bab i pendahuluan latar belakang - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7807/2/anita anggraeni...

12
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya merupakan masalah yang sangat kompleks yang memerlukan upaya penanggulangan secara komperhensif dengan melibatkan kerjasama multidispliner, multisektor, dan peran serta masyarakat secara aktif yang dilaksanakan secara berkesinambungan konsekuen dan konsisten. Sedangkan penyalahgunaan Napza adalah penggunaan salah satu atau beberapa jenis Napza secara berkala atau teratur diluar indikasi medis, sehingga menimbulkan gangguan kesehatan fisik, psikis dan gangguan fungsi sosial (bnn,2015). Menurut laporan United Nation Office Drugs and Crime pada tahun 2009 mengatakan 149 sampai 272 juta penduduk dunia usia 15-64 tahun menyalahkan obat satu kali dalam 12 bulan terakhir. Pravelensi penyalahgunaan Napza di dunia sejak 2006 hingga 2013 mengalami peningkatan. Besaran prevalensi penyalahgunaan di dunia diestimasi sebesar 4,9% atau 208 juta pengguna di tahun 2006 kemudian mengalami penurunan pada tahun 2008 dan 2009 menjadi 4,6% dan 4,8% . Namun kemudian meningkat kembali menjadi 5,2% di tahun 2011 dan tetap stabil hingga tahun 2013. Secara absolut, diperkirakan ada sekitar 167 hingga 315 juta orang penyalahguna dari populasi penduduk dunia yang berumur Karakteristik Pengguna Minuman..., ANITA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Upload: haduong

Post on 09-Apr-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7807/2/ANITA ANGGRAENI BAB I.pdf · me nunjukan bahwa faktor penyebab pada subjek pertama yaitu faktor

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif

lainnya merupakan masalah yang sangat kompleks yang memerlukan

upaya penanggulangan secara komperhensif dengan melibatkan kerjasama

multidispliner, multisektor, dan peran serta masyarakat secara aktif yang

dilaksanakan secara berkesinambungan konsekuen dan konsisten.

Sedangkan penyalahgunaan Napza adalah penggunaan salah satu atau

beberapa jenis Napza secara berkala atau teratur diluar indikasi medis,

sehingga menimbulkan gangguan kesehatan fisik, psikis dan gangguan

fungsi sosial (bnn,2015).

Menurut laporan United Nation Office Drugs and Crime pada

tahun 2009 mengatakan 149 sampai 272 juta penduduk dunia usia 15-64

tahun menyalahkan obat satu kali dalam 12 bulan terakhir. Pravelensi

penyalahgunaan Napza di dunia sejak 2006 hingga 2013 mengalami

peningkatan. Besaran prevalensi penyalahgunaan di dunia diestimasi

sebesar 4,9% atau 208 juta pengguna di tahun 2006 kemudian mengalami

penurunan pada tahun 2008 dan 2009 menjadi 4,6% dan 4,8% . Namun

kemudian meningkat kembali menjadi 5,2% di tahun 2011 dan tetap stabil

hingga tahun 2013. Secara absolut, diperkirakan ada sekitar 167 hingga

315 juta orang penyalahguna dari populasi penduduk dunia yang berumur

Karakteristik Pengguna Minuman..., ANITA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 2: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7807/2/ANITA ANGGRAENI BAB I.pdf · me nunjukan bahwa faktor penyebab pada subjek pertama yaitu faktor

2

15 – 64 tahun yang menggunakan Napza minimal sekali dalam setahun di

tahun 2013 (UNODC, 2015).

Kasus penyalahgunaan minuman keras oplosan di Indonesia

semakin bertambah dari tahun ke tahun, bukan hanya menyerang kaum

muda saja tetapi juga golongan setengah baya maupun golongan usia tua.

Penyebaran miras oplosan sudah tidak lagi hanya di kota besar, tetapi

sudah masuk ke kota – kota kecil dan merambah di kecamatan bahkan

desa (BNN, 2011). Para pecandu minuman keras oplosan umumnya

berusia 11 sampai 24 tahun artinya usia tersebut tergolongkan usia

produktif atau usia muda. Pengguna zat adiktif berdampak serius pada

muda, menyebabkan 50% kematian pada remaja berusia 11-24 tahun.

Penggunaan alkohol dan obat – obatan juga berkontribusi terhadap

timbulnya penyerangan dan kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh

remaja. Pemahaman tentang ketergantungan ketergantungan obat – obatan

dan zat adiktif pada remaja dipengaruhi oleh konstitusi dan faktor

lingkungan.

Penyalahgunaan alkohol merupakan salah satu permasalahan yang

serius setelah adanya penyalahgunaan zat adiktif dan obat – obatan

terlarang. Menurut data awal yang peneliti ambil 82% pengguna alkohol

mengetahui atau mulai mengenal alkohol dari teman – temannya, serta

58% dikarenakan minuman tersebut tidak hilang,namun banyak juga

pengguna alkohol yang mengoplos minumannya (BNN Kota

Cirebon,2017). Mulyadi (2014) mengatakan minuman keras oplosan

Karakteristik Pengguna Minuman..., ANITA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 3: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7807/2/ANITA ANGGRAENI BAB I.pdf · me nunjukan bahwa faktor penyebab pada subjek pertama yaitu faktor

3

adalah minuman keras beralkohol jenis vodka, anggur merah beralkohol

atau bir yang dicampur dengan berbagai bahan lainnya. Berdasarkan data

awal yang diambil peneliti, minuman yang sering digunakan untuk

minuman alkohol oplos adalah seperti arak dicampurkan dengan sprite,

minuman berenergi dicampur dengan obat batuk cair, ciu dengan arak, dan

masih banyak lagi macam – macam pencampurannya. Mengoplos

minuman sangat berbahaya dikarenakan kandungan yang terdapat pada

minuman oplosan bisa mengakibatkan kerusakan sistem syaraf dan juga

organ dalam.

Hasil penelitian dari Handayani (2016) tentang “Gambaran koping

spiritual pada pengguna Napza di pondok Pesantren Sayung” dengan hasil

penelitian ini menunjukan bahwa sebanyak 34 responden menggunakan

koping spiritual positif. Sedangkan menurut Nurmaya (2016) diperoleh

data dan kesimpulan bahwa umumnya kasus penyalahgunaan Napza

menunjukan bahwa faktor penyebab pada subjek pertama yaitu faktor

individu (kepribadian) dan faktor lingkungan pergaulan (teman sebaya).

Sedangkan faktor penyebab penyalahgunaan Napza pada subjek ke dua

yaitu faktor keluarga (broken home) dan faktor lingkungan tempat tinggal.

Pengguna zat adiktif merupakan akibat dari pengaruh lingkungan dan

mewarisi sifat yang rentan, walaupun tidak ada gen adiktif namun

herediter berperan kepada obat – obatan atau menjadi pecandu alkohol.

Hasil penelitian dari Meehan (2009) tentang “ School Based Drug

Education and The Stigmation Of People Who Use Drug “ dengan hasil

Karakteristik Pengguna Minuman..., ANITA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 4: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7807/2/ANITA ANGGRAENI BAB I.pdf · me nunjukan bahwa faktor penyebab pada subjek pertama yaitu faktor

4

penelitian ini menunjukan bahwa orang yang menggunakan obat

terlaranng sering mengalami stigma yang bermanifestasi secara sistemik

diskriminasi. Sedangkan menurut Jon Agley (2015) diperoleh data dan

kesimpulan bahwa penyalahgunaan narkoba over the cunter (OTC) di

kalangan remaja semakin terlihat dan tren yang berarti di Amerika Serikat,

namun sedikit penelitian telah dilakukan untuk mengkontekstualisasikan.

Pada sebagian besar kasus pengguna alkohol (59,1%), rokok (61,3%),

dimulai pada usia yang lebih dini daripada penyalahgunaan obat – obatan

terlarang.

Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN) (2015) Kota Cirebon,

menyatakan Kota Cirebon menjadi darurat narkoba. Kasi Pencegahan dan

Pemberdayaan Masyarakat BNN Kota Cirebon, Sidik Lingga Kusuma

mengatakan, Kota Cirebon masuk ke salah satu titik kerawanan. Peredaran

narkoba jenis sabu tengah marak beredar di Kota Cirebon. Hal itu

dibuktikan dengan jumlah penangkapan orang membawa narkoba jenis

sabu. Selain itu, peredaran narkoba diduga marak di tingkat pelajar Kota

Cirebon. Pihaknya belum melakukan survei langsung di lapangan, namun

dari data jumlah penduduk Indonesia, 25% pengguna narkotika adalah

pelajar (Radar Cirebon, 2015).

Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu dilakukan penelitian

tentang bagaimana karakteristik pengguna Napza jenis miras oplosan di

Desa Gebang Udik Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon.

Karakteristik Pengguna Minuman..., ANITA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 5: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7807/2/ANITA ANGGRAENI BAB I.pdf · me nunjukan bahwa faktor penyebab pada subjek pertama yaitu faktor

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah

penelitian sebagai berikut : “Bagaimanakah karakteristik pengguna Napza

(oplosan) di Desa Gebang Udik Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui karakteristik

pengguna Napza (oplosan) di Desa Gebang Udik Kecamatan Gebang

Kabupaten Cirebon.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mendeskripsikan karakteristik pengguna Napza berdasarkan

usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin, dan pekerjaan.

b. Untuk mengetahui alasan pengguna Napza (oplosan) berdasarkan

faktor individu, faktor lingkungan, dan faktor Napza (oplosan).

c. Untuk mengetahui lama penggunaan Napza (oplosan).

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Peneliti dapat memahami dan dapat menambah pengetahuan tentang

karakteristik pengguna Napza (oplosan) di Desa Gebang Udik

Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon.

Karakteristik Pengguna Minuman..., ANITA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 6: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7807/2/ANITA ANGGRAENI BAB I.pdf · me nunjukan bahwa faktor penyebab pada subjek pertama yaitu faktor

6

2. Bagi Responden

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi yang kuat pada

pengguna miras oplosan, untuk bebas dari ketergantungan penggunaan

miras oplosan.

3. Bagi Pendidikan Keperawatan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

masukan serta dijadikan referensi bagi mahasiswa lain yang akan

melakukan penelitian lanjutan.

E. Penelitian Terkait

Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang Karakteristik

pengguna Napza (oplosan) pada remaja di desa Gebang Udik Kecamatan

Gebang, namun ada penelitian yang juga meneliti yaitu :

1. Alya Nurmaya (2016) dengan judul “ Penyalahgunaan Napza di

kalangan remaja (studi kasus pada 2 siswa di MAN 2 Kota Bima).

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, jenis penelitian

studi kasus dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara,

observasi dan dokumentasi. Subyek penelitian dipilih secara purposive

sampling. Data dianalisis menggunakan teknik trianggulasi dan

member cek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (i) Faktor penyebab

penyalahgunaan Napza pada subyek pertama yaitu faktor individu

(kepribadian) dan faktor lingkungan pergaulan (teman sebaya).

Sedangkan faktor penyebab penyalahgunaan Napza pada subyek kedua

yaitu faktor keluarga (broken home) dan faktor lingkungan tempat

Karakteristik Pengguna Minuman..., ANITA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 7: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7807/2/ANITA ANGGRAENI BAB I.pdf · me nunjukan bahwa faktor penyebab pada subjek pertama yaitu faktor

7

tinggal. (ii) Penyalahgunaan Napza berdampak negatif pada fisik,

psikologis, sosial dan spiritual sehingga berpengaruh pada hasil

prestasi belajar kedua subyek di sekolah. (iii) Upaya guru bimbingan

dan konseling terhadap kedua subyek yang sudah terlanjur

menyalahgunakan Napza dilakukan melalui layanan informasi,

konseling individual, home visit dan mengadakan razia. Namun hal

tersebut belum maksimal, karena masalah Napza seharusnya perlu

mendapatkan perhatian lebih serius dalam penanganannya, untuk itu

dibutuhkan tempat terapi dan rehabilitasi yang secara professional

dapat dipertanggung jawabkan.

Perbedaan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

menggunakan metode teknik triangulasi, sedangkankan peneliti

menggunakan metode teknik sampling stratified random sampling.

Persamaan dalam penelitian adalah variabel sama – sama meneliti

pengguna Napza.

2. Rizka Handayani (2016) dengan judul “Gambaran koping spiritual

pada pengguna Napza di pondok Pesantren Saying Demak”

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran koping spiritual

pada pengguna Napza di Pondok Pesantren Sayung Demak. Penelitian

ini merupakan penelitian deskriptif yang melibatkan 45 responden

yang diambil melalui teknik purposive sampling. Data dikumpulkan

menggunakan kuesioner Brief RCOPE yang terdiri dari 10 item

pernyataan dengan dua subskala yaitu koping spiritual positif dan

Karakteristik Pengguna Minuman..., ANITA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 8: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7807/2/ANITA ANGGRAENI BAB I.pdf · me nunjukan bahwa faktor penyebab pada subjek pertama yaitu faktor

8

koping spiritual negatif. Analisa univariat digunakan untuk

menganalisis data dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa sebanyak 34 responden menggunakan koping

spiritual positif, sedangkan sisanya menggunakan koping spiritual

negatif selama menjalani rehabilitasi. Penelitian ini diharapkan dapat

menjadi acuan untuk membantu proses penyembuhan pada pasien

ketergantungan Napza dengan menggunakan metode koping spiritual.

Perbedaan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data

menggunakan kuesioner Brief RCOPE, peniliti pengumpulan data

menggunakan kuesioner dan survey. Sedangkan persamaannya adalah

variabel sama – sama meneliti pengguna Napza.

3. Verdian Nendra Dimas Pratama (2013) dengan judul “Perilaku

Remaja Pengguna Minuman Keras di Desa Jatigono Kecamatan Kunir

Kabupaten Lumajang”

Minuman keras adalah minuman yang mengandung alkohol yang bila

dikonsumsi secara berlebihan dan terus-menerus dapat merugikan

dan membahayakan baik jasmani dan rohani yang akan

mempengaruhi perilaku dan cara berpikir. Akibat lebih lanjut akan

mempengaruhi kehidupan sosialnya baik dengan keluarga maupun

hubungan dengan masyarakat sekitar. subjek penelitian adalah remaja

pengguna minuman keras di desa Jatigono Kecamatan Kunir

kabupaten Lumajang. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan

pendekatan cross sectional, Pengumpulan data primer dengan

Karakteristik Pengguna Minuman..., ANITA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 9: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7807/2/ANITA ANGGRAENI BAB I.pdf · me nunjukan bahwa faktor penyebab pada subjek pertama yaitu faktor

9

kuesioner, Sampel sebanyak 43 responden di pilih dengan metode

quota sampling, di mana peneliti akan menghubungi subjek yang

memenuhi ciri-ciri populasi yang mudah ditemui hingga jumlah /

quota yang ditetapkan terpenuhi. Hasil penelitian diketahui bahwa

remaja yang berpengetahuan baik sebanyak 20 (46,5%), remaja yang

berpengetahuan kurang baik ada 7 (16,3%). Sementara itu remaja yang

bersikap baik sebanyak 24 (55,8%), Remaja yang bersikap kurang baik

ada 4 (9,3%). Sedangkan remaja yang mempunyai tindakan baik

sebanyak 25 (58,1%), remaja yang mempunyai tindakan kurang baik

sebanyak 18 (41,9%). Untuk hasil penelitian perubahan perilaku pada

remaja diketahui bahwa mayoritas responden tidak ingin berubah

sebanyak 48,8% , dan tidak tahu ingin berubah atau tidak ingin

berubah sebanyak 16,3%. Sedangkan jumlah responden yang ingin

berubah sebanyak 34,9%. Kesimpulan yang diambil dari penelitian ini

adalah rata-rata responden berperilaku baik tapi dilihat dari penelitian

sense of coheren mayoritas responden tidak ingin berubah dikarenakan

mengalami stress dan depresi.

Persamaan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Perbedaan dalam

penelitian ini adalah variabel dalam penelitian ini meneliti perilaku

sedangkan peneliti meneliti tentang karakteristik pengguna Napza.

4. Claire Meehan (2009) dengan judul “School Based Drug Education

and The Stigmation Of People Who Use Drug” orang yang

Karakteristik Pengguna Minuman..., ANITA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 10: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7807/2/ANITA ANGGRAENI BAB I.pdf · me nunjukan bahwa faktor penyebab pada subjek pertama yaitu faktor

10

menggunakan obat terlarang sering mengalami stigma yang

bermanifestasi secara sistemik diskriminasi, marginalisasi dan

pengucilan sosial. Dalam penelitian ini menggunakan metode

pendekatan kualitatif, jenis penelitian ini dengan teknik pengumpulan

data melalui wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukan

bahwa di masing – masing sekolah ada dua sampel, di identifikasikan

untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Kebijakan Departemen

Pendidikan di Irlandia utara bahwa semua anak muda di Indonesia usia

14 – 16 akan mengikuti pendidikan narkoba, jadi semua peserta akan

menerima pendidikan narkoba berbasis sekolah. Siswa akan ditanya

tentang pandangan mereka tentang obat – obatan terlarang dan

pendidikan narkoba.

Perbedaan dalam penelitian ini adalah variabel yang berbeda

peneliti meneliti karakteristik pengguna Napza dan penelitian dari

Claire Meehan meneliti tentang pendidikan narkoba berbasis sekolah,

sedangkan persamaan nya adalah sama – sama menggunakan metode

kuantitatif.

5. Jon Agley (2015) dengan judul “Examining Sequences Of Adolescent

Subtance Use Initation Involving Over The Counter (OTC) Drug

abuse” penyalahgunaan narkoba over the cunter (OTC) di kalangan

remaja semakin terlihat dan tren yang berarti di Amerika Serikat,

namun sedikit penelitian telah dilakukan untuk

mengkontekstualisasikan. Penelitian ini menguji sampel besar dari

Karakteristik Pengguna Minuman..., ANITA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 11: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7807/2/ANITA ANGGRAENI BAB I.pdf · me nunjukan bahwa faktor penyebab pada subjek pertama yaitu faktor

11

kalangan remaja sekolah dalam upaya untuk memahami urutan inisiasi

penyalahgunaan obat terlarang. Semantara itu banyak remaja yang

pernah menyalahgunakan obat OTC menggunakan satu atau lebih

obat – obatan. Pada sebagian besar kasus pengguna alkohol (59,1%),

rokok (61,3%), dimulai pada usia yang lebih dini daripada

penyalahgunaan obat – obatan terlarang. Namun beberapa reamaja

dilaporkan menyalahgunakan obat – obatan OTC sebelumnya.

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan

cross sectional data dikumpulkan dari survey tinggi di seluruh negara

bagian tentang alkohol tembakau dan obat lain.

Persamaan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional.

Perbedaan dalam penelitian ini adalah variabel yang berbeda peneliti

meneliti karakteristik pengguna Napza sedangkan penelitian ini

meneliti penyalahgunaan narkoba.

6. Noverryana Sasaragih (2009) dengan judul “karakteristik

penyalahgunaan Napza di sibolangit rehabilitation for drug addict

kabupaten Deli Serdang tahun 2004 – 2007” penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui karakteristik penyalahgunaan Napza di sibolangit

rehabilitation fpr drug addict Kabupaten Deli Serdang tahun 2004 –

2007. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain case series.

Jumlah populasi 159 data (total sampling), hasil penelitian ini

diperoleh penyalahguna Napza terbanyak pada kelompok umur 20-29

Karakteristik Pengguna Minuman..., ANITA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 12: BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/7807/2/ANITA ANGGRAENI BAB I.pdf · me nunjukan bahwa faktor penyebab pada subjek pertama yaitu faktor

12

tahun (70,4%), jenis kelamin laki –laki (99,4%), agama islam (79,2%),

tingkat pendidikan menengah (70,5%), tidak bekerja (45,3%), status

tidak kawin (71,7%), posisi dalam keluarga anak tengah (48,4%), lama

pemakaian (60,4%). Ditemukan bahwa tidak ada perbedaan yang

bermakna antara umur berdasarkan jenis zat yang di pakai, pekerjaan

berdasarkan zat yang dipakai.

Perbedaan dalam penelitian ini adalah penelitian ini bersifat

deskriptif dengan desain case series, sedangkan peneliti menggunakan

survey analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional.

Persamaan dalam penelitian ini adalah variabel sama – sama meneliti

karakteristik pengguna Napza.

Karakteristik Pengguna Minuman..., ANITA ANGGRAENI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018