a g e
4 Koto Lalang 0 1 0 0 √ √
5 Batu Gadang 1 1 1 100 √ √
6 Baringin 0 1 0 0 √ √
7 Tarantang 1 1 1 100 √ √
Sumber: “Laporan Tahunan Puskesmas Lubuk Kilangan tahun 2011”
4.4 UKK
UKK merupakan salah satu bentuk UKBM yang melakukan pembinaan kepada
industri rumahan kecil. Tujuan UKK adalah mencegah dan meminimalkan kecelakaan kerja.
Saat ini di Lubuk Kilangan terdapat 45 UKK yang tidak semuanya aktif dibina. Kendalanya
adalah kurangnya dana untuk melakukan kegiatan ke lapangan dan pelatihan kader yang
kurang.
4.5 UKGMD
UKGMD di Lubuk Kilangan dilaksanakan sebagai bagian dari Posyandu. Dari total
42 unit Posyandu, ada 30 Posyandu yang sudah memiliki UKGMD. Berikut ini adalah
penyebaran UKGMD di masing-masing kelurahan di Kecamatan Lubuk Kilangan.
Tabel 4.3
Pelaksanaan UKGMD Tahun 2011
NO KELURAHANJUMLAH
POSYANDUPOSYANDU
UKGMD
1 Bandar Buat 14 8
2 Padang Besi 7 5
19 | P a g e
3 Indarung 5 5
4 Koto Lalang 7 5
5 Batu Gadang 5 4
6 Baringin 2 2
7 Tarantang 2 1
Jumlah 42 30
Catatan: target UKGMD : (60%x 42 = 25 Pos Pengobatan)
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Lubuk Kilangan Tahun 2011
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah UKGMD yang terdapat di wilayah
kerja Puskesmas Lubuk Kilangan sudah mencapai target, yaitu 60 % dari jumlah Posyandu
yang ada.
20 | P a g e
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
a. UKBM merupakan wujud nyata dari peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan.
b. UKBM yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan adalah Posyandu,
TOGA, Kelurahan Siaga, UKK dan UKGMD.
c. Jumlah posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan adalah 43
buah, terdiri dari 3 posyandu mandiri, 10 madya dan 30 purnama.
d. Kelurahan siaga di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan belum terdapat di
seluruh kelurahan, hanya di 5 kelurahan.
e. Masih kurangnya pemberdayaan, kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam hal
TOGA.
f. Masih kurangnya pembinaan Puskesmas terhadap UKBM yang ada.
5.2 Saran
a. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral dalam rangka menumbuhkan peran serta
masyarakat dalam bidang kesehatan.
b. Meningkatkan peran Puskesmas dalam membina UKBM yang ada.
21 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. ARRIF. 2006. Pedoman Manajemen Peran Serta
Masyarakat. Padang: Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat.
Laporan Tahunan Puskesmas Lubuk Kilangan Tahun 2011.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
22 | P a g e