bab i pendahuluan sip

Upload: didi-ok

Post on 09-Mar-2016

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

KJK

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regeneratif. Gambaran ini terjadi akibat nekrosis hepatoseluler.1 Sirosis hati terutama menyerang laki-laki dewasa dengan insiden puncak pada usia 40-49 tahun dengan ratio laki-laki : wanita 3:1. Menurut Arjono, umur rata-rata yang terbanyak pada 78% kasus sirosis berkisaran antara 30-60 tahun, dan 64,8% kasus terjadi pada laki-laki.2Pada beberapa tahun terakhir, penyakit sirosis hati merupakan salah satu penyakit yang sering ditemukan pada seluruh pasien penyakit hati. Lebih dari 40% pasien sirosis asimtomatis. Pada keadaan ini sirosis sering ditemukan waktu pemeriksaan rutin kesehatan atau pada waktu autopsi.1 Kejadian sirosis hepatis dapat ditemukan pada seluruh negara dengan prevalensi yang sangat bervariasi. Menurut Spellberg Schiff, kejadian sirosis hati di Cina, Ceylon dan India berkisar anatara 4-7%, di Afrika Timur 6,7%, di Chili 8,5% dan di Amerika Serikat ditemukan 2-4% dari hasil otopsi.2 Keseluruhan insiden sirosis di Amerika diperkirakan 360 per 100.000 penduduk.1 Di Indonesia data prevalensi sirosis hati belum ada, hanya laporan-laporan dari berbagai pusat pendidikan saja.1 Prevalensi sirosis hati yang dirawat di bangsal Penyakit Dalam umumnya berkisar antara 3,6-8,4% di Jawa, Sumatera, sedangkan di Sulawesi dan Kalimantan dibawah 1%. Secara keseluruhan rata-rata prevalensi sirosis adalah 3,5% dari seluruh pasien yang dirawat di bangsal penyakit dalam, atau rata-rata 47,4% dari seluruh pasien penyakit hati yang dirawat.3 Di RS Dr. Sardjito Yogyakarta jumlah pasien sirosis hati berkisar 4,1% dari seluruh pasien yang dirawat di Bagian Penyakit Dalam dalam kurun waktu kurang 1 tahun (2004). Di Medan dalam kurun waktu 4 tahun dijumpai pasien sirosis hati sebanyak 819 (4%) pasien dari seluruh pasien di Bagian Penyakit Dalam.1Penyebab yang pasti dari sirosis hati sampai sekarang belum jelas, tapi diantaranya disebut-sebutkan: faktor kekurangan nutrisi, hepatitis virus (virus hepatitis A dan B), zat hepatotoksik (jamur Amanita phalloides atau jamur yellow death-cap), obat (asetaminofen), penyakit Wilson, hemokromatosis, hepatitis autoimun, dan penyebab lainnya.2,3 Penyebab munculnya sirosis hepatis di negara barat tersering akibat alkoholik sedangkan di Indonesia kebanyakan disebabkan akibat hepatitis B atau C.1Manifestasi klinik dari sirosis hati beragam tergantung organ yang terlibat, dimana dapat melibatkan banyak organ dalam tubuh manusia dengan perjalanan klinis yang kompleks. Pada stadium awal sirosis sering bermenifestasi tanpa gejala sehingga kadang ditemukan pada waktu pasien melakukan pemeriksaan kesehatan rutin atau karena kelainan penyakit lain. Bila sudah lanjut, gejala-gejala pada sirosis akan lebih menonjol akibat komplikasinya sehingga pada kebanyakan pasien datang ke RS dengan keluhan komplikasinya. Sirosis ini pada awalnya akan berjalan kompensata selama beberapa tahun, lalu dapat berubah menjadi dekompensata yang ditandai dengan gejala seperti perdarahan varises yang ditandai dengan hematemetis dan melena, asites, atau ensefalopati yang dapat berkembang menjadi kematian. Gejala komplikasi sirosis yang berupa hematemesis dan melena selain diakibatan karena percahnya varises esophagus juga karena gastritis erosif, tukak gaster, ulkus peptikum, dan kelainan di esophagus lainnya. Hematemesis dan melena ini menyebabkan anemia pada pasiennya yang jika dibiarkan akan menyebabkan syok hipovolemi.2Penyakit hati menahun dan sirosis dapat menimbulkan sekitar 35.000 kematian per tahun di Amerika Serikat. Sirosis Merupakan penyebab kematian utama yang kesembilan di AS, dan bertanggung jawab terhadap 1,2 % seluruh kematian di AS. Banyak pasien yang meninggal pada dekade keempat atau kelima kehidupan akibat penyakit ini. Setiap tahunnya ada 2000 kematian tambahan yang disebabkan karena gagal hati fulminan. Pasien sirosis mempunyai mortalitas sebesar 50-80%, kecuali bila ditolong dengan transplantasi hati.3

Terapi sirosis ditujukan untuk mengurangi progresi penyakit, menghindarkan bahan-bahan yang bisa menambah kerusakan hati, pencegahan dan penanganan komplikasi. Walaupun sampai saat ini belum ada bukti bahwa penyakit sirosis hati reversibel, tetapi dengan kontrol pasien yang teratur pada fase dini diharapkan dapat memperpanjang status kompensasi dalam jangka panjang dan mencegah timbulnya komplikasi.2Karena banyaknya kejadian sirosis hepatik yang ditemukan pada kasus penyakit dalam dengan berbagai manifestasi klinis, perjalanan penyakit sangat beragam dan risiko kematian yang tinggi maka dipilih kasus ini untuk presentasi kasus agar kita dapat melakukan penegakkan diagnosis dan mengetahui penatalaksanaan yang tepat pada kasus sirosis hepatis.

3