bab i pengenalan komponen elektronika dan penggunaan alat-alat ukur oleh akhmad nur soleh

29
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR UNIT PERCOBAAN EL. 01 PENGENALAN KOMPONEN ELEKTRONIKA DAN PENGGUNAAN ALAT-ALAT UKUR Disusun Oleh : Nama : Akhmad Nur Soleh No.Mhs : 111 041 016 Gol/Kel : 2 / C Asisten : Heriantovie LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND

Upload: petrus-iwanda

Post on 31-Oct-2015

151 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur

TRANSCRIPT

Page 1: Bab i Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur Oleh Akhmad Nur Soleh

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR

UNIT PERCOBAAN EL. 01

PENGENALAN KOMPONEN ELEKTRONIKA DAN

PENGGUNAAN ALAT-ALAT UKUR

Disusun Oleh :

Nama : Akhmad Nur Soleh

No.Mhs : 111 041 016

Gol/Kel : 2 / C

Asisten : Heriantovie

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND

YOGYAKARTA

2012

Page 2: Bab i Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur Oleh Akhmad Nur Soleh

BAB I

UNIT PERCOBAAN EL-01

PENGENALAN KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA DAN

PENGGUNAAN ALAT-ALAT UKUR

1.1. Maksud dan Tujuan Percobaan

Dalam praktikum unit 01 elektronika dasar ini bertujuan utuk mengenal

bermacam-macam komponen elektronika dan dapat mempergunakan alat-alat

ukur yang digunakan dalam bidang elektronika.

1.2. Alat Percobaan

Multitester

Osciloscope

Unit percobaan 01 dan perlengkapannya

Pembangkit frekuensi

1.3. Teori Singkat

1. Pengenalan Komponen Elektronika

A. Tahanan (Resistor)

Tahanan atau resistor merupakan salah satu komponen yang penting dalam

sebuah rangkaian elektronika, walaupun dalam rangkaian modern sekalipun. Nilai

dari komponen ini dapat dilihat dari kode berupa pita warna yang melingkar pada

badannya. Kode dari warna itu menunjukan nilai tahanan dan toleransinya.Warna-

warna tersebut melambangkan angka-angka sebagai berikut:

Hitam : 0 (nol) Kode warna untuk toleransinya sebagai berikut:

Coklat : 1 (satu) Emas : 5%

Merah : 2 (dua) Perak : 10%

Jingga : 3 (tiga) Tanpa warna : 20%

Kuning : 4 (empat)

Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD – Unit 01/15 juni 2012

Page 3: Bab i Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur Oleh Akhmad Nur Soleh

Hijau : 5 (lima)

Biru : 6 (enam)

Ungu : 7 (tujuh)

Kelabu : 8 (delapan)

Putih : 9 (sembilan)

GAMBAR 1.1

PENUNJUK KODE WARNA

Angka pertama

Angka kedua

Toleransi

Banyaknya angka nol

Keterangan gambar :

Pita warna pertama melambangkan angka pertama

Pita warna kedua melambangkan angka kedua

Pita warna ketiga melambangkan banyaknya angka nol

Pita warna keempat melambangkan besarnya toleransi

Contoh :

1. Merah, ungu, jingga, emas : artinya 27 K Ohm dengan toleransi 5%

2. Jingga, putih, jingga, perak : artinya 39 K Ohm dengan toleransi 10%

3. Kuning, ungu, merah : artinya 4K7 Ohm dengan toleransi 20%

Bila hanya terdapat tiga pita warna, sedangkan pita warna keempat tidak ada

berarti toleransinya adalah 20%.

Jika pita warna ketiga itu emas maka dua angka yang dilambangkan pada warna

pertama dan kedua dikalikan 0,1 dan bila warna ketiga itu perak pengalinya

adalah 0,01.

Contoh :

1. Merah, hitam, emas : artinya 2 Ohm dengan toleransi 20%

2. Kuning, ungu, perak : artinya 0,47 Ohm dengan toleransi 20%.

Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD – Unit 01/15 juni 2012

Page 4: Bab i Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur Oleh Akhmad Nur Soleh

GAMBAR 1.2

SIMBOL TAHANAN (RESISTOR)

Tahanan Tetap Tahanan Variabel

Rumus-rumus tahanan:

1. Tahanan seri

Re = R1 + R2 + R3 + ….+Rn (1-1)

Re = Tahanan ekivalen Rn = Tahanan ke-n

2. Tahanan paralel

R1

R2

R3

R4

(1-2)

3. Khusus untuk dua tahanan yang paralel

(1-3)

B. Kapasitor

Kapasitor mempunyai satuan Farad dan besar kapasitasnya ditulis dengan

angka pada lapisan luar badannya. Satuan yang lebih kecil dari pada farad adalah:

1 farad = 106 mikro farad disingkat 1F = 106 μF

1 mikro farad = 103 nano farad disingkat 1 μF

Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD – Unit 01/15 juni 2012

Page 5: Bab i Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur Oleh Akhmad Nur Soleh

1 nano farad = 103 piko farad disingkat 1nF = 103 pF.

Jika ditulis :

0,01 μF artinya 10-2 μF

1000 μF artinya 103 μF

Ada yang ditulis dengan notasi berikut:

103 artinya 10.000 piko farad

472 artinya 4.700 piko farad

Jenis-jenis kapasitor :

1. Kapasitor mika 4. Kapasitor milar

2. Kapasitor tantalum 5. Kapasitor elektrolit

3. Kapasitor kertas 6. Kapasitor keramik

GAMBAR 1.3

SIMBOL KAPASITOR TETAP VARIABEL BERKUTUB

Tetap Variabel Berkutub

Rumus-rumus kapasitor

1. Kapasitor seri

C1 C2 C3 Cn

(1-4)

2. Kapasitor paralel :

C1

C2

Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD – Unit 01/15 juni 2012

Page 6: Bab i Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur Oleh Akhmad Nur Soleh

C3

Cn

Ct = C1 + C2 + C3 +…..+ Cn (1-5)

Ct = Kapasitor total ; Cn = Kapasitor ke-n

C. Induktor

Induktor biasanya dinyatakan dengan lambang L dan mempunyai satuan

Henry. Satuan yang lebih kecil dari Henry:

1 Henry = 1000 mili Henry disigkat 1H = 103 mH

1 mili Henry = 1000 mikro Henry disingkat 1mH = 103 μH

GAMBAR 1.4

INDUKTOR

Induktor dengan inti udara Satu lapis Beberapa lapis

Besar induktansi:

1. Untuk induktor satu lapis

L = μH (1-6)

Keterangan:

L = Induktansi (mikro henry)

a = Radius coil (inchi)

b = Lebar coil (inchi)

N = Jumlah lilitan

2. Untuk induktor beberapa lapis

Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD – Unit 01/15 juni 2012

Page 7: Bab i Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur Oleh Akhmad Nur Soleh

L = (1-7)

C = Tebal rata-rata (inchi).

Untuk induktor dengan inti bukan udara perhitungannya lain dan lebih sulit.

D. Transistor

Notasi transistor biasa dengan kode yang berlainan untuk setiap pabrik

yang mengeluarkannya.

Khusus untuk transistor buatan Jepang atau Taiwan mempunyai notasio sebagai

berikut:

SA berarti transistor jenis PNP untuk frekuensi tinggi

SB berarti transistor jenis PNP untuk frekuensi rendah

SC berarti transistor jenis NPN untuk frekuensi tinggi

SD berarti transistor jenis NPN untuk frekuensi rendah.

Sedangkan huruf dibelakangnya nomer seri adalah kualitas contoh:

Tr 2 SA 70 C

2 = transistor (satu dioda)

SA = jenis PNP frekuensi tinggi

70 = nomer seri

C = kualitas baik

Untuk menunjukan kualitas ada bermacam-macam, misalnya A, B, C dan

seterusnya. Urutan abjad ke kanan makin baik. Jadi B lebih baik dari A, begitu

pula C lebih baik dari B, dan seterusnya.

E. Intergrated Circuit (IC)

IC sebenarnya merupakan suatu untai rangkaian tertentu yang di

sederhanakan dan dicetak dalam suatu bentuk yang kompak dan kompleks. IC

mempunyai jenis dan kegunaan yang bermacam-macam. Ada yang beribu-ribu

jenis dan seri, kebanyakan dari IC tersebut sudah dirancang untuk kegunaan yang

khusus. Jadi untuk setiap pabrik tidak sama, untuk menggunakan IC sebagai salah

satu komponen, harus diketahui terlebih dahulu watak dan susunan dari IC

tersebut.

2. Penggunaan Alat-alat Ukur

Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD – Unit 01/15 juni 2012

Page 8: Bab i Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur Oleh Akhmad Nur Soleh

A. Multitester

Tujuan percobaan adalah bagaimana cara mempelajari serta menggunakan

multitester untuk menganalisis suatu rangkaian ataupun menghitung suatu besaran

tertentu dalam pengukuran sebenarnya.

Alat percobaan:

Multitester

Satu unit rangkaian objektif.

Multitester adalah suatu alat yang dipakai untuk bermacam-macam jenis

pengukuran, seperti untuk menganalisa suatu kerusakan pada alat listrik,

mengukur tegangan AC, DC, arus DC, polaritas suatu sumber tegangan, polaritas

dioda, mengukur atau mengetahui kontak atau tidaknya suatu hubungan pengantar

dan kegunaan lainnya. Karena multitester disusun sangat ringkas, maka mudah

dibawa kemana-mana. Multitester termasuk alat yang sensitif, oleh karena itu

dalam penggunaanya harus sangat hati-hati dan sesuai dengan petunjuk yang ada.

Misalnya salah dalam pengarahan switch maka ada kemungkinan multitester akan

terbakar dan menjadi rusak. Khusus untuk pengukuran “High Power System”

tidak diperkenankan sama sekali melakukan kesalahan dalam pengoperasian alat

ini, karena dapat membahayakan pemakainya.

Berikut ini petunjuk pemakaian multitester:

1. Pointer Zero Correction

Bagian ini digunakan untuk menyetel agar jarum (pointer) dari meter benar-

benar tepat pada angka nol pada sebelah kiri dari skala sebelum alat digunakan

untuk mengukur.

2. Test Lead Conection

Sebagai pedoman bahwa colok (test lead) merah dihubungkan jeck positif (+)

dan hitam pada jeck negatif (-) / com. Untuk mengukur arus sampai 10A DC,

maka colok merah dihubungkan dengan jeck 10A positif, colok hitam pada 10A

negatif.

3. Pembacaan Skala

Skala berwarna hitam paling atas digunakan untuk mengukur tahanan. Bilangan

pada garis skala 1x menunjukan nilai besar 34 Ohm sebenarnya AC 10 Volt

lebih.

Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD – Unit 01/15 juni 2012

Page 9: Bab i Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur Oleh Akhmad Nur Soleh

Skala berwarna merah tepat diatas cermin digunakan untuk membaca AC Volt.

Khusus untuk tegangan 2,5 Volt AC dibuat tersendiri di bawah skala merah

ditandai dengan AC 2,5 Volt.

HFE : Skala berwarna merah tepat diatas cermin adalah untuk membaca faktor

penguat arus DC atau IC / IB dari suatu transistor. Skala 0-300 dibagi

menjadi 30 bagian.

Db : Skala dibawah hitam untuk pembacaan daya output AF dimana 0 Db

ditetapkan pada 0,775 Volt AC. Tetapi pembacaan Db pada skala

berhubungan dengan AC Volt sesuai degan rumus berikut:

Db = 20 log10 (1-8)

4. Pengukuran DC Volt (100 mV – 1 KV)

Sebagai aturan “Polarity Switch” dipasang pada posisi positif (+)

Colok negatif selalu dihubungkan dengan jalur “Ground” untuk tegangan

negatif, “Skala Polaritas” digeser ke arah posisi negatif (-), untuk

mengatasi kesulitan dari pada arus membalik kedua colok.

5. Pemakaian Probe HV (High Voltage)

Probe HV ukuran kecil dipakai untuk pengukuran tegangan tinggi DC

sampai 25 KV.

Jalur 0-25 digunakan untuk pembacaan 25 KV untuk skala penuh.

Penggunaan Probe HV hanya untuk tegangan tinggi dalam rangkaian

impedansi tinggi, misalnya televisi.

6. Pengukuran Positif (+) DC A ( μA, mA, dan A)

Jika pada pengukuran tegangan DC, tester dipasang paralel terhadap bahan

atau daya, tetapi pada pengukuran arus DC harus dipasang secara seri

karena itu rangkaian harus dibuka ditempat yang harus diukur.

Tester ini dilengkapi dengan jangkauan pengukuran arus DC mulai dari

tingkat μA sampai 10A. Hal ini berguna untuk pemeriksaan rangkaian

transistor pada waktu mengatur bias. Skala jangkauan dipasang pada

tempat yang sesuai.

Untuk pengukuran mendekati 10A saklar pemilih jangkauan dipasang

pada posisi DC mA – 250A. Colok merah ditempatkan pada jeck 10A (+)

dan colok hitam pada 10A negatif (-).

7. Pengukuran Ohm

Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD – Unit 01/15 juni 2012

Page 10: Bab i Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur Oleh Akhmad Nur Soleh

Kedua colok pada posisi positif (+) dan negatif (-) com, kemudian saling

dihubungkan (shorted) dan jarum diatur oleh 0 Adj/zero agar

kedudukannya tepat 0 disebelah kiri pada skala paling atas.

Bila pengaturan 0 seperti diatas sulit dilakukan maka battery harus diganti.

Bila dilakukan pengukuran pada posisi saklar x10K. Polarity Switch harus

pada posisi positif (+). Jika pada posisi negatif (-) maka jarum akan

berputar terbalik sehingga tidak dapat dilakukan pengukuran.

Polarity switch pada posisi positif (+) maka colok yang berhubungan

dengan (-) com adalah kutub positif dan colok pada (+) adalah kutub

negatif.

Cara menyimpan multitester yang benar :

1. Putar posisi switch pemilih jangkauan pada posisi AC Volt (1K)

2. Lepaskan kedua coloknya (kabel merah dan kabel hitam).

Cara pembacaan multitester yang benar :

Tempatkan switch pada posisi yang dikehendaki lalu pasang coloknya pada posisi

dan terminal yang benar. Jangan sekali-kali colok dipasang pada rangkaian

apapun sebelum menentukan besaran apa yang akan diukur, baru setelah itu

switch dapat dirubah-rubah.

1. Dalam pembacaan ada skala, jarum harus menutupi bayangan pada

cermin. Jadi membacanya harus tegak lurus diatas bidang skala.

2. Perlu diketahui terlebih dahulu berapa harga-harga tiap skala yang akan

diukur.

B. Osciloscope

Maksud percobaan adalah mempelajari penggunaan osciloscope untuk

menganalisa suatu rangkaian, mengadakan pengukuran besaran tertentu dan

melihat bentuk-bentuk gelombang pada suatu keadaan.

Alat percobaan:

Satu buah osciloscope (CRO)

Satu buah Audio Frekuensi Generator (AFG)

Satu buah rangkaian percobaan unit EL 01

Satu buah multitester

4 buah kabel penghubung.

Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD – Unit 01/15 juni 2012

Page 11: Bab i Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur Oleh Akhmad Nur Soleh

Cathode Ray Osciloscope (CRO) merupakan suatu alat berguna untuk

menganalisa sinyal-sinyal listrik, terutama untuk menyelidiki gejala-gejala

periodis diantaranya :

Bentuk gelombang

Beda phase

Amplitudo

Frekuensi

dll.

Bagian-bagian CRO adalah:

Tabung sinar katoda (cathoda ray tube)

Penguat (amplifier)

Catu daya (power supply)

Tabung sinar katoda mempunyai komponen pokok:

Elektron Gun

Deflection System

Display Screen

Elektron yang dihasilkan oleh elektron gun bergerak dengan kecepatan

tinggi, menunjukan ketabir (screen). Elektron menumbuk layar menyebabkan

tabir atau screen berpendar. Gerakan elektron dipengaruhi oleh medan listrik yang

dipasang pada deflection system, yaitu sistem yang dapat menyimpangkan

elektron tersebut kekanan dan kekiri oleh sepasang lempeng horozontal. Bila

sebuah sinyal tegangan berbentuk sinus dipasang pada lempeng penyimpang

horizontal, maka elektron akan bergerak ke arah vertikal sebagai garis lurus.

Panjang garis lurus ini menunjukan amplitudo yang panjang garisnya dipengaruhi

oleh tegangan sesaat. Bila pada lempeng penyimpang arah horizontal dipasang

tegangan periodik yang besarnya berbanding lurus dengan waktu, sedangkan

frekuensinya sama dengan frekuensi tegangan itu maka garis vertikal yang

sebenarnya terjadi oleh titik-titik yang naik turun, yang sekarang mempunyai

gerakan kekanan dan kekiri juga. Pada tabir akan terlihat suatu gambar yang

mempunyai pola seperti jika membuat grafik dari suatu gejala periodik dengan

absis waktu dan ordinat tegangan dari gejala periodik tersebut.

Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD – Unit 01/15 juni 2012

Page 12: Bab i Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur Oleh Akhmad Nur Soleh

GAMBAR 1.7

TEGANGAN BERBENTUK GELOMBANG SINUS

Tegangan Gigi Gergaji

Misalnya suatu tegangan periodis yang besarnya berbanding lurus dengan waktu

dan digambarkan sebagai tegangan fungsi waktu yang mempunyai bentuk seperti

gigi gergaji.

GAMBAR 1.8

TEGANGAN BERBENTUK GIGI GERGAJI (TGG)

V

ωt

Karena bentuknya seperti gigi gergaji maka dalam prakteknya juga dinamakan

tegangan gigi gergaji (TGG). Ini dihasilkan oleh suatu alat yang terdapat pada

CRO sendiri (alat tersebut biasanya dinamakan multivibrator). TGG dalam teknik

CRO dinamakan alas waktu (time base) yang dapat dipakai untuk mengamati pola

tegangan yang akan dipelajari. Penggunaan time base pada CRO mirip dengan

guna absis waktu dalam gambar grafik.

Synchronisasi

Sinkron berarti sama waktu atau sama saat, maka sinchronisasi berarti

penyamaan waktu. Sinkronisasi diusahakan pada permulaan TGG, sehingga

diperoleh gambar yang tunggal. Syncron dapat dijalankan oleh alat dalam CRO

itu sendiri (internal synchr) atau dapat diusahakan dengan alat dari luar CRO

Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD – Unit 01/15 juni 2012

Page 13: Bab i Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur Oleh Akhmad Nur Soleh

(external synchr). Bila penyelidikan bentuk tegangan tak dikenal dengan potongan

suatu tegangan gigi gergaji yang dipasang pada horizontal, maka cara demikian

ini disebut “INTERN”. Cara lain untuk memasukan TGG dari luar (EXTERN) bila

dimasukan dari luar berupa gelombang sinusoidal (tegangan harmonis) dengan

perbagai frekuensi dan beda phase diantaranya akan diperoleh hasil berupa

gambar Lissayous.

Untuk menggunakan CRO sebagai alat dan sarana untuk menganalisa suatu

kesalahan maupun meneliti kualitas suatu output dan lain-lain sebaiknya dipelajari

juga dengan seksama bagian-bagian dari CRO, sehingga dapat

mengoperasikannya dengan benar dan aman.

1.4. Langkah Kerja dalam Pengamatan

1. Penggunaan CRO

A. Pengukuran Tegangan ke Puncak (Vpp)

1) Melakukan persiapan pengoperasian CRO sebagai berikut:

– Menekan switch power pada CRO

– Mengatur switch AC/GND/DC pada posisi AC, akan terlihat garis

horizontal.

– Variabel kontrol (knop kecil VOLTS/DIVE) pada posisi maksimum (putar

searah jarum jam).

– Switch V MODE pada channel yang digunakan (CH-1, CH-2, DUAL).

– Tombol variabel pada CAL.

– Switch Trigger mode pada AUTO.

– Swtch Trigger Source pada Vert.

– Kontrol Trigger Level pada posisi tengah-tengah.

– Menggunakan tombol pengatur posisi vertikal dan posisi horizontal agar

garis horintal tersebut pada posisi tengah layar.

2) Menghubungkan ground alat unit 01 dangan ground pada CRO,

menghubungkan vertikal output unit 01 dengan vertikal CRO (CH-2 – Y-in),

saklar unit 01 pada posisi A.

3) Mengatur switch TIME/DIVE untuk mendapatkan dua atau tiga siklus

bentuk gelombang sinus dan mengatur VOLTS/DIVE untuk mendapatkan

besar/kecil amplitudo sehingga gambar gelombang dapat terlihat pada layar

CRO.

Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD – Unit 01/15 juni 2012

Page 14: Bab i Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur Oleh Akhmad Nur Soleh

4) Melakukan pengamatan untuk tegangan puncak ke puncak untuk 3 macam

besaran VOLTS/DIVE untuk macam-macam besaran. Mencatat skala

amplitudo dan gambar bentuk gelombang pada lembar data. Menghitung

tegangan puncak ke puncak.

Rumus :

Vpp = Skala Amplitudo x VOLT/DIVE………..Volt

B. Pengukuran Frekuensi dengan Pola Lissayous

1) Memutar switch TIME/DIVE pada posisi X-Y (maksimum searah jarum

jam) VOLTS/DIVE CH-1 & CH-2 diatur pada kedudukan yang sama.

2) Menghubungkan semua ground dari alat unit 01, AFG ,dan CRO.

3) Menghubungkan vertikal output alat dengan vertikal output CRO (CH-2 –

Y-in), variabel kontrol (knop kecil VOLTS/DIVE CH-2) diatur sehingga

menghasilkan amplitudo 3-4 cm, mengatur switch AC/GND/DC pada posisi

GND.

4) Menghubungkan Output AFG dengan horizontal CRO (CH-1 – X-in),

variabel kontrol (knop kecil VOLTS/DIVE CH-1) diatur sehingga

menghasilkan satu garis horizontal 3-4 cm.

5) Mengatur kembali switch AC/GND/DC pada posisi AC, dengan cara

mengatur frekuensi AFG maka akan didapatkan gambar pola Lissayous.

6) Mengamati pola Lissayous yang lainnya sesuai pada gambar data, mencatat

besarnya frekuensi AFG yang menghasilkan pola lissayous tersebut.

Pada gambar pola lissayous yang berbentuk lingkaran ini merupakan besar

frekuensi alat yang sebenarnya.

C. Pengukuran Frekuensi dengan Perbandingan Panjang Gelombang

1) Pengamatan panjang Gelombang dari AFG

– Menghubungkan Output AFG dengan CH-2 atau CH-1 CRO dan

Groundnya

– Mengatur TIME/DIVE sehingga mendapatkan gambar gelombang yang

tenang

– Mengatur AFG untuk 3 macam harga frekuensi yang berbeda

Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD – Unit 01/15 juni 2012

Page 15: Bab i Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur Oleh Akhmad Nur Soleh

– Mencatat skala panjang gelombang untuk satu gelombang sinus dan

menggambar bentuk gelombangnya. TIME/DIVE tidak dirubah lagi.

2) Panjang Gelombang dari Alat

– Menghubungkan alat dengan vertikal input CRO (pada CH-2). Apabila

gambar sinus pada layar CRO masih bergerak, maka atur tombol

variabelnya, tetapi jangan mengatur TIME/DIVE lagi.

– Mencatat satu gelombang sinus ada berapa skala panjangnya. Untuk lebih

teliti, amati dua/tiga gelombang ada berapa skalanya, kemudian dibagi

skala gelombangnya.

3) Membandingkan kedua buah hasil pengukuran pada AFG dan unit alat,

maka frekuensi alat dapat dicari.

D. Pengamatan Beda Phase

1) Mengatur saklar unit alat pada posisi A

2) TIME/DIVE pada posisi X-Y (memutar kearah maksimum searah jarum

jam) VOLTS/DIVE CH-1 & CH-2 diatur pada kedudukan yang sama.

3) Menghubungkan vertikal unit alat dengan vertikal input CRO (CH-2).

Mengatur variabel kontrol CH-2 (knop kecil VOLTS/DIVE CH-2) untuk

mendapatkan skala amplitudo 3 - 4 cm. Kemudian mengatur switch

AC/GND/AC pada posisi GND.

4) Menghubungkan horiontal unit alat dengan horizontal input CRO (CH-1).

Mengatur variabel kontrol CH-1 (knop kecil VOLTS/DIVE CH-1) untuk

mendapatkan satu garis horizontal 3-4 cm.

5) Kemudian mengatur switch pada posisi AC.

6) Mengatur tahanan geser pada unit 01 sehingga membentuk beda phase

sesuai dengan lembar data yang diinginkan.

7) Menghitung besarnya harga beda phase : Arc sin

GAMBAR 1.11

FREKUENSI POLA LYSSAYOUS

Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD – Unit 01/15 juni 2012

Page 16: Bab i Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur Oleh Akhmad Nur Soleh

Vert : Hor = 1:1 Vert : Hor = 3:2

Vert : Hor = 1:2 Vert : Hor = 2:1

Mengatur horizontal gain dan vertikal gain sehingga membentuk gambar

lissayous pada layar CRO.

8) Mengatur tahanan geser pada unit 01 sehingga membentuk beda phase yang

diamati. Menggambar pada kertas grafik setiap beda phase yaitu :

1800, 1350, 900, 450, 00.

9) Mengatur letak posisi R pada unit 01 kira-kira ditengah-tengah, sehingga

terbentuk gambar lissayous berupa lingkaran.

GAMBAR 1.12

SKEMA RANGKAIAN PERCOBAAN UNIT 01

10 K Ω TRAFO

D1 200μF 820Ω + DC CT SA

V DZ SB

D2 500Ω 2,2μF H

- GND

GAMBAR 1.13

BEDA PHASE POLA LISSAYOUS

Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD – Unit 01/15 juni 2012

Page 17: Bab i Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur Oleh Akhmad Nur Soleh

1800 1350

(2250)

x

X

00

450 (3600) 900 (2150) (3150)

1.5. Data Hasil Pengamatan

I. Pengukuran tahanan (resistor)

No. Kode warna dari resistor Pembacaan Pengukuran

1. Coklat, Hijau ,Orange ,Emas 15KΩ ; ± 5% 17KΩ

2. Coklat, Merah ,Orange ,Emas 12KΩ ; ± 5% 14KΩ

3. Orange, Orange, Orange, Emas 33KΩ ; ± 5% 55KΩ

4. Hijau, Biru, Orange, Emas 65KΩ ; ± 5% 76KΩ

5. Coklat, Hijau, Kuning, Perak 150KΩ ; ± 10% 300KΩ

II. Pengukuran Tegangan AC dari Trafo Pengukuran Tegangan DC

a. 0 – 6 volt = 5,3 volt. a. Minimum : 0 volt.

b. 0 – 9 volt = 8,8 volt. b. Medium : 2,9 volt.

c. 6 – 9 volt = 2,1 volt. c. Maximum : 7,3 volt.

III. Pengamatan Gambar Gelombang dengan Osciloscope

Kalibrasi CRO 0,5 volt

No Frekuensi AFG λ Time/Dive SA Volt/Dive Gambar Gelombang

Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD – Unit 01/15 juni 2012

Page 18: Bab i Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur Oleh Akhmad Nur Soleh

1. 50 4 5 5,4 1

2. 100 2 5 5,4 1

3. 175 1 5 5,4 1

IV. Pengukuran Frekuensi dengan Gelombang Lissayous

No. Frekuensi AFG Bentuk Gelombang pada CRO Perbandingan V : H

1. 50 Hz V : H = 1 : 1

2. 100 Hz V : H = 1 : 2

3. 25 Hz V : H = 2 : 1

4. 33 Hz V : H = 3 : 2

V. Mengukur Frekuensi dengan perbandingan Panjang Gelombang

1. Gelombang AFG

2. Gelombang Alat

VI. Mengamati Beda Phase

Gambar Skema Unit

10 K Ω TRAFO

Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD – Unit 01/15 juni 2012

No. Frekuensi dari AFG Skala

1. 100 Hz 5,4

2. 125 Hz 5,4

3. 150 Hz 5,4

Gambar Gelombang Skala

3,8

Page 19: Bab i Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur Oleh Akhmad Nur Soleh

D1 200μF 820Ω + DC CT SA

V DZ SB

D2 500Ω 2,2μF H

- GND

Bentuk Gambar Beda Phase dibawah ini

x = 0,4 x = 1,4 x = 4 x = 1,4 x = 0,6

X = 4 X = 4 X = 4 X = 4 X = 4

VII. Tugas :

1. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang oscilloscope ?Jawab : Oscilloscope adalah suatu alat untuk mengukur besaran arus listrik

dengan memetakannya dalam bentuk visualisasi gelombang signal. Grafik signal

frekuensi amplitudo yang ditampilkan pada oscilloscope memperlihatkan

bagaimana signal berubah terhadap waktu. Sehingga penyampaian informasi pada

layar oscilloscope, terdiri dari sumbu vertikal (Y) dan sumbu horisontal (X).

Dimana sumbu Y mempresentasikan tegangan (V) dan sumbu X menunjukkan

besaran waktu (t).

2. Mengapa pembacaan dengan pengukuran sebuah resistor tidak sama terangkan . . .!

Karena jika menggunakan pembacaan secara langsung maka resistor hanya

membaca gelang warnanya saja,sedangkan menggunakan pengukuran maka nilai

yang tampak sudah termasuk toleransi. Jadi semakin kecil nilai toleransi suatu

Resistor adalah semakin baik, karena harga sebenarnya adalah harga yang tertera

harga toleransinya. Misalnya suatu Resistor harga yang tertera= 100 Ohm

mempunyai toleransi 5%, maka harga yang sebenarnya adalah 100- (5%x100) s/d

100 + (5%x100)= 95 Ohm s/d 105 Ohm.

Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD – Unit 01/15 juni 2012

Page 20: Bab i Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur Oleh Akhmad Nur Soleh

Selain itu kemungkinan dalam percobaan ini ada beberapa resistor yang rusak

karena dalam percobaan ini ada yang tidak sesuai dengan toleransi yang tertera

pada badan resistor.

3. Sebagai apa AFG dan apa kepanjangannya AFG ?

Jawaban : AFG adalah suatu alat elektronika yang digunakan untuk

membangkitkan signal dengan range frequency audio.

AFG kepanjangannya adalah Audio Frequency Generator

4. Bagaimana cara mengetahui kalau kapasitor itu masih baik atau sudah

rusak, jelaskan ?

Jawab : Langkah pertama hubungkan terlebih dahulu kedua kaki kapasitor untuk

menghilangkan muatan yang ada pada pada kapasitor. kemudian atur switch

selectorAVO pada posisi ohm, kemudian hubungkan probe pada kaki-kaki

kapasitor dan amati gerakan jarum AVO, pada kapasitor yang baik maka jarum

akan bergerak dan kembali lagi ke nol, jika jarum bergerak tetapi tidak kembali

lagi ke nol atau menunjukkan nilai tertentu maka kapasitor tersebut sudah

rusak.jika diketahui baik maka lakukan pengukuran sekali lagi dengan polaritas

yang sama, pada pengukuran kedua ini jarum harus tidak bergerak atau hanya

bergerak sedikit saja, karena kapasitor yang baik akan menyimpan muatannya.

5. Apa fungsi Osciloscope (CRO) terangkan dan apa kepanjangan kata

CRO ?

Jawab : Fugsi Osciloscope yaitu alat berguna untuk menganalisa sinyal-sinyal

listrik, terutama untuk menyelidiki gejala-gejala periodis .

CRO kepanjangannya adalah Cathode Ray Osciloscope

Kesimpulan.

1. Dari hasil pengukuran resistor dalam percobaan ini ada beberapa resistor

yang rusak karena dalam percobaan ini ada yang tidak sesuai dengan

toleransi yang tertera pada badan resistor.Ada beberapa hal yang

menyebabkan kesalahan dalam menilai resistor rusak atau tidak

diantaranya yaitu:

a) Tingkat ketelitian pembaca.

b) Alat ukur yang digunakan.

c) Penggunaan resistor dalam suatu rangkaian.

Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD – Unit 01/15 juni 2012

Page 21: Bab i Pengenalan Komponen Elektronika Dan Penggunaan Alat-Alat Ukur Oleh Akhmad Nur Soleh

2. Pengukuran tegangan pada trafo 0-6 volt dan 0-9 volt bisa dikatakan

tegangan tetap stabil.sedangkan pengkuran 6-9 tegangan sangat kecil.

3. Bentuk gelombang lissayous tergantung pada frekuensi yang diberikan

terbukti dengan bentuk gelombang berubah-rubah ketika diberikan

frekuensi yang berbeda.

Akhmad Nur Soleh/111 041 016/ELD – Unit 01/15 juni 2012

Catatan Asisten:

Asisten nilai