bab i pendahuluan...maupun ketrampilan-ketrampilan sebagai seorang supervisor pendidikan yang baik...

168
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Tentang Guru dan Dosen No.14 Tahun 2005 pasal 1 ayat 1 menyatakan : Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut, seorang guru dituntut untuk mempunyai beberapa kemampuan dan ketrampilan tertentu, guru yang kompeten akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan maupun administrasi sekolah, pembinaan kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana, Mulyasa (2013:25). Oleh sebab itu, setiap Kepala Sekolah/Madrasah harus mengetahui konsep supervisi akademik yang

Upload: others

Post on 20-Feb-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Undang-Undang Tentang Guru dan Dosen

    No.14 Tahun 2005 pasal 1 ayat 1 menyatakan :

    Guru adalah pendidik profesional dengan tugas

    utama mendidik, mengajar, membimbing,

    mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi

    peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur

    pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

    pendidikan menengah. Untuk dapat melaksanakan

    tugas dan tanggung jawab tersebut, seorang guru

    dituntut untuk mempunyai beberapa kemampuan

    dan ketrampilan tertentu, guru yang kompeten

    akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga

    hasil belajar siswa berada pada tingkat yang

    optimal.

    Kepala sekolah bertanggung jawab atas

    penyelenggaraan kegiatan pendidikan maupun

    administrasi sekolah, pembinaan kependidikan

    lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan

    sarana dan prasarana, Mulyasa (2013:25). Oleh

    sebab itu, setiap Kepala Sekolah/Madrasah harus

    mengetahui konsep supervisi akademik yang

  • 2

    meliputi : pengertian, tujuan dan fungsi, prinsip-

    prinsip, dan dimensi-dimensi substansi supervisi

    akademik. Kepala sekolah sebagai supervisor

    harus mampu memberikan pembinaan terhadap

    guru dengan tujuan meningkatkan kemampuan

    profesi guru dan kualitas proses pembelajaran agar

    berlangsung efektif dan efisien. Peranan kepala

    sekolah sebagai supervisor merupakan salah satu

    peranan yang sangat penting dalam mengelola dan

    memajukan sekolah.

    Supervisi penting dilaksanakan kepala

    sekolah karena dapat memberikan bantuan dan

    pertolongan kepada guru dan tenaga kependidikan

    di sekolah untuk bersama-sama mewujudkan

    tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara

    nasional. Untuk itu kepala sekolah dianjurkan

    untuk melakukan supervisi akademik. Kepala

    sekolah dalam membantu kesulitan-kesulitan yang

    dialami guru guna meningkatkan kinerja

    menggajar guru diperlukan supervisi yang dapat

    memberikan bantuan, pelayanan terhadap guru

    yang mengalami kekurangan, kesulitan, hambatan

    dalam pembelajaran. Bantuan pelayanan itu dalam

    bentuk supervisi akademik melalui pendekatan

    supervisi klinis yang dirasa lebih tepat. Karena

    supervisi klinis dapat membantu dalam

  • 3

    memecahkan masalah pembelajaran dikelas,

    membantu guru dalam memperbaiki kekurangan-

    kekurangan dalam menyampaikan pembelajaran,

    membantu guru dalam menemukan strategi-

    strategi apa yang tepat untuk mengatasi kesulitan-

    kesulitan dalam pembelajaran. Sesuai dengan teori

    Acheson dan Gall (1987) dalam buku

    priansa,somad (2014:156) bahwa tujuan supervisi

    klinis diantaranya adalah membantu dalam

    memecahkan masalah pengajaran.

    Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan

    empat guru di SD Negeri 2 Tambakrejo ditemukan

    kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru dalam

    melaksanakan pembelajaran. Hal ini penulis

    merasa tertarik untuk melakukan penelitian

    tindakan sekolah dengan judul :“Peningkatan

    Kinerja Mengajar Guru Melalui Supervisi Klinis

    Dikalangan Guru SDN 2 Tambakrejo Kecamatan

    Patebon Kabupaten Kendal Semester II Tahun

    2015/2016”.

    1.2 Perumusan Masalah

    Apakah supervisi klinis dapat meningkatkan

    kinerja mengajar guru dalam pembelajaran di

    SDN 2 Tambakrejo ?

    1.3 Tujuan Penulisan

  • 4

    Untuk mengetahui peningkatan kinerja mengajar

    guru dalam melaksanakan pembelajaran di SDN 2

    Tambakrejo melalui supervisi klinis.

    1.4 Manfaat Penelitian

    1.4.1 Manfaat Teoritis

    Untuk memberikan masukan dan pengembangan

    ilmu yang berkaitan dengan supervisi klinis.

    1.4.2 Manfaat Praktis

    1.4.3 Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk 1. Guru

    Meningkatkan kinerja mengajar guru di SDN 2

    Tambakrejo dalam pembelajaran, dan juga dapat

    meningkatkan prestasi belajar siswa.

    2. Kepala Sekolah

    Bagi kepala sekolah SDN 2 Tambakrejo akan

    meningkatkan kompetensi profesional dan

    mengetahui kondisi guru dalam proses

    pembelajaran, guna melaksanakan pembinaan

    secara berkesinambungan.

    3. Pengawas

    Bagi Pengawas Gugus Untung Suropati akan

    memberikan pembinaan kepada guru-guru di

    Gugus dengan memberikan masukan kepada

    kepala sekolah untuk melakukan supervisi klinis.

    4. Dinas Pendidikan

    Kegiatan supervisi ini dapat menjadi masukan

    untuk merancang program supervisi akademik

    melalui pendekatan supervisi klinis.

  • 5

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Kinerja Mengajar Guru

    Kinerja merupakan suatu kegiatan untuk

    melaksanakan, menyelesaikan tugas dan tanggung

    jawab sesuai dengan haraPan dan tujuan yang telah

    ditetapkan. Arti kata kinerja berasal dari kata

    performance.

    Kata performance mempunyai tiga arti: prestasi,

    pertunjukan, pelaksanaan tugas (Ruky, 2002:14). Dari

    pengertian tersebut kinerja dapat diartikan sebagai

    prestasi menunjukkan suatu kegiatan atau perbuatan

    dan melaksanakan tugas yang telah dibebankan.

    Menggajar menurut (Moh.Uzer Usman, 2013:6)

    mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi

    lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik

    dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses

    belajar.

    Kinerja mengajar guru merupakan suatu kondisi

    yang menunjukkan kemampuan seorang guru dalam

    melaksanakan kegiatan pembelajaran dimulai dari

    merencanakan, melaksanakan, menilai proses belajar

    mengajar yang dilandasi dengan etos kereja. Kinerja

    mengajar guru disini dilakukan penilaian, diukur

    untuk mengetahui kinerja mengajar seorang guru

    dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan

  • 6

    pembelajaran dan mengevaluasi pembelajaran.

    Terdapat dalam Undang-Undang No 14 Tahun 2005

    tentang Guru dan Dosen.

    2.2 Supervisi Pendidikan

    Supardi (2014:75) supervisi berasal dari bahasa

    inggris “supervision” maksudnya atas dan “vision”

    artinya melihat atau mensupervisi. Maka supervisi

    dapat diartikan melihat atau mensupervisi dari atas.

    Supervisi pendidikan adalah melihat mengadakan

    supervisi terhadap jalanya proses pendidikan sekolah.

    Purwanta (2000) dalam buku Priansa dan Somad (

    2014:83) berpendapat bahwa “Supervision adalah

    suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk

    membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya

    dalam melakukan pekerjaan efektif.

    Manulang (2005:83) menyatakan bahwa supervisi

    merupakan suatu proses untuk menerapkan pekerjaan

    apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan bila

    perlu mengoreksi dengan maksud supaya pelaksanaan

    pekerjaan sesuai dengan rencana sempurna.

    Maka dapat ditarik kesimpulan supervisi adalah

    suatu pelayanan atau servise untuk membantu,

    mendorong, membimbing, membina guru agar ia

    mampu meningkatkan kemampuan dan ketrampilan

    dalam pembelajaran.

    Untuk itu dapat kita tarik kesimpulan juga

    tentang supervisi pendidikan yaitu suatu bentuk

  • 7

    pelayanan dengan membimbing guru secara kontinu

    agar dapat menjalankan tugas pembelajaran menjadi

    lebih efektif.

    Tujuan dari supervisi pendidikan adalah

    membantu guru mengembangkan profesinya,

    pribadinya, sosialnya, membantu kepala sekolah

    menyesuaikan program pendidikan dengan kondisi

    masyarakat setempat, dan ikut berjuang meningkatkan

    kuantitas dan kualitas lulusan (Made Pidarta,2009:3).

    Menurut Sergiovani dalam Pidarta (2009:20)

    tujuan supervisi adalah :

    1.Tujuan akhir adalah untuk mencapai pe r tumbuhan dan perkembangan para peserta didik (yang bersifat

    total).

    2.Membantu kepala sekolah dalam menyesuaikan program pendidikan dari waktu kewaktu secara

    kontinue.

    3.Tujuan dekat adalah bekerja sama mengembangkan proses pembelajaran yang tepat.

    4.Membina guru-guru agar dapat mendidik para peserta didik dengan baik atau menegakkan disiplin

    kerja secara manusiawi.

    Tujuan supervisi secara khusus kepada guru

    adalah “untuk meningkatkan mutu profesionalisme dan

    kinerja guru dalam melaksanakan empat kompetensi

    utama guru secara profesioanal, yaitu kompetensi

    pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian” (UU RI

    No.14 Tahun 2003 tentang Guru dan Dosen).

    Berdasarkan uraian tersebut diatas penulis

    simpulkan bahwa tujuan supervisi pendidikan adalah

    Supervisor memberikan layanan dan bantuan dengan

  • 8

    pembinaan kepada guru-guru dan karyawan untuk

    dapat meningkatkan kinerjanya, meningkatkan

    kualitas mengajar dikelas juga dapat meningkatkan

    prestasi siswa.

    Suhardan (2010:47) sasaran supervisi ada tiga

    macam, yaitu:

    1)Supervisi akademik yang menitikberatkan pengamatan supervisor pada masalah-masalah

    akademik, yaitu hal-hal yang langsung berada dalam

    lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses mempelajari sesuatu,2)Supervisi

    administrasi yang menitikberatkan penga-matan

    supervisor pada aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagi pedukung dan pelancar terlaksananya

    pembelajaran. 3) Supervisi lembaga yang menebarkan

    atau menyebarkan objek pengamatan supervisor pada aspek-aspek yang berada di seantero sekolah. Supervisi

    lembaga untuk meningkatkan nama baik sekolah atau

    kinerja sekolah secara keseluruhan.

    Sasaran diatas sangat penting untuk

    meningkatkan mutu pendididkan. Tiga sasaran ini

    satu kesatuan yang saling terkait antara satu

    dengan lainnya. Oleh karena itu bidang akademik

    harus terlaksana dengan baik,bidang administrasi

    dapat terkelola dengan baik dan bidang lembaga

    dapat dirancang dan dipelihara dengan baik.

    2.3 Supervisi Klinis

    Menurut Snyder dan Anderson (Sagala,

    2014:194) supervisi klinis adalah teknologi perbaiki

    pengajaran, tujuan yang dicapai, dan memadukan

    kebutuhan sekolah dan pertumbuhan personal.

    Sejalan dengan pendapat tersebut Cogan (Sagala,

    2014:194) menegaskan bahwa supervisi klinis adalah

  • 9

    upaya yang dirancang secara rasional dan praktis

    untuk memperbaiki performasi guru di kelas, dengan

    tujuan untuk mengembangkan profesional guru dan

    perbaikan pengajaran.

    Maka dapat ditarik kesimpulan supervisi klinis

    adalah suatu bentuk bimbingan yang bertujuan

    meningkatkan kinerja mengajar guru dalam proses

    pembelajaran yang dimulai dari pertemuan awal,

    observasi di kelas dan pertemuan akhir yang dianalisis

    secara cermat, teliti dan objektif untuk mendapatkan

    perubahan prilaku mengajar guru yang diharapkan.

    Jadi supervisi klinis lebih diperlukan untuk guru-guru

    kalau mau diadakan perubahan dan atau

    pembaharuan dalam sistem pengajaran.

    Tujuan Pokok dari supervisi klinis (2014:200)

    adalah meningkatkan kualitas instruksional, yang pada

    gilirannya dapat meningkatkan kualitas belajar peserta

    didik yang dilakukan melalui proses bantuan oleh

    supervisor diberikan kepada guru baik atas rencana

    kerja supervisor maupun atas permintaan guru.

    Tujuan khusus supervisi klinis antara lain adalah

    (1) menyediakan suatu balikan yang objektif dari

    kegiatan guru yang baru saja dilaksanakan; (2)

    Mendiagnosis, memecahkan atau membantu,

    memecahkan masalah mengajar; (3) membantu guru

    mengembangkan kemampuan dan ketrampilan dalam

  • 10

    menggunakan strategi-strategi dan model mengajar; (4)

    sebagai dasar untuk menilai guru dalam kemajuan

    pendidikan, promosi, jabatan atau pekerjaan mereka;

    (5) membantu guru mengembangkan sikap positif

    terhadap pengembangan diri secara terus menerus

    dalam karier dan profesi mereka secara mandiri; dan

    (6) perhatian utama pada kebutuhan guru dalam

    mengajar.

    2.4 Kepala Sekolah Sebagai Supervisor

    Kepala sekolah adalah guru yang diberikan tugas

    tambahan untuk memimpin suatu sekolah yang

    diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat

    terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran

    dan murid yang menerima yang menerima pelajaran.

    Kepala sekolah harus mempunyai kemampuan

    profesional yang menurut Sanusi (2014:36) ada empat

    kemampuan profesional kepala sekolah yaitu :

    1. Kemampuan untuk menjalankan tanggung jawab

    yang diserahkan selaku unit kehadiran murid 2. Kemampuan untuk menerapkan ketrampilan,

    konseptual, manusiawi,dan teknis pada kedudukan

    jenis ini. 3. Kemampuan untuk memotivasi para bawahanan

    untuk bekerja bersama secara sukarela dalam

    mencapai maksud-maksud unit dan organisasi. 4. Kemampuan untuk memahami implikasi-implikasi

    dari perubahan sosial, ekonomi.

    Posisi kepala sekolah adalah sebagai kepala

    administrasi, seorang manajer, supervisor pemimpin

    instruksional dan inovator kurikulum. Oleh karena itu

    jabatan kepala sekolah membutuhkan orang yang

  • 11

    mampu memimpin sekolah secara profesional dalam

    bidang pendidikan, sehingga tujuan lembaga

    pendidikan dapat tercapai.

    Supervisor adalah orang yang melakukan

    supervisi.Supervisor dapat dilakukan oleh pengawas,

    kepala sekolah, mereka ini mempunyai tanggung jawab

    yang besar tentang mutu program pengajaran

    disekolahnya.

    Supervisor yang profesional menurut anwar dan

    Sagala (2004:86) mempunyai fungsi utama antara lain:

    menetapkan masalah, menyelenggarakan inspeksi,

    penilaian data dan informasi penilaian, pelatihan,

    pembinaan dan pengembangan.

    Kepala sekolah sebagai supervisor harus mampu

    mengadakan pengendalian terhadap guru untuk

    meningkatkan kemampuan profesi guru dan kualitas

    proses pembelajaran agar berlangsung efektif dan

    efisien. Kepala sekolah sebagai supervisor mempunyai

    peranan yang sangat penting dalam memajukan

    sekolah kearah yang lebih baik.

    Persyaratan yang harus dimiliki supervisor agar

    dapat menjalankan supervisi dengan sukses kepala

    sekolah dituntut memiliki persyaratan baik yang

    bersifat pribadi sebagai supervisor dan pemimpin

    maupun ketrampilan-ketrampilan sebagai seorang

    supervisor pendidikan yang baik pula. Diantara

  • 12

    persyaratan pribadi supervisor adalah : (1) sehat

    jasmani dan rohani, (2) berkemauan, (3) mempunyai

    kegairahan kerja, (4) bersifat ramah, (5) jujur, (6)

    menguasai teknik-teknik supervisi, (7) tegas, (8) cerdas,

    (9) terampil dalam mengajar, dan (10) percaya pada diri

    sendiri.Kesepuluh sifat ini dapat menjadi kunci bagi

    keberhasilan dalam melaksanakan supervisi

    pendidikan, tetapi bukan suatu jaminan mutlak. Ini

    merupakan persyaratan yang seharusnya dimiliki oleh

    mereka yang bertugas sebagai supervisor pendidikan.

    2.5 Supervisi klinis sebagai tindakan penelitian

    Supervisi akademik dengan pendekatan supervisi

    klinis adalah bantuan bagi guru yang mengalami

    kesulitan-kesulitan saat pembelajaran berlangsung

    untuk meningkatkan hasil kerja guru dalam mendidik

    para siswa. Dengan adanya supervisi klinis yang

    terprogram guru merasa terbantu untuk mengatasi

    kesulitan-kesulitan yang dihadapinya pada waktu

    proses pembelajaran berlangsung sehingga dapat

    meningkatkan kinerja mengajar guru. Penelitian ini

    berupa kegiatan peningkatan kinerja mengajar guru di

    SDN 2 Tambakrejo dalam proses pembelajaran melalui

    supervisi klinis. Penelitian ini menggunakan model

    penelitian menurut John Elliot.

  • 13

    SIKLUS I

    SIKLUS II

    Gambar 2.5 siklus penelitian tindakan sekolah

    (John Elliot, subyantoro (2012:11))

    Pelaksanaan Supervisi Klinis dimulai dengan

    kegiatan: 1) Tahap Pertemuan Awal

    Tahap pertama supervisi klinis adalah tahap

    pertemuan awal (preconference).Pertemuan awal

    dilakukan sebelum melaksanakan observasi kelas.

    Dalam pertemuan awal ini ciptakanlah suasana yang

    akrab antara supervisor dan guru. Seteleh terjalin

    keakraban hal-hal yang harus dihasilkan dalam

    pertemuan awal ini antara lain :

    a)Menetapkan kontrak atau persetujuan antara

    supervisor dan guru tentang apa saja yang akan

    diobservasi. b)Menetpakan mekanisme atau aturan-aturan

    observasi meliputi waktu (jadwal observasi), lama

    observasi maupun tempat observasi. c)Menetapkan rencana spesifik untuk

    melaksanakan observasi meliputi ; dimana

    supervisor akan duduk, akankah supervisor menjelaskan supervisinya kepada peserta didik

    PERENCANAAN REFLEKSI

    PELAKSANAAN PENGAMATAN

    PENGAMATAN PELAKSANAAN

    REFLEKSI PERENCANAAN

  • 14

    mengenai tujuan observasinya, akan dilakukan di awal pelajaran atau diakhir pelajaran.

    2) Tahap Pengamatan Mengajar (observasi mengajar)

    Pada tahap ini supervisor mengamati, mencatat,

    merekam secara objektif semua tingkah laku guru

    saat pembelajaran berdasarkan komponen yang

    telah disepakati di awal. Supervisor selain

    mengamati ketrampilan yang dimiliki guru dapat

    juga mengamati tingkah laku siswa dikelas saat

    menerima materi pembelajaran.

    3) Tahap Pertemuan Balikan

    Setelah selesai observasi mengajar di kelas,

    hendaknya jangan menunggu waktu yang lama,

    sebaiknya langsung dilakukan pertemuan balikan.

    Hal yang dapat dilakukan pada pertemuan balikan

    adalah :

    a)Menanyakan perasaan guru saat pembelajaran

    berlangsung

    b)Menganalisis data-data yang ditemukan, dilakukan bersama antara supervisor dengan guru

    yang bersangkutan

    c)Menunjukkan data hasil rekaman dan memberi kesempatan guru menafsirkan data te rsebut.

    Mendorong guru untuk memperhatikan hal-hal

    yang masih perlu dilakukan pembenahan pada kesempatan berikutnya.

    2.6 Penelitian yang relevan

    Koma (2012) Penelitian yang berjudul “Pengaruh

    Implementasi Pendekatan Supervisi Klinis Terhadap

    Wawasan Kompetensi Pedagogik dan Kualitas

    Pengelolaan Pembelajaran Para Guru di Gugus IV SD

    Kecamatan Denpasar Selatan”. Penelitian ini bertujuan

  • 15

    untuk mengetahui pengaruh implementasi pendekatan

    supervisi klinis secara simultan terhadap wawasan

    kompetensi pedagogik dan kualitas pengelolaan

    pembelajaran para guru di Gugus IV SD Kecamatan

    Denpasar Selatan. Hasil penelitian menunjukkan

    terhadap pengaruh yang signifikan implementasi

    pendekatan supervisi klinis secara simultan terhadap

    wawasan kompetensi pedagogik dan kualitas

    pengelolaan pembelajaran para guru di Gugus IV SD

    Kecamatan Denpasar Selatan dengan probabilitas

    Pillar’s Trace dan Roy’s Largest Root sebesar 0,000.

    Dimana didapatkan supervisi klinis lebih baik dari

    pada supervisi konvensional dalam meningkatkan

    wawasan kompetensi pedagogik guru dan kualitas

    pengelolaan pembelajaran. Dapat ditarik kesimpulan

    bahwa supervisi klinis dapat meningkatkan kopentensi

    pedagogik guru dan kualitas pengelolaan pembelajaran

    dibandingkan dengan supervisi konvensional yang

    mana supervisor menvari-cari kesalahan dalam

    membimbing, sehingga guru merasa terbebani dan

    tidak puas saat supervisi dilakukan.

    Luh Amani, Nyoman DaNtes, Wayan Lasmawan

    (2013) yang berjudul “Implementasi Supervisi Klinis

    Dalam Rangka Meningkatkan Kemampuan Guru

    Mengelola Proses Pembelajaran Pada Guru SD Se.

    Gugus VII Kecamatan Sawan”. Penelitian ini bertujuan

  • 16

    untuk mengetahui kemampuan guru mata pelajaran

    IPS SD Se Gugus VII Kecamatan Sawan Tahun

    Pelajaran 2012/2013 dalam merencanakan

    melaksanakan proses pembelajaran, dan guru

    kelengkapan administrasi, seta mengetahui kendala

    yang dihadapi guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

    Sosial melalui supervisi klinis.Kesimpulannya supervisi

    klinis dapat meningkatkan kemampuan guru dalam

    mengelola pembelajaran di kelas.

    Ketut Sukarman, Nyoman Dantes, Made Sutama

    (2013) yang berjudul “Pengaruh Implementasi Supervisi

    Klinis Terhadap Etos Kerja Dan Ketrampilan Mengelola

    Pembelajaran Pada Para Guru Se-Kecamatan Buleleng”.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

    implementasi supervisi klinis terhadap etos kerja dan

    ketrampilan mengelola pembelajaran pada para guru

    SD Se-Kecamatan Buleleng. Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa 1) terdapat perbedaan etos kerja

    antara guru yang diberikan supervisi klinis dengan

    yang tidak diberikan supervisi klinis. 2) terdapat

    perbedaan ketrampilan mengelola proses pembelajaran

    antara guru yang diberikan supervisi klinis dengan

    yang tidak diberikan supervisi klinis. Supervisi klinis

    dapat meningkatkan etos kerja dan kemampuan guru

    mengelola proses pembelajaran pada para guru SD Se-

    Kecamatan Buleleng.

  • 17

    Hasil penelitian yang dilakukan oleh Smith, W

    John (1984) penelitian yang berjudul “Clinical

    Supervision-Colaborative Learning About Teaching A

    Handbook”, melalui proses supervisi klinis, pendekatan

    yang sistematis memungkinkan perubahan yang efektif

    dengan analisis kolaboratif mengajar. Bagian pertama

    ini menjelaskan proses supervisi klinis. Penekanan

    pada guru yang bekerjasama .

    Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kelima

    penelitian diatas ada hubungannya dengan penelitian

    ini bahwa supervisi klinis dapat meningkatkan

    ketrampilan dalam menggajar guru dikelas, dengan

    meningkatnya ketrampilan menggajar guru maka

    meningkat pula kinerja mengajar guru. Karena

    supervisi klinis membantu sekali dalam pembinaan

    yang berhubungan dengan kesulitan-kesulitan yang

    dialami guru dalam proses pembelajaran.

    2.7 Kerangka Pemikiran Hubungan supervisi klinis kepala sekolah

    dengan kinerja mengajar guru dalam proses

    pembelajaran.

    Sebagai supervisor kepala sekolah harus mampu

    mengadakan pembinaan terhadap guru untuk

    meningkatkan kemampuan profesi guru dan kualitas

    proses pembelajaran agar berlangsung efektif dan

    efisien. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

    seorang kepala sekolah harus mampu meningkatkan

  • 18

    kinerja mengajar guru. Kepala sekolah sebagai

    pemimpin sekolah harus mampu memberikan

    pengaruh-pengaruh yang dapat menyebabkan guru

    tergerak untuk melaksanakan tugasnya secara efektif,

    sehingga kinerja mengajar mereka akan lebih baik lagi.

    Kinerja mengajar guru dapat meningkat jika ada

    program dari kepala sekolah untuk selalu memantau

    dan mengevaluasi pelaksanaan pembelajarannya. Oleh

    karena itu pendekatan supervisi klinis yang terencana

    merupakan langkah yang tepat di lakukukan

    supervisor.

  • 19

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Pendekatan Penelitian

    Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

    dengan teknik penelitian tindakan sekolah. Penelitian

    ini bertujuan memperoleh pamahaman dan

    menggambarkan realita yang terjadi. Kehadiran peneliti

    tidak mempengaruhi objek. Tindakan yang dilakukan

    adalah melaksanakan supervisi klinis.

    3.2 Fokus dan Subjek penelitian

    3.2.1 Fokus Penelitian

    Fokus penelitian ini adalah peningkatkan kinerja

    mengajar guru di kalangan guru SDN 2 Tambakrejo

    semester 2 Tahun ajaran 2015/2016.

    3.2.2 Subjek Penelitian

    Subyek penelitian ini adalah guru di SDN 2

    Tambakrejo. Lokasi penelitian ini di SDN 2 Tambakrejo,

    Tahun ajaran 2015/2016 mempunyai siswa 118 yang

    terdiri dari siswa laki-laki berjumlah 60 siswa dan

    perempuan sejumlah 58 siswa. Saat ini SDN 2

    Tambakrejo memiliki 1 orang kepala sekolah,guru kelas

    6 orang (3 berstatus PNS dan 3 berstatus guru wiyata

    bhakti), guru penjaskes 1 orang guru wiyata bhakti,

    dan guru PAI 1 orang berstatus PNS. SDN 2

    Tambakrejo memperoleh akreditasi B.

  • 20

    3.3 Teknik Pengumpulan Data

    3.3.1 Studi Dokumentasi

    Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi

    dilakukan dengan menampilkan data kondisi awal,

    pada tindakan ( siklus I ) dan 2 serta kondisi terakhir.

    3.3.2 Wawancara

    Teknik pengumpulan data dengan wawancara

    yaitu dengan mewawancarai kepala sekolah sebagai

    supervisor dan guru di SDN 2 Tambakrejo sebagai

    objek yang diteliti, yang mempunyai masalah atau

    kesulitan-kesulitan dalam pembelajaran. Wawancara

    dilakukan dengan rincian kegiatan berikut :

    1. Kepala sekolah SDN 2 Tambakrejo di SDN 2

    Tambakrejo pada tanggal 14 Januari 2016.

    2. Bapak Suwardi di ruang guru SDN 2 Tambakrejo

    pada tanggal 18 Januari 2016, 21 Januari 2016, 25

    Januari 2016, 28 Januari 2016

    3. Tri Resminingrum di ruang guru pada tanggal 9

    Februari 2016, 13 Februari 2016, 16 Februari 2016, 19

    Februari 2016.

    4.Niken Hartanti di ruang guru pada tanggal Senin, 8

    Februari 2016, 12 Februari 2016, 15 Februari 2016

    dan 20 Februari 2016.

    5. Mas’udi,S.Pd di ruang guru pada tanggal Senin, 22

    Februari 2016, 25 Februari 2016, 1 Maret 2016 dan 4

    maret 2016.

  • 21

    3.3.3 Observasi

    Dalam penelitian ini penulis menggumpulkan

    data dengan melakukan observasi atau pengamatan.

    Yang diobservasi dalam penelitian ini adalah

    kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang

    dapat meningkatkan kinerja mengajar guru. Observasi

    dilakukan dengan rincian sebagai berikut:

    1. Bapak Suwardi di ruang kelas IV SDN 2 Tambakrejo

    pada tanggal 20 Januari 2016 dan 27 Januari 2016

    tentang ketrampilan mengajar guru.

    2. Tri Resminingrum di ruang kelas I pada tanggal 11

    Februari 2016 dan 17 Februari 2016 tentang

    ketrampilan mengajar guru.

    3.Niken Hartanti di ruang guru pada tanggal 10

    Februari 2016 dan 18 Februari 2016 tentang

    ketrampilan mengajar guru.

    4. Mas’udi,S.Pd di ruang guru pada tanggal 24 Februari

    dan 2 Maret 2016 tentang ketrampilan mengajar guru.

    3.4 Analisis Data

    Pengertian dari data adalah kumpulan informasi

    yang diperoleh dari suatu pengamatan dapat berupa

    angka, lambang atau sifat. Data juga bisa diartikan

    sebagai sekumpulan nilai dari suatu pengamatan

    untuk dapat diproses kedalam suatu penelitian.

  • 22

    Dalam membuat suatu penelitian, seorang peneliti

    mengumpulkan data yang berhubungan dengan tujuan

    peneliti melakukan penelitian, selanjutnya data yang

    telah terkumpul perlu dianalisis untuk dapat

    disimpulkan.

    Dalam mengukur kinerja mengajar guru peneliti

    menggunakan rumus :

    PR = Skor rata –rata x100

    Skor maksimum

    Pencapaian kinerja mengajar guru dikategorikan

    seperti tabel berikut:

    Tabel 3.1Kategori Pencapaian Kinerja

    NO %Ketercapaian Kategori

    1 91-100 Sangat baik

    2 81-90 Baik

    3 66-80 Cukup

    4 56-65 Kurang

    5 0-55 Tidak baik atau gagal

    3.5 Triangulasi Data

    Dalam teknik penggumpulan data, peneliti

    menggunakan trianggulasi diartikan sebagai teknik

    penggumpulan data yang bersifat menggabungkan dari

    berbagai teknik pengumpulan data dan sumber yang

    telah ada. Peneliti menggunakan trianggulasi teknik

    maupun triangulasi sumber untuk pengumpulan data.

    Terkait dengan hal tersebut peneliti menggunakan

    observasi partisipatif, wawancara yang mendalam, dan

  • 23

    dokumentasi untuk sumber data yang sama secara

    serempak. Hal tersebut akan dicapai peneliti dengan

    membandingkan data hasil observasi dan wawancara

    dengan hasil pengisian instrumen dan juga dengan

    dokumen yang berkaitan.

    3.6 Hipotesis

    Hipotesis yang diajukan penelitian ini adalah

    Pendampingan supervisi klinis kepala sekolah mampu

    meningkatkan kinerja mengajar guru dalam proses

    pembelajaran di SDN 2 Tambakrejo Kecamatan Patebon

    Kabupaten Kendal.

    3.7 Standar Keberhasilan Supervisi Klinis

    Supervisi Klinis yang dilakukan di SDN 2

    Tambakrejo mempunyai standar agar bisa dikatakan

    Supervisi Klinis ini berhasil. Standar Keberhasilannya

    antara lain :1)Penyusunan RPP2)Penggunaan media

    pembelajaran 3)Pengelolaan kelas 4)Pengalokasian

    Waktu 5)Peran aktif siswa. Standar keberhasilan

    supervisi klinis tersebut guru harus mampu

    memperoleh nilai minimum cukup (66-80).

    3.8 Tahapan Penelitian

    Pada penelitian ini peneliti menyusun beberapa

    tahapan yang akan dilakukan guna kelancaran

    penelitian ini:

    1.Studi Pendahuluan

  • 24

    Permasalahan yang dihadapi guru di kelas

    ternyata beragam, harus di atasi denga supervisis

    klinis.

    2. Identifikasi Masalah

    Guru yang mengajar di SDN 2 Tambakrejo

    mempunyai masalah kesulitan-kesulitan yang mereka

    hadapi saat pembelajaran berlangsung, untuk itu

    penulis menyarankan kepada pihak supervisor untuk

    melakukan supervisi akademik melalui pendekatan

    supervisi klinis untuk membantu masalah atau

    kesulitan yang dihadapi guru saat pembelajaran.

    3. Membuat Rencana Tindakan

    Untuk mengatasi masalah yang dihadapi guru

    saat pembelajaran di kelas rencana tindakan yang

    dilakukan supervisor adalah dengan mengamati

    ketrampilan mengajar guru di kelas.

    4. Melakukan tindakan

    5. Analisis tindakan I

    6. Hasil dan Refleksi tindakan I

    7. Rencana Tindakan 2

    8. Analisis Tindakan 2

    9. Hasil dan Refleksi Tindakan 2

  • 25

    BAB IV

    HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

    4.1 Profil Sekolah

    SD Negeri 2 Tambakrejo terletak ditengah desa

    Tambakrejo, biarpun desa tapi mudah dijangkau dari

    arah manapun, beralamat di Jalan Lini Utama RT 3 RW

    3 Desa Tambakrejo. SD Negeri 2 Tambakrejo berdiri

    pada Tahun 1971 SD Negeri 2 Tambakrejo memiliki

    NPSN 2032180 dan Nomor Statistik Sekolah (NSS)

    101032416007 sedangkan nilai Akreditasi mendapat

    nilai B.

    Visi SD Negeri 2 Tambakrejo adalah Mewujudkan

    sekolah yangkondusif dalam upaya menciptakan

    peserta didik yang memiliki kecerdasan dalam berfikir,

    terampil dalam berkarya, berakhlak mulia, mandiri dan

    siap beradaptasi menghadapi tantangan masa depan.

    Misi SD Negeri 2 Tambakrejo adalah

    Menyelenggarakan dan mengikuti kegiatan

    keagamaan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan.

    Menanamkan dan melaksanakan tutur kata dan

    perilaku luhur dalam kehidupan sehari-hari.

    Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara

    efektif dan efisien. Sehingga kemampuan dasar peserta didik dapat berkembang secara optimal.

    Menambah jam pelajaran secara rutinitas

    Mendorong dan membantu peserta didik menggali

    potensi diri, sehingga memiliki ketrampilan yang memadai.

  • 26

    Menyelenggarakan bimbingan dan pelatihan

    ketrampilan agar kelak mampu menuju hidup mandiri.

    Pada tahun 2015/2016 SD Negeri 2 Tambakrejo

    Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal memiliki peserta

    didik 118 siswa, siswa laki-laki 60 dan siswa

    perempuan 58 yang terbagi dalam 6 rombongan belajar.

    Sekolah yang dinamis dan efektif sangat

    ditentukan pada keseimbangan jumlah guru yang

    mengajar di kelas. Banyaknya jumlah guru yang

    memadai di kelas sangat menunjang keberhasilan

    proses pembelajaran aktif di sekolah.Dan guru adalah

    komponen penting dalam kegiatan belajr mengajar di

    kelas. Jumlah pendidik dan tenaga kependidikan di SD

    Negeri 2 Tambakrejo berjumlah 9 orang dengan rincian

    guru berjumlah 8 orang dan penjaga sekolah 1 orang.

    Sedangkan guru yang berjumlah 8 terdiri dari 5 guru

    yang berstatus PNS dan sebanyak 3 orang wiyata

    bhakti. Adapun guru-guru tersebut mengajar sebagai

    guru kelas sebanyak 6 oarang, guru olah raga1orang,

    guru agama 1 orang.

    Kepala Sekolah telah menjabat kurang lebih 1

    tahun. Walaupun belum lama menjadi Kepala Sekolah,

    Kepala Sekolah SD Negeri 2 Tambakrejo bisa

    menciptakan rasa kekeluargaan yang baik.

    Adapun sarana dan prasarana SD Negeri 2

    Tambakrejo sudah ada perpustakaan, alat-alat peraga

  • 27

    juga ada, ada tempat parkir siswa, toilet siswa juga

    dirasa cukup.

    4.2 Hasil Penelitian

    4.2.1 Tindakan (siklus) I

    4.2.1.1 Identifikasi Masalah

    Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 15

    Januari 2016 berakhir tanggal 19 Februari 2016. Data

    yang disajikan dari proses wawancara, studi

    dokumentasi dan observasi. Wawancara dilakukan

    antara peneliti dengan kepala sekolah yang memberi

    kesempatan peneliti untuk mengamati supervisi klinis

    di SDN 2 Tambakrejo pada awal ajaran semester 2.

    Guru yang merasa mengalami kesulitan-kesulitan

    dalam pembelajaran guru kelas I ,III, guru kelas IV dan

    guru agama. Untuk itu diperlukan suatu supervisi yang

    dapat memberikan bantuan kepada guru agar masalah

    yang dihadapi guru dikelas bisa teratasi yang berujung

    pada peningkatan kinerja mengajar guru. Supervisor

    bisa melihat ketrampilan mengajar guru di kelas.

    Pada tindakan I antara supervisor dengan guru

    kelas I , III, kelas IV dan guru agama menceritakan

    kesulitan-kesulitan yang mereka alami saat

    pembelajaran berlangsung. Dalam penelitian supervisi

    klinis masalah-masalah yang dihadapi guru saat

    pembelajaran di kelas berlangsung diantaranya guru

    kelas IV mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang

    dihadapinya saat pembelajaran yaitu RPP yang

  • 28

    digunakan pembelajaran merupakan buatan

    percetakan. Guru kelas IV merasa kesulitan dalam

    pembuatan RPP. Media pembelajaran sering lupa

    dipersiapkan saat pembelajaran terlihat monoton.

    Kurang menguasai kelas sehingga siswa kurang

    terkendali dalam kegiatan pembelajaran. Ada siswa

    yang ngomong sendiri tidak memperhatikan saat

    pembelajaran berlangsung, ada juga yang dengan

    sungguh-sungguh memperhatikan guru saat

    pembelajaran. Suasana kelas kadang menjenuhkan

    bagi siswa karena saya kurang kreatif dalam

    menyampaikan materi agar anak merespon dengan

    baik apa yang saya disampaikan pada mereka.

    Permasalahan yang dihadapi guru kelas I adalah

    siswa kurang berperan aktif dalam merespon materi

    yang telah disampaikan. Dalam pengelolaan waktu saat

    pembelajaran belum maksimal. Akhir pembelajaran

    guru kadang tidak memberikan evaluasi, karena guru

    kurang memperhatikan waktu yang tersedia sehingga

    sering mengambil jam mata pelajaran lain untuk

    menambah kekurangan waktunya tersebut. Kurang

    menguasai kelas sehingga siswa kurang terkendali

    dalam kegiatan pembelajaran. Ada siswa yang ngomong

    sendiri tidak memperhatikan saat pembelajaran

    berlangsung, ada juga yang dengan sungguh-sungguh

    memperhatikan guru saat pembelajaran.

  • 29

    Untuk guru kelas III masalah yang dihadapi

    dalam hal pengelolaan kelas dan dalam hal

    pengalokasian waktu yang belum optimal. Sedangkan

    untuk guru agama masalah yang dihadapi adalah

    dalam hal pengendalian kelas juga merasa kesulitan,

    saat memberikan materi.

    4.2.1.2 Aktifitas Tindakan I

    Tindakan yang perlu dilakukan untuk guru

    kelas IV yaitu: kemampuan dalam menyusun RPP

    sendiri, penyediaan media pembelajaran yang sesuai

    dengan materi, pengelolaan kelas, peningkatan

    kreatifitas guru saat pembelajaran,sedangkan tindakan

    yang perlu dilakukan oleh guru kelas I yaitu dengan

    menciptakan suasana kelas yang lebih hidup siswa

    dapat berperan aktif dalam pembelajaran, pengelolaan

    waktu yang maksimal, dan juga dalam pengelolaan

    kelas masih belum maksimal. Untuk guru kelas III

    tindakan yang dilakukan supervisor antara lain

    mengenai pengelolaan kelas guru kelas III meras

    kesulitan dalam mengendalikan peserta didiknya,

    selain pengendalian kelas guru kelas III juga merasa

    pengalokasian waktu juga belum maksimal. Untuk

    guru PAI merasa kesulitan dalam pengelolaan kelas.

    Langkah yang perlu ditempuh untuk mengatasi

    masalah guru kelas IV antara lain dengan berusaha

    membuat RPP sendiri sesuai dengan keadaan siswa

    kelas IV di SDN 2 Tambakrejo, karena RPP buatan

  • 30

    percetakan tidak sama dengan kondisi keadaan peserta

    didik kita. Selain itu media pembelajaran dipersiapkan ,

    karena dengan penggunaan alat peraga saat

    pembelajaran itu dapat merangsang daya fikir dan

    nalar serta kreativitas siswa. Dengan alat peraga dapat

    membantu materi pembelajaran yang sulit dipahami.

    Masalah yang dihadapi guru kelas IV diantaranya

    pengelolaan kelas, langkah yang perlu dilakukan guru

    supervisor memberi masukan pada awal pembelajaran

    berikanlah permainan dengan bertepuk tangan, tebak-

    tebakan, bernyanyi bersama, bercerita, kuis berhadiah

    atau permainan-permainan yang dapat mencuri

    perhatian siswa. Hindari mengendalikan kelas dengan

    marah-marah, berikan pujian dan hadiah pada anak

    yang tenang, berikan hukuman yang mendidik

    misalnya menghafal pelajaran di depan

    kelas.Sedangkan langkah-langkah untuk masalah

    kurangnya kreatifitas guru kelas IV menurut supervisor

    dapat dilakukan dengan menggunakan pemberian

    pengguatan pada siswa, ciptakan suasana humoris dan

    juga metode tanya jawab dapat meningkatkan

    kreatifitas siswa.

    Langkah-langkah yang perlu ditempuh untuk

    mengatasi masalah guru kelas I yaitu , siswa yang

    kurang aktif saat pembelajaran masukan dari

    supervisor guru mencoba untuk mengaitkan lagi materi

  • 31

    pelajaran sebelumnya, ajukan pertanyaan tentang

    materi pelajaran sebelumnya kemudian hubungkan

    topik dengan materi pelajaran sekarang. Dalam hal

    pembagian waktu guru harus profesional dengan

    pengalokasian waktu agar pembelajaran dapat berjalan

    secara efektif dan efisien, menurut supervisor ruangan

    kelas perlu ada jam dinding yang tepat waktu dan guru

    harus memperhatikan waktu sesuai dengan

    perencanaan pembelajaran yang dibuat. Dalam

    pengelolaan kelas sama masukan supervisor kepada

    guru kelas I yaitu dengan memberikan permainan

    dengan bertepuk tangan, tebak-tebakan, bernyanyi

    bersama, bercerita, kuis berhadiah atau permainan-

    permainan yang dapat mencuri perhatian siswa.

    Hindari pengelolaan kelas dengan marah-marah,

    berikan pujian dan hadiah pada anak yang tenang,

    berikan hukuman yang mendidik misalnya menghafal

    pelajaran di depan kelas.

    Untuk mengatasi permasalahan guru kelas III

    dan guru PAI dalam hal pengelolaan kelas dan

    pengalokasian waktu sama seperti masukan dari

    supervisor kepada guru kelas I dan guru kelas IV.

    4.2.1.3 Hasil dan refleksi tindakan I

    Di bawah ini merupakan hasil pengamatan mengajar

    di kelas.

  • 32

    1. Guru Kelas I ( Satu )

    Guru kelas I juga merasa pembelajaran yang

    telah dilaksanakan dirasa kesulitan yang

    dihadapinya belum terjawab dengan hasil yang

    kurang memuaskan. Dalam menciptakan suasana

    kelas yang aktif belum maksimal, dalam pengelolaan

    waktu juga belum maksimal, dalam pengelolaan

    kelas dirasa guru dalam pertemuan ini belum

    maksimal juga.

    Dengan melihat hasil skor nilai pertama

    dengan skor 108 kita bisa lihat prosentasenya.

    PR=108 X 100 = 62

    175

    Dengan perolehan skor 62, guru kelas I masuk

    dalam kategori kurang, untuk itu perlu diadakan

    pembelajarn selanjutnya dengan memperhatikan

    kesulitan-kesulitan yang di alaminya.

    2. Guru Kelas III

    Hasil dari observasi yang dilakukan terhadap

    guru kelas III diperoleh hasil :

    PR=105 X 100 = 60

    175

    Skor 60 tersebut diperoleh dengan kategori

    kurang, karena guru kelas III dalam melaksanakan

    pembelajaran dalam mengelola kelas belum berhasil

    selain itu dalam pengelolaan waktu juga belum

    optimal.

  • 33

    3.Guru Kelas IV ( Empat )

    Hasil pengamatan mengajar dikelas guru

    kelas IV merasa belum puas karena langkah-langkah

    yang telah disarankan supervisor belum sepenuhnya

    dilaksanakan oleh guru kelas IV, diantaranya RPP

    belum dibuat sendiri masih menggunakan

    percetakan. Penggunaan media pembelajaran belum

    dipersiapkan,dalam pelaksanaan pengendalian kelas

    belum dirasa maksimal, guru juga belum

    merangsang siswa untuk berperan aktif dalam

    pembelajaran belum adanya penguatan bagi siswa.

    Dengan melihat hasil skor nilai pertama dengan

    skor 100 kita bisa lihat prosentasenya.

    PR=Skor rata-rata x 100

    Skor maksimum

    PR=100 x 100 = 57

    175

    Dengan melihat skor yang diperoleh guru kelas IV

    yaitu skor 57 berada pada kategori kurang. Guru

    dikatakan belum berhasil memenuhi standar

    keberhasilan minimal yaitu cukup, untuk itu guru

    kelas IV masih perlu melaksanakan pembinaan

    melalui supervisi klinis pada tahap 2 atau siklus 2.

    4. Guru Agama

    Dengan melihat hasil skor nilai pertama dengan

    skor 105 kita bisa lihat prosentasenya.

    PR=105 X 100 = 60

  • 34

    175

    Sama seperti guru kelas III perelohan nilai 60

    dikategorikan kurang untuk itu perlu adanya

    pemantapan pada tahap 2.

    Tabel 4.1

    Hasil Pengamatan Mengajar

    No Kode Guru Prosentase Nilai Kategori

    1 Kelas I 62 Kurang

    2 Kelas III 60 Kurang

    3 Kelas IV 57 Kurang

    4 Guru PAI 60 Kurang

    Sumber : Data diolah, 2016

    Dengan melihat hasil pengamatan diatas

    perlu sekali dilakukan pmbelajaran lagi di tahap 2

    untuk membenahi kesulitan-kesulitan yang dihadapi

    guru saat pembelajaran di karenakan kurang kesipan

    guru saat pembelajaran saat itu.

    Setelah memperhatikan seluruh rangkaian

    pelaksanaan tindakan I yang dilakukan kepala

    sekolah.Untuk itu supervisor merefleksi apa yang telah

    dilakukan, mengapa guru-guru yang mengalami

    kesulitan-kesulitan dalam pembelajaran masih

    mengalami kesulitan saat observasi yang I. Supervisor

    melakukan sharing kemudian mendengarkan

    penjelasan guru yang bersdangkutan.Hali ini dilakukan

  • 35

    untuk mengetahui berbagai kesulitan dan kelebihan

    guru saat pembelajaran. Terdapat beberapa hal yang

    perlu diperhatikan pada pembelajaran berikutnya,

    antara lain :

    1) Guru perlu dibekali untuk menyusun RPP

    yang benar agar tujuan pembelajaran dapat

    tercapai secara efektif dan efisien.

    2) Guru perlu menambah variasi media dalam

    media pembelajaran.

    3) Guru perlu diberikan masukan-masukan cara

    mengendalikan kelas dengan baik agar

    pembelajarannya dapat lebih menarik tidak

    monoton.

    4) Guru perlu juga diberi masukan untuk

    menciptakan suasana kelas yang hidup siswa

    dapat berperan aktif dalam pembelajaran.

    5) Guru perlu memperhatikan dalam hal

    pengelolaan waktu dengan baik.

    Dari uraian diatas dapat disimpulkan melalui

    gambar.

    Dari uraian diatas dapat disimpulkan melalui

    gambar

    4.1 Tindakan Siklus I

    Masalah

    Guru masih menemukan

    kesulitan- kesulitan saat melaksanakan

    pembelajaran

    Identifikasi masalah

    - Guru jarang membuat dan

    menggunakan RPP dalam proses belajar mengajar

    - Pengelolaan suasana kelas terkadang

    tidak terkontrol karena tidak ada kreatifitas guru dalam pembelajaran

    - Pengelolaan waktu yang tidak terprogram disebabkan tidak

    menggunakan RPP

    - Siswa belum berperan aktif dalam

    - pembelajaran karena pembelajaran yang monoton

    - Kurangnya variasi media dalam

    penyampaian materi pelajaran, sehingga siswa merasa jemu atau bosan

  • 36

    4.2.2 Tindakan ( siklus ) 2

    4.2.2.1 Identifikasi Masalah

    Masalah yang ada setelah tindakan I dilakukan

    yaitu: guru masih menggunakan RPP buatan

    percetakan, dalam pembelajaran lebih efektif

    menggunakan alat peraga pada tahap I ini guru belum

    menggunakan alat peraga, masih memanfaatkan buku

    paket, gambar-gambar yang ada di dalam buku paket

    Refleksi - Guru perlu dibekali dalam

    menyusun RPP dan juga menggunakan RPP tersebut

    - Saat proses belajar mengajar dalam pengelolaan

    kelas bias menggunakan cara games dengan

    bertepuk tangan, tebak-tebakan, atau cara lain yang

    bias membuat siswa tertarik

    pada materi pembelajaran yang akan disampaikan

    - Pengelolaan waktu disesuaikan dengan RPP

    yang dibuat dan di ruang kelas harus ada jam dinding

    untuk mengontrol waktu dalam pembelajaran

    - Untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran dengan

    mengaitkan lagi materi pelajaran sebelumnya

    kemudian menghubungkan topik dengan materi

    pelajaran sekarang

    - Guru lebih bervariasi dalam penggunaan media pembelajaran

    Tindakan I

    Guru di berikan bantuan pendekatan

    melalui supervisi klinis.

    Hasil I

    - Karena kurang kesiapan dari

    guru, hasil yang diperoleh belum maksimal untuk itu

    perlu adanya pembenahan lagi di pembelajaran

    berikutnya

  • 37

    digunakan sebagai alat peraga hal ini kurang efektif

    untuk merangsang siswa agar fokus pada materi

    pembelajaran. Dalam pengelolaan kelas guru masih

    merasa kesulitan, siswa masih pasif tidak aktif saat

    pembelajaran.Dalam pengelolaan waktupun belum

    maksimal, Ini masalah yang perlu dibenahi di tahap 2

    ini.

    4.2.2.2 Aktifitas Tindakan 2

    Pada tindakan 2 pada tahap balikan hal-hal yang

    telah disepakati antara lain Tindakan yang perlu

    dilakukan untuk langkah-langkah yang perlu ditempuh

    untuk mengatasi masalah guru kelas I yaitu , siswa

    yang kurang aktif saat pembelajaran masukan dari

    supervisor guru mencoba untuk mengaitkan lagi materi

    pelajaran sebelumnya, ajukan pertanyaan tentang

    materi pelajaran sebelumnya kemudian hubungkan

    topik dengan materi pelajaran sekarang. Dalam hal

    pembagian waktu guru harus profesional dengan

    pengalokasian waktu agar pembelajaran dapat berjalan

    secara efektif dan efisien, menurut supervisor ruangan

    kelas perlu ada jam dinding yang tepat waktu dan guru

    harus memperhatikan waktu sesuai denga

    perencanaan pembelajaran yang dibuat. Dalam

    pengendalian kelas masukan supervisor kepada guru

    kelas I yaitu dengan memberikan games dengan

    bertepuk tangan, tebak-tebakan, bernyanyi bersama,

    bercerita, kuis berhadiah atau permainan-permainan

  • 38

    yang dapat mencuri perhatian siswa. Hindari

    mengendalikan kelas dengan marah-marah, berikan

    pujian dan hadiah pada anak yang tenang, berikan

    hukuman yang mendidik misalnya menghafal pelajaran

    di depan kelas.

    Sedangkan untuk guru kelas IV hal yang perlu

    dibenahi yaitu: kemampuan dalam menyusun RPP

    sendiri, penyediaan media pembelajaran yang sesuai

    dengan materi, pengelolaan kelas, peningkatan

    kreatifitas guru saat pembelajaran.sedangkan tindakan

    yang perlu dilakukan oleh guru kelas I yaitu dengan

    menciptakan suasana kelas yang lebih hidup siswa

    dapat berperan aktif dalam pembelajaran, pengelolaan

    waktu yang maksimal, dan juga dalam mengendalikan

    kelas masih belum maksimal.

    Langkah yang perlu ditempuh untuk mengatasi

    masalah guru kelas IV antara lain dengan berusaha

    membuat RPP sendiri sesuai dengan keadaan siswa

    kelas IV di SDN 2 Tambakrejo, karena RPP buatan

    percetakan tidak sama dengan kondisi keadaan peserta

    didik kita. Selain itu media pembelajaran dipersiapkan ,

    karena dengan penggunaan alat peraga saat

    pembelajaran itu dapat merangsang daya fikir dan

    nalar serta kreativitas siswa. Dengan alat peraga dapat

    membantu materi pembelajaran yang sulit dipahami.

    Masalah yang dihadapi guru kelas IV diantaranya

  • 39

    pengelolaan kelas, langkah yang perlu dilakukan guru

    supervisor memberi masukan pada awal pembelajaran

    berikanlah games dengan bertepuk tangan, tebak-

    tebakan, bernyanyi bersama, bercerita, kuis berhadiah

    atau permainan-permainan yang dapat mencuri

    perhatian siswa. Hindari mengendalikan kelas dengan

    marah-marah, berikan pujian dan hadiah pada anak

    yang tenang, berikan hukuman yang mendidik

    misalnya menghafal pelajaran di depan

    kelas.Sedangkan langkah-langkah untuk masalah

    kurangnya kreatifitas guru kelas IV menurut supervisor

    dapat dilakukan dengan menggunakan pemberian

    pengguatan pada siswa, ciptakan suasana humoris dan

    juga metode tanya jawab dapat meningkatkan

    kreatifitas siswa.

    langkah-langkah yang perlu ditempuh untuk

    mengatasi masalah guru kelas I yaitu , siswa yang

    kurang aktif saat pembelajaran masukan dari

    supervisor guru mencoba untuk mengaitkan lagi materi

    pelajaran sebelumnya, ajukan pertanyaan tentang

    materi pelajaran sebelumnya kemudian hubungkan

    topik dengan materi pelajaran sekarang. Dalam hal

    pembagian waktu guru harus profesional dengan

    pengalokasian waktu agar pembelajaran dapat berjalan

    secara efektif dan efisien, menurut supervisor ruangan

    kelas perlu ada jam dinding yang tepat waktu dan guru

  • 40

    harus memperhatikan waktu sesuai denga

    perencanaan pembelajaran yang dibuat. Dalam

    pengelolaan kelas sama masukan supervisor kepada

    guru kelas I yaitu dengan memberikan games dengan

    bertepuk tangan, tebak-tebakan, bernyanyi bersama,

    bercerita, kuis berhadiah atau permainan-permainan

    yang dapat mencuri perhatian siswa. Hindari

    mengendalikan kelas dengan marah-marah, berikan

    pujian dan hadiah pada anak yang tenang, berikan

    hukuman yang mendidik misalnya menghafal pelajaran

    di depan kelas.

    Untuk guru kelas III dan guru agama hal yang

    perlu diperhatikan yaitu tentang pengendalian kelas,

    langkah yang harus ditempuh sama seperti diatas

    dengan memberikan games. Selain itu dalam masalah

    pengalokasian waktu yang menjadi masalah guru kelas

    III langkah yang ditempuh sama juga dengan guru

    kelas I.

    4.2.2.3 Hasil dan Refleksi 2

    Di bawah ini merupakan pengamatan mengajar

    di kelas tahap 2:

    2. Guru Kelas I ( Satu )

    Guru kelas I saat pengamatan mengajar di kelas

    juga mengalami peningkatan, guru kelas I sudah

    menciptakan suasana yang menarik, siswa diajak

    bernyanyi bersama, kuis maupun bercerita sehingga

    siswa merasa senang saat pembelajaran berlangsung.

  • 41

    Siswa menjadi lebih fokus dalam pembelajaran. Dalam

    pengalokasian waktu guru sudah bisa memanage

    waktu dengan baik dengan pengalokasian waktu yang

    baik dapat menghasilkan output yang lebih baik pula.

    Dalam mengaktifkan siswa guru sudah menerapkan

    masukan supervisor untuk mencoba mengaitkan lagi

    materi pelajaran sebelumnya, mengajukan pertanyaan

    tentang materi pelajaran sebelumnya kemudian

    menghubungkan topik dengan materi pelajaran

    sekarang, ternyata siswa menjadi lebih aktif dari

    sebelumnya.

    Dibawah ini dapat kita lihat hasil skor 141

    kita bisa lihat.

    PR=Skor rata-rata x 100

    Skor maksimum

    PR=141 X 100 = 81

    175

    2. Guru Kelas III ( Tiga )

    Dalam pengamatan mengajar di kelas guru kelas

    III mengalami peningkatan dalam hal pengendalian

    kelas. Suasana kelas menjadi menarik dan siswa

    merasa senang sehingga pembelajaran dapat berjalan

    dengan baik dan siswa menjadi aktif dalam

    pembelajaran. Dalam mengalokasikan waktu sudah

    lebih efektif dengan memperhatikan alokasi waktu per

    sesion.

  • 42

    Dengan melihat hasil skor kita bisa lihat

    prosentasenya.

    PR=Skor rata-rata x 100

    Skor maksimum

    PR=146 X 100 = 83 175

    1.Guru Kelas IV ( Empat )

    Dengan pengamatan mengajar di kelas guru

    kelas IV mengalami peningkatan dalam ketrampilan

    mengajar di kelas. RPP sudah mulai dibuat sendiri,

    dalam pembelajaran sudah menggunakan alat peraga,

    dalam mengajar sudah menggunakan strategi games,

    dalam mengaktifkan peran siswa guru sudah

    menyiapkan pertanyaan-pertanyaan buat siswa dan

    sudah ada umpan balik dari siswa, sudah ada

    penguatan-penguatan yang dilakukan guru.

    Dengan melihat hasil skor 148 kita bisa lihat

    prosentasenya.

    PR=Skor rata-rata x 100

    Skor maksimum

    PR=148 x 100 = 84

    175

    2. Guru PAI

    Sama dengan guru yang lainnya guru PAI juga

    mengalami peningkatan dalam ketrampilan mengajar

    dalam masalah yang dihadapainya saat pembelajaran

    yang berkaitan dengan mengendalikan suasana di

    kelas, seperti saran supervisor guru PAI telah

    menjalankan masukan tersebut sehingga kesulitan

  • 43

    yang dihadapinya dapat terpecahkan. Dapat kita lihat

    skor yang diperoleh oguru PAI :

    PR=151 x 100 = 86

    175

    Tabel 4. 2 Hasil Pengamatan Mengajar

    No Kode Guru Prosentase Nilai Kategori

    1 Kelas I 81 Baik

    2 Kelas III 83 Baik

    3 Kelas IV 84 Baik

    4 PAI 86 Baik

    Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan

    bahwa guru kelas I ( Satu ) dalam pembelajaran setelah

    dilakukan supervisi klinis oleh kepala sekolah diperoleh

    data pada pertemuan pertama skor penilaian

    ketrampilan mengajar guru 108 berada pada kategori

    56 diantara 65 dan kategori kurang.

    Guru kelas III setelah dilakukan supervisi klinis

    oleh kepala sekolah diperoleh data pada pertemuan

    pertama skor penilaian ketrampilan mengajar guru 105

    berada pada kategori 56 diantara 65 dengan kategori

    kurang. Sedangkan pada pertemuan kedua meperoleh

    skor 146 berada pada kategori 81 diantara 90 dengan

    kategori baik.

    Guru kelas IV (Empat) dalam pembelajaran

    setelah dilakukan supervisi klinis oleh kepala sekolah

    diperoleh data pada pertemuan pertama skor penilaian

  • 44

    ketrampilan mengajar guru 100 berada pada kategori

    56 diantara 65 dan dikategorikan kurang. Sedangkan

    pada pertemuan kedua skor penilaian ketrampilan

    mengajar guru 148 berada pada kategori 81 diantara

    90 dan dikategori baik. Jadi bisa dilihat ada

    peningkatan dalam ketrampilan mengajar.

    Untuk guru PAI setelah dilakukan supervisi klinis

    pada oleh kepala sekolah diperoleh data pada

    pertemuan pertama skor penilaian ketrampilan

    mengajar guru 105 berada pada kategori 56 diantara

    65 dan dikategorikan kurang. Sedangkan pada

    pertemuan kedua skor penilaian ketrampilan mengajar

    guru 151 berada pada kategori 81 diantara 90 dan

    dikategori baik.

    Untuk itu ternyata dengan supervisi klinis

    bermanfaat sekali bagi guru untuk mengungkapkan

    kesulitan-kesulitanya sehingga dapat membantu dan

    memberi motivasi guru untuk memperbaiki

    ketrampilan mengajar di kelas yang berpengaruh sekali

    dengan kinerja mengajar guru yang meningkat selain

    itu juga materi yang diberikan guru dapat terserap oleh

    siswa sehingga menghasilkan output nilai siswa yang

    meningkat. Untuk itu bisa kita lihat rekapan nilai dari

    siklus 1 dan 2 kita cari rata-ratanya, dibawah ini

    disajikan data rekapan dari siklus 1 dan siklus 2.

  • 45

    Tabel 4.3

    Hasil Pengamatan Mengajar di Kelas Responden

    Kelompok Eksperimen Pada Pertemuan Pertama dan

    Pertemuan Kedua

    Kode Guru

    Skor Nilai Pertama

    Kategori

    Skor

    Nilai

    Kedua

    Kategori

    I 108 Kurang 141 Baik

    III 105 Kurang 146 Baik

    IV 100 Kurang 148 Baik

    PAI 105 Kurang 151 Baik

    Rata-

    rata

    104,5

    60 % Kurang

    146,5

    84 % Baik

    Dari tabel 3 dapat kita lihat peningkatan

    prosentase ketrampilan guru dalam pembelajaran

    setelah dilakukan supervisi klinis. Dengan adanya

    supervisi klinis yang dilakukan di SDN 2 Tambakrejo

    memberikan bantuan terhadap guru yang mengalami

    kesulitan atau kelemahan didalam pembelajaran yang

    dilakukan. Supervisi klinis disini bukan untuk

    mengevaluasi atau menilai akan tetapi semacam

    bantuan atau pertolongan untuk mengatasi kesulitan –

    kesulitan yang dihadapi guru saat memberikan

    pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan teori tujuan

    khusus supervisi klinis Sagala (2014:200) bahwa

    tujuan dari supervisi klinis tujuan khusus adalah (1)

    menyediakan suatu balikan yang objektif dari kegiatan

    guru yang baru saja dilaksanakan; (2) Mendiagnosis,

  • 46

    memecahkan atau membantu, memecahkan masalah

    mengajar; (3) membantu guru mengembangkan

    kemampuan dan ketrampilan dalam menggunakan

    strategi-strategi dan model mengajar; (4) sebagai dasar

    untuk menilai guru dalam kemajuan pendidikan,

    promosi, jabatan atau pekerjaan mereka; (5) membantu

    guru mengembangkan sikap positif terhadap

    pengembangan diri secara terus menerus dalam karier

    dan profesi mereka secara mandiri; dan (6) perhatian

    utama pada kebutuhan guru dalam mengajar.

    Juga dapat meningkatkan kualitas peserta

    didik dalam pembelajaran. Hasil penelitian ini sesuia

    dengan teori yang disampaikan pada Bab II tujuan

    pokok dari supervisi klinis Sagala (2014:200) adalah

    meningkatkankualitas instruksional yang pada

    gilirannya dapat meningkatkan kualitas belajar peserta

    didik yang dilakukan melalui proses bantuan

    supervisor kepada guru baik atas rencana kerja

    supervisor maupun atas permintaan guru.

    4.2.2.4 Tindak Lanjut

    Setelah dilakukan tindakan 2 diperoleh hasil

    yang meningkat untuk itu perlu adanya tindak lanjut

    agar perolehan hasil ini bisa dipertahankan dan lebih

    bagus lagi mengalami peningkatan lagi. Hal-hal yang

    perlu diperhatikan bagi guru adalah dalam mengelola

    kelas, guru harus kreatif untuk membuat suasana

  • 47

    kelas menjadi menarik, ini merupakan kunci

    keberhasilan guru dalam mengajar, apabila suasana

    kelas sudah bisa guru kendalikan maka materi

    pembelajaran akan lebih mudah diserap siswa,

    begitupula sebaliknya apabila guru tidak bisa

    mengelola kelas, maka materi yang guru sampaikan

    bisa dipastikan tidak bisa terserap oleh siswa. Untuk

    itu dalam pengelolaan kelas ini merupakan point

    penting dalam pembelajaran.Hal-hal yang diatas tadi

    menjadi kesulitan-kesulitan yang dialami guru,

    strategi-strategi masukan dari supervisor untuk selalu

    dilakukan apabila masalah-masalah itu muncul

    dikemudian hari.

    Dari uraian diatas dapat disimpulkan melalui

    gambar

    4.2 Tindakan Siklus II

    Identifikasi masalah

    - Guru jarang membuat dan

    menggunakan RPP dalam proses belajar mengajar

    - Pengelolaan suasana kelas terkadang tidak terkontrol karena tidak ada

    kreatifitas guru dalam pembelajaran

    - Pengelolaan waktu yang tidak terprogram disebabkan tidak

    menggunakan RPP

    - Siswa belum berperan aktif dalam pembelajaran karena pembelajaran yang

    monoton

    - Kurangnya variasi media dalam penyampaian materi pelajaran, sehingga

    siswa merasa jemu atau bosan

    Masalah :

    Kesulitan yang di hadapai

    guru saat pembelajaran masih dirasakan guru saat

    pembelajaran.

  • 48

    4.3 Pembahasan Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat

    bermanfaat secara teoritis dan praktis. Secara teori

    manfaat penelitian ini memberi masukan dan

    pengembangan ilmu yang berkaitan dengan supervisi

    klinis. Secara praktis penelitian berguna bagi guru

    untuk meningkatkan kinerja mengajar guru SDN 2

    Tambakrejo. Bagi Kepala Sekolah dapat meningkatkan

    kompetensi profesional dan mengetahui kondisi guru

    dalam pembelajaran, guna melaksanakan pembinaan

    berkesinambungan. Bagi pengawas untuk memberikan

    masukan kepada kepala sekolah untuk melakukan

    supervisi klinis . Bagi Dinas Pendidikan dapat

    Tindakan II

    Masih di perlukan observasi dalam pembelajaran melalui pendekatan supervisi

    klinis.

    Hasil

    - Dari keempat guru masing-masing kesulitan sudah ada peningkatan dalam

    penyelesaian masalah yang dihadapinya, untuk itu kinerja mengajar guru menjadi

    meningkat nilainya.

    Refleksi

    - Pengelolaan kelas merupakan point terpenting dalam pembelajaran

    untuk menghasilkan output dengan nilai yang memuaskan apabila

    suasana kelas sudah bisa dikendalikan maka materi

    pembelajaran akan lebih mudah diserap siswa begitu pula sebaliknya

    - Masukan-masukan yang telah disampaikan supervisor untuk selalu diingat apabila masalah-

    masalah itu muncul di kemudian

    hari

  • 49

    digunakan sebagai acuan bahwa supervisi klinis sangat

    dibutuhkan guru-guru dalam mengatasi kesulitan

    pembelajaran.

    4.3.1 Peningkatan Kinerja Guru

    Berdasarkan hasil pengamatan mengajar guru

    di kelas peningkatan kinerja mengajar guru yang

    dilakukan supervisi klinis lebih tinggi dibandingkan

    dengan peningkatan kinerja guru yang tidak dilakukan

    supervisi klinis. Hal ini disebakan karena dengan

    pelaksanaan supervisi klinis guru merasa terbantu

    dalam mengatasi kelemahan-kelemahan atau

    kesulitan-kesulitan yang dialami guru dalam

    pembelajaran.

    Supervisi klinis yang dilakukan melalui 2

    tahap bererpengaruh sekali dengan meningkatnya

    pembelajaran di kelas dan meningkat pula kinerja

    mengajar guru.Tahap pelaksanaan supervisi klinis yang

    dapat meningkatkan kinerja mengajar guru terletak

    pada tahap balikan, karena pada tahap ini guru

    mendapat solusi dan motivasi dari kepala sekolah

    untuk melakukan perbaikan dalam pembelajaran pada

    pertemuan berikutnya.

    Dengan meningkatnya kinerja mengajar guru

    dapat meningkat pula prestasi siswa sehingga dapat

    memberikan kepuasan terhadap usaha guru dalam

    pembelajaran di kelas, guru merasa puas karena tidak

  • 50

    sia-sia materi yang di sampaikan guru terhadap

    siswanya dapat terserap dengan baik.

    4.3.2 Supervisi klinis untuk Meningkatkan

    Kinerja Mengajar Guru.

    Hasil penelitian tindakan sekolah ini

    menunjukkan bahwa supervisi klinis dapat

    meningkatkan kinerja mengajar guru di SDN 2

    Tambakrejo dalam pelaksanaan pembelajaran.

    Pelaksanaan supervisi klinis ini melibatkan

    guru-guru yang merasa mengalami kesulitan-kesulitan

    dalam pembelajaran. Guru diberi kesempatan untuk

    mengutarakan kesulitan yang dihadapinya saat

    pembelajaran. Dengan perencanaan yang baik supervisi

    klinis dapat terlaksana dengan baik dan dapat

    membantu mengatasi masalah atau kesulitan yang di

    hadapi guru saat pembelajaran.

    Hasil temuan ini sejalan dengan pendapat

    dari Sagala (2010) bahwa supervisi klinis sebagai

    sistem instruksional yang menggambarkan perilaku

    supervisor yang berhubungan secara langsung dengan

    guru atau kelompok guru untuk memberikan

    dukungan membantu dan melayani guru untuk

    meningkatkan hasil kerja guru dalam mendidik para

    siswa.

    Hasil temuan ini juga sesuai dengan tujuan

    supervisi klinis yang dikemukakan oleh Acheson dan

    Gall (1987) dalam Sagala (2010) mengatakan tujuan

  • 51

    supervisi klinis adalah pengajaran efektif dengan

    menyediakan umpan balik, mengevaluasi guru,

    membantu guru untuk berprilaku yang baik sebagai

    upaya pengembangan profesional para guru, dengan

    suatu penekanan pada peningkatan kecakapan guru

    dan mengajar pada ruangan kelas.

    Dari pengamatan menunjukkan kesulitan-

    kesulitan yang di hadapi guru saat pembelajaran sudah

    dapat teratasi, antara lain penyusunan RPP guru sudah

    membuat dengan kalimat sendiri tidak copy paste.

    Dalam pengendalian kelas guru sudah kreatif dalam

    melakukan permainan-permainan, bernyanyi, tebak-

    tebakan sehingga suasana pembelajaran di kelas

    menjadi lebih menarik. Untuk pengelolaan waktu

    dengan menggunakan RPP yang dibuat sendiri guru

    bisa mengelola RPP dengan baik dan juga media

    pembelajaran guru sudah menggubakan media

    pembelajaran yang menarik.

    Setelah pelaksanaan supervisi klinis kepala

    sekolah melakukan tindak lanjut dengan menunjukkan

    data hasil observasi, kemudian data ini diulas lagi

    untuk dibicarakan dengan guru, agar guru dapat

    mencermati, menganalisis dan juga mendiskusikan

    dengan terbuka apa yang menjadi kontrak atau

    kesepakatan awal dalam melakukan supervisi klinis ini.

  • 52

    Tujuan dari tindak lanjut supervisor ini agar guru lebih

    termotivasi lagi dalam pelaksanaan pembelajaran.

    Hasil pengamatan (observasi) di dalam kelas

    yang dilakukan supervisor pada pertemuan pertama

    dan kedua sesuai denga hasil penelitian Luh Amani,

    nyoman Dantes, Wayan Lasmana (2013) yang berjudul

    Implementasi Supervisi Klinis Dalam Rangka

    Meningkatkan Kemampuan Guru Mengelola Proses

    Pembelajaran Pada Guru SD Se. Gugus VII Kecamatan

    Sawan menunjukkan bahwa supervisi klinis dapat

    meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola

    pembelajaran di kelas.

  • 53

    BAB V PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Pelaksanaan supervisi klinis di SDN 2

    Tambakrejo memberikan manfaat yang bagus sekali

    untuk meningkatkan kinerja mengajar guru dan juga

    menghasilkan output nilai siswa yang baik pula. Dapat

    dilihat dengan perolehan skor pada siklus I sebesar

    104,5 dengan prosentase rata-rata 60 %. Karena dirasa

    hasil yang belum maksimal dilakukan siklus 2 dengan

    menyelesaikan permasalahan tadi ternyata terjadi

    peningkatan. Pada tindakan 2 sebesar 146,5 dengan

    prosentase rata-rata 84 %. Sehingga diperoleh

    peningkatan rata-rata siklus 1 ke siklus 2 sebesar 42.

    Jadi pelaksanaan supervisi klinis di SDN 2 Tambakrejo

    dapat meningkatkan kinerja mengajar guru, untuk itu

    diperlukan sekali supervisi klinis dikalangan guru-guru

    dalam membantu kesulitan dalam pembelajaran.

    5.2 Rekomendasi

    Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis

    memberikan beberapa saran sebagai rekomendasi hasil

    penelitian ini sebagai berikut :

    a. Bagi Guru

    Dapat memberikan pengalaman bagi guru untuk

    meningkatkan kinerja mengajar guru. Sebagai dasar

    guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan di

    sekolah.

  • 54

    b. Bagi Kepala Sekolah

    Kepala Sekolah dalam melaksanakan supervisi

    akademik disarankan untuk menggunakan pendekatan

    supervisi klinis untuk meningkatkan kinerja mengajar

    guru.

    c. Bagi Pengawas

    Pengawas disarankan untuk melakukan

    supervisis akademik dengan pendekatan supervisi

    klinis untuk meningkatkan kinerja mengajar guru di

    sekolah yang menjadi binaannya.

    d. Bagi Dinas Pendidikan

    Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bahwa

    supervisi akademik dengan pendekatan supervisi klinis

    dapat meningkatkan kinerja mengajar guru,

    diharapkan peran dari Dinas Pendidikan dapat

    memberikan fasilitas pendidikan dan pelatihan

    peningkatan kompetensi kepala sekolah dan pengawas

    dalam supervisi akademik dengan pendekatan supervisi

    klinis

  • 55

    DAFTAR PUSTAKA

    Arikunto, Suharsimi. 2014. Dasar-dasar Supervisi.

    Bandung : Rineka Cipta.

    Ketut Sukarman, Nyoman Dantes, Made Sutama. 2013.

    Pengaruh Implementasi Supervisi Klinis Terhadap Etos Kerja Dan Ketrampilan Mengelola

    Pembelajaran Pada Para Guru SD Se-Kecamatan

    Buleleng. “Journal Program Pascasarjana

    Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi

    Pendidikan Dasar”. Vol.13.

    Luh Amali, Nyoman Dantes, Wayan Lasmawan. 2013.

    Implementasi Supervisi Klinis Dalam Rangka

    Meningkatkan Kemampuan Guru Mengelola Proses Pembelajaran Pada Guru SD Se-Gugus VII

    Kecamatan Sawan.“e Journal Program

    Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha

    Jurusan Pendidikan Dasar”. Vol. 3.

    Mulyasa. 2011. “Manajemen dan Kepemimpinan Kepala

    Sekolah”, Jakarta:Bumi Aksara.

    Mulyasa. 2006. “ Menjadi Sekolah Profesional”.Bandung

    : Rosda.

    Regina, Osakwe N. 2013. Supervisory Function of

    Secondary School Principals and Factors

    Competing With These Functions. “IOSR Journal of Research & Methode ini Education”. Volume 1,

    Issue 3 (Mar.-April.2013)

    Republik Indonesia. 2005. Undang-Undang Nomor 14

    Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen. Jakarta: Depdiknas.

  • 56

    Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Nomor 20

    tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

    Sagala, Saiful. 2012. “Supervisi Pembelajaran”,

    Bandung : Alfabeta

    Suhardan, Dadang. 2010. “Supervisi Profesional”.

    Bandung : Alfabeta.

    Supardi. 2014. “Kinerja Guru”. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

    T.Stein, Martin. 2004. Not Listening,Stubborn,And

    Problems With Sleeping. “Journal Pediatrics”. Vol. 114 No.5.

    Wayan, I Made. 2012.Pengaruh Implementasi

    Pendekatan Supervisi Klinis Terhadap Kawasan

    Kompetensi Pedagogik Dan Kualitas Pengelolaan Pembelajaran Para Guru Di Gugus IV SD

    Kecamatan Denpasar Selatan. ”Jurnal Penelitian

    Pascasarjana Undiksha”. Vol. 2 No 2

  • 57

    LAMPIRAN 1

    INSTRUMEN SUPERVISI KLINIS

    GURU KELAS

    SD NEGERI 2 TAMBAKREJO

    TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016

    NAMA GURU : SUWARDI S.Pd

    NIP : 19600624 198201 1 004

    KELAS : IV ( EMPAT )

  • 58

    PERTEMUAN PERTAMA

    LEMBAR

    PERTEMUAN PENDAHULUAN

    Sekolah : SD Negeri 2 Tambakrejo

    Nama Guru : Suwardi S.Pd

    Mata Pelajaran : Matematika

    Pelaksanaan : Senin, 18 Januari 2016

    NO Pertanyaan Jawaban Guru

    1 Selamat pagi Pak Wardi

    ?

    Selamat Pagi

    2 Bagaimana kabar bapak

    hari ini ?

    Alhamdulillah sehat

    3 Pertemuan kita pada

    hari ini untuk

    membantu bapak dalam

    hal mengatasi kesulitan-

    kesulitan yang bapak

    hadapi saat proses

    pembelajaran di kelas ?

    Iya pak, kebetulan hari

    ini pelajarannya

    matematika pak tentang

    bangun ruang

    4 Silahkan bapak bisa

    bercerita kepada saya,

    apa yang menjadi

    - RPP yang saya pakai

    merupakan buatan

    percetakan sehingga

  • 59

    hambatan atau

    kesulitan apa yang

    bapak rasakan dalam

    proses pembelajaran

    yang selama ini bapak

    lakukan sebagai tugas

    bapak sebagai guru ?

    saat saya mengajar

    timbul rasa kurang

    percaya diri karena

    kurang menguasai

    bahan ajar tersebut.

    - Kurangnya minat

    saya saat

    pembelajaran

    menggunakan media

    pembelajaran,

    sebaiknya media

    pembelajaran apa

    yang perlu saya

    persiapkan untuk

    materi pembelajaran

    ini.

    - Saya kurang

    menguasai kelas,

    sehingga kelas

    kadang ramai

    5 Untuk mempermudah

    saya dalam mengamati,

    yang lebih spesifik segi

    mana saja yang harus

    saya amati selama

    pelajaran untuk

    - Bapak mungkin bisa

    melihat ketrampilan

    dasar mengajar saya,

    sehingga bisa

    kelihatan

    kekurangan dan

  • 60

    membantu kesulitan

    bapak dalam

    pembelajaran tersebut ?

    kelebihan saya dalam

    pembelajaran

    berlangsung.

    6 Pengalaman penampilan

    apa yang bapak rasakan

    saat pembelajaran yang

    perlu mendapat

    perbaikan ?

    - Di kelas saat

    pembelajaran

    berlangsung saya

    merasa kesulitan

    mengendalikan

    peserta didik,

    sehingga tujuan

    pembelajaran sulit

    saya capai.

    7 Kita tentukan kontrak

    atau kesepakatan

    tentang apa saja yang

    akan diperbaiki atau

    disempurnakan?

    - Baik pak, mungkin

    pak bisa mengamati

    kegiatan dari

    pendahuluan,

    kegiatan inti dan

    penutup. Barangkali

    dari 3 tahap itu ada

    kelemahan pada diri

    saya saat

    pembelajaran.

  • 61

    8 Untuk memenuhi

    kontrak atau

    kesepakatan tersebut

    kita buat perencanaan

    kegiatan supervisi.

    - Ya Pak. Kegiatan

    supervisi bisa kita

    lakukan di kelas

    pada tanggal 20

    Januari 2016.

  • 62

    LEMBAR

    PENGAMATAN MENGAJAR (OBSERVASI)

    Sekolah : SD Negeri 2 Tambakrejo

    Nama Guru : Suwardi S.Pd

    Mata Pelajaran : Matematika

    Pelaksanaan : Rabu,20 Januari 2016

    Komponen Ketrampilan Skore

    Catatan 1 2 3 4 5

    1. Memeriksa kesiapan

    siswa

    2. Melakukan kegiatan

    apersepsi

    3. Menunjukkan

    penguasaan materi

    pembelajaran

    4. Guru menyampaikan

    KD dan tujuan

    pembelajaran

    5. Mengaitkan materi

    dengan pengetahuan

    lain yang relevan

    V

    V

    V

    V

    V

  • 63

    6. Menyampaikan materi

    dengan jelas dan

    sesuai dengan hierarki

    belajar

    7. Mengaitkan materi

    dengan realitas

    kehidupan

    8. Melaksanakan

    pembelajaran sesuai

    dengan kompetensi

    atau tujuan yang akan

    dicapai

    9. Melaksanakan

    pembelajaran secara

    runtut

    10. Mengussai kelas

    11. Melaksanakan

    pembelajaran yang

    bersifat kontekstual

    V

    V

    V

    V

    V

    V

    12. Melaksanakan

    pembelajaran yang

    memungkinkan

    tumbuhnya

    kebiasaan positif

    13. Melaksanakan

    pembelajaran sesuai

    V

    V

  • 64

    dengan alokasi waktu

    yang direncanakan

    14. Menggunakan media

    secara efektif dan

    efisien

    15. Menghasilkan pesan

    yang menarik

    16. Melibatkan siswa

    dalam pemanfaatan

    media

    V

    V

    V

    17. Menumbuhkan

    partisipasi aktif siswa

    dalam pembelajaran

    18. Gruu mengucapkan

    terima kasih

    terhadap masukan

    yang disampaikan

    peserta didik atau

    prestasi

    19. Guru memuji

    jawaban yang

    diberikan peserta

    didik walaupun

    jawaban masih salah

    atau sempurna

    20. Guru menyatakan

    V

    V

    V

    V

  • 65

    jawaban peserta didik

    tepat sekali dengan

    memuji peserta didik

    dan memberikan

    tepuk tangan kepada

    peserta didik

    21. Gaya mengajar guru

    untuk mendapat

    perhatian siswa

    22. Suara guru saat

    pembelajaran dan

    pandangan serta

    gerak badan guru

    23. Pola interaksi yang

    dibangun guru

    dengan siswa

    24. Kalimat yang

    digunakan guru jelas

    dan mudah dipahami

    oleh peserta didik

    25. Menyampaikan pesan

    dengan gaya yang

    sesuai

    26. Melakukan refleksi

    atau membuat

    rangkuman dengan

    V

    V

    V

    V

    V

    V

  • 66

    melibatkan siswa

    27. Guru meninjau

    kembali materi

    pelajaran yang telah

    disampaikan

    28. Memberi kesempatan

    peserta didik untuk

    bertanya tentang

    materi pelajaran yang

    telah disajikan secara

    runtut

    29. Guru mengadakan

    evaluasi

    30. Guru memberikan

    kesimpulan dari

    materi pelajaran yang

    telah disajikan

    31. Guru memberikan

    tugas individu

    kelompok sebagai

    tindak lanjut

    32. Guru memberikan

    tugas remidi dan

    pengayaan

    33. Guru memberikan

    informasi materi yang

    V

    V

    V

    V

    V

    V

    V

  • 67

    akan datang

    34. Guru memberikan

    motivasi kepada

    peserta didik untuk

    giat belajar

    35. Guru menutup

    pelajaran dengan

    rasa syukur

    V

    V

    JUMLAH 100

  • 68

    LEMBAR

    PERTEMUAN BALIKAN

    Sekolah : SD Negeri 2 Tambakrejo

    Nama Guru : Suwardi S.Pd

    Mata Pelajaran : Matematika

    Pelaksanaan : Kamis, 21 Januari 2016

    NO PERTANYAAN KOMENTAR

    1 Bagaimana perasaan

    bapak dalam

    pembelajaran yang telah

    berlangsung?

    Kurang puas

    2 Apakah menurut anda

    target yang anda

    tentukan sudah

    tercapai?

    Yang saya rasakan

    belum tercapai

    3 Coba anda ingat apa

    kesepakatan kita

    Sebelumnya ?

    Bagaimana caranya

    untuk dapat menguasai

    kelas

    agar siswa berpartisipasi

    aktif dalam pembelajarn.

    RPP yang saya gunakan

    buatan percetakan dan

    juga

  • 69

    bagaimana peseta didik

    dapat berperan aktif

    dalam pembelajaran

    bangun ruang ini, ini

    pak kesepakatan

    kita.Saya merasa kurang

    kreatif dalam

    pembelajaran.

    Penyediaan media

    pembelajaran

    4 Dari catatan

    pengamatan saya,

    menunjukkan hal-hal

    yang menjadi

    kesepakatan kita

    adalah:

    RPP sudah anda

    siapkan saat

    pembelajaran tapi

    buatan percetakan,

    pada pembelajarn

    selanjutnya bisa anda

    siapkan RPP buatan

    sendiri.

    Anda masih kurang

    dalam mengendalikan

  • 70

    kelas coba anda buat

    suasana kelas lebih

    menarik misalnya

    dengan bernyanyi

    bersana bertepuk

    tangan, kuis dan

    hindari dengan marah-

    marah, dalam

    pemberian hukuman

    yang mendidik

    misalnya dengan

    menghafal pelajaran

    didepan kelas. Saya

    melihat media

    pembelajaran yang

    anda sepakati diawal

    belum anda

    persiapkan, untuk

    pertemuan berikutnya

    bisa bapak persiapkan

    terlebih dahulu.

    Dalam menciptakan

    siswa untuk dapat

    berperan aktif anda

    belum melakukan

    penguatan pada siswa.

  • 71

    5 Apakah benar apa yang

    sudah saya amati ?

    Benar pak

    Saya akan berusaha

    membuat RPP sendiri,

    saya akan

    mempersiapkan media pembelajaran yang

    dibutuhkan

    Ya pak, tadi anak-anak

    bisa menjawab tapi penguatan tidak saya

    lakukan.

    Masih banyak yang

    perlu saya perbaiki

    pak.Masih bisa dikatakan belum

    memuaskan.

    saya akan membuat

    perencanaan sesuai dengan solusi bapak.

    Saya akan menyuruh

    peserta didik untuk

    membuat balok dan

    kubus. Saya akan memberikan

    penguatan sesering

    mungkin.

  • 72

    PERTEMUAN KEDUA

    LEMBAR

    PERTEMUAN PENDAHULUAN

    Sekolah : SD Negeri 2 Tambakrejo

    Nama Guru : Suwardi S.Pd

    Mata Pelajaran : Matematika

    Pelaksanaan : Senin, 25 Januari 2016

    NO Pertanyaan Jawaban Guru

    1 Selamat pagi Pak Wardi ? Selamat Pagi

    2 Bagaimana kabar bapak

    hari ini ?

    Alhamdulillah sehat

    3 Pertemuan pada hari ini

    seperti pada tahap balikan

    yang kemarin pada

    pertemuan kedua ini hal-

    hal yang sudah kita

    sepakati antara lain :

    Media pembelajaran

    yang belum bapak

    gunakan

    Bapak belum bisa

    menguasai kelas,

    Iya pak

    Pada pertemuan

    balikan kemarin

    sudah saya buat

    perencanaan pak.

  • 73

    pembelajaran masih

    berpusat pada guru

    Belum adanya

    penguatan untuk

    memotivasi siswa

    4 Terima kasih bapak

    persiapkan dengan baik,

    semoga pembelajaran yang

    kedua nati sesuai apa yang

    kita harapkan.

    Baik pak, terima

    kasih juga pak.

  • 74

    LEMBAR

    PENGAMATAN MENGAJAR (OBSERVASI)

    Sekolah : SD Negeri 2 Tambakrejo

    Nama Guru : Suwardi S.Pd

    Mata Pelajaran : Matematika

    Pelaksanaan : Rabu, 27 Januari 2016

    Komponen Ketrampilan Skor

    Komentar/catatan 1 2 3 4 5

    1.Memeriksa kesiapan

    siswa

    2.Melakukan kegiatan

    apersepsi

    3.Menunjukkan

    penguasaan materi

    pembelajaran

    4.Guru menyampaikan

    KD dan tujuan

    pembelajaran

    5.Mengaitkan materi

    dengan pengetahuan lain

    yang relevan

    6.Menyampaikan materi

    dengan jelas dan sesuai

    dengan hirearki belajar

    7.Mengaitkan materi

    V

    V

    V

    V

    V

    V

    V

  • 75

    dengan realitas

    kehidupan.

    8. Melaksanakan

    pembelajaran sesuai

    dengan kompetensi atau

    tujuan yang akan

    dicapai.

    9. Melaksanakan

    pembelajaran secara

    runtut.

    10.Menguasai kelas

    11.Melaksanakan

    pembelajaran yang

    bersifat kontekstual

    V

    V

    V

    V

    12. Melaksanakan

    pembelajaran yang

    memumgkinkan

    tumbuhnya kebiasaan

    positif.

    13. Melaksanakan

    pembelajaran sesuai

    dengan alokasi waktu

    yang direncanakan.

    14. Menggunakan media

    secara efektif dan

    efisien.

    V

    V

    V

  • 76

    15. Menghasilkan pesan

    yang Menarik.

    16. Melibatkan siswa

    dalam pemanfaatan

    media.

    V

    V

    17.Menumbuhkan

    partisipasi aktif siswa

    dalam pembelajaran.

    18. Guru mengucapkan

    terima kasih terhadap

    masukan yang

    disampaikan peserta

    didik atau prestasi.

    19. Guru memuji jawaban

    yang diberikan

    peserta didik

    walaupun jawaban

    masih salah atau

    sempurna.

    20. Guru menyatakan

    jawaban peserta didik

    tepat sekali dengan

    memuji peserta didik

    dan memberikan

    tepuk tangan kepada

    peserta didik.

    V

    V

    V

    V

  • 77

    21. Gaya mengajar guru

    untuk mendapat

    perhatian siswa.

    22. Suara guru saat

    pembelajaran dan

    pandangan serta

    gerak badan guru.

    23. Pola interaksi yang

    dibangun guru dengan

    siswa.

    24. Kalimat yang

    digunakan guru jelas

    dan mudah dipahami

    oleh peserta didik.

    25. Menyampaikan pesan

    dengan gaya yang

    sesuai

    V

    V

    V

    V

    V

    26. Melakukan refleksi

    atau membuat

    rangkuman dengan

    melibatkan siswa

    27. Guru meninjau

    kembali materi

    pelajaran yang telah

    disampaikan.

    28. Memberi kesempatan

    V

    V

    V

  • 78

    peserta didik untuk

    bertanya tentang

    materi pelajarn yang

    telah disajikan.

    29. Guru mengadakan

    evaluasi

    30. Guru memberikan

    kesimpulan dari

    materi pelajaran yang

    telah disajikan.

    31. Guru memberikan

    tugas individu

    maupun kelompok

    sebagi tindak lanjut.

    32. Guru memberikan

    tugas remidi dan

    pengayaan.

    33. Guru memberikan

    informasi materi yang

    akan datang.

    34. Guru memberikan

    motivasi kepada

    peserta didik untuk

    giat belajar.

    V

    V

    V

    V

    V

    V

  • 79

    35. Guru menutup

    pelajaran dengan rasa

    syukur.

    V

    TOTAL 148

  • 80

    LEMBAR

    PERTEMUAN BALIKAN

    Sekolah : SD Negeri 2 Tambakrejo

    Nama Guru : Suwardi S.Pd

    -Pelaksanaan : Kamis, 28 Januari 2016

    Pertanyaan Komentar

    1. Bagaimana perasaan bapak

    dalam Pembelajaran yang telah

    berlangsung?

    2. Apakah menurut anda target

    yang anda tentukan sudah

    tercapai ?

    3. Coba anda ingat apa

    kesepakatan kita sebelumnya ?

    4. Dari catatan pengamatan saya,

    menunjukkan hal-hal yang

    menjadi kese pakatan

    kitaadalah :

    RPP sudah anda siapkan saat

    pembelajaran, anda sudah

    membuat sendiri sudah bagus.

    Anda dalam mengendalikan

    kelas sudah lebih

    menarik,media pembelajaran

    - Cukup puas pak.

    - Ya pak walau belum 100

    %

    - Ya pak peserta didik lebih

    aktif dalam pembelajaran.

  • 81

    yang anda sepakati pada

    pertemuan pertama sudah

    dipersiapkan.

    Penguatan sudah terjadi lebih

    baik dari pertemuan pertama,

    intensitasnya bisa ditambah lagi.

    6. Coba anda analisis lagi hasil

    pembelajaran tersebut ?

    7. Bagaimana perasaan anda

    terhadap hasil Pembelajaran

    yang sudah a