bab i phbs
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk
keberhasilan pembangunan bangsa. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk
mencapai Indonesia Sehat, yaitu suatu keadaan dimana setiap orang hidup dalam
lingkungan yang sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat, mempunyai akses
terhadap pelayanan kesehatan serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya (Dinkes, 2009).
Visi pembangunan kesehatan saat ini adalah Indonesia sehat 2014 untuk
mewujudkan masyarakat yang mandiri dan berkeadilan. Visi ini dituangkan
kedalam empat misi salah satunya adalah meningkatkan kesehatan masyarakat
melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani
(Depkes RI, 2009). Misi pembangunan kesehatan tersebut diwujudkan dengan
menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS). Perilaku hidup bersih dan sehat adalah sekumpulan perilaku
yang dipraktikkan atas dasar kesadaran atas hasil pembelajaran yang menjadikan
seseorang atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan
berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat (Dinkes, 2009).
Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan sejak
dini, sistimatis, dan berkesinambungan. Pemerintah ikut bertanggung jawab untuk
meningkatkan derajat kesehatan warganya. Maka sejak tahun 1996 telah
dikembangkan upaya promotif dan prefentif dengan mencangkan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS). Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dilakukan
melalui pendekatan tatanan mulai dari rumah tangga, tempat kerja, tempat ibadah,
institusi pelayanan kesehatan, serta di sekolah semua jenjang (Depkes, 2003).
Masa sekolah dasar adalah masa keemasan untuk menanamkan nilai-nilai PHBS
dan berpotensi sebagai agen of change untuk mempromosikan PHBS baik di
1
lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat. Untuk itu diperlukan indikator
sebagai alat ukur untuk menilai apakah aktifitas pokok yang di jalankan telah
sesuai dengan rencana dan menghasilkan dampak yang diharapkan. Adapun
indikator PHBS di sekolah meliputi, jajan di kantin sekolah, mencuci tangan
dengan air bersih yang mengalir dan sabun, buang air kecil dan buang air besar di
jamban serta menyiram jamban dengan air setelah di gunakan, mengikuti
kegiatan olahraga dan aktivitas fisik di sekolah, memberantas jentik nyamuk,
tidak merokok, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan,
membuang sampah pada tempatnya.
Pelaksanaan PHBS Institusi Pendidikan di Indonesia berdasarkan profil
kesehatan Indonesia tahun 2009, baru mencapai 67,52%. PHBS di jawa barat
sendiri pada tahun 2007 masih rendah yakni 34,8%, masih jauh dari target yang
telah ditentukan sebesar 65% hingga tahun 2010. Sedangkan PHBS di
kabubapaten Purwakarta tahun 2010 masih rendah yakni 54,48% yang lebih
rendah dibandingkan dari tahun 2009 yakni 55,46%.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti merasa penting untuk meneliti
tentang ‘’ Model Pemberdayaan PHBS Pada Pendidikan Anak Sekolah Dasar.’’
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, peneliti mengangkat
masalah tentang :
1. Bagaimanakah pengetahuan sikap dan perilaku tenaga kesehatan, tenaga
pendidik, dan anak-anak SD tentang PHBS.
2. Bagaimanakah model pemberdayaan PHBS pada anak sekolah dasar di
wilayah kerja Puskesmas Pasawahan Purwakarta.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Untuk mengetahui pelaksanaan dari model pemberdayaan PHBS pada anak
sekolah dasar di wilayah kerja Puskesmas Pasawahan Purwakarta.
2
1.3.2 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku, tenaga
pendidik, dan anak-anak SD tentang PHBS.
2. Untuk mengetahui model pemberdayaan PHBS pada anak sekolah dasar
di wilayah kerja Puskesmas Pasawahan Purwakarta.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Institusi
Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan pertimbangan dalam
menentukan kebijakan untuk meningkatkan mutu model pemberdayaan
PHBS di Kabupaten Purwakarta khususnya di lingkungan Puskesmas
Pasawahan.
1.4.2 Bagi Peneliti
Menambahkan pengalaman dan pengetahuan tentang model pemberdayaan
PHBS pada anak sekolah dasar di wilayah kerja Puskesmas Pasawahan
Purwakarta.
1.4.3 Masyarakat
Sebagai salah satu cara untuk menambah informasi kepada para orang tua,
guru serta masyarakat sekitar Puskesmas Pasawahan tentang pentingnya
PHBS pada anak usia sekolah strata pertama
1.5 Landasan Teori
1.5.1 Pengertian Promosi Kesehatan
Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui proses pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat,
3
agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang
bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan
didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Menolong diri
sendiri artinya bahwa masyarakat mampu berperilaku mencegah timbulnya
masalah-masalah dan gangguan kesehatan, memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan serta mampu pula berperilaku mengatasi apabila masalah gangguan
kesehatan tersebut terlanjur terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian
dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi juga
disertai upaya-upaya menfasilitasi perubahan perilaku. Dengan demikian promosi
kesehatan adalah program-program kesehatan yang dirancang untuk membawa
perubahan (perbaikan) baik di dalam masyarakat sendiri maupun dalam organisasi
dan lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya, politik dan sebagainya). Atau
dengan kata lain promosi kesehatan tidak hanya mengaitkan diri pada peningkatan
pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan saja, tetapi juga meningkatkan atau
memperbaiki lingkungan (fisik dan non-fisik) dalam rangka memelihara dan
meningkatkan kesehatan masyarakat.
1.5.2 PHBS
PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau
menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat,
dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan
edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui
pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social support), dan
pemberdayaan masyarakat (empowerment) sebagai suatu upaya untuk membantu
masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan masing-
masing, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam rangka menjaga,
memelihara dan meningkatkan kesehatan.
Dalam melakukan pengkajian PHBS, indikator merupakan suatu petunjuk
yang membatasi fokus perhatian.
4
Indikator PHBS meliputi indikator input, proses, dan output. Khusus indikator
output digunakan untuk melakukan pengkajian PHBS. Sedangkan indikator input,
proses, dan output dikembangkan untuk melakukan penilaian PHBS. Indikator
PHBS diarahkan pada lima aspek program prioritas penyuluhan, yaitu KIA, Gizi,
Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup dan Upaya Kesehatan.
Indikator PHBS
No VARIABEL DEFINISI
1
.
Pertolongan
persalinan
oleh tenaga
kesehatan
Adalah pertolongan pertama pada persalinan balita termuda dalam
rumah tangga dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, dan
paramedis lainnya
2
.
ASI Eksklusif Adalah bayi termuda usia 0-6 bulan mendapat ASI saja sejak lahir
sampai usia 6 bulan
3 Mempunyai
jaminan
pemeliharaan
kesehatan
Adalah anggota-anggota rumah tangga mempunyai pembiayaan
praupaya kesehatan seperti Askes, Kartu Sehat, Dana Sehat,
Jamsostek, Asuransi Perusahaan dll
4
.
Ketersediaan
air bersih
Adalah rumah tangga yang memiliki akses terhadap air bersih dan
menggunakanya untuk kebutuhan sehari-hari yang berasal dari air
dalam kemasan, air pompa, sumur terlindung dan penampungan air
hujan. Sumber air pompa, sumur, dan mata air terlindung berjarak
minimal 10 meter dari tempat penampungan kotoran dan limbah
5
.
Ketersediaan
jamban sehat
Adalah rumah tangga yang memiliki atau menggunakan jamban leher
angsa dengan tangki septik atau lubang penampungan kotoran
sebagai pembuangan akhir
5
6
.
Kesesuaian
luas dengan
jumlah
penghuni
Adalah rumah tangga yang mempunyai luas lantai rumah yang
ditempati dan digunakan untuk keperluan sehari-hari dibagi jumlah
penghuni (9m2)
7
.
Lantai rumah
bukan tanah
Adalah rumah tangga yang mempunyai rumah dengan bagian
bawah/dasar/alas terbuat dari semen, papan, ubin dan kayu
8
.
Tidak
merokok
dalam rumah
Adalah [enduduk/anggota rumah tangga umur 10 tahun ke atas tidak
merokok dalam rumah ketika berada bersama anggota keluarga
lainnya selama 1 bulan terakhir
9 Melakukan
aktivitas fisik
setiap hari
Adalah penduduk/anggota keluarga umur 10 tahu ke atas dalam 1
minggu terakhir melakukan aktifitas fisik (sedang ataupun berat)
minimal 30 menit setiap hari
9
.
Makan buah
dan sayur
setiap hari
Adalah anggota rumah tangga umur 10 tahun ke atas yang
mengkomsumsi manimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau
sebaliknay setiap hari dalam 1 minggu terakhir.
1.5.3 Perilaku Anak SD
Pendidikan kesehatan di SD dilaksanakan dengan pembelajaran tematik
dengan meng-eksplorasi problem kesehatan sehari-hari yang dialami dan yang ada di
sekitar siswa. Pembela-jaran tematik memiliki beberapa keunggulan antara lain
sebagai berikut. Pertama, materi pelajaran menjadi dekat dengan kehidupan siswa
sehingga siswa dapat memahami sekaligus menerapkannya dengan mudah. Kedua,
siswa juga dapat mengait-kan hubungan antara materi pelajaran yang satu dengan
mata pelajaran yang lain dengan mudah. Ketiga, dengan bekerja dalam kelompok
siswa dapat mengembangkan kemampuan belajarnya dalam aspek afektif dan
psikomotorik, selain aspek kognitifnya. Keempat, pembelajaran tematik me-
6
ngakomodasi semua jenis kecerdasan siswa. Kelima, dengan pembelajaran tematik
guru dapat menggunakan cara belajar siswa aktif sebagai metode pembelajaran
dengan mudah. Sedangkan menurut Ariantoni (2003), pembelajaran tematik memiliki
beberapa kekuatan, di antaranya: (a) pengalaman dalam kegiatan belajar relevan
dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa, (b) menyenangkan karena
bertolak dari minat dan kebutuhan siswa, (c) hasil belajar akan bertahan lebih lama
karena berkesan dan bermakna, (d) me-ngembangkan keterampilan berpikir siswa
dengan permasalahan yang dihadapi, dan (e) menum-buhkan keterampilan sosial
dalam bekerjasama, toleransi dan komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang
lain.
Kendala yang dihadapi guru dalam me-ngembangkan pembelajaran
tematik dengan tema kesehatan adalah media atau alat bantu yang dapat
digunakan dalam pembelajaran tematik tersebut. Alat bantu/peraga/media
pendidikan kesehatan merupakan alat-alat yang digunakan oleh pen-didikan untuk
menyampaikan informasi atau pe-ngetahuan kesehatan kepada sasaran pendidikan
(peserta didik). Media pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu
pendidikan yang digu-nakan sebagai saluran (channel) untuk menyam-paikan
informasi kesehatan, dan karena alat-alat tersebut digunakan untuk mempermudah
peneri-maan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat atau klien. Buklet (booklet),
adalah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan dalam ben-tuk
buku,baik berupa tulisan maupun gambar. Media ini digunakan sebagai media
penyuluhan perilaku hidup sehat dan bersih (PHBS). Buklet yang dikemas
dengan tema kesehatan yang dieksplorasi dari kehidupan siswa atau sekitar siswa
menjadikan media pendidikan lebih ber-makna dalam proses pembelajaran.
Seperti yang dikemukakan oleh Santrock (2007) bahwa keba-nyakan murid
(siswa) lebih tertarik pada sains yang membahas persoalan sehari-hari yang
relevan de-ngan kehidupan mereka ketimbang mendiskusikan teori-teori abstrak.
1.5.4 Perilaku
7
Perilaku adalah semua kegiatan/aktivitas manusia, baik yang dapat diamati
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Skiner (1983) dalam Notoatmodjo (2003) perilaku merupakan respon /
reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
1.6 Metodologi
Metode penelitian : Deakriptif-Analitik
Rancangan Penelitian : cross sectional
Instrumen Penelitian : kuesioner
Teknik pengumpulan data : survey dan wawancara mendalam
Populasi Penelitian : anak usia sekolah dasar kelas 1-6 di
wilayah kerja Puskesmas Pasawahan pada
tiga desa yaitu desa Ciherang, desa Salaawi
dan desa Margasari
Sampel Penelitian : cluster random sampling
Teknik Analisis Data : univariat
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
1.7.1 Lokasi Penelitian
Puskesmas Pasawahan di Jln. Terusan Kapten Halim No. 105 Kecamatan
Pasawahan.
1.7.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan dari tanggal 4 November 2012 – 1 Desember 2012
8