bab i pendahuluan pada tahun 1836, yang...

23
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejarah Rumah sakit di Indonesia dimulai sejak didirikannya Groot Militaire Hospital pada tahun 1836, yang sekarang dikenal sebagai Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto di Jakarta (Jacobalis, 2000). Pendidikan Dokter dimulai pada tahun 1851 melalui pendidikan Dokter Djawa atas prakarsa dari Dr. Willem van den Bosh, bertempat di Batavia, dasar pendirian pendidikan Dokter Djawa untuk mendapatkan tenaga kesehatan bagi penanggulangan penyakit menular yang mewabah di Hindia Belanda. Tahun 1898 pendidikan Dokter Djawa berubah menjadi Shool Tot Opleiding Van Indische Artsen atau dikenal sebagai STOVIA, tahun 1917, STOVIA berubah menjadi Geneskundige Hooge School (GHS) yang merupakan sekolah tinggi Kedokteran setara dengan Fakultas Kedokteran Eropa. Sejak saat itu Rumah Sakit di Indonesia berkembang sampai dengan saat ini di mana Rumah Sakit dibagi ke dalam beberapa tipe yaitu Rumah Sakit Tipe A atau Rumah Sakit Khusus, Rumah Sakit Tipe B, Tipe C dan Tipe D. Rumah Sakit sendiri merupakan institusi yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berupa tindakan preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), rehabilitatif serta promotif. Rumah Sakit saat ini berkembang dan menghadapi persaingan industri. Rumah Sakit merupakan industri yang didasarkan pada prinsip-prinsip ekonomi, dituntut untuk menghasilkan produk

Upload: doannguyet

Post on 28-Jul-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN pada tahun 1836, yang …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/91952/potongan/S2-2015... · Sejarah Rumah sakit di Indonesia dimulai ... penanggulangan penyakit

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sejarah Rumah sakit di Indonesia dimulai sejak didirikannya Groot

Militaire Hospital pada tahun 1836, yang sekarang dikenal sebagai Rumah Sakit

Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto di Jakarta (Jacobalis, 2000).

Pendidikan Dokter dimulai pada tahun 1851 melalui pendidikan Dokter Djawa

atas prakarsa dari Dr. Willem van den Bosh, bertempat di Batavia, dasar pendirian

pendidikan Dokter Djawa untuk mendapatkan tenaga kesehatan bagi

penanggulangan penyakit menular yang mewabah di Hindia Belanda. Tahun 1898

pendidikan Dokter Djawa berubah menjadi Shool Tot Opleiding Van Indische

Artsen atau dikenal sebagai STOVIA, tahun 1917, STOVIA berubah menjadi

Geneskundige Hooge School (GHS) yang merupakan sekolah tinggi Kedokteran

setara dengan Fakultas Kedokteran Eropa. Sejak saat itu Rumah Sakit di

Indonesia berkembang sampai dengan saat ini di mana Rumah Sakit dibagi ke

dalam beberapa tipe yaitu Rumah Sakit Tipe A atau Rumah Sakit Khusus, Rumah

Sakit Tipe B, Tipe C dan Tipe D.

Rumah Sakit sendiri merupakan institusi yang memberikan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat berupa tindakan preventif (pencegahan), kuratif

(pengobatan), rehabilitatif serta promotif. Rumah Sakit saat ini berkembang dan

menghadapi persaingan industri. Rumah Sakit merupakan industri yang

didasarkan pada prinsip-prinsip ekonomi, dituntut untuk menghasilkan produk

Page 2: BAB I PENDAHULUAN pada tahun 1836, yang …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/91952/potongan/S2-2015... · Sejarah Rumah sakit di Indonesia dimulai ... penanggulangan penyakit

2

unggulan yang berdaya saing dan dapat memanfaatkan peluang pasar, tapi harus

memperhatikan industri pelayanan jasa kesehatan yang berlandaskan pada etika,

kode etik dan moral. Dalam menetapkan strategi sebagai suatu perusahaan,

manajemen Rumah Sakit juga mempertimbangkan pengaruh-pengaruh lingkungan

sekitar Rumah Sakit. Kondisi lingkungan perusahaan, dalam hal ini keseluruhan

faktor-faktor ekstern yang mempengaruhi perusahaan, baik berpengaruh terhadap

organisasi maupun berpengaruh terhadap kegiatannya terutama dalam menetapkan

kebijakan operasional serta strategi Perusahaan.

Salah satu faktor ekstern yang mempengaruhi penetapan strategi adalah

dicanangkannya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)oleh Pemerintah yang

merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).Menurut definisi

dari Kementrian Kesehatan RI, JKN adalah jaminan berupa perlindungan

kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan

perlindungan dalam pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan

kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh

Pemerintah.SJSN ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 tahun 2004

tentang SJSN, dimana SJSN meliputi :

- Jaminan Kesehatan;

- Jaminan Kecelakaan Kerja;

- Jaminan Hari Tua;

- Jaminan Pensiun; dan

- Jaminan Kematian.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN pada tahun 1836, yang …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/91952/potongan/S2-2015... · Sejarah Rumah sakit di Indonesia dimulai ... penanggulangan penyakit

3

Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS) didirikan untuk mendukung

pelaksanaan SJSN, BPJS dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 24tahun

2011 tentang Badan Pengelola Jaminan Sosial.Badan Penyelenggara yang akan

dilebur adalah PT. Asuransi Kesehatan (Persero), PT. Jamsostek (Persero), PT.

ASABRI (Persero) dan PT. Taspen (Persero). Transformasi ini diikuti dengan

adanya pengalihan aset, liabilitas, program, hak, dan kewajiban. Berdasarkan

Undang-Undang tersebut ditetapkan bahwa ada dua badan hukum yang dibentuk

yaitu BPJS Ketenagakerjaan yang menyelenggarakan program Jaminan

Kecelakaan Kerja, program Jaminan Hari Tua, Jaminan Pensiun, dan Jaminan

Kematian sedangkan badan hukum yang lain adalah BPJS Kesehatan yang

menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan. Landasan hukum dalam

penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional juga tertuang dalam Undang-

Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, Peraturan Pemerintah Nomor

101 tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran dan Peraturan Presiden Nomor

12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan.

Peserta BPJS Kesehatan terbagi dalam dua kelompok yaitu peserta

Penerima Bantuan Iuran (PBI), yaitu peserta jaminan kesehatan bagi fakir miskin

dan orang tidak mampu yang iurannya dibayar oleh Pemerintah dan kelompok

yang lain adalah peserta yang bukan PBI.Jumlah peserta per 1 Januari 2014

berdasarkan data BPJS Kesehatan yangberasal dari lembaga-lembaga sebelum

transformasi terdaftar sebesar 112.445.191, target peningkatan jumlah peserta

sampai dengan akhir Tahun 2014 sebesar 121.600.000 peserta, 96 juta diantaranya

ditanggung penuh oleh pemerintah, cakupan peserta diharapkan tiap tahun akan

Page 4: BAB I PENDAHULUAN pada tahun 1836, yang …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/91952/potongan/S2-2015... · Sejarah Rumah sakit di Indonesia dimulai ... penanggulangan penyakit

meningkat hingga tahun 2019 diharapkan seluruh penduduk akan ditanggung oleh

asuransi atau disebut sebagai

dengan Bulan Agustus 2014 sudah melampaui target yaitu sebesar 127.300.000

peserta.

Pada tanggal 29 November 2012, Agung Laksono, Menteri Koordinator

Bidang Kesejahteraan Rakyat meluncurkan Peta Jalan Menuju Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN) 2012-2019.

Sumber : Kementerian Kesehatan RI, Bahan Paparan JKN,2012

Peta Jalan Menuju

Jaminan Kesehatan Nasional (

mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan

meningkat hingga tahun 2019 diharapkan seluruh penduduk akan ditanggung oleh

asuransi atau disebut sebagai Universal Health Coverage. Jumlah peserta sampai

Agustus 2014 sudah melampaui target yaitu sebesar 127.300.000

Pada tanggal 29 November 2012, Agung Laksono, Menteri Koordinator

Bidang Kesejahteraan Rakyat meluncurkan Peta Jalan Menuju Jaminan Kesehatan

2019.

enterian Kesehatan RI, Bahan Paparan JKN,2012

Gambar 1.1

Peta Jalan Menuju Universal Health Coverage

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) diselenggarakan dengan menggunakan

mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan

4

meningkat hingga tahun 2019 diharapkan seluruh penduduk akan ditanggung oleh

Jumlah peserta sampai

Agustus 2014 sudah melampaui target yaitu sebesar 127.300.000

Pada tanggal 29 November 2012, Agung Laksono, Menteri Koordinator

Bidang Kesejahteraan Rakyat meluncurkan Peta Jalan Menuju Jaminan Kesehatan

) diselenggarakan dengan menggunakan

mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan

Page 5: BAB I PENDAHULUAN pada tahun 1836, yang …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/91952/potongan/S2-2015... · Sejarah Rumah sakit di Indonesia dimulai ... penanggulangan penyakit

5

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN.Tujuan JKNadalah

memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak, diberikan kepada

setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayarkan oleh

Pemerintah.

Diterapkannya Jaminan Kesehatan Nasional melalui Badan Pengelola

Jaminan Kesehatan Sosial menyebabkan per tanggal 1 Januari 2014 terjadi pula

perubahan dalam sistem pembayaran biaya pelayanan kesehatan dari fee for

service, yaitu penyelenggara pelayanan kesehatan akan menetapkan biaya

pelayanan kesehatan berdasarkan tiap jenis pelayanan yang diberikan menjadi

pembiayaan sistem paket, dimana total biaya telah ditetapkan dari awal sebelum

pelayanan kesehatan diberikan, dikenal pula dengan sistem Case Base Groups

(INA CBG’s ) yaitu menentukan biaya perawatan kesehatan berdasarkan

diagnosis yang relatif sama.

Badan Pengelola Jaminan Sosial Kesehatan sebagai pelaksana Jaminan

Kesehatan Nasional dalam memberikan pelayanan menggunakan sistem rujukan

berjenjang mulai dari Pemberi Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama hingga

Pemberi Pelayanan Kesehatan Tingkat Lanjutan berdasarkan pemetaan wilayah.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN pada tahun 1836, yang …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/91952/potongan/S2-2015... · Sejarah Rumah sakit di Indonesia dimulai ... penanggulangan penyakit

6

Sumber : Kementerian Kesehatan RI, Bahan Paparan JKN,2012

Gambar 1.2.

Sistem Rujukan Berjenjang

Jumlah pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama berdasarkan data

Badan Pengelola Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) per Agustus 2014 adalah

17.285 ( Tabel 1.1 ). Perbandingan ideal antara jumlah pemberi layanan kesehatan

tingkat pertama dan jumlah Pasien yang dapat dilayani terdapat beberapa versi,

menurut World Health Organization (WHO) perbandingan ideal adalah 1:2.500,

menurut organisasi Ikatan Dokter Indonesia perbandiangan 1:3.000 sedangkan

menurut BPJS Kesehatan perbandingan ideal adalah 1:5.000. Berdasarkan data

yang dikeluarkan oleh BPJS Kesehatan per Agustus 2014, perbandingan antara

jumlah pemberi pelayanan kesehatan dan jumlah Pasien yang dapat dilayani

adalah 1 : 7.365. Pemberi Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama berdasarkan data

tersebut, tiga terbanyak adalah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), disusul

Dokter Umum dan Klinik Pratama.

Rumah Sakit Tipe A atau Rumah Sakit Khusus

Rumah Sakit Tipe B,C,D

Dokter Umum, Dokter Gigi, Bidan, Klinik, Puskesmas,Perusahaan

Page 7: BAB I PENDAHULUAN pada tahun 1836, yang …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/91952/potongan/S2-2015... · Sejarah Rumah sakit di Indonesia dimulai ... penanggulangan penyakit

7

Tabel 1.1

Pemberi Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

NO TIPE FASKES JUMLAH

1 Puskesmas 8.633

2 Puskesmas + TT 1.137

3 Dokter Gigi 811

4 Dokter Umum 3.533

5 Klinik Pratama (swasta) 1.845

6 Klinik Pratama (TNI) 753

7 Klinik Pratama (Polri) 567

8 RS Kelas D Pratama 3

9 RS Kelas D Pratama (TNI) 3

Total 17.285

Sumber : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan, 2014

Tabel 1.2 Pemberi Layanan Kesehatan Tingkat Lanjutan

NO TIPE FASKES JUMLAH

1 RS Kelas A 18

2 RS Kelas B 135

3 RS Kelas C 293

4 RS Kelas D 157

5 RS Khusus (Pemerintah) 129

6 RS Khusus (Swasta) 367

7 RS Swasta 612

8 RS TNI 103

9 RS POLRI 40

Page 8: BAB I PENDAHULUAN pada tahun 1836, yang …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/91952/potongan/S2-2015... · Sejarah Rumah sakit di Indonesia dimulai ... penanggulangan penyakit

8

NO TIPE FASKES JUMLAH

10 Klinik Utama 60

Total 1.583

Sumber : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan, 2015

Data Rumah Sakit sebagai Provider BPJS di area eks Karesidenan

Surakarta dapat dilihat pada Tabel di bawah ini :

Tabel 1.3

Rumah Sakit Provider BPJS Kesehatan

NO. NAMA FASKES ALAMAT FASKES Tipe RS

1 RUMKIT Lanud Adi Soemarmo Surakarta D

2 RSU ISLAM KUSTATI Surakarta C

3 RS BRAYAT MINULYA Surakarta C

4 RS MATA SOLO Surakarta C

5 RSU Dr MOEWARDI Surakarta A

6 RUMKIT Tk IV/741 Slamet Riyadi Surakarta D

7 RSUD KOTA SURAKARTA Surakarta C

8 RS JIWA SURAKARTA Surakarta A

9 RSU Dr. OEN SURAKARTA Surakarta B

10 BBKPM Surakarta Surakarta C

11 RS PANTI WALUYO Surakarta C

12 RS KASIH IBU SURAKARTA Surakarta B

13 RS PKU MUHAMMADIYAH Surakarta C

14 RS Dr. OEN SOLO BARU Sukoharjo C

15 RS NIRMALA SURI Sukoharjo D

16 RSUD SUKOHARJO Sukoharjo B

17 RSO Prof. Dr. R. SOEHARSO Sukoharjo A

Page 9: BAB I PENDAHULUAN pada tahun 1836, yang …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/91952/potongan/S2-2015... · Sejarah Rumah sakit di Indonesia dimulai ... penanggulangan penyakit

9

Sumber : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Surakarta, 2015

Proses klaim berdasarkan diagnosa INA CBG’s disesuaikan berdasarkan

Tipe Rumah Sakit dan regional wilayah, sehingga dengan diagnosa penyakit yang

sama, semakin tinggi Tipe Rumah Sakit maka semakin tinggi pula nilai klaim

yang didapatkan. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 440 Tahun

2012 tentang Penetapan Tarif Rumah Sakit sesuai INA CBG’s maka tarif

dibedakan menjadi empat regional yaitu Regional 1 meliputi Jawa dan Bali,

Regional 2 Sumatera, Regional 3 meliputi Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara

Barat, dan Regional 4 meliputi Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara,

Papua, Papua Barat. Tarif INA CBG’s dalam setiap Regional berdasarkan tipe

Rumah Sakit terdiri dari Rumah Sakit Umum dan Khusus Tipe A, Tipe B

Pendidikan, Tipe B Non Pendidikan, Tipe C dan Tipe D. Sebagai contoh

perbandingan tarif INA CBG’s untuk pelayanan rawat inap Hemofilia A dan

Hemofilia B berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

NO. NAMA FASKES ALAMAT FASKES Tipe RS

18 RS ISLAM SURAKARTA Sukoharjo B

19 RS MEDIKA MULYA Wonogiri C

20 RS MARGA HUSADA Wonogiri D

21 RS MUHAMMADIYAH Wonogiri D

22 RS MAGUAN HUSADA Wonogiri D

23 RSU MULIA HATI Wonogiri D

24 RS AMAL SEHAT Wonogiri D

25 RSUD Dr. Soediran MS Wonogiri B

26 RS PKU MUHAMMADIYAH Karanganyar C

27 RSU JATI HUSADA Karanganyar D

28 RSUD KARANGANYAR Karanganyar C

Page 10: BAB I PENDAHULUAN pada tahun 1836, yang …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/91952/potongan/S2-2015... · Sejarah Rumah sakit di Indonesia dimulai ... penanggulangan penyakit

10

Nomor 59 Tahun 2014 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam

Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan dapat dilihat pada Tabel 1.4.

berikut

Tabel 1.4.

Tarif INA CBG’s kasus Hemofilia A dan Hemofilia B

REGIONAL

KELASRUMAH SAKIT

RSUPN (Rp)

RSKRN (Rp)

A (Rp)

B (Rp)

C (Rp)

D (Rp)

REG 1 12.178.400 10.898.800 9.908.000 7.914.200 6.298.800 5.272.750

REG 2 9.997.250 7.985.450 6.355.500 5.320.200

REG 3 10.026.950 8.009.200 6.374.400 5.336.000

REG 4 10.175.600 8.127.700 6.468.900 5.415.100

REG 5 10.264.750 8.199.150 6.525.550 5.462.550

Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 59 Tahun 2014

Sedangkan contoh perbandingan Tarif INA CBG’s untuk Regional 1

dimana RS Dr. OEN SOLO BARU termasuk di dalamnya dapat dilihat pada

tabel-tabel di bawah ini :

Tabel 1.5 Perbandingan Tarif INA CBG’s Kelas 1 berdasarkan Kelas RS

No KodeINA-

CBG DeskripsiKodeINA-CBG RS Kelas A RS Kelas B RS Kelas C RS Kelas D

1 A-4-10-I SeptikemiaRingan 4,352,900 3,202,600 2,625,200 2,068,800

2 A-4-10-II SeptikemiaSedang 7,436,500 4,836,200 3,528,200 3,341,200

3 A-4-10-III SeptikemiaBerat 10,503,300 5,585,400 4,578,400 3,858,800

4 A-4-11-I InfeksiSesudahOperasi&TraumaRingan 9,477,400 7,665,400 6,132,300 4,503,300

5 A-4-11-II InfeksiSesudahOperasi&TraumaSedang 16,693,000 11,832,800 7,822,100 6,592,700

6 A-4-11-III InfeksiSesudahOperasi&TraumaBerat 27,305,500 19,355,800 12,795,300 10,784,300

Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 59 Tahun 2014

Page 11: BAB I PENDAHULUAN pada tahun 1836, yang …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/91952/potongan/S2-2015... · Sejarah Rumah sakit di Indonesia dimulai ... penanggulangan penyakit

11

Sistem rujukan ini diikuti dengan tarif yang berbeda untuk jenis penyakit

yang sama untuk masing-masing rumah sakit seperti contoh kasus dari Tabel 1.5

terlihat bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan dan variatif untuk

penggantian kelompok penyakit antara Rumah Sakit Tipe A, B, C dan D, sebagai

contoh dengan perbedaan yang cukup mencolok adalah kelompok penyakit

dengan Kode INA CBG’s, A-4-10-11, Septikemia Berat, penggantian untuk

Rumah Sakit Tipe A sebesar Rp 10.503.300,- penggantian untuk Rumah Sakit

Tipe B hampir separuhnya yaitu Rp 5.585.400 sedangkan penggantian untuk

Rumah Sakit Tipe C dan Tipe D lebih kecil lagi yaitu Rp 4.578.400,- dan Rp

3.858.800,- sedangkan biaya obat-obatan dan penggunaan alat medis serta jasa

dokter juga relatif sama karena berada dalam 1 kota.

Perubahan dalam industri pelayanan kesehatan Rumah Sakit membawa

dampak bagi Rumah Sakit untuk melaksanakan kendali mutu dan kendali biaya,

berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana Rumah

Sakit Dr. OEN SOLO BARU menetapkan formula strateginya dalam menghadapi

era Jaminan Kesehatan Nasional. Dengan adanya perubahan dalam industri

pelayanan kesehatan Rumah Sakit terkait diterapkannya Jaminan Kesehatan

Nasional oleh Pemerintah membawa beberapa perubahan yaitu, sistem

pembayaran biaya pelayanan kesehatan, sistem pelayanan kesehatan

menggunakan rujukan berjenjang, dan pergeseran potensial pasar dari pasar

pasien umum dan Asuransi beralih ke pasien BPJS. Manajemen Rumah Sakit Dr.

OEN SOLO BARU perlu mempersiapkan strategi bersaing sehingga diperoleh

langkah-langkah strategis sebagai panduan dalam menghadapi berbagai tantangan

Page 12: BAB I PENDAHULUAN pada tahun 1836, yang …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/91952/potongan/S2-2015... · Sejarah Rumah sakit di Indonesia dimulai ... penanggulangan penyakit

12

perubahan ke depan sehingga Rumah Sakit Dr. OEN SOLO BARU dapat

memenangkan persaingan dan memberikan pelayanan yang optimal bagi

pengguna jasa pelayanan kesehatan.Formulasi strategi Rumah Sakit Dr. OEN

SOLO BARU merupakan rencana jangka panjang yang menjadi pedoman bagi

pengembangan yang menyeluruh serta berkesinambungan dengan melihat aspek

internal dan eksternal.

Rumah Sakit Rumah Sakit Dr. OEN SOLO BARU adalah salah satu badan

usaha di bawah Yayasan Kesehatan Panti Kosala selain Rumah Sakit Dr. OEN

SURAKARTA, Rumah Sakit Dr. OEN SAWIT dan Akademi Keperawatan Panti

Kosala. Rumah Sakit Dr. OEN SOLO BARU berada di wilayah Kabupaten

Sukoharjo, tepatnya beralamat di Kompleks Perumahan Solo Baru. Pembangunan

RS dimulai pada tahun 1991, diresmikan pada tanggal 18 November 1992.

Nama Rumah Sakit Dr. OEN SOLO BARU juga tidak dapat dilepaskan

dari nama besar Dr. Oen Boen Ing sebagai tokoh pendiri. Nama Dr. Oen sangat

terkenal di kalangan masyarakat Solo, falsafah beliau adalah “Tugas seorang

Dokter itu hanyalah menyembuhkan orang sakit, tiada lain.”Didukung dengan visi

yang kuat serta jauh memandang ke depan, yaitu “Menjadi institusi pelayanan

kesehatan yang terpercaya, untuk melanjutkan cita-cita luhur dan semangat

almarhum dr. Oen Boen Ing dalam pengabdian kepada masyarakat.” Rumah Sakit

Dr. OEN SOLO BARU bertekad menjadi institusi pelayanan kesehatan unggulan

yang mandiri dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.

Meneruskan cita-cita Dr. Oen, Rumah Sakit Dr. OEN SOLO BARU

mengemban Misi mulia, yakni melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara

Page 13: BAB I PENDAHULUAN pada tahun 1836, yang …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/91952/potongan/S2-2015... · Sejarah Rumah sakit di Indonesia dimulai ... penanggulangan penyakit

13

profesional, menjunjung tinggi kode etik, mengembangkan sumber daya manusia,

melaksanakan upaya kesehatan yang dikelola secara sosio ekonomis,

melaksanakan upaya layanan kesehatan yang terjangkau masyarakat luas tanpa

membedakan kelompok etnik, suku, agama, aliran kepercayaan, aliran politik dan

status sosial ekonomi.

Motto Rumah Sakit Dr. OEN SOLO BARU adalah : "Teduh Untuk

Sembuh" akan diwujudkan dalam dua aspek. Pertama, pembangunan fisik rumah

sakit diwujudkan melalui konsep GARDEN HOSPITAL, dari 12 hektar lahan

yang tersedia 35% yang akan digunakan untuk keperluan gedung, sedangkan

sisanya 65% untuk taman. Aspek kedua dari Motto “Teduh Untuk

Sembuh”diwujudkan dalam suasana teduh, juga diupayakan timbul melalui sikap,

perhatian dan pelayanan dari karyawan rumah sakit kepada semua pasien yang

datang berobat. Diusahakan juga tersedianya tenaga Medis dan Paramedis yang

memadai, seperti Tim Dokter mulai dari Dokter Umum, Dokter Gigi, Dokter

Spesialis dan Dokter Sub Spesialis.

Rumah Sakit Dr. OEN SOLO BARU adalah rumah sakit dengan tipe C

dan sudah bekerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Kesehatan, sehingga per tanggal 1 Januari 2014 sudah dapat menerima Pasien

Rawat Jalan lanjutan dan Pasien Rawat Inap.Berdasarkan Tabel 1.2. Rumah Sakit

Dr. OEN SOLO BARU dikategorikan sebagai pemberi layanan kesehatan tingkat

lanjutan.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN pada tahun 1836, yang …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/91952/potongan/S2-2015... · Sejarah Rumah sakit di Indonesia dimulai ... penanggulangan penyakit

14

1.2. Rumusan Masalah

Telah diuraikan sebelumnya bahwa perkembangan Rumah Sakit saat ini

mengalami transformasi atau perubahanyang tidak dapat dihindari sehingga

berdampak pada semua pelaku bisnis jasa pelayanan kesehatan. RS Dr. OEN

SOLO BARU harus menghadapi perubahan yang terjadi dan dituntut untuk selalu

proaktif dalam mengantisipasi adanya transformasi tersebut. Perubahan yang

terjadi disebabkan adanya kebijakan Pemerintah tentang Sistem Jaminan Sosial

Nasional yang di dalamnya diatur pula tentang Jaminan Kesehatan Nasional

(JKN) dan hal ini berdampak langsungbagi industri pelayananan kesehatan

Rumah Sakit terutama dalam sistem biaya pelayanan kesehatan, sistem pelayanan

kesehatan yang berjenjang. Dalam Peta Jalan Menuju JKN 2012-2019 disebutkan

bahwa penetapan SJSN berdasarkan Undang-Undang No 40 Tahun 2004

sedangkan pembentukan Badan Pengelola Jaminan Sosial didasarkan pada

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011. Secara khusus peta jalan ini disusun

untuk mempersiapkan beroperasinya BPJS Kesehatan pada tanggal 1 Januari 2014

dan tercapainya Jaminan Kesehatan Nasional (INA-Medicare) untuk seluruh

penduduk Indonesia pada Tahun 2019.

Peta jalan menuju JKN 2012-2019 ini menunjukkan bahwa pada Tahun

2019 terjadi perubahan dimana diprediksi akan semakin banyak Pasien BPJS

Kesehatan dibandingkan dengan Pasien Umum dan pasien Asuransi Non BPJS

Kesehatan, konsekuensinya Rumah Sakit harus memikirkan strategi yang tepat

karena ke depan akan semakin banyak pasien kelas I, II dan III sesuai dengan

jenis kepesertaan di BPJS Kesehatan. Perubahan ini juga berdampak kepada

Page 15: BAB I PENDAHULUAN pada tahun 1836, yang …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/91952/potongan/S2-2015... · Sejarah Rumah sakit di Indonesia dimulai ... penanggulangan penyakit

15

pendapatan Rumah Sakit karena seiring dengan diterapkannya BPJS Kesehatan

maka berdampak terhadap regulasi-regulasi yang berhubungan dengan pelayanan

kesehatan antara lain regulasi yang berkaitan dengan obat, pelayanan jasa medik

dan lain-lain, untuk itu industri Jasa Rumah Sakit dituntut untuk melakukan

kendali mutu dan kendali biaya dalam era Jaminan Kesehatan Nasional.

Pemerintah memberi perhatian lebih terhadap kendali mutu dan kendali biaya ini

dilihat dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun

2013 dimana kendali mutu dan kendali biaya dilaksanakan oleh fasilitas kesehatan

dan BPJS Kesehatan. Kendali dilakukan melalui pemenuhan standar mutu fasilitas

kesehatan, pemenuhan standar proses pelayanan, dan pemantauan terhadap iuran

kesehatan peserta.Rumah Sakit yang dapat melakukan kendali mutu dan kendali

biaya secara efisien dan efektif akan memenangkan persaingan.Rumah Sakit Dr.

OEN SOLO BARU dalam era Jaminan Kesehatan Nasional menerapkan strategi

Cost Leadership karena adanya tuntutan kendali mutu dan kendali biaya dalam

pelaksanaan JKN tapi di sisi lain Rumah Sakit Dr. OEN SOLO BARU harus

berupaya untuk memperoleh pendapatan untuk pengembangan Rumah Sakit dari

Pasien non BPJS Kesehatan dalam hal ini Kelas Utama yaitu kelas Utama, VIP

dan VVIP. Strategi yang ditetapkan untuk Kelas Utama adalah strategi

diferensiasi.

Sistem Jaminan Kesehatan membawa banyak perubahan dalam lingkungan

Rumah Sakit yang dapat menjadi peluang sekaligus ancaman bagi Rumah Sakit

apabila perubahan yang terjadi tidak diantisipasi dengan penetapan formulasi

strategi bersaing yang tepat.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN pada tahun 1836, yang …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/91952/potongan/S2-2015... · Sejarah Rumah sakit di Indonesia dimulai ... penanggulangan penyakit

16

Perubahan lingkungan bisnis ini juga mempengaruhi strategi yang

diterapkan oleh Rumah Sakit Dr. OEN SOLO BARU dalam menghadapi

persaingan dengan rumah sakit lain untuk mencapai visinya yaitu : “Menjadi

institusi pelayanan kesehatan yang unggul, untuk melanjutkan cita-cita

luhur almarhum Dr. Oen Boen Ing sebagai wujud pengabdian berbangsa

dan bernegara”.

Dilihat dari segi ekonomi, pelayanan jasa kesehatan di Rumah Sakit

bersifat paradoxal. Seperti dua sisi dalam mata uang, di satu sisi Rumah Sakit

harus mengedepankan peningkatan mutu pelayanan dan salah satunya mutu

peralatan yang dipergunakan harus sesuai kemajuan teknologi kesehatan dan hal

inimemiliki konsekuensi terhadap biaya investasi, tetapi disisi lain pelayanan jasa

kesehatan Rumah Sakit diselenggarakan dengan penekanan terhadap fungsi sosial

dan bersifat filantropis yang mengabaikan biaya.

Saat ini Rumah Sakit harus diselengggarakan secara efektif dan efisien, hal

ini berdampak pada rumah sakit khususnya Rumah Sakit Swasta menempatkan

dirinya dalam wujud penyelenggaraan pelayanan kesehatan Rumah Sakit

perusahaan atau korporasi. Sebagai suatu perusahaan sistem keuangan dan sistem

sumber daya merupakan subsistem yang penting di rumah sakit, tercermin dalam

pengakuan bahwa Rumah Sakit merupakan institusi yang padat modal (capital

intensive), padat teknologi (technology intensive), padat karya (labor intensive)

dan padat ketrampilan (skill intensive). Dalam kenyataannya Rumah Sakit bukan

lagi institusi sosial, tetapi institusi sosio ekonomi yang mandiri. Tantangan ke

Page 17: BAB I PENDAHULUAN pada tahun 1836, yang …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/91952/potongan/S2-2015... · Sejarah Rumah sakit di Indonesia dimulai ... penanggulangan penyakit

17

depan semakin nyata karena adanya perubahan sistem kesehatan dengan adanya

Jaminan Kesehatan Nasional.

Berdasarkan hal-hal di atas maka Rumah Sakit. Dr. OEN SOLO BARU

harus dapat menetapkan strategi bersaing yang tepat untuk dapat mengoptimalkan

pengembangan keunggulan kompetitif sumber daya internalnya sebagai upaya

menghadapi persaingan.Dalam menetapkan strategi bersaing Rumah Sakit Dr.

OEN SOLO BARU mengidentifikasi faktor -faktor kekuatan dan kelemahannya

(strengths and weaknesses) serta faktor-faktor eksternal yaitu peluang dan

ancamannya (opportunities and threats). Dengan melakukan identifikasi terhadap

faktor -faktor tersebut diharapkan Rumah Sakit Dr. OE SOLO BARU lebih

mudah memahami kondisinya di dalam persaingan dan dapat menetapkan strategi

bersaing yang memperkuat posisinya di dalam persaingan industri jasa pelayanan

kesehatan.

1.3. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan besar penelitian adalah “Bagaimana formulasi strategi bersaing

di Rumah Sakit Dr. OEN SOLO BARU dalam menghadapi persaingan di era

Jaminan Kesehatan Nasional?”, dimana penyusunan formulasi strategi dapat

menjadi jalan bagi Rumah Sakit Dr. OEN SOLO BARU mencapai Visi nya yaitu :

“Menjadi instutisi pelayanan kesehatan yang unggul untuk melanjutkan cita-cita

luhur almarhum Dr. OEN BOEN ING sebagai wujud pengabdian berbangsa dan

bernegara. Strategi yang diformulasikan menjadi Strategi Rumah Sakit Dr. OEN

SOLO BARU dalam menghadapi era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), dalam

Page 18: BAB I PENDAHULUAN pada tahun 1836, yang …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/91952/potongan/S2-2015... · Sejarah Rumah sakit di Indonesia dimulai ... penanggulangan penyakit

18

era JKN terjadi perubahan-perubahan yang mengubah strategi Rumah Sakit Dr.

OEN SOLO BARU secara signifikan. Berdasarkan pertanyaan besar tersebutmaka

diajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Apa saja faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh

dalampembuatan formulasi strategi bersaing Rumah Sakit Dr. OEN SOLO

BARU?

2. Apa rumusan strategi yang diambil oleh Rumah Sakit Dr. OEN SOLO

BARU agar dapat unggul di industri jasa pelayanan Rumah Sakit dengan

memanfaatkan kekuatan serta peluang yang dimiliki sekaligus mengatasi

kelemahan dan mengantisipasi ancaman yang ada.

3. Apa saja permasalahan yang akan dihadapi oleh Rumah Sakit Dr. OEN

SOLO BARU terkait rumusan strategi yang diambil dalam implementasi

strategi?

1.4. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi strategi bersaing

yang tepat sehingga dapat memberikan nilai unggul bagi Rumah Sakit Dr. OEN

SOLO BARU sehingga dapat memenangkan persaingan di industri jasa pelayanan

kesehatan Rumah Sakit pada era Jaminan Kesehatan Nasional. Penelitian ini

bertujuan juga untuk mendapatkan adanya pemahaman yang komprehensif

terhadap penetapan formulasi strategi RS Dr. OEN SOLO BARU yang dianalisis

secara mendalam dan menjadi tujuan penelitian sebagai berikut :

Page 19: BAB I PENDAHULUAN pada tahun 1836, yang …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/91952/potongan/S2-2015... · Sejarah Rumah sakit di Indonesia dimulai ... penanggulangan penyakit

19

1. Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal terutama yang dapat

mempengaruhi kebijakan Rumah Sakit Dr. OEN SOLO BARU, termasuk

adanya perubahan kebijakan Pemerintah terkait diterapkannya Jaminan

Kesehatan Nasional yang mengubah sistem pelayanan kesehatan, sistem

pembiayaan kesehatan, dan pasar potensial Rumah Sakit.

2. Memberikan alternatif strategi bersaing yang dapat ditempuh oleh Rumah

Sakit Dr. OEN SOLO BARU sehingga dapat bersaing dalam era JKN.

3. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan pokok yang diperlukan oleh Rumah

Sakit Dr. OEN SOLO BARU untuk mendukung penerapan strategi yang

telah diidentifikasi

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Rumah Sakit Dr. OEN SOLO BARU, memberikan alternatif strategi

bersaing Rumah Sakit dalam menghadapi persaingan di era Jaminan

Kesehatan Nasional, menghadapi regulasi yang ditetapkan oleh

Pemerintah terkait Rumah Sakit sebagai salah satu lembaga pelaksana

BPJS Kesehatan dan diwajibkan untuk berperan penuh dalam pelaksanaan

JKN serta dalam operasionalnya tetap melaksanakan nilai-nilai yang telah

digunakan sebagai landasan kegiatan Rumah Sakit Dr. OEN SOLO

BARU.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN pada tahun 1836, yang …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/91952/potongan/S2-2015... · Sejarah Rumah sakit di Indonesia dimulai ... penanggulangan penyakit

20

2. Bagi Peneliti, memberikan wawasan dan pemahaman dalam menetapkan

strategi bersaing dalam menghadapi persaingan di industri jasa pelayanan

kesehatan.

3. Sebagai penyelesaian tugas akhir dalam penyusunan Tesis Magister

Manajemen Universitas Gadjah Mada.

1.6. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Penelitian ini bersifat sebagai studi kasus terkait penetapan strategi bersaing

di Rumah Sakit Dr. OEN SOLO BARU. Penelitian dilakukan dengan

menggunakan data internal Rumah Sakit Dr. OEN SOLO BARU dan data

eksternal terkait industri jasa pelayanan kesehatan untuk mendapatkan formulasi

strategi yang tepat.

Penelitian ini menggunakan teori yang telah ada sebelumnya, merujuk pada

Analisa SWOT dalam menganalisis lingkungan internal dan eksternal Rumah

Sakit Dr. OEN SOLO BARU dan analisis lingkungan industri dengan

menggunakan model lima kekuatan bersaing dari Michael E Porter dalam

mengidentifikasi persaingan yang terjadi dalam industri jasa pelayanan kesehatan

Rumah Sakit.

1.7. Sistematika Penulisan

Mengacu pada Buku Pedoman Penulisan Tesis yang dikeluarkan oleh

Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas

Gadjah Mada maka sistematika penulisan adalah sebagai berikut :

Page 21: BAB I PENDAHULUAN pada tahun 1836, yang …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/91952/potongan/S2-2015... · Sejarah Rumah sakit di Indonesia dimulai ... penanggulangan penyakit

21

Bab I Pendahuluan

Bab satu ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup atau

batasan penulisan, dan sistematika penulisan. Dalam Bab satu ini dijelaskan juga

tentang gambaran umum Rumah Sakit Dr. OEN SOLO BARU sebagai tempat

penelitian.

Bab II Landasan Teori

Bab dua memaparkan hasil studi literatur terkait untuk memecahkan permasalahan

dalam Tesis ini, dalam Bab dua ini dijelaskan tentang teori-teori manajemen

strategik yang digunakan untuk menganalisa data – data yang diperoleh. Konsep

dan pengertian yang digunakan dalam Tesis ini adalah konsep strategi, strategi

bersaing, analisis lingkungan eksternal, analisis lingkungan persaingan industri,

analisis lingkungan internal, analisis VRIO, dan analisi formulasi strategi.

Bab III Metode Penelitian

Bab tiga ini memaparkan tentang metode penelitian yang akan digunakan

sehingga diperoleh gambaran umum tentang strategi yang digunakan oleh Rumah

Sakit Dr. OEN SOLO BARU.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab empat ini diuraikan tentang analisis dan pembahasan perumusan masalah

serta tujuan penulisan berdasarkan data – data yang diperoleh dari lapangan.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN pada tahun 1836, yang …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/91952/potongan/S2-2015... · Sejarah Rumah sakit di Indonesia dimulai ... penanggulangan penyakit

22

Dalam bab empat ini membahas analisis potensi lingkungan eksternal dan internal

Rumah Sakit Dr. OEN SOLO BARU sehingga mendapatkan data kekuatan

perusahaan yang dapat dikapitalisasi dan data kelemahan perusahaan yang harus

diminimalisasi. Pembahasan akan memberikan alternatif formulasi strategi bagi

Rumah Sakit Dr. OEN SOLO BARU dalam menghadapi persaingan di era

Jaminan Kesehatan Nasional.

Bab V Simpulan, Keterbatasan dan Implikasi

Bab lima ini berisi intisari atas simpulan hasil penelitian dan saran dari

pembahasan yang dapat digunakan sebagai alternatif formulasi strategi Rumah

Sakit Dr. OEN SOLO BARU. Simpulan berupa pernyataan ringkat yang diuraikan

dari hasil penelitian sedangkan saran berupa pernyataan yang disampaikan oleh

penulis.

1.8. Kerangka Penulisan

Untuk menyederhanakan pemikiran, skema tentang rerangka penulisan

dapat dilihat pada Gambar 1.3 di bawah ini

Page 23: BAB I PENDAHULUAN pada tahun 1836, yang …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/91952/potongan/S2-2015... · Sejarah Rumah sakit di Indonesia dimulai ... penanggulangan penyakit

23

Gambar 1.3 Kerangka Penulisan

BAB II

EVALUASI VISI DAN MISI

RS Dr. OEN SOLO BARU

EVALUASI PERFORMA RS Dr. OEN SOLO BARU

SEBELUM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

SETELAH JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

COMPETITIVE ADVANTAGE

ANALISA EKSTERNAL The Five Forces Model of

Competition Analysis

ANALISA INTERNAL Value Chain Analysis

VRIO

ANALISA FAKTOR EKSTERNAL Threat

Opportunity

ANALISA FAKTOR INTERNAL Strenghts

Weaknesses

CAPITALIZED : STRENGTH AND OPPORTUNITIES

MINIMIZED : WEAKNESS AND THREATS

Strategi Alternatif LAYANAN JKN DAN LAYANAN KELAS UTAMA

SWOT Analysis