bab i pendahuluan - web viewlihat foto pada lampiran 2. beberapa contoh berikut dapat menunjukkan ....

34
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam mata pelajaran matematika di tingkat SMP pada beberapa pokok bahasan terdapat materi pelajaran yang dianggap sulit, baik oleh guru dan lebih-lebih oleh siswa. Hal seperti ini biasanya terungkap pada saat pembicaraan dipertemuan guru-guru baik dalam MGMP ( Musyawarah Guru Mata Pelajaran ) maupun kegiataan lain seperti Diklat (Pendidikan dan Latihan) mata pelajaran . Dalam tulisan ini penulis mengangkat salahsatu pokok bahasan yan menjadi masalah seperti halnya pengalaman penulis dalam mengajarkan materi tersebut, permasalahan tersebut yaitu pemfaktoran bentuk ax²+bx+c, syarat a=1 dan a ≠1. Permasalahannya yaitu menentukan dua bilangan yaitu p dan q dengan syarat p x q = a x c dan p + q = b, sehingga bentuk tersebut dapat difaktorkan. Yang sering terjadi siswa melakukan tebakan 1

Upload: hathu

Post on 01-Feb-2018

226 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - Web viewlihat foto pada lampiran 2. Beberapa contoh berikut dapat menunjukkan . ... Tes yang dimaksudkan disini adalah tes hasil relajar yang dirancang berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam mata pelajaran matematika di tingkat SMP pada beberapa pokok

bahasan terdapat materi pelajaran yang dianggap sulit, baik oleh guru dan lebih-lebih

oleh siswa. Hal seperti ini biasanya terungkap pada saat pembicaraan dipertemuan

guru-guru baik dalam MGMP ( Musyawarah Guru Mata Pelajaran ) maupun

kegiataan lain seperti Diklat (Pendidikan dan Latihan) mata pelajaran .

Dalam tulisan ini penulis mengangkat salahsatu pokok bahasan yan menjadi

masalah seperti halnya pengalaman penulis dalam mengajarkan materi tersebut,

permasalahan tersebut yaitu pemfaktoran bentuk ax²+bx+c, syarat a=1 dan a ≠1.

Permasalahannya yaitu menentukan dua bilangan yaitu p dan q dengan syarat p x q

= a x c dan p + q = b, sehingga bentuk tersebut dapat difaktorkan. Yang sering terjadi

siswa melakukan tebakan dalam menentukan bilangan p dan q dengan mencocok-

cocokannya sesuai syarat yang diberikan tadi. Padahal cara ini sangat menyita banyak

waktu dan tak terarah.

B. Perumusan Masalah

Dari latarbelakang yang dikemukakan di atas, maka masalah dalam penelitian

ini adalah : sulitnya siswa dalam menyelesaikan pemfaktoran bentuk kuadrat

ax²+bx+c, syarat a=1 dan a ≠1. yaitu menentukan dua bilangan yaitu p dan q dengan

syarat p x q = a x c dan p + q = b, sehingga bentuk tersebut dapat difaktorkan.

1

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - Web viewlihat foto pada lampiran 2. Beberapa contoh berikut dapat menunjukkan . ... Tes yang dimaksudkan disini adalah tes hasil relajar yang dirancang berdasarkan

C. Ruang Lingkup

Dalam tulisan ini peneliti membahas salahsatu pokok bahasan yan menjadi

masalah tersebut di atas, yaitu pemfaktoraan bentuk ax²+bx+c ,syarat a =1 dan

bentuk ax²+bx+c ,syarat a ≠ 1 , a,b,c € B. Pokok bahasan ini merupakan materi

Kelas VIII SMP dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengatasi masalah

sulitnya siswa dalam memfaktorkan bentuk kuadrat dan mengetahui tingkat

keefektifan penggunaan tehnik ‘ kotak geser ‘ pada pemfaktoran ax²+ bx +c syarat

a=1 dan bentuk ax²+bx+c, syarat a ≠1.

E. Mamfaat Penelitian

Manfaat bagi guru adalah dapat menjembatani taraf berfikir siswa pada

umumnya sehingga dengan mudah dapat menyelesaikan pemfaktoran bentuk kuadrat.

Manfaat bagi siswa adalah digunakannya teknik “kotak geser” ini sebagai solusi

dari kesulitan memfaktorkan bentuk ax²+ bx +c .

2

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - Web viewlihat foto pada lampiran 2. Beberapa contoh berikut dapat menunjukkan . ... Tes yang dimaksudkan disini adalah tes hasil relajar yang dirancang berdasarkan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Efektifitas Pembelajaran

Menjadi seorang guru yang mampu mengajar efektif tidaklah mudah , sebab

setiap kesempatan tampil di depan kelas memiliki situasi dan kondisi yang berbeda

dari waktu ke waktu. Disamping kondisi fisik siswa yang cenderung labil disebabkan

telah belajar mata pelajaran lain yang cukup menyerap energi misalnya, berolahraga

atau jam pelajaran yang berada diakhir, merupakan beberapa faktor yang turut

mempengaruhi daya serap siswa. Untuk keluar dari situasi seperti ini perlu seorang

guru memiliki kemampuan yang memadai dalam penguasaan kelas , dan lebih

penting dari itu adalah perlunya penguasaan strategi dan metode pembelajaran yang

efektif.

Guru yang profesional perlu melakukan pembelajaran yang efektif. Ciri-ciri

pembelajaran yang efektif menurut Gari A. Davis dan Margaret A.Thomas dalam

Suyanto ( 2001 ) , yaitu :

1) Memiliki kemampuan yang terkait dengan iklim belajar di kelas.

2) Memilki kemampuan yang terkait dengan strategi manajemen pembe-

lajaran

3) Memiliki kemampuan yang terkait dengan pemberian umpan balik

( feedback ) dan penguatan ( reinforcement ).

4) Memilki kemampuan yang terkait dengan peningkatan diri.

3

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - Web viewlihat foto pada lampiran 2. Beberapa contoh berikut dapat menunjukkan . ... Tes yang dimaksudkan disini adalah tes hasil relajar yang dirancang berdasarkan

Dengan memilki kemampuan seperti yang dikemukakan di atas diharapkan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat lebih efektif dan selanjutnya hasil

belajar siswa pada umumnya dapat ditingkatkan .

B. Beberapa Cara Memfaktorkan Bentuk kuadrat

Saat ini cara memfaktorkan bentuk ax²+ bx + c yang sudah ada yang sering

digunakan adalah:

a) Pemfaktoran bentuk a x²+ bx + c , dengan syarat: a= 1

Pemfaktoran bentuk ax²+bx +c, dengan syarat : a = 1 adalah:

x² + bx + c = ( x + p ) ( x + q )

dengan syarat c = p x q dan b = p + q

mencari faktor bentuk ax²+bx +c, dengan mencari faktor dari c terlebih dahulu,

kemudian dicoba-coba untuk mendapatkan jumlah faktor-faktor dari c yang

berjumlah sama dengan b.

Contoh 1. Faktorkanlah bentuk x² + 6x+5

Penyelesaian1:

Untuk mendapatkan faktor x² + 6x+5 cobalah dengan mengalikan

x + =

x + = X

Isilah kotak- kotak dengan bilangan bulat yang hasil kalinya 5 dan jumlahnya 6

1 Materi Pelatihan Terintegrasi, Matematika: buku 1 Depdiknas tahun 2005

4

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - Web viewlihat foto pada lampiran 2. Beberapa contoh berikut dapat menunjukkan . ... Tes yang dimaksudkan disini adalah tes hasil relajar yang dirancang berdasarkan

x + 5 =

x + 1 = X

x² + 5x

x+5 +

x² + 6x+5

Jadi diperoleh faktor dari x² + 6x+5 adalah ( x+5) dan (x+1)

b). Pemfaktoran bentuk a x²+ bx + c , dengan syarat, a ≠ 1

Pemfaktoran bentuk a x² + bx + c dengan a ≠ 1 dapat dianggap mempunyai

faktor sebagai berikut :

ax²+ bx + c = ﴾(ax + p) ( ax + q)﴿ / a

kedua ruas dikalikan dengan a, diperoleh :

a²x²+ abx+ac= a²x²+a (p+q)x+pq

sehingga diperoleh hubungan :

p x q = a x c dan p + q = b.

Contoh 2: Faktorkanlah bentuk 3 x² -7x -6

Penyelesaian 2 :

Daftarkanlah faktor-faktor dari 3, yaitu 1 dan 3: -1 dan -3

2 buku pelajaran matematika kelas VIII:Depdiknas 2006

5

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - Web viewlihat foto pada lampiran 2. Beberapa contoh berikut dapat menunjukkan . ... Tes yang dimaksudkan disini adalah tes hasil relajar yang dirancang berdasarkan

Daftarkanlah faktor-faktor dari -6, yaitu 1 dan -6: -1 dan 6: -2 dan 3: dan 2 dan -3

gunakan faktor-faktor tersebut untuk menuliskan binomial dengan cara menempatkan

faktor dari 3 dalam tanda dan faktor-faktor dari -6 dalam tanda

pada bentuk ( x + ) ( x + ).

carilah perkalian dua binomial yang suku tengahnya (jumlah dari hasil perkalian dalm

dan luar ) adalah -7x.

Carilah perkalian dua binomial yang suku tengahnya (jumlah dari hasil

perkalian dalam dan luar) adalah –7x.

( 1 x + 1 ) ( 3x + –6 ) –6x + 3x = 3x SALAH

( 1 x + –6 ) ( 3x + 1 ) 1x – 18x = –17x SALAH

( 1 x + –1 ) ( 3x + 6 ) 6x – 3x = 3x SALAH

( 1 x + 6 ) ( 3x + –1 ) –1x + 18x = 17x SALAH

( 1 x + 2 ) ( 3x + –3 ) –3x + 6x = 3x SALAH

( 1 x + –3 ) ( 3x + 2 ) 2x – 9x = –7x BENAR

2). Masalah Yang Ditemukan

Jadi 3x2 – 7x – 6 = (x – 3) (3x + 2)

6

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - Web viewlihat foto pada lampiran 2. Beberapa contoh berikut dapat menunjukkan . ... Tes yang dimaksudkan disini adalah tes hasil relajar yang dirancang berdasarkan

Namun demikian, cara-cara memfaktorkan di atas masih terdapat kelemahan-

kelemahan, diantaranya adalah setiap cara yang ada masih mencoba-coba dalam

menetukan faktor-faktor bentuk kuadrat, hal ini banyak menyita waktu dan

kebanyakan siswa tidak mampu menyelesaikan soal dengan tepat dan benar.3

Kesulitan terutama dialami siswa saat menyelesaikan Pemfaktoran bentuk a x²+ bx +

c , dengan syarat, a ≠ 1 seperti pada contoh 2 diatas.

C. Pemfaktoran Bentuk ax²+bx+c Dengan Menggunakan ‘Kotak Geser’

Pembahasan materi sub pokok bahasan pemfaktoran bentuk ax2+bx+c dengan

uraian sebagai berikut:

1. Bentuk a x²+bx+c, dengan syarat a=1,

2 . Bentuk a x²+bx+c, dengan syarat a≠1,axc>0

3. Bentuk a x²+bx+c, dengan syarat a≠1,axc<0

Pemfaktoran bentuk ax²+bx +c, dengan syarat : a = 1 adalah:

x² + bx + c = ( x + p ) ( x + q ) dengan syarat c = p x q dan b = p + q

Pembaharuan metode pembelajaran yang diusulkan ini dapat mengatasi

permasalahan-permasalahan yang dikemukakan dengan cara atau melalui pemecahan

sebagai berikut:

3 Masalah ini juga biasa terungkap dalam MGMP atau Diklat Mata Pelajaran

7

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - Web viewlihat foto pada lampiran 2. Beberapa contoh berikut dapat menunjukkan . ... Tes yang dimaksudkan disini adalah tes hasil relajar yang dirancang berdasarkan

Contoh 3: faktorkanlah bentuk 6x² + 13x + 6

Penyelesaian 4:

Dari bentuk 6 x² + 13x + 6 , diperoleh ; a = 6 , b = 13 , c = 6

Selanjutnya, pxq=36 dan p+q=13

faktor-faktor dari 36 disusun berpasangan, pasangan yang hasil kalinya sama dengan

36 dan jumlahnya 13 adalah nilai pdan q, kotak b digeser sampai mendapatkan nilai

p dan q, selanjutnya lebih jelas perhatikan gambar di bawah ini :

361 2 3 4 636 18 12 9 6

13

Dari tabel diperoleh p = 4 dan q = 9 , sehingga pemfaktoran menjadi

6 x² + 13x + 6 = (6 x+ 4) ( 6x + 9) / 6

= 2 ( 3x + 2 ) .3 ( 2x +3 ) / 6

= ( 3x + 2) ( 2x + 3)

jadi faktor dari 6 x² + 13x + 6 adalah ( 3x + 2) dan ( 2x + 3)

catatan dengan teknik dan alat ini siswa tidak lagi mencoba-coba tetapi langsung

menggeser kotak kecil yang menggantung sampai menemukan jumlah yang tepat

sehingga diperoleh nilai p dan q.

Sesuai dengan inovasi pembelajaran ini disediakan suatu teknik dan alat/

media kotak geser, secara umum prinsip kerjanyan sebagai berikut:

4 Dinamakan teknik ‘ Kotak Geser ‘ disertai dengan alat kotak geser

8

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - Web viewlihat foto pada lampiran 2. Beberapa contoh berikut dapat menunjukkan . ... Tes yang dimaksudkan disini adalah tes hasil relajar yang dirancang berdasarkan

Dengan tehnik kotak geser siswa dapat menentukan nilai p dan q dengan langkah

yang singkat dan terarah . ( tidak mencoba-coba lagi )

axcP1 P2 P3 ……… PM

q1 Q2 q3 ……… qn

b

Syarat : pm x qn = a x c dan pm + qn = b

Keterangan : m +n = banyaknya faktor dari a x c , m,n є A dan p,q є B

Kotak b digeser dari kiri ke kanan sampai kita menemukan jumlah yang tepat ,

yaitu p + q = b. Metode ini dapat juga diperagakan dengan chart (lembar peraga )

atau alat peraga “ Kotak Geser “( papan putih dengan kotak kecil yang dapat digeser-

geser ).5

Beberapa contoh berikut dapat menunjukkan kelebihan teknik ini dibanding

teknik yang sudah ada.

a). Bentuk a x²+bx+c dengan syarat : a = 1 , c > 0

Pemfaktoran bentuk ax²+bx +c, dengan syarat : a = 1 adalah:

x² + bx + c = ( x + p ) ( x + q ),

dengan syarat c = p x q dan b = p + q

5 lihat foto pada lampiran 2

9

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - Web viewlihat foto pada lampiran 2. Beberapa contoh berikut dapat menunjukkan . ... Tes yang dimaksudkan disini adalah tes hasil relajar yang dirancang berdasarkan

Contoh 1. Faktorkanlah bentuk x² + 5x + 6

penyelesaian :

x² + 5x + 6 = ( x + 2 ) ( x + 3 )

dengan metode kotak geser dapat dijelaskan cara memperoleh p = 2 dan q= 3

Dari x² +5x + 6 , diperoleh a= 1, b = 5, dan c = 6

p x q=6 dan p + q=5

mencari faktor dari 6 yang berjumlah 5 , dengan ‘kotak geser’ diperoleh:

faktor 6 adalah 1 , 2 , 3 , dan 6 ditulis dalam bentuk sebagai berikut :

61 2

6 3

5

dari kotak geser di atas dipeoleh p = 2 dan q = 3

sehingga hasil pemfaktoran dapat ditulis , x² + 5x + 6 = ( x + 2 ) ( x + 3)

b). Bentuk a x²+ bx + c , dengan syarat: a= 1 , c < 0

Contoh 2 : Faktorkanlah bentuk x² + 2x - 24

Penyelesaian:

Dari bentuk x²+ 2x - 24 , diperoleh : a =1, b = 2 , dan c =-24 , maka,

p x q =-24 dan p + q=2

10

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - Web viewlihat foto pada lampiran 2. Beberapa contoh berikut dapat menunjukkan . ... Tes yang dimaksudkan disini adalah tes hasil relajar yang dirancang berdasarkan

dengan kotak geser di cari nilai p dan q sebagai berikut :

-24±1 ±2 ±3 -4

±24 ±12 ±8 6

2

Ternyata diperoleh p = 6 dan q = -4 , sehingga:

x² + 2x -24 = ( x - 4 ) ( x + 6 )

Catatan : Nilai ”±“akan ditentukan berdasarkan nilai b yang memenuhi nilai axc

dengan memilih tanda yang cocok.

c). Pemfaktoran bentuk a x²+ bx + c , dengan syarat, a ≠ 1

Pemfaktoran bentuk a x² + bx + c dengan a ≠ 1 dapat dianggap mempunyai

faktor sebagai berikut :

ax²+ bx + c = ﴾(ax + p) ( ax + q) ﴿ / a

untuk menunjukkan hubungan tersebut ditempuh langkah berikut

kedua ruas dikalikan dengan a, diperoleh :

a²x²+ abx+ac= a²x²+a (p+q)x+pq

sehingga diperoleh hubungan :

p x q = a x c dan p + q = b.

Contoh 3: Faktorkanlah bentuk 3 x² + 7x + 2

Penyelesaian :

dari bentuk 3 x² + 7x + 2, diperoleh a = 3 , b =7 , dan c =2

11

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - Web viewlihat foto pada lampiran 2. Beberapa contoh berikut dapat menunjukkan . ... Tes yang dimaksudkan disini adalah tes hasil relajar yang dirancang berdasarkan

Maka, p x q = 6 dan p+ q = 7

66 2

1 3

7

dari tabel diperoleh p = 6 dan q = 1 , sehinnga diperoleh penyelesain :

3 x² + 7 x + 2 =﴾(3 x + 6) (3x + 1 ﴿﴿ / 3

= 3 ( x + 2 ) (3 x + 1) /3

= ( x + 2 ) ( 3x +1 )

jadi 3 x²+ 7x + 2 = ( x + 2 ) ( 3x +1 )

Contoh 4 : faktorkanlah bentuk 6 x² + 13x + 6

Penyelesaian :

Dari bentuk 6 x² + 13x + 6 , diperoleh ; a = 6 , b = 13 , c = 6

Selanjutnya, pxq=36 dan p+q=13

361 2 3 4 636 18 12 9 6

13

Dari tabel diperoleh p = 4 dan q = 9 , sehingga pemfaktoran menjadi

6 x² + 13x + 6 = (6 x+ 4) ( 6x + 9) / 6

12

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - Web viewlihat foto pada lampiran 2. Beberapa contoh berikut dapat menunjukkan . ... Tes yang dimaksudkan disini adalah tes hasil relajar yang dirancang berdasarkan

= 2 ( 3x + 2 ) .3 ( 2x +3 ) / 6

= ( 3x + 2) ( 2x + 3)

jadi faktor dari 6 x² + 13x + 6 adalah ( 3x + 2) dan ( 2x + 3)

Contoh 5 : Faktorkanlah bentuk 8x² + 2x -3

Penyelesaian :

Dari bentuk 8 x²+ 2x – 3 , di peroleh : a = 8 , b = 2 , c = -3

Selanjutnya , pxq=-24 dan p+q=2

-24±1 ±2 ±3 -4

±24 ±12 ±8 6

2

Dari tabel diperoleh : p= -4 dan q = 6

8 x² + 2x – 3 = (8 x + 6) ( 8x -4) / 8

= 2( 4x + 3 ) .4( 2x - 1 ) / 8

= ( 4x + 3 )( 2x – 1 )

jadi faktor dari 8 x² + 2x – 3 adalah ( 4x + 3 ) dan ( 2x – 1 )

Catatan : tanda ‘±‘ dipilih tanda positif atau negatif yang sesuai nilai b=2 dan

memenuhi nilai a x c = -24.

Keunggulan lain:

a. Dengan teknik ini, guru dapat membuat soal sebanyak setengah dari

faktor a dikali c dengan b yang beragam.

13

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - Web viewlihat foto pada lampiran 2. Beberapa contoh berikut dapat menunjukkan . ... Tes yang dimaksudkan disini adalah tes hasil relajar yang dirancang berdasarkan

b. Pada prakteknya lebih lanjut siswa tidak perlukan lagi alat kotak geser,

tetapi cukup menggambarkannya sebagai catatan luar/tinggal

menggunakan tekniknya.

c. Untuk lebih lanjut dapat digunakan untuk menyelesaikan/ memfaktorkan

persamaan kuadrat atau Fungsi kuadrat dengan memenuhi syarat yang

telah ditentukan.

Kekurangan :

Untuk bilangan yang terlalu besar dengan faktor yang cukup banyak akan

sangat menyulitkan siswa, tentunya ini juga berlaku untuk cara konvensional, namun

untuk siswa SMP tentu dibatasi oleh bilangan-bilangan yang kecil.

D. Kerangka Pikir

Berbagai cara memfkatorkan yang dikemukakan di depan tentu akan menjadi

masalah terutama bagi siswa yang tingkat kemampuan berpikirnya di bawah rata-rata.

Pada prinsipnya setiap cara memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda.

Pada penelitian ini sasarannya bisa mendapatkan cara memfaktorkan yang dapat

dipahami siswa pada umumnya atau dengan kata lain efektivitasnya paling tinggi.

Dalam penelitian ini sasaran atau obyek peneltian adalah dua kelompok kelas,

yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, untuk mengetahui kemampuan

awal kedua kelompok tersebut, maka diberikan tes awal (pretes). Setelah diberikan

pretes terhadap kedua kelompok tersebut, maka dilaksanakanlah proses belajar

mengajar dengan perlakuan yang berbeda, pada kelas eksperimen dipergunakan kotak

14

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - Web viewlihat foto pada lampiran 2. Beberapa contoh berikut dapat menunjukkan . ... Tes yang dimaksudkan disini adalah tes hasil relajar yang dirancang berdasarkan

geser dalam menfaktorkan bentuk kuadrat, sedangkan pada kelas control diberkan

cara konvensional ( biasa).

Untuk mengetahui tingkat kemampuan atau hasil belajar yang dicapai oleh

kedua kelompok tersebut diberikan postes. Hasil dari postes inilah yang

diperbandingkan, kelompok mana yang lebih efektif. untu lebih jelasnya dapat

dibagangkan pada gambar berikut:

15

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - Web viewlihat foto pada lampiran 2. Beberapa contoh berikut dapat menunjukkan . ... Tes yang dimaksudkan disini adalah tes hasil relajar yang dirancang berdasarkan

Objek penelitian

Kelompok Kontrol

Pretes

Kelompok eksperimen

Proses Belajar Mengajar

Penggunaan Kotak Geser Perlakuan Biasa

Postes

Temuan

Gambar-1. Bagan kerangka piker

E. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “ Ada perbedaan

hasil belajar antar siswa yang diajar memfaktorkan bentuk kuadrat denga

16

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - Web viewlihat foto pada lampiran 2. Beberapa contoh berikut dapat menunjukkan . ... Tes yang dimaksudkan disini adalah tes hasil relajar yang dirancang berdasarkan

menggunakan kotak geser dan siswa yang tidak diajar memfaktorkan bentuk

kuadrat dengan menggunakan kotak geser (cara konvensional ).”

17

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - Web viewlihat foto pada lampiran 2. Beberapa contoh berikut dapat menunjukkan . ... Tes yang dimaksudkan disini adalah tes hasil relajar yang dirancang berdasarkan

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen, yaitu penelti

memanipulasi variabel penelitian dengan maksud mengetahui apakah terdapat hasil

yang berbeda dari pengaturan atau perubahan variabel independen tersebut. Atau

dengan kata lain, penelitian ini akan mengujicobakan media kotak geser sebagai

variabel bebas dan hasil belajar sebagai variabel terikat.

Penelitian ini mengambil lokasi di siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Binamu, Jl.

Lanto Dg Pasewang No.32 Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan.

B. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan media kotak geser

dan pembelajaran konvensional sebagai variabel bebas dan hasil belajar sebagai

variabel terikat.

2. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen, yang didesain dengan

menggunakan metode ekperimental. Sasaran atau objek penelitian ini dibagi ke dalam

dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum

dilakuakn perlakuan kepada kelompok eksperimen, maka kedua kelompok itu

diberikan tes awal (pretes). Kemudian, setelah perlakuan itu diberikan kelompok

18

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - Web viewlihat foto pada lampiran 2. Beberapa contoh berikut dapat menunjukkan . ... Tes yang dimaksudkan disini adalah tes hasil relajar yang dirancang berdasarkan

E O1 X O2

K O1 - O2

eksperimen, maka kedua kelompok tersebut tes kembali (postes) untuk mengetahui

perbedaan hasil dari kedua kelompok itu. Adapun desain penelitian dapat dilihat pada

Gambar 2.

Gambar 2. Desain Penelitian

Keterangan Gambar:

E = kelompok Eksperimen

K = kelompok kontrol

O1 = pretes ( tes awal )

O2 = postes ( tes akhir )

X = pemberian perlakuan media kotak geser

- = tidak diberikan perlakuan media kotak geser

C. Definisi Operasional Variabel

Untuk menghilangkan presepsi yang berbeda tentang variabel yang menjadi

titik perhatian dalam penelitian ini. Secara singkat definisi operasional diuraikan

sebagai berikut :

1. Penggunaan kotak geser dimaksudkan disini adalah cara memfaktorkan bentuk

kuadrat dengan menggunakan kotak geser.

19

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - Web viewlihat foto pada lampiran 2. Beberapa contoh berikut dapat menunjukkan . ... Tes yang dimaksudkan disini adalah tes hasil relajar yang dirancang berdasarkan

2. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti prose belajar

mengajar berupa kemampuan memfaktorkan bentuk kuadrat.

D. Populasi dan Sampel

Pupulasi Penelitian ini adalah Siswa kelas VIII SMPN 1 Binamu Kabupaten

Jeneponto yang berjumlah 348 orang, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah

70 orang siswa yang dipilih dengan teknik simple random sampling, yaitu dipilih

secara acak 70 orang dari 280 orang kemudian dari 70 orang itu diurutkan

berdasarkan peringkatnya dan urutan peringkat dijadikan dasar untuk membagi ke

dalam dua kelompok, yakni kelompok eksperimen untuk nomor urut ganjil dan

kelompok control untuk nomor urut genap.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini

adalah tes. Tes yang dimaksudkan disini adalah tes hasil relajar yang dirancang

berdasarkan standar isi KTSP.

F. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data tentang hasil relajar siswa.

Adapun yang dilakukan dalam hal ini adalah melakukan uji statistik-t satu pihak

kanan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian, yaitu

apakah pembelajaran memfaktorkan bentuk kuadrat dengan menggunakan kotak

20

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - Web viewlihat foto pada lampiran 2. Beberapa contoh berikut dapat menunjukkan . ... Tes yang dimaksudkan disini adalah tes hasil relajar yang dirancang berdasarkan

geser lebih baik dibanding dengan pembelajaran memfaktorkan dengan cara biasa

(cara konvensional).

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam pengujian hipotesa adalah

sebagai berikut:

1. Mengelompokkan data, yaitu nilai siswa pada kelompok eksperimen (A) dan

nilai siswa pada kelompok kontrol (B).

2. Menetukan rata-rata hitung masing-masing kelompo, dengan humus :

X=

∑i=1

n

X i

n

3. Menentukan simpangan baku dari masing-masing kelompok, dengan rumus :

4. Menghitung simpangan baku gabungan, dengan rumus :

5. Pengujian hipotesis, dengan rumus :

Keterangan :

= rata-rata hitung

)1(

)(1 1

2

nn

XXnS

n

i

n

iii

2)1()1(

21

222

211

nn

SnSnSp

21

21

11nn

Sp

XXt

X

21

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - Web viewlihat foto pada lampiran 2. Beberapa contoh berikut dapat menunjukkan . ... Tes yang dimaksudkan disini adalah tes hasil relajar yang dirancang berdasarkan

Xi = nilai pada kelopok i

n = banyaknya data

S = simpangan baku

Sp = Simpangan baku gabungan

Dengan db= n1 + n2 – 2, pada taraf signikasi 5 % uji pihak kanan.

22

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - Web viewlihat foto pada lampiran 2. Beberapa contoh berikut dapat menunjukkan . ... Tes yang dimaksudkan disini adalah tes hasil relajar yang dirancang berdasarkan

DAFTAR PUSTAKA

Amirullah,2006. Memfaktorkan dengan menggunakan teknik kotak geser pada siswa kelas 3 SMP.TransformasiISSN:0854-7874 Vol. edisi khusus februari Makassar: UNM

Amirullah,2007. Mempermudah Memfaktorkan dengan menggunakan teknik kotak geser pada siswa kelas VIII.6 SMPN 1 Biinamu (Pemenang kedua LKGDP Tk.Nasional 2006).Kreatitas Guru Dalam Pembelajaran. Departemen Pendidikan Nasional 2006:Jakarta:Direktorat Profesi Ditjen PMPTK- DEPDIKNAS

Arikunto,Suharsimin.2005. Manajemen Penelitian.Edisi revisi Jakarta: Rineka Cipta

Buchori, Dkk .2004.Jenius MatematikaUntuk SMP Kelas VIII,Semarang:Aneka Ilmu

Depdikbud. 1995. Kurikulum Pendidikan Dasar, Petunjuk Teknis Pelajaran Matematika. Jakarta: Depdikbud.

Depdiknas. 2002. Materi Pembahasan Matematika SLTP di Daerah. PPPG Jogjakarta: Depdiknas

Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika. Jakarta: Depdiknas

Depdiknas. 2004. Kurikulum 2004, Penilaian Mata Pelajaran Matematika Kelas VIII.Edisi kedua. Jakarta: Depdiknas

Depdiknas. 2004 Laporan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah pertama. Jakarta: Depdikbud.

Depdiknas. 2005. Materi Pelatihan Terintegrasi Matematikabuku 1,2,dan3 Jakarta: Depdiknas

Depdiknas. 2006. Buku Mata PelajaranMatematika ( Buku Siswa) Matematika Kelas VIII. Edisi CD. Jakarta: Depdiknas

Junaedi, Dedi,dkk. 1999. Matematika Untuk SMP Kelas 3. Jakarta: Mizan

Sugiyono.2007.Statistika Untuk Penelitian. Edisi ke-10. Bandung. Alpabetha

Suyanto. 2001. Guru Profesional . Pusat Pembukuan. Vol.5 tahun 2001:Jakarta: Depdiknas

23

Page 24: BAB I PENDAHULUAN - Web viewlihat foto pada lampiran 2. Beberapa contoh berikut dapat menunjukkan . ... Tes yang dimaksudkan disini adalah tes hasil relajar yang dirancang berdasarkan

Lampiran 1

GAMBAR MEDIA PEMBELAJARAN ”KOTAK GESER”

24