bab i penyakit dalam

6
BAB I PENDAHULUAN Penyakit infeksi saluran pencernaan dapat disebabkan oleh virus, bakteri dan protozoa. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri dikenal sebagai disentri basiler yang disebabkan oleh bakteri shigella, sedangkan infeksi yang disebabkan oleh protozoa dikenal sebagai disentri amoeba (amoebiasis). (1) Menurut WHO, amoebiasis adalah penyebab kematian ketiga yang diakibatkan oleh infeksi parasit setelah malaria dan schistosomiasis di dunia. (2) Entamoeba histolytica merupakan agen penyebab amoebiasis tersering pada manusia yang menimbulkan morbiditas dan mortalitas terutama di negara berkembang. Selain itu, amoebiasis dapat disebabkan oleh Entamoeba dispar dan Entamoeba moshkovskii. (3) Amoebiasis mempunyai angka mortalitas sekitar 100.000 per tahun. Sekitar 90 % tidak menunjukkan 1

Upload: endah-a-rahmadhani-sugiarto

Post on 25-Sep-2015

8 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Kesehatan

TRANSCRIPT

4BAB IPENDAHULUAN

Penyakit infeksi saluran pencernaan dapat disebabkan oleh virus, bakteri dan protozoa. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri dikenal sebagai disentri basiler yang disebabkan oleh bakteri shigella, sedangkan infeksi yang disebabkan oleh protozoa dikenal sebagai disentri amoeba (amoebiasis).(1) Menurut WHO, amoebiasis adalah penyebab kematian ketiga yang diakibatkan oleh infeksi parasit setelah malaria dan schistosomiasis di dunia.(2) Entamoeba histolytica merupakan agen penyebab amoebiasis tersering pada manusia yang menimbulkan morbiditas dan mortalitas terutama di negara berkembang. Selain itu, amoebiasis dapat disebabkan oleh Entamoeba dispar dan Entamoeba moshkovskii.(3) Amoebiasis mempunyai angka mortalitas sekitar 100.000 per tahun. Sekitar 90 % tidak menunjukkan gejala (asimptomatis), sedangkan sisanya 10 % berkembang menjadi kolitis, diare, disentri dan ekstralesi usus amoeba seperti abses hati yang invasif. Prevalensi infeksi amoeba banyak di benua India, Afrika, Amerika Selatan dan Tengah. Infeksi amoeba pada negara berkembang sangat tergantung pada kebiasaan budaya, sanitasi, status sosial-ekonomi, dan iklim.(4)Amoebiasis merupakan infeksi endemik di sebagian besar daerah yang beriklim sedang dan iklim tropis di negara berkembang. Sedangkan di negara industri, amoebiasis terjadi pada pria homoseksual aktif, imigran, wisatawan yang melakukan perjalanan ke daerah endemik infeksi, dan pada pasien imunodefisiensi (daya tahan tubuh buruk).(2) Dalam beberapa dekade terakhir banyak penelitian melaporkan terjadinya infeksi ini pada pria homoseksual biasanya sebagai hasil dari oral-anal dan oral-genital hubungan seksual.(3)Insiden tertinggi disentri amoeba ditemukan pada kelompok usia 10-25 tahun. Amoebiasis jarang terjadi pada usia di bawah 5 tahun dan terutama di bawah usia 2 tahun. Di negara beriklim tropis banyak didapatkan strain patogen dibandingkan dengan negara maju yang beriklim subtropis, kemungkinan timbulnya kejadian ini dikarenakan faktor diet rendah protein di samping perbedaan strain amoeba. Para wisatawan dari Amerika Serikat yang baru kembali dari daerah endemis, sekitar 10% diantaranya mempunyai risiko tertular amoebiasis, infeksi amoebiasis ekstraintestinal di hati dilaporkan terjadi pada para wisatawan yang berkunjung dalam waktu lebih dari 4 hari.(1)Pada tahun 2002, pada saat musim hujan, suatu survei tinja (stool survey) di 6 desa pada kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, diperoleh 238 penduduk positif E. histolytica dari 1.520 penduduk (15,8%); selanjutnya dilakukan lagi survei pada tahun 2003 di tempat yang sama, saat musim kemarau, diperoleh 53 penduduk positif E.histolytica dari 889 penduduk yang diperiksa (5,9%).(1)Banyak faktor yang dapat meningkatkan insidensi amoebiasis, antara lain keadaan kurang gizi, kondisi iklim tropis, turunnya daya tahan tubuh, stres, adanya perubahan flora bakteri di kolon, infeksi bakteri di kolon, adanya trauma di mukosa kolon, pencandu alkohol, dan faktor genetik. Gejala klinik amoebiasis bergantung pada lokalisasi dan beratnya infeksi. Pada sebagian besar orang yang terinfeksi, E. histolytica hidup sebagai organisme komensal di dalam usus besar dan tidak menimbulkan gejala. Bentuk klinis yang dikenal ada dua, yaitu amoebiasis intestinal (akut dan kronis) dan amoebiasis ekstraintestinal.(1) E. histolytica memiliki kapasitas untuk menghancurkan hampir semua jaringan tubuh manusia, yakni: mukosa usus, hati, otak, kulit, tulang rawan dan bahkan tulang.(5) Amoebiasis dapat dianggap sebagai penyakit yang paling agresif dari usus manusia yang bertanggung jawab dalam bentuk invasif untuk sindrom klinis, mulai dari disentri klasik kolitis akut, penyakit ekstraintestinal, dan amoebiasis hati.(4) Mengingat penelitian dan pembahasan amoebiasis dengan komplikasi ekstraintestinal masih sedikit, maka dipilihlah tinjauan pustaka mengenai Amoebiasis dengan Komplikasi Ekstraintestinal. Diharapkan hasil dari pembahasan ini dapat memberikan manfaat berupa wawasan pengetahuan dibidang gastro-entero-hepatologi.

A. RUMUSAN MASALAHAdapun rumusan permasalahan pada penulisan makalah ini meliputi apakah definisi, etiologi, epidemiologi, patogenesis, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, pencegahan, prognosis, dan komplikasi dari amoebiasis.B. TUJUAN PENULISANTujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu syarat guna mengikuti ujian stase Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran RSUD ULIN Banjarmasin. Disamping itu juga untuk menemukan pemecahan rumusan masalah.

C. MANFAAT PENULISANManfaat yang dapat dipetik dari penulisan makalah ini adalah dapat mengetahui definisi, etiologi, epidemiologi, patogenesis, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, pencegahan, prognosis, dan komplikasi dari amoebiasis.

1